iii. metode penelitiann - repository.ipb.ac.id · gambar 7. prinsip kerja lca (epa, 1993)...

29
III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kawasan pembangunan Rusunawa Tanjung Uncang, Kota Batam. Pertimbangan terhadap pemilihan lokasi penelitian ini diantaranya adalah : (i) Sebagai kota yang cepat tumbuh di Indonesia ; (ii) Tingkat kepadatan dan pertumbuhan penduduknya tinggi; (iii) Pengembangan Rusuna sedang digiatkan; (iv) Pusat kegiatan nasional yang berbatasan langsung dengan Singapura. Kegiatan penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret 2010 sampai dengan bulan Maret 2011. 3.2 Jenis Data, Teknik Pengumpulan Data dan Sumber Data Alur tahapan dalam penelitian dapat terlihat seperti pada Gambar 6 berikut Alternatif pelaksanaan konstruksi Jenis dan volume bahan bangunan tiap alternatif Daur hidup tiap bahan bangunan (LCA) Biaya pembangunan tiap alternatif Pemilihan alAternatif pelaksanaan konstruksi yang optimal Permasalahan pengembangan rusunawa ramah lingkungan Model pengembangan rusunawa ramah lingkungan Kebijakan pengembangan rusunawa ramah lingkungan Mulai Worksheet/ SimaPro AHP ISM PwrSim Skenario (AHP/ISM/Pwrsim) Tools

Upload: trantuyen

Post on 02-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: III. METODE PENELITIANN - repository.ipb.ac.id · Gambar 7. Prinsip kerja LCA (EPA, 1993) Penelitian potensi dampak dimulai dengan penentuan lingkup dan tujuan, ... disepanjang siklus

36

III. MMEETTOODDEE PPEENNEELLIITTIIAANN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kawasan pembangunan Rusunawa Tanjung

Uncang, Kota Batam. Pertimbangan terhadap pemilihan lokasi penelitian ini

diantaranya adalah : (i) Sebagai kota yang cepat tumbuh di Indonesia ; (ii) Tingkat

kepadatan dan pertumbuhan penduduknya tinggi; (iii) Pengembangan Rusuna

sedang digiatkan; (iv) Pusat kegiatan nasional yang berbatasan langsung dengan

Singapura. Kegiatan penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret 2010 sampai

dengan bulan Maret 2011.

3.2 Jenis Data, Teknik Pengumpulan Data dan Sumber Data

Alur tahapan dalam penelitian dapat terlihat seperti pada Gambar 6 berikut

Alternatif pelaksanaan konstruksi

Jenis dan volume bahan bangunan tiap alternatif

Daur hidup tiap bahan bangunan (LCA)

Biaya pembangunan tiap alternatif

Pemilihan alAternatif pelaksanaan konstruksi yang optimal

Permasalahan pengembangan rusunawa ramah lingkungan

Model pengembangan rusunawa ramah lingkungan

Kebijakan pengembangan rusunawa ramah lingkungan

Mulai

Worksheet/ SimaPro

AHP

ISM

PwrSim

Skenario (AHP/ISM/Pwrsim)

Tools

Page 2: III. METODE PENELITIANN - repository.ipb.ac.id · Gambar 7. Prinsip kerja LCA (EPA, 1993) Penelitian potensi dampak dimulai dengan penentuan lingkup dan tujuan, ... disepanjang siklus

37

Gambar 6 Tahapan rencana penelitian.

Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer bersumber dari hasil survai lapangan, hasil pengamatan dan

hasil wawancara dengan para stakeholder terkait. Data sekunder diperoleh dari

beberapa sumber, yaitu dari studi literatur, dinas atau departemen terkait, BPS.

Adapun data-data tersebut adalah sebagai berikut.

3.2.1 Data Spasial

Data spasial yang dikumpulkan pada penelitian ini terdiri dari data grafis

berupa peta-peta yang tertera pada Tabel 6.

Tabel 6. Jenis-jenis peta dan sumber

NNoo JJeenniiss DDaattaa SSkkaallaa SSuummbbeerr TTaahhuunn 1 RTRW Kota Batam 1 : 100.000 Dinas Tata Kota 2009 2 Peta topografi Batam 1 : 50.000 Bakosurtanal 2005

3.2.2 Data Sosial Ekonomi

Data sosial ekonomi terdiri dari data primer dan data sekunder. Data dan

sumber data sosial ekonomi secara rinci tertera pada Tabel 7.

Tabel 7. Jenis data dan sumber data sosial ekonomi

NNoo JJeenniiss DDaattaa TTeekknniikk

PPeenngguummppuullaann DDaattaa SSuummbbeerr TTaahhuunn

1 Kondisi penduduk Dokumentasi/Survey BBPPSS // DDiinnaass KKeeppeenndduudduukkaann 2009 2 Fasilitas pendidikan Dokumentasi/Survey BBPPSS // DDiinnaass PPeennddiiddiikkaann 2009 3 Fasilitas kesehatan Dokumentasi/Survey BBPPSS // DDiinnaass KKeesseehhaattaann 2009 4 Fasilitas perekonomian Dokumentasi/Survey BBPPSS // DDiinnaass PPeerrddaaggaannggaann 2009 5 Kebutuhan rumah Dokumentasi/Survey BBPPSS // 2009 6 Sewa rumah Dokumentasi/Survey BPN/Tata Kota 2009 7 Perkembangan

perumahan Dokumentasi/Survey Dinas Tata Kota / REI 2009

3.2.3 Data Bahan Bangunan

Page 3: III. METODE PENELITIANN - repository.ipb.ac.id · Gambar 7. Prinsip kerja LCA (EPA, 1993) Penelitian potensi dampak dimulai dengan penentuan lingkup dan tujuan, ... disepanjang siklus

38

Data ketersediaan bahan bangunan terkait pembangunan Rusunawa yang

terkait fisik lingkungan secara rinci tertera pada Tabel 8.

Tabel 8. Jenis data dan sumber data bahan bangunan

NNoo JJeenniiss DDaattaa TTeekknniikk PPeenngguummppuullaann DDaattaa

SSuummbbeerr TTaahhuunn

1 Pasir, batu,agregat Dokumentasi/Survey Dinas ESDM / Pasar 2009 2 Kayu Dokumentasi/Survey DinasKehutanan/ Pasar 2009 3 BBeessii bbeettoonn Dokumentasi/Survey DDiinnaass PPeerrddaaggaannggaann//PPUU // PPaassaarr 2009 4 AAlluummiinniiuumm Dokumentasi/Survey DDiinnaass PPeerrddaaggaannggaann//PPUU // PPaassaarr 2009 5 Bata merah Dokumentasi/Survey DDiinnaass PPeerrddaaggaannggaann//PPUU // PPaassaarr 2009 6 Batako Dokumentasi/Survey DDiinnaass PPeerrddaaggaannggaann//PPUU // PPaassaarr 2009

67 Semen Dokumentasi/Survey DDiinnaass PPeerrddaaggaannggaann//PPUU // PPaassaarr 2009

3.2.4.Data Fisik Konstruksi

Data fisik konstruksi terdiri dari data primer dan data sekunder pada Tabel 9.

Tabel 9 Jenis data dan sumber data fisik konstruksi

NNoo JJeenniiss DDaattaa TTeekknniikk PPeenngguummppuullaann DDaattaa

SSuummbbeerr TTaahhuunn

1 Site Plan Dokumentasi Departemen PU/ Kemenpera/Pemkot 2009 2 Master Plan (Denah) Dokumentasi Departemen PU/ Kemenpera/Pemkot 2009 3 Konstruksi Dokumentasi Departemen PU/ Kemenpera/Pemkot 2009 4 Arsitektur Dokumentasi Departemen PU/ Kemenpera/Pemkot 2009 5 Kebutuhan bahan Dokumentasi Departemen PU/ Kemenpera/Pemkot 2009 6 Analisa biaya Dokumentasi Departemen PU/ Kemenpera/Pemkot 2009

Page 4: III. METODE PENELITIANN - repository.ipb.ac.id · Gambar 7. Prinsip kerja LCA (EPA, 1993) Penelitian potensi dampak dimulai dengan penentuan lingkup dan tujuan, ... disepanjang siklus

39

3.2.5 Data Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Data sumber daya alam yang terkait dengan bahan bangunan yang

berpengaruh terhadap lingkungan sebagaimana Tabel 10.

