implementasi alokasi corporate social responsibility (csr...
TRANSCRIPT
IMPLEMENTASI ALOKASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
TERHADAP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
(Studi Kasus pada PT Tugu Pratama Indonesia General Insurance)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
OLEH
FIRDA AULIA
NIM 1111046200017
KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
J A K A R T A
1436 H / 2015 M
i
i
i
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy) di
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, Juni 2015
Firda Aulia
ii
ABSTRAK
Firda Aulia, NIM 1111046200017, Implementasi Alokasi Corporate Social
Responsibility (CSR) terhadap Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus pada PT
Tugu Pratama Indonesia General Insurance). Konsentrasi Asuransi Syariah, Program
Studi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta, 1436H/2015M.
Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini menggunakan metode
kualitatif. Dalam menganalisis peneliti menggunakan analisis deskriptif yaitu
menggambarkan program CSR PT Tugu Pratama Indonesia dan pola alokasinya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti bagaimana implementasi dan besaran
kontribusi CSR yang dilakukan oleh perusahaan asuransi PT Tugu Pratama Indonesia
terutama dalam bidang pendidikan dan non pendidikan dalam upaya pemberdayaan
masyarakat serta menganalisis bagaimana pola alokasi yang dilakukan oleh PT Tugu
Pratama Indonesia dalam menjalankan program CSR.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PT Tugu Pratama Indonesia selama
tahun 2014 lebih banyak mengalokasikan anggarannya untuk bidang non pendidikan
seperti kesehatan dan keagamaan dibandingkan dengan bidang pendidikan. Pola
alokasi yang diterapkan oleh PT Tugu Pratama Indonesia menggunakan dua pola,
yaitu secara langsung dan bermitra dengan pihak lain dalam menjalankan program
CSR-nya.
Kata Kunci : Alokasi, CSR, Pemberdayaan Masyarakat, SWOT
Pembimbing : Yuke Rahmawati, MA
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas
rahmat, karunia, dan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat
serta salam penulis hanturkan kepada Allah SWT dan Nabi besar Muhammad SAW
beserta keluarga dan para sahabat-Nya. Keterbatasan waktu, pengetahuan, dan
pengalaman yang ada, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu segala kritik dan saran yang membangun guna
memperbaiki skripsi ini, penulis akan terima dengan senang hati.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menemui beberapa kesulitan, namun
karena bantuan dari berbagai pihak, baik berupa saran, data, maupun dukungan moril,
akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan
rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Asep Saepudin Jahar, MA, Ph.D selaku Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak AM. Hasan Ali, MA, selaku Ketua Program Studi Muamalat dan
Bapak Abdurrauf, Lc, MA, selaku Sekretaris Program Studi Muamalat
Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
iv
3. Ibu Yuke Rahmawati, MA selaku dosen pembimbing yang selalu
membimbing dan meluangkan waktunya kepada penulis serta telah
memberikan penulis arahan dan saran sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
4. Bapak H. Moch. Bukhori Muslim, Lc. MA selaku dosen penasehat akademik
yang memberikan bimbingan selama penulis menjalani kuliah.
5. Bapak dan Ibu Dosen beserta para Staff Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan penulis banyak ilmu pengetahuan yang bermanfaat selama masa
perkuliahan dan memberikan pelayanan dan bantuan kepada mahasiswa.
6. Seluruh Staff Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Syariah dan
Hukum yang telah memberikan pelayanan dalam peminjaman buku terkait
kebutuhan data dalam skripsi ini.
7. Bapak Affanda Kristaldy, Bapak Suliansyah selaku CSR Specialist Corporate
Secretary Group, dan Kak Rani Handayani selaku staff Corporate
Communication PT Tugu Pratama Indonesia atas waktu dan izin yang telah
diberikan kepada penulis untuk melakukan penelitian dan memberikan data-
data yang dibutuhkan terkait penelitian ini.
8. Teristimewa untuk kedua Orangtuaku Bapak Marwah dan Ibu Mukronah,
yang selalu memberikan doa, kasih sayang, dan dukungan yang begitu besar
sehingga penulis dapat menyelesaikan kuliah ini. Semoga ini dapat
memberikan kebahagiaan untuk kalian. Dan untuk seluruh kakak-kakakku
v
tersayang Kak Yuli, Kak Yani, Kak Lia, Kak Nain, dan Kak Mala. Semoga
Allah SWT selalu melindungi kalian, Keluarga Besarku, Aamiin.
9. Muhammad Fadlun, S.Kom.I yang selalu memberikan, motivasi, saran dan
perhatian kepada penulis dengan sabar selama ini.
10. Sahabatku selama kuliah Tiara, Mira, Elsa, Devi, Diah, Ina, Mila, Nissa
terima kasih kalian telah memberikan penulis semangat dalam menjalani
perkuliahan selama ini, bahagia bisa bertemu dan belajar bersama kalian.
Untuk Ikrom dan Zubayr terima kasih juga telah memberikan saran dan
membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
11. Seluruh teman-teman seperjuangan Asuransi Syariah 2011, KKN PLUR 2014
yang memberikan kenangan rasanya mengabdi kepada masyarakat selama
satu bulan bersama kalian, dan Yoomstrip yang menjadikan pengalaman naik
gunung terasa menyenangkan. Terima Kasih.
12. Serta segenap pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih
atas bantuan dan dukungan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga segala kebaikan kalian mendapat balasan dan Ridha dari
Allah SWT. Dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pengembangan
wawasan penulis dan dapat bermanfaat bagi pembacanya. Aamiin.
Jakarta, Juni 2015
Firda Aulia
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ..................................................................................... i
ABSTRAK ................................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR .............................................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 7
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................ 7
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................... 8
E. Kerangka Teoritis dan Konseptual ................................................. 9
F. Sistematika Penulisan ..................................................................... 13
BAB II LANDASAN TEORI
A. Teori Corporate Social Responsibility (CSR) ............................... 15
1. Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR) ............... 15
2. Prinsip-prinsip Corporate Social Responsibility (CSR) ........ 18
3. Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) .......... 21
B. Teori Pemberdayaan Masyarakat .................................................. 25
1. Pengertian Pemberdayaan ...................................................... 25
2. Pemberdayaan Masyarakat..................................................... 26
C. Dampak Corporate Social Responsibility (CSR)
Terhadap Pemberdayaan Masyarakat ............................................ 28
D. Corporate Social Responsibility (CSR) Dalam
Perspektif Pemberdayaan ............................................................... 29
vii
E. Review Studi Terdahulu ................................................................ 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian .................................................................... 34
B. Jenis dan Sumber Data .................................................................. 35
C. Wilayah Penelitian ......................................................................... 38
D. Teknik Penulisan ........................................................................... 39
E. Analisa Data ................................................................................... 39
F. Analisis SWOT................................................................................40
BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Profil PT Tugu Pratama Indonesia ................................................ 42
B. Kontribusi CSR PT Tugu Pratama Indonesia Dalam
Pemberdayaan Masyarakat ............................................................ 46
C. Pola Alokasi Corporate Social Responsibility (CSR) PT Tugu
Pratama Indonesia Terhadap Pemberdayaan Masyarakat ............ 62
D. Analisis Kekuatan dan Peluang .................................................... 69
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 78
B. Saran .............................................................................................. 80
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Karakteristik dan Tahap Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ................... 22
Tabel 4.1 Daftar kegiatan bantuan dan bakti sosial .................................................. 57
Tabel 4.2 Laporan Anggaran kegiatan CSR Tahun 2014 ......................................... 59
Tabel 4.3 Pola CSR PT Tugu Pratama Indonesia ..................................................... 65
Tabel 4.4 IFAS .......................................................................................................... 74
Tabel 4.5 EFAS .......................................................................................................... 75
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT Tugu Pratama Indonesia ................................... 45
Gambar 4.2 Anggaran CSR Tahun 2014 ................................................................... 61
Gambar 4.3 Anggaran CSR Tahun 2014 Bidang Pendidikan dan
Non Pendidikan ..................................................................................... 62
Gambar 4.4 Komposisi Dana Pemegang Saham........................................................ 69
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia sampai saat ini masih mengalami masalah terkait angka
kemiskinan dan pengangguran. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS)
yang dirilis pada 1 Juli 2014 No. 52/07/Th.XVII mengenai Profil Kemiskinan di
Indonesia Maret 2014, jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 28,28 juta
orang (11,25 persen).1 Hal ini secara tidak langsung berdampak terhadap
pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Untuk mengatdasi jumlah kemiskinan tersebut diperlukan banyak campur
tangan dari berbagai pihak untuk membangun perkembangan ekonomi yang lebih
baik. Dalam hal ini perusahaan dapat berperan dalam meningkatan pertumbuhan
ekonomi nasional dengan menciptakan lapangan kerja, produk barang serta jasa
yang dihasilkan dari usaha perusahaan serta pembayaran pajak kepada negara
merupakan saah satu kontribusi yang bisa dirasakan manfaatnya.
Eksistensi perusahaan sebagai salah satu pelaku ekonomi di Indonesia tidak
dapat dielakkan lagi. Hadirnya perusahaan ditengah-tengah masyarakat ini tentunya
memainkan peran dalam sistem ekonomi di Indonesia. Dewasa
1 Admin, Berita Resmi Statistik: Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2014, diunduh dari
http://www.bps.go.id/website/brs_ind/kemiskinan_01juli14.pdf, tanggal 04 Mei 2015
2
ini tidak cukup bagi perusahaan hanya memfokuskan pada pertumbuhan ekonomi
semata.2 Sudah seharusnya terjadi perubahan agar perusahaan tidak hanya
mengedepankan kepentingan memperoleh laba semata-mata, namun juga keberadaan
perusahaan mampu memberikan kesejahteraan masyarakat sekitar. Kepedulian
perusahaan ini bisa dilihat dari komitmen perusahaan untuk menerapkan tanggung
jawab sosial perusahaan atau lebih dikenal dengan Corporate Social Responsibility
(CSR). Tanggung jawab sosial perusahaan adalah tanggung jawab moral perusahaan
terhadap masyarakat.3
Menurut Busyra Azheri, perusahaan bukan lagi sebagai entitas yang hanya
mementingkan diri sendiri (selfish) dan/atau eksklusivitas dari lingkungan
masyarakat, tetapi sebagai sebuah entitas badan hukum yang wajib melakukan
adaptasi sosio kultural dengan lingkungan dimana ia berada, serta dapat dimintai
pertanggungjawaban layaknya subjek hukum pada umumnya.4 Kegiatan tanggung
jawab sosial perusahaan merupakan suatu komitmen bersama yang berkelanjutan dari
semua perusahaan untuk bersama-sama bertanggung jawab terhadap masalah-
masalah sosial yang ada.
Binoto Nadapdap berpendapat bahwa secara umum tanggung jawab sosial
perusahaan/ CSR dibagi menjadi dua bagian yaitu ke dalam perusahaan itu sendiri
(internal) contohnya terhadap karyawan dan ke luar lingkungan perusahaan
2 Faisal Badroen, Suhendra, Arief Mufraini, dkk, Etika Bisnis Dalam Islam, (Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2005), h. 158. 3 Muhammad, Lukman Fauroni, Visi Al-Quran Tentang Etika Dan Bisnis, (Jakarta: Salemba
Diniyah, 2002), h. 115. 4 Busyra Azheri, Corporate Social Responsibility:Dari Voluntary Menjadi Mandatory,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2012), cet ke-2, h. 5.
3
(eksternal), contohnya penyediaan lapangan kerja kepada masyarakat, peningkatan
kesejahteraan masyarakat dan pemeliharaan lingkungan untuk generasi yang akan
datang.5
Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia saat ini
semakin meningkat, baik dalam segi kualitas maupun kuantitas. Kegiatan dan
pengelolaannya pun semakin beragam dan juga jika dilihat dari segi finansial,
jumlahnya pun semakin besar. Tidak hanya dalam bentuk material, bentuk tanggung
jawab sosial perusahaan saat ini pun banyak pula yang bersifat memberdayakan
masyarakat agar masyarakat dapat mengembangkan ketrampilan dan keahlian yang
dimilikinya dengan berbagai program CSR yang dilakukan oleh perusahaan agar
terciptanya kesejahteraan masyarakat sekitar yang dianggap masih kurang.
CSR sebagai program yang harus dijalankan perusahaan tidak bersifat sesaat
(short term), tapi harus berkesinambungan (long term). Tidak hanya membagi
kedermawanan melainkan berusaha menjaga agar dapat berlangsung secara
berkelanjutan dan berkontribusi dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan,
bekerja sama dengan karyawan, dan masyarakat setempat (lokal) dalam rangka
meningkatkan kualitas kehidupan. CSR pada dasarnya mempunyai tujuan akhir
yakni sustainable development (pembangunan berkelanjutan). Pembangunan
berkelanjutan adalah suatu proses perubahan yang dapat diukur secara kualitatif.
5 Binoto Nadapdap, Hukum Perseroan Terbatas, (Jakarta: Permata Aksara, 2012), h. 138.
4
Dalam hal ini yang berubah tidak hanya aspek ekonomi, akan tetapi juga aspek sosial
dan lingkungan.6
Dalam konteks pembangunan, CSR tidak hanya berorientasi pada produksi,
tetapi CSR harus berorientasi pada pemberdayaan masyarakat dan meningkatkan taraf
hidup masyarakat. Tanggung jawab sosial perusahaan tidak hanya melibatkan
perusahaan dan masyarakat tetapi juga melibatkan pemerintah, khususnya pemerintah
lokal dalam hal hak dan kewajiban warga negara serta manajemen pembangunan dan
pengembangan masyarakat.
Pemerintah Indonesia telah mengambil kebijakan dengan mengatur CSR
dalam instrumen hukum, yakni pasal 15 huruf b UUPM dan pasal 74 UUPT yang
menegaskan CSR sebagai kewajiban bagi perseroan.7 Wacana tentang tanggung
jawab sosial sudah cukup berkembang terutama setelah ditetapkannya UU No 40
tahun 2007 pasal 74 tentang keharusan Perseroan Terbatas melakukan tanggung
jawab sosial dan lingkungan. Kepatuhan untuk melaksanakan CSR berdasarkan
perintah undang-undang menjadi salah satu dorongan perusahaan untuk melakukan
CSR.
Pada implementasinya, CSR merupakan bagian dari etika bisnis yang
dilakukan dengan tujuan saling memberi manfaat kepada pihak-pihak yang
berkepentingan. Salah satu implementasi konsep CSR adalah dengan menjalankan
6 Maria Nindita Radyati, CSR untuk Pemberdayaan Ekonomi Lokal, (Jakarta: Busniness
Links, 2008) h. 4 7 Busyra Azheri, Corporate Social Responsibility dari Voluntary menjadi Mandatory,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011) cet. Ke 2, h. 128.
5
program Community Development (pengembangan masyarakat).8 CSR juga sebagai
kewajiban organisasi bisnis atau perusahaan untuk mengambil bagian dalam kegiatan
yang bertujuan meningkatkan dan mampu memberdayakan masyarakat. Kata-kata
pemberdayaan diartikan sebagai upaya untuk memberi kemampuan atau keberdayaan.
Pemberdayaan ini merupakan kewajiban bagi setiap orang yang beriman secara
bersama-sama9.
Di tengah masyarakat yang semakin kritis dan peduli terhadap
keberlangsungan lingkungan dalam jangka panjang, CSR menjadi suatu keharusan
bagi perusahaan. Apalagi sebenarnya perusahaan sendiri pun memperoleh manfaat
dari CSR ini, yang terutama yaitu mengenai manajemen reputasi perusahaan. CSR
yang awalnya hanya sebagai suatu kegiatan filantropik sudah menjadi suatu strategi
perusahaan.10
Kebutuhan akan lembaga keuangan islami bertambah kuat seiring dengan
berkembangnya sektor industri jasa keuangan secara umum.11
Indonesia dikenal
sebagai salah satu negara dengan jumlah perusahaan asuransi syariah yang cukup
banyak di dunia. Strategi pengembangan bisnis melalui pembukaan unit usaha syariah
atau cabang asuransi syariah dilakukan sebagian besar perusahaan asuransi. Salah
satu perusahaan yang telah melakukan pengembangan usaha dengan produk syariah
8 Muhammad Rudi Rumengan, Pengentasan Kemiskinan Melalui Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan, diunduh dari http://sosbud.kompasiana.com/2011/06/25/pengentasan-kemiskinan-melalui-
tanggung-jawab-sosial-perusahaan-375670.html, tanggal 25 November 2014. 9 Bandingkan Onny S. Prijono dan A.M. W. Pranarka, Pemberdayaan, Konsep, Kebijakan
dan Implementasi, (Jakarta: Centre For Strategic an International Studies (CSIS), 1996) h. 3. 10
A.B. Susanto, A Strategic Management Approach Corporate Social Responsibility,
(Jakarta, The Jakarta Consulting Group, 2007), h. 7. 11
AM Hasan Ali, Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam, (Jakarta: Kencana, 2004), h. 179.
