implementasi program kampung keluarga berencana …

193
IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA DI KELURAHAN PADANG BULAN KECAMATAN MEDAN BARU KOTA MEDAN SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Pada Program Studi Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara OLEH ANGGI PRATIWI NIM : 160903040 PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2021 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Upload: others

Post on 04-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA DI

KELURAHAN PADANG BULAN KECAMATAN MEDAN BARU KOTA

MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan

Gelar Sarjana Pada Program Studi Ilmu Administrasi Publik

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara

OLEH

ANGGI PRATIWI

NIM : 160903040

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2021

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 2: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 3: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 4: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 5: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

i

ABSTRAK

Program Kampung Keluarga Berencana (KB) merupakan inovasi yang

dikeluarkan oleh pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup

masyarakat di tingkat kampung dalam rangka mewujudkan keluarga kecil

berkualitas. Kampung KB yang sudah terbentuk di Indonesia belum sepenuhnya

diisi dengan kegiatan-kegiatan terpadu yang bertujuan untuk meningkatkan

kualitas hidup masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan

implementasi program Kampung KB di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan

Medan Baru Kota Medan.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif

kualitatif dengan mengumpulkan data melalui wawancara, observasi, dan

dokumentasi. Adapun informan dalam penelitian ini meliputi Perwakilan Badan

Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sumatera

Utara, Kelompok Kerja (Pokja) Kampung KB Kelurahan Padang Bulan, lintas

sektor dan masyarakat Kelurahan Padang Bulan. Teknik analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah reduksi data, penyajian data dan penarikan

kesimpulan. Untuk menjamin kebenaran informasi, penulis menggunakan

triangulasi metode dan triangulasi data.

Dari hasil penelitian, dapat diketahui bahwa implementasi program

berhasil apabila pemerintah, pokja, lintas sektor dan masyarakat berperan dan

bekerjasama dengan maksimal. Keberadaan Kampung KB di Kelurahan Padang

Bulan Kecamatan Medan Baru Kota Medan sudah memberikan manfaat kepada

masyarakat, tetapi dalam pelaksanaannya masih kurangnya sumber daya manusia

yang berkualitas dan kurangnya kerjasama dengan lintas sektor. Masyarakat juga

minim pemahaman akan Program Kampung KB yang berdampak terhadap

partisipasi masyarakat, serta sarana dan prasarana yang belum mendukung

pelaksanaan program Kampung KB Kelurahan Padang Bulan

Kata Kunci : Kebijakan Publik, Implementasi Program, Kampung KB

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 6: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

ii

ABSTRACT

Family Planning Village program is an innovation issued by the

government which aims to improve the quality of life of the community at the

village level in order to create quality small families. Kampung KB that has been

formed in Indonesia is not yet fully filled with integrated activities aimed at

improving the quality of life of the community. The purpose of this study was to

describe the implementation of the Kampung KB program in Padang Bulan

Village, Medan Baru District, Medan City.

The research method used is qualitative descriptive research method by

collecting data through interviews, observation, and documentation. As for the

informants in this study include representative of the National Population and

Family Planning Agency (BKKBN) of North Sumatra, Working Group (Pokja) of

Padang Bulan Kampung KB across sectors and communities of Padang Bulan

Village. Data analysis techniques used in this research are data reduction, data

presentation and conclusion drawing. To ensure the correctness of the

information, the author uses triangulation methods and data triangulation.

Based on the research findings, it can be seen that how the program

implementation was successful if the government, working groups, cross-sectoral

and community roles and work maximally. The existence of Kampung KB in

Padang Bulan Village, Medan Baru District, Medan City has provided benefits to

the community, but in its implementation there is still a lack of quality human

resources and a lack of cross-sectoral cooperation. The community also lacks

understanding of the Kampung KB Program which has an impact on community

participation, as well as facilities and infrastructure that have not supported the

implementation of the Kampung KB program in Padang Bulan Village.

Keywords: Public Policy, Program Implementation, Kampung KB

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 7: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah

memberikan Rahmat, Nikmat, Hidayah dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Implementasi Program Kampung Keluarga

Berencana di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Kota Medan.”

Adapun penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan di Program

Studi Ilmu Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas

Sumatera Utara, dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Administrasi Publik.

Semoga Rahmat dan Karunia dari Allah SWT selalu mengalir dan menyertai

penulis dalam menyempurnakan karya ilmiah ini.

Pada kesempatan ini, penulis akan mempersembahkan skripsi ini kepada

kedua orang tua penulis yaitu Ibunda Almh Sri Murniati dan Ayahanda Paino

yang tiada henti untuk memberikan semangat dan motivasi kepada penulis.

Terima kasih untuk doa, kasih sayang, nasehat, dan dukungan secara moril

maupun materil yang telah diberikan untuk membesarkan dan mendidik penulis.

Sebagai suatu karya ilmiah, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih

jauh dari kesempurnaan yang disebabkan oleh keterbatasan dan pengalaman

penulis dalam menyusun karya ilmiah. Oleh karena itu, penulis mengaharapkan

adanya kritik maupun saran yang bersifat membangun demi perbaikan skripsi ini.

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan dukungan,

bantuan, bimbingan, dan semangat dari berbagai pihak. Untuk itu penulis

mengucapkan terimakasih kepada kepada:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 8: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

iv

1. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si selaku Rektor Universitas Sumatera

Utara

2. Bapak Drs. Hendra Harahap, M.Si, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Dr. Tunggul Sihombing, MA, selaku Ketua Program Studi Ilmu

Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas

Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Asima Yanty Siahaan, MA selaku sekretaris Program Studi

Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas

Sumatera Utara.

5. Ibu Dra. Februati Trimurni, M.Si, Ph.D selaku Dosen Pembimbing Skripsi

Penulis yang telah membimbing, mengarahkan, dan memberikan motivasi

kepada penulis dengan penuh kesabaran dalam proses penyelesaian skripsi ini.

6. Ibu Arlina, SH., M.Hum selaku Ketua Penguji dan Bapak Rudi Kristian P. M.,

S.Sos, M.A selaku Penguji Tamu pada sidang meja hijau penulis yang telah

banyak memberikan saran terhadap skripsi penulis.

7. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Administrasi Publik FISIP USU yang

telah memberikan begitu banyak ilmu kepada penulis selama masa

perkuliahan yang bermanfaat dan berguna bagi penulis sekarang dan nanti.

8. Kak Dian dan Bang Suhendri selaku staf Program Studi Ilmu Administrasi

Publik FISIP USU yang selalu bersedia membantu pengurusan administrasi

penulis selama masa perkuliahan.

9. Sahabat-sahabat penulis semasa kuliah Anggi F. Saufi Lubis, Annisa Fatin S.

Siregar, Avni Rahmi Putri, Chika Anita Vera Tarigan, Dinda Ainayah, Fadilla

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 9: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

v

Salwa, Radita Paradila, dan Shania Fahira Rusdi yang selama perkuliahan

selalu mengisi hari-hari penulis setiap waktu dan terima kasih untuk segala

manis pahit dunia kampus yang sudah kita lewati bersama selama ini. Semoga

kita semua menjadi orang-orang yang sukses dan semoga persahabatan kita

terus terjalin sampai tua nanti.

10. Teman seperjuangan saat PKL di Samosir Muhammad Farhan Rizki, Fakhri

Khalid, Muhammad Iqbal, Radita Paradila, Shania Fahira Rusdi, Asnita

Leliarta Simanullang dan Yessica Permatasari Purba yang telah memberikan

pengalaman baru dan sangat berkesan bagi penulis. Terimakasih atas

kebersamaan yang berawal dari PKL ini kemudian berlanjut sampai sekarang

dan semoga sampai nanti.

11. Teman sekos Intan Nurpaula Sitorus dan Cut Reza Utami yang selalu

menemani penulis saat suka dan duka.

12. Sahabat tercinta Putri Rizki dan Ade Shifa Putri Hilman yang telah menemani

penulis dan terimakasih atas suka duka yang pernah kita lewati.

13. Teman-teman Ilmu Administrasi Publik stambuk 2016 yang tidak bisa penulis

sebutkan satu persatu.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang

terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu

persatu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan.

Oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun

untuk kesempurnaan skripsi ini. Terima kasih.

Medan, 14 April 2021

Anggi Pratiwi

NIM: 160903040

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 10: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK i

ABSTRACT ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR LAMPIRAN xi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan masalah 10

1.3 Tujuan Penelitian 10

1.4 Manfaat Penelitian 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 12

2.1 Kebijakan Publik ................................................................................ 12

2.1.1 Proses Kebijakan Publik .................................................................. 14

2.2 Implementasi Program 16

2.2.1 Pengertian Implementasi 16

2.2.2 Pengertian Program 17

2.2.2.1 Program Kampung KB 18

2.2.2.2 Tujuan Program Kampung KB 20

2.2.2.3 Ruang Lingkup dan Sasaran Program Kampung KB 21

2.2.2.4 Langkah-Langkah Pembentukan Kampung KB 21

2.2.2.5 Sumber Pembiayaan Kampung KB 23

2.2.3 Implementasi Program 24

2.2.3.1. Organisasi 25

2.2.3.2. Interpretasi 28

2.2.3.3. Penerapan 30

2.3 Definisi Konsep 31

2.4 Hipotesis Kerja 31

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 11: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

vii

BAB III METODE PENELITIAN 33

3.1 Bentuk Penelitian 33

3.2 Lokasi Penelitian 35

3.3 Informan Penelitian 35

3.4 Teknik Pengumpulan Data 38

3.5 Teknik Analisis Data 40

3.6 Validitas Data 41

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 44

4.1 Gambaran Umum Kelurahan Padang Bulan 44

4.1.1 Letak dan Keadaan Geografis 44

4.1.2 Visi dan Misi 44

4.1.3 Demografi 45

4.1.3.1 Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Keluarga 46

4.1.3.2 Penduduk Berdasarkan Usia 46

4.1.3.3 Penduduk Berdasarkan Suku dan Agama 47

4.1.3.4 Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian 48

4.1.4 Stuktur Organisasi Kelurahan Padang Bulan 48

4.1.5 Tugas Pokok dan Fungsi 49

4.1.5.1 Lurah 50

4.1.5.2 Sekretaris Lurah 50

4.1.5.3 Kepala Seksi Tata Pemerintahan 51

4.1.5.4 Kepala Seksi Pembangunan 52

4.1.5.5 Kepala Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum 53

4.1.6 Fasilitas Umum di Kelurahan Padang Bulan 54

4.1.7 Sarana Pendidikan 55

4.1.8 Sarana Peribadatan/ Rumah Ibadah 55

4.1.9 Kawasan Pertokoan dan Swalayan 56

4.2 Implementasi Program Kampung Keluarga Berencana di Kelurahan

Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Kota Medan 57

4.2.1 Organisasi 59

4.2.2 Interpretasi 74

4.2.3 Penerapan 81

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 12: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

viii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 92

5.1 Kesimpulan 92

5.2 Saran 94

DAFTAR PUSTAKA 96

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 13: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Matriks Informan 36

Tabel 4.1 Komposisi Penduduk 46

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia 46

Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama 47

Tabel 4.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian 48

Tabel 4.5 Fasilitas Umum Kelurahan Padang Bulan 54

Tabel 4.6 Sarana Pendidikan 55

Tabel 4.7 Sarana Peribadatan di Kelurahan Padang Bulan 55

Tabel 4.8 Jumlah Swalayan/ Minimarket 56

Tabel 4.9 Jadwal Kegiatan Kampung KB Kelurahan Padang Bulan 82

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 14: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Persentase Pembentukan Kampung KB Tahun 2018 Menurut Provinsi 5

Gambar 1.2 Jumlah dan Distribusi Kampung KB di Indonesia Tahun 2019 6

Gambar 1.3 Persentase Partisipasi Keluarga dalam Kelompok Kegiatan 9

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kelurahan Padang Bulan 49

Gambar 4.2 Hasil Pertemuan Forum Musyawarah Kampung KB Kelurahan

Padang Bulan pada bulan Juni 2019 63

Gambar 4.3 Surat Edaran Walikota Medan Tentang Intervensi Organisasi Perangkat

Daerah (OPD) Kota Medan dalam Melaksanakan 8 Fungsi Keluarga di Kampung

KB 64

Gambar 4.4 Struktur Pokja Kampung KB Kelurahan Padang Bulan 66

Gambar 4.5 Struktur Pengurus Kampung KB 67

Gambar 4.6 Rumah Data Kependudukan Kelurahan Padang Bulan 71

Gambar 4.7 Pelaksanaan Program Kampung KB di Rumah Data Kependudukan

Kelurahan Padang Bulan 72

Gambar 4.8 Materi Penyuluhan Pembangunan Keluarga Lansia 75

Gambar 4.9 Website Kampung KB Padang Bulan 91

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 15: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Pedoman Observasi

Lampiran 2. Pedoman Dokumentasi

Lampiran 3. Pedoman Wawancara

Lampiran 4. Transkrip Observasi

Lampiran 5. Transkrip Dokumentasi

Lampiran 6. Transkrip Wawancara

Lampiran 7. Berita Acara Seminar Proposal

Lampiran 8. Surat Izin Penelitian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 16: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara-negara berkembang selalu mengalami masalah utama yakni

masalah pembangunan, dimana salah satu poin masalah pembangunan yaitu

jumlah penduduk yang besar dengan kualitas hidup yang rendah. Indonesia

sebagai salah satu negara berkembang memiliki kebijakan dan program

kependudukan yang selama ini sangat berupaya untuk mengelola pertumbuhan

penduduk. Upaya tersebut dilakukan melalui program Keluarga Berencana (KB).

Program KB pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan kepedulian dan

peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan

kelahiran dan pembinaan ketahanan keluarga yang akan memberikan kontribusi

dalam peningkatan kesejahteraan keluarga dalam rangka mewujudkan keluarga

kecil bahagia sejahtera. Program KB di Indonesia sejak tahun 1970 dinilai

berhasil karena angka kelahiran total atau Total Fertility Rate (TFR) pada waktu

itu turun dari 5,6 persen menjadi 2,6 persen (Voaindonesia.com,

https://www.voaindonesia.com/a/pakar-kependudukan-program-kb-di-indonesia-

sedikit-mengendur/5413912.html, diakses pada 26 Oktober 2020).

Dengan adanya Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 dan Keputusan

Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,

Kewenangan dan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non

Departemen, program KB tidak lagi dilaksanakan sentralistik di bawah koordinasi

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), melainkan

didesentralisasikan kepada daerah. Jadi, kabupaten/kota memiliki kemandirian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 17: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

2

dalam menangani masalah KB, termasuk urusan anggaran dan personilnya

(Purwaningsih, 2012:113).

Akibat dari ditetapkannya kebijakan desentralisasi, selain berkurangnya

jumlah institusi pengelola KB, kualitas tenaga pengelola dan pelaksana program

KB di tingkat lapangan juga menurun karena banyak yang dimutasi atau pensiun.

Suyono Hadinoto selaku Direktur Analisis Dampak Kependudukan Badan

Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengatakan

“kita (Pemerintah Pusat) sudah tidak bisa memerintahkan ke tingkat

bawah. Itu dibutuhkan leader yang kuat di tingkat provinsi untuk

menerapkan program KB tersebut," tuturnya. Lebih lanjut Suyono

menjelaskan bahwa dengan adanya penerapan otonomi daerah, banyak

Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) yang berkurang. Ini

disebabkan banyak yang pindah ke tempat lain dan mutasi yang dilakukan

oleh pimpinan daerah terhadap pimpinan dinas itu sangat tinggi. Ditambah

belum semua Bupati memiliki perhatian terhadap program KB. Ada juga

daerah yang merasa daerahya luas malah ingin tambah penduduk

(Liputan6.com, https://www.liputan6.com/health/read/359124/alasan-

program-kb-zaman-orba-sukses, diakses pada 27 September 2020).

Meski pemerintah telah mengeluarkan program KB, namun program

tersebut mengalami penurunan dengan berbagai persoalan, mulai dari pencapaian

peserta KB yang mengalami penurunan, kurangnya kesadaran masyarakat akan

pentingnya program tersebut sebagai keperluan kesehatan serta kesejahteraan di

masa yang akan datang, dan juga melemahnya peran BKKBN pasca reformasi.

Hambatan dalam pelaksanaan program KB terjadi pada tingkat daerah, kelurahan,

atau bahkan dari masyarakat itu sendiri. Pengetahuan yang minim terkait program

tersebut juga menjadikan timbulnya rasa kurang tertarik masyarakat untuk ikut

serta dalam program KB (Hariansejarah.id,

https://www.hariansejarah.id/2017/05/program-keluarga-berencana-kb-pada-

masa-orde-baru.html, diakses pada 27 September 2020).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 18: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

3

BKKBN merupakan salah satu lembaga non kementerian yang mendapat

mandat untuk mewujudkan Agenda Prioritas Pembangunan (Nawacita)

Pemerintahan periode 2015-2019. Dalam upaya mewujudkan agenda prioritas

tersebut, BKKBN harus dapat melaksanakan Strategi Pembangunan Nasional

2015-2019 (pada Dimensi Pembangunan Manusia) dengan fokus penggarapan

pada Dimensi Pembangunan Kesehatan serta Mental/Karakter (Revolusi Mental)

untuk diintegrasikan ke dalam Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan

Pembangunan Keluarga (KKBPK). Melalui kerangka kerja Program KKBPK

yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

(RPJMN) 2015-2019, BKKBN berkomitmen untuk mensukseskan Agenda

Prioritas dan Dimensi Pembangunan Nasional melalui pelaksanaan Program

KKBPK secara utuh dan menyeluruh di seluruh tingkatan wilayah (Petunjuk

Teknis Kampung KB:2016).

Peran BKKBN tidak hanya fokus dalam kerangka kerja Program KKBPK,

tetapi juga perlu memperhatikan perkembangan lingkungan strategis dan berbagai

permasalahan program yang harus dihadapi saat ini. Beberapa permasalahan yang

perlu mendapat perhatian khusus antara lain stagnasi pencapaian program dan

semakin melemahnya implementasi Program KKBPK di lini lapangan.

Berdasarkan hasil evaluasi internal yang dilakukan dan atas petunjuk Bapak

Presiden Republik Indonesia, maka kemudian dirumuskan inovasi strategis

penguatan Program KKBPK yaitu Program Kampung Keluarga Berencana

(Kampung KB).

Kampung KB merupakan tindak lanjut arahan Presiden Republik

Indonesia, Joko Widodo agar manfaat Program KKBPK dapat lebih dirasakan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 19: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

4

secara langsung oleh masyarakat terutama yang berada di wilayah miskin, padat

penduduk, kurang memiliki akses kesehatan dan pendidikan, terpencil, pesisir,

kumuh, dan kesertaan ber-KB nya masih rendah. Kampung KB merupakan satuan

wilayah setingkat desa/kelurahan atau yang setara dengan kriteria tertentu di mana

terdapat keterpaduan antara program KKBPK dan program pembangunan sektor

terkait lainnya dalam upaya meningkatkan kualitas hidup keluarga dan

masyarakat. Kampung KB juga merupakan wujud dari pelaksanaan agenda

prioritas pembangunan nawacita ketiga, kelima, dan kedelapan. Nawacita ketiga

yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah

dan desa dalam kerangka negara kesatuan. Nawacita kelima yaitu meningkatkan

kualitas hidup masyarakat serta nawacita kedelapan yaitu melakukan revolusi

karakter bangsa (Panduan Pengelolaan Kampung KB Bagi Tenaga Lini Lapangan,

2019:9).

Menurut Petunjuk Teknis Kampung KB (2016:18) ada beberapa kriteria

dalam pembentukan Kampung KB. Dalam hal kriteria utama, sebuah kampung

harus memiliki syarat-syarat seperti jumlah Keluarga Pra Sejahtera (KPS) dan

Keluarga Sejahtera (KS) I di atas rata-rata KPS dan KS I tingkat desa dimana

kampung tersebut berada. Selain itu, kriteria utama lainnya adalah pencapaian KB

di desa tersebut sangat rendah. Dalam hal kriteria wilayah, setiap Kampung KB

harus memenuhi salah satu unsur seperti berada di wilayah kumuh, kampung

pesisir atau nelayan, berada di Daerah Aliran Sungai (DAS), di daerah bantaran

kereta api, kawasan miskin (termasuk miskin perkotaan), terpencil, wilayah

perbatasan, kawasan industri, kawasan wisata dan tingkat kepadatan penduduk

yang tinggi, sehingga tidak semua kampung dijadikan Kampung KB.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 20: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

5

Manfaat Kampung KB selain dapat mengentaskan kemiskinan, juga

mendekatkan pembangunan kepada masyarakat karena program ini melibatkan

semua sektor pembangunan. Dengan kata lain, Kampung KB tak hanya berbicara

soal membatasi ledakan penduduk, tapi juga memberdayakan potensi masyarakat

agar berperan nyata dalam pembangunan. Dalam Kampung KB terdapat beberapa

ruang lingkup seperti yang disebutkan dalam Petunjuk Teknis Kampung KB

(2016:9) yaitu ruang lingkup kependudukan; ruang lingkup keluarga berencana

dan kesehatan reproduksi; ruang lingkup ketahanan keluarga dan pemberdayaan

keluarga (pembangunan keluarga); serta ruang lingkup kegiatan lintas sektor

(bidang pemukiman, sosial, kesehatan, pendidikan, pemberdayaan dan

perlindungan anak dan sebagainya disesuaikan dengan kebutuhan wilayah

Kampung KB)

Gambar 1.1 Persentase Pembentukan Kampung KB Tahun 2018

Menurut Provinsi

Sumber: Laporan Akhir Kampung KB 2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 21: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

6

Berdasarkan Laporan Akhir Kampung KB 2018, jumlah Kampung KB

sampai dengan Desember 2018 sudah mencapai 13.679 Kampung KB yang

tersebar diseluruh Indonesia. Berdasarkan Gambar 1.1 di atas tampak bahwa rata-

rata pembentukan Kampung KB di Indonesia yaitu 86 persen. Tetapi, masih

banyak provinsi yang berada di bawah rata-rata target pembentukan Kampung KB

seperti Kalimantan Timur, Sumatera Utara, Maluku, Nusa Tenggara Timur,

Kepulauan Riau, Maluku Utara, Papua, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jambi, dan

Papua Barat.

Gambar 1.2 Jumlah dan Distribusi Kampung KB di Indonesia Tahun

2019

Sumber: Direktorat Bina Lini Lapangan BKKBN:2020

Jumlah Kampung KB sampai dengan Desember 2019 sudah mencapai

15.441 Kampung KB yang tersebar di seluruh Indonesia. Jika memperhatikan

sebaran Kampung KB menurut target per provinsi seperti Gambar 1.2, terdapat 12

provinsi yang belum mencapai target pembentukan yang ditandai dengan warna

merah muda. Meskipun pembentukan Kampung KB tiap tahun terus meningkat,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 22: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

7

akan tetapi sampai akhir tahun 2019 masih ada beberapa provinsi yang belum

mencapai target salah satunya adalah Provinsi Sumatera Utara.

Pembentukan Kampung KB di seluruh Indonesia mengalami beberapa

kendala. Tahun 2017, lebih dari 516 Kampung KB yang sudah terbentuk belum

seluruhnya diisi dengan kegiatan terpadu. Kegiatan terpadu berupa pelaksanaan

membangun wilayah Kampung KB yang sejahtera. Hal ini dikarenakan sasaran

utama pembentukan Kampung KB di daerah-daerah yang belum menyasar

penggunaan KB dan daerah kumuh. Beberapa daerah belum efektif

pelaksanaannya karena tidak diisi dengan kegiatan terpadu, artinya masyarakat

masih belum mendapatkan manfaat dari keberadaan Kampung KB

(https://www.liputan6.com/health/read/2994295/kendala-terbentuknya-kampung-

kb-di-daerah, diakses pada 28 Januari 2020).

Kendala lainnya adalah masalah pengorganisasian yaitu pemerintah daerah

setempat tidak bisa mempersatukan dinas-dinas terkait, misal dinas kependudukan

dan dinas kesehatan, padahal dalam membangun Kampung KB harus bermitra

baik dengan dinas lainnya.

Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga Ir. Hj.

Ambar Rahayu, MNS dari BKKBN mengungkapkan kendala Kampung

KB. "Pemerintah daerah setempat tidak bisa mempersatukan dinas-dinas

terkait lain, misal dinas kependudukan dan dinas kesehatan. Padahal,

membangun Kampung KB harus bermitra baik dengan dinas lainnya."

Selain itu, persoalan anggaran juga menjadi kendala. BKKBN sedang

mengupayakan kebutuhan alokasi dana dengan Kementerian Desa,

Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, agar alokasi dana ikut

mendukung program Kampung KB (Liputan6.com,

https://www.liputan6.com/health/read/2994295/kendala-terbentuknya-

kampung-kb-di-daerah, diakses pada 28 Januari 2020).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 23: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

8

Salah satu permasalahan pengelolaan Kampung KB di Indonesia adalah

pengorganisasian. Dalam hal pengelolaan Kampung KB, pengorganisasian

diwujudkan kedalam susunan Kelompok Kerja (Pokja). Sebagian besar pemilihan

pokja kurang memperhatikan tentang potensi Sumber Daya Manusia (SDM) yang

ada, sehingga banyak SDM potensial yang belum terlibat dalam kepengurusan

Kampung KB. Permasalahan lainnya adalah sebagian pokja Kampung KB, belum

paham tentang tugas dan fungsi mereka dalam kepengurusan. Hal ini juga

berdampak kepada perencanaan dan pelaksanaan kegiatan (Laporan Akhir

Kampung KB 2019).

Berdasarkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

BKKBN Perwakilan Sumatera Utara 2019, indikator persentase Kampung KB

yang telah memiliki Pokja Kampung KB di Sumatera Utara masih dalam kategori

“cukup”. Dari 65 target Pokja Kampung KB tetapi yang terealisasi hanya 41

Pokja Kampung KB di Sumatera Utara. Tidak tercapainya target pengelolaan ini

disebabkan oleh para petugas Penyuluh KB yang mendampingi Kampung KB

sebagian besar tidak paham dalam penggunaan Information Technology (IT),

misalnya dalam pelaporan Kampung KB menggunakan aplikasi website Kampung

KB.

Salah satu Kampung KB yang dicanangkan di Provinsi Sumatera Utara

adalah Kampung KB Padang Bulan. Kampung KB Padang Bulan terpilih sebagai

Kampung KB dikarenakan teletak di daerah pinggiran sungai dan padat penduduk

serta banyak Pasangan Usia Subur (PUS) yang belum ber-KB. Jumlah PUS yang ikut

serta dalam ber-KB sebanyak 680 jiwa sedangkan yang tidak ikut serta ber-KB

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 24: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

9

sebanyak 534 jiwa. Hal ini sudah sesuai dengan kriteria dalam pembentukan

Kampung KB, maka dapat dibentuk Kampung KB di Kelurahan Padang Bulan

(Kampungkb.bkkbn.go.id, http://kampungkb.bkkbn.go.id/profile/3323, diakses pada

29 Oktober 2020).

Gambar 1.3 Persentase Partisipasi Keluarga dalam Kelompok Kegiatan

Sumber:Kampungkb.bkkbn.go.id, http://kampungkb.bkkbn.go.id/profile/3323, diakses

pada 29 Oktober 2020

Pelaksanaan program Kampung KB dalam ruang lingkup ketahanan keluarga

dan pemberdayaan keluarga (pembangunan keluarga) di Kelurahan Padang Bulan

masih belum berjalan dengan baik. Kampung KB Kelurahan Padang Bulan belum

memiliki Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS). Kegiatan-

kegiatan seperti Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR), Bina

Keluarga Lansia (BKL), dan Pusat Informasi dan Konseling Remaja/Mahasiswa

(PIK-R/M) dilakukan tetapi masih jauh dari yang diharapkan, terbukti dari persentase

keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan-kegiatan tersebut sesuai Gambar 1.3 di atas

masih sangat rendah.

Dari hal-hal yang disebutkan di atas, peneliti merasa perlu untuk

melakukan penelitian terkait dengan pelaksanaan program Kampung KB di

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Keluarga yang memiliki Balita: 52

Keluarga yang memiliki Remaja: 315

Keluarga yang memiliki Lansia: 219

BKB

BKR

BKL

UPPKS

PIK-R/M

48,08%

10,16%

10,05%

0%

3,72%

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 25: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

10

Kelurahan Padang Bulan. Dengan demikian, penelitian ini berjudul “Implementasi

Program Kampung Keluarga Berencana di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan

Medan Baru Kota Medan”

1.2 Rumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penulisan dibutuhkan untuk memudahkan

penulis dalam membatasi permasalahan yang akan diteliti. Berdasarkan latar

belakang di atas, maka rumusan masalah yang dapat diambil adalah “bagaimana

implementasi program Kampung Keluarga Berencana di Kelurahan Padang Bulan

Kecamatan Medan Baru Kota Medan”

1.3 Tujuan Penelitian

Setiap penelitian yang diajukan mempunyai sasaran yang hendak dicapai

atau apa yang menjadi tujuan penelitian. Suatu riset khusus tentang pengetahuan

empiris pada umumnya bertujuan untuk menemukan, mengembangkan dan

menguji kebenaran ilmu pengetahuan itu sendiri. Adapun yang menjadi tujuan

penelitian yang ingin dicapai oleh penulis melalui penelitian ini adalah untuk

mengetahui dan mendeskripsikan implementasi program Kampung Keluarga

Berencana di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Kota Medan

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang menjadi fokus penelitian dan tujuan yang

ingin dicapai, maka penelitian diharapkan memberikan manfaat antara lain :

1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan suatu bahan studi

perbandingan selanjutnya dan akan menjadi sumbangsih pemikiran ilmiah

dalam melengkapi kajian-kajian yang mengarah pada pengembangan ilmu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 26: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

11

pengetahuan dalam bidang Administrasi Publik khususnya yang berkaitan

dengan implementasi program Kampung KB

2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan akan memberikan masukan dan

saran pada pihak-pihak yang berkepentingan dalam hal memahami dan

memberikan solusi terhadap persoalan yang berkaitan dengan

implementasi program Kampung KB

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 27: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kebijakan Publik

Kebijakan publik didefinisikan oleh Eyestone (dalam Wahab, 2012:13)

sebagai hubungan suatu unit pemerintah dengan lingkungannya. Secara luas,

Dunn (2014:132) menyatakan bahwa kebijakan publik adalah pola

ketergantungan yang kompleks dari pilihan-pilihan kolektif yang saling

tergantung, termasuk keputusan-keputusan untuk tidak bertindak, yang dibuat

oleh badan atau kantor pemerintah. Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat

dinyatakan bahwa kebijakan publik merupakan hubungan pemerintah dengan

lingkungannya yang saling tergantung dengan pilihan-pilihan, termasuk pilihan

untuk tidak bertindak.

Menurut Mulyadi (2016:1) kebijakan publik merupakan salah satu dimensi

pokok dalam ilmu dan praktik administrasi publik. Kebijakan publik dianalogikan

fungsinya sama dengan fungsi otak pada tubuh manusia, karena melalui instrumen

ini, segala aktivitas kehidupan bernegara dan bermasyarakat mulai dilakukan oleh

birokrasi, serta pihak swasta dan masyarakat. Dalam hal ini dapat dinyatakan

bahwa kebijakan publik memiliki peranan penting dalam kehidupan bernegara.

Kebijakan memang menjadi ranah yang amat berbau kekuatan untuk

saling mempengaruhi dan melakukan tekanan para pihak. Friedrich (dalam

Winarno, 2014:16) memberikan pengertian kebijakan sebagai:

“Serangkaian tindakan/kegiatan yang diusulkan seseorang, kelompok atau

pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dimana terdapat hambatan-

hambatan (kesulitan-kesulitan) dan kesempatan-kesempatan terhadap

pelaksanaan usulan kebijaksanaan tersebut dalam rangka mencapai tujuan

tertentu.”

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 28: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

13

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa kebijakan yang dibuat oleh

pemerintah mengalami hambatan atau kesulitan dalam pencapaian tujuan tertentu

dan ide kebijakan melibatkan perilaku yang memiliki maksud dan tujuan

merupakan bagian yang penting dari definisi kebijakan, karena bagaimanapun

kebijakan harus menunjukan apa yang sesungguhnya dikerjakan daripada apa

yang diusulkan dalam beberapa kegiatan pada suatu masalah.

Menurut Jones (dalam Tangkilisan, 2003:3) kebijakan publik terdiri dari

lima komponen yaitu goals atau tujuan yang diinginkan, plans (proposal) yaitu

pengertian yang spesifik untuk mencapai tujuan, programme (program) yaitu

upaya yang berwenang untuk mencapai tujuan, decision (keputusan) yaitu

tindakan untuk menentukan tujuan, membuat rencana, melaksanakan dan

mngevaluasi program, dan effect yaitu akibat-akibat dari program (baik disengaja

atau tidak, primer atau sekunder). Pendapat ini menegaskan bahwa kebijakan

publik merupakan tindakan yang mengarah pada tujuan dan bukanlah merupakan

tindakan yang serba acak atau kebetulan, melainkan tindakan yang direncanakan.

Abidin (2012:193) menyatakan bahwa tujuan dari suatu kebijakan

dianggap baik apabila tujuannya :

1. Rasional, yaitu tujuan dapat dipahami atau diterima oleh aksi yang sehat.

Hal ini terutama dilihat dari faktor-faktor pendukung yang tersedia,

dimana suatu kebijakan yang tidak mempertimbangkan faktor pendukung

tidak dapat dianggap kebijakan nasional.

2. Diinginkan (desirable), yaitu tujuan dari kebijakan menyangkut

kepentingan orang banyak, sehingga mendapat dukungan dari banyak

pihak.

3. Asumsi yang dipakai dalam proses perumusan kebijakan itu realistis,

asumsi tidak mengada-ada. Asumsi juga menentukan tingkat validitas

suatu kebijakan.

4. Informasi yang digunakan cukup lengkap dan benar, dimana suatu

kebijakan menjadi tidak tepat jika didasarkan pada informasi yang tidak

benar atau sudah kadaluarsa

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 29: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

14

Lingkup kebijakan publik sangat luas karena mencakup berbagai sektor

atau bidang pembangunan, seperti kebijakan publik di bidang kependudukan,

pendidikan, pertanian, kesehatan, transportasi, pertahanan, dan sebagainya. Di

samping itu, dilihat dan hirarkinya kebijakan publik dapat bersifat nasional,

regional, maupun lokal, seperti undang-undang, peraturan pemerintah provinsi,

peraturan pemerintah kabupaten/kota, dan keputusan bupati/walikota.

2.1.1 Proses Kebijakan Publik

Ada beberapa tahapan dalam kebijakan publik menurut Dunn (dalam

Winarno, 2014:28-30) adapun tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tahap Penyusunan Agenda (Agenda Setting)

Masalah-masalah publik berkompetisi terlebih dahulu untuk dapat masuk

dalam agenda kebijakan. Para pejabat yang dipilih dan diangkat menempatkan

masalah pada agenda publik. Pada akhirnya beberapa masalah masuk ke agenda

kebijakan para perumus kebijakan. Pada tahap ini mungkin suatu masalah tidak

disentuh sama sekali, sementara masalah yang lain ditetapkan menjadi fokus

bahasan, atau ada pula masalah karena alasan-alasan tertentu ditunda untuk waktu

yang lama.

2. Tahap Formulasi Kebijakan (Policy Formulation)

Masalah yang telah masuk ke agenda kebijakan kemudian dibahas oleh

para pembuat kebijakan dan kemudian dicari pemecahan masalah terbaik.

Pemecahan masalah tersebut berasal dari berbagai alternatif atau pilihan kebijakan

(policy alternativenes/policy options) yang ada. Dalam perumusan kebijakan

masing-masing alternatif bersaing untuk dapat dipilih sebagai kebijakan yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 30: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

15

diambil untuk memecahkan masalah. Dalam tahap ini masing-masing aktor akan

bersaing dan berusaha untuk mengusulkan pemecahan masalah terbaik.

3. Tahap Adopsi Kebijakan (Policy Adoption)

Tahap adopsi kebijakan ini merupakan pengadopsian salah satu alternatif

kebijakan dari sekian banyak alternatif kebijakan yang ditawarkan oleh para

perumus kebijakan dengan dukungan dari mayoritas legislatif, konsensus antara

direktur lembaga atau putusan peradilan.

4. Tahap Implementasi Kebijakan (Policy Implementation)

Kebijakan yang telah diambil oleh para perumus kebijakan kemudian

dilaksanakan oleh unit-unit administrasi yang memobilisasikan sumber daya

finansial dan manusia. Pada tahap implementasi ini berbagai kepentingan akan

saling bersaing. Beberapa kebijakan publik mendapat dukungan dari para

pelaksana (implementors), namun beberapa yang lain mungkin akan ditentang

oleh para pelaksana.

5. Tahap Evaluasi Kebijakan (Policy Evaluation)

Tahap ini digunakan untuk menilai atau mengevaluasi kebijakan yang

telah dijalankan untuk melihat sejauh mana kebijakan yang dibuat untuk meraih

dampak yang diinginkan, yang memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat.

Oleh karena itu, ditentukan ukuran-ukuran atau kriteria-kriteria yang menjadi

dasar untuk menilai apakah kebijakan publik yang telah dilaksanakan sudah

mencapai dampak atau tujuan yang diinginkan atau belum.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dinyatakan bahwa tahap-tahap

kebijakan mulai dari tahap penyusunan agenda, tahap formulasi kebijakan, tahap

adopsi kebijakan, tahap implementasi kebijakan dan tahap evaluasi kebijakan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 31: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

16

merupakan suatu proses yang saling berkaitan. Antara tahapan yang satu dengan

yang lainnya saling berkesinambungan untuk dapat menghasilkan suatu kebijakan

yang baik dan bermanfaat terhadap kehidupan bernegara.

Suatu kebijakan publik tidak mempunyai arti penting tanpa tindakan-

tindakan yang dilakukan dengan program maupun proyek. Kebijakan selalu

berhubungan dengan bagaimana untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Tujuan

tersebut telah ditentukan sebelumnya secara spesifik dan kebijakan tersebut

dicapai melalui program atau proyek tertentu.

2.2 Implementasi Program

2.2.1 Pengertian Implementasi

Implementasi merupakan tahap yang krusial dalam proses kebijakan

publik. Suatu program kebijakan harus diimplementasikan agar mempunyai

dampak atau tujuan yang diinginkan. Menurut Ripley dan Franklin (dalam

Winarno, 2014:148) implementasi merupakan apa yang terjadi setelah undang-

undang ditetapkan yang memberikan otoritas program, kebijakan, keuntungan

(benefit), atau suatu jenis keluaran yang nyata (tangible output).

Menurut Mazmanian dan Sabatier (dalam Wahab, 2012:135),

implementasi artinya memahami apa yang sebenarnya terjadi sesudah suatu

program dinyatakan berlaku atau dirumuskan yang mencakup usaha-usaha untuk

menimbulkan dampak nyata pada masyarakat. Sesudah suatu program

dirumuskan dan kemudian disahkan, maka selanjutnya melakukan suatu tindakan

untuk mencapai tujuan dari program tersebut.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 32: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

17

Meter dan Horn (dalam Winarno, 2014:102) mendefinisikan implementasi

sebagai tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu-individu (kelompok-

kelompok) pemerintah maupun swasta yang diarahkan untuk mencapai tujuan-

tujuan yang telah ditetapkan dalam keputusan-keputusan kebijakan sebelumnya.

