paper edisi revisi

77
No.daftar...... STUDI TAFSIR QURAN SURAT AL-BAYYINAH AYAT 1-4 PAPER Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Untuk Kelulusan Mu’allimin di Pesantren Persatuan Islam 99 Rancabango - Garut Disusun Oleh : Dini Novia Lestari NIS.09101008

Upload: dini-lestari

Post on 26-May-2015

216 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Paper edisi revisi

No.daftar......

STUDI TAFSIR QURAN SURAT AL-BAYYINAH AYAT 1-4

PAPER

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Untuk Kelulusan

Mu’allimin di Pesantren Persatuan Islam 99 Rancabango - Garut

Disusun Oleh :

Dini Novia LestariNIS.09101008

PESANTREN PERSATUAN ISLAM 99 RANCABANGO

TAROGONG KALER-GARUT 44151

2011-2012 M/1432-1433 H

Page 2: Paper edisi revisi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Sebuah kerikil hanya akan membuat

sebuah bayangan kerikil. Kita tidak akan

bisa membangun bayangan seukuran gunung,

bila kita tidak membangun sebuah gunung. Kita,

anda dan saya tidak akan membangun reputasi

yang baik tanpa lebih dahulu membangun sebuah pribadi

yang berkualitas.

Kupersembahkan karya ku ini teruntuk,

Ayahanda dan Ibunda tercinta,

keluarga besar dan sahabat-sahabat yang kusayangi.

Dengan doa dan dukungan kalian aku

bisa berdiri tegak menghadapi hidup ini.

Dan teruntuk seseorang yang telah banyak

mewarnai hidupku, teruslah menjadi inspirasi

dan motivasi untukku.

Page 3: Paper edisi revisi

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN

STUDI TAFSIR Q.S AL-BAYYINAH 1-4

Dini Novia LestariNIS : 09101008

PAPER INI TELAH DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

Pembimbing I

Ust. Alamsyah

NIAT :

Pembimbing II

Ust. Urip Hidayat

NIAT

Mengetahui :

Mudir A’m

K.H. Aceng Zakaria

NIAT : 8021

Mudir Muallimin

Ust. Luthfi Lukman H. Lc

NIAT :

ii

Page 4: Paper edisi revisi

LEMBAR PENGESAHAN PERSIDANGAN

STUDI TAFSIR QURAN SURAT AL-BAYYINAH AYAT 1-4

PAPER INI TELAH DIUJIKAN PADA SIDANG

MUNAQASAH

PADA HARI/TANGGAL: 27 MEI 2010 M 06 RAJAB 1433 H

Penguji I Penguji II

Ust. Ust. NIAT : NIAT :

Mengetahui :

Ketua Biro Paper Sekertaris Biro Paper

Ust. Amal Suargana,S.pd Ust. NIAT : NIAT :

iii

Page 5: Paper edisi revisi

iv

Page 6: Paper edisi revisi

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa paper yang berjudul “STUDI TAFSIR QUR’AN

SURAT AL-BAYYINAH AYAT 1-4” ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak

ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya

tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai

dengan etika keilmuan yang berlaku dalam kalanmgan masyarakat keilmuan. Atas

pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sangsi yang di jatuhkan kepada

saya apabila kemudian di pertemukan adanya pelanggaran terhadap etika

keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian

karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Garut, 22 Mei 2012

Dini Novia Lestari

v

Page 7: Paper edisi revisi

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Alloh SWT, tuhan yang mengurus mahluk-Nya

yang ada di langit dan di bumi. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Alloh dan

aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Alloh. Sudah seharusnya

penulis berucap syukur kepada Alloh SWT karena atas karunia dan kasih sayang-

Nya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.

Salawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW . Tak lupa

kepada keluarganya, sahabatnya, thabi’in dan thabi’atnya serta sampai kepada kita

selaku umat yang selalu mengikuti ajarannya.

Dalam penulisan karya ilmiah ini mungkin masih banyak kekurangan.

Namun ini yang mampu penulis hasilkan. Dalam penulisan ini dirasa berat namun

dengan dorongan yang kuat, semangat dan kerja keras serta izin Alloh SWT pada

akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.

Tak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada orang-orang yang telah

banyak memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis, mereka adalah :

1. Ayahanda dan ibunda tercinta yang telah banyak berkorban dan tak

lelah membimbing putrinya dalam segala urusan . “eni sayang kalian.

Semoga kalian semakin sayang dan disayang Alloh SWT”

2. Al-Ustadz K.H Aceng Zakaria selaku Mudir ‘Am Pesantren Persatuan

Islam 99 Rancabango yang telah memberikan ilmu yang sangat

bermanfaat.

vi

Page 8: Paper edisi revisi

3. Al-Ustadz Lutfi Lukman Hakim,Lc selaku Mudir Muallimin Pesantren

Persatuan Islam 99 Rancabango.

4. Al-Ustadz Alamsyah dan Al-Ustadz Urip Hidayat selaku pembimbing

yang telah membimbing penulis dan teman-teman sehingga menambah

pengetahuan kami.

5. Al-Ustadz Amal Suwargana, S.pd selaku biro paper yang telah

membimbing penulis dan teman-teman.

6. Al-Ustadz Jajang Yusuf selaku wali kelas 3a IPA. Semoga apa yang

beliau berikan kepada kami menjadi amalan shaleh, amin .

7. Bu Lepi dan Bu Eneng selaku guru IPA yang telah sabar membimbing

dan mengajarkan banyak hal kepada kami “terima kasih bu, semoga

Alloh membalas kebaikan kalian, amin”

8. Seluruh asatidz yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Ilmu

yang kalian berikan sangat bermanfaat bagi penulis.

9. Hikaru 19, Banyak pelajaran yang bisa saya ambil dari kalian.

10. Adikku tersayang, Falah yang selalu menjadi penghibur bagi

penulis.”Eni sayang Falah”

11. Sahabatku Abah Askur yang telah membantu dalam proses penulisan

dan membagi ilmunya kepada penulis.

12. Adik-adikku Silva, Amel Amalia, Jovinny dengan canda tawa kalian

menjadi kebahagiaan bagiku.

13. Teteh Olive yang tak bosan-bosannya mendengarkan keluh kesah ku

serta selalu memberikan semangat . “Hatur nuhun teteh”

vii

Page 9: Paper edisi revisi

14. Teruntuk dia yang selalu menjadi inspirasi, memberi motivasi dan

semangat kepada penulis. “my world is full with u”

Tiada kata yang terucap melainkan maaf yang sebesar-besarnya atas segala

kekhilafan. Pada akhirnya penulis berserah diri kepada Alloh yang Maha Adil.

Rabbana laa tuzigh qulubana ba’da idz hadaitana wa hablana min

ladunka rahmah innaka antal wahhab.

Garut, 21 Mei 2012

Dini Novia Lestari

viii

Page 10: Paper edisi revisi

DAFTAR ISI

MOTTO DAN PERSEMBAHAN............................................................................i

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN...............................................ii

LEMBAR PENGESAHAN PERSIDANGAN.......................................................iii

PERNYATAAN.....................................................................................................iv

KATA PENGANTAR.............................................................................................v

DAFTAR ISI........................................................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah............................................................................1

B. Perumusan Masalah...................................................................................4

C. Tujuan Penulis...........................................................................................4

D. Manfaat Penulisan.....................................................................................5

E. Metode dan Teknik Penulisan...................................................................5

F. Sistematika Penulisan...................................................................................6

BAB II STUDI ATAS QURAN SURAT AL-BAYYINAH...................................7

A. Karakteristik Surat.....................................................................................7

A.1 Asal Usul Penamaan Surat........................................................................7

A.2 Jumlah Ayat, Kata dan Huruf....................................................................8

ix

Page 11: Paper edisi revisi

A.3 Kandungan Surat.......................................................................................8

A.4 Munasabah antara Surat sebelum dan sesudahnya....................................9

A.5 Keutamaan Surat.....................................................................................11

B. Pendapat Para Ahli Tafsir Tentang Surat................................................20

B.1 Pendapat Imam Ibnu Katsir Al-Damsyiqi...............................................20

B.2 Pendapat Imam Musthafa Al-Maraghiy..................................................20

B.3 Pendapat Imam Wahbah Zuhailiy...........................................................22

B.4 Pendapat Imam Ath-Thabariy.................................................................23

BAB III STUDI TAFSIR QURAN SURAT AL-BAYYINAH AYAT 1-4..........23

A. Tafsir surat Al-Bayyinah Ayat 1.............................................................23

A.1 Tafsir Perkata (Al-Mufradat)...................................................................23

A.2 Tafsir Lughawi (Al-I’rabat)....................................................................24

A.3 Tafsir Ijmali.............................................................................................25

A.4 Istifadah Ayat..........................................................................................32

BAB IV PENUTUP...............................................................................................33

A. Kesimpulan..............................................................................................33

B. Rekomendasi...........................................................................................35

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................36

x

Page 12: Paper edisi revisi

xi

Page 13: Paper edisi revisi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Nabi Muhammad merupakan nabi terakhir setelah Nabi Isa yang

membawa kitab injil. Sedangkan Nabi Muhammad datang dengan membawa Al-

Quran. “Al-Quran diturunkan Allah SWT untuk menjadi bukti kerosulan

Muhammad SAW terutama bagi orang yang menentang, mencela dan tidak

percaya terhadap dakwah dan ajaran yang dibawa olehnya.” (Taufik Nandang F,

2010:1)