Tabel 10. Jenis data dan sumber daya alam dan lingkungan

NNoo JJeenniiss DDaattaa TTeekknniikk PPeenngguummppuullaann DDaattaa

SSuummbbeerr TTaahhuunn

1 Galian pasir Dokumentasi Pemkot (Dinas Pertambangan) 2009 2 Penambangan batu Dokumentasi Pemkot (Dinas Pertambangan 2009 3 Pertanian Dokumentasi Pemkot (Dinas Pertanian) 2009 4 Perkebunan Dokumentasi Pemkot (Dinas Perkebunan) 2009 5 Kehutanan Dokumentasi/survey Pemkot (Dinas Kehutanan) 2009 6 Taman kota Dokumentasi/survey Pemkot (Dinas PJU & Taman) 2009

3.3. Teknik Penarikan Sampel

Setelah dijelaskan di atas, pada pPenelitian ini dilakukan melalui

wawancara terhadap para stakeholder terkait, dengan. Adapun cara menggali

informasi dan pengetahuan atau pendapat pakar melalui pada penelitian ini

digunakan metode expert judgment. Untuk keperluan ini pakar ditentukan secara

purposive sampling atau pemilihan secara sengaja dengan pertimbangan tertentu.

Persyaratan penarikan sampel dengan purposive sampling menurut Arikunto

(1996) adalah : (i) penarikan sampel harus didasarkan pada ciri-ciri, sifat-sifat

atau karakteristik tertentu, yang merupakan ciri-ciri pokok populasi; (ii) subyek

yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan subyek yang paling banyak

mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi (key subject); dan (iii)

penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat di dalam studi

pendahuluan. Pertimbangan penentuan sampel dalam penelitian ini adalah : (i)

Kepadatan penduduk; (ii) Fungsi wilayah; (iii) Administrasi wilayah.

Pakar yang dijadikan responden pada penelitian ini terutama pakar yang

berkompeten sebagai pelaku dan ahli dalam sistem tata ruang pengembangan

Page 5: III. METODE PENELITIANN - repository.ipb.ac.id · Gambar 7. Prinsip kerja LCA (EPA, 1993) Penelitian potensi dampak dimulai dengan penentuan lingkup dan tujuan, ... disepanjang siklus

40

perumahan, penataan ruang, konstruksi rumah susun dan keserasian lingkungan di

lokasi penelitian, serta pakar dalam sistem dan manajemen konstruksi. Dasar

pertimbangan dalam penentuan atau pemilihan pakar untuk dijadikan sebagai

responden menggunakan kriteria sebagai berikut:

1. Keterjangkauan terhadap lokasi pakar tersebut

2. Kesediaannya untuk dijadikan responden;

3. Memiliki reputasi, kedudukan/jabatan dan telah menunjukan

kredibilitasnya sebagai ahli atau pakar pada bidang yang diteliti;

4. Memiliki latar belakang pendidikan tinggi terhadap bidang yang sedang

dikaji

5. Telah memiliki pengalaman dalam bidangnya minimal 2 tahun.

Adapun stakeholders dalam pengembangan rumah susun adalah pakar

terpilih yang diharapkan dapat mewakili unsur birokrasi, akademisi, pelaku usaha,

dan organisasi yang peduli terhadap lingkungan. Jumlah stakeholder yang diambil

dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Pengambilan jumlah responden

No Sampel Jumlah 1. Pemerintah 6 orang

2. Pengelola 2 orang

3. Pelaku Usaha 4 orang

4. Akademisi 4 orang

5. Masyarakat 4 orang

3.4 Pendekatan Penelitian

Page 6: III. METODE PENELITIANN - repository.ipb.ac.id · Gambar 7. Prinsip kerja LCA (EPA, 1993) Penelitian potensi dampak dimulai dengan penentuan lingkup dan tujuan, ... disepanjang siklus

41

Penelitian ini menggunakan pendekatan sistem, yang merupakan metoda

pengkajian masalah yang dimulai dari analisis atau identifikasi kebutuhan yang

menghasilkan suatu sistem operasional yang efektif. Penelitian ini dimulai

dengan melihat kondisi eksisting penelitian dengan melakukan pengamatan,

survai dan mengambil data sekunder seperti yang tertera pada Tabel 36, 47, 58, 69

dan 710. Selanjutnya akan dilihat kebutuhan para stakeholder yang berkaitan

dengan pengembangan rumah susun (analisa kebutuhan), formulasi masalah dan

identifikasi sistem. Adapun analisis-analisis yang akan dilakukan pada penelitian

ini diantaranya adalah analisis deskriptif yang akan digunakan untuk menganalisis

beberapa kondisi pada kondisi eksisting. Analisis lainnya yang akan digunakan

pada penelitian ini adalah life cycle assessment (LCA), analytical hierarchy

process (AHP), interpretative structural modeling (ISM) dan dilanjutkan dengan

pembuatan model dinamik.

3.5 Life Cycle Assessment (LCA)

Pada penelitian ini menggunakan LCA digunakan untuk meneliti dan untuk

menganalisis aspek lingkungan yang berhubungan dengan suatu produk dan siklus

hidupnya. LCA merupakan sebuah metode yang digunakan pada tahap daur hidup

mulai dari tahap pengambilan material sampai dengan produk itu selesai

digunakan oleh konsumen. Hasil dari pendekatan LCA melalui bantuan software

Simapro 5.0, dapat diketahui bahwa suatu bahan atau proses tertentu dapat

menimbulkan dampak terhadap lingkungan (misalnya global warming) lebih

besar dibandingkan dengan bahan atau proses lain tertentu dalam mengurangi

dampak buruk terhadap lingkungan. Alternatif yang dimunculkan didukung

beberapa kriteria, sehingga dalam pengambilan keputusan akan diperoleh

alternatif model kebijakan yang optimal. Prinsip kerja LCA adalah dimulai dari

input berupa bahan baku dan energi dan energi, dilanjutkan dengan pengambilan

material dari alam, diproses menjadi bahan jadi, digunakan, dipelihara, dibongkar

sampai digunakan kembali atau dibuang. Pada saat pengambilan bahan baku di

alam, pengangkutan ke pabrik, proses pengolahan di pabrik sampai menjadi bahan

jadi, pengangkutan ke tempat pemasangan akhir sampai pemanfaatannya,

semuanya dilakukan dengan mekanisasi yang membutuhkan bahan bakar sebagai

Page 7: III. METODE PENELITIANN - repository.ipb.ac.id · Gambar 7. Prinsip kerja LCA (EPA, 1993) Penelitian potensi dampak dimulai dengan penentuan lingkup dan tujuan, ... disepanjang siklus

42

sumber energi. Keseluruhan proses ini berpotensi mencemari lingkungan berupa

polusi udara, air, tanah dan pencemaran lainnya (Gambar 7)

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 7. Prinsip kerja LCA (EPA, 1993)

Penelitian potensi dampak dimulai dengan penentuan lingkup dan tujuan,

selanjutnya dilakukan inventarisasi input dan output untuk dapat memperkirakan

potensi dampak daur hidup suatu bahan bangunan, sebagaimana Gambar 8.

