implementasi perencanaan pembangunan di desa …

97
i IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA BEREMBANG KECAMATAN SEKERNAN KABUPATEN MUARO JAMBI DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL SKRIPSI ADAM ADITIA NIM. SPI 162527 PEMBIMBING Dr. SAYUTI UNA, S. Ag, MH RASITO, SH, M. Hum PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA FAKULTAS SYARI’AH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI TAHUN 2020

Upload: others

Post on 04-Oct-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

i

IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA

BEREMBANG KECAMATAN SEKERNAN KABUPATEN

MUARO JAMBI DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG

NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM

PERENCANAAN PEMBANGUNAN

NASIONAL

SKRIPSI

ADAM ADITIA

NIM. SPI 162527

PEMBIMBING

Dr. SAYUTI UNA, S. Ag, MH

RASITO, SH, M. Hum

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA

FAKULTAS SYARI’AH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

TAHUN 2020

Page 2: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

ii

Page 3: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

iii

Page 4: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

iv

Page 5: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

v

MOTTO

Artinya :

Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu:

"Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya

Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan:

"Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan

meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-

orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah

Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. 1

1Al-Qur’an Surat Al-Mujadilah ayat 11.

Page 6: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

vi

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sistem pelaksanaan

perencanaan pembangunan dan implementasi perencanaan pembangunan di desa

Berembang kecamatan Sekernan kabupaten Muaro Jambi berdasarkan Undang-

Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanan Pembangunan

Nasional. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan melakukan

observasi, wawancara dengan beberapa narasumber di kantor Desa Berembang

dan dokumentasi dan data-data yang didapat dari dokumen kantor Desa

Berembang Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi dan dari hasil

penelitian penulis diketahui bahwa pelaksanaan sistem perencanaan pembangunan

desa Berembang melalui beberapa tahapan yaitu a) Pra Musrenbang/Musyawarah

desa dan pembentukan tim penyusunan tim penyusun RPJMDesa, b) Penyelarasan

arah kebijakan perencanaan pembangunan, c) Pengkajian keadaan, d)

Penyelarasan data desa, e) Musyawarah pembahasan rancangan RPJMDesa oleh

BPD, f )Penyempurnaan rancangan RPJMDesa oleh tim penyusun RPJMDesa, g)

Musrenbang oleh kepala desa yang berisikan Penetapan rancangan RPJMDesa

dan penetapan Perdes RPJMDesa. Implementasi perencanaan pembangunan di

desa Berembang sudah dilakukan berdasarkan undang-undang nomor 25 tahun

2004, tetapi dalam pelaksanaannya masih terdapat kendala seperti kurangnya

sumber daya manusia (SDM) dari perangkat desa, sehingga belum optimalnya

pelaksanaan tugas pemerintah desa

Kata Kunci : Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

Page 7: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

vii

Page 8: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

viii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk bangsa dan negara terutama kepada

Bapak dan Ibu penulis yang bernama Bpk. M. Saman & Ibu Rosimah. Serta

saudara – saudari penulis yang bernama Masita & Zaitun, Daud M. Saman,

Anisah & (kakak), beserta seluruh keluarga penulis.

Juga kepada semua Bapak/Ibu guru MIN Berembang, MTS Negeri Berembang,

SMK Negeri 1 Muaro Jambi & Bapak/Ibu Dosen Universitas Islam Negeri

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang telah memberikan ilmu kepada kami sebagai

bekal dalam menuju kehidupan yang lebih baik, serta para motivasi - motivasi

dalam belajar terutama kepada : Datuk Sarmidi, Bang Nurmansyah, S.Sos.I, T.

Herman,S.Pd, Pak Rudi Hartono,S.Kom, Ndek Sabar, T Roma, Nde Anang,

Andika, Abid, Pak Rizki Armaidi,SSTP (Camat Kumpeh), B Amrullah Nde

Syamsuri, Uda Jaspendi, Do Bujang, Paman Holidi, Fenny Alvionita, Wiwin Setia

Rahayu, Nur Aini, Andre serta Bapak/ibu sdr/i lainnya yang tidak dapat saya

sebutkan satu persatu.

Serta kepada teman-teman seperjuangan dan seangkatan yang selalu berbagi

pengalaman dan dorongan sehingga sama – sama dapat menyelesaikan

pendidikan ini, juga kepada keluarga besar LAM Muaro Jambi, PMI, Pramuka,

Karang Taruna, Alumni Th.2015 SMK Negeri 1 Muaro Jambi dan keluarga besar

Pemerintah Desa Berembang, semoga sukses slalu. Aamiin

Page 9: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Hidayah-Nya skripsi

dengan judul “Implementasi perencanaan pembangunan di Desa Berembang

Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi ditinjau dari Undang-Undang

Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional“

dapat diselesaikan dengan baik. Salawat dan salam semoga selalu tercurahkan

kepada Nabi Muhammad SAW Sang suri tauladan umat, yang telah membawa

manusia ke alam yang terang benderang dengan cahaya iman, taqwa dan ilmu

pengetahuan.

Dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari berbagai ujian dan

cobaan, namun semua itu patut disyukuri, karena banyak sekali pengalaman dan

pelajaran yang penulis dapatkan dari penjelasan skripsi ini. Dukungan dan

motifasi dari berbagai pihak juga penulis dapatkan sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Su’aidi, MA., Ph. D selaku Rektor Universitas Islam

Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

2. Ibu Dr. Rafiqoh Ferawati selaku Wakil Rektor bidang akademik dan

pengembangan lembaga, bapak Dr. As’ad Isma., M. Pd selaku Wakil

Rektor bidang administrasi umum, perencanaan, dan keuangan, bapak Dr.

Bahrul Ulum, MA selaku Wakil Rektor bidang kemahasiswaan dan

kerjasama Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

sekaligus sebagai dosen pembimbing akademik.

3. Bapak Dr. Sayuti, M.HI selaku Dekan fakultas Syari’ah UIN STS Jambi

sekaligus sebagai dosen pembimbing I.

4. Bapak Dr. Agus Salim, S. TH. I, MA, M. IR, Ph. D selaku wakil dekan

bidang akademik dan kelembagaan, bapak Dr. Ruslan Abdul Gani, SH, M.

Hum selaku wakil dekan bidang administrasi umum, perencanaan, dan

keuangan dan bapak Dr. H. Ishaq, SH, M. Hum selaku wakil dekan bidang

kemahasiswaan dan kerjasama fakultas Syari’ah UIN STS Jambi

Page 10: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

x

Page 11: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………….....i

PERNYATAAN KEASLIAN ..............................................................................ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING.......................................................................iii

MOTTO.................................................................................................................iv

ABSTRAK..............................................................................................................v

PERSEMBAHAN.................................................................................................vi

KATA PENGANTAR.........................................................................................vii

DAFTAR ISI.........................................................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah................................................................................1

B. Rumusan masalah........................................................................................8

C. Tujuan dan manfaat penelitian.....................................................................9

D. Kerangka teori............................................................................................10

E. Tinjauan pustaka........................................................................................34

BAB II METODE PENELITIAN

A. Lokasi penelitian........................................................................................39

B. Pendekatan penelitian................................................................................39

C. Jenis dan sumber data................................................................................39

D. Instrumen dan pengumpulan data..............................................................41

E. Teknik analisis data...................................................................................43

F. Sistematika penulisan................................................................................44

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Desa Berembang kecamatan Sekernan.........................................46

B. Demografi Desa Berembang Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro

Jambi..........................................................................................................49

C. Keadaan sosial Desa Berembang Kecamatan Sekernan Kabupaten

Muaro Jambi ............................................................................................50

D. Keadaan ekonomi Desa Berembang Kecamatan Sekernan Kabupatan

Muaro Jambi..............................................................................................53

Page 12: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

xii

BAB IV PEMBAHASAN

A. Sistem Perencanaan Pembangunan di Desa Berembang Kabupaten

Muaro Jambi dilihat dari Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

tentang sistem perencanaan pembangunan nasional ................................56

B. Implementasi perencanaan pembangunan di Desa Berembang

kabupaten Muaro Jambi dilihat dari Undang-Undang Nomor

25 Tahun 2004.........................................................................................68

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................75

B. Saran-saran................................................................................................79

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................80

LAMPIRAN-LAMPIRAN

CURRICULUMVITAE

Page 13: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penyelenggaraan pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah adalah

bagaimana membangun atau menciptakan mekanisme pemerintahan yang dapat

mengemban misinya untuk mewujudkan pemerintahan yang baik yaitu

mensejahterakan masyarakat secara berkeadilan. Manusia adalah khalifah Tuhan,

dimana dalam melaksanakan tugasnya diberikan perlengkapan yaitu waliyu Illahi,

akal dan alam. Dua hal yang dituntut dari manusia sebagai khalifah yaitu manusia

dengan akalnya memahami kandungan wahyu Ilahi sebagai pedoman, petunjuk,

pemisah yang benar dan yang salah dan yang kedua manusia dengan akalnya

harus mampu memahami seluk beluk hal yang bersangkutan dengan alam ini, baik

manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan maupun kekayaan yang terkandung

didalamnya. Dengan kata lain, seorang khalifah harus memiliki kesadaran

ideologis (pemahaman wahyu Illahi) dan kesadaran sosial (pemahaman alam)

untuk melahirkan dan menumbuhkan kesadaran berjuang merubah situasi dan

kondisi, membina dan memakmurkan alam ini atas petunjuk wahyu Illahi demi

kesejahteraan dan kebahagiaan isinya. Firman Allah dalam Surat At-taubah ayat

23 yang berbunyi

1

Page 14: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

2

Artinya :

Hai orang-orang beriman, janganlah kamu jadikan bapa-bapa dan

saudara-saudaramu menjadi wali(mu), jika mereka lebih mengutamakan

kekafiran atas keimanan dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka

wali, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.2

Untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat, pemerintah harus

melaksanakan pembangunan. Pemerintah juga akan dapat membawa kemajuan

bagi masyarakatnya sesuai dengan perkembangan zaman. Terdapat dua hal yang

harus dilaksanakan oleh pemerintah, yaitu

1. Perlu aspiratif terhadap aspirasi-aspirasi yang disampaikan oleh

masyarakatnya, dan perlu sensitif terhadap kebutuhan rakyatnya.

Pemerintah perlu mengetahui apa yang dibutuhkan oleh rakyatnya serta

mau mendengarkan apa kemauan rakyat.

2. Pemerintah perlu melibatkan segenap kemauan dan kemampuan yang

dimiliki oleh masyarakat dalam melaksanakan pembangunan. Dengan kata

lain pemerintah perlu menempatkan rakyat sebagai subjek pembangunan,

bukan hanya sebagai objek pembangunan.

Keberhasilan pelaksanaan pembangunan masyarakat sangat bergantung

kepada peranan pemerintah dan masyarakat. Keduanya harus mampu

menciptakan sinergis. Tanpa melibatkan masyarakat, pemerintah tidak akan dapat

mencapai hasil pembangunan secara optimal. Pembangunan hanya akan

melahirkan produk- produk baru yang kurang berarti bagi masyarakat, tidak

sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Demikian pula sebaliknya, tanpa peran

2 Al-Qur’an Surat At taubah 23

Page 15: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

3

yang optimal dari pemerintah, pembangunan akan berjalan secara tidak teratur

dan tidak terarah, yang akhirnya akan menimbulkan permasalahan baru yang

berdampak pada kehidupan sosial ekonomi yang merosot tajam di dalam

masyarakat. Selain memerlukan keterlibatan masyarakat, pembangunan juga

membutuhkan strategi yang tepat agar dapat lebih efisien dari segi pembiayaan

dan efektif dari segi hasil. Pemilihan strategi pembangunan ini penting karena

akan menentukan di mana peran pemerintah dan di mana peran masyarakat,

sehingga kedua pihak mampu berperan secara optimal dan sinergis.

Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang memiliki beribu-ribu

pulau dan sedikit daratan. Dengan daerah yang banyak, maka pemerintah

memberikan hak otonomi yang kita kenal otonomi daerah.Dengan adanyasistem

ini pemerintah daerah mempunyai kewenangan besar untuk merencanakan,

merumuskan dan melaksanakan kebijakan dalam program pembangunan yang

sesuai dengan aspirasi masyarakat.3

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 diterbitkan dengan alasan untuk

menjamin agar kegiatan pembangunan berjalan efektif, efisien, dan bersasaran

maka diperlukan perencanaan pembangunan nasional. Perencanaan adalah suatu

proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan,

dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia, sedangkan pembangunan

nasional adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam

rangka mencapai tujuan bernegara. Jadi sistem perencanaan pembangunan

nasional adalah satu kesatuan tatacara perencanaan pembangunan untuk

menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka

3Akhmarudin, “Analisis perencanaan pembangunan di desa Penarah kecamatan Kundur

Utara kabupaten Karimun”, Skripsi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Pekanbaru 2013, hlm. 1.

Page 16: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

4

menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan

masyarakat di tingkat pusat dan daerah.

Undang-undang tersebut secara rinci mengatur mengenai tahapan dalam

pembentukan perencanaan pembangunan nasional hingga perencanaan lanjutan

mulai dari pusat (nasional) hingga ke daerah (regional) maupun lembaga-lembaga

yang berwenang dalam proses pembentukan termasuk kewenangan evaluasi

pelakasaan perencanaan. Sistematika pembentukan perencanaan pembangunan

yang tersistematis/tersusun dengan metode top-down dan bottom-up

meniscayakan adanya kesinambungan antara rencana pembangunan pusat dengan

rencana pembangunan di daerah serta mengacu pada data-data yang relevan, hal

tersebut dimaksudkan agar terwujud sistem perencanaan pembangunan yang

konsisten, terarah, dan berkelanjutan.4

Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional

tidak bisa dilepaskan dari prinsip otonomi daerah. Pemberian otonomi kepada

daerah sesuai dengan amanat UUD 1945 Pasal 18 ayat (2) yang berbunyi :

“Pemerintah Daerah Propinsi, Daerah Kabupaten, dan Kota mengatur dan

mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas

pembantuan”.5

Dalam hal penyusunan perencanaan pembangunan daerah agar konsisten

dan terarah maka dibentuklah aturan hukum yang menjadi dasar sekaligus acuan

dalam penyusunan perencanaan pembangunan daerah yaitu Undang-Undang

4Muhammad Reski Ismail ,“Tinjauan yuridis terhadap sistem perencanaan pembangunan

daerah sebagai pedoman dalam penyelenggaraan pembangunan daerah di Kabupaten Mamuju“,

Skripsi Universitas Hasanuddin Makassar, 2017, hlm. 3. 5 Riski Sembiring, “Tinjauan yuridis terhadap peran dan tugas pokok BAPPEDA dalam

sistem pemerintahan daerah di kabupaten Karo, “ Jurnal Universitas Sumetera Utara Medan,

2017, hlm. 6.

Page 17: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

5

Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata cara

Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

Daerah yang kemudian dilengkapi dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 54 Tahun 2010 sebagai pelaksanaan dari Peraturan Pemerintah Nomor 8

Tahun 2008 tersebut. Selain itu dalam menyusun perencanaan pembangunan

daerah dan proses penyusunannya, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

Tentang SPPN mengamanatkan kepada pemerintah daerah masing-masing untuk

membentuk pedoman penyusunan pola perencanaan daerah masing-masing dalam

bentuk peraturan daerah. Pembangunan di suatu daerah sangat bergantung dari

pola perencanaan dan evaluasi pelaksanaannya. Pedoman yang sistematis mulai

dari RPJP nasional hingga turunannya ke RPJM daerah harus memerhatikan

keselarasan dan kesinambungannya.6

Desa memegang peranan penting dalam pembangunan nasional.

Kesuksesan pembangunan kabupaten/kota sangat bergantung kemampuan

birokrasi pemerintah dalam menggerakan pembangunan ditingkat desa, karena

desa memegang peranan penting dalam pembangunan nasional. Bukan hanya

dikarenakan sebagian besar rakyat Indonesia bertempat tinggal di desa, tetapi desa

memberikan sumbangan besar dalam menciptakan stabilitas nasional.

Pembangunan desa bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia.7

Keberhasilan suatu perencanaan pembangunan desa tidak terlepas dari

peran pemerintah, baik pemerintah kabupaten/provinsi, pemerintah desa dan peran

6 Vriandy H. Regar, Dkk, “Perencanaan pembangunan di desa Kapoya kecamatan

Suluun Tareran kabupaten Minahasa Selatan, “Jurnal Administrasi Publik, volume IV no. 062,

hlm. 38.

7Akhmarudin, “Analisis perencanaan pembangunan di desa Penarah kecamatan Kundur

Utara Kabupaten Karimun” , 2016,hlm. 2.

Page 18: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

6

dari masyarakat setempat. Menyusun rencana dan melaksanakan berbagai

program pembangunan di desa harus didukung oleh hasil sumber daya manusia

berserta potensi yang tersedia. Serangkaian kegiatan perumusan dan strategi yang

mungkin dikembangkan untuk mengelola dan memanfaatkan sumber daya yang

tersedia guna untuk mencapai sasaran pembangunan pedesaan secara efektif dan

efisien dalam rangka pembangunan nasional.

Membangun kemandirian desa dalam kerangka desa membangun harus

dimulai dari proses perencanaan desa yang baik, dan diikuti dengan tatakelola

program yang baik pula. Pembangunan pedesaanyang efektif bukanlah semata-

mata karena adanya kesempatan melainkan merupakan hasil dari penentuan

pilihan-pilihan prioritas kegiatan, bukan hasil coba-coba, tetapi akibat

perencanaan yang baik.8

Dalam konteks desa membangun, kewenangan lokal berskala desa telah

diatur melalui Permendes PDTT Nomor 1 Tahun 2015, yang menyebutkan bahwa

kriteria kewenangan lokal berskala desa meliputi:

a. Kewenangan yang mengutamakan kegiatan pelayanan dan

pemberdayaan masyarakat;

b. Kewenangan yang mempunyai lingkup pengaturan dan kegiatan hanya

di dalam wilayah dan masyarakat desa yang mempunyai dampak

internal

c. Kewenangan yang berkaitan dengan kebutuhan dan kepentingan

sehari-hari masyarakat desa;

d. Kegiatan yang telah dijalankan oleh desa atas dasar prakarsa desa;

8Kementerian desa, Pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi daerah tertinggal,

Buku 6, “Perencanaan pembangunan desa”, tahun 2015, hlm.10.

Page 19: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

7

e. Program kegiatan pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah

kabupaten/kota dan pihak ketiga yang telah diserahkan dan dikelola

oleh desa; dan

f. Kewenangan lokal berskala desa yang telah diatur dalam peraturan

perundang-undangan tentang pembagian kewenangan pemerintah,

pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota.9

Untuk melaksanakan kewenangan lokal bersakala desa tersebut, maka

pemerintah desa perlu menyusun perencanaan desa yang melibatkan seluruh

komponen masyarakat desa. Proses perencanaan yang baik akan melahirkan

pelaksanaan program yang baik, dan pada gilirannya akan menumbuhkan

partisipasi masyarakat untuk terlbat dalam pembangunan desa. Proses

merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi sendiri kegiatan pembangunan

desa merupakan wujud nyata dari kewenangan mengatur dan mengurus

pembangunan desa yang berskala lokal desa.