Di kalangan ahli kitab (Yahudi dan Nasrani) maupun orang musyrik ada

yang menerima dan ada juga yang menolak ajaran yang dibawa oleh Nabi

Muhammad. Dari Kaum Yahudi, mereka mengingkari Nabi Isa, namun di dalam

kitab mereka terdapat keterangan yang menyatakan bahwa akan datangnya

seorang nabi. Sedangkan kaum Nasrani, mereka mengimani adanya Nabi Adam

sampai Nabi Isa. Hingga pada kitab yang sudah dirubah sekarang masih terdapat

ayat yang mengkhabarkan adanya nabi terakhir. Sehingga mereka mempercayai

adanya Alloh walaupun dalam hal ini terdapat kesalahan, yaitu terdapat bid’ah

dan kemusyrikan. Seperti menyembah anak sapi. Selain itu, mereka juga cinta

dunia sehingga mereka enggan mati. Padahal merekalah yang beranggapan bahwa

mereka yang akan masuk surga. Seharusnya mereka tidak usah takut mati kalau

Page 14: Paper edisi revisi

mereka beranggapan seperti itu. Allah SWT telah berfirman dalam QS. Al-

Baqoroh:94-96:

ن� ( ق�ي ق� ـ� ن م ت� ت�ن ق��ن ن� م� ن� م� ٱ ا� ت� �ن ن ن� ن� ن� ق� �نا ن ٱ� قن ت�و م�� !" ة ن$ ق� ن%ا ق& '� ن ٱ� ن� ق)ن ت( ن* ق% ن,+ م- ٱ ت. ن��� ٱ� ت ت/ ن� م0 ن1 ن2ا ق��ن م3 ن�ا (٩٤ت� ق4 ن�� د ن4 ن,� ت6 م� �ن ن ن� ن� ن7 ن�� نو

ن� ( ق�ي ق' ـ� ن�8 ق4ٱ� ت د ق'ي ن) ت& '� ن نوٱ� : ‌م ق> ق�7 م7 ن,� م0 ن� ن�� =! (٩٥ن� ة نن ن< ن? م� ن,� ت* ن�� ن@ ت7 م� ن� م Aت ت� Bن ن,� �ت� ن� ن7 : ا�‌ ت�2 ن* Dم ن,� ن� 7Eق �� ن ٱ ن� ق� نو )= ة ـ� ني Bن Fـ ن' ن) ق� �نا ن ٱ� Gن ن* Bم ن,� م ت> 1� ن ن� Hق ن� ن� نو

نن ( ت'� ن� م@ ن7 ن�ا ق4 ت* د ق$ي ن4 ت& '� ن نوٱ� : ن*‌ ن�� ن@ ت7 ن,�ن Iق �Eن ن@ م� ٱ ن� ق� ق&ۦ Bق Kق Bم Kن ت� ق4 ن� Aت ن�ا (٩٦نو

“Katakanlah, “Jika negri akhirat di sisi Allah, khusus untukmu saja bukan untuk orang lain, maka mintalah kematian jika kamu orang yang benar.” Tetapi mereka tidak menginginkan kematian itu sama sekali karena dosa-dosa yang telah dilakukan tangan-tangan mereka. Dan Alloh Maha Mengetahui orang-orang yang dzalim. Dan sungguh engkau (Muhammad) akan mendapati mereka (orang-orang Yahudi), manusia yang tamak akan kehidupan (dunia), bahkan lebih tamak dari orang-orang Musyrik. Masing-masing dari mereka ingin diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu tidak dapat menjauhkan mereka dari azab. Dan Alloh Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.” (Depag, 2006:15)

Sebelum Nabi Muhammad diutus, kaum Yahudi dan Nasrani pada saat itu

benar-benar berada pada puncak kesesatan karena mereka berani mengubah isi

kitab suci Injil dan Taurat dengan ajaran-ajaran yang menyesatkan. Begitu juga

kaum musyrik, mereka telah berani memasukan faham-faham sesat terhadap

ajaran-ajaran yang dibawa oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail.” (Aam Amirudin,

2003: 220)

Ahli kitab di bagi menjadi 2 golongan, yaitu Ahli kitab yang beriman dan

Ahli kitab yang ingkar. Ahli kitab yang beriman, mereka berkata seperti dalam

firman Allah dalam Al-Qosos: 53:

ن� ق�ي ق' Lا ت� ق& ق' Mا ن� ق�� �نا ن ت2 �1ا ن ق�� اا نن م4 ن�. ق�� Oت� Pن ا� ٱ ت& 1� ن ق�� ...

“...Sesungguhnya (Al-Quran) itu adalah suatu kebenaran dari tuhan kami, sungguh sebelumnya kami adalah orang-orang muslim” (Depag, 2006: 392)

2

Page 15: Paper edisi revisi

Sedangkan mereka yang ingkar tetap dalam kesesatan mereka hingga

kematian mereka. Firman Alloh dalam QS. Al-mu’minun: 99-100 :

قن ت@� Qق ا. � Iم ن. Rن �ا ت� ا� ن� ا� � ت Aت ن� Bن ن,� Sن Qا ق��ذ� F�� ن B۹۹(ن( Vخ Xن ا* ن4 ا Yق Zق نو.� ا� ق� نو ت'Yا Zق �ا ن� Aت خ! ن� ق' ن2 �Y1ا ن ق�� [� ن ن2ل ت0 ا2 ن* ن[ �ي�ا "ا Pق� ا ت3 ن� ا) ن,� م'ي ن@ ن�

نن ت_� ن@ Mا ت7 ق ا� ن7 F۱۰۰ (ق���(

“(Demikian keadaan orang-orang kafir itu) hingga apabila datang kepada seseorang dari mereka, dia berkata, “ Ya tuhanku, kembalikan aku (ke dunia). Agar aku dapat berbuat kebajikanyang telah aku tinggalkan. “Sekali-kali tidak! Sesungguhnya itu adalah dalih yang diucapkan saja. Dan di hadapan mereka ada barzakh sampai pada hari di bangkitkan.” (Depag, 2006:348)

Penyesalan mereka itu hanya sebatas ucapan saja setelah datang kepada

mereka, mereka tidak mengetahui bahwa hidup di dunia itu hanya sebentar. Akan

ada kehidupan yang kekal setelah itu. Allah menciptakan mahluk bukan tanpa

maksud. Kemudian Alloh akan mengembalikan mahluk kepada-Nya. Maka orang-

orang kafir itu sangat rugi karena mereka menyekutukan Allah.

Sebenarnya ahli kitab itu mengakui kebenaran Al-Quran, tetapi mereka

mengingkari. Hal itu dikarenakan mereka mengikuti hawa nafsu mereka. Mereka

ingin menyesatkan kaum muslimin, padahal merekalah yang telah sesat. Mereka

juga mengharapkan kehadiran Nabi Muhammad sebelum datangnya Al-Quran.

Sifat-sifat Nabi Muhammad juga disebutkan dalam kitab-kitab mereka.

Sebagaimana dalam firman-Nya dalam QS. Al-Baqarah: 89:

ق& ق4 ا� ت*و aن ن2 ا� ت�� ن* ن) ��ا ن Aت SاQن ن��ا ن' ن� ا� ت*و aن ن2 �7Eق �� ن � F'ن ن) نن �Pت ق� aا ن� Lا ن7 ت3 Mا ن� ق�� ا� ت�1 ن2ا نو ا Yت ن@ ن� ن�ا م� bخ م� ن$ ت� ق& '� �� ق� ق)ن ا� م� Iخ ن�ا ق2 ا Aت SاQن ن��ا ن� نو

ن� ق*7 ق� نcا ا� � F'ن ن) &'� ن �� ت! نن ا@ ن' ن�

“Dan setelah datang kepada mereka Al-Quran dari Allah yang membenarkan yang ada pada mereka, padahal sebelumya mereka biasa memohon

3

Page 16: Paper edisi revisi

(kedatangan nabi) untuk mendapat kemenangan atas orang-orang kafir, maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketehui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka laknat Allah-lah atas orang-orang yang inkar itu. (Depag, 2006:14)

Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis akan membahas paper

berjudul “STUDI TAFSIR Q.S AL-BAYYINAH: 1-4” supaya menjadi tambahan

pengetahuan mengenai Orang Kafir dan Musyrik, khususnya di zaman sekarang.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis akan merumuskan beberapa hal

yang perlu dijelaskan. Adapun permasalahan yang akan dibahas dirumuskan

sebagai berikut:

1. Faktor apa sajakah yang menyebabkan Ahli Kitab dan Orang Musyrik

tidak mau meninggalkan agama mereka?

2. Bagaimana sikap Nabi Muhammad dalam menghadapi Ahli Kitab dan

Orang Musyrik?

3. Bagaimana keadaan Ahli Kitab dan Orang Musyrik sebelum dan sesudah

didatangkan bukti nyata kepada mereka?

C. Tujuan Penulis

Adapun tujuan untuk membahas masalah ini antara lain:

1. Untuk mengetahui faktor Ahli Kitab dan Orang Musyrik tidak mau

meninggalkan agama mereka.

2. Untuk mengetahi sikap Nabi Muhammad terhadap Ahli Kitab dan Orang

Musyrik.

4

Page 17: Paper edisi revisi

Untuk mengetahui keadaan Ahli Kitab dan Orang Musyrik sebelum dan

sesudah didatangkan bukti nyata kepada mereka

D. Manfaat Penulisan

Adapun dalam penulisan karya tulis ini diharapka dapat memberi manfaat

kepada :

1. Penulis :

penulisan karya ilmiah ini diharapkan menjadi pengalaman baru bagi

penulis dan dapat menambah wawasan bagi penulis dan memacu untuk

memperdalam isi kandungan Al-Quran.

