kurikulum tingkat satuan pendidikan (ktsp) 1. apa ... filetingkat satuan pendidikan, kalender...

21
Badarudin, S.Pd. 1 1. Apa pengertiannya Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. KTSPadalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. 2. Siapa yang mengkoordinir dan mensupervisi Tim penyusun KTSP di koordinir dan disupervisi oleh dinas pendidikan atau kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan Provinsi untuk pendidikan menengah. 3. Siapa yang menyusunnya SD, SMP, SMA dan SMK adalah guru, konselor, kepala sekolah, komite sekolah, dan nara sumber, dengan kepala sekolah sebagai ketua merangkap anggota, dan disupervisi oleh dinas kabupaten/kota dan provinsi yang bertanggung jawab di bidang pendidikan. MI, MTs, MA dan MAK adalah guru, konselor, kepala madrasah, komite madrasah, dan nara sumber dengan kepala madrasah sebagai ketua merangkap anggota, dan disupervisi oleh departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama. SDLB,SMPLB, dan SMALB adalah guru, konselor, kepala sekolah, komite sekolah, dan nara sumber dengan kepala sekolah sebagai ketua merangkap anggota, dan disupervisi oleh dinas provinsi yang bertanggung jawab di bidang pendidikan. 4. Apa Saja Prinsip Pengembangan KTSP Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik di lingkungannya. Beragam dan terpadu Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni Relevan dengan kebutuhan kehidupan Menyeluruh dan berkesinambungan Belajar sepanjang hayat Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah 5. Acuan Operasional Penyusunan KTSP Kurikulum tingkat satuan pendidikan disusun dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan Tuntutan pembangunan daerah dan nasional Tuntutan dunia kerja Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni Agama Dinamika perkembangan global Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan Kondisi sosial budaya masyarakat setempat Kesetaraan Jender Karakteristik satuan pendidikan KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

Upload: votram

Post on 04-Apr-2019

242 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Badarudin, S.Pd. 1

1. Apa pengertiannya Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran

serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untukmencapai tujuan pendidikan tertentu.

KTSPadalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuanpendidikan.

KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulumtingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.

2. Siapa yang mengkoordinir dan mensupervisiTim penyusun KTSP di koordinir dan disupervisi oleh dinas pendidikan atau kantor DepartemenAgama Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan Provinsi untuk pendidikan menengah.

3. Siapa yang menyusunnya SD, SMP, SMA dan SMK adalah guru, konselor, kepala sekolah, komite sekolah, dan nara

sumber, dengan kepala sekolah sebagai ketua merangkap anggota, dan disupervisi oleh dinaskabupaten/kota dan provinsi yang bertanggung jawab di bidang pendidikan.

MI, MTs, MA dan MAK adalah guru, konselor, kepala madrasah, komite madrasah, dan narasumber dengan kepala madrasah sebagai ketua merangkap anggota, dan disupervisi olehdepartemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama.

SDLB,SMPLB, dan SMALB adalah guru, konselor, kepala sekolah, komite sekolah, dan narasumber dengan kepala sekolah sebagai ketua merangkap anggota, dan disupervisi oleh dinasprovinsi yang bertanggung jawab di bidang pendidikan.

4. Apa Saja Prinsip Pengembangan KTSP Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik di

lingkungannya. Beragam dan terpadu Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni Relevan dengan kebutuhan kehidupan Menyeluruh dan berkesinambungan Belajar sepanjang hayat Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

5. Acuan Operasional Penyusunan KTSPKurikulum tingkat satuan pendidikan disusun dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan

kemampuan peserta didik Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan Tuntutan pembangunan daerah dan nasional Tuntutan dunia kerja Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni Agama Dinamika perkembangan global Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan Kondisi sosial budaya masyarakat setempat Kesetaraan Jender Karakteristik satuan pendidikan

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

Badarudin, S.Pd. 2

6. Komponen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan PendidikanSetiap tingkat satuan pendidikan dasar dn menengah memiliki tujuan pendidikan

Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan PendidikanMuatan KTSP meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakanbeban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan

Kalender PendidikanSatuan pendidikan dasar dan menengah dapat menyusun kalender pendidikan sesuai dengankebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, denganmemperhatikan kalender pendidikan sebagaimana yang dimuat dalam standar isi.

7. Kapan berlakunya Dokumen kurikulum tingkat satuan pendidikan SD, SMP, SMA, dan SMK dinyatakan berlaku oleh

kepala sekolah setelah mendapat pertimbangan dari komite sekolah dan diketahui oleh Dinastingkat Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab dibidang pendidikan untuk SD dan SMP, dantingkat Propinsi untuk SMA dan SMK.

Dokumen KTSP pada MI,MTs, MA, dan MAK dinyatakan berlaku oleh Madrasah setelah mendapatpertimbangan dari komite madrasah dan diketahui oleh Departemen yang menangani urusanpemerintahan di bidang agama

Dokumen kurikulum tingkat satuan pendidikan SDLB, SMPLB, dan SMALB dinyatakan berlakuoleh kepala sekolah serta mendapat pertimbangan dari komite sekolah dan diketahui dinasprovinsi yang bertanggungjawab di bidang pendidikan

8. Struktur Kurikulum SD/MI

Struktur kurikulum SD/MI meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjangpendidikan selama enam tahun mulai Kelas I sampai dengan Kelas VI. Struktur kurikulum SD/MIdisusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran denganketentuan sebagai berikut.

a. Kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri seperti terterapada Tabel 2.

Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikandengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapatdikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuanpendidikan.

Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru.Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untukmengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiappeserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan ataudibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentukkegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanankonseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, danpengembangan karir peserta didik.

b. Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SD/MI merupakan “IPA Terpadu” dan “IPS Terpadu”.

c. Pembelajaran pada Kelas I s.d. III dilaksanakan melalui pendekatan tematik, sedangkan padaKelas IV s.d. VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran.

d. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera dalam strukturkurikulum. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran perminggu secara keseluruhan.

e. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit.

Badarudin, S.Pd. 3

f. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38 minggu.

Struktur kurikulum SD/MI disajikan pada Tabel 2

Tabel 2. Struktur Kurikulum SD/MI

Komponen Kelas dan Alokasi WaktuI II III IV, V, dan VI

A. Mata Pelajaran

31. Pendidikan Agama2. Pendidikan Kewarganegaraan 23. Bahasa Indonesia 54. Matematika 55. Ilmu Pengetahuan Alam 46. Ilmu Pengetahuan Sosial 37. Seni Budaya dan Keterampilan 48. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan

Kesehatan4

B. Muatan Lokal 2C. Pengembangan Diri 2*)

Jumlah 26 27 28 32

*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran

9. BEBAN BELAJAR

Satuan pendidikan pada semua jenis dan jenjang pendidikan menyelenggarakan program pendidikandengan menggunakan sistem paket atau sistem kredit semester. Kedua sistem tersebut dipilih berdasarkanjenjang dan kategori satuan pendidikan yang bersangkutan.

Satuan pendidikan SD/MI/SDLB melaksanakan program pendidikan dengan menggunakan sistem paket.Beban belajar yang diatur pada ketentuan ini adalah beban belajar sistem paket pada jenjang pendidikandasar dan menengah.

Sistem Paket adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya diwajibkanmengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelassesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku pada satuan pendidikan. Beban belajar setiap matapelajaran pada Sistem Paket dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran.

Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk mengikutiprogram pembelajaran melalui sistem tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidakterstruktur. Semua itu dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan dengan memperhatikantingkat perkembangan peserta didik.

Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta didikdengan pendidik. Beban belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran pada masing-masing satuanpendidikan ditetapkan sebagai berikut:

a. SD/MI/SDLB berlangsung selama 35 menit;

Beban belajar kegiatan tatap muka per minggu pada setiap satuan pendidikan adalah sebagaiberikut:

a. Jumlah jam pembelajaran tatap muka per minggu untuk SD/MI/SDLB:

1) Kelas I s.d. III adalah 29 s.d. 32 jam pembelajaran;

Badarudin, S.Pd. 4

2) Kelas IV s.d. VI adalah 34 jam pembelajaran.

Beban belajar kegiatan tatap muka keseluruhan untuk setiap satuan pendidikan adalah sebagaimanatertera pada Tabel 25

Tabel 25. Beban Belajar Kegiatan Tatap Muka Keseluruhan adalah sbb:

Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran olehpeserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaianpenugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik.

Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materipembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktupenyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta didik.

Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur terdiri dari:

Waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur bagi peserta didik padaSD/MI/SDLB maksimum 40% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yangbersangkutan.

Penyelesaian program pendidikan dengan menggunakan sistem paket adalah enam tahun untukSD/MI/SDLB

10. KALENDER PENDIDIKAN

Kurikulum satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang diselenggarakan dengan mengikuti kalenderpendidikan pada setiap tahun ajaran. Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatanpembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, mingguefektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.

A. Alokasi WaktuPermulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahunpelajaran pada setiap satuan pendidikan.Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran padasetiap satuan pendidikan.

SatuanPendidikan

KelasSatu jam

pemb. tatapmuka (menit)

Jumlah jampemb. Per

minggu

MingguEfektif per

tahun ajaran

Waktupembelajaran

per tahun

Jumlah jamper tahun

(@60 menit)

SD/MI/SDLB*)

I s.d.III

3526-28 34-38

884-1064 jampembelajaran

(30940 – 37240

menit)

516-621

IVs.d.VI

35 32 34-38

1088-1216 jampembelajaran

(38080 - 42560

menit635-709

Badarudin, S.Pd. 5

Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi jumlah jampembelajaran untuk seluruh matapelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untukkegiatan pengembangan diri.Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran terjadwal padasatuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antarsemester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besarnasional, dan hari libur khusus.Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur dan kegiatan lainnya tertera pada Tabel 26.

