ikhtisar istilah tika
TRANSCRIPT
![Page 1: Ikhtisar Istilah Tika](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071701/55cf98f6550346d0339ab861/html5/thumbnails/1.jpg)
IKHTISAR ISTILAH-ISTILAH PENTING TERKAIT BUKTI
Fase Proses Audit (Phase of The Audit Process) Empat fase proses audit
dalam kolom pertama merupakan cara yang mendasar di mana suatu audit
disusun seta menunjukkan komponen-komponen kunci terhadap keempat fase
dalam proses pengauditan ini.
Tujuan Audit (Audit Objectives) Merupakan tujuan-tujuan dalam sustu
pengauditan yang harus terpenuhi sebelum auditor dapat menyimpulkan
bahwa suatu kelompok transaksi atau saldo akun telah disajikan secara wajar.
Jenis-jenis Pengujian (Types of Test) Lima jenis pengujian audit yang
dibahas sebelumnya di bab ini yang digunakan auidtor untuk menentukan
apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar dimasukkan dalam
kolom ketiga.
Keputusan Bukti (Evidence Decisions) Empat sub kategori keputusan yang
dibuat oelh auditor dalam pengumpulan bukti dimasukkan dalam kolom
keempat.
Jenis-jenis Bukti (Types of Evidence) Delapan ketegori luas dalam bukti
yang dikumpulkan auditor dimasukkan dalam kolom terakhir.
Tabel Hubungan Antara Lima IstilahTerkait Bukti
Fase dalam Proses Audit
Tujuan Audit Jenis Pengujian Keputusan Bukti Jenis Bukti
Merencanakan dan merancang suatu pendekatan audit (fase I)
Prosedur penilaian risiko:
Prosedur memahami bisnis dan industri klien
Prosedur memahami pengendalian internal
Prosedur analitis perencanan
Prosedur audit Penentuan
waktu
Dokumentasi Tanya jawab klienProsedur analitis
Melakukan pengujian atas pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi (fase
Tujuan audit terkait transaksi :
Keterjadian Kelengkapan Akurasi Pemindahbuk
Prosedur untuk mendapatkan suatu pemahaman dan pengujian atas pengendalian
Prosedur audit Ukuran
sampel Unsur yang
dipilih Penentuan
DokumentasiPengamatanTanya jawab klienPengerjaan ulangPenghitungan ulang
![Page 2: Ikhtisar Istilah Tika](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071701/55cf98f6550346d0339ab861/html5/thumbnails/2.jpg)
II) uan dan pengikhtisaran
Klaisfikasi Penentuan
waktu
Pengujian substantif transaksi
waktu
Prosedur audit Ukuran
sampel Unsur yang
dipilih Penentuan
waktuMelakukan prosedur analitis dan pengujian terperinci atas salso (fase III)
Tujuan audit terkait saldo:
Keberadaan Kelengkapan Akurasi Klasifikasi Pisah batas Keterkaitan
perincian Nilai realisasi Hak dan
kewajiban
Prosedur analitis
Pengujian terperinci saldo
Prosedur audit Penentuan
waktu
Prosedur audit Ukuran
sampel Unsur yang
dipilih Penentuan
waktu
Pemeriksaan fisikKonfirmasiDokumentasiTanya jawabPengerjaan ulangProsedur analitisPenghitungan ulang
Menyelesaikan audit dan menerbitkan suatu laporan audit (fase IV)
Tujuan audit terkait penyajian dan pengungkapan :
Keterjadian serta hak dan kewajiban
Kelengkapan Akurasi dan
penilaian Klasifikasi
dan kemampuan untuk memahami
Prosedur analitis
Pengujian terperinci saldo
Prosedur audit Penentuan
waktu
Prosedur audit Ukuran
sampel Unsur yang
dipilihPenentuan waktu
Prosedur analitisDokumentasiTanya jawab klien
IKHTISAR PROSES AUDIT
Fase I : Merencanakan dan Merancang Sebuah Pendekatan Audit
Auditor menggunakan informasi yang didapatkan dari prosedur penilaian
risiko terkait dengan penerimaan klien dan perencanaan awal, memahami
industri dan bisnis klien, menilai risiko bisnis klien, dan melakukan prosedur
analitis pendahuluan yang bertujuan untuk menilai risiko bawaan dan risiko
audit yang dapat diterima. Di akhir fase I, auditor harus memiliki suatu
rencana audit dan program audit yang sangat jelas untuk audit secara
keseluruhan,
![Page 3: Ikhtisar Istilah Tika](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071701/55cf98f6550346d0339ab861/html5/thumbnails/3.jpg)
Fase II : Melakukan Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif
Transaksi
Auditor melakukan pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi
selama fase ini. Tujuan dari fase II adalah untuk :
1. Mendapatkan bukit yang mendukung pengendalian tertentu yang
berkontribusi terhadap penilaian risiko pengendalian yang dilakukan
oleh auditor.
