repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/implement asi peraturan...

257
1

Upload: dangdien

Post on 09-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

1

Page 2: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

2

Page 3: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

3

Page 4: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

4

Page 5: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

5

ABSTRAK

Indri Sutopo, 6661101843, 2016. Implementasi Peraturan Daerah Kota Serang

Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki

Lima di Kota Serang Tahun 2015. Program Studi Administrasi Negara,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Anis

Fuad, S.Sos, M.Si (Pembimbing I), Yeni Widyastuti, S.Sos, M.Si (Pembimbing

II).

Penataan dan pemberdayaan PKL adalah program Pemerintah Daerah Kota Serang

yang bertujuan untuk mengelola PKL di Kota Serang. Lokus dalam penelitian ini

adalah di Kota Serang yang memiliki jumlah PKL yang banyak dan harus dikelola.

Fokus dalam penelitian ini adalah Implementasi Peraturan Daerah Kota Serang

Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima di

Kota Serang Pada Tahun 2015. Masalah yang muncul dalam penelitian ini adalah

sumber daya pelaksana yang masih kurang, komunikasi antar organisasi belum

maksimal, petunjuk teknis belum ada. Dengan rumusan masalahnya yaitu

bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang

Penataan dan Pemberdayaan PKL Di Kota Serang Tahun 2015. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, instrumen penelitiannya adalah

peneliti itu sendiri dengan menggunakan cara wawancara dengan informan penelitian,

studi dokumentasi dan triangulasi. Informan dalam penelitian ini sebanyak 13 orang.

Penelitian menggunakan teori Donald Van Metter dan Carl Van Horn yang memuat 6

indikator yaitu ukuran dan tujuan kebijakan, sumber daya, karakteristik agen

pelaksana, sikap/kecenderungan para pelaksana, komunikasi antar organisasi dan

aktivitas pelaksana, lingkungan ekonomi, sosial dan politik. Adapun hasil dari

penelitian ini berdasarkan wawancara dengan semua informan menunjukan bahwa

Implementasi Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 4 Tahun 2014 Pada Tahun 2015

dapat dikatakan belum berjalan optimal. Dilihat dari adanya hambatan yang muncul

dari kurangnya sumber daya pelaksana dan komunikasi antar organisasi yang belum

berjalan dengan maksimal dan ditambah dengan belum terbitnya petunjuk teknis dari

Pemerintah Daerah Kota Serang. Saran dari peneliti diharapkan program penataan dan

pemberdayaan PKL bisa dilaksanakan dengan optimal dan berkelanjutan karena

program tersebut sangat dibutuhkan oleh masyarakat Kota Serang.

Kata Kunci: Implementasi, Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima.

Page 6: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

6

ABSTRACT

Indri Sutopo, 6661101843, 2016. Implementation of Regional Regulation No. 4 of

2014 of Serang City on Structuring and Empowerment of Street Vendors in

Serang City in the year of 2015. Study Program of Public Administration,

Faculty of Social and Political Sciences at Sultan Ageng Tirtayasa University.

Anis Fuad, S.Sos , M.Si (Advisor I), Yeni Widyastuti, S. Sos, M.Si (Advisor II).

Structuring and empowerment of Street vendors is the program from Serang Local

Government which is aimed to manage street vendors around the City of Serang. The

focus of this research was Serang City, because it has the large number of vendors

that should be managed. The focus of this research was the Implementation of

Regional Regulation No. 4 Of 2014 In Serang On Structuring and Empowerment of

Street Vendors in Serang City in 2015. Problems of this research were the lack of

executors, the communication between organizations which has not been maximal yet

and the absence of technical guidelines. The formulation of the problem was how The

Implementation of The Regional Regulation No. 4 Of 2014 About Structuring and

Empowerment of Street Vendors In Serang City In 2015. The method used in this

study was qualitative. Research instruments were the researcher himself by using

interviews with informants, documentation and triangulation. The number of

Informants in this research were 13 people. This research used the theory of Donald

Van Metter and Carl Van Horn that includes six indicators, they are measurement

and policy objectives, resources, characteristics of the executing agency, the attitude /

tendency of the implementers, communication between the organization and

implementing activities, economic environment, social and political. The results of

this study which was based on interviews with all of the informants showed that the

Implementation of Serang City Regional Regulation No. 4 Of 2014 In 2015 has not

been implemented optimally. It can be seen from the obstacles appeared from a lack

of resources and communication between organizations that have not done maximal

so did the absence of the technical guidelines from the Local Government of Serang

City. This research suggested that the structuring and empowerment program of street

vendors should be implemented optimally and sustainably, because this program is

needed by the citizen of Serang City.

Keywords: Implementation, Structuring and Empowerment of street vendors.

Page 7: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

7

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur seluruhnya hanyalah milik Allah SWT, yang selalu dan

senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Shalawat serta

salam semoga selalu senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad

SAW, kepada keluarga, sahabat, dan kita semua.

Hasil penelitan skripsi ini diajukan untuk memenuhi satu syarat memperoleh

gelar sarjana ilmu sosial pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa dengan judul ”Implementasi Peraturan Daerah Kota Serang

Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima di

Kota Serang Tahun 2015”. Peneliti menyampaikan rasa terimakasih tak terhingga

kepada pihak-pihak berikut:

1. Yth. Bapak Prof. H. Sholeh Hidayat, M.Pd., Rektor Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa

2. Yth. Bapak DR. Agus Sjafari, M.Si., Dekan FISIP Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa, sekaligus Dosen Pembimbing Akademik

3. Yth. Ibu Rahmawati, S.Sos.,M.Si., Wakil Dekan I FISIP Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa

4. Yth. Iman Mukhroman, S.Sos, M.Si., Wakil Dekan II Fisip Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa

Page 8: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

8

5. Yth. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos.,M.Si., Wakil Dekan III FISIP

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

6. Yth. Ibu Listyaningsih, S.Sos.,M.Si., Ketua Program Studi Ilmu Administrasi

Negara FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

7. Yth. Bapak Riswanda, Ph.D., Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi Negara

FISIP Untirta

8. Yth. Bapak Anis Fuad. S.Sos., M.Si, Dosen Pembimbing I Skripsi

9. Yth. Ibu Yeni Widyastuti, S.Sos., M.Si., Dosen pembimbing II Skripsi

10. Kepada yang terhormat seluruh Dosen Program Studi Ilmu Administrasi

Negara yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, yang telah

memberikan bekal-bekal ilmiah kepada peneliti selama proses belajar

mengajar

11. Terutama sekali untuk Ayahanda Sutrisno dan Ibunda Setyaningsih yang

selalu memberikan dukungan, semangat dan doa kepada peneliti sehingga bisa

lebih termotivasi.

12. Yth. Ibu Dra. Sri Kusminingsih, Kasi Pengelolaan dan Pengembangan Pasar

Disperindagkop Kota Serang

13. Yth. Ibu Lily Muslihat, SH.M.Si., Kepala Sub Bagian Perundang-undangan

Setda Kota Serang

14. Kepada One Lailla Trisanti, M.Pd yang selalu mendukung peneliti dalam

penelitian ini.

Page 9: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

9

15. Kepada sahabatku, Iwan Hermawan, S.Sos, Syandi Negara, Lia Dwi Utami

yang selalu membantu peneliti dalam penelitian ini.

16. Kepada kawan-kawan seperjuangan, Noel Ricky, Firmansyah, Wahyu

Firmansyah, Yogi M. Akbar, S.Sos, Syaiful Bahri, S.Sos, Asep Hidayat,

S.Sos, Sughron Jazilah, Ibnu Saputra, Randi Apriandi, Andri Wijaya, Abdul

Yusuf, Habibullah, Ingga Andika Putra dan Amalia Anjani, yang telah

memberikan semangat kepada peneliti.

17. Kepada teman-teman kelas F dan G Non Reguler angkatan 2010 Ilmu

Administrasi Negara yang telah menjadi sahabat dan menemani peneliti

selama perkuliahan dikampus.

18. Teman–teman Mesiu, Arsenal Indonesia Supporter Regional Serang dan

Gunner Untirta terimakasih sudah menjadi sahabat setia dan keluarga selama

ini.

19. Kepada semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu, terimakasih

telah bersedia membantu dan memberikan informasi dalam penyusunan

skripsi ini.

Semoga amal baik yang diberikan kepada Peneliti mendapat limpahan yang

setimpal dari Allah SWT dan senantiasa skripsi ini dapat bermamfaat khususnya bagi

peneliti dan umumnya bagi semua pihak. Akhir kata Peneliti berharap agar skripsi ini

dapat membawa kemaslahatan bagi semua umat. Amiin

Serang, April 2016

Indri Sutopo

Page 10: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

10

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN

KATA PENGANTAR………………………………………………………. i

DAFTAR ISI………………………………………………………………... v

DAFTAR TABEL ...……………………………………………………….. ix

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………….. x

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………….. xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah................................................................ 1

1.2 Identifikasi Masalah ...................................................................... 14

1.3 Batasan Masalah ........................................................................... 15

1.4 Rumusan Masalah ......................................................................... 15

1.5 Tujuan Penelitian .......................................................................... 15

1.6 Manfaat Penelitian ........................................................................ 16

Page 11: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

11

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ASUMSI DASAR

2.1 Landasan Teori ............................................................................. 17

2.1.1 Pengertian Kebijakan........................................................... 18

2.1.2 Pengertian Kebijakan Publik ............................................... 19

2.1.3 Implementasi Kebijakan Publik .......................................... 21

2.1.4 Model Pendekatan Implementasi Kebijakan Publik............ 22

2.1.5 Pedagang Kaki Lima (PKL)………………………………. 33

2.2 Penelitian Terdahulu…………………………………………… 34

2.3 Kerangka Berfikir…………………….………………………… 40

2.4 Asumsi Dasar……………………….………………………….. 44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian ......................................................................... 45

3.2 Fokus Penelitian ........................................................................... 45

3.3 Lokasi Penelitian…………………………………………………. 46

3.4 Variabel Penelitian……………………………………………….. 46

3.4.1. Definisi Konsep………………………………………….... 46

3.4.2. Definisi Operasional…………………………………........ 47

3.5 Instrumen Penelitian……………………………………………… 49

3.6 Informan Penelitian…………...………………………………….. 49

Page 12: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

12

3.6.1. Tekhnik Pengumpulan Data..……………………………... 52

3.6.2. Jenis dan Sumber Data…..………………………………... 55

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data……………………………. 55

3.8 Jadwal Penelitian…………………………………………………. 59

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian ………………………………….….. .. 60

4.1.1 Profil Kota Serang ……..…………………………….... 60

4.1.2 Profil Disperindagkop ……………………………….... 65

4.1.3 Profil Satpol PP Kota Serang …………………….……. 70

4.1.4 Profil Data Kecamatan Di Kota Serang ……………..,,,, 73

4.2 Deskripsi Data …………………………………………………….. 82

4.2.1. Informan Penelitian .................................................. ..... 83

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ................................................... ..... 85

4.3.1 Ukuran dan Tujuan Kebijakan ……………………. ........... 87

4.3.2 Sumber Daya ..……………………………………….. ...... 94

4.3.2.1 Sumber Daya Manusia ……………………………. .... 94

4.3.2.2 Sumber Daya Anggaran ……………………… ........... 100

4.3.2.3 Sumber Daya Sarana dan Prasarana …………….. ....... 106

4.3.2.4 Sumber Daya Waktu ………………………………..... 110

4.3.3 Karakteristik Agen Pelaksana …………………………… .. 115

Page 13: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

13

4.3.3.1 Birokrasi/Lembaga ………………………………. ...... .. 115

4.3.4 Sikap/Kecenderungan Para Pelaksana ………………… ..... .. 120

4.3.4.1 Inisiatif ……………………………………………… .. .. 120

4.3.4.2 Partisipatif ……………………………………………. .. 125

4.3.5 Komunikasi Antar Organisasi dan Aktivitas Pelaksana … .. 129

4.3.5.1 Komunikasi dan Koordinasi ………………………….. 129

4.3.6 Lingkungan Ekonomi, Sosial dan Politik ……………….....

....................................................................................... 135

4.4 Pembahasan ………………………………………………………..

........................................................................................................ 140

BAB V PENUTUP

5.1.Kesimpulan ……………………………………………………………… 158

5.2. Saran …………………………………………………………………….. 161

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

14

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1. Rekapitulasi Pedagang Kaki Lima Di Kota Serang tahun 2015………. 10

Tabel 3.1. Definisi Operasional Penelitian……………………………………….. 48

Tabel 3.2. Sumber Informan Penelitian…………………………………………... 51

Tabel 3.3. Pedoman Wawancara.………………………………………………… 54

Tabel 3.4. Jadwal Penelitian..…………………………………………………….. 59

Tabel 4.1 Informan Penelitian ................................................................................. 84

Page 15: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

15

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Model Pendekatan The Policy Implementation process …………….. 24

Gambar 2.2. Implementasi Kebijakan Menurut Grindle ….……………………...... 28

Gambar 2.3. Model Pendekatan Direct and Indirect Impact on Implementation….. 29

Gambar 2.4. Kerangka Berfikir………...…………………………………………... 43

Gambar 3.3. Analisis Data menurut Miles dan Huberman…………………………. 56

Page 16: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

16

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Member Check

Lampiran 2 Dokumentasi

Lampiran 3 Surat Ijin Penelitian

Lampiran 4 Matriks Hasil Wawancara

Lampiran 5 Kartu Bimbingan Skripsi

Page 17: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berbagai macam cara masyarakat untuk bertahan hidup di situasi

perekonomian yang semakin hari dituntut untuk bisa lebih kreatif dalam

pengembangan kondisi perekonomiannya. Dengan latar belakang ekonomi yang

baik maupun kondisi ekonominya yang bisa dibilang serba kekurangan, setiap

masyarakat akan melakukan atau meningkatkan derajat hidupnya dengan cara

mencari nafkah demi kondisi keuangannya yang semakin membaik. Karena di era

global ini, setiap orang dituntut untuk mempunyai latar belakang pekerjaan yang

tetap untuk bisa bertahan hidup.

Pemerintah sebagai abdi negara sudah seharusnya bisa menjawab kebutuhan

masyarakat dan bisa membangun level kehidupan yang layak untuk masyarakat yang

selama ini bergantung dari lapangan pekerjaan yang diberikan oleh pemerintah atau

sektor formal. Indikator suksesnya pembangunan di suatu wilayah adalah dengan

adanya lapangan pekerjaan yang cukup untuk masyarakat demi kehidupan yang

layak dan bisa hidup dengan kondisi ekonomi yang tercukupi.

Pelaksanaan pembangunan nasional maupun lokal regional harus tetap

diperhatikan, hal tersebut sangat penting mengingat kelangsungan hidup sangat

dipengaruhi oleh pembangunan, sehingga muncul konsep pembangunan

berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan yang tetap

Page 18: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

18

memperhatikan kelestarian lingkungan hidup, sehingga sumber daya alam yang ada

tetap bisa dimanfaatkan oleh generasi yang akan datang. Sistem pembangunan di

Indonesia akan berdampak positif dan bisa dirasakan hingga generasi selanjutnya

dengan cara memberikan lapangan pekerjaan yang sesuai dengan kebutuhan dan

kondisi sosial di Indonesia.

Selama beberapa tahun kebelakang, pemerintah sedikit demi sedikit

menjawab kebutuhan masyarakat, dengan memberikan lapangan pekerjaan dan

memberikan informasi tentang kegiatan berwirausaha dalam meningkatkan

perekonomian. Terbukti perekonomian di daerah sedikit lebih meningkat dengan

adanya lapangan pekerjaan yang bertambah dan penyuluhan wirausaha yang

diterapkan oleh pelaku usaha rumahan. Dengan bertumbuhnya perekonomian di

Indonesia pada tahun 2014 diharapkan bisa menekan jumlah kemiskinan dan bisa

meningkatkan kegiatan perekonomian masyarakat menjadi lebih baik lagi. Dalam

kenyataannya, pertumbuhan ekonomi ini bermanfaat hampir di seluruh kota di

Indonesia, tidak terkecuali di kota besar seperti Jakarta dan sekitarnya.

Di Provinsi Banten yang terletak tidak jauh dari Kota Jakarta juga menerima

dampak postifnya, ekonomi Provinsi Banten meningkat 15,09% dari tahun-tahun

sebelumnya. Kontribusi terbesar dari meningkatnya pertumbuhan perekonomian di

Banten datang dari sektor lapangan usaha pertanian, kehutan dan perikanan. (Dikutip

dari www.bps.go.id, diakses 12 agustus 2015, 22.00 wib).

Ketersediaan lapangan pekerjaan dalam sektor formal turut mendukung

meningkatnya perekonomian masyarakat dan membantu kebutuhan masyarakat.

Page 19: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

19

Namun lapangan pekerjaan dalam sektor informal yang berkontribusi lebih dalam

peningkatan perekonomian di Banten juga tidak kalah berkembang dari seketor

formal, terbukti dari data yang menjelaskan bahwa peningkatan perekonomian

terbesar berasal dari sektor informal. Dalam kaitannya, sektor informal

meningkatkan kegiatan ekonomi masyarakat yang sangat baik dampaknya, faktanya

sektor informal di Banten berasal dari penyediaan barang dan jasa yang ditawarkan.

Kota Serang adalah wilayah bagian dari Provinsi Banten. Pembentukan Kota

Serang sebagai hasil dari pemekaran Kabupaten Serang yang diresmikan pada 02

November 2007 melalui Undang-Undang Nomor 32 tahun 2007 tentang

pembentukan Kota Serang merupakan salah satu implementasi dari otonomi daerah.

Kota Serang yang merupakan Ibu Kota Provinsi Banten memiliki potensi daerah

yang sangat besar, dilihat dari aspek sumber daya alam dan kewilayahannya. Kota

Serang memiliki potensi pada bidang jasa, perdagangan, wisata, dan pendidikan.

Dengan letaknya yang strategis diantara Kota Jakarta dan Pulau Sumatera,

dampak positif yang diterima oleh masyarakat Kota Serang dalam pertumbuhan

ekonomi Banten ialah majunya industri perdagangan di Kota Serang, hal ini dapat

dilihat dari data jumlah PKL yang didapat dari UPT pasar Disperindagkop Kota

Serang. Pedagang Kaki Lima (PKL) termasuk dalam industri sektor informal yang

berkembang pesat di Kota Serang, dengan berbagai jenis barang dagangan yang

dijajakan di setiap pinggir jalan kota. Dengan meningkatnya jumlah tenaga kerja

yang tidak seimbang dengan ketersediaan lapangan pekerjaan formal mengakibatkan

Page 20: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

20

bertambah besarnya angka pengangguran. Adanya fenomena pertumbuhan PKL

diharapkan bisa membantu mengurangi angka pengangguran di Kota Serang.

Pedagang Kaki Lima atau yang biasa disebut PKL merupakan sebuah komunitas

yang berjualan dengan memanfaatkan area pinggir jalan raya untuk mengais rezeki

dengan menggelar dagangannya dalam gerobak.

Pengangguran di Kota Serang bisa sedikit teratasi dengan adanya lapangan

pekerjaan menjadi PKL di pinggir jalan raya Kota Serang. Pengangguran sendiri

adalah orang yang tidak mempunyai pekerjaan, sedang mencari pekerjaan, atau

sedang mempersiapkan suatu yang baru. Dengan fenomena menjamurnya PKL di

Kota Serang, di harapkan pemerintah bisa melakukan seusatu untuk mengatur

kegiatan ekonomi, sehingga pemerintah memiliki peranan yang cukup penting dalam

permasalahan perekonomian.

Dengan adanya perundang-undangan mengenai pemeliharaan PKL, maka

pemerintah Kota Serang mengeluarkan Peraturan Daerah no. 4 Tahun 2014 Tentang

Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima di Kota Serang. Pemerintah Kota

Serang bertujuan untuk memberdayakan para PKL di Kota Serang dan menciptakan

tata kota yang bersih dan tertib karena PKL adalah pelaku usaha sektor informal

dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian masyarakat Kota Serang, dengan

dinas terkait yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan PKL yaitu

Disperindagkop Kota Serang, Satpol PP Kota Serang dan Kecamatan Serang yang

Page 21: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

21

tertuang pada Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 4 Tahun 2014 BAB V Pasal

20.

Pedagang Kaki Lima merupakan usaha kecil yang dilakukan oleh masyarakat

yang berpenghasilan rendah (gaji harian) dan mempunyai modal terbatas. Dalam

bidang ekonomi, pedagang kecil ini termasuk dalam sektor informal, dimana

merupakan pekerjaan yang tidak tetap dan tidak terampil serta golongan-golongan

yang tidak terikat pada aturan hukum, hidup serba susah dan semi kriminil pada

batas-batas tertentu. Pedagang Kaki Lima juga tidak bersifat tetap, atau berpindah-

pindah lokasi berjualannya dan kebanyakan dari mereka menggunakan tempat

berjualannya bukan milik mereka sendiri. Terdapat 2194 PKL yang terdaftar tidak

mempunyai tempat milik sendiri yang digunakan untuk mendirikan usaha di pinggir

jalan (data Disperindagkop 2015). Kecamatan Serang sebagaimana dijelaskan pada

Perda Nomor 4 tahun 2014 adalah salah satu dari dinas terkait yang mengurus PKL

di Kota Serang yang mendapatkan tugas dalam mencatat PKL yang ada di Kota

Serang. Pedagang Kaki Lima yang ingin mendaftarkan diri untuk perijinan

mendirikan usaha di pinggir jalan bisa langsung datang ke kantor Kecamatan

Serang di bagian penertiban PKL di kota serang.

Pedagang Kaki Lima di Kota Serang terkenal dengan ketidakteraturan dalam

kegiatan usahanya, sembarangan dalam memilih tempat dan tidak jarang PKL

membuang sampah tidak pada tempatnya. Jika PKL, petugas pemerintah dan

masyarakat bisa saling bekerja sama dalam menerapkan fungsi dari Perda, maka

Page 22: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

22

akan menciptakan ruang publik yang bersih dan nyaman. Penyelenggaraan

Peraturan Pemerintah Daerah akan dapat berjalan dengan baik apabila kondisi

ketertiban umum dan ketentraman masyarakat di daerah kondusif, dimana

pemerintah dan masyarakat dapat melakukan kegiatan secara aman, tertib, tentram

dan teratur (sumber : Wawancara dengan bapak Hendi Abadi selaku staff

perdagangan Disperindagkop Kota Serang, 12 juni 2015).

Sesuai dengan isi dari Peraturan Daerah No. 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima pada BAB III Pasal 4 Tentang Penataan

dan Pemberdayaan PKL menjelaskan bahwa yang dimaksud penatan PKL meliputi

pendataan PKL yang dilakukan berdasarkan identitas PKL, lokasi PKL, jenis

tempat usaha, bidang usaha, modal usaha dan volume penjualan. Pendaftaran PKL

yang dilakukan oleh SKPD yang membidangi perdagangan bersama dengan camat.

Penempatan dan pemindahan PKL dilakukan setelah PKL mendapat Tanda Daftar

Usaha (TDU) sesuai dengan lokasi yang telah ditetapkan. Penetapan dan

penghapusan lokasi PKL dilakukan dengan memperhatikan kepentingan umum,

sosial, budaya, estetika, ekonomi, keamanan, ketertiban, kesehatan dan kebersihan

lingkungan. Peremajaan lokasi dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kota Serang

yang terkait dengan Perda.

Sedangkan yang dimaksud dengan pemberdayaan PKL adalah peningkatan

kemampuan usaha, fasilitas akses permodalan, fasilitas bantuan sarana dagang,

Page 23: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

23

penguatan kelembagaan, fasilitas peningkatan produksi, pengolahan dan

pengembangan jaringan dan promosi, pembinaan bimbingan teknis.

Faktor pendukung dari berjalannya kebijakan adalah dari dua hal, yaitu

faktor internal dan faktor eksternal. Faktor utama internal meliputi kebijakan yang

akan diimplementasikan dan faktor-faktor pendukungnya, seperti dari dinas yang

bertanggung jawab atas kebijakan tentang penataan dan pemberdayaan PKL di Kota

Serang. Sementara itu faktor eksternal meliputi kondisi lingkungan dan pihak-pihak

terkait, seperti para PKL dan pengguna jalan raya di Kota Serang. Dalam kaitannya

dengan pelaksanaan otonomi daerah, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota

Serang sebagai aparatur pemerintah daerah mempunyai arti yang strategis dalam

membantu tugas kepala daerah dalam menyelenggarakan ketertiban umum dan

ketentraman masyarakat di daerah sehingga penyelenggaraan roda pemerintahan

dapat berjalan dengan lancar dan masyarakat dapat melakukan kegiatannya dengan

aman.

Dengan adanya Peraturan Daerah Tentang Penataan Dan Pemberdayaan PKL

di Kota Serang, pemerintah berkoordinasi dengan satuan Polisi Pamong Praja

(Satpol PP) Kota Serang untuk mewujudkan ketertiban dalam aktivitas perdagangan

yang dilakukan oleh PKL di Kota Serang, karena Satpol PP adalah penegak Perda

tentang penataan dan pemberdayaan PKL di Kota Serang, yang bertugas

menertibkan dan menata tempat usahanya PKL. Satpol PP Kota Serang ditugaskan

untuk membatu dalam urusan penataan ruang terbuka di Kota Serang sesuai dengan

Page 24: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

24

UU No. 9 Tahun 2015 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang nomor 23

tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah pada pasal 65 poin b. yaitu

memelihara ketentraman dan kebersihan, dalam hal ini yang bertanggung jawab

adalah Dinas Satpol PP Kota Serang. Satpol PP adalah perangkat Pemerintah

Daerah dengan tugas pokok menegakan Peraturan Daerah (Perda),

menyelenggarakan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat sebagai

pelaksanaan tugas desentralisasi, dengan cara mengurus dan membina PKL untuk

berjualan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Adanya Peraturan Daerah

tentang Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima di Kota Serang,

diharapkan PKL untuk tetap menjaga sarana dan prasarana kawasan perkotaan,

estetika, kebersihan serta menjaga ruang milik publik dan tidak mengganggu

kelancaran lalu lintas di Kota Serang.

Selain itu juga pemerintah daerah bekerja sama dengan Dinas Perindustrian,

Perdagangan Dan Koperasi (Disperindagkop) Kota Serang dalam menaungi atau

memberdayakan pelaku bidang usaha mikro, kecil dan menengah yang memiliki

peranan yang cukup besar dalam pengembangan ekomoni lokal khususnya di Kota

Serang, termasuk PKL.

Berdasarkan observasi awal pada bulan Juni yang dilakukan oleh peneliti dan

dibenarkan oleh narasumber, dalam beberapa tahun ini lokasi PKL yang menjadi

sorotan publik dengan masalahnya yang kompleks ialah di kawasan Pasar Royal

Kota Serang. Keberadaan PKL di Pasar Royal Kota Serang sudah terlalu banyak

Page 25: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

25

sehingga permasalahan seperti menganggu kelancaran lalu lintas, menggaggu

kenyamanan pengguna jalan dan mengambil sebagian sisi jalan sudah biasa kita lihat

(Sumber: wawancara dengan bapak Samsudin selaku anggota Satpol PP Kecamatan

Serang, 11 Juni 2015) Fenomena yang seperti ini sudah menjadi tanggung jawab

pemerintah daerah sebagai pengurus segala sesuatu yang terjadi pada daerahnya.

Ruang terbuka harus bisa diterapkan di kawasan yang di gunakan usaha oleh

para pelaku PKL di Kota Serang karena kondisinya yang sudah mulai menggaggu

kenyamanan pengguna jalan yang melintas (Sumber: Wawancara dengan Bapak

Zakaria selaku Kasi. Trantib Kecamatan Serang 11 juni 2015). Dengan

ditertibkannya PKL mulai dari kawasan Pasar Royal, diharapkan PKL di Kota

Serang bisa seluruhnya mengikuti peraturan yang dibuat oleh Pemerintah Daerah

dalam menanggulangi keamanan dan kenyamanan disemua kawasan PKL di Kota

Serang.

Selain jumlah PKL di Kota Serang yang terdaftar, ada juga beberapa PKL

musiman yang hanya berjualan di waktu-waktu tertentu dan tidak setiap hari mereka

berjualan di satu tempat. Diberlakukannya aturan waktu bagi aktivitas PKL di Kota

Serang, diharapkan bisa membantu dalam menertibkan ruang terbuka publik untuk

mengatasi kemacetan jalan raya. Seperti di Kawasan Pasar Royal dan Alun-Alun

Kota Serang yang hanya diperbolehkan beroperasi mulai dari pukul 16.00 wib. Jika

ada PKL yang melanggar peraturan yang sudah ditetapkan, maka akan dikenakan

sanksi berupa pencabutan Tanda Daftar Usaha (TDU) PKL yang dilakukan oleh

Page 26: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

26

Satpol PP Kota Serang dan apabila ada PKL yang melakukan pelanggaran, maka

sanksi terberatnya adalah mendapat kurungan 2 bulan atau didenda Rp. 5.000.000

(lima juta rupiah) sesuai yang tertera pada Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 4

Tahun 2014 Pasal 28 No. 2 tentang Ketentuan Pidana.

Berdasarkan informasi yang didapat dari UPT Pasar Disperindagkop Kota

Serang terdapat 7 wilayah di Kota Serang yang sudah terdaftar sebagai lokasi yang

diperbolehkan digunakan untuk usaha para PKL. Berikut adalah tabel lokasi yang

digunakan usaha oleh para PKL yang terdaftar di Disperindagkop Kota Serang.

Tabel 1.1

Rekapitulasi Pedagang Kaki Lima Di Kota Serang tahun 2015

NO. LOKASI JUMLAH PKL

1 Pasar Kalodran 270

2 Pasar Rau 520

3 Pasar Kepandean 254

4 Serang Plaza 533

5 Kawasan Banten Lama 351

6 Taman Sari 56

7 Alun – Alun 210

Jumlah 2194

( Sumber: Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Serang 2015)

Dari tabel di atas menunjukan bahwa jumlah PKL di Kota Serang cukup

banyak. Padahal jika dilihat dari kondisi jalanan Kota Serang, masih kurang luas

untuk dijadikan sebagai ruang bagi para PKL dan untuk pengguna ruang publik

Page 27: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

27

lainnya, seperti pengguna trotoar oleh pejalan kaki, pengguna jalan raya oleh mobil

pribadi maupun angkutan umum. Kebanyakan dari PKL tidak mau tempat jualannya

dipindahkan atau diusir, karena di Kota Serang sendiri belum ada lokasi untuk PKL

berjualan selain di pasar-pasar yang ada, karena penataan PKL Kota Serang masih

cenderung berwujud larangan dan aturan-aturan yang keras dan kaku, daripada

pembinaan dan pewadahan yang sebenarnya di butuhkan oleh PKL. Terlihat dari

belum siapnya pemerintah daerah dalam memberikan ruang untuk para PKL di Kota

Serang.

Upaya-upaya pemerintah dalam mengatasi masalah PKL sangat penting,

karena pasar adalah pusat perbelanjaan di Kota Serang. Selain itu juga dengan

adanya upaya pemerintah kota serang dalam mewujudkan nilai keindahan di Kota

Serang bisa menumbuhkan nilai perekonomian masyarakat sekaligus bisa menggali

potensi dagang jika para PKL dikelola dengan baik. Penataan PKL adalah salah satu

solusi sebagai penyelesaian masalah sosial antara kepentingan PKL dan publik.

Berdasarkan observasi awal peneliti dan wawancara pendahuluan, di temukan

beberapa masalah dan kendala-kendala yang terkait dengan keberadaan PKL di Kota

Serang. Pertama, Perda masih belum berjalan seperti yang tertuang pada isi Perda

Nomor 4 Tahun 2014 tentang penataan dan pemberdayaan PKL. Penataan PKL di

Kota Serang masih belum menemui solusinya, dinas terkait seperti Disperindagkop

Kota Serang masih belum bisa memberikan lokasi yang seharusnya ditempatkan

untuk PKL dan selama ini hanya sebatas pengaturan ruang PKL yang ada. Karena

Page 28: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

28

sesuai dengan Perda No.4 Tahun 2014 pasal 3 yang bertujuan dengan adanya Perda

tersebut untuk mewujudkan lingkungan tertib, bersih, indah dan aman dengan sarana

dan prasarana perkotaan yang memadai dan berwawasan lingkungan. Masalah

tersebut bisa terjadi karena SKPD terkait masih ada yang belum memahami tugas

pokok dan fungsinya dalam Perda No. 4 tahun 2014 tentang Penataan dan

Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima Di Kota Serang.

Kedua, pemberdayaan PKL belum terealisasi karena pihak-pihak penanggung

jawab yaitu Disperindagkop, Kecamatan Serang dan Satpol PP Kota Serang belum

melakukan tugasnya sesuai dengan isi dari Peraturan Daerah Kota Serang no.4 tahun

2014. Pemberdayaan PKL di Kota Serang seharusnya sudah menjadi tanggung

jawab dinas terkait, seperti dinas Perindustrian, Koperasi dan Perdagangan Kota

Serang sebagai dinas yang menetapkan pemindahan dan penempatan para PKL.

Satpol PP Kota Serang sebagai SKPD yang terkait penataan ruang dan dinas

Kecamatan Kota Serang sebagai SKPD yang mendata para PKL yang ingin

mendaftar sebagai PKL tetap di Kota Serang. Dari pendapatan pajak yang ditarik

setiap harinya seharusnya bisa diimbangi dengan fasilitas yang diharapkan untuk

PKL yang berimbas positif untuk pendapatan PKL itu sendiri.

Ketiga, koordinasi antar Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi dan

Kecamatan masih belum maksimal dalam melakukan sosialisasi maupun

perencanaan penataan dan pemberdayaan PKL di Kota Serang. Perencanaan dan

sosialisasi dari dinas yang terkait sangat perlu, karena dari koordinasi yang baik akan

Page 29: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

29

mewujudkan pelaksanaan yang sesuai harapan, seperti adanya relokasi bagi para

PKL yang lebih terjamin usahanya dan bisa menumbuhkan minat masyarakat dalam

menciptakan lowongan pekerjaan di sektor informal. Selain itu juga bisa

menciptakan ruang terbuka yang tertib dan indah untuk di kawasan Kota Serang.

Keempat, belum terbitnya Surat Keputusan yang disusun oleh Disperindagkop

tentang penataan dan pemberdayaan PKL di Kota Serang ini juga menjadi hambatan

dalam pelaksanaannya, karena tim pelaksana penataan dan pemberdayaan PKL yang

baru belum ada dan Disperindagkop melakukan penataan dan pemberdayaan PKL

dengan tim pelaksana seadanya yang melibatkan Satpol PP Kota Serang dan petugas

dari Kecamatan Serang, karena yang selama ini digunakan adalah surat keputusan

dari Perda sebelumnya, yaitu Perda No. 10 Tahun 2010 Tentang Ketertiban,

Kebersihan dan Keindahan. Meliputi tim pelaksana dalam penataan dan

pemberdayaannya. (Sumber: wawancara dengan Bapak Sugiri selaku Kepala Bidang

Pasar Disperindagkop Kota Serang, 19 Agustus 2015)

Dengan penataan dan pemberdayaan, diharapkan dapat memberikan solusi

untuk meminimalisir dampak negatif terhadap keberadaan PKL selama ini.

Penelitian ditujukan kepada pembuat kebijakan dan stakeholder lainnya yang terkait

dengan masalah PKL terutama yang berkaitan dengan tata ruang perkotaan.

Diharapkan dengan arahan penataan dan pemberdayaan yang telah dirumuskan dapat

meningkatkan tanggung jawab PKL atas pemanfaatan ruang publik. Demikian

Page 30: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

30

dengan masyarakat agar dapat memahami dan berpartisipasi dari fenomena

keberadaan PKL di ruang perkotaan ini.

Dari latar belakang yang telah diungkapkan di atas, peneliti tertarik untuk

mengkaji lebih dalam mengenai “Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4

Tahun 2014 Tentang Penataan Dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima Di

Kota Serang”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan pada latar belakang di atas, peneliti mengidentifikasikan

permasalahan sebagai berkut :

1. Implementasi peraturan Daerah masih belum optimal, terbukti dari

penataannya yang masih belum sesuai dengan tujuan dari Peraturan

Daerah dan terdapat dinas terkait yang belum memahami isi dari

Peraturan Daerah Nomor 4 tahun 2014 tentang penataan dan

pemberdayaan PKL di Kota Serang.

2. Masih kurangnya sumber daya manusia dalam melakukan pemberdayaan

PKL di Kota Serang, karena pelaksana dari kebijakan belum semua

bekerja sesuai dengan tugasnya.

3. Koordinasi dan sosialisasi antar dinas terkait masih belum maksimal.

Perencanaan pemberdayaan yang belum menemukan solusi bagi PKL di

Kota Serang.

Page 31: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

31

4. Petunjuk teknis dari Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 4 Tahun 2014

Tentang Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima, tidak ada.

Selama ini masih menggunakan petunjuk teknis dari Perda sebelumnya.

1.2 Batasan Masalah

Peneliti menyadari bahwa permasalahan di lokasi sangat kompleks, tetapi

peneliti hanya membatasi masalah dengan implementasi kebijakan terkait dengan

penataan dan pemberdayaan PKL di Kota Serang.

Selanjutnya yang dimaksud oleh peneliti di sini adalah Implementasi

Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan dan

Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima Di Kota Serang Tahun 2015 dengan fokus

penelitian pada PKL yang berada atau berjualan di pusat keramaian di Kota Serang.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat diketahui masalah yang terkait

dengan PKL adalah tidak adanya penataan dan pemberdayaan bagi PKL yang baik

dan berkelanjutan yang mengakibatkan kurangnya ketertiban PKL di Kota Serang.

Berkenaan dengan itu, maka dalam penelitian rumusan masalahnya adalah

bagaimana Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

dan Pemberdayaan PKL Di Kota Serang Tahun 2015?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai

dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan dari Peraturan Daerah

Page 32: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

32

Kota Serang Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan dan Pemberdayaan PKL Di

Kota Serang.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin diperoleh dalam penelitian yang berjudul Implementasi

Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan Dan Pemberdayaan PKL

di Kota Serang.

1. Secara Teoritis

Secara teoritis penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan keilmuan

dan pengetahuan karena akan memperkaya pengetahuan dalam dunia

akademis khususnya ilmu Adminstrasi Negara, terutama yang berkaitan

dengan kebijakan.

2. Secara Praktis

Bagi penulis, diharapkan penelitian ini dapat mengembangkan

kemampuan dan penguasaan ilmu-ilmu yang pernah diperoleh peneliti

selama mengikuti pendidikan di Program Studi Administrasi Negara

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa hingga saat ini. Selain itu, karya

peneliti dapat dijadikan bahan informasi dan refrensi bagi pembaca dan

peneliti selanjutnya.

Page 33: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

33

BAB II

KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ASUMSI

2.1 Landasan Teori

Teori dalam administrasi mempunyai peran yang hampir sama dengan teori

yang ada di dalam ilmu fisika, kimia maupun biologi yaitu berfungsi untuk

menjelaskan dan panduan dalam penelitian seperti yang dikemukakan oleh Hoy dan

Miskel dalam Sugiyono (2007:55) “theory is a set of interrelated concepts,

assumption, and generalizations that systematically describes and explains

regularaties in behavior in organizations”.

Berdasarkan hal di atas teori didefinisikan sebagai alat seperangkat konsep,

asumsi, dan generalisasi yang dapat digunakan untuk mengungkapkan dan

menjelaskan perilaku dalam berbagai organisasi baik organisasi formal maupun

organisasi informal.

Menurut Sugiyono (2007:56), berdasarkan definisi tersebut dapat

dikemukakan ada empat kegunaan teori dalam penelitian yaitu :

1. Teori berkenaan dengan konsep, asumsi dan generalisasi yang logis.

2. Teori berfungsi untuk mengungkapkan, menjelaskan dan memprediksi

perilaku yang memiliki keteraturan.

3. Teori sebagai stimulant dan panduan untuk mengembangkan pengetahuan.

4. Teori sebagai pisau bedah untuk suatu penelitian.

Page 34: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

34

Tinjauan pustaka dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang

teori dan hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti, berapa jumlah

kelompok teori yang perlu dikemukakan atau dideskripsikan akan tergantung pada

luasnya permasalahan dan secara teknis tergantung pada jumlah variabel yang

diteliti, melalui pendefinisian dan uraian yang lengkap dan mendalam dari berbagai

referensi, sehingga ruang lingkup kedudukan dan prediksi terhadap hubungan antar

variabel yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan terarah.

2.1.1 Pengertian Kebijakan

Kebijakan (policy) mengandung arti yang bermacam-macam. Menurut Kamus

Bahasa Indonesia, kebijakan merupakan sebagai rangkaian konsep poko dan asas

yang menjadi garis besar dalam pelaksanaan suatu pekerjaan atau suatu konsep dasar

yang jadi pedoman dalam melaksanakan suatu kepemimpinan dan cara bertindak.

Selain itu definisi kebijakan lainnya diungkapkan oleh Suharto (2008:3), yang

menjelaskan bahwa :

“kebijakan (policy)adalah sebuah instrument pemerintahan, bukan saja dalam

arti government yang hanya menyangkut aparatur negara, melainkan

governance yang menyentuh pengelolaan sumber daya publik. Kebijakan

pada intinya merupakan keputusan-keputusan atau pilihan-pilihan tindakan

yang secara langsung mengatur pengelolaan dan pendistribusian sumber daya

alam, finansial dan manusia demi kepentingan publik yakni rakyat banyak,

penduduk, masyarakat atau warga negara. Kebijakan merupakan hasil dari

adanya sinergi, kompromi atau bahkan kompetisi antara berbagai gagasan,

teori, ideologi, dan kepentingan-kepentingan yang mewakili sistem politik

suatu negara.”

Page 35: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

35

Pengertian di atas memberikan gambaran pada kita bahwa kebijakan

merupakan alat yang digunakan pemerintah yang juga memperhatikan sumber daya

yang dimiliki untuk kepentingan publik. Definisi kebijakan dikemukakan oleh

Laswell dalam wayne, parson (2014;17):

Definisi kebijakan menurut Laswell memberikan pengertian bahwa kebijakan

diyakini bebas dari unsur politis yang kerap di mak“kata kebijakan (policy)

umumnya di pakai untuk menunjukan pilihan terpenting yang diambil baik

dalam kehidupan organisasi maupun privat. Kebijakan bebas dari konotasi

yang dicakup dalam kata politis yang sering kali diyakini mengandung makna

keberpihakan dan korupsi.”

nai sebagai sebuah konsolidasi. Kebijakan merupakan pilihan penting dalam

organisasi. Menurut Jones dalam Winarno (2002:14) istilah kebijakan digunakan

dalam praktek-praktek sehari-hari. Namun, digunakan untuk menggantikan kegiatan

atau keputusan yang berbeda. Istilah ini sering di pertukarkan dengan tujuan,

program, keputusan, standar, proposal dan grand design. Secara umum, istilah

kebijakan dipergunakan untuk menunjuk perilaku seorang aktor dalam suatu bidang

kegiatan tertentu.

Dengan demikian, dari beberapa definisi kebijakan diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa kebijakan adalah rangkaian konsep pokok yang menjadi garis

besar dalam pelaksanaan suatu pekerjaan yang mengandung program pencapaian

tujuan, nilai-nilai dan praktek-praktek yang terarah bercirikan konsistensi dan

pengulangan tingkah laku dari mereka yang mematuhi keputusan tersebut.

2.1.2 Pengertian Kebijakan Publik

Page 36: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

36

Setelah memahami definisi dari kebijakan yang telah dikemukakan

sebelumnya, yang selanjutnya akan dijelaskan adalah pengertian dari kebijakan

publik. Eulau dan Prewitt dalam Agustino (2012:6-7), dalam perspektif mereka

mendefinisikan kebijakan publik sebagai: “keputusan tetap yang dicirikan dengan

konsistensi dan pengulangan (repitisi) tingkah laku dari mereka yang membuat dan

dari mereka yang mematuhi keputusan tersebut.”

Definisi lain dikemukakan oleh Dye dalam Agustino (2012:7), bahwa

“kebijakan publik adalah apa yang dipilih pemerintah untuk dikerjakan atau

tidak untuk dikerjakan” seperti ungkapannya dalam subarsono (2005:2) public

policy is whatever governments choose to do or not to do.

Sedangkan menurut Dunn dalam Wicaksana (2006:64), kebijakan ialah pola

ketergantungan yang kompleks dari pilihan-pilihan kolektif yang tergantung,

termasuk keputusan-keputusan untuk tidak bertindak, yang dibuat oleh badan atau

kantor pemerintah. Rose berupaya mengemukakan definisi lain dalam Agustino

(2012:7), yaitu kebijakan publik sebagai, “sebuah sebuah rangkaian panjang dari

banyak atau sedikit kegiatan yang saling berhubungan dan memiliki konsekuensi

bagi yang berkepentingan sebagai keputusan yang berlainan.”

Widodo (2007:12) mendefinisikan kebijakan publik adalah “serangkaian

tujuan dan sasaran dari program-program pemerintah.” Kebijakan publik merupakan

suatu pilihan atau tindakan yang menghasilkan suatu keputusan yang diambil oleh

pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu hal yang bertujuan

mencapai mencapai tujuan yang telah ditetapkan untuk kepentingan masyarakat.

Page 37: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

37

Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kebijakan publik

adalah serangkaian saran dan tujuan serta putusan keputusan tetap yang dicirikan

dengan konsistensi dan suatu pilihan atau tindakan yang menghasilkan suatu

keputusan yang diambil oleh pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan

suatu hal yang bertujuan mencapai tujuan yang telah ditetapkan untuk kepentingan

masyarakat.

2.1.3 Implementasi Kebijakan Publik

Pada tahap selanjutnya dalam deskripsi teori ini akan dikemukakan definisi

implementasi publik, setelah sebelumnya diuraikan tentang definisi formulasi

publik. Menurut Van Meter dan Van Horn dalam Wibawa (1994:21),

mendefinisikan implementasi kebijakan sebagai :

“Tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu atau pejabat-

pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan

pada tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijkasanaan”

Sedangkan Mazmanian dan Sabatier dalam Agustino (2012:139),

mendefinisikan implementasi kebijakan sebagai:

“Pelaksanaan keputusan-keputusan kebijaksanaan dasar, biasanya dalam

bentuk undang-undang, namun dapat pula berbentuk peritah-perintah atau

keputusan-keputusan eksekutif yang penting atau keputusan badan peradilan.