Gambar 8. Tahapan penyusunan LCA (EPA, 2001)

1. Goal & Scope Definition

Page 8: III. METODE PENELITIANN - repository.ipb.ac.id · Gambar 7. Prinsip kerja LCA (EPA, 1993) Penelitian potensi dampak dimulai dengan penentuan lingkup dan tujuan, ... disepanjang siklus

43

Merupakan petunjuk yang dapat membantu konsistensi dari penelitian Life

Cycle Asessment. Tujuan harus menunjukkan alasan dilakukannya penelitian dan

untuk apa penelitian tersebut. Ruang lingkup berupa penjelasan penelitian, metode

yang dipakai, asumsi dan batasan. Idealnya, fase ini akan menghasilkan definisi

dari prinsip alokasi, batasan sistem, asumsi sistem, unit fungsional dan kualitas

data.

Batasan sistem seperti alam, area geografis, jangka waktu, capital goods

dan life cycle product lain yang terkait dengan proses. Unit fungsional

mendefinisikan dasar perbandingan. Hal ini penting apabila perbandingan produk

memiliki karakteristik performansi yang berbeda. Batasan sistem mengatur

batasan proses yang dimasukkan pada penelitian. Asumsi sistem mendeskripsikan

bagaimana perhitungan dilakukan. Prinsip alokasi pertimbangan output beberapa

produk dari sistem produksi yang sama. Parameter mengacu pada deskripsi

indikator terukur apa yang dipakai untuk menggambarkan performansi

lingkungan. Kualitas data yang diperlukan tergantung pada tujuan dari penelitian

itu sendiri.

2. Life Cycle Inventory (LCI)

Tujuan dari life cycle inventory adalah untuk menunjukkan pengaruh

lingkungan (bahasa umum untuk emisi dan semua input dan output dari dan ke

lingkungan) per bagian life cycle. Dengan kata lain, life cycle inventory

digunakan dalam pencarian area yang memiliki kesempatan besar untuk

melakukan perbaikan kualitas lingkungan melalui konservasi sumber daya dan

pengurangan emisi. Nilai utama dari produk akan berdampak pada life cycle lain.

Pada fase inventory, model terbuat dari sistem teknik yang kompleks terdiri dari

produksi, transportasi, penggunaan dan pembuangan produk. Fase ini

menghasilkan flow sheet atau process tree dengan semua proses yang relevan.

Proses pada semua inflow dan outflow yang relevan dikumpulkan. Kerja keras

yang sebenarnya dalam life cycle inventory adalah pengumpulan dan pengolahan

data itu sendiri. Ada beberapa sumber data yaitu dari data base komersial, data

base industri, data base universitas dan penelitian, proyek data base nasional

Page 9: III. METODE PENELITIANN - repository.ipb.ac.id · Gambar 7. Prinsip kerja LCA (EPA, 1993) Penelitian potensi dampak dimulai dengan penentuan lingkup dan tujuan, ... disepanjang siklus

44

seperti yang sudah dibangun beberapa negara, data literature umum (khususnya

data gambaran proses) dan data dari situs internet (Goedkoop & Oek, 2001).

Format data pada tahap ini terdiri dari 3 kategori yaitu berisi deskripsi

proses, inventori dari perubahan lingkungan yang diakibatkan oleh proses

penggolongan informasi. Data-data tersebut kemudian dikumpulkan dalam suatu

inventori produk untuk menjumlahkan tiap perubahan lingkungan yang terjadi

disepanjang siklus hidup produk. Pada data yang sudah terkumpul tersebut,

selanjutnya dilakukan perhitungan inventory per unit fungsional.

3. Life Cycle Impact Assessment

Pada tahapan ini akan dilakukan pengelompokkan dan penilaian mengenai

efek yang ditimbulkan terhadap lingkungan berdasarkan data-data yang diperoleh

pada tahapan life cycle inventory (LCI). Tahap ini sendiri terdiri atas 3 tiga

langkah utama yaitu (1) classification, (2) characterization, (3) valuation (Curran,

1996).

Classification merupakan tahapan dimana keseluruhan input dan output

akan dinilai kontribusinya sesuai dengan kategori impact yang sesuai. Kategori

impact ini misalnya resource depletion (penggunaan sumber daya baik biotic

maupun abiotik), polusi (global warming, ozone depletion, human toxicity,

ecotoxicity, photochemical oxidant formation, acidification, eutrophication),

penurunan ekosistem tanah (land use). Pemilihan kategori impact yang sesuai

sangat dipengaruhi oleh tujuan dari penelitian yang telah ditentukan sebelumnya

(Curran, 1996).

Characterization merupakan tahapan dimana keseluruhan input dan output

akan dinilai kontribusinya sesuai dengan kategori dampak yang telah ditentukan

pada tahap sebelumnya. Hasil dari tahap ini adalah suatu profil dampak

lingkungan dari sistem yang diamati (Curran, 1996).

Tabel 12. Katagori life cycle impact assesment (LCIA, EPA 2001)

Impact Category Scale Relevan LCI Data (Le

Clasification)

Common Characterion

Factor

Description of Characterization Factor

Global warming Global

Carbondioxida (CO2)

Ozone Depleting

Converts LCI data to Carbon Dioxida Equivalent Notes global warming potential can be 50,100,

or year potentials

Nitrogen Dioxida (NO2) Methane (CH4 2) Hydroporoflu erocarbon

Page 10: III. METODE PENELITIANN - repository.ipb.ac.id · Gambar 7. Prinsip kerja LCA (EPA, 1993) Penelitian potensi dampak dimulai dengan penentuan lingkup dan tujuan, ... disepanjang siklus

45

(NCC) Potential Marthly Bromida (CH3Br)

Starto shperic Ozone

Depleting Global

Chlorofilecarbon (CFC5)

Ozone Depleting Potential

Converts LCI data to Tricbloreflourment (CFC-11)

equirements

Hydropohleflocarbon (HCFC5) Halons Marthly Bromida (CH3Br)

Acidification Regional local

Sulfur Oxida (So)

Acidification Potential

Converts LCI data to hydrografication equirements

Nitrogen Dioxida (NO2) Hydrocholic Acid (HCL) Hydroflorie Acid (HF) Ammonia (NH4)

Eutropication Local

Eutropication Eutropication Potential

Converts LCI data to Phospote (PO4) equirements

Nitrogen Dioxida (NO2) Nitrates Ammonia (NH4)

Valuation merupakan tahapan dimana keseluruhan dampak yang telah

dinilai dan akan dibandingkan dan disederhanakan dibuat dalam suatu basis

ukuran yang sama (Curran, 1996). Tujuan dilakukannya valuation adalah untuk

mendapat nilai perbandingan yang sama untuk setiap kategori dampak yang ada

sehingga memudahkan interpretasi selanjutnya.

4. Life Cycle Interpretation

Tahapan ini merupakan tahap interpretasi dari keseluruhan tahap

sebelumnya. Interpretasi ini nantinya akan mengarah pada perbaikan untuk

menurunkan dampak lingkungan yang ditimbulkan dari sistem, produk, atau

proses yang diamati.

5. Software Simapro 5.0

Simapro 5.0 adalah software generasi ke 5 dari interpretasi penggunaan

metode life cycle assessment, yang bertujuan untuk menganalisa dan

membandingkan aspek-aspek lingkungan dari suatu produk. Software ini

mengkalkulasi inputan seperti kuantitas-kuantitas bahan baku suatu proses

industri dan menghasilkan outputan suatu nilai grafik, dimana grafik ini

menunjukkan material-material yang berdampak besar terhadap lingkungan,

sehingga kita bisa melakukan perbaikan proses dan dampak yang lebih aman ke

lingkungan.

Page 11: III. METODE PENELITIANN - repository.ipb.ac.id · Gambar 7. Prinsip kerja LCA (EPA, 1993) Penelitian potensi dampak dimulai dengan penentuan lingkup dan tujuan, ... disepanjang siklus

46

Struktur dari sofeware simapro 5.0 didasarkan atas beberapa tahapan berikut:

a. Penentuan Tujuan dan Ruang Lingkup

Penelitian perlu menjelaskan bagaimana kita akan menampilkan suatu

modelling task dalam suatu life cycle assessment. Penentuan tujuan dan ruang

lingkup dapat dilakukan dengan beberapa cara :

1. Text fields, dimana kita menginput data, pemilik, komentar, alasan dan

tujuan kita melakukan penelitian life cycleassessment sebagai dokumentasi

terhadap interpretasi life cycle assessment.