Tabel 26. Alokasi Waktu pada Kelender PendidikanNo Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan1. Minggu efektif belajar Minimum 34 minggu

dan maksimum 38minggu

Digunakan untuk kegiatan pembelajaranefektif pada setiap satuan pendidikan

2. Jeda tengah semester Maksimum 2 minggu Satu minggu setiap semester3. Jeda antarsemester Maksimum 2 minggu Antara semester I dan II

4. Libur akhir tahunpelajaran

Maksimum 3 minggu Digunakan untuk penyiapan kegiatan danadministrasi akhir dan awal tahunpelajaran

5. Hari libur keagamaan 2 – 4 minggu Daerah khusus yang memerlukan liburkeagamaan lebih panjang dapatmengaturnya sendiri tanpa mengurangijumlah minggu efektif belajar dan waktupembelajaran efektif

6. Hari liburumum/nasional

Maksimum 2 minggu Disesuaikan dengan PeraturanPemerintah

7. Hari libur khusus Maksimum 1 minggu Untuk satuan pendidikan sesuai denganciri kekhususan masing-masing

8. Kegiatan khusussekolah/madrasah

Maksimum 3 minggu Digunakan untuk kegiatan yangdiprogramkan secara khusus olehsekolah/madrasah tanpa mengurangijumlah minggu efektif belajar dan waktupembelajaran efektif

B. Penetapan Kalender Pendidikan1. Permulaan tahun pelajaran adalah bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan Juni tahun

berikutnya.2. Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional, dan/atau

Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya keagamaan, Kepala Daerah tingkatKabupaten/Kota, dan/atau organisasi penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari liburkhusus.

3. Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota dapat menetapkan hari libur serentak untuk satuan-satuan pendidikan.

4. Kalender pendidikan untuk setiap satuan pendidikan disusun oleh masing-masing satuanpendidikan berdasarkan alokasi waktu sebagaimana tersebut pada dokumen Standar Isi inidengan memperhatikan ketentuan dari pemerintah/pemerintah daerah.

Badarudin, S.Pd. 6

A. Pengertian Silabus Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu

yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatanpembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dansumber belajar

B. Prinsip Pengembangan Silabus1. Ilmiah

Dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.2. Relevan

Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengantingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta didik.

3. SistematisKomponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapaikompetensi.

4. KonsistenAdanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materipokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian.

5. MemadaiCakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian cukupuntuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.

6. Aktual dan KontekstualCakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaianmemperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, danperistiwa yang terjadi.

7. FleksibelKeseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta

dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.8. Menyeluruh

Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor).

C. Apa saja komponennyastandar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikatorpencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar

D. Apa jenisnyaPada prinsipnya ada 2 jenis atau format, yaitu format dalam bentuk kolom dan dalam bentuk uraian

E. Langkah-langkah Pengembangan Silabus1. Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar2. Mengidentifikasi Materi Pokok3. Mengembangankan Pengalaman Belajar4. Merumuskan Indikator Keberhasilan Belajar5. Penentuan Jenis Penilaian6. Menentukan Alokasi Waktu7. Menentukan Sumber Belajar

PENGEMBANGAN SILABUS

Badarudin, S.Pd. 7

CONTOH FORMAT SILABUSA. Dalam bentuk kolom

Model 1Nama Sekolah :........................................Mata Pelajaran :........................................Kelas/Semester :........................................

StandarKompetensi

KompetensiDasar

Materi Pokok/Pembelajaran

KegiatanPembelajaran,

Indikator

Penilaian

AlokasiWaktu

SumberBelajar

Model 2Nama Sekolah :........................................Mata Pelajaran :........................................Kelas/Semester :........................................

StandarKompetensi

KompetensiDasar

Indikator

KegiatanPembelajaran,

Materi Pokok/Pembelajaran

Penilaian

AlokasiWaktu

SumberBelajar

Model 3Nama Sekolah :........................................Mata Pelajaran :........................................Kelas/Semester :........................................Standar Kompetensi :........................................

KompetensiDasar

Materi Pokok/Pembelajaran

KegiatanPembelajaran

Indikator Penilaian AlokasiWaktu

SumberBelajar

Model 4Nama Sekolah :..........................................Mata Pelajaran :..........................................Kelas/Semester :..........................................Standar Kompetensi :..........................................Kompetensi Dasar :..........................................Indikator :...........................................

Materi Pokok/Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Penilaian AlokasiWaktu

SumberBelajar

Badarudin, S.Pd. 8

B. Dalam bentuk narasi

Nama Sekolah :..........................................Mata Pelajaran :..........................................Kelas/Semester :...........................................___________________________________________________________________________________I. Standar kompetensi:II. Kompetensi Dasar:III. Materi Pokok/pembelajaran:IV. Kegiatan Pembelajaran:V. Indikator:VI. Penilaian:VII. Alokasi Waktu:VIII. Sumber Belajar:

CONTOH FORMAT RPP

Mata Pelajaran

Kelas/Semester :

Pertemuan ke :

Alokasi Waktu :

Standar Kompetensi :

Kompetensi Dasar :

Indikator :

I. Tujuan Pembelajaran :

II. Materi Ajar (Materi Pokok) :

III. Metode Pembelajaran :

IV. Langkah-langkah Pembelajaran :

A. Kegiatan Awal :

B. Kegiatan Inti :

C. Kegiatan Akhir :

V. Alat dan Sumber Belajar :

VI. Penilaian :

Mengetahui, Bandung, ……………………..Kepala SD .......... Guru Mata Pelajaran,

…………………………... …………………………...

Badarudin, S.Pd. 9

TEKNIK PENILAIAN

Ada tujuh teknik yang dapat digunakan: unjuk kerja, penilaian sikap, tes tertulis, penilaian proyek, penilaianproduk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.