Lazimnya, keputusan tersebut mengidentifikasikan masalah yang ingin

diatasi, menyebutkan secara tegas tujuan atau sasaran yang ingin dicapai, dan

berbagai cara untuk menstrukturkan atau mengatur proses implementasinya.”

Dari kedua definisi di atas bisa diketahui bahwa implementasi kebijakan

adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh individu-individu atau pejabat-pejabat

Page 38: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

38

dalam kegiatan yang diarahkan untuk mencapai suatu tujuan dan menghasilkan

sesuatu dari kegiatan yang telah dilakukan.

Dari uraian di atas bisa dikatakan implementasi dapat dilihat dari proses dan

capaian tujuan berupa hasil akhir. Ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Lester

dan Stewart dalam Agustino (2012:139), di mana mereka mengatakan bahwa

implementasi sebagai suatu proses dan pencapaian suatu hasil akhir (Output), yaitu:

tercapai atau tidaknya tujuan-tujuan yang ingin diraih.

Grindle pun berpendapat serupa dengan peryataan sebelumnya dalam

Agustino (2012:139), bahwa :

“Pengukuran hasil implementasi dapat dilihat dari prosesnya, dengan

mempertanyakan apakah pelaksanaan program sesuai dnegan yang telah

ditentukan yaitu melihat pada action program dari individual project dan yang

kedua apakah tujuan program tersebut tercapai.”

Definisi lain dikemukakan oleh Pressman dan Wildavsky dalam Parsons

(2001:468), yaitu :

“implementasi menjadikan orang melakukan apa-apa yang diperintahkan dan

mengontrol urutan tahap dalam sebuah sistem dan implementasi adalah soal

pengembangan sebuah program control yang meminimalkan konflik dan

deviasi dari tujuan yang ditetapkan oleh hipotesis kebijakan.“

Dari keseluruhan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

implementasi adalah tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu

atau pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang

diarahkan tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan

kebijakan implementasi dapat dilihat dari proses dan capaian hasil akhir.

2.1.4. Model Pendekatan Implementasi Kebijakan Publik

Page 39: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

39

Setelah mengetahui pengertian dari implementasi kebijakan publik,

berikutnya akan diuraikan beberapa model implementasi kebijakan publik menurut

beberapa ahli, diantaranya yaitu :

1) Model Donald Van Meter Dan Carl Van Horn

Meter dan Horn dalam Agustino (2012:141), yang biasa disebut juga A Model

Of Policy Implementation, proses implemetasi ini merupakan sebuah abstraksi atau

performansi suatu implementasi kebijakan yang pada dasarnya sengaja dilakukan

untuk meraih kinerja implementasi kebijakan publik yang tinggi yang berlangsung

dalam hubungan berbagai variabel. Model ini mengandaikan bahwa implementasi

kebijakan berjalan secara linier dari keputusan politik yang tersedia, pelakasana dan

kinerja kebijakan publik.

Ada enam variabel menurut Van Meter dan Van Horn dalam Agustino

(2012:142), yang mempengaruhi kinerja kebijakan publik tersebut, adalah:

1. Ukuran Dan Tujuan Kebijakan.

Kinerja implementasi kebijakan dapat diukur tingkat keberhasilannya dan hanya

jika ukuran dan tujuan dari kebijakan memang realistis dengan sosio-kultur

berada dilevel pelaksana kebijakan.

2. Sumber Daya.

Keberhasilan proses implementasi kebijakan tergantung dari kemampuan

memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Manusia merupakan sumberdaya

yang terpenting dalam menentukan suatu keberhasilan proses implementasi.

3. Karakteristik Agen Pelaksana

Page 40: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

40

Pusat perhatian pada agen pelaksana meliputi organisasi formal dan organisasi

informal yang akan terlibat pengimplementasian kebijakan publik. Hal ini sangat

penting karena kinerja implemtasi kebijakan publik akan sangat akan banyak

dipengaruhi ciri-ciri dengan tepat serta cocok dengan agen pelaksananya.

4. Sikap/Kecendrungan (Disposition) Para Pelaksana.

Sikap penerimaan atau penolakan dari agen pelaksana akan sangat banyak

mempengaruhi keberhasilan atau tidaknya kinerja implemntasi kebijakan publik.

5. Komunikasi Antar Organisasi dan Aktivitas Pelaksana.

Koordinasi merupakan mekanisme yang ampuh dalam implementasi kebijakan

publik. Semakin baik koordinasi komunikasi antar pihak-pihak yang terlibat

dalam suatu proses implementasi, maka asumsinya kesalahan-kesalahan akan

sangat kecil terjadi. Dan begitulah sebaliknya.

6. Lingkungan Ekonomi, Sosial dan Politik.

Sejauh mana lingkungan eksternal ikut mendorong keberhasilan kebijakan

publik yang telah ditetapkan. Lingkungan sodial, ekonomi dan politik yang tidak

kondusif dapat menjadi biang keladi dari kegagalan kinerja implementasi

kebijakan.

Page 41: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

41

Gambar 2.1 Model Pendekatan The Policy Implementation Process

(Doneld Van Metter Dan Carl Van Horn, Dalam Agustino, 2012:144)

2) Model Mazmanian dan Sabatier

Dalam Nugroho (2011:629), dijelaskan bahwa model ini dikembangkan oleh

Daniel Mazmanian dan Paul A. Sabatier (1983) yang mengemukakan bahwa

inplementasi adalah upaya melaksanakan keputusan kebijakan. Model Mazmanian

dan Sabatier disebut sebagai model Kerangka Analisis Implementasi (A Framework

From Implementation Analysis). Duet Mazmanian dan Sabatier mengklasifikasikan

implementasi kebijakan ke dalam tiga variabel.

Pertama, variabel independen, mudah-tidaknya masalah dikendalikan yang

berkenaan dengan indikator masalah teori dan teknis pelaksana, keragaman objek,

dan seperti apa yang dikehendaki.

Page 42: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

42

Kedua, variabel Intervening, yaitu variabel kemampuan kebijakan untuk

menstrukturkan proses implementasi dengan indikator kejelasan dan konsistensi

tujuan, dipergunakannya teori kausal, ketepatan alokasi sumber dana, keterpaduan

hirarki diantara lembaga pelaksana, aturan pelaksana dari lembaga pelaksana, dan

perekrutan pejabat pelaksana dan keterbukaan kepada pihak luar, dan variabel di luar

kebijakan yang mempengaruhi proses implementasi yang berkenaan dengan

indikator kondisi sosio-ekonomi dan teknologi, dukungan publik, sikap dan risorsis

konsituen, dukungan pejabat yang lebih tinggi, dan komitmen dan kualitas

kepemimpinan dari para pejabat pelaksana.

Ketiga, variabel independen, yaitu tahapan dalam proses implementasi dengan

lima tahapan-pemahaman dari lembaga/badan pelaksana dalam bentuk disusunnya

kebijakan pelaksana, kepatuhan objek, hasil nyata, penerimaan atasa hasil nyata

tersebut, dan pada akhirnya mengarah pada revisi atau kebijakan yang dibuat atau

dilaksanakan tersebut ataupun keseluruhan kebijakan yang bersifat mendasar.

3) Model Hogwood dan Gunn

Model selanjutnya atau model yang ketiga adalah model Brian W. Hogwood

dan Lewis A. Gunn (1978) dalam Nugroho (2011:630). Menurut kedua pakar ini,

untuk melakukan implementasi kebijakan diperlukan beberapa syarat.

Syarat pertama berkenaan dengan jaminan bahwa kondisi eksternal yang

dihadapai lembaga/badan pelaksana tidak akan melakukan maslaah besar. Syarat

kedua, apakah untuk melaksanakannya tersedia sumber daya yang memadai,

termasuk sumber daya waktu. Syarat ketiga, apakah perpaduan sumber-sumber yang

Page 43: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

43

diperlukan benar-benar ada. Syarat keempat, apakah kebijakan yang akan

diimplementasikan didasari hubungan kausal yang andal. Syarat kelima, seberapa

banyak hubungan kausalitas yang terjadi. Syarat keenam, apakah hubungan saling

ketergantungan kecil. Syarat ketujuh, pemahaman yang mendalam dan kesepakatan

terhadap tujuan. Syarat kedelapan, bahwa tugas-tugas telah dirinci dan ditempatkan

dalam urutan yang benar. Syarat kesembilan, koordinasi dan komunikasi yang

sempurna. Syarat kesepuluh, bahwa pihak-pihak yang memiliki wewenang

kekuasaan dapat menuntut dan mendapatkan kepatuhan yang sempurna.

4) Model Goggin, Bowman, dan Lester

Dalam Nugroho (2011:633), Malcolm Goggin, Ann Bowmann, dan James

Lester mengembangkan apa yang disebut “communication model” untuk

implementasi kebijakan, yang disebutnya sebagai “ generasi ketiga model

implementasi kebijakan” (1990). Goggin, dkk. Bertujuan mengembangkan sebuah

model implementasi kebijakan yang “ lebih ilmiah” dengan mengedepankan

pendekatan “metode penelitian” dengan adanya independen, intervening, dan

dependen, dan meletakkan faktor “komunikasi” sebagai penggerak dalam

implementasi kebijakan.

5) Model Merille S. Gridle

Menurut Grindle (1980) dalam Wibawa (1994:22), implementasi kebijakan

ditentukan oleh isi kebijakan dan konteks implementasinya. Ide dasarnya bahwa

setelah kebijakan ditransformasikan, barulah implementasi kebijkan di lakukan.

Page 44: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

44

Keberhasilannya ditentukan oleh derajat Implementability dari kebijakan tersebut. Isi

kebijakannya mencakup hal-hal sebagai berikut :

1. Kepentingan yang terpengaruh oleh kebijakan

2. Jenis manfaat yang dihasilkan

3. Drajat perubahan yang diinginkan

4. Kedudukan pembuat kebijakan

5. Pelaksana program

6. Sumber daya yang dikerahkan

Sementara itu dari isi yang mencakup hal-hal yang diatas terdapat konteks

implementasinya adalah sebagai berikut :

1. Kekuasaan, kepentingan dan strategi aktor yang terlibat

2. Karakteristik lembaga dan penguasa

3. Kepatuhan dan daya tanggap

Tujuan

kebijakan

Tujuan yg

ingin di

capai

Proyek aksi dan proyek individu yang didesain

Melaksanakan kegiatan dipengaruhi oleh

a) Isi kebijakannya

1. Kepentingan yg terpengaruh oleh kebijakan

2. Jenis manfaat yg akan dihasilkan 3. Drajat perubahan yg diinginkan 4. Kedudukan pembuat kebijakan 5. Pelaksana program yg di kerahkan

b) Konteks implementasi

1. Kekuasaan, kepentingan dan strategi actor

yg terlibat

2. Karakteristik lembaga dan penguasa

Hasil kebijakan

a) Dampak pada masyarakat,

individu dan kelompok

b) Perubahan dan penerimaan

oleh masyarakat

Page 45: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

45

Gambar 2.2

Model Implementasi Kebijakan Menurut Grindle Dalam Wibawa (1994:22)

6) Model Elmore, dkk

Model ini disusun oleh Richard Elmore (1979), Michael Lipsky (1971), dan

Beny Hijern & David O’Porter dikemukakan dalam Nugroho (2011:635-636),

bahwa dalam model ini dimulai dari mengidentifikasi jaringan aktor yang terlibat

dalam proses pelayanan dan menanyakan kepada mereka: tujuan, strategi, aktivitas,

dan kontak-kontak yang mereka miliki. Model implementasi ini didasarkan pada

jenis kebijakan publik yang mendorong masyarakat untuk mengerjakan sendiri

implementasi kebijakannya atau tetap melibatkan pejabat pemerintah namun hanya

di tataran rendah.

7) Model George C. Edward III

Dalam agustino (2012:150-153), dijelaskan bahwa model implementasi yang

dikembangkan oleh Edward III berspektif top down. Edward III menemakan model

implementasi kebijakan publiknya dengan direct and indirect impact on

implementation. Dalam pendekatan yang diterangkan oleh Edward III, terdapat

empat variabel yang sangat menentukan keberhasilan implementasi suatu kebijakan,

yaitu : 1) komunikasi 2) sumberdaya 3) disposisi 4) struktur birokrasi.

Mengukur

keberhasilan

Page 46: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

46

Gambar 2.3 Model Pendekatan Direct And Indirect Impact On Implementation

(George Edward III) Agustino (2012:150-153)

Variabel pertama yang mempengaruhi keberhasilan implementasi suatu

kebijakan, menurut George Edward III adalah komunikasi. Terdapat tiga indikator

yang dipakai dalam mengukur keberhasilan variabel komunikasi, yaitu :

1. Transmisi: penyakuran komunikasi yang baik akan dapat

menghasilkan suatu implementasi yang baik juga. Seringkali yang

terjadi dalam penyaluran komunikasi adalah adanya salah pengertian,

hal tersebut disebabkan karena komunikasi telah melalui tingkatan

birokrasi, sehingga apa yang diharapkan terdistorsi di tengah jalan.

2. Kejelasan: komunikasi yang diterima oleh para pelaksana kebijakan

haruslah jelas dan tidak membingungkan. Ketidakjelasan pesan tidak

selalu menghalangi implementasi, pada tataran tertentu para

pelaksana membutuhkan fleksibilitas dalam melaksanakan kebijakan.

Tetapi pada tataran yang lain hal tersebut akan menyelewengkan

tujuan yang hendak dicapai oleh kebijakan yang ditetapkan.

Page 47: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

47

3. Konsistensi: perintah yang diberikan dalam pelaksanaan suatu

komunikasi haruslah jelas dan konsisten. Karena jika perintah yang

diberikan sering berubah-ubah, maka akan menimbulkan

kebingungan pada pelaksana di lapangan.

Variabel atau faktor kedua yang mempengaruhi keberhasilan suatu kebijakan

implementasi adalah sumber daya. Indicator dari sumber daya terdari beberapa

elemen, yaitu :

1. Staf : sumberdaya yang paling utama dalam implementasi kebijakan

adalah staf. Kegagalan yang sering terjadi pada implementasi

kebijakan adalah salah satunya disebabkan oleh karena staf yang

tidak mencukupi,memadai, ataupun tidak kompeten dalam bidangnya.

Penambahan jumlah staf dan implementator saja tidak mencukupi,

tetapi diperlukan juga kecukupan staf dengan keahlian dan

kemampuan yang diperlukan dalam mengimplementasikan kebijakan

atau melaksanakan tugas yang diinginkan oleh kebijakan itu sendiri.

2. Informasi: dalam implementasi kebijakan, iformasi mempunyai dua

bentuk, yaitu pertama informasi yang berhubungan dengan cara

melaksanakan kebijakan. Implementor harus mengetahui apa yang

harus mereka lakukan disaat mereka diberi perinttah untuk melakukan

tindakan. Kedua informasi mengenai data kepatuhan dari para

pelaksana terhadap peraturan dan regulasi pemerintah yang telah

ditetapkan. Implementor harus mengetahui apakah orang lain yang

Page 48: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

48

terlibat di dalam pelaksanaan kebijakan tersebut patuh terhadap

hokum.

3. Wewenang: pada umumnya wewenang harus bersifat formal agar

perintah dapat dilaksanakan. Kewenangan adalah otoritas atau

legitimasi bagi para pelaksana dalam melaksanakan kebijakan yang

ditetapkan secara politik. Ketika wewenang itu nihil, maka kekuatan

implementor dimata publik tidak terlegitimasi, sehingga dapat

menggagalkan proses implementasi kebijkan.

4. Fasilitas: fasilitas fisik juga merupakan faktor penting dalam

implementasi kebijakan. Implementor mungkin memiliki sifat yang

mencukupi, mengerti apa yang di lakukannya, dan memiliki

wewenang untuk melaksanakan tugasnya, tetapi tanpa adanya fasilitas

pendukung maka implementasi kebijakan tersebut tidak akan berhasil.

Variabel ketiga yang mempengaruhi tingkat keberhasil implementasi

kebijakan publik adalah disposisi. Hal-hal yang perlu dicermati pada variabel

disposisi, menurut George Edward III adalah :

1. Pengangkatan birokrat: disposisi atau sikap para pelaksana akan

menimbulkan hambatan-hambatan yang nyata terhadap implementasi

kebijakan bila personil yang ada tidak melaksanakan kebijakan-

kebijakan yang diinginkan pejabat-pejabat tinggi. Karena itu,

pengangkatan personil pelaksana kebijakan haruslah orang-orang

Page 49: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

49

yang memiliki dedikasi pada kebijakan yang telah ditetapkan, lebih

khusus lagi bagi kepentingan warga.

2. Insentif: Edward menyatakan bahwa salah satu teknik yang

disarankan untuk mengatasi masalah kecenderungan para pelaksana

adalah dengan memenipulasi insentif. Oleh karena itu, pada

umumnya orang bertindak menurut kepentingan mereka sendiri, maka

memanipulasi insentif oleh para pembuat kebijakan mempengaruhi

tindakan para pelaksana kebijakan. Dengan cara menambah

keuntungan atau biaya tertentu akan menjadi faktor pendorong yang

membuat para pelaksana kebijakan melaksanakan perintah dengan

baik. hal ini dilakukan sebagai upaya memenuhi kepentingan pribadi

(Self Interest) atau organisasi.

Variabel keempat, yang mempengaruhi tingkat keberhasilan implementasi

kebijakan publik adalah struktur birokrasi. Walaupun sumber-sumber untuk

melaksanakan suatu kebijakan tersedia, atau para pelaksana kebijakan mengetahui

apa yang seharusnya dilakukan, dan mempunyai keinginan untuk melakukan suatu

kebijakan, kemungkinan suatu kebijakan tersebut tidak dapat terlaksana karena

terdapatnya kelemahan dalam suatu struktur birokrasi. Kebijakan yang begitu

kompleks menuntut adanya kerja sama banyak orang, ketika struktur birokrasi tidak

kondusif pada kebijakan yang tersedia, maka hal ini akan menyebabkan

sumberdaya-sumberdaya menjadi tidak efektif dan mengahambat jalannya

kebijakan. Birokrasi sebagai pelaksana sebuah kebijakan harus dapat mendukung

Page 50: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

50

kebijakan yang telah diputuskan secara politik dengan jalan melakukan koordinasi

dengan baik.

Dari beberapa toeri yang peneliti jelaskan sesuai dengan identifikasi masalah

yang diperoleh, maka peneliti mengambil salah satu teori yang menurut peneliti

paling sesuai untuk menyelesaikan masalah penelitian yaitu teori Donald Van

Metter dan Carl Van Horn (a model of the policy implementation), yang dikutip

dalam Agustino (2012:141-144), terdapat enam variabel yang memperngaruhi

kinerja kebijakan publik, yaitu, satu ukuran dan tujuan kebijakan, kedua

sumberdaya, ketiga karakteristik agen pelakasana, keempat sikap/kecendrungan

para pelaksana, kelima komunikasi antar oeganisasi dan aktivitas pelaksana,

keenam lingkungan ekonomi, sosial dan politik.

2.1.5 Pedagang Kaki Lima (PKL)

Istilah Pedagang Kaki Lima berasal dari masa penjajahan kolonial belanda.

Peraturan pemerintah pada waktu itu menetapkan bahwa setiap jalan raya yang

dibangun hendaknya menyediakan sarana untuk pejalan kaki. Lebar ruas untuk

pejalan kaki adalah lima kaki atau sekitar satu setengah meter.

Pengertian Pedagang Kaki Lima adalah istilah untuk menyebut penjaja

dagangan yang menggunakan gerobak. Istilah itu sering ditafsirkan karena jumlah

kaki yang dipakai oleh pedagangnya ada lima. Lima kaki tersebut ialah dua kaki

pedagang ditambah tiga “kaki” gerobak, yang sebenarnya adalah tiga roda atau dua

roda dan satu kaki. Saat ini istilah PKL juga digunakan untuk pedagang dijalanan

pada umumnya.

Page 51: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

51

Seperti pada Perda No. 4 Tahun 2014 Tentang Penataan dan Pemberdayaan

PKL Pasal 1 No. 8 Pedagang Kaki Lima adalah pelaku usaha yang melakukan

usaha dengan menggunakan sarana usaha bergerak maupun tidak bergerak,

menggunakan prasarana kota, fasilitas sosial, fasilitas umum, lahan dan bangunan

milik pemerintah, pemerintah daerah provinsi, pemerintah kota/swasta yang

sementara.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang pertama dari jurnal yang dibuat oleh Muh Abdurohman Najib

dari Universitas Negeri Yogyakarta Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Prodi Ilmu

Administrasi Negara, yang berjudul “Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten

Magelang Nomor 7 Tahun 2009 Tentang Penataan dan Pemberdayaan Pedagang

Kaki Lima Di Kota Magelang” yang dibuat pada tahun 2012.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, subjek penelitian

ditentukan dengan cara Purposive. Data diperoleh dengan wawancara, dokumentasi

dan pengamatan, dan peniliti menggunakan teori dari William, dengan indikator

penyusunan agenda, formulasi kebijakan, adopsi kebijakan, implementasi kebijakan

dan penilaian kebijakan. Untuk memeriksa keabsahan data digunakan teknik

triangulasi. Teknis analisis data digunakan teknik induktif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, (1) keberadaan PKL di Kabupaten

Magelang yang berjualan tidak pada tempatnya dan tidak tertata perlu dilakukan

penataan dan pemberdayaan terhadap Pedagang Kaki Lima yang didasarkan pada

Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 7 Tahun 2009 Tentang Penataan

Page 52: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

52

dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima, (2) implementasi Perda Kabupaten

Magelang No 7 Tahun 2009 belum dapat terlaksana sesuai dengan yang diharapkan

karena masih terkendala mengenai penyediaan lahan sebagai pengganti tempat PKL

jika mendapat penertiban dari Dinas Satpol PP Kabupaten Magelang, (3) kendala -

kendala yang dihadapi Pemerintah Daerah Kabupaten Magelang dalam penataan

dan pemberdayaan PKL yaitu PKL yang berjualan tidak pada tempatnya dan tidak

tertata, masih banyak PKL yang tidak memiliki izin usaha, tidak ada lahan atau

tempat khusus bagi PKL, masih banyak PKL yang tidak mengerti dan kurang

paham tentang Perda Kabupaten Magelang No 7 Tahun 2009, belum ada jaminan

pengganti lokasi usaha dari Pemerintah Daerah Kabupaten Magelang terhadap

pedagang kaki lima.

Persamaan dari penelitian “Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten

Magelang Nomor 7 Tahun 2009 Tentang Penataan dan Pemberdayaan Pedagang

Kaki Lima di Kota Magelang” dengan penelitian "Implementasi Peraturan Daerah

Kota Serang Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan dan Pemberdayaan Pedagang

Kaki Lima Di Kota Serang” adalah sama – sama melatarbelakangi permasalahan

tentang penataan dan pemberdayaan PKL yang bertujuan untuk mengoptimalkan

kegiatan ekonomi dari sektor informal dan sama – sama meneliti tentang bagaimana

Perda tentang PKL dijalankan. Persamaan lainnya ialah peneliti sama- sama

menggunakan metode kualitatif dan fokus penelitian pada Pedagang Kaki Lima.

Perbedaan dari penelitian ini adalah pada penggunaan teori yang disesuaikan

dengan permasalahan dari pelaksanaan dan implementasinya. Selain itu juga

Page 53: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

53

perbedaan terdapat pada lokasi penelitian. Saran dari peneliti untuk pemerintah

daerah magelang adalah adanya upaya yang dilakukan Pemerintah Daerah

Kabupaten Magelang dalam mengatasi kendala-kendala penataan dan

pemberdayaan PKL diantaranya memberikan tempat lokasi usaha yang telah

ditentukan Pemerintah Daerah Kabupaten Magelang, mendorong PKL untuk

membuat surat izin lokasi usaha, penyediaan rest area atau tempat khusus bagi

PKL, menambah daya tampung pasar di masing-masing daerah Kabupaten

Magelang, memberikan penyuluhan dan pembinaan terhadap PKL, memberikan

jaminan lokasi usaha terhadap PKL yang mendapatkan penggusuran.

Adapun penelitian terdahulu selanjutnya adalah jurnal yang dibuat oleh Astri

Ayeti Syafardi yang berjudul “Penata Kelolaan Pedagang Kaki Lima (PKL) Buah

Kota Padang” dari Universitas Andalas, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(Fisip) prodi Administrasi Negara pada tahun 2012. Penelitian ini menggunakan

metode kualitatif dan menggunakan teori dari Edward III yang indikatornya adalah

komunikasi, sumberdaya, disposisi dan struktur birokrasi, subjek penelitian

ditentukan dengan cara Purposive. Data diperoleh dengan wawancara, dokumentasi

dan pengamatan.

Dalam penelitian ini, masalah yang diketahui ialah PKL menghambat lalu

lintas, merusak keindahan kota, membuat lingkungan menjadi kotor akibat

membuang sampah sembarangan. PKL sebagai bagian dari masyarakat pelaku

usaha memiliki potensi besar untuk dikembangkan dan diberdayakan. Maka dari

itu, perlu adanya pemahaman lebih menyeluruh mengenai kebijakan penataan PKL.

Page 54: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

54

Di kota Padang sendiri, relokasi pasar hingga kini belum terealisasi dengan baik,

apalagi terjadinya gempa 30 September 2009 yang menggucang Sumatera Barat,

menghancurkan beberapa bangunan pasar dan memperburuk tatanan pasar yang

telah ada. Hal ini mempengaruhi performa penataan PKL dalam banyak aspek.

Saran yang diberikan oleh peneliti adalah pemerintah sebaiknya memprogramkan

pemberian bantuan permodalan, memberikan jaminan perlindungan bagi PKL,

Memberikan pembinaan PKL dan pengaturan usaha, Memberikan pembinaan,

bimbingan dan penyuluhan kemampuan manajerial, melakukan kerjasama kemitraan

usaha, memberikan Legalisasi usaha dan izin usaha dari pemerintah dan

Menciptakan Perda tentang penataan PKL yang menunjang iklim usaha dalam hal

sarana dan prasarana, informasi usaha, kemitraan, kesempatan berusaha, promosi

dagang, dan dukungan kelembagaan bagi PKL buah di kota Padang.

Persamaan penelitian “Implementasi Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 4

Tahun 2014 Tentang Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima” dengan

penelitian skripsi ini yang berjudul Penata Kelolaan Pedagang Kaki Lima (PKL)

Buah Kota Padang adalah peneliti sama – sama membahas tentang penataan

Pedagang Kaki Lima dan menggunakan metode kualitatif. Perbedaannya adalah

pada teori yang digunakan, selain itu juga lokasi penelitian yang diambil berbeda

tempat. Penelitian ini juga lebih memfokuskan pada PKL buah saja, tidak semua

jenis PKL yang diteliti.

Penelitian selanjutnya dari skripsi yang dibuat oleh Fredi Anton Saputro dari

Universitas Negeri Semarang, Fakultas Ilmu Sosial Jurusan Politik dan

Page 55: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

55

Kewarganegaraan. Penlitian skripsi tersebut berjudul “Peranan Satuan Polisi

Pamong Praja dalam Mengimplementasikan Peraturan Daerah Tentang Pedagang

Kaki Lima di Surakarta” yang dibuat pada tahun 2013. Metode yang digunakan

adalah metode kualitatif yang menggunakan teori dari Donald Van Metter dan Carl

Van Horn yang indikatornya adalah ukuran dan tujuan kebijakan, sumberdaya,

karakteristik agen pelaksana, sikap dari pelaksana, komunikasi antar organisasi dan

lingkungan ekonomi, sosial, politik.

Keberdaan PKL yang semakin pesat di Kota Surakarta menumbuhkan minat

wirausaha bagi masyarakatnya, fenomena ini terjadi karena masyarkat berfikir

lapangan pekerjaan bukan lagi hanya dari sektor formal melainkan dari sektor

informal. Fakta meningkatnya kegiatan wirausaha ini bisa terlihat dari banyaknya

masyarkat yang beralih menjadi Pedagang Kaki Lima (PKL) di pinggir jalan Kota

Surakarta, tidak hanya orang tua yang menjajakan dagangannya di pinggir jalan,

banyak juga yang menjadi PKL di Kota Surakarta ini adalah anak muda yang

memberikan variasi jajanan.

Dengan meningkatnya PKL, sudah bisa dipastikan bahwa sampah yang

ditimbulkan dari para PKL ini terus bertambah setiap harinya. Menjadi tugas

tambahan lagi bagi pegawai Dinas Pekerja Umum Kota Surakarta untuk terus

membersihkan sampah bekas dagangan PKL, selain itu juga tugas tambahan bagi

para Satpol PP Kota Surakarta dalam menertibkan dan menata PKL yang kerap

melanggar aturan.

Page 56: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

56

Dari hasil penelitian di lapangan, peneliti menemukan permasalahan yaitu

peran Satpol PP yang masih kurang tegas dalam melaksanakan tugasnya menata

PKL, razia yang dilakukan hanya 1 minggu sekali, fasilitas sarana dan prasarana

yang dimiliki oleh dinas Satpol PP yang dirasa kurang cukup untuk menata PKL

dan peran dinas terkait lainnya yang kurang dalam paham dari Perda yang

disosialosasikan karena adanya komunikasi yang kurang antar dinas terkait.

Saran dari peneliti adalah perlunya penyuluhan secara intensif tentang Perda

No. 3 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Pedagang Kaki Lima di Kota Surakarta.

Memberikan relokasi tempat untuk PKL yang akan ditata dan Pemkot memberikan

fasilitas sarana dan prasarana untuk Satpol PP dalam menjalankan tugasnya.

Persamaan dari penelitian skripsi yang berjudul “Peranan Satuan Polisi

Pamong Praja dalam Mengimplementasikan Peraturan Daerah Tentang Pedagang

Kaki Lima di Surakarta” dengan penelitian yang berjudul “ Implementasi Peraturan

Daerah Kota Serang No. 4 Tahun 2014 Tentang Penataan Dan Pemberdayaan

Pedagang Kaki Lima di Kota Serang” adalah sama – sama menggunakan teori dari

Donald Van Metter dan Carl Van Horn dalam mengatasi permasalahan pada

penelitiannya. Selain itu juga pendekatan yang digunakan dalam penelitian sama –

sama menggunakan metode kualitatif.

Perbedaan pada skripsi ini adalah penelitian hanya meneliti peran dinas dari

Satpol PP dalam menata PKL, tetapi penelitian yang berjudul “Implementasi

Peraturan Daerah Kota Serang No. 4 Tahun 2014 Tentang Penataan dan

Page 57: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

57

Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima di Kota Serang” meneliti dari pelaksanaan

Perda terkait yang mengenai tentang penataan dan pemberdayaan PKL.

2.3 Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir merupakan alur pemikiran peniliti dalam penelitian dan

sebagai kelanjutan dari teori memberikan penjelasan dari Implementasi Peraturan

Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki

Lima Di Kota Serang, maka dalam penelitian ini dibuatkan kerangka berfikir.

Sehingga dengan adanya kerangka berfikir ini, baik peneliti maupun pembaca

mudah memahami dan mengetahui tujuan yang ingin dicapi dari penelitian.

Menurut Sugiyono (2010:65) menyatakan bahwa kerangka berfikir

merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan

berbagai factor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah yang penting. Oleh

karenanya peneliti berangkat dari identifikasi masalah untuk meneliti masalah untuk

membuat kerangka berfikir. Adapun masalah-masalah yang ada terkait

Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Pentaan Dan

Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima Di Kota Serang diantaranya:

1. Peraturan Daerah masih belum optimal, terbukti dari penataannya yang

masih belum sesuai dengan tujuan dari Peraturan Daerah.

2. Terdapat dinas terkait yang belum memahami isi dari peraturan daerah

nomor 4 tahun 2014 Kota Serang tentang penataan dan pemberdayaan

PKL.

Page 58: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

58

3. Masih kurangnya sumber daya manusia dalam melakukan pemberdayaan

PKL di Kota Serang, karena pelaksana dari kebijakan belum semua

bekerja sesuai dengan tugasnya.

4. Koordinasi dan sosialisasi antar dinas terkait masih belum maksimal.

Perencanaan pemberdayaan yang belum menemukan solusi bagi PKL di

Kota Serang.

Berdasarkan dari permasalahan yang telah dikemukakan diatas, maka

dikiranya dibutuhkan suatu alat untuk mengetahui Implementasi Perda Nomor 4

Tahun 2014 Tentang Penataan Dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima Di Kota

Serang sudah berjalan dengan baik ataupun tidak, karena dalam sebuah penelitian

tidak akan menemukan kesimpulan jika tidak diimbangi dengan teori yang

berkaitan dengan masalah yang ada di lapangan. Dibawah ini akan dijelaskan

mengenai implementasi yang menjadi titik acuan untuk mengetahui Implementasi

Perda ini dengan menggunakan indicator implementasi kebijakan publik menurut

Donald van metter dan carl van horn (A Model Of The Policy Implementation),

yang dikutip dalam Agustino (2012:141-144), terdapat enam variabel yang

mempengaruhi kinerja kebijakan publik, yaitu:

1. Ukuran dan tujuan kebijakan.

2. Sumberdaya.

3. Karakteristiik agen pelaksana.

4. Sikap/kecenderungan (disposition) para pelaksana.

5. Komunikasi antar organisasi dan aktivitas pelaksana.

Page 59: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

59

6. Lingkungan ekonomi, sosial dan politik.

Variabel implementasi kebijakan publik yang di sebutkan diatas dinilai lebih

rasional dan tepat untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang ada pada

implementasi Perda ini. Sesuai dengan indikator yang bisa menjawab identifikasi

masalah yang ada pada pelaksanaan Perda. Selain itu juga pemilihan teori dari

Donald Van Metter dan Carl Van Horn ini mempunyai variabel yang terkait dengan

konsentrasi peneliti, yaitu konsentrasi kebijakan publik. Inkator dari teori tersebut

harus bisa menjadi acuan penelitian yang di lakukan oleh peneliti di lapangan.

Untuk lebih jelasnya kerangka berfikir bisa dilihat pada gambar 2.4 di bawah

ini :

Page 60: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

60

Donald van metter dan carl van horn (a model of the policy implementation), yang

dikutip dalam agustino (2012:141-144), terdapat enam variabel yang mempengaruhi

kinerja kebijakan publik, yaitu :

1. Ukuran dan tujuan kebijakan.

2. Sumberdaya.

3. Karakteristiik agen pelaksana.

4. Sikap/kecenderungan (disposition) para pelaksana.

5. Komunikasi antar organisasi dan aktivitas pelaksana.

6. Lingkungan ekonomi, social dan politik.

(Sumber : Peneliti 2015)

Gambar 2.4 Kerangka Berfikir

PERATURAN DAERAH NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN DAN

PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA DI KOTA SERANG

Identifikasi masalah

1. Implementasi peraturan Daerah masih belum optimal, dari penataannya yang masih

belum sesuai dengan tujuan dari Peraturan Daerah dan terdapat dinas terkait yang

belum memahami isi dari Peraturan Daerah Nomor 4 tahun 2014 tentang penataan

dan pemberdayaan PKL di Kota Serang.

2. Masih kurangnya sdm dalam melakukan pemberdayaan PKL di Kota Serang, karena

pelaksana dari kebijakan belum semua bekerja sesuai dengan tugasnya.

3. Koordinasi antar dinas terkait masih belum maksimal. Perencanaan pemberdayaan

yang belum menemukan solusi bagi PKL di Kota Serang.

4. Petunjuk teknis dari Perda Kota Serang Nomor 4 Tahun 2015 Tentang Penataan dan

Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima, tidak ada. masih menggunakan petunjuk teknis

dari Perda sebelumnya.

PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA DI KOTA SERANG

BERJALAN DENGAN MAKSIMAL

Page 61: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

61

2.4 Asumsi Dasar

Asumsi dasar merupakan suatu anggapan atau suatu dugaan yang diterima

sebagai dasaar yang dijadikan sebagai landasan berfikir karena dianggap benar.

Asumsi yang disimpulkan berdasarkan pengamatan peneliti di lapangan yang

menunjukan adanya berbagai permasalahan yang ada di lapangan. Selain itu juga

peneliti menarik asumsi berdasarkan informasi yang diperoleh dari berbagai sumber

dengan cara wawancara yang dilakukan dengan informan, dan menemukan

berbagai permasalahan yang ada.

Berdasarkan masalah-masalah dan kerangka pemikiran di atas, peneliti

berasumsi bahwa Implementasi Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 4 Tahun

2014 Tentang Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima Di Kota Serang,

belum berjalan dengan maksimal.

Page 62: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

62

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Menurut Sugiono (2010:1), secara umum metode penelitian diartkan sebagai

cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode

yang digunakan dalam penelitian yang berjudul Implementasi Peraturan Daerah

Kota Serang Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan dan Pemberdayaan Pedagang

Kaki Lima Di Kota Serang ini adalah metode penelitian deskriptif dengan

pendekatan kualitatif.

Menurut Moleong (2013:6) metode penelitian kualitatif adalah penelitian

yang bermaksud untuk memahamii fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek

penelitian seperti perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara

holistikdan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu

konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.

Sedangkan Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2013:4) mendefinisikan,

metodologi penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

Page 63: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

63

3.2. Fokus Penelitian

Agar penelitian lebih terstruktur dan sistematis, maka ruang lingkup

penelitian difokuskan pada Implementasi Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 4

Tahun 2014

Tentang Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima Di Kota Serang.

3.3. Lokasi Penelitian

Pemilihan lokasi sangat penting dalam rangka mempertanggungjawabkan

data yang diambil. Dalam penelitian ini lokasi yang diambil adalah di Kota Serang.

Khususnya pertama di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi

(Disperindagkop) Kota Serang, kedua di Kecamatan Serang, ketiga di Satpol PP

Kota Serang. Alasan mengapa peneliti memilih lokasi penelitian di Kota Serang

ialah peneliti ingin mengetahui pelaksanaan dari Peraturan Daerah Kota Serang

Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan dan Pemberdayaan PKL Di Kota Serang.

Maka dari itu peneliti meneliti tentang Implementasi Peraturan Daerah Kota

Serang Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki

Lima Di Kota Serang.

Page 64: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

64

3.4 Variabel Penelitian

3.4.1 Definisi Konsep

Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan penelitian yang berkaitan

dengan Implementasi Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 4 Tahun 2014 Tentang

Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima Di Kota Serang. adapun teori

yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori implementasi kebijakan dari Van

Metter dan Van Horn dalam Agustino (2012:141-144),yang menjelaskan

terdapatnya enam variabel yang mempengaruhi kinerja kebijakan publik, yaitu :

1. Ukuran Dan Tujuan Kebijakan.

2. Sumberdaya.

3. Karakteristk Agen Pelaksana.

4. Sikap/Kecenderungan (Disposition) Para Pelaksana.

5. Komunikasi Antar Organisasi Dan Aktifitas Pelaksana.

6. Lingkungan Ekonomi, Sosial Dan Politik.

Variabel implementasi kebijakan publik yang disebutkan di atas dianggap

tepat untuk menjawab masalah-masalah yang ada pada implementasi Perda ini.

3.4.2 Definisi Operasional

Pada penelitian Implementasi Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 4 Tahun

2014 Tentang Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima Di Kota Serang,

teori yang digunakan adalah teori implementasi Van Metter dan Van Horn yang

mengemukakan enam indikator suksesnya sebuah implementasi kebijakan, yaitu

ukuran dan tujuan kebijakan, sumber daya, karakteristik agen pelaksana,

sikap/kecenderungan para pelaksana, komunikasi antar orgasnisasi dan aktivitas

Page 65: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

65

pelaksana, lingkungan sosial, ekonomi dan politik. Jika indikator-indikator tersebut

sudah bisa dilakukan dengan baik, dengan demikian pelaksanaan kebijakan akan

berjalan dengan baik juga karena dari indikator-indikator tersebut bisa menjawab

kebutuhan dari PKL sekaligus mewujudkan perencanaan program tentang penataan

dan pemberdayaan pedagang kaki lima di Kota Serang. Berikut rincian dari dimensi

dan indikator yang digunakan pad

Page 66: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

66

a tabel 3.1 di bawah ini :

Tabel 3.1

Definisi Operasional Penelitian

Dimensi Indikator Pertanyaan

Implementasi

Peraturan Daerah

Kota Serang Nomor

4 Tahun 2014

Tentang Penataan

dan Pemberdayaan

Pedagang Kaki

Lima Di Kota

Serang

Ukuran dan tujuan kebijakan

Ukuran kebijakan: Apakah sudah realistis ukuran

dari kebijakan ini pada level pelaksana kebijakan?

Tujuan kebijakan: Apakah sudah realistis tujuan dari

kebijakan ini pada level pelaksana kebijakan?

Sumberdaya

Sumberdaya manusia: Apakah jumlah dan

kompetensi pelaksana untuk penataan dan

pemberdayaan PKL ini sudah cukup?

Sumberdaya anggaran: Darimana anggaran di dapat?

Sumberdaya waktu: Apakah ada waktu yang

ditentukan dalam pelaksanaan kebijakan?

Sumberdaya waktu: Apakah waktu yang ada sudah

cukup membantu?

Sumberdaya sarana dan prasarana: Bagaimana

dengan fasilitas sarana dan prasarana?

Karakteristik agen pelaksana

Birokrasi/lembaga: Apakah karakteristik

implementor sudah sesuai untuk kebijakan ini?

Birokrasi/lembaga: Siapa saja yang dilibatkan dalam

pelaksana kebijakan ini?

Sikap/ kecenderungan

(disposition)para pelaksana

Inisiatif: Adakah kepedulian terhadap lingkungan

sekitar wilayah?

Partisipatif: Adakah partisipasi dari lingkungan

internal dan eksternal?

Komunikasi antar organisasi

dan aktivitas pelaksana

Komunikasi: Bagaimana komunikasi internal dan

eksternal yang dilakukan?

Koordinasi: Seperti apa proses koordinasi yang

dilakukan antar SKPD dan kepada pedagang kaki

lima?

Lingkungan sosial, ekonomi

dan politik

Sosial: Apakah lingkungan sosial turut

mempengaruhi kebijakan ini?

Ekonomi: Apakah kondisi ekonomi turut

mempengaruhi kebijakan ini?

Page 67: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

67

Politik: Apakah kondisi politik turut mempengaruhi

kebijakan ini?

(Sumber: Peneliti, 2015)

3.5 Instrumen Penelitian

dalam penelitian kualitatif menurut Sugiyono, (2012:222) yang menjadi

instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti

sebagai instrument juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap

melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan.

Selanjutnya Nasution (1988) dalam Sugiyono (2012:60) menyatakan :

“dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan

manusia sebagai penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya

belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur

penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil hasil itu semua tidak dapat

secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan

sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan ttidak

jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu

- satunya yang dapat mencapainya”.

Berdasarkan pernyataan dari para ahli di atas, peneliti menarik garis besar

bahwa instrument dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Dalam penelitian ini,

peneliti sebagai instrument utama yang memiliki kewajiban mencari data dan

informasi dalam penelitian guna mendapatkan data yang akurat dan relevan dari

berbagai sumber yang sedang diteliti.

Page 68: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

68

3.6 Informan Penelitian

Pemeilihan informan sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah

berdasarkan pada asas subyek yang menguasai permasalahan, memiliki data, dan

bersedia memberikan informasi lengkap dan akurat. Infroman yang bertindak

sebagai sumber data dan informasi harus memenuhi syarat yang telah ditentukan.

Penelitian kualitatif tidak dipersoalkan jumlah informan, tetapi bisa

tergantung dari pemilihan informan kunci, dan komplesitas dari keragaman

fenomena social yang diteliti. Dengan demikian, informan ditentukan dengan teknik

purposive (bertujuan). Penelieti memilih informan sesuai dengan kriteria tertentu

yang telah ditetapkan. Kriteria ini harus sesuai dengan topik peneliti. Mereka yang

dipilihpun harus dianggap kredibel untuk menjawab masalah penelitian. Walaupun

demikian dalam penelitian nanti, tidak menutup kemungkinan peneliti juga akan

menggunakan teknik Snowball disesuaikan dengan kondisi atau situasi yang ada di

lapangan.

Dalam penelitian yang dilakukan yang akan menjadi informan peneliti adalah

Kasubag Perdagangan Disperindagkop Kota Serang, Kepala Bidang pasar

Disperindagkop, staff Disperindagkop Kota Serang, Satpol PP Kota Serang dan

Satpol PP Kecamatan Serang beberapa instansi pemerintahan sebagai informan

kunci (Key Informan) yang dapat memberi informasi tentang bagaimana

pelaksanaan Perda nomor 4 tahun 2014 tentang penataan dan pemberdayaan

pedagang kaki lima di Kota Serang, kemudian informan pendukung (Second

Page 69: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

69

Informan) akan ditentukan untuk memberi petunjuk dan dapat dijadikan sebagai

sumber data dan informasi lain yang dibutuhkan dalam penelitian.

Untuk mengetahui informan dalam penelitian ini, berikut adalah uraian

informan yang berkaitan dalam penelitian :

Tabel 3.2

Sumber Informan Penelitian

Kode Informan Informan Keterangan

I1

I1.1

I1.2

I1.3

I1.4

I1.5

I1.6

I1.7

I1.8

I1.9

I1.10

Instansi Pemerintah

1. Kasi Pengelolaan dan

Pengembangan Pasar

Disperindagkop Kota Serang.

2. Kepala Uptd Pasar

Disperindagkop Kota Serang.

3. Kasubag Perundang–Undangan

Bagian Hukum Setda Kota

Serang

4. Sekertaris Satpol PP Kota

Serang.

5. Kasi Trantib Kec. Serang.

6. Sekertaris Camat Kec. Cipocok

Jaya.

