imunisasi

Upload: andry-rover

Post on 30-Oct-2015

32 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Imunisasi yang diwajibkan

Imunisasi yang diwajibkanVaksinasiJadwal pemberian-usiaBooster/UlanganImunisasi untuk melawan

BCGWaktu lahir--Tuberkulosis

Hepatitis BWaktulahir-dosis I1bulan-dosis 26bulan-dosis 31 tahun-- pada bayi yang lahir dari ibu dengan hep B.Hepatitis B

DPT dan Polio3 bulan-dosis1 4 bulan-dosis2 5 bulan-dosis3 18bulan-booster16tahun-booster 212tahun-booster3Dipteria, pertusis, tetanus, dan polio

campak9 bulan--Campak

Imunisasi yang dianjurkan:VaksinasiJadwal pemberian-usiaBooster/UlanganImunisasi untuk melawan

MMR1-2 tahun12 tahunMeasles, meningitis, rubella

Hib3bulan-dosis 14bulan-dosis 25bulan-dosis 318 bulanHemophilus influenza tipe B

Hepatitis A12-18bulan--Hepatitis A

Cacar air12-18bulan--Cacar air

MACAM-MACAM

1. Imunisasi pasif yang merupakan kekebalan bawaan dari ibu terhadap penyakit

2. Imunisasi aktif di mana kekebalannya harus didapat dari pemberian bibit penyakit lemah yang mudah dikalahkan oleh kekebalan tubuh biasa guna membentuk antibodi terhadap penyakit yang sama baik yang lemah maupun yang kuat.A. IMUNISASI BCG

Vaksin BCG tidak dapat mencegah seseorang terhindar dari infeksi M. tuberculosa 100%, tapi dapat mencegah penyebaran penyakit lebih lanjut, Berasal dari bakteri hidup yang dilemahkan ( Pasteur Paris 1173 P2), Ditemukan oleh Calmette dan Guerin

Diberikan sebelum usia 2 bulan Disuntikkan intra kutan di daerah insertio m. deltoid dengan dosis 0,05 ml, sebelah kanan

Imunisasi ulang tidak perlu, keberhasilan diragukan

Vaksin BCG berbentuk bubuk kering harus dilarutkan dengan 4 cc NaCl 0,9%. Setelah dilarutkan harus segera dipakai dalam waktu 3 jam, sisanya dibuang. Penyimpanan pada suhu < 5C terhindar dari sinar matahari (indoor day-light).

Cara penyuntikan BCG Bersihkan lengan dengan kapas air

Letakkan jarum hampir sejajar dengan lengan anak dengan ujung jarum yang berlubang menghadap keatas.

Suntikan 0,05 ml intra kutan

- merasakan tahan

- benjolan kulit yang pucat dengan pori- pori yang khas diameter 4-6 mm

Kenapa suntikan intra kutan? Vaksin BCG lapisan chorium kulit sebagai depo berkembang biak reaksi indurasi, eritema, pustula

Setelah cukup berkembang sub kutan kapiler, kelenjar limfe, peredaran darah

Bayi kulitnya tipisintra kutan sulit sering suntikan terlalu dalam (sub kutan)

B. MUNISASI HEPATITIS B Vaksin berisi HBsAg murni

Diberikan sedini mungkin setelah lahir

Suntikan secara Intra Muskular di daerah deltoid, dosis 0,5 ml.

Penyimpanan vaksin pada suhu 2-8C

Bayi lahir dari ibu HBsAg (+) diberikan imunoglobulin hepatitis B 12 jam setelah lahir + imunisasi Hepatitis B

Dosis kedua 1 bulan berikutnya

Dosis ketiga 5 bulan berikutnya (usia 6 bulan)

Imunisasi ulangan 5 tahun kemudian

Kadar pencegahan anti HBsAg > 10mg/ml

Produksi vaksin Hepatitis B di Indonesia, mulai program imunisasi pada tahun 1997

C. IMUNISASI POLIO

Vaksin dari virus polio (tipe 1,2 dan 3) yang dilemahkan, dibuat dlm biakan sel-vero : asam amino, antibiotik, calf serum dalam magnesium klorida dan fenol merah

Vaksin berbentuk cairan dengan kemasan 1 cc atau 2 cc dalam flacon, pipet.

