implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan ( ktsp ... fileimplementasi kurikulum tingkat...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
( KTSP ) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU
MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X
(Studi Di SMA Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010)
SKRIPSI
Oleh:
HIDAYATI MARTHATIASARI
K 7406011
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
( KTSP ) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU
MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X
(Studi Di SMA Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010)
Oleh:
HIDAYATI MARTHATIASARI
K7406011
Skripsi
Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana
Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Surakarta, 9 Desember 2010
Pembimbing I
Prof. Dr. Soetarno, J, M.Pd
NIP. 194807131973041001
Pembimbing II
Dra.Dewi Kusuma W, M.Si
NIP. 197003261998022001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari : Kamis
Tanggal : 9 Desember 2010
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Sudarno, S.Pd, M.Pd.
Sekretaris : Drs. Soemarsono, M.Pd.
Anggota I : Prof. Dr. Soetarno J, M.Pd.
Anggota II : Dra. Dewi Kusuma W, M.Si.
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Dekan
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd
NIP. 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Hidayati Marthatiasari. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) Dalam Upaya Meningkatkan Kompetensi Guru Mata Pelajaran
Ekonomi Kelas X (Studi Di SMA Islam 1 Surakarta Tahun ajaran
2009/2010). Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Universitas Sebelas Maret Surakarta, Desember 2010.
Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui sejauh mana
implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dapat meningkatkan
kompetensi guru mata pelajaran ekonomi kelas X tahun ajaran 2009/2010 di SMA
Islam 1 Surakarta, (2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi oleh
sekolah dalam meningkatkan kompetensi guru mata pelajaran ekonomi dan upaya
yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut dalam mengimplementasikan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tahun ajaran 2009/2010 di SMA Islam 1
Surakarta.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif.
Subyek penelitian adalah guru mata pelajaran ekonomi SMA Islam 1 Surakarta
dan siswa kelas X SMA Islam 1Surakarta semester II tahun ajaran 2009/2010.
Teknik sampling yang digunakan bersifat purposive sampling (sampel bertujuan)
dengan snowball sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik
wawancara, dokumentasi, serta observasi berperan pasif. Teknik analisis data
menggunakan analisis interaktif (interactive of analysis). Validitas data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah trianggulasi sumber dan trianggulasi
metode.
Kesimpulan dari penelitian ini menyebutkan bahwa (1) Implementasi
KTSP indikatornya adalah perencanaan program, pelaksanaan pembelajaran, dan
evaluasi hasil belajar dapat meningkatkan kompetensi guru mata pelajaran
ekonomi, dalam hal ini terbukti bahwa masing-masing kegiatan pokok dalam
implemenatsi KTSP mempunyai peranan maupun dampak tersendiri, antara lain
perencanaan pembelajaran, guru telah mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang meliputi silabus, RPP dan perangkat lainnya yang tersusun dengan baik dan
sistematis, dalam pelaksanaan pembelajaran guru telah berupaya menyampaikan
materi dengan mengkaitkan pada kehidupan sehari-hari, dalam hal evaluasi guru
telah berupaya melakukan evaluasi pembelajaran untuk menilai daya serap peserta
didik terhadap materi yang telah disampaikan dengan baik. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa kompetensi guru mata pelajaran ekonomi meningkat
dengan adanya implementasi KTSP (2) Kendala-kendala yang dihadapi sekolah
dalam implementasi KTSP yaitu guru masih belum mampu mengembangkan
kurikulum sendiri, minat dan antusias belajar dari peserta didik rendah
menyebabkan peserta didik kurang aktif dalam proses pembelajaran. Sarana dan
prasarana yang dimiliki sekolah masih kurang memadai, hal ini dapat dilihat
dalam proses pembelajaran, guru hanya menggunakan media whiteboard, belum
ada LCD atau OHP. Buku-buku di perpustakaan juga kurang lengkap sehingga
menghambat jalannya proses pembelajaran, peserta didik juga tidak mempunyai
buku pendamping dan hanya memiliki LKS saja. Usaha yang dilakukan sekolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
dalam peningkatan kompetensi guru yaitu dengan mengikutsertakan guru untuk
mengikuti pelatihan berkenaan dengan metode pembelajaran inovatif. Guru
diharapkan mampu mengembangkan minat belajar kepada peserta didik untuk
selalu aktif dalam pembelajaran. Dalam hal sarana dan prasarana, sekolah dibantu
dari komite sekolah dan para donatur untuk menambah sarana yang belum ada di
sekolah, sehingga diharapkan dengan adanya sarana dan prasarana yang
mendukung proses pembelajaran di kelas dapat merangsang guru untuk lebih
inovatif lagi dalam menyampaikan materi kepada peserta didik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT
Hidayati Marthatiasari. The Implementation of Education Unit Level
Curriculum (KTSP) In The Effort of Improving Economics Subject matter
Teacher s Competency In The Class X (A Study on SMA Islam 1 Surakarta
in the School Year of 2009/2010). Thesis. Surakarta: Teacher Training and
Education Faculty. Surakarta Sebelas Maret University, November 2010.
The objectives of research are (1) to find out the extent to which the
Education Unit Level Curriculum (KTSP) can improve the economics subject
in the School Year of
2009/2010 in SMA Islam 1 Surakarta, (2) to find out the obstacles of the school
the efforts taken to cope with such obstacles in implementing the Education Unit
Level Curriculum in the School Year of 2009/2010 in SMA Islam 1 Surakarta.
The research method used was a descriptive qualitative method. The
Surakarta and the X graders of SMA Islam 1 Surakarta in the semester II of
2009/2010 School Year. The writer used purposive sampling and snowball
sampling. Techniques of collecting data used were interview, documentation, as
well as pasive participatory observation. Technique of analyzing data used was an
interactive analysis one. The data validity techniques employed in this research
were source triangulations and method triangulations.
The conclusion of this research mentions that (1) the indicators of the
implementation of KTSP are programme plan, the process of learning activities,
and evaluation of learning result that can improve the economics subject matter
implementation has their own role and effect, such as in the lesson plans, the
teacher had prepared the learning set involving syllabus, lesson plan and other
well-arranged and systematical sets, in the term of learning implementation, in the
learning process, the teacher tried explaining the material by relating to the daily
life, in the term of evaluation, the teacher had evaluated the learning to asses the
KTSP; (2) the obstacles faced by the school in the implementation of KTSP are
the teacher is still uncapable to develop his own curriculum, in this case (KTSP).
active. It indicates that the students are less active in the learning process. The
school facilities are inadequate; it can be seen from the learning process in which
the teacher only uses whiteboard media, not LCD or OHP. The books available in
the library are also incomplete so that it inhibits the learning process; the students
teacher in training program concerning innovative learning method. The teacher is
expected to motivate the students in order to be always active in learning. In the
term of school facilities, the school is helped by the school committee and the
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
donator to add the school facilities which are not available at school yet. So that, it
is expected that the presence of school facilities supporting the learning process in
the classroom can stimulate the teacher to deliver material more innovatively to
the students
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
MOTTO
Menuntut ilmu adalah wajib hukumnya bagi setiap muslim
(HR. At-Tabrani)
Kesulitan dan tantangan hari ini adalah harga yang harus kita bayar untuk prestasi
dan kemenangan hari esok
(William J.H. Boetcker)
Kebahagiaan sejatiku adalah ketika aku bisa melukiskan senyuman bangga di hati
kedua orang tuaku
(Penulis)
Tiap detik waktu sangatlah berarti karena di tiap detik waktu bergerak tidak akan
dapat terulang kembali.
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kusuntingkan skripsi ini untuk:
Bapak dan Almarhumah
dan pengorbanan yang tak pernah tergantikan apapun
Kakak-kakakku mas Fajar, mbak Erni, mbak Titin, mbak Ria, mbak Ucik yang
selalu mendukungku
Adikku tersayang (dik taufik) penghibur dikala kelelahan dan kebosanan melanda
Sahabat-Sahabat terbaikku Nisa, Puji, Ika, Mala, Isti, Shana, Dini, Trijhi, Tin-Tin
pemberi semangat dan arti persahabatan yang sejati
Teman-
Almamater tercinta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang memberikan
kenikmatan dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
guna memenuhi sebagian persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan. Selama
pembuatan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak. Untuk itu, penulis ucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan
ijin dalam rangka mengadakan penelitian guna penyusunan skripsi ini.
2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah menyetujui atas permohonan ijin penyusunan skripsi ini.
3. Drs. Sutaryadi, M.Pd., selaku Ketua Program Pendidikan Ekonomi Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan pengarahan dan
ijin dalam penyusunan skripsi ini.
4. Sudarno, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua BKK Pendidikan Tata Niaga Program
Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan pengarahan dan ijin dalam
penyusunan skripsi ini.
5. Prof. Dr. Sutarno J, M.Pd., selaku Pembimbing I yang dengan arif dan bijak
dalam memberikan masukan, dorongan, bimbingan dan pengarahan sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan.
6. Dra. Dewi Kusuma W, M.Si., selaku Pembimbing II yang dengan arif dan
bijak dalam memberikan masukan, dorongan, bimbingan dan pengarahan
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
7. Dosen Prodi pendidikan Ekonomi BKK PTN yang telah memberi bekal ilmu
pengetahuan sehingga dapat menunjang terselesainya skripsi ini.
8. Tim penguji skripsi yang telah menyediakan waktu dan tenaga untuk menguji
penulis, sehingga penulis dapat melaksanakan ujian skripsi guna
menyelesaikan studi di bangku kuliah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
9. Drs. Kadarusman, selaku Kepala SMA Islam 1 Surakarta yang telah
memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.
10. Dwi Djajanti, S.Pd, selaku Wakasek Kurikulum SMA Islam 1 Surakarta yang
telah membantu dalam pengumpulan data penelitian skripsi ini.
11. Henny Farida Rifai selaku guru Ekonomi SMA Islam 1 Surakarta yang telah
membantu dan menyediakan waktu dalam memberikan informasi tentang
pelaksanaan penelitian.
12. Siswa kelas X SMA Islam 1 Surakarta, terima kasih atas kerjasama dalam
pengumpulan data sehingga penelitian dapat diselesaikan tepat waktu.
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Surakarta, Desember 2010
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR ISI
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
JUDUL
PENGAJUAN SKRIPSI
PERSETUJUAN
PENGESAHAN
ABSTRAK
ABSTRACT
MOTTO
PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan Tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
a. Pengertian KTSP
b. Hakekat KTSP
c. Tujuan KTSP
d. Komponen KTSP
e. Karakteristik KTSP
f. Landasan Pengembangan KTSP
g. Prinsip Pengembangan KTSP
2. Tinjauan Tentang Implementasi KTSP
a. Pengertian Implementasi
i
ii
iii
iv
v
vii
viii
ix
x
xii
xv
xvi
xvii
1
5
6
6
8
8
9
10
11
14
16
16
18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
b. Kegiatan Pokok Implementasi KTSP
c. Proses Pembelajaran dalam KTSP
d. Evaluasi dalam KTSP
3. Tinjauan Tentang Kompetensi Guru
a. Pengertian Kompetensi Guru
b. Macam-macam Kompetensi Guru
c. KTSP dan Peningkatan kompetensi guru
B. Kerangka Berfikir
BAB III METODOLOGI
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
1. Bentuk Penelitian
2. Strategi Penelitian
C. Sumber Data
D. Teknik Sampling
E. Teknik Pengumpulan Data
1.Wawancara.
2.Observasi.
3.Analisis Dokumen
4.Validitas Data
F. Analisis Data.
G. Prosedur Penelitian
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
B. Deskripsi Hasil Penelitian
C. Pembahasan
19
19
21
23
25
28
34
38
38
38
38
38
39
40
41
42
42
43
43
43
45
47
49
55
64
71
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI , SARAN
A. Simpulan
B. Implikasi
C. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
72
73
75
77
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Berfikir 37
Gambar 2. Model Analisis Interaktif. 46
Gambar 3. Skema Prosedur Penelitian 48
Gambar 4. Struktur organisasi SMA Islam 1 Surakarta 52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Daftar guru mata pelajaran SMA Islam 1 Surakarta 53
Tabel 2. Daftar karyawan SMA Islam 1 Surakarta 53
Tabel 3. Daftar rekap siswa SMA Islam 1 Surakarta tahun 2009/2010 54
Tabel 4. Pelaksanaan Pembelajaran kelas X-3 SMA Islam 1 Surakarta 59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian 76
Lampiran 2. Denah Lokasi SMA Islam 1 Surakarta 77
Lampiran 3. Kalender Pendidikan SMA Islam 1 Surakarta 78
Lampiran 4. Daftar Informan 79
Lampiran 5. Daftar Pedoman Wawancara 80
Lampiran 6. Pedoman Observasi 85
Lampiran 7. Daftar Pedoman Analisis Dokumen 87
Lampiran 8. Daftar Catatan Lapangan 88
Lampiran 9. Validitas Data dengan Trianggulasi Metode 127
Lampiran 10. Validitas Data dengan Trianggulasi Sumber 132
Lampiran 11. Silabus 139
Lampiran 12. RPP 141
Lampiran 13. Dokumentasi Penelitian 147
Lampiran 14. Surat Permohonan Penyusunan Skripsi kepada 150
Dekan FKIP UNS
Lampiran 15. Surat Ijin Menyusun Skripsi dari Dekan FKIP UNS 151
Lampiran 16. Surat Keterangan Ijin Penelitian kepada Kepala 152
SMA Islam 1 Surakarta
Lampiran 17. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian 153
dari Kepala SMA Islam 1 Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kurikulum merupakan acuan dalam pelaksanaan proses pembelajaran di
sekolah, oleh sebab itu kurikulum harus senantiasa dikembangkan dan diperbaiki.
Hal ini dimaksudkan agar kurikulum yang ada tidak ketinggalan zaman dan
mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi aktual. Perbaikan biasanya
dilakukan dalam suatu periode tertentu, misalnya; tiap lima tahun, tiap sepuluh
tahun dan seterusnya. Peraturan Mendiknas RI No.24 tahun 2006 dan
pelaksanaan PP No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi dan PP No.23 tahun 2006
tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah menandai peluncuran kurikulum baru yang dijadikan dasar
dalam kegiatan pembelajaran mulai tahun 2006/2007.
Beberapa pihak memberi istilah kurikulum baru tersebut dengan nama
Tingkat
membawa dampak bagi semua pihak yang berkecimpung dalam dunia pendidikan.
Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan
memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi)
kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan
pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum.
Secara khusus terdapat tiga tujuan diterapkannya KTSP, yaitu:
1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah
dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan
sumberdaya yang tersedia.
2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam
pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.
3. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas
pendidikan yang akan dicapai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Perubahan kurikulum ini memberi dampak yang sangat luas terhadap
keseluruhan komponen dalam proses pembelajaran. Komponen-komponen ini
antara lain guru, peserta didik, tujuan pembelajaran, materi pelajaran, metode
pembelajaran, media pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Semua komponen
ini menjalankan fungsinya masing-masing dalam suatu ikatan yang saling
berhubungan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Guru sebagai figur sentral pendidikan, harus dapat diteladani
akhlaknya di samping kemampuan keilmuan dan akademisnya. Selain itu, guru
harus mempunyai tanggung jawab dan keagamaan untuk mendidik peserta
didiknya menjadi orang yang berilmu dan berakhlak (Azyumardi Azra, 2006: 9).
Dengan demikian, guru bukan hanya menjadi sosok yang suka berceramah dengan
pola pembelajaran yang konvensional, tetapi juga sosok yang mahir di bidang
teknologi informasi dengan model pembelajaran berbasis ICT (Information and
Communication Technology).
Dalam KTSP ini peran guru lebih dominan terutama dalam menjabarkan
standar kompetensi dan kompetensi dasar, tidak saja dalam program tertulis tetapi
juga dalam pembelajaran nyata di kelas. Guru juga harus menentukan indikator
sendiri yang disesuaikan dengan kondisi sekolah, lingkungan dan karakteristik
peserta didik. Guru berperan sebagai fasilitator sehingga peserta didik lebih aktif
berperan dalam proses pembelajaran. Guru harus terbiasa memberikan peluang
yang seluas-luasnya agar peserta didik dapat belajar lebih bermakna dengan
memberi respon yang mengaktifkan semua peserta didik secara positif dan
edukatif. Jika guru kurang kreatif dalam pengelolaan pembelajaran dengan
memberikan metode pembelajaran yang kurang variatif maka akan menghambat
pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Saat ini, dalam segi kurikulum salah satu upaya yang dilakukan
pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan memberlakukan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Hal yang paling penting adalah
faktor guru.Suatu kurikulum tanpa kualitas guru yang baik, maka semua itu tidak
akan membuahkan hasil yang maksimal. Guru diharapkan memiliki kompetensi
yang diperlukan untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara efektif dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
efisien. Kompetensi merupakan salah satu kualifikasi guru yang terpenting. Bila
kompetensi ini tidak ada pada diri seorang guru, maka ia tidak akan berkompeten
dalam melakukan tugas dan hasilnya pun tidak akan optimal.
Tingkat kesulitan yang dialami oleh guru dari berbagai jenis pendidikan
tentu saja akan sangat berlainan. Perbedaan tingkat kesulitan yang dihadapi oleh
guru dari satu jenis pendidikan disebabkan oleh kemampuan dan kemauan para
tenaga pendidik untuk senantiasa memperbaharui perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, menganalisis sumberdaya lokal, dan menganalisis
kebutuhan masyarakat adalah perbedaan materi yang akan disajikan kepada
peserta didik. Sebagai contoh, materi yang akan disajikan untuk peserta didik dari
pendidikan dasar tentu sangat berbeda dengan materi yang akan disajikan untuk
peserta didik pendidikan menengah.
