imunisasi dan farmakokinetik
TRANSCRIPT
8/17/2019 imunisasi dan farmakokinetik
http://slidepdf.com/reader/full/imunisasi-dan-farmakokinetik 1/21
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kejadian gawat darurat dapat diartikan sebagai keadaan dimana seseorang
membutuhkan pertolongan segera karena apabila tidak mendapatkan pertolongan dengan
segera maka dapat mengancam jiwanya atau menimbulkan kecacatan permanen. Keadaan
gawat darurat yang sering terjadi di masyarakat antara lain keadaan seseorang yang
mengalami henti napas, henti jantung, tidak sadarkan diri, kecelakaan, cedera, misalnya
patah tulang, kasus stroke, kejang, keracunan, dan korban bencana. Unsur penyebab
kejadian gawat darurat antara lain karena terjadinya kecelakaan lalu lintas, penyakit,
kebakaran maupun bencana alam. Kasus gawat darurat karena kecelakaan lalu lintas
merupakan penyebab kematian utama d daerah perkotaan ( Media Aeculapius, 200 !.
Menurut American "ospital Association (A"A! dalam "erkutanto (200!, keadaan
gawat darurat adalah suatu kondisi dimana berdasarkan respon dari pasien, keluarga
pasien, atau siapa pun yang berpendapat pentingnya membawa pasien ke rumah sakit
untuk diberi perhatian#tindakan medis dengan segera.
$erdasarkan Kode %tik Kedokteran &ndonesia (K'%K&!, pasal 2 setiap dokter harus
senantiasa berupaya melaksanakan pro)esinya sesuai dengan standar pro)esi yang
tertinggi yaitu sesuai dengan perkembangan &*+%K kedokteran, etika umum, etika
kedokteran, hukum dan agama, sesuai tingkat#jenjang pelayanan kesehatan dan situasi
setempat. umah sakit di indonesia memiliki kewajiban untuk menyelenggarakan
pelayanan gawat darurat 2- jam sehari dimana alam pelayanan gawat darurat tidak
diperkenankan untuk meminta uang muka sebagai persyaratan pemberian layana. apat
dilihat bagaimana pentingnya pengetahuan mahasiwa sebagai seorang calon dokter dalam
melakukan penatalaksaan awal kegawatdaruratan yang sering ditemukan kasusnya dalam
melaksanakan tugas.
1.2 TUJUAN
a. Mengetahui tentang obstruksi total dan parsial
b. Mengetahui tentang tanda kegawatdaruratan jalan na)as
c. Mengetahui prosedur pembahasan jalan na)asd. Mengetahui sistem rujukan
1
8/17/2019 imunisasi dan farmakokinetik
http://slidepdf.com/reader/full/imunisasi-dan-farmakokinetik 2/21
BAB II
PEMBAHASAN
Skenario 1
eorang anak laki/laki umur tahun dibawa oleh ibunya ke &1 karena tersedak biji
rambutan. *ada pemeriksaan )isik terlihat keadaan umum anak tersebut terlihat sesak, pucat
dan kebiruan. 'leh dokter yang sedang bertugas langsung dilakukan tindakan pembebesan
jalan na)as dan bantuan perna)asan sebelum di konsul ke dokter ahli.
2.1. Step 1
-
2.2. Step 2
a. Anak tahun &1 tersedak biji rambutan
b. Keadaan umum sesak, pucat, kebiruan
c. +indakan pembebesan jalan na)as dan bantuan perna)asan
2.. Step
a. $agaimana cara pembebasan jalan na)as pada kasus di skenario3
b. $agaimana proses tersedak menyebabkan kebiruan3
c. 'rgan organ apa saja yang dapat terganggu3
d. $agaimana cara melakukan penilaian untuk menentukan kasus pada skenario3
e. $erapa waktu yang dibutuhkan apabila terjadi penyumbatan sehingga
menyebabkan kematian batang otak3
). Mengapa harus dikonsul ke ahli3 &ndikasi untuk apa3
g. +indakan pada skenario disebut apa3 an apakah berlaku untuk semua golongan
umur3
h. Apa penyebab gangguan jalan na)as3
i. +indakan lanjutan setelah pembebesan jalan na)as3
4awab
a. Manual back blow anak badan ditelungkupkan kepala lebih rendah daripada
mulut supaya terbuka dan punggung dipukul di antara scapula.
b. ianosis karena hipoksia jaringan (kekurangan '2!akibat sumbatan jalan
na)as (obstruksi!
c. 'rgan pernapasan atas laring
*aru, jantung, otak
d. *ernapasan )rekuensi perna)asan apakah normal#tidak3 tidak normal
apakah ada obstruksi3
jika ada apakah parsial atau total3
dilihat dari adanyasuara hambatan dari mana sumbatannya
2
8/17/2019 imunisasi dan farmakokinetik
http://slidepdf.com/reader/full/imunisasi-dan-farmakokinetik 3/21
b
e
n
d
a
a
s
i
n
g
o
b
s
t
r
uk
s
i
h i
p
o
k
s i
a j a
r i
n
g
a
s
i
a
n
o
si
s
p
e
n
a
n
ga
n
a
n
m
a
n
u
a
l/
a
l
a
t
e. +iga menit
). 4ika tanda dan gejala tidak hilang pada penanganan awal
g. $ack blow untuk anak 5 tahun
h. 6aktor eksterna benda asing
6aktor interna in)eksi penyempitan
i. 7irculation denyut nadi, tekanan darah
2.!. Step !