Pemerintah desa menyusun perencanaan pembangunan desa sesuai dengan

kewenangannya dengan mengacu pada perencanaan pembangunan

kabupaten/kota. Perencanaan dan pembangunan desa dilaksanakan oleh

pemerintah desa dengan melibatkan seluruh masyarakat desa dengan semangat

gotong royong. Masyarakat desa berhak melakukan pemantauan terhadap

pelaksanaan pembangunan desa.10

Desa Berembang adalah salah satu desa dalam kecamatan Sekernan

kabupaten Muaro Jambi. Sebelum menjadi desa depenitif, desa Berembang berdiri

9Kementerian desa, Pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi daerah tertinggal,

Buku 6, “Perencanaan pembangunan desa”, tahun 2015, hlm 12.

10

Vriandy H. Regar, Dkk, “Perencanaan pembangunan di desa Kapoya kecamatan

Suluun Tareran kabupaten Minahasa Selatan, “Jurnal administrasi publik, volume IV no. 062,

2018, hlm. 42.

Page 20: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

8

sebelum Indonesia merdeka, ditunjukkan adanya piagam desa Berembang dari

Residen Jambi tanggal 14 Maret 1937,ditanda tangani oleh Sultan Parendangan.

isi dari piagam desa Berembang dari Residen Jambi tanggal,14 Maret 1937. Desa

Berembang dilihat dari tofografi dan kultur tanah secara umum datar dan dataran

rendah yang berada pada secara keseluruhan sebagai desa agraris, maka usaha

pertanian, peternakan dan perkebunan dapat tumbuh dan berkembang dengan

baik. Menurut wawancara awal peneliti dengan bapak M. Ridho sebagai Kasi

Kesejahteraan Desa Berembang, maka dalam hal ini penulis tertarik untuk

meneliti bagaimana sistem perencanaan pembangunan dan bagaimana

implementasi perencanaan pembangunan di desa Berembang kecamatan Sekernan

kabupaten Muaro Jambi ditinjau dari Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004.

Dalam wawancara awal penulis dengan bapak M. Ridho tersebut diketauhui

bahwa pemerintah Desa Berembang Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro

Jambi ini belum sepenuhnya melaksanakan sistem perencanaan pembangunan

sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004.

Berdasarkan pemaparan pada latar belakang di atas, maka penulis tertarik

untuk menyusun skripsi tentang kajian hukum dengan judul“ Implementasi

perencanaan pembangunan di desa Berembang kecamatan Sekernan kabupaten

Muaro Jambi ditinjau dari Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang sistem

perencanaan pembangunan nasional “

B. Rumusan Masalah

Untuk menghindari penelotian ini tidak meluas, maka penulis membatasi

penelitian ini hanya melakukan penelitian di Desa Berembang Kecamatan

Sekernan Kabupaten Muaro Jambi. Berdasarkan latar belakang masalah yang

Page 21: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

9

telah penulis jelaskan sebelumnya, rumusan masalah yang akan dibahas dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana sistem perencanaan pembangunan di desa menurut Undang-

Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional?

2. Bagaimana implementasi perencanaan pembangunan di Desa Berembang

ditinjau dari Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.

1. Tujuan penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui sistem perencanaan pembangunan di desa Berembang

Kabupaten Muaro Jambi dilihat dari Undang-Undang Nomor 25 Tahun

2004 Tentang Sistem Perencanaan Nasional

b. Untuk mengetahui bagaimana implementasi perencanaan pembangunan di

Desa Berembang ditinjau dari Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

2. Kegunaan penelitian

a. Penelitian ini sebagai studi awal yang dapat menjadikan suatu pengalaman

dan wawasan bagi penulis sendiri terhadap pembentukan sistem

perencanaan pembangunan di Desa Berembang Kabupaten Muaro Jambi

dilihat dari Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem

Perencanaan Nasional dan bagaimana implementasi perencanaan

Page 22: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

10

pembangunan di Desa Berembang ditinjau dari Undang-Undang Nomor

25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

b. Sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana Strata

Satu (S1) di fakultas Syari’ah, Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi.

c. Sebagai sumber referensi dan saran pemikiran bagi kalangan akademisi

dan praktisi masyarakat di dalam menunjang penelitian selanjutnya yang

akan bermanfaat sebagai bahan perbandingan bagi penelitian yang lain.

d. Sebagai bahan perbandingan bagi peneliti lainnya yang mempunyai tema

dan rumusan masalah yang sama dengan yang penulis teliti saat ini.

D.Kerangka Teori

1. Konsep Implementasi Perencanaan Pembangunan Desa

Dalam pelaksanaan pembangunan perencanaan merupakan proses penting

untuk mecapai hasil yang diinginkan, perencanaan pembangunan desa merupakan

hal penting yang harus dilakukan oleh pemerintahan desa. Perencanaan

pembangunan desa merupakan wujud dari visi misi kepala desa terpilih yang

dituangkan dalam rencana pembangunan jangka menengah desa. Dalam

pelaksanaan proses perencanaan tersebut kepala desa harus melibatkan

masyarakat sebagai subyek pembangunan, proses yang melibatkan masyarakat ini,

mencakup dengar pendapat terbuka secara eksstensif dengan sejumalah besar

warga negara yang mempunyai kepedulian, dimana dengar pendapat ini disusun

dalam suatu catatan untuk mempercepat para individu, kelompok kelompok

kepentingan dan para pejabat agensi memberikan kontribusi mereka kepada

pembuatan desain dan redesain kebijakan dengan tujuan mengumpulkan informasi

sehingga pembuat kebijakan bisa membuat kebijakan lebih baik. Dengan

pelibatan tersebut maka perencanaan menjadi semakin baik, aspirasi masyarakat

semakin tertampung sehingga tujuan dan langkah langkah yang diambil oleh

pmerintah desa semakin baik dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Dalam

Page 23: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

11

ketentuan umum Permendagri lebih jelas dikatakan pada Pasal 1 ayat 10,

Perencanaan Pembangunan Desa adalah proses tahapan kegiatan yang

diselenggarakan oleh Pemerintah Desa dengan melibatkan Badan

Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna

pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai tujuan

pembangunan desa. Pembangunan merupakan sebuah proses kegiatan yang

sebelumya tidak ada menjadi ada, atau yang sebelumnya sudah ada dan

dikembangkan menjadi lebih baik, menurut Myrdal (1971) pembangunan adalah

sebagai pergerakan ke atas dari seluruh sistem sosial. Artinya bahwa

pembangunan bukan melulu pembangunan ekonomi, melainkan pembangunan

seutuhnya yaitu semua bidang kehidupan dimasyarakat.11

Dalam pelaksanaan pembangunan pelibatan masyarakat sangatlah perlu

untuk dilakukan karena dengan partisipasi masyarakat maka proses perencanaan

dan hasil perencanaan sesuai dengan kebutuhan. Dengan peningkatan pelibatan

masyarakat dalam proses pembangunan maka diharapkan hasil pembangunan

sesuai dengan kebutuhan dan sesuai dengan tujuan pembangunan itu sendiri

sebagaimana disebutkan dalam Permendagri 114 Pasal 1 ayat 9. Pembangunan

Desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuk sebesar-

besarnya kesejahteraan masyarakat Desa. Dari uaran tersebut sangatlah jelas

bahwa pembangunan yang melibatkan masyarakat secara aktif akan mampu

mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan kewenangan yang begitu besar maka

desa wajib membuat perencanaan pembangunan dalam bentuk Rencana

pembangunan Jangka menengah desa yang dioperasionalkan dalam kegiatan

tahunan dalam bentuk rencana kerja pembangunan tahunan RKP Desa.12

Dalam proses perencanaan Pembangunan desa yang harus dilihat dan

dipahami bahwa Perencanaan pembangunan desa merupakan suatu panduan atau

model penggalian potensi dan gagasan pembangunan desa yang menitikberatkan

pada peranserta masyarakat dalam keseluruhan proses pembangunan. Secara garis

besar garis besar perencanaan desa mengandung pengertian sebagai berikut;

11

Ernady Syaodih. “Manajemen Pembangunan”, (Bandung :RefikaAditama, 2015), hlm

10. 12

Ibid, hlm 11.

Page 24: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

12

a. Perencanaan sebagai serangkaian kegiatan analisis mulai dari identifikasi

kebutuhan masyarakat hingga penetapan program pembangunan;

b. Perencanaan pembangunan lingkungan; semua program peningkatan

kesejahteraan, ketentraman, kemakmuran dan perdamaian masyarakat di

lingkungan pemukiman dari tingkat RT/RW, dusun dan desa;

c. Perencanaan pembangunan bertumpu pada masalah, kebutuhan, aspirasi dan

sumber daya masyarakat setempat;

d. Perencanaan desa menjadi wujud nyata peran serta masyarakat dalam

membangun masa depan; dan

e. Perencanaan yang menghasilkan program pembangunan yang diharapkan

dapat memberikan dampak terhadap peningkatan kesejahteraan, kemakmuran

dan perdamaian masyarakat dalam jangka panjang.13

Agar perencanaan pembangunan desa terarah dan dapat menjadi pedoman

bersama seluruh desa di Republik Indonesia, maka Permendagri 114 tentang

perencanaan desa mengatur secara spesifik dalam proses dan langkah langkah

penyusunan. Penyusunan RPJM Desa meliputi:

a. Pembentukan tim penyusun RPJM Desa;

Tim penyusun RPJM Desa merupakan tim yang dibentuk oleh kepala

desa melalui Surat keputusan Kepala Desa dengan struktur kepala desa

sebagai Pembina, sekretaris desa sebagai ketua dan ketua lembaga

pemberdayaan sebagai sekretaris dengan anggota tokoh masyarakat,

kader pemberdayaan masyarakat serta wakil perempuan. Jumlah tim

penyusun ini paling sedikit 7 orang dan paling banyak 11 orang;

b. Penyelarasan arah kebijakan perencanaan pembangunan

kabupaten/kota;

Penyelarasan arah kebijakan ini merupakan kegiatan untuk

mengintegrasikan perencanaan pembangunan kabupaten kota dengan

desa. Dengan adanya penyelarasan maka diharapkan perencanaan

pembangunan kabupaten dan kota akan selaras dan kegiatan

pembangunan kabupaten kota dapat masuk ke dalam perencanaan

13

Borni Kurniawan, Desa mandiri, desa membangun, (Jakarta : Kementerian Desa,

Pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi Republik Indonesia, 2015), hlm 15.

Page 25: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

13

pembangunan desa. Ini diperlukan karena kegiatan pembangunan harus

berdasar pada RPJM desa.

Penyelarasan pembangunan tersebut meliputi:

a) Pembangunan jangka menengah daerah kabupaten/kota;

b) Rencana strategis satuan kerja perangkat daerah;

c) Rencana umum tata ruang wilayah kabupaten/kota;

d) Rencana rinci tata ruang wilayah kabupaten/kota; dan

e) Rencana pembangunan kawasan perdesaan

c. Pengkajian keadaan Desa;

Pengkajian keadaan Desa merupakan proses melihat secara obyektif

kondisi desa dengan melibatkan masyarakat yang dikoordinasikan oleh

Tim perumus. Dalam kegiatan ini proses yang harus dilakukan adalah

penyelarasan data desa, penggalian gagasan dan penyusunan laporan

hasil penggalian gagasan dari masyarakat;

d. Penyusunan rencana pembangunan Desa melalui musyawarah Desa;

Setelah dilakukan rekapitulasi dan disampaikan kepada kepala desa

maka kepala desa kemudian menyampaikan kepada BPD untuk

dilakukan Pembahasan dalam musyawarah Desa dengan menfokuskan

pada arah pembangunan desa, prioritas pembangunan desa yang

dilakukan secara demokratis dan partisipatif.14

e. Penyusunan rancangan RPJM Desa;

Hasil musyawarah desa kemudian disusun oleh Tim perumus ke dalam

format penyusunan rancangan rencana pembangunan jangka menengah

desa dengan memperhatikan hasil musyawarah desa dan hasilnya

disampaikan ke kepala desa untuk dapat diperiksa dan ditelita sebelum

dilakukan musyawarah perenncanaan pembangunan Desa

(Musrenbangdes)

f. Penyusunan rencana pembangunan Desa melalui musyawarah

perencanaan pembangunan Desa

Hasil dari penyusunan rancangan rencana pembangunan desa kemudian

dibahas melalui Musrenbangdes dengan tujuan untuk menyusun Rencana

14

Ibid, hlm 16.

Page 26: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

14

Pembangunan jangka menengah desa dan menyepakati secara bersama

untuk dapat ditetapkan dalam Perdes Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Desa

g. Penetapan RPJM Desa.

Setelah dilakukan Musrenbangdesa dan diperoleh kesepakatan secara

bersama, maka Tim penyusun kemudian melakukan revisi atas apa yang

sudah dibahas dalam musyawarah tersebut kemudian kepala desa

membahas bersama raperdes tentang RPJM desa dengan Badan

permusyaratan desa untuk dijadikan peraturan desa.15

2. Sistem Pembangunan Pedesaan

Pembangunan pedesaan adalah pembangunan berbasis pedesaan yang

mengedepankan kearifan local kawsan pedesaan yang mencakup struktur

demografi masyarakat, karateristik sosisosial budaya, karateristik fisik/geografis,

pola kegiatan usaha pertanian, pola keterkaitan ekonomi desa kota, sektor

kelembagaan desa, dan karateristik kawasan pemukiman. Penomena kesenjangan

perkembangan antar wilayah disuatu negara, meliputi wilayah-wilayah yang

sudah maju dan wilayah-wilayah yang sedang berkembang memicu kesenjangan

sosila antar wilayah. Salah satu faktor terjadi kesenjangan antara desa dan kota

karena pembangunan yangb bias perkotaaan, sektor pertanian yang identik dengan

ekonomi pedesaan mengalami kemerosotan dibandingkan dengan pertumbuhan

sektor industri dan jasa perkotaan, untuk mengatasi hal tersebut, setiap negara

mencoba melakukan tindakan intervensi untuk menanggulangi tingkat

kesenjangan tersebut dengan melakukan pembangunan pedesaan. 16

Faktor kemiskinan yang terjadi dimasyarakat pedesaan cenderung bersifat

struktural dibangdingkan bersifat kultural. Dalam kasus ini masyarakat pedesaan

15

Ibid, hlm 17. 16

Borni Kurniawan, Desa mandiri, desa membangun, (Jakarta : Kementerian Desa,

pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi Republik Indonesia, 2015), hlm 32.

Page 27: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

15

diidentikkan dengan perilaku dan sikap yang dianggap kolot dan tradisional

dihadapkan dengan sikap dan perilaku orang kota yang maju dan modern.

Terjadinya keterbelakangan sosial masyarakat deas dalam pembangunan

disebabkan karena sulitnya masyarakat desa menerima budaya modernisasi, sulit

untuk menerima tekhnologi baru, malas dan tidak mempunyaimotivasi yang kuat,

merasa cukup puas dengan pemenuhan kebutuhan pokok yang paling dasar dan

budaya berbagi kemiskinan bersama.

Pembangunan yang berbasis pedesaan diberlakukan untuk memperkuat

fondasi perekonomian negara, mempercepat pengentasan kemiskinan dan

pengurangan kesenjangan perkembangan antar wilayah, sebagai solusi bagi

perubahan sosial desa sebagai basis perubahan. Dalam realisasinya, pembangunan

pedesaan memungkinkan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi digerakkan ke

pedesaan sehingga desa menjadi tempat yang menarik sebagai tempat tinggal dan

mencari penghidupan.Infrastruktur desa, seperti irigasi, sarana dan prasarana

transportasi, listrik, telepon, sarana pendidikan, kesehatan dan sarana- sarana lain

yang dibutuhkan, harus bisa disediakan sehingga memungkinkan desa maju dan

berkembang.17

Perencanaan Pembangunan Nasional dan daerah akan terlaksana dengan

baik, sinergis dan terarah apabila diawali dengan perencanaan yang matang dan

memperhatikan aspek kontinuitasnya. Perencanaan yang lebih menyeluruh,

terarah dan terpadu diperlukan untuk menjamin laju perkembangan di Indonesia,

dalam mencapai suatu masyarakat yang adil, sejahtera dan makmur. Seiring

17

Borni Kurniawan, Desa mandiri, desa membangun, (Jakarta : Kementerian Desa,

pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi Republik Indonesia, 2015), hlm 36.

Page 28: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

16

dengan makin mantapnya pelaksanaan pembangunan nasional dan daerah, maka

sebagai konsekuensi logisnya adalah bahwa Pemerintah Pusat maupun Daerah

dituntut untuk lebih siap dan mandiri dalam menyusun strategi pembangunan

dalam rangka mengembangkan daerahnya sehingga mampu menghadapi era

globalisasi dan persaingan yang semakin kompetitif. Perencanaan Pembangunan

yang baik akan mampu menjamin terlaksananya pembangunan yang menyeluruh

terarah dan terpadu. Perencanaan tersebut harus disesuaikan dengan tujuan yang

ingin dicapai agar apa yang hendak dilaksanakan benar-benar dapat terwujud

dengan baik. 18

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional, dalam rangka mendorong proses

pembangunan secara terpadu dan efesien, pada dasarnya perencanaan

pembangunan nasional di Indonesia mempunyai 5 tujuan dan fungsi pokok.

Adapun tujuan dan fungsi pokok perencanaan pembangunan tersebut sebagai

berikut:

1. Untuk mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan

2. Untuk menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi antar

Daerah.

3. Untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,

penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan.

4. Untuk mengoptimalkan partisipasi dan peran masyarakat dalam

perencanaan.

18

Ibid, hlm 38.

Page 29: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

17

5. Untuk menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien,

efektif dan adil. 19

Ketentuan umum Undang-Undang Desa mendefinisikan pembangunan desa

adalah “upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuk sebesar-besarnya

kesejahteraan masyarakat desa”. Sedangkan tujuan pembangunan desa dinyatakan

di dalam pasal 78 ayat (1), yaitu “meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa

dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan

kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana desa, pengembangan potensi

ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara

berkelanjutan”. “Dalam pelaksanaannya pembangunan desa penting untuk

mengedepankan kebersamaan, kekeluargaan, dan kegotongroyongan guna

mewujudkan pengarusutamaan perdamaian dan keadilan sosial” sebagaimana

dinyatakan di dalam pasal 78 ayat (3).20

Berdasarkan pasal 78, tahapan-tahapan dalam pembangunan desa terdiri

dari: (i) perencanaan pembangunan desa; (ii) pelaksanaan pembangunan desa; (iii)

pengawasan dan pemantauan pembangunan desa. Dokumen rencana

pembangunan desa merupakan satu-satunya dokumen perencanaan di desa dan

sebagai dasar penyusunan APB desa. Penyusunan rencana desa itu dilakukan

melalui Musrenbang Desa yang mengikutsertakan masyarakat

Tujuan pembangunan desa adalah :

19

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional. 20

Ernady Syaodih. “Manajemen pembangunan”, (Bandung :RefikaAditama, 2015),hlm 18

Page 30: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

18

1. Pembangunan desa bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat

desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan

melalui pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan

prasarana desa, pengembangan potensi ekonomi lokal, serta

pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan.

2. Pembangunan desa meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, dan

pengawasan.

