implementasi program nasional pemberdayaan...

162
IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM-MP) DALAM MENINGKATKAN STATUS EKONOMI KELUARGA MISKIN (Studi Kasus Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan PNPM-MP di Kecamatan Rajeg) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh Wawan Hermawan NIM 1112054100028 PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H / 2016 M

Upload: nguyenkhanh

Post on 03-Mar-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

MANDIRI PERDESAAN (PNPM-MP) DALAM MENINGKATKAN STATUS

EKONOMI KELUARGA MISKIN

(Studi Kasus Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan PNPM-MP di Kecamatan Rajeg)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh

Wawan Hermawan

NIM 1112054100028

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H / 2016 M

Page 2: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga
Page 3: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga
Page 4: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga
Page 5: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

iv

ABSTRAK

Wawan Hermawan

1112054100028

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan

(Studi Kasus Pada Simpan Pinjam Perempuan (SPP) Kecamatan Rajeg,

Kabupaten Tangerang)

Implementasi merupakan proses yang sangat penting dalam suatu kebijakan.

Kadangkala, implementasi yang terjadi di lapangan tidak sesuai dengan kebijakan yang telah

ditetapkan. PNPM Mandiri adalah program yang dibuat oleh pemerintah untuk mengatasi

kemiskinan melalui pemberdayaan masyarakat baik melalui penguatan modal maupun

kelembagaan.

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana Implementasi Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Pada Simpan Pinjam Perempuan/SPP

di Kecamatan Rajeg dan untuk mengetahui manfaat yang terjadi dalam pelaksanaan

Kelompok Simpan Pinjam Perempuan di Kecamatan Rajeg. Adapun studi ini akan

menjawab: Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Perdesaan (PNPM-

MP) dalam Kegiatan Simpan Pinjam di Kecamatan Rajeg; serta Manfaat Pelaksanaan

Kegiatan Simpan Pinjam Bagi Masyarakat di Kecamatan Rajeg.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif deskriptif.

Penelitian ini menggunakan 3 orang informan pendukung dan 8 orang informan utama.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik pengumpulan data primer dan sekunder,

dan teknik analisa data dilakukan dengan analisa data kualitatif purposive sampling.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Implementasi PNPM MP pada Simpan Pinjam

Perempuan di Kecamatan Rajeg memberikan manfaat bagi masyarakat khususnya perempuan

yakni meningkatnya taraf hidup keluarga dengan adanya bantuan modal usaha. Adapun

manfaat yang telah diterima oleh peserta simpan pinjam secara sosial, ekonomi dan budaya;

peserta lebih aktif dalam mengikuti kegiatan sosial di lingkungan; penghasilan usaha peserta

meningkat 50%; peserta mampu berpikir terbuka dalam lingkungan sosialnya. Diharapkan

sebelum Implementasi PNPM MP dilakukan seluruh pengurus yang terlibat di dalamnya

harus mampu memberikan pengarahan kepada masyarakat akan pentingnya keterlibatan

mereka sehingga kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi akan lebih baik. Perlu adanya

pelatihan bagi seluruh pengurus kelompok Simpan Pinjam Perempuan yakni ketua, sekretaris

dan bendahara sehingga mereka dapat mengelola kelompok dengan baik serta adanya

pembagian tugas yang seimbang. Pemerintah perlu membuat pelatihan pekerja PNPM dalam

bidang pemberdayaan sosial sehingga proses pelaksanaan pemberdayaan yang dilakukan

dapat dilakukan dengan lebih baik.

Page 6: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, segala puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan kasih sayangnya, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat

serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW.

Penulisan karya ilmiah dalam bentuk skripsi merupakan salah satu persyaratan untuk

menyelesaikan studi strata satu (S1) guna memperoleh gelar Sarjana Kesejahteraan Sosial di

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kebahagiaan

yang tidak ternilai bagi penulis secara pribadi adalah dapat mempersembahkan hasil yang

terbaik kepada kedua orang tua, seluruh keluarga dan pihak-pihak yang telah ikut andil dalam

penyelesaian karya ilmiah ini.

Sebagai bentuk penghargaan yang tidak tertuliskan, penulis sampaikan ucapan terima

kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Lisma Dyawati Fuaida, M.Si, selaku Ketua Jurusan Kesejahteraan Sosial Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

4. Hj. Nunung Khoiriyah, M.Ag, Sekretaris Jurusan Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

5. Dr. Tantan Hermansah, M.Si, selaku Dosen Pembimbing skripsi penulis yang telah

meluangkan waktunya memberikan bimbingan dan pengarahan serta membantu

literatur dalam proses penyelesaian tugas akhir ini.

Page 7: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

vi

6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi beserta jajarannya, yang

senantiasa memberikan ilmu, membimbing, dan memberikan pengarahan selama

perkuliahan.

7. Pihak PNPM Mandiri Kecamatan Rajeg Pak Hasan, Pak Arif, Bu Ipah dan Bu Asna

yang telah banyak membantu dalam memperoleh data dan informasi yang penulis

butuhkan dalam penyusunan skripsi.

8. Kedua orang tua Bapak Abdul Rosyid dan Ibu Suheti, terima kasih untuk semua

doanya, untuk semua Jasa-jasanya dan semua Pengorbanannya.

9. Kakak-kakak dan adik-adik saya Heriyanto, Maria Ulfah, Siti Hernawati, Jamaludin

Siti Raudotul Janah dan Kayla Almera Farzana, terima kasih atas dukungan moril dan

materiil dalam menempuh studi selama kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

10. Sahabat dan teman-teman seperjuagan Jurusan Kesejahteraan Sosial Angkatan 2012

(Fahri, Nikmal, Yoga, Yunus, Erik, Ican, Iqbal, Dado dan Kiki S.Sos) yang terus

memberikan dukungan dan support dalam proses penyelesaian tugas akhir skripsi ini.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan kalian. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 16 Juni 2016

Penulis

Page 8: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

vii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ......................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ............................................................................................................. viii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .............................................................. 8

1. Pembatasan Masalah ................................................................................. 8

2. Perumusan Masalah .................................................................................. 8

C. Tujuan dan Manfaat ........................................................................................ 9

1. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 9

2. Manfaat Penelitian .................................................................................... 9

D. Metodologi Penelitian ..................................................................................... 10

1. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 10

2. Pendekatan Penelitian ............................................................................... 11

3. Jenis Penelitian .......................................................................................... 12

4. Sumber Data ............................................................................................... 13

5. Teknik Pemilihan Informan ...................................................................... 14

6. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 15

7. Teknik Analisa Data .................................................................................. 18

8. Teknik Keabsahan Data ............................................................................. 19

9. Teknik Penulisan ....................................................................................... 20

E. Tinjauan Pustaka ............................................................................................. 20

F. Sistematika Penulisan ..................................................................................... 22

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................................... 23

A. Pemberdayaan Sosial ...................................................................................... 20

1. Pengertian ................................................................................................. 20

2. Tujuan Pemberdayaan Sosial .................................................................... 22

3. Indikator Pemberdayaan Sosial ................................................................ 23

4. Tahapan Pemberdayaan Sosial

5. Strategi Pemberdayaan Sosial .................................................................... 24

B. Pinjaman dan Modal ....................................................................................... 41

1. Pinjaman .................................................................................................... 41

Page 9: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

viii

a. Pengertian Pinjaman...................................................................... 41

b. Jenis-jenis Pinjaman ...................................................................... 43

2. Modal ....................................................................................................... 44

a. Pengertian Modal .......................................................................... 44

b. Jenis-jenis Modal .......................................................................... 45

C. Metode Pemberdayaan PNPM Mandiri Perdesaan dalam Kegiatan

Simpan Pinjam ................................................................................................. 26

BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA ............................................................... 40

A. Sejarah PNPM Mandiri Perdesaan ................................................................... 40

B. Visi dan Misi ..................................................................................................... 40

C. Struktur Kepengurusan PNPM Mandiri Perdesaan .......................................... 42

D. Prinsip Pokok PNPM Mandiri Perdesaan ........................................................ 43

E. Jenis-Jenis Program PNPM Mandiri Perdesaan ............................................... 43

F. Kelompok Simpan Pinjam Perempuan ........................................................... 60

1. Sejarah Kelompok Simpan Pinjam ............................................................. 60

2. Pengertian Simpan Pinjam .......................................................................... 63

3. Tujuan Simpan Pinjam ................................................................................ 63

4. Sasaran, Bentuk dan Ketentuan Simpan Pinjam ......................................... 64

a. Sasaran Program.................................................................................... 64

b. Bentuk Kegiatan .................................................................................... 65

c. Ketentuan Kelompok Simpan Pinjam ................................................... 66

d. Syarat Simpan Pinjam ........................................................................... 67

e. Penentuan Jasa Pinjaman ...................................................................... 67

f. Jangka Waktu Pinjaman ........................................................................ 67

g. Jadwal Angsuran ................................................................................... 67

h. Ketentuan Pendanaan ............................................................................ 68

i. Pengawasan Simpan Pinjam ................................................................. 68

5. Indikator Keberhasilan PNPM Mandiri Perdesaan ..................................... 69

6. Prestasi PNPM Mandiri Perdesaan ............................................................. 75

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA .................................................................. 75

A. Proses Pelaksanaan Pemberdayaan PNPM Mandiri Perdesaan ....................... 78

1. Tahapan Pemberdayaan Masyarakat ........................................................... 78

a. Tahap Persiapan (Engagement)............................................................. 78

b. Tahap Assesment ................................................................................... 78

c. Tahap Perencanaan Alternatif Program ................................................ 78

d. Tahap Formulasi Rencana Aksi ............................................................ 83

e. Tahap Pelaksanaan Program ................................................................. 85

f. Tahap Monitoring dan Evaluasi ............................................................ 86

g. Tahap Terminasi ................................................................................... 86

Page 10: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

ix

2. Model Intervensi yang dilakukan PNPM Mandiri Perdesaan ..................... 89

a. Intervensi Mezzo ................................................................................... 89

b. Intervensi Makro ................................................................................... 90

3. Indikator Keberdayaan PNPM Mandiri Perdesaan ..................................... 91

4. Manfaat Pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan ........................................ 95

a. Manfaat Ekonomi .................................................................................. 95

b. Manfaat Sosial ....................................................................................... 98

c. Manfaat Budaya .................................................................................... 99

BAB V PENUTUP ............................................................................................................. 101

A. Kesimpulan ....................................................................................................... 101

B. Saran .................................................................................................................. 103

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 105

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 11: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemiskinan merupakan fonemena sosial yang menjadi permasalahan

utama di Indonesia. Kemiskinan adalah deprivasi dalam kesejahteraan.

Berdasarkan definisi tersebut kemiskinan dapat dipandang dari beberapa sisi.

Jika dalam pandangan konvensional kemiskinan dipandang dari sisi moneter,

dimana kemiskinan diukur dengan membandingkan pendapatan/konsumsi

individu dengan beberapa batasan tertentu, jika mereka berada di bawah

batasan tersebut, maka mereka dianggap miskin. Pandangan mengenai

kemiskinan berikutnya adalah bahwa kemiskinan tidak hanya sebatas ukuran

moneter, tetapi juga mencakup miskin nutrisi yang diukur dengan memeriksa

apakah pertumbuhan anak-anak terhambat (World Bank Institute 2005). 1

Batasan yang digunakan dalam menentukan penduduk miskin salah

satunya adalah “garis kemiskinan” yaitu berdasarkan pengeluaran penduduk

untuk konsumsi makanan yang mencapai 2100 kalori per hari. Angka

kemiskinan Kabupaten Tangerang pada tahun 2010 sebesar 7,18 persen lebih

tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 6,55 persen. Berdasarkan

data Susenas 2010, jumlah penduduk miskin di Tangerang sekitar 205.100

orang. Sedangkan garis kemiskinan untuk tahun 2010 sebesar 258.155

1 Kementrian Sosial Republik Indonesia, Analisis Data Kemiskinan, (Jakarta: Kemensos

RI, 2012), h. 4.

Page 12: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

2

rupiah/kapita/bulan.2 Kemiskinan terjadi karena beberapa sebab. Loekman

Soetrisno mengutip pendapat Robert chambers, menyatakan bahwa

kemiskinan yang dialami oleh rakyat Negara sedang berkembang, khususnya

rakyat Perdesaan, disebabkan oleh beberapa faktor yang disebut sebagai

ketidakberuntungan atau disadvantages yang saling terkait satu sama lain.

Menurut Robert Chambers ada lima “ketidakberuntungan” yang melingkari

kehidupan orang atau keluarga miskin, yaitu: Pertama, kemiskinan (poverty),

Kedua, fisik yang lemah (physical weakness), Ketiga, keterasingan (isolation),

Keempat, kerentanan (vulnerability),dan Kelima, kerentanan (vulnerability).3

Menurut World Bank Institute (2005), ada 4 (empat) alasan mengapa

kemiskinan itu diukur. Pertama adalah untuk membuat orang miskin terus

berada dalam agenda, jika kemiskinan tidak diukur, maka orang miskin akan

mudah terlupakan. Kedua, orang harus mampu mengidentifikasi orang miskin

jika salah satu tujuannya adalah untuk keperluan intervensi dalam rangka

mengentaskan kemiskinan. Ketiga adalah untuk memantau dan mengevaluasi

proyek-proyek atau kebijakan intervensi yang diarahkan kepada orang miskin.

Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga pemerintah

dalam mengentaskan kemiskinan.4

Keberhasilan implementasi suatu kebijakan dapat diukur dengan

melihat kesesuaian antara pelaksanaan atau penerapan kebijakan dengan

2 Susenas Stada Kabupaten Tangerang,” Angka Kemiskinan Kabupaten

Tangerang,”artikel diakses pada 8 Maret 2016 dari http:// www.bps.go.id/2016/803/.html 3 Loekman Sutrisno, Kemiskinan, Perempuan, dan Pemberdayaan (Yogyakarta:

Kanisius, 1997), h. 120. 4 Kementrian Sosial Republik Indonesia, Analisis Data Kemiskinan, (Jakarta: Kemensos

RI, 2012), h. 4.

Page 13: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

3

desain, tujuan dan sasaran kebijakan itu sendiri serta memberikan dampak atau

hasil yang positif bagi pemecahan permasalahan yang dihadapi (Ekowati, dkk

2005).5 Dalam hal ini keterlibatan pemerintah dalam menyikapi fenomena

kemiskinan sangatlah penting, karena menjadi tanggung jawab pemerintah

terhadap rakyatnya sesuai Undang – Undang Dasar Republik Indonesia No.13

Tahun 2011, tentang penanganan fakir miskin. Untuk mengatasi keadaan ini

pemerintah telah melakukan berbagai usaha dalam rangka mengentaskan

masyarakat dari kemiskinan. Usaha-usaha tersebut terlihat dalam berbagai

program bantuan sosial , program beras untuk rakyat miskin (raskin), program

bantuan langsung tunai (BLT), program keluarga harapan (PKH) dan lain

sebagainya.

Namun dalam kenyataannya, berbagai program yang dilaksanakan

pemerintah masih belum dapat mengentaskan kemiskinan yang ada.

Kurangnya lapangan pekerjaan dan sulitnya masyarakat khususnya perempuan

untuk memperoleh modal dalam mengembangkan usahanya membuat banyak

masyarakat sulit keluar dalam zona kemiskinan. Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) dengan tujuan pokok penanggulangan

kemiskinan ini menitik beratkan pada usaha meningkatkan kemandirian

masyarakat. Mengedepankan partisipasi masyarakat sehingga tujuan pokoknya

dapat tercapai jika kesejahteraan masyarakat meningkat melalui pelatihan

serta penyediaan sarana dan prasarana sosial dasar ekonomi. Tujuan tersebut

juga dapat diperkuat dalam Undang-Undang Desa No.6 Tahun2014 Tentang

5 Arpan Siregar, “Model dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Implementasi

Kebijakan.” Artikel diakses pada 10 Maret 2016 dari https://arpansiregar.wordpress.com

Page 14: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

4

Desa Bab I Pasal 4 Poin h yang menyatakan bahwa dalam pengaturan Desa

bertujuan untuk memajukan perekonomian masyarakat serta mengatasi

kesenjangan pembangunan nasional. Kemajuan ekonomi dan kesetaraan

pembangunan dapat diatasi dengan salah satu Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM-MP) yakni program

simpan pinjam perempuan diharapkan dapat membantu masyarakat untuk

memperoleh modal dalam mengembangkan usahanya. Melalui program

PNPM Mandiri Perdesaan ini juga diharapkan nantinya masyarakat mampu

belajar mengembangkan usaha yang produktif demi memenuhi kebutuhan

rumah tangganya sendiri dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat lain

di sekitar mereka. Hal ini sejalan pula dengan Undang Undang Kesejahteraan

Sosial dalam Bab III tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial bagian

keempat, Pemberdayaan Sosial, pasal 12 ayat 2e tentang Pemberian Bantuan

Usaha.6

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) di Kecamatan

Rajeg mempunyai kegiatan pengelolaan dana bergulir menjadi salah satu

kegiatan yang memberikan kemudahan bagi rumah tangga miskin untuk

mendapatkan permodalan dan meningkatkan usaha ekonomi. Pengelolaan

dana bergulir adalah seluruh dana program yang bersifat pinjam dari Unit

Pengelola Kegiatan (UPK) yang digunakan oleh masyarakat untuk mendanai

kegiatan ekonomi masyarakat yang disalurkan melalui kelompok-kelompok

masyarakat yaitu kelompok Usaha Ekonomi Produktif (UEP) dan kelompok

6 Adi Fachrudin, Pengantar Kesejahteraan Sosial (Bandung: Refika Aditama, 2012). h.

124.

Page 15: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

5

Simpan Pinjam Perempuan (SPP). Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan (SPP)

adalah kegiatan yang dilakukan oleh kelompok perempuan dengan

aktivitas/kegiatan pengelolaan dana simpanan dan pengelolaan dana pinjaman.

Secara umum kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan potensi kegiatan

simpan pinjam Perdesaan, kemudahan akses pendanaan usaha skala mikro,

pemenuhan kebutuhan pendanaan sosial dasar, dan memperkuat kelembagaan

kegiatan kaum perempuan.

Program SPP di Kecamatan Rajeg ini telah mencapai 288 kelompok

yang berasal dari 13 Desa/Kelurahan yaitu 12 Desa dan 1 Kelurahan di

Kecamatan Rajeg. Program SPP ini terbentuk dalam kelompok yang terdiri

dari 6-10 anggota perempuan berasal dari Desa/Kelurahan yang sama. PNPM

Kecamatan Rajeg memberikan pinjaman mulai dari Rp. 500.000,- s.d Rp.

5000.000,- pinjaman diberikan secara bertahap jika kelompok SPP memenuhi

kebijakan yang ditentukan oleh PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan

Rajeg.7

Beberapa prestasi pun pernah diperoleh PNPM Mandiri Perdesaan di

Kecamatan Rajeg yaitu juara I administrasi dan peminjaman terbaik se-

Kabupaten Tangerang tahun 2012, juara II administrasi dan peminjaman

terbaik se-Provinsi Banten 2007 dan menjadi lokasi studi banding PNPM

Mandiri Perdesaan dalam kunjungan studi banding se-Indonesia tahun 2008.8

Namun pelaksanaan program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) yang

dilaksanakan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan

7 Wawancara Pribadi dengan Asnawari, Tangerang, 18 Januari 2016.

8 Wawancara Pribadi dengan Abdul Hasan , Tangerang, 19 Januari 2016.

Page 16: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

6

(PNPM-MP), tidak berjalan dengan mulus ada beberapa permasalahan yang

sering muncul di antaranya masih ada anggota kelompok SPP yang kabur

sehingga proses pembayaran tidak berjalan lancar, PNPM Mandiri Kecamatan

Rajeg masih kesulitan dalam mengelola kelompok SPP jika terjadi konflik

kelompok, pembinaan kelompok dan pemberian dalam memfasilitasi

kelompok SPP karena tidak adanya pekerja profesional dalam bidang sosial.9

Dalam istilah umum, Pinjaman dapat diartikan sebagai penyaluran dana

kepada masyarakat.10

Penyaluran dana kepada masyarakat dengan arti

menyalurkan dana tidak dengan cuma-cuma layaknya bantuan hibah.

Penyaluran dana yang harus dikembalikan lagi oleh masyarakat kepada

pengelola dengan kesepakatan bersama. Pinjam meminjam („Ariyah) menurut

istilah syari'at islam adalah akad atau perjanjian yang berupa pemberian

manfaat dari suatu benda yang halal dari seseorang kepada orang lain tanpa

adanya imbalan dengan tidak mengurangi ataupun merubah barang tersebut

dan nantinya akan dikembalikan lagi setelah diambil manfaatnya.11

Sebagaimana yang dijelaskan dalam surah al- Ma'idah/5: 2 berikut:

ن وت ثموٱلعدو ولتعاونواعليٱل وٱلتقوى عاونواعليٱلبر

9 Wawancara Pribadi dengan Arief Subrowi, Tangerang, 20 Januari 2016.

10 Kasmir,kewirausahaan, (Jakarta: Pt Rajagrafindo, 2006). h. 122.

11 H. Sulajman Rasyid, Fiqih Islam (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2014) cet ke-62. h.

322.

Page 17: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

7

Artinya: “Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan

takwa, dan janganlah tolong menolong berbuat dosa dan permusuhan."12

Esensi yang dapat diambil dari pinjam meminjam adalah bertujuan

untuk tolong menolong di antara sesama manusia. Dalam hal pinjam

meminjam adalah tolong menolong melalui dan dengan cara meminjamkan

suatu benda yang halal untuk diambil manfaatnya. Oleh karena itu, kegiatan

simpan pinjam merupakan kegiatan yang baik dapat membantu dalam

pengentasan kemiskinan melalui bentuk peminjaman modal dan juga bernilai

ibadah di dalam agama.

Akan tetapi walaupun pelaksanaan program simpan pinjam telah

berlangsung lama sejak tahun 2007 lalu dalam pemberian modal usaha, pada

kenyataannya hingga saat ini sebagian besar masyarakat Rajeg, terutama

Rumah Tangga Miskin (RTM) masih merupakan masyarakat yang tertinggal

dibandingkan dengan kelompok masyarakat lainnya. Melihat pada kondisi

tersebut maka dirasakannya penting untuk melakukan penelitian

“Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan

dalam Meningkatkan Status Ekonomi Keluarga Miskin di Kecamatan

Rajeg”. Hal ini dikarenakan program simpan pinjam merupakan suatu bentuk

implementasi pemerintah dalam pemberdayaan ekonomi formal yang terus

dikembangkan dan diperuntukkan bagi rumah tangga miskin itu sendiri.

Penelitian ini penting untuk dilakukan karena selain belum banyak yang

12

Departemen Agama, “Al-Quran dan Terjemah”(Jakarta: Kementrian Agama Republik

Indonesia, 2012).

Page 18: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

8

diteliti, hasil penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan tambahan

informasi tentang implementasi PNPM-MP di Perdesaan.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

a. Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis akan melakukan

penelitian yang berfokus pada Implementasi Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat Kelompok Simpan Pinjam Perempuan

Dalam Meningkatkan Status Ekonomi Keluarga Miskin di Kecamatan

Rajeg, dan penelitian ini berfokus pada bagaimana perkembangan

masyarakat sebelum dan setelah mengikuti program simpan pinjam di

PNPM-MP Kecamatan Rajeg.

b. Perumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang peneliti paparkan di atas,

peneliti membatasi permasalahan ke dalam perumusan masalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Perdesaan (PNPM-MP) dalam Kelompok Simpan

Pinjam di Kecamatan Rajeg?

2. Apakah Manfaat Pelaksanaan Kelompok Simpan Pinjam dalam

meningkatkan status ekonomi keluarga miskin di Kecamatan Rajeg?

Page 19: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

9

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

a. Tujuan Penelitian

1. Untuk menggambarkan pelaksanaan Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Kelompok Simpan-

Pinjam Perempuan (PNPM-MD KSPP) di Kecamatan Rajeg.

2. Untuk menjelaskan manfaat pelaksanaan Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan (PNPM-MP) dalam

meningkatkan status ekonomi keluarga miskin di Kecamatan

Rajeg.

b. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh bagi beberapa pihak dari

penelitian mengenai Implementasi Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat dalam Meningkatkan Status Ekonomi Keluarga Miskin di

Kecamatan Rajeg, Kabupaten Tangerang sebagai tindak lanjut dari

apa yang telah dirumuskan dalam tujuan penelitian. Adapun manfaat

penelitian tersebut yaitu:

1. Manfaat Teoritis

1) Dapat menambah pengetahuan, pengalaman dan

pemahaman terhadap permasalahan yang diteliti.

2) Untuk membentuk pola pikir yang dinamis serta untuk

mengetahui kemampuan peneliti dalam menerapkan ilmu

yang diperoleh.

Page 20: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

10

3) Dapat digunakan sebagai karya ilmiah dalam perkembangan

ilmu pengetahuan.

2. Manfaat Praktis

1) Dapat memberikan jawaban terhadap permasalahan yang

diteliti.

2) Dapat memberi masukan bagi para pihak yang

berkepentingan dan referensi bagi penelitian berikutnya.

D. Metodologi Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

a) Tempat Penelitian

Lokasi penelitian mengambil di Kecamatan Rajeg. Disana

peneliti melakukan penelitian untuk mendapatkan informasi dari

pengurus PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan Rajeg dengan

observasi terlebih dahulu, wawancara langsung dan untuk

mendapatkan data tertulis seperti dokumen dan data-data yang

mendukung penelitian, untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan

simpan pinjam PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan Rajeg serta

untuk mendapatkan bagaimana respon masyarakat setempat tentang

pengelolaan simpan pinjam PNPM tersebut, peneliti dalam hal ini

melakukan wawancara dengan warga dan mencatat data yang di dapat

dari pengelola PNPM tersebut.

Page 21: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

11

Alasan penulis memilih lokasi penelitian di PNPM Mandiri

Perdesaan Kecamatan Rajeg sudah banyak memiliki pengalaman dan

prestasi yang diraih. Selain itu juga, PNPM Mandiri Perdesaan

Kecamatan Rajeg sendiri sudah berdiri selama 12 tahun, yaitu

semenjak tahun 2004 melalui progam PPK. Namun peresmiannya

menjadi PNPM Mandiri Perdesaan pada tahun 2007.

b) Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada bulan April 2016 hingga Mei 2016.

2. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan penemuan-

penemuan yang tidak dapat diperoleh dengan menggunakan prosedur-

prosedur statistik atau cara-cara lain dari pengukuran. Miles dan

Hubermen sebagaimana yang dikutip oleh Lexy j Moelong, penelitian

kualitatif secara umum bisa digunakan untuk penelitian tentang kehidupan

masyarakat, sejarah, tingkah laku, aktivitas sosial, dan lain-lain. Laporan

penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran

penyajian laporan tersebut. Data tersebut mungkin berasal dari naskah

Page 22: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

12

wawancara, catatan lapangan, foto, videotape, dokumen pribadi, catatan

atau memo dan dokumen resmi lainnya.13

Jadi, dalam hal ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif

dengan alasan karena penelitian kualitatif lebih mengena dengan subyek

yang diamati oleh penulis, di mana peneliti tidak hanya meneliti perilaku

subyek akan tetapi penulis berusaha menyelami kehidupan keseharian

subyek dalam rangka memberdayakan mereka untuk meningkatkan taraf

hidupnya dengan cara persaingan yang sehat dengan para pedagang usaha

mikro lainnya.

3. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif, yaitu data

yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar dan bukan angka.

Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan dari

pengurus PNPM dan masyarakat serta beberapa dokumen yang berkaitan

dengan simpan pinjam untuk memberikan gambaran penyajian laporan

pemberdayaan yang dilakukan oleh PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan

Rajeg.

Moh. Nazir berpendapat bahwa metode deskriptif adalah suatu

metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu

13

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remeja Rosda

Karya, 2007), cet-23, h.11.

Page 23: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

13

kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa

sekarang.14

4. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi dua

macam, yaitu data primer dan sekunder.

a) Data Primer

Data primer sendiri terbagi menjadi 2 sumber data :

1) Utama, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari

subyek penelitian, yaitu data dari masyarakat di Kecamatan

Rajeg, baik yang terlibat langsung mau tidak langsung

dalam kegiatan pengelolaan simpan pinjam PNPM.

2) Pendukung, yaitu data yang diperoleh dari berbagai staf

pegawai dan pengelola simpan pinjam PNPM yang terkait

dalam pengelolaan simpan pinjam di Kecamatan Rajeg.

b) Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang peneliti peroleh baik

berupa dokumen, arsip-arsip, memo atau catatan tertulis lainnya

maupun gambar atau benda yang berkaitan dengan penelitian. Data

sekunder ini peneliti peroleh dari PNPM, media massa, jurnal,

buku dan lain-lain.

14 Andi Prastowo, Memahami Metode-metode Penelitian (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,

2011), h. 201.

Page 24: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

14

5. Teknik Pemilihan Informan

Teknik yang digunakan untuk penentuan subjek dalam penelitian

ini adalah teknik purposive sampling (bertujuan). Purposive sampling

merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Kita

memilih orang sebagai sampel dengan memilih orang yang benar-benar

mengetahui atau memiliki kompetensi dengan topik penelitian kita.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik purposive

sampling yang memberikan keleluasaan kepada peneliti dalam menyeleksi

informan yang sesuai dengan tujuan penelitian, yang terpenting disini

bukanlah jumlah informan, melainkan potensi dari tiap kasus untuk

memberikan pemahaman teoritis yang lebih baik mengenai aspek yang

dipelajari.15

Peneliti memilih 11 (sebelas) sampel dalam penelitian ini

diantaranya 3 orang Informan pendukung yaitu 2 orang dari UPK Kepala

UPK Bapak Abdul Hasan, S.E., M.pd dan Staff Bapak Arif Subrowi, 1

orang dari Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) Bapak Rasim, S.H, serta

8 orang Informan utama yaitu Ibu Nadiroh ketua kelompok anggrek, Ibu

Sofa (Uni) ketua kelompok mawar, Ibu Asminah anggota kelompok

berkah, Ibu Yayat Anggota kelompok berkah, Ibu Erna Anggota kelompok

berkah, Ibu Suryati bendahara kelompok anggrek, Ibu Ajizah bendahara

kelompok anggrek dan Ibu Erna anggota kelompok berkah. Alasan peneliti

memlilih informan tersebut merupakan hasil masukan dari UPK yang

diyakini memiliki kemampuan untuk memberikan informasi kepada

15

Nanang Martono, Metode Penelitian Kualitatif Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder

(Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h.79.

