implementasi guru kreatif dan berkarakter

26
IMPLEMENTASI GURU KREATIF DAN BERKARAKTER MELALUI PENDEKATAN HAPPY LEARNING A. Heppy learning (belajar menyenangkan) Heppy learning adalah belajar yang menyenangkan, sedangkan pendekatan diartikan sebagai sebuah konsep keilmuan yang digunakan oleh para peneliti dalam mencari kebenaran hasil penelitian, misalnya pendekatan sosiologis, psikologis dan historis. a. Pendekatan sosilologis secara sederhana, bahwa arti sosiologi dapat dipahami sebagai suatu disiplin ilmu tentang keadaan masyarakat yang lengkap dengan struktur, lapisan, serta berbagai gejala sosial yang saling berhubungan. 1 b. Pendekatan psikologis Psikologi sebagai ilmu merupakan pegetahuan yang di peroleh dengan pendekatan ilmiah, dan merupakan pengetahuan yang di peroleh dengan penelitian-penelitian ilmiah. Oleh karenanya sebagai salah satu ciri psikologi sebagai suatu ilmu adalah berdasarkan data empiris di samping data tersebut di peroleh secara sistematis, ( Morgan, dkk,1984 ) c. Pendekatan historis 1 Soerjono Soekanto. Sosiologi Suatu Pengantar. (Jakarta: PT Raja Grafindo Prasada, 2002), hlm. 19-20.

Upload: nhie-chiemuse-libra

Post on 29-Dec-2015

596 views

Category:

Documents


20 download

TRANSCRIPT

Page 1: Implementasi Guru Kreatif Dan Berkarakter

IMPLEMENTASI GURU KREATIF DAN BERKARAKTER

MELALUI PENDEKATAN HAPPY LEARNING

A. Heppy learning (belajar menyenangkan)

Heppy learning adalah belajar yang menyenangkan, sedangkan

pendekatan diartikan sebagai sebuah konsep keilmuan yang digunakan oleh

para peneliti dalam mencari kebenaran hasil penelitian, misalnya pendekatan

sosiologis, psikologis dan historis.

a. Pendekatan sosilologis secara sederhana, bahwa arti sosiologi dapat

dipahami sebagai suatu disiplin ilmu tentang keadaan masyarakat yang

lengkap dengan struktur, lapisan, serta berbagai gejala sosial yang saling

berhubungan.1

b. Pendekatan psikologis

Psikologi sebagai ilmu merupakan pegetahuan yang di peroleh dengan

pendekatan ilmiah, dan merupakan pengetahuan yang di peroleh dengan

penelitian-penelitian ilmiah. Oleh karenanya sebagai salah satu ciri

psikologi sebagai suatu ilmu adalah berdasarkan data empiris di samping

data tersebut di peroleh secara sistematis, ( Morgan, dkk,1984 )

c. Pendekatan historis

Historis artinya sejarah, menurut Ismaun menyatakan bahwa sejarah

sebagai ilmu adalah suatu susunan pengetahuan (a body of knowledge)

tentang peristiwa dan cerita yang terjadi di dalam masyarakat manusia

pada masa lampau yang disusun secara sistematis dan metodis berdasarkan

asas-asas, prosedur, dan metode serta teknik ilmiah yang diakui oleh para

sejarawan

Happy Learning secara harfiah berarti pembelajaran yang

menyenangkan. Sedangkan dari sudut lain, happy learning merupakan sebuah

sifat dan karakter pembelajaran yang berbasis pada asumsi bahwa pada

dasarnya manusia lebih suka diperlakukan dengan cara yang halus, bukan

dengan cara yang kasar, dengan cara yang menggembirakan bukan

1 Soerjono Soekanto. Sosiologi Suatu Pengantar. (Jakarta: PT Raja Grafindo Prasada, 2002), hlm. 19-20.

Page 2: Implementasi Guru Kreatif Dan Berkarakter

menakutkan. Pendekatan happy learning ini muncul sebagai respon terhadap

meningkatnya tuntutan masyarakat yang ingin diperlakukan secara adil,

manusiawi, demokratis, egaliter, dan terbuka.