3. Pembangunan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

mengedepankan kebersamaan, kekeluargaan, dan kegotongroyongan

guna mewujudkan pengarusutamaan perdamaian dan keadilan sosial.21

Tujuan dari pembangunan perdesaan, dengan redaksional pembangunan

perdesaan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat desa dan meningkatkan

peran masyarakat desa dalam setiap tahapan pembangunan dengan tetap

menjamin terpeliharanya ada istiadat setempat.Ruang lingkup pembangunan

perdesaan, dengan redaksional, pembangunan perdesaan meliputi pembangunan

infrastruktur dan sumberdaya manusia perdesaan. Tahapan pembangunan

perdesaan dengan redaksional pembangunan perdesaan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 69 diselenggarakan melalui tahapan:

a. Perencanaan;

b. Pelaksanaan;

c. Pengawasan; dan

d. Evaluasi.22

21

Ernady Syaodih. “Manajemen pembangunan”, (Bandung:Refika Aditama, 2015), hlm

23. 22

Kementerian desa, pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi, indeks desa

membangun ,2015,hlm 20.

Page 31: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

19

Sistem informasi pembangunan perdesaan, dengan redaksional “informasi

kegiatan seluruh tahapan pembangunan perdesaan memanfaatkan sistem

informasi pembangunan perdesaan. Pembangunan Indonesia pada dasarnya adalah

upaya pemenuhan keadilan bagi rakyat Indonesia. Pembangunan dilaksanakan

berdasar rencana besar bangsa Indonesia melalui perencanaan nasional, provinsi,

kabupaten dan desa. Dalam melakukan perencanaan pembangunan dalam

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (SPPN) secara legal menjamin aspirasi masyarakat dalam

pembangunan dalam kesatuannya dengan kepentingan politis (keputusan

pembangunan yang ditetapkan oleh legislatif) maupun kepentingan teknokratis

(perencanaan pembangunan yang dirumuskan oleh birokrasi). Aspirasi dan

kepentingan masyarakat ini dirumuskan melalui proses perencanaan partisipatif

yang secara legal menjamin kedaulatan rakyat dalam berbagai program/proyek

pembangunan desa. Perencanaan partisipatif yang terpadukan dengan perencanaan

teknokratis dan politis menjadi wujud nyata kerjasama pembangunan antara

masyarakat dan pemerintah.23

Dalam perkembanganya lahirlah Undang Undang Desa Nomor 06 Tahun

2014 Tentang Desa, bahwa perencanaan pembangunan harus dilakukan disetiap

desa dan menjadi kewajiban desa sebagai upaya perencanaan pembangunan yang

sistematis. Sebenarnya dari dulu perencanaan sudah dianjurkanakan tetapi kondisi

desa yang belum memungkinkan untuk membuat perencanaan secara baik. Baru

pada awal 2010 ketika muncul program perencanaan sistem pembangunan

23

Nunuk Riyani, Analisis pengelolaan dana desa, (Surakarta:Skripsi, 2016), hlm 10.

Page 32: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

20

Partisipatis (P2SPP) sebagai awal integrasi program pembangunan dengan

memadukan pendekatan tekhnokratis, politis dan partisipatif.24

Desa sekarang telah memiliki kewenang yang cukup besar, Pasal 1 ayat 1

peraturan Menteri Dalam Negeri, Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang

memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan

pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa

masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati

dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan

kewenangan yang besar tersebut desa dalam perkembanganya harus mampu

menyusun perencanaan pembangunan dengan melibatkan semua pemangku

kepentingan didesa. Sebenarnya pelibatan masyarakat atau partisipasi

pembangunan desa sudah dimulai dari program program pemberdayaan.

Program-program pemberdayaan tersebut dijalankan karena ada pandangan

bahwa pembangunan yang dilakukan oleh pemerintahan desa kurang efektif.

Program yang pernah ada semisal program IDT, P3DT, PPK, PNPM PPK, PNPM

mandiri Perdesaan merupakan langakh awal dari upaya membangun desa melalui

masyarakat atau yang lebih dikenal dengan Community Development.

Pembangunan yang berbasis masyarakat, dengan melibatkan masyarkat dalam

perencanaan, pelaksanaan, evaluasi ini pada perkembanganya dirasa cukup efektif

sebab dengan melibatkan mereka, pembangunan semakin dekat dengan kebutuhan

dan ini adalah inti dari tujuan pembangunan itu sendiri.25

24

Rosfa N. Azizah, Strategi optimalisasi pembangunan infrastruktur desa melalui

program pemberdayaan masyarakat,Skripsi UIN Raden Intan Lampung 2017,hlm 17.

25

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan

Nasional 2014, “Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019”, tahun 2014,

hlm. 3

Page 33: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

21

Pembangunan pada hakekatnya adalah upaya sistematis dan terencana oleh

masing-masing maupun seluruh komponen bangsa untuk mengubah suatu

keadaan menjadi keadaan yang lebih baik dengan memanfaatkan berbagai sumber

daya yang tersedia secara optimal, efisien, efektif dan akuntabel, dengan tujuan

akhir untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat secara

berkelanjutan. Upaya sistematis dan terencana tadi tentu berisi langkah-langkah

strategis, taktis dan praktis, karena masing-masing negara memiliki usia

kedaulatan, sumber daya andalan dan tantangan yang berbeda.Untuk

memudahkan tercapainya cita-cita mulia tadi, suatu perencanaan pembangunan

memerlukan penetapan tahapan-tahapan berikut prioritas pada setiap tahapan,

yang bertolak dari sejarah, karakter sumber daya yang kita miliki dan tantangan

yang sedang dihadapi. Hingga saat ini, tetap dipandang perlu adanya tahapan

jangka panjang, jangka menengah, maupun tahunan untuk mencapai tujuan

universal maupun tujuan khusus dari pembangunan nasional NKRI.26

Sebagai pengganti dari Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) dan

mulai berlaku sejak tahun 2005, Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

adalah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan

rencanarencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan

tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di

tingkat pusat dan daerah.27

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun

26Kementerian perencanaan pembangunan nasional/ Badan perencanaan pembangunan

nasional 2014, “Rencana pembangunan jangka menengah nasional 2015-2019”, tahun 2014, hlm

18.

27

Muhammad Reski Ismail , “Tinjauan yuridis terhadap sistem perencanaan

pembangunan daerah sebagai pedoman dalam penyelenggaraan..., hlm. 12.

Page 34: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

22

2006 Tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional, RPJMN

merupakan acuan bagi kementerian/lembaga dalam menyusun rencana strategis

(Renstra) masing-masing.

Pembentukan sistem perencanaan pembangunan nasional didasarkan pada

beberapa landasan agar kegiatan pembangunan berjalan efektif, efisien, dan

bersasaran yaitu, landasan filosofis dan landasan yuridis. Landasan filosofis yaitu

cita-cita nasional sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 adalah berkehidupan kebangsaan yang bebas,

bersatu, berdaulat, adil, dan makmur, tujuan nasional dengan dibentuknya

pemerintahan adalah untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah

Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,

dan ikut melaksanakan ketertiban dunia, Tugas pokok setelah kemerdekaan adalah

menjaga kemerdekaan serta mengisinya dengan pembangunan yang berkeadilan

dan demokratis yang dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan, serta

agar kegiatan pembangunan berjalan efektif, efisien, dan bersasaran maka

diperlukan perencanaan pembangunan.28

Sedangkan landasan yuridis berupa peraturan perundang-undangan di

dalam perencanaan dan penganggaran, terdiri dari Undang-Undang Nomor 17

Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, Undang-Undang Nomor

33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, Undang-

Undang Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang

28Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Pemerintah Desa, hlm 4.

Page 35: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

23

Nasional (RPJPN) 2005- 2025, Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2016

Tentang RKP tahun 2017, Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 Tentang

Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga yang direvisi menjadi

Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010, Peraturan Pemerintah Nomor 39

Tahun 2006 Tentang Tatacara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan, Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 Tentang Tatacara

Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional, Peraturan Pemerintah Nomor 38

Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintah antar Pemerintah,

Pemerintahan Daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota, Peraturan Pemerintah

Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan

Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor

8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan

Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, serta Peraturan Presiden

Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) 2015- 2019.29

Ruang lingkup perencanaan terdiri dari Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional (RPJPNasional), Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMNasional), Renstra Kementerian/Lembaga (Renstra KL),

Peraturan Pimpinan KL, Rencana Kerja Pemerintah (RKP), Peraturan Presiden

dan Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Renja KL), Peraturan Pimpinan KL.

Dalam penyusunan perencanaan pembangunan baik nasional maupun

daerah diawali dengan melaksanakan musyawarah perencanaan pembangunan

29.Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Pemerintah Desa, hlm 5.

Page 36: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

24

(Musrenbang). Musyawarah perencanaan pembangunan yang selanjutnya

disingkat Musrenbang adalah forum antar pelaku dalam rangka menyusun rencana

pembangunan nasional dan rencana pembangunan daerah.30

Musrenbang memiliki beberapa bagian/tahapan penyelenggaraan proses

yaitu:

1. Musrenbang Desa/Kelurahan

2. Musrenbang Kecamatan

3. Forum SKPD Kabupaten/Kota

4. Musrenbang Kabupaten/Kota

5. Pasca Musrenbang Kabupaten/Kota

6. Forum SKPD Provinsi

7. Rapat Koordinasi Pusat (Rakorpus)

8. Musrenbang Provinsi.

9. Pasca Musrenbang Provinsi

10. Musrenbang Nasional.31

3. Perencanaan Pembangunan Pedesaan

Perencanaan pembangunan desa adalah proses tahapan kegiatan yang

diselenggarakan oleh Pemerintah desa dengan melibatkan Badan

Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna

pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai tujuan

pembangunan desa.32

30Pasal 1 Ayat 21 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, hlm 2.

31

Muhammad Reski Ismail , “Tinjauan yuridis terhadap sistem perencanaan

pembangunan daerah sebagai pedoman dalam penyelenggaraan , skripsi, jurusan hukum tata

negara, UIN banten, 2017,hlm. 25. 32

Sri Indra, Perencanaan pembangunan daerah,(Depok : Kencana, 2017),hlm 12

Page 37: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

25

Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan

tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan

didalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada dalam

rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah

dalam jangka waktu tertentu. Perencanaan daerah sebagai suatu bentuk

perencanaan (pembangunan) yang merupakan implementasi atau penjabaran dari

perencanaan pusat (nasional). Dalam hal ini, bisa terjadi dua kemungkinan yaitu

a. Perencanaan daerah adalah bagian dari perencanaan pusat dan

b. Perencanaan daerah adalah penjelasan mengenai rencana nasional yang

diselenggarakan di daerah. Proses penyusunannya bisa dilakukan

melalui top down atau bottom up.33

Perencanaan pembangunan desa memiliki makna mendasar dalam

perencanaan pembangunan desa, yaitu :

1) Penyususnan PPD adalah bagian dari penyelenggaraan daerah

2) PPD disusun secara partisipatif oleh pemerintah desa dan dalam

penyusunannya wajib melibatkan Lembaga Kemasyarakatan

3) PPD terdiri dari RPJM desa dan RKP desa

4) PPD didasarkan pada data dan informasi yang akurat.

Perencanaan pembangunan desa merupakan suatu panduan atau model

penggalian potensi dan gagasan pembangunan desa yang menitikberatkan pada

peranserta masyarakat dalam keseluruhan proses pembangunan.perencanaan

pembangunan desa harus melalui proses penggalian gagasan, dan melibatkan

masyarakat serta mengidentifikasi sumber daya yang ada. Dalam upaya

33Masjudin Ashari, dkk, “Analisis perencanaan pembangunan daerah di kabupaten

Lombok Utara (Studi kasus perencanaan partisipatif tahun 2009-2013)”, Jurnal Ekonomi &

Kebijakan Publik, vol. 6, No. 2, desember 2015, hlm. 165.

Page 38: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

26

mewujudkan tata kelola pemerintahan desa yang baik. Perencanaan pembangunan

bertumpu pada masalah, kebutuhan, aspirasi dan sumber daya masyarakat

setempat.34

Sebagaimana diatur di dalam peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114

Tahun 2014 Tentang Pedoman Pembangunan Desa, disebutkan bahwa

perencanaan pembangunan desa adalah proses tahapan kegiatan yang

diselenggarakan oleh pemerintah desa dengan melibatkan Badan

permusyawaratan desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan

dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai tujuan

pembangunan desa.35

Dalam rangka perencanaan dan pelaksanaan pembangunan desa,

pemerintah desa didampingi oleh pemerintah daerah kabupaten/kota yang secara

teknis dilaksanakan oleh satuan kerja perangkat daerah kabupaten/kota. Untuk

mengoordinasikan pembangunan desa, kepala desa dapat didampingi oleh tenaga

pendamping profesional, kader pemberdayaan masyarakat desa, dan/atau pihak

ketiga. Camat atau sebutan lain akan melakukan koordinasi pendampingan di

wilayahnya. Selain itu pemerintah desa menyusun perencanaan pembangunan

desa sesuai dengan kewenangannya dengan mengacu pada perencanaan

pembangunan kabupaten/kota. Perencanaan dan pembangunan desa dilaksanakan

oleh pemerintah desa dengan melibatkan seluruh masyarakat desa dengan

34Vriandy H. Regar, Dkk, “Perencanaan pembangunan di desa Kapoya kecamatan

Suluun Tareran kabupaten Minahasa Selatan.. hlm.40. 35

Bagir Manan, Menyongsong fajar otonomi daerah, PSH FH-UII, Yogyakarta, 2001.hlm

31.

Page 39: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

27

semangat gotong royong. Masyarakat desa berhak melakukan pemantauan

terhadap pelaksanaan pembangunan desa.36

Pembangunan desa mencakup bidang penyelenggaraan pemerintahan desa,

pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa dan

pemberdayaan masyarakat desa. Perencanaan pembangunan desa disusun secara

berjangka meliputi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes)

untuk jangka waktu 6 (enam) tahun dan Rencana Pembangunan Tahunan Desa

atau yang disebut Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa), merupakan

penjabaran dari RPJM desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.37

Rencana pembangunan jangka menengah desa dan rencana kerja

pemerintah desa, ditetapkan dengan peraturan desa. Perencanaan pembangunan

desa adalah sebuah kewajiban pemerintah dan masyarakat keduanya harus

bersinergi agar kemajuan menjadi hasil akhirnya dan yang terpenting disini

perencanaan pembangunan tidak harus terfokus pada pembangunan fisik tapi juga

pembangunan manusia, karena nantinya kualitas manusia yang akan menentukan

pembangunan itu berhasil atau tidak.38

Perencanaan pembangunan daerah dirumuskan secara transparan, responsif,

efisien, efektif, akuntabel, partisipatif, terukur, berkeadilan dan berkelanjutan

yang meliputi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang

dilaksanakan untuk 20 tahun, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

36Vriandy H. Regar, Dkk, “Perencanaan pembangunan di desa Kapoya kecamatan

Suluun Tareran kabupaten Minahasa Selatan.., hlm.42. 37

Bagir Manan, Menyongsong fajar otonomi daerah, PSH FH-UII, Yogyakarta, 2001.hlm

33.

38

Vriandy H. Regar, Dkk, “Perencanaan Pembangunan di Desa Kapoya Kecamatan

Suluun Tareran Kabupaten Minahasa Selatan.., hlm.44

Page 40: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

28

(RPJMD) yang dilaksanakan selama 5 tahun dan Rencana Kerja Pemerintah

Daerah (RKPD) untuk periode satu tahun.

Terkait dengan pencapaian pembangunan secara nasional, daerah juga

memiliki hasil-hasil pembangunan mengikuti apa yang sudah dilakukan oleh

pemerintah pusat, dikarenakan dokumen perencanaan didaerah harus mengacu

pada dokumen perencanaan diatasnya. Proses terbentuknya dokumen perencanaan

melalui perencanaan pembangunan harus melibatkan masyarakat karena

merupakan perencanaan melalui pendekatan partisipatif sesuai amanat dalam

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional. Jadi perencanaan pembangunan daerah di samping

menggambarkan kepentingan lokal juga merupakan penjabaran dari perencanaan

pusat (nasional).39

4. Pemerintah Desa

Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tersebut, Pemerintah

Desa atau Pemdes merupakan lembaga pemerintah yang bertugas mengelola

pemerintahan di wilayah tingkat desa. Lembaga ini diatur dalam ketentuan Pasal

216 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan

Daerah. Oleh karena itu, lembaga pemerintahan desa juga dilindungi hukum yang

artinya

i. Setiap wilayah pemerintahan pasti akan dipimpin oleh mereka yang

terpilih dan untuk melaksanakannya, Pemerintahan Desa tersebut yang

dipimpin Kepala Desa. Tugasnya tertuang dalam paragraf 2 pasal 14

39

Agus Sugiarto dan Dyah Mutiarin, “Konsistensi perencanaan pembangunan daerah

dengan anggaran daerah, “Journal of governance and public policy, vol. 4 no. 1 february 2017,

hlm. 3.

Page 41: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

29

ayat (1) yang berisi kepala desa yang bertugas menyelenggarakan

urusan pemerintahan, pembangunan, serta kemasyarakatan.

ii. Dalam menjalankan pemerintahannya, Kepala Desa memiliki beberapa

kewenangan seperti kewenangan memimpin penyelenggaraan

pemerintahan berdasarkan kebijakan. Penyelenggaraan pemerintahan

ini nantinya tidak akan ditetapkan sendiri, melainkan akan ditetapkan

bersama dengan Badan Perwakilan Desa (BPD).40

Hal mengenai pemerintah desa yang juga disebut sebagai Pemdes diatur

melalui Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005. Menurut Undang-Undang

tersebut, Pemerintah Desa atau Pemdes merupakan lembaga pemerintah yang

bertugas mengelola pemerintahan di wilayah tingkat desa. Lembaga ini diatur

dalam ketentuan pasal 216 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

Tentang Pemerintahan Daerah. Oleh karena itu, lembaga pemerintahan desa juga

dilindungi hukum. Setiap wilayah pemerintahan pasti akan dipimpin oleh mereka

yang terpilih dan untuk melaksanakannya, pemerintahan desa tersebut yang

dipimpin kepala desa. Tugasnya tertuang dalam paragraf 2 Pasal 14 ayat (1) yang

berisi kepala desa yang bertugas menyelenggarakan urusan pemerintahan,

pembangunan, serta kemasyarakatan. Dalam menjalankan pemerintahannya,

kepala desa memiliki beberapa kewenangan seperti kewenangan memimpin

penyelenggaraan pemerintahan berdasarkan kebijakan. Penyelenggaraan

pemerintahan ini nantinya tidak akan ditetapkan sendiri, melainkan akan

ditetapkan bersama dengan Badan Perwakilan Desa (BPD).41

40 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perancanaan Pembangunan

Nasional,hlm 10. 41

Nurman, Strategi Pembangunan Daerah. (Jakarta : PT Raja Grafindo, 2012),hlm 10.

