implementasi peraturan daerah nomor 2 tahun 2014 …
TRANSCRIPT
IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NOMOR 2 TAHUN
2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN
PENYANDANG DISABILITAS
(Studi Kasus Rehabilitasi Sosial Disabilitas Kota Malang)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Administrasi Publik
Oleh
IIK SAKINAH
216.010.91.110
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
JURUSAN ADMINISTRASI NEGARA
MALANG
2020
ABSTRAK
Iik Sakinah, 2020 NPM 21601091110, Program Studi Ilmu Administrasi Publik
Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Islam Malang, Implementasi Peraturan
Daerah Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Penyandang
Disabilitas (Studi Kasus Rehabilitasi Sosial Bagi Disabilitas Kota Malang), Dosen
Pembimbing I: Dr. H. Slamet Muchsin, M.Si , Dosen Pembimbing II: Suyeno S.Sos.,
M.AP
Penelitian ini bertujuan (1) Untuk mengetahui Implementasi Peraturan Daerah
Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Penyandang
Disabilitas terhadap Rehabilitasi Sosial Disabilitas di Kota Malang (2) Untuk
mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam Implementasi Peraturan Daerah
tentang Perlindungaan dan Pemberdayaan Penyandang Disabilitas pada Rehabilitasi
Sosial Disabilitas di Kota Malang.
Metode penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan
jenis penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian
yang digunakan untuk menggambarkan peristiwa maupun fenomena yang terjadi di
lapangan, pada pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, observasi,
dan dokumentasi. Peneliti menggunakan kepercayaan, keteralihan, ketergantungan
dan kepastian yang bertujuan untuk mengecek keabsahan data penelitian. Analisis
data pada penelitian ini menggunakan tiga komponen yaitu antara lain reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Implementasi Peraturan Daerah
Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Penyandang
Disabilitas pada Rehabilitasi Sosial Disabilitas di Kota Malang cukup baik,
penyandang disabilitas sudah merasakan rehabilitasi sosialyang diadakan oleh Dinas
Sosial dan Yayasan di Kota Malang. (2) Faktor pendukung implementasi rehabilitasi
sosial bagi penyandang disabilitas adalah Antusias dari keluarga penyandang
disabilitas sehingga terbentuk paguyuban, melibatkan secara langsung disabilitas
pada kegiatan sosial, kerjasama yang dilakukan oleh Dinas Sosial dengan berbagai
instansi lain. Faktor pengahambat implementasi rehabilitasi sosial bagi penyandang
disabilitas adalah minimnya pegawai yang menangani rehabilitasi sosial bagi
disabilitas, jumlah anggaran yang dialokasikan untuk disabilitas masih minim,
keterbatasan waktu pada rehabilitasi sosial.
Kata Kunci : Implementasi Kebijakan, Peraturan Daerah, Disabilitas Kota
Malang.
ABSTRACT
Iik Sakinah, 2020 NPM 21601091110, Public Administration Study Program Faculty
Of Administration Of Islamic University Of Malang, Implementation of local
regulation number 2 year 2014 on protection and empowerment of disabled, (Case
study of social rehabilitation of Malang), Mentor Lecturer I: Dr. H. Slamet Muchsin,
M. Si, Lecturer, Mentor II: Suyeno S. AP., M. AP
This research aims (1) to know the implementation of regional regulation
number 2 of 2014 on protection and empowerment of the disabled to social
rehabilitation of disability in Malang City (2) to know the supporting and inhibiting
factor in the implementation of local regulations on protection and empowerment of
the disabled on Social rehabilitation disability in Malang.
This method of research is to use a qualitative approach and type of descriptive
research. Qualitative descriptive research methods that are used to describe events
and phenomena occurring in the field, on the collection of data is done by interview
techniques, observations, and documentation. Researchers use trust, acquisition,
dependency and certainty that aims to check the validity of the research data. The
analysis of data on this research uses three components such as data reduction, data
presentation, and withdrawal of conclusions.
The results of this study showed that (1) the implementation of regional
Regulation number 2 of 2014 on protection and empowerment of the disabled in
social rehabilitation of disability in Malang City is quite good, the disabled have felt
the social rehabilitation held by the government and the foundation in Malang City.
(2) The supporting factor for the implementation of social rehabilitation for the
disabled is enthusiastic from the family with disabilities so that the group is formed,
involving directly disability in social activities, cooperation conducted by the social
service with various other agencies. The contributing factor to the implementation of
social rehabilitation for the disabled is the lack of employees who handle social
rehabilitation for the disability, the amount of budget allocated for disability is still
minimal, time limitation on social rehabilitation.
Keywords : Policy Implementation, Local Regulation, Malang City Disability.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap warga negara memiliki hak yang sama, peluang yang sama dan
kedudukan yang sama dihadapan hukum, termasuk mengakui hak – hak
penyandang disabilitas di Indonesia. Pada peraturan daerah nomor 2 tahun
2014 pasal 1 penyandang disabilitas adalah setiap orang yang mengalami
keterbatasan fisik, intelektual, mental, atau sensorik, yang dalam berinteraksi
dengan lingkungan mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi
secara penuh dan efektif dengan lingkungan dan makhluk hidup lainnya.
Kepala Tim Riset Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat
Universitas Indonesia (LPEM UI) menemukan bahwa pada tahun 2016
terdapat 12 persen penyandang disabilitas di Indonesia, dengan kategori
sedang 10,29 persen dan kategori berat 1.87 persen. Dengan jumlah
penyandang disabilitas yang meningkat setiap tahunnya, pemerintah telah
memberikan perhatian lebih kepada penyandang disabilitas melalui
ditetapkannya berbagai peraturan pemerintah dan undang – undang yang
menjamin keberadaan disabilitas di Indonesia. Salah satu bentuk keberpihakan
pemerintah terhadap penyandang disabilitas yakni ditetapkannya Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2019 yang menyebutkan
bahwa penyandang disabilitas berhak atas perlindungan dan pemenuhan hak-
hak fundamentalnya tanpa diskriminasi.
Hak fundamental bagi penyandang disabilitas yakni memperoleh
perlindungan dan pemberdayaan tidak hanya pada bidang-bidang tertentu
melainkan perlindungan dan pemberdayaan yang kompleks. Oleh karena itu,
pemerintah perlu memberikan perhatian khusus terhadap implementasi
undang – undang, peraturan pemerintah maupun peraturan daerah yang telah
ditetapkan bagi penyandang disabilitas sehingga dapat diterapkan dengan
baik, hal tersebut bertujuan untuk meminimalisir terjadinya diskriminasi pada
penyandang disabilitas karena hambatan-hambatan yang mereka miliki.
Keberpihakan terhadap penyandang disabilitas yang dilakukan oleh
pemerintah pusat masih menunjukkan hasil yang belum maksimal, hal
tersebut dibuktikan dengan perlakuan diskriminatif yang masih sering dialami
oleh penyandang disabilitas dalam memperoleh hak-haknya, seperti
banyaknya sarana dan prasana umum yang tidak ramah disabilitas.
Ketimpangan tersebut terjadi disebabkan oleh ketidaksamaan kondisi fisik
atau psikis penyandang disabilitas. Sehingga penyandang disabilitas
membutuhkan perhatian lebih, khususnya dalam hal memperoleh haknya
sebagai anggota masyarakat.
Dalam rangka mengimplementasikan Undang-undang nomor 19 tahun
2011 tentang pengesahan Convention On The Rights Of Persons With
Disabilities (Konvensi Mengenai Hak - Hak Penyandang Disabilitas). Tidak
hanya pemerintah pusat yang menunjukkan komitmennya, keberadaan
disabilitas juga mulai mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah daerah
salah satunya dengan menetapkan daerah yang inklusi (ramah disabilitas)
seperti yang diterapkan oleh Kota Yogyakarta, DKI Jakarta dan Kota Malang.
Sebagai bentuk perhatian terhadap penyandang disabilitas, Kota
Malang secara resmi mencanangkan program Kota inklusif (Kota ramah
disabilitas). Hal tersebut sejalan dengan jumlah disabilitas yang cukup tinggi
di Kota Malang. Data BPS tahun 2017 di Kota Malang menunjukkan terdapat
1.529 penyandang disabilitas. Oleh karena itu, Tujuan diadakannya inklusi
yakni menjamin pemerataan, perlindungan dan pemberdayaan hak – hak
penyandang disabilitas dengan masyarakat pada umumnya, dan
meminimalisir adanya tindakan diskriminasi terhadap penyandang disabilitas
di Kota Malang.
Program inklusi yang dicanangkan oleh Kota Malang dibuktikan
dengan adanya Peraturan Daerah Nomor 2 tahun 2014 tentang Perlindungan
dan Pemberdayaan Penyandang Disabilitas. Pada pasal ke 7 dijelaskan bahwa
penyandang disabilitas memiliki kedudukan, hak, kewajiban dan peran yang
sama dengan lainnya disegala aspek kehidupan, meliputi rehabilitasi,
pendidikan, pemberdayaan, ketenagakerjaan, kesehatan, sosial, seni dan
budaya, olahraga, hukum dan politik, penanggulangan bencana, tempat
tinggal, dan aksesibilitas.
Dalam pengimplemantasian peraturan daerah nomor 2 tahun 2014
tentang perlindungan dan pemberdayaan disabilitas tersebut juga dijelaskan
bahwa pemerintah daerah berkewajiban dan bertanggung jawab atas
penyelenggaraan setiap jenis dan bentuk pelayanan pemenuhan, perlindungan
hak penyandang dan pemberdayaan bagi penyandang disabilitas yang
dilaksanakan berdasar hasil penilaian kebutuhan penyandang disabilitas.
Dinas Sosial Kota Malang merupakan salah satu aktor yang bertugas
melindungi dan memberdayakan kaum disabilitas. Khususnya pada konteks
rehabilitas. Namun, hingga kini potret perlindungan dan pemberdayaan kaum
disabilitas di Kota Malang masih menjamur. Persoalan yang dihadapi oleh
kaum disabilitas di Kota Malang meliputi beberapa hal, diantaranya:
1. Belum meratanya upaya rehabilitasi fasilitas pendidikan,
2. Terbatasnya sarana dan prasarana umum bagi kaum difabel,
3. Masih adanya perlakuan diskriminasi terhadap kaum disabilitas,
Berdasarkan uraian di atas, penelitian di Dinas Sosial menjadi sangat
menarik untuk di teliti dengan judul “Implementasi Peraturan Daerah Nomor
2 Tahun 2014 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Penyandang
Disabilitas, Studi Kasus Rehabilitasi Sosial Disabilitas Kota Malang”.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Implementasi Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2014
tentang Perlindungaan dan Pemberdayaan Penyandang Disabilitas
pada Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas di Kota Malang?
2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam Implementasi
Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perlindungaan dan
Pemberdayaan Penyandang Disabilitas pada Rehabilitasi Sosial
Disabilitas di Kota Malang?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang dijelaskan di atas maka
peneliti dapat menentukan tujuan dari penelitian, diantaranya:
1. Untuk mengetahui Implementasi Peraturan Daerah tentang
Perlindungan dan Pemberdayaan Penyandang Disabilitas pada
Rehabilitasi Sosial Disabilitas di Kota Malang
2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam
Implementasi Peraturan Daerah tentang Perlindungaan dan
Pemberdayaan Penyandang Disabilitas pada Rehabilitasi Sosial
Disabilitas di Kota Malang.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
a. Dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran di bidang
perlindungan dan pemberdayaan penyandang disabilitas
b. Sebagai wacana dan rujukan bagi peneliti selanjutnya yang memiliki
tema sama atau hampir sama dengan penelitian ini.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Instansi
Diharapkan menjadi masukan untuk instansi terkait dalam
mengembangkan berbagai inovasi dalam penyelenggraan perlindungan
dan pemberdayaan bagi penyandang disabilitas.
b. Bagi Masyarakat
Diharapkan penelitian ini dapat dirasakan manfaatnya bagi masyarakat.
c. Bagi Peneliti
Sebagai sarana bagi peneliti untuk memperluas dan mengetahui terutama
dalam hal-hal penyelenggaraan perlindungan dan pemberdayaan bagi
penyandang disabilitas.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilaksanakan oleh peneliti terkait
implementasi peraturan daerah tentang perlindungan dan pemberdayaan
disabilitas untuk mengetahui pelaksanaan program rehabilitasi sosial bagi
penyandang disabilitas di Kota Malang dengan menggunakan tolak ukur
Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2014 Kota Malang. Program rehabilitasi
telah terlaksana cukup baik, hal tersebut dibuktikan dengan terlaksananya 9
bentuk rehabilitasi sosial bagi penyandang disabilitas dengan baik, antara lain
yaitu terapi bagi penyandang disabilitas yang rutin dilakukan setiap bulannya,
terapi tersebut disesuaikan dengan kebutuhan penyandang disabilitas yang
sudah tercatat pada data assessment yang diperbarui setiap bulan sekali. Selain
itu, terdapat UEP (Usaha Ekonomi Kreatif) bagi penyandang disabilitas yang
bertujuan untuk mengurangi ketergantungan penyandang disabilitas pada
masyarakat yang lain, kegiatan UEP ini dilakukan dua kali dalam satu tahun
dengan kegiatan yakni mengisi lembar monitoring dan evaluasi usaha oleh
penyandang disabilitas yang akan digunakan untuk keberlanjutan usaha bagi
disabilitas.
Selain itu, dalam pelaksanaan rehabilitasi sosial bagi penyandang
disabilitas Dinas Sosial Kota Malang melakukan rujukan dibeberapa lembaga
resmi pemerintah baik tingkat provinsi maupun nasional untuk
mengoptimalkan pelaksaan rehabilitasi sosial di Kota Malang karena
keterbatasan alat, Dinas Sosial juga melibatkan LSM yang membantu
pelaksanaan rehabilitasi sosial agar pelaksanaanya lebih merata.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terkait faktor
pendukung dan penghambat implementasi rehabilitasi sosial bagi penyandang
disabilitas di Kota Malang antara lain adalah:
1. Faktor pendukung implementasi : keluarga atau lingkungan disabilitas
yang mendukung program rehabilitasi sosial bagi penyandang disabilitas
yang ditandai dengan terbentuknya paguyuban yang berada di setiap
kecamatan di Kota Malang, inovasi pemerintah yakni Dinas Sosial dalam
penerapan rehabilitasi sosial bagi penyandang disabilitas yang dibuktikan
dengan pelaksanaan rehabilitasi sosial dilakukan di kecamatan setiap
bulannya, hal tersebut secara tidak langsung dapat memperkenalkan
penyandang disabilitas pada pemerintah daerah, selain itu adanya
kerjasama yang dilakukan oleh Dinas Sosial dengan berbagai pihak, baik
pihak pemerintah maupun swasta hal tersebut dibuktikan dengan
pelaksanaan rujukan oleh Dinas sosial di lembaga tingkat provinsi
maupun daerah, dalam kegiatan assesment dan terapi dengan melibatkan
Yayasan disabilitas yang berasa di Kota Malang.