Dengan adanya perbedaan ini, guru dan peserta didik sebagai subjek utama
proses pembelajaran dituntut untuk bisa beradaptasi dengan cepat. Bagi guru yang
mempunyai peranan sebagai pembimbing dan fasilitator pengajaran hendaknya
lebih cepat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi agar dapat
secepatnya membimbing peserta didik dalam proses pembelajaran. Ini mencakup
pemilihan materi pelajaran, metode yang digunakan dan media yang diperlukan.
Kendala-kendala yang dihadapi oleh guru di SMA Islam 1 Surakarta
dalam mengimplementasikan KTSP adalah :
a. Guru belum terbiasa mengembangkan kurikulum sendiri karena pada
kurikulum sebelumnya (kurikulum berbasis kompetensi) guru langsung
menerapkan kurikulum yang telah dibuat oleh Dinas Pendidikan.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menuntut guru untuk mampu
menyusun dan mengembangkan kurikulumnya sendiri, kenyataannya
selama ini guru terbiasa melaksanakan kurikulum yang hanya dibuat oleh
pusat. Guru merasa kesulitan untuk menyusun dan mengembangkan
kurikulum. Seperti dalam pengembangan silabus kesulitan yang dihadapi
guru adalah:
1) Mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
2) Mengembangkan indikator ketercapaian dari proses pembelajaran yang
dilaksanakan
3) Merencanakan kegiatan pembelajaranyang dapat mengarahkan peserta
didik mencapai kompetensi yang sedang dipelajari
b. Terbatasnya sarana dan prasarana yang belum bisa dimanfaatkan secara
optimal dalam menunjang pembelajaran di SMA Islam 1 Surakarta.
c. Jumlah peserta didik dalam satu kelas masih terlalu banyak. Untuk
mengimplementasikan metode pembelajaran yang variatif dan
menyenangkan seperti tuntutan KTSP, mengembangkan sistem penilaian
yang berkelanjutan, mengembangkan program remidial dan pengayaan
yang merupakan pelayanan individual terhadap peserta didik, sulit
terlaksana karena situasi kelas tidak kondusif.
Implementasi kurikulum hampir seluruhnya tergantung pada kreativitas,
kecakapan, kesungguhan, dan ketekunan guru. Guru hendaknya mampu
memilih dan menciptakan situasi-situasi belajar yang menarik peserta didik.
Guru mampu melaksanakan metode-metode pembelajaran yang sesuai dengan
kemampuan peserta didik, serta memilih bahan pelajaran yang mengaktifkan
peserta didik. Selain itu guru juga mampu memilih, menyusun dan
melaksanakan evaluasi baik untuk mengevaluasi perkembangan atau hasil
belajar peserta didik, atau untuk menilai efisiensi pelaksanaannya. (Nana
Syaodih, 2000)
Mulyasa dalam Muhammad Joko Susilo (2007: 189) menyatakan
bahwa guru perlu memperhatikan hal-hal berikut, yaitu :
1) Mengurangi metode ceramah
2) Memberikan tugas yang berbeda bagi peserta didik
3) Mengelompokkan peserta didik berdasarkan kemampuannya
4) Bahan harus dimodifikasi dan diperkaya.
5) Jangan ragu untuk berhubungan dengan spesialis bila ada peserta didik
yang mempunyai kelainan
6) Gunakan prosedur yang bervariasi dalam membuat penilaian dan
membuat laporan
7) Ingat bahwa peserta didik tidak berkembang dalam kecepatan yang
sama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Di samping itu terdapat permasalahan lain yaitu kurang optimalnya
penggunaan fasilitas sekolah seperti penggunaan perpustakaan, kurang
memadai buku-buku referensi bagi guru maupun peserta didik. Implementasi
KTSP memerlukan sinergi yang harmonis semua pihak dalam lingkungan
sekolah yaitu peserta didik, guru, dan pengelola sekolah. Hal ini bertujuan
agar KTSP dapat diimplementasikan secara benar, efektif dan berhasil guna
meningkatkan kompetensi guru untuk mewujudkan kualitas proses dan hasil
belajar peserta didik.
Berdasarkan uraian di atas, nampak bahwa kesiapan sekolah dan
kompetensi guru mempunyai andil yang cukup besar terhadap keberhasilan
dalam pelaksanaan kurikulum. Permasalahan dalam implementasi KTSP
menarik perhatian penulis untuk mengadakan penelitian dengan judul
MPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
(KTSP) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU
(Studi Kasus di SMA Islam 1
Surakarta Tahun ajaran 2009/2010)
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada, maka dapat dirumuskan beberapa
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dapat meningkatkan kompetensi guru mata pelajaran ekonomi
kelas X Semester genap tahun ajaran 2009/2010 di SMA Islam 1
Surakarta?
2. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi oleh sekolah dalam
meningkatkan kompetensi guru mata pelajaran ekonomi dan bagaimana
upaya yang dilakukan pihak sekolah untuk mengatasi kendala tersebut
dalam mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tahun
ajaran 2009/2010 di SMA Islam 1 Surakarta?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab masalah yang telah
dirumuskan secara tegas dalam rumusan masalah. Adapun tujuan penelitian yang
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui sejauh mana implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dapat meningkatkan kompetensi guru mata pelajaran
ekonomi kelas X semester genap tahun ajaran 2009/2010 di SMA Islam 1
Surakarta.
2. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi oleh sekolah dalam
meningkatkan kompetensi guru mata pelajaran ekonomi dan upaya yang
dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut dalam mengimplementasikan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tahun ajaran 2009/2010 di SMA
Islam 1 Surakarta.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan dengan baik akan menghasilkan informasi
yang akurat, rinci, dan faktual, sehingga dapat memberikan manfaat yang besar
bagi peneliti sendiri dan orang lain. Manfaaat penelitian ini dapat dilihat dari
sudut aplikasi dalam konteks kehidupan manusia yaitu :
1. Manfaat Teoritis
Bagi ilmu pengetahuan berguna untuk meningkatkan wacana bagi
pengembangan ilmu pendidikan khususnya bidang pengembangan kurikulum,
perencanaan pengajaran, dan belajar pembelajaran. Diharapkan hasil penelitian ini
dapat berguna untuk memberikan informasi dalam pengembangan penelitian
selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
2. Manfaat Praktis
a. Bagi sekolah, dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
perbaikan proses belajar mengajar.
b. Bagi pembuat kebijakan tidak menutup kemungkinan pemerintah, dapat
menambah informasi dalam upaya pengembangan dan penyempurnaan
kurikulum
c. Bagi peneliti, berguna untuk memperkaya wawasan pengetahuan serta
untuk memperdalam teori-teori yang diperoleh dalam kuliah dan
menerapkannya ke dunia praktis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A.Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan Tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
a. Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Menurut Hilda Taba dalam Nasution (2003) mengemukakan bahwa
pada hakikatnya kurikulum merupakan suatu cara untuk mempersiapkan anak
agar berpartisipasi sebagai anggota yang berproduktif dalam masyarakatnya.
Dalam kurikulum terdapat komponen-komponen tertentu yaitu pernyataan
tentang tujuan dan sasaran, seleksi dan organisasi bahan dan isi pelajaran,
bentuk dan kegiatan belajar mengajar dan evaluasi hasil belajar.
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, kompetensi
dasar, materi standar, dan hasil belajar, serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi
untuk membina dan mengembangkan peserta didik menjadi manusia yang
berilmu (berkemampuan intelektual tinggi/cerdas), bermoral (memahami dan
memiliki nilai-nilai sosial dan nilai religi) sebagai pedoman hidupnya serta
beramal (menggunakan ilmu yang dimilikinya untuk kepentingan masyarakat)
sesuai dengan fungsinya sebagai makhluk sosial.
Kurikulum merupakan alat pendidikan untuk mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditentukan. Karena itu, pengenalan tentang arti,
asas, dan faktor-faktor serta komponen kurikulum penting dalam rangka
menyusun perencanaan pengajaran (Hamalik, 2001: 26).
(KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di
masing- -
adalah suatu ide tentang pengembangan kurikulum yang diletakan pada posisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
KTSP merupakan paradigma baru pengembangan kurikulum, yang
memberikan otonomi luas pada setiap satuan pendidikan, dan pelibatan
masyarakat dalam rangka mengefektifkan proses belajar mengajar di sekolah.
Otonomi diberikan agar setiap satuan pendidikan dan sekolah memiliki
keleluasaan dalam mengelola sumber daya, sumber dana, sumber belajar dan
mengalokasikannya sesuai prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap terhadap
kebutuhan setempat. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan, struktur dan
muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan
silabus. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) termasuk salah satu
wujud reformasi pendidikan yang memberikan otonomi kepada sekolah dan
satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan potensi,
tuntutan, dan kebutuhan masing-masing. Kurikulum KTSP merupakan strategi
pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang efektif, produktif,
dan berprestasi. Dalam KTSP, pengembangan kurikulum dilakukan oleh guru,
kepala sekolah, serta Komite sekolah dan Dewan Pendidikan.
b. Hakekat Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
1) Landasan
Landasan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yaitu:
a). Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional
b). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan
c). Standar Isi (SI)
Standar Isi mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk
mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Termasuk dalam SI adalah: kerangka dasar dan struktur kurikulum,
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) setiap mata
pelajaran pada setiap semester dari setiap jenis dan jenjang pendidikan
dasar menengah. SI ditetapkan dengan Kepmendiknas No. 22 tahun
2006.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
d). Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
SKL merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan dan keterampilan sebagaimana yang ditetapkan dengan
Kepmendiknas No. 23 Tahun 2006.
c. Tujuan KTSP
Mulyasa (2007) Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk
memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian
kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan atau satuan pendidikan dan
mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara
partisipatif dalam pengembangan kurikulum. Secara khusus tujuan
diterapkannya KTSP adalah untuk:
1) Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah
dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan
sumberdaya yang tersedia.
2) Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam
pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.
3) Meningkatkan kompetensi yang sehat antar satuan pendidikan tentang
kualitas pendidikan yang akan dicapai.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa KTSP
memiliki dua tujuan yaitu tujuan secara umum dan tujuan secara khusus.
Tujuan umum KTSP adalah menciptakan kemandirian guru melaui pergantian
sistem penyusunan kurikulum dari sentralistik menjadi desentralistik. Tujuan
KTSP secara khusus yaitu meningkatkan mutu pendidikan pengembangan
kurikulum secara bersama-sama, dan meningkatkan kompetensi yang sehat
antar satuan pendidikan. Kedua tujuan KTSP tersebut, baik tujuan umum dan
tujuan khusus tetap mengacu pada tujuan pendidikan nasional.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
d. Komponen-Komponen KTSP
1) Visi dan misi satuan pendidikan
Dalam mengembangkan visinya, kepala sekolah harus mampu
mendayagunakan kekuatan-kekuatan yang relevan bagi kegiatan internal
sekolah. Kekuatan-kekuatan tersebut dapat dibagi dalam dua kelompok.
Pertama, kekuatan yang berhubungan dengan apa yang sedang
berlangsung di luar sekolah. Kedua, kekuatan yang berhubungan dengan
klien pendidikan yaitu latar belakang sosial, aspirasi keuangan, sumber-
sumber masyarakat dan karakteristik lingkungan. Kepala sekolah dalam
mengembangkan visinya harus mampu menyeleksi secara berkelanjutan
atas kelompok-kelompok kekuatan tersebut.
2) Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan
Dalam pengembangan KTSP, satuan pendidikan harus mampu menyusun
program peningkatan mutu yang mencakup tujuan, sasaran dan target yang
akan dicapai untuk program jangka pendek maupun jangka panjang.
Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
3) Menyusun kalender pendidikan
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu kegiatan pembelajaran
peserta didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup
permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran
efektif dan hari libur.
Setiap permulaan tahun pelajaran, sekolah/madrasah menyusun kalender
pendidikan untuk mengatur waktu kegiatan pembelajaran selama satu
tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif
belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur. Pengaturan waktu
belajar di sekolah/madrasah mengacu pada Standar Isi dan disesuaikan
dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah/madrasah, kebutuhan
peserta didik dan masyarakat, serta ketentuan dari pemerintah/pemerintah
daerah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
4) Struktur muatan KTSP
Struktur muatan KTSP mencakup mata pelajaran, muatan lokal, kegiatan
pengembangan diri, pengaturan beban belajar, kenaikan kelas, penjurusan
dan kelulusan, pendidikan kecakapan hidup, pendidikan berbasis
keunggulan lokal dan global.
a). Mata pelajaran
Mata pelajaran beserta alokasi waktu untuk masing-masing tingkat
satuan pendidikan tertera pada struktur kurikulum yang tercantum
dalam Standar Isi.
b). Muatan lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah,
termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat
dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan
lokal ditentukan oleh satuan pendidikan.
c). Kegiatan pengembangan diri
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh
oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri
sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi
dan atau dibimbing oleh konselor, guru atau tenaga kependidikan yang
dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan
pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling
yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial,
belajar dan pengembangan karier peserta didik.
d). Pengaturan beban belajar
Beban belajar ditentukan berdasarkan penggunaan sistem pengelolaan
program pendidikan yang berlaku di sekolah Sistem tersebut terdiri dari
sistem paket dan sistem kredit semester (SKS). Beban belajar dalam
sistem paket digunakan oleh tingkat satuan pendidikan SD/MI/SLB,
SMP/MTs/SMPLB baik kategori standar maupun mandiri,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
SMA/MA/SMALB/SMK/ MAK kategori standar. Beban belajar dalam
sistem kredit semester (SKS) dapat digunakan oleh SMP/MTs/SMPLB
kategori mandiri, dan oleh SMA/MA/SMALB/SMK/MAK kategori
standar. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem
paket dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum.
Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam
pembelajaran per minggu secara keseluruhan. Pemanfaatan jam
pembelajaran tambahan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik
dalam mencapai kompetensi. Alokasi waktu untuk penugasan
terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur dalam sistem paket
SD/MI/SLB 0%-40%, SMP/MTs/SMPLB 0%-50% dan
SMA/MA/SMALB/ SMK/MAK 0%-60% dari waktu kegiatan tatap
muka mata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu
tersebut mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai
kompetensi. Alokasi waktu mandiri untuk praktik, dua jam kegiatan
praktik di sekolah dengan satu jam tatap muka. Empat jam praktik di
luar sekolah setara dengan satu jam tatap muka. Alokasi waktu untuk
tatap muka, penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur
untuk SMP/MTs/SMPLB dan SMA/MA/SMALB/SMK/MAK
menggunakan sistem SKS mengikuti aturan sebagai berikut: satu SKS
pada SMP/MTs terdiri atas 40 menit tatap muka, 20 menit kegiatan
terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.
e). Kenaikan kelas, penjurusan dan kelulusan
Kenaikan kelas, penjurusan dan kelulusan mengacu pada standar
penilaian yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP). Dalam pelaksanaannya, guru dan kepala sekolah
dapat mengambil tindakan yang diperlukan dalam memutuskan
kenaikan kelas, penjurusan, dan kelulusan bagi peserta didik.
f). Pendidikan kecakapan hidup
Kurikulum untuk SD/MI/SDLB, SMP/MTS/SMPLB dan SMA/MA/
SMALB, SMK/SMAK dapat memasukkan pendidikan kecakapan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
hidup, yang mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial,
kecakapan akademik dan satu kecakapan vokasional. Pendidikan
kecakapan hidup dapat merupakan bagian dari pendidikan semua mata
pelajaran.
g). Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global Kurikulum untuk
semua tingkat satuan pendidikan dapat memasukkan pendidikan
berbasis keunggulan lokal dan global. Pendidikan berbasis keunggulan
lokal dan global dapat merupakan bagian semua mata pelajaran.
5) Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi
dasar, materi pokok/pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar
kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran,
kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi untuk
penilaian.
6) RPP
RPP adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian
pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan
dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup RPP paling luas
mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang terdiri atas 1 (satu) indikator
untuk 1 (satu) kali pertemuan atau lebih.
e. Karakteristik KTSP
KTSP merupakan bentuk operasional pengembangan kurikulum dalam
konteks desentralisasi pendidikan dan otonomi daerah, yang akan memberikan
wawasan baru terhadap sistem yang sedang berjalan selama ini. Hal ini dapat
membawa dampak terhadap peningkatan efisiensi dan efektivitas kinerja
sekolah, khususnya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Mengingat
peserta didik datang dari berbagai latar belakang kesukuan dan tingkat sosial,
salah satu perhatian sekolah harus ditujukan pada asas pemerataan, baik dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
bidang sosial, ekonomi, maupun politik. Di sisi lain, sekolah juga harus
meningkatkan efisiensi, partisipasi, dan mutu, serta bertanggung jawab kepada
masyarakat dan pemerintah.
Karakteristik KTSP dapat diketahui antara lain dari bagaimana
sekolah dan satuan pendidikan dapat mengoptimalkan kinerja, proses
pembelajaran, pengelolaan, sumber belajar, profesionalisme tenaga
kependidikan, serta sistem penilaian. Mulyasa (2007) terdapat 4 karakteristik
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah sebagai berikut:
1) Pemberian otonomi luas Kepada sekolah dan satuan Pendidikan
KTSP memberikan otonomi luas kepada sekolah dan satuan pendidikan,
disertai seperangkat tanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum
sesuai dengan kondisi setempat. Sekolah dan satuan pendidikan juga diberi
kewenangan dan kekuasaan yang luas untuk mengembangkan pembelajaran
sesuai dengan kebutuhan peserta didik serta tuntutan masyarakat.