6
adalah PT Tugu Pratama Indonesia. PT Tugu Pratama Indonesia melengkapi
rangkaian produknya dengan produk asuransi yang dikelola berdasarkan prinsip
syariah.12
Operasional dijalankan atas dasar prinsip syariah dan berdasarkan akad-
akad syariah untuk memberikan pelayanan dan fasilitas bagi masyarakat Indonesia
dalam asuransi.
PT Tugu Pratama Indonesia telah melakukan tanggung jawab sosial
perusahaannya dalam bentuk kegiatan CSR dalam berbagai bidang, seperti bidang
lingkungan hidup, ketenagakerjaan, kemasyarakatan, tanggung jawab konsumen, dan
pemuda, olahraga, dan nasionalisme. Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk
komitmen terhadap kemajuan masyarakat dan lingkungan.13
Berdasarkan permasalahan diatas, maka hal ini yang memotivasi penulis
untuk meneliti tentang alokasi Corporate Social Responsibility PT Tugu Pratama
Indonesia dalam upayanya untuk pemberdayaan masyarakat sehingga mendorong
penulis untuk melakukan penelitian dengan judul IMPLEMENTASI ALOKASI
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (Studi Kasus pada PT Tugu Pratama
Indonesia General Insurance).
12
Admin, Produk Syariah, diunduh dari http://www.tugu.com/products/sharia&lang=IN,
tanggal 11 Mei 2015 13
Admin, Kebijakan CSR, diunduh dari http://www.tugu.com/csr/policy&lang=IN, tanggal 11
Mei 2015
7
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat teridentifikasi beberapa
masalah mengenai tanggung jawab sosial perusahaan, dan akan menjadi salah satu
atau beberapa pembahasan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Seharusnya perusahaan tidak hanya mengedepankan untuk memperoleh laba
semata-mata, namun mampu memberikan kesejahteraan bagi masyarakat
sekitar
2. Bentuk tanggung jawab suatu perusahaan bisa dilihat dari kegiatan CSR nya
3. Perusahaan yang sudah mengimplementasikan CSR nya belum sepenuhnya
bertujuan untuk pengembangan masyarakat
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis membatasi permasalahan sebagai berikut:
1. Penelitian ini dilakukan mengenai alokasi kegiatan Corporate Social
Responsibility (CSR) terhadap pemberdayaan masyarakat
2. Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) yang diteliti dilakukan
pada PT Tugu Pratama Indonesia
Dari pembatasan masalah tersebut, maka penulis merumuskan masalah dalam
bentuk beberapa pertanyaan sebagai berikut:
8
1. Seberapa besar kontribusi Corporate Social Responsibility (CSR) PT Tugu
Pratama Indonesia dalam memberdayakan masyarakat ?
2. Bagaimana pola alokasi Corporate Social Responsibility (CSR) PT Tugu
Pratama Indonesia terhadap pemberdayaan masyarakat ?
3. Bagaimana kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan PT Tugu Pratama
Indonesia dalam mengimplementasikan program Corporate Social
Responsibility (CSR) nya ?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk menjelaskan pola alokasi Corporate Social Responsibility (CSR) PT
Tugu Pratama Indonesia
2. Untuk mengukur secara kuantifikasi atau persentase kontribusi Corporate
Social Responsibility (CSR) dalam program pendidikan dan non pendidikan PT
Tugu Pratama Indonesia dalam pemberdayaan masyarakat
3. Untuk mengarahkan implementasi Corporate Social Responsibility (CSR)
dimasa mendatang agar mampu memberdayakan masyarakat
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1. Sebagai wawasan keilmuan untuk menambah pengetahuan dan terus belajar
mengenai Corporate Social Responsibility, baik implementasinya maupun
pemberdayaannya terhadap masyarakat
9
2. Sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan kegiatan Corporate Social
Responsibility (CSR)
3. Sebagai bahan referensi terkait dengan Corporate Social Responsibility dan
pemberdayaannya terhadap masyarakat
E. Kerangka Teoritis dan Konseptual
Dalam penelitian ini dibahas mengenai implementasi alokasi Corporate Social
Responsibility (CSR) PT Tugu Pratama Indonesia terhadap pemberdayaan
masyarakat.
Definisi mengenai Corporate Social Responsibility telah diungkapkan oleh
World Bank. Lembaga keuangan global ini merumuskan CSR sebagai “the
commitment of business to contribute to suistainable economic development working
with employess and their representatives, the local community and society at large to
improve quality of life, in ways that are both good for business and good for
development”.
Definisi ini menekankan CSR sebagai komitmen bisnis untuk berkontribusi
dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan, bekerja sama dengan karyawan,
keluarga karyawan, dan masyarakat setempat (lokal) dalam rangka meningkatkan
kualitas kehidupan dan kemanfaatan CSR bagi usaha pembangunan.14
14
Busyra Azheri, Corporate Social Responsibility dari Voluntary menjadi Mandatory,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011) cet. Ke 2, h. 21.
10
Pada umumnya ada empat pola penerapan CSR yang diterapkan di Indonesia.
Pertama, keterlibatan langsung dimana perusahaan menjalankan program CSR secara
langsung dengan menyelenggarakan sendiri kegiatan sosial atau menyerahkan
sumbangan ke masyarakat tanpa perantara. Kedua, melalui yayasan atau organisasi
sosial perusahaan, dimana perusahaan mendirikan yayasan sendiri di bawah
perusahaan atau grupnya. Ketiga, bermitra dengan pihak lain, yaitu perusahaan
menyelenggarakan CSR melalui kerjasama dengan lembaga sosial atau organisasi
non-pemerintah, instansi pemerintah, universitas atau media massa, baik dalam
mengelola dana maupun dalam melaksanakan kegiatan sosialnya. Keempat,
mendukung atau bergabung dalam suatu konsorsium, dimana perusahaan turut
mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga sosial yang didirikan
untuk tujuan sosial tertentu.15
Pemberdayaan (empowerment) diartikan sebagai upaya untuk memberi
kemampuan atau keberdayaan16
. Pemberdayaan pada dasarnya merupakan kegiatan
terencana dan kolektif dalam memperbaiki kehidupan masyarakat yang dilakukan
melalui program peningkatan kapasitas orang, terutama kelompok lemah atau kurang
beruntung agar mereka memiliki kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya,
mengemukakan gagasan, melakukan pilihan-pilihan hidup, melaksanakan kegiatan
ekonomi, menjangkau dan memobilisasi sumber, berpartisipasi dalam kegiatan sosial.
15
Edi Suharto, Pekerjaan Sosial Di Dunia Industri Memperkuat Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan, (Bandung: PT Refika Aditama, 2007), h.106. 16
Syahrin Harahap, Islam: Konsep dan Implementasi Pemberdayaan, (Yogyakarta: PT Tiara
Wacana Yogya, 1999), h. 87.
11
Selanjutnya, melalui program-program pelatihan, pemberian modal usaha, perluasan
akses terhadap pelayanan sosial, dan peningkatan kemandirian, proses pemberdayaan
diarahkan agar kelompok lemah memiliki kemampuan atau keberdayaan.
Keberdayaan di sini bukan saja dalam arti fisik dan ekonomi, melainkan pula dalam
arti psikologis dan sosial.17
Tahap Implementasi program merupakan tahap yang paling penting dalam
proses pemberdayaan masyarakat agar pelaksanaan rencana dapat berjalan dengan
lancar, maka hal-hal yang mungkin menyebabkan terjadi pertentangan baik antara
pengelola program dengan warga maupun pertentangan diantara warga supaya dapat
dihindari.18
Menurut Soetomo, kunci pertama dari keberhasilan program pemberdayaan
masyarakat adalah apabila dapat mendorong lahirnya aktivitas lokal atau kegiatan-
kegiatan di masyarakat. Lebih penting dari itu dapat terlihat dan ada, dimana aktivitas
lokal atau kegiatan yang dilaksanakan dalam program tersebut mendorong muncul
aktivitas lokal atau kegiatan lainnya sebagai mata rantai dari kegiatan sebelumnya.
Dalam bahasa lainnya, aktivitas lokal atau kegiatan yang dilaksanakan dalam
program itu mampu menciptakan siklus kemanfaatan program yang tidak hanya
berhenti ketika program yang berasal dari luar sudah habis masa waktunya.19
17
Edi Suharto, Pekerjaan Sosial Di Dunia Industri Memperkuat Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan, (Bandung: PT Refika Aditama, 2007), h.110. 18
Edi Suharto, Pekerjaan Sosial..., h. 11. 19
Edi Suharto, Pekerjaan Sosial..., h. 49.
12
Dalam konteks ini, bagi program pengembangan masyarakat, bahwa bantuan
atau pendampingan dari luar harus diposisikan hanya stimulan belaka dan tidak
selamanya. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat yang diintervensi melalui sebuah
program tersebut tidak mengalami ketergantungan. Tentu saja hal tersebut dapat
berdampak buruk bagi mereka, dan bertentangan dengan tujuan sebenarnya
diselenggarakannya program pemberdayaan masyarakat yakni masyarakat dapat
berdaya dan menolong diri sendiri dalam menghadapi hambatan dan kendala yang
dihadapinya.20
Kerangka berpikir atau kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah :
20
Edi Suharto, Pekerjaan Sosial..., h. 49.
Corporate Social Responsibility PT
Tugu Pratama Indonesia
Pemberdayaan
Masyarakat
Pendidikan
Alokasi Corporate Social Responsibility
(CSR) PT Tugu Pratama Indonesia
Non Pendidikan
13
F. Sistematika Penulisan
Agar pembahasan dalam penulisan penelitian ini mengarah pada maksud
yang dituju sesuai dengan judul, maka penulis meyusun menjadi 5 bab sebagai
berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bab I ini membahas mengenai latar belakang masalah penelitian,
identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, kerangka teoritis dan konseptual, dan sistematika
penulisan skripsi.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab II ini menjelaskan tentang teori CSR yang meliputi
pengertian CSR, prinsip-prinsip CSR dan implementasi CSR.
Kemudian pada bab ini dijelaskan pula mengenai teori pemberdayaan
masyarakat, dampak CSR terhadap pemberdayaan masyarakat, CSR
dalam perspektif pemberdayaan, analisis SWOT, serta review studi
terdahulu.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab III ini penulis membahas tentang metodologi penelitian yang
akan digunakan dalam peelitian ini yang meliputi pendekatan
14
penelitian, jenis dan sumber data penelitian, wilayah penelitian, teknik
penulisan, dan analisa data.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab IV ini menjelaskan tentang isi dari pembahasan yaitu profil
dari PT Tugu Pratama Indonesia, kontribusi CSR PT Tugu Pratama
Indonesia, pola alokasi Corporate Social Responsibility PT Tugu
Pratama Indonesia terhadap pemberdayaan masyarakat, dan analisis
kekuatan dan peluang CSR PT Tugu Pratama Indonesia.
BAB V PENUTUP
Pada bab V ini adalah bab terakhir yang berisi kesimpulan dari hasil
seluruh pembahasan yang telah dilakukan peneliti dan saran-saran
yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas yang dapat
disampaikan dalam penulisan skripsi ini.
15
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Teori Corporate Social Responsibility
1. Pengertian Corporate Social Responsibility
Secara konseptual, tanggung jawab sosial perusahaan adalah sebuah
pendekatan dimana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dalam operasi
bisnis dan interaksi mereka dengan para pemangku kepentingan berdasarkan prinsip
kesukarelaan dan kemitraan. Namun secara empiris CSR ini telah diterapkan oleh
perusahaan dalam berbagai bentuk kegiatan yang didasarkan atas kesukarelaan
(voluntary). CSR tersebut dilakukan dengan motivasi yang beragam, tergantung pada
sudut pandang dan bagaimana memaknai CSR itu sendiri. Rumusan tentang CSR
diantaranya telah diungkapkan oleh The World Business Council for Sustainable
Development (WBCSD) yang merumuskan CSR sebagai “The continuing
commitment by business to behave ethically and contribute to economic development
while improving the quality of life of the workforce and their families as well as of
the local community and society at large to improve their quality of life”.21
21
Busyra Azheri, Corporate Social Responsibility Dari Voluntary menjadi Mandatory,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), cet ke-2, h. 21
16
Rumusan WBCSD ini menekankan CSR sebagai komitmen bisnis untuk
berkontribusi dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan, bekerja sama dengan
karyawan, keluarga karyawan, dan masyarakat setempat dalam rangka meningkatkan
kualitas kehidupan.
Sampai saat ini belum ada kesamaan bahasa dalam merumuskan dan
memaknai CSR. Dalam konteks ketentuan peraturan perundang-undangan ternyata
belum mempunyai bahasa yang sama dalam merumuskan pengertian CSR, hal ini
dapat dilihat dari:
Penjelasan Pasal 15 huruf b Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal (UUPM) yang menegaskan bahwa “tanggung jawab sosial
perusahaan adalah tanggung jawab yang melekat pada setiap perusahaan penanaman
modal untuk menciptakan hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan
lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat”.
Pasal 1 angka 3 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas (UUPT) juga menegaskan bahwa “tanggung jawab sosial dan lingkungan
adalah komitmen perusahaan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi
berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang
bermanfaat, baik bagi perusahaan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat
pada umumnya”.
17
Begitu pula ketentuan pasal 74 UUPT yang menyatakan bahwa perusahaan
yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber
daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.22
Program CSR yang dijalankan tidak bersifat jangka pendek (short term) dan
sekadar membagi-bagi kedermawanan, tetapi bersifat berkelanjutan (sustainable).
Monitoring serta evaluasi program sangat dibutuhkan agar kegiatan berlangsung tepat
sasaran, bahkan laporan sebagai cerminan output dijadikan sebagai umpan balik.
Dari sudut pemerintah, CSR dapat dilihat sebagai bagian dari partisipasi
corporate dalam sumber pembiayaan pembangunan daerah. Dari sudut politik,
merupakan sarana corporate untuk memperoleh dukungan dari pemerintah. Dari
kalangan masyarakat, merupakan hak warga sekitar untuk memperoleh manfaat dari
kehadiran perusahaan terhadap peningkatan taraf hidup mereka. Dari sudut pandang
perusahaan, CSR merupakan proses internalisasi faktor-faktor eksternal yang merujuk
kepada Triple Bottom Line (3P) yakni People, Planet, dan Profit. Perusahaan yang
baik tidak hanya memburu keuntungan ekonomi belaka (profit) melainkan pula
memiliki kepedulian terhadap kelestarian lingkungan (planet) dan kesejahteraan
masyarakat (people).23
22
Busyra Azheri, Corporate Social Responsibility Dari Voluntary menjadi Mandatory,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), cet ke-2, h. 20. 23
Fredian Tonny Nasdian, Pengembangan Masyarakat, (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
Indonesia, 2014), h. 227.
18
2. Prinsip-Prinsip Corporate Social Responsibility
Sebagai acuan dalam menerapkan CSR dapat merujuk pada prinsip-prinsip
dasar CSR sebagaimana dinyatakan oleh salah seorang pakar CSR dari University of
Bath Inggris yaitu Alyson Warhurst. Dimana pada tahun 1998 beliau menjelaskan
bahwa ada enam belas prinsip yang harus diperhatikan dalam penerapan CSR yaitu:24
a. Prioritas Perusahaan. Perusahaan harus menjadikan tanggung jawab sosial
sebagai prioritas tertinggi dan penentu utama dalam pembangunan berkelanjutan.
Sehingga perusahaan dapat membuat kebijakan, program, dan praktik dalam
menjalankan aktivitas bisnisnya dengan cara lebih bertanggung jawab secara
sosial.
b. Manajemen Terpadu. Manajer sebagai pengendali dan pengambil keputusan
harus mampu mengintegrasikan setiap kebijakan dan program dalam aktivitas
bisnisnya, sebagai salah satu unsur dalam fungsi manajemen.
c. Proses Perbaikan. Setiap kebijakan, program, dan kinerja sosial harus dilakukan
evaluasi secara berkesinambungan didasarkan atas temuan riset mutakhir dan
memahami kebutuhan sosial serta menerapkan kriteria sosial tersebut secara
global.
d. Pendidikan Karyawan. Karyawan sebagai stakeholders primer harus ditingkatkan
kemampuan dan keahliannya, oleh karena itu perusahaan harus memotivasi
mereka melalui program pendidikan dan pelatihan.
24
Yusuf Wibisono, Membedah Konsep & Aplikasi CSR, Gresik: Fascho Publishing, 2007),
h.39.