Individu-individu (kelompok-kelompok) yang kemudian disebut badan-badan

pemerintah tersebut melaksanakan pekerjaan-pekerjaan pemerintah yang

membawa dampak pada warga negaranya. Namun dalam praktiknya badan-badan

pemerintah sering menghadapi pekerjaan-pekerjaan di bawah mandat dari

Undang-Undang, sehingga membuat mereka menjadi tidak jelas untuk

memutuskan apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang seharusnya tidak

dilakukan

Dari pengertian di atas dapat dinyatakan bahwa implementasi adalah suatu

tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang maupun sekelompok orang

baik pemerintah maupun swasta untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2.2.2 Pengertian Program

Program merupakan tahap-tahap dalam penyelesaian rangkaian kegiatan

yang berisi langkah-langkah yang akan dikerjakan untuk mencapai tujuan dan

merupakan unsur pertama yang harus ada demi tercapainya kegiatan

implementasi. Menurut Manila (2006:43), program akan menunjang

implementasi, karena dalam program telah dimuat berbagai aspek yaitu adanya

tujuan yang ingin dicapai, adanya kebijaksanaan-kebijaksanaan yang diambil

dalam mencapai tujuan itu, adanya aturan-aturan yang harus dipegang dan

prosedur yang harus dilalui, adanya perkiraan anggaran yang dibutuhkan dan

adanya strategi dalam pelaksanaan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 33: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

18

Menurut Bintoro (2006 :181) suatu program yang baik harus memiliki ciri-

ciri yaitu tujuan yang dirumuskan secara jelas, penentuan peralatan yang terbaik

untuk mencapai tujuan tersebut, suatu kerangka kebijaksanaan yang konsisten

atau proyek yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan program seefektif

mungkin, pengukuran ongkos-ongkos yang diperkirakan dan keuntungan-

keuntungan yang diharapakan akan dihasilkan program tersebut, hubungan

dengan kegiatan lain dalam usaha pembangunan dan program pembangunan

lainnya karena suatu program tidak dapat berdiri sendiri serta berbagai upaya

dibidang manajemen, termasuk penyediaan tenaga, pembiayaan, dan lain lain

untuk melaksanakan program tersebut.

2.2.2.1 Program Kampung KB

Amanat Presiden RI, Joko Widodo yang disampaikan tanggal 29

September 2015 agar BKKBN dapat menyusun suatu kegiatan/program

percepatan peningkatan kualitas manusia melalui Pembangunan Bidang

Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana yang terintegrasi dengan

program pembangunan lainnya. Merespon cepat amanat tersebut, dibawah

koordinasi Kemenko PMK, BKKBN bersama Kementerian Dalam Negeri

mengeluarkan Surat Edaran pembentukan Kampung KB.

Menurut petunjuk teknis Kampung KB (2016:5), Kampung KB adalah

satuan wilayah setingkat RW, dusun atau setara yang memiliki kriteria tertentu

dimana terdapat keterpaduan program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan

Pembangunan Keluarga (KKBPK) serta sektor terkait yang dilaksanakan secara

sistemik dan sistematis. Kampung KB menjadi salah satu inovasi strategis untuk

dapat mengimplementasikan kegiatan-kegiatan prioritas program KKBPK secara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 34: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

19

utuh di lini lapangan yang melibatkan seluruh Bidang di lingkungan BKKBN dan

bersinergi dengan Kementerian/Lembaga, mitra kerja, stakeholders instansi terkait

sesuai dengan kebutuhan dan kondisi wilayah, serta dilaksanakan di tingkatan

pemerintahan terendah (sesuai prasyarat penentuan lokasi kampung KB) di

seluruh kabupaten dan kota.

Kampung KB merupakan sebuah program yang dirancang oleh pemerintah

(top down) dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat (bottom up) untuk

mewujudkan keluarga kecil berkualitas. BKKBN membentuk Kampung KB di

wilayah-wilayah yang sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Dalam

pelaksanaannya diperlukan partisipasi aktif masyarakat untuk mengisi struktur

Pokja Kampung KB maupun untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di

Kampung KB. Masyarakat dituntut aktif dalam pembangunan wilayahnya

termasuk mengusulkan kebutuhan-kebutuhan wilayahnya kepada pemerintah.

Masyarakat lebih tahu apa yang mereka butuhkan, pemerintah hanya

memfasilitasi dan mendorong agar masyarakat dapat memberikan partisipasi

aktifnya dalam pembangunan (Alisyahbana, 2003:98).

Program Kampung KB memiliki tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya

dan memiliki prasyarat wajib yang harus dipenuhi dalam pembentukannya. Dalam

memilih atau menentukan wilayah yang akan dijadikan lokasi Kampung KB perlu

adanya kriteria dalam pembentukan Kampung KB. Program Kampung KB juga

memiliki beberapa ruang lingkup kegiatan, dan juga sasaran dari program

tersebut.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 35: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

20

2.2.2.2 Tujuan Program Kampung KB

Menurut petunjuk teknis Kampung KB (2016:6-7), terdapat dua tujuan

program Kampung KB yaitu:

1. Tujuan Umum

Secara umum, tujuan dibentuknya Kampung KB ini adalah untuk

meningkatkan kualitas hidup masyarakat di tingkat kampung atau yang setara

melalui Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan

Keluarga serta pembangunan sektor terkait dalam rangka mewujudkan

keluarga kecil berkualitas.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus Kampung KB adalah meningkatkan peran Pemerintah,

Pemerintah Daerah, Lembaga non Pemerintah dan swasta dalam

memfasilitasi, melakukan pendampingan dan pembinaan kepada masyarakat

agar turut berperan serta aktif dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat

melalui:

a. Peningkatan kualitas dan akurasi data dan peta keluarga

b. Peningkatan jumlah peserta KB aktif (CU/PUS)

c. Peningkatan jumlah peserta KB MKJP

d. Peningkatan jumlah peserta KB pria

e. Penurunan angka unmet need

f. Peningkatan Partisipasi keluarga yang memiliki balita dalam Bina

Keluarga Balita (BKB)

g. Peningkatan partisipasi keluarga yang memiliki remaja dalam BKR

h. Peningkatan partisipasi keluarga yang memiliki lansia dalam BKL

i. Peningkatan partisipasi lansia dalam BKL

j. Peningkatan partisipasi remaja dalam PIK

k. Peningkatan rata-rata usia kawin pertama perempuan

l. Peningkatan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak

m. Peningkatan gizi dan kesehatan masyarakat

n. Peningkatan status sosial ekonomi

o. Peningkatan rata-rata lama sekolah anak usia sekolah

p. Peningkatan lingkungan dan pemukiman yang sehat

q. Peningkatan kualitas pembangunan sektor pembangunan terkait

Tujuan Kampung KB baik secara umum maupun khusus adalah untuk

memberdayakan masyarakat melaui berbagai macam program yang mengarah

pada upaya mengubah sikap, perilaku, dan cara berpikir masyarakat ke arah yang

lebih baik. Diharapkan, kampung yang tadinya tertinggal dan terbelakang dapat

sejajar dengan daerah lainnya yang sudah lebih baik.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 36: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

21

2.2.2.3 Ruang Lingkup Dan Sasaran Program Kampung KB

Ruang lingkup pelaksanaan kegiatan di Kampung KB menurut petunjuk

teknis Kampung KB (2016:9) meliputi:

1. Kependudukan;

2. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi.

3. Ketahanan Keluarga dan Pemberdayaan Keluarga (Pembangunan

Keluarga).

4. Kegiatan Lintas Sektor (Bidang Pemukiman, Sosial Ekonomi,

Kesehatan, Pendidikan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan

Anak, dan sebagainya disesuaikan dengan kebutuhan wilayah

Kampung KB).

Kegiatan-kegiatan di atas merupakan kegiatan yang harus dilaksanakan

setiap Kampung KB. Kegiatan-kegiatan inilah yang hasilnya merupakan sasaran

atau tujuan dari kampung KB itu sendiri. Apabila seluruh kegiatan dapat

terlaksana dengan baik, maka akan tercapai tujuan dari Kampung KB itu sendiri.

Menurut pedoman pengelolaan Kampung KB (2017:13), sasaran

Kampung KB terbagi menjadi dua yaitu sasaran langsung dan sasaran tidak

langsung. Sasaran langsung meliputi keluarga, Pasangan Usia Subur (PUS),

masyarakat, balita, remaja dan lansia. Sasaran tidak langsung meliputi tokoh-

tokoh masyarakat, organisasi masyarakat (PPKBD, Sub-PPKBD, DKM,

Organisasi Pemuda, dsb) dan petugas lapangan dan provider.

2.2.2.4 Langkah-Langkah Pembentukan Kampung KB

A. Perencanaan Program Dan Kegiatan Kampung KB

Perencanaan program dan kegiatan dalam Kampung KB dikoordinasikan

oleh Perwakilan BKKBN Provinsi dengan melibatkan seluruh unsur di dalam

Struktur Organisasi Kampung KB (sesuai SK Bupati/Walikota) melalui Forum

Musyawarah atau inserting dalam forum-forum lain yang sesuai. Dokumen

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 37: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

22

Rencana Program dan Kegiatan Kampung KB direkap oleh Perwakilan BKKBN

Provinsi untuk dilaporkan kepada Kepala BKKBN dengan ditembuskan kepada

Direktorat Bina Lini Lapangan dan Biro Perencanaan BKKBN.

B. Tahapan Pembentukan Kampung KB

Pembentukan Kampung KB diawali dengan penyiapan beberapa hal

sebagai kelengkapan awal Perwakilan BKKBN Provinsi setelah suatu wilayah

telah ditentukan sebagai lokasi Kampung KB sesuai kriteria yang telah

ditentukan. Menurut Petunjuk Teknis Kampung KB (2016:25-28), hal-hal yang

perlu dipersiapkan adalah membangun komitmen, penyusunan profil wilayah,

penetapan wilayah sebagai Kampung KB serta penyediaan data dan informasi.

C. Pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) Kampung KB

Kampung KB dibentuk pada tingkatan wilayah Desa/Kelurahan atau

Dusun/Rukun Warga (RW) yang memenuhi kriteria-kriteria pemilihan wilayah

dan dalam pelaksanaan program dan kegiatannya dikelola oleh Kelompok Kerja

(Pokja) Kampung KB. Pembentukan Pokja/Pengurus Kampung KB bisa

dikembangkan dengan kondisi, kebutuhan, kemampuan dan muatan lain yang

diinginkan di wilayah masing-masing, namun tujuannya tetap mengacu pada

pelaksanaan 8 fungsi keluarga. Menurut Pedoman Pengelolaan Kampung KB

(2017:18-19), susunan Pokja Kampung KB terdiri atas :

a. Pelindung/Penanggung Jawab : Kepala Desa/Lurah

b. Penasehat : BPD, Ketua TP-PKK, Desa/

Kelurahan, PB, PPKBD/Pos KB.

c. Ketua : Kepala Dusun/ Ketua RW / Tokoh

Masyarakat

d. Sekretaris : Sub-PPKBD/Sub-Pos KB

e. Bendahara : Pengurus PKK RW

f. Seksi-seksi :

1) Seksi Keagamaan : (dipilih)

2) Seksi Sosialisasi/ Pendidikan : (dipilih)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 38: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

23

3) Seksi Reproduksi : (dipilih)

4) Seksi Ekonomi : (dipilih)

5) Seksi Perlindungan : (dipilih)

6) Seksi Kasih Sayang : (dipilih)

7) Seksi Sosial Budaya : (dipilih)

8) Seksi Pembinaan Lingkungan : (dipilih)

Menurut Pedoman Pengelolaan Kampung KB (2017:20), setelah warga

Desa/Kelurahan menyepakati pembentukan Kampung KB, maka Ketua/Pengurus

Pokja Kampung KB mengusulkan kepada Kepala Desa/Lurah/Camat untuk

mencanangkan dan mengukuhkan terbentuknya Kampung KB.

2.2.2.5 Sumber Pembiayaan Kampung KB

Prinsip pembiayaan Kampung KB diutamakan adalah menumbuhkan

partisipasi dan kepedulian masyarakat. Oleh karena itu prinsip pembiayaan

Kampung KB adalah dari oleh dan untuk warga Kampung KB itu sendiri. Namun

demikian, mengingat keterbatasan kemampuan warga masyarakat yang ada di

Kampung KB, maka dibutuhkan komitmen yang kuat dari pemerintah daerah

dalam mendukung pembiayaan Kampung KB melalui sumber-sumber yang legal.

Menurut Pedoman Pengelolaan Kampung KB (2017:38-39), sumber-

sumber pembiayaan Kampung KB berasal dari:

1. Iuran warga Kampung KB.

2. APBDesa/Kelurahan.

3. APBD II.

4. APBN.

5. Alokasi Dana Desa

6. Dana Desa

7. Kemitraan/CSR (Coorpotation Social Responcibility) yaitu iuran atau

kepedulian perusahaan untuk pembangunan).

8. Sumber-sumber lain yang tidak mengikat.

Sumber dana di atas yang akan digunakan dalam pelaksanaan Kampung

KB. Selain dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 39: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

24

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), perlu dukungan dana dari warga

Kampung KB tersebut dan juga sumber-sumber lainnya yang tidak mengikat.

2.2.3 Implementasi Program

Program merupakan unsur pertama yang harus ada demi tercapainya

kegiatan implementasi. Unsur kedua yang harus di penuhi dalam proses

implementasi program yaitu adanya kelompok masyarakat yang menjadi sasaran

program, sehingga masyarakat dilibatkan dan membawa hasil dari program yang

dijalankan dan adanya perubahan dan peningkatan dalam kehidupannya. Tanpa

memberikan manfaat kepada masyarakat maka dikatakan program tersebut telah

gagal dilaksanakan. Berhasil atau tidaknya suatu program di implementasikan

tergantung dari unsur pelaksanaannya (eksekutif). Unsur pelaksanaan ini

merupakan unsur ketiga dalam implementasi program, dimana organisasi maupun

perorangan bertanggungjawab dalam pengelolaan maupun pengawasan dalam

proses implementasi (Riggs, 2005:54).

Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa implementasi program adalah

tindakan-tindakan yang dilaksanakan oleh individu-individu atau pejabat-pejabat

terhadap suatu program atau sasaran yang diarahkan untuk mencapai tujuan-

tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya melalui adanya organisasi, interpretasi

dan penerapan.

Guna mencapai tujuan implementasi program secara efektif, pemerintah

harus melakukan aksi atau tindakan berupa penghimpunan sumber dana dan

pengelolaan sumber daya alam dan manusia. Hasil yang diperoleh dari aksi

pertama dapat disebut input kebijakan, sementara aksi yang kedua disebut sebagai

proses implementasi kebijakan (Ratminto, 2010:4). Untuk mengoperasionalkan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 40: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

25

implementasi program agar tercapainya suatu tujuan serta terpenuhinya misi

program diperlukan kemampuan yang tinggi pada organisasi pelaksanaannya.

Menurut Jones (1996: 296) penerapan program adalah suatu kegiatan yang

dimaksudkan untuk mengoperasikan sebuah program. Terdapat tiga pilar dalam

aktivitas mengoperasikan program yaitu organisasi, interpretasi dan penerapan.

Organisasi yaitu pembentukan dan penataan kembali sumberdaya, unit-unit serta

metode untuk menjadikan program berjalan. Interpretasi yaitu menafsirkan agar

program (seringkali dalam hal status) menjadi rencana dan pengarahan yang tepat,

dapat diterima dan dilaksanakan. Penerapan yaitu ketentuan rutin dari pelayanan,

pembayaran dan lainnya disesuaikan dengan tujuan atau perlengkapan program.

2.2.3.1 Organisasi

Organisasi dalam konteks implementasi program menurut Jones

(1996:296) merupakan aktivitas pembentukan atau penataan kembali sumber

daya, unit-unit serta metode-metode yang diperlukan untuk menjadikan program

berjalan. Keberhasilan implementasi program adalah harus ada organisasi atau

lembaga yang melaksanakan. Hal ini juga dinyatakan oleh Robbins (2010:4)

sebagai berikut:

“Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar,

dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas

dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau

sekelompok tujuan”

Sumber daya merupakan aspek dasar dalam organisasi. Artinya

implementasi program bisa saja disalurkan secara tepat, jelas dan konsisten

namun para pelaksana lapangan yang minim sumber daya akan mendorong

program keluar dari rel efisiensi. Mengenai ketersediaan sumber daya, Edwards

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 41: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

26

(dalam Agustino 2014:151-152) mengemukakan sumber-sumber daya yang penting

dalam implementasi antara lain mencakup:

a. Staf

Sumber daya utama dalam implementasi adalah staf. Kegagalan yang

sering terjadi dalam implementasi program disebabkan oleh staf/pegawai yang

tidak cukup memadai, mencukupi, ataupun tidak kompeten dalam bidangnya.

Penambahan jumlah staf dan implementor saja tidak cukup menyelesaikan adanya

persoalan implementasi program, tetapi diperlukan sebuah kecukupan staf dengan

keahlian dan kemampuan yang diperlukan (kompeten dan kapabel) di dalam

implementasi program atau melaksanakan tugas yang diinginkan oleh program itu

sendiri.

b. Informasi

Menurut Blumental (dalam Sedarmayanti 2001:36) informasi adalah data

yang dicatat, diklasifikasi, disusun, dihubungkan atau diinterpretasikan dalam

konteks untuk memandu makna. Dalam implementasi program, implementor

harus mengetahui apa yang harus mereka lakukan. Kurangnya pengetahuan

mengenai hal apa yang harus dilakukan untuk mengimplementasikan program

menyababkan tertundanya pelaksanaan kewajiban atau bahkan kebuntuan

pelaksaaan.

c. Wewenang

Pada umumnya kewenangan harus bersifat formal agar perintah dapat

dilaksanakan secara efektif. Maka kewenangan merupakan otoritas atau legitimasi

bagi para semua pelaksana dalam melaksanakan kebijakan yang ditetapkan secara

politik. Ketika wewenang tidak nihil, maka kekuatan para implementor di mata

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 42: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

27

publik tidak terlegitimasi, sehingga dapat juga menggagalkan proses implementasi

kebijakan publik. Tetapi dalam konteks yang lain, ketika wewenang formal

tersedia, maka sering terjadi kesalahan dalam melihat efektivitas sebuah

kewenangan. Di salah satu pihak, efektivitas kewenangan diperlukan dalam

implementasi program; tetapi di sisi lain, efektivitas akan menyurut manakala

wewenang diselewengkan oleh para pelaksana demi kepentingannya sendiri atau

kelompoknya.

d. Fasilitas

Fasilitas fisik merupakan faktor penting dalam implementasi program.

Implementor mungkin mempunyai staf yang mencukupi, mengerti apa yang harus

dilakukannya, dan memiliki wewenang untuk melaksanakan tugasnya, tetapi

tanpa adanya fasilitas pendukung (sarana dan prasarana) maka implementasi

program tersebut tidak akan berhasil.

Staf, informasi, wewenang dan fasilitas merupakan sumber daya penting

dalam organisasi untuk mengimplementasikan program. Selanjutnya menurut

Jones (1996:296) dalam organisasi untuk pelaksanaan program yaitu adanya unit-

unit. Unit-unit organisasi merupakan bagian dari unit besar yakni struktur.

Handoko (2011:169) mengatakan bahwa:

“Struktur adalah mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi

dikelola. Dalam struktur menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan

pola tetap hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau

posisi-posisi maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas

wewenang dan tanggungjawab yang berbeda-beda dalam suatu

organisasi.”

Struktur bertujuan untuk mengorganisir pekerjaan diantara anggota-

anggota organisasi sehingga aktivitas yang dilakukan dapat berjalan untuk

mencapai tujuan dan sasaran organisasi. Akan tetapi, perlunya pengawasan dalam

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 43: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

28

pelaksanaan program berupa peraturan yang telah ditetapkan. Aspek selanjutnya

dalam organisasi yang dikemukakakan oleh Jones (1996:296) adalah metode.

Metode diartikan Ndraha (2010:24) sebagai jalan atau cara. Dengan adanya

metode dalam sebuah organisasi, maka organisasi tersebut akan lebih mudah dan

teratur dalam mencapai tujuan, visi dan misi yang telah ditetapkan.

2.2.3.2 Interpretasi

Interpretasi menurut Jones (1996:296) adalah menafsirkan agar program

menjadi rencana dan pengarahan yang tepat, dapat diterima serta dilaksanakan.

Dalam proses implementasi, organisasi pelaksana (implementor) perlu

menginterpretasikan dengan cara pandang yang sama agar program lebih

operasional dan siap dilaksanakan sehingga lebih mudah dipahami baik oleh

personil lembaga pelaksana maupun oleh pemangku kepentingan atau kelompok

sasaran. Indikator interpretasi atau penafsiran yang sama apabila telah ada

kejelasan atau cara pandang yang sama seperti kejelasan tugas, adanya interpretasi

yang sama dikalangan implementor dan konsistensi para implementor terhadap

tugas yang akan dilaksanakan. Penafsiran yang keliru atau salah terhadap suatu

program, akan mengakibatkan terjadinya kesalahan dalam implementasi program

tersebut. Akibatnya tujuan dari program yang diimplementasikan tersebut tidak

tercapai.

Untuk dapat melakukan penafsiran terhadap suatu program perlu adanya

sosialisasi. Sosialisasi memiliki kedudukan strategis dalam terlaksananya

implementasi program secara benar sebagaimana tujuan dari program yang telah

dibuat sebelumnya. Hal ini didasarkan pada beberapa alasan yaitu pertama,

sosialisasi berperan dalam rangka penyebarluasan isi atau substansi program

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 44: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

29

kepada berbagai pihak yang terkait termasuk didalamnya kelompok sasaran.

Kedua, sosialisasi ditujukan sebagai kegiatan memberikan pengetahuan dan

pemahaman kepada pihak yang terkait sekaligus memberikan pedoman akan

peran yang harus diberikan. Ketiga, sosialisasi akan memberikan gambaran

mengenai respons, kesiapan dan kemampuan dari berbagai pihak yang terkait

sekaligus memberikan prediksi tingkat keberhasilan implementasi program yang

akan dilaksanakan tersebut. Dapat disimpulkan bahwa sosalisasi perlu dilakukan

guna memastikan program dapat diterima dan dilaksanakan oleh berbagai pihak

yang terkait termasuk didalamnya kelompok sasaran.

Agar program dapat dilaksanakan sesuai dengan peraturan atau ketentuan

yang berlaku, harus dilihat apakah pelaksanaannya telah sesuai dengan petunjuk

pelaksana dan petunjuk teknis yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang.

Sesuai dengan peraturan berarti setiap pelaksanaan kebijaksanaan harus sesuai

dengan peraturan yang berlaku baik peraturan tingkat pusat, provinsi, maupun

kabupaten. Sesuai dengan petunjuk pelaksana berarti pelaksanaan kebijaksanaan

dari peraturan sudah dijabarkan cara pelaksanaannya pada kebijaksanaan yang

bersifat administratif, sehingga memudahkan pelaksana dalam melakukan

aktivitas pelaksanaan program. Sesuai dengan petunjuk teknis berarti

kebijaksanaan yang sudah dirumuskan dalam bentuk petunjuk pelaksana

dirancang lagi secara teknis agar memudahkan dalam operasionalisasi program.

Petunjuk teknis ini bersifat strategis lapangan agar dapat berjalan efisien dan

efektif, rasional dan realistis.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 45: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

30

2.2.3.3 Penerapan

Suatu program akan sukses atau berhasil jika dapat diterapkan atau

diaplikasikan. Jones (1996:296) mengatakan bahwa penerapan merupakan

ketentuan rutin dari pelayanan, pembayaran, atau lainnya yang disesuaikan

dengan tujuan atau perlengkapan program. Penerapan atau aplikasi merupakan

suatu proses dinamis dimana para pelaksananya ataupun para petugas diarahkan

oleh pedoman program maupun patokan-patokannya, ataupun secara khusus

diarahkan oleh kondisi yang aktual. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh

Jones (1996:325):

“Penyesuaian dalam organisasi maupun penafsiran selama penerapan

program tidaklah terlalu luar biasa. Suatu penafsiran politis dari yang

berwenang mungkin tak akan dapat dipraktekkan di lapangan, dan

sebaliknya penerapan seringkali merupakan suatu proses dinamis dimana

para pelaksananya ataupun para petugas diarahkan oleh pedoman program

maupun patokan-patokannya, ataupun secara khusus diarahkan oleh

kondisi yang aktual.”

Dapat disimpulkan bahwa aplikasi merupakan aktivitas yang dinamis

dalam implementasi program. Pelaksana yang diarahkan kepada pedoman-

pedoman yang dibuat tidak menutup kemungkinan terjadinya penyesuaian ketika

memang itu diperlukan sebagai upaya mencapai tujuan program. Penyesuaian

yang dimaksudkan mungkin saja terjadi karena seringkali kondisi di lapangan

berbeda dengan apa yang diasumsikan para pembuat program.

Suatu program harus memiliki program kerja yang sudah terprogram dan

terencana dengan baik, sehingga tujuan program dapat direalisasikan dengan

efektif serta jadwal kegiatan yang disiplin. Program yang sudah ada harus

dijadwalkan kapan dimulai dan diakhiri suatu program agar mudah dalam

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 46: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

31

mengadakan evaluasi. Dalam hal ini yang diperlukan adanya tanggal pelaksanaan

dan rampungnya sebuah program sudah ditentukan sebelumnya.

2.3 Definisi Konsep

Konsep adalah unsur penelitian yang terpenting dan merupakan definisi

yang dipakai oleh para peneliti untuk menggambarkan secara abstrak suatu

fenomena sosial ataupun fenomena alami (Siyoto dan Sodik, 2015:12). Tujuan

diperlukannya konsep adalah untuk mendapatkan pembahasan yang jelas dari

variabel yang akan diteliti. Adapun definisi konsep dalam penelitian ini adalah:

1. Kebijakan publik merupakan tindakan yang diusulkan oleh seseorang,

kelompok atau pemerintah dimana tindakan tersebut merupakan bentuk dari

pengalokasian nilai-nilai kepada masyarakat untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan sebelumnya.

2. Implementasi program adalah tindakan-tindakan yang dilaksanakan oleh

individu-individu atau pejabat-pejabat terhadap suatu program atau sasaran

yang diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan

sebelumnya melalui adanya organisasi, interpretasi dan penerapan.

3. Program Kampung Keluarga Berencana adalah suatu program kependudukan

pada satuan wilayah setingkat desa/kelurahan dengan kriteria tertentu dimana

terdapat keterpaduan antara pelaksanaan kegiatan kependudukan, keluarga

berencana, pembangunan keluarga dan pembangunan sektor terkait lainnya

dalam upaya meningkatkan kualitas hidup keluarga dan masyarakat.

2.4 Hipotesis Kerja

Hipotesis kerja merupakan hipotesis yang dirumuskan untuk menjawab

permasalahan dengan menggunakan teori-teori yang ada hubungannya dengan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 47: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

32

masalah penelitian dan belum berdasarkan fakta serta dukungan data yang nyata

di lapangan. Hipotesis kerja merupakan hipotesis yang sebenarnya, yang asli,

yang bersumber dari kesimpulan teoritik (Tatang, 2006:84). Dengan demikian,

hipotesis kerja dalam penelitian ini yaitu implementasi program Kampung

Keluarga Berencana di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Kota

Medan yang meliputi organisasi, interpretasi dan penerapan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 48: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

33

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif, dimana penelitian ini

menggunakan metode ilmiah untuk memberikan gambaran secara jelas mengenai

masalah yang diteliti, mengidentifikasi dan menjelaskan data yang ada secara

sistematis. Metode deskriptif kualitatif bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa

yang saat ini berlaku. Didalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat,

analisis dan menginterprestasikan kondisi-kondisi yang sekarang ini terjadi

(Mardalis, 2014:26).

Dengan demikian peneliti mendeskripsikan informasi yang peneliti

peroleh mengenai implementasi program Kampung KB di Kelurahan Padang

Bulan, Kecamatan Medan Baru Kota Medan yang berkaitan dengan teori Jones

(1996:296). Terdapat tiga elemen penting untuk menjelaskan implementasi

program yaitu pertama, organisasi berkaitan dengan struktur organisasi, adanya

sumber daya manusia yang berkualitas sebagai tenaga pelaksana dan

perlengkapan atau alat-alat kerja serta didukung dengan perangkat hukum yang

jelas, kedua interpretasi berkaitan dengan peraturan, sesuai dengan petunjuk

teknis yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang serta para pelaksana harus

mengetahui substansi dari sebuah program, dan ketiga penerapan berkaitan

dengan prosedur kerja yang jelas dan adanya jadwal yang sudah ditetapkan agar

dalam pelaksanaannya tidak terjadi tumpang tindih.

Penelitian ini dilakukan pada masa pandemic covid-19 sehingga terdapat

perbedaan dari masa sebelumnya. Pada masa sebelum pandemic covid-19 peneliti

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 49: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

34

menghadapi kendala lamanya pengurusan surat izin penelitian dari kampus yang

membutuhkan waktu sampai 3 sampai 5 hari kerja. Namun, setelah memasuki

masa pandemic covid-19 peneliti tidak dapat melakukan pengurusan surat izin

penelitian karena ada keterbatasan kegiatan di kampus sehingga seluruh proses

administrasi tidak berfungsi sebagaimana biasanya yang menyebabkan peneliti

tertunda dalam melakukan penelitian.

Bentuk penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan

teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dalam

melakukan pengumpulan data dan informasi peneliti tidak mengalami kesulitan

untuk bertemu dengan informan dari BKKBN, PKB Kelurahan Padang Bulan,

Pokja Kampung KB Kelurahan Padang Bulan, lintas sektor bidang kesehatan

(Puskesmas) dan masyarakat dikarenakan seluruh informan tersebut dapat

diwawancarai dengan tatap muka langsung. Hanya saja, peneliti harus menunggu

waktu penjadwalan wawancara yang terhambat dan memakan waktu hingga

berminggu-minggu dikarenakan kesibukan masing-masing informan. Seperti

informan di BKKBN yang sering dinas keluar kota sehingga peneliti harus

menunggu informan tersebut sampai menemukan jadwal wawancara yang tepat.

Selain itu dalam pengumpulan dokumen-dokumen yang diperlukan dari

PKB Kelurahan Padang Bulan, memerlukan waktu yang cukup lama karena butuh

beberapa kali pertemuan dengan peneliti. Hal ini terjadi karena adanya Work

From Home (WFH), sehingga dokumen-dokumen dibawa pulang oleh informan

dan mengakibatkan di kantor tidak ada lagi dokumen-dokumen yang diperlukan

oleh peneliti. Maka dari itu perlu waktu lain untuk bertemu dengan informan akan

tetapi informan juga memiliki kesibukan sehingga peneliti harus menunggu.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 50: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

35

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi yang diambil dalam penelitian ini ditentukan dengan sengaja.

Lokasi penelitian didasarkan pada masalah yang terjadi di lapangan. Penelitian ini

dilakukan di Kampung KB Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru

Kota Medan yang merupakan salah satu sasaran program Kampung KB.

Adapun alasan pemilihan Kampung KB Kelurahan Padang Bulan

Kecamatan Medan Baru Kota Medan sebagai lokasi penelitian guna melihat

bagaimana pelaksanaan program Kampung KB di Kelurahan Padang Bulan.

Masih banyak Pasangan Usia Subur (PUS) yang belum ber-KB yaitu sebanyak 534

jiwa dan jumlah PUS yang ikut serta dalam ber-KB sebanyak 680 jiwa. Selain itu

Kampung KB Kelurahan Padang Bulan belum memiliki Usaha Peningkatan

Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) serta persentase keikutsertaan masyarakat

dalam kegiatan-kegiatan seperti Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja

(BKR), Bina Keluarga Lansia (BKL), dan Pusat Informasi dan Konseling

Remaja/Mahasiswa (PIK-R/M) masih sangat rendah.

3.3 Informan Penelitian

Untuk mendapatkan data-data dan informasi yang akan dibutuhkan dalam

suatu penelitian, dapat diperoleh melalui informan penelitian. Dalam penelitian

kualitatif subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus penelitian ditentukan

secara sengaja. Subyek penelitian inilah yang menjadi informan yang akan

memberikan berbagai informasi yang akan diperlukan selama proses penelitian

(Suyanto, 2015:108). Informan penelitian adalah subjek yang memahami

informasi objek penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami

objek penelitian (Bungin, 2015:76).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 51: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

36

Untuk memperoleh informasi yang jelas mengenai masalah yang sedang

dibahas, maka dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling

dalam menentukan informan penelitiannya, sehingga dapat diperoleh informasi

yang jelas dan dapat dipercaya berupa pernyataan-pernyataan, keterangan ataupun

data-data yang dapat membantu dalam mengatasi permasalahan tersebut.

Selanjutnya peneliti menggunakan teknik snowball sampling yaitu teknik

penentuan informan yang pada awalnya jumlahnya sedikit tetapi belum mampu

memberikan data yang lengkap sehingga perlu informan lain (Sugiyono,

2016:300)

Dengan demikian, peneliti memilih dan menetapkan informan yang benar-

benar mengetahui Kampung KB sebagai program yang bertujuan untuk

meningkatkan kualitas hidup masyarakat khususnya Kampung KB Kelurahan

Padang. Berikut matriks informan penelitian yang dibutuhkan:

Tabel 3.1 Matriks Informan

No Status

Informan

Informasi yang

dibutuhkan

Teknik

Pengumpulan

Data

Jumlah

Informan

1. Kasubbid

Analisa Dampak

Kependudukan

Perwakilan

BKKBN

Provinsi

Sumatera Utara

Ruang lingkup

Kampung KB

Informasi mengenai

pelaksanaan

Kampung KB secara

umum di Sumatera

Utara

Informasi terkait

bagaimana

pelaksanaan

Kampung KB

melalui organisasi,

interpretasi dan

penerapan

Wawancara 1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 52: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

37

No Status

Informan

Informasi yang

dibutuhkan

Teknik

Pengumpulan

Data

Jumlah

Informan

2. Kasubbag

Kepegawaian

dan Hukum

Perwakilan

BKKBN

Provinsi

Sumatera Utara

(Kasubbid

Hubungan Antar

Lembaga dan

Bina Lini

Lapangan

Perwakilan

BKKBN

Provinsi

Sumatera Utara

hingga 2019)

Ruang lingkup

Kampung KB

Informasi mengenai

pelaksanaan

Kampung KB secara

umum di Sumatera

Utara

Informasi terkait

bagaimana

pelaksanaan

Kampung KB

melalui organisasi,

interpretasi dan

penerapan

Wawancara 1

3. Staff Hubungan

Antar Lembaga

dan Bina Lini

Lapangan

Perwakilan

BKKBN

Provinsi

Sumatera Utara

Informasi mengenai

koordinasi lintas

sektor dengan

Kampung KB secara

umum di Sumatera

Utara

Informasi terkait

bagaimana

pelaksanaan

Kampung KB

melalui organisasi,

interpretasi dan

penerapan

Wawancara 1

4. Analis Balita

Anak dan

Keluarga Lansia

dan Rentan

Perwakilan

BKKBN

Provinsi

Sumatera Utara

Informasi terkait

pelaksanaan Kampung

KB dalam ruang lingkup

ketahanan keluarga dan

pemberdayaan keluarga

(pembangunan keluarga)

Wawancara 1

5. Penyuluh

Keluarga

Berencana

(PKB)

Kelurahan

Padang Bulan

Informasi terkait

pelaksanaan Kampung

KB di Kelurahan Padang

melalui organisasi,

interpretasi dan

penerapan

Wawancara 1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 53: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

38

No Status

Informan

Informasi yang

dibutuhkan

Teknik

Pengumpulan

Data

Jumlah

Informan

6. Lurah

Kelurahan

Padang Bulan

Informasi terkait

bagaimana pelaksanaan

Kampung KB di

Kelurahan Padang

melalui organisasi,

interpretasi dan

penerapan

Wawancara 1

7. Ketua Pokja

Kampung KB

(Kepala

Lingkungan I)

Kelurahan

Padang Bulan

Informasi terkait

bagaimana pelaksanaan

Kampung KB di

Kelurahan Padang

melalui organisasi,

interpretasi dan

penerapan

Wawancara 1

8. Anggota

Kelompok Kerja

Kampung KB

Kelurahan

Padang Bulan

Informasi terkait

bagaimana pelaksanaan

Kampung KB di

Kelurahan Padang

melalui organisasi,

interpretasi dan

penerapan

Wawancara 3

9. Lintas sektor

bidang

kesehatan

(Puskesmas)

Informasi terkait

kerjasama antara

Puskesmas dengan

Kampung KB

Wawancara 1

10. Masyarakat

Kelurahan

Padang Bulan

Informasi terkait

bagaimana pelaksanaan

Kampung KB di

Kelurahan Padang

melalui organisasi,

interpretasi dan

penerapan

Wawancara 4

Jumlah 15

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Pada teknik mengumpulan data, menggunakan multi sumber bukti yang

artinya peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk

mendapatkan data dari sumber yang sama. Dalam hal ini yang digunakan adalah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 54: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

39

observasi, wawancara, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama (Sugiyono,

2012:83). Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Teknik Pengumpulan Data Primer

Teknik pengumpulan data primer adalah teknik pengumpulan data dengan

mengambil data secara langsung pada lokasi penelitian. Dalam penelitian ini

teknik pengumpulan data primer melalui:

a. Wawancara

Metode wawancara yakni dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara

langsung dan terbuka kepada informan atau pihak yang berhubungan dan memilki

relevansi terhadap masalah yang berhubungan dengan penelitian. Wawancara

yang dilakukan termasuk wawancara mendalam yaitu dengan terlibat secara tatap

muka dengan menggunakan wawancara yang bersifat semi struktur. Wawancara

yang dilakukan juga mengacu kepada pedoman wawancara yang telah disusun

sebelumnya.

b. Observasi

Tersiana (2018:12) mendefinisikan observasi yaitu proses pengamatan

menyeluruh dan mencermati perilaku pada suatu kondisi tertentu. Metode

observasi yakni pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung

terhadap fenomena-fenomena yang menjadi obyek penelitian dan mencatat segala

gejala-gejala yang ditemukan dilapangan untuk mempelajari data-data yang

diperlukan agar peneliti memperoleh gambaran yang luas tentang permasalahan

yang diteliti. Dengan demikian, peneliti akan membuat pedoman observasi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 55: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

40

2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari catatan tertulis maupun

dokumen-dokumen yang ada dilokasi penelitian sebagai sumber data kedua untuk

mendukung data primer. Hal tersebut dilakukan melalui:

a. Dokumentasi

Metode dokumentasi yakni pengumpulan data yang diperoleh menggunakan

catatan-catatan atau dokumen yang ada pada lokasi penelitian serta sumber-

sumber lain yang relevan dengan masalah penelitian. Dengan demikian, peneliti

akan membuat pedoman dokumentasi.

b. Studi Kepustakaan

Metode studi kepustakaan yakni pengumpulan data yang diperoleh melalui

buku, karya ilmiah, jurnal, peraturan-peraturan dan lain sebagainya yang berkaitan

dengan penelitian.

3.5 Teknik Analisis Data

Sesuai dengan metode penelitian, teknik analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif. Teknik analisis data

kualitatif dilakukan dengan menyajikan data yang dimulai dengan menelaah

seluruh data yang terkumpul, menyusunnya dalam satuan-satuan, yang kemudian

dikategorikan pada tahap berikutnya, dan memeriksa keabsahan data serta

menafsirkannya dengan analisis sesuai dengan kemampuan daya nalar peneliti

untuk membuat kesimpulan penelitian (Moleong, 2017:247). Menurut Miles dan

Huberman (dalam Sugiyono 2016:249) terdapat tiga langkah dalam melakukan

analisis data yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 56: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

41

Reduksi data dilakukan dengan merangkum, menggolongkan, memilih

hal-hal yang pokok, dan menfokuskan pada hal-hal yang penting tentang

penelitian dengan mencari tema dengan pola hingga memberikan gambaran yang

lebih jelas serta mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data dan

selanjutnya mencarinya bila diperlukan.

Penyajian data dapat diartikan sebagai sekumpulan informasi tersusun

yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan penarikan

tindakan. Setelah langkah pertama selesai, maka langkah selanjutnya adalah

menyajikan data dalam penelitian dengan teks yang bersifat naratif, bagan,

matriks maupun dalam bentuk tabel dan disusun dalam bentuk informasi yang

utuh sehingga memudahkan peneliti memahami apa yang terjadi, merencanakan

kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami.

Penarikan kesimpulan merupakan memberikan kesimpulan awal pada

penelitian. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan

akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat pada tahap pengumpulan

data berikutnya. Namun, apabila kesimpulan pada tahap awal didukung oleh

bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan

mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan

yang kredibel.

3.6 Validitas Data

Untuk mendapatkan hasil yang lebih sempurna perlu dilakukan validitas

data. Triangulasi adalah suatu pendekatan riset yang memakai suatu kombinasi

lebih dari satu strategi dalam suatu penelitian untuk menjaring data/informasi.

Triangulasi adalah suatu metode yang dipakai dalam penelitian kualitatif, sering

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 57: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

42

juga digunakan dalam metode kuantitatif untuk mengukur validitas dan reliabilitas

dalam penelitian kualitaitif.