2. Pembaca:

Penulisan karya ilmiah ini diharapkan menjadi bacaan yang bermanfaat

bagi seluruh pembaca.

E. Metode dan Teknik Penulisan

Untuk memperoleh informasi yang akan dibahas, metode yang dilakukan

adalah metode Historis , yaitu “Metode yang merekonstruksi kejadian-kejadian

pada masa lalu, secara sistematis dan objektif dengan cara mengumpulkan data-

data sehingga dapat ditetapkan fakta-fakta yang pada akhirnya dapat

diinterprestasikan atau ditafsirkan” (Usep, 2011:19)

Teknik penulisan yang dipakai adalah teknik studi kepustakaan, yaitu

“Pengumpulan keterangan-keterangan dan berbagai literatur sebagai bahan

perbandingan atau acuan yang relevan dengan peristiwa yang dikaji” (Usep,

2011:20)

5

Page 18: Paper edisi revisi

F. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran dari apa yang penulis buat, maka penulis

membuat sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN, meliputi: Latar Belakang Masalah, Rumuan

Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Metode Penelitian, Sistematika

Penulisan.

BAB II STUDI ATAS QURAN SURAT AL-BAYYINAH AYAT 1-4,

meliputi: Karakteristik Surat, Asal Usul Penamaan Surat, Jumlah Ayat, Kata, dan

Huruf, Kandunghan Surat.

BAB III STUDI TAFSIR QURAN SURAT AL-BAYYINAH AYAT 1-4

meliputi: Munasabah Antara Surat Sebelum dan Sesudahnya; Pendapat Para Ahli

Tafsir Tentang Surat: Pendapat Imam Ibnu Katsir Al-Damsyiqiy, Pendapat Imam

Musthafa Al-maraghy, Pendapat Imam Wahbah Zuhaily; Tafsir Surat Al-

Bayyinah Ayat: 1, Tafsir Surat Al-Bayyinah:2, Tafsir Surat Al-Bayyinah: 3,

Tafsir Surat Al-Bayyinah: 4.

BAB IV PENUTUP, meliputi: Kesimpulan, Saran-saran, dan Rekomendasi.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

6

Page 19: Paper edisi revisi

BAB II

STUDI ATAS QURAN SURAT AL-BAYYINAH

A. Karakteristik Surat

A.1 Asal Usul Penamaan Surat

1. Penamaan secara Tauqidiyyah

Dalam Nadzoh Jadidah (2007:363-364) Penamaan tauqidiyyah ada 2,

yaitu:

a. Surat Al-Bayyinah

Menurut kitab Nadzroh Jadidah (2007:363), penamaan surat Al-Bayyinah

ini sudah terkenal dan tertulis di dalam mushaf dan pada sebagian kitab tafsir.

Penamaannya dengan nama Al-Bayyinah karena terdapat lafadz Al-

Bayyinah pada permulaan ayat : ( ن� مcي aن ت�ن ن� ق2ي ق* dا ت� ا� نو� Iق ن�ا cق ا� � ق3 Aا ن,� ا� ق� ت*و� aن ن2 ن� 7Eق �� ن � ق� cت ن7 ا ت! ن� نن مي Mن ا� � ت Yت ني ق[ ا,ا ن[ F�� ن Bن )

maksudnya adalah hujjah, yaitu Al-Quran yang diturunkan kepada Nabi

Muhammad SAW.

b. Surat Lam Yakunilladziina Kafaruu atau Surat Lam Yakun

Dinamakan surat Lam Yakunilladziina Kafaru karena di awal kalimat

dibuka dengan kalimat tersebut dan tidak diawali dengan surat yang lainnya dari

surat Al-Quran.

7

Page 20: Paper edisi revisi

2. Penamaan menurut Ijtihad Para Ulama

Dalam Nadzoh Jadidah (2007:365-367) penamaan surat menurut para

ulama ini terdiri dari:

a. Surat Al-Qoyyimah

b. Surat Al-Bariyyah

c. Surat Munfakkin

d. Surat Ahli Kitab

A.2 Jumlah Ayat, Kata dan Huruf

Dalam kitab Nadzrah Jadidah Fi Al-Tafsir Al-Maudhu’iy (2007:362)

jumlah ayat dalam surat Al-Bayyinah terdapat 2 pendapat yaitu 7 ayat menurut

ahli basory dan 8 ayat menurut pendapat lainnya. Sedangkan kalimatnya

berjumlah 74, dan hurufnya berjumlah 366.

A.3 Kandungan Surat

Isi dan tujuan surat ini menurut kitab Nadzoh jadidah (2007:362-363)

yaitu:

1. Surat Al-Bayyinah (surat lam yakun) termasuk surat madaniyah,yaitu

karena menangani perkara pengadilan. Ayat-ayat:

a. Posisi ahli kitab dari misi Nabi Muhammad SAW

b. Menempatkan ketulusan beribadah kepada Alloh SWT

c. Tempat kembali setiap yang bahagia dan celaka adalah di akhirat

8

Page 21: Paper edisi revisi

2. Dimulai surat Al-Bayyinah ini dengan pembicaraan tentang “orang Yahudi

dan Nasrani” dan mereka berhenti dari ajakan (dakwah) Rosululloh SAW

setelah tampak jelas bagi mereka suatu kebenaran dan bersinar cahayanya.

Mereka menunggu dan menyambut diutusnya seorang nabi. Ketika

diutusnya seorang rosul terakhir, mereka berdusta, kafir dan menyimpang

dari kerosulan Muhammad.

3. Kemudian surat ini membicarakan unsur penting dari iman, yaitu

keikhlasan dalam beribadah hanya kepada Alloh yang diperintahkan untuk

semua pemeluk agama, tauhid yang dicatat dan dimaksud, pengarahan

dalam semua ucapan, perbuatan, dan amal.

4. Sebagaimana yang telah dibicarakan tentang tempat kembali orang-orang

yang berbuat kejahatan adalah sejelek-jeleknya tempat kembali untuk

orang kafir dari kalangan Ahli Kitab dan orang musyrik dan mereka kekal

di dalam neraka jahim dan mengenai tempat kembalinya orang mu’min

adalah sebaik-baiknya tempat kembali dan mereka kekal di dalam surga

naim bersama para nabi, para sahabat, syuhada, orang-orang yang shaleh.

Itulah balasan atas ketaatan mereka dan keikhlasan mereka terhadap Alloh

SAW.

A.4 Munasabah antara Surat sebelum dan sesudahnya

Dalam kitab Nadzoh Jadidah (2007:362) dikatakan bahwa dalam Surat Al-

Bayyinah dikatakan (lamyakunilladziina kafaruu...) seperti sebab diturunkannya

Al-Quran. Sebagaimana dikatakan : Sesungguhnya kami telah menurunkan

kepada mereka (Al-Quran) karena orang kafir dan musyrik enggan meninggalkan

9

Page 22: Paper edisi revisi

agama mereka sampai datang kepada mereka seorang rosul yang membawa

lembaran yang suci. (Al-Quran). Dengan demikian surat ini terletak mengikuti

surat yang lebih dulu, yaitu Surat Al-Qodr.

Dalam Kitab Tafsir Al-Misbah (2010:511) dijelaskan bahwa surat yang

lalu (Al-Qodr) menjelaskan bahwa ada malam mulia yang dirahasiakan Alloh,

yaitu malam Lailatul Al-Qodr, dan bahwa dia berlangsung sampai terbitnya fajar.

Pada malam itulah Al-Quran turun. Selanjutnya terlihat dalam kenyataan bahwa

ada sementara orang yang enggan menerima petunjuk Al-Quran. Karena itu, awal

surat ini menjelaskan siapakah mereka dan apa motivasi mereka. Demikian lebih

kurang uraian Al-Biqa’i yang menghubungkan surat ini dengan surat sebelumnya.

Dapat juga dikatakan bahwa surat ini menjelaskan alasan mengapa Alloh SWT

menurunkan Al-Quran dan menghadirkan Rosul SAW dengan membawa bukti

yang sangat jelas.

Dalam kitab terjemahan Al-Maraghiy (1993:366) di katakan, di dalam

surah ini, firman Alloh yang berbunyi: Lam yakunilladzina kafaru . . . sampai ayat

yang berbunyi zalika liman khasyiya rabbah seperti diturunkanya Al-Qura.

Seolah-olah dikatakan, “ Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Quran karena

kaum kafir masih tetap teguh dengan kekefirannya, hingga rasul membawakan

kepada mereka suhuf (kitab suci) untuk dibacakan kepada mereka”.

10

Page 23: Paper edisi revisi

A.5 Keutamaan Surat

Dalam kitab Nadzoh Jadidah (2007:362) dikatakan bahwa dalam Surat Al-

Bayyinah dikatakan (lamyakunilladziina kafaruu...) seperti sebab diturunkannya

Al-Quran. Sebagaimana dikatakan : Sesungguhnya kami telah menurunkan

kepada mereka (Al-Quran) karena orang kafir dan musyrik enggan meninggalkan

agama mereka sampai datang kepada mereka seorang rosul yang membawa

lembaran yang suci. (Al-Quran). Dengan demikian surat ini terletak mengikuti

surat yang lebih dulu, yaitu Surat Al-Qodr.

Dalam Kitab Tafsir Al-Misbah (2010:511) dijelaskan bahwa surat yang

lalu (Al-Qodr) menjelaskan bahwa ada malam mulia yang dirahasiakan Alloh,

yaitu malam Lailatul Al-Qodr, dan bahwa dia berlangsung sampai terbitnya fajar.

Pada malam itulah Al-Quran turun. Selanjutnya terlihat dalam kenyataan bahwa

ada sementara orang yang enggan menerima petunjuk Al-Quran. Karena itu, awal

surat ini menjelaskan siapakah mereka dan apa motivasi mereka. Demikian lebih

kurang uraian Al-Biqa’i yang menghubungkan surat ini dengan surat sebelumnya.

Dapat juga dikatakan bahwa surat ini menjelaskan alasan mengapa Alloh SWT

menurunkan Al-Quran dan menghadirkan Rosul SAW dengan membawa bukti

yang sangat jelas.

Dalam kitab terjemahan Al-Maraghiy (1993:366) di katakan, di dalam

surah ini, firman Alloh yang berbunyi: Lam yakunilladzina kafaru . . . sampai ayat

yang berbunyi zalika liman khasyiya rabbah seperti diturunkanya Al-Qura.

Seolah-olah dikatakan, “ Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Quran karena

11

Page 24: Paper edisi revisi

kaum kafir masih tetap teguh dengan kekefirannya, hingga rasul membawakan

kepada mereka suhuf (kitab suci) untuk dibacakan kepada mereka”.

Dalam kitab Nadzoh Jadidah (2007:362) dikatakan bahwa dalam Surat Al-

Bayyinah dikatakan (lamyakunilladziina kafaruu...) seperti sebab diturunkannya

Al-Quran. Sebagaimana dikatakan : Sesungguhnya kami telah menurunkan

kepada mereka (Al-Quran) karena orang kafir dan musyrik enggan meninggalkan

agama mereka sampai datang kepada mereka seorang rosul yang membawa

lembaran yang suci. (Al-Quran). Dengan demikian surat ini terletak mengikuti

surat yang lebih dulu, yaitu Surat Al-Qodr.

Dalam Kitab Tafsir Al-Misbah (2010:511) dijelaskan bahwa surat yang

lalu (Al-Qodr) menjelaskan bahwa ada malam mulia yang dirahasiakan Alloh,

yaitu malam Lailatul Al-Qodr, dan bahwa dia berlangsung sampai terbitnya fajar.

Pada malam itulah Al-Quran turun. Selanjutnya terlihat dalam kenyataan bahwa

ada sementara orang yang enggan menerima petunjuk Al-Quran. Karena itu, awal

surat ini menjelaskan siapakah mereka dan apa motivasi mereka. Demikian lebih

kurang uraian Al-Biqa’i yang menghubungkan surat ini dengan surat sebelumnya.

Dapat juga dikatakan bahwa surat ini menjelaskan alasan mengapa Alloh SWT

menurunkan Al-Quran dan menghadirkan Rosul SAW dengan membawa bukti

yang sangat jelas.

Dalam kitab terjemahan Al-Maraghiy (1993:366) di katakan, di dalam

surah ini, firman Alloh yang berbunyi: Lam yakunilladzina kafaru . . . sampai ayat

yang berbunyi zalika liman khasyiya rabbah seperti diturunkanya Al-Qura.

12

Page 25: Paper edisi revisi

Seolah-olah dikatakan, “ Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Quran karena

kaum kafir masih tetap teguh dengan kekefirannya, hingga rasul membawakan

kepada mereka suhuf (kitab suci) untuk dibacakan kepada mereka”.

Dalam kitab Nadzoh Jadidah (2007:362) dikatakan bahwa dalam Surat Al-

Bayyinah dikatakan (lamyakunilladziina kafaruu...) seperti sebab diturunkannya

Al-Quran. Sebagaimana dikatakan : Sesungguhnya kami telah menurunkan

kepada mereka (Al-Quran) karena orang kafir dan musyrik enggan meninggalkan

agama mereka sampai datang kepada mereka seorang rosul yang membawa

lembaran yang suci. (Al-Quran). Dengan demikian surat ini terletak mengikuti

surat yang lebih dulu, yaitu Surat Al-Qodr.

Dalam Kitab Tafsir Al-Misbah (2010:511) dijelaskan bahwa surat yang

lalu (Al-Qodr) menjelaskan bahwa ada malam mulia yang dirahasiakan Alloh,

yaitu malam Lailatul Al-Qodr, dan bahwa dia berlangsung sampai terbitnya fajar.

Pada malam itulah Al-Quran turun. Selanjutnya terlihat dalam kenyataan bahwa

ada sementara orang yang enggan menerima petunjuk Al-Quran. Karena itu, awal

surat ini menjelaskan siapakah mereka dan apa motivasi mereka. Demikian lebih

kurang uraian Al-Biqa’i yang menghubungkan surat ini dengan surat sebelumnya.

Dapat juga dikatakan bahwa surat ini menjelaskan alasan mengapa Alloh SWT

menurunkan Al-Quran dan menghadirkan Rosul SAW dengan membawa bukti

yang sangat jelas.

Dalam kitab terjemahan Al-Maraghiy (1993:366) di katakan, di dalam

surah ini, firman Alloh yang berbunyi: Lam yakunilladzina kafaru . . . sampai ayat

13

Page 26: Paper edisi revisi

yang berbunyi zalika liman khasyiya rabbah seperti diturunkanya Al-Qura.

Seolah-olah dikatakan, “ Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Quran karena

kaum kafir masih tetap teguh dengan kekefirannya, hingga rasul membawakan

kepada mereka suhuf (kitab suci) untuk dibacakan kepada mereka”.

Dalam kitab Nadzoh Jadidah (2007:362) dikatakan bahwa dalam Surat Al-

Bayyinah dikatakan (lamyakunilladziina kafaruu...) seperti sebab diturunkannya

Al-Quran. Sebagaimana dikatakan : Sesungguhnya kami telah menurunkan

kepada mereka (Al-Quran) karena orang kafir dan musyrik enggan meninggalkan

agama mereka sampai datang kepada mereka seorang rosul yang membawa

lembaran yang suci. (Al-Quran). Dengan demikian surat ini terletak mengikuti

surat yang lebih dulu, yaitu Surat Al-Qodr.

Dalam Kitab Tafsir Al-Misbah (2010:511) dijelaskan bahwa surat yang

lalu (Al-Qodr) menjelaskan bahwa ada malam mulia yang dirahasiakan Alloh,

yaitu malam Lailatul Al-Qodr, dan bahwa dia berlangsung sampai terbitnya fajar.

Pada malam itulah Al-Quran turun. Selanjutnya terlihat dalam kenyataan bahwa

ada sementara orang yang enggan menerima petunjuk Al-Quran. Karena itu, awal

surat ini menjelaskan siapakah mereka dan apa motivasi mereka. Demikian lebih

kurang uraian Al-Biqa’i yang menghubungkan surat ini dengan surat sebelumnya.

Dapat juga dikatakan bahwa surat ini menjelaskan alasan mengapa Alloh SWT

menurunkan Al-Quran dan menghadirkan Rosul SAW dengan membawa bukti

yang sangat jelas.

14

Page 27: Paper edisi revisi

Dalam kitab terjemahan Al-Maraghiy (1993:366) di katakan, di dalam

surah ini, firman Alloh yang berbunyi: Lam yakunilladzina kafaru . . . sampai ayat

yang berbunyi zalika liman khasyiya rabbah seperti diturunkanya Al-Qura.

Seolah-olah dikatakan, “ Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Quran karena

kaum kafir masih tetap teguh dengan kekefirannya, hingga rasul membawakan

kepada mereka suhuf (kitab suci) untuk dibacakan kepada mereka”.

Dalam kitab Nadzoh Jadidah (2007:362) dikatakan bahwa dalam Surat Al-

Bayyinah dikatakan (lamyakunilladziina kafaruu...) seperti sebab diturunkannya

Al-Quran. Sebagaimana dikatakan : Sesungguhnya kami telah menurunkan

kepada mereka (Al-Quran) karena orang kafir dan musyrik enggan meninggalkan

agama mereka sampai datang kepada mereka seorang rosul yang membawa

lembaran yang suci. (Al-Quran). Dengan demikian surat ini terletak mengikuti

surat yang lebih dulu, yaitu Surat Al-Qodr.

Dalam Kitab Tafsir Al-Misbah (2010:511) dijelaskan bahwa surat yang

lalu (Al-Qodr) menjelaskan bahwa ada malam mulia yang dirahasiakan Alloh,

yaitu malam Lailatul Al-Qodr, dan bahwa dia berlangsung sampai terbitnya fajar.

Pada malam itulah Al-Quran turun. Selanjutnya terlihat dalam kenyataan bahwa

ada sementara orang yang enggan menerima petunjuk Al-Quran. Karena itu, awal

surat ini menjelaskan siapakah mereka dan apa motivasi mereka. Demikian lebih

kurang uraian Al-Biqa’i yang menghubungkan surat ini dengan surat sebelumnya.

Dapat juga dikatakan bahwa surat ini menjelaskan alasan mengapa Alloh SWT

menurunkan Al-Quran dan menghadirkan Rosul SAW dengan membawa bukti

yang sangat jelas.

15

Page 28: Paper edisi revisi

Dalam kitab terjemahan Al-Maraghiy (1993:366) di katakan, di dalam

surah ini, firman Alloh yang berbunyi: Lam yakunilladzina kafaru . . . sampai ayat

yang berbunyi zalika liman khasyiya rabbah seperti diturunkanya Al-Qura.

