pengembangan kurikulum pendidikan islam - pengembangan model kurikulum tingkat satuan pendidikan...

63
PENGEMBANGAN MODEL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI MADRASAH M A K A L A H Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah " Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam " Dosen Pengampu : Prof. Dr. H..Muhaimin, M.A Disusun Oleh : AFIFUL IKHWAN 2841104002 (PI A – SMT 2) PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) TULUNGAGUNG 1

Upload: afif

Post on 28-Jul-2015

1.255 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam - PENGEMBANGAN MODEL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI MADRASAH

PENGEMBANGAN MODEL KURIKULUM

TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI MADRASAH

M A K A L A H

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

" Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam "

Dosen Pengampu : Prof. Dr. H..Muhaimin, M.A

Disusun Oleh :

AFIFUL IKHWAN2841104002

(PI A – SMT 2)

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

(IAIN) TULUNGAGUNG

Juni 2011

1

Page 2: Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam - PENGEMBANGAN MODEL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI MADRASAH

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini.

Shalawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW beserta

keluarga dan sahabat-sahabatnya yang telah memperjuangkan Agama Islam.

Kemudian dari pada itu, saya sadar bahwa dalam membuat tugas ini banyak

yang membantu terhadap usaha saya, mengingat hal itu dengan segala hormat saya

sampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Ketua STAIN Tulungagung

2. Direktur Pascasarjana STAIN Tulungagung

3. Dosen Pamong yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan

tugas ini

4. Seluruh teman-teman atau pihak yang ikut berpartisipasi dalam

penyelesaian tugas ini

Atas bimbingan, petunjuk dan dorongan tersebut saya hanya dapat berdo' a

dan memohon kepada Allah SWT semoga amal dan jerih payah mereka menjadi

amal soleh di sisi Allah SWT.

Dan dalam pembuatan tugas ini saya sadar bahwa masih banyak kekurangan

dan kekeliruan, maka dari itu saya mengharapkan keritikan positif, sehingga bisa

diperbaiki seperlunya.

Akhirnya saya tetap berharap semoga tugas ini menjadi butir-bitur amalan

saya dan bermanfaat khususnya bagi saya dan umumnya bagi seluruh pembaca dan

umat manusia. Amin Yaa Robbal 'Alamin.

( PENYUSUN )

2

Page 3: Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam - PENGEMBANGAN MODEL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI MADRASAH

DAFTAR ISI

Halaman Judul …………………………………………………… i

Kata Pengantar …………………………………………………… ii

Daftar Isi …………………………………………………… iii

Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP) di Madrasah

1. Pengertian Kurikulum ……………………………. 1

2. Pengembangan Kurikulum …………….……………… 2

3. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ………. 4

a. Pengertian KTSP ……..…………...……….…. 4

b. Implementasi KTSP di Madrasah …….……... 5

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 9

3

Page 4: Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam - PENGEMBANGAN MODEL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI MADRASAH

DAFTAR ISI

Halaman Judul …………………………………………………… i

Kata Pengantar …………………………………………………… ii

Daftar Isi …………………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah …………………………… 1

B. Rumusan Masalah …………….…………………….. 2

C. Tujuan Masalah …………………………………….. 3

BAB II PEMBAHASAN

A. Defenisi Penelitian Ilmiah …………...…………………. 4

B. Sifat dan Ciri Penelitian …………...………………….. 5

C. Pengertian dan Tujuan Proposal Penlitian …………….. 5

D. Defenisi dan Fungsi Proposal Penelitian ……………..... 6

E. Karakteristik dan Konsep Penyusunan Proposal Penelitian 7

F. Isi Proposal ……………………....................................... 9

G. Sistematika dan Format Proposal Penelitian ................... 10

H. Kesimpulan ………………………………...……………. 19

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………... 21

4

Page 5: Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam - PENGEMBANGAN MODEL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI MADRASAH

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu lembaga pendidikan agama Islam yang tumbuh berkembang di

Indonesia adalah pendidikan madrasah. Kendati pun bahwa Madrasah bukan

lembaga pendidikan Islam asli Indonesia, tetapi berasal dari dunia Islam di Timur

Tengah yang berkembang pada abad ke-10 M atau 11 M, namun istilah madrasah

telah diadopsi oleh Umat Islam di Indonesia sebagai lembaga pendidikan Islam yang

berciri khas Indonesia. (Asrohah, 1999;192)

Kehadiran pendidikan madrasah di Indonesia menjadi penting dalam

kerangka perkembangan pendidikan Islam secara umum, sebab, inti kehadiran

madrasah menurut Muhaimin dan Abdul Mujib salah satunya adalah sebagai upaya

untuk menjembatani sistem pendidikan tradisional yang dilakukan oleh pesantren

dan sistem pendidikan modern dari hasil akulturasi dengan sistem pendidikan

Barat(Muhaimin, 1993;135)

Eksistensi pendidikan madrasah di Indonesia semakin kuat, terutama setelah

keluarnya Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional. Berdasarkan Undang-undang ini pendidikan di Indonesia dilaksanakan

secara semesta, menyeluruh dan terpadu. Semesta dalam arti terbuka bagi seluruh

rakyat dan berlaku di seluruh wilayah negara. Menyeluruh berarti mencakup semua

jalur, jenjang dan jenis pendidikan, dan terpadu berarti adanya saling keterkaitan

antara pendidikan nasional dengan seluruh usaha perkembangan nasional.

Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Melalui

pendidikan, perkembangan dan kelangsungan hidup masyarakat akan terpelihara

dengan baik. Oleh karena itu, pendidikan telah menjadi suatu kebutuhan hidup guna

mencari kehidupan yang diarahkan kepada kemajuan dan perkembangan ke arah

yang lebih baik dari sebelumnya.

Pendidikan Nasional dewasa ini sedang dihadapkan pada berbagai krisis yang

perlu mendapat penanganan secepatnya, di antaranya berkaitan dengan masalah

relevansi, atau kesesuaian antara pendidikan dengan kebutuhan masyarakat dan

5

Page 6: Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam - PENGEMBANGAN MODEL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI MADRASAH

pembangunan. Dalam kerangka inilah pemerintah menggagas KTSP, sebagai tindak

lanjut kebijakan pendidikan dalam konteks otonomi daerah dan desentralisasi. KTSP

merupakan kurikulum operasional yang pengembangannya diserahkan kepada daerah

dan satuan pendidikan. Dengan demikian, melaui KTSP ini pemerintah berharap

jurang pemisah yang semakin menganga antara pendidikan dan pembangunan, serta

kebutuhan dunia kerja dapat segera teratasi (Mulyasa. E, 2006;19).

KTSP disusun dan dikembangkan berdasarkan Undang-Undang No. 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 ayat 1 dan 2 sebagai

berikut:

1. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional

pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

2. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan

prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan

peserta didik.( UU guru dan dosen )

Selain itu KTSP diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan bahwa

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) jenjang pendidikan dasar dan

menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu kepada Standar Isi (SI)

dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) serta berpedoman pada panduan yang

disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang mengacu

pada standar nasional pendidikan dimaksudkan untuk menjamin pencapaian tujuan

pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas : standar isi, standar

proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,

standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar

penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar pendidikan nasional tersebut yaitu

Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama

bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum. (BSNP, 2006;1).

Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mengisyaratkan

kemampuan manajerial dari pengelola pendidikan untuk menciptakan kondisi yang

6

Page 7: Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam - PENGEMBANGAN MODEL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI MADRASAH

kondusif bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar yang terfokus pada siswa

sebagai subjek pengajaran.

Keberhasilan proses pendidikan ditentukan oleh indikator-indikator

pencapaian standar prestasi siswa dalam menguasai kemampuan dasar dan

kemampuan kompetensi tertentu. Jenis penilaian yang dilaksanakan dalam

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan terdiri dari lima komponen, yaitu (1)

penilaian kelas (2) tes kemampuan dasar (3) penilaian akhir satuan pendidikan dan

sertifikasi (4) benchmarking, dan (5) penilaian program (BSNP, 2006;1).

Kegiatan utama implementasi kurikulum di sekolah adalah Proses Belajar

Mengajar, sehingga isi kurikulum yang disusun serta tujuan yang ditetapkan dapat

dilaksanakan dengan baik. Dalam menyusun rencana pembelajaran harus mengacu

kepada Standar Ketuntasan Belajar Minimal ( SKBM) , sebagai sebuah acuan

Komptensi minimal yang harus dimiliki siswa. Namun dalam perjalanannya apabila

siswa belum mampu mencapai Kompetensi Minimal tersebut, maka akan diberikan

Remedial, sampai akhirnya kompetensi minimal dapat terpenuhi. Jika hal tersebut

telah dilaksanakan , juga masih ada yang belum mampu mencapai komptensi

minimal, maka siswa tersebut akan mengulang (tinggal kelas).

Siswa-siswa yang telah mampu mencapai SKBM akan terus mengikuti materi

baru atau kelas/ tingkatan berikutnya, sampai pada akhirnya Ujian Nasional (UN).

Ujian Nasional standar kompetensinya ditetapkan oleh pemerintah. Pada ujian

nasional inilah banyak siswa yang masih belum berhasil memenuhi standar yang

ditetapkan pemerintah sehingga tidak lulus, padahal proses kurikulum telah

dilaksanakan di sekolah :

1. Menetapkan SKBM yang sama dengan passing grade yang ditetapkan

pemerintah.

2. Menetapkan Standar Kompetensi dan Standar Kompetensi Lulusan yang

mengacu pada standar pendidikan.

3. Melaksanan Remedial bagi siswa yang belum mencapai SKBM yang telah

ditetapkan.

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang

7

Page 8: Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam - PENGEMBANGAN MODEL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI MADRASAH

dituangkan dalamjudul : ”Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) di Madrasah”.

B. Fokus Penelitian

1. Bagaimana pengertian Kurikulum Secara Umum?

2. Bagaimana Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan?

3. Bagaimana Implementasi KTSP di Madrasah?

4. Bagaimana Tanggug Jawab Komponen Madrasah dalam

Pengembangan KTSP?

