butir-butir perlawanan edisi revisi

124
I. PESAN PERLAWANAN Munculnya perlawanan dari individu dan kelompok yang memperjuangkan tegaknya Syariat Islam merupakan teguran bagi umat Islam, Ulama dan Penguasa negeri ini. Mereka mengusung eksistensi manusia sebagai sasaran Al-Qur’an. Saat ini umat Islam seharusnya berupaya keras menjadi objek sasaran Al-Qur’an seperti generasi pertama umat ini. Bukankah manusia sekarang sama dengan manusia sejak nabi Adam sampai umat Rasulullah saw., dalam hakikat dan fitrahnya? Meskipun alam raya terjadi perubahan situasi dan kondisi tetapi manusia tidak akan pernah berubah menjadi makhluk lain atau makhluk modern untuk menyemarakkan bumi. Pemikiran ini yang menjadi inspirasi perlawanan. Dalam garis yang berseberangan, kebanyakan umat Islam, ulama bahkan penguasa negeri ini, dalam sejarah perlawanan masa Rasulullah saw, persis orang-orang Arab Jahiliyah, yang beranggapan bahwa Al-Qur’an hanya kumpulan teks ciptaan manusia yang tidak bisa mendatangkan mukjizat. Mereka 1

Upload: sibgha-irhaby

Post on 25-Jul-2015

125 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

I. PESAN PERLAWANAN

Munculnya perlawanan dari individu dan kelompok yang memperjuangkan tegaknya Syariat Islam merupakan teguran bagi umat Islam, Ulama dan Penguasa negeri ini. Mereka mengusung eksistensi manusia sebagai sasaran Al-Qur’an. Saat ini umat Islam seharusnya berupaya keras menjadi objek sasaran Al-Qur’an seperti generasi pertama umat ini. Bukankah manusia sekarang sama dengan manusia sejak nabi Adam sampai umat Rasulullah saw., dalam hakikat dan fitrahnya? Meskipun alam raya terjadi perubahan situasi dan kondisi tetapi manusia tidak akan pernah berubah menjadi makhluk lain atau makhluk modern untuk menyemarakkan bumi. Pemikiran ini yang menjadi inspirasi perlawanan.

Dalam garis yang berseberangan, kebanyakan umat Islam, ulama bahkan penguasa negeri ini, dalam sejarah perlawanan masa Rasulullah saw, persis orang-orang Arab Jahiliyah, yang beranggapan bahwa Al-Qur’an hanya kumpulan teks ciptaan manusia yang tidak bisa mendatangkan mukjizat. Mereka menuntut kehadiran mukjizat materi seperti yang didemonstrasikan oleh para rasul sebelumnya. Inilah masa kekanak-kanakan kemanusiaan yang pernah dialami oleh orang-orang Jahiliyah. Bahkan lebih dari jahiliyah, ulama dan penguasa negeri ini, karena atas pesanan dari musuh-musuh Allah (Yahudi & Nasrani), mereka mengganti dan mengacak-acak Al-Qur’an secara lantang.

Orang-orang Arab Jahiliyah sangat menyanjung kepiawaian berekspresi (bersyair) dan saling membanggakan di “pasar-pasar” mereka. Bukankah kebanyakan tiga elemen ini ( umat Islam, Ulama, dan Peguasa) lebih banyak menyanjung dan membanggakan

1

Page 2: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

produk musuh-musuh Allah dalam setiap aspek kehidupan. Ketiganya mengaku muslim, dengan tidak malu-malu bahkan merasa yakin membeli dagangan (=ajaran) musuh-musuh Allah dengan alasan sudah tradisi turun temurun dari nenek moyang. Lihatlah produk yang sudah mereka pakai, seperti liberalisme, kapitalisme, pluralisme, humanisme, demokrasi, materialisme dan nasionalisme. Sikap tersebut yang menyulut api perlawanan dari sebagian kecil umat Islam di negeri ini, yang dijuluki oleh penguasa Thaghut Indonesia dengan Teroris, Radikal, fundamental. Tetapi beruntung Allah memberi peringatan kepada umat yang menolong agama-Nya, “… janganlah kamu mendengar dengan sungguh-sungguh akan Al-Qur’an ini dan buatlah hiruk pikuk terhadapnya, supaya kamu dapat mengalahkan mereka”. (QS. Fushshilat:26). Sampai kiamatpun tidak terbantahkan bahwa ada pesan perlawanan dari musuh-musuh Allah agar syariat Islam tidak tegak di bumi ini, Indonesia sekalipun.Pesan Kedua

Seharusnya penguasa negeri ini sadar, maraknya perlawanan dari kelompok Pejuang Tauhid maupun kelompok Pejuang Liberalisme, Egoisme, Rasisme, Tribalisme, Primordialisme, dan Aliran Sesat yang di dalamnya termasuk Jama’ah Iblis Liberal (JIL), indikasi bahwa ikatan nasionalisme atau Bhinneka Tunggal Ika (berbeda tetapi satu) sedang dipertaruhkan. Mestinya umat Islam dan ulama “Jangan pura-pura tidak tahu, karena mencari aman atau takut”, bahwa ikatan nasionalisme merupakan senjata pemusnah Aqidah dari musuh-musuh Allah dan musuh-musuh besar bangsa ini (Yahudi dan antek-anteknya). Mereka paham betul titik-titik kekuatan Islam. Mereka adalah kelompok yang dikatakan Allah sebagai, “Orang-orang (Yahudi & Nasrani) yang telah Kami beri Al-Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad

2

Page 3: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri.” (QS. Al-Baqarah: 146). Mereka tidak pernah lupa bahwa perkumpulan dengan asas aqidah menjadi rahasia kekuatan umat Islam. Ini pesan perlawanan musuh-musuh Allah.

Senjata pemusnah tersebut memiliki peluru yang bernama “berhala”. Kadang mereka namakan tanah air, bangsa, ras, nasionalisme, rasionalisme, tribalisme, materialisme, hedonisme, komunisme, serta kebebasan beragama. Isu terorisme, radikalisme, anti Pancasila, ekstrim kanan, pemberontak, pengacau keamanan, bagian dari gas beracun udara dan ranjau darat yang tengah disemai dalam jantung kehidupan umat Islam. Dari sekian ranjau, maka ahmadiyah, aliran sesat, dan teroris adalah amunisi paling berbahaya karena dibungkus oleh selongsong peluru bernama kebebasan beragama, minoritas, dan pengacau keamanan. Bukankah ini rambu-rambu Jahiliyah, yang menjadi Ikatan perlawanan bagi umat Islam wahai para pengikut ‘Ilyasiq modern, dan Ulama Suu’ ?

Berlawanan dengan itu, sesungguhnya ikatan umat Islam adalah Tauhid, yang bersumber dari Laa Ilaaha Illallah (Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah). Bandingkan dengan Bhinneka Tunggal Ika ! Mengapa kita tidak sadar, ketika Allah membuat berbagai perumpamaan tentang hubungan dan ikatan Jahiliyah ? Bukankah dengan gamblang Al-Qur’an menjelaskan perumpamaan yang terjadi antara anak dan bapak, seperti kisah Ibrahim dengan bapak, kaum, dan anak keturunannya? Begitupun perumpamaan antara suami dan istri seperti kisah Nuh dan Luth dan istri-istri mereka, atau antara istri Fir’aun dan Fir’aun ? Atau kisah para Pemuda Ashabul Kahfi dengan keluarga, kaum, negeri, dan tanah airnya. Inilah contoh-contoh yang Allah berikan untuk umat manusia sebagai rambu-rambu jalan yang menunjukkan hakikat ikatan dan landasan berdirinya masyarakat muslim. Di sana

3

Page 4: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

berdiri dua ikatan yang berlawanan: Ikatan keluarga, nasab, darah atau nasionalisme yang dianut oleh kebanyakan umat Islam, dengan ikatan Aqidah Islam yang dianut oleh sebagian kecil umat Islam (=Pejuang Tauhid). Mari kita saksikan, saat ini para pejuang tegaknya Tauhid tengah menghadapi ujian dengan keluarganya, kaum, tanah air, tumpah darah, kampung halaman, harta benda, kepentingan, masa lalu dan masa depannya.

Mengapa terjadi ujian seperti itu ? Karena Islam tidak ingin membebaskan manusia dari berhala-berhala rasisme, nasionalisme, dan antek-anteknya atau membiarkan mereka berperang di bawah panji dan syiar berhala ini. Islam hanya menyeru mereka supaya tunduk kepada Allah, tidak kepada sesuatupun dari makhluk-Nya ! maka sepanjang sejarah umat manusia, Aqidah Islam / Tauhid mengelompokkan manusia dalam 2 kubu: Mukmin dan Kafir, Pengikut Rasul dan para Penyembah Thaghut. Inilah yang dimaksud ikatan menurut definisi dan yang diperkenalkan Allah kepada umat Islam yaitu Aqidah Islam / Tauhid. Seperti yang dikatakan Allah, “Sesungguhnya umatmu ini adalah umat yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku”. (QS. Al-Anbiya: 92). Bukan ikatan nasionalisme: Bhinneka Tunggal Ika menurut definisi dan yang diperkenalkan manusia.Pesan Ketiga

Apa yang kita saksikan di belahan benua berpenduduk muslim, merupakan sejarah panjang perlawanan musuh-musuh Allah (Yahudi, Nasrani) pasca Perang Salib. Pesan perlawanan kali ini melebihi peristiwa bom atom di Hirosima dan Nagasaki.

Mari kita buka kembali pesan perlawanan mereka. Fase Pertama, mereka memainkan strategi Rezim Boneka 1

1 Hazim Al-madani & Abu Mush’ab As-Suri, Visi Politik Gerakan Jihad, Solo, Jazera, 2010, hal. 18

4

Page 5: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

setelah runtuhnya khilafah Turki Usmani sampai sekarang. Tujuannya untuk memecah belah umat Islam dalam beberapa siklus: 1) mengerat dunia Islam menjadi negara-negara kecil, 2) dengan penguasa yang tidak didukung rakyatnya sendiri, 3) rakyat yang lemah ekonomi, 4) potensi ekonomi ada tapi tak punya kekuatan melindunginya, 5) kekuatan ada tapi tidak punya sentimen agama, 6) punya agama tapi tidak ada pengikutnya, 7) punya pengikut tapi tidak punya tanah air, 8) punya tanah air tapi tidak ada rakyatnya.

Menurut Abu Mush’ab As-Suri, mereka mengerat umat Islam yang utuh menjadi kekuasaan-kekuasaan kecil yang dikendalikan para budak.2 Strategi ini ibarat membidik dua burung dengan sebutir batu. Potensi perlawanan rakyat terhadap penjajah akan padam karena secara lahir penjajah akan hengkang, tetapi gantinya akan tersulut perlawanan terhadap penguasa boneka tersebut. Hasilnya negara terpecah dalam dua kubu: pihak boneka melawan pihak rakyat yang memberontak. Perpecahan internal terpelihara, kelemahan tetap langgeng, dan penjajah menonton adegan ini dengan senyum puas. Kepentingan mereka tidak terganggu, darah mereka aman, bahkan mereka bisa masuk seolah sebagai penengah internal.

Menurut Hazim Al-Madani,3 dalam memperlakukan Rezim Boneka, negara super power dan sekutunya memiliki pendekatan berbeda. Dalam menjajah Maroko, Perancis menyiapkan penguasa boneka dan menanam orang di belakang layar yang akan mengendalikannya, sehingga rezim boneka sebagai pajangan. Sementara Inggris, dalam menjajah India, Brunei, Malaysia, Hongkong, bahkan dengan gaya “menitipkan” Jama’ah Ahmadiyah di

2 Idem, hal. 233 Idem, hal. 25

5

Page 6: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

Indonesia, mengendalikan rezim boneka melalui pendekatan hukum dan konstitusi yang sudah disiapkan sebelumnya agar sesuai visi dan misi penjajah. Mereka mengakomodasi hukum adat sepanjang tidak melakukan perlawanan terhadap penjajah. Siapapun yang melawan penjajah pasti membentur tembok konstitusi dan tumbang dengan sendirinya. Di sisi lain, Amerika dalam menginvasi Irak, Afganistan, atau dengan “menitipkan” Jamaah Iblis Liberal (JIL) di Indonesia, selalu mengirimkan pasukan yang akan mengkudetanya dengan kasar sesuai dengan arogansinya sebagai penguasa tunggal. Berbeda pula dengan Yahudi Israel, belakangan lebih suka membonceng Amerika karena nafsu mereka cepat tersalurkan dengan gaya cowboy Amerika.Pesan Keempat

Puncak dari skenario rezim boneka ialah ketika keempat penjajah bersatu dalam agenda Perang dingin, sebuah agenda besar melawan Uni Sovyet dan Afganistan sekaligus dijadikan sebagai medan perang ideologi antara dua adi daya dan sekutunya tersebut. Kemudian koalisi Yahudi-Kristen mengeluarkan kebijakan kepada semua sekutu muslimnya untuk mengobarkan sentimen agama (Islam) pada umat Islam di seluruh dunia dalam rangka menghadang Uni Sovyet. Misi busuk ini bertujuan agar Uni Sovyet dan Afganistan saling bertempur, kelelahan, dan mengalami kerugian, selanjutnya Amerikalah yang mengeruk ghanimahnya.

Ternyata skenario ini tidak sepenuhnya sesuai dengan harapan koalisi, Blessing indisguise (hikmah di balik musibah), setelah boneka tumbang mujahidinpun pulang ke daerahnya dengan membawa oleh-oleh jihad. Tak bisa dibendung tren Jihad menjadi selera global di seluruh pelosok dunia. Mujahidin bukan pegawai negeri yang ditugaskan untuk jihad, tetapi orang-orang swasta yang

6

Page 7: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

merdeka. Tidak ada konstitusi yang mampu menghadang penyebaran gagasan jihad, karena memang mujahidin di kenal dan tidak mau tunduk pada konstitusi pemerintah yang ada. Mereka bahkan tak terbatasi oleh garis teritorial negara, karena bagi mereka umat Islam tidak memiliki batas wilayah yang pasti.

Lalu, Al-Qaidah dan Thaliban muncul sebagai ikon jihad global. Jihad menjadi ruh perlawanan di Somalia, Bosnia, Cechnya, Indonesia, Filipina, dan belahan bumi lain. Bahkan gagasan jihad sudah pernah diterjemahkan secara nyata di tanah Amerika dengan serangan Black September yang fenomenal, atau di Indonesia dengan tragedi BB I-II, Kuningan, Kedubes Asutralia, atau Ritz Coulten yang membawa harum trio mujahid (mukhlas, Imam Samudera, dan Amrozi). Inilah pesan perlawanan terbesar umat Islam dalam menyambut kebangkitan Islam.

Dengan kata lain, semenjak runtuhnya khilafah, umat Islam belum pernah bisa bersatu, tetapi setelah kembali kepada agamanya (syari’at jihad) mereka bersatu kembali. Jihad berperan sebagai pemersatu. Ini ikatan yang didefinisikan oleh Allah dalam surat Al-Anbiya: 92 di atas.

Fase Kedua, Koalisi Yahudi-Kristen memainkan strategi Perbudakan. Anehnya usaha mereka didukung oleh sebagian besar umat Islam di dunia, karena dianggap mewakili obsesi Barat dalam mengusung isu HAM, kebebasan beragama, politik, ekonomi, menghargai minoritas, dan sebagainya. Tokoh sentralnya adalah laknatullah ‘alaihim George Bush (mantan presiden Amerika), yang mengobarkan semangat Crussade, Perang Salib.

Pesan Perang Salib ini menurut Mush’ab meliputi beberapa skenario: 4 1) menawarkan stratregi memahami,

4 Idem, hal. 29

7

Page 8: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

kompromi, dan menerima realitas kepada umat Islam melalui para penguasa dan cendikiawan Arab. Tawaran ini disambut dengan antusias oleh penguasa Arab, tidak ketinggalan pula ulama dan cendikiawan muslim di Indonesia. Intinya menurut para munafikin, bahwa Amerika dan sekutunya bukanlah Thaghut yang harus dimusuhi, kare menareka juga manusia dan pemimpin pembawa kedamaian dan kebebasan (pluralisme, humanisme, dan liberalisme). 2. Merekayasa kesiapan psikologis umat Islam dengan doktrin dan pemaksaan bahwa Israel adalah Negara kuat dan unggul, si kecil “David” yang berhadapan dengan raksasa “Goliath” (Negara-negara Arab) dan mampu mengalahkan mereka. Apapun kemauan Israel harus dituruti. 3. Merancang agar wilayah-wilayah yang kaya SDA bisa dikuasai PBB (Amerika) melalui tangan komprador lokal. Gerakan mereka yang sudah dianggap berhasil misalnya mengagendakan berdirinya negara Israel dari Nil (Mesir) hingga Eufrat (Irak), menyiapkan pemerintahan Nasrani di Mesir Selatan (Agenda ini yang sedang berjalan saat ini), membagi kekuasaan Sudan (Islam vs Kristen), merancang kekuasaan Sunni di Hijaz, merancang pusat pangkalan militer di Filipina, menjadikan sentral Negara Kristen di Asia (timor-Timur), dan lain-lain. 4. Menetralisir dunia Islam dari unsur-unsur perlawanan bersenjata dengan cara memukul gerakan jihad melalui serangkaian operasi pembunuhan terhadap pemimpin-pemimpin dan menangkap anak buahnya dengan alasan “membasmi pengacau keamanan”. Dari mulai Zia Ulhaq, Syeikh Yasin, Aiman Adz-Dzawahiri, Abdullah Azzam, Abu Mush’ab Az-Zarqawi, Usamah bin Ladin, Abdullah As-Sulaim (Khaththab), Nur Misuari, sampai rencana pembunuhan Ust. Abu Bakar Ba’asyir di Indonesia. 5. Yang lebih berbahaya adalah menceraikan mujahidin dari umat Islam, dengan menjulukinya kaum Khawarij, kelompok sesat, dan

8

Page 9: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

minoritas yang tidak mewakili suara umat Islam bahkan harus berlepas diri dari mereka. Gerakan musuh ini sedang yang trendy di Indonesia.

Jangan pernah mengira bahwa skenario ini akan terjadi. Tidak untuk selamanya. “Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahayanya, walaupun orang-orang Kafir tidak menyukainya.” (QS. At-Taubah: 32). “Sesungguhnya orang-orang Kafir menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan, dan ke dalam neraka Jahannamlah orang-orang kafir itu dikumpulkan. Supaya Allah memisahkan (golongan) yang buruk dari yang baik dan menjadikan (golongan) yang buruk itu sebagiannya di atas sebagian yang lain, lalu kesemuanya ditumpukkan-Nya dan dimasukkan-Nya ke dalam neraka Jahannam, mereka itulah orang-orang yang merugi.” (QS. Al-Anfal; 36-37).