Dalam prakteknya happy learning ini diwujudkan dalam model

pembelajaran yang mengundang peserta didik untuk partisipatif, aktif, kreatif,

efektif dan menyenangkan yang selanjutnya dikenal dengan istilah PAIKEM

(Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan). 2

PAIKEM juga memungkinkan siwa melakukan kegiatan yang

beragam untuk mengembangkan sikap, pemahaman, dan keterampilannya

sendiri dalam arti tidak semata-mata “disuapi” guru. Di antara metode-

metode mengajar yang amat mungkin digunakan untuk

mengimplementasikan:

1. Pembelajaran Aktif

Secara harfiah active artinya: ”in the habit of doing things,

energetic” (Hornby, 1994:12), artinya terbiasa berbuat segala hal dengan

menggunakan segala daya.  Pembelajaran yang aktif berarti pembelajaran

yang memerlukan keaktifan  semua siswa dan guru secara fisik, mental,

emosional, bahkan moral dan spiritual.

Guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa

aktif bertanya, membangun gagasan, dan melakukan kegiatan yang dapat

memberikan pengalaman langsung, sehingga belajar merupakan proses

aktif siswa dalam membangun pengetahuannya sendiri. Dengan demikian,

siswa didorong untuk  bertanggung jawab terhaap proses belajarnya

sendiri.3

2. Pembelajaran Inovatif

Pembelajaran inovatif  dapat  menyeimbangkan fungsi otak kiri dan

kanan apabila dilakukan dengan cara meng- integrasikan media/alat bantu

terutama yang berbasis teknologi baru/maju ke dalam proses pembelajaran

tersebut. Sehingga, terjadi proses renovasi mental, di antaranya

2 Muhibbin Syah dan Rahayu Kariadinata, “Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM)”, Bahan Pelatihan, UIN Sunan Gunung Djati, Bandung, 2009, hal. 32.

3 Silberman, Mel, Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran Aktif, (terjemahan Sarjuli et al.). Yogyakarta:Yappendis. 2004

Page 3: Implementasi Guru Kreatif Dan Berkarakter

membangun rasa pecaya diri siswa. Penggunaan bahan pelajaran, software

multimedia, dan microsoft power point merupakan salah satu alternatif.4

3. Pembelajaran Kreatif 

Pembelajaran yang kreatif mengandung makna tidak sekedar

melaksanakan dan menerapkan kurikulum.

Pembelajaran kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan

kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat

kemampuan siswa dan tipe serta gaya belajar siswa

4. Pembelajaran Efektif

Pembelajaran dapat dikatakan efektif (effective / berhasil guna) jika

mencapai sasaran atau minimal mencapai kompetensi dasar yang telah

ditetapkan. Di samping itu, yang juga penting adalah banyaknya

pengalaman dan hal baru yang  “didapat“ siswa. Guru pun diharapkan

memeroleh “pengalaman baru” sebagai hasil interaksi dua arah dengan

siswanya. 5

Untuk mengetahui keefektifan sebuah proses pembelajaran, maka

pada setiap akhir pembelajaran perlu dilakukan evaluasi. Evaluasi yang

dimaksud di sini bukan sekedar tes untuk siswa, tetapi semacam refleksi,

perenungan yang dilakukan oleh guru dan siswa, serta didukung oleh data

catatan guru. Hal ini sejalan dengan kebijakan penilian berbasis kelas atau

penilaian authentic yang lebih menekan- kan pada penilaian proses selain

penilaian hasil belajar (Warta MBS UNICEF : 2006).

5. Pembelajaran Menyenangkan

Pembelajaran yang menyenangkan adalah pembelajaran yang dapat

dinikmati siswa. Siswa merasa nyaman, aman dan asyik. Perasaan yang

mengasyikkan mengandung unsur inner motivation(motivasi abtin), yaitu

dorongan keingintahuan yang disertai upaya mencari tahu sesuatu.

Adapun ciri-ciri pokok pembelajaran yang menyenangkan, adalah

sebagai berikut:

4 Isma’il SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: Rasail Media Group, 2008), hlm., 46

5 Yudhi munadhi, media pembelajaran. Gaung persada(Jakarta:2008) hal.6

Page 4: Implementasi Guru Kreatif Dan Berkarakter

a. Adanya lingkungan yang rileks, menyenangkan, tidak membuat tegang

(stress), aman, menarik, dan tidak membuat siswa ragu melakukan

sesuatu meskipun keliru untuk mencapai keberhasilan yang tinggi;

b. Terjaminnya ketersediaan materi pelajaran dan metode yang relevan;

c. Terlibatnya semua indera dan aktivitas otak kiri dan kanan;

d. Adanya situasi belajar yang menantang (challenging) bagi peserta

didik untuk berpikir jauh  ke depan dan mengeksplorasi materi yang

sedang dipelajari;

e. Adanya situasi belajar emosional yang positif ketika para siswa belajar

bersama, dan ketika ada humor, dorongan semangat, waktu istirahat,

dan dukungan yang antusias6

B. Tujuh Komponen Inti Dalam Happy Learning:

1. Kurikulum yang berpusat pada anak didik.

Satu pendekatan pendidikan di mana kurikulum, aktivitas

pengajaran, pembelajaran dan penilaian adalah berfokuskan kepada

murid.

Ciri-ciri adalah sebagai berikut:

a. Murid memainkan peranan penting

b. Komunikasi dua arah. 

c. Guru lebih banyak membahas masalah serta membimbing.

d. Objektif pencapaian prestasi murid lebih diutamakan.

e. Peluang interaktif di antara murid adalah positif.

2. Pengelolaan dan organisasi kelas yang sesuai dengan jiwa anak

Kelas merupakan taman belajar bagi peserta didik dan menjadi

tempat mereka, bertumbuh dan berkembang baik secara fisik ,

intelektual , maupun emosional (Ahmad 1995:14). Oleh karena itu kelas

harus dikelola sedemikian rupa sehingga benar-benar merupakan tempat

belajar yang menyenangkan;

a. Syaratnya adalah

6 Darmansyah.2011.Strategi Pembelajaran Menyenangkan dengan Humor.Jakarta:Bumi Aksara. Hal 66

Page 5: Implementasi Guru Kreatif Dan Berkarakter

1. Ruang harus Rapi, bersih, sehat dan tidak lembab

2. Cukup cahaya yang meneranginya

3. Sirkulasi Udaranya cukup

4. Perabot dalam keadaan baik, cukup jumlahnya dan ditata dengan

rapi

5. Jumlah murid tidak lebih dari 40 orang

b. Menata perabotan kelas

1. Papan tulis

2. Meja kursi Guru

3. Alamri Kelas

4. Jadwal Pelajaran

5. Papan Absensi

6. Daftar piket kelas

7. Kalender pendidikan

8. Gambar alat peraga

9. Tempat cuci tangan

10. Tempat sampah

3. Proses belajar mengajar yang berpusat pada anak

Guru-guru yang menggunakan pembelajaran yang lebih berpusat

pada siswa cenderung menciptakan lingkungan pembelajaran dengan ciri-

ciri sebagai berikut :

a. Suasana kelas yang hangat, mendukung.

Dalam suasana ini, guru mengijinkan siswa untuk

mengenalnya dan selanjutnya akan menyukainya. Kalau guru disukai

oleh siswa, maka siswa akan bersedia bekerja keras untuk orang yang

disukainya.

b. Para siswa diminta untuk hanya mengerjakan pekerjaan yang

bermanfaat

.Guru harus menjelaskan manfaat apa yang akan diperoleh siswa

jika mereka mengarjakan apa yang diminta oleh guru.

c. Para siswa selalu diminta untuk mengerjakan yang terbaik yang dapat

mereka lakukan.

Page 6: Implementasi Guru Kreatif Dan Berkarakter

Kondisi kualitas pekerjaan termasuk didalamnya adalah

pengetahuan siswa tentang gurunya dan apa yang diharapkan serta

keyakinannya bahwa guru memberikan kepedulian untuk

membantunya.

d. Para siswa diminta untuk mengevaluasi pekerjaannya.

Evaluasi diri diperlukan untuk menilai kualitas pekerjaan yang

telah dilakukan oleh para siswa, berdasarkan hasil evaluasi itulah siswa

mengetahui bagaimana pekerjaannya serta dapat mengulangi

prosesnya sampai kualitas terbaik dapat dicapai.

e. Kualitas pekerjaan yang baik selalu menimbulkan perasaan senang.

Para siswa merasa senang ketika mereka menghasilkan

pekerjaan yang berkualitas baik.  

4. Bahan pengajaran yang cukup dan tepat

Bahan pengajaran adalah satu bentuk komunikasi bertujuan untuk

memberitahu, mempengaruhi, mempengaruhi dan menghibur. Tugas

pengajar untuk memberitahu atau menyampaikan satu himpunan

maklumat atau fakta kepada murid-murid.