5. Apa saja faktor pendukung dalam Implementasi Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) di Madrasah?

C. Pentingnya Kajian

1. Untuk Mengetahui pengertian Kurikulum Secara Umum

2. Untuk Mengetahui Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

3. Untuk Mengetahui Bagaimana Implementasi KTSP di Madrasah

4. Untuk Mengetahui Bagaimana Tanggug Jawab Komponen Madrasah

dalam Pengembangan KTSP

5. Untuk Mengetahui Apa saja faktor pendukung dalam Implementasi

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

8

Page 9: Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam - PENGEMBANGAN MODEL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI MADRASAH

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

PENGEMBANGAN MODEL KURIKULUM

TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI MADRASAH

A. Kurikulum Pendidikan

1. Pengertian Kurikulum

Kurikulum mempunyai banyak tafsiran sebagaimana yang dirumuskan

oleh para pakar pengembangan kurikulum sejak dulu sampai sekarang, tafsiran –

tafsiran itu berbeda-beda sesuai dengan pandangan para pakar itu sendiri. Istilah

kurikulum sendiri berasal dari bahasa latin “ Curriculae” yang artinya jarak yang

harus ditempuh oleh seorang pelari.1

Menurut soetopo dan soemanto kurikulum itu memiliki lima definisi,

yaitu kurikulum sebagai bahan tertulis yang berisi tentang program pendidikan

suatu sekolah yang harus dilaksanakan dari tahun ke tahun, kurikulum juga

merupakan bahan yang dimaksudkan untuk digunakan pengajar dalam

mengajarkan pelajaran kepada murid-muridnya, kurikulum juga suatu usaha

untuk menyampaikan asas-asas dan ciri-ciri yang penting dari suatu rencana

pendidikan, kurikulum juga sebagai tujuan pengajaran, pengalaman-pengalaman

belajar, alat pelajaran serta cara penilaian,  kurikulum itu juga merupakan suatu

program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan-

tujuan pendidikan tertentu.2

Menurut Prof. Dr. Hasan Langgulung, kurikulum “adalah sejumlah

pengalaman pendidikan, kebudayaan, sosial, olahraga dan kesenian yang

disediakan oleh sekolah bagi murid-murid di dalam dan di luar sekolah dengan

maksud menolongnya untuk berkembang menyeluruh dalam segala segi dan

merubah tingkah laku mereka sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan”.3 Dari

1 Muhammad joko susilo, M.Pd, KTSP Manajemen Pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah Menyongsongnya, Pustaka Pelajar,Yogyakarta, 2007, hal. 77

2 Muhammad joko susilo, M.Pd, KTSP Manajemen Pelaksanaan…, hal. 783 Prof. Dr. Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan, al-

Husna Zikra, Jakarta, 1995, hal. 145

9

Page 10: Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam - PENGEMBANGAN MODEL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI MADRASAH

definisi ini kita bisa mengetahui bahwa dalam kurikulum itu terdapat unsur-unsur

atau aspek-aspek yang utama yang harus dijadikan acuan, yaitu :

1. Tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh pendidikan itu, atau

dengan istilah lain akan dijadikan apa murid yang kita didik itu? ;

2. Pengetahuan (Knowledge), informasi-informasi, aktivitas dan

data serta pengalaman dari mana terbentuknya kurikulum tersebut,

disinilah letak  mata pelajaran yang dimasukan dalam silabus nantinya ;

3. Metode dan cara-cara mengajar yang dipakai oleh guru-guru

yang mengajar dan mendorong muridnya agar sesuai dengan tujuan yang

dikehendaki kurikulum ;

4. Metode dan cara penilaian yang digunakkan dalam mengukur

dan menilai serta mengevaluasi kurikulum dan hasil dari proses

pendidikan yang direncanakan dalam kurikulum itu. Singkatnya dalam

kurikulum itu terkandung unsur tujuan, unsur mata pelajaran, unsur

metode dan cara pembelajaran serta unsur metode dan cara evaluasi atau

penilaian.

Kurikulum merupakan langkah awal dalam rangkaian sistem pendidikan,

kurikulum adalah salah satu mesin utama pendorong majunya pendidikan, karena

didalamnya termuat tujuan diadakannya pendidikan yang menjadi mercusuar

penentu arah kapal pembelajaran dan guru sebagai nahkoda nya harus mampu

untuk mengerti dan memahami apa yang di tentukan oleh kurikulum itu,

sehingga bisa membawa para peserta didiknya mencapai apa yang menjadi tujuan

pembelajaran bagi mereka. Dalam hal ini, kurikulum harus benar-benar tersusun

rapi dan transparan sehingga para guru dapat memahami serta melaksanakannya

dengan baik dan bijaksana.

2. Pengembangan Kurikulum

Dalam UU Sisdiknas no. 20 thn 2003 bab X pasal 36 ayat 1 disebutkan

bahwa pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar

nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kemudian

dalam ayat 2 disebutkan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis

pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan

10

Page 11: Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam - PENGEMBANGAN MODEL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI MADRASAH

pendidikan, potensi daerah dan peserta didik. Sedangkan dalam pasal 38 ayat 2

dijelaskan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan

sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan

komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan

atau kantor departemen agama kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan

provinsi untuk pendidikan menengah.

Soetopo dan soemanto berpendapat bahwa landasan pengembangan

kurikulum dapat menjadi titik tolak sekaligus titik sampai, maksud dari titik tolak

itu adalah pengembangan kurikulum dapat didorong oleh pembaruan tertentu 

seperti penemuan teori belajar yang baru dan perubahan tuntutan masyarakat

terhadap fungsi sekolah, sedangkan titik sampai berarti  kurikulum harus

dikembangkan sedemikian rupa sehingga dapat merealisasi perkembangan

tertentu seperti kemajuan iptek, tuntutan sejarah masa lalu, perbedaan latar

belakang murid, nilai filsafat masyarakat, kultur dan yang lainnya.

Dalam pengembangan kurikulum juga harus memiliki tujuan yang jelas

dan ketentuan-ketentuan yang menjadi syarat utama dalam pengembangan

kurikulum tersebut sehingga meskipun dikembangkan sedemikian rupa tetapi

tidak keluar dari koridor yang telah ditetapkan pihak pemerintahan pusat agar

bisa mencapai tujuan pendidikan nasional dengan baik. Oleh karena itu, ada

beberapa pemikir dan pemerhati pendidikan yang memberikan ide dengan

membuat unsur-unsur atau prinsip-prinsip yang bisa dijadikan acuan atau

pegangan dalam pengembangan kurikulum. Salah satu dari mereka adalah Oemar

Hamalik yang membagi prinsip pengembangan kurikulum menjadi delapan

macam, yaitu :

1)      Prinsip berorientasi pada Tuhan

2)      Prinsip relevansi (kesesuaian)

3)      Prinsip efisiensi dan efektivitas

4)      Prinsip fleksibilitas

5)      Prinsip keseimbangan

6)      Prinsip kontinuitas (berkesinambungan)

7)      Prinsip keterpaduan

8)      Prinsip mutu

11

Page 12: Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam - PENGEMBANGAN MODEL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI MADRASAH

B. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) adalah kurikulum operasional

yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Satuan

pendidikan yang dimaksud adalah sekolah atau lembaga pendidikan. KTSP muncul

mengikuti adanya pelaksanaan otonomi daerah, dimana daerah mempunyai

kewenangan dalam pemberdayaan dan pengembangan daerahnya masing-masing

agar hidup dari, oleh dan untuk masyarakat di daerah tersebut. Diantara otonomi

yang lebih besar diberikan kepada sekolah/madrasah adalah menyangkut

pengembangan kurikulum, yang kemudian disebut sebagai KTSP. Dalam hal ini,

pemerintah hanya memberikan rambu-rambu yang perlu dirujuk dalam

pengembangan kurikulum, yaitu : UU no. 20/2003 tentang sistem pendidikan

nasional, Peraturan Pemerintah no. 19/2005 tentang standar Nasional Pendidikan,

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional no. 22/2006 tentang standar isi (SI) untuk

Pendidikan Dasar dan Menengah, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

no.23/2006 tentang standar kompetensi lulusan (SKL) untuk satuan pendidikan dasar

dan menengah, peraturan Menteri Pendidikan Nasional no.24/2006 tentang

pelaksanaan dari kedua peraturan menteri pendidikan nasional tersebut, panduan dari

BNSP (Badan Standar Nasional Pendidikan).4

KTSP merupakan suatu konsep yang menawarkan otonomi pada sekolah

untuk  menentukan kebijakan sekolah dalam rangka meningkatkan mutu, dan

efisiensi  pendidikan agar dapat memodifikasikan keinginan masyarakat setempat

serta menjalin kerja sama yang erat antara sekkolah, masyarakat, industri dan

pemerintah dalam membentuk pribadi peserta didik. Hal tersebut dilakukan agar

sekolah dapat leluasa mengelola sumber daya dengan mengalokasikan sesuai

prioritas kebutuhan serta tanggap  terhadap kebutuhan masyarakat setempat.

Otonomi dalam pengelolaan pendidikan merupakan potensi bagi sekolah

untuk meningkatkan kinerja para staf, menawarkan paritsipasi langsung kepada

kelompok-kelompok terkait dan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap

pendidikan. Otonomi ini juga berperan dalam menampung konsensus umum tentang

pemberdayaan sekolah, yang meyakini bahwa untuk meningkatkan kualitas

4 Prof.Dr.H.Muhaimin,MA dkk, Pengembangan Model KTSP pada sekolah dan madrasah, Rajawali Press, Jakarta, 2008, hal. 3

12

Page 13: Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam - PENGEMBANGAN MODEL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI MADRASAH

pendidikan sedapat mungkin keputusan dan seharusnya dibuat oleh mereka yang

berada di garis depan (line staf) yang bertanggung jawab secara langsung terhadap

pelaksanaan kebijakan dan terkena akibat-akibat dari kebijakan tersebut (guru

maupun kepala sekolah).