9

Page 10: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

II. KEMELUT PERLAWANAN

“Siapapun yang menganggap ibadah i’dad sebagai terorisme adalah bentuk pelecehan terhadap Allah, Rasul, dan ayat-ayat-Nya, dan menuduh Allah sebagai biang terorisme, karena i’dad perintah Allah dan Al-Qur’an. Hal ini termasuk perbuatan kufur.” (Eksepsi Ust. Abu Bakar Ba’asyir, 5 Maret 2011, di PN Jakarta Selatan)

Akhirnya terbukti, Fir’aun Amerika telah menjadi tuhan selain Allah yang tertawa di hadapan 200 juta penduduk Indonesia. Dengan gayanya yang tidak lazim: “Carrots and Stick”, anginnya ditakuti oleh thaghut negeri ini, tujuannya agar akibat dari kekalahan Fir’aun Amerika dan antek-anteknya tidak ditanggung oleh mereka sendiri, melainkan oleh umat manusia di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Di sisi lain penguasa Indonesia telah menipu umat Islam dan berwali kepada para Salibis dengan cara mengaku masih berada di atas Islam. Yang memperparah penipuan ini adalah perekrutan ulama dan intelektual muslim – menganggap dirinya paham dan berilmu – dalam rangka meredam reaksi umat Islam. Ulama Su’ ini memerintahkan untuk membolehkan menyebut para penjajah itu sebagai “ulil amri” kaum muslimin.Memerangi Jihad

Seharusnya mereka yang mengaku umat Islam Indonesia, bertanya kepada para thaghut negeri ini: “Manakah yang lebih berbahaya terhadap jihad: 1. Ketika pemerintah menggunakan media massa yang dibayar untuk menyerang jihad? Ataukah 2. Ketika penguasa menggunakan ulama, kiayi, ustadz, ormas dan orpol Islam, untuk melakukan hal yang sama?”

10

Page 11: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

Tidak diragukan bahwa menggunakan tangan para ulama, kiayi, ustadz, jama’ah, ormas, dan orpol Islam dalam menyerang jihad lebih berbahaya, karena mereka memalingkan dari jalan Allah dengan mengatasnamakan dakwah ilallah. Sehingga mereka mengelabui umat Islam yang lemah iman dan sedikit ilmunya. Lebih licik lagi, ketika para thaghut negeri ini mulai takut dan mengkhawatirkan kekuasaannya dari jama’ah yang istiqomah menegakkan syari’at Islam, tak jarang mereka memberikan jabatan kepada segolongan umat Islam yang notabene memiliki perahu politik. Tujuannya untuk mengaburkan pandangan umat Islam dan menyerang jihad dengan mengatasnamakan Islam.

Belakangan mereka mulai menyadari – setelah mengerti betapa bahayanya menghadapi Islam dengan permusuhan frontal – untuk memecah belah barisan kaum muslimin, dan memalingkan mereka dari kewajiban syar’i dan fardhu ‘ain, yaitu berjihad melawan para salibis yang berkuasa di Indonesia. Salah satu sarana penting adalah menyemarakkan dakwah yang dipermak sedemikian menarik.

Gerakan memarangi jihad ini mulai membuahkan hasil. Pertama, umat Islam meninggalkan pilar utama akidahnya. Khususnya pilar kepasrahan untuk menggunakan hukum Allah dan menggantinya dengan hukum Jahiliyah demokrasi dalam masalah tasyri’ (membuat undang-undang). Kedua, Umat Islam sudah “membuang” ajaran jihad yang hukumnya fardhu ‘ain, yaitu melawan pemerintahan murtad yang menguasai negeri kaum muslimin, khususnya Indonesia. Lebih dari itu, umat Islam berusaha memusuhi jihad, menganggap bodoh siapa saja yang mengajak untuk berjihad, mencaci maki dan menyeru pemerintah thaghut untuk memberantasnya serta

11

Page 12: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

menyatakan diri tidak terlibat dengan jihad di hadapan para thaghut itu.

Dengan BNPT-nya, thaghut negeri ini mengajak elemen umat Islam agar terbiasa mengecam “aksi-aksi kekerasan”, dan mematuhi aturan buatan manusia dan peraturan yang mengingkari hak Allah swt, Sang Penguasa dalam masalah tasyri’ untuk hamba-Nya. Akhirnya ulama su’ itupun berhasil memanfaatkan semangat para pemuda muslim untuk direkrut ke dalam barisannya dan masuk ke “mesin pendingin” nya, sehingga gelora semangat Islam untuk berjihad melawan thaghut berubah menjadi acara-acara dari ajang pemilu ke pemilu berikutnya.NeoGhassan

Tidak sadarkah wahai kaum muslimin dan ulama su’: Masuk akalkah kalau mayoritas penghuni tahanan di negeri yang mayoritas muslim ini adalah orang-orang Islam yang berjihad dan komitmen beragama? Masuk akalkah jika jihad dianggap sebagai sebuah tindakan kejahatan yang pelakunya akan menerima perlakuan kejam dari penguasa yang mengaku muslim? Sampai terbayangkah dalam benak kita kalau pemerintah yang mengaku muslim itu menyerahkan rakyatnya sendiri kepada kaum salibis: Gorys Mere dan konco-konconya ?

Perhitungan sederhana bagi mereka yang merasakan pedihnya penjara thaghut Indonesia, akan menyimpulkan bahwa musuh pertama dari pemerintahan negeri ini adalah jihad dan mujahidin serta siapa saja yang menyatakan kebenaran apa adanya, hanya takut karena Allah, tidak takut celaan orang-orang yang mencela. Mereka akan diboikot, ditangkap, diasingkan atau diserahkan kepada kaum salibis. Apa yang dilakukan Thaghut Soeharto terhadap umat Islam dahulu, saat ini terulang kembali bahkan semakin menjadi-jadi dengan berbagai bentuk dan namanya. Ketika Fir’aun Amerika dan Australia meneriaki pemerintahan SBY,

12

Page 13: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

mereka langsung bermanis muka agar mendapat simpati. Kondisi ini persis seperti apa yang dikatakan Allah, “… kami khawatir tertimpa musibah…” (QS. Al-Maidah: 52) sebagian lagi seperti firman Allah, “Tidakkah engkau perhatikan orang-orang munafik yang mengatakan kepada saudara-saudaranya, yaitu orang kafir dari ahli kitab: “Kalau kalian keluar berperang, kami akan turut berperang bersama kalian, dan kami tidak akan menaati siapapun untuk mencelakakan kalian, dan kalau kalian diperangi, kami pasti akan membantu kalian. Dan Allah bersaksi, bahwa mereka itu benar-benar dusta.” (QS. Al-Hasyr: 11)

Umat Islam Indonesia rupanya tengah dipimpin oleh suku NeoGhassan. 5 Pada era di mana bangsa Arab meninggalkan kabilah-kabilahnya, suku ghassan berhasil mengalahkan saudaranya, suku dhaja’imah. Lalu bangsa Rum mengangkat suku Ghassan sebagai boneka raja-raja Romawi sampai meletus perang Yarmuk tahun 1311 M, zaman kekhalifahan amirul mukminin Umar bin Khaththab yang kemudian berhasil mengalahkan suku Ghassan.

Fakta di atas menunjukkan, betapa gawatnya kondisi umat Islam Indonesia saat ini. Para ulama, intelektual, ormas, dan orpol Islam sebenarnya tidak mampu melaksanakan kewajiban menegakkan Islam dan melindungi kaum muslimin. Mereka justru sedang melaksanakan program Fir’aun Amerika dan Australia melalui tangan salibis laknatullah ‘alaihim: Gorys Mere dengan senjata barunya, BNPT.

Mereka berjalan menuruti hawa nafsu pribadi dan hubungan kesetiaannya kepada bangsa Salib. Mereka beriman kepada sebagian Al-Qur’an dan kufur kepada sebagian yang lain, tergantung yang cocok dengan hawa nafsu dan bisa melindungi keberlangsungan kekuasaannya.

5 DR. Jabir Qamihah, Musuh-Musuh Islam, Jakarta, Qisthi Press, 2004, hal. 21-66

13

Page 14: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

Ini jelas kufur akbar. “Apakah kalian beriman kepada sebagian isi Al-Kitab dan mengkufuri sebagian yang lain? Maka tidak ada balasan bagi orang yang melakukannya selain kehidupan di dunia, dan pada hari kiamat mereka akan dikembalikan kepada azab yang paling pedih dan Allah tidak lalai terhadap apa yang kalian kerjakan. “ (QS. Al-Baqarah: 85)

Dengan kata lain, ‘Ubudiyah menjadi milik penguasa bukan lagi milik Allah. Penguasa menjelma menjadi berhala yang disembah dan menutupinya dengan kedok parlemen dan Demokrasi. Berhala-berhala inilah yang menjadikan kita jatuh pada titik terendah, karena tidak lagi memeiliki pemahaman utuh tentang dienul Islam.

14

Page 15: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

III. BENIH – BENIH PERLAWANAN

“Sebelum mereka, telah mendustakan (pula) kaum Nuh maka mereka mendustakan hamba Kami (Nuh) dan mengatakan: “Dia seorang gila dan dia sudah pernah diberi ancaman.” Maka Nuh mengadu kepada Rabb-nya: “Sesungguhnya aku ini adalah orang yang dikalahkan, oleh sebab itu menangkanlah aku.” (QS. Al-Qamar: 9-10)

Menurut beberapa riwayat kelompok muslim yang menjadi pengikut Nuh as., berjumlah 12 atau 40 orang. Mereka hasil dakwah nabi Nuh selama 950 tahun. Buah umur panjang dan jerih payah yang lama itu berhak menjadi alasan Allah untuk mengubah fenomena alam, satu-satunya pewaris bumi, benih kemakmuran dan pimpinan baru pada masanya.

Sayyid Quthb 6 , mengingatkan kepada kita tentang perjuangan dakwah dan jihad Nuh as., “Sungguh tidak sepatutnya bagi orang yang menghadapi jahiliyah dengan Islam berprasangka bahwa Allah akan membiarkannya menjadi mangsa jahiliyah padahal dirinya menyerukan penauhidan Allah swt dengan ketuhanan-Nya. Sebagaimana ia juga tidak patut untuk membandingkan kekuatan pribadinya dengan kekuatan-kekuatan jahiliyah.” Karenanya sekelompok kecil pengikut Nuh as tersebut di neraca Allah sebanding dengan penaklukkan-penaklukkan kekuatan alam yang maha dahsyat, Pembinasaan seluruh manusia yang sesat, dan pewarisan bumi kepada kelompok manusia yang baik, khalifah fil ardh. Al-Quran menyatakan, “Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah. Dan Kami jadikan bumi memancarkan mata air – mata air maka berkumpullah

6 Sayyid Quthb: Fikih Pergerakan, Yogyakarta, Uswah, 2007, hal. 289

15

Page 16: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

air-air itu untuk satu urusan yang sungguh telah ditetapkan.” (QS. Al-Qamar: 11-12) Benih-Benih Kebenaran

Adanya benih muslim di bumi merupakan sesuatu yang begitu berarti di neraca Allah, sesuatu yang menjadikan Allah layak untuk menghancurkan jahiliyah, negerinya, kemakmuran, akar-akar, kekuatan-kekuatan, dan simpanan-simpanannya. Sebagaimana Allah juga menjadikan muslim laiak untuk dipelihara sebagai benih dan merawatnya agar tetap sehat, berkembang, mewarisi bumi, dan memakmurkannya kembali.

Benih muslim itu hakikatnya pionir kebangkitan Islam yang tengah menghadapi jahiliyah universal di seluruh muka bumi, yang sedang merasakan keterasingan dan kesendirian, yang tengah merasakan sakit, pengusiran, penyiksaan, dan permusuhan. Namun mereka tetap tegar, tidak peduli dengan segala keterbatasan peralatan dakwah, jihad, dan jumlah pasukan yang mendukungnya. Bahkan mereka tidak peduli dengan besarnya kekuatan musuh.

Rahasia kemenangan para mujahid dakwah ilallah itu antara lain: Pertama, memegang amanah dan kehormatan Dienul Islam 7. Seperti yang terjadi pada Abu Ayyub Al-Anshari ra. yang wafat ketika tentara Yazid bin Mu’awiyah sedang menyerang Konstantinopel. Ia mengharap kepada Allah ta’ala agar dijadikan sebagai lelaki yang shalih, seperti yang disabdakan Rasulullah saw:“Di sisi pagar kota Konstantinopel akan dimakamkan jasad seorang lelaki yang shalih.” Melihat jenazah Abu Ayyub akan dimakamkan, Kaisar Romwai marah besar: “Kami akan mengeluarkan dan menjadikannya sebagai santapan anjing-anjing kami.” Dengan lantang Yazid berteriak,

7 Hamid bin Ahmad Ath-Thahir, Di bawah Kilatan Pedang: 101 Kisah Heorik

Mujahidin,Solo, Jazeera, 2007 hal. 188

16

Page 17: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

“Sesungguhnya engkau adalah kafir terhadap orang yang saya muliakan ini. Demi Allah yang tidak ada ilah yang berhak diibadahi selain Dia, sesungguhnya saya adalah orang yang sangat memuliakan para sahabat Rasulullah saw., jika kuburannya digali atau jasadnya dicincang, maka saya akan bunuh setiap orang Nasrani dan menghancurkan setiap gereja yang ada di Negara-negara Islam.” Karena rasa takut si Kaisar Romawipun berubah pikiran dan menjaga jenazah sang mujahid, “Demi Allah, sesungguhnya saya sendiri yang akan menjaganya, jika saya tidak menemukan orang yang menjaganya.”

Kedua, komitmen terhadap sunnah 8. Dalam sebuah peperangan yang digencarkan kaum muslimin di Turki, terjadi pengepungan panjang terhadap salah satu benteng pertahanan Turki, sehingga kaum muslimin jenuh dan bosan. Setelah dikoreksi oleh sang panglima, dari perkara yang ikhlas pada Allah ta’ala, hal yang wajib sampai yang sunnah. Ternyata panglima sadar, bahwa tidak seorangpun dari kaum muslimin yang membawa dan melakukan siwak sebelum sholat. Dengan terpaksa mereka menggunakan dahan dan ranting-ranting pohon sebagai ganti bersiwak. Sementara itu tidak seorangpun di antara mereka mengetahui bahwa ada mata-mata musuh yang menyusup di tengah-tengah kaum muslimin.

Untuk pertama kalinya mata-mata itu melihat kaum muslimin bersiwak, hal ini membuat ketakutan sehingga melaporkan pada kaumnya: “Sesungguhnya kaum muslimin telah mengasah gigi mereka untuk menyantap kita!!!” Berita itu membuat kaum kafir sangat dirasuki ketakutan. Allah telah menancapkan rasa takut dan gentar dalam hati mereka sehingga benteng pertahanannya berhasil ditaklukkan.

8 Ibnu Dahlan, Al-Futuhat Al-Islamiyah: I/425, Idem, hal. 189

17

Page 18: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

Ketiga, karakter umat yang menang 9. Setelah kekalahan yang diderita pada peperangan Yarmuk, Kaisar Romwai sangat marah terhadap para panglimanya, karena jumlah pasukan mereka lebih banyak. Kaisar bertanya, “lantas mengapa kalian kalah?” Salah seorang petinggi senior mereka angkat bicara, “Karena mereka senantiasa bangun untuk sholat di malam hari, memnuhi janji, menyeru kepada kebaikan, mencegah kemungkaran, dan berbuat adil sesama mereka. Adapun kita? Kita adalah peminum khamer, pezina, suka melakukan perkara yang haram, melanggar janji, berbuat zhalim, menyeru kepada kekejian, mencegah sesuatu yang diridhai Allah dan melakukan kerusakan di bumi!!!” Heraklius berkata, “Sesungguhnya kamu telah mengatakan yang sebenarnya.” Benih-Benih Kebathilan

Sepanjang sejarah, empat serangkai kebathilan: kekufuran, kemunafikan, Yahudi, dan Nasrani 10 selalu muncul dan meneruskan perlawanan yang dilakukan oleh nenek moyang mereka: Persia dan Romawi sebagai dua kutub utama kekufuran, kesesatan, kerusakan, kesombongan dan permusuhan.

Pertama, Kekufuran. Yang membuat orang-orang Kafir Qurays baik jahiliyah dahulu atau sekarang mengadakan perlawanan pada Al-Qur’an dan Sunnah Rasul adalah mental fanatik buta dan kesombongan setan, yang disebabkan ingin selalu berada di lapisan teratas masyarakat. Mereka menyesal mengapa Al-Qur’an diturunkan kepada seorang lelaki miskin bernama Muhammad bin Abdullah. Mengapa tidak diturunkan kepada bangsawan mereka Walid bin Mughirah, atau bangsawan Thaif, Urwah bin Mas’ud Ats-Tsaqafi? Rupanya mereka terekam dalam Al-Qur’an, “dan mereka berkata, mengapa Qur’an ini tidak diturunkan

9 Ibnu Dahlan, Al-Futuhat Al-Islamiyah: VII/132, idem, hal.190

10 Op.cit., hal. 21-66

18

Page 19: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

kepada seorang besar dari salah satu dua negeri (Mekah & Thaif) ini ?” (QS. Az-Zukhruf: 31).

Kedua, Kemunafikan yang nampak pada Abdullah bin Ubay bin Salul al-Aufi yang berpendapat bahwa Rasulullah saw telah merampas kekuasaan darinya. Benih ini lebih berbahaya dari pertama, karena “api dalam sekam”. Ia tidak mungkin memerangi Rasulullah saw atau memusuhinya secara terang-terangan, karena mayoritas penduduk madinah bergabung di bawah panjinya. Ia juga tidak mungkin tetap dalam kekufuran, karena justru akan mengucilkan dirinya sendiri dalam masyarakat, bahkan anaknya sendiri. Namun ia bisa melakukan tipu daya, merencanakan pengkhianatan dan melakukan serangan mematikan, hingga api dendam dan dengki dapat terpadamkan. Rasulullah menggambarkan, “Perumpamaan orang-orang munafik seperti domba, terkadang ke sana dan terkadang ke satunya lagi.” Hadits ini selaras dengan firman Allah, “Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian (iman / kafir): tidak masuk kepada golongan ini (orang-orang beriman) dan tidak pula kepada golongan itu (orang-orang kafir). Barangsiapa yang disesatkan Allah maka kamu sekali-kali tidak akan mendapat jalan (untuk member petunjuk) baginya.” (QS. An-Nisa: 143).

Ketiga, benih perlawanan dari kaum yang telah dibutakan Allah: Yahudi 11. Kaum yang oleh sejarawan R.F. Boudly dikatakan sebagai kaum yang selalu terusir dari zaman ke zaman, kaum yang “mencaplok” Palestina dengan kekerasan dan akhirnya terusir oleh kaisar Romawi, Titus. Lalu mereka menempati Yatsrib (nama sebelum madinah, yang diberikan oleh tiga kabilah Yahudi: Bani Qaynuqa, Quraizhah, dan Nadhir) Kaum yang membodohi suku-suku Arab dengan konglomerasi riba yang keji. Sampai datang

11 R.F. Boudly, ar-Rasul: Hayatu Muhammad, 148, idem, hal 46.

19

Page 20: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

Rasulullah saw yang membangkitkan agama baru, mereka tetap iri dan dengki karena kendali perdagangan dan pertanian yang sebelumnya mereka kuasai, diambil alih oleh umat Islam. Kaum yang oleh Rasulullah saw dikatakan, “orang-orang Yahudi tidak dengki kepadamu karena sesuatu, mereka dengki karena ucapan salam dan ucapan amin (setelah membaca al-fatihah dalam sholat),” (HR. Ibnu Hibban no: 856).

