implementasi kurikulum 2013 edisi revisi dalam kegiatan...
TRANSCRIPT
i
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 EDISI REVISI DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR GURU
FISIKA SMA DI KABUPATEN WONOGIRI
Skripsi
disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh
Mutiara Annisa Yasin
4201410093
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017
ii
iii
iv
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah
selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh – sungguh (urusan) yang
lain. Dan hanya kepada Tuhanmu-lah hendaknya kamu berharap ” (Q.S Al-
Insyiroh : 6,7,8)
�
“Belajarlah mengucap syukur dari hal-hal baik di hidupmu. Belajarlah
menjadi kuat dari hal-hal buruk di hidupmu” (B.J Habibie)
PERSEMBAHAN
Untuk Ibu Yulia dan Bapak Suhartoto,
kakak-kakak, adik-adik, dan keluarga
besar
vi
PRAKATA
Puji syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
kasih sayang dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Tak lupa shalawat beserta salam kita panjatkan kepada Rasulullah SAW, sang suri
tauladan kita.
Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa tidak sedikit
kesulitan dan hambatan yang dihadapi, namun penulis telah banyak menerima
bantuan, saran, bimbingan, maupun petunjuk dalam bentuk lain. Oleh karena itu,
dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang.
2. Prof. Dr. Zaenuri, S.E., M.Si, Akt., Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.
3. Dr. Suharto Linuwih, M.Si., Ketua Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang
4. Drs. Ngurah Made Darma Putra, M.Si., Ph. D., dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, arahan, dan saran kepada penulis selama penyusunan
skripsi.
5. Dr. Budi Asuti, M. Sc., selaku dosen penguji skripsi yang telah memberikan
masukan serta mengarahkan penulis dalam menyempurnakan skripsi ini.
6. Dr. Bambang Subali, M. Pd., selaku dosen penguji skripsi yang telah
memberikan masukan serta mengarahkan penulis dalam menyempurnakan
skripsi ini.
7. Bapak dan Ibu dosen jurusan Fisika yang telah memberikan bekal ilmu dan
pengetahuan selama kuliah.
8. Dra. Yuli Bangun Nursanti, M.Pd., Kepala SMA Negeri 1 Wonogiri yang
telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
9. Dra. Endang Sunarsih, M. Pd., Kepala SMA Negeri 2 Wonogiri yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
vii
10. Ibu, Bapak, dan Adik, dan seluruh keluarga besar yang telah memberikan
dukungan dan motivasi serta doa restu sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
11. Teman–teman seperjuangan Pendidikan Fisika 2010 Universitas Negeri
Semarang yang memberikan dukungan dan doa dalam penyelesaian skripsi
ini.
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
membantu baik material maupun spiritual.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat
bagi penulis dan para pembaca.
Semarang, 24 Agustus 2017
Penulis
viii
ABSTRAK Yasin, Mutiara Annisa. 2017. Implementasi Kurikulum 2013 Edisi Revisi dalam Kegiatan Belajar Mengajar Guru Fisika SMA di Kabupaten Wonogiri. Skripsi,
Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Semarang. Pembimbing Drs. Ngurah Made Darma Putra, M.Si., Ph. D.
Kata kunci: Implementasi, kurikulum 2013 edisi revisi, hambatan pelaksanaan
Penyempurnaan kurikulum sebagai langkah untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional. Pelaksanaan Kurikulum 2013 tidak sesuai dengan yang
diharapkan sehingga pemerintah melakukan revisi pada Kurikulum 2013 menjadi
Kurikulum 2013 Edisi Revisi. Kurikulum 2013 edisi revisi mulai berlaku pada
tahun ajaran 2016/2017. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman,
proses pengimplementasian dan hambatan kurikulum 2013 edisi revisi guru fisika
di kabupaten Wonogiri. Populasi dalam penelitian ini adalah guru fisika SMA se-
kabupaten Wonogiri. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik
purposive sampling dan snowball sampling. Hasil penelitian meliputi:
pemahaman guru terhadap kurikulum 2013 edisi revisi adalah 74% dengan
kriteria penilaiannya sedang. Implementasi kurikulum 2013 edisi revisi adalah
79% dengan kriteria penilaian sesuai. Penelitian hambatan guru terhadap
kurikulum 2013 edisi revisi adalah 84% dengan kriteria penilaian tidak kesulitan.
Namun hasil data yang diperoleh belum signifikan sehingga diperkuat dengan
wawancara. Berdasarkan hasil analisis penelitian, disimpulkan bahwa ada
beberapa hambatan yang dihadapi oleh guru fisika SMA di kabupaten Wonogiri
dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 edisi revisi yaitu pengembangan
silabus, penyesuaian dengan karakteristik siswa yang berbeda-beda, kurang
pahamnya guru dengan proses penilaiannya, dan kurangnya manajemen waktu
dalam kegiatan belajar mengajar.
ix
ABSTRACT
Yasin, Mutiara Annisa. 2017. Implementation of 2013 Curriculum Revised in
Teaching and Learning of Physics Teachers in Wonogiri. Final Project, Physics
Departement, Mathematics and Sciences Faculty, Semarang State University.
Supervisor: Drs. Ngurah Made Darma Putra, M.Si., Ph. D.
Keywords: Implementation, 2013 curriculum revised, implementation obstacle
Improvement curriculum as a step to get purpose of national education.