2) Partisipasi Masyarakat dan Orang Tua yang tinggi
Dalam KTSP, pelaksanaan kurikulum didukung oleh partisipasi masyarakat
dan orang tua peserta didik yang tinggi. Orang tua peserta didik dan
masyarakat tidak hanya mendukung sekolah melalui bantuan keuangan,
tetapi melalui komite sekolah dan dewan pendidikan merumuskan serta
mengembangkan program-program yang dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran.
3) Kepemimpinan yang Demokratis dan Profesional
Kepala sekolah dan guru-guru sebagai tenaga pelaksana kurikulum
merupakan orang-orang yang memiliki kemampuan dan integritas
profesional. Kepala sekolah adalah manajer pendidikan profesional yang
direkrut komite sekolah untuk mengelola segala kegiatan sekolah
berdasarkan kebijakan yang ditetapkan. Guru-guru yang direkrut oleh
sekolah merupakan pendidik profesional dalam bidangnya masing-masing,
sehingga mereka bekerja berdasarkan pola kinerja profesional yang
disepakati bersama untuk memberi kemudahan dan mendukung
keberhasilan pembelajaran peserta didik. Dalam proses pengambilan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
bottom-up
demokratis, sehingga semua pihak memiliki tanggung jawab terhadap
keputusan yang diambil beserta pelaksanaanya.
4) Tim kerja yang kompak dan Transparan
Dalam KTSP, keberhasilan pengembangan kurikulum dan pembelajaran
didukung oleh kinerja tim yang kompak dan transparan dari berbagai pihak
yang terlibat dalam pendidikan. Dengan demikian, kebehasilan KTSP
merupakan hasil sinergi (synergistic effect) dari kolaborasi tim yang
kompak dan transparan. Dalam konsep KTSP yang utuh kekuasaan yang
dimiliki sekolah dan satuan pendidika, terutama mencakup pengambilan
keputusan tentang pengembangan kurikulum dan pembelajaran, serta
penilaian hasil belajara peserta didik.
f. Landasan Pengembangan KTSP
KTSP dilandasi oleh undang-undang dan peraturan pemerintah
sebagai berikut:
1) Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas
2) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan
3) Permendiknas No 22 Tahun 2006 tentang Standar isi
4) Permendiknas No 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan
5) Permendiknas No.24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan permendiknas no.22,
dan 23. (Pusat Penataran Guru Teknologi Bandung, 2006: 1)
g. Prinsip Pengembangan KTSP
Dalam bukunya Mulyasa (2007) mengemukakan prinsip-prisip
pengembangan KTSP, antara lain:
1) Berpusat pada potensi, perkembangan, serta kebutuhan peserta didik dan
lingkungannya.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prisip bahwa peserta didik memiliki
posisisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
2) Beragam dan Terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik
peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa
membedakan agama, suku, budaya, dan adat-istiadat, serta status sosial
ekonomi dan gender.
3) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi. dan seni.
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu
semangat kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan
memanfaatkan secara tepat perkembangkan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni.
4) Relevan dengan Kebutuhan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan
kebutuhan hidup dan dunia kerja. Oleh karena itu pengembangan
kurikulum harus mempertimbangkan dan memperhatikan pengembangan
integritas pribadi, kecerdasan spritual, ketrampilan berpikir (thinking skill),
kreatifitas sosial, kemampuan akademik, dan ketrampilan vokasional.
5) Menyeluruh dan Berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang
kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara
berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.
6) Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum
mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, informal,
dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu
berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
7) Seimbang antara kepentingan global, nasional dan lokal
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan global,
nasional, dan lokal untuk membangun kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
2. Tinjauan Tentang Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
a. Pegertian Implementasi KTSP
Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep,
kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan
dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, ketrampilan maupun nilai, dan
Mulyasa dalam bukunya Muhammad Joko Susilo bahwa Implementasi
kurikulum merupakan suatu proses penerapan konsep, ide, program, atau
tatanan kurikulum ke dalam praktik pembelajaran, sehingga terjadi perubahan
Mulyasa (2006: 246) mengemukakan bahwa Implementasi
pembelajaran berbasis KTSP dapat didefinisikan sebagai suatu proses
penerapan ide, konsep, dan kebijakan KTSP dalam suatu aktivitas
pembelajaran, sehingga peserta didik menguasai seperangkat kompetensi
tertentu, sebagai hasil interaksi dengan lingk
Mulyasa (2007: 247) Tiga faktor yang mempengaruhi implementasi KTSP
yaitu adanya dukungan dari kepala sekolah, dukungan rekan sejawat guru,
Implementasi KTSP juga dapat diartikan sebagai aktualisasi
kurikulum operasional dalam bentuk pembelajaran. Berdasarkan uraian diatas
dapat dikemukakan bahwa implementasi kurikulum adalah operasional
konsep kurikulum yang masih bersifat tertulis menjadi aktual dalam bentuk
kegiatan pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
b. Kegiatan Pokok Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Menurut Muhammad Joko Susilo (2007) secara garis besarnya
implementasi KTSP mencakup tiga kegiatan pokok, meliputi:
1) Pengembangan Program
Pengembangan KTSP mencakup pengembangan program tahunan
(program umum umum setiap mata pelajaran), program semester (berisi
hal-hal yang akan disampaikan dalam semester tersebut), program
modul/pokok bahasan ( lembar kerja, kunci, soal, dan jawaban), program
mingguan dan harian (untuk mengetahui kemajuan dan kesulitan peserta
didik), program pengayaan dan remidial, serta program bimbingan dan
konseling.
2) Pelaksanaan Pembelajaran
Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah
mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan
perilaku bagi peserta didik. Pada umumnya pelaksanaan pembelajaran
berbasis KTSP mencakup tiga hal, yaitu pre test, pembentukan
kompetensi, post test.
3) Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi belajar dalam KTSP dapat dilakukan dengan penilaian kelas,
test kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi,
benchmarking, dan penilaian.
c. Proses Pembelajaran Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Menurut Hasan yang dikutip oleh Mulyasa (2007: 246) pembelajaran
berbasis KTSP sedikitnya dipengaruhi oleh tiga faktor berikut:
1) Karakteristik KTSP, mencakup ruang lingkup KTSP dan kejelasannya
bagi pengguna di lapangan.
2) Strategi pembelajaran, yaitu srategi yang digunakan dalam pembelajaran,
seperti diskusi, pengamatan, tanya jawab, serta kegiatan lain yang dapat
mendorong pembentukan kompetensi peserta didik.
3) Karakteristik pengguna kurikulum, meliputi pengetahuan, ketrampilan,
nilai, dan sikap guru terhadap KTSP, serta kemampuannya untuk
merealisasikan kurikulum (curriculum planning) dalam pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Dalam suatu pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah
mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku
bagi peserta didik. Mulyasa (2007) mengemukakan bahwa dalam pelaksanaan
pembelajaran berbasis KTSP mencakup tiga hal, yaitu pre test (tes awal),
pembentukan kompetensi, dan post tes. Ketiga hal tersebut dijelaskan berikut
ini:
1) Pre Test (tes awal)
Pada umumnya pelaksanaan proses pembelajaran dimulai dengan pre test.
Pre test ini memiliki banyak kegunaan dalam menjajagi proses
pembelajaran yang akan dilaksanakan. Oleh karena itu pre test memegang
peranan yang cukup penting dalam proses pembelajaran.
2) Pembentukan Kompetensi
Pembentukan kompetensi merupakan kegiatan inti dari pelaksanaan proses
pembelajaran, yakni bagaimana kompetensi dibentuk pada peserta didik,
dan bagaimana tujuan-tujuan belajar direalisasikan. Proses pembelajaran
dan pembentukan kompetensi perlu dilakukan dengan tenang dan
menyenangkan, hal tersebut tentu saja menuntut aktivitas dan kreativitas
guru dalam menciptakan lingkungan yang kondusif. Proses pembentukan
kompetensi dikatakan efektif apabila seluruh peserta didik terlibat secara
aktif, baik mental, fisik maupun sosialnya. Kualitas pembentukan
kompetensi dapat dilihat dari segi proses dan dari segi hasil. Pada
pembelajaran tuntas, kriteria pencapaian kompetensi yang ditetapkan
adalah minimal 75 % oleh karena itu setiap kegiatan pembelajaran diakhiri
dengan penilaian pencapaian kompetensi peserta didik dan diikuti rencana
tindak lanjutnya.
3) Post Test
Pada umumnya pelaksanaan pembelajaran diakhiri dengan post test. Sama
halnya dengan pre test, post test juga memiliki banyak kegunaan, terutama
dalam melihat keberhasilan pembelajaran dan pembentukan kompetensi.
Fungsi post test antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
a) Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap
kompetensi yang telah ditentukan, baik secara individu maupun
kelompok. Hal ini dapat diketahui dengan membandingkan antara
hasil pre test dan post test.
b) Untuk mengetahui kompetensi dan tujuan-tujuan yang dapat dikuasai
oleh peserta didik, serta kompetensi dan tujuan-tujuan yang belum
dikuasainya.
c) Untuk mengetahui peserta didik yang perlu mengikuti kegiatan
remedial, dan yang perlu mengikuti kegiatan pengayaan, serta untuk
mengetahui tingkat kesulitan belajar yang dihadapi.
d) Sebagai bahan acuan untuk melakukan perbaikan terhadap kegiatan
pembelajaran dan pembentukan kompetensi yang telah dilaksanakan,
baik terhadap perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi.
Dalam pengembangan KTSP juga perlu didukung oleh iklim
pembelajaran yang kondusif bagi terciptanya suasana yang aman, nyaman,
dan tertib, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan tenang
dan menyenangkan. Iklim yang demikian akan mendorong terwujudnya
proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan bermakna.
d. Evaluasi/Penilaian dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Evaluasi atau penilaian dibedakan menjadi dua, yaitu evaluasi yang
dilakukan oleh pihak dalam (guru dan pengelola sekolah) yang selanjutnya
disebut evaluasi diri dan evaluasi oleh pihak luar (badan independen atau
badan akreditasi sekolah). Sasaran evaluasi secara garis besar mencakup
masukan (termasuk program), proses, dan hasil. Diberlakukannya KTSP
mengharapkan adanya perubahan dalam kegiatan pembelajaran, termasuk
dalam penilaian. Mulyasa (2007: 258) menjelaskan, Penilaian hasil belajar
dalam KTSP dapat dilakukan dengan penilaian kelas, tes kemampuan dasar,
penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi, benchmarking, dan
i berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
1) Penilaian Kelas
Penilaian kelas dilakukan dengan ulangan harian, ulangan umum, dan
ujian akhir. Ulangan harian dilakukan setiap selesai proses pembelajaran
dalam kompetensi dasar tertentu. Ulangan harian terdiri dari seperangkat
soal yang harus dijawab para peserta didik, dan tugas-tugas terstruktur
yang berkaitan dengan konsep yang sedang dibahas. Ulangan harian
minimal dilakukan tiga kali setiap semester. Ulangan harian ini terutama
ditujukan untuk memperbaiki program pembelajaran, tetapi tidak
menutup kemungkinan digunakan untuk tujuan-tujuan lain, misalnya
sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan nilai bagi para peserta
didik.
Ulangan umum dilaksanakan setiap akhir semester, dengan bahan yang
diujikan sebagai berikut:
a) Ulangan umum semester pertama soalnya diambil dari materi
semester pertama.
b) Ulangan umum semester kedua soalnya merupakan gabungan dari
materi semester pertama dan kedua, dengan penekanan pada materi
semster kedua.
Ujian akhir dilakukan pada akhir program pendidikan. Bahan-bahan yang
diujikan meliputi seluruh kompetensi dasar yang telah diberikan, dengan
penekanan pada kompetensi dasar yang dibahas pada kelas-kelas tinggi.
Hasil evaluasi ujian akhir ini terutama digunakan untuk menentukan
kelulusan bagi setiap peserta didik, dan layak tidaknya untuk
melanjutkan pendidikan pada tingkat di atasnya. Penilaian kelas
dilakukan oleh guru untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta
didik, mendiagnosa kesulitan belajar, memberikan umpan balik untuk
perbaikan proses pembelajaran, dan penentuan kenaikan kelas.
2) Tes Kemampuan Dasar
Tes kemampuan dasar dilakukan untuk mengetahui kemampuan
membaca, menulis, dan berhitung yang diperlakukan dalam rangka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
memperbaiki program pembelajaran (program remedial). Tes
kemampuan dasar dilakukan pada setiap tahun akhir kelas III.
3) Penilaian Akhir Satuan Pendidikan dan Sertifikasi
Pada setiap akhir semester dan tahun pelajaran diselenggrakan kegiatan
penilaian guna mendapatkan gambaran secara utuh dan menyeluruh
mengenai ketuntasan belajar peserta didik dalam satuan waktu tertentu.
4) Benchmarking
Benchmarking merupakan suatu standar untuk mengukur kinerja yang
sedang berjalan, proses, dan hasil untuk mencapai suatu keunggulan yang
memuaskan. Hasil penilaian tersebut dapat dipakai untuk melihat
keberhasilan, keberhasilan kurikulum dan pendidikan secara keseluruhan,
dan dapat digunakan untuk memberikan peringkat kelas, tetapi tidak
untuk memberikan nilai akhir peserta didik. Hal ini dimaksudkan sebagai
salah satu dasar untuk pembinaan guru dan kinerja sekolah.
5) Penilaian Program
Penilaian program dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional dan
Dinas Pendidikan secara kontinu dan berkesinambungan. Penilaian
program dilakukan untuk mengetahui kesesuaian KTSP dengan dasar,
fungsi, dan tujuan pendidikan nasional, serta kesesuaiannya dengan
tuntuntan perkembangan masyarakat, dan kemajuan zaman.
3. Tinjauan Tentang Kompetensi Guru
a. Pengertian Kompetensi Guru
Menurut Broke and Stone yang dikutip oleh Mulyasa (2007: 25)
...descriptive qualitative
nature of teacher behaviour appears to be entirely meaningful
guru merupakan gambaran kualitatif tentang hakikat perilaku guru yang penuh
arti.)
Menurut Charles yang juga dikutip oleh Mulyasa (2007: 25)
mengemukakan bahwa: Competency as rational performance which
satisfactorily meets the objective for a desired condition
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan
sesuai dengan kondisi yang diharapkan.). Dalam Undang-Undang RI No. 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen bahwa Kompetensi adalah seperangkat
pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan
Menurut Uzer Usman (2001:
kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara
Guru adalah jabatan profesional yang memerlukan berbagai keahlian
khusus. Sebagai suatu profesi, maka harus memenuhi kriteria kompetensi secara
profesional. Kriteria guru yang dinilai kompeten secara profesional apabila:
1) Guru tersebut harus mampu mengembangkan tanggung jawab dengan
sebaik-baiknya.
2) Guru tersebut harus mampu menjalankan peran-peranannya secara berhasil.
3) Guru tersebut mampu bekerja dalam mencapai tujuan pendidikan (tujuan
instruksional) sekolah.
4) Guru tersebut harus mampu melaksanakan peranannya dalam proses belajar
mengajar di dalam kelas. (Hamalik, 2006: 38)
Tugas guru dalam menjalankan profesi kependidikannya yang teramat
luas, termasuk di dalamnya tugas guru sebagai pendidik dan sebagai pengajar.
Akan tetapi, muara tugas utama kedua peran tersebut terjadi pada arena proses
pembelajaran, yaitu suatu upaya guru dalam menciptakan situasi interaksi
pergaulan sosial dengan merekayasa lingkungan yang kondusif bagi terjadinya
perkembangan optimal peserta didik. Guru memainkan multiperan dalam proses
pembelajaran yang diselenggarakan dengan tugas yang amat bervariasi.
Salah satu tugas utama guru adalah mengajar. Guru akan memiliki
kompetensi mengajar apabila memiliki pemahaman dan penerapan secara taktis
berbagai metode pembelajaran. Seorang guru harus selalu memiliki ilmu
pengetahuan. Ia harus mampu mengupayakan dirinya sendiri agar memiliki
pengetahuan dan pemahaman yang luas tentang ilmu pengetahuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi
mengacu pada kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui
pendidikan, kompetensi guru menunjuk kepada penampilan dan perbuatan yang
rasional untuk memenuhi spesifikasi tertentu di dalam pelaksanaan tugas-tugas
pendidikan. Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan
personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara menyeluruh
membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan
materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik,
pengembangan pribadi dan profesionalisme.
b. Macam-macam Kompetensi Guru
Dalam hubungan dengan kegiatan dan hasil belajar peserta didik,
kompetensi guru berperan penting. Proses pembelajaran dan hasil belajar para
peserta didik bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola, struktur dan isi
kurikulumnya, akan tetapi sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru
yang mengajar dan membimbing para peserta didik. Guru yang berkompeten
akan lebih mampu mengelola kelasnya, sehingga belajar para peserta didik
berada pada tingkat optimal. Agar tujuan pendidikan tercapai, yang dimulai
dengan lingkungan belajar yang kondusif dan efektif, maka guru harus
melengkapi dan meningkatkan kompetensinya.