19
e. Pengkajian. Perusahaan sebelum melakukan sekecil apapun suatu kegiatan harus
terlebih dahulu melakukan kajian mengenai dampak sosialnya. Kegiatan ini tidak
saja dilakukan pada saat memulai suatu kegiatan, tapi juga pada saat sebelum
mengakhiri atau menutup suatu kegiatan.
f. Produk dan Jasa. Suatu perusahaan harus senantiasa berusaha mengembangkan
suatu produk dan jasa yang tidak mempunyai dampak negatif secara sosial.
g. Informasi Publik. Memberikan informasi dan bila perlu mengadakan pendidikan
terhadap konsumen, distributor, dan masyarakat umum tentang penggunaan,
penyimpanan, dan pembuangan atas suatu produk barang dan/atau jasa.
h. Fasilitas dan Operasi. Mengembangkan, merancang, dan mengoperasikan
fasilitas serta menjalankan kegiatan dengan mempertimbangkan temuan yang
berkaitan dengan dampak sosial dari suatu kegiatan perusahaan.
i. Penelitian. Melakukan dan/atau mendukung suatu riset atas dampak sosial dari
penggunaan bahan baku, produk, proses, emisi, dan limbah yang dihasilkan
sehubungan dengan kegiatan usaha. Penelitian itu sendiri dilakukan dalam upaya
mengurangi daan/atau meniadakan dampak negatif kegiatan dimaksud.
j. Prinsip Pencegahan. Memodifikasi manufaktur, pemasaran dan/atau penggunaan
atas produk barang atau jasa yang sejalan dengan hasil penelitian mutakhir.
Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya mencegah dampak sosial yang bersifat
negatif.
k. Kontraktor dan Pemasok. Mendorong kontraktor dan pemasok untuk
mengimplementasikan dari prinsip-prinsip tanggung jawab sosial perusahaan,
20
baik yang telah maupun yang akan melakukannya. Bila perlu menjadikan
tanggung jawab sosial sebagai bagian dari suatu persyaratan dalam kegiatan
usahanya.
l. Siaga Menghadapi Darurat. Perusahaan harus menyusun dan merumuskan
rencana dalam menghadapi keadaan darurat. Dan bila terjadi keadaan berbahaya
perusahaan harus bekerja sama dengan layanan gawat darurat, instansi
berwenang, dan komunitas lokal.
m. Transfer Best Practice. Berkontribusi pada pengembangan dan transfer bisnis
praktis sepanjang bertanggung jawab secara sosial pada semua industri dan
sektor publik.
n. Memberikan Sumbangan. Sumbangan ini ditujukan untuk pengembangan usaha
bersama, kebijakan publik, dan bisnis, lembaga pemerintah dan lintas
departemen serta lembaga pendidikan yang akan membantu meningkatkan
kesadaran akan tanggung jawab sosial.
o. Keterbukaan (disclosure). Menumbuh kembangkan budaya keterbukaan dan
dialogis dalam lingkungan perusahaan dan dengan unsur publik. Selain itu
perusahaan harus mampu mengantisipasi dan memberikan respons terhadap
risiko potensial yang mungkin muncul, dan dampak negatif dari operasi, produk,
limbah, dan jasa.
p. Pencapaian dan Pelaporan. Melakukan evaluasi atas hasil kinerja sosial,
melaksanakan audit sosial secara berkala dan mengkaji pencapaian berdasarkan
kriteria perusahaan dan ketentuan peraturan perundang-undangan serta
21
menyampaikan informasi tersebut kepada dewan direksi, pemegang saham,
pekerja, dan publik.
3. Implementasi Corporate Social Responsibility
Dalam Implementasinya, ada empat model atau pola tanggung jawab sosial
perusahaan yang diterapkan di Indonesia, yaitu:25
a. Keterlibatan langsung. Perusahaan menjalankan program tanggung jawab sosial
secara langsung dengan menyelenggarakan sendiri kegiatan sosial atau
menyerahkan sumbangan ke masyarakat tanpa perantara. Untuk menjalankan
tugas ini, sebuah perusahaan biasanya menugaskan salah satu pejabat
seniornya, seperti corporate secretary atau public affair manager atau menjadi
bagian dari tugas pejabat public relation.
b. Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan. Perusahaan mendirikan
yayasan sendiri di bawah perusahaan atau grupnya. Model ini merupakan
adopsi dari model yang lazim diterapkan di perusahaan-perusahaan di negara
maju. Biasanya perusahaan menyediakan dana awal, dana rutin, atau dana abadi
yang dapat digunakan secara teratur bagi kegiatan yayasan.
c. Bermitra dengan pihak lain. Perusahaan menyelenggarakan tanggung jawab
sosial perusahaan melalui kerjasama dengan lembaga sosial atau organisasi non
25
Edi Suharto, Pekerjaan Sosial Di Dunia Industri Memperkuat Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan, (Bandung: PT Refika Aditama, 2007), h.106
22
pemerintah, instansi pemerintah, universitas atau media massa, baik dalam
mengelola dana maupun dalam melaksanakan kegiatan sosialnya.
d. Mendukung atau bergabung dalam suatu konsorsium. Perusahaan turut
mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga sosial yang
didirikan untuk tujuan sosial tertentu. Dibandingkan dengan model lainnya,
pola ini lebih berorientasi pada pemberian hibah perusahaan yang bersifat hibah
pembangunan.
Dari keempat model diatas, model yang banyak dijalankan selama tahun 2001
adalah model ketiga, yakni perusahaan bermitra dengan organisasi sosial atau
lembaga lain.
Tabel 2.1 Karakteristik dan tahap-tahap tanggung jawab sosial perusahaan
Tahapan Charity Philantrophy Corporate
Citizenship
Motivasi Agama, tradisi,
adat
Norma, etika dan
hukum universal,
redistribusi
kekayaan
Pencerahan diri dan
rekonsiliasi dengan
ketertiban sosial
Misi Mengatasi masalah
sesaat
Mencari dan
mengatasi akar
masalah
Memberikan
kontribusi kepada
masyarakat
Pengelolaan Jangka pendek,
menyelesaikan
masalah sesaat
Terencana,
terorganisir,
terprogram
Terinternalisasi
dalam kebijakan
perusahaan
Pengorganisasian Kepanitiaan Yayasan (dana
abdi), profesional
Keterlibatan dalam
pendanaan
23
Penerima Manfaat Orang miskin Masyarakat luas Masyarakat luas
dan perusahaan
Kontribusi Hibah sosial Hibah
pembangunan
Hibah dan
keterlibatan sosial
Inspirasi Kewajiban Kepentingan bersama
Sumber: Zaidi, 2003
Mengenai tujuh prinsip tanggung jawab sosial dalam ISO 26000, sebagai
standar penerapan tanggung jawab sosial, maka implementasi menabung pohon
berlandaskan kepada prinsip:26
a. Akuntabilitas; terkait tanggung jawab perusahaan terhadap efek yang
ditimbulkan CSR pada lingkungan dan masyarakat serta menjadi akuntabel
terhadap efek tersebut.
b. Transparansi; terkait pengorganisasi tanggung jawab sosial perusahaan harus
transparan dalam pengambilan keputusan serta aktivitas terkait komunitas dan
lingkungan. Organisasi harus mengkomunikasikan peraturan, keputusan, serta
aktivitasnya.
c. Perilaku etis; terkait sikap yang harus dimiliki dalam aktivitas perusahaan dalam
tanggung jawab sosial perusahaan, yaitu kejujuran, kesamaan, dan integritas.
d. Respek terhadap kebutuhan stakeholders; terkait bagaimana organisasi
menghargai, mempertimbangkan dan merespon kepentingan setiap stakeholder
yang ada dalam aktivitas tanggung jawab sosial perusahaan.
26
Fredian Tonny Nasdian, Pengembangan Masyarakat, (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
Indonesia, 2014), h. 233.
24
e. Respek terhadap peraturan hukum; terkait bahwa setiap tanggung jawab sosial
perusahaan harus mengikuti hukum yang berlaku sebagai dasar dari kegiatan
bisnis dalam alur tanggung jawab sosial.
f. Respek terhadap norma perilaku internasional; terkait kegiatan CSR yang
dilakukan tidak boleh melewati norma yang ada di dunia Internasional.
g. Respek terhadap HAM; terkait kegiatan CSR, maka harus menghargai HAM
serta mengakui dan menyadari pentingnya HAM.
Memahami begitu luasnya cakupan ruang lingkup CSR, masing-masing
perusahaan mempunyai karakter dan kondisi yang berbeda-beda. Kondisi ini akan
berdampak pada implementasi CSR yang berbeda pula. Namun secara komprehensif
dapat dikelompokkan atas enam bidang, yaitu:27
a. Bidang Ekonomi. Dapat dirumuskan sebagai kewajiban untuk berperan serta
dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat, bukan hanya internal, akan tetapi
juga eksternal.
b. Bidang Politik. Para manajer dan seluruh karyawan suatu organisasi adalah
warga suatu masyarakat yang mempunyai hak dan kewajiban sebagaimana warga
lainnya. Oleh karen itu mereka mempunyai kewajiban di bidang politik seperti
turut menjaga stabilitas politik di masyarakat.
27
Busyra Azheri, Corporate Social Responsibility Dari Voluntary menjadi Mandatory,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), cet ke-2, h. 43
25
c. Bidang Sosial. Perusahaan mempunyai kewajiban di bidang sosial yang
mencakup berbagai aspek, seperti tanggung jawab untuk turut serta memajukan
kegiatan pendidikan pada semua jenjang.
d. Bidang Legal. Logika dan rasa tanggung jawab sebagai warga negara
menyatakan bahwa ketaatan pada berbagai ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku sesungguhnya bukan hanya merupakan salah satu
tanggung jawab sosial seseorang tetapi merupakan keharusan mutlak. Dengan
ketaatan itu tertib sosial dapat terpelihara dan keseimbangan antara hak dan
kewajiban seseorang dapat diwujudkan.
e. Bidang Etika. Norma moral dan etika dianggap baik apabila diterima oleh
masyarakat. Dan kondisi ini pun berlaku dalam dunia perusahaan, karena
perusahaan merupakan anggota dari suatu komunitas yang dalam artifisial sama
dengan manusia sendiri.
f. Diskresi (kebebasan mengambil keputusan). Berkaitan dengan kebijakan yang
diambil oleh pihak manajemen dalam penyelenggaraan kegiatan perusahaan,
termasuk dalam pengambilan keputusan tentang kewajiban sosial yang akan
ditunaikannya.
B. Teori Pemberdayaan Masyarakat
1. Pengertian Pemberdayaan
Pemberdayaan (empowerment) dapat didefinisikan sebagai proses maupun
sebagai hasil. Sebagai sebuah proses, pemberdayaan adalah serangkaian aktivitas
26
yang terorganisir dan ditujukan untuk meningkatkan kekuasaan, kapasitas, atau
kemampuan personal, interpersonal atau politik sehingga individu, keluarga atau
masyarakat mampu melakukan tindakan guna memperbaiki situasi-situasi yang
mempengaruhi kehidupannya. Sebagai sebuah hasil, pemberdayaan menunjuk pada
tercapainya sebuah keadaan, yakni keberdayaan atau keberkuasaan yang mencakup
state of mind, seperti perasaan berharga dan mampu mengontrol kehidupannya,
reallocation of power yang dihasilkan dari pemodifikasian struktur sosial.
Dengan demikian, baik proses maupun tujuan, pemberdayaan mencakup tidak
hanya peningkatan kemampuan seseorang atau sekelompok orang melainkan pula
perubahan sistem dan struktur sosial. Pemberdayaan tidak hanya mencakup
peningkatan kemampuan dalam bidang ekonomi misalnya pendapatan, melainkan
pula kemampuan dalam bidang sosial-politik misalnya menyatakan aspirasi,
berpartisipasi dalam kegiatan sosial, menjangkau sumber-sumber kemasyarakatan
dan pelayanan sosial.
2. Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat pada dasarnya merupakan kegiatan terencana
kolektif dalam memperbaiki kehidupan masyarakat yang dilakukan melalui program
peningkatan kapasitas orang, terutama kelompok lemah atau kurang beruntung agar
mereka memiliki kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya, mengemukakan
gagasan, melakukan pilihan-pilihan hidup, melaksanakan kegiatan ekonomi,
menjangkau dan memobilisasi sumber, berpartisipasi dalam kegiatan sosial.
27
Meskipun pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan terhadap semua kelompok atau
kelas masyarakat, namun pada umumnya pemberdayaan dilakukan terhadap
kelompok masyarakat yang dianggap lemah atau kurang berdaya yang memiliki
karakteristik lemah atau rentan dalam aspek:28
a. Fisik: orang dengan kecacatan dan kemampuan khusus
b. Psikologis: orang yang mengalami masalah personal dan penyesuaian diri
c. Finansial: orang yang tidak memiliki pekerjaan, pendapatan, modal, dan aset yang
mampu menopang kehidupannya.
d. Struktural: orang yang mengalami diskriminasi dikarenakan status sosialnya,
gender, etnis, orientasi seksual, pilihan politiknya.
e. Selanjutnya, melalui program-program pelatihan, pemberian modal usaha,
perluasan akses terhadap pelayanan sosial, dan peningkatan kemandirian, proses
pemberdayaan diarahkan agar kelompok lemah tersebut memiliki kemampuan atau
keberdayaan. Keberdayaan disini bukan saja dalam arti fisik dan ekonomi
melainkan pula dalam arti psikologis dan sosial.
Dari beberapa pengertian tentang pemberdayaan dapat disimpulkan bahwa
dalam pemberdayaan masyarakat harus ada juga kegiatan-kegiatan penyediaan
sumberdaya, penyediaan kesempatan, pembekalan pengetahuan dan keterampilan,
semua itu dapat dikatakan bertujuan ke dalam dan ke luar. Ke dalam berarti tujuan
28
Edi Suharto, Pekerjaan Sosial Di Dunia Industri Memperkuat Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan, (Bandung: PT Refika Aditama, 2007), h.110.
28
untuk individu dan keluarga yang diberdayakan yaitu meningkatkan kapasitas
individu dan komunitas guna menentukan masa depan mereka. Ke luar berarti tujuan
untuk cakupan yang lebih luas yaitu masyarakat, yaitu dengan berpartisipasinya
individu dan keluarga tersebut dalam mempengaruhi kehidupan komunitas sehingga
masyarakat mempunyai kemampuan dan kemandirian.
Pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu teknik dari pengembangan
masyarakat, yang juga menjadi salah satu strategi dalam pembangunan sosial. Dalam
hal pemberdayaan masyarakat, dapat dijelaskan bahwa yang pokok bagi
pemberdayaan adalah kemauan untuk menantang otoritas formal dan melepaskan diri
dari ketergantungan pada mereka yang berkuasa. Oleh karena itu pemberdayaan
masyarakat tidak dapat dijalankan ditengah masyarakat yang tidak
menginginkannya.29
C. Dampak Corporate Social Responsibility terhadap Pemberdayaan
Masyarakat
Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai etika bisnis perusahaan, yang
diimplementasikan sebagai suatu kebijakan dan program telah memberikan dampak
pada masyarakat sekitar, baik secara ekonomi, sosial, dan politik. CSR sebagai
bentuk kepedulian perusahaan yang didasari pada tiga prinsip dasar yang dikenal
dengan istilah triple bottom lines, yaitu 3P (profit, people dan planet) yang
dipopulerkan oleh John Elkington tahun 1997 melalui bukunya berjudul “Cannibals
29
Arief Subhan, Yusro Kilun, Islam yang Berpihak: Filantropi Islam dan Kesejahteraan
Sosial, (Jakarta: DakwahPress, 2007), h. 61.
29
with forks, the Triple Line of Twentieth Century Business”.30
Triple Bottom Line-nya
menjelaskan bahwa idealnya kebijakan dan program CSR merupakan suatu bentuk
pembelajaran partisipatif yang diharapkan mampu menjadi sarana pemberdayaan
(empowerment) masyarakat. Oleh karena itu, program CSR dibangun atas dasar untuk
memberdayakan masyarakat sekitar perusahaan.
Implementasi program CSR perusahaan telah menyebabkan perubahan serta
berdampak pada aspek ekologi, struktur sosial, kultur masyarakat, taraf hidup
masyarakat, penilaian masyarakat dan stakeholders lainnya terhadap karakteristik
CSR, dan sinergitas kebijakan dan program keempat realitas tersebut selanjutnya
mengkonstruksikan persepsi masyarakat dan stakeholders lainnya terhadap CSR
perusahaan. Perubahan, dampak, dan persepsi tersebut secara konseptual dapat
memberikan “umpan balik” (feed back) untuk memformulasikan kembali kebijakan
dan program CSR perusahaan.31
Implementasi dari program CSR yang tepat sasaran
bisa berdampak terhadap peningkatan taraf hidup masyarakat lapisan bawah.
