imunologi.docx

17
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti diketahui sistem imun merupakan contoh aktifitas biologis yang kompleks. Pengenalan, memori, serta kespesifikan terhadap benda asing merupakan inti imunologi. Ada kecenderungan untuk membagi sistem imun sesuai dengan komponennnya dan hal tersebut memang diperlukan untuk dapat lebih mendalami fungsi sistim imun tanpa mengesampingkan hubungan antara komponen. Sistem imun dalam tubuh mampu untuk mengenal serta membedakan berbagai macam benda asing sampai dengan pembedaan benda asing yang berasal dari tubuh sendiri (self) dan yang berasal dari luar tubuh sendiri (non self). Komponen tubuh yang berhubungan dengan system vaskular serta sistem limfoid pada masa perinatal akan dikenal dengan sistem imun dan disebut sebagai self. 1.2 Tujuan Adapun tujuan kami dalam penyusunan makalah ini : 1. Sebagai tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah 2. Untuk menambah wawasan tentang pengetahuan sistem imun. 1

Upload: lala-pulcino

Post on 27-Nov-2015

9 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: imunologi.docx

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangSeperti diketahui sistem imun merupakan contoh aktifitas biologis yang

kompleks. Pengenalan, memori, serta kespesifikan terhadap benda asing merupakan inti imunologi. Ada kecenderungan untuk membagi sistem imun sesuai dengan komponennnya dan hal tersebut memang diperlukan untuk dapat lebih mendalami fungsi sistim imun tanpa mengesampingkan hubungan antara komponen. Sistem imun dalam tubuh mampu untuk mengenal serta membedakan berbagai macam benda asing sampai dengan pembedaan benda asing yang berasal dari tubuh sendiri (self) dan yang berasal dari luar tubuh sendiri (non self). Komponen tubuh yang berhubungan dengan system vaskular serta sistem limfoid pada masa perinatal akan dikenal dengan sistem imun dan disebut sebagai self.

1.2 TujuanAdapun tujuan kami dalam penyusunan makalah ini :

1. Sebagai tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah 2. Untuk menambah wawasan tentang pengetahuan sistem imun.

1

Page 2: imunologi.docx

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Sejarah imunologiPada mulanya imunologi merupakan cabang mikrobiologi yang mempelajari

respons tubuh, terutama respons kekebalan terhadap penyakit infeksi. Pada tahun 1546, Girolamo Fracastoro mengajukan teori kontagion yang menyatakan bahwa pada penyakit infeksi terdapat suatu zat yang dapat memindahkan penyakit tersebut dari satu individu ke individu lain, tetapi zat tersebut sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan mata dan pada waktu itu belum dapat diidentifikasi.

Pada tahun 1798, Edward Jenner mengamati bahwa seseorang dapat terhindar dari infeksi variola secara alamiah, bila ia telah terkontaminasi sebelumnya dengan cacar sapi (cow pox). Sejak saat itu, mulai dipakailah vaksin cacar.Dengan ditemukannya mikroskop maka kemajuan dalam bidang makrobiologi meningkat dan mulai dapat ditelusuri penyebab penyakit infeksi.Selain itu peneliti Perancis, Charles Richet dan Paul Portier (1901) menemukan bahwa reaksi kekebalan yang diharapkan timbul dengan menyuntikkan zat toksin pada anjing tidak terjadi, bahkan yang terjadi adalah keadaan sebaliknya yaitu kematian sehingga dinamakan dengan istilah anafilaksis (tanpa pencegahan).

Pada tahun 1873 Charles Blackley mempelajari penyakit hay fever, yaitu penyakit dengan gejala klinis konjungtivitis dan rinitis, serta melihat bahwa ada hubungan antara penyakit ini dengan serbuk sari Lalu pada tahun 1911-1914, Noon dan Freeman mencoba mengobati penyakit hay fever dengan cara terapi imun yaitu menyuntikkan serbuk sari subkutan sedikit demi sedikit. Sejak itu cara tersebut masih dipakai untuk mengobati penyakit alergi terhadap antigen tertentu yang dikenal dengan cara desensitisasi.

