paper edisi revisi
TRANSCRIPT
No.daftar......
STUDI TAFSIR QURAN SURAT AL-BAYYINAH AYAT 1-4
PAPER
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Untuk Kelulusan
Mu’allimin di Pesantren Persatuan Islam 99 Rancabango - Garut
Disusun Oleh :
Dini Novia LestariNIS.09101008
PESANTREN PERSATUAN ISLAM 99 RANCABANGO
TAROGONG KALER-GARUT 44151
2011-2012 M/1432-1433 H
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Sebuah kerikil hanya akan membuat
sebuah bayangan kerikil. Kita tidak akan
bisa membangun bayangan seukuran gunung,
bila kita tidak membangun sebuah gunung. Kita,
anda dan saya tidak akan membangun reputasi
yang baik tanpa lebih dahulu membangun sebuah pribadi
yang berkualitas.
Kupersembahkan karya ku ini teruntuk,
Ayahanda dan Ibunda tercinta,
keluarga besar dan sahabat-sahabat yang kusayangi.
Dengan doa dan dukungan kalian aku
bisa berdiri tegak menghadapi hidup ini.
Dan teruntuk seseorang yang telah banyak
mewarnai hidupku, teruslah menjadi inspirasi
dan motivasi untukku.
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
STUDI TAFSIR Q.S AL-BAYYINAH 1-4
Dini Novia LestariNIS : 09101008
PAPER INI TELAH DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :
Pembimbing I
Ust. Alamsyah
NIAT :
Pembimbing II
Ust. Urip Hidayat
NIAT
Mengetahui :
Mudir A’m
K.H. Aceng Zakaria
NIAT : 8021
Mudir Muallimin
Ust. Luthfi Lukman H. Lc
NIAT :
ii
LEMBAR PENGESAHAN PERSIDANGAN
STUDI TAFSIR QURAN SURAT AL-BAYYINAH AYAT 1-4
PAPER INI TELAH DIUJIKAN PADA SIDANG
MUNAQASAH
PADA HARI/TANGGAL: 27 MEI 2010 M 06 RAJAB 1433 H
Penguji I Penguji II
Ust. Ust. NIAT : NIAT :
Mengetahui :
Ketua Biro Paper Sekertaris Biro Paper
Ust. Amal Suargana,S.pd Ust. NIAT : NIAT :
iii
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa paper yang berjudul “STUDI TAFSIR QUR’AN
SURAT AL-BAYYINAH AYAT 1-4” ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak
ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya
tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai
dengan etika keilmuan yang berlaku dalam kalanmgan masyarakat keilmuan. Atas
pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sangsi yang di jatuhkan kepada
saya apabila kemudian di pertemukan adanya pelanggaran terhadap etika
keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian
karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Garut, 22 Mei 2012
Dini Novia Lestari
v
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Alloh SWT, tuhan yang mengurus mahluk-Nya
yang ada di langit dan di bumi. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Alloh dan
aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Alloh. Sudah seharusnya
penulis berucap syukur kepada Alloh SWT karena atas karunia dan kasih sayang-
Nya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.
Salawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW . Tak lupa
kepada keluarganya, sahabatnya, thabi’in dan thabi’atnya serta sampai kepada kita
selaku umat yang selalu mengikuti ajarannya.
Dalam penulisan karya ilmiah ini mungkin masih banyak kekurangan.
Namun ini yang mampu penulis hasilkan. Dalam penulisan ini dirasa berat namun
dengan dorongan yang kuat, semangat dan kerja keras serta izin Alloh SWT pada
akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.
Tak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada orang-orang yang telah
banyak memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis, mereka adalah :
1. Ayahanda dan ibunda tercinta yang telah banyak berkorban dan tak
lelah membimbing putrinya dalam segala urusan . “eni sayang kalian.
Semoga kalian semakin sayang dan disayang Alloh SWT”
2. Al-Ustadz K.H Aceng Zakaria selaku Mudir ‘Am Pesantren Persatuan
Islam 99 Rancabango yang telah memberikan ilmu yang sangat
bermanfaat.
vi
3. Al-Ustadz Lutfi Lukman Hakim,Lc selaku Mudir Muallimin Pesantren
Persatuan Islam 99 Rancabango.
4. Al-Ustadz Alamsyah dan Al-Ustadz Urip Hidayat selaku pembimbing
yang telah membimbing penulis dan teman-teman sehingga menambah
pengetahuan kami.
5. Al-Ustadz Amal Suwargana, S.pd selaku biro paper yang telah
membimbing penulis dan teman-teman.
6. Al-Ustadz Jajang Yusuf selaku wali kelas 3a IPA. Semoga apa yang
beliau berikan kepada kami menjadi amalan shaleh, amin .
7. Bu Lepi dan Bu Eneng selaku guru IPA yang telah sabar membimbing
dan mengajarkan banyak hal kepada kami “terima kasih bu, semoga
Alloh membalas kebaikan kalian, amin”
8. Seluruh asatidz yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Ilmu
yang kalian berikan sangat bermanfaat bagi penulis.
9. Hikaru 19, Banyak pelajaran yang bisa saya ambil dari kalian.
10. Adikku tersayang, Falah yang selalu menjadi penghibur bagi
penulis.”Eni sayang Falah”
11. Sahabatku Abah Askur yang telah membantu dalam proses penulisan
dan membagi ilmunya kepada penulis.
12. Adik-adikku Silva, Amel Amalia, Jovinny dengan canda tawa kalian
menjadi kebahagiaan bagiku.
13. Teteh Olive yang tak bosan-bosannya mendengarkan keluh kesah ku
serta selalu memberikan semangat . “Hatur nuhun teteh”
vii
14. Teruntuk dia yang selalu menjadi inspirasi, memberi motivasi dan
semangat kepada penulis. “my world is full with u”
Tiada kata yang terucap melainkan maaf yang sebesar-besarnya atas segala
kekhilafan. Pada akhirnya penulis berserah diri kepada Alloh yang Maha Adil.
Rabbana laa tuzigh qulubana ba’da idz hadaitana wa hablana min
ladunka rahmah innaka antal wahhab.
Garut, 21 Mei 2012
Dini Novia Lestari
viii
DAFTAR ISI
MOTTO DAN PERSEMBAHAN............................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN...............................................ii
LEMBAR PENGESAHAN PERSIDANGAN.......................................................iii
PERNYATAAN.....................................................................................................iv
KATA PENGANTAR.............................................................................................v
DAFTAR ISI........................................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah............................................................................1
B. Perumusan Masalah...................................................................................4
C. Tujuan Penulis...........................................................................................4
D. Manfaat Penulisan.....................................................................................5
E. Metode dan Teknik Penulisan...................................................................5
F. Sistematika Penulisan...................................................................................6
BAB II STUDI ATAS QURAN SURAT AL-BAYYINAH...................................7
A. Karakteristik Surat.....................................................................................7
A.1 Asal Usul Penamaan Surat........................................................................7
A.2 Jumlah Ayat, Kata dan Huruf....................................................................8
ix
A.3 Kandungan Surat.......................................................................................8
A.4 Munasabah antara Surat sebelum dan sesudahnya....................................9
A.5 Keutamaan Surat.....................................................................................11
B. Pendapat Para Ahli Tafsir Tentang Surat................................................20
B.1 Pendapat Imam Ibnu Katsir Al-Damsyiqi...............................................20
B.2 Pendapat Imam Musthafa Al-Maraghiy..................................................20
B.3 Pendapat Imam Wahbah Zuhailiy...........................................................22
B.4 Pendapat Imam Ath-Thabariy.................................................................23
BAB III STUDI TAFSIR QURAN SURAT AL-BAYYINAH AYAT 1-4..........23
A. Tafsir surat Al-Bayyinah Ayat 1.............................................................23
A.1 Tafsir Perkata (Al-Mufradat)...................................................................23
A.2 Tafsir Lughawi (Al-I’rabat)....................................................................24
A.3 Tafsir Ijmali.............................................................................................25
A.4 Istifadah Ayat..........................................................................................32
BAB IV PENUTUP...............................................................................................33
A. Kesimpulan..............................................................................................33
B. Rekomendasi...........................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................36
x
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Nabi Muhammad merupakan nabi terakhir setelah Nabi Isa yang
membawa kitab injil. Sedangkan Nabi Muhammad datang dengan membawa Al-
Quran. “Al-Quran diturunkan Allah SWT untuk menjadi bukti kerosulan
Muhammad SAW terutama bagi orang yang menentang, mencela dan tidak
percaya terhadap dakwah dan ajaran yang dibawa olehnya.” (Taufik Nandang F,
2010:1)
Di kalangan ahli kitab (Yahudi dan Nasrani) maupun orang musyrik ada
yang menerima dan ada juga yang menolak ajaran yang dibawa oleh Nabi
Muhammad. Dari Kaum Yahudi, mereka mengingkari Nabi Isa, namun di dalam
kitab mereka terdapat keterangan yang menyatakan bahwa akan datangnya
seorang nabi. Sedangkan kaum Nasrani, mereka mengimani adanya Nabi Adam
sampai Nabi Isa. Hingga pada kitab yang sudah dirubah sekarang masih terdapat
ayat yang mengkhabarkan adanya nabi terakhir. Sehingga mereka mempercayai
adanya Alloh walaupun dalam hal ini terdapat kesalahan, yaitu terdapat bid’ah
dan kemusyrikan. Seperti menyembah anak sapi. Selain itu, mereka juga cinta
dunia sehingga mereka enggan mati. Padahal merekalah yang beranggapan bahwa
mereka yang akan masuk surga. Seharusnya mereka tidak usah takut mati kalau
mereka beranggapan seperti itu. Allah SWT telah berfirman dalam QS. Al-
Baqoroh:94-96:
ن� ( ق�ي ق� ـ� ن م ت� ت�ن ق��ن ن� م� ن� م� ٱ ا� ت� �ن ن ن� ن� ن� ق� �نا ن ٱ� قن ت�و م�� !" ة ن$ ق� ن%ا ق& '� ن ٱ� ن� ق)ن ت( ن* ق% ن,+ م- ٱ ت. ن��� ٱ� ت ت/ ن� م0 ن1 ن2ا ق��ن م3 ن�ا (٩٤ت� ق4 ن�� د ن4 ن,� ت6 م� �ن ن ن� ن� ن7 ن�� نو
ن� ( ق�ي ق' ـ� ن�8 ق4ٱ� ت د ق'ي ن) ت& '� ن نوٱ� : م ق> ق�7 م7 ن,� م0 ن� ن�� =! (٩٥ن� ة نن ن< ن? م� ن,� ت* ن�� ن@ ت7 م� ن� م Aت ت� Bن ن,� �ت� ن� ن7 : ا� ت�2 ن* Dم ن,� ن� 7Eق �� ن ٱ ن� ق� نو )= ة ـ� ني Bن Fـ ن' ن) ق� �نا ن ٱ� Gن ن* Bم ن,� م ت> 1� ن ن� Hق ن� ن� نو
نن ( ت'� ن� م@ ن7 ن�ا ق4 ت* د ق$ي ن4 ت& '� ن نوٱ� : ن* ن�� ن@ ت7 ن,�ن Iق �Eن ن@ م� ٱ ن� ق� ق&ۦ Bق Kق Bم Kن ت� ق4 ن� Aت ن�ا (٩٦نو
“Katakanlah, “Jika negri akhirat di sisi Allah, khusus untukmu saja bukan untuk orang lain, maka mintalah kematian jika kamu orang yang benar.” Tetapi mereka tidak menginginkan kematian itu sama sekali karena dosa-dosa yang telah dilakukan tangan-tangan mereka. Dan Alloh Maha Mengetahui orang-orang yang dzalim. Dan sungguh engkau (Muhammad) akan mendapati mereka (orang-orang Yahudi), manusia yang tamak akan kehidupan (dunia), bahkan lebih tamak dari orang-orang Musyrik. Masing-masing dari mereka ingin diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu tidak dapat menjauhkan mereka dari azab. Dan Alloh Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.” (Depag, 2006:15)
Sebelum Nabi Muhammad diutus, kaum Yahudi dan Nasrani pada saat itu
benar-benar berada pada puncak kesesatan karena mereka berani mengubah isi
kitab suci Injil dan Taurat dengan ajaran-ajaran yang menyesatkan. Begitu juga
kaum musyrik, mereka telah berani memasukan faham-faham sesat terhadap
ajaran-ajaran yang dibawa oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail.” (Aam Amirudin,
2003: 220)
Ahli kitab di bagi menjadi 2 golongan, yaitu Ahli kitab yang beriman dan
Ahli kitab yang ingkar. Ahli kitab yang beriman, mereka berkata seperti dalam
firman Allah dalam Al-Qosos: 53:
ن� ق�ي ق' Lا ت� ق& ق' Mا ن� ق�� �نا ن ت2 �1ا ن ق�� اا نن م4 ن�. ق�� Oت� Pن ا� ٱ ت& 1� ن ق�� ...
“...Sesungguhnya (Al-Quran) itu adalah suatu kebenaran dari tuhan kami, sungguh sebelumnya kami adalah orang-orang muslim” (Depag, 2006: 392)
2
Sedangkan mereka yang ingkar tetap dalam kesesatan mereka hingga
kematian mereka. Firman Alloh dalam QS. Al-mu’minun: 99-100 :
قن ت@� Qق ا. � Iم ن. Rن �ا ت� ا� ن� ا� � ت Aت ن� Bن ن,� Sن Qا ق��ذ� F�� ن B۹۹(ن( Vخ Xن ا* ن4 ا Yق Zق نو.� ا� ق� نو ت'Yا Zق �ا ن� Aت خ! ن� ق' ن2 �Y1ا ن ق�� [� ن ن2ل ت0 ا2 ن* ن[ �ي�ا "ا Pق� ا ت3 ن� ا) ن,� م'ي ن@ ن�
نن ت_� ن@ Mا ت7 ق ا� ن7 F۱۰۰ (ق���(
“(Demikian keadaan orang-orang kafir itu) hingga apabila datang kepada seseorang dari mereka, dia berkata, “ Ya tuhanku, kembalikan aku (ke dunia). Agar aku dapat berbuat kebajikanyang telah aku tinggalkan. “Sekali-kali tidak! Sesungguhnya itu adalah dalih yang diucapkan saja. Dan di hadapan mereka ada barzakh sampai pada hari di bangkitkan.” (Depag, 2006:348)
Penyesalan mereka itu hanya sebatas ucapan saja setelah datang kepada
mereka, mereka tidak mengetahui bahwa hidup di dunia itu hanya sebentar. Akan
ada kehidupan yang kekal setelah itu. Allah menciptakan mahluk bukan tanpa
maksud. Kemudian Alloh akan mengembalikan mahluk kepada-Nya. Maka orang-
orang kafir itu sangat rugi karena mereka menyekutukan Allah.
Sebenarnya ahli kitab itu mengakui kebenaran Al-Quran, tetapi mereka
mengingkari. Hal itu dikarenakan mereka mengikuti hawa nafsu mereka. Mereka
ingin menyesatkan kaum muslimin, padahal merekalah yang telah sesat. Mereka
juga mengharapkan kehadiran Nabi Muhammad sebelum datangnya Al-Quran.
Sifat-sifat Nabi Muhammad juga disebutkan dalam kitab-kitab mereka.
Sebagaimana dalam firman-Nya dalam QS. Al-Baqarah: 89:
ق& ق4 ا� ت*و aن ن2 ا� ت�� ن* ن) ��ا ن Aت SاQن ن��ا ن' ن� ا� ت*و aن ن2 �7Eق �� ن � F'ن ن) نن �Pت ق� aا ن� Lا ن7 ت3 Mا ن� ق�� ا� ت�1 ن2ا نو ا Yت ن@ ن� ن�ا م� bخ م� ن$ ت� ق& '� �� ق� ق)ن ا� م� Iخ ن�ا ق2 ا Aت SاQن ن��ا ن� نو
ن� ق*7 ق� نcا ا� � F'ن ن) &'� ن �� ت! نن ا@ ن' ن�
“Dan setelah datang kepada mereka Al-Quran dari Allah yang membenarkan yang ada pada mereka, padahal sebelumya mereka biasa memohon
3
(kedatangan nabi) untuk mendapat kemenangan atas orang-orang kafir, maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketehui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka laknat Allah-lah atas orang-orang yang inkar itu. (Depag, 2006:14)
Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis akan membahas paper
berjudul “STUDI TAFSIR Q.S AL-BAYYINAH: 1-4” supaya menjadi tambahan
pengetahuan mengenai Orang Kafir dan Musyrik, khususnya di zaman sekarang.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis akan merumuskan beberapa hal
yang perlu dijelaskan. Adapun permasalahan yang akan dibahas dirumuskan
sebagai berikut:
1. Faktor apa sajakah yang menyebabkan Ahli Kitab dan Orang Musyrik
tidak mau meninggalkan agama mereka?
2. Bagaimana sikap Nabi Muhammad dalam menghadapi Ahli Kitab dan
Orang Musyrik?
3. Bagaimana keadaan Ahli Kitab dan Orang Musyrik sebelum dan sesudah
didatangkan bukti nyata kepada mereka?
C. Tujuan Penulis
Adapun tujuan untuk membahas masalah ini antara lain:
1. Untuk mengetahui faktor Ahli Kitab dan Orang Musyrik tidak mau
meninggalkan agama mereka.
2. Untuk mengetahi sikap Nabi Muhammad terhadap Ahli Kitab dan Orang
Musyrik.
4
Untuk mengetahui keadaan Ahli Kitab dan Orang Musyrik sebelum dan
sesudah didatangkan bukti nyata kepada mereka
D. Manfaat Penulisan
Adapun dalam penulisan karya tulis ini diharapka dapat memberi manfaat
kepada :
1. Penulis :
penulisan karya ilmiah ini diharapkan menjadi pengalaman baru bagi
penulis dan dapat menambah wawasan bagi penulis dan memacu untuk
memperdalam isi kandungan Al-Quran.
2. Pembaca:
Penulisan karya ilmiah ini diharapkan menjadi bacaan yang bermanfaat
bagi seluruh pembaca.
E. Metode dan Teknik Penulisan
Untuk memperoleh informasi yang akan dibahas, metode yang dilakukan
adalah metode Historis , yaitu “Metode yang merekonstruksi kejadian-kejadian
pada masa lalu, secara sistematis dan objektif dengan cara mengumpulkan data-
data sehingga dapat ditetapkan fakta-fakta yang pada akhirnya dapat
diinterprestasikan atau ditafsirkan” (Usep, 2011:19)
Teknik penulisan yang dipakai adalah teknik studi kepustakaan, yaitu
“Pengumpulan keterangan-keterangan dan berbagai literatur sebagai bahan
perbandingan atau acuan yang relevan dengan peristiwa yang dikaji” (Usep,
2011:20)
5
F. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan gambaran dari apa yang penulis buat, maka penulis
membuat sistematika sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN, meliputi: Latar Belakang Masalah, Rumuan
Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Metode Penelitian, Sistematika
Penulisan.
BAB II STUDI ATAS QURAN SURAT AL-BAYYINAH AYAT 1-4,
meliputi: Karakteristik Surat, Asal Usul Penamaan Surat, Jumlah Ayat, Kata, dan
Huruf, Kandunghan Surat.
BAB III STUDI TAFSIR QURAN SURAT AL-BAYYINAH AYAT 1-4
meliputi: Munasabah Antara Surat Sebelum dan Sesudahnya; Pendapat Para Ahli
Tafsir Tentang Surat: Pendapat Imam Ibnu Katsir Al-Damsyiqiy, Pendapat Imam
Musthafa Al-maraghy, Pendapat Imam Wahbah Zuhaily; Tafsir Surat Al-
Bayyinah Ayat: 1, Tafsir Surat Al-Bayyinah:2, Tafsir Surat Al-Bayyinah: 3,
Tafsir Surat Al-Bayyinah: 4.
BAB IV PENUTUP, meliputi: Kesimpulan, Saran-saran, dan Rekomendasi.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
6
BAB II
STUDI ATAS QURAN SURAT AL-BAYYINAH
A. Karakteristik Surat
A.1 Asal Usul Penamaan Surat
1. Penamaan secara Tauqidiyyah
Dalam Nadzoh Jadidah (2007:363-364) Penamaan tauqidiyyah ada 2,
yaitu:
a. Surat Al-Bayyinah
Menurut kitab Nadzroh Jadidah (2007:363), penamaan surat Al-Bayyinah
ini sudah terkenal dan tertulis di dalam mushaf dan pada sebagian kitab tafsir.
Penamaannya dengan nama Al-Bayyinah karena terdapat lafadz Al-
Bayyinah pada permulaan ayat : ( ن� مcي aن ت�ن ن� ق2ي ق* dا ت� ا� نو� Iق ن�ا cق ا� � ق3 Aا ن,� ا� ق� ت*و� aن ن2 ن� 7Eق �� ن � ق� cت ن7 ا ت! ن� نن مي Mن ا� � ت Yت ني ق[ ا,ا ن[ F�� ن Bن )
maksudnya adalah hujjah, yaitu Al-Quran yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW.
b. Surat Lam Yakunilladziina Kafaruu atau Surat Lam Yakun
Dinamakan surat Lam Yakunilladziina Kafaru karena di awal kalimat
dibuka dengan kalimat tersebut dan tidak diawali dengan surat yang lainnya dari
surat Al-Quran.
7
2. Penamaan menurut Ijtihad Para Ulama
Dalam Nadzoh Jadidah (2007:365-367) penamaan surat menurut para
ulama ini terdiri dari:
a. Surat Al-Qoyyimah
b. Surat Al-Bariyyah
c. Surat Munfakkin
d. Surat Ahli Kitab
A.2 Jumlah Ayat, Kata dan Huruf
Dalam kitab Nadzrah Jadidah Fi Al-Tafsir Al-Maudhu’iy (2007:362)
jumlah ayat dalam surat Al-Bayyinah terdapat 2 pendapat yaitu 7 ayat menurut
ahli basory dan 8 ayat menurut pendapat lainnya. Sedangkan kalimatnya
berjumlah 74, dan hurufnya berjumlah 366.
A.3 Kandungan Surat
Isi dan tujuan surat ini menurut kitab Nadzoh jadidah (2007:362-363)
yaitu:
1. Surat Al-Bayyinah (surat lam yakun) termasuk surat madaniyah,yaitu
karena menangani perkara pengadilan. Ayat-ayat:
a. Posisi ahli kitab dari misi Nabi Muhammad SAW
b. Menempatkan ketulusan beribadah kepada Alloh SWT
c. Tempat kembali setiap yang bahagia dan celaka adalah di akhirat
8
2. Dimulai surat Al-Bayyinah ini dengan pembicaraan tentang “orang Yahudi
dan Nasrani” dan mereka berhenti dari ajakan (dakwah) Rosululloh SAW
setelah tampak jelas bagi mereka suatu kebenaran dan bersinar cahayanya.
Mereka menunggu dan menyambut diutusnya seorang nabi. Ketika
diutusnya seorang rosul terakhir, mereka berdusta, kafir dan menyimpang
dari kerosulan Muhammad.
3. Kemudian surat ini membicarakan unsur penting dari iman, yaitu
keikhlasan dalam beribadah hanya kepada Alloh yang diperintahkan untuk
semua pemeluk agama, tauhid yang dicatat dan dimaksud, pengarahan
dalam semua ucapan, perbuatan, dan amal.
4. Sebagaimana yang telah dibicarakan tentang tempat kembali orang-orang
yang berbuat kejahatan adalah sejelek-jeleknya tempat kembali untuk
orang kafir dari kalangan Ahli Kitab dan orang musyrik dan mereka kekal
di dalam neraka jahim dan mengenai tempat kembalinya orang mu’min
adalah sebaik-baiknya tempat kembali dan mereka kekal di dalam surga
naim bersama para nabi, para sahabat, syuhada, orang-orang yang shaleh.
Itulah balasan atas ketaatan mereka dan keikhlasan mereka terhadap Alloh
SAW.
A.4 Munasabah antara Surat sebelum dan sesudahnya
Dalam kitab Nadzoh Jadidah (2007:362) dikatakan bahwa dalam Surat Al-
Bayyinah dikatakan (lamyakunilladziina kafaruu...) seperti sebab diturunkannya
Al-Quran. Sebagaimana dikatakan : Sesungguhnya kami telah menurunkan
kepada mereka (Al-Quran) karena orang kafir dan musyrik enggan meninggalkan
9
agama mereka sampai datang kepada mereka seorang rosul yang membawa
lembaran yang suci. (Al-Quran). Dengan demikian surat ini terletak mengikuti
surat yang lebih dulu, yaitu Surat Al-Qodr.
Dalam Kitab Tafsir Al-Misbah (2010:511) dijelaskan bahwa surat yang
lalu (Al-Qodr) menjelaskan bahwa ada malam mulia yang dirahasiakan Alloh,
yaitu malam Lailatul Al-Qodr, dan bahwa dia berlangsung sampai terbitnya fajar.
Pada malam itulah Al-Quran turun. Selanjutnya terlihat dalam kenyataan bahwa
ada sementara orang yang enggan menerima petunjuk Al-Quran. Karena itu, awal
surat ini menjelaskan siapakah mereka dan apa motivasi mereka. Demikian lebih
kurang uraian Al-Biqa’i yang menghubungkan surat ini dengan surat sebelumnya.
Dapat juga dikatakan bahwa surat ini menjelaskan alasan mengapa Alloh SWT
menurunkan Al-Quran dan menghadirkan Rosul SAW dengan membawa bukti
yang sangat jelas.
Dalam kitab terjemahan Al-Maraghiy (1993:366) di katakan, di dalam
surah ini, firman Alloh yang berbunyi: Lam yakunilladzina kafaru . . . sampai ayat
yang berbunyi zalika liman khasyiya rabbah seperti diturunkanya Al-Qura.
Seolah-olah dikatakan, “ Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Quran karena
kaum kafir masih tetap teguh dengan kekefirannya, hingga rasul membawakan
kepada mereka suhuf (kitab suci) untuk dibacakan kepada mereka”.
10
A.5 Keutamaan Surat
Dalam kitab Nadzoh Jadidah (2007:362) dikatakan bahwa dalam Surat Al-
Bayyinah dikatakan (lamyakunilladziina kafaruu...) seperti sebab diturunkannya
Al-Quran. Sebagaimana dikatakan : Sesungguhnya kami telah menurunkan
kepada mereka (Al-Quran) karena orang kafir dan musyrik enggan meninggalkan
agama mereka sampai datang kepada mereka seorang rosul yang membawa
lembaran yang suci. (Al-Quran). Dengan demikian surat ini terletak mengikuti
surat yang lebih dulu, yaitu Surat Al-Qodr.
Dalam Kitab Tafsir Al-Misbah (2010:511) dijelaskan bahwa surat yang
lalu (Al-Qodr) menjelaskan bahwa ada malam mulia yang dirahasiakan Alloh,
yaitu malam Lailatul Al-Qodr, dan bahwa dia berlangsung sampai terbitnya fajar.
Pada malam itulah Al-Quran turun. Selanjutnya terlihat dalam kenyataan bahwa
ada sementara orang yang enggan menerima petunjuk Al-Quran. Karena itu, awal
surat ini menjelaskan siapakah mereka dan apa motivasi mereka. Demikian lebih
kurang uraian Al-Biqa’i yang menghubungkan surat ini dengan surat sebelumnya.
Dapat juga dikatakan bahwa surat ini menjelaskan alasan mengapa Alloh SWT
menurunkan Al-Quran dan menghadirkan Rosul SAW dengan membawa bukti
yang sangat jelas.
Dalam kitab terjemahan Al-Maraghiy (1993:366) di katakan, di dalam
surah ini, firman Alloh yang berbunyi: Lam yakunilladzina kafaru . . . sampai ayat
yang berbunyi zalika liman khasyiya rabbah seperti diturunkanya Al-Qura.
Seolah-olah dikatakan, “ Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Quran karena
11
kaum kafir masih tetap teguh dengan kekefirannya, hingga rasul membawakan
kepada mereka suhuf (kitab suci) untuk dibacakan kepada mereka”.
Dalam kitab Nadzoh Jadidah (2007:362) dikatakan bahwa dalam Surat Al-
Bayyinah dikatakan (lamyakunilladziina kafaruu...) seperti sebab diturunkannya
Al-Quran. Sebagaimana dikatakan : Sesungguhnya kami telah menurunkan
kepada mereka (Al-Quran) karena orang kafir dan musyrik enggan meninggalkan
agama mereka sampai datang kepada mereka seorang rosul yang membawa
lembaran yang suci. (Al-Quran). Dengan demikian surat ini terletak mengikuti
surat yang lebih dulu, yaitu Surat Al-Qodr.
Dalam Kitab Tafsir Al-Misbah (2010:511) dijelaskan bahwa surat yang
lalu (Al-Qodr) menjelaskan bahwa ada malam mulia yang dirahasiakan Alloh,
yaitu malam Lailatul Al-Qodr, dan bahwa dia berlangsung sampai terbitnya fajar.
Pada malam itulah Al-Quran turun. Selanjutnya terlihat dalam kenyataan bahwa
ada sementara orang yang enggan menerima petunjuk Al-Quran. Karena itu, awal
surat ini menjelaskan siapakah mereka dan apa motivasi mereka. Demikian lebih
kurang uraian Al-Biqa’i yang menghubungkan surat ini dengan surat sebelumnya.
Dapat juga dikatakan bahwa surat ini menjelaskan alasan mengapa Alloh SWT
menurunkan Al-Quran dan menghadirkan Rosul SAW dengan membawa bukti
yang sangat jelas.
Dalam kitab terjemahan Al-Maraghiy (1993:366) di katakan, di dalam
surah ini, firman Alloh yang berbunyi: Lam yakunilladzina kafaru . . . sampai ayat
yang berbunyi zalika liman khasyiya rabbah seperti diturunkanya Al-Qura.
12
Seolah-olah dikatakan, “ Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Quran karena
kaum kafir masih tetap teguh dengan kekefirannya, hingga rasul membawakan
kepada mereka suhuf (kitab suci) untuk dibacakan kepada mereka”.
Dalam kitab Nadzoh Jadidah (2007:362) dikatakan bahwa dalam Surat Al-
Bayyinah dikatakan (lamyakunilladziina kafaruu...) seperti sebab diturunkannya
Al-Quran. Sebagaimana dikatakan : Sesungguhnya kami telah menurunkan
kepada mereka (Al-Quran) karena orang kafir dan musyrik enggan meninggalkan
agama mereka sampai datang kepada mereka seorang rosul yang membawa
lembaran yang suci. (Al-Quran). Dengan demikian surat ini terletak mengikuti
surat yang lebih dulu, yaitu Surat Al-Qodr.
Dalam Kitab Tafsir Al-Misbah (2010:511) dijelaskan bahwa surat yang
lalu (Al-Qodr) menjelaskan bahwa ada malam mulia yang dirahasiakan Alloh,
yaitu malam Lailatul Al-Qodr, dan bahwa dia berlangsung sampai terbitnya fajar.
Pada malam itulah Al-Quran turun. Selanjutnya terlihat dalam kenyataan bahwa
ada sementara orang yang enggan menerima petunjuk Al-Quran. Karena itu, awal
surat ini menjelaskan siapakah mereka dan apa motivasi mereka. Demikian lebih
kurang uraian Al-Biqa’i yang menghubungkan surat ini dengan surat sebelumnya.
Dapat juga dikatakan bahwa surat ini menjelaskan alasan mengapa Alloh SWT
menurunkan Al-Quran dan menghadirkan Rosul SAW dengan membawa bukti
yang sangat jelas.
Dalam kitab terjemahan Al-Maraghiy (1993:366) di katakan, di dalam
surah ini, firman Alloh yang berbunyi: Lam yakunilladzina kafaru . . . sampai ayat
13
yang berbunyi zalika liman khasyiya rabbah seperti diturunkanya Al-Qura.
Seolah-olah dikatakan, “ Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Quran karena
kaum kafir masih tetap teguh dengan kekefirannya, hingga rasul membawakan
kepada mereka suhuf (kitab suci) untuk dibacakan kepada mereka”.
Dalam kitab Nadzoh Jadidah (2007:362) dikatakan bahwa dalam Surat Al-
Bayyinah dikatakan (lamyakunilladziina kafaruu...) seperti sebab diturunkannya
Al-Quran. Sebagaimana dikatakan : Sesungguhnya kami telah menurunkan
kepada mereka (Al-Quran) karena orang kafir dan musyrik enggan meninggalkan
agama mereka sampai datang kepada mereka seorang rosul yang membawa
lembaran yang suci. (Al-Quran). Dengan demikian surat ini terletak mengikuti
surat yang lebih dulu, yaitu Surat Al-Qodr.
Dalam Kitab Tafsir Al-Misbah (2010:511) dijelaskan bahwa surat yang
lalu (Al-Qodr) menjelaskan bahwa ada malam mulia yang dirahasiakan Alloh,
yaitu malam Lailatul Al-Qodr, dan bahwa dia berlangsung sampai terbitnya fajar.
Pada malam itulah Al-Quran turun. Selanjutnya terlihat dalam kenyataan bahwa
ada sementara orang yang enggan menerima petunjuk Al-Quran. Karena itu, awal
surat ini menjelaskan siapakah mereka dan apa motivasi mereka. Demikian lebih
kurang uraian Al-Biqa’i yang menghubungkan surat ini dengan surat sebelumnya.
Dapat juga dikatakan bahwa surat ini menjelaskan alasan mengapa Alloh SWT
menurunkan Al-Quran dan menghadirkan Rosul SAW dengan membawa bukti
yang sangat jelas.
14
Dalam kitab terjemahan Al-Maraghiy (1993:366) di katakan, di dalam
surah ini, firman Alloh yang berbunyi: Lam yakunilladzina kafaru . . . sampai ayat
yang berbunyi zalika liman khasyiya rabbah seperti diturunkanya Al-Qura.
Seolah-olah dikatakan, “ Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Quran karena
kaum kafir masih tetap teguh dengan kekefirannya, hingga rasul membawakan
kepada mereka suhuf (kitab suci) untuk dibacakan kepada mereka”.
Dalam kitab Nadzoh Jadidah (2007:362) dikatakan bahwa dalam Surat Al-
Bayyinah dikatakan (lamyakunilladziina kafaruu...) seperti sebab diturunkannya
Al-Quran. Sebagaimana dikatakan : Sesungguhnya kami telah menurunkan
kepada mereka (Al-Quran) karena orang kafir dan musyrik enggan meninggalkan
agama mereka sampai datang kepada mereka seorang rosul yang membawa
lembaran yang suci. (Al-Quran). Dengan demikian surat ini terletak mengikuti
surat yang lebih dulu, yaitu Surat Al-Qodr.
Dalam Kitab Tafsir Al-Misbah (2010:511) dijelaskan bahwa surat yang
lalu (Al-Qodr) menjelaskan bahwa ada malam mulia yang dirahasiakan Alloh,
yaitu malam Lailatul Al-Qodr, dan bahwa dia berlangsung sampai terbitnya fajar.
Pada malam itulah Al-Quran turun. Selanjutnya terlihat dalam kenyataan bahwa
ada sementara orang yang enggan menerima petunjuk Al-Quran. Karena itu, awal
surat ini menjelaskan siapakah mereka dan apa motivasi mereka. Demikian lebih
kurang uraian Al-Biqa’i yang menghubungkan surat ini dengan surat sebelumnya.
Dapat juga dikatakan bahwa surat ini menjelaskan alasan mengapa Alloh SWT
menurunkan Al-Quran dan menghadirkan Rosul SAW dengan membawa bukti
yang sangat jelas.
15
Dalam kitab terjemahan Al-Maraghiy (1993:366) di katakan, di dalam
surah ini, firman Alloh yang berbunyi: Lam yakunilladzina kafaru . . . sampai ayat
yang berbunyi zalika liman khasyiya rabbah seperti diturunkanya Al-Qura.
Seolah-olah dikatakan, “ Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Quran karena
kaum kafir masih tetap teguh dengan kekefirannya, hingga rasul membawakan
kepada mereka suhuf (kitab suci) untuk dibacakan kepada mereka”.
Dalam kitab Nadzoh Jadidah (2007:362) dikatakan bahwa dalam Surat Al-
Bayyinah dikatakan (lamyakunilladziina kafaruu...) seperti sebab diturunkannya
Al-Quran. Sebagaimana dikatakan : Sesungguhnya kami telah menurunkan
kepada mereka (Al-Quran) karena orang kafir dan musyrik enggan meninggalkan
agama mereka sampai datang kepada mereka seorang rosul yang membawa
lembaran yang suci. (Al-Quran). Dengan demikian surat ini terletak mengikuti
surat yang lebih dulu, yaitu Surat Al-Qodr.
Dalam Kitab Tafsir Al-Misbah (2010:511) dijelaskan bahwa surat yang
lalu (Al-Qodr) menjelaskan bahwa ada malam mulia yang dirahasiakan Alloh,
yaitu malam Lailatul Al-Qodr, dan bahwa dia berlangsung sampai terbitnya fajar.
Pada malam itulah Al-Quran turun. Selanjutnya terlihat dalam kenyataan bahwa
ada sementara orang yang enggan menerima petunjuk Al-Quran. Karena itu, awal
surat ini menjelaskan siapakah mereka dan apa motivasi mereka. Demikian lebih
kurang uraian Al-Biqa’i yang menghubungkan surat ini dengan surat sebelumnya.
Dapat juga dikatakan bahwa surat ini menjelaskan alasan mengapa Alloh SWT
menurunkan Al-Quran dan menghadirkan Rosul SAW dengan membawa bukti
yang sangat jelas.
16
Dalam kitab terjemahan Al-Maraghiy (1993:366) di katakan, di dalam
surah ini, firman Alloh yang berbunyi: Lam yakunilladzina kafaru . . . sampai ayat
yang berbunyi zalika liman khasyiya rabbah seperti diturunkanya Al-Qura.
Seolah-olah dikatakan, “ Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Quran karena
kaum kafir masih tetap teguh dengan kekefirannya, hingga rasul membawakan
kepada mereka suhuf (kitab suci) untuk dibacakan kepada mereka”.
Dalam kitab Nadzoh Jadidah (2007:362) dikatakan bahwa dalam Surat Al-
Bayyinah dikatakan (lamyakunilladziina kafaruu...) seperti sebab diturunkannya
Al-Quran. Sebagaimana dikatakan : Sesungguhnya kami telah menurunkan
kepada mereka (Al-Quran) karena orang kafir dan musyrik enggan meninggalkan
agama mereka sampai datang kepada mereka seorang rosul yang membawa
lembaran yang suci. (Al-Quran). Dengan demikian surat ini terletak mengikuti
surat yang lebih dulu, yaitu Surat Al-Qodr.
Dalam Kitab Tafsir Al-Misbah (2010:511) dijelaskan bahwa surat yang
lalu (Al-Qodr) menjelaskan bahwa ada malam mulia yang dirahasiakan Alloh,
yaitu malam Lailatul Al-Qodr, dan bahwa dia berlangsung sampai terbitnya fajar.
Pada malam itulah Al-Quran turun. Selanjutnya terlihat dalam kenyataan bahwa
ada sementara orang yang enggan menerima petunjuk Al-Quran. Karena itu, awal
surat ini menjelaskan siapakah mereka dan apa motivasi mereka. Demikian lebih
kurang uraian Al-Biqa’i yang menghubungkan surat ini dengan surat sebelumnya.
Dapat juga dikatakan bahwa surat ini menjelaskan alasan mengapa Alloh SWT
menurunkan Al-Quran dan menghadirkan Rosul SAW dengan membawa bukti
yang sangat jelas.
17
Dalam kitab terjemahan Al-Maraghiy (1993:366) di katakan, di dalam
surah ini, firman Alloh yang berbunyi: Lam yakunilladzina kafaru . . . sampai ayat
yang berbunyi zalika liman khasyiya rabbah seperti diturunkanya Al-Qura.
Seolah-olah dikatakan, “ Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Quran karena
kaum kafir masih tetap teguh dengan kekefirannya, hingga rasul membawakan
kepada mereka suhuf (kitab suci) untuk dibacakan kepada mereka”.
Dalam kitab Nadzoh Jadidah (2007:362) dikatakan bahwa dalam Surat Al-
Bayyinah dikatakan (lamyakunilladziina kafaruu...) seperti sebab diturunkannya
Al-Quran. Sebagaimana dikatakan : Sesungguhnya kami telah menurunkan
kepada mereka (Al-Quran) karena orang kafir dan musyrik enggan meninggalkan
agama mereka sampai datang kepada mereka seorang rosul yang membawa
lembaran yang suci. (Al-Quran). Dengan demikian surat ini terletak mengikuti
surat yang lebih dulu, yaitu Surat Al-Qodr.
Dalam Kitab Tafsir Al-Misbah (2010:511) dijelaskan bahwa surat yang
lalu (Al-Qodr) menjelaskan bahwa ada malam mulia yang dirahasiakan Alloh,
yaitu malam Lailatul Al-Qodr, dan bahwa dia berlangsung sampai terbitnya fajar.
Pada malam itulah Al-Quran turun. Selanjutnya terlihat dalam kenyataan bahwa
ada sementara orang yang enggan menerima petunjuk Al-Quran. Karena itu, awal
surat ini menjelaskan siapakah mereka dan apa motivasi mereka. Demikian lebih
kurang uraian Al-Biqa’i yang menghubungkan surat ini dengan surat sebelumnya.
Dapat juga dikatakan bahwa surat ini menjelaskan alasan mengapa Alloh SWT
menurunkan Al-Quran dan menghadirkan Rosul SAW dengan membawa bukti
yang sangat jelas.
18
Dalam kitab terjemahan Al-Maraghiy (1993:366) di katakan, di dalam
surah ini, firman Alloh yang berbunyi: Lam yakunilladzina kafaru . . . sampai ayat
yang berbunyi zalika liman khasyiya rabbah seperti diturunkanya Al-Qura.
Seolah-olah dikatakan, “ Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Quran karena
kaum kafir masih tetap teguh dengan kekefirannya, hingga rasul membawakan
kepada mereka suhuf (kitab suci) untuk dibacakan kepada mereka”.
Dalam kitab Nadzoh Jadidah (2007:362) dikatakan bahwa dalam Surat Al-
Bayyinah dikatakan (lamyakunilladziina kafaruu...) seperti sebab diturunkannya
Al-Quran. Sebagaimana dikatakan : Sesungguhnya kami telah menurunkan
kepada mereka (Al-Quran) karena orang kafir dan musyrik enggan meninggalkan
agama mereka sampai datang kepada mereka seorang rosul yang membawa
lembaran yang suci. (Al-Quran). Dengan demikian surat ini terletak mengikuti
surat yang lebih dulu, yaitu Surat Al-Qodr.
Dalam Kitab Tafsir Al-Misbah (2010:511) dijelaskan bahwa surat yang
lalu (Al-Qodr) menjelaskan bahwa ada malam mulia yang dirahasiakan Alloh,
yaitu malam Lailatul Al-Qodr, dan bahwa dia berlangsung sampai terbitnya fajar.
Pada malam itulah Al-Quran turun. Selanjutnya terlihat dalam kenyataan bahwa
ada sementara orang yang enggan menerima petunjuk Al-Quran. Karena itu, awal
surat ini menjelaskan siapakah mereka dan apa motivasi mereka. Demikian lebih
kurang uraian Al-Biqa’i yang menghubungkan surat ini dengan surat sebelumnya.
Dapat juga dikatakan bahwa surat ini menjelaskan alasan mengapa Alloh SWT
menurunkan Al-Quran dan menghadirkan Rosul SAW dengan membawa bukti
yang sangat jelas.
19
Dalam kitab terjemahan Al-Maraghiy (1993:366) di katakan, di dalam
surah ini, firman Alloh yang berbunyi: Lam yakunilladzina kafaru . . . sampai ayat
yang berbunyi zalika liman khasyiya rabbah seperti diturunkanya Al-Qura.
Seolah-olah dikatakan, “ Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Quran karena
kaum kafir masih tetap teguh dengan kekefirannya, hingga rasul membawakan
kepada mereka suhuf (kitab suci) untuk dibacakan kepada mereka”.
B. Pendapat Para Ahli Tafsir Tentang Surat
B.1 Pendapat Imam Ibnu Katsir Al-Damsyiqi
Yang dimaksud ahli kitab adalah orang-orang Yahudi, Nasrani serta
orang-orang musyrik penyembah patung dan api dari bangsa Arab dan non-Arab.
Mujahid berkata: mereka tidak akan meninggalkan agama mereka hingga
kebenaran telah menjadi jelas bagi mereka. Begitu juga pendapat
Qatadah. )2007:299)
B.2 Pendapat Imam Musthafa Al-Maraghiy
Kaum ahli kitab, yakni kaum Yahudi dan Nasrani, hidup dalam kegelapan
dan kebodohan. Mereka sama sekali tidak mau menerima iman kepada apa yang
seharusnya diimani, yakni berjalan di atas dasar-dasar syariat nabi, kecuali
beberapa orang yang tidak larut di dalam arus. Mereka adalah orang-orang yang
mendapat pemeliharaan Alloh. Keingkaran mereka itu disebabkan karena nenek
moyang mereka telah berhasil merubah dan mengganti syariat tersebut dan
memasukan yang di luar agama ke dalam agama. Kenyataan tersebut mungkin
disebabkan karena kebodohan mereka dalam memahami agama atau karena sikap
20
menganggap baik terhadap berbagai bid’ah yang mereka duga dapat memperkuat
ajaran agama. Padaha secara faktual bid’ah-bid’ah tersebut telah merusak sendi-
sendi agama mereka sendiri. Kadang-kadang kenyataan tersebut disebabkan
karena upaya penipuan yang dilakukan musuh-musuh mereka yang mempunyai
maksud menghancurkan agama dan ingin menguasai para pemeluknya.