A. UNJUK KERJA

1. PengertianPenilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan ataukinerja siswa dalam melakukan sesuatu. Cara penilaian ini dianggap lebih otentik daripada testertulis karena apa yang dinilai lebih mencerminkan kemampuan siswa yang sebenarnya.

2. Teknik : Pengamatan.3. Alat atau instrumen pengamatan:

a. Daftar CekMenggunakan daftar cek (ya - tidak). Kelemahan cara ini adalah penilai hanya mempunyai duapilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamati-tidak dapat diamati. Dengan demikiantidak terdapat nilai tengah.

b. Skala RentangMenggunakan skala rentang memungkinkan penilai memberi nilai tengah. Misalnya, sangatkompeten – kompeten – agak kompeten – tidak kompeten.Penilaian sebaiknya dilakukan oleh lebih dari satu orang agar faktor subjektivitas dapatdiperkecil dan hasil penilaian lebih akurat.

4. Contoh Kinerja siswa berikut : Bermain (game) Bermain peran Drama Memperagakan sesuatu Berolahraga Melakukan senam Memainkan alat musik Bernyanyi Pantomim Menari Dinamika kelompok Berdoa Memelihara tanaman Memelihara ternak Membaca puisi/deklamasi Berpidato/berkhotbah Diskusi Wawancara Debat Bercerita (story telling) menggunakan peralatan laboratorium mengoperasikan suatu alat.

Badarudin, S.Pd. 10

B. SIKAP

1. PengertianDalam perkembangan yang paling akhir, sebagian besar pakar sependapat bahwa sikap terdiridari tiga komponen, yakni: komponen afektif, komponen kognitif, dan komponen konatif.Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang terhadap sesuatu objek.Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang. Adapun komponen konatifadalah kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu terhadap sesuatuobjek.

2. Pentingnya Penilaian SikapDomain afektif agak terabaikan sehingga menghasilkan lulusan yang kurang memiliki sikap positif

sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Dengan demikian, penilaian sikap perludilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

3. Sikap dan Objek Sikap yang Perlu DinilaiSecara umum, objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran berbagai mata pelajaranadalah sebagai berikut. Sikap terhadap materi pelajaran. Sikap terhadap guru/pengajar. Sikap terhadap proses pembelajaran. Sikap berkaitan dengan nilai-nilai atau norma-norma tertentu berhubungan dengan suatu

materi pelajaran. (Kegiatan pelestarian/kasus perusakan lingkungan hidup). Misalnya, siswamemiliki sikap positif terhadap program perlindungan satwa liar.

4. Teknik Penilaian Sikapa. Observasi perilaku

Observasi perilaku di sekolah dapat dilakukan dengan menggunakan buku cacatan khusustentang kejadian-kejadian berkaitan dengan siswa selama di sekolah. Contoh format bukucatatan tersebut sebagai berikut.

Contoh halaman sampul Buku Catatan Harian:

BUKU CATATAN HARIAN TENTANG SISWA( nama sekolah )

Mata Pelajaran : ______________Nama Guru : _____________Tahun Pelajaran : _____________

Bandung, 2006

CONTOH ISI BUKU CATATAN HARIAN :

No. Hari/tanggal Nama Siswa Kejadian (positif atau negatif)

Badarudin, S.Pd. 11

Contoh Format Penilaian Sikap dalam praktek IPA :No. Perilaku Daftar Cek Keterangan1.2.3.4.5.

BekerjasamaBerinisiatifPenuh PerhatianBekerja Sistimatis.............................

...............

...............

...............

...............

Jumlah Skor

b. Pertanyaan langsungKita juga dapat menanyakan secara langsung tentang sikap seseoarng berkaitan dengansesuatu hal. Misalnya, bagaimana tanggapan siswa tentang kebijakan yang baru diberlakukandi sekolah mengenai "Peningkatan Ketertiban".

c. Laporan pribadiMelalui penggunaan teknik ini di sekolah, siswa diminta membuat ulasan yang berisipandangan atau tanggapannya tentang suatu masalah, keadaan, atau hal yang menjadi objeksikap. Misalnya, siswa diminta menulis pandangannya tentang "Kerusuhan Antaretnis" yangterjadi akhir-akhir ini di Indonesia. Dari ulasan yang dibuat oleh siswa tersebut dapat dibacadan dipahami kecenderungan sikap yang dimilikinya.

C. PENILAIAN PROYEK

1. PengertianPenilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikandalam periode/waktu tertentu.

2. KaidahDalam penilaian proyek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu dipertimbangkan yaitu: Kemampuan pengelolaan

Kemampuan siswa dalam memilih topik dan mencari informasi serta dalam mengelola waktupengumpulan data dan penulisan laporan.

RelevansiKesesuaian dengan mata pelajaran, dalam hal ini mempertimbangkan tahap pengetahuan,keterampilan, dan pemahaman dalam pembelajaran.

KeaslianMempertimbangkan kontribusi guru pada proyek siswa, dalam hal ini petunjuk atau dukungan.