KTSP ditujukan, untuk menciptakan tamatan yang kompeten dan cerdas

dalam mengemban  identitas budaya dan bangsanya. Kurikulum ini dapat

memberikan dasar-dasar pengetahuan, keterampilan, pengalaman belajar yang

membangun integritas sosial serta membudayakan dan mewujudkan karakter

nasional. Selain itu juga memudahkan guru dalam menyajikan pengalaman belajar

yang sejalan dengan prinsip belajar sepanjang hayat yang mengacu pada empat pilar

pendidikan universal sebagaimana yang telah dicetuskan oleh UNESCO.

(Muhammad Joko Susilo, M, PDKTSP manajemen pelaksanaan dan kesiapan

sekolah,,, hal. 11)

1. Konsep Dasar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan strategi

pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang efektif, produktif, dan

berprestasi. KTSP merupakan paradikma baru pengembangan kurikulum, yang

memberikan otonomi luas pada setiap satuan pendidikan, dan pelibatan masyarakat

dalam rangka mengefektifkan proses belajar mengajar di sekolah. Kewenangan

(otonomi) diberikan agar setiap satuan pendidikan dan sekolah memiliki keleluasaan

dalam mengelola sumber daya, sumber dana, sumber belajar, dan

mengalokasikannya sesuai prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap terhadap

kebutuhan setempat.

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dilakukan

oleh guru, kepala sekolah, serta komite sekolah dan dewan pendidikan. Badan ini

merupkan lembaga yang ditetapkan berdasarkan musyawarah dari pejabat daerah

setempat, komisi pendidikan pada daerah perwakilan rakyat, pejabat pendidikan

daerah, kepala sekolah, tenaga pendidikan, perwakilan orang tua peserta didik, dan

tokoh masyarakat. Lembaga inilah yang menetapkan segala kebijakan sekolah

berdasarkan ketentuan-ketentuan tentang pendidikan yang berlaku. Selanjutnya

komite sekolah perlu merumuskan dan menetapkan visi, misi, dan tujuan sekolah

dengan berbagai implikasinya terhadap program-program kegiatan operasional untuk

13

Page 14: Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam - PENGEMBANGAN MODEL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI MADRASAH

mencapai tujuan sekolah. (Mulyasa, 2007: 22). Menurut Nasution (1999), kurikulum

adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran

serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran

untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan itu meliputi tujuan pendidikan

nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan

pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu, kurikulum disusun oleh satuan

pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan

kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.

KTSP merupakan kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh

masing-masing satuan pendidikan dalam hal ini merujuk pada undang-undang satuan

pendidikan adalah sekolah (Sutrisno, 2008). Dalam mengembangkan KTSP

dilakukan oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite

sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi Dinas Pendidikan/kantor Depag

Kab/Kota untuk Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus.

Penekanan KTSP adalah pada pengembangan kemampuan melakukan

(kompetensi) dan tugas-tugas dengan standar performasi tertentu sehingga hasilnya

dapat dirasakan oleh siswa yang berupa penguasaan terhadap seperangkat

kompetensi tertentu. Perangkat standar program pendidikan ini hendaknya dapat

mengantarkan siswa untuk memiliki kompetensi pengetahuan, dan nilai-nilai yang

digunakan dalam berbagai bidang kehidupan.

Sejatinya, KTSP merupakan kurikulum yang merefleksi pengetahuan,

keterampilan, dan sikap yang merujuk kepada konsep pendidikan yang dikemukakan

oleh Bloom, yang pada gilirannya dapat meningkatkan potensi peserta didik secara

optimal. Oleh karenanya, kurikulum yang disusun dapat menumbuhkan proses

pembelajaran di sekolah berorientasi pada penguasaan kompetensi-kompetensi yang

telah ditentukan secara integratif. Prisip pengembangannya adalah mampu

beradaptasi dengan berbagai perubahan (berisi prinsip-prinsip pokok, bersifat

fleksibel sesuai dengan perkembangan zaman) dan pengembangannya melalui proses

akreditasi yang memungkinkan mata pelajaran dapat dimodifikasi sesui dengan

tuntutan yang berkembang. Dengan demikian, kurikulum ini merupakan

pengembangan dari pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap dan minat,

untuk melakukan suatu keterampilan atau tugas dalam bentuk kemahiran dan rasa

14

Page 15: Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam - PENGEMBANGAN MODEL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI MADRASAH

tanggung jawab. Lebih jauh lagi, kurikulum ini merupakan suatu desain kurikulum

yang dikembangkan berdasarkan sejumlah kompetensi tertentu, sehingga setelah

menyelesaikan jenjang pendidikan tertentu, siswa diharapkan mampu menguasai

serangkaian kompetensi dan menerapkannya dalam kehidupan kelak.

Menurut Beane (1986), diberlakukannya KTSP dalam dunia pendidikan

berimplikasi cukup luas dan kompleks yang berkaitan dengan pembelajaran,

pengalaman belajar, dan sistem penilaian. Bentuk-bentuk pembelajaran yang

disarankan dari KTSP meliputi pembelajaran autentik (authentic instruction),

pembelajaran berbasis inquiri (inquiry based learning), pembelajaran berbasis

masalah (problem based learning), pembelajaran layanan (service learning),

pembelajaran berbasis kerja (work based learning), dan pembelajaran berbasis

portofolio (fortopolio based learning).

Penerapan KTSP dalam sistem pendidikan Indonesia tidak sekedar pergantian

kurikulum, tetapi menyangkut perubahan secara mendasar dalam sistem pendidikan.

Penerapan KTSP menuntut perubahan paradigma dalam pembelajaran dan

persekolahan, karena dengan penerapan KTSP tidak hanya menyebabkan perubahan

konsep, metode, dan strategi guru dalam mengajar, tetapi juga menyangkut pola

piker, filosofis, komitmen guru, sekolah, dan stakeholder pendidikan.

Dalam KTSP guru ditempatkan sebagai fasilitator dan mediator yang

membantu agar proses belajar siswa berjalan dengan baik. Perhatian utama pada

siswa yang belajar, bukan pada disiplin atau guru yang mengajar. Fungsi fasilitator

atau mediator begitu berarti, yakni: (1) menyediakan pengalaman belajar yang

memungkinkan siswa bertanggung jawab dalam membuat rancangan dan proses; (2)

menyediakan atau memberikan kegiatan-kegiatan yang meransang keingintahuan

siswa dan membantu mereka untuk mengekspresikan gagasan-gagasannya,

menyediakan sarana yang meransang siswa berpikir secara produktif, menyediakan

kesempatan dan pengalaman konflik; (3) memonitor, mengevaluasi, dan

menunjukkan apakah pemikiran siswa jalan atau tidak. Guru menunjukkan dan

mempertanyakan apakah pengetahuan siswa berlaku untuk menghadapi persoalan

baru. Guru membantu mengevaluasi hipotesis dan kesimpulan siswa.

Dalam KTSP guru beserta komponen yang lainnya harus mampu memilih

dan menekankan kompetensi yang menunjang dan bermanfaat bagi peserta didik.

15

Page 16: Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam - PENGEMBANGAN MODEL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI MADRASAH

Menurut Ashan (1981) ada enam langkah analisis kompetensi, yaitu pertama,

analisis tugas. Analisis ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan tugas-tugas yang

harus dilakukan oleh lulusan ke dalam indikator- indikator kompetensi. Berdasarkan

analisis tugas yang harus dilakukan oleh lulusan, dikembangkan berbagai jenis

pekerjaan menurut peran profesional, selanjutnya ditentukan kompetensi-

kompetensi yang diperlukan (daftar kompetensi). Kedua, pola analisis. Pola ini

dimaksudkan untuk mengembangkan keterampilan baru yang belum ada dalam

pekerjaanpola analisis dilakukan dengan menganalisis setiap pekerjaan yang ada di

masyarakat dengan keterampilan- keterampilan yang dimiliki oleh karyawannya.

Selanjutnya dikembangkan keterampilan- keterampilan baru yang belum dimiliki

oleh para karyawan, yang dipandang lebih efektif dan efisien dalam mencapai tujuan.

Ketiga, research (penelitian) dimaksudkan untuk mengembangkan sejumlah

kompetensi berdasarkan hasil-hasil penelitian dan diskusi. Penelitian dan diskusi ini

melibatkan berbagai ahli yang memahami kondisi serta perkembangan masa kini dan

masa yang akan dating. Berdasarkan pemehaman terhadap kondisi serta

perkembangan masa kini dan masa yang akan dating, diidentifikasi sejumlah

kompetensi yang diperlukan untuk dikuasai oleh individu dalam memenuhi

kebutuhan sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan zaman. Keempat, expert judgment.

, expert judgment atau pertimbangan ahli dimaksudkan untuk menganalisis

kompetensi berdasarkan pertimbangan para ahli., expert judgment ini bias dilakukan

dengan teknik delpi, sebagai suatu cara untuk memprediksi masa depan berdasarkan

pandangan dan analisis para pakar ditinjau dari berbagai sudut pandang ilmu.

Kelebihan dari teknik ini adalah yang melakukan analisis dan prediksi masa depan

adalah mereka yang telah memiliki wawasan dan pengetahuan yang andal dalam

bidangnya. Kelima, individual or group interview data. Analisis kompetensi

berdasarkan wawancara, baik secara individu maupun kelompok dimaksudkan untuk

menemukan informasi tentang kegiatan, tugas-tugas, dan pekerjaan yang diketahui

oleh seseorang atau sekelompok orang dalam bentuk lisan. Dalam komunikasi dua

arah, penggunaan wawancara diharapkan dapat memberi kemudahan dalam

menganalisis kompetensi untuk memperoleh informasi yang diinginkan oleh

pewawancara melalui pertanyaaan- pertanyaaan yang diajukan. Keenam, role play

dimaksudkan untuk melakukan analisis kompetensi berdasarkan pengamatan dan

16

Page 17: Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam - PENGEMBANGAN MODEL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI MADRASAH

penilaian terhadap sejumlah orang yang melakukan peran tertentu. Melalui kegiatan

ini diharapkan diperoleh sejumlah peran tertentu yang ada di masyarakat, sebagai

bahan untuk mengidentifikasi kompetensi yang perlu dikembangkan dan dimiliki

oleh peserta didik.