Page 25: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

15

peneliti dalam proses pelaksaanaan dan manfaat pelaksanaan PNPM.

Informan yang di pilih peneliti telah bergabung dengan PNPM lebih dari 5

tahun, dengan waktu yang cukup lama tersebut peneliti yakin bahwa

mereka mempunyai capability dalam memberikan informasi yang akurat

kepada penelitian ini.

Berikut ini tabel informan dan objek yang terpilih dalam pengumpulan

data yang diperlukan dalam penelitian.

Tabel 1.1 Rancangan Informan

No Informan Informasi Yang Dicari Jumlah

1 Kepala dan

Staff di UPK

PNPM Rajeg

Gambaran lembaga, latar belakang lembaga,

kegiatan lembaga, faktor penghambat

program dalam PNPM Kecamatan Rajeg.

2 orang

2 Peserta

Simpan

Pinjam

Perempuan

Pelaksanaan program lembaga dan manfaat

yang dirasakan oleh peserta simpan pinjam

PNPM Kecamatan Rajeg.

8 orang

dari 4

kelompok.

3 Mitra Kerja

UPK (BKAD

dan BP-UPK)

Pelaksanaan program simpan pinjam

PNPM, dan pengawasan program simpan

pinjam PNPM Kecamatan Rajeg.

1 orang

Page 26: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

16

6. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik wawancara

dalam pengumpulan data sebagai berikut :

a) Wawancara

Wawancara yaitu sebuah dialog yang dilakukan oleh

pewawaancara untuk memperoleh data yang dibutuhkan peneliti

dari yang diwawancarai. Sedangkan menurut W. Gulo wawancara

adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti dengan

responden. Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya-jawab

dalam hubungan tatap muka. Dengan wawancara, proses

wawancara data yang diperoleh dapat langsung diketahui

objektivitasnya karena dilaksanakan secara tatap muka.16

Dalam hal ini, peneliti menggunakan wawancara

terstruktur, yaitu wawancara yang pertanyaanya akan diajukan

telah ditetapkan oleh peneliti sendiri secara jelas dalam suatu

bentuk catatan.17

Wawancara yang dilakukan peneliti sebanyak sebelas kali

(11x) wawancara, satu kali (1x) wawancara dengan kepala UPK,

(1x) satu kali wawancara dengan pekerja UPK PNPM Kecamatan

Rajeg, dua kali (1x) wawancara dengan Badan Kerjasama Antar

Desa Kecamatan Rajeg dan delapan kali (8x) wawancara kepada

16

W. Gulo, Metodologi Penelitian (Jakarta: PT. Grasindo, 2002), h.119. 17

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik (Malang: PT Bumi

Aksara, 2013), h. 160.

Page 27: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

17

para peserta simpan pinjam perempuan UPK PNPM Mandiri

Perdesaan Kecamatan Rajeg. Kegiatan wawancara ini dilakukan

pada 17 April sampai dengan 25 April 2016 yang bertempat di

UPK Kecamatan Rajeg dan rumah peserta simpan pinjam

perempuan UPK PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan Rajeg.

Waktu yang dilakukan oleh peneliti untuk wawancara pukul 10.00.

Wib sampai dengan pukul 16.00. Wib.

b) Dokumentasi

Dokumentasi adalah setiap bahan tertulis atau film, lain

dari record yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan

seorang penyelidik atau peneliti. Dokumentasi sudah lama

digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam

banyak hal dokumentasi sebagai sumber data dimanfaatkan untuk

menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan.18

7. Teknik Analisa Data

Maksud dari analisis data adalah proses pengumpulan data dan

mengurutkannya ke dalam pola dan pengelompokkan data. Nasir

mengemukakan analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam

metode ilmiah, karena dalam analisis data tersebut dapat diberi arti dan

makna yang berguna memecahkan masalah penelitian.19

18

Ibid,. h. 216. 19

Moh. Nasir D, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1993), h. 405.

Page 28: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

18

Miles dan Hubermen sebagaimana yang dikutip oleh Lexy j

Moelong ada berbagai cara untuk menganalisis data, tetapi secara garis

besarnya dengan langkah-langkah sebagai berikut:20

a) Reduksi data, yaitu dimana peneliti mencoba memilah data yang

relevan dengan proses pelaksanaan pemberdayaan yang dilakukan

oleh PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan Rajeg.

b) Penyajian data, setelah data mengenai proses pelaksanaan

pemberdayaan yang dilakukan oleh PNPM Mandiri Perdesaan

Kecamatan Rajeg diperoleh, maka data tersebut disusun dan

disajikan dalam bentuk narasi, visual gambar, matrik, bagan, tabel,

dan lain sebagainya.

c) Penyimpulan data, pengambilan kesimpulan dengan

menghubungkan dari tema tersebut, sehingga memudahkan untuk

menarik kesimpulan.

8. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik triangulasi

dengan cara membandingkan sumber-sumber data yang diperoleh dengan

kenyataan yang ada pada saat penelitian. Adapun Ketekunan Pengamatan,

yaitu mencari secara konsisten interpretasi dengan berbagai cara dalam

kaitan dengan proses analisis yang konstan atau tentatif. Teknik ini sengaja

20 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya, 2000) cet ke-13, h. 103.

Page 29: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

19

dipilih penulis karena sesuai dengan pendekatan penelitian yang

digunakan yaitu pendekatan penelitian kualitatif.

9. Teknik Penulisan

Adapun dalam penulisan skripsi ini, penulis berpedoman pada

buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah”, (skripsi, tesis, disertai).

Diterbitkan oleh ceQDA (Center For Quality Development an Assurance)

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Press tahun

2007.21

E. Tinjauan Pustaka

Sebelum peneliti mengkaji tulisan ini, ada beberapa tulisan yang

membahas tentang implementasi PNPM Mandiri dalam kegiatan Simpan

Pinjam, beberapa skripsi sebagai berikut:

a. Studi Implementasi Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP) di Kelurahan

Pondok Labu. Oleh Ahmad Ghozali Kesejahteran Sosial

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (2012).

b. Pemberdayaan Masyarakat melalui Simpan Pinjam (studi kasus

Program Simpan Pinjam di BMT Khairul Ummah Leuwi,

Liang-Bogor. Oleh Lia Fitria Farhana Pengembangan

Masyarakat Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta (2009).

21

Pedoman Penulisan skripsi, Tesis, dan Disertai UIN, (Jakarta, UIN Jakarta Press:2007)

Page 30: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

20

c. Pengaruh Pinjaman Modal Kegiatan Simpan Pinjam Kelompok

Perempuan (SPP) Program PNPM Mandiri Perdesaan serta

Sikap Wirausaha Terhadap Perkembangan Usaha dan

Peningkatan Pendapatan Masyarakat Kec. Ambal Kabupaten

Kebumen. Oleh Riri Tri Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Yogyakarta (2014).

Penulis tidak menafikan diri bahwa dalam penulisan skripsi ini

banyak data-data yang diambil dari studi tersebut, meskipun hanya sebagai

data sekunder yang berfungsi sebagai pelengkap data primer.

Skripsi yang peneliti angkat ini merupakan komplikasi analisa dari

literatur-literatur yang ada untuk membahas tentang Implementasi

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan)

dalam Meningkatkan Status Ekonomi Keluarga Miskin di Kecamatan

Rajeg.

Page 31: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

21

F. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan memahami dan mengetahui isi yang terkandung

dalam skripsi ini, maka diperlukan sistematika. Sistematika penulisan skripsi

ini meliputi:

I. Bab I yaitu pendahuluan, pada bab ini berisikan latar belakang

masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta

sistematika penulisan.

II. Bab II yaitu tinjauan pustaka, pada bab ini berisikan uraian dan

konsep yang berkaitan dengan masalah dan objek yang diteliti,

berisi rangkaian teori yang menunjang objek penelitian.

III. Bab III yaitu metode penelitian, pada bab ini berisikan tipe

penelitian, lokasi penelitian, teknik pengumpulan data, serta teknik

analisis data.

IV. Bab IV yaitu deskripsi lokasi penelitian, pada bab ini berisikan

sejarah singkat gambaran umum lokasi penelitian dan data-data

lain yang turut memperkaya karya ilmiah ini.

V. Bab V yaitu analisis data, pada bab ini berisikan tentang uraian

data yang diperoleh dari hasil penelitian beserta dengan

analisisnya.

VI. Bab VI yaitu penutup, pada bab ini berisikan kesimpulan dan saran

yang bermanfaat sehubungan dengan penelitian yang akan dilakukan.

Page 32: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

22

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pemberdayaan Masyarakat

Dalam praktik pekerjaan sosial, Pembangunan sosial dan pemberdayaan

masyarakat mempunyai kedekatan makna. Pembangunan sosial dan

pengembangan masyarakat saling terkait meskipun berbeda dalam praktiknya.

Dapat dikatakan bahwa Pengembangan masyarakat merupakan bentuk dari

pekerjaan komunitas yang berusaha menyelesaikan masalah kelompok lokal

secara bersama-sama sedangkan pembangunan sosial merupakan aplikasi dari

pengembangan masyarakat di negara berkembang sebagai keseluruhan aspek

pembangunan sosial dan ekonomi.22

Pemberdayaan masyarakat memiliki keterkaitan erat dengan sustainable

development di mana pemberdayaan masyarakat merupakan suatu prasyarat

utama serta dapat di ibaratkan sebagai gerbong yang akan membawa masyarakat

menuju suatu kebijakan secara ekonomi, sosial dan ekologi yang dinamis.

Lingkungan yang strategis yang dimiliki oleh masyarakat lokal antara lain

mencakup lingkungan produksi, ekonomi, sosial dan ekologi. Melalui upaya

pemberdayaan, warga masyarakat didorong agar memiliki kemampuan untuk

22

Lisma Diawati Fuaida dan Nafsiyah Ariefuzzaman, Belajar Teori Pekerjaan Sosial

(Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), h. 95.

Page 33: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

23

memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya secara optimal serta secara penuh

dalam mekanisme produksi, ekonomi, sosial dan ekologinya.23

1. Teori Pemberdayaan (Empowerment)

Teori pemberdayaan muncul dari kesulitan praktik ekonomi liberal.

Dalam praktik pekerjaan sosial, Pemberdayaan membantu individu dan

kelompok mendapatkan kekuatan dalam mengambil keputusan dan aksi

dengan cara meningkatkan kekuatan dalam mengambil keputusan dan aksi

dengan cara meningkatkan kepercayaan diri untuk menggunakan kekuasaan

serta mentransfer kekuatan dari kelompok dan individu.24

Menurut Wrihatnolo dan Riant istilah pemberdayaan diambil dari

bahasa asing, yaitu empowerment, yang juga dapat bermakna pemberian

kekuasaan karena power bukan sekedar daya, tetapi juga kekuasaan sehingga

kata daya tidak saja bermakna mampu, tetapi juga mempunyai kuasa.25

Secara konseptual, pemberdayaan atau pemberkuasan (empowerment),

berasal dari kata dari kata „power‟ (kekuasaan atau keberdayaan). Secara

harfiah bisa diartikan sebagai “pemberkuasaan”, dalam arti pemberian atau

23

Isbandi Rukminto, Pemikiran-pemikiran dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial,

(Jakarta: Fakultas Ekonomi UI, 2002), h. 102. 24

Lisma Diawati Fuaida dan Nafsiyah Ariefuzzaman, Belajar Teori Pekerjaan Sosial

(Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), h. 49. 25

Wrihatnolo, dkk. Manajemen pemberdayaan, Sebuah Pangantar dan Panduan

Untuk Pembardayaan Masyarakat, (Jakarta: Gramedia, 2007), h. 1.

Page 34: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

24

peningkatan “ kekuasaan” (power) kepada masyarakat yang lemah atau tidak

beruntung (disadvantage).26

Zastrow mendefinisikan konsep pemberdayaan (empowerment)

sebagai proses menolong individu, keluarga, kelompok dan komunitas untuk

meningkatkan kekuatan personal, interpersonal, sosial ekonomi, dan politik

dan pengaruhnya terhadap peningkatan kualitas hidupnya.27

Beberapa ahli juga mengemukakan definisi pemberdayaan dilihat dari

tujuan, proses, dan cara-cara pemberdayaan:

a. Pemberdayaan bertujuan untuk meningkatkan kekuasaan orang-

orang lemah atau tidak beruntung.28

b. Pemberdayaan adalah sebuah proses dengan mana orang menjadi

cukup kuat untuk berpartisipasi dalam, berbagi pengontrolan atas dan

mempengaruhi terhadap, kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga

yang mempengaruhi kehidupannya. Pemberdayaan menekankan

bahwa orang memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan

yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan

orang lain yang menjadi perhatiannya.29

26

Abu Hurairah, Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat (Bandung:

Humaniora, 2008), h. 96. 27

Lisma Diawati Fuaida dan Nafsiyah Ariefuzzaman, Belajar Teori Pekerjaan Sosial

(Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), h. 51. 28

Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memerdayakan Rakyat (Bandung: Refika

Aditama, 2007), h. 58. 29

Ibid., h. 59.

Page 35: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

25

c. Pemberdayaan menunjuk pada usaha pengalokasian kembali

kekuasaan melalui pengubahan struktur sosial.30

d. Pemberdayaan adalah suatu cara usaha pengalokasian kembali

kekuasaan diarahkan agar mampu menguasai (atau berkuasa atas)

kehidupannya (Rapport).

Menurut Ife, pemberdayaan berarti “providing people with the

resources, opportunities,knowledges, and skills to increase their capacity to

determine their own future, and to participate in and affect the life of their

community.” Pemberdayaan masyarakat berarti menyiapkan kepada

masyarakat dengan sumber daya, kesempatan, pengetahuan dan keterampilan

untuk meningkatkan kapasitas diri masyarakat di dalam menentukan masa

depan mereka, serta berpartisipasi dan mempengaruhi kehidupan dalam

komunitas masyarakat itu sendiri. Selanjutnya menurut Sumodiningrat

pemberdayaan berarti meningkatkan kemampuan atau kemandirian.31

Dengan demikian pemberdayaan dapat dilihat sebagai proses dan

tujuan. Sebagai proses, pemberdayaan ialah Self-development and

coordination di mana pemberdayaan memberikan dorongan agar subjek

mampu melakukan pengembangan diri dan melakukan koordinasi dengan

pihak lain secara lebih luas. Dan sebagai tujuan, pemberdayaan mampu

membawa ekonomi, sosial dan ekologi ke gerbang yang dinamis, lingkungan

30

Soetama, Pemberdayaan Masyarakat, (Yogyakarta: Pusataka Pelajar, Januari 2011), h.

36. 31

Gunawan Sumodiningrat, Pemberdayaan Masyarakat dan JPS. (Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama 1999), h. 134.

Page 36: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

26

yang strategis dan masyarakat mampu untuk memanfaatkan sumber daya yang

dimilikinya.

2. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat (community empowerment) adalah

perwujudan capita building yang bernuansa pada pemberdayaan sumber

daya manusia melalui pengembangan kelembagaan pembangunan sistem

sosial ekonomi rakyat, sarana dan prasarana, serta pengembangan 3P,

yaitu:

1. Pendampingan, yang dapat menggerakkan partisipasi total

masyarakat,

2. Penyuluhan, yang dapat merespon dan memantau ubahan-

ubahan yang terjadi di masyarakat, dan

3. Pelayanan, yang berfungsi sebagai unsur pengendali ketetapan

distribusi asset sumber daya fisik dan non fisik yang diperlukan

masyarakat.

Di dalam melakukan pemberdayaan, keterlibatan pihak yang

diberdayakan sangatlah penting sehingga tujuan dari pemberdayaan

dapat tercapai secara maksimal. Program yang mengikutsertakan

masyarakat memiliki beberapa tujuan, yaitu agar bantuan tersebut efektif

karena sesuai dengan kehendak dan mengenali kemampuan serta

kebutuhan mereka, serta meningkatkan keberdayaan (empowering) pihak

Page 37: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

27

yang diberdayakan dengan pengalaman merancang, melaksanakan, dan

mempertanggungjawabkan upaya peningkatan diri dan ekonomi.32

Dalam pemberdayaan, diperlukan suatu perencanaan yang

didalamnya terkandung prinsip-prinsip pemberdayaan, yaitu adanya

pihak-pihak yang memberdayakan (community worker) dan pihak yang

diberdayakan (masyarakat). Antara kedua pihak harus saling mendukung

sehingga masyarakat sebagai pihak yang akan diberdayakan bukan

hanya dijadikan objek, tetapi lebih diarahkan sebagai subjek (pelaksana).

Kartasasmita menyatakan bahwa proses pemberdayaan dapat

dilakukan melalui 3 proses33

, yaitu:

1. menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi

masyarakat berkembang (enabling). Titik tolaknya adalah bahwa

setiap manusia memiliki potensi yang dapat dikembangkan.

Artinya tidak ada sumber daya manusia atau masyarakat tanpa

daya,

2. memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat,

sehingga diperlukan langkah yang lebih positif, selain dari iklim

atau suasana,

3. memberdayakan juga mengandung arti melindungi. Dalam

proses pemberdayaan, harus dicegah yang lemah menjadi

32

Ginanjar Kartasasmita, Pemberdayaan Masyarakat: Konsep Pembangunan

Yang Berakar Pada Masyarakat. (Jakarta: Bappenas, 1996), h. 249. 33

Ginanjar Kartasasmita, Pemberdayaan Masyarakat: Konsep Pembangunan Yang

Berakar Pada Masyarakat. (Jakarta: Bappenas, 1996), h. 193.

Page 38: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

28

bertambah lemah, oleh karena kekurangberdayaannya dalam

menghadapi yang kuat.

Menurut Shardlow34

(Adi,2001:54-55), pemberdayaan pada

intinya membahas bagaimana kelompok atau individu komunitas

berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan

untuk membentuk masa depan yang sesuai dengan keinginan mereka

sendiri. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberdayaan

masyarakat adalah;

1. Masyarakat dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan.

2. Masyarakat dilibatkan dalam proses pembangunan.

3. Proses pelaksanaan pembangunan sudah berdasarkan hukum dan

peraturan yang berlaku.

4. Proses pembangunan terlebih dahulu disosialisasikan kepada

masyarakat.

5. Respon masyarakat terhadap kegiatan program

pembangunan tersebut sudah baik.

6. Telah melibatkan masyarakat dalam musyawarah peran

pembangunan.

7. Hasil pelaksanaan pembangunan dapat dinikmati masyarakat.

8. Pemerintah dapat mempertanggungjawabkan hasil

pemberdayaan pelaksanaan pembangunan.

34

Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi

Komunitas, (Pengantar pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis), (Jakarta: Lembaga

Penerbit fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2001), h. 54-55.

Page 39: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

29

9. Terlaksananya demokrasi dalam musyawarah perencanaan

pembangunan.

10. Sesuai dengan permintaan atau harapan masyarakat dengan

program pemerintah yang terlaksana.

Menurut Soegijoko, terdapat tiga pendekatan dalam

pemberdayaan masyarakat. Pertama, pendekatan yang terarah, artinya

pemberdayaan masyarakat harus terarah yakni berpihak pada orang

miskin. Kedua, pendekatan kelompok, artinya secara bersama-sama

untuk memudahkan pemecahan masalah yang dihadapi. Ketiga,

pendekatan pendampingan, artinya selama proses pembentukan dan

penyelenggaraan kelompok masyarakat miskin perlu di dampingi oleh

pendamping yang profesional sebagai fasilisator, komentator dan

dinamisator terhadap kelompok untuk mempercepat tercapainya

kemandirian.35

3. Tujuan Pemberdayaan

Pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang, khususnya

kelompok lemah dan rentan sehingga mereka memilki kekuatan atau

kemampuan dalam (a) memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka

memiliki kebebasan (freedom), dalam arti bukan saja bebas mengemukakan

pendapat, melainkan bebas dari kelaparan, bebas dari kebodohan, dan bebas

35

Soegijoko dan Kusbiantoro. Bunga Rampai Perencanaan Pembangunan di Indonesia.

(Jakarta: Grasindo, 1997), h. 179.

Page 40: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

30

dari kesakitan; (b) menjangkau sumber-sumber produktif yang memungkinkan

mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barang-barang

dan jasa-jasa yang mereka perlukan; dan (c) berpartisipasi dalam proses

pembangunan dan keputusan-keputusan yang mempengaruhi mereka.36

Dalam hal ini Kartasasmita mengemukakan bahwa upaya

memberdayakan masyarakat harus dilakukan melalui tiga cara yaitu:

a. Menciptakan suasana iklim yang memungkinkan potensi

masyarakat berkembang, kondisi ini didasarkan pada asumsi

bahwa setiap individu dan masyarakat memiliki potensi yang dapat

dikembangkan. Hakikat dari kemandirian dan keberdayaan rakyat

adalah keyakinan bahwa rakyat memiliki potensi untuk

mengorganisasi dirinya sendiri dan potensi kemandirian tiap

individu perlu di berdayakan.

b. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh rakyat dengan

menerapkan langkah-langkah nyata, menampung berbagai

masukan, menyediakan prasarana dan fasilitas yang dapat diakses

oleh lapisan masyarakat paling bawah.

c. Memberdayakan rakyat dalam arti melindungi dan membela

kepentingan masyarakat lemah. Dalam proses pemberdayaan harus

dicegah jangan sampai yang bertambah lemah atau makin

terpinggirkan dalam menghadapi yang kuat. Oleh karena itu,

36

Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat (Bandung: Refika

Aditama, 2008), h. 58.

Page 41: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

31

perlindungan dan pemihakan kepada yang lemah amat mendasar

sifatnya dalam konsep pemberdayaan rakyat, melindungi dan

membela harus dilihat sebagai upaya untuk mencegah terjadinya

persaingan yang tidak berimbang dan eksploitasi atas yang

lemah.37

Dari penjelasan di atas, peneliti memahami bahwa tujuan

pemberdayaan dapat dilihat dari segi ekonomi, sosial dan hukum. Karena

dalam tujuan pemberdayaan masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasarnya

basic needs (sandang, pangan dan papan), dapat memperoleh pelayanan sosial,

kesehatan dan pendidikan serta mampu berpartisipasi dalam proses

pembangunan dan keputusan-keputusan yang dapat mempengaruhi

masyarakat. Dan upaya dalam memberdayakan masyarakat dapat dilakukan

melalui empat dasar pendekatan, yaitu komunikasi, informasi, edukasi dan

advokasi. Melalui keempat dasar ini pemberdayaan dapat dijalankan dengan

baik.

4. Indikator Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan mencakup tiga indikator yang meliputi kompetensi

kerakyatan, kemampuan sosiopolitik, dan kompetensi partisipatif sebagai

berikut:38

a. Indikator Kompetensi Kerakyatan

37

Ken blanched, Pemberdayaan Bukan Perubahan Sekejap Ed 2 (Yogyakarta, Amara

Books 2002) cet ke 1 h. 151. 38

Miftakhul Yakin, Azfandi. “Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di

Kabupaten Brambang” Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Program Magister Ilmu Administrasi

Universitas Brawijaya, Vol, 4. No.2 (April 2016). h. 367.

Page 42: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

32

Indikator kompetensi kerakyatan dipengaruhi oleh

pemberdayaan yang berbasis sosial ekonomi kerakyatan kemudian

difokuskan pada upaya menciptakan akses bagi setiap rumah tangga

dalam proses produksi seperti akses informasi, pengetahuan, dan

ketrampilan, akses untuk berpartisipasi dalam organisasi sosial dan

akses kepada sumber-sumber keuangan.

b. Indikator kemampuan sosiopolitik

Pemberdayaan sosiopolitik difokuskan pada upaya

menciptakan akses bagi setiap rumah tangga ke dalam proses

pengambilan keputusan publik yang mempengaruhi masa depannya.

c. Kompetensi partisipatif

Pendekatan pembangunan dilakukan melalui pembangunan

dengan sistem partisipatif. Artinya, hasil pembangunan bukan lagi

bersifat given dan charity, tapi lebih menggunakan model

pemberdayaan masyarakat. Masyarakat diperlakukan sebagai

subyek/pelaku pembangunan yang berperan aktif dalam upaya

menentukan bentuk program yang akan dilangsungkan. Atau dengan

kata lain pembangunan partisipatif adalah (1) pembangunan yang

memposisikan masyarakat sebagai subyek atas program pembangunan

yang diperuntukkan bagi kepentingan mereka sendiri; (2) Pelibatan

masyarakat mulai dari tahap perencanaan-pelaksanaan-monitoring-

Page 43: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

33

evaluasi; dan (3) Pengerahan massa (baca: mobilisasi) diperlukan jika

program berupa padat karya.39

Untuk mencapai indikator keberdayaan tersebut diperlukan peran

pendamping bagi masyarakat miskin yang ingin di berdayakan tersebut, oleh

karenanya pekerjaan sebagai pendamping bukan merupakan suatu tugas yang

mudah. Pendampingan adalah suatu keahlian dapat dianggap sebagai suatu

misi.

Andres (1998) mengajukan tiga syarat sebagai suatu pendamping

(fasilitator) pada pekerjaan pembangunan masyarakat desa, yaitu:

Pertama, pendamping harus memiliki kompetensi dan kapasitas

kognitif serta pengetahuan yang dalam dan luas di bidangnya; kedua,

pendamping memiliki komitmen profesional, motivasi serta

kematangan seperti yang ditujukan dalam pekerjaan-pekerjaan yang

dilakukan sebelumnya; dan ketiga, pendamping memiliki kemauan

yang sangat kuat untuk membagi apa yang dianggapnya baik bagi

sesamanya.40

Selain itu juga ada beberapa tugas sebagai pendamping yang berpusat

pada empat tugas, yakni: (1.) pemungkinan (enabling) atau fasilitasi, fungsi

ini berkaitan dengan pemberian motivasi dan kesempatan bagi masyarakat.

Beberapa tugas dalam fungsi ini melakukan mediasi, negosiasi, membangun

konsensus bersama, serta melakukan manajemen sumber. (2.) penguatan

(empowering) fungsi ini berkaitan dengan pendidikan dan pelatihan guna

memperkuat kapasitas masyarakat (capacity Building), pendamping berperan

aktif sebagai agen yang memberi masukan positif dan direktif serta bertukar

39

Ibid,. h. 367. 40

Ghozali, “ implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

Perkotaan dalam Pengentasan kemiskinan di Pondok Labu,” (Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan

Ilmu komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2012), h. 31.

Page 44: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

34

gagasan. (3.) perlindungan (protecting), berkaitan dengan interaksi antara

pendamping dengan lembaga-lembaga eksternal atas nama dan demi

kepentingan masyarakat dampingannya. (4.) pendukungan (supporting),

pendamping melakukan tugas dengan melakukan analisis sosial, mengelola

dinamika kelompok, menjalin relasi, bernegosiasi, berkomunikasi dan

mencari serta mengatur sumber dana.41

5. Tahap-tahap Pemberdayaan

Tahap-tahap pemberdayaan dalam praktik pekerjaan social memiliki

beberapa tahapan pemberdayaan masyarakat, sebagaimana yang

dikembangkan oleh Isbandi Rukminto, terdiri dari 7 tahapan, yakni tahap

pesiapan, tahap pengkajian (Assessment),tahap perencanaan alternatif program

atau kegiatan (designing), tahap pemformulasian rencana aksi, tahap

pelaksanaan program (implementasi), tahap monitoring evaluasi (monev) dan

tahap terminasi.

Tahapan tersebut bukanlah sebuah tahapan yang kaku dan hirarkis

antara satu tahap lainnya, melainkan tahapan yang fleksibel, sesuai dengan

panah yang ada disebelah kiri, yang menunjukan apabila satu tahapan telah

terlewati, masih membuka kemungkinan untuk kembali ke tahapan

sebelumnya, penjelasan tentang tahapan tersebut akan diuraikan sebagai

berikut :42

41

Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat (Bandung: Refika

Aditama, 2008), h. 95-97. 42

Isbandi Rukminto Adi, Kesejahteraan Sosial (Pekerjaan Sosial, Pembangunan Sosial

dan Kajian Pembangunan) (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), h. 206.

Page 45: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

35

Pertama: Tahap persiapan. Tahapan persiapan terdiri dari dua

hal, yakni:

a) Persiapan petugas (dalam hal ini tenaga community worker)

merupakan prasyarakat suksesnya suatu pemberdayaan masyarakat

dengan pendekatan Non-Directif. Penyiapan petugas ini diperlukan

untuk menyamakan persepsi mengenai konsep yang akan

dilaksanakan dalam program pemberdayaan masyarakat. Hal ini

dilakukan untuk menjaga kesamaan pandangan diantara tenaga

pengubah (change agent), terutama apabila tim pengubah berasal

dari latar belakang disiplin ilmu yang berbeda. Misalnya saja, ada

petugas ada petugas yang berlatar belakang sarjana Agama, sarjana

Ilmu Kesejahteraan Sosial, sarjana Pendidikan dan sarjana Sastra.