Triangulasi merupakan sintesis dan integrasi data dari berbagai sumber-

sumber melalui pengumpulan, eksaminasi, perbandingan dan interpretasi dengan

mengumpulkan dan membandingkan multiple dataset satu sama lain, triangulasi

membantu meniadakan ancaman bagi setiap validitas dan realibilitas data.

Triangulasi tidak hanya membandingkan data dari berbagai sumber data, akan

tetapi juga mempergunakan berbagai teknik dan metode untuk meneliti dan

menjaring data/informasi dari fenomena yang sama (Winarno, 2014:156).

Menurut Wirawan (2012:156) penelitian dapat dipergunakan lima jenis

triangulasi, yaitu:

1. Triangulasi data. Triangulasi data adalah mempergunakan berbagai

sumber data/informasi. Dalam teknik triangulasi ini adalah

mengelompokkan para pemangku kepentingan program dan

mempergunakannya sebagai sumber/data informasi.

2. Triangulasi peneliti. Teknik triangulasi ini digunakan oleh evaluator

atau tim evaluator dalam satu proyek evaluasi. Para evaluator

mempergunakan metode kualitatif yang sama, misalnya wawancara,

observasi, studi kasus, kelompok kunci atau informan kunci. Temuan

dari setiap evaluator dibandingkan, jika temuan dari berbagai evaluator

berbeda Satu dama lain maka diperlukan studi lebih lanjut untuk

menentukan perbedaan tersebut. Apakah ada kemungkinan perbedaan

tersebut dapat diperkecil.

3. Triangulasi teori. Triangulasi teori adalah penelitian dengan

mempergunakan berbagai profesional dengan berbagai latar belakang

ilmu pengetahuan untuk menilai suatu set data/informasi.

4. Triangulasi metode. Triangulasi metode adalah pemakaian berbagai

metode-metode kuantitatif dan /atau metode kualitatif untuk

mengevaluasi program. Jika kesimpulan dari setiap metode sama,

maka validitas penelitian ditetapkan.

5. Triangulasi lingkungan. Triangulasi jenis ini mempergunakan berbagai

lokasi yang berbeda, altar dan faktor-faktor lainnya yang berhubungan

dengan lingkungan dimana penelitian mengambil tempat seperti waktu

suatu hari, hari suatu suatu minggu atau musim dalam satu tahun.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 58: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

43

Penelitian ini menggunakan jenis triangulasi data dan triangulasi metode.

Triangulasi data dilakukan dengan membandingkan data yang diperoleh melalui

dokumen dan wawancara antara subjek penelitian yang satu dengan yang lain.

Kemudian triangulasi metode dilakukan dengan cara membandingkan data yang

diperoleh dari hasil wawancara terhadap informan dengan hasil pengamatan

penulis dan dokumentasi yang berkaitan dengan implementasi program Kampung

KB di Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru Kota Medan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 59: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

44

BAB IV

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Kelurahan Padang Bulan

4.1.1 Letak dan Keadaan Geografis

Padang Bulan merupakan salah satu Kelurahan yang terdapat di

Kecamatan Medan Baru. Secara geografis, Kelurahan Padang Bulan terletak pada

posisi 03°33'7,1" Lintang Utara dan 98°39'38,8" Lintang Timur dengan batas

wilayah meliputi sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Merdeka, sebelah

selatan berbatasan dengan Kelurahan Titi Rantai, sebelah timur berbatasan dengan

Kelurahan Polonia, serta sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Padang

Bulan Selayang I. Wilayah administratif Kelurahan Padang Bulan terdiri atas 12

lingkungan dengan luas wilayah 221 km² dan ketinggian wilayah 0-25 meter di

atas permukaan laut serta suhu rata-rata 300C.

4.1.2 Visi dan Misi

Kelurahan Padang Bulan memiliki visi sebagai berikut:

“Mewujudkan masyarakat yang mandiri, berdaya saing dan aparatur yang

profesional dalam melaksanakan pelayanan prima kepada masyarakat”.

Untuk mencapai visi tersebut, Kelurahan Padang Bulan memiliki misi

sebagai berikut:

1. Melaksanakan kegiatan pembangunan sosial kemasyarakatan sehingga

berkembangnya dinamika ekonomi yang menjadi basis kehidupan

masyarakat;

2. Meningkatkan kualitas aparatur dan sumber daya masyarakat yang

memiliki kemampuan IPTEK;

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 60: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

45

3. Meningkatkan pembangunan infrastuktur, pelayanan umum dan pelayanan

sosial;

4. Menjaga keamanan, ketertiban dan ketentraman masyarakat berlandaskan

supremasi hukum;

5. Meningkatkan sistem pelayanan yang prima.

4.1.3 Demografi

Komponen utama yang saling berhubungan satu dengan lainnya dalam

terbentuknya suatu wilayah adalah penduduk, tempat/lokasi, dan pemerintahan.

Kependudukan adalah karakteristik yang paling mewakili dalam menentukan

gambaran permasalahan yang terjadi di suatu wilayah, karena penduduk adalah

objek pokok suatu wilayah yang merupakan komponen yang selalu mengalami

perkembangan yang sangat dinamis dari waktu ke waktu.

Pembangunan berbasis kependudukan dilaksanakan dengan tetap

mengindahkan dan memperhatikan kelestarian sumber daya alam dan fungsi

lingkungan hidup sehingga efek negatif dari mobilitas dan persebaran penduduk

yang tidak didukung oleh lingkungan dan pembangunan yang dapat menimbulkan

masalah sosial yang kompleks, dimana penduduk menjadi beban bagi lingkungan

maupun sebaliknya dapat diminimalisir.

Penduduk di Kelurahan Padang Bulan khususnya sepanjang tahun 2018–

2019 menunjukkan jumlah yang berfluktuasi. Fluktuasi jumlah penduduk

disebabkan oleh faktor-faktor alami, seperti tingkat kelahiran, kematian, dan

perpindahan (mutasi).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 61: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

46

4.1.3.1 Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Keluarga

Tabel berikut menunjukkan jumlah penduduk Kelurahan Padang Bulan

berdasarkan jenis kelamin dan jumlah kepala keluarga pada tahun 2019.

Tabel 4.1 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan

Keluarga

Tahun Penduduk (Jiwa) Jumlah Rumah

Tangga Laki-Laki Perempuan Jumlah

2019 3.334 3.487 6.821 2.133

Sumber: Data Kependudukan Kelurahan Padang Bulan Tahun 2019

Berdasarkan tabel di atas dapat di ketahui bahwa Kelurahan Padang Bulan

lebih banyak penduduk dengan jenis kelamin perempuan di banding dengan

jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki.

4.1.3.2 Penduduk Berdasarkan Usia

Salah satu dimensi penting aspek kependudukan dalam pembangunan kota

adalah struktur penduduk sebab dapat mempengaruhi program pembangunan yang

akan dilaksanakan, seperti: program pendidikan, program pelayanan kesehatan,

program penyediaan lapangan pekerjaan, dan lain sebagainya.

Oleh karena itu jumlah penduduk Kelurahan Padang Bulan dapat dirinci

berdasarkan kelompok umur sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia

No Lingkungan Jumlah

2018 2019

1. 0 - 4 Tahun 328 225

2. 5 - 9 Tahun 337 234

3. 10 - 14 Tahun 467 364

4. 15 - 19 Tahun 596 493

5. 20 - 24 Tahun 576 473

6. 25 - 29 Tahun 546 443

7. 30 - 34 Tahun 553 450

8. 35 - 39 Tahun 563 460

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 62: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

47

No Lingkungan Jumlah

2018 2019

9. 40 - 44 Tahun 563 462

10. 45 - 49 Tahun 670 567

11. 50 - 54 Tahun 677 574

12. 55 - 59 Tahun 668 565

13. 60 - 64 Tahun 479 374

14. 65 - 70 Tahun 564 459

15. Di atas 71 Tahun 786 680

Jumlah 8.373 6.821

Sumber: Data Kependudukan Kelurahan Padang Bulan Tahun 2019

Dari Tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa usia terbanyak yang

menduduki Kelurahan Padang Bulan adalah di atas 71 tahun yaitu sebanyak 680

jiwa.

4.1.3.3 Penduduk Berdasarkan Suku dan Agama

Penduduk Kelurahan Padang Bulan cukup heterogen, terbukti dengan

banyaknya suku/etnis yang hidup dan tinggal di wilayah Kelurahan Padang Bulan.

Adapun jumlah suku/etnis yang tinggal dan berkembang di wilayah Kelurahan

Padang Bulan pada tahun 2019 adalah Suku Karo, Suku Jawa, Suku Mandailing,

Suku Batak, Suku Minangkabau, Suku Melayu, Suku Dairi/Pakpak, Suku Nias

serta WNI Keturunan.

Sedangkan jumlah penduduk Kelurahan Padang Bulan berdasarkan agama

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama

No Agama 2018 2019

1 Islam 3.415 2.951

2 Kristen Protestan 4.391 3.372

3 Katholik 466 405

4 Budha 27 21

5 Hindu 74 70

Jumlah 8.373 6.821

Sumber: Data Kependudukan Kelurahan Padang Bulan Tahun 2019

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 63: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

48

Penduduk Kelurahan Padang Bulan memiliki keragaman beragama, dari

Tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk terbanyak beragama

Kristen Protestan.

4.1.3.4 Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Tabel berikut menunjukkan jumlah penduduk Kelurahan Padang Bulan

berdasarkan mata pencaharian.

Tabel 4.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

No Mata Pencaharian 2018 2019

1 Pegawai Negeri Sipil (PNS) 175 175

2 TNI 139 39

3 Polisi 145 45

4 Pegawai Swasta 2.786 2.086

5 Buruh 630 730

6 Pedagang 1.080 980

7 Petani 0 0

8 Nelayan 0 0

9 Wiraswasta 1.768 1.211

10 Dll 1.650 1.555

Jumlah 8.373 6.821

Sumber: Data Kependudukan Kelurahan Padang Bulan Tahun 2019

Tabel 4.4 menunjukkan mata pencaharian penduduk Kelurahan Padang

Bulan yang paling banyak adalah pegawai swasta yaitu sebanyak 2.086 jiwa dan

tidak ada penduduk yang bertani dan menjadi nelayan.

4.1.4 Stuktur Organisasi Kelurahan Padang Bulan

Struktur organisasi merupakan susunan dari orang-orang yang memiliki

fungsi, kedudukan maupun jabatan dalam sebuah organisasi yang dianggap

mampu bekerja sesuai dengan bidang kerjanya. Struktur diperlukan dalam sebuah

lembaga, badan ataupun dinas untuk menyusun rangkaian fungsi dan jabatan

seseorang dalam suatu ikatan pekerjaan serta memberikan arah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 64: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

49

LURAH

Zulfahmi Tarigan, SIP, MSP SEKRETARIS

Herniwati Br Sembiring

KASI PEMERINTAHAN

Imelda Purba, SE

KASI TRANTIB

Lazarus D Brahmana

KASI PEMBANGUNAN

Masni Munthe

STAFF

Tahan David Ricardo

STAFF

Dewina Siregar

KEPLING I

Sahaludin

Purba

KEPLING II

Hudson

Ginting

KEPLING III

John Very

Sitepu

KEPLING IV

M. Syafrial

Sinaga

KEPLING V

Eka Mawardi

KEPLING VI

Irmansyah

KEPLING

VII

Ramadhani

Lubis

KEPLING

VIII

Sukses Bangun

KEPLING

IX

Kurnia Purba

KEPLING X

Netty Sinuraya

KEPLING XII

Adil Rizal S

KEPLING XI

Evi Sovia

Ardina

pertanggungjawaban dari satu kedudukan ke kedudukan yang lain agar terciptanya

sistem yang baik dalam sebuah organisasi.

Adapun sususan organisasi Kelurahan Padang Bulan dapat dilihat pada

gambar berikut :

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kelurahan Padang Bulan

Sumber: Dokumentasi Kelurahan Padang Bulan tahun 2020

Dalam struktur Pokja Kampung KB, Lurah berperan sebagai penasehat

Kampung KB Kelurahan Padang Bulan dan Kepala Lingkungan I merupakan

Ketua Kampung KB Kelurahan Padang Bulan. Beberapa anggota dalam Gambar

4.1 di atas juga merupakan anggota dari Pokja Kampung KB Kelurahan Padang

Bulan.

4.1.5 Tugas Pokok dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Walikota Medan Nomor 33 Tahun 2017 tentang

Tugas dan Fungsi Kecamatan dan Kelurahan, sebagai berikut :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 65: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

50

4.1.5.1 Lurah

Lurah mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan,

pembangunan, dan kemasyarakatan serta melaksanakan urusan pemerintahan

yang dilimpahkan oleh Walikota. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Lurah

menyelenggarakan fungsi :

1. Pelaksanaan kegiatan pemerintahan kelurahan;

2. Pemberdayaan masyarakat;

3. Pelayanan masyarakat;

4. Penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum;

5. Pemeliharaan prasarana dan fasilitas umum;

6. Pembinaan lembaga kemasyarakatan

7. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

4.1.5.2 Sekretaris Lurah

Sekretaris Lurah mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Lurah

dalam ruang lingkup kesekretariatan, meliputi pengelolaan administrasi umum,

keuangan, dan penyusunan program. Dalam melaksanakan tugas tersebut,

Sekretaris Lurah menyelenggarakan fungsi :

1. Penyusunan rencana kerja, program, dan kegiatan kesekretariatan;

2. Mengkoordinir penyusunan rencana program kelurahan;

3. Pelaksanaan dan penyelenggaraan pelayanan administrasi

kesekretariatan kelurahan yang meliputi administrasi umum,

kepegawaian, keuangan, dan kerumah-tanggaan kelurahan;

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 66: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

51

4. Mengelola dan memberdayakan Sumber Daya Manusia (SDM),

pengembangan organisasi dan ketata-laksanaan;

5. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas kelurahan;

6. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian;

7. Melaksanakan monitoring, evaluasi, dan pelaporan; dan

8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Lurah sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

4.1.5.3 Kepala Seksi Tata Pemerintahan

Kepala Seksi Tata Pemerintahan mempunyai tugas melaksanakan

sebahagian tugas Lurah dalam ruang lingkup Tata Pemerintahan. Dalam

melaksanakan tugas tersebut, kepala seksi tata pemerintahan menyelenggarakan

fungsi :

1. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan seksi tata pemerintahan.

2. Penyusunan tata petunjuk teknis lingkup tata pemerintahan.

3. Pengelenggarakan pelayanan administrasi kependudukan.

4. Pelaksanaan proses pelayanan administrasi lainnya lingkup tata

pemerintahan.

5. Penyiapan bahan pembinaan kegiatan sosial, politik, ideologi negara

dan kesatuan bangsa.

6. Pelaksanaan kegiatan pencatatan monografi kelurahan.

7. Membantu pelaksanaan tugas - tugas dibidang keagrariaan sesuai

dengan peraturan perundang - undangan yang berlaku.

8. Membantu pelaksanaan tugas - tugas dibidang pemungutan Pajak Bumi

dan Bangunan (PBB).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 67: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

52

9. Penyiapan bahan koordinasi dalam penyelenggaraan kegiatan

pemerintahan tingkat kelurahan.

10. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan

tugas.

11. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Lurah sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

4.1.5.4 Kepala Seksi Pembangunan

Kepala Seksi Pembangunan mempunyai tugas melaksanakan sebahagian

tugas Lurah lingkup pembangunan sosial. Dalam melaksanakan tugas tersebut,

Kepala Seksi Pembangunan menyelenggarakan fungsi:

1. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan seksi pembangunan.

2. Penyusunan petunjuk teknis lingkup pembangunan.

3. Pengumpulan, pengolahan, dan evaluasi data dibidang perekonomian

dan pembangunan.

4. Penyiapan bahan pelaksanaan kegiatan pembinaan terhadap

perkoperasian, pengusaha ekonomi lemah dan kegiatan perekonomian

lainnya dalam rangka meningkatkan kehidupan perekonomian

masyarakat.

5. Penyiapan bahan pelaksanaan kegiataan pembinaan bidang keagamaan,

kesehatan, pendidikan, olahraga, dan sosial budaya.

6. Membantu pelaksanaan pembinaan PKK, Kepemudaan, Karang

Taruna, Pramuka, dan Organisasi Kemasyarakatan lainnya.

7. Pelaksanaan proses pelayanan kepada masyarakat lingkup

perekonomian.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 68: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

53

8. Menyiapkan bahan pelaksanaan kegiatan dalam rangka meningkatkan

swadaya dan partisipasi masyarakat untuk meningkatkan

perekonomian masyarakat.

9. Menyiapkan bahan koordinasi pembinaan dan pemeliharaan sarana dan

prasarana fisik dilingkup Kelurahaan.

10. Penyiapan bahan pembinaan terhadap kegiatan LPM.

11. Membantu pengumpulan dan penyaluran dana/bantuan terhadap

korban bencana alam.

12. Menyiapkan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan tugas.

13. Melakukan tugas yang diberikan oleh Lurah sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

4.1.5.5 Kepala Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum

Kepala Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum mempunyai tugas

melaksakan sebahagian tugas Lurah Lingkup Ketentraman dan Ketertiban Umum.

Dalam menjalankan tugas tersebut, kepala sesksi ketentraman dan ketertiban

umum menyelenggarakan fungsi :

1. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan ketentraman, dan

ketertiban umum.

2. Penyusunan bahan pelaksanaan pembinaan keamanan dan ketertiban

umum.

3. Penyiapan bahan pelaksanan pembinaan keamanan dan ketertiban

umum.

4. Penyiapan bahan perlindungan masyarakat.

5. Penyiapan bahan kegiatan siskamling.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 69: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

54

6. Penyelenggaraan kegiatan administrasi pertahanan sipil.

7. Penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi dengan Instansi terkait

dalam penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum, pengaman

dan penertiban terhadap pelanggaran peraturan daerah dan peraturan

perundang undangan lainnya.

8. Pelaksanaan proses pelayanan kepada masyarakat dalam lingkup

ketertiban dan keamanan.

9. Membantu pelaksanaan tugas tugas pengamanan dan penertiban

akibat bencana alam dan lainnya.

10. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan

tugas.

11. Melaksanakan tugas tugas lainnya yang ditugaskan oleh Lurah sesuai

tugas dan fungsinya.

4.1.6 Fasilitas Umum di Kelurahan Padang Bulan

Data fasilitas umum di Kelurahan Padang Bulan yang tersedia untuk

menunjang kebutuhan primer dan sekunder masyarakat dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.5 Fasilitas Umum Kelurahan Padang Bulan

NO JENIS PELAYANAN KETERANGAN

1 Taman Olahraga 10

2 Tempat Ibadah 10

3 Puskesmas 1

Sumber: Data Kependudukan Kelurahan Padang Bulan tahun 2019

Tabel 4.5 di atas menunjukkan adanya fasilitas umum seperti taman

olahraga, tempat ibadah dan puskesmas yang dapat digunakan oleh masyarakat

khususnya masyarakat Kelurahan Padang Bulan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 70: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

55

4.1.7 Sarana Pendidikan

Dalam meningkatkan mutu dan kualitas sumber daya manusia di

Kelurahan Padang Bulan agar tercipta tenaga terampil, berwawasan iman dan

takwa serta berpengetahuan, berteknologi dan berdaya guna, pemerintah maupun

pihak swasta berupaya menyediakan sarana pendidikan untuk kebutuhan

masyarakat. Sarana Pendidikan Kelurahan Padang Bulan dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.6 Sarana Pendidikan

NAMA JUMLAH KEPEMILIKAN

PEMERINTAH SWASTA

SD 4 √ √

SMP 2 √ √

SMA 1 √

Perguruan Tinggi 2 √ √

Sumber: Data Kependudukan Kelurahan Padang Bulan Tahun 2019

Berdasarkan Tabel 4.6 di atas, sarana pendidikan di Kelurahan Padang

Bulan terdiri dari TK, SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi baik Negeri maupun

Swasta.

4.1.8 Sarana Peribadatan/ Rumah Ibadah

Dalam tabel berikut dapat dilihat jumlah sarana peribadatan yang ada di

Kelurahan Padang Bulan

Tabel 4.7 Sarana Peribadatan di Kelurahan Padang Bulan

NO. NAMA SARANA

PERIBADATAN ALAMAT

1. Masjid Al Hassanah Jl. Jamin Ginting

2. Masjid Al-Muttaqien Jl. Terompet No. 60

3. Masjid Istiqna Jl. Bahagia No.8

4. Masjid Al-Ghufron Jl. Bunga Wijaya Kesuma

5. Mushollah Rau Dhatul Komplek YPDI

6. Mushollah LR IX Lorong IX

7. Mushollah Sadar Amal Gg. Sahabat

8. Musholla Dipanegara Jl. Dipanegara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 71: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

56

NO. NAMA SARANA

PERIBADATAN ALAMAT

9. GKPS Padang Bulan Jl. Terompet No. 64

10. GBKP Pamen Komplek Pamen

11. GKPI Komplek Pamen

12. GBKP Pembangunan Jl. Pembangunan

13. GBI Jl. Jamin Ginting

14. GBKP Jl. Rebab No. 56

Sumber: Data Kependudukan Kelurahan Padang Bulan Tahun 2020

Berdasarkan Tabel 4.7 di atas, Kelurahan Padang Bulan memiliki 14

tempat ibadah yaitu 4 Masjid, 4 Musholla dan 6 Gereja yang tersebar di

Kelurahan Padang Bulan.

4.1.9 Kawasan Pertokoan dan Swalayan

Di Kelurahan Padang Bulan banyak terdapat rumah toko/ pertokoan,

karena pada dasarnya Kelurahan Padang Bulan ini terletak di Jalan Letjen Djamin

Ginting yang merupakan salah satu jalan protokol di Kota Medan yang sangat

memungkinkan untuk menjadi tempat usaha. Seperti deretan ruko dan tempat

usaha yang dapat dilihat di Jalan Letjen Djamin Ginting dan Jalan Pasar Baru. Di

sepanjang jalan tersebut dapat kita lihat barisan kegiatan usaha dan jual beli

masyarakat, seperti rumah makan, lembaga pendidikan, toko kue, dan berbagai

jenis usaha lainnya. Di bawah ini adalah tabel mengenai swalayan/minimarket di

Kelurahan Padang Bulan:

Tabel 4.8 Jumlah Swalayan/ Minimarket

Sumber: Data Kependudukan Kelurahan Padang Bulan Tahun 2020

NO NAMA SWALAYAN Jumlah

1. Swalayan 2

2. Indomaret 4

3. Alfamart 3

4. Alfamidi 1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 72: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

57

Berdasarkan tabel di atas, Kelurahan Padang Bulan memiliki 2 swalayan

dan 8 minimarket seperti Indomaret, Alfamart dan Alfamidi. Minimarket tersebut

tersebar di beberapa titik Kelurahan Padang Bulan sehingga memudahkan

masyarakat untuk membeli keperluan sehari-hari.

4.2 Implementasi Program Kampung Keluarga Berencana di Kelurahan

Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Kota Medan

Kampung KB Padang Bulan merupakan salah satu Kampung KB yang

dicanangkan pada 09 Mei 2017 (Kampungkb.bkkbn.go.id). Menurut petunjuk

teknis Kampung KB (2016:18-21), dalam memilih atau menentukan wilayah yang

akan dijadikan lokasi Kampung KB ada tiga kriteria yang dipakai, yakni kriteria

utama, kriteria wilayah dan kriteria khusus.

1. Kriteria Utama

Terdapat dua kriteria utama yang wajib dipenuhi dalam pemilihan dan

penetapan pembentukan Kampung KB. Kedua kriteria utama tersebut adalah:

a. Jumlah Keluarga Pra Sejahtera (KPS) dan Keluarga Sejahtera (KS) I di

atas rata-rata KPS dan KS I tingkat desa dimana kampung tersebut berada.

b. Jumlah peserta KB di bawah rata-rata pencapaian peserta KB tingkat desa

dimana kampung tersebut berlokasi.

2. Kriteria Wilayah

Setelah terpenuhi dua kriteria di atas sebagai kriteria utama pemilihan dan

pembentukan Kampung KB, maka selanjutnya dapat memilih salah satu kriteria

wilayah berikut:

a. Kumuh;

b. Pesisir/Nelayan;

c. Daerah Aliran Sungai (DAS);

d. Bantaran Kereta Api;

e. Kawasan Miskin (termasuk Miskin Perkotaan);

f. Terpencil;

g. Perbatasan;

h. Kawasan Industri;

i. Kawasan Wisata;

j. Tingkat kepadatan penduduk tinggi.

3. Kriteria Khusus

a. Kriteria Data

Setiap RT/RW memiliki Data dan Peta Keluarga yang bersumber dari

hasil Pendataan Keluarga data kependudukan dan/atau pencatatan sipil

yang akurat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 73: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

58

b. Kriteria Kependudukan

Angka partisipasi sekolah rendah dan tingkat putus sekolah tinggi.

c. Kriteria Program Keluarga Berencana

1) Peserta KB Aktif lebih rendah dari capaian rata-rata tingkat

desa/kelurahan;

2) Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) lebih rendah

dari capaian rata-rata tingkat desa/kelurahan;

3) Tingkat Unmet Need lebih tinggi dari capaian rata-rata tingkat

desa/kelurahan.

d. Kriteria Program Pembangunan Keluarga

1) Partisipasi keluarga dalam program pembinaan ketahanan keluarga;

2) Partisipasi keluarga dalam program pemberdayaan peningkatan

ekonomi keluarga;

3) Partisipasi Remaja dalam kegiatan Generasi Berencana (GenRe)

melalui Pusat Informasi dan Konseling (PIK).

e. Kriteria Program Pembangunan Sektor Terkait

1) Kesehatan:

Sesuai dengan tugas dan fungsi Kementerian/Lembaga, Pemerintah

Provinsi, Pemerintahan Kabupaten/Kota.

2) Sosial Ekonomi:

Sesuai dengan tugas dan fungsi Kementerian/Lembaga, Pemerintahan

Provinsi, Pemerintahan Kabupaten/Kota.

3) Pendidikan:

Sesuai dengan tugas dan fungsi Kementerian/Lembaga, Pemerintahan

Provinsi, Pemerintahan Kabupaten/Kota.

4) Pemukiman dan Lingkungan:

Sesuai dengan tugas dan fungsi Kementerian/Lembaga, Pemerintahan

Provinsi, Pemerintahan Kabupaten/Kota.

5) Kriteria Program lainnya sesuai dengan perkembangan.

Kriteria utama merupakan kriteria yang wajib dipenuhi dalam pemilihan

dan penetapan pembentukan Kampung KB. Setelah terpenuhi kriteria utama maka

selanjutnya dapat memilih salah satu kriteria wilayah untuk dapat membentuk

Kampung KB dan apabila wilayah tersebut juga masuk kedalam kriteria khusus

maka dapat dibentuk Kampung KB di wilayah tersebut.

Kampung KB Padang Bulan terpilih sebagai Kampung KB dikarenakan

teletak di daerah pinggiran sungai dan padat penduduk serta banyak Pasangan

Usia Subur (PUS) yang belum ber-KB. Jumlah PUS yang ikut serta dalam ber-KB

sebanyak 680 jiwa sedangkan yang tidak ikut serta ber-KB sebanyak 534 jiwa.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 74: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

59

Hal ini sudah sesuai dengan kriteria dalam pembentukan Kampung KB, maka

dapat dibentuk Kampung KB di Kelurahan Padang Bulan

(Kampungkb.bkkbn.go.id, http://kampungkb.bkkbn.go.id/profile/3323, diakses

pada 29 Oktober 2020).

Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya bahwa implementasi

program Kampung KB merupakan tindakan-tindakan yang dilaksanakan oleh

individu-individu atau pejabat-pejabat terhadap program Kampung KB atau

sasaran yang diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan

sebelumnya. Tujuan Kampung KB yaitu meningkatkan kualitas hidup masyarakat

di tingkat kampung atau yang setara dalam rangka mewujudkan keluarga kecil

berkualitas. Implementasi program Kampung KB di Kelurahan Padang Bulan

Kecamatan Medan Baru Kota Medan dapat dilihat dari tiga faktor yaitu

organisasi, interpretasi dan penerapan.

4.2.1 Organisasi

Setiap organisasi harus memiliki struktur organisasi, sumber daya manusia

yang berkualitas, sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan dan perangkat

hukum yang jelas. Struktur organisasi memberikan gambaran yang jelas tentang

jabatan dan merupakan kerangka pedoman pelaksana dalam menjalankan

tugasnya.

Kampung KB merupakan salah satu bentuk/model miniatur pelaksanaan

total Program KKBPK secara utuh yang melibatkan seluruh bidang di lingkungan

BKKBN dan bersinergi dengan instansi terkait sesuai dengan kebutuhan dan

kondisi wilayah (Petunjuk Teknis Kampung KB, 2016:4). Berdasarkan Surat

Kepala BKKBN Nomor 8/KEP./G3/2017 tentang Tim Teknis Kampung KB di

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 75: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

60

Lingkungan BKKBN, Kampung KB dikoordinasikan oleh Kedeputian Bidang

Advokasi, Penggerakan dan Informasi (ADPIN) dan bekerjasama dengan seluruh

bidang di BKKBN. Kemudian pada tanggal 29 Januari 2020, pengelolaan

Kampung KB dipindahkan ke Kedeputian Bidang Pengendalian Penduduk

(Dalduk) sesuai dengan Berita Acara BKKBN Serah Terima Pengelolaan

Kampung KB Nomor 0173/KK.01/G3/2020. Terkait dengan alih kelola Kampung

KB di lingkungan BKKBN, berikut pendapat Kasubbid Analisa Dampak

Kependudukan Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Utara:

“Masalah pemindahan inikah keputusan dari BKKBN pusat, jadi di pusat

sana memang pada tahun 2020 itu dilimpahkan wewenang Kampung KB

dari Kedeputian advokasi ke Kedeputian Dalduk. Alasannya mungkin

karena dulu kita sudah mengembangkan rumah data di Kampung KB.

Karena di tahun 2020 ini sudah tidak ada lagi pencanangan Kampung KB

baru, tinggal meningkatkan kualitasnya/ pengembangannya maka

dilimpahkan ke bidang Dalduk dengan alasan bidang Dalduk sudah ada

tupoksi membangun rumah data di Kampung KB itu. Makanya kita di

perwakilankan ngikut yang di pusat. Setelah pelimpahan dari pusat, kita

juga membuat berita acara pelimpahan dari bidang advokasi ke bidang

Dalduk. Kalau alasannya mungkin seperti itu karena untuk meningkatkan

kualitas Kampung KB yang sudah terbentuk sepertinya memang bidang

dalduk diserahin tupoksi seperti itulah kira-kira” (Wawancara, Alpian

Siregar, S.Kom, 07 September 2020).

Alih kelola Kampung KB di lingkungan BKKBN merupakan keputusan

dari BKKBN Pusat. Alasan pemindahan dari Kedeputian ADPIN ke Kedeputian

Dalduk adalah supaya lebih fokus dalam meningkatkan Kampung KB yang sudah

dibentuk. Menindaklanjuti serah terima alih kelola Kampung KB tersebut maka

BKKBN Pusat mengeluarkan surat perihal peralihan pengelolaan Kampung KB

Nomor 0193/I/KK.01/G3/2020 tanggal 31 Januari 2020 kepada Perwakilan

BKKBN Provinsi Seluruh Indonesia untuk melakukan peralihan pengelolaan

Kampung KB dari bidang ADPIN ke bidang Dalduk di masing-masing provinsi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 76: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

61

Berdasarkan advokasi yang dilakukan BKKBN, maka keluar Surat Edaran

Menteri Dalam Negeri Nomor 440/70/SJ tanggal 11 Januari 2016 perihal

Pencanangan dan Pembentukan Kampung KB lalu disusul dengan Surat Gubernur

Sumatera Utara Nomor 440/842 tanggal 3 Januari 2017 perihal Pencanangan

Kampung KB. Kemudian diteruskan dengan dibuatnya Peraturan Walikota Medan

Nomor 13 tahun 2020 tentang Pengembangan Kampung Keluarga Berencana di

Kota Medan sehingga Kampung KB bisa sampai ke kelurahan. Hal ini

disampaikan oleh Staff Hubungan Antar Lembaga dan Bina Lini Lapangan

Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Utara berikut:

“Kalau berbicara surat itu, karena ada Peraturan Gubernurnya. BKKBN

melakukan Advokasi KIE tujuannya itu untuk mempengaruhi kebijakan

pemangku kepentingan. Jadi kebijakan-kebjakan itu kita harapkan bisa

sesuai dengan program kita. Misalnya BKKBN mengadvokasi Gubernur,

sudah dapat Gubernur keluarlah Peraturan Gubernur, lalu kemudian

Gubernur akan buat rapat itulah nanti kerjasama dengan DPPKB Sumatera

Utara, advokasi kalau sudah ada dari Gubernur pasti Walikota bakal ikut.

Sama seperti orang BKKBN Pusat mengadvokasi DPR dan Pak Jokowi

(Presiden), kalau misalnya DPR mengacc, Presiden juga jadi BKKBN

tinggal gampang. Yang di Provinsi tinggal jumpai yang Gubernur untuk

mengadvokasi bahwasanya program kita ini penting, program ini punya

dampak sosial yang bisa membangun daerah masing-masing kalau

program ini jalan, mengentaskan kemiskinan, pengangguran dan

sebagainya. Rupanya Gubernur tertarik, dan mengacc keluarlah Pergub.

Ketika surat gubernur keluar, kita tinggal mengadvokasi OPDKB yang ada

di Kabupaten/Kota untuk masing-masing mempengaruhi kebijakan

Bupati/Walikota. Kalau itu sudah gampang, kita punya landasan, punya

Pergub jadi dinas tinggal menunjukkan aja surat itu, Bupati/Walikota

tinggal buat peraturan jalan semuanya” (Wawancara, Satria Sumarlan

S.AB, 27 Oktober 2020).

Menurut petunjuk teknis Kampung KB 2016, Kampung KB melibatkan

seluruh bidang di lingkungan BKKBN dan bersinergi dengan

kementerian/lembaga, mitra kerja, stakeholders instansi terkait sesuai dengan

kondisi wilayah. Untuk dapat berkoordinasi dengan instansi-instansi yang ada di

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 77: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

62

kabupaten/kota maka perlu adanya surat keputusan dari bupati/walikota untuk

melakukan intervensi di Kampung KB supaya tercapai tujuan-tujuan Kampung

KB.

Kota Medan sudah mempunyai surat edaran tentang intervensi di

Kampung KB melalui Surat Edaran Walikota Medan No 470/1856 tanggal 28

Februari 2019 tentang Intervensi Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kota

Medan dalam Melaksanakan 8 Fungsi Keluarga di Kampung KB. Surat tersebut

merupakan tindak lanjut dari Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor

440/70/SJ tanggal 11 Januari 2016 dan Surat Gubernur Sumatera Utara Nomor

440/842 tanggal 3 Januari 2017 perihal Pencanangan dan Pembentukan Kampung

KB. Berdasarkan surat tersebut, seluruh OPD Kota Medan melakukan intervensi

di Kampung KB sesuai dengan permasalahan dan kebutuhan serta potensi yang

ada di setiap Kampung KB.

Meski Walikota Medan telah mengeluarkan Surat Edaran tentang

Intervensi Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kota Medan di Kampung KB,

tetapi dalam pelaksanaannya Kampung KB Padang Bulan menghadapi kendala

terkait kerjasama dengan OPD Kota Medan seperti yang disampaikan oleh Lurah

Kelurahan Padang Bulan berikut:

“Cuma memang banyak kendala yang kita hadapi, kendalanya itukan

keseriusan dari OPD. Padahal ini program sudah dari pemerintah pusat

diturunkan ke Pemko, masalahnya ini keseriusan dari masing-masing OPD

itu untuk berbuat di Kampung KB ini. Kenapa kita katakan tidak serius,

karena setiap ada rapat kitakan sebulan sekali ada rapat musyawarah

besarlah gitukan dimana masyarakat menyampaikan keluhannya semacam

musrenbang jugala. Masalahnya OPD yang diundang jarang datang dan

kalaupun yang datang bukan orang yang bisa mengambil kebijakan, cuma

pegawai biasa jadi ketika dia kembali ke kantornya mungkin udah lupa dia

dan disampaikan atau tidak. Itulah kendala-kendala kita, jadi seharusnya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 78: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

63

kalau memang ada keseriusan dari semua OPD ya harusnya satu sampai

dua tahun sudah harus berubah ini Kampung KB dari kampung kumuh

menjadi lebih baik” (Wawancara, Zulfahmi Tarigan, SIP, MSP, 01

September 2020).

Gambar 4.2 Hasil Pertemuan Forum Musyawarah Kampung KB Kelurahan

Padang Bulan pada bulan Juni 2019

Sumber: Dokumentasi Kampung KB Kelurahan Padang Bulan 2019

Berdasarkan Gambar 4.2 di atas terdapat salah satu rencana kerja yaitu

pembentukan kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera

(UPPKS) di Kampung KB Kelurahan padang Bulan yang dijadwalkan pada bulan

Juli-Agustus 2019. Berdasarkan pengamatan peneliti, hingga tahun 2020

kelompok UPPKS belum juga terbentuk di Kampung KB Kelurahan Padang

Bulan. Hal inilah yang menjadi masalah pelaksanaan program Kampung KB di

Kelurahan Padang Bulan yaitu Kampung KB tersebut belum diisi dengan

kegiatan-kegiatan terpadu.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 79: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

64

Berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi di atas, dapat diketahui

bahwa OPD Kota Medan belum dapat berkontibusi aktif dalam memajukan

Kampung KB khususnya Kampung KB Padang Bulan. Tidak dapat dipungkiri

bahwa setiap OPD juga memiliki programnya masing-masing yang harus

dijalankan.

Gambar 4.3 Surat Edaran Walikota Medan Tentang Intervensi

Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kota Medan dalam Melaksanakan 8

Fungsi Keluarga di Kampung KB

Sumber: Dokumentasi Kampung KB Kelurahan Padang Bulan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 80: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

65

Surat Edaran Walikota Medan tentang Intervensi OPD Kota Medan di

Kampung KB dikeluarkan pada tahun 2019, sementara Kampung KB Padang

Bulan sudah ada pada tahun 2017, sehingga tak heran apabila OPD Kota Medan

masih belum turut aktif dalam membangun Kampung KB. Artinya meskipun

sudah ada Surat Edaran Walikota Medan, tetapi OPD tersebut belum peka

terhadap kebutuhan Kampung KB sehingga perlu diimbangi dengan partisipasi

aktif dari pelaksana kegiatan dan masyarakat Kampung KB Padang Bulan untuk

meminta kepada setiap OPD terkait apa saja yang dibutuhkan oleh wilayahnya.

Setelah ditetapkannya suatu wilayah sebagai Kampung KB, dalam

pelaksanaannya Kampung KB dikelola oleh Kelompok Kerja (Pokja) Kampung

KB. Pokja Kampung KB tersebut yang kemudian akan mengelola dan

mengembangkan Kampung KB di wilayahnya masing-masing. Susunan Pokja

Kampung KB sudah ditetapkan oleh BKKBN Pusat. Sebagai legalitas

pelaksanaan program dan kegiatan di Kampung KB, maka kepengurusan

Kampung KB disahkan oleh Bupati/Walikota dengan Surat Keputusan

Bupati/Walikota (Petunjuk Teknis Kampung KB, 2016:31).

Kampung KB Padang Bulan sudah memiliki Pokja yang dibuat

berdasarkan Surat Keputusan Lurah Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan

Baru Nomor 476/0847/2019 tentang Kelompok Kerja Kampung Keluarga

Berencana Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Tahun 2019. Meski

sudah dibentuk dari tahun 2017, Kampung KB Kelurahan Padang Bulan baru

memiliki Pokja pada tahun 2019.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 81: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

66

Gambar 4.4 Struktur Pokja Kampung KB Kelurahan Padang Bulan

Sumber: Surat Keputusan Lurah Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan

Baru Nomor 476/0847/2019

Struktur Pokja Kampung KB Kelurahan Padang Bulan sesuai Gambar 4.4,

diisi oleh masyarakat Kelurahan Padang Bulan dan juga merupakan anggota

dalam struktur Kelurahan Padang Bulan. Ketua Pokja Kampung KB Kelurahan

Padang Bulan merupakan Kepala Lingkungan I Kelurahan Padang Bulan.