2.". Step "
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang8a. 'btruksi total dan parsial
b. +anda kegawatdaruratan jalan na)as
c. *rosedur pembebasan jalan na)as
d. istem rujukan
2.#. Step #
/
2.$. Step $
a. %&'tr(k'i tota) *an par'ia)
- %&tr(k'i tota)
Korban jika mengalami sumbatan total itu bisa dalam keadaan sadar
maupun tidak sadar. eperti halnya pada korban saat makan kemudian tertelan
benda asing (makanan! yang menyumbat jalan napas secara tiba/tiba, maka
akan terjadi sumabatan total akut. umbatan total juga bisa terjadi secara
perlahan (insidious! yang diawali dari sumbatan parsial terlebih dahulu,
misalnya adanya akumulasi darah di jalan napas yang tidak ditangani dengan
segera. umbatan karena benda asing pada jalan napas sering disebut dengan
istilah Foreign Body Airway Obstruction (6$A'! (9A1 55:, 2055!. Korban
sadar yang tersedak biasanya dapat ditangani dengan cepat jika orang yang
3
8/17/2019 imunisasi dan farmakokinetik
http://slidepdf.com/reader/full/imunisasi-dan-farmakokinetik 4/21
ada disekitarnya mengenali tanda/tanda kegawatan yang timbul saat korban
tersebut tersedak.
Kunci keberhasilan dalam penanganan korban yang tersumbat benda
asing adalah tanda/tanda bahwa korban tersebut tersumbat jalan napasnya oleh
benda asing. +anda/tanda korban yang 6$A' antara lain korban akan
kesulitan bernapas, batuk yang tidak bersuara, tidak dapat bersuara, sianosis
bahkan tidak dapat bernapas. elain itu juga bisa terlihat korban akan
memegang lehernya. 4ika ditemukan kasus seperti ini, harus segera ditanyakan
pada korban ;apakah anda tersedak3<, jika korban mengangguk berarti korban
mempunyai sumbatan di jalan napas. egera lakukan teknik membebaskan
jalan napas dari sumbatan benda asing, yaitu pada orang dewasa dengan cara
• =akukan Heimlich maneuver pada korban sampai benda asing keluar
• 4ika benda terlihat, lakukan sapuan jar
• Akti)kan istem *enanggulangan 1awat arurat +erpadu
• 7ek nadi, jika tidak teraba lakukan resusitasi jantung paru
7ara melakukan Heimlich maneuver dengan posisi korban berdiri atau
duduk adalah tangan kita, kita lingkarkan ke pinggang korban. *osisi tangan
kita berada dibawah prosesus >ipoideus (*?! dan diatas umbilicus korban.
Korban kita buat sedikit roboh kedepan. +angan kiri yang melekat pada perut
korban dikepalkan dan tangan kanan berada diatas tangan kiri kita. etelah itu
tekan yang kuat pada daerah perut korban dengan cepat dari arah dalam
keatas. 4ika posisi korban supinasi dan tidak sadar, maka posisi kita adalah
berlutut atau mengangkangi paha klien. =engan kiri kita diatas lengan kanan
atau sebaliknya sesuai dengan kekuatan tangan dengan posisi dibawa *? dan
diatas umbilicus korban. Kemudian dorong dengan cepat dari arah dalam
keatas (*roehl, 5@@@!
umbatan juga bisa terjadi pada anak dan bayi. Angka kematiannya
pun cukup tinggi yaitu sekitar @0 pada anak B tahun. edangkan pada bayi
C terjadi karena adanya aspirasi cairan. umbatan jalan napas bisa terjadi
pada anak, karena anak cenderung mempunyai kebiasaaan untuk memasukkan
apapaun yang ada berserakan dilantai ke mulut anak seperti makanan kecil,
4
8/17/2019 imunisasi dan farmakokinetik
http://slidepdf.com/reader/full/imunisasi-dan-farmakokinetik 5/21
permen, mainan kecil dan lain sebagainya. +anda yang bisa dikenali, jika
sumbatannya ringan pada anak, maka anak masih dapat batuk dan bersuara,
tetapi sulit bernapas. 4ika sumbatannya berat, maka korban tidak dapat batuk
dan bersuara. 4ika sumbatan ringan, jangan dilakukan apapun, biarkan korban
secara )isiologis membersihkan jalan napasnya sendiri dengan batuk (9A1
55:, 2055!.
umbatan yang berat pada anak dapat dilakukan penatalaksanaan
dengan Heimlich maneuver sampai benda tersebut keluar. edangkan pada
bayi yang masih sadar, bisa dilakukan back blowssebanyak kali yang diikuti
dengan > chest thrust berulang/ulang sampai benda keluar atau jatuh tidak
sadar. 4ika bayi tidak sadar dan nadi tidak teraba, maka lakukan resusitasi
jantung paru (4*!. an saat melakukan Dentilasi, pastikan bendanya sudah
tidak menyumbat jalan napas. apuan jari tidak direkomendasikan jika benda
tidak tampak pada )aring karena hal ini akan mendorong benda tersebut masuk
kedalam oro)aring dan menyebabkan kerusakan pada organ tersebut (*roehl,
5@@@!.
7aranya back blows dan chest thrust pada bayi adalah bayi posisi
pronasi diatas lengan bawah tangan kanan kita. *egang rahang bayi untuk
menopang kepala bayi dengan tangan kanan. =akukan back blow dengan tumit
tangan kiri kita dengan kuat di antara tulang belikat korban sebanyak kali.
Kemudian posisi bayi dirubah ke posisi supinasi, dengan tangan kiri
menopang kepala dan leher bayi yang ditempatkan diatas paha kita. =akukan
chest thrust dengan posisi jari setingkat dibawah nipple bayi dan jari tengah
dan manis disternum bayi untuk memberikan tekanan saat chest trust.
ilakukan sampai benda asing keluar (*roehl, 5@@@!.