Implementation of 2013 curriculum not as expected, so government has revision
on the 2013 curiculum to 2013 curriculum revised. The 2013 curiculum revised
started to aplly in the academic year 2017/2018. This research has purpose to
know the understanding, implementation process and obstacle of 2013 curriculum
revised, by physics teacher in Wonogiri. The population in this research is high
school physics teacher in Wonogiri. Sampling was done using purposive sampling
technique and snowball sampling. The results include: The teacher's
understanding of the 2013 curriculum revised is 74% so the assessment criteria
are moderate. The implementation of the revised 2013 edition curriculum is 78%
so the scoring criteria are appropriate. The teacher's obstacle to the revised 2013
edition curriculum are 84% so the scoring criteria are not difficult. However, the
result are not significant and then reinforced through by interview. Based on the
results of the research, it can be concluded there are some experience obstacles by
high school physics teachers in Wonogiri in implementing the 2013 curriculum
revised are the development of syllabus, adjustment with different student
characteristics, lack of understanding teachers with the assessment process, and
the lack of time spent in the process teaching and learning activities.
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................... ii
PERNYATAAN ....................................................................................................... iii
PENGESAHAN ........................................................................................................ iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................... v
PRAKATA ................................................................................................................ vi
ABSTRAK ................................................................................................................ viii
ABSTRACT .............................................................................................................. ix
DAFTAR ISI ............................................................................................................. x
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xiv
BAB
1. PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1
1.2 Masalah ................................................................................................................ 4
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................. 4
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................... 5
1.5 Penegasan Istilah .................................................................................................. 5
1.6 Sistematika Penulisan .......................................................................................... 8
2. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 10
2.1 Peran Guru dalam Pengembangan Kurikulum.................................................... 10
2.2 Pengertian Kurikulum ........................................................................................ 12
2.3 Fungsi Kurikulum ............................................................................................... 13
2.4 Kurikulum 2013 Edisi Revisi .............................................................................. 14
2.5 Kerangka Berpikir ............................................................................................... 23
3. METODE PENELITIAN ................................................................................... 25
3.1 Desain Penelitian ................................................................................................ 25
xi
3.2 Tempat dan Subjek Penelitian ........................................................................... 25
3.3 Prosedur Penelitian ............................................................................................. 26
3.4 Teknik Pengumpulan Data .................................................................................. 30
3.5 Instrumen Penelitian ........................................................................................... 31
3.6 Teknik Analisis Data ........................................................................................... 33
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.................................................. 39
4.1 Hasil Penelitian ................................................................................................... 39
4.1.1 Pemahaman Guru Terhadap Kurikulum 2013 Edisi Revisi ............................ 39
4.1.2 Implementasi Kurikulum 2013 Edisi Revisi .................................................... 40
4.1.3 Hambatan Kurikulum 2013 Edisi Revisi ......................................................... 41
4.1.4 Tanggapan Guru ............................................................................................... 42
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................................. 44
5. PENUTUP ............................................................................................................ 53
5.1 Simpulan ........................................................................................................... 53
5.2 Saran ................................................................................................................. 54
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 55
LAMPIRAN .............................................................................................................. 57
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 2.1 Standar Kompetensi Lulusan SMA............................................................ 17
Tabel 3.1 Kriteria Analisis Deskriptif Persentase Pemahaman Guru Terhadap
Kurikulum 2013 ......................................................................................... 36
Tabel 3.2 Kriteria Analisis Deskriptif Persentase Implementasi Kurikulum 2013
Edisi Revisi ................................................................................................ 37
Tabel 3.3 Kriteria Analisis Deskriptif Persentase Hambatan Guru Terhadap
Kurikulum 2013 Edisi Revisi ................................................................... 37
Tabel 4.1 Persentase implementasi kurikulum 2013 edisi revisi ............................... 40
Tabel 4.2 Hasil Wawancara Hambatan Kurikulum 2013 Edisi Revisi ...................... 42
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 3.1 Skema Alur Penelitian ........................................................................... 29
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran 1 Daftar SMA yang melaksanakan Kurikulum 2013 edisi revisi ............. 57
Lampiran 2 Kisi-Kisi Instrumen Angket Pemahaman Guru Terhadap Kurikulum
2013 Edisi Revisi .................................................................................. 58
Lampiran 3 Angket Pemahaman Guru Terhadap Kurikulum 2013 Edisi Revisi...... 59
Lampiran 4 Kisi-Kisi Instrumen Angket Hambatan Guru dalam Pelaksanaan
Kurikulum 2013 Edisi Revisi ............................................................... 63
Lampiran 5 Angket Hambatan Guru dalam Pelaksanaan Kurikulum 2013 Edisi
Revisi .................................................................................................... 64
Lampiran 6 Kisi-Kisi Lembar Observasi ................................................................ 66
Lampiran 7 Pedoman Observasi Pelaksanaan Pembelajaran .................................. 67
Lampiran 8 Lembar Observasi ................................................................................. 73
Lampiran 9 Pedoman Wawancara Guru .................................................................. 75
Lampiran 10 Lembar Pertanyaan Wawancara Guru ................................................. 77
Lampiran 11 Contoh Hasil Pengisian Angket ........................................................... 79
Lampiran 12 Contoh Hasil Pengisian Lembar Observasi ......................................... 81
Lampiran 13 Hasil Wawancara tentang hambatan kurikulum 2013 edisi revisi ...... 83
Lampiran 14 Analisis Angket Pemahaman Guru Terhadap Kurikulum 2013 Edisi
Revisi ................................................................................................... 102
Lampiran 15 Analisis Angket Hambatan Kurikulum 2013 Edisi Revisi .................. 103
Lampiran 16 Analisis Angket Data Hasil Observasi Pelaksanaan Kurikulum 2013
Edisi Revisi .......................................................................................... 104
Lampiran 17 Dokumentasi Penelitian ....................................................................... 105
Lampiran 18 Surat Keterangan Penelitian ................................................................ 106
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan nasional sebagai salah satu sektor pembangunan nasional
upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, mempunyai visi terwujudnya sistem
pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk
memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia
yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang
selalu berubah. Sesuai UU No. 20 Tahun 2003, bahwa pendidikan nasional adalah
pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan
nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Dari sekian
banyak unsur sumber daya pendidikan, kurikulum merupakan salah satu unsur
yang bisa memberikan kontribusi yang signifikan untuk mewujudkan proses
berkembangnya kualitas potensi peserta didik.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu (Kemendikbud, 2013:1). Proses penyesuaian pelaksanan kurikulum 2013
tidak berjalan mulus, sehingga pada tahun 2016 menjadi kurikulum 2013 edisi
revisi, yang merupakan perbaikan dari kurikulum sebelumnya. Selama proses
2
pergantian kurikulum tidak ada tujuan lain selain untuk meningkatkan kualitas
proses pembelajaran.