Seolah-olah dikatakan, “ Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Quran karena

kaum kafir masih tetap teguh dengan kekefirannya, hingga rasul membawakan

kepada mereka suhuf (kitab suci) untuk dibacakan kepada mereka”.

Dalam kitab Nadzoh Jadidah (2007:362) dikatakan bahwa dalam Surat Al-

Bayyinah dikatakan (lamyakunilladziina kafaruu...) seperti sebab diturunkannya

Al-Quran. Sebagaimana dikatakan : Sesungguhnya kami telah menurunkan

kepada mereka (Al-Quran) karena orang kafir dan musyrik enggan meninggalkan

agama mereka sampai datang kepada mereka seorang rosul yang membawa

lembaran yang suci. (Al-Quran). Dengan demikian surat ini terletak mengikuti

surat yang lebih dulu, yaitu Surat Al-Qodr.

Dalam Kitab Tafsir Al-Misbah (2010:511) dijelaskan bahwa surat yang

lalu (Al-Qodr) menjelaskan bahwa ada malam mulia yang dirahasiakan Alloh,

yaitu malam Lailatul Al-Qodr, dan bahwa dia berlangsung sampai terbitnya fajar.

Pada malam itulah Al-Quran turun. Selanjutnya terlihat dalam kenyataan bahwa

ada sementara orang yang enggan menerima petunjuk Al-Quran. Karena itu, awal

surat ini menjelaskan siapakah mereka dan apa motivasi mereka. Demikian lebih

kurang uraian Al-Biqa’i yang menghubungkan surat ini dengan surat sebelumnya.

Dapat juga dikatakan bahwa surat ini menjelaskan alasan mengapa Alloh SWT

menurunkan Al-Quran dan menghadirkan Rosul SAW dengan membawa bukti

yang sangat jelas.

16

Page 29: Paper edisi revisi

Dalam kitab terjemahan Al-Maraghiy (1993:366) di katakan, di dalam

surah ini, firman Alloh yang berbunyi: Lam yakunilladzina kafaru . . . sampai ayat

yang berbunyi zalika liman khasyiya rabbah seperti diturunkanya Al-Qura.

Seolah-olah dikatakan, “ Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Quran karena

kaum kafir masih tetap teguh dengan kekefirannya, hingga rasul membawakan

kepada mereka suhuf (kitab suci) untuk dibacakan kepada mereka”.

Dalam kitab Nadzoh Jadidah (2007:362) dikatakan bahwa dalam Surat Al-

Bayyinah dikatakan (lamyakunilladziina kafaruu...) seperti sebab diturunkannya

Al-Quran. Sebagaimana dikatakan : Sesungguhnya kami telah menurunkan

kepada mereka (Al-Quran) karena orang kafir dan musyrik enggan meninggalkan

agama mereka sampai datang kepada mereka seorang rosul yang membawa

lembaran yang suci. (Al-Quran). Dengan demikian surat ini terletak mengikuti

surat yang lebih dulu, yaitu Surat Al-Qodr.

Dalam Kitab Tafsir Al-Misbah (2010:511) dijelaskan bahwa surat yang

lalu (Al-Qodr) menjelaskan bahwa ada malam mulia yang dirahasiakan Alloh,

yaitu malam Lailatul Al-Qodr, dan bahwa dia berlangsung sampai terbitnya fajar.

Pada malam itulah Al-Quran turun. Selanjutnya terlihat dalam kenyataan bahwa

ada sementara orang yang enggan menerima petunjuk Al-Quran. Karena itu, awal

surat ini menjelaskan siapakah mereka dan apa motivasi mereka. Demikian lebih

kurang uraian Al-Biqa’i yang menghubungkan surat ini dengan surat sebelumnya.

Dapat juga dikatakan bahwa surat ini menjelaskan alasan mengapa Alloh SWT

menurunkan Al-Quran dan menghadirkan Rosul SAW dengan membawa bukti

yang sangat jelas.

17

Page 30: Paper edisi revisi

Dalam kitab terjemahan Al-Maraghiy (1993:366) di katakan, di dalam

surah ini, firman Alloh yang berbunyi: Lam yakunilladzina kafaru . . . sampai ayat

yang berbunyi zalika liman khasyiya rabbah seperti diturunkanya Al-Qura.

Seolah-olah dikatakan, “ Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Quran karena

kaum kafir masih tetap teguh dengan kekefirannya, hingga rasul membawakan

kepada mereka suhuf (kitab suci) untuk dibacakan kepada mereka”.

Dalam kitab Nadzoh Jadidah (2007:362) dikatakan bahwa dalam Surat Al-

Bayyinah dikatakan (lamyakunilladziina kafaruu...) seperti sebab diturunkannya

Al-Quran. Sebagaimana dikatakan : Sesungguhnya kami telah menurunkan

kepada mereka (Al-Quran) karena orang kafir dan musyrik enggan meninggalkan

agama mereka sampai datang kepada mereka seorang rosul yang membawa

lembaran yang suci. (Al-Quran). Dengan demikian surat ini terletak mengikuti

surat yang lebih dulu, yaitu Surat Al-Qodr.

Dalam Kitab Tafsir Al-Misbah (2010:511) dijelaskan bahwa surat yang

lalu (Al-Qodr) menjelaskan bahwa ada malam mulia yang dirahasiakan Alloh,

yaitu malam Lailatul Al-Qodr, dan bahwa dia berlangsung sampai terbitnya fajar.

Pada malam itulah Al-Quran turun. Selanjutnya terlihat dalam kenyataan bahwa

ada sementara orang yang enggan menerima petunjuk Al-Quran. Karena itu, awal

surat ini menjelaskan siapakah mereka dan apa motivasi mereka. Demikian lebih

kurang uraian Al-Biqa’i yang menghubungkan surat ini dengan surat sebelumnya.

Dapat juga dikatakan bahwa surat ini menjelaskan alasan mengapa Alloh SWT

menurunkan Al-Quran dan menghadirkan Rosul SAW dengan membawa bukti

yang sangat jelas.

18

Page 31: Paper edisi revisi

Dalam kitab terjemahan Al-Maraghiy (1993:366) di katakan, di dalam

surah ini, firman Alloh yang berbunyi: Lam yakunilladzina kafaru . . . sampai ayat

yang berbunyi zalika liman khasyiya rabbah seperti diturunkanya Al-Qura.

Seolah-olah dikatakan, “ Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Quran karena

kaum kafir masih tetap teguh dengan kekefirannya, hingga rasul membawakan

kepada mereka suhuf (kitab suci) untuk dibacakan kepada mereka”.

Dalam kitab Nadzoh Jadidah (2007:362) dikatakan bahwa dalam Surat Al-

Bayyinah dikatakan (lamyakunilladziina kafaruu...) seperti sebab diturunkannya

Al-Quran. Sebagaimana dikatakan : Sesungguhnya kami telah menurunkan

kepada mereka (Al-Quran) karena orang kafir dan musyrik enggan meninggalkan

agama mereka sampai datang kepada mereka seorang rosul yang membawa

lembaran yang suci. (Al-Quran). Dengan demikian surat ini terletak mengikuti

surat yang lebih dulu, yaitu Surat Al-Qodr.

Dalam Kitab Tafsir Al-Misbah (2010:511) dijelaskan bahwa surat yang

lalu (Al-Qodr) menjelaskan bahwa ada malam mulia yang dirahasiakan Alloh,

yaitu malam Lailatul Al-Qodr, dan bahwa dia berlangsung sampai terbitnya fajar.

Pada malam itulah Al-Quran turun. Selanjutnya terlihat dalam kenyataan bahwa

ada sementara orang yang enggan menerima petunjuk Al-Quran. Karena itu, awal

surat ini menjelaskan siapakah mereka dan apa motivasi mereka. Demikian lebih

kurang uraian Al-Biqa’i yang menghubungkan surat ini dengan surat sebelumnya.

Dapat juga dikatakan bahwa surat ini menjelaskan alasan mengapa Alloh SWT

menurunkan Al-Quran dan menghadirkan Rosul SAW dengan membawa bukti

yang sangat jelas.

19

Page 32: Paper edisi revisi

Dalam kitab terjemahan Al-Maraghiy (1993:366) di katakan, di dalam

surah ini, firman Alloh yang berbunyi: Lam yakunilladzina kafaru . . . sampai ayat

yang berbunyi zalika liman khasyiya rabbah seperti diturunkanya Al-Qura.

Seolah-olah dikatakan, “ Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Quran karena

kaum kafir masih tetap teguh dengan kekefirannya, hingga rasul membawakan

kepada mereka suhuf (kitab suci) untuk dibacakan kepada mereka”.

B. Pendapat Para Ahli Tafsir Tentang Surat

B.1 Pendapat Imam Ibnu Katsir Al-Damsyiqi

Yang dimaksud ahli kitab adalah orang-orang Yahudi, Nasrani serta

orang-orang musyrik penyembah patung dan api dari bangsa Arab dan non-Arab.