Berbagai hasil analisis kompetensi di atas merupakan bahan untuk

merumuskan tujuan pendidikan dan mengembangkan kompetensi dasar dalam setiap

mata pelajaran. Setiap tugas harus dirumuskan dengan jelas agar peserta didik

mengetahui apa yang harus mereka pelajari., dan untuk apa mereka mempelajari hal

tersebut. Berdasarkan kompetensi dan tujuan yang akan dicapai dikembangkan alat

evaluasi untuk mengukur dengan kompetensi yang telah ditetapkan.

Merujuk pada BNSP (2006) dalam mengembangkan KTSP berlandasan

kepada aspek akademis atau filosofis KTSP adalah sebagai berikut: Jhon Dewey:

Peran pendidikan adalah mengajar siswa cara menjalin hubungan antara sejumlah

pengalaman – pengalaman baru melalui pengalaman lama menjadi pengetahuan.

Vygotsky: pengalaman di luar kelas dibawa ke dalam kelas dan pengalaman belajar

siswa sangat penting. Ausubel: Informasi diorganisasikan dalam pikiran dan dalam

struktur kognitif yang berhubungan dengan standar kompetensi, bila siswa diberi

informasi baru, informasi tersebut akan masuk kedalam susunan kognitif dan melekat

pada informasi baru tersebut mempunyai makna bagi siswa, dan struktur kognitif

yang ada bertindak sebagai acvanced organizer.

2. Dasar Kebijakan dan Karakteristik Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP)

Berkaitan dengan kurikulum baru untuk menggantikan kurikulum 1994 dan

merevisi kurikulum 2004 (KBK) pemerintah melalui Departemen Pendidikan

Nasional mengeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun

2006 Tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar

Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Sementara itu,

untuk pelaksanaan kedua Permen di atas pemerintah melalui Depdiknas

mengeluarkan Permen Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Permen Diknas

Nomor 22 Tahun 2006 dan Nomor 23 Tahun 2006 tersebut di atas.

17

Page 18: Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam - PENGEMBANGAN MODEL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI MADRASAH

Pengembangan dan penetapan kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar dan

menengah memperhatikan panduan penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan

dasar dan menengah yang disusun Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Pasal

1 ayat 3 Permen Diknas Nomor 24 Tahun 2006. Satuan pendidikan dasar dan

menengah dapat mengadopsi atau mengadaptasi model kurikulum tingkat satuan

pendidikan dasar dan menengah yang disusun oleh BSNP (Pasal 1 ayat 4 Permen

Diknas Nomor 24 Tahun 2006). Kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar dan

menengah oleh kepala satuan pendidikan dasar dan menengah setelah

memperhatikan pertimbangan dari Komite Sekolah atau Komite Madrasah (Pasal 1

ayat 5 Permen Diknas Nomor 24 Tahun 2006).

Satuan pendidikan dasar dan menengah yang belum melaksanakan uji coba

kurikulum 2004, melaksanakan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22

Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar

Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah secara bertahap

dalam jangka waktu paling lama tiga tahun, dengan berbagai tahapan.

KTSP menekankan pada kemampuan yang harus dicapai, dan dimiliki oleh

lulusan suatu jenjang pendidikan. Kemampuan lulusan yang harus dinyatakan

dengan standar kompetensi, yaitu kemampuan minimal apa yang harus dicapai

lulusan. Standar kompetensi lulusan merupakan modal utama untuk bersaing di

tingkat regional maupun global, karena persaingan sumber daya manusia.

Karateristik kurikulum ini adalah: 1) hasil belajar dinyatakan dengan kemampuan

atau kompetensi yang dapat didemonstrasikan atau ditampilkan; 2) semua peserta

didik harus mencapai ketuntasan belajar, yaitu menguasai semua kompetensi dasar;

3) kecepatan belajar peserta didik tidak sama; 4) penilaian menggunakan acuan

kriteria; 5) ada program remedial, pengayaan, dan percepatan; 6) tenaga pengajar

atau atau pendidik merancang pengalaman belajar peserta didik; 7) tenaga pengajar

sebagai fasilitator; pembelajaran mencakup aspek afektif yang terintegrasi dalam

semua bidang studi.

Sebagai sebuah konsep, sekaligus sebagai sebuah program, KTSP memiliki

karateristik sebagai berikut: 1). KTSP menekankan pada ketercapaian kompetensi

siswa baik Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Individual maupun Klasikal.

18

Page 19: Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam - PENGEMBANGAN MODEL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI MADRASAH

Dalam KTSP peserta didik dibentuk untuk mengembangkan pengetahuan,

pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan minat yang pada akhirnya akan

membentuk pribadi yang terampil dan mandiri; 2). KTSP berorientasi pada hasil

belajar (learning outcomes) dan keberagaman; 3). Penyampaian dalam pembelajaran

menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi; 4). Sumber belajar bukan

hanya guru, tetapi sumber belajar lainya yang memenuhi unsure edukatif; 5).

Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau

pencapaian suatu kompetensi.

Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual haruslah ditandai dengan 1)

proses mengobservasi sesuatu; 2) membuat pertanyaan, menghubungkan sesuatu

yang ditanyakan dan ingin dipahami dengan pengalaman dan pengetahuan

sebelumnya; 3) menempuh kegiatan untuk mendapatkan jawaban pertanyaan melalui

pembahasan dengan orang lain; 4) membahas hasil pemahaman melalui pembahasan

dengan orang lain; dan 5) memikirkan kegiatan yang telah dilakukan dan

pemahaman yang diperoleh, menanggapi, membuat kesimpulan (Budiyanto, 2003).

Standar kompetensi yang diharapkan dicapai peserta didik mencakup aspek berpikir,

keterampilan, dan kepribadian. Tujuan utama dari standar kompetensi adalah untuk

memberi arah kepada pendidik tentang kemampuan dan keterampilan yang menjadi

fokus proses pembelajaran dan penilaian. Jadi, standar kompetensi adalah batas dan

arah kemempuan yang harus dimiliki dan dapat dilakukan peserta didik setelah

mengikuti proses pembelajaran suatu pelajaran tertentu.

3. Tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Secara umun tujuan mengimplementasikan kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan

pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan

dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan serta partisipatif

dalam pengembangan kurikulum.

Secara khusus tujuan mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) adalah untuk: a) Meningkatkan mutu pendidikan melalui

kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulun, mengelola dan

memperdayakan sumberdaya yang tersedia; b) Meningkatkan kepedulian warga

sekolah dan masyarakat dalam mengembangkan kurikulum melalui pengambilan

19

Page 20: Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam - PENGEMBANGAN MODEL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI MADRASAH

keputusan bersama; c) Meningkatkan kompetensi yang sehat antar satuan pendidikan

tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai.

Menurut Mansur Mukhlich Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

terdiri empat komponen, Yaitu: 1) tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan

dengan tujuan meletakkan dan meningkatkan mencerdaskan, pengetahuan,

kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti

pendidikan lebih lanjut; 2) struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan

yang meliputi mata pelajaran, muatan lokal, kegiatan pengembangan diri, pengaturan

beban belajar, kenaikan kelas, pendidikan kecakapan hidup, pendidikan berbasis

keunggulan lokal dan global; 3) kalender pendidikan yang dibuat dengan kebutuhan

daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat; 4) silabus dan

rencana pelaksanaan pembelajaran, merupakan penjabaran standar kompetensi dan

kompetensi dasar ke dalam materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator

pencapaian kompetensi untuk penilaian. (Mansur, 2007: 15-16). Adapun visi dari

implementasi pendidikan yaitu: 1) mencetak insan terampil, mandiri dan bertaqwa;

2) mencetak insan sehat jasmani dan rohani, berilmu, dan bertanggung jawab; 3)

mencerdaskan bangsa lewat WAJAR; 4) berwawasan kebaharian dangan iman dan

taqwa; 5) unggul dalam IMTAQ dan IMTEK untuk persaingan nasional dan global.

(Susanto, 2007: 82).

4. Landasan Pengembangan dan Penyempurnaan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP)

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dilandasi oleh undang-undang

dan peraturan pemerintah sebagai berikut: a) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003

tentang Sikdiknas, dalam hai ini dikemukakan bahwa Standar Nasional Pendidikan

(SNP) terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan,

sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus

ditingkatkan secara berencana dan berkala, serta memperhatikan peningkatan iman

dan takwa, peningkatan akhlak mulia, peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat

peserta didik, keragaman potensi daerah dan lingkungan, tuntutan pembangunan

daerah dan nasional, tuntutan dunia kerja, perkembangan ilmu pengetahuan,

teknologi, dan seni, agama, dinamika perkembangan global, persatuan nasional, dan

nilai-nilai kebangsaan; b) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang

20

Page 21: Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam - PENGEMBANGAN MODEL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI MADRASAH

Standar Nasional Pendidikan. Dalam hai ini SNP merupakan kreteria minimal

tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik

Indonesia (NKRI), dan dalam peraturan tersebur dikemukakan bahwa KTSP

merupakan kurikulum opersional yang dikembangkan berdasarkan kompetensi

lulusan (SKL), dan standar isi; c) Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar

Isi. Dalam hal ini mengatur tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan

menengah yang selanjutnya disebut Standar Isi, mencakup lingkup materi minimal

dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada

jenjang dan jenis pendidikan tertentu; d) Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang

Standar Kompetensi Lulusan, meliputi standar kompetensi lulusan minimal satuan

pendidikan dasar dan menengah, dan standar kompetensi lulusan minimal mata

pelajaran yang bermuara pada kompetensi dasar; e) Permendiknas No. 24 Tahun

2006 tentang Pelaksanaan Permendiknas No. 22, dan 23.