Menurut Mulyasa (2014), melalui implementasi kurikulum 2013 yang
berbasis kompetensi sekaligus berbasis karakter, dengan pendekatan tematik dan
konseptual diharapkan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan dan
menggunakan pengetahuannya, mengkaji, dan menginternalisasi serta
mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam
perilaku sehari-hari.
Dalam pelaksanaannya kurikulum 2013 tidak sesuai dengan yang
diharapkan sehingga pemerintah melakukan revisi pada kurikulum 2013 menjadi
kurikulum 2013 edisi revisi. Tentunya perubahan kurikulum 2013 menjadi
kurikulum 2013 edisi revisi terjadi karena ada beberapa kelemahan dalam
pelaksanaan kurikulum 2013 yaitu beban belajar peserta didik dan guru terlalu
berat sehingga waktu belajar di sekolah terlalu lama, kurangnya sarana dan
prasarana yang belum memadai dan merata untuk menjalankan kurikulum 2013,
terlalu banyak materi yang harus dikuasai peserta didik sehingga tidak setiap
materi bisa tersampaikan dengan baik, dan penguasaan teknologi dan informasi
untuk pembelajaran masih terbatas. Hasil penelitian Qomariyah (2014)
menunjukkan bahwa faktor penghambat terdiri dari kurangnya informasi yang
akurat tentang kurikulum 2013, lambatnya sosialisasi dari pihak departemen
pendidikan dan kebudayaan tentang kurikulum 2013, kebiasaan para guru masih
menggunakan metode pembelajaran lama, kemampuan para peserta didik yang
berbeda-beda, dan sarana prasana yang masih kurang.
3
Kurikulum 2013 edisi revisi mulai berlaku pada tahun ajaran 2016/2017.
Perubahan kurikulum 2013 ke kurikulum 2013 edisi revisi adalah
mengintergrasikan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) didalam pembelajaran.
Karakter yang diperkuat terutama 5 karakter, yaitu: religius, nasionalis, mandiri,
gotong royong, dan integritas. Mengintegrasikan literasi, literasi lebih dari sekedar
membaca dan menulis, namun mencakup keterampilan berpikir menggunakan
sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak, visual, digital, dan auditori.
Keterampilan abad 21 atau diistilahkan dengan 4C (Creative, Critical thinking,
Communicative, dan Collaborative). Mengintegrasikan HOTS (Higher Order
Thinking Skill). HOTS adalah kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif,
metakognitif, dan berpikir kreatif yang merupakan kemampuan berpikir tingkat
tinggi. Contohnya guru fisika yang dulunya diwajibkan untuk mengajarkan dan
menilai kemampuan peserta didik dalam kegiatan berdoa. Hasil pembelajaran
berdoa ini kemudian dimasukkan dalam penilaian rapor. Melalui penataan ulang
terhadap pembelajaran dan penilaian sikap sosial dan spiritual, guru fisika tetap
dapat mengajarkan peserta didiknya berdoa, tapi tidak lagi memasukkan penilaian
tersebut di dalam laporan hasil belajar peserta didik.
Meskipun tak lagi dinilai langsung, guru setiap pelajaran tetap memiliki
kewajiban moral untuk mendidik peserta didik dalam bersikap, baik sosial
maupun spiritual. Peran guru untuk menjadi panutan ini disebut sebagai
kurikulum yang tersembunyi (hidden curriculum) (Kemendikbud : 2016).
Penyempurnaan kurikulum sebagai langkah untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional.
4
Dengan adanya perubahan-perubahan dari kurikulum 2013 menjadi
kurikulum 2013 edisi revisi, telah dilakukan penelitian yang berjudul
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 EDISI REVISI DALAM KEGIATAN
BELAJAR MENGAJAR GURU FISIKA SMA DI KABUPATEN WONOGIRI.
1.2 Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang dikaji pada
penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah pemahaman guru fisika SMA di Kabupaten Wonogiri
tentang kurikulum 2013 edisi revisi?
2. Bagaimana proses pengimplementasian kurikulum 2013 edisi revisi
oleh guru fisika SMA di Kabupaten Wonogiri?
3. Apakah hambatan yang dihadapi oleh guru fisika SMA di Kabupaten
Wonogiri dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 edisi revisi?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Mengetahui pemahaman tentang kurikulum 2013 edisi revisi yang
dilakukan oleh guru fisika SMA di Kabupaten Wonogiri
2. Mendeskripsikan proses pengimplementasian kurikulum 2013 edisi revisi
oleh guru fisika SMA di Kabupaten Wonogiri
5
3. Mengetahui hambatan yang dihadapi oleh guru fisika SMA dalam
mengimplementasikan kurikulum 2013 edisi revisi di Kabupaten
Wonogiri
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi Dinas Pendidikan
Bahan informasi sekaligus masukan bagi dinas pendidikan setempat
untuk menindaklanjuti permasalahan dalam mengimplementasikan
kurikulum 2013 edisi revisi di Kabupaten Wonogiri.