Page 42: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

30

Kepala Desa juga berwenang untuk mengajukan rancangan peraturan

desanya sendiri yang sesuai dengan Undang-undang, membina kehidupan,

perekonomian masyarakat desa hingga mengordinasikan segala elemen yang ada

dalam melakukan pembangunan desa secara partisipatif untuk kemajuan dan

kepentingan desa. Tak hanya itu saja, kepala desa juga dapat mewakili desanya

baik untuk dalam maupun di luar peradilan yang mana juga dapat menunjuk kuasa

hukum untuk mewakili selama hal tersebut sesuai dengan peraturan perundang-

undanganan yang ada yang juga melaksanakan wewenang lainnya sesuai dengan

peraturan perundang-undangan. Kepala desa juga berhak untuk mengajukan

rancangan peraturan desa mengenai anggaran pendapatan dan belanja desa

(APBDesa). APBDesa ini nantinya akan dibahas dan ditetapkan bersama BPD

sehingga menghindari adanya penyelewengan dana, oleh karena itulah, tugas dan

kewenangan kepala desa ini didampingi oleh BPD.42

Tugas dan fungsi perangkat desa adalah

a. Kepala Desa

Yang bertugas menyelenggarakan pemerintahan desa, melaksanakan

pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat. Untuk

melaksanakan tugasnya, kepala desa memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:

1. Menyelenggarakan pemerintahan desa, seperti tata praja pemerintahan,

penetapan peraturan di desa, pembinaan masalah pertanahan,

pembinaan ketentraman dan ketertiban, melakukan upaya perlindungan

masyarakat, administrasi kependudukan, dan penataan dan pengelolaan

wilayah;

42

Sri Indra, Perencanaan Pembangunan Daerah,(Depok:Kencana, 2017),hlm 21.

Page 43: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

31

2. Melaksanakan pembangunan, seperti pembangunan sarana prasarana

perdesaan, dan pembangunan bidang pendidikan, kesehatan;

3. Pembinaan kemasyarakatan, seperti pelaksanaan hak dan kewajiban

masyarakat, partisipasi masyarakat, sosial budaya masyarakat,

keagamaan, dan ketenagakerjaan;

4. Pemberdayaan masyarakat, seperti tugas sosialisasi dan motivasi

masyarakat di bidang budaya, ekonomi, politik, lingkungan hidup,

pemberdayaan keluarga, pemuda, olahraga, dan karang taruna; dan

5. Menjaga hubungan kemitraan dengan lembaga masyarakat dan

lembaga lainnya.43

b. Sekretaris Desa

Berkedudukan sebagai unsur pimpinan sekretariat desa. Sekretaris desa

bertugas membantu kepala desa dalam bidang administrasi pemerintahan. Untuk

melaksanakan tugas, sekretaris desa mempunyai fungsi:

1. Melaksanakan urusan ketatausahaan seperti tata naskah, administrasi

surat menyurat, arsip, dan ekspedisi;

2. Melaksanakan urusan umum seperti penataan administrasi perangkat

desa, penyediaan prasarana perangkat desa dan kantor, penyiapan rapat,

pengadministrasian aset, inventarisasi, perjalanan dinas, dan pelayanan

umum;

3. Melaksanakan urusan keuangan seperti pengurusan administrasi

keuangan, administrasi sumber-sumber pendapatan dan pengeluaran,

43

Deddy Smatullah. “Otonomi Daerah dan Desentralisasi”.(Bandung:CV Pustaka

Seta.2010) ,hlm 10.

Page 44: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

32

verifikasi administrasi keuangan, dan admnistrasi penghasilan kepala

desa, perangkat desa, BPD, dan lembaga pemerintahan desa lainnya;

4. Melaksanakan urusan perencanaan seperti menyusun rencana anggaran

pendapatan dan belanja desa, menginventarisir data-data dalam rangka

pembangunan, melakukan monitoring dan evaluasi program, serta

penyusunan laporan.44

c. Kepala Urusan

berkedudukan sebagai unsur staf sekretariat. Kepala urusan bertugas

membantu sekretaris desa dalam urusan pelayanan administrasi pendukung

pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan. Untuk melaksanakan tugas kepala urusan

mempunyai fungsi:

1. Kepala Urusan Tata Usaha dan Umum, memiliki fungsi seperti

melaksanakan urusan ketatausahaan seperti tata naskah, administrasi

surat menyurat, arsip, dan ekspedisi, dan penataan administrasi

perangkat desa, penyediaan prasarana perangkat desa dan kantor,

penyiapan rapat, pengadministrasian aset, inventarisasi, perjalanan

dinas, dan pelayanan umum;

2. Kepala Urusan Keuangan, memiliki fungsi seperti melaksanakan urusan

keuangan seperti pengurusan administrasi keuangan, administrasi

sumber-sumber pendapatan dan pengeluaran, verifikasi administrasi

keuangan, dan admnistrasi penghasilan kepala desa, perangkat desa,

BPD, dan lembaga pemerintahan desa lainnya.45

44

Deddy Smatullah. “Otonomi Daerah dan Desentralisasi”.(Bandung:CV Pustaka

Seta.2010),hlm 11.

45

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional,hlm 7.

Page 45: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

33

3. Kepala Urusan Perencanaan, memiliki fungsi mengoordinasikan urusan

perencanaan seperti menyusun rencana anggaran pendapatan dan

belanja desa, menginventarisir data-data dalam rangka pembangunan,

melakukan monitoring dan evaluasi program, serta penyusunan

laporan.46

d. Kepala Seksi

Berkedudukan sebagai unsur pelaksana teknis. Kepala seksi bertugas

membantu kepala desa sebagai pelaksana tugas operasional. Untuk melaksanakan

tugas kepala seksi mempunyai fungsi:

1. Kepala seksi pemerintahan mempunyai fungsi melaksanakan

manajemen tata praja pemerintahan, menyusun rancangan regulasi desa,

pembinaan masalah pertanahan, pembinaan ketentraman dan ketertiban,

pelaksanaan upaya perlindungan masyarakat, kependudukan, penataan

dan pengelolaan wilayah, serta pendataan dan pengelolaan profil desa;

2. Kepala seksi kesejahteraan mempunyai fungsi melaksanakan

pembangunan sarana prasarana perdesaan, pembangunan bidang

pendidikan, kesehatan, dan tugas sosialisasi serta motivasi masyarakat

di bidang budaya, ekonomi, politik, lingkungan hidup, pemberdayaan

keluarga, pemuda, olahraga, dan karang taruna;

3. Kepala seksi pelayanan memiliki fungsi melaksanakan penyuluhan dan

motivasi terhadap pelaksanaan hak dan kewajiban masyarakat,

46

Deddy Smatullah. “Otonomi Daerah dan Desentralisasi”.(Bandung:CV Pustaka

Seta.2010), hlm 13.

Page 46: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

34

meningkatkan upaya partisipasi masyarakat, pelestarian nilai sosial

budaya masyarakat, keagamaan, dan ketenagakerjaan.47

E. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka dalam penelitian ini memuat menganai penelitian-

peneliaan sebelumnya yang memiliki kesamaan tema dengan penelitian yang

penulis lakukan. Penelitian yang dimaksud adalah penelitian dari beberapa orang

peneliti sebelumnya yang mempunyai kesamaan dengan penelitian yang penulis

teliti yaitu mengenai Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, namun jjga

terdapat perbaedaan dengan penelitian yang penulis lakukan, baik dari tempat

penelitian, waktu penelitian. Berikut adalah beberapa literature yang penulis

lakukan dari penelitian sebelumnya yang mampunyai kesamaan tema dengan

yang penulis teliti saat ini, yaitu:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Sarah Nuramalia Putri, Mahasiswa fakultas

Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang Tahun 2017,

dengan judul “Partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa (Studi

kasus Desa Balesari Kecamatan Bansari Kabupaten

Temanggung)”.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat

partisipasi masyarakat dan untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan di desa

Balesari Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung Jawa Tengah. Dalam

penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif. Data diperoleh dengan

cara survey, wawancara dan kuesioner. Pengambilan sampel dalam

penelitian ini dengan teknik probability sampling yaitu proportionate

47

Ibid, hlm 15.

Page 47: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

35

stratified random sampling dengan menggunakan rumus slovin dan

didapatkan sampel sebanyak 96 responden, selanjutnya dianalisis secara

deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat partispasi

masyarakat dalam pembangunan di Desa Balesari Kecamatan Bansari

Kabupaten Temanggung dilihat dari keempat bentuk partisipasi yaitu

partisipasi dalam bentuk pemberian ide/gagasan 60,25% atau berada pada

kategori tinggi, partisipasi dalam bentuk sumbangan tenaga 80% atau

berada dalam kategori sangat tinggi, sedangkan dalam bentuk sumbangan

material 78,6% atau dalam kategori tinggi dan dalam bentuk sumbangan

dana 72,2% atau dalam kategori tinggi. Skor partisipasi masyarakat dalam

pembangunan desa di desa Balesari tergolong tinggi dengan rata-rata skor

72,76%. Adapun yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam

pembangunan di desa Balesari adalah kesadaran/kemauan, usia, jenis

kelamin, pendidikan, dan penghasilan.48

2. Penelitian yang dilakukan oleh Apriyanto Nugroho, Mahasiswa fakultas

Hukum Universitas Lampung Bandar Lampung 2016, dengan judul

“Musyawarah Rencana Pembangunan Desa dalam pembangunan yang

partisipatif di Tiyuh Daya Asri Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang

Bawang Barat”. Penelitian ini membahas mengenai fungsi Musrenbang

Desa dalam pembangunan yang partisipatif di Tiyuh Daya Asri dan

hambatan-hambatan dalam pelaksanaan fungsi Musrembang Desa yang

partisipatif di Tiyuh Daya Asri. Pendekatan masalah yang digunakan

adalah pendekatan yuridis empiris. Data yang digunakan adalah data

48Sarah Nuramalia Putri, “Partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa (Studi kasus

Desa Balesari Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung)”, Skripsi Universitas Diponegoro

Semarang tahun 2017, hlm. 39.

Page 48: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

36

primer dan data sekunder. Data yang sudah diolah dan disajikan dalam

bentuk uraian, lalu dipresentasikan atau ditafsirkan untuk dilakukan

pembahasan dan dianalisis secara kualitatif, kemudian selanjutnya ditarik

suatu kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa fungsi

Musrenbang di Tiyuh Daya Asri yaitu sebagai wadah aspirasi bagi

masyarakat, mencapai mufakat dalam rencana pembangunan desa,

menyusun daftar kegiatan prioritas, menyepakati tim delegasi, serta upaya

memajukan tiyuh. Hambatan dalam Musrenbang yang partisipatif yaitu

berkaitan dengan SDM (Sumber Daya Manusia) menyangkut keterlibatan

masyarakat, proses dimana masih besarnya pengaruh kepala Tiyuh,

berkaitan dengan usulan daftar belanja. Pelaksanaan fungsi Musrenbang di

Tiyuh Daya Asri dirasa masih belum dapat dikatakan partisipatif karena

Musrenbang di Tiyuh Daya Asri dilaksanakan hanya untuk kegiatan rutin

untuk mengisi formulir daftar usulan kegiatan yang akan dibawa ke

musrenbang kecamatan.49

3. Penelitian yang dilakukan oleh Kamilu Rahman, Mahasiswa fakultas

Ekonomi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim,

Malang, 2017 dengan judul: “ Penerapan azas-azas pengelolaan

keuangan desa berdasarkan UU No. 6 Tahun 2014 (Studi kasus pada

Desa Sera Tengah Kecamatan Bluto Kabupaten Sumenep), Penelitian ini

membahas tentang pengelolaan keuangan desa sebagaimana yang telah

diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2014 yang

menjadi pedoman khusus bagi pemerintah desa untuk mengelola Anggaran

49Apriyanto Nugroho, “Musyawarah rencana pembangunan desa dalam pembangunan

yang partisipatif di Tiyuh Daya Asri Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat”,

Skripsi Universitas Lampung Bandar Lampung tahun 2016, hlm. 38.

Page 49: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

37

Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes). Adanya peraturan tersebut

diharapkan pemerintah desa dapat mengelola keuangan desa yang dimulai

dari perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,

pertanggungjawaban serta pembinaan dan pengawasan secara

akuntabilitas, transparansi dan partisipasif. Penelitian menggunakan

metode kualitatif deskriptif yaitu dengan melakukan perbandingan antara

hasil wawancara, dokumentasi serta data-data primer yang diperoleh

peneliti di Desa Sera Tengah dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun

2014 tentang Desa dan peraturan lainnya yang menjadi penunjang dan

hasil dari penelitiannya menunjukkan berdasarkan Undang-Undang

Nomor 6 Tahun 2014 dan ditunjang oleh peraturan dibawahnya, maka

pengelolaan keuangan desa yang dilakukan oleh pemerintah Desa Sera

Tengah yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan,

pelaporan dan pertanggungjawaban sudah dilaksanakan secara

akuntabilitas, transparansi dan partisipatif. Permasalahan mendasar di

Desa Sera Tengah adalah lambatnya pemahaman aparatur desa dalam

memahami peraturan yang berlaku serta lemahnya sumber daya

masyarakat yang disebabkan karena faktor pendidikan yang minim, selain

itu pembinaan dan pengawasan yang dilakukan pemerintah daerah masih

kurang. 50

50Kamilu Rahman, Skripsi “ Penerapan azas-azas pengelolaan keuangan desa

berdasarkan UU No. 6 Tahun 2014 (Studi kasus pada desa Sera Tengah kecamatan Bluto

kabupaten Sumenep),Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana

Malik Ibrahim, Malang, 2017

Page 50: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

38

Dari literatur diatas, maka terdapat kemiripan tentang pembahasan yang

akan dikemukakan yaitu mengenai sistem perencanaan pembangunan nasional

yang berisikan bagaimana proses perencanaan dan implementasi perencanaan

pembangunan nasional di pedesaan. Namun pasti terdapat perbedaan baik dari

hasil penelitian, tempat penelitian dan metode penelitian, dalam hal ini penulis

akan melakukan penelitian di Desa Berembang Kecamatan Sekernan Kabupaten

Muaro Jambi tentang bagaimana Sistem Perencanaan Pembangunan dan

bagaimana implementasi perencanaan pembangunan di Desa Berembang

Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi ditinjau dari Undang-Undang

Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.

Page 51: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

39

BAB II

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini tentang sistem perencanaan pembangunan di Desa

Berembang Kabupaten Muaro Jambi dilihat dari Undang-Undang Nomor 25

Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Nasional dan bagaimana Implementasi

Perencanaan Pembangunan di Desa Berembang Kabupaten Muaro Jambi.

Kegiatan penelitian ini dimulai sejak disahkannya penelitian ini. Penelitian ini

dilakukan di Desa Berembang Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi.

B. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan kualitatif. Penelitian kualitatif

bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui

pengumpulan data sedalam-dalamnya. Penelitian ini tidak mengutamakan

besarnya populasi atau sampling, bahkan samplingnya sangat terbatas. Jika data

yang terkumpul sudah mendalam dan bisa menjelaskan fenomena yang diteliti,

maka tidak perlu mencari samplinglainnya.51

Jenis penelitian Yuridis Empiris.

Dalam penelitian ini maksudnya adalah bahwa dalam menganalisis permasalahan

dilakukan dengan cara memadukan bahan-bahan hukum dengan data di

lapangan.52

C. Jenis dan Sumber Data

51Sulistiyono, “Studi kualitatif deskriptif perilaku konsumen rilisan fisik vynil di

Yogyakarta”, Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2015, hlm. 40.

52

https://www.scribd.com/document/329398499/Pengertian-Penelitian-Yuridis-Empiris,

diakses Pada 5 Maret 2020.

39

Page 52: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

40

Jenis data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Adapun

jenis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Data primer

Data yang penulis ambil dari informasi dilapangan melalui observasi

dan wawancara dilokasi penelitian, data primer yang dimaksud 5 orang

dari pihak desa Berembang dan pihak lain yang terkait Sistem

Perencanaan Pembangunan di Desa Berembang Kabupaten Muaro

Jambi dilihat dari Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang

Sistem Perencanaan Nasional dan bagaimana Implementasi Perencanaan

Pembangunan di Desa Berembang Kabupaten Muaro Jambi. Beberapa

orang narasumber yang penulis maksud adalah:

a. Bapak Mulyadi sebagai Kepala Dusun Lubuk Panjang, Desa

Berembang

b. Bapak Nurmansyah, S. Sos. I sebagai Sekretaris Desa Berembang

c. Bapak sebagai M. Ridho sebagai Kasi Kesejahteraan Desa Berembang

d. Bapak Amrullah sebagai Kasi Pemerintahan Desa Berembang

e. Ibu Fenny Alvionita sebagai Kaur Tata Usaha dan Umum Desa

Berembang

f. Bapak Mastur sebagai ketua BPD Berembang

g. Bapak Sarmidi sebagai Kepala Desa Berembang

2. Data sekunder

Data sekuder yaitu sumber yang tidak langsung memberikan data

kepada pengumpul data. Sumber data sekunder dalam penelitian ini

adalah segala data yang tidak berasal dari sumber data primer yang

Page 53: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

41

dapat memberikan dan melengkapi serta mendukung informasi terkait

dengan obyek penelitian baik yang berbentuk buku, karya tulis, dan

tulisan maupun artikel serta dokumen-dokumen Pemerintah Desa

Berembang yang berhubungan dengan objek penelitian seperti Laporan

penyelenggaraan pemerintah desa (LPPD) Berembang kabupaten Muaro

Jambi tahun 2019.53

D. Instrumen Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi adalah suatu kegiatan untuk mengamati secara langsung pada objek

penelitian guna mendapatkan gambaran yang jelas mengenai objek yang akan

diteliti.54Dalam penelitian ini, sesuai dengan objek penelitian maka, penulis

memilih observasi partisipan. Observasi partisipan yaitu suatu teknik

pengamatan dimana peneliti ikut ambil bagian dalam kegiatan yang

dilakukan oleh objek yang diselidiki. Observasi ini dilakukan dengan

mengamati dan mencatat terhadap objek penelitian, yaitu dengan meminta

pandangan mengamati kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh lembaga

terkait penelitian ini.55

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang

mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan

53

Jonathan Sarwono, Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif, Yogyakarta: Graha

Ilmu, 2006.hlm. 18.

54

Fahmi Rochmaningrum, “ Perkembangan tambang minyak blok Cepu dan pengaruhnya

terhadap sosial ekonomi masyarakat desa Ledok tahun 1960-2004”, Universitas Negeri Semarang,

2013, hlm. 18 55

Jonathan Sarwono, Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif, (Yogyakarta: Graha

Ilmu), 2006.hlm. 18.

Page 54: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

42

jawaban atas pertanyaan itu. Maksud mengadakan wawancara.56

Wawancara

dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam (in–depth interview)

adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara

tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan

atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman

(guide) wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam

kehidupan sosial yang relatif lama. Informan dalam penelitian ini terdiri dari

7 orang dari desa dan pihak lain yang terkait dengan penelitian ini yaitu:

a. Bapak Mulyadi sebagai Kepala Dusun Lubuk Panjang, Desa

Berembang;

b. Bapak Nurmansyah, S. Sos. I sebagai Sekretaris Desa Berembang;

c. Bapak sebagai M. Ridho sebagai Kasi Kesejahteraan Desa Berembang;

d. Bapak Amrullah sebagai Kasi Pemerintahan Desa Berembang;

e. Ibu Fenny Alvionita sebagai Kaur Tata Usaha dan Umum Desa

Berembang;

f. Bapak Mastur sebagai ketua BPD Berembang; dan

g. Bapak Sarmidi sebagai Kepala Desa Berembang.