2. Faktor Penghambat Implementasi: kurangnya jumlah sukarelawan pada
Dinas Sosial Kota Malang merupakan faktor penghambat implementasi
hal tersebut dibuktikan dengan pelaksanaan terapi setiap bulannya dengan
menggunakan sistem kuota atau bergilir, anggaran yang minim dibuktikan
dengan 5 persen anggaran dari APBD yang harus dibagi dengan 22 PKMS
yang lain, keterbatasan waktu hal tersebut dibuktikan dengan tidak
seimbangnya kebutuhan akan terapi bagi penyandang disabilitas dengan
pemenuhan kebutuhan tersebut, terapi bagi penyandang disabilitas
seharusnya dilakukan secara berkelanjutan yakni setiap hari.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, sebagai salah satu
bentuk tanggung jawab perlindungan dan pemberdayaan bagi penyandang
disabilitas maka sudah seharusnya rehabilitasi sosial dilakukan seoptimal
mungkin. Hal tersebut sesuai Peraturan Daerah tentang perlindungan dan
pemberdayaan disabilitas bertujuan untuk meningkatkan kemandirian
penyandang disabilitas di Kota Malang. Berikut beberapa saran yang peneliti
dapat berikan:
a. Menambah jumlah pegawai yang berkompeten dalam menangani terapi
bagi penyandang disabilitas yang bisa diambil dari LSM atau Yayasan
disabilitas di Kota Malang.
b. Memprioritaskan penyandang disabilitas ekonomi menengah kebawah
dalam penangan rehabilitasi sosial.
c. Melibatkan secara langsung penyandang disabilitas pada forum – forum
masyarakat seperti MUSRENBANGDES dan kegiatan yang sosial lain.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Subarsono, AG. 2015. Analisis Kebijakan Publik Konsep Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Karya
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Winarno, Budi. 2014. Kebijakan Publik Teori, Proses dan Studi Kasus.
Yogyakarta: Center of Academic Publishing Service).
Sumber Jurnal dan Skripsi
Adhitya Bagas Pratama. 2018. Implementasi Pemenuhan Hak Atas Sarana
Prasarana Yang Aksesibel Bagi Penyandang Disabilitas Fisik Di Perpustakaan
Yogyakarta. Fakultas Syariah dan Hukum. Universitas Islam Negeri Sunan
Kali Jaga Yogyakarta.
Arie Purnomosidie. 2017. Konsep Perlindungan Hak Konstitusional Penyandang
Disabilitas di Indonesia. Fakultas Huku. Universitas Surakarta.Vol.1 No. 2
Herwin Eka Pramadi. 2017. Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta Nomor 4 Tahun 2012 Tentang Perlindungan dan
Pemenuhan Hak – Hak Penyandang disabilitas di Kota Yogyakarta.. Fakultas
Dakwah dan Komunikas. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
Monica Furi Demirza. 2016. Implementasi Disability Policy Pada Pembangunan
Fasilitas Umum Sebagai Bentuk Perlindungan dan Pemberdayaan
Penyandang Cacat di Kota Malang. Fakultas Hukum. Universitas
Muhammadiyah Malang.
M, Syafiie. 2014. Pemenuhan Aksesibilitas Bagi penyandang disabilitas.
INKLUSI, VoL.1 No.2
Sandra Fitriyana. 2018. Efektifitas Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2011
Tentang Perlindugan Penyandang Disabilitas untuk Penyediaan Aksesibilitas
Fisik di Kota DKI Jakarta. Fakultas Syariah dan Hukum. Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Siti Annisa Rahmayani. 2018. Pemikiran Pendidikan Bagi Penyandang Disabilitas
Menurut Akhmad Sholeh. Fakultas Ilmu Agama Islam. Universitas Islam
Indonesia.
Peraturan Perundang-undangan
Undang – Undang Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Penyandang Disabilitas
Undang- Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak
Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan
Undang – undang nomor 19 tahun 2011 tentang pengesahan Convention On The
Rights Of Persons With Disabilities (Konvensi Mengenai Hak - Hak
Penyandang Disabilitas)
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2019
tentang perencanaan, penyelenggaraan, dan evaluasi terhadap penghormatan,
pelindungan dan pemenuhan hak penyandang disabilitas.
Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan
Disabilitas