Untuk keberhasilan dalam mengemban peran sebagai guru, diperlukan
adanya standar kompetensi. Berdasarkan UU RI No. 14 tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen pasal 10, menentukan bahwa kompetensi guru meliputi
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan
kompetensi sosial. Syaiful Sagala (2009) mengemukakan bahwa kompetensi
guru meliputi:
1) Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan dalam pengelolaan pembelajaran
peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi:
a) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan. Guru memiliki latar
belakang pendidikan keilmuan sehingga memiliki keahlian secara
akademik dan intelektual. Pada sistem pengelolaan pembelajaran yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
berbasis subjek (mata pelajaran), guru seharusnya memiliki kesesuaian
antara latar belakang keilmuan dengan subjek yang dibina. Selain itu,
guru memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam penyelenggaraan
pembelajaran di kelas. Kedua hal tersebut dapat dibuktikan dengan
ijazah akademik dan ijazah keahlian mengajar (akta mengajar) dari
lembaga pendidikan yang diakreditasi pemerintah.
b) Pemahaman terhadap peserta didik. Guru memiliki pemahaman akan
psikologi perkembangan anak, sehingga dapat mengidentifikasi
problem-problem yang dihadapi anak serta menentukan solusi dan
pendekatan yang tepat.
c) Pengembangan kurikulum/silabus. Guru memiliki kemampuan
mengembangkan kurikulum pendidikan nasional yang disesuaikan
dengan kondisi spesifik lingkungan sekolah.
d) Perancangan pembelajaran. Guru memiliki perencanaan sistem
pembelajaran yang memamfaatkan sumber daya yang ada. Semua
aktivitas pembelajaran dari awal sampai akhir telah dapat
direncanakan secara strategis, termasuk antisipasi masalah yang
kemungkinan dapat timbul dari skenario yang direncanakan.
e) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Guru
menciptakan situasi belajar bagi anak yang kreatif, aktif dan
menyenangkan. Memberikan ruang yang luas bagi anak untuk dapat
mengaktualisasikan potensi dan kemampuannya sehingga dapat dilatih
dan dikembangkan.
f) Evaluasi hasil belajar. Guru memiliki kemampuan untuk
mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan meliputi perencanaan,
respon anak, hasil belajar anak, metode dan pendekatan. Untuk dapat
mengevaluasi, guru harus dapat merencanakan penilaian yang tepat,
melakukan pengukuran dengan benar, dan membuat kesimpulan dan
solusi secara akurat.
g) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya. Guru memiliki kemampuan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
membimbing anak, menciptakan wadah bagi anak untuk mengenali
potensinya dan melatih untuk mengaktualisasikan potensi yang
dimiliki.
2) Kompetensi kepribadian yaitu kemampuan personal pendidik yang
mencerminkan kepribadian. Kepribadian mencakup semua unsur, baik
fisik maupun psikis. Sehingga dapat diketahui bahwa setiap tindakan dan
tingkah laku seseorang merupakn cerminan dari kepribadian seseorang.
Kompetensi kepribadian meliputi:
a) Mantap dan stabil yaitu memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai
norma hukum, norma sosial, dan etika yang berlaku.
b) Dewasa yang berarti mempunyai kemandirian untuk bertindak sebagai
pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru.
c) Arif dan bijaksana yaitu tampilannya bermanfaat bagi peserta didik,
sekolah, dan masyarakat dengan menunjukkan keterbukaan dalam
berpikir dan bertindak.
d) Berwibawa yaitu perilaku guru yang disegani sehingga berpengaruh
positif terhadap peserta didik.
e) Berakhlak mulia dan memiliki perilaku yang diteladani oleh peserta
didik, bertindak sesuai norma religius.
3) Kompetensi sosial yaitu kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat
untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,
sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik dan
masyarakat sekitar. Kompetensi ini berhubungan dengan kemampuan
pendidik sebagai anggota masyarakat dan sebagai makhluk sosial, yaitu:
a) Kemampuan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman
sejawat untuk meningkatkan kemampuan profesional.
b) Kemampuan untuk mengenal dan memahami fungsi-fungsi setiap
lembaga kemasyarakatan.
c) Kemampuan untuk menjalin kerjasama baik secara individual maupun
secara kelompok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Beberapa kompetensi sosial yang perlu dimiliki pendidik, antara lain
berikut ini:
a) Terampil berkomunikasi dengan peserta didik dan orang tua peserta
didik.
b) Bersikap simpatik.
c) Dapat bekerja sama dengan Komite sekolah maupun Dewan
Pendidikan.
d) Pandai bergaul dengan Kawan sekerja dan Mitra Pendidikan.
e) Memahami lingkungan sekitarnya dan sosial. (Wanda, 2009)
4) Kompetensi profesional yaitu kemampuan pendidik dalam penguasaan
materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan
membimbing peserta didik dalam menguasai materi yang diajarkan sesuai
dengan kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.
Kompetensi profesional berkaitan dengan bidang studi yang terdiri dari
sub kompetensi:
a) Memahami mata pelajaran yang telah dipersiapkan untuk mengajar
b) Memahami standar kompetensi dan standar isi mata pelajaran yang ada
dalam kurikulum KTSP
c) Memahami struktur, konsep, dan metode keilmuan yang menaungi
materi ajar
d) Memahami hubungan konsep antar mata pelajaran terkait
e) Menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.
Guru yang profesional diyakini mampu memotivasi peserta didik untuk
mengoptimalkan potensinya dalam kerangka pencapaian standar
pendidikan yang ditetapkan.
c. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Peningkatan Kompetensi
Guru
Mulyasa dalam Muhammad Joko Susilo (2007: 97) mengemukakan
bahwa kompetensi dalam kurikulum ...is a knowledge, skills, and abilities or
capabilities that person achieves, which become part of his or her being to the
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
exent he or she can satisfactorily perform particular cognitive, affective, and
. (Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan,
ketrampilan, dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi
bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif,
afektif, dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya.)
Kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran merupakan faktor utama dalam mencapai tujuan pengajaran.
Keterampilan merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran ini sesuatu
yang erat kaitannya dengan tugas dan tanggung jawab guru sebagai pengajar
yang mendidik. Guru sebagai pendidik mengandung arti yang sangat luas, tidak
sebatas memberikan bahan-bahan pengajaran tetapi menjangkau etika dan
estetika perilaku dalam menghadapi tantangan kehidupan di masyarakat. Guru
adalah figur yang sangat berperan dalam proses dan hasil belajar peserta didik.
Karakter guru perlu dibangun sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan
zaman. Guru tidak berperan lagi sebagai penyampai informasi tetapi guru juga
harus mampu menjadikan dirinya sebagai fasilitator agar peserta didik dapat
belajar dengan lebih optimal. Mulyasa (2007: 164) mengemukakan bahwa Agar
KTSP dapat dikembangkan secara efektif, serta dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran, guru perlu memiliki hal-hal sebagai berikut:
1) Menguasai dan memahami kompetensi dasar dan hubungannya dengan
kompetensi lain dengan baik.
2) Menyukai apa yang diajarkannya dan menyukai mengajar sebagai suatu
profesi.
3) Memahami peserta didik, pengalaman, kemampuan dan prestasinya.
4) Menggunakan metode yang bervariasi dalam mengajar dan membentuk
kompetensi peserta didik.
5) Mengeliminasi bahan-bahan yang kurang penting dan kurang berarti dalam
kaitannya dengan pembentukan kompetensi
6) Mengikuti perkembangan pengetahuan mutakhir
7) Menyiapkan proses pembelajaran.
8) Mendorong peserta didik untuk memperoleh hasil yang lebih baik, serta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
9) Menghubungkan pengalaman yang lalu dengan kompetensi yang akan
dikembangkan.
Karakteristik guru yang berhasil dalam mengembangkan pembelajaran
secara efektif dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1) Respek dan memahami dirinya, serta dapat mengontrol dirinya (emosinya
stabil)
2) Antusias dan bergairah terhadap bahan, kelas, dan seluruh kegiatan
pembelajaran.
3) Berbicara dengan jelas dan komunikatif (dapat mengkomunikasikan idenya
terhadap peserta didik)
4) Memperhatikan perbedaan individual peserta didik
5) Memiliki banyak pengetahuan, inisiatif, kreatif, dan banyak akal
6) Menghindari sarkasme dan ejekan terhadap peserta didik
7) Tidak menonjolkan diri, dan menjadi teladan bagi peserta didik.
Gordon dalam Muhammad Joko Susilo (2007: 99) menjelaskan tentang aspek
atau ranah yang terkandung dalam konsep kompetensi guru dalam KTSP yaitu
sebagai berikut:
1) Pengetahuan (knowledge) yaitu kesadaran dalam bidang kognitif, misalnya
seorang guru mengetahui cara melakukan identifikasi kebutuhan belajar, dan
bagaimana melakukan pembelajaran terhadap peserta didik sesuai dengan
kebutuhannya.
2) Pemahaman (understanding) yaitu kedalaman kognitif, dan efektif yang
dimiliki oleh individu. Misalnya seorang guru yang akan melaksanakan
pembelajaran harus memiliki pemahaman yang baik tentang karakteristik dan
kondisi peserta didik.
3) Kemampuan (skills) yaitu sesuatu yang dimiliki seorang individu untuk
melakukan tugas dan pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Misalnya
kemampuan guru dalam memilih, dan membuat alat peraga sederhana dalam
untuk memberi kemudahan belajar kepada peserta didik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
4) Nilai (value) adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara
psikologis telah menyatu dalam diri seseorang. Misalnya standar perilaku guru
dalam pembelajaran (kejujuran, keterbukaan, demokratis, dan lain-lain).
5) Sikap (attitude) yaitu perasaan (senang-tidak senang, suka-tidak suka) atau
reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar. Misalnya reaksi
terhadap krisis ekonomi, perasaan terhadap kenaikan upah/gaji, dan
sebagainya.
6) Minat (interest) adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu
perbuatan. Misalnya minat untuk mempelajari atau melakukan sesuatu.
Proses pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara guru-peserta
didik dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Proses tersebut akan
berlangsung secara optimal dan efektif bila direncanakan dengan baik dan
dikelola dengan baik pula. Kompetensi guru harus diperhatikan secara seksama
dan proporsional. Hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya kompetensi bagi
para guru dalam melaksanakan KTSP.
Saat ini, dalam segi kurikulum salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk
meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan memberlakukan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Mambo (2007) Banyak kelompok guru yang
mendiskusikan hal-hal yang lebih teknis seperti substansi mata pelajaran yang
harus disampaikan kepada peserta didik dan cara penyusunan KurikulumTingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) yang efektif, semua itu secara langsung maupun tak
langsung akan meningkatkan kompetensi para guru.
Dalam garis besarnya unsur-unsur pokok dalam implementasi KTSP
yaitu meliputi pengembangan program, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi
hasil belajar. Guru diharapkan memiliki kompetensi yang diperlukan untuk
melaksanakan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien.
Tiga kegiatan pokok dalam KTSP yang dapat meningkatkan kompetensi
guru yaitu: (1) pengembangan program, (2) pelaksanaan pembelajaran, (3)
evaluasi hasil belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
1) Pengembangan program
a) Implementasi KTSP dalam hal pengembangan program menuntut guru
untuk memahami tujuan yang hendak dicapai, isi/materi bahan pelajaran
dari setiap pokok bahasan, alokasi waktu untuk setiap bahan pelajaran, dan
sumber belajar yang akan digunakan, oleh karena itu guru berupaya untuk
menyusun dan menjabarkan silabus ke dalam RPP dengan cara merumuskan
tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, alokasi waktu, materi yang akan
disampaikan, metode pembelajaran yang digunakan, langkah-langkah dalam
proses pembelajaran, menentukan sumber belajar sampai dengan teknik
evaluasi/penilaian yang akan digunakan untuk menilai hasil pembelajaran
peserta didik dengan mengacu pada Standar Isi dan Standar Kompetensi
yang dirumuskan oleh BSNP, sehingga kegiatan dalam mengembangkan
program ini dapat meningkatakan kompetensi pedagogik guru.
b) Kegiatan dalam pengembangan program ini juga menuntut guru untuk
menyesuaikan antara program pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan
kondisi peserta didik dan lingkungan belajar, oleh karena itu guru dapat
bijaksana dengan menunjukkan keterbukaan dalam berfikir dan bertindak
sehingga mampu meningkatkan kompetensi kepribadian guru.
c) Guru dalam mengembangkan program dituntut untuk bekerja sama dengan
pihak-pihak terkait antara lain komite sekolah, kepala sekolah, dan kawan
sekerja, oleh karena itu guru mampu berkomunikasi dan menjalin kerjasama
baik secara individu maupun kelompok secara efektif sehingga dapat
meningkatkan kompetensi sosial.
d) Guru dalam mengembangkan program dituntut untuk mamahami secara luas
dan mendalam terhadap materi pelajaran yang akan di dilaksanakan dalam
proses pembelajaran khususnya mata pelajaran ekonomi, oleh karena itu
guru berupaya menguasai materi yang diajarkan sesuai dengan kompetensi
yang sudah di tetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan, sehingga
kegiatan dalam hal pengembangan program ini mampu meningkatkan
kompetensi profesional guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
2) Pelaksanaan pembelajaran
a) Pelaksanaan pembelajaran dalam KTSP menuntut guru untuk
mengimplementasikan kurikulum dengan cara mengaktualisasikan RPP
dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas kepada peserta didik, oleh karena
itu guru berupaya untuk menciptakan situasi belajar yang aktif, kreatif, dan
menyenangkan sehingga potensi peserta didik dapat dilatih dan
dikembangkan, dengan upaya yang dilakukan guru tersebut mampu
meningkatkan kompetensi pedagogik.
b) Guru dalam melaksanakan pembelajaran dituntut untuk memiliki
konsistensi dalam bertindak sehingga membawa pengaruh positif terhadap
peserta didik, oleh sebab itu guru berupaya untuk berperilaku positif dengan
tidak mengeluarkan kata-kata jorok dalam proses pembelajaran, dengan
upaya tersebut diharapkan mampu meningkatkan kompetensi kepribadian
guru.
c) Pelaksanaan pembelajaran menuntut guru untuk dapat menciptakan suasana
kelas yang kondusif dan menyenangkan supaya peserta didik terlibat secara
aktif baik fisik, mental, maupun sosialnya, oleh sebab itu guru berupaya
mengaktifkan siswa dengan cara berkomunikasi dengan peserta didik baik
itu dengan tanya jawab ataupun memberikan sedikit humor supaya peserta
didik tidak merasa bosan dalam proses pembelajaran. Dengan upaya
tersebut diharapkan kompetensi sosial guru meningkat.
d) Pelaksanaan pembelajaran KTSP menuntut guru untuk memahami materi
secara luas dan mendalam, oleh sebab itu dalam menjelaskan materi
pelajaran guru dapat mengkaitkan antara materi dengan kehidupan sehari-
hari, dengan usaha tersebut diharapkan kompetensi profesional guru
meningkat.
3) Evaluasi hasil belajar
a) Evaluasi hasil belajar dalam KTSP menuntut guru untuk mengetahui
kemajuan dan hasil belajar peserta didik, mendiagnosa kesulitan belajar,
memberikan umpan balik untuk perbaikan proses pembelajaran, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
penentuan kenaikan kelas, oleh sebab itu guru memberikan evaluasi harus
sesuai dengan materi yang sudah disampaikan sehingga dapat meningkatkan
kompetensi pedagogik guru.
b) Pelaksanaan evaluasi dalam KTSP menuntut guru untuk bijaksana dalam
memberikan penilaian secara objektif, oleh sebab itu guru dalam
memberikan penilaian tidak pilih kasih dan terbuka terhadap peserta didik,
dengan upaya tersebut diharapkan mampu meningkatkan kompetensi
kepribadian guru.
c) Pelaksanaan evaluasi dalam KTSP menuntut guru untuk mengetahui
kemampuan peserta didik dalam pembelajaran apakah sudah sesuai dengan
tujuan yang diharapakan, oleh sebab itu guru berupaya untuk
berkomunikasi dan berinteraksi terhadap peserta didik mengenai kesulitan-
kesulitan apa saja yang dihadapi, dengan upaya tersebut diharapkan mampu
meningkatkan kompetensi sosial guru.
d) Pelaksanaan evaluasi dalam KTSP menuntut guru untuk dapat menyusun
perangkat penilaian hasil belajar, oleh karena itu guru memberikan evaluasi
harus sesuai dengan materi yang sudah diajarkan kepada peserta didik.
Upaya tersebut mampu meningkatkan kompetensi profesional guru.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan pokok
dalam implementasi KTSP dapat meningkatkan kompetensi guru, baik
meningkatkan kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, maupun
profesional.
B. Kerangka Berfikir
Kurikulum yang sekarang diterapkan di Indonesia adalah KTSP.
Kurikulum KTSP disusun oleh sekolah dengan berpedoman pada standar isi
dan standar kelulusan. Implementasi kurikulum KTSP mengisyaratkan dan
menuntut guru untuk mengembangkan kurikulum sendiri dengan mengacu
pada standar isi dan standar kompetensi yang dirumuskan oleh BSNP.
Perubahan kurikulum tersebut memberikan pengaruh yang cukup besar
terhadap insan pendidikan terutama para guru termasuk guru ekonomi SMA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Islam 1 Surakarta dan peserta didik. Hal itu dikarenakan antara guru, peserta
didik dan kurikulum merupakan komponen pendidikan yang sangat
menentukan keberhasilan pendidikan itu sendiri.