Sehingga perlu dilakukan pelatihan awal untuk menyamakan

persepsi mengenai program pemberdayaan masyarakat yang akan

dikerjakan di daerah tersebut, serta bagaimana teknik-teknik yang

akan dilakukan dalam melakukan perubahan di masyarakat.

b) Sedangkan pada tahap persiapan lapangan, petugas (community

worker) akan melakukan penyiapan lapangan. Pada awalnya

dilakukan melalui studi kelayakan terhadap daerah yang akan

dijadikan sasaran, baik dilakukan secara informal maupun formal.

Bila sudah ditemukan daerah yang ingin dikembangkan,

community worker harus mencoba menerobos jalur formal untuk

mendapatkan dari pihak yang terkait. Tetapi di samping itu,

Page 46: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

36

community worker juga tetap harus menjalin kontak dengan tokoh-

tokoh informal (informal leader) agar hubungan dengan

masyarakat dapat terjalin dengan baik. Pada tahap inilah terjadi

kontak dan kontrak awal dengan kelompok sasaran. Komunikasi

yang baik pada tahap awal biasanya akan mempengaruhi

keterlibatan warga pada fase berikutnya. Fase ini juga dikenal

sebagai fase engagement dalam suatu proses pemberdayaan

masyarakat.43

Kedua: Tahap Assessment, yakni tahap pengkajian yang

dilakukan untuk mengidentifikasi masalah yang dirasakan kelompok

sasaran sehingga menemukan apa kebutuhan yang mereka rasakan (felt

needs) dan juga apa sumber daya yang mereka miliki. Dalam proses

Assessment ini masyarakat sudah dilibatkan secara aktif agar mereka

dapat merasakan bahwa permasalahan permasalahan yang sedang

dibicarakan benar-benar permasalahan yang keluar dari pandangan

mereka sendiri. Di samping itu, pada tahap ini pelaku perubahan juga

memfasilitasi warga untuk menyusun prioritas dari permasalahan yang

akan ditindaklanjuti pada tahap berikutnya, yaitu tahap perencanaan.

Assessment yang dilakukan pada suatu komunitas dapat

dilakukan secara individual (individual assessment) melalui tokoh-

tokoh masyarakat ataupun anggota masyarakat tertentu. Tetapi dapat

juga dilakukan secara berkelompok (group assessment). Pada tahap

43

Ibid., h. 206.

Page 47: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

37

ini, petugas sebagai pelaku perubahan berusaha mengidentifikasi

masalah (kebutuhan yang dirasakan) dan juga sumber daya yang

dimiliki klien.

Ketiga: Tahap perencanaan alternatif program. Pada tahap

ini change agent secara partisipatif melibatkan warga untuk

merumuskan masalah yang mereka hadapi serta solusi yang sebaiknya

dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut. Penyusunan alternatif

program yang tepat, dengan mempertimbangkan sumber daya yang

ada, dapat dipikirkan sebagai solusi dari masalah yang dihadapi.44

Program dan kegiatan yang akan mereka kembangkan tentunya

harus disesuaikan dengan tujuan pemberian bantuan sehingga tidak

muncul program-program yang bersifat incidental (one shot

programme) ataupun charity (amal) yang kurang dapat dilihat

manfaatnya dalam jangka panjang. Dalam proses ini petugas bertindak

sebagai fasilitator yang membantu masyarakat berdiskusi dan

memikirkan program dan kegiatan apa saja yang tepat dilaksanakan

pada saat itu. Misalnya saja, dalam program kesehatan, kegiatan-

kegiatan apa saja yang dapat mereka lakukan, begitu pula dalam kaitan

dengan program pendidikan, kira-kira kegiatan apa saja yang dapat

mereka lakukan dengan mempertimbangkan beberapa sumber daya

yang ada.

44

Ibid., h. 206.

Page 48: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

38

Keempat: Tahap pemformulasian rencana aksi. Yakni tahap

menuangkan gagasan yang telah dirumuskan dalam tahap perencanaan

alternatif program ke dalam pernyataan kegiatan (proposal) secara

tertulis. Peran change agent dalam tahap ini adalah membantu sasaran

menuliskan rumusan program mereka dalam format yang layak untuk

diajukan kepada penyandang dana. Dalam tahap pemformulasian

rencana aksi ini, diharapkan community worker dan masyarakat sudah

dapat membayangkan dan menuliskan tujuan jangka pendek apa yang

akan mereka capai dan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut.45

Kelima: Tahap pelaksanaan (implementasi) program. Tahap

pelaksanaan ini merupakan salah satu tahap yang paling krusial

(penting) dalam proses pengembangan masyarakat, keberhasilan dari

tahap ini tergantung dari kerja sama yang baik antara change agent

dengan warga masyarakat serta tokoh masyarakat setempat. Adanya

konflik diantara tiga komponen ini akan sangat mengganggu tahap

pelaksanaan program atau kegiatan pemberdayaan masyarakat.

Dalam upaya melaksanakan program pengembangan

masyarakat, peran masyarakat sebagai kader diharapkan dapat menjaga

keberlangsungan program yang telah dikembangkan. Kader ini

biasanya dipilih dari ibu-ibu rumah tangga ataupun pemudi yang masih

memiliki waktu luang dan mau melibatkan diri dalam kegiatan

tersebut.

45

Ibid., h. 206.

Page 49: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

39

Keenam: Tahap Monitoring dan evaluasi. Monitoring adalah

proses pengumpulan informasi mengenai apa yang sebenarnya terjadi

selama proses implementasi atau penerapan program dengan cara

memantau program yang sedang berjalan. 46

Sedangkan Evaluasi

adalah perbandingan dari actual project dengan perencanaan strategi

yang telah disepakati.47

Evaluasi dikenal sebagai proses pengawasan

dari warga dan petugas terhadap program yang sedang berjalan pada

pengembangan masyarakat sebaiknya dilakukan dengan melibatkan

warga. Karena dengan keterlibatan warga pada tahap ini diharapkan

akan terbentuk suatu sistem dalam komunitas untuk melakukan

pengawasan secara internal. Sehingga dalam jangka panjang

diharapkan akan dapat membentuk suatu sistem dalam masyarakat

yang lebih „mandiri‟ dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.

Akan tetapi, kadang kala dari hasil pemantauan dan evaluasi ternyata

hasil yang dicapai tidak sesuai dengan yang diharapkan. Bila hal ini

terjadi maka evaluasi proses diharapkan akan dapat memberikan

umpan baik yang berguna bagi perbaikan suatu program ataupun

kegiatan. Sehingga apabila diperlukan dapat dilakukan kembali

assessment terhadap permasalahan yang dirasakan masyarakat ataupun

terhadap sumber daya yang tersedia. Karena pelaku perubahan juga

menyadari bahwa tolak ukur suatu masyarakat juga dapat berkembang

46

Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, h. 119. 47

Ikosnomos, “Panduan Perencanaan, Monitoring, Evaluasi PNPM peduli,” artikel

diakses pada 6 Juni 2016 dari https://monitoringevaluation.wordpress.com/2011/09/30/panduan-

perencanaan-monitoring-dan-evaluasi/.

Page 50: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

40

sesuai dengan pemenuhan kebutuhan yang sudah terjadi. Evaluasi itu

sendiri dapat dilakukan pada input, proses dan hasil.48

Ketujuh: Tahap terminasi, yakni tahap “pemutusan” atau

pemberhentian program. Idealnya tahap ini dilakukan apabila

masyarakat atau komunitas sasaran benar-benar sudah “berdaya”.

Pemutusan hubungan dengan komunitas sasaran ini sebaiknya

dilakukan secara pelan-pelan, bertahap, tidak secara langsung

ditinggalkan begitu saja oleh change agent, sehingga dapat dipastikan

ketika agen perubah keluar dari komunitas tersebut, keadaan sudah

jauh berubah dan komunitas sasaran sudah kreatif mandiri. Meskipun

demikian, tidak jarang community worker tetap melakukan kontak

meskipun tidak secara rutin.49

6. Strategi dan intervensi Pemberdayaan

Pengembangan masyarakat lokal menurut Rothman (sebagaimana

diulas oleh Suharto, 2005:42) adalah pengembangan masyarakat yang

ditujukan untuk menciptakan kemajuan sosial dan ekonomi bagi masyarakat

melalui partisipasi aktif dan inisiatif anggota masyarakat itu sendiri. Anggota

masyarakat dipandang bukan sebagai masyarakat yang unik dan memiliki

48

Isbandi Rukminto Adi, Kesejahteraan Sosial (Pekerjaan Sosial, Pembangunan Sosial

dan Kajian Pembangunan) (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), h. 206. 49

Isbandi Rukminto Adi, Kesejahteraan Sosial (Pekerjaan Sosial, Pembangunan Sosial

dan Kajian Pembangunan) (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), h. 206.

Page 51: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

41

potensi, hanya saja potensi tersebut belum sepenuhnya dikembangkan.50

Strategi pada dasarnya memiliki tiga arah yaitu:51

a. Pemihakan dan pemberdayaan masyarakat

b. Pemantapan otonomi dan pendelegasian wewenang dalam

pengelolaan pembangunan di daerah yang mengembangkan peran serta

masyarakat

c. Modernisasi melalui penajaman dan pemantapan arah perubahan

struktur sosial ekonomi dan budaya yang bersumber pada peran

masyarakat lokal.

Dalam beberapa situasi strategi pemberdayaan dapat saja dilakukan

secara individual. Meskipun pada gilirannya strategi ini pun tetap berkaitan

dengan kolektivitas, dalam arti mengkaitkan klien dengan sumber atau sistem

di luar dirinya. Dalam konteks pekerja sosial pemberdayaan dapat dilakukan

melalui:

a. Intervensi Mikro, yaitu pemberdayaan yang dilakukan secara

individu melalui bimbingan, konseling, stress Management, crisiss

intervention,. Tujuan utamanya adalah membimbing atau melatih

klien dalam menjalankan tugas-tugas kehidupannya. Model ini

50

Asep Usman Ismail, (Ed) Dan Ismet Firdaus, Dkk, Pengalaman Al-Qur’an “Tentang

Pemberdayaan Dhua’fa (Jakarta: Uin Syarif Hidayatullah Jakarta, Dakwah Press, 2008) Cet. 1, h.

73. 51

Sumodiningrat Gunawan, Pemberdayaan Masyarakat & Jaring Pengaman Sosial

(Jakarta: Pt Gramedia Pustaka Utama, 1999), h. 30.

Page 52: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

42

sering disebut sebagai pendekatan yang berpusat pada tugas (task

centered approach).

b. Intervensi Mezzo, yaitu pemberdayaan yang dilakukan terhadap

sekelompok klien. Pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan

kelompok sebagai media intervensi. Pendidikan dan pelatihan,

dinamika kelompok biasanya digunakan sebagai strategi dalam

kesadaran, pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap klien agar

memiliki kemampuan memecahkan permasalahan yang dihadapinya.

c. Intervensi Makro, pendekatan ini disebut sebagai sebagian strategi

sistem besar (large-system strategi) karena sasaran perubahan

diarahkan pada sistem lingkungan yang luas. Perumusan kebijakan,

perencanaan sosial, kampanye, lobying, pengorganisasian

masyarakat, manajemen konflik, adalah strategi dalam pendekatan

ini. Strategi sistem besar memandang klien sebagai orang yang

memiliki kompetensi untuk memahami situasi-situasi mereka sendiri,

dan untuk memilih serta menemukan strategi yang tepat untuk

bertindak.52

Intervensi makro mencakup berbagai metode profesional yang

digunakan untuk mengubah sistem sasaran yang lebih besar dari individu,

kelompok dan keluarga. Yaitu organisasi, komunitas baik setingkat lokal,

regional maupun nasional.53

52

Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, h. 66. 53

Adi Rukminta Isbandi, Pemberdayaan Pengembangan Masyarakat Dan Intervensi

Komunitas (Jakarta: FEUI Press, 2003), h. 57.

Page 53: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

43

B. Feminisme dan Gender

1. Teori Feminisme

Teori feminisime adalah sebuah generalisasi dari berbagai sistem

gagasan mengenai kehidupan sosial dan pengalaman manusia yang

dikembangkan dari persfektif yang terpusat pada wanita. Feminisme lahir

untuk menunjukan bagaimana penilaian tentang suatu kondisi sosial dimana

perempuan menempuh kehidupan mereka membuka kesempatan untuk

merekonstruksi dunia mereka dan menawarkan prospek kebebasan di masa

depan. Teori feminisme dalam teori sosiologi digolongkan menjadi 3

golongan. Pertama, feminisme liberal, kedua, feminisme Marxis, dan ketiga,

feminisme radikal.54

Pertama, Feminisme liberal memandang prasangka gender sebagai

persoalan ketidak-acuhan. Oleh sebab itu, sikap tidak acuh itu dapat

dihilangkan dengan memberlakukan undang-undang anti diskriminasi

terhadap individu-individu yang terkait dengan mempromosikan sikap-sikap

anti seksis.

Kedua, feminisme Marxis menjelaskan bahwa subordinasi perempuan

melayani kebutuhan akan kapitalisme. Dalam hubungan ekonomi dan

karakteristik gagasan dari mode kapitalisme produksi yang seharusnya

mencari struktur ketidaksetaraan yang secara tidak adil menghambat

54

Lisma Diawati Fuaida dan Nafsiyah Ariefuzzaman, Belajar Teori Pekerjaan Sosial

(Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), h. 115.

Page 54: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

44

kehidupan perempuan, kebalikan dari kehidupan laki-laki yang serba

menikmati keuntungan dan kelebihan.

Ketiga, feminisme radikal menjelaskan bahwa kunci untuk memahami

fenomena universal struktur sosial dan hubungan patriark adalah universal dan

unsur yang mendasar. Dalam faham ini berpendapat bahwa fenomena

universal pada akar patriark bukanlah menjadi ibu biologis, melainkan

institusi sosial keluarga yang berbasis perkawinan tipe tertentu.

Menurut Lengerman dan Brantley (2003) teori feminis bertolak dari

pertanyaan sederhana: “Dan bagaimana dengan perempuan?” Dengan kata

lain dimana wanita berada di dalam setiap situasi yang diteliti? Bila wanita tak

berperan, mengapa? Bila mereka berperan apa yang sebenarnya yang mereka

lakukan?.55

2. Gender

Gender bukanlah kodrat ataupun ketentuan Tuhan. Oleh karena itu

gender berkaitan dengan proses keyakinan bagaimana seharusnya laki-

laki dan perempuan berperan atau bertindak sesuai dengan tata nilai yang

terstruktur, ketentuan sosial dan budaya di tempat mereka berada. Dengan

demikian, gender dapat dikatakan pembedaan peran, fungsi, tanggung jawab

antara perempuan dan laki-laki yang dibentuk/dikonstruksikan oleh sosial

budaya dan dapat berubah sesuai perkembangan zaman.

55

Ibid,. h. 116.

Page 55: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

45

Kekuatan kategori gender dalam masyarakat telah membuat kita hidup

dalam cara-cara yang telah tergenderkan. Selain itu, mustahil pula bagi kita

untuk tidak memunculkan perilaku-perilaku yang tergenderkan saat

berinteraksi dengan orang lain. Jadi, dapat disimpulkan bila pelestarian

kategori gender sangat bergantung pada kuatnya penanaman diperilaku

keseharian. Laki-laki atau perempuan keduanya tidak akan pernah bisa

menjadi kategori sosial yang penting tanpa menampilkan perilaku gender

(mengenderkan atau digenderkan) secara proporsional.56

Hubungan perempuan dan laki-laki di Indonesia, masih didominasi

oleh ideology gender yang membuahkan budaya patriarkhi. Budaya

ini, tidak mengakomodasikan kesetaraan, keseimbangan, sehingga

perempuan menjadi tidak penting untuk diperhitungkan.57

.

Selain itu didalam pelaksanaan Menurut Bernard,58

perempuan

membatasi kebebasan semata-mata kepada urusan keluarga dan urusan rumah

tangga lambat-laun akan menghambat pertumbuhan mentalnya dan akibatnya

adalah kemampuan rasional yang berlahan-lahan akan mengalami

kemunduran. Pada hal pekerjaan rumah tangga bertentangan dengan

kemungkinan terwujudnya manusia secara utuh dalam kegiatan-kegiatan

sosial.

56

Sugihastuti Itsna, Gender dan Inferioritas Perempuan.(Yogyakarta: PustakaPelajar,

2007), h. 75-76. 57

Nunuk Murniati, Getar Gender, (Magelang: Yayasan Indonesia Tera, 2004), h. 75. 58

Sugihastuti Itsna, Gender dan Inferioritas Perempuan. (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2007), h. 313-314.

Page 56: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

46

C. Metode Pemberdayaan PNPM Mandiri Perdesaan dalam Kegiatan

Simpan Pinjam Perempuan

Metode pemberdayaan yang dilakukan oleh PNPM dalam program

simpan pinjam dapat dilihat melalui mekanisme pengelolaan kegiatan.59

Mekanisme tetap mengacu pada alur kegiatan PNPM-MP dalam tahapan

sebagai berikut:

1) Musyawarah Antar Desa (MAD) Sosialisasi

Dalam MAD Sosialisasi dilakukan sosialisasi Ketentuan dan

Persyaratan untuk kegiatan SPP, sehingga pelaku-pelaku tingkat desa

memahami adanya kegiatan SPP dan dapat memanfaatkannya.60

2) Musyawarah Desa (Musdes) Sosialisasi

Musdes Sosialisasi dilakukan sosialisasi Ketentuan dan Persyaratan

untuk kegiatan SPP ditingkat desa sehingga pelaku-pelaku tingkat desa

memahami adanya kegiatan SPP serta melakukan proses lanjutan.

59

Departemen Dalam Negeri dan Ditjen Pemberdayaan Masyarakat Daerah (DEPDAGRI

PMD) Petunjuk Teknis Operasional Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

Perdesaan,(Jakarta: DEPDAGRI PMD, 2008), h. 17. 60

Ibid., h. 19.

Page 57: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

47

3) Musyawarah Dusun

Proses identifikasi kelompok melalui musyawarah di dusun dengan

proses sebagai berikut:

a. Identifikasi kelompok sesuai dengan ketentuan tersebut di atas

termasuk kondisi anggota.

b. Kader melakukan identifikasi perkembangan kelompok SPP

kemudian melakukan kategorisasi kelompok yang terdiri dari

Kelompok Pemula, Kelompok Berkembang dan Kelompok Siap.

Proses kategoriasi kelompok mengacu pada ketentuan kategori

perkembangan kelompok.

c. Menyiapkan daftar pemanfaat setiap kelompok beserta jumlah

kebutuhan.

d. Hasil musyawarah dusun dituangkan dalam berita acara dilampiri:

Daftar kelompok yang diidentifikasi, kelompok SPP dengan daftar

pemanfaat yang diusulkan, peta sosial dan peta RTM, serta rekap

kebutuhan pemanfaat.

4) Musyawarah Desa dan Musyawarah Khusus Perempuan (MKP) Hasil

tahapan seleksi di tingkat desa adalah:

a) Penentuan usulan desa adalah proses penentuan keputusan usulan

desa yang akan dikompetisikan di tingkat kecamatan.

b) Penulisan usulan kelompok adalah tahapan yang menghasilkan

proposal kelompok yang akan dikompetisikan di tingkat

kecamatan.

Page 58: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

48

c) Dalam penulisan usulan SPP paling tidak harus memuat hal sekilas

kondisi kelompok SPP.

d) Gambaran usaha dan rencana yang menjelaskan:

• Kondisi Anggota

• Kondisi Permodalan

• Kualitas Pinjaman

• Kondisi Operasional

e) Rencana usaha dalam satu tahun yang akan datang.

f) Perhitungan rencana kebutuhan dana

g) Daftar calon pemanfaat untuk dana yang diusulkan dilengkapi

dengan peta sosial dan peta RTM.61

5) Verifikasi

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses verifikasi kegiatan SPP

adalah:62

1. Penetapan Formulir Verifikasi

Penetapan formulir verifikasi merupakan proses

penyesuaian dengan contoh format formulir yang telah tersedia.

Contoh format formulir masih harus disesuaikan dengan kondisi

lokal namun tidak mengurangi prinsip dasar penilaian dengan

model CAMEL (Capital, Assets, Management, Earning and

Liquidity) yaitu penilaian tentang permodalan, kualitas pinjaman,

manajemen, pendapatan, dan likuiditas.

61

Ibid., h. 24. 62

Ibid., h. 25.

Page 59: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

49

2. Proses Pelaksanaan Verifikasi

Verifikasi kelompok SPP mencakup beberapa hal sebagai berikut:

• Pengalaman Kegiatan

• Persyaratan Kelompok

3. Kondisi Kegiatan Simpan Pinjam, dengan penilaian yaitu:

Permodalan, Kualitas Pinjaman, Administrasi dan Pengelolaan,

Pendapatan, Likuiditas atau pendanaan jangka pendek,

Penilaian khusus rencana kegiatan, Penilaian calon pemanfaat

apakah sesuai dengan hasil pemetaan RTM dan kategorisasi

tingkat perkembangan kelompok.

6) Musyawarah Antar Desa (MAD) Prioritas Usulan

Tahapan ini merupakan tahapan evaluasi akhir dengan model

kompetisi dengan mempertimbangkan hasil verifikasi. Prioritas

penilaian ditekankan pada kelompok yang lebih mengutamakan calon

pemanfaat kategori RTM. Dalam tahapan ini menilai usulan-usulan

kelompok yang tergabung dalam paket usulan desa. Penilaian

dilakukan dengan basis usulan kelompok sehingga jika ada kelompok

yang tidak layak maka tidak secara otomatis menggugurkan paket

usulan desa tersebut, kelompok yang dianggap layak tetap

mendapatkan pendanaan.63

63

Ibid., h. 27.

Page 60: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

50

Perankingan dilakukan pada seluruh kelompok SPP tanpa

memperhatikan asal desanya, sehingga ranking prioritas yang

diperoleh merupakan ranking kelompok bukan ranking paket usulan

desa atau desa. Hasil perankingan SPP sudah dapat menunjukkan

kebutuhan pendanaan BLM untuk kegiatan SPP sehingga sudah dapat

ditentukan kelompok-kelompok layak yang akan didanai dari BLM.

Untuk kelompok yang layak dan akan didanai BLM tahap selanjutnya

adalah melakukan penyempurnaan dokumen usulan misalnya: KTP,

Perjanjian Pinjaman, dan sebagainya.

7) Musyawarah Antar Desa (MAD) Penetapan Usulan

Pada tahapan ini keputusan pendanaan mencakup Penentuan

pendanaan usulan dengan menentukan kelompok kelompok yang telah

memenuhi syarat perankingan dapat didanai dengan dana BLM

PNPM. Dalam MAD penetapan usulan ini dimungkinkan adanya

mundurnya kelompok yang akan didanai sesuai dengan MAD Prioritas

Usulan sehingga ranking selanjutnya yang akan menerima, jika terjadi

tidak sama jumlah kebutuhan pada kelomok terakhir maka agar

diputuskan melalui musyawarah. Bagi kecamatan yang telah

mengelola dana bergulir PNPM-MP maka pada MAD ini dapat juga

dilakukan proses MAD perguliran. 64

64

Ibid., h. 27.

Page 61: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

51

BAB III

GAMBARAN UMUM LEMBAGA

A. Sejarah PNPM Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) Kecamatan Rajeg

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan

merupakan program pemerintah di era presiden Susilo Bambang Yudhoyono

(SBY) melalui Ditjen Pengembangan Masyarakat Daerah dan Departemen Dalam

Negeri. Awal mula PNPM Mandiri Perdesaan berdiri melalui Program

Pengembangan Kecamatan (PPK) pada tahun 2004. Program PPK dengan Tujuan

Pokok mempercepat penanggulangan kemiskinan ini menitik beratkan pada usaha

meningkatkan kemandirian masyarakat sehingga tujuan pokoknya dapat tercapai

jika kapasitas masyarakat meningkat melalui pelatihan serta penyediaan sarana

pendidikan, kesehatan, infrastruktur, pinjaman bergulir (SPP dan EUP) serta

beasiswa untuk siswa anggota Rumah Tangga miskin. Hal tersebut disampaikan

oleh Pak Rasim sebagai berikut:

Page 62: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

52

“PNPM Kecamatan Rajeg ialah program pemerintah yang

terbentuk pada pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono pada

tahun 2004 melalui program PPK dengan tujuan utamanya

mengatasi kemiskinan di Indonesia. Program PPK punya beberapa

program diantaranya program sarana pendidikan, kesehatan,

sarana dan prasarana dan pinjaman bergulir.”65

Setelah berjalan satu tahun, pada tahun 2005 PPK mengalami perubahan

dengan berganti nama menjadi Unit Pengelola Kegiatan (UPK) dengan tujuan

pokok yang sama. Penyempurnaan program PPK terus dilakukan oleh

Pemerintah. Pada 1 September 2006 Program Pengembangan Kecamatan (PPK)

di rubah menjadi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat, dan terakhir pada

tanggal 30 April 2007 disempurnakan menjadi Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri) yang mengadopsi mekanisme dan skema

program PPK. Sesuai pernyataan Pak Rasim sebagai berikut:

“Setelah berjalan kira-kira setahun, tahun 2005 PPK mengalami

perubahan yakni nama PPK berubah jadi UPK. Kemudian pada 1

September 2006, PPK berubah lagi namanya jadi PNPM

kemudian disahkan 30 April 2007 jadi PNPM Mandiri

Perdesaan.”66

Pada akhir program PNPM-PPK berdasarkan surat Ditjen Pengembangan

Masyarakat Desa dan Departemen dalam negeri tentang Pelestarian Asset PPK,

pada tahun 2008 PNPM Kecamatan Rajeg menginisiasi terbentuknya Badan Kerja

sama Antar Desa (BKAD) dengan misi utama melestarikan asset PPK. BKAD

adalah lembaga yang dibentuk untuk mengelola kegiatan-kegiatan dalam usaha

melestarikan asset Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM). Sampai

65

Wawancara Pribadi dengan Rasim AR, Tangerang, 17 April 2016. 66

Wawancara Pribadi dengan Rasim AR, Tangerang, 16 April 2016.

Page 63: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

53

saat ini PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan Rajeg berjalan dengan bantuan

BKAD dalam pelestarian assetnya. Sesuai dengan pernyataan Pak Rasim sebagai

berikut:

“Pada tahun 2008, PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan Rajeg

mengalami perkembangan. PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan

Rajeg, membentuk Badan Kerjasama Antar Desa sesuai surat

Ditjen PMD untuk melestarikan Asset PPK.”67

B. Visi dan Misi PNPM-MP

Visi PNPM-MP adalah tercapainya kesejahteraan dan kemandirian

masyarakat miskin perdesaan. Kesejahteraan berarti terpenuhinya kebutuhan dasar

masyarakat. Kemandirian berarti mampu mengorganisir diri untuk memobilisasi

sumber daya yang ada di lingkungannya, mampu mengakses sumber daya di luar

lingkungannya, serta mengelola sumber daya tersebut untuk mengatasi masalah

kemiskinan. Dan misi PNPM-MP adalah:

1) Peningkatan kapasitas masyarakat dan kelembagaannya;

2) Pelembagaan sistem pembangunan partisipatif;

3) Pengefektifan fungsi dan peran pemerintahan lokal;

4) Peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana sarana sosial dasar dan

ekonomi masyarakat;

5) Pengembangan jaringan kemitraan dalam pembangunan.68

67

Wawancara Pribadi dengan Rasim AR, Tangerang, 16 April 2016. 68

Departemen Dalam Negeri dan Ditjen Pemberdayaan Masyarakat Daerah (DEPDAGRI

PMD) Petunjuk Teknis Operasional Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

Perdesaan,(Jakarta: DEPDAGRI PMD, 2008), h. 2.

Page 64: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

54

C. Struktur Kepengurusan PNPM-MP

Kepala UPK : Abdul Hasan, SE.

Bendahara : Hotipah, S.Pd.

Sekretaris : Asnawati.

Staff Kepegawaian : Arif Subrowi.69

D. Prinsip Pokok PNPM-MP

Dalam pelaksanaannya, PNPM-MP menekankan prinsip-prinsip pokok Si

KOMPAK, yang terdiri dari: 70

1) Transparansi dan Akuntabel, yaitu masyarakat harus memiliki akses yang

memadai terhadap segala informasi dan proses pengambilan keputusan.

2) Desentralisasi, yaitu kewenangan pengelolaan kegiatan pembangunan

sektoral dan kewilayahan di limpahkan kepada Pemerintah Daerah atau

masyarakat, sesuai dengan kapasitasnya.

3) Keberpihakan pada orang miskin, yaitu semua kegiatan yang dilaksanakan

mengutamakan kepentingan dan kebutuhan masyarakat miskin dan

kelompok masyarakat yang kurang beruntung.

4) Otonomi, yaitu masyarakat diberi kewenangan secara mandiri untuk

berpartisipasi dalam menentukan dan mengelola kegiatan pembangunan

secara swakelola.

69

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Kecamatan Rajeg, “

Lembar Pertanggungjawaban UPK 2015” (Tangerang: PNPM-MP, 2015), h. 4. 70

Departemen Dalam Negeri dan Ditjen Pemberdayaan Masyarakat Daerah (DEPDAGRI

PMD) Petunjuk Teknis Operasional Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

Perdesaan,(Jakarta: DEPDAGRI PMD, 2008), h. 3.

Page 65: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

55

5) Partisipasi, yaitu masyarakat terlibat secara aktif dalam setiap proses

pengambilan keputusan pembangunan dan secara gotong royong

menjalankan pembangunan.

6) Prioritas, yaitu Pemerintah dan masyarakat harus memprioritaskan

pemenuhan kebutuhan untuk pengentasan kemiskinan, kegiatan mendesak

dan bermanfaat bagi sebanyak-banyaknya masyarakat, dengan

mendayagunakan secara optimal berbagai sumber daya yang terbatas.

7) Kesetaraan dan Keadilan Gender, yaitu Laki-laki dan perempuan

mempunyai kesetaraan dalam perannya di setiap tahap pembangunan dan

dalam menikmati secara adil manfaat kegiatan pembangunan tersebut.