D. Corporate Social Responsibility (CSR) dalam Perspektif Pemberdayaan
Tanggung jawab sosial perusahaan sebagai salah satu bentuk tanggung jawab
sosial yang diimplementasikan perusahaan dalam perspektif pemberdayaan didisain
berlandaskan pada “the empowerment is road to participation”. Kebijakan ini
merupakan suatu upaya pemberdayaan yang diharapkan mampu menumbuh dan
30
Abdul Aziz, Etika Bisnis Perspektif Islam:Implementasi Etika Islami Untuk Dunia Usaha,
(Bandung: Alfabeta, 2013) h. 209 31
Fredian Tonny Nasdian, Pengembangan Masyarakat, (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
Indonesia, 2014), h. 254.
30
meningkatkan tidak hanya partisipasi masyarakat tetapi lebih dari itu, menumbuhkan
dan meningkatkan partisipasi multipihak. Proses-proses pemberdayaan dalam CSR
ini menggunakan pola-pola partisipasi terkini, bahwa tatakelola yang baik dalam
program pembangunan menunjukkan pergeseran tipe partisipasi dari “community
participation” bergeser ke stakeholders participation”.
Partisipasi masyarakat aktivitas CSR adalah suatu proses aktif dan inisiatif
yang diambil oleh warga komunitas itu sendiri, dibimbing melalui cara mereka
sendiri dengan menggunakan sarana dan proses (kelembagaan dan mekanisme)
dimana mereka dapat menegaskan kontrol secara efektif.
Dengan demikian, proses pemberdayaan masyarakat dapat dimaknai sebagai
usaha untuk pengembangan, kemandirian, keswadayaan dan memperkuat posisi tawar
masyarakat lapisan bawah terhadap kekuatan-kekuatan penekan. Pemberdayaan
mendorong terjadinya suatu proses perubahan sosial yang memungkinkan orang-
orang pinggiran yang tak berdaya untuk memberikan pengaruh yang lebih besar di
arena politik secara lokal maupun nasional. Oleh karena itu, pemberdayaan pada
dasarnya adalah upaya menjadikan suasana kemanusiaan yang adil dan beradab
menjadi semakin efektif secara struktural, baik dalam kehidupan keluarga,
masyarakat, negara, regional, internasional dalam bidang politik, ekonomi dan lain-
lain.32
32
Fredian Tonny Nasdian, Pengembangan Masyarakat, (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
Indonesia, 2014), h. 236.
31
E. Review Studi Terdahulu
Penulis merujuk beberapa sumber sebagai dasar pada penelitian, diantaranya:
Jurnal Manusia dan Lingkungan vol.20 no.1 tahun 2013 oleh Partini yang
berjudul CSR dan Pemberdayaan Masyarakat (Studi Implementasi CSR-PTBA di
Muara Enim, Sumatera Selatan. Jurnal ini berisi tentang program CSR-PTBA dan
hasil dari kebijakan PTBA yang mampu memberdayakan masyarakat dengan
memberikan hak milik atas tanah dan bangunan serta pendukung yang lengkap untuk
kepentingan umum. Berdasarkan hasil analisa, dapat ditemukan adanya best practices
dari kebijakan PTBA yang mampu memberdayakan masyarakat dengan memberikan
hak milik atas tanah dan bangunan serta sarana pendukung yang lengkap untuk
kepentingan umum. Dalam membangun kembali kepercayaan masyarakat terhadap
PTBA, PSLH-UGM melakukan penelitian, memediasi dan mensosialisasikannya,
sehingga tidak muncul konflik kepentingan dan tidak terjadi konflik yang manifest.
Tesis dari Hasan Asy’ari, SH yang berjudul Implementasi Corporate Social
Responsibility (CSR) sebagai modal sosial pada PT NEWMONT tahun 2009
Universitas Diponegoro Semarang Magister Ilmu Hukum Program Pasca Sarjana.
Data dalam penelitian ini dianalisis secara kualitatif , yaitu data sekunder yang berupa
teori, definisi dan substansinya dari berbagai literatur, dan peraturan perundang-
undangan, serta data primer yang diperoleh dari wawancara, observasi dan studi
lapangan, kemudian dianalisis dengan undang-undang, teori dan pendapat pakar yang
32
relevan, sehingga didapat kesimpulan tentang pelaksanaan tanggung jawab sosial
perusahaan yang berkaitan dengan pengentasan masalah-masalah sosial
kemasyarakatan. Berdasarkan hasil analisa, diperoleh kesimpulan bahwa dalam
mengimplementasikan tanggung jawab sosialnya, PT Newmont melakukan kegiatan-
kegiatan Pembangunan Masyarakat yaitu pendidikan, Infrastruktur, Perbaikan
Kesehatan, Pendidikan Kejuruan dan Pengembangan Bisnis, Program Pertanian dan
Perikanan, Program Perbaikan Habitat Laut Minahasa.
Skripsi dari Sri Subekti Sunaryo yang berjudul Konsep dan Strategi Corporate
Social Responsibility (CSR) PT Takaful Indonesia tahun 2009 UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat
deskriptif analisis. Berdasarkan hasil analisa, konsep dan strategi CSR PT. Takaful
Indonesia melalui unit sosial perusahaan yaitu Yayasan Amanah Takaful (YAT)
mengimplementasikan CSR berdasarkan Al-Qur’an, Hadis, dan Ushul Fiqh sebagai
pedoman implementasi CSR. Adapun strategi CSR PT. Takaful Indonesia dalam
penerapan programnya yaitu pemberdayaan masyarakat yang mengacu pada bidang
pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan sosial dengan kegiatan-kegiatan dari tahun 2004
hingga 2008.
Skripsi dari Dessy Dwi Mulyani yang berjudul Implementasi Program Corporate
Social Responsibility (CSR) dalam Pemberdayaan UMKM pada Bank Mandiri tahun
2011 Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Berdasarkan hasil analisa,
33
bahwa program CSR Bank Mandiri telah dilaksanakan dan dijalankan dengan baik
sesuai dengan peraturan menteri dan dokumen-dokumen terkait yang ada. Adapun
kelemahan Bank Mandiri dalam menjalankan program CSR yaitu kurangnya SDM
yang ada dalam hal jumlah staf PKBL dan adanya tingkat kemacetan pengembalian
pinjaman yang masih sangat tinggi.
Berbeda dengan sebelumnya, pada penelitian ini akan membahas tentang
implementasi alokasi dari Corporate Social Responsibility (CSR) dari perusahaan
asuransi. Metode yang digunakan adalah kualitatif kemudian dikembangkan dengan
deskriptif analisis. Alat ukur untuk menilai kekuatan, kelemahan, peluang dan
tantangan dari kegiatan CSR yang diimplementasikan menggunakan analisis SWOT.
Hasil analisa dari penelitian ini adalah implementasi CSR yang dilakukan oleh PT
Tugu Pratama Indonesia yang dialokasikan dalam program pendidikan dan non
pendidikan lebih banyak berkontribusi dalam bidang non pendidikan, dan pola
alokasi yang diterapkan PT Tugu Pratama Indonesia adalah secara langsung dan
bermitra dengan pihak lain.
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan
pendekatan kualitatif. Data yang dihasilkan berupa data kualitatif yang dikembangkan
dengan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah jenis penelitian yang memberikan
gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan objek
yang diteliti.33
Catatan deskriptif berupa deskripsi atau gambaran rinci tentang lokasi,
situasi, kejadian atau peristiwa atau apapun yang diamati peneliti.34
Format deskriptif
kualitatif pada penelitian ini dapat dilakukan dalam bentuk studi kasus. Format
deskriptif kualitatif studi kasus ini memusatkan diri pada suatu unit tertentu dari
berbagai fenomena dan memungkinkan studi ini dapat mendalam dan demikian
bahwa kedalaman data yang menjadi pertimbangan dalam penelitian model ini.
Ciri-ciri studi kasus adalah sebagai berikut:
1. Studi kasus bukan suatu metode penelitian, melainkan suatu bentuk studi
(penelitian) tentang masalah yang khusus.
33
Ronny Kountur, Metode Penelitian: Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, (Jakarta: PPM,
2005), cet-3, h. 105. 34
Nusa Putera, Penelitian Kualitatif: proses dan aplikasi, (Jakarta: PT Indeks, 2012) cet-2, h.
122.
35
2. Sasaran studi kasus dapat bersifat tunggal atau suatu kelompok, seperti suatu
kelas dan kelompok profesional.
3. Masalah yang dipelajari atau diteliti dapat bersifat sederhana atau kompleks.
4. Tujuan yang ingin dicapai adalah pemahaman yang mendalam tentang suatu
kasus, atau dapat dikatakan untuk memahami makna data bukan sekedar
deskripsi suatu fenomena.
5. Studi kasus tidak bertujuan untuk melakukan generalisasi, walaupun studi kasus
dapat dilakukan terhadap beberapa kasus.
Dapat disimpulkan bahwa penelitian studi kasus adalah penelitian yang meneliti
fenomena kontemporer secara utuh dan menyeluruh pada kondisi yang sebenarnya,
dengan menggunakan berbagai bentuk data kualitatif.35
Dengan pendekatan kualitatif
ini penulis harap dapat menggambarkan bagaimana implementasi CSR dengan
program-program yang dilakukan dalam upaya pemberdayaan terhadap masyarakat
muslim.36
B. Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan berbagai sumber data. Penggunaan berbagai sumber
data dimaksudkan untuk mendapatkan data yang terperinci dan komprehensif yang
menyangkut objek yang diteliti. Hal ini dimaksudkan untuk mencapai validitas
(kredibilitas) dan reliabilitas (konsistensi) penelitian. Dengan adanya berbagai sumber
35
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, (Jakarta: PT Bumi
Aksara: 2013), h. 131. 36
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif.., h. 129.
36
data tersebut, peneliti dapat meyakinkan kebenaran dan keakuratan data yang
diperolehnya. Adapun bentuk-bentuk data tersebut dapat berupa catatan hasil
wawancara, pengamatan lapangan, pengamatan artefak, dan dokumen.
Dalam menyusun skripsi ini penulis akan menggunakan 2 jenis sumber data,
yaitu:
1. Data Primer
Data Primer merupakan data yang didapatkan langsung dari hasil wawancara
kepada pihak PT Tugu Pratama Indonesia yang ditujukan kepada divisi yang
berwenang dan berkaitan langsung dengan masalah yang dibahas yaitu Divisi
Corporate Secretary Group.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang didapatkan dari literatur-literatur
kepustakaan seperti buku serta sumber lain yang berkaitan dengan penyusunan skripsi
ini.
Agar sesuai dengan permasalahan yang diangkat, maka penulis menggunakan
teknik pengumpulan data sebagai berikut:
a. Penelitian Lapangan (Field Research), merupakan data primer yang didapatkan
dari PT Tugu Pratama Indonesia. Dengan menggunakan metode ini penulis
mendapatkan data dan informasi langsung dari PT Tugu Pratama Indonesia
37
mengenai alokasi CSR PT Tugu Pratama Indonesia terhadap pemberdayaan
masyarakat.
b. Dokumentasi, yaitu teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dari
dokumen dan rekaman. Hasil penelitian akan lebih dapat dipercaya jika
didukung oleh dokumen. Penggalian studi dokumentasi dapat menjadi
pelengkap bagi proses penelitian kualitatif. Dokumen sebagai sumber data
banyak dimanfaatkan oleh para peneliti, terutama untuk menguji, menafsirkan,
dan bahkan untuk meramalkan. Alasan kenapa studi dokumen berguna bagi
penelitian kualitatif, yaitu karena merupakan sumber yang stabil dan kaya,
berguna sebagai bukti untuk suatu pengujian, berguna dan sesuai karena
sifatnya yang alamiah, sesuai dengan konteks, lahir dan berada dalam konteks,
relatif murah dan tidak sukar ditemukan, hasil pengkajian isi akan membuka
kesempatan untuk lebih memperluas tubuh pengetahuan terhadap sesuatu yang
diselidiki.37
Dokumentasi pada penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data-
data atau laporan yang diperoleh dari PT Tugu Pratama Indonesia yang terkait dengan
CSR dan laporan lainnya yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas dalam
penelitian ini.
a. Penelitian kepustakaan (library research), merupakan data sekunder yang
mendukung data primer. Penulis akan melakukan penelitian terhadap literatur
37
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif.., h. 178.
38
yang terkait dengan masalah dalam penulisan skripsi ini. Literatur ini bisa berupa
buku, internet, surat kabar, majalah, dan lain-lain yang berkaitan dengan tema
yang akan dibahas dalam penulisan ini.
b. Wawancara (Interview), merupakan suatu bentuk komunikasi antara dua orang,
melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya
dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu.38
.
wawancara dilakukan untuk memperoleh data atau informasi sebanyak mungkin
dan sejelas mungkin kepada subjek penelitian. Wawancara pada penelitian
kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului
beberapa pertanyaan informal. Dalam penelitian ini peneliti langsung
mewawancarai CSR Specialist Corporate Secretary yaitu Bapak Suliansyah
mengenai kegiatan CSR yang dilakukan dan yang terkait terhadap upaya
pemberdayaan masyarakat.
C. Wilayah Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT Tugu Pratama Indonesia yang bertempat di
Lantai 3 Wisma Tugu 1 Jl. H.R. Rasuna Said, Kav C 8-9 Jakarta, Indonesia
12920. Relevansi metodologis, mengapa perusahaan ini dipilih karena PT Tugu
Pratama Indonesia merupakan salah satu perusahaan asuransi yang telah
melakukan tanggung jawab perusahaannya, serta adanya kegiatan yang
38
Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif¸ (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2001) h. 180.
39
menunjang pemberdayaan bagi masyarakat sehingga cukup representatif untuk
meneliti CSR dari perusahaan ini terutama dalam kaitannya dengan
pemberdayaan masyarakat.
D. Teknik Penulisan
Adapun teknik penulisan skripsi ini adalah menggunakan “pedoman penulisan
skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun 2012”.
E. Analisa Data
Analisa data adalah proses menyusun, mengkategorikan data, mencari
pola atau tema, dengan maksud untuk memahami maknanya.39
Artinya, semua
analisa data kualitatif akan mencakup penelusuran data dan didapatkan melalui
catatan-catatan (pengamatan lapangan) untuk menemukan pola-pola yang dikaji
oleh peneliti.
Analisa data mencakup kegiatan dengan data, mengorganisasikannya,
memilih, dan mengaturnya ke dalam unit-unit, mengsintesiskannya, mencari
pola-pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan
memutuskan apa yang akan dipaparkan kepada orang lain. dan menyusun data
secara sistematis yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
dokumentasi. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan metode analisis
39
S. Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, (Bandung: Tarsito, 2002) cet ke-3, h. 142
40
deskriptif, yaitu penelitian untuk memberikan penjelasan mengenai karakteristik
suatu populasi atau fenomena tertentu, maksudnya adalah cara melaporkan data
dengan menerangkan dan memberi gambaran mengenai data yang terkumpul
secara apas adanya dan kemudian data tersebut disimpulkan.40
F. Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (Strenghts) dan peluang (Opportunities), namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats).
Penelitian menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi
faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam
analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari lingkungan Internal Strengts dan
Weakness serta lingkungan eksternal Opportunities dan Threats yang dihadapi dunia
bisnis. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang dan
ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan. 41
Dengan menggunakan
40
Rosady Ruslan, Metode Penelitian: Public relation dan Komunikasi, (Jakarta: Rajawali
Pers, 2006) h. 274. 41
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT:Teknik Membedah Kasus Bisnis, (Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2006), h. 18.
41
analisis ini dimaksudkan agar dapat diketahui secara pasti posisi organisasi yang
sesungguhnya.42
42
Gumbira Sa’id, Manajemen Strategi Perspektif Syariah, (Jakarta: PT. Khairul Bayaan,
2003), h. 33.
42
BAB IV
ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Profil PT Tugu Pratama Indonesia
1. Sejarah Singkat PT Tugu Pratama Indonesia
PT Tugu Pratama Indonesia (TPI) merupakan salah satu perusahaan asuransi
umum terbesar di Indonesia yang resmi berdiri pada 25 November 1981. Pada awal
masa berdirinya, PT Tugu Pratama Indonesia memfokuskan bisnis pada pemberian
pertanggungan risiko yang terjadi di industri minyak dan gas nasional, terutama
perlindungan asuransi atas aset yang dimiliki oleh PT Pertamina (Persero) selaku
induk usaha.
Dengan pengalaman lebih dari 32 tahun, dan didukungan struktur keuangan yang
solid, tenaga ahli yang profesional, serta jaringan baik dalam dan luar negeri yang
kokoh, kini PT Tugu Pratama Indonesia bertransformasi menjadi salah satu pemain
terdepan di bisnis asuransi minyak dan gas. PT Tugu Pratama Indonesia menangani
sejumlah klien besar, baik dalam maupun luar negeri, khususnya PT Pertamina
(Persero) dan afiliasinya serta para Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) hingga
berbagai korporasi besar yang memiliki high business portofolio.
Seiring berjalannya waktu dan perkembangan dunia usaha, PT Tugu Pratama
Indonesia menjawab tantangan pasar dengan melebarkan bisnis ke ranah asuransi non
minyak dan gas, yaitu asuransi energi dan non energi, baik
43
yang berbasis bisnis konvensional maupun syariah. Beragam produk asuransi umum
dirancang guna memenuhi kebutuhan pasar akan perlindungan asuransi yang
smenyeluruh, seperti asuransi penerbangan, asuransi kredit, asuransi kebakaran &
properti, asuransi pengangkutan dan rangka kapal, asuransi kendaraan, hingga
asuransi kesehatan. Sehingga kini, klien PT Tugu Pratama Indonesia mulai merambah
dari berbagai sektor.
Keberhasilan PT Tugu Pratama Indonesia dalam menjadi salah satu pemain
utama di industri asuransi umum tidak dapat terlepas dari empat faktor utama, yaitu :
1. Financial Strength. Kekuatan permodalan yang solid dengan strategi investasi
yang komprehensif menjadi salah satu keunggulan yang dimiliki PT Tugu
Pratama Indonesia.
2. First Security. PT Tugu Pratama Indonesia memiliki dukungan retensi dan
reasuransi yang memiliki reputasi baik.
3. Reliable. Pengalaman selama lebih dari 30 tahun menjadikan PT Tugu Pratama
Indonesia sebagai perusahaan asuransi yang tepercaya dalam memberikan
pertanggungan atas suatu risiko.
4. Expertise. PT Tugu Pratama Indonesia memiliki tenaga ahli yang profesional dan
berpengalaman yang mendukung upaya perusahaan dalam menjadi perusahaan
asuransi terdepan di Indonesia sekaligus mewujudkan misi perusahaan untuk
diakui sebagai perusahaan asuransi dan manajemen risiko terkemuka berkelas
dunia.
44
Di sisi lain, PT Tugu Pratama Indonesia juga terus memperkuat bisnis lokal.
Saat ini, operasionalisasi PT Tugu Pratama Indonesia didukung oleh beberapa kantor
cabang yang berlokasi di Surabaya, Bandung, Medan, dan Balikpapan. Sinergi
diantara jaringan kantor cabang yang dimiliki diharapkan dapat menjadi nilai tambah
bagi perusahaan dalam memberikan layanan terbaik kepada klien baik dari
lingkungan bisnis Pertamina Group maupun Non Pertamina.
2. Struktur Organisasi PT Tugu Pratama Indonesia
Gambar 4. 1. Struktur Organisasi PT Tugu Pratama Indonesia
Sumber: Company Profile PT Tugu Pratama Indonesia, 2015
45
3. Visi dan Misi CSR PT Tugu Pratama Indonesia
a. Visi
“Menjadi Perusahaan Asuransi yang memiliki kepedulian sosial tinggi terhadap
masyarakat dan lingkungannya dalam upaya menunjang pertumbuhan ekonomi
nasional berkelanjutan”
b. Misi
1. Melaksanakan komitmen korporat atas Corporate Social Responsibility (CSR) /
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang akan memberikan nilai
tambah kepada semua pemangku kepentingan (Stakeholders) untuk mendukung
pertumbuhan perusahaan secara berkesinambungan.
2. Melaksanakan tanggung jawab korporat dan kepedulian sosial serta lingkungan
untuk sebuah peran serta aktif dalam pembangunan masyarakat Indonesia yang
berkelanjutan.
3. Membangun hubungan yang harmonis dan kondusif dengan semua pemangku
kepentingan (Stakeholders) untuk mendukung pencapaian tujuan korporasi
terutama dalam membangun citra dan reputasi korporasi.
4. Maksud dan Tujuan CSR PT Tugu Pratama Indonesia43
Selain menjadi komitmen yang menjiwai jalannya perusahaan, secara lebih
mendetail strategi CSR ikut mendukung pencapaian tujuan perusahaan dalam hal:
43
Direksi PT Tugu Pratama Indonesia, Surat Keputusan tentang Kebijakan Strategi Program Corporate Social Responsibility PT Tugu Pratama Indonesia, Jakarta: 30 Agustus 2013
46
1. Mewujudkan tanggung jawab sosial dan etika perusahaan dalam rangka peran
serta meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan lingkungan
2. Memperkuat merek produk perusahaan dan menciptakan nilai kompetitif di
tengan persaingan industri asuransi
3. Memperkuat positivitas citra maupun reputasi perusahaan
4. Meminimalisir dampak negatif perusahaan
5. Membantu mengelola risiko perusahaan, maupun mengurangi pengeluaran akibat
risiko atau konflik yang timbul dari jalannya perusahaan
6. Memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk berkembang, baik secara
pengetahuan maupun tingkat ekonomi
7. Memberdayakan masyarakat dengan memberikan pelatihan keterampilan agar
mampu menjadi individu yang mandiri
B. Kontribusi CSR PT Tugu Pratama Indonesia dalam Pemberdayaan
Masyarakat
Program CSR PT Tugu Pratama Indonesia sudah dilaksanakan sejak tahun 1990,
pada saat itu belum dinamakan CSR namun, hanya sebagai bentuk kepedulian dari
perusahaan kepada masyarakat sekitar. PT Tugu Pratama Indonesia selalu berupaya
untuk memberikan sumbangsihnya kepada masyarakat atas dasar kepedulian. PT
Tugu Pratama Indonesia mendefinisikan Corporate Social Responsibility sebagai
suatu bentuk sumbangsih perusahaan terhadap khalayak ramai yang sifatnya dalam
47
bentuk kegiatan sosial kepada masyarakat yang membutuhkan, baik di daerah
pedesaan maupun masyarakat kota.
Besarnya dana CSR yang dikeluarkan oleh PT Tugu Pratama Indonesia dalam
hal ini diatur oleh Divisi Corporate Secretary Group dan besaran dananya tidak
dianggarkan berapa persen dari keuntungan, namun dilihat dari anggaran PT Tugu
Pratama Indonesia dalam bentuk program CSR yang akan dilakukan setahun
mendatang.44
Penanggung jawab atas serangkaian aktivitas CSR yang dilakukan
perusahaan adalah Corporate Secretary Group. Sebagai bentuk komitmen terhadap
kemajuan masyarakat dan lingkungan, PT Tugu Pratama Indonesia telah menyiapkan
anggaran khusus yang mendukung pelaksanaan program CSR.
Sejak tahun 2012 sampai dengan 2014, PT Tugu Pratama Indonesia telah
melakukan program CSR sebanyak 26 program. Penulis telah membagi program
tersebut kedalam 2 kategori yaitu program pendidikan dan non pendidikan. Program
CSR dalam bidang pendidikan terdapat 6 program, sedangkan untuk program non
pendidikan seperti kesehatan dan bantuan dana terdapat 20 program.
Program CSR PT Tugu Pratama Indonesia dalam bidang pendidikan yaitu:
1. Beasiswa pendidikan STIMRA Diploma 3 dan kesempatan magang kerja di PT
Tugu Pratama Indonesia
2. Dukungan aktivitas pendidikan dan kebudayaan nasional yang dilakukan
beberapa universitas
44
Wawancara Pribadi dengan Suliansyah. CSR Specialist PT Tugu Pratama Indonesia. Jakarta, 28 Mei 2015.
48
3. Pembangunan (tahap II) gedung pendidikan (TK & TPA) dan keagamaan
(Majelis Taklim, dsb) di daerah Pondok Gede, Jakarta. Untuk pengadaan CSR ini
bersinergi dengan PT Pertamina (Persero)
4. Komitmen TPI dalam meningkatkan kualitas anak bangsa dengan memberikan
sumbangan dana untuk mendukung kegiatan Wisuda mahasiswa STIMRA
5. Peresmian Gedung Pendidikan dan Sebaguna Masyarakat, Sukabumi (2011)
Merintis dan membina Kampung Cipeureu, Desa Hegarmanah, Kecamatan
Cicantayan, Sukabumi Jawa Barat, sejak tahun 2003.
6. TPI Mengajar
Memberikan penyuluhan dan pengetahuan asuransi kepada siswa kelas X & XI
di 3 Sekolah Menengah Atas.
Adapun program CSR PT Tugu Pratama Indonesia dalam bidang Non
Pendidikan yaitu :
1. Polis premi Personal Accident yang sudah diadakan semenjak tahun 2008 dan
komitmen terus dilanjutkan sampai awal tahun 2012 untuk Pendakian 7 Puncak
Dunia (7 Summits)
2. Dukungan aktivitas penanaman pohon trembesi (Go Green) yang dilaksanakan
oleh APPARINDO
3. Pemberian Dana Bantuan di lingkungan masyarakat miskin / Desa Bulakan
Banten - Jabar yang merupaka kegiatan CSR rutin tiap tahunnya.
49
4. Pemberian Dana Bantuan di lingkungan masyarakat berupa pengadaan Posyandu
Balita & Lansia di Kel Kebon Bawang Tanjung Priok
5. Dukungan Turnamen Catur Terbuka Pertamina Cup
6. Pemberian Dana Bantuan berupa pengembang biakan ikan Lele di Kampung
Apung - Jakarta Barat
7. Pemberian sumbangan dana untuk fasilitas renovasi Perpustakaan Musholla Al-
Mukhlisin
8. Bantuan dana untuk Hewan Qurban yang merupakan rutinitas setiap tahun yang
dilaksanakan bersama dengan Musholla Nururrazaq
9. Bantuan dana untuk Perayaan Natal di Panti Werda bersama TUGU Group
10. Pelaksanaan Acara Khitanan Massal yang juga merupakan rangkaian acara HUT
TPI ke-31 tahun dan bekerja sama dengan Rumah Sakit Pertamina Jaya (RSPJ)
11. CSR lanjutan untuk Penanaman Pohon Manggis dan Pohon Albasia di Kampung
Tugu Cipeureu
12. “Kampoeng Ternak”, Sukabumi
13. Menjalin kerjasama erat dengan Dompet Dhuafa dalam program bantuan dana
bergulir untuk pemberdayaan Lembaga Pertanian Sehat (padi organik) dan
Kampoeng Ternak Domba sejak tahun 2007.7 Summits Expedition
Berkomitmen menjadi insurance provider sponsorship untuk beberapa kegiatan
olah raga maupun patriotisme, antara lain Seven Summits oleh tim Wanadri
untuk mengibarkan bendera merah putih di 7 puncak tertinggi dunia selama
tahun 2010-2012.
50
14. Baksos Idul Adha, Jakarta (2008)
Kegiatan sosial rutin lainnya berupa Baksos Ramadhan, Baksos Idul Adha,
pemberian beasiswa pendidikan, dukungan terhadap pembangunan tempat
ibadah, dan program-program lainnya.
15. Sumbangan untuk Kampung Apung, Jakarta Barat
Sumbangan untuk Kampung Apung-Jakarta Barat yang ditujukan untuk kegiatan
Budidaya Lele Kolam Terpal dan untuk mengoptimalkan potensi lain dari
lingkungan yang ada di Kampung Apung.
16. Pemeriksaan Mata & Pemberian Kacamata Gratis
PT. Tugu Pratama Indonesia bekerja sama dengan Rumah Sakit Pertamina Jaya
untuk pemeriksaan mata dan pemberian 130 buah kacamata gratis bagi 4 Sekolah
Dasar di wilayah Menteng Atas Jakarta Selatan
17. Operasi Katarak Gratis
Dalam rangka HUT ke 33 TPI bekerjasama dengan Rumah Sakit Pertamina Jaya
mengadakan Operasi Katarak Gratis bagi 107 peserta. Operasi katarak gratis di
Rumah Sakit Pertamina Jaya tanggal 6 Desember 2014
18. Buka Puasa Bersama Anak Yatim
19. TPI berkomitmen mendukung kegiatan keagamaan melalui acara buka puasa
bersama dengan anak yatim pada bulan Ramadhan
20. Baksos Idul Adha Tahun 2014 Musholla Nurrurozaq, TPI
21. Baksos Idul Fitri Tahun 2014 Desa Kertasari, Majalengka
51
Sebagai bentuk konsistensinya dalam rangka ikut berperan dalam memberikan
sumbangsih atau bantuan kepada masyarakat, PT Tugu Pratama Indonesia selalu
rutin melakukan kegiatan-kegiatan CSR dari tahun ke tahun. Adapun kegiatan-
kegiatan tersebut yakni :
Tahun 2012
1. Beasiswa pendidikan STIMRA Diploma 3 dan kesempatan magang kerja di PT
Tugu Pratama Indonesia
2. Polis premi Personal Accident yang sudah diadakan semenjak tahun 2008 dan
komitmen terus dilanjutkan sampai awal tahun 2012 untuk Pendakian 7 Puncak
Dunia (7 Summits)
3. Dukungan aktivitas pendidikan dan kebudayaan nasional yang dilakukan
beberapa universitas
4. Dukungan aktivitas penanaman pohon trembesi (Go Green) yang dilaksanakan
oleh APPARINDO
5. Pembangunan (tahap II) gedung pendidikan (TK & TPA) dan keagamaan
(Majelis Taklim, dsb) di daerah Pondok Gede, Jakarta. Untuk pengadaan CSR ini
bersinergi dengan PT Pertamina (Persero)
6. Pemberian Dana Bantuan di lingkungan masyarakat miskin / Desa Bulakan
Banten - Jabar yang merupaka kegiatan CSR rutin tiap tahunnya.
7. Pemberian Dana Bantuan di lingkungan masyarakat berupa pengadaan Posyandu
Balita & Lansia di Kel Kebon Bawang Tanjung Priok
52
8. Dukungan Turnamen Catur Terbuka Pertamina Cup
9. Pemberian Dana Bantuan berupa pengembang biakan ikan Lele di Kampung
Apung - Jakarta Barat
10. Pemberian sumbangan dana untuk fasilitas renovasi Perpustakaan Musholla Al-
Mukhlisin
11. Bantuan dana untuk Hewan Qurban yang merupakan rutinitas setiap tahun yang
dilaksanakan bersama dengan Musholla Nururrazaq
12. Komitmen TPI dalam meningkatkan kualitas anak bangsa dengan memberikan
sumbangan dana untuk mendukung kegiatan Wisuda mahasiswa STIMRA
13. Bantuan dana untuk Perayaan Natal di Panti Werda bersama TUGU Group
14. Pelaksanaan Acara Khitanan Massal yang juga merupakan rangkaian acara HUT
TPI ke-31 tahun dan bekerja sama dengan Rumah Sakit Pertamina Jaya (RSPJ)
15. CSR lanjutan untuk Penanaman Pohon Manggis dan Pohon Albasia di Kampung
Tugu Cipeureu
Tahun 2013
1. Peresmian Gedung Pendidikan dan Sebaguna Masyarakat, Sukabumi (2011)
2. Merintis dan membina Kampung Cipeureu, Desa Hegarmanah, Kecamatan
Cicantayan, Sukabumi Jawa Barat, sejak tahun 2003.
3. “Kampoeng Ternak”, Sukabumi
53
Menjalin kerjasama erat dengan Dompet Dhuafa dalam program bantuan dana
bergulir untuk pemberdayaan Lembaga Pertanian Sehat (padi organik) dan
Kampoeng Ternak Domba sejak tahun 2007.
4. 7 Summits Expedition
Berkomitmen menjadi insurance provider sponsorship untuk beberapa kegiatan
olah raga maupun patriotisme, antara lain Seven Summits oleh tim Wanadri
untuk mengibarkan bendera merah putih di 7 puncak tertinggi dunia selama
tahun 2010-2012.
5. Baksos Idul Adha, Jakarta (2008)
Kegiatan sosial rutin lainnya berupa Baksos Ramadhan, Baksos Idul Adha,
pemberian beasiswa pendidikan, dukungan terhadap pembangunan tempat
ibadah, dan program-program lainnya.
6. Sumbangan untuk Kampung Apung, Jakrta Barat
Sumbangan untuk Kampung Apung-Jakarta Barat yang ditujukan untuk kegiatan
Budidaya Lele Kolam Terpal dan untuk mengoptimalkan potensi lain dari
lingkungan yang ada di Kampung Apung.
Tahun 2014
1. TPI Mengajar
Memberikan penyuluhan dan pengetahuan asuransi kepada siswa kelas X & XI
di 3 Sekolah Menengah Atas
2. Pemeriksaan mata & pemberian kacamata gratis
54
PT. Tugu Pratama Indonesia bekerja sama dengan Rumah Sakit Pertamina Jaya
untuk pemeriksaan mata dan pemberian 130 buah kacamata gratis bagi 4 Sekolah
Dasar di wilayah Menteng Atas Jakarta Selatan
3. Operasi Katarak Gratis
Dalam rangka HUT ke 33 TPI bekerjasama dengan Rumah Sakit Pertamina Jaya
mengadakan Opearsi Katarak Gratis bagi 107 peserta. Operasi katarak gratis di
Rumah Sakit Pertamina Jaya tanggal 6 Desember 2014
4. Buka Puasa Bersama Anak Yatim
TPI berkomitmen mendukung kegiatan keagamaan melalui acara buka puasa
bersama dengan anak yatim pada bulan Ramadhan
5. Baksos Idul Adha Tahun 2014 Musholla Nurrurozaq, TPI
6. Baksos Idul Fitri Tahun 2014 Desa Kertasari, Majalengka
Dari beberapa kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa
program-program CSR yang diimplementasikan tidak hanya sebatas di Jakarta saja,
namun juga di berbagai wilayah seperti Sukabumi, Banten dan lainnya. Di wilayah
Jakarta sendiri, alokasinya juga dilakukan tersebar di beberapa wilayah seperti di
Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Utara. Pemilihan lokasi untuk
menempatkan program CSR dalam kaitannya dengan pemberdayaan masyarakat
khususnya dalam bidang pendidikan dan non pendidikan, dialokasikan kepada
wilayah dimana lokasi tersebut memang tidak/belum mendapat bantuan dari
pemerintah atau pihak lain.
55
Berdasarkan data yang diperoleh penulis, ditemukan pergerakan yang
signifikan dari program CSR PT Tugu Pratama Indonesia dalam bidang Pendidikan.
Hal ini dapat dilihat dari jumlah kegiatan yang berfokus dalam bidang tersebut dari
tahun 2012 hingga 2014. Kegiatan tersebut selalu dilaksanakan PT Tugu Pratama
Indonesia baik dalam bentuk beasiswa maupun penyuluhan mengenai wawasan
asuransi. Dalam upaya pemberdayaan masyarakat dalam bidang pendidikan, PT
Tugu Pratama Indonesia bahkan tidak ragu untuk memberikan bantuan berupa
pembangunan gedung pendidikan, seperti pembangunan gedung pendidikan di Desa
Cipeureu yang diresmikan pada tahun 2013 yang merupakan salah satu desa binaan
PT Tugu Pratama Indonesia sejak tahun 2003.
Hal ini makin diperkuat dengan hasil wawancara dengan Bapak Suliansyah
selaku CSR Specialist bahwa PT Tugu Pratama Indonesia sebagai perusahaan yang
ikut berkontribusi dalam CSR dalam hal ini pemberdayaan masyarakat, PT Tugu
Pratama Indonesia mendukung penuh kegiatan yang bersifat membangun dan
mengembangkan dalam hal pendidikan.
Selain fokus dalam bidang pendidikan PT Tugu Pratama Indonesia juga rutin
melakukan kegiatan yang bersifat bantuan maupun bakti sosial. Berdasarkan data-
data yang diperoleh penulis, hampir setiap tahun PT Tugu Pratama Indonesia aktif
dalam memberikan bantuan serta bakti sosial seperti kegiatan dibawah ini :
56
Tabel 4. 1. Daftar Kegiatan Bantuan dan Bakti Sosial
Tahun Kegiatan
2012 - Pemberian Dana Bantuan di lingkungan masyarakat miskin di
Desa Bulakan Banten
- Pemberian Dana Bantuan berupa pengadaan posyandu Balita &
Lansia di Kel Kebon Bawang Tanjung Priok
- Pemberian Dana Bantuan berupa Pengembang biakan ikan Lele di
Kampung Apung Jakarta Barat
- Pemberian sumbangan dana untuk renovasi perpustakaan
musholla Al-Mukhlisin
- Bantuan dana untuk Hewan Qurban yang merupakan rutinitas
setiap tahun bersama musholla Nururrazaq
- Bantuan dana untuk perayaan Natal di Panti Werda
2013 - Pemberian bantuan dana bergulir untuk pemberdayaan Lembaga
Pertanian Sehat (padi organik) dan kampung ternak sejak tahun
2007
- Bakti sosial Idul Adha dan bakti sosial Ramadhan sejak tahun
2008
- sumbangan untuk kampung Apung Jakarta Barat untuk budidaya
Lele dan mengoptimalkan potensi lain dari lingkungan kampung
Apung.
2014 - Bantuan pemberian kacamata gratis bagi 4 Sekolah Dasar di
wilayah Menteng Atas Jakarta Selatan
- Bantuan Operasi katarak gratis di Rumah Sakit Pertamina Jaya
- Bakti sosial Idul Adha di Musholla Nurrurozaq
- Bakti Sosial Idul Fitri di Desa Kertasari Majalengka.
PT Tugu Pratama Indonesia selaku perusahaan asuransi yang melakukan
program CSR tidak hanya memberikan kontribusi yang sifatnya jangka pendek atau
pemberian, namun juga memaksimalkan CSR dengan cara memberikan kegiatan
yang sifatnya berkelanjutan. Hal ini dikarenakan PT Tugu Pratama Indonesia tidak
57
hanya beranggapan CSR sebagai suatu kewajiban sosial perusahaan kepada
lingkungannya, namun juga sebagai bentuk kepedulian.
Besarnya kontribusi dalam upaya pemberdayaan masyarakat dapat dilihat dari
banyaknya program yang dilakukan secara berkelanjutan, yaitu:
1. Pemberian Dana Bantuan di lingkungan masyarakat miskin di Desa Bulakan
Banten Jawa Barat yang merupakan kegiatan CSR rutin tiap tahunnya
2. Bantuan Dana untuk Hewan Qurban yang merupakan rutinitas setiap tahun yang
dilaksanakan bersama dengan Musholla Nururrazaq
3. Membina kampung Cipeureu, Desa Hegarmanah Kec Cicantayan, Sukabumi
Jawa Barat sejak tahun 2003, penanaman pohon manggis dan pohon Albasia di
Kampung Tugu Cipeureu, dan puncaknya peresmian gedung pendidikan dan
serbaguna masyarakat tahun 2013
4. Pengembangbiakan ikan Lele di Kampung Apung – Jakarta Barat. Kemudian
kegiatan serupa dilakukan pada tahun 2013 serta mengoptimalisasikan potensi
lain dari lingkungan yang ada di Kampung Apung. Bakti Sosial Idul Adha di
Musholla Nururrazaq
5. Pemberdayaan Lembaga pertanian sehat (padi organik) dan Kampung Ternak
domba sejak 2007 dengan bekerjasama dengan Dompet Dhuafa.
Besarnya kontribusi PT Tugu Pratama Indonesia juga bisa dilihat dari jumlah
anggaran biaya CSR yang dikeluarkan oleh PT Tugu Pratama Indonesia, dalam hal
58
ini penulis memberikan gambaran dari anggaran biaya CSR dan kegiatan dari
perusahaan dimaksud selama tahun 2014. Adapun anggaran tersebut adalah :
Tabel 4.2. Laporan Anggaran Kegiatan CSR Tahun 2014
BIDANG NO KEGIATAN LOKASI BIAYA
Pendidikan
1
Pengenalan pengetahuan
asuransi kepada 859
orang siswa di 3 sekolah
menengah atas/kejuruan
TPI, sbb :
- SMA Plus
Pembangunan Jaya Bintaro Rp 50.138.480,00
- SMA 1 Budi Utomo Jakarta Rp 58.557.480,00
- SMK Islam PB
Soedirman Jakarta Rp 51.929.000,00
Kesehatan
1
Pemeriksaan mata &
Pemberian Kacamata
Gratis kepada 130 siswa
di 4 Sekolah Dasar di
wilayah sekitar kantor
pusat TPI, bekerjasama
dengan RS Pertamina
Jaya. Awalnya penerima
bantuan kacamata gratis
adalah sebanyak
130 dengan rincian sbb :
- SDN Pasar Manggis 01
Pagi
- SDN Pasar Manggis 02
Petang
- SDN Menteng Atas 05
Jakarta
Rp 53.050.000,00
59
Pagi
- SDN Menteng Atas 06
Pagi
Pemeriksaan mata &
Operasi katarak gratis
untuk masyarakat kurang
mampu di Jabodetabek
& sekitarnya dalam
rangka HUT TPI ke 33,
bekerjasama dengan RS
Pertamina Jaya. Awalnya
kuota operasi katarak
gratis adalah 100 orang,
tetapi setelah dilakukan
seleksi terhadap calon
penerima bantuan
ternyata diperlukan
tambahan kuota
sebanyak 7 orang.
Jakarta
Rp299.142.637,00
Keagamaan
1
Penyelenggaraan bakti
sosial Idul Fitri 1435 H
untuk 200 anak yatim di
Desa Kertasari,
Majalengka - Jawa barat
Jawa
barat Rp 50.000.000,00
2
Syukuran dan Buka
Puasa Bersama 10.000
Anak Yatim bersinergi
dengan Pertamina dan
seluruh Group
perusahaan
Jakarta Rp 90.000.000,00
3
Penyelenggaraan Qurban
Idul Adha 1435 H
sebanyak 4 ekor sapi di
Musholla Nururozaq,
TPI
TPI Rp 80.000.000,00
Bina
Lingkungan 1
Donasi INKB Peduli
Banjir Jakarta Rp. 50.000.000,00
Total Rp 782.817.597,00
Sumber : Laporan Anggaran CSR yang diolah
60
Gambar 4. 2. Anggaran CSR Tahun 2014
Dari diagram diatas dapat diketahui anggaran CSR PT Tugu Pratama
Indonesia Tahun 2014 paling banyak dialokasikan untuk bidang kesehatan sebesar
45% dari total keseluruhan anggaran, selanjutnya bidang Keagamaan yaitu sebesar
28%, bidang pendidikan sebesar 21%, dan bina lingkungan sebesar 6% dengan total
anggaran sebesar Rp. 782.817.597,- (tujuh ratus delapan puluh dua juta delapan ratus
tujuh belas ribu lima ratus sembilan puluh tujuh ribu rupiah).
21%
45%
28%
6%
Anggaran CSR Tahun 2014
Pendidikan
Kesehatan
Keagamaan
Bina Lingkungan
61
Gambar 4.3. Anggaran CSR Tahun 2014 Bidang Pendidikan dan Non Pendidikan
Secara umum anggaran CSR PT Tugu Pratama Indonesia lebih banyak
dialokasikan dalam bidang Non Pendidikan yaitu sebesar 79% dari total anggaran,
sedangkan dalam bidang pendidikan sebesar 21% dari total anggaran CSR PT Tugu
Pratama Indonesia tahun 2014. Hal ini membuktikan bahwa PT Tugu Pratama
Indonesia lebih banyak mengalokasikan anggaran CSR-nya dibidang non pendidikan
yang terdiri dari bidang kesehatan, keagamaan, dan bina lingkungan.
Jadi, berdasarkan hasil penelitian yang telah disimpulkan oleh penulis, jumlah
kegiatan CSR PT Tugu Pratama Indonesia dari tahun 2012 sampai 2014 baik
anggaran maupun kegiatannya lebih banyak dilakukan dalam bidang non pendidikan
dibandingkan dengan bidang pendidikan. Berdasarkan laporan anggaran kegiatan
21%
79%
Anggaran CSR Tahun 2014 Bidang Pendidikan & Non Pendidikan
Pendidikan
Non Pendidikan
62
CSR, dalam tahun 2014 bidang non pendidikan mengeluarkan anggaran biaya sebesar
Rp 622.192.637,-
Dampak CSR dalam pemberdayaan masyarakat tidak bisa dirasakan secara
instan, namun mayoritas dari masyarakat yang menerima bantuan merasakan dampak
yang positif, karena desa mereka yang dibantu dan tidak mempunyai kelengkapan
seperti pendidikan dan kesulitan air dapat terbantu. Sedangkan dampak untuk
perusahaan sendiri, apabila dalam laporan tahunan mencantumkan kegiatan CSR-nya
dan melihat anggarannya, dari situ dapat dilihat sejauh mana kontribusinya dalam
melakukan tanggung jawab sosialnya, jika programnya banyak dan telah
berkontribusi dengan anggaran yang besar, maka citra perusahaan pun juga
meningkat.45
C. Pola Alokasi Corporate Social Responsibility (CSR) PT Tugu Pratama
Indonesia terhadap Pemberdayaan Masyarakat
Tanggung jawab sosial perusahaan yang dilakukan oleh PT Tugu Pratama
Indonesia merupakan bentuk sumbangsih dari perusahaan yang diterapkan dalam
berbagai program CSR. Maka, secara berkesinambungan dari tahun ke tahun
perusahaan telah mengalokasikan dana untuk berbagai program sosial dalam berbagai
bidang yakni meliputi bidang lingkungan hidup, bidang sosial dan kemasyarakatan,
45
Wawancara Pribadi dengan Suliansyah. CSR Specialist PT Tugu Pratama Indonesia. Jakarta, 28 Mei 2015
63
bidang kepuasan pelanggan, dan bidang ketenagakerjaan yang dalam hal ini
diterapkan dalam berbagai pola.
Ada empat model atau pola tanggung jawab sosial perusahaan yang
diterapkan di Indonesia yaitu keterlibatan langsung, melalui yayasan atau organisasi
sosial perusahaan, bermitra dengan pihak lain, dan mendukung atau bergabung dalam
suatu konsorsium. Dalam menjalankan kegiatan CSR-nya PT Tugu Pratama
Indonesia menggunakan dua pola. Dapat dilihat dari laporan kegiatan CSR yang telah
dilakukan, pola yang diterapkan oleh PT Tugu Pratama Indonesia yakni dengan
keterlibatan langsung dan bermitra dengan pihak lain.
Keterlibatan secara langsung dalam pelaksanaan CSR-nya PT Tugu Pratama
Indonesia dilakukan dengan cara langsung terjun ke objek yang dituju untuk
diberikan bantuan CSR seperti membina desa Cipeureu dan meresmikan gedung
pendidikan untuk dapat dimanfaatkan masyarakat sekitar, pemberian dana bantuan,
PT Tugu Pratama Indonesia mengajar, penyuluhan asuransi, dan bakti sosial.
PT Tugu Pratama Indonesia dalam menjalankan program CSR-nya juga
bermitra dengan pihak lain, dalam hal ini bermitra dengan PT Pertamina (persero)
untuk menyalurkan kegiatannya seperti memberikan bantuan dalam turnamen
Pertamina Cup pada 2012 dan bekerjasama dengan Dompet Dhuafa dalam program
bantuan dana bergulir untuk pemberdayaan Lembaga Pertanian Sehat (padi organik)
dan Kampoeng Ternak Domba sejak tahun 2007. Jika bermitra dengan suatu
64
perusahaan itu bisa dilihat kontribusi perusahaan ini seberapa besar untuk PT Tugu
Pratama Indonesia itu sendiri.46
Pola CSR PT Tugu Pratama Indonesia berdasarkan programnya dibagi
menjadi secara langsung dan bermitra, yaitu :
Tabel 4.3. Pola CSR PT Tugu Pratama Indonesia
Secara Langsung Bermitra dengan pihak lain
Beasiswa pendidikan STIMRA
Diploma 3 dan kesempatan magang
kerja di PT Tugu Pratama Indonesia
Dukungan aktivitas penanaman pohon
trembesi (Go Green) yang dilaksanakan
oleh APPARINDO
Polis premi Personal Accident yang
sudah diadakan semenjak tahun 2008
dan komitmen terus dilanjutkan sampai
awal tahun 2012 untuk Pendakian 7
Puncak Dunia (7 Summits)
Pembangunan (tahap II) gedung
pendidikan (TK & TPA) dan keagamaan
(Majelis Taklim, dsb) di daerah Pondok
Gede, Jakarta. Untuk pengadaan CSR ini
bersinergi dengan PT Pertamina (Persero)
Pemberian Dana Bantuan di lingkungan
masyarakat miskin / Desa Bulakan
Banten - Jabar yang merupaka kegiatan
CSR rutin tiap tahunnya.