3. TeknikPenilaian cara ini dapat dilakukan terhadap proses selama pengerjaan tugas atau terhadap hasilakhir proyek. Dengan demikian guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai,seperti penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data, kemudian menyiapkan laporantertulis. Pelaksanaan penilaian ini dapat menggunakan alat/instrumen penilaian berupa daftar cek(checklist) ataupun skala rentang (rating scale)

4. ContohBeberapa contoh kegiatan siswa dalam penilaian proyek:a) penelitian sederhana tentang air di rumah;b) Penelitian sederhana tentang perkembangan harga sembako.

Badarudin, S.Pd. 12

D. PENILAIAN PRODUK

1. PengertianPenilaian produk adalah penilaian terhadap keterampilan dalam membuat suatu produk, seperti:makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar), barang-barang terbuat dari kayu,keramik, plastik, dan logam.

2. KaidahPengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan penilaiannya: Tahap persiapan: merencanakan, mengembangkan gagasan. Tahap pembuatan (produk): menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik. Tahap penilaian (appraisal), meliputi: membuat produk sesuai kegunaannya dan memenuhi

kriteria keindahan.

3. TeknikPenilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik. Cara holistik yang berdasarkan kesan keseluruhan dari produk. Cara analitik terhadap aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang

terdapat pada semua tahap proses pengembangan.

4. Contoh Patung Kerajinan tangan Model Pesawat sederhana Alat Ternak Tanaman Simpul tali-temali Janur Hiasan buah-buahan

E. PENILAIAN PORTOFOLIO

1. PengertianPenilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada berbagai informasi

yang menunjukkan perkembangan kemampuan siswa dalam satu periode tertentu, dapat berupakarya siswa dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh siswanya.

2. KaidahAda beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam penggunaan portofolio disekolah, antara lain : Saling percaya antara guru dan siswa Kerahasiaan bersama antara guru dan siswa Milik bersama (joint ownership) antara siswa dan guru Kepuasan Kesesuaian Penilaian proses dan hasil Penilaian dan pembelajaran

Badarudin, S.Pd. 13

3. Teknik PenilaianTeknik penilaian portofolio di dalam kelas memerlukan langkah-langkah sebagai berikut: Pastikan bahwa tiap siswa merasa memiliki portofolio. Dalam hal ini siswa perlu diberi

penjelasan maksud penggunaan portofolio, yaitu tidak semata-mata merupakan kumpulanhasil kerja siswa yang digunakan oleh guru untuk penilaian, tetapi digunakan juga oleh siswasendiri. Dengan melihat portofolionya siswa dapat mengetahui kemampuan, keterampilan, danminatnya. Proses ini tidak akan terjadi secara spontan, tetapi membutuhkan waktu bagi siswauntuk belajar meyakini hasil penilaian mereka sendiri.

Tentukan bersama siswa, sampel karya apa saja yang akan dikumpulkan. Kumpulkan dan simpanlah karya-karya tiap siswa dalam satu map atau folder. Berilah tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi perkembangan siswa sehingga dapat

terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu. Tentukan kriteria penilaian sampel-sampel karya siswa beserta pembobotannya bersama para

siswa agar dicapai kesepakatan. Mintalah siswa menilai karyanya secara berkesinambungan. Guru dapat membimbing siswa

tentang bagaimana cara menilai dengan memberi keterangan tentang kelebihan ataukekurangan karya tersebut dan bagaimana cara memperbaikinya. Hal ini dapat dilakukan padasaat membahas portofolio.

Setelah suatu karya dinilai dan ternyata nilainya belum memuaskan, kepada siswa dapat diberikesempatan untuk memperbaiki lagi.

Bila perlu, jadwalkan pertemuan untuk membahas portofolio. Jika dianggap perlu, undanglahorang tua siswa. Orang tua perlu diberi penjelasan tentang maksud dan tujuan portofoliosehingga mereka dapat membantu dan memotivasi anaknya.

Contoh karya-karya yang dapat dimasukkan dalam penilaian portofolio. Puisi Karangan Gambar/tulisan Peta/denah Desain Paper Laporan observasi Laporan penyelidikan Laporan penelitian Laporan eksperimen Sinopsis Naskah pidato/kotbah Naskah drama Doa Kartu ucapan Surat Komposisi musik Teks lagu Resep masakan

Badarudin, S.Pd. 14

Landasan Kurikulum (SK dan KD)

BAB XKURIKULUM

Pasal 36(1) Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk

mewujudkan tujuan pendidikan nasional.(2) Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai

dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.(3) Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik

Indonesia dengan memperhatikan:a. peningkatan iman dan takwa;b. peningkatan akhlak mulia;c. peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik;d. keragaman potensi daerah dan lingkungan;e. tuntutan pembangunan daerah dan nasional;f. tuntutan dunia kerja;g. perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;h. agama;i. dinamika perkembangan global; danj. persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.

(4) Ketentuan mengenai pengembangan kurikulum sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), danayat (3) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.

Pasal 37(1) Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat:

a. pendidikan agama;b. pendidikan kewarganegaraan;c. bahasa;d. matematika;e. ilmu pengetahuan alam;f. ilmu pengetahuan sosial;g. seni dan budaya;h. pendidikan jasmani dan olahraga;i. keterampilan/kejuruan; danj. muatan lokal.

(2) Kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat:a. pendidikan agama;b. pendidikan kewarganegaraan; danc. bahasa.