8) Kolaborasi, yaitu semua pihak yang berkepentingan dalam

penanggulangan kemiskinan didorong untuk mewujudkan kerjasama dan

sinergi antar-pemangku kepentingan dalam penanggulangan kemiskinan.

9) Keberlanjutan, yaitu setiap pengambilan keputusan harus

mempertimbangkan kepentingan peningkatan kesejahteraan masyarakat,

tidak hanya untuk saat ini tetapi juga di masa depan, dengan tetap menjaga

kelestarian lingkungan.

E. Jenis-jenis Program PNPM-MP

Jenis-jenis program/kegiatan yang di biayai melalui BLM PNPM-MP

adalah sebagai berikut: 71

71

Departemen Dalam Negeri dan Ditjen Pemberdayaan Masyarakat Daerah (DEPDAGRI

PMD) Petunjuk Teknis Operasional Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

Perdesaan,(Jakarta: DEPDAGRI PMD, 2008), h.10.

Page 66: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

56

a) Kegiatan pembangunan atau perbaikan prasarana sarana dasar yang dapat

memberikan manfaat langsung secara ekonomi bagi RTM seperti

pembangunan jalan dan saluran irigasi;

b) Kegiatan peningkatan bidang pelayanan kesehatan dan pendidikan,

termasuk kegiatan pelatihan pengembangan keterampilan masyarakat atau

pendidikan nonformal seperti pembangunan gedung sekolah,

pembangunan puskesmas dan pemberian beasiswa untuk siswa rumah

tangga miskin;

c) Kegiatan peningkatan kapasitas atau keterampilan kelompok usaha

ekonomi terutama bagi kelompok usaha yang berkaitan dengan produksi

berbasis sumber daya lokal tidak termasuk penambahan modal seperti

Usaha Ekonomi Produktif (UEP) dan Kelompok Usaha Bersama (KUBE);

d) Penambahan permodalan yaitu Simpan Pinjam untuk Kelompok

Perempuan.

F. Kelompok Simpan Pinjam Perempuan (KSPP) PNPM-MP

a. Sejarah Simpan Pinjam Perempuan

Program simpan pinjam perempuan PNPM Mandiri Pedesaan ini

mulai berinteraksi dengan masyarakat sejak tahun 2004 lalu melalui tim

PNPM dan lembaga yang terlibat dalam PNPM yakni Kelurahan, Desa,

BKAD, Kades dan Staff Desa di Kecamatan Rajeg. Mereka memberikan

sosialisasi kepada masyarakat yang ingin membutuhkan tambahan modal

Page 67: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

57

usaha di setiap desanya. Hal tersebut dinyatakan oleh Pak Arief sebagai

berikut:

“Awal PNPM dikenal oleh masyarakat melalui kegiatan

sosialisasi tim PNPM, Kades, Staff dan BKAD di seluruh

Desa yang ada di Kecamatan Rajeg.”72

Pada tahun 2004-2006 program SPP belum terlihat berjalan

dengan mulus dikarenakan masih banyak para peminjam yang macet

dalam penyetorannya. Sesuai pernyataan Pak Arief sebagai berikut:

“Kondisi simpan pinjam di sini, awal peminjamannya kurang

berjalan dengan baik karena banyak masyrakat yang hanya mau

minjam saja setornamah ogah”.73

Kegiatan Simpan Pinjam pada tahun 2004 di danai awal oleh

pemerintah sebesar Rp. 58.440.000.- Kegiatan Simpan pinjam perempuan

di kecamatan Rajeg diawali dengan 6 kelompok yang berasal dari 6 desa

terbentuk 3-6 anggota pinjaman awal diberikan sebesar Rp. 500.000,- .

Pernyataan tersebut dikatakan oleh Pak Arief sebagai berikut:

“Simpan pinjam PNPM disini, awalnya hanya dapat

kucuran dana sekitar Rp. 58.440.000,- untuk di salurkan

pada enam kelompok sebesar Rp. 500.000,- per orang.“ 74

72

Wawancara pribadi dengan Pak Arief, Tangerang, 16 April 2016. 73

Wawancara pribadi dengan Pak Arief, Tangerang, 16 April 2016. 74

Wawancara pribadi dengan Pak Arief, Tangerang, 16 April 2016.

Page 68: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

58

Kelompok awal SPP salah satunya ialah kelompok melati dari

kelurahan sukatani yang diketuai oleh Ibu siti Munawarah dan kelompok

anggrek dari desa tanjakan yang diketuai oleh ibu Jaenab. Pinjaman

diberikan pertama diberikan pada tahun 2004 kepada kelompok tersebut

yang berjumlah 6-10 orang peranggotanya. Pak Arief pun menambahkan

pernyataanya sebagai berikut:

“Kelompoknya itu, kalau gak salah satunya kelompok

melati yang di ketuai oleh Bu Munawaroh. Kelompok Bu

Munawaroh ini merupakan salah satu kelompok peminjam

di PNPM Rajeg”75

Pada tahun 2007, program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) baru

dapat dirasakan kemajuannya oleh pengelola PNPM Mandiri Perdesaan

pada tahun ini. kemajuan SPP di ditandai dengan kelancaran setoran

peserta SPP sangat baik dan bertambahnya partisipasi masyarakat dalam

mengajukan peminjaman modal usaha.

“Simpan pinjam PNPM baru terasa kemajuannya pada

tahun 2007, karena pada tahun ini tingkat partisipasi

masyarakat meningkat dan setoran masyarakatnya juga

sudah mulai lancar.”76

Dan pada tahun 2016 Program SPP di Kecamatan Rajeg ini telah

mencapai 288 kelompok yang berasal dari 13 Desa dan Kelurahan yaitu 12

75

Wawancara Pribadi dengan Pak Arief, Tangerang, 16 April 2016. 76

Wawancara Pribadi dengan Pak Arief, Tangerang, 16 April 2016.

Page 69: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

59

desa dan 1 kelurahan di kecamatan Rajeg. Program SPP ini dianggap

program yang paling sukses dilaksanakan oleh PNPM Mandiri Kecamatan

Rajeg dibandingkan program pemberian bantuan usaha yang lain. Berikut

yang disampaikan Pak Arief:

“Semenjak tahun 2007 simpan pinjam mengalami

kemajuan, tahun demi tahun para peserta simpan pinjam

meningkat. Sekarang pada tahun 2016, peminjam SPP

udah makin banyak. Kalau sesuai dengan catatan kami

sudah mencapai 288 kelompok yang terbentuk.” 77

b. Pengertian Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP)

Simpan Pinjam Perempuan merupakan kegiatan pemberian modal

untuk kelompok perempuan yang mempunyai kegiatan simpan pinjam.78

c. Tujuan Simpan Pinjam Perempuan (SPP)

Secara umum kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan

potensi kegiatan simpan pinjam pedesaan, kemudahan akses pendanaan

usaha skala mikro, pemenuhan kebutuhan pendanaan sosial dasar, dan

memperkuat kelembagaan kegiatan kaum perempuan dan mendorong

peningkatan pendapatan Rumah Tangga Miskin.79

Adapun tujuan khusus

dari Simpan Pinjam Perempuan yakni, mempercepat proses pemenuhan

kebutuhan pendanaan usaha ataupun sosial dasar, memberikan kesempatan

kaum perempuan meningkatkan ekonomi rumah tangga melalui pendanaan

77

Wawancara Pribadi dengan Pak Arief, Tangerang, 16 April 2016.. 78

Departemen Dalam Negeri dan Ditjen Pemberdayaan Masyarakat Daerah (DEPDAGRI

PMD) Petunjuk Teknis Operasional Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

Perdesaan,(Jakarta: DEPDAGRI PMD, 2008), h.30. 79

Departemen Dalam Negeri dan Ditjen Pemberdayaan Masyarakat Daerah (DEPDAGRI

PMD) Petunjuk Teknis Operasional Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

Perdesaan,(Jakarta: DEPDAGRI PMD, 2008), h.30.

Page 70: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

60

peluang usaha, mendorong penguatan kelembagaan simpan pinjam oleh

kaum perempuan.80

d. Sasaran, Bentuk Kegiatan dan Ketentuan Kelompok Simpan Pinjam

Perempuan (SPP)

1. Sasaran program

Sasaran program adalah Rumah Tangga Miskin yang produktif

yang memerlukan pendanaan kegiatan usaha ataupun kebutuhan dasar

melalui kelompok simpan pinjam perempuan yang sudah ada di

masyarakat. BPS menyebutkan bahwa penentuan Rumah Tangga

Miskin (RTM) di dasarkan atas kemampuan/rumah tangga untuk

memenuhi kebutuhan dasar baik untuk makanan atau non makanan.

Batas kebutuhan dasar minimal dinyatakan melalui ukuran garis

kemiskinan yang di setarakan dengan jumlah rupiah yang

dibutuhkan.81

Secara konseptual penduduk dikatakan sangat miskin apabila

kemampuan untuk memenuhi konsumsi makanan hanya mencapai

1900 kalori per orang per hari plus kebutuhan dasar non makanan,

atau setara Rp 120.000,00 per orang per bulan. Bila diasumsikan suatu

rumah tangga memiliki jumlah anggota rumah tangga (house hold

80

Departemen Dalam Negeri dan Ditjen Pemberdayaan Masyarakat Daerah (DEPDAGRI

PMD) Petunjuk Teknis Operasional Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

Perdesaan,(Jakarta: DEPDAGRI PMD, 2008), h. 32. 81

Departemen Dalam Negeri dan Ditjen Pemberdayaan Masyarakat Daerah (DEPDAGRI

PMD) Petunjuk Teknis Operasional Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

Perdesaan,(Jakarta: DEPDAGRI PMD, 2008), h.34.

Page 71: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

61

size) rata-rata 4 orang, maka batas kemiskinan rumah tangga (1)

Rumah tangga dikatakan sangat miskin apabila tidak mampu

memenuhi kebutuhan dasarnya sebesar 4 x 120 ribu = Rp 480.000,00

per rumah tangga per bulan. (2) Rumah tangga dikatakan miskin

apabila kemampuan memenuhi kebutuhan dasarnya hanya mencapai 4

x 150 ribu = Rp 600.000,00 per rumah tangga per bulan,tetapi di atas

Rp 480.000,00. (3) Rumah tangga dikatakan mendekati miskin apabila

kemampuan memenuhi kebutuhan dasarnya hanya mencapai 4 x 175

ribu = Rp 700.000,00 per rumah tangga per bulan,tetapi di atas Rp

600.000,00.82

2. Bentuk Kegiatan

Bentuk kegiatan Simpan Pinjam Perempuan adalah

memberikan dana pinjaman sebagai tambahan modal kerja bagi

kelompok kaum perempuan yang mempunyai pengelolaan dana

simpanan dan pengelolaan dana pinjaman.83

3. Ketentuan kelompok Simpan Pinjam Perempuan (SPP)

Beberapa ketentuan kelompok Simpan Pinjam Perempuan

sebagai berikut:

a) Kelompok perempuan yang mempunyai ikatan pemersatu

dan saling mengenal minimal satu tahun.

82

Wrihatnolo, “Ukuran Kemiskinan Berdasarkan Rupiah,” artikel diakses dari

http//:Wrihatnolo.blogspot.com/2008/08. html 83

Departemen Dalam Negeri dan Ditjen Pemberdayaan Masyarakat Daerah (DEPDAGRI

PMD) Petunjuk Teknis Operasional Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

Perdesaan,(Jakarta: DEPDAGRI PMD, 2008), h.30.

Page 72: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

62

b) Mempunyai kegiatan simpan pinjam dengan aturan

pengelolaan dana simpanan dan dana pinjaman yang telah

disepakati.

c) Telah mempunyai modal dan simpanan dari anggota sebagai

sumber dana pinjaman yang diberikan kepada anggota.

d) Kegiatan pinjaman pada kelompok masih berlangsung

dengan baik.

e) Mempunyai organisasi kelompok dan administrasi secara

sederhana.84

4. Syarat melakukan pinjaman Simpan Pinjam Perempuan (SPP)

Penetapan persyaratan mengacu pada ketentuan sebagai

berikut:

a. Persyaratan Kelompok

a) Kelompok yang mengajukan pinjaman dari dana perguliran

kegiatan SPP minimal kategori kelompok berkembang.

b) Kelompok yang mengajukan minimal satu tahun berjalan.

c) Kelompok yang telah lunas dan mengajukan lagi harus dinilai

kondisi pinjaman sebelumnya dengan ketentuan:

84

Departemen Dalam Negeri dan Ditjen Pemberdayaan Masyarakat Daerah (DEPDAGRI

PMD) Petunjuk Teknis Operasional Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

Perdesaan,(Jakarta: DEPDAGRI PMD, 2008), h.30.

Page 73: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

63

Jika mempunyai catatan tanpa tunggakan dapat

mengajukan jumlah yang lebih besar dari pinjaman

sebelumnya.

Jika mempunyai catatan tunggakan dan tidak membayar,

peserta tidak diperkenankan meminjam kembali.

d) Kelompok executing dapat mengajukan gabungan pinjaman

untuk tujuan channeling (hanya menyalurkan) dan pinjaman

untuk tujuan executing (dikelola secara mandiri).85

5. Penentuan jasa pinjaman

Penentuan jasa pinjaman dapat dilakukan dengan ketentuan

besaran jasa pinjaman ditentukan berdasarkan referensi bunga pasar

untuk pinjaman lembaga keuangan pada wilayah masing masing,

PNPM kecamatan Rajeg menerapkan jasa pinjaman sebesar 18%.86

6. Jangka waktu pinjaman

Jangka waktu peminjaman peserta Simpan Pinjam Perempuan

(SPP) dapat dilakukan dengan Jangka waktu pinjaman kelompok SPP

maksimal 12 bulan.

7. Jadwal angsuran dengan sumber dana bergulir

Jadwal angsuran peserta SPP dapat dilakukan dengan beberapa

persyaratan sebagai berikut:

85

AD/ART PNPM Mandiri Perdesaan. h. 4. 86

AD/ART PNPM Mandiri Perdesaan. h. 4.

Page 74: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

64

a) Kelompok SPP melakukan angsuran setiap bulan selama 12

bulan.

Kelompok diberikan pola jadwal yaitu: hanya dengan

membayar jasa pinjaman sebesar 18% dan Kelompok bebas

menerapkan jadwal angsuran kepada pemanfaat (harian,

mingguan, atau bulanan) dan biasanya bulanan kelompok

menyetorkan.87

8. Ketentuan Pendanaan SPP

Ketentuan pendanaan mengacu pada AD/ART, aturan

perguliran dan Standar Operasional Kegiatan (SOP) UPK yang telah

disepakati. Ketentuan pendanaan dalam pengelolaan dana pinjaman

SPP minimal harus memuat hal-hal berikut:

a) Tidak diperbolehkan memberikan pinjaman secara individu.

b) Kelompok yang didanai meliputi kelompok simpan pinjam dan

kelompok usaha bersama, Kelompok aneka usaha dengan

pemanfaatan RTM.

c) Kelompok peminjam dana harus mempunyai kategori kelompok

berkembang atau siap.

d) Kegiatan verifikasi dilakukan sesuai dengan jenis kelompok.

e) Adanya perjanjian pinjaman antara UPK dan kelompok.

f) Jadwal angsuran disesuaikan dengan fungsi kelompok dan siklus

usahanya.

87

AD/ART PNPM Mandiri Perdesaan. h. 4.

Page 75: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

65

g) Pembebanan jasa pinjaman sesuai dengan bunga pasar pinjaman

di wilayah masing-masing.88

9. Pengawasan kelompok SPP

Untuk melakukan pengawasan terhadap kelompok SPP, maka

tiap kelompok diwajibkan memberi laporan kepada UPK secara rutin

dan teratur untuk kemudian disusun menjadi laporan-laporan sebagai

berikut:89

1) Laporan Perkembangan Pinjaman

Tujuan laporan perkembangan pinjaman adalah untuk

mengetahui perkembangan kegiatan pinjaman dari kelompok SPP per

bulan. Indikator utama yang dapat dihasilkan secara langsung dari

laporan ini adalah saldo pinjaman, tingkat pengembalian pinjaman,

dan jumlah tunggakan. Dengan demikian laporan ini menunjukkan

hasil kegiatan pinjaman SPP.

2) Laporan kolektibilitas pinjaman

Tujuan laporan kolektibilitas pinjaman adalah untuk

mengetahui risiko pinjaman bukan berdasarkan risiko tunggakan

tetapi risiko pinjaman basis kelompok, sehingga dapat dikatakan

88

Departemen Dalam Negeri dan Ditjen Pemberdayaan Masyarakat Daerah (DEPDAGRI

PMD) Petunjuk Teknis Operasional Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

Perdesaan,(Jakarta: DEPDAGRI PMD, 2008), h. 38. 89

Departemen Dalam Negeri dan Ditjen Pemberdayaan Masyarakat Daerah (DEPDAGRI

PMD) Petunjuk Teknis Operasional Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

Perdesaan,(Jakarta: DEPDAGRI PMD, 2008), h. 40.

Page 76: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

66

bahwa laporan kolektibilitas menunjukkan kualitas kelompok

peminjam. Dalam laporan kolektibilitas satu kelompok hanya

mempunyai satu tingkatan kolektibilitas. Laporan ini dapat digunakan

untuk mengetahui NPL (Non Performing Loan) atas dana bergulir

yang dikelola UPK. Fungsi laporan kolektibilitas di antaranya:

Sebagai laporan pemetaan kualitas kelompok pada tiap-tiap

lokasi.

Sebagai acuan dalam fasilitasi penyehatan pinjaman

Sebagai dasar perhitungan rasio risiko pinjaman sebagai bahan

pertimbangan untuk penentuan tingkat bunga dan pembagian

surplus usaha.

Sebagai bahan dalam penentuan sanksi lokal.90

3) Laporan perkembangan kelompok

Tujuan laporan perkembangan kelompok adalah untuk

mengetahui kondisi perkembangan seluruh kelompok yang masih

aktif sebagai nasabah UPK dalam satu periode pelaporan yang

digunakan sebagai bahan evaluasi dan kebutuhan penguatan

kelompok. Fungsi laporan perkembangan kelompok ini adalah

sebagai berikut:

Sebagai data dasar kondisi kelompok untuk kebutuhan

fasilitasi pengembangan kelompok.91

90

Petunjuk Teknis Operasional, 2007. h. 40. 91

Petunjuk Teknis Operasional, 2007. h. 40.

Page 77: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

67

Sebagai indikator hasil fasilitasi kelompok.

Sebagai indikator pelayanan kegiatan pinjaman.

4) Laporan Pinjaman bermasalah

Tujuan laporan pinjaman bermasalah adalah untuk

mengetahui kelompok pinjaman yang bermasalah dalam satu

periode pelaporan yang dapat digunakan sebagai bahan evaluasi,

pembinaan, dan penyehatan kelompok yang mempunyai pinjaman

bermasalah. Fungsi laporan pinjaman kelompok ini adalah sebagai

berikut:

• Sebagai data dasar kondisi kelompok bermasalah yang

digunakan sebagai acuan pengelolaan pinjaman bermasalah.

• Sebagai indikator kondisi kelompok bermasalah.

• Sebagai indikator kualitas pengelolaan kelompok.92

5) Laporan jenis usaha/kegiatan kelompok

Tujuan laporan jenis usaha kelompok adalah untuk

mengetahui informasi tentang jenis usaha kelompok yang didanai

sebagai bahan fasilitasi penguatan oleh berbagai pihak. Fungsi

laporan jenis usaha kelompok adalah sebagai berikut:

• Sebagai data base jenis kegiatan kelompok untuk kepentingan

fasilitasi pengembangan usaha.

92

Ibid,. h. 42.

Page 78: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

68

• Sebagai informasi untuk instansi sectoral dalam

pengembangan jaringan program sectoral.

• Memperkaya profil UPK dalam pengembangan kegiatan

masyarakat. 93

G. Indikator keberhasilan PNPM Mandiri perdesaan

Indikator keberhasilan merupakan perangkat pengukuran lembaga

sejauh mana pemberdayaan masyarakat telah menjadi bagian dari seluruh

proses pengelolaan program, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan

proyek. Berbagai rangkaian kegiatan pemberdayaan masyarakat tersebut pada

akhirnya bermuara pada tujuan umum program yaitu mempercepat

pengurangan kemiskinan dan penciptaan kesempatan kerja.94

Dengan tujuan umum tersebut, indikator program secara umum adalah:

1) Keterlibatan masyarakat miskin, kelompok perempuan, kelompok rentan,

dan kelompok terpinggirkan dalam perencanaan dan pengambilan

keputusan kegiatan/proyek semakin besar.

2) Keberadaan kelompok masyarakat (pokmas) yang dipercaya oleh

masyarakat dan akuntabel semakin meningkat yang ditunjukkan dari

peningkatan kesertaan masyarakat miskin dalam pokmas.

3) Peningkatan komposisi anggaran daerah untuk program/kegiatan

penanggulangan kemiskinan.

93

Departemen Dalam Negeri dan Ditjen Pemberdayaan Masyarakat Daerah (DEPDAGRI

PMD) Petunjuk Teknis Operasional Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

Perdesaan,(Jakarta: DEPDAGRI PMD, 2008), h. 45. 94

Ibid,. h. 48.

Page 79: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

69

4) Peningkatan jumlah dan kualitas kebijakan daerah yang pro rakyat

miskin.

5) Peningkatan kinerja pelayanan pemerintah daerah di sektor publik.

6) Peningkatan kemampuan Pemerintah daerah dalam mendorong laju

pertumbuhan ekonomi lokal.

7) Peningkatan kemampuan masyarakat dalam mengakses pelayanan dasar

(pendidikan, kesehatan, sanitasi dan air bersih).

8) Peningkatan kemampuan masyarakat dalam akses informasi (terutama

permodalan dan pasar).

9) Peningkatan kemauan dan kemampuan para pelaku (terutama Pemerintah

Daerah) dalam memberikan akses informasi (terutama permodalan dan

pasar).

10) Peningkatan kesadaran masyarakat miskin dalam pemeliharaan

infrastruktur dasar.

11) Peningkatan kesadaran dan kemampuan pemerintah dan masyarakat

dalam pelestarian lingkungan.

12) Peningkatan anggaran Pemerintah Daerah untuk pelestarian

lingkungan.95

Adapun indikator keberhasilan kegiatan Simpan Pinjam Perempuan

(SPP) secara khusus sebagai berikut:

1) Peningkatan pendapatan masyarakat miskin dalam kurun waktu

satu tahun.

95

Ibid., h. 50.

Page 80: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

70

2) Adanya peraturan keuangan mikro yang pro kemiskinan dan

mudah diterapkan.

3) Peningkatan lembaga kredit mikro yang dapat dimanfaatkan oleh

masyarakat miskin dan peningkatan antusiasme masyarakat

miskin untuk mengaksesnya.

4) Menurunnya kemauan masyarakat miskin untuk mengakses dana

pinjaman rentenir.

5) Peningkatan jumlah usaha baru dari masyarakat miskin yang

dapat dikembangkan melalui program.

6) Peningkatan produktifitas usaha baru dari masyarakat miskin

yang dapat dikembangkan melalui program.

7) Peningkatan tenaga kerja yang dilibatkan dalam usaha baru dari

masyarakat miskin yang dapat dikembangkan melalui program.

8) Peningkatan kemampuan masyarakat miskin dalam pengelolaan

ekonomi produktif.

9) Meningkatnya keterhubungan faktor produksi dan pasar.96

H. Prestasi PNPM Mandiri perdesaan di Kecamatan Rajeg.

Adapun prestasi yang pernah diraih oleh UPK Kecamatan Rajeg ialah

sebagai berikut:

1) Juara I administrasi dan peminjaman terbaik se-Kabupaten Tangerang

tahun 2012.

2) Juara II administrasi dan peminjaman terbaik se-Provinsi Banten 2007.

96

Ibid., h. 85.

Page 81: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

71

3) Menjadi lokasi studi banding PNPM Mandiri Pedesaan dalam kunjungan

studi banding se-Indonesia tahun 2008.97

Selain itu juga PNPM Mandiri Kecamatan Rajeg dalam kurun waktu 12

tahun ini, telah menerima alokasi dana Bantuan Langsung Masyarakat

(BLM) dari pemerintah sejumlah Rp. 15.775.000.000,00,-. Dana tersebut di

alokasikan pada beberapa kegiatan sebagai berikut sebagai berikut :

Sarana dan Prasarana Rp. 13.386.331.500,00,-

Pendidikan Rp. 693.461.000,00,-

Kesehatan Rp. 224.712.400,00,-

Operasional Desa Rp. 443.157.400,00,-

Kegiatan Dana Bergulir UEP Rp. 186.650,00,-

Kegiatan SPP Rp. 1.319.752.000,00,-

Modal OP UPK Rp. 322.495.300,00,-

Dari data tersebut, program Simpan Pinjam telah menerima

bantuan terbanyak kedua setelah sarana dan prasarana dari pemerintah

yang merupakan prestasi yang bagus bagi program SPP di Kecamatan

Rajeg. Sampai dengan akhir tahun 2015 dana bergulir yang dikelola oleh

UPK mencapai Rp.4.131.834.477,00.98

97

Wawancara Pribadi dengan Siti Asnawari, 19 Januari 2016. 98

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Kecamatan Rajeg, “

Lembar Pertanggungjawaban UPK 2015” (Tangerang: PNPM-MP, 2015), h. 46.

Page 82: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

72

BAB IV

ANALISIS HASIL TEMUAN LAPANGAN

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM)

merupakan salah satu program pemerintah yang cukup berhasil. Di antara

programnya adalah Kelompok Simpan Pinjam Perempuan (KSPP). Simpan

pinjam merupakan program dana bergulir yang dilaksanakan oleh PNPM melalui

media kelompok. Kelompok yang menjadi sasaran PNPM ialah kelompok

perempuan usia produktif dalam kategori rumah tangga miskin, kelompok-

kelompok tersebut dikelola untuk mengembangkan usaha rumah tingga miskin.

KSPP dilaksanakan untuk memberikan kesempatan kaum perempuan

meningkatkan ekonomi rumah tangga melalui penambahan modal usaha. Dengan

penambahan modal usaha tersebut, diharapkan dapat membantu masyarakat

meningkatkan modal usahanya. Simpan pinjam PNPM sudah berjalan cukup lama

dari tahun 2004, program yang telah berjalan selama 12 tahun. Proses panjang

perjalanan program PNPM dalam memberdayakan masyarakat miskin di Rajeg

telah terbukti karena saat ini PNPM telah mampu memberdayakan 288 kelompok

Page 83: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

73

perempuan dalam program Simpan Pinjam dari 11.017 Rumah Tangga Miskin

yang ada di Kecamatan Rajeg.99

A. Proses Pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat Melalui Simpan Pinjam

Perempuan (SPP) oleh PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan Rajeg,

Tangerang.

PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan Rajeg terletak di Kelurahan Sukatani

Blok F No.7 Rt/Rw 12/03 Kecamatan Rajeg, Kabupaten Tangerang, Banten.

PNPM Mandiri perdesaan didirikan oleh pemerintah di era Presiden Susilo

Bambang Yudhoyono (SBY) melalui Ditjen Pengembangan Masyarakat Daerah

dan Departemen Dalam Negeri yang diawali dengan Program Pengembangan

Kecamatan (PPK) dilaksanakan di Kecamatan Rajeg sejak tahun 2004 sampai

tahun 2007, mulai tahun 2007 Pemerintah Indonesia mencanangkan Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Perdesaan, Perkotaan, serta wilayah

khusus dan tertinggal. Unit Pengelolaan Kegiatan (UPK) Kecamatan Rajeg berdiri

pada tahun 2004, pada tahun 2004 pertama kali UPK Kecamatan Rajeg

mendapatkan dana awal simpan pinjam perempuan sebesar Rp.58.440.000,- yang

diberikan kepada 6 (enam) kelompok peminjam dari berbagai Desa di Kecamatan

Rajeg. Ketua UPK Kecamatan Rajeg pertama ialah Bapak Abdul Hasan, SE,

M.pd. Kegiatan unggulan PNPM Mandiri Perdesaan salah satunya ialah kegiatan

99

BPS Kabupaten Tangerang, “ Kabupaten Tangerang dalam Angka,” artikel diakses pada

25 April 2016 dari https://tangerang.bps.go.id/index.php/publikasi/99.

Page 84: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

74

Simpan Pinjam Perempuan (SPP). Kegiatan SPP merupakan salah satu bentuk

pemberdayaan yang dilakukan PNPM untuk membantu orang-orang lemah yang

tidak mampu mengembangkan usahanya.100

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua

UPK dalam kesempatan wawancara bersama peneliti, berikut pernyataannya:

“Menurut saya, program SPP adalah program yang bagus, program yang

mampu membuat masyarakat dapat mengembangkan usahanya dan

menambahkan modal usaha masyarakat khususnya Ibu-ibu usia

produktif.”101

Sesuai wawancara dengan Pak Hasan bahwa kegiatan SPP merupakan

kegiatan pemberdayaan masyarakat yang ditujukan kepada masyarakat miskin

dalam mengembangkan usaha. Dalam wawancara tersebut peneliti menemukan

bahwa pemberdayaan yang dilakukan oleh PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan

Rajeg dalam program simpan pinjam bertujuan untuk meningkatkan usaha

masyarakat yang lemah. Pelaksanaan tersebut sesuai dengan dalam teori

pemberdayaan bahwa pemberdayaan bertujuan untuk meningkatkan kekuasaan

orang-orang lemah atau dengan istilah lain memberikan akses kepada sumber

daya yang ada.102

Peneliti mengintervensi bentuk pemberdayaan yang dilakukan oleh PNPM

Mandiri Perdesaan ke dalam 7 (tujuh) tahapan, tahapan tersebut adalah sebagai

berikut :

100

Wawancara Pribadi dengan Abdul Hasan, 16 April 2016. 101

Wawancara Pribadi dengan Abdul Hasan, 25 April 2016. 102

Isbandi Rukminto, Pemikiran-pemikiran dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial,

(Jakarta: Fakultas Ekonomi UI, 2002), h. 102.