Pada tahun 1923, Cooke dan Coca mengajukan konsep atopi (strange disease) terhadap sekumpulan penyakit alergi yang secara klinis mempunyai manifestasi sebagai hay fever, asma, dermatitis, dan mempunyai predisposisi diturunkan. Dan mulai saat itu ilmu alergi-imunologi diterapkan dalam kelainan dan penelitian di bidang alergi klinis.

Landsteiner (1900) menemukan golongan darah ABO, dan disusul dengan golongan darah rhesus oleh Levine dan Stenson (1940) , maka kelainan klinis berdasarkan reaksi imun semakin dikenal. Pada masa itu, fenomena imun yang terjadi baru dapat dijabarkan dengan istilah imunologi saja. Baru pada tahun 1939, 141 tahun setelah penemuan Jenner, Tiselius dan Kabat menemukan secara elektroforesis bahwa antibodi terletak dalam spektrum globulin gama yang

2

Page 3: imunologi.docx

kemudian dinamakan imunoglobulin (Ig). Dengan cara imunoelektroforesis diketahui bahwa imunoglobulin terdiri atas 5 kelas yang diberi nama IgA, IgG, IgM, IgD dan IgE (WHO, 1964).

2.2 Pengertian imunologiImunologi adalah ilmu yang mencakup kajian mengenai semua aspek sistem

imun (kekebalan) pada semua organisme. Imunologi memiliki berbagai penerapan pada berbagai disiplin ilmu dan karenanya dipecah menjadi beberapa subdisiplin seperti : malfungsi sistem imun pada gangguan imunologi (penyakit autoimun, hipersensitivitas, defisiensi imun, penolakan allograft); karakteristik fisik, kimiawi, dan fisiologis komponen-komponen sistem imun. Imunologi juga di katakan sebagai suatu bidang ilmu yang luas yang meliputi penelitian dasar dan penerapan klinis , membahas masalah antigen, antibodi, dan fungsi – fungsi berperantara sel terutama yang berhubungan dengan imunitas terhadap penyakit , reaksi biologik yang bersifat hipersensitif, alergi dan penolakan jaringan asing.

2.3 Sistem imun Sistem Imun adalah semua mekanisme yang digunakan badan untuk

mempertahankan keutuhan tubuh sebagai perlindungan terhadap bahaya yang dapat di timbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup. Imunitas atau kekebalan adalah sistem mekanisme pada organisme yang melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan membunuh patogen serta sel tumor. imunitas atau Sistem imun tubuh manusia terdiri dari imunitas alami atau system imun non-spesifik dan imunitas adaptif atau system imun spesifik.

Sistem imun non-spesifik yang alami dan sistem imun spesifik. Sistem imun non-spesifik telah berfungsi sejak lahir, merupakan tentara terdepan dalam sistem imun, meliputi level fisik yaitu pada kulit, selaput lendir, dan silia, kemudian level larut seperti pada asam lambung atau enzim.

Sistem imun spesifik ini meliputi sel B yang membentuk antibodi dan sel T yang terdiri dari sel T helper, sel T sitotoksik, sel T supresor, dan sel T delayed hypersensitivity. Salah satu cara untuk mempertahankan sistem imun berada dalam kondisi optimal adalah dengan asupan gizi yang baik dan seimbang.Kedua sistem imun ini bekerja sama dengan saling melengkapi secara humoral, seluler, dan sitokin dalam mekanisme yang kompleks dan rumit.

3

Page 4: imunologi.docx

2.4 Fungsi Sistim ImunAda tiga fungsi penting di sistem imun yang sehat

Kemampuannya untuk mengenali benda-benda asing seperti bakteri, virus, parasit, jamu, dll. Fungsi ini sangat penting, karena harus bisa membedakan mana kawan ( bakteri yang menguntungkan dan sel tubuh yang baik ) mana lawan ( virus, bakteri jahat, jamur, parasit, radikal bebas dan sel-sel yang bermutasi yang bisa menjadi tumor / kanker ).Bisa bertindak secara khusus untuk menghadapi serangan masing-masing benda asing itu.Sistem imun mengingat penyerang-penyerang asing itu dan dengan cepat menolak serangan ulang di masa depan.