Penanggung Jawab

Camat Medan Baru

Penasehat

1. Lurah Padang Bulan

2. Dan Ramil Medan Baru

3. Kapolsek Medan Baru

4. Kepala Puskesmas Padang

Bulan 5. KUA Kecamatan Medan Baru

6. Kasi PMK Kecamatan Medan

Baru

7. Ketua TP. PKK Kecamatan

Medan Baru

8. Koordinator KB Kecamatan

Medan Baru

Ketua

Sahaluddin Purba

Sekretaris

Penyuluh KB

Kelurahan Padang

Bulan

Bendahara

Ketua TP PKK

Kelurahan Padang

Bulan

Seksi Keagamaan

PJ: Hudson Ginting Anggota:

1. M. Syafii lubis

2. M. Safrial Sinaga

3. Yanaria

Seksi Pendidikan

PJ: KUPT Pendidikan

Kecamatan Medan Baru

Anggota:

1. Herniwati Sembiring

2. Yanti

3. Setiani Harefa

Seksi Reproduksi

PJ: Puskesmas Padang Bulan

Anggota:

1. Angela Trisnawati Padang

SST

2. Santa

3. Nuraini

Seksi Ekonomi

PJ: Riadina Perangin angin

Anggota:

1. Eka Mawardi

2. Serita Wati Ginting

Seksi Perlindungan

PJ: Kasi Trantib kecamatan Medan

Baru

Anggota:

1. Irmansyah

2. Sukses Bangun

3. Setia Sembiring

Seksi Kasih Sayang

PJ: Suryani

Anggota:

1. Suhery

2. Sakdiah

Seksi Sosial Budaya

PJ: Kurnia Purba

Anggota:

1. Netty Sinuraya

2. Leli Rosmawati

3. Sri Ningsih

Seksi Pembinaan Lingkungan

PJ: PPL Pertanian Kecamatan Medan

Baru

Anggota:

1. Elisma Tarigan

2. Nurlina Kapriati

3. Jhon Fery

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 82: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

67

Gambar 4.5 Struktur Pengurus Kampung KB

Sumber: Pedoman Pengelolaan Kampung KB (2017:15-16)

Struktur Pokja Kampung KB Kelurahan Padang Bulan sudah sesuai

dengan petunjuk teknis yang dibuat oleh BKKBN (Gambar 4.5). Bidang-bidang

dalam Pokja Kampung KB tersebut diisi oleh masyarakat setempat, sehingga

belum dapat dikatakan memiliki kemampuan. Hal tersebut disampaikan oleh

Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) Kelurahan Padang Bulan, bahwa:

”Kalau dibilang memiliki kemampuan, tidaklah. Karena kita kan

membina, membina mereka yang merupakan warga daerah tersebut, jadi

bukan karena memiliki kemampuan” (Wawancara, Sandy Charolin

Panjaitan, 20 Juli 2020).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 83: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

68

Pendapat ini juga didukung oleh masyarakat yang merupakan Pokja

Kampung KB Padang Bulan ketika ditanya mengenai kemampuan Pokja

Kampung KB Padang Bulan dalam melaksanakan Kampung KB yaitu:

”Belum lah, karena masyarakat sini juganya yang membina. Dan

masyarakat ini sebenarnyakan semua sama, sama-sama perlu dibina.

Tetapi kemudian dibuat menjadi pokja yang tugasnya untuk membina

masyarakat, padahal kan sama-sama masyarakatnya” (Wawancara,

Suyanti, 20 Agustus 2020).

Dari kedua pendapat di atas dapat diketahui bahwa yang mengisi pokja

tersebut belum memiliki kemampuan karena mereka merupakan masyarakat juga.

Dibentuknya Kampung KB di suatu wilayah karena perlunya pembinaan terhadap

masyarakat disana, kemudian masyarakat tersebut juga yang mengisi pokja

tersebut sehingga tidak efektif dalam pelaksanaannya. Keterbatasan sumber daya

manusia dalam pelaksanaan Kampung KB ini juga disampaikan oleh Analis Balita

Anak dan Keluarga Lansia dan Rentan Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera

Utara, yaitu:

“Sudah ada dukungan anggaran tetapi tidak bisa dilaksanakan oleh sdm

yang kompeten misalnya PLKB atau kader yang kompeten untuk

menyampaikan edukasi tentunya menjadi suatu kendala. Masalahnya

untuk menguasai materi-materi ketahanan keluarga itu juga tidak mudah,

misalnya untuk menjadi orang tua hebat di Bina Keluarga Balita itu saja

ada tigabelas materi. Tigabelas materi ini rata-rata berkaitan dengan ilmu

psikologi ataupun ilmu kesehatan, belum tentu semua PLKB ataupun

kader yang pendidikannya hanya sebatas SMP atau SMA bisa menguasai

materi-materi tersebut dan juga ada bagaimana teknik-teknik persuasi atau

teknik-teknik komunikasi, bagaimana kita mengedukasi orang lain itu juga

perlu teknik-teknik tersendiri, itu menjadi suatu kendala yang cukup besar

bagaimana materi itu disampaikan kepada masyarakat” (Wawancara, Olifa

Jelita Asmara, S.Psi, M.Psi, 10 September 2020).

Sumber daya manusia merupakan aspek penting dalam pelaksanaan

Kampung KB. Seperti yang disampaikan oleh informan di atas bahwa Penyuluh

Keluarga Berencana (PKB) sangat berperan dalam pelaksanaan Kampung KB,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 84: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

69

tetapi apabila PKB tidak mampu memahami materi-materi yang telah

dipersiapkan untuk disampaikan ke masyarakat maka tujuan dari Kampung KB itu

tidak tercapai. Terkait dengan kinerja PKB, Ketua Pokja Kampung KB Kelurahan

Padang Bulan menyatakan bahwa:

“Contoh begini, seperti PKB kalau dia memang menjiwai tugasnya

sungguh-sungguh jika dia memiliki hati nurani untuk meningkatkan taraf

hidup bermasyarakat di Kampung KB ini seharusnya dia lebih lagi, tapi

kenyataannya kan payah kita tuntut itu. Lebih banyak kita-kita ini biar

gugur kewajiban kan seperti itu” (Wawancara, Sahalludin Purba, 23 Juli

2020).

PKB sebagai petugas lapangan memiliki peranan penting terhadap

Kampung KB. Berdasarkan informan di atas, PKB Kelurahan Padang Bulan

sudah menjalankan tugasnya tetapi perlu ketersediaannya untuk menjadikan

Kampung KB Padang Bulan menjadi kampung yang maju. Tak hanya PKB,

bidang-bidang yang terdapat dalam struktur Pokja Kampung KB Kelurahan

Padang Bulan juga belum menjalankan tugasnya sesuai dengan bidangnya

masing-masing. Hal ini dikarenakan struktur Pokja Kampung KB Kelurahan

Padang Bulan baru dibuat pada tahun 2019.

Dalam ruang lingkup ketahanan keluarga dan pemberdayaan keluarga

(pembangunan keluarga) terdapat beberapa kegiatan seperti Bina Keluarga Balita

(BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR), Bina Keluarga Lansia (BKL), Pusat Informasi

dan Konseling Remaja/Mahasiswa (PIK-R/M), dan Usaha Peningkatan Pendapatan

Keluarga Sejahtera (UPPKS). Kampung KB Kelurahan Padang Bulan belum

memiliki UPPKS sehingga hal ini menjadi kelemahan Kampung KB Kelurahan

Padang Bulan, tetapi sudah ada rencana untuk membentuk UPPKS supaya dapat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 85: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

70

meningkatkan pendapatan masyarakat. Hal ini disampaikan oleh PKB Kelurahan

Padang Bulan berikut:

“Memang kita sudah ada rencana membuat UPPKS, tapi karena sekarang

covid jadi belum bisa melakukan kegiatan-kegiatan apapun. Masih

perlahan kita membangun Kampung KB ini, jadi kalau ditanya kenapa

belum ada UPPKS ya karena masyarakatnya masih belum siap”

(Wawancara, Sandy Charolin Panjaitan, 20 Juli 2020).

Dalam pelaksanaan program Kampung KB, perlu adanya fasilitas yang

mendukung pelaksanaan kegiatan. Ketersediaan data dan informasi kependudukan

yang akurat menjadi salah satu prasyarat wajib pembentukan Kampung KB.

Pemenuhan akan data tersebut dapat dipenuhi melalui Rumah Data

Kependudukan.

Rumah Data Kependudukan dalam konsep dasarnya difungsikan sebagai

pusat data dan intervensi permasalahan kependudukan yang mencakup sistem

pengelolaan dan pemanfaatan data kependudukan di tingkat mikro, mulai dari

mengidentifikasi, mengumpulkan, memverifikasi, dan memanfaatkan data

kependudukan yang bersumber dari, oleh, dan untuk masyarakat sebagai basis

untuk intervensi pembangunan di Kampung KB dalam upaya peningkatan

kesejahteraan masyarakat.

Kampung KB Kelurahan Padang Bulan memiliki Rumah Data

Kependudukan yang berada di salah satu rumah warga Kelurahan Padang Bulan.

Rumah warga tersebut dijadikan sebagai Rumah Data Kependudukan dan juga

tempat pelaksanaan Program Kampung KB. Dijadikan sebagai Rumah Data

Kependudukan, karena adanya ketersediaan dari pemilik rumah yang sifatnya

sukarela dan cukup untuk digunakan dalam melakukan kegiatan-kegiatan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 86: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

71

Kampung KB. Pemilik rumah juga merupakan anggota dari Pokja Kampung KB

Padang Bulan.

Gambar 4.6 Rumah Data Kependudukan Kelurahan Padang Bulan

Sumber: Dokumentasi Peneliti 2020

Berdasarkan observasi peneliti, Rumah Data Kependudukan sesuai dengan

Gambar 4.6 tersebut tidak memiliki tanda sebagai Rumah Data Kependudukan.

Tidak ada tanda-tanda seperti spanduk, plang dan lain-lain untuk menandakan

bahwa rumah tersebut adalah Rumah Data Kependudukan dan rumah tersebut

sama seperti rumah warga lainnya. Tidak adanya tanda bahwa itu merupakan

Rumah Data Kependudukan dikarenakan banjir dan pandemic covid19 sehingga

kegiatan ditiadakan, sebagaimana yang disampaikan oleh pemilik rumah berikut:

“Iya di sini rumah data, tidak ada lagi spanduk-spanduknya sudah Ibu

copot semua karena banjir kemarin lagipula sekarang pandemi jadi tidak

ada kegiatan, makanya ya Ibu copot aja semua. Tapi ini banyak

sebenarnya tempelan-tempelannya, disini juga kalo buat-buat kegiatan.

Tapi karena memang lagi tidak dipake yasudah kita copot saja”

(Wawancara, Lusi Nuraini, 8 Agustus 2020).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 87: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

72

Gambar 4.7 Pelaksanaan Program Kampung KB di Rumah Data

Kependudukan Kelurahan Padang Bulan

Sumber: Dokumentasi Kampung KB Padang Bulan 2019

Berdasarkan Gambar 4.7 di atas, Rumah Data Kependudukan dipakai

untuk melakukan kegiatan-kegiatan Kampung KB Padang Bulan dan sebagai

pusat data atau informasi. Kampung KB Padang Bulan berada di daerah pinggiran

sungai sehingga merupakan daerah rawan banjir. Akibatnya, data-data berupa

spanduk yang ditempelkan di dinding rumah tersebut harus terpaksa dicopot agar

tidak rusak.

Kurangnya sarana dan prasarana dalam pelaksanaan program Kampung

KB dapat menyebabkan terhambatnya kegiatan tersebut, sehingga perlu adanya

perbaikan dan pengadaan fasilitas. Seperti yang dikatakan informan bahwa:

“Rumah data maunya berdiri sendiri, Pak Lurah lah itu harusnya.

Bukannya kita keberatan ya, kita tetap bersedia tapi kan lebih bagus kalau

ada sendiri. Dia pun harusnya menyediakan bangku, tapi ini tidak ada.

Fasillitas dari kami sendiri ini, inisiatif sendiri” (Wawancara, Lusi Nuraini,

8 Agustus 2020).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 88: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

73

Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa dalam mendukung

pelaksanaan kegiatan-kegiatan di Kampung KB perlu adanya fasilitas dari

pemerintah, seperti yang dikatakan oleh PKB Kelurahan Padang Bulan:

“Sarana yang kurang banyaklah. Kalo dari tribina seperti simulasinya,

lokasinya, banyaklah yang kurang. Harusnya kalau penyuluhan itu ada

tempat khusus, tapi kalau di Medan ini tidak memungkinkan sedangkan

rumah warga pun belum tentu ada boro-boro mau buat tempat penyuluhan.

Makanya rumah data aja pun di rumah warga” (Wawancara, Sandy

Charolin Panjaitan, 20 Juli 2020).

Berdasarkan Panduan Rumah Data Kependudukan di Kampung KB

(2018:6), Rumah Data Kependudukan merupakan rumah/tempat yang difungsikan

sebagai pusat data dan intervensi permasalahan kependudukan yang mencakup

sistem pengelolaan dan pemanfaatan data kependudukan di tingkat mikro.

Artinya, suatu rumah/tempat yang dapat difungsikan sebagai pusat data

kependudukan dapat dijadikan Rumah Data Kependudukan sehingga tidak ada

standarisasi Rumah Data Kependudukan. Namun, setiap Rumah Data

Kependudukan perlu disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing wilayah.

Agaknya Kampung KB Kelurahan Padang Bulan masih perlu

memperbaiki sarana dan prasarana untuk mendukung Program Kampung KB.

Berbagai kegiatan berupa penyuluhan perlu diberikan ruangan khusus untuk dapat

memberikan penyuluhan secara intens kepada masyarakat serta untuk dapat

melaksanakan kegiatan-kegiatan lain dari Program Kampung KB.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti uraikan di atas, organisasi

dari Kampung KB Kelurahan Padang Bulan yang berkaitan dengan struktur

organisasi dan sumber daya manusia masih belum memiliki kemampuan dalam

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 89: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

74

membina masyarakat baik PKB maupun Pokja lainnya. Supaya pelaksanaan

program berhasil, struktur organisasi harus memperhatikan kualitas sumber daya

manusia dengan dilakukan pelatihan-pelatihan dalam membina masyarakat.

Kurangnya kerjasama OPD Kota Medan dengan Kampung KB Kelurahan Padang

Bulan juga menjadi kelemahan dalam pelaksanaan Program Kampung KB di

Kelurahan Padang Bulan. Selain itu, terkait dengan sarana dan prasarana di

Kampung KB Kelurahan Padang Bulan masih kurang memadai terlebih terhadap

Rumah Data Kependudukannya. Walaupun di Kampung KB Kelurahan Padang

Bulan sudah ada Rumah Data Kependudukan, tetapi itu merupakan rumah warga

yang mana jika hujan deras melanda maka akan terjadi banjir, sehingga perlu

dibangun Rumah Data Kependudukan yang strategis untuk dapat melakukan

kegiatan-kegiatan Kampung KB dan juga sebagai pusat data.

4.2.2 Interpretasi

Sebuah program telah disetujui, peraturan sudah ditetapkan dan organisasi

sudah ada maka saatnya untuk memahami maksud peraturan tersebut serta untuk

menyiratkan apa yang dimaksud tentang program tersebut (Jones, 1996:320).

Sehubungan dengan interpretasi maka yang ingin dilihat adalah apakah

pelaksanaan program Kampung KB di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan

Medan Baru Kota Medan sesuai dengan peraturan dan petunjuk teknis yang

dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang.

Dalam pelaksanaan Kampung KB, kegiatan-kegiatan penyuluhan

membutuhkan materi-materi yang diberikan oleh BKKBN pusat, yang kemudian

disampaikan kepada perwakilan BKKBN provinsi dan diteruskan program itu

oleh SKPD-KB di Provinsi kemudian hingga sampai tingkat desa/kelurahan. Hal

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 90: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

75

ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Analis Balita Anak dan Keluarga Lansia

dan Rentan Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Utara, yaitu:

“Perjalanan kegiatan itukan berjenjang, jadi yang pertama itu level di

tingkat nasional, itulah BKKBN Pusat mereka membuat prototipe jadi dia

bagaimana mendesain misalnya bina keluarga lansia itu tujuannya apa,

materinya apa, modulnya apa, terus indikator keberhasilannya apa, itu dari

BKKBN pusat. BKKBN pusat itu punya perwakilan, perwakilannya itu

kami yang disini dan perwakilan BKKBN itu punya PLKB. PLKB itu

pegawai BKKBN tingkat nasional atau tingkat pusat yang ditempatkan di

kabupaten dan kota. Lalu dibawah layernya perwakilan ini ada DPPKB

tingkat provinsi yang merupakan mitra kami, jadi mereka melanjutkan

program, sebenarnya tidak mendesain lagi program tapi kalau

memodifikasi silahkan saja, pokoknya itu sudah ada yang kami buat dari

KKBPK. Jadi mereka tinggal meneruskan, melanjutkan,

mengimplementasikan ke tingkat kabupaten/kota. Kabupaten/kota inikan

langsung ke kecamatan dan desa-desa, mereka langsung yang menyentuh

ke masyarakat dibantu oleh PLKB. PLKB inilah yang bertugas untuk

eksekusi di lapangan” (Wawancara, Olifa Jelita Asmara, S.Psi, M.Psi, 10

September 2020).

Gambar 4.8 Materi Penyuluhan Pembangunan Keluarga Lansia

Sumber: Dokumentasi BKKBN

Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui bahwa materi-materi yang

dibuat oleh BKKBN pusat kemudian diteruskan kepada Perwakilan BKKBN

Provinsi kemudian diteruskan oleh DPPKB Provinsi. DPPKB Provinsi hanya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 91: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

76

melanjutkan program tetapi apabila mereka ingin membuat suatu inovasi ataupun

memodifikasi sesuai dengan kebutuhan daerah maka diperbolehkan. Di Kampung

KB Kelurahan Padang Bulan sudah sesuai dengan materi-materi yang telah

ditetapkan, hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh PKB Kelurahan Padang

Bulan yaitu:

“Sudah, sejauh ini semuanya sudah sesuai dengan peraturan yang dibuat

BKKBN. Apa yang dibilang dari atas itulah” (Wawancara, Sandy Charolin

Panjaitan, 20 Juli 2020).

Interpretasi menurut Jones (1996:296) adalah menafsirkan program (sering

kali dalam hal status) menjadi rencana dan pengarahan yang tepat dan dapat

diterima serta dilaksanakan. Jadi, interpretasi berkaitan dengan para pelaksana

untuk memahami apa yang harus mereka kerjakan sesuai dengan yang

seharusnya. Penafsiran yang keliru terhadap suatu program akan mengakibatkan

terjadinya kesalahan dalam implementasi program tersebut dan tujuan dari

program tidak dapat dicapai. Di Kampung KB Kelurahan Padang Bulan,

pelaksana kegiatan-kegiatan Kampung KB sudah mengetahui program Kampung

KB itu sendiri, seperti yang disampaikan oleh anggota seksi reproduksi Kelompok

Kerja Kampung KB Kelurahan Padang Bulan berikut:

“Kampung KB dibuat ya untuk masyarakat biar pake KB, dan bisa

dibilang disini ekonomi masyarakat dibawah rata-rata, pendidikan rendah.

Walaupun ini di perkotaan tapi gak bisa dibilang kita ekonominya baik,

disini masih kekurangan, jalan masih rusak. Dan kita disini itu lebih

diperhatikan lagi sama pemerintahnya. Dulu banyak yang narkoba disini,

sekarang sudah berkurang. Ada juga kegiatan penyuluhan kayak tribina itu

disini” (Wawancara, Lusi Nuraini, 8 Agustus 2020).

Meski pelaksana program Kampung KB di Kelurahan Padang Bulan sudah

memahami maksud dari program Kampung KB, tetapi sasarannya yaitu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 92: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

77

masyarakat masih belum mengetahui bagaimana program Kampung KB tersebut.

Hal ini sesuai dengan pendapat masyarakat yang mengikuti kegiatan Kampung

KB berikut:

“Kurang tau sebenarnya saya, terus terang aja kukira Kampung KB ya

tentang KB” (Wawancara, Bina Siburian, 20 Agustus 2020).

Pendapat tersebut berbeda dengan pendapat masyarakat lainnya yaitu:

“Khususnya ya untuk KB, supaya masyarakat disini pada pasang KB

supaya tidak banyak anaknya, supaya ekonominya juga meningkat. Lalu

dibuatnya Kampung KB ini supaya disini lebih diperhatikan lagi sama

pemerintahnya karena disini bisa dibilang jalan hancur, jembatan disana

itu rusak, terus pun ekonomi kami disini rata-rata rendah” (Wawancara,

Julia, 20 Agustus 2020).

Dari kedua pendapat di atas dapat diketahui bahwa tidak semua

masyarakat paham tentang program Kampung KB, beberapa masyarakat

menafsirkan Kampung KB hanya sebatas KB. Terkait dengan ketidakpahaman

masyarakat terhadap program Kampung KB, disampaikan oleh Kasubbag

Kepegawaian dan Hukum Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Utara

(Kasubbid Hubungan Antar Lembaga dan Bina Lini Lapangan Perwakilan

BKKBN Provinsi Sumatera Utara hingga 2019) berikut:

“Kami kalau datang membina ke Kampung KB yang kami datangi itu

Kepala Desa, teman-teman PLKB, dan juga tokoh-tokoh masyarakat dan

kader-kadernya kita sampaikan bahwa disini sudah di bentuk Kampung

KB, Kampung KB ini bukan KB aja tapi yang fokus memang iya karena

disana peserta Kbnya rendah, masih banyak kelahiran memang harus

fokus meningkatkan kesertaan Kbnya. Tapi tidak kalah penting adalah

program-program pembangunan lainnya, masih banyak jalan setapak yang

belum beraspal, itulah kesempatan Kepala Desa sama jajarannya terutama

PLKB dan tokoh-tokoh masyarakat meminta kepada pemerintah agar

datang untuk membangun Kampung Kbnya. Itulah sebenarnya, tapi itu

yang masih belum terimplementasi, sebagian sudah. Kalau Kepala

Desanya paham, tokoh-tokoh masyarakatnya mengerti akan jalan”

(Wawancara, Surtono, S.Sos, 18 September 2020).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 93: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

78

Dari pendapat informan di atas dapat diketahui bahwa dalam pelaksanaan

program Kampung KB, BKKBN memberi pemahaman kepada Kepala Desa, PKB

dan tokoh-tokoh masyarakat. Mereka yang mempunyai peranan penting dalam

memberikan pemahaman tentang program Kampung KB kepada masyarakat. Hal

ini juga ditambahkan oleh Staff Hubungan Antar Lembaga dan Bina Lini

Lapangan Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Utara berikut:

“Jadi kalau untuk sosialisasi kita serahkan ke PKB atau petugas-petugas

lapangan itulah. Jadi kita nanti melakukan pembinaan persemester

biasanya 2 segmen itu OPDKB sama PKB, jadi kita monitoring baru kita

evaluasi bagaimana perkembangan program di Kampung KB. Jadi itu

nanti digilir, biasanya Kampung KB Percontohan dulu diutamakan. Ketika

dilakukan monev dan tidak ada perkembangan baru nanti kita kasih

punishment ke PKB kalau pertemuan gitu biasanya ada Lurah ada Camat”

(Wawancara, Satria Sumarlan S.AB, 27 Oktober 2020).

Hal ini juga ditambahkan oleh Kasubbag Kepegawaian dan Hukum

Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Utara (Kasubbid Hubungan Antar

Lembaga dan Bina Lini Lapangan Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Utara

hingga 2019) berikut:

“Maka yang pertama kali yang harus diberitahukan, disosialisasikan

adalah masyarakat setempat bahwa kampung kita ini Kampung KB dan

harus sama-sama untuk memberhasilkan karena yang namanya Kampung

KB itu adalah yang terbelakang. Jadi mereka ini berkesempatan untuk

meminta kepada pemerintah untuk mau datang, contohnya Kepala

Desanya membuat surat ke dinas mana kurangnya apa saja. Tapi ya karena

pemahamannya belum sampai, teman-teman PLKB juga mungkin belum

sampai jadi pada akhirnya Kampung KB sebagian berhasil sebagian

belum” (Wawancara, Surtono, S.Sos, 18 September 2020).

Dari pendapat tersebut, diketahui bahwa apabila pelaksana program seperti

PKB belum paham akan program Kampung KB maka tujuan dari program

tersebut tidak tercapai. Apabila para pelaksana sudah memiliki pemahaman

terhadap suatu program dan mampu memberikan pemahaman terhadap

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 94: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

79

masyarakat serta mampu bekerjasama untuk menjalankan program tersebut,

sehingga tujuan dari program Kampung KB akan tercapai.

Dalam program Kampung KB, ada yang disebut dengan Kampung KB

Percontohan yaitu Kampung KB yang telah memenuhi prasyarat untuk Kampung

KB Percontohan sesuai dengan panduan Kampung KB Percontohan dan ditujukan

untuk menjadi rujukan bagi Kampung KB lain dalam hal pengelolaan dan

pengoptimalan segala potensi kampung (Panduan Kampung KB Percontohan,

2018:3). Tahun 2018 ditargetkan setiap provinsi memiliki 1 (satu) Kampung KB

Percontohan dan tahun 2019 ditargetkan setiap kabupaten/kota memiliki 1 (satu)

Kampung KB Percontohan. Kampung KB Percontohan dibentuk sebagai model

Kampung KB di setiap provinsi dan kabupaten/kota sehingga Kampung KB

Percontohan inilah yang diutamakan supaya dapat dijadikan rujukan bagi

Kampung KB lain dalam menjalankan kegiatan di setiap Kampung KB-nya. Hal

ini juga ditambahkan oleh Staff Hubungan Antar Lembaga dan Bina Lini

Lapangan Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Utara berikut:

“Di Kampung KB ada namanya Kampung KB Percontohan, jadi walaupun

sudah dicanangkan tetapi yang diutamakan untuk digarap itu Kampung

KB Percontohan dulu. Jadi sebenarnya tidak semua digarap secara intens,

yang diutamakan tetap yang percontohan dulu masing-masing satu di

kabupaten/kota, nanti kalau sudah jadi Kampung-Kampung KB lain

tinggal ikut. Jadi dijalankan sesuai dengan Kampung KB Percontohan

masing-masing” (Wawancara, Satria Sumarlan S.AB, 27 Oktober 2020).

Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa Kampung KB Percontohan

lebih diutamakan dibanding Kampung KB lainnya. Kampung KB Kelurahan

Padang Bulan bukan merupakan Kampung KB Percontohan sehingga kurang

diperhatikan dan belum mencapai tujuan yang diharapkan. Kota Medan sudah

memiliki Kampung KB Percontohan yaitu Kampung KB Percontohan Sari Rejo

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 95: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

80

sehingga Kampung KB Padang Bulan dapat menjadikan Kampung KB Sari rejo

sebagai rujukan dalam melaksanakan program Kampung KB.

Pokja Kampung KB juga memiliki peranan penting untuk dapat

meningkatkan kesejahteraan masyarakat seperti yang disampaikan oleh Kasubbag

Kepegawaian dan Hukum Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Utara

(Kasubbid Hubungan Antar Lembaga dan Bina Lini Lapangan Perwakilan

BKKBN Provinsi Sumatera Utara hingga 2019) berikut:

“Di Kampung KB itu ada namanya Pokja Kampung KB, mereka yang

memetakan apa-apa yang perlu di Kampung KB itu, itu yang tidak

berjalan pokjanya itu. Masyarakat kita itukan tadi untuk memahami

Kampung KB itupun masih belum walaupun sudah disosialisasikan

Kampung KB itu apa. Namanya merubah sesuatu yang baru untuk

dijadikan program itukan sulit, apalagi masyarakatnya ada yang mau dan

tidak, tapi itulah tantangan. Kampung KB ini jalurnya dimulai dari pokja

tadi harus dari bawah, jadi Kampung KB ini bukan dari atas ke bawah tapi

dari bawah ke atas. Diharapkan orang-orang di Kampung KB ini mengerti

apasih yang dibutuhkan di Kampung KB itu, jadi pokja itu ditekankan

dulu apa yang mau kalian minta, apa yang menjadi masalah di kampung

kalian” (Wawancara, Surtono, S.Sos, 18 September 2020).

Dibuatnya masyarakat setempat sebagai pengurus dari Pokja Kampung KB

supaya mereka bisa mengusulkan ke pemerintah apa saja yang dibutuhkan di

wilayah tersebut. Karena sejatinya yang mengerti dan paham akan kondisi

maupun kebutuhan suatu wilayah adalah masyarakatnya sendiri. Kepala Desa

maupun PKB harus memberikan pemahaman juga kepada Pokja Kampung KB

yang diisi oleh masyarakat tersebut untuk meminta apa saja yang dibutuhkan di

wilayahnya. Di Kampung KB Kelurahan Padang Bulan, pengurus Pokja sudah

mengetahui tentang program Kampung KB sehingga masyarakat turut aktif dalam

pelaksanaan program Kampung KB. Hal ini disampaikan oleh Lurah Kelurahan

Padang Bulan berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 96: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

81

“Sejauh ini partisipasi masyarakat terhadap Kampung KB masih dalam

berbentuk seperti kerelaan masyarakat untuk menjadikan rumahnya

sebagai rumah data, sebagai tempat pertemuan. Sebatas itulah masih

sampai saat ini, belum ada yang memang berpartisipasi misalnya ada yang

menawarkan kegiatan itu belum ada, tetap kegiatan itu dari OPD”

(Wawancara, Zulfahmi Tarigan, SIP, MSP, 01 September 2020).

Dari pendapat di atas, dapat diketahui bahwa masyarakat Kelurahan

Padang Bulan berpartisipasi dalam pelaksanaan program Kampung KB, tetapi

mereka hanya melaksanakan kegiatan-kegiatan yang sudah ada. Belum ada

inisiatif masyarakat untuk menyampaikan kepada pemerintah ataupun membuat

sebuah inovasi untuk mengembangkan Kampung KB mereka.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti uraikan di atas, pelaksana

program sudah mampu menafsirkan program Kampung KB dan beberapa

masyarakat juga sudah paham tentang program Kampung KB sehingga

masyarakat ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan di Kampung

KB Kelurahan Padang Bulan. Tetapi, masyarakat masih belum ada yang

menawarkan kegiatan dan meminta akan kebutuhan di wilayahnya. Selain itu,

sosialisasi yang diberikan kepada masyarakat juga masih minim sehingga masih

ada masyarakat yang tidak paham tentang program Kampung KB.

4.2.3 Penerapan

Penerapan berkaitan dengan aktivitas penyediaan pelayanan secara rutin,

pembayaran atau lainnya sesuai dengan tujuan dan sarana program. Sehubungan

dengan penerapan program Kampung KB di Kelurahan Padang Bulan tentunya

harus memiliki jadwal kegiatan yang jelas untuk dapat dilaksanakan. Jadwal

Program Kampung KB Kelurahan Padang Bulan dapat dilihat pada tabel berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 97: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

82

Tabel 4.9 Jadwal Kegiatan Kampung KB Kelurahan Padang Bulan

No Nama Pertemuan Hari/ Tanggal Tempat Pertemuan

1. Pertemuan Pokja

Kampung KB 1. Selasa / 10 Maret 2020

Kelurahan Padang

Bulan

2. Rabu/ 08 April 2020 Kelurahan Padang

Bulan

3. Selasa / 09 Juni 2020 Kelurahan Padang

Bulan

4. Selasa / 11 Agustus 2020 Kelurahan Padang

Bulan

5. Kamis / 08 Oktober 2020 Kelurahan Padang

Bulan

6. Selasa / 10 November 2020 Kelurahan Padang

Bulan

2. Pertemuan Forum

Musyawarah 1. Rabu/ 15 April 2020

Kelurahan Padang

Bulan

2. Rabu/ 15 Juli 2020 Kelurahan Padang

Bulan

3. Rabu / 16 September 2020 Kelurahan Padang

Bulan

3. Pertemuan Loka

Karya Mini 1. Selasa / 05 Mei 2020

Kelurahan Padang

Bulan

2. Rabu / 21 Juli 2020 Kelurahan Padang

Bulan

3. Selasa / 08 September 2020 Kelurahan Padang

Bulan

4. Pertemuan

Tribina 1. Rabu / 10 Juni 2020

Kelurahan Padang

Bulan

2. Selasa / 14 Juli 2020 Kelurahan Padang

Bulan

3. Selasa / 4 Agustus 2020 Kelurahan Padang

Bulan

4. Selasa / 13 Oktober 2020 Kelurahan Padang

Bulan

5. Rabu / 04 November 2020 Kelurahan Padang

Bulan

Sumber: Dokumentasi Kampung KB Kelurahan Padang Bulan

Berdasarkan Tabel 4.9 di atas, Kampung KB Kelurahan Padang Bulan

sudah memiliki jadwal kegiatan yang jelas untuk dilaksanakan oleh para

implementor. Akan tetapi tidak semua Pokja mengetahui secara rinci jadwal

tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Lurah Kelurahan Padang Bulan berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 98: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

83

“Penjadwalannya itu sudah ada dari PKB, kita tinggal mengkondisikan

waktunya dan disesuaikan lagi. Misalnya kita mau mengadakan sosialisasi

tentang kesehatan, jadi kita tentukan waktunya kapan, lokasinya dimana,

siapa narasumbernya. Yang jelas tiap bulan ada pertemuan, kita tentukan

baru nanti kita buat undangannya, tetap dari mereka jadwalnya”

(Wawancara, Zulfahmi Tarigan, SIP, MSP, 01 September 2020).

Pendapat di atas juga didukung oleh pendapat anggota seksi reproduksi

Kelompok Kerja Kampung KB Kelurahan Padang Bulan berikut:

“Sudah ada dari Bu Sandy, dia lah yang memberi tahu nanti kita ngumpul

ya bu disini jam segini. Pokoknya kalau mau ada kegiaatn dikasih tau, ada

yang mau datang bapak mini dikasih tau juga. Seperti kemarin anak lajang

itu anak kuliah itu datang juga, tetap kami dikasih tau memang, disuruh

bawa massa berapa orang ya kita panggil” (Wawancara, Suyanti, 20

Agustus 2020).

Dari kedua pendapat tersebut dapat diketahui bahwa jadwal kegiatan

memang sudah ada dibuat oleh PKB Kelurahan Padang Bulan, tetapi belum

semua yang mengetahui jadwal tersebut. Apabila akan ada dilakukan kegiatan,

maka segera PKB Kelurahan Padang Bulan menghubungi anggota Pokja

Kampung KB Kelurahan Padang Bulan supaya memberi informasi kepada

masyarakat agar dapat melaksanakan program tersebut.

Dalam hal penyampaian informasi terkait jadwal kegiatan Kampung KB di

Kelurahan Padang Bulan, para pelaksana menggunakan cara informal dalam

mengundang masyarakat. PKB menyasar anggota Pokja yang memiliki kedekatan

lebih terhadap masyarakat Kelurahan Padang Bulan supaya mengajak masyarakat

tersebut untuk mau mengikuti Program Kampung KB. Karena kedekatannya

dengan masyarakat, maka cara mengajak dan memberitahu jadwal kegiatan yang

dilakukan oleh anggota Pokja Kampung KB Padang Bulan adalah langsung

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 99: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

84

bertemu dengan mengunjungi rumah per rumah sesuai dengan sasaran

kegiatannya. Hal ini disampaikan oleh informan berikut:

“Dipanggil satu-satu ke rumah, dikasi tau nanti tanggal segini jam segini

kita ada acara ya. Jadi ya kita harus siap-siap, kalau sempat datang”

(Wawancara, Siti Hamidah, 20 Agustus 2020).

Kelompok sasaran yang langsung ditemui rumah per rumah biasanya

adalah lansia untuk melaksanakan Bina Keluarga Lansia (BKL). Sedangkan untuk

sasaran lain, pemberitahuan dilakukan melalui Whatsapp Group tersebut. Hal ini

disampaikan oleh informan berikut:

“Biasanya dikasih tau di grup WA, nanti tanggal segini ada acara gini jadi

dikasih tau ke kita disuruh untuk datang. Misalnya ada BKB disuruh bawa

anak masing-masing, yaudah datang kami bawa anak” (Wawancara, Bina

Siburian, 20 Agustus 2020).

Masyarakat yang ikut serta dalam program Kampung KB adalah

masyarakat Lingkungan I Kelurahan Padang Bulan. Selain itu, Whatsapp Group

yang ada juga berisi masyarakat di Lingkungan I. Terkait hal ini, ketua Pokja

Kampung KB Kelurahan Padang Bulan menyampaikan bahwa:

“Padang bulan memiliki 12 lingkungan, mengingat dan menimbang karena

kita yang dianggap atau sesuai dengan kriteria apa fungsi dan tujuan

dibentuknya Kampung KB itu, lingkungan kitalah yang lebih cocok. Itulah

dia kenapa dibentuk Kampung KB disini. Masalah bagaimana susunan

organisasinya itu sudah dari sana, seperti 8 pokja itukan sudah mereka

yang menentukan. Jadi orang-orangnya pun sebenarnya, karena ini

tanggungjawab masih tanggungjawab Kelurahan cuma di tempatkan di

Lingkungan. Jadi orang-orangnya pun bukan murni dari sini semua,

karena inikan membawa nama kelurahan maka ikutlah orang-orang yang

dari lingkungan lain membantu. Nanti begitu dia mandiri, diharapkan

kalau memang apalagi tingkat partisipasi masyarakatnya tinggi diharapkan

semua dari lingkungan itu sendiri” (Wawancara, Sahalludin Purba, 23 Juli

2020).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 100: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

85

Dari pendapat di atas, dapat diketahui bahwa Kampung KB Kelurahan

Padang Bulan hanya fokus pada satu lingkungan sehingga masyarakat yang ikut

juga hanya dari satu lingkungan saja yaitu Lingkungan I Kelurahan Padang

Bulan. Dari sini terlihat bahwa implementasi Kampung KB di Kelurahan Padang

Bulan belum merata di kelurahan tetapi hanya berfokus pada satu lingkungan saja

yang dianggap memenuhi kriteria Kampung KB. Sasaran dari Kampung KB

Kelurahan Padang Bulan ini juga hanya dari masyarakat Lingkungan I, sehingga

sedikit sekali yang ikut dalam pelaksanaan program ini. Meski berfokus pada satu

lingkungan, namun Kampung KB tersebut masih menjadi tanggungjawab

kelurahan.

Dalam penerapan program Kampung KB di Kelurahan Padang Bulan,

masyarakat masih sulit untuk diajak dalam berkegiatan. Terlebih program ini

tidak memaksa masyarakat yaitu atas dasar kesadaran dan sukarela untuk mau

mengikuti program Kampung KB ini. Hal ini disampaikan oleh anggota seksi

reproduksi Kelompok Kerja Kampung KB Kelurahan Padang Bulan berikut:

“Selama adanya pembinaan ini sudah maulah mereka berbenah. Hanya

saja harus pelan-pelan, karena kalau mengajak masyarakat agak susah dan

belum tentu ada yang mau. Masyarakat berpikir kalau tidak ada uangnya

tidak mau. Makanya kalau membuat kegiatan ya biasanya dikasih uang ke

masyarakat, snack juga diberikanlah” (Wawancara, Lusi Nuraini, 8

Agustus 2020).

Pendapat di atas juga diperkuat oleh pendapat Lurah Kelurahan Padang Bulan

berikut:

Sama seperti daerah-daerah lainnya, masyarakat itukan apalagi yang

menengah kebawah. Waktu mereka itukan untuk bekerja hari ini untuk

makan hari ini juga. Jadi kalau mereka memaksakan dirinya untuk datang

cuma mendengarkan cakap-cakap ajalah kan terancam dapurnya untuk

hari itu, itulah kendalanya. Jadi saya bilang kemarin, kita itu harus ada

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 101: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

86

untuk transport, jadi kalau dia satu hari itu tidak bekerja jangan sampai

dapurnya pun gak masaklah mereka, itulah yang menjadi kendala karena

anggaranpun kan terbatas” (Wawancara, Zulfahmi Tarigan, SIP, MSP, 01

September 2020).

Dalam pelaksanaan program Kampung KB, Kelurahan Padang Bulan

memberikan penghargaan (rewards) kepada masyarakat yang berkontribusi dalam

program tersebut. Penghargaan yang diterima masyarakat tersebut berupa

sejumlah uang. Walau demikian, masih sedikit masyarakat yang turut aktif dalam

pelaksanaan program Kampung KB, kesibukan masyarakat juga merupakan salah

satu penyebabanya.

Anggaran Kampung KB sendiri berasal dari Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD),

hal ini disampaikan oleh Staff Hubungan Antar Lembaga dan Bina Lini Lapangan

Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Utara berikut:

“Kalau di Kampung KB ada beberapa anggaran yang memang, jadi ada

dua anggaran ya. Dinas Kabupaten/Kota itukan nanti rapat penentuan

anggaran itu bersama Bupati/Walikota masing-masing, jadi Dinas KB itu

nanti pasti masukkan Kampung KB untuk anggarannya sekian, itu

anggaran dari orang itu. Nah BKKBN juga punya anggaran itu biasanya

ada pembinaan Kampung KB dan kalau teknis-teknisnya ada namanya

Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Bantuan Operasional KB (BOKB). Jadi

dana DAK dan BOKB ini diberikan khusus untuk Dinas Kabupaten/Kota

dari BKKBN termasuk disitu dibiayai kereta dinaslah, termasuk disitu ada

namanya untuk pengelolaan Kampung KB itulah dikasi dari BKKBN,

itulah untuk mengolah. Nanti untuk pembinaannya itu biaya kami, kami

nanti turun untuk melakukan pembinaan-pembinaan dari BKKBN, tapi

kalau untuk Rumah Dataku, Balai Penyuluhan itukan ada dari dana APBN

ada APBD ada. Selain itu juga di anggaran Kampung KB ada namanya

Dana Desa, PKB dan kader-kader nanti bakal mengadvokasi Lurah dan

Camat disitulah dibantu kalau bisa Dana Desa itu sebagian besar

dialokasikan untuk Kampung KB, untuk bangun jalan, untuk perbaiki

lampu jalan, buat usaha, dan sebagainya. Itu diadvokasi oleh PKB melalui

Musrenbangdes, jadi itulah tugas-tugasnya. Goal atau tidaknya Dana Desa

itu tergantung PKB itu, kelihaian PKB itu nanti diuji” (Wawancara, Satria

Sumarlan S.AB, 27 Oktober 2020).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 102: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

87

Dalam pelaksanaan Kampung KB, anggarannya berasal dari Dana Alokasi

Khusus (DAK) dan Bantuan Operasional KB (BOKB), di dalamnya terdapat dana

untuk pengelolaan Kampung KB. Selain itu, ketika rapat untuk menyusun

Rencana Kerja dan Anggaran (RKA), Dinas Pengendalian Penduduk dan

Keluarga Berencana (DPPKB) sudah memasukkan Kampung KB untuk

anggarannya. Selanjutnya PKB memiliki peranan penting dalam penentuan

anggaran di Kampung KB masing-masing. PKB harus mampu mengadvokasi

Lurah ataupun Camat terkait pengalokasian Dana Desa untuk Kampung KB.

Dana-dana tersebut yang akan digunakan dalam pelaksanaan Kampung KB.

Kegiatan lintas sektor di Kampung KB yang melibatkan OPD Kota Medan

juga perlu dukungan anggaran dari setiap instansi terkait untuk mendukung

program Kampung KB, hal ini disampaikan oleh Staff Hubungan Antar Lembaga

dan Bina Lini Lapangan Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Utara berikut:

“Kalau anggaran khusus Kampung KB itu biasanya dinas yang lain itu

tidak ada. Berbicara mengenai dinas pasti mereka mempunyai anggaran

khusus tapi tidak spesifik khusus untuk Kampung KB tapi bisa jadi itu bisa

digunakan untuk Kampung KB. Mungkin ada namanya dana untuk

bantuan sosial dan sebagainya bahasa di anggaran itu tapi itu bisa

dialokasikan ke Kampung KB” (Wawancara, Satria Sumarlan S.AB, 27

Oktober 2020).

Hal ini juga disampaikan oleh Lurah Kelurahan Padang Bulan berikut:

“Kalau anggaran rutin seperti rapat Kampung KB setau saya itu dari

PLKB dari dinas BKKBN. Tapi secara pelaksanaan kegiatan itu dari

SKPD masing-masing. Misalnya pelatihan hidroponik itu dari Dinas

Perikanan dan Kelautan, kalau Bina Keluarga Balita itu dari Dinas KB,

kalau posyandu dari Dinas Kesehatan. Kalau kemaren itu ada pembetonan

jalan, itu dari Dinas PU. Jadi kita di kepengurusan Kampung KB itu tidak

ada megang anggaran, jadi artinya kita manajerial aja” (Wawancara,

Zulfahmi Tarigan, SIP, MSP, 01 September 2020).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 103: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

88

Dalam pelaksanaan kegiatan lintas sektor di Kampung KB Kelurahan

Padang Bulan, setiap dinas terkait belum tentu memiliki anggaran khusus untuk

Kampung KB, tetapi dinas-dinas tersebut memiliki dana atau bantuan sosial yang

bisa dialokasikan ke Kampung KB. Kemudian dinas-dinas tersebut memberikan

bantuan kegiatan di Kampung KB untuk memajukan Kampung KB tersebut.

Tetapi dengan tidak adanya anggaran khusus untuk Kampung KB, maka dinas-

dinas tersebut tidak fokus terhadap Kampung KB, hal ini sesuai dengan yang

disampaikan oleh Lurah Kelurahan Padang Bulan berikut:

“Itulah kendala-kendala yang kita hadapi, kemudiankan ditambah lagi

situasi pandemi covid semua anggaran harus dipangkas untuk penanganan

covid. Jadi alasan OPD setiap kehadiran ya tidak ada anggaran. Harusnya

SKPD terkait sudah memasukkan anggaran di RKA mereka, jadi jangan

setiap ada permintaan dari Kampung KB hanya mengharapkan dana taktis.

Dana taktis itukan nanti di APBD. Kalau memang serius untuk Kampung

KB harusnya kita duduk sama di akhir tahun 2020, apa yang mau kita buat

di 2021. Kemudian itu ditampung di rencana kegiatan masing-masing

SKPD, jadi memang sudah ada, tidak perlu lagi dicari-cari darimana

dananya” (Wawancara, Zulfahmi Tarigan, SIP, MSP, 01 September 2020).

Sehubungan dengan penerapan ini, implementor dituntut untuk

menerapkan program itu sendiri dengan cara penyediaan sumber daya, sarana dan

prasarana. Dengan adanya pengerahan segala sumber daya dan dana diharapkan

akan muncul respon dari kelompok sasaran, apakah menolak implementasi

program tersebut. Oleh karena itu, implementasi program harus memiliki output

yang dapat memberikan outcomes kepada kelompok sasaran. Dalam hal ini,

peneliti juga ingin melihat apakah program tersebut memberikan manfaat kepada

masyarakat. Kampung KB Kelurahan Padang Bulan sudah memberikan manfaat

kepada masyarakat, hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh masyarakat

yaitu:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 104: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

89

“Ada, sekarang kita lebih tau menjaga. Narkoba pun disini sudah mulai

berkurang gak kayak dulu lah, kalau dulu takut kita. Kita disini juga lebih

diperhatikan karena disini kita dibawah garis kemiskinan” (Wawancara,

Bina Siburian, 20 Agustus 2020).

Hal tersebut juga dikuatkan oleh pendapat masyarakat berikut:

“Ada manfaatnya,kita jadi tau kondisi kesehatan dan tidak perlu bayar”

(Wawancara, Siti Hamidah, 20 Agustus 2020).

Dari kedua pendapat di atas, diketahui bahwa Kampung KB memberikan

manfaat kepada masyarakat atau kelompok sasaran. Salah satu manfaat yang

dirasakan masyarakat adalah pemberantasan narkoba di Kelurahan Padang Bulan.

Selain itu, pengetahuan masyarakat tentang KB dan kesehatan masyarakat juga

meningkat serta daerahnya lebih diperhatikan oleh pemerintah.

Setiap pelaksanaan kegiatan di Kampung KB, petugas lapangan wajib

melaporkan kegiatan tersebut dengan cara menginput data dengan menggunakan

aplikasi website Kampung KB. Kendala yang dihadapi pengisi konten salah

satunya adalah kerusakan dari website (error), hal ini disampaikan oleh Kasubbid

Analisa Dampak Kependudukan Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Utara

berikut:

“Penilaian pusat itu semalam hanya melalui aplikasi sementara Kampung

KB kita dibeberapa Kabupaten/Kota ada yang sama sekali tidak bisa login.

Makanya sebenarnya kalaulah aplikasi itu tidak ada masalah dari awal

2020 kemungkinan capaian kita tidak seperti itu. Karena setiap kegiatan

yang dilaksanakan mereka di Kampung KB paling lama besoknya mereka

mengentry ke aplikasi, pusat hanya menilai seperti itu, begitu melihat

aplikasinya, kegiatannya update, lintas sektornya dihitung berapa banyak,

itu mereka menghitungnya dengan pihak ketiga mengapa bisa

menghasilkan Kampung KB mandiri. Makanya sangat disayangkan

aplikasi kita yang bermasalah, banyak sekali Kabupaten/Kota yang tidak

bisa entry Kampung Kbnya.” (Wawancara, Alpian Siregar, S.Kom, 07

September 2020)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 105: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

90

Penilaian BKKBN Pusat terhadap Kampung KB yang ada di seluruh

Indonesia berdasarkan website Kampung KB. Tetapi, website yang dibuat

ternyata belum siap sehingga petugas lapangan sebagai pengisi konten tidak dapat

mengisi website tersebut. Selain itu, kendala dari pengisi konten yang tidak

paham cara memasukkan data ke website, hal ini disampaikan oleh Staff

Hubungan Antar Lembaga dan Bina Lini Lapangan Perwakilan BKKBN Provinsi

Sumatera Utara berikut:

“Biasanya kan ada fotonya, kalau berbicara website Kampung KB pertama

orang-orangnya yang mengolah itu kalau tidak lupa menginput atau dia ini

tidak tau caranya menginput atau juga tidak kreatif. Pelaporan mereka

belum bagus makanya belum bisa jadi Kampung KB terbaik. Kalau

kebenarannya itu pasti benar, tapi tidak kreatif misal acara ini dihadiri oleh

siapa dan totalnya berapa. Yang mengisi konten itu PKB biasa udah ibu-

ibu (sudah tua) jadi tidak mengerti dia yang begitu, akhirnya diisi dengan

seadanya saja. Ini ada kegiatan ini, foto terus masukkan yasudah selesai.”

(Wawancara, Satria Sumarlan S.AB, 27 Oktober 2020)

Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa website Kampung KB

digunakan untuk melihat perkembangan Kampung KB. Pengisi konten merupakan

PKB yang bisa saja lupa menginput data ke web. Selain itu, ketidakmampuan

pengisi konten dalam memasukkan data kegiatan ke dalam website

mengakibatkan penilaian terhadap Kampung KB juga rendah. Padahal, pengisi

konten sudah diberikan buku panduan teknis dalam pelaporan online Kampung

KB oleh BKKBN.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 106: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

91

Gambar 4.9 Website Kampung KB Padang Bulan

Sumber:Kampungkb.bkkbn.go.id, http://kampungkb.bkkbn.go.id/profile/3323, diakses

pada 29 Oktober 2020

Berdasarkan Gambar 4.9 di atas, website Kampung KB Padang Bulan sudah

diisi oleh PKB sesuai dengan kegiatan-kegiatan yang berlangsung di Kampung KB

Padang Bulan. Website tersebut diisi dengan judul kegiatan dengan waktu

pelaksanaannya dan disertai bukti foto kegiatan. Di website tersebut juga diisi dengan

deskripsi kegiatan dan sasaran kegiatan.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti uraikan di atas, Kampung

KB Padang Bulan sudah memiliki jadwal kegiatan yang jelas untuk dilaksanakan

oleh para pelaksana tetapi tidak semua mengetahui secara rinci jadwal tersebut.

Masyarakat Kelurahan Padang Bulan juga sudah menerima manfaat dari adanya

program Kampung KB tetapi dalam pelaksanaannya masyarakat diberikan

penghargaan berupa uang bagi yang turut serta dalam pelaksanakan program

Kampung KB. Anggaran Kampung KB berasal dari APBN dan APBD, sementara

kegiatan lintas sektor berasal dari anggaran dinas-dinas terkait. Kemudian,

pelaporan Kampung KB Kelurahan Padang Bulan melalui website Kampung KB

sudah diisi sesuai dengan kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 107: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

92

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kampung KB adalah satuan wilayah setingkat desa/kelurahan yang

memiliki kriteria tertentu dimana terdapat keterpaduan program Kependudukan,

Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) serta sektor terkait

yang dilaksanakan secara sistematis. Berdasarkan konsep Jones ada beberapa

kategori dalam memahami implementasi program terutama implementasi program

Kampung KB di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Kota Medan,

yaitu:

1. Organisasi menunjukkan bahwa keberhasilan implementasi program adalah

harus ada organisasi atau lembaga yang melaksanakan. Organisasi berkaitan

dengan struktur organisasi yang harus diisi dengan sumber daya yang

memadai serta adanya sarana dan prasarana yang mendukung program.

Organisasi dari Kampung KB Kelurahan Padang Bulan yang berkaitan dengan

struktur organisasi dan sumber daya manusia masih belum memadai dan

belum memiliki kemampuan dalam membina masyarakat khususnya

operasional kegiatan baik PKB maupun anggota Pokja lainnya. Kurangnya

kerjasama OPD Kota Medan dengan Kampung KB Kelurahan Padang Bulan

juga menjadi kelemahan dalam pelaksanaan Program Kampung KB di

Kelurahan Padang Bulan. Selain itu, terkait dengan sarana dan prasarana di

Kampung KB Kelurahan Padang Bulan masih kurang memadai terlebih

terhadap Rumah Data Kependudukannya. Walaupun di Kampung KB

Kelurahan Padang Bulan sudah ada Rumah Data Kependudukan, tetapi itu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 108: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

93

merupakan rumah warga yang mana jika hujan deras melanda maka akan

terjadi banjir.

2. Interpretasi berkaitan dengan para pelaksana untuk memahami apa yang harus

mereka kerjakan sesuai dengan yang seharusnya. Penafsiran yang keliru

terhadap suatu program akan mengakibatkan terjadinya kesalahan dalam

implementasi program tersebut dan tujuan dari program tidak dapat dicapai.

Di Kampung KB Kelurahan Padang Bulan, masih ada masyarakat yang belum

mengetahui Kampung KB, tetapi beberapa mengetahuinya karena masyarakat

yang berkumpul untuk ikut melakukan kegiatan-kegiatan Kampung KB akan

diberikan pemahaman tentang Kampung KB itu sendiri. Meski pelaksana dan

masyarakat mengetahui program Kampung KB, tetapi dalam hal untuk

menyampaikan kebutuhan kepada pemerintah masyarakat masih belum

mampu, mereka hanya melaksanakan kegiatan-kegiatan yang sudah ada.

Belum ada inisiatif masyarakat untuk menyampaikan kepada pemerintah

maupun membuat sebuah inovasi untuk mengembangkan Kampung KB

mereka.

3. Penerapan berkaitan dengan aktivitas penyediaan pelayanan secara rutin,

pembayaran atau lainnya sesuai dengan tujuan dan sarana program.

Sehubungan dengan penerapan program Kampung KB di Kelurahan Padang

Bulan, jadwal kegiatan Kampung KB sudah jelas tetapi tidak semua para

pelaksana mengetahui jadwal tersebut. Selain itu Kampung KB memberikan

manfaat kepada masyarakat seperti pemberantasan narkoba, peningkatan

pengetahuan tentang KB, serta peningkatan kesehatan masyarakat. Tetapi,

dalam penerapannya, masyarakat diberikan penghargaan (rewards) berupa

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 109: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

94

uang bagi yang turut serta dalam pelaksanaan program Kampung KB.

Anggaran Kampung KB berasal dari APBN dan APBD, sementara kegiatan

lintas sektor berasal dari anggaran dinas-dinas terkait. Kemudian, pelaporan

Kampung KB Kelurahan Padang Bulan melalui website Kampung KB sudah

diisi sesuai dengan kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan.

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan oleh penulis terkait dengan implementasi

program Kampung KB di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Kota

Medan, adalah:

1. Organisasi di Kampung KB atau Pokja Kampung KB Kelurahan Padang

Bulan harus segera meningkatkan kualitas sumber daya manusianya dengan

cara melakukan pelatihan-pelatihan supaya dapat menjalankan Program

Kampung KB. Selain itu, fasilitas di Kampung KB Kelurahan Padang Bulan

seperti Rumah Data Kependudukan perlu dipindahkan ke wilayah yang tidak

rawan banjir, supaya data-data Kampung KB Kelurahan Padang Bulan

tersedia lengkap disana dan juga bisa dijadikan sebagai tempat melakukan

Program Kampung KB. Karena saat ini Rumah Data Kependudukan di

Kampung KB Padang Bulan menggunakan rumah warga yang kondisinya

tidak memungkinkan karena apabila terjadi banjir maka dapat merusak data-

data yang sudah ada disana. Selain itu, perlunya dukungan dari OPD Kota

Medan untuk lebih memperhatikan dan dapat membangun Kampung KB

Kelurahan Padang Bulan supaya menjadi kampung yang maju.

2. Interpretasi terhadap program Kampung KB perlu dimaksimalkan yaitu

dengan pelaksanaan sosialisasi program Kampung KB di Kelurahan Padang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 110: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

95

Bulan yang perlu ditingkatkan lagi agar masyarakat tidak hanya sekedar

mengetahui tetapi juga paham tentang program Kampung KB yang perlu

adanya kontribusi dari masyarakat untuk menyampaikan kebutuhan

wilayahnya kepada pemerintah. Karena di Kampung KB Kelurahan Padang

Bulan masyarakat hanya menerima atau melaksanakan kegiatan-kegiatan yang

sudah ada, belum mampu memberikan gagasan atau ide baru untuk

mengembangkan Kampung KB mereka.

3. Penerapan program Kampung KB di Kelurahan Padang Bulan masih perlu

ditingkatkan khususnya dalam penginformasian jadwal kegiatan. Seharusnya

seluruh pokja diberikan keseluruhan jadwal kegiatan tersebut untuk satu

periode. Kemudian tidak ada lagi pemberian uang kepada masyarakat,

sehingga masyarakat melaksanakan Program Kampung KB karena kesadaran

dan kebutuhan akan pentingnya program tersebut.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 111: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

96

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Abidin, Said Zainal. 2012. Kebijakan Publiki. Jakarta: Salemba Humanika

Agustino, Leo. 2014. Dasar-dasar Kebijakan Publik. Bandung: CV Alfabeta

Alisyahbana. 2003. Pembangunan Dari Tingkat Bawah Ke Atas. Yogyakarta:

Gajah Mada University Press.

Amirin, M. Tatang. 2006. Menyusun Rencana Penelitian. Jakarta: Grafindo.

Bintoro, Tjokroamidjojo. 2006. Pengantar Administrasi Pembangunan. Jakarta:

LP3ES

Bungin, Burhan. 2015. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media

Dunn, William N. 2014. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press.

Handoko, H. 2011. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.

Yogyakarta: BBPE

Jones, Charles O. 1996. Pengantar Kebijakan Publik (Public Policy). Jakarta: PT

Rajagrafindo Persada

Manila, I.GK. 2006. Praktek Manajemen Pemerintahan Dalam Negeri. Jakarta:

PT Gramedia Pustaka Utama

Mardalis. 2014. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi

Aksara

Moleong, Lexy. 2017. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Mulyadi, Deddy. 2016. Studi Kebijakan Publik dan Pelayanan Publik. Bandung:

Alfabeta

Ndraha, Taliziduhu. 2010. Budaya Organisasi. Jakarta: Rineka Cipta

Nogi, Hasel S. Tangkilisan. 2003. Kebijakan Publik Yang Membumi. Yogyakarta:

Lukman Offset dan YPAPI

Ratminto, Atik Septi Winarsih. 2010. Manajemen Pelayanan, Pengembangan

Model Konseptual, Penerapan Citizen’s Charter dan Standar Pelayanan

Minimal. Yogyakarta: Pustaka Belajar

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 112: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

97

Riggs, Fred W. 2005. Administrasi Negara-Negara Berkembang- Teori

Masyarakat Prismatik. Jakarta: PT Rajawali

Robbins, Stephen P. 2010. Teori Organisasi: Struktur, Desain dan Aplikasi.

Jakarta: Arcan

Siyoto, Sandu dan Ali Sodik. 2015. Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta:

Literasi Media Publishing.

Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

________. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta

Suyanto, Bagong. 2015. Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif

Pendekatan. Jakarta: Kencana

Tersiana, Andra. 2018. Metode Penelitian. Yogyakarta: Gramedia Pustaka Utama

Wahab, Solichin Abdul. 2012. Analisis Kebijakan Dari Formulasi Ke Penyusunan

Model-Model Implementasi Kebijakan Publik. Jakarta: Bumi Aksara

Winarno, Budi. 2014. Kebijakan Publik. Teori, Proses, dan Studi Kasus. Jakarta:

CAPS (Center of Academic Publishing Service)

Wirawan, I.B. 2012. Teori-Teori Sosial Dalam Tiga Paradigma (Fakta Sosial,

Definisi Sosial, dan Perilaku Sosial). Jakarta: Kencana.

Jurnal:

Purwaningsih S, S. 2012. Desentralisasi Program Keluarga Berencana:

Tantangan dan Persoalan Kasus Provinsi Kalimantan Barat. Jurnal

Kependudukan Indonesia. VII (2), 113.

Peraturan dan Dokumen:

Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,

Kewenangan dan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non

Departemen

Peraturan Walikota Medan Nomor 13 tahun 2020 tentang Pengembangan

Kampung Keluarga Berencana di Kota Medan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 113: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

98

Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 440/70/SJ tanggal 11 Januari 2016

perihal Pencanangan dan Pembentukan Kampung KB

Surat Kepala BKKBN Nomor 8/KEP./G3/2017 tentang Tim Teknis Kampung KB

di Lingkungan BKKBN

Surat Gubernur Sumatera Utara Nomor 440/842 tanggal 3 Januari 2017 perihal

Pencanangan Kampung KB.

Surat Edaran Walikota Medan No 470/1856 tanggal 28 Februari 2019 tentang

Intervensi Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kota Medan dalam Melaksanakan

8 Fungsi Keluarga di Kampung KB

Surat Keputusan Lurah Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Nomor

476/0847/2019 tentang Kelompok Kerja Kampung Keluarga Berencana

Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Tahun 2019

Direktorat Analisis Dampak Kependudukan BKKBN. 2018. Panduan Rumah

Data Kependudukan Di Kampung KB (Model Solusi Strategis

Pengendalian Dampak Kependudukan)

Direktorat Bina Lini Lapangan BKKBN. 2018. Panduan Kampung KB

Percontohan

________________________________. 2019. Kampung KB Sebagai Upaya

Bersama Untuk Indonesia Sejahtera (Laporan Akhir Kampung KB 2018)

________________________________. 2019. Panduan Pengelolaan Kampung

KB Bagi Tenaga Lini Lapangan

________________________________. 2020. Kampung KB Sebagai Wujud

Kehadiran Pemerintah Untuk Peningkatan Kualitas Hidup Masyarakat

(Laporan Akhir Kampung KB 2019)

BKKBN. 2016. Petunjuk Teknis Kampung KB

_______. 2017. Pedoman Pengelolaan Kampung KB

BKKBN Perwakilan Provinsi Sumatera Utara. 2020. Laporan Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2019

Internet:

http://kampungkb.bkkbn.go.id/profile/3323, diakses pada 29 Oktober 2020

https://www.liputan6.com/health/read/2994295/kendala-terbentuknya-kampung-

kb-di-daerah, diakses pada 28 Januari 2020

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 114: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

99

https://www.liputan6.com/health/read/359124/alasan-program-kb-zaman-orba-

sukses, diakses pada 27 September 2020

https://www.hariansejarah.id/2017/05/program-keluarga-berencana-kb-pada-

masa-orde-baru.html, diakses pada 27 September 2020

https://www.voaindonesia.com/a/pakar-kependudukan-program-kb-di-indonesia-

sedikit-mengendur/5413912.html, diakses pada 26 Oktober 2020

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 115: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

LAMPIRAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 116: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

Lampiran 1. Pedoman Observasi

Pedoman Observasi Tentang Implementasi Program Kampung Keluarga

Berencana di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Kota

Medan

Pedoman observasi ini bertujuan untuk memperoleh informasi dan data, baik

kondisi fisik maupun kondisi non fisik dari Implementasi Program Kampung

Keluarga Berencana di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Kota

Medan. Adapun aspek yang diobservasi adalah sebagai berikut:

1. Lokasi dan keadaan lingkungan Kampung KB di Kelurahan Padang Bulan

Kecamatan Medan Baru Kota Medan

2. Kondisi dan ketersediaan sarana dan prasarana yang dimiliki Kampung KB

Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Kota Medan

3. Suasana dalam setiap kegiatan pada program Kampung KB Kelurahan Padang

Bulan Kecamatan Medan Baru Kota Medan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 117: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

Lampiran 2. Pedoman Dokumentasi

Pedoman Dokumentasi Tentang Implementasi Program Kampung Keluarga

Berencana di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Kota

Medan

Pedoman dokumentasi ini memiliki tujuan yaitu guna memperoleh

dokumen-dokumen mengenai Implementasi Program Kampung Keluarga

Berencana di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Kota Medan.

Adapun aspek yang didokumentasikan dalam penelitian ini antara lain:

1. Struktur Pokja Kampung KB Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan

Baru Kota Medan

2. Petunjuk teknis program Kampung KB

3. Dokumen landasan kerja dalam koordinasi pada program Kampung KB

4. Dokumentasi kegiatan yang dilaksanakan di Kampung KB Kelurahan Padang

Bulan

5. Jadwal kegiatan di Kampung KB Kelurahan Padang Bulan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 118: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

Lampiran 3. Pedoman Wawancara

Pedoman Wawancara Tentang Implementasi Program Kampung Keluarga

Berencana di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Kota

Medan

Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Utara

Pedoman wawancara ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

Implementasi Program Kampung Keluarga Berencana di Kelurahan Padang Bulan

Kecamatan Medan Baru Kota Medan.

Identitas Informan:

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Pendidikan Terakhir :

Pangkat (Gol/Ruang) :

Jabatan :

Instansi :

Tanggal/Waktu/Tempat :

Organisasi

1. Kampung KB di lingkungan BKKBN dikelola oleh Kedeputian Bidang

Advokasi, Penggerakan dan Informasi (ADPIN). Namun, per Januari 2020

Kampung KB alih kelola kepada Kedeputian Bidang Pengendalian Penduduk

(Dalduk). Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Apa kekurangan bidang ADPIN

dalam mengelola Kampung KB dan apa pula kelebihan bidang Dalduk dalam

pengelolaan Kampung KB?

2. Kampung KB merupakan salah satu bentuk/model miniatur pelaksanaan total

program KKBPK yang melibatkan seluruh bidang di lingkungan BKKBN.

Lalu bagaimana koordinasi antara Kedeputian bidang Dalduk dengan bidang-

bidang lain di BKKBN?

3. Kapan dilaksanakan rapat koordinasi dan apa saja yang dibahas dalam rapat

koordinasi?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 119: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

4. Kampung KB merupakan salah satu bentuk/model miniatur pelaksanaan total

program KKBPK yang melibatkan seluruh bidang di lingkungan BKKBN dan

bersinergi dengan Kementerian/Lembaga, mitra kerja, stakeholders instansi

terkait sesuai dengan kebutuhan dan kondisi wilayah. Siapa-siapa saja yang

terlibat dalam poses pembentukan hingga pelaksanaan Kampung KB di

tingkat Desa/Kelurahan?

5. Bagaimana menurut Bapak/Ibu, proses keberlangsungan Kampung KB hingga

terbentuk di setiap Desa/Kelurahan?

6. Bagaimana komunikasi BKKBN dengan instansi-instansi tersebut dalam

sosialisasi pembentukan hingga pelaksanaan Kampung KB sampai ke tingkat

Desa/Kelurahan?

7. Bagaimana koordinasi yang dilakukan BKKBN dengan instansi-instansi

tersebut dalam pelaksanaan Kampung KB sampai ke tingkat Desa/Kelurahan?

Dalam hal ini, lebih kepada apa yang dikoordinasikan?

8. Apa hambatan dalam koordinasi antara BKKBN dengan instansi-instansi

tersebut dalam pelaksanaan Kampung KB?

9. Lalu adakah diadakan rapat koordinasi antara BKKBN dengan instansi-

instansi tersebut? Kapan dilaksanakan rapat koordinasi dan apa saja yang

dibahas dalam rapat koordinasi tersebut?

10. Bagaimana cara/ metode BKKBN Sumatera Utara dalam menyampaikan

pesan program kampung KB kepada masyarakat?

11. Apa yang menjadi kendala dalam penyampaian pesan program kampung KB

tersebut?

12. Bagaimana proses yang dilakukan BKKBN Sumatera Utara dalam melakukan

pengawasan terhadap pelaksanaan program kampung KB?

Interpretasi

1. Di petunjuk teknis Kampung KB disebutkan bahwa dalam pelaksanaan

program dan kegiatan Kampung KB dikelola oleh Kelompok Kerja (Pokja)

Kampung KB yang sudah diatur struktur organisasinya. Dalam

pelaksanaannya, menurut Bapak/Ibu apakah struktur organisasi Kampung KB

di Sumatera Utara sudah sesuai dengan petunjuk teknis tersebut?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 120: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

2. Kampung KB bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di

tingkat kampung melalui program KKBPK serta pembangunan sektor terkait

dalam rangka mewujudkan keluarga kecil berkualitas. Masyarakat awam

menafsirkan ini hanya berkaitan dengan KB, bagaimana menurut Bapak/Ibu?

3. Dibandingkan dengan program-program lain seperti posyandu, program

Indonesia Sehat apa bedanya dengan program Kampung KB ini dan apa

kelebihannya?

4. Apa sebenarnya alasan lahirnya program Kampung KB ini?

5. Menurut Bapak/Ibu bagaimana interpretasi mengenai program ini dari

instansi-instansi yang terlibat? Dalam hal ini antara koordinator dengan yang

dikoordinasikan?

6. Sejauh ini, bagaimana realisasi tujuan dalam pelaksanaan program Kampung

KB? Apakah sudah baik?

Penerapan

1. Darimanakah sumber dana atau anggaran program Kampung KB ini berasal?

2. Sejauh ini bagaimana respon dari masyarakat terhadap program Kampung KB

ini?

3. Bagaimana instansi-instansi yang terlibat dalam program ini bekerjasama?

4. Lalu kemudian siapa yang mengawasi kerjasama tersebut?

5. Dari proses kerjasama dalam pelasanaan Kampung KB, apa saja yang sudah

dicapai?

6. Dalam program kampung KB terdiri dari beberapa ruang lingkup, salah

satunya ruang lingkup ketahanan keluarga. Apa saja kegiatan-kegiatan yang

ada dalam ruang lingkup tersebut?

7. Dalam Renstra BKKBN tahun 2015-2019 terdapat beberapa program

prioritas. Selain program KKBPK, program generik juga menjadi program

prioritas BKKBN. Kegiatan prioritas dalam program generik seperti program

pelatihan, penelitian dan pengembangan serta kerjasama internasional

BKKBN; program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya

BKKBN; serta program pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur

BKKBN. Apakah tidak terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaan program

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 121: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

kampung KB yang merupakan wujud dari program KKBPK dengan program

prioritas lain BKKBN tersebut?

8. Apakah ada penjadwalan yang jelas dari setiap kegiatan di kampung KB?

9. Apa hambatan pelaksanaan program Kampung KB secara umum di Sumatera

Utara?

10. Menurut Bapak/Ibu apa yang harus dibenahi program ini agar dapat berjalan

sesuai dengan yang diharapkan?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 122: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

Pedoman Wawancara Tentang Implementasi Program Kampung Keluarga

Berencana di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Kota

Medan

Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) Kelurahan Padang Bulan

Pedoman wawancara ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

Implementasi Program Kampung Keluarga Berencana di Kelurahan Padang Bulan

Kecamatan Medan Baru Kota Medan.

Identitas Informan:

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Pendidikan Terakhir :

Pangkat (Gol/Ruang) :

Jabatan :

Instansi :

Tanggal/Waktu/Tempat :

Organisasi

1. Bagaimana status kepegawaian Ibu, apakah Ibu merupakan PNS?

2. Sudah berapa lama Ibu menjadi Petugas Lapangan Kampung KB?

3. Siapa yang membuat struktur pokja kampung KB Kelurahan Padang Bulan

dan adakah legalitas yang jelas dalam pembuatan struktur organisasi tersebut?

4. Menurut Bapak/Ibu, apakah struktur organisasi yang ada dalam kampung KB

Kelurahan Padang Bulan memiliki kualitas dan telah melaksanakan

tupoksinya dengan baik?

5. Siapa saja yang terkait dalam pelaksanaan kampung KB Kelurahan Padang

Bulan?

6. Dalam pelaksanaan kegiatan- kegiatan ketahanan keluarga di kampung KB

Kelurahan Padang Bulan, apakah pelaksana kegiatannya memiliki

kemampuan yang memadai sesuai dengan bidang tugasnya?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 123: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

7. Apakah sarana dan prasarana dalam pelaksanaan Kampung KB di Kelurahan

Padang Bulan dalam meningkatkan ketahanan keluarga sudah memadai?

8. Kiranya belum memadai, maka fasilitas apa yang diperlukan untuk

mendukung pelaksanaan kampung KB dalam meningkatkan ketahanan

keluarga?

Interpretasi

1. Apakah pelaksanaan kegiatan-kegiatan Kampung KB Kelurahan Padang

Bulan sesuai dengan petunjuk teknis yang dibuat oleh BKKBN?

2. Dari kegiatan- kegiatan yang telah dilaksanakan, apakah kampung KB sudah

sesuai dengan tujuan yang diharapkan?

3. Kegiatan-kegiatan ketahanan keluarga di Kampung KB Kelurahan Padang

Bulan apakah sudah dilaksanakan semuanya sesuai dengan ketentuan BKKBN

Provinsi Sumatera Utara?

4. Kiranya belum, kegiatan apa dalam ruang lingkup ketahanan keluarga yang

tidak dilaksanakan di Kampung KB Kelurahan Padang Bulan? Apa sebabnya?

5. Apakah ada rencana untuk melaksanakan kegiatan tersebut?

Penerapan

1. Darimanakah sumber dana atau anggaran program Kampung KB ini berasal?

2. Sejauh ini bagaimana respon dari masyarakat terhadap program Kampung KB

ini?

3. Apa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan Kampung KB khususnya

dalam meningkatkan ketahanan keluarga?

4. Kapan jadwal pelaksanaan kegiatan-kegiatan di Kampung KB Kelurahan

Padang Bulan?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 124: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

Pedoman Wawancara Tentang Implementasi Program Kampung Keluarga

Berencana di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Kota

Medan

Lurah Kelurahan Padang Bulan

Pedoman wawancara ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

Implementasi Program Kampung Keluarga Berencana di Kelurahan Padang Bulan

Kecamatan Medan Baru Kota Medan.

Identitas Informan:

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Pendidikan Terakhir :

Pangkat (Gol/Ruang) :

Jabatan :

Instansi :

Tanggal/Waktu/Tempat :

Organisasi

1. Terkait struktur Kampung KB di Kelurahan Padang Bulan, apakah Bapak

yang membuat struktur tersebut?

2. Menurut Bapak, apakah struktur organisasi yang ada dalam kampung KB

Kelurahan Padang Bulan memiliki kualitas dan telah melaksanakan

tupoksinya dengan baik?

3. Apakah sarana dan prasarana dalam pelaksanaan Kampung KB di Kelurahan

Padang Bulan dalam meningkatkan ketahanan keluarga sudah memadai?

4. Kiranya belum memadai, maka fasilitas apa yang diperlukan untuk

mendukung pelaksanaan kampung KB?

Interpretasi

1. Apakah pelaksanaan kegiatan-kegiatan Kampung KB Kelurahan Padang

Bulan sesuai dengan petunjuk teknis yang dibuat oleh BKKBN?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 125: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

2. Dari kegiatan- kegiatan yang telah dilaksanakan, apakah kampung KB sudah

sesuai dengan tujuan yang diharapkan?

3. Kegiatan-kegiatan ketahanan keluarga di Kampung KB Kelurahan Padang

Bulan apakah sudah dilaksanakan semuanya sesuai dengan ketentuan BKKBN

Provinsi Sumatera Utara?

4. Bagaimana perubahan tingkah laku masyarakat sebelum dan sesudah adanya

Kampung KB ini Pak?

Penerapan

1. Darimanakah sumber dana atau anggaran program Kampung KB ini berasal?

2. Sejauh ini bagaimana respon dari masyarakat terhadap program Kampung KB

ini?

3. Apa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan Kampung KB?

4. Bagaimana penjadwalan setiap kegiatan di Kampung KB, apakah jadwal nya

sudah ditentukan sebelumnya dan siapa yang membuat jadwal tersebut Pak?

5. Menurut Bapak, apa yang harus dibenahi dari Kampung KB Kelurahan

Padang Bulan ini supaya berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 126: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

Pedoman Wawancara Tentang Implementasi Program Kampung Keluarga

Berencana di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Kota

Medan

Kelompok Kerja Kampung KB Kelurahan Padang Bulan

Pedoman wawancara ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

Implementasi Program Kampung Keluarga Berencana di Kelurahan Padang Bulan

Kecamatan Medan Baru Kota Medan.

Identitas Informan:

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Pendidikan Terakhir :

Pangkat (Gol/Ruang) :

Jabatan :

Instansi :

Tanggal/Waktu/Tempat :

Organisasi

1. Menurut Bapak/Ibu, apakah orang-orang yang terlibat dalam pelaksanaan

Kampung KB di Kelurahan Padang Bulan sudah memiliki kemampuan dalam

melaksanakan kampung KB?

2. Sarana dan prasarana apa yang kurang dalam pelaksanaan kampung KB?

3. Bagaimana partisipasi masyarakat Kelurahan Padang Bulan dengan adanya

program kampung KB?

4. Bagaimana manfaat yang dirasakan dengan adanya program Kampung KB?

Interpretasi

1. Sejauh mana Bapak/Ibu mengetahui program Kampung KB ini?

2. Apakah Bapak/Ibu mengetahui petunjuk teknis pelaksanaan Kampung KB?

Menurut Bapak/Ibu apakah pelaksanaan program Kampung KB di Kelurahan

Padang Bulan sudah sesuai dengan petunjuk teknis yang ada?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 127: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

3. Kendala apa yang Bapak/Ibu hadapi dalam pelaksanaan program Kampung

KB ini?

Penerapan

1. Banyak program-program lain dari pemerintah, menurut Bapak/Ibu apakah

program-program tersebut bisa saling berdampingan dan tidak tumpang

tindih?

2. Apakah anda mengetahui jadwal pelaksanaan kegiatan-kegiatan Kampung

KB?Apakah sudah sesuai jadwal yang ditentukan?

3. Menurut Bapak/Ibu, jelas tidak tujuan dari Kampung KB ini?

4. Sebelum dan sesudah adanya kampung KB, ada tidak perubahan tingkah laku

masyarakat?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 128: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

Pedoman Wawancara Tentang Implementasi Program Kampung Keluarga

Berencana di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Kota

Medan

Puskesmas Kelurahan Padang Bulan

Pedoman wawancara ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

Implementasi Program Kampung Keluarga Berencana di Kelurahan Padang Bulan

Kecamatan Medan Baru Kota Medan.

Identitas Informan:

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Pendidikan Terakhir :

Pangkat (Gol/Ruang) :

Jabatan :

Instansi :

Tanggal/Waktu/Tempat :

Organisasi

1. Menurut Bapak/Ibu, apakah orang-orang yang terlibat dalam pelaksanaan

Kampung KB di Kelurahan Padang Bulan sudah memiliki kemampuan dalam

melaksanakan kampung KB?

2. Sarana dan prasarana apa yang kurang dalam pelaksanaan Kampung KB?

3. Bagaimana partisipasi masyarakat Kelurahan Padang Bulan dengan adanya

program Kampung KB?

4. Bagaimana manfaat yang dirasakan dengan adanya program Kampung KB?

Interpretasi

1. Sejauh mana Bapak/Ibu mengetahui program Kampung KB ini?

2. Kendala apa yang Bapak/Ibu hadapi dalam pelaksanaan program Kampung

KB ini?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 129: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

3. Apa saja kegiatan-kegiatan dari Puskesmas yang dilaksanakan di Kampung

KB?

Penerapan

1. Bagaimana penjadwalan kegiatan dari Puskesmas di Kampung KB?

2. Menurut Bapak/Ibu, jelas tidak tujuan dari Kampung KB ini?

3. Sebelum dan sesudah adanya kampung KB, ada tidak perubahan tingkah laku

masyarakat?

4. Menurut Bapak/Ibu apa yang harus dibenahi program ini agar dapat berjalan

sesuai dengan yang diharapkan?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 130: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

Pedoman Wawancara Tentang Implementasi Program Kampung Keluarga

Berencana di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Kota

Medan

Masyarakat Kelurahan Padang Bulan

Pedoman wawancara ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

Implementasi Program Kampung Keluarga Berencana di Kelurahan Padang Bulan

Kecamatan Medan Baru Kota Medan.

Identitas Informan:

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Pendidikan Terakhir :

Pekerjaan :

Tanggal/Waktu/Tempat :

Organisasi

1. Menurut Bapak/Ibu, apakah orang-orang yang terlibat dalam pelaksanaan

Kampung KB di Kelurahan Padang Bulan sudah memiliki kemampuan dalam

melaksanakan kampung KB?

2. Sarana dan prasarana apa yang kurang dalam pelaksanaan kampung KB?

3. Bagaimana partisipasi masyarakat Kelurahan Padang Bulan dengan adanya

program kampung KB?

4. Bagaimana manfaat yang dirasakan dengan adanya program Kampung KB?

Interpretasi

1. Sejauh mana Bapak/Ibu mengetahui program Kampung KB ini?

2. Apakah Bapak/Ibu mengetahui petunjuk teknis pelaksanaan Kampung KB?

Menurut Bapak/Ibu apakah pelaksanaan program Kampung KB di Kelurahan

Padang Bulan sudah sesuai dengan petunjuk teknis yang ada?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 131: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

3. Kendala apa yang Bapak/Ibu hadapi dalam pelaksanaan program Kampung

KB ini?

Penerapan

1. Banyak program-program lain dari pemerintah, menurut Bapak/Ibu apakah

program-program tersebut bisa saling berdampingan dan tidak tumpang

tindih?

2. Apakah anda mengetahui jadwal pelaksanaan kegiatan-kegiatan Kampung

KB? Apakah sudah sesuai jadwal yang ditentukan?

3. Menurut Bapak/Ibu, jelas tidak tujuan dari Kampung KB ini?

4. Sebelum dan sesudah adanya kampung KB, ada tidak perubahan tingkah laku

masyarakat?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 132: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

Lampiran 4. Transkrip Observasi

Transkrip Observasi

Gambaran lokasi dan keadaan

lingkungan kampung KB di

Kelurahan Padang Bulan

Kecamatan Medan Baru Kota

Medan

Kampung KB Padang Bulan terletak di Kelurahan

Padang Bulan, sebagai penanda adanya Kampung

KB disana terdapat gapura Kampung KB yang

terletak di Jalan Jamin Ginting Gang Dipanegara.

Kemudian ketika peneliti masuk ke dalam

Kampung KB tersebut, peneliti menemukan

rumah-rumah yang tidak teratur susunannya dan

jalan yang rusak. Disana terdapat jembatan yang

kondisinya cukup memprihatinkan karena sudah

berlubang dan ditambal hanya dengan kayu

seadanya. Kampung KB tersebut cukup ramai

pengendara motor berlalu-lalang karena

merupakan jalan lintas yang cepat untuk

menghemat waktu.

Kondisi dan ketersediaan

sarana dan prasarana yang

dimiliki kampung keluarga

berencana di Kelurahan

Padang Bulan Kecamatan

Medan Baru Kota Medan

Kampung KB Kelurahan Padang Bulan memiliki

rumah warga yang dijadikan rumah data. Peneliti

melihat tidak adanya spanduk maupun tanda lain

yang menunjukkan bahwa itu merupakan rumah

data. Dikarenakan banjir dan pandemi sehingga

kegiatan di Kampung KB ditiadakan sementara

maka pemilik rumah mencopot spanduk-spanduk

yang ada.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 133: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

Lampiran 5. Dokumentasi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 134: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 135: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 136: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 137: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 138: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 139: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 140: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 141: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 142: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

Gapura Kampung KB Kelurahan Padang Bulan

Keadaan Rumah Data Kependudukan Kelurahan Padang Bulan 2020

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 143: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

Kegiatan Bina Keluarga Balita Tahun 2019

Kegiatan Bina Keluarga Lansia Tahun 2019

Kegiatan Bina Keluarga Remaja Tahun 2019

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 144: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

Lampiran 6. Transkrip Wawancara

Transkrip Wawancara

Informan 1

Tanggal Wawancara : 7 September 2020

Tempat/Waktu : Kantor Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Utara

Identitas Informan 1

1. Nama : Alpian Siregar, S.Kom

2. Jenis Kelamin : Laki-laki

3. Umur : 37 tahun

4. Pendidikan Terakhir : S1

5. Pangkat (Gol/Ruang) : III-C

6. Jabatan : Kasubbid Analisa Dampak Kependudukan

7. Instansi : Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Utara

Hasil Wawancara

1. Kampung KB awalnya di koordinasikan oleh bidang ADPIN, kemudian

sekarang pindah ke bidang Dalduk. Apa alasan pemindahan wewenang

Kampung KB tersebut Pak?

”Masalah pemindahan inikah keputusan dari BKKBN pusat, jadi di pusat

sana memang pada tahun 2020 itu dilimpahkan wewenang Kampung KB dari

Kedeputian advokasi ke Kedeputian Dalduk. Alasannya mungkin karena dulu

kita sudah mengembangkan rumah data di Kampung KB. Karena di tahun

2020 ini sudah tidak ada lagi pencanangan Kampung KB baru, tinggal

meningkatkan kualitasnya/ pengembangannya maka dilimpahkan ke bidang

Dalduk dengan alasan bidang Dalduk sudah ada tupoksi membangun rumah

data di Kampung KB itu. Makanya kita di perwakilankan ngikut yang di

pusat. Setelah pelimpahan dari pusat, kita juga membuat berita acara

pelimpahan dari bidang advokasi ke bidang Dalduk. Kalau alasannya mungkin

seperti itu karena untuk meningkatkan kualitas Kampung KB yang sudah

terbentuk sepertinya memang bidang dalduk diserahin tupoksi seperti itulah

kira-kira.”

2. Bagaimana hubungan koordinasinya, apakah tetap di ADPIN atau di Dalduk

Pak?

“Kalau di Dalduk sebenarnya kita itukan pemanfaatan web aplikasinya

karena Kampung KB ini bukan punyanya bidang Dalduk, semua bidang

berperan. Misalnya bidang KS, ada kegiatan PIK-R, ada BKL nah itu

diarahkan ke Kampung KB. Bidang KB, pelayanan KB nya diarahkan ke

Kampung KB. Jadi semua bidang di perwakilan ini punya tupoksi di

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 145: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

Kampung KB itu. Nah Dalduk ini hanya pemanfaatan web aplikasinya, jadi

kalau Kampung KB katanya bukan hanya punya Dalduk, semua bidang itu

harus punya intervensi di Kampung KB.”

3. Berarti bidang Dalduk hanya pengelolaan web aplikasi Kampung KB dan

rumah data ya Pak?

“Iya seperti itu, namun kalau intervensi di setiap bidang punya anggaran

ke Kampung KB. Misalnya pelayanan KB di Kampung KB ini, peningkatan

UPPKS di Kampung KB ini, itu bukan di bidang Dalduk anggarannya. Jadi

setiap bidang itu mengarah ke Kampung KB semua anggarannya.”

4. Jika Kampung KB ini merupakan punya semua bidang, bagaimana koordinasi

tiap bidang dalam melaksanakan Kampung KB ini Pak?

“Koordinasi tiap bidang ya kita petakan, Kampung KB mana yang

memang lemah pelayanan KB nya, nah nitu kita apakah ke bidang KB.

Kampung KB mana yang belum punya PIK-R, nanti kita melihat dari aplikasi

kemudian OPD nanti menyurati ke perwakilan untuk pembentukan PIK-R.

Intinya kita melihat di aplikasi itu mana yang kurang kegiatannya Bangga

Kencana kita, nanti OPD nya menyurati ke perwakilan. Tupoksi mana yang

memang berperan untuk itu. Misalnya Pik-R kan di bidang KS, kalau rumah

data bisa ke bidang Dalduk. Permasalahannya aplikasi kita sedang bermasalah

di Kampung KB nya, pengembangannya belum selesai, banyak

Kabupaten/Kota aplikasi Kampung KB nya tidak bisa login, masih disitu

permasalahannya. Memang ada sebagian Kabupaten/Kota yang tidak

bermasalah untuk login kedalam aplikasi Kampung KB. Kita sudah konsultasi

ke pusat, memang ada perbaikan web kemungkinan akhir tahun ini di

launching web yang baru. Namun, sampai sekarang ini belum di perkenankan

memakai web yang baru karena belum stabil. Web yang lama alasannya itu

rusak karena terserang virus malware, jadi ada sebagian data yang hilang.”

5. Untuk membahas Kampung KB ini, ada tidak rapat koordinasi antar bidang

Pak?

“Biasa kita di setiap radalgram ada, tapi dana kita terbatas. Tidak mungkin

lah Kampung KB nya ini harus setiap hari kita kunjungi, apalagi anggaran kita

terpotong covid semalam. Kalau maslah di Kampung KB itukan sebenarnya

kita hanya fasilitasi, kita hanya pembentukan, tidak harus mutlak kita yang

memberhasilkan. Kalau itu tupoksi masyarakat yang ada di Kampung KB itu

sendiri dibantu dengan PLKB kita di lapangan. Kalau kita harus membentuk,

kemudian memberhasilkan ya anggarannya tidak cukup. Makanya kita dari

pusat itu memetakan Kampung KB mana yang butuh perhatian khusus,

fasilitasi ya kita turun, seperti itulah langkah kita. Memang Kampung KB kita

ini monitoringnya masih melalui aplikasi website Kampung KB. Pusat

semalam pun sudah melakukan penilaian, kita ini baru 5 persen yang mandiri.

Artinya yang berkualitas itu hanya 5 persen dari Kampung KB yang sudah

terbentuk. Dari situ lah kami nanti kalau mau buat fasilitasi melihat Kampung

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 146: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

KB nya mana yang terbesar jumlah Kampung KB nya, namun masih sedikit

yang mandirinya itulah strategi kami.”

6. Apakah ada kerjasama BKKBN dengan Pemerintah Daerah?

“Ada, OPD KB kan mitra kita. Mereka lah yang lebih paham, PLKB itulah

Aparatur Sipil kita di lapangan, petugas kita di lapangan. Yang paham kinerja

mereka itukan ada di OPD, makanya OPD KB nya itulah yang selalu kita ajak

komunikasi di WA grup. Melalui wa grup kita buat komunikasi, mana-mana

Kampung KB yang bermasalah nanti mereka kirim datanya baru kita kirimkan

ke pusat. Karena kalau langsung kita ke Kampung KB nya itukan mustahil,

ada 800an lebih Kampung KB. Makanya harapan kita, kita fasilitasinya ke

OPD, nanti OPD yang menindaklanjutinya.”

7. Lalu bagaimana kerjasama antara BKKBN dengan dinas-dinas lain yang

untuk mendukung Kampung KB itu Pak?

“OPD itukan menjalin kerjasama dengan dinas-dinas yang dibawah

Bupati/ Walikota. Kampung KB itu kalau kita kunjungi ke lapangan bukan

hanya kegiatan OPD tapi ada juga Dinas Kesehatan. Itukan kita memberikan

fasilitasi ke OPD nya untuk membangun kerjasama. Di tingkat itukan ya

mereka yang membangun kerjasama dengan Dinas Kesehatan, Dinas

Pendidikan, Disdukcapil, dan lain-lain. Rata-rata di Kampung KB itu semua

sudah ada kerjasama dengan lintas sektoral. Karena mereka tetap dibawah

Bupati/ Walikota jadi lebih gampang untuk kerjasamanya. OPD KB kalau

mereka dekat dengan Bupati/ Walikota itu lebih gampang biasanya. Sebagai

contoh Kampung KB di Deli Serdang, Labuhan Batu Utara itukan sudah

bagus, karena punya nilai jual. Kadis OPDnya itu dengan bapak Bupati paham

program jadi lebih gampanglah. Supaya Bupati/ walikota menerbitkan surat

intervensi program Kampung KB oleh lintas sektor. Jadi nanti di setiap rapat

pimpinan itu Pak Bupati akan nanya, dinas mana yang belum melakukan

intervensi di Kampung KB. Itu salah satu strategi Kadis-kadis yang berhasil

Kampung Kbnya. Memang ada juga Kampung KB yang sama sekali kurang

jalan, contohnya Kepulauan Nias kitapun mau memfasilitasi kesana tidak

mungkin apalagi di era covid. Makanya pemberitahuan kita hanya melalui wa

grup, surat dari kepala. Itukan berbeda kalau kita memberikan fasilitasi

langsung. Makanya untuk di kepulauan Nias itu Kampung KB kita itu masih

rendah, sepertinya karena budaya masyarakat juga semua program pemerintah

harus uang. Sementara di Kampung KB kita tidak memberikan uang, jadi ya

harus kesadaran masyarakat bagaimana mereka berswadaya mengumpulkan

uang kalau memang bisa menggunakan dana desa membangun desanya karena

yang menerima keuntungan juga mereka sendiri. Disana itu berpatokan ke

uang, jadi sulit. Berbeda dengan daerah sekitaran Medan seperti Deli Serdang,

Binjai lebih maju.”

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 147: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

8. Untuk kerjasama lintas sektoral Pak, bagaimana anggarannya?

“Kita kalau kerjasama tidak ada menganggarkannya, karena di setiap

Kementerian Lembaga itu ada tupoksi mereka yang langsung ke masyarakat

atau ke kampung, kita hanya menyeser disitu. Contohnya Disdukcapil, mereka

kan ada istilahnya jemput bola untuk akta kelahiran. Itulah yang kita pelajari,

setelah kita paham bahwa instansi pemerintah juga punya kegiatan yang

langsung ke masyarakat, kita buat kerjasamanya, itukan tidak pake biaya.

Seperti itulah semua kita buat kerjasamanya ke Kampung KB. Mereka punya

anggaran sendiri ke masyarakat, Kampung Kbnya lah yang harus pandai

mengundang, merekalah nanti yang buat proposal kemudian berkirim ke OPD

KB, nanti OPD KB yang bersurat ke dinas yang terkait. Kerjasamanya seperti

itu, karena mereka punya anggaran masing-masing. Kitapun punya jadi tidak

tumpang tindih.”

9. Banyak program di BKKBN, tidak hanya kampung KB. Apakah tidak terjadi

tumpang tindih antara program yang satu dengan yang lainnya Pak?

“Tidaklah, karena di kita ini mata anggarannya kan berbeda outputnya.

Misalnya bidang KS itu apa outputnya di Kampung KB, bidang Dalduk nanti

apa outputnya di Kampung KB. Jadi nanti kita di Kampung KB tidak mungkin

memberikan fasilitasi BKN kan gitu karena outputnya beda. Misalnya ada

pembentukan rumah data, jadi setiap Kampung KB kita bicara pembentukan

rumah data supaya rumah datanya itu dibentuk sehingga menjadi paripurna.

Begitu juga dengan KS, target mereka setiap keluarga harus ada yang

mengikuti kegiatan remaja berapa persen, UPPKS yang sudah terbentuk

berapa persen anggotanya yang terlibat di dalamnya. Pelayanan KB juga

seperti itu, berapa persen KB MKJP yang harus ada di Kampung KB dan

jangan hanya suntik, pil dan kondom tapi KB jangka panjangnya harus ada.

Kalau bidang Latbang kita kan mereka memetakan sumber daya manusianya

di Kampung KB, apakah perlu ada pelatihan bagi Plkbnya kan tidak tumpang

tindih. Semuanya sudah ada outputnya di Renstra kita, jadi dari output tadi

bentuk kegiatannya pasti berbeda-beda, sasarannya pun berbeda-beda.”

10. Sejauh ini bagaimana realisasi tujuan dalam pelaksanaan program Kampung

KB?

“Sebenarnya kalau kita melihat tujuan dari Kampung KB kan supaya

masyarakatnya berkualitas, indikatornya Kampung Kbnya mandiri. Ternyata

Kampung KB mandirinya baru 5 persen. Artinya tujuan dari Kampung KB itu

ya baru 5 persen yang tercapai. Walaupun sebenarnya tidak mutlak dari

kesalahan OPD dan masyarakat, karena aplikasi kita yang bermasalah.

Penilaian pusat itu semalam hanya melalui aplikasi sementara Kampung KB

kita dibeberapa Kabupaten/Kota ada yang sama sekali tidak bisa login.

Makanya sebenarnya kalaulah aplikasi itu tidak ada masalah dari awal 2020

kemungkinan capaian kita tidak seperti itu. Karena setiap kegiatan yang

dilaksanakan mereka di Kampung KB paling lama besoknya mereka

mengentry ke aplikasi, pusat hanya menilai seperti itu, begitu melihat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 148: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

aplikasinya, kegiatannya update, lintas sektornya dihitung berapa banyak, itu

mereka menghitungnya dengan pihak ketiga mengapa bisa menghasilkan

Kampung KB mandiri. Makanya sangat disayangkan aplikasi kita yang

bermasalah, banyak sekali Kabupaten/Kota yang tidak bisa entry Kampung

Kbnya., kecuali Kota Medan, di Kota Medan hampir semua bisa mengentri.

Harusnya kitakan lebih dari 5 persen capaiannya, karenakan di tahun 2020

Kampung KB mandiri minimal harus 10 persen dari 839 Kampung KB, berarti

sekitar 84. Kalau aplikasinya seperti ini, yang lama tidak bisa login, yang baru

belum bisa dipake kan jadi susah. Kita hanya 5 persen, walaupun di nasional

kita bukan ranking terendah, di Aceh aja mereka baru 2,5 persen, di Papua

bahkan baru 1 persenan 2 persenan. Cuma karena nominal Kampung KB itu

besar jumlahnya jadi perhatian pusat, mendongkrak nilai nasional karena

jumlahnya yang besar, kecuali tadi memang jumlah Kampung KB kita sedikit.

Makanya kalau tujuannya sudah tercapai tapi ya belum maksimal, karena pr

beratnya pasti di Kepulauan Nias itu salah satunya. Yang kedua masalah

aplikasinya, itu ternyata kita belum siap dengan hampir ribuan Kampung KB,

kalau di nasional ribuan itu data yang harus entry setiap hari servernya tidak

bisa, makanya begitu terserang virus sebagian data hilang, sebagian tidak bisa

login, pada saat tidak bisa login pun kita lapor ke pusat diperbaiki ya data-

datanya pun hilang. Kendalanya kita paling utama masih di IT, karena setiap

hari kegiatan Kampung KB kan ada di tingkat seluruh provinsi itu harus

diinput ke aplikasi. Bisa dibayangkan ribuan Kampung KB, begitu ratusan

setiap hari yang mengentry kalau servernya tidak kuat ya seperti itu, hilang

data. Makanya ita tidak bisa memaksa, mereka bilang Kampung Kbnya

berjalan, ada kegiatannya minimal sebulan sekali ada tapi ya tadi tidak bisa

dimasukkan ke aplikasi. Kita lagi yang di serang kan, kami sudah coba Pak

tapi tidak bisa login. Makanya di beberapa daerah kita sarankan fasilitasi

dibuat aja secara offline, buat aja di word kegiatannya, data-datanya,

dilampirkan saja foto-fotonya, ketika pusat meminta bukti kita kan tinggal

kirim, ini kegiatan Kampung KB tanggal segini, ini deskripsi kegiatannya, ini

fotonya. Jadinya ya kita balik ke manual lagi, kita suruh mereka buat di

word.”

11. Apakah ada laporan ke BKKBN ketika lintas sektoral tadi bekerjasama atau

hanya laporan dari instansi satu ke instansi lainnya Pak?

“Ada, pada saat kegiatan itu misalnya sosialisasi narkoba di Kampung KB

mana, PLKB kita kan mantau. Seyogyanya setiap kegiatan PLKB itu ada, dia

melakukan dokumentasi kegiatan kemudian memfoto kegiatan dari awal

sampai akhir dan dimasukkan ke aplikasi Kampung KB. Di aplikasi itukan

nanti tertera, OPD KB bekerjasama dengan BNN. Makanya pusat bisa

memberi penilaian Kampung KB mandiri, berkembang, dasar ya dari situ. Dia

minimal 7 lintas sektoral yang terlibat supaya bisa menjadi Kampung KB

mandiri.”

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 149: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

12. Pengawasan Kampung KB berarti dilakukan oleh BKKBN ya Pak?

“Iya, kita melakukan pengawasan hanya melalui websitenya, kita kirim ke

wa grup semacam pemberitahuan apabila ada Kampung KB yang bermasalah

kita minta datanya biar kita kirim ke pusat. Di OPD Kabupaten/Kota, ada

admin Kabupaten/Kotanya jadi mereka bisa melihat kampung-kampung mana

saja yang aktif dan mana yang tidak aktif. Jadi adminnya itu ada di pusat, di

perwakilan, di OPD dan terakhir ada di PLKB pengisi konten, jadi tingkatan

OPDnya lah yang memantau dulu, kalau di kita memantau keseluruhan berat

sekali 839 Kampung KB dengan jumlah personil berapa orang. Makanya

diharapkan OPDnya yang memantau terlebih dahulu, jika ada masalah baru

mereka nanti memberikan pemberitahuan ke wa grup kita, itulah kita kirimkan

ke pusat. Sama seperti ini Kabupaten Tapanuli Utara tadi memberitahukan

semua Kampung Kbnya tidak bisa login, ini kami kirim ke pusat. Karena

mereka mungkin ada kegiatan, lalu ingin menginput ternyata tidak bisa login.

Sayang sekali permasalahannya di aplikasi, kalau tidak memang Kampung KB

kita sudah bagus karena dari tahun 2016 sampai sekarang, sudah berjalan 4

tahun tidak mungkin tidak ada dukungan lintas sektor.”

13. Permasalahan advokasi masih terus terjadi, kendala yang dihadapi lintas

sektoral bagaimana BKKBN menyikapinya Pak?

“Sebenarnya kalau level-level advokasi di kitanya, kalau kita selevel

Kabid, Kabid tidak mungkin ke Bupati/Walikota. Seyogyanya kalau lebih

gampang kan antara Kaper dengan Bupati, itukan pas sama-sama pengambil

kebijakan, namun karena kesibukan Pak Kepala dan Pak Bupati kan susah

bertemu. Kalau di level kita bidang ini kita mainnya ke dinas, di kita juga

bukan hanya Kampung KB, di bidang Dalduk ada misalnya memfasilitasi

OPD KB menyusun grand designpembangunan kependudukan, itukan

melibatkan lintas sektor. Kemudian ada fasilitasi penyusunan RPJMD bagi

daerah-daerah yang selesai atau mau mengikuti Pilkada supaya program

Bangga Kencana masuk. Dari situ sudah banyak kita berdekatan dengan lintas

sektor di OPD, nanti yang diundang itu lintas sektor seperti Bappeda, dinas-

dinas terkait kita undang. Kalau masalah lintas sektor itu ada beberapa

kabupaten yang inovasinya bagus seperti Deli Serdang. Mereka mainnya dari

atas, ada surat dari Pak Bupatinya, surat intervensi program Bangga Kencana

di Kampung KB. Bahkan terakhir sampai surat Tim KB Desa pun dibuat

supaya di desa itu musrenbangdes itu harus dilibatkan Tim KB Desa,

musrenbangdes inikan untuk menyusun anggaran desa, nanti mereka bisa

mengusulkan anggaran KB. Jadi anggaran dana desa itu banyak yang terserap

untuk KB atas usulan dari Tim KB Desa tadi. Itulah yang saya lihat maju

karena dari atas, tapi kalau yang dari bawah susah seperti daerah Nias.

Sebenarnya kalau tidak bisa digebrak dari bawah harusnya dari advokasi kita,

kalau dari advokasi kitapun harapannya langsung dari Pak Kaper dengan Pak

Bupati/Walikota, karena kalau dari bidang kita yang advokasi, malah kita

merasa melecehkan. Cuma ya itu tadi mungkin Pak Kaper dan Pak Bupati

belum ada jadwal, makanya kita tetap mengadvokasi OPDnya, OPDnya nanti

minimal ke Sekdanya walaupun agak susah, hanya itulah yang bisa kita

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 150: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

advokasi karena kita di level bidang. Kalau tadi di level pimpinan tertinggi

bisalah langsung ke Bupati/Walikota, paparkan kemudian Bupati menerima

langsung bisa turun ke bawah. Jadi harapannya perlunya advokasi antara

pimpinan tertinggi dengan pengambil kebijakan di daerah, karena kalau di

level kita pasti tidak mungkin mengadvokasi Bupati, bidang advokasi pun

tidak bisa mengadvokasi ya memang harus pimpinan tertinggi kita.”

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 151: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

Transkrip Wawancara

Informan 2

Tanggal Wawancara : 18 September 2020

Tempat/Waktu : Kantor Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Utara

Identitas Informan 2

1. Nama : Surtono, S.Sos

2. Jenis Kelamin : Laki-laki

3. Umur : 57 tahun

4. Pendidikan Terakhir : S1

5. Pangkat (Gol/Ruang) : Penata TK I/III-D

6. Jabatan : Kasubbag Kepegawaian dan Hukum

7. Instansi : Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Utara

Hasil Wawancara

1. Menurut Bapak, apa sebab lahirnya program Kampung KB?

”Dulu waktu tahun 1980-an sampai 1990-an lebih kurang program KB ini

bergema sampai ke seluruh pelosok desa orang tau KB itu apa. Di era setelah

reformasi, dulu kabupaten/kota dengan provinsi di BKKBN itu vertikal,

artinya BKKBN itu mempunyai hubungan vertikal dari kecamatan, kabupaten

sampai provinsi. Jadi kabupaten/kota itu dibawah provinsi dulu, setelah

reformasikan terputus karena ada otonomi daerah. Kabupaten/kota itu milik

pemerintah daerah Kbnya, provinsi hanya sampai provinsi aja program itu tapi

disampaikan ke kabupaten/kota, tapi tidak punya kewenangan lagi provinsi

dengan kabupaten tentang sistem administrasi, kepegawaiannya itu sudah

milik kabupaten/kota jadi terputus ya. Disaat itulah sampai 2016, program KB

dianggap setelah otonomi daerahkan program Kbnya kan masing-masing, jadi

nama Kbnya pun masing-masing di daerah itu setelah reformasi. Program KB

tidak lagi menjadi prioritas utama bagi mereka di daerah-daerah, jadi masing-

masinglah ada bupatinya yang mendukung dan ada bupati/walikota yang tidak

mendukung. Jadi Pak Presiden di 2016 itu melihat bahwa program itu masih

penting, maka dipanggillah pejabat-pejabat Kepala BKKBN Tingkat Nasional

dengan pejabat-pejabat lainnya diminta oleh Pak Presiden untuk membuat

suatu gebrakan inovasi baru tentang program KB, maka Pak Presiden minta

namanya Kampung KB. Disetiap desa harus ada Kampung KB, jadi sekarang

ini belum setiap desa ada Kampung KB. Jadi program itukan mula-mula di

2016 itu satu provinsi itu satu, baru satu kabupeten satu, baru sekarang ini

sudah sampai ke tingkat kecamatan, tapi berdiri Kampung Kbnya itu di

desa/kelurahan. Itulah sejarah Kampung KB itu, maka namanya Kampung KB

itu bukan berarti di dalam wilayah Kampung KB itu hanya program KB aja

yang ada. Jadi namanya Kampung KB itu dibentuk dia Kampung KB karena

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 152: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

dia desa tertinggal sebenarnya, jadi bukan orang itu merasa senang seandainya

kampungnya itu dibuat jadi Kampung KB. Karena beberapa syarat Kampung

KB itu adalah dia desa tertinggal tentang pancapaian Kbnya, tertinggal

pembangunan fisik daerahnya. Jadi Kampung KB itu desa tertinggal yang

harus digarap menjadi program Kbnya berjalan bagus, program sanitasi dan

pembangunan lainnya harus bagus juga. Maka di dalam Kampung KB itu

tidak bisa hanya BKKBN saja yang mengerjakan, BKKBN bisa mengerjakan

tapi dia hanya sebatas program KB, kalau membuat sanitasi, jalan setapak

itukan perlu instansi lain, makanya ada instansi terkait namanya. Ada instansi

terkait yang mau sama-sama membangun Kampung KB itu, ada Dinas PU

untuk membuat jalan setapak, dari dinas-dinas lain membuat sanitasi,

membuat WC umum, dinas sosial nanti membantu masyarakat-masyarakat

yang masih kekurangan, kemudian di daerah-daerah Kampung KB inikah

selalu juga ada pemuda-pemudanya yang narkoba itu bekerjasama dengan

BNN. Jadi semua lintas sektor harus mau bekerjasama untuk sama-sama

membangun Kampung KB ini. Untuk koordinasi, kita dari provinsi itu sebatas

membuat mendirikan Kampung KB atau pembentukannya. Jadi tempat

wilayah dimana Kampung KB didirikan orang kabupaten/kota yang tau

tempatnya yang dimana lokasinya terbelakang dan program Kbnya masih

rendah. Lokasi yang kehidupan masyarakatnya terbelakang itukan mereka

yang tau, jadi mereka mendirikan tempat dan BKKBN yang ngasi dananya

untuk pembentukan Kampung KB. Setelah Kampung KB ini dibentuk, tidak

harus hanya BKKBN saja yang membangun ada lintas sektor. Inilah

diharapkan untuk koordinasinya kita mengharapkan kabupaten/kota ini juga

provinsi menyampaikan ke stakeholder mereka. Itu Pak Bupati/Walikota

bahwa di daerah itu ada Kampung KB yang perlu dibangun bersama-sama.

Jadi dimintalah kabupaten/kota itu membuat suatu surat keputusan dari

bupati/walikota untuk membentuk Kampung KB tadi pertama itu yang harus

diketahui bupati/walikota yaitu membentuk Kampung KB di wilayahnya

sampai tingkat kecamatan harus tau karena Kampung KB inikan dikelola oleh

masyarakat desa setempat. Bagaimana supaya Kampung KB ini bisa berjalan,

maka harus Kepala SKPD Kbnya harus meminta ke bupati/walikota untuk

mengeluarkan surat keputusan bahwa seluruh instansi lintas sektor yang ada di

kabupaten/kota seperti Dinas PU, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Dinas

Sosial, Disdukcapil dibuat Sknya untuk sama-sama melaksanakan kegiatan di

Kampung KB. Makanya di Kampung KB itu nanti ada kegiatan pemberian

akta kelahiran intervensinya dari Disdukcapil itulah koordinasinya,

implementasinya mereka turun kesana. Jadi melalui surat keputusan itulah

terjadi koordinasi antara SKPD KB dengan instansi terkait untuk sama-sama

membangun Kampung KB. Karena kalau para Kepala SKPD KB yang

menyuruh Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Dinas PU, Disdukcapil datang

ke Kampung KB itukan tidak mungkin, harus bupati/walikota makanya

Kepala SKPD harus meminta ke bupati agar membuat surat keputusan agar

semua lintas sektor mau bekerjasama membangun Kampung KB. Jadi nanti

Dinas Kesehatannya dia memberi program apa, Disdukcapil tadi memberikan

akta kelahiran; akta perkawinan atau apapun namanya kemudian BNN

memberikan penyuluhan tentang narkoba ke masyarakat, Dinas Kementerian

Agama memberikan penyuluhan agama, itulah macam-macam jadi semuanya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 153: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

punya andil. Jadi selama ini Kampung KB itu terkesan terbelakang dari segi

fisik, dan pengetahuan masyarakat kemudian kemiskinannya juga tinggi itu

Dinas Sosial yang berperan mendata masyarakat yang perlu dibantu. Itulah

supaya Kampung KB ini bergerak bisa sama dengan desa-desa lain yang lebih

maju, artinya dibentuk kampung KB adalah untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat di Kampung KB itu agar setara dengan kampung-

kampung lain baik dari segi peserta Kbnya, kesehatannya, pembangunan fisik

desanya belum atau mungkin masih banyak yang jalannya tanah itu dari Dinas

PU, lalu MCK tidak ada itu dari dinas manalah. Koordinasi

impelementasimya itu, melalui surat keputusan bupati/walikota diharapkan

seluruh instansi terkait mau bersama-sama membangun di Kampung KB,

implementasinya setelah disuruh oleh bupati instansi ini mau melakukan

kegiatan disini.”

2. Apa yang menjadi kendala dalam koordinasi lintas sektor tersebut Pak?

“Berat sebenarnya kita koordinasi di lintas sektor ini, sebenarnya ada kita

Perwakilan BKKBN Provinsi dengan provinsi cuma kendalanya banyak.

Pertama dinas-dinas itukan punya program masing-masing, belum tentu di dia

punya program yang untuk Kampung KB, tapikan program dimanapun dia

punya namanya untuk desa jugakan jadi memang kita harapkan program-

program yang memang sudah ada itu bisa dimasukkan di Kampung KB. Jadi

yang sudah eksis di Kampung KB itu ya Dinas Kesehatan karena urusan

kesehatan dimana saja, yang kedua Disdukcapil seperti meberikan akta

kelahiran, ktp gratis, beberapa seperti Dinas Pendidikan, BNN itu sudah.

Kalau bicara mengenai kendala ya kendalanya banyak, apalagi kabupaten/kota

belum punya surat keputusan dari bupati/walikota itu sulit melakukan

koordinasi karena tidak mungkin sesama instansi mereka menyuruh, yang bisa

menyuruh ya bupati/walikotanya. Belum semua kabupaten/kota itu

mempunyai surat keputusan untuk menyuruh instansi terkait datang ke

Kampung KB, itu kendalanya bagi kami dan juga teman-teman kepala

kabupaten/kota juga seperti itu. Kalau mereka tidak bisa membuat surat

keputusan bupati/walikota untuk menyuruh instansi terkait datang ke sana

sulit juga. Tapi memang salah satu kendalanya belum semua instansi datang

ke Kampung KB.”

3. Bagaimana pengawasan yang dilakukan BKKBN terhadap pelaksanaan

program Kampung KB Pak?

“Kampung KB ini dibentuk biayanya dari Perwakilan BKKBN Provinsi,

Perwakilan BKKBN Provinsi dibidang monitoring juga ada. Kita punya

monitoring atau evaluasi nanti kita turun ke kabupaten/kota melihat Kampung

KB sudah seperti apasih Kampung KB yang selama ini dibentuk. Kita lihat

secara program ada sebagian yang memang tadi Kepala Dinasnya itu paham,

mengerti kemudian cepat dia membuat surat keputusan ke bupati/walikota,

bupati/walikotanya diberi pengetahuan jelas tentang Kampung KB lalu

membuat surat keputusan untuk menyuruh seluruh instansinya bekerja disini

itu bagus seperti Deli Serdang, Serdang Bedagai, Labuhan Batu, beberapa

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 154: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

kabupaten itu sudah bagus karena koordinasi antara kepala KB kabupaten/kota

dengan bupati. Kalau sudah ada surat keputusan dibuat bupati/walikota, maka

Kepala KB yang di kabupaten/kota bisa berkoordinasi dengan instansi terkait

dengan pegangan surat bapati tadi. Jadi evaluasi kami begitulah yang bisa

berjalan, bagi yang belum berjalan kami menyampaikannya seperti itu harus

ada surat bupati tadi karena kita tidak bisa menyuruh instansi ini menyuruh

instansi yang lain. Secara evaluasi masih banyaklah Kampung KB yang belum

berjalan sesuai dengan yang diharapkan, itu kita akui. Tapi ada beberapa yang

sudah bagus dan disebut sebagai Kampung KB Percontohan. Dulu kita

melihat Kampung KB ini sama, kita selalu berorientasi ke Jawa, karena Jawa

selalu cepat pertumbuhannya, teman-teman di Jawa Tengah, Jawa Timur,

Jawa Barat itu lebih maju Kampung Kbnya. Setiap pertemuan di tingkat

nasional itu selalu yang diunggulkan itu Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa

Barat begitu kita Sumatera ini belum. Stelah adanya Kampung KB di

Surabaya itu yang bagus, Jawa Barat, Jawa Timur sampai juga ke Manado,

Makassar itu ada yang bagus. Karena itu, kita provinsi melakukan studi

banding ke daerah yang bagus tersebut, seperti kami kemarin studi banding ke

Jawa Barat. Pada tahun 2018, di setiap provinsi harus dibentuk Kampung KB

percontohan, supaya difokuskan Kampung KB yang bagus. Untuk Sumatera

Utara, dibentuklah Kampung KB percontohannya itu di Tuntungan, Kampung

KB Mulia Sejati. Disanalah kita bentuk Kampung KB Percontohan karena

mendekati kriteria-kriteria yang ditetapkan oleh pusat. Pada tahun 2019, setiap

kabupaten harus ada satu Kampung KB Percontohan, diharapkan yang

percontohan ini harus lebih bagus dari Kampung KB lain. Makanya 2019

kemarin, ada ciri-ciri atau modul Kampung Kb percontohan itu seperti apa, itu

secara nasional dibuat modulnya. Setelah dibuat modulnya, kita latihlah satu

Kampung KB di kabupaten untuk percontohan dengan kriteria seluruh

Indonesia sama, jadi tidak ada lagi nanti yang disana bagus walaupun disana

bagus tapi kriterianya sama. Diharapkan setiap Kampung KB yang bagus

ngapain kita jauh-jauh ke Jawa kalau kriterianya sama. Itu makanya kami buat

Kampung KB Percontohan provinsi itu di Tuntungan, supaya teman-teman di

kabupaten tidak perlu jauh-jauh untuk melihat percontohan. Kemudian di

kabupaten masing-masing harus ada percontohan juga, jadi kecamatan tidak

perlu jauh-jauh lihat saja yang di kabupaten. Kampung KB Percontohan ini

juga secara monitoring evaluasi belum berjalan sesuai dengan yang

diharapkan pasca pelatihan, karena yang harus berjalan sebenarnya adalah

masyarakat setempat. Kalau masyarakatnya tidak bergerak ya tidak bergerak

juga Kampung Kbnya, tapi tidak bisa hanya masyarakat karena disana juga

ada Kepala Desa, PLKB ada Tokoh Masyarakat semua tokoh-tokoh itu harus

bekerjasama di Kampung Kb. Maka yang pertama kali yang harus

diberitahukan, disosialisasikan adalah masyarakat setempat bahwa kampung

kita ini Kampung KB dan harus sama-sama untuk memberhasilkan karena

yang namanya Kampung KB itu adalah yang terbelakang. Jadi mereka ini

berkesempatan untuk meminta kepada pemerintah untuk mau datang,

contohnya Kepala Desanya membuat surat ke dinas mana kurangnya apa saja.

Tapi ya karena pemahamannya belum sampai, teman-teman PLKB juga

mungkin belum sampai jadi pada akhirnya Kampung KB sebagian berhasil

sebagian belum.”

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 155: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

4. Kampung KB bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di

tingkat kampung melalui program KKBPK serta pembangunan sektor terkait

dalam rangka mewujudkan keluarga kecil berkualitas. Masyarakat awam

menafsirkan ini hanya berkaitan dengan KB, bagaimana menurut Bapak?

“Nah itu dia, kami kalau datang membina ke Kampung KB yang kami

datangi itu Kepala Desa, teman-teman PLKB, dan juga tokoh-tokoh

masyarakat dan kader-kadernya kita sampaikan bahwa disini sudah di bentuk

Kampung KB, Kampung KB ini bukan KB aja tapi yang fokus memang iya

karena disana peserta Kbnya rendah, masih banyak kelahiran memang harus

fokus meningkatkan kesertaan Kbnya. Tapi tidak kalah penting adalah

program-program pembangunan lainnya, masih banyak jalan setapak yang

belum beraspal, itulah kesempatan Kepala Desa sama jajarannya terutama

PLKB dan tokoh-tokoh masyarakat meminta kepada pemerintah agar datang

untuk membangun Kampung Kbnya. Itulah sebenarnya, tapi itu yang masih

belum terimplementasi, sebagian sudah. Kalau Kepala Desanya paham, tokoh-

tokoh masyarakatnya mengerti akan jalan.”

5. Menurut Bapak, bagaimana respon masyarakat terhadap Kampung KB

khususnya di Sumatera Utara?

“Kampung KB inikan merupakan daerah yang terbelakang, namanya

terbelakang masyarakatnya kadang-kadang kalau daerah pertanian mereka

petani saja, kalau daerah pesisir atau pelaut dia taunya melaut saja. Kalau

tentang pengetahuan, kalau dari provinsi menyampaikan ke tingkat kabupaten,

kabupaten menyampaikan ke masing-masing kampung KB. Jadi kalau kita

lihat penyampaian kita kemasyarakat kalau dari atasnya seperti Kepala

desanya, tokoh-tokoh masyarakatnya memahami dan mengerti akan semangat

mereka karena untuk merubah Kampung Kbnya. Tapi kalau kepala desa,

kepala dusunnya, tokoh-tokoh masyarakat kemudian PLKB kita kurang

menggerakkan ya tidak bergerak masyarakatnya. Menggerakkan masyarakat

ini yang susah, apalagi memahamkan sesuatu yang baru kepada masyarakat.

Kita selalu mengumpulkan masyarakat untuk sosialisasi, orang berfikir kalau

kumpul kesana harusnyakan ke ladang, berfikirnya itu pendapatan sementara

kita tidak memberikan apa-apa. Padahal kalau dia mau merubah

lingkungannya itu akan terjadi perubahan juga secara ekonomi. Contohnya

terjadi pelatihan-pelatihan dari Dinas Koperasi membuat keterampilan dan

semacamnya mereka bisa dilatih.”

6. Sejauh ini, bagaimana realisasi tujuan dalam pelaksanaan program Kampung

KB?

“Kalau realisasi tujuan semua pembentukan itu terealisasi, dan tujuannya

sudah jelas untuk meningkatkan kesertaan KB, meningkatkan pendapatan

penduduk, meningkatkan pembangunan fisik di wilayah itu kalau itu belum

bisa dikatakan terealisasi dengan baik. Itu semua tergantung daerah masing-

masing, kalau kepala dinasnya bagus berkoordinasi dengan bupati dan instansi

terkait itu bisa bagus dan itupun tidak bisa semua Kampung KB, jadi yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 156: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

difokuskan Kampung KB Percontohan itu tadi. Kalau melihat kebawah jangan

lihat Kampung KB yang lain dulu, liat Kampung KB percontohan dulu kalau

itu sudah bagus bisa dicontoh Kampung KB yang lain, kalau Kampung KB

percontohannya kurang baik apa yang mau dicontoh. Di Kampung KB itu ada

namanya Pokja Kampung KB, mereka yang memetakan apa-apa yang perlu di

Kampung KB itu, itu yang tidak berjalan pokjanya itu. Masyarakat kita itukan

tadi untuk memahami Kampung KB itupun masih belum walaupun sudah

disosialisasikan Kampung KB itu apa. Namanya merubah sesuatu yang baru

untuk dijadikan program itukan sulit, apalagi masyarakatnya ada yang mau

dan tidak, tapi itulah tantangan. Kampung KB ini jalurnya dimulai dari pokja

tadi harus dari bawah, jadi Kampung KB ini bukan dari atas ke bawah tapi

dari bawah ke atas. Diharapkan orang-orang di Kampung KB ini mengerti

apasih yang dibutuhkan di Kampung KB itu, jadi pokja itu ditekankan dulu

apa yang mau kalian minta, apa yang menjadi masalah di kampung kalian.

Kalau ada masalah jalan silahkan sampaikan ke tingkat II supaya bisa

berkoordinasi dengan PU, itu teori tapi secara pelaksanaan ya itulah namanya

instansi pemerintah. Secara teori bagus memang, Kampung KB itu merupakan

daerah tertinggal baik dari pencapaian Kbnya, pembangunan

fisiknya,kemiskinannya tinggi, kumuh.”

7. Menurut Bapak, apa yang harus dibenahi program ini agar dapat berjalan

sesuai dengan yang diharapkan?

“Memang yang perlu kita benahi satu yaitu semua itu dibawah, ini

program, kalau pimpinan itu tidak memahami dan tidak peduli, ya tidak jalan.

Siapa pemerintah itu, salah satunya adalah stakeholder yang diatas pertama

kali, semua di tingkat kabupaten/kota itu kalau bupati/walikotanya tidak punya

untuk merubah itu ya tidak bisa karena banyak program-program lain. Jadi

kalau tidak diperhatikan juga ya tidak jalan. Pertama kali memang Kepala

dinas harus memahami, karena dia pasti sudah berkoordinasi dengan provinsi

sudah tau tentang Kampung KB itu. Jadi kepala dinas harus memahamkan

bupati/walikotanya, inilah kuncinya kepala dinas harus memahamkan bahwa

Kampung KB itu adalah salah satu kegiatan yang merupakan perintah dari

presiden tentang nawacita yang harus ditindaklanjuti, dijalankan dan harus

dimajukan. Supaya instansi mau bergerak maka mereka meminta kepada

bupati/walikotanya untuk membuat surat keputusan. Berbicara mengenai apa

yang harus dibenahi, kalau baguspun pokjanya tapi kalau ininya tidak. Jadi

yang dijadikan perbandingan koordinasi antara SKPD KB dengan

bupati/walikota, bupati mengeluarkan surat kepada instansi.”

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 157: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

Transkrip Wawancara

Informan 3

Tanggal Wawancara : 27 Oktober 2020

Tempat/Waktu : Kantor Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Utara

Identitas Informan 3

1. Nama : Satria Sumarlan S.AB

2. Jenis Kelamin : Laki-laki

3. Umur : 24 tahun

4. Pendidikan Terakhir : S1

5. Pangkat (Gol/Ruang) : Penata Muda/III-A

6. Jabatan : Staff Hubungan Antar Lembaga dan Bina Lini

Lapangan

7. Instansi : Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Utara

Hasil Wawancara

1. Bagaimana kaitan antara program Kampung KB dengan program KKBPK?

“KKBPK itu namanya sekarang diganti menjadi Bangga Kencana, jadi

BKKBN ini tujuan utamanya program Bangga Kencana itu. Cara mencapai

program Bangga Kencana itu ada beberapa program unggulan namanya, salah

satunya itu Kampung KB dan Kampung KB itu termasuk Program Prioritas

Nasional (Pro PN) dan itu langsung dari Presiden yang intruksikan

bahwasanya BKKBN buatlah Kampung KB. Jadi ada beberapa program di

BKKBN seperti GenRe, Rumah Dataku, UPPKS dan salah satunya Kampung

KB dan semuanya itu tujuannya untuk Bangga Kencana.”

2. Dalam Kampung KB ada 4 ruang lingkup dan kemudian Rumah Dataku,

UPPKS semuanya itu dilaksanakan di Kampung KB termasuk KB, kenapa

harus ada Kampung KB karena sebelum adanya Kampung KB, kegiatan-

kegiatan itu juga tetap dilaksanakan?

“Kampung KB itu ada dua cakupan, ada di desa dan ada di kelurahan. Jadi

di lintas bawah itu ada banyak program juga, disitu bermain Kementerian

Desa punya namanya kampung apa gitu saya lupa, terus kementerian apa gitu

punya juga semacam Kampung KB. Jadi Kampung Kb tujuan utamanya itu

membangun kampung itu, kan ada kerjasama contoh dengan Disdukcapil itu

untuk buat KK, jadi tujuan utamanya untuk membangun kampung itu. Dulu

kan namanya Kampung Keluarga Berencana, sekarang namanya Kampung

Keluarga Berkualitas. Karena orang beranggapan Kampung KB itu orang

yang dalam kampung itu pakai KB semua, padahal tidak. Di dalam kampung

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 158: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

itu tujuannya bukan untuk pakai KB tapi tujuannya untuk membangun

kampung itu. Ada 3 syarat untuk menjadikan Kampung KB, pertama itu

wilayah yang tertinggal, kedua daerah pinggran, yang ketiga masih minimnya

orang yang ber-KB. Pertama itu daerah tertinggal kita lihat dulu, jadi

Kampung KB bukan kampung yang bagus, tapi kampung yang hancur.

Caranya untuk bangun kampung itukan bentuknya yaudah inilah kami pacak

Kampung KB, jadi didalam situ yang berkuasa itu BKKBN. Bagaimana

caranya membangun kampung itu, tidak mungkin hanya di diamkan saja.

Barulah masuk program-program lain, disitulah digodok sama-sama. Jadi

Kampung KB yang punya dulu itu ADPIN sekarang Dalduk yang punya.

Ibaratnya gini Dalduk ngasih ini aku punya Kampung KB, nah kalian

godoklah gimana caranya Kampung KB ini bagus. Masuklah bidang lain

KSPK, digodoklah anak-anak mudanya, disitulah nanti dibuat UPPKS.”

3. Sebelum adanya Kampung KB kegiatan seperti UPPKS, Tribina itu sudah

berjalan juga

“Ada, cuma dia tidak menyeluruh. Kalau di kampung inikan lebih enak

dan sudah di peta-petakan. Jadi kalau dalam satu kampung ada namanya PKB,

jadi orang lapangan itu tinggal enak, Kampung KB disini punya peta jumlah

penduduknya sekian, jadi kita tau siapa yang ber-KB. Jadi sebelum adanya

Kampung KB mainnya masih per wilayah contoh wilayah Medan, Medan

Selayang, Medan di daerah Padang Bulan, jadi masih per wilayah tapi kalau

ada Kampung KB cakupannya lebih kecil. Jadi kalau cakupannya lebih kecil,

lebh enak dia karena lebih merata pembangunannya. Beda sama per wilayah

daerah seperti Medan Selayang, Medan Sunggal, itukan per kecamatan itu

lebih besar wilayahnya, tapi kalau main per kelurahan atau per desa itukan

lebih enak, jadi lebih singkat.”

4. Itukan program dari pusat, bagaimana hubungannya dengan otonomi daerah.

Dan daerah pasti punya program sendiri, apakah mereka mau menjalankan

program ini?

“Sebelum tahun 2014 BKKBN itu ada perwakilannya itu BKKBN

Sumatera Utara, BKKBN Kota Medan jadi namanya masih BKKBN. Jadi

setelah otonomi daerah, dinas punya kuasa jadi kami tidak adalagi di

Kabupaten/Kota tetapi dibentuklah namanya Dinas KB (DPPKB) atau

OPDKB. Jadi ada beberapa pegawai BKKBN yang dulu dipusat dipindahkan

kesana. Jadi beberapa pegawai pusat itu di tarik ke Pemda itulah diwakilkan,

jadi kami walaupun kami pusat, kami bisa punya wewenang melalui otonomi

daerah itu untuk memerintah ke DPPKB se-Sumatera Utara atau DPPKB se-

Indonesia karena itu DPPKB ada karena ada BKKBN gitulah bahasanya.

Hubungannya dengan pemerintah daerah sesuai dengan otonomi daerah

adalah Presiden mengintruksikan kepada Pemerintah Daerah untuk mengikuti

program pusat jadi kerjasama. Maka muncullah kalau kami butuh apa-apa

kami tinggal minta OPDKB untuk menyelesaikannya. Ibaratnya yang punya

konsep (tor) itu BKKBN, yang mengerjakan itu Dinas KB di Kabupaten Kota.

Jadi kami BKKBN itu dibawah naungan Kepala BKKBN Pusat tetapi Dinas

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 159: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

KB Sumatera Utara itu dibawah pemerintah daerah yaitu Gubernur. Uangnya

itukan ada di BKKBN, uangnya dialirkan dari BOKB dan DAK di

Kabupaten/kota. Tugas Dinas Provinsi itu cuma mengawasi, kalau kami butuh

apa-apa ya mereka mengawasi. Kalau buat kebijakan juga ada juga misalnya

berdasarkan instruksi gubernur ya silahkan selama dia tidak bentrok ke

BKKBN tidak masalah. Ya makanya sejalan pasti, Kampung KB kan

gaweannya pusat dan daerah. Yang mencanangkan itu BKKBN dan yang

mengolah itu pasti dinas/daerah melalui PKBnya, PKB kan dibawah naungan

kami tapi dipekerjakan untuk Dinas. Itulah singkronnya kenapa Kampung KB

itu ada di dua segmen yaitu ada di pusat sama di daerah.”

5. Bagaimana anggaran Kampung KB ini Bang?

“Kalau di Kampung KB ada beberapa anggaran yang memang, jadi ada

dua anggaran ya. Dinas Kabupaten/Kota itukan nanti rapat penentuan

anggaran itu bersama Bupati/Walikota masing-masing, jadi Dinas KB itu nanti

pasti masukkan Kampung KB untuk anggarannya sekian, itu anggaran dari

orang itu. Nah BKKBN juga punya anggaran itu biasanya ada pembinaan

Kampung KB dan kalau teknis-teknisnya ada namanya Dana Alokasi Khusus

(DAK) dan Bantuan Operasional KB (BOKB). Jadi dana DAK dan BOKB ini

diberikan khusus untuk Dinas Kabupaten/Kota dari BKKBN termasuk disitu

dibiayai kereta dinaslah, termasuk disitu ada namanya untuk pengelolaan

Kampung KB itulah dikasi dari BKBBN, itulah untuk mengolah. Nanti untuk

pembinaannnya itu biaya kami, kami nanti turun untuk melakukan pembinaan-

pembinaan dari BKKBN, tapi kalau untuk Rumah Dataku, Balai Penyuluhan

itukan ada dari dana APBN ada APBD ada.”

6. Apa perbedaan Kampung KB di Desa dengan Kelurahan?

“Kalau di desa biasanya itu kabupaten, kabupaten itu namanya desa tapi

kalau kota itu kelurahan. Perbedaan Kampung KB Desa dan Kelurahan ya

masing-masing punya kelebihan dan kekurangan. Tapi gini desa itu

cakupannya lebih luas karena penduduk desa lebih banyak, beda dengan

kelurahan, kelurahan lebih kecil cakupannya. Di desa ini orang-orangnya rata-

rata menengah kebawah karena daerahnya terpencil-terpencil kabupaten-

kabupaten. Bedanya di kelurahan in lebih maju penduduknya karena contoh

Kota Binjai, Kota Medan, Kota Tebing, Pematang Siantar kan lebih maju

penduduknya dan dari segi ekonomi pasti agak menengah keatas, beda sama

di Kabupaten/Kota. Jangkauannya juga lebih gampang gitu dari akses,

kelurahan biasanya aksesnya lebih mudah jadi untuk menggarap akseptor

misalnya mau berKB itu lebih mudah beda sama di desa makanya lebih ribet.”

7. Justru karena di kelurahan lebih maju dibanding desa apakah mereka mau

melaksanakan program-program seperti ini? Karena akses mereka juga bagus,

mereka bisa langsung ke puskemas contohnya.

“Jadi walaupun aksesnya lebih mudah tapikan gak semua orang-orang

yang di kelurahan itu punya pemahaman yang kedepan atau maju. Itupun kan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 160: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

kita milihnya di kelurahan bukan kelurahan yang didalamnya benar-benar gak

perlu bantuan lagi. Jadi di seleksi, seperti abang bilang kan ada 3 syarat;

daerah tertinggal, minim Kbnya dan derah pinggiran, ya kelurahan-kelurahan

itu yang dipilih, kalo dia tidak sesuai syarat ya tidak usah dijadikan Kampung

KB. Kalau dibilang Kampung KB walaupun aksesnya lebih mudah tetapi

orang-orangnya itu pemahamannya mungkin dari segi pendidikan banyak

yang putus sekolah didalamnya makanya perlu digarap.”

8. Dinas-dinas yang bekerjasama untuk memajukan Kampung KB, sebenarnya

memang sudah tugas mereka untuk membangun sebuah kampung apabila ada

yang kurang baik, memang sudah semestinya mereka istilahnya menjemput

bola, jadi bagaimana juga terkait dananya?

“Kalau misalnya dinas-dinas, contoh Disdukcapil memang program

mereka buat-buat KTP, KK tapi masalahnya tugas BKKBN dimana. Rata-rata

masyarakat masih banyak yang malas untuk mengurus contohnya orang itu

pindah tapi mereka malas untuk mengurus Ktpnya atau masih banyak yang

gak punya akta kelahiran. Jadi BKKBN tugasnya ngapai, kan BKKBN punya

petugas lapangan jadi mereka menyeleksi di dalam Kampung KB siapa saja

yang belum punya akta kelahiran, siapa aja yang belum punya KTP. Lalu

mereka menyurati dari kelurahan untuk Disdukcapil supaya sosialisasi atau

nanti orang itu mengantarkan masyarakatnya langsung ke Disdukcapil untuk

dibantu. Jadi BKKBN ini mengadvokasi dinas-dinas terkait atau mitra-mitra

kerja untuk ikut membantu di dalam Kampung KB atau mengadvokasi

masyarakat untuk ikut partisipasi dalam Kampung KB. Misalnya daerah yang

masih rawan narkoba, BKKBN melalui penyuluh-penyuluh KB dan kader-

kadernya ditengok mereka dan dipetakanlah bahwa disini masih rawan untuk

narkoba. Nanti PKB-PKB itu menyurati BNN supaya mereka sosialisasi

bahaya narkoba misalnya terus nanti BKKBN datang melalui surat-surat tadi

di advokasi PKB tapi nanti yang menyurati itu Lurah atau Camatnya yang

mengeluarkan surat. Begitu juga dengan dinas-dinas lain, makanya Kampung

KB yang masyarakatnya belum punya apa-apa nanti bisa punya ladang, bisa

punya tambak, nanti yang awalnya jalannya tidak bagus jadi bisa bagus

dihubungi nanti PUPR untuk bangun jalan disitu. Makanya yang buat

sadarnya masyarakat yang gerakkan itu PKB dan kader-kader yang ada di

BKKBN yang gerakkan itu semua.”

9. Kampung KB berkaitan dengan seluruh dinas-dinas, bagaimana anggaran

dinas-dinas terkait dengan Kampung KB?

“Kalau anggaran khusus Kampung KB itu biasanya dinas yang lain itu

tidak ada. Berbicara mengenai dinas pasti mereka mempunyai anggaran

khusus tapi tidak spesifik khusus untuk Kampung KB tapi bisa jadi itu bisa

digunakan untuk Kampung KB. Mungkin ada namanya dana untuk bantuan

sosial dan sebagainya bahasa di anggaran itu tapi itu bisa dialokasikan ke

Kampung KB. Selain itu juga di anggaran Kampung KB ada namanya Dana

Desa, PKB dan kader-kader nanti bakal mengadvokasi Lurah dan Camat

disitulah dibantu kalau bisa Dana Desa itu sebagian besar dialokasikan untuk

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 161: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

Kampung KB, untuk bangun jalan, untuk perbaiki lampu jalan, buat usaha,

dan sebagainya. Itu diadvokasi oleh PKB melalui Musrenbangdes, jadi itulah

tugas-tugasnya. Goal atau tidaknya Dana Desa itu tergantung PKB itu,

kelihaian PKB itu nanti diuji.”

10. Adakah petentangan program Kampung KB ini di daerah?

“Tidak ada sih kalau di daerah pertentangan-pertentangannya tidak ada,

semua-semuanya setuju. Di Kampung KB ada namanya Kampung KB

Percontohan, jadi walaupun sudah dicanangkan tetapi yang diutamakan untuk

digarap itu Kampung KB Percontohan dulu. Jadi sebenarnya tidak semua

digarap secara intens, yang diutamakan tetap yang percontohan dulu masing-

masing 1 di kabupaten/kota, nanti kalau sudah jadi kampung-kampung kb lain

tinggal ikut. Jadi dijalankan sesuai dengan Kampung KB Percontohan masing-

masing.”

11. Terkait dengan Surat Edaran Bupati/ Walikota di tiap Kabupaten/kota tentang

Intervensi OPD, bagaimana Bupati/Walikota bisa membuat surat untuk

Kampung KB ini?

“Kalau berbicara surat itu, karena ada Peraturan Gubernurnya. BKKBN

melakukan Advokasi KIE tujuannya itu untuk mempengaruhi kebijakan

pemangku kepentingan. Jadi kebijakan-kebjakan itu kita harapkan bisa sesuai

dengan program kita. Misalnya BKKBN mengadvokasi Gubernur, udah dapat

Gubernur keluarlah Peraturan Gubernur, lalu nanti Gubernur akan buat rapat

itulah nanti kerjasama dengan DPPKB Sumatera Utara, advokasi kalau sudah

ada dari Gubernur pasti Walikota bakal ikut. Sama seperti orang BKKBN

Pusat mengadvokasi DPR dan Pak Jokowi (Presiden), kalau misalnya DPR

mengacc, Presiden juga jadi BKKBN tinggal gampang. Yang di Provinsi

tinggal jumpai yang Gubernur untuk mengadvokasi bahwasanya program kita

ini penting, program ini punya dampak sosial yang bisa membangun daerah

masing-masing kalau program ini jalan, mengentaskan kemiskinan,

pengangguran dan sebagainya. Rupanya Gubernur tertarik, dan mengacc

keluarlah Pergub. Ketika surat gubernur keluar, kita tinggal mengadvokasi

OPDKB yang ada di Kabupaten/Kota untuk masing-masing mempengaruhi

kebijakan Bupati/Walikota. Kalau itu sudah gampang, kita punya landasan,

punya Pergub jadi dinas tinggal menunjukkan aja surat itu, Bupati/Walikota

tinggal buat peraturan jalan semuanya.”

12. Bagaimana sosialisasi Kampung KB ini kemasyarakat, karena masih banyak

masyarakat yang belum paham apa itu Kampung KB?

“Jadi kalau untuk sosialisasi kita serahkan ke PKB atau petugas-petugas

lapangan itulah. Jadi kita nanti melakukan pembinaan persemester biasanya 2

segmen itu OPDKB sama PKB, jadi kita monitoring baru kita evaluasi

bagaimana perkembangan program di Kampung KB. Jadi itu nanti digilir,

biasanya Kampung KB Percontohan dulu diutamakan. Ketika dilakukan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 162: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

monev dan tidak ada perkembangan baru nanti kita kasih punishment ke PKB

kalau pertemuan gitu biasanya ada Lurah ada Camat.”

13. Terkait dengan website Kampung KB itu, apakah sudah ada jaminan

kebenaran dari si pengisi konten?

“Biasanya kan ada fotonya, kalau berbicara webiste Kampung KB pertama

orang-orangnya yang mengolah itu kalau tidak lupa menginput atau dia ini

tidak tau caranya menginput atau juga tidak kreatif. Pelaporan mereka belum

bagus makanya belum bisa jadi Kampung KB terbaik. Kalau kebenarannya itu

pasti benar, tapi tidak kreatif misal acara ini dihadiri oleh siapa dan totalnya

berapa. Yang mengisi konten itu PKB biasa udah ibu-ibu (sudah tua) jadi

tidak mengerti dia yang begitu, akhirnya diisi dengan seadanya saja. Ini ada

kegiatan ini, foto terus masukkan yasudah selesai.”

14. Manfaat dari Kampung KB ini masih belum dirasakan oleh masyarakat,

bagaimana menurut Abang terkait hal ini?

“Kalau berbicara manfaat pasti ada manfaatnya, cuma tidak signifikan

seperti Kampung KB Percontohan. Kalau di Kampung KB Percontohan itu

pasti kampungnya sudah warna-warni jadi nampak dia percontohan. Tidak

semua pemahaman, ada daerah-daerah yang lebih sulit masyarakatnya masih

susah. Sama seperti bagi BLT, siapa yang menjamin BLT ini dapat semua.

Ibaratnya ngapain ada program itu kalau tidak dapat semua, tidak ada gunanya

kan. Sama dengan ini, memang ada beberapa yang agak minim tapi itulah

gunanya pembinaan, di evaluasi terus-terusan. Kampung KB inikan tujuannya

jangka panjang bukan jangka pendek. Kita lihat nanti hasil kedepannya bukan

sekarang.”

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 163: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

Transkrip Wawancara

Informan 4

Tanggal Wawancara : 10 September 2020

Tempat/Waktu : Kantor Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Utara

Identitas Informan 4

1. Nama : Olifa Jelita Asmara, S.Psi, M.Psi

2. Jenis Kelamin : Perempuan

3. Umur : 34 tahun

4. Pendidikan Terakhir : S2

5. Pangkat (Gol/Ruang) : Penata Muda TK I/III-B

6. Jabatan : Analis Balita Anak dan Keluarga Lansia dan

Rentan

7. Instansi : Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Utara

Hasil Wawancara

1. Bagaimana pelaksanaan kegiatan-kegiatan ketahanan keluarga itu berjalan

Bu?

“Perjalanan kegiatan itukan berjenjang, jadi yang pertama itu level di

tingkat nasional, itulah BKKBN Pusat mereka membuat prototipe jadi dia

bagaimana mendesain misalnya bina keluarga lansia itu tujuannya apa,

materinya apa, modulnya apa, terus indikator keberhasilannya apa, itu dari

BKKBN pusat. BKKBN pusat itu punya perwakilan, perwakilannya itu kami

yang disini dan perwakilan BKKBN itu punya PLKB. PLKB itu pegawai

BKKBN tingkat nasional atau tingkat pusat yang ditempatkan di kabupaten

dan kota. Lalu dibawah layernya perwakilan ini ada DPPKB tingkat provinsi

yang merupakan mitra kami, jadi mereka melanjutkan program, sebenarnya

tidak mendesain lagi program tapi kalau memodifikasi silahkan saja,

pokoknya itu sudah ada yang kami buat dari KKBPK. Jadi mereka tinggal

meneruskan, melanjutkan, mengimplementasikan ke tingkat kabupaten/kota.

Kabupaten/kota inikan langsung ke kecamatan dan desa-desa, mereka

langsung yang menyentuh ke masyarakat dibantu oleh PLKB. PLKB inilah

yang bertugas untuk eksekusi di lapangan, DPPKB itu sebenarnya hanya

memantau dan menyediakan anggarannya dan menyediakan sarana-sarana

yang dibutuhkan bahkan dari BKKBN sendiri dari tingkat pusat sudah

memberikan Dana Alokasi Khusus atau Bantuan Operasional KB, itu

anggarannya APBN tapi dibuat di kabupaten/kota. Jadi kabupaten/kota itu

tinggal mencairkan saja uang yang sebenarnya sudah dibuat di anggaran

mereka, ditambah kalau mereka bagus lobinya mereka bisa menggolkan

anggaran dari APBD. Ada APBN, ada APBD itulah seharusnya untuk

membina masyarakat untuk KKBPK dibantu dengan PLKB tadi. DPPKB

Provinsi sebenarnya tinggal mengontrol, itu mitra kami, kami yang membuat

kebijakannya atau programnya, jadi kami di tingkat provinsi ini tidak

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 164: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

langsung menyentuh ke masyarakat, yang menyentuh itu adalah PLKB

perpanjangan tangan dari BKKBN. Jadi kami hanya membuat prototipe

kebijakannya, prototipe programnya seperti apa lalu kami memantau/

memonitoring/ mengevaluasi keberhasilan program. Itulah nanti yang di

feedback di awal tahun, di tengah tahun dan di akhir tahun bagaimana kinerja

dari si tingkat II (kabupaten/kota). Lalu untuk programnya sendiri, ada 6 untuk

pembangunan keluarga yaitu tribina, PIK-R, UPPKS dan PPKS. Untuk

ketahanan keluarga sendiri melalui tribina yaitu BKB, BKR dan BKL.

Tribina, PIK-R dan UPPKS itu adanya langsung di kelompok, tapi kalau

PPKS (Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera) itu dia seperti balai

penyuluhannya, orang datang kesitu untuk konseling mengenai program

ketahanan keluarga. Kalau di Sumatera Utara masih banyak yang tidak hidup

karena kita kekurangan kompetensi untuk orang konselor bisa bekerja disitu

karena juga tidak ada anggaran gajinya. Kalau tribina itu semuanya adalah

penyuluhan dan edukasi sifatnya, itu rutinitas setiap bulan ada.”

2. Menurut Ibu, apakah dengan kegiatan-kegiatan tersebut sudah tercapai

maksud dari ketahanan keluarga itu sendiri?

“Kegiatan-kegiatan itu dirancang untuk mencapai ketahanan keluarga di

daerah Kampung KB, tapi apabila kegiatan-kegiatan tersebut tidak dapat

dilaksanakan dengan baik ya tentu ketahanan tersebut tidak bisa dicapai. Jadi,

ketercapaian maksud atau ketercapaian ketahanan keluarga itu sendiri sangat

tergantung dari bagaimana kepengelolaan kelompok kegiatan itu sendiri.

apabila pengelola betul-betul melakukan pertemuan rutin lalu disampaikan

oleh kader dan petugas lapangan yang kompeten lalu juga ada pembinaan

secara berkala misalnya dengan humfisip dan memantau indikator

keberhasilan dari ketahanan keluarga itu sendiri tentu bisa berhasil, tetapi jika

kelompok itu hanya di atas kertas dan pelaksanaannya hanya sekedar kumpul-

kumpul biasa tidak ada edukasi disitu tentu maksud dari ketahanan keluarga

itu sendiri tidak tercapai.”

3. Secara umum di Sumatera Utara, sudah sejauh mana kegiatan-kegiatan

tersebut dapat meningkatkan ketahanan keluarga Bu?

“Masalahnya adalah indikator dari ketahanan keluarga itu sendiri belum

terlalu saklek, yang terakhir ada namanya Indeks Pembangunan Keluarga

(IPK), tetapi itu baru dilaunching di tahun 2019 dan belum dilaksanakan

pengukuran khususnya di Sumatera Utara, hanya beberapa sampel saja jadi

belum bisa dijadikan patokan. Apa yang diukur oleh BKKBN selama ini lebih

kepada kuantitas pelaksanaannya jadi seperti jumlah kelompoknya, jumlah

pelaksanaannya tetapi outputnya dari kelompok itu sendiri belum diukur. Jadi

belum bisa dikatakan apakah kegiatan tersebut sudah dapat meningkatkan

ketahanan keluarga, jadi masih bersifat upaya tetapi outcomenya itu belum

bisa diukur secara empiris.”

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 165: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

4. Dilihat dari hasil pantauan BKKBN selama ini, bagaimana partisipasi

masyarakat khususnya di Sumatera Utara dalam melaksanakan kegiatan

tersebut Bu?

“Untuk Bina Keluarga Balita itu masyarakat 30% mengikuti, tetapi kita

tidak mau tutup mata bahwa data yang disampaikan oleh petugas lapangan KB

kita juga belum bisa mengukur validitasnya. Kalau untuk hasil pantauan saya

selama monitoring dan evaluasi terjun ke lapangan, kelompok Bina Keluarga

Balita atau kelompok-kelompok ini lebih populer di daerah-daerah pedesaan

dibanding daerah perkotaan.”

5. Apa saja kendala/hambatan dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut Bu?

“Pertama masalahnya adalah kompetensi sumber daya manusia itu sendiri.

Kalau kita bilang anggaran, sebenarnya dari APBN juga sudah ada

mengalokasikan Dana Alokasi Khusus ataupun Bantuan Operasional Keluarga

Berencana (BOKB) yang sudah ditempelkan di masing-masing

kabupaten/kota. Jadi sebenarnya sudah ada cukup dukungan dana untuk

melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut walaupun mungkin tidak

menjangkau seluruh populasi tetapi beberapa persennya harusnya sudah

terjangkau. Sudah ada dukungan anggaran tetapi tidak bisa dilaksanakan oleh

sdm yang kompeten misalnya PLKB atau kader yang kompeten untuk

menyampaikan edukasi tentunya menjadi suatu kendala. Masalahnya untuk

menguasai materi-materi ketahanan keluarga itu juga tidak mudah, misalnya

untuk menjadi orang tua hebat di Bina Keluarga Balita itu saja ada 13 materi.

13 materi ini rata-rata berkaitan dengan ilmu psikologi ataupun ilmu

kesehatan, belum tentu semua PLKB ataupun kader yang pendidikannya

hanya sebatas SMP atau SMA bisa menguasai materi-materi tersebut dan juga

ada bagaimana teknik-teknik persuasi atau teknik-teknik komunikasi,

bagaimana kita mengedukasi orang lain itu juga perlu teknik-teknik tersendiri,

itu menjadi suatu kendala yang cukup besar bagaimana materi itu disampaikan

kepada masyarakat. Beda dengan posyandu, kalau posyandu sudah jelas

intinya kegiatannya sudah rutin contohnya vaksin, makanan tambahan ataupun

sekedar mengedukasi ibu hamil dan ibu yang memiliki balita dari segi

kesehatan. Kalau untuk BKKBN sendiri materinya cukup luas, mencakup

mengenai pengasuhan dan itu sangat luas, itu menjadi suatu kendala tersendiri.

Belum lagi PLKB atau kader itu membina satu kelompok BKB, tetapi juga

harus menguasai masalah mengenai remaja, lansia dan juga masalah ekonomi

keluarga, itulah menjadi kendala yang cukup besar.”

6. Dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut, siapa saja Bu yang terlibat?

Apakah melibatkan dinas-dinas juga?

“Kalau di Kampung KB kan memang diarahkan untuk koordinasi lintas

instansi, tetapi tidak bisa kita pungkiri bahwa masing-masing instansi ini juga

punya program, punya output dan punya anggaran sendiri. Jadi dalam

pelaksanaan dilapangan memang ada koordinasi seperti misalnya Bina

Keluarga Balita itu dengan posyandu, tetapi tidak langsung ke dinas terkait.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 166: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

Kita tetap koordinasi masalah data ataupun ketika ada momentum-momentum

tertentu misalnya Hari Keluarga Nasional atau TNI Kbkes, PKK Kbkes itu

pasti ada sinergi kemitraan. Kalau dalam pelaksanaan sehari-harinya ya tidak

juga tetap yang utama itu adalah dari petugas lapangan itu sendiri.”

7. Jika bekerjasama dengan dinas lainnya, bagaimana proses kerjasamanya Bu?

“Kalau proses kerjasama ini sudah menahun ya, karena sudah dari dulu-

dulu misalnya dengan Dinas Kesehatan sudah pasti otomatis aja karena sudah

ada yang kenal satu smaa lain juga. Tapi kalau misalnya yang baru seperti

universitas-universitas ada Universitas Sari Mutiara, Universitas Sumatera

Utara itu dibuat dulu MoUnya baru kita bekerjasama.”

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 167: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

Transkrip Wawancara

Informan 5

Tanggal Wawancara : 20 Juli 2020

Tempat/Waktu : Kantor Kelurahan Padang Bulan

Identitas Informan 5

1. Nama : Sandy Charolin Panjaitan

2. Jenis Kelamin : Perempuan

3. Umur : 33 tahun

4. Pendidikan Terakhir : D-III Kebidanan

5. Pangkat (Gol/Ruang) : Pengatur TK II/II-D

6. Jabatan : Penyuluh KB

7. Instansi : Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga

Berencana Kota Medan

Hasil Wawancara:

1. Bagaimana status kepegawaian Ibu, apakah Ibu merupakan PNS dan sudah

berapa lama Ibu menjadi PKB?

“Iya, saya PNS dan menjadi PKB sudah kira-kira 4 tahun.”

2. Siapa yang membuat struktur pokja Kampung KB Kelurahan Padang Bulan

dan adakah legalitas yang jelas dalam pembuatan struktur organisasi tersebut?

“Saya lalu diputuskan oleh Lurah melalui surat keputusan.”

3. Menurut Ibu, bagaimana struktur organisasi Kampung KB Kelurahan Padang

Bulan? Siapa-siapa saja yang mengisi struktur organisasi tersebut?

“Orang-orang yang mengisi struktur itu ya dari lingkungan itu jugalah,

warga disitu juga.”

4. Apakah orang-orang tersebut sudah mempunyai kemampuan sehingga

menempati struktur organisasi Kampung KB Kelurahan Padang Bulan?

“Kalau dibilang memiliki kemampuan, tidaklah. Karena kita kan

membina, membina mereka yang merupakan warga daerah tersebut, jadi

bukan karena memiliki kemampuan.”

5. Kalau dalam kegiatan tribina itu seksi mana yang melaksanakannya Bu?

“Tribina itu dilakukan oleh seksi reproduksi, tapi sebenarnya semua seksi

terlibat kalau ada kegiatan jadi sama saja semuanya. Kegiatan-kegiatan itupun

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 168: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

sebenarnya ada yang namanya kelompok kegiatan (poktan) tapi kita belum

ada, masih dalam upaya pembentukan.”

6. Menurut Ibu, ada tidak sarana dan prasarana yang kurang dalam menjalankan

Kampung KB?

“Sarana yang kurang banyaklah. Kalo dari tribinaseperti

simulasinya,lokasinya, banyaklah yang kurang. Harusnya kalau penyuluhan

itu ada tempat khusus, tapi kalau di Medan ini tidak memungkinkan

sedangkan rumah warga pun belum tentu ada boro-boro mau buat tempat

penyuluhan. Makanya rumah data aja pun di rumah warga.”

7. Apakah pelaksanaan Kampung KB Kelurahan Padang Bulan sudah sesuai

dengan peraturan yang ada?

“Sudah, sejauh ini semuanya sudah sesuai dengan peraturan yang dibuat

BKKBN. Apa yang dibilang dari atas itulah.”

8. Lalu bagaimana penjadwalan kegiatan Kampung KB Kelurahan Padang

Bulan, apakah sudah terjadwal dengan baik?

“Selama ini sudah terjadwal dengan baik semuanya setiap bulan buat

rencana kerja yang dikerjakan untuk sebulan itu. Tetapi karena masa pandemi,

tidak boleh lagi membuat pembinaan atau penyuluhan maka saat ini masih

ditiadakan. Selama ini bekerja dengan baik la semua rencana kerjanya.”

9. Apa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan Kampung

KB di Kelurahan Padang Bulan?

“Kalau buat pembinaan misalnya masyarakatnya kurang partisipatif, untuk

mengumpulkan mereka juga perlu dana mereka juga sibuk bekerja.”

10. Lalu bagaimana biasanya mengundang masyarakat untuk dapat melakukan

kegiatan seperti pembinaan tersebut?

“Ya kita mengundang mereka melalui surat undangan per lingkungan.”

11. UPPKS di Kampung KB belum ada, kenapa tidak ada Bu? Dan apakah ada

rencana untuk membentuk UPPKS?

“Memang kita sudah ada rencana membuat UPPKS, tapi karena sekarang

covid jadi belum bisa melakukan kegiatan-kegiatan apapun. Masih perlahan

kita membangun Kampung KB ini, jadi kalau ditanya kenapa belum ada

UPPKS ya karena masyarakatnya masih belum siap.”

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 169: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

Transkrip Wawancara

Informan 6

Tanggal Wawancara : 1 September 2020

Tempat/Waktu : Kantor Kelurahan Padang Bulan

Identitas Informan 6

1. Nama : Zulfahmi Tarigan, SIP, MSP

2. Jenis Kelamin : Laki-laki

3. Umur : 42 tahun

4. Pendidikan Terakhir : S2

5. Pangkat (Gol/Ruang) : Penata (III-C)

6. Jabatan : Lurah

7. Instansi : Kelurahan Padang Bulan

Hasil Wawancara

1. Terkait struktur Kampung KB di Kelurahan Padang Bulan, apakah Bapak

yang membuat struktur tersebut?

“Strukturnya ini memang formatnya dari Dinas Pengendalian Penduduk

dan Keluarga Berencana, penasehatnya Lurah kemudian ketuanya Kepala

Lingkungan setempat. Jadi memang sudah dari sana, bukan kita yang

menentukan. Jadi Kampung KB ini termasuk program dari atas nya ini, jadi

kita hanya sebagai pelaksana aja. Ketentuan-ketentuannya sudah mereka

semua.”

2. Ini merupakan program dari atas, bagaimana program ini bisa sampai

kebawah apalagi program ini melibatkan masyarakat?

“Secara konsep dari atas, cuma ketika ini di implementasikan ke

masyarakat. Tujuan dari Kampung KB ini kan dalam upaya untuk

meningkatkan perekonomian masyarakat. Ditetapkannya suatu wilayah

sebagai Kampung KB mengingat bahwa lokasi tersebut masih tertinggal

dibanding lokasi-lokasi lain. Ketertinggalan itukan bisa dari segi sosial,

ekonomi maupun dari segi infrastruktur. Jadi dalam pelaksanaannya,

Kampung KB itu memang mengajak masyarakat berpartisipasi tentang

bagaimana masyarakat itu sendiri bisa untuk meningkatkan ekonominya.

Misalnya masyarakat itu mau apa dan bisa apa contohlah dalam bidang

ekonomi, kami mau berbudidaya sayuran dirumah itu umpamanya, itu di

bidang pertanian. Kita di struktur ini menyurati instansi SKPD yang terkait di

bidang itu, makanya Kampung KB ini lintas OPD dia, semua ada disitu.

Untuk itu kita dari kepengurusan Kampung KB itu menyuratilah ke Dinas

Pertanian dan Kelautan dan kebetulan di Camat ada perwakilan mereka

namanya PPL (Petugas Penyuluh Lapangan Petanian). Jadi sifatnya kita ini

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 170: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

hanya sebagai koordinasi gitu. Itu khusus untuk bidang pertanian, bidang

lainnya misalnya ada permasalahan di lingkungan seperti ketenteramannya

terganggu karena malam hari gelap. Kemudian kita koordinasi ke OPD Dinas

Ketertiban dan Keamanan bahwa masyarakat Kampung KB ini supaya

tercapai ketentraman ketertibannya salah satunya perlu penerangan, kita

koordinasi ke mereka. Cuma memang banyak kendala yang kita hadapi,

kendalanya itukan keseriusan dari OPD. Padahal ini program sudah dari

pemerintah pusat diturunkan ke Pemko, masalahnya ini keseriusan dari

masing-masing OPD itu untuk berbuat di Kampung KB ini. Kenapa kita

katakan tidak serius, karena setiap ada rapat kitakan sebulan sekali ada rapat

musyawarah besarlah gitukan dimana masyarakat menyampaikan keluhannya

semacam musrenbang jugala. Masalahnya OPD yang diundang jarang datang

dan kalaupun yang datang bukan orang yang bisa mengambil kebijakan, cuma

pegawai biasa jadi ketika dia kembali ke kantornya mungkin udah lupa dia

dan disampaikan atau tidak. Itulah kendala-kendala kita, jadi seharusnya kalau

memang ada keseriusan dari semua OPD ya harusnya satu sampai dua tahun

sudah harus berubah ini Kampung KB dari kampung kumuh menjadi lebih

baik. Itulah kendala-kendala yang kita hadapi, kemudiankan ditambah lagi

situasi pandemi covid semua anggaran harus dipangkas untuk penanganan

covid. Jadi alasan OPD setiap kehadiran ya tidak ada anggaran.”

3. Bagaimana alur anggaran Kampung KB Kelurahan Padang Bulan ini Pak?

“Kalau anggaran rutin seperti rapat Kampung KB setau saya itu dari

PLKB dari dinas BKKBN. Tapi secara pelaksanaan kegiatan itu dari SKPD

masing-masing. Misalnya pelatihan hidroponik itu dari Dinas Perikanan dan

Kelautan, kalau Bina Keluarga Balita itu dari Dinas KB, kalau posyandu dari

Dinas Kesehatan. Kalau kemaren itu ada pembetonan jalan, itu dari Dinas PU.

Jadi kita di kepengurusan Kampung KB itu tidak ada megang anggaran, jadi

artinya kita manajerial aja.”

4. Jadi apakah yang masuk ke dalam strukturKampung KB ini menerima gaji

Pak?

“Tidak ada dapat gaji, gajinya hanya sebagai pegawailah. Jadi dalam

setiap pertemuan itu ada uang transport kemudian konsumsi.”

5. Bagaimana partisipasi masyarakat terhadap Kampung KB ini Pak?

“Sejauh ini partisipasi masyarakat terhadap Kampung KB masih dalam

berbentuk seperti kerelaan masyarakat untuk menjadikan rumahnya sebagai

rumah data, sebagai tempat pertemuan. Sebatas itulah masih sampai saat ini,

belum ada yang memang berpartisipasi misalnya ada yang menawarkan

kegiatan itu belum ada, tetap kegiatan itu dari OPD.”

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 171: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

6. Bagaimana perubahan tingkah laku masyarakat sebelum dan sesudah adanya

Kampung KB ini Pak?

“Kalau dari segi ekonomi mungkin tidak jauh berbeda, tetapi dari sektor

lainnya wawasan pengetahuan sudah bertambahlah karena ada beberapa kali

pelatihan lalu ada pengetahuan tentang kesehatan atau tentang budidaya

pertanian, dari KB juga pengetahuan masyarakat tentang alat kontrasepsi juga

kesehatan ibu dan anak. Sekitar situ lah memang sudah ada peningkatannya,

artinya kan untuk angka kematian berkurang itukan karena ada penyuluhan-

penyuluhan tiap bulannya.”

7. Bagaimana penjadwalan setiap kegiatan di Kampung KB, apakah jadwal nya

sudah ditentukan sebelumnya dan siapa yang membuat jadwal tersebut Pak?

“Penjadwalannya itu sudah ada dari PLKB, kita tinggal mengkondisikan

waktunya dan disesuaikan lagi. Misalnya kita mau mengadakan sosialisasi

tentang kesehatan, jadi kita tentukan waktunya kapan, lokasinya dimana, siapa

narasumbernya. Yang jelas tiap bulan ada pertemuan, kita tentukan baru nanti

kita buat undangannya, tetap dari mereka jadwalnya.”

8. Ketika melakukan kegiatan dan mengundang masyarakat, apa kendala yang

dihadapi Pak?

“Sama seperti daerah-daerah lainnya, masyarakat itukan apalagi yang

menengah kebawah. Waktu mereka itukan untuk bekerja hari ini untuk makan

hari ini juga. Jadi kalau mereka memaksakan dirinya untuk datang cuma

mendengarkan cakap-cakap ajalah kan terancam dapurnya untuk hari itu,

itulah kendalanya. Jadi saya bilang kemarin, kita itu harus ada untuk transport,

jadi kalau dia satu hari itu tidak bekerja jangan sampai dapurnya pun gak

masaklah mereka, itulah yang menajdi kendala karena anggaranpun kan

terbatas. Selama covid ini tidak ada pertemuan, anggaran semua dipindahkan.”

9. Menurut Bapak, apa yang harus dibenahi dari Kampung KB Kelurahan

Padang Bulan ini supaya berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan?

“Ada istilah “political will” keinginan kuat dari pimpinan kita. Banyak

kebijakan itu terbentur dengan situasi politik, seperti saat inilah bagaimana

seorang walikota membuat bagus Kampung KB ini sesuai dengan arahan Pak

Jokowi, sementara kita mau pilkada tambah lagi pandemi covid anggaran

tidak ada. Jadi saya yakin beliau pun punya keinginan yang kuat disamping

banyak agenda lain yang menyita perhatiannya jadi kurang fokus. Harusnya

SKPD terkait sudah memasukkan anggaran di RKA mereka, jadi jangan setiap

ada permintaan dari Kampung KB hanya mengharapkan dana taktis. Dana

taktis itukan nanti di APBD. Kalau memang serius untuk Kampung KB

harusnya kita duduk sama di akhir tahun 2020, apa yang mau kita buat di

2021. Kemudian itu ditampung di rencana kegiatan masing-masing SKPD,

jadi memang sudah ada, tidak perlu lagi dicari-cari darimana dananya.”

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 172: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

Transkrip Wawancara

Informan 7

Tanggal Wawancara : 23 Juli 2020

Tempat/Waktu : Rumah Kepala Lingkungan I Kelurahan Padang Bulan

Identitas Informan 7

1. Nama : Sahalludin Purba

2. Jenis Kelamin : Laki-Laki

3. Umur : 54 tahun

4. Pendidikan Terakhir : SMA

5. Jabatan : Ketua Pokja Kampung KB (Kepala Lingkungan I)

6. Instansi : Kelurahan Padang Bulan

Hasil Wawancara

1. Bagaimana struktur organisasi Kampung KB Kelurahan Padang Bulan? Siapa

yang membuat struktur tersebut? Dan siapa-siapa yang mengisi struktur

tersebut?

“Masalah siapa yang buat struktur itukan sudah dari pusatnya dan sudah

dari program Kampung KB itu sendiri, dan orang-orangnya pun ya warga sini.

Sebenarnya begini, tujuan dibentuk kampung KB itu sebenarnya harus di

setiap kelurahan/ lingkungan. Mengingat/ menimbang karena memang ini

perlu biaya apa semua kan gitu. Jadi untuk Kota Medan masih di wacanakan

itu cuma ada Kampung KB itu tingkat Kecamatan baru dibentuk. Kecamatan

kita ini terdiri dari 6 Kelurahan, dari 6 Kelurahan karena masih ada 1 yang

diapai Kecamatan menunjuk Kelurahan kita karena dia merasa itulah yang

paling pantas untuk sekarang ini, kita bilanglah sebagai percontohannya.

Ditunjuklah Kelurahan Padang Bulan, tapi ingat bahwa ini nantinya akan

dibentuk semua. Padang bulan memiliki 12 lingkungan, mengingat dan

menimbang karena kita yang dianggap atau sesuai dengan kriteria apa fungsi

dan tujuan dibentuknya Kampung KB itu, lingkungan kitalah yang lebih

cocok. Itulah dia kenapa dibentuk Kampung KB disini. Masalah bagaimana

susunan organisasinya itu sudah dari sana, seperti 8 pokja itukan sudah

mereka yang menentukan. Jadi orang-orangnya pun sebenarnya, karena ini

tanggungjawab masih tanggungjawab Kelurahan cuma di tempatkan di

Lingkungan. Jadi orang-orangnya pun bukan murni dari sini semua, karena

inikan membawa nama kelurahan maka ikutlah orang-orang yang dari

lingkungan lain membantu. Nanti begitu dia mandiri, diharapkan kalau

memang apalagi tingkat partisipasi masyarakatnya tinggi diharapkan semua

dari lingkungan itu sendiri.”

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 173: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

2. Menurut Bapak, apa saja sarana dan prasarana yang kurang di Kampung KB

Kelurahan Padang Bulan ini?

“Tujuan dibentuknya Kampung KB kan untuk meningkatkan taraf hidup

masyarakat setempat itu. Dan dianggap pun memang prasarananya itu kurang.

Tapikan tidak bisa kita bilang juga kurang misalnya pembangunan dibikin apa

pun disini ya apa mau dibangun misalnya. Yang vital-vital jalan sudah agak

bagus misalnyakan, sarana masyarakat tidak ada kalaupun nanti misalnya ada

bantuan kita payah membuat lokasinya. Kelebihan Kampung KB itu masih

teorinya, apa yang kita butuhkan akan diutamakan. Tapikan pada

kenyataannya itukan tergantung Pemko juga ada tidak apanya dan satu lagi

tegantung pengurus Kampung KB itu sendiri, bagus gak dia ngelobi nya

itukan susah. Tadinya pun makanya dibentuk disini karena dinilai tingkat

partisipasi masyarakatnya itu masih rendah. Cemana kita ngejar bola, tapi

kalau secara teorinya itulah tujuan dibentuknya Kampung KB itulah

keuntungannya sama kami yang ada Kampung KB nya. Kalau teorinya begitu,

prasarana apa yang kita minta atau butuhkan itu secara apanya mereka bisa

bantu di semua dinas. Misalnya kita perlu untuk meningkatkan keterampilan

ibu-ibu, kita bisa minta ke Dinas Koperasi atau apa; kalau untuk

meningkatkan ekonominmya kita bisa usulkan untuk apa atau misalnya kita

mau buat jalan bisa kita apakan ke Dinas PU, ya itulah teorinya.”

3. Bagaimana dengan jadwal-jadwal kegiatan Kampung KB Kelurahan Padang

Bulan? Siapa yang membuat jadwal tersebut, apakah dari pengurusnya

sendirikah?

“Seharusnya yang menetukan jadwal-jadwal itukan pengurus, tapikah

karena partisipasi masyarakat yang rendah jadi sulit. Jujur kalau memang

misalnya pengurus-pengurus itu ada niat untuk membangun kampungnya itu

mungkin bisa lebih cepat. Tapi inikan, apalagi manusia-manusia sekarang

kalau tidak ada untungnya sama dia kurang mau, kendala itulah yang sering

terjadi, itukan sudah menjadi rahasia umum sebenarnya. Kalau teorinya,

tujuan dibentuknya Kampung KB itu memang untuk yang bagus tapi

realitanya di lapangan atau hasilnya kan ya gitu.”

4. Dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan Kampung KB, sudah ada prosedur-

prosedur yang ditetapkan, bagaimana prosedur-prosedur tersebut berjalan?

Apakah sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan Pak?

“Ini sebenarnya program dari BKKBN, jadi program-program yang sering

terlaksana ada jadwal semua masih punya orang ini aja yang lebih sering.

Misalnya bagaimana Keluarga Berencana, masih program-program merekalah

yang itu lebih rutin. Tapi kalau masalah yang lain, instansi lain tidak mungkin

dia welcome kalau tidak ada programnya jadi harus kami yang jemput bola.”

5. Bagaimana manfaat kegiatan-kegiatan tersebut terhadap masyarakat Pak?

“Kegiatan-kegiatan itu dilaksanakan ya dilaksanakan, cuma efeknya ya

belum tentu.”

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 174: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

6. Bapak merupakan ketua ya Pak di Kampung KB dan juga Kepala Lingkungan

I?

“Pembina, tapi bisa dibilanglah ketua Kampung Kblah, karena begitu

mereka membuat istilahnya. Sebenarnya tidak boleh saya ketua, tapi bukan

tidak boleh apa tapi lebih bagusnya masyarakat, saya mendukung. Kalau saya,

saya sendiri yang memotivasi diri saya kalau orang tadikan, saya kan wajib

memotivasi dia gituloh. Ini kadang-kadang masyarakat ini apa karena tidak

ada yang terpilih mau tidak mau saya. Seharusnya ya masyarakat, cuma tidak

ada yang bersedia karena tidak ada duitnya, ini murni sosial. Sebenarnya ketua

itu dari masyarakat itu sendiri, kalaupun dia ngeluh dia bisa mengeluh ke saya,

tapi ini saya mengeluh ke siapa kan begitu. Tidak ada jalan untuk kompromi,

seandainya tidak ada pun jalan keluarnya tapi untuk mengeluh saja pun kita

tidak tau ke siapa. Andai dia tadi warga, dia bisa mengeluh ke saya walaupun

nanti tidak ada jalan keluarnya kan. Memang harusnya masyarakat itulah, tapi

karena percontohan inilah dia semacam alakadarnya, karena intinya siapapun

dia apalagi dia punya jabatan kalau memang lebih fokus. Contoh begini,

seperti PLKB kalau dia memang punya menjiwai tugasnya sungguh-sungguh

jika dia memiliki hati nurani untuk meningkatkan taraf hidup bermasyarakat di

kampung KB ini seharusnya dia lebih lagi, tapi kenyataannya kan payah kita

tuntut itu. Lebih banyak kita-kita ini biar gugur kewajiban kan seperti itu.

Seperti sayalah, kan biar gugur kewajiban bagaimana saya memotivasi diri

saya sendiri. Tetapi kalau ada 2 sampai 3 orang saja kita yang bergerak itu

lebih baik, kalau sendiri kita yang punya ide, punya apa, kita semua seperti

mengusulkan kesana kemudian membuat proposalnya ya sulit. Kalau ada 2

atau 3 orang kan bisa bekerjasama, karena kan ini bukan untuk pribadi, lebih

banyak nanti tidak perdulinya karena mengajak orang-orang pun susah.

Kecuali saya sudah punya jiwa kepemimpinan yang benar-benar mau untuk

meningkatkan taraf hidup masyarakat, tapikan ini masih setengah-setengah

sebenarnya, itulah kondisinya.”

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 175: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

Transkrip Wawancara

Informan 8

Tanggal Wawancara : 23 Juli 2020

Tempat/Waktu : Rumah Kepala Lingkungan I Kelurahan Padang Bulan

Identitas Informan 8

1. Nama : Elisma Tarigan

2. Jenis Kelamin : Perempuan

3. Umur : 47 tahun

4. Pendidikan Terakhir : SMA

5. Jabatan : Anggota Seksi Pembinaan Lingkungan Kelompok

Kerja Kampung KB Kelurahan Padang Bulan

Hasil Wawancara:

1. Apakah kegiatan-kegiatan ketahanan keluarga seperti BKB, BKR, dan BKL

sudah tercapai tujuannya?

“Semua kami sudah melaksanakan itu, cuma tujuannya tercapai atau tidak

itulah setengah-setengah.”

2. Partisipasi masyarakat disini bagaimana Bu terhadap kegiatan-kegiatan

tersebut?

“Kalau partisipasinya memang lumayan disini, lumayan tinggi, maunya

mereka diajak rapat, pertemuan. Pertemuankan tiap bulan pasti ada.”

3. Menurut Ibu, orang-orang yang ada di struktur pokja kampung KB ini sudah

cukup mampu belum untuk melaksanakan tugas-tugasnya dalam membina

masyarakat di Kampung KB?

“Ya gimana ya, kami-kami nya disini. Jadi sama-sama belum paham betul

sebenarnya bagaimana yang harus dibuat.”

4. Apa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan Kampung KB khususnya

dalam meningkatkan ketahanan keluarga?

“Masih ada yang tidak mau kalau diajak, karena mereka juga sibuk

bekerja. Tapi ya memang beberapa ada yang mau ikut, jadi itu sajalah yang

kita bina.”

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 176: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

5. Apakah ibu mengetahui jadwal-jadwal kegiatan di Kampung KB?

“Jadwal itu sudah ada dibuat oleh PLKB, jadi kita tinggal menjalankannya

saja. Yang pasti tiap bulan pasti ada pertemuan kalo untuk tribina. Nanti kalau

mau ada kegiatan pertemuan gitu pasti dikabari oleh PLKB, lalu kami disuruh

untuk mengumpulkan masyarakat dengan waktu yang sudah ditentukan.”

6. Sebelum dan sesudah adanya kampung KB, ada tidak perubahan tingkah laku

masyarakat?

“Ada pasti, kalau dulu ya mereka melakukan aktivitasnya masing-masing,

kalau sekarang untuk mereka yang sudah sadar akan adanya Kampung KB ini

ya mereka bekerja lalu kalau ada pertemuan menyisihkan waktunya untuk bisa

datang dan mengikuti kegiatan.”

7. Menurut Ibu, apa yang perlu dibenahi di Kampung KB ini?

“Sebenarnya masih perlu sosialisasi ke masyarakat, biar mereka semua

paham dan kalau diajak pertemuan makin banyak lagi yang mau ikut. Jangan

cuma itu-itu saja jadinya orangnya yang terus dibina, maunya bertambahlah

setiap pertemuan orang-orangnya.”

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 177: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

Transkrip Wawancara

Informan 9

Tanggal Wawancara : 08 Agustus 2020

Tempat/Waktu : Rumah Data Kependudukan Kampung KB Kelurahan

Padang Bulan

Identitas Informan 9

1. Nama : Lusi Nuraini

2. Jenis Kelamin : Perempuan

3. Umur : 48 tahun

4. Pendidikan Terakhir : SMA

5. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

6. Jabatan : Anggota Seksi Reproduksi Kelompok Kerja

Kampung KB Kelurahan Padang Bulan

Hasil Wawancara

1. Rumah Ibu dijadikan Rumah Data Kependudukan, tetapi saya lihat tidak ada

tanda-tanda seperti spanduk, mengapa hal ini bisa terjadi Bu?

“Iya disini rumah data, tidak ada lagi spanduk-spanduknya sudah Ibu

copot semua karena banjir kemarin lagipula sekarang pandemi jadi tidak ada

kegiatan, makanya ya Ibu copot aja semua. Tapi ini banyak sebenarnya

tempelan-tempelannya, disini juga kalo buat-buat kegiatan. Tapi karena

memang lagi tidak dipake yasudah kita copot saja.”

2. Kenapa Ibu bersedia rumahnya dijadikan Rumah Data Kependudukan?

“Ya namanya untuk Kampung kita juga, jadi tidak masalah rumah kita

dipakai. Yang penting kita semua senang, dapat manfaatnya, supaya semakin

bagus lagi Kampung kita ini.”

3. Menurut Ibu, orang-orang yang ada di struktur pokja kampung KB ini sudah

cukup mampu belum untuk melaksanakan tugas-tugasnya dalam membina

masyarakat di Kampung KB?

“Kalau kita bersatu, ya Alhamdulillah bisa terwujud tujuan-tujuan

Kampung KB itu.”

4. Sejauh mana Ibu mengetahui tentang program Kampung KB ini?

“Kampung KB dibuat ya untuk masyarakat biar pake KB, dan bisa

dibilang disini ekonomi masyarakat dibawah rata-rata, pendidikan rendah.

Walaupun ini di perkotaan tapi gak bisa dibilang kita ekonominya baik, disini

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 178: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

masih kekurangan, jalan masih rusak. Dan kita disini itu lebih diperhatikan

lagi sama pemerintahnya. Dulu banyak yang narkoba disini, sekarang sudah

berkurang. Ada juga kegiatan penyuluhan kayak tribina itu disini.”

5. Dalam membina masyarakat ini, ada tidak tata cara membina masyarakat yang

harus Ibu ketahui?

“Misalnya BKB, ada alat peraga untuk permainan anak-anak itu, begitu

juga remaja, jadi ada permainan-permainan edukasi kita. Kita harus taulah tata

peraturan di permainan itu bagaimana. Disini kan banyak anak-anak kecil

umur 4 tahun, orangtuanya sibuk bekerja jadi disinilah kumpul untuk main-

main.”

6. Menurut Ibu bagaimana partisipasi masyarakat di Kelurahan Padang Bulan

terhadap program Kampung KB?

“Partisipasi masyarakat disini kurang, karena memang masih susah diajak.

Contohnya diajak gotong royong masih susah dan agak keberatan.”

7. Setelah dilakukannya kegiatan-kegiatan ketahanan keluarga sepeti BKB, BKR

dan BKL bagaimana manfaat yang dirasakan oleh masyarakat Kelurahan

Padang Bulan menurut Ibu?

“Selama adanya pembinaan ini sudah maulah mereka berbenah. Hanya

saja harus pelan-pelan, karena kalau mengajak masyarakat agak susah dan

belum tentu ada yang mau. Masyarakat berpikir kalau tidak ada uangnya tidak

mau. Makanya kalau membuat kegiatan ya biasanya dikasih uang ke

masyarakat, snack juga diberikanlah.”

8. Menurut Ibu, ada tidak perubahan sebelum dan sesudah adanya kampung KB?

“Alhamdulillah ada, karena disini dulu banyak yang narkoba. Jadi sejak

adanya Kampung KB ini, alhamdulillah sudah mulai berkurang.”

9. Bagaimana proses pelaksanaan BKR disini Bu?

“Disini biasanya remajanya mau kok kalau diajak. Buat gini yok, mereka

mau, ya cuma kita memang harus banyak mengajak dan jangan sampai bosan.

Udah mulai nampaklah Kampung KB itu bergerak, tapi ya karena sekarang

lagi pandemi jadi tidak bisa melakukan kegiatan.”

10. Kendala dalam pelaksanaan BKR itu sendiri apa saja Bu?

“Remaja-remaja ini karena kurang perhatian dari orangtua, anaknya

kemana saja terserah sehingga terpengaruh oleh lingkungannya. Disini kalau

diajak untuk ngumpul masih mau mereka, tapi ya kalau ada satu temannya

yang ngajak kemana gitu yasudah, karena mereka suka mengikuti kemana

temannya. Tapi memang mau mereka, tapi ya harus pelan-pelan.”

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 179: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

11. Apa saja kendala dalam pelaksanaan BKB disini menurut Ibu?

“Sudah kita bina, tapi ya biasa la ibu-ibu disini kalau untuk anaknya

kurang. Terutama makanan untuk anak-anaknya, sudah saya bilang indomie

itu dikurang-kurangin, terus jangan kasih minum-minuman kaleng/botol.

Disini kendalanya ya gitu, harus kita yang mengajak, tidak bisa kalau tidak

diajak. Disini juga kadang-kadang posyandu. Kita disini kan bantaran sungai,

dibilang sudah maju atau perkotaan tapikan nyatanya ekonomi masih lemah,

makan tempe tahu saja yang penting rajin masak, itu kami kasih tau ke

masyarakat. Biasanya kami ada berapa lingkungan gitu, mengumpul disini

lalu beli nasi kotak, disini kendalanya gitu mesti ada yang dikasih.”

12. Bagaimana proses pelaksanaan kegiatan BKL disini Bu?

“Kami kelilinglah udah setahun ini, tapi biasanya memang dikumpulkan

disini. Disini kan ada 12 lingkungan, jadi kami masuk ke lingkungan-

lingkungan setiap bulannya. Jadi misalnya Lingkungan I, dikumpulkan lansia-

lansia disitu terus masuklah kami bersama dokter dari puskesmas terus

dilakukanlah pemeriksaan dan pembinaan. Alhamdulillah lansia-lansia disini

mau, cek gula darah, kolesterol, asam urat. Tapi kita jemput bola juga, kita

tuntunlah karena kakinya sakit tapi mau dia diperiksa.”

13. Bagaimana jadwal-jadwal kegiatan Kampung KB disini Bu?

“Jadwal kegiatan ada, seperti remaja buat apa, terus untuk balita ada buat

permainanlah untuk anak-anak. Tapi kemarin ini banjir, habis juga barang-

barang kami. Kalau untuk remaja itu buat penyuluhan tentang bahayanya

merokok, narkoba, alat-alat reproduksi kalau kita nikah muda itu bagaimana

itu filmnya dikasih dari puskesmas, kerjasama juga kan sama puskesmas.”

14. Bagaimana kegiatan-kegiatan yang ada di Kampung KB dengan kegiatan-

kegiatan lainnya? Apakah bisa berjalan dan tidak bertabrakan jadwalnya Bu?

“Kadang mau juga bertabrakan kami, misalnya di Kelurahan kami ada

acara pagi seperti ceramah atau sosialisasi untuk pilkada tabrakan juga

kadang-kadang sama kelurahan. Tapi kalau ada acara disana, saya standbye

disini untuk Kampung KB. Jadi kami kadang-kadang bagi tugas ada yang

disana ada yang disini.”

15. Dalam pelaksanaan kegiatan Kampung KB, sarana apa yang kurang menurut

Ibu?

“Rumah data maunya berdiri sendiri, Pak Lurah lah itu harusnya.

Bukannya kita keberatan ya, kita tetap bersedia tapi kan lebih bagus kalau ada

sendiri. Dia pun harusnya menyediakan bangku, tapi ini tidak ada. Fasillitas

dari kami sendiri ini, inisiatif sendiri.”

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 180: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

Transkrip Wawancara

Informan 10

Tanggal Wawancara : 20 Agustus 2020

Tempat/Waktu : Rumah Data Kependudukan Kampung KB Kelurahan

Padang Bulan

Identitas Informan 10

1. Nama : Suyanti

2. Jenis Kelamin : Perempuan

3. Umur : 48 tahun

4. Pendidikan Terakhir : SMP

5. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

6. Jabatan : Anggota Seksi Pendidikan Kelompok Kerja

Kampung KB Kelurahan Padang Bulan

Hasil Wawancara

1. Menurut Ibu apakah orang-orang yang ada dalam struktur pokja Kampung KB

Kelurahan Padang Bulan sudah mempunyai kemampuan dalam membina

masyarakat?

“Belum lah, karena masyarakat sini juganya yang membina. Dan

masyarakat ini sebenarnyakan semua sama, sama-sama perlu dibina. Tetapi

kemudian dibuat menjadi pokja yang tugasnya untuk membina masyarakat,

padahal kan sama-sama masyarakatnya.”

2. Bagaimana partisipasi masyarakat disini Bu terhadap Kampung KB?

“Bagus, kalau disuruh ngumpul mau. Biasanya disini penuh kalau ada

acara Kampung KB. Seperti BKB, banyak yang ikut. Kalau BKR ada lah tapi

tidak terlalu banyak, anak saya juga ikut ada gadisku umur 20 tahun.”

3. Apa perbedaan dari sebelum dan sesudah adanya Kampung KB Bu?

“Sebelumnya itu ya tidak mengerti bagaimana caranya KB, sehingga

anaknya banyak dulu masa bodoh sajalah. Sekarang sudah mulai paham, jadi

ikut KB walaupun belum semua tapi ya pelan-pelan.”

4. Sejauh apa Ibu mengetahui tentang program Kampung KB ini?

“Penyuluhan-penyuluhan gitulah, masalah anak-anak, posyandunya,

kemarin kami tentang kenakalan remaja seperti narkoba karena disini dulu

banyak.”

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 181: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

5. Apa kendala yang Ibu hadapi ketika mengajak masyarakat untuk mengikuti

kegiatan Kampung KB?

“Kendalanya ya ibu-ibu ini ada yang bekerja, lajang-lajang ini kalau kita

ajak ada yang masih tidurlah ada yang malas.”

6. Bagaimana jadwal kegiatan Kampung KB disini Bu?

“Sudah ada dari Bu Sandy, dia lah yang memberi tahu nanti kita ngumpul

ya bu disini jam segini. Pokoknya kalau mau ada kegiaatn dikasih tau, ada

yang mau datang bapak mini dikasih tau juga. Seperti kemarin anak lajang itu

anak kuliah itu datang juga, tetap kami dikasih tau memang, disuruh bawa

massa berapa orang ya kita panggil.”

7. Menurut Ibu, jelas tidak sebenarnya tujuan dari program Kampung KB ini?

“Jelas bener lah, memang sangat bermanfaat sebenarnya.”

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 182: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

Transkrip Wawancara

Informan 11

Tanggal Wawancara : 27 November 2020

Tempat/Waktu : Puskesmas Padang Bulan

Identitas Informan 11

1. Nama : Santa Morina Am.Keb

2. Jenis Kelamin : Perempuan

3. Umur : 33 tahun

4. Pendidikan Terakhir : D-III Bidan

5. Pangkat (Gol/Ruang) : III-B

6. Jabatan : Fungsional

7. Instansi : Puskesmas Padang Bulan

Hasil Wawancara

1. Apa saja kegiatan dari puskesmas yang dilakukan di Kampung KB?

“Kegiatannya ya berupa penyuluhan lah begitu, pertanyaan-pertanyaan

dari masyarakat kita bantu jawab. Biasanya pertanyaan tentang KB.”

2. Sejauh apa Kakak mengetahui tentang Kampung KB?

“Setau saya disitu penyuluhan tentang KB, jadi biar tahulah ibu-ibu disana

supaya dia menggunakan KB. Itulah yang KB spiral, suntik, implan, dll. Jadi

puskesmas lah yang bantu untuk itu, itulah ikut sertanya puskesmas di

Kampung KB. Pada saat memasang atau menyuntik itu kemar, karena itukan

perlu alat. Kita periksa kesehatan ibu, anak dan lansia juga, terus periksa gizi

anak, banyaklah.”

3. Apabila ada kegiatan penyuluhan, bagaimana partisipasi masyarakat disana?

“Lumayanlah, 15-20 orang ibu-ibunya yang ikut.”

4. Kendala apa yang Kakak hadapi ketika melaksanakan penyuluhan atau

kegiatan lain di Kampung KB?

“Masyarakat itu kurang paham apa itu KB, jadi ya dikasi tahu lagi

dijelaskan lagi. Itulah kendalanya, masyarakatnya kurang mengerti.”

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 183: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

5. Menurut Kakak ada tidak manfaat yang dirasakan dengan adanya Program

Kampung KB ini?

“Pasti ada, minimnya pengetahuan masyarakat tentang KB, terus jadi dia

mengetahui fungsi KB itu, manfaatnya. Apalagi umur yang 35 tahun itu sudah

berisiko tinggi. Jadi yang awalnya dia umur 35 tahun belum tutup, akhirnya

dia mengerti dan dia ikut. Jadi setelah kita kasih dia penyuluhan dia mengerti,

terus nanti kita berikan kontak ke dia kapan dia bisa datang ke puskesmas,

barulah dia datang disitulah kita pasang. Lalu kita pilih KB apa yang cocok

dengan dia.”

6. Sarana dan prasarana apa yang kurang di Kampung KB menurut Kakak?

“Tempat, kurang luas.”

7. Apa yang harus dibenahi dari Program kampung KB?

“Tempatnya dan orangnya kurang banyak. Ibu-ibu inikah susah dia, ada

yang jaga anak. Jadi kurangnya minat masyarakat untuk berkumpul.”

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 184: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

Transkrip Wawancara

Informan 12

Tanggal Wawancara : 20 Agustus 2020

Tempat/Waktu : Rumah Data Kependudukan Kampung KB Kelurahan

Padang Bulan

Identitas Informan 12

1. Nama : Bina Siburian

2. Jenis Kelamin : Perempuan

3. Umur : 35 tahun

4. Pendidikan Terakhir : SMA

5. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Hasil Wawancara

1. Apakah Ibu sering berkumpul disini untuk melakukan kegiatan program

Kampung KB?

“Iya sering, KB pun bisa juga disini.”

2. Kalau berkumpul disini, Ibu bersama anak juga ya Bu dan kegiatan apa saja

yang dilakukan Bu ketika berkumpul?

“Iya sama anak juga. Kegiatannya inilah biasanya ditimbang terus dikasih

vitamin sama orang ini.”

3. Biasanya ada tidak diberikan materi-materi dalam mengurus anak yang baik?

“Iya dikasih tau juga.”

4. Apakah Ibu mengetahui sebenarnya apa itu Kampung KB?

“Kurang tau sebenarnya saya, terus terang aja kukira Kampung KB ya

tentang KB.”

5. Tapi ada tidak manfaat yang Ibu rasakan sebelum dan sesudah adanya

Kampung KB ini?

“Ada, sekarang kita lebih tau menjaga. Narkoba pun disini sudah mulai

berkurang gak kayak dulu lah, kalau dulu takut kita. Kita disini juga lebih

diperhatikan karena disini kita dibawah garis kemiskinan.”

6. Kalau mau buat kegiatan atau mengumpul disini biasanya dipanggil dari

rumah ke rumah atau gimana Bu?

“Biasanya dikasih tau di grup WA, nanti tanggal segini ada acara gini jadi

dikasih tau ke kita disuruh untuk datang. Misalnya ada BKB disuruh bawa

anak masing-masing, yaudah datang kami bawa anak.”

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 185: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

Transkrip Wawancara

Informan 13

Tanggal Wawancara : 20 Agustus 2020

Tempat/Waktu : Rumah Data Kependudukan Kampung KB Kelurahan

Padang Bulan

Identitas Informan 13

1. Nama : Siti Hamidah

2. Jenis Kelamin : Perempuan

3. Umur : 60 tahun

4. Pendidikan Terakhir : SMP

5. Pekerjaan : Tukang Kusuk

Hasil Wawancara

1. Ibu ikut Bina Keluarga Lansia, biasanya apa saja kegiatan yang dilaksanakan

Bu?

“Mengecek kesehatan kita seperti cek darah tinggi, timbang badan, periksa

gula, asam urat, pernah juga periksa ginjal.”

2. Ada tidak manfaat yang ibu terima dari adanya Kampung KB ini?

“Ada manfaatnya,kita jadi tau kondisi kesehatan dan tidak perlu bayar.”

3. Partisipasi masyarakat disini terhadap kegiatan kampung KB ini gimana Bu?

“Bagus, mau mereka kalau diajak. Kayak Ibu lah kan, tidak perlu kalinya

tapi masih mau ikut walau cuma mendengarkan saja dan nanti bisa dikasih tau

ke temen yang lain.”

4. Kalau mau ada kegiatan disini biasanya cara penyampaiannya ke Ibu gimana?

“Dipanggil satu-satu ke rumah, dikasi tau nanti tanggal segini jam segini

kita ada acara ya. Jadi ya kita harus siap-siap, kalau sempat datang.”

5. Biasanya siapa-siapa saja memberi info kerumah-rumah kalau ada kegiatan

Bu?

“Biasanya Bu Lusi, Bu Kepling atau saya juga kadang-kadang, pokoknya

siapa yang sempatlah.”

6. Kegiatan-kegiatan BKB berarti ada dokter nya juga ya Bu?

“Ada, disini ada dokter juga dari Puskesmas. Dokter lansia disini ganti-

ganti, kemarin itu ada tapi sudah pensiun karena sudah 60 tahun, inilah ganti

lagi.”

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 186: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

Transkrip Wawancara

Informan 14

Tanggal Wawancara : 20 Agustus 2020

Tempat/Waktu : Rumah Data Kependudukan Kampung KB Kelurahan

Padang Bulan

Identitas Informan 14

1. Nama : Julia

2. Jenis Kelamin : Perempuan

3. Umur : 42 tahun

4. Pendidikan Terakhir : SD

5. Pekerjaan : Wiraswasta

Hasil Wawancara

1. Menurut Ibu apakah orang-orang yang ada dalam struktur pokja Kampung KB

Kelurahan Padang Bulan sudah mempunyai kemampuan dalam membina

masyarakat?

“Kalau dibilang mempunyai kemampuan ya tidak juga, tapikan mereka

sudah mau meluangkan waktunya untuk mengurus Kampung KB ini

dibanding kami yang hanya ikut kalau diajak atau dipanggil. Mereka kan

sering ikut kemana untuk melakukan pembinaan gitu jadi ya pandai

sendirilah.”

2. Menurut Ibu, ada tidak perubahan dari sebelum adanya Kampung KB dengan

sesudah adanya Kampung KB?

“Ada, narkoba disini sudah berkurang, kesehatan juga betul-betul

diperhatikan, terus diutamakan juga, makanya seperti saya dapat PKH, BLT.”

3. Bagaimana partisipasi masyarakat disini terhadap kegiatan-kegiatan Kampung

KB?

“Bagus, sudah tidak seperti dulu, sudah ada kemajuan untuk melakukan

perubahan.”

4. Apa manfaat yang Ibu dapatkan dari adanya Kampung KB ini?

“Ya itu tadi, narkoba jadinya berkurang jadi tentram kita disini. Terus

lebih diperhatikan lagi kita disini.”

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 187: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

5. Apakah Ibu mengetahui sebenarnya apa itu Kampung KB?

“Khususnya ya untuk KB, supaya masyarakat disini pada pasang KB

supaya tidak banyak anaknya, supaya ekonominya juga meningkat. Lalu

dibuatnya Kampung KB ini supaya disini lebih diperhatikan lagi sama

pemerintahnya karena disini bisa dibilang jalan hancur, jembatan disana itu

rusak, terus pun ekonomi kami disini rata-rata rendah.”

6. Sarana dan prasarana apa yang menurut Ibu perlu diperbaiki atau dibuat untuk

Kampung KB ini?

“Guru senam maunya ada, tiap minggu misalnya dibuat senam biar sehat

masyarakat disini.”

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 188: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

Transkrip Wawancara

Informan 15

Tanggal Wawancara : 20 Agustus 2020

Tempat/Waktu : Rumah Data Kependudukan Kampung KB Kelurahan

Padang Bulan

Identitas Informan 15

1. Nama : Jumiem

2. Jenis Kelamin : Perempuan

3. Umur : 88 tahun

4. Pendidikan Terakhir : Tidak bersekolah

5. Pekerjaan : Tidak bekerja

Hasil Wawancara

1. Apa saja Nek kegiatan-kegiatan BKL yang dilakukan disini atau yang diikuti

oleh Nenek?

“Periksa kesehatan seperti periksa jantung, batuk (TBC).”

2. Biasanya kalau periksa gitu apakah di datangi langsung kerumah atau Nenek

yang datang kesini?

“Disini, karena memang kalau lansia-lansia disini periksanya.”

3. Berarti ada manfaat dari adanya Kampung KB ini?

“Ada, karena inipun gratis. Lumayan di cek-cek jantungnya, gula, apanya

semua normal paling sekarang kalau sakit tangannya aja.”

4. Selain mengecek kesehatan, ada juga tidak Nek diberi tahu untuk menjaga

kesehatan lansia?

“Ada materi untuk lansia itu dikasi biasanya, jadi kita dengarkan jugakan.

Apa-apa saja yang boleh dan yang tidak boleh dimakan.”

5. Apakah Nenek sering ikut-ikut kegiatan disini?

“Nenek kalau cuma kumpul-kumpul saja tidak mau, tapi kalau ada cek

kesehatannya mau. Sudah malas nenek kumpul cuma cakap-cakap aja.”

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 189: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

Lampiran 7. Berita Acara Seminar Proposal

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 190: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 191: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 192: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

Lampiran 8. Surat Izin Penelitian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 193: IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA …

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA