implementasi kebijakan kelas olahraga ... - …eprints.uny.ac.id/45471/1/alfiriani rusmita...

156
i IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KELAS OLAHRAGA DI SMA NEGERI 1 SEWON SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Alfiriani Rusmita Sukardi NIM 12110244007 PROGRAM STUDI KEBIJAKAN PENDIDIKAN JURUSAN FILSAFAT DAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA OKTOBER 2016

Upload: vuongduong

Post on 19-Feb-2018

242 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

i

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KELAS OLAHRAGA DI

SMA NEGERI 1 SEWON

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Yogyakarta

untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Alfiriani Rusmita Sukardi

NIM 12110244007

PROGRAM STUDI KEBIJAKAN PENDIDIKAN

JURUSAN FILSAFAT DAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

OKTOBER 2016

ii

iii

iv

v

MOTTO

"I hated every minute of training, but I said, 'Don't quit. Suffer now and live the

rest of your life as a champion."

(Muhammad Ali)

vi

PERSEMBAHAN

Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan kehadirat-Nya yang telah

memberikan nikmat serta anugerah-Nya, karya ini saya persembahkan untuk :

1. Orang tua saya yang tercinta, Ayahanda Sukardi dan Ibunda Jemanem yang

selalu mencurahkan seluruh kasih sayang, cinta, doa serta dukungan sehingga

penulis berhasil menyusun karya tulis ini.

2. Almamater Universitas Negeri Yogyakarta.

vii

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KELAS OLAHRAGA

DI SMA NEGERI 1 SEWON

Oleh

Alfiriani Rusmita Sukardi

NIM 12110244007

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan tentang implementasi kebijakan

kelas olahraga di SMA Negeri 1 Sewon, yang isinya tentang tujuan Kelas Bakat

Istimewa Olahraga (K-BIO), program K-BIO, Faktor pendukung K-BIO dan

Faktor penghambat K-BIO.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Subjek

penelitian ini adalah siswa (atlit), pelatih dan kepala sekolah. Seting penelitian ini

dilakukan di SMA Negeri 1 Sewon. Teknik pengumpulan data menggunakan

observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan model

interaktif atau berkaitan satu sama lain hingga data yang diperoleh jenuh, yaitu

dengan tahapan pengumpulan data, reduksi data, dan penyajian data. Keabsahan

data menggunakan teknik triangulasi sumber dan teknik.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Kebijakan Kelas Olahraga

diamanatkan oleh Dinas Pendidikan dan Olahraga Propinsi DIY . 2) Implementasi

kebijakan kelas olahraga sebagai berikut; a) Jam pelajaran olahraga K-BIO

dimulai pada jam pertama hingga jam ketiga pada hari selasa dan kamis. b)

Penerimaan siswa K-BIO SMA Negeri 1 Sewon selain Nilai UN, dilakukan tes

khusus tentang cabang olahraga yang dikuasai siswa; tes kesehatan dan tes

kebugaran; tes fisik; tes wawancara.

Kata kunci: Implementasi Kebijakan, Kebijakan Kelas Olahraga, Kelas Olahraga

di SMA

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya

sehingga penulis masih diberikan kesempatan, kekuatan dan kemampuan untuk

menyelesaikan proses penyusunan skripsi yang berjudul “Implementasi Kebijakan

Kelas Olahraga di SMA Negeri 1 Sewon” ini dengan baik dan lancar. Skripsi ini

adalah salah satu syarat untuk memenuhi gelar sarjana pendidikan di Universitas

Negeri Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak dapat

terwujud tanpa adanya kerja sama dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena

itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, atas segala kebijakan dan

kebijaksanaanya memberikan kemudahan dalam kegiatan penyusunan belajar

di kampus.

2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan, yang telah memberikan kemudahan dalam

penyusunan skripsi ini.

3. Ketua Jurusan Filsafat dan Sosiologi Pendidikan, Program Studi Kebijakan

Pendidikan, yang telah memberi semangat dan kelancaran dalam pembuatan

skripsi ini.

4. Prof. Dr. Farida Hanum, M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah

berkenan memberikan bimbingan kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan laporan skripsi ini dengan baik.

5. Dr. Mami Hajaroh, M.Pd., selaku pembimbing akademik yang telah

membimbing akademik dari awal hingga akhir proses studi.

6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Filsafat dan Sosiologi Pendidikan, Fakultas

Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakartayang telah memberikan

pengalaman serta ilmu yang bermanfaat.

7. Bapak Drs. Marsudiyana, selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Sewon yang

telah memberikan izin dan kemudahan selama proses penelitian.

8. Kedua orangtuaku yang telah memberikan doa, semangat, kasih sayang, serta

dukungannya.

ix

9. Sahabat-sahabatku yang selalu mendukung dan memberikan semangat.

10. Kerabat Program Studi Kebijakan Pendidikan angkatan 2012.

Semoga semangat, motivasi, bantuan, bimbingan, dan dukungan yang

telah diberikan mendapat balasan setimpal dari Allah SWT. Akhir kata, semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan

pembaca pada umumnya.

Yogyakarta, 25 Oktober 2016

Penulis

x

DAFTAR ISI

hal

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. ii

HALAMAN PERNYATAAN .................................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iv

HALAMAN MOTTO ............................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... vi

ABSTRAK ................................................................................................ vii

KATA PENGANTAR .............................................................................. viii

DAFTAR ISI ............................................................................................. x

DAFTAR BAGAN ................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah..................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 7

C. Batasan Masalah ................................................................................ 8

D. Rumusan Masalah .............................................................................. 8

E. Tujuan Penelitian ............................................................................... 9

F. Manfaat Penelitian ............................................................................. 9

BAB II KAJIAN TEORI

A. Kebijakan Pendidikan ........................................................................ 11

1. Pengertian Kebijakan Pendidikan ................................................ 11

2. Aspek-aspek yang tercakup dalam kebijakan pendidikan ........... 12

3. Implementasi Kebijakan Pendidikan ........................................... 16

B. Kebijakan Kelas Olahraga ................................................................. 18

C. Kepelatihan Olahraga ......................................................................... 21

xi

D. Penelitian yang relevan ...................................................................... 29

E. Kerangka berfikir ............................................................................... 33

F. Pertanyaan penelitian ......................................................................... 34

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian ............................................................................... 36

B. Seting Penelitian ................................................................................ 36

C. Subjek dan Objek Penelitian .............................................................. 37

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 37

1. Observasi..................................................................................... 37

2. Wawancara .................................................................................. 38

3. Dokumentasi ............................................................................... 38

E. Instrumen Penelitian .......................................................................... 38

1. Pedoman Observasi ..................................................................... 39

2. Pedoman Wawancara .................................................................. 40

3. Pedoman Dokumentasi ............................................................... 41

F. Teknik Analisis Data .......................................................................... 41

1. Reduksi Data (Data Reduction) .................................................. 41

2. Penyajian Data (Data Display) ................................................... 42

3. Verifikasi (Clonclusing Drawing) .............................................. 42

G. Keabsahan Data.................................................................................. 43

1. Triangulasi Sumber ..................................................................... 43

2. Triangulasi Teknik ...................................................................... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil SMA Negeri 1 Sewon .............................................................. 45

1. Visi Misi SMA Negeri 1 Sewon ................................................. 45

2. Sejarah SMA Negeri 1 Sewon .................................................... 47

3. Lokasi SMA Negeri 1 Sewon ..................................................... 49

4. Sumber Daya SMA Negeri 1 Sewon .......................................... 51

a. Peserta didik ...................................................................... 51

b. Pendidik dan Tenaga Kependidikan.................................. 53

c. Sarana dan Prasarana......................................................... 55

xii

B. Profil Kelas Olahraga ......................................................................... 59

1. Tujuan kelas olahraga ................................................................. 59

2. Sejarah kelas olahraga................................................................. 61

3. Dasar Hukum .............................................................................. 63

C. Hasil Penelitian .................................................................................. 64

1. Kebijakan Kelas Olahraga .......................................................... 64

2. Implementasi Kebijakan Kelas Olahraga .................................... 70

a. Jam pelajaran olahraga K-BIO .......................................... 70

b. Jam pelajaran umum .......................................................... 74

c. Prosedur Penerimaan siswa K-BIO ................................... 75

3. Faktor Pendukung Implementasi Kebijakan K-BIO ................... 78

4. Faktor Penghambat Implementasi Kebijakan K-BIO ................. 79

D. Pembahasan ........................................................................................ 81

1. Kebijakan Kelas Olahraga di SMA Negeri 1 Sewon ........ 81

2. Implementasi Kebijakan Kelas Olahraga .......................... 82

3. Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi

Kebijakan Kelas Olahraga................................................. 87

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ........................................................................................ 88

B. Saran .................................................................................................. 90

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 91

LAMPIRAN .............................................................................................. 92

xiii

DAFTAR BAGAN

hal

Bagan 1. Kerangka Berfikir ...................................................................... 33

Bagan 2. Model “Miles and Huberman” ................................................... 43

xiv

DAFTAR TABEL

hal

Tabel 1. Kisi-kisi pedoman observasi ....................................................... 39

Tabel 2. Kisi-kisi pedoman wawancara .................................................... 40

Tabel 3. Kisi- kisi pedoman dokumentasi ................................................. 41

Tabel 4. Jumlah Siswa tahun 2013/2014 hingga 2015/2016 .................... 52

Tabel 5. Hasil UN tahun pelajaran 2015/2016 program MIPA ................ 53

Tabel 6. Hasil UN tahun pelajaran 2015/2016 program IPS .................... 53

xv

DAFTAR GAMBAR

hal

Gambar 1. Kelas Voli Putra ...................................................................... 98

Gambar 2. Kelas Sepak Bola .................................................................... 98

Gambar 3. Kelas Basket ............................................................................ 98

Gambar 4. Briefing Pelatih ........................................................................ 98

Gambar 5. Tes Kebugaran Putri ................................................................ 98

Gambar 6. Tes Kebugaran Putra ............................................................... 98

Gambar 7. Tes Sit Up ................................................................................ 99

Gambar 8. Tes Push Up ............................................................................ 99

Gambar 9. Tes Kesehatan ......................................................................... 99

Gambar 10. Mengukur Tinggi Badan ....................................................... 99

Gambar 11. Tes Cabang Olahraga ............................................................ 99

Gambar 12. Pengisian Blangko ................................................................. 99

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

hal

Lampiran 1. Catatan Lapangan .............................................................. 91

Lampiran 2. Foto Kegiatan K-BIO ........................................................ 97

Lampiran 3. Reduksi data Hasil Wawancara ......................................... 99

Lampiran 4. Transkip Wawancara ......................................................... 105

Lampiran 5. Daftar Siswa Berprestasi ................................................... 122

Lampiran 6. Struktur Kurikulum K-BIO ............................................... 127

Lampiran 7. Prosedur PPDB K-BIO ...................................................... 130

Lampiran 8. Piagam Penghargaan Cabor Basket ................................. 131

Lampiran 9. Piagam Penghargaan Cabor Voli Putra ........................... 132

Lampiran 10. Piagam Penghargaan Cabor Sepak Bola ......................... 133

Lampiran 11. Daftar Guru SMA Negeri 1 Sewon ................................. 134

Lampiran 12. Kalender akademik 2015/2016 SMA N 1 Sewon ............. 135

Lampiran 13. Jadwal Pelajaran 2015/2016 SMA N 1 Sewon.................. 139

Lampiran 14. Surat Permohonan Izin Observasi

dari Fakultas Ilmu Pendidikan UNY ................................. 143

Lampiran 15. Surat Permohonan Izin Penelitian

dari Fakultas Ilmu Pendidikan UNY ................................. 144

Lampiran 16. Surat Izin Melakukan Penelitian

dari BAPPEDA Bantul ...................................................... 145

Lampiran 17. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

dari SMA Negeri 1 Sewon ................................................ 146

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada hakekatnya suatu kegiatan yang secara sadar dan

disengaja serta penuh tanggung jawab yang dilakukan oleh orang dewasa kepada

anak sehingga timbul interaksi dari keduanya agar anak tersebut mencapai

kedewasaan yang dicita-citakan dan berlangsung terus menerus. (Abu Ahmadi

dan Nur Uhbiyati, 2007)

Dasar pendidikan adalah landasan tempat berpijak atau sandaran dari pada

dilakukannya suatu perbuatan. Dengan demikian, yang dijadikan landasan atau

sandaran suatu perbuatan itu sudah ada dan mempunyai kekuatan hukum. Oleh

karenanya tidaklah dapat dibenarkan pertanggungjawaban suatu tindakan/usaha

yang berpijak pada landasan yang dicari-cari alasannya untuk kepentingan diri

atau golongan. Ki Hajar Dewantara (Soeganda, 1981) kemukakan pendapat Ki

Hajar Dewantara, merumuskan pengertian, “Pendidikan Nasional adalah

pendidikan yang beralaskan garis hidup dari bangsanya (curtureel nasional) dan

ditujukan untuk keperluan peri-kehidupan (maatschap pelijk) yang dapat

mengangkat derajat negara dan rakyatnya agar dapat bekerja bersama-sama

dengan lain-lain bangsa untuk kemuliaan segenap manusia di seluruh dunia”

Tugas pendidikan yang terutama memberi bimbingan agar pertumbuhan

dan perkembangan anak dapat berlangsung secara wajar dan optimal. Agar

tindakan pendidikan yang dilaksanakan dapat berhasil guna dan berdaya guna,

maka pendidik harus mempunyai pengetahuan tentang hukum dasar

2

perkembangan kejiwaan manusia yang terdiri dari: Tiap anak memiliki sifat

kepribadian yang unik. Pada setiap anak sifat khas yang dimiliki oleh dirinya

sendiri dan tidak dimiliki oleh anak yang lain. Sifat kepribadian tiap-tiap anak

terbentuk karena peranan tiga faktor yaitu faktor keturunan/heriditas, faktor

lingkungan/invironment, dan faktor diri/self.

Dalam pendidikan terdiri dari pendidikan formal, non formal dan informal.

Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah formal

pada umumnya. Pendidikan non formal adalah pendidikan yang diselenggarakan

secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan Informal merupakan jalur

pendidikan keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri

yang dilakukan secara sadar dan bertanggung jawab.

Pendidikan olahraga dalam pendidikan formal merupakan bagian dari

proses dan pencapaian tujuan pembangunan nasional sehingga keberadaan dan

peranan olahraga dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara

harus ditempatkan pada kedudukan yang jelas dalam sistem hukum nasional (UU

Nomor 3 tahun 2005). Pendidikan tidak hanya berfokus pada bidang akademik

saja, tetapi juga dalam bidang non fisik seperti bidang keolahragaan. Hal ini

dikarenakan bakat dan minat seorang anak tidak hanya dalam bidang akademik

saja tetapi juga dalam bidang non akademik. Untuk mengapresiasi hal tersebut

maka SMA Negeri 1 Sewon membuka kelas khusus olahraga untuk para siswa

yang berbakat untuk mengembangkan potensi dalam bidang olahraga.

Menurut Sumaryanto (2010: 4) Penyelenggaraan Pendidikan Khusus bagi

Peserta didik bakat Istimewa (PDBI) olahraga bertujuan untuk: Memberikan

3

kesempatan kepada PDBI olahraga untuk mengikuti program pendidikan sesuai

dengan potensi keterampilan yang dimilikinya; Memenuhi hak asasi PDBI

olahraga sesuai kebutuhan pendidikan bagi dirinya; Meningkatkan efisiensi dan

efektivitas proses pembelajaran bagi PDBI olahraga; Membentuk manusia

berkualitas yang memiliki kecerdasan spiritual, emosional, sosial dan intelektual

serta memiliki ketahanan dan kebugaran fisik; Membentuk manusia berkualitas

yang kompeten dalam pengetahuan dan seni, berkeahlian dan berketrampilan,

menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab, serta mempersiapkan

peserta didik mengikuti pendidikan lebih lanjut dalam rangka mewujudkan tujuan

pendidikan nasional.

Membangun olahraga berarti membangun sebuah peradaban masyarakat

yang mengedepankan keunggulan objektif, kompetitif dan sportivitas. Dengan

demikian, memajukan masa depan olahraga tidak dapat ditempuh dengan hanya

sekadar memperjuangkan usaha instan mencetak medali kemenangan.

Membangun olahraga berarti membangun segala sesuatu yang terkait dengan

dimensi lengkap keunggulan masyarakat. Keunggulan tersebut hanya dapat

dicapai melalui usaha keras, diantaranya dengan menguasai iptek olahraga.

Salah satu aspek yang paling mendasar adalah usaha sistematis untuk

membangun partisipasi masyarakat dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan

teknologi olahraga. Membumikan nilai positif iptek olahraga hanya dapat

dilakukan dengan mendorong terjadinya partisipasi masyarakat yang cinta

olahraga dan melek iptek. Gerakan Sport for All (Olahraga untuk semua orang)

yang telah dirintis mulai tahun 1980-an di Indonesia sudah seharusnya

4

diimplementasikan lebih baik lagi ke depan. Gerakan nasional yang melahirkan

panji olahraga: “memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat”

tersebut harus mampu membumi dan mengakar hingga mengkondisikan

terbentuknya budaya penguasaan iptek olahraga di masyarakat.

Gerakan Sport for All di Indonesia lebih dikenal dengan “Gerakan

Memasyarakatkan Olahraga dan Mengolahragakan Masyarakat”. Gerakan tersebut

secara resmi pertama kali dilontarkan oleh Presiden RI di depan sidang DPR RI

pada tanggal 15 Agustus 1983. Pada awalnya, gerakan tersebut dapat disambut

dan dilaksanakan oleh masyarakat secara baik. Hal demikian dapat terjadi karena

secara bersamaan pemerintah juga membentuk Kantor Menteri Negara Pemuda

dan Olahraga (sekarang menjadi Kementrian Pemuda dan Olahraga). Kementrian

tersebut yang kemudian merancang implementasi gerakan memasyarakatkan

olahraga dan mengolahragakan masyarakat di seluruh Indonesia. Pada tahun yang

sama pemerintah juga menetapkan tanggal 9 September sebagai Hari Olahraga

Nasional (Haornas)

Motivasi merupakan keterampilan mental yang bersifat mendasar yang

perlu dimiliki oleh atlit. Oleh karena itu, motivasi yang harus dimiliki atlit adalah

motivasi berprestasi, sebab atlit yang memiliki motivasi berprestasi akan berpacu

dengan keunggulan baik keunggulan diri sendiri, keunggulan oranglain, bahkan

untuk mencapai kesempurnaan dalam menjalankan tugas latihan maupun

kompetisi. Dasar pemikiran tersebut harus dijadikan pegangan bahwa motivasi

berprestasi sangat efektif dimiliki atlit dalam setiap aktivitas. Motivasi memegang

peranan penting untuk membantu menentukan berhasil tidaknya atlit dalam proses

5

latihan maupun pertandingan. Oleh karena itu, para atlit harus menunjukkan

motivasi yang tinggi dalam segala aktivitasnya terutama selama latihan dan

pertandingan. Jika atlit memiliki kemauan kuat untuk sukses, 50 persen

kesuksesan ada ditangan. Apabila ditambah berjuang lebih keras lagi secara nyata,

kesuksesan 100 persen akan menjadi milik atlit yang bersangkutan (Wongso,

2010).

Kelas olahraga di SMA Negeri 1 Sewon memberikan warna tersendiri bagi

sekolah tersebut. Hal ini dapat dilihat dengan berbagai tropi yang diterima oleh

sekolah dalam bidang olahraga secara rutin baik tingkat daerah maupun nasional.

Siswa kelas olahraga juga mengikuti proses kegiatan belajar mengajar reguler

setiap hari diluar jam pelajaran olahraga sehingga siswa mengikuti dua kelas yang

berbeda. Hal tersebut membuat siswa menjadi kurang fokus dalam kegiatan

belajar mengajar reguler karena mereka lebih memilih kelas olahraga daripada

pelajaran reguler yang disediakan oleh sekolah. Selain itu siswa kelas olahraga

juga kurang mampu berkompetisi dalam bidang akademik dengan kelas reguler di

sekolah sehingga secara akademik mereka kurang diperhitungkan.

Sekolah dan orangtua harus saling bersinergi untuk mendidik anak secara

keseluruhan. Dengan adanya kerjasama itu, orangtua dan sekolah akan dapat

memperoleh pengetahuan dan pengalaman dari guru dalam hal mendidik anak dan

sekolah mampu bekerja sama sebaik-baiknya dengan keluarga untuk

memaksimalkan serta memotivasi siswa supaya dapat melaksanakan kelas

olahraga dan kelas reguler secara seimbang.

6

Persoalan membangun olahraga nasional tidak sekadar mengarah pada

cara-cara khusus dan instan untuk sebuah prestasi pada cabang olahraga tertentu.

Membangun olahraga adalah membangun seluruh sendi keunggulan bangsa,

karena membangun olahraga itu sebenarnya adalah membangun karakter kolektif

yang menyadarkan pada nilai keunggulan dan daya saing. Dengan demikian,

prestasi olahraga yang membanggakan sebenarnya hanya merupakan manifestasi

dari sebuah racikan besar keunggulan masyarakat. Dalam sebuah masyarakat yang

memiliki karakter “mentalitas budaya prestasi”, maka akan menjadi sebuah

prakondisi lahirnya individu dan memiliki karakter mentalitas budaya prestasilah

yang akan selalu melahirkan dan memelihara karya-karya prestasi, termasuk karya

prestasi olahraga”. Ironisnya, justru itulah yang selama ini kurang teraapresiasi

secara memadai dalam masyarakat kita. Beanrkah keterpurukan masyarakat itu

ibarat permainan yoyo yang dilempar karena masyarakat kurang memiliki

karakter “mentalitas budaya prestasi?” (Komarudin, 2015).

Selain itu kebijakan kelas olahraga sudah diatur dalam UU Nomor 3 tahun

2005 dan masyarakat belum memahami bagaimana memasyarakatkan olahraga.

Sekolah umum pada umumnya masih sedikit yang mengembangkan implementasi

kebijakan kelas olahraga sebagai upaya untuk memasyarakatkan olahraga

dikarenakan kurang memahami bagaimana mengembangkan potensi olahraga

pada peserta didik mereka sehingga masih sedikit sekolah umum baik di tingkat

pertama (SMP) maupun menengah atas (SMA) untuk mengimplementasikan

kebijakan kelas olahraga secara menyeluruh.

7

Umumnya sekolah yang memiliki kelas olahraga dapat mendorong siswa-

siswanya berprestasi sangat baik dalam bidang olahraga. Terbukti dengan

berbagai kompetisi olahraga baik tingkat daerah dan tingkat nasional yang diikuti

oleh SMA Negeri 1 Sewon berhasil memperoleh juara dan setiap tahun prestasi

tersebut selalu meningkat. Hal ini dikarenakan komitmen bersama antara siswa,

pelatih, dan sekolah yang ingin menjadikan sekolah menjadi lebih baik dan

motivasi atlit untuk berkembang serta mengembangkan potensi dalam dirinya.