Keempat, benih perlawanan dari kaum yang bersaksi bahwa agama Islam adalah bathil dan keyakinan yang dianut oleh Kafir Qurays adalah kebenaran. Mereka adalah kaum Nasrani 12 Seperti Allah firmankan dalam QS. An-Nisa: 51, “Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bagian dari kitab? Mereka percaya kepada Jibt dan Thaghut, dan mengatakan kepada orang-orang kafir (musyrik Mekah), bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orang-orang yang beriman.” Mereka sesungguhnya kaum yang paling memiliki dendam kesumat kepada kaum Yahudi seperti kasus “hukuman bakar” yang dilakukan oleh Dzu Nuwas al-Humairi, penguasa Yahudi yang membakar kaum Nasrani Najran agar memeluk agama Yahudi. Mereka adalah kaum yang berkeinginan di jazirah Arab tidak ada madzhab atau agama lain selain Nasrani. Merekalah kaum yang sengaja melestarikan paganisme dengan cara memperjual belikan patung-patung kepada kaum musyrik untuk disembah. 13 Merekalah kaum (Abu Abdu Amru ibnu Shaifi alias Abu Amir) yang berkonspirasi dengan Heraclius serta orang-orang munafik untuk membuat mesjid Dhirar dalam menghancurkan dakwah dan jihad Rasulullah saw. 14 Mereklah kaum (Sajah binti Harits dari Bani Yarbu, anggota Bani Tamim yang paling dekat dengan

12 Al-Maqrizi, Imta’ al-Asma’: 215-220, idem, hal. 66

13 Jawad Ali, Tarikh al-Arab Qabla al-Islam: 6/244, idem, hal.7814 Tafsir Ibnu Katsir: 4/68, idem, hal, 79

20

Page 21: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

Persia) yang mengumandangkan nabi palsu, seperti celoteh Uyainah Ibnu Hishna, pimpinan kaum Murtad, ”Nabi perempuan dari Bani Yarbu lebih baik dari Bani Qurays, Muhammad telah mati dan Sajah masih hidup.”15

Benih Kebathilan IndonesiaSistem Jahiliyyah Pancasila dan syistem Musyrik

Demokrasi, hakikatnya diusung oleh Empat Serangkai Kebathilan: Musyrik Paganis Hindu-Budha, Murji’ah Versi Kolonial, Konglomerasi Yahudi, dan Konspirasi Laskar Kristus. Perang mereka terhadap Islam dan umatnya merupakan produk dari fase sejarah yang panjang, konstan, dan akan selalu digaungkan, sehingga baru berhenti bila umat Islam di Indonesia telah murtad secara total dari Dienul Islam.

Musyrik Paganis Hindu-Budha kini tetap eksis, meskipun telah diperangi sejak generasi mujahid dakwah pertama kalinya menginjakkan kaki di Nusantara. Walaupun mujahid dakwah itu telah berhasil mendirikan sistem “Mulukuth Thawaif “ versi Indonesia, tetapi berkat konspirasi laskar kristus dan konglomerasi Yahudi, akhirnya sistem kerajaan-kerajaan Islam hancur. Ironisnya, yang tersisa adalah Islam yang diusung oleh Murji’ah Versi Kolonial, dengan tidak memiliki rasa malu mereka mengatasnamakan “warisan” para wali.

Mengapa demikian ? Bukankan yang membuat patung-patung dan berhala-berhala yang disembah oleh musyrik paganis Hindu-Budha adalah kaum Yahudi dan Laskar kristus? Bukankah pula, yang melanggengkan tradisi nenek moyang yang nota bene Musyrik Paganis Hindu-Budha: Tahayul, Bid’ah, dan Khurafat (TBC) adalah kaum Murjiah Versi Kolonial? Karenanya untuk melindungi ibadah kaum musyrik paganis Hindu-Budha, Murjiah Versi

15 Aqad, Abqariyyatus Shiddiq: 149, idem, hal. 80

21

Page 22: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

Kolonial, Konglomerasi Yahudi, dan Konspirasi Laskar Kristus, maka secara bulat dipilihlah folosofi wangsit dari Prapanca dan Tantular yaitu Bhinneka Tunggal Ika yang kemudian dilindungi oleh berhala Namrudz modern: Pancasila. Bersyukur Allah mentakdirkan untuk tidak mengizinkan disahkannya tujuh kata dalam sila pertama Piagam Jakarta. Karena kitapun tahu, tidak mungkin Syariat Islam bisa ditegakkan di atas prinsip Free Masonry-nya (Khams Qanun) Soekarno.

Perlawanan terhadap sistem warisan Musyrik Paganis Hindu-Budha (Pancasila) sampai kini masih terus berlangsung. Sejak HOS Cokroaminoto (SI), Kartosuwiryo (DI/TII), Muhammad Natsir (DDI), Abu Bakar Ba’asyir (JAT), Abu Jibril (MMI), Rizik Shihab (FPI), perlawanan parlemen (PKS), sampai gerakan penyadaran umat (HT Indonesia). Jutaan jiwa syuhada telah menghiasi negeri ini dalam rangka menegakkan syariat Islam, ratusan konspirasi keji telah digelar oleh Konglomerasi Yahudi, Laskar Kristus, dan Murjiah Versi Kolonial untuk memberantas gerakan dakwah wal jihad.

Namun di penghujung munculnya Ashabu Raayati Suud, Pasukan Panji Hitam Imam Mahdi, kita dikejutkan dengan munculnya kelompok Murjiah Modern yang bernaung di ketiak Thaghut Indonesia, bahkan tidak malu-malu mengatasnamakan “Salafi”, mereka giat membela Thaghut Indonesia dengan cara memerangi saudaranya sendiri lantaran mengusung tegaknya syariat Islam.

22

Page 23: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

IV. KEMBANG PERLAWANAN

Perangilah Musuhmu dengan Senjata yang Ia Takuti. Bukan dengan Senjata yang Kamu Takuti. ( Tanzhim Al-Qaida)

Nikmat paling tinggi bagi seorang mujahid dakwah – meskipun dalam kondisi diburu para thaghut dan kaum neo-salibis – adalah merasakan nikmat yang ia sendiri tidak tahu bagaimana cara mensyukurinya. Nikmat itu adalah nikmat kemuliaan untuk menghadapi musuh-musuh Allah yang sangat rakus dan serakah, yang tidak rela seorangpun melainkan harus menjadi orang yang hina, taat, dan tunduk pada mereka.

Rupanya beberapa kasus bom yang tengah marak di tanah Republik Kavling Thaghut dan Murtad Indonesia ini menjadi bagian dari Nikmat Kemuliaan. Usaha yang dilakukan oleh sekelompok jama’ah itu bagian dari rekaman sejarah untuk menghidupkan kembali kesadaran umat Islam Indonesia mengenai: peranan, kewajiban, dan beban mereka. Selain itu untuk menyadarkan urgensi sejauh mana permusuhan para Salibis, Thgaghut, Munafikin, dan Murtaddin ( STM ), bahkan untuk memahami permusuhan tersebut agar bisa menjadi pemisah antara orang-orang yang menjadi musuh dan orang-orang yang menjadi pembela agama Allah.

Kembang perlawanan ini terjadi ketika para STM mulai menggunakan senjata baru (sebenarnya sudah lama) dalam memerangi para mujahid dakwah. Senjata tersebut antara lain: 1. Menghilangkan pembatas antara wali-wali Allah dan musuh-musuh-Nya, 2. Menghilangkan perbedaan antara hal yang diharamkan dan yang diwajibkan, 3) Mengaburkan rambu-rambu target yang telah ditentukan

23

Page 24: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

dan diincar oleh mujahid dakwah. 4. Menyamakan antara keteguhan, kesabaran, dan kekokohan dengan menyerahkan, tawar menawar dan kemunduran.

Kita sebagai mujahid dakwah harus berani mengakui bahwa keempat usaha tersebut telah sukses: Mengobrak abrik barisan kita, menarik sejumlah nama-nama yang menyilaukan di antara barisan kita, STM memiliki pasukan baru yang telah direkrut untuk kepentingan mereka khususnya dari golongan murji’ah, pemalsu kebenaran, penjual prinsip perjuangan dan penjual fatwa.

Kembang Perlawanan yang tengah mekar ini sebenarnya untuk mengingatkan generasi penerus bangsa, putra umat Islam yang sedang bergoncang, bahwa mereka telah menempuh jarak yang jauh menuju jalan kemenangan. Gerakan Pewaris Jihad itu telah mengalami lompatan yang cukup jauh pada dekade terakhir pasca syahidnya – Insya Allah – Al-akh Mukhlas, Imam Samudera dan Amrozi. Saat ini pewaris kebangkitan Islam itu telah mengambil alih sebidang area di bawah matahari dengan pengorbanan, siksaan, dan keterasingan yang mereka rasakan.Kembang untuk Ulama

Dalam sebuah hadits Rasululah saw, bersabda, “akan datang kepada manusia suatu zaman di mana hati mereka adalah hati orang-orang ajam, rizki yang Allah berikan kepada mereka, mereka jadikan pada binatang, menganggap sedekah kerugian, dan jihad sebagai bahaya. Semoga Anda tidak termasuk mereka, wahai ulama Islam. Umat menunggu anda mengambil garis terdepan bersama mujahid dakwah, bukan bersama para penguasa murtad. Umat menunggu anda mengatakan kebenaran dan tidak takut celaan orang yang mencela, bukan menyelewengkan nash dan memanipulasinya di hadapan manusia atas nama maslahat dakwah.

24

Page 25: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

Rasulullah saw, dan para ulama salaf sudah mengingatkan agar tidak masuk ke pintu-pintu penguasa, padahal penguasa zaman itu memurnikan tauhid kepada Allah saja, bukan seperti penguasa hari ini yang telah murtad. “Siapa yang tinggal di pedalaman ia akan kolot, siapa berburu maka ia akan lalai, dan siapa memasuki pintu-pintu penguasa maka ia pasti terkena fitnah. Dan tidaklah seseorang itu semakin dekat dengan penguasa, melainkan ia semakin jauh dari Allah.”( HR. Ahmad di dalam Musnad, Syaikh Ahmad Syakir berkata, isnadnya shahih).

Bukankah anda memuji perbuatan thaghut yang telah membunuh anak-anak bangsa yang ingin menegakkan Tauhid? Bukankah anda langgar kehormatan para mujahid dakwah dengan mengeluarkan fatwa yang mengokohkan para thaghut? Bukankah anda yang mensifati mereka sebagai bughat dan Khawarij? Bukankah anda bersikap acuh terhadap para thaghut yang mengganti syariat Allah dan menghukumi manusia dengan selain hukum Allah? Tidak ingatkah anda ucapan Ibnul Qayyim, “ Ulama-ulama Su’ duduk di depan pintu syurga, dengan kata-katanya mereka ajak manusia masuk ke dalamnya, dengan perbuatan-perbuatannya mereka ajak masuk ke neraka. Maka setiap kali ada dari mereka mengatakan, “Mari ke sini!”, Perbuatan – perbuatan mereka langsung seolah menimpali, “Jangan dengarkan dia!” Seandainya seruan mereka itu jujur, tentu mereka menjadi orang pertama yang menyambut seruan itu. Maka dari sisi penampilan mereka adalah para penunjuk jalan, tetapi dari sisi kenyataan, mereka adalah para perampok jalanan.” (Al-Fawaid) Kembang untuk Rekan Kami Di Penjara

Kami tidak akan melupakan kalian, hati kami tak pernah tenang sampai kami bisa membebaskan kalian dengan izin Allah. Salibis, Thaghut, Munafikin,

25

Page 26: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

Murtaddin (STM) di negeri ini pasti akan membayar mahal supaya kalian kembali kepada kami dalam keadaan mulia dan terhormat.

Meskipun sampai saat ini kami belum bisa menyelematkan kalian, tetapi kami mengerti bahwa setiap muslim punya kewajiban membebaskan kalian dan cara terbaik untuk membebaskan kalian adalah menangkap musuh sebanyak mungkin di manapun mereka berada. Inilah satu-satunya cara yang dipahami musuh. Kembang untuk Kaum Murji’ah

Bukankah orang-orang kafir menyematkan semua julukan kepada para Nabi dan orang-orang beriman: “Dan apabila mereka melihat orang-orang mukmin, mereka mengatakan: “Sesungguhnya mereka itu benar-benar orang-orang yang sesat.” (QS. Al-Muthaffifin: 32)

Karenanya mujahid dakwah tidak mengkafirkan kaum muslimin. Bahkan karena umat Islamlah kami tegakkan jihad, demi membela mereka. Kami ingin mereka dalam keadaan aman dan sejahtera, namun bukan dengan bermaksiat kepada Allah. Sesungguhnya kita diperintahkan untuk berjihad dan menjadikan kalimat Allah yang tinggi, mengusir orang-orang kafir dari bumi Indonesia dan berhukum dengan apa yang Allah turunkan. Dan tidak ada seorangpun bisa mengatakan bahwa hari ini tidak ada jihad, justru yang benar adalah seperti sabda Rasulullah saw, “Jihad akan terus berlangsung hingga hari kiamat.”Kembang untuk Kaum Salibis

Kalau Cuma bersabar, wahai kaum salibis laknatullah ‘alaihim, kalian pasti sanggup. Tetapi mempertahankan kesabaran, kalian tidak akan sanggup. Dengan iman, akidah, dan kecintaan kami untuk bertemu Allah, kami mampu mempertahankan kesabaran sampai kalian hancur. Meskipun itu memakan waktu beradab-abad.

26

Page 27: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

Mujahid Dakwah hanya diperintahkan memerangi kalian. Pilihannya, jika tidak menang atau syahid.

Karenanya dakwah dan jihad kami takkan pernah berhenti sampai STM dan kroni-kroninya mau tunduk di bawah hukum Al-Qur’an. Untuk hal itu: Bebaskan saudara-saudara kami para mujahid dakwah yang ditawan di penjara-penjara kalian. Hentikan perang terhadap Islam dan kaum muslimin Indonesia dengan mengatasnamakan perang melawan teror. Amerika dan antek-anteknya jangan ikut campur terhadap urusan politik, ekonomi, sosial, dan pendidikan kaum muslimin dan jangan membuat konspirasi dalam rangka menghalangi tegaknya Syariat Islam, Negara Islam, dan Khalifah Islam di Indonesia. Amerika dan kaum Salibis jangan ikut campur dalam urusan antara kami mujahid dakwah dengan penguasa kami yang murtad.Kembang untuk Pewaris Jihad

Jihad hari ini hukumnya fardhu ‘ain. Ini kesepakatan (ijma) oleh Ulama Salaf, yaitu apabila musuh memasuki satu jengkal tanah kaum muslimin maka mereka wajib berperang sampai mereka berhasil mengusir musuh.

Huzaifah bin Al-Yaman rahimahullah berkata, “ Para sahabat Rasulullah saw, bertanya kepada beliau tentang kebaikan, sedangkan aku bertanya tentang keburukan. Aku katakan: “Wahai Rasulullah, apakah setelah kebaikan ini ada keburukan sebagaimana sebelumnya?” “Ya”, jawab Rasulullah. “Apakah jalan untuk terlindung darinya?” tanyaku. Beliau menjawab, “Pedang.” (HR. Ahmad, Musnad V/403). Keburukan penguasa murtad yang membuang syariat Allah di belakang punggung mereka dan berhukum kepada undang-undang Thaghut Internasional dan Lokal, yang memisahkan umat Islam dari agamanya lalu memakaikan pakaian Musyrik Paganis Hindu-Budha, Sekularisme Jama’ah Islam Liberal, Demokrasi buatan Romawi, Pancasila buatan Free Masonry-

27

Page 28: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

nya Soekarno, dan semisalnya. Yang setia kepada musuh-musuh Allah: Yahudi dan Kristen, dan penyembah berhala sehingga menjadikan negeri Indonesia tempat yang nyaman untuk menebar kekafirannya. Yang memerangi para da’i yang menyeru kepada Allah, yang membunuh anak bangsa yang berjihad menegakkan Tauhid, CARA BERLINDUNG DARI MEREKA HANYA DENGAN PEDANG.

Pedang untuk meninggikan kalimat Allah, sehingga agama Allah berkuasa di bumi Indonesia dan keadilan tersebar di seluruh penjuru dunia. Pedang untuk melindungi darah kaum muslimin agar tidak tertumpah begitu murah di selain medan-medan kemenangan dan kemuliaan (pertempuran). Pedang untuk menggentarkan orang yang berniat menodai kemuliaan Islam dan kaum Muslimin.

Wahai Para Pewaris Jihad, Biarkan hari ini jutaan orang atau lebih mati, sehingga yang masih hidup, hidup dalam keadaan mulia dan merdeka. Itu lebih baik daripada jumlah yang sama mati di arena perundingan dan kehinaan, sementara yang masih hidup, hidup dalam keadaan hina sebagai budak orang-orang Kristen dan Yahudi.

28

Page 29: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

V. PERLAWANAN YANG MEMBEBASKAN

“Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi), Dan akan Kami teguhan kedudukan mereka di muka bumi dan akan Kami perlihatkan kepada Fir’aun dan Haman beserta tentaranya apa yang selalu mereka khawatirkan dari mereka itu. (Al-Qashash: 5-7)“Kalian mencemooh kami karena jumlah yang sedikit. Padahal orang-orang mulia jumlahnya juga sedikit. Jumlah sedikit tidak membahayakan kami. Sementara tetangga kami orang mulia. Dan tetangga kebanyakan orang adalah orang hina. Apabila pemimpin kami mati, maka akan bangkiot menggantikannya. Pemimpin kami yang lain yang banyak berbicara. Namun juga getol melakukan perbuatan yang mulia.” (Samual bin ‘Adiya’

Kaum yang dipimpin oleh Salibis, Thaghut, Munafikin, dan Murtaddin (STM) sebenarnya tidak bisa lama-lama – bahkan “tidak betah” menyaksikan mujahid dakwah menyerukan tegaknya syariat Islam dan kalimat tauhid – tetap berdiri tegak di hadapannya. Mereka tidak berani melawan eksistensi Islam, menentang manhaj Islam dalam hal yang kecil dan besar, mengancam kelestariannya.

Mengapa? Karena kebenaran, dinamika, dan gerakan yang dikandung dalam karakter Islam sangat mulia, yakni menghancurkan seluruh Thaghut dan mengembalikan seluruh manusia kepada penyembahan Allah semata. Karennya, siapapun yang bergabung dalam jama’ah yang hendak menolong agama Allah pasti memiliki perlawanan yang membebaskan. “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan):

29

Page 30: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

“Sembahlah Allah saja dan jauhilah Thaghut… (QS. An-Nahl:36)Perseteruan Abadi

Mujahid Dakwah harus memahami hukum kepastian yang Allah berikan dalam rangka menegakkan Tauhid. Hukum kepastian ini merupakan hukum perseteruan yang diungkapkan Allah, “Dan sekiranya Allah, tidak menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid-masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah.” (QS. Al-Hajj: 40),

Pengaruh hukum kepastian ini menghasilkan 2 fenomena yang paling menonjol dalam sejarah dakwah Islam.16 Pertama, Manhaj Islam terus tersebar luas melalui peperangan demi peperangan, penaklukkan demi penaklukkan, dan pembebasan demi pembebasan, hingga Islam punya kekuatan yang membuat gentar musuhnya di seluruh dunia. Terjadi sejak masa Rasulullah saw, sampai muluk ath-Thawaaif (kerajaan-kerajaan kecil). Hukum kepastian itu, kini mulai dilaksanakan oleh seklompok jama’ah jihad, sejak Ikhwanul Muslimin (Syaikh Sayid Quthub) sampai Al-Qaida (Syaikh Usamah bin Ladin). Meski demikian, banyak umat Islam “tidak mau” membela agamanya yang sedang diobok-obok oleh musuh-musuh Allah

Kedua, masyarakat jahiliyah dahulu (Quraiys, Yahudi, Nasrani, Munafikin) maupun jahiliyah modern (Thaghut, Murtaddin, dan Salibis), tidak mau berdamai dengan Islam. Walaupun sudah ada perjanjian, tetapi tidak berangkat dari niat yang tulus, hanya terpaksa karena takut ditekan oleh Fir’aun Amerika dan sekutunya. Seperti apa

16 Sayyid Quthb: Fikih Pergerakan, Yogyakarta, Uswah, 2007, hal. 218

30

Page 31: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

yang dikemukakan Allah, “Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kami dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup.” (QS. Al-Baqarah: 217). “Sebagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. “ (QS. Al-Baqarah: 109), “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. (Al-Baqarah; 120).

Tanpa mengetahui Hukum Kepastian/ Perseteruan Abadi antara masyarakat Jahiliyyah dan Islam, maka karakteristik jihad dalam Islam tidak mungkin bisa dipahami, apalagi motivasi yang menggerakkan mujahid generasi pertama dan aneka rahasia penaklukkan-penaklukkan Islam. Begitupun dengan karakter dakwah wal jihad saat ini, beragam sematan (teroris, khawarij, takfiri, pemberontak, ekstrim kanan, fundamentalis, radikalis, dll) akan gugur dengan sendirinya di hadapan firman Allah dan bukti sejarahnya. Akhirnya, siap menyerang kekuatan mereka dengan segala kemampuan kita.Genetika (jahiliyah) Perang

Apa yang telah dilakukan kaum musyrik terhadap Nuh as, Hud, Shalih, Ibrahim, Syu’aib, Musa, Isa dan orang-orang beriman di zaman mereka? Lalu apa juga yang telah dilakukannya terhadap Muhammad saw, dan orang-orang beriman di zaman mereka? Ternyata, “Mereka tidak memelihara (hubungan) kerabat terhadap orang-orang mukmin dan tidak (pula mengindahkan) perjanjian”. (QS. At-Tawbah: 10) setiap kali mereka unggul terhadap orang-orang beriman dan mampu mengalahkan mereka.

Tatkala kaum paganisme Tartar berhasil mengalahkan umat Islam di Baghdad, terjadilah tragedi berdarah seperti yang direkam oleh Abul Fida’ (Ibnu Katsir)

31

Page 32: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

dalam al-Bidayah wa an-Nihaayah dalam Bab “Kejadian-Kejadian Tahun 656 H”. Para sejarawan ada yang menyatakan bahwa umat Islam terbunuh sebanyak 800.000, 1.000.000, atau 2.000.000 orang. Mereka masuk Baghdad pada akhir Muharram sementara pedang-pedang mereka terus menerus menghabisi penduduknya selama 40 hari.

Khalifah al-Mu’tashim Billah, Amirulmukminin dan seluruh keluarganya dibunuh. Guru istana kekhalifahan dan beberapa Imam Ahlus sunnah wal Jama’ah serta bangsawan kekhalifahan tak luput dari pembantaian. Seorang dari Bani Abbasyiyyah bersama keluarganya disembelih seperti kambing. Ketika itu dibunuh pula maha guru, penasihat, khatib, Imam dan penghafal al-Qur’an. Sehingga berhentilah seluruh kegiatan mesjid dan Sholat Jum’at di Baghdad dalam waktu beberapa bulan. Setelah itu Baghdad benar-benar kosong. Bangkai orang mati bertumpuk-tumpuk di jalanan sampai menuju ke Syam.

Genetika binatang juga muncul di wilayah India ketika 50.000 umat Islam Pakistan dibantai dan dicincang di dalam gerbong kereta api, oleh kaum paganisme India. Lalu diikuti oleh Kaisar Tartar Cina yang komunis. Hanya dalam kurun waktu seperempat abad mereka telah memusnahkan 26.000.000 umat Islam di Turkistan. Sama halnya yang dilakukan oleh Yugoslavia yang komunis, mereka telah membantai 1.000.000 umat Islam pasca perang dunia kedua hingga saat ini. “JIka Paus ingin tahu apa yang kami lakukan terhadap musuh-musuh kami, maka percayalah bahwa di Haikal (istana) Sulaiman dan rumah ibadahnya, kuda-kuda kami berjalan di lautan darah kaum muslimin hingga sampai lututnya.” Demikian penuturan tentara salibis kepada pausnya.

Ahad, 16 September 2001, laknatullah alaihim George Walker Bush mengumumkan bangkitanya Genetika (jahiliyyah) perang , “This Crusade, This War on terrorism,

32

Page 33: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

is going to take a long time.” “Ini adalah perang salib, ini adalah perang melawan terorisme yang akan memakan waktu lama.” Untuk mendukung kebenaran genetika ini, Paul B. Farrell menulis dalam kolomnya, “America’s outrageous war economy!” 17 yang dilansir pada 18 Agustus 2008 menyatakan, “Ekomomi Amerika adalah Ekonomi Perang. Bukan “ekonomi manufacturing”, bukan “ekonomi pertanian”, bukan “ekonomi jasa”, bukan pula “ekonomi konsumen”. Mari kita jujur dan secara resmi menyebutnya “ekonomi perang” Amerika yang kasar. Akui saja, jauh di dalam hati kita, kita suka perang, kita menginginkan perang. Kita membutuhkan perang, menikmati dan tumbuh dari perang. Perang ada dalam benak kita. Perang merangsang benak ekonomi kita. Perang mendorong semangat kewirausahawanan kita. Perang menggetarkan jiwa Amerika. Akui saja , kita memiliki masalah Cinta dengan Perang. Dan 54% dari pajak orang Amerika bersedia diserahkan untuk mesin perang.

Perang Salib baru yang sudah sepuluh tahun berjalan akhirnya digelorakan kembali oleh pimpinan Fir’aun Amerika, Laknatullah ‘alaihim Barak Fir’aun Obama, dengan digelarnya pembantaian terhadap umat Islam di Libya, dengan nama sandi operasi “Odyssey Dawn”. Kemudian dipertajam oleh peryataan Menlu Perancis, Juppe Allen dalam konferensi Pers 24/3/2011, “Akan membombardir kaum muslimin di Arab Saudi dan Suriah sebagaimana Libya. Perang Salib di Libya harus menjadi contoh bagi Arab Saudi, Suriah, dan Negara-negara Islam lain.

Genetika jahiliyyah tentang perang tersebut bersifat permanen, alami, dan otomatis setiap kali orang-orang beriman yang mempersembahkan peribadatannya hanya

17 Paul B. Farrell, America’s Outrageous War Economy, 2008, sumber internet

33

Page 34: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

kepada Allah melawan orang-orang yang dipimpin oleh STM yang mempersembahkan peribadatannya kepada selain Allah, di setiap masa dan semua tempat.Perlawanan yang Membebaskan

“Jumud dan taklid menjadi ciri khas ulama. Kebodohan, menjamurnya bid’ah dan kesyirikan menjadi ciri khas orang-orang awam. Sibuk bersenang-senang menjadi ciri khas para penguasa. Mengintai dan mengganggu umat Islam menjadi ciri khas musuh.” Begitulah kondisi umat Islam di awal abad 11 H. Kondisi terbelakang dan mundur ini terus berjalan, musuh-musuh mengeroyok umat dari berbagai penjuru hingga Yahudi berhasil merebut kekuasaan di seluruh dunia bahkan di Indonesia.

Musuh (STM) melihat, sebaiknya harta kekayaan umat Islam ini dirampok dan diatur melalui boneka yang berasal dari umat Islam sendiri. Maka musuh memberikan kekuasaan kepada bibit-bibit yang telah dididik di negara-negara kafir, yang tidak mau lagi mengenakan pakaian Islam. Agar eksistensi mereka tetap terjaga dengan biaya sekecil mungkin, musuh bekerja sama dengan orang-orang munafik memerangi ajaran-ajaran Islam dan mencabut Islam dari hati kaum muslmin. Dan kali ini musuh benar-benar berhasil. Syariat Islam dicabut dari aturan hidup, sejak dari orang-orang terpelajar hingga kaum awam (kecuali beberapa gelintir orang), orang-orang munafik dan bodoh pun sudah mengira Islam sebagai kekuatan spiritual telah hancur dan takkan kembali.

Di tengah suasana sulit dalam sejarah umat Islam ini, sepercik “Bom Iman” meledak guna mengembalikan sebagian harga diri dan kemuliaan umat. Bom itu seperti godam yang menghantam kepala kaum muslimin agar bangun dari tidur panjang. Bom itu ternyata menjadi muara dari sebuah Perlawanan yang Membebaskan yang telah

34

Page 35: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

dicatat dalam sejarah emas perjuangan kebangkitan umat, dialah: Jihad Afgan.

Rumus perlawanan yang membebaskan kalimat Tauhid dari injakan dan hinaan kaum STM sangat sederhana. Syaikh Asy-Syahid Usamah bin Ladin menamakannya dengan, “Membangun di tengah pertempuran.”18 Rupanya dengan rumus itu kita diingatkan kembali pada persitiwa menjelang wafatnya Rasulullah saw.

Di usianya yang masih muda – belum genap 20 tahun – Usamah bin Ziad diangkat oleh Rasulullah saw, menjadi pimpinan pasukan untuk menghancurkan kekuatan super power, Romawi.

Akhirnya Rasulullah wafat sebelum pasukan sempat berangkat menuju ke tujuan. Namun beliau telah meninggalkan wasiat yang sangat bijak kepada para sahabatnya: “Berangkatkan pasukan Usamah, Berangkatkan pasukan Usamah !”

Saat ini pemicu perlawanan yang membebaskan itu tidak lain adalah Perang Badar abad ke-15, hari Selasa (Serangan 11 September). Sejak saat itu lahirlah Daulah Islam Iraq, seperti yang dikatakan laknatullah ‘alaihim Bush Jr, “Mereka (mujahidin) bertujuan menegakkan khilafah Islamiyah dari Indonesia hingga Spanyol.” Perlawanan genting juga datang untuk membebaskan Yaman (Jazirah Arab), sebagai “magnet” yang akan menarik para pemuda dari Saudi dan lainnya untuk berjihad di sana. Di sana, pasukan Fir’aun Amerika sedang memasuki perangkap Iraq ke-2 dengan melancarkan serangan kepada para mujahidin di Yaman.

Perlawanan juga berhasil masuk ke Afrika, yang sebelumnya dijadikan sebagai “anjing-anjing penjaga” bagi kepentingan Fir’aun Amerika. Berikutnya perlawanan dalam

18 Umar Burhanuddin Abu Hafs As-Sayyar, Dari Usamah kepada para aktivis, Solo, Kafayeh, 2008, hal. 45

35

Page 36: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

rangka membebaskan wilayah Maghrib al-Islam (Al-Jazair) yang dalam sejarah penduduknya dikenal sebagai orang-orang kuat, pemberani, dan memiliki kemampuan perang yang tinggi, saat ini kemenangan di ambang pintu.

Yang tidak terlupakan adalah perlawanan yang berhasil masuk ke wilayah Palestina dan Tanduk Afrika (Somalia). Itulah beberapa wilayah yang sudah dipersiapkan sebagai ‘gerbong’ yang akan mengawal kebangkitan Islam di seluruh dunia, sebagai bibit lahirnya “Tentara Panji Hitam” (Ashabu Raayati Suud)-nya Imam Mahdi. Wallahu’alam ….

36

Page 37: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

VI. PERLAWANAN SEMU(Untuk Saudara-Saudaraku di Parlementaria Horus )

“Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka tidak mengubah (jkanjinya).” (Al-Ahzab: 23) “Jika aku hidup, aku takkan kehabisan makanan. Kalau aku mati, aku takkan kehabisan kuburan. Semangatku semangat para raja. Jiwaku merdeka, yang memandang kehinaan sebagai kekafiran.”(Imam Syafi’i Rahimahullah)

Kaum jahiliyah modern di Indonesia yang saat ini dipimpin oleh Salibis, Thaghut, Munafikin, dan Murtaddin (STM), yang berwali kepada Fir’aun Amerika, awalnya hampir-hampir tidak merasakan bahaya ini dan itu hingga mereka memproklamasikan peperangan yang hebat terhadap dakwah, organisasi dan kepemimpinan baru: Jama’ah yang menegakkan Tauhid, Syari’at Islam, Daulah Islamiyah, dan Khilafah Islamiyah. Bahkan mereka mencurahkan semua yang dimilikinya, baik siksaan, muslihat, fitnah, maupun tipu daya untuk memberangus para mujahid dakwah.

Umat Islam yang bernaung di bawah panji warisan dewa Horus ini bangkit untuk menjauhkan dirinya dari bahaya yang sedang mengancam eksistensinya, untuk menjauhkan bahaya kematian sang berhala dan kematian yang mengatasnamakan umat Islam Indonesia. Alasan mereka dibantah oleh Allah, karena itu sesuatu yang alami dan pasti terjadi setiap kali muncul ke permukaan dakwah wal jihad yang menyeru kepada penyembahan Allah semata.

37

Page 38: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

Ketika itu mujahid dakwah mulai mendapat siksaan dan ujian bahkan tidak jarang hingga menyebabkan kematian. Di saat yang sama pula, sebagian besar umat Islam menonton karena ketakutan, kebodohan, kedunguan, dan kesombongan. Mereka – meskipun dunia mengakuinya sebagai kaum muslim terbesar di dunia – tidak berani mempertahankan syahadatnya di hadapan para STM. Mereka tidak berani bergabung kepada jama’ah yang membela tauhidnya. Mereka tidak berani sami’na wa atho’na kepada kepemimpinan jama’ah yang sedang membela kehormatan Dienul Islam. Artinya, umat Islam Indonesia tidak berani mewakafkan hidupnya untuk Allah. Mereka tidak berani untuk menanggung siksaan STM, fitnahan, kelaparan, pengasingan, azab, dan kematian yang siap menimpa dalam bentuk terburuk.

Al-Qur’an dengan unik menyingkap karakter dari 2 kelompok umat Islam di negeri yang berhukum Ilyasiq modern, “Sebagaimana Tuhanmu menyuruhmu pergi dari rumahmu dengan kebenaran, padahal sesungguhnya sebagian dari orang-orang beriman itu tidak menyukainya, mereka membantahmu tentang kebenaran sesudah nyata (bahwa mereka pasti menang), seolah-olah mereka dihalau kepada kematian, sedang mereka melihat (sebab-sebab kematian itu). Dan (ingatlah), ketika Allah menjanjikan kepadamu bahwa salah satu dari dua golongan (yang kamu hadapi) adalah untukmu, sedang kamu menginginkan bahwa yang tidak mempunyai kekuatan senjatalah yang untukmu, dan Allah menghendaki untuk membenarkan yang benar dengan ayat-ayat-Nya, dan memusnahkan orang-orang kafir, agar Allah menetapkan yang hak (Islam) dan membatalkan yang bathil (syirik) walaupun orang-orang yang berdosa (musyrik) itu tidak menyukainya.” (QS. Al-Anfal: 5-8) Begitulah Allah membukakan kepada kita: Pondasi yang kokoh dalam membangun kebangkitan Tauhid

38

Page 39: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

dan syariat Islam dan pondasi yang tidak kuat menanggung tekanan-tekanan dari STM. Mereka meninggalkan Dienul Islam dan kembali ke jahiliyah untuk kedua kalinya. Seperti itu pula Allah memilih orang-orang yang menegakkan Tauhid dan syariat Islam sebagai unsur-unsur yang unik dan langka agar setelah itu mereka menjadi pondasi yang kokoh bagi tegaknya syariat Islam.Perlawanan Hakiki

Jika membunuh harus dibalas bunuh, lalu bagaimana jika orang yang membunuh itu menyerang Islam, membela kepentingan Amerika dan menyerah kepada Australia? Sedangkan yang dibunuh adalah orang yang menuntut diberlakukannya hukum Islam dan berusaha membebaskan Indonesia dari penjajahan Amerika dan Australia? Di sinilah permusuuhan itu berubah menjadi permusuhan antara orang-orang angkuh dan memerangi Islam versus orang-orang lemah yang membelanya.

Perlawanan yang hakiki di Indonesia bersumber pada dua masalah utama. Pertama, masalah aqidah. Begitu urgennya perlawanan di ranah aqidah ini, sehingga pertempuran antara pejuang Tauhid / syariat Islam dan musuh-musuhnya dari kalangan STM pada awalnya merupakan pertempuran aqidah / Tauhid. Atau seputar masalah hak milik siapakah yang berhak membuat hukum dan yang menjadi penguasa; apakah menjadi milik manhaj Allah dan Syari’atnya? Ataukah hal yang menjadi milik manhaj-manhaj hasil karya manusia (liberalisme, nasionalisme, demokrasi, sosialisme,. Kapitalisme, komunisme, dll) ? Ataukah juga milik orang yang mengaku sebagai perantara antara Allah Yang Maha Pencipta dan makhluk-Nya?

Kedua, masalah amal. Pejuang Tauhid / syariat Islam sudah mulai menetapkan sasaran serangan-serangan mereka di arahkan untuk melawan pemerintah yang sedang

39

Page 40: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

berkuasa dengan asumsi bahwa pemerintah yang sedang berkuasa saat ini adalah pemerintah yang memusuhi Islam, telah keluar dari aturan Allah dan menolak untuk berhukum pada syariat Islam.

Kedua strategi tersebut dengan gamblang telah dicontohkan oleh Kartosuwiryo dengan memproklamirkan NII dari 1948-1962. Meskipun akhirnya kelompok Kartosuwiryo berhasil diringkus dan para pemimpin di seluruh Indonesia disiksa bahkan dihukum mati oleh Thaghut Soekarno dan Soeharto. Belakangan bermunculan nama-nama baru yang menghiasi penjara-penjara Thaghut Indonesia: Ust. Abu Bakar Ba’asyir, Ust. Aman Abdurrahman, Muhammad Jibril, Abdullah Sunata, dan mujahid dakwah lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Mereka dianggap telah memperjuangkan Aqidah Islam yang benar dan melaksanakan amal jihad. Padahal keinginan Thaghut Indonesia sebaliknya.Perlawanan Semu

Mencuatnya perlawanan hakiki menunjukkan bahwa ide perjuangan melalui jalur konstitusi negara dan patuh terhadap kaum STM yang disahkan oleh fatwa dan pembenaran semu, telah berubah menjadi ide-ide usang bagi para mujahid dakwah yang saat ini memutuskan untuk melawan dengan peralatan semampunya demi membela akidahnya yang hilang, syariatnya yang dilarang, kehormatannya yang dilanggar, dan negerinya yang dijajah oleh kaum salibis.

Beberapa aksi amal jihad (isytisyhadiyah, i’dad, dll) menunjukkan ketidakmampuan konsep yang menganut prinsip “pasrah kepada realita”, baik konsepnya ulama-ulama pro penguasa, atau konsep mereka yang menganggap pemerintah yang ada adalah sah secara syar’i, lalu memperbarui sumpah setia kepadanya dan bersikeras berjuang melalui undang-undang dan aturan-aturan

40

Page 41: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

hukumnya. Para penganut konsep ini mengklaim dirinya sebagai orang-orang berpengalaman dalam perjuangan politik.

Wahai saudaraku, anda lupa bahwa rumus terpenting dalam gerakan politik adalah: “kekuatan politikmu hanyalah terjemahan dari kemampuan materi dan realitamu.” Orang yang pasrah kepada realita dan tidak memanggul senjata – atau tidak bisa melancarkan serangan kepada lawannya – tidak akan mampu mewujudkan keberhasilan politik apapun.

Seolah anda juga lupa bahwa perjuangan politik tidak jauh berbeda dengan perjuangan melalui militerisme dan peperangan; kedua-duanya sama-sama sebagai sarana meraih tujuan yang seseorang rela berkonfrontasi karenanya. Maka jika gerakan Islam mengakui keabsahan pemerintah secara syar’i, mengakui undang-undang dan aturan hukumnya, itu sama artinya ia telah menggugurkan tujuan yang selalu ia serukan, yaitu: menegakkan Negara Islam atau Daulah Islamiyah.

Jika Negara Indonesia ini sah secara syar’i, UUD 45 layak ditaati, peraturan hukumnya tidak boleh dilanggar, dan semua gerakan Islam harus memperbarui bai’at kepada presidennya, lantas buat apa mendirikan Negara syar’i lainnya? Kalau begitu, biarlah semua pengorbanan di masa lampau hilang sia-sia, sebab sekarang terbukti gerakan Islam berjuang demi mewujudkan sebuah kehidupan yang sekarang sudah terwujud. Gerakan seperti ini maksimal hanya bertujuan melakukan perbaikan-perbaikan parsial agar wajah pemerintah Indonesia terlihat lebih baik dan sebagian kebobrokannya tertambal.

Dengan demikian, sama artinya gerakan Islam harus menyerah kepada musuh-musuhnya, yaitu Yahudi Amerika dan Australia, terjebak dalam perangkap mereka dan rela jika wakil mereka menjadi penguasanya sehingga mereka

41

Page 42: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

bisa mengendalikan sesuai kepentingan dan kemauan mereka.Pentas Kehinaan

Pentas kehinaan – yang oleh Imam Syafi’i dianggap sebagai kekafiran 19 – kembali terjadi di tubuh umat Islam, ketika para pemimpin yang mengaku memperjuangkan Islam memutar punggungnya ke arah Amerika, Australia. Kemudan Thaghut Indonesia yang mengaku muslim itu mengarahkan senjatanya ke arah anak bangsanya sendiri. Mereka bungkukkan badannya dengan penuh kehinaan terhadap bendera Amerika, Australia dan Israel yang berkibar dengan sombong di seluruh asset sumber daya manusia dan sumber daya alam penjuru tanah air Indonesia.

Sambil menyembah berhala warisan Dewa Horus, Anda lontarkan cacian dan ejekan kepada mereka yang hendak menegakkan Tauhid, Syariat Islam, Daulah Islam: “Negara Islam adalah ide kampungan”, “Kami tidak hendak menegakkan Syariat Islam”. Tidak lupa pula Anda katakan, “Kami menghormati Islam dan demokrasi, karena sudah final dan ini versi kami, yaitu mempekerjakan para ulama Su’ untuk merestui dan membenarkan apa yang STM lakukan.” Sehingga dengan fatwa Ulama Su’ itu, para mujahid dakwah dibantai dan disembelih agar “pohon” kepentingan-kepentingan Amerika, Australia, Israel (Yahudi dan Nasrani) di bumi Indonesia tersirami oleh darah mereka. Anda yang disebut-sebut sebagai “oposisi” dan “partai solid” seolah lupa bahwa para mujahid dakwah itu tengah disiksa habis-habisan di penjara-penjara thaghut, di saat hidangan roti-roti panggang diedarkan dalam pertemuan anda dengan pimpinan Thaghut Negara ini.

Ingatkah anda bahwa Ibrahim al-Hudaibi menyebut sikap anda ini sebagai Musibah Musyarokah. Memang

19 Umar Burhanuddin, Mush’ab, Dari Rahim Ikhwanul Muslimin Ke Pangkuan Al-Qaida, Solo, Kafayeh, 2008, hal 46

42

Page 43: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

pihak STM di Indonesia tidak akan mampu mempengaruhi pemikiran dan manhaj anda (karena mereka tahu bawa anda bersumber dari Ikhwanul Muslimin), tetapi anda lupa bahwa ancaman besar justru dari dalam jama’ah anda sendiri. Ketika jama’ah anda di partai sudah menjadi legalitas atas dirinya sendiri dan tidak mau menerima pendapat para ulama, kecuali ulama yang sesuai dengan agenda anda . Artinya, agenda tersebut menjadi aspek legalitas sedangkan para ulama hanya s “tukang stempel”. Kemudian di luar sana, musuh kita dari kalangan murji’ah dan salibis dengan enteng berkata, “mereka memperalat agama untuk melayani politik, bukan sebaliknya.”

Faktor lain yang memperparah kehinaan antara lain : 20 1. Kalangan elite partai saling berebut kekuasaan organisasi, karena politik sudah menjadi agenda utama dalam politik praktis di wilayah demokratis produk kekafiran itu sendiri. 2. Tarbiyah pun terbengkalai 3. Tertular virus politik praktis jahiliyah, sehingga “nafsu” untuk menguasai kekuasaan internal semakin tidak terbendung, karena mempunyai “nilai tawar” dan pengaruh politik eksternal yang tinggi di hadapan para thaghut demokrasi dalam menikmati kue musyarokah. 5. Mulailah bibit-bibit perpecahan di kalangan amir jama’ah anda, 6. Semua potensi jama’ah habis digunakan untuk berbagai kegiatan politik praktis baik amwal maupun anfus. 7. Program dakwah dan kaderisasi menjadi berantakan seiring dengan tidak berjalannya program pemerintah. 8. terlena dengan puluhan kursi “haram” di parlementaria Horus yang dilandasi penafsiran yang keliru terkait kasus nabi Yusuf meminta jabatan.

Padahal menurut manhaj Ikhwanul Muslimin sendiri, politik itu hanya satu dari 8 pilar gerakan dakwah Ikhwan. Semoga, anda membaca kembali, “Jalan Dakwah

20 Sumber internet,

43

Page 44: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

antara Orisinalitas dan Penyimpangan.” karya Musthofa Masyhur (1986), bahwa musyarokah yang diingkari oleh pihak kita dengan pemerintah yang tidak berhukum dengan hukum Allah atau terjadi pergeseran niat (dari pihak kita), maka musyarokah harus segera ditinggalkan, agar kita tidak terjebak tipu muslihat kaum Salibis, Thaghut, Munafikin, dan Murtaddin ( STM ).. Wallahu ‘alam.

44

Page 45: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

VII. HAJI dan KRISIS PERLAWANAN

Revolusi industri akhirnya berhasil merubah bentuk manusia dari makhluk spiritual menjadi makhluk materialis, dari manusia yang berkepribadian Taqwa menjadi Fujuur. (QS. Asy-Syams: 8). Inilah awal abad kejatuhan manusia sebagai makhluk mulia, yang terpecah menjadi 3 karakter. Pertama, kemausiaan yang tidak bertuhan (Humanisme). Melalui corong Rennaissance kepribadian ini dipromosikan melebihi fitrah manusia. Manusia difigurkan sebagai superman yang bisa unggul dan berambisi menaklukkan alam. Dengan IPTEK, alam raya dieksploitasi demi kepentingan mereka. Akibatnya alam murka dan balik memukul manusia dalam bentuk musibah: banjir, kekeringan, pencemaran lingkungan, dan krisis energi. Pada saat yang sama manusiapun tidak mampu menjawab secara positif dan kreatif problem internal dirinya, seperti kematian, rizki, dan nasib. Alangkah kasihan generasi manusia abad ini: ia merumuskan jalan hidupnya lewat logika yang diciptakannya, namun terjebak dalam formulasi kehidupannya sendiri. Produk humanisme yang saat ini dipertuhankan adalah Sekularisme yang merumuskan gagasan dikotomis untuk memisahkan permasalahan dunia dan agama. Kedua, materi yang tidak bertuhan (Materialisme) yang menganggap realitas kehidupan cuma materi. Saat ini materialisme telah mempromosikan diri dalam postur Kapitalisme untuk menghancurkan mental manusia. Ketiga, perilaku yang tidak bertuhan (Atheisme) di mana tuhan hanya hadir dalam pikiran, tidak dalam tindakan. Walaupun tidak menolak tuhan dalam bentuk lisan, tetapi ia mengingkari dalam bentuk perilaku.

45

Page 46: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

Globalisasi yang dirancang oleh kapitalisme juga berhasil merubah kepribadian manusia. Semula sejarah menamakannya Homo Sapiens (manusia cerdas), berubah menjadi manusia yang menurut Erich Fromm disebut Homo Consumers. Karena gemar mengkonsumsi secara berlebihan maka manusia tidak pernah mendapat kepuasan selain dari frustasi, tidak pernah mendapat kreatifitas dan ketenangan melainkan repitisi tanpa akhir yang diselingi kekenyangan sesaat. Manusia akhirnya sering berilusi dirinya bahagia. Padahal alam bawah sadarnya mengatakan bahwa ia bosan dan pasif, karena semakin ia mengkonsumsi maka semakin menjadi budak “kebutuhan” yang terus meningkat, yang dimanipulasi oleh sistem industri. Akibatnya manusia modern teralienasi (terasing) dari dunia sekitarnya, karena tujuan hidupnya cuma mengejar kesejahteraan material dan kesuksesan ekonomi. Perubahan terakhir adalah munculnya generasi Homo Stressiens (manusia selalu dihinggapi stress). Manusia tipe ini menurut Jalaludin Rakhmat 21 telah mengidap penyakit SST (Sindrom Sukses Toksis) atau Sukses yang beracun, salah satu cirinya adalah Success Sickness, sejumlah penyakit manusia peradaban modern seperti asma, infeksi kronis, kanker, cara hidup, bercinta, bekerja, dan lain-lain. Krisis Kemanusiaan

Saat ini umat Islam telah berbalik secara total dari Sistem Islam menuju Sistem Jahiliyah, padahal sebelumnya mereka telah dibebaskan oleh Rasulullah saw., “Yukhrijuhum Min adz-Dzulumaati Ila an-Nuur”.

Sistem Jahiliyah itu menurut Sayyid Quthb 22

mengejawantah dalam beragam bentuk. Pertama, sebagian manusia yang mengejewantah dalam pendustaan Allah dan

21 Jalaludin Rakhmat, Meraih Cinta Ilahi, Bandung, Rosda Karya, 2004, hal.12922 Sayyid Quthb: Fikih Pergerakan, Yogyakarta, Uswah, 2007, hal. 148

46

Page 47: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

pengingkaran wujud-Nya. Inilah tipe Jahiliyah I’tikad & Konsepsi seperti jahiliyah orang-orang Komunis. Kedua, sebagian yang mengejewantah dalam pengakuan yang benar terhadap wujud Allah swt, penyelewengan dalam ritual-ritual peribadatan, dan dalam ketundukan, kepatuhan, serta kepengikutan. Seperti jahiliyah Paganisme, Hindu-Budha, Yahudi, dan Nasrani. Ketiga, sebagian lagi mengejewantah dalam pengakuan yang benar terhadap wujud Allah dalam ritual-ritual peribadatan, namun disertai penyelewengan yang sangat berbahaya dalam menafsirkan dan mengamalkan syahadat pada Allah dan Rasul-Nya. Bahkan disertai kemusyrikan yang sempurna dalam ketundukan, kepengikutan, dan kepatuhan. Inilah jahiliyahnya orang-orang Islam yang menyangka telah berislam secara baik dan benar, padahal mereka sebenarnya musyrik . Semuanya adalah jahiliyah dan kekafiran terhadap Allah swt.

Fenomena tersebut meyakinkan kita bahwa seluruh umat manusia benar-benar telah menderita kemunduran yang luar biasa. Karena telah jatuh dalam lembah kehinaan dan kejahiliyahan. Maka misi dakwah generasi Pejuang Tauhid adalah menyeru umat Islam agar masuk Islam untuk kedua kalinya. Misi dakwah ini harus memiliki ketegasan dan kejelasan, agar para pejuang tauhid tidak merasa bimbang dan ragu di hadapan masyarakat jahiliyah. Dianggapnya sebagai masyarakat Islam, padahal bukan. Dianggapnya saudara ternyata musuh. Jurang demikian lebar antara praduga dan realita, dan keduanya memang sangat jauh.Krisis Tauhid

Penguasa saat ini tidak jauh berbeda dengan: Namrudz, thaghut yang dihadapi oleh Ibrahim dan Ismail as. Fir’aun, thaghut yang dihadapi oleh Musa as. Dan Pemimpin Musyrik Mekah (Abu Jahal, Abu Lahab, dan Abu

47

Page 48: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

Sufyan), Pemimpin Yahudi, dan Nashrani di Jazirah Arab, merekalah thaghut yang dihadapi oleh Muhammad Rasulullah saw. Mereka masih memimpin, di seluruh dunia Arab, Afrika, Asia, dan Eropa, baik berpenduduk mayoritas atau minoritas. Mereka hidup dengan sistem demokrasi, kapitalisme, dan liberalisme. Mereka berwala’ dan bara’ kepada Fir’aun Amerika dan sekutunya. Melalui Organisasi PBB mereka menguasai negeri-negeri muslim di seluruh dunia. Karakter multi krisis yang dihadapi oleh umat Islam di seluruh dunia akibat ulah para thaghut tersebut terdapat ke samaan, antara lain disebabkan oleh dua belas hal.23

Pertama, Para Penguasa Negeri-Negeri Kaum Muslimin menetapkan Undang-Undang selain Hukum Allah. Kedua, Mereka berlaku Juhud (mengingkari dan tidak mengakui) kelebihan dan kesesuaian Syari’at Allah dengan perkembangan zaman dan perbedaan waktu. Ketiga, Mereka lebih mengutamakan Hukum Thaghut (hukum ciptaan manusia yang bertentangan dengan Allah) daripada hukum Allah, baik sebagian maupun dalam seluruh aspek kehidupan. Keempat, Mereka menyejajarkan kedudukan Hukum Allah dengan hukum positif mereka, sedang mayoritas mereka menganggap hukum positif mereka lebih baik dan lebih sesuai untuk mengatur negeri mereka dari hukum Allah. Kelima, Mereka meyakini bahwa mereka tidak wajib mengatur seluruh aspek kehidupan mereka dengan syari’at Allah. Keenam, Mereka memang tidak suka dan menentang mengatur seluruh aspek kehidupan dengan hukum Allah. Ketujuh, Mereka mendirikan lembaga-lembaga peradilan (tinggi dan negeri) serta mahkamah-mahkamah agung yang berhukum dan menerapkan segala persoalan dengan berdasar kepada hukum positif yang banyak bertentangan dengan hukum

23 Abu Bakar Ba’asyir, Surat Kepada Penguasa, Solo, Kafayeh, 2008

48

Page 49: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

Allah. Kedelepan, Mereka menganut dan mempraktekkan paham Sekularisme. Kesembilan, Mereka menganut dan menerapkan paham Demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kesepuluh, Mereka tidak mengkufuri Thaghut. Kesebelas, Mereka mengolok-olok ayat-ayat Allah dan Dienul Islam. Keduabelas, Mereka tolong menolong dan bekerja sama dengan orang-orang Kafir dalam memerangi Islam dan kaum Muslimin.Krisis Perlawanan

Permasalahan yang menghalagi perubahan umat Islam dari sistem Jahiliyah kepada Dienul Islam adalah Thaghut-Thaghut yang tidak ingin kekuasaan ada di tangan Allah. Mereka tidak rela bila Syari’at Islam tegak di muka bumi. Mereka tidak segan menyatakan bahwa sistem Jahiliyah (demokrasi, liberalisme, nasionalisme, kapitalisme, komunisme, Pancasilaisme) adalah pilar utama. Sehingga Dienul Islam wajib diselaraskan dengan sistem Jahiliyah.

Senjata thaghut yang digunakan untuk melumpuhkan perlawanan pejuang tauhid adalah “kompromi” melalui kedok parlemen. Dengan bahasa itu umat mengalami kelumpuhan total di semua lini kehidupan (sosial, ekonomi, budaya, politik, agama, pertahanan dan keamanan), karena tidak ada koreksi untuk penguasa dzalim, tidak ada hukum bagi yang melanggar, yang ada hanya mendengar, taat, dan mendoakan supaya panjang umur. Beruntung Allah memperingatkan umat yang sedang mengikuti jejak penghulu mujahid, Muhammad saw., ini. “Maka janganlah kamu ikuti orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah.” “Maka mereka menginginkan supaya kamu bersikap lunak (Kompromi) lalu mereka bersikap lunak pula kepadamu.” (Al-Qalam: 8-9). Jelaslah, bahwa kemenangan dakwah dan jihad nabi Nuh as, Musa as, Ibrahim as, Luth, Solih, Ya’kub, Yusuf, dan

49

Page 50: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

Muhammad saw, kuncinya adalah “tidak ada kompromi” dengan thaghut. Perlawanan Nabi Ibrahim as.

Untuk lolos dari kepungan produk Revolusi Industri dan Globalisasi: krisis kemanusiaan, krisis Tauhid, dan krisis perlawanan tersebut, manusia harus melawan guna menemukan jati dirinya. Sebagaimana Allah pernah mengajarkan bentuk perlawanan itu kepada para nabi dan rasul-Nya. Bentuk perlawanan (dakwah wal jihad) para nabi dan rasul memiliki dua konfrontasi 24 Pertama, konfrontasi “diri” (self) dan “berhala-berhala psikologis” yang berada di dalamnya. Seperti jabatan, nama baik, posisi, profesi, kekayaan, tempat tinggal, kendaraan, keluarga, pengetahuan, gelar, kesenian, sandang, popularitas, tanda tangan , masa muda, dan kecantikan. Selanjutnya: apapun yang memperlemah kita di atas jalan keimanan, apa saja yang mengajak kita berhenti dalam berbuat, apa saja yang membawa keraguan terhadap tanggung jawab kita, apa saja yang melekat pada kita dan menariknya ke belakang, apa saja yang telah tersusun dalam hati yang tidak membolehkan kita mendengar kebenaran, apa saja yang menyebabkan kita lari, apa saja yang membawa kita kepada kompromi terhadap kebathilan.

Kedua, konfrontasi “diri” (self) dan “berhala-berhala sosio-politis” di dunia luar. Seperti, kekuatan dan kekuasaan yang menolak eksistensi hukum Allah dan mereka yang melegitimasi kepercayaan “Tuhan-Tuhan” mereka (Kufur), Multitheisme dan paganisme (Syirik), serta kekuatan kufur atau multitheisme yang pura-pura menjadi muslim (Nifaq).