Pemberian secara oral sebanyak 2 tetes (0,1 ml)

Vaksin polio diberikan 4 kali, interval 4 minggu

Imunisasi ulangan, 1 tahun berikutnya, SD kelas I, VI

Anak diare gangguan penyerapan vaksin.

Ada 2 jenis vaksin

- IPV salk

- OPV sabin IgA lokal

Penyimpanan pada suhu 2-8C

Virus vaksin bertendensi mutasi di kultur jaringan maupun tubuh penerima vaksin

Beberap virus diekskresi mengalami mutasi balik menjadi virus polio ganas yang neurovirulen

Paralisis terjadi 1 per 4,4 juta penerima vaksin dan 1 per 15,5 juta kontak dengan penerima vaksin

Kontra indikasi : defisiensi imunologik atau kontak dengannya

D. IMUNISASI DPTTerdiri dari :

- toxoid difteri racun yang dilemahkan

- Bordittela pertusis bakteri yang dilemahkan

- toxoid tetanus racun yang dilemahkan (+) aluminium fosfat dan mertiolat

Merupakan vaksin cair. Jika didiamkan sedikit berkabut, endapan putih didasarnya

Diberikan pada bayi > 2 bulan oleh karena reaktogenitas pertusis pada bayi kecil.

Dosis 0,5 ml secara intra muskular di bagian luar paha.

Imunisasi dasar 3x, dengan interval 4 minggu.

Vaksin mengandung Aluminium fosfat, jika diberikan sub kutan menyebabkan iritasi lokal, peradangan dan nekrosis setempat.

Reaksi pasca imunisasi:

Demam, nyeri pada tempat suntikan 1-2 hari diberikan anafilatik + antipiretik

Bila ada reaksi berlebihan pasca imunisasi demam > 40C, kejang, syok imunisasi selanjutnya diganti dengan DT atau DPaT

E. IMUNISASI CAMPAKVaksin dari virus hidup (CAM 70- chick chorioallantonik membrane) yang dilemahkan + kanamisin sulfat dan eritromisin Berbentuk beku kering, dilarutkan dalam 5 cc pelarut aquades.

Diberikan pada bayi umur 9 bulan oleh karena masih ada antibodi yang diperoleh dari ibu.

Dosis 0,5 ml diberikan sub kutan di lengan kiri.

Disimpan pada suhu 2-8C, bisa sampai 20 derajat celsius

Vaksin yang telah dilarutkan hanya tahan 8 jam pada suhu 2-8C

Jika ada wabah, imunisasi bisa diberikan pada usia 6 bulan, diulang 6 bulan kemudian

Efek samping: demam, diare, konjungtivitis, ruam setelah 7 12 hari pasca imunisasi.

F. IMUNISASI HIB Untuk mencegah infeksi SSP oleh karena Haemofilus influenza tipe B

Diberikan MULAI umur 2-4 bulan, pada anak > 1 tahun diberikan 1 kali

Vaksin dalam bentuk beku kering dan 0,5 ml pelarut dalam semprit.

Dosis 0,5 ml diberikan IM

Disimpan pada suhu 2-8C

Di Asia belum diberikan secara rutin

Imunisasi rutin diberikan di negara Eropa, Amerika, Australia.

G. IMUNISASI MMRMerupakan vaksin hidup yang dilemahkan terdiri dari:

- Measles strain moraten (campak)

- Mumps strain Jeryl lynn (parotitis)

- Rubela strain RA (campak jerman)

Diberikan pada umur 15 bulan. Ulangan umur 12 tahun

Dosis 0,5 ml secara sub kutan, diberikan minimal 1 bulan setelah suntikan imunisasi lain.