Selain itu sekolah juga sangat mendukung kegiatan kelas olahraga dengan cara

memberikan sarana dan prasarana sesuai kebutuhan atlit dan pelatih. Selain itu

bagaimana dampak dari implementasi kelas olahraga di SMA Negeri 1 Sewon

secara akademik terutama siswa kelas olahraga. Hal tersebutlah yang akan digali

dan dideskripsikan oleh penelitian ini, artinya penelitian ini akan meneliti

Implementasi Kebijakan Kelas Olahraga di SMA Negeri 1 Sewon, Bantul.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diurai, maka identifikasi

masalah yaitu:

1. Sekolah reguler (umum) kurang mampu mengembangkan anak-anak yang

berbakat istimewa dalam bidang olahraga.

2. Sekolah umum belum banyak berperan untuk menghasilkan calon atlit

Olahraga.

3. Kebijakan Kelas Olahraga kurang dipahami oleh masyarakat dan orangtua

siswa

8

4. Belum banyak sekolah yang memiliki fasilitas untuk bisa membuka kelas

olahraga.

5. Beberapa daerah sudah memiliki sekolah yang ada kelas olahraga, tetapi

belum banyak diketahui oleh masyarakat.

6. Kebijakan tentang kelas olahraga di sekolah umum telah ditetapkan sejak

tahun 2005, tetapi belum banyak sekolah yang mengimplementasikannya.

C. Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi dan difokuskan pada Implementasi Kebijakan Kelas

Olahraga di SMA Negeri 1 Sewon.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang Masalah, maka Rumusan Masalah yaitu:

1. Bagaimana Implementasi Kebijakan Kelas Olahraga di SMA Negeri 1

Sewon?

2. Program-program apakah yang dilaksanakan dalam mengimplementasikan

Kebijakan Kelas Olahraga di SMA Negeri 1 Sewon?

E. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian yaitu:

1. Tujuan penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang Implementasi

Kebijaka Kelas Olahraga di SMA Negeri 1 Sewon.

2. Untuk mengetahui program-program apa saja yang dilakukan sekolah dalam

mengimplementasikan Kebijakan Kelas Olahraga di SMA Negeri 1 Sewon.

9

F. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan

wacana yang berkaitan dengan kebijakan pendidikan serta

implementasinya.

2. Manfaat Praktis

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan memiliki

kegunaan sebagai berikut :

a. Bagi Sekolah

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk

sekolah terutama kepada Kepala Sekolah, Pelatih, dan Staff Sekolah

untuk mengembangkan potensi para atlit/siswa berprestasi dalam

bidang olahraga dan mampu memberikan warna untuk sekolah.

b. Bagi Dinas Pendidikan

Memberikan informasi secara jelas tentang Kebijakan Kelas

Olahraga di SMA Negeri 1 Sewon dan sebagai contoh model

sekolah kelas olahraga di Kabupaten Bantul.

c. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membuat para siswa lebih

termotivasi dalam mengembangkan potensi diri terutama dalam

bidang olahraga.

10

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kebijakan Pendidikan

1. Pengertian Kebijakan Pendidikan

Kebijakan Pendidikan adalah Kebijakan Publik di bidang pendidikan.

Sebagaimana dikemukakan oleh Mark Olsen, John Codd, dan Anne-Mariw

O’Neil, Kebijakan Pendidikan merupakan kunci bagi keunggulan, bahkan

eksistensi, bagi negara-negara dalam persaingan global, sehingga kebijakan

pendidikan perlu mendapatkan prioritas utama dalam era globalisasi. Salah

satu argumen utamanya adalah bahwa globalisasi membawa nilai demokrasi.

Demokrasi yang memberikan hasil adalah demokrasi yang didukung oleh

pendidikan.

Menurut Margaret E. Goertz (Riant Nugroho, 2008) mengemukakan

bahwa kebijakan pendidikan berkenaan dengan efisiensi dan efektivitas

anggaran pendidikan. Isu ini menjadi penting dengan meningkatnya

kritisisme publik terhadap biaya pendidikan.

Kebijakan pendidikan harus lahir dari hakikat manusia dan hakikat

dari proses pendidikan yang melibatkan berbagai konstituantenya yaitu anak,

pendidik, serta hubungan intrapersonal di dalam suatu masyarakat yang

berbudaya karena nilai-nilai etika. Kebijakan pendidikan yang mengabaikan

nilai-nilai konstituantenya merupakan kebijakan pendidikan yang tidak

mengakui dan menghormati akan hakikat manusia. Kebijakan pendidikan

11

tersebut merupakan kebijakan pendidikan yang keliru alias tidak berdasarkan

ilmu pendidikan yang benar.

2. Aspek-aspek yang tercakup dalam Kebijakan Pendidikan

1. Kebijakan pendidikan merupakan suatu keseluruhan deliberasi mengenai

hakikat manusia sebagai makhluk yang menjadi-manusia dalam

lingkungan kemanusiaan. Proses pendidikan sebagai proses pemanusiaan

terjadi dalam lingkungan alam serta lingkungan sosialnya. Oleh sebab

itu, kebijakan pendidikan merupakan penjabaran dari visi dan misi dari

pendidikan dalam masyarakat tertentu.

2. Kebijakan pendidikan dilahirkan dari ilmu pendidikan sebagai ilmu

praksis yaitu kesatuan antara teori dan praktik pendidikan. Oleh sebab itu

kebijakan pendidikan meliputi proses analisis kebijakan, perumusan

kebijakan, pelaksanaan dan evaluasi.

3. Kebijakan pendidikan haruslah mempunyai validitas dalam

perkembangan pribadi serta masyarakat yang memiliki pendidikan itu.

Bagi perkembangan individu, validitas kebijakan pendidikan tampak

dalam sumbangannya bagi proses pemerdekaan individu dalam

pengembangan pribadinya. Validitas sosial dari kebijakan pendidikan

tampak dalam sumbangannya bagi perkembangan pribadi individu yang

kreatif sehingga dapat mentransformasikan masyarakat serta

kebudayaannya.

4. Keterbukaan (openness). Proses pendidikan sebagai proses pemanusiaan

terjadi dalam interaksi sosial. Hal ini berarti bahwa pendidikan

12

merupakan milik masyarakat. Apabila pendidikan itu merupakan milik

masyarakat maka suara masyarakat dalam berbagai tingkat perumusan,

pelaksanaan dan evaluasi kebijakan pendidikan perlu mendengar suara

atau saran-saran dari masyarakat. Hanya dalam masyarakat demokratis

yang memiliki keterbukaan dalam kebijakan pendidikan sehingga

memberikan manfaat untuk masyarakat.

5. Kebijakan pendidikan didukung oleh riset dan pengembangan. Suatu

kebijakan pendidikan bukanlah suatu yang abstrak tetapi yang dapat

diimplementasikan. Suatu kebijakan pendidikan merupakan pilihan dari

berbagai alternatif kebijakan sehingga perlu dilihat output dari kebijakan

tersebut dalam praktik. Melalui riset dan pengembangan melalui

eksperimen, maka berbagai kebijakan pendidikan dapat diuji validitasnya

sehingga kebijakan pendidikan tersebut dapat direvisi dan dimantapkan.

Dengan demikian, suatu kebijakan pendidikan akan terus berkembang

memperbaiki diri dalam suatu siklus yang terus menerus.

6. Analisis kebijakan. Dewasa ini analisis kebijakan telah berkembang

dengan pesat demikian pula dengan analisis kebijakan pendidikan. Dalam

masyarakat modern dewasa ini, pendidikan bukan hanya milik pribadi

atau keluarga atau milik masyarakat lokal, tetapi telah merupakan milik

masyarakat dan seluruh warga negara. Oleh karena itu kebijakan

pendidikan dalam masyarakat modern merupakan bagian dari kebijakan

publik.

13

7. Kebijakan pendidikan ditujukan pada kebutuhan peserta didik. Dalam

dunia modern, pendidikan merupakan rebutan partai-partai politik.

Kebijakan pendidikan seharusnya diarahkan pada terbentuknya para

intelektual organik yang menjadi agen-agen pembaruan dalam

masyarakatnya, dalam masyarakat bangsanya dan bukan dalam

masyarakat sektarial.

8. Kebijakan pendidikan diarahkan pada terbentuknya masyarakat

demokratis. Arkeologi proses pendidikan menunjukkan bahwa proses

pendidikan terjadi dalam situasi dialogis. Dari situasi dialogis tersebut

pribadi peserta didik semakin berdiri sendiri sehingga tugas pendidik

adalah menuntunnya dari belakang (Tut Wuri Handayani) dan pada

akhirnya peserta didik akan berdiri sendiri dan mengembangkan

pribadinya sebagai pribadi yang kreatif pendukung dan pelaku dalam

perubahan masyarakatnya. Ini adalah cikal bakal masyarakat demokratis

yang didukung oleh para anggotanya yang bebas dan bertanggungjawab

dalam kemajuan masyarakat karena sumbangan pribadi-pribadi yang

kreatif dan bertanggung jawab dan didukung oleh masyarakatnya yang

menfasilitasi berkembangnya pribadi yang bertanggung jawab itu.

9. Kebijakan pendidikan berkaitan dengan penjabaran misi pendidikan

dalam pencapaian tujuan-tujuan tertentu. Apabila visi pendidikan

mencakup rumusan-rumusan yang umum dan abstrak, maka misi

pendidikan lebih terarah pada pencapaian tujuan-tujuan pendidikan yang

kongkret (stretch goals). Penentuan stretch goals dalam kebijakan

14

pendidikan bukan berarti mengukung proses pendidikan ke arah yang

telah ditentukan. Oleh sebab itu, setiap kebijakan pendidikan haruslah

ditopang oleh riset dan pengembangan agar dalam kesamaan arah yang

ditentukan oleh stretch goals tersebut memberi peluang kepada peserta

didik untuk berkreasi dan bagi lembaga pendidikan untuk berinovasi. Hal

ini berarti bahwa lembaga pendidikan (sekolah, universitas) adalah

lembaga- lembaga yang otonom, dalam arti memiliki tujuan yang sama

namun pencapaian tujuan tersebut tergantung kepada kondisi dan

kemampuan lembaga penyelenggaraannya. Dengan demikian, kebijakan

pedidikan merupakan hal yang dinamis yang terus menerus berubah

namun terarah dengan jelas.

10. Kebijakan pendidikan harus berdasarkan efisiensi. Kebijakan pendidikan

bukan semata-mata berupa rumusan verbal mengenai tingkah laku dalam

pelaksanaan praksis pendidikan. Kebijakan pendidikan harus

dilaksanakan dalam masyarakat, dalam lembaga-lembaga pendidikan.

11. Kebijakan pendidikan bukan berdasar pada kekuasaan tetapi kepada

kebutuhan peserta didik. Kekuasaan pendidikan dalam konteks

masyarakat demokratis bukannya untuk menguasai peserta didik, tetapi

kekuasaan untuk memfasilitasi tumbuh kembangnya peserta didik

sebagai anggota masyarakat yang kreatif dan produktif.

12. Kebijakan pendidikan bukan berdasarkan intuisi atau kebijaksanaan yang

irasional. Proses pendidikan merupakan proses pelaksanaan kekuasaan

yang intuitif dalam proses pendidikan itu sendiri. Dalam era globalisasi

15

dewasa ini yang didukung oleh kemajuan ilmu pengetahuan, kebijakan

pendidikan intuitif tidak lagi mendapatkan tempatnya.

13. Kejelasan tujuan akan melahirkan kebijakan pendidikan yang tepat.

Kebijakan pendidikan yang kurang jelas arahnya akan mengorbankan

kepentingan peserta didik. Proses pendidikan adalah proses yang

menghormati kebebasan peserta didik. Ujian atau evaluasi pendidikan

nasional seharusnya dapat memberikan input bagi verifikasi serta

penyesuaian kebijakan-kebijakan pendidikan untuk meningkatkan mutu

pendidikan nasional.

14. Kebijakan pendidikan diarahkan bagi pemenuhan kebutuhan peserta

didik dan bukan kepuasan birokrat.

3. Implementasi Kebijakan Pendidikan

Implementasi menurut kamus Webster diartikan sebagai to provide the

means for carrying out (menyediakan sarana untuk melaksanakan sesuatu); to

give practical effect to (menimbulkan dampak/akibat terhadap sesuatu).

Sehingga implementasi kebijakan merupakan proses menjalankan keputusan

kebijakan. Sedangkan Van Meter dan Van Horn mendefinisikan

implementasi kebijakan sebagai keseluruhan tindakan yang dilakukan oleh

individu-individu/pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau

swasta yang diarahkan kepada pencapaian tujuan kebijakan yang telah

ditentukan terlebih dahulu. Dalam proses implementasi mencakup tugas-tugas

“membentuk suatu ikatan yang memungkinkan arah suatu kebijakan dapat

direalisasikan sebagai hasil dari aktivitas pemerintah”.

16

Implementasi kebijakan pada dasarnya merupakan aktivitas mengoperasikan

sebuah program. Ada tiga pilar aktivitas dalam mengoperasikan program,

yaitu: (a) pengorganisasian, (b) interpretasi, dan (c) aplikasi. Ketiga aktivitas

tersebut juga berlaku dalam implementasi kebijakan pendidikan. Dalam

implementasi kebijakan pendidikan tidak menjadi monopoli birokrasi

pendidikan yang secara hirarkhis berjenjang dari jajaran kantor Kementrian

Pendidikan Nasional (Pusat) sampai jajaran paling bawah yaitu Cabang Dinas

Pendidikan (Kecamatan). Pemerintah, masyarakat dan sekolah secara ideal

bisa bersama-sama saling membahu dalam bekerja dan melaksanakan tugas

implementasi kebijakan pendidikan tadi.

Faktor yang Mempengaruhi Implementasi Kebijakan

Suatu implementasi kebijakan akan menghasilkan keberhasilan yang

diharapkan oleh pembuat kebijakan dan kelompok yang menjadi sasaran

kebijakan tersebut. Arif Rohman (2009: 147) menyatakan, bahwa ada tiga

faktor yang yang dapat menentukan kegagalan dan keberhasilan dalam

inplementasi kebijakan yaitu:

a. Faktor yang terletak pada rumusan kebijakan yang telah dibuat oleh para

pengambil keputusan, menyangkut kalimatnya jelas atau tidak, sasarannya

tepat atau tidak, mudah dipahami atau tidak, mudah diinterpretasikan atau

tidak, dan terlalu sulit dilaksanakan atau tidak.

b. Faktor yang terletak pada personil pelaksana, yakni yang menyangkut

tingkat pendidikan, pengalaman, motivasi, komitmen, kesetiaan, kinerja,

kepercayaan diri, kebiasaan-kebiasaan, serta kemampuan kerjasama dari para

17

pelaku pelaksana kebijakan. Termasuk dalam personil pelaksana adalah latar

belakang budaya, bahasa, serta ideologi kepartaian masingmasing.semua itu

akan sangat mempengaruhi cara kerja mereka secara kolektif dalam

menjalankan misi implementasi kebijakan.

c. Faktor yang terletak pada sistem organisasi pelaksana, yakni menyangkut

jaringan sistem, hirarki kewenangan masing-masing peran, model distribusi

pekerjaan, gaya kepemimpinan dari pemimpin organisasinya, aturan main

organisasi, target masing-masing tahap yang ditetapkan, model monitoring

yang biasa dipakai, serta evaluasi yang dipilih.

B. Kebijakan Kelas Olahraga

Olahraga sebagai kata majemuk berasal dari kata olah dan raga. Olah

artinya upaya untuk mengubah atau mematangkan, seperti olah tanah yang

berarti menyiapkan tanah yang ditanami. Arti yang lain adalah upaya untuk

menyempurnakan, seperti dijelaskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Interpretasi lain adalah bahwa kata olah merupakan perubahan bunyi dari

ulah, jadi ulah raga. ulah artinya perbuatan, tindakan atau tingkah (laku)

hingga ulah raga dapat disamakan dengan aktivitas fisik.

Timbulnya kerancuan di lapangan adalah karena kata olahraga sudah

lama dipakai untuk padanan kata asing sport. Sport sendiri sebenarnya hanya

merupakan sebagian dari isi pengertian olahraga. Ia berasal dari kata

disportare, bahasa Inggris Kuno, yang berarti bersenang-senang, pengisi

waktu luang dari kaum ningrat Inggris. Di halaman istana-istana kecil yang

banyak bertebaran di negara tersebut. Kaum ningrat biasa ber-disportare.

18

Disportare Inggris Kuno ini kemudian tumbuh terus menjadi kegiatan sport

seperti keadaannya sekarang yaitu competitive sport yang bersifat formal

terorganisir dalam wadah yang disebut asosiasi. Dari kata asosiasi

(association) inilah pula timbul kata soccer untuk sepakbola. Di Malaysia

sport diterjemahkan menjadi sukan, terjemahan yang mungkin lebih

mendekati aslinya.

Sekolah, menurut Dewey bukan merupakan suatu lembaga yang

mempunyai tujuan tersendiri tetapi mempunyai multitujuan sebagai lembaga

sosial dan berhubungan dengan masyarakatnya di mana dia merupakan

bagian di dalamnya. Sekolah adalah suatu komunitas dan guru sekolah

merupakan bagian dari masyarakat, oleh sebab itu pintu-pintu sekolah terbuka

untuk masyarakat. Kurikulum bukannya merupakan sesuatu yang telah

dideskripsikan sebelumnya tetapi merupakan pengalaman, minat, kebutuhan

dan masalah dari peserta didik sendiri.

Sekolah dan kemajuan sosial (social progress) pendidikan merupakan

suatu metode fundamental untuk mengadakan perubahan serta kemajuan. Hal

ini disebabkan karena pendidikan adalah pengaturan dari proses untuk

mengambil bagian dari kesadaran sosial dan merupakan penyesuaian dari

perkembangan pribadi tadi di dalam rekonstruksi sosial. Dalam lembaga

sekolah terjadi rekonsiliasi antara cita-cita individu dan cita-cita lembaga

sekolah. Tugas masyarakat mengenai pendidikannya merupakan tugas sosial.

Masyarakat menyusun undang-undang dan hukuman, namun melalui

19

pendidikan masyarakat dapat menyusun peraturan-peraturan yang

mengarahkan peserta didik menjadi anggota masyarakatnya yang konstruktif.

Kelas olahraga merupakan suatu kelas yang terdiri dari kegiatan-kegiatan

olahraga dari berbagai cabang olahraga yang dilakukan di suatu lingkup

sekolah, siswa mendapatkan pembinaan dan latihan khusus oleh masing-

masing pelatih di tiap-tiap cabang. Sehingga kelas olahraga dapat dijadikan

suatu wahana untuk pembinaan kegiatan kesiswaan dalam bidang olahraga di

sekolah untuk menghasilkan atlit yang handal dan profesional baik dalam

tingkat daerah, nasional maupun tingkat internasinal.

Tujuan dari kegiatan kelas olahraga (Kemdiknas, 2010: 5) adalah

sebagai berikut:

1.Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam bidang olahraga.

2.Meningkatkan kemampuan sekolah dalam pembinaan dan pengembangan

kegiatan olahraga di sekolah.

3.Meningkatkan mutu akademis dan prestasi siswa di dalam bidang olahraga.

4.Meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani.

5.Meningkatkan kemampuan berkompetisi secara sportif atau fair play.

6.Meningkatkan mutu pendidikan sebagai bagian dari pembangunan karakter.

C. Kepelatihan Olahraga

Melatih adalah coaching yang sering digunakan untuk

menggambarkan aktivitas atau latihan yang bermakna luas. Jadi melatih pada

hakekatnya adalah suatu proses kegiatan untuk membantu orang lain (atlit)

mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya dalam usahanya mencapai tujuan

20

tertentu. Dengan kata lain, bahwa intervensi latihan, atlit dipacu untuk

memperbaiki sistem organisme tubuhnya, perbaikan fungsinya secara optimal

dalam rangka mencapai performa yang baik serta keunggulan dalam cabang

olahraganya.

Pelatih harus memahami bahwa latihan yang sistematis merupakan

konsep yang kompleks. Pelatihlah yang harus merencanakan ini semua secara

cermat. Itulah sebabnya pelatih harus selalu tampil dengan

mempertimbangkan berbagai faktor seperti aspek psikologis, fisiologis dan

sosial dalam sekuens pelatihannya. Pengetahuan dan keterampilan

menjabarkan aspek-aspek tersebut dalam praktik pelatihan merupakan

tuntutan yang harus dilakukan pelatih. Pada dasarnya coaching menjangkau

peran sebagai melatih, mengajar, mendidik, memberikan petunjuk dan arahan

bagi atlit untuk mencapai kesempurnaan penampilannya. Bahkan

konsekuensi melatih juga memberikan pemahaman dan bantuan untuk

kebutuhan bagi para atlitnya. Oleh karena itu, pelatih selalu saja dipacu untuk

mengembangkan diri, cermat dan peduli terhadap pembinaan keharmonisan

dan pergaulan sosial para atlitnya.

Proses melatih merupakan strategi yang sarat dengan kepandaian

untuk merangkai berbagai isu-isu pelatihan agar atlit termotivasi untuk

terlibat dalam suasana latihan yang bergairah, tekun, dan bersemangat.

Dalam kaitan ini aspek membangkitkan semangat berlatih merupakan

keterampilan khusus yang harus dimiliki oleh setiap pelatih. Dalam proses

latihan, pelatih harus terampil pula memberikan pemahaman tentang nilai-

21

nilai spiritual, pembinaan sikap dan perilaku yang terpuji agar dalam diri atlit

tercemin sikap ketulusan, kesucian moral yang utuh, di samping tetap

memperhatikan kesempurnaan penampilan dan kemampuan fisik atlitnya.

Oleh karena itu, harus disadari betul bahwa melatih adalah suatu

proses membantu atlit untuk memperbaiki atau meningkatkan

penampilannya, prestasinya dengan tetap memberikan perhatian pada

perbaikan kebugaran jasmaninya dan mental spiritualnya. Dengan kata lain,

bahwa melatih juga membantu atlit untuk memperoleh pengetahuan,

pengalaman, ketangkasan, keterampilan, dan perbaikan sikap dan perilaku.

Pelatih akan merasa puas dan bangga hati manakala atlitnya dapat tampil

dalam arena pertandingan/kejuaraan dengan karakter dan sifat-sifat terpuji

disertai usaha keras untuk mencapai prestasi dan keunggulan. Biasanya

tampilan ini dapat terlihat pada gerakan-gerakan dan aktivitas gerak atlit

tersebut, yang dilakukan dengan baik, lebih efisien, harmonis dengan

koordinasi gerak yang tepat.

Kunci keberhasilan pelatihan olahraga akan tergambar pada

kemampuan dan keterampilan pelatih mengaplikasikan semua bentuk/materi

latihan yang sudah dirancang sebelumnya dengan sistematis. Penerapan

latihan yang sistematis, penuh variasi, bersinambung merupakan faktor yang

dapat menjawab tantangan pelatihan itu. Dalam hubungan ini aspek

pendekatan psikologis, merupakan pergaulan sosial yang harmonis dan

merupakan upaya strategi pelatihan yang harus dicermati oleh setiap pelatih.

Faktor peningkatan kebugaran jasmani, penampilan fisik atlit sangat

22

gampang terlihat pada seorang atlit. Orang lain akan begitu gampang

memberikan penilaian, baik yang bersifat positif maupun negatif, hanya

dengan melihat “kondisi fisik dan penampilan” atlit di lapangan. Kesalahan

dan kekurangan yang tampak pada aspek individual skill, pelatih harus

berusaha merekam dengan seksama pula. Oleh karena kesalahan teknik yang

berulang-ulang yang dilakukan oleh seorang atlit, tanpa adanya upaya pelatih

untuk memperbaikinya, kelak atlit tersebut prestasinya akan mandek, bahkan

mengalami penurunan prestasi.