Penyempurnaan kurikulum yang berkelanjutan merupakan keharusan agar

sistem pendidikan nasional selalu relevan dan kompetitif. Hal tersebut juga sejalan

dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 35 dan 36

yang menekankan perlunya peningkatan standar nasional pendidikan sebagai acuan

kurikulum secara berencana dan berkala dalam rangka mewujudkan tujuan

pendidikan nasional. (Mulyasa, 2007:9). Oleh karena itu, sejak tahun 2001,

Depdiknas melakukan serangkaian kegiatan untuk menyempurnakan kurikulum 1994

dan melakukan rintisan (piloting) secara terbatas untuk validasi dan mendapatkan

masukan impiris. Kurikulum ini di sebut Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK),

karena menggunakan pendekatan kompetensi dan kemampuan minimal yang harus

dicapai oleh peserta didik pada setiap tingkatan kelas dan pada akhir satuan

pendidikan dirumuskan secara eksplisit. Di samping rumusan kompetensi,

dirumuskan pula materi standar untuk mendukung  pencapaian kompetensi dan

indikator yang dapat digunakan sebagai tolak ukur untuk melihat ketercapaian hasil

pembelajaran.

Penyempunaan kurikulum 1945 yang dimulai sejak tahun 2001 dan perintisan

dilakukan pada beberapa sekolah oleh Pusat Kurikulun Balitbang dan Direktorat

Jendral Dikdasmen. Draft kuriklum hasil rintisan tersebut semula akan diberlakukan

penerapannya di sekolah-sekolah tahun ajaran 2004/2005,  namun dengan akhirnya

21

Page 22: Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam - PENGEMBANGAN MODEL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI MADRASAH

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sikdiknas dan PP Nomor 19 Tahun

2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, draft kurikulum tersebut perlu

disesuaikan kembali. Sesuai dengan PP Nomor 19 Tahun 2005, penyempurnaan

kurikulum selanjutnya dilakukan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

Penyempurnaan dilaksanakan berdasarkan hasil kajian para pakar pendidikan yang

tergabung di BSNP dan juga masukan dari masyarakat yang terfokus terhadap dua

hal: 1) pengurangan beban belajar kurang lebih 10%; 2) penyederhanaan kerangka

dasar dan struktur kurikulum. Penyempurnaan tersebut mencakup singkronisasi

kompetensi untuk setiap mata pelajaran antar jenjang pendidikan, beban belajar dan

jumlah mata pelajaran serta validasi empirik terhadap setandar kompetensi dan

kompetensi dasar. Oleh sebab itu kurikulum disusun sesuai dengan jenjang

pendidikan dan kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan

memperhatikan iman dan takwa; peningkatan akhlak mulia; peningkatan potensi;

kecerdasan, dan minat peserta didik; keragaman potensi daerah dan lingkungan;

tuntutan pembangunan daerah dan nasional; tuntutan dunia kerja; perkembangan

ilmu pengetahuan, teknologi dan seni; agama; dinamika perkembangan global;

persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.(Mulyasa, 2007: 12).

5. Karakteristik Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Karakteristik Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dideskripsikan sebagai

berikut: a) Pemberian otonomi luas kepada sekolah dan satuan pendidikan, disertai

seperangkat tanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan

kondisi setempat; b) Partisipasi masyarakat dan orang tua peserta didik yang tinggi

artinya masyarakat dan orang tua menjalin kerja sama untuk membantu sekolah

sebagai nara sumber pada berbagai kegiatan sekolah untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran; c) Kepemimpinan yang demokratis dan profesional; d) Tim kerja yang

kompak dan transparan dari berbagai pihak yang terlibat dalam pendidikan.(Mulyasa,

2007: 31).

6. Plus Minus Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 

Sebagai kelebihan KTSP adalah: 1) sebagai kurikulum untuk mempertegas

kurikulum sebelumnya sehingga tidak diperlukan lagi uji publik. KTSP akan

diberlakukan kepada sekolah yang sudah siap dan memiliki daya dukung yang

memadai; 2) diberlakukan di sekolah dengan penyesuaian kondisi local; 3)

22

Page 23: Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam - PENGEMBANGAN MODEL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI MADRASAH

mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan; 4)

mendorong para guru, kepala sekolah dan pihak manajemen sekolah untuk semakin

meningkatkan kreativitasnya dalam menyelenggarakan program pendidikan; 5)

KTSP sangat memungkinkan bagi setiap sekolah menitikberatkan dan

mengembangkan mata pelajaran tertentu yang akseptabel bagi kebutuhan siswa.

Disamping itu, KTSP memberi peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus

untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan. Sehingga KTSP

memberi angin segar bagi sekolah-sekolah yang menyebut dirinya sebagai sekolah

berstandar nasional plus.

Adapun sebagai kelemahan KTSP menyangkut: 1) kurangnya SDM yang

memadai yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada setiap satuan pendidikan

yang ada; 2) kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai

kelengkapan dari pelaksanaan KTSP. Disamping itu, masih banyak guru yang belum

memahami KTSP secara utuh, penyusunannya maupun praktiknya dilapangan.

Penerapan KTSP merekomendasikan pengurangan jam pelajaran mentasi ktsp,

elemen-elemen ktsp, profil ktsp di Jambi

Seperti yang telah diuraikan di atas, bahwa Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan

oleh masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan

pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi dan

kompetensi dasar yang dikembangkan BSNP. Pengembangan KTSP diserahkan

kepada para pelaksana pendidikan (guru, kepala sekolah, komite sekolah, dan dewan

pendidik) untuk mengembangkan berbagai kompetensi pendidikan (pengetahuan,

keterampilan, dan sikap) pada setiap satuan pendidikan, di sekolah dan daerah

masing-masing.

Mengingat bahwa penyusunan KTSP diserahkan kepada satuan pendidikan,

sekolah, dan daerah masing-masing, diasumsikan bahwa guru, kepala sekolah,

komite sekolah, dan dewan pendidikan akan sangat bersahabat dengan kurikulum

tersebut, karena terlibat secara langsung dalam proses penyusunan dan yang akan

melaksanakannya dalam proses pembelajaran di kelas, sehingga memahami betul apa

yang harus dilaksanakan sehubungan dengan kekuatan, kelemahan. Peluang, dan

tantangan, yang dimiliki oleh setiap satuan pendidikan di daerah masing-masing.

23

Page 24: Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam - PENGEMBANGAN MODEL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI MADRASAH

Keterlibatan guru, kepala sekolah, masyarakat yang tergabung dalam komite

sekolah dan dewan pendidikan dalam mengambil keputusan akan membangkitkan

rasa kepemilikan yang lebih tinggi terhadap kurikulum, sehingga mendorong untuk

mendayagunakan sumber daya yang ada seefisien mingkun untuk mencapai hasil

yang optimal. Konsep ini didasarkan pada Self Determination Theory yang

menyatakan bahwa jika seseorang memiliki kekuasaan dalam mengambil suatu

keputusan, maka akan memiliki tanggung jawab yang besar untuk melaksanakan

keputusan tersebut. (Mulyasa, 2007: 40-41).

C. Implementasi KTSP di Madrasah

Implementasi merupakan suatu penerapan ide, konsep, kebijakan atau inovasi

dalam suatu tundakan prkatis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan

pengetahuan, keterampilan maupun nilai dan sikap. Dalam Oxford Advance Learner

Dictionary dikemukakan implementasi adalah:”put something into effect”,(penerapan

sesuatu yang memberikan efek atau dampak). Berdasarkan definisi implementasi

tersebut, implementasi kurikulum didefinisikan sebagai suatu  proses penerapan ide,

konsep dan kebajikan kurikulum (kurikulum potensial) dalam suatu aktivitas

pembelajaran, sehingga peserta didik menguasai seperangkat kompetensi tertentu,

sebagai hasil interaksi dengan lingkungan. Implementasi kurikulum tertulis (written

curriculum) dalam bentuk  pembelajaran.5

Hal itu sejalan dengan yang diungkapkan miller dan seller bahwa :”in some

cases implementation has been identified with instruction…”. Kemudian dijelaskan

lebih lanjut bahwa “implementasi kurikulum merupakan suatu proses penerapan

konsep, ide, program atau tatanan kurikulum ke dalam praktek pembelajaran atau

aktivitas-aktivitas baru, sehingga terjadi perubahan pada sekelompok orang yang

diharapkan untuk berubah. Mulyasa mengemukakan bahwa implementasi kurikulum

merupakan proses interaksi antara fasilitator sebagai pengembang kurikulum dan

peserta didik sebagai subjek belajar. Sementara Saylor (1981) mengatakan bahwa

“instruction is thus the implementation of curriculum plan, usually, buat not

5 Muhammad Joko Susilo, M.Pd, KTSP Manajemen Pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah Menyongsongnya, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2007, hal. 174

24

Page 25: Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam - PENGEMBANGAN MODEL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI MADRASAH

necessarily, involving teaching in the sense of student, teaches interaction in an

education setting”.6

Berdasarkan uraian diatas, dapat dikemukakan bahwa implementasi

kurikulum adalah operasional konsep kurikulum yang masih bersifat potensial

(tertulis) menjadi aktual dalam bentuk kegiatan pembelajaran.

Menurut Hasan seperti yang dikutip Mulyasa, bahwa implementasi kurikulum

adalah hasil terjemahan guru terhadap kurikulum sebagai rencana tertulis yang

sedikitnya dipengaruhi oleh tiga faktor :

1. Karakteristik kurikulum, yang mencakup ruang lingkup ide baru suatu

kurikulum dan kejelasan bagi pengguna di lapangan.

2. Strategi implementasi, yaitu strategi yang digunakan dalam implementasi.

3. Karakteristik  pengguna kurikulum, yang meliputi pengetahuan,

keterampilan serta kemampuannya untuk merealisasikan kurikulum

(curriculum planning) dalam pembelajaran.