2. Pemilihan libraries, dimana kita dapat memilih metode-metode apa yang

paling sesuai dengan penelitian.

3. Mengatur data quality indicator (DQI), dimana kita dapat menetapkan

karakteristik-karakteristik data yang sesuai dengan tujuan dan rung

lingkup kita. Data yang diinput berupa waktu periode kita melakukan

penelitian, tempat, teknologi, alokasi, dan batasan sistem dalam penelitian

b. Penginventarisasian

Pada tahap inventarisasi, semua data mengenai emisi yang berpotensi timbul

dan juga konsumsi bahan baku dikumpulkan. Siklus hidup suatu produk,

melibatkan berbagaimacam proses dalam siklusnya. Membuat suatu model life

cycle dibutuhkan suatu pengumpulan data dari semua proses yang terjadi. Proses

tersebut dapat dibuat sebagai diagram pohon proses. Membuat satu diagram

pohon proses untuk seluruh siklus hidup, maka kita dapat melakukan perhitungan

dari hasil inventarisasi.

Pada tahap inventarisasi terbagi atas beberapa fase, yaitu :

1. Process, menunjukkan hal-hal yang termasuk dalam proses produksi suatu

produk, dimana terdapat beberapa katagori yang memerlukan penginputan

data yang digunakan seperti material-material, energi, transport, produk

yang telah diproses, waste treatment.

Page 12: III. METODE PENELITIANN - repository.ipb.ac.id · Gambar 7. Prinsip kerja LCA (EPA, 1993) Penelitian potensi dampak dimulai dengan penentuan lingkup dan tujuan, ... disepanjang siklus

47

2. Product stages, mendeskripsikan bagaimana suatu produk diproduksi,

digunakan dan dibuang. Product stage terbagi atas 5 perbedaan yaitu,

assembly yang didefinisikan sebagai produk amatan dan berkaitan denagn

material-material dan proses yang digunakan dalam proses produksi.

Kedua adalah life cycle yang didefinisikan sebagai total siklus hidup

produk. Product stages selalu berlkaitan dengan satu assembly, dan bisa

juga terkait dengan disposal scenarios dan life cycle tambahan. Ketiga

adalah disposal scenarios, dideskripsikan sebagian bagian akhir dari

skenario hidup dari suatu produk yang digunakan. Keempat adalah

diasassembley scenario, yang mendeskripsikan sebagai bagian mana dari

suatu proses produksi yang perlu dibongkar dan akan dibawa kemana

bagian-bagian produksi tersebut akan dibawa. Kelima adalah reuse,

dideskripsikan sebagai suatu proses yang perlu dilakukan untuk digunakan

kembali.

3. System discription, bagian ini merupakan rekaman terpisah yang

digunakan untuk mendeskripsikan struktur dari suatu sistem.

4. Waste types, simapro 5.0 membedakan antara waste scenario dengan

disposal scenarios. Waste scenario didefenisikan sebagai material yang

akan dibuang atau didaur ulang, sedangkan disposal scenarios

didefinisikan sebagai produk yang akan dibongkar atau digunakan

kembali. Pada tahap ini dapat mengatur/membuat suatu perencanaan dari

pengolahan limbah.

c. Penilaian Terhadap Cemaran

Struktur dasar penilaian terhadap cemaran terdiri atas :

1. Caracterisation

Senyawa-senyawa kimia yang mempunyai kontribusi pada impact

category akan dikalikan dengan characterisation factor yang

menunjukkan kontribusi relatif dari senyawa-senyawa kimia tersebut. hal

ini bisa juga disebut dengan nilai ekuivalensi. Sebagai contoh

characterisation factor untuk CO2 dalam impact category setara dengan 1,

sementara characterisation factor dari methane adalah 21. Hal ini dapat

Page 13: III. METODE PENELITIANN - repository.ipb.ac.id · Gambar 7. Prinsip kerja LCA (EPA, 1993) Penelitian potensi dampak dimulai dengan penentuan lingkup dan tujuan, ... disepanjang siklus

48

diartikan bahwa pelepasan 1 kg methane setara dengan 21 kg CO2 pada

alam..

2. Demage assessment (optimal)

Beberapa metode mempunyai tahap demage assessmenti, pada tahap ini

impact category indicator yang mempunyai satuan umum dapat

ditambahkan. Sebagai contoh, dalam metode eco indicatory 99, semua

impact category yang berpengaruh pada kesehatan manusia dapat

ditunjukkan sebagai DALY (disability adjusted life years). Dalam metode

ini diperbolehkan untuk menambahkan DALY mempunyai efek

karsinogenik yang disebabkan oleh perubahan alam.

3. Normalization (optimal)

Banyak metode memperbolehkan hasil dari impact category untuk

dibandingkan dengan buku acuan atau nilai normal. Hal ini berarti bahwa

impact category dibagi dengan acuan. Pemilihan acuan boleh secara bebas,

tetapi sering digunakan jumlah penduduk dari suatu negara atau benua

sebagai bahan acuan. Setelah tahap normalisasi, semua hasil dari impact

category indicator akan menghasilkan satuan yang sama (per tahun), yang

memudahkan dalam membandingkannya. Normalisasi dapat diaplikasikan

pada hasil dari tahap characterization dan damage assessment, tergantung

dari struktur yang telah dipilih sebagai metode acuan.

Weighting (optimal)

4.

Beberapa metode memperbolehkan tahapan pembobotan dalam impact

categories. Hasil dari impact categories indicator akan dikalikan dengan

weighting factor dan akan diakumulasikan sebagai total score.

d. Interpretasi Data

Interpretasi data didefenisikan sebagai suatu bagian yang utuh dari life cycle

assessment. Tujuan interpretasi data adalah untuk mengevaluasi dimana suatu

kesimpulan dapat digambarkan dan bagaimana mempertanggung jawabkannya.

e. Hasil Perhitungan

Page 14: III. METODE PENELITIANN - repository.ipb.ac.id · Gambar 7. Prinsip kerja LCA (EPA, 1993) Penelitian potensi dampak dimulai dengan penentuan lingkup dan tujuan, ... disepanjang siklus

49

1. Characterisation

Hasil characterisation akan dimunculkan pertama kali. Hasil yang

disajikan dalam batas 0-100%

2. Normalization

Normalisasi bertujuan untuk menyeragamkan satuan dari segala impact

catagories dan untuk menunjukkan kontribusi dari impact catagories

tersebut terhadap masalah-masalah lingkungan dalam suatu wilayah

3. Weighting

Impact category indicator hasil dari tahap normalisasi tidak semuanya

dianggap penting, sehingga tidak semua ditunjukkan dalam single score.

Hal ini tergantung dari weighting factor.

4. Single score

Single score memperlihatkan tiap-tiap proses produksi yang mempunyai

dampak terhadap lingkungan.

3.6. Analytical Hierarchy Process (AHP)

Pada penelitian ini digunakan AHP untuk menentukan alternatif kebijakan

pengembangan rumah susun yang ramah lingkungan. Analisis ini didasarkan

pada pendapat pakar (expert judgment) untuk mendapatkan dan menjaring

berbagai informasi dari beberapa elemen-elemen yang berpengaruh dalam

penyusunan strategi kebijakan pengembangan rumah susun. Penilaian oleh pakar

didasarkan pada skala nilai Saaty (1993) yang berkisar antara nilai 1 – 9, seperti

pada Tabel 13.

Tahapan analisa data dengan AHP adalah sebagai berikut (Saaty, 1994):

1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi masalah;

2. Membuat struktur hierarki, dimulai dengan membuat tujuan umum, sub-sub

tujuan, kriteria dan kemungkinan alternatif pada tingkat kriteria yang paling

bawah. Penyusunan hierarki dilakukan melalui diskusi mendalam dengan

pakar yang mengetahui persoalan yang sedang dikaji.