Bahan pengajaran atau materi pelajaran adalah gabungan antara

pengetahuan (fakta, informasi yang terperinci), keterampilan (langkah,

prosedur, keadaan dan syarat syarat) dan faktor sikap.

Dasar yang dipakai dalam memilih bahan atau materi pelajaran

menurut A. Samana terdiri dari:

1. Tujuan instruksional umum

2. ingkat pengembangan dan intelektual anak

3. Pengalaman anak dan

4. Alokasi waktu

Sementara itu Suharsimi Arikunto mengemukakan dasar

pemilihan materi pelajaran sebagai berikut:

1. Tujuan

2. Keadaan siswa

3. Situasi setempat

4. Tersedianya waktu dan fasilitas

Page 7: Implementasi Guru Kreatif Dan Berkarakter

Dari kedua pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa dasar

pemilihan materi adalah sebagai berikut:

1. Tujuan instruksional umum

2. Tingkat pengembangan siswa

3. Pengalaman siswa

4. Tersedianya waktu dan fasilitas.

5. Peran guru.

Pengertian guru sangat banyak makna dan arti, ada yang bilang

juga arti guru di gugu terus ditiru yang dalam bahas Indonesia artinya

adalah dipercaya dan di contoh. Guru dari bahasa Sansekerta guru yang

juga berarti guru, tetapi arti yang paling tepat adalah seorang pengajar

suatu ilmu.

Dalam bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk pendidik

profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.

McLeod, (1989) berasumsi guru adalah seseorang yang

pekerjaanya mengajar orang lain. Kata mengajar dapat kita tapsirkan

misalnya :

a. Menularkan pengetahuan dan kebudayaan kepada orang lain (bersifat

kognitip).

b. Melatih ketrampilan jasmani kepada orang lain (psikomotorik)

c. Menanamkan nilai dan keyakinan kepada orang lain (afektip)

Guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia

dini. jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan

pendidikan menengah.

Guru-guru seperti ini harus mempunyai semacam kualifikasi

formal. Dalam definisi yang lebih luas, setiap orang yang mengajarkan

suatu hal yang baru dapat juga dianggap seorang guru.

Jadi pengertian guru adalah tenaga pendidik yang pekerjaanya

utamanya mengajar (UUSPN tahun 1989 Bab VII pasal 27 ayat 3)

Selain siswa, faktor penting dalam proses belajar mengajar adalah

guru. Guru sangat berperan penting dalam menciptakan kelas yang

Page 8: Implementasi Guru Kreatif Dan Berkarakter

komunikatif. Breen dan Candlin dalam Nunan(1989:87) mengatakan

bahwa peran guru adalah sebagai fasilitator dalam proses yang

komunikatif, bertindak sebagai partisipan, dan yang ketiga bertindak

sebagai pengamat.

Menurut tinjauan psikologi,kepribadian berarti sifat hakiki

individu yang tercermin pada sikap dan perbuatanya yang membedakan

dirinya dari yang lain. McLeod (1989) mengartikan kepribadian

(personality) sebagai sipat yang khas yang dimiliki oleh seseorang. Dalam

hal ini kepribadian adalah karakter atau identitas.

6. Perbaikan

a. Pemantauan

1) Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap

perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran.

2) Pemantauan dilakukan dengan cara diskusi kelompok terfokus,

pengamatan, pencatatan, perekaman, wawacara, dan dokumentasi.

3) Kegiatan pemantauan dilaksanakan oleh kepala dan pengawas

satuan pendidikan.

b. Supervisi

1) Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan,

pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran.

2) Supervisi pembelajaran diselenggarakan dengan cara pemberian

contoh, diskusi, pelatihan, dan konsultasi

3) Kegiatan supervisi dilakukan oleh kepala dan pengawas satuan

pendidikan.

c. Evaluasi

1) Evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk menentukan

kualitas pembelajaran secara keseluruhan, mencakup tahap

perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses

pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran.

2) Evaluasi proses pembelajaran diselenggarakan dengan cara: [a]

membandingkan proses pembelajaran yang dilaksanakan guru

Page 9: Implementasi Guru Kreatif Dan Berkarakter

dengan standar proses, dan [b] mengidentifikasi kinerja guru

dalam proses pembelajaran sesuai dengan  kompetensi guru.