/ %&'tr(k'i Par'ia)
*ada obstruksi parsial, korban masih bisa bernapas, dam masih bisa
bersuara. elain itu adanya sumbatan parsial juga menimbulkan berbagai suara
tergantung dengan penyebabnya. eperti halnya suara ;Gurgling < yang timbul
karena adanya cairan dijalan napas seperti akumulasi darah, sekret, aspirasi
lambung dan lain/lain. "al ini biasa diatasi dengan cara penghisapan atau
disebut juga suction. elain itu ada suara ;Snoring < yang timbul seperti suara
mengorok yang biasanya bisa terjadi pada korban yang tidak sadar yang
5
8/17/2019 imunisasi dan farmakokinetik
http://slidepdf.com/reader/full/imunisasi-dan-farmakokinetik 6/21
menyebabkan lidah jatuh ke belakang. uara ini juga bisa terjadi jika korban
terjadi patah tulang rahang bilateral. "al ini bisa diatasi secara manual atau
dengan alat untuk menahan lidah jatuh ke belakang. Ada juga suara
;Crowing atau Stridor < yang disebabkan karena penyempitan larink atau
trakea akibat adanya edema atau bisa juga desakan neoplasma. %dema bisa
terjadi jika terkena luka bakar dan radang. "al ini bisa diatasi dengan
kolaborasi trakeostomi (9A1 55:, 2055!.
&. Tan*a ke+a,at*ar(ratan a)an naa'
*eriksa tanda kegawatdaruratan dalam 2 tahap
• Ta/ap 10 *eriksa jalan napas dan pernapasan, bila terdapat masalah segera
berikan tindakan untuk memperbaiki jalan napas dan berikan napas bantuan.
• Ta/ap 20 egera tentukan apakah anak dalam keadaan syok, tidak sadar,
kejang, atau diare dengan dehidrasi berat.
Bila didapatkan tanda kegawatdaruratan:
• *anggil tenaga kesehatan pro)esional terlatih bila memungkinkan, tetapi
jangan menunda penanganan. +etap tenang dan kerjakan dengan tenagakesehatan lain yang mungkin diperlukan untuk membantu memberikan
pertolongan, karena pada anak yang sakit berat seringkali memerlukan
beberapa tindakan pada waktu yang bersamaan. +enaga kesehatan pro)esional
yang berpengalaman harus melanjutkan penilaian untuk menentukan masalah
yang mendasarinya dan membuat rencana penatalaksanaannya.
• =akukan pemeriksaan laboratorium kegawatdaruratan (darah lengkap, gula
darah, malaria!. Kirimkan sampel darah untuk pemeriksaan golongan darah
dan cross/match bila anak mengalami syok, anemia berat, atau perdarahan
yang cukup banyak.
• etelah memberikan pertolongan kegawatdaruratan, lanjutkan segera dengan
penilaian, diagnosis dan penatalaksanaan terhadap masalah yang
mendasarinya.
6
8/17/2019 imunisasi dan farmakokinetik
http://slidepdf.com/reader/full/imunisasi-dan-farmakokinetik 7/21
Kegawatdaruratan secara umum dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang
dinilai sebagai ketergantungan seseorang dalam menerima tindakan medis atau
eDaluasi tindakam operasi dengan segera. $erdasarkan de)inisi tersebut the
American 7ollege o) %mergency *hysicians states dalam melakukan
penatalaksanaan kegawatdaruratan memiliki prinsip awal, dalam mengeDaluasi, :
melaksanakan, dan menyediakan terapi pada pasien/pasien dengan trauma yang
tidak dapat di duga sebelumnya serta penyakit lainnya (tone, "umphries, 200:!.
*enatalaksanaan awal dalam kegawatdaruratan merupakan aplikasi terlatih
dari prinsip/prinsip penanganan pada saat terjadinya kecelakaan atau dalam
kasuskasus penyakit mendadak dengan menggunakan )asilitas/)asilitas atau
bendabenda yang tersedia pada saat itu. "al ini merupakan metode penanganan
yang telah diuji sampai korban dipindahkan ke umah akit atau lokasi dimana
keterampilan dan peralatan yang layak tersedia (keet, 5@@!. *enatalaksanaan
awal diberikan untuk
5. Mempertahankan hidup
2. Mencegah kondisi menjadi lebih buruk
E. Meningkatkan pemulihan
eseorang yang memberikan penatalaksanaan awal harus
5. Mengkaji sesuatu
2. Memnentukan diagnosis untuk setiap korban
E. Memberikan penanganan yang cepat dan adekuat, mengingat bahwa korban
mungkin memiliki lebih dari satu cedera dan beberapa korban akan
membutuhkan perhatian dari pada yang lain
-. +idak menunda pengiriman korban ke umah akit sehubungan dengan
kondisi serius *ada penderita trauma, waktu sangat penting, oleh karena itu
diperlukan adanya suatu cara yang mudah dilaksanakan. *roses ini dikenal
sebagai initial aassesment (penilaian awal! dan meliputi (A+=, 200-!