Masa terus berputar dan setiap generasi berusaha memberikan berbagai
tambahan ke dalam ajaran agama tentang berbagai persoalan yang tidak tergarap
oleh generasi terdahulu. Sebagai akibatnya, garis-garis kebenaran menjadi pudar
dan nur keyakinan semakin terkubur.
Di samping mereka, terdapat pula kaum penyembah berhala yang terdiri
dari bangsa arab dan lainnya. Mereka ini sudah terbiasa menyembah berhala dan
tunduk kepada kekuatan wasani. Sehingga sulit mengalihkan merela dari wasani
ini. Sekalipun demikian mereka tetap berkeyakinan bahwa agama yang mereka
anut adalah agama Al-Khalil (kekasih Alloh), Nabi Ibrahim.
Sering sekali terjadi perdebatan antara kaum musyrikin dan Yahudi dan
antara mereka dengan kaum Nasrani. Kaum musyrik mengatakan, “Sesungguhnya
Alloh akan mengutus seorang nabi dari bangsa arab yang menduduki kota
Makkah”. Kemudian, bangsa Arab menceritakan ciri-ciri nabi yang dimaksud dan
berjanji akan membantunya jika nabi itu datang. Merekapun mendukung dan
membela sampai bisa menghancurkan kaum ahli kitab.
Demikian pernyataan dan janji mereka. Tetapi ketika Nabi Muhammad
SAW diutus, justru kaum musyrik yang bersikap oposisi terhadap Nabi SAW dan
21
secara terang-terangan memproklamirkan permusuhan. Bahkan secara lebih jauh
mereka menghasut kaum lainnya untuk terlibat dalam permusuhan kepada nabi.
Mereka menyakiti dan menyiksa setiap orang yang mengikuti dan setia terhadap
nabi, yaitu orang-orang yang Alloh beri hidayah dan kelapangan dada sehingga
mempu mengetahui kebenaran.
Demikian halnya setiap kaum Yahudi yang berbalik menentang. Padahal
mereka adalah kaum yang mengetahui akan datangnya seorang Nabi Muhammad
SAW. Mereka itu dapat mengetahui ciri-ciri dan sifat nabi yang akan datang
melalui Kitab Taurat yang dijadikan sebagai pegangan. Setelah nabi SAW datang,
mereka menuduh bahwa apa yang nabi SAW bawa bukanlah merupakan sesuatu
yang baru bagi mereka. Bahkan mereka beranggapan hal tersebut sudah dikenal
melalui kitab-kitab yang dibawa nabi-nabi mereka. Karenanya mereka
berpendapat tidak selayaknya mereka meninggalkan pegangan mereka hanya
karena ingin mengikuti Nabi Muhammad yang padanya belum tentu lebih baik
dibanding dengan yang ada pada mereka. Bahkan dalam hal ini mereka terlalu
berlebih-lebihan, karena sebelum kehadiran Nabi Muhammad, kaum musyrikin
menentang dan mengancam Kaum Yahudi dan berjanji akan mengikuti nabi dan
menolongnya. (1993:369-370)
B.3 Pendapat Imam Wahbah Zuhailiy
Surat madaniyah ini membicarakan tentang 3 perkara (2005:830-831),
yaitu:
22
1. Pernyataan hubungan ahli kitab (Yahudi dan Nasrani) dan orang musyrik
terhadap risalah Nabi Muhammad SAW dan yang bersangkutan dengan
sebab rusaknya risalah nabi itu dengan kekufuran mereka.
2. Penentuan tujuan dari agama dan iman, yaitu ikhlas beribadah kepada
Alloh, menunaikan zakat, yang demikian adalah agama yang lurus.
3. Penjelasan setiap dari orang kafir yang berdosa dan hina adalah seburuk-
buruknya mahluk, dan orang mu’min yang mensucikan diri adalah sebaik-
baiknya mahluk 2ي�*dو��� Iا�c�� 3A� �� a2*و� �7E�� (QS. Al-Bayyinah: 6-8) �ن
B.4 Pendapat Imam Ath-Thabariy
Ahli kitab dan orang Musyrik tidak akan meninggalkan agama mereka
sebelum datangnya bukti nyata. Setelah Nabi Muhammad SAW datang dengan
membawa bukti nyata merekapun enggan menerimanya karena mereka
berpendapat bahwa bukti nyata seharusnya dari pihak mereka.
BAB III
STUDI TAFSIR QURAN SURAT AL-BAYYINAH AYAT 1-4
A. Tafsir surat Al-Bayyinah Ayat 1
A.1 Tafsir Perkata (Al-Mufradat)
Dalam Kitab Al-Misbah (2010:513-514), dijelaskan bahwa kata (�نcaي�)
Munfakkin adalah bentuk kata yang menunjukan subjek (pelaku). Ia terambil dari
kata ��a1ك) ) Infakka yang berarti berpisah sedang sebelumnya menyatu dengan
kukuh.Sesuatu yang berpisah dari yang lain menjadikannya meninggalkan yang
23
lain itu. Dari sini, kata tersebut dipahami juga dalam arti meninggalkan. Dalam
konteks ayat ini adalah meninggalkan keyakinan dan pandangan hidup mereka.
Bisa juga kata Munfakkin bukan dalam arti subjek (pelaku) yang meninggalkan,
tetapi dalam arti objek, yakni yang ditinggalkan. Dari sini, mereka memahami
ayat di atas dalam arti ahli kitab dan kaum musyrikin itu tidak akan ditinggalkan
oleh Alloh terus-menerus dalam kekufuran tanpa diutus kepada mereka seorang
rosul yang memberikan mereka peringatan. Makna ini sejalan dengan pandangan
Thabathaba’i yang disebut di atas dan oleh sementara ulama dinyatakan sejalan
juga dengan firman Alloh:
ن7ح "�ى ان,� ت< hن ن* ا� ت7 ان ن,� تن نLا ا1 +�= ا- � iت ن<
“Apakah manusia mengira bahwa ia akan dibiarkan begitu saja” (QS.Al-Qiyamah:36)
A.2 Tafsir Lughawi (Al-I’rabat)
Lafadz ا ن� yang terdapat pada awal surat ini merupakan huruf jazm.
Sedangkan lafadz ت� cت ن7 merupakan fiil mudhore yang majzum karena adanya huruf
lam. ن� 7Eق �� ن � merupakan isim kana. ت*و� aن ن2 fiil madhi yang mabni dengan dommah dan
kedudukan huruf wau-nya menjadi fail. ا� ق� termasuk huruf jar yang memajrurkan
ق3 Aا ن,� dan kedudukannya menjadi mudhof. Iق ن�ا cق ا� � adalah mudhof ilaih. merupakan و
huruf athaf. ن�) ق2ي ق* dا ت� ا� �) ma’tuf kepada ( ) ن�. مcي aن ت�ن Iق ن�ا cق ا� � merupakan khobar kana. (F�ن� Bن )
huruf nasab. (ت Yت ني ق[ ا,ا ن[ ) fiil mudhore yang mansub dengan fathah dan kedudukan ت Aت
adalah maf’ul bih. (!ت نن مي Mن ا� �) adalah fail.
24
A.3 Tafsir Ijmali
Menurut Aam Amirudin dalam tafsir kontemporer (2003:218) , kalau kita
cermati, arti kafir yang paling dominan disebutkan dalam Al-Quran adalah
pengingkaran terhadap Allah dan Rasul-Nya, khususnya Muhammad SAW
dengan ajaran-ajaran yang dibawanya. Istilah kafir dalam pengertian yang terakhir
ini pertama kali digunakan dalam Al-Quran untuk menyebut para kafir Mekah.
Di dalamnya juga disebutkan bahwa orang kafir adalah mereka yang
menolak, menentang, mendustakan, mengingkari, dan anti kebenaran. Seseorang
disebut kafir apabila melihat sinar kebenaran, ia akan memejamkan matanya.
Apabila mendengar ajakan kebenaran, ia menutupi telinganya. Ia tidak mau
mempertimbangkan dalil apapun yang disampaikan padanya dan tidak bersedia
tunduk pada sebuah argumen meski telah mengusik nuraninya. (Aam Amirudin,
2003:218)
Secara garis besar, Orang kafir terbagi atas dua kelompok, yaitu kafir ahli
kitab dan kafir musyrik.