3) Evaluasi proses pembelajaran memusatkan pada keseluruhan

kinerja guru dalam proses pembelajaran.

d. Pelaporan

Hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses

pembelajaran dilaporkan kepada pemangku kepentingan.

e. Tindak lanjut

1) Penguatan dan penghargaan diberikan kepada guru yang telah

memenuhi standar.

2) Teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada guru yang

belum memenuhi standar.

3) Guru diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan/ penataran

lebih lanjut.

7. Hubungan yang efektif antara sekolah dan keluarga

Hubungan keluarga dengan sekolah biasanya dibentuk pihak

sekolah dengan memberikan informasi penting kepada orangtua seputar

kemampuan anak yang berhasil dipetakan di sekolah, menyampaikan

pentingnya dukungan dari keluarga untuk keberlangsungan kegiatan

belajar anak, sampai kondisi rumah seperti apa yang kondusif untuk anak

belajar. Guru menjadi ujung tombak harmonisnya hubungan keluarga

dengan sekolah, karena gurulah yang bertugas menyampaikan informasi

penting ke orangtua demi terwujudnya kondisi dasar yang dibutuhkan

anak untuk belajar dengan baik di lingkungan keluarganya.

Dalam melaksanakan PAIKEM, guru perlu memperhatikan beberapa

hal sebagai berikut:  

1. Memahami Sifat yang Dimiliki Siswa

Pada dasarnya anak memiliki imajinasi dan sifat ingin tahu. Semua

anak terlahir dengan membawa dua potensi ini. Keduanya merupakan

modal dasar bagi berkembangnya sikap/pikiran kritis dan kreatif. Oleh

karenanya, kegiatan pembelajaran perlu dijadikan lahan yang kita olah

agar menjadi tempat yang subur bagi perkembangan kedua potensi

Page 10: Implementasi Guru Kreatif Dan Berkarakter

anugerah Tuhan itu. Suasana pembelajaran yang diiringi dengan pujian

guru terhadap hasil karya siswa, yang disertai pertanyaan guru yang

menantang dan dorongan agar siswa melakukan percobaan, misalnya,

merupakan pembelajaran yang baik untuk mengembangkan potensi

siswa.    

2. Memahami Perkembangan Kecerdasan Siswa

Menurut Jean Piaget dalam Syah  (2008: 29-33), perkembangan

kecerdasan akal/perkembangan kognitif manusia berlangsung dalam empat

tahap, yakni: Sensory-motor (Sensori-motor/0-2 tahun) Pre-operational

(Pra-operasional / 2-7 tahun) Concrete-operational (Konkret-operasional /

7-11tahun) Formal-operational (Formal- operasional / 11 tahun ke atas).

Selama kurun waktu pendidikan dasar dan menengah, siswa mengalami

tahap Concrete-operational dan Formal-operational.

3. Mengenal Siswa Secara Perorangan

Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan

memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam PAIKEM  perbedaan

individual perlu diperhatikan dan harus tecermin dalam kegiatan

pembelajaran. Semua siswa dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan

yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Siswa

yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu

temannya yang lemah dengan cara ”tutor sebaya”. Dengan mengenal

kemampuan siswa, apabila ia mendapat kesulitan kita dapat membantunya

sehingga belajar siswa tersebut menjadi optimal.

4. Memanfaatkan Perilaku Siswa Dalam Pengorganisasian Belajar

Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain

berpasangan atau berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat

dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas

atau membahas sesuatu, siswa dapat bekerja berpasangan atau dalam

kelompok. Berdasarkan pengalaman, siswa akan menyelesaikan tugas

dengan baik apabila mereka duduk berkelompok. Duduk seperti ini

memudahkan mereka untuk berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun

Page 11: Implementasi Guru Kreatif Dan Berkarakter

demikian, siswa perlu juga menyelesaikan tugas secara perorangan agar

bakat individunya berkembang.

5. Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis, Kreatif, dan 

Kemampuan  Memecahkan Masalah

Pada dasarnya belajar yang baik adalah memecahkan masalah

karena dalam belajar sesungguhnya kita menghadapkan siswa pada

masalah. Hal ini memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis

untuk menganalisis masalah dan kreatif untuk melahirkan alternatif

pemecahan masalah. Berpikir kritis dan kreatif berasal dari rasa ingin tahu

dan imajinasi yang keduanya ada pada diri anak sejak lahir. Oleh karena

itu, tugas guru adalah mengembangkannya, antara lain dengan sering

memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan terbuka dan

memungkinkan siswa berpikir mencari alasan dan membuat analisis yang

kritis. Pertanyaan dengan kata-kata ”Mengapa?”, ”Bagaimana kalau...”

dan “Apa yang terjadi jika…” lebih baik daripada pertanyaan dengan kata-

kata yang hanya berbunyi “Apa?”, ”Di mana?”.