5. *ersiapan
2. +riase
E. *rimary surDey (A$7%!
-. esusitasi
. +ambahan terhadap primary surDey dan resutisasi
C. econdary surDey, pemeriksaan head to toe dan anamnesis
. +ambahan terhadap secondary surDey
:. *emantauan dan re/eDaluasi berkesinambungan
@. *enanganan de)initi)
7
8/17/2019 imunisasi dan farmakokinetik
http://slidepdf.com/reader/full/imunisasi-dan-farmakokinetik 8/21
*enatalaksanaan awal pada primary surDey dilakukan pendekatan melalui
A$7% yaitu AAirway, menjaga airway dengan kontrol serDikal (cerDical
spinecontrol! $ $reathing, menjaga perna)asan dengan Dentilasi 7 7irculation
dengan kontrol perdarahan (hemorrage control! isability, status neurologis %
%>posure#enDironmental control, membuka baju penderita, tetapi cegah hipotermia
Airway
Airway manajemen merupakan hal yang terpenting dalam resusitasi dan
membutuhkan keterampilan yang khusus dalam penatalaksanaan keadaan gawat
darurat, oleh karena itu hal pertama yang harus dinilai adalah kelancaran jalan na)as,
yang meliputi pemeriksaan jalan na)as yang dapat disebabkan oleh benda asing,)raktur tulang wajah, )raktur manibula atau maksila, )raktur laring atau trakea.
1angguan airway dapat timbul secara mendadak dan total, perlahan F lahan dan
sebagian, dan progresi) dan#atau berulang.
Menurut A+= 200-, Kematian/kematian dini karena masalah airway seringkali masih
dapat dicegah, dan dapat disebabkan oleh
/ Kegagalan mengetahui adanya kebutuhan airway/ Ketidakmampuan untuk membuka airway
/ Kegagalan mengetahui adanya airway yang dipasang secara keliru
/ *erubahan letak airway yang sebelumnya telah dipasang
/ Kegagalan mengetahui adanya kebutuhan Dentilasi
/ Aspirasi isi lambung $ebasnya jalan na)as sangat penting bagi kecukupan
Dentilasi dan oksigenasi. 4ika pasien tidak mampu dalam mempertahankan jalan
na)asnya, patensi jalan na)as harus dipertahankan dengan cara buatan seperti
reposisi, chin 50 li)t, jaw thrust, atau melakukan penyisipan airway oro)aringeal
serta naso)aringeal (Galls, 2050!.
Usaha untuk membebaskan jalan na)as harus melindungi Dertebra serDikal.
alam hal ini dapat dimulai dengan melakukan chin li)t atau jaw thrust. *ada
penderita yang dapat berbicara, dapat dianggap bahwa jalan na)as bersih, walaupun
demikian penilaian terhadap airway harus tetap dilakukan. *enderita dengan
gangguan kesadaran atau 1lasgow 7oma cale sama atau kurang dari : biasanya
memerlukan pemasangan airway de)initi). Adanya gerakan motorik yang tak
bertujuan, mengindikasikan perlunya airway de)initi). *enilaian bebasnya airway dan
8
8/17/2019 imunisasi dan farmakokinetik
http://slidepdf.com/reader/full/imunisasi-dan-farmakokinetik 9/21
baik/tidaknya perna)asan harus dikerjakan dengan cepat dan tepat. $ila penderita
mengalami penurunan tingkat kesadaran, maka lidah mungkin jatuh ke belakang, dan
menyumbat hipo)aring. $entuk sumbatan seperti ini dapat dengan segera diperbaiki
dengan cara mengangkat dagu (chin li)t maneuDer!, atau dengan mendorong rahang
bawah ke arah depan (jaw thrust maneuDer!. Airway selanjutnya dapat dipertahankan
dengan airway oro)aringeal (oropharyngeal airway! atau naso)aringeal
(nasopharingeal airway!. +indakan/tindakan yang digunakan untuk membuka airway
dapat menyebabkan atau memperburuk cedera spinal. 'leh karena itu, selama
melakukan prosedurprosedur ini harus dilakukan imobilisasi segaris (in/line
immobiliHation! (A+=, 200-! +eknik/teknik mempertahankan airway
/ "ead tilt $ila tidak sadar, pasien dibaringkan dalam posisi terlentang dan
horiHontal, kecuali pada pembersihan jalan napas dimana bahu dan kepala
pasien harus direndahkan dengan posisi semilateral untuk memudahkan
drainase lendir, cairan muntah atau benda asing. Kepala diekstensikan dengan
cara meletakkan satu tangan di bawah leher pasien dengan sedikit mengangkat
leher ke atas. +angan lain diletakkan pada dahi depan pasien sambil mendorong
menekan ke belakang. *osisi ini dipertahankan sambil berusaha dengan
memberikan in)lasi bertekanan positi) secara intermittena (Alkatri, 200!./ 7hin li)t 4ari / jemari salah satu tangan diletakkan bawah rahang, yang
kemudian secara hati F hati diangkat ke atas untuk membawa dagu ke arah
depan. &bu jari tangan yang sama, dengan ringan menekan bibir bawah untuk
membuka mulut, ibu jari dapat juga diletakkan di belakang gigi seri (incisor!
bawah dan, secara bersamaan, dagu dengan hati F hati diangkat. ManeuDer chin
li)t tidak boleh menyebabkan hiperekstensi leher. ManuDer ini berguna pada
korban trauma karena tidak membahayakan penderita dengan kemungkinan
patah ruas rulang leher atau mengubah patah tulang tanpa cedera spinal menjadi
patah tulang dengan cedera spinal.
9
8/17/2019 imunisasi dan farmakokinetik
http://slidepdf.com/reader/full/imunisasi-dan-farmakokinetik 10/21
/ 4aw thrust *enolong berada disebelah atas kepala pasien. Kedua tangan pada
mandibula, jari kelingking dan manis kanan dan kiri berada pada angulus
mandibula, jari tengah dan telunjuk kanan dan kiri berada pada ramus
mandibula sedangkan ibu jari kanan dan kiri berada pada mentum mandibula.
Kemudian mandibula diangkat ke atas melewati molar pada ma>ila (Ari)in,
2052!.