3. Dokumentasi

Adapun di dalam skripsi ini penulis mengumpulkan data mengenai sistem

perencanaan pembangunan di Desa Berembang Kabupaten Muaro Jambi

dilihat dari Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem

Perencanaan Nasional dan kendala dan solusi dalam perumusan

perencanaan pembangunan Desa Berembang Kabupaten Muaro Jambi dan

56Sulistiyono, “Studi kualitatif deskriptif perilaku konsumen rilisan fisik vynil di

Yogyakarta”, Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2015, hlm. 45.

Page 55: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

43

Laporan penyelenggaraan pemerintah desa (LPPD) Berembang kabupaten

Muaro Jambi tahun 2019.

E. Teknik Analisis Data

1. Reduksi data

a. Identifikasi satuan (unit).

Pada mulanya diidentifikasikan adanya sesuatu yaitu bagian terkecil

yang ditemukan dalam data yang memiliki makna bila dikaitkan

dengan fokus dan masalah penelitian.

b. Sesudah satuan diperoleh, langkah berikutnya adalah membuat

koding. Membuat koding berarti memberikan kode pada setiap

“satuan”, agar supaya tetap dapat ditelusuri datanya/satuannya,

berasal dari sumbermana. Perlu diketahui bahwa dalam pembuatan

kode untuk analisis data dengan komputer cara kodingnya lain.57

c. Data display atau menyajikan data.

Dalam penulisan kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dengan

bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan

sejenisnya, tetapi yang paling sering digunakan adalah teks yang

bersifat naratif dan di dalam skripsi ini peneliti menggunakan teks

yang bersifat naratif. Penyajian data dilakukan dengan

mengelompokkan data sesuai dengan sub bab-nya masing-masing.

Data yang telah didapatkan dari hasil wawancara, dari sumber

tulisan maupun dari sumber pustaka. Dalam penelitian ini penulis

menggunakan teks yang bersifat naratif.

57Jonathan Sarwono, Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif, (Yogyakarta: Graha

Ilmu), 2006.hlm. 23.

Page 56: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

44

d. Penarikan kesimpulan dan verifikasi,

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan

akan berubah apabila tidak ditemukan bukti yang kuat yang

mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.58

F. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan pemahaman secara runtut, pembahasan dalam

penulisan skripsi ini akan disistematisasi sebagai berikut:

Pembahasan diawali dengan BAB I, Pendahuluan yang berisikan latar

belakang masalah yang membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian

tentang sistem perencanaan pembanguan yang harus dilakukan sesuai dengan

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional dan implementasi perencanaan pembangunan di Desa

Berembang Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi. BAB ini pada

hakiatnya menjadi pijakan bagi penulisan skripsi, baik mencakup background,

pemikiran tentang tema yang dibahas. BAB I mencakup latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kerangka teori, kerangka

pemikiran, tinjauan pustaka.

BAB II dipaparkan metode penelitian yang berisikan metode yang

dipergunakan penulis untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk

kelengkapan penelitian. Dalam BAB ini mencakup pendekatan penelitian yang

diperguanakan penulis, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data,

sistematika penulisan dan jadwal penelitian. Penelitian ini dimulai sejak

dikeluarkannya surat izin riset /penelitian yang dimulai dari tanggal 26 November

58

Ibid. hlm. 26.

Page 57: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

45

2019 sampai 26 Februari 2020 yang bertempat di Desa Berembang Kecamatan

Sekernan Kabupaten Muaro Jambi.

BAB III dipaparkan tentang gambaran umum tempat penelitian yang

berisikan sejarah Desa Berembang Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro

Jambi, Demografi Desa Berembang Kabupaten Muaro Jambi, Keadaan sosial

Desa Berembang Kabupaten Muaro Jambi dan keadaan ekonomi Desa

Berembang Kabupaten Muaro Jambi.

BAB IV merupakan inti dari penulisan skripsi yaitu pemaparan tentang

pembahasan dan hasil penelitian yang berisikan bagaimana Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional dan bagaimana implementasi pembangunan di Desa

Berembang Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi menurut Undang-

Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional

BAB V merupakan akhir dari penulisan skripsi yaitu BAB V penutup yang

terdiri dari kesimpulan dan saran-saran, kata penutup serta dilengkapi dengan

daftar pustaka, lampiran dan curriculum vitae.

Page 58: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

46

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Desa Berembang Kecamatan Sekernan

Kabupaten Muaro Jambi dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 54

Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo,

Kabupaten Muaro Jambi, dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Sebagai

pemekaran dari kabupaten Batang Hari. Pemerintahan efektif berjalan terhitung

tanggal 12 Oktober 1999 dengan pusat pemerintahan berada di Sengeti

Kecamatan Sekernan yang berjarak 38 Km dari kota Jambi. Wilayah kabupaten

Muaro Jambi meliputi eks wilayah administrasi perwakilan kecamatan/pembantu

Bupatiwilayah timur, yang meliputi enam kecamatan yaitu:

1. Kecamatan Sekernan, beribukota kecamatan di kelurahan Sengeti

2. Kecamatan Jambi luar kota, beribukota di kelurahan Pijoan

3. Kecamatan Maro Sebo (eks wilayah perwakilan kecamatan Maro

Sebo),beribukota di kelurahan Jambi Kecil

4. Kecamatan Mestong (eks wilayah perwakiian kecamatan

Mestong),beribukota di kelurahan Tempino

5. Kecamatan Kumpeh Ulu

6. Kecamatan Kumpeh.59

Dan sampai sekarang berkembang menjadi 11 (sebelas) kecamatan.

Kecamatan pemekaran tersebut adalah:

1. Kecamatan Sungai Bahar

59

Laporan penyelenggaraan pemerintah desa (LPPD) Berembang kabupaten Muaro Jambi

tahun 2019, hlm 9.

46

Page 59: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

47

2. Kecamatan Sungai Gelam

3. Kecamatan Taman Rajo

4. Kecamatan Bahar Utara

5. Kecamatan Bahar Selatan.60

1. Sejarah Kecamatan Sekernan

Kecamatan Sekernan dengan ibu kota kelurahan Sengeti merupakan salah

satu kecamatan tertua dan terluas di kabupaten Muaro Jarnbi, dimana desanya

merupakan pusat administrasi pemerintahan pembantu Batang Hari wilayah timur

yang pada akhirnya menjadi wilayah kabupaten Muaro Jambi berdasarkan

Undang-Undang Nomor 54 Tahun 1999. Secara geografis wilayah ini berbatasan

langsung dengan kotaJambi sehingga secara ekonomis menjadikan salah satu

pusat pertumbuhan yang ekonomis dan juga merupakan pusat ibukota Kabupaten

Muaro Jambi.61

2. Sejarah Desa Berembang

Sebelum menjadi desa depenitif, Desa Berembang berdiri sebelum

Indonesia merdeka, ditunjukkan adanya piagam desa Berembang dari Residen

Jambi tanggal 14 Maret 1937,ditandatangani oleh Sultan Parendangan, isi dari

piagam desa Berembang dari Residen Jambi tanggal,14 Maret 1937, Sanat 1289

dan bertepatan pada bulan Jumadil akhir, bahwa masa itulah Pangeran Ratoe

Marto Ningrat diatasnya Sri Padoeka Soeltan Ahmad Nasaroedin, mendapat surat

beserta cap menerangkan perbatasan tanah Berembang yang sebelah hulu

berbatasan dengan tanah Pengaren Poerbo dipinggir sungai, lalu menuju Buluran

akehan lut, lalu menuju Muaro sakehan kli, dari situ menuju pohon

60

Ibid, hlm 10. 61

Ibid, hlm 13.

Page 60: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

48

tenggerisalamatnya yang masih ada tanah tumbuh berbaris tiga, dari situ menuju

durian kandang kambing menuju pohon pete kembar, dari situ menuju

muarasungai manggis, dari situ menuju muara kersikan dan berliku-liku menuju

sungai karsikan, lalu menuju batas tanah merlung. Demikan yang membenarkan

bagaimana aturan kata-kata piagam yang lama itu didalam tanah yang

ditetapkan,itu tidak boleh orang lain mengambil sesuatu barang melainkan dengan

izin yang memegang piagam ini, jika ada yang mengambil seperti tersebut niscaya

dihukum secara adat istiadat.62

Pada tahun 1289 tanggal 26 bulan Rabiul awal malam kamis, jam 8 ketika

itulah Sri padoeko Moelana Soeltan Kesoemodilogo, mengkaruniai surat piagam

hutan tanah orang Berembang, kepada Entjik Marto Ningrat serta dengan sisi

batasnya, adapun perbatasannya :

Dengan orang Sekernan, sebelah hilir dipinggir sungai muaro Berembang

lalu menuju Muaro samping, lalu menuju lingkaran naga, ini alamatnya bambu

lalu menuju sungai seni, jikalau bersalahan tembak dengan pedoman Aurcina,

betul menuju ketimur laut. lalu menuju ke pematang tayas, lalu menuju pematang

cempedak, lalu menuju terusan panjang. jika bersalah tembak dengan pedoman

dari cempedak lalu menuju timur laut, lepas mendaratnya adalah ada adatnya, jika

perbuatan orang Sekernan sebidang sawah, menyelusuri perbatasan tidak menyisi

menyewa, akan tetapi memberi kabar. Adapun penghulu desa Berembang sesudah

Entjik Martoningratadalah Sebagai berikut 63

:

1. Penghulu JAHJA alias Pali betook

2. Penghulu Abdullah Sani (Buyut Patah)

62

Ibid, hlm 15.

63

Ibid ,hlm 17.

Page 61: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

49

3. Penghulu Bahim

4. Penghulu Karamoh

5. Penghulu H.Mahlar

6. Penghulu Daim

7. Penghulu Naim

8. Penghulu Maksim

9. Penghulu Rahimin

10. Penghulu Jamaludin (Kulup Kecik Kutung)

11. Penghulu Abd Hamid

12. Penghulu M.Abbas

13. Penghulu H.Ibrahim

14. A.Basri (PJs.Kades)

15. Kades H.Usman HU

16. Kades H.Sa’aban Ali

17. Kades Pariman Harjo

18. M.Tohir (PJs.Kades)

19. Kades H.Abdullah Muid

20. Kades Zulkarnain

21. Plt. Kades Hidayat.64

B. Demograf Desa Berembang Kabupaten Muaro Jambi

Letak geografi Desa Berembang, terletak diantara:

Sebelah Utara : Desa Bukit Baling

Sebelah selatan : Sungai Batanghari

Sebelah Barat : Desa Pematang Pulai dan Kelurahan Sengeti.

Sebelah Timur : Desa Sekernan dan Tunas Baru

(Tabel B.1) Luas wilayah Desa Berembang

NO NAMA WILAYAH LUAS

1 Pemukiman 14.173 ha

2 Pertanian Sawah 180 ha

3 Ladang/tegalan 6,8 ha

4 Hutan 0 ha

64Ibid, hlm 18.

Page 62: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

50

5 Rawa-rawa 102 ha

6 Perkantoran 0,05 ha

7 Sekolah 0,75 ha

8 Jalan 80 ha

9 Lapangan sepak bola 0 ha

10 Plasma 518 ha

Orbitasi

1. Jarak ke ibu kota kecamatan terdekat : 2 KM

2. Lama jarak tempuh ke ibu kota kecamatan : 15 Menit

3. Jarak ke ibu kota kabupetan : 10 KM

4. Lama jarak tempuh ke ibu kota Kabupaten : 1 Jam.65

(Tabel B.2) Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin

NO JENIS JUMLAH

1 Kepala Keluarga 796 KK

2 Laki-laki 1364 Orang

3 Perempuan 1333 orang

C. Keadaan Sosial Desa Berembang Kabupaten Muaro Jambi

1. Tabel (C.1)Pendidikan

N

O

JEN

IS

JUMLAH

1 SD/

MI

330 Orang

2 SLTP

/ MTs

112 Orang

3 SLT

A/

MA

117 Orang

4 S1/

Diplo

55 Orang

65Ibid, hlm 20.

Page 63: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

51

ma

5 Putus

Sekol

ah

Orang

6 Buta

Huruf

204 Orang

2. (Tabel C.2) Lembaga Pendidikan

NO NAMA GEDUNG JUMLAH TEMPAT

1 Gedung TK/PAUD/RA 2 buah Dusun Kembang Tanjung

2 RA 1 buah Dusun Aur Gading

3 SD 1 buah Dusun Aur Gading

4 MIN 1 buah Dusun Kembang Tanjung

5 Madrasah Diniyah 2 buah Dusun Lubuk Panjang

6 SLTP/MTs 1 buah Dusun Lubuk Panjang

7 SLTA/MA 1 buah Dusun Lubuk Panjang

3. (Tabel C.3) Kesehatan

NO JENIS JUMLAH

1 Jumlah Bayi lahir pada tahun ini 38 orang

2 Jumlah Bayi meninggal tahun ini 1 orang

4. (Tabel C.4) Kematian Ibu Melahirkan.66

NO JENIS JUMLAH

1 Jumlah ibu melahirkan tahun ini 38 orang

2 Jumlah ibu melahirkan meninggal tahun ini 0 orang

5.(Tabel C.5) Cakupan Imunisasi

66

Ibid, hlm 22.

Page 64: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

52

NO JENIS JUMLAH

1 Cakupan Imunisasi Polio 3 25 orang

2 Cakupan Imunisasi DPT-1 23 orang

3 Cakupan Imunisasi Cacar 0 orang

6. (Tabel C.6) Gizi Balita

NO JENIS JUMLAH

1 Jumlah Balita 38 orang

2 Balita gizi buruk 0 orang

3 Balita gizi baik 38 orang

4 Balita gizi kurang 0 orang

7. (Tabel C.7) Pemenuhan air bersih

NO JENIS JUMLAH

1 Pengguna sumur galian 571 KK

2 Pengguna air PAM 8 KK

3 Pengguna sumur pompa 27 KK

4 Pengguna sumur hidran umum 4 KK

5 Pengguna air sungai 0 KK

8. (Tabel C.8) Keagamaan.

Data Keagamaan Desa Berembang Tahun 2019

Jumlah Pemeluk:

NO JENIS JUMLAH

1 Islam 2687orang

2 Katolik 0 orang

3 Kristen 10 orang

4 Hindu 0 orang

5 Budha 0 orang

Data Tempat Ibadah

9. (Tabel.10) Jumlah tempat ibadah :67

67

Ibid, hlm 23.

Page 65: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

53

NO JENIS JUMLAH

1 Masjid/ Musholla 8 buah

2 Gereja 0 buah

3 Pura 0 buah

4 Vihara 0 buah

D. Keadaan Ekonomi Desa Berembang Kabupaten Muaro Jambi

a. Pertanian

(Tabel D.1) Jenis Tanaman:

NO JENIS JUMLAH

1 Padi sawah 300 ha

2 Sawit 50 ha

3 Karet 30 ha

4 Kelapa 0 ha

5 Kopi 0 ha

6 Singkong 0 ha

7 Lain-lain 30ha

8 Lain-lain …. ha

b. Peternakan

(Tabel D.2) Jenis ternak:

NO JENIS JUMLAH

1 Kambing 230 ekor

2 Sapi 70ekor

3 Kerbau 30ekor

4 Ayam 350ekor

5 Burung 17 ekor

6 Angsa 35 ekor

7 Itik 200 ekor

8 Domba 35ekor

9 Lain-lain …...ekor

Page 66: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

54

c. Perikanan.68

NO JENIS JUMLAH

1 Tambak ikan 1,50 ha

2 Tambak udang .............ha

3 Lain-lain .............ha

4. Struktur Mata Pencaharian

(Tabel D.3) Jenis Pekerjaan:

NO JENIS JUMLAH

1 Petani 560 orang

2 Pedagang 29 orang

3 Tukang 15 orang

4 Guru 19 orang

5 Dokter 2 orang

6 Bidan/ Perawat 14 orang

7 TNI/ Polri 3 orang

8 Pesiunan 4 orang

9 Sopir/ Angkutan 53 orang

10 Buruh 2 orang

11 Jasa persewaan 10 orang

12 PNS 78 orang

13 Swasta 263 orang

Kondisi pemerintahan desa

a. Lembaga pemerintahan

(Tabel D.4) Jumlah aparat desa:69

NO JENIS JUMLAH

1 Kepala Desa 1 orang

68

Ibid, hlm 24.

69

Ibid, hlm 25.

Page 67: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

55

2 Sekretaris Desa 1 orang

3 Perangkat Desa 9 orang

4 BPD 9 orang

Lembaga kemasyarakatan

(Tabel D.5) Jumlah Lembaga Kemasyarakatan :

NO JENIS JUMLAH

1 LPM 1 Kelompok

2 PKK 1 Kelompok

3 Posyandu 2 Kelompok

4 Pengajian 15 Kelompok

5 Arisan 1 Kelompok

6 Simpan Pinjam 1 Kelompok

7 Kelompok Tani 8 Kelompok

8 Gapoktan 1 Kelompok

9 Karang Taruna 1 Kelompok

10 Ormas/LSM 1 Kelompok

11 Lain-lain .....Kelompok

Pembagian Wilayah

(Tabel D.6) Nama Dusun:

NO NAMA JUMLAH

1 Dusun Kembang Tanjung 3 RT

2 Dusun Aur Gading 4 RT

3 Dusun Lubuk Panjang 4 RT

70

70

Ibid, hlm 26.

Page 68: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

56

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Sistem Perencanaan Pembangunan di Desa Berembang Kabupaten Muaro

Jambi dilihat dari Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

Pembangunan pada hakekatnya adalah upaya sistematis dan terencana oleh

masing-masing maupun seluruh komponen bangsa untuk mengubah suatu

keadaan menjadi keadaan yang lebih baik dengan memanfaatkan berbagai sumber

daya yang tersedia secara optimal, efisien, efektif dan akuntabel, dengan tujuan

akhir untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat secara

berkelanjutan. Upaya sistematis dan terencana tadi tentu berisi langkah-langkah

strategis, taktis dan praktis, karena masing-masing negara memiliki usia

kedaulatan, sumber daya andalan dan tantangan yang berbeda. Untuk

memudahkan tercapainya cita-cita mulia tadi, suatu perencanaan pembangunan

memerlukan penetapan tahapan-tahapan berikut prioritas pada setiap tahapan,

yang bertolak dari sejarah, karakter sumber daya yang kita miliki dan tantangan

yang sedang dihadapi. Hingga saat ini, tetap dipandang perlu adanya tahapan

jangka panjang, jangka menengah, maupun tahunan untuk mencapai tujuan

universal maupun tujuan khusus dari pembangunan nasional NKRI.71

Menurut bapak Syamsuri. Ar sebagai Kepala Seksi Pelayanan Desa

Berembang mengatakan bahwa

71Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan

Nasional 2014, “Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019”, Tahun 2014,

hlm. 1-1.