Sesuai dengan UU No. 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional

Bagian Kedua Pembinaan dan Pengembangan Olahraga Pendidikan

Pasal 25

(1)Pembinaan dan pengembangan olahraga pendidikan dilaksanakan dan

diarahkan sebagai satu kesatuan yang sistemis dan berkesinambungan dengan

sistem pendidikan nasional.

(2)Pembinaan dan pengembangan olahraga pendidikan dilaksanakan melalui

proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru/dosen olahraga yang

berkualifikasi dan memiliki sertifikat kompetensi serta didukung prasarana

dan sarana olahraga yang memadai.

(3)Pembinaan dan pengembangan olahraga pendidikan pada semua jenjang

pendidikan memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk melakukan

kegiatan olahraga sesuai dengan bakat dan minat.

23

(4)Pembinaan dan pengembangan olahraga pendidikan dilaksanakan dengan

memperhatikan potensi, kemampuan, minat, dan bakat peserta didik secara

menyeluruh, baik melalui kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler.

(5)Pembinaan dan pengembangan olahraga pendidikan sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) dilakukan secara teratur, bertahap, dan

berkesinambungan dengan memperhatikan taraf pertumbuhan dan

perkembangan peserta didik.

(6)Untuk menumbuhkembangkan prestasi olahraga di lembaga pendidikan,

pada setiap jalur pendidikan dapat dibentuk unit kegiatan olahraga, kelas

olahraga, pusat pembinaan dan pelatihan, sekolah olahraga, serta

diselenggarakannya kompetisi olahraga yang berjenjang dan berkelanjutan.

(7)Unit kegiatan olahraga, kelas olahraga, pusat pembinaan dan pelatihan,

atau sekolah olahraga sebagaimana dimaksud pada ayat (6) disertai pelatih

atau pembimbing olahraga yang memiliki sertifikat kompetensi dari induk

organisasi cabang olahraga yang bersangkutan dan/atau instansi pemerintah.

(8)Pembinaan dan pengembangan olahraga pendidikan dapat memanfaatkan

olahraga rekreasi yang bersifat tradisional sebagai bagian dari aktivitas

pembelajaran.

Proses pendidikan sebagai pengembangan kepribadian mencakup

upaya yang sangat luas. Terdapat banyak teori mengenai kepribadian,

strukturnya, pengembangannya, tujuannya dan sebagainya sehingga proses

pendidikan sebagai pengembangan kepribadian mencakup berbagai upaya

24

yang luas sehingga kehilangan fokusnya. Setiap masyarakat meminta

sumbangan yang berbeda-beda dari msing-masing pribadi yang sesuai bakat

dan kemampuannya. Tujuannya adalah benar bahwa manusia itu haruslah

mengembangkan kepribadiannya di dalam pengertian etis sehingga dia

terbagi bukan hanya dapat berkembang tetapi juga dapat menyumbangkan

sesuatu yang berharga untuk masyarakatnya. Barangkali yang lebih tepat

adalah pengembangan kepribadian seseorang sesuai dengan bakat yang

dimilikinya sehingga dengan bakat itu dia dapat menyumbangkan secara

optimal kemampuannya untuk diri sendiri maupun masyarakat bangsanya.

Pengembangan kepribadian bukan hanya berarti perkembangan

kepribadian dalam arti personal tetapi perkembangan kepribadian yang

menyangkut aspek-aspek personal dan sosial. Perkembangan keduanya harus

seimbang, saling mengisi sehingga terjadi simbiosis antara kepribadian yang

berkembang dan manfaat yang diperoleh masyarakat dari perkembangan

kepribadian itu.

Kenyataan bahwa tidak ada manusia atau pribadi yang sempurna.

Manusia diciptakan dan dilahirkan dengan dikaruniai bakat yang berbeda-

beda. Tidak ada dua manusia yang sama meskipun kembar satu sel pun

melahirkan dua pribadi yang berbeda. Keragaman manusia merupakan tanda

kemerdekaan manusia. Apabila semua manusia di dunia ini sama maka tidak

akan ada kreativitas dan kemajuan. Manusia hanyalah sekadar robot-robot

dari suatu mesin raksasa. Kenyataannya manusia diciptakan menurut

25

harkatnya masing-masing. Oleh sebab itu, dia bertanggung jawab untuk

mengembangkannya bagi dirinya sendiri dan sesamanya.

Atlit yang kurang memiliki kesadaran, sering kali ditunjukkan dengan

produk dan proses yang dicapai tidak memuaskan. Keterlibatan dalam proses

latihan sangat memprihatinkan, dan atlit tidak sadar dengan perannya sendiri

sebagai atlit. Oleh karena itu, atlit harus didorong untuk mengikuti apa yang

menjadi tanggung jawabnya.

Kesadaran diri merupakan bagian penting untuk mencapai penampilan

puncak dalam olahraga. Kesadaran merupakan langkah awal dalam

menetapkan tujuan, meregulasi diri, mengembangkan keterampilan,

mengelola stres dan mengelola masalah psikologis lainnya.

Untuk memahami kesadaran diri (self awareness), penulis

mendefinisikan menurut beberapa ahli, diantaranya Kartono & Gulo

(2000:441) mendefinisikan kesadaran diri merupakan kondisi pembiasaan

terhadap perasaan-perasaan dan emosi-emosi sendiri. Selain itu, Lubis (2012)

menjelaskan bahwa kesadaran diri adalah perhatian yang berlangsung ketika

seseorang mencoba memahami keadaan internal dirinya. Proses berupa

refleksi dimana seseorang secara sadar memikirkan hal-hal yang ia alami

berikut emosi-emosi mengenai pengalaman tersebut. Dengan kata lain,

kesadaran diri merupakan keadaan ketika kita membuat diri sendiri sadar

tentang emosi yang sedang kita alami dan juga pikiran-pikiran kita mengenai

emosi tersebut.

26

Model kepercayaan diri dalam olahraga dirancang untuk memberikan

kerangka bermakna untuk memperluas kajian mengenai kepercayaan diri

dalam olahraga. Kepercayaan diri dalam olahraga didefinisikan sebagai

tingkat keyakinan yang dimiliki seseorang berkaitan dengan kemampuan

mereka untuk meraih sukses dalam olahraga. Kepercayaan diri dalam

olahraga merupakan konseptualisasi yang lebih general dibandingkan dengan

kepercayaan diri (2001:556).

Pemikiran yang dilakukan oleh atlit bisa positif dan negatif. Kedua

pemikiran tersebut memberikan pengaruh terhadap penampilannya.

Pemikiran positif dan positif memberikan pengaruh terhadap penampilan

atlit. Oleh karena itu, pelatih harus mengarahkan pemikiran atau ungkapan

atlit supaya tetap positif, karena pemikiran atau ungkapan atlit yang positif

memberikan dampak positif terhadap pencapaian prestasi yang ingin dicapai.

Rushall (2008: 8.20) menjelaskan bahwa ungkapan positif harus sering

digunakan untuk memotivasi diri,mengatasi beban latihan, mengevaluasi

tujuan, serta mempertahankan pendekatan positif dalam performa kompetitif.

Pembinaan dan Pengembangan Olahraga Prestasi

Pasal 27

(1)Pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi dilaksanakan dan

diarahkan untuk mencapai prestasi olahraga pada tingkat daerah, nasional,

dan internasional.

27

(2)Pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dilakukan oleh induk organisasi cabang olahraga, baik pada

tingkat pusat maupun pada tingkat daerah.

(3)Pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan oleh pelatih yang memiliki kualifikasi

dan sertifikat kompetensi yang dapat dibantu oleh tenaga keolahragaan

dengan pendekatan ilmu pengetahuan dan teknologi.

(4)Pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi dilaksanakan dengan

memberdayakan perkumpulan olahraga, menumbuhkembangkan sentra

pembinaan olahraga yang bersifat nasional dan daerah, dan

menyelenggarakan kompetisi secara berjenjang dan berkelanjutan.

(5)Pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi sebagaimana dimaksud

pada ayat (4) melibatkan olahragawan muda potensial dari hasil pemantauan,

pemanduan, dan pengembangan bakat sebagai proses regenerasi.

D. Penelitian yang Relevan

1. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Muthia Umi Setyoningrum (2013)

dengan judul “Implementasi Kebijakan Kelas Olahraga di Sekolah Menengah

Atas (SMA) Kota Yogyakarta” menunjukan bahwa Implementasi kebijakan

kelas olahraga masih mengalami kebingungan dalam pengelolaannya karena

sekolah belum memiliki pedoman pelaksanaan kelas olahraga. Kegiatan

latihan sudah berjalan dengan baik walaupun pelatih mengalami kesulitan

dalam pembuatan program latihan karena waktu latihan yang sedikit dan

28

jadwal kompetisi yang kurang terorganisasi. Kegiatan akademik belum

berjalan baik karena belum memiliki kurikulum khusus kelas olahraga dan

kurangnya kemampuan dan motivasi akademik siswa. Sarana prasarana

olahraga dan fasilitas yang diberikan kepada siswa masih sangat kurang dan

belum sesuai standar. Monitoring dan evaluasi tidak optimal karena

kurangnya komunikasi antara sekolah, pemerintah, pelatih, dan guru.Kendala

yang dihadapi meliputi: belum adanya pedoman pelaksana dankurikulum

khusus kelas olahraga, kurangnya dukungan dana dan saranaprasarana dari

pemerintah, kurangnya motivasi belajar dan kedisiplinan siswa,dan

kurangnya komunikasi antara pelatih, guru, sekolah, dan pemerintah.

2. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dwi Nugroho (2013) dengan judul “

Sistem Pembinaan Prestasi Kelas Olahraga Cabang Olahraga Atletik SMP

D.I.Yogyakarta ” menunjukan bahwa; 1) Sistem pembinaan prestasi kelas

khusus olahraga di DIY berdasarkan indikator sarana dan prasarana secara

detail menurut kabupaten/kota, diketahui bahwa Kota Yogyakarta masih

lemah dalam indikator ini dibandingkan kabupaten yang lain yakni sebesar

55,36%, kemudian secara berturut-turut Kabupaten Bantul sebesar 58,93%,

Kabupaten Sleman sebesar 58,93%,Kabupaten Gunung Kidul sebesar

61,61%, dan Kabupaten Kulon Progo sebesar 62,5%. Setelah ditelaah pada

tingkat sekolah diketahui juga bahwa sekolah yang masih lemah di propinsi

DIY adalah SMPN 2 Galur di Kabupaten Kulon Progo sebesar 42,86%.

2) Sistem pembinaan prestasi kelas khusus olahraga di DIY berdasarkan

indikator organisasi secara detail menurut kabupaten/kota, diketahui bahwa

29

Kota Yogyakarta masih lemah dalam indikator ini dibandingkan kabupaten

yang lain yakni sebesar 68,75%, kemudian secara berturut-turut Kabupaten

Bantul sebesar 70,83%, Kabupaten Sleman sebesar 71,88%,Kabupaten

Gunung Kidul sebesar 79,17%, dan Kabupaten Kulon Progo sebesar 85,42%.

Setelah ditelaah pada tingkat sekolah diketahui juga bahwa sekolah yang

masih lemah di propinsi DIY adalahSMPN 1 Kretek di Kabupaten Bantul

sebesar 66,67%. 3) Sistem pembinaan prestasi kelas khusus olahraga di DIY

berdasarkan indikator pendanaan secara detail menurut kabupaten/kota,

diketahui bahwa Kabupaten Bantul masih lemah dalam indikator ini

dibandingkan kabupaten yang lain yakni sebesar 65,18%, kemudian secara

berturut-turut Kabupaten Gunung Kidul sebesar 68,75%, Kabupaten Sleman

sebesar 69,64%, Kota Yogyakarta sebesar 71,43%, dan Kabupaten Kulon

Progo sebesar 75%. Setelah ditelaah pada tingkat sekolah diketahui juga

bahwa sekolah yang masih lemah di propinsi DIY adalah SMPN 1 Kretek di

Kabupaten Bantul sebesar 62,5%. 4) Sistem pembinaan prestasi kelas khusus

olahraga di DIY berdasarkan indikator SDM secara detail menurut

kabupaten/kota, diketahui bahwa Kabupaten Gunung Kidul dan Kota

Yogyakarta masih lemah dalam indikator ini dibandingkan kabupaten yang

lain yakni sebesar 79,55%, kemudian secara berturut-turut Kabupaten Sleman

sebesar 81,25%, Kabupaten Bantul sebesar 82,39%, dan Kabupaten Kulon

Progo sebesar 85,23%. Setelah ditelaah pada tingkat sekolah diketahui juga

bahwa sekolah yang masih lemah di propinsi DIY adalah SMPN 1 Playen di

Kabupaten Gunung Kidul sebesar 75%. 5) Sistem pembinaan prestasi kelas

30

khusus olahraga di DIY berdasarkan indikator latihan secara detail menurut

kabupaten/kota, diketahui bahwa Kota Yogyakarta masih lemah dalam

indikator ini dibandingkan kota/kabupaten yang lain yakni sebesar 73,21%,

kemudian secara berturut-turut Kabupaten Bantul sebesar 78,57%, Kabupaten

Gunung Kidul sebesar 82,14%, Kabupaten Sleman sebesar 86,46%, dan

Kabupaten Kulon Progo sebesar 87,5%. Setelah ditelaah pada tingkat sekolah

diketahui juga bahwa sekolah yang masih lemah di propinsi DIY adalah

SMPN 1 Kalasan di Kabupaten Sleman sebesar 71,43%.

3. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Andi Setiawan (2014) dengan judul “

Perbedaan Sikap Sosial Antara Siswa Kelas VIII Olahraga Dengan Siswa

Kelas VIII Reguler DI SMP NEGERI 2 Tempel Sleman” menunjukan bahwa

dapatdiketahui sikap sosial siswa kelas VIII reguler di SMP Negeri 2 Tempel

dari indikatordisiplin reratanya sebesar 107,75. Dari hasil analisis dapat

diketahui sikap sosial siswa kelas VIII reguler di SMP Negeri 2 Tempel dari

indikator tanggung jawab reratanya sebesar 107,43. Dari hasil analisis dapat

diketahui sikap sosial siswa kelas VIII reguler di SMP Negeri 2 Tempel dari

indikator sportivitas reratanya sebesar 93,33. Dari hasil analisis dapat

diketahui sikap sosial siswa kelas VIII reguler di SMP Negeri 2 Tempel dari

indikator kerjasama reratanya sebesar 109,00. Dari hasil analisis dapat

diketahui sikap sosial siswa kelas VIII reguler di SMP Negeri 2 Tempel dari

indikator interaksi sosial reratanya sebesar 108,23. Dari data di atas dapat

diketahui bahwa sikap sosial siswa kelas VIII olahraga yang rerata tertinggi

terdapat di indikator sikap kerjasama sebesar 109,00 dan rerata terendah

31

terdapat di indikator sikap sportivitas sebesar 93,33. Sikap sosial siswa kelas

VIII olahraga lebih baik dari pada sikap sosial siswa kelas VIII Reguler.

Perbedaan sikap sosial ini dipengaruhi oleh banyak faktor yang secara

pendidikan membedakan antara kedua kelompok kelas tersebut.Pengaruh

tersebut berasal dari kebiasaan kehidupan dan pergaulan mereka di kelompok

masing-masing. Siswa kelas olahraga lebih banyak mendapat bimbingan dan

arahan baik dari guru maupun dari pelatihnya melalui latihan dan

pertandingan yang mereka lakukan. Di dalam latihan dan pertandingan siswa

diajarkan menjadi seseorang yang memiliki sikap disiplin, kerja keras,

mampu bekerja sama, bertanggung jawab, saling menghargai, sportivitas

serta mampu berinteraksi dengan baik. Hal ini yang menyebabkan terjadinya

perbedaan sikap sosial antara siswa kelas VIII olahraga dengan siswa kelas

VIII reguler.

E. Kerangka Berfikir

Undang-Undang ini mengatur secara tegas mengenai hak dan

kewajiban serta kewenangan dan tanggung jawab semua pihak (Pemerintah,

pemerintah daerah, dan masyarakat) serta koordinasi yang sinergis secara

vertikal antara pusat dan daerah dan secara horizontal antara lembaga terkait

baik pada tingkat pusat maupun pada tingkat daerah dalam rangka

pengelolaan, pembinaan, dan pengembangan keolahragaan nasional. ( UU.

Nomor 3 tahun 2005).

Dengan adanya undang-undang diatas maka dapat digambarkan dalam

bagan berikut:

32

Bagan I. Kerangka Berfikir

F. Pertanyaan Penelitian

Untuk kepala Sekolah

1. Bagaimana Implementasi Kebijakan Kelas Olahraga di SMA Negeri 1

Sewon?

2. Bagaimana Peran Dinas Pendidikan Menengah dan Non Formal

Kabupaten Bantul dalam Implementasi Kebijakan Kelas Olahraga di

SMA Negeri 1 Sewon?

3. Apakah Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY berperan dalam Implementasi

Kebijakan Kelas Olahraga di SMA Negeri 1 Sewon?

4. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dari Implementasi Kebijakan

Kelas Olahraga di SMA Negeri 1 Sewon?

DINAS

PENDIDIKAN

KEBIJAKAN

DINAS

PENDIDIKAN

TENTANG

KELAS

OLAHRAGA

SEKOLAH SMA

NEGERI 1 SEWON KELAS

OLAHRAGA

IMPLEMENTASI

KEBIJAKAN

SEKOLAH

TENTANG

KELAS

OLAHRAGA

PROGRAM-

PROGRAM

UNTUK KELAS

OLAHRAGA

33

Untuk Pelatih

1. Bagaimana kesiapan anda sebagai pelatih dalam menyusun program di

kelas olahraga?

2. Apakah program yang dijalankan di kelas olahraga berbeda dengan

kepelatihan di klub olahraga lainnya?

3. Apa saja kendala yang sering dijumpai selama kegiatan kepelatihan

berlangsung?

4. Bagaimana cara memotivasi para atlit agar mampu berlatih secara

maksimal sehingga diharapkan mampu meraih kejuaraan?

5. Bagaimana partisipasi atlit dan sekolah dalam menghadapi kompetisi baik

tingkat daerah maupun nasional?

Untuk Siswa/Atlit

1. Bagaimana kesiapan anda sebagai atlit dalam mengikuti pelatihan di kelas

olahraga?

2. Apakah ada program pelatihan lain di luar jam pelajaran kelas olahraga?

3. Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat dalam program

kepelatihan olahraga baik di jam pelajaran maupun di luar jam pelajaran?

4. Bagaimana cara siswa memotivasi diri sendiri untuk menghadapi

kompetisi yang sedang atau akan diselenggarakan?

5. Bagaimana persiapan siswa dalam menghadapi berbagai tingkatan

kompetisi yang diselenggarakan sekolah maupun pihak terkait?

34

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini akan menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan

pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang digunakan untuk menemukan,

menggambarkan, meneliti, serta menjelaskan bagaimana kondisi serta kualitas

sumber daya manusia yang ada di SMA Negeri 1 Sewon. Menurut (Sugiono,

2009:15), metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat postpositivisime, digunakan untuk meneliti pada

kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana

peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber dan data

dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan data dilakukan

dengan triangulasi (gabungan) analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil

penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna daripada generalisasi.

B. Seting Penelitian

Seting penelitian ini adalah kelas X dan kelas XI dari K-BIO di SMA

Negeri 1 Sewon. Penelitian ini dilaksanakan dari selama bulan April sampai Juni

2016. Proses penelitian diawali dengan mengurus perijinan, kemudian dilakukan

observasi langsung ke sekolah dengan mengamati siswa kelas olahraga, sehingga

data yang diperoleh memenuhi data yang dibutuhkan sesuai dengan fokus masalah

yang diteliti.

35

C. Subjek dan Objek Penelitian

a. Subjek: subjek penelitian ini adalah adalah para pelatih K-BIO, warga

sekolah SMA Negeri 1 Sewon yang terdiri dari 1 (satu) Kepala Sekolah, 3

(tiga) pelatih, serta siswa kelas X K-BIO 1 (satu) siswa dan siswa kelas XI

K-BIO 2 (dua) siswa.

b. Objek: Objek penelitian ini adalah Kebijakan dan Implementasi Kelas

Olahraga di SMA Negeri 1 Sewon yang meliputi kegiatan latihan

olahraga; proses belajar mengajar K-BIO

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian skripsi ialah meliputi

observasi, wawancara dan dokumentasi.

1. Teknik observasi

Teknik observasi ialah usaha sadar untuk mengumpulkan data

yang dilakukan secara sistematis dengan prosedur berstandar atau

pengamatan secara langsung maupun tidak langsung terhadap objek

yang diteliti. Dalam penelitian ini observasi yang digunakan ialah

observasi partisipasi aktif yaitu mengamati kejadian, gerak atau proses

dari data lapangan dan ikut serta kegiatan-kegiatan di dalamnya.

Observasi aktif dilakukan dalam pengamatan ketika siswa mengikuti

kegiatan kepelatihan dan setelah mengikuti kegiatan kepelatihan yaitu

berupa hasil bagaimana mereka mengembangkan bakat dalam dirinya.

(Sugiyono, 2013).

36

2. Teknik wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, dengan

orang lain untuk mengetahui suatu kejadian, kegiatan, perasaan dan lain-

lain. Teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara mendalam

yaitu wawancara dengan mengajukan beberapa pertanyaan secara

mendalam yang berhubungan dengan minat siswa dalam

mengembangkan potensi dalam bidang olahraga di kelas olahraga.

3. Teknik dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah pengumpulan data dari sumber non

insani yang terdiri dari dokumen dan rekaman. Dalam penelitian ini

dokumen yang digunakan ialah hasil tingkat kepuasan siswa dalam

mengikuti kelas olahraga dan tingkat keberhasilan kepelatihan olahraga

yang dilaksanakan sekolah.

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti sendiri merupakan instrumen yang

utama dimana peneliti sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data,

penafsir data dan pelapor hasil penelitian. Selain itu digunakan pedoman

wawancara, pedoman observasi dan dokumentasi, untuk memperoleh data

yang dibutuhkan.

1. Pedoman Observasi

Pedoman observasi adalah berupa butir-butir pertanyaan secara garis

besar terhadap hal-hal yang akan di observasi, kemudian diperinci dan

dikembangkan selama pelaksanaan penelitian dengan tujuan untuk

37

mendapatkan data yang fleksibel, lengkap dan akurat. Dalam pengumpulan

data ini, peneliti menggunakan alat bantu berupa kamera dan alat perekam

gambar. Adapun kisi-kisi pedoman observasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut.

Tabel 1. Kisi-Kisi Pedoman Observasi

No Aspek yang diamati Indikator yang dicari

1. Implementasi Kebijakan Kelas

Olahraga di SMA Negeri 1

Sewon

a. Ketercapaian program kelas

olahraga di SMA Negeri 1

Sewon

2. Hubungan antara pelatih-atlit

dan siswa reguler-siswa K-BIO

a. Interaksi antara pelatih dan

siswa dalam proses

pembelajaran dan pelatihan

olahraga

b. Antusias siswa-siswi kelas

olahraga dalam menerima

pelajaran pelatihan olahraga

c. Antusias siswa-siswi kelas

olahraga dalam menerima

pelajaran akademik (mata

pelajaran)

2. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara berisi tentang pertanyaan-pertanyaan secara

garis besar yang kemudian dalam pelaksanaan wawancara dapat

dikembangkan secara mendalam untuk mendapatkan suatu gambaran subjek

dan pemaparan gejala yang tampak sebagai suatu fenomena. Dalam

pengumpulan data ini, peneliti menggunakan alat bantu berupa buku catatan,

kamera, dan alat perekam suara (recorder). Adapun kisi-kisi pedoman

wawancara dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.