/ 'ropharingeal Airway ('*A! &ndikasi Airway oro)aringeal digunakan untuk
membebaskan jalan napas pada pasien yang kehilangan re)leks jalan napas
bawah (Kene, daDis, 200!. +eknik *osisikan kepala pasien lurus dengan
tubuh. Kemudian pilih ukuran pipa oro)aring yang sesuai dengan pasien. "al ini
dilakukan dengan cara menyesuaikan ukuran pipa oro/)aring dari tragus (anak
telinga! sampai ke sudut bibir. Masukkan pipa oro)aring dengan tangan kanan,
lengkungannya menghadap ke atas (arah terbalik!, lalu masukkan ke dalam
rongga mulut. etelah ujung pipa mengenai palatum durum putar pipa ke arah
5:0 drajat. Kemudian dorong pipa dengan cara melakukan jaw thrust dan kedua
ibu jari tangan menekan sambil mendorong pangkal pipa oro/)aring dengan
hati/hati sampai bagian yang keras dari pipa berada diantara gigi atas dan bawah, terakhir lakukan )iksasi pipa oro)aring. *eriksa dan pastikan jalan na)as
10
8/17/2019 imunisasi dan farmakokinetik
http://slidepdf.com/reader/full/imunisasi-dan-farmakokinetik 11/21
bebas (=ihat, rasa, dengar!. 6iksasi pipa oro/)aring dengan cara memplester
pinggir atas dan bawah pangkal pipa, rekatkan plester sampai ke pipi pasien
(Ari)in, 2052!
/ Iasopharingeal Airway &ndikasi *ada penderita yang masih memberikan
respon, airway naso)aringeal lebih disukai dibandingkan airway oro)aring
karena lebih bisa diterima dan lebih kecil kemungkinannya merangsang muntah
(A+=, 200-!. +eknik *osisikan kepala pasien lurus dengan tubuh. *ilihlah
ukuran pipa naso/)aring yang sesuai dengan cara menyesuaikan ukuran pipa
naso)aring dari lubang hidung sampai tragus (anak telinga!. *ipa naso)aring
diberi pelicin dengan K9 jelly (gunakan kasa yang sudah diberi K9 jelly!.
Masukkan pipa naso/)aring dengan cara memegang pangkal pipa naso)aring
dengan tangan kanan, lengkungannya menghadap ke arah mulut (ke bawah!.
Masukkan ke dalam rongga hidung dengan perlahan sampai batas pangkal pipa.
*atikan jalan na)as sudah bebas (lihat, dengar, rasa! ( Ari)in, 2052!.
11
8/17/2019 imunisasi dan farmakokinetik
http://slidepdf.com/reader/full/imunisasi-dan-farmakokinetik 12/21
/ Airway de)initi) +erdapat tiga jenis airway de)initi) yaitu pipa orotrakeal, pipa
nasotrakeal, dan airway surgical (krikotiroidotomi atau trakeostomi!. *enentuan
pemasangan airway de)initi) didasarkan pada penemuanpenemuan klinis antara
lain (A+=, 200-!
a. Adanya apnea
b. Ketidakmampuan mempertahankan airway yang bebas dengan cara F cara
yang lain
c. Kebutuhan untuk melindungi airway bagian bawah dari aspirasi darah atau
Domitus
d. Ancaman segera atau bahaya potensial sumbatan airway
e. Adanya cedera kepala yang membutuhkan bantuan na)as (17 B :!
). Ketidakmampuan mempertahankan oksigenasi yang adekuat dengan
*emberian oksigen tambahan lewat masker wajah &ntubasi orotrakeal dan
nasotrakeal merupakan cara yang paling sering digunakan. Adanya
kemungkinan cedera serDikal merupakan hal utama yang harus diperhatikan
pada pasien yang membutuhkan perbaikan airway. 6aktor yang paling
menentukan dalam pemilihan intubasi orotrakeal atau nasotrakeal adalah
pengalaman dokter. Kedua teknik tersebut aman dan e)ekti) apabila
dilakukan dengan tepat. Ketidakmampuan melakukan intubasi trakea
merupakan indikasi yang jelas untuk melakukan airway surgical. Apabila
perna)asan membaik, jaga agar jalan na)as tetap terbuka dan periksa dengan
cara ("a))en, Karren, 5@@2!
5. =ihat (look!, melihat naik turunnya dada yang simetris dan pergerakan
dinding dada yang adekuat.
2. engar (listen!, mendengar adanya suara perna)asan pada kedua sisi
dada.
E. asa ()eel!, merasa adanya hembusan na)as.
12
8/17/2019 imunisasi dan farmakokinetik
http://slidepdf.com/reader/full/imunisasi-dan-farmakokinetik 13/21
/ $reathing 'ksigen sangat penting bagi kehidupan. el/sel tubuh memerlukan
pasokan konstan '2 yang digunakan untuk menunjang reaksi kimiawi penghasil
energi, yang menghasilkan 7'2 yang harus dikeluarkan secara terus/menerus
(herwood, 2005!. Kegagalan dalam oksigenasi akan menyebabkan hipoksia
yang diikuti oleh kerusakan otak, dis)ungsi jantung, dan akhirnya kematian
("agberg, 200!. *ada keadaan normal, oksigen diperoleh dengan berna)as dan
diedarkan dalam aliran darah ke seluruh tubuh (mith, 200!. Airway yang baik
tidak dapat menjamin pasien dapat berna)as dengan baik pula (olan, "olt,200:!. Menjamin terbukanya airway merupakan langkah awal yang penting
untuk pemberian oksigen. 'ksigenasi yang memadai menunjukkan pengiriman
oksigen yang sesuai ke jaringan untuk memenuhi kebutuhan metabolik,
e)ektiDitas Dentilasi dapat dinilai secara klinis ($uono, aDis, $arth, 200!.