(3) Ketentuan mengenai kurikulum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjutdengan peraturan pemerintah.

Pasal 38(1) Kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan dasar dan menengah ditetapkan oleh Pemerintah.(2) Kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap

kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisidinas pendidikan atau kantor departemen agama kabupaten/kota untuk pendidikan dasar danprovinsi untuk pendidikan menengah.

UNDANG-UNDANG SISTEM PENDIDIKAN 2003

Badarudin, S.Pd. 15

(3) Kurikulum pendidikan tinggi dikembangkan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan dengan mengacupada standar nasional pendidikan untuk setiap program studi.

(4) Kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan tinggi dikembangkan oleh perguruan tinggi yangbersangkutan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk setiap program studi.

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 113. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran

serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untukmencapai tujuan pendidikan tertentu.

14.Kerangka dasar kurikulum adalah rambu-rambu yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah ini untukdijadikan pedoman dalam penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya

pada setiap satuan pendidikan.15.Kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan

di masing-masing satuan pendidikan.

BAB IVSTANDAR PROSES

Pasal 19(1) Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikanruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, danperkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

(2) Selain ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam proses pembelajaran pendidikmemberikan keteladanan.

(3) Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan prosespembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untukterlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

Pasal 20Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuatsekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaianhasil belajar.

Pasal 21(1) Pelaksanaan proses pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (3) harus

memperhatikan jumlah maksimal peserta didik per kelas dan beban mengajar maksimal perpendidik, rasio maksimal buku teks pelajaran setiap peserta didik, dan rasio maksimal jumlahpeserta didik setiap pendidik.

(2) Pelaksanaan proses pembelajaran dilakukan dengan mengem-bangkan budaya membaca dan menulis.

Pasal 22(1) Penilaian hasil pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (3) pada jenjang pendidikan

dasar dan menengah menggunakan berbagai teknik penilaian sesuai dengan kompetensi dasaryang harus dikuasai.

(2) Teknik penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa tes tertulis, observasi, tes praktek,dan penugasan perseorangan atau kelompok.

PERATURAN PEMERINTAH NO. 19 TAHUN 2005

Badarudin, S.Pd. 16

(3) Untuk mata pelajaran selain kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada jenjangpendidikan dasar dan menengah, teknik penilaian observasi secara individual sekurang-kurangnyadilaksanakan satu kali dalam satu semester.

Pasal 23Pengawasan proses pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (3) meliputi pemantauan,supervisi, evaluasi, pelaporan, dan pengambilan langkah tindak lanjut yang diperlukan.

Pasal 24Standar perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasilpembelajarandan pengawasan proses pembelajaran dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan PeraturanMenteri.

Pasal 1Standar Isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang selanjutnya disebut Standar Isi mencakuplingkup materi minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal padajenjang dan jenis pendidikan tertentu.

Pasal 2Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 23 Mei2006.

Pasal 1(1) Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah digunakan sebagai

pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik.(2) Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi standar kompetensi

lulusan minimal satuan pendidikan dasar dan menengah, standar kompetensi lulusan minimalkelompok mata pelajaran, dan standar kompetensi lulusan minimal mata pelajaran.

(3) Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum pada LampiranPeraturan Menteri ini.

Pasal 2Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 23 Mei2003.

Pasal 1(1) Satuan pendidikan dasar dan menengah mengembangkan dan menetapkan kurikulum tingkat

satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai kebutuhan satuan pendidikan yang bersangkutanberdasarkan pada :a.Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 36 sampai

dengan Pasal 38;

PERMENDIKNAS RI NOMOR 22 TAHUN 2006Tentang Standar Isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

PERMENDIKNAS NO. 23 TAHUN 2006Tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah

memutuskan:

PERMENDIKNAS NOMOR 24 TAHUN 2006Tentang Pelaksanaan Permen nomor 22 & 23 tahun 2006.

Badarudin, S.Pd. 17

b.Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 5sampai dengan Pasal 18, dan Pasal 25 sampai dengan Pasal 27;

c.Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk SatuanPendidikan Dasar dan Menengah;

d.Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar KompetensiLulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

(2) Satuan pendidikan dasar dan menengah dapat mengembangkan kurikulum dengan standar yanglebih tinggi dari Standar Isi sebagaimana diatur dalam Permendiknas no. 22 dan 23;

(3) Pengembangan dan penetapan kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar dan menengahmemperhatikan panduan penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar dan menengahyang disusun Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP);

(4) Satuan pendidikan dasar dan menengah dapat mengadopsi atau mengadaptasi model kurikulumtingkat satuan pendidikan dasar dan menengah yang disusun oleh BSNP;

(5) Kurikulum satuan pendidikan dasar dan menengah ditetapkan oleh kepala satuan pendidikan dasardan menengah setelah memperhatikan pertimbangan dari Komite Sekolah atau Komite Madrasah;

Pasal 2(1) Satuan pendidikan dasar dan menengah dapat menerapkan Permendiknas no. 22 dan 23 mulai tahun

ajaran 2006/2007;(2) Satuan pendidikan dasar dan menengah harus sudah mulai menerapkan Permendiknas no. 22 dan 23

paling lambat tahun ajaran 2009/2010;(3) Satuan pendidikan dasar dan menengah pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang telah

melaksanakan uji coba kurikulum 2004 secara menyeluruh dapat menerapkan secara menyeluruhPermendiknas no. 22 dan 23 untuk semua tingkatan kelasnya mulai tahun ajaran 2006/2007;