2. Bagi Guru
Bahan evaluasi diri bagi guru fisika SMA dalam pelaksanaan kurikulm
2013 edisi revisi di Kabupaten Wonogiri.
3. Bagi peneliti
Bahan informasi yang valid bagi penyusun untuk bekal menjadi guru
fisika terutama dalam memahami hambatan dalam mengimplementasikan
kurikulum 2013 edisi revisi di sekolah.
1.5 Penegasan Istilah
Untuk memperjelas dan menghindari adanya kesalahpahaman dalam
penafsiran mengenai judul skripsi ini, maka penulis memberikan batasan dari
masing-masing istilah sebagai berikut :
6
1.5.1 Implementasi
Menurut Usman (2004), implementasi yaitu aktivitas, aksi, tindakan, atau
adanya mekanisme suatu sistem. Implementasi bukan hanya sekedar aktivitas,
tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan.
Pengertian implementasi yang dikemukakan di atas, dapat dikatakan
bahwa implementasi adalah bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang
terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma
tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan. Oleh karena itu implementasi tidak
berdiri sendiri tetapi dipengaruhi oleh objek berikutnya.
Pengertian implementasi yang dikemukakan di atas, dapat dikatakan
bahwa implementasi yaitu merupakan proses untuk melaksanakan ide, proses,
atau seperangkat aktivitas baru dengan harapan orang lain dapat menerima atau
melakukan penyesuaian dalam tubuh birokrasi demi terciptanya suatu tujuan yang
bisa tercapai dengan jaringan pelaksana yang bisa dipercaya.
Pelaksanaan atau penerapan, implementasi yang dimaksudkan disini
adalah pelaksanaan kurikulum 2013 edisi revisi, meliputi pelaksanaan
pembelajaran, proses pembelajaran, dan evaluasi hasil belajar peserta didik.
1.5.2 Kurikulum
Menurut Hamalik (2010:91), kurikulum adalah rencana tertulis tentang
kemampuan yang harus dimiliki berdasarkan standar nasional, materi yang perlu
dipelajari dan pengalaman belajar yang harus dijalani untuk mencapai
kemampuan tersebut, dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk menentukan
tingkat pencapaian kemampuan peserta didik, serta seperangkat peraturan yang
7
berkenaan dengan pengalaman belajar peserta didik dalam mengembangkan
potensi dirinya pada satuan pendidikan tertentu. Standar nasional pendidikan
mencakup standar isi, standar pembelajaran, standar pengembangan tenaga
kependidikan, standar sarana prasarana, dan standar evaluasi pendidikan yang
wajib dicapai oleh masing-masing lembaga penyelenggara pendidikan.
Kurikulum yaitu merupakan kumpulan mata-mata pelajaran yang harus
disampaikan guru atau dipelajari oleh peserta didik (Sukmadinata & Syaodih
2007: 4). Selanjutnya, Mulyasa (2004: 238) menyatakan bahwa kurikulum
merupakan kumpulan perangkat perencanaaan dan pengaturan tentang tujuan,
kompetensi dasar, materi dasar, hasil belajar, serta penerapan pedoman
pelaksanaan aktivitas belajar guna meraih kompetensi dasar dan tujuan
pendidikan.
Menurut Dakir (2004:3) kurikulum ialah suatu program pendidikan yang
berisikan berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan,
direncanakan, dan dirancangkan secara sistematik atas dasar norma yang berlaku
yang dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi tenaga kependidikan
dan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah rencana
tertulis tentang kemampuan yang harus dimiliki berdasarkan standar nasional,
materi yang perlu dipelajari dan pengalaman belajar yang direncanakan dan
dirancang secara sistematik atas dasar norma yang berlaku yang dijadikan
pedoman dalam proses pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan peserta didik
8
harus dijalani untuk mencapai kemampuan tersebut, dan evaluasi yang perlu
dilakukan untuk menentukan tingkat pencapaian kemampuan peserta didik.
1.5.3 Kegiatan Belajar Mengajar
Menurut Hamalik (2013:28), belajar adalah suatu proses perubahan
tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Mengajar adalah
kegiatan mempersiapkan peserta didik untuk menjadi warga negara yang baik
sesuai dengan tuntutan masyarakat.
1.6 Sistematika Penulisan
Susunan skripsi ini terdiri dari tiga bagian yaitu bagian pendahuluan, bagian isi
dan bagian akhir skripsi.
1. Bagian Pendahuluan
Bagian pendahuluan skripsi ini berisi halaman judul, persetujuan
pembimbing, pengesahan, motto dan persembahan, prakata, abstrak,
abstract, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.
2. Bagian Isi
Bagian isi terdiri dari lima bab yakni sebagai berikut :
Bab 1 : Pendahuluan
Bagian bab 1, berisi tentang latar belakang, masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, dan
sistematika penulisan skripsi.
9
Bab 2 : Tinjauan Pustaka
Berisi teori yang mendukung dan berkaitan dengan
perumusan masalah yang meliputi peran guru dalam
pengembagan kurikulum, pengertian kurikulum, fungsi
kurikulum, kurikulum 2013 edisi revisi dan kerangka
berpikir.
Bab 3 : Metode Penelitian
Bagian bab 3, berisi metode yang digunakan untuk analisis
data yang meliputi desain penelitian, tempat dan subjek
penelitian, variabel dan indikator penelitian, teknik
pengumpulan data, prosedur penelitian, dan analisis data.
Bab 4 : Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bagian bab 4, berisi hasil-hasil penelitian yang diperoleh
yang disertai dengan analisis data serta pembahasannya.
Bab 5 : Penutup
Bagian bab 5, berisi simpulan dari penelitian dan saran-
saran.
3. Bagian Akhir Skripsi
Bagian bab akhir skripsi berisi daftar pustaka dan lampiran.