Bantuan dana untuk Hewan Qurban yang
merupakan rutinitas setiap tahun yang
dilaksanakan bersama dengan Musholla
Nururrazaq
Pemberian Dana Bantuan di lingkungan
masyarakat berupa pengadaan Posyandu
Balita & Lansia di Kel Kebon Bawang
Tanjung Priok
Pelaksanaan Acara Khitanan Massal yang
juga merupakan rangkaian acara HUT
TPI ke-31 tahun dan bekerja sama
dengan Rumah Sakit Pertamina Jaya
(RSPJ)
Pemberian Dana Bantuan berupa “Kampoeng Ternak”, Sukabumi
46
Wawancara Pribadi dengan Suliansyah. CSR Specialist PT Tugu Pratama Indonesia. Jakarta, 28 Mei 2015
65
pengembang biakan ikan Lele di
Kampung Apung - Jakarta Barat
Menjalin kerjasama erat dengan Dompet
Dhuafa dalam program bantuan dana
bergulir untuk pemberdayaan Lembaga
Pertanian Sehat (padi organik) dan
Kampoeng Ternak Domba sejak tahun
2007
Pemberian sumbangan dana untuk
fasilitas renovasi Perpustakaan
Musholla Al- Mukhlisin
Baksos Idul Adha, Jakarta (2008)
Kegiatan sosial rutin lainnya berupa
Baksos Ramadhan, Baksos Idul Adha,
pemberian beasiswa pendidikan,
dukungan terhadap pembangunan tempat
ibadah, dan program-program lainnya
Komitmen TPI dalam meningkatkan
kualitas anak bangsa dengan
memberikan sumbangan dana untuk
mendukung kegiatan Wisuda
mahasiswa STIMRA
Pemeriksaan mata & pemberian
kacamata gratis.
PT. Tugu Pratama Indonesia bekerja
sama dengan Rumah Sakit Pertamina
Jaya untuk pemeriksaan mata dan
pemberian 130 buah kacamata gratis bagi
4 Sekolah Dasar di wilayah Menteng
Atas Jakarta Selatan
CSR lanjutan untuk Penanaman Pohon
Manggis dan Pohon Albasia di
Kampung Tugu Cipeureu
Operasi Katarak Gratis
Dalam rangka HUT ke 33 TPI
bekerjasama dengan Rumah Sakit
Pertamina Jaya mengadakan Opearsi
Katarak Gratis bagi 107 peserta. Operasi
katarak gratis di Rumah Sakit Pertamina
Jaya tanggal 6 Desember 2014
Peresmian Gedung Pendidikan dan
66
Sebaguna Masyarakat, Sukabumi
(2011)
Merintis dan membina Kampung
Cipeureu, Desa Hegarmanah,
Kecamatan Cicantayan, Sukabumi Jawa
Barat, sejak tahun 2003
7 Summits Expedition
Berkomitmen menjadi insurance
provider sponsorship untuk beberapa
kegiatan olah raga maupun patriotisme,
antara lain Seven Summits oleh tim
Wanadri untuk mengibarkan bendera
merah putih di 7 puncak tertinggi dunia
selama tahun 2010-2012.
Sumbangan untuk Kampung Apung,
Jakarta Barat
Sumbangan untuk Kampung Apung-
Jakarta Barat yang ditujukan untuk
kegiatan Budidaya Lele Kolam Terpal
dan untuk mengoptimalkan potensi lain
dari lingkungan yang ada di Kampung
Apung.
TPI Mengajar
Memberikan penyuluhan dan
pengetahuan asuransi kepada siswa
kelas X & XI di 3 Sekolah Menengah
Atas
Buka puasa bersama anak yatim
67
TPI berkomitmen mendukung kegiatan
keagamaan melalui acara buka puasa
bersama dengan anak yatim pada bulan
Ramadhan
Baksos Idul Adha Tahun 2014
Musholla Nururrozaq, TPI
Baksos Idul Fitri tahun 2014 Desa
Kertasari, Majalengka
Dilihat dari tabel diatas, program CSR yang sudah dilakukan oleh PT Tugu
Pratama Indonesia selama tiga tahun sejak tahun 2012 sampai dengan 2014 lebih
banyak dilakukan secara langsung baik dalam bentuk sumbangan, bakti sosial,
penyuluhan, pengajaran serta hibah dalam bentuk pembangunan fasilitas sosial.
Sedangkan, pola yang menggunakan kerjasama atau kemitraan PT Tugu Pratama
Indonesia selama tiga tahun ini hanya bermitra dengan PT Pertamina (Persero)
Indonesia, Musholla Nururrazaq, Dompet Dhuafa, dan Rumah Sakit Pertamina Jaya
yang berkontribusi bagi PT. Tugu Pratama Indonesia. Salah satunya yaitu PT
Pertamina (Persero) Indonesia yang merupakan pemegang saham mayoritas di PT
Tugu Pratama Indonesia dengan kepemilikan sebesar 65%.
68
Gambar 4.4 Komposisi Dana Pemegang Saham
Sumber : Pemegang Saham PT Tugu Pratama Indonesia, 2015
Untuk proses alokasi dana CSR, Corporate Secretary Group membuat
rencana anggaran tahunan yang dibuat berdasarkan atas rencana kerja setahun
kedepan serta dari proposal yang diterima dari masyarakat. Setelah rencana anggaran
69
dibuat, maka diajukan ke Dewan Direksi untuk persetujuan anggaran dana untuk
kegiatan CSR yang diajukan.
Tahapan Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) PT Tugu Pratama
Indonesia :
1. Penetapan Visi dan Misi
2. Survey
3. Perencanaan
4. Mengajukan Anggaran
5. Persetujuan Direksi
6. Evaluasi
D. Analisis Kekuatan dan Peluang
Berdasarkan berbagai program dan kebijakan yang telah dilakukan oleh PT
Tugu Pratama Indonesia dalam mengimplementasikan CSR, maka penulis ingin
menganalisis dengan menggunakan analisis SWOT sebagai alat ukur untuk
memberikan penjelasan mengenai bagaimana kekuatan, kelemahan, peluang, dan
tantangan PT Tugu Pratama Indonesia dalam mengimplementasikan CSR-nya.
Penentuan IFAS ditentukan dengan cara sebagai berikut:47
47
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT:Teknik Membedah Kasus Bisnis, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama, 2006), h. 18.
70
1. Bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat penting)
sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat
memberikan dampak terhadap perusahaan.
2. Perhitungan rating dalam kolom 3 dengan memberikan skala mulai dari 4
(kuat) sampai dengan 1 (lemah) berdasarkan pengaruhnya terhadap kondisi
perusahaan. Variabel kekuatan diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan +4
(sangat baik). Sedangkan variabel kelemahan mulai dari yang paling lemah
diberi nilai 1.
3. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk memperoleh
faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk
masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 sampai dengan
1,0.
4. Jumlahkan skor pembobotan pada kolom 4 untuk memperoleh total skor
pembobotan bagi perusahaan.
Untuk Penentuan EFAS ditentukan dengan cara sebagai berikut:
1. Bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat penting)
sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat
memberikan dampak terhadap perusahaan.
2. Perhitungan rating dalam kolom 3 dengan memberikan skala mulai dari 4
(kuat) sampai dengan 1 (lemah) berdasarkan pengaruhnya terhadap kondisi
perusahaan. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif yaitu
71
peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil
maka diberi nilai rating +1. Pemberian rating tantangan adalah jika nilai
ancamannya besar maka ratingnya adalah 1, sebaliknya jika nilai ancamannya
sedikit ratingnya 4.
3. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk memperoleh
faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk
masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 sampai dengan
1,0.
4. Jumlahkan skor pembobotan pada kolom 4 untuk memperoleh total skor
pembobotan bagi perusahaan.
Berikut hasil analisis SWOT dari program CSR PT Tugu Pratama Indonesia:
a. Kekuatan (Strength)
1. Melaksanakan program CSR yang sifatnya pembangunan berkelanjutan
2. Membuat sistem pelaporan CSR dari internal maupun eksternal
3. Lokasi penyaluran CSR yang dilakukan tidak sebatas di wilayah perusahaan saja
yaitu Jakarta, namun juga di wilayah lain
4. Memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk berkembang baik secara
pengetahuan maupun tingkat ekonomi dari program yang dilakukan.
b. Kelemahan (Weakness)
1. Banyak kegiatan CSR yang tidak melibatkan partisipasi komunitas lokal
sehingga hanya bermanfaat dalam jangka pendek
72
2. Struktur CSR masih dibawah divisi Corporate Secretary Group, belum memiliki
divisi CSR tersendiri
3. Tim CSR masih kurang SDM karna hanya mempunyai total staff 5 orang yang
menangani CSR
4. Belum ada alat ukur untuk menilai keberhasilan CSR
c. Peluang (Opportunity)
1. Standar internasional CSR dalam ISO 26000 merupakan acuan bagi perusahaan
untuk meningkatkan manajemen CSR perusahaan dengan standarisasi
internasional.
2. CSR Awards Indonesia dapat menjadi kesempatan besar bagi perusahaan untuk
menjadi ajang kompetisi CSR di tingkat nasional dan dapat memberikan citra
yang baik bagi perusahaan.
3. Berkembangnya definisi dan kebijakan CSR sehingga lebih memudahkan
perusahaan untuk mempromosikan program CSR kepada masyarakat luas
d. Peluang/Ancaman (Threats)
1. Partisipasi Pemerintah setempat rendah
2. Banyaknya program yang bersifat bantuan dana menimbulkan ketergantungan
masyarakat kepada perusahaan yang akhirnya membuat masyarakat tidak
mandiri
73
3. Rendahnya pengetahuan masyarakat desa binaan terkait berwirausaha dengan
bantuan dana tanpa adanya pelatihan
Selanjutnya dapat dibuat suatu tabel IFAS (Internal Strategic Factors
Analysis Summary) dan EFAS (External Strategic Factors Analysis Summary)
disusun untuk menjelaskan kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan
perusahaan.
Tabel 4.4 IFAS
Faktor-faktor Strategi Internal Bobot Rating Skor
Kekuatan:
Program CSR yang sifatnya pembangunan
berkelanjutan
Sistem pelaporan CSR dari internal maupun
eksternal
Lokasi penyaluran CSR di wilayah lain
Memberikan kesempatan bagi masyarakat
untuk berkembang baik secara pengetahuan
maupun tingkat ekonomi dari program yang
dilakukan
0,15
0,15
0,10
0,10
4
4
3
3
0,60
0,60
0,30
0,30
0,50 1,80
Kelemahan:
Banyak kegiatan CSR yang tidak melibatkan
partisipasi komunitas lokal sehingga hanya
bermanfaat dalam jangka pendek
Struktur CSR masih dibawah divisi Corporate
Secretary Group, belum memiliki divisi CSR
0,15
0,15
1
1
0,15
0,15
74
tersendiri
Tim CSR masih kurang SDM karna hanya
mempunyai total staff 5 orang yang
menangani CSR
Belum ada alat ukur untuk menilai
keberhasilan CSR
0,15
0,05
1
2
0,15
0,10
0,50 0,55
Total 1,00 2,55
Tabel 4.5 EFAS
Faktor-faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Skor
Peluang:
Standar internasional CSR dalam ISO 26000
merupakan acuan bagi perusahaan untuk
meningkatkan manajemen CSR perusahaan
dengan standarisasi internasional.
CSR Awards Indonesia dapat menjadi
kesempatan besar bagi perusahaan untuk
menjadi ajang kompetisi CSR di tingkat
nasional dan dapat memberikan citra yang
baik bagi perusahaan.
Berkembangnya definisi dan kebijakan CSR
sehingga lebih memudahkan perusahaan
untuk mempromosikan program CSR kepada
masyarakat luas
0,25
0,20
0,20
4
4
3
1,00
0,80
0,60
0,65 2,40
75
Ancaman:
Partisipasi Pemerintah setempat rendah
Banyaknya program yang bersifat bantuan
dana menimbulkan ketergantungan
masyarakat kepada perusahaan yang akhirnya
membuat masyarakat tidak mandiri
Rendahnya pengetahuan masyarakat desa
binaan terkait berwirausaha dengan bantuan
dana tanpa adanya pelatihan
0,15
0,10
0,10
1
2
2
0,15
0,20
0,20
0,35
Total 1,00 2,95
Berdasarkan tabel IFAS diatas, kekuatan dari PT Tugu Pratama Indonesia
yang paling kuat adalah Program CSR yang sifatnya pembangunan berkelanjutan
diberi bobot 0,15 dengan rating 4, maka perlu terus dipertahankan melihat
banyaknya program yang telah dilakukan secara berkelanjutan karena hal ini sudah
sesuai dengan prinsip dari CSR yaitu pembangunan yang berkelanjutan (suistanable
development). Sistem pelaporan CSR yang dilakukan oleh PT Tugu Pratama
Indonesia baik dari internal dan eksternal perusahaan juga diberikan bobot 0,15
dengan rating 4 karena hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memberikan
transparansi dalam setiap bentuk kegiatan dan anggaran CSR-nya. Sedangkan lokasi
penyaluran CSR di wilayah lain dan memberikan kesempatan kepada masyarakat
untuk berkembang baik pengetahuan dan tingkat ekonomi diberi bobot 0,10 dengan
rating masing-masing 3, ini menunjukkan bahwa kekuatan ini perlu ditingkatkan lagi.
76
PT Tugu Pratama Indonesia juga memiliki kelemahan yang dianggap paling
lemah yaitu kurangnya SDM berupa staff yang menangani program CSR diberi bobot
0,15 dengan rating 1 karena staff yang dimiliki hanya berjumlah 5 orang, maka perlu
adanya peningkatan dengan menambah jumlah staff agar bisa lebih mencakup banyak
wilayah. Program CSR yang tidak melibatkan masyarakat lokal diberikan bobot 0,15
dengan rating 1, maka sebaiknya diperkuat dengan semua unit CSR yang harus aktif
memberikan kesempatan bagi kemandirian lokal. Struktur yang masih dibawah
naungan divisi Corporate Secretary Group diberikan bobot 0,15 dengan rating 1,
karena sebaiknya perusahaan mempunyai divisi CSR tersendiri agar lebih fokus
dalam merencanakan dan melakukan kegiatannya. Belum adanya alat ukur untuk
menilai keberhasilan CSR juga dianggap lemah dengan diberikan bobot 0,10 dengan
rating 2 maka perlu dibuatkan suatu kebijakan sebagai alat ukur keberhasilan program
CSR yang sudah dijalankan.
Berdasarkan tabel EFAS, dapat dilihat peluang-peluang PT Tugu Pratama
Indonesia yang paling berpeluang adalah standar internasional ISO 26000 sebagai
acuan bagi perusahaan yang diberikan bobot 0,25 dan rating 4 sehingga perusahaan
perlu memanfaatkan peluang yang ada dengan meningkatkan manajemen CSR
perusahaan agar mampu memenuhi standar ISO 26000. CSR Awards Indonesia
diberikan bobot 0,20 dan rating 4, dengan adanya kesempatan yang besar melalui
CSR Awards maka perusahaan perlu memiliki strategi yang kuat untuk bisa
berkompetisi ditingkat nasional. Sedangkan terus berkembangnya definisi dan
77
kebijakan CSR diberikan bobot 0,20 dan rating 3, peluang ini akan memudahkan
perusahaan untuk mempromosikan program CSR kepada masyarakat luas.
Tantangan atau Ancaman yang dihadapi oleh PT Tugu Pratama Indonesia
yang dianggap paling memberikan tantangan adalah partisipasi pemerintah setempat
yang masih rendah diberikan bobot 0,15 dengan rating 1, maka perlu adanya
kerjasama antara perusahaan dengan pemerintah daerah setempat agar partisipasi
dengan masyarakat bisa lebih baik lagi. banyaknya program yang bersifat bantuan
dana dalam jangka panjang menimbulkan ketergantungan masyarakat kepada
perusahaan diberikan bobot 0,10 dengan rating 2, hal ini dapat diatasi dengan
pemberian bantuan yang sifatnya jangka panjang hendaknya disertai juga dengan
memberikan pemberian bantuan yang sifatnya pemberdayaan misalnya modal usaha
dan sebagainya. Rendahnya pengetahuan masyarakat desa binaan terkait
berwirausaha diberikan bobot 0,10 dengan rating 2, maka hendaknya perusahaan juga
bisa memberikan pelatihan yang lebih bermanfaat kepada desa binaan sehingga
pengetahuan masyarakat bisa lebih berkembang dan mandiri.
78
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa terhadap PT Tugu Pratama Indonesia mengenai
implementasi CSR serta pola alokasinya, maka dapat disimpulkan:
1. PT Tugu Pratama Indonesia sebagai perusahaan asuransi yang melakukan
program CSR tidak hanya memberikan kontribusi yang sifatnya jangka pendek
atau pemberian, namun juga memaksimalkan CSR dengan cara memberikan
kegiatan yang sifatnya berkelanjutan. Besarnya kontribusi dalam upaya
pemberdayaan masyarakat dapat dilihat dari banyaknya program yang dilakukan
secara berkelanjutan, salah satunya adalah desa binaan di Desa Citeureup di
Sukabumi. Besarnya kontribusi PT Tugu Pratama Indonesia juga bisa dilihat dari
jumlah anggaran biaya CSR yang dikeluarkan selama tahun 2014, dimana dapat
diketahui bahwa anggaran CSR PT Tugu Pratama Indonesia tahun 2014
berjumlah Rp 782.817.597,- yang paling banyak dialokasikan untuk bidang
kesehatan yaitu sebesar 45% dari total seluruh anggaran, selanjutnya bidang
keagamaan sebesar 28%, bidang pendidikan sebesar 21%, dan bina lingkungan
sebesar 6%. Secara umum PT Tugu Pratama Indonesia lebih banyak
mengalokasikan anggaran CSR-nya dalam program Non pendidikan
dibandingkann dengan program pendidikan dari total anggaran.