Mujahid berkata: mereka tidak akan meninggalkan agama mereka hingga

kebenaran telah menjadi jelas bagi mereka. Begitu juga pendapat

Qatadah. )2007:299)

B.2 Pendapat Imam Musthafa Al-Maraghiy

Kaum ahli kitab, yakni kaum Yahudi dan Nasrani, hidup dalam kegelapan

dan kebodohan. Mereka sama sekali tidak mau menerima iman kepada apa yang

seharusnya diimani, yakni berjalan di atas dasar-dasar syariat nabi, kecuali

beberapa orang yang tidak larut di dalam arus. Mereka adalah orang-orang yang

mendapat pemeliharaan Alloh. Keingkaran mereka itu disebabkan karena nenek

moyang mereka telah berhasil merubah dan mengganti syariat tersebut dan

memasukan yang di luar agama ke dalam agama. Kenyataan tersebut mungkin

disebabkan karena kebodohan mereka dalam memahami agama atau karena sikap

20

Page 33: Paper edisi revisi

menganggap baik terhadap berbagai bid’ah yang mereka duga dapat memperkuat

ajaran agama. Padaha secara faktual bid’ah-bid’ah tersebut telah merusak sendi-

sendi agama mereka sendiri. Kadang-kadang kenyataan tersebut disebabkan

karena upaya penipuan yang dilakukan musuh-musuh mereka yang mempunyai

maksud menghancurkan agama dan ingin menguasai para pemeluknya.

Masa terus berputar dan setiap generasi berusaha memberikan berbagai

tambahan ke dalam ajaran agama tentang berbagai persoalan yang tidak tergarap

oleh generasi terdahulu. Sebagai akibatnya, garis-garis kebenaran menjadi pudar

dan nur keyakinan semakin terkubur.

Di samping mereka, terdapat pula kaum penyembah berhala yang terdiri

dari bangsa arab dan lainnya. Mereka ini sudah terbiasa menyembah berhala dan

tunduk kepada kekuatan wasani. Sehingga sulit mengalihkan merela dari wasani

ini. Sekalipun demikian mereka tetap berkeyakinan bahwa agama yang mereka

anut adalah agama Al-Khalil (kekasih Alloh), Nabi Ibrahim.

Sering sekali terjadi perdebatan antara kaum musyrikin dan Yahudi dan

antara mereka dengan kaum Nasrani. Kaum musyrik mengatakan, “Sesungguhnya

Alloh akan mengutus seorang nabi dari bangsa arab yang menduduki kota

Makkah”. Kemudian, bangsa Arab menceritakan ciri-ciri nabi yang dimaksud dan

berjanji akan membantunya jika nabi itu datang. Merekapun mendukung dan

membela sampai bisa menghancurkan kaum ahli kitab.

Demikian pernyataan dan janji mereka. Tetapi ketika Nabi Muhammad

SAW diutus, justru kaum musyrik yang bersikap oposisi terhadap Nabi SAW dan

21

Page 34: Paper edisi revisi

secara terang-terangan memproklamirkan permusuhan. Bahkan secara lebih jauh

mereka menghasut kaum lainnya untuk terlibat dalam permusuhan kepada nabi.

Mereka menyakiti dan menyiksa setiap orang yang mengikuti dan setia terhadap

nabi, yaitu orang-orang yang Alloh beri hidayah dan kelapangan dada sehingga

mempu mengetahui kebenaran.

Demikian halnya setiap kaum Yahudi yang berbalik menentang. Padahal

mereka adalah kaum yang mengetahui akan datangnya seorang Nabi Muhammad

SAW. Mereka itu dapat mengetahui ciri-ciri dan sifat nabi yang akan datang

melalui Kitab Taurat yang dijadikan sebagai pegangan. Setelah nabi SAW datang,

mereka menuduh bahwa apa yang nabi SAW bawa bukanlah merupakan sesuatu

yang baru bagi mereka. Bahkan mereka beranggapan hal tersebut sudah dikenal

melalui kitab-kitab yang dibawa nabi-nabi mereka. Karenanya mereka

berpendapat tidak selayaknya mereka meninggalkan pegangan mereka hanya

karena ingin mengikuti Nabi Muhammad yang padanya belum tentu lebih baik

dibanding dengan yang ada pada mereka. Bahkan dalam hal ini mereka terlalu

berlebih-lebihan, karena sebelum kehadiran Nabi Muhammad, kaum musyrikin

menentang dan mengancam Kaum Yahudi dan berjanji akan mengikuti nabi dan

menolongnya. (1993:369-370)

B.3 Pendapat Imam Wahbah Zuhailiy

Surat madaniyah ini membicarakan tentang 3 perkara (2005:830-831),

yaitu:

22

Page 35: Paper edisi revisi

1. Pernyataan hubungan ahli kitab (Yahudi dan Nasrani) dan orang musyrik

terhadap risalah Nabi Muhammad SAW dan yang bersangkutan dengan

sebab rusaknya risalah nabi itu dengan kekufuran mereka.

2. Penentuan tujuan dari agama dan iman, yaitu ikhlas beribadah kepada

Alloh, menunaikan zakat, yang demikian adalah agama yang lurus.

3. Penjelasan setiap dari orang kafir yang berdosa dan hina adalah seburuk-

buruknya mahluk, dan orang mu’min yang mensucikan diri adalah sebaik-

baiknya mahluk 2ي�*dو��� Iا�c�� 3A� �� a2*و� �7E�� (QS. Al-Bayyinah: 6-8) �ن

B.4 Pendapat Imam Ath-Thabariy

Ahli kitab dan orang Musyrik tidak akan meninggalkan agama mereka

sebelum datangnya bukti nyata. Setelah Nabi Muhammad SAW datang dengan

membawa bukti nyata merekapun enggan menerimanya karena mereka

berpendapat bahwa bukti nyata seharusnya dari pihak mereka.

BAB III

STUDI TAFSIR QURAN SURAT AL-BAYYINAH AYAT 1-4

A. Tafsir surat Al-Bayyinah Ayat 1

A.1 Tafsir Perkata (Al-Mufradat)

Dalam Kitab Al-Misbah (2010:513-514), dijelaskan bahwa kata (�نcaي�)

Munfakkin adalah bentuk kata yang menunjukan subjek (pelaku). Ia terambil dari

kata ��a1ك) ) Infakka yang berarti berpisah sedang sebelumnya menyatu dengan

kukuh.Sesuatu yang berpisah dari yang lain menjadikannya meninggalkan yang

23

Page 36: Paper edisi revisi

lain itu. Dari sini, kata tersebut dipahami juga dalam arti meninggalkan. Dalam

konteks ayat ini adalah meninggalkan keyakinan dan pandangan hidup mereka.

Bisa juga kata Munfakkin bukan dalam arti subjek (pelaku) yang meninggalkan,

tetapi dalam arti objek, yakni yang ditinggalkan. Dari sini, mereka memahami

ayat di atas dalam arti ahli kitab dan kaum musyrikin itu tidak akan ditinggalkan

oleh Alloh terus-menerus dalam kekufuran tanpa diutus kepada mereka seorang

rosul yang memberikan mereka peringatan. Makna ini sejalan dengan pandangan

Thabathaba’i yang disebut di atas dan oleh sementara ulama dinyatakan sejalan

juga dengan firman Alloh:

ن7ح "�ى ان,� ت< hن ن* ا� ت7 ان ن,� تن نLا ا1 +�= ا- � iت ن<

“Apakah manusia mengira bahwa ia akan dibiarkan begitu saja” (QS.Al-Qiyamah:36)

A.2 Tafsir Lughawi (Al-I’rabat)

Lafadz ا ن� yang terdapat pada awal surat ini merupakan huruf jazm.

Sedangkan lafadz ت� cت ن7 merupakan fiil mudhore yang majzum karena adanya huruf

lam. ن� 7Eق �� ن � merupakan isim kana. ت*و� aن ن2 fiil madhi yang mabni dengan dommah dan

kedudukan huruf wau-nya menjadi fail. ا� ق� termasuk huruf jar yang memajrurkan

ق3 Aا ن,� dan kedudukannya menjadi mudhof. Iق ن�ا cق ا� � adalah mudhof ilaih. merupakan و

huruf athaf. ن�) ق2ي ق* dا ت� ا� �) ma’tuf kepada ( ) ن�. مcي aن ت�ن Iق ن�ا cق ا� � merupakan khobar kana. (F�ن� Bن )

huruf nasab. (ت Yت ني ق[ ا,ا ن[ ) fiil mudhore yang mansub dengan fathah dan kedudukan ت Aت

adalah maf’ul bih. (!ت نن مي Mن ا� �) adalah fail.

24

Page 37: Paper edisi revisi

A.3 Tafsir Ijmali

Menurut Aam Amirudin dalam tafsir kontemporer (2003:218) , kalau kita

cermati, arti kafir yang paling dominan disebutkan dalam Al-Quran adalah

pengingkaran terhadap Allah dan Rasul-Nya, khususnya Muhammad SAW

dengan ajaran-ajaran yang dibawanya. Istilah kafir dalam pengertian yang terakhir

ini pertama kali digunakan dalam Al-Quran untuk menyebut para kafir Mekah.

Di dalamnya juga disebutkan bahwa orang kafir adalah mereka yang

menolak, menentang, mendustakan, mengingkari, dan anti kebenaran. Seseorang

disebut kafir apabila melihat sinar kebenaran, ia akan memejamkan matanya.

Apabila mendengar ajakan kebenaran, ia menutupi telinganya. Ia tidak mau

mempertimbangkan dalil apapun yang disampaikan padanya dan tidak bersedia

tunduk pada sebuah argumen meski telah mengusik nuraninya. (Aam Amirudin,

2003:218)

Secara garis besar, Orang kafir terbagi atas dua kelompok, yaitu kafir ahli

kitab dan kafir musyrik.