Page 85: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

75

1. Tahapan Pemberdayaan Masyarakat

a. Tahap Persiapan (Engagement)

Engagement adalah proses yang dilakukan dalam tahap

pemberdayaan yang berbentuk beberapa tahap persiapan yaitu: tahap

persiapan petugas dan tahap persiapan lapangan.

a) Pada tahap persiapan petugas ini diperlukan untuk menyamakan

persepsi mengenai konsep yang akan dilaksanakan dalam program

pemberdayaan masyarakat. Hal ini dilakukan untuk menjaga kesamaan

persepsi. Dalam tahap persiapan petugas, Pak Abdul Hasan

menjelaskan seperti berikut :

“Awal berinteraksi lewat sosialisasi kepada warga, sosialisasi

PNPM itu dilakukan melalui partner kerja PNPM kayak

BKAD. Nih Pak Adang anggotanya yang lagi duduk.hehee..

selain BKAD ada juga partner kerja PNPM kalau di Desa yah

sama Pak lurah dan fasilitator desanya. Kalau di kampung

fasilitator desa tidak ada. Palingan staffnya yang bantuin

sosialisasi di acara desa. Di Desa Rajeg itu kayak Pak Wahyu,

Pak Burhan, dkk. yang biasanya sosialisasiin. Ada juga Pak

Herman dan Pak Arief sosialisasi kepada Ibu-ibu, Pak Arif dan

Pak Herman ini paling deket sama Ibu-ibu soalnya mereka itu

petugas lapangan langganan Ibu-ibu.hehee. Coba tanyain ke

Pak Arif kalau enggak percaya mah.heee...”103

Sesuai dengan pernyataan pihak PNPM Mandiri Perdesaan

Kecamatan Rajeg, tahapan awal dari pemberdayaan adalah sosialisasi

pengenalan simpan pinjam. Sosialisasi PNPM bertujuan untuk

menyamakan persepsi tentang simpan pinjam sekaligus melakukan

pendekatan kepada masyarakat. Dari pernyataan tersebut peneliti

103

Wawancara Pribadi dengan Abdul Hasan, 19 April 2016.

Page 86: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

76

menemukan bahwa dalam tahapan awal pemberdayaan PNPM

menggunakan metode sosialisasi. Sosialisasi digunakan untuk

mengenalkan simpan pinjam PNPM kepada masyarakat. Sosialisasi

yang dilakukan oleh PNPM melalui Badan Kerja sama Antar Desa,

staff desa dan petugas PNPM. Peneliti menemukan ada dua tujuan

sosialisasi dalam PNPM. Pertama, PNPM bersosialisasi untuk

mengenalkan simpan pinjam kepada masyarakat. Dan kedua PNPM

bersosialisasi untuk menyamakan persepsi antara masyarakat dan

PNPM. Tahapan pemberdayaan yang dilakukan PNPM sebagaimana

telah dikonfirmasi oleh Pak Hasan, sesuai dengan tahapan yang

dijelaskan oleh Isbandi Rukminto dalam tahapan awal pemberdayaan

masyarakat ialah berupa tahapan persiapan, tahapan persiapan atau

engagement ialah tahapan yang berupa penyamaan persepsi antara

petugas dengan masyarakat.104

b. Tahap Assessment

Assesment adalah tahap pengkajian yang dilakukan untuk

mengidentifikasi masalah yang dirasakan kelompok sasaran sehingga

menemukan apa kebutuhan yang mereka rasakan (felt needs) dan juga

apa sumber daya yang mereka miliki. Dalam tahap ini peneliti

mengambil data wawancara Pak Hasan sebagai berikut :

“Karena di sini itu yah masyarakatnya masih kebanyakan

miskin dek. Menurut pengamatan Bapak sih di Rajeg itu

104

Isbandi Rukminto, Pemikiran-pemikiran dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial,

(Jakarta: Fakultas Ekonomi UI, 2002), h. 206.

Page 87: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

77

gambaran awalnya kayak gini de: Pertama, masih banyak Ibu-

ibu usia produktif yang tidak mampu mengembangkan

usahanya dengan baik karena masih minjem sama rentenir.

Bahkan seringkali banyak Ibu-ibu yang harus rela menutup

usahanya karena utang pinjaman modal dari bank harian

gara-gara utangnya menumpuk. Kedua, suaminya rata-rata

disini itu mata pencahariannya sebagai buruh pabrik dan

wiraswasta dek, jadi masih jarang anak-anak mereka yang

mampu kuliah. Ketiga, disini tuh kebanyakan Ibu-ibunya usaha

warung kecil-kecilan, kayak jajanan sekolah dan lain-lain. Jadi

kebutuhan buat sehari-hari mereka masih pas-pasan semuanya

bergantung sama suami ngandelin dari warung yah gak

bakalan cukup. Ketiga, disini tuh banyak pinjaman modal

usaha kayak Bank harian, pegadaian STNK dan lain-lain.

Cuman prasyarat dan penyetorannya kadang membuat Ibu-ibu

kesulitan seperti harus ada jaminan sertipikat tanah dll. Dari

alasan itulah de, PNPM menjalankan program simpan

pinjamnya agar masyarakat lebih sejahteralah, intinya.”105

Berdasarkan wawancara di atas, Peneliti menemukan bahwa

sebelumnya Pak Hasan selaku Ketua UPK menyadari lingkungannya

perlu perubahan, ada beberapa permasalahan yang mengakari

kemiskinan di Rajeg seperti tidak ada akses RTM untuk mendapatkan

modal usaha yang merakyat, penghasilan kerja suami yang pas-pasan,

kebutuhan keluarga bergantung pada suami, dan masih banyak

lembaga jasa peminjaman modal yang merugikan masyarakat. Dari

beberapa permasalahan tersebut, Pak Hasan menyadari permasalahan

dan mengidentifikasi masalah dengan melihat apa yang ada di

lingkungannya.

Dengan pernyataan di atas, peneliti menemukan bahwa Pak

Hasan telah melakukan tahap pengidentifikasian masalah terhadap

lingkungannya. Pak Hasan menyadari bahwa lingkungannya itu perlu

105

Wawancara Pribadi dengan Ibu Nadiroh, 19 April 2016.

Page 88: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

78

perubahan, maka Pak Hasan memutuskan untuk menjalankan program

simpan pinjam PNPM di Rajeg agar masyarakat Rajeg lebih terbantu

dengan adanya penambahan modal usaha dari PNPM.

Pengidentifikasian masalah yang dilakukan Pak Hasan terhadap

lingkungannya sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh Isbandi

Rukminto dalam tahapan pemberdayaan yaitu pengidentifikasian

masalah. Tahap identifikasi masalah dapat dilakukan oleh orang atau

kelompok yang mampu mengetahui keadaan lingkungannya dan sadar

akan kebutuhan yang dibutuhkan di dalam lingkungan tersebut.106

b. Tahap Perencanaan Alternatif Program

Penyusunan alternatif program yang tepat, dengan

mempertimbangkan sumber daya yang ada, dapat dipikirkan sebagai solusi

dari masalah yang dihadapi. Dalam proses ini petugas bertindak sebagai

fasilitator yang membantu masyarakat berdiskusi dan memikirkan program

dan kegiatan apa saja yang tepat dilaksanakan pada saat itu.

“Untuk menjalin rasa kepercayaan dengan masyarakat,

PNPM melakukan pendekatan melalui kelompok yang telah

bergabung. Dari nasabah itu mereka turut memberikan

sosialisasi atau promosi juga ke temen-temennya lewat

mulut ke mulut lah. Dari peristiwa tersebut masyarakat

lambat laun percaya sendiri dengan simpan pinjam

PNPM.”107

Dari wawancara yang diperoleh dari Pak Hasan, untuk menjalin

kepercayaan masyarakat terhadap PNPM. PNPM menggunakan nasabah

106

Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-pemikiran dalam Pembangunan Kesejahteraan

Sosial, (Jakarta: Fakultas Ekonomi UI, 2002), h. 206. 107

Wawancara Pribadi dengan Abdul Hasan, 19 April 2016.

Page 89: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

79

awal untuk mensosialisasikan simpan pinjam kepada warga. Dari

wawancara tersebut, peneliti menemukan tidak ada unsur perencanaan

alternatif lain dalam pemberdayaan yang dilakukan PNPM. Karena PNPM

hanya menjadikan nasabah lama simpan pinjam sebagai perantara lain

pengenalan simpan pinjam PNPM kepada warga. Dari kegiatan tersebut,

tidak ada unsur diskusi atau pertimbangan solusi antara petugas PNPM

dan masyarakat tidak sesuai yang dikatakan Isbandi Rukminto dalam tahap

pemberdayaan perencanaan alternative program yang menyatakan bahwa

dalam proses ini petugas bertindak sebagai fasilitator yang membantu

masyarakat berdiskusi dan memikirkan program dan kegiatan apa saja

yang tepat dilaksanakan pada saat itu.108

c. Tahap Formulasi Rencana Aksi

Yakni tahap menuangkan gagasan yang telah dirumuskan dalam

tahap perencanaan alternatif program ke dalam pernyataan kegiatan

(proposal) secara tertulis.

“Selanjutnya, tahap perencanaan kami yaitu membuat

kesepakatan bersama antara PNPM dengan warga.

Kesepakatan ini biasanya dilakukan dalam forum

Musyawarah Antar Desa (MAD), MAD dilakukan ketika

mau pencairan dana pinjaman maka pertemuan

musyawarah ini dihadiri oleh Kepala Desa sebagai saksi

pemberian dana, Petugas PNPM sebagai pemberi dana,

BKAD sebagai lembaga kecamatan mitra PNPM, BPK

sebagai badan pengawas keuangan PNPM dan masyarakat

sebagai penerima pinjaman.”109

108

Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-pemikiran dalam Pembangunan Kesejahteraan

Sosial, (Jakarta: Fakultas Ekonomi UI, 2002), h. 206. 109

Wawancara Pribadi dengan Abdul Hasan, 19 April 2016.

Page 90: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

80

Berdasarkan data wawancara Pak Hasan, PNPM melakukan tahap

perencanaan dengan cara membuat kesepakatan bersama melalui

musyawarah desa. Musyawarah desa dilakukan ketika PNPM mau

mencairkan dana bergulir atau pinjaman kepada masyarakat. Dalam

musyawarah yang dilakukan dihadiri oleh lembaga-lembaga Desa dan

Kecamatan seperti Kepala Desa, Staff Desa, BKAD, BPK dan petugas

PNPM. Dari pernyataan Pak Hasan tersebut, peneliti menemukan bahwa

PNPM melakukan tahapan pemberdayaan yang berbentuk perencanaan

program. Perencanaan program dilakukan melalui proses musyawarah

desa yang dihadiri oleh lembaga penting di Desa dan Kecamatan seperti

Kepala Desa, Ketua UPK, Petugas PNPM, BPK, BKAD dan masyarakat.

Tahapan yang dilakukan PNPM sesuai dengan pemberdayaan yang

dijelaskan oleh Isbandi Rukminto bahwa tahapan perencanaan program

dapat dilakukan dengan cara menuangkan gagasan.110

Maka teori tersebut

sesuai dengan apa yang dilakukan PNPM dalam kegiatan musyawarah

tempat untuk menuangkan gagasan, diskusi dan lain sebagainya.

d. Tahap Pelaksanaan Program

Tahap pelaksanaan ini merupakan salah satu tahap yang paling

krusial (penting) dalam proses pengembangan masyarakat, keberhasilan

dari tahap ini tergantung dari kerja sama yang baik antara change agent

110

Isbandi Rukminto Adi, Kesejahteraan Sosial (Pekerjaan Sosial, Pembangunan Sosial

dan Kajian Pembangunan) (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), h. 206.

Page 91: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

81

dengan warga masyarakat serta tokoh masyarakat setempat. Seperti yang

dikatakan oleh Pak Hasan selaku Ketua UPK.

“Dalam pelaksanaan program SPP sih di lembaga kita

biasa-biasa aja masih terbilang lancar lah penyetorannya,

emang sih ada salah aja kelompok yang macet tapi

Alhamdulillah bisa kami atasi dengan cara membantu

penagihannya. Dengan catatan kalau kelompoknya udah

nyerah nih gak bisa lagi buat nagihnya, barulah kami

turun.”111

Berdasarkan dari pernyataan Pak Hasan, peneliti menemukan

bahwa dalam tahapan pelaksanaan PNPM ada kendala yang membuat

proses pelaksanaan terhambat. Namun hambatan tersebut tidak begitu sulit

untuk diatasi oleh PNPM. PNPM mengatasi hambatan tersebut dengan

cara berkomunikasi dengan kelompok sehingga permasalahan tersebut

dapat diatasi oleh PNPM. Sesuai yang dikatakan oleh Edi Suharto bahwa

pendamping masyarakat harus mempunyai fungsi pendamping salah

satunya ialah fungsi pendukungan (supporting), fungsi pendamping ini

melakukan tugas dengan cara melakukan analisis sosial, mengelola

dinamika kelompok, menjalin relasi, bernegosiasi, berkomunikasi dan

mencari serta mengatur sumber dana.112

e. Tahap Monitoring dan Evaluasi

Monitoring merupakan proses pengumpulan informasi mengenai

apa yang sebenarnya terjadi selama proses implementasi atau penerapan

program dengan cara memantau program yang sedang berjalan. Sedangkan

111

Wawancara Pribadi dengan Abdul Hasan, 19 April 2016. 112

Isbandi Rukminto, Pemikiran-pemikiran dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial,

(Jakarta: Fakultas Ekonomi UI, 2002), h. 206.

Page 92: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

82

evaluasi adalah proses pengawasan dari warga dan petugas terhadap

program yang sedang berjalan pada pengembangan masyarakat sebaiknya

dilakukan dengan melibatkan warga. Kegiatan monitoring dan evaluasi

PNPM dapat diketahui sesuai dengan pernyataan Pak Hasan sebagai

berikut:

“Tentu ada de, tapi kami melakukan kegiatan monitoring

sekaligus evaluasi.”113

Pak Hasan juga menambahkan bahwa pelaksanaan monitoring dan

evaluasi PNPM itu dilakukan sebagai berikut:

“Kalau monitoringnya itu sebulan sekali, dan evaluasinya

juga palingan sebulan sekali tapi biasanya kalo evaluasi di

kelompok itu biasa dilakukan kalo ada kendala aja di

kelompok barulah kita mengevaluasi bersama kelompok.” 114

Menurut Pak Hasan, PNPM melakukan Monitoring bersamaan

dengan evaluasi. Peneliti menemukan bahwa PNPM dalam melaksanakan

program menggunakan tahapan monitoring dan evaluasi. Tahapan

tersebut, digunakan PNPM untuk mengetahui program yang sedang

berjalan dan perkembangan pemberdayaan yang dilakukan PNPM.

Monitoring PNPM dilakukan secara konsisten sebulan sekali, tetapi

sayangnya evaluasi yang dilakukan PNPM dilakukan secara spontan yaitu

ketika ada laporan masalah yang terlihat saja oleh PNPM. Hal tersebut

113

Wawancara Pribadi dengan Abdul Hasan, 19 April 2016. 114

Wawancara Pribadi dengan Abdul Hasan, 19 April 2016

Page 93: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

83

tidak sesuai dengan fungsi evaluasi yang ada yaitu sebagai perbandingan

dari actual project dengan perencanaan strategi yang telah disepakati.115

f. Tahap Terminasi

Tahap terminasi, yakni tahap “pemutusan” atau pemberhentian

program. Idealnya tahap ini dilakukan apabila masyarakat atau komunitas

sasaran benar-benar sudah “berdaya”.

“Sudah ada, selama kami melaksanakan simpan pinjam

hampir 12 tahun ini ada beberapa kelompok yang berhenti

ikut SPP. Mereka berhenti dengan beberapa alasan.

Pertama, karena sudah gede tokonya atau sudah punya

modal yang cukup. Ada juga kelompok yang berhenti bukan

karena dia mandiri atau sukses tapi kabur entah kemana

lepas dari tanggung jawabnya. Ada lagi nih kasus peserta

yang keluar karena sudah tidak tinggal di Desa dia lagi.

Kalau minjem di PNPM kan dalam peraturannya enggak

dibolehin tuh dalam satu kelompok minjem anggotanya

beda Desa.”116

Berdasarkan wawancara Pak Abdul Hasan, PNPM pernah

melakukan tahapan terminasi. Tahapan terminasi yang dilakukan PNPM

karena beberapa faktor penyebab. Pertama, nasabah PNPM merasa sudah

sukses atau telah berkembang usahanya. Kedua, nasabah PNPM berhenti

dengan alasan tidak jelas atau kabur. Ketiga, nasabah PNPM berhenti

dengan alasan migrasi. Dari pernyataan Pak Hasan tersebut, peneliti

menemukan beberapa alasan terminasi yang dilakukan oleh PNPM kepada

nasabah. Peneliti melihat bahwa ada dua faktor yang melandasi dalam

115

Ikosnomos, “Panduan Perencanaa, Monitoring, Evaluasi PNPM peduli,” artikel

diakses pada 6 Juni 2016 dari https://monitoringevaluation.wordpress.com/2011/09/30/panduan-

perencanaan-monitoring-dan-evaluasi/. 116

Wawancara Pribadi dengan Abdul Hasan, 19 April 2016.

Page 94: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

84

pemutusan hubungan yang dilakukan PNPM, yaitu faktor internal dan

eksternal. Faktor internalnya PNPM melakukan terminasi berdasarkan

tujuan PNPM yaitu untuk meningkatkan modal usaha. Nasabah sudah

merasa usaha yang dikelola telah sukses sehingga ia tidak perlu lagi

membutuhkan dampingan lagi dari PNPM. Faktor eksternalnya,

pemutusan hubungan yang dilakukan PNPM berasal dari luar yaitu

nasabah kabur dan nasabah migrasi. Hal demikian, tidak dapat dicegah

oleh PNPM karena nasabahnya sendiri yang memutuskan hubungan antara

PNPM dengan dirinya. Dari alasan tersebut, terminasi yang dilakukan

PNPM sesuai dengan yang dikatakan oleh Isbandi Rukminto bahwa

terminasi dapat dilakukan dengan beberapa sebab, pertama telah mandiri

atau berdaya penerima program dan kedua ada alasan yang membuat

hubungan antara pekerja sosial dengan klien dengan sebab selesainya

kontrak, klien meninggal, klien pergi tidak jelas keterangannya dan lain

sebagainya.117

2. Model Intervensi yang dilakukan oleh PNPM Mandiri Perdesaan

Kecamatan Rajeg

a. Intervensi Mezzo

Intervensi mezzo, yaitu pemberdayaan yang dilakukan terhadap

sekelompok klien. Pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan

kelompok sebagai media intervensi.

117

Isbandi Rukminto, Pemikiran-pemikiran dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial,

(Jakarta: Fakultas Ekonomi UI, 2002), h. 206.

Page 95: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

85

“Bentuk pemberdayaan simpan pinjam PNPM Mandiri

Perdesaan Kecamatan Rajeg itu dilakukan melalui

penambahan modal usaha kelompok. Kelompok yang di

kelolanya itu minimal harus satu tahun berjalan dan

anggotanya harus berasal dari Desa yang sama. Untuk

pembentukannya itu masyarakat sendiri dek yang

menentukannya karena kalo masyarakat sendiri yang

membuatnya, mereka tahu orang-orang yang mau minjem

beneran apa enggaknya. Nah kos kitu tah bentuk

pemberdayaannana.”118

Menurut Pak Hasan, pendekatan pemberdayaan yang dilakukan

oleh PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan Rajeg ialah melalui media

kelompok. PNPM beranggapan bahwa di dalam kelompok, masyarakat

akan dilatih untuk memanajemen kelompok, menentukan tugas-tugas

dalam kelompok. Dari pernyataan tersebut, peneliti menemukan bahwa

pemberdayaan PNPM dilakukan dengan metode intervensi mezzo.

Intervensi mezzo ialah intervensi yang dilakukan melalui media kelompok.

Sesuai dengan pernyataan Pak Hasan bahwa PNPM memberdayakan

kelompok simpan pinjam melalui media kelompok. PNPM memberikan

tambahan modal usaha kepada kelompok perempuan yang telah berdiri

minimal satu tahun. PNPM juga menggunakan partisipasi masyarakat

dalam pembentukan kelompok, partisipasi itu dilihat peneliti pada saat

pembentukan kelompok. Masyarakat secara mandiri menentukan struktur

kelompok dan perekrutan anggota kelompok tanpa ada intervensi dari

PNPM.

118

Wawancara Pribadi dengan Abdul Hasan, 19 April 2016.

Page 96: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

86

b. Intervensi Makro

Pendekatan ini disebut sebagai sebagian strategi sistem besar

(large-system strategy) karena sasaran perubahan diarahkan pada sistem

lingkungan yang luas. Perumusan kebijakan, perencanaan sosial,

kampanye, lobying, pengorganisasian masyarakat, manajemen konflik,

adalah strategi dalam pendekatan ini. Strategi sistem besar memandang

klien sebagai orang yang memiliki kompetensi untuk memahami situasi-

situasi mereka sendiri, dan untuk memilih serta menemukan strategi yang

tepat untuk bertindak.

“Pelaksanaan kerja kita menggunakan Pedoman

Pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan disebut juga kitab

kuning kitalah buat kerja. Karena lembaga ini berjalan

berdasarkan kebijakan pemerintah pada era Susilo

Bambang Yudhoyono melalui Ditjen Pemberdayaan

Masyarakat Daerah dan Departemen Dalam

Negerinya.”119

Dari hasil mewawancarai Pak Hasan, PNPM menyatakan bahwa

pelaksanaan kerja PNPM sesuai dengan buku pedoman pelaksanaan

PNPM Mandiri Perdesaan yang dibuat oleh Ditjen Pemberdayaan

Masyarakat dan Departemen Dalam Negeri pada era kepresidenan Susilo

Bambang Yudhoyono. Dari wawancara tersebut, peneliti menemukan

bahwa secara keseluruhan program yang dilaksanakan PNPM berdasarkan

dari pemerintah pusat. PNPM di Kecamatan Rajeg hanya melaksanakan

program kerja pemerintah berdasarkan buku pedoman yang ada. Jadi,

dengan pernyataan tersebut intervensi yang dilakukan oleh pemerintah

119

Wawancara Pribadi dengan Abdul Hasan, 19 April 2016.

Page 97: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

87

melalui program PNPM ialah intervensi makro karena intervensi yang

dilakukan ditujukan kepada sasaran masyarakat yang luas (Isbandi: 2008).

Bukan hanya PNPM Kecamatan Rajeg saja yang menjalankan kebijakan

pemerintah tetapi Kecamatan lain di seluruh Indonesia juga melaksanakan

program yang digagaskan pemerintah pusat.

3. Indikator Keberdayaan dalam Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam

Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)

Mandiri Perdesaan Kecamatan Rajeg.

Pemberdayaan mencakup tiga indikator yang meliputi kompetensi

kerakyatan, kemampuan sosiopolitik, dan kompetensi partisipatif. Penjelasan

dari ketiga indikator sebagai berikut:

a. Indikator Kompetensi Kerakyatan

Indikator kompetensi kerakyatan dipengaruhi oleh pemberdayaan

yang berbasis sosial ekonomi kerakyatan yang kemudian difokuskan pada

upaya menciptakan akses bagi setiap rumah tangga dalam proses produksi

seperti akses informasi, pengetahuan, dan keterampilan, akses untuk

berpartisipasi dalam organisasi sosial dan akses kepada sumber-sumber

keuangan.120

“Kalau di PNPM kita sering mendapatkan informasi dari

Pak Arief. Jika ada perkumpulan kelompok SPP, seminar

usaha mikro dan acara lain yang dilaksanakan oleh PNPM

di Desa. Dengan perlakuan tersebut kita dianggap menjadi

bagian dari pelaku PNPM sehingga membuat kita tidak

120

Miftakhul Yakin, Azfandi. “Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di

Kabupaten Brambang” Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Program Magister Ilmu Administrasi

Universitas Brawijaya, Vol, 4. No.2 (April 2016). h. 367.

Page 98: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

88

merasa ada batasan antara lembaga dengan peminjam jadi

seperti keluarga.”121

Menurut Bu Nadiroh, para anggota SPP sering mendapatkan

informasi kegiatan dari PNPM. PNPM juga sering mengadakan acara yang

melibatkan anggota simpan pinjam PNPM. Dari wawancara tersebut,

peneliti menemukan bahwa PNPM sebagai pendamping masyarakat

memberikan akses informasi kepada nasabah dan melibatkan masyarakat

dalam kegiatan PNPM. Dapat dilihat bahwa PNPM Mandiri Perdesaan

menjunjung kerjasama yang baik antara penerima pinjaman dengan PNMP

dengan memberikan informasi kegiatan kepada peminjam. Hubungan

emosional antara pemberi manfaat dan penerima manfaat dapat berjalan

dengan baik dengan saling berkomunikasi (Suharto: 2007). Program

pemerintah yang pro poor akan tercipta dengan cara ini, karena pelaku

PNPM senantiasa memberikan dukungan informasi yang membuat

penerima manfaat dapat mengakses informasi untuk menunjang kehidupan

nasabah yang lebih baik.

b. Indikator Kemampuan Sosiopolitik

Pemberdayaan sosiopolitik difokuskan pada upaya menciptakan

akses bagi setiap rumah tangga ke dalam proses pengambilan keputusan

publik yang mempengaruhi masa depannya.

“Dan kalo perubahan buat saya sih tentunya saya lebih

banyak pengalaman de. Semenjak saya bergabung dengan

121

Wawancara Pribadi dengan Ibu Nadiroh, 17 April 2016.

Page 99: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

89

PNPM, saya sering diajak dalam pertemuan-pertemuan di

Desa, di kecamatan pun saya pernah diajak sebagai

perwakilan peserta simpan pinjam. Tadinya saya enggak

pernah tahu ya mukanya Pak Camat. Tapi sekarang mah

saya tahu orang sering ketemu sama beliau.heheee..”122

Berdasarkan wawancara dengan Bu Nadiroh, peneliti menemukan

bahwa Bu Nadiroh sebagai anggota SPP PNPM banyak merasakan

manfaat, salah satunya Bu Nadiroh lebih aktif ikut serta dalam kegiatan

sosial di lingkungannya. Bu Nadiroh juga sering dilibatkan oleh PNPM

dalam kegiatan yang dilaksanakan Pemerintah Desa dan Kecamatan.

PNPM melibatkan peserta Simpan Pinjam agar mereka mendapatkan akses

informasi langsung dari pemerintah. Dengan demikian, Bu Nadiroh

sebagai masyarakat biasa telah mampu mengakses kehidupannya kedalam

proses pengambilan keputusan publik karena Bu Nadiroh telah ikut

bergabung menjadi bagian dari PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan

Rajeg.

c. Kompetensi Partisipatif

Pendekatan pembangunan dilakukan melalui pembangunan dengan

sistem partisipatif. Artinya, hasil pembangunan bukan lagi bersifat given

dan charity, tapi lebih menggunakan model pemberdayaan masyarakat.

Masyarakat diperlakukan sebagai subyek/pelaku pembangunan yang

berperan aktif dalam upaya menentukan bentuk program yang akan

dilangsungkan. Atau dengan kata lain pembangunan partisipatif adalah (1)

pembangunan yang memposisikan masyarakat sebagai subyek atas

122

Wawancara Pribadi dengan Ibu Nadiroh, 17 April 2016.

Page 100: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

90

program pembangunan yang diperuntukkan bagi kepentingan mereka

sendiri; (2) Pelibatan masyarakat mulai dari tahap perencanaan-

pelaksanaan-monitoring-evaluasi; dan (3) Pengerahan massa diperlukan

jika program berupa padat karya.

“Pembentukan kelompok orang-orang yang dikenal aja sih

de, yah seperti teman arisan, tetangga dan saudara dekat

aja. Dan kalau ditanya kemauannya, kami sendiri sih yang

bentuk dan tambahan anggotanya palingan dari orang-

orang yang udah kenal aja dengan kami kalau orang luar

mah kan ngeri dek. Kalau di tengah-tengah pinjaman

setoran kabur siapa yang mau tanggungjawab pasti kita-

kita juga yang repot.hehehee...”123

Berdasarkan wawancara dengan Ibu Nadiroh, Bu Nadiroh

menyatakan bahwa dalam menentukan perekrutan anggota-anggota

kelompoknya mereka sendiri yang membentuk. Bu Nadiroh mengatakan

bahwa dalam pembentukan kelompok berasal dari orang-orang terdekat

dahulu yang mereka percayai. Dari data tersebut, peneliti menemukan

bahwa PNPM melakukan pemberdayaan melalui media kelompok.

Kelompok yang menjadi sasaran pemberdayaan PNPM berbentuk simpan

pinjam, kelompok simpan dibentuk oleh masyarakat sendiri tanpa adanya

intervensi dari pihak PNPM. Pelaksanaan tersebut, dapat dikatakan bahwa

pelaksanaan pemberdayaan PNPM berdasarkan pembangunan yang

bersifat partispatif atau dengan kata lain pembangunan partisipatif adalah

pembangunan yang memposisikan masyarakat sebagai subyek atas

program pembangunan yang diperuntukkan bagi kepentingan mereka

sendiri.

123

Wawancara Pribadi dengan Ibu Nadiroh, 17 April 2016.

Page 101: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

91

B. Manfaat Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

Perdesaan (PNPM-MP) dalam Meningkatkan Status Ekonomi Keluarga

Miskin di Kecamatan Rajeg.

Manfaat pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

(PNPM) Mandiri Perdesaan dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 1.2. Manfaat Ekonomi Peserta Simpan Pinjam PNPM berdasarkan Sebelum

dan Setelah Bergabung serta Pengeluaran dan Penghasilan Peserta.