7. Kasi Trantib Kec. Curug.

8. Sekertaris Camat Kec.

Taktakan

9. Kasi Ekonomi Pembangunan

Kec.Kasemen

10. Sekertaris Camat Kec.

Walantaka

Key Informan

Page 70: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

70

I2

I2.1

I2.2

I2.3

Masyarakat

1. Pedagang Kaki Lima.

2. Paguyuban Pedagang Kaki

Lima (PPKLI)

3. Pengguna Jalan Raya.

Secondary Informan

(Sumber: Peneliti, 2015)

3.6.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data akan cara pengumpulan data serta jenis dan

sumber data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian yang dialkukan. Dalam

penelitian ini ada beberapa teknik pengumpulan data yang dilakukan, yaitu:

1. Observasi

Menurut moleong (2013:175) observasi (pengamatan) adalah kegiatan untuk

mengoptimalkan kemapuan peneliti dari segi motif, kepercayaan, perhatian,

perilaku tidak sadar, kebiasaan dan sebagainya. Pengamatan diklasifikasikan atas

pengamatan melalui cara berperan serta (Partisipan) dan yang tidak berperan serta

(non partisipan). Pada pengamatan tanpa peran serta, peneliti hanya melakukan satu

fungsi, yaitu mengadakan pengamatan saja. Sedangkan pengamatan berperan serta

melakukan dua peranan sekaligus, yaitu sebagai pengamat dan sekaligus menjadi

anggota resmi dari kelompok yang diamati. Pada penelitian ini, peneliti berperan

sebagai non partisipan atau tidak berperan serta, karena dalam penelitian ini peneliti

tidak terlibat secara langsung dalam proses Implementasi Peraturan Daerah Kota

Serang Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan Dan Pemberdayaan Pedagang Kaki

Page 71: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

71

Lima Di Kota Serang. peneliti hanya melakukan pengamatan saja untuk mengetahui

bagaiman implementasi Perda tersebut.

2. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan suatu teknik dengan pengumpulan data

dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen terulis,

gambar maupun elektronik yang bersumber dari dokumen yang resmi dan relevan

dengan permasalahan yang sedang diteliti.

3. Wawancara

Wawancara adalah proses pengumpulan data atau informasi melalui tatap

muka antara pihak penanya (interviewer) dengan pihak yang ditanya atau penjawab.

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti

ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus

diteliti. Teknik laporan ini mendasarkan pada laporan tentang diri sendiri (self

report) atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi.

(Sugiyono, 2012:72).

Wawancara mendalam adalah teknik pengolahan data yang pengumpulan

datanya didasarkan pada percakapan intensif dengan suatu tujuan tertentu untuk

mencari informasi sebanyak-banyaknya. Wawancara dilakukan dengan cara

mendapatkan berbagai informasi menyangkut masalah yang diajukan dalam

penelitian. Wawancara dilakukan pada informan yang dianggap menguasasi

mengenai apa yang diteliti. Adapaun wawancara yang digunakan dalam penelitian

Page 72: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

72

ini adalah wawancara terstruktur yang pewawancaranya menetapkan masalah yang

akan diajukan peneliti kepada informan.

Untuk kelancaran wawancara, peneliti sebelumnya telah mempersiapkan

berupa panduan wawancara. Mengingat sebagai instrument pengumpul data adalah

peneliti sendri yang dihadapkan langsung dengan informan, maka harus diciptakan

suasana sedemikian rupa antara kedua belah pihak agar tercipta kemudahan

memperoleh informasi. Berikut adalah pedoman wawancara yang peneliti buat :

Tabel 3.3

Pedoman Wawancara

Dimensi Indikator Pertanyaan Kode

Informan

Ukuran Dan Tujuan

Kebijakan

1. Ukuran realistis

kebijakan

2. Tujuan realistis

kebijakan

1. Seperti apa ukuran realistis

kebijakannya?

2. Seperti apa tujuan realistis

kebijakannya?

I1, I2.1,

I2.2, I2.3

I1, I2, I2.2,

I2.3

Sumberdaya 1. Sumberdaya

manusia

2. Sumberdaya

anggaran

3. Sumberdaya sarana

dan prasarana

4. Sumberdaya waktu

1. Apakah jumlah dari pelaksana

dari penataan dan pemberdayaan

PKL sudah cukup?

2. Darimana sumber anggaran yang

didapat?

3. Apakah fasilitas pelaksanaan

sudah cukup memadai?

4. Apakah waktu yang diberikan

sudah cukup membantu?

I1, I2.3

I1

I1

I1

Karakteristik Agen

Pelaksana

1. Birokrasi/lembaga

1. Apakah karakteristik dari

implementor sudah sesuai untuk

kebijakan ini?

2. Siapa saja yang turut dilibatkan

dalam pelaksanaan kebijakan ini?

I1, I2

I1, I2.3

Page 73: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

73

Sikap/Kecenderungan

Para Pelaksana

1. Inisiatif

2. Partisipatif

1. Adakah kepedulian untuk

lingkungan sekitar wilayah?

2. Adakah partisipasi dari

lingkungan internal dan

eksternal?

I1

I1,I2, I2.3

Komunikasi Antar

Organisasi dan

Aktivitas Pelaksana

1. Komunikasi

2. koordinasi

1. Bagaimana proses komunikasi

dilakukan ?

2. Seperti apa koordinasi yang

dilakukan antar SKPD dan

kepada pedagang?

I1, I2

I1

Lingkungan Ekonomi,

Sosial dan Politik

1. Ekonomi, Sosial dan

Politik

1. Apakah kondisi ekonomi, sosial

dan politik turut mempengaruhi

kebijakan ini?

I1, I2,

(Sumber : Peneliti, 2015)

1.6.2 Jenis Dan Sumber Data

Sumber data dalam penelitian kualitatif ini adalah data primer dan sekunder.

Sumber data primer yaitu data-data yang didapat langsung dari lapangan atau

tempat penelitian yang langsung dari sumbernya dan masih bersifat data mentah

karena belum diolah. Sedangkan data sekunder ini merupakan sumber data yang

diperoleh melalui kegiatan studi literature atau studi kepustakaan dan dokumentasi

mengenai data yang diteliti. Adapun alat bantu lainnya yang peneliti gunakan dalam

melakukan penelitian ini adalah:

1. Alat perekam.

2. Kamera.

3. Catatan lapangan.

3.7 Teknik Pengolahan Dan Analisis Data

Page 74: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

74

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki

lapangan, selama di lapangan, dan seelah selesai di lapangan. Dalam hal ini

Nasution (1988) dalam Sugiyono (2012:245) menyatakan “analisis telah mulai

sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan

berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Analisis data menjadi

pegangan penelitian yang selanjutnya sampai jika mungkin, teori yang “Grounded”.

Namun dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses di

lapangan bersamaan dengan penumpulan data.

Maksud dari analisis data adalah untuk penyederhanaan data ke dalam

formula yang sederhana dan mudah dibaca serta mudah diinterpretasikan.

Maksudnya analisis data di sini tidak saja memberikan kemudahan interpretasi

tetapi mampus memberikan kejelasan makna dari setiap fenomena yang diamati

sehingga implikasi yang lebih luas dari hasil penelitian dapat diajadikan sebagai

bahan kesimpulan akhir penelitian. Analisis data dimulai sejak pengumpulan data

dan dilakukan lebih intensif lagi setelah kembali dari lapangan. Seluruh data yang

ditelaah dan reduksi sehingga terbentu suatu informasi. Satuan informasi inilah

yang ditafsirkan dan diolah dalam bentuk hasil penelitian sampai pada tahap

kesimpulan akhir.

Dalam prosesnya analisis data dalam penelitian ini menggunakan model

interaktif yang telah dikembangkan oleh Miles dan Hubberman (1984) dalam

Sugiyono (2012:246) yang mengemukakan dalam aktifitas dalam analisis data

kualitatif dilakukan dengan cara interktif dan berlangsung secara terus menerus

Page 75: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

75

sampai tuntas, datanya jenuh. Aktifitas dalam analisis data, yaitu pengumpulan data

(data collecting), reduksi data (Data Reduction), penyajian data (Data Display) dan

penarikan kesimpulan/verifikasi. Apabila digunkan proses tersebut akan nampak

sebagai berikut :

Gambar 3.1

Analisis Data menurut Miles dan Huberman

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa pada prosesnya peneliti akan

kegiatan berulang – ulang secara terus menerus. Ketiga hal utama itu merupakan

sesuatu yang jalin-menjalin pada saat sebelum, selama dan sesudah pengumpulan

data. Ketiga kegiatan di atas dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data (Data Collection)

Data yang diperoleh dari wawancara, observasi dan dokumentasi dicatat

dalam catatan lapangan yang terdari dari dua bagian yaitu deskriptif dan reflektif.

Catatan deskriptif adalah catatan alami yang meliputi catatan tentang apa

yang dilihat, didengar, disaksikan dan dialami sendiri oleh peneliti terhadap

fenomena yang dialami. Catatan reflektif adalah catatan yang berisi kesan,

Data Reduction

Data Display

Conclusion:

Drawing/ verivying

Page 76: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

76

komentar, pendapat, dan tafsiran peneliti tentang temuan yang dijumpai, dan

merupakan bahan rencana pengumpulan data untuk tahap berikutnya.

2. Reduksi Data

Setelah data terkumpul, selanjutnya dibuat reduksi data guna memilih data

yang relevan dan bermakna, memfokuskan data yang mengarah untuk memecahkan

masalah, penemuan, pemaknaan atau untuk menjawab pertanyaan penilitian.

3. Data Display

Setelah direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data.

Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola

hubungan, sehingga akan mudah dipahami.

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dengan

mendisplaykan data, maka akan mempermudah untuk memahami apa yang telah

difahami tersebut.

4. Conclusion Drawing/Verification

Langkah keempat dalam tahap analisis kualitatif selanjutnya adalah

penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih

bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat

yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Akan tetapi, apabila

kesimpulan tersebut didukung oleh bukti-bukti (data) yang valid dan konsisten yang

peneliti temukan dilapangan, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan

kesimpulan yang kredibel.

Page 77: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

77

Adapun pengujian keabsahan data pada penelitian ini, peneliti melakukan

pengujian dengan menggunakan metode triangulasi. Denzin dalam Prastowo

(2011;269) membedakan triangulasi menjadi lima, yaitu :

a. Triangulasi sumber, yaitu suatu teknis pengecekan kredibilitas data yang

dilakukan dengan memeriksa data yang didapatkan melalui beberapa

sumber.

b. Triangulasi teknik, yaitu suatu teknik pemgecekan kredibilitas data yang

dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan

teknik berbeda.

c. Triangulasi waktu, suatu teknik pengecekan kredibilitas data dengan cara

melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi, atau teknik lain

dalam waktu atau situasi berbeda.

d. Triangulasi penyidik, yaitu cara pemeriksaan kredibilitas data yang

dilakukan dengan memanfaatkan pengamat lain untuk pengecekan derajat

kepercayaan data.

e. Triangulasi teori, yaitu cara pemeriksaan kredibilitas data yang dilakukan

dengan menggunakan lebih dari satu teori untuk memeriksa data temuan

penelitian.

Dari berbagai macam triangulasi di atas, peneliti melakukan analisis data

menggunakan triangulasi Sumber dan Tenik. Triangulasi sumber dalam penelitian

ini dilakukan dengan membandingkan data hasil wawancara dari pada informan

yang dituju. Sedangkan triangulasi teknik dalam penelitian ini dilakukan dengan

mengecek data yang diperoleh dari teknik pengumpulan data yaitu data yang

diperoleh dengan wawancara, kemudian dicek dengan observasi dilapangan dan

dokumentasi.

3.8 Jadwal Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk meneliti bagaimana Implementasi

Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan dan

Page 78: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

78

Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima Di Kota Serang. Adapaun waktu penelitian ini

dimulai dari bulan Maret 2015.

Tabel 3.4

Jadwal Penelitian

No

Kegiatan

Waktu Penelitian

2015 2016

mar apr mei Jun jul agu sept okt nov des jan feb mar apr

1 Observasi

Awal

2

Pengajuan

BAB I, II,

III

3

Bimbingan

Dan Revisi

BAB I, II, III

4 Seminar

Proposal

5 Revisi

Proposal

6 Penyusunan

BAB IV-V

8

Penyusunan

Laporan

Akhir

9 Sidang

Skripsi

(Sumber : Peneliti, 2016)

Page 79: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

79

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1 Profil Kota Serang

Kota Serang adalah wilayah baru hasil pemekaran dari Kabupaten Serang

Provinsi Banten. Sebagai ibukota provinsi, kehadirannya adalah sebuah

konsekuensi logis dari keberadaan Provinsi Banten. Terdiri dari 6 (enam)

Kecamatan yaitu; Kecamatan Serang, Kecamatan Kasemen, Kecamatan Walantaka,

Kecamatan Curug, Kecamatan Cipocok Jaya dan Kecamatan Taktakan. Kota

Serang memiliki luas wilayah 266,77 km2

dengan jumlah penduduk sekitar 523.384

jiwa.

Batas wilayahnya diantaranya adalah sebelah Utara yaitu Teluk Banten

Sebelah Timur yaitu Kecamatan Pontang dan Kecamatan Kragilan Kabupaten

Serang, sebelah Selatan yaitu Kecamatan Cikeusal, Kecamatan Petir dan

Kecamatan Baris Kabupaten Serang serta Sebelah Barat yaitu Kecamatan Pabuaran,

Kecamatan Waringin Kurung dan Kecamatan Kramatwatu Kabupaten Serang.

Dari 6 (enam) Kecamatan tersebut sendiri 20 kelurahan dan 46 desa. Kota ini

diresmikan pada tanggal 2 November 2007 berdasarkan UU Nomor 32 Tahun 2007

tentang Pembentukan Kota Serang, setelah sebelumnya RUU Kota Serang disahkan

17 Juli 2007 kemudian dimasukkan dalam lembaran Negara Nomor 98 Tahun 2007

Page 80: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

80

dan tambahan lembaran Negara nomor 4748, tertanggal 10 Agustus 2007.

Sebelumnya, pemerintah Provinsi Banten dalam mempercepat terwujudnya

pemerintahan Kota Serang telah mempersiapkan empat kelompok kerja (Pokja)

yang akan bekerja sebelumnya ditetapkan Pejabat WaliKota Serang. Keempat pokja

tersebut terdiri dari Pokja Personil, Pokja Keuangan Perlengkapannya dan Pokja

Partai Politik.

Pembentukan dan susunan personil masing masing pokja diisi oleh pejabat

Pemprov Banten dan Pemkab Serang. Untuk menjalankan roda pemerintahan

sebelum diselenggarakan pilkada, Asisten Daerah (Asda) 1 Pemprov Banten

Asmudji HW akhirnya terpilih sebagai Depdagri menyaring tiga nama calon yang

diajukan Gubernur Banten saat itu.

Asmudji dilantik d Jakarta oleh Mendagri pada 02 Novemver 2007.

Berdasarkan Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kota

Serang, Pertimbangan pembentukan Kota Serang adalah perlunya peningkatan

penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan publik

guna terwujudnya kesejahteraan masyarakatnya.

Pada 5 Desember 2008 melalui pemilihan kepala daerah langsung,

dilantiklah Walikota dan Wakil WaliKota Serang definitif. Sejak saat itu hingga 5

tahun ke depan Kota Serang akan dipimpin oleh duet kepemimpinan H. Bunyamin

dan TB. Chaerul Jaman yang mengusung visi terwujudnya landasan Kota Serang

yang global dan berwawasan lingkungan dan misi menyiapkan proses perencanan

Page 81: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

81

tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah

Kota Serang; Menyiapkan tata pemerintahan yang baik dan benar; Meningkatkan

iklim usaha yang kondusif bagi pelaku ekonomi di berbagai sektor; Meningkatkan

kualitas Sumber Daya Manusia melalui pendidikan formal dan non formal yang

terjangkau dan bekualitas.

4.1.1.1. Keadaan Geografis Kota Serang

Kota Serang secara geografis terletak antara 5099’-60 22’ Lintang

Selatan dan 1060 07’-1060 25’ Bujur Timur. Apabila memakai koordinat

system UTM (Universal Transfer Mercator) zone 48E wilayah Kota Serang

terletak pada koordinat 618.000 m sampai dengan 638.000 m dari Barat ke

Timur dan 9.337.725 m sampai dengan 9.312.475 m dari Utara ke Selatan.

Jarak terpanjang menurut garis lurus dari Utara ke Selatan adalah sekitar 21,7

Km dan jarak terpanjang dari Barat ke Timur adalah sekitar 20 Km. Sebelah

Utara Kota Serang berbatasan dengan Laut Jawa, dan sebelah Timur

berbatasan dedngan Kabupaten Serang, begitu juga di sebelah Selatan dan

disebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Serang.

Kota Serang mempunyai kedudukan sebagai pusat pemerintahan

Provinsi Banten, juga sebagai daerah alternatif dan penyangga (hinterland)

ibukota Negara, karena dari Provinsi DKI Jakarta hanya berjarak sekitar 70

km. wilayah Kota Serang sebagian besar adalah dataran rendah yang memiliki

ketinggian kurang dari 500 mdpl dan beriklim tropis dengan curah hujan yang

Page 82: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

82

cukup tinggi dan hari hujan banyak dengan ukuran tertinggi dalam sebulan 70

mm dan rata-rata 19 hari hujan.

4.1.1.2. Slogan Kota Serang Madani

Menegaskan tujuan pemerintahan Kota Serang untuk mewujudkan

Kota Serang yang madani, yang pada dasarnya mempunyai prinsip sebagai

berikut :

1) Menghormati kebebasan beragama (5 agama yang diakui pemerintah

Indonesia yang tertera dalam Undang-Undang Dasar 1945)

2) Menjaga persaudaraan antar umat beragama

3) Menjaga perdamain dan kedamaian

4) Menjaga persatuan

5) Etika politik yang bebas bertanggung jawab

6) Pemerintahan yang melindungi hak dan kewajiban warga Negara

(masyarakat)

7) Konsistensi penegakan hukum berdasarkan kebenaran dan keadilan

8) Terciptanya masyarakat yang demokratis

9) Menghormati hak-hak azasi individu

10) Selalu berada dalam koridor agama

Semua itu diharapkan bisa terwujud dalam pemerintahan kota yang

bersih, adil, bertanggung jawab, agung, dan berwibawa, sehingga bisa

Page 83: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

83

menciptakan masyarakat Kota Serang yang sejahtera di semua bidang (sosial,

politik, budaya dan pendidikan)

4.1.1.3.Visi Misi Kota Serang

1) Visi

Terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan pimpinan dan

pelayanan publik di bidang informasi dan kehumasan yang berkualitas.

2) Misi

a. Mengembangkan aparatur kehumasan yang professional dalam mengolah

informasi

b. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat di bidang informasi dan

komunikasi

c. Meningkatkan kualitas dan kuantitas system informasi dan komunikasi

Dalam penelitian tentang Penataan dan Pemberdayaan PKL di Kota

Serang ada beberapa instansi yang terkait dalam penanganannya, yaitu

Sekretariat Daerah Kota Serang, Disperindagkop Kota Serang, Satpol PP Kota

Serang dan Kecamatan yang berada dalam wilayah Kota Serang.

4.1.2. Profil Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Serang.

Page 84: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

84

Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Penanaman Modal dibentuk

berdasarkan Perda/Perwal No.3 Tahun 2007 tanggal 27 November 2007 yang pada

waktu itu beralamat di Gedung Balai Kota Jl.Jendral Sudirman No.5. Pada tanggal

05 November 2008 pindah alamat di Jl.Letnan Jidun No.4 Kepandean.

Berdasarkan PP 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah dan

dikeluarkanlah Perda No.9 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Susunan

Organisasi Dinas Darah yang didalamnya terdapat Dinas Perindustrian, Perdagangan

dan Koperasi.

Terdapat 3 bagian pada dinas perindustrian, perdagangan dan koperasi Kota

Serang. Perindustrian, perdagangan, koperasi dan UMKM. Masing-masing

mempunyai 3 seksi pada bidangnya, seperti bidang Perindustrian mempunyai Seksi

Industri Kimia dan Hutan, Seksi Industri Agro, Aneka dan Kerajinan, Seksi Industri

Logam, Mesin, Elektronik dan Tekstil. Pada bidang Perdagangan mempunyai Seksi

Perdagangan Dalam Negeri dan Luar Negeri, Seksi Pengelolaan Informasi dan

Perlindungan, Seksi Pengelolaan dan Pengembangan Pasar. Pada bidang Koperasi

dan UMKM mempunyai Seksi Bina Koperasi, Seksi Bina Usaha Mikro Kecil dan

Menengah, Seksi Fasilitas dan Kemitraan.

Selain itu juga Disperindagkop Kota Serang mempunyai Unit Pelaksana

Teknis Daerah (UPTD) Pasar yang membidangi untuk Pasar Rau, Pasar Lama, Pasar

Kepandean, Pasar Kaloran, Pasar Banten Lama dan Pasar Karangantu. Dengan

adanya UPTD Pasar di beberapa pasar tradisional di Kota Serang diharapkan dapat

Page 85: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

85

meningkatkan keamanan dan ketentraman untuk pedagang yang berjualan di pasar-

pasar tersebut dengan adanya peran pemerintah dalam menertibkan lokasi dagang.

4.1.2.1. Visi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Serang

Perumusan visi dan misi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan

Koperasi Kota Serang berpedoman visi dan misi pembangunan Kota Serang

tahun 2014-2018. Visi pembangunan Kota Serang yaitu: “Terwujudnya Kota

Serang Madani Sebagai Kota Pendidikan Yang Bertumpu Pada Potensi

Perdagangan, Jasa, Pertanian dan Budaya”. Pembangunan Kota Serang

mempunyai lima pilar penting yaitu:

1. Pembangunan dan peningkatan infrastruktur;

2. Pembangunan dan peningkatan kualitas pendidikan;

3. Pembangunan dan peningkatan kualitas kesehatan;

4. Peningkatan ekonomi kerakyatan serta optimalisasi potensi pertanian dan

kelautan;

5. Peningkatan tata kelola pemerintahan, hukum dan peningkatan

penghayatan terhadap nilai agama.

Fungsi pelayanan dari Dinas Perdagangan, Perindustrian dan Koperasi

Kota Serang, yaitu khususnya pada pilar pembangunan Kota Serang yang ke 4.

“Meningkatkan Perekonomian Daerah Melalui Penciptaan Iklim Usaha dan

Investasi yang Kondusif serta perkuatan ekonomi kerakyatan (bagi

berkembangnya usaha kecil dan menengah dan koperasi serta industri) yang

Page 86: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

86

mampu mendayagunakan Potensi Daerah (Pemanfaatan SDA dan Sosial)

secara berkelanjutan”. Kemudian Lima Pilar Pembangunan Kota Serang yang

Ke-4 adalah “Peningkatan Ekonomi Kerakyatan Serta Optimalisasi Potensi

Pertanian dan Kelautan”

Dengan demikian Visi dari Disperindagkop Kota Serang ialah

“Terwujudnya Pelaku Usaha Yang Berdaya Saing, Modern, Maju, dan Mandiri

Sebagai Motor Penggerak Perekonomian Daerah Dalam Membangun Kota

Serang Madani“. Diharapkan dengan adanya visi Disperindagkop Kota Serang

bisa menjadi pemacu pegawai dalam menertibkan sekaligus membangkitkan

perekonomian rakyat dalam berwirausaha. Makna dari visi Disperindagkop

Kota Serang ialah:

a) Pelaku Usaha: Pelaku Usaha adalah semua orang yang terlibat dalam

menggerakan sektor perekonomian melalui kegiatan perdagangan barang

dan jasa.

b) Berdaya Saing: Kemampuan bertahan dari Pelaku Usaha maupun

Produknya dalam memasuki persaingan di dunia usaha.

c) Modern: Adanya sentuhan penggunaan teknologi dan mesin dari Pelaku

Usaha maupun Produknya dalam memasuki persaingan di dunia usaha.

d) Maju: Kemampuan pelaku usaha dalam peningkatan pengembangan usaha

maupun pendapatan usahanya.

Page 87: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

87

e) Mandiri: Kemampuan dari pelaku usaha dalam memenuhi kebutuhan

usahanya.

f) Motor Penggerak Perekonomian Daerah: Kemampuan pelaku usaha dalam

menjalankan roda perekonomian daerah.

4.1.2.2. Misi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota

Serang

Guna mendukung visi Disperindagkop Kota Serang, maka

dirumuskanlah 6 misi yang mefokuskan tujuan dan sasaran dalam rangka

melakukan pembangunan di bidang perekonomian sektor informal di wilayah

Kota Serang.

Misi tersebut antara lain :

1. Mewujudkan terbentuknya aparatur yang disiplin dan bertanggungjawab;

2. Mewujudkan Pengembangan Industri Kecil Menengah yang Potensial;

3. Melaksanakan Pengendalian Aktivitas Perdagangan Barang Dan Jasa;

4. Mengembangkan Kapasitas dan Kemitraan Koperasi;

5. Mengembangkan Kapasitas dan Kualitas Usaha Kecil Menengah.

6. Mengembangkan Kapasitas dan Distribusi Energi dan Sumber Daya

Mineral

Adapun tujuan dari misi Disperindagkop tersebut adalah sebagai

berikut:

Page 88: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

88

1. Terciptanya penguatan basis ekonomi kerakyatan dan perluasan lapangan

kerja melalui kegiatan industri kecil dan dagang kecil, kerajinan, industri

rumah tangga dan pedesaan;

2. Terciptanya iklim usaha yang kondusif untuk tumbuh dan berkembangnya

usaha perindustrian, perdagangan, energi dan sumber daya mineral menjadi

sistem distribusi yang efisien dan efektif guna menjamin ketersediaan

kebutuhan pokok masyarakat dengan harga yang layak dan terjangkau oleh

masyarakat, serta perlindungan konsumen;

3. Tersedianya kompetensi SDM Industri, ESDM dan Niaga bagi pelayanan

teknis teknologi dan kemetrologian;

4. Ketersediaan sistem layanan komunikasi dan informasi pasar bagi

peningkatan kompetensi pelaku usaha menghadapi persaingan global;

5. Meningkatkan koperasi yang mandiri;

6. Meningkatnya kualitas sumber daya, pelaku Koperasi dan UMKM serta

pengembangan kelembagaan Koperasi dan UMKM;

7. Meningkatkan produktivitas daya saing dan fungsi pasar dalam berbagai

sektor dan kegiatan usaha;

8. Meningkatnya dukungan database yang akurat tentang Koperasi dan

UMKM;

4.1.2.3 Sasaran Dinas Perindustrian, Perdagangan Dan Koperasi Kota

Serang

Sasaran adalah penjabaran tujuan secara terukur, yaitu sesuatu yang

akan dicapai/ dihasilkan secara nyata oleh Dinas Perdagangan, Perindustrian

dan Koperasi Kota Serang dalam jangka waktu tahunan, sampai lima tahun

mendatang.

Sasaran di dalam Dinas Dinas Perdagangan, Perindustrian dan

Koperasi Kota Serang Tahun 2014 - 2018 adalah:

1. Berkembangnya industri kecil dan kerajinan rakyat yang berkualitas.

2. Terkendalinya pemanfaatan dan penggunaan kawasan perdagangan dan

jasa Kota Serang.

3. Tertatanya sektor informal perkotaan dan tradisional di desa.

Page 89: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

89

4. Peningkatan usaha koperasi dan UKM sebagai pelaku ekonomi yang

mandiri.

5. Terkendalinya Pemanfaatan dan Penggunaan Energi dan Sumber Daya

Mineral di Kota Serang.

4.1.3 Profil Satpol PP Kota Serang

Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang dibentuk berdasarkan Peraturan

Daerah Nomor 10 Tahun 2010 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Satuan Polisi

Pamong Praja Kota Serang yang mempunyai tugas pokok membantu walikota dalam

memelihara dan menyelenggarakan ketentraman dan ketertiban umum serta

menegakkan Peraturan Daerah, Peraturan Walikota dan Keputusan Walikota.

Terdapat permasalahan yang terlihat kasat mata diantaranya adalah

pelanggaran hokum yang tertuang dalam Peraturan Daerah yang merupakan

kebijakan Pemerintah Daerah. Yang perlu ditegakkan antara lain, maraknya PKL,

becak, gelandangan dan pengemis. Beredarnya minuman keras dan adanya warung

remang-remang yang identik dengan tempat mangkalnya pekerja seks komersial dan

pelanggaran-pelanggaran peraturan perijinan lainnya.

Dengan teridentifikasinya permasalahan-permasalahan tersebut di atas, maka

Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang telah melaksanakan langkah baik secara

prevensi maupun representative dalam menyelesaikan permasalahan baik sebelum

terjadi, saat terjadi, maupun sesudah terjadi sehingga diharapkan masalah-masalah

tersebut dapat diselesaikan dengan komprehensif.

Page 90: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

90

Penyelesaian masalah tidaklah mudah karena banyak faktor-faktor yang

menjadi kendala baik yang berasal dari faktor internal maupun eksternal. Faktor

internal seperti masih kurangnya personil, belum maksimalnya waktu dalam

sosialisasi serta minimnya sosialisasi kepada masyarakat tentang peraturan-peraturan

yang diberlakukan di Kota Serang. Sedangkan dari faktor eksternalnya minimnya

tingkat pendidikan dan pendapatan masyarakat, dan terbatasnya lokasi untuk area

pedagang informal dan belum tersedianya tempat rehabilitasi sosial bagi penyakit

masyarakat.

Disamping kelemahan yang menjadi penghambat juga terdapat faktor

kekuatan yang menjadi peluang, kemudian faktor-faktor itu dituangkan dalam

Renstra Satuan Kerja Perangkat Daerah yang didalamnya terkandung visi, misi,

kebijakan, program dan kegiatan yang kemudian hal-hal tersebut dapat menjadi

cerminan kinerja Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang.

4.1.3.1 Visi dan Misi Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang

Visi dan misi Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang secara

umum, visi merupakan cara pandang jauh ke depan, kemana suatu organisasi

dibawa agar tetap dapat eksis. Visi organisasi harus merupakan gambaran yang

menentang tentang keadaan masa depan yang diinginkan oleh organisasi di

tahun yang akan datang, sesuai dengan sifat Perencanaan Strategis Manajemen

Satuan Polisi Pamong Praja yang merupakan perencanaan jangka panjang,

selain itu juga peran Satuan Polisi Pamong Praja agar diarahkan untuk

Page 91: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

91

mendukung pencapaian visi dan misi Kota Serang. Seiring dengan upaya

tersebut, maka visi dari Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang adalah

“Terwujudnya Aparatur Daerah Kota Serang Yang Berkualitas Dalam

Penegakan Peraturan Daerah Dan Keputusan Kepala Daerah”.

Misi merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan agar tujuan

organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik dan sesuai dengan apa

yang ditetapkan.

Adapun misi Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang adalah

sebagai berikut:

1. Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap aturan norma hukum,

norma agama, hak asasi manusia, dan norma-norma sosial lainnya yang

hidup dan berkembang di masyarakat.

2. Meningkatnya partisipasi masyarakat menyelesaikan perselisihan warga

masyarakat yang dapat mengganggu ketentraman dan ketertiban umum.

3. Meningkatnya pemeliharaan dan penyelenggaraan ketentraman dan

ketertiban daerah.

4. Menigkatnya kesadaran masyarakat dalam mematuhi dan mentaati

Peraturan Daerah dan Keputusan Daerah.

4.1.4 Profil Data Kecamatan Di Kota Serang

Kecamatan Serang adalah salah satu dari enam Kecamatan yang ada di

wilayah Kota Serang yang telah terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 32

Page 92: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

92

Tahun 2007 Tentang Pembentukan Kota Serang di Provinsi Banten yang terdidir

dar I 12 kelurahan.

Peraturan Walikota Kota Serang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok

dan Fungsi Kecamatan dan Kelurahan Kota Serang secara umum merupakan hal-

hal yang harus bahkan wajib dikerjakan oleh seorang anggota organisasi atau

pegawai dalam suatu instansi secara rutin sesuai dengan dengan kemampuan yang

dimilikinya untuk menyelesaikan program kerja yang telah dibuat berdasarkan

tujuan, visi dan misi suatu organisasi. Setiap pegawai seharusnya melakukan

kegiatan yang lebih rinci yang dilaksanakan secara jelas dan dalam setiap bagian

atau unit. Rincian tugas-tugas tersebut digolongkan ke dalam satuan praktis dan

konkrit sesuai dengan kemampuan dan tuntutan masyarakat.

Kecamatan Serang sendiri terbagi menjadi dua belas kelurahan, yaitu

Kelurahan Serang, Kelurahan Cipare, Kelurahan Sumurpecung, Kelurahan

Cimuncang, Kelurahan Kotabaru, Kelurahan Lontarbaru, Kelurahan Kagungan,

Kelurahan Lopang, Kelurahan Unyur, Kelurahan Kaligandu, Kelurahan Terondol,

dan Kelurahan Sukawana, dengan ibukota Kecamatan terletak di Kelurahan

Kaligandu.

Kecamatan Serang sebagai salah satu SKPD yang harus

mensukseskan visi RPJMD Walikota dan Wakil WliKota Serang periode

2014-2018 dan berupaya mensinergikan visi tersebut ke dalam Visi

Renstra Kecamatan Serang, maka Kecamatan Serang menyusun Visi

Page 93: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

93

Kecamatan Serang periode 2014-2018 adalah “Terwujudnya Kecamatan

Serang Yang Unggul Dalam Pelayanan Prima Dan Partisipatif Dalam

Pembangunan.”

a) Terwujudnya adalah menjadikannya benar-benar ada.

b) Unggul adalah lebih dalam sesuatu hal dibandingkan dengan orang

lain.

c) Pelayanan prima adalah terjemahan dari “excellent service”, yang

berarti pelayanan yang sangat baik atau pelayanan yang terbaik.

d) Partisipatif dalam pembangunan adalah berperan dan melibatkan

masyarakat secara aktif dalam proses atau alur tahapan program dan

pengawasannya, mulai dari tahap sosialisasi, perencanaan,

pelaksanaan kegiatan baik berupa sumbangan tenaga, pikiran atau

dalam bentuk materil untuk menggali dan membangun potensi Daerah

Kota Serang khususnya di wiliyah Kecamatan Serang.

Berdasarkan definisi visi tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa

Kecamatan Serang ingin menjadikan Kecamatan Serang memiliki akses

pelayanan terbaik di kelasnya dan dapat berperan aktif bagi masyarakat

dalam pembangunan dan pengembangan potensi wilayah mulai dari

perencanaan hingga pengawasan.

Maka untuk merealisasikan visi Kecamatan Serang sebagaimana

dinyatakan di atas, akan dilaksanakan melalui 4 misi yaitu:

Page 94: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

94

Misi ke 1: Menyelanggarakan pelayanan publik yang profesional berbasis

teknologi infomasi.

Misi ke 2: Meningkatkan kapasitas kelembagaan melalui pembinaan,

pemberdayaan dan pelatihan.

Misi ke 3: Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengembangan

potensi dan pembangunan di wilayahnya.

Misi ke 4: Mewujudkan Kondisi Lingkungan Sosial yang aman, tertib

dan berbudaya.

Selain itu juga ada Kecamatan Curug yang termasuk dalam cakupan wilayah

Kota Serang dan berkaitan dengan program Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 4

Tahun 2015 Tentang Penataan dan Pemberdayaan PKL.

Kecamatan Curug merupakan wilayah pembangunan bagian Selatan dari

Kota Serang. Wilayah Pembangunan Bagian Selatan ini diarahkan dengan fungsi

utama Pemerintahan/perkantoran, perumahan, perdagangan dan jasa serta berbagai

fasilitas umum.

Kecamatan Curug merupakan wilayah Kota Serang yang menjadi Pusat

Kawasan Pemerintahan Propinsi Banten. Tepatnya di Desa Sukajaya telah dibangun

beberapa kantor Pemerintah Propinsi dan hingga saat ini masih terus berkembang

yang disebut dengan KP3B yaitu Kawasan Pusat Pemerintahan Propinsi Banten.

Secara geografis Kecamatan Curug berada di wilayah Selatan Kota Serang.

Page 95: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

95

Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Cipocok Jaya, sebelah Selatan

berbatasan dengan Kecamatan Baros Kabupaten Serang, sebelah Barat berbatasan

dengan Kecamatan Pabuaran Kabupaten Serang dan sebelah Timur berbatasan

dengan Kecamatan Walantaka dan Kecamatan Cikeusal Kabupaten Serang. Bentuk

topografi wilayah Kecamatan Curug sebagian besar merupakan dataran, dengan

ketinggian rata-rata kurang dari 60m dari permukaan laut.

Berdasarkan Perda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) yang di undang-

undang-kan pada tahun 2012, Kecamatan Curug akan dijadikan salah satu daerah

perdagangan dan jasa di Kota Serang. Yang semula Kecamatan Curug dominan

dengan peternakannya maka mulai tahun 2011 Pemerintah Kota Serang tidak akan

memberi ijin pembukaan usaha peternakan di Kecamatan Curug dan secara

bertahap lokasi peternakan akan dipindah ke Kecamatan Taktakan. Menurut

pernyataan dari Kasi Ekbang Kecamatan Curug, sampai saat ini Kecamatan Curug

sendiri belum mempunyai pasar tradisional yang beroperasi tetap atau mempunyai

jam aktifitas yang pasti. Selama ini pedagang yang berasal dari Kecamatan Curug

menjajakan dagangannya ke luar daerah, seperti pedagang sayuran yang sebagian

berjualan di pasar tradisional Rau dan Pasar Lama.

Kecamatan Walantaka sedikit berbeda dengan kondisi di Kecamatan Curug,

Kecamatan Walantaka mempunyai satu pasar tradisional yang masuk dalam

wilayah Kecamatan Walantaka, yaitu pasar Kalodran. Salah satu pendukung

berjalannya roda perekonomian di Kecamatan Walantaka adalah sektor pertanian.

Data yang tercatat pada Dinas Pertanian Kota Serang, padi dan palawija yang

Page 96: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

96

terdapat di Kecamatan Walantaka adalah padi yang terdiri dari padi sawah serta

palawija yang terdiri dari jagung, ubi kayu, ubi jalar dan kacang tanah.

Dengan ketersediaan pasar tradisional yang berfungsi dalam kegiatan jual-

beli di kawasan Kecamatan Walantaka, diharapkan bisa mengatasi kesulitan

pemasaran hasil industri rumah tangga dan mengatasi pengangguran yang cukup

tinggi karena Kecamatan Walantaka memilki misi yang mendukung program–

program pembangunan dan pemerintahan Walikota Serang dan misinya adalah

menjadikan masyarakat Kecamatan Walantaka terdepan dalam pembangunan di

Kota Serang.

Kecamatan Cipocok Jaya merupakan Kecamatan pemekaran dari

Kecamatan Serang. Letak Kecamatan Cipocok Jaya membujur dari Selatan ke

Timur seakan melingkari Kecamatan induknya yaitu Kecamatan Serang. Menurut

pembagian wilayah pengembangan Kota Serang, Kecamatan Cipocok Jaya

termasuk Wilayah Pengembangan Tengah, dengan peruntukan sebagai pusat

pemerintahan/perkantoran, perdagangan, jasa, perumahan/ pemukiman,

pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum.

Kecamatan Cipocok Jaya secara administratif terdiri dari 8 kelurahan dengan

ibukota Kecamatan terletak di Kelurahan Cipocok Jaya, berjarak 5 km dari pusat

pemerintahan Kota Serang. Kontur wilayah Kecamatan Cipocok Jaya sebagian besar

merupakan dataran, dengan koordinat Garis Lintang 6,0812 LS dan Garis Bujur

106,1036 bt sedangkan ketinggian rata-rata kurang dari 60 m dari permukaan laut.

Page 97: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

97

Sebagian kecil wilayah Kecamatan Cipocok Jaya adalah Daerah Aliran Sungai

(DAS) Cibanten, satu-satunya sungai besar yang membelah Kota Serang.

Sektor perekonomian informal di Kecamatan Cipocok Jaya dalam bidang

terbaiknya ialah perkebunan yang mana akan dijual di pasar-pasar tradisional di

Kota Serang maupun di pasar-pasar tradisional di kota lain.

Dalam penataan dan pemberdayaan meliputi juga Kecamatan Taktakan,

Kecamatan Taktakan merupakan salah satu Kecamatan yang ada di Kota Serang,

terletak di bagian Barat dari wilayah Kota Serang. Kecamatan Taktakan terdiri dari

6 desa dan 6 kelurahan. Ibukota Kecamatan berada di Kelurahan Taktakan.

Kecamatan Taktakan merupakan wilayah pembangunan bagian Barat dari

Kota Serang yang berjarak 5,8 KM dari Kantor Gubernur Banten dan 12,6 KM

dari Kantor WaliKota Serang. Wilayah Pembangunan Bagian Barat ini diarahkan

dengan fungsi utama perkantoran, perdagangan, perumahan dan fasilitas umum

dengan pusatnya diarahkan di Desa Drangong dan Taman Baru .

Salah satu pendukung berjalannya roda perekonomian di Kecamatan Taktakan

adalah sektor pertanian. Data yang tercatat pada Dinas Pertanian Kota Serang, padi dan

palawija yang terdapat di Kecamatan Taktakan adalah padi yang terdiri dari padi sawah

dan padi ladang serta palawija yang terdiri dari jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah

dan kacang hijau.

Page 98: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

98

Kecamatan Taktakan merupakan penghasil kacang tanah terbesar di Kota Serang

dengan jumlah produksi 2.818 ton pada tahun 2011. Selain kacang tanah ada juga

produksi ubi kayu, yaitu sebesar 1.402 ton. Produksi ubi jalar, jagung dan kacang hijau

masing-masing sebesar 747 ton, 661 ton dan 158 ton.

Salah satu pusat perekonomian bagi suatu daerah adalah pasar. Sehingga

keberadaannya sangatlah penting tidak hanya bagi pendorong roda perekonomian

tapi juga bagi ketersediaan bahan pokok bagi masyarakat sekitar. Kehidupan Secara

keseluruhan di Kecamatan Taktakan terdapat 2 pasar tradisional, yaitu pasar Soyog

di Kelurahan Taktakan dan pasar Jakung di Kelurahan Cilowong serta 1 pasar

modern yakni Pasar Bersih Serang City di Kelurahan Drangong .

Namun keberadaan pasar tradisional yakni pasar Soyog di Kelurahan

Taktakan dan pasar Jakung di Kelurahan Cilowong ini belum berjalan dengan baik,

pedagangnya hanya beberapa yang beraktivitas. Bahkan pasar Jakung di Kelurahan

Cilowong nampak belum ada aktifitas yang berarti meskipun pasar ini belum lama

di dirikan tapi terkesan terbengkalai. Menurut pantauan dilapangan, alasan kenapa

pasar tidak berjalan, antara lain karena lokasinya kurang strategis, kalah bersaing

dengan ritel modern, dan bahkan keberadaan pasar tidak diinginkan masyarakat.

Perlu adanya dukungan serius dari berbagai pihak agar pasar ini tetap berlangsung

keberadaannya serta memilki aktifitas yang optimal.

Dengan adanya beberapa pasar, bisa diharapkan meningkatnya angka

perekonomian masyarakat Kecamatan Taktakan. Selain itu juga bisa menambah

Page 99: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

99

kegiatan jual-beli khususnya di daerah Kecamatan Taktakan, karena kebanyakan

dari warga Taktakan berjualan di luar daerah Kecamatan Taktakan. Selama ini

masyarakat menjual barang dagangnya ke beberapa pasar di Kota Serang, seperti di

Pasar Rau, Pasar Lama, Pasar Royal, Khususnya hasil pertanian yang menjadi

andalan masyarakat Taktakan selama ini.

Selain itu ada Kecamatan Kasemen yang termasuk dalam wilayah Kota

Serang, Kecamatan Kasemen merupakan wilayah pembangunan bagian Utara dari

Kota Serang. Wilayah Pembangunan Bagian Utara ini diarahkan dengan fungsi

utama pariwisata cagar budaya dan cagar alam, pelabuhan, perdagangan dan jasa,

perumahan dan berbagai fasilitas umum. Di wilayah Kecamatan Kasemen melintas

sebuah sungai yang cukup besar dan terkenal yaitu Sungai Cibanten yang bermuara

di Karangantu yang ada di wilayah Kecamatan Kasemen. Di Kecamatan Kasemen

juga terdapat Cagar Budaya Banten Lama dan Cagar Alam Pulau Dua. Cagar

Budaya Banten Lama ini merupakan tempat ziarah yang banyak dikunjungi oleh

peziarah baik dari daerah Banten sendiri maupun dari luar daerah Banten, serta

masih banyak peninggalan sejarah di masa Kesultanan Banten yang ada di wilayah

Kecamatan Kasemen.

Dalam kegiatannya, Kecamatan Kasemen selalu berlandaskan visi yang

sudah ditetapkan. Visinya adalah terwujudnya konsistensi permbangunan dan

pemberdayaan masyarakat yang terpadu, terukur dan berkesinambungan di

Kecamatan Kasemen. Untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan, setiap

Page 100: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

100

organisasi harus memiliki misi yang jelas. Misi merupakan pernyataan yang

menetapkan tujuan organisasi kepada suatu fokus. Misi menjelaskan mengapa

organisasi ada, apa yang dilakukan dan bagaimana melakukannya. Misi Kecamatan

Kasemen adalah:

1. Meningkatkan Kualitas Aparatur Yang Bersih Dan Berwibawa;

2. Meningkatkan Pembangunan dan Pelayanan Masyarakat;

3.Mewujudkan Kecamatan Kasemen sebagai pintu gerbang ekonomi Kota

Serang, Provinsi Banten dan Nasional;

4. Meningkatkan Usaha Kecil dan Menengah;

5.Meningkatkan Kualitas Hasil Pertanian, Perikanan, Pariwisata, Pendidikan,

Perdagangan dan Jasa.

4.2 Deskripsi Data

Deskripsi data penelitian merupakan penjelasan mengenai data yang telah

didapatkan dari observasi penelitian. Dalam penelitian mengenai Implementasi

Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima Di Kota Serang Tahun 2015, peneliti

menggunakan Teori Donald Van Metter dan Carl Van Horn (A Model of The Policy

Implementation). Teori tersebut dinilai dan dianggap lebih rasional dan tepat untuk

Page 101: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

101

menjawab permasalahan-permasalahan yang ada pada Implementasi Perda ini.