2.5Macam-macam ImunologiA. Imunologi Alami atau Non spesifikSistem imun alami atau sistem imun nonspesifik adalah respon pertahanan

inheren yang secara nonselektif mempertahankan tubuh dari invasi benda asing atau abnormal dari jenis apapun dan imunitas ini tidak diperoleh melalui kontak dengan suatu antigen. Sistem ini disebut nonspesifik karena tidak ditujukan terhadap mikroorganisme tertentu. Selain itu sistem imun ini memiliki respon yang cepat terhadap serangan agen patogen atau asing, tidak memiliki memori immunologik, dan umumnya memiliki durasi yang singkat.

Sistem imun nonspesifik terdiri atas pertahanan fisik/mekanik seperti kulit, selaput lendir, dan silia saluran napas yang dapat mencegah masuknya berbagai kuman patogen kedalam tubuh; sejumlah komponen serum yang disekresikan tubuh, seperti sistem komplemen, sitokin tertentu, dan antibody alamiah; serta komponen seluler,seperti sel natural killer (NK),.

1. Sistem Komplemen adalah komponen immunitas bawaan lainnya yang penting. Aktivasi sistem komplemen mengasilkan suatu reaksi biokimia yang akan melisiskan dan merusak sel asing atau sel tak berguna. Tanpa aktivasi, komponen dari sistem komplemen bertindak sebagai proenzim dalam cairan tubuh.

2. Sitokin dan Kemokin (Cytokine and chemokine) adalah polipeptida yang memiliki fungsi penting dalam regulasi semua fungsi sistem imun. Sitokin dan kemokin menghasilkan hubungan kompleks yang dapat mengaktifkan atau menekan respon inflamasi. Contoh sitokin yang berperan penting dalam merespon infeksi bakteri yaitu :Interleukin-1 (IL-1) dan tumor necrosis factor-a (TNF-a).

3. Antibodi alamiah (immunoglobulin) didefinisikan sebagai antibodi pada individu normal dan sehat yang belum distimulasi oleh antigen eksogen.Antibodi alamiah berperan penting sebagai pertahanan lini pertama terhadap patogen dan

4

Page 5: imunologi.docx

beberapa tipe sel, termasuk prakanker, kanker, sisa pecahan sel, dan beberapa antigen.

4. Natural Killer Cells (Sel Natural Killer) diketahui secara morfologi mirip dengan limfosit ukuran besar dan dikenal sebagai limfosit granular besar. Sekitar 10–15% limfosit yang beredar pembuluh darah tepi adalah sel NK. Sel NK berperan penting pada respon dan pengaturan imun bawaan. Sel NK mengenal dan melisiskan sel terinfeksi patogen dan sel kanker. Sel NK melisiskan sel dengan melepaskan sejumlah granul sitolitik di sisi interaksi dengan target. Komponen utama granul sitolitik adalah perforin. Sel NK juga menghasilkan sitokin dan kemokin yang digunakan untuk membunuh sel target, termasuk IFN-γ, TNF-a, IL-5, dan IL-13.

B. Imunologi Adapif atau spesifikImunitas ini terjadi setelah pamaparan terhadap suatu penyakit infeksi, bersifat

khusus dan diperantarai oleh oleh antibody atau sel limfoid. Imunitas ini bisa bersifat pasif dan aktif.

1. Imunitas pasif, diperoleh dari antibody yang telah terbentuk sebelumnya dalam inang lain.

2. Imunitas aktif, resistensi yang di induksi setelah kontak yang efektif dengan antigen asing yang dapat berupa infeksi klinis atau subklinis, imunisasi, pemaparan terhadap produk mikroba atau transplantasi se lasing.

Sistem Imun Adaptif atau sistem imun nonspesifik mempunyai kemampaun untuk mengenal benda yang dianggap asing bagi dirinya. Sistem imun adaptif memiliki beberapa karakteristik, meliputi kemampuan untuk merespon berbagai antigen, masing-masing dengan pola yang spesifik; kemampuan untuk membedakan antara antigen asing dan antigen sendiri; dan kemampuan untuk merespon antigen yang ditemukan sebelumnya dengan memulai respon memori yang kuat. Terdapat dua kelas respon imun spesifik :

1) Imunitas humoral (Humoral immunity), Imunitas humoral ditengahi oleh sekelompok limfosit yang berdiferiensasi di sumsum tulang, jaringan limfoid sekunder yaitu meliputi limfonodus, limpa dan nodulus limfatikus yang terletak di sepanjang saluran pernafasan, pencernaan dan urogenital.

2) Imunitas selular (cellular immunity), Sel T mengalami perkembangan dan pematangan dalam organ timus. Dalam timus, sel T mulai berdiferensiasi dan memperoleh kemampuan untuk menjalankan fungsi farmakologi tertentu. Berdasarkan perbedaan fungsi dan kerjanya, sel T dibagi dalam beberapa subpopulasi, yaitu sel T sitotoksik (Tc), sel T penindas atau supresor (Ts) dan sel T penolong (Th). Perbedaan ini tampak pula pada permukaan sel-sel tersebut.

5

Page 6: imunologi.docx

Untuk mengetahui perbedaan sistem imun spesifik dan sistem imun non spesifik dapat di lihat dalam tabel 1.

Tabel 1. Perbedaan sifat sistem imun non spesifik dan spesifik

Non spesifik Spesifik

Resistensi Tidak berubah oleh infeksi Membaik oleh infeksi berulang

Spesifitas Umumnya efektif terhadap semua mikroorganisme.

Spesifik untuk mikroorganisme yang sudah mensintesis sebelumnya

Sel yang penting Fagosit

Sel NK

Sel K

Limfosit

Molekul yang penting

Lizosim

Komplemen

Protein fase akut

Interferon ( sitokin )

Antibody sitokin

Sel yang berada di dalamnya

didominasi sel polimorfonuklear

didominasi selT dan sel B

Sifat bersifat general/ umum bersifat memori / diperlukan pajan pertama dan efektik untuk pajanan berikutnya dengan antigen yang sama

Cara kerja cara kerja cepat cara kerja kualitas meningkat karna memiliki sifat memory

2.6 Antigen dan Antibodi AntigenAntigen merupakan bahan asing yang merupakan target yang akan

dihancurkan oleh sistem kekebalan tubuh. Antigen ditemukan di permukaan seluruh sel, tetapi dalam keadaan normal, sistem kekebalan seseorang tidak bereaksi terhadap selnya sendiri. Sehingga dapat dikatakan antigen merupakan sebuah zat yang menstimulasi tanggapan imun. Antigen biasanya berbentuk

6

Page 7: imunologi.docx

protein atau polisakarida. Sistem kekebalan atau sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Jika sistem kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen. Sistem kekebalan juga memberikan pengawasan terhadap sel tumor, dan terhambatnya sistem ini juga telah dilaporkan meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker.

Pada umumnya, antigen-antigen dapat di klasifikasikan menjadi dua jenis utama, yaitu antigen eksogen dan antigen endogen.antigen eksogen adalah antigen-antigen yang disajikan dari luar kepada hospes dalam bentuk mikroorganisme,tepung sari,obat-obatan atau polutan.Antigen ini bertanggungjawab terhadap suatu spektrum penyakit manusia, mulai dari penyakit infeksi sampai ke penyakit-penyakit yang dibenahi secara immologi, seperti pada asma.Antigen endogen adalah antigen yang terdapat didalam tubuh dan meliputi antigen-antigen berikut:antigen senogeneik (heterolog), antigen autolog dan antigen idiotipik atau antigen alogenik (homolog). Antigen senogeneik adalah antigen yang terdapat dalam aneka macam spesies yang secara filogenetik tidak ada hubungannya, antigen-antigen ini penting untuk mendiagnosa penyakit. Kelompok-kelompok antigen yang paling banyak mempunyai arti klinik adalah kelompok-kelompok antigen yang digunakan untuk membedakan satu individu spesies dengan individu spesies yang sama. Pada manusia determinan antigen semacam ini terdapat pada sel darah merah,sel darah putih trombosit, protein serum, dan permukaan sel-sel yang menyusun jaringan tertentu dari tubuh, termaksud antigen-antigen histokompatibilitas. Antigen ini dikenal antigen polomorfik, karena adanya dua atau lebih bentuk-bentuk yang berbeda secara genetik didalam populasi.

1. ciri – ciri antigen yang menentukan imunogenitas dalam respon imun :a) Keasingan,yaitu imunogen adalah bahwa zat tersebut secara genetik

asing terhadap hospesb) Ukuran molekul c) Kekompleksian kimia dan strukturald) Penentu antigen ( epilop )e) Konstitusi genetik inangf) Dosis, jalur, dan saat pemberian anti gen.

2. Pembagian antigen a. Berdasarkan epitop

1) Unditerminan ( univalent )2) Unideterminan ( multivalent )

7

Page 8: imunologi.docx

3) Multideterminan ( univalent )4) Multideterminan ( multivalent )

b. Berdasarkan spesifitas1. Heteroantigen 2. Xenoantigen 3. Alloantigen4.Antigen organ spesifik5.Autoantigen

c. Berdasarkan ketergantungan terhadap sel T1. T dependen2. T independen

d. Contoh-contoh antigen antara lain:3. 1. Bakteri 4. Sel-sel dari transplantasi organ4. 2. Virus 5. Toksin5. 3. Sel darah yang asing

AntibodiAntibodi adalah protein yang dapat ditemukan pada darah atau kelenjar tubuh

vertebrata lainnya, dan digunakan oleh sistem kekebalan tubuh untuk mengidentifikasikan dan menetralisasikan benda asing seperti bakteri dan virus. Mereka terbuat dari sedikit struktur dasar yang disebut rantai. Tiap antibodi memiliki dua rantai berat besar dan dua [rantai ringan]. Antibodi diproduksi oleh tipe sel darah yang disebut sel B. Terdapat beberapa tipe yang berbeda dari rantai berat antibodi, dan beberapa tipe antibodi yang berbeda, yang dimasukan kedalam isotype yang berbeda berdasarkan pada tiap rantai berat mereka masuki. Lima isotype antibodi yang berbeda diketahui berada pada tubuh mamalia, yang memainkan peran yang berbeda dan menolong mengarahkan respon imun yang tepat untuk tiap tipe benda asing yang berbeda yang ditemui. Antibodi adalah molekul immunoglobulin yang bereaksi dengan antigen spesifik yang menginduksi sintesisnya dan dengan molekul yang sama; digolongkan menurut cara kerja seperti agglutinin, bakteriolisin, hemolisin, opsonin, atau presipitin. Antibodi disintesis oleh limfosit B yang telah diaktifkan dengan pengikatan antigen pada reseptor permukaan sel. Antibodi biasanya disingkat penulisaanya menjadi Ab.(Dorlan).

Antibodi terdiri dari sekelompok protein serum globuler yang disebut sebagai immunoglobulin (Ig). Sebuah molekul antibody umumnya mempunyai dua tempat pengikatan antigen yang identik dan spesifik untuk epitop (determinan antigenik) yang menyebabkan produksi antibody tersebut. Masing-masing molekul antibody terriri atas empat rantai polipeptida, yaitu dua rantai berat (heavy chain) yang identik dan dan dua rantai ringan (light chain) yang identik, yang dihubungkan

8

Page 9: imunologi.docx

oleh jembatan disulfida untuk membentuk suatu molekul berbentuk Y. Pada kedua ujung molekul berbentuk Y itu terdapat daerah variabel (V) rantai berat dan ringan. Disebut demikian karena urutan asam amino pada bagian ini sangat bervariasi dari satu antibodi ke antibodi yang lain.Daerah V rantai berat dan daerah V rantai ringan secara bersama-sama membentuk suatu kontur unik tempat pengikatan antigen milik antibodi.Interaksi antara tempat pengikatan antigen dengan epitopnya mirip dengan interaksi enzim dan substratnya: ikatan nonkovalen berganda terbentuk antara gugus-gugus kimia pada masing-masing molekul(Campbell).

Interaksi Antigen dan Antibodi adalah sebagai berikut :

1) Reaksi ini pada umunya spesifik,biarpun ada beberapa ditemukan reaksi silang (cross – reaction)

2) Pengabunggan antara antigen – antibodi adalah erat sekali, tetapi seringkali reversible.

3) Antigen dan antibodi bergabung dalam jumlah yang variabel ( Danysz phenomenon )

4) Antigen dan antibodi adalah suatu reaksi kimia, karena yang bergabung adalah gugus – gugus spesifik dari kedua regens.

5) Dari suatu antigen dengan antiserumnya dapat diperihatkan tipe – tipe reaksi serologic yang berbeda, mungkin disebabkan oleh molekul – molekul antibodi yang sama sering merefleksikan yang berbeda.