No Nama

Peserta

Sebelum

Ikut KSPP

Setelah Ikut

KSSP

Pengeluaran

Keluarga

Analisis

1 Ibu

Nadiroh

Penghasilan

jualan 100

rb hingga

200 rb per

hari

Penghasilan

jualan 250

rb hingga

500 rb per

harinya

Pengeluaran

200 rb per

hari

Peneliti menemukan

bahwa Penghasilan

Bu N sebelum ikut

KSPP 100-200 rb

per hari, setelah ikut

KSPP bertambah

menjadi 250-500 rb

per hari. Sedangkan

Pengeluaran Bu

Nadiroh per harinya

mencapai 200 ribu.

Jika peneliti amati

bahwa pendapatan

Bu Nadiroh lebih

besar daripada

pengeluaran Bu

Nadiroh. Jadi, dapat

peneliti simpulkan

Page 102: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

92

bahwa Bu Nadiroh

merupakan

masyarakat yang

mampu

meningkatkan

penghasilan

usahanya dari rendah

menjadi meningkat

per harinya.

2 Ibu Sofa

(UNI)

Penghasilan

jualan 100-

300 rb per

hari

Penghasilan

jualan 200-

500 rb per

hari

Pengeluaran

50 rb per

hari

Peneliti menemukan

bahwa Penghasilan

UNI sebelum ikut

KSPP 100-300 rb

per hari, setelah ikut

KSPP bertambah

menjadi 200-500 rb

per hari. Sedangkan

Pengeluaran UNI

per harinya hanya 50

ribu per hari. Jika

peneliti amati bahwa

pendapatan UNI

lebih besar daripada

pengeluaran UNI.

Jadi, dapat peneliti

simpulkan bahwa

UNI merupakan

masyarakat yang

mampu

meningkatkan

penghasilan

Page 103: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

93

usahanya dari rendah

menjadi meningkat

per harinya.

3 Ibu

Asminah

Penghasilan

Jualan 70-

150 rb per

hari

Penghasilan

Jualan 170-

300 rb per

hari

Pengeluaran

300 rb per

hari

Peneliti menemukan

bahwa Penghasilan

Ibu A sebelum ikut

KSPP 70-150 rb per

hari, setelah ikut

KSPP bertambah

menjadi 170-300 rb

per hari. Sedangkan

Pengeluaran Ibu A

per harinya

mencapai 300 ribu

per hari. Jika peneliti

amati bahwa

pendapatan Ibu A

menyerupai

pengeluaran Ibu A.

Jadi, dapat peneliti

simpulkan bahwa

Ibu A merupakan

masyarakat yang

mampu

meningkatkan

penghasilan

usahanya dari rendah

menjadi meningkat

per harinya namun

dilihat dari segi

pemasukan dan

Page 104: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

94

pengeluaran Ibu A

seimbang.

4 Ibu Yayat Penghasilan

Jualan 150-

250 per hari

Penghasilan

jualan 200-

400 rb per

hari

Pengeluaran

300 rb per

hari

Peneliti menemukan

bahwa Penghasilan

Ibu Y sebelum ikut

KSPP 150-250 rb

per hari, setelah ikut

KSPP bertambah

menjadi 200-400 rb

per hari. Sedangkan

Pengeluaran UNI

per harinya

mencapai 300 rb per

hari. Jika peneliti

amati bahwa

pendapatan Ibu Y

lebih besar daripada

pengeluaran Ibu Y.

Jadi, dapat peneliti

simpulkan bahwa

Ibu Y merupakan

masyarakat yang

mampu

meningkatkan

penghasilan

usahanya dari rendah

menjadi meningkat

per harinya.

5 Ibu Erna Penghasilan

jualan 50-

Penghasilan

jualan 100-

Pengeluaran

200 rb per

Peneliti menemukan

bahwa Penghasilan

Page 105: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

95

100 rb per

hari

200 rb per

hari

hari Ibu E sebelum ikut

KSPP 50-100 rb per

hari, setelah ikut

KSPP bertambah

menjadi 100-200 rb

per hari. Sedangkan

Pengeluaran Ibu E

per harinya

mencapai 200 ribu

per hari. Jika peneliti

amati bahwa

pendapatan Ibu E

sama dengan

pengeluaran Ibu E.

Jadi, dapat peneliti

simpulkan bahwa

Ibu E merupakan

masyarakat yang

mampu

meningkatkan

penghasilan

usahanya dari rendah

menjadi meningkat

per harinya.

6 Ibu

Halimah

Penghasilan

jualan 100-

200 rb per

hari

Penghasilan

jualan 100-

250 rb per

hari

Pengeluaran

150 rb per

hari

Peneliti menemukan

bahwa Penghasilan

Ibu H sebelum ikut

KSPP 100-200 rb

per hari, setelah ikut

KSPP bertambah

menjadi 100-250 rb

Page 106: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

96

per hari. Sedangkan

Pengeluaran Ibu H

per harinya hanya

150 ribu per hari.

Jika peneliti amati

bahwa pendapatan

Ibu H lebih besar

daripada

pengeluaran Ibu H.

Jadi, dapat peneliti

simpulkan bahwa

Ibu H merupakan

masyarakat yang

mampu

meningkatkan

penghasilan

usahanya dari rendah

menjadi meningkat

per harinya.

7 Ibu

Suryati

Penghasilan

jualan 50-

100 rb

perhari

Penghasilan

jualan 100-

150 rb per

hari

Pengeluaran

200 rb per

hari

Peneliti menemukan

bahwa Penghasilan

Ibu S sebelum ikut

KSPP 50-100 rb per

hari, setelah ikut

KSPP bertambah

menjadi 100-150 rb

per hari. Sedangkan

Pengeluaran Ibu S

per harinya

mencapai 200 ribu

per hari. Jika peneliti

Page 107: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

97

amati bahwa

pengeluaran Ibu S

lebih besar daripada

pendapatan Ibu S.

Jadi, dapat peneliti

simpulkan bahwa

Ibu S merupakan

masyarakat yang

mampu

meningkatkan

penghasilan

usahanya dari rendah

menjadi meningkat

per harinya.

8 Ibu

Azijah

Penghasilan

100-200 rb

per hari

Penghasilan

200-350 rb

per hari

Pengeluaran

50 rb per

hari

Peneliti menemukan

bahwa Penghasilan

Ibu A sebelum ikut

KSPP 100-200 rb

per hari, setelah ikut

KSPP bertambah

menjadi 200-350 rb

per hari. Sedangkan

Pengeluaran per

harinya hanya 50

ribu. Jika peneliti

amati bahwa

pendapatan Ibu A

lebih besar daripada

pengeluaran Ibu A.

Jadi, dapat peneliti

simpulkan bahwa

Page 108: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

98

Ibu A merupakan

masyarakat yang

mampu

meningkatkan

penghasilan

usahanya dari rendah

menjadi meningkat

per harinya.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat peneliti simpulkan bahwa rata-

rata pendapatan peserta simpan pinjam memperoleh peningkatan penghasilan

selama per harinya. Jadi, manfaat ekonomi dalam pelaksanaan Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan dapat terwujud sesuai dengan salah

satu indikator keberhasilan kegiatan simpan pinjam perempuan yaitu terwujudnya

peningkatan pendapatan masyarakat miskin dalam kurun waktu satu tahun.

Page 109: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

99

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Setelah peneliti melakukan observasi, pengumpulan data serta

wawancara dengan informan di lapangan mengenai Implementasi Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan pada Kelompok

Simpan Pinjam Perempuan di Kecamatan Rajeg, maka penulis dapat

menyimpulkan bahwa:

1. Pelaksanaan PNPM MP di Kecamatan Rajeg dilaksanakan dengan baik

karena pelaksanaan PNPM MP di Kecamatan Rajeg dalam tahapan

pemberdayaan yang dilakukan hampir sesuai dengan teori yang

dikatakan oleh Isbandi Rukminto dalam pemberdayaan yang dilakukan

berawal dari engagement, assessment, planning, planning action,

action, monitoring and evaluation hingga terminated.

a. Partisipasi masyarakat terutama perempuan dalam Kelompok SPP

tergolong baik, hal ini terlihat karena hampir semua perempuan

yang ada di Kecamatan Rajeg turut serta di dalamnya.

b. Pembagian tugas dalam kelompok antara ketua, bendahara dan

sekretaris tidak berjalan seimbang. Ketua memegang kendali penuh

atas kelompok sehingga kegiatan kelompok tidak berjalan dengan

baik.

Page 110: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

100

c. Masalah ekonomi dan SDM yang rendah menjadi penghambat

utama masyarakat Kecamatan Rajeg terutama perempuan untuk

dapat turut serta dalan kegiatan Kelompok SPP.

2. Pelaksanaan PNPM MP di Kecamatan Rajeg pada Kelompok SPP

secara umum memberikan manfaat yang berarti bagi masyarakat dan

berjalan dengan baik. Masyarakat dapat meningkatkan taraf hidup

mereka dengan adanya bantuan modal untuk usaha. Saat ini Kelompok

SPP yang ada di Kecamatan Rajeg masih dalam tahap pengembangan.

Manfaat yang diperoleh peserta simpan pinjam diantaranya berupa

manfaat ekonomi, manfaat sosial dan manfaat budaya.

a. Manfaat Ekonomi

Peserta Simpan Pinjam telah mendapatkan manfaat

peningkatan usaha dari modal pinjaman yang diberikan oleh

PNPM. Contohnya: pendapatan peserta yang awalnya hanya

100-150 rb rupiah per harinya setelah bergabung dapat

meningkat pendapatannya menjadi 200-250 rb rupiah per

harinya. Selain itu juga, peserta terbantu hingga mampu

menyekolahkan anaknya ke Perguruan Tinggi.

b. Manfaat Sosial

Setelah bergabungnya peserta SPP dengan PNPM, peserta

PNPM menjadi lebih aktif dalam berpartisipasi di lingkungan

Page 111: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

101

sosialnya dan aktif dalam kegiatan-kegiatan yang dijalankan

oleh Desa atau Kecamatan.

c. Manfaat Budaya

Masyarakat sekarang lebih berani keluar dari zona nyaman

mereka. Masyarakat mulai menyadari kepentingan sosial

daripada kepentingan individu.

5.2. Saran

Adapun saran yang dapat peneliti berikan sesuai dengan analisa

pelaksanaan PNPM MP pada Kelompok SPP di Kecamatan Rajeg adalah

sebagai berikut:

1. Sebaiknya sebelum melakukan pelaksanaan kegiatan program PPNPM

MP, pihak yang terlibat di dalamnya sebagai pengurus harus mampu

memberikan pengarahan kepada masyarakat akan pentingnya

keterlibatan mereka, sehingga kesadaran masyarakat untuk

berpartisipasi akan lebih baik.

2. Pelatihan bagi pengurus Kelompok SPP yakni ketua, sekretaris dan

bendahara perlu dilakukan, sehingga mereka dapat mengelola kegiatan

yang ada dalam kelompok dengan baik serta adanya pembagian tugas

yang seimbang.

3. Untuk para nasabah dalam pengembaliannya harus tepat waktu karena

uang yang dipinjamkan harus diputar kembali. Dengan kegiatan

Page 112: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

102

tersebut, diharapkan dapat menjadi feedback positif antara peminjam

dan PNPM.

4. Untuk Para Mahasiswa/mahasiswi semoga skripsi ini dapat kalian

lanjutkan dan lebih detail lagi dalam mengkajinya dan menjadi acuan

bagi kalian yang tertarik dengan implementasi simpan pinjam PNPM

Mandiri Perdesaan.

Page 113: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

Daftar Pustaka

Buku

Gulo, W. Metodologi Penelitian, Jakarta: PT. Grasindo, 2002.

Gunawan, Sumodiningrat. Pemberdayaan Masyarakat & Jaring Pengaman

Sosial , Jakarta: Pt Gramedia Pustaka Utama, 1999.

Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik, Malang: PT

Bumi Aksara, 2013.

Hurairah, Abu. Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat, Bandung:

Humaniora, 2008.

Kasmir, kewirausahaan, Jakarta: Pt Rajagrafindo. 2006.

Kementerian Sosial Republik Indonesia, Analisis Data Kemiskinan, Jakarta:

Kemensos RI. 2012.

Martono, Nanang. Metode Penelitian Kualitatif Analisis Isi dan Analisis Data

Sekunder, Jakarta: Rajawali Pers, 2011.

Midgley, James. Pembangunan Sosial Perspektif Pembangunan Dalam

Kesejahteraan Sosial, Jakarta: Direktorat Perguruan Tinggi Agama

Islam, 2005.

Page 114: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2000.

Moore, Fraizer. HUMAS Membangun Citra dengan Komunikasi Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2005.

Nasir D, Moh. Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1993.

Pedoman Penulisan skripsi, Tesis, dan Disertai UIN, (Jakarta, UIN Jakarta

Press: 2007.

Prastowo, Andi. Memahami Metode-metode Penelitian, Jogjakarta: Ar-Ruzz

Media, 2011.

Soehartono, Irawan. Metode Penelitian Sosial, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2011.

Soetama, Pemberdayaan Masyarakat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011.

Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memerdayakan Rakyat, Bandung:

Refika Aditama. 2007.

Sutrisno, Loekman. Kemiskinan, Perempuan dan Pemberdayaan, Yogyakarta:

Kanisius. 1997.

Suyatno, Sutinah. (Ed). Metodologi Penelitian Sosial (Berbagai Alternative

Rasyid, H. Sulajman. Fiqih Islam, Bandung: Sinar Baru Algesindo,

2014.

Page 115: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

Rukminto, Isbandi. Pemikiran-pemikiran dalam Pembangunan Kesejahteraan

Sosial, Jakarta: Fakultas Ekonomi UI, 2002.

Jurnal

Miftakhul Yakin, Azfandi. “Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di

Kabupaten Brambang” Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Program

Magister Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya, Vol, 4. No.2

(2015).

Skripsi

Ghozali, Ahmad “Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

Mandiri Perkotaan dalam Pengentasan kemiskinan di Pondok Labu.”

Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Ilmu komunikasi, Universitas Islam

Negeri Jakarta, 2012.

Internet

Stada Kabupaten Tangerang, Susenas. “Angka Kemiskinan Kabupaten

Tangerang.” Artikel diakses pada 8 Maret 2016 dari http://

www.bps.go.id/2016/803/.html

Siregar, Arpan. “Model dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Implementasi

Kebijakan.” diakses pada 10 Maret 2016 dari

https://arpansiregar.wordpress.com.

Page 116: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

Wawancara

Wawancara Pribadi dengan Abdul Hasan, Ketua UPK Kecamatan Rajeg, pada

hari selasa 19 April 2016 Pukul 13.00 s/d 14.00 WIB.

Wawancara Pribadi dengan Arif Subrowi, Staff Administrasi PNPM, pada

hari rabu 21 April 2016 Pukul 13.00 s/d 13.30 WIB.

Wawancara Pribadi dengan Rasim AR, Ketua BKAD Kecamatan Rajeg, pada

hari senin 25 April 2016 Pukul 14.00 s/d 15.00 WIB.

Wawancara Pribadi dengan Ibu Nadiroh, pedagang kuliner, pada hari rabu 27

April 2016 Pukul 13.00 s/d 13.30 WIB.

Wawancara Pribadi dengan Ibu Sofa, pedagang obat herbal, pada hari selasa

26 April 2016 Pukul 15.00 s/d 15.30 WIB.

Wawancara Pribadi dengan Ibu Asminah, penjual ketoprak, pada hari 28 April

2016 Pukul 14.30 s/d 15.25 WIB.

Wawancara Pribadi dengan Ibu Yayat, penjual selang gas LPG, 22 April 2016

Pukul 14.30 s/d 15.25 WIB.

Wawancara Pribadi dengan Ibu Erna, penjual warung sembako, 29 April 2016

Pukul 16.30 s/d 17.00 WIB.

Wawancara Pribadi dengan Ibu Halimah, penjual warung sembako, 29 April

Pukul 10.00 s/d 10.25 WIB.

Page 117: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

Wawancara Pribadi dengan Ibu Suryati, penjual ban motor, 23 April 2016

Pukul 09.00 s/d 09.25 WIB.

Wawancara Pribadi dengan Ibu Azijah, penjual warung sembako, 25 April

2016, Pukul 11.00 s/d 11.30 WIB.

Lain-lain

Departemen Dalam Negeri dan Ditjen Pemberdayaan Masyarakat Daerah

(DEPDAGRI PMD) Petunjuk Teknis Operasional Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan, Jakarta: DEPDAGRI

PMD, 2008.

AD/ART Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan

Kecamatan Rajeg, Tangerang: PNPM-MP, 2010.

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Kecamatan

Rajeg, Lembar Pertanggungjawaban UPK 2015, Tangerang: PNPM-

MP, 2015.

Page 118: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

TRANSKIP WAWANCARA

Wawancara I

Informan : Abdul Hasan, S.E. M.pd.

Jabatan : Kepala UPK Kecamatan Rajeg

Waktu : 19 April 2016. Pukul 13.00 s/d 14.00 Wib.

Tempat : Rumah Pak Abdul Hasan, Desa Pangarengan.

Peneliti : Assalamu Alaikum Pak. (sambil tersenyum)

Pak Hasan : Wa’alaikum Salam, ini Wawan yang mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN)

Ciputat ya, yang tadi WA saya mau ketemu.

Peneliti : Iya bener Pak. Gimana kabarnya Pak?

Pak Hasan : Iya sehat, Alhamdulillah. Oh iya silahkan duduk dek. Ada perlu apa yah kira-

kira.

Peneliti : Iyah terima kasih Pak. ini Pak kedatangan saya kesini saya mau wawancara

tentang implementasi PNPM Pak?

Pak Hasan : Oh gitu. Oke siap apa aja nih pertanyaannya?

Peneliti : Wiih mantep nih semangat Bapaknya. Menurut Bapak pelaksanaan simpan

pinjam di PNPM itu seperti apa sih Pak?

Pak Hasan : Menurut saya, program SPP adalah program yang bagus, program yang mampu

membuat masyarakat miskin atau lemah dapat mengembangkan usahanya.

Page 119: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

Peneliti : Oh gitu yah Pak. Kalau saya boleh tau nih Pak. Bentuk pemberdayaan dalam

program SPP nya seperti apa sih Pak?

Pak Hasan : Bentuk pemberdayaan simpan pinjam PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan

Rajeg itu dilakukan melalui penambahan modal usaha kelompok. Kelompok yang di kelolanya

itu minimal harus satu tahun berjalan dan anggotanya harus berasal dari Desa yang sama. Untuk

pembentukannya itu masyarakat sendiri dek yang menentukannya karena kalo masyarakat

sendiri yang membuatnya, mereka tahu orang-orang yang mau minjem beneran apa enggaknya.

Nah kos kitu tah bentuk pemberdayaannana.

Peneliti : Oh enyaa Pak. Terus kalau praktik pemberdayaan PNPM itu dilakukan dengan

landasan apa Pak?

Pak Hasan : Pelaksanaan kerja kita menggunakan Pedoman Pelaksanaan PNPM Mandiri

Perdesaan disebut juga kitab kuning kitalah buat kerja. Karena lembaga ini berjalan berdasarkan

kebijakan pemerintah pada era Susilo Bambang Yudhoyono melalui Ditjen Pemberdayaan

Masyarakat Daerah dan Departemen Dalam Negerinya.

Peneliti : Oh gitu, terus kira-kira bagaimana awal interaksi PNPM Mandiri Perdesaan

Kecamatan Rajeg dalam mengenalkan Simpan Pinjam Perempuan kepada masyarakat Pak?

Pak Hasan : Awal berinteraksi lewat sosialisasi kepada warga, sosialisasi PNPM itu

dilakukan melalui partner kerja PNPM kayak BKAD. Nih Pak Adang anggotanya yang lagi

duduk.hehee.. selain BKAD ada juga partner kerja PNPM kalau di Desa yah sama Pak lurah dan

fasilitator desanya. Kalau di kampung fasilitator desa tidak ada. Palingan staffnya yang bantuin

sosialisasi di acara desa. Di Desa Rajeg itu kayak Pak Wahyu, Pak Burhan, dkk yang biasanya

sosialisaiin. Ada juga Pak Herman dan Pak Arief sosialisai kepada Ibu-ibu, Pak Arif dan Pak

Page 120: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

Herman ini paling deket sama Ibu-ibu soalnya mereka itu petugas lapangan langganan Ibu-

ibu.hehee. Coba tanyain ke Pak Arif kalau enggak percaya mah.heee..

Peneliti : Setelah sosialisasi dilakukan oleh PNPM, bagaimana Pak respon masyarakatnya

dan BKAD singkatan dari apa Pak?

Pak Hasan : Respon awal di masyarakat awalnya ragu dengan sosialisasi simpan pinjam

PNPM. Karena di Rajeg itu banyak sekali lembaga penyalur pinjaman modal. Awalnya

masyarakat kurang percaya dengan pinjaman yang kami sosialisasikan, karena di Rajeg itu sudah

banyak lembaga-lembaga penyalur pinjaman. Sebagian masyarakat masih beranggapan pinjaman

yang kami berikan itu tidak akan bermanfaat dan tidak dapat digunakan untuk apapun. karena

pinjaman awal yang kami berikan hanya Rp. 500.000. Pada saat itu tahun 2004 program SPP

hanya 6 kelompok yang berpartisipasi se Desa di Kecamatan Rajeg

Peneliti : Terus kalau masyarakatnya ragu atau kurang yakin dengan simpan pinjam

PNPM. Bagaimana persiapan petugas untuk menanggapi hal demikian apa ada alternative lain

dalam pelaksanaannya?

Pak Hasan : Untuk menjalin rasa kepercayaan dengan masyarakat, PNPM melakukan

pendekatan melalui kelompok yang telah bergabung. Dari nasabah itu mereka turut memberikan

sosialisasi atau promosi juga ke temen-temennya lewat mulut ke mulut lah. Dari peristiwa

tersebut masyarakat lambat laun percaya sendiri dengan simpan pinjam PNPM.

Peneliti : Hmmm. Begitu yah pak. Apa yang melatar belakangi Bapak menjadikan

Rajeg sebagai lokasi sasaran penerima pinjaman?

Page 121: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

Pak Hasan : Karena di sini itu yah masyarakatnya masih kebanyakan miskin dek. Menurut

pengamatan Bapak sih di Rajeg itu gambaran awalnya kayak gini de:

Banyak ibu-ibu usia produktif tetapi tidak mempunyai akses untuk menerima

informasi mengenai peminjaman modal usaha dalam pengembangan modal

usahanya. Bahkan seringkali banyak ibu-ibu produktif yang harus rela

menutup usahanya karena utang pinjaman modal dari bank harian gara-gara

utangnya menumpuk.

Kalo untuk para suaminya rata-rata disini itu mata pencahariannya sebagai

buruh pabrik dan wiraswasta dek, jadi masih jarang anak-anak mereka yang

mampu kuliah.

Trus disini tuh kebanyakan ibu-ibunya usaha warung kecil-kecilan, kayak

jajanan sekolah jadi kebutuhan buat sehari-hari mereka masih pas-pasan

semuanya bergantung sama suami. Kalo seperti itu kan suami yang repot

berapa sih gaji buruh kalo usaha buruh sama wiraswasta/tukang ojeg sulit

untuk memenuhi kebutuhan kayak anak sekolah, modal warung.

Kalo buat pinjaman modal usaha sih banyak di daerah Rajeg mah seperti Bank

harian, rentenir dan lembaga pinjaman swasta. Cuman prasyarat dan

penyetorannya kadang membuat ibu-ibu kesulitan seperti harus ada jaminan

sertipikat tanah dll.

Dari alasan itulah de, PNPM menjalankan program simpan pinjamnya agar

masyarakat lebih sejahteralah, intinya.

Peneliti : Oh kalau keadaan kayak gitu, terus penindaklanjutanya gimana tuh pak. Bapak

yang menentukan pembentukannya apa masyarakat sendiri yang menentukan pak?

Page 122: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

Pak Hasan : Walaupun saya yang mengetahui/mengidentifikasi keadaanya tetap kami PNPM

menjunjung tinggi tingkat partisipasi masyarakat tersendiri. ketika masyarakat sadar akan

kebutuhannya dalam penambahan modal usaha. Biarkan mereka mengeksplore sendiri. Biasanya

ibu-ibu yang mau minjem SPP itu sudah membentuk kelompok yang telah berjalan selama satu

tahun bersama. Kalau sudah sedemikian, barulah kelompok mengajukan ke Desa dari desa di

verifikasi sama petugas PNPM setelah verifikasi diterima baru diadakan musyawarah bersama di

Desa.

Peneliti : Kalau pembentukannya melalui partisipasi masyarakat berarti hampir sama dong

ya Pak dengan tujuan utama PNPM. Terus nih yah Pak kalau sudah ada kesadaran dan partisipasi

dari masyarakatnya. Tahap perencanaan yang dilakukan PNPM apa Pak?

Pak Hasan : Selanjutnya, tahap perencanaan kami yaitu membuat kesepakatan bersama

antara penanggungjawab PNPM dengan warga. Kesepakatan ini biasanya dilakukan dalam

forum Musyawarah Antar Desa (MAD), MAD dilakukan ketika mau pencairan dana pinjaman

maka pertemuan musyawarah ini dihadiri oleh Kepala Desa sebagai saksi pemberian dana,

Petugas PNPM sebagai pemberi dana, BKAD sebagai penanggungjawab, BPK sebagai badan

pengawas keuangan PNPM dan masyarakat sebagai penerima pinjaman.

Peneliti : Hmmm,,. prosesnya agak ribet juga yah Pak, kalau mau menggulirkan dana

harus melalui rapat MAD dulu dan lain-lain. Kalau perencanaannya sudah sesuai, berarti tinggal

pelaksanaannya yah Pak. Kalau dalam pelaksanaan SPP itu ada gak sih kendala-kendalanya?

Pak Hasan : Dalam pelaksanaan program SPP sih di lembaga kita biasa-biasa aja masih

terbilang lancarlah penyetorannya, emang sih ada aja salah satu kelompok yang macet tapi

Page 123: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

Alhamdulillah bisa kami atasi dengan cara membantu penagihannya. Dengan catatan kalau

kelompoknya udah nyerah nih gak bisa lagi buat nagihnya, barulah kami turun.

Peneliti : Masih terbilang amanlah yah Pak kesulitannya. Terus dalam pelaksanaan

programnya apa ada monitoringnya Pak?

Pak Hasan : Tentu ada de, tapi kami melakukan kegiatan monitoring sekaligus evaluasi.

Peneliti : Koq gitu sih Pak. Emang kenapa dilakukan bersamaan Pak? Bukannya evaluasi

itu dilakukan setelah monitoring dilakukan Pak?

Pak Hasan : Iyah memang demikian de, tapi PNPM Rajeg ini tahulah petugasnya sedikit buat

hemat waktulah de. Heheeee

Peneliti : Oh begitu Pak. Terus kapan aja Pak pelaksanaannya?

Pak Hasan : Kalau monitoringnya itu sebulan sekali, dan evaluasinya juga palingan sebulan

sekali tapi biasanya kalo evaluasi di kelompok itu biasa dilakukan kalo ada kendala aja di

kelompok barulah kita mengevaluasi bersama kelompok.

Peneliti : Hmmm.. Monitoring evaluasi ada yah Pak. Apa sudah ada kelompok yang

mandiri atau berhenti meminjam selama PNPM ini dilaksanakan?

Pak Hasan : Sudah ada, selama kami melaksanakan simpan pinjam hamper 12 tahun ini ada

beberapa kelompok yang berhenti ikut SPP. Mereka berhenti dengan beberapa alasan pertama,

karena sudah gede tokonya atau sudah punya modal yang cukup. Ada juga kelompok yang

berhenti bukan karena dia mandiri atau sukses tapi kabur entah kemana lepas dari tanggung

jawabnya. Ada lagi nih kasus peserta yang keluar karena sudah tidak tinggal di Desa dia minjem

Page 124: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

kan dalam peraturannya enggak dibolehin tuh yah makanya dia berhenti aja gara-gara pindah ke

daerah lain.

Peneliti : Oh begitu yah Pak.

Pak Hasan : Iyah dek, mohon maaf nih saya ada keperluan lain mau ke Kecamatan. Kalau

masih memerlukan informasi lain bisa tanya ke Pak Arif saja di UPK.

Penelit : Oke Pak. Makasih banyak nih atas waktunya.

Pak Hasan : Iyah de sama-sama.

Page 125: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

Wawancara II

Informan : Arif Subrowi.

Jabatan : Staff UPK Kecamatan Rajeg.

Waktu : 21 April 2016. Pukul 13.00 s/d 13.30 WIB.

Tempat : Kantor PNPM Sukatani Permai.

Peneliti : Assalamu Alaikum.

Pak Arif : Walaikum Salam. Silahkan masuk.

Peneliti : Iyah Pak terima kasih. Saya Wawan mahasiswa Universitas Islam Negeri

Ciputat, sedang penelitian di PNPM Rajeg. Mau ngobrol sedikit Pak boleh? hehe

Pak Arif : Oh Wawan yah. Iyah silahkan santai aja.

Peneliti : Menurut Bapak bagaimana konteks simpan pinjam di PNPM ini?

Pak Arif : Menurut saya, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM)

merupakan salah satu program pemerintah yang cukup berhasil. Di antara programnya adalah

Simpan Pinjam Perempuan (SPP). Simpan pinjam merupakan program dana bergulir yang

dilaksanakan oleh PNPM melalui media kelompok. Kelompok yang menjadi sasaran PNPM

ialah kelompok perempuan usia produktif dalam kategori rumah tangga miskin, kelompok-

kelompok tersebut dikelola untuk mengembangkan usaha rumah tingga miskin. Juga SPP

dilaksanakan untuk memberikan kesempatan kaum perempuan meningkatkan ekonomi rumah

tangga melalui pendanaan peluang usaha.