Adapun indikator dan variabel yang mempengaruhi keberhasilan suatu

implementasinya ialah:

1. Ukuran dan Tujuan Kebijakan

2. Sumberdaya

a. Manusia

b. Anggaran

c. Sarana dan prasarana

d. Waktu

3. Kaarakteristik Agen Pelaksana

a. Birokrasi/lembaga

4. Sikap/Kecenderungan (Disposition) para Pelaksana.

a. Inisiatif

b. Partisipatif

5. Komunikasi Antarorganisasi dan Aktivitas Pelaksana.

a. Komunikasi

b. Koordinasi

6. Lingkungan Ekonomi, Sosial dan Politik

Berdasarkan kategori di atas, maka peneliti membuat matrik agar data-data

yang ada dari hasil kategorisasi dapat dibaca dan dipahami secara keseluruhan.

Setelah itu dianalisis kembali untuk mencari kesimpulan yang signifikan selama

Page 102: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

102

penelitian. Setelah data dan informasi yang didapatkan bersifat jenuh, artinya telah

ada pengulangan informasi, maka kesimpulan tersebut dapat diambil untuk

dijadikan jawaban dalam membahas masalah penelitian.

4.2.1. Informan Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik purposive (bertujuan).

Informan yang telah ditentukan peneliti adalah semua pihak yang terlibat dalam

pelaksanaan penataan dan pemberdayaan PKL. Dengan adanya klasifikasi key

informan dan secondary informan yang peneliti lakukan bisa mempermudah dalam

mencari data yang dibutuhkan peneliti sesuai dengan latar belakang jabatan dari

informan tersebut.

Adapun informan-informan yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.1

Informan Penelitian

No. Kode Informan Nama/Jabatan Informan

1 I1.1 Kasi Pengelolaan dan Pengembangan Pasar

Disperindagkop

2 I1.2 Kepala UPTD Pasar Disperindagkop Kota Serang

3 I1.3 Kasubag Perundang – Undangan Bagian Hukum

Setda Kota Serang

Page 103: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

103

4 I1.4 Sekertaris Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang

5 I1.5 Kasi Trantib Kecamatan Serang

6 I1.6 Sekertaris Camat Kecamatan Cipocok Jaya

7 I1.7 Kasi Trantib Kecamatan Curug

8 I1.8 Sekertaris Camat Kecamatan Taktakan

9 I1.9 Kasi Ekonomi Pembangunan Kecamatan Kasemen

10 I1.10 Sekertaris Camat Kecamatan Walantaka

11 I2.1 Pedagang Kaki Lima

12 I2.2 Ketua Paguyuban Pedagang Kaki Lima Kota

Serang (PPKLI)

13 I2.3 Pengguna Jalan Raya

(Sumber: Peneliti, 2016)

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Mengingat jenis dan analisis data yang digunakan adalah dengan

menggunakan pendekatan kualitatif, maka data yang diperoleh bersifat deskriptif

berbentuk kata dan kalimat dari hasil wawancara dengan para informan penelitian,

hasil observasi lapangan, catatan lapangan dan data-data atau hasil dokumentasi

lainnya yang relevan dengan fokus penelitian yang peneliti lakukan. Seperti yang

telah dikemukakan pada bab sebelumnya, analisis data dalam penelitian ini

menggunakan model interaktif yang telah dikembangkan oleh Miles dan Huberman

Page 104: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

104

yang mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara

interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya

sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis datanya, yaitu pengumpulan data (Data

Collection), reduksi data (Data Reduction), penyajian data (Data Display), dan

penarikan kesimpulan/verifikasi (Conclusion Drawing/Verivication).

Berdasarkan teknik analisa data kualitatif data-data tersebut dianalisis selama

penelitian berlangsung. Data yang diperoleh dari hasil penelitian lapangan melalui

observasi, wawancara, dan studi dokumentasi dilakukan triangulasi data yaitu

proses check and recheck antara sumber data dengan sumber data lainnya, serta

diberi kode-kode pada aspek tertentu berdasarkan jawaban-jawaban yang sama dan

berkaitan dengan pembahasan permasalahan penelitian.

Disini peneliti melakukan berbagai kegiatan penelitian guna mengetahui

bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Kota Serang No 4 Tahun 2014

Tentang Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima di Kota Serang dan

mengaitkannya dengan fakta dilapangan. Hal ini dilakukan agar kita dapat

mengetahui apakah hasil temuan-temuan peneliti dilapangan sesuai dengan kondisi

yang sebenarnya dan memiliki keterkaitan dengan Implementasi Peraturan Daerah

Kota Serang No 4 Tahun 2014 Tentang Penataan dan Pemberdayaan Pedagang

Kaki Lima Di Kota Serang Tahun 2015.

Dari hasil penelitian yang dilakukan di lapangan, peneliti menemukan

berbagai informasi, kondisi, dan berbagai fenomena atau berbagai gejala mengenai

berbagai permasalahan dalam Implementasi Perda No 4 Tahun 2014 Tentang

Page 105: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

105

Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima Di Kota Serang. Setelah

melakukan survey dan penelitian serta wawancara dengan berbagai pihak atau

dengan para informan, peneliti menemukan berbagai informasi, kondisi, tanggapan

dan permasalahan mengenai Implementasi Perda No 4 Tahun 2014 Tentang

Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima di Kota Serang Tahun 2015.

Dengan banyaknya informasi yang didapat di lapangan, maka peneliti

mengambil garis besar permasalahan yang relevan dengan kajian teori mengenai

indikator Teori Donald Van Metter dan Carl Van Horn (A Model of The Policy

Implementation), yang mengemukakan bahwa proses implementasi ini merupakan

sebuah abstraksi atau performansi suatu pengejewantahan kebijakan yang pada

dasarnya secara sengaja dilakukan untuk meraih kinerja implementasi kebijakan

yang tinggi yang berlangsung dalam hubungan berbagai variabel. Model ini

mengandaikan bahwa implementasi kebijakan berjalan secara linear dari keputusan

politik, pelaksana dan kinerja kebijakan publik, model ini dipengaruhi oleh

beberapa variabel, seperti ukuran dan tujuan kebijakan, sumberdaya, karakteristik

agen pelaksana, sikap para pelaksana, komunikasi antar organisasi dan aktivitas

pelaksana, lingkungan sosial, ekonomi dan politik. Peneliti bisa mengetahui pokok

permasalahan dari penelitiannya dari hasil wawancara yang dilakukan dengan para

stakeholder. Adapun hasil wawancara yang telah peneliti lakukan adalah sebagai

berikut:

4.3.1 Ukuran dan Tujuan Kebijakan

Page 106: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

106

Kinerja suatu implementasi kebijakan dapat diukur tingkat keberhasilannya

dan jika hanya ukuran dan tujuan dari kebijakan memang realistis dengan sosial

kultur yang berada di level pelaksana kebijakan. Ketika ukuran kebijakan atau

tujuan terlalu ideal (bahkan terlalu utopis) untuk dilaksanakan di level warga, maka

agak sulit memang merealisasikan kebijakan publik sampai titik yang dapat

dikatakan berhasil.

Kebijakan yang berbentuk peraturan daerah seperti Peraturan Daerah Nomor

4 tahun 2014 Tentang penataan dan pemberdayaan Pedagang Kaki Lima adalah

kebijakan yang ditujukan untuk dinas yang terkait dengan keberadaan PKL di Kota

Serang khususnya, dalam permasalahan ukuran atau tujuan Perda ini sebetulnya

sudah cukup realistis diterapkan di Kota Serang karena Peraturan Daerah tersebut

adalah peraturan daerah yang memang sangat dibutuhkan oleh Kota Serang dalam

penataan kegiatan PKL di Kota Serang dengan cara memberikan ruang khusus

untuk pedagang.

Hal tersebut seperti yang dikemukan oleh Kasi Pengelolaan dan

Pengembangan Pasar Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Serang,

beliau mengungkapkan sebagai berikut:

“Ukuran dari kebijakan ini ya sejauh mana Disperindagkop bisa

memberdayakan PKL, minimal kita bisa menata lokasi PKL yang ada. Kalo

tujuannya untuk memberikan solusi bagi PKL yang dianggap ilegal atau

banyak melakukan pelanggaran”. (Wawancara: Selasa, 22 Desember 2015,

11.00 WIB. Kantor Disperindagkop Kota Serang).

Berdasarkan wawancara dengan I1.1 dengan memberikan lokasi khusus

pedagang, Peraturan Daerah ini dirasa cukup efektif dalam pemberdayaan PKL di

Page 107: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

107

Kota Serang dan bisa memberikan solusi bagi pedagang yang masih melakukan

pelanggaran dalam kegiatannya sehari-hari.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Kepala UPTD Pasar Disprindagkop Kota

Serang:

“Ukuran dari pelaksanaan Perda ini adalah Pemerintah Daerah Kota

Serang bisa membantu urusan penghasilan dari PKL selama berjualan,

kalau bisa yaa bantu tambah penghasilan mereka dengan cara memberikan

lahan yang dibolehkan oleh pemerintah daerah Kota Serang. tujuannya

untuk memberikan tempat yang bagus dan representative untuk berjualan,

tempat yang bersih dan nyaman untuk di pandang”. (Wawancara: Selasa 15

Desember 2015 10.00 WIB. Kantor UPTD Pasar Disprindagkop, Pasar Rau)

Apa yang di katakana oleh I1.2 sesuai dengan apa yang dikatakan oleh

Kasubag Perundang – Undangan Bagian Hukum Setda Kota Serang:

“Ukuran dari perda tersebut adalah bagaimana menertibkan PKL dengan

cara menata dan memberdayakan PKL di Kota Serang. Sementara tujuannya

adalah menjadikan lokasi PKL menjadi lebih indah, bersih dan tertib dari

tempat yang sebelumnya”. (Wawancara: Rabu 6 Januari 2016 10.00 WIB.

Kantor Sekertariat Daerah Kota Serang).

Berdasarkan wawancara dengan I1.3 dan I1.2 Memberikan lokasi pedagang

yang lebih baik dari sebelumnya adalah solusi dalam permasalahan kegiatan

ekonomi sektor informal ini. Hal ini juga di perkuat dengan pernyataan dari

Sekertaris Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang:

“Ukuran dari kebijakan ini adalah sejauh mana semua SKPD terkait

menjalankan tugasnya, seperti halnya Satpol PP Kota Serang yang menjadi

penegak perda. Kalau tujuannya jelas ya, untuk memberikan tempat untuk PKL

di Kota Serang agar tidak ada lagi yang melanggar peraturan daerah yang

sudah dibuat”. (Wawancara: Kamis 17 Desember 2015 09.00 WIB. Kantor

Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang)

Page 108: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

108

Dari pernyataan yang diungkapakan oleh I1.4 di atas serupa dengan apa yang

di kemukakan oleh Kasi Trantib Kecamatan Serang, beliau mengatakan:

“Kita lihat dari pelaksanaannya, penataan dan pemberdayaan ini ga

gampang. Karena pelaksanaan ini menyangkutpautkan ruang publik,

kenyamanan masyarakat, keamanan pedagang. Jadi menurut saya ukuran

dari kebijakan ini adalah bagaimana kita bisa mewujudkan kenyamanan dan

keamanan masyarakat khususnya di Kota Serang.

Tujuannya untuk menciptakan ruang publik yang dibutuhkan masyarakat dan

memberikan solusi kepada para pedagang agar masuk ke status pedagang

yang dibolehkan oleh pemerintah dan mengurangi pelanggaran-pelanggaran

yang dibuat”. (Wawancara: Jumat 27 November 2015 09.00 WIB. Kantor

Kecamatan Serang)

Berdasarkan wawancara dengan I1.5 yang mengatakan bahwa pelaksanaan

penataan dan pemberdayaan ini tidak mudah karena melibatkan masyarakat umum

Kota Serang, dan tujuannya untuk memberikan ruang publik yang dibutuhkan

masyarakat dan memberikan solusi kepada para pedagang agar tidak bermasalah

dalam kegiatannya. Hal ini juga dikatakan oleh Sekertaris Camat Kecamatan

Cipocok Jaya:

“Mengenai penataan dan pemberdayaan PKL, Kecamatan Cipocok sudah

memberikan sanksi kepada PKL yang berjualan di atas trotoar, di atas

saluran irigasi dan pedagang-pedagang yang berjualan di bahu jalan.

Ukuran dari kebijakan ini Kecamatan Cipocok bisa menata PKL di Cipocok,

yang nantinya akan dipindahkan di wilayah Kelurahan Banjarsari dengan

tujuan untuk memberikan ruang untuk jalan raya dan ruang untuk pejalan

kaki, sekaligus memberikan ruang khusus PKL yang dibolehkan oleh

pemerintah”. (Wawancara: Selasa 1 Desember 2015 09.00 WIB. Kantor

Kecamatan Cipocok Jaya)

Senada dengan yang dikatakan I1.6, Kasi Trantib Kecamatan Curug juga

mengatakan:

“ukuran dari pelaksanaannya sudah jelas ya, minimal kita bisa membenahi

tenda-tenda yang digunakan PKL dan memberi ruang legal untuk PKL

Page 109: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

109

dalam melakukan aktifitasnya. Tujuan juga seperti itu, memberi tempat untuk

PKL dan menjadikan pembeli nyaman jika berbelanja di tempat yang

diperbolehkan pemerintah daerah”. (Wawancara: Selasa 24 November 2015

13.00 WIB. Kantor Kecamatan Curug)

Berdasarkan wawancara dengan I1.7 bahwa ukuran dan tujuan dari

pelaksanaannya sudah jelas, Dalam kaitannya juga di Kecamatan Curug peneliti

mewawancarai Sekertaris Camat Kecamatan Taktakan yang juga mengatakan:

“Ukuran dari pelaksanaannya yaa bisa dilihat dari pertanggung jawaban

setiap SKPD yang ada di perda, bagaimana mereka bisa melakukan

penataan dan pemberdayaan yang dibutuhkan para PKL. Tujuan dari

pelaksanaanya agar semua PKL bisa merasakan fasilitas yang legal dari

pemerintah, seperti tempat usaha yang diberikan”. (Wawancara: Senin 23

November 2015 10.00 WIB. Kantor Kecamatan Taktakan).

Berdasarkan wawancara dengan I1.8 di atas bahwa bertanggung jawab dalam

tugas yang diberikan pemerintah seperti yang tertera di Peraturan Daerah tersebut

dengan cara memberikan tempat usaha legal bagi pedagang-pedagang di Kota

Serang. Pernyataan tersebut juga diperkuat oleh Kasi Ekonomi Pembangunan

Kecamatan Kasemen yang mengatakan:

“Ukuran dari pelaksanaanya khususnya di Kasemen, minimal pemerintah

daerah bisa memperbaiki fasilitas yang ada aja dulu, masalah lokasi tinggal

kita cari nanti karena di Kasemen ini juga masih banyak lahan yang bagus

buat lokasi PKL. Tujuannya jelas untuk membina PKL yang ada di Kasemen

dan sekitarnya”. (Wawancara: Rabu 25 November 2015 13.00 WIB. Kantor

Kecamatan Kasemen)

Dari pernyataan yang diungkapkan oleh I1.9 di atas, bahwa fasilitas adalah

jalan keluar dalam masalah pemberdayaan PKL di Kecamatan Kasemen, setelah

fasilitas sudah diberikan maka pelaksanaan dari pemberdayaan dan penataan di

wilayah Kecamatan Kasemen bisa dengan lancar dilakukan. Dari pernyataan I1.9,

Page 110: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

110

diperkuat dengan pernyataan sekertaris Camat Kecamatan Walantaka, beliau

mengatakan:

Kecamatan Walantaka dalam pelaksanaannya tidak telalu sering ya, di

Kecamatan Walantaka saja hanya pasar kalodran yang selama ini kita

lakukan penataan dan pemberdayaan. Jadi ya ukuran dari perda ini menurut

saya adalah menjadikan Pedagang Kaki Lima sebagai pemandangan baru

yang harus diindahkan. Tujuannya agar Pasar Kalodran lebih aman dan

nyaman, baik untuk pedagang atau bahkan untuk pembeli. (Wawancara:

Selasa 29 Desember 2015 11.00 WIB. Kantor Kecamatan Walantaka).

Dengan pernyataan I1.10 di atas, kita bisa mengetahui bahwa di Kecamatan

Walantaka sendiri tidak terlalu sering melakukan penataan dan pemberdayaan PKL

karena pusat kegiatan pedagang di Kecamatan Walantaka hanya ada di pasar

kalodran dan dengan itu petugas Kecamatan Walantaka hanya melakukan

komunikasi saja dengan para pedagang setiap satu bulan sekali agar bisa menjaga

lapaknya masing-masing. Petugas Kecamatan Walantaka hanya mengontrol kondisi

di pasar kalodran satu bulan sekali, karena di lokasi pasar kalodran sudah ada

petugas yang mengatur segala kegiatan di dalam pasar maupun diluar pasar.

Dengan adanya ukuran tujuan dari kebijakan ini, dari aspek yang terkait

lainnya juga berharap bisa yang terbaik, seperti yang dikatakan oleh Pedagang Kaki

Lima di Pasar Royal Kota Serang, beliau mengatakan:

“Saya sebagai pedagang sih maunya semua yang berjualan di sini bisa

dengan aman, karena kita cari rezeki cuma dari jualan. Harapannya tempat

ini jadi lebih baik, petugas juga gak sembarangan bongkar grobak kita”.

(Wawancara: Rabu 27 Januari 2016 16.00 WIB. Pasar Royal Kota Serang)

Dalam wawancara dengan I2.1, peneliti juga menemukan jawaban yang sama,

menurut Ketua Paguyuban Pedagang Kaki Lima Kota Serang (PPKLI), yang

Page 111: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

111

berharap adanya kebijakan ini akan menghasilkan sesuatu yang bisa meningkatkan

perekonomian masyarakat dan bisa mengurangi angka kemiskinan khususnnya di

Kota Serang. Beliau mengatakan:

“Kita sebagai organisasi yang menaungi PKL, ya kita berharap tujuan dari

pelaksanaan dari perda ini adalah menciptakan peluang ekonomi untuk PKL

dengan cara menata dan memberdayakan PKL dan memberikan tempat yang

stratgis sekaligus yang tidak melanggar peraturan. Ukuran dari pelaksanaan

perda ini pemerintah bisa memberikan contoh kepada lokasi PKL selain di

Kota Serang, bagaimana menciptakan lokasi yang benar”. (Wawancara:

Kamis 24 Desember 2015 10.00 WIB. Kediaman Informan, Cikepuh.

Berdasarkan wawancara dengan I2.2 yang mengatakan bahwa sebagai

oraganisasi yang menaungi PKL berharap tujuan kebijakan ini adalah menciptakan

peluang ekonomi yang lebih besar lagi dengan cara menata dan memberdayakan

lokasi PKL. Sejauh ini data yang diterima oleh peneliti sudah ada beberapa lokasi

PKL yang sudah ditata dan diberdayakan, seperti penempatan lokasi PKL di

kawasan Stadion Maulana Yusuf, pedagang batu cincin di Tamansari dan penataan

PKL di kawasan Banten Lama. Serupa dengan yang disampaikan oleh masyarakat

yang sehari-hari menggunakan layanan publik. Seperti yang dikatakan oleh

Pengguna Jalan Raya. Beliau mengatakan:

“Menurut saya ukuran dari kebijakan ini ya dari pemerintah daerahnya yang

bisa melakukan sesuatu untuk kemajuan para PKL terutama untuk lokasi

PKL. Minimal bisa memperbaiki lokasi PKL yang sudah ada saat ini.

Tujuannya adalah untuk memperindah lokasi PKL, khususnya di kawasan

Kota Serang, karena menurut saya warga Kota Serang juga berharap kalau

ada pasar atau lokasi pedagang yang teratur dan tertib”. (Wawancara: Rabu

27 Januari 2016 14.00 WIB. Alun-alun Kota Serang)

Page 112: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

112

Dari wawancara yang dilakukan kepada I2.3 bisa disimpulkan bahwa ukuran

dan tujuan sangat penting bagi kebijakan yang menyangkut kebutuhan orang

banyak dan berharap lokasi pedagang jadi bisa lebih tertib dan teratur.

Dalam pelaksanaan program Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki

Lima Di Kota Serang ini, ukuran dan kebijakan berperan sangat penting untuk bisa

mencapai kesuksesan dalam membangun lokasi yang diinginkan dan bisa merubah

lokasi Pedagang Kaki Lima yang harus di tertibkan di Kota Serang.

Sejauh ini ukuran dan tujuan kebijakan sudah sesuai dengan sosio kultur

yang artinya adalah sudah sesuai dengan kebiasaan dan kebutuhan dengan

lingkungan sekitar lokasi PKL, namun dalam pelaksanaannya masih harus

maksimal terutama dalam membangun lokasi baru untuk PKL.

4.3.2 Sumber Daya

4.3.2.1 Sumber Daya Manusia

Indikator yang mempengaruhi suatu pelaksanaan dari kebijakan ialah sumber

daya, salah satunya adalah sumber daya manusia. Sumber daya manusia adalah

aspek penting dalam sebuah pelaksanaan kebijakan yang menyangkut orang

banyak, karena kesuksesan dari sebuah pelaksanaan kebijakan adalah bagaimana

pendekatan dari seorang implementor. Sumber daya manusia yang ada di Kota

Serang dipilih sesuai dengan tugas dan fungsinya, sesuai dengan harapan semua

masyarakat bahwa sumber daya yang menjalankan kebijakan sudah seharusnya

Page 113: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

113

orang-orang yang berkompeten dalam bidangnya, khususnya dalam penanganan

penataan dan pemberdayaan Pedagang Kaki Lima di Kota Serang ini.

Seperti yang di katakan oleh Kasubag Perundang – Undangan Bagian Hukum

Setda Kota Serang, tentang sumber daya pelaksana dan kesesuaian dengan

permasalahan. Beliau mengatakan:

“Menurut saya sudah sesuai, karena semua pelaksana yang tercantum di

perda sudah sesuai dengan bidangnya. Sudah cukup ya pasti, karena kita

bertugas menyampaikan peraturan perundang-undangan, jadi enggak butuh

banyak pelaksana.” (Wawancara: Rabu 6 Januari 2016 10.00 WIB. Kantor

Sekertariat Daerah Kota Serang)

Berdasarkan wawancara dengan I1.3 di atas dapat diketahui bahwa para

pelaksana dari kebijakan ini dipilih sesuai dengan tugasnya, seperti di Setda Kota

Serang yang bertugas menyampaikan peraturan perundang-undangan sudah ada

implementornya yang sesuai dengan tugasnya. Dalam pelaksanaanya, dinas terkait

adalah Disperindagkop Kota Serang sebagai pelaksana kebijakan, Satpol PP Kota

Serang sebagai penegak Perda dan Kecamatan sebagai dinas yang membantu

mengontrol lokasi PKL sekaligus dinas yang melakukan pendataan kepada PKL.

Sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Kasi Pengelolaan dan Pengembangan

Pasar Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Serang

(Disperindagkop), beliau mengatakan:

“Kalo kita sih sudah sesuai, karena di Disperindagkop ada bidang yang

mengurusi pasar,retribusi dan lain-lain yang berhubungan dengan PKL

Kota Serang. Untuk Disperindagkop personel yang bertugas di lapangan

untuk meninjau lokasi sudah cukup, kita gunakan personel dari kebijakan

yang sebelumnya, jadi enggak ada masalah dalam jumlah personel.”

(Wawancara: selasa 22 desember 2015 11.00 WIB. Kantor Disperindagkop

Kota Serang)

Page 114: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

114

Berdasarkan wawancara dengan I1.1 dapat kita ketahui bahwa pegawai yang

bertugas sudah sesuai dengan bidangnya, demikian juga dengan pegawai yang

bertugas menijau di lokasi sudah sesuai dan sudah cukup jumlahnya jika dari

Disperindagkop sendiri. Senada dengan yang dikatakan oleh Kepala UPTD Pasar

Disprindagkop Kota Serang, beliau mengatakan:

“Ya, sudah sesuai. Disprindagkop memang tugasnya ini, membantu

meningkatkan perekonomian dari sektor informal. Dari jumlah petugas saya

rasa sudah cukup, sudah ada bagiannya masing-masing di Disperindagkop.”

(Wawancara: Selasa 15 Desember 2015 10.00 WIB. Kantor UPTD Pasar

Disprindagkop, Pasar Rau)

Berdasarkan wawancara dengan I1.2 bahwa Disperindagkop adalah dinas

yang mengemban tugas sebagai implementor yang membangun perekonomian di

Kota Serang, sudah sewajarnya jika UPTD pasar Disperindagkop juga bisa

membantu karena ini adalah tugasnya, dari jumlah petugas sudah cukup, sudah ada

tugasnya masing-masing. Sesuai dengan yang dikatakan oleh Sekertaris Camat

Kecamatan Walantaka. Beliau mengatakan:

“Sudah sesuai menurut saya, ada dinas yang terkait dengan tugasnya

mengenai PKL ini. Untuk di sini sudah cukup, PKL di sini enggak banyak

jumlahnya.” (Wawancara: Selasa 29 Desember 2015 11.00 WIB. Kantor

Kecamatan Walantaka)

Berdasarkan wawancara dengan I1.10 dapat diketahui bahwa petugas yang ada

sudah sesuai dengan tugasnya dan bidangnya. Jumlah pegawainya di Kecamatan

Walantaka juga sudah cukup karena tidak banyak PKL yang ada di wilayah

Kecamatan Walantaka. Seperti yang dikatakan oleh Kasi Ekonomi Pembangunan

Kecamatan Kasemen. Beliau mengatakan:

Page 115: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

115

“Sdm untuk penataan PKL di Kecamatan Kasemen sudah sesuai menurut

saya, di setiap Kecamatan pasti ada Satpol PP yang bertugas menata PKL.

Tim pelaksana dalam perda juga yang saya lihat sudah sesuai dengan

tugasnya, sesuai dengan bidangnya. Jumlahnya enggak banyak, tapi cukup

untuk Kasemen.” (Wawancara: Rabu 25 November 2015 13.00 WIB. Kantor

Kecamatan Kasemen)

Menurut hasil wawancara dengan I1.9 mengatakan bahwa setiap di

Kecamatan sudah pasti ada Satpol PP yang bertugas menertibkan Pedagang Kaki

Lima di Kecamatannya masing-masing. Untuk di Kecamatan Kasemen sudah cukup

dan sesuai jika untuk di wilayah Kecamatan Kasemen saja.

Pernyataan I1.9 yang menganggap bahwa sudah sesuainya sumber daya yang

ada dan pernyataan tersebut diperkuat dengan pernyataan oleh Sekertaris Camat

Kecamatan Taktakan. Beliau mengatakan:

“Sudah ya. Kecamatan Taktakan ada Satpol PP yang ngurusin PKL, dan

mereka siap kapan saja. Anggota Satpol PP Kecamatan sudah cukup, paling

kita minta bantuan beberapa anggota Satpol PP Kota Serang untuk

pelaksanaannya.” (Wawancara: Senin 23 November 2015 10.00 WIB.

Kantor Kecamatan Taktakan)

Menurut I1.8 sumber daya yang ada sudah sesuai dengan tugasnya, di

Kecamatan Taktakan ada Satpol PP yang bertugas menangani Pedagang Kaki Lima,

jika jumlah dari petugas suatu saat kekurangan, pihak Kecamatan Taktakan biasa

minta bantuan kepada Satpol PP Kota Serang yang sudah siap bertugas. Hal senada

juga disampaikan oleh Kasi Trantib Kecamatan Curug. Beliau mengatakan:

“Kalau di Kecamatan Curug sendiri sudah sesuai ya, karena kita juga ada

Satpol PP Kecamatan yang membantu. Di Kecamatan Curug sini, petugas

penertiban PKL sudah cukup, PKL enggak banyak di sini.” (Wawancara:

Selasa 24 November 2015 13.00 WIB. Kantor Kecamatan Curug)

Page 116: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

116

Berdasarkan wawancara dengan I1.8 dan I1.7 bisa diketahui bahwa Satpol PP

Kecamatan tidak mempunyai banyak anggota, karena pada intinya Satpol PP

Kecamatan dibutuhkan hanya pada saat-saat tertentu saja. Kecamatan juga bisa

meminta bantuan Satpol PP Kota Serang dengan alasan menertibkan wilayahnya.

Hal tersebut juga di kuatkan oleh penyataan dari Sekertaris Camat Kecamatan

Cipocok Jaya. Beliau mengatakan:

“SDM di Kecamatan menurut saya pribadi sudah sesuai, ada tim yang saya

pikir cocok untuk menangani masalah PKL ini. Satpol PP KecamatanCipocok

hanya ada 8 anggotanya, kalau di lapangan kadang terjadi kekurangan

personel dari Satpol PP Kota Serang, kita pasti bantu sebisa mungkin.”

(Wawancara: Selasa 1 Desember 2015 09.00 WIB. Kantor Kecamatan Cipocok

Jaya)

Dari pernyataan yang diungkapkan oleh I1.6 sama seperti yang diungkapkan

oleh Kasi Trantib Kecamatan Serang. Beliau mengatakan:

“Disperindagkop Kota Serang, Satpol PP dan Kecamatan yang terkait

menurut saya sudah sesuai, semua sudah ada kaitannya dengan PKL yang

dituju. Kadang Satpol PP Kota Serang juga minta bantuan kita yaa, kita juga

enggak banyak punya anggota, cuma ada 6, tapi siap untuk membantu.”

(Wawancara: Jumat 27 November 2015 09.00 WIB. Kantor Kecamatan

Serang)

Berdasarkan wawancara dengan I1.6 dan I1.5 dapat diketahui bahwa Satpol PP

Kota Serang juga membutuhkan banyak personel dalam pelaksanaanya, maka dari

itu tak jarang antara Satpol PP Kota Serang dengan Satpol PP Kecamatan saling

membantu menambah personel dalam pelaksanaan penataan dan pemberdayaan

Pedagang Kaki Lima. Pola koordinasi yang dilakukan selama ini adalah dengan

cara Satpol PP Kota Serang mengirim surat pernyataan bahwa ada pelaksanaan

Page 117: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

117

mengenai PKL yang membutuhkan tambahan personel dari Kecamatan terkait,

surat tersebut dikirim sebelum pelaksanaanya.

Berdasarkan pernyataan di atas, dalam kenyataannya bukan hanya Satpol PP

Kota Serang dan Satpol PP Kecamatan saja yang ikut andil dalam penataan dan

pemberdayaannya, melainkan dari masyarakat dan organisasi yang menaungi

Pedagang Kaki Lima di Kota Serang juga ikut andil dalam persoalan tersebut

karena keterkaitannya dengan semua Pedagang Kaki Lima di Kota Serang. seperti

yang diungkapkan oleh Ketua Paguyuban Pedagang Kaki Lima Kota Serang

(PPKLI). Beliau mengatakan:

“Kalau untuk petugas yang siap dalam membantu dari PPKLI Kota Serang,

ada. Jumlahnya ada sekitar 9 orang yang siap. 9 orang cukup untuk membantu

Satpol PP Kota Serang, karena nanti juga ada bantuan petugas dari

Kecamatan.” (Wawancara: Kamis 24 Desember 2015 10.00 WIB. Kediaman

Informan, Cikepuh.)

Seperti yang diungkapkan oleh I2.2 yang mengatakan bahwa jumlah dari

anggota yang sudah siap membantu Satpol PP dalam pelaksanaannya berjumlah 9

orang. Selain dari organisasi yang menaungi Pedagang Kaki Lima, ada juga dari

beberapa masyarakat sekitar yang membantu dalam menata grobaknya sendiri atau

gerobak dari sanak saudaranya. Seperti yang dikatakan oleh Pengguna Jalan Raya.

Beliau mengatakan:

“Saya pernah lihat ada beberapa warga setempat yang ikut dalam

penertiban itu. Yang saya lihat sih sudah cukup, walaupun enggak banyak

warga yang membantu yaa..” (Wawancara: Rabu 27 Januari 2016 14.00

WIB. Alun-alun Kota Serang)

Page 118: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

118

Dari pernyataan I2.3 yang mengatakan bahwa ada beberapa warga setempat

yang membantu pelaksanaannya di lokasi. Hal ini juga dibenarkan oleh Sekertaris

Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang. Beliau mengatakan bahwa:

“Sudah sesuai kalau di Satpol PP Kota Serang ya, tim saya sudah dapat

pelatihan khusus dalam penanganan masalah PKL. Kalau untuk pegawai sih

sudah cukup di sini, tapi untuk pelaksana di lapangan itu masih kurang, kita

Cuma bisa turunin 10 personel dari 1 tim, paling banyak ya 15. Padahal

kalau dilihat di lapangan, PKL itu malah bisa lebih banyak dan lebih ganas

dari kita. Sudah sesuai kalau di Satpol PP Kota Serang ya, tim saya sudah

dapat pelatihan khusus dalam penanganan masalah PKL. Kalau untuk

pegawai sih sudah cukup di sini, tapi untuk pelaksana di lapangan itu masih

kurang, kita Cuma bisa turunin 10 personel dari 1 tim, paling banyak ya 15.

Padahal kalau dilihat di lapangan, PKL itu malah bisa lebih banyak dan

lebih ganas dari kita.” (Wawancara: Kamis 17 Desember 2015 09.00 WIB.

Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang)

Dari pernyataan I1.4 bisa diketahui bahwa anggota dari Satpol PP juga

sebenarnya kekurangan dalam pelaksanaanya di lapangan, maka dari itu Satpol PP

Kota Serang meminta bantuan dari berbagai lembaga yang terkait dengan aktivitas

Pedagang Kaki Lima di wilayahnya.

Setelah peneliti mewawancarai semua informan, mengobservasi, dan melihat

dokumentasi terkait sumber daya ini terutama dalam hal sumber daya manusia

dapat menarik kesimpulan bahwa implementor sudah sesuai dengan tugas dan

bidangnya masing-masing. Seperti Setda Kota Serang sebagai ketua pelaksana,

Disperindagkop Kota Serang sebagai pelaksana, Satpol PP Kota Serang sebagai

penegak Perda dan Kecamatan sebagai dinas yang bertugas mengontrol wilayahnya

sekaligus sebagai dinas yang melakukan pendataan PKL di wilayahnya. Namun

jumlah dari Satpol PP atau penegak Perda tersebut masih ada yang kekurangan,

Page 119: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

119

selama ini masih ada bantuan Satpol PP dari Kecamatan dan mekanisme bantuan

Satpol PP tersebut ialah dengan cara Satpol PP Kota Serang mengirim surat kepada

Kecamatan mengenai bantuan petugas pelaksana yang diberikan satu hari sebelum

pelaksanaan.

4.3.2.2 Sumber Daya Anggaran

Dalam suatu pelaksanaan kebijakan, sumber daya anggaran sangat vital

perannya karena dengan adanya anggaran yang lancar diberikan kepada dinas

terkait, besar harapan pelaksanaanya berjalan dengan lancar juga. Adanya anggaran

di setiap implementasi akan menggerakkan suatu lembaga bisa menjalankan dengan

cepat, anggaran yang dikhususkan untuk Kebijakan Penataan dan Pemberdayaan

Pedagang Kaki Lima di Kota Serang ini membutuhkan lumayan banyak dalam

pelaksanaanya, karena penataan dan pemberdayaan bukan hanya membenahi lokasi

Pedagangan Kaki Lima yang sudah ada, melainkan memberikan atau menyediakan

tempat baru bagi Pedagang Kaki Lima yang harus ditata ulang oleh Pemerintah

Daerah.

Seperti yang dikatakan oleh Van Metter dan Van Horn bahwa sumber daya

kebijakan (policy resources) tidak kalah pentingnya dengan komunikasi. Sumber

daya kebijakan ini juga harus tersedia dalam rangka untuk memperlancar

administrasi implementasi suatu kebijakan. Sumber daya ini terdiri atas dana atau

insentif lain yang dapat memperlancar pelaksanaan suatu kebijakan. Kurangnya

dana atau insentif lain dalam implementasi kebijakan adalah merupakan sumbangan

besar terhadap gagalnya implementasi kebijakan.

Page 120: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

120

Dengan adanya anggaran yang sudah ada, Pemerintah Daerah Kota Serang

memulai dengan memperbaiki Pedagang Kaki Lima yang ada di beberapa jalan

protokol Kota Serang, kondisi tersebut dibenarkan juga oleh Kasi Trantib

Kecamatan Serang. Beliau mengatakan:

“Semua anggaran kita didapat dari APBD, pemerintah Kota Serang mulai

serius dalam penanganan PKL. Sudah ada beberapa yang di relokasi, mulai

dari pedagang yang ada di stadion, wlaupun sifatnya sementara. Selain itu

ada pedagang di pasar rau juga yang nantinya akan di pindahkan ke dalam

RTC yang semula ada di luar RTC.”(Wawancara: Jumat 27 November 2015

09.00 WIB. Kantor Kecamatan Serang)

Berdasarkan wawancara dengan I1.5 dapat diketahui bahwa anggaran yang

ada selama ini didapat dari APBD Kota Serang. Pernyataan tersebut dikuatkan

dengan pernyataan oleh Sekertaris Camat Kecamatan Taktakan. Beliau

mengatakan:

“Anggaran itu bisa kita dapat dari APBD Kota Serang. Kota Serang sudah

siap untuk anggaran ini yaa saya pikir.”(Wawancara: Senin 23 November

2015 10.00 WIB. Kantor Kecamatan Taktakan)

Dari wawancara dengan I1.5 dan I1.8 bisa kita ketahui bahwa pemerintah

daerah Kota Serang sudah siap, terbukti dari sudah adanya beberapa tempat di Kota

Serang yang di benahi lokasinya yang di dapat dari Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD), ada yang sudah permanen dan ada juga yang sifatnya

masih sementara, karena Pemerintah Daerah Kota Serang sudah mulai serius dalam

mengatasi masalah Pedagang Kaki Lima.

Pernyataan tersebut juga di benarkan oleh Kasi Pengelolaan dan

Pengembangan Pasar Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Serang

(Disperindagkop). Beliau mengatakan:

Page 121: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

121

“Yang kita dapat anggaran selama ini dari APBD Kota Serang, dan menurut

saya pribadi anggaran yang ada untuk pelaksanaan kebijakan ini sudah

cukup.” (Wawancara: Selasa 22 Desember 2015 11.00 WIB. Kantor

Disperindagkop Kota Serang)

Setelah melakukan wawancara dengan I1.1 yang mengatakan bahwa anggaran

yang digunakan untuk pelaksanaan didapat dari APBD Kota Serang, dan selama ini

anggaran tersebut sudah cukup. Sama seperti yang dikatakan oleh Kepala UPTD

Pasar Disprindagkop Kota Serang. Beliau mengatakan:

“Sumber anggaran dari APBD. Menurut saya sudah cukup, toh kita dengan

jumlah anggaran yang didapat bisa memberikan tenda baru dan lain-lainnya

untuk PKL.” (Wawancara: Selasa 15 Desember 2015 10.00 WIB. Kantor

UPTD Pasar Disprindagkop, Pasar Rau)

Dari wawancara dengan I1.1 dan I1.2 dapat diketahui bahwa anggaran yang

selama ini yang digunakan untuk penataan dan pemberdayaan Pedagang Kaki Lima

di Kota Serang adalah berasal dari APBD. Dengan anggaran yang sudah diberikan,

dinas terkait sudah bisa membenahi beberapa PKL, walaupun hanya dengan

memberikan tenda untuk pedagang yang belum di relokasi.

Sesuai dengan tanggapan dari Sekertaris Satuan Polisi Pamong Praja Kota

Serang. Beliau mengatakan:

“Anggaran kita dapat dari APBD, dan menurut saya sudah cukup kalau

untuk penertiban saja ya.”(Wawancara: Kamis 17 Desember 2015 09.00

WIB. Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang)

Berdasarkan hasil wawancara dengan I1.4 dapat diketahui bahwa anggaran

selama ini yang diterima untuk pelaksanaan kebijakan berasal dari APBD dan

sejauh ini sudah cukup dengan anggaran yang ada. Sama seperti tanggapan yang

diungkapkan oleh Kasi Trantib Kecamatan Curug yang mengatakan:

Page 122: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

122

“Anggaran untuk Kecamatan selama ini di dapat dari APBD Kota Serang.”

(Wawancara: Selasa 24 November 2015 13.00 WIB. Kantor Kecamatan

Curug)

Berdasarkan wawancara dari I1.4 dan I1.7 bisa kita ketahui bahwa anggaran

yang selama ini didapat dari APBD, yang nantinya akan di salurkan untuk penataan

Pedagang Kaki Lima di wilayahnya.

Pernyataan singkat dari I1.7 juga di kuatkan oleh Sekertaris Camat Kecamatan

Walantaka. Beliau mengatakan:

“Anggaran didapat dari APBD ya, jadi saya rasa sudah cukup karena

pemerintah Kota Serang juga tau kondisi di Kecamatan Walantaka ini.”

(Wawancara: Selasa 29 Desember 2015 11.00 WIB. Kantor Kecamatan

Walantaka)

Sama seperti yang dikatakan oleh I1.10 di atas, Kasi Ekonomi Pembangunan

Kecamatan Kasemen juga mengatakan bahwa:

“Anggaran sudah cukup ya, tinggal jadwal pelaksanaan aja yang harus

tepat, biar ga molor waktunya. Anggaran di dapat selama ini ya dari

APBD.”(Wawancara: Rabu 25 November 2015 13.00 WIB. Kantor

Kecamatan Kasemen)

Pernyataan dari I1.9 dan I1.10 juga diperkuat oleh Sekertaris Camat Kecamatan

Cipocok Jaya yang mengatakan bahwa:

“Kita dapat anggaran untuk penanganan PKL ini dari APBD, tapi kalau

Disperindagkop mungkin dapat dari APBD atau apbn juga. Dan dengan

anggaran yang ada, Kecamatan Cipocok sendiri cukup untuk sekedar

penataan dan pemberdayaan PKL.”(Wawancara: Selasa 1 Desember 2015

09.00 WIB. Kantor Kecamatan Cipocok Jaya)

Menurut wawancara dengan I1.6 dapat diketahui bahwa anggaran yang

didapat semuanya dari APBD, dari Kecamatan sudah siap dengan anggaran yang

ada dan dengan petugas yang ada. Dari wawancara di atas bisa diketahui bahwa

Page 123: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

123

Kecamatan menerima anggaran dari APBD dan harus siap dengan anggaran yang

ada dengan kinerja yang maksimal dan dibantu dengan dinas terkait lainnya.

Semua pernyataan jika anggaran di dapat dari APBD itu dibenarkan oleh

Kasubag Perundang – Undangan Bagian Hukum Setda Kota Serang yang

mengatakan bahwa:

“Anggaran yang di dapat untuk pelaksanaan perda ini ya berasal dari

APBD Kota Serang untuk penyediaan tempat PKL” (Wawancara: Rabu 6

Januari 2016 10.00 WIB. Kantor Sekertariat Daerah Kota Serang)

Berdasarkan wawancara dengan I1.3 yang mengatakan bahwa Sekertariat

Daerah Kota Serang membenarkan bahwa anggaran yang didapat untuk penataan

dan pemberdayaan ini dari APBD dan memang jelas diperuntukan agar

pelaksanaannya berjalan dengan lancar.

Berbeda dengan hasil wawancara dari beberapa dinas yang terkait tentang

anggaran yang didapat, Ketua Paguyuban Pedagang Kaki Lima Kota Serang

(PPKLI) mengatakan bahwa:

“PPKLI belum bekerjasama dengan pemerintah, jadi anggaran yang didapat

yaa dari uang kas yang terkumpul. Tapi kalau anggaran yang di dapat untuk

instansi, itu dari APBD menurut saya.”(Wawancara: Kamis 24 Desember

2015 10.00 WIB. Kediaman Informan, Cikepuh.)

Menurut wawancara dengan I2.2 PPKLI belum bekerja sama dengan

pemerintah daerah sehingga tidak mendapatkan anggaran dalam membantu

penertiban PKL yang ada di Kota Serang. PPKLI selama ini menggunakan dana

yang didapat dari kas yang terkumpul.

Page 124: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

124

Sumber daya anggaran sangat penting bagi berjalannya sebuah pelaksanaan,

tidak dipungkiri bahwa kekuatan dana yang ada bisa menjadi pemacu lancarnya

sebuah pelaksanaan atau perintah yang harus dijalankan.

4.3.2.3 Sumber Daya Sarana dan Prasarana

Sumber Daya Sarana dan Prasarana adalah bukan lagi sekedar indikator

kesuksesan suatu pelaksanaan kebijakan pemerintah daerah, melainkan suatu

kebutuhan bagi dinas dalam pelaksanaannya dan kebutuhan juga bagi masyarakat

sebagai penerima sarana dan prasarana sekaligus pengguna sarana dan prasarana

yang ada, khususnya yang ada di Kota Serang.

Dalam pelaksanaan kebijakan akan mewujudkan suatu tujuan yang

diinginkan jika suatu dinas terkait mempunyai akses yang tidak menyulitkan dalam

menjalankan tugasnya, seperti Disperindagkop Kota Serang yang mempunyai

kendaraan operasional yang selama ini digunakan untuk membantu pelaksanaan

pada saat di lapangan, kondisi tersebut di katakan oleh Kasi Pengelolaan dan

Pengembangan Pasar Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Serang

(Disperindagkop), beliau mengatakan:

“Disperindagkop Kota Serang ada kok kendaraan operasional, kita punya

satu mobil untuk menuju ke lokasi PKL, sekalian untuk angkut barang-

barang yang dibutuhin.”(Wawancara: Selasa 22 Desember 2015 11.00 WIB.

Kantor Disperindagkop Kota Serang)

Seperti yang dikatakan oleh I1.1, Disperindagkop mempunyai satu buah

kendaraan operasional berupa mobil yang selama ini digunakan untuk membawa

barang-barang yang dibutuhkan pada saat pelaksanaan di lapangan. Selain

Page 125: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

125

Disperindagkop yang mempunyai mobil untuk peninjauan ke lapangan. Dalam

pembahasan tentang sarana dan prasarana ini, Sekertaris Satuan Polisi Pamong

Praja Kota Serang memberikan keterangan yang sama, beliau mengatakan:

“Sarana dan prasarana cukup buat kita, mau minta apalagi. Mobil truk ada

satu, mobil operasional anggota ada satu”(Wawancara: Kamis 17 Desember

2015 09.00 WIB. Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang)

Berdasarkan wawancara dengan I1.4, Satpol PP Kota Serang mempunyai

kendaraan operasional berupa satu mobil truk dan satu mobil operasional anggota.