Perlawanan Ibrahim as, yang direkam dalam QS. Al-Anbiya: 60, “Kami dengar ada seorang pemuda (yang bernama Ibrahim) yang mencela berhala-berhala ini”,

24 Ali Syari’ati, Agama Versus Agama, Bandung, Mizan, 1985, halaman 4.

50

Page 51: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

merupakan tahapan fungsional untuk menjebol kepercayaan lama (kufur dan syirik) digantikan dengan Aqidah Islamiyah. Sebuah tahapan perubahan terhadap keyakinan, berpikir, dan beramal sebagai basis perubahan sosial masyarakat. Tahapan fungsional dibarengi dengan ketaatan Ibrahim as, ketika menerima perintah Allah untuk menyembelih anaknya Ismail as, menjadi tonggak kaderisasi dan transformasi bagi generasi Pejuang Tauhid . Bentuk kepemimpinan yang bijaksana (bil hikmah) telah dirumuskan Ibrahim kepada Ismail as, “Serulah (manusia) kepada jalan Rabb-mu dengan hikmah, dan pelaajran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik…” (QS. An-Nahl: 125).

Ibrahim sebagai generasi tua memiliki kearifan dan menyadari keterbatasan diri dan pengalamannya. Sedangkan Ismail as, sebagai generasi muda yang arif selalu menyadari nilai dan segenap pengalaman dan persoalan zaman yang dihadapinya. Keduanya tidak pernah keluar dari garis wahyu Allah. Ketika Ismail tumbuh dewasa, Ibrahim diperintahkan Allah untuk mendirikan Baitullah. Episode ini menunjukkan sikap transformasi kepemimpinan dengan bentuk pengajaran dan keteladanan (bil mau’idzah) baik dalam keadaan menderita, damai, kemenangan maupun kekalahan.

Demikian pula ketika Ibrahim gagal mengajak ayahnya untuk beribadah hanya kepada Allah, Ibrahim tidak frustasi meratapi kegagalan dakwahnya. Di sana telah terjadi kepemimpinan dialogis (wajaadilhum billati hia ahsan). Sehingga perbedaan pendapat dengan ayahnya merupakan bentuk ketaatan dalam menerima perintah Allah swt. Perjalanan kaderisasi dan transformasi Ibrahim kepada Ismail adalah bagian dari tahapan struktural, satu bentuk perjuangan dalam membangun sistem sosial

51

Page 52: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

kemasyarakatan berdasarkan syari’at Islam, sebagai agama yang hanif.

Gerakan perlawanan ini akan mengahadapi fitnah, siksaan, dan ujian. Akan mudah difitnah orang yang mudah difitnah, akan murtad orang yang murtad, akan membenarkan Allah orang yang membenarkan-Nya hingga ia mati dan gugur sebagai syahid, dan akan komitmen (istiqomah) orang yang komitmen dengan dakwah wal jihad, hingga Allah memutuskan antara generasi Pejuang Tauhid dengan generasi Pejuang Syirik / Thaghut dengan sebanr-benarnya, dan hingga Allah memberi kekuasaan bagi pejuang tauhid di bumi ini.

Dr. Yusuf Abu Hilalah memperingatkan kita dengan syairnya:25 Umat besar ini sekarang menjadi bahan mainan.

Dimainkan oleh para pendeta dan rahib. Mereka seperti kaum yang memiliki kedudukan. Tetapi ia lumpuh, ia tetap terduduk walaupun mau berdiri. Pembesar-pembesarnya dimusnahkan oleh berbagai peristiwa. Di atas singgasana ada haikal dan bangunan-bangunan yang besar. Sedangkan Al-Quds, Oh Al-Quds diinjak-injak kesuciannya. Sementara kaum muslimin puasa dari jihad. Baghdad, wahai negeri khilafah, celaka kamu. Mengapa kesucianmu dinajisi oleh orang-orang rendahan. Mengapa orang kemarin mengkhianati agamanya. Mereka menutup mata dari orang yang menyerbu daerah perbatasanmu. Bangsa tertinggi ada orang-orang mulia dan penyerang Di atas Yahudi ada kelinci dan binatang ternak. Tidak ada lagi rumah untukku berlindung. Tanah airku dijajah dan orang-orang kelaparan semakin banyak. Hai umatku, aku adalah burung yang melihat semak belukar. Maka bolehkah aku berkicau dan tidak akan dicela? Apakah aku dijelekkan

25 Umar Burhanuddin Abu Hafs As-Sayyar, Dari Usamah kepada para aktivis,

Solo, Kafayeh, 2008, hal. 73

52

Page 53: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

karena menerangkan fakta kepada kalian. Yaitu musuh terburuk kita adalah penguasa kita. Dari orang zindiq kemudian ia dianggap. Sebagai pelayan dan imam kaum muslimin. Menampakkan diri seolah penolong kita. Padahal mereka adalah penyakit dan demam bagi kita. Pasukan nasrani menyerang daerah dekat. Dimanakah orang bertakwa, ksatria, dan pemberani?

Demikian kondisi umat Islam saat ini, musuh-musuh yang mengeroyoknya karena kerja sama yang dijalani dengan penguasa murtad, pengkhianatan terhadap Islam dan kekejaman terhadap rakyat yang mereka pertontonkan, serta jamaah-jamah Islam yang melemahkan semangat jihad, merupakan agenda besar yang harus kita lawan. Siapa lagi yang akan melawannya, kalau bukan kita, umat Muhammad saw ? Wallahu’alam bil Ash-Showab.

53

Page 54: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

VIII. HIJRAH : PERLAWANAN SEPANJANG ZAMAN

Hijrah Rasulullah saw, sarat dengan pelajaran bermanfaat bagi umat Islam, tidak heran bila khalifah Umar bin Khaththab menjadikan hijrah sebagai titik tolak penanggalan Islam. Karena hijrah merupakan peristiwa yang membalikkan keseluruhan perjalanan dakwah Rasulullah saw, dalam menegakkan tauhid, memisahkan antara hak dan bathil. Hijrah ke Madinah telah melahirkan dua generasi terbaik dalam sejarah umat manusia, yaitu: kelompok yang berhijrah (Muhajirin) dan kelompok penolong (Anshar). Bahkan ibadah hijrah telah melahirkan dua kutub masyarakat dan negara yang beralwanan: Darul Islam dan Darul Kufri. Di sana Rasulullah saw, mulai membangun Masjid, masyarakat Islam, dan Negara Islam yang berdaulat. Inilah turning point, peralihan babak baru sejarah Islam dan sejarah dunia.

Semua umat Islam wajib berhijrah ke Madinah untuk bergabung dengan nabi dan menetap di Darul Islam Madinah demi mendakwahkan Islam dan menegakkan Syari’at Allah. Begitu mulianya ibadah hijrah, sehingga umat Islam yang enggan berhijrah ke Madinah tanpa alasan syar’i (udzur syar’i) berarti telah berbuat dosa, “Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, kepada mereka malaikat bertanya: “Dalam keadaan begaimana kamu ini ?” Mereka menjawab: “Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah)”. Para malaikat berkata: “Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?” Orang-orang itu tempatnya di

54

Page 55: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

neraka Jahannam dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.(An-Nisa: 97), dan tidak mendapatkan hak wala’ dari nabi dan umat Islam Madinah, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah…mereka saling melindungi…”(Al-Anfal: 72).

Hijrah dari Darul Kufri ke Darul Islam menjadi kewajiban dan tetap berlangsung sampai hari kiamat bagi umat Islam yang tidak mampu menjalankan syari’at Allah secara kaaffah di darul kufur, dalam rangka tujuan dakwah dan jihad “Sesungguhnya hijrah tidak akan pernah terputus selama masih ada jihad.” (HR. Ahmad). Sedangkan jihad akan tetap berlangsung sampai menjelang hari kiamat, “Pada ubun-ubun kuda perang senantiasa tertambat kebaikan sampai hari kiamat, yaitu: pahala dan harta rampasan perang.” (HR. Bukhari). Perlawanan Muhammad

Hijrah membawa cakrawala baru bagi perjuangan menegakkan Syari’at Allah, karena merupakan transisi dari dua tahapan dakwah. Pertama, Tahapan Ta’sis (pembentukan dasar ) dengan melakukan Revolusi Aqidah di Mekah, keyakinan berpikir, dan kesadaran manusia sebagai basis perubahan sosial, dan menolak tesa masyarakat Jahiliyah yang mempertuhankan ciptaannya sendiri. Tahapan ini dinamakan Tahapan Fungsional yang melahirkan generasi umat terbaik dalam sejarah sebagai kekuatan Islam, kekuatan spiritual dengan prinsip: Iman, Taqwa, dan Kehidupan Islami, “ Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah sebenar-benarnya Taqwa kepada-Nya dan janganlah sekali-kali mati melainkan dalam beragam Islam.(Ali-Imran: 102). Pada tahapan ini umat manusia yang memeluk Dienul Islam masih bersifat individu, sesuai dengan perintah Allah kepada Muhammad saw, untuk mendakwahkan Islam

55

Page 56: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

kepada keluarga terdekatnya. Kemudian program “hijrah individu” ini berhasil merumuskan sebuah komitmen perjuangan untuk melawan kemusyrikan. Dalam sejarah dikenal dengan “Bai’at Aqobah” sebagai manifestasi keberhasilan program Takwien al-Syakhsiyyah (Pembentukan kepribadian).

Selanjutnya Tahapan Tamkin (pengukuhan masyakarat) yang menjadi perlawanan Rasulullah saw terhadap sistem sosial yang berkelas dan perbudakan (tuan-budak, majikan-buruh, dan warna kulit). Gerakan ini bagian dari program Hijrah Jama’i (hijrah berkelompok) meninggalkan ideologi buatan manusia, dein an-naas, atau daar al- kufri menuju masyarakat yang bernaung di bawah daarul Islam dengan prinsip kekuatan Aqidah, komitmen, dan ukhuwwah Islamiyah. Al-Qur’an menamakannya sebagai gerakan Takwien Ruuh al-Jama’ah (pembentukan jama’ah), “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu Karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara…” (Ali-Imran: 103)

Dengan lahirnya masyarakat yang kokoh, maka kebudayaan dapat tumbuh dan berkembang sesuai syari’at Islam. Gerakan ini melahirkan dasar Theosentrik Kebudayaan, yang menegaskan bahwa “Allahlah yang mengajarkan manusia apa yang tidak ia ketahui dengan kalam, pena”. Sehingga ilmu dan kebudayaan serta apa saja yang bertumpu pada manusia tidak mutlak. Tesa itu sesungguhnya berlawanan dengan prinsip masyarakat jahiliyah yang menyembah dan memutlakkan ideologi ( liberalisme, sosialisme, kapitalisme, pancasilaisme, demokrasi, nasionalisme, dan lain-lain) dan kekuasaan

56

Page 57: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

(monarki, anarki, oligarki) manusia sehingga pada akhirnya (= dari dahulu hingga sekarang) selalu menimbulkan kerusakan di muka bumi. Al-Qur’an merekam gerakaan perlawanan ini sebagai Harokah al-Inqadz (gerakan pembebasan) yang bertujuan mengajak manusia ke dalam Islam secara kaaffah, berbuat kebaikan (amar ma’ruf) dan memerintahkan manusia untuk mengingkari Thaghut dan mencegah terjadinya kemungkaran (nahi munkar), “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung.” (Ali-Imran: 104).Kekeliruan Cita-Cita Hijrah

Kita tidak bisa menutup realitas sejarah, ketika umat Islam melihat kapabilitas Muhammad saw, yang jujur dan terpercaya dalam menengahi para pemimpin Quraisy untuk meletakkan Hajar Aswad. Setelah itu beliau diberi gelar al-Amin. Namun, ketika teladan itu berlalu dari ingatan, kitapun ragu dalam menafsirkan dan membuka tabir hikmah dari gelar yang disematkan pada Rasulullah saw.

Keraguan itu menimbulkan tanda tanya dalam keyakinan kita: 26 Pertama, barangkali di antara kita ada yang berpendapat bahwa nabi Muhammad sebenarnya mampu membangkitkan semangat Pan Arabisme (Qaumiyyah ‘Arabiyah), sehingga beliau berhasil: 1) mempersatukan blok-blok Arab yang terkikis oleh disintegrasi, 2) menggiring semangat Nasionalisme Arab untuk membebaskan tanah Arab dari kolonialisme Romawi dan Persia. 3) mengangkat bendera Arabisme untuk mendirikan kesatuan kebangsaan di seluruh jazirah Arab. Kedua, andai saja Rasulullah saw, menyebarkan dakwah Pan Arabisme ini ke semua orang Arab, mereka pasti

26 Sayyid Quthb, Ma’alim Fi ath-Thaariq, Jogjakarta, Darul Uswah, 2011, hal 54

57

Page 58: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

meresponnya dengan baik, sehingga beliau tidak perlu susah payah selama 13 tahun berkonfrontasi dengan para penguasa Arab. Ketiga, mengingat orang-orang Arab telah merespons baik dakwahnya, mereka telah memberi beliau kesempatan memimpin dan mengatur, sudah banyak otoritas dalam keagamaannya dan keagungan dalam kekuasaannya.

Tujuan tersebut, menurut Sayyid Qutb 27 bukan solusi yang Allah berikan kepada Rasulullah saw dan umat Islam. Mengapa demikian? Karena: 1. Allah tidak ingin nabi Muhammad saw membebaskan tanah Arab dari kolonialisme thaghut Romawi dan Persia, lalu menyerahkannya kepada thaghut bangsa Arab. Thaghut tetaplah thaghut ! Bumi ini milik Allah, dan wajib dibebaskan demi Allah. Sedangkan bumi ini akan bebas demi Allah, jika dikibarkan panji Laa Ilaaha Illallah. 2. Juga bukan merupakan solusi, setelah melepaskan tanah Arab dari thaghut Romawi dan Persia lalu diberikan secara gratis kepada thaghut Arab. Thaghut tetaplah thaghut ! Sedangkan solusinya adalah tidak ada kekuasaan tertinggi di tanah Arab kecuali kekuasaan Allah, tidak ada syari’at kecuali syari’at Allah. Artinya, “kebangsaan” yang dikehendaki oleh Islam adalah Kebangsaan Aqidah, sehingga baik Romawi, Persia, Arab, dan warna kulit apapun akan sejajar di bawah panji Allah.

Keempat, Muhammad saw, sebenarnya bisa mengangkat panji-panji sosialisme dan berperang melawan kelas borjuis. Atau bisa saja mengalahkan tirani minoritas dan mengambil alih kekuasaannya. Namun, itupun bukan solusi, karena Allah tidak mengarahkan dakwah Rasulullah untuk itu. Sebab keadilan sosial dalam masyarakat haruslah terpancar dari konsepsi teologis yang komprehensif, di mana penguasa maupun rakyat harus menjalankan tatanan yang disyariatkan Allah. Sehingga semua umat harus loyal

27 Idem, halaman 61

58

Page 59: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

terhadap hukum Allah dalam menjalankan kebaikan secara seimbang dunia dan akhirat.

Kelima, Muhammad saw, sebenarnya mampu mengagungkan dakwahnya sebagai dakwah pembaruan dalam menegakkan moralitas, membersihkan masyarakat, dan menyucikan jiwa-jiwa mereka, beliau cukup melakukan ini daripada menyerukan dakwah laa ilaaha illallah yang sejak awal mendapat perlawanan keras. Namun, inipun bukan solusi. Karena moralitas haruslah berlandaskan aqidah. Aqidahlah yang menyusun konsiderens dan menetapkan nilai-nilai moralitas, yang akan menjadi acuan bagi kekuasaan pemerintah. Kekuasaan ini yang memformulasi konsep penghargaan (reward) dan hukuman (punishment). Sebab nilai apapun jika tidak dilandasi aqidah, maka akan goyah bahkan hancur.

Jika kekeliruan di atas terjadi pada masyarakat jahiliyah dahulu di mana Rasulullah masih hidup dan memperjuangkan risalah tauhid, sedangkan saat ini kekeliruan cita-cita hijrah disponsori oleh para intelektual muslim dan para ulama yang mengusung konsep jahiliyah modern. 28 Mereka menyatakan: Pertama, bertahan dengan Sistem Jahiliyah yang ada lebih rasional karena sistem ini bisa diperbaiki dan dimodifikasi, memiliki banyak kesamaan dalam banyak hal, sehingga sistem jahiliyah tidak perlu ditinggalkan dan diganti dengan sistem baru yang belum established dan applicable. Kedua, apologi yang menghina Islam, dengan memposisikan Islam sebagai tertuduh. Bentuk apologi mereka adalah bahwa sistem yang ada saat ini telah menghasilkan bentuk peradaban yang belum pernah dihasilkan Islam; dan Islam belum bisa menciptakan sesuatu bagi kehidupan yang melebihi apa yang telah dihasilkan oleh berbagai peradaban modern, padahal Islam telah berusia lebih dari 14 abad.

28 Idem, halaman 307

59

Page 60: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

Cita-Cita HijrahUntuk memahmi cita-cita hijrah Rasulullah saw, ada

kenyataan yang diisyaratkan Al-Qur’an berkenaan dengan kisah Ashhabul Ukhduud, dalam firman Allah, “Mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.” (Qs. Al-Buruj: 8) . Kenyataan itulah yang saat ini sedang berlangsung, dan sepantasnya direnungkan oleh kaum mukminin pengemban dakwal wal jihad di setiap tempat dan setiap generasi. 29

Pertama, Sesungguhnya perseteruan antara kaum mukminin dan lawan-lawan mereka merupakan murni dan mutlak perseteruan keyakinan (theology war), bukan yang lain. Sebenarnya yang diserang oleh kaum Yahudi, Nasrani, Musyrik, Kafir dan Munafik adalah iman yang melekat dalam dada generasi pejuang Tauhid, dan yang dibenci mereka adalah aqidah umat Islam yang saat ini sedang menegakkan kalimat Allah, syari’at Islam, Daulah Islam, dan Khilafah Islam. Ini bukan perseteruan politik, ekonomi, sosial, atau etnis. Seandainya hal-hal ini yang menjadi sebab perseteruan, tentu mudah sekali dihentikan, dan gampang dicarikan solusinya. Namun, perseteruan ini berpusat pada permasalahan akidah, dan kaum mukmin yang memutlakkan ketaatan dan ketundukan hanya kepada Allah semata. Jadi yang terlibat di dalamnya adalah Kekafiran versus keimanan, Jahiliyah versus Islam.

Para Thaghut musyrik pernah menawarkan kepada Rasulullah saw, harta benda, kekuasaan, dan kesenangan, sebagai kompensasi atas satu hal: Muhammad harus menghentikan konflik aqidah dan bersikap kompromis dengan sistem thaghut. Seandainya menerima, tentu di

29 Idem, halaman 342

60

Page 61: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

antara Rasulullah dan kaum musyrik tidak ada konflik sama sekali, melainkan damai dan sejahtera, toleransi, dan berbeda-beda tetapi satu. Kedua, dalam perseteruan tersebut, musuh-musuh kaum mukmin kadang mengibarkan bendera-bendera di luar akidah sebagai kedok, kamuflase. Bisa berupa bendera politik, ekonomi, atau etnis. Tujuannya untuk mengelabui kaum mukmin terhadap motif yang sebenarnya, dan untuk memadamkan ghirah, semangat dakwah dan jihad dalam mempertahankan aqidah mereka. Sebuah kamuflase yang dilakukan oleh kaum salibis internasional saat ini adalah bahwa perang salib yang berulang kali dan sampai saat ini terjadi bermotifkan penjajahan. Bukan, sekali-kali bukan ! Karena dengan penjajahan mereka bebas melakukan ekspedisi ke dunia-dunia Islam. Sehingga umat Islam hanya mempertahankan etnis dan kesukuannya, bukan aqidahnya. Karena jika mereka hanya memedulikan aqidahnya, niscaya mereka mengalami kemenangan. Jadi Perang Salib adalah Perang Aqidah.