Apabila perna)asan tidak adekuat, Dentilasi dengan menggunakan teknik bag/
DalDe/)ace/mask merupakan cara yang e)ekti), teknik ini lebih e)ekti) apabila
dilakukan oleh dua orang dimana kedua tangan dari salah satu petugas dapat
digunakan untuk menjamin kerapatan yang baik (A+=, 200-!. 7ara melakukan
pemasangan )ace/mask (Ari)in, 2052!
a. *osisikan kepala lurus dengan tubuh
b. *ilihlah ukuran sungkup muka yang sesuai (ukuran yang sesuai bila
sungkup muka dapat menutupi hidung dan mulut pasien, tidak ada
kebocoran!
c. =etakkan sungkup muka (bagian yang lebar dibagian mulut!
d. 4ari kelingking tangan kiri penolong diposisikan pada angulus mandibula,
jari manis dan tengah memegang ramus mandibula, ibu jari dan telunjuk
memegang dan mem)iksasi sungkup muka
e. 1erakan tangan kiri penolong untuk mengekstensikan sedikit kepala pasien
). *astikan tidak ada kebocoran dari sungkup muka yang sudah dipasangkan
g. $ila kesulitan, gunakan dengan kedua tangan bersama/sama (tangan kanan
dan kiri memegang mandibula dan sungkup muka bersama/sama!
h. *astikan jalan na)as bebas (lihat, dengar, rasa!
i. $ila yang digunakan AM$U/$A1, maka tangan kiri mem)iksasi sungkup
muka, sementara tanaga kanan digunakan untuk memegang bag (kantong!
reserDoir sekaligus pompa na)as bantu (sJueeHe/bag!
13
8/17/2019 imunisasi dan farmakokinetik
http://slidepdf.com/reader/full/imunisasi-dan-farmakokinetik 14/21
edangkan apabila perna)asan tidak membaik dengan terbukanya airway,
penyebab lain harus dicari. *enilaian harus dilakukan dengan melakukan inspeksi,
palpasi, perkusi dan auskultasi pada toraks. *enilaian awal tersebut dilakukan untuk
menilai apakah terdapat keadaankeadaan seperti tension pneumotoraks, massiDe
haemotoraks, open pneumotoraks dimana keadaan/keadaan tersebut harus dapat
dikenali pada saat dilakukan primary surDey.
$ila ditemukannya keadaan/keadaan tersebut maka resusitasi yang dilakukan
adalah ( itohang, 2052!
/ Memberikan oksigen dengan kecepatan 50 F 52 =#menit
/ +ension pneumotoraks Ieedle insertion (& 7ath Io. 5-! di &7 && linea
midclaDicularis
/ MassiDe haemotoraks *emasangan 7hest +ube d. 'pen pneumotoraks =uka
diututp dengan kain kasa yang diplester pada tiga sisi ()lutter/type DalDee)ect!
$uka leher dan dada sambil menjaga imobilisasi leher dan kepala +entukan laju
14
8/17/2019 imunisasi dan farmakokinetik
http://slidepdf.com/reader/full/imunisasi-dan-farmakokinetik 15/21
dan dalamnya perna)asan &nspeksi dan palpasi leher serta toraks, cari deDiasi
trakea, distensi Dena leher, ekspansi toraks simetris atau tidak, pemakaian otot/
otot tambahan, dan tanda/tanda cedera *erkusi toraks untuk menentukan redup
atau hipersonor Auskultas toraks bilateral 5: *ulse o>ymeter dapat digunakan
untuk memberikan in)ormasi tentang saturasi oksigen dan per)usi peri)er
penderita. *ulse o>ymeter adalah metoda yang noninDansi) untuk mengukur
saturasi oksigen darah aterial secara terus menerus (A+=, 200-!.
ir()ation
*erdarahan merupakan penyebab kematian setelah trauma (olan, "olt, 200:!.
'leh karena itu penting melakukan penilaian dengan cepat status hemodinamik dari pasien, yakni dengan menilai tingkat kesadaran, warna kulit dan nadi (A+=,200-!.
5. +ingkat kesadaran $ila Dolume darah menurun per)usi otak juga berkurang
yang menyebabkan penurunan tingkat kesadaran.
2. Garna kulit Gajah yang keabu/abuan dan kulit ektremitas yang pucat
merupakan tanda hipoDolemia.
E. Iadi *emeriksaan nadi dilakukan pada nadi yang besar seperti a. )emoralis
dan a. karotis (kanan kiri!, untuk kekuatan nadi, kecepatan dan irama. alam
keadaan darurat yang tidak tersedia alat/alat, maka secara cepat kita dapat
memperkirakan tekanan darah dengan meraba pulsasi ("a))en, Karren,
5@@2!
/ 4ika teraba pulsasi pada arteri radial, maka tekanan darah minimal :0
mm"g sistol
/ 4ika teraba pulsasi pada arteri brachial, maka tekanan darah minimal 0
mm"g sistol
/ 4ika teraba pulsasi pada arteri )emoral, maka tekanan darah minimal 0
mm"g sistol
/ 4ika teraba pulsasi pada arteri carotid, maka tekanan darah minimal C0
mm"g sistol 5@ *erdarahan eksternal harus cepat dinilai, dan segera
dihentikan bila ditemukan dengan cara menekan pada sumber perdarahan
baik secara manual maupun dengan menggunakan perban elastis. $ila
terdapat gangguan sirkulasi harus dipasang sedikitnya dua & line, yang
berukuran besar. Kemudian lakukan pemberian larutan inger laktat
sebanyak 2 = sesegera mungkin (A+=, 200-!.