Semua digunakan untuk penertiban Pedagang Kaki Lima yang ada di Kota Serang,

selain itu juga dua kendaraan operasional Satpol PP ini sangat bermanfaat untuk

mengangkut barang dari pedagang yang diangkut dan dibawa ke Kantor Satpol PP

Kota Serang. Selain dari Disperindagkop dan Satpol PP Kota Serang, ada juga

Kecamatan Serang yang memiliki kendaraan operasional berupa mobil. Seperti

yang di katakana oleh Kasi Trantib Kecamatan Serang yang mengatakan:

“Cukup, Kecamatan punya fasilitas satu mobil khusus untuk Satpol PP. saya

rasa cukup untuk kegiatan”(Wawancara: Jumat 27 November 2015 09.00

WIB. Kantor Kecamatan Serang)

Dari pernyataan yang diungkapkan oleh I1.5, Kecamatan Serang mempunyai

satu buah mobil untuk kendaraan operasional yang berguna untuk penanganan

Pedagang Kaki Lima yang ada di Kecamatan Serang.

UPTD Pasar Disperindagkop Kota Serang juga mempunyai kendaraan

operasional berupa motor untuk membantu pegawai dalam menuju ke lokasi

pelaksanaan. Seperti yang diungkapkan oleh Kepala UPTD Pasar Disprindagkop

Kota Serang yang menyatakan bahwa:

Page 126: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

126

“Kalau fasilitas sih UPTD pasar ini ada dua motor, yang kegunaannya ya

untuk meninjau pasar setiap harinya, dua motor juga cukup kok”

(Wawancara: Selasa 15 Desember 2015 10.00 WIB. Kantor UPTD Pasar

Disprindagkop, Pasar Rau.)

Menurut I1.2, UPTD Pasar Disperindagkop Kota Serang mengatakan bahwa

dengan kendaraan motor sudah cukup untuk menijau ke beberapa pasar yang akan

dilakukan penataan dan pemberdayaan di Kota Serang.

Hampir semua dinas mempunyai kendaraan operasional, termasuk di kantor

Kecamatan juga sudah pasti mempunyai kendaraan operasional. Seperti yang di

katakana oleh Sekertaris Camat Kecamatan Taktakan yang mengatakan:

“Ada dua motor untuk fasilitas di Kecamatan, ya termasuk fasilitas untuk

pelaksanaan masalah PKL ini juga” (Wawancara: Senin 23 November 2015

10.00 WIB. Kantor Kecamatan Taktakan)

Dengan memiliki dua kendaraan operasional berupa motor yang berguna

untuk melaksanakan Kebijakan Tentang Penataan dan Pemberdayaan Pedagang

Kaki Lima di wilayah Kecamatan Taktakan.

Sama seperti yang diungkapkan oleh I1.8 yang memiliki sebuah motor untuk

operasional dinas dalam pelaksanaan kebijakan, Sekertaris Camat Kecamatan

Walantaka juga mengatakan:

“Ada tuh motor untuk fasilitas pegawai, bermanfaat juga kok untuk kegiatan

penanganan PKL”(Wawancara: Selasa 29 Desember 2015 11.00 WIB.

Kantor Kecamatan Walantaka).

Berdasarkan wawancara dengan I1.10 yang mengatakan bahwa Kecamatan

Walantaka mempunyai kendaraan operasional berupa motor yang selama ini masih

digunakan untuk semua kegiatan, termasuk penanganan PKL. Dengan ketercukupan

Page 127: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

127

mengenai sarana dan prasarana ini juga diungkapkan oleh Kasubag Perundang –

Undangan Bagian Hukum Setda Kota Serang yang mengatakan:

“Sarana dan prasarana menurut saya sudah cukup kayanya, fasilitas juga

cukup untuk koordinasi dengan beberapa dinas.” (Wawancara: Rabu 6

Januari 2016 10.00 WIB. Kantor Sekertariat Daerah Kota Serang)

Sarana yang sudah ada sudah cukup seperti yang diungkapkan I1.3 juga

dibenarkan oleh Kasi Trantib Kecamatan Curug. Beliau mengatakan:

“Fasilitas sudah cukup, kalau hanya untuk meninjau lokasi selama ini.”

(Wawancara: Selasa 24 November 2015 13.00 WIB. Kantor Kecamatan

Curug)

Berdasarkan wawancara dengan I1.7 yang mengatakan bahwa fasilitas yang

ada di Kantor Kecamatan Curug sudah cukup, jarak antara lokasi pedagang tidak

terlalu jauh. Selain itu juga jumlah Pedagang Kaki Lima di Kecamatan Curug tidak

terlalu banyak karena mayoritas masyarakat Kecamatan Curug berjualan ke pasar-

pasar yang ada di luar daerah Kecamatan Curug.

Ada juga komentar tentang sarana dan prasarana yang ada di Kecamatan,

seperti yang diungkapkan Kasi Ekonomi Pembangunan Kecamatan Kasemen yang

mengatakan:

“Di Kasemen sudah cukup, ada beberapa kendaraan untuk para pegawai

menuju lokasi PKL.”(Wawancara: Rabu 25 November 2015 13.00 WIB.

Kantor Kecamatan Kasemen)

Menurut pernyataan yang diungkapkan oleh I1.9 bahwa di Kecamatan

Kasemen memiliki kendaraan operasional berupa motor yang berguna untuk

menuju ke lokasi atau langsung ke pasar ke daerah pelaksanaan penataan dan

pemberdayaan Pedagang Kaki Lima di daerah Kecamatan Kasemen. Berbeda

Page 128: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

128

dengan pernyataan yang diungkapkan oleh I1.9, bahwa ada Kantor Kecamatan yang

masih menyayangkan belum lengkapnya fasilitas untuk pelaksanaan kebijakan

penataan dan pemberdayaan Pedagang Kaki Lima. Seperti yang diungkapkan oleh

Sekertaris Camat Kecamatan Cipocok Jaya. Beliau mengatakan:

“Di Kecamatan Cipocok ini jujur ya menurut saya sarana dan prasarana

masih kurang kalau untuk penanganan PKL, untuk kendaraan

operasionalnya saja saya rasa masih kurang, cuma ada motor”(Wawancara:

Selasa 1 Desember 2015 09.00 WIB. Kantor Kecamatan Cipocok Jaya)

Menurut wawancara dengan I1.6, beliau mengungkapkan bahwa kendaraan

operasional kantor dengan hanya sebuah motor masih dirasa kurang dalam kegiatan

pelaksanaan kebijakan. Selama ini pegawai yang bertugas untuk meninjau

Pedagang Kaki Lima menggunakan kendaraannya masing-masing.

Memiliki kendaraan operasional untuk sebuah kantor dinas sangat penting

perannya, karena kendaraan operasional sangat diperlukan dalam kegiatan diluar

ruangan seperti peninjauan lokasi di beberapa tempat khususnya di Kota Serang,

sayangnya masih ada beberapa kantor dinas yang masih kekurangan memiliki

kendaraan operasional untuk beberapa kegiatan.

4.3.2.4 Sumber Daya Waktu

Dalam sebuah kebijakan memiliki waktu yang harus dijadwalkan,

Pemerintah Daerah harus bisa mengatur jadwal tersebut agar tidak saling tumpang

tindih dengan kebijakan daerah lainnya. Sumber daya waktu adalah merupakan

indikator penting dalam sebuah pelaksanaan kebijakan, dengan adanya sumber daya

Page 129: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

129

waktu, pemerintah daerah bisa mengetahui kapan kebijakan itu harus dilakukan dan

kapan kebijakan itu sudah harus selesai.

Menurut Van Meter dan Van Horn, sumber daya waktu merupakan indikator

penentu pemerintah dalam merencanakan dan melaksanakan kebijakan. Dalam

kebijakan tentang penataan dan pemberdayaan Pedagang Kaki Lima di Kota Serang

ini, pemerintah daerah Kota Serang sudah mulai melakukan penataan Pedagang

Kaki Lima di Kota Serang, seperti yang dikatakan oleh Kasi Pengelolaan dan

Pengembangan Pasar Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Serang

(Disperindagkop), beliau mengatakan:

“Dengan waktu yang ada, kami sudah berusaha dengan optimal sesuai

dengan waktu yang ditentukan. Saya rasa cukup”(Wawancara: Selasa 22

Desember 2015 11.00 WIB. Kantor Disperindagkop Kota Serang)

Berdasarkan wawancara dengan I1.1 Dengan waktu yang ada, Disperindagkop

Kota Serang sudah berusaha dengan optimal sesuai dengan waktu yang ditentukan.

Dengan faktanya, Disperindagkop selama ini sudah melakukan beberapa penataan

kepada Pedagang Kaki Lima di Kota Serang, mulai dengan memberikan tenda

sampai merelokasi pedagang. Pernyataan tersebut juga di benarkan oleh Kepala

UPTD Pasar Disprindagkop Kota Serang, beliau mengatakan:

“Disprindagkop sangat memanfaatkan waktu yang ada ya menurut saya,

sejauh ini juga sudah ada beberapa lokasi PKL yang

diberdayakan”(Wawancara: Selasa 15 Desember 2015 10.00 WIB. Kantor

UPTD Pasar Disprindagkop, Pasar Rau.)

Berdasarkan wawancara dengan I1.2 yang mengatakan bahwa Disperindagkop

sudah sangat memanfaatkan waktu yang ada, sejauh ini sudah ada beberapa lokasi

Page 130: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

130

Pedagang Kaki Lima yang diberdayakan. Disperindagkop dan Uptd pasar sudah

memberikan kebutuhan pedagang, sedikit demi sedikit semua pedagang yang ada di

sekitar pasar sudah mulai di tata.

Dalam penataannya, waktu yang dibutuhkan tidak terlalu lama karena hanya

melakukan penataan yaitu memperindah lokasi pedagang yang sudah ada. Seperti

yang dikatakan oleh Kasi Trantib Kecamatan Curug, beliau mengatakan:

“Saya rasa waktunya sudah cukup untuk Kecamatan menata PKL”

(Wawancara: Selasa 24 November 2015 13.00 WIB. Kantor Kecamatan

Curug)

Menurut I1.7 waktu yang diberikan sudah cukup untuk Kecamatan menata

pedagang. Dengan waktu yang ada, Kecamatan bisa dengan cepat melakukan

sosialisasi kepada pedagang. Seperti yang dikatakan oleh Sekertaris Camat

Kecamatan Taktakan, beliau mengatakan:

“Waktu yang diberikan sudah cukup saya rasa, kami melakukan penataan

dan pemberdayaan ini kepada PKL di Kecamatan Taktakan bisa

melakukannya dengan waktu yang diberikan. Walaupun baru beberapa PKL

yang kami tata dan berdayakan.” (Wawancara: Senin 23 November 2015

10.00 WIB. Kantor Kecamatan Taktakan)

Menurut wawancara yang dilakukan dengan I1.8 dapat diketahui bahwa

Kecamatan Taktakan sudah melakukannya dengan maksimal, terbukti dengan

pelaksanaannya yang sudah dilakukan ke beberapa pedagang yang ada di daerah

Taktakan. Pada dasarnya Disperindagkop tidak memberikan tenggang waktu yang

ditetapkan, Disperindagkop hanya menyarankan untuk pihak Kecamatan bisa

melakukan dengan cepat dalam kegiatan sosialisasinya kepada pedagang, seperti

yang dikatakan oleh Sekertaris Camat Kecamatan Walantaka, beliau mengatakan:

Page 131: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

131

“Disperindagkop ga kasih harus berapa hari dalam penyelesaian

pelaksanaannya, tapi Disperindagkop menyarankan untuk cepat

menyelesaikan dan kita sudah semaksimal mungkin untuk cepat

menyelesaikannya.”(Wawancara: Selasa 29 Desember 2015 11.00 WIB.

Kantor Kecamatan Walantaka)

Menurut I1.10, Disperindagkop tidak memberikan tenggang waktu mengenai

kapan kebijakan harus selesai dilakukan, Disperindagkop hanya menyarankan agar

Kecamatan bisa dengan cepat melakukan sosialisasi kepada pedagang. Sama seperti

yang dikatakan oleh Sekertaris Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang, beliau

mengatakan:

“Kalau Satpol PP sih tinggal pelaksanaan yaa, kita ga pernah dikasih batas

waktu tertentu dari Disperindagkop selaku dinas yang berkoordinasi dengan

kita, tapi kita pasti selesaikan secepat mungkin.”(Wawancara: Kamis 17

Desember 2015 09.00 WIB. Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota

Serang)

Berdasarkan wawancara dengan I1.4 yang mengatakan bahwa Satpol PP tidak

diberikan batas waktu, namun Satpol PP menyelesaikan pelaksanaannya secepat

mungkin. Penataan Pedagang Kaki Lima sebenarnya tidak membutuhkan waktu

lama, jika dalam pelaksanaannya meliputi relokasi pedagang mungkin pihak

Kecamatan membutuhkan waktu lebih dalam pemilihan dan pencarian lokasi baru

untuk pedagang. Seperti yang dikatakan oleh Kasi Trantib Kecamatan Serang,

beliau mengatakan:

“Cukup. Penataan PKL saya pikir cuma butuh beberapa hari saja ya. Yang

penting semua SKPD siap. Tapi kalau untuk pemberdayaan PKL khususnya

relokasi PKL, itu memang butuh waktu banyak”(Wawancara: Jumat 27

November 2015 09.00 WIB. Kantor Kecamatan Serang)

Page 132: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

132

Menurut wawancara dengan I1.5 menerangkan bahwa waktu yang diberikan

sudah cukup jika hanya melakukan penataan kepada pedagnag, tapi jika harus

merelokasi pedagang waktu yang diberikan kurang cukup untuk pelaksanaannya.

Seperti yang dikatakan oleh Sekertaris Camat Kecamatan Cipocok Jaya, beliau

mengatakan:

“Waktu dalam penataan PKL ga butuh waktu lama, tapi kalau

pemberdayaan PKL yang harus memberikan tempat atau ruang khusus PKL,

ya butuh waktu lama untuk cari lokasi yang pas.”(Wawancara: Selasa 1

Desember 2015 09.00 WIB. Kantor Kecamatan Cipocok Jaya)

Pernyataan dari I1.6 tersebut diperkuat oleh Kasi Ekonomi Pembangunan

Kecamatan Kasemen, beliau mengatakan:

“Kalau cuma menata PKL sih cukup, tapi untuk merelokasi PKL kan butuh

waktu lebih dan biaya lebih juga dalam memberikan lahan untuk

mereka.”(Wawancara: Rabu 25 November 2015 13.00 WIB. Kantor

Kecamatan Kasemen)

Menurut wawancara dengan I1.6 dan I1.9 bahwa waktu yang diberikan untuk

penataan sudah cukup, namun jika dalam pelaksanaannya harus melakukan

pemberdayaan atau memberikan tuang khusus untuk pedagang akan membutuhkan

waktu yang lebih biaya yang tidak sedikit untuk lahan yang cocok. Dengan

pernyataan tersebut juga dibenarkan oleh Kasubag Perundang – Undangan Bagian

Hukum Setda Kota Serang, beliau mengatakan:

“Sebenarnya kurang membantu dengan waktu yang diberikan, karena kita

membutuhkan waktu lebih untuk mencari lokasi yang pas untuk PKL itu

sendiri.” (Wawancara: Rabu 6 Januari 2016 10.00 WIB. Kantor Sekertariat

Daerah Kota Serang)

Page 133: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

133

Menurut wawancara dengan I1.3 menyatakan bahwa pelaksanaan

pemberdayaan yang mengharuskan memberikan lokasi baru untuk pedagang

membutuhkan waktu yang lebih, karena lokasi yang baru harus lebih baik dan pas

bagi pedagang.

Setelah peneliti mewawancarai semua informan terkait sumber daya ini

terutama dalam hal sumber daya waktu peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa

dalam waktu yang diberikan untuk penataan tidak membutuhkan waktu yang

banyak jika semua SKPD yang terkait bisa menjalankan tugasnya dengan baik dan

cepat. Namun jika dalam pelaksanaannya mengharuskan pemberdayaan atau

merelokasi pedagang, waktu yang diberikan masih dirasa kurang untuk

penyelesaiannya, karena butuh waktu dan biaya lebih dalam mendapatkan lahan

yang cocok untuk pedagang nantinya.

4.3.3 Karakteristik Agen Pelaksana

4.3.3.1 Birokrasi/Lembaga

Pusat perhatian pada agen pelaksana meliputi organisasi formal dan

organisasi informal yang akan terlibat dalam pengimplementasian kebijakan. Hal

ini penting karena kinerja implementasi kebijakan akan sangat dipengaruhi oleh ciri

yang tepat dan cocok dengan para agen pelaksananya. Hal ini berkaitan dengan

konteks kebijakan yang akan dilaksanakan, pada beberapa kebijakan dituntut

pelaksana yang ketat dan disiplin. Pada konteks lain diperlukan agen pelaksana

yang demokratis dan persuasif. Selain itu, cakupan atau luas wilayah menjadi

pertimbangan penting dalam menentukan agen pelaksana kebijakan.

Page 134: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

134

Dalam Peraturan Daerah Kota Serang yang menyangkut penataan dan

pemberdayaan Pedagang Kaki Lima di Kota Serang ini, semua dinas yang terkait

sudah sesuai, seperti yang di katakan oleh Sekertaris Camat Kecamatan Cipocok

Jaya, beliau mengatakan:

“Dilihat dari SKPD terkait di perda, saya rasa sudah sesuai.”(Wawancara:

Selasa 1 Desember 2015 09.00 WIB. Kantor Kecamatan Cipocok Jaya)

Berdasarkan wawancara dengan I1.6 dilihat dari SKPD yang terkait sudah

sesuai. Dengan tugas yang ada, yaitu dalam penataan dan pemberdayaan pedagang

di Kota Serang dirasa sudah cukup dan sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-

masing. Sama seperti yang diungkapkan oleh Sekretaris Camat Kecamatan

Walantaka, beliau mengatakan:

“Menurut saya sudah, semua dinas terkait sudah sesuai dengan tugasnya

masing-masing, jadi sudah pasti tahu apa yang harus dilakukan”

(Wawancara: Selasa 29 Desember 2015 11.00 WIB. Kantor Kecamatan

Walantaka)

Sesuai dengan yang diungkapkan oleh Kepala UPTD Pasar Disprindagkop

Kota Serang, beliau mengatakan:

“Dengan instansi yang ada di perda, saya rasa sudah sesuai.”(Wawancara:

Selasa 15 Desember 2015 10.00 WIB. Kantor UPTD Pasar Disprindagkop,

Pasar Rau.)

Dari wawancara oleh I1.10 dan I1.2 dapat kita ketahui bahwa semua pelaksana

yang ada sudah sesuai dengan tugasnya, dari segi anggota di masing-masing

pelaksananya juga sudah sesuai. Seperti yang diungkapkan oleh Kasi Trantib

Kecamatan Curug, beliau mengatakan:

Page 135: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

135

“Di Kecamatan Curug sudah ada Satpol PP yang menangani PKL, jadi

menurut saya jika di Kecamatan sendiri sudah sesuai impelementornya.

Antar SKPD yang terkait juga sudah sesuai dengan bidangnya”(Wawancara:

Selasa 24 November 2015 13.00 WIB. Kantor Kecamatan Curug)

Senada dengan pernyataan I1.7 di atas, Sekretaris Satuan Polisi Pamong Praja

Kota Serang juga menyatakan hal yang sama, beliau mengatakan:

“Dari SKPD yang terkait di perda ini, saya rasa sudah sesuai. Di tim saya

juga sudah sesuai, anggota kita sudah kompeten dalam

bidangnya.”(Wawancara: Kamis 17 Desember 2015 09.00 WIB. Kantor

Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang)

Dari pernyataan I1.7 dan I1.4 bisa diketahui bahwa para pelaksana sudah sesuai

dengan kriteria yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kebijakan ini, selain itu juga

anggota dari pelaksana yang ada sudah dipilih sesuai dengan karakter yang cocok

untuk kebijakannya.

Pernyataan tersebut diperkuat oleh Kasi Pengelolaan dan Pengembangan

Pasar Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Serang

(Disperindagkop), beliau mengatakan:

“Iya sudah sesuai, di kebijakan ini semua dinas terkait PKL ikut andil.

Satpol PP selaku penegak Perda, Kecamatan setempat sebagai instansinya.

Jadi ya sudah sesuai. Kalau dari Disperindagkop sendiri punya tim dalam

penataan PKL, ada dari UPTD Pasar yang membantu sosialisasikan

kebijakan ke PKL maupun ke tokoh setempat.”(Wawancara: Selasa 22

Desember 2015 11.00 WIB. Kantor Disperindagkop Kota Serang)

Seperti yang diungkapkan oleh I1.1 bahwa semua dinas yang terkait sudah

sesuai, semua dinas juga ikut andil dalam pelaksanaannya termasuk Satpol PP Kota

Serang sebagai penegak Perda. Beberapa anggota Disperindagkop ada yang

bertugas untuk membantu petugas Kecamatan setempat dalam memberikan

Page 136: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

136

sosialisasi terkait penataan dan pemberdayaan pedagang yang akan dilakukan di

Kecamatan tersebut.

Dengan pernyataan yang mengatakan bahwa pelaksana di lapangan sudah

sesuai juga dipertegas oleh Kasubag Perundang – Undangan Bagian Hukum Setda

Kota Serang, beliau mengatakan:

“Sudah sesuai, semua yang terkait saya pikir sudah pas sesuai dengan tugas

pokoknya masing-masing, seperti Satpol PP, Disperindagkop juga”

(Wawancara: Rabu 6 Januari 2016 10.00 WIB. Kantor Sekertariat Daerah

Kota Serang)

Sama seperti yang dikatakan I1.3 di atas, Pedagang Kaki Lima di Pasar Royal

Kota Serang, beliau mengatakan:

“Kalau pelaksananya sih sudah sesuai, ada Satpol PP yang biasa kesini.”

(Wawancara: Rabu 27 Januari 2016 16.00 WIB. Pasar Royal Kota Serang)

Dari wawancara dengan I1.3 dan I2.1 di atas dapat diketahui bahwa tim

pelaksana sudah sesuai dengan tugasnya, dan pekerjaan dinas yang terkait juga

sudah sampai kepada pedagang dalam sosialisasi. Selain dari pernyataan pedagang,

peneliti juga mewawancarai pihak Kecamatan yang mengungkapkan hal yang sama,

Sekertaris Camat Kecamatan Taktakan mengatakan bahwa:

“Dari implementor yang ada di Kecamatan sudah sesuai, ada Satpol PP

yang membantu dalam pelaksanaanya.”(Wawancara: Senin 23 November

2015 10.00 WIB. Kantor Kecamatan Taktakan)

Berdasarkan wawancara dengan I1.8 yang mengatakan bahwa implementor

dari Kecamatan sudah sesuai, ada Satpol PP juga yang membantu. Dalam

pelaksanaanya di lapangan, kegiatan sosialisasi tidak hanya dilakukan oleh pihak

Page 137: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

137

Kecamatan, melainkan ada juga bantuan dari Satpol PP yang terkadang datang ke

lokasi Pedagang Kaki Lima.

Tentang sudah sesuainya implementor dalam pelaksanaannya, Kasi Trantib

Kecamatan Serang juga mengatakan bahwa:

“Yang saya lihat sih sudah sesuai ya, ada Disperindagkop Kota Serang juga

yang terkait, karena memang bidangnya Disperindagkop.”(Wawancara:

Jumat 27 November 2015 09.00 WIB. Kantor Kecamatan Serang)

Dari pernyataan yang diungkapkan oleh I1.5 di atas juga dibenarkan oleh Kasi

Ekonomi Pembangunan Kecamatan Kasemen mengatakan bahwa:

“Menurut saya sih sesuai, Disperindagkop sebagai pelaksana, kita orang

Kecamatan sebagai pengontrol dan pemberi ijin di lapangan, Satpol PP

sebagai penegak perda.”(Wawancara: Rabu 25 November 2015 13.00 WIB.

Kantor Kecamatan Kasemen)

Berdasarkan wawancara dengan I1.9 di atas yang menyebutkan bahwa semua

dinas sudah sesuai, Disperindagkop sebagai pelaksana, Kecamatan sebagai

pengontrol dan pemberi ijin, Satpol PP sebagai penegak Perda. Sama seperti yang

diungkapkan oleh Ketua Paguyuban Pedagang Kaki Lima Kota Serang (PPKLI)

beliau mengatakan:

“Menurut saya sudah sesuai. Kita juga biasa ada koordinasi dengan

Disperindagkop Kota Serang dan Satpol PP Kota Serang.”(Wawancara:

Kamis 24 Desember 2015 10.00 WIB. Kediaman Informan, Cikepuh.)

Dari pernyataan I2.2 di atas sesuai seperti yang diungkapkan oleh Pengguna

Jalan Raya yang mengatakan:

“Satpol PP sudah pasti, Disperindagkop juga. Pemerintah daerah sebagai

pembuat keputusan peraturan juga pasti.”(Wawancara: Rabu 27 Januari

2016 14.00 WIB. Alun-alun Kota Serang

Page 138: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

138

Dari pernyataan yang diungkapkan oleh I2.2 dan I2.3 bisa kita ketahui bahwa

semua dinas yang terkait sudah sesuai dengan tugasnya dan berkompeten dalam

bidangnya.

Karakteristik agen pelaksana merupakan salah satu indikator penting dalam

setiap pelaksanaan kebijakan, karena jika dalam pelaksanaanya terdapat pelaksana

yang tidak sesuai dan tidak berkompeten akan menimbulkan masalah di lapangan.

Hal ini sangat dihindari karena menyangkut dengan masyarakat publik dan rawan

menimbulkan benturan kepentingan atau bentrokan antara pedagang dengan

pelaksana di lapangan.

4.3.4 Sikap/Kecenderungan Para Pelaksana

4.3.4.1 Inisiatif

Sikap penerimaan atau penolakan dari agen pelaksana kebijakan sangat

mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan implementasi kebijakan publik. Hal ini

sangat mungkin terjadi karena kebijakan yang dilaksanakan bukanlah hasil

formulasi warga setempat yang mengenal betul permasalahan dan persoalan yang

mereka rasakan. Tetapi kebijakan biasanya bersifat top down yang sangat mungkin

para pengambil keputusan tidak mengetahui bahkan tak mampu menyentuh

kebutuhan, keinginan atau permasalahan yang harus diselesaikan.

Dalam indikator Sikap/Kecenderungan Para Pelaksana ini, terdapat variabel

tentang inisiatif. Variabel inisiatif dalam arti inisiatif dari para pelaksana yang

langsung terjun ke lapangan dan melihat kondisi di sekitar wilayah pedagang yang

sudah ada dalam permasalahan penataan dan pemberdayaan Pedagang Kaki Lima

Page 139: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

139

ini. Inisiatif yang dimaksud adalah meliputi insiatif dari para pelaksana dalam

mencari lokasi yang pas dan tidak mengganggu fasilitas publik lainnya, misal para

pelaksana memilih tempat yang tidak mengesampingkan lingkungan atau merusak

lingkungan alam sekitar. Seperti yang diungkapkan oleh Kasi Pengelolaan dan

Pengembangan Pasar Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Serang

(Disperindagkop), beliau mengatakan:

“Ya sudah pasti, kita sangat memperhatikan lingkungan lokasi baru untuk

relokasi PKL. Kita cari tempat yang tidak merusak lingkungan alam juga,

kita perhatikan pohon-pohon dan kita juga lihat aspek perkembangan

ekonominya”(Wawancara: Selasa 22 Desember 2015 11.00 WIB. Kantor

Disperindagkop Kota Serang)

Menurut I1.1 Disperindagkop Kota Serang sudah melihat dan meninjau lokasi

yang pas untuk melakukan relokasi pedagang ke tempat yang baru dengan tidak

mengesampingkan lingkungan alam yang dipelihara. Seperti yang dikatakan selaku

Kasi Trantib Kecamatan Curug, beliau mengatakan:

“Ya kita lihat kondisi lingkungan di Curug, tapi disini belum ada lokasi

untuk PKL, kita enggak banyak punya lokasi baru untuk PKL.”(Wawancara:

Selasa 24 November 2015 13.00 WIB. Kantor Kecamatan Curug)

Dari pernyataan yang diungkapkan oleh I1.7 di atas yang mengatakan akan

melihat kondisi lingkungan yang nantinya tidak akan mengganggu, namun sampai

saat ini belum menemukan lokasi yang cocok di Kecamatan Curug karena di Curug

sendiri tidak banyak mempunyai lahan untuk pedagang. Begitu juga yang dikatakan

oleh Sekertaris Camat Kecamatan Cipocok Jaya, beliau mengatakan:

“Di Cipocok kita lihat lokasi baru untuk PKL, karena disini juga kita enggak

banyak lokasi pemerintah yang diperuntukan pengembangan ekonomi sektor

informal, jadi ya kita sudah pasti lihat kondisi lingkungan

Page 140: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

140

sekitar.”(Wawancara: Selasa 1 Desember 2015 09.00 WIB. Kantor

Kecamatan Cipocok Jaya)

Seperti yang diungkapkan oleh I1.6 di atas bahwa di Cipocok Jaya akan

ditinjau kembali dalam mencari lokasi bagi pedagang, karena tidak terlalu banyak

lahan kosong milik pemerintah yang ada di Kecamatan Cipocok Jaya. Dalam

pelaksanaannya, pihak Kecamatan harus bisa melihat apakah lokasi yang baru bisa

menumbuhkan minat jual-beli dari pedagang maupun konsumennya. Seperti yang

dikatakan oleh Sekertaris Camat Kecamatan Taktakan, beliau mengatakan:

“Sampai saat ini kita belum menemukan lokasinya, tapi sekarang kita sudah

menentukan lokasi yang dibolehkan atau tidak dibolehkan untuk berjualan

dan kita juga memilih lokasi tersebut sesuai dari kondisi lapangan yang

mendukung kegiatan jual-beli atau tidak.”(Wawancara: Senin 23 November

2015 10.00 WIB. Kantor Kecamatan Taktakan)

Berdasarkan pernyataan dari I1.8 di atas yang mengatakan bahwa sampai saat

ini belum menemukan lokasi atau lahan untuk pedagang berjualan, tapi sekarang

sudah menemukan wilayah yang pas untuk pedagang. Menentukan lahan untuk

berjualan tidak mudah, harus melihat dari berbagai aspek yang mendukung kegiatan

pedagang agar semua bisa diuntungkan, Kecamatan Taktakan sudah menemukan

lokasi wilayahnya, namun belum menemukan lokasi lahan untuk pedagang itu

sendiri. Seperti yang dikatakan oleh Sekertaris Satuan Polisi Pamong Praja Kota

Serang, beliau mengatakan:

“Selain kita melaksanakan apa yang diberikan tugas oleh Disperindagkop

untuk hal ini, kita juga pastinya lihat lokasi. Lokasi yang baru dan lokasi

yang lama, kalau lokasi yang lama benar-benar menggangu atau melanggar

peraturan, ya pasti kita tindak lanjuti. Dan lokasi yang baru kita juga lihat

bagaimana kondisi dan apakah menyelesaikan solusi untuk PKL itu

Page 141: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

141

sendiri.”(Wawancara: Kamis 17 Desember 2015 09.00 WIB. Kantor Satuan

Polisi Pamong Praja Kota Serang)

Dari pernyataan I1.4 di atas dapat di ketahui bahwa selain melaksanakan tugas

yang disosialisasikan oleh Disperindagkop Kota Serang, Satpol PP Kota Serang

juga melihat dan meninjau lokasi yang baru apakah memberikan solusi dalam

kegiatan dari pedagang itu atau tidak. Jika lokasi yang baru tridak menguntungkan

untuk pedagang untuk apa dipindahkan jika tidak menguntungkan untuk pedagang.

Seperti yang dikatakan oleh Kasi Trantib Kecamatan Serang, beliau mengatakan:

“Iya pasti, kita juga enggak sembarangan kasih ijin untuk relokasi kalau

lokasi yang lama masih sangat menguntungkan dan lokasi yang lama

merusak atau tidak menguntungkan untuk PKL.”(Wawancara: Jumat 27

November 2015 09.00 WIB. Kantor Kecamatan Serang)

I1.5 mengatakan bahwa tidak sembarangan dalam menentukan lokasi untuk

pedagang jika lokasi yang lama masih menguntungkan untuk pedagang itu sendiri.

Seperti yang dikatakan oleh Kasi Ekonomi Pembangunan Kecamatan Kasemen,

beliau mengatakan:

“Pasti, kita hanya mengijinkan lokasi yang baru yang nantinya akan

menaikan nilai perekonomian disini, khususnya lokasi atau jalur wisata

religi di kawasan Banten Lama ini.”(Wawancara: Rabu 25 November 2015

13.00 WIB. Kantor Kecamatan Kasemen)

Dari pernyataan yang diungkapkan oleh I1.9 di atas yang mengatakan bahwa

Kecamatan Kasemen hanya mengijinkan untuk lokasi yang benar-benar

menguntungkan pedagang yang ada di Kawasan Religi Banten Lama agar para

pedagang tidak kehilangan mata pencaharian yang selama ini sudah lama dilakukan.

Page 142: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

142

Selain itu juga pihak Kecamatan tidak mau kehilangan eksistensi keberadaan

Kompleks Banten Lama yang selama ini menjadi ikon Kecamatan Kasemen.

Sama seperti yang dikatakan oleh Sekertaris Camat Kecamatan Walantaka

yang mengatakan bahwa:

“Sebenarnya kita juga lihat kondisi lingkungan sekitar, di Pasar Kalodran

pedagang sampai ke bahu jalan, makanya kita berlakukan waktu berjualan

mereka yang ada di bahu jalan sampai siang, sore sudah tidak ada yang

berjualan.”(Wawancara: Selasa 29 Desember 2015 11.00 WIB. Kantor

Kecamatan Walantaka)

I1.10 mengatakan bahwa kondisi sekitar lahan pedagang harus sesuai dengan

kebutuhan, di Pasar Kalodran sebenarnya tempat yang pas, namun ada saja

pedagang yang masih berjualan di bahu jalan, maka dari itu pihak Kecamatan

memberikan jadwal kegiatan jualan untuk para pedagang di bahu jalan hanya siang

hari, sore hari harus sudah tidak ada pedagang yang ada dibahu jalan agar tidak

mengganggu lalu lintas.

Dari semua yang peneliti wawancarai, hampir semua mengatakan bahwa

memilih lokasi untuk berjualan tidaklah mudah, pada intinya membutuhkan

karakteristik dari para pelaksana sebagai penentu dan pemberi lahan bagi pedagang

yang akan direlokasi. Sikap dari pelaksana juga sudah seharusnya bisa menerima

keluhan maupun masukan dari para pelaku usaha di Kota Serang agar bisa

menentukan lahan yang pas dan tidak menimbulkan masalah di lapangan dengan

adanya inisiatif dari pelaksana dalam memberikan lokasi pedagang.

4.3.4.2 Partisipatif

Page 143: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

143

Dalam pelaksanaannya, implementor harus mengetahui betul tentang kondisi

di lokasi yang akan dilakukan penataan karena dengan memahami situasi di sekitar

lokasi, pelaksanaan kebijakan bisa dipastikan berhasil dan tanpa mengalami

kendala. Dalam pelaksanaannya juga, implementor seharusnya bisa ikut partisipasi

dalam pelaksanaan penataan dan pemberdayaannya. Selain dari implementor,

partisipasi juga harusnya datang dari warga sekitar yang membantu dalam

pelaksanaannya. Seperti yang dikatakan oleh Sekertaris Satuan Polisi Pamong Praja

Kota Serang, beliau mengatakan:

“Biasanya ada dari Kecamatan dan warga sekitar yang

membantu.”(Wawancara: Kamis 17 Desember 2015 09.00 WIB. Kantor

Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang)

Sama seperti yang dikatakan oleh Sekertaris Camat Kecamatan Walantaka,

beliau mengatakan:

“Ada, Satpol PP Kecamatan, Satpol PP Kota Serang dan ada juga dari PKL

yang berjualan disitu, bantu menertibkan lapaknya sendiri.”(Wawancara:

Selasa 29 Desember 2015 11.00 WIB. Kantor Kecamatan Walantaka)

Dari wawancara dengan I1.4 dan I1.10 bisa kita ketahui bahwa adanya bantuan

ekternal selain dari Kecamatan yang terkait, yaitu bantuan dari warga dan pedagang

itu sendiri. Sesuai dengan yang dikatakan oleh Sekertaris Camat Kecamatan

Taktakan, beliau mengatakan:

“Masyarakat selama ini membantu dan mendukung kegiatan yang kami

sosialisasikan.”(Wawancara: Senin 23 November 2015 10.00 WIB. Kantor

Kecamatan Taktakan)

Sama seperti yang dikatakan oleh Kasi Trantib Kecamatan Curug, beliau

mengatakan:

Page 144: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

144

“Ada beberapa PKL yang membantu juga penataannya.”(Wawancara: Selasa

24 November 2015 13.00 WIB. Kantor Kecamatan Curug)

Berdasarkan wawancara dengan I1.8 dan I1.7 bisa kita ketahui bahwa ada

bantuan dari pedagang yang merapihkan gerobaknya sendiri sesuai dengan arahan

dari implementor di lapangan. Senada dengan yang dikatakan oleh Kasi Trantib

Kecamatan Serang, beliau mengatakan:

“Kita minta bantuan dari warga atau tokoh masyarakat untuk pelaksanaanya

merapihkan gerobak.”(Wawancara: Jumat 27 November 2015 09.00 WIB.

Kantor Kecamatan Serang)

Ada juga pernyataan dari Kasi Ekonomi Pembangunan Kecamatan Kasemen,

beliau mengatakan:

“Ada, kita juga dibantu sama PKL itu sendiri dan ada juga bantuan dari

warga kelurahan sekitar.”(Wawancara: Rabu 25 November 2015 13.00

WIB. Kantor Kecamatan Kasemen)

Berdasarkan wawancara dengan I1.5 dan I1.9 bisa kita ketahui bahwa pedagang

dan petugas dari Kecamatan saling bekerja sama untuk pelaksanaan penataan

Pedagang Kaki Lima. Seperti yang dikatakan oleh Kepala UPTD Pasar

Disprindagkop Kota Serang, beliau mengatakan:

“Kalau disini ya semua membantu, pedagangnya juga ikut membantu

merapihkan tenda atau gerobaknya yang dipindahkan”(Wawancara: Selasa

15 Desember 2015 10.00 WIB. Kantor UPTD Pasar Disprindagkop, Pasar

Rau.)

Pernyataan dari I1.2 di atas juga diperkuat oleh Kasi Pengelolaan dan

Pengembangan Pasar Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Serang

(Disperindagkop), beliau mengatakan:

Page 145: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

145

“Dari internal ada dari Kecamatan. Kalau eksternal bantuan dari warga

yang kita minta bantuannya, mereka enggak keberatan bantu kita

kok.”(Wawancara: Selasa 22 Desember 2015 11.00 WIB. Kantor

Disperindagkop Kota Serang)

Dari pernyataan yang dikatakan oleh I1.2 dan I1.1 bisa kita ketahui bahwa

adanya bantuan dari warga maupun pedagang yang memiliki gerobak yang sedang

dalam penataan. Ada beberapa yang membantu dalam pelaksanaannya dan tidak

sungkan untuk mengikuti instruksi yang diberikan oleh implementor. Seperti yang

dikatakan oleh Pedagang Kaki Lima di Pasar Royal Kota Serang, beliau

mengatakan:

“Ada beberapa warga sini yang ikut penertiban, ada juga sebagian dari

pedagang di sini yang ikut menertibkan, kalau sudah ada tempat untuk kita

dan tempatnya bagus untuk jualan.”(Wawancara: Rabu 27 Januari 2016

16.00 WIB. Pasar Royal Kota Serang)

Pernyataan dari I2.1 diperkuat oleh Pengguna Jalan Raya, beliau mengatakan

bahwa:

“Saya pernah lihat ada beberapa warga setempat yang ikut dalam

penertiban itu. Yang saya lihat sih sudah cukup, walaupun enggak banyak

warga yang membantu yaa..”(Wawancara: Rabu 27 Januari 2016 14.00 WIB.

Alun-alun Kota Serang)

Dari wawancara dengan I2.1 dan I2.3 di atas dapat kita ketahui bahwa adanya

bantuan dari warga yang ada di sekitar sudah cukup membantu dan warga juga ikut

mendukung program penataan dari pemerintah dengan tidak melakukan

perlawanan. Selain dari warga, bantuan dari eksternal juga datang dari organisasi

yang menaungi Pedagang Kaki Lima di Kota Serang, beliau adalah Ketua

Paguyuban Pedagang Kaki Lima Kota Serang (PPKLI), beliau mengatakan:

Page 146: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

146

“Selama ini kita ikut partisipasi, kalau ada panggilan dari pemerintah

daerah yang meminta bantuan, pasti kita bantu dalam mengembangkan

PKL.” (Wawancara: Kamis 24 Desember 2015 10.00 WIB. Kediaman

Informan, Cikepuh.)

Dari wawancara yang dilakukan dengan I2.2 dapat kita ketahui bahwa selain

bantuan dari warga setempat juga ada bantuan dari PPKLI selaku organisasi yang

menaungi Pedagang Kaki Lima juga ikut andil dalam pelaksanaan Penataan dan

Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima di Kota Serang.

Namun tidak semua Pedagang Kaki Lima yang dengan sukarela membantu

dan mau ikut dalam program pelaksanaan penataan pedagang, ada beberapa

pedagang juga justru menolak keras dalam implementasinya dan memberontak pada

saat pelaksanaannya. Seperti yang dikatakan oleh Sekertaris Camat Kecamatan

Cipocok Jaya, beliau mengatakan:

“Selama ini sih kita dapat bantuan hanya dari Satpol PP Kota Serang, dari

warga sekitar hanya beberapa yang mendukung kebijakan ini.”(Wawancara:

Selasa 1 Desember 2015 09.00 WIB. Kantor Kecamatan Cipocok Jaya)

Dari wawancara dengan I1.6 bisa diketahui bahwa ada beberapa warga yang

justru menolak dengan diadakannya penataan dan pemberdayaan Pedagang Kaki

Lima yang dalam kegiatannya adalah memindahkan lokasi pedagang dari tempat

yang lama ke tempat yang baru yang diberikan dari Pemerintah Daerah.

Partisipasi dari implementor sangat penting dalam pelaksanaannya, karena

dengan cara itu implementor bisa memahami kondisi di sekitar lokasi yang akan

dilakukan penataan dan pemberdayaan. Selain itu juga dengan cara partisipasi,

implementor bisa mengenal sekaligus bisa mengetahui tokoh-tokoh setempat seperti

Page 147: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

147

Ketua RT setempat atau bahkan keluarga dari PKL tersebut yang berdomisili di

wilayah tersebut yang akan dijadikan sebagai perantara atau penyambung informasi

sosialisasi tentang pelaksanaan penataan dan pemberdayaan PKL, selain itu juga

tokoh-tokoh tersebut bisa diberdayakan sebagai pembantu dalam pelaksanaan

penertiban PKL.

4.3.5 Komunikasi Antar Organisasi dan Aktivitas Pelaksana

4.3.5.1 Komunikasi dan Koordinasi

Komunikasi adalah cara yang paling ampuh dalam suatu pelaksanaan,

pelaksanaan kebijakan publik bisa berjalan dengan baik jika di dalamnya terdapat

kegiatan komunikasi yang lancar. Menurut Van Metter dan Van Horn (dalam

agustino 2012) kebijakan publik bisa berjalan dengan baik dan efektif jika

implementor bisa memahami standard dan tujuan dari kebijakannya. Komunikasi

dalam kerangka penyampaian informasi kepada para pelaksana kebijakan tentang

apa yang menjadi standard dan tujuan harus konsisten dan seragam dari berbagai

sumber informasi. Disamping itu koordinasi juga merupakan mekanisme yang

ampuh dalam implementasi kebijakan. Semakin baik koordinasi komunikasi di

antara pihak-pihak yang terlibat dalam implementasi kebijakan, maka kesalahan

akan semakin kecil, demikian sebaliknya. Komunikasi yang dilakukan untuk

kebijakan ini sudah sesuai, antar dinas ada yang berinteraksi langsung kepada dinas

pelaksana yang terkait, seperti yang dikatakan oleh Kasi Pengelolaan dan

Pengembangan Pasar Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Serang

(Disperindagkop), beliau mengatakan:

Page 148: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

148

“Kami melakukan komunikasi dengan cara mendatangi kantor dinas yang

terkait dan membicarakan pelaksanaan dari kebijaknnya.”(Wawancara

dengan I1.1 Selasa 22 Desember 2015 11.00 WIB. Kantor Disperindagkop

Kota Serang)

Berdasarkan wawancara dengan I1.1 bahwa komunikasi dilakukan dengan

cara mendatangi kantor dinas terkait dan membicarakan pelaksanaan dari

kebijakannya. Pernyataan tersebut diperkuat oleh Kasubag Perundang – Undangan

Bagian Hukum Setda Kota Serang, beliau mengatakan:

“Komunikasi kita berjalan baik, kita bisa langsung koordinasi dengan

Disperindagkop maupun Satpol PP kota.”(Wawancara dengan I1.3 Rabu 6

Januari 2016 10.00 WIB. Kantor Sekertariat Daerah Kota Serang)

Berdasarkan wawancara dengan I1.3 bisa diketahui bahwa komunikasi

berjalan dengan baik dan bisa langsung berkoordinasi dengan Disperindagkop

maupun Satpol PP Kota Serang. pernyataan tersebut dibenarkan oleh Sekertaris

Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang, beliau mengatakan:

“Kita berkoordinasi masalah PKL ini dengan cara mendatangi dinas yang

terkait, kita juga sering kok kedatangan orang dari

Disperindagkop.”(Wawancara dengan I1.4 Kamis 17 Desember 2015 09.00

WIB. Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang)

Berdasarkan wawancara dengan I1.4 dapat didketahui bahwa koordinasi soal

Pedagang Kaki Lima ini dengan cara mendatangi dinas terkait dan Satpol PP Kota

Serang juga sering kedatangan dari dinas Disperindagkop. Sama seperti yang

dikatakan oleh Kepala UPTD Pasar Disprindagkop Kota Serang yang mengatakan

bahwa:

“Dinas yang berkoordinasi dengan kita adalah Disprindagkop, mereka

adatang bertemu dengan saya terkait sosialisasi masalah PKL, dan selama

ini lancar tidak ada hambatan dalam komunikasi”(Wawancara dengan I1.2

Page 149: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

149

Selasa 15 Desember 2015 10.00 WIB. Kantor UPTD Pasar Disprindagkop,

Pasar Rau.)