Kompetensi guru semakin meningkat dengan diberlakukannya KTSP.
Implementasi KTSP terbagi dalam tiga kegiatan pokok yaitu perencanaan
program, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi hasil belajar. Pertama,
perencanaan program misalnya upaya guru untuk menjabarkan silabus dan
RPP meningkatkan kompetensi pedagogik, upaya guru untuk menyesuaikan
program dengan kondisi peserta didik menunjukkan keterbukaan dalam berfikir
dan bertindak meningkatkan kompetensi kepribadian, guru dapat bekerja sama
dan berkomunikasi secara efektif dengan pihak-pihak terkait sehingga
meningkatkan kompetensi sosial, guru mampu menguasai materi yang
diajarkan sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan sehingga meningkatkan
kompetensi profesional. Kedua, kegiatan pembelajaran upaya yang dilakukan
guru untuk meningkatkan kompetensinya yaitu antara lain dengan cara
menciptakan suasana yang aktif, kreatif, dan menyenangkan meningkatkan
kompetensi pedagogik, berperilaku positif sehingga berpengaruh positif pula
terhadap peserta didik meningkatkan kompetensi kepribadian, guru mampu
berkomunikasi secara efektif terhadap peserta didik meningkatkan kompetensi
sosial dan guru juga mampu mengkaitkan antara materi dengan kehidupan
sehari-hari sehingga meningkatkan kompetensi profesional. Ketiga,
pelaksanaan evaluasi meningkatkan kompetensi guru yaitu dalam
mengevaluasi berupaya menyesuaikan dengan materi meningkatkan
kompetensi pedagogik, bijaksana dan objektif dalam memberikan penilaian
meningkatkan kompetensi kepribadian, guru mampu berkomunikasi dan
berinteraksi mengenai kesulitan yang dihadapi peserta didik meningkatkan
kompetensi sosial dan yang terakhir guru dalam memberikan evaluasi harus
sesuai dengan materi yang diajarkan meningkatkan kompetensi profesional.
Implementasi KTSP di sekolah, tidak lepas dari kendala-kendala yang
dihadapi. Kendala tersebut antara lain guru belum terbiasa mengembangkan
kurikulum sendiri, karena kurikulum sebelumnya guru langsung menerapkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
kurikulum yang telah dibuat oleh Dinas Pendidikan. Kendala yang kedua yaitu
peserta didik kurang aktif dalam pembelajaran karena guru masih
menggunakan metode konvensional, dan kendala yang ketiga yaitu sarana dan
prasarana yang tersedia di sekolah belum lengkap sehingga belum
dimanfaatkan secara optimal, upaya untuk mengatasi kendala-kendala tersebut
adalah sekolah memberikan sosialisasi KTSP terhadap semua komponen-
komponen yang ada di sekolah terutama guru, guru mulai menerapkan metode
pembelajaran inovatif untuk mengaktifkan peserta didik, dan melengkapi
sarana prasarana dengan bantuan dari donatur dan komite sekolah. Berdasarkan
uraian di atas maka dapat dibuat alur pemikiran untuk memberikan gambaran
nyata tentang penelitian ini adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Gambar 1. Kerangka Berfikir Implementasi KTSP dalam upaya
meningkatkan kompetensi guru
Kendala-kendala dalam implementasi KTSP:
a. Guru belum terbiasa mengembangkan kurikulum
sendiri dan pembelajaran masih konvensional
b. Peserta didik kurang aktif dalam pembelajaran
c. Sarana dan prasarana kurang lengkap
Implementasi KTSP:
a. Pengembangan program
b.Pelaksanaan pembelajaran
c. Evaluasi hasil belajar
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam
implemenatsi KTSP:
a. Sekolah memberikan evaluasi tetang KTSP dan
Guru mengikuti workshop tentang pembelajaran
inovatif
b. Guru menerapkan model pembelajaran inovatif
dan memberikan reward bagi siswa yang aktif
c. Melengkapi dan mengoptimalkan sarana dan
prasarana
Kompetensi guru menjadi meningkat
a. Kompetensi Pedagogik
b. Kompetensi Kepribadian
c. Kompetensi Sosial
d. Kompetensi Profesional
Implementasi KTSP berjalan dengan efektif
a. Guru mampu membuat Silabus dan RPP
b. Pelaksanaan pembelajaran yang aktif
c. Evaluasi hasil belajar tercapai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Islam 1 Surakarta. Pertimbangan
pemilihan lokasi ini adalah sebagai berikut :
a. SMA Islam 1 Surakarta merupakan salah satu lembaga pendidikan menengah
atas yang melakukan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
b. SMA Islam 1 Surakarta terdapat data yang memadai untuk keperluan
penelitian tentang pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
2. Waktu Penelitian
Waktu merupakan faktor penting yang tidak boleh diabaikan dalam suatu
aktivitas penelitian. Seorang peneliti seharusnya memiliki target waktu untuk
melaksanakan tahap demi tahap penelitian yang dilakukan. Lama sedikitnya
waktu tergantung luas sempitnya masalah yang diteliti, serta kesungguhan dari
peneliti itu sendiri. Berkaitan dengan hal tersebut, penelitian ini direncanakan
dilaksanakan selama 6 bulan, terhitung dari bulan Maret 2010 sampai dengan
bulan Agustus 2010.
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
1. Bentuk Penelitian
Berdasarkan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, yang
menekankan pada masalah implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,
maka bentuk penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Dalam hal ini peneliti tidak
membuktikan ataupun menolak hipotesis yang dibuat sebelum peneliian
dilaksanakan. Metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif
kualitatif, karena data yang terkumpul dideskripsikan ke dalam kalimat-kalimat
yang memiliki arti yang lebih mendalam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
adalah adalah penelitian yang dimaksudkan untuk memahami fenomena
tentang apa yang dialami subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi,
motivasi, tindakan, dll, dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata
dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berb
Peneliti memilih bentuk penelitian kualitatif juga didasarkan asumsi
bahwa penelitian kualitatif lebih menekankan pada sifat naturalisme, artinya
realita yang muncul menjadi bahan kajian dalam penelitian ini sehingga obyek
penelitian dan permasalahan yang diteliti akan diungkapkan secara detail dan
mendalam. Peneliti tidak memberikan treatment atau perlakuan terhadap obyek,
sehingga obyek dibiarkan seperti kondisi aslinya.
2. Strategi Penelitian
Dalam mengkaji permasalahan penelitian secara mendetail dan lengkap,
diperlukan suatu pendekatan permasalahan melalui pemilihan strategi yang dipilih
oleh peneliti yang digunakan sebagai dasar untuk mengamati, mengumpulkan
informasi dan untuk menyajikan analisis hasil penelitian. Strategi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah tunggal terpancang. Strategi tunggal terpancang disini
mengandung pengertian tunggal dalam arti hanya satu lingkup lokasi penelitian
yaitu SMA Islam 1 Surakarta. Sedangkan terpancang pada tujuan penelitian
maksudnya bahwa yang harus diteliti dibatasi pada aspek-aspek yang sudah
dipilih sebelum melaksanakan penelitian lapangan. Dalam penelitian ini
terpancang pada tujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan terhadap kompetensi guru mata pelajaran ekonomi
kelas X di SMA Islam 1 Surakarta tahun ajaran 2009/2010.
Berdasarkan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, yang
menekankan pada masalah implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,
maka bentuk penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan
pendekatan studi kasus karena penelitian ini hanya mencakup lingkungan SMA
Islam 1 Surakarta dan masalah yang dikaji adalah pelaksanaan Kurikulum Tingkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Satuan Pendidikan dan usaha yang dilakukan sekolah untuk menanggulangi
kendala tersebut dalam upaya meningkatkan kompetensi guru.
empiris yang menyelidiki fenomena di dalam konteks kehidupan nyata, bilamana
batas-batas antara fenomena dan konteks tak tampak dengan tegas, dan dimana
penelitian terhadap masalah empiris dengan mengikuti rangkaian prosedur yang
telah dispesifikan sebelumnya.
C. Sumber Data
Menurut Lexy J.Moleong (2009: 157
penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data
tambahan seperti dokumen dan lain- . Menurut H.B Sutopo (2002) Sumber
data kualitatif dapat berupa manusia, peristiwa, dan tingkah laku, tempat atau
lokasi, dokumen dan arsip, serta berbagai benda lain. Sumber data dalam
penelitian ini adalah:
1. Informan
Informasi diperoleh dari informan, yaitu orang-orang yang memberikan
informasi kepada peneliti karena orang tersebut dirasakan mengetahui dan
memahami permasalahan yang sedang dikaji dalam penelitian ini. Informan
yang dianggap berhubungan dengan penelitian ini adalah :
a. Kepala sekolah SMA Islam 1 Surakarta
b. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMA Islam 1 Surakarta
c. Guru mata pelajaran ekonomi kelas X SMA Islam 1 Surakarta
d. Peserta didik
2. Tempat dan Peristiwa
Tempat atau lokasi yang berkaitan dengan sasaran atau permasalahan
penelitian juga merupakan salah satu jenis summber data yang bisa
dimanfaatkan oleh peneliti. Informasi mengenai kondisi dari lokasi, peristiwa
atau aktivitas yang dilakukan bisa digali lewat sumber lokasinya baik yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
merupakan tempat maupun lingkungannya (H.B.Sutopo, 2002). Tempat yang
digunakan untuk penelitian ini adalah SMA Islam 1 Surakarta, sedangkan
peristiwa yang relevan dengan permasalahannnya adalah mengenai
implementasi Kurikulum KTSP di SMA Islam 1 Surakarta yang menyangkut
terhadap kompetensi guru mata pelajaran ekonomi kelas X di sekolah.
3. Dokumen dan Arsip
Dokumen atau arsip merupakan sumber data yang penting, walaupun
dikatakan bahwa sumber diluar kata atau tindakan merupakan sumber kedua,
jelas hal itu, tidak bisa diabaikan, karena dalam banyak hal dokumen sebagai
sumber data dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk
meramalkan. Menurut H.B Sutopo (2002: 54
Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain sejarah berdirinya
SMA Islam 1 Surakarta, denah lokasi gedung SMA Islam 1 Surakarta, dan data
lain yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti.
D. Teknik Sampling
Menurut H.B Sutopo (2002: 55
bentuk khusus atau proses bagi pemusatan atau pemilihan dalam penelitian yang
dalam penelitian kualitatif sering dinyatakan
sebagai internal sampling artinya cuplikan diambil untuk mewakili informasinya,
dengan kelengkapan dan kedalaman yang tidak ditentukan oleh jumlah sumber
datanya, melainkan oleh kedalaman pemahaman akan informasi oleh peneliti.
Dalam penelitian ini, peneliti tidak menentukan sejumlah sampel.
Peneliti lebih cenderung untuk memilih informan yang dianggap mengetahui
informasi dan permasalahannya secara mendalam dan dapat dipercaya untuk
menjadi sumber data yang mantap. Teknik ini dikenal dengan nama Purposive
Sampling, bahkan di dalam pelaksanaan pengumpulan data, pilihan informan
dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam
memperoleh data. Peneliti juga menggunakan teknik snowball sampling yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
lama-
jumlah sumber data yang sedikit itu tersebut belum memberikan data yang
lengkap, maka mencari orang lain lagi yang dapat digunakan sebagai sumber data.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara khusus yang akan digunakan untuk
memperoleh data dalam penelitian. Teknik pengumpulan data merupakan salah
satu unsur yang sangat penting dalam penelitian, karena data yang terkumpul
dapat digunakan untuk membuktikan kebenaran suatu peristiwa atau pengetahuan.
Beragam sumber data yang menuntut cara atau teknik pengumpulan data tertentu
yang sesuai guna mendapatkan data yang diperlukan untuk menjawab
permasalahannya. Berdasarkan dari jenis sumber data yang dipergunakan dalam
penelitian ini, maka teknik pengumpulan data yang digunakan terdiri dari :
1. Wawancara
Teknik wawancara merupakan teknik yang paling banyak digunakan
dalam penelitian kualitatif terutama dalam penelitian lapangan.Menurut
Sugiyono (2007: pertemuan dua orang untuk
bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikostruksikan
makna dalam suatu topik tertentu Wawancara adalah Sebuah dialog yang
(Suharsimi Arikunto, 2002: 131).
Ciri utama dari wawancara adalah kontak langsung dengan tatap muka
antara pencari informasi dengan sumber informasi. Peneliti menggunakan
teknik pengumpul data dengan wawancara untuk mendapatkan informasi
mengenai:
a. Implementasi KTSP di SMA Islam 1 Surakarta dari awal pemberlakuan
usaha yang dilakukan pihak sekolah, sosialisasi, sampai dengan kendala
yang dihadapi dalam pelaksanaaan KTSP di SMA Islam 1 Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
b. Usaha-usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kompetensi guru mata
pelajaran ekonomi kelas X dalam mengimplementasikan KTSP .
Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan wawancara
untuk mendapatkan informasi mengenai implementasi kurikulum tingkat
satuan pendidikan.
2. Observasi
Teknik observasi yang digunakan untuk menggali data dari sumber yang
berupa peristiwa, tempat atau lokasi, dan benda. Menurut HB. Sutopo (2002)
observasi dibagi dua yaitu observasi secara langsung maupun tidak langsung
dengan melakukan pengamatan secara langsung dan terjun ke lokasi penelitian
yaitu di SMA Islam 1 Surakarta. Pengamatan dilakukan terhadap aktivitas
subjek dan kondisi lingkungan penelitian selama penelitian berlangsung baik
secara formal maupun informal.
3. Analisis Dokumen
Menurut Sugiyono (2007: Studi dokumen merupakan catatan
peristiwa yang sudah berlalu, dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau
karya-
menganalisis dokumen dan arsip digunakan untuk melengkapi data yang
diperoleh dari hasil wawancara dan pengamatan agar data yang diperlukan
menjadi benar-benar valid, karena sumber data yang berupa dokumen
merupakan sumber daya yang stabil, kaya dan bersifat alamiah karena sesuai
dengan konteks lahiriah.
F. Validitas Data
Untuk menetapkan keabsahan data agar hasil dari penelitian dapat
dipertanggungjawabkan, maka diperlukan teknik pemeriksaaan data yang tepat.
Menurut HB. Sutopo (2002: 78) Validitas merupakan jaminan bagi kemantapan
Trianggulasi merupakan cara yang paling umum digunakan bagi
peningkatan validitas dalam penelitian kualitatif. Lexy J.Moleong (2009: 330)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
keabsahan data
yang meanfaatkan sesuatu yang lain dari data tersebut untuk keperluan
Patton dalam HB.Sutopo (2002: 92) membagi trianggulasi menjadi empat
macam yaitu:
1. Trianggulasi Data atau Sumber yaitu pengumpulan data yang
sejenis dengan menggunakan berbagai sumber yang berbeda.
2. Trianggulasi Metode yaitu pengumpulan data sejenis dengan
menggunakan metode pengumpulan data yang berbeda.
3. Trianggulasi Teori yaitu mengkaji salah satu topik permasalahan
dengan menggunakan perspektif teori yang berbeda.
4. Trianggulasi Peneliti yaitu pengumpulan data yang semacam yang
dilakukan oleh beberapa peneliti.
Trianggulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah trianggulasi
data atau sumber dan trianggulasi metode. Trianggulasi dengan sumber berarti
membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang
diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Patton
dalam Lexy J.Moleong (2009: 330), trianggulasi sumber data dapat dicapai
dengan :
a. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan
apa yang dikatakannya secara pribadi.
b. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi
penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.
c. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan
berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang
yang berpendidikan baik menengah ataupun tinggi, orang berada,
orang pemerintahan.
d. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan.
Peneliti juga menggunakan trianggulasi metode karena dalam penelitian
ini, metode yang digunakan terdiri dari wawancara, observasi, dan analisis
dokumen, sehingga dengan menggunakan pengumpulan data yang berbeda,
sumber data sejenis yang dihasilkan dapat diuji kemantapan informasinya.
Dengan kedua cara tersebut, diharapkan hasil dari data yang terkumpul dalam
penelitian benar-benar dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan.
Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil dari wawancara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
G. Analisis Data
Dalam penelitian kualitatif tidak menguji hipotesis yang dibuat sebelum
penelitian. Proses analisis data dilakukan bersamaan dan berkelanjutan dengan
proses pengumpulan data. Menurut Miles dan Huberman yang dikutip oleh HB.
Sutopo (2006) menyatakan bahwa terdapat dua model analisis dalam penelitian
kualitatif yaitu model analisis jalinan atau mengalir (flow model of analysis) dan
model analisis interaktif.
Model analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah model analisis
interaktif, yaitu model analisis dimana tiga komponen pokok dalam penelitian
kualitatif yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan dilakukan
dengan cara interaksi, baik antar komponennya, maupun dengan proses
pengumpulan data yang berbentuk siklus. Peneliti memilih model analisis
interaktif dengan alasan bahwa dalam bentuk ini peneliti tetap bergerak diantara
tiga komponen analisis dengan proses pengumpulan data selama kegiatan
pengumpulan data berlangsung. Sesudah proses pengumpulan datanya berakhir,
peneliti tetap bergerak diantara tiga komponen tersebut dengan menggunakan
waktu yang masih tersisa.