15
8/17/2019 imunisasi dan farmakokinetik
http://slidepdf.com/reader/full/imunisasi-dan-farmakokinetik 16/21
Di'a&i)it3
Menjelang akhir primary surDey dilakukan eDaluasi terhadap keadaan
neurologis secara cepat. "al yang dinilai adalah tingkat kesadaran, ukuran dan
reaksi pupil. +anda/tanda lateralisasi dan tingkat (leDel! cedera spinal (A+=,
20 200-!. 7ara cepat dalam mengeDaluasi status neurologis yaitu dengan
menggunakan A*U, sedangkan 17 (1lasgow 7oma cale! merupakan
metode yang lebih rinci dalam mengeDaluasi status neurologis, dan dapat
dilakukan pada saat surDey sekunder (4umaan, 200:!. A*U, yaitu
A Alert
espon to Derbal
* espon to pain
U Unrespon
17 (1lasgow 7oma cale! adalah sistem skoring yang sederhana
untuk menilai tingkat kesadaran pasien.
/ Menilai ;eye opening< penderita (skor -/5! *erhatikan apakah penderita
a. Membuka mata spontan
b. Membuka mata jika dipanggil, diperintah atau dibangunkan
c. Membuka mata jika diberi rangsangan nyeri (dengan menekan ujung
kuku jari tangan!
d. +idak memberikan respon
/ Menilai ;best Derbal response< penderita (skor /5! *erhatikan apakah
penderita
a. 'rientasi baik dan mampu berkomunikasi
b. isorientasi atau bingung
c. Mengucapkan kata/kata tetapi tidak dalam bentuk kalimat
d. Mengerang (mengucapkan kata /kata yang tidak jelas artinya!
e. +idak memberikan respon/ Menilai ;best motor respon< penderita (skor C/5! *erhatikan apakah
penderita
a. Melakukan gerakan sesuai perintah
b. apat melokalisasi rangsangan nyeri
c. Menghindar terhadap rangsangan nyeri
d. 6leksi abnormal (decorticated!
e. %ktensi abnormal (decerebrate!
). +idak memberikan respon ange skor E/5 (semakin rendah skor yang
diperoleh, semakin jelek kesadaran! *enurunan tingkat kesadaran perlu
16
8/17/2019 imunisasi dan farmakokinetik
http://slidepdf.com/reader/full/imunisasi-dan-farmakokinetik 17/21
diperhatikan pada empat kemungkinan penyebab (*re/"ospital +rauma
=i)e upport 7ommitee 2002!
/ *enurunan oksigenasi atau#dan penurunan per)usi ke otak
/ +rauma pada sentral nerDus sistem
/ *engaruh obat/obatan dan alkohol
/ 1angguan atau kelainan metabolik
E4po'(re
Merupakan bagian akhir dari primary surDey, penderita harus dibuka
keseluruhan pakaiannya, kemudian nilai pada keseluruhan bagian tubuh. *eriksa
punggung dengan memiringkan pasien dengan cara log roll. elanjutnya selimuti
penderita dengan selimut kering dan hangat, ruangan yang cukup hangat dan
diberikan cairan intra/Dena yang sudah dihangatkan untuk mencegah agar pasien
tidak hipotermi.
. Si'te5 r((kan
Kegiatan yang mencangkup dalam sistem rujukan
1. *engiriman pasien *engiriman pasien rujukan harus dilaksanakan sedini
mungkin untuk perawatan dan pengobatan lebih lanjut ke sarana pelayanan yang
lebih lengkap.Unit pelayanan kesehatan yang menerima rujukan harus merujuk
kembali pasien ke sarana kesehatan yang mengirim, untuk mendapatkan
pengawasan pengobatan dan perawatan termasuk rehabilitasi selanjutnya.
2. *engiriman spesimen atau penunjang diagnostik lainnya
a. *emeriksaan $ahan pesimen atau penunjang diagnostik lainnya yang
dirujuk, dikirimkan ke laboratorium atau )asilitas penunjang diagnostik
rujukan guna mendapat pemeriksaan laboratorium atau )asilitas penunjang
diagnostik yang tepat.
&. *emeriksaan Kon)irmasi. ebagian pesimen yang telah di periksa di
laboratorium *uskesmas, umah akit atau laboratorium lainnya boleh
dikon)irmasi ke laboratorium yang lebih mampu untuk diDalidasi hasil
pemeriksaan pertama.. *engalihan pengetahuan dan keterampilan okter pesialis dari umah akit
dapat berkunjung secara berkala ke *uskesmas. okter Asisten pesialis #
esiden enior dapat ditempatkan di umah akit Kabupaten # Kota yang
membutuhkan atau Kabupaten yang belum mempunyai dokter spesialis.
Kegiatan menambah pengetahuandan ketrampilan bagi okter umum, $idan
atau *erawat dari *uskesmas atau umah akit Umum Kabupaten # Kota dapat
berupa magang atau pelatihan di umah akit Umum yang lebih lengkap.