(4) Satuan pendidikan dasar dan menengah yang belum melaksanakan uji coba kurikulum 2004,melaksanakan Peraturan Menteri Permendiknas no. 22 dan 23 secara bertahap dalam waktu paling lama3 tahun, dengan tahapan :a.Untuk sekolah dasar (SD), madrasah ibtidaiyah (MI), dan sekolah dasar luar biasa (SDLB):

- tahun I : kelas 1 dan 4;- tahun II : kelas 1,2,4, dan 5;- tahun III : kelas 1,2,3,4,5 dan 6.

b.Untuk sekolah menengah pertama (SMP), madrasah tsanawiyah (MTs), sekolah menengah atas (SMA),madrasah aliyah (MA), sekolah menengah kejuruan (SMK), madrasah aliyah kejuruan (MAK), sekolahmenengah pertama luar biasa (SMPLB), dan sekolah menengah atas luar biasa (SMALB) :

- tahun I : kelas 1;- tahun II : kelas 1 dan 2;- tahun III : kelas 1,2, dan 3.

(5) Penyimpangan terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dilakukan setelahmendapat izin Menteri Pendidikan Nasional.

Pasal 3(1) Gubernur dapat mengatur jadwal pelaksanaan Permendiknas no. 22 dan 23 disesuaikan dengan

kondisi dan kesiapan satuan pendidikan di provinsi masing-masing.(2) Bupati/walikota dapat mengatur jadwal pelaksanaan Permendiknas no. 22 dan 23, untuk satuan

pendidikan dasar, disesuaikan dengan kondisi dan kesiapan satuan pendidikan di kabupaten/kotamasing-masing.

(3) Menteri Agama dapat mengatur jadwal pelaksanaan Permendiknas no. 22 dan 23, untuk satuanpendidikan madrasah ibtidaiyah (MI), madrasah tsanawiyah (MTs), madrasah aliyah (MA), danmadrasah aliyah kejuruan (MAK), disesuaikan dengan kondisi dan kesiapan satuan pendidikan yangbersangkutan.

Pasal 4(1) BSNP melakukan pemantauan perkembangan dan evaluasi pelaksanaan Permendiknas no. 22 dan

23, pada tingkat satuan pendidikan, secara nasional.

Badarudin, S.Pd. 18

(2) BSNP dapat mengajukan usul revisi Permendiknas no. 22 dan 23 sesuai dengan keperluanberdasarkan pemantauan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Pasal 5Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah:a. menggandakan Permendiknas no. 22 dan 23, serta mendistribusikannya kepada setiap satuan

pendidikan secara nasional;b. melakukan usaha secara nasional agar sarana dan prasarana satuan pendidikan dasar dan menengah

dapat mendukung penerapan Permendiknas no. 22 dan 23 tahun 2006.

Pasal 6Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan:a. melakukan sosialisasi Permendiknas no. 22 dan 23 dan panduan penyusunan kurikulum tingkat satuan

pendidikan dasar dan menengah yang disusun BSNP, terhadap guru, kepala sekolah, pengawas, dantenaga kependidikan lainnya yang relevan melalui Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP)dan/atau Pusat Pengembangan dan Penataran Guru (PPPG);

b. melakukan sosialisasi Permendiknas no. 22 dan 23 dan panduan penyusunan kurikulum tingkat satuanpendidikan dasar dan menengah yang disusun BSNP kepada dinas pendidikan provinsi, dinaspendidikan kabupaten/kota, dan dewan pendidikan;

c. membantu pemerintah provinsi dan kabupaten/kota dalam penjaminan mutu satuan pendidikan dasar danmenengah agar dapat memenuhi Permendiknas no. 22 dan 23 melalui LPMP.

Pasal 7Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional:a. mengembangkan model-model kurikulum sebagai masukan bagi BSNP;b. mengembangkan dan mengujicobakan model-model kurikulum inovatif;c. mengembangkan dan mengujicobakan model kurikulum untuk pendidikan layanan khusus;d. bekerjasama dengan perguruan tinggi dan/atau LPMP melakukan pendampingan satuan pendidikan

dasar dan menengah dalam pengembangan kurikulum satuan pendidikan dasar dan menengah;e. memonitor secara nasional penerapan Permeniknas no.22 dan 23, mengevaluasinya, dan mengusulkan

rekomendasi kebijakan kepada BSNP dan/atau Menteri;f. mengembangkan pangkalan data yang rinci tentang pelaksanaan Permendiknas no. 22 dan 23 tahun

2006.