Tetapi, Mars mengemukakan tiga faktor yang mempengaruhi implementasi

kurikulum yaitu dukungan sekolah, dukungan rekan sejawat guru dan dukungan

internal yang datang dari dalam diri guru sendiri. Dari berbagai faktor tersebut guru

merupakan faktor penentu disamping faktor-faktor lain, dengan kata lain

keberhasilan implementasi kurikulum di sekolah sangat ditentukan oleh guru, karena

bagaimanapun baiknya sarana pendidikan apabila guru tidak melaksanakan tugas

dengan baik, maka hasil implementasi kurikulum tidak akan memuaskan.7

Dalam penerapan KTSP di Madrasah memang masih dalam proses yang

tentunya membutuhkan waktu untuk bisa melihat hasil dari implementasi kurikulum

tersebut, dikarenakan KTSP adalah kurikulum baru yang masih dalam tahap uji coba

dan belum dijadikan kurikulum baku sebagai kurikulum pendidikan nasional. Tetapi

KTSP ini merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya yiatu KBK,

sehingga diharapkan guru maupun sekolah tidak bersikap apriori dalam memandang

KTSP ini agar pelaksanaan pembelajaran dan pendidikan di lembaga pendidikan bisa

tetap berjalan tanpa terbentur oleh keengganan segelintir pihak yang belum mengerti

tentang hakekat dari KTSP tapi sudah mengambil sikap yang justru tidak

6 Muhammad Joko Susilo, M.Pd, KTSP Manajemen Pelaksanaan…, hal. 1757 Muhammad Joko Susilo, M.Pd, KTSP Manajemen Pelaksanaan…, hal. 176

25

Page 26: Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam - PENGEMBANGAN MODEL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI MADRASAH

menghendaki adanya perubahan dikarenakan keengganannya untuk merubah pola

pendidikan yang sudah ditekuninya. Oleh karena itu, pihak pemerintah yang terkait

dengan pelaksanaan kurikulum yang baru ini, hendaknya terus mengadakan

sosialisasi dan penyuluhan tentang pelaksanaan KTSP ini, sehingga guru-guru dan

kepala sekolah bisa mengerti dan memahami hakekat dari KTSP yang kemudian

akan memudahkan terlaksananya kurikulum yang baru ini.

Untuk memaksimalkan pelaksanaan KTSP hendaknya dikembangkan secara

sinergis antara siswa, guru dan sekolah. Siswa diarahkan secara benar tentang

hakekat belajar yang aktif, kreatif dan inovatif yang tertuang dalam rencana

pelaksanaan pembelajaran nya. Guru secara konsisten melaksanakan tugasnya mulai

dari menyiapkan perangkat pembelajaran, rencana pelaksanaan pembelajaran,

program semesteran, mengidentifikasi materi dan pengalaman belajar, merancang

setting pembelajaran, melaksanakan evaluasi dan melaporkan hasil siswa dalam

kerangka dan model KTSP. Guru menerapkan praktek belajar mengajar yang lebih

demokratis disertai evaluasi berkala dengan melibatkan peserta didik, guru dan orang

tua siswa. Ketiga unsur ini diharapkan dapat melakukan komunikasi berkala guna

membahas berbagai hal yang berkaitan dengan praktek belajar mengajar.

Mengikutsertakan siswa, orang tua siswa, dan Komite Sekolah dalam proses evaluasi

terhadap praktek belajar mengajar dan kinerja guru perlu menjadi salah satu

pertimbangan. Hal ini tidak saja dibutuhkan untuk menghargai hak siswa dan orang

tua siswa, melainkan juga sebagai kontrol dan peningkatan kompetensi guru dalam

mengajar.8

D. Tanggug Jawab Komponen Madrasah dalam Pengembangan KTSP

Terjadi perubahan  kebijakan dalam pengembangan kurikulum di Indonesia.

Kurikulum yang selama ini diatur terpusat kini diserahkan pengembangannya pada

madrasah. Sebagaimana diatur dalam PP No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan,  Pengembangan kurikulum diserahkan pada tingkat satuan pendidikan. 

Pemerintah   menetapkan Standar  Nasional Pendidikan untuk menjamin pencapaian

8 Prof. Drs. Sutrisno, M.Sc., Ph.D dan Drs. Nuryanto, M.Pd, makalah Profil Pelaksanaan KurikulumTingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di Provinsi Jambi (Studi Evaluatif Pelaksanaan KTSP, SD, SMP dan SMA) disampaikan pada symposium tahunan penelitian pendidikan 2008, Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional(BALITBANG-DEPDIKNAS)2008 dalam situs http://puslitjaknov.org/data/file/2008/makalah_peserta/ , hal. 28

26

Page 27: Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam - PENGEMBANGAN MODEL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI MADRASAH

tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas: Standar Isi,

Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Pendidik dan Tenaga

Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar

Pembiayaan, dan Standar Penilaian Pendidikan. Empat dari delapan standar nasional

pendidikan, yaitu Standar Isi (SI), Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar

Proses, dan Standar Penilaian  merupakan acuan utama  dalam mengembangkan

KTSP.

Pada dasarnya, KTSP ditetapkan oleh kepala satuan pendidikan setelah

mempertimbangkan masukan dari   komite madrasah. Madrasah dan komite

madrasah mengembangkan KTSP berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar

kompetensi lulusan di bawah koordinasi dan supervisi dan kantor Departemen

Agama kabupaten/kota. Tim penyusun KTSP terdiri dari guru, pengawas dan kepala

madrasah sebagai ketua merangkap anggota. Di dalam kegiatan penyusunan KTSP

melibatkan komite madrasah dan narasumber pihak lain yang terkait, termasuk

Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) yang

berperan dalam penyusunan dokumen 2. Selanjutnya  Supervisi dilakukan oleh

kantor Departemen Agama kabupaten/Kota.9

Deskripsi peran dan tanggung-jawab  dari Tim Pengembang Kurikulum di tingkat satuan pendidikan disajikan pada tabel 02 sampai dengan 06.

Tabel 02:  Peran dan Tanggung Jawab Kepala Madrasah

Tahap Peran dan Tanggung JawabPerencanaan Memimpin penyusunan Rencana Pengembangan

Madrasah dalam bidang akademik dan non akademikMembentuk tim  pengembang kurikulum tingkat madrasahMemfasilitasi analisis konteks/ analisis potensi daerah/ potensi madrasahMemimpin penyusunan  KTSP dokumen 1 (menetapkan visi, misi, tujuan madrasah, struktur dan muatan kurikulum).Memfinalkan, menetapkan KTSP dan dokumen pendukung dalam Rapat kerja awal tahun ajaranMemfasilitasi guru dalam melakukan analisis Standar Isi,  Standar Kompetensi Lulusan, Standar Proses, Standar Penilaian Pendidik dan mengembangkannya

9 Nurman, dalam http://nurmanspd.wordpress.com/2009/10/07/tanggung-jawab-komponen-madrasah-dalam-pengembangan-ktsp/, diakses 01 agst 2011.

27

Page 28: Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam - PENGEMBANGAN MODEL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI MADRASAH

menjadi silabus dan RPP.Pelaksanaan Menentukan indikator keberhasilan  pelaksanaan

kurikulum.Mengadakan pertemuan persiapan dan menetapkan tugas guru dan tenaga kependidikan lainnya (menginformasikan deskripsi tugas dalam pelaksanaan kurikulum secara tegas).Memfasilitasi pengembangan bahan ajar/LKS, media yang sesuai agar RPP  mudah dilaksanakan.dalam pembelajaranMemfasilitasi sarana, media,  sumber belajar serta pendukung lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pengembangan diriMelakukan kerja sama dengan stakeholder dan instansi terkait untuk memperlancar pelaksanaan kurikulum.Mengendalikan pelaksanaan kurikulum dan  menyusun atruran-aturan yang jelas dalam pelaksanaan kurikulumMensosialisasikan KTSP dan memberikan motivasi guru dalam pelaksanaan KTSPMenciptakan iklim yang kondusif dan inovatif dalam pelaksanaan KTSP

Monitoring Merancang kegiatan supervisi kelas dan guru.Melakukan supervisi kelas/kunjungan kelas, supervisi klinis dan observasi kegiatan belajar peserta didikMelakukan supervisi pelaksanaan  kegiatan pengembangan diri (rutin/spontan, BK, ekskul)Melakukan supervisi pada pelaksanaan penilaian (remedial)Pertemuan rutin sebulan sekali untuk membahas hasil monitoring dan penentuan  perbaikanMembuka dialog /pertemuan agar guru dapat berkonsultasi jika mengalami kesulitan dalam pelaksanaan kurikulum

Evaluasi Menentukan sasaran evaluasi dan indikator pencapaianMengumpulkan data penyusunan  dan  pelaksanaan KTSPMenganalisishasil   penyusunan dan pelaksanaan  KTSPMengumpulkan data ketersediaan  dan penggunaan sarana, prasarana/ media pembelajaranMenyimpulkan hasil evaluasi dan menyusun laporanMelakukan pembinaan tindak lanjut dan dialog dalam memecahkan problem dengan guru.Memberikan reward dan punishmentMelakukan perbaikan dan pengembangan kurikulum

28

Page 29: Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam - PENGEMBANGAN MODEL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI MADRASAH

dan tindak lanjut

Tabel 03:  Peran dan Tanggung Jawab Tim Pengembang Kurikulum Madrasah

Tahap

 

Peran dan Tanggung Jawab

Perencanaan Membantu kepala madrasah  menganalisis dan mengkaji kebijakan- kebijakan yang berkaitan dengan kurikulum dan implikasinya pada tugas madrasah .Membantu kepala madrasah memfasilitasi pengembangan instrumen dan pelaksanaan analisis konteks (analisis kondisi peserta didik, kondisi madrasah (analisis SWOT), kondisi masyarakat/ harapan masyarakat sekitar, harapan orangtua terhadap anak-anaknya, kebutuhan daerah, dan sebagainya) sebagai dasar penyusunan KTSP dan indikator keberhasilannyaMembantu kepala madrasah memfasilitasi penyusunan KTSP dan lampirannya (merancang workshop dan instrumen-instrumen yang dibutuhkan dalam penyusunan KTSP, menjalin kerja sama dengan komite/ stakeholder lainnya)Menyiapkan pertemuan tim pengembang dan gru-guru lain untuk menyusun dan mengembangkan KTSP menetapkan visi dan misi, tujuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum, (termasuk muatan lokal, pengembangan diri, kecakapan hidup, beban belajar, ketuntasan belajar, kalender pendidikan).Memfasilitasi kepala madrasah, guru dalam melakukan analisis standar isi dan standar kompetensi lulusan, bedah SK/KD dalam upaya penyusunan lampiran dokumen  KTSP dokumen II.Membantu finalisasi penyusunan KTSP dan lampirannya  untuk disahkan kepala madrasahMemberi masukan dan merancang deskripsi tugas berkaitan dengan kurikulum bagi pelaksanaan pembelajaran, kegiatan pengembangan diri (layanan bimbingan, kegiatan spontan, rutin,  dan ekstrakurikuler), evaluasi guru, pembagian tugas, mengajar, wali kelas, piket, pembina peserta didik

Pelaksanaan

 

Membantu  kepala madrasah memfasilitasi pelaksanaan sosialisasi KTSP dan prinsip-prinsip pelaksanaannya sebelum tahun pelajaran baruMensosialisasikan model-model pembelajaran yang sesuai dengan prinsip pelaksanaan kurikulum dengan berbagai cara.Membantu kepala madrasah untuk memfasilitasi guru

29

Page 30: Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam - PENGEMBANGAN MODEL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI MADRASAH

dalam  mengembangkan kompetensinya, melalui pelatihan, workshop, buletin, jurnal, dan  media lain  agar guru dapat mengimplementasikan kurikulumMemfasilitasi koordinasi pelaksanaan dengan mengadakan pertemuan-pertemuan dan sistem pelaksanaan kurikulum .