Berdasarkan wawancara dengan I1.2 dapat kita ketahui bahwa

Disperindagkop sering mendatangi UPTD Pasar terkait masalah Penataan Dan

Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima di Kota Serang, dan komunikasi tersebut

berjalan lancar. Selain itu juga pihak sosialisasi harus berkoordinasi dengan

Kecamatan setempat dalam pelaksanaanya terkait pengawasan dalam Penataan dan

Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima. Seperti yang dikatakan oleh Kasi Trantib

Kecamatan Serang, beliau mengatakan:

“Komunikasi antar dinas dilakukan dengan cara Disperindagkop sosialisasi

ke kantor Kecamatan, dan selama ini komunikasi berjalan dengan

baik.”(Wawancara dengan I1.5 Jumat 27 November 2015 09.00 WIB. Kantor

Kecamatan Serang)

Berdasarkan wawancara dengan I1.5 dapat kita ketahui bahwa komunikasi

dilakukan dengan Disperindagkop sosialisasi ke Kecamatan, dan selama ini

komunikasi berjalan dengan lancar. Pernyataan tersebut dipertegas oleh Sekertaris

Camat Kecamatan Walantaka yang mengatakan:

“Disperindagkop datang ke kantor kecamataan dan sosialisasi itu berjalan

dengan baik.”(Wawancara dengan I1.10 Selasa 29 Desember 2015 11.00 WIB.

Kantor Kecamatan Walantaka)

Berdasarkan wawancara dengan I1.10 bisa kita ketahui bahwa komunikasi

dilakukan dengan cara Disperindagkop datang ke Kecamatan dan selama ini

berjalan dengan baik. sama seperti yang dikatakan oleh Sekertaris Camat

Kecamatan Cipocok Jaya yang mengatakan:

Page 150: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

150

“Komunikasi yang kita lakukan dengan cara kita sebagai Kecamatan

setempat ada pembicaraan khusus tentang penataan ini dengan

Disperindagkop, setelah itu baru kita hubungi Satpol PP Kota Serang terkait

bantuan dalam pelaksanaan di lapangan. Kalau komunikasi dengan PKL,

kita lakukan setelah dapat jadwal pelaksanaan penataan Disperindagkop di

Kecamatan Cipocok.”(Wawancara dengan I1.6 Selasa 1 Desember 2015 09.00

WIB. Kantor Kecamatan Cipocok Jaya)

Berdasarkan wawancara dengan I1.6 dapat kita ketahui bahwa komunikasi

dilakukan dengan cara ada pembicaraan khusus tentang Penataan dan

Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima dengan Disperindagkop, setelah itu pihak

Kecamatan berkoordinasi dengan Satpol PP Kota Serang dan setelah dapat jadwal

dari Disperindagkop, baru Kecamatan mulai berkomunikasi dengan para PKL.

Pembicaraan khusus yang dilakukan sama seperti dengan komunikasi

Disperindagkop dengan Kecamatan lainnya, yaitu dengan cara mendatangi Kantor

Kecamatan yang yang terkait dalam pelaksanaannya. Sama seperti yang dikatakan

oleh Kasi Trantib Kecamatan Curug, beliau mengatakan:

“Komunikasi Disperindagkop dengan Kecamatan cukup lancar, mereka

datang ke kantor untuk melaksanakan penataan.” (Wawancara dengan I1.7

Selasa 24 November 2015 13.00 WIB. Kantor Kecamatan Curug)

Berdasarkan wawancara dengan I1.7 bisa kita ketahui bahwa komunikasi

Disperindagkop dan Kecamatan sudah cukup lancar, Disperindagkop mendatangi

Kecamatan untuk melaksanakan penataan yang sebelumnya telah ada sosialisasi.

Selain bersosialisasi dengan pihak Kecamatan setempat, sosialisasi juga seharusnya

dilakukan kepada Pedagang Kakki Lima, seperti yang katakana oleh Sekertaris

Camat Kecamatan Taktakan, beliau mengatakan:

Page 151: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

151

“Kami berkoordinasi dengan PKL yang sudah cukup lama berjualan di

Kecamatan Taktakan, jadi yaa ada bantuan juga dari warga

setempat.”(wawancara dengan I1.8 Senin 23 November 2015 10.00 WIB.

Kantor Kecamatan Taktakan)

Berdasarkan wawancara dengan I1.8 dapat kita ketahui bahwa pihak

Kecamatan sudah berkoordinasi dengan pedagang yang sudah berjualan lama di

daerah Taktakan, pihak Kecamatan juga bisa minta bantuan dengan warga

setempat. Komunikasi dan koordinasi dilakukan tidak hanya dilakukan antara

Kecamatan dengan pedagang, melainkan ada organisasi yang menaungi Pedagang

Kaki Lima juga di Kota Serang yang siap membantu. Selama ini komunikasi dan

koordinasi sudah dilakukan, seperti yang dikatakan oleh Ketua Paguyuban

Pedagang Kaki Lima Kota Serang (PPKLI), beliau mengatakan:

“Komunikasi yang dilakukan terutama dari Disprindagkop kepada kita

dengan cara mereka menghubungi saya, nah dari situ nanti saya beritahu

teman-teman PPKLI yang lainnya.”(Wawancara dengan I2.2 Kamis 24

Desember 2015 10.00 WIB. Kediaman Informan, Cikepuh.)

Berdasarkan wawancara dengan I2.2 dapat kita ketahui bahwa komunikasi

yang dilakukan terutama dari Disperindagkop kepada PPKLI dengan cara

menghubungi dan bertemu membicarakan pelaksanaan lalu memberitahu kepada

anggota lainnya. Namun dalam pelaksanaan komunikasi koordinasi tidak selamanya

berjalan dengan lancar, seperti yang dikatakan oleh Kasi Ekonomi Pembangunan

Kecamatan Kasemen yang mengatakan bahwa:

“Komunikasi dari Disperindagkop dilakukan lancar-lancar saja, cuma

terkadang mereka ijin kepada kami itu waktunya mepet, misalkan hari ini

Disperindagkop hubungi kita tapi besok lusa sudah mulai pelaksanaan. Kita

sebagai orang Kecamatan juga kan harus komunikasi ke PKL yang ada, biar

Page 152: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

152

gak kaget pada saat pelaksanaan perda.”(Wawancara dengan I1.9 Rabu 25

November 2015 13.00 WIB. Kantor Kecamatan Kasemen)

Berdasarkan wawancara dengan I1.9 dapat kita ketahui bahwa komunikasi

dari Disperindagkop berjalan lancar, namun terkadang permohonan ijin dari

Disperindagkop dengan jadwal pelaksaan kurang pas dan terlalu cepat, hal ini

sebaiknya bisa diperbaiki karena bisa berakibat sulitnya pihak Kecamatan

bersosialisasi dengan Pedagang Kaki Lima di Kecamatan Kasemen. Selain itu juga

ada beberapa keluhan dari Pedagang Kaki Lima yang mengeluhkan hal yang sama.

Seperti yang dikatakan oleh Pedagang Kaki Lima di Pasar Royal Kota Serang,

beliau mengatakan:

“Komunikasi dari Satpol PP ke kita masih kurang mas, selama ini kita di

beritahu sama orang Kecamatan, sosialisasi dari Kecamatan juga waktunya

kadang enggak pas, baru beberapa hari kasih tahu ke kita tapi besoknya

sudah langsung eksekusi.”(Wawancara dengan I2.1 Rabu 27 Januari 2016

16.00 WIB. Pasar Royal Kota Serang)

Berdasarkan wawancara dengan I2.1 dapat kita ketahui bahwa komunikasi

yang dilakukan dengan Kecamatan kepada Pedagang Kaki Lima masih dirasa

kurang, karena selama ini pedagang selalu telat mendapatkan informasi tentang

penataan dan pemberdayaan yang seharusnya didapat dari Kecamatan maupun dari

Satpol PP Kota Serang.

Berdasarkan wawancara dengan semua informan mengenai komunikasi dan

koordinasi, peneliti menarik kesimpulan bahwa Pelaksanaan Program Penataan dan

Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima di Kota Serang masih kurang maksimal,

dikarenakan masih ada beberapa dinas terkait yang belum menjalankan metode

Page 153: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

153

komunikasi dengan baik dan capat yang menimbulkan ketidaksiapan dari beberapa

dinas maupun elemen yang terkait penataan dan pemberdayaan ini.

4.3.6 Lingkungan Ekonomi, Sosial dan Politik

Hal terakhir yang perlu diperhatikan guna menilai kinerja implementasi

kebijakan adalah sejauh mana lingkungan eksternal turut mendorong keberhasilan

kebijakan publik. Lingkungan ekonomi, sosial dan politik yang tidak kondusif dapat

menjadi sumber masalah dari kegagalan kinerja implementasi kebijakan. Karena

itu, upaya implementasi kebijakan mensyaratkan kondisi lingkungan eksternal yang

kondusif.

Lingkungan eksternal harus sangat mempengaruhi kebijakan agar

pelaksanaannya bisa berjalan sesuai dengan perencanaan dan tujuannya. Dari aspek

tersebut bisa mewujudkan solusi dalam pertumbuhan perekonomian Pedagang Kaki

Lima sesuai dengan karena ketiga aspek tersebut masing-masing mewakili

kebutuhan dari Pedagang Kaki Lima itu sendiri. Ketiga aspek itu juga sangat

mempengaruhi kebijakan Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima di Kota

Serang, seperti yang dikatakan oleh Kasi Pengelolaan dan Pengembangan Pasar

Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Serang (Disperindagkop)

yang mengatakan bahwa:

“Ya, sudah pasti kondisi ekonomi, sosial dan politik sangat mempengaruhi.

Karena kondisi itu semua ada hubungannya juga sama PKL.”(Wawancara

dengan I1.1 Selasa 22 Desember 2015 11.00 WIB. Kantor Disperindagkop

Kota Serang)

Page 154: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

154

Berdasarakan wawancara dengan I1.1 dapat kita ketahui bahwa kondisi

ekonomi, sosial dan politik sangat mempengaruhi kebijakan, karena kondisi itu

semua ada hubungannya dengan Pedagang Kaki Lima. Sama seperti yang dikatakan

oleh Kasi Trantib Kecamatan Serang yang mengatakan bahwa:

“Sudah pasti mempengaruhi, kondisi ekonomi, sosial dan politik pasti

mempengaruhi untuk kebijakan ini.”(Wawancara dengan I1.5 Jumat 27

November 2015 09.00 WIB. Kantor Kecamatan Serang)

Berdasarkan wawancara dengan I1.5 kondisi tersebut sangat mempengaruhi

kebijakan ini. Kondisi ekonomi, sosial dan politik sangat mempengaruhi maka dari

itu para pelaksana harus melihat semua aspek tersebut agar tidak terjadi masalah

dalam pelaksanaannya. Seperti yang diungkapkan oleh Sekertaris Satuan Polisi

Pamong Praja Kota Serang, beliau mengatakan:

“Pasti, kondisi itu semua mempengaruhi kebijakan ini, kita juga dalam

pelaksanaannya melihat aspek-aspek itu”(Wawancara dengan I1.4 Kamis 17

Desember 2015 09.00 WIB. Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota

Serang)

Dari wawancara dengan I1.4 dapat kita ketahui bahwa kondisi tersebut sangat

mempengaruhi, Satpol PP harus melihat aspek tersebut dalam pelaksanaannya.

Sama seperti dengan pernyataan yang diungkapkan oleh Kasubag Perundang –

Undangan Bagian Hukum Setda Kota Serang yang mengatakan:

“Ya sudah pasti kondisi ekonomi, sosial, dan politik mempengaruhi. Karena

semua ada keterkaitan dengan perda ini”(Wawancara dengan I1.3 Rabu 6

Januari 2016 10.00 WIB. Kantor Sekertariat Daerah Kota Serang)

Sama seperti yang diungkapkan oleh Kepala UPTD Pasar Disprindagkop

Kota Serang yang mengatakan bahwa:

Page 155: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

155

“Kondisi ekonomi, sosial dan politik sangat mempengaruhi kebijakan ini,

karena semua aspek itu ya terkait satu sama lainnya.”(Wawancara dengan

I1.2 Selasa 15 Desember 2015 10.00 WIB. Kantor kec Pasar Disprindagkop,

Pasar Rau.)

Berdasarkan wawancara dengan I1.3 dan I1.2 di atas, dapat kita ketahui bahwa

kondisi tersebut sangat mempengaruhi kebijakan, karena semua aspek tersebut

saling terkait satu sama lainnya. Sesuai dengan yang dikatakan oleh Kasi Trantib

Kecamatan Curug, beliau mengatakan:

“Ya, kondisi ekonomi, sosial dan politik ikut mempengaruhi Perda ini. Semua

itu berpengaruh dalam pelaksanaannya”(Wawancara dengan I1.7 Selasa 24

November 2015 13.00 WIB. Kantor Kecamatan Curug)

Pernyataan tersebut di perkuat dengan pernyataan dari Sekertaris Camat

Kecamatan Walantaka yang mengatakan:

“Kondisi ekonomi, sosial dan politik menurut saya juga mempengaruhi,

semua kondisi di lapangan bisa berpengaruh dengan pelaksanaan.”

(Wawancara dengan I1.10 Selasa 29 Desember 2015 11.00 WIB. Kantor

Kecamatan Walantaka)

Berdasarkan pernyataan dari I1.7 dan I1.10 di atas, dapat kita ketahui bahwa

kondisi ekonomi, sosial dan politik sangat mempengaruhi dalam pelaksanaan

Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima. Sama seperti yang diungkapkan

oleh Sekertaris Camat Kecamatan Taktakan, beliau mengatakan:

“Kondisi ekonomi dan sosial sudah pasti, dari kondisi politik juga

berpengaruhi kebijakan ini, khususnya di Kecamatan Taktakan

ya.”(Wawancara dengan I1.8 Senin 23 November 2015 10.00 WIB. Kantor

Kecamatan Taktakan)

Berdasarkan hasil wawancara dengan I1.8 di atas, dapat kita ketahui bahwa

kondisi ekonomi, sosial dan politik sangat mempengaruhi kebijakan, khususnya di

Page 156: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

156

Kecamatan Taktakan. Sama seperti yang diungkapkan oleh Pengguna Jalan Raya,

beliau mengatakan:

“Sudah pasti harus mempengaruhi, kalau bisa bikin lahan yang sesuai

dengan kebutuhan PKL, jangan cuma lihat dari sisi keindahan saja. Selain

itu juga dari sisi sosial kalau bisa jangan sampai mengabaikan keberadaan

warga sekitar.”(Wawancara dengan I2.3 Rabu 27 Januari 2016 14.00 WIB.

Alun-alun Kota Serang)

Berdasarkan hasil wawancara dengan I2.3 di atas, dapat kita ketahui bahwa

kondisi tersebut sudah pasti mempengaruhi, dan kalau bisa memberikan lahan yang

sesuai dengan kebutuhan Pedagang Kaki Lima, jangan hanya melihat dari sisi

keindahan tempat saja melainkan dilihat dari sisi sosial yang tidak mengabaikan

keberdaan warga sekitar. Jika dilihat dari aspeknya, sehausnya pemerintah daerah

sudah bisa mengetahui apa yang akan dilakukan pada saat di lapangan. Seperti yang

dikatakan oleh Sekertaris Camat Kecamatan Cipocok Jaya, beliau mengatakan:

“Kondisi ekonomi sosial dan politik amat sangat mempengaruhi pelaksanaan

perda ini, karena dari tiga aspek itu kita bisa tahu harus mulai darimana

penataan dan pemberdayaannya”(Wawancara dengan I1.6 Selasa 1 Desember

2015 09.00 WIB. Kantor Kecamatan Cipocok Jaya)

Berdasarkan wawancara dengan I1.6 di atas, dapat kita ketahui bahwa kondisi

ekonomi, sosial dan politik sangat mempengaruhi pelaksanaan perda, karena dari

ketiga aspek itu bisa mengetahui pemerintah daerah harus memulai darimana

Pelaksanaan Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima. Jika ketiga aspek

tersebut sudah dipahami oleh Pemerintah Daerah Kota Serang, sudah hampir

dipastikan pelaksanaan di lapangan berhasil, karena yang diharapkan dari semuanya

adalah mewujudkan solusi yang menguntungkan. Sesuai dengan yang dikatakan

Page 157: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

157

oleh Ketua Paguyuban Pedagang Kaki Lima Kota Serang (PPKLI), beliau

mengatakan bahwa:

“Semua kebijakan harus mengeluarkan solusi, kalau kebijakan ini tidak ada

solusi khususnya untuk para PKL itu sendiri, buat apa juga kita dukung,

kasihan para PKL itu.”(Wawancara dengan I2.2 Kamis 24 Desember 2015

10.00 WIB. Kediaman Informan, Cikepuh.)

Berdasarkan hasil wawancara dengan I2.2 di atas dapat kita ketahui bahwa

semua kebijakan harus mengeluarkan solusi, jika kebijakan tidak ada solusi untuk

Pedagang Kaki Lima, untuk apa PPKLI mendukung kebijakan tersebut. Pernyataan

tersebut diperkuat oleh Kasi Ekonomi Pembangunan Kecamatan Kasemen yang

mengatakan bahwa:

“Ya jelas sangat mempengaruhi untuk Perda ini, bagaimanapun situasi

ekonomi, lingkungan sosial dan politik bisa membantu atau bahkan menjadi

penghalang untuk Perda ini jika salah satu diantaranya ada yang

bermasalah.”(Wawancara dengan I1.9 Rabu 25 November 2015 13.00 WIB.

Kantor Kecamatan Kasemen)

Jelas sangat mempengaruhi untuk Peraturan Daerah ini, bagaimanapun

situasi ekonomi, sosial dan politik bisa membantu atau atau bahkan menjadi

penghalang untuk Peraturan Daerah ini jika salah satunya ada yang bermasalah.

Pelaksanaan penataan dan pemberdayaan Pedagang Kaki Lima di Kota

Serang ini sangat erat dengan adanya kontroversi dari pedagang atau warga sekitar,

jika dalam pelaksanaannya tidak melihat beberapa aspek penting yang terkait

dengan Pedagang Kaki Lima seperti lokasi yang menguntungkan atau tidak dan

melihat apakah lokasi yang baru akan merusak lingkungan atau tidak, maka

Page 158: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

158

pelaksanaan Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima di Kota Serang

kurang maksimal.

4.4 Pembahasan

Program Pelaksanaan Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima

pada Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 4 Tahun 2014 di Kota Serang ini dibuat

oleh Pemerintah Daerah Kota Serang dengan tujuan untuk menumbuhkan dan

mengembangkan kemampuan usaha Pedagang Kaki Lima menjadi usaha ekonomi

mikro yang tangguh dan mandiri sekaligus mewujudkan kota yang bersih, indah,

tertib dan aman dengan sarana dan prasarana perkotaan yang memadai dan

berwawasan lingkungan, sesuai yang tertuang pada lembaran Peraturan Daerah

Kota Serang Nomor 4 Tahun 2014 Bab II Pasal 3.

Dalam penelitian ini peneliti akan fokus pada pelaksanaan penataan dan

pemberdayaan PKL di Kota Serang, dimana berdasarkan mekanisme implementasi

kebijakan menurut Donald Van Metter dan Carl Van Horn ada enam faktor yang

mempengaruhi agar implementasi kebijakan bisa berjalan dengan baik, yaitu:

1. Ukuran dan Tujuan Kebijakan: Ukuran dan Tujuan Kebijakan.

2. Sumber Daya: Manusia, Anggaran, Sarana dan Prasaran, Waktu.

3. Karakteristik Agen Pelaksana: Birokrasi/Lembaga.

4. Sikap/Kecenderungan Para Pelaksana: Inisiatif, Partisipatif.

Page 159: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

159

5. Komunikasi antar organisasi dan aktivitas pelaksana: komunikasi dan

koordinasi.

6. Lingkungan Ekonomi, Sosial dan Politik: Ekonomi, Sosial, Politik.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai

pelaksanaan penataan dan pemberdayaan PKL di Kota Serang dinilai masih belum

optimal karena hasil dari observasi dan didukung dengan hasil wawancara peneliti

dengan para informan terdapat masalah-masalah teknis dalam pelaksanaan penataan

dan pemberdayaan PKL. Hal ini sesuai dengan pembahasan dimensi-dimensi yang

peneliti gunakan sebagai pedoman penelitian, yaitu:

1. Ukuran Dan Tujuan Kebijakan

Pelaksanaan kebijakan sangat membutuhkan perencanaan pelaksanaan dan

perencanaan pencapaian yang baik, dimana implementor yang bertugas sudah

seharusnya mengetahui ukuran pelaksanaan dan tujuan dari pelaksanaan tersebut

agar bisa berjalan dengan sesuai perencanaan dalam pelaksanaannya maupun

tujuannya. Dalam indikator ukuran dan tujuan disini memiliki variabel yang sama,

yaitu ukuran dan tujuan kebijakan.

Dalam penelitian ini, ukuran dari kebijakan ini adalah bagaimana para

implementor melakukan penataan sesuai dengan perencanaan dan sesuai dengan

kebutuhan dari Pedagang Kaki Lima di Kota Serang itu sendiri. Dalam penelitian

ini, peneliti melakukan wawancara dengan beberapa lapisan masyarakat maupun

lembaga yang terkait dan mempengaruhi dengan kebijakan tentang Penataan dan

Page 160: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

160

Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima. Dari indikator tujuan kebijakannya adalah

bagaimana Pemerintah Daerah Kota Serang bisa memberikan solusi yang bisa

menjamin keberlangsungan kegiatan Pedagang Kaki Lima dengan tidak melakukan

pelanggaran. Dan dari hasil penelitian menunjukan bahwa ukuran dan tujuan

kebijakan sangat mempengaruhi Perda tentang penataan dan pemberdayaan PKL di

Kota Serang ini, hasilnya cukup memuaskan dengan pelaksanaan yang sudah

berjalan di akhir tahun 2015 dengan bukti adanya beberapa lokasi PKL yang sudah

ditata. Disperindagkop sebagai dinas yang bertanggung jawab sebagai pelaksana di

lapangan sudah memulai penataan yang diawali dari daerah pinggir Kota Serang,

mulai dari daerah Kecamatan Kasemen yang memiliki lokasi PKL di kawasan

Banten Lama. Pada pelaksanaan penataan PKL di Kecamatan Kasemen,

Disperindagkop sudah memfasilitasi 100 tenda yang diberikan untuk PKL di sekitar

kawasan Banten Lama.

Pada wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada pihak Disperindagkop

yang bertanggung jawab tentang penataannya, beliau mengatakan bahwa sudah ada

perencanaan perpindahan ruang PKL di kecamatan kasemen yang akan dilakukan

mulai dari tahun 2016. Disperindagkop membuka ruang baru dan melakukan

penataan yang di mulai dari Kecamatan Kasemen karena dalam perencanaannya,

Disperindagkop ingin memberikan wajah baru bagi kawasan religi yang semula

penuh sesak dan kumuh akibat sampah dari pedagang yang membuang sampah

sembarangan menjadi kawasan religi yang tidak jauh dengan pusat oleh-oleh khas

Banten sekaligus menciptakan lokasi dagang yang bersih dan tertib.

Page 161: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

161

Sesuai dengan salah satu tujuan kebijakan yang tertera di lembaran Peraturan

Daerah Kota Serang Nomor 4 Tahun 2014 yang adanya peremajaan lokasi untuk

menigkatkan fungsi sarana, prasarana dan utilitas kota.

Dari indikator ukuran dan tujuan kebijakan tersebut, peneliti dapat

mengambil kesimpulan sementara bahwa dalam pelaksanaan penataan dan

pemberdayaan PKL di Kota Serang sudah jelas dan terperinci namun

Disperindagkop membutuhkan waktu yang lama dalam pelaksanaannya terkait

pemberian lahan baru.

2. Sumber Daya

Indikator yang kedua yang juga mempengaruhi keberhasilan dari

implementasi kebijakan adalah sumber daya. Sumber daya merupakan hal yang

penting, seperti yang diungkapkan oleh Van Metter dan Van Horn bahwa sumber

daya kebijakan harus juga tersedia dalam rangka untuk memperlancar administrasi

implementasi suatu kebijakan. Sumber daya ini terdiri dari sumber daya manusia,

sumber daya anggaran, sumber daya saran dan prasarana, sumber daya waktu.

Pertama yaitu sumber daya manusia, seluruh pelaksana atau sumber daya

yang terkait dalam kebijakan ini dipilih sesuai dengan bidang dan tugasnya selama

ini agar dalam pelaksanaannya tidak menemukan permasalahan di lapangan, karena

pelaksanaan kebijakan ini menyangkut masyarakat publik.

Dalam penelitian, peneliti menemukan masalah dalam pelaksanaan penataan

dan pemberdayaan PKL di Kota Serang. Terdapat kekurangan personel yang dalam

pelaksanaannya membutuhkan personel yang lebih banyak yang berfungsi dalam

Page 162: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

162

penertiban PKL. Dalam pelaksanaannya Satpol PP Kota Serang dan Satpol PP

Kecamatan bekerjasama dalam penambahan anggota penertiban di lokasi PKL

dengan mekanisme Satpol PP Kota Serang mengirim surat perihal permintaan

bantuan anggota Satpol PP Kecamatan yang dikirim satu hari sebelum pelaksanaan.

Dalam indikator sumber daya manusia ini, peneliti mengambil kesimpulan

bahwa faktor sumber daya manusia dalam pelaksanaan penataan dan pemberdayaan

PKL belum berjalan dengan optimal dengan faktanya yang masih kekurangan

personel dalam penertiban PKL. Jika dalam pelaksanaanya mengalami kekurangan

implementor di lapangan, maka akan timbul masalah baru yaitu penertiban yang

ditunda.

Kedua yaitu anggaran, dalam keterangan yang ada di lembaran peraturan

daerah sudah tertuang bahwa anggaran di dapat dari Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD) dan bisa juga di dapat dari Anggaran Penerimaan dan

Belanja Negara (APBN), namun disini peneliti menanyakan hal tersebut ke

beberapa informan yang terkait, dan hasilnya anggaran tersebut benar di dapat dari

APBD Kota Serang. Pernyataan tersebut diungkapkan oleh semua informan yang

mewakili dinas terkait dalam pelaksanaan penataan dan pemberdayaan PKL di Kota

Serang yang mengatakan bahwa anggaran selama ini didapat dari APBD Kota

Serang, termasuk pernyataan yang diungkapkan oleh pihak Kecamatan yang

mengatakan bahwa Kecamatan menerima anggaran dari APBD Kota Serang.

Dari semua lembaga yang peneliti wawancarai mengatakan bahwa anggaran

yang diberikan dinilai sudah cukup dalam pelaksanaan penataan PKL, namun jika

Page 163: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

163

dalam pelaksanaannya meliputi pemberian lahan baru untuk PKL masih kurang

anggaran yang didapat selama ini. Hal tersebut diungkapkan oleh Kasi Pengelolaan

dan Pengembangan Pasar Disperindagkop Kota Serang yang mengatakan bahwa

akan membutuhkan dana lebih pemberian lokasi dagang yang baru, terbukti

Disperindagkop sudah memberikan surat perihal penambahan anggaran yang

digunakan untuk pembelian lahan baru, dan sejauh ini penambahan anggaran sudah

ada untuk beberapa lahan baru di Kecamatan yang dipilih Disperindagkop dalam

pelaksanaan pemberdayaan PKL di Kota Serang.

Dari penjelasan di atas, peneliti berasumsi bahwa indikator sumber daya

anggaran sudah berjalan walaupun belum sepenuhnya optimal, namun dengan fakta

yang ditemukan peneliti di lapangan, hal tersebut sudah memberikan gambaran

bagaimana upaya yang sudah dilakukan oleh Disperindagkop dalam pelaksanaan

penataan dan pemberdayaan PKL di Kota Serang.

Ketiga yaitu sarana dan prasarana, yang dimaksud dalam penelitian ini

peneliti mendefinisikan sarana dan prasarana yaitu fasilitas yang tersedia untuk

pelaksanaan yang dimiliki oleh para pelaksana. Dari semua pelaksana memiliki

fasilitas dalam pelaksanaanya masing-masing yang berbeda, beberapa dinas terkait

sudah memiliki mobil sebagai kendaraan operasional menuju lokasi pelaksanaan

dan ada yang hanya membutuhkan motor sebagai kendaraan operasionalnya untuk

menuju ke lokasi.

Pada pelaksanaannya, hanya beberapa dinas yang membutuhkan kendaraan

operasional berupa mobil dalam angkutannya untuk pelaksanaan penataan dan

Page 164: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

164

pemberdayaan PKL. Seperti yang diungkapkan oleh Kasi Pengelolaan dan

Pengembangan Pasar Disperindagkop yang membutuhkan mobil dalam

pelaksanaannya karena akan melibatkan anggota yang dibawa ke lokasi PKL.

Selain itu juga Sekretaris Satpol PP Kota Serang mengungkapkan bahwa

ketersediaan mobil adalah suatu kebutuhan yang harus dimiliki oleh Satpol PP

dalam pelaksanaan penertiban di lokasi, hal ini dikarenakan pelaksanaannya

membutuhkan banyak anggota terkait penertiban PKL dan membutuhkan alat bantu

yang harus siap dibawa oleh anggota pengak Perda di lapangan.

Berbeda dengan SKPD terkait lainnya yang hanya membutuhkan motor

sebagai kendaraan operasional dalam pelaksanaannya dikarenakan jarak tempuh

lokasi PKL dengan dinas terkait tidak jauh dan tidak membutuhkan banyak anggota

yang terlibat dalam pelaksanaannya, selain itu juga dengan menggunakan motor

untuk pelaksanaan penataan dan pemberdayaan PKL bisa lebih efektif.

Dengan penjelasan tentang sumber daya sarana dan prasarana, peneliti

beranggapan bahwa sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SKPD terkait sudah

cukup dan selama ini sudah berjalan dengan optimal dengan kendaraan operasional

yang dimiliki.

Keempat yaitu waktu, pelaksanaan suatu kebijakan membutuhkan waktu

yang fungsinya untuk memacu pelaksanaan kebijakan bisa berjalan sesuai dengan

perencanaan. Dari semua informan yang peneliti wawancarai, hampir semua

mengatakan bahwa waktu yang diberikan sudah cukup dan sesuai jika hanya

melakukan penataan, namun tidak untuk pelaksanaan pemberdayaan yang meliputi

Page 165: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

165

penyediaan lahan baru untuk pedagang atau relokasi pedagang. Menurut hasil

penelitian di lapangan, waktu yang diberikan sudah cukup membantu dan belum

ada kendala dalam faktor waktu, karena dalam pelaksanaannya tidak ada batas

waktu penyelesaian. Lain hal dalam waktu pelaksanaan, dalam waktu mulai

pelaksanaan, Disperindagkop sudah memulai pelaksanaan sesuai dengan instruksi

dalam Perda yang mengharuskan pelaksanaannya di mulai dalam waktu 6 bulan

setelah Perda diterbitkan.

Dalam hal ini Kecamatan membenarkan tidak adanya batas waktu yang

ditentukan, pihak Kecamatan menerima instruksi yang diberikan oleh

Disperindagkop perihal ijin pelaksanaan penataan dan pemberdayaan di lokasi

tersebut dan bantuan dalam hal pengontrolan proses pelaksanaannya.

Penliti mengambil kesimpulan bahwa dalam indikator sumber daya waktu ini

sudah berjalan dengan optimal, karena tidak ada batas waktu penyelesaian dalam

pelaksanaannya.

3. Karakteristik Agen Pelaksana

Karakteristik agen pelaksana adalah bidang dan tugas dari masing-masing

implementor yang terkait dalam pelaksanaannya. Dari semua informan yang

peneliti wawancarai mengatakan bahwa karakteristik agen pelaksana sudah sesuai

dengan bidangnya, selain itu juga agen pelaksana sudah berkompeten dalam tugas

yang diberikan dalam program penataan dan pemberdayaan Pedagang Kaki Lima.

Seperti yang dikatakan oleh I2.1 bahwa pelaksana sudah sesuai karena

meliputi anggota Satpol PP yang sudah lebih dulu melakukan penataan kepada

Page 166: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

166

Pedagang Kaki Lima. Pemilihan implementor yang terkait dalam pelaksanaan ini

dilakukan dengan cara pencarian dinas yang terkait dengan PKL dan berkompeten

dalam bidangnya seperti yang diungkapkan oleh salah satu informan yang

membenarkan bahwa dinas yang terkait sudah sesuai dengan tugas pokoknya.

Dalam kenyataannya di lapangan, terdapat organisasi yang menaungi PKL di

Kota Serang yang dalam pelaksanaan kebijakan penataan dan pemberdayaan PKL

ikut andil membantu penertiban PKL. Selain itu peran dari organisasi tersebut juga

membantu pegawai Kecamatan dalam tugasnya mendata dan melakukan sosialisasi

tentang adanya penertiban di lokasi tertentu. Hal ini jelas membantu dalam

pelaksanaan program penataan dan pemberdayaan PKL di Kota Serang yang selama

ini sifatnya sulit dalam menerima informasi tentang penertibannya.

Organisasi yang menaungi PKL tersebut bernamakan Paguyuban Pedagang

Kaki Lima atau yang disingkat menjadi PPKLI. Organisasi tersebut terbentuk pada

tahun 2014 yang dipimpin oleh H. M. Urip Saman, beliau juga sempat menjadi

penasehat di orgasnisasi yang menaungi PKL di Kota Serang, yaitu asosiasi

pedagang kaki lima (PKLI). Dalam wawancaranya yang dilakukan oleh peneliti,

beliau juga menganggap bahwa implementor yang terlibat dalam kebijakan ini

sudah sesuai karena beliau sudah mengenal beberapa implementor yang

berkompeten dalam penertiban PKL di Kota Serang.

Dalam penjelasan di atas, peneliti beranggapan bahwa indikator agen

pelaksana yang definisinya adalah kesesuaian implementor dalam pelaksanaan

kebijakan ini sudah optimal atau sudah sesuai dengan tugasnya.

Page 167: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

167

4. Sikap/Kecenderungan Para Pelaksana

Pelaksana yang tersedia dalam pelaksanaannya adalah pelaksana yang sudah

terpilih sesuai dengan tugas dan bidangnya, maka dari itu sebisa mungkin pelaksana

yang bertanggung jawab di lapangan ialah para pelaksana yang sudah seharusnya

ahli pada tugasnya dan tidak ada masalah ataupun penolakan dalam pemberian

tugas menangani PKL. Dalam indikator sikap/kecenderungan para pelaksana disini,

peneliti meliputi variabel insiatif dan partisipatif.

Pertama inisiatif yaitu, suatu gagasan dari para pelaksana yang terlibat

tentang lingkungan di sekitar yang tetap melihat dari aspek lingkungan dalam

pelaksanaannya. Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan peneliti menunjukan

bahwa semua dinas yang terkait sudah mempertimbangkan segala pelaksanaannya

dengan lingkungan disekitar wilayah Pedagang Kaki Lima di Kota Serang.

Dalam pelaksanaanya semua dinas terkait sangat mementingkan beberapa

aspek yang dinilai memungkinkan untuk membantu dalam pelaksanaan penataan

dan pemberdayaan PKL yang bertujuan untuk meningkatkan daya beli dan

memberikan kenyamanan kepada pengunjung. Hal ini adalah salah satu dari

kebutuhan yang diharapkan oleh para pedagang dan masyarakat Kota Serang, sesuai

dengan wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada salah satu pengguna jalan

raya, beliau yang sehari-harinya berbelanja dan melewati jalan yang terkenal

dengan banyaknya jumlah PKL tersebut mengatakan bahwa penataan PKL itu

memang dibutuhkan oleh masyarakat Kota Serang sebagai pengguna jalan raya

Page 168: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

168

yang setiap harinya melakukan aktifitas dan melewati jalanan yang penuh dengan

PKL.

Dalam kaitannya antara insiatif dari implementor dengan lokasi PKL adalah

bagaimana implementor bisa melihat suatu kebutuhan PKL yang berguna untuk

meningkatkan nilai perekonomian pedagang dengan cara menciptakan ruang khusus

PKL yang aman, nyaman dan tertib.

Dalam penjelasan tentang sikap/kecenderungan para pelaksana dalam faktor

inisiatif, semua SKPD terkait pelaksanaan program penataan dan pemberdayaan

PKL di Kota Serang sudah sesuai dan bisa mengerti kebutuhan dari pedagang.

Faktor tsebut sangat penting, karena dengan bisa melihat kebutuhan dari pedagang,

pelaksanaan kebijakan ini akan berjalan sesuai dengan perencanaan, yaitu

membantu meningkatkan pendapatan PKL.

Kedua partisipatif yaitu, pelaksanaan kebijakan sangat membutuhkan adanya

kerja tim yang solid agar menimbulkan hasil yang sesuai dengan yang diinginkan.

Dalam variabel partisipatif ini dinas yang terkait dalam pelaksanaan penataan dan

pemberdayaan Pedagang Kaki Lima harus mengetahui apa yang menjadi tugasnya

selama di lapangan. Seperti pelaksanaannya yang selama ini mendapatkan bantuan

dari sektor internal maupun ekstrnal. Dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti

kepada semua informan, partisipasi dari internal sudah ada dan hal tersebut sangat

membantu dalam pelaksanaannya. Bantuan dari sektor internal datang dari

Kecamatan yang di luar tugasnya sebagai pendata PKL, yaitu pengontrol lokasi

PKL yang akan dilakukan penataan dan sebagai penyalur informasi sosialisasi

Page 169: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

169

tentang penertiban kepada PKL diwilayahnya. Dalam penelitian yang dilakukan

oleh peneliti menemukan fakta bahwa pegawai yang bertugas tidak hanya dari

Satpol PP Kecamatan, melainkan dari beberapa staff yang diinstruksikan untuk

membantu kegiatan penertiban PKL. Hal tersebut membantu meringkan tugas dari

para implementor lainnya yang harus mengamati lokasi PKL di Kecamatan tersebut

dan dinilai efektif dalam pelaksanaannya.

Selain itu juga adanya bantuan dari eksternal yang datang dari warga sekitar

maupun dari organisasi yang menaungi Pedagang Kaki Lima yang membantu

pelaksanaan penataan dan pemberdayaan PKL. Adanya bantuan dari warga sekitar

karena warga tersebut menilai bahwa tujuan dari program tersebut sangat

membantu dalam meningkatkan angka pendapatan PKL dengan fasilitas yang

berikan oleh Pemerintah Daerah. Partisipasi yang datang dari warga tersebut

dilakukan dengan cara membantu menertibkan gerobak yang dimiliki oleh PKL.

Namun dengan adanya kondisi tersebut di lapangan, bukan berarti tidak ada

perlawanan dari pedagang yang ditertibkan. Perlawanan dan penolakan pasti ada

seperti yang terjadi di salah satu Kecamatan yang ada beberapa warga sekitar yang

menolak untuk dipindahkan. Seperti yang dikatakan oleh I2.1 bahwa jika sudah ada

lahan yang pasti, pedagang pasti mau dipindahkan. Dalam faktanya yang terjadi,

adanya penolakan tersebut terjadi karena para PKL yang sudah sejak lama berjualan

di lokasi tersebut dan tidak ingin lahannya digusur atau dipindahkan.

Dalam penjelasan di atas, peneliti beranggapan bahwa indikator

sikap/kecenderungan para pelaksana ini dengan variabel parisipatif sudah sesuai

Page 170: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

170

atau sudah sangat membantu dalam pelaksanaan program penataan dan

pemberdayaan PKL di Kota Serang.

5. Komunikasi Antar Organisasi dan Aktivitas Pelaksana

Komunikasi merupakan suatu variabel yang tidak kalah penting dalam

pelaksanaan kebijakan, karena dengan adanya komunikasi yang lancar bisa

mewujudkan pelaksanaan yang baik dan lancar juga.

Dalam kenyataannya pada pelaksanaan Penataan dan Pemberdayaan

Pedagang Kaki Lima ini komunikasi sudah lancar belum dilakukan dengan baik

atau belum sesuai dengan harapan, faktanya masih adanya praktek komunikasi dan

koordinasi antar dinas yang bermasalah dalam pelaksanaannya. Terdapat dinas

terkait yang melakukan koordinasi dengan dinas lainnya dengan waktu yang sangat

dekat dengan waktu pelaksanaannya, hal tersebut dapat menimbulkan ketidaksiapan

pihak dari Kecamatan yang berkomunikasi dengan para pedagang jika waktu dalam

pemberitahuannya sangat dekat dengan waktu pelaksanaan.

Pada prakteknya, komunikasi dan koordinasi membutuhkan waktu yang

cukup untuk bersosialisasi dengan beberapa PKL mengenai penertiban di lokasinya.

Hal tersebut dibenarkan oleh salah satu informan yang diwawancarai oleh peneliti,

beliau mengatakan bahwa Kecamatan selaku pelaksana yang berkoordinasi dengan

PKL membutuhkan waktu yang cukup dalam melakukan sosialisasi penertiban,

karena dengan waktu yang sangat sempit akan beresiko terjadinya penolakan dari

PKL karena tidak semua PKL menerima informasi tersebut.

Page 171: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

171

Permasalahan tersebut sudah pernah terjadi di Kecamatan Kasemen yang

disebabkan oleh mekanisme komunikasi dan koordinasi yang buruk antara pihak

Kecamatan dan PKL di kawasan Banten Lama. Dari pernyataan yang diungkapkan

oleh informan yang juga menjabat di Kecamatan Kasemen mengatakan bahwa hal

tersebut tidak boleh terulang kembali di Kasemen khususnya, karena sangat

merugikan baik untuk lokasi, implementor dan PKL itu sendiri.

Dari penjelasan di atas, peneliti beranggapan bahwa indikator komunikasi

antar organisasi dan aktifitas pelaksana belum berjalan dengan optimal, dengan

adanya masalah tersebut yang akan menimbulkan penolakan dari PKL dan

mengakibatkan terbengkalainya pelaksanaan kebijakan tersebut.

6. Lingkungan Ekonomi, Sosial Dan Politik

Variabel yang menerangkan tentang lingkungan ekonomi, sosial dan politik

ini bisa diketahui oleh para pelaksana jika anggota pelaksana yang terkait sudah

meninjau lokasi yang akan dituju. Menurut wawancara peneliti dengan semua

informan, dengan melihat kondisi lingkungan ekonomi, sosial dan politik dinas

terkait bisa mengambil keputusan dalam memilih lahan yang akan diberikan untuk

PKL yang akan di relokasi ke tempat yang baru. Tujuan dari dinas terkait meninjau

lebih dahulu agar bisa mengetahui apakah lahan yang baru bisa menguntungkan

pedagang atau tidak. Sesuai dengan wawancara peneliti kepada informan terkait,

hasilnya menunjukan bahwa dinas terkait sudah meninjau terlebih dahulu untuk

pembangunan lahan baru bagi PKL agar bisa sesuai dengan kebutuhan PKL.

Page 172: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

172

Dari sektor ekonomi yang sudah seharusnya para implementor memahami

bahwa faktor apa saja yang bisa menigkatkan nilai ekonomi dari PKL, karena

dengan memberikan fasilitas yang mempengaruhi ekonomi PKL itu sendiri, maka

akan bisa menarik minat PKL untuk mengikuti instruksi dari Pemerintah Daerah

untuk memindahkan lahan dagangnya ke lokasi dagang yang baru sesuai dengan

rencana pemerintah. Dalam pelaksanaanya, aspek ekonomi yang di tinjau selama ini

oleh para implementor sudah sesuai, pemberdayaan PKL yang meliputi pemberian

lahan baru sangat membutuhkan aspek ekonomi yang terus meningkat.

Disperindagkop Kota Serang mengalami kesulitan dalam pencarian lahan baru

untuk PKL dalam pelaksanaan pemberdayaan PKL, karena di Kota Serang tidak

banyak mempunyai lahan yang diperuntukan bagi lokasi dagang PKL.

Dan Disperindagkop Kota Serang selama ini melakukan penataan lokasi PKL

tidak hanya menata lahan yang lama, melainkan memfasilitasi gerobak dagang PKL

di lokasi yang lama yang berguna untuk menarik minat belanja dengan

menyuguhkan gerobak dagang yang nyaman dan teduh. Selain dari aspek ekonomi,

pemerintah daerah Kota Serang juga melihat aspek pendukung lainnya seperti aspek

sosial dan politik. Aspek sosial yang berhubungan dengan warga sekitar lokasi PKL

juga sudah di lakukan sosialisasi oleh Disperindagkop tentang penempatan lahan

dagang PKL yang keberadaannya dekat dengan pemukiman warga. Selain itu juga

Disperindagkop melakukan sosialisasi dengang warga setempat di lokasi yang lama

perihal penataan lokasi PKL karena dengan bersosialisasi dengan warga sekitar,

Disperindagkop bisa mendapatkan ijin melakukan penataan yang selama ini sudah

Page 173: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

173

dilakukan di beberapa Kecamatan, termasuk penataannya di Pasar Royal di

Kecamatan Serang yang dalam pelaksanaannya meliputi pemindahan jadwal

kegiatan PKL yang berjualan di mulai dari pukul 16.00 – 24.00 WIB. Permintaan

ijin kepada aspek sosial dengan tujuan untuk mendapatkan ijin kepada warga

setempat terkait kegiatan dagang yang sampai dini hari.