Ahli kitab adalah komunitas kafir yang meyakini kitab Injil dan Taurat

tetapi tidak mengimani Al-Quran, karenanya mereka suka disebut Nasrani

(Kristen) dan Yahudi. Sedangkan musyrik adalah komunitas kafir yang tidak

mengimani Injil, Taurat ataupun Al-Quran, misalnya yang beragama Hindu,

Budha, atau Konghucu. (Aam Amirudin, 2003:218-219)

“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan ridha kepada kamu hingga

kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah ‘Sesungguhnya petunjuk Allah itulah

25

Page 38: Paper edisi revisi

petunjuk ‘. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah

pengetahuan datang kepadamu maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan

penolong bagimu.” . (Rahmat Blog)

Sejarah Berbicara, bentuk ketidakrelaan Yahudi dan Nasrani dapat

dibuktikan melalui fakta sejarah berlangsung dari “doloe” hingga kini kadang

tidak diperlukan analisa tinggi utk memahaminya masyarakat awam juga bisa

membaca fakta yg “kasat mata” itu. (Rahmat Blog)

Konflik hubungan Islam dgn Yahudi mulai memburuk terutama sejak

mereka melakukan konspirasi bersama pasukan kafir Mekah utk memusuhi kaum

Muslim di Madinah hingga akhirnya mereka diusir dari Madinah dan Khaibar.

Peristiwa Khaibar di kemudian hari menjadi satu peristiwa paling traumatis dan

mewariskan dendam kesumat orang Yahudi hingga berabad-abad. (Rahmat Blog)

Pada masa sahabat Yahudi melakukan infiltrasi dgn cara menyusup ke

tengah-tengah barisan Islam. Puncaknya mereka berhasil membunuh Khalifah

Amirul Mukminin Umar bin Khatthab. Mereka juga berhasil membangkitkan

fitnah atas diri Utsman bin Affan dan mempertajam pertentangan antara kubu Ali

bin Abi Thalib dgn Mu’awiyah bin Abu Sofyan. Tidak hanya sampai di situ

mereka bahkan menyusup ke barisan Syi’ah dan kelompok-kelompok militan

lainnya dgn pola provokasi agar kelompok-kelompok itu melakukan perlawanan

baik terhadap idiologi maupun institusi as-sawad al-a’dham saat itu. (Rahmat

Blog)

26

Page 39: Paper edisi revisi

Sedangkan konflik pertama kali dgn kaum Nasrani terjadi pada Perang

Mu’tah dan Perang Tabuk melawan tentara Romawi . Perang Mu’tah terjadi krn

al-Harits ibnu Umair al-Azady yg diutus Nabi utk membawa surat kepada

pemimpin Bushro namun dalam perjalanan dihadang Syurahbil bin Amr al-

Ghassany pemimpin al-Balqa’ masuk wilayah Syam di bawah pemerintahan

Kaisar Romawi. Syurahbil mengikat al-Harits dan membawanya ke hadapan

Kaisar lalu dia memenggal lehernya. Padahal membunuh duta merupakan

kejahatan yg amat keji dan sama halnya mengumumkan perang. (Rahmat Blog)

Penasaran atas kekalahan mereka dalam perang Mu’tah Nasrani dibawah

Komando Raja Romawi Hiraqla bermaksud menyerang Madinah. Namun mereka

buru-buru mundur teratur saat mendengar Rasulullah telah siap siaga menghadang

mereka di Tabuk dalam jumlah pasukan yg besar sebuah perbatasan antara Jazirah

Arab dan Syam. (Rahmat Blog)

Perang berikutnya terjadi pada masa kekhalifahan Abu Bakar yg dikenal

dgn perang Yarmuk. Di bawah pimpinan Khalid bin Walid umat Islam menang

telak hingga Raja Hiraqla melarikan diri ke Konstantinopel sambil berlinang air

mata. (Rahmat Blog)

Pada masa kekhalifahan Umar bin Khottob umat Islam berhasil

membebaskan Baitul Maqdis dari kekuasaan Nasrani Romawi buah dari paket

ekspansi terhadap yg menghalangi gerakan dakwah Islam. Jatuhnya Jerussalem yg

merupakan tanah kelahiran Nabi Isa as ditambah takluknya wilayah Balkan di

Eropa Timur oleh pasukan Bani Umayyah serta semenanjung Liberia Spanyol

27

Page 40: Paper edisi revisi

pada awal 700-an M membuat masyarakat Nasrani marah dan selalu berusaha

merebutnya kembali maka lahirlah perang salib. Dengan memanfaatkam momen

konflik internal umat Islam Perang Salib berlangsung selama berabad-abad dan

baru reda pada abad ke-16. Alhamdulillah meski melalui perjuangan panjang dan

berliku umat Islam kembali memenangkan peperangan di bawah komando

Shalahuddin al-Ayyuby. (Rahmat Blog)

Dalam Tafsir Fhizilalil Quran (2004:50) disebutkan bahwa Kaum Yahudi

adalah orang-orang yang pertama kali menolak dan memerangi dakwah di

Madinah. Penolakan ini banyak sebabnya. Kaum Yahudi memiliki kedudukan

yang istimewa di Yastrib karena mereka adalah ahli kitab diantara bangsa Arab

yang buta tulis baca, seperti Aus dan Khazraj di samping orang-prang musyrik

Arab tidak menampakkan kecenderungan untuk memeluk agama Ahli Kitab itu.

Hanya saja bangsa Arab itu menganggap kaum Yahudi itu lebih pintar dan lebih

mengerti karena mereka karene mereka memiliki kitab. Kemudian disana terdapat

suatu kondisi yang mapan bagi kaum Yahudi diantara suku Aus dan Khazraj

karena terjadi perpecahan dan perseteruan diantara mereka yang dalam

lingkungan seperti inilah kaum Yahudi mendapatkan lahan pekerjaan.

Setelah Islam datang maka semua keistimewaan itu lepas dari mereka.

Islam datang dengan membawa kitab yang membenarkan kitab yang datang

sebelumnya dan menjaganya. Selanjutnya, Islam melenyapkan perpecahan yang

diembus-embuskan kaum Yahudi untuk menciptakan suasana yang keruh, tipu

daya, dan mengeruk keuntungan. (Sayyid Quthb,2004:50)

28

Page 41: Paper edisi revisi

Dalam Kitab Al-Maraghiy (1993:370) dijelaskan, orang-orang yang

mengingkari risalah Muhammad SAW dan meragukan kenabiannya, yakni kaum

musyrikin, Yahudi dan Nasrani selamanya tidak akan mau meninggalkan

pegangan mereka karena kekafiran yang sudah keterlaluan. Mereka telah

meninggalkan kebenaran dan lebih menyukai pegangan yang diwariskan oleh

nenek moyang mereka. Sekalipun pada kenyataannya nenek moyang mereka itu

tidak mengerti sama sekali permasalahan agama.

Rosululloh hadir di tengah-tengah mereka dengan membawa ajaran yang

menggoncangkan tehadap ajaran yang sudah berakar di dalam keyakinan mereka,

di samping sudah menjadi kebiasaan yang membudaya. Karenanya, mereka

berupaya terus mencari alasan karena didorong oleh sikap ingkar mereka. Mereka

mengungkapkan hujjah yang mengatakan bahwa apa yang didatangkan

Muhammad adalah sama dengan apa yang ada di tangan mereka dan bukan

merupakan kebaikan jika apa yang didatangkan itu diikuti. Menurut mereka

dengan berpegang pada apa yang ada pada mereka dan berjalan sesuai dengan tata

aturan nenek moyang mereka adalah lebih baik dan patut bahkan disukai oleh

perasaan mereka, karena dianggap akan membawa keselamatan.(Ahmad Mustafa

Al-Maraghiy,2003:371)

Menurut Quraish Shihab (2010:511), Ayat di atas dapat dipahami dalam

arti: Orang-orang kafir yang menutupi kebenaran, yakni ahli kitab, yaitu orang-

orang Yahudi dan Nasrani, dan orang-orang musyrik mengatakan bahwa mereka

tidak akan meninggalkan agama dan kepercayaannya sebelum datang kepada

mereka bukti yang nyata, yaitu seorang rasul yang dijanjikan Alloh dan yang

29

Page 42: Paper edisi revisi

tercantum sifat-sifatnya dalam kitab suci Yahudi dan Nasrani, ini bagi ahli kitab,

dan berupa mu’jizat indriawi yang mereka lihat secara gamblang bagi orang-orang

musyrik.

Masyarakat umat manusia sebelum diutusnya Nabi Muhammad SAW

benar-benar berada dalam kegelapan. Kaum musyrikin mekkah, yang mengaku

mengikuti agama Nabi Ibrahim as menyembah berhala-berhala yang justru

diperangi oleh Nabi Ibrahim as. Kehidupan masyarakat mereka adalah penindasan

yang kuat atas yang lemah. Mereka saling berperang. Orang-orang Yahudi

mengaku mengikuti ajaran Musa as pun mengalami situasi serupa. Nilai-nilai

spiritual mereka abaikan, sambil membenarkan diri mereka menganiaya siapapun

selain kelompok mereka. Orang Nasrani yang mengaku mengikuti Nabi Isa as

telah tenggelam dalam pengkultusan nabi agung itu sehingga menjadikan anak

tuhan. Semua enggan meninggalkan agama dan kepercayaannya padahal keadaan

itu mengancam umat manusia seluruhnya. Alloh Yang Maha Pengasih dan

Penyayang enggan melihat umat manusia hidup dalam kesesatan itu, namun

dalam saat yang sama enggan pula mencabut kebebasan memilih yang telah

dianugerahkan-Nya kepada manusia. Karena itu, Dia mengutus seorang nabi,

dalam hal ini Nabi Muhammad SAW membawa ajaran yang meluruskan

kesesatan dan kekeliruan umat manusia. Tetapi sayang, sebagian mereka

menerimanya dan sebagian lainnya berlarut bahkan meningkat kesesatannya

justru setelah datang bukti yang nyata itu. (Quraish Shihab, 2010: 512)

Sikap Nabi Muhammad dalam menghadapi orang kafir saat itu adalah:

30

Page 43: Paper edisi revisi

Pertama,Rasulullah saw bersikap baik terhadap kaum kafir quraisy pada   

awal islam disebabkan karena mereka “ tidak tahu ”.Tidak tahu dalam artian

karena masyarakatnya belum tahu banyak tentang islam.Nabi saw berdo’a :“ ya

Allah, ampunilah mereka, karena sesungguhnya mereka tidak tahu”. “Tidak tahu”

di sini bukan berarti tidak tahu jika islam itu ajaran yang benar. Karena, orang-

orang kafir sampai sekarang pun tidak tahu bahwa islam itu ajaran yg benar. Jika

mereka tahu, tentunya mereka langsung masuk islam.

