ina cbg

12
Sistem Indonesia Case Base Groups (INA-CBGs) mendorong Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Indonesia A. LATAR BELAKANG Pelayanan kesehatan menjadi topik hangat beberapa tahun ini. Pemberi jasa kesehatan seperti rumah sakit, klinik dan penyedia jasa kesehatan lainnya menjadi sorotan masyarakat. Kasus-kasus menyangkut prosedur penanganan pasien dan jenis obat yang berbeda-beda serta mahalnya biaya yang harus dikeluarkan untuk layanan kesehatan dan obat yang dikonsumsi menimbulkan keprihatinan bagi dunia kesehatan. Banyaknya kasus yang terjadi memberikan pencitraan yang buruk bagi pemberi jasa kesehatan seperti rumah sakit. Berbagai kasus yang terjadi beberapa tahun terakhir mendorong Kementrian Kesehatan Republik Indonesia untuk selalu evaluasi. Sehingga tertanggal 1 Januari 2014, resmi menghadirkan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sesuai dengan Undang-Undang SJSN dan UU BPJS. Peresmian program ini memunculkan kembali istilah INA-DRG yang merupakan suatu sistem klasifikasi kombinasi dari beberapa jenis penyakit

Upload: valaksita

Post on 26-Nov-2015

32 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

INA CBG

TRANSCRIPT

A

Sistem Indonesia Case Base Groups (INA-CBGs) mendorong Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di IndonesiaA. LATAR BELAKANGPelayanan kesehatan menjadi topik hangat beberapa tahun ini. Pemberi jasa kesehatan seperti rumah sakit, klinik dan penyedia jasa kesehatan lainnya menjadi sorotan masyarakat. Kasus-kasus menyangkut prosedur penanganan pasien dan jenis obat yang berbeda-beda serta mahalnya biaya yang harus dikeluarkan untuk layanan kesehatan dan obat yang dikonsumsi menimbulkan keprihatinan bagi dunia kesehatan. Banyaknya kasus yang terjadi memberikan pencitraan yang buruk bagi pemberi jasa kesehatan seperti rumah sakit.

Berbagai kasus yang terjadi beberapa tahun terakhir mendorong Kementrian Kesehatan Republik Indonesia untuk selalu evaluasi. Sehingga tertanggal 1 Januari 2014, resmi menghadirkan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sesuai dengan Undang-Undang SJSN dan UU BPJS. Peresmian program ini memunculkan kembali istilah INA-DRG yang merupakan suatu sistem klasifikasi kombinasi dari beberapa jenis penyakit atau diagnosa dan prosedur dan tindakan pelayanan di Rumah Sakit dan pembiayaannya yang dikaitkan dengan mutu serta efektivitas pelayanan terhadap pasien. Kemudian sebagai kelanjutan dari aplikasi tersebut muncul Indonesia Case Based Groups (INA-CBGs) yang telah diterapkan selama beberapa tahun ini.B. PEMBAHASANCase-Mix pertama kali dikembangkan di Amerika Serikat pada tahun 1980. Sebelum masuk ke Indonesia, sistem Case-Mix telah diterapkan di banyak negara, seperti Amerika Serikat, Jepang, Thailand, Australia, serta Malaysia. Sistem Case-Mix Indonesia adalah adaptasi dari sistem serupa yang diterapkan di Malaysia. Dalam hal ini, Depkes RI menggandeng Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM), sebagai partner untuk merumuskan sistem Case-Mix yang paling sesuai untuk IndonesiaIndonesia Diagnostis Related Group (INA-DRG) termasuk dalam system Case-mix. Casemix adalah suatu system pengelompokan penyakit berdasarkan ciri klinis yang sama dan biya perawatan yang sama yang dikaitkan dengan pembiayaan dengan tujuan meningkatkan mutu dan efektifitas pelayanan. INA-DRG diterapkan sejak 3 September 2007 pada unit kelas tiga di semua rumah sakit pemerintah. Permasalahan yang timbul selama implentasi INA-DRG yaitu:1. Harganya mahal 2. Hanya mencakup kasus-kasus penyakit akut saja