38

Tabel 2. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara

No Aspek yang dikaji Indikator yang dicari Sumber data

1. Implementasi

Kebijakan Kelas

Olahraga

Ketercapaian program dari

Implementasi Kebijakan

Kelas Olahraga di SMA

Negeri 1 Sewon.

a. Kepala

Sekolah

b. Pelatih

Olahraga

c. Siswa/Atlit

2. Partisipasi Pelatih

dan Siswa dalam

Implementasi

Kebijakan Kelas

Olahraga

a. Program kepelatihan

olahraga di SMA Negeri 1

Sewon

b. Peran sekolah dalam

Implementasi Kebijakan

Sekolah

c. Ketercapaian program

kepelatihan olahraga

d. Partisipasi siswa dalam

kegiatan kepelatihan

e. Motivasi siswa dalam

mengikuti program

kepelatihan

f. Monitoring dan Evaluasi

3. Kendala yang

dialamai selama

kegiatan

kepelatihan

a. Internal

b. Eksternal

3. Pedoman Dokumentasi

Data dokumen yang diperlukan di dalam penelitian ini adalah data-

data dalam bentuk catatan, data tertulis, laporan, arsip, foto-foto, rekaman

yang berhubungan dengan segala hal yang mengungkap tentang perumusan

kebijakan yang ada di Dikpora. Adapun kisi-kisi pedoman kajian dokumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

39

Tabel 3. Kisi-Kisi Pedoman Dokumentasi

No Aspek yang dikaji Indikator yang dicari Sumber data

1. Profil SMA Negeri

1 Sewon

a. Sejarah Sekolah

b. Letak geografis sekolah

c. Struktur organisasi

sekolah

d. Sarana dan prasarana

sekolah

a. Dokumen/

arsip

b. Foto-foto

2. Kelas Olahraga di

SMA Negeri 1

Sewon

a. Kebijakan Sekolah yang

berupa SK

b. Struktur organisasi kelas

olahraga.

c. Program pelatihan kelas

olahraga.

d. Fokus ketercapaian kelas

olahraga.

F. Analisis Data

Analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangusng

secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh (Miles

and Huberman 1984). Aktivitas dalam analisis data yaitu:

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data merupakan kegiatan merangkum, memilih hal-hal

yang pokok, menfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan

polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang

telh direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan

memeprmudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selanjutnya., dan mencarinya bila diperlukan. Dapat dikatakan bahwa

reduksi data merupakan langkah untuk mengelompokkan data aseusia

kategori dan merangkum data yang telah diperoleh.

2. Display Data (Penyajian Data)

40

Setelah melakukan reduksi data, langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data

biasanya dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan

antar kategori, flowchart dan sebagainya. Dengan mendisplaykan data,

akan mempermudah untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan

kerja selanjutnya berdasarkan apa yang dipahami tersebut.

3. Verifikasi (Conclusing Drawing/Verifikasi)

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan

awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan dapat berubah

apabila ditemukan bukti-bukti yang kuat dan valid pada tahap

pengumpulan data selanjutnya. Namun jika kesimpulan yang

dikemukakan didukung oleh data atau bukti yang valid, maka

kesimpulan yang dikemukakan adalah kesimpulan yang kredibel.

Teknik analisis data ini digunakan untuk mengetahui

Implementasi Kebijakan Kelas Olahraga di SMA Negeri 1 Sewon.

Berikut adalah bagan proses analisis data menurut Miles and

Huberman :

41

G. Keabsahan Data

Bagan II. Model Interaktif

Adanya keabsahan data ini diperlukan agar hasil penelitian dapat

dipertanggungjawabkan. Hasil penelitian akan bergantung pada data yang

dikumpulkan, sehingga data yang diambil harus teruji keabsahannya.

Dalam penelitian ini digunakan teknik triangulasi sumber yaitu dari

kepala sekolah, guru, pelatih dan siswa. Selain itu digunakan triangulasi

teknik yaitu teknik observasi, teknik wawancara, dan teknik dokumentasi.

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan

cara mengecek data dari berbagai sumber. Triangulasi sumber ini untuk

mengamati implementasi kebijakan kelas olahraga di SMA Negeri 1 Sewon,

maka pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh dilakukan kepada

Kepala Sekolah, Pelatih, Guru dan Siswa. Data dari sumber kemudian

dideskripsikan, dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda,

dan mana spesifik dari sumber data tersebut. Data yang telah dianalisis

menghasilkan kesimpulan selanjutnya dimintakan kesepakatan (member

check) dengan sumber data tersebut.

42

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan

cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

Triangulasi teknik ini untuk mengamati program-program apa saja yang ada di

kelas olahraga SMA Negeri 1 Sewon Teknik yang digunakan yaitu teknik

observasi, teknik wawancara dan teknik dokumentasi. Bila dengan tiga teknik

pengujian kredibilitas data tersebut menghasilkan data yang berbeda, maka

peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan

atau yang lain untuk memastikan data mana yang dianggap benar. Atau

mungkin semuanya benar, karena sudut pandangnya berbeda-beda.

43

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil SMA N 1 Sewon

1. Visi dan Misi SMA N 1 Sewon

Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Sewon merupakan salah

satu sekolah unggulan terakreditasi “A” dari Badan Akreditasi Nasional

Sekolah/Madrasah (BAN-S/M) Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di

Kabupaten Bantul.

Visi: “BERPRESTASI BERKARAKTER BERBUDAYA DAN

RELIGIUS”

Misi:

1. Menyelenggarakan pembelajaran yang efektif dan inovatif

2. Melengkapi sarana pembelajaran dengan tehnologi informatika

3. Mempersiapkan siswa dalam berbagai event baik di bidang akademik

maupun non akademik

4. Meningkatkan jiwa nasionalisme yang kuat dan bermartabat

berdasarkan Pancasila

5. Meningkatkan semangat rela berkorban

6. Meningkatkan olah hati, olah pikir, olah raga, olah rasa, dan olah karsa

7. Memperluas jaringan kerjasama dengan lembaga lain

8. Menciptakan budaya membaca dengan didukung perpustakaan yang

berkualitas

9. Menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif : aman, nyaman,

tertib, disiplin, sehat kekeluargaan dan penuh tanggung jawab.

44

10. Menanamkan dan meningkatkan pengamalan nilai-nilai ajaran agama

dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam mewujudkan visi dan misi tersebut maka SMA Negeri 1

Sewon juga memiliki Kode Etik Siswa yang diletakkan di dekat kelas

siswa. Standar Etika Siswa adalah standar perilaku yang baik yang

mencerminkan ketinggian akhlak dan ketaatan terhadap norma-norma etik

yang hidup dalam masyarakat meliputi:

1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai agama dan

kepercayaan yang dianut.

2. Menghargai ilmu pengetahuan, teknologi, sastra dan seni.

3. Menjunjung tinggi kebudayaan nasional.

4. Menjaga kewibawaan dan nama baik sekolah.

5. Secara aktif ikut memelihara sarana dan prasarana sekolah serta

menjaga kebersihan, ketertiban dan keamanan.

6. Menjaga integritas pribadi sebagai warga sekolah.

7. Mentaati Peraturan dan Tata Tertib Sekolah.

8. Berpenampilan rapi dan sopan.

9. Berperilaku ramah dan menjaga sopan santun terhadap orang lain.

10. Menghormati orang lain tanpa membedakan suku, agama, ras dan

status sosial.

11. Taat terhadap norma hukum dan norma lainnya yang hidup ditengah

masyarakat.

12. Menghargai pendapat orang lain.

45

13. Bertanggungjawab dalam perbuatannya.

14. Menghindari perbuatan yang tidak bermanfaat dan atau bertentangan

dengan norma hukum dan norma lainnya yang hidup ditengah

masyarakat.

15. Berupaya dengan sungguh-sungguh menambah ilmu pengetahuan.

2. Sejarah SMA N 1 Sewon

Pada awalnya SMAN 1 Sewon merupakan 3 Rombongan Belajar

yang ditempatkan di SMAN 5 Yogyakarta dan kemudian menempati

lokasi yang berada di Jalan Parangtritis 5 Bantul Yogyakarta. Lokasi

SMAN 1 Sewon sangat strategis dan tidak jauh dari jalur lingkar selatan.

SMAN 1 Sewon berdiri secara resmi pada tangal 11 September 1983.

SMAN 1 Sewon didirikan dengan nomor registrasi 301040102032 dan

NSPN nomor 20400371. Pada saat awal berdiri, SMAN 1 Sewon dipimpin

oleh Drs. Suwardi, B.A. dan sampai saat ini telah sembilan kepala sekolah

yang pernah memimpin SMAN 1 Sewon. Berikut adalah nama-nama

kepala sekolah yang pernah memimpin SMAN 1 Sewon :

1. Drs. Suwardi, BA. ( 1-7-1983 s.d 31-1-1984 )

2. R. Ay. Tri Martini ( 1-2-1984 s.d 27-4-1991 )

3. Drs. Sapardi Th. ( 28-4-1991 s.d 8-8-1993 )

4. Drs. Sunarto ( 9-8-1993 s.d 12-9-1993 )

5. Drs. Panut S. ( 13-9-1993 s.d 27-7-1997 )

6. Drs. H. Mashadi AR. ( 28-7-1997 s.d 22-3-2001 )

7. Drs. Hartono ( 23-3-2001 s.d 30-6-2005 )

46

8. Drs. Suharja, MPd. ( 1-7-2005 s.d 31-1-2009 )

9. Drs. Sartono, MPd. ( 1-2-2009 s.d 2013 )

10. Drs. Marsudiyana ( 2013 s.d Sekarang )

3. Lokasi SMA N 1 Sewon

SMA Negeri 1 Sewon merupakan Sekolah Menengah Atas di

Kabupaten Bantul yang memiliki KBIO (Kelas Bakat Istimewa Olahraga)

yang berlokasi di Jalan Parangtritis 5 Bangunharjo, Sewon, Bantul yang

memasukkan kurikulum kelas olahraga dengan kelas reguler pada jam

pelajaran. Lokasi SMA Negeri 1 Sewon berada di selatan samsat

pembantu sewon. Di sebelah barat sekolah adalah Jalan Parangtritis

dimana jalan tersebut merupakan jalan utama untuk masyarakat menuju ke

pantai selatan. Di sebelah selatan SMA N 1 Sewon merupakan tempat

pengujian kendaraan motor milik Dinas Perhubungan. Di sebelah utara

sekolah adalah Koramil 04/729 Sewon dan berbatasan langsung dengan

jalan menuju Desa Wojo, Bangunharjo, Sewon, Bantul. Sebelah timur

sekolah merupakan area persawahan produktif masyarakat setempat.

Pintu gerbang SMA Negeri 1 Sewon terlihat luas dan menghadap

ke arah jalan raya. Hal ini memudahkan akses keluar masuk bagi warga

sekolah dan tamu yang datang ke sekolah tanpa mengurangi keamanan dan

kenyamanan yang ada di SMA Negeri 1 Sewon. Walaupun terletak persis

di pinggir jalan raya, kegiatan belajar mengajar di SMA Negeri 1 Sewon

sangat nyaman. Hal ini dikarenakan gerbang depan dibuat tinggi untuk

kenyamanan siswa. Selain itu di bagian depan sekolah adalah ruang tamu,

47

ruang guru dan sebagian ruang kelas untuk kelas reguler. Selebihnya kelas

terletak di timur lapangan upacara bendera dan voli sehingga kenyamanan

siswa tetap terjaga dan suara kendaraan tidak mengganggu konsentrasi

siswa selama berada di sekolah.

Ketika memasuki pintu gerbang SMA Negeri 1 Sewon akan

terlihat bangunan berlantai 2 dengan lobi yang luas dipenuhi dengan tropi

piala kejuaraan dari siswa baik akademik maupun non akademik serta

tropi penghargaan dari berbagai lembaga. Namun setelah melewati lobi,

terdapat lapangan yang sangat luas yang digunakan untuk upacara dan

kelas voli maupun pelajaran olahraga voli. Gedung SMA N 1 Sewon

memiliki lapangan di tengah gedung sekolah yang terdiri dari lapangan

upacara dan lapangan voli. Lapangan yang berada di belakang sekolah

yaitu lapangan sepakbola dan lapangan basket. Lapangan yang berada di

dalam gedung serbaguna biasanya digunakan untuk bulu tangkis, karate,

taekwondo dan silat. Pada tahun 2016 untuk memenuhi kebutuhan para

guru, SMA Negeri 1 Sewon melakukan renovasi untuk memberikan

kenyamanan kepada guru sehingga kinerja guru menjadi maksimal.

SMA Negeri 1 Sewon memiliki 28 rombongan belajar yang terdiri

dari 5 Rombel jurusan MIA dan 4 Rombel jurusan 4 IIS pada setiap

angkatan. Kelas reguler yaitu MIA 1-5 dan IIS 1-2, sedangkan untuk

KBIO adalah IIS 3 dan IIS 4 di setiap angkatan. Pada tahun 2013/2014

memiliki 6 Rombel IPA dan 4 Rombel IPS.

48

4. Sumber daya SMA N 1 Sewon

SMA Negeri 1 Sewon merupakan satu-satunya SMA di Kabupaten

Bantul yang menerapkan K-BIO di sekolahnya dan telah memiliki Surat

Keputusan Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta No. 0651 tahun 2012 tentang Pemberian ijin

operasional bagi sekolah penyelenggara pendidikan cerdas/bakat istimewa

(CI/BI) untuk SD/SMP/SMA. K-BIO adalah Kelas Bakat Istimewa

Olahraga yang diimplementasikan maksimal oleh sekolah dan memiliki

sarana dan prasarana pendukung serta kelas khusus olahraga ini diampu

oleh pelatih profesional di bidangnya. Selain K-BIO, SMA Negeri 1

Sewon juga mempunyai banyak prestasi baik di bidang seni, akademik,

sains, teknologi, dan sebagainya sebagai upaya sekolah untuk

mengembangkan potensi siswanya.

a. Peserta Didik

Peserta didik merupakan komponen utama sekolah dalam

menjalankan fungsinya serta menjadi tolok ukur keberhasilan sekolah

tersebut. Sekolah memiliki tugas untuk mengembangkan potensi serta

bakat dan minat yang dimiliki setiap siswa. Dengan demikian peserta

didik diberikan kesempatan dari sekolah untuk mengembangkan

potensi yang ada dalam dirinya. Berikut peserta didik SMA Negeri 1

Sewon dalam tabel dibawah ini:

49

Tabel 4. Jumlah Siswa Perkelas Tahun Pelajaran 2013/2014

hingga 2015/2016

Tahun Total

IPA/MIA IPS/IIS

∑IPA

/MIA

∑IPS

/IIS

ROMBEL

L P L P

IPA

/MI

A

IPS/

IIS

2013/2014 845 192 276 197 179 468 377 15 12

2014/2015 851 212 283 189 176 495 357 16 12

2015/2016 849 202 312 152 183 574 345 16 12

Sumber: Dokumen SMA Negeri 1 Sewon

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah

siswa yang diterima di SMA Negeri 1 Sewon berkurang. Hal

ini dikarenakan sekolah ingin memaksimalkan seta

mempertahankan kualitas dan mutu sekolah sehingga tiap

tahunnya sekolah memperketat kuota PPDB tiap tahunnya. Hal

ini juga diimbangi dengan prestasi yang diraih sekolah

semakin meningkat tiap tahunnya. SMA Negeri 1 Sewon

memiliki 10 Rombel yang terdiri dari 6 rombel IPA dan 4

Rombel IPS. Namun pada tahun berikutnya berkurang menjadi

5 Rombel IIA dan 4 Rombel IIS. Pada Penerimaan Peserta

Didik Baru 2016/2017 juga membuka 5 Rombel IIA dan 4

Rombel IIS. K-BIO memiliki kelas khusus yaitu kelas X IIS3,

X IIS4, XI IIS3, XI IIS4, XII IPS3, dan XII IPS4. Selebihnya

(X MIA 1-5, X IIS 1-2, XI MIA 1-5, XI IIS 1-2, XII IPA 1-6,

XII IPS 1-2) adalah kelas reguler. Kualitas lulusan peserta

didik SMA Negeri 1 Sewon ditunjukkan dengan tabel berikut

ini:

50

Tabel 5. Hasil UN tahun pelajaran 2015/2016 program MIPA

MAPEL/ Ket B.Indonesia B.Inggris Matematika Fisika Kimia Biologi

Tertinggi 90 88 85 90 100 90

Terendah 62 34 20 25 12,5 35

Rata-rata 76,71 58,59 54,07 53,66 61,10 57,73

Sumber: Dokumen Kurikulum SMA Negeri 1 Sewon

Tabel 6. Hasil UN tahun pelajaran 2015/2016 program IPS

MAPEL/

Ket B.Indonesia B.Inggris Matematika Ekonomi Sosiologi Geografi

Tertinggi 86 76 90 87,5 80 92

Terendah 46 32 17,5 32,5 36 32

Rata-rata 73,39 54,83 58,78 87,5 61,93 73,79

Sumber: Dokumen Kurikulum SMA Negeri 1 Sewon

Dari tahun ke tahun SMA Negeri 1 Sewon telah

berhasil meluluskan siswanya dengan presentase 100% pada

tiap tahunnya. Selain itu SMA Negeri 1 Sewon berhasil

membimbing siswanya untuk melanjutkan studi ke jenjang

yang lebih tinggi seperti UGM, UNY, AMIKOM, AKPER,

UNAIR, UST, POLRI, dan sebagainya.

b. Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Pendidik dan tenaga kependidikan memberikan peranan

penting dalam pengembangan mutu dan kualitas sekolah. Hal

ini dikarenakan pendidik dan tenaga kependidikan berperan

langsung dan berinteraksi langsung kepada siswa dan orangtua

siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar serta kegiatan

administratif sekolah.

Dari data tersebut menunjukkan bahwa mayoritas

tenaga pendidik dan kepegawaian adalah lulusan minimal

51

strata satu (S1). Pada tahun 2015 (data terlampir) ini

menunjukkan bahwa tenaga pendidik di SMA Negeri 1 Sewon

adalah 66 guru dengan berbagai bidang mata pelajaran sesuai

dengan kompetensi guru tersebut. Jumlah untuk guru untuk

pendidikan S0 adalah 3 orang, dan untuk guru berpendidikan

Diploma hanya 1 orang saja. Kemudian untuk guru

berpendidikan S1 sebanyak 57 guru dan untuk guru

berpendidikan S2 berjumlah 5 guru. Semua guru adalah guru

aktif yang mengajar di SMA Negeri 1 Sewon. Seluruh guru

merupakan guru yang berkompeten dalam bidangnya masing-

masing. Misalnya pada pendidikan keagamaan merupakan

guru yang kompeten dalam bidangnya masing-masing.

Kebutuhan guru agama disesuaikan dengan kepercayaan siswa

di SMA Negeri 1 Sewon yaitu Agama Islam, Katholik,

Kristen, dan Hindu. Guru berpendidikan D3 adalah guru

Bahasa Indonesia, guru berpendidikan S0 adalah Bimbingan

Khusus, Pendidikan Agama Islam, dan Pendidikan Agama

Katholik. Guru berpendidikan S2 adalah guru Biologi, Sejarah,

2 guru PKn, dan Bahasa Indonesia. Guru mata pelajaran sudah

sesuai dengan kompetensi yang dimiliki oleh masing-masing

guru dan sesuai dengan bidang keahlian dari tiap guru. Dari 66

guru tersebut 13 guru belum memiliki NIP.

52

Selain itu tenaga kepegawaian atau Tata Usaha (TU)

merupakan hal yang penting di sekolah dalam hal administratif

dan manajemen sekolah. Jumlah tenaga kepegawaian PNS

sejumlah 12 orang dan 9 orang sebagai Tenaga Honorer

Kepegawaian Tata Usaha SMA Negeri 1 Sewon.. Selain itu

sekolah memiliki 3 Laboran dan 3 Pustakawan.

c. Sarana dan Prasarana

Sarana dan Prasarana sekolah memiliki peranan penting

untuk meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan di SMA

Negeri 1 Sewon. Hal ini bertujuan agar kegiatan belajar

mengajar dan kegiatan ekstrakurikuler serta kegiatan

pendukung lainnya dapat terlaksana dengan baik guna

meningkatkan integritas sekolah. Dengan luas lahan 4000m²

membuat SMA Negeri 1 Sewon mempunyai sarana untuk

mengembangkan sekolah tersebut. Hal ini dibuktikan dengan

adanya pembangunan gedung baru untuk kebutuhan kantor

guru untuk memaksimalkan kualitas guru di sekolah.

Sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah antara lain:

Koperasi siswa terletak pintu gerbang di sayap utara SMA

Negeri 1 Sewon sebelum parkiran siswa. Selain itu, SMA

Negeri 1 Sewon memiliki 2 kantin sekolah, Gedung

Serbaguna, Taman, UKS, Lab Komputer, Perpustakaan,

Kantor Guru, Kantor TU, Kantor Kepala Sekolah, Ruang

53

Kelas, Toilet Guru, Toilet Siswa, Lapangan Upacara, Ruang

Osis, Lobi, Lapangan Voli, Lapangan Basket, Lapangan Sepak

Bola dan ruang terbuka hijau yang masih sangat potensional.

Berikut merupakan kondisi sarana dan prasarana di SMA

Negeri 1 Sewon:

Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Sewon sudah

digunakan sesuai dengan fungsinya. Ruang kelas X berada di

depan atau di selatan Lobi sekolah. Untuk kelas XI dan XI

berada di sebelah timur lapangan upacara dan lapangan voli

yang biasanya digunakan untuk kelas olahraga voli putra.

Untuk koperasi siswa, tempat parkir siswa, gedung serbaguna,

Ruang BK, taman, Laboratorium IPA, Laboratorium Komputer

dan Laboratorium Multimedia. kantin berada di sayap utara

sekolah. Di sayap selatan merupakan deretan ruang kelas yang

memanjang dan di timur lapangan terdapat ruang kelas, UKS

serta perpustakaan. Sedangkan di belakang sekolah terdapat

lahan kosong, lapangan sepak bola, lapangan basket, mushola,

ruang OSIS, gudang, ruang kelas dan rumah penjaga sekolah.

Ruang perpustakaan SMA Negeri 1 Sewon

memiliki akses Free Wi-Fi yang memudahkan siswa untuk

memperoleh berbagai informasi akademik dari internet. Selain

itu ruang perpustakaan menggunakan sistem IT dan pelayanan

yang ramah membuat para siswa merasa nyaman ketika berada

54

di sekolah dan sering dijadikan sebagai tempat kegiatan belajar

mengajar untuk siswa. Terlebih ruang perpustakaan sangat rapi

dan sesuai dengan nomor urut buku. Selain itu koleksi ilmiah

dan fiksi di perpustakaan juga sudah memadai dalam

memenuhi kebutuhan siswa.