Pada waktu pengumpulan data, peneliti selalu membuat reduksi data dan
sajian data, yaitu yang berupa catatan lapangan yaitu data yang telah digali dan
dicatat. Reduksi dan sajian data ini harus disusun pada waktu peneliti sudah
mendapatkan unit data dari sejumlah unit yang diperlukan dalam penelitian. Pada
waktu pengumpulan data berakhir, peneliti mulai melakukan usaha untuk menarik
kesimpulan dan verifikasinya berdasarkan semua hal yang terdapat dalam reduksi
data dan sajian data. Model analisis interaktif dapat digambarkan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Gambar 2. Model Analisis Interaktif
Sumber: HB.Sutopo (2002: 96)
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data merupakan kegiatan mengumpulkan data yang
diperoleh di lapangan yang berasal dari sumber data yang telah dipilih dengan
menggunakan teknik pengumpulan data tertentu.
2. Reduksi Data
Reduksi data merupakan komponen pertama, yaitu dengan cara
membatasi permasalahan penelitian dan membatasi pertanyaan-pertanyaan
pokok yang perlu dijawab dalam penelitian. Hal ini dilakukan agar banyaknya
data yang terkumpul di lapangan dapat dengan mudah dikendalikan.
3. Sajian Data
Setelah dilakukan reduksi data, kemudian diikuti dengan penyusunan
sajian data yang berupa cerita sistematis dan logis supaya makna peristiwanya
menjadi lebih jelas dipahami, dengan dilengkapi perabot sajian yang
diperlukan (matriks, gambar dan sebagainya) yang sangat mendukung
kekuatan sajian data.
4. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
Pada waktu pengumpulan data sudah berakhir, peneliti melakukan usaha
untuk menarik kesimpulan dan verifikasinya berdasar semua hal yang
terdapat dalam reduksi data dan sajian data. Ketiga kegiatan analisis tersebut
dilakukan secara terus menerus selama penelitian berlangsung.
Sajian data
verifikasi
Reduksi
data
Pengumpulan data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
H. Prosedur Penelitian
Dalam penelitian, peneliti harus melakukan beberapa langkah atau
prosedur penelitian. Langkah-langkah atau prosedur penelitian tersebut adalah :
1. Studi Pendahuluan
Dalam tahap ini peneliti melakukan persiapan awal yaitu penjajagan
lapangan untuk mengenal segala unsur yang ada di lapangan yang ada
kaitannya dengan penelitian dengan tujuan untuk persiapan peneliti dari segi
fisik, mental dan spiritual.
2. Tahap Pra lapangan
Dalam tahap ini peneliti belum terjun ke lapangan, melainkan masih
berkonsentrasi dalam pembuatan proposal penelitian sampai dengan
pengurusan berkas perijinan penelitian di lapangan.
3. Tahap Lapangan
Tahap ini peneliti mulai terjun ke lapangan untuk mulai mengumpulkan
data yang diperlukan dalam penelitian.
4. Tahap Analisis Data
Data yang telah diperoleh dari lapangan akan diproses. Pemrosesan data
dilakukan dari awal sampai pengumpulan data berakhir.
5. Tahap Penulisan dan Perbanyakan Laporan
Merupakan tahap terakhir dari prosedur penelitian, yaitu kegiatan
menyusun penelitian dalam bentuk laporan yang harus
dipertanggungjawabkan di hadapan tim penguji, sampai pembuatan dalam
bentuk skripsi beserta penggandaanya.
Apabila digambarkan dalam bentuk skema, maka prosedur penelitian
yang ditempuh oleh peneliti adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Gambar 3. Prosedur penelitian tentang Implementasi Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan dalam upaya meningkatkan kompetensi
guru mata pelajaran ekonomi kelas X (studi kasus di SMA
Islam 1 Surakarta Tahun ajaran 2009/2010)
Prosedur penelitian ini dimulai dengan observasi singkat yang dilakukan
untuk memahami lokasi yang dipilih sebagai objek penelitian. Selanjutnya
menyusun proposal yang diajukan sebagai acuan sementara untuk proses
penelitian berikutnya. Setelah pembuatan proposal adalah kegiatan pengurusan
perijinan pada pihak-pihak yang terkait dengan kegiatan penelitian. Selanjutnya
peneliti terjun ke lapangan untuk mengumpulkan data yang diperlukan. Data yang
telah terkumpul kemudian dilanjutkan dengan proses analisis data dan dilakukan
penarikan kesimpulan. Kesimpulan akhir yang telah mantap merupakan akhir dari
kegiatan penelitian. Hasil penelitian kemudian dipertanggungjawabkan di hadapan
tim penguji pada kesempatan tertentu.
Penulisan
proposal
Pelaksanaan
Pengumpulan
data dan analisis Analisis
akhir
Penulisan
laporan
Penarikan
kesimpulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Sejarah Berdirinya SMA Islam 1 Surakarta
Berdirinya Sekolah Menengah Atas (SMA) Islam 1 Surakarta diawali pada
tahun 1967 yaitu Yayasan Pendidikan Islam Surakarta yang bergerak di bidang
dakwah islam mendirikan Sekolah Dasar di atas tanah ± 200 m² di Jalan Brigjen
Sudiarto 151 Solo. Sekolah Dasar tersebut mempunyai 3 kelas. Pada sore hari,
gedung Sekolah Dasar dipergunakan untuk sekolah Diniah atau Sekolah yang
memberikan pelajaran Agama Islam. Yayasan mempunyai rencana akan
mendirikan Sekolah Dasar ke gedung lain ± 500 m² sebelah utara gedung lama
yang pengelolaannya diserahkan kepada Yayasan Perguruan Muhammadiyah.
Pada bulan Maret tahun 1972 di gedung tersebut didirikan pondok
pesantren Islam Al-Mukmin, karena perkembangannya yang cukup maju sehingga
gedung yang hanya 5 lokal tidak mampu menampung santri-santrinya. Pada awal
tahun 1974 pondok pesantren Al-Mukmin kemudian dipindahkan ke desa Ngruki
Grogol, Sukoharjo. Gedung yang lama kemudian dipergunakan untuk pendidikan
Madrasah khusus putri sampai tahun 1976 yang kemudian ikut pindah ke Ngruki
Grogol, Sukoharjo. Yayasan berusaha untuk memanfaatkan gedung yang kosong
tersebut untuk pendidikan umum.
Pada bulan Mei sampai bulan Juni 1979 SMA Islam 1 Surakarta
mendaftarkan pendirian sekolah ke Kanwil Depdikbud Prop. Jateng, ijin
operasional SMA Islam 1 Surakarta diterbitkan pada tanggal 8 Juli 1979. Pada
waktu pendaftaran peserta didik baru, SMA Islam 1 Surakarta mendapatkan ± 30
peserta didik. Pada waktu itulah secara resmi SMA Islam 1 Surakarta berdiri
hingga sekarang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
2. Visi dan Misi SMA Islam 1 Surakarta
a. Visi
Terwujudnya insan bertaqwa, berprestasi, terampil dan berjiwa wirausaha
b. Misi
1) Memperluas pengetahuan untuk menguasai IPTEK
2) Melaksanakan pembelajaran secara efektif sehingga peserta didik dapat
berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki
3) Mengenalkan dan menggunakan serta mengembangkan hasil teknologi
modern
4) Mengoptimalisasi bakat dan ketrampilan peserta didik sehingga memiliki
kemandirian dan kecakapan hidup ditengah masyarakat
5) Menumbuhkan semangat ketertiban dan kedisiplinan bagi warga sekolah
sebagai konsep dasar menuju sukses
6) Mendorong semangat kerja bagi guru dan karyawan sehingga memiliki
tanggung jawab dan berdedikasi tinggi
7) Meningkatkan pengamalan ajaran agama yang dianut dan budaya bangsa
sehingga menjadi sumber kearifan dalam berperilaku
8) Mendorong dan membantu peserta didik untuk mengenali potensi dari
dalam bidang olahraga dan seni sehingga dapat berkembang secara
optimal
9) Membudayakan etika pergaulan yang saling senyum, salam, dan sapa serta
berjabat tangan oleh seluruh warga sekolah saat berada di lingkungan
sekolah sehingga dapat terjalin persaudaraan yang erat dan
kesetiakawanan sejati, saling asah, asih, dan asuh.
3. Kondisi Lingkungan SMA Islam 1 Surakarta
a. Lokasi SMA Islam 1 Surakarta
berada di Jalan Brigjen Sudiarto 151 Solo, tepatnya berbatasan dengan:
1) Sebelah utara : Kali Jenes
2) Sebelah barat : Jalan Brigjen Sudiarto
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Jika dilihat dari kondisi lingkungan di sekitar SMA Islam 1 Surakarta yang
strategis, maka dapat dikatakan bahwa keadaan lingkungan belajar peserta
didik cukup terjamin ketenangannya, walaupun SMA Islam 1 Surakarta
terletak di tepi jakan raya, namun letaknya sangat strategis, dan bangunan
sekolah yang agak masuk dan tertutup menjadikan prose pembelajaran
tidaj terganggu oleh lalu lalangnya kendaraan.
b. Sarana dan Prasarana SMA Islam 1 Surakarta
Secara umum, gedung SMA Islam 1 Surakarta dalam keadaan baik dan
memenuhi syarat sebagai tempat kegiatan pembelajaran. Di samping itu, di
atas tanah yang luasnya yaitu ± 200 m² didirikan ruangan-ruangan yang
menunjang kegiatan pembelajaran terdiri dari:
a. Ruang Kepsek : 1
b. Ruang Guru : 1
c. Ruang TU : 1
d. Ruang BP : 1
e. Ruang Kelas : 9
f. Ruang Komputer : 1
g. Ruang UKS : 1
h. Ruang Perpustakaan : 1
i. Kantin : 2
j. Koperasi : 1
k. Mushola : 1
l. Masjid : 1
m. Aula : 1
n. Ruang Pelaksana : 1
o. Ruang Sablon : 1
p. Ruang Ketrampilan : 1
q. Ruang Kesenian : 1
r. Ruang Tata Boga : 1
s. Ruang Multimedia : 1
t. Lapangan Basket : 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
u. Kamar mandi Guru : 2
v. Kamar mandi Peserta didik : 2
w. Laboratoriun : 2
x. Ruang Jaga : 1
c. Struktur organisasi SMA Islam 1 Surakarta Tahun 2009/2010
Gambar 4.1. Struktur Organisasi SMA Islam 1 Surakarta
Sumber: Arsip TU SMA Islam 1 Surakarta
KANWIL DIKPORA
PROP. JATENG
DIKPORA
KOTA SURAKARTA
KEPALA SEKOLAH
DRS. KADARUSMAN KOMITE
SEKOLAH
YPIA AL-MUKMIN
SURAKARTA
KA. TU/ STAF
WK.
KURIKULUM
WK.
KEPESERTA
WK.
SARANA
WK.
HUMAS
KOORDINATOR BP GURU
PESERTA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
d. Keadaan Guru, Karyawan, dan Peserta didik
Tabel.1 Daftar guru mata pelajaran di SMA Islam 1 Surakarta
Tahun ajaran 2009/2010
No. Nama Guru Mata Pelajaran
1. Drs. Bambang Kusparnanto Seni musik, bhs. Jawa
2. Drs. Sudirman BP
3. Drs. Sudadi Wahyono PPKN
4. Drs. Sunarno Sejarah
5. Heny Farida Rifai, B.A Ekonomi
6. Rachmad Widodo, Bsc Matematika
7. Giyatmi, S.Pd Biologi
8. Dwi Djajanti, S.Pd Kimia
9. Mujono Yasin Penjaskes
10. Drs. Safawi BTA
11. Sri Handayani, S.Pd Bhs. Indonesia
12. Yunie Dwi Ratnawati, S.Pd Fisika
13. Drs. Sadarma Bhs. Indonesia
14. Saptaning Murtiati, S.Pd Sosiologi
15. Endritanto, S.Pd Penjaskes
16. Imam Muhtarom, S.Pd TIK, komputer
17. Indah Purnamaningsih, S.Pd Matematika
18. Drs. Mulyono Biologi
19. Sumardi, S.Pd Bhs. Inggris
20. Sunarman Biologi
21. Drs. Ponco Budiyanto Kimia
22. Drs. Ali Mursyidi Bhs. Inggris
23. Muh. Tafif, B.A Bhs. Arab
24. Drs. Suhadi BTA
25. Dra. Mujiasri Geografi
26. Bhs. Inggris
27. Dra. Sri Sukamti, S.Ag Syariah, Aqidah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
28. Sugiyo, S.Ag akhlaq
29. Drs. Daliyo Bhs. Indonesia
30. Joko Sriyanto Matematika
31. Atin Nur Widayati, S.Pd Akuntansi
32. Warso, S.Pd Bhs. Inggris
Tabel.2 Daftar Karyawan di SMA Islam 1 Surakarta
Tahun ajaran 2009/2010
No. Nama Karyawan Jabatan
1. Sukimin Ka. TU
2. Mujiman Staf TU
3. Rahmawati Staf TU
4. Joko Suprapto Bendahara
5. Heri suranto Perpustakaan
6. suyoto Jaga malam
7. muhammadi Kebersihan
8. Handoko aji Nugroho Kebersihan
Tabel.3 Daftar Rekap Peserta didik di SMA Islam 1 Surakarta
Tahun ajaran 2009/2010
Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
X 1 20 18 38
X 2 22 18 40
X 3 19 19 38
XI-IA 7 18 25
XI-IS 1 13 20 33
XI-IS 2 14 17 31
XII-IA 16 17 33
XII-IS 1 20 14 34
XII-IS 2 18 15 33
TOTAL 305
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
B. Deskripsi Hasil Penelitian
Sesuai dengan data atau informasi yang berhasil dikumpulkan, maka untuk
langkah selanjutnya peneliti melakukan analisis terhadap data-data atau informasi
guna menjawab permasalahan yang telah dirumuskan sejak awal penelitian.
Peneliti dalam hal ini menggunakan analisis interaktif, yaitu dengan
mendeskripsikan data-data yang telah terkumpul kemudian disusun secara
sistematis, sehingga mempermudah peneliti dalam menarik kesimpulan.
Permasalahan yang dikaji peneliti yaitu mengenai implementasi
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dalam upaya meningkatkan kompetensi
guru mata pelajaran ekonomi kelas X, sesuai dengan rumusan masalah yang telah
ditentukan sebelumnya, maka deskripsi masalah yang dirumuskan meliputi
implementasi KTSP di SMA Islam 1 Surakarta yaitu kegiatan perencanaan
program, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi hasil belajar dalam upaya
meningkatkan kompetensi guru mata pelajaran ekonomi kelas X, kendala yang
dihadapi dalam meningkatkan kompetensi guru, dan usaha untuk megatasi
kendala dalam pelaksanaan KTSP di SMA Islam 1 Surakarta.
1. Implementasi Kurikulum KTSP di SMA Islam 1 Surakarta
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mulai diberlakukan di SMA Islam
1 Surakarta sejak tahun ajaran 2006/2007. Informasi ini sebagaimana
dikemukakan oleh informan 1 yang mengungkapkan bahwa pelaksanaan KTSP
mulai disosialisasikan sejak tahun 2006. Kurikulum KTSP merupakan kurikulum
yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing sekolah. Tujuannya untuk
menyesuaikan dengan kondisi sekolah masing-masing dengan cara mengelola dan
memberdayakan potensi sekolah yang ada. Dasar pelaksanaan KTSP adalah UU
RI no. 20 th 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, PP RI no. 19 th 2005
tentang SNP, dan Permendiknas no. 24 th 2006 tentang pelaksanaan
Permendiknas no.22 dan 23. (Catatan Lapangan No.1)
Pelaksanaan KTSP di SMA Islam 1 Surakarta sudah berjalan baik namun
masih belum optimal. Pihak sekolah pernah memberikan sosialisasi tentang ktsp
terhadap guru-guru mata pelajaran, namun hal itu hanya dilakkan beberapa kali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
saja. Hal itu menyebabkan beberapa guru belum siap dalam membuat
perangkatnya sendiri karena sebelumnya semuanya dari pusat. Sarana dan
prasarana di sekolah juga belum lengkap dalam menunjang pembelajaran, hal ini
dikarenakan terbatasnya dana. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan sarana
dan prasarana yang seadanya. (Catatan lapangan no.2)
Berdasarkan hasil wawancara, observasi serta studi dokumentasi dapat
diketahui persiapan pembelajaran yang dilakukan oleh guru mata pelajaran
ekonomi SMA Islam 1 Surakarta. Secara garis besarnya meliputi sebagai berikut:
a. Perencanaan Program Pembelajaran
Sesuai dengan hasil wawancara dengan guru ekonomi bahwa
pengembangan program pembelajaran dalam KTSP yaitu berupa Silabus dan
RPP. Guru sudah membuat program pembelajaran untuk satu tahun ajaran.
Silabus yang dibuat oleh guru mengacu dari BNSP, guru tinggal menyesuaikan
dengan karakteristik dan kondisi peserta didik. Guru sebelum mengajar selalu
melihat RPP untuk menentukan materi selanjutnya. RPP yang telah dibuat guru
untuk beberapa kali pertemuan. Penyusunan RPP dilakukan dengan melihat
silabus untuk memahami isinya yang meliputi standar kompetensi, kompetensi
dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi pokok, alokasi waktu, sistem
penilaian dan sumber belajar. RPP tersebut merupakan penjabaran dari silabus
yang berisi garis besar apa yang akan dikerjakan oleh guru dan peserta didik
selama proses pembelajaran. (Catatan Lapangan No.5)
Kegiatan guru setelah memahami silabus yaitu menyusun RPP serta
menentukan metode pembelajaran yang disesuaikan materi yang dikembangkan
dengan kebutuhan peserta didik. Silabus dan RPP disusun untuk jangka waktu
satu tahun ajaran, RPP yang telah disusun tersebut digunakan sebagai persiapan
mengajar setiap pertemuan tatap muka. Sumber belajar yang digunakan oleh guru
berupa buku pendamping yang relevan dengan materi untuk melengkapi materi
yang sekiranya di LKS belum ada.