Dan aspek yang berpengaruh lainnya ialah dari aspek politik. Aspek politik

melibatkan peran Pemerintah Daerah yang sama-sama ingin menciptakan ruang

khusus PKL yang aman, nyaman dan tertib. Hal tersebut diwujudkan dengan

adanya dukungan untuk menerbitkan Peraturan Daerah mengenai penataan dan

pemberdayaan PKL di Kota Serang. Karena dengan dukungan dari Pemerintah

Daerah Kota Serang dalam menciptakan ruang khusus PKL, akan menambah minat

masyarakat dalam meningkatkan usahanya di Kota Serang. Dimulai dari dukungan

Pemerintah Daerah, masyarakat dan Pemerintah Daerah Kota Serang bisa menilai

kinerja dari dinas yang terkait dengan kegiatan ekonomi di Kota Serang, dan selama

ini pemerintah Daerah Kota Serang sudah melakukan hal tersebut dan terbukti

efektif dalam menilai kinerja suatu dinas dan dengan mudah memberikan prestasi

kerja atas kinerjanya sesuai dengan tugas pokoknya.

Dengan penjelasan di atas, peneliti berasumsi bahwa indikator lingkungan

ekonomi, sosial dan politik sudah dilakukan sesuai dengan perencanaan awal yang

bertujuan untuk meningkatkan angka perekonomian di Kota Serang dari sektor

informal.

Page 174: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

174

BAB V

PENUTUP

5.3. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan temuan-temuan peneliti di lapangan

mengenai Implementasi Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 4 Tahun 2014

Tentang Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima Di Kota Serang Tahun

2015 masih belum optimal. Hal ini dapat dilihat dari faktor penghambat yang

peneliti temui dalam kondisi di lapangan, masih ada beberapa masalah yang

menghambat dalam pelaksanaan kebijakannya di Kota Serang. Sesuai dengan teori

yang dikemukakan oleh Donald Van Metter dan Carl Van Horn yang dikutip dalam

Agustino (2012:141-144), bahwa implementasi kebijakan akan berjalan dengan

baik jika faktor-faktor seperti ukuran dan tujuan kebijakan, sumber daya,

karakteristik agen pelaksana, sikap/kecenderungan para pelaksana, komunikasi

antar organisasi dan aktifitas pelaksana, lingkungan ekonomi, sosial dan politik

sudah dijalankan dengan baik oleh Pemerintah Daerah.

Adapun penjelasan dari penelitian ini menurut faktor-faktor dari Donald Van

Metter dan Carl Van Horn yang mempengaruhi implementasi kebijakan, antara lain

sebagai berikut:

1. Ukuran dan tujuan kebijakan

Pada kenyataannya di lapangan, peneliti menemukan hasil yang baik pada

indikator ukuran dan tujuan kebijakan untuk pelaksanaan Perda No. 4 Tahun 2014.

Terbukti dari Kawasan Banten Lama yang sudah mulai ditata oleh Disperindagkop

Page 175: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

175

dengan diberikannya lebih dari 100 tenda untuk PKL yang bersedia dipindahkan

dengan tujuan untuk mengurangi kepadatan PKL yang berada di sekitar Kawasan

Banten Lama.

2. Sumberdaya

Dalam penelitian ini, Sumberdaya terdiri dari sumberdaya manusia,

sumberdaya anggaran, sumberdaya sarana dan prasarana, sumberdaya waktu. Dari

semua indikator di faktor sumberdaya ini yang belum berjalan sesuai dengan

sebagaimana mestinya adalah dari sumberdaya manusia yang masih kekurangan

dalam pelaksanaan di lapangan, Satpol PP Kota Serang yang masih membutuhkan

tambahan personel dari Satpol PP Kecamatan pada pelaksanaannya selama ini.

3. Karakteristik Agen Pelaksana

Terdapat Sekretaris Daerah Kota Serang sebagai ketua pelaksana,

Disperindagkop Kota Serang sebagai pelaksana di lapangan, Satpol PP Kota Serang

sebagai penegak perda dan Kecamatan di Kota Serang yang bertugas mengontrol

sekaligus petugas pendata PKL selain dari Satpol PP Kota Serang. Selain itu juga

ada dari organisasi yang menaungi PKL di Kota Serang, yaitu Paguyuban Pedagang

Kaki Lima (PPKLI). Selama ini peran dari PPKLI sangat membantu dengan

keterlibatannya untuk menertiban PKL di Kota Serang.

4. Sikap/Kecenderungan Para Pelaksana

Dalam indikator ini meliputi inisiatif dan partisipatif. Pada pelaksanaanya

semua dinas terkait sangat mementingkan beberapa aspek yang dinilai

memungkinkan untuk membantu dalam pelaksanaan penataan dan pemberdayaan

Page 176: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

176

PKL yang bertujuan untuk meningkatkan daya beli dan memberikan kenyamanan

kepada pengunjung. Selama ini pelaksanaan dari program Penataan dan

Pemberdayaan PKL ini sudah berjalan dengan baik, dengan adanya tindakan dari

SKPD terkait yang melakukan peninjauan terlebih dahulu untuk lokasi PKL.

Dalam indikator selanjutnya, yaitu indikator partisipatif, peneliti menemukan

bahwa sudah adanya partisipasi dari SKPD terkait. Terbukti dari adanya bantuan

yang datang dari Kecamatan dalam tugasnya mengontrol lokasi PKL dan sebagai

penyalur informasi kepada masyarakat atau PKL di lokasi, selain mendata para

PKL itu sendiri. Variabel inisiatif dan partisipatif tersebut memberikan hasil yang

menurut peneliti indikator dari sikap/kecenderungan para pelaksana sudah berjalan

dengan baik.

5. Komunikasi antar organisasi dan aktivitas pelaksana

Faktor penghambat pelaksanaan kebijakan datang dari proses komunikasi

koordinasi yang masih belum optimal karena prosesnya yang dilakukan pada waktu

yang dekat dengan pelaksanaan yang dilakukan oleh Disperindagkop Kota Serang

sebagai pelaksana di lapangan yang melakukan perencanaan dalam pelaksanaannya

yang melibatkan Kecamatan setempat sebagai penyambung sosialisasi kepada PKL.

Kecamatan membutuhkan waktu setidaknya satu minggu sebelum pelaksanaan

untuk bisa mensosialisasikan kepada PKL dan melakukan perencanaan

pemberdayaan yang akan meliputi pemindahan lokasi PKL.

Pada pelaksanaannya dinilai belum optimal karena kebijakan ini belum

dilakukan dengan berkelanjutan, Disperindagkop masih belum menemukan solusi

Page 177: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

177

dalam melakukan pemberdayaan yang memberikan lahan baru dikarenakan tidak

banyaknya lahan milik pemerintah yang diperuntuk bagi PKL.

6. Lingkungan Ekonomi, Sosial dan Politik

Pada variabel ini menurut penliti menjelaskan bahwa kondisi di lapangan

terkait dengan kondisi ekonomi PKL, kondisi sosial atau respon dari warga sekitar

tentang keberadaan PKL dan kondisi politik yang mempengaruhi atau menunjang

dari Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan dan Pemberdayaan

Pedagang Kaki Lima Di Kota Serang ini menunjukan bahwa hasilnya sudah cukup

memuaskan.

Dengan adanya pelaksanaan yang meliputi peninjauan PKL dari sektor

lingkungan ekonomi, sosial dan politik, dinas yang terkait sudah melakukan dengan

baik dan sesuai dengan kebutuhan PKL yang menginginkan adanya peningkatan

penjualan dan bisa merubah perekonomian PKL, selain itu dinas terkait sudah

melihat lingkungan sekitar lokasi PKL yang akan ditata dan diberdayakan dengan

lokasi yang baru maupun lokasi yang lama.

5.2 Saran

Berdasarkan permasalahan yang peneliti dapatkan dari hasil observasi dan

wawancara dengan sejumlah informan maka peneliti memberikan saran sebagai

berikut:

1. Diharapkan kepada Pemerintah Daerah Kota Serang untuk bisa menjalankan

program penataan dan pemberdayaan PKL dengan baik dan memberikan

fasilitas sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh pedagang. Fasilitas yang

Page 178: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

178

dimaksud seperti tenda baru yang lebih baik kondisinya dan lebih rapih,

selain itu juga fasilitas dalam kebersihan juga akan menunjang keberhasilan

upaya peningkatan perekonomian PKL dengan tersedianya bak sampah di

sekitar lokasi PKL dan memberikan jadwal tetap dalam pengelolaan

kebersihan.

2. Dengan pelaksanaannya yang berhubungan dengan masyarakat dan

pedagang, seharusnya Pemerintah Daerah Kota Serang sudah menyiapkan

anggota dalam pelaksanaannya dengan jumlah yang sesuai agar tidak

mengalami kesulitan di lapangan pada pelaksanaan program Penataan dan

Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima.

3. Dengan SKPD yang sudah ditentukan, sudah seharusnya bisa melakukan

koordinasi dengan baik sesuai dengan prosedur yang melakukan koordinasi

dengan waktu yang tidak memberatkan dinas lainnya agar bisa melakukan

program penataan dan pemberdayaan PKL yang berjalan dengan lancar dan

baik sesuai dengan harapan.

4. Diharapkan Pemerintah Daerah Kota Serang bisa secepatnya menerbitkan

petunjuk teknis guna pelaksanaan di lapangan berjalan sesuai dengan

petunjuk yang baru dan tidak lagi menggunakan petunjuk teknis yang lama.

Page 179: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

179

DAFTAR PUSTAKA

BUKU :

Agustino, Leo. 2012. Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta.

Dunn, William N. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press.

Ernawan, Erni R. 2007. Business Ethics. Bandung: Alfabeta.

Moleong, Lexy J. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Nugroho, Riant D. 2011. Public Policy. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Parsons, Wayne 2001. Public Policy: Pengantar Teori dan Praktik Analisis

Kebijakan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Prastowo, A. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif (dalam perspektif rancangan

penelitian). Yogyakarta: Arruzz Media

Satori, Djam’an dan Komariah, Aan. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:

Penerbit Alfabeta.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

------------ 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Suharto, Edi. 2008. Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta.

Susanto. 2007. A Strategic Management Approach Corporate Social Responsibility.

Jakarta: The Jakarta Consulting Group Partner In Change.

Wibawa, Samodra. dkk. 1994. Evaluasi Kebijakan Publik. Jakarta: Raja Grafika

Persada.

Page 180: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

180

Widodo, Joko. 2007. Analisis Kebijakan Publik: Konsep dan Aplikasi Proses

Kebijakan Publik. Malang: Bayumedia.

Wicaksana, Kristian. 2006. Administrasi dan Birokrasi Pemerintah. Jogjakarta:

Graha Ilmu.

Winarno, Budi. 2002. Kebijakan Publik: Teori dan Proses. Yogyakarta: Media

Pressindo.

DOKUMEN DAN PERATURAN PERUNDANG-UDANGAN:

Peraturan Derah Kota Serang Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan Dan

Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima.

SUMBER LAIN :

www.bps.go.id : Data Peningkatan Ekonomi Provinsi Banten. Diakses Tanggal 12

Agustus 2015. 22:00 WIB.

Jurnal Muh. Abdurohman Najib. Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten

Magelang Nomor 7 Tahun 2009 Tentang Penataan Dan Pemberdayaan

Pedagang Kaki Lima Di Kota Magelang 2012.

Jurnal Astir Ayeti Syafardi. Penata Kelolaan Pedagang Kaki Lima (PKL) Buah Di

Kota Padang 2012.

Skripsi Fredi Anton Saputro. Peranan Satuan Polisi Pamong Praja Dalam

Mengimplementasikan Peraturan Daerah Tentang Pedagang Kaki Lima Di

Surakarta 2013.

Page 181: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

181

MEMBER CHECK

Nama : Dra. Sri Kusminingsih

Jabatan : Kasi Pengelolaan dan Pengembangan Pasar Dinas

Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Serang

(Disperindagkop)

Waktu wawancara : Selasa 22 Desember 2015 11.00 WIB

Lokasi wawancara : Kantor Disperindagkop Kota Serang

Hasil wawancara :

1. Seperti apa ukuran dan tujuan realistis dari pelaksanaan Perda No.4

Tahun 2014 Tentang Penataan Dan Pemberdayaan Pedagang Kaki

Lima ini ?

Ukurun dari kebijakan ini ya sejauh mana Disperindagkop bisa

memberdayakan PKL, minimal kita bisa menata lokasi PKL yang ada.

Kalo tujuannya untuk memberikan solusi bagi PKL yang dianggap

ilegal atau banyak melakukan pelanggaran.

2. Bagaimana pelaksanaan dalam Perda ini ?

Pelaksanaan perdanya kita lakukan secara berkala, mulai dari menijau

lokasi, ijin kepada instansi setempat, setelah itu baru kita coba menata

lokasi PKL.

3. Kesuliatan/kendala apa dalam pelaksanaannya ?

Kalo dari kita, agak sulit kalau kita harus langsung mensosialisasikan

perda ini ke PKL, kita harus cari tokoh setempat dulu.

4. Apakah SDM dalam pelaksanaan/implementasi Perda ini sudah

sesuai dengan kebijakan Perda tersebut ? apakah sudah cukup ?

Kalo kita sih sudah sesuai, karena di Disperindagkop ada bidang yang

mengurusi pasar,retribusi dan lain-lain yang berhubungan dengan PKL

Kota Serang.

Untuk Disperindagkop personel yang bertugas di lapangan untuk

meninjau lokasi sudah cukup, kita gunakan personel dari kebijakan

yang sebelumnya, jadi enggak ada masalah dalam jumlah personel.

5. Darimana sumber anggaran yang didapat untuk pelaksanaan perda

ini ? apakah sukup dengan anggaran yang ada?

Yang kita dapat anggaran selama ini dari APBD Kota Serang, dan

menurut saya pribadi anggaran yang ada untuk pelaksanaan kebijakan

ini sudah cukup.

6. Bagaimana dengan sarana dan prasarana, apakah sudah cukup untuk

fasilitas pelaksana?

Disperindagkop Kota Serang ada kok kendaraan operasional, kita

punya satu mobil untuk menuju ke lokasi PKL, sekalian untuk angkut

barang-barang yang di butuhin.

7. Apakah waktu yang diberikan sudah cukup membantu?

Page 182: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

182

dengan waktu yang ada, kami sudah berusaha dengan optimal sesuai

dengan waktu yang ditentukan. Saya rasa cukup.

8. Apakah karakteristik dari implementor sudah sesuai untuk kebijakan

ini? Siapa saja yang terlibat?

Iya sudah sesuai, di kebijakan ini semua dinas terkait PKL ikut andil.

Satpol PP selaku penegak perda, Kecamatan setempat sebagai

instansinya. Jadi ya sudah sesuai. Kalau dari Disperindagkop sendiri

punya tim dalam penataan PKL, ada dari UPTD pasar yang membantu

sosialisasikan kebijakan ke PKL maupun ke tokoh setempat.

9. Adakah kepedulian untuk lingkungan sekitar wilayah?

Ya sudah pasti, kita sangat memperhatikan lingkungan lokasi baru

untuk relokasi PKL. Kita cari tempat yang tidak merusak lingkungan

alam juga, kita perhatikan pohon-pohon dan kita juga lihat aspek

perkembangan ekonominya

10. Adakah partisipasi dari lingkungan internal dan eksternal?

Dari internal ada dari Kecamatan. Kalau eksternal bantuan dari warga

yang kita minta bantuannya, mereka enggak keberatan bantu kita kok.

11. Bagaimana proses komunikasi dilakukan?

Kami melakukan komunikasi dengan cara mendatangi kantor dinas

yang terkait dan membicarakan pelaksanaan dari kebijaknnya.

12. Bagaimana proses koordinasi antar skpd terkait?

Biasanya kita yang langsung ke Kecamatan dan Satpol PP, kalau di

lapangan sih kita serahkan ke petugas Kecamatan.

13. Apakah kondisi ekonomi, sosial dan politik turut mempengaruhi

kebijakan ini?

Ya, sudah pasti kondisi ekonomi, sosial dan politik sangat

mempengaruhi. Karena kondisi itu semua ada hubungannya juga sama

PKL.

Tanda Tangan

Dra. Sri

Kusminingsih

Page 183: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

183

MEMBER CHECK

Nama : Sugiri, ST., M.Si

Jabatan : Kepala UPTD Pasar Disprindagkop Kota Serang

Waktu wawancara : Selasa 15 Desember 2015 10.00 WIB

Lokasi wawancara : Kantor UPTDd Pasar Disprindagkop, Pasar Rau.

Hasil wawancara :

1. Seperti apa ukuran dan tujuan realistis dari pelaksanaan Perda No.4

Tahun 2014 Tentang Penataan Dan Pemberdayaan Pedagang Kaki

Lima ini ?

Ukuran dari pelaksanaan Perda ini adalah Pemerintah Daerah Kota

Serang bisa membantu urusan penghasilan dari PKL selama berjualan,

kalau bisa yaa bantu tambah penghasilan mereka dengan cara

memberikan lahan yang dibolehkan oleh pemerintah daerah kota

serang. tujuannya untuk memberikan tempat yang bagus dan

representative untuk berjualan, tempat yang bersih dan nyaman untuk di

pandang.

2. Bagaimana pelaksanaan dalam Perda ini ?

Kami sebagai unit pelaksana teknis (UPTD) pasar disprindagkop

membantu dalam mensosialisasikan segala peraturan yang ditetapkan

oleh Disperindagkop Kota Serang.

3. Kesuliatan/kendala apa dalam pelaksanaannya ?

Kendalanya pada saat di lapangan banyak pedagang yang sulit

dipindahkan. Mereka juga sulit untuk diajak kerjasama, selalu

semaunya sendiiri.

4. Apakah SDM dalam pelaksanaan/implementasi Perda ini sudah

sesuai dengan kebijakan Perda tersebut ? apakah sudah cukup ?

Page 184: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

184

Ya, sudah sesuai. Disprindagkop memang tugasnya ini, membantu

meningkatkan perekonomian dari sektor informal. Dari jumlah petugas

saya rasa sudah cukup, sudah ada bagiannya masing-masing di

Disperindagkop.

5. Darimana sumber anggaran yang didapat untuk pelaksanaan perda

ini ? apakah cukup dengan anggaran yang ada?

Sumber anggaran dari apbd. Menurut saya sudah cukup, toh kita

dengan jumlah anggaran yang didapat bisa memberikan tenda baru dan

lain-lainnya untuk PKL.

6. Bagaimana dengan sarana dan prasarana, apakah sudah cukup untuk

fasilitas pelaksana?

Kalau fasilitas sih UPTDd pasar ini ada dua motor, yang kegunaannya

ya untuk meninjau pasar setiap harinya, dua motor juga cukup kok.

7. Apakah waktu yang diberikan sudah cukup membantu?

Disprindagkop sangat memanfaatkan waktu yang ada yaa menurut

saya, sejauh ini juga sudah ada beberapa lokasi PKL yang

diberdayakan.

8. Apakah karakteristik dari implementor sudah sesuai untuk kebijakan

ini? Siapa saja yang terlibat?

Dengan instansi yang ada di perda, saya rasa sudah sesuai.

9. Adakah kepedulian untuk lingkungan sekitar wilayah?

Kalau kita sejauh ini hanya mengurus di bagian pasar dan sekitarnya,

jadi kalau melihat dari segi lingkungan wilayahnya, ya sudah pasti kita

lihat segi lingkungan yang ada di sekitar pasar yang menurut kita enggak

ganggu jalan atau parkiran.

10. Adakah partisipasi dari lingkungan internal dan eksternal?

Kalau disini ya semua membantu, pedagangnya juga ikut membantu

merapihkan tenda atau gerobaknya yang di pindahkan

11. Bagaimana proses komunikasi dilakukan?

Page 185: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

185

Dinas yang berkoordinasi dengan kita adalah Disprindagkop, mereka

datang bertemu dengan saya terkait sosialisasi masalah PKL, dan

selama ini lancer tidak ada hambatan dalam komunikasi.

12. Bagaimana proses koordinasi antar SKPD terkait?

Disperindagkop kadang datang ke kantor ngobrol soal kebijakan yang

bakal di kerjakan.

13. Apakah kondisi ekonomi, sosial dan politik turut mempengaruhi

kebijakan ini?

Kondisi ekonomi, sosial dan politik sangat mempengaruhi kebijakan ini,

karena semua aspek itu yaa terkait satu sama lainnya.

Tanda Tangan

Sugiri, ST., M.Si

Page 186: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

186

MEMBER CHECK

Nama : Lily Mushlihat, SH. M.Si

Jabatan : Kasubag Perundang – Undangan Bagian Hukum Setda

Kota Serang

Waktu wawancara : Rabu 6 Januari 2016 10.00 WIB

Lokasi wawancara : Kantor Sekertariat Daerah Kota Serang

Hasil wawancara :

1. Seperti apa ukuran dan tujuan realistis dari pelaksanaan Perda No.4

Tahun 2014 Tentang Penataan Dan Pemberdayaan Pedagang Kaki

Lima ini ?

Ukuran dari Perda tersebut adalah bagaimana menertibkan pedagang

kaki lima dengan cara menata dan memberdayakan PKL di kota serang.

sementara tujuannya adalah menjadikan lokasi PKL menjadi lebih

indah, bersih dan tertib dari tempat yang sebelumnya.

2. Bagaimana pelaksanaan dalam Perda ini ?

Semua SKPD yang terkait seharusnya menjadi tim yang bisa

melaksanakan penataan dan pemberdayaan PKL di kota serang ini,

karena ini menyangkut keterkaitan yang ada di Perda tersebut.

3. Kesuliatan/kendala apa dalam pelaksanaannya ?

Page 187: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

187

Kadang kesulitan itu datang dari PKL itu sendiri, PKL yang sulit untuk

di pindahkan dari tempat yang sebelumnya, karena mereka menganggap

tempat yang di berikan kurang menguntungkan.

4. Apakah SDM dalam pelaksanaan/implementasi Perda ini sudah

sesuai dengan kebijakan Perda tersebut ? apakah sudah cukup ?

Menurut saya sudah sesuai, karena semua pelaksana yang tercantum di

Perda sudah sesuai dengan bidangnya. Sudah cukup yaa pasti, karena

kita bertugas menyampaikan peraturan perundang-undangan, jadi

enggak butuh banyak pelaksana.

5. Darimana sumber anggaran yang didapat untuk pelaksanaan Perda

ini ? apakah sukup dengan anggaran yang ada?

Anggaran yang di dapat untuk pelaksanaan Perda ini ya berasal dari

APBD kota serang untuk penyediaan tempat PKL.

6. Bagaimana dengan sarana dan prasarana, apakah sudah cukup untuk

fasilitas pelaksana?

Sarana dan prasarana menurut saya sudah cukup kayanya, fasilitas

juga cukup untuk koordinasi dengan beberapa dinas.

7. Apakah waktu yang diberikan sudah cukup membantu?

Sebenarnya kurang membantu dengan waktu yang diberikan, karena

kita membutuhkan waktu lebih untuk mencari lokasi yang pas untuk

PKL itu sendiri.

Page 188: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

188

8. Apakah karakteristik dari implementor sudah sesuai untuk kebijakan

ini? Siapa saja yang terlibat?

Sudah sesuai, semua yang terkait saya pikir sudah pas sesuai dengan

tugas pokoknya masing-masing, seperti Satpol PP, diperindagkop juga.

9. Bagaimana proses komunikasi dilakukan?

Komunikasi kita berjalan baik, kita bisa langsung koordinasi dengan

Disperindagkop maupun Satpol PP kota.

10. Bagaimana proses koordinasi antar SKPD terkait?

Kita yang hubungi Disperindagkop, kadang kita yang ke kantor atau

sebaliknya, pegawai Disperindagkop kota serang yang ke kantor.

11. Apakah kondisi ekonomi, sosial dan politik turut mempengaruhi

kebijakan ini?

Ya sudah pasti kondisi ekonomi, sosial, dan politik mempengaruhi.

Karena semua ada keterkaitan dengan Perda ini.

Tanda Tangan

Lily Mushlihat, SH. M.Si

Page 189: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

189

MEMBER CHECK

Nama : Aji

Jabatan : Pengguna Jalan Raya

Waktu wawancara : Rabu 27 Januari 2016 14.00 WIB

Lokasi wawancara : Alun-alun Kota Serang

Hasil wawancara :

1. Seperti apa ukuran dan tujuan seharusnya dari kebijakan perda ini?

Menurut saya ukuran dari kebijakan ini ya dari pemerintah daerahnya yang

bisa melakukan sesuatu untuk kemajuan para PKL terutama untuk lokasi PKL.

Minimal bisa memperbaiki lokasi PKL yang sudah ada saat ini. Tujuannya

adalah untuk memperindah lokasi PKL, khususnya di kawasan kota serang,

karena menurut saya warga kota serang juga berharap kalau ada pasar atau

lokasi pedagang yang teratur dan tertib.

2. Ada berapa jumlah petugas yang melaksanakan kebijakan tentang penataan

dan pemberdayaan ini?

Saya gak tau pasti ya, tapi yang jelas ada sekitar 10 sampai 15 petugas satpol

pp yang menegakkan kebijakan ini yang saya lihat.

3. Siapa saja yang terlibat dalam kebijakan ini? Apakah sudah sesuai?

Satpol pp sudah pasti, Disperindagkop juga. Pemerintah daerah sebagai

pembuat keputusan peraturan juga pasti.

Page 190: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

190

4. Adakah ada partisipasi dari sektor internal dan eksternal? Apakah sudah

cukup ?

Saya pernah lihat ada beberapa warga setempat yang ikut dalam penertiban

itu. Yang saya lihat sih sudah cukup, walaupun enggak banyak warga yang

membantu yaa..

5. Apakah kondisi ekonomi, sosial dan politik turut mempengaruhi kebijakan

ini?

Wah ya sudah pasti harus mempengaruhi, kalau bisa bikin lahan yang sesuai

dengan kebutuhan PKL, jangan cuma lihat dari sisi keindahan saja. Selain itu

juga dari sisi soial kalau bisa jangan sampai mengabaikan keberadaan warga

sekitar.

Tanda Tangan

Aji

Page 191: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

191

MEMBER CHECK

Nama : Achmad Suja’izakaria

Jabatan : Kasi Trantib Kecamatan Serang

Waktu wawancara : Jumat 27 November 2015 09.00 WIB

Lokasi wawancara : Kantor Kecamatan Serang

Hasil wawancara :

1. Seperti apa ukuran dan tujuan realistis dari pelaksanaan Perda No.4

Tahun 2014 Tentang Penataan Dan Pemberdayaan Pedagang Kaki

Lima ini ?

Kita lihat dari pelaksanaannya, penataan dan pemberdayaan ini ga

gampang. Karena pelaksanaan ini menyangkutpautkan ruang publik,

kenyamanan masyarakat, keamanan pedagang. Jadi menurut saya

ukuran dari kebijakan ini adalah bagaimana kita bisa mewujudkan

kenyamanan dan keamanan masyarakat khususnya di Kota Serang.

Tujuannya untuk menciptakan ruang publik yang dibutuhkan

masyarakat dan memberikan solusi kepada para pedagang agar masuk

ke status pedagang yang dibolehkan oleh pemerintah dan mengurangi

pelanggaran-pelanggaran yang dibuat.

2. Bagaimana pelaksanaan dalam Perda ini ?

Ada jadwal khusus untuk penataan dan pemeberdayaan kepada pkl di

kota serang, khususnya pedagang yang masuk di Kecamatan serang.

Page 192: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

192

kita terima jadwal dari Disperindagkop untuk penataan dan

pemberdayaannya, kalau sosialisasi kita selalu lakukan 2 minggu sekali

kepada pedagang yang ada di Kecamatan serang ini.

3. Kesuliatan/kendala apa dalam pelaksanaannya ?

Kalau kesulitan kita ada pada penempatan lokasi dagang ya, karena ga

gampang kasih pengertian kepada pkl yang ada.

4. Apakah SDM dalam pelaksanaan/implementasi Perda ini sudah

sesuai dengan kebijakan Perda tersebut ? apakah sudah cukup ?

Disperindagkop kota serang, Satpol PP dan Kecamatan yang terkait

menurut saya sudah sesuai, semua sudah ada kaitannya dengan pkl

yang dituju. Kadang Satpol PP kota serang juga minta bantuan kita

yaa, kita juga enggak banyak punya anggota, cuma ada 6, tapi siap

untuk membantu.

5. Darimana sumber anggaran yang didapat untuk pelaksanaan perda

ini ? apakah cukup dengan anggaran yang ada?

Semua anggaran kita didapat dari apbd, pemerintah kota serang mulai

serius dalam penanganan pkl. Sudah ada beberapa yang di relokasi,

mulai dari pedagang yang ada di stadion, wlaupun sifatnya sementara.

Selaian itu ada pedagang di pasar rau juga yang nantinya akan di

pindahkan ke dalam rtc yang semula ada di luar rtc.

6. Bagaimana dengan sarana dan prasarana, apakah sudah cukup untuk

fasilitas pelaksana?

Page 193: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

193

Cukup, Kecamatan punya fasilitas satu mobil khusus untuk Satpol PP.

saya rasa cukup untuk kegiatan.

7. Apakah waktu yang diberikan sudah cukup membantu?

Cukup. Penataan pkl saya pikir cuma butuh beberapa hari saja ya. Yang

penting semua skpd siap. Tapi kalau untuk pemberdayaan pkl khususnya

relokasi pkl, itu memang butuh waktu banyak.

8. Apakah karakteristik dari implementor sudah sesuai untuk kebijakan

ini? Siapa saja yang terlibat?

Yang saya lihat sih sudah sesuai ya, ada Disperindagkop kota serang

juga yang terkait, karena memang bidangnya Disperindagkop.

9. Adakah kepedulian untuk lingkungan sekitar wilayah?

Iya pasti, kita juga enggak sembarangan kasih ijin untuk relokasi kalau

lokasi yang lama masih sangat menguntungkan dan lokasi yang lama

merusak atau tidak menguntungkan untuk pkl.

10. Adakah partisipasi dari lingkungan internal dan eksternal?

Kita minta bantuan dari warga atau tokoh masyarakat untuk

pelaksanaanya merapihkan gerobak.

11. Bagaimana proses komunikasi dilakukan?

Komunikasi antar dinas dilakukan dengan cara Disperindagkop

sosialisasi ke kantor Kecamatan, dan selama ini komunikasi berjalan

dengan baik.

Page 194: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

194

12. Bagaimana proses koordinasi antar skpd terkait?

Disperindagkop sih yang biasa ke Kecamatan, Disperindagkop kan

yang menjalankan, kita yang bertanggung jawab selaku tuan rumah.

13. Apakah kondisi ekonomi, sosial dan politik turut mempengaruhi

kebijakan ini?

Sudah pasti mempengaruhi, kondisi ekonomi, sosial dan politik pasti

mempengaruhi untuk kebijakan ini.

Tanda Tangan

Achmad Suja’izakaria

Page 195: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

195

MEMBER CHECK

Nama : H. Tb. Yassin

Jabatan : Sekertaris Camat Kecamatan Cipocok Jaya

Waktu wawancara : Selasa 1 Desember 2015 09.00 WIB

Lokasi wawancara : Kantor Kecamatan Cipocok Jaya

Hasil wawancara :

1. Seperti apa ukuran dan tujuan realistis dari pelaksanaan Perda No.4

Tahun 2014 Tentang Penataan Dan Pemberdayaan Pedagang Kaki

Lima ini ?

Mengenai penataan dan pemberdayaan PKL, Kecamatan cipocok sudah

memberikan sanksi kepada PKL yang berjualan di atas trotoar, di atas

saluran irigasi dan pedagang-pedagang yang berjualan di bahu jalan.

Ukuran dari kebijakan ini Kecamatan cipocok bisa menata PKL di

cipocok, yang nantinya akan dipindahkan di wilayah kelurahan

banjarsari dengan tujuan untuk memberikan ruang untuk jalan raya dan

ruang untuk pejalan kaki, sekaligus memberikan ruang khusus PKL

yang dibolehkan oleh pemerintah.

2. Bagaimana pelaksanaan dalam Perda ini ?

Kecamatan cipocok melakukannya kebijakan ini dibantu dengan tim

dari Disperindagkop kota serang dan Satpol PP kota serang.

3. Kesuliatan/kendala apa dalam pelaksanaannya ?

Page 196: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

196

Ada perlawanan dari PKL dan lingkungan sekitar yang masih

mendukung para PKL berjualan di bahu jalan. Karena sebagian PKL

masih belum percaya dengan lokasi yang diberikan oleh pemerintah.

4. Apakah SDM dalam pelaksanaan/implementasi Perda ini sudah

sesuai dengan kebijakan Perda tersebut ? apakah sudah cukup ?

Sdm di Kecamatan menurut saya pribadi sudah sesuai, ada tim yang

saya pikir cocok untuk menangani masalah PKL ini. Satpol PP

Kecamatancipocok hanya ada 8 anggotanya, kalau di lapangan kadang

terjadi kekurangan personel dari Satpol PP kota serang, kita pasti bantu

sebisa mungkin.

5. Darimana sumber anggaran yang didapat untuk pelaksanaan perda

ini ? apakah cukup dengan anggaran yang ada?

Kita dapat anggaran untuk penanganan PKL ini dari APBD, tapi kalau

Disperindagkop mungkin dapat dari APBD atau apbn juga. Dan dengan

anggaran yang ada, Kecamatan cipocok sendiri cukup untuk sekedar

penataan dan pemberdayaan PKL.

6. Bagaimana dengan sarana dan prasarana, apakah sudah cukup untuk

fasilitas pelaksana?

Di Kecamatan cipocon ini jujur ya menurut saya sarana dan prasarana

masih kurang kalau untuk penanganan PKL, untuk kendaraan

operasionalnya saja saya rasa masih kurang, cuma ada motor.

Page 197: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

197

7. Apakah waktu yang diberikan sudah cukup membantu?

Waktu dalam penataan PKL ga butuh waktu lama, tapi kalau

pemberdayaan PKL yang harus memberikan tempat atau ruang khusus

PKL, ya butuh waktu lama untuk cari lokasi yang pas.

8. Apakah karakteristik dari implementor sudah sesuai untuk kebijakan

ini? Siapa saja yang terlibat?

Dilihat dari SKPD terkait di perda, saya rasa sudah sesuai.

9. Adakah kepedulian untuk lingkungan sekitar wilayah?

Di cipocok kita lihat lokasi baru untuk PKL, karena disini juga kita

enggak banyak lokasi pemerintah yang diperuntukan pengembangan

ekonomi sektor informal, jadi ya kita sudah pasti lihat kondisi

lingkungan sekitar.

10. Adakah partisipasi dari lingkungan internal dan eksternal?

Selama ini sih kita dapat bantuan hanya dari Satpol PP kota serang,

dari warga sekitar hanya beberapa yang mendukung kebijakan ini.

11. Bagaimana proses komunikasi dilakukan?

Komunikasi yang kita lakukan dengan cara kita sebagai Kecamatan

setempat ada pembicaraan khusus tentang penataan ini dengan

Disperindagkop, setelah itu baru kita hubungi Satpol PP kota serang

terkait bantuan dalam pelaksanaan di lapangan. Kalau komunikasi

Page 198: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

198

dengan PKL, kita lakukan setelah dapat jadwal pelaksanaan penataan

Disperindagkop di Kecamatan cipocok.

12. Bagaimana proses koordinasi antar SKPD terkait?

Saya yang biasa di panggil ke kantor Disperindagkop kota serang, saya

memang dekat sama beberapa orang Disperindagkop, jadi ya kalau

masalah koordinasi saya tinggal tunggu panggilan dari Disperindagkop

soal penanganan PKL ini.

13. Apakah kondisi ekonomi, sosial dan politik turut mempengaruhi

kebijakan ini?

Kondisi ekonomi sosial dan politik amat sangat mempengaruhi

pelaksanaan perda ini, karena dari tiga aspek itu kita bisa tahu harus

mulai darimana penataan dan pemberdayaannya.

Tanda Tangan

H. Tb. Yassin

Page 199: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

199

MEMBER CHECK

Nama : H. Rafiudin SH, MSi

Jabatan : Kasi Trantib Kecamatan Curug

Waktu wawancara : Selasa 24 November 2015 13.00 WIB

Lokasi wawancara : Kantor Kecamatan Curug

Hasil wawancara :

1. Seperti apa ukuran dan tujuan realistis dari pelaksanaan Perda No.4

Tahun 2014 Tentang Penataan Dan Pemberdayaan Pedagang Kaki

Lima ini ?

ukuran dari pelaksanaannya sudah jelas ya, minimal kita bisa

membenahi tenda-tenda yang digunakan PKL dan memberi ruang legal

untuk PKL dalam melakukan aktifitasnya. Tujuan juga seperti itu,

memberi tempat untuk PKL dan menjadikan pembeli nyaman jika

berbelanja di tempat yang diperbolehkan pemerintah daerah.

2. Bagaimana pelaksanaan dalam Perda ini ?

Karena bisa dibilang Kecamatan curug ini belum punya pasar

tradisional yang tetap, jadi kita dalam melaksanakan perda ini ke PKL

yang ada dan kita lakukan se-adanya saja. Setidaknya mereka tidak

berjualan di bahu jalan.

3. Kesulitan/kendala apa dalam pelaksanaannya ?

Page 200: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

200

Sosialisasi langsung pada saat di lapangan yang sedikit lebih sulit,

karena banyak PKL yang sulit diatur.

4. Apakah SDM dalam pelaksanaan/implementasi Perda ini sudah

sesuai dengan kebijakan Perda tersebut ? apkaah sudah cukup ?

Kalau di Kecamatan curug sendiri sudah sesuai ya, karena kita juga

ada satpol pp Kecamatan yang membantu. Di kec. Curug sini, petugas

penertiban PKL sudah cukup, PKL enggak banyak di sini.

5. Darimana sumber anggaran yang didapat untuk pelaksanaan perda

ini ? apakah sukup dengan anggaran yang ada?

Anggaran untuk Kecamatan selama ini di dapat dari apbd kota serang.

6. Bagaimana dengan sarana dan prasarana, apakah sudah cukup untuk

fasilitas pelaksana?

Fasilitas sudah cukup, kalau hanya untuk meninjau lokasi selama ini.

7. Apakah waktu yang diberikan sudah cukup membantu?

Saya rasa waktunya sudah cukup untuk Kecamatan menata PKL.

8. Apakah karakteristik dari implementor sudah sesuai untuk kebijakan

ini? Siapa saja yang terlibat?

Di Kecamatan curug sudah ada satpol pp yang menangani PKL, jadi

menurut saya jika di Kecamatan sendiri sudah sesuai impelementornya.

Antar SKPD yang terkait juga sudah sesuai dengan bidangnya.

9. Adakah kepedulian untuk lingkungan sekitar wilayah?

Page 201: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

201

Ya kita lihat kondisi lingkungan di curug, tapi disini belum ada lokasi

untuk PKL, kita enggak banyak punya lokasi untuk baru untuk PKL.

10. Adakah partisipasi dari lingkungan internal dan eksternal?

Ada beberapa PKL yang membantu juga penataannya.

11. Bagaimana proses komunikasi dilakukan?

Komunikasi Disperindagkop dengan Kecamatan cukup lancer, mereka

datang ke kantor untuk melaksanakan penataan.

12. Bagaimana proses koordinasi antar SKPD terkait?

Kita yang dapet panggilan dari Disperindagkop, setelah itu baru kita

koordinasi ke PKL.

13. Apakah kondisi ekonomi, sosial dan politik turut mempengaruhi

kebijakan ini?

Ya, kondisi ekonomi, sosial dan politik ikut mempengaruhi perda ini.

Semua itu berpengaruh dalam pelaksanaannya.

Tanda Tangan

H. Rafiudin SH, MSi

Page 202: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

202

MEMBER CHECK

Nama : Drs. H. Mustofa, M.Si

Jabatan : Sekertaris Camat Kecamatan Taktakan

Waktu wawancara : Senin 23 November 2015 10.00 WIB

Lokasi wawancara : Kantor Kecamatan Taktakan

Hasil wawancara :

1. Seperti apa ukuran dan tujuan realistis dari pelaksanaan Perda No.4

Tahun 2014 Tentang Penataan Dan Pemberdayaan Pedagang Kaki

Lima ini ?

Ukuran dari pelaksanaannya yaa bisa dilihat dari pertanggung

jawaban setiap skpd yang ada di perda, bagaimana mereka bisa

melakukan penataan dan pemberdayaan yang dibutuhkan para PKL.

Tujuan dari pelaksanaan agar semua PKL bisa merasakan fasilitas

yang legal dari pemerintah, seperti tempat usaha yang diberikan.

2. Bagaimana pelaksanaan dalam Perda ini ?

Di Kecamatan Taktakan ini tidak ada pasar terdisional yang seperti di

banyak daerah di kota serang, jadi yaa pelaksanaan dari penataan dan

pemberdayaan PKL disini tidak terlalu sering, karena jumlah PKL tidak

terlalu banyak.

3. Kesuliatan/kendala apa dalam pelaksanaannya ?

Page 203: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

203

kendalanya adalah sulitnya berkomunikasi dengan PKL yang sulit

diajak kerjasama, padahal ini buat kebaikan mereka juga.

4. Apakah SDM dalam pelaksanaan/implementasi Perda ini sudah

sesuai dengan kebijakan Perda tersebut ? apakah sudah cukup ?

Sudah yaa, Kecamatan Taktakan ada Satpol PP yang ngurusin PKL,

dan mereka siap kapan saja. Anggota satpol pp Kecamatan sudah

cukup, paling kita minta bantuan beberapa anggota Satpol PP Kota

Serang untuk pelaksanaannya.

5. Darimana sumber anggaran yang didapat untuk pelaksanaan perda

ini ? apakah sukup dengan anggaran yang ada?

Anggaran itu bisa kita dapat dari apbd kota serang. kota serang sudah

siap untuk anggaran ini yaa saya piker

6. Bagaimana dengan sarana dan prasarana, apakah sudah cukup untuk

fasilitas pelaksana?

Ada dua motor untuk fasilitas di Kecamatan, ya termasuk fasilitas untuk

pelaksanaan masalah PKL ini juga.

7. Apakah waktu yang diberikan sudah cukup membantu?

Waktu yang diberikan sudah cukup saya rasa, kami melakukan

penataan dan pemberdayaan ini kepada PKL di Kecamatan Taktakan

bisa melakukannya dengan waktu yang diberikan. Walaupun baru

beberapa PKL yang kami tata dan berdayakan.

Page 204: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

204

8. Apakah karakteristik dari implementor sudah sesuai untuk kebijakan

ini? Siapa saja yang terlibat?

Dari implementor yang ada di Kecamatan sudah sesuai, ada satpol pp

yang membantu dalam pelaksanaanya.

9. Adakah kepedulian untuk lingkungan sekitar wilayah?

Sampai saat ini kita belum menemukan lokasinya, tapi sekarang kita

sudah menentukan lokasi yang dibolehkan atau tidak dibolehkan untuk

berjualan dan kita juga memilih lokasi tersebut sesuai dari kondisi

lapangan yang mendukung kegiatan jual-beli atau tidak.

10. Adakah partisipasi dari lingkungan internal dan eksternal?

Masayrakat selama ini membantu dan mendukung kegiatan yang kami

sosialisasikan.

11. Bagaimana proses komunikasi dilakukan?

Kami berkoordinasi dengan PKL yang sudah cukup lama berjualan di

Kecamatan Taktakan, jadi yaa ada bantuan juga dari warga setempat.

12. Bagaimana proses koordinasi antar skpd terkait?

Taktakan selalu koordinasi dengan Disperindagkop kalau soal PKL ini,

kita yang langsung koordinasi dan komunikasi ke PKL.

13. Apakah kondisi ekonomi, sosial dan politik turut mempengaruhi

kebijakan ini?

Kondisi ekonomi dan sosial sudah pasti, dari kondisi politik juga

berpengaruhi kebijakan ini, khususnya di Kecamatan Taktakan ya.

Tanda Tangan

Drs. H. Mustofa, M.Si

Page 205: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

205

MEMBER CHECK

Nama : Jainudin, S.Sos. M.Si

Jabatan : Kasi Ekonomi Pembangunan Kecamatan Kasemen

Waktu wawancara : Rabu 25 November 2015 13.00 WIB

Lokasi wawancara : Kantor Kecamatan Kasemen

Hasil wawancara :

1. Seperti apa ukuran dan tujuan realistis dari pelaksanaan Perda No.4

Tahun 2014 Tentang Penataan Dan Pemberdayaan Pedagang Kaki

Lima ini ?

Ukuran dari pelaksanaanya khususnya di Kasemen, minimal

pemerintah daerah bisa memperbaiki fasilitas yang ada aja dulu,

masalah lokasi tinggal kita cari nanti karena di Kasemen ini juga masih

banyak lahan yang bagus buat lokasi PKL.

Tujuannya jelas untuk membina PKL yang ada di Kasemen dan

sekitarnya.

2. Bagaimana pelaksanaan dalam Perda ini ?

Pelaksanaan penataan dan pemberdayaan ini tidak lepas dari bantuan

Disperindagkop kota serang, kita yang memberi sedikit arahan

mengenai lokasi dan kita juga sebagai pihak yang ditugaskan untuk

mengontrol segala aktifitasnya karena kita yang punya wilayah.

3. Kesuliatan/kendala apa dalam pelaksanaannya ?

Page 206: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

206

Engga gampang ngobrol tentang perda dengan PKL, mereka ga akan

mau kalau disuruh pindah. Kendalanya yaa itu, sulit berkomunikasi

dengan PKL.

4. Apakah SDM dalam pelaksanaan/implementasi Perda ini sudah

sesuai dengan kebijakan Perda tersebut ? apakah sudah cukup ?

Sdm untuk penataan PKL di Kecamatan Kasemen sudah sesuai menurut

saya, di setiap Kecamatan pasti ada Satpol PP yang bertugas menata

PKL. Tim pelaksana dalam perda juga yang saya lihat sudah sesuai

dengan tugasnya, sesuai dengan bidangnya. Jumlahnya enggak banyak,

tapi cukup untuk Kasemen.

5. Darimana sumber anggaran yang didapat untuk pelaksanaan perda

ini ? apakah sukup dengan anggaran yang ada?