Ruang PSB (Pusat Sumber Belajar) untuk mengakses

beragam soal bagi siswa dilengkapi dengan perangkat

komputer dan akses internet serta fasilitas multimedia yang

memadai. Bimbingan Konseling yang memiliki 5 pembimbing

memiliki fungsi menyediakan bimbingan kepribadian, sosial,

karir dan belajar untuk para siswa. Ekstrakurikuler sebagai

ajang menampung hobi dan berekspresi yaitu teater,

sinematografi, KIR (Karya Ilmiah Remaja). Fasilitas medis

UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) merupakan elemen wajib di

sekolah. Siswa yang tergabung dalam PMR selalu sigap

terhadap tindakan medis yang dibutuhkan. Selain itu berbagai

sarana dan prasarana pendukung lainnya seperti Tempat parkir

yang memadai, sekolah yang sehat, tempat ibadah yang

nyaman, koperasi untuk menyediakan kebutuhan belajar,

kantin yang nyaman dan menyediakan menu sehat. Selain itu

SMA Negeri 1 Sewon menjunjung nilai-nilai budaya, siswa

dikenalkan dengan muatan lokal untuk ajang pengenalan dunia

seni dan budaya seputar batik dan kelas tari klasik maupun

55

modern. Hal ini merupakan wujud bukti kecintaan SMA

Negeri 1 Sewon akan budaya dan menjunjung tinggi kearifan

lokal. Berprestasi, berkarakter, berbudaya, agamis adalah

slogan dari SMA Negeri 1 Sewon.

Ruang laboratorium IPA, Multimedia, dan Komputer

juga sudah berfungsi dengan baik. Terbukti dengan

kedisiplinan para siswa untuk selalu merapikan ruang

laboratorium setelah mereka menggunakan laboratorium

tersebut dan mengembalikan peralatan di tempat semula.

Ruang laboratorium yang berdekatan dengan ruang BK dan

UKS memudahkan siswa dan guru untuk berinteraksi

langsung. Hal ini dapat terlihat yaitu komunikasi antara guru

dan siswa sangat baik dan akrab tanpa meninggalkan

kewibawaan seorang guru.

Lapangan yang dimiliki sekolah juga sudah digunakan

sesuai dengan fungsinya antara lain lapangan sepak bola,

lapangan basket dan lapangan voli. Gedung serbaguna juga

digunakan untuk olahraga indoor untuk siswa reguler maupun

siswa Kelas Bakat Istimewa Olahraga (K-BIO). Untuk gedung

serbaguna biasanya digunakan untuk berolahraga siswa reguler

seperti bulu tangkis, voli dan materi lainnya. Sedangkan untuk

K-BIO digunakan untuk Pencak Silat, Karate dan Taekwondo

serta tempat untuk berkumpul para siswa. Kondisinya juga rapi

56

dikarenakan kesadaran siswa, guru dan pelatih untuk saling

menjaga sarana dan prasarana sekolah sangat tinggi. Hal ini

dapat terlihat ketika para siswa telah selesai menggunakan

gedung tersebut maka mereka akan secara langsung

mengembalikan peralatan yang mereka gunakan ke gudang

yang telah disediakan.

B. Profil Kelas Olahraga

1. Tujuan Kelas Olahraga

Kelas Bakat Istimewa Olahraga (K-BIO) SMA Negeri 1

Sewon Resmi dibuka pada tahun 2012 berdasarkan Surat

Keputusan Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta No. 0651 tahun 2012. Tujuan K-BIO SMA

Negeri 1 Sewon adalah: (1) Memberikan kesempatan pendidikan

khusus bagi peserta berkebutuhan khusus bakat istimewa olahraga

tertentu di wilayah Kabupaten Bantul; (2) Memberikan wadah

guna membentuk sentra pembibitan atlit untuk cabang olahraga

tertentu; (3) Mempersiapkan siswa/atlit berbakat untuk mengikuti

kegiatan/kompetisi olahraga.

Untuk mewujudkan tujuan kelas olahraga tersebut maka

SMA Negeri 1 Sewon resmi membuka kelas olahraga pada tahun

2012 dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat yang

memiliki anak yang berbakat dalam bidang olahraga. Untuk

mendukung siswa yang berprestasi, sekolah melakukan pembinaan

57

para siswa/atlit dengan pelatih khusus yang profesional sesuai

dengan bidang kepelatihannya. Program pembinaan dan

pengelolaan K-BIO dilakukan berkelanjutan dan konsisten baik

untuk siswa/atlit, pelatih dan guru untuk menjaga kualitas dan

prestasi siswa baik tingkat daerah maupun nasional terutama dalam

bidang olahraga sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Selain itu K-BIO SMA Negeri 1 Sewon mampu mengantarkan

peserta didik mereka ke jenjang perguruan tinggi dan mayoritas

dari siswa diterima di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas

Negeri Yogyakarta dan perguruan tinggi lainnya.

Untuk ketercapaian Kelas Bakat Istimewa Olahraga di

SMA Negeri 1 Sewon, maka sekolah bertanggung jawab penuh

dalam implementasi K-BIO tersebut. Oleh karena itu dibentuklah

susunan panitia atau penanggung jawab dari K-BIO dengan tujuan

mempertahankan dan mengembangkan prestasi dan bakat siswa

yang sejak dini sudah berprestasi dalam bidang olahraga di

berbagai klub yang tersebar di seluruh nusantara.

Sekolah sendiri telah membuka kelas olahraga pada tahun

2010 dan animo masyarakat terhadap kelas olahraga cukup tinggi.

Oleh karena itu pada tahun 2012 Kepala Dinas Pendidikan dan

Olahraga Propinsi DIY mengeluarkan Surat Keputusan No. 0651

tentang Pemberian Ijin Operasional pada sekolah.

58

2. Sejarah Kelas Olahraga

Pada awalnya KKO (Kelas Khusus Olahraga) secara resmi

dibuka SMA Negeri 1 Sewon pada tahun 2010 yang merupakan

salah satu sekolah favorit di Kabupaten Bantul hingga saat ini.

Pada awal dibukanya KKO, respon masyarakat sangat positif bagi

sekolah. Hal ini terbukti dengan banyaknya siswa yang mendaftar

dan diterima di Kelas Olahraga tersebut. Kemudian pada tahun

2012, SMA Negeri 1 Sewon sudah resmi memiliki Kelas Bakat

Istimewa Olahraga (K-BIO) sesuai dengan Surat Keputusan

Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta No. 0651 tahun 2012 tentang Pemberian ijin

operasional bagi sekolah penyelenggara pendidikan cerdas/bakat

istimewa (CI/BI) untuk SD/SMP/SMA.

Latar belakang para siswa adalah mereka yang memang

memiliki bakat khususnya dalam bidang olahraga dan telah

memiliki berbagai prestasi dan penghargaan dalam bidang olahraga

yang mereka tekuni. Dalam kelas olahraga ini diampu oleh pelatih

yang profesional dalam bidangnya dan program yang dijalankan

sesuai dengan standar klub olahraga sehingga para siswa hanya

melanjutkan program klub namun pada saat jam kegiatan belajar

mengajar.

59

SMA Negeri 1 Sewon merupakan salah satu sekolah

unggulan di Kabupaten Bantul yang tidak pernah absen dari

prestasi baik Tingkat Daerah maupun Nasional. Hal ini dibuktikan

dengan komitmen sekolah yang selalu mengikutsertakan para

siswanya dalam berbagai kompetisi baik akademik maupun non

akademik di tingkat daerah maupun nasional. Selain itu pembinaan

serta apresiasi sekolah untuk siswanya juga maksimal dan

konsisten dalam berbagai kejuaraan. Oleh karena itu, kepercayaan

masyarakat dan orangtua pada khususnya pada SMA Negeri 1

Sewon sangat tinggi sehingga hal inilah yang menjadi motivasi

sekolah untuk selalu mengukir prestasi baik akademik maupun non

akademik.

SMA Negeri 1 Sewon sangat mengapresiasi bakat siswanya

terutama dalam bidang olahraga. Terbukti dengan adanya

perbedaan tata cara Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) kelas

olahraga maupun kelas reguler. Pada PPDB K-BIO, calon siswa K-

BIO harus memiliki Sertifikat/Piagam Penghargaan Asli dilampiri

Fotocopy dilegalisir oleh Dinas Pendidikan Kab/Kota / Pengkab /

Pengprov Cabang Olahraga. Hal ini sesuai dengan PPDB K-BIO

SMA Negeri 1 Sewon tahun 2016/2017.

Siswa pada K-BIO merupakan siswa berprestasi dan telah

menjadi seorang atlit pada usia dini sehingga mereka mampu

mengembangkan bakat serta potensi diri mereka. Hal ini bertujuan

60

agar para siswa yang memiliki bakat istimewa olahraga sejak dini

dapat tersalurkan sehingga bakat mereka dapat berprestasi dan

mampu membawa nama baik dirinya sendiri dan sekolah.

3. Dasar Hukum

Implementasi Kebijakan Kelas Bakat Istimewa Olahraga

(K-BIO) di SMA Negeri 1 Sewon terbentuk sesuai dengan:

1. UU Sisdiknas No. 20/2003

Pasal 5 ayat 4 warga negara yang memiliki potensi

kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh

pendidikan khusus.

Pasal 32 ayat 1 pendidikan khusus merupakan

pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat

kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena

kelainan fisik, emosional, mental, sosial dan memiliki

potensi kecerdasan dan bakat istimewa.

2. UU No. 23/2002 tentang perlindungan anak pasal 52

anak yang memiliki keunggulan diberikan kesempatan dan

aksesbilitas untuk memperoleh pendidikan khusus.

3. Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta No. 0651 tahun 2012

tentang Pemberian ijin operasional bagi sekolah

61

penyelenggara pendidikan cerdas/bakat istimewa (CI/BI)

untuk SD/SMP/SMA

C. Hasil Penelitian

1. Kebijakan Kelas Olahraga

Kebijakan kelas olahraga secara resmi dimandatkan oleh Dinas

Pendidikan dan Olahraga Propinsi DIY dengan SK No. 0651 tahun

2012. Program Kelas Bakat Istimewa Olahraga (K-BIO)

merupakan salah satu program dari SMA Negeri 1 Sewon sejak

tahun 2010. Namun, secara resmi Dinas Pendidikan dan Olahraga

Propinsi DIY memberikan ijin operasional pada tahun 2012.

Program ini dikhususkan untuk para siswa di Propinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta yang memiliki bakat istimewa dalam bidang

olahraga.

K-BIO di SMA Negeri 1 Sewon adalah sebagai upaya

pemerintah dalam meningkatkan dan mengembangkan bakat dan

minat serta meningkatkan prestasi para siswanya yang telah

diperoleh siswa sejak usia dini. Hal ini juga meningkatkan kualitas

serta potensi para atlit muda untuk terus mengukir prestasi

khususnya dalam bidang keolahragaan.

Di Kabupaten Bantul pada khususnya mayoritas siswa/siswi

berusia sekolah adalah siswa/siswi berprestasi dalam bidang

olahraga pada usia dini. Ketika mereka beranjak dewasa, tidak

62

semua sekolah dapat memfasilitasi serta mengembangkan bakat

dan potensi mereka dalam bidang olahraga. Oleh karena itu, SMA

Negeri 1 Sewon pada tahun 2010 membuka kelas khusus olahraga

(KKO) yang pada tahun 2012 telah berganti nama menjadi Kelas

Bakat Istimewa Olahraga (K-BIO). SMA Negeri 1 Sewon

merupakan sekolah pertama di Kabupaten Bantul yang secara

resmi berhasil menyelenggarakan kelas olahraga dengan mengukir

berbagai prestasi baik di tingkat nasional maupun daerah. Selain itu

juga SMA Negeri 1 Sewon berhasil mencetak para atlit muda dan

berkompeten dalam bidangnya masing-masing sehingga mereka

mampu bersaing secara sehat di tingkat selanjutnya. Hal ini

diperkuat dengan pernyataan MS:

“Tiga tahun udah tiga angkatan sebelum saya disini. Saya disini

mulai tahun 2013 dan sebelum itu sudah ada. Kalau SK Dinas

Pendidikan dan Olahraga Propinsi DIY tahun 2012 itu sudah

ijin resmi.” (HW/15/06/2016)

Prestasi dan komitmen sekolah dalam memajukan serta

mengembangkan bakat olahraga siswa sangat tinggi. Hal ini

dibuktikan dengan prestasi yang diraih siswa dalam berbagai

kompetisi olahraga baik tingkat daerah maupun nasional cenderung

meningkat. Selain itu peran dari sekolah, pelatih serta para siswa

yang saling bersinergi dalam menjaga integritas sekolah masih

sangat tinggi. Para siswa mengikuti berbagai pelatihan yang ada di

K-BIO tersebut di pagi hari. Selama kegiatan K-BIO berlangsung,

para siswa mengikuti kelas tersebut dengan penuh tanggung jawab

63

dan tidak ada siswa yang meninggalkan kelas tanpa ijin dari para

pelatih masing-masing cabang olahraga. Sekolah telah memberikan

tanggung jawab K-BIO ini kepada masing-masing pelatih dalam

setiap cabang olahraga sehingga para siswa dapat dididik langsung

oleh para pelatih profesional di bidangnya dan mampu

mengembangkan bakat para siswa di kemudian hari.

Kedisiplinan serta komitmen sekolah dalam mengembangkan

K-BIO selalu dilakukan misalnya dengan mengikuti beberapa event

baik dari klub olahraga maupun kejuaraan lainnya. Hal ini

dilakukan sekolah sebagai wujud eksistensi sekolah dalam

menyelenggarakan K-BIO. Para pelatih yang telah diamanahkan

sekolah untuk mengembangkan potensi siswa di tiap cabang

olahraga juga memiliki komitmen serta etos kerja yang tinggi.

Untuk mengimplementasikan kebijakan kelas olahraga di SMA

Negeri 1 Sewon bekerja sama dengan lembaga dan instansi terkait

yang berkaitan dengan bidang olahraga antara lain: Dinas

Pendidikan dan Olahraga Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

yaitu tentang pemberian ijin operasional sekolah khususnya Kelas

Bakat Istimewa Olahraga (K-BIO), Dinas Pendidikan Menengah

dan Non Formal Kabupaten Bantul yaitu tentang pengaturan

jumlah atau kuota siswa baru, dan Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas Negeri Yogyakarta untuk penyelenggaraan seleksi

penerimaan siswa baru. Hal ini diperkuat dengan pernyataan MS:

64

“Peran Dinas Pendidikan Menengah dan Non Formal

Kabupaten Bantul untuk mengatur tentang kuota dan

sebagainya. Peran secara aktif dalam pembinaan olahraga itu

tidak ada. Cuma mendukung saya, peran di olahraga belum.

Kemudian FIK UNY Sangat berpartisipasi dalam hal

perekrutan siswa baru. Dari kita juga kerjasama dengan dinas

pendidikan dan olahraga propinsi DIY” (HW/15/06/2016)

Selain pelatih, tim pengelola K-BIO SMA Negeri 1 Sewon

adalah Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah serta Guru yang

ditunjuk untuk menngelola K-BIO SMA Negeri 1 Sewon. Seluruh

tim pengelola yang telah ditunjuk sekolah memiliki tugas dan

wewenang masing-masing untuk menjalankan K-BIO secara

maksimal dan terorganisir sesuai dengan tugas dan fungsinya

masing-masing. K-BIO memiliki Kepala Sekolah sebagai

Penanggung Jawab Program dan Wakil Kepala Sekolah dan Guru

yang ditunjuk untuk mengelola K-BIO SMA Negeri 1 Sewon.

Pengelola K-BIO SMA Negeri 1 Sewon adalah Penanggung Jawab

Program, Ketua I dan II, Sekretaris, Bendahara I dan II, Anggota I

dan II, Sie. Bidang Sosialisasi Program, Sie. Bidang Portofolio dan

Tes. Sie. Bidang Layanan Khusus, Sie. Bidang Kompetisi, Sie.

Bidang Litbang dan Sie. Pengadaan Sarpras.

SMA Negeri 1 Sewon sangat memahami siswanya dalam

mengembangkan potensi dalam bidang olahraga. Untuk

ketercapaian program K-BIO sekolah juga memberikan pelayanan

serta sarana dan prasarana yang dibutuhkan siswanya. Komitmen

65

sekolah, pelatih dan siswa untuk K-BIO ini juga tinggi. Misalnya

kebutuhan siswa akan pelatih dalam setiap cabang olahraga

tertentu yang dikhususkan dengan tujuan siswa mampu mengukir

prestasi, mengembangkan prestasi serta mampu membawa nama

baik SMA Negeri 1 Sewon.

Seperti yang dikatakan oleh bapak MS:

“Menurut saya baik artinya untuk anak-anak yang berbakat

itu ya memang bakatnya olahraga sehingga dia juga membawa

nama baik sekolah dengan berbagai cabang olahraga mereka.”.

(HW/15/06/2016)

Diperkuat oleh pernyataan bapak SR:

“Yang buat program itu pelatih mbak, terus programnya itu

kalau latihan itu memang rutinitas, kalau jangka panjangnya

biasanya untuk event misal porseni. Jika ada event tertentu jamnya

ditambah, diluar jam biasanya separingan.” (HW/19/05/2016)

Komitmen serta sinergi yang baik antara sekolah, pelatih

dan siswa sangat berperan dalam keberhasilan implementasi Kelas

Bakat Istimewa Olahraga (K-BIO) di SMA Negeri 1 Sewon.

Semangat serta kesadaran diri siswa dalam memotivasi diri mereka

sendiri juga sangat tinggi sehingga tidak heran SMA Negeri 1

Sewon selalu menjuarai berbagai kompetisi yang diselenggarakan

oleh daerah maupun tingkat nasional. Setiap kompetisi olahraga,

SMA Negeri 1 Sewon selalu mengirimkan perwakilannya untuk

66

mengikuti kompetisi tersebut dengan harapan mampu bersaing

dengan para kompetitor dari sekolah lain.

Pada awalnya kelas olahraga SMA Negeri 1 Sewon

bernama KKO (Kelas Khusus Olahraga), kemudian setelah

memperoleh ijin operasional dari Dinas Pendidikan dan Olahraga

Propinsi DIY maka berubah nama menjadi K-BIO (Kelas Bakat

Istimewa Olahraga). Pada kelas KKO terdapat beberapa Cabang

Olahraga yang dimiliki antara lain: Atletik, Basket, Bulutangkis,

Dansa, Karate, Pencak Silat, Renang, Sepak Bola, Taekwondo,

Tenis Lapangan, Voli Putra dan Voli Putri.

Kemudian pada tahun 2013 hingga sekarang, Cabang

Olahraga yang dimiliki K-BIO SMA Negeri 1 Sewon antara lain:

Tenis Lapangan, Panahan, Karate, Taekwondo, Pencak Silat,

Sepak Bola, Voli Putra, Voli Putri, Bulutangkis, Basket, dan

Atletik. Hal ini diperkuat dengan pernyataan TH:

“Kalau yang disekolah itu ada basket, sepak bola, voli

putra, karate, taekwondo, pencak silat. Kalau yang diluar

sekolah itu ada bulu tangkis, voli putri, tenis, atletik,

panahan” (HW/28/04/2016)

Selain itu juga diperkuat dengan pernyataan SR:

“Kalau KKO masing-masing ada voli, itu spesialis voli.

Kemudian pencak silat di GOR dalam. Ada Karate,

Sepakbola, Basket, dll. Jadi ini jamnya bareng-bareng, tapi

voli putri di GOR Patalan.” (HW/19/05/2016)

2. Implementasi Kebijakan Kelas Olahraga

67

a. Jam Pelajaran Olahraga K-BIO

Komitmen sekolah, siswa dan pelatih membuahkan hasil yang

sangat baik. Terbukti dengan berbagai kejuaraan yang berhasil

diraih oleh kontingen SMA Negeri 1 Sewon mulai dari POPDA,

O2SN, LPI, Kejurnas Pencak silat, POPNAS Panahan, serta

Popwil reg III dan masih banyak lagi. Motivasi dari dalam diri

siswa sendiri yang sangat tinggi merupakan kunci utama

keberhasilan dari implementasi kebijakan kelas olahraga di SMA

Negeri 1 Sewon ini. Hal ini disampaikan oleh siswa AN:

“Memotivasi diri aku sendiri yaaa kan aku sebagai toaser

mau gamau aku harus siap soalnya toaser perbandingannya

1:5 jadi perannya penting banget jadi aku harus bisa fit dan

keliatan ga capek biasanya minum vitamin apa gitu biar ga

kelihatan capek.” (HW/18/05/2016)

Hal ini juga diperkuat oleh pernyataan bapak SR:

“Faktor pendukungnya kalau motivasi anak-anak tinggi

maka latihannya akan tertib.” (HW/19/05/2016)

Motivasi siswa yang tinggi akan kelas olahraga membuat sekolah

lebih mengintensifkan dan memfokuskan pengembangan dalam K-BIO di

sekolah. Hal ini dibuktikan siswa dengan tertib melaksanakan kegiatan

kepelatihan diluar jam K-BIO di sekolah. Jam tambahan ini biasanya

dilakukan ketika ada event tertentu yang mengharuskan mereka berlatih

lebih intensif lagi. Hal ini juga diperkuat oleh pernyataan bapak MS:

“Tentunya pada kegiatan cabor yaitu termasuk sarpras

walaupun belum 100% tapi kita sudah menyediakan. Kalau

yang disekolahan tidak ada kita latihannya diluar.”

(HW/15/06/2016)

68

Hal ini juga diperkuat dengan pernyataan siswa AN:

“Ada. Jam ekstrakurikuler gaada, biasanya tergantung

pelatih mau nambah jam sore gimana. Kalo di kecabangan

itu baru ada jam sore sesuai dengan atlit. Mereka ada

jamnya yang kosong itu kapan. Soalnya beda-beda klub

jadi harus menyesuaikan.” (HW/18/05/2016)

Kegiatan K-BIO dilaksanakan setiap hari selasa dan kamis di

setiap minggunya dan wajib diikuti oleh siswa K-BIO yaitu kelas IIS 3 dan

IIS 4 di setiap angkatannya. K-BIO sendiri sudah masuk pada kurikulum

sekolah dan memiliki 9 jam per minggunya.

Program-program K-BIO terdiri dari berbagai cabang olahraga

antara lain: Basket, Voli Putra, Voli Putri, Panahan, Karate, Taekwondo,

Pencak Silat, Bulu Tangkis, Atletik, Tenis Lapangan. Para pelatih cabang

olahraga terdiri dari pelatih basket, pelatih voli putra, pelatih voli putri, 2

(dua) pelatih sepak bola, pelatih bulu tangkis, pelatih karate, pelatih

taekwondo, pelatih pencak silat, pelatih panahan, pelatih atletik dan pelatih

tenis lapangan. Cabang olahraga yang dilaksanakan di lingkungan sekolah

yaitu cabang olahraga basket, sepak bola, karate, taekwondo, pencak silat,

dan voli putra. Sedangkan untuk cabang olahraga lain dilaksanakan di luar

lingkungan sekolah seperti bulu tangkis di Balai Desa Bangunharjo, Voli

Putri di GOR Patalan, Atletik, Tenis Lapangan, Panahan di Stadion Sultan

Agung Bantul. Hal ini dikarenakan fasilitas sekolah belum maksimal

sehingga sekolah menggunakan tempat lain untuk memaksimalkan bakat

69

dan kemampuan siswa K-BIO SMA Negeri 1 Sewon. Hal ini diperkuat

dengan pernyataan SR, TH dan RF:

SR: “Yang buat program itu pelatih mbak, terus

programnya itu kalau latihan itu memang rutinitas, kalau

jangka panjangnya biasanya untuk event misal porseni. Jika

ada event tertentu jamnya ditambah, diluar jam biasanya

separingan. Kalo voli seminggu dua kali.”