Monitoring Merancang jadwal/ teknik  pelaksanaan monitoring  (baik oleh kepala madrasah, pengawas, maupun komite madrasah.Membantu menyediakan/ mengadministrasikan  format-format monitoring dan pengawasan bagi  kepala madrasah, pengawas, maupun komite madrasahMerancang jadwal kunjungan kelas, kunjungan BK, dan kunjungan ekstra kurikulerMerancang penilaian  kolega (antarguru) untuk saling koreksi  meningkatkan kemampuan menyusun dan mengimplementasikan kurikulumPengamatan kinerja guru dalam implementasi kurikulumMemfasilitasi  pertemuan rutin dengan guru, komite, dan pengawas untuk memaksimalkan  monitoringPertemuan rutin dengan dewan pendidik sebulan sekali untuk membahas hasil monitoring.Menyediakan format  catatan hasil dan analisis kunjungan kelas, wawancara dengan peserta didik,  observasi kegiatan pengembangan diriMemfasilitasi analisis hasil monitoring untuk dilakukan tindak-lanjut yang sesuai (semacam penelitian dan pengembangan /litbang).Mendorong sistem reflektif (baik melalui penelitian, kajian mendalam untuk memperbaiki

Evaluasi Menyediakan format-format penilaian pencapaian hasil, proses, dan dampak pelaksanaan kurikulumMerancang jadwal pelaksanaan evaluasi secara efektif  (baik oleh kepala madrasah, pengawas, maupun komite madrasah .Menganalisis keberhasilan pelaksanaan Kurikulum berdasarkan indikator-indikator yang telah disusunMembantu mengadministrasikan hasil evaluasi  kepala madrasah, pengawas, maupun komite madrasah.Memfasilitasi penyebarluasan hasil evaluasi dan untuk dapat ditindak-lanjuti

Tindak Lanjut Melakukan pembinaan tindak lanjut dan dialog dalam memecahkan problem dengan guru.Melakukan perbaikan dan pengembangan kurikulum

Tabel 04: Peran dan Tanggung-jawab Guru

30

Page 31: Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam - PENGEMBANGAN MODEL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI MADRASAH

Tahap Uraian Kegiatan

Perencanaan Berpartisipasi aktif mengkaji SI, SKL, Standar Proses, Standar Penilaian, serta panduan penyusunan KTSP

Berpartisipasi dalam pengembangan KTSP dokumen 1 (terutama untuk menentukan SKL/tujuan mata pelajaran, KKM mapel

Melakukan analisis SK/KD dan  pemetaan KD

Menyusun prota dan prosem

Mengembangkan silabus

Menyusun RPP dan perangkat operasional yang mendukung RPP (LKS, bahan ajar, media yang sesuai)

Pelaksanaan Melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan prinsip pelaksanaan KTSP (multistrategi, memanfaatkan berbagai media/sumber belajar,  menyenangkan, mendorong peserta didik aktif bereksplorasi,  berelaborasi, dan diberi konfirmasi untuk menguatkan kompetensi peserta didik)

Melaksanakan pengembangan diri (guru BK, guru pembina ekskul, koordinator pelaksanaan pengembangan diri  rutin/pembiasaan) dalam suasana keakrapan dan berorientasi pada kebutuhan, minat, serta bakat peserta didik.

Menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan

Melaksanakan penilaian sesuai dengan karakteristik KD dan prosedur yang ditetapkan dalam tandar penilaian.

Saling mendukung  antar guru dalam penyusunan perangkat pembelajaran dan pelaksanaan KTSP

Monitoring Memahami indikator keberhasilan pelaksanaan kurikulum

Merefleksikan pelaksanaan proses pembelajaran  dan pengembangan diri yang dilakukan

Berkonsultasi dengan kepala madrasah/pengawas  untuk mengatasi kendala

Saling mengkoreksi, memberi masukan kepada teman sejawat dalam melaksanakan pembelajaran/ penilaian

Evaluasi Menentukan jenis dan teknik penilaian hasil belajar

Mengumpulkan data dampak pembelajaran terhadap proses dan hasil belajar

Mengumpulkan data kelancaran proses pembelajaran

Melaksanakan penilaian diri terhadap silabus, RPP, dan pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan.

Membantu kepala madrasah  mengumpulkan data ketersediaan perangkat pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran/ pengembangan diri (sesuai tugas yang diampu)

Melakukan penelitian tindakan kelas untuk menilai keefektifan pembelajaran

31

Page 32: Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam - PENGEMBANGAN MODEL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI MADRASAH

Membantu mengumpulkan data-data untuk  pencapaian hasil.

Tindak Lanjut Memilah hasil analisis penilaian

Melakukan remedial terhadap peserta didik yang belum memenuhi target kompetensi yang telah ditentukan

Memberikan pengayaan kepada peserta didik yang telah mencapai terget kompetensi

Menyusun laporan hasil pembelajaran

Tabel 05: Peran dan Tanggung-jawab Pengawas

Tahap Uraian Kegiatan

Perencanaan Mendampingi kepala madrasah, guru, dan komite madrasah

dalam menyusun KTSP (Dokumen 1: KKM, Mulok, struktur

Kurikulum, kalender pendidikan, pengembangan diri, dsb.)

Membimbing guru dalam menyusun silabus dan RPP

(Dokumen 2)

Membimbing kepala madrasah dalam menyusun kriteria keberhasilan kurikulum

Pelaksanaan Membimbing kepala madrasah dalam pelaksanaan KTSP.

Membimbing guru dalam proses pembelajaran.

Melakukan kunjungan kelas, observasi kegiatan peserta didik.

Memotivasi dan membimbing guru dalam merencanakan dan melaksanakan penelitian tindakan kelas.

Monitoring Membuat rencana pelaksanaan supervisi kurikulum.

Memfasilitasi kepala madrasah dalam membuat rencana supervisi dan monitoring pelaksanaan kurikulum.

Melakukan kunjungan madrasah dalam rangka memantau pelaksanaan kurikulum secara periodik (minimal per triwulan)

Mendiskusikan hasil temuan kunjungan kelas dan saran tindak-lanjutnya dengan kepala madrasah dan atau guru.

Menyusun laporan hasil kunjungan kelas.

Mengecek kelengkapan dokumen KTSP.

Memantau pelaksanaan kurikulum dan memanfaatkan hasil-hasilnya untuk membantu kepala madrasah dalam

32

Page 33: Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam - PENGEMBANGAN MODEL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI MADRASAH

mempersiapkan akreditasi madrasah.

Evaluasi Menyusun instrumen evaluasi kinerja kepala madrasah dan atau guru dalam melaksanakan tugas kurikulum.

Melakukan evaluasi terhadap kinerja kepala madrasah dan guru dalam melaksanakan tugas kurikulum.

Memonitor perkembangan hasil belajar peserta didik.

Memantau hasil belajar peserta didik di madrasah binaannya.

Memetakan hasil belajar peserta didik di madrasah binaannya

Menyusun laporan pelaksanaan supervisi kurikulum.

Tabel 06: Peran dan Tanggung Jawab Komite Madrasah/Yayasan

Tahap Uraian Kegiatan

Perencanaan Membantu melakukan analisis harapan masyarakat, potensi  daerah, potensi madrasah/yayasan, konteks pendidikan keagamaan

M Memberi pertimbangan arah, visi-misi madrasah sesuai dengan harapan yayasan/pendiri pesantren

Memberikan masukan dalam penyusunan Rencana Anggaran dan Belanja Madrasah .

Berperan serta dalam penyusunan KTSP

Pelaksanaan M Membantu mensosialisasikan program yang telah ditetapkan

M Memfasilitasi sarana/prasana agar pelaksanaan pembelajaran atau pengembangan diri  menjadi lancar

MMenjembatani dengan masyarakat untuk menjamin keterlaksanaan pembelajaran dan pengembangan diri secara baik

Memberikan layanan informasi  tentang kegiatan madrasah melalui bulletin, open house, ceramah-ceramah agama

Membantu memecahkan masalah dan memberi pertimbangan jika pelaksanaan KTSP mengalami kendala.

Monitoring Memonitor proses pengambilan keputusan dalam penyusunan  arah, isi, dan cara penyelenggaraan pendidikan

Memonitor pelaksanaan pembelajaran dan pengembangan diri

Memonitor perencanaan/ penganggaran madrasah untuk memfasilitasi pengembangan kurikulum.