Peneliti : Hmm.. Begitu yah Pak. Kapan simpan pinjam PNPM mulai dikenal warga?

Page 126: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

Pak Arif : Awal PNPM dikenal oleh masyarakat melalui kegiatan sosialisasi tim PNPM,

Kades, Staff dan BKAD di seluruh Desa yang ada di Kecamatan Rajeg.

Peneliti : Bagaimana kondisi awal simpan pinjam di Rajeg?

Pak Arif : Kondisi simpan pinjam disini dulunya juga peminjamannya kurang berjalan

dengan baik, masih banyak masyarakat yang mau minjem tapi jarang yang setoran.

Peneliti : Berapa Pak pinjaman awal yang diberikan PNPM kepada warga?

Pak Arif : Simpan pinjam PNPM disini, awalnya hanya dapat kucuran dana sekitar Rp.

58.440.000,- untuk di salurkan pada enam kelompok sebesar Rp. 500.000,- per orang.

Peneliti : Kelompok yang pertama kali merasakan pinjaman PNPM berasal dari mana

Pak?

Pak Arif : Kelompoknya itu, salah satunya kelompok melati yang di ketuai oleh Bu

Munawaroh kalo gak salah. Kelompok ini kelompok paling awal gabung yang berasal dari Desa

Tanjakan.

Peneliti : Kapan Pak simpan pinjam PNPM mengalami kemajuan?

Pak Arif : Simpan pinjam PNPM baru terasa kemajuannya pada tahun 2007, karena pada

tahun ini tingkat partisipasi masyarakat meningkat dan setoran masyarakatnya juga sudah mulai

lancar. Semenjak tahun 2007 simpan pinjam mengalami kemajuan, tahun demi tahun para

peserta simpan pinjam meningkat. Sekarang pada tahun 2016, peminjam SPP udah makin

banyak. Kalau sesuai dengan catatan kami sudah mencapai 288 kelompok yang terbentuk.

Page 127: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

Pak Arif : Bentar dulu yah Pak wawan, saya ada yang mau setor nih.

Peneliti : Iyah Pak gak apa-apa. Silahkan Pak layani dulu yang setornya. Makasih yah

Pak.

Pak Arif : Iyah sama-sama.

Page 128: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

Wawancara III

Informan : Rasim. Ar, S.H.

Jabatan : Ketua Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) Kecamatan Rajeg

Waktu : 25 April 2016. Pukul 14.00 s/d 15.00 WIB.

Tempat : Rumah Pak Rasim, Desa Cilongok.

Peneliti : Assalamu Alaikum.

Dadang : Walaikum Salam. Silahkan duduk.

Peneliti : Terima kasih Pak. Saya mahasiswa Universitas Islam Negeri Ciputat Pak, yang

sedang meneliti Simpan Pinjam PNPM.

Dadang : Oh Wawan itu yah.

Peneliti : Iyah Pak bener. Saya mau meminta informasi Pak terkait pelaksanaan PNPM?

Dadang : Oh gitu, Yaudah tanyain aja apa.

Peneliti : Apa yang Bapak ketahui tentang PNPM?

Rasim : PNPM Kecamatan Rajeg ialah program pemerintah yang terbentuk pada

pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2004 melalui program PPK dengan tujuan

utamanya mengatasi kemiskinan di Indonesia. Program PPK punya beberapa program

diantaranya program sarana pendidikan, kesehatan, sarana dan prasarana dan pinjaman bergulir

Peneliti : Oh gitu yah Pak. Perubahan apa saja yang terjadi selama pelaksanaan PNPM

yang Bapak Ketahui?

Page 129: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

Rasim : Setelah berjalan kira-kira setahun, tahun 2005 PPK mengalami perubahan yakni

nama PPK berubah jadi UPK. Kemudian pada 1 September 2006, PPK berubah lagi namanya

jadi PNPM kemudian disahkan 30 April 2007 jadi PNPM Mandiri Perdesaan.

Peneliti : Ohh gitu Pak. Kapan BKAD terbentuk?

Rasim : Pada tahun 2008, PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan Rajeg mengalami

perkembangan. PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan Rajeg, membentuk Badan Kerjasama

Antar Desa sesuai surat Ditjen PMD untuk melestarikan Asset PPK

Peneliti : Respon masyarakat dalam simpan pinjam yang dilaksanakan PNPM?

Rasim : Awalnya respons masyarakat kurang de, masih banyak masyarakat yang ingin

pinjaman gede.

Peneliti :Hambatan apa saja ketika mensosialisakan program simpan pinjam ke Desa?

Rasim : Hambatannya ketika kita sosialisasi ke Desa kurangnya sumber daya manusia

yang profesional dalam dek dalam sosialisasi. Jadi kesan masyarakat sama kita kurang.

Peneliti : Terus Pak BKAD itu bertugas sebagai apa dalam kinerja PNPM?

Rasim : BKAD ini Badan Kerjasama Antar Desa. Jadi BKAD lah yang membantu

PNPM dalam memfasilitasi warga di Desa. BKAD membantu dalam pelaksanaan PNPM juga

membantu dalam pelestarian aset PNPM.

Peneliti : Oh gitu, BKAD itu siapa aja anggotanya?

Page 130: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

Rasim : Saya Rasim sebagai Ketua, Dadang Bs anggota I dan Eliyati anggota II. Maaf

yah De, bukannya Bapak gak mau nih lanjutan wawancaranya Bapak ada undangan nih ke

Kecamatan.

Peneliti : Oh yaudah Pak gak apa-apa. Terima kasih banyak yah Pak atas waktunya.

Rasim : Oh iya sama-sama dek.

Page 131: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

Wawancara IV

Informan : Ibu Nadiroh (35 th).

Jabatan : Ketua Kelompok Anggrek SPP UPK Kecamatan Rajeg

Waktu : 27 April 2016. Pukul 13.00 s/d 14.00 Wib.

Tempat : Kantor UPK, Sukatani Permai.

Peneliti : Assalamu Alaikum,

Ibu Nadiroh : Walaikumsalam,.

Peneliti : Maaf Bu mengganggu waktunya sebentar, saya boleh ngobrol sebentar dengan

ibu.

Ibu Nadiroh : Iyah ga apa-apa. Emang ada perlu apa yah de?

Peneliti : Saya kan lagi meneliti Program Simpan Pinjam di PNPM Bu, saya ingin tahu Bu

pelaksanaan simpan pinjam menurut Ibu.

Ibu Nadiroh : Menurut Ibu yah Simpan Pinjam itu program yang bagus yah de, mampu

meningkatkan modal usaha saya dan bisa ngebantu usaha saya lebih maju.

Peneliti : Ohh begitu yah Bu. Ngomong-ngomong Ibu sudah berapa lama ikut Simpan

pinjam Perempuan (SPP) PNPM?

Bu Nadiroh : Saya sudah tahun ke 6 ikutan SPP de

Peneliti : Oh gitu yah Bu, emang dalam pembentukan kelompoknya bagaimana Bu,

berdasarkan kemauan Ibu-ibu aja apa ada usulan dari orang luar seperti petugas SPP?

Page 132: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

Bu Nadiroh : Pembentukan kelompok orang-orang yang dikenal aja sih de, yah seperti teman

arisan, tetangga dan saudara dekat aja. Dan kalau ditanya kemauannya, kami sendiri sih yang

bentuk dan tambahan anggotanya palingan dari orang-orang yang udah kenal aja dengan kami

kalau orang luar mah kan ngeri dek. Kalau di tengah-tengah pinjaman setoran kabur siapa yang

mau tanggungjawab pasti kita-kita juga yang repot.hehehee..

Peneliti : Kalau boleh tahu tujuan utama Ibu ikutan SPP untuk apa Bu?

Bu Nadiroh : Buat nambahin modal usaha

Peneliti : Kan banyak Bu peminjaman modal usaha di luar PNPM, kenapa Ibu memilih

pinjaman di PNPM?

Bu Nadiroh : Yah menurut Ibu, pinjaman PNPM itu Murah, cicilan pinjaman bunganya kecil

dan dicicilnya melalui kelompok.

Peneliti : Setelah dapat pinjaman SPP mau digunakan buat apa Bu? (mengulang

pertanyaan guna melihat konsistensi si Ibu)

Bu Nadiroh : Tentunya buat nambahin modal de.

Peneliti : Sebelum ikutan SPP usaha Ibu apa?

Bu Nadiroh : Sebelum minjem, usaha Ibu jualan jajanan anak sekolah.

Peneliti : Hmm gitu yah Bu. Ibu sudah lama nih minjem di SPP, apa ada perubahan Bu

untuk usaha Ibu, keluarga dan diri Ibu sendiri?

Bu Nadiroh : Perubahan yang Ibu rasakan banyak de, kalo buat usaha sih. Dulunya kan saya

cuma jualan ciki-ciki sekarang ini usaha saya sudah meningkat dari berjualan ciki-cikian

Page 133: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

sekarang sudah mampu berjualan kuliner makanan yang lebih menjanjikan keuntungannya, buat

keluarga Alhamdulillah bisa ngebantu iuran sekolah, jajan anak dan keperluan lainnya. dulunya

saya mau kasih uang jajan anaknya saja susah harus menunggu uang dari suami tetapi sekarang

ini sudah bebas memberikan uang jajan dan keperluan anak sekolah dari hasil usahanya. Dan

saat ini saya mampu menyekolahkan anak ke sekolah unggulan di Kabupaten Tangerang

SMAN 2 Tangerang yang dulunya mampu menyekolahkan di sekolah yang sederhana. Dan

kalo perubahan buat saya sih tentunya saya lebih banyak pengalaman de semenjak saya

bergabung dengan PNPM saya sering diajak dalam pertemuan-pertemuan desa, kecamatan

sebagai perwakilan peserta simpan pinjam yang tadinya saya enggak pernah tahu ya mukanya

Pak Camat. Tapi sekarang mah saya sering ketemu sama beliau.

Peneliti : Ibu kan jadi anggota SPP PNPM nih, Ibu sering dapat informasi tidak dari

PNPM. Misalkan kalau ada perkumpulan, kegiatan dan lain-lain yang ada di PNPM Rajeg?

Bu Nadiroh : Kalo di PNPM sih kita sering mendapatkan informasi dari Pak Arief kapan ada

perkumpulan kelompok SPP, seminar dan acara lain. Malahan diluar kegiatan juga kita sering

kumpul sama Pak Arief, Bu Ipeh, Bu Asna dan Pak Herman. Jadi kita kayak dianggap keluarga

gitu deh.

Peneliti : Oh gitun yah Bu, seru dong yah. Kira-kira penghasilan dari usaha jualan berapa

Bu per harinya?

Bu Nadiroh : Kalo penghasilan dari usaha saya sih tergantung banyak pesanan de, kalo di hari

ini banyak yang pesan kue dan makananan banyak juga pemasukannya, mungkin antara Rp. 250-

500 rb per hari kali ya.hehee…

Page 134: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

Peneliti : Hmm, gitu yah Bu. Kira-kira Bu kalau pengeluaran keluarga berapa Bu per

harinya?

Bu Nadiroh : Kalo pengeluaran per hari paling Rp.200 rban lah mungkin itu juga bisa lebih de.

Peneliti : Kira-kira nih ya Bu apa aja Bu pengeluaran perharinya,

Bu Nadiroh : Banyak de pengeluaran mah salah satunya jajan anak, ongkos sekolah anak, buat

masak sayur-sayuran, lauk pauk lah. Beli beras, minyak, bumbu-bumbu dapur dan lain-lain

untuk buat keluarga ya.

Peneliti : Buat pengeluaran mingguannya apa aja Bu?

Peneliti : Kalau pengeluaran mingguan mah sih jarang yah, kira-kira sih de palingan stok

peralatan mandi kayak sampo, sabun, dan indomie gitu.

Bu Nadiroh : Kalau pengeluaran bulanannya Bu apa aja kira-kira?

Peneliti : LPG dan biaya anak sekolah, bayar listrik dan setoran motor.

Bu Nadiroh : Kalau pemasukan keseluruhannya kira-kira berapa tuh yah?

Peneliti : Kalau pemasukannya sih 8 jt an perbulan itu semuanya ya, hasil dagang saya

sama kerja suami.

Peneliti : Ohh gitu yah, Ibu suka ikutan kumpulan acara di lingkungan Ibu?

Bu Nadiroh : Saya mah sering, orang setiap ada acara kelurahan atau apa saya yang dijadiin

ketuanya.hehee. jadi sombong ini..

Page 135: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

Peneliti : Tidak apa-apa Bu malahan bagus Bu. Terus dalam perkumpulan apa Ibu sering

mengemukakan pendapat?

Bu Nadiroh : Kalo di pertemuan mah sih saya sering berdiskusi dengan teman-teman.

Peneliti : Maaf yah Bu, kira-kira nih Ibu suka minder gak sih kalau ikutan kumpul bareng

sama orang-orang yang status ekonominya di atas Ibu?

Bu Nadiroh : Gak ah biasa aja. Orang di perumahan say amah orang-orangnya sama

ekonominya. Jadi gaulnya kita biasa-biasa aja.

Peneliti : Oh gitu yah Bu, ngomong-ngomong antrian penyetorannya sudah sepi nih Bu.

Kalo Ibu mau setor dulu silahkan Bu. Tapi terima kasih banyak yah Bu atas informasinya. Di

lain waktu saya bisa minta info lagi tentang pinjaman PNPM kepada Ibu?

Bu Nadiroh : Iyah sama-sama. Iyah bisa tenang aja. Lagian anak saya juga lagi skripsian di

Bandung. Jadi Ibu tahu koq gimana perjuangannya bikin skripsi.

Peneliti : Terima kasih banyak Bu. Oh anak Ibu lagi skripsian juga yah. Iyah bu aduh

skripsian mah butuh banyak perjuangan harus kuat Bu, kuat hati, kuat pikiran dan kuat duit juga.

Heheee. Eh iyah Bu, saya boleh minta kontak Ibu?

Bu Nadiroh : Iyah dek. Ini nomornya 082134567721,

Peneliti : Terima kasih Ibu.

Bu Nadiroh : Sama-sama Ibu.

Page 136: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

Wawancara V

Informan : Ibu Sofa (Uni) (43 th)

Jabatan : Ketua Kelompok Anggrek SPP UPK Kecamatan Rajeg

Waktu : Selasa, 26 April 2016. Pukul 15.00. s/d 15.30.WIB.

Tempat : Kediaman Uni

Peneliti : Tok.Tok.. Assalamu Alaikum,

Ibu Nadiroh : Walaikumsalam,.

Peneliti : Ibunya ada de?

Anak Uni : Iyah ada bang. Bentar yah saya panggil Umi dulu.

Peneliti : Iyah de. Makasih yah de.

Uni : Silahkan duduk, Maaf ada perlu apa yah?

Peneliti : Maaf Bu mengganggu waktunya, saya mahasiswa UIN Bu sedang penelitian

skripsi di PNPM tentang simpan pinjam. Saya boleh minta waktunya sebentar untuk wawancara

Bu?

Uni : Oh gitu, Boleh boleh.

Peneliti : Ibu sudah berapa lama Bu ikut Simpan pinjam Perempuan (SPP) di PNPM?

Uni : Saya sudah 6 tahun ikutan SPP dari 2010 de

Peneliti : Oh cukup lama juga yah Bu. Tujuan utama Ibu ikutan SPP untuk apa Bu?

Page 137: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

Uni : Buat nambahin modal usaha, buat beli etalase, nambahin produk, kursi tamu dan

lain-lain.

Peneliti : Oh.. Kenapa Ibu mau minjem di SPP PNPM?

Uni : Karena saya sudah dekat dengan anggota kelompok saya dan pekerja SPP sudah

kenal dekat dengan saya dan juga kalo minjem di PNPM bunganya kecil terus bisa dicicil harian

di dalam kelompok. Jadinya gak kerasa penyetorannya seperti gak punya utang aja gitu.

Peneliti : Setelah dapat pinjaman SPP mau digunakan buat apa Bu? (mengulang

pertanyaan guna melihat konsistensi si Ibu)

Uni : Tentunya buat nambahin modal toko herbal saya de.

Peneliti : Sebelum ikutan SPP Ibu usaha apa?

Uni : Sebelum minjem usaha saya sama toko herbal juga tetapi gak segede yang

sekarang ini.

Peneliti : hmmmm.. Ibu sudah lama nih minjem di SPP, apa ada perubahan untuk usaha

Ibu, keluarga dan diri Ibu sendiri?

Uni : Perubahan yang dirasakan buat usaha saya sih dulunya kan saya cuma punya

satu etalase buat tempat obat herbal saya sekarang udah ada dua, produk saya bertambah, alat

kesehatan bekam sudah lengkap, dulu gak ada tv di toko sekarang sudah ada, dulu gak ada nih

tempat duduk tamu yang panjang ini sekarang sudah ada dan masih banyak lagi. Dan kalau buat

keluarga Alhamdulillah bisa tidak terlalu ngebebanin suami dan bisa ngumpulin duit sendiri jika

ada keperluan mendadak buat keluarga dan pembelian kosmetik Ibu-ibu. hehee.. Kalo perubahan

buat saya sendiri mah apa yah saya merasa nyaman aja ikut SPP di PNPM ditambah lagi orang-

Page 138: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

orang di kelompok udah pada klop semua sama saya dan kita saling menghargai. Poinnya gini

kali yah, kita jadi bertambah rasa kepekaan dan hubungan emosionalnya untuk sesama.

Peneliti : Hmmmm gitu yah Bu,. Kira-kira nih Bu penghasilan dari usaha Ibu berapa per

harinya?

Uni : Kalo penghasilan dari usaha saya sih tergantung banyak pesanan dan yang

datang minimalnya 200-500 rb per harinya.

Peneliti : Hmm, Banyak juga yah Bu.hehe. Kalau boleh tahu sebelum Ibu bergabung

dengan Simpan Pinjam berapa Bu penghasilan per harinya?

Uni : Dulu mah penghasilan jualan Ibu paling 100-300 rb per hari de.

Peneliti : Oh segitu yah Bu. Kira-kira nih ya Bu kalau pengeluaran buat keluarga berapa

per harinya?

Uni : Kalo pengeluaran per hari paling 50 rban lah per harinya. Dan saya punya anak

dua yang satu kuliah di Bekasi yang satu laginya SD Sukatani terus Bapaknya jaga material di

Rajeg. Kalau Bapak makannya di sana, kalau buat masak sama jajan segitu per harinya soalnya

kami termasuk keluarga hemat juga. Terus anak saya gak ada yang ngerokok jadi jajan palingan

makan bareng sama saya di sini.

Peneliti : Kira-kira nih ya bu apa aja bu pengeluaran perharinya, banyak de anak jajan,

ongkos sekolah anak, buat masak sayur-sayuran, lauk pauk lah. Beli beras, minyak, bumbu-

bumbu dapur dan lain-lain untuk buat keluarga ya

Peneliti : Kalau pengeluaran mingguan nya nih Bu apa aja kira-kira?

Page 139: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

Uni : Kalo pengeluaran mingguan mah sih palingan buat seminar. Kan saya ikutan

organisasi herbal se-Indonesia jadi setiap Minggu itu ada seminar kesehatan sekali seminar 200

rb bayarnya.

Peneliti : Oh gitu yah Bu. Ibu aktif juga yah di luar rumah. Kalau pengeluaran bulanannya

Bu apa aja kira-kira?

Uni : Pengeluaran bulanan saya sih, biaya si kaka kuliah, pembelian obat herbal,

listrik, dan bayar rumah. Kalo pengeluaran pertahun saya sewa ruko ini setahun 7 jt.

Peneliti : Kalau pemasukan keseluruhannya kira-kira berapa tuh yah Bu?

Uni : Kalau pemasukannya sih berapa yah dari toko material sama herbal 10 jt lah

palingan.

Peneliti : Ohh gitu yah, waaaw. Kalah penghasilan orang tua saya juga Bu. Ibu suka

ikutan acara di lingkungan Ibu?

Uni : Saya mah sering kalo kumpulan di lingkungan rumah, gini yah de bukannya Ibu

sombong yah. Orang setiap ada acara kelurahan atau komplek perumahan atau apa pasti keluarga

Ibu yang di jadiin panitianya. Bapak yah, kan biasa suka jadi MC di acara. Terus Ibu nya yang

jadi ketua konsumsi dan anak Ibu tuh jadi ketua pemudanya atau IRMA lah kalo di masjid mah.

Peneliti : Ibu pernah memimpin suatu acara atau perkumpulan di lingkungan Ibu?

Uni : Yah tadikan Ibu bilang udah pernah jadi ketua konsumsi. Selain itu juga Ibu

sekarang lagi ngejabat sebagai ketua pedagang herbal di seluruh Indonesia makanya Ibu tuh

jarang nih jaga di toko ini suka keluar kota melulu. Nanti juga kami mau mengadakan promosi

Page 140: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

kesehatan nih ke sekolah-sekolah. Kemaren sih Ibu ngobrol dengan langganan Ibu dia suruh Ibu

promosi penyuluhan sekolahnya di Kampong Baru.

Peneliti : Oh bagus tuh Bu. Kalau dalam perkumpulan Ibu sering mengemukakan

pendapat Ibu?

Uni : Kalo di pertemuan mah sih saya sering sih ngomong, kalau saya gak sering

ngomong mah gak bakalan dijadiin ketua pedagang herbal se-Indonesia.

Peneliti : Maaf yah bu ya, Ibu suka minder tidak jika ikut berkumpul dengan orang-orang

yang status ekonominya di atas Ibu?

Uni : Gak ah biasa aja.

Peneliti : Oh gitu yah bu, berarti Ibu mah orangnya terbuka yh Bu bisa bergaul dengan

siapa saja. Alhamdulillah udah adzan ashar nih Bu. Saatnya kita solat ashar terima kasih yah Ibu

atas informasinya. Saya boleh minta kontak Ibu dan boleh sedikit poto toko Ibu?

Uni : Iyah hehe. Bisa aja si ade mah. Iyah bisa silahkan. Kan di spanduk ada tuh

nomor kontak saya catet saja.

Peneliti : Oh iyah Bu. Gak keliatan sama saya.hehee. Terima kasih banyak yah Ibu.

Uni : iyah sama-sama kapan-kapan main lagi yah sekalian bekam kesini.hehe

Peneliti : Iyah Bu siap. Insyaalloh. Assalamu Alaikum.

Uni : Wa’alaikum salam warohtullah.

Page 141: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

Wawancara VI

Informan : Ibu Asminah (32 th)

Jabatan : Anggota Kelompok Berkah SPP UPK Kecamatan Rajeg

Waktu : Senin, 28 April 2016, Pukul14.30 s/d 15.25.WIB.

Tempat : Kediaman Bu Asminah

Peneliti : AssalamuAlaikum,

Ibu Asminah : Walaikumsalam,.

Peneliti : Maaf Bu mengganggu waktunya sebentarya Wawan Hermawan lagimeneliti

Program SimpanPinjam di PNPM Bu, kedatangan saya kesini mau wawancara Ibu tentang

pelaksanaan simpan pinjam menurut Ibu?

Ibu Asminah : Oh gitu. Kalau menurut Ibu mah sih simpan pinjam di PNPM baguslah bisa

bantu Ibu buat kembangin usaha.

Peneliti : Terus Ibu sudah berapa lama ikut Simpan pinjam Perempuan (SPP)?

Bu Asminah : Saya sudah 6 tahun ikutan SPP de

Peneliti : Oh sudah lama jugaya Bu. Emang dulunya tujuan utama ibu ikutan SPP untuk

apaBu?

Page 142: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

Bu Asminah : Awalnya sih buat nambahin modal dagang. Tapi sekarang mah Alhamdulillah

bukan hanya buatdagang doang, buat bantu biaya sekolaha nak juga udah mampu.

Peneliti : Oh gitu, emang anak Ibu sekolah dimana Bu? Terus kenapa Ibu memilih pinjam

modal di SPP PNPM?

Bu Asminah : Anak Ibu sekolah Rajeg sama Tanjakan. Kalau kenapa minjem si SPP PNPM sih

karena kalau minjem di PNPM itu bunganya kecil hanya 18% lah dari pinjaman jadi saya enak

aja minjemnya lebih terasa ringan.

Peneliti : Setelah dapat pinjaman SPP mau digunakan buat apa bu? (mengulang

pertanyaan guna melihat konsistensi si ibu)

Bu Asminah : Tentunya buat nambahin modal de.

Peneliti : Sebelum ikutan SPP Ibuusahaapa?

Bu Asminah : Sebelumnya saya masih usaha regulator tetapi gak seperti sekarang dulu mah

saya regulator tabung gas dan juga sedikit doang.Sekarang mah lumayan lah.

Peneliti : Apa ada perubahan Bu untuk usaha Ibu, keluarga dan diri Ibu sendiri selama

bergabung di PNPM?

Peneliti : Perubahan yang saya rasakan sih tentunya saya bisa mempasok regulator tabung

lebih banyak, usahalebih gede, buat keluarga Alhamdulillah bisa ngebantu dalam keperluan

sehari-hari. Kalau perubahan buat saya sih saya bisa beli kosmetik dan baju sendiri tanpa nunggu

suami gajian.hehe

Peneliti : hehee. Jadi lebih senang yah Bu sekarang mah. Terus bu, kira-kira nih ya

penghasilan dari usaha Ibu berapa perharinya?

Bu Asminah : Kalo penghasilan mah gak tentu de, palingan antara 170-300 rb perhari.

Tergantung pembelinya, soalnya harga regulatornya kan lumayan mahal dan kebanyakan sih

saya kasih kredit ke pembeli dengan cara jatuh tempo yang harus di dp-in Rp.70 rb.Bapak

jugakan kerja di pertamina bagian gas gitu jadi gaji paling UMR lah.Segituanlah penghasilan

Ibu sama Bapak.

Page 143: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

Peneliti : Oh gitu yah Bu. Kira-kira nih ya Bu penghasilan Ibu sebelum ikut Simpan

Pinjam PNPM berapa Bu?

Uni : Yah de dulu mah Penghasilan Ibu palingan 70-150 rb per hari.

Peneliti : Hmm,.gitu yah Bu. Terus kalau pengeluaran buat keluarganya berapaan per

harinya?

Bu Asminah : Untuk pengeluaran per hari mah bisa nyampe 300 rban dek banyak soalnya

pengeluaran saya mah..

Peneliti : Oh gitu yah Bu. Kalau bisa di rinci apa saja

Bu Asminah : Bu pengeluaran per harinya, jajan anak, ongkos sekolah anak, buat masak

sayur-sayuran, lauk pauk lah. Beli beras, minyak, bumbu-bumbu dapur dan lain-lain.

Peneliti :Untuk pengeluaran mingguannya Bu menurutIbu apa saja kira-kira?

Bu Asminah : Kalau mingguan mah sih jarang yah, depalingan peralatan mandi kayak sampo

sabun, bumbu-bumbu dapur gitu deh.

Peneliti : Untuk pengeluaran bulanannya Bu apasaja kira-kira?

Bu Asminah : Setoran motor, listrik, biaya anak sekolah sama arisan.

Peneliti : Ohh gitu yah, Ibu suka ikutserta dalam acara dilingkungan?

Bu Asminah : Saya mah jarang kalau ikutan acara mah, palingan pengajian Ibu-ibu setiap hari

kamis di sini.

Peneliti : Kalau ada perkumpulan atau acara pengajian/maulidan gitu Ibu pernah menjadi

ketua Bu?

Bu Asminah : Kalo ketua mah saya belum pernah de.Palinganlah jadi anggota biasa aja di

perkumpulan.

Peneliti : Dalam perkumpulan Ibu sering mengemukakan pendapat Ibu?

Bu Asminah : Di pertemuan mah saya lebih suka jadi pendengar setia aja.hehee

Page 144: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

Peneliti : Maaf yah Bu, Ibu suka minder gak kalau ikutan kumpul bareng dengan orang-

orang yang status ekonominya di atas Ibu?

Bu Asminah : Gak sih biasa aja. Malahan nih yahde, menurut Ibu kalo kita gabung-gabung

sama orang kaya bisa dapet chanel banyak juga de.

Peneliti : Oh iyah Bu,gak kerasa yah Bu sudah sore saja. Kayaknya sudah cukup nih Bu

informasinya buat saya. Terima kasih yahBu.

Bu Asminah : Iyah de. Sama-sama.

Wawancara VII

Informan : Ibu Yayat (40 th)

Jabatan : Anggota Kelompok Berkah SPP UPK Kecamatan Rajeg

Waktu : Senin, 22 April 2016, Pukul14.30 s/d 15.25.WIB.

Tempat : Kediaman Bu Yayat

Peneliti : AssalamuAlaikum,

Bu Yayat : Walaikumsalam,.

Peneliti :Maaf Bu mengganggu waktunya sebentar, Saya Wawan Hermawan lagi meneliti

Program Simpan Pinjam di PNPM Bu, kedatangan saya kesini mau wawancara Ibu tentang

pelaksanaan simpan pinjam, menurut Ibu bagaimana pelaksanaan Simpan Pinjam?

Bu Yayat : Oh gitu. Kalau menurut Ibu mah sih simpan piinjam di PNPM bagus, bisa

ortang-orang miskin

Peneliti : Sudah berapa Bu ikut Simpan pinjam Perempuan (SPP)?

Bu Yayat: Saya sudah 6 tahun ikutan SPP de

Peneliti : Oh sudah lama juga ya Bu. Emang dulunya tujuan utama Ibu ikutan SPP untuk

apaBu?

Page 145: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

Bu Yayat : Buat nambah modal usaha dan biayai anak sekolah de

Peneliti : Oh gitu, emang anak Ibu sekolah dimana Bu? Terus kenapa Ibu memilih pinjam

modal di SPP PNPM?

Bu Yayat : Karena minjem di SPP cukup dengan poto kopy KTP sama KK aja jaminannya

dan minjem per kelompok jadi bisa saling ngebantu.