6. Mengembangkan Ruang Kelas Sebagai Lingkungan Belajar  yang

Menarik

Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan

dalam PAIKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk

memenuhi ruang kelas. Selain itu, hasil pekerjaan yang dipajangkan

diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan

inspirasi bagi siswa lain. Materi yang dipajangkan dapat berupa hasil kerja

perorangan, pasangan, atau kelompok. Pajangan dapat berupa gambar,

peta, diagram, model, benda asli, puisi, karangan, dan sebagainya. Ruang

kelas yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa, dan ditata

dengan baik, dapat membantu guru dalam kegiatan pembelajaran karena

dapat dijadikan rujukan ketika membahas sebuah masalah.

7. Memanfaatkan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar

Lingkungan (fisik, sosial, dan budaya) merupakan sumber yang

sarat dengan bahan belajar siswa. Lingkungan dapat berperan sebagai

media belajar dan objek kajian (sumber belajar). Penggunaan lingkungan

Page 12: Implementasi Guru Kreatif Dan Berkarakter

sebagai sumber belajar sering membuat siswa merasa senang dalam

belajar. Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak selalu harus di luar

kelas. Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk

menghemat biaya dan waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat

mengembangkan sejumlah keterampilan seperti mengamati (dengan

seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis,

mengklasifikasi, membuat tulisan, dan membuat gambar / diagram.

8. Memberikan Umpan Balik yang Baik untuk Meningkatkan  Kegiatan

Belajar  

Mutu hasil belajar akan meningkat apabila terjadi interaksi dalam

belajar. Pemberian umpan balik (feedback) dari guru kepada siswa

merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik

hendaknya lebih banyak mengungkapkan kekuatan daripada kelemahan

siswa. Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus secara santun.

Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi

tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil

pekerjaan siswa dan memberikan komentar dan catatan. Catatan guru

berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri

siswa daripada hanya sekedar angka.

9. Membedakan Antara Aktif Fisik dengan Aktif Mental

Banyak guru yang cepat merasa puas saat menyaksikan para siswa

sibuk bekerja dan bergerak, apalagi jika bangku diatur berkelompok dan

para siswa duduk berhadapan. Situasi yang mencerminkan aktifitas fisik

seperti ini bukan ciri berlangsungnya PAIKEM yang sebenarnya, karena

aktif secara mental (mentally active) lebih berarti daripada aktif secara

fisik (phisically active). Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang

lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif secara

mental. Syarat berkembangnya aktif  mental adalah tumbuhnya perasaan

tidak takut, seperti: takut ditertawakan, takut disepelekan, dan takut

dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru hendaknya menghilangkan

penyebab rasa takut tersebut, baik yang muncul dari temannya maupun

Page 13: Implementasi Guru Kreatif Dan Berkarakter

dari guru itu sendiri. Berkembangnya rasa takut sangat bertentangan

dengan prinsip PAIKEM.

C. Penerapan Paikem Dalam  Proses Pembelajaran

PAIKEM merupakan singkatan dari pembelajaran Aktif, Inovatif,

Kreatif, Evektif, dan Menyenangkan. Istilah Aktif maksudnya pembelajaran

adalah sebuah proses aktif membangun makna dan pemahaman dari informasi,

ilmu pengetahuan, maupun pengalaman oleh peserta didik sediri7

Secara garis besar, PAIKEM dapat digambarkan sebagai berikut:

a. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman

dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.

b. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam

membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai

sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan,

dan cocok bagi siswa.

c. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang

lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’

d. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif,

termasuk cara belajar kelompok.

e. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam

pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan

melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.

PAIKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama

KBM. Pada saat yang sama, gambaran tersebut menunjukkan kemampuan

yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan keadaan tersebut. Berikut adalah

tabel beberapa contoh kegiatan KBM dan kemampuan guru yang bersesuaian.