3. Tarif tidak sesuai pada beberapa kasus, seperti pada kasus akut dan kronis, prosedur khusus (contoh: endoskopi), investigasi khusus (contoh: MRI), obat-obat khusus (contoh: kemoterapi).4. Sulit merubah logic grouper bila terjadi perubahan sistem coding5. Sulit dimodifikasi

Lisensi software Grouper INA-DRG berakhir pada 30 September 2010. Dengan berakhirnya maka software tidak bisa digunakan untuk grouping. Untuk itu tindak lanjut untuk mengganti INA-DRG dilakukan rapat teknis dengan PT 3M Indonesia dan United Nation University (UNU) yaitu tentang persiapan penggunaan Indonesia Case Base Groups (INA-CBGs) berupa pembuatan software entry data dan migrasi data. Pada masa transisi ini klaim Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) terhambat sehingga dilakukan beberapa upaya, yaitu:1. Tetap mengentry data pada software INA-DRG v.1.6 atau 1.52. Setelah software INA-CBGs yang baru terinstal, data dari INA-DRG dapat dipindahkan atau migrasi dan di-groupng secara otomatis.INA-CBGs adalah aplikasi yang digunakan sebagai aplikasi pengajuan klaim Rumah Sakit, Puskesmas dan semua Penyedia Pelayanan Kesehatan (PPK) bagi masyarakat miskin Indonesia. INA-CBGs merupakan kelanjutan dari aplikasi INA-DRG yang lisensinya berakhir pada 30 September 2010. INA-CBGs menggantikan fungsi dari aplikasi INA-DRG. Terdapat beberapa perbedaan mendasar software INA-DRG dan INA-CBGs.

Gambar 1. Perbedaan Software INA-DRG dan INA-CBGs

Sumber: Kementrian Kesehatan RI-Ditjen Bina Upaya Kesehatan Centre for Casemix

Sistem Casemix INA-CBGs adalah suatu pengklasifikasian dari episode perawatan pasien yang dirancang untuk menciptakan kelas-kelas yang relatif homogen dalam hal sumber daya yang digunakan dan berisikan pasien2 dengan karakteristik klinik yang sejenis.(George Palmer, Beth Reid). Case Base Groups (CBGs), yaitu cara pembayaran perawatan pasien berdasarkan diagnosis-diagnosis atau kasus-kasus yang relatif sama. Rumah Sakit akan mendapatkan pembayaran berdasarkan rata-rata biaya yang dihabiskan oleh untuk suatu kelompok diagnosis. Dalam pembayaran menggunakan INA-CBGs, baik Rumah Sakit maupun pihak pembayar tidak lagi merinci tagihan berdasarkan rincian pelayanan yang diberikan, melainkan hanya dengan menyampaikan diagnosis keluar pasien dan kode DRG (Disease Related Group).

Manfaat yang dapat kita peroleh dari penerapan kebijakan program Casemix INA CBGs secara umum adalah secara Medis dan Ekonomi. Dari segi medis, para klinisi dapat mengembangkan perawatan pasien secara komprehensif, tetapi langsung kepada penanganan penyakit yang diderita oleh pasien. Secara ekonomi, dalam hal ini keuangan (costing) kita jadi lebih efisien dan efektif dalam penganggaran biaya kesehatan.Sarana pelayanan kesehatan akan mengitung dengan cermat dan teliti dalam penganggaranya. Secara khusus manfaat program INA-CBGs untuk pasien, rumah sakit dan provider adalah sebagai berikut: 1. Bagi Pasiena) Adanya kepastian dalam pelayanan dengan prioritas pengobatan berdasarkan derajat keparahanb) Dengan adanya batasan pada lama rawat (length of stay) pasien mendapatkan perhatian lebih dalam tindakan medis dari para petugas rumah sakit, karena berapapun lama rawat yang dilakukan biayanya sudah ditentukan.c) Mengurangi pemeriksaan dan penggunaan alat medis yang berlebihan oleh tenaga medis sehingga mengurangi resiko yang dihadapi pasien.