Ahli kitab adalah komunitas kafir yang meyakini kitab Injil dan Taurat
tetapi tidak mengimani Al-Quran, karenanya mereka suka disebut Nasrani
(Kristen) dan Yahudi. Sedangkan musyrik adalah komunitas kafir yang tidak
mengimani Injil, Taurat ataupun Al-Quran, misalnya yang beragama Hindu,
Budha, atau Konghucu. (Aam Amirudin, 2003:218-219)
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan ridha kepada kamu hingga
kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah ‘Sesungguhnya petunjuk Allah itulah
25
petunjuk ‘. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah
pengetahuan datang kepadamu maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan
penolong bagimu.” . (Rahmat Blog)
Sejarah Berbicara, bentuk ketidakrelaan Yahudi dan Nasrani dapat
dibuktikan melalui fakta sejarah berlangsung dari “doloe” hingga kini kadang
tidak diperlukan analisa tinggi utk memahaminya masyarakat awam juga bisa
membaca fakta yg “kasat mata” itu. (Rahmat Blog)
Konflik hubungan Islam dgn Yahudi mulai memburuk terutama sejak
mereka melakukan konspirasi bersama pasukan kafir Mekah utk memusuhi kaum
Muslim di Madinah hingga akhirnya mereka diusir dari Madinah dan Khaibar.
Peristiwa Khaibar di kemudian hari menjadi satu peristiwa paling traumatis dan
mewariskan dendam kesumat orang Yahudi hingga berabad-abad. (Rahmat Blog)
Pada masa sahabat Yahudi melakukan infiltrasi dgn cara menyusup ke
tengah-tengah barisan Islam. Puncaknya mereka berhasil membunuh Khalifah
Amirul Mukminin Umar bin Khatthab. Mereka juga berhasil membangkitkan
fitnah atas diri Utsman bin Affan dan mempertajam pertentangan antara kubu Ali
bin Abi Thalib dgn Mu’awiyah bin Abu Sofyan. Tidak hanya sampai di situ
mereka bahkan menyusup ke barisan Syi’ah dan kelompok-kelompok militan
lainnya dgn pola provokasi agar kelompok-kelompok itu melakukan perlawanan
baik terhadap idiologi maupun institusi as-sawad al-a’dham saat itu. (Rahmat
Blog)
26
Sedangkan konflik pertama kali dgn kaum Nasrani terjadi pada Perang
Mu’tah dan Perang Tabuk melawan tentara Romawi . Perang Mu’tah terjadi krn
al-Harits ibnu Umair al-Azady yg diutus Nabi utk membawa surat kepada
pemimpin Bushro namun dalam perjalanan dihadang Syurahbil bin Amr al-
Ghassany pemimpin al-Balqa’ masuk wilayah Syam di bawah pemerintahan
Kaisar Romawi. Syurahbil mengikat al-Harits dan membawanya ke hadapan
Kaisar lalu dia memenggal lehernya. Padahal membunuh duta merupakan
kejahatan yg amat keji dan sama halnya mengumumkan perang. (Rahmat Blog)
Penasaran atas kekalahan mereka dalam perang Mu’tah Nasrani dibawah
Komando Raja Romawi Hiraqla bermaksud menyerang Madinah. Namun mereka
buru-buru mundur teratur saat mendengar Rasulullah telah siap siaga menghadang
mereka di Tabuk dalam jumlah pasukan yg besar sebuah perbatasan antara Jazirah
Arab dan Syam. (Rahmat Blog)
Perang berikutnya terjadi pada masa kekhalifahan Abu Bakar yg dikenal
dgn perang Yarmuk. Di bawah pimpinan Khalid bin Walid umat Islam menang
telak hingga Raja Hiraqla melarikan diri ke Konstantinopel sambil berlinang air
mata. (Rahmat Blog)
Pada masa kekhalifahan Umar bin Khottob umat Islam berhasil
membebaskan Baitul Maqdis dari kekuasaan Nasrani Romawi buah dari paket
ekspansi terhadap yg menghalangi gerakan dakwah Islam. Jatuhnya Jerussalem yg
merupakan tanah kelahiran Nabi Isa as ditambah takluknya wilayah Balkan di
Eropa Timur oleh pasukan Bani Umayyah serta semenanjung Liberia Spanyol
27
pada awal 700-an M membuat masyarakat Nasrani marah dan selalu berusaha
merebutnya kembali maka lahirlah perang salib. Dengan memanfaatkam momen
konflik internal umat Islam Perang Salib berlangsung selama berabad-abad dan
baru reda pada abad ke-16. Alhamdulillah meski melalui perjuangan panjang dan
berliku umat Islam kembali memenangkan peperangan di bawah komando
Shalahuddin al-Ayyuby. (Rahmat Blog)
Dalam Tafsir Fhizilalil Quran (2004:50) disebutkan bahwa Kaum Yahudi
adalah orang-orang yang pertama kali menolak dan memerangi dakwah di
Madinah. Penolakan ini banyak sebabnya. Kaum Yahudi memiliki kedudukan
yang istimewa di Yastrib karena mereka adalah ahli kitab diantara bangsa Arab
yang buta tulis baca, seperti Aus dan Khazraj di samping orang-prang musyrik
Arab tidak menampakkan kecenderungan untuk memeluk agama Ahli Kitab itu.
Hanya saja bangsa Arab itu menganggap kaum Yahudi itu lebih pintar dan lebih
mengerti karena mereka karene mereka memiliki kitab. Kemudian disana terdapat
suatu kondisi yang mapan bagi kaum Yahudi diantara suku Aus dan Khazraj
karena terjadi perpecahan dan perseteruan diantara mereka yang dalam
lingkungan seperti inilah kaum Yahudi mendapatkan lahan pekerjaan.
Setelah Islam datang maka semua keistimewaan itu lepas dari mereka.
Islam datang dengan membawa kitab yang membenarkan kitab yang datang
sebelumnya dan menjaganya. Selanjutnya, Islam melenyapkan perpecahan yang
diembus-embuskan kaum Yahudi untuk menciptakan suasana yang keruh, tipu
daya, dan mengeruk keuntungan. (Sayyid Quthb,2004:50)
28
Dalam Kitab Al-Maraghiy (1993:370) dijelaskan, orang-orang yang
mengingkari risalah Muhammad SAW dan meragukan kenabiannya, yakni kaum
musyrikin, Yahudi dan Nasrani selamanya tidak akan mau meninggalkan
pegangan mereka karena kekafiran yang sudah keterlaluan. Mereka telah
meninggalkan kebenaran dan lebih menyukai pegangan yang diwariskan oleh
nenek moyang mereka. Sekalipun pada kenyataannya nenek moyang mereka itu
tidak mengerti sama sekali permasalahan agama.
Rosululloh hadir di tengah-tengah mereka dengan membawa ajaran yang
menggoncangkan tehadap ajaran yang sudah berakar di dalam keyakinan mereka,
di samping sudah menjadi kebiasaan yang membudaya. Karenanya, mereka
berupaya terus mencari alasan karena didorong oleh sikap ingkar mereka. Mereka
mengungkapkan hujjah yang mengatakan bahwa apa yang didatangkan
Muhammad adalah sama dengan apa yang ada di tangan mereka dan bukan
merupakan kebaikan jika apa yang didatangkan itu diikuti. Menurut mereka
dengan berpegang pada apa yang ada pada mereka dan berjalan sesuai dengan tata
aturan nenek moyang mereka adalah lebih baik dan patut bahkan disukai oleh
perasaan mereka, karena dianggap akan membawa keselamatan.(Ahmad Mustafa
Al-Maraghiy,2003:371)
Menurut Quraish Shihab (2010:511), Ayat di atas dapat dipahami dalam
arti: Orang-orang kafir yang menutupi kebenaran, yakni ahli kitab, yaitu orang-
orang Yahudi dan Nasrani, dan orang-orang musyrik mengatakan bahwa mereka
tidak akan meninggalkan agama dan kepercayaannya sebelum datang kepada
mereka bukti yang nyata, yaitu seorang rasul yang dijanjikan Alloh dan yang
29
tercantum sifat-sifatnya dalam kitab suci Yahudi dan Nasrani, ini bagi ahli kitab,
dan berupa mu’jizat indriawi yang mereka lihat secara gamblang bagi orang-orang
musyrik.
Masyarakat umat manusia sebelum diutusnya Nabi Muhammad SAW
benar-benar berada dalam kegelapan. Kaum musyrikin mekkah, yang mengaku
mengikuti agama Nabi Ibrahim as menyembah berhala-berhala yang justru
diperangi oleh Nabi Ibrahim as. Kehidupan masyarakat mereka adalah penindasan
yang kuat atas yang lemah. Mereka saling berperang. Orang-orang Yahudi
mengaku mengikuti ajaran Musa as pun mengalami situasi serupa. Nilai-nilai
spiritual mereka abaikan, sambil membenarkan diri mereka menganiaya siapapun
selain kelompok mereka. Orang Nasrani yang mengaku mengikuti Nabi Isa as
telah tenggelam dalam pengkultusan nabi agung itu sehingga menjadikan anak
tuhan. Semua enggan meninggalkan agama dan kepercayaannya padahal keadaan
itu mengancam umat manusia seluruhnya. Alloh Yang Maha Pengasih dan
Penyayang enggan melihat umat manusia hidup dalam kesesatan itu, namun
dalam saat yang sama enggan pula mencabut kebebasan memilih yang telah
dianugerahkan-Nya kepada manusia. Karena itu, Dia mengutus seorang nabi,
dalam hal ini Nabi Muhammad SAW membawa ajaran yang meluruskan
kesesatan dan kekeliruan umat manusia. Tetapi sayang, sebagian mereka
menerimanya dan sebagian lainnya berlarut bahkan meningkat kesesatannya
justru setelah datang bukti yang nyata itu. (Quraish Shihab, 2010: 512)
Sikap Nabi Muhammad dalam menghadapi orang kafir saat itu adalah:
30
Pertama,Rasulullah saw bersikap baik terhadap kaum kafir quraisy pada
awal islam disebabkan karena mereka “ tidak tahu ”.Tidak tahu dalam artian
karena masyarakatnya belum tahu banyak tentang islam.Nabi saw berdo’a :“ ya
Allah, ampunilah mereka, karena sesungguhnya mereka tidak tahu”. “Tidak tahu”
di sini bukan berarti tidak tahu jika islam itu ajaran yang benar. Karena, orang-
orang kafir sampai sekarang pun tidak tahu bahwa islam itu ajaran yg benar. Jika
mereka tahu, tentunya mereka langsung masuk islam.
