tugas akhir penerapan life cycle assessment (lca) …

60
TUGAS AKHIR PENERAPAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) PADA INDUSTRI KECIL MENENGAH KERIPIK SANJAI DI BUKITTINGGI Diajukan Kepada Sekolah Tinggi Teknologi Industri Padang untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S1) ELVIRA FITRIANI 1710024428012 YAYASAN MUHAMMAD YAMIN PADANG SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI PADANG PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN 2019

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

15 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS AKHIR PENERAPAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) …

TUGAS AKHIR

PENERAPAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA)

PADA INDUSTRI KECIL MENENGAH KERIPIK SANJAI DI

BUKITTINGGI

Diajukan Kepada Sekolah Tinggi Teknologi Industri Padang untuk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S1)

ELVIRA FITRIANI

1710024428012

YAYASAN MUHAMMAD YAMIN PADANG

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI PADANG

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

2019

Page 2: TUGAS AKHIR PENERAPAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) …

TUGAS AKHIR

PENERAPAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA)

PADA INDUSTRI KECIL MENENGAH KERIPIK SANJAI DI

BUKITTINGGI

Diajukan Kepada Sekolah Tinggi Teknologi Industri Padang untuk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S1)

Disusun Oleh:

ELVIRA FITRIANI

1710024428006

Disetujui,

Dosen Pembimbing:

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

RIZKI AZIZ, Ph.D ELMAWATI, MKom

NIDN: 0031107605 NIDN: 1020108001

Ketua Program Studi Ketua STTIND Padang

YAUMAL ARBI, MT RIKO ERVIL, MT

NIDN: 1007058407 NIDN: 1014057501

Page 3: TUGAS AKHIR PENERAPAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) …

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Elvira Fitriani

NPM : 1710024428012

Program Studi : Teknik Lingkungan

Dengan ini menyatakan bahwa Tugas Akhir yang saya susun dengan judul:

“Penerapan Life Cycle Assessment (LCA)

Pada Industri Kecil Menengah Keripik Sanjai Di Bukittinggi”

Adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan plagiat skripsi

orang lain. Apabila dikemudian dari pernyataan saya tidak benar, maka saya

bersedia menerima sanksi alademis yang berlaku (dicabut predikat kelulusan dan

gelar kesarjanaannya).

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, untuk dapat digunakan

sebagaimana mestinya.

Padang, September 2019

Pembuat Pernyataan

Elvira Fitriani

Page 4: TUGAS AKHIR PENERAPAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) …

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat

dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul

“Penerapan Life Cycle Assessment (LCA) pada Industri Kecil Menengah Keripik

Sanjai di Bukittinggi”. Shalawat beserta salam semoga senantiasa terlimpah

curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya,

hingga kepada umatnya hingga akhir jaman, aamiin.

Penulisan Penelitian ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

kelulusan dalam jenjang perkuliahan Strata I Teknik Lingkungan Sekolah Tinggi

Teknologi Industri (STTIND) Padang. Terselesaikannya penelitian ini tidak

terlepas dari bantuan banyak pihak, oleh karena itu, penulis dalam kesempatan ini

menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada:

1. Bapak Antonius, SE selaku Ketua Yayasan Muhammad Yamin Sekolah Tinggi

Teknologi (STTIND) Padang.

2. Bapak Riko Ervil, MT selaku Ketua Sekolah Tinggi Teknologi Industri

(STTIND) Padang.

3. Bapak Yaumal Arbi, MT selaku Ketua Program Studi Teknik Lingkungan

Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang yang telah meluangkan

waktu dalam memberikan arahan, petunjuk dalam penyelesaian Tugas Akhir

ini.

4. Bapak Rizki Aziz, Ph.D sebagai Dosen Pembimbing 1 yang telah meluangkan

banyak waktu dalam memberikan bantuan moral, spiritual dan material

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini.

5. Ibu Elmawati, M.Kom selaku Dosen Pembimbing 2 yang telah meluangkan

banyak waktu dalam memberikan bantuan moral, spiritual dan material

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini.

Page 5: TUGAS AKHIR PENERAPAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) …

ii

6. Kedua orang tua telah memberikan bantuan yang tidak dapat penulis katakan,

baik dari segi moril ataupun materil dalam mendukung penyelesaian Tugas

Akhir ini.

7. Ibuk Neli Ayu M, S.Pd selaku Staff Prodi Teknik Lingkungan yang telah

banyak memberikan bantuan, motivasi dan semangat kepada kami dalam

penyusunan Tugas Akhir ini.

8. Teman-teman se-angkatan Teknik Lingkungan Transfer 2017 yang telah

banyak memberikan bantuan, perhatian, pengertian dan dorongan dalam

pembuatan Tugas Akhir ini.

9. Teman-teman mahasiswa Teknik Lingkungan Sekolah Tinggi Teknologi

Industri (STTIND) Padang yang telah banyak membantu dalam penyelesaian

Tugas Akhir ini.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini jauh dari sempurna

untuk itu kritik dan saran sangat Penulis harapkan untuk kebaikan di masa yang

akan datang, dan demi perkembangan ilmu pengetahuan. Atas kritik dan saran

yang membangun Penulis ucapkan terima kasih.

Padang, Agustus 2019

Penulis

Page 6: TUGAS AKHIR PENERAPAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) …

iii

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan di Industri Kecil dan Menengah Keripik Sanjai di

Bukiinggi. Tujuan sari penelitian ini adalah mengindentifikasi, menentukan dan

menginterpretasikan dampak yang ditimbulkan dari proses produksi Keripik

Sanjai. Metode yang digunakan adalah Life Cycle Assessment (LCA) dimana LCA

adalah sebuah mekanisme untuk menganalisa dan memperhitungkan dampak

lingkungan total dari suatu produk dalam setiap tahapan daur hidupnya. Metode

LCA dilakukan melalui empat tahap yaitu goal and scope, Life Cycle Inventory

(LCI), Life Cycle Impact Assessment (LCIA) dan Interpretasi hasil dengan

menggunakan software Simapro.

Tahapan dari proses produksi keripk ini terdiri dari tahap pengupasan

singkong, pencucian, pemotongan dan penggorengan, seluruh rangkaian proses di

analisis setiap dampak yang ditimbulkan dengan bantuan software Simapro. Dari

hasil penelitian dengan bantuan software simapro didapatkan bahwa dampak

global warming paling tinggi dihasilkan pada proses pencucian singkong dimana

disini pemakaian listrik yang besar. Dampak Ozone Deplation terbesar dihasilkan

pada proses pengupasan singkong dampak ini dihasilkan pada bahan baku

singkong tersebut. Pada software bahan baku singkong juga melihat dari proses

pembibitan hingga pengangkutan singkong, tetapi pada tugas akhir ini penulis

membatasi hanya pada proses pembuatan keripik saja. Dampak pada Human

Toxicity Air dan Human Toxicity Water terdapat pada proses penggorengan

dimana terdapat emisi yang dihasilkan dari minyak dan energi dari gas, sehingga

sewaktu menggoreng terdapat emisi.

Kata kunci : Industri Kecil dan Menengah Keripik Sanjai, Life Cycle Assessment

(LCA),software Simapro

Page 7: TUGAS AKHIR PENERAPAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) …

iv

ABSTRAK

This research was carried out in the Sanjai Chips Small and Medium

Industry in Bukiinggi. The purpose of this research is to identify, determine and

interpret the impact caused by the Sanjai Chips production process. The method

used is the Life Cycle Assessment (LCA) where LCA is a mechanism for analyzing

and calculating the total environmental impact of a product in each stage of its

life cycle. The LCA method is carried out through four stages: goal and scope,

Life Cycle Inventory (LCI), Life Cycle Impact Assessment (LCIA) and

Interpretation of results using Simapro software.

The stages of the chips production process consist of the cassava

stripping, washing, cutting and frying stages, the whole series of processes is

analyzed for each impact caused by the help of Simapro software. From the

results of research with the help of simapro software it was found that the highest

impact of global warming was produced in the cassava washing process where

large electricity consumption was used here. The biggest impact of Ozone

Deplation is produced in the cassava stripping process. This impact is produced

on the cassava raw material. In the cassava raw material software, we also look

at the process of nursery to transport cassava, but in this thesis the author limits

only the process of making chips. Impacts on Human Toxicity Water and Human

Toxicity Water are in the frying process where there are emissions produced from

oil and energy from gas, so when frying there are emissions.

Keywords: Small and Medium Sanjai Chips Industry, Life Cycle Assessment

(LCA), Simapro software

Page 8: TUGAS AKHIR PENERAPAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) …

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

ABSTRAK ............................................................................................................ iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi

DAFTAR TABEL ................................................................................................. vii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah. ............................................................................... 3

1.3 Batasan Masalah ...................................................................................... 3

1.4 Rumusan Masalah ................................................................................... 4

1.5 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 4

1.6 Manfaat Penelitian ................................................................................... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Life Cycle Assessment (LCA) .................................................................. 7

2.1.1 Life Cycle Assessment (LCA) ...................................................... 7

2.1.2 Karakteristik dan Batasan dari Life Cycle Assessment (LCA) ..... 8

2.1.3 Prinsip Life Cycle Assessment (LCA) ........................................ 10

2.2 Metodologi Life Cycle Assessment (LCA) ........................................... 17

2.2.1Goal and Scope Defenition .............................................................. 8

2.2.2 Life Cycle Inventory (LCI) ............................................................. 8

2.2.3 Life Cycle Impact Assessment (LCIA) ............................................ 9

2.2.4 Interpretation ................................................................................ 10

2.3 Software Simapro .................................................................................. 17

2.4 Kerupuk Sanjai ...................................................................................... 18

2.5 Penelitian yang Relevan ........................................................................ 21

2.6 Kerangka Konseptual............................................................................. 23

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Page 9: TUGAS AKHIR PENERAPAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) …

vi

3.1 Jenis Penelitian ...................................................................................... 24

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian................................................................ 24

3.3 Populasi dan Sampel .............................................................................. 24

3.3.1 Populasi ....................................................................................... 24

3.3.2 Sampel ......................................................................................... 24

3.4 Sumber Data .......................................................................................... 24

3.5 Prosedur Penelitian ................................................................................ 25

3.5.1 Penentuan Tujuan dan Ruang Lingkup ........................................ 25

3.5.2 Analisis Persediaan ....................................................................... 25

3.5.3 Penilaian Dampak ........................................................................ 26

3.5.4 Interpretasi .................................................................................... 26

3.6 Kerangka Metodologi ............................................................................. 27

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Penentuan Tujuan dan Batasan LCA ...................................................... 28

4.2 Analisis Inventarisasi .............................................................................. 28

4.2.1 Proses Pegupasan .......................................................................... 29

4.2.2 Proses Pencucian .......................................................................... 29

4.2.3 Proses Pemotongan ....................................................................... 30

4.2.4 Proses Penggorengan .................................................................... 31

4.2.5 Proses Pengemasan ....................................................................... 32

4.3 Hasil Life Cycle Inventory ...................................................................... 32

4.4 Life Cycle Impact Assesment (LCIA) ..................................................... 33

4.4.1 Klarifikasi Dampak....................................................................... 33

4.4.1.1 Global Warming ................................................................. 33

4.4.1.2 Ozone Depletation .............................................................. 33

4.4.1.3 Human Toxicity Air ............................................................ 33

4.4.2 Characterization ........................................................................... 33

4.4.3 Normalization ............................................................................... 34

4.4.4. Weighting dan Single score ......................................................... 34

4.5 Hasil Life Cycle Impact Assesment (LCIA ............................................. 35

4.5.1 Proses Pengupasan ....................................................................... 35

4.5.2 Proses Pencucian .......................................................................... 35

Page 10: TUGAS AKHIR PENERAPAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) …

vii

4.5.2.1 Analisis Characterization ................................................... 35

4.5.2.2 Analisis Normalization ....................................................... 36

4.5.2.3 Analisis Weighting and Single Score ................................. 36

4.5.3 Proses Pemotongan ....................................................................... 37

4.5.3.1 Analisis Characterization ................................................... 38

4.5.3.2 Analisis Normalization ....................................................... 38

4.5.3.3 Analisis Weighting and Single Score ................................. 39

4.5.4 Proses Penggorengan .................................................................... 39

4.5.4.1 Analisis Characterization ................................................... 40

4.5.4.2 Analisis Normalization ....................................................... 40

4.5.4.3 Analisis Weighting and Single Score ................................. 41

4.6 Interpretasi Data...................................................................................... 42

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 44

5.2 Saran ....................................................................................................... 44

DAFTAR PUSTAKA

Page 11: TUGAS AKHIR PENERAPAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) …

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Keripik Sanjai Tawar ......................................................................... 14

Gambar 2.2 Keripik Sanjai Balado ........................................................................ 14

Gambar 2.3 Kerangka Konseptual ......................................................................... 17

Gambar 4.1 Batasan Kajian LCA........................................................................... 29

Gambar 4.2 Network Seluruh Proses Pembuatan Keripik Sanjai Tawar ............... 32

Gambar 4.3 Diagram Characterization Pencucian Singkong ................................ 35

Gambar 4.4 Diagram Normalization Pencucian Singkong .................................... 36

Gambar 4.5 Diagram Weighting Pencucian Singkong ........................................... 37

Gambar 4.6 Diagram Single Score Pencucian Singkong ....................................... 37

Gambar 4.7 Diagram Characterization Pemotongan Singkong ............................ 37

Gambar 4.8 Diagram Normalization Pemotongan Singkong ................................ 38

Gambar 4.9 Diagram Weighting Pemotongan Singkong ....................................... 39

Gambar 4.10 Diagram Single Score Pemotongan Singkong ................................. 39

Gambar 4.11 Diagram Characterization Penggorengan ........................................ 39

Gambar 4.12 Diagram Normalization Penggorengan ............................................ 40

Gambar 4.13Diagram Weighting Penggorengan.................................................... 41

Gambar 4.14 Diagram Single Score Penggorengan ............................................... 43

Gambar 4.15 Diagram keseluruhan proses pembuatan keripik ............................. 43

Page 12: TUGAS AKHIR PENERAPAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) …

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Neraca Massa Pengupasan Singkong ..................................................... 29

Tabel 4.2 Kebutuhan Eneergi Listrik Pompa Air................................................... 29

Tabel 4.3 Neraca Massa Proses Pencucian ............................................................ 30

Tabel 4.4 Hasil Analisa Pencucian Limbah Singkong ........................................... 30

Tabel 4.5 Neraca Massa Proses Pemotongan ......................................................... 31

Tabel 4.6 Faktor Emisi Minyak Goreng ................................................................ 31

Tabel 4.7 Faktor Emisi Karbondioksida dari Gas .................................................. 31

Tabel 4.8 Characterization Factor ........................................................................ 34

Tabel 4.9 Normalization Factor ............................................................................. 34

Tabel 4.10 Weighting Factor ................................................................................. 35

Tabel 4.11 Analisis Normalization Pencucian Singkong ....................................... 36

Tabel 4.12 Analisis Weighting dan Single Score Pencucian .................................. 36

Tabel 4.13 Analisis Weighting dan Single Score Pemotongan .............................. 39

Tabel 4.14 Analisis Normalization Penggorengan................................................. 40

Tabel 4.15 Analisis Weighting dan Single Score Pengorengan ............................. 41

Page 13: TUGAS AKHIR PENERAPAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) …

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Industri Kecil Menengah (IKM) saat ini telah berkembang di banyak

subsektor diantaranya industri makanan, industri minuman, industri tekstil, dan

lain-lain. IKM adalah industri yang memiliki skala industri kecil dan menengah.

Menurut Peraturan Kementerian Perindustrian No. 6 tahun 2016, industri kecil

adalah industri yang memiliki karyawan maksimal 19 orang, memiliki nilai

investasi kurang dari 1 milyar rupiah, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat

usaha. Sedangkan, yang dimaksud dengan industri menengah adalah industri

yang memiliki karyawan maksimal 19 orang dan nilai investasi minimal 1 milyar

rupiah atau memiliki karyawan minimal 20 orang dan nilai investasi maksimal 15

milyar rupiah.

Sumatera Barat merupakan salah satu daerah di Indonesia yang mayoritas

masyarakatnya dikenal memiliki mata pencaharian berdagang ataupun

berwirausaha. Wisatawan datang untuk menikmati keindahan alam yang ada di

Sumatera Barat dan juga ingin mengetahui produk atau makanan khas daerah

yang dikunjungi. Salah satu makanan yang terkenal di Bukittinggi yaitu Keripik

Sanjai. Keripik sanjai merupakan makanan olahan dari bahan baku ubi kayu.

Keripik sanjai yang, keripik sanjai tawar, keripik sanjai manis, dan lain-lain.

Keberadaan Industri Kecil dan Menengah Keripik Sanjai di Kota Bukittinggi

memberikan andil yang cukup besar dalam meningkatkan perekonomian dan

pendapatan masyarakat. Namun dengan adanya industri ini berperan dalam

penggunaan energi dan penghasil emisi dari kegiatan produksi yang dilakukan..

Page 14: TUGAS AKHIR PENERAPAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) …

2

IKM Keripik Sanjai menghasilkan berbagai jenis limbah baik padat, cair

ataupun udara. Limbah padat dalam IKM Keripik Sanjai berupa kulit singkong,

Penelitian ini akan memfokuskan penilaian dampak lingkungan yang dihasilkan

oleh energi dan emisi yang dihasilkan selama proses produksi. Hal ini merupakan

salah satu usaha untuk menciptakan produksi yang ramah lingkungan adalah

dengan mempertimbangkan dampak yang ditimbulkan oleh daur hidup produk.

Untuk itu diperlukan suatu metode yang dapat mengevalusi proses produksi atau

daur hidup produk sehingga dapat meminimalisir dampak negatif lingkungan

sebagai upaya pengembangan produk yang berkelanjutan.

Life Cycle Assessment (LCA) merupakan metode yang dapat digunakan untuk

menganalisis dampak lingkungan yang ditimbulkan dari proses pengadaan bahan

baku, proses produksi, hingga pengolahan limbah. Hal ini sudah dilakukan oleh

Moch. Esa Adin Bagaswara di UMKM MAY’S BAKERY yang bergerak di

bidang industri makanan berupa roti dan kue. Penelitian di UMKM ini

memberikan kesimpulan berupa dampak yang dihasilkan pada pnggunaan

material dan energi.

Penerapan LCA pada IKM Keripik Sanjai ini akan memberikan informasi

terkait penggunaan energi, limbah dan emisi yang dihasilkan dari proses produksi.

Hasil tersebut dapat digunakan sebagai informasi mengenai dampak – dampak

lingkungan dari produksi dan potensi pengembangan produk menjadi produk yang

ramah lingkungan. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk penerapan

metode Life Cycle Assessment pada IKM Keripik Sanjai.

Page 15: TUGAS AKHIR PENERAPAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) …

3

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat di identifikasi beberapa masalah

diantaranya:

1. Adanya dampak lingkungan yang dihasilkan pada Industri Kecil dan

Menengah Keripik Sanjai khususnya eripik rasa tawar.

2. Mengidentifikasi sumber dampak lingkungan yang ada di IKM Keripik

Sanjai.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka penulis membatasi masalah

yaitu :

1. Mengindentifikasi input dan output pada proses produksi IKM keripik

sanjai tawar hanya pada proses produksi energi dan emisi yang

dihasilkannya.

2. Menganalisa dampak lingkungan pada proses produksi IKM keripik sanjai

tawar.

3. Menginterpretasikan data yang didapatkan dari analisis dampak lingkugan

dengan metode kontribusi dan komparasi.

1.4 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut.

1. Apa saja yang menjadi input dan output dari proses produksi IKM keripik

sanjai rasa tawar?

2. Bagamana dampak lingkungan yang dihasilkan dari proses produksi IKM

keripik sanjai rasa tawar ?

Page 16: TUGAS AKHIR PENERAPAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) …

4

3. Bagaimana penilaian dampak dari proses produksi IKM keripik sanjai rasa

tawar ?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi dampak proses produksi IKM keripik sanjai rasa tawar

dengan menggunakan metode Life Cycle Assessment (LCA).

2. Menentukan dampak lingkungan yang dihasilkan dari proses produksi

IKM keripik sanjai rasa tawar.

3. Mengintrepretasikan hasil penilaian dampak yang didapat dari proses

produksi IKM keripik sanjai rasa tawar.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini, adalah sebagai berikut.

a. Bagi Peneliti

Dapat menambah pengetahuan dan menerapkan metode Life cycle

Assesment terutama tentang proses produksi IKM keripik sanjai rasa

tawar.

b. Bagi IKM Keripik Sanjai

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi acuan bagi IKM Keripik Sanjai

agar menghasilkan produksi yang ramah lingkungan.

c. Bagi Akademik

Dapat dijadikan sebagai bahan rujukan, literatur dan sarana dalam

menambah wawasan dan pengetahuan.

Page 17: TUGAS AKHIR PENERAPAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) …

5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Life Cycle Assessment (LCA)

2.1.1 Defenisi Life Cycle Assessment (LCA)

Konsep dasar dari Life Cycle Assessment (LCA) ini didasarkan pada

pemikiran bahwa suatu sistem industri tidak lepas kaitannya dengan lingkungan

tempat industri itu berada. Dalam suatu sistem industri terdapat input dan output.

Input dalam sistem adalah material-material yang diambil dari lingkungan dan

output nya akan dibuang ke lingkungan kembali. Pengambilan material (input)

yang berlebihan akan menyebabkan semakin berkurangnya persediaan material,

sedangkan hasil keluaran dari sistem industri yang bisa berupalimbah (padat, cair,

udara) akan banyak memberi dampak negatif terhadap lingkungan.Oleh karena itu

Life Cycle Assessment (LCA) berusaha untuk melakukan evaluasi untuk

meminimumkan pengambilan material dari lingkungan dan juga meminimumkan

limbah industri.

Life Cycle Assessment (LCA) adalah sebuah mekanisme untuk

menganalisa dan memperhitungkan dampak lingkungan total dari suatu produk

dalam setiap tahapan daur hidupnya. Dimulai dari persiapan bahan mentah, proses

produksi, penjualan dan transportasi, serta pembuangan produk (ISO

14040:1997). Dalam proses LCA dilakukan suatu prosedur objektif dalam

mengevaluasi dampak lingkungan dengan melakukan determinasi kuantitatif dari

semua aliran masuk/keluar (exchange flow) dari sistem terhadap lingkungan

dalam tiap tahap kehidupan sistem (Nirwanto, 2012).

Page 18: TUGAS AKHIR PENERAPAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) …

6

Life Cycle Assessment (LCA) dapat digunakan untuk membantu strategi

bisnis dalam pembuatan keputusan,untuk peningkatan kualitas produk dan proses.

Elemen utama dari Life cycle Assessment (LCA) antara lain :

1. Mengidentifikasi dan mengkuantifikasikan semua bahan yang terlibat,

misalnya energi dan bahan baku yang dikonsumsi, emisi dan limbah yang

dihasilkan.

2. Mengevaluasi dampak yang potensial dari bahan-bahan tersebut terhadap

lingkungan.

3. Mengkaji beberapa pilihan yang ada untuk menurunkan dampak tersebut.

2.1.2. Karakteristik dan Batasan dari Life Cycle Assessment (LCA)

Life Cycle Assessment (LCA) memiliki karakteristik dan batasan untuk

menilai siklus hidup, adapun batasan tersebut yaitu :

1. Karakteristik utama dari Life Cycle Assessment (LCA)adalah sifat Analisis

secara keseluruhannya, yang menjadi kekuatan utama dan juga pada waktu

yang bersamaan, merupakan keterbatasannya. Jangkauan yang luas dalam

melaksanakan Life Cycle Assessment (LCA) yang lengkap dari sebuah

produk hanya dapat dicapai dengan menyederhanakan aspek lainnya.

2. Life Cycle Assessment (LCA) tidak dapat mengukur suatu dampak lokal.

Life Cycle Assessment (LCA) tidak menyediakan kerangka untuk sebuah

studi penilaian resiko lokal yang mengidentifikasi dampak mana yang

dihasilkan oleh fungsi dari sebuah fasilitas di tempat yang spesifik. Begitu

pula dengan aspek waktu, Life Cycle Assessment (LCA) secara khas

merupakan keadaan yang tetap, dan bukan sebuah pendekatan dinamis,

Page 19: TUGAS AKHIR PENERAPAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) …

7

maksudnya adalah untuk studi elama batasan waktu, semua kondisi

termasuk teknologi dianggap tetap dan tidak berkembang.

3. Model Life Cycle Assessment (LCA) berfokus pada karakteristik fisik dari

aktivitas industri dan proses ekonomi lainnya, dan tidak termasuk

mekanisme pasar, atau efek lain dalam pengembangan teknologi. Secara

umum, Life Cycle Assessment (LCA) menganggap semua proses bersifat

linear, baik dalam ekonomi dan dalam lingkungan. Life Cycle Assessment

(LCA) merupakan sebuah alat bantu berdasarkan pemodelan linear.

4. Life Cycle Assessment (LCA) berfokus pada aspek lingkungan dari produk

dan tidak berkaitan dengan karakteristik ekonomi, sosial dan lainnya.

Dampak lingkungan sering didefinisikan sebagai dampak yang potensial,

karena dampak lingkungan tidak ditetapkan dalam waktu dan tempat dan

berkaitan dengan satuan fungsional yang telah didefinisikan.

5. Meskipun Life Cycle Assessment (LCA) bertujuan untuk menjadi dasar

yang bersifat ilmu pengetahuan, Life Cycle Assessment (LCA) tetap

menggunakan beberapa asumsi yang bersifat teknis dan terpilih. Proses

standarisasi ISO dalam melaksanakan Life Cycle Assessment (LCA) ini

dilakukan untuk mencegah terjadinya kesewenangan. Tujuan penting

adalah untuk menggunakan asumsi dan pilihan ini setransparan mungkin.

6. Yang terakhir, sebuah karakteristik yang sangat penting dan berkaitan

dengan sifat dasar dari Life Cycle Assessment (LCA) sebagai sebuah alat

analitis. Life Cycle Assessment (LCA) membantu menyediakan informasi

untuk mendukung keputusan namun Life Cycle Assessment (LCA) tidak

Page 20: TUGAS AKHIR PENERAPAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) …

8

dapat menggantikan proses pengambilan keputusan itu sendiri (Wenty,

2012).

2.1.3. Prinsip Life Cycle Assessment (LCA)

Life Cycle Assessment (LCA) dapat dicirikan oleh prinsip berikut:

1. Siklus Hidup Perspektif: Life Cycle Assessment (LCA)

mempertimbangkan seluruh siklus hidup fisik dari suatu produk (atau jasa)

sistem, ekstraksi bahan baku, energi dan material produksi, manufaktur,

dan akhir operasi kehidupan.

2. Kelengkapan: Life Cycle Assessment (LCA) idealnya mencakup semua

aspek lingkungan, seperti ekstraksi bahan baku, ekologis integritas sistem,

dan pertimbangan kesehatan manusia.

3. Transparansi: Karena kompleksitas yang melekat dalam penilaian sistem

Life Cycle Assessment (LCA), transparansi merupakan prinsip penting

dalam melaksanakan studi Life Cycle Assessment (LCA), dalam rangka

untuk memastikan interpretasi yang tepat atas hasil.

4. Fleksibilitas: Standar ini memberikan prinsip-prinsip dan pedoman untuk

keseluruhan Life Cycle Assessment (LCA). Metodologi ini memungkinkan

spesifik studi fleksibilitas Life Cycle Assessment (LCA) yang cukup dalam

menerapkan standar ini tetap menjaga kerangka metodologis umum.

5. Sifat iteratif: Life Cycle Assessment (LCA) terdiri dari empat tahap yaitu :

a. tujuan dan ruang lingkup,

b. Life Cycle Inventory (LCI),

c. Life Cycle Impact Assessment (LCIA),

d. Interpretasi.

Page 21: TUGAS AKHIR PENERAPAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) …

9

Standar ini mendefinisikan Life Cycle Assessment (LCA) sebagai siklus di

alam, di mana fase individu dari Life Cycle Assessment (LCA) hasil

penggunaan fase yang sebelumnya dan mengharuskan pengguna standar

untuk terus mengamati tujuan tertentu dan ruang lingkup penelitian.

Pendekatan berulang di antara fase dalam Life Cycle Assessment (LCA)

adalah penting, karena memberikan kontribusi terhadap kelengkapan dan

konsistensi penelitian dan hasil yang dilaporkan.

6. Fokus Lingkungan: Life Cycle Assessment (LCA) mempelajari aspek

lingkungan dari sistem produk. Biasanya aspek ekonomi dan sosial berada

di luar penelitian. Pada saat yang sama Life Cycle Assessment (LCA)

memberikan perspektif sistem, sehingga alat-alat analisis lain mungkin

merujuk pada studi Life Cycle Assessment (LCA) untuk penilaian

lingkungan yang lebih lengkap daripada yang disediakan oleh situs atau

perspektif emisi individu.

7. Berbasis Sains: metodologi Life Cycle Assessment (LCA) dan studi Life

Cycle Assessment (LCA) harus berdasarkan ilmu. Sementara keadaan

pengetahuan ilmiah selalu berubah, studi Life Cycle Assessment (LCA)

adalah snapshot dari keadaan tertentu pengetahuan pada waktu tertentu.

8. Relatif Alam: Life Cycle Assessment (LCA) berhubungan aspek

lingkungan ke sistem produk. Semua temuan diukur dan dinyatakan dalam

aspek lingkungan per unit referensi. Selain itu, Life Cycle Assessment

(LCA) berkaitan dengan suatu aspek penilaian siklus hidup produk

terhadap dampak zat, seperti setara GRK, yang dinyatakan dalam satuan

setara karbon dioksida (CO2).

Page 22: TUGAS AKHIR PENERAPAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) …

10

9. Potensi Dampak Lingkungan: Life Cycle Assessment (LCA) hanya

mempelajari dampak lingkungan yang potensial. Karena dampak relatif ke

unit referensi, integrasi rilis lingkungan atas ruang dan waktu,

ketidakpastian yang melekat dalam pemodelan dampak lingkungan, dan

fakta bahwa beberapa dampak yang cukup jelas terhadap dampak masa

depan, semua dampak yang bersifat potensial.

2.2 Metodologi Life Cycle Assessment (LCA)

Standar sebuah Life Cycle Assessment dilakukan dalam empat fase yang

berbeda. Tahapannya adalah saling bergantung dalam hasil dari satu fase akan

menginformasikan bagaimana tahapan lain selesai Metodologi dalam Life Cycle

Assessment (LCA) tersiri atas empat fase, yaitu :

1. Goal and Scope Defenition

2. Life Cycle Inventory (LCI)

3. Life Cycle Impact Assessment (LCIA)

4. Intrepretation

2.2.1. Goal and Scope Defenition

Sebelum dilakukan Life Cycle Assessment (LCA) , maka yang pertama

kali harus dilakukan adalah pendefinisian dari tujuan Life Cycle Assessment

(LCA) ini. Menurut Curran, tujuan dari analisis Life Cycle Assessment (LCA)

antara lain, adalah membandingkan suatu produk atau proses baru dengan

kompetitifnya, memilih alternatif produk atau proses yang lebih ramah

lingkungan, dan menganalisis dampak lingkungan dan ekonomi dari suatu proses

kerja (Curran, M.A., 1996) dalam (Nirwanto, 2012). Pendefinisian tujuan dan

Page 23: TUGAS AKHIR PENERAPAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) …

11

ruang lingkup merupakan suatu fase untuk menentukan sebuah rencana kerja dari

sebuah keseluruhan Life Cycle Assessment (LCA).

2.2.2. Life Cycle Inventory (LCI)

Analisis persediaan adalah fase penilaian siklus hidup yang melibatkan

kompilasi dan kuantifikasi input dan output untuk produk sepanjang siklus

hidupnya didalam batasan (sistem produk) yang ditentukan dari tujuan penelitian.

Data berikutnya yang harus dikumpulkan adalah data input-output untuk produksi

bahan baku yang digunakan untuk menghasilkan produk (termasuk bahan primer

atau sekunder).

2.2.3. Life Cycle Impact Assessment (LCIA)

Pada tahapan ini akan dilakukan pengelompokkan dan penilaian mengenai

efek yang ditimbulkan terhadap lingkungan berdasarkan data-data yang diperoleh

pada tahapan life cycle inventory (LCI). ISO mengembangkan standar untuk

melakukan penilaian dampak berjudul ISO 14042, Life Cycle Assessment (LCA)

ISO 1998, yang menyatakan bahwa ada tiga langkah yaitu :

1. Kategorikan dampak seleksi

Langkah pertama dalam Life Cycle Impact Assessment (LCIA) adalah

memilih kategori dampak yang akan dianggap sebagai bagian dari

keseluruhan Life Cycle Assessment (LCA). Langkah ini harus diselesaikan

sebagai bagian dari tujuan awal dan fase definisi lingkup untuk memandu

proses pengumpulan data Life Cycle Inventory (LCI) dan membutuhkan

peninjauan kembali mengikuti tahap pengumpulan data. Untuk Life Cycle

Impact Assessment (LCIA) , dampak didefinisikan sebagai konsekuensi

yang dapat disebabkan oleh input dan output aliran sistem pada kesehatan

Page 24: TUGAS AKHIR PENERAPAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) …

12

manusia, tanaman, dan hewan, atau masa depan ketersediaan sumber daya

alam

2. Klasifikasi

Tujuan klasifikasi adalah untuk mengatur dan mungkin menggabungkan

hasil Life Cycle Inventory (LCI) ke dalam kategori dampak. Untuk Life

Cycle Inventory (LCI) item yang yang berkontribusi terhadap hanya satu

kategori dampak, prosedur ini ini merupakan tugas yang sederhana.

Sebagai contoh, emisi karbon dioksida dapat diklasifikasikan ke dalam

kategori pemanasan global. Untuk Life Cycle Inventory (LCI) produk yang

berkontribusi terhadap dua atau lebih kategori dampak yang berbeda,

aturan harus ditetapkan untuk klasifikasi.

3. Characterization

Karakterisasi Dampak menggunakan faktor konversi berbasis ilmu

pengetahuan, yang disebut faktor karakterisasi, mengkonversi dan

menggabungkan hasil Life Cycle Inventory (LCI) menjadi indikator

perwakilan dampak terhadap kesehatan manusia dan ekologi. Faktor

Karakterisasi juga sering disebut sebagai faktor kesetaraan. Karakterisasi

menyediakan cara untuk langsung membandingkan hasil Life Cycle

Inventory (LCI) dalam setiap kategori dampak. Dengan kata lain, faktor-

faktor karakterisasi menerjemahkan input persediaan yang berbeda ke

dalam indikator dampak langsung dibandingkan. Misalnya, karakterisasi

akan memberikan perkiraan toksisitas terestrial relatif antara timbal,

kromium, dan seng.

Page 25: TUGAS AKHIR PENERAPAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) …

13

4. Normalization

Normalisasi adalah alat Life Cycle Impact Assessment (LCIA) digunakan

untuk menyatakan data indikator dampak dengan cara yang dapat

dibandingkan antara kategori dampak. Prosedur ini menormalkan hasil

indikator dengan membagi dengan nilai referensi yang dipilih. Tujuan dan

lingkup Life Cycle Assessment (LCA) dapat mempengaruhi pilihan dari

nilai referensi yang sesuai. Perhatikan bahwa data dinormalisasi hanya

dapat dibandingkan dalam kategori dampak. Misalnya, efek dari

pengasaman tidak bisa langsung dibandingkan dengan toksisitas air karena

faktor karakterisasi dihitung dengan menggunakan metode ilmiah yang

berbeda.

5. Grouping

Pengelompokan memberikan kategori dampak ke dalam satu atau lebih set

untuk lebih memudahkan interpretasi hasil ke wilayah tertentu yang

menjadi perhatian. Biasanya, pengelompokan melibatkan menyortir atau

peringkat di indikator.

6. Weighting

Bobot langkah (juga disebut sebagai penilaian) dari Life Cycle Impact

Assessment (LCIA) memberikan bobot atau nilai relatif terhadap kategori

dampak yang berbeda berdasarkan kepentingan yang mereka pahami atau

relevansi. Pembobotan ini penting karena kategori dampak juga harus

mencerminkan tujuan belajar dan nilai-nilai stakeholder.

7. Evaluate and Document the Life Cycle Impact Assessment (LCIA) Results

Page 26: TUGAS AKHIR PENERAPAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) …

14

Potensi dampak untuk setiap kategori dipilih telah dihitung, keakuratan

hasilnya harus diverifikasi. Akurasi harus cukup untuk mendukung tujuan

untuk melakukan Life Cycle Assessment (LCA) sebagaimana didefinisikan

dalam tujuan dan ruang lingkup. Seperti semua alat penilaian lainnya, Life

Cycle Impact Assessment (LCIA) memiliki keterbatasan. Meskipun proses

Life Cycle Impact Assessment (LCIA) mengikuti prosedur yang sistematis,

ada banyak asumsi dan penyederhanaan, serta pilihan nilai subyektif

tergantung pada metodologi Life Cycle Impact Assessment (LCIA) dipilih

(SETAC, 2001).

2.2.4. Intrepretation

Di Life Cycle Assessment (LCA), praktisi dapat mencapai hasil yang

berbeda tergantung pada ruang lingkup studi, batasan sistem dan prosedur alokasi

yang diambil dalam Life Cycle Inventory (LCI) serta pilihan faktor-faktor

karakterisasi di Life Cycle Impact Assessment (LCIA) . Pengaruh prosedur ini

pada hasil harus dibahas dalam fase "interpretasi". Dalam banyak kasus Life Cycle

Inventory (LCI) saat ini, hasil emisi dan konsumsi sumber daya dinyatakan oleh

nilai numerik tunggal.

Elemen utama dari fase ini adalah evaluasi hasil dan formulasi dari

kesimpulan dan rekomendasi dari studi ini. Fase ini terdiri dari beberapa tahap:

1. Pengecekan mengenai konsistensi dengan tujuan untuk menentukan

apakah asumsi, metode, model dan data konsisten terhadap tujuan dan

lingkup studi mengenai siklus hidup produk dan opsi lainnya.

Page 27: TUGAS AKHIR PENERAPAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) …

15

2. Pengecekan mengenai kelengkapan dengsan tujuan untuk memastikan

semua informasi yang relevan dan data yang dibutuhkan untuk fase

interpretasi sudah tersedia lengkap.

3. Analisis kontribusi dimana terjadi perhitungan kontribusi keseluruhan

pada hasil dari berbagai faktor. Analisis ini menjawab pertanyaan tentang

kontribusi dari aliran lingkungan, proses, dan dampak yang spesifik

terhadap nilai akhir.

4. Analisis gangguan yang mempelajari efek dari perubahan kecil di dalam

sistem dari hasil Life Cycle Assessment (LCA).

5. Analisis sensitivitas dan ketidakpastian

Elemen ini menilai pengaruh dari hasil variasi dalam data proses,

pemilihan model, dan variabel lainnya. Penarikan kesimpulan dan

rekomendasi dilakukan berdasarkan hasil.

2.3 Software SimaPro

Software SimaPro ini merupakan salah satu software yang bisa digunakan

dalam membantu analisa Life Cycle Assessment (LCA). Dimana software ini

membantu menganalisis aspek-aspek lingkungan dari produk maupun jasa secara

sistematis dan konsisten. SimaPro ini dikembangkan dan dipasarkan oleh Pre

Konsultan, didirikan pada tahun 1990, di Belanda. PRé Consultants spesialisasi

dalam solusi lingkungan Life Cycle Assessment . PRé Consultants menawarkan

konsultasi global dan membantu dalam menilai, memperbaiki dan mengelola

lingkungan kinerja produk dan jasa dengan bantuan alat profesional seperti

SimaPro. Menyusul rekomendasi ISO 14040 series, perangkat lunak

Page 28: TUGAS AKHIR PENERAPAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) …

16

memungkinkan pengguna untuk memodelkan dan menganalisa siklus kehidupan

yang kompleks secara sistematis dan transparan.

Adapun beberapa cakupan fitur sebagai berikut:

1. Pemodelan siklus hidup yang kompleks dan produk yang kompleks.

2. Fitur analisis lanjutan.

3. Termasuk metode penilaian persediaan (LCI) database dan dampaknya.

4. Ecoinvent database yang disertakan, opsional untuk versi pendidikan.

5. Tersedia dalam berbagai versi (single / multi user) dan dalam berbagai

bahasa seperti Perancis, Jerman, Italia, Spanyol, Jepang, Swedia, Korea,

Belanda dan Inggris.

SimaPro menggunakan berbagai metode evaluasi yang akan

mengklasifikasikan zat menurut efeknya terhadap dampak lingkungan seperti

hujan asam dan ozon deplesi. Sima Pro menggunakan Eco Indicator 99

menunjukkan kontribusi relatif dari setiap proses dihitung dengan lingkungan.

2.3.1 Penggunaan Software SimaPro 8

SimaPro 8.3 adalah software generasi ke-8 dari interpretasi penggunaan

metode life cycle assesment, dimana memiliki tujuan untuk menganalisis dan

membandingkan lingkungan dari suatu produk. Hasilnya akan mengalkulasi input

seperti kuantitas dan kualitas bahan baku dan menghasilkan output suatu nilai

grafik. Terdapat beberapa tahapan pada SimaPro yakni (Putri, H.P., 2017):

1. Menentukan Tujuan dan Ruang Lingkup

Tampilan software SimaPro pada menu goal and scope bisa dilihat pada

Gambar 2.1

Page 29: TUGAS AKHIR PENERAPAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) …

17

Gambar 2.1 Tampilan Sub Menu Description

Pada menu goal and scope terdapat sub menu description dan libraries.

Pada sub menu description dapat diisikan tujuan dari kajian LCA yang dilakukan.

Untuk sub menu libraries dapat dilihat pada Gambar 2.3

Gambar 2.2 Tampilan Sub Menu Libraries

Pada sub menu ini dapat dipilih scope penelitian yang akan dilakukan.

Scope penelitian ini disesuaikan dengan penelitian yang akan dilakukan.

Page 30: TUGAS AKHIR PENERAPAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) …

18

2. Melakukan Inventarisasi

Menu inventory dapat dilihat pada Gambar 2.3

Gambar 2.3 Tampilan Menu Inventory

a. Process

Menunjukkan hal hal yang termasuk dalam proses produksi suatu produk

yang membutuhkan data seperti material yang digunakan dan energi

yang digunakan.

b. Product stages

Mendeskripsikan bagaimana suatu produk diproduksi, digunakan, dan

dibuang.

c. System description

Rekaman terpisah untuk mendeskripsikan struktur dari sistem.

d. Waste types

Terdapat waste scenarios dan disposal scenarios.

3. Penilaian cemaran

a. Characterization

Page 31: TUGAS AKHIR PENERAPAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) …

19

Tampilan output diagram characterization dapat dilihat pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4 Tampilan Characterization

b. Normalization

Tampilan output diagram normalization dapat dilihat pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5 Tampilan Normalization

Page 32: TUGAS AKHIR PENERAPAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) …

20

c. Weighting

Tampilan output diagram weighting dapat dilihat pada Gambar 2.6.

Gambar 2.6 Tampilan Weighting

d. Single Score

Tampilan output diagram single score dapat dilihat pada Gambar 2.7.

Gambar 2.7 Tampilan Single Score

2.4. Kerupuk Sanjai

2.4.1 Asal Usul Keripik Sanjai

Kerupuk Sanjai adalah sejenis peganan kerupuk dari singkong yang

diparut tipis, dijemur hingga kering, lalu digoreng dan diberi bumbu. Kerupuk

Page 33: TUGAS AKHIR PENERAPAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) …

21

ini amat populer sebagai makanan oleh-oleh khas kota Bukittinggi, Sumatera

Barat. Di Bukittinggi sendiri, jajanan ini dinamakan dengan keripik sanjai.

Penamaaan keripik ini sebenarnya belum jelas. Namun jika dilihat dari awal

kemunculannya, cukup masuk akal jika jajanan ini diberi sebutan sanjai.

Asal-usul keripik ini berasal dari sebuah jalanan di Desa Manggis,

Kelurahan Manggis Gantiang Bukittinggi, yaitu jalan Sanjai. Masyarakat disana

kebanyakan memiliki profesi sebagai pengrajin keripik, terutama keripik singkong

yang bahan bakunya memang sangat mudah dijumpai di sekitarnya. Menurut

sejarah, keripik ini diproduksi sekiar tahun 1970an oleh warga di jalan Sanjai.

Orang yang pertama kali menjajakannya adalah nenek Amai Seram, Amai Malan,

dan Amai Terimalah. Ketiga nenek ini berjualan keripik tersebut di Los Maninjau,

sebuah pasar atas di kawasan Bukittinggi. Seiring dengan perkembangan jaman,

jajanan ini mulai populer di kalangan warga sekitar. Kepopulerannya membuat

masyarakat sekitar akhirnya mengikutinya untuk memperoleh penghasilan

tambahan dari hasil pertanian yang melimpah. Bukan hanya warga sekitar saja,

namun warga di luar daerah Sanjai juga ikut memproduksinya.

2.4.2 Jenis-Jenis Keripik Sanjai

Di tempat asalnya, keripik ini juga dikenal dengan sebutan karupuak

(kerupuk) sanjai. Kerupuk sanjai ini dibuat dengan 3 varian rasa. Yakni varian

rasa tawar, manis dan juga pedas.

1. Keripik Sanjai Tawar

Karupuak sanjai tawar ini dibuat dari singkong. Singkong dicuci dan

direndam terlebih dahulu. Baru kemudian dibumbui hanya dengan garam

Page 34: TUGAS AKHIR PENERAPAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) …

22

sedikit saja. Ini membuat rasanya lebih tawar, agak asin sedikit. Biasanya

memiliki warna lebih terang, putih.

Gambar 2.8 Keripik sanjai Tawar

2. Keripik Sanjai Balado

Jenis inilah yang paling banyak dicari karena rasanya pedas. Singkong

potong-potong tipis, dan direndam serta digoreng. Untuk bumbunya

sendiri, keripiki ini menggunalan lado (sambal, cabe). Bumbu balado

inilah yang membuat singkong lebih pedas, membuat cita rasanya lebih

nikmat.

Page 35: TUGAS AKHIR PENERAPAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) …

23

Gambar 2.9 Keripik balado

Ketiga jenis ini memiliki peminat sendiri. Anda mungkin juga meminati

salah satunya. Karena hampir sebagian maysarakat di wilayah nusantara memiliki

kesukaan masing-masing tentang rasa. Ada yang suka hidangan lebih manis, ada

pula yang suka asin. Sejauh ini, banyak inovasi yang diciptakan untuk membuat

olahan singkong ini. Inovasi ini dibuat untuk menarik minat calon pembeli.

Contohnya adalah singkong yang dibuat seperti stik.

2.5 Penelitian Relevan

Penelitian ini mengenai dampak lingkungan yang dihasilkan pada setiap

proses kegiatan produksi keripik menggunakan metode Life cycle Assessment.

Berdasarkan eksplorasi penelitian, ditemukan beberapa tulisan yang berkaitan

dengan penelitian ini.

Yang pertama adalah penelitian dari Moch. Esa Adin Bagaswara, Yuswono

hadi pada tahun 2017 yang berjudul “Analisis dan rekayasa Proses Produksi untuk

mengendalikan Evironmental Impact Menggunakan Metode LCA”. Penelitian ini

dilakukan pada UMKM May’s Bakery dimana UMKM ini bergerak pada bidang

indutri makanan berupa roti dan kue. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

dan dapat mengendalikan enviromental impact dengan memakai metode Life

Cycle Assessment, setelah itu dilakukan pemilihan skenario alternatif untuk

dilkaukan perbandingan.

Kedua, penelitian dari Jatmiko Wahyudi pada tahun 2017 yang berjudul

“Penerapan Life Cycle Assessment untuk menakar Emisi Gas Rumah Kaca yang

dihasilkan dari aktivitas Produksi tahu”. Penelitian ini bertujuan untuk

menghitung emisi gas rumah kaca (GRK) pada daur hidup tahu dan

Page 36: TUGAS AKHIR PENERAPAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) …

24

mengidentifikasi ntindakan-tindakan yang bisa dilakukan untuk mengurangi emisi

GRK pada seluruh proses yang terkait dengan daur hidup tahu. Objek penelitian

yang dilakukan pada industri tahu yang berlokasi di desa kajen kec. Margoyoso

Kab. Pati dengan menggunakan metode LCA menurut Prosedur LCA pada ISO

14040.

Ketiga, penelitian dari Fachrun nisa, A.tunggul Sutan Haji, Bambang Suharto,

dan Sukrisno Widyotomo pada tahun 2010 dengan judul “Penentuan Tingkat Eko-

Efisiensi Proses Produksi Biji Kakao menggunkan Life Cycle Assessment pada

unit Produksi di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia”. Penelitian ini

bertujuan untuk menentukan eco-cost dantingkat eko-efisiensi produk kakao

kering serta memberikan rekomendasi dalam upaya meningkatkan nilai eko-

efisiensi. Data kebutuhan bahan baku, energi, harga jual produk dan biaya

produksi digunkan untuk menentukan tingkat eko-efisiensi melalui tahapan

analisis LCA.

Keempat, penelitian dari Yulius Windrianto, Dyah RachmawatiL, Intan

Berlianty pada tahun 2016 dengan judul “Pengukuran Tingkat eko-efisiensi

menggunakan metode LCA untuk menciptakan produksi batik yang efisien dan

ramah lingkungan”. Penelitian ini dilakukan di UKM Sri Kuncoro desa Giriloyo,

Imogiri, Bantul yang bertujuan untuk mendapatkan alternatif terbaik untuk

memperbaiki produksi batik tulis pewarna sintesis Sri Kuncoro sehingga

diperoleh produksi batik yang efisien dan ramah lingkungan.

Kelima, penelitian dari IOLAnda De Marco, Salvatore Miranda, Stefano

Riemma, rafaele Iannone tentang “Life Cycle Assessment of Ale And Lager Beers

Production”. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kinerja lingkungan dan

Page 37: TUGAS AKHIR PENERAPAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) …

25

konsumsi energi dari perbedaan bir tersebut dan untuk mendorong industri

menuju produksi yang berkelanjutan.

Adapun perbedaan penelitian yang dilaksanakan peneliti dengan kelima penelitian

yang relevan tersebut adalah, penelitian yang akan dilaksanakan pada Industri

Kecil dan Menengah pada Produksi Keripik Sanjai dengan memakai metode yang

sama yaitu menerapkan metode LCA.

2.6 Kerangka Konseptual

Kerangka berfikir penulis dalam penelitian ini tertuang dalam kerangka

konseptual pada gambar di bawah ini :

masing-masing

Gambar 2.10 Kerangka Konseptual

Berikut dijelaskan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian agar

mudah dipahami, yaitu :

1. Input

Input

1. Jenis dan jumlah

energi

2. Jenis dan banyak

limbah

Proses

1. Metode LCA

a. Tujuan dan

Ruang Lingkup

b. Analisis

Persediaan

c. Penilaian

dampak

d. Interpretasi

dampak

Output

1. Jenis dampak

lingkungan

2. Besaran dampak

Page 38: TUGAS AKHIR PENERAPAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) …

26

Input merupakan seluruh rangkaian yang terjadi pada setiap tahapan produksi

keripik sanjai tawar dilihat dari jenis dan jumlah bahan baku, energi dan limbah

yang dihasilkan.

2. Proses

Pada proses yang akan dilakukan memakai metode LCA menurut ISO 14040.

3. Output

Output dari penelitian ini adalah didapatkan jumlah besaran dampak pada setiap

proses produksi keripik sanjai tawar.

Page 39: TUGAS AKHIR PENERAPAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) …

27

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Adapun jenis penelitian ini adalah berbentuk penelitian deskriptif kualitatif

dengan menggunakan metode Life Cycle Assesment. Data yang diperlukan dalam

penelitian ini adalah data sekunder dan data primer. Data primer didapatkan dari

pengukuran, pengamatan sedangkan untuk data sekunder didapatkan dari

wawancara dan dokumentasi dilapangan.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Industri Kecil dan Menegah Keripik Sanjai

“M” di Bukittinggi.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian in dilakukan pada bulan Mei - Juni 2019

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi disini adalah semua proses produksi Keripik Sanjai Tawar

3.3.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah Keripik Sanjai Tawar

3.4 Sumber Data

Sumber-sumber data yang akan diperoleh terdiri dari tiga metode, metode

studi pustaka, observasi lapangan dan wawancara. Metode studi pustaka

diperlukan untuk mengetahui tahapan dari Life Cycle Assesment dan studi pusatka

Page 40: TUGAS AKHIR PENERAPAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) …

28

in didapatkan dari jurnal, buku acuan serta sumber yang relevan. Metode

observasi adalah metode yang digunakan untuk mendapatkan data secara

langsung di IKM Keripik Sanjai “M” di Bukittinggi serta mengindentifikasi input

dan output yang ada selama produksi kedua produk tersebut. Metode wawancara,

metode ini diperlukan untuk data yang dibutuhkan selama peneltian.

3.5 Prosedur Penelitian

Tahap persiapan merupakan tahap awal dalam penelitian ini. Dimulai dari

kesepakatan dengan pelaku IKM Keripik Sanjai dan melakukan survey awal ke

Lapangan. Mencari literatur terkait dengan penelitian ini dan dilanjutkan dengan

menerapkan metode LCA

3.5.1 Penentuan Tujuan dan Ruang Lingkup

Pada penentuan tujuan dan ruang lingkup dijadikan sebagai acuan dasar

dalam menerapkan metoda Life Cycle Assement dan batasan yang jelas dalam

melakukan penelitian. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui dampak

lingkungan yang dihasilkan dari proses produksi Keripik Sanjai Tawar. Sementara

ruang lingkupnya mengenai aktifitas yang terjadi selama produksi berlangsung.

3.5.2 Analisis Persediaan

Dengan melakukan analisa terhadap proses produksi dan

mengindentifikasi input dan output yang dhasilkan selama produksi. Input

dimaksudkan pada bahan baku dan bahan penunjang yang ada selama produksi

sementara output dimaksudkan kepada energi dan limbah yang dihasilkan.

Data yang dibutuhkan selama penelitian ini adalah:

Page 41: TUGAS AKHIR PENERAPAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) …

29

1. Data Primer yang didapatkan dari wawancara langsung dan pengukuran

alur proses dari produksi kedua produk keripik sanjai yang ada di IKM

Keripik Sanjai “M” beserta input dan output selama produksi.

2. Data Sekunder dalam penelitian ini berupa sejarah keripik sanjai, izin

beridirnya IKM Keripik Sanjai “M”.

3.5.3 Penilaian Dampak

Dilakukan untuk menganalisa besaran dampak yang dihasilkan selama

produksi.

3.5.4 Interpretasi Data

Hasil yang didapatkan dari penilian dampak yang paling besar

diinterpretasikan supaya didapatkan produksi yang ramah lingkungan dan sebagai

proses perbaikan untuk IKM Keripik Sanjai

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Page 42: TUGAS AKHIR PENERAPAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) …

30

4.1 Penentuan Tujuan dan Batasan LCA

Tujuan kajian LCA yang ditetapkan adalah menentukan, menganalisis

dampak lingkungan yang timbul pada setiap tahapan daur hidup produksi keripik

sanjai tawar serta memberikan usulan perbaikan produk. Sedangkan batasan yang

ditetapkan dalam kajian ini adalah kajian LCA adalah :

1. Kajian LCA dilakukan terhadap energi dan emisi yang dihasilkan dalam

tahapan daur hidup Keripik Sanjai

2. Penilaian dampak lingkungan hanya dilakukan pada proses pencucian,

pemotongan dan penggorengan keripik sanjai.

3. Limbah padat yang dihasilkan tidak dilakukan analisis karena limbah

yang dihasilkan dijual untuk pakan ternak.

4.2 Analisis Inventarisasi

Dalam sub bab ini dipaparkan semua data yang berhasil dikumpulkan dari

lapangan melalui pengukuran dan wawancara langsung. Data selanjutnya diolah,

sebelum digunakan dalam analisis inventarisasi. Komponen kemasan masing-

masing diukur beratnya menggunakan timbangan digital dan timbangan biasa. Hal

ini bertujuan untuk mengetahui input dan output bahan dan buangan dalam setiap

tahapan produksi Keripik.

Pengupasan Singkong

Pencucian

Pemotongan Batasan kajian LCA

Page 43: TUGAS AKHIR PENERAPAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) …

31

Gambar 4.1 Batasan Kajian LCA.

4.2.1 Proses Pengupasan

Proses pengupasan singkong dilakukan secara manual, dengan

menggunakan tenaga manusia. Dimana untuk proses produksi memakai 300 kg

bahan baku singkong dan terjadi pembuangan kulit sebesar 72,33 kg. Limbah dari

kulit singkong dijual kembali untuk pakan ternak. Adapun neraca massa proses

pengupasan singkong dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Neraca Massa Pengupasan Singkong

No Bahan Jenis Input Output

Produk Buangan

1 Singkong Bahan baku 300 Kg 227,67 kg 72,33 kg

4.2.2 Proses Pencucian

Singkong yang telah dikuliti sebanyak 227,67 kg tadi dicuci menggunakan

air, air yang digunakan berasal dari sumur dan menggunakan pompa listrik. Emisi

yang terjadi pada proses ini berasal dari energi listrik dan emisi dari air pencucian.

Tabel 4.2 Kebutuhan energi listrik dari pompa air

Kebutuhan Rata-rata penggunaan KWh

Page 44: TUGAS AKHIR PENERAPAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) …

32

daya

0,375 KW 3 jam 1,125

Neraca massa proses pencucian bisa dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Neraca Massa Proses Pencucian Singkong

No Bahan Jenis Input Output

Satuan Produk Buangan

1 Singkong Bahan

baku 227,67 227,67 0 kg

2 Listrik Energi 1,125 - Bising kWh

Air pencucian singkong langsung dibuang ke selokan disekitar IKM

keripik sanjai. Maka air pencucian ini diambil sampel dan dilakukan pengujian di

Laboratorium.

Tabel 4.4 Hasil Analisa Pencucian limbah Singkong

Parameter

Baku mutu limbah

Kadar maksimum

*KemenLH

Hasil

analisa

Memenuhi/

tidak

Ph 6-9 6,4 Memenuhi

TSS 300 213 Memenuhi

COD 500 255 Memenuhi

BOD 250 128 Memenuhi

* Keputusan Kementerian Lingkungan hidup No. Kep 5-1/Menlh/10/1995

Limbah yang dihasilkan dijadikan batasan untuk tidak dilanjutkan sebagai

bahan kajian daur hidup produk karena limbah yang dihasilkan masih memenuhi

standar baku mutu limbah cair kep 5-1/menlh/10/1995, sehingga masih aman

dibuang ke lingkungan.

Page 45: TUGAS AKHIR PENERAPAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) …

33

4.2.3 Proses Pemotongan

Pada tahap pemotongan ini menggunakan mesin pemotong singkong yang

menggunakan energi listrik. Daya yang dibutuhkan yaiu sebesar 0,75 kWh.

Output pada saat pemotongan dengan singkong yang masuk 227, 67 kg terdapat

buangan sebesar 8 kg yang tidak terpakai dalam proses selanjutnya. Sisa

pemotongan ini selanjutya dijual untuk pakan ternak. Secara keseluruhan data

input dan output bahan atau komponen dan energi dalam proses pemotongan

tergambar dalam neraca massa pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Neraca Massa Proses Pemotongan

No Bahan Input Output

Satuan Produk Buangan

1 Singkong 227,67 219,67 8 Kg

2 Listrik 0,75 - emisi kWh

4.2.4 Proses Penggorengan

Pada proses penggorengan keripik, keripik digoreng dengan menggunakan

minyak kelapa sebanyak 18 kg dan menggunakan gas sebagai energi. Singkong

yang telah di potong sebanyak 219,67 kg menghasilkan produk jadi sebesar

169,33 kg. Kehilangan bobot disini dikarenakan penguapan yang terjadi selama

proses penggorengan dan terdapat emisi sewaktu terjadinya proses penggorengan.

Page 46: TUGAS AKHIR PENERAPAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) …

34

4.2.5 Proses Penggemasan

Tahapan pengemasan yang dimulai dari penimbangan keripik dengan

kantong plastik sebagai pembungkusnya dan karet gelang sebagai pengikat.

Penimbangan disini menggunakan tenaga manusia sehingga tidak terdapat emisi.

4.3 Hasil Life Cycle Inventory

Hasil pengolahan data yang diperoleh pada tahapan inventory analysis

dianalisis dengan software simapro 8 dan menghasilkan network yang

memberikan gambaran hubungan pada setiap proses produksi untuk penggunaan 1

kg keripik sanjai. Garis merah yang terdapat pada diagram yang dihasilkan

menunjukkan keterkaitan antar proses. Garis merah pada network berjalan dari

bawah ke atas. Kegiatan yang berada dibawah merupakan pendukung dari

kegiatan diatasnya. Ketebalan garis merah berbanding lurus dengan emisi yang

dihasilkan. Semakin besar emisi yang dihasilkan akan ditunjukkan oleh garis

merah yang akan semakin tebal. Secara keseluruhan network yang dihasilkan pada

proses pembuatan keripik sanjai yang dikaji dapat dilihat pada Gambar 4.2

Page 47: TUGAS AKHIR PENERAPAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) …

35

Gambar 4.2 Network Seluruh Proses Pembuatan Keripik Sanjai Tawar

4.4 Life Cycle Impact Assessment (LCIA)

LCIA atau tahapan impact assessment dilakukan untuk menilai dampak

yang ditimbulkan dari proses pembuatan keripik sanjai terhadap lingkungan.

Penilaian dilakukan menggunakan software SimaPro versi 8. Metode pada

software SimaPro yang dipakai yaitu metode EDIP 2013. Setelah data network

diperoleh, akan diketahui proses yang menghasilkan dampak paling besar

terhadap lingkungan. Selanjutnya dilakukan penilaian dampak sebanyak 4 kali,

yaitu characterization, normalization, weighting score, dan single score. Impact

yang dihasilkan dengan menggunakan metode EDIP 2013 sebanyak 19 impact.

Namun pada penelitian ini akan difokuskan pada dampak yang berpengaruh pada

gas rumah kaca dari pencemaran udara. Impact yang akan diteliti yaitu global

warming, ozone depletation, dan human toxicity air.

4.4.1 Klasifikasi Dampak

4.4.1.1 Global Warming

Impact ini membahas tentang efek yang ditimbulkan dari peningkatan

suhu di atmosfer. Kemungkinan yang terjadi akibat efek ini mengakibatkan gas

rumah kaca dengan mencairnya es gletser dan perubahan iklim regional. Satuan

dari impact ini adalah CO2eq (Putri, H.P., 2017).

4.4.1.2 Ozone Depletation

Impact ini membahas tentang berkurangnya lapisan ozon yang terdapat di

lapisan atmosfer. Penipisan lapisan ozon akan menyebabkan lebih banyak sinar

radiasi ultra-violet memasuki bumi, yang membuat efek negatif pada kesehatan

manusia. Satuan dari impact ini adalah kg CFC-11

(Putri, H.P., 2017).

4.4.1.3 Human Toxicity Air

Impact ini membahas tentang emisi dari beberapa zat (seperti logam berat)

yang dapat berdampak pada kesehatan manusia. Emisi ini dapat melalui beberapa

elemen, salah satunya adalah udara. Satuan dari impact ini adalah m3 (Putri, H.P.,

2017)

4.4.1.4

4.4.2 Characterization

Page 48: TUGAS AKHIR PENERAPAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) …

36

Pada tahapan characterization semua zat dikalikan dengan faktor yang

mencerminkan kontribusi relatif terhadap dampak lingkungan. Tahapan ini

mengukur seberapa besar dampak proses produksi pada setiap kategori dampak.

Characterization ini menggunakan faktor konversi yang disebut dengan

characterization factor. Faktor ini digunakan untuk mengkonversi hasil LCI agar

menjadi indikator terhadap impact yang dipilih peneliti (Putri, H.P., 2017).

Characterization factor dari 3 impact diatas adalah sebagai berikut:

Tabel 4.8 Characterization Factor

Impact Assessment Unit Characterization

Factor

Global Warming kg CO2eq GWP 100

Ozone Depletation kg CFC-11eq

-

Human Toxicity Air m3

-

Sumber: (Putri, H.P., 2017).

4.4.3 Normalization

Normalization merupakan proses analisis data, dimana membandingkan

indikator dampak dengan antara kategori dampak. Prosedur ini menormalkan hasil

indikator dengan membagi dengan nilai referensi yang dipilih (Putri, H.P., 2017).

Normalization factor dari 3 impact di atas adalah sebagai berikut:

Tabel 4.9 Normalizatin Factor

Impact Assessment Unit Characterization

Factor

Global Warming ton CO2eq 8,7

Ozone Depletation kg CFC-11eq

0,2

Human Toxicity Air m3

9,18E+09

Sumber: (Putri, H.P., 2017

4.4.4 Weighting dan Single Score

Weighting score merupakan proses yang memberikan bobot terhadap

kategori dampak yang berbeda berdasarkan kepentingan peneliti. Single score

merupakan hasil dari weighting score yang berdasarkan proses kegiatan. Nilai

Page 49: TUGAS AKHIR PENERAPAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) …

37

weighting dan single score didapatkan dari nilai normalization dikalikan dengan

characterization factor masing–masing impact sehingga dihasilkan dalam satuan

yang sama, yakni satuan single score (Pt). Pt adalah perwakilan satu per seribu

beban lingkungan penduduk Eropa (Putri, H.P., 2017).

Tabel 4.10 Weighting Factor

Impact Assessment Unit Characterization

Factor

Global Warming ton CO2eq 1,3

Ozone Depletation kg CFC-11eq

23

Human Toxicity Air m3

1,1

Sumber: (Putri, H.P., 2017)

4.5 Hasil Life Cycle Impact Assessment (LCIA)

4.5.1 Proses Pengupasan Singkong

Pada proses pengupasan singkong tidak terjadi dampak dari energi dan

emisi yang dihasilkannya karena energi yang dipakai tenaga manusia dan tidak

mempunyai emisi.

4.5.2 Proses Pencucian Singkong

4.5.2.1 Analisis Characterization

Analisis characterization pada proses pencucian singkong dapat dilihat pada

Gambar 4.3

Gambar 4.3 Diagram Characterization Pencucian Singkong

Page 50: TUGAS AKHIR PENERAPAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) …

38

Dari data dan gambar di atas dapat dilihat bahwa listrik memberikan

dampak terhadap lingkungan. Pada impact global warming penggunaan listrik

memberikan kontribusi yang besar. Pemakaian air memberikan dampak yang

besar pada impact ozone depletation. Sedangkan pada impact human toxicity air

dan impact human toxicity water penggunaan listrik yang memberikan kontribusi

terbesar.

4.5.2.2 Analisis Normalization

Analisis normalization pada proses pencucian singkong dapat dilihat pada

Tabel 4.11 dan Gambar 4.4

Tabel 4.11 Analisis Normalization Pencucian Singkong

Impact

Input

unit Listrik Pemakaian air

Global

Warming

3.4e-4 6,24E-7 Kg CO2 eq

Ozone

Depletation

0 1e-4 Kg CFC11 eq

Human Toxicity

Air

1,5e-4 0 m³

Human Toxicity

Water

1e-4 0 m³

Gambar 4.4 Diagram Normalization Pencucian Singkong

Dari diagram di atas dapat diketahui bahwa global warming memberikan

dampak yang paling besar dibandingkan kategori impact ozone depletation impact

human toxicity air dan impact human toxicity water.

Page 51: TUGAS AKHIR PENERAPAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) …

39

4.5.2.3 Analisis Weighting dan Single Score

Analisis weighting dan single score pada proses pencucian dapat dilihat pada

Tabel 4.12 Gambar 4.5 dan Gambar 4.6.

Tabel 4.12 Analisis Weighting dan Single Score Pencucian

Impact Unit

Input

Penggunaan

air

Listrik

Global Warming µPt 0 164

Ozone Depletation µPt 0 0,01

Human Toxicity

Air

µPt 0 0,02

Human Toxicity

Water

µPt 0 0

Gambar 4.5 Diagram Weighting Pencucian

Dari diagram weighting di atas dapat diketahui bahwa impact global

warming merupakan impact yang paling besar yang dihasilkan pada proses

pencucian yang berasal dari energi listrik.

Gambar 4.6 Diagram Single Score Pencucian

Page 52: TUGAS AKHIR PENERAPAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) …

40

Dari diagram di atas dapat diketahui pemakaian listrik memberikan impact

yang paling besar dan kategori dampak yang paling besar yaitu global warming.

4.5.3 Proses Pemotongan Singkong

4.5.3.1 Analisis Characterization’

Analisis characterization pada proses pemotongan dapat dilihat pada

Gambar 4.7.

Gambar 4.7 Diagram Characterization Pemotongan Singkong

Dari data dan gambar di atas dapat dilihat bahwa listrik memberikan

dampak terhadap lingkungan. Pada impact global warming penggunaan listrik

memberikan kontribusi yang besar. Pada bahan baku singkong memberikan

dampak yang besar pada impact ozone depletation. Sedangkan pada impact

human toxicity air dan impact human toxicity water bahan baku singkong yang

memberikan kontribusi terbesar dikarenakan bahan baku singkong faktor

pengangkutan bahan dan proses penanaman.

4.5.3.2 Analisis Normalization

Analisis normalization pada proses pemotongan singkong dapat dilihat

pada Gambar 4.8.

Page 53: TUGAS AKHIR PENERAPAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) …

41

Gambar 4.8 Diagram Normalization Pemotongan

Dari diagram di atas dapat diketahui bahwa global warming dari energi

listrik memberikan dampak yang paling besar dibandingkan kategori impact

ozone depletation, impact human toxicity air dan impact human toxicity water.

4.5.3.3 Analisis Weighting dan Single Score

Analisis weighting dan single score pada proses pemotongan dapat dilihat

pada Tabel 4.13, Gambar 4.9 dan Gambar 4.10.

Tabel 4.13 Analisis Weighting dan Single Score Pemotongan

Impact Unit

Input

Singkong Listrik

Global Warming µPt 8 152

Ozone

Depletation

µPt 10 0

Human Toxicity

Air

µPt 1 1

Human Toxicity

Water

µPt 1 1

Gambar 4.9 Diagram Weighting Pemotongan

Page 54: TUGAS AKHIR PENERAPAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) …

42

Gambar 4.10 Diagram Single Score Pengisian

Dari diagram di atas dapat diketahui pemakaian listrik memberikan impact

yang paling besar dan kategori dampak yang paling besar yaitu global warming.

4.5.4 Proses Penggorengan

4.5.4.1 Analisis Characterization

Analisis characterization pada proses pengorenggan dapat dilihat pada

Gambar 4.11.

Gambar 4.11 Diagram Characterization Penggorengan

Dari diagram pada proses penggorengan terjadi dampak yang paling besar

di global warming sementara pada impact ozone deplation karena disebabkan oleh

emisi minyak penggorengannya.

4.5.4.2 Analisis Normalization

Analisis normalization pada proses penggorengan dapat dilihat pada Tabel

4.14 dan Gambar 4.12.

Page 55: TUGAS AKHIR PENERAPAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) …

43

Tabel 4.14 Analisis Normalization Penggorengan

Impact

Input

Unit

Penggorengan Crude oil gas

Global Warming 2,4e-5 1e-7 2e-6 Kg CO2 eq

Ozone Depletation 0 1e-7 0 Kg CFC11 eq

Human Toxicity Air 3,8E-7 1e-8 0 m³

Human Toxicity

Water 0 1,8e-7 2e-6 m³

Gambar 4.12 Diagram Normalization Penggorengan

Pada diagram terlihat emisi dari penggorengan menyumbang andil terbesar

pada impact Human Toxicity Air.

4.5.4.3 Analisis Weighting dan Single Score

Analisis weighting dan single score pada proses penggorengan dapat

dilihat pada Tabel 4.15, Gambar 4.13 dan Gambar 4.14

Tabel 4.15 Analisis Weighting dan Single Score Penggorengan

Impact Unit

Input

penggorengan Crude oil gas

Global

Warming Pt 25 0,01 3

Ozone

Depletation Pt 0 2 0

Human

Toxicity Air Pt 39 0,003 0,002

Human

Toxicity

Water

Pt 0 3 0,5

Page 56: TUGAS AKHIR PENERAPAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) …

44

Gambar 4.13 Grafik Weighting Penggorengan

Gambar 4.14 Grafik Single Score Penggorengan

Dari diagram di atas dapat diketahui proses penggorengan memberikan

impact yang paling besar dan kategori dampak yang paling besar yaitu global

warming. Emisi dari minyak memberikan dampak paling besar pada Human

Toxicity water.

4.6 Interpretasi Data

4.6.1 Analisis Kontribusi

Dalam Melakukan Interpretasi Data Perlu Dilakukan Analisis Kontribusi,

Dimana Analisis kontribusi menunjukkan kategori dampak yang memberikan

kontribusi paling besar terhadap lingkungan. Berikut diagram secara keseluruhan

proses pembuatan keripik sanjai tawar yang dilihat hanya dari segi energi yang

dipakai dan emisi yang dihasilkannya.

Page 57: TUGAS AKHIR PENERAPAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) …

45

Gambar 4.15 Diagram keseluruhan proses pembuatan keripik

Berdasarkan diagram dampak global warming paling tinggi dihasilkan

pada proses pencucian singkong dimana disini pemakaian listrik yang besar.

Dampak Ozone Deplation terbesar dihasilkan pada proses pemotongan singkong

dampak ini dihasilkan pada bahan baku singkong tersebut. Pada software bahan

baku singkong juga melihat dari proses pembibitan hingga pengangkutan

singkong, tetapi pada tugas akhir ini penulis membatasi hanya pada proses

pembuatan keripik saja. Dampak pada Human Toxicity Air dan Human Toxicity

Water terdapat pada proses penggorengan dimana terdapat emisi yang dihasilkan

dari minyak dan energi dari gas, sehingga sewaktu menggoreng terdapat emisi. .

Karbon dioksida salah satu penyumbang global warming dimana

karbondioksida memiliki sifat dapat mengabsorbsi sinar infra merah yang sampai

di bumi, sehingga menyebabkan pemanasan global. Menurut perkiraan ahli

lingkungan, dalam waktu 500 tahun akan terjadi kenaikan suhu sebesar 22oC.

Kenaikan suhu akan mencairkan es di kutub, menaikkan permukaan air laut, dan

mengurangi luas daratan di bumi yang disebut sebagai efek rumah kaca. Kondisi

tersebut akan meningkatkan kemungkinan timbulnya kanker kulit pada manusia,

mempercepat pertumbuhan tanaman, menurunkan pH badan air, dan

mempengaruhi suhu serta kadar garam air laut. Semua faktor tersebut akan

mengganggu keseimbangan ekologi dan kesehatan manusia (Aziz, R, 2005).

4.6.2 Analisis Komparasi

Analisis komparasi bertujuan untuk membandingkan antar proses produksi,

sehingga bisa diketahui proses produksi yang menghasilkan dampak paling besar.

Berdasarkan data yang terdapat pada Gambar 4.15 dapat diketahui bahawa proses

produksi yang memberikan dampak paling besar yaitu proses pencucian. Hal ini

Page 58