79
2. PT Tugu Pratama Indonesia dalam menjalankan kegiatan CSR-nya
menggunakan dua pola yaitu dengan keterlibatan secara langsung dan
bermitra dengan pihak lain. Keterlibatan secara langsung dilakukan dengan
cara langsung terjun ke objek yang dituju seperti membina desa binaan,
penyuluhan asuransi, dan bakti sosial. Sedangkan, pola bermitra dengan pihak
lain dilakukan seperti bermitra dengan PT Pertamina (persero), Rumah sakit
Pertamina Jaya dan Dompet Dhuafa dalam program bantuan dana bergulir.
3. Hasil analisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan dari PT Tugu
Pratama Indonesia menunjukkan bahwa kekuatan dari PT Tugu Pratama
Indonesia yang paling kuat adalah program CSR yang sifatnya pembangunan
berkelanjutan, maka perlu terus dipertahankan melihat banyaknya program
yang telah dilakukan secara berkelanjutan karena hal ini sudah sesuai dengan
prinsip dari CSR yaitu pembangunan yang berkelanjutan (suistanable
development). PT Tugu Pratama Indonesia juga memiliki kelemahan yang
dianggap paling lemah yaitu kurangnya SDM berupa staff yang menangani
program CSR karena staff yang dimiliki hanya berjumlah 5 orang, maka perlu
adanya peningkatan dengan menambah jumlah staff agar bisa lebih mencakup
banyak wilayah. Program CSR yang tidak melibatkan masyarakat lokal
sebaiknya diperkuat dengan semua unit CSR yang harus aktif memberikan
kesempatan bagi kemandirian lokal. Peluang-peluang PT Tugu Pratama
Indonesia yang paling berpeluang adalah standar internasional ISO 26000
sebagai acuan bagi perusahaan sehingga perusahaan perlu memanfaatkan
80
peluang yang ada dengan meningkatkan manajemen CSR perusahaan agar
mampu memenuhi standar ISO 26000. Dengan adanya kesempatan yang besar
melalui CSR Awards maka perusahaan perlu memiliki strategi yang kuat
untuk bisa berkompetisi ditingkat nasional.
Tantangan atau Ancaman yang dihadapi oleh PT Tugu Pratama Indonesia
yang dianggap paling memberikan tantangan adalah partisipasi pemerintah
setempat yang masih rendah perlu adanya kerjasama antara perusahaan
dengan pemerintah daerah setempat agar partisipasi dengan masyarakat bisa
lebih baik lagi. banyaknya program yang bersifat bantuan dana dalam jangka
panjang menimbulkan ketergantungan masyarakat kepada perusahaan dapat
diatasi dengan pemberian bantuan yang sifatnya jangka panjang hendaknya
disertai juga dengan memberikan pemberian bantuan yang sifatnya
pemberdayaan misalnya modal usaha dan sebagainya.
B. SARAN
Adapun saran-saran dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Perusahaan
a. Program CSR dalam bidang pendidikan hendaknya dilakukan juga
penyuluhan mengenai asuransi syariah karena PT Tugu Pratama Indonesia
sudah mempunyai produk asuransi syariah, hal ini dimaksudkan agar para
81
siswa dan mahasiswa dapat lebih mengetahui mengenai asuransi syariah dan
perbedaannya dengan konvensional.
b. PT Tugu Pratama Indonesia dapat menerapkan pola lain, yaitu dengan
membuat yayasaan CSR sendiri, sehingga anggaran yang dikeluarkan dapat
lebih dimaksimalkan.
c. Memberikan pelatihan kewirausahaan terhadap desa binaan yang ingin
memulai usaha baru, mengingat CSR yang dilakukan PT Tugu Pratama
Indonesia lebih banyak hanya berupa bantuan dana saja.
d. Meningkatkan lagi anggaran dalam bidang Bina Lingkungan, meskipun fokus
program CSR PT Tugu Pratama Indonesia yang masuk dalam ruang lingkup
asuransi adalah kesehatan dan pendidikan.
2. Peneliti Selanjutnya
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih terdapat kekurangan, maka untuk
peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan observasi atau terjun langsung
dalam program CSR yang dilakukan ke wilayah tempat program CSR disalurkan
hal ini dimaksudkan agar bisa mengetahui pelaksanaannya di lapangan secara
langsung
DAFTAR PUSTAKA
Ali, AM Hasan. Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam. Jakarta: Kencana, 2004.
Azheri, Busyra. Corporate Social Responsibility:Dari Voluntary Menjadi
Mandatory.Jakarta: Rajawali Pers, 2012.
Aziz, Abdul. Etika Bisnis Perspektif Islam:Implementasi Etika Islami Untuk Dunia.
Bandung: Alfabeta, 2013
Badroen, Faisal, dkk. Etika Bisnis Dalam Islam. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005.
Direksi PT Tugu Pratama Indonesia, Surat Keputusan tentang Kebijakan Strategi
Program Corporate Social Responsibility PT Tugu Pratama Indonesia,
Jakarta: 30 Agustus 2013
Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik. Jakarta: PT Bumi
Aksara: 2013.
Harahap, Syahrin. Islam: Konsep dan Implementasi Pemberdayaan. Yogyakarta: PT
Tiara Wacana Yogya, 1999.
Kountur, Ronny. Metode Penelitian: Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta:
PPM, 2005.
Muhammad, dan Lukman Fauroni. Visi Al-Quran Tentang Etika Dan Bisnis. Jakarta:
Salemba Diniyah, 2002.
Mulyana, Deddy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2001.
Nadapdap, Binoto. Hukum Perseroan Terbatas. Jakarta: Permata Aksara, 2012.
Nasdian, Ferdian Tonny. Pengembangan Masyarakat. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
Indonesia, 2014
Nasution, S. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito, 2002.
Prijono, bandingkan Onny S dan A.M. W. Pranarka. Pemberdayaan, Konsep,
Kebijakan dan Implementasi. Jakarta: Centre For Strategic an International
Studies (CSIS), 1996.
Putera, Nusa. Penelitian Kualitatif: proses dan aplikasi, Jakarta: PT Indeks, 2012.
Radyati, Maria Nindita. CSR untuk Pemberdayaan Ekonomi Lokal. Jakarta:
Busniness Links, 2008.
Rangkuti, Freddy. Analisis SWOT:Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2006.
Ruslan, Rosady. Metode Penelitian: Public relation dan Komunikasi. Jakarta:
Rajawali Pers, 2006
Sa’id, Gumbira. Manajemen Strategi Perspektif Syariah. Jakarta: PT. Khairul
Bayaan, 2003
Subhan, Arief dan Yusro Kilun. Islam yang Berpihak: Filantropi Islam dan
Kesejahteraan Sosial. Jakarta: DakwahPress, 2007.
Suharto, Edi. Pekerjaan Sosial Di Dunia Industri Memperkuat Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan. Bandung: PT Refika Aditama, 2007
Wibisono, Yusuf. Membedah Konsep & Aplikasi CSR. Gresik: Fascho Publishing,
2007
Wawancara Pribadi dengan Suliansyah. Jakarta, 28 Mei 2015.
Admin. Berita Resmi Statistik: Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2014, Diakses
pada 04 Mei 2015 dari
http://www.bps.go.id/website/brs_ind/kemiskinan_01juli14.pdf, tanggal 04
Mei 2015.
Admin. Kebijakan CSR. Diakses pada 11 Mei 2015 dari
http://www.tugu.com/csr/policy&lang=IN.
Admin. Produk Syariah. Diakses pada 11 Mei 2015 dari
http://www.tugu.com/products/sharia&lang=IN.
Rumengan, Muhammad Rudi. Pengentasan Kemiskinan Melalui Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan, Diakses pada 25 November dari
http://sosbud.kompasiana.com/2011/06/25/pengentasan-kemiskinan-melalui-
tanggung-jawab-sosial-perusahaan-375670.html
LAMPIRAN
HASIL WAWANCARA
Narasumber : Bapak Suliansyah
Jabatan : CSR Specialist PT Tugu Pratama Indonesia
Waktu : 27 Mei 2015 Jam 15.00 WIB
Tempat : Wisma Tugu I
1. Corporate Social Responsibility (CSR)
a. Apa yang dimaksud dengan CSR menurut PT Tugu Pratama Indonesia dan
apa tujuan dari kegiatan CSR ini?
CSR menurut kami merupakan suatu bentuk sumbangsih perusahaan
terhadap khalayak ramai yang sifatnya itu dalam bentuk kegiatan seperti
pendidikan, pemberdayaan masyarakat, kesehatan, maupun bentuk-bentuk
kegiatan sosial lainnya seperti dalam rangka hari raya idul fitri, hari raya
idul adha, dan bentuknya pasti berbeda-beda. Idul fitri misalnya dalam
bentuk pemberian bantuan seperti sembako kepada masyarakat yang
membutuhkan baik di daerah maupun masyarakat kota. Jadi, lokasi
daerahnya tidak hanya sebatas di DKI Jakarta saja namun juga di daerah–
daerah lainnya yang akan kita tuju misalnya di daerah Jawa Barat, Jawa
Timur, dll.
Tujuannya adanya CSR ini untuk membina hubungan kepada masyarakat
yang sifatnya dalam bentuk sumbangsih. Perusahaan memberikan sesuatu
kepada masyarakat semacam kontribusi, maksudnya adalah bagaimana kita
bisa memberi dan bagaimana kita bisa menerima manfaat dari mereka.
b. Apa yang melatarbelakangi PT Tugu Pratama Indonesia memiliki program
CSR?
Atas dasar kepedulian.
c. Apakah PT Tugu Pratama Indonesia mempunyai bagian atau divisi khusus
untuk melaksanakan CSR ini? Dan aspek apa yang menjadi fokus utama dari
kegiatan CSR ini?
Sebenarnya dari tahun ke tahun kegiatan ini sudah ada namun, bukan dalam
bentuk CSR tapi sifatnya dalam bentuk bantuan dana. Di era tahun
belakangan ini baru dibentuk bagian CSR-nya sendiri yang dikelola oleh
divisi corporate secretary. Pembentukannya belum lama kira-kira menjelang
2 tahun ini, tidak jauh bedanya CSR dengan sumbangsih kepada masyarakat
yang membutuhkan. Kegiatan di survey dari yang mengajukan proposal,
kemudian diteliti dan dipelajari, kira-kira bermanfaat dan memberikan
kontribusi untuk perusahaan atau tidak.
Csr ini ada 4 kategori. Fokus dalam bidang unit kerja asuransi yang paling
tepat adalah bidang pendidikan, kemudian kesehatan karena itu yang masuk
dalam kategori bisnis asuransi, karena bisnis asuransi dari PT Tugu Pratama
Indonesia adalah B to B yaitu Business to Business. Jadi, kita dapat
mengedukasi kegiatan-kegiatan yang sifatnya seperti pendidikan dan
kesehatan masyarakat yang pada umumnya anak-anak sekolah misalnya
pemeriksaan mata, gigi, dan lainnya, tetapi jika dalam bidang pendidikan
kita mengedukasi tentang pengenalan asuransi secara umum maupun secara
syariah.
d. Bagaimana prinsip dasar CSR PT Tugu Pratama Indonesia?
Prinsip dasar karena kepedulian.
e. Berapa persen dari keuntungan PT Tugu Pratama Indonesia yang
dikeluarkan untuk dana CSR? Dan bagaimana komposisi dana untuk CSR
yang dikeluarkan PT Tugu Pratama Indonesia dari divisi syariah dan
konvensionalnya?
Keuntungan itu pada awalnya ada ketentuan misalnya 2,5% dari keuntungan
tetapi, di PT Tugu Pratama Indonesia dilihat dari kegiatan CSR yang
tergantung pada perhitungan berdasarkan rencana anggaran yang akan
dilakukan dimasa mendatang. Jadi, sebelum memasukkan anggaran yang
akan dilakukan untuk CSR ditentukan terlebih dahulu apa saja yang
dilakukan selain dr CSR yang bentuknya B to B misalkan kegiatan untuk
masyarakat. Jadi, ditentukan terlebih dahulu point yang akan dilakukan,
minimal kegiatan itu lebih dari 1 untuk dananya lebih dari 1 Milyar. Jika,
untuk program yang konvensionalnya ada sedangkan untuk syariahnya baru
akan untuk tahun ini.
2. Mekanisme CSR
a. Bagaimana pola CSR PT Tugu Pratama Indonesia? (keterlibatan
langsung/melalui yayasan/bermitra dengan pihak lain, bergabung dalam
konsorsium (turut mendirikan, menjadi anggota, atau mendukung suatu
lembaga yang didirikan untuk tujuan sosial tertentu, hibah pembangunan)
CSR PT Tugu Pratama Indonesia ada yang melalui yayasan, ada yang
bermitra, ada yg dicari sendiri. Jika bermitra dengan suatu perusahaan itu
bisa dilihat kontribusi perusahaan ini seberapa besar untuk PT Tugu Pratama
Indonesia itu sendiri, dan jika berkontribusi dengan pihak luar seperti
yayasan kita melihat apa yang bisa kita capai. Dalam bentuk hibah juga ada
yang namanya pemberdayaan lingkungan, misalnya pembangunan masjid,
gereja, pura, jadi, semua yang sifatnya sosial dan keagamaan itu bisa dibantu
jika memang proposal yang diterima itu memadai.
b. Bagaimana strategi penerapan CSR PT Tugu Pratama Indonesia?
Dilihat dari sudut pandang PT Tugu Pratama Indonesia, jika dari survey
dilihat terlebih dahulu kira-kira mapan atau tidak, dilihat strata ekonominya,
nanti baru masuk ke pemerintahan setempat untuk ditanya bagaimana
kondisi dari lokasi ini.
c. Bagaimana tahapan pemberdayaan masyarakat melalui dana CSR PT Tugu
Pratama Indonesia?
Pertama survey, perencanaan, mengajukan anggaran, persetujuan direksi,
dan evaluasi.
3. Sistem Evaluasi
a. Apakah program-program yang telah diimplementasikan berjalan dengan
baik? Berkelanjutan sesuai dengan prinsip dasar CSR?
Ada program yang berkelanjutan, ada yang bersifat sekali pemberian.
Seperti desa binaan. Ada satu desa yang dibina di daerah Sukabumi yaitu
desa cipere. Masyarakat disana kesulitan air dan mereka butuh pendidikan
sedangkan pendidikan jauh ke kota, maka kita bisa bantu dengan
pembangunan sekolah.
b. Bagaimana dampak dari program CSR ini?
Dampaknya tidak bisa dirasakan secara instan, masyarakat yang menerima
bantuanlah yang nanti dari merekalah yang merasakan apakah dampak yg
mereka terima dari bantuan apakah berhasil atau tidak tapi dari mayoritas
dampaknya positif dari mereka apalagi desa yang tidak mempunyai
kelengkapan seperti pendidikan dan kesulian air. Tapi, disini juga tidak
semua mengenai dampak yang mereka rasakan misalkan, mereka ada
inputan berterima kasih. Untuk perusahaan sendiri, misalkan perusahaan itu
pasti mempunyai laporan tahunan. Disitu juga tercantum kegiatan CSR nya,
persentasenya berapa, karena jika perusahaan itu bagus, biasanya jika
teknologinya terus meningkat, otomatis biasanya kegiatan CSR-nya
anggarannya juga terus meningkat, dari situ kita bisa menilai bahwa ini
perusahaannya bonafit, kegiatan CSR nya banyak, maka citra perusahaan
juga meningkat. Kita pernah melakukan kegiatan semacam kampung binaan
dan kita pernah berdampingan dengan dompet dhuafa, dan lain-lain dan ada
peternakan domba sehat, pertanian organik, dan itu sebagai jembatan kita
terhadap kegiatan CSR yang kita lakukan.
c. Bagaimana sistem pelaporan atau evaluasi dari kegiatan CSR ini?
Menggunakan media seperti apa baik internal maupun eksternalnya?
Menggunakan media cetak seperti foto, koran, Dari luar misalnya diliput
melalui media cetak seperti koran, berita, elektronik, dan radio. Setiap
melakukan kegiatan selalu ada laporannya.