2. Mendapatkan bukti yang mendukung ketepatan moneter dalam
transaksi-transaksi.
Dikarenakan hasil pengujian pengendalian dan pengujian substantif
transaksi merupakan penentu utama dari keluasan pengujian terperinci saldo,
kedua pengujian tersebut diselesaikan dua atau tiga bulan sebelum tanggal
neraca. Hal itu membantu auditor merevisi program audit pengujian terperinci
saldo untuk hasil-hasil yang tak terduga dalam pengujian sebelumnya dan
untuk menyelesaikan audit sesegera mungkin setelah tanggal neraca.
Untuk sistem akunatnsi yang terkomputerisasi auditor sering kali
melakukan pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi di
sepanjang tahun untuk mengidentifikasi transaksi yang signifikan atau tidak
biasa dan menentukan apakah ada perubahan yang dilakukan terhadap
program komputer klien.
Fase III : Melakukan Prosedur Analitis dan Pengujian Terperinci Saldo
Tujuan dari fase III adalah untuk mendapatkan bukti tambahan yang memadai
untuk menentukan apakah saldo akhir dan catatan-catatan kaki dalam laporan
keuangan telah disajikan dengan wajar. Dua kategori umum dalam prosedur
umum fase III adalah :
1. Prosedur analitis substantif yang menilai keseluruhan kewajaran
transaksi-transaksi dan saldo-saldo akun.
2. Pengujian terperinci saldo, yang mana prosedur audit digunakan untuk
menguji salah saji moneter dalam saldo-saldo akun di laporan
keuangan.
![Page 4: Ikhtisar Istilah Tika](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071701/55cf98f6550346d0339ab861/html5/thumbnails/4.jpg)
Tabel 11-7 menunjukkan prosedur analitis yang dilakukan sebelum dan
sesudah tanggal neraca. Prosedur analitis biasanya dilakukan di awal,
dengan menggunakan data awal sebelum akhir tahun, sebagai alat
perencanaan dan pengarahan bagi audit lainnya untuk bagian-bagian
khusus. Tabel 11-7 juga menunjukkan bahwa pengujian terperinci saldo
biasanya dilakukan terakhir. Dalam beberapa pengauditan, semuanya
dilakukan setelah tanggal neraca.
Fase IV : Menyelesaikan Audit dan Menerbitkan Suatu Laporan Audit
Setelah tiga fase pertama diselesaikan, auditor harus mengumpulkan bukti
tambahan terkait dengan tujuan penyajian dan pengungkapan, ikhtisar hasil,
penerbitan laporan auidt, dan melakukan bentuk-bentuk komunikasi lainnya.
Fase ini memiliki beberapa bagian :
Melakukan Pengujian Tambahan Untuk Tujuan Penyajian dan
Pengungkapan Prosedur yang dilakukan auditor untuk mendukung tujuan
audit terkait penyajian dan pengungkapan sama dengan prosedur audit yang
dilakukan untuk mendukung tujuan audit terkait transaksi maupun saldo.
Auditor juga melakukan pengujian substantif untuk mendapatkan bukti yang
tepat dan memadai bahwa informasi yang diungkapkan dalam catatan-catatan
kaki merefleksikan transaksi dan saldo yang sebenarnya dan bahwa penyajian
kewajiban klien adalah utnuk mendukung tujuan keterjadian serta hak dan
kewajiban.
Selama fase terakhir ini auditor melakukan prosedur audit terkait
denga kewajiban kontinjensi dan kejadian-kejadian setelah tanggal neraca.
Kewajiban kontinjensi harus diungkapkan dalan catatan kaki klien. Auditor
juga harus yakin bahwa pengungkapan telah lengkap dan akurat.
Pengumpulan Bukti Akhir Selain bukti yang didapatkan dari setiap siklus
selama fase I dan fase II dan untuk setiap akun selama fase III, auditor harus
mendapatkan bukti berikut :
Melakukan prosedur analitis akhir.
Mengevaluasi asumsi keberlangsungan usaha (going concern).
Mendapatkan surat representasi klien.
![Page 5: Ikhtisar Istilah Tika](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071701/55cf98f6550346d0339ab861/html5/thumbnails/5.jpg)
Membaca informasi dalam laporan tahunan untuk meyakinkan bahwa
informasi yang disajikan konsisten dengan laporan keuangan.
Menerbitkan Laporan Audit Jenis laporan audit yang akan diterbitkan
bergantung pada bukti yang dikumpulkan dan temuan-temuan auditnya.
Komunikasi dengan Komite Audit dan Manajemen Auditor diharuskan
untuk mengkomunikasikab setiap kekurangan dalam pengendalian internal
yang signifikan pada komite audit atau manajemen senior.