(HW/19/05/2016)

Jadi yang membuat program K-BIO adalah pelatih dan siswa

tinggal mengikuti jadwal latihan yang ditentukan pelatih. hal ini juga

dikuatkan oleh RF, sebagai berikut:

RF: “Yang buat programnya pelatih terus anak-anak tinggal

latihan pagi dan sore. Kalau sore biasanya kesepakatan

bersama anak-anak waktu free kapan atau ada event apa.”

(HW/03/05/2016)

Program K-BIO dilaksanakan pada hari selasa dan kamis di setiap

minggunya dimulai pada pukul 07.00 hingga pukul 09.00 dan siswa

langsung masuk ke jam pelajaran berikutnya. Biasanya pada pukul 08.30

hingga 08.45 kegiatan K-BIO sudah selesai karena memberikan

kesempatan siswa untuk persiapan memasuki kelas berikutnya. Hal ini

dikarenakan agar siswa bisa lebih fokus juga dalam kegiatan belajar

mengajar akademik di dalam kelas. Hal ini seperti yang dikatakan oleh TH

di bawah ini:

TH: “Kalau masuknya rutin jam 7 (tujuh) kemudian selesai

jam 08.30 atau tergantung siswanya karena siswa langsung

ke pelajaran biasa nanti takutnya kalau kelamaan jadi

kurang fokus di pelajaran. Kan biasanya sebelum pelajaran

pada mandi dulu.” (HW/28/04/2016)

70

Hal itupun diperkuat oleh pernyataan DCP, sebagai berikut:

DCP: “Kalau pagi latihan sampai jam 9an terus habis itu

masuk pelajaran seperti biasa.” (HW/15/06/2016)

Guru akademik atau guru mata pelajaran biasa sudah sangat

memahami bagaimana para siswa K-BIO di dalam kelas. Biasanya para

siswa tidak langsung fokus mengikuti kelas akademik sehingga para guru

memberikan dispensasi waktu 10 (sepuluh) menit untuk siswa K-BIO

untuk mengikuti kelas akademik di kelas. Untuk kelas K-BIO, guru akan

lebih sabar dan memahami siswa-siswi K-BIO berbeda dengan kelas

reguler pada umumnya. Siswa K-BIO akan lebih memperhatikan kegiatan

belajar mengajar motorik daripada teoritis di dalam kelas sehingga siswa

kurang begitu antusias ketika mengikuti kegiatan belajar mengajar

pelajaran akademik di kelas. Berbeda dengan K-BIO di pagi hari, siswa

akan bersemangat dalam mengikuti kegiatan K-BIO. Hal ini diperkuat

dengan pernyataan DKN:

“Faktor pendukungnya sih temennya bisa kompak. yaa seneng sih

dan ada susahnya. Senangnya bisa kompak dan bercanda bareng.

Susahnya ya kecapekan. Seneng sih bisa masuk kelas olahraga.

Tetep difokusin olahraga sama pelajaran. Kadang pelajaran kurang

fokus soalnya kecapekan” (HW/15/06/2016)

b. Jam Pelajaran Umum

Selain memiliki K-BIO, SMA Negeri 1 Sewon juga memiliki kelas

reguler di setiap angkatannya. Kelas reguler SMA Negeri 1 Sewon juga

merupakan kelas yang mengukir prestasi baik di tingkat nasional maupun

71

daerah. Kejuaraan yang sering diikuti adalah lomba karya ilmiah, OSN,

Mading, dan berbagai kejuaraan yang diselenggarakan oleh

lembaga/instansi baik formal maupun non formal.

Upaya yang dilakukan guru untuk mengembangkan bakat dan minat

siswa dalam bidang akademik juga sangat konsisten. Hal ini dibuktikan

dengan berbagai kegiatan yang mendukung serta sarana dan prasarana

yang dapat mengembangkan bakat siswa. Kegiatan penambahan jam

pengembangan bakat dilakukan diluar jam pelajaran dan atau pada saat

kegiatan ekstrakurikuler pada siang hari. Dengan demikian maka siswa

dapat mengembangkan dan mengisi waktu luang mereka diluar jam

pelajaran dengan bijak.

SMA Negeri 1 Sewon tidak membedakan pengembangan bakat dan

minat siswanya. Sekolah hanya membaginya dalam bidang-bidang yang

diminati siswa sehingga siswa mampu lebih fokus dalam mengembangkan

prestasinya dan tentunya akan meningkatkan kualitas mutu dan pendidikan

sekolah. Misalnya pada bidang olahraga para siswa ditangani langsung

oleh pelatih yang profesional di bidangnya. Kemudian untuk bidang karya

ilmiah para siswa didampingi oleh guru yang berpengalaman dan

berprestasi dalam karya ilmiah sehingga mereka mampu bersaing dengan

sekolah lain dan meningkatkan kepercayaan diri siswa.

c. Prosedur Penerimaan Siswa K-BIO SMA Negeri 1 Sewon

i. Tata Cara Penerimaan

72

Selain sudah memiliki kurikulum sendiri di sekolah, Kelas Bakat

Istimewa Olahraga (K-BIO) juga memiliki sistem Penerimaan Peserta

Didik Baru (PPDB) yang berbeda dari kelas reguler. Hal ini bertujuan

untuk menjaring para siswa yang memang berbakat dan berprestasi dalam

bidang olahraga sejak dini. Seluruh siswa dan orangtua mendaftarkan K-

BIO menggunakan sistem Real Time Online (RTO) dengan langkah-

langkah yang sudah dapat di akses di laman resmi sekolah. Laman K-BIO

hanya aktif pada saat PPDB berlangsung dan bila sudah selesai maka

laman akan ditutup. Berikut merupakan alur Pendaftaran Peserta Dididk

Baru (PPDB) K-BIO SMA Negeri 1 Sewon 2016/2017 yaitu telah

mengikuti UN setingkat SMP; memiliki Sertifikat Juara Cabang Olahraga;

memiliki email untuk penerimaan file data formulir pendaftaran dari

panitia; mengisi data diri pada formulir pendaftaran yang dimulai hari

Senin, 16 Mei 2016 sampai Selasa, 31 Mei 2016 pukul 23.00; menunggu

email dari panitia maksimal 1x24 jam; Membayar biaya pendaftaran di

Bank Bantul; Melakukan verifikasi data pada 26 Mei hingga 1 Juni 2016

pukul 08.00 sampai pukul 13.00 dengan membawa dokumen berupa Slip

Pembayaran asli dari bank, Surat Keterangan dari SMP bahwa telah

menempuh UN, Sertifikat/Piagam Asli dilampiri fotocopy legalisir dari

Dinas Pendidikan, Pas foto terbaru ukuran 3x4 berwarna 3 lembar,

Fotocopy Kartu Keluarga (KK) 1 lembar, menggunakan seragam SMP

rapi dan lengkap bersepatu pada saat mengumpulan formulir pendaftaran;

Pembekalan calon siswa pada hari Kamis, 2 Juni 2016 pukul 07.30 hingga

73

selesai di GOR SMA Negeri 1 Sewon dengan dresscode Baju Olahraga

dan membawa peralatan olahraga; Tes Kebugaran di UNY pada 5 Juni

2016 hingga selesai menggunakan baju olahraga; Menyerahkan Surat

Keterangan Pengganti SKHUN dari sekolah pada tanggal 13-14 Juni 2016

pukul 08.00 sampai dengan pukul 13.00; Pengumuman Seleksi pada hari

Sabtu, 18 Juni 2016 pukul 10,00 di SMA Negeri 1 Sewon; Pencatatan

Kembali pada hari Senin, 20 Juni 2016 sampai dengan Rabu, 22 Juni 2016

pukul 08.00 sampai dengan pukul 13.00

ii. Tata Cara Pelaksanaan Tes

Prosedur penerimaan siswa baru K-BIO SMA Negeri 1 Sewon

diluar PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) kelas reguler antara

lain:

1. Mengambil blanko kartu kendali dan nomor dada dengan

cara menukarkan formulir pendaftaran pada petugas.

2. Sesuai dengan urutan form calon siswa melakukan tes

sesuai dengan materi yang ada pada blanko.

3. Semua form harus terisi tanpa ada yang terlewati dengan

dibuktikan ttd/paraf dari testor.

4. Calon siswa diwajibkan membawa peralatan dan pakaian

sesuai dengan cabang olahraga masing-masing.

iii. Macam Materi Tes

74

Materi tes untuk K-BIO SMA Negeri 1 Sewon antara lain yaitu

Tes Kesehatan, Menimbang berat badan, Mengukur tinggi badan,

Tes flexibility, Tes kekuatan togok, Tes keseimbangan, Tes

kekuatan tungkai, Tes kelincahan, Tes power lengan, Tes

kecepatan reaksi, Tes sit up, Tes push up, Tes DT an aerob, Tes

VO2Max/Multi stage, Tes cabang olahraga dan Tes Wawancara.

Tes ini dilaksanakan di Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas

Negeri Yogyakarta.

3. Faktor Pendukung Implementasi Kebijakan K-BIO

Ketercapaian suatu program kebijakan khususnya kebijakan

Kelas Bakat Istimewa Olahraga (K-BIO) SMA Negeri 1 Sewon

merupakan hal yang penting untuk sekolah. Hal ini selain mampu

meningkatkan mutu dan kualitas sekolah juga mampu

mengembangkan bakat serta potensi siswa terutama dalam bidang

keolahragaan.

Faktor pendukung K-BIO adalah motivasi serta keinginan

siswa untuk mengembangkan potensi dalam dirinya yang sangat

tinggi membuat K-BIO tetap eksis dalam berbagai kejuaraan

olahraga. Misalnya di tingkat Kabupaten Bantul siswa mampu

meraih juara dalam POPDA tingkat kabupaten. Selain itu berbagai

event yang diselenggarakan oleh pihak tertentu, siswa juga mampu

meraih gelar juara seperti misalnya AAU Cup dan UNY Cup yang

75

rutin diselenggarakan oleh pihak tersebut. Seperti pernyataan DKN

di bawah ini:

DKN: “Faktor pendukungnya sih temennya bisa kompak.

yaa seneng sih dan ada susahnya. Senangnya bisa kompak

dan bercanda bareng. Susahnya ya kecapekan. Seneng sih

bisa masuk kelas olahraga. Tetep difokusin olahraga sama

pelajaran. Kadang pelajaran kurang fokus soalnya

kecapekan.” (HW/15/06/2016)

Hal yang sama juga dikemukakan oleh informan TH sebagai

berikut:

TH: “Faktor pendukungnya dari anak-anak sendiri. Kalau

anak-anaknya semangat, maka latihan juga bisa semangat.

Kalau kelihatan capek istirahat minum kemudian

dilanjutkan lagi dan mereka harus tertib mengikuti kegiatan

ini.” (HW/28/04/2016)

Motivasi siswa yang tinggi serta keinginan siswa yang besar

akan menghasilkan siswa yang berprestasi dalam bidang

keolahragaan. Komitmen pengelola K-BIO, pelatih dan siswa

untuk selalu menjaga dan mempertahankan prestasi mereka sangat

baik. Terbukti SMA Negeri 1 Sewon mampu mengirimkan

kontingen mereka dalam berbagai kompetisi dan turnamen baik

daerah maupun nasional secara kontinyu dan mendapatkan gelar

juara.

Pada saat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), K-BIO

SMA Negeri 1 Sewon juga memiliki standar tersendiri dan sesuai

dengan standar yang telah ditetapkan. Tes fisik dan kesehatan

76

dilaksanakan bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Keolahragaan

UNY dan dilaksanakan di Universitas Negeri Yogyakarta.

4. Faktor Penghambat Implementasi Kebijakan K-BIO

Selain faktor pendukung dari Implementasi Kebijakan K-

BIO SMA Negeri 1 Sewon juga memiliki kendala dalam

pengimplementasian kebijakan tersebut. Dari segi akademik siswa

kurang maksimal dikarenakan tenaga mereka sudah terforsir

dengan kegiatan pelatihan K-BIO baik di jam pelajaran maupun

jam tambahan sesuai dengan kesepakatan bersama. Ketika guru

menjelaskan tentang materi pembelajaran, para siswa juga terlihat

kurang bersemangat dan kurang antusias dan merasa kelelahan. Hal

ini dikarenakan kegiatan K-BIO yang cukup menguras tenaga

mereka sehingga mereka kurang maksimal dalam menerima

pembelajaran akademik.

Sekolah memahami keterbatasan siswanya dalam hal ini

dan oleh karena itu para guru jika mengajar siswa K-BIO mereka

akan lebih sabar dan memahami kegiatan mereka sehingga para

siswa juga tidak merasa terbebani dengan dua beban yaitu beban

akademik dan beban keolahragaan. Pada dasarnya mereka

mendengarkan dan mengerti materi apa saja yang dijelaskan,

namun keterbatasan fisik mereka karena kelelahan membuat siswa

biasanya akan cenderung pasif ketika di kelas akademik namun

mereka akan sangat aktif ketika mereka ada di K-BIO. Hal ini

77

beralasan karena pada dasarnya mereka masuk kelas olahraga

untuk mengembangkan bakat dan potensi mereka dalam bidang

olahraga. Hal ini di kemukakan oleh salah satu informan (SR)

sebagai berikut:

SR: “Faktor pendukungnya kalau motivasi anak-anak tinggi

maka latihannya akan tertib. Faktor penghambat mungkin

siswa yang letih tidak bisa mengikuti K-BIO biasanya

dipersilahkan untuk ijin tidak mengikuti latihan.”

(HW/19/05/2016)

D. PEMBAHASAN

1. Kebijakan Kelas Olahraga di SMA Negeri 1 Sewon

Kelas Bakat Istimewa Olahraga (K-BIO) merupakan wadah

atau sarana bagi para siswa yang memiliki bakat istimewa dalam

bidang olahraga untuk mengembangkan bakat serta potensi yang

ada dalam diri siswa. Pada awal dibukanya Kelas Khusus Olahraga

(KKO) pada tahun 2010, SMA Negeri 1 Sewon mendapatkan

respon positif dari masyarakat yang memang merupakan salah satu

sekolah unggulan di Kabupaten Bantul. Hal inilah yang

menjadikan SMA Negeri 1 Sewon mendapatkan kepercayan lebih

dari masyarakat. Namun tidak semua masyarakat memahami apa

sebenarnya K-BIO atau merasa kurang percaya diri. Namun hal ini

berkembang sesuai waktu dan peminat kelas olahraga cenderung

meningkat dari tahun ke tahun serta prestasi yang terus meningkat

pula dari para siswa khususnya siswa kelas olahraga.

78

Komitmen para pengelola serta pelatih K-BIO untuk

meningkatkan kualitas siswa K-BIO membuahkan hasil yang

membanggakan. Dalam berbagai perlombaan, K-BIO SMA Negeri

1 Sewon berhasil mendapatkan gelar juara baik di tingkat daerah

maupun nasional serta event tertentu yang diselenggarakan oleh

pihak tertentu. Pada tahun 2010, SMA Negeri 1 Sewon membuka

Kelas Khusus Olahraga (KKO) dan kemudian berubah nama

menjadi K-BIO (Kelas Bakat Istimewa Olahraga).

Kelas Olahraga di SMA Negeri 1 Sewon merupakan Kelas

Bakat Istimewa Olahraga (K-BIO) yang sesuai dengan Surat

Keputusan Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga Propinsi DIY

No. 0651 tahun 2012 tentang Pemberian ijin operasional bagi

sekolah penyelenggara pendidikan cerdas/bakat istimewa (CI/BI)

untuk SD/SMP/SMA.

2. Implementasi Kebijakan Kelas Olahraga di SMA Negeri 1

Sewon

SMA Negeri 1 Sewon merupakan salah satu sekolah di

Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang menyelenggarakan

Kelas Khusus Olahraga (KKO). Kelas ini bertujuan untuk

mengembangkan bakat dan minat para siswa khususnya dalam

bidang olahraga. Siswa KKO SMA Negeri 1 Sewon merupakan

siswa siswi berprestasi dalam bidang olahraga sejak usia dini serta

79

mampu mengembangkan potensi diri mereka dalam bidang

olahraga.

Pada awal terbentuknya nama kelas olahraga di SMA Negeri 1

Sewon adalah Kelas Khusus Olahraga (KKO) pada tahun 2010 dan

kemudian pada perkembangannya menjadi Kelas Bakat Istimewa

Olahraga (K-BIO) pada tahun 2012. Hal ini berdasarkan Surat

Keputusan Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga Propinsi DIY

No. 0651 tahun 2012 tentang pemberian ijin operasional bagi

sekolah penyelenggara pendidikan cerdas/bakat istimewa (CI/BI)

untuk SD/SMP/SMA

Untuk memaksimalkan bakat dan potensi siswa K-BIO SMA

Negeri 1 Sewon, maka pihak sekolah bekerjasama dengan para

pelatih yang profesional di bidangnya. Para pelatih diberikan

kewenangan serta kepercayaan penuh dari sekolah selama pelajaran

K-BIO berlangsung dan ketika terdapat jam tambahan diluar

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di pagi hari.

2.1 Program K-BIO

Pada awalnya kelas olahraga SMA Negeri 1 Sewon

bernama KKO (Kelas Khusus Olahraga), kemudian setelah

memperoleh ijin operasional dari Dinas Pendidikan dan Olahraga

Propinsi DIY maka berubah nama menjadi K-BIO (Kelas Bakat

Istimewa Olahraga). Pada kelas KKO terdapat beberapa Cabang

Olahraga yang dimiliki antara lain: Atletik, Basket, Bulutangkis,

80

Dansa, Karate, Pencak Silat, Renang, Sepak Bola, Taekwondo,

Tenis Lapangan, Voli Putra dan Voli Putri.

Kemudian pada tahun 2013 hingga sekarang, Cabang

Olahraga yang dimiliki K-BIO SMA Negeri 1 Sewon antara lain:

Tenis Lapangan, Panahan, Karate, Taekwondo, Pencak Silat,

Sepak Bola, Voli Putra, Voli Putri, Bulutangkis, Basket, dan

Atletik.

Cabang olahraga yang ada dalam Kelas Bakat Istimewa

Olahraga (K-BIO) dipegang langsung oleh pelatih yang telah

ditunjuk. Sekolah memberikan kewenangan secara penuh untuk

para pelatih dalam melatih siswa berbakat dalam bidang olahraga

dengan tujuan mampu mengembangkan bakat dan potensi siswa

sehingga siswa dapat terarah dan mampu berkompetisi dengan baik

baik di tingkat daerah maupun nasional.

Program-program K-BIO terdiri dari berbagai cabang

olahraga antara lain: Basket, Voli Putra, Voli Putri, Panahan,

Karate, Taekwondo, Pencak Silat, Bulu Tangkis, Atletik, Tenis

Lapangan. Para pelatih cabang olahraga terdiri dari pelatih basket,

pelatih voli putra, pelatih voli putri, 2 (dua) pelatih sepak bola,

pelatih bulu tangkis, pelatih karate, pelatih taekwondo, pelatih

pencak silat, pelatih panahan, pelatih atletik dan pelatih tenis

lapangan.

81

2.2 Yang membuat Program K-BIO

Kelas Bakat Istimewa Olahraga (K-BIO) SMA Negeri 1

Sewon dibuat sepenuhnya oleh para pelatih yang profesional di

bidangnya. Sekolah memberikan kewenangan secara penuh kepada

pelatih untuk menyusun program-program yang ada dalam K-BIO

SMA Negeri 1 Sewon.

Hal ini bertujuan agar siswa K-BIO mampu

mengembangkan potensi dalam diri mereka khususnya di bidang

olahraga secara maksimal. Selain itu juga jika ditangani langsung

oleh pelatih, maka siswa akan lebih percaya diri dan mampu

mengenali potensi dalam dirinya sehingga siswa dapat menggali

kemampuan dan potensi dalam diri mereka khususnya dalam

bidang olahraga.

Pihak sekolah dan pelatih juga memberikan program-

program yang sesuai dengan kemampuan para siswa sehingga

siswa tidak terlalu terbebani oleh program yang telah dibuat oleh

para pelatih.

Komitmen para pengelola serta pelatih K-BIO untuk

meningkatkan kualitas siswa K-BIO membuahkan hasil yang

membanggakan. Dalam berbagai perlombaan, K-BIO SMA Negeri

1 Sewon berhasil mendapatkan gelar juara baik di tingkat daerah

maupun nasional serta event tertentu yang diselenggarakan oleh

pihak tertentu.

82

2.3 Pelaksanaan Program K-BIO

Proses kegiatan pembelajaran K-BIO dilaksanakan setiap

hari selasa dan kamis setiap minggunya dari pukul 07.00-09.00

atau sesuai dengan kesepakatan siswa. Biasanya terdapat jam

tambahan diluar jam K-BIO di sekolah, hal ini juga disesuaikan

dengan jam para siswa dengan berbagai latar belakang klub yang

berbeda. Jika akan menghadapi suatu event biasanya kegiatan

kepelatihan akan ditambah sesuai dengan kebutuhan siswa dan

jam senggang siswa. Hal ini bertujuan agar tidak mengganggu

pembelajaran akademik di sekolah. K-BIO dilaksanakan di GOR

SMA Negeri 1 Sewon, Lapangan SMA Negeri 1 Sewon, GOR

Patalan dan GOR Bangunharjo, serta Stadion Sultan Agung

sesuai dengan kecabangan siswa. K-BIO diampu oleh pelatih

profesional yang sudah ahli dalam bidangnya masing-masing. Hal

ini dikarenakan sekolah ingin mengembangkan bakat siswanya

khusus dalam bidang olahraga secara maksimal.

Sarana dan prasarana pendukung K-BIO sudah difasilitasi

oleh sekolah namun belum maksimal sehingga ketika cabang

olahraga bulu tangkis, atletik, panahan, voli putri para siswa harus

berada di luar sekolah untuk memaksimalkan bakat dan prestasi

mereka dalam bidang olahraga.

Dalam kegiatan akademik, siswa K-BIO akan mengikuti

kelas akademik kecuali selasa dan kamis. Selebihnya jam 9.30-

83

13.30 sesuai dengan kelas reguler pada umumnya. Fasilitas kelas

akademik mereka antara lain LCD, Kipas Angin serta CCTV untuk

memonitor seluruh kegiatan para siswa selama kegiatan belajar

mengajar. Walaupun dengan kondisi yang lengkap namun selama

kegiatan belajar mengajar akademik siswa cenderung kurang

antusias dan ketika mereka mulai jenuh tak heran jika mereka akan

berolahraga di dalam ruang kelas akademik.

3. Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Kebijakan

Kelas Olahraga

Faktor pendukung dan penghambat dari K-BIO adalah

motivasi yang tinggi dari siswa itu sendiri karena sasasran dari K-

BIO adalah siswa SMA Negeri 1 Sewon. Selain itu kedisiplinan

para pelatih cabang olahraga juga sangat berpengaruh bagi siswa

dikarenakan pelatih memiliki peranan penting bagi keberhasilan

program yang telah dibuat untuk siswa sehingga para siswa mampu

bersaing pada kompetisi olahraga yang dilaksanakan baik tingkat

nasional maupun daerah atau bahkan event tertentu. Namun

pelatih juga harus memahami kebutuhan siswanya. Hal ini juga

diperhatikan oleh SMA Negeri 1 Sewon. Misalnya jika siswa

merasa kurang fit maka diperbolehkan untuk ijin tidak mengikuti

program K-BIO di sekolah atau di luar jam pelajaran.

Selain itu sekolah juga selalu memberikan motivasi untuk

siswanya agar tetap bersemangat dan berdedikasi baik di bidang

84

olahraga maupun akademik. Guru akademik juga sangat

mendukung siswa K-BIO dengan memberikan berbagai dispensasi

bagi siswa K-BIO. Hal ini adalah solusi guru dalam mengatasi

kegiatan belajar mengajar di dalam kelas dan di lapangan supaya

lebih seimbang.

85

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Implementasi Kebijakan Kelas Olahraga dikeluarkan oleh Dinas

Pendidikan dan Olahraga Propinsi DIY berdasarkan Surat Keputusan

Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga Propinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta No. 0651 tahun 2012 tentang Pemberian ijin operasional bagi

sekolah penyelenggara pendidikan cerdas/bakat istimewa (CI/BI) untuk

SD/SMP/SMA. Berbagai prestasi berhasil diraih siswa Kelas Bakat

Istimewa Olahraga (K-BIO) SMA Negeri 1 Sewon dengan dukungan

penuh dari Sekolah, Dinas Pendidikan Menengah dan Non Formal

Kabupaten Bantul, Dinas Pendidikan dan Olahraga Propinsi DIY serta

peran pelatih dalam menjalankan berbagai program kepelatihan. Tujuan K-

BIO SMA Negeri 1 Sewon adalah: (1) Memberikan kesempatan

pendidikan khusus bagi peserta berkebutuhan khusus bakat istimewa

olahraga tertentu di wilayah Kabupaten Bantul; (2) Memberikan wadah

guna membentuk sentra pembibitan atlit untuk cabang olahraga tertentu;

(3) Mempersiapkan siswa/atlit berbakat untuk mengikuti

kegiatan/kompetisi olahraga. Dalam penerapan K-BIO SMA Negeri 1

Sewon lebih mengutamakan kepada bakat dan minat siswa dalam bidang

olahraga. Hal ini dilihat dari tes khusus yang dilakukan oleh sekolah untuk

menjaring siswa serta para pelatih khusus yang profesional di bidangnya

sehingga siswa mampu memaksimalkan bakatnya dalam bidang olahraga.

Para pelatih diberikan kewenangan serta kepercayaan penuh dari pihak

86

sekolah selama pelajaran K-BIO berlangsung baik dalam jam pelajaran

reguler maupun jam tambahan diluar Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di

pagi hari. Untuk menambah jam pelajaran akademik reguler, maka siswa

K-BIO juga ada tambahan 2 jam pelajaran setelah kelas reguler selesai.

Hal ini bertujuan untuk menambah jam reguler agar siswa K-BIO tidak

ketinggalan pelajaran akademik di sekolah.

2. Program-program K-BIO terdiri dari berbagai cabang olahraga antara lain:

Basket, Voli Putra, Voli Putri, Panahan, Karate, Taekwondo, Pencak Silat,

Bulu Tangkis, Atletik, Tenis Lapangan. Para pelatih cabang olahraga

terdiri dari pelatih basket, pelatih voli putra, pelatih voli putri, 2 (dua)

pelatih sepak bola, pelatih bulu tangkis, pelatih karate, pelatih taekwondo,

pelatih pencak silat, pelatih panahan, pelatih atletik dan pelatih Jam

pelajaran K-BIO SMA Negeri 1 Sewon dimulai pukul 07.00-09.00 atau

jam pertama hingga jam ketiga pelajaran. Kelas dilakukan pada pagi hari

di hari selasa dan kamis untuk memaksimalkan kondisi para siswa agar

tidak terforsir di K-BIO namun juga harus fokus terhadap pembelajaran

akademik di sekolah. Ketika akan ada event yang akan dilombakan

biasanya jam latihan ditambah dan sesuai dengan kesepakatan antara siswa

dan pelatih diluar jam akademik sekolah. Hal ini bertujuan untuk

memaksimalkan para siswa dalam menghadapi kompetisi baik tingkat

daerah maupun nasional.

87

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti serta berbagai

informasi yang telah diperoleh, maka dari penelitian ini dapat diberikan

beberapa saran antara lain:

1. Bagi Sekolah

Sekolah menambah berbagai fasilitas olahraga lainnya mengingat

prestasi dan animo masyarakat akan kelas olahraga sangat tinggi.

Kemudian memaksimalkan lahan kosong untuk kegiatan

pembelajaran agar mampu memaksimalkan potensi dari siswa serta

membuat siswa menjadi lebih nyaman dalam kegiatan belajar

mengajar baik K-BIO maupun akademik reguler.

2. Bagi Guru

Guru harus lebih sabar dan memahami dalam memberikan materi

pembelajaran dalam kelas untuk para siswa K-BIO karena siswa

K-BIO belum dapat maksimal dalam mengikuti kegiatan akademik

yang monoton. Guru sebaiknya mengajar dengan menarik dan

dengan hal yang dapat menarik perhatian siswa misal dengan

menambahkan unsur olahraga di kegiatan belajar mengajar.

3. Bagi Pelatih

Pelatih harus lebih memahami bagaimana kondisi siswanya.

Sesuaikan jam latihan dengan jam kosong siswa dan memberikan

motivasi agar siswa bersemangat kembali untuk mengikuti

kompetisi selanjutnya.

88

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi, dkk. (2007). Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Agus Kristiyanto. (2013). Riset Futuristik Keolahragaan (Inspirasi Substansi &

Metodologi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Andi Setiawan (2014). Perbedaan Sikap Sosial Antara Siswa Kelas VIII Olahraga

Dengan Siswa Kelas VIII Reguler DI SMP NEGERI 2 Tempel Sleman. S1

Skripsi. Fakultas Ilmu Keolahragaan.

Arif Rohman. (2009). Kebijakan Pendidikan. Buku Ajar, Universitas Negeri

Yogyakarta

Arif Rohman. (2012). Kebijakan Pendidikan Analisis Dinamika Formulasi dan

Implementasi. Yogyakarta: Aswaja Pressindo

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Dirjen Mendikdasmen. 2010.

Panduan Pelaksanaan Program Kelas Olahraga. Jakarta: Kementrian

Pendidikan Nasional.

Dwi Nugroho (2013). Sistem Pembinaan Prestasi Kelas Olahraga Cabang

Olahraga Atletik SMP D.I.Yogyakarta. S1 Skripsi. Fakultas Ilmu Keolahragaan

Harsuki. (2003). Perkembangan Olahraga Terkini Kajian Para Pakar. Jakarta:

PT RajaGrafindo Persada.

H.A.R Tilaar. (2008). Kebijakan Pendidikan Pengantar untuk Memahami

Kebijakan Pendidikan dan Kebijakan Pendidikan sebagai Kebijakan Publik.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kempora, (2008). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005

Tentang Sistem Keolahragaan Nasional.

Komarudin. (2015). Psikologi Olahraga. Bandung: PT Remaja Rosda Karya

Muthia Umi Setyoningrum (2013). Implementasi Kebijakan Kelas Olahraga di

Sekolah Menengah Atas (SMA) Kota Yogyakarta. S1 Skripsi. Fakultas Ilmu

Pendidikan UNY.

Mumuk Mulyasih (2012). Implementasi Kebijakan Penyelenggaraan Program

Kelas Olahraga di SMP N 13 Yogyakarta. S1 Skripsi. Fakultas Ilmu

Pendidikan UNY

Soeganda Poerbakawaca dan H.A.H. Harahap (1981). Ensikopledi Pendidikan.

Jakarta: Gunung Agung.

Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

89

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Undang-Undang No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas.

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional.

90

LAMPIRAN

91

Lampiran 1. Catatan Lapangan

CATATAN LAPANGAN

Observasi 1

Hari : Kamis

Tanggal : 28 April 2016

Pukul 07.30 WIB, peneliti berkunjung ke SMA Negeri 1 Sewon untuk

melihat secara langsung Implementasi Kebijakan Kelas Olahraga di SMA Negeri

1 Sewon. Pada hari kamis merupakan kelas cabor secara kesuluruhan. Secara

serentak seluruh cabor melakukan kegiatan kepelatihan di SMA Negeri 1 Sewon

dan berbagai tempat di sekitar sekolah yang memungkinkan untuk kelas cabor.

Peneliti pada hari itu melihat dan mengamati kegiatan cabor bola basket. Jumlah

siswa basket yang mengikuti kelas sebanyak 10 orang. Hal ini dikarenakan kelas

basket sedang ada event yang harus diikuti diluar sekolah sehingga siswa yang

stay di kelas hanya beberapa. Jadwal kelas olahraga sampai dengan 08.30-09.00

WIB. Jam ini untuk seluruh cabor di SMA Negeri 1 Sewon. Kelas olahraga

disekolah yaitu taekwondo, karate, silat, basket, bulu tangkis, voli, sepak bola.

Sementara atletik, tenis lapangan, voli putri, bulu tangkis, dan panahan tersebar di

lokasi yang telah disediakan sekolah.

Observasi 2

Hari : Selasa

Tanggal : 3 Mei 2016

Pada pukul 07.30 WIB, peneliti mengamati serta berbincang dengan

pelatih Kelas sepak bola. Total siswa yang mengikuti kelas olahraga cabor sepak

92

bola yaitu 18 siswa kelas XI , 9 siswa kelas X. Seluruh siswa mengikuti program

pelatihan yang telah dipersiapkan oleh pelatih. Hubungan antara pelatih dan siswa

juga sangat akrab dan tidak ada perbedaan antara kelas XI dan X. Pada waktu

peneliti ke sekolah, kelas XII sudah tidak ada kegiatan belajar mengajar efektif di

sekolah terutama kelas olahraga. Oleh karena itu peneliti jarang melihat siswa

kelas XII berada di sekolah dan mengikuti program kepelatihan. Program

kepelatihan biasanya adalah untuk fisik. Tujuannya agar fisik siswa terlatih untuk

pertandingan selanjutnya dan siswa mengikuti program kepelatihan dengan tertib.

Seluruh siswa dan pelatih sangat menikmati kegiatan kelas olahraga tersebut,

terlebih siswa karena mereka dapat mengembangkan potensi dan bakat mereka.

Selain itu siswa juga bisa langsung mengetahui kekurangan siswa tersebut

sehingga lebih mudah diketahui dan diperbaiki untuk lebih baik lagi.

Observasi 3

Hari : Selasa

Tanggal : 17 Mei 2016

Pukul 07.20 peneliti kembali ke sekolah untuk mengamati kegiatan cabor

di SMA Negeri 1 Sewon. Namun pada hari itu para siswa seluruh cabor

berkumpul di GOR SMA Negeri 1 Sewon untuk melakukan tes kebugaran dari

Poltekkes Kemenkes Jurusan Gizi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat

kebugaran para siswa dari seluruh cabor baik putra maupun putri. Hal ini biasanya

rutin dilakukan sekolah sekaligus tempat praktik untuk mahasiswa jurusan gizi

serta mengukur sejauh mana kebugaran para siswa. Dari tes kebugaran tersebut

yang memiliki kebugaran tubuh baik ada di cabor bulu tangkis putra, voli putri,

93

sepak bola. Lokasi tes kebugaran untuk putri di GOR SMA Negeri 1 Sewon dan

untuk putra di lapangan sepak bola sekolah.

Observasi 4

Hari : Rabu

Tanggal : 18 Mei 2016

Pada pukul 10.00 peneliti mengamati proses kegiatan belajar mengajar

kelas XI IPS3. Kelas tersebut merupakan kelas olahraga dan peneliti sengaja

memilih hari dimana tidak ada kelas cabor karena peneliti ingin melihat kegiatan

akademik para siswa kelas olahraga. Ketika guru sudah ada di dalam kelas,

sebagian murid laki-laki belum masuk ke dalam ruang kelas. Baru setelah 20

menit setelah guru memberikan materi (pada saat itu pelajaran Bahasa Jawa), para

siswa yang mayoritas adalah siswa laki-laki mulai mengikuti pembelajaran

akademik. Antusias siswa dalam mengikuti mata pelajaran juga tidak sebesar

ketika mereka mengikuti Kelas Bakat Istimewa Olahraga (K-BIO) di pagi hari.

Ketika peneliti mengkonfirmasi kepada guru yang mengampu mata pelajaran saat

itu memang diakui bahwa dari sisi akademik mereka kurang begitu tertarik

dengan pembelajarannya. Namun ketika mereka sudah di lapangan mereka akan

benar-benar mengembangkan diri mereka sendiri.

Observasi 5

Hari : Kamis

Tanggal : 19 Mei 2016

Pada pukul 07.15 peneliti melakukan pengamatan K-BIO cabor voli putra

dan bertemu bapak Suranto atau pak gembil sebagai pelatih. Peneliti melakukan

94

wawancara, dokumentasi, serta mengamati bagaimana siswa dalam mengikuti

program kepelatihan. Kebetulan pada saat itu ada siswa kelas XII yang sedang

berada di lapangan dikarenakan untuk persiapan event AAU yang di

selenggarakan oleh Akademi Angkatan Udara secara rutin. Kejuaraan AAU Cup

merupakan agenda rutin untuk cabor voli dalam meningkatkan eksistensi serta

prestasi mereka dan voli putra selalu menjuarai event tersebut. Kegiatan cabor

pada waktu itu dan biasanya antara lain passing, serving, smashing dan blocking.

Jumlah TIM 12 anak dikarenakan kelas XII sudah tidak ada kegiatan cabor dan

kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Observasi 6

Hari : Sabtu

Tanggal : 18 Juni 2016

Pukul 08.00 peneliti membuat surat pernyataan telah melakukan penelitian

di SMA Negeri 1 Sewon. Hal ini dibarengi dengan berakhirnya kegiatan belajar

mengajar dan kegiatan cabor kelas olahraga pada semester 2 tahun ajaran 2016.

Suasana sekolah juga cenderung sepi, hanya beberapa siswa yang datang ke

sekolah untuk mempersiapkan berbagai event sekolah dan kegiatan remedial

untuk sebagian siswa reguler maupun kelas olahraga yang belum mencapai

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dari sekolah.

95

Lampiran 2: Dokumentasi Foto

Gambar 1. Kelas Voli Putra Gambar 2. Kelas Sepak Bola

Gambar 3. Kelas Basket Gambar 4. Briefing Pelatih

Gambar 5. Tes Kebugaran Putri Gambar 6. Tes Kebugaran Putra

96

Gambar 7. Tes sit up Gambar 8. Tes push up

Gambar 9. Tes kesehatan

Gambar 10. Mengukur tinggi badan

Gambar 11. Tes Cabang Olahraga Gambar 12. Pengisian blangko

97

Lampiran 3: Reduksi data hasil wawancara

Reduksi Data Hasil Wawancara Implementasi Kebijakan Kelas Olahraga di

SMA Negeri 1 Sewon

1. Apa saja program K-BIO di SMA Negeri 1 Sewon?

SR: Kalau KKO masing-masing ada voli, itu spesialis voli. Kemudian pencak

silat di GOR dalam. Ada Karate, Sepakbola, Basket, dll. Jadi ini jamnya

bareng-bareng, tapi voli putri di GOR Patalan.

TH: Kalau yang disekolah itu ada basket, sepak bola, voli putra, karate,

taekwondo, pencak silat. Kalau yang diluar sekolah itu ada bulu tangkis, voli

putri, tenis, atletik, panahan.

RF: Disekolah itu ada sepak bola, basket, taekwondo, karate, pencak silat

sama voli putra itudisini. Kalau yang diluar ada bulu tangkis, panahan,

atletik, tenis, voli putri dan lain-lain.

Kesimpulan: Program-program K-BIO terdiri dari berbagai cabang olahraga

antara lain: Basket, Voli Putra, Voli Putri, Panahan, Karate, Taekwondo,

Pencak Silat, Bulu Tangkis, Atletik, Tenis Lapangan. Para pelatih cabor

terdiri dari pelatih basket, pelatih voli putra, pelatih voli putri, 2 (dua) pelatih

sepak bola, pelatih bulu tangkis, pelatih karate, pelatih taekwondo, pelatih

pencak silat, pelatih panahan, pelatih atletik dan pelatih tenis lapangan.

2. Siapa yang membuat program latihan K-BIO? Kemudian programnya apa

saja?

SR: Yang buat program itu pelatih mbak, terus programnya itu kalau latihan

itu memang rutinitas, kalau jangka panjangnya biasanya untuk event misal

98

porseni. Jika ada event tertentu jamnya ditambah, diluar jam biasanya

separingan. Kalo voli seminggu dua kali.

TH: Yang membuat pelatih masing-masing cabor sendiri biasanya program-

programnya yang basic dulu kalau lagi event kalo ada nanti jamnya

ditambah diluar jam pelajaran K-BIO.

RF: Yang buat programnya pelatih terus anak-anak tinggal latihan pagi dan

sore. Kalau sore biasanya kesepakatan bersama anak-anak waktu free kapan

atau ada event apa.

Kesimpulan: program latihan K-BIO dibuat oleh para pelatih yang telah

ditunjuk oleh sekolah dan profesional di bidang cabor masing-masing.

3. Apa faktor pendukung dan penghambat dari implementasi program K-BIO?

SR: Faktor pendukungnya kalau motivasi anak-anak tinggi maka latihannya

akan tertib. Faktor penghambat mungkin siswa yang letih tidak bisa

mengikuti K-BIO biasanya dipersilahkan untuk ijin tidak mengikuti latihan.

AN: Faktor pendukungnya sih ada senengnya. Senengnya sesuai dengan

akunya. Sesuai kemampuanku tapi penghambatnya kalo abis olahraga 3jam

abis itu pelajaran sampe sore terus sore ada jam tambahan olahraga juga

kan capek sebenernya

DCP: Faktor pendukungnya sih seneng sama suasana sekelas bisa kompak.

Kalau rame-rame gitu mbak jadi ga terlalu terkekang banget. Kalo

penghambat kadang pelajaran ga fokus soalnya capek sama ngantuk.

DKN: Faktor pendukungnya sih temennya bisa kompak. yaa seneng sih dan

ada susahnya. Senangnya bisa kompak dan bercanda bareng. Susahnya ya

99

kecapekan. Seneng sih bisa masuk kelas olahraga. Tetep difokusin olahraga

sama pelajaran. Kadang pelajaran kurang fokus soalnya kecapekan

MS: Tentunya banyak, karena harus didukung atau istilahnya anak-anak

olahraga harus sama standarnya dengan yang reguler maka dalam kegiatan

belajar mengajar ada hambatan.

TH: Faktor pendukungnya dari anak-anak sendiri. Kalau anak-anaknya

semangat, maka latihan juga bisa semangat. Kalau kelihatan capek istirahat

minum kemudian dilanjutkan lagi dan mereka harus tertib mengikuti kegiatan

ini.

RF: Kalau anak-anak semangat dan fit maka program berjalan dengan baik.

Kalau siswa kurang enak badan boleh ijin.

TH: Faktor pendukungnya dari anak-anak sendiri. Kalau anak-anaknya

semangat, maka latihan juga bisa semangat. Kalau kelihatan capek istirahat

minum kemudian dilanjutkan lagi dan mereka harus tertib mengikuti kegiatan

ini.

Kesimpulan: Faktor pendukung dan penghambat berasal dari siswa K-BIO.

Oleh karena itu pelatih harus menyesuaikan kondisi dari siswa agar program

K-BIO berjalan maksimal tanpa mengganggu kelas akademik siswa.

4. Kapan kegiatan K-BIO berlangsung?

SR: Selesai jam 9 kurang atau jam 9 kemudian masuk kelas akademik.

Biasanya tergantung anaknya. Jika cuaca panas biasanya jam sembilan

kurang sudah masuk kelas reguler.

100

TH: Kalau masuknya rutin jam 7 (tujuh) kemudian selesai jam 08.30 atau

tergantung siswanya karena siswa langsung ke pelajaran biasa nanti

takutnya kalau kelamaan jadi kurang fokus di pelajaran. Kan biasanya

sebelum pelajaran pada mandi dulu.

RF: Mulai jam 07.00 sampai jam ketiga jam kegiatan belajar mengajar di

sekolah. Untuk jam kita mengikuti jam sekolah dan tergantung anaknya.

Jika cuaca panas biasanya jam sembilan kurang sudah masuk kelas

reguler.

DCP: Kalau pagi latihan sampai jam 9an terus habis itu masuk pelajaran

seperti biasa.

DKN: pagi latihan sampai jam sembilan.

Kesimpulan: Kelas K-BIO dimulai pukul 07.00 hingga jam ketiga

kegiatan belajar mengajar akademik sekolah.

5. Apakah ada jam latihan cabor diluar jam K-BIO?

SR: Jam sore sesuai dengan kesepakatan dan diluar ekstrakurikuler.

Kegiatan diluar kelas biasanya separingan supaya anak tidak jenuh

biasanya dicarikan separingan yang lebih baik/ideal. Biasanya sama baja,

samudra dan klub besar lainnya atau bisa dari kampung yang memiliki

pemain yang profesional.

AN: Ada. Jam ekstrakurikuler gaada, biasanya tergantung pelatih mau

nambah jam sore gimana. Kalo di kecabangan itu baru ada jam sore

sesuai dengan atlet. Mereka ada jamnya yang kosong itu kapan. Soalnya

beda-beda klub jadi harus menyesuaikan.

101

DCP: Dari pelatih biasanya ada jam tambahan biasanya stengah 5 sama

pagi fisik jam 6 lebih sedikit ke sekolah mandi sore latihan lagi. Sore

kadang-kadang jam 5 bisa sampe sampe isya. Dilanjutin dari abis isya

sampai jam 10. Itu kalo ada event aja kalo gaada event ya gaada

tambahan cuma kelas biasa.

DKN: ntar kalau ada tambahan ya ikut tambahan. Biasanya kalo ada

event tertentu jamnya ditambah.

MS: Artinya karena harus tambah jam. 9 jam per minggu berarti kan

anak-anak itu pulangnya juga harus lebih belakang atau jamnya sampai

jam 10-11. Sedangkan kegiatan anak-anak juga ada klub diluar.biasanya

sebelum disini juga sudah punya klub masing-masing.

TH: Ada dan itu tergantung anak-anaknya atau event yang mau

dilombakan. Kalau misal ada event biasanya latihan atau separingan

antar siswa biasanya untuk pernafasan supaya ga terlalu terforsir waktu

event jadi mungkin keterampilan masing-masing anak

Kesimpulan: Jam tambahan K-BIO dilaksanakan pada sore hari diluar

jam pelajaran atau sesuai kesepakatan antara siswa dan pelatih. jam

tambahan tidak mengganggu kegiatan akademik siswa.

6. Bagaimana siswa memotivasi dirinya sendiri?

AN: Memotivasi diri aku sendiri yaaa kan aku sebagai toaser mau gamau

aku harus siap soalnya toaser perbandingannya 1:5 jadi perannya penting

banget jadi aku harus bisa fit dan keliatan ga capek biasanya minum

vitamin apa gitu biar ga kelihatan capek.