Page 15: III. METODE PENELITIANN - repository.ipb.ac.id · Gambar 7. Prinsip kerja LCA (EPA, 1993) Penelitian potensi dampak dimulai dengan penentuan lingkup dan tujuan, ... disepanjang siklus

50

3. Membuat matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan pengaruh

relatif setiap elemen terhadap masing-masing tujuan yang setingkat di atasnya,

perbandingan berdasarkan judgement dari para pengambil keputusan dengan

menilai tingkat kepentingan satu elemen dibandingkan dengan elemen lainnya

4. Melakukan pengolahan perbandingan berpasangan.

5. Menghitung konsistensi judgment stakeholder dilihat dari nilai consistency

ratio sehingga dapat memeriksa apakah perbandingan berpasangan yang

dilakukan oleh pakar telah dilakukan dengan konsekuen atau tidak (Marimin,

2004). Jika nilai konsistensi < 0,1 dianggap konsisten, namun jika nilainya >

0,1, berarti ada ketidak konsistenan, sehingga harus diulangi atau dikoreksi.

Tabel 13 Skala penilaian perbandingan berpasangan

Tingkat Kepentingan Keterangan Penjelasan

1 Kedua elemen sama pentingnya

Kedua elemen mempunyai pengaruh yang sama pentingnya

3 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen lainnya

Pengalaman dan pertimbangan sedikit menyokong satu elemen atas elemen lainnya

5 Elemen yang satu sedikit lebih cukup daripada elemen lainnya

Pengalaman dan pertimbangan dengan kuat menyokong satu elemen atas lainnya

7 Satu elemen jelas lebih penting daripada elemen lainnya

Satu elemen yang kuat disokong dan dominannya telah terlihat dalam praktek

9 Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya

Bukti yang menyokong elemen yang satu atas yang lainnya memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan

2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang berdekatan

Nilai ini diberikan jika ada dua kompromi diantara dua pilihan

Sumber: Saaty, 1993

Susunan tingkatan hirarki yang terdiri dari fokus, aktor, faktor, tujuan dan

alternatif dapat dilihat pada Gambar 9.

Page 16: III. METODE PENELITIANN - repository.ipb.ac.id · Gambar 7. Prinsip kerja LCA (EPA, 1993) Penelitian potensi dampak dimulai dengan penentuan lingkup dan tujuan, ... disepanjang siklus

51

Kebijakan pengembangan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) yang ramah lingkungan (green building)

Kebijakan pemerintah

Perekonomian masyarakat

Teknologi kontruksi

Kebutuhan perumahan

Sumberdaya alam

Sumberdaya manusia

Faktor

Pemerintah

Terpeliharanya kualitas

lingkungan

Terpenuhinya koefisien2 dasar

bangunan

Hematnya penggunaan energi (fosil)

Menurunnya penggunaan SDA (bahan bangunan)

Aktor

Tujuan

Alternatif Kebijakan

Fokus

Gambar 9. Hierarki pengambilan keputusan (AHP) model pengembangan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) yang ramah lingkungan (green building) melalui optimasi pelaksanaan konstruksi (green construction)

Melaksanakan dengan beton konvensional

Melaksanakan dengan beton semi pracetak

Green Construction

Melaksanakan dengan beton pracetak penuh

Pengelola Pelaku usaha Akademisi Masyarakat

50

Page 17: III. METODE PENELITIANN - repository.ipb.ac.id · Gambar 7. Prinsip kerja LCA (EPA, 1993) Penelitian potensi dampak dimulai dengan penentuan lingkup dan tujuan, ... disepanjang siklus

52

3.7. Interpretative Structural Modeling (ISM)

Setelah didapat hierarki dan alternatif kebijakannya, selanjutnya dibuat teknik

permodelan interpretasi struktural (interpretative structural modelling) sehingga dari

sini akan dirumuskan parameter kunci untuk pengembangan rusun yang berwawasan

lingkungan. Tahapan ISM akan dibagi menjadi dua bagian, yaitu penyusunan hirarki

dan klasifikasi subelemen (Eriyatno, 2003) sebagai berikut:

1. Penyusunan hierarki

(a) Program yang sedang ditelaah penjenjangan strukturnya dibagi menjadi

elemen-elemen, dan setiap elemen akan diuraikan menjadi sejumlah

subelemen.

(b) Menetapkan hubungan kontekstual antara subelemen yang terkandung adanya

suatu pengarahan (direction) dalam terminologi subordinat yang menuju pada

perbandingan berpasangan (oleh pakar). Jika jumlah pakar lebih dari satu

maka dilakukan perataan. Penilaian hubungan kontekstual pada matriks

perbandingan berpasangan menggunakan simbol VAXO dimana :

V jika eij = 1 dan eji = 0; V = subelemen ke-i harus lebih dulu ditangani

dibandingkan subelemen ke-j

A jika eij = 0 dan eji = 1; A = subelemen ke-j harus lebih dulu ditangani

dibandingkan subelemen ke-i

X jika eij = 1 dan eji = 1; X = kedua subelemen harus ditangani bersama

O jika eij = 0 dan eji = 0; O = kedua subelemen bukan prioritas yang

ditangani

Pengertian nilai eij = 1 adalah ada hubungan kontekstual antara subelemen ke-i

dan ke-j, sedangkan nilai eji = 0 adalah tidak ada hubungan kontekstual antara

subelemen ke-i dan ke-j.

(c) Hasil olahan tersebut tersusun dalam structural self interaction matrix

(SSIM). SSIM dibuat dalam bentuk tabel reachability matrix (RM) dengan

mengganti V, A, X dan O menjadi bilangan 1 dan 0 (Tabel 14).

Page 18: III. METODE PENELITIANN - repository.ipb.ac.id · Gambar 7. Prinsip kerja LCA (EPA, 1993) Penelitian potensi dampak dimulai dengan penentuan lingkup dan tujuan, ... disepanjang siklus

53

Tabel 14. Structural self interaction matrix (SSIM) awal elemen

12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Setelah structural self interaction matrix (SSIM) terisi sesuai pendapat

responden, maka simbol (V, A, X, O) dapat digantikan dengan simbol (1 dan 0)

sesuai dengan ketentuan sehingga dari situ akan dapat diketahui nilai dari hasil

reachability matrix (RM) final elemen. Bentuk pengisian hasil reachability matrix

(RM) final elemen disajikan pada Tabel 15.

Tabel 15. Hasil reachability matrix (RM) final elemen

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 DP R 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 D L

Keterangan :

DP = driver power ; R = rangking; D = dependence; L = level/hierarki

Page 19: III. METODE PENELITIANN - repository.ipb.ac.id · Gambar 7. Prinsip kerja LCA (EPA, 1993) Penelitian potensi dampak dimulai dengan penentuan lingkup dan tujuan, ... disepanjang siklus

54

Berdasarkan Tabel 15 dapat diketahui nilai driver power, dengan

menjumlahkan nilai subelemen secara horizontal; untuk nilai rangking ditentukan

berdasarkan nilai dari driver power yang diurutkan mulai dari yang terbesar sampai

yang terkecil; nilai dependence diperoleh dari penjumlahan nilai subelemen secara

vertikal; untuk nilai level ditentukan berdasarkan nilai dari dependence yang

diurutkan mulai dari yang terbesar sampai yang terkecil.

2. Klasifikasi sub-elemen

Secara garis besar klasifikasi sub-elemen digolongkan dalam 4 sektor yaitu:

(a) Sektor 1, weak driver-weak dependent variabels (autonomous). Sub-elemen

yang masuk dalam sektor ini umumnya tidak berkaitan dengan sistem, dan

mungkin mempunyai hubungan sedikit, meskipun hubungan tersebut bisa

saja kuat. Sub-elemen yang masuk pada sektor 1 jika: Nilai DP ≤ 0.5 X dan

nilai D ≤ 0.5 X, X adalah jumlah sub-elemen.

(b) Sektor 2; weak driver-strongly dependent variabels (dependent). Umumnya

sub-elemen yang masuk dalam sektor ini adalah sub-elemen yang tidak

bebas. Sub-elemen yang masuk pada sektor 2 jika : Nilai DP ≤ 0.5 X dan

nilai D > 0.5 X, X adalah jumlah sub-elemen.

(c) Sektor 3; strong driver- strongly dependent variabels (lingkage). Sub-

elemen yang masuk dalam sektor ini harus dikaji secara hati-hati, sebab

hubungan antara elemen tidak stabil. Setiap tindakan pada sub-elemen akan

memberikan dampak terhadap sub-elemen lainnya dan pengaruh umpan

baliknya dapat memperbesar dampak. Sub-elemen yang masuk pada sektor

3 jika : Nilai DP > 0.5 X dan nilai D > 0.5 X, X adalah jumlah subelemen.

(d) Sektor 4; strong driver-weak dependent variabels (independent). Sub-

elemen yang masuk dalam sektor ini merupakan bagian sisa dari sistem dan

disebut peubah bebas. Sub-elemen yang masuk pada sektor 4 jika : Nilai

DP > 0.5 X dan nilai D ≤ 0.5 X, X adalah jumlah sub-elemen.

Page 20: III. METODE PENELITIANN - repository.ipb.ac.id · Gambar 7. Prinsip kerja LCA (EPA, 1993) Penelitian potensi dampak dimulai dengan penentuan lingkup dan tujuan, ... disepanjang siklus

55

Hasil analisa matrik dari klasifikasi sub-elemen tersebut dapat dilihat pada

Gambar 10.

Gambar 10 Tingkat pengaruh dan ketergantungan antar faktor (Marimin, 2004).

3.8 Pendekatan Sistem

a. Analisis kebutuhan

Model kebijakan pengembangan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) yang

ramah lingkungan (green building) dalam operasionalisasinya harus dapat memenuhi

kebutuhan stakeholders secara optimal, oleh karenanya maka pada penelitian ini akan

dilakukan analisis kebutuhan terhadap stakeholders terkait. Pelaku/stakeholders yang

terlibat dalam pengembangaan rumah susun yang berwawasan lingkungan adalah

sebagai berikut:

1. Pemerintah, baik pusat maupun daerah yang akan diwakili oleh, Departemen

Pekerjaan Umum, Kementerian Negara Perumahan Rakyat, dan Pemerintah Kota

Batam

2. Pengelola Rusunawa: Pemkot Batam, Jamsostek, industri

3. Pelaku usaha: kontraktor, konsultan, supplier

4. Akademisi, profesional Ikatan Ahli Beton Pracetak & Prategang Indonesia

(IAPPI)

5. Masyarakat: penghuni dan penduduk sekitar lokasi Rusunawa

Independent Variable Sektor IV

Dependent Variable Sektor II

Autonomous Variable Sektor I

Lingkage Variablel Sektor III

Ketergantungan (Dependence)

Daya Dorong (Drive Power)

Page 21: III. METODE PENELITIANN - repository.ipb.ac.id · Gambar 7. Prinsip kerja LCA (EPA, 1993) Penelitian potensi dampak dimulai dengan penentuan lingkup dan tujuan, ... disepanjang siklus

56

b. Formulasi Masalah

Identifikasi permasalahan yang ada merupakan tahapan awal dalam

melakukan pendekatan sistem sehingga dengan mengidentifikasi masalah-masalah

awal dan mendasar maka diharapkan diperoleh alternatif penyelesaian masalah sesuai

dengan tingkat permasalahan yang diangkat.

Adapun permasalahan yang dapat muncul dari pengembangan rumah susun

melalui optimasi pelaksanaan konstruksi di lokasi penelitian diformulasikan dalam

berbagai keterbatasan sebagai berikut :

1. Sumberdaya manusia dalam melaksanakan teknologi kontruksi yang hemat

sumberdaya alam, sehingga berdampak pada rendahnya inovasi dan kreativitas ,

akhirnya berakibat pada semakin hebatnya tekanan terhadap lingkungan.

2. Kemampuan kontraktor dalam menciptakan dan menerapkan teknologi

berwawasan lingkungan pada setiap proses produksi, pelaksanaan, sampai yang

masih tetap berakibat pada tingginya tingkat pencemaran.

3. Peralatan yang dipakai untuk melakukan perakitan konstruksi

4. Bahan bangunan bermutu tinggi yang ramah lingkungan.

5. Keraguan masyarakat menghuni Rusunawa yang dilaksanakan dengan sistem

pracetak

6. Infrastruktur usaha seperti: energi listrik, perijinan, komunikasi, perpajakan,

retribusi berdampak kurang kondusifnya iklim usaha.

c. Identifikasi Sistem

Identifikasi sistem pada dasarnya merupakan hubungan antara pernyataan dari

kebutuhan dengan pernyatan khusus dari masalah yang akan diselesaikan dalam

rangka mencukupi kebutuhan dan digambarkan dalam bentuk diagram lingkar sebab

akibat untuk perancangan model dari sistem yang dikaji. Identifikasi pengembangan

rusun yang berwawasan lingkungan direpresentasikan dalam bentuk diagram lingkar

sebab akibat (causal loop) dan kotak hitam (black box). Adapun tujuan dari

Page 22: III. METODE PENELITIANN - repository.ipb.ac.id · Gambar 7. Prinsip kerja LCA (EPA, 1993) Penelitian potensi dampak dimulai dengan penentuan lingkup dan tujuan, ... disepanjang siklus

57

identifikasi sistem ini adalah untuk memberikan gambaran terhadap sistem yang

dikaji dan selanjutnya digambarkan dalam diagram masukan-keluaran (black-bock).

d. Diagram lingkar sebab akibat

Diagram lingkar sebab akibat adalah bahasa gambar yang mengungkapkan

kejadian hubungan sebab akibat, yang dibuat dalam bentuk garis panah yang saling

mengait, sehingga membentuk sebuah diagram lingkar sebab akibat. Dalam hal ini

pangkal panah yang terdapat pada diagram ini menyatakan sebabnya sedangkan

ujung panahnya menyatakan akibatnya.

Hubungan sebab akibat dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu hubungan

positif dan hubungan negatif. Hubungan positif adalah hubungan sebab akibat yang

makin besar nilai faktor penyebab akan makin besar pula nilai faktor akibat,

sedangkan hubungan negatif adalah hubungan sebab akibat yang semakin besar nilai

faktor penyebab akan makin kecil nilai dari faktor akibat. Dampak atau akibat dari

suatu sebab dapat mempengaruhi balik sebab tersebut, sehingga terdapat hubungan

sebab akibat yang memiliki arah berlawanan dengan hubungan sebab akibat yang

lain. Dalam hal ini terbentuk suatu umpan balik tertutup, yang sering kali disebut

sebagai loop. Loop adalah suatu akibat yang dibalikkan ke penyebabnya, sehingga

terbentuk apa yang dinamakan umpan balik atau feed back loop (Aminullah,, 2001).

Umpan balik dibedakan menjadi dua macam yaitu umpan balik positif bila

perkalian tanda dari hubungan sebab akibat yang membentuknya adalah positif,

namun jika hasilnya negatif disebut umpan balik negatif. Umpan balik positif

memberikan penguatan terhadap perubahan yang terjadi, yakni nilai perubahannya

semakin lama semakin besar. Umpan balik negatif memberikan pelemahan terhadap

perubahan yang terjadi, yakni makin lama makin kecil dan akhirnya hilang (Gambar

11).

Page 23: III. METODE PENELITIANN - repository.ipb.ac.id · Gambar 7. Prinsip kerja LCA (EPA, 1993) Penelitian potensi dampak dimulai dengan penentuan lingkup dan tujuan, ... disepanjang siklus

58

PendudukKelahiran

-

+

Kematian

+

+

Imigrasi

Emigrasi+

-

Pemukiman

+

PenggunaanLahan

-

KualitasLingkungan

-

-/+

Tenaga Kerja

+

+ NilaiEkonomi

-/+

-+

++

Teknologi

+-

Gambar 11 Diagram causal loop.

Berdasarkan diagram lingkar sebab-akibat (causal loop), diketahui bahwa

kegiatan rusunawa akan berdampak positif terhadap peningkatan penyerapan tenaga

kerja terampil, efisiensi penggunaan ruang, terutama terjadinya degradasi kawasan

hutan dalam penyediaan permukiman baru bagi masyarakat, dapat menurunkan

jumlah limbah kegiatan konstruksi pembangunan permukiman baru akibat

dilakukannya efisiensi pengelolaan dalam pemanfaatan kayu, sehingga kualitas

lingkungan menjadi baik atau dapat minimalisasi laju penurunan kualitas lingkungan.

Kegiatan rusunawa yang menekankan pada penggunaan teknologi akan

berdampak positif terhadap peningkatan efisiensi pengelolaan dan akan

meningkatkan nilai ekonomi dalam kegiatan pembangunan permukiman baru.

Penggunaan teknologi dalam kegiatan pembangunan permukiman baru juga tidak

terlepas dari kegiatan penyerapan tenaga kerja terampil dan aktivitas pasokan

terhadap barang dan jasa.

Page 24: III. METODE PENELITIANN - repository.ipb.ac.id · Gambar 7. Prinsip kerja LCA (EPA, 1993) Penelitian potensi dampak dimulai dengan penentuan lingkup dan tujuan, ... disepanjang siklus

59

e. Diagram Input-Output

Diagram input-output menggambarkan hubungan antara peubah masukan dan

keluaran melalui proses transformasi yang digambarkan sebagai kotak hitam. Pada

diagram ini terdapat dua macam input yakni input yang terkendali dan input yang

tidak terkendali. Selain input juga terdapat output yang juga terdiri dari dua macam

output atau keluaran yang dikehendaki dan keluaran yang tidak dikehendaki (Gambar

12).

Gambar 12. Diagram input - output model pengembangan rusunawa

Input Terkendali : 1. Konstruksi ramah lingkungan 2. Teknologi pelaksanaan konstruksi 3. Model pengembangan rusun 4. Managemen & pengawasan pelaksanaan 6. Teknologi pembuatan bahan bangunan

ramah lingkungan 7. Kapasitas unit produksi bahan bangunan 8. Sarana dan prasarana /infrastruktur

Output Yang Dikehendaki : 1. Adanya kebijakan pembangunan rusun ideal 2. Minimnya penggunaan SDA bhn bangunan 3. Minimnya konsumsi energi listrik&energi lain 3. Terpeliharanya kualitas lingkungan 4. Meningkatnya fungsi RTH penyerap CO2 5.Terpenuhinya kebutuhan akan tempat tinggal

Model Pengembangan Rusunawa yang Ramah Lingkungan (Green Building)

Output Yang Tidak Dikehendaki : 1. SDA bahan bangunan berkurang 2. Lingkungan tercemar 3. Boros energi 4. Konflik pada pengguna rusun 5. Konflik antar stakeholder 6. Gagal konstruksi 7. Inefisiensi infrastruktur 8. Inefisiensi konstruksi

Manajemen pengendalian (feed back)

Input Tak Terkendali : 11.. PPeerruubbaahhaann iikklliimm gglloobbaall 22.. MMeennuurruunnnnyyaa SSDDAA bbaahhaann bbaanngguunnaann 33.. MMeennuurruunnnnyyaa ssuummbbeerr eenneerrggii 44.. TTiinnggggiinnyyaa uurrbbaanniissaassii 55.. MMeennuurruunnnnyyaa kkuuaalliittaass lliinnggkkuunnggaann 66.. MMeennuurruunnnnyyaa SSDDMM

Input Lingkungan :1. Peraturan/perundangan 2. Kebijakan-kebijakan terkait

Page 25: III. METODE PENELITIANN - repository.ipb.ac.id · Gambar 7. Prinsip kerja LCA (EPA, 1993) Penelitian potensi dampak dimulai dengan penentuan lingkup dan tujuan, ... disepanjang siklus

60

f. Simulasi Model

Menurut Siswosudarmo et al.(2001) sSimulasi adalah peniruan perilaku suatu

gejala atau proses. Simulasi bertujuan untuk memahami gejala atau proses tersebut,

membuat analisis dan peramalan perilaku gejala atau proses tersebut di masa depan.

Menurut Purnomo (2005) terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan pada saat

kita melakukan analisis simulasi model, yakni:

1. Identifikasi indikator/isu/masalah, tujuan dan batasan

Identifikasi indikator/isu atau masalah dan batasan dilakukan untuk

mengetahui dimana sebenarnya pemodelan perlu dilakukan. Hal ini dilakukan

untuk menentukan indikator hipotetikal sebanyak 10 indikator. Setelah isu

ditentukan, selanjutnya menentukan tujuan pemodelan yang meliputi metode

pemodelan, ketelitian model dan jenis model yang dinyatakan secara eksplisit.

Setelah itu dilakukan penentuan batasan terhadap permodelan yang dilakukan.

2. Konseptualisasi model dengan menggunakan ragam metode seperti diagram kotak

dan panah, diagram sebab-akibat, diagram stok (stock) dan aliran (flow) atau

diagram klas dan diagram sekuens.

Tahapan ini dimulai dengan mengidentifikasi semua komponen yang

terlibat atau dimasukan dalam pemodelan. Jika komponen-komponen tersebut

sangat banyak maka dapat dikelompokkan dalam beberapa kategori, dan

selanjutnya dicari hubungannya satu sama lain dengan menggunakan diagram

kotak dan panah. Untuk tujuan tersebut, maka hal yang perlu diperhatikan adalah

adanya kenyataan bahwa komponen-komponen yang membentuk sistem harus

dinamis, sensitif terhadap perubahan serta keterkaitannya dalam sistem

membentuk hubungan sebab-akibat. Identifikasi keterkaitan komponen tersebut

didasarkan pada keadaan nyata agar hasil yang digambarkan model tersebut

mendekati keadaan sebenarnya.

3. Spesifikasi model dengan merumuskan makna diagram, kuantifikasi dan atau

kualifikasi komponen indikator yang diperlukan

Page 26: III. METODE PENELITIANN - repository.ipb.ac.id · Gambar 7. Prinsip kerja LCA (EPA, 1993) Penelitian potensi dampak dimulai dengan penentuan lingkup dan tujuan, ... disepanjang siklus

61

Spesifikasi model kuantitatif, bertujuan untuk membentuk model kuantitatif

dari konsep model yang telah ditetapkan dengan memberikan nilai kuantitatif

terhadap masing-masing variabel/indikator dan menterjemahkan hubungan atau

keterkaitan antar 10 variabel/indikator dan komponen penyusunan model sistem

tersebut kedalam persamaan matematika. Persamaan tersebut dapat diperoleh dari

hasil regresi terhadap data yang ada, hasil rujukan atau berdasarkan rekaan yang

dapat dipertanggungjawabkan. Secara rinci tahapan dalam spesifikasi model

kuantitatif terdiri dari :

Memilih dan menentukan struktur kuantitas model

Menentukan satuan waktu dalam simulasi

Identifikasi bentuk-bentuk fungsional dan persamaan model

4. Evaluasi model yaitu mengamati kelogisan model dan membandingkan dengan

dunia nyata atau model yang serupa jika ada dan diperlukan

Evaluasi model ditujukan untuk mengetahui kehandalan model dalam

mendikripsikan keadaan sebenarnya. Proses pengujian dilakukan dengan mengamati

kelogisan model dan membandingkan dengan dunia nyata atau model andal yang

serupa jika ada. Setelah setiap dari model diamati selanjutnya diperhatikan, apakah

relasi-relasi yang ada logis atau tidak, maka selanjutnya diamati utuh tidaknya

keterkaitan antar bagian sebagai model. Adapun yang dimaksud dengan logis di sini

adalah semua persamaan sesuai dengan apa yang dipercayai orang atau sesuai dengan

paradigma yang ada. Tahapan kedua dari evaluasi model ini adalah mengamati

apakah perilaku model sesuai dengan harapan atau perkiraan yang digambarkan pada

tahapan konseptualisasi model. Model dijalankan atau dieksekusi pada sebuah

komputer, dan diamati hasilnya apakah beberapa komponen yang diamati atau

menjadi fokus perhatian sesuai dengan pola perilaku perilaku yang diharapkan.

Tahapan ketiga adalah membandingkan periaku model dengan data yang diperoleh

dari sistem atau dunia nyata. Jika dalam model terdapat fungsi-fungsi bilangan acak,

maka model harus dieksekusi sebanyak 30 kali untuk mengamati keragaman hasil

pemodelan tersebut.

Page 27: III. METODE PENELITIANN - repository.ipb.ac.id · Gambar 7. Prinsip kerja LCA (EPA, 1993) Penelitian potensi dampak dimulai dengan penentuan lingkup dan tujuan, ... disepanjang siklus

62

g. Validasi Model

Validasi model dapat dilakukan dua pengujian yaitu uji validasi struktur dan uji

validasi kinerja. Uji validasi struktur lebih menekankan pada keyakinan pada

pemeriksaan kebenaran logika pemikiran, sedangkan uji validasi kinerja lebih

menekankan pemeriksaan kebenaran yang taat data empiris. Model yang baik adalah

yang memenuhi kedua syarat tersebut yaitu logis-empiris (logico-empirical).

g.1. Uji validitas struktur

Uji ini dilakukan untuk mengetahui struktur model dengan konsep teori

empirik. Secara empirik, perkembangan permukiman dipengaruhi oleh jumlah

penduduk, sarana dan prasarana, interaksi sosial budaya, perkembangan ekonomi dan

aktivitas dan mobititas masyarakat.

g.2. Uji validitas kinerja

Uji validitas kinerja ini dilakukan untuk mengetahui apakah model yang

dikembangkan dapat diterima secara akademik atau tidak. Pengujian dilakukan

dengan cara memvalidasi output model, yaitu dengan membandingkan output model

dengan data empirik. Ada beberpa teknik uji statistik yang dapat digunakan antara

lain AME (absoulte mean error) dan AVE (absolut variation error), dengan batas

penyimpangan 5 - 10%.

g.3. Uji Sensivitas Model

Uji sensivitas model merupakan respon model terhadap suatu stimulus.

Respon ini ditunjukkan dengan perubahan perulaku dan/atau kinerja model. Stimulus

diberikan dengan memberikan perlakuan tertentu pada unsur atau struktur model.

Langkah-langkah pada uji sensitivitas ada lima yaitu :

- Identifikasi alternatif intervensi, yaitu melihat intervensi apa perlu dilakukan

untuk mencapai kinerja model yang diinginkan pada waktu mendatang.

- Uji sensitivitas intervensi terhadap penggunaan paramater input dan intervensi

struktur model sehingga menghasilkan output dengan intervensi atau normal.

- Analisis dampak intervensi, yaitu melihat secara kuantitatif berapa besar dan

kapan dampak intervensi menunjukkan hasil.

Page 28: III. METODE PENELITIANN - repository.ipb.ac.id · Gambar 7. Prinsip kerja LCA (EPA, 1993) Penelitian potensi dampak dimulai dengan penentuan lingkup dan tujuan, ... disepanjang siklus

63

- Hasil uji parameter/indikator kemudian dievaluasi dengan maksud memilih tiga

diantara yang paling sensitif dari sepuluh indikator pada langkah identifikasi

indikator/masalah maupun atau isu-isu.

- Mensimulasikan dan mengamati hasil dan dampak pada keseluruhan kinerja

unsur sistem. Perubahan sifat dampak bersifat dinamis yang dinyatakan dalam

prosentase fungsi waktu dan pola kecanderungan hasil dan dampak intervensi

adalah bersifat non-linier. Hal tersebut akan di uji dengan fasilitas uji sensitivitas

variabel/indikator dengan menggunakan perangkat lunak powersim constructor

2,5, hal ini digunakan untuk mengantisipasi perubahan parameter yang mungkin

terjadi dalam dunia nyata.

- Menentukan dua sampai tiga indikator/variabel yang paling sensitif terhadap

respon intervensi.

- Menguji hasil model yang telah dikembangkan (mensimulasikan) di lapangan

dengan mengukur nilai normal indikator dan melakukan intervensi serta

mengamati perbahan nilai indikator.

Penggunaan model yaitu membuat skenario-skenario ke depan atau alternatif

kebijakan kemudian mengevaluasi ragam skenario atau kebijakan tersebut dan

pengembangan perencanaan dan agenda ke depan. Selanjutnya menganalisis hasil

simulasi skenario, dan hasil analisis smulasi tiap skenario ini dipakai untuk membuat

peringkat skenario-skenario tersebut yang mencerminkan urutan skenario yang lebih

cocok untuk diterapkan sesuai dengan model yang dikembangkan. Tahapan terakhir

adalah merumuskan skenario tersebut menjadi opsi atau pilihan kebijakan.

h. Skenario Kebijakan Pengembangan Rusunawa

Setelah dibuat pengklasifikasian dari sub-elemen dan desain kebijakan

selanjutnya dilakukan analisis skenario kebijakan yang sesuai keadaan lapangan,

dengan memperhatikan beberapa hal dibawah ini:

1. Menentukan keadaan (state) suatu faktor

• Keadaan harus memiliki peluang sangat besar untuk terjadi (bukan

khayalan) dalam suatu waktu di masa datang.

Page 29: III. METODE PENELITIANN - repository.ipb.ac.id · Gambar 7. Prinsip kerja LCA (EPA, 1993) Penelitian potensi dampak dimulai dengan penentuan lingkup dan tujuan, ... disepanjang siklus

64

• Keadaan bukan suatu tingkatan atau ukuran suatu faktor (seperti

besar/sedang/kecil atau baik/buruk) tetapi deskripsi situasi sebuah

faktor.

• Setiap keadaan harus diidentifikasikan dengan jelas.

• Bila keadaan dari suatu faktor lebih dari satu makna keadaan maka

keadaan-keadaan tersebut harus dibuat secara kontras.

• Selanjutnya mengidentifikasi keadaan yang peluangnya sangat kecil

untuk terjadi atau berjalan bersamaan (mutual incompatible).

2. Membangun skenario yang mungkin terjadi.

Langkah-langkah dalam membangun skenario terhadap tahapan faktor-faktor

yang mungkin terjadi adalah sebagai berikut :

• Skenario yang mempunyai peluang besar untuk terjadi di masa datang

disusun terlebih dahulu.

• Skenario merupakan kombinasi dari faktor-faktor. Oleh sebab itu, sebuah

skenario harus memuat seluruh faktor, tetapi untuk setiap faktor hanya

memuat satu tahapan dan tidak memasukkan pasangan keadaan yang

mutual incompatible (saling bertolak belakang).

• Setiap skenario (mulai dari alternatif paling optimis sampai alternatif

paling pesimis) diberi nama.

• Langkah selanjutnya memilih skenario yang paling mungkin terjadi.

3. Implikasi skenario

Merupakan kegiatan terakhir yang meliputi :

• Skenario yang terpilih pada tahap sebelumnya dibahas konstribusinya

terhadap tujuan studi.

• Skenario tersebut didiskusikan implikasinya.

• Tahap selanjutnya menyusun rekomendasi kebijakan dari implikasi yang

sudah disusun.