10
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Peran Guru dalam Pengembangan Kurikulum
Keberhasilan pelaksanaan kurikulum tidak terlepas dari peran guru
sebagai ujung tombak pendidikan. Namun, kesiapan guru menghadapi tantangan
kurikulum baru perlu menjadi perhatian. Perbaikan mutu pendidikan ini
tergantung pada kualitas guru dimana peserta didik mengalaminya sebagai bagian
dari kehidupan nyata sehari-hari, bukan sekedar menjelang ujian-ujian. Menurut
Rosyid (2012), yang dibutuhkan saat ini bukan perubahan kurikulum, tapi
perubahan guru dan budaya belajar.
Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan adalah bagian dari
pengembangan kurikulum. Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
disesuaikan dengan strategi implementasi yaitu: Tahun pertama 2013 sampai
tahun 2015 ketika kurikulum sudah dinyatakan sepenuhnya diimplementasikan.
Strategi pelatihan dimulai dengan melatih calon pelatih (master trainer) yang
terdiri atas unsur-unsur, yaitu dinas pendidikan, dosen, widyaiswara, guru inti
nasional, pengawas, dan kepala sekolah berprestasi. Langkah berikutnya adalah
melatih master teacher yang terdiri dari guru inti, pengawas dan kepala sekolah.
Pelatihan dilakukan dengan melibatkan semua guru kelas dan guru mata pelajaran
di masing-masing tingkat (Kemdikbud, 2012a).
Tenaga kependidikan merupakan suatu komponen yang penting dalam
penyelenggaraan pendidikan, yang bertugas menyelenggarakan kegiatan belajar
11
mengajar, melatih, meneliti, mengembangkan, mengelola, dan atau memberikan
pelayanan teknis dalam bidang pendidikan. Salah satu unsur tenaga kependidikan
adalah tenaga pendidik/tenaga pengajar yang tugas utamanya adalah mengajar.
Karena tugasnya mengajar, maka guru harus mempunyai wewenang
mengajar berdasarkan kualifikasi sebagai tenaga pengajar. Menurut Hamalik
(2008) sebagai tenaga pengajar, setiap guru/pengajar harus memiliki kemampuan
profesional dalam bidang proses belajar mengajar atau pembelajaran. Dengan
kemampuan itu, guru dapat melaksanakan perannya, yakni :
a) Sebagai fasilitator, yang menyediakan kemudahan-kemudahan bagi
peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar;
b) Sebagai pembimbing, yang membantu peserta didik mengatasi kesulitan
dalam proses pembelajaran;
c) Sebagai penyedia lingkungan, yang berupaya menciptakan lingkungan
yang menantang peserta didik agar melakukan kegiatan belajar;
d) Sebagai komunikator, yang melakukan komunikasi dengan peserta didik
dan masyarakat;
e) Sebagai model yang mampu memberikan contoh yang baik kepada
peserta didiknya agar berperilaku yang baik;
f) Sebagai evaluator, yang melakukan penilaian terhadap kemajuan belajar
peserta didik;
g) Sebagai inovator, yang turut menyebarluaskan usaha-usaha pembaruan
kepada masyarakat;
12
h) Sebagai agen moral dan politik, yang turut membina moral masyarakat,
peserta didik, serta menunjang upaya-upaya pembangunan;
i) Sebagai agen kognitif, yang menyebarkan ilmu pengetahuan kepada
peserta didik dan masyarakat;
j) Sebagai manajer, yang memimpin kelompok peserta didik dalam kelas
sehingga proses pembelajaran berhasil.
2.2 Pengertian Kurikulum
Kurikulum memiliki pengertian sebagaimana dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (19) adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
tertentu.
Menurut Hamalik (2008:10), kurikulum yaitu program pendidikan yang
disediakan oleh lembaga pendidikan (sekolah) bagi peserta didik. Berdasarkan
program pendidikan tersebut peserta didik melakukan berbagai kegiatan belajar,
sehingga mendorong perkembangan dan pertumbuhannya sesuai dengan tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan. Melalui program kurikuler tersebut, sekolah
atau lembaga pendidikan menyediakan lingkungan pendidikan bagi peserta didik
untuk berkembang itu sebabnya, kurikulum disusun sedemikian rupa yang
memungkinkan peserta didik melakukan beraneka ragam kegiatan belajar.
Kurikulum yaitu merupakan kumpulan mata-mata pelajaran yang harus
disampaikan guru atau dipelajari oleh peserta didik (Sukmadinata, 2009).
13
Menurut Bobbit dalam Kurinasih & Sani (2014) menyatakan bahwa
kurikulum adalah pengajaran sikap dan pengalaman yang dialami anak-anak
sampai menjadi dewasa, agar kelak sukses dalam kehidupan bermasyarakat.
Menurut Taba dalam Kurinasih & Sani (2014), kurikulum adalah rencana
pembelajaran, sedangkan menurut Krug dalam Kurinasih & Sani (2014),
kurikulum terdiri dari cara yang digunakan untuk mencapai atau melaksanakan
tujuan yang diberikan sekolah. Dari berbagai definisi kurikulum yang diuraikan di
atas maka dapat disimpulkan bahwa definisi kurikulum adalah rencana tertulis
tentang kemampuan yang harus dimiliki berdasarkan standar nasional, materi
yang perlu dipelajari dan pengalaman belajar yang direncanakan dan dirancang
secara sistematik atas dasar norma yang berlaku yang dijadikan pedoman dalam
proses pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan peserta didik harus dijalani
untuk mencapai kemampuan tersebut, dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk
menentukan tingkat pencapaian kemampuan peserta didik.