33

Page 34: Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam - PENGEMBANGAN MODEL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI MADRASAH

Memonitor  penggunaan fasilitas/sarana/prasarana dalam pelaksanaan

Memonitor kondisi pemberdayaan guru agar mampu melaksanakan   KTSP

Memonitor harapan masyarakat dan respon masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan di madrasah

Evaluasi Membantu kepala madrasah mengumpulkan data tentang  pelaksanaan pembelajaran

Membantu kepala madrasah mengumpulkan data tentang  pelaksanaan  pengembangan diri

Membantu kepala madrasah mengevaluasi dukungan sarana dan pra sarana madrasah

Membantu kepala madrasah mengevaluasi respon masyarakat terhadap penyelenggaraan pembelajaran dan pengembangan diri d madrasah

Tindak Lanjut Memberikan masukan atau pertimbangan pada saat revisi anggaran

Memberikan pertimbangan tindak lanjut sesuai dengan respon dan harapan masyarakat

Menyampaikan hasil pelaksanaan program kepada stakeholder secara periodik

E. Kajian Terdahulu

Berdasarkan yang telah dilakukan peneliti terdahulu berkaitan dengan

implementasi KTSP ini, maka dapat saya cantumkan beberapa karya penelitian yang

telah dilakukan oleh para akademisi di antaranya:

1. Indhyati dalam Penelitian Karya Ilmiah skripsinya

“Profesionalisme Guru dalam Mengembangkan Kurikulum Pendidikan Agama

Islam di SMU”. Dalam penelitiannya dijelaskan bahwa dalam melaksanakan

kurikulum pendidikan agama Islam di SMU, guru agama dituntut untuk lebih

profesional mengingat tanggung jawab yang diemban oleh seorang guru agama

sangat besar, karena dengan alokasi waktu yang sedikit sedangkan materinya

cukup padat jika tidak diimbangi dengan profesionalisme guru, maka lembaga

pendidikan tersebut  tidak akan menghasilkan lulusan yang berkualitas. Guru

yang profesional adalah guru yang memiliki keahlian guru, memenuhi berbagai

kualifikasi, mempunyai kepribadian yang menarik juga kemampuan mengajar

34

Page 35: Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam - PENGEMBANGAN MODEL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI MADRASAH

yang baik serta penguasaan spesialisasi dalam disiplin/bidang studi yang menjadi

tanggung jawabnya. Pelaksanaan kurikulum khususnya kurikulum pendidikan

agama Islam, harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan serta daya tangkap

siswa, agar materi yang ada dalam kurikulum dapat di sampaikan secara efektif

dan efisien maka tugas guru harus mengadakan penyusunan strategi dalam

mengimplementasikan kurikulum.

 (http://www.zanikan.multiply.com/journal/item/4076, Juni,2009).

Kajian tersebut dapat disimpulkan bahwa, lebih mengarah kepada  kurikulum

pendidikan Agama Islam, sedangkan penelitian yang peneliti lakukan mengarah

kepada implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), seperti:

penyusunan kurikulum dan penerapan kurikulum.

2. Nanang Nurvianto dalam Penelitian Karya Ilmiah skripsinya

“Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada Mata Pelajaran

Seni Budaya di SMP Negeri 2 Wlingin”. Dalam penelitiannya dijelaskan bahwa

penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam pembelajaran

seni budaya terdiri dari penerapan  dalam materi, metode, media, dan sistem

penilaian atau evaluasi.

(http://www.nanang nurvianto.com/journal/ item/4076, juni,2009).

Dari hasil kajian tersebut dapat disimpulkan bahwa, peneliti lebih

mengarah kepada Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada

Mata Pelajaran Seni Budaya di SMP Negeri 2 Wlingin, sedangkan penelitian

yang saya lakukan mengarah kepada implementasi Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) di Madrasah.

3. Zanikan dalam Penelitian Karya Ilmiah skripsinya “Strategi

Guru PAI dalam mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) di SMA Negeri 1 Unggulan Kayuangung”. Dalam Penelitian Karya

Ilmiah skripsinya dijelaskan bahwa strategi pembelajaran harus aktif, inovatif,

kreatif, efektif, dan menyenangkan  yang dapat menggairahkan motifasi belajar

peserta didik, oleh sebab itu guru dalam mengimplementasikan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) harus memiliki persyaratan, yang meliputi: 1)

35

Page 36: Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam - PENGEMBANGAN MODEL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI MADRASAH

memiliki bakat sebagai guru; 2) memiliki keahlian sebagai guru; 3) memiliki

keahlian yang baik dan terintegrasi; 4) memiliki mental yang sehat; 5) berbadan

sehat; 6) memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas; 7) guru adalah

manusia berjiwa pancasila; guru adalah seorang warga negara yang baik. Guru

harus menguasai berbagai macam strategi dan pendekatan serta model

pembelajaran sehingga proses belajar mengajar berlangsung dalam suasana yang

kondusif dan menyenangkan.

(http://www.zanikan.multiply.com/journal/item/4076, Juni,2009,3).

Berdasarkan hasil kajian tersebut dapat disimpulkan bahwa, peneliti lebih

mengarah kepada strategi guru PAI dalam mengimplementasikan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) di SMA Negeri 1 Unggulan Kayuangung, sedangkan

penelitian yang saya lakukan mengarah kepada implementasi Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) di Madrasah.

Berdasarkan beberapa kajian pustaka yang telah dipaparkan, penulis belum

menemukan penelitian secara khusus membahas tentang Implementasi Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di Madrasah.

36

Page 37: Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam - PENGEMBANGAN MODEL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI MADRASAH

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Teknik Pengumpulan Data (Penyelesaian Kajian)

1. Teknik Observasi

Teknik Observasi adalah pengamatan secara langsung terhadap obyek penelitian

seperti implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di Madrasah.

2. Teknik Wawancara

Teknik Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk

memperoleh informasi langsung dari sumbernya, baik dalam bentuk tulisan ataupun

lisan. Teknik ini untuk mendapatkan informasi tentang sejauh mana proses

perencanaan, penerapan dan implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP), Wawancara ini ditunjukkan kepada Kepala sekolah, wakasek kurikulum,

dan siswa Madrasah.

3. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah teknik yang digunakan untuk memperoleh data langsung

dari tempat peneliti, yang digunakan untuk mendapatkan data tentang jumlah

pegawai, jumlah murid, jumlah kelas, keadaan guru, serta sejarah atau latar belakang

berdirinya Madrasah yang diteliti.

B. Analisis Data

Setelah data-data yang  dibutuhkan telah terkumpul, maka tugas selanjutnya adalah

membaca dan menelaah data (menganalisa data). Analisis data ini merupakan kerja

penting dalam sebuah penelitian, karena hanya dengan melalui analisis data peneliti

dapat mendeskripsikan, mengambil kesimpulan dan membuktikan sebuah teori atau

hipotesis. Data yang telah terkumpul di klarifikasikan kemudian di analisis secara

deskriptif kualitatif yang pada akhirnya di tarik kesimpulan sebagai akhir proses

37

Page 38: Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam - PENGEMBANGAN MODEL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI MADRASAH

penelitian ini. Adapun dalam proses analisa data, penulis menggunakan metode

Hubermen dan Miells, yaitu:

1. Reduksi Data

Reduksi Data merupakan proses penyederhanaan dan transformasi data ‘kasar’ yang

mucul dari data penulis di lapanga dengan melalui beberapa tahap yaitu membuat

ringkasan, mengkode, menulis tema, membuat patris, membuat memo.

2. Penyajian Data

Penyajian data yaitu informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya

penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

3. Verifikasi atau Penarikan Kesimpulan

Verifikasi atau penarikan kesimpulan yaitu makna-makna yang muncul dari data

yang lurus diuji kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya yang merupakan

faliditas dari data tersebut. (Hubermen dan Matehew, 1992: 16-18).

C. Keabsahan Data

Untuk menetapkan keabsahan (trustworthiness) data diperlukan tekhnik

pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria

tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan, yaitu derajat kepercayaan (credibility),

keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian

(confermability). (Lexi J Moleong, 2008: 324).

Setelah langkah-langkah tersebut dilakukan, langkah selanjutnya adalah

melakukan penyederhanaan data serta diadakan perbaikan dari segi bahasa maupun

sistematikanya agar dalam pelaporan hasil penelitian tidak diragukan lagi

keabsahannya.

D. Tahap-tahap Penelitian

Adapun tahap penelitian yang dilakukan peneliti terdapat 3 tahapan, yaitu:

1. Tahap Pra Lapangan

Dalam tahap pralapangan, peneliti melakukan survey ke Madrasah untuk

mendapatkan data tentang gambaran umum lokasi penelitian dan untuk menemukan

langkah-langkah penyusunan penelitian.

2. Tahap Kegiatan Lapangan

38

Page 39: Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam - PENGEMBANGAN MODEL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI MADRASAH

Tahap kegiatan lapangan ini difokuskan pada hal-hal yang ingin diteliti, dalam hal ini

peneliti menfokuskan pada Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) di Madrasah.

3. Tahap Analisis Data

Tahap Analisis Data  adalah pengecekan data dari informasi, subyek studi maupun

dokumen untuk membuktikan keabsahan data yang telah diperoleh, untuk

penyederhanaan data serta untuk perbaikan data baik dari segi bahasa atau

sistematika.

39

Page 40: Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam - PENGEMBANGAN MODEL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI MADRASAH

DAFTAR PUSTAKA

Susilo Joko Muhammad, M.Pd, KTSP Manajemen Pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah Menyongsongnya, Pustaka Pelajar,Yogyakarta, 2007.

Langgulung Hasan, Prof. Dr. Manusia dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan, al-Husna Zikra, Jakarta, 1995.

Muhaimin, Prof.Dr.H.MA dkk, Pengembangan Model KTSP pada sekolah dan madrasah, Rajawali Press, Jakarta, 2008.

Mulyasa. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2007.

Muslich, Mansur. Sertifikasi Guru Menuju Profesionalisme Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 2007.

____________, Dasar Pemahaman dan Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 2008.

Sutrisno, Prof. Drs. M.Sc., Ph.D dan Drs. Nuryanto, M.Pd, makalah Profil Pelaksanaan KurikulumTingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di Provinsi Jambi (Studi Evaluatif Pelaksanaan KTSP, SD, SMP dan SMA) disampaikan pada symposium tahunan penelitian pendidikan 2008, Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional(BALITBANG-DEPDIKNAS)2008 dalam situs http://puslitjaknov.org/data/file/2008/makalah_peserta/

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Pengurus PGRI Kota Surabaya.

Yamin, Martinis. Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP. Jakarta: Gaung Persada Press. 2008

40