Kedua,Rasulullah mendadak mengajak islam, tentu hal tersebut wajar sulit

diterima terlebih-lebih jauh dari ajaran mereka. Coba bayangkan, Wajar penduduk

mekkah pada awal islam menentang ajaran Rasulullah saw karena tidak mudah

untuk menerima sebuah ajaran baru yang datang  tiba-tiba serta jauh dari

kebiasaan mereka dahulu. Dengan demikian wajar rasulullah tidak marah saat

mereka menentang dikarenakan mereka(orang-orang kafir quraisy) tidak tahu.

Ketiga,Ketika masyarakat Madinah islam  sudah terbentuk, sikap nabi

sudah berbeda. Nabi bersikap keras terhadap orang yang menghina agama beliau,

dan terhadap para penghina beliau, halal darahnya.Mengapa demikian? Karena

warga saat itu “ sudah tahu”. Mereka sudah tahu banyak tentang ajaran islam

namun mereka dengan sengaja menghina dan mengejek rasulullah serta agama

islam, wajar saja Beliau marah.Dan hal tersebut berlaku hingga sekarang, karena

sekarang ini semua orang “sudah tahu”.

31

Page 44: Paper edisi revisi

Keempat, sudah tidak wajar lagi jika penduduk  madinah terkejut ataupun

mendadak mengetahui islam karena saat masyarakat madinah terbentuk tentunya

telah banyak yang memeluk islam.

Kelima,  sungguh keterlaluan orang-orang yang menghina Nabi saw, jika

mereka tidak mengakui islam sebaiknya mereka jangan mengejek islam dan

rasulnya. Seharusnya mereka mempunyai sedikit sifat toleransi.

Keenam, Nabi saw adalah orang yang sangat mulia. Beliau adalah suri

teladan kita hingga akhir zaman. Siapa saja yang menghina beliau berarti

menghina agama islam, siapa yang menghina islam berarti beliau menghina Allah

SWT. Sebagai seorang muslim sejati… kita harus siap melawan siapa saja musuh

musuh Allah SWT.

A.4 Istifadah Ayat

Dalam ayat pertama ini dijelaskan bahwa Ahli Kitab dan orang musyrik

enggan meninggalkan agama mereka. Padahal mereka mengakui akan adanya

nabi terakhir dan hal ini tercantum dalam kitab mereka. Namun setelah

kedatangan Nabi Muhammad sebagai nabi terakhir yang membawa kebenaran,

mereka malah mengingkarinya. Namun ada pula dari mereka yang menerima

ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad .

32

Page 45: Paper edisi revisi

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Akhirnya pembahasan dari awal sampai akhir telah selesai. Untuk lebih

jelas, maka penulis mencoba melengkapi pembahasan ini dengan kesimpulan

sebagai berikut:

1. Orang kafir adalah mereka yang menolak, menentang, mendustakan,

mengingkari, dan anti kebenaran. Seseorang disebut kafir apabila

melihat sinar kebenaran, ia akan memejamkan matanya. Apabila

mendengar ajakan kebenaran, ia menutupi telinganya. Ia tidak mau

mempertimbangkan dalil apapun yang disampaikan padanya dan tidak

bersedia tunduk pada sebuah argumen meski telah mengusik

nuraninya.Secara garis besar, Orang kafir terbagi atas dua kelompok,

yaitu kafir ahli kitab dan kafir musyrik. Ahli kitab adalah komunitas

kafir yang meyakini kitab Injil dan Taurat tetapi tidak mengimani Al-

Quran, karenanya mereka suka disebut Nasrani (Kristen) dan Yahudi.

Sedangkan musyrik adalah komunitas kafir yang tidak mengimani

Injil, Taurat ataupun Al-Quran, misalnya yang beragama Hindu,

Budha, atau Konghucu. Ahli Kitab merupakan sebutan bagi orang

Yahudi dan Nasrani. Disebut Ahli Kitab karena mereka pernah

menerima kitab suci. Sebutan Ahli Kitab ini merupakan penghormatan

terhadap mereka.

33

Page 46: Paper edisi revisi

2. Sikap Nabi Muhammad dalam menghadapi orang kafir saat itu adalah:

Pertama,Rasulullah saw bersikap baik terhadap kaum kafir quraisy

pada   awal islam disebabkan karena mereka “ tidak tahu.

Kedua,Rasulullah mendadak mengajak islam, tentu hal tersebut

wajar sulit diterima terlebih-lebih jauh dari ajaran mereka.

Ketiga,Ketika masyarakat Madinah islam  sudah terbentuk, sikap

nabi sudah berbeda. Nabi bersikap keras terhadap orang yang menghina

agama beliau, dan terhadap para penghina beliau, halal darahnya.

Keempat, sudah tidak wajar lagi jika penduduk  madinah terkejut

ataupun mendadak mengetahui islam karena saat masyarakat madinah

terbentuk tentunya telah banyak yang memeluk islam.

Kelima,  sungguh keterlaluan orang-orang yang menghina Nabi

saw, jika mereka tidak mengakui islam sebaiknya mereka jangan

mengejek islam dan rasulnya. Seharusnya mereka mempunyai sedikit

sifat toleransi.

Keenam, melawan mereka.

Keadaan umat manusia sebelum diutusnya Nabi Muhammad SAW

berada dalam kesesatan. Mereka menyembah berhala yang jelas-jelas

diperangi Nabi Ibrahim. Mereka pun menjadikan Nabi Isa sebagai anak

tuhan. Setelah diutusnya Nabi Muhammad, kesesatan mereka semakin

34

Page 47: Paper edisi revisi

bertambah, namun ada sebagian mereka yang menerima ajaran yang

dibawa Nabi Muhammad SAW. Keadaan umat manusia setelah

didatangkan bukti nyata yaitu mereka mengingkari ajaran yang dibawa

Nabi Muhammad SAW .

B. Rekomendasi

1. Kepada lembaga hendaknnya melengkapi buku-buku mengenai sejarah,

kitab-kitab, dan buku-buku mengenai perkembangan zaman agar bacaan

santri lebih beragam lagi.

2. Kepada adik kelas diharapkan untuk kedepannya lebih banyak membaca

buku agar dapat menambah pengetahuan dan wawasan.

35

Page 48: Paper edisi revisi

DAFTAR PUSTAKA

Abu ‘Ubayah, Syekh Muhammad Fahim. (1998). Mu’jam I’rab Alfadzh Al- Qur’an Alkarim (Cetakan kelima). Beirut Libanon: Maktab Libnan Nasyirin

Al- Maraghi, Ahmad Musthafa. (2001). Tafsir Al- Maraghiy (Jilid Sepuluh). Beirut Libanon: Darul Fikri.

Al- Maraghi, Ahmad Musthafa. (1993). Terjemah Tafsir Al- Maraghi 30. Semarang: PT. Karya Putra Toha.

At- Thabariy, Abi Ja’far Muhammad bin Jarir. (1927). Jami’ul Bayan Fi Tafsiril Qur’an (Jilid 12). Beirut Libanon: Darul Ma’rifah..

Ibnu Katsir, Al- hafizh Imaduddin Abu Alfida Isma’il. (1988). Tafsir Al- Qur’an Al- ‘Adzhim (Juz Empat). Beirut Libanon: Dar Alma’rifah.

Ibnu Katsir, Al- hafizh Imaduddin Abu Alfida Isma’il. (2007). Tafsir Juz ‘Amma (Cetakan 11). Jakarta: Pustaka Azzam.

Qodir, Jum’ah ‘Ali Abdul. (2007). Nadzroh Jadidah fi Tafsir Al- Maudlu’i Juz 2. Mesir: Dar Alkitab.

Shihab, M. Quraish. (2010). Tafsir Al- Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al- Qur’an (Volume 15). Jakarta: Lentera Hati.

Usep. (2011). Buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Makalah atau Paper. Garut: Tidak diterbitkan.

Departemen Agama (2009).Al-Quran dan Terjemahnya. Bandung: PT.Sygma Examedia Arkanleema (Syamil).

Hamka, Prof.Dr.(2002). Tafsir Al-Azhar. Bandung: Mizan

Munawwir, A.Warson.(2002). Kamus Al-Munawwir:Arab Indonesia terlengkap. Surabaya: Pustaka Progresif.

Zuhaily.(2005).Tafsir Al-Munir.

Quthb, Sayyid.(2004).Tafsir Fi Zhilalil Quran.Jakarta.:Gema Insani.

36

Page 49: Paper edisi revisi

37

Page 50: Paper edisi revisi

38