2.3 Fungsi Kurikulum
Secara sempit kurikulum berisi sejumlah bahan, pengetahuan,
ketrampilan dan nilai-nilai yang akan diajarkan kepada peserta didik. Kurikulum
juga merupakan kegiatan, proses dan prosedur yang harus dilakukan baik oleh
guru maupun peserta didik sehingga apa yang telah direncanakan terwujud. Pada
dasarnya kurikulum mempunyai beberapa fungsi :
14
a) Memberi arah kepada kegiatan belajar-mengajar. Dalam hal ini tujuan
yang tercantum dalam kurikulum menjadi pedoman atau patokan
kemana, dan untuk apa pendidikan dilaksanakan.
b) Kurikulum menyediakan sejumlah bahan pengajaran yang mencerminkan
kualitas pendidikan untuk perkembangan kepribadian peserta didik.
c) Kurikulum memberikan garis-garis besar strategi belajar mengajar,
merupakan dokumen resmi yang tertulis.
d) Kurikulum merupakan blue print atau kerangka dasar pelaksanaan
pendidikan. Dalam hal ini seorang desainer kurikulum merupakan
teknologis bahkan lebih dari itu karena menyangkut sistem nilai.
Desainer harus mengembangkan prioritas untuk menjadi pedoman dalam
memilih tugas yang harus dilaksanakan. Keputusan-keputusannya
bersangkutan dengan nilai-nilai dalam masyarakat dan peserta didik.
e) Kurikulum mengandung sejumlah keinginan baik dari masyarakat, dari
pemerintah maupun dari ahli atau pembina kurikulum.
f) Kurikulum merupakan sistem yang terdiri dari berbagai unsur, komponen
yang saling berkaitan meliputi tujuan, bahan, kegiatan dan produk.
Pengembangan kurikulum dengan pendekatan sistem berusaha
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pendidikan.
2.4 Kurikulum 2013 Edisi Revisi
Pengembangan kurikulum mengacu pada Tujuan Pendidikan Nasional
dalam UU Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3 yaitu ke
15
arah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Dalam tujuan tersebut terkandung empat aspek yaitu aspek
spiritual, sosial, pengetahuan dan aspek keterampilan. Selanjutnya pada tiap
jenjang pendidikan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan. Standar
Kompetensi Lulusan selanjutnya akan dijabarkan menjadi Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar. Pencapaian Standar Kompetensi Lulusan tersebut juga
didasarkan pada Standar Proses, Standar Penilaian dan standar lainnya dalam
Standar Nasional Pendidikan.
2.4.1 Pengertian Kurikulum 2013 Edisi Revisi
Kurikulum 2013 edisi revisi merupakan penyempurnaan dari Kurikulum
2013. Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar nasional
sebagai kualitas minimal warga negara yang dirinci menjadi standar isi, standar
proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan
standar penilaian pendidikan.
Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaran yang dilakukan guru
(taught curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan
pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2) dengan latar belakang,
karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung
individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar
seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.
16
2.4.2 Perbedaan Kurikulum 2013 dengan Kurikulum 2013 Edisi Revisi
Kurikulum 2013 edisi revisi merupakan penerapan dari kurikulum 2013
yang disempurnakan. Kurikulum 2013 Edisi Revisi diresmikan pada tanggal 6
Juni 2016, dan kurikulum 2013 edisi revisi ini sudah dilaksanakan pada tahun
pelajaran 2016/2017. Perubahan kurikulum menghadirkan beberapa perbedaan
dengan yang lama, berikut ini adalah perubahan kurikulum 2013 dan kurikulum
2013 edisi revisi :
a. Penataan kompetensi, sikap spiritual dan sikap sosial pada semua mata
pelajaran.
b. Koherensi, kompetensi inti, kompetensi dasar dan penyelarasan dokumen.
c. Pemberian ruang kreatif kepada guru dalam mengimplementasikan
kurikulum.
d. Penataan kompetensi yang tidak dibatasi oleh pemenggalan taksonomi proses
berpikir.
2.4.3 Komponen Kurikulum 2013 Edisi Revisi
Kurikulum merupakan suatu sistem yang terdiri dari unsur-unsur yang
disebut sebagai komponen kurikulum. Komponen tersebut merupakan satu
kesatuan yang saling berhubungan dan saling mendukung dalam mewujudkan
tujuan pendidikan.
a) Standar Kompetensi Lulusan
Standar kompetensi lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai acuan utama pengembangan
17
standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan
tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan
standar pembiayaan.
Standar kompetensi lulusan untuk SMA memiliki sikap, pengetahuan,
dan keterampilan seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Standar Kompetensi Lulusan SMA
Dimensi Kualifikasi Kemampuan
Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap : beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkarakter, jujur,
peduli, bertanggungjawab, pembelajar sejati, sepanjang hayat,
dan sehat jasmani rohani. Sesuai dengan perkembangan
peserta didik di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional,
dan internasional
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural,
dan metakognitif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan
kompleks berkenaan dengan : ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora. Mampu mengaitkan
pengetahuan di atas dalam konteks diri sendiri, keluarga,
sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa,
negara, serta kawasan regional dan internasional.
Keterampilan Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak : kreatif,
produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif.
18
Dimensi Kualifikasi Kemampuan
Melalui pendekatan ilmiah sebagai pengembangan dari yang
dipelajari di satuan pendidikan dan sumber lain secara
mandiri.
b) Standar Isi
Standar isi terdiri dari tingkat kompetensi dan kompetensi inti sesuai
dengan jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi disesuaikan dengan
substansi tujuan pendidikan nasional dalam domain sikap spiritual dan sikap
sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Oleh karena itu, standar isi dikembangkan
untuk menentukan kriteria ruang lingkup dan tingkat kompetensi yang sesuai
dengan kompetensi lulusan yang dirumuskan pada Standar Kompetensi
Lulusan, yakni sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Karakteristik, kesesuaian,
kecukupan, keluasan, dan kedalaman materi ditentukan sesuai dengan
karakteristik kompetensi beserta proses pemerolehan kompetensi tersebut. Ketiga
kompetensi tersebut memiliki proses pemerolehan yang berbeda. Sikap dibentuk
melalui aktivitas seperti : menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan
mengamalkan. Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas seperti : mengetahui,
memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.