Berdasarkan data mengenai Silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang terlampir dan hasil wawancara, observasi, serta analisis
dokumen mengenai perencanaan pembelajaran yang telah disusun oleh guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
menunjukkan bahwa guru telah mempunyai kompetensi dan kesiapan sebelum
berhadapan dengan peserta didik.
b. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar
yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik,
peserta didik dengan guru, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian
kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang dimaksud melalui penggunaan
pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik.
Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai oleh peserta
didik.
Hasil wawancara dengan guru ekonomi mengenai pelaksanaan pembelajaran
bahwa upaya yang dilakukan guru dalam pelaksanaan pembelajaran yaitu dengan
suasana yang kondusif dan menyenangkan. Pelaksanaan pembelajaran dimulai
dengan melakukan pretest terlebih dahulu, guru menunjuk beberapa peserta didik
untuk menjawab pertanyaan tentang materi yang telah disampaikan pada
pertemuan sebelumnya, lalu menjelaskan materi, memberi contoh sesuai dengan
kehidupan sehari-hari. Materi pokok dijelaskan dulu, baru prakteknya dengan
mengerjakan latihan di LKS, memberi tugas, memberikan pertanyaan dan tanya
jawab. Cara menyampaikan materi masih seperti dahulu dengan metode
konvensional, guru sebagai sumber utama. Pengalaman langsung dengan
membawa peserta didik keluar belum pernah dilakukan karena kondisi peserta
didik yang belum memungkinkan diajak keluar. Media pembelajaran hanya
menggunakan whiteboard. (Catatan Lapangan No.6)
Pada awal pembelajaran, guru selalu memberikan pertanyaan kepada
beberapa peserta didik mengenai materi sebelumnya, hal ini dilakukan untuk
mengetahui pemahaman peserta didik terhadap materi-materi yang sudah
diajarkan, lalu guru mulai menjelaskan materi selanjutnya. Guru dalam
menjelaskan biasanya dengan ceramah, sambil peserta didiknya mencatat apa
yang telah disampaikan guru tadi. Dalam memudahkan pemahaman peserta didik
biasanya guru memberikan contoh dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
dengan begitu peserta didik lebih paham. Pada akhir pembelajaran, guru
memberikan latihan soal di LKS untuk dikerjakan oleh peserta didik dirumah.
(Catatan Lapangan No.19)
Hal senada juga diungkapkan oleh peserta didik kelas X-1 yang
mengatakan bahwa cara mengajar guru ekonomi menyenangkan, namun guru
masih menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi, suasana kelas
saat pelajaran tidak tegang saat peserta didik mulai jenuh biasanya guru
menciptakan kelucuan-kelucuan agar peserta didik tidak bosan, tetapi guru masih
fokus terhadap materi. Dalam penyampaian materi biasanya guru memberikan
contoh-contoh lebih dari satu dan dihubungkan dengan contoh konkrit jadi materi
lebih mudah dipahami. Guru belum pernah mengajak untuk praktek ke lapangan,
biasanya guru hanya menggambarkan kedaan yang ada di sekitar kita. (Catatan
Lapangan No.15)
Berdasarkan hasil observasi guru dalam mengajar di kelas dapat
diketahui bahwa pelaksanaan pembelajaran di kelas terdiri dari tiga bagian yaitu:
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, serta kegiatan penutup. Berikut merupakan
data mengenai pelaksanaan pembelajaran guru di kelas.
Tabel 4. Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas X-3
Bagian Jenis Kegiatan Upaya guru
Kegiatan
Pendahuluan
Apersepsi
Guru mengetes peserta didik
dengan memberi beberapa
pertanyaan mengenai materi
sebelumnya.
Memotivasi Peserta
didik
Memberitahu tujuan
pembelajaran, gambaran dan
kegiatan yang akan dilakukan.
Kegiatan
inti
Menyampaikan
bahan
Penyampaian dengan ceramah
dan menjelaskan materi dengan
lancar.
Memberikan contoh Lebih dari satu contoh dan
semuanya sesuai dengan materi
Menggunakan
media
Menjelaskan dengan gambar
atau poin-poin penting di
whiteboard
Memberi
kesempatan untuk
peserta didik terlibat
Menunjuk beberapa peserta
didik untuk menambahi contoh-
contoh selain contoh yang sudah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
aktif disebutkan oleh guru sesuai
dengan materi.
Kegiatan
penutup
Memberikan
penguatan
Review materi yang diajarkan,
kesempatan bertanya bagi
peserta didik.
Kesimpulan
Guru beserta peserta didik
menarik kesimpulan bersama,
penugasan mengerjakan LKS.
Penutup Penugasan dalam bentuk latihan
LKS, membacakan materi untuk
pertemuan berikutnya serta
memberikan salam penutup.
Berdasarkan hasil observasi tersebut dapat diketahui bahwa setiap awal
pelajaran guru memulainya dengan melakukan pre test dengan cara memberikan
pertanyaan lesan kepada peserta didik yang ditunjuk, hal ini dilakukan untuk
mengetahui pemahaman awal peserta didik terhadap materi sebelumnya.
Memotivasi peserta didik dengan memberitahu tujuan pembelajaran, gambaran
dan kegiatan yang akan dilakukan.
Kegiatan inti dalam pembentukan kompetensi peserta didik, guru
menyampaikan materi dengan lancar dan sistematis serta memberikan contoh-
contoh konkrit yang berkaitan dengan materi. Hal tersebut juga sesuai dengan
pendapat salah seorang peserta didik yang menyatakan bahwa cara guru ekonomi
menyenangkan, suasana kelas juga tidak tegang. Saat peserta didik mulai jenuh,
guru biasanya menciptakan kelucuan-kelucuan agar peserta didik tidak bosan,
tetapi pada intinya suasana pelajaran menyenangkan. Guru mengajar
menggunakan media whiteboard untuk memudahkan pemahaman peserta didik
dan selalu melibatkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.
Kegiatan penutup dilakukan guru dengan cara mengulas tentang hal pokok
yang telah disampaikan, menyimpulkan materi bersama peserta didik serta
memberikan penugasan untuk mengerjakan LKS, dan membacakan materi pada
pertemuan berikutnya. Kegiatan pembelajaran ditutup dengan salam penutup oleh
guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Kesimpulan: Berdasarkan wawancara dan hasil observasi di kelas pada saat guru
mengajar dapat diketahui bahwa guru dalam mengajar sudah mempunyai
kompetensi yang cukup. Hal tersebut dapat terlihat pada saat guru guru mengajar
berpenampilan rapi, dalam menyampaikan materi cukup lancar, urutan materi
jelas dan sangat menguasai materi ajar serta tidak pernah mengeluarkan ucapan
yang jorok. Guru juga berupaya dekat dengan peserta didik dengan cara
menghilangkan kesan kaku di hadapan peserta didik
c. Evaluasi/Penilaian Hasil Belajar
Pelaksanaan penilaian di SMA Islam 1 Surakarta adalah dengan
menetapkan standar penilaian atau KKM 60 untuk mata pelajaran ekonomi.
Dalam penilaian ini seseorang dianggap telah berhasil apabila nilainya 60 atau
lebih, sedangkan peserta didik yang nilainya kurang dari 60 dianggap belum
berhasil dan harus mengikuti remidi. Evaluasi terhadap prestasi belajar peserta
didik berbentuk ulangan harian, penugasan, dan tes blok semester. Dalam KTSP
nilai tugas itu sama dengan nilai test atau ulangan, sehingga apabila ada peserta
didik yang nilai ulangannya jelek, namun nilai tugasnya baik, hal itu akan sangat
membantu peserta didik. Evaluasi pembelajaran digunakan untuk mendeteksi
seberapa besar keberhasilan suatu pembelajaran. Guru tidak melakukan
pengayaan karena terbatasnya waktu. Penilaian yang dilakukan guru meliputi
aspek kognitif dan afektif saja, penilaian psikomotorik belum dilakukan karena
guru belum pernah mengajak praktek ke lapangan atau unjuk kerja. (Catatan
Lapangan No.7)
Evaluasi terhadap peserta didik yaitu berbentuk ulangan harian,
penugasan, dan ulangan semester. Peserta didik diberi penugasan untuk
mengerjakan LKS di rumah maupun penugasan lainnya agar peserta didik
memahami serta mendalami benar tentang materi yang diberikan guru. Evaluasi
digunakan untuk mengetahui seberapa besar keberhasilan suatu pembelajaran.
Evaluasi hasil belajar peserta didik dilaporkan kepada orang tua setiap semester.
Penilaian atau evaluasi dilakukan dengan menggunakan tes maupun non tes dalam
bentuk tertulis, maupun lisan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Penilaian yang dilakukan guru biasanya nilai dari ulangan harian, tugas,
latihan soal di LKS, dan nilai ulangan semester. Bagi peserta didik yang nilainya
masih kurang dari 60 diadakan remidi. Nilai mid semester dibagikan peserta didik
untuk memotivasi peserta didik agar lebih giat belajar lagi.(Catatan Lapangan
No.16)
Guru menilai hasil belajar peserta didik dari nilai ulangan harian, tugas,
dan semesteran. Nilai tugas sangat membantu peserta didik untuk menambah nilai
ujian yang masih rendah. Remidi dilakukan untuk peserta didik yang nilai
ujiannya masih rendah. (Catatan Lapangan No.24)
Hal senada juga disampaikan oleh informan 6 yang mengatakan bahwa
penilaian guru meliputi hasil dari nilai ulangan, tugas, dan semesteran. Hasil
semesteran nanti dibagikan kepada orang tua. Nilai dari tugas akan menambah
nilai akhir semesteran. Bagi yang nilainya kurang dari 60, guru mengadakan
remidi.( Catatan Lapangan No.28)
Kesimpulan: berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa
guru melakukan penilaian dari hasil tugas, ulangan harian, dan semesteran. Guru
juga melakukan remidi bagi peserta didik yang nilainya masih dibawah KKM
yaitu 60. penilaian guru hanya dilihat dari aspek kognitif dan afektif saja, guru
belum menilai dari aspek psikomotorik karena guru belum pernah melakukan
praktek ke lapangan.
2. Kendala SMA Islam 1 Surakarta dalam Implementasi KTSP
Implementasi KTSP di SMA Islam 1 Surakarta sudah empat tahun
dilaksanakan. Secara umum dalam pelaksanaannya masih menemui berbagi
kendala. Kendala-kendala yang dialami oleh SMA Islam 1 Surakarta dalam
mengimplementasikan KTSP adalah sebagai berikut:
Kendala dari pihak guru yaitu guru belum optimal dalam membuat
perangkat pembelajaran, karena selama ini sudah dibuatkan oleh pusat. Peserta
didik di sekolah ini kurang begitu ada motivasi dan antusias dalam belajar,
sehingga menyebabkan prestasi di sekolah ini rendah. Sarana dan prasarana di
sekolah juga kurang begitu mendukung di setiap kelas belum disediakan LCD dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
OHP, buku-buku penunjang pembelajaran masih terlalu sedikit yang disediakan di
perpustakaan.(Catatan Lapangan No.3)
Guru ekonomi juga menambahkan bahwa kendala-kendala yang dihadapi
guru ada berbagai faktor, guru masih mengajar dengan model pembelajaran
konvensional. Faktor lainnya yaitu dari peserta didik, rendahnya antusias peserta
didik dalam belajar mempengaruhi kurang aktif dalam pembelajaran di kelas,
sarana dan prasarana pembelajaran disini masih belum lengkap, karena
terbatasnya dana belum disediakan LCD atau OHP jadi guru hanya menggunakan
media whiteboard saja.(Catatan Lapangan No.13)
Pernyataan diatas diperkuat oleh peserta didik kelas X-1 yang mengatakan
bahwa peserta didik disini kebanyakan hanya mempunyai LKS tidak mempunyai
buku pendamping lainnya sehingga peserta didik hanya tergantung dengan guru
saja. Dalam menjelaskan materi guru hanya ceramah sehingga membuat kami
jenuh, namun bila kami sudah terlihat mulai bosan biasanya guru memberikan
guyonan-guyonan, supaya kami tetap fokus pada materi.Upaya yang kami lakukan
dengan meminjam buku pelajaran dari kakak kelas atau bertanya pada guru bila
ada materi yang kami belum pahami.(Catatan Lapangan No.18)
Kendala pada waktu pembelajaran di kelas adalah peserta didik ramai dan
kondisi kelas panas, karena di dalam kelas tidak ada kipas angin ataupun AC.
Pembelajaran juga hanya mengandalkan guru, karena peserta didik hanya
mempunyai LKS. (Catatan Lapangan No. 30)
Guru dalam menjelaskan dengan ceramah, peserta didik lain ada yang
ramai sendiri mengganggu konsentrasi, peserta didik juga hanya mempunyai LKS
saja, suasana di kelas panas karena dalam kelas tidak ada kipas angina tau AC.
(Catatan Lapangan No.34)
Kesimpulan: berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa
kendala-kendala yang dihadapi dalam implementasi KTSP yaitu dari pihak guru
dalam mengajar masih menggunakan metode konvensional, peserta didik yang
kurang aktif, dan sarana prasarana yang belum optimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
3. Upaya untuk Meningkatkan Kompetensi Guru dalam
Mengimplementasikan KTSP
Wakil kepala sekolah bidang kurikulum mengatakan bahwa upaya yang
dilakukan sekolah untuk mengatasi kendala tersebut adalah guru lebih sering
diikutsertakan dalam pelatihan-pelatihan atau workshop mengenai pelaksanaan
KTSP agar menambah pengetahuan dan meningkatkan kompetensi yang
dimilikinya. Guru harus dapat memberikan motivasi kepada peserta didik untuk
meningkatkan intensitas belajarnya. Sekolah juga meningkatkan koordinasi
dengan pihak-pihak terkait mengenai sarana dan prasarana, untuk melengkapi
sarana dan prasarana yang masih kurang koordinasinya dengan Yayasan dan
Dinas Pendidikan. (Catatan Lapangan No. 4)
Hal senada juga disampaikan oleh guru ekonomi bahwa guru sering
diikutsertakan dalam pelatihan-pelatihan, workshop mengenai metode
pembelajaran inovatif, guru selalu memberikan motivasi kepada peserta didik
untuk bisa aktif di dalam kelas, mengoptimalkan sarana dan prasarana yang sudah
ada dulu, sedangkan untuk model pembelajaran, guru sedikit-sedikit sudah mulai
menerapkan model pembelajaran inovatif. (Catatan Lapangan No. 14).
Kesimpulan: upaya yang dilakukan dalam meningkatkan kompetensi guru
yaitu dengan mengikutsertakan guru dalam pelatihan-pelatihan mengenai
pembelajaran inovatif, guru harus dapat memberikan motivasi kepada peserta
didik untuk bisa aktif dalam pembelajaran di kelas, dan sekolah juga
berkoordinasi dengan yayasan untuk mengoptimalkan sarana dan prasarana untuk
menunjang pembelajaran.
C. Pembahasan
1. Implementasi Kurikulum KTSP
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan konsep kurikulum yang
menyempurnakan Kurikulum Berbasis Kompetensi, dalam pelaksanaanya ada tiga
kegiatan pokok yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
a. Perencanaan Program
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 20 bahwa perencanaan proses
pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang
memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode
pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.
Silabus merupakan seperangkat rencana dan pelaksanaan pembelajaran
beserta penilaiannya. Oleh karena itu, silabus hendaknya disusun yang
sistematis dan berisikan komponen-komponen yang saling terkait guna
tercapainya kompetensi dasar. (Depdiknas, 2002: 13). Menurut Nurhadi (2005:
151) rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana yang disusun oleh guru
untuk satu atau dua kali pertemuan, untuk mencapai target satu kompetensi
dasar. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran diturunkan dari silabus yang telah
disusun dan bersifat aplikatif di kelas.
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) guru mata
pelajaran ekonomi SMA Islam 1 Surakarta sudah melaksanakan sesuai dengan
konsep KTSP. Guru diberi kebebasan untuk mengubah, memodifikasi, dan
menyesuaikan silabus dengan kondisi sekolah dan daerah, serta dengan
karakteristik peserta didik.
Dalam hal ini perencanaan pembelajaran oleh guru sebagai persiapan
mengajar bahwa guru telah membuat perencanaan pembelajaran mulai dari
silabus, RPP, serta material yang lainnya. Guru telah mempunyai kompetensi
untuk membuat RPP yang merupakan penjabaran dari silabus yang dibuat serta
guru telah menuangkan segala kompetensi dan kreatifitasnya dalam
penyususnan RPP tersebut. Dengan demikian guru telah mempunyai kesiapan
yang matang sebelum berhadapan dengan peserta didik.
b. Pelaksanaan Pembelajaran
Menurut Syarifudin dan Basyirudin (2002: 72) pembelajaran merupakan inti
dari seluruh kegiatan dalam rangka mengimplementasikan kurikulum untuk itulah
sampai ada yang mengemukakan bahwa implementasi kurikulum sebagai proses
pembelajaran. Lebih lanjut Martinis (2007) mengemukakan bahwa pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
merupakan suatu proses interaksi yang dilakukan secara timbal balik antara guru
peserta didik dalam memahami, mendiskusi, tanya jawab, mendemonstrasi,
mempraktikkan materi pelajaran di dalam kelas.