102

DCP: Dorongan dari orangtua soalnya masuk kelas olahraga disini tidak

mudah. Jaga kesehatan supaya tetep fit

DKN: biasanya orangtua ngasih nasihat gitu biar tetep semangat.

Ditambah istirahat cukup supaya tetep fit pas di K-BIO atau dikelas biasa.

103

Lampiran 4: Transkip Wawancara

Transkip Wawancara

Pelatih Voli Putri SMA Negeri 1 Sewon

Kamis, 19 Mei 2016

A. Identitas Diri

a. Nama: Bapak Suranto

b. Jabatan: Pelatih Voli Putri

B. Pertanyaan Penelitian

1. Apa saja program di K-BIO SMA Negeri 1 Sewon?

Kalau KKO masing-masing ada voli, itu spesialis voli. Kemudian

pencak silat di GOR dalam. Ada Karate, Sepakbola, Basket, dll. Jadi

ini jamnya bareng-bareng, tapi voli putri di GOR Patalan.

2. Siapa yang membuat program kepelatihan voli? Kemudian

programnya apa saja?

Yang buat program itu pelatih mbak, terus programnya itu kalau

latihan itu memang rutinitas, kalau jangka panjangnya biasanya untuk

event misal porseni. Jika ada event tertentu jamnya ditambah, diluar

jam biasanya separingan. Kalo voli seminggu dua kali.

3. Apa faktor pendukung dari implementasi program K-BIO?

Faktor pendukungnya kalau motivasi anak-anak tinggi maka

latihannya akan tertib.

4. Apakah siswa merasa terbebani dengan program K-BIO?

Tidak ada yang mengeluh tentang jam dan jika ada yang berhalangan

hadir misal sakit atau kurang fit bisa ijin. Jika ada ujian sekolah (tes

akademik), maka program pelatihan diliburkan dan tidak ada ujian

tertentu di KKO ini.

5. Apa saja event yang biasa diikuti oleh para siswa?

Event yg sering diikuti yaitu UGM cup, AAU CUP. Setiap tahun

adalah poseni yang melibatkan sekolah seluruhnya dari Kabupaten.

104

POPDA antar Kabupaten biasanya diambil pemain yg potensional

untuk mewakili Kabupaten.

6. Kapan kegiatan K-BIO berlangsung?

Selesai jam 9 kurang atau jam 9 kemudian masuk kelas akademik.

Biasanya tergantung anaknya. Jika cuaca panas biasanya jam

sembilan kurang sudah masuk kelas reguler.

7. Apa saja prestasi yang sudah diraih oleh para siswa?

Prestasi yang diraih biasanya Porseni selalu juara, AAU selalu juara

(antar sekolah yang mengadakan AU di Kompleks AU paling timur)

8. Apakah ada jam lain diluar KBM di sekolah?

Jam sore sesuai dengan kesepakatan dan diluar ekstrakurikuler.

Kegiatan diluar kelas biasanya separingan supaya anak tidak jenuh

biasanya dicarikan separingan yang lebih baik/ideal. Biasanya sama

baja, samudra dan klub besar lainnya atau bisa dari kampung yang

memiliki pemain yang profesional.

105

Transkip Wawancara

Siswa/Atlet Voli Putri SMA Negeri 1 Sewon

Kamis, 18 Mei 2016

A. Identitas Diri

a. Nama: Anisa Nur Hidayati

b. Jabatan: Siswa kelas XI IIS 3 (Toaser)

B. Pertanyaan Penelitian

1. Sejak kapan K-BIO diimplementasikan?

Kalau tahunnya aku kurang tahu mbak, tapi udah lama sih.

2. Bagaimana proses seleksi dari K-BIO di SMA Negeri 1 Sewon?

Itu seleksinya di FIK UNY mbak. Ada tes fisik, Vo2 max, Sprint 30m,

tes kecabangan, tes kelentukan, tes vertical jump, dll mbak

3. Sejak kapan kamu suka olahraga?

Kalau dari kecil udah jadi atlet mbak soalnya dari keluarga juga dari

latar belakang olahraga. Tapi aku mulai ikut klub voli dari kelas 4 SD

hingga sekarang.

4. Apa perbedaan K-BIO dengan kelas reguler?

Perbedaan K-BIO sama reguler itu kalau K-BIO ada jam khusus dari

pagi. Biasanya dua kali seminggu selama tiga jam gitu.

5. Apakah ada jam kepelatihan diluar jam K-BIO?

Ada. Jam ekstrakurikuler gaada, biasanya tergantung pelatih mau

nambah jam sore gimana. Kalo di kecabangan itu baru ada jam sore

sesuai dengan atlet. Mereka ada jamnya yang kosong itu kapan.

Soalnya beda-beda klub jadi harus menyesuaikan.

6. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dari K-BIO?

Faktor pendukungnya sih ada senengnya. Senengnya sesuai dengan

akunya. Sesuai kemampuanku tapi penghambatnya kalo abis olahraga

3jam abis itu pelajaran sampe sore terus sore ada jam tambahan

olahraga juga kan capek sebenernya.

106

7. Bagaimana kamu memotivasi dirimu sendiri?

Memotivasi diri aku sendiri yaaa kan aku sebagai toaser mau gamau

aku harus siap soalnya toaser perbandingannya 1:5 jadi perannya

penting banget jadi aku harus bisa fit dan keliatan ga capek biasanya

minum vitamin apa gitu biar ga kelihatan capek.

8. Apakah ada jam tambahan khusus jika ada event tertentu?

Gaada tambahan jam event kalau PON atau POPDA. Tapi kalo event

untuk selolah ada tapi kalo event nasional dan propinsi ada sendiri.

Nanti waktunya biasanya sore diluar jam pelajaran sesuai

kesepakatan bersama.

107

Transkip Wawancara

Siswa/Atlet Voli Putra SMA Negeri 1 Sewon

Kamis, 18 Mei 2016

A. Identitas Diri

a. Nama: Abdurrahman Oktara Nugraha

b. Jabatan: Siswa kelas XII IIS 4

B. Pertanyaan Penelitian

1. Apa kesiapan kamu dalam mengikuti program K-BIO?

Makan, bawa perlengkapan cabor sama peralatan mandi buat abis

latihan

2. Apa yang kamu rasakan setelah mengikuti program K-BIO lanjut

ke kelas reguler?

Yang jelas capek mbak. Tapi tergantung latihannya. Kalau kecapekan

istirahat dulu, mandi terus ke kantin sebentar biar ga terlalu capek.

3. Kapan program pelatihan diluar jam K-BIO biasanya dilakukan?

Latihannya ada mbak biasanya di Patalan. Kalau di sekolah hari

selasa sama kamis. Kalau di klub hari selasa sama jumat.

4. Apa faktor pendukung selama program K-BIO?

Banyak ceweknya. Kelas olahraga, masuk kelas olahraga emang suka

olahraga juga mbak dari dulu. Ada kebanggan tersendiri sih kalau

masuk kelas olahraga.

5. Apa faktor penghambat selama program K-BIO?

Panas. Kalau di GOR seneng, kalo disini rada panas jadi kurang

maksimal latihannya.

6. Bagaimana caramu memotivasi dirimu sendiri jika ada event?

Kalau buat voli biasanya badmoodnya jadi hilang mbak. kalau udah

voli udah lupa semuanya mbak, galau juga langsung ilang mbak. Ini

juga buat mengisi waktu luang supaya ga galau mbak.

108

7. Apasaja persiapan jika ada event keolahragaan?

Persiapannya latihan tambahan paling ntar drill serangan, defense,

drill team biasanya dari luar mbak nanti udah dicariin separingan

sama pelatihnya nanti kita tinggal separingan aja.

109

Transkip Wawancara

Siswa/Atlet Taekwondo Putra SMA Negeri 1 Sewon

Rabu, 15 Juni 2016

A. Identitas Diri

a. Nama: Dheka Carangga Putra

b. Jabatan: Siswa kelas X IIS 3

B. Pertanyaan Penelitian

1. Apasaja tes K-BIO SMA Negeri 1 Sewon?

Ada tes fisik mbak di UNY sama tes kesehatan disana.

2. Apa kesiapan untuk mengikuti K-BIO?

Jaga fisik aja biar tetap fit. Kalau misal sakit banget ijin boleh, kalo

cuma kurang fit biasanya tetep ikut.

3. Apa saja program pelatihan diluar jam K-BIO disekolah?

Biasanya ada seleksi se DIY yang umur remaja, ntar dipilih terus

latihan bareng.

4. Kapan saja K-BIO dilaksanakan?

Kalau pagi latihan sampai jam 9an terus habis itu masuk pelajaran

seperti biasa.

5. Apa saja faktor pendukung dan penghambat K-BIO?

Faktor pendukungnya sih seneng sama suasana sekelas bisa kompak.

Kalau rame-rame gitu mbak jadi ga terlalu terkekang banget. Kadang

pelajaran ga fokus soalnya capek sama ngantuk. Jamnya menurut saya

pas.

6. Bagaimana cara memotivasi diri kalian jika menghadapi event

keolahragaan?

Dari pelatih biasanya ada jam tambahan biasanya stengah 5 sama

pagi fisik jam 6 lebih sedikit ke sekolah mandi sore latihan lagi. Sore

kadang-kadang jam 5 bisa sampe sampe isya. Dilanjutin dari abis isya

sampai jam 10. Itu kalo ada event aja kalo gaada event ya gaada

tambahan cuma kelas biasa.

110

7. Apa motivasi kalian dalam K-BIO? Lalu alasan masuk K-BIO?

Dorongan orangtua mbak. Terus bisa masuk SMA N 1 Sewon, kan

kelas olahraga ada sertifikatnya itu bisa dipake yang ada olahraganya

kaya UNY gitu mbak.

111

Transkip Wawancara

Siswa/Atlet Basket Putra SMA Negeri 1 Sewon

Rabu, 15 Juni 2016

A. Identitas Diri

a. Nama: Dewa Kusuma Nurdiansyah

b. Jabatan: Siswa kelas X IIS 3

B. Pertanyaan Penelitian

1. Apasaja tes K-BIO SMA Negeri 1 Sewon?

Tes pertama itu kita disuruh tanding sama kelas XI SMA N 1 Sewon

mbak terus ada tes lagi di UNY itu tes fisik sama tes kesehatan.

2. Apa kesiapan untuk mengikuti K-BIO?

Jaga fisik aja biar tetap bugar. Kalau lagi kurang fit biasanya pelatih

tau kok. Kalau sakit banget boleh ijin ga ikut kelas.

3. Apa saja program pelatihan diluar jam K-BIO disekolah?

Biasanya ada PAB sama POPWILdari Propinsi DIY

4. Kapan saja K-BIO dilaksanakan?

Pagi latihan, jam 9 pelajaran. Itu kalau capek sih capek. Jam ketiga

tetep ikut pelajaran sampai sore sekitar 15.00-16.00 ntar kalau ada

tambahan ya ikut tambahan. Biasanya kalo ada event tertentu jamnya

ditambah.

5. Apa saja faktor pendukung dan penghambat K-BIO?

Faktor pendukungnya sih temennya bisa kompak. yaa seneng sih dan

ada susahnya. Senangnya bisa kompak dan bercanda bareng.

Susahnya ya kecapekan. Seneng sih bisa masuk kelas olahraga. Tetep

difokusin olahraga sama pelajaran. Kadang pelajaran kurang fokus

soalnya kecapekan

6. Bagaimana cara memotivasi diri kalian jika menghadapi event

keolahragaan?

Biasanya kalau dari pelatih jamnya ditambahin di sekolah aja jamnya

sore ditambahin nanti ditambahin pola2 di lapangan basket tempatnya

di lapangan basket sekolah.

112

7. Apa motivasi kalian dalam K-BIO?

Dorongan orangtua mbak.

113

Transkip Wawancara

Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Sewon

Rabu, 15 Juni 2016

A. Identitas Diri

a. Nama: Drs. Marsudiyana

b. Jabatan: Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Sewon

B. Pertanyaan Penelitian

1. Sejak tahun berapa implementasi K-BIO di SMA Negeri 1 Sewon?

Tiga tahun udah tiga angkatan sebelum saya disini. Saya disini mulai

tahun 2013 dan sebelum itu sudah ada. Kalau SK Dinas Pendidikan

dan Olahraga Propinsi DIY tahun 2012 itu sudah ijin resmi.

2. Apa peran Dinas Pendidikan Menengah dan Non Formal

Kabupaten Bantul untuk K-BIO di SMA Negeri 1 Sewon?

Perannya untuk mengatur tentang kuota dan sebagainya. Peran

secara aktif dalam pembinaan olahraga itu tidak ada. Cuma

mendukung saya, peran di olahraga belum.

3. Apa perbedaan Kelas Reguler dengan K-BIO di SMA Negeri 1

Sewon?

Bedanya ya cabang olahraga. Kalau yang lain itu misalnya

akademiknya kemudian ekstrakurikuler. Kalau yang olahraga

akademik sama dengan reguler hanya jam cabor itu ditambah, dan ada

pembinaan dari pelatih.

4. Apa peran FIK UNY dalam implementasi K-BIO di SMA Negeri 1

Sewon?

Sangat berpartisipasi dalam hal perekrutan siswa baru. Dari kita juga

kerjasama dengan propinsi DIY.

5. Apa saja faktor penghambat dalam Implementasi K-BIO di SMA

Negeri 1 Sewon?

Tentunya banyak, karena harus didukung atau istilahnya anak-anak

olahraga harus sama standarnya dengan yang reguler maka dalam

kegiatan belajar mengajar ada hambatan.

114

6. Bagaimana sekolah memfasilitasi implementasi K-BIO di SMA

Negeri 1 Sewon?

Tentunya pada kegiatan cabor yaitu termasuk sarpras walaupun

belum 100% tapi kita sudah menyediakan. Kalau yang disekolahan

tidak ada kita latihannya diluar.

7. Bagaimana ketercapaian program K-BIO?

Ketercapaian program ya dalam rencana kita semua tercapai.

8. Apa saja faktor yang mempengaruhi Implementasi K-BIO di SMA

Negeri 1 Sewon?

Faktor eksternal gaada kalau internal itu masalah yang akademik.

Artinya karena harus tambah jam. 9 jam per minggu berarti kan anak-

anak itu pulangnya juga harus lebih belakang atau jamnya sampai jam

10-11. Sedangkan kegiatan anak2 juga ada klub diluar.biasanya

sebelum disini juga sudah punya klub masing-masing.

9. Apa manfaat K-BIO untuk siswa dan sekolah?

Menurut saya baik artinya untuk anak-anak yang berbakat itu ya

memang bakatnya olahraga sehingga dia juga membawa nama baik

sekolah dengan berbagai cabang olahraga mereka. Kendala-kendala

tetep sementara bagaimana kita mengantisipasi agar bisa dikurangi.

10. Bagaimana sikap sekolah dalam meminimalisir kendala-kendala

dalam implementasi K-BIO?

Biasanya koordinasi dengan penanggung jawab yaitu pelatih cabang

olahraga masing-masing.

11. Adakah miss komunikasi tentang program K-BIO?

Dari awal sudah disosialisasikan kepada orang tua dan siswa yang

masuk ke kelas olahraga itu kalau nanti ada program seperti ini dan

orangtua mendukung karena bakat anak disitu maka orangtua juga

tidak ada keluhan. Orangtua diberikan penjelasan kalau anak-anak K-

BIO menyamakan dengan reguler maka pulangnya lebih mundur pada

hari-hari tertentu.

115

Transkip Wawancara

Pelatih Basket SMA Negeri 1 Sewon

Kamis, 28 April 2016

A. Identitas Diri

a. Nama: Bapak Totok Haryanta

b. Jabatan: Pelatih Basket

B. Pertanyaan Penelitian

1. Apa saja program di K-BIO SMA Negeri 1 Sewon?

Kalau yang disekolah itu ada basket, sepak bola, voli putra, karate,

taekwondo, pencak silat. Kalau yang diluar sekolah itu ada bulu

tangkis, voli putri, tenis, atletik, panahan.

2. Siapa yang membuat program latihan basket? Kemudian

programnya apa saja?

Yang membuat pelatih masing-masing cabor sendiri biasanya

program-programnya yang basic dulu kalau lagi event kalo ada nanti

jamnya ditambah diluar jam pelajaran K-BIO.

3. Apa faktor pendukung dari implementasi program K-BIO?

Faktor pendukungnya dari anak-anak sendiri. Kalau anak-anaknya

semangat, maka latihan juga bisa semangat. Kalau kelihatan capek

istirahat minum kemudian dilanjutkan lagi dan mereka harus tertib

mengikuti kegiatan ini.

4. Apakah siswa merasa terbebani dengan program K-BIO?

Kalau terbebani saya rasa tidak karena dari awal komitmen mereka

sudah di olahraga. Mungkin jika capek istirahat dulu jangan lama-

lama soalnya kalau kelamaan nanti siswa malah malas gerak lagi.

Biasanya kalau capek banget pada teriak sekali setelah itu dilanjutkan

lagi.

5. Apa saja event yang biasa diikuti oleh para siswa?

Event yg biasanya diikuti itu DBL di GOR UNY. Kemudian setiap

tahun ada poseni yang diikuti sekolah se kabupaten. POPDA antar

Kabupaten biasanya nanti anak-anak dipersiapkan lagi.

116

6. Kapan kegiatan K-BIO berlangsung?

Kalau masuknya rutin jam 7 (tujuh) kemudian selesai jam 08.30 atau

tergantung siswanya karena siswa langsung ke pelajaran biasa nanti

takutnya kalau kelamaan jadi kurang fokus di pelajaran. Kan biasanya

sebelum pelajaran pada mandi dulu.

7. Apa saja prestasi yang sudah diraih oleh para siswa?

Prestasi yang diraih biasanya Porseni atau POPDA kabupaten. Ini

jumlah siswanya ada 10 orang tapi 2 siswa baru ada event jadi tidak

bisa hadir di latihan pagi ini.

8. Apakah ada jam lain diluar KBM di sekolah?

Ada dan itu tergantung anak-anaknya atau event yang mau

dilombakan. Kalau misal ada event biasanya latihan atau separingan

antar siswa biasanya untuk pernafasan supaya ga terlalu terforsir

waktu event jadi mungkin keterampilan masing-masing anak

117

Transkip Wawancara

Pelatih Sepak Bola SMA Negeri 1 Sewon

Kamis, 3 Mei 2016

A. Identitas Diri

a. Nama: Bapak Ridwan Fauzi

b. Jabatan: Pelatih Sepak Bola

B. Pertanyaan Penelitian

1. Apa saja program di K-BIO SMA Negeri 1 Sewon?

Kalau yang disekolah itu ada basket, sepak bola, taekwondo, karate,

pencak silat sama voli putra. Yang diluar itu ada badminton, voli

putri, panahan, atletik.

2. Siapa yang membuat program latihan sepak bola? Kemudian

programnya apa saja?

Yang buat pelatih terus anak-anak tinggal latihan biasa nanti juga

dilihat kondisi anak-anak supaya maksimal.

3. Apa faktor pendukung dari implementasi program K-BIO?

Faktor pendukungnya kalau anak-anak semangat ya latihannya

maksimal. Tapi kalau kurang fit boleh ijin ga ikut kelas ini dan

biasanya di tepi lapangan lihat temannya main. Tapi biasanya anak-

anak kalau ga sakit banget misal cidera selalu ikut pelajaran sampai

selesai.

4. Apakah siswa merasa terbebani dengan program K-BIO?

Gaada yang ngeluh dengan program ini, biasanya malah pada minta

tambahan jam pelajaran diluar sekolah. Biasanya sore sesuai

kesepakatan siswa.

5. Apa saja event yang biasa diikuti oleh para siswa?

Biasanya yang rutin itu POPDA dari Kabupaten sama Propinsi itu

rutin setiap tahun pasti ada. Selain itu ada event dari kampus misalnya

UNY atau UGM biasanya anak-anak ikut.

118

6. Kapan kegiatan K-BIO berlangsung?

Kalau selesainya sekitar jam sembilan, ntar anak-anak pada mandi

dulu sebelum masuk pelajaran biasa. Setelah mandi biasanya istirahat

ke kantin kemudian masuk kelas masing-masing.

7. Apa saja prestasi yang sudah diraih oleh para siswa?

Biasanya yang dari kabupaten selalu lolos seleksi,

8. Apakah ada jam lain diluar KBM di sekolah?

Ada biasanya sore nanti gabung atau separingan sama SSB Semail

atau yang lainnya. Nanti tergantung anak-anak mau gimana.

119

120

121

122

123

119

120

121

Tabel 6 Struktur kurikulum kelas X IPS (KBIO)

Mata Pelajaran Alokasi Waktu

Smt. 1 Smt.2

Kelompok A (Wajib)

1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3

2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4

4. Matematika 4 4

5. Sejarah Indonesia 2 2

6. Bahasa Inggris 2 2

Kelompok B (Wajib)

7. Seni Budaya 2 2

8. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 3 3

9. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2

10. Bahasa Jawa 2 2

Kelompok C (Peminatan)

11. Geografi 3 3

12. Sejarah 3 3

13. Sosiologi 3 3

14. Ekonomi 3 3

Kelompok D (Lintas Minat)

15. Kimia 3 3

16. Fisika 3 3

17. Cabang Olahraga (dilaksanakan di luar KBM) 9* 9*

Jumlah Jam Pelajaran yang Harus Ditempuh per Minggu 44 44

122

Sumber: BAB III Kurikulum SMA Negeri 1 Sewon

Tabel 7 Struktur kurikulum kelas XI IPS (KBIO)

Mata Pelajaran Alokasi Waktu

Smt. 1 Smt.2

Kelompok A (Wajib)

1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3

2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4

4. Matematika 4 4

5. Sejarah Indonesia 2 2

6. Bahasa Inggris 2 2

Kelompok B (Wajib)

7. Seni Budaya 2 2

8. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 3 3

9. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2

10. Bahasa Jawa 2 2

Kelompok C (Peminatan)

11. Geografi 4 4

12. Sejarah 4 4

13. Sosiologi 4 4

14. Ekonomi 4 4

Kelompok D (Lintas Minat)

15. Bahasa dan Sastra Inggris 4 4

16. Cabang Olahraga (dilaksanakan di luar KBM) 9* 9*

Jumlah Jam Pelajaran yang Harus Ditempuh per Minggu 46 46

Sumber: BAB III Kurikulum SMA Negeri 1 Sewon

123

Tabel 14 Struktur kurikulum kelas XII IPS (KBIO)

Mata Pelajaran Alokasi Waktu

Smt. 1 Smt.2

Kelompok A (Wajib)

1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3

2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4

4. Matematika 4 4

5. Sejarah Indonesia 2 2

6. Bahasa Inggris 2 2

Kelompok B (Wajib)

7. Seni Budaya 2 2

8. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 3 3

9. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2

10. Bahasa Jawa 2 2

Kelompok C (Peminatan)

11. Geografi 4 4

12. Sejarah 4 4

13. Sosiologi 4 4

14. Ekonomi 4 4

Kelompok D (Lintas Minat)

15. Bahasa dan Sastra Inggris 4 4

16. Cabang Olahraga (dilaksanakan di luar KBM) 9* 9*

Jumlah Jam Pelajaran yang Harus Ditempuh per Minggu 46 46

124

125

126

127

128

129

130

131

132

133

134

135