2. Bagi Rumah Sakit

a) Rumah Sakit mendapat pembiayaan berdasarkan kepada beban kerja sebenarnyal

b) Dapat meningkatkan mutu & efisiensi pelayanan Rumah Sakit.

c) Dokter atau klinisi dapat memberikan pengobatan yang tepat untuk kualitas pelayanan lebih baik berdasarkan derajat keparahan, meningkatkan komunikasi antar spesialisasi atau multidisiplin ilmu agar perawatan dapat secara komprehensif serta dapat memonitor QA dengan cara yang lebih objektif.

d) Perencanaan budget anggaran pembiayaan dan belanja yang lebih akurat.

e) Dapat untuk mengevaluasi kualitas pelayanan yang diberikan oleh masing-masing klinisi.

f) Keadilan (equity) yang lebih baik dalam pengalokasian budget anggaran.

g) Mendukung sistem perawatan pasien dengan menerapkan Clinical Pathway.3. Bagi Penyandang Dana Pemerintah (Provider)

a) Dapat meningkatkan efisiensi dalam pengalokasian anggaran pembiayaan kesehatan

b) Dengan anggaran pembiayaan yang efisien, equity terhadap masyarakat luas akan akan terjangkau.

c) Secara kualitas pelayanan yang diberikan akan lebih baik sehingga meningkatkan kepuasan pasien dan provider/pemerintah.

d) Penghitungan tarif pelayanan lebih objektif dan berdasarkan kepada biaya yang sebenarnya

Penerapan software INA-CBG perlu memperhatikan beberapa hal seperti file-file yang dibutuhkan agar kompatibel dengan software, antara lain:1. AdbeRdr707_en_US

2. Dotnetfx

3. Firefox_setup_3.6.10

4. Library Set up

5. Vcredist_x86

6. Xampp-win32-1.7.1-installer

Selain itu spesifikasi penggunaan software INA-CBGs yang diperlukan, antara lain:1. Spesifikasi komputer tidak di bawah Pentium IV2. Komputer sebaiknya belum memiliki aplikasi yang stay memory resident seperti Video Accelerator, Download Accelerator dan beberapa antivirus.

3. Komputer sudah memiliki master file INA-CBG revisi terakhir.

Alur INA-CBGs di rumah sakit dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 2. Alur INA-CBGs di Rumah Sakit

Sumber: Kementrian Kesehatan RI-Ditjen Bina Upaya Kesehatan Centre for Casemix

C. KESIMPULAN

Sistem INA-CBGs yang merupakan kelanjutan dari INA-DRG memudahkan penyedia jasa kesehatan seperti rumah sakit dalam melayanani pasien. Sistem pembayaran INA-CBG dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan peningkatan mutu dan efisiensi pelayanan rumah sakit serta meningkatkan kinerja rumah sakit. Selain itu sistem INA-CBG akan mendorong kearah kesetaraan antara pasien karena prosedur pelayanan dan pembayaran dapat diketahui oleh pasien terlebih dahulu sehingga tidak terjadi kesenjangan antara pasien miskin dan pasien kaya.REFERENSI

Artikel Non-Personal, Penerapan Standar Tarif RS Akan Diperluas. http://www.antarane ws.com/print/76130/, diakses 12 Februari 2014

Artikel Non-Personal, 5 Juni 2013, Sistem INA-CBGs, http://managemenrumahsakit.blog spot.com/2013/06/sistem-ina-cbgs.html, diakses 12 Februari 2014Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementrian Kesehatan RI, Pengenalan INA-CBGs, http://buk.kemkes.go.id/, diakses 20 Februari 2014.

Jupatman, 22 Maret 2011, INA-DRG, http://joepatm4n.wordpress.com/2011/03/22/ina-drg/ diakses 20 Februari 2014.Siswanto, Heri, 11 Juni 2013, Pengenalan Sistem Casemix di Indonesia. http://herikoder .blogspot.com/2013/06/pengenalan-sistem-case-mix-di-indonesia.html, diakses 18 Februari 2014