Menurut Mulyasa (2006) pelaksanan pembelajaran KTSP meliputi tiga hal yaitu:
1) Pre test
Berperan penting dalam proses pembelajaran meliputi menyiapkan peserta
didik dalam proses pembelajaran, untuk mengetahui kemajuan peserta didik,
untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik dan mengetahui darimana
seharusnya proses pembelajaran dimulai. Dalam pelaksanaan di lapangan
guru sebelum pembelajaran dimulai biasanya menanyakan materi sudah
sampai mana dan apakah peserta didik telah memahami materi atau belum.
Pre test dilakukan dengan memberi pertanyaan kepada peserta didik
sebelum kegiatan pembelajaran dimulai. Materi yang ditanyakan adalah
materi yang telah dipelajari sebelumnya. Pada saat pre test diberikan oleh
guru, hanya beberapa peserta didik yang dapat menjawabnya. Guru akan
mengulang materi apabila peserta didik belum menguasai materi.
2) Pembentukan kompetensi
Dalam kajian teori pembentukan kompetensi merupakan kegiatan inti dalam
proses pembelajaran, yakni bagaimana kompetensi dibentuk pada peserta
didik, dan bagaimana tujuan-tujuan belajar direalisasikan. Proses
pembelajaran menuntut aktivitas dan kreativitas guru dalam menciptakan
lingkungan yang kondusif sehingga melibatkan peserta didik secara aktif
baik metal atau fisik, untuk memenuhi tuntutan tersebut dibutuhkan strategi
belajar yang bervariasi. Pelaksanaan di lapangan proses pembelajaran yang
dilakukan diawali dengan adanya penjelasan materi pokok terlebih dahulu
oleh guru secara rinci, kemudian dalam menjelaskan guru selalu
memberikan contoh yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari (CTL),
memberikan pertanyaan lesan kemudian peserta didik menjawab dengan
mengacungkan jari terlebih dahuli (metode struktural), dan diakhiri dengan
penugasan latihan di LKS (pembelajaran modul). Belajar tuntas dilakukan
dengan adanya remidi. Praktek langsung ke lapangan belum pernah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
dilakukan hanya lewat tugas untuk mencari data atau mengamati kegiatan
ekonomi yang ada kaitannya dengan materi.
3) Post test
Dalam kajian teori digunakan untuk mengetahui penguasaan peserta didik
terhadap kompetensi yang ditentukan serta untuk mengetahui peserta didik
yang mengikuti kegiatan remidial atau pengayaan. Pelaksanaan di lapangan
post test dilakukan dengan memberi latihan atau tugas di rumah setelah
materi selesai dijelaskan, pertanyaan lesan, ulangan harian, dan tes.
Dihubungkan dengan kajian teori di atas telah diketahui bahwa pelaksanaan
pembelajaran yang dilakukan guru di kelas sudah baik, hal ini terlihat dari
cara guru untuk dapat mengatur pembelajaran dengan suasana yang
menyenangkan serta menghilangkan kesan kaku dengan peserta didik.
Dalam pembelajaran guru memberikan contoh konkrit, sehingga materi
mudah diterima oleh peserta didik.
c. Evaluasi /Penilaian Hasil Belajar
Menurut Percival dalam Oemar Hamalik (2007: 146) evaluation as a
series of activities that are designed to measure the effectiviness of a
teching/learning system as a whole (evaluasi adalah serangkaian kegiatan yang
dirancang untuk mengukur keefektifan sistem mengajar/belajar sebagai suatu
keseluruhan). Dihubungkan dengan teori tersebut, guru mata pelajaran ekonomi
juga telah melaksanakan kegiatan evaluasi untuk mengukur sejauh mana peserta
didik mampu menyerap materi yang telah disampaikan dalam bentuk tes lisan
maupun tes tertulis untuk kemudian diambil tindak lanjut untuk memperbaiki
proses pembelajaran agar lebih berkualitas. Evaluasi yang dilakukan guru adalah
setelah guru selesai menyampaikan satu maupun dua kompetensi dasar dalam
bentuk ulangan harian, mid semester dan ujian semester. Evaluasi tersebut
dilaporkan kepada orang tua peserta didik dalam bentuk raport setiap semester.
Pelaksanaan penilaian di SMA Islam 1 Surakarta adalah dengan
menetapkan standar penilaian atau batas tuntas 60 untuk mata pelajaran ekonomi.
Dalam penilaian ini peserta didik dianggap telah berhasil apabila nilainya 60 atau
lebih sedangkan peserta didik yang nilainya kurang dari 60 dianggap belum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
berhasil dan harus mengikuti remidi. Remidi dilakukan setelah tes selesai,
pengayaan tidak dilaksanakan karena waktu yang terbatas untuk mengejar materi
selanjutnya. Pelaksanaan penilaian berbasis kelas dengan melakukan penilaian
setiap tatap muka. Jenis penilaian yang dilakukan adalah ulangan harian, ulangan
mid semester, akhir semester, pemberian tugas.
2. Kendala yang Dihadapi dalam Implementasi KTSP
Pelaksanaan KTSP memberikan kewenangan kepada sekolah untuk
mengembangkan dan mengelola sumber daya, suber dana, sumber belajar, dan
mengalokasikannya sesuai prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap terhadap
kebutuhan setempat, sehingga diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan
khususnya kompetensi guru. Dalam pelaksanaannya masih ada beberapa kendala
yang dihadapi oleh SMA Islam 1 Surakarta. Berdasarkan data yang diperoleh dari
lapangan, kendala yang dihadapi oleh SMA Islam 1 Surakarta dalam
implemenentasi KTSP adalah sebagai berikut:
a. Guru
Dalam kajian teori tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan
lingkungan agar terjadi perubahan perilaku peserta didik. Menurut Mulyasa
(2007) hal-hal yang perlu dimiliki guru dalam mengimplementasikan KTSP agar
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yaitu menguasai dan memahami
kompetensi dasar dan hubungannya dengan kompetensi lain dengan baik,
menyukai apa yang diajarkannya dan menyukai mengajar sebagai suatu profesi,
memahami peserta didik, menggunakan metode yang bervariasi, mampu memilih
materi yang dianggap penting, mengikuti perkembangan pengetahuan,
menyiapkan proses pembelajaran, mendorong peserta didik untuk memperoleh
hasil yang baik, menghubungkan pengalaman yang lalu dengan kompetensi yang
akan dikembangkan.
Pelaksanaan di lapangan guru masih merasa kesulitan untuk menyusun dan
mengembangkan kurikulum. Dalam kajian teori KTSP guru dituntut untuk
menggunakan metode pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan seperti
metode inquiry, discovery, Contextual, problem solving dan sebagainya, namun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
dalam pelaksanaannya guru mengalami beberapa hambatan sehingga penggunaan
metode pembelajaran selama ini belum bisa berlangsung secara optimal.
Pelaksanaan di lapangan, proses pembelajaran guru masih menggunakan metode
konvensional untuk menyampaikan materi kepada peserta didik.
b. Peserta didik
Kajian teori menyebutkan bahwa dalam KTSP peserta didik perlu
diposisikan sebagai subjek dari implementasi kurikulum. Peserta didik dituntut
mampu berpartisipasi secara aktif dalam proses pembelajaran.
Pelaksanaan di lapangan menunjukkan bahwa peserta didik belum
sepenuhnya siap melaksanakan KTSP. Hal ini disebabkan kurangnya pemahaman
peserta didik tentang KTSP karena kurangnya sosialisasi yang dilakukan kepada
peserta didik mengenai pelaksanaan KTSP, serta adanya tuntutan bagi peserta
didik untuk lebih aktif dalam pembelajaran, akan tetapi guru selalu memotivasi
peserta didik untuk lebih aktif dan kreatif dengan mengembangkan pembelajaran,
sehingga mendorong peserta didik untuk aktif dalam suatu pembelajaran.
c. Sarana dan Prasarana
Kajian teori menyebutkan bahwa sarana dan prasaran belajar diharapkan
dapat memberikan kemudahan belajar bagi peserta didik maupun guru, namun
dari data di lapangan sarana dan prasarana untuk pembelajaran di SMA Islam 1
Surakarta masih sangat terbatas. Hal ini terlihat pada saat proses pembelajaran
guru hanya menggunakan media pembelajaran whiteboard, sekolah belum
menyediakan OHP atau LCD. Hal ini menyebabkan guru menjadi tidak kreatif
dan inovatif serta menyebabkan peserta didik menjadi kurang aktif dalam
pembelajaran
3. Upaya untuk Meningkatkan Kompetensi Guru dalam
Mengimplementasikan KTSP
a. Kendala-kendala yang timbul dalam pelaksanaan KTSP harus segera diatasi,
karena apabila tidak segera diatasi maka akan dapat mengganggu
pelaksanaan KTSP yang diterapkan di SMA Islam 1 Surakarta. Upaya-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
upaya yang telah dilakukan oleh pihak SMA Islam 1 Surakarta adalah
sebagai berikut Sekolah memberikan Sosialisasi dan pengembangan SDM
Sekolah senantiasa menginginkan seluruh warga sekolah lebih khususnya
para pendidik untuk melaksanakan tugas secara optimal dan
menyumbangkan kemampuannya untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Hal yang dilakukan SMA Islam 1 Surakarta supaya guru, peserta didik, dan
seluruh komponen dapat melaksanakan KTSP adalah dengan sosialisasi
mengenai KTSP, selain itu untuk mengembangkan SDM-nya sekolah
mengirimkan guru ke penataran-penataran dan organisasi perkumpulan
guru-guru supaya kompetensi guru semakin meningkat.
b. Guru Menerapkan metode pembelajaran Inovatif
Pelaksanaan KTSP menuntut peserta didik untuk lebih aktif dan mandiri
dalam belajar, untuk itulah peran guru dalam memotivasi peserta didik
diperlukan agar peserta didik lebih mandiri dan aktif dalam pembelajaran.
Guru merupakan fasilitator belajar bagi peserta didik untuk mengatasi
permasalahan belajar, apabila peserta didik belum siap mengikuti
pembelajaran KTSP yang menuntut keaktifan, guru hendaknya mengubah
metode yang digunakan dengan metode inovatif yang dirasakan dapat
membangkitkan keaktifan peserta didik.
c. Melengkapi Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang tersedia akan mempermudah guru dan peserta
didik dalam kegiatan pembelajaran. SMA Islam 1 Surakarta berusaha
melengkapi sarana dan prasaran yang masih kurang dengan bantuan dari
komite sekolah dan para donatur, dengan sarana dan prasarana yang lengkap
diharapkan dapat merangsang guru untuk lebih kreatif dan inovatif lagi
sehingga dapat meningkatkan kompetensi guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan data yang diperoleh serta hasil analisis data yang telah
dilaksanakan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Implementasi KTSP terbukti berpengaruh dalam peningkatan kompetensi
guru mata pelajaran ekonomi, hal ini terbukti bahwa masing-masing
kegiatan pokok dalam implemenatsi KTSP mempunyai peranan maupun
dampak tersendiri, antara lain perencanaan pembelajaran, guru selalu
mempersiapkan perangkat pembelajaran yang meliputi silabus, RPP dan
perangkat lainnya yang tersusun dengan baik dan sistematis, dalam
pelaksanaan pembelajaran, guru telah mengajar dengan lancar dan
komunikatif dengan peserta didik, dalam hal evaluasi, guru telah
melakukan evaluasi pembelajaran untuk menilai daya serap peserta didik
terhadap materi yang telah disampaikan dengan baik. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa kompetensi guru mata pelajaran ekonomi
meningkat dengan adanya implementasi KTSP.
2. Kendala-kendala yang dihadapi sekolah dalam implementasi KTSP yaitu
guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional dalam
menyampaikan materi kepada peserta didik. Model pembelajaran
konvensional menyebabkan minat dan antusias belajar dari peserta didik
rendah. Hal ini menunjukkan peserta didik kurang aktif dalam proses
pembelajaran. Sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah masih kurang
memadai, hal ini dapat dilihat dalam proses pembelajaran, guru hanya
menggunakan media whiteboard, belum ada LCD atau OHP. Buku-buku
di perpustakaan juga kurang lengkap menyebabkan menghambat jalannya
proses pembelajaran karena peserta didik tidak mempunyai buku
pendamping hanya memiliki LKS saja.
3. Usaha yang dilakukan sekolah dalam peningkatan kompetensi guru yaitu
dengan mengikutsertakan guru untuk mengikuti pelatihan berkenaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
dengan metode pembelajaran inovatif. Guru diharapkan mampu
memberikan motivasi kepada peserta didik untuk selalu aktif dalam
pembelajaran. Dalam hal sarana dan prasarana, sekolah dibantu dari
komite sekoleh dan para donatur untuk menambah sarana yang belum
ada di sekolah, sehingga diharapkan dengan adanya sarana dan prasarana
yang mendukung proses pembelajaran di kelas, dapat merangsang guru
untuk lebih inovatif lagi dalam menyampaikan materi kepada peserta
didik.
B. Implikasi
Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa
keberhasilan suatu proses pembelajaran tergantung pada beberapa faktor yang
saling berkaitan satu sama lain. Faktor-faktor tersebut berasal dari pelaksanaan
kurikulum, faktor guru maupun peserta didik. Faktor dari pihak guru antara lain
kompetensi guru dalam mengembangkan dan menjelaskan suatu materi dari
sebuah kurikulum, kompetensi guru dalam mengembangkan model pembelajaran,
kompetensi guru dalam mengelola kelas pada saat proses pembelajaran
berlangsung, serta kompetensi guru dalam meningkatkan minat dan antusias
peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran, sedangkan faktor yang berasal
dari peserta didik antara lain minat dan antusias belajar serta keaktifan peserta
didik dalam mengikuti proses pembelajaran.
Hasil penelitian dapat diketahui bahwa pelaksanaan kurikulum KTSP
dapat meningkatkan kompetensi guru mata pelajaran ekonomi. Hal ini terlihat dari
upaya guru untuk melaksanaan perencanaaan program sudah sesuai dengan
kurikulum, pelaksanaan pembelajaran di kelas sudah sesuai dengan perencanaan
yang telah dibuatnya, hingga evaluasi hasil belajar yang kesemuanya itu dapat
meningkatkan kemampuan atau kompetensi guru, baik itu kompetensi pedagogik,
kepribadian, sosial, maupun profesional.
Pelaksanaan kegiatan dalam implementasi KTSP dapat dideskripsikan
terdapatnya peningkatan kompetensi guru baik kompetensi pedagogik,
kepribadian, sosial, maupun profesional. Guru dapat menerapkan berbagai model
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
pembelajaran yang baru, inovatif dan menyenangkan yang dapat memacu peserta
didik untuk ikut aktif terlibat dalam proses pembelajaran.
C. Saran
Berkaitan dengan simpulan di atas, maka peneliti dapat mengajukan saran-
saran sebagai berikut:
1. Bagi Sekolah
a. Kepala Sekolah lebih meningkatkan dalam memberikan kesempatan
kepada guru mata pelajaran untuk aktif mengikuti workshop atau pelatihan
yang berhubungan dengan KTSP secara intensif.
b. Sekolah Lebih menggiatkan pendelegasian guru untuk aktif mengikuti
MGMP dalam upaya meningkatkan kompetensinya, karena dalam MGMP
guru dapat berdiskusi mengenai kesulitannya di kelas serta dapat saling
tukar pikiran dalam merancang model pembelajaran yang inovatif dan
implementasi KTSP yang efektif dan efisien.
c. Sekolah lebih mengoptimalkan sarana dan prasarana seperti penyediaan
buku-buku di perpustakaan lebih lengkap untuk meningkatkan aktivitas
belajar peserta didik.
2. Bagi Guru
a. Guru meningkatkan kompetensi dalam mengembangkan dan
menyampaikan materi dengan cara mengikuti berbagai pelatihan, seminar
pendidikan maupun diskusi dengan rekan seprofesi sehingga kualitas
pembelajaran yang dilakukan dapat terus meningkat.
b. Guru membiasakan peserta didik untuk berpartisipasi aktif dengan cara
memilih, dan mengkombinasikan model pembelajaran inovatif yang sesuai
dan tepat untuk pelajaran Ekonomi.
c. Guru perlu melakukan penilaian secara menyeluruh bukan hanya aspek
kognitif dan afektif saja, tetapi juga aspek psikomotorik yang dilakukan
secara berkala dengan memperhatikan proses dan hasil yang dicapai
peserta didik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
d. Guru perlu menerapkan teknik penilaian yang sesuai dengan yang
diinginkan KTSP yaitu berupa penilaian portofolio, penilaian hasil kerja
(produk), penilaian diri ( self assessment), dan penilaian sikap.
3. Bagi Peserta didik
a. Peserta didik tidak hanya mengandalkan informasi dari guru dan
menganggap guru sebagai satu-satunya pusat informasi, namun mencoba
untuk membuka diri dari buku, media cetak maupun elektronik untuk
menambah pengetahuan mereka.
b. Peserta didik berperan aktif dalam proses pembelajaran dengan cara berani
mengemukakan pendapat untuk meningkatkan ketrampilan berkomunikasi
yang baik, dimana hal ini nantinya akan sangat bermanfaat bagi mereka
dalam menjalani kehidupan di masa yang akan datang.