Kedua,Rasulullah mendadak mengajak islam, tentu hal tersebut wajar sulit
diterima terlebih-lebih jauh dari ajaran mereka. Coba bayangkan, Wajar penduduk
mekkah pada awal islam menentang ajaran Rasulullah saw karena tidak mudah
untuk menerima sebuah ajaran baru yang datang tiba-tiba serta jauh dari
kebiasaan mereka dahulu. Dengan demikian wajar rasulullah tidak marah saat
mereka menentang dikarenakan mereka(orang-orang kafir quraisy) tidak tahu.
Ketiga,Ketika masyarakat Madinah islam sudah terbentuk, sikap nabi
sudah berbeda. Nabi bersikap keras terhadap orang yang menghina agama beliau,
dan terhadap para penghina beliau, halal darahnya.Mengapa demikian? Karena
warga saat itu “ sudah tahu”. Mereka sudah tahu banyak tentang ajaran islam
namun mereka dengan sengaja menghina dan mengejek rasulullah serta agama
islam, wajar saja Beliau marah.Dan hal tersebut berlaku hingga sekarang, karena
sekarang ini semua orang “sudah tahu”.
31
Keempat, sudah tidak wajar lagi jika penduduk madinah terkejut ataupun
mendadak mengetahui islam karena saat masyarakat madinah terbentuk tentunya
telah banyak yang memeluk islam.
Kelima, sungguh keterlaluan orang-orang yang menghina Nabi saw, jika
mereka tidak mengakui islam sebaiknya mereka jangan mengejek islam dan
rasulnya. Seharusnya mereka mempunyai sedikit sifat toleransi.
Keenam, Nabi saw adalah orang yang sangat mulia. Beliau adalah suri
teladan kita hingga akhir zaman. Siapa saja yang menghina beliau berarti
menghina agama islam, siapa yang menghina islam berarti beliau menghina Allah
SWT. Sebagai seorang muslim sejati… kita harus siap melawan siapa saja musuh
musuh Allah SWT.
A.4 Istifadah Ayat
Dalam ayat pertama ini dijelaskan bahwa Ahli Kitab dan orang musyrik
enggan meninggalkan agama mereka. Padahal mereka mengakui akan adanya
nabi terakhir dan hal ini tercantum dalam kitab mereka. Namun setelah
kedatangan Nabi Muhammad sebagai nabi terakhir yang membawa kebenaran,
mereka malah mengingkarinya. Namun ada pula dari mereka yang menerima
ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad .
32
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Akhirnya pembahasan dari awal sampai akhir telah selesai. Untuk lebih
jelas, maka penulis mencoba melengkapi pembahasan ini dengan kesimpulan
sebagai berikut:
1. Orang kafir adalah mereka yang menolak, menentang, mendustakan,
mengingkari, dan anti kebenaran. Seseorang disebut kafir apabila
melihat sinar kebenaran, ia akan memejamkan matanya. Apabila
mendengar ajakan kebenaran, ia menutupi telinganya. Ia tidak mau
mempertimbangkan dalil apapun yang disampaikan padanya dan tidak
bersedia tunduk pada sebuah argumen meski telah mengusik
nuraninya.Secara garis besar, Orang kafir terbagi atas dua kelompok,
yaitu kafir ahli kitab dan kafir musyrik. Ahli kitab adalah komunitas
kafir yang meyakini kitab Injil dan Taurat tetapi tidak mengimani Al-
Quran, karenanya mereka suka disebut Nasrani (Kristen) dan Yahudi.
Sedangkan musyrik adalah komunitas kafir yang tidak mengimani
Injil, Taurat ataupun Al-Quran, misalnya yang beragama Hindu,
Budha, atau Konghucu. Ahli Kitab merupakan sebutan bagi orang
Yahudi dan Nasrani. Disebut Ahli Kitab karena mereka pernah
menerima kitab suci. Sebutan Ahli Kitab ini merupakan penghormatan
terhadap mereka.
33
2. Sikap Nabi Muhammad dalam menghadapi orang kafir saat itu adalah:
Pertama,Rasulullah saw bersikap baik terhadap kaum kafir quraisy
pada awal islam disebabkan karena mereka “ tidak tahu.
Kedua,Rasulullah mendadak mengajak islam, tentu hal tersebut
wajar sulit diterima terlebih-lebih jauh dari ajaran mereka.
Ketiga,Ketika masyarakat Madinah islam sudah terbentuk, sikap
nabi sudah berbeda. Nabi bersikap keras terhadap orang yang menghina
agama beliau, dan terhadap para penghina beliau, halal darahnya.
Keempat, sudah tidak wajar lagi jika penduduk madinah terkejut
ataupun mendadak mengetahui islam karena saat masyarakat madinah
terbentuk tentunya telah banyak yang memeluk islam.
Kelima, sungguh keterlaluan orang-orang yang menghina Nabi
saw, jika mereka tidak mengakui islam sebaiknya mereka jangan
mengejek islam dan rasulnya. Seharusnya mereka mempunyai sedikit
sifat toleransi.
Keenam, melawan mereka.
Keadaan umat manusia sebelum diutusnya Nabi Muhammad SAW
berada dalam kesesatan. Mereka menyembah berhala yang jelas-jelas
diperangi Nabi Ibrahim. Mereka pun menjadikan Nabi Isa sebagai anak
tuhan. Setelah diutusnya Nabi Muhammad, kesesatan mereka semakin
34
bertambah, namun ada sebagian mereka yang menerima ajaran yang
dibawa Nabi Muhammad SAW. Keadaan umat manusia setelah
didatangkan bukti nyata yaitu mereka mengingkari ajaran yang dibawa
Nabi Muhammad SAW .
B. Rekomendasi
1. Kepada lembaga hendaknnya melengkapi buku-buku mengenai sejarah,
kitab-kitab, dan buku-buku mengenai perkembangan zaman agar bacaan
santri lebih beragam lagi.
2. Kepada adik kelas diharapkan untuk kedepannya lebih banyak membaca
buku agar dapat menambah pengetahuan dan wawasan.
35
DAFTAR PUSTAKA
Abu ‘Ubayah, Syekh Muhammad Fahim. (1998). Mu’jam I’rab Alfadzh Al- Qur’an Alkarim (Cetakan kelima). Beirut Libanon: Maktab Libnan Nasyirin
Al- Maraghi, Ahmad Musthafa. (2001). Tafsir Al- Maraghiy (Jilid Sepuluh). Beirut Libanon: Darul Fikri.
Al- Maraghi, Ahmad Musthafa. (1993). Terjemah Tafsir Al- Maraghi 30. Semarang: PT. Karya Putra Toha.
At- Thabariy, Abi Ja’far Muhammad bin Jarir. (1927). Jami’ul Bayan Fi Tafsiril Qur’an (Jilid 12). Beirut Libanon: Darul Ma’rifah..
Ibnu Katsir, Al- hafizh Imaduddin Abu Alfida Isma’il. (1988). Tafsir Al- Qur’an Al- ‘Adzhim (Juz Empat). Beirut Libanon: Dar Alma’rifah.
Ibnu Katsir, Al- hafizh Imaduddin Abu Alfida Isma’il. (2007). Tafsir Juz ‘Amma (Cetakan 11). Jakarta: Pustaka Azzam.
Qodir, Jum’ah ‘Ali Abdul. (2007). Nadzroh Jadidah fi Tafsir Al- Maudlu’i Juz 2. Mesir: Dar Alkitab.
Shihab, M. Quraish. (2010). Tafsir Al- Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al- Qur’an (Volume 15). Jakarta: Lentera Hati.
Usep. (2011). Buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Makalah atau Paper. Garut: Tidak diterbitkan.
Departemen Agama (2009).Al-Quran dan Terjemahnya. Bandung: PT.Sygma Examedia Arkanleema (Syamil).
Hamka, Prof.Dr.(2002). Tafsir Al-Azhar. Bandung: Mizan
Munawwir, A.Warson.(2002). Kamus Al-Munawwir:Arab Indonesia terlengkap. Surabaya: Pustaka Progresif.
Zuhaily.(2005).Tafsir Al-Munir.
Quthb, Sayyid.(2004).Tafsir Fi Zhilalil Quran.Jakarta.:Gema Insani.
36
37
38