Kontra indikasi: wanita hamil, imuno kompromise, kurang 2-3 bulan sebelumnya mendapat transfusi darah atau tx imunoglobulin, reaksi anafilaksis terhadap telur

H. IMUNISASI TYPHUSTersedia 2 jenis vaksin:

- suntikan (typhim) >2 tahun

- oral (vivotif) > 6 tahun, 3 dosis

Typhim (Capsular Vi polysaccharide-Typherix) diberikan dengan dosis 0,5 ml secara IM. Ulangan dilakukan setiap 3 tahun.

Disimpan pada suhu 2-8C

Tidak mencegah Salmonella paratyphi A atau B

Imunitas terjadi dalam waktu 15 hari sampai 3 minggu setelah imunisasi

Reaksi pasca imunisasi: demam, nyeri ringan, kadang ruam kulit dan eritema, indurasi tempat suntikan, daire, muntah.

I. IMUNISASI VARICELLAVaksin varicella (vaRiLrix) berisi virus hidup strain OKA yang dilemahkan. Bisa diberikan pada umur 1 tahun, ulangan umur 12 tahun. Vaksin diberikan secara sub kutan Penyimpanan pada suhu 2-8C

Kontraindikasi: demam atau infeksi akut, hipersensitifitas terhadap neomisin, kehamilan, tx imunosupresan, keganasan, HIV, TBC belum tx, kelainan darah.

Reaksi imunisasi sangat minimal, kadang terdapat demam dan erupsi papulo-vesikuler.

J. IMUNISASI HEPATITIS AImunisasi diberikan pada daerah kurang terpajan, pada anak umur > 2 tahun. Imunisasi dasar 3x pada bulan ke 0, 1, dan 6 bulan kemudian. Dosis vaksin (Harvix-inactivated virus strain HM 175) 0,5 ml secara IM di daerah deltoid. Reaksi yag terjadi minimal kadang demam, lesu, lelah, mual-muntah dan hialng nafsu makan

K. VAKSIN COMBOGabungan beberapa antigen tunggal menjadi satu jenis produk antigen untuk mencegah penyakit yang berbeda, misal DPT + hepatitis B +HiB atau Gabungan beberapa antigen dari galur multipel yg berasal dari organisme penyakit yang sama, misal: OPV