!. istem &n)ormasi ujukan &n)ormasi kegiatan rujukan pasien dibuat oleh
petugas kesehatan pengirim dan di catat dalam surat rujukan pasien yang
17
8/17/2019 imunisasi dan farmakokinetik
http://slidepdf.com/reader/full/imunisasi-dan-farmakokinetik 18/21
dikirimkan ke dokter tujuan rujukan, yang berisikan antara lain nomor surat,
tanggal dan jam pengiriman, status pasien keluarga miskin (gakin! atau non
gakin termasuk umum, AK% atau 4AM'+%K, tujuan rujukan penerima,
nama dan identitas pasien, resume hasil anamnesa, pemeriksaan )isik, diagnosa,
tindakan dan obat yang telah diberikan, termasuk pemeriksaan penunjang,
kemajuan pengobatan dan keterangan tambahan yang dipandang perlu. (lihat
)ormat #5#a, urat ujukan *asien!. &n)ormasi balasan rujukan dibuat oleh
dokter yang telah menerima pasien rujukan dan setelah selesai merawat pasien
tersebut mencatat in)ormasi balasan rujukan di surat balasan rujukan yang
dikirimkan kepada pengirim pasien rujukan, yang berisikan antara lain nomor
surat, tanggal, status pasien keluarga miskin (gakin! atau non gakin termasuk
umum, AK% atau 4AM'+%K, tujuan rujukan penerima, nama dan
identitas pasien, hasil diagnosa setelah dirawat, kondisi pasien saat keluar dari
perawatan dan )ollow up yang dianjurkan kepada pihak pengirim pasien. (=ihat
)ormat #5#b, urat $alasan ujukan!. &n)ormasi pengiriman spesimen dibuat
oleh pihak pengirim dengan mengisi urat ujukan pesimen, yang berisikan
antara lain nomor surat, tanggal, status pasien keluarga miskin (gakin! atau non
gakin termasuk umum, AK% atau 4AM'+%K, tujuan rujukan penerima,
jenis# bahan spesimen dan nomor spesimen yang dikirim, tanggal
pengambilanspesimen, jenis pemeriksaan yang diminta, nama dan identitas
pasien asal spesimen dan diagnos klinis. (=ihat )ormat #2, urat ujukan
pesimen!. &n)ormasi balasan hasil pemeriksaan bahan # spesimen yang dirujuk
dibuat oleh pihak laboratorium penerima dan segera disampaikan pada pihak
pengirim dengan menggunakan )ormat yang berlaku di laboratorium yang
bersangkutan. &n)ormasi permintaan tenaga ahli # dokter spesialis dapat dibuat
oleh Kepala *uskesmas atau umah akit Umum Kab#Kota yang ditujukan
kepada Kepala inas Kesehatan Kab#Kota atau oleh inas Kesehatan Kab#
Kota yang ditujukan ke inas Kesehatan *roDinsi dengan mengisi urat
*ermintaan +enaga Ahli, yang berisikan antar lain nomor surat, tanggal, perihal
*ermintaan +enaga Ahli dan menyebutkan jenis spesialisasinya, waktu dan
tempat kehadiran jenis spesialisasi yang diminta, maksud keperluan tenaga ahli
diinginkan dan sumber biaya atau besaran biaya yang disanggupi. (=ihat )ormat
#E, urat *ermintaan +enaga Ahli!. &n)ormasi petugas yang mengirim, merawat
atau meminta tenaga ahli selalu ditulis nama jelas, asal institusi dan nomor
18
8/17/2019 imunisasi dan farmakokinetik
http://slidepdf.com/reader/full/imunisasi-dan-farmakokinetik 19/21
telepon atau handphone yang bisa dihubungi pihak lain. Keterbukaan antara
pihak pengirim dan penerima untuk bersedia memberikan in)ormasi tambahan
yang diperlukan masing/masing pihak melalui media komunikasi bersi)at wajib
untuk keselamatan pasien, spesimen dan alih pengetahuan medis. *encatatan
dan *elaporan sistem in)ormasi rujukan menggunakan )ormat =.5 yang baku
untuk umah akit dan )ormat .- untuk laporan rujukan puskesmas (lihat
lampiran!. Adapun alur pelaporan rujukan akan mengikuti alur pelaporan yang
berlaku.
19
8/17/2019 imunisasi dan farmakokinetik
http://slidepdf.com/reader/full/imunisasi-dan-farmakokinetik 20/21
BAB III
PENUTUP
.1 Ke'i5p()an
Kegawatdaruratan secara umum dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang dinilai
sebagai ketergantungan seseorang dalam menerima tindakan medis atau eDaluasi
tindakam operasi dengan segera. *enatalaksanaan awal dalam kegawatdaruratan
merupakan aplikasi terlatih dari prinsip/prinsip penanganan pada saat terjadinya
kecelakaan atau dalam kasus/kasus penyakit mendadak dengan menggunakan )asilitas/
)asilitas atau benda/benda yang tersedia pada saat itu. *enatalaksanaan awal diberikan
untuk
5. Mempertahankan hidup
2. Mencegah kondisi menjadi lebih buruk
E. Meningkatkan pemulihan
20
8/17/2019 imunisasi dan farmakokinetik
http://slidepdf.com/reader/full/imunisasi-dan-farmakokinetik 21/21
DA6TAR PUSTAKA
1. Advance Trauma Life Support for Doctors. &katan Ahli $edah &ndonesia,
*enerjemah %disi ketujuh.
2. elp L manning. (200-! . Maor diagnosis fisik . 4akarta %17.
!. iklat U* r. M. jamil *adang. (200C!. "elati#an "enanggulangan "enderita
$awat darurat %""$D&. U*. r.M.jamil *adang.
'. 6ulde, 1ordian. (200@!. (mergenc) medicine *t# edition. Australia %lseDier.
*. "older, A. (2002 !. (mergenc) room lia+ilit). 4AMA.
,. Gilkinson, ouglas. A., kinner, Marcus. G. (2000!. "rimar) trauma care standard
edition. '>)ord *rimary +rauma 7are 6oundation. &$I 0/@/E@-55/0/:.
21