Keterampilan diperoleh melalui aktivitas seperti : mengamati, menanya, mencoba,
menalar, menyaji, dan mencipta. Karakteristik kompetensi beserta perbedaan
proses pemerolehannya mempengaruhi standar isi.
19
c) Standar Proses
Standar proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada
satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Proses
pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.
Sesuai dengan standar kompetensi lulusan dan standar isi maka prinsip
pembelajaran yang digunakan adalah :
1) dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu.
2) dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis
aneka sumber belajar.
3) dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan
pendekatan ilmiah.
4) dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis
kompetensi.
5) dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu.
6) dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju
pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi.
7) dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif.
20
8) peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills)
dan keterampilan mental (softskills).
9) pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan
peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat.
10) pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan,
membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik
dalam proses pembelajaran.
11) pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah,dan di masyarakat.
12) pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru,
siapa saja adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas.
13) pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pembelajaran.
14) pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta
didik.
Terkait dengan prinsip di atas, dikembangkan standar proses yang
mencakup perencanaan proses pembelajaran, dan pengawasan proses
pembelajaran.
Sesuai dengan standar kompetensi lulusan, sasaran pembelajaran
mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan.
Untuk memperkuat pendekatan ilmiah (scientific), tematik terpadu
(tematik antar mata pelajaran), dan tematik (dalam suatu mata pelajaran) perlu
diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry
21
learning). Untuk mendorong kemampuan peserta didik untuk menghasilkan karya
kontekstual, baik individual maupun kelompok maka sangat disarankan
menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis
pemecahan masalah (project based learning).
Karakteristik proses pembelajaran di
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/Paket C kejuruan secara keseluruhan berbasis
mata pelajaran, meskipun pendekatan tematik masih dipertahankan.
Secara umum pendekatan belajar yang dipilih berbasis pada teori tentang
taksonomi tujuan pendidikan yang dalam lima dasawarsa terakhir yang secara
umum sudah dikenal luas. Berdasarkan teori taksonomi tersebut capaian
pembelajaran dapat dikelompokkan dalam tiga ranah yakni: ranah kognitif,
afektif, dan psikomotor. Penerapan teori taksonomi dalam tujuan pendidikan di
berbagai negara dilakukan secara adaptif sesuai dengan kebutuhannya masing-
masing. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional telah mengadopsi taksonomi dalam bentuk rumusan sikap, pengetahuan,
dan keterampilan.
Proses pembelajaran sepenuhnya diarahkan pada pengembangan ketiga
ranah tersebut secara utuh/holistik, artinya pengembangan ranah yang satu tidak
bisa dipisahkan dengan ranah lainnya. Dengan demikian proses pembelajaran
secara utuh melahirkan kualitas pribadi yang mencerminkan keutuhan penguasaan
sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
22
d) Standar Penilaian
Standar penilaian pendidikan adalah kriteria mengenai lingkup, tujuan,
manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar
peserta didik yang digunakan sebagai dasar dalam penilaian hasil belajar peserta
didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
Penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan
pendidikan menengah meliputi aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Penilaian aspek sikap dilakukan melalui tahapan :
1. mengamati perilaku peserta didik selama pembelajaran.
2. mencatat perilaku peserta didik dengan menggunakan lembar
observasi/pengamatan.
3. menindaklanjuti hasil pengamatan.
4. mendeskripsikan perilaku peserta didik.
Penilaian aspek pengetahuan dan keterampilan dilakukan melalui tahapan :
1. menyusun perencanan penilaian.
2. mengembangkan instrumen penilaian.
3. melaksanakan penilaian.
4. memanfaatkan hasil penilaian.
5. melaporkan hasil penilaian dalam bentuk angka dengan skala 0-100 dan
deskripsi.
23
2.5 Kerangka Berpikir
Kurikulum 2013 edisi revisi mulai diberlakukan pada tahun ajaran
2016/2017 pada beberapa sekolah yang ditunjuk oleh dinas pendidikan.
Kerangka berpikir pada penelitian ini menitikberatkan pada peran guru
sebagai kunci utama penerapan kurikulum 2013 edisi revisi. Menurut Hamalik
(2008) sebagai tenaga pengajar, setiap guru/pengajar harus memiliki kemampuan
profesional dalam bidang proses belajar mengajar atau pembelajaran, dan sebagai
fasilitator, yang menyediakan kemudahan-kemudahan bagi peserta didik untuk
melakukan kegiatan belajar. Dalam penelitian Rusman (2013), strategi
implementasi kurikulum yaitu pelaksanaan kurikulum di seluruh sekolah dan
jenjang pendidikan, pelatihan pendidik dan tenaga kependidikan, pengembangan
buku peserta didik dan buku pegangan guru, pengembangan manajemen,
kepemimpinan, sistem administrasi, dan pengembangan budaya sekolah, dan
pendampingan dalam bentuk monitoring dan evaluasi untuk menemukan kesulitan
dan masalah implementasi dan upaya penanggulangan.