Pasal 8Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi:a. melakukan sosialisasi Permendiknas no. 22 dan 23, di kalangan lembaga pendidikan tenaga keguruan

(LPTK);b. memfasilitasi pengembangan kurikulum dan tenaga dosen LPTK yang mendukung pelaksanaan

Permendiknas no. 22 dan 23;

Pasal 9Sekretariat Jenderal melakukan sosialisasi Permendiknas no.22 dan 23 kepada pemangku kepentinganumum;

Pasal 10Departemen lain yang menyelenggarakan satuan pendidikan dasar dan menengah :a. melakukan sosialisasi Permendiknas no. 22 dan 23 sesuai dengan kewenangannya dan berkoordinasi

dengan Departemen Pendidikan Nasional;b. mengusahakan secara nasional sesuai dengan kewenangannya agar sarana, prasarana, dan sumber

daya manusia satuan pendidikan yang berada di bawah kewenangannya mendukung pelaksanaanPermendiknas no. 22 dan 23;

Badarudin, S.Pd. 19

c. melakukan supervisi, memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan Permendiknas no.22 dan 23 sesuaidengan kewenangannya.

Pasal 11Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini, Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan :a. Nomor 060/U/1993 tentang Kurikulum Pendidikan Dasar;b. Nomor 061/U/1993 tentang Kurikulum Sekolah Menengah Umum;c. Nomor 080/U/1993 tentang Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan; dand. Nomor 0126/U/1994 tentang Kurikulum Pendidikan Luar Biasa;

dinyatakan tidak berlaku bagi satuan pendidikan dasar dan menengah sejak satuan pendidikan dasar danmenengah yang bersangkutan melaksanakan Peraturan Menteri ini sebagaimana diatur dalam Pasal 2dan Pasal 3.

Pasal 12Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, pada tanggal 2 Juni 2006.

GLOSARIUM

1. Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayahhukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. Badan Standar Nasional Pendidikan yang disingkat BSNP adalah badan mandiri dan independenyang bertugas mengembangkan, mamantau pelaksanaan, dan mengevaluasi standar nasionalpendidikan.

3. Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteriatentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabuspembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

4. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaranserta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untukmencapai tujuan pendidikan tertentu.

5. Kerangka dasar kurikulum adalah rambu-rambu yang ditetapkan berdasarkan Peraturan PemerintahNomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan untuk dijadikan pedoman dalampenyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya pada setiap satuan pendidikan.

6. Kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dandilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.

7. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui prosespembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.

8. Kompetensi adalah kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak secara konsisten sebagaiperwujudan dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik.

9. Standar Kompetensi Lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,pengetahuan, dan keterampilan; Standar Kompetensi Lulusan meliputi kompetensi untuk seluruh matapelajaran atau seluruh kelompok mata pelajaran.

10. Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran adalah kualifikasi kemampuan minimal peserta didikpada setiap kelompok mata pelajaran yang mencakup kelompok mata pelajaran agama dan akhlakmulia, kewarganegaraan dan kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika dan jasmani,olahraga dan kesehatan.

11. Standar Kompetensi Mata Pelajaran adalah kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yangmenggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diharapkan dicapai padasetiap tingkat dan/atau semester untuk mata pelajaran tertentu.

Badarudin, S.Pd. 20

12. Standar Kompetensi adalah kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkanpenguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap tingkatdan/atau semester; standar kompetensi terdiri atas sejumlah kompetensi dasar sebagai acuan bakuyang harus dicapai dan berlaku secara nasional.

13. Kompetensi Dasar merupakan sejumlah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik dalam matapelajaran tertentu sebagai rujukan untuk menyusun indikator kompetensi.

14. Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik untukmengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatanmandiri tidak terstruktur untuk mencapai standar kompetensi lulusan serta kemampuan lainnyadengan memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik.

15. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta didik,materi pembelajaran, pendidik dan lingkungan.

16. Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaranoleh peserta didik yang didesain oleh pendidik untuk menunjang pencapaian tingkat kompetensi danatau kemampuan lainnya pada kegiatan tatap muka. Waktu penyelesaian penugasan terstrukturditentukan oleh pendidik. Penugasan terstruktur termasuk kegiatan perbaikan, pengayaan, danpercepatan

17. Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materipembelajaran oleh peserta didik yang didesain oleh pendidik untuk menunjang pencapaian tingkatkompetensi mata pelajaran atau lintas mata pelajaran atau kemampuan lainnya yang waktupenyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta didik.

18. Sistem Paket adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya diwajibkanmengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelassesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku pada satuan pendidikan yang dimaksud.

19. Sistem Kredit Semester (SKS) adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang pesertadidiknya menentukan sendiri beban belajar dan matapelajaran-matapelajaran yang diikutinya setiapsemester pada satuan pendidikan yang dimaksud.

20. Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satutahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktupembelajaran efektif dan hari libur.

21. Permulaan tahun ajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun ajaranpada setiap satuan pendidikan.

22. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun ajaran padasetiap satuan pendidikan.

23. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi jumlah jampembelajaran untuk seluruh matapelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untukkegiatan pengembangan diri.

24. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran terjadwal padasatuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antarsemester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum (termasuk hari-hari besarnasional), dan hari libur khusus.

25. Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh pesertadidik pada satuan pendidikan dalam kegiatan pembelajaran. Susunan mata pelajaran tersebut terbagidalam lima kelompok yaitu kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; kewarganegaraandan kepribadian; ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika; jasmani, olahraga dan kesehatan.

Badarudin, S.Pd. 21

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

DAN PENJELASANNYA

Oleh

Badarudin, S.Pd.

DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG

SEKOLAH DASAR NEGERI SUKAKARYA