Peneliti : Setelah dapat pinjaman SPP mau digunakan buat apa Bu? (mengulang

pertanyaan guna melihat konsistensi si ibu)

Bu Yayat : Tentunya buat nambahin modal usaha yang kecil.

Peneliti : Sebelum ikutan SPP usaha ibu apaan bu?

Bu Yayat : Sebelum minjem usaha Ibu juga sama warung Sembako juga tapi kecil cuma

bisa jual rokok satu dua bungkus dan bahan pokok juga sedikit doang warung kecil gimana sih

ade pasti tau lah.

Peneliti : Apa ada perubahan Bu untuk usaha Ibu, keluarga dan diri Ibu sendiri selama

bergabung di PNPM?

Bu Yayat : Perubahan buat usaha saya sih tentunya tambah meningkat misalkan dulu mah

saya beli rokok satu dua bungkus sekarang mah Alhamdulillah satu dua slop udah bisa. Dulu

mah Cuma bisa nyetok mi dikit sekarang bisa dusan dan masih banyak lagi deh. Kalo buat

keluarga tentunya perubahan banyak dirasakan bisa ngeringanin beban suami nyari nafkah anak

bisa di sekolahin dan sedikit-dikit bisa nyicil motor.

Peneliti : hehee. Jadi lebih senang yah Bu sekarang mah. Terus Bu, untuk penghasilan dari

usaha Ibu berapa per harinya?

Bu Yayat : Kalo penghasilan mah gak tentu de, palingan antara 200-400 rb per hari.

Peneliti : Oh gitu yah Bu. Kira-kira nih ya Bu penghasilan Ibu sebelum ikut Simpan

Pinjam PNPM berapa Bu?

Bu Yayat : Kalo penghasilan dulu mah paling nyampe 150-250 rb per hari.

Peneliti : Hmm,.gitu yah Bu. Terus kalau pengeluaran buat keluarganya berapa per

harinya?

Page 146: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

Bu Yayat : Kalo pengeluaran mah per hari paling 300 rban lah per harinya.

Peneliti : Apa saja Bu pengeluaran per harinya?

Bu Yayat : Banyak de anak jajan, ongkos sekolah anak, buat masak sayur-sayuran, lauk

pauk lah. Kalo beras sama barang pokok mah kan Ibu jualan sendiri jadi tinggal ambil aja

diwarung.

Peneliti : Untuk pengeluaran mingguannya Bu menurutIbu apa saja kira-kira?

Bu Yayat : Kalo mingguan mah sih belanja buat warung sama setoran buat yang naro

produknya di warung saya.

Peneliti : Untuk pengeluaran bulanannya Bu apa saja kira-kira?

Bu Yayat : LPG harus ya, setoran motor sama arisan ibu-ibu dan biaya anak sekolah

palingan.

Peneliti : Kalau Bapak kerja di mana Bu, dan kira-kira penghasilan Bapak berapa per

bulannya?

Bu Yayat : Bapak sih kerjanya di pabrik, gaji yah UMR

Peneliti : Ohh gitu yah, Ibu suka ikutserta acara di lingkungan Ibu?

Bu Yayat : ibu mah sering sih ikutan

Peneliti : Dalam perkumpulan Ibu sering mengemukakan pendapat Ibu?

Bu Yayat : Kalo ketua mah saya belum pernah de. Jadi anggota biasa aja diperkumpulan.

Peneliti : Kalau dalam perkumpulan ibu sering tuh Bu mengemukakan pendapat Ibu?

Bu Yayat : Kalo di pertemuan mah sih saya jarang seperlunya aja

Peneliti : Maaf yah Bu, Ibu suka minder tidak kalau ikutan kumpul bareng dengan orang-

orang yang status ekonominya di atas Ibu?

Bu Yayat : Gak juga sih sama gabung sama siapa aja kalo orang itu baik mengapa kita harus

menjauh.

Page 147: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

Peneliti : Oh gitu yah Bu, aduh haus juga nih Bu kelamaan ngobrol sama ibu. Saya boleh

minta mizonnya satu?

Bu Yayat :Minta lagi, beli lah hehehe. Becanda de.

Peneliti : Hehe iyah Bu lagian saya juga salah ucap. terima kasih banyak yah Bu udah

nyempetin waktu ngobrolnya sama saya.

Bu Yayat : Iyah de. Sama-sama.

Wawancara VIII

Informan : Ibu Erna (38 th)

Jabatan : Anggota Kelompok Berkah SPP UPK Kecamatan Rajeg

Waktu : Jumat, 29 April 2016, Pukul 16.30 s/d 17.00.WIB.

Tempat : Kediaman Bu Erna.

Peneliti : Assalamu Alaikum,

Bu Erna : Walaikumsalam,.

Peneliti : Maaf Bu mengganggu waktunya sebentar, Saya Wawan Hermawan lagi meneliti

Program Simpan Pinjam di PNPM Bu, kedatangan saya kesini mau wawancara Ibu tentang

pelaksanaan simpan pinjam menurut Ibu?

Ibu Asmi: Menurut Ibu yah Simpan Pinjam itu program yang bagus yah de, mampu

meningkatkan modal usaha saya dan bisa ngebantu usaha saya lebih maju.

Peneliti : Sudah berapa lama Bu ikut Simpan pinjam Perempuan (SPP)?

Page 148: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

Bu Erna : Sudah lama sih, kayaknya 6 tahun kali

Peneliti : Awal tujuan utama ibu ikutan SPP untuk apa bu?

Bu Erna : Buat nambah modal usaha dan biayai anak sekolah de.

Peneliti : Kenapa Ibu mau pinjam di SPP PNPM?

Bu Erna : Gini sih de kalo minjem pinjaman di PNPM mah bunga kecilnya dan bisa

dicicil perharinya di dalam kelompok.

Peneliti : Sebelum ikut SPP usaha Ibu apa?

Bu Erna : Sebelum Ibu minjem masih sama sih warung jajanan juga cuma gak seperti

sekarang ini, dulu mah cuma jajanan sama es-es aja. Sekarang mah, lama kelamaan.

Alhamdulillah, bisa nambahin jajanan, gorengan dan lebih rame aja warungnya jadi anak-anak

sekolah lebih banyak pilihan kalo mau jajan.

Peneliti : Selama Ibu pinjam dari PNPM apa ada perubahan Bu untuk usaha Ibu, keluarga

dan diri Ibu sendiri?

Bu Erna : Perubahan yang saya rasakan sih tentunya dagangan saya tambah banyak yah,

buat keluarga Alhamdulillah bisa ngebantu iuran sekolah, jajan anak dam keperluan lainnya.

Saya kan punya anak 4 de, yang satu anak sekolah MI, pesantren dua orang dan satu lagi

nganggur aja dirumah. Terus pekerjaan suami cuma guru honorer madrasah gajinya cuma 800-

1,5 jt perbulannya de. Sedikit-dikit ada lah perubahannya bisa bantuin suami bantu kebutuhan

keluarga. Kalo perubahan buat saya sih tentunya melihat anak semuanya kebiayaian saya sudah

bahagia banget dan itu perubahan kebahagiaan tersendiri buat saya.

Peneliti : Oh gitu yah Bu, kira-kira nih ya penghasilan dari usaha Ibu emang berapa per

harinya?

Bu Erna : Kalo penghasilan mah gak tentu de, palingan antara 100 sampai 200 rb perhari.

Peneliti : Oh gitu yah Bu. Kira-kira nih ya Bu penghasilan Ibu sebelum ikut Simpan

Pinjam PNPM berapa Bu?

Page 149: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

Bu Erna : Yah Paling penghasilan Ibu 50-150 ribu per hari.

Peneliti : Hmm, gitu yah bu. Kira-kira nih ya Bu kalau pengeluaran keluarga berapa Bu

perharinya?

Bu Erna : Kalo pengeluaran keluarga per hari paling 200 rban lah per harinya.

Peneliti :Apa saja Bu pengeluaran per harinya?

Bu Erna :Banyak de. Jajan anak, ongkos sekolah anak, buat masak sayur-sayuran, lauk

pauk lah segala macem buat makan.

Peneliti :Hmm segitu yah. Untuk pengeluaran mingguannya berapa Bu?

Bu Erna : Kalo mingguan mah sih jarang yah, palingan peralatan mandi kayak sampo

sabun gitu deh

Peneliti : Kalau untuk pengeluaran bulanannya apa aja Bu kira-kira?

Bu Erna : pengeluaran bulanan mah biasanya beli gas LPG, kan sekarang pake gas ya

masaknya. Terus kan anak saya pesantren di Cisoka, itu kirimin biaya anak kesana.

Peneliti : Ohh gitu yah, Ibu suka ikut kumpulan acara di lingkungan?

Bu Erna : Saya mah jarang, itu juga ikutan kalau kumpulan acara pengajian Ibu-ibu aja di

setiap hari rabu di sini.

Peneliti : Kalau di dalam perkumpulan atau acara pengajian gitu Ibu pernah menjadi

ketuanya Bu?

Bu Erna : Kalo ketua mah saya belum pernah, kalo ketuaan mah iyah.hehehe.

Peneliti : Di dalam perkumpulan Ibu sering mengemukakan pendapat Ibu?

Bu Erna : Kalo di pertemuan mah sih saya sering ngomong, kalo ada yang gak cocok lah

sama saya.

Peneliti : Maaf yah bu, Ibu suka minder tidak jika ikut kumpul bareng sama orang-orang

yang status ekonominya di atas Ibu?

Page 150: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

Bu Erna : gak minder sih. Tapi malu aja bawaanya. Saya mah kalo gabung palingan sama

Ibu-ibu pengajian aja sih gak juah dari itu.

Peneliti : Oh gitu yah Bu, aduh haus juga nih Bu keasyikan ngobrol sama ibu. Saya boleh

pesen es jusnya Bu?

Bu Erna : Hehehe. Iyah yah. Sampe-sampe Ibu poho mere cai minum. Boleh de. Bentar

yah Ibu buatin dulu.

Peneliti : Hehe. Iyah bu. Terima kasih banyak yah bu udah nyempetin waktu ngobrolnya

sama saya.

Bu Erna : Iyah de. Sama-sama. Silahkan di minum.

Wawancara IX

Informan : Ibu Halimah (43 th)

Jabatan : Anggota Kelompok Berkah SPP UPK Kecamatan Rajeg

Waktu : Selasa, 29 April 2016. Pukul10.00 s/d 10.25.WIB.

Tempat : Kediaman Bu Halimah

Peneliti : Assalamu Alaikum,

Bu Halimah : Walaikum salam,.

Peneliti :Maaf Bu mengganggu waktunya sebentar, SayaWawan Hermawan lagi meneliti

Program Simpan Pinjam di PNPM Bu, kedatangan saya kesini mau wawancara Ibu tentang

pelaksanaan simpan pinjam. Menurut Ibu bagaimana pelaksanaan simpan pinjam?

Page 151: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

Bu Halimah : Oh gitu. Kalau menurut Ibu mah sih simpan pinjam di PNPM baguslah bisa

bantu Ibu-ibu seperti saya buat nambahin modal usaha.

Peneliti :Ibu sudah berapa lama ikut Simpan pinjam Perempuan (SPP) di PNPM?

Bu Halimah : Saya sudah lama ikutan, kayaknya udah dapet keenam kali de

Peneliti : Apa tujuan utama Ibu ikutan SPP?

Bu Halimah : Saya ikut minjamdi PNPM buat nambahin modal dan juga buat menyekolahkan

anak dek kuliah. Alhamdulilah modal usaha bisa, kuliahin anak juga bisa.

Peneliti : Oh keren tuh Bu, terus kenapa Ibu mau pinjam modal di SPP PNPM kan banyak

Bu pinjaman lain selain PNPM?

Bu Halimah : Kalau minjem di PNPM mah gampang cuma modal KTP sama KK aja. Dan

setorannya juga ringan kita bisa pinjem sesuai kemampuan kita menyetornya per bulan

“pernyataannya sama dengan bu Yuli”.

Peneliti : Setelah dapat pinjaman SPP mau digunakan buat apa Bu? (mengulang

pertanyaan guna melihat konsistensi si Ibu)

Bu Halimah : Tentunya buat nambahin modal.

Peneliti : Sebelum bergabung dengan SPP PNPM Ibu usaha apa?

Bu Halimah : Dulu Ibu cuma berjualan warung sembako kecil-kecilan aja de.

Peneliti : Apa ada perubahan Bu semenjak Ibu bergabung dengan PNPM dari segi usaha

Ibu, keluarga dan diri Ibu sendiri?

Bu Halimah : Perubahan yang ibu rasakan sejak bergabung dengan PNPM sih, warung Ibu jadi

lebih gede. Yang dulunya cuma jualan kecil-kecilan sekarang mah dikit-dikit udah mampu

berjualan warung sembako yang lebih komplit. Kalo buat keluarga Ibu jadi teringat pas Bapak di

PHK. Dulu, suami Ibu pernah mengalami PHK selama 3 bulan tidak bekerja dan saat itu

keuangan pokok dari suami. Dan untungnya Ibu bergabung dengan kelompok simpan pinjam

Page 152: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

yang mampu membantu perekonomian keluarga dan mampu mandiri tanpa penghasilan dari

suami keluarga ibu dan Alhamdulillah mampu mencukupi kebutuhan sehari-hari. Walaupun saat

itu suami ibu sedang di PHK, sekarang anak Ibu sedang menempuh pendidikan tinggi di

Universitas Pamulang yang Alhamdulillah menurut ibu ini semua hasil dari pinjaman PNPM.

sehingga Ibu mampu menyekolahkan anak Ibu ke perguruan tinggi. Itulah manfaat yang sangat

terasa dalam hidup Ibu semenjak ikut SPP.

Peneliti : Untuk penghasilan dari usaha Ibu kira-kira berapa per harinya?

Bu Halimah : Kalo penghasilan dari usaha saya sih tergantung ya, biasanya sih 100-250 lah per

hari.

Peneliti : Oh gitu yah Bu. Kira-kira nih ya Bu penghasilan Ibu sebelum ikut Simpan

Pinjam PNPM berapa Bu?

Bu Halimah : Yah paling penghasilan dulu mah nyampe 100-200an lah.

Peneliti : Hmm, gitu yah Bu. Kira-kira nih ya Bu untuk pengeluaran keluarga berapa per

harinya?

Bu Halimah : Kalo buat pengeluaran per hari paling 150 rban lah per harinya.

Peneliti : Untuk pengeluaran keluarga per harinya apa saja Bu?

Bu Halimah : Banyak de,buat anak jajan, ongkos sekolah anak ke UNPAM kan pulang pergi

tuh dia, buat masak sayur-sayuran, lauk pauk lah. Beli beras, minyak, bumbu-bumbu dapur dan

lain-lain.

Peneliti : Untuk pengeluaran mingguannya apa saja Bu?

Bu Halimah : Kalo mingguan gak ada deh kayaknya de, kebanyakan Ibu kalo belanja bulanan

atau harian aja sih.

Peneliti : Untuk pengeluaran bulanannya apa saja?

Page 153: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

Bu Halimah : kalu untuk pengeluaran bulanannya sih, biasanya ke pake biaya anak sekolah

dan setoran motor sama biaya anak kuliah Ibu.

Peneliti : Untuk pemasukan keluarga secara keseluruhan kira-kira berapa Bu?

Bu Halimah : Kalo pemasukannya sih 5jtan per bulan itu semuanya, hasil dagang saya sama

suami.

Peneliti : Ohh gitu yah, Ibu suka ikut kumpulan acara di lingkungan Ibu?

Bu Halimah : Saya mah sering, orang setiap ada acara kelurahan atau apa saya sama Bu yuli

selalu ikut.

Peneliti : Dalam perkumpulan apa Ibu pernah mengemukakan pendapat?

Bu Halimah : Kalo di pertemuan mah sih saya seringnya mendengarkan aja.

Peneliti : Maaf yah Bu, Ibu suka minder tidak jika ikut berkumpul dengan orang-orang

yang status ekonominya di atas Ibu?

Bu Halimah: Gak ah biasa aja sih. Saya mah orang nya terbuka bergaul dengan siapa aja.

Peneliti : Wiiihh mantep nih Ibu terbuka, Ibu terima kasih yah atas waktunya sudah mau

menyempatkan waktu ngobrol dengan saya.

Bu Halimah : Iyah sama-sama.

Page 154: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

Wawancara X

Informan : Ibu Suryati (35 th)

Jabatan : Bendahara Kelompok Anggrek SPP UPK Kecamatan Rajeg

Waktu : Senin, 23 April 2016. Pukul 09.00. s/d 09.45.WIB.

Tempat : Kantor PNPM

Peneliti : Assalamu Alaikum,

Ibu Suryati : Walaikum Salam,.

Peneliti : Maaf Bu mengganggu waktunya sebentar, saya boleh ngobrol sebentar dengan

ibu.

Ibu Suryati : Iyah ga apa-apa. Emang ada perlu apa yah de?

Peneliti : Saya kan lagi meneliti Program Simpan Pinjam di PNPM Bu, saya ingin tahu Bu

pelaksanaan simpan pinjam menurut Ibu.

Ibu Suryati : Menurut Ibu yah Simpan Pinjam itu program yang sangat bermanfaat de, bisa

bantu kami yang mau lagi cari modal tambahan dagang.

Peneliti : Oh gitu yah Bu, Sudah berapa lama Bu ikut Simpan pinjam Perempuan (SPP)

PNPM?

Ibu Suryati : Saya sudah 6 tahun ikutan SPP de

Peneliti : Tujuan utama Ibu ikutan SPP untuk apa Bu?

Ibu Suryati : Buat nambah modal usaha saya

Peneliti : Kenapa Bu emang usahanya, terus kenapa Ibu mau minjem di SPP PNPM?

Page 155: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

Ibu Suryati : karena dulu ada temen saya minjem di SPP juga terus saya diajak deh tapi

Alhamdulillah setelah saya minjem banyak manfaat yang saya rasakan dan enak aja minjemnya

ringan bisa dicicil di kelompok.

Peneliti : Oh….Setelah dapat pinjaman SPP mau digunakan buat apa Bu? (mengulang

pertanyaan guna melihat konsistensi si Ibu)

Ibu Suryati : Tentunya buat nambahin modal de.

Peneliti : Sebelum ikutan SPP usaha Ibu apaan Bu?

Ibu Suryati : sebelumnya sih usaha saya sama jualan pakaian kredit harian juga tapi masih

minim modalnya jadi barangnya juga sedikit.

Peneliti : Oh jualan ban yah Bu. Ibu kan sudah lama pinjam di SPP, apa ada perubahan Bu

untuk usaha Ibu, keluarga dan diri Ibu sendiri?

Ibu Suryati : perubahan yang saya rasakan sih tentunya dagangan saya tambah banyak yah

dan saya bisa membuat dagangan pakaian saya banyak pilihan seperti kemeja laki-laki, pakaian

Ibu-ibu dan anak-anak juga, buat keluarga Alhamdulillah bisa ngebantu suami . kan suami saya

kerjanya Cuma buruh pabrik gajinya bulanan jadi buat keabutuhan sehari-hari kan harus selalu

ada. Saya juga kan puny anak 2 SD 1 dan SMA 1. dan kalo perubahan buat saya sih tadinya

susah nih buat beli kosmetik ibu-ibu sekarang mah saya bisa beli sendiri hehehe.

Peneliti : Apa Ibu menerima perubahan yang terjadi di kelompok Ibu?

Ibu Suryati : Saya senang jika ada perubahan dalam kelompok, awalnya sih saya risi.

Risihnya begini, kami sudah merasa nyaman dengan kelompok yang beranggotakan sepuluh

orang ini. Jika terjadi pemekaran lagi kami harus membina kelompok baru, kamipun akhirnya

memberanikan diri membentuk kelompok binaan baru dan keluar dari zona nyaman saat itu.

Tapi, Alhamdulillah ternyata dibalik kehawatiran kami dahulu, kami mampu membantu teman-

teman yang lain untuk meningkatkan usahanya lewat pinjaman ini. Saat ini kami sudah

mempunyai 2 (dua) kelompok binaan yang saat ini berjalan dengan lancar.

Peneliti : Emang penghasilan Bapak berapa Bu per bulannya?

Page 156: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

Ibu Suryati : Kalo pabrik mah UMR lah de

Peneliti : Terus Bu, kira-kira nih ya penghasilan dari usaha Ibu berapa Bu per harinya?

Ibu Suryati : Kalo penghasilan mah gak tentu de, palingan antara 100-150 rb perhari.

Peneliti : Oh gitu yah Bu. Kira-kira nih ya Bu penghasilan Ibu sebelum ikut Simpan

Pinjam PNPM berapa Bu?

Ibu Suryat : Yah palingan 100an lah. Orang warung kecil doang.

Peneliti : Iyah sih Bu.hehe. Kira-kira nih ya Bu kalau pengeluaran keluarga berapa Bu per

harinya?

Ibu Suryati : Kalo pengeluaran mah perhari paling 200 rban lah per harinya.

Peneliti :Kira-kira nih ya Bu apa aja Bu pengeluaran per harinya?

Ibu Suryati : Banyak de buat anak jajan, ongkos sekolah anak, buat masak sayur-sayuran,

lauk pauk lah. Beli beras, minyak, bumbu-bumbu dapur dan lain-lain.

Peneliti :Kalo pengeluaran mingguan nya nih bu apa aja kira-kira?

Ibu Suryati : Kalo mingguan mah sih jarang yah de palingan peralatan mandi kayak sampo

sabun, bumbu-bumbu dapur dan juga setiap Minggu ibu beli pakaian buat jualan ibu jadi agak

berat ibu di mingguannya

Peneliti : Kalo pengeluaran bulanannya Bu apa aja kira-kira?

Ibu Suryati : LPG dan setoran motor nih satu.

Peneliti : Ohh gitu yah, Ibu suka ikut berpartisipasi dalam acara di lingkungan Ibu?

Ibu Suryati : Saya mah sekali-kali ikutan sih kalo ada teman yang ngajak mah

Peneliti : Apa Ibu pernah menjadi ketua acara di lingkungan Ibu?

Ibu Suryati : Udah pernah dulu jadi ketua posyandu di Desa.

Page 157: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

Peneliti : Apa Ibu sering aktif kalau dalam perkumpulan di lingkungan?

Ibu Suryati : Kalo di pertemuan mah sih saya sering ngomong mah tapi dikit.

Peneliti : Maaf yah Bu, Apa Ibu suka minder jika ikut berkumpul dengan orang-orang

yang status ekonominya di atas Ibu?

Ibu Suryati : Gak sih biasa aja

Peneliti : Oh gitu yah Bu, kayak nya udah cukup nih Bu pertanyaannya makasih yah Bu

udah mau nyempetin waktunya.

Ibu Suryati : Iyah de. Sama-sama.

Page 158: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

Wawancara XI

Informan : Ibu Ajizah (35 th)

Jabatan : Bendahara Kelompok Anggrek SPP UPK Kecamatan Rajeg

Waktu : Senin, 25 April 2016. Pukul 11.00. s/d 11.30.WIB.

Tempat : Kantor PNPM

Peneliti : Assalamu Alaikum,

Ibu Azijah : Walaikumsalam,.

Peneliti : Maaf Bu mengganggu waktunya sebentar, saya boleh ngobrol sebentar dengan

ibu.

Ibu Azijah : Iyah ga apa-apa. Emang ada perlu apa yah de?

Peneliti : Saya kan lagi meneliti Program Simpan Pinjam di PNPM Bu, saya ingin tahu Bu

pelaksanaan simpan pinjam menurut Ibu.

Ibu Azijah : Menurut Ibu yah Simpan Pinjam itu program yang sangat bermanfaat de, saya

bisa terbantu dalam usaha saya dan bisa ngebantu usaha saya lebih maju.

Peneliti : Oh gitu yah Bu, Sudah berapa lama Bu ikut Simpan pinjam Perempuan (SPP)

PNPM?

Ibu Ajizah : Saya sudah 6 tahun ikutan SPP de

Peneliti : Tujuan utama Ibu ikutan SPP untuk apa Bu?

Page 159: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

Ibu Ajizah : Buat nambah modal usaha

Peneliti : Kenapa Bu emang usahanya, terus kenapa Ibu mau minjem di SPP PNPM?

Ibu Ajizah : Butuh modal buat usaha saya dan karena SPP pinjamannya bisa dicicil per

harinya di dalam kelompok dan di dalam kelompoknya itu orang-orang yang deket sama saya

semua. Jadi saya enak aja minjemnya.

Peneliti : Oh….Setelah dapat pinjaman SPP mau digunakan buat apa Bu? (mengulang

pertanyaan guna melihat konsistensi si Ibu)

Ibu Ajizah : Tentunya buat nambahin modal de.

Peneliti : Sebelum ikutan SPP usaha Ibu apaan Bu?

Ibu Ajizah : Sebelum minjem usaha Ibu jualan bareng sama suami jualan ban motor. Ibu

ikutan juga buat nambahin modal suami sih jadi kan kalo usaha ban modalnya lumayan de.

Peneliti : Oh jualan ban yah Bu. Ibu kan sudah lama pinjam di SPP, apa ada perubahan Bu

untuk usaha Ibu, keluarga dan diri Ibu sendiri?

Ibu Ajizah : Perubahan yang saya rasakan sih tentunya tambahan stok ban motor saya lebih

komplit yah dan buat keluarga bisa ngebantu ngeringanin beban keluarga seperti iuran sekolah,

jajan anak dan keperluan lainnya saya kan punya ua anak de, anak pertama lagi SMP dan anak

kedua sekolah SD. Kalo perubahan buat saya sih tentunya dikit-dikit sudah bisa nyicil motor

matik buat nganterin anak ke sekolah.

Peneliti : Terus Bu, kira-kira nih ya penghasilan dari usaha Ibu dan Bapak berapa Bu per

harinya?

Page 160: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

Bu Azijah : Kalo penghasilan mah antara 200-350 ribuan lah per harinya tapi gak tentu juga

namanya juga ban motor orang beli pas bannya udah botak aja.

Peneliti : Oh gitu yah Bu. Kira-kira nih ya Bu penghasilan Ibu sebelum ikut Simpan

Pinjam PNPM berapa Bu?

Bu Azijah : Dulu mah kan Ibu jualan palingan satu dua ban motor yah, palingan

penghasilannya 100-200an lah.

Peneliti : Iyah sih Bu.hehe. Kira-kira nih ya Bu kalau pengeluaran keluarga berapa Bu per

harinya?

Bu Azijah : Kalo pengeluaran mah per hari paling 50 rban lah per harinya. Banyak de buat

anak jajan, ongkos sekolah anak, buat masak sayur-sayuran, lauk pauk lah. Beli beras, minyak,

bumbu-bumbu dapur dan lain-lain.

Peneliti :Oh gitu yah.. Untuk pengeluaran mingguannya nih Bu apa aja kira-kira?

Bu Azijah : Kalo mingguan mah sih jarang yah de palingan peralatan mandi kayak sampo

sabun, bumbu-bumbu dapur gitu deh.

Peneliti : Kalau pengeluaran bulanannya Bu apa aja kira-kira?

Bu Azijah : Bulananan mah biasanya beli gas LPG 3 kg dan biaya anak sekolah dan setoran

motor.

Peneliti : Ohh gitu yah, Ibu suka ikut berpartisipasi dalam acara di lingkungan Ibu?

Bu Azijah : Saya mah jarang kalo kumpulan acara mah, repot ngurusin anak.

Page 161: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

Peneliti : Apa Ibu pernah menjadi ketua acara di lingkungan Ibu?

Bu Azijah : Kalo ketua mah saya belum pernah de. jadi anggota biasa aja pengennya.

Peneliti : Apa Ibu sering aktif kalau dalam perkumpulan di lingkungan?

Bu Azijah : Kalo di pertemuan mah sih lebih suka mendengarkan aja. Hehe..

Peneliti : Maaf yah Bu, Apa Ibu suka minder jika ikut berkumpul dengan orang-orang

yang status ekonominya di atas Ibu?

Bu Azijah : Gak ah biasa aja..

Peneliti : Oh bagus dong bu, Bu kapan-kapan saya boleh mampir gak nih ke toko ban Ibu?

Bu Azijah : Hehehe,. Tentu saja Boleh de, sekalian ganti ban juga ya.

Peneliti : Heheh.. Iyah Bu tentunya, Terima kasih banyak yah Bu sudah menyempatkan

waktu ngobrolnya dengan saya.

Peneliti : Iyah de. Sama-sama. Assalamu Alaikum.

Bu Azijah : Waalaikum Salam.

Page 162: IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33603/1/WAWAN... · Terakhir adalah untuk mengevaluasi efektivitas lembaga-lembaga

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

PNPM MANDIRI PERDESAAN KECAMATAN RAJEG Alamat Kantor : Ruko Perum Sukatani Blok G.2/10 Jln. Raya Daon Kel.

Sukatani

Kecamatan Rajeg Kab. Tangerang Banten Telp. 021-59351964

SURAT KETERANGAN TELAH MELAKSANAKAN PENELITIAN

NO: 02/UPK.PNPM/RJG/V/2016

Yang bertanda tangan di bawah ini Manager Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan Kecamatan Rajeg Kabupaten

Tangerang, menerangkan bahwa :

Nama : Wawan Hermawan

Jurusan : Kesejahteraan Sosial

Alamat : Kp. Daon Tegal Desa Pangarengan Kec. Rajeg

Kab. Tangerang.

Nama tersebut di atas telah melakukan penelitian Skripsi yang berjudul “Implementasi

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat ( PNPM ) Mandiri Perdesaan Kecamatan Rajeg dalam

Meningkatkan Status Ekonomi Keluarga Miskin” dari 22 April sampai dengan 31 Mei 2016.

Demikian keterangan ini kami buat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Rajeg, 31 Mei 2016

Manager

Abdul Hasan, S.E, M.Pd.