Kemampuan Guru Kegiatan Belajar Mengajar

Guru merancang dan mengelola

KBM yang mendorong siswa untuk

berperan aktif dalam pembelajaran

Guru melaksanakan KBM dalam

kegiatan yang beragam, misalnya:

Percobaan

Diskusi kelompok

7 Isma’il SM, Loc.Cit

Page 14: Implementasi Guru Kreatif Dan Berkarakter

Memecahkan masalah

Mencari informasi

Menulis laporan/cerita/puisi

Berkunjung keluar kelas

Guru menggunakan alat bantu dan

sumber yang beragam.

Sesuai mata pelajaran, guru

menggunakan, misalnya:

 Alat yang tersedia atau yang dibuat

sendir

Gambar

Studi kasus

Nara sumber

Lingkungan

Guru memberi kesempatan kepada

siswa untuk mengembangkan

keterampilan

Siswa:

Melakukan percobaan, pengamatan,

atau wawancara

Mengumpulkan data/jawaban dan

mengolahnya sendiri

Menarik kesimpulan

Memecahkan masalah, mencari

rumus sendiri.

Menulis laporan hasil karya lain

dengan kata-kata sendiri.

Guru memberi kesempatan kepada

siswa untuk mengungkapkan

gagasannya sendiri secara lisan atau

tulisan

Melalui:

Diskusi

Lebih banyak pertanyaan terbuka

Hasil karya yang merupakan anak

sendiri

Guru menyesuaikan bahan dan

kegiatan belajar dengan

kemampuan siswa

Siswa dikelompokkan sesuai

dengan kemampuan (untuk

kegiatan tertentu)

Bahan pelajaran disesuaikan

dengan kemampuan kelompok

Page 15: Implementasi Guru Kreatif Dan Berkarakter

tersebut.

Siswa diberi tugas perbaikan atau

pengayaan.

Guru mengaitkan KBM dengan

pengalaman siswa sehari-hari.

Siswa menceritakan atau

memanfaatkan pengalamannya

sendiri.

Siswa menerapkan hal yang

dipelajari dalam kegiatan sehari-

hari

Menilai KBM dan kemajuan belajar

siswa secara terus-menerus

Guru memantau kerja siswa.

Guru memberikan umpan balik.

Page 16: Implementasi Guru Kreatif Dan Berkarakter

KESIMPULAN

Heppy learning adalah belajar yang menyenangkan, sedangkan pendekatan

diartikan sebagai sebuah konsep keilmuan yang digunakan oleh para peneliti

dalam mencari kebenaran hasil penelitian, misalnya pendekatan sosiologis,

psikologis dan historis

Pembelajaran Paikem untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi

yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil

belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi mereka miliki. Di

samping itu, pembelajaran aktif juga untuk menjaga perhatian siswa atau anak

didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran. Dan dalam proses kegiatan

belajar mengajar akan lebih mudah dipahami serta lebih lama diingat siswa,

apabila siswa dilibatkan secara aktif baik mental, fisik, dan sosial. Dalam

pelaksanaan pembelajaran aktif guru dapat menggunakan berbagai metode yang

sesuai dengan kondisi siswa. Penggunaan metode belajar aktif dalam kegiatan

belajar mengajar akan lebih efektif apabila disesuaikan dengan kondisi belajar dan

kemampuan guru dalam melaksanakan metode tersebut.

Page 17: Implementasi Guru Kreatif Dan Berkarakter

DAFTAR PUSTAKA

Soerjono Soekanto. Sosiologi Suatu Pengantar. (Jakarta: PT Raja Grafindo

Prasada, 2002),

Muhibbin Syah dan Rahayu Kariadinata, “Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif,

dan Menyenangkan (PAKEM)”, Bahan Pelatihan, UIN Sunan Gunung Djati,

Bandung, 2009,

Silberman, Mel, Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran Aktif, (terjemahan

Sarjuli et al.). Yogyakarta:Yappendis. 2004

Isma’il SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang:

Rasail Media Group, 2008)

Yudhi munadhi, media pembelajaran. Gaung persada(Jakarta:2008) hal.6

Darmansyah.2011.Strategi Pembelajaran Menyenangkan dengan

Humor.Jakarta:Bumi Aksara

http://karyatulisdodo.blogspot.com/2014/01/normal-0-false-false-false-in-x-none-

ar_14.html di akses pada tanggal 19 Maret 2014 Jam 09.48 Wib