2.7 Kegagalan Sistim Imun Immunodefisiensi

Adalah sekumpulan keadaan yang berlainan, dimana sistem kekebalan tidak berfungsi secara adekuat, sehingga infeksi lebih sering terjadi, lebih sering berulang, luar biasa berat dan berlangsung lebih lama dari biasanya.Jika suatu infeksi terjadi secara berulang dan berat (pada bayi baru lahir, anak-anak maupun dewasa), serta tidak memberikan respon terhadap antibiotik, maka kemungkinan masalahnya terletak pada sistem kekebalan. Gangguan pada sistem kekebalan juga menyebabkan kanker atau infeksi virus, jamur atau bakteri yang tidak biasa. Autoimun

Gangguan autoimun adalah kegagalan fungsi sistem kekebalan tubuh yang membuat badan menyerang jaringannya sendiri. Sistem imunitas menjaga tubuh melawan pada apa yang terlihatnya sebagai bahan asing atau berbahaya. Bahan seperti itu termasuk mikro-jasad, parasit (seperti cacing), sel kanker, dan malah pencangkokkan organ dan jaringan. Bahan yang bisa merangsang respon imunitas

9

Page 10: imunologi.docx

disebut antigen. Antigen adalah molekul yang mungkin terdapat dalam sel atau di atas permukaan sel (seperti bakteri, virus, atau sel kanker). Beberapa antigen, seperti molekul serbuk sari atau makanan, ada di mereka sendiri. Sel sekalipun pada orang yang memiliki jaringan sendiri bisa mempunyai antigen. Tetapi, biasanya, sistem imunitas bereaksi hanya terhadap antigen dari bahan asing atau berbahaya, tidak terhadap antigen dari orang yang memiliki jaringan sendirii. Tetapi, sistem imunitas kadang-kadang rusak, menterjemahkan jaringan tubuh sendiri sebagai antibodi asing dan menghasilkan (disebut autoantibodi) atau sel imunitas menargetkan dan menyerang jaringan tubuh sendiri. Respon ini disebut reaksi autoimun. Hal tersebut menghasilkan radang dan kerusakan jaringan. Efek seperti itu mungkin merupakan gangguan autoimun, tetapi beberapa orang menghasilkan jumlah yang begitu kecil autoantibodi sehingga gangguan autoimun tidak terjadi.

Beberapa ganguan autoimun yang sering terjadi seperti radang sendi rheumatoid, lupus erythematosus sistemik (lupus), dan vasculitis, diantaranya. Penyakit tambahan yang diyakini berhubungan dengan autoimun seperti glomerulonephritis, penyakit Addison, penyakit campuran jaringan ikat, sindroma Sjogren, sclerosis sistemik progresif, dan beberapa kasus infertilitas. Hipersensitif

Reaksi hipersensitif merujuk kepada reaksi berlebihan , tidak diinginkan (menimbulkan ketidaknyamanan dan kadang-kadang berakibat fatal) dari sistem kekebalan tubuh. Pada keadaan normal, mekanisme pertahanan tubuh baik humoral maupun selular tergantung pada aktivasi sel B dan sel T. Aktivasi berlebihan oleh antigen atau gangguan mekanisme ini, akan menimbulkan suatu keadaan imunopatologik yang disebut reaksi hipersensitivitas.

BAB 3

10

Page 11: imunologi.docx

PENUTUP

I. KesimpulanSistem kekebalan atau sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh

luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Ada tiga fungsi penting di sistem imun yang sehat yaitu Kemampuannya untuk mengenali benda-benda asing, Bisa bertindak secara khusus untuk menghadapi serangan masing-masing benda asing itu, dan Sistem imun mengingat penyerang-penyerang asing itu dan dengan cepat menolak serangan ulang di masa depan. Sistim imun dibagi menjadi dua yaitu Sistim imun Non Spesifik dan Sistim Imun Spesifi.Kegagalan sistim imun yaitu ada Reaksi Hipersensitif, imunodefisiensi dan autoimun.

DAFTAR PUSTAKA

11

Page 12: imunologi.docx

Dahl,M.W.1981.Clinical Immunodermatologi.Chicago:Year book med.Internet

12