56

Page 69: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

57

Dalam UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, dijelaskan tentang pendekatan-pendekatan dalam proses

perencanaan yaitu: a.Pendekatan politik memandang bahwa pemilihan Presiden/Kepala Daerah

adalah proses penyusunan rencana, karena rakyat memilih menentukan pilihannya berdasarkan program-program pembangunan yang ditawarkan masing-masing calon Presiden/Kepala Daerah. Oleh karena itu rencana pembangunan adalah penjabaran dari agenda-agenda pembangunan yang ditawarkan Presiden/Kepala Daerah pada saat kampanye ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah.

e. Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan dengan menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah oleh lembaga atau satuan kerja yang secara fungsional bertugas untuk itu.

f. Perencanaan dengan pendekatan partisipatif dilaksanakan dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan terhadap pembangunan. Pelibatan mereka adalah untuk mendapatkan aspirasi dan menciptakan rasa memiliki

g. Sedangkan pendekatan atas-bawah/top-down dan bawah-atas/bottom-up dalam perencanaan dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan. Rencana hasil proses atas-bawah dan bawah-atas diselaraskan melalui musyawarah yang dilaksanakan baik di tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan desa.72

Perencanaan pembangunan berdasarkan UU No. 25 Tahun 2004 terdiri

dari empat (4) tahapan, yakni

1. Penyusunan Rencana

Dilaksanakan untuk menghasilkan rancangan lengkap suatu rencana yang

siap untuk ditetapkan yang terdiri dari empat langkah yaitu penyiapan

rancangan rencana pembangunan yang bersifat teknokratik, menyeluruh dan

terukur, masing-masing institusi pemerintah menyiapkan rancangan rencana

kerja dengan berpedoman pada rancangan rencana pembangunan yang telah

disiapkan, melibatkan masyarakat (stakeholders) dan menyelaraskan rencana

pembangunan yang dihasilkan masing-masing jenjang pemerintahan melalui

musyawarah perencanaan pembangunan dan yang terakhir adalah

penyusunan rancangan akhir rencana pembangunan.

2. Penetapan Rencana

72

Wawancara dengan bapak Syamsuri Ar sebagai kepala Seksi Pelayanan Desa

Berembang pada tanggal 12 Februari 2020.

Page 70: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

58

Penetapan rencana untuk menetapkan landasan hukum bagi rencana

pembangunan yang dihasilkan pada tahap penyusunan rencana.

3. Pengendalian Pelaksanaan Rencana.

Pengendalian pelaksanaan rencana pembangunan dimaksudkan untuk

menjamin tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan yang tertuang dalam

rencana melalui kegiatan-kegiatan koreksi lembaga/satuan kerja perangkat

daerah.

4. Evaluasi Pelaksanaan Rencana Evaluasi.

Pelaksanaan rencana adalah bagian dari kegiatan perencanaan pembangunan

yang secara sistematis mengumpulkan dan menganalisis data dan informasi

untuk menilai pencapaian sasaran, tujuan dan kinerja pembangunan. Evaluasi

ini dilaksanakan berdasarkan indicator dan sasaran kinerja yang tercantum

dalam dokumen rencana pembangunan. Indicator dan sasaran kinerja

mencakup masukan (input), keluaran (output), hasil (result),

manfaat (benefit) dan dampak (impact).73

Menurut bapak Amrullah sebagai kepala Seksi Pemerintahan Desa

Berembang mengatakan bahwa

Sistem perencanaan pembangun desa Berembang dilandasi oleh Undang-

Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional . ada beberapa ruang lingkup perencanaan pembangunan baik

secara nasional maupun daerah, yaitu :

1. Rencana pembangunan jangka panjang atau yang selanjutnya disingkat

RPJP, adalah dokumen perencanaan untuk periode 20 (dua puluh) tahun

2. Rencana pembangunan jangka menengah, yang selanjutnya disingkat

RPJM, adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun

3. Rencana pembangunan jangka pendek.74

73Wawancara penulis dengan bapak Syamsuri Ar sebagai kepala Seksi Pelayanan Desa

Berembang pada tanggal 20 Februari 2020

74

Wawancara penulis dengan bapak Amrullah sebagai kepala Seksi Pemerintahan Desa

Berembang pada tanggal 21 Februari 2020.

Page 71: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

59

Menurut hasil wawancara penulis dengan ibu Fenny Alfionita sebagai

Kepala Urusan Tata Usaha dan Umum, beliau menjelaskan bahwa

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah No.

40 Tahun 2006 Tentang Tatacara Penyusunan Rencana Pembangunan

Nasional, RPJMN merupakan acuan bagi kementerian/lembaga dalam

menyusun Rencana Strategis (Renstra) masing-masing. Pembentukan

sistem perencanaan pembangunan nasional didasarkan pada beberapa

landasan agar kegiatan pembangunan berjalan efektif, efisien, dan

bersasaran yaitu, landasan filosofis dan landasan yuridis. Landasan

filosofis yaitu cita-cita nasional sebagaimana tercantum dalam Pembukaan

UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 adalah berkehidupan

kebangsaan yang bebas, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur, tujuan

nasional dengan dibentuknya pemerintahan adalah untuk melindungi

segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan

kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut

melaksanakan ketertiban dunia, tugas pokok setelah kemerdekaan adalah

menjaga kemerdekaan serta mengisinya dengan pembangunan yang

berkeadilan dan demokratis yang dilaksanakan secara bertahap dan

berkesinambungan, serta agar kegiatan pembangunan berjalan efektif,

efisien, dan bersasaran maka diperlukan perencanaan pembangunan.75

Menurut bapak Syamsuri Ar sebagai kepala Seksi Pelayanan Desa

Berembang mengatakan bahwa

Ruang lingkup perencanaan terdiri dari Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional (RPJPNasional), Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional (RPJMNasional), Renstra Kementerian/Lembaga

(Renstra KL) Peraturan Pimpinan KL, Rencana Kerja Pemerintah (RKP)

Peraturan Presiden dan Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Renja KL)

Peraturan Pimpinan KL. Dalam penyusunan perencanaan pembangunan

baik nasional maupun daerah diawali dengan melaksanakan Musyawarah

Perencanaan Pembangunan (Musrenbang). Musyawarah Perencanaan

Pembangunan yang selanjutnya disingkat Musrenbang adalah forum antar

pelaku dalam rangka menyusun Rencana Pembangunan Nasional dan

Rencana Pembangunan Daerah.

Musrenbang memiliki beberapa bagian/tahapan penyelenggaraan proses

Musrenbang yaitu sebagai berikut:

1. Musrenbang desa/kelurahan

2. Musrenbang kecamatan

3. Forum SKPD kabupaten/kota

4. Musrenbang kabupaten/kota

5. Pasca musrenbang kabupaten/kota

6. Forum SKPD provinsi

75Wawancara penulis dengan ibu Fenny Alfionita sebagai Kepala Urusan Tata Usaha dan

Umum Desa Berembang pada tanggal 20 Februari 2020.

Page 72: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

60

7. Rapat Koordinasi Pusat (Rakorpus) 8. Musrenbang Provinsi.

9. Pasca Musrenbang Provinsi

10. Musrenbang nasional.76

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 diterbitkan dengan alasan untuk

menjamin agar kegiatan pembangunan berjalan efektif, efisien, dan bersasaran

maka diperlukan perencanaan pembangunan nasional.Perencanaan adalah suatu

proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan,

dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia, sedangkan pembangunan

nasional adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam

rangka mencapai tujuan bernegara, jadi sistem perencanaan pembangunan

nasional adalah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk

menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka

menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan

masyarakat di tingkat pusat dan daerah.77

Undang-undang tersebut secara rinci mengatur mengenai tahapan dalam

pembentukan perencanaan pembangunan nasional hingga perencanaan lanjutan

mulai dari pusat (nasional) hingga ke daerah (regional) maupun lembaga-lembaga

yang berwenang dalam proses pembentukan termasuk kewenangan evaluasi

pelakasaan perencanaan.Sistematika pembentukan perencanaan pembangunan

yang tersistematis/tersusun dengan metode top-down dan bottom-up

meniscayakan adanya kesinambungan antara rencana pembangunan pusat dengan

rencana pembangunan di daerah serta mengacu pada data-data yang relevan, hal

76 Wawancara penulis dengan bapak Syamsuri Ar sebagai kepala Seksi Pelayanan Desa

Berembang pada tanggal 22 Februari 2020

77

R. Bintaro, Dalam interaksi desa –kota dan permasalahannya, Ghalia Indonesia,

Jakarta, 1989,hlm 20.

Page 73: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

61

tersebut dimaksudkan agar terwujud sistem perencanaan pembangunan yang

konsisten, terarah, dan berkelanjutan.78

Menurut bapak Syamsuri Ar sebagai Kepala Seksi Pelayanan Desa

Berembang mengatakan bahwa

Tahapan-tahapan yang dilakukan oleh pemerintah desa Berembang

kecamatan Sekernan kabupaten Muaro Jambi adalah:

1. Tahap perencanaan.

Langkah awal dalam penyusunan perencanaan desa Berembang adalah

dengan melakukan koordinasi awal dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

a. Pembentukan Tim Tekhnis Perencanaan.

Pembentuk Tim Tekhnis atau pendamping dengan maksud

memberikan bantuan tekhnis berupa motivasi, bimbingan,

pelatihan dan konsultasi kepada masyrakat yang ada didesa

Berembang, diantaranya LPMD, pemerintah desa, BPD, pengurus

RT/RW, kelompok swadaya masyarakat, tim tekhnis, pemerintah

daerah dan lembaga potensial lainnya. Tim tekhnis ini berasal dari

berbagai kalangan, seperti LSM dan lembaga lainnya. Tim teknis

direkrut berdasarkan kriteria khusus diantaranya; profesionalitas,

keahlian dan komitmen terhadap pemberdayaan masyarakat,

mengalokasikan sebagian waktu dan tenaga untuk kegiatan

pendampingan, memperoleh rekomendasi atau penugasan dari

lembaga asal.

b. Pelatihan Perencanaan Pembangunan

Pelatihan perencanaan pembangunan dibutuhkan sebagai bentuk

capacity building untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan

dan komitmen para pelaku yang terlibat baik tim

teknis/pendamping maupun lembaga yang terlibat dalam proses

perencanaan.

c. Penyusunan Rencana Kegiatan Umum (RKU)

RKU merupakan dokumen rencana pembangunan yang mencakup

tujuan, indikator pencapaian, jenis atau bentuk kegiatan, waktu dan

biaya yang dibutuhkan. RKU disusun bersama masyarakat desa

Berembang dan disahkan oleh kepala desa.

d. Pengorganisasian

78Muhammad Reski Ismail ,“Tinjauan yuridis terhadap sistem perencanaan

pembangunan daerah sebagai pedoman dalam penyelenggaraan pembangunan daerah di

kabupaten Mamuju “, Skripsi Universitas Hasanuddin Makassar, 2017, hlm. 3.

Page 74: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

62

Pengorganisasian merupakan serangkaian tindakan untuk

menghasilkan struktur organisasi termasuk bentuk kepanitian,

uraian tugas, fungsi, personil, mekanisme koordinasi,

pengendalian, pelaporan dan pengesahan.

e. Sosialisasi

Kegiatan sosialisasi bertujuan untuk menginformasikan proses

perencanaan, sehingga masyarakat atau pelaku yang terlibat

memiliki pemahaman, penerimaan dan kesadaran untuk

berpartisipasi dalam proses perencanaan pembangunan desa.

Dalam proses sosialisasi dihadiri oleh kepala desa Berembang.79

2. Penetapan Rencana.

Kepala Desa Berembang menyampaikan kepada masyarakat desa

Rancangan RKP Desa yang memuat rencana kegiatan-kegiatan yang

akan dibiayai dengan dana desa. Kepala Desa Berembang

menyelenggarakan musyawarah perencanaan pembangunan desa

(Musrenbang Desa) yang dihadiri oleh BPD dan unsur masyarakat desa.

Rancangan RKPDesa, termasuk rancangan prioritas kegiatan yang

dibiayai dari dana desa harus dibahas dan disepakati dalam Musrenbang

Desa. Hasil kesepakatan dalam musrenbang desa menjadi pedoman

bagi kepala desa dan BPD dalam menyusun peraturan desa tentang

RKP Desa Berembang.

3. Pengendalian Pelaksanaan Rencana.

Pada intinya pengendalian dan evaluasi pada tahap ini adalah untuk

memastikan bahwa penyusunan perencanaan pembangunan untuk tahun

rencana dapat tepat sasaran dan betul-betul bermanfaat bagi

kesejahteraan masyarakat dengan cara memetakan permasalahan yang

dihadapi berdasarkan hasil kinerja tahun sebelumnya dan prediksi

keadaan tahun berjalan hingga dua tahun kedepan sehingga dapat

diputuskan program dan kegiatan apa yang akan dipilih untuk

dilaksanakan. Satu hal yang terpenting bahwa dalam penyusunannya

harus selalu berpedoman dan mengacu pada dokumen perencanaan di

atasnya baik itu dokumen perencanaan kabupaten itu sendiri maupun

dokumen perencanaan propinsi dan nasional.

4. Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Evaluasi merupakan proses menentukan nilai atau pentingnya suatu

kegiatan, kebijakan, atau program. Evaluasi adalah sebuah penilaian

yang seobyektif dan sesistematik mungkin terhadap sebuah intervensi

yang direncanakan, sedang berlangsung atau pun yang telah

diselesaikan. Periodisasi pelaksanaan evaluasi pelaksanaan rencana

pembangunan, melalui tahapan sebagai berikut:

79

Wawancara penulis dengan bapak Syamsuri Ar sebagai kepala Seksi Pelayanan Desa

Berembang pada tanggal 12 Maret 2020.

Page 75: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

63

a. Tahap perencanaan (exante). Tahapan dilakukan sebelum

ditetapkannya rencana pembangunan, tahapan ini untuk melihat

rasionalitas pilihan, target dan kesuaian antar dokumen perencanaan.

b. Tahap pelaksanaan (on going). Tahapan dilakukan saat pelaksanaan

Kegiatan, tahapan ini untuk menjamin kegiatan dilakukan sesuai

dengan rencana yang telah ditetapkan.

c. Tahap pasca pelaksanaan (ex post). Tahapan dilaksanakan setelah

pelaksanaan rencana berakhir. Bertujuan untuk menilai pencapaian

(keluaran/ hasil/ dampak) program mampu mengatasi masalah

pembangunan yang ingin dipecahkan, serta untuk menilai efisiensi,

efektivitas dan dampak terhadap sasaran), ataupun manfaat dari

suatu program.80

Dalam hal penyusunan perencanaan pembangunan daerah agar konsisten

dan terarah maka dibentuklah aturan hukum yang menjadi dasar sekaligus acuan

dalam penyusunan perencanaan pembangunan daerah yaitu Undang-Undang

Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan

daerah yang kemudian dilengkapi dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 54 Tahun 2010 sebagai pelaksanaan dari Peraturan Pemerintah Nomor 8

tahun 2008 tersebut. Selain itu dalam menyusun perencanaan pembangunan

daerah dan proses penyusunannya, Undang-Undang 25 Tahun 2004 tentang SPPN

mengamanatkan kepada pemerintah daerah masing-masing untuk membentuk

pedoman penyusunan pola perencanaan daerah masing-masing dalam bentuk

peraturan daerah.Pembangunan di suatu daerah sangat bergantung dari pola

perencanaan dan evaluasi pelaksanaannya. Pedoman yang sistematis mulai dari

80

Wawancara penulis dengan bapak Syamsuri Ar sebagai Kepala Seksi Pelayanan Desa

Berembang pada tanggal 12 Maret 2020.

Page 76: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

64

RPJPNasional hingga turunannya ke RPJMDaerah harus memerhatikan

keselarasan dan kesinambungannya.81

Membangun kemandirian desa dalam kerangka desa membangun harus

dimulai dari proses perencanaan desa yang baik, dan diikuti dengan tatakelola

program yang baik pula. Pembangunan (pedesaan) yang efektif bukanlah semata-

mata karena adanya kesempatan melainkan merupakan hasil dari penentuan

pilihan-pilihan prioritas kegiatan, bukan hasil coba-coba, tetapi akibat

perencanaan yang baik.82

Untuk melaksanakan kewenangan lokal bersakala desa, maka pemerintah

desa perlu menyusun perencanaan desa yang melibatkan seluruh komponen

masyarakat desa. Proses perencanaan yang baik akan melahirkan pelaksanaan

program yang baik, dan pada gilirannya akan menumbuhkan partisipasi

masyarakat untuk terlbat dalam pembangunan desa. Proses merencanakan,

melaksanakan, dan mengevaluasi sendiri kegiatan pembangunan desa merupakan

wujud nyata dari kewenangan mengatur dan mengurus pembangunan desa yang

berskala lokal desa.83

Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Sarmidi sebagai Kepala Desa

Berembang Kabupaten Muaro Jambi.

Pembangunan desa mencakup bidang penyelenggaraan pemerintahan desa,

pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa dan

pemberdayaan masyarakat, pemerintah Desa Berembang menyusun

perencanaan pembangunan desa sesuai dengan kewenangannya dengan

mengacu pada perencanaan pembangunan kabupaten/kota. Perencanaan

dan pembangunan desa dilaksanakan oleh pemerintah desa dengan

81

R. Bintaro, Dalam interaksi desa –kota dan permasalahannya, (Ghalia Indonesia,

Jakarta, 1989),hlm 38.

82

Kementerian Desa, Pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi daerah

tertinggal, buku 6, “Perencanaan Pembangunan Desa”, tahun 2015. hlm.10. 83

Sarundajang,Pemerintahan daerah di berbagai negara, (Pustaka Sinar Harapan,

Jakarta, 1997), hlm 38.

Page 77: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

65

melibatkan seluruh masyarakat desa dengan semangat gotong royong. Masyarakat desa berhak melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan

pembangunan desa84

Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Nurmansyah, S.Sos.I sebagai

Sekretaris Desa Berembang Kabupaten Muaro Jambi.

Perencanaan pembangunan desa dimuat kedalam Rencana Pembangunan

Jangka Menengah (RPJM) Desa, dan rencana pembangunan tahunan desa.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Desa untuk jangka

waktu 6 (enam) tahun, dan Rencana Pembangunan Tahunan Desa untuk

jangka waktu 1 (satu) Tahun.85

Dalam rangka perencanaan pembangunan desa, pemerintah desa

Berembang melaksanakan tahapan yaitu meliputi:

1. Penyusunan RPJM Desa, dan

2. Penyusunan RKP Desa.

RPJMDesa ditetapkan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan

terhitung sejak pelantikan kepala desa sedangkan RKP desa mulai disusun oleh

pemerintah desa pada bulan Juli tahun berjalan, rencana pembangunan jangka

menengah (RPJM) desa memuat visi dan misi kepala desa, arah kebijakan

pembangunan desa, serta rencana kegiatan yang meliputi bidang penyelengaraan

pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan

desa dan pemberdayaan masyarakat desa.

Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Amrullah sebagai Kepala

Seksi Pemerintahan Desa Berembang Kabupaten Muaro Jambi.

Sistem perencanaan pembangunan di Desa Berembang kabupaten Muaro

Jambi, dimulai dari penyusunan perencanaan pembangunan desa yang

84

Wawancara dengan bapak Sarmidi sebagai Kepala Desa Berembang Kabupaten Muaro

Jambi pada tanggal 21 Februari 2020.

85Wawancara dengan Nurmansyah sebagai Sekretaris Desa Berembang Kabupaten Muaro

Jambi pada tanggal 22 Februari 2020.

Page 78: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

66

dilaksanakan oleh pemerintah desa sesuai dengan kewenangannya dengan mengacu pada perencanaan pembangunan kabupaten/kota.

86

Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Nanang Triyanto, S. PT

sebagai Kepala Urusan Keuangan Desa Berembang Kabupaten Muaro Jambi

Perencanaan pembangunan desa yang dilaksanakan oleh pemerintah desa

melibatkan seluruh masyarakat desa dengan semangat gotong royong.

Masyarakat desa berhak melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan

pembangunan desa.Dalam rangka perencanaan pembangunan desa,

pemerintah desa didampingi oleh pemerintah daerah kabupaten/kota secara

teknis dilaksanakan oleh satuan kerja perangkat daerah kabupaten/kota.

Dalam rangka mengoordinasikan pembangunan desa, kepala desa dapat

didampingi oleh tenaga pendamping professional, kader pemberdayaan

masyarakat desa, dan atau pihak ketiga.87

Menurut bapak M. Ridho sebagai Kepala Seksi Kesejahteraan Desa

Berembang Kabupaten Muaro Jambi bahwa

Sistem perencanaan pembangunan di Desa Berembang Kabupaten Muaro

Jambi dilihat dari Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Nasional yang telah mengamanatkan kepada daerah untuk

menyusun perencanaan pembangunan daerah baik jangka pendek,

menengah maupun jangka panjang. Walaupun pemerintah daerah

mempunyai kewenangan untuk mengatur dan mengurus pemerintahannya

sendiri, namun dalam penyusunan perencanaan pembangunan daerah tetap

harus memperhatikan kesinambungan antara perencanaan pembangunan

pemerintahan pusat, provinsi, kabupaten/kota dan antar pemerintah daerah.

Dengan demikian, pencapaian tujuan pembangunan daerah mendukung

pencapaian tujuan pembangunan nasional.88

Menurut bapak Sarmidi sebagai kepala desa Berembang kabupaten Muaro

Jambi bahwa

Alur penyusunan RPJMDesa adalah:

1. Pra Musrenbang/Musyawarah Desa dan pembentukan tim penyusunan

tim penyusun RPJMDesa ( Berisikan Minimal 7 orang dan Maksimal

11 orang ) yaitu Pembina, pembekal, ketua, sekdes, sekretaris, ketua

LPM

86Wawancara dengan Amrullah Kepala Seksi Pemerintahan Desa Berembang Kabupaten

Muaro Jambi pada tanggal 21 Februari 2020.

87

Wawancara dengan M. Ridho sebagai Kepala Seksi Kesejahteraan Desa Berembang

Kabupaten Muaro Jambi pada tanggal 24 Februari 2020.

88

Wawancara dengan M. Ridho sebagai Kepala Seksi Kesejahteraan Desa Berembang

Kabupaten Muaro Jambi pada tanggal 21 Februari 2020.

Page 79: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

67

2. Penyelarasan arah kebujakan perencanaan pembangunan kabupaten yang berisikan pengintegrasian program dan pembangunan kabupaten

dengan pembangunan desa dengan mengumpulkan informasi yang

diperlukan desa seperti

a. Rencana pembangunan jangka menengah daerah kabupaten/kota

b. Rencana strategis satuan kerja perangkat daerah

c. Rencana umum tata ruang wilayah kabupaten/kota

d. Rencana inti tata ruang wilayah kabupaten/kota; dan

e. Rencana pembangunan kawasan perdesaan

3. Pengkajian keadaan, Penyusunan rencana usulan kegiatan

pembangunan desa, Penyusunan laporan PKD, Penyusunan Rancangan

Dokumen RPJMDesa yang meliputi

a. Penyelarasan data desa

1. Data sumber daya alam

2. Data sumber daya manusia

3. Data sumber daya pembangunan

4. Data sumber daya sosial budaya.89

b. Penggalian gagasan masyarakat

1. Daftar gagasan kelompok/RT/Dusun berdasarkan sketsa desa,

kalender musim dan diagram kelembagaan

2. Rekapitulasi usulan rencana kegiatan pembangunan desa

c. Laporan PKD dan penyusunan dokumen rancangan RPJMDesa

1. BA pengkajian keadaan desa

2. Laporan pelaksanaan pengkajian keadaan desa

3. BA penyusunan rancangan RPJMDesa tahun 1-6

4. Rancangan dokumen RPJMDesa

d. Musyawarah pembahasan rancangan RPJMDesa oleh BPD

yang meliputi Pra Musrenbang, musyawarah desa bersama BPD

dan musrenbang desa yang berisikan penetapan RPJMDesa

e. Penyempurnaan rancangan RPJMDesa oleh tim penyusun

RPJMDesa dan peyusun rancangan perdes RPJMDesa oleh BPD

f. Musrenbang oleh kepala desa yang berisikan penetapan rancangan

RPJMDesa dan penetapan Perdes RPJMDesa.90

Sistem perencanaan pembangunan nasional adalah satu kesatuan tata cara

perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan

dalam jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh

unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat pusat dan daerah hingga

desa.Pemerintah desa menyusun perencanaan pembangunan desa sesuai dengan

89

Wawancara dengan bapak Sarmidi sebagai Kepala Desa Berembang Kabupaten Muaro

Jambi pada tanggal 25 Februari 2020.

90

Wawancara dengan bapak Sarmidi sebagai Kepala Desa Berembang Kabupaten Muaro

Jambi pada tanggal 26 Februari 2020.

Page 80: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

68

kewenangannya dengan mengacu pada perencanaan pembangunan

kabupaten/kota.

Menurut bapak Sarmidi sebagai Kepala Desa Berembang Kabupaten

Muaro Jambi

Dalam penyusunan RPJMDesa, Desa Berembang tetap berpedoman

kepada pedoman penyusunan perencanaan pembangunan desa diantaranya

mengenai tekhnik penyusunan prioritas yakni pada musyawarah ditingkat

desa pembahasan hasil pemetaan masalah dan potensi dari masing-masing

RT/kelompok masyarakat juga menyepakati urutan daftar masalah

berdasarkan penelaahan berat ringannya masalah dan sesuai dengan

kemampuan dan kondisi masyarakat

Tujuan penentuan peringkat masalah adalah :

1. Memilih dan menentukan secara tepat masalah yang dilakukan dengan

segera

2. Mengetahui mendesak tidaknya suatu masalah bagi masyarakat untuk

segera dipecahkan

3. Diperoleh daftar urutan masalah untuk masukan penyusunan

perencanaan pembangunan

4. Menumbuhkan kesatuan pemahaman tentang urutan masalah yang ada

didesanya

Adapun cara menentukan prioritasnya adalah :

1. Daftar permasalahan pada formulir sebelumnya dibuat format baru

dengan menambah kolom skor

2. Kaji dan bandingkan masalah satu dengan masalah lain dengan

kriteria yang ada dan beri skor 1-5

3. Seluruh masalah dibandingkan dengan satu kriteria terlebih dahulu

setelah selesai baru lakukan dengan kriteria lain dan seterusnya

4. Urutkan prioritas berdasarkan pada nilai tertinggi hingga terendah

5. Kalau terjadi masalah yang memperoleh skor sama, kajialah

kembali kriteria yang mempunyai nilai sama. 91

B. Implementasi Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan Desa Berembang

Kabupaten Muaro Jambi.

Menurut bapak M. Ridho sebagai Kepala Seksi Kesejahteraan Desa

Berembang Kabupaten Muaro Jambi bahwa

91

Wawancara dengan bapak Sarmidi sebagai Kepala Desa Berembang Kabupaten Muaro

Jambi pada tanggal 26 Februari 2020.

Page 81: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

69

Implementasi pelaksanaan perencanaan pembangunan desa Berembang kabupaten Muaro Jambi bahwa pemerintah desa Berembang telah

melaksanakan perencanaan pembangunan sesuai dengan peraturan yang

berlaku sebagaimana yang sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 25

Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yaitu :

1. Tahap perencanaan

Pada tahap ini kepala desa Berembang menyusun beberapa program

desa yang terbentuk dalam beberapa kategori yaitu:

a. Bidang penyelenggaraan pemerintahan desa yang menjadi

prioritas, yang meliputi

1. Penetapan dan penegasan batas desa

2. Pendataan desa

3. Penetapan dan penegasan batas desa;

4. Pendataan desa

5. Penyusunan tata ruang desa;

6. Penyelenggaraan musyawarah desa;

7. Pengelolaan informasi desa;

8. Penyelenggaraan perencanaan desa;

9. Penyelenggaraan evaluasi tingkat perkembangan pemerintahan

desa;

10. Penyelenggaraan kerjasama antar desa;

11. Pembangunan sarana dan prasarana kantor desa; dan

12. Kegiatan lainnya sesuai kondisi desa.

b. Bidang pelaksanaan pembangunan desa antara lain :

1. Pembangunan, pemanfaatan serta pemeliharaan infrasruktur

dan lingkungan desa antara lain: jalan pemukiman; jalan desa

antar permukiman ke wilayah pertanian; pembangkit listrik

tenaga mikrohidro; lingkungan permukiman masyarakat

desa; dan infrastruktur desa lainnya sesuai kondisi desa.

2. Pembangunan, pemanfaatan, dan pemeliharaan sarana dan

prasarana kesehatanantara lain: air bersih berskala desa dan

sanitasi lingkungan.

3. Pelayanan kesehatan desa seperti posyandu dan sarana dan

prasarana kesehatan lainnya sesuai kondisi desa.

4. Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan

prasarana pendidikan dan kebudayaan antara lain: taman

bacaan masyarakat; pendidikan anak usia dini; balai

pelatihan/kegiatan belajar masyarakat; pengembangan dan

pembinaan sanggar seni; dan sarana dan prasarana pendidikan

dan pelatihan lainnya sesuai kondisi desa.

5. Pengembangan usaha ekonomi produktif serta pembangunan,

pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana ekonomi

antara lain:pasar desa; pembentukan dan pengembangan

BUMDesa; penguatan permodalan BUMDesa; pembibitan

tanaman pangan; penggilingan padi; lumbung desa;

pembukaan lahan pertanian; pengelolaan usaha hutan desa;

kolam ikan dan pembenihan ikan;kandang ternak; dan sarana

dan prasarana ekonomi lainnya sesuai kondisi desa.

Page 82: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

70

6. Pelestarian lingkungan hidup antara lain: penghijauan; pembuatan terasering;perlindungan mata air; pembersihan

daerah aliran sungai dan kegiatan lainnya sesuai kondisi desa.

c. Bidang pembinaan kemasyarakatan antara lain :

1. Pembinaan lembaga kemasyarakatan;

2. Penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban;

3. Pembinaan kerukunan umat beragama;

4. Pengadaan sarana dan prasarana olah raga;

5. Pembinaan lembaga adat;

6. Pembinaan kesenian dan sosial budaya masyarakat;

7. Kegiatan lain sesuai kondisi desa.

d. Bidang pemberdayaan masyarakat antara lain :

1. Pelatihan usaha ekonomi, pertanian, perikanan dan

perdagangan;

2. Pelatihan teknologi tepat guna;

3. Pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan bagi Kepala Desa,

perangkat desa, dan BPD;

4. Peningkatan kapasitas masyarakat, antara lain: kader

pemberdayaan masyarakat desa; kelompok usaha ekonomi

produktif; kelompok perempuan, kelompok tani, kelompok

masyarakat miskin, kelompok nelayan, kelompok pengrajin,

kelompok pemerhati dan perlindungan anak, kelompok

pemuda; dan kelompok lain sesuai kondisi desa.

2. Penetapan Rencana

Kepala desa Berembang melakukan musyawarah dengan tokoh

masyarakat seperti organisasi kemasyarakatan, tokoh agama, BPD

dan masyarakat desa Berembang untuk menetapkan rumusan

perencanaan pembangunan yang sudah disusun

3. Pengendalian Pelaksanaan Rencana.

Kepala desa Berembang bersama pemerintah desa yang meliputi

organisasi masyarakat, tokoh masyarakat, BPD untuk melakukan

seleksi tentang kegiatan perencanaan yang telah disusun sehingga

tercipta perencanaan pembangunan desa yang sesuai dengan prioritas

utama.

4. Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Tahap evaluasi ini dilakukan oleh kepala desa dan perangkatnya,

disaksikan oleh BPD, anggota masyarakat, organisasi masyarakat

untuk mengetahui tentang pelaksanaan rancangan pembangunan desa,

baik yang sedang berjalan ataupun kegiatan yang akan dilaksanakan

dimasa yang akan datang.92

92Wawancara dengan bapak M.Ridho sebagai Kepala Seksi Kesejahteraan Desa

Berembang Kabupaten Muaro Jambi pada tanggal 26 Februari 2020.

Page 83: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

71

RPJMDesa maupun RKPDesa, keduanya ditetapkan dengan peraturan

desa, yang merupakan satu-satunya dokumen perencanaan dan menjadi dasar

pedoman dalam penyusunan APB Desa. RPJMDesa ditetapkan dalam jangka

waktu 3 (tiga) bulan setelah kepala desa dilantik, sedangkan RKPDesa disusun

oleh pemerintah desa mulai bulan Juli dan ditetapkan maksimal akhir bulan

september tahun berjalan.93

Menurut wawancara penulis dengan bapak Syamsuri Ar sebagai Kepala

Seksi Pelayanan Desa Berembang Kabupaten Muaro Jambi

Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Peraturan

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa (PP No.

43/2014) mengatur lebih detail mengenai perencanaan pembangunan desa.

Perencanaan pembangunan desa menjadi pedoman bagi pemerintah desa

dalam menyusun rancangan RPJM desa, RKP desa, dan daftar usulan RKP

desa. Dalam pasal 116 PP No. 47/2015 membahas antara lain

1. Dalam menyusun RPJMDesa dan RKPDesa, pemerintah desa wajib

menyelenggarakan musrenbang desa secara partisipatif.

2. Musrenbang desa diikuti oleh BPD dan unsur masyarakat desa.

3. Rancangan RPJMDesa dan rancangan RKPDesa dibahas dalam

musrenbang desa.

4. Rancangan RPJMDesa paling sedikit memuat penjabaran visi dan misi

kepala desa terpilih dan arah kebijakan perencanaan pembangunan

desa.

5. Rancangan RPJMDesa memperhatikan arah kebijakan perencanaan

pembangunan kabupaten/kota.

6. Rancangan RKPDesa merupakan penjabaran dari rancangan RPJMDesa

untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.94

Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Mastur sebagai Ketua Badan

Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Berembang Kabupaten Muaro Jambi

Perencanaan dan pembangunan desa dilaksanakan oleh pemerintah desa

dengan melibatkan seluruh masyarakat desa dengan semangat gotong

royong. Masyarakat desa berhak melakukan pemantauan terhadap

pelaksanaan pembangunan desa. Perencanaan pembangunan desa dimuat

93Nurman, Strategi pembangunan daerah. (Jakarta : PT Raja Grafindo, 2012),hlm 15.

94

Wawancara penulis dengan bapak Syamsuri Ar sebagai Kepala Seksi Pelayanan Desa

Berembang Kabupaten Muaro Jambi pada tanggal 27 Februari 2020.

Page 84: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

72

kedalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Desa, dan Rencana Pembangunan Tahunan Desa. Perencanaan pembangunan desa

Berembang dilaksanakan oleh pemerintah desa melibatkan seluruh

masyarakat desa dengan semangat gotong royong.95

Terdapat beberapa kendala dalam perumusan perencanaan pembangunan

Desa Berembang kabupaten Muaro Jambi yaitu berdasarkan hasil wawancara

dengan bapak Sarmidi sebagai Kepala Desa Berembang Kabupaten Muaro Jambi

Dalam penyelenggaraan pemerintahan desa, sudah barang tentu

menemukan kendala atau hambatan dalam melaksanakan program

pembangunan desa.Adapun kendala yang dirasakan dalam perumusan

perencanaan pembangunan Desa Berembang kabupaten Muaro Jambi

yaitu kurangnya sumber daya manusia perangkat desa, sehingga belum

optimalnya pelaksanaan tugas pemerintah desa dan belum optimalnya

pengupayaan sumber pendapatan asli desa. Sumber daya manusia yang

merupakan faktor utama yang harus di benahi baik dari jumlah maupun

kualitas manusia itu sendiri, selain itu di butuhkan kerjasama yang baik

dari seluruh bagian desa baik pemerintah desa maupun masyarakat, serta

koordinasi merupakan bagian yang sangat penting dari tingkatdesa sampai

pemerintah di atasnya baik kecamatan maupun kabupaten, agar

pembangunan dapat berkesinambungan dan tertata dengan baik96

Berdasarkan hasil wawancara dengan Mastur sebagai Ketua Badan

Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Berembang Kabupaten Muaro Jambi

mengatakan bahwa

Kurangnya sumber daya manusia yang memadai artinya yang kompeten

dibidangnya selain itu masih diharapkan bantuan, selain itu masih

diharapkan bantuan pemerintah di atas desa untuk pelaksanaan program

pembangunan di desa Berembang”.97

Berdasarkan hasil wawancara dengan Sarmidi sebagai Kepala Desa

Berembang Kabupaten Muaro Jambi,

Ada beberapa langkah yang telah ditempuh dalam rangka upaya

penyelesaian masalah perumusan perencanaan pembangunan desa

95

Wawancara dengan bapak Mastur sebagai Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD)

Desa Berembang Kabupaten Muaro Jambi pada tanggal 5 Maret 2020.

96Wawancara dengan bapak Sarmidi sebagai Kepala Desa Berembang Kabupaten Muaro

Jambi pada tanggal 5 Maret 2020. 97

Wawancara dengan bapak Mastur sebagai Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD)

Desa Berembang Kabupaten Muaro Jambi pada tanggal 6 Maret 2020.

Page 85: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

73

Berembang kabupaten Muaro Jambi yaitu pembinaan aparatur melalui musyawarah, pemberian tugas yang jelas, pembinaan perangkat desa di

bidang administrasi baik dari desa maupun dari kecamatan dan tingkat

kabupaten. Meningkatkan teknik dalam pemungutan desa secara baik.

Menggali sumber pendapatan asli desayang lebih baik berdasarkan

persetujuan bersama dengan BPD Desa Berembang, selain itu perlu

mengadakan pendekatan dan mengajukan permohonan bantuan ketingkat

kabupaten.98

Berdasarkan hasil wawancara dengan Sarmidi Kepala Desa Berembang

Kabupaten Muaro Jambi,

Dari pelaksanaan sistem perencanaan pembangunan di Desa Berembang

kabupaten Muaro Jambi terdapat beberapa permasalahan seperti sumber

daya manusia yang merupakan faktor utama yang harus di benahi baik dari

jumlah maupun kualitas manusia itu sendiri, selain itu di butuhkan

kerjasama yang baik dari seluruh bagian desa baik pemerintah desa

maupun masyarakat, serta koordinasi merupakan bagian yang sangat

penting dari tingkatdesa sampai pemerintah di atasnya baik kecamatan

maupun kabupaten, agar pembangunan dapat berkesinambungan dan

tertata dengan baik.99

Berdasarkan hasil wawancara dengan Sarmidi sebagai Kepala Desa

Berembang Kabupaten Muaro Jambi mengemukakan bahwa salah satu program

pelaksanaan pembanguan Desa Berembang adalah pelaksanaan pembangunan

Desa antara lain program pemasangan keramik Madrasah Assasusalam Desa

Berembang yang tertera dalam table berikut ini

RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)

Desa : Berembang

Kecamatan : Sekernan No RAI : 2.a

Kabupaten : Muaro Jambi Bidang : 2. Pelaksanaan Pembangunan Desa

Provinsi : Jambi Kegiatan : 2.3.05 Pemeliharaan Sarana dan Prasaarana Madrasah Non Formal Milik Desa

URAIAN VOL SAT HARGA SATUAN JUMLAH TOTAL JUMLAH 1.Kamar mandi Tempat

wudhu Madin (RT. 09)

98Wawancara dengan Sarmidi sebagai Kepala Desa Berembang Kabupaten Muaro Jambi

pada tanggal 5 Maret 2020.

99

Wawancara dengan Sarmidi sebagai Kepala Desa Berembang Kabupaten Muaro Jambi

pada tanggal 6 Maret 2020.

Page 86: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

74

1.1 Honorarium TPK Rp. 450.000 Ketua 1 OK Rp. 175.000 Rp. 175.000 Sekretaris 1 OK Rp. 150.000 Rp. 150.000 Anggota 1 OK Rp. 125.000 Rp. 125.000 1.2 Belanja Modal Upah dan

Tenaga Kerja

Rp. 8.010.000

Tukang 28 OH Rp. 110.000 Rp. 3.080.000 Pekerja 58 OH Rp. 85.000 Rp .4.930.000 1.3 Belanja Modal Bahan

Baku

Rp. 15.871.400

-Semen 48 Sak Rp. 68.200 Rp. 3.069.000 -Pasir 10 M3 Rp. 80.000 Rp. 800.000 -Kerikil 3 M3 Rp. 367.000 Rp. 1.101.000 -kayu kelas III 0,6 M3 Rp. 1.800.000 Rp. 1.080.000 -Paku biasa 5 Kg Rp. 20.000 Rp. 100.000 -Behel 8 mm 206 Kg Rp. 13.500 Rp. 2.781.000 -Kawat ikat 4 Kg Rp. 21.000 Rp. 84.000 -Batu bata 4000 Bh Rp. 605 Rp. 2.420.000 -Seng gelombang 7 kaki 6 Kpg Rp. 51.450 Rp. 308.000 -Paku seng 2 Ktk Rp. 20.000 Rp. 40.000 -Daun pintu Pvc 2 Set Rp. 190.000 Rp. 380.000 -Tedmond 1000 ltr 1 Bh Rp. 1.790.000 Rp. 1.790.000 -Keramik lantai 7 Ktk Rp. 84.000 Rp. 588.000 -Cat tembok Kw II 20 Kg Rp. 16.800 Rp. 336.000 -Cat kayu 1 Kg Rp. 54.100 Rp. 54.100 -Plamer instan 1 Sak Rp. 148.700 Rp. 148.700 -Hak angin 6 Bh Rp. 15.175 Rp. 91.050 -Pipa PVC AW 3 1 Btg Rp. 91.350 Rp. 91.350 -Keran air 20 Bh Rp. 15.000 Rp. 300.000 -Nat keramik 1 Kg Rp. 30.000 Rp. 30.000 -Pipa ½ “ 6 Btg Rp. 21.000 Rp. 126.000 -Benang pondasi 2 Bh Rp. 10.000 Rp. 20.000 -Kuas cat 4 “ 2 Bh Rp. 30.000 Rp. 60.000 -Ember 5 Bh Rp. 7.500 Rp. 37.500 -Lem pipa 1 Klg Rp. 35.000 Rp. 35.000 Rp. 24.331.400 Rp. 24.331.400

Page 87: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

80

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini maka

dapat disimpulkan beberapa hal berdasarkan rumusan masalah pada penelitian ini,

yaitu sebagai berikut:

Sistem perencanaan pembangunan di desa Berembang kabupaten Muaro

Jambi dilihat dari Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem

Perencanaan Nasional telah menyusun perencanaan pembangunan desa sesuai

dengan kewenangannya dengan mengacu pada perencanaan pembangunan

kabupaten/kota. Perencanaan dan pembangunan desa dilaksanakan dengan

beberapa tahapan yaitu :

1. Tahap Perencanaan.

Langkah awal dalam penyusunan perencanaan desa Berembang adalah

dengan melakukan koordinasi awal dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

a. Pembentukan Tim Tekhnis Perencanaan.

b. Pelatihan perencanaan pembangunan

c. Penyusunan Rencana Kegiatan Umum (RKU)

d. Pengorganisasian

e. Sosialisasi

75

Page 88: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

81

2. Penetapan Rencana.

Kepala Desa Berembang menyampaikan kepada masyarakat desa

rancangan RKP desa yang memuat rencana kegiatan-kegiatan yang akan

dibiayai dengan dana desa. Kepala desa Berembang menyelenggarakan

Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbang Desa) yang

dihadiri oleh BPD dan unsur masyarakat desa. Rancangan RKP Desa,

termasuk rancangan prioritas kegiatan yang dibiayai dari dana desa harus

dibahas dan disepakati dalam musrenbang desa. Hasil kesepakatan dalam

musrenbang desa menjadi pedoman bagi kepala desa dan BPD dalam

menyusun peraturan desa tentang RKP Desa Berembang.

3. Pengendalian Pelaksanaan Rencana.

Pada intinya pengendalian dan evaluasi pada tahap ini adalah untuk

memastikan bahwa penyusunan perencanaan pembangunan untuk tahun

rencana dapat tepat sasaran dan betul-betul bermanfaat bagi kesejahteraan

masyarakat.

4. Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Evaluasi merupakan proses menentukan nilai atau pentingnya suatu

kegiatan, kebijakan, atau program. Evaluasi adalah sebuah penilaian yang

seobyektif dan sesistematik mungkin terhadap sebuah intervensi yang

direncanakan, sedang berlangsung atau pun yang telah diselesaikan.

Periodisasi pelaksanaan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan.

Implementasi pelaksanaan perencanaan pembangunan desa Berembang

kabupaten Muaro Jambitelah melakukan langkah-langkah kegiatan perencanaan

pembangunan yaitu :

Page 89: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

82

A. Tahap perencanaan Pada tahap ini kepala desa Berembang menyususn beberapa program desa

yang terbentuk dalam beberapa kategori yaitu:

1. Bidang penyelenggaraan pemerintahan desa yang menjadi prioritas,

yang meliputi

a. Penetapan dan penegasan batas desa

b. Pendataan desa

c. Penetapan dan penegasan batas desa;

d. Pendataan desa

e. Penyusunan tata ruang desa;

f. Penyelenggaraan musyawarah desa;

g. Pengelolaan informasi desa;

h. Penyelenggaraan perencanaan desa;

i. Penyelenggaraan evaluasi tingkat perkembangan pemerintahan

desa;

j. Penyelenggaraan kerjasama antar desa;

k. Pembangunan sarana dan prasarana kantor desa; dan

l. Kegiatan lainnya sesuai kondisi desa.

2. Bidang pelaksanaan pembangunan desa antara lain :

a. Pembangunan, pemanfaatan serta pemeliharaan infrasruktur dan

lingkungan desa antara lain: jalan pemukiman; jalan desa antar

permukiman ke wilayah pertanian; pembangkit listrik tenaga

mikrohidro; lingkungan permukiman masyarakat desa; dan

infrastruktur desa lainnya sesuai kondisi desa.

b. Pembangunan, pemanfaatan, dan pemeliharaan sarana dan

prasarana kesehatanantara lain: air bersih berskala desa dan

sanitasi lingkungan.

c. Pelayanan kesehatan desa seperti posyandu dan sarana dan

prasarana kesehatan lainnya sesuai kondisi desa.

d. Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan

prasarana pendidikan dan kebudayaan antara lain: taman bacaan

masyarakat; pendidikan anak usia dini; balai pelatihan/kegiatan

belajar masyarakat; pengembangan dan pembinaan sanggar seni;

dan sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan lainnya

sesuai kondisi desa.

e. Pengembangan usaha ekonomi produktif serta pembangunan,

pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana ekonomi

antara lain:pasar desa; pembentukan dan pengembangan BUM

Desa; penguatan permodalan BUM Desa; pembibitan tanaman

pangan; penggilingan padi; lumbung desa; pembukaan lahan

pertanian; pengelolaan usaha hutan desa; kolam ikan dan

pembenihan ikan;kandang ternak; dan sarana dan prasarana

ekonomi lainnya sesuai kondisi desa.

f. Pelestarian lingkungan hidup antara lain: penghijauan;

pembuatan terasering;perlindungan mata air; pembersihan

daerah aliran sungai dan kegiatan lainnya sesuai kondisi desa.

5. Bidang pembinaan kemasyarakatan antara lain :

Page 90: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

83

1. Pembinaan lembaga kemasyarakatan; 2. Penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban;

3. Pembinaan kerukunan umat beragama;

4. Pengadaan sarana dan prasarana olah raga;

5. Pembinaan lembaga adat;

6. Pembinaan kesenian dan sosial budaya masyarakat;

7. Kegiatan lain sesuai kondisi desa.

6. Bidang pemberdayaan masyarakat antara lain:

a. Pelatihan usaha ekonomi, pertanian, perikanan dan

perdagangan;

b. Pelatihan teknologi tepat guna;

c. Pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan bagi Kepala Desa,

perangkat desa, dan BPD;

d. Peningkatan kapasitas masyarakat, antara lain: kader

pemberdayaan masyarakat desa; kelompok usaha ekonomi

produktif; kelompok perempuan, kelompok tani, kelompok

masyarakat miskin, kelompok nelayan, kelompok pengrajin,

kelompok pemerhati dan perlindungan anak, kelompok pemuda;

dan kelompok lain sesuai kondisi desa.

B. Penetapan rencana

Kepala desa Berembang melakukan musyawarah dengan tokoh

masyarakat,seperti organisasi kemasyarakatan, tokoh agama, BPD dan

masyarakat desa Berembang untuk menetapkan rumusan perencanaan

pembangunan yang sudah disusun

C. Pengendalian pelaksanaan rencana.

Kepala desa Berembang bersama pemerintah desa yang meliputi

organisasi masyarakat, tokoh masyarakat, BPD untuk melakukan seleksi

tentang kegiatan perencanaan yang telah disusun sehingga tercipta

perencanaan pembangunan desa yang sesuai dengan prioritas

D. Evaluasi pelaksanaan rencana

Tahap evaluasi ini dilakukan oleh kepala desa dan perangkatnya,

disaksikan oleh BPD, anggota masyarakat, organisasi masyarakat untuk

mengetahui tentang pelaksanaan rancangan pembangunan desa, baik yang

sedang berjalan ataupun kegiatan yang akan dilaksanakan dimasa yang

akan datang.

Walaupun sudah dilakukan sesuai peraturan yang sudah ditetapkan, namun

tentu saja masih ada permasalahan yang timbul seperti kurangnya sumber daya

manusia (SDM) dari perangkat desa, sehingga belum optimalnya pelaksanaan

tugas pemerintah desa. Belum optimalnya pengupayaan sumber pendapatan asli

desa, selain itu masih diharapkan bantuan pemerintah di atas desa untuk

Page 91: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

84

pelaksanaan program pembangunan di desa Berembang. Solusi yang telah

ditempuh dalam rangka upaya penyelesaian masalah perumusan perencanaan

pembangunan desa Berembang kabupaten Muaro Jambi yaitu pembinaan

aparatur melalui musyawarah, pemberian tugas yang jelas, pembinaan perangkat

desa di bidang administrasi baik dari desa maupun dari kecamatan dan tingkat

kabupaten. Meningkatkan teknik dalam pemungutan desa secara baik. Menggali

sumber pendapatan asli desayang lebih baik berdasarkan persetujuan bersama

dengan BPD desa Berembang, selain itu perlu mengadakan pendekatan dan

mengajukan permohonan bantuan ketingkat kabupaten.

B. Saran-saran

Masalah sumber daya manusia (SDM) adalah merupakan faktor utama

yang harus di benahi baik dari jumlah maupun kualitas manusia itu sendiri, selain

itu di butuhkan kerjasama yang baik dari seluruh bagian desa baik pemerintah

desa maupun masyarakat, serta koordinasi merupakan bagian yang sangat penting

dari tingkat desa sampai pemerintah diatasnya, baik kecamatan maupun

kabupaten, agar pembangunan dapat berkesinambungan dan tertata dengan baik.

Page 92: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

85

DAFTAR PUSTAKA

A. Literatur

Agus Sugiarto dan Dyah Mutiarin, 2017, “Konsistensi perencanaan

pembangunan daerah dengan anggaran daerah, “Journal of governance

and public policy, vol. 4 no. 1 february 2017.

Akhmarudin, “Analisis perencanaan pembangunan di desa Penarah kecamatan

Kundur Utara kabupaten Karimun”, Skripsi Universitas Islam Negeri

Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru 2013

Hanif, 2011, Nurcholis..Pertumbuhan dan penyelenggaraan pemerintah desa.

(Erlangga. Jakarta).

Indra, Sri, 2017, Perencanaan pembangunan daerah, (Depok:Kencana).

Kementerian Desa, Pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi daerah

tertinggal, Buku 6, “Perencanaan pembangunan desa”, tahun 2015

Kurniawan, Borni, 2015, Desa mandiri, desa membangun, (Jakarta : Kementerian

Desa, pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi Republik

Indonesia).

Manan, Bagir, 2001, Menyongsong fajar otonomi daerah, PSH FH-UII,

Yogyakarta.

Masjudin Ashari, dkk, 2015, “Analisis perencanaan pembangunan daerah di

kabupaten Lombok Utara (Studi kasus perencanaan partisipatif tahun

2009-2013)”, Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik, vol. 6, No. 2,

desember 2015.

Muhammad Reski Ismail, 2017, “Tinjauan yuridis terhadap sistem perencanaan

pembangunan daerah sebagai pedoman dalam penyelenggaraan

pembangunan daerah di Kabupaten Mamuju“, Skripsi Universitas

Hasanuddin Makassar.

Nugroho, Apriyanto,2016, “Musyawarah rencana pembangunan desa dalam

pembangunan yang partisipatif di Tiyuh Daya Asri Kecamatan Tumijajar

Kabupaten Tulang Bawang Barat”, Skripsi Universitas Lampung Bandar

Lampung.

Nurman, 2012, Strategi pembangunan daerah. (Jakarta : PT Raja Grafindo). Rahman, Kamilu, 2017, Skripsi “ Penerapan azas-azas pengelolaan keuangan

desa berdasarkan UU No. 6 Tahun 2014 ( Studi kasus pada desa Sera

Tengah kecamatan Bluto kabupaten Sumenep ),Mahasiswa Fakultas

Ekonomi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim,

Malang.

R. Bintaro, 1989, Dalam interaksi desa –kota dan permasalahannya, Ghalia

Indonesia, Jakarta.

Rochmaningrum, Fahmi, 2013, “ Perkembangan tambang minyak blok Cepu dan

pengaruhnya terhadap sosial ekonomi masyarakat desa Ledok tahun

1960-2004”, Universitas Negeri Semarang.

Sarah Nuramalia Putri, 2017, “Partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa (Studi kasus desa Balesari kecamatan Bansari kabupaten Temanggung)”,

Skripsi Universitas Diponegoro Semarang.

80

Page 93: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

86

Sarwono, Jonathan, 2006, Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif,

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sembiring, Rizki, 2017, “Tinjauan yuridis terhadap peran dan tugas pokok

BAPPEDA dalam sistem pemerintahan daerah di kabupaten Karo, “

Jurnal Universitas Sumetera Utara Medan.

Smatullah, Deddy, 2010, “Otonomi daerah dan desentralisasi”(Bandung:CV

Pustaka Setia). Sulistiyono, 2015, “Studi kualitatif deskriptif perilaku konsumen rilisan fisik vynil

di Yogyakarta”, Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta.

Syaodih, Ernady, 2015, “Manajemen pembangunan”, (Bandung:Refika Aditama).

Vriandy H. Regar, Dkk, “Perencanaan pembangunan di desa Kapoya kecamatan

Suluun Tareran kabupaten Minahasa Selatan, “Jurnal Administrasi

Publik, volume IV no. 062,2016

B. Perundang-undangan

Al-Qur’an Surat At taubah 23

Al-Qur’an Surat Al-Mujadilah 11 .

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Desa

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional, 2014.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Desa (LPPD) Berembang Kabupaten

Muaro Jambi tahun 2019.

C. Lainnya

Wawancara dengan Nurmansyah, Sekretaris Desa Berembang Kabupaten Muaro

Jambi

Wawancara dengan M. Ridho sebagai Kepala Seksi Kesejahteraan Desa

Berembang Kabupaten Muaro Jambi

Wawancara dengan bapak Amrullah sebagai Kepala Seksi Pemerintahan Desa

Berembang Kabupaten Muaro Jambi

Wawancara dengan bapak Syamsuri Ar sebagai Kepala Seksi Pelayanan Desa

Berembang

Wawancara dengan bapak Sarmidi sebagai Kepala Desa Berembang Kabupaten

Muaro Jambi.

Wawancara dengan Mastur Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa

Berembang Kabupaten Muaro Jambi

Wawancara dengan ibu Fenny Alfionita sebagai Kepala Urusan Tata Usaha dan

Umum Desa Berembang

https://www.scribd.com/document/329398499/Pengertian-Penelitian-Yuridis-

Empiris.

Page 94: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Wawancara penulis dengan Bapak Mulyadi sebagai Kepala Dusun Lubuk

Panjang, Desa Berembang

Wawancara penulis dengan Bapak Nurmansyah, S. Sos. I sebagai Sekretaris

desa Berembang

Wawancara penulis dengan Bapak sebagai M. Ridho sebagai Kasi

Kesejahteraan desa Berembang

Page 95: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

Wawancara penulis dengan Bapak Nurmansyah, S. Sos. I sebagai Sekretaris

desa Berembang

Wawancara penulis dengan Bapak Amrullah sebagai Kasi Pemerintahan

desa Berembang

Wawancara penulis dengan ibu Fenny Alvionita sebagai Kaur Tata Usaha

dan Umum desa Berembang

Page 96: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

Wawancara penulis dengan Bapak Mastur sebagai ketua BPD Berembang

Wawancara penulis dengan Bapak Sarmidi sebagai Kades Berembang

Page 97: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA …

CURRICULUM VITAE

Nama : ADAM ADITIA

Tempat Tgl Lahir : Berembang, 02 Maret 1995

Agama : Islam

Gol. Darah : B

Email/Surel : [email protected]

No.Kontak HP : 0853 6644 8580

Alamat : RT.01 desa Berembang kecamatan Sekernan kabupaten

Muaro Jambi

PENDIDIKAN FORMAL:

1. MIN Berembang

2. MTS N Berembang

3. SMK Negeri 1 Muaro Jambi

PENGALAMAN ORGANISASI:

1. Pengurus Palang Merah Indonesia kabupaten Muaro Jambi

2. Pengurus lembaga adat kabupaten Muaro Jambi

3. Anggota Pramuka kabupaten Muaro Jambi

4. Ketua KIM Pelita Negeri desa Berembang