Anggaran sudah cukup ya, tinggal jadwal pelaksanaan aja yang harus

tepat, biar ga molor waktunya. Anggaran di dapat selama ini ya dari

APBD.

6. Bagaimana dengan sarana dan prasarana, apakah sudah cukup untuk

fasilitas pelaksana?

Di Kasemen sudah cukup, ada beberapa kendaraan untuk para pegawai

menuju lokasi PKL.

7. Apakah waktu yang diberikan sudah cukup membantu?

Page 207: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

207

Kalau cuma menata PKL sih cukup, tapi untuk merelokasi PKL kan

butuh waktu lebih dan biaya lebih juga dalam memberikan lahan untuk

mereka.

8. Apakah karakteristik dari implementor sudah sesuai untuk kebijakan

ini? Siapa saja yang terlibat?

Menurut saya sih sesuai, Disperindagkop sebagai pelaksana, kita orang

Kecamatan sebagai pengontrol dan pemberi ijin di lapangan, Satpol PP

sebagai penegak perda.

9. Adakah kepedulian untuk lingkungan sekitar wilayah?

Pasti, kita hanya mengijinkan lokasi yang baru yang nantinya akan

menaikan nilai perekonomian disini, khususnya lokasi atau jalur wisata

religi di kawasan banten lama ini.

10. Adakah partisipasi dari lingkungan internal dan eksternal?

Ada, kita juga dibantu sama PKL itu sendiri dan ada juga bantuan dari

warga kelurahan sekitar.

11. Bagaimana proses komunikasi dilakukan?

Komunikasi dari Disperindagkop dilakukan lancar-lancar aja, Cuma

terkadang mereka ijin kepada kami itu terkadang waktunya mepet,

misalkan hari ini Disperindagkop hubungi kita tapi besok lusa sudah

mulai pelaksanaan. Kita sebagai orang Kecamatan juga kan harus

Page 208: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

208

komunikasi ke PKL yang ada, biar ga kaget pada saat pelaksanaan

perda.

12. Bagaimana proses koordinasi antar SKPD terkait?

Di Kasemen langsung didatangi Disperindagkop biasanya, koordinasi

kita langsung dari Disperindagkop.

13. Apakah kondisi ekonomi, sosial dan politik turut mempengaruhi

kebijakan ini?

Ya jelas sangat mempengaruhi untuk perda ini, bagaimanapun situasi

ekonomi, lingkungan sosial dan politik membantu atau bahkan menjadi

penghalang untuk perda ini jika salah satu diantaranya ada yang

bermasalah.

Tanda Tangan

Jainudin, S.Sos. M.Si

Page 209: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

209

MEMBER CHECK

Nama : Fauji Abdullah, M.Si

Jabatan : Sekertaris Camat Kecamatan Walantaka

Waktu wawancara : Selasa 29 Desember 2015 11.00 WIB

Lokasi wawancara : Kantor Kecamatan Walantaka

Hasil wawancara :

1. Seperti apa ukuran dan tujuan realistis dari pelaksanaan Perda No.4

Tahun 2014 Tentang Penataan Dan Pemberdayaan Pedagang Kaki

Lima ini ?

Kecamatan walantaka dalam pelaksanaannya tidak telalu sering ya, di

Kecamatan walantaka saja hanya pasar kalodran yang selama ini kita

lakukan penataan dan pemberdayaan. Jadi ya ukuran dari perda ini

menurut saya adalah menjadikan pedagang kaki lima sebagai

pemandangan baru yang harus diindahkan.

Tujuannya agar pasar kalodran lebih aman dan nyaman, baik untuk

pedagang atau bahkan untuk pembeli.

2. Bagaimana pelaksanaan dalam Perda ini ?

Kita bekerjasama dengan pengelola pasar yang ada di pasar kalodran

untuk penataannya, disana juga ada tim yang bertugas yang selalu

membantu.

3. Kesuliatan/kendala apa dalam pelaksanaannya ?

PKLitu susah dikasih arahan, jadi mau ga mau kita harus mencati

pedgaang kaki lima yang menjadi tokoh di pasar.

4. Apakah SDM dalam pelaksanaan/implementasi Perda ini sudah

sesuai dengan kebijakan Perda tersebut ? apakah sudah cukup ?

Page 210: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

210

Sudah sesuai menurut saya, ada dinas yang terkait dengan tugasnya

mengenai PKLini. Untuk di sini sudah cukup, PKLdi sini enggak banyak

jumlahnya.

5. Darimana sumber anggaran yang didapat untuk pelaksanaan perda

ini ? apakah cukup dengan anggaran yang ada?

Anggaran didapat dari apbd ya, jadi saya rasa sudah cukup karena

pemerintah Kota Serang juga tau kondisi di Kecamatan walantaka ini.

6. Bagaimana dengan sarana dan prasarana, apakah sudah cukup untuk

fasilitas pelaksana?

Ada tuh motor untuk fasilitas pegawai, bermanfaat juga kok untuk

kegiatan penanganan pkl.

7. Apakah waktu yang diberikan sudah cukup membantu?

Disperindagkop ga kasih harus berapa hari dalam penyelesaian

pelaksanaannya ya, tapi Disperindagkop menyarankan untuk cepat

menyelesaikan dan kita sudah semaksimal mungkin untuk cepat

menyelesaikannya.

8. Apakah karakteristik dari implementor sudah sesuai untuk kebijakan

ini? Siapa saja yang terlibat?

Menurut saya sudah, semua dinas terkait sudah sesuai dengan tugasnya

masing-masing, jadi sudah pasti tahu apa yang harus dilakukan.

9. Adakah kepedulian untuk lingkungan sekitar wilayah?

Sebenarnya kita juga lihat kondisi lingkungan sekitar, di pasar kalodran

pedagang sampai ke bahu jalan, makanya kita berlakukan waktu

berjualan mereka yang ada di bahu jalan sampai siang, sore sudah

tidak ada yang berjualan.

10. Adakah partisipasi dari lingkungan internal dan eksternal?

Ada, Satpol PP Kecamatan, Satpol PP Kota Serang dan ada juga dari

PKLyang berjualan disitu, bantu menertibkan lapaknya sendiri.

11. Bagaimana proses komunikasi dilakukan?

Page 211: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

211

Disperindagkop datang ke kantor kecamataan dan sosialisasi itu

berjalan dengan baik.

12. Bagaimana proses koordinasi antar SKPD terkait?

Kalau ada rapat soal PKLseperti ini, kita selalu dapat panggilan dari

Disperindagkop, panggilan itu pasti kita dapat.

13. Apakah kondisi ekonomi, sosial dan politik turut mempengaruhi

kebijakan ini?

Kondisi ekonomi sosial dan politik menurut saya juga mempengaruhi,

semua kondisi di lapangan bisa berpengaruh dengan pelaksanaan.

Tanda Tangan

Fauji Abdullah, M.Si

Page 212: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

212

MEMBER CHECK

Nama : Rohim

Jabatan : Pedagang Kaki Lima di Pasar Royal Kota Serang

Waktu wawancara : Rabu 27 Januari 2016 16.00 WIB

Lokasi wawancara : Pasar Royal Kota Serang

Hasil wawancara :

1. Seperti apa ukuran dan tujuan seharusnya dari kebijakan perda ini?

Saya sebagai pedagang sih maunya semua yang berjualan di sini bisa

dengan aman, karena kita cari rezeki cuma dari jualan. Harapannya

tempat ini jadi lebih baik, petugas juga gak sembarangan bongkar

grobak kita.

2. Bagaiamana dengan petugas pelaksananya? Sudah sesuai dengan

bidangnya?

Menurut saya sih sudah sesuai, yang kesini menertibkan kita semua

pedagang yaa Satpol PP.

3. Apakah ada partisipasi dari warga setempat dalam pelaksanaan

penataan dan pemberdayaan ini?

Ada beberapa warga sini yang ikut penertiban, ada juga sebagian dari

pedagang di sini yang ikut menertibakan, kalau sudah ada tempat untuk

kita dan tempatnya bagus untuk jualan.

4. Komunikasi selama ini yang dilakukan seperti apa?

Page 213: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

213

Komunikasi dari Satpol PP ke kita masih kurang mas, selama ini kita di

beritahu sama orang kecamatan, sosialisasi dari kecamatan juga

waktunya kadang enggak pas, baru beberapa hari kasih tahu ke kita

tapi besoknya sudah langsung eksekusi.

5. Apakah karakteristik dari implementor sudah sesuai untuk kebijakan

ini? Siapa saja yang terlibat?

Kalau pelaksananya sih sudah sesuai, ada Satpol PP yang biasa kesini.

Tanda Tangan

Rohim

Page 214: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

214

MEMBER CHECK

Nama : H. M. Urip Saman

Jabatan : Ketua Paguyuban Pedagang Kaki Lima Kota Serang (PPKLI)

Waktu wawancara : Kamis 24 Desember 2015 10.00 WIB

Lokasi wawancara : Kediaman Informan, Cikepuh.

Hasil wawancara :

1. Seperti apa ukuran dan tujuan realistis dari pelaksanaan Perda No.4 Tahun

2014 Tentang Penataan Dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima ini ?

Kita sebagai organisasi yang menaungi PKL, ya kita berharap tujuan dari

pelaksanaan dari Perda ini adalah menciptakan peluang ekonomi untuk PKL

dengan cara menata dan memberdayakan PKL dan memberikan tempat yang

stratgis sekaligus yang tidak melanggar peraturan. Ukuran dari pelaksanaan

Perda ini pemerintah bisa memberikan contoh kepada lokasi PKL selain di

kota serang, bagaimana menciptakan lokasi yang benar.

2. Apakah PPKLI ikut berpartisipasi dalam pelaksanaannya ?

Selama ini kita ikut partisipasi, kalau ada panggilan dari pemerintah daerah

yang meminta bantuan, pasti kita bantu dalam mengembangkan PKL.

3. Kesuliatan/kendala apa dalam pelaksanaannya ?

Kesulitan di lapangan ada di PKL yang susah diajak kerjasama, padahal kita

udah coba bujuk dengan tokoh masyarakatnya juga.

Page 215: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

215

4. Apakah SDM dalam pelaksanaan sudah ada? Berapa jumlah dari pelaksana

PPKLI Serang? apakah sudah cukup ?

Kalau untuk petugas yang siap dalam membantu dari pPKLi Kota Serang,

ada. Jumlahnya ada sekitar 9 orang yang siap. 9 orang cukup untuk membantu

Satpol PP Kota Serang, karena nanti juga ada bantuan petugas dari

Kecamatan.

5. Darimana sumber anggaran yang didapat untuk PPKLI ini?

PPKLi belum bekerjasama dengan pemerintah, jadi anggaran yang didapat

yaa dari uang kas yang terkumpul. Tapi kalau anggaran yang di dapat untuk

instansi, itu dari APBD menurut saya.

6. Apakah karakteristik dari implementor yang ada di Perda sudah sesuai

untuk kebijakan ini?

Menurut saya sudah sesuai. Kita juga biasa ada koordinasi dengan

Disprindagkop Kota Serang dan Satpol PP Kota Serang.

7. Bagaimana proses komunikasi dilakukan?

Komunikasi yang dilakukan, terutama dari Disprindagkop kepada kita dengan

cara mereka menghubungi saya, nah dari situ nanti saya beritahu teman-

teman PPKLi yang lainnya.

8. Apakah kondisi ekonomi, sosial dan politik turut mempengaruhi kebijakan

ini?

Semua kebijakan harus mengeluarkan solusi, kalau kebijakan ini tidak ada

solusi khususnya untuk para PKL itu sendiri, buat apa juga kita dukung,

kasihan para PKL itu.

Tanda Tangan

H. M. Urip Saman

Page 216: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

216

MEMBER CHECK

Nama : Aji

Jabatan : Pengguna Jalan Raya

Waktu wawancara : Rabu 27 Januari 2016 14.00 WIB

Lokasi wawancara : Alun-alun Kota Serang

Hasil wawancara :

1. Seperti apa ukuran dan tujuan seharusnya dari kebijakan perda ini?

Menurut saya ukuran dari kebijakan ini ya dari pemerintah daerahnya yang

bisa melakukan sesuatu untuk kemajuan para PKL terutama untuk lokasi PKL.

Minimal bisa memperbaiki lokasi PKL yang sudah ada saat ini. Tujuannya

adalah untuk memperindah lokasi PKL, khususnya di kawasan kota serang,

karena menurut saya warga kota serang juga berharap kalau ada pasar atau

lokasi pedagang yang teratur dan tertib.

2. Ada berapa jumlah petugas yang melaksanakan kebijakan tentang penataan

dan pemberdayaan ini?

Saya gak tau pasti ya, tapi yang jelas ada sekitar 10 sampai 15 petugas satpol

pp yang menegakkan kebijakan ini yang saya lihat.

3. Siapa saja yang terlibat dalam kebijakan ini? Apakah sudah sesuai?

Satpol pp sudah pasti, Disperindagkop juga. Pemerintah daerah sebagai

pembuat keputusan peraturan juga pasti.

Page 217: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

217

4. Adakah ada partisipasi dari sektor internal dan eksternal? Apakah sudah

cukup ?

Saya pernah lihat ada beberapa warga setempat yang ikut dalam penertiban

itu. Yang saya lihat sih sudah cukup, walaupun enggak banyak warga yang

membantu yaa..

5. Apakah kondisi ekonomi, sosial dan politik turut mempengaruhi kebijakan

ini?

Wah ya sudah pasti harus mempengaruhi, kalau bisa bikin lahan yang sesuai

dengan kebutuhan PKL, jangan cuma lihat dari sisi keindahan saja. Selain itu

juga dari sisi soial kalau bisa jangan sampai mengabaikan keberadaan warga

sekitar.

Tanda Tangan

Aji

Page 218: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

218

Lampiran

Pengangkutan gerobak pedagang Di Kantor Satpol PP setelah razia di Pasar Royal

Kecamatan Serang

Kondisi lahan baru di lantai atas Pasar Rau Kecamatan Serang

Page 219: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

219

Lahan Pedagang Kaki Lima di depan Pasar Kalodran Kecamatan Walantaka pada

siang hari

Tenda baru yang diberikan oleh Disperindagkop Kota Serang di Kawasan Banten

Lama

Kecamatan Kasemen

Page 220: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

220

Wawancara peneliti dengan Bapak Achmad Suja’izakaria (Kasi Trantib Kecamatan

Serang)

Wawancara peneliti dengan Bapak Rohim (Pedagang Kaki Lima di Pasar Royal Kota

Serang)

Page 221: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

221

Wawancara peneliti dengan Bapak Sugiri, ST., M.Si (Kepala UPTD Pasar Disprindagkop

Kota Serang)

Wawancara peneliti dengan Bapak H. Juanda, SH, MSi (Sekertaris Satuan Polisi Pamong Praja

Kota Serang)

Page 222: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

222

Wawancara peneliti dengan Ibu Dra. Sri Kusminingsih (Kasi Pengelolaan dan Pengembangan

Pasar Disperindagkop)

Wawancara peneliti dengan Bapak Drs. H. Mustofa, M.Si (Sekertaris Camat Kecamatan

Taktakan)

Page 223: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

223

Wawancara peneliti dengan Bapak H. Rafiudin SH, MSi (Kasi Trantib Kecamatan Curug)

Wawancara peneliti dengan Bapak Jainudin, S.Sos. M.Si (Kasi Ekonomi Pembangunan

Kecamatan Kasemen)

Page 224: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

224

Wawancara peneliti dengan Bapak H. Tb. Yassin (Sekertaris Camat Kecamatan Cipocok Jaya)

Wawancara peneliti dengan Bapak H. M. Urip Saman (Ketua Paguyuban Pedagang Kaki Lima

Kota Serang)

Page 225: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

225

Wawancara peneliti dengan Bapak Fauji Abdullah, M.Si (Sekertaris Camat Kecamatan

Walantaka)

Wawancara peneliti dengan Bapak Lily Mushlihat, SH. M.Si (Kasubag Perundang – Undangan

Bagian Hukum Setda Kota Serang)

Page 226: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

226

Page 227: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

227

Page 228: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

228

Page 229: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

229

Page 230: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

230

Page 231: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

231

MATRIKS HASIL WAWANCARA

1. Ukuran dan tujuan kebijakan

1.1. Ukuran dan Tujuan Kebijakan

Q

I

Seperti apa ukuran dan tujuan realistis dari pelaksanaan Perda No.4

Tahun 2014 Tentang Penataan Dan Pemberdayaan Pedagang Kaki

Lima ini ?

I1.1 Ukurun dari kebijakan ini ya sejauh mana Disperindagkop bisa

memberdayakan PKL, minimal kita bisa menata lokasi PKL yang ada.

Kalo tujuannya untuk memberikan solusi bagi PKL yang dianggap

ilegal atau banyak melakukan pelanggaran.

I1.2 Ukuran dari pelaksanaan Perda ini adalah Pemerintah Daerah Kota

Serang bisa membantu urusan penghasilan dari PKL selama

berjualan, kalau bisa yaa bantu tambah penghasilan mereka dengan

cara memberikan lahan yang dibolehkan oleh pemerintah daerah kota

serang. tujuannya untuk memberikan tempat yang bagus dan

representative untuk berjualan, tempat yang bersih dan nyaman untuk

di pandang

I1.3 Ukuran dari perda tersebut adalah bagaimana menertibkan pedagang

kaki lima dengan cara menata dan memberdayakan PKL di kota

serang. Sementara tujuannya adalah menjadikan lokasi PKL menjadi

lebih indah, bersih dan tertib dari tempat yang sebelumnya.

Page 232: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

232

I1.4 Ukuran dari kebijakan ini adalah sejauh mana semua skpd terkait

menjalankan tugasnya, seperti halnya Satpol PP kota serang yang

menjadi penegak perda. Kalau tujuannya jelas ya, untuk memberikan

tempat untuk pedagang kaki lima di kota serang agar tidak ada lagi

yang melanggar peraturan daerah yang sudah dibuat.

I1.5 Kita lihat dari pelaksanaannya, penataan dan pemberdayaan ini ga

gampang. Karena pelaksanaan ini menyangkutpautkan ruang publik,

kenyamanan masyarakat, keamanan pedagang. Jadi menurut saya

ukuran dari kebijakan ini adalah bagaimana kita bisa mewujudkan

kenyamanan dan keamanan masyarakat khususnya di Kota Serang.

Tujuannya untuk menciptakan ruang publik yang dibutuhkan

masyarakat dan memberikan solusi kepada para pedagang agar

masuk ke status pedagang yang dibolehkan oleh pemerintah dan

mengurangi pelanggaran-pelanggaran yang dibuat.

I1.6 Mengenai penataan dan pemberdayaan PKL, Kecamatan cipocok

sudah memberikan sanksi kepada PKL yang berjualan di atas trotoar,

di atas saluran irigasi dan pedagang-pedagang yang berjualan di

bahu jalan. Ukuran dari kebijakan ini Kecamatan cipocok bisa menata

PKL di cipocok, yang nantinya akan dipindahkan di wilayah

kelurahan banjarsari dengan tujuan untuk memberikan ruang untuk

jalan raya dan ruang untuk pejalan kaki, sekaligus memberikan ruang

Page 233: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

233

khusus PKL yang dibolehkan oleh pemerintah.

I1.7 ukuran dari pelaksanaannya sudah jelas ya, minimal kita bisa

membenahi tenda-tenda yang digunakan PKL dan memberi ruang

legal untuk PKL dalam melakukan aktifitasnya. Tujuan juga seperti

itu, memberi tempat untuk PKL dan menjadikan pembeli nyaman jika

berbelanja di tempat yang diperbolehkan pemerintah daerah.

I1.8 Ukuran dari pelaksanaannya yaa bisa dilihat dari pertanggung

jawaban setiap skpd yang ada di perda, bagaimana mereka bisa

melakukan penataan dan pemberdayaan yang dibutuhkan para PKL.

Tujuan dari pelaksanaan agar semua PKL bisa merasakan fasilitas

yang legal dari pemerintah, seperti tempat usaha yang diberikan.

I1.9 Ukuran dari pelaksanaanya khususnya di kasemen, minimal

pemerintah daerah bisa memperbaiki fasilitas yang ada aja dulu,

masalah lokasi tinggal kita cari nanti karena di kasemen ini juga

masih banyak lahan yang bagus buat lokasi PKL. Tujuannya jelas

untuk membina PKL yang ada di kasemen dan sekitarnya

Page 234: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

234

I1.10 Kecamatan walantaka dalam pelaksanaannya tidak telalu sering yaa,

di Kecamatan walantaka saja hanya pasar kalodran yang selama ini

kita lakukan penataan dan pemberdayaan. Jadi yaa ukuran dari perda

ini menurut saya adalah menjadikan pedganag kaki lima sebagai

pemandangan baru yang harus diindahkan.

Tujuannya agar pasar kalodran lebih aman dan nyaman, baik untuk

pedaganga atau bahkan untuk pembeli.

I2.1 Saya sebagai pedagang sih maunya semua yang berjualan di sini bisa

dengan aman, karena kita cari rezeki cuma dari jualan. Harapannya

tempat ini jadi lebih baik, petugas juga gak sembarangan bongkar

grobak kita

I2.2 Kita sebagai organisasi yang menaungi PKL, yaa kita berharap tujuan

dari pelaksanaan dari perda ini adalah menciptakan peluang ekonomi

untuk PKL dengan cara menata dan memberdayakan PKL dan

memberikan tempat yang stratgis sekaligus yang tidak melanggar

peraturan. Ukuran dari pelaksanaan perda ini pemerintah bisa

memberikan contoh kepada lokasi PKL selain di kota serang,

bagaimana menciptakan lokasi yang benar.

I2.3 Menurut saya ukuran dari kebijakan ini yaa dari pemerintah

daerahnya yang bisa melakukan sesuatu untuk kemajuan para PKL

terutama untuk lokasi PKL. Minimal bisa memperbaiki lokasi PKL

Page 235: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

235

yang sudah ada saat ini. Tujuannya adalah untuk memperindah lokasi

PKL, khususnya di kawasan kota serang, karena saya menurut saya

warga kota serang juga berharap banget kalau ada pasar atau lokasi

pedagang yang teratur dan tertib.

2. Sumberdaya

2.1 Sumberdaya Manusia

Q

I

Apakah SDM dalam pelaksanaan/implementasi Perda ini sudah sesuai

dengan kebijakan Perda tersebut ? apakah sudah cukup ?

I1.1 Kalo kita sih sudah sesuai, karena di Disperindagkop ada bidang yang

mengurusi pasar,retribusi dll yang berhubungan dengan PKL kota

serang.

Untuk Disperindagkop personel yang bertugas di lapangan untuk

meninjau lokasi sudah cukup, kita gunakan personel dari kebijakan

yang sebelumnya, jadi enggak ada masalah dalam jumlah personel.

Page 236: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

236

I1.2 Ya, sudah sesuai. Disprindagkop memang tugasnya ini, membantu

meningkatkan perekonomian dari sektor informal. Dari jumlah

petugas saya rasa sudah cukup, sudah ada bagiannya masing-masing

di disperindagkop.

I1.3 Menurut saya sudah sesuai, karena semua pelaksana yang tercantum

di perda sudah sesuai dengan bidangnya. Sudah cukup yaa pasti,

karena kita bertugas menyampaikan peraturan perundang-undangan,

jadi enggak butuh banyak pelaksana.

I1.4 Sudah sesuai kalau di Satpol PP kota serang yaa, tim saya sudah

dapat pelatihan khusus dalam penanganan masalah PKL. Kalau untuk

pegawai sih sudah cukup di sini, tapi untuk pelaksana di lapangan itu

masih kurang, kita Cuma bisa turunin 10 personel dari 1 tim, paling

banyak yaa 15. Padahal kalau dilihat di lapangan, PKL itu malah bisa

lebih banyak dan lebih ganas dari kita.

I1.5 Disperindagkop kota serang, Satpol PP dan Kecamatan yang terkait

menurut saya sudah sesuai, semua sudah ada kaitannya dengan PKL

yang dituju. Kadang Satpol PP kota serang juga minta bantuan kita

yaa, kita juga enggak banyak punya anggota, cuma ada 6, tapi siap

untuk membantu.

Page 237: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

237

I1.6 Sdm di Kecamatan menurut saya pribadi sudah sesuai, ada tim yang

saya pikir cocok untuk menangani masalah PKL ini. Satpol PP

Kec.Cipocok hanya ada 8 orang anggotanya, kalau di lapangan

kadang terjadi kekurangan personel dari Satpol PP Kota Serang, kita

pasti bantu sebisa mungkin.

I1.7 Kalau di Kecamatan curug sendiri sudah sesuai ya, karena kita juga

ada Satpol PP Kecamatan yang membantu. Di kec. Curug sini,

petugas penertiban PKL sudah cukup, PKL enggak banyak di sini.

I1.8 Sudah yaa, Kecamatan taktakan ada Satpol PP yang ngurusin PKL,

dan mereka siap kapan saja. Anggota Satpol PP Kecamatan sudah

cukup, paling kita minta bantuan beberapa anggota Satpol PP kota

serang untuk pelaksanaannya.

I1.9 Sdm untuk penataan PKL di Kecamatan kasemen sudah sesuai

menurut saya, di setiap Kecamatan pasti ada Satpol PP yang bertugas

menata PKL. Tim pelaksana dalam perda juga yang saya lihat sudah

sesuai dengan tugasnya, sesuai dengan bidangnya. Jumlahnya enggak

banyak, tapi cukup untuk kasemen.

I1.10 Sudah sesuai menurut saya, ada dinas yang terkait dengan tugasnya

mengenai PKL ini. Untuk di sini sudah cukup, PKL di sini enggak

banyak jumlahnya

I2.1 -

Page 238: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

238

I2.2 Kalau untuk petugas yang siap dalam membantu dari pPKLi serang,

ada. Jumlahnya ada sekitar 9 orang yang siap. 9 orang cukup untuk

membantu Satpol PP kota serang, karena nanti juga ada bantuan

petugas dari Kecamatan.

I2.3 Saya pernah lihat ada beberapa warga setempat yang ikut dalam

penertiban itu. Yang saya lihat sih sudah cukup, walaupun enggak

banyak warga yang membantu yaa..

2.1 Sumberdaya Anggaran

Q

I

Darimana sumber anggaran yang didapat untuk pelaksanaan perda ini ?

apakah sukup dengan anggaran yang ada?

I1.1 Yang kita dapat anggaran selama ini dari APBD Kota Serang, dan

menurut saya pribadi anggaran yang ada untuk pelaksanaan

kebijakan ini sudah cukup.

I1.2 Sumber anggaran dari apbd. Menurut saya sudah cukup, toh kita

dengan jumlah anggaran yang didapat bisa memberikan tenda baru

dan lain-lainnya untuk PKL.

I1.3 Anggaran yang di dapat untuk pelaksanaan perda ini ya berasal dari

apbd kota serang untuk penyediaan tempat PKL.

Page 239: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

239

I1.4 Anggaran kita dapat dari apbd, dan menurut saya sudah cukup kalau

untuk penertiban saja ya.

I1.5 Semua anggaran kita didapat dari apbd, pemerintah kota serang mulai

serius dalam penanganan PKL. Sudah ada beberapa yang di relokasi,

mulai dari pedagang yang ada di stadion, wlaupun sifatnya sementara.

Selaian itu ada pedagang di pasar rau juga yang nantinya akan di

pindahkan ke dalam rtc yang semula ada di luar rtc.

I1.6 Kita dapat anggaran untuk penanganan PKL ini dari apbd, tapi kalau

Disperindagkop mungkin dapat dari apbd atau apbn juga. Dan dengan

anggaran yang ada, Kecamatan cipocok sendiri cukup untuk sekedar

penataan dan pemberdayaan PKL.

I1.7 Anggaran untuk Kecamatan selama ini di dapat dari apbd kota serang.

I1.8 Anggaran itu bisa kita dapat dari apbd kota serang. kota serang sudah

siap untuk anggaran ini yaa saya pikir

I1.9 Anggaran sudah cukup ya, tinggal jadwal pelaksanaan aja yang harus

tepat, biar ga molor waktunya. Anggaran di dapat selama ini ya dari

apbd.

I1.10 Anggaran didapat dari apbd ya, jadi saya rasa sudah cukup karena

pemerintah kota serang juga tau kondisi di Kecamatan walantaka ini.

I2.1 -

Page 240: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

240

I2.2 PPKLi belum bekerjasama dengan pemerintah, jadi anggaran yang

didapat yaa dari uang kas yang terkumpul. Tapi kalau anggaran yang

di dapat untuk instansi, itu dari apbd menurut saya.

I2.3 -

2.3 Sumberdaya Sarana Dan Prasarana

Q

I

Bagaimana dengan sarana dan prasarana, apakah sudah cukup untuk

fasilitas pelaksana?

I1.1 Disperindagkop kota serang ada kok kendaraan operasional, kita

punya satu mobil untuk menuju ke lokasi PKL, sekalian untuk angkut

barang-barang yang di butuhin.

I1.2 Kalau fasilitas sih UPTDD pasar ini ada dua motor, yang

kegunaannya ya untuk meninjau pasar setiap harinya, dua motor juga

cukup kok.

I1.3 Sarana dan prasarana menurut saya sudah cukup kayanya, fasilitas

juga cukup untuk koordinasi dengan beberapa dinas.

I1.4 Sarana dan prasarana cukup buat kita, mau minta apalagi. Mobil truk

ada satu, mobil operasional anggota ada satu.

I1.5 Cukup, Kecamatan punya fasilitas satu mobil khusus untuk Satpol PP.

saya rasa cukup untuk kegiatan.

Page 241: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

241

I1.6 Di Kecamatan cipocon ini jujur ya menurut saya sarana dan

prasarana masih kurang kalau untuk penanganan PKL, untuk

kendaraan operasionalnya saja saya rasa masih kurang, cuma ada

motor.

I1.7 Fasilitas sudah cukup, kalau hanya untuk meninjau lokasi selama ini.

I1.8 Ada dua motor untuk fasilitas di Kecamatan, ya termasuk fasilitas

untuk pelaksanaan masalah PKL ini juga.

I1.9 Di kasemen sudah cukup, ada beberapa kendaraan untuk para

pegawai menuju lokasi PKL.

I1.10 Ada tuh motor untuk fasilitas pegawai, bermanfaat juga kok untuk

kegiatan penanganan PKL.

I2.1 -

I2.2 -

I2.3 -

2.4 Sumberdaya Waktu

Q

I

Apakah waktu yang diberikan sudah cukup membantu?

I1.1 Dengan waktu yang ada, kami sudah berusaha dengan optimal sesuai

dengan waktu yang ditentukan. Saya rasa cukup.

Page 242: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

242

I1.2 Disprindagkop sangat memanfaatkan waktu yang ada ya menurut

saya, sejauh ini juga sudah ada beberapa lokasi PKL yang

diberdayakan.

I1.3 Sebenarnya kurang membantu dengan waktu yang diberikan, karena

kita membutuhkan waktu lebih untuk mencari lokasi yang pas untuk

PKL itu sendiri.

I1.4 Kalau Satpol PP sih tinggal pelaksanaan, kita ga pernah dikasih batas

waktu tertentu dari Disperindagkop selaku dinas yang berkoordinasi

dengan kita, tapi kita pasti selesaikan secepat mungkin.

I1.5 Cukup. Penataan PKL saya pikir cuma butuh beberapa hari saja ya.

Yang penting semua skpd siap. Tapi kalau untuk pemberdayaan PKL

khususnya relokasi PKL, itu memang butuh waktu banyak.

I1.6 Waktu dalam penataan PKL ga butuh waktu lama, tapi kalau

pemberdayaan PKL yang harus memberikan tempat atau ruang khusus

PKL, ya butuh waktu lama untuk cari lokasi yang pas.

I1.7 Saya rasa waktunya sudah cukup untuk Kecamatan menata PKL.

I1.8 Waktu yang diberikan sudah cukup saya rasa, kami melakukan

penataan dan pemberdayaan ini kepada PKL di Kecamatan taktakan

bisa melakukannya dengan waktu yang diberikan. Walaupun baru

beberapa PKL yang kami tata dan berdayakan.

Page 243: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

243

I1.9 Kalau cuma menata PKL sih cukup, tapi untuk merelokasi PKL kan

butuh waktu lebih dan biaya lebih juga dalam memberikan lahan

untuk mereka.

I1.10 Disperindagkop ga kasih harus berapa hari dalam penyelesaian

pelaksanaannya, tapi Disperindagkop menyarankan untuk cepat

menyelesaikan dan kita sudah semaksimal mungkin untuk cepat

menyelesaikannya.

I2.1 -

I2.2 -

I2.3 -

3. Karakteristik Agen Pelaksana

3.1 Birokrasi/Lembaga

Q

I

Apakah karakteristik dari implementor sudah sesuai untuk kebijakan

ini? Siapa saja yang terlibat?

I1.1 Iya sudah sesuai, di kebijakan ini semua dinas terkait PKL ikut andil.

Satpol PP selaku penegak perda, Kecamatan setempat sebagai

instansinya. Jadi ya sudah sesuai. Kalau dari Disperindagkop sendiri

punya tim dalam penataan PKL, ada dari UPTD pasar yang

membantu sosialisasikan kebijakan ke PKL maupun ke tokoh setempat.

Page 244: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

244

I1.2 Dengan instansi yang ada di perda, saya rasa sudah sesuai.

I1.3 Sudah sesuai, semua yang terkait saya pikir sudah pas sesuai dengan

tugas pokoknya masing-masing, seperti Satpol PP, diperindagkop

juga.

I1.4 Dari skpd yang terkait di perda ini, saya rasa sudah sesuai. Di tim

saya juga sudah sesuai, anggota kita sudah kompeten dalam

bidangnya.

I1.5 Yang saya lihat sih sudah sesuai ya, ada Disperindagkop kota serang

juga yang terkait, karena memang bidangnya disperindagkop.

I1.6 Dilihat dari skpd terkait di perda, saya rasa sudah sesuai.

I1.7 Di Kecamatan curug sudah ada Satpol PP yang menangani PKL, jadi

menurut saya jika di Kecamatan sendiri sudah sesuai

impelementornya.

Antar skpd yang terkait juga sudah sesuai dengan bidangnya.

I1.8 Dari implementor yang ada di Kecamatan sudah sesuai, ada Satpol

PP yang membantu dalam pelaksanaanya.

I1.9 Menurut saya sih sesuai, Disperindagkop sebagai pelaksana, kita

orang Kecamatan sebagai pengontrol dan pemberi ijin di lapangan,

Satpol PP sebagai penegak perda.

Page 245: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

245

I1.10 Menurut saya sudah, semua dinas terkait sudah sesuai dengan

tugasnya masing-masing, jadi sudah pasti tahu apa yang harus

dilakukan.

I2.1 Kalau pelaksananya sih sudah sesuai, ada Satpol PP yang biasa

kesini.

I2.2 Menurut saya sudah sesuai. Kita juga biasa ada koordinasi dengan

Disprindagkop Kota Serang dan Satpol PP Kota Serang.

I2.3 Satpol PP sudah pasti, Disperindagkop juga. Pemerintah daerah

sebagai pembuat keputusan peraturan juga pasti.

4. Sikap/Kecenderungan Para Pelaksana

4.1 Inisiatif

Q

I

Adakah kepedulian untuk lingkungan sekitar wilayah?

I1.1 Ya sudah pasti, kita sangat memperhatikan lingkungan lokasi baru

untuk relokasi PKL. Kita cari tempat yang tidak merusak lingkungan

alam juga, kita perhatikan pohon-pohon dan kita juga lihat aspek

perkembangan ekonominya

I1.2 Kalau kita sejauh ini hanya mengurus di bagian pasar dan sekitarnya,

jadi kalau melihat dari segi lingkungan wilayahnya, ya sudah pasti

kita lihat segi lingkungan yang ada di sekitar pasar yang menurut kita

Page 246: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

246

enggak ganggu jalan atau parkiran.

I1.3 -

I1.4 Selain kita melaksanakan apa yang diberikan tugas oleh

Disperindagkop untuk hal ini, kita juga pastinya lihat lokasi. Lokasi

yang baru dan lokasi yang lama, kalau lokasi yang lama benar-benar

menggangu atau melanggar peraturan, ya pasti kita tindak lanjuti.

Dan lokasi yang baru kita juga lihat bagaimana kondisi dan apakah

menyelesaikan solusi untuk PKL itu sendiri.

I1.5 Iya pasti, kita juga enggak sembarangan kasih ijin untuk relokasi

kalau lokasi yang lama masih sangat menguntungkan dan lokasi yang

lama merusak atau tidak menguntungkan untuk PKL.

I1.6 Di cipocok kita lihat lokasi baru untuk PKL, karena disini juga kita

enggak banyak lokasi pemerintah yang diperuntukan pengembangan

ekonomi sektor informal, jadi ya kita sudah pasti lihat kondisi

lingkungan sekitar.

I1.7 Ya kita lihat kondisi lingkungan di curug, tapi disini belum ada lokasi

untuk PKL, kita enggak banyak punya lokasi baru untuk PKL.

Page 247: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

247

I1.8 Sampai saat ini kita belum menemukan lokasinya, tapi sekarang kita

sudah menentukan lokasi yang dibolehkan atau tidak dibolehkan untuk

berjualan dan kita juga memilih lokasi tersebut sesuai dari kondisi

lapangan yang mendukung kegiatan jual-beli atau tidak.

I1.9 Pasti, kita hanya mengijinkan lokasi yang baru yang nantinya akan

menaikan nilai perekonomian disini, khususnya lokasi atau jalur

wisata religi di kawasan banten lama ini.

I1.10 Sebenarnya kita juga lihat kondisi lingkungan sekitar, di pasar

kalodran pedagang sampai ke bahu jalan, makanya kita berlakukan

waktu berjualan mereka yang ada di bahu jalan sampai siang, sore

sudah tidak ada yang berjualan.

I2.1 -

I2.2 -

I2.3 -

4.2 Partisipatif

Q

I

Adakah partisipasi dari lingkungan internal dan eksternal?

I1.1 Dari internal ada dari Kecamatan. Kalau eksternal bantuan dari

warga yang kita minta bantuannya, mereka enggak keberatan bantu

Page 248: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

248

kita kok.

I1.2 Kalau disini ya semua membantu, pedagangnya juga ikut membantu

merapihkan tenda atau gerobaknya yang di pindahkan

I1.3 -

I1.4 Biasanya ada dari Kecamatan dan warga sekitar yang membantu.

I1.5 Kita minta bantuan dari warga atau tokoh masyarakat untuk

pelaksanaanya merapihkan gerobak.

I1.6 Selama ini sih kita dapat bantuan hanya dari Satpol PP kota serang,

dari warga sekitar hanya beberapa yang mendukung kebijakan ini.

I1.7 Ada beberapa PKL yang membantu juga penataannya.

I1.8 Masayrakat selama ini membantu dan mendukung kegiatan yang kami

sosialisasikan.

I1.9 Ada, kita juga dibantu sama PKL itu sendiri dan ada juga bantuan

dari warga kelurahan sekitar.

I1.10 Ada, Satpol PP Kecamatan, Satpol PP kota serang dan ada juga dari

PKL yang berjualan disitu, bantu menertibkan lapaknya sendiri.

I2.1 Ada beberapa warga sini yang ikut penertiban, ada juga sebagian dari

pedagang di sini yang ikut menertibkan, kalau sudah ada tempat untuk

kita dan tempatnya bagus untuk jualan.

Page 249: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

249

I2.2 Selama ini kita ikut partisipasi, kalau ada panggilan dari pemerintah

daerah yang meminta bantuan, pasti kita bantu dalam

mengembangkan PKL.

I2.3 Saya pernah lihat ada beberapa warga setempat yang ikut dalam

penertiban itu. Yang saya lihat sih sudah cukup, walaupun enggak

banyak warga yang membantu yaa..

5. Komunikasi Antar Oragnisasi dan Aktivitas Pelaksana

5.1 Komunikasi dan Koordinasi

Q

I

Bagaimana proses komunikasi dilakukan?

I1.1 Kami melakukan komunikasi dengan cara mendatangi kantor dinas

yang terkait dan membicarakan pelaksanaan dari kebijaknnya.

I1.2 Dinas yang berkoordinasi dengan kita adalah Disprindagkop, mereka

adatang bertemu dengan saya terkait sosialisasi masalah PKL, dan

selama ini lancar tidak ada hambatan dalam komunikasi.

I1.3 Komunikasi kita berjalan baik, kita bisa langsung koordinasi dengan

Disperindagkop maupun Satpol PP kota.

I1.4 Kita berkoordinasi masalah PKL ini dengan cara mendatangi dinas

yang terkait, kita juga sering kok kedatangan orang dari

disperindagkop.

Page 250: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

250

I1.5 Komunikasi antar dinas dilakukan dengan cara Disperindagkop

sosialisasi ke kantor Kecamatan, dan selama ini komunikasi berjalan

dengan baik.

I1.6 Komunikasi yang kita lakukan dengan cara kita sebagai Kecamatan

setempat ada pembicaraan khusus tentang penataan ini dengan

disperindagkop, setelah itu baru kita hubungi Satpol PP kota serang

terkait bantuan dalam pelaksanaan di lapangan. Kalau komunikasi

dengan PKL, kita lakukan setelah dapat jadwal pelaksanaan

penataan Disperindagkop di Kecamatan cipocok.

I1.7 Komunikasi Disperindagkop dengan Kecamatan cukup lancar,

mereka datang ke kantor untuk melaksanakan penataan.

I1.8 Kami berkoordinasi dengan PKL yang sudah cukup lama berjualan

di Kecamatan taktakan, jadi yaa ada bantuan juga dari warga

setempat.

I1.9 Komunikasi dari Disperindagkop dilakukan lancar-lancar saja, cuma

terkadang mereka ijin kepada kami itu waktunya mepet, misalkan

hari ini Disperindagkop hubungi kita tapi besok lusa sudah mulai

pelaksanaan. Kita sebagai orang Kecamatan juga kan harus

komunikasi ke PKL yang ada, biar gak kaget pada saat pelaksanaan

perda.

Page 251: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

251

I1.10 Disperindagkop datang ke kantor kecamataan dan sosialisasi itu

berjalan dengan baik.

I2.1 Komunikasi dari Satpol PP ke kita masih kurang mas, selama ini kita

di beritahu sama orang Kecamatan, sosialisasi dari Kecamatan juga

waktunya kadang enggak pas, baru beberapa hari kasih tahu ke kita

tapi besoknya sudah langsung eksekusi.

I2.2 Komunikasi yang dilakukan terutama dari Disprindagkop kepada kita

dengan cara mereka menghubungi saya, nah dari situ nanti saya

beritahu teman-teman PPKLi yang lainnya.

I2.3 -

6. Lingkungan Ekonomi, Sosial dan Politik

6.1 Ekonomi, Sosial dan Politik

Q

I

Apakah kondisi ekonomi, sosial dan politik turut mempengaruhi

kebijakan ini?

I1.1 Ya, sudah pasti kondisi ekonomi, sosial dan politik sangat

mempengaruhi. Karena kondisi itu semua ada hubungannya juga sama

PKL.

I1.2 Kondisi ekonomi, sosial dan politik sangat mempengaruhi kebijakan

ini, karena semua aspek itu ya terkait satu sama lainnya.

I1.3 Ya sudah pasti kondisi ekonomi, sosial, dan politik mempengaruhi.

Page 252: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

252

Karena semua ada keterkaitan dengan perda ini.

I1.4 Pasti, kondisi itu semua mempengaruhi kebijakan ini, kita juga dalam

pelaksanaannya melihat aspek-aspek itu.

I1.5 Sudah pasti mempengaruhi, kondisi ekonomi, sosial dan politik pasti

mempengaruhi untuk kebijakan ini.

I1.6 Kondisi ekonomi sosial dan politik amat sangat mempengaruhi

pelaksanaan perda ini, karena dari tiga aspek itu kita bisa tahu harus

mulai darimana penataan dan pemberdayaannya.

I1.7 Ya, kondisi ekonomi, sosial dan politik ikut mempengaruhi perda ini.

Semua itu berpengaruh dalam pelaksanaannya.

I1.8 Kondisi ekonomi dan sosial sudah pasti, dari kondisi politik juga

berpengaruhi kebijakan ini, khususnya di Kecamatan taktakan ya.

I1.9 Ya jelas sangat mempengaruhi untuk perda ini, bagaimanapun situasi

ekonomi, lingkungan sosial dan politik bisa membantu atau bahkan

menjadi penghalang untuk perda ini jika salah satu diantaranya ada

yang bermasalah.

I1.10 Kondisi ekonomi, sosial dan politik menurut saya juga mempengaruhi,

semua kondisi di lapangan bisa berpengaruh dengan pelaksanaan.

I2.1 -

I2.2 Semua kebijakan harus mengeluarkan solusi, kalau kebijakan ini tidak

ada solusi khususnya untuk para PKL itu sendiri, buat apa juga kita

Page 253: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

253

dukung, kasihan para PKL itu.

I2.3 Sudah pasti harus mempengaruhi, kalau bisa bikin lahan yang sesuai

dengan kebutuhan PKL, jangan cuma lihat dari sisi keindahan saja.

Selain itu juga dari sisi sosial kalau bisa jangan sampai mengabaikan

keberadaan warga sekitar.

Page 254: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

254

Page 255: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

255

Page 256: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

256

Page 257: repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/608/1/IMPLEMENT ASI PERATURAN DAERAH... · bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan

257

\ DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Identitas Pribadi

Nama : INDRI SUTOPO

NIM : 6661101843

Tempat Tanggal Lahir : Sukoharjo, 27 Maret 1991

Agama : Islam

Alamat : Jl. Kh. Abdul Latief, Sumur Pecung Rt 03/01 Kel.

Sumur Pecung Kec. Serang, Provinsi Banten.

2. Identitas Orang Tua

Nama Ayah : Sutrisno

Nama Ibu : Setyaningsih

3. Riwayat Pendidikan

SD : SDN 20 Serang (1998-2003)

SMP : SMPN 6 Serang (2003-2006)

SMA : SMA Prisma Sanjaya (2006-2009)

Perguruan Tinggi (S1) : Adm. Negara FISIP UNTIRTA (2010-2016)