Tujuan pemberian

Jumlah suntikan kurang

Jumlah kunjungan kurang

Lebih praktis, compliance dan cakupan naik

Penambahan program imunisasi baru mudah

Imunisasi terlambat mudah dikejar

Biaya lebih murah

Jenis-jenis Imunisasi -Imunisasi BCG Vaksinasi BCG memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberkulosis (TBC). BCG diberikan 1 kali sebelum anak berumur 2 bulan. Vaksin ini mengandung bakteri Bacillus Calmette-Guerrin hidup yang dilemahkan, sebanyak 50.000-1.000.000 partikel/dosis. Imunisasi DPT Imunisasi DPT adalah suatu vaksin 3-in-1 yang melindungi terhadap difteri, pertusis dan tetanus. Difteri adalah suatu infeksi bakteri yang menyerang tenggorokan dan dapat menyebabkan komplikasi yang serius atau fatal. Pertusis (batuk rejan) adalah inteksi bakteri pada saluran udara yang ditandai dengan batuk hebat yang menetap serta bunyi pernafasan yang melengking. Pertusis berlangsung selama beberapa minggu dan dapat menyebabkan serangan batuk hebat sehingga anak tidak dapat bernafas, makan atau minum. Pertusis juga dapat menimbulkan komplikasi serius, seperti pneumonia, kejang dan kerusakan otak. Tetanus adalah infeksi bakteri yang bisa menyebabkan kekakuan pada rahang serta kejang Imunisasi DT Imunisasi DT memberikan kekebalan aktif terhadap toksin yang dihasilkan oleh kuman penyebab difteri dan tetanus. Vaksin DT dibuat untuk keperluan khusus, misalnya pada anak yang tidak boleh atau tidak perlu menerima imunisasi pertusis, tetapi masih perlu menerima imunisasi difteri dan tetanus. Imunisasi TT Imunisasi tetanus (TT, tetanus toksoid) memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tetanus. ATS (Anti Tetanus Serum) juga dapat digunakan untuk pencegahan (imunisasi pasif) maupun pengobatan penyakit tetanus. Imunisasi Campak Imunisasi campak memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak (tampek). Imunisasi campak diberikan sebanyak 1 dosis pada saat anak berumur 9 bulan atau lebih. Imunisasi MMR Imunisasi MMR memberi perlindungan terhadap campak, gondongan dan campak Jerman dan disuntikkan sebanyak 2 kali. Campak menyebabkan demam, ruam kulit, batuk, hidung meler dan mata berair. Campak juga menyebabkan infeksi telinga dan pneumonia. Campak juga bisa menyebabkan masalah yang lebih serius, seperti pembengkakan otak dan bahkan kematian. Gondongan menyebabkan demam, sakit kepala dan pembengkakan pada salah satu maupun kedua kelenjar liur utama yang disertai nyeri. Gondongan bisa menyebabkan meningitis (infeksi pada selaput otak dan korda spinalis) dan pembengkakan otak. Kadang gondongan juga menyebabkan pembengkakan pada buah zakar sehingga terjadi kemandulan. Campak Jerman (rubella) menyebabkan demam ringan, ruam kulit dan pembengkakan kelenjar getah bening leher. Rubella juga bisa menyebabkan pembengkakan otak atau gangguan perdarahan. Imunisasi Hib Imunisasi Hib membantu mencegah infeksi oleh Haemophilus influenza tipe b. Organisme ini bisa menyebabkan meningitis, pneumonia dan infeksi tenggorokan berat yang bisa menyebabkan anak tersedak. Imunisasi Varisella Imunisasi varisella memberikan perlindungan terhadap cacar air. Cacar air ditandai dengan ruam kulit yang membentuk lepuhan, kemudian secara perlahan mengering dan membentuk keropeng yang akan mengelupas. Imunisasi HBV Imunisasi HBV memberikan kekebalan terhadap hepatitis B. Hepatitis B adalah suatu infeksi hati yang bisa menyebabkan kanker hati dan kematian. Imunisasi Pneumokokus Konjugata Imunisasi pneumokokus konjugata melindungi anak terhadap sejenis bakteri yang sering menyebabkan infeksi telinga. Bakteri ini juga dapat menyebabkan penyakit yang lebih serius, seperti meningitis dan bakteremia (infeksi darah).TujuanImunisasi:1. Untuk memberikan kekebalan kepada bayi agar dapat mencegah penyakit dankematian bayi serta anak yang disebabkan oleh penyakit yang sering berjangkit. 2. Untuk mengurangi angka penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkan kematian pada penderitanya. Beberapa penyakit yang dapat dihindari dengan imunisasi yaitu seperti hepatitis B, campak, polio, difteri, tetanus, batuk rejan, gondongan, cacar air, tbc, dan lain sebagainya.

3. Mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang

4. Menghilangkan penyakit tertentu pada populasi

PENGERTIAN

1. Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau res

2. Imunisasi adalah salah satu cara untuk menangkal penyakit-penyakit berat yang terkadang belum ada obat untuk menyembuhkannya. Imunisasi umumnya diberikan kepada anak-anak balita (usia di bawah lima tahun).

3. Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan memberikan kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya.TEKNIK/CARA KERJA

Teknik atau cara pemberian imunisasi umumnya dilakukan dengan melemahkan virus atau bakteri penyebab penyakit lalu diberikan kepada seseorang dengan cara suntik atau minum / telan. Setelah bibit penyakit masuk ke dalam tubuh kita maka tubuh akan terangsang untuk melawan penyakit tersebut dengan membantuk antibodi. Antibodi itu uumnya bisa terus ada di dalam tubuh orang yang telah diimunisasi untuk melawan penyakit yang mencoba menyerang.