Tugas pejuah tauhid dalam meneruskan cita-cita hijrah Rasulullah saw, adalah menegakkan Tauhid, dan syari’at Islam untuk menggantikan sistem jahiliyah. Tugas ini tidak akan berhasil : jika berkolaborasi dengan sistem thaghut yang jahiliyah, bersinergi bersama sistem jahiliyah meskipun di tengah perjalanan nantinya kita berjalan sendiri dan memisahakn diri dari jahiliyah dan sisten thaghut. Sekali lagi tidak akan pernah ! Ketika kita hidup di tengah-tengah sistem thaghut yang jahiliyah, kita harus lantang meneriakkan bahwa: Jalan Sabilillah lebih benar daipada jalan jahiliyah, hijrah seorang mukmin adalah hijrah dari jahiliyah menuju syari’at Islam. Jika umat Islam yang sampai saat ini masih meyakini sistem thaghut yang jahiliyah, tak ada jalan lain kecuali kita katakan kepada

61

Page 62: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

mereka, Bagi kalian, agama kalian, dan bagi kami agama kami. (QS. Al-Kafirun: 6). Wallahu ‘Alamu Bil Ash-show

IX. PETA PERLAWANAN

Satu hal yang harus diyakini umat Islam adalah: “Allah tidak memisahkan umat Islam dari musuh-musuh Allah dan dari kaumnya sendiri melainkan sesudah umat Islam itu memisahkan diri dari musuh-musuh mereka; memproklamasikan perpisahan dengan mereka karena kemusyrikan yang tetap dipedomaninya; dan menyampaikan kepada musuh-musuh Allah (Salibis, Thaghut, Murtaddin, dan Munafiqin / STM) bahwa mereka hanya tunduk dan patuh pada Allah, tidak mengikuti thaghut-thaghut yang berkuasa baik dalam aqidah, ibadah maupun hukum perundang-undangan.”

Ketegasan dan kejelasan tersebut bagian dari Peta Perlawanan dalam menghadapi STM tanpa melihat batasan masa dan tempat. Sebab dakwah dan jihad tidak hanya dipandang pada: Wahabiyah atau bukan wahabiyah, jihad bermartabat atau jihad tidak bermartabat, wilayah konflik atau wilayah aman, mereka Thaghut atau mereka bukan thaghut, kafir mutlak atau mu’ayyan 30 melainkan pada prinsip yaitu: “Tidak menolak apa yang sudah dikafirkan oleh Allah dan Rasul-Nya.” 31 Artinya, selama para pionir

30 Dalam dialog deradikalisasi oleh BNPT ada beberapa pernyataan dari tokoh Islam yang sering dijadikan nara sumber, misalnya: Jafar Umar Thalib yang tidak setuju gerakan teroris diidentikkan dengan gerakan wahabi. Abu Rusydan menginginkan adanya jihad yang bermartabat. Abu Wildan dan Nasir Abas tidak setuju jika Indonesia dijadikan medan jihad seperti Afghanistan, karena Indonesia wilayah aman bukan wilayah konflik. Abdurrahman Ayyub tidak setuju pernyataan Takfiriyah oleh ust. Aman Abdurrahman karena menjurus pada peperangan antara umat Islam. Khairul Ghazali menyatakan bahwa penguasa Indonesia bukan Thaghut.31 Pernyataan Ust Abu Bakar Ba’asyir (Amir Jama’ah Ansharut Tauhid) di tahanan Mabes POLRI, ketika didatangi oleh Nasir Abas dan Abdurrahman Ayyub yang ingin mengkampanyekan deradikalisasi kepada Ust Abu Bakar Ba’asyir.

62

Page 63: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

kebangkitan Islam menghadapi umat manusia yang saat ini hidup dengan sistem Jahiliyah, maka ia harus konsisten berjalan di atas aqidah dan manhaj yang telah digariskan Allah dan Rasul-Nya, sambil meyakini bahwa ketentuan dan pertolongan Allah pasti datang.

Mengapa ketegasan ini perlu diambil oleh para juru dakwah penegak Tauhid? Karena masyarakat Jahiliyah (STM) dulu maupun sekarang sama buruknya, baik dari segi sumber dan akarnya, yaitu hawa nafsu yang pandir lagi ambisius. Dengan demikian memahami ambisi musuh-musuh Allah menjadi keharusan bagi juru dakwah dalam memetakan strategi dan taktik perlawanannyaPeta Tentara Salib & Thaghut

Tepat seminggu setelah tembok Berlin runtuh, Jendral Colin Powell mengusulkan kepada presiden George Bush Sr untuk segera meninjau doktrin Rogue State, bahwa “kekuatan antagonistik yang membenci dan akan menyerang Amerika Serikat dan sekutunya pasca hancurnya Uni Sovyet adalah negara-negara yang berpenduduk muslim yang sudah menguasai senjata pemusnah massal (Weapons of Mass Destruction /WMD).” 32 Didominasi oleh doktrin tersebut, maka pada 1990-an Amerika mengobarkan Perang Teluk I menyerang Irak dan memberikan sanksi ekonomi pada Libiya dan Korea Utara. Sedangkan Bill Clinton yang didominasi oleh doktrin War on Drugs (perang melawan narkoba), dengan alasan memerangi pemberontak yang berideologi marxis, pada 1998 dia menyerang Kolombia dan seluruh dunia menyetujuinya dengan agenda Plan Kolombia. 33

Fakta sejarah tersebut menunjukkan, bahwa Amerika sedang meraba-raba bentuk Propaganda yang pas

32 Rohan Gunaratnya, Inside Al-Qaeda: Global Network of Terror, Lihat Shofwan Al-Banna: Membentangkan Ketakutan: Jejak berdarah PGMT, Jogjakarta, Pro U-Media, 2011, Hal. 4133 Idem , halaman 42

63

Page 64: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

untuk mengamankan “nafsu anggkara murka” atau kepentingannya di dunia. Hasilnya, berawal dengan runtuhnya Tembok Berlin (lambang Marxisme) dan berakhir di WTC, New York (lambang Kapitalisme, Liberalisme, dan Demokrasi). Setelah WTC hancur, tepatnya 12 September 2001 Amerika dan sekutunya memproklamasikan Perang Global Melawan Terorisme (PGMT), menyapu Timur dan Barat, membelah dunia dalam hukum besi: “With us or with the terrorist.”

Siapa aktor dibalik serangan Amerika ke Dunia Islam? Para pengamat politik dunia meyakininya sebagai kelompok Neokonservatif / Neokon. Mereka terdiri dari lingkaran akademisi, jendral-jendral, pengusaha senjata, dan Raja Minyak. Rakyat Amerika menyebut mereka dengan para Elang Gedung Putih yang gemar berperang.

Para Elang Gedung Putih meyakini bahwa: 1) Amerika Serikat bertanggung jawab untuk mendakwahkan nilai-nilai perang salib (gold, gospel, glory) ke seluruh dunia dengan cara apapun termasuk kekuatan militer. Seperti imperialisme dan kolonialisme abad ke-17 yang menganggap penjajahan sebagai “misi mulia” (Civilizing Mission) bangsa Kristen/ Barat/ Kulit Putih untuk membuat bangsa primitif non-barat (muslim/ timur tengah/ kulit hitam) menjadi beradab. 2) Serangan Amerika ke berbagai negera Islam adalah positif dalam menyebarkan Demokrasi. Tidak berbeda dengan demokratic Imperialism yang dilakukan tentara Salib dan berhasil menghancurkan Turki Ustmani dan kerajaan Islam di nusantara.

Untuk melegitimasi keyakinan di atas, George Bush segera membangun opini publik: 1) Menyebarkan ketakutan dan perasaan terancam. 2) membuat undang-undang keamanan tanah air (the Homeland Security Act / HAS), tentang antiterorisme yang memberikan kewenangan bagi pemerintah untuk mengawasi dan menghancurkan warga

64

Page 65: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

negara yang mengancam keamanan tanah air. Itulah rujukan wajib digelarnya PGMT, bahkan menjadi referensi bagi lahirnya Densus 88 dan UU antiterorisme di Indonesia.

Doktrin strategi menebar teror itu dijalankan dengan beberapa pilar 34: Pertama, menerapkan istilah “Perang” dengan tujuan jika Amerika dan sekutunya menggunakan kekuatan senjata bisa diamini secara sah oleh dunia. Bahkan harus didukung oleh semua bangsa jika Amerika dan sekutunya memobilisasi segala macam sumber daya alam baik di negara AS maupun negara jajahan. Dari pilar ini, Amerika menuai hasil yang tidak sedikit: Pemerintahan Islam Taliban dihancurkan. Saddam Husein dan Muammar khadafi dibunuh. Husni Mubarak dan Raja Yordania digulingkan secara paksa. Hamas di Palestina di ganjal eksistensinya. Muslim Moro, Uighur, Cina, Somalia, India dan Pakistan dibantai. Tokoh-tokoh mujahidin Al-Qaeda mulai dari Abdullah Azzam, Mush’ab Az-Zarqawi, Usamah bin Ladin, sampai Imam Samudera dan para mujahidin di Indonesia, semuanya dibunuh tanpa ampun.

Keberhasilan perang ini menggiring dunia pada situasi zero sum game, wajib ada pemenang dan pecundang. Sebagai pemenang, Amerika memamerkan: Kesuksesan menangkap dan membunuh para teroris; mempertontonkannya di seluruh media di dunia; menabrak aturan hukum yang berlaku di wilayah sendiri maupun di wilayah jajahan; merayakan kemenangannya di seluruh media; menangkap dan menyiksa orang-orang yang tidak terkait dengan terorisme sebagai bukti bahwa para pendukung terorisme telah dihabisi; membayar dan menyewa pembunuh bayaran agar bisa disebut sebagai “pahlawan”.

34 The White House, National Startegy for Combating Terrorism, 2003, hal 8. Lihat Shofwan Al-Banna, hal 47

65

Page 66: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

Kedua, peristiwa 11 September dianggap oleh Bush laknatullahi ‘alaihim sebagai serangan dari masyarakat primitif (Muslim, mujahidin, Al-Qaeda, teroris) terhadap Masyarakat beradab (Amerika, Inggris, dan sekutunya). Kelompok mujahidin atau Al-Qaeda dianggap sebagai pewaris ideologi berdarah dari abad kedua puluh. Sehingga Al-Qaeda dan siapapun yang tidak berpihak pada Amerika akan diperangi. “Either you are with us or you are with terrorists”, bersama kami atau bersama teroris. Tidak ada pilihan netral. Bush sesungguhnya ingin mengatakan bahwa saat ini dunia dibelah menjadi 2 bagian yang saling bertempur: Dunia Cahaya (Kristen, Yahudi, Barat) yang dipimpin oleh Amerika dan sekutunya dan Dunia Kegelapan (Islam, mujahidin, dan Timur) yang dipimpin oleh Al-Qaeda. Pada saat yang sama Bush pun membelah Islam dan kaum muslimin menjadi 2 keranjang kategori: Islam yang dapat diterima (Islam Moderat) dan Islam yang tidak diterima (Islam fundamental, radikal, ekstrimis, Islamis, Jihadis, dan revivalis)

Ketiga, Amerika mengklaim bahwa musuh yang akan dilawan oleh mereka adalah sebuah “Jaringan Global” yang memiliki 3 tingkat dan organisasi teroris. 1) Teroris dan organisasi teroris yang beraksi dalam sebuah negara. 2) Teroris yang beroperasi di tingkat regional (satu batas antar negara). 3) Operasi teroris yang bersifat global, transnasional atau mendunia. Ketiga kelompok ini harus dibabat habis karena mereka berkaitan secara langsung (berbagi informasi, keahlian, sumber daya, dan tempat perlindungan), maupun tidak langsung (mendukung satu agenda ideologis yang sama-sama saling menguatkan untuk membentuk tatanan dunia yang mereka citakan).

Doktrin ini akhirnya bermasalah karena Amerika dan sekutunya “kebingungan” mendefinisikan batas-batas antara teroris dan kelompok pemberontak. Karena konsep

66

Page 67: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

ini masih kabur, maka tidak heran bila negara antek-antek Amerika membajaknya untuk kepentingan rezim penguasa dan memuluskan agenda otorotariannya. Doktrin ini kemudian dikopi paste mentah-mentah oleh penguasa Indonesia, sehinga merasa bahwa membunuh teroris dan orang-orang yang terkait dengannya menjadi sebuah prestasi dan kebanggaan tersendiri, walaupun melanggar hak asasi manusia (HAM).

Keempat, sebagaimana pernyataan Bush, “Bagaimana kita melangsungkan dan memenangi perang ini? Kita akan menggunakan seluruh sumber daya yang berada dalam kendali kita – segala cara diplomasi, setiap alat intelijen, semua instrumen penegakan hukum, semua pengaruh finansial, serta segala macam senjata perang yang penting – untuk menghancurkan dan mengalahkan jaringan teror global.” (George Bush, 2001) Perang Global Melawan Terorisme menurut Bush, harus menghancurkan dan menghadapi ancaman sebelum mereka muncul (before they emerge).35 Bush pun meyakini bahwa pertahanan terbaik adalah menyerang, dan Washington menyebutnya sebagai Pre-emptive strike.

Taktik pertahanan ala Bush, memiliki 2 pilar utama: 1) strategi untuk melumpuhkan dan menghancurkan organisasi-organisasi teroris, dan 2) melangsungkan dan memenangkan “perang ide” (The War on Ideas). Bagaimana cara menyerang dan bertahan dari teror global? Gedung putih menggunakan konsep 4D. Pertama, Defeat, berarti “mengalahkan” dan “memburu” organisasi teroris dunia, mulai dari tempat perlindungan, para pemimpinnya, jalur komunikasi, komando, dukungan material hingga keuangannya. Kedua, Deny, “menolak / meniadakan” dukungan dalam bentuk apapun dari negara manapun

35 The White House, National Strategy for Combating Terrorism, 2003, hal 11. Idem halaman 56

67

Page 68: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

terhadap teroris. Metode utamanya diplomasi melalui Carrot and stick (wortel dan tongkat): yang mematuhi Amerika diberi ganjaran dan yang menolaknya diberi hukuman dan diperangi. Ketiga, Diminish, berarti “menghilangkan” terorisme dan kondisi-kondisi yang melatar belakangi kemunculannya. Anehnya akar kebencian terhadap Amerika dan sekutunya seperti penyerangan Timur Tengah dan pendudukan Palestina oleh Israel tidak masuk kategori ini. Keempat, Defend, berarti “melindungi” tanah air Amerika dan seluruh pojok bumi untuk menetralkan ancaman secepat mungkin.

Untuk melindungi bumi, Pentagon membagi planet yang kita diami ini ke dalam 5 area komando dengan pembagian wilayah tanggung jawab masing-masing. 36 1. NORTHCOM: Northern Command (Amerika Utara, Amerika Serikat, Kanada), 2. SOUTCHOM: Southern Command (Amerika Tengah, dan Selatan), 3. EUCOM: European Command (Eropa, Rusia, Turki, Afrika Barat), 4. CENTCOM: Central Command (Timur Tengah dan Afrika Timur), 5. PACOM: Pacific Command (Asia, Cina, India, Jepang, Australia, Antartika). Sedangkan operasi militer Amerika dalam PGMT meliputi: 1) Operation Enduring Freedom: meliputi Afganistan dan wilayah lain di dunia kecuali Irak. 2) Operation Noble Eagle: memperkuat basis-basis militer Amerika di seluruh dunia. 3) Operation Iraqi Freedom: operasi untuk menggulingkan Saddam Husein.Peta Tentara Murtad & Munafik

Sebelum peristiwa Bom Bali, 2002, Abdullah Mahmud Hendropriyono, Kepala BIN periode 2001-2004 menawarkan kepada presiden Megawati strategi untuk menghabisi kelompok-kelompok radikal yang jumlahnya tidak seberapa di bandingkan populasi Indonesia yang

36 Robert D. Kaplan, Imperial Grunts: The American Military on the Ground (Random House: 2005), idem halaman 74

68

Page 69: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

kebanyakan moderat. Konsep yang dinamakan “Skenario Musharraf” itu merupakan tekanan Amerika dalam merespons kampanye PGMT di Asia Tenggara, khususnya di Indonesia.37

A.M. Hendopriyono dan para jendral meyakini bahwa sebagai hasilnya Megawati akan mendapatkan bantuan utang untuk memulihkan perekonomian dan diakhirinya embargo persenjataan oleh Amerika. Upaya ini tidak membuahkan hasil, karena Megawati masih ragu-ragu untuk menerina skenario ini. Setelah terjadi peristiwa Bom Bali dan tekanan Amerika serikat dan sekutunya semakin keras, akhirnya Megawati mau bergabung dalam PGMT. Perburuan terorispun dimulai. “Terorisme adalah kejahatan luar biasa yang membutuhkan penanganan luar biasa, karena itu pilih teroris yang mati atau polisi,” Sumpah Ansyad Mbai, kepala BNPT, yang siap “pasang badan”, membela program Perang Global Melawan Terrorisme karya Amerika.

Untuk memuluskan langkahnya, (BNPT / Ansyad Mbai) bermusyawarah dengan Legislatif, Eksekutif dan Yudikatif, dalam menerbitkan beberapa peraturan perundangan: 1) Inpres No.4 / 2002 tentang Tindak Pidana terorisme. 2) Perpu No. 1 & 2 / 2002 3) UU No. 15 / 2003 tentang Tindak Pidana Terorisme (UU antiterorisme ). 4) Desk koordinasi pemberantasan terorisme melalui skep MENKO POLKAM dengan No. Kep.26/Menko/Desk koordinasi pemberantasan terorisme melalui skep MENKO POLKAM dengan No. KEP.26/MENKO/POLKAM/ 11 / 2002, Pejabatnya Susilo Bambang Yudhoyono 5) SKEP KAPOLRI NO. 30/VI/ 2003 tentang DENSUS 88 antri teror POLRI.

Karena Densus 88 dianggap satuan elite penanggulangan terorisme, maka Amerika sebagai tuan /

37 Idem halaman 141

69

Page 70: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

Raja / penguasa Thaghut Dunia perlu membantu pendanaan. Pada tahun 2003 Rp. 150 milyar, Tahun 2004 Rp. 1,5 milyar. Pada tahun 2005 Rp, 15 milyar, Tahun 2006 Rp. 43 milyar. 2010 Rp. 60 milyar. 38

Bahkan sebagai pasukan elita, tidak lucu bila tidak dikatakan sukses menangkap dan membunuh para teroris, maka penguasa Indonesia menerbitkan daftar para teroris yang terbunuh. 1. Jenis Penangkapan: Sahal (guru agama di Poso), Joko Wibowo (Aktivis), syaifudin umar (aktivis) dan 150 aktivis Islam (Sumber sinar harapan, 2003. Suara Merdeka 2008. Republika 2004). 2. Jenis Pembunuhan: 15 warga 4 anak-anak di Poso, Munajid, Yusron Mahmudi, Azahari, Ibrohim (boim), Air Sewtiwan, Eko Joko Sarjono, Urwah, Susilo, Aji, Nurdin M. Top, Syahrir & Syaifudin Zuhri, Hendro Yunanto, Sigit Qardhawi, Nur Iman (Sumber: Thamrin, 2007 dan Ridwan (2011).