Dari hasil penelitian Kustijono (2014), untuk pelaksanaan kurikulum
2013 para guru berpandangan belum sepenuhnya memahami prinsip
pembelajaran terutama yang terkait dengan: perbedaan pendekatan tekstual
dengan pendekatan ilmiah, perbedaan pembelajaran parsial dengan pembelajaran
terpadu, perbedaan pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal dengan
pembelajaran yang membutuhkan jawaban multi dimensi, perbedaan
pembelajaran verbalisme dengan pembelajaran yang aplikatif, dan pembelajaran
yang berprinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah peserta didik, dan
24
di mana saja adalah kelas. Para guru berpandangan belum sepenuhnya memahami
prinsip penilaian diantaranya: cara menilai kompetensi sikap, cara menilai
keterampilan, dan menyusun instrumen penilaian yang sesuai kaidah. Para guru
berpandangan penyusunan RPP masih terkendala terutama pada berbagai sumber
belajar (buku teks, internet, lingkungan alam dan sosial), media pembelajaran
yang bervariasi, media yang sesuai dengan materi pembelajaran, pendekatan
pembelajaran saintifik. Penilaian autentik, penilaian yang sesuai dengan indikator
pencapaian kompetensi, dan pedoman penskoran. Para guru berpandangan masih
belum dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan standar
proses meliputi: belum terbiasa menyampaikan kompetensi yang akan dicapai
kepada peserta didik, belum melaksanakan pembelajaran kontekstual dan
saintifik, belum memfasilitasi peserta didik mengolah/menganalisis informasi
untuk membuat kesimpulan, belum menggunakan media pembelajaran yang
bervariasi, dan media yang digunakan belum menghasilkan pesan yang menarik.
Para guru berpandangan masih belum dapat melaksanakan penilaian sesuai
standar penilaian terutama terhadap: bagaimana cara mengembangkan instrumen
penilaian yang sesuai dengan kaidah, dan bagaimana cara mengembangkan rubrik
penilaian dari instrumen yang dikembangkan tersebut. Tantangan terbesar dari
pelaksanaan kurikulum 2013 adalah bagaimana para guru dapat menyikapi dan
mengupayakan pelaksanaan secara tepat kurikulum tersebut.
53
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa :
1. Pengetahuan guru fisika SMA terhadap kurikulum 2013 edisi revisi di
kabupaten Wonogiri mendapatkan kriteria penilaian sedang. Kriteria
penilaian sedang pada indikator kerangka dasar kurikulum 2013 edisi
revisi, kerangka dasar kurkulum 2013 edisi revisi, struktur kurikulm 2013
edisi revisi, prinsip kurikulum 2013 edisi revisi, tujuan kurikulum 2013
edisi revisi, dan strategi pengembangan kurikulum 2013 edisi revisi.
2. Pengimplementasian kurikulum 2013 edisi revisi oleh guru fisika di
kabupaten Wonogiri sudah sesuai, pelaksanaan pendidikan karakter,
penggunaan literasi, penerapan 4C dalam kegiatan pembelajaran, dan
evaluasi HOTS sudah cukup baik.
3. Hambatan yang dihadapi oleh guru fisika SMA di kabupaten Wonogiri
dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 edisi revisi adalah
pengembangan silabus, penyesuaian dengan karakteristik peserta didik
yang berbeda-beda, kurang pahamnya guru dengan proses penilaiannya,
dan kurangnya manajemen waktu dalam kegiatan belajar mengajar.
54
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan terkait dengan penelitian ini adalah :
1. Perlu adanya sosialisasi, pelaksanaan seminar atau pelatihan-pelatihan
untuk seluruh guru mata pelajaran fisika agar pelaksanaan kurikulum
2013 edisi revisi dapat terlaksana sesuai harapan.
2. Sekolah harus mendukung implementasi kurikulum dengan menyediakan
dan melengkapi sarana prasarana yang dibutuhkan.
55
DAFTAR PUSTAKA Bobbit, JF. 1918. The Curriculum. America: Houghton Mifflin Company.
Dakir. 2004. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Yogyakarta: Rineka
Cipta.
Hadi, S. 1990. Metodologi Research. Yogyakarta : Andi offset.
Hamalik, O. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamalik, O. 2010. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Hamalik, O. 2013. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Kemdikbud. 2012b. Dokumen Kurikulum 2013. Jakarta: Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan.
Krug, EA. 1957. Curriculum Planning. New York: Harper and Brothers.
Kurinasih, I, & Sani, B. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 Konsep dan
Penerapan. Surabaya: Kata Pena.
Kustjono, R & Wiwin, HM. 2014. Pandangan Guru Terhadap Pelaksanaan
Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran Fisika SMK di Kota Surabaya. Jurnal
Pendidkan Fisika dan Aplikasinya (JPFA), 4(1): 6-10.
Mulyasa. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung :Remaja Rosda Karya.
Mulyasa. 2014.Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Moleong LJ. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Qomariyah. 2014. Kesiapan Guru Dalam Menghadapi Implementasi Kurikulum
2013. Jurnal Pendidikan Ekonomi IKIP Veteran Semarang. 2(1): 24-34.
Rahmat PS. 2009. Penelitian kualitatif.EQUILIBRIUM 5 (9):1-8.
Riduwan. 2004. Belajar mudah penelitian guru-karyawan dan peneliti pemula.
Bandung: Alfabeta.
Rosyid, DM. 2012. Kurikulum 2013 : Merencanakan Kegagalan Pendidikan
(Lagi). Surabaya: AirlanggaUniversity Press.
Rusman. 2013. Kurikulum 2013 (Suatu Analisis Pengembangan Kurikulum).
Jurnal Edutech. Volume 1 Hal : 16 -17.
56
Sariono. “Kurikulum 2013 : Kurikulum Generasi Emas”. E-Jurnal Dinas
Pendidikan Kota Surabaya. Volume 3 Hal : 6-7.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Suharsimi, A. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sukmadinata, & Syaodih, N. 2009. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Taba, H. 1962. Curriculum development: theory and practice. New York:
Harcourt, Brace & World.
Usman, N. 2004. Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.