Jika tuannya Amerika punya strategi 4D, maka BNPT (DENSUS, BIN, GEGANA, TNI, Ulama, Intelektual, LSM, dan mahasiswa) memiliki strategi yang bisa ditelusuri dari sejarah penguasa sebelumnya, Soeharto. Proses pembunuhan teroris meliputi: Galang (mengumpulkan tokoh-tokoh Islam radikal), Rekrut (jadikan mitra), Bina (dukung perkembangannya), Tugaskan (melakukan aksi terror / serangan), Binasakan (atas dasar aksi terror oleh kelompok kecil yang sudah dibina tersebut maka tangkap semua orang yang dapat menjadi ancaman bagi rezim, lalu bunuh binaan yang sudah tidak berguna). Meski sedikit ada kemajuan dan “Kebengisan” dari pendahulunya, namun tetap dikombinasikan dengan program PGMT-nya Amerika.

Dari proses inilah lahir rekayasa dari penguasa seperti Komando Jihad (KOMJI) tahun 1976-1980, Penyerangan Cicendo (1980), Pembajakan Woyla (1988),

38 Laporan kontraS tentang Tragedi Talangsari, lihat http:// www.Kontras, Org/ tsari/talangsari % 20 case pdf, idem halaman 162

70

Page 71: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

Peristiwa Lapangan Benteng (1982), Kerusuhan Tanjung Priok (1984), Pembantaian Talangsari (dipimpin Hendropriyono tahun 1989). Dan sejarah memanipulasi tersebut, KontraS dalam laporannya yang berjudul “Penyiksaan: Tindakan Keji yang tidak Dianggap Serius”, tercatat bahwa ada total 48 orang yang disiksa selama rentang waktu 2010 – Juni 2011.39

Peta Mujahid Dakwah wal Jihad Perubahan yang dinantikan dalam realitas umat

tidak mungkin bisa diwujudkan hanya dengan harapan, janji-janji, membuat teori kepastian menang, dam kejayaan secara teoritis. Lebih dari itu memerlukan kerja yang praktis dan ikhlas dari orang yang berteori. Umat ini tidak lagi mengekor di belakang setiap orang yang berkoar, telah lebih dewasa dan tidak mau menerima sesuatu kecuali dengan hal yang terlihat dalam realitas kehidupannya.

Proyek PGMT oleh STM dan Dakwah wal Jihad oleh Umat Islam penegak Tauhid di Indonesia merupakan kebenaran yang sedikit demi sedikit mulai nampak. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh al-Hafizh Abu Ya’la dari Hammad dari Jabir ra., Rasulullah saw., bersabda, “Janganlah kalian menanyakan sesuatu kepada ahli kitab karena mereka tidak akan memberi kalian petunjuk (yang benar). Bukankah mereka telah sesat. Maka bisa jadi kalian akan membenarkan perkara yang bathil, bisa jadi kalian akan mendustakan perkara yang haq. Sesungguhnya demi Allah, andai saja nabi Musa masih hidup di tengah-tengah kalian, niscaya tidak diperbolehkan bagianya kecuali mengikuti (agama) ku”.

Ketika misi utama kaum Salibis, Thaghut, Murtaddin, dan Munafiqin telah terdefinisikan melalui fakta sejarah di atas atau dalam Al-Qur’an seperti QS. Al-Baqarah: 109, 120. Dan Ali-Imran: 100, maka termasuk

39 Idem halaman 171

71

Page 72: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

tindakan bodoh jika kita masih saja menyangka bahwa kajian-kajian mereka tentang Islam (Liberalisasi agama, Deradikalisasi, dejihadisasi, deislamisasi) dilandasi dengan niat yang baik. Begitupun perintah tegas dari Allah untuk menjauhi orang-orang yang mengabaikan peringatan Allah sementara yang dipedulikannya hanya urusan duniawi, seperti dalam QS. An-Najm: 53 dan Ar-Ruum: 7.

Bertolak dari peta perlawanan STM tersebut, maka umat Islam penegak Tauhid perlu menegaskan peta perlawanannya. Pertama, Ayat-Ayat Perlawanan, merupakan kondisi tragis di mana umat Islam Indonesia telah terlena dan tertidur karena ketakutan yang “sangat” lama dari rezim thaghut ke rezim thgahut berikutnya. Bentuk keterlenaan ini terdiri dari berbagai musibah dan ujian yang menimpa umat Islam, akibat dari tantangan yang selalu digelar oleh musuh-musuh Allah di bumi Indonesia tanpa ada yang sanggup menjawab tantangan tersebut. Keterpurukan ini belum dapat diatasi oleh berbagai cara dan perencanaan yang pernah ada untuk menuju sebuah kebangkitan Islam di Indonesia.

Berdirinya kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara. Perjuangan mengusir penjajah Belanda, Inggris, Jepang, Amerika, Perancis, Portugis, dan lainnya. Menegakkan negara Islam (meskipun berjalan singkat dari 1945-1962). Menyerang tentara Amerika dan sekutunya yang “pura-pura” menjadi wisatawan di Bali, sampai kepada mendirikan jama’ah dakwah wal jihad, merupakan gerakan penyadaran terhadap umat Islam Indonesia dari keterpurukannya. Itulah “Ayat (=tanda) Perlawanan” dari mereka yang berjibaku menegakkan Tauhid. Mereka yakin bahwa umat Islam Indonesia akan bangkit secara bertahap dan tersadar akan kenyataan pahit yang mereka jalani saat ini.

Dalam kacamata dakwah wal jihad, anak bangsa yang syahid ( sejak menegakan kerajaan-kerajaan Islam di

72

Page 73: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

Indonesia pada abad ke-17 sampai peristiwa bom Bali) itu rupanya telah berhasil memaksa penguasa Thaghut Indonesia untuk keluar dari kandangnya dan memaksa tentara Thaghut itu untuk mengakui: eksis atau tidak? kuat atau tidak? Sehingga medan jihad semakin terbuka luas. Generasi mujahid itu kini terlanjur untuk “dihina”, “dicaci”, “dimaki” sebagai genarasi sampah oleh Penguasa Thaghut Indonesia. Namun, berkat para syuhada itulah, umat Islam Indonesia semakin terbuka untuk mempelajari aqidah, Tauhid, dan syariatnya: yakni Syari’at Jihad. “Gara-gara” syuhada itulah Syari’at Islam (=Jihad) mulai dibuka kembali sebagai “santapan harian” di pojok-pojok kehidupan, yang dahulu terkubur di telapak kaki Burung Garuda. Kini, garuda yang perkasa itu sedang ketakutan untuk mengibaskan sayap bernama Perang Melawan para Mujahid Dakwah di Indonesia. Bahkan sang Garuda telah menghabiskan dana yang tidak sedikit hasil dari “memanipulasi” proyek tuannya: Fir’aun Amerika, sekutu dan antek-anteknya, Laknatullahi ‘alaihim. Atau hasil dari “merampas”, pajak warga negara Indonesia, khususnya umat Islam.

Kedua, Kawan dalam Pertikaian. Setelah mujahid dakwah berguguran satu per satu, kebebasan anak dan istrinya, saudara dan keluarganya dirampas; kehormatan agamanya dirobek; dan darahnya ditumpahkan oleh tangan-tangan para pendosa, dan pendengki. Sehingga tak seorangpun membela mereka dan merebut kembali hak-haknya. Di tengah keprihatinan itu, Allah pun membuka kebenaran yang sebenar-benarnya. Di antara saudara-saudara mereka yang semula satu aqidah dan manhaj, satu prinsip untuk mengkafirkan thaghut. Kini, mengambil jalan yang bersebarangan: menjadi musuh Allah, Rasul-Nya, dan mujahid dakwah. Mereka menjadi kawan bagi Tahghut dan menjadi lawan bagi Mujahid dakwah.

73

Page 74: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

Dengan keterbatasannya mujahid dakwah terus melestarikan permusuhannya terhadap Salibis, Thaghut, Murtaddin, dan Munafiqin (STM). Mereka menganggap apapun hasilnya tetap sebuah kemenangan; Hidup Mulia atau Mati Syahid. Sementara saudaranya yang dulu mengkafirkan thaghut, kini berbalik haluan dalam menyebarkan pemikiran sesuai keinginan thaghut yang dulu dikafirkannya. Semakin jelas siapa Kawan dalam Pertikaian untuk memperjuangkan haq dan bathil di negeri Indonesia ini.

Ketiga, Garuda yang Ketakutan. Adanya musuh baru dalam pertikaian antara haq dan bathil, bagi mujahid dakwah penegak Tauhid memberikan keuntungan besar. Kini gerakan dakwah wal jihad bermetamorfosis dari sebuah gerakan bawah tanah menjadi gerakan terbuka, perlawanannya terhadap kemusyrikan, kekafiran, kemurtadan, dan kemunafikan sulit ditumpas. Penyebaran dan jangkauannya tidak mungkin dihadang, tumbuh dan berkembang berlipat ganda hari demi hari.

Upaya deradikalisasi oleh Thaghut Indonesia semakin melabilkan kondisi ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan nasional (ipoleksosbudhankamnas). Ideologi sang Garuda saat ini sudah ditafsirkan “semaunya” oleh seluruh elemen bangsa. Dalam tataran praktis misalnya, ketakutan sang garuda sudah jelas-jelas tidak bisa menolong apalagi memperbaiki kondisi rapuhnya ideologi Pancasila sendiri, alih-alih memperbaiki ekonomi yang carut marut, korupsi yang mengakar, sosial yang retak, dan budaya yang terbelah. Umat Islam Indonesia tahu (mereka diam karena takut) bahwa tegaknya syari’at Islam dan Tauhid sama sekali tidak ada hubungannya dan tidak akan merugikan kemajemukan agama. Bahkan umat beragama lain mendapatkan jaminan keamanan secara penuh karena: darah, harta dan

74

Page 75: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

kehormatan mereka haram, sebagaimana haramnya muslimin.

Sang Garuda sedang ketakutan (paranoid) melihat AL-Qur’an (Syari’at Islam, jihad) semakin bergema dalam relung otak kanan dan kiri umat Islam. Akibat Garuda terlalu ”pede” menakut-nakuti umat Islam yang sebenarnya hanya takut pada SANG PENCIPTA BUMI, SANG PEMILIK GARUDA, ALLAHU AKBAR, RABBUL’ALAMIN.

Keempat, Nashrun Minallah. Merupakan peta “puncak” dari sebuah perlawanan melawan STM di Indonesia. Mari kita ingat bersama: 1. Umat Islam Indonesia saat ini sangat payah dan tidak sehat, karena hukum yang mengatur mereka adalah kuno, zhalim, tidak punya visi dan misi. 2. Penguasa Thaghut Indonesia saat ini hanya menjalankan kepentingan musuh, hanya menjalankan aktivitas yang telah diagendakan untuk tetap membuat umat Islam lemah dan tidak mampu keluar dari lingkaran keterpurukan dan kemunduran. 3. Penguasa Thaghut Indonesia telah merampas kedaulatan umat Islam dan bekerja sama dengan asing untuk menguras kekayaan alam indonesia. 4. Penguasa Thaghut Indonesia malah menutupi aib dari pandangan umat Islam padahal masalahnya sudah jelas: berbuat zhalim terhada Allah, Rasulnya, dan umat Islam seluruh Indonesia. Mereka telah melakukan “kesalahan berjamaah”. 5. Berbagai Organisasi Masyarakat dan Partai Politik Islam telah gagal mewujudkan keinginan dan cita-cita umat Islam yang berfokus pada 2 hal: Perubahan Hukum Thaghut dan Kebebasan untuk melaksanakan Syari’at Islam 6. Kegagalan Ormas dan Parpol Islam itu membuat para pemuda terus mengamati setiap pendatang baru yang memiliki sifat dan ciri yang gemilang dalam hal Dakwah wal Jihad .

75

Page 76: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

Sehingga otomatis, pemuda akan bergabung dengan gerakan dakwah wal jihad. Para pemuda dan umat Islam sudah memahami masalah tersebut, mereka mampu mengetahui kebenarannya dan mereka rindu akan hari di mana mereka bisa bebas dari hukum dan pemerintahan Thaghut yang zhalim ini. Pemuda itupun beranggapan bahwa apapun upaya deradikalisasi dan kekuatan senjata terhadap Syari’at Islam semakin mempermudah munculnya semangat jihad, karena umat Islam sudah lama kehilangan pertempuran dan jihad yang hakiki. Saat itu, jama’ah Dakwah wal Jihad (Apa, Siapa, dan bagaimanapun bentuknya) akan diterima dan didukung oleh umat Islam bangsa Indonesia.

Akhirnya fajar kemenangan Dakwah wal Jihad menyingsing di bumi Indonesia. Kapan waktunya???? Hanya Mujahid Dakwah dan Allah Rabbul ‘Izzati pemilik tentara Langit dan bumi Yang Maha Tahu. Wallahu’alam

76

Page 77: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

DAFTAR PUSTAKA

1. Al-Qur’anul Karim2. Al-Madani, Hazim dan Abu Mush’ab As-Suri, Visi

Politik Gerakan Jihad, Solo, Jazeera, 2010.3. Ath-Thahir, Hamid bin Ahmad, Di bawah Kilatan

Pedang: 101 Kisah Heorik Mujahidin, Solo, Jazeera, 2007.

4. Boudly,R.F., ar-Rasul: Hayatu Muhammad.5. Ali, Jawad, Tarikh al-Arab Qabla al-Islam: 6/244.6. Aqad, Abqariyyatus Shiddiq.7. Bakar Ba’asyir, Abu, Surat Kepada Penguasa, Solo,

Kafayeh, 20088. B. Farrell, Paul, America’s Outrageous War

Economy.9. Boudly,R.F., ar-Rasul: Hayatu Muhammad.10. Burhanuddin Abu Hafs As-Sayyar,Umar, Dari

Usamah kepada para aktivis, Solo, Kafayeh, 2008.11. Burhanuddin, Umar, & Mush’ab, Dari Rahim

Ikhwanul Muslimin Ke Pangkuan Al-Qaida, Solo, Kafayeh, 2008.

12. Qamihah, Jabir, DR., Musuh-Musuh Islam, Jakarta, Qisthi Press, 2004.

13. Quthb, Sayyid, Fikih Pergerakan, Yogyakarta, Uswah, 2007,

14. Rakhmat, Jalaludin, Meraih Cinta Ilahi, Bandung, Rosda Karya, 2004,

15. Syari’ati, Ali, Agama Versus Agama, Bandung, Mizan, 1985

77

Page 78: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

Catatan Kaki

1. Hazim Al-madani & Abu Mush’ab As-Suri, Visi Politik Gerakan Jihad, Solo, Jazera, 2010, hal. 23

2. Idem, hal. 253. Idem, hal. 294. DR. Jabir Qamihah, Musuh-Musuh Islam, Jakarta,

Qisthi Press, 2004, hal. 21-665. Sayyid Quthb: Fikih Pergerakan, Yogyakarta, Uswah,

2007, hal. 2896. Hamid bin Ahmad Ath-Thahir, Di bawah Kilatan

Pedang: 101 Kisah Heorik Mujahidin, Solo, Jazeera, 2007, hal. 188

7. Idem, hal. 1898. idem, hal.1909. DR. Jabir Qamihah, Musuh-Musuh Islam, Jakarta,

Qisthi Press, 2004, hal. 21-6610. R.F. Boudly, ar-Rasul: Hayatu Muhammad, 148, idem,

hal 46.11. Al-Maqrizi, Imta’ al-Asma’: 215-220, idem, hal. 66 12. Jawad Ali, Tarikh al-Arab Qabla al-Islam: 6/244,

idem, hal.7813. Tafsir Ibnu Katsir: 4/68, idem, hal, 7914. Aqad, Abqariyyatus Shiddiq: 149, idem, hal. 80 15. Sayyid Quthb: Fikih Pergerakan, Yogyakarta, Uswah,

2007, hal. 21816. Paul B. Farrell, America’s Outrageous War Economy,

2008, sumber internet.17. Umar Burhanuddin Abu Hafs As-Sayyar, Dari Usamah

kepada para aktivis, Solo, Kafayeh, 2008, hal. 45.

78

Page 79: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

18. Umar Burhanuddin, Mush’ab, Dari Rahim Ikhwanul Muslimin Ke Pangkuan Al-Qaida, Solo, Kafayeh, 2008, hal 46

19. Sumber internet,20. Jalaludin Rakhmat, Meraih Cinta Ilahi, Bandung,

Rosda Karya, 2004, hal.12921. Sayyid Quthb: Fikih Pergerakan, Yogyakarta, Uswah,

2007, hal. 14822. Abu Bakar Ba’asyir, Surat Kepada Penguasa, Solo,

Kafayeh, 200823. Ali Syari’ati, Agama Versus Agama, Bandung, Mizan,

1985, halaman 4.24. Umar Burhanuddin Abu Hafs As-Sayyar, Dari Usamah

kepada para aktivis, Solo, Kafayeh, 2008, hal. 73 25. Sayyid Quthb, Ma’alim Fi ath-Thaariq, Jogjakarta,

Darul Uswah, 2011, hal 5426. Idem, halaman 6127. Idem, halaman 30728. Idem, halaman 34229. Dalam dialog deradikalisasi oleh BNPT ada beberapa

pernyataan dari tokoh Islam yang sering dijadikan nara sumber, misalnya: Jafar Umar Thalib yang tidak setuju gerakan teroris diidentikkan dengan gerakan wahabi. Abu Rusydan menginginkan adanya jihad yang bermartabat. Abu Wildan dan Nasir Abas tidak setuju jika Indonesia dijadikan medan jihad seperti Afghanistan, karena Indonesia wilayah aman bukan wilayah konflik. Abdurrahman Ayyub tidak setuju pernyataan Takfiriyah oleh ust. Aman Abdurrahman karena menjurus pada peperangan antara umat Islam. Khairul Ghazali menyatakan bahwa penguasa Indonesia bukan Thaghut.

30. Pernyataan Ust Abu Bakar Ba’asyir (Amir Jama’ah Ansharut Tauhid) di tahanan Mabes POLRI, ketika

79

Page 80: Butir-Butir Perlawanan Edisi Revisi

didatangi oleh Nasir Abas dan Abdurrahman Ayyub yang ingin mengkampanyekan deradikalisasi kepada Ust Abu Bakar Ba’asyir.

31. Rohan Gunaratnya, Inside Al-Qaeda: Global Network of Terror, Lihat Shofwan Al-Banna: Membentangkan Ketakutan: Jejak berdarah PGMT, Jogjakarta, Pro U-Media, 2011, Hal. 41

32. Idem halaman 4233. The White House, National Startegy for Combating

Terrorism, 2003, hal 8. Lihat Shofwan Al-Banna, hal 47

34. The White House, National Strategy for Combating Terrorism, 2003, hal 11. Idem halaman 56

35. Robert D. Kaplan, Imperial Grunts: The American Military on the Ground (Random House: 2005), idem halaman 74.

36. Idem halaman 141.37. Laporan kontraS tentang Tragedi Talangsari, lihat

http:// www.Kontras, Org/ tsari/talangsari % 20 case pdf, idem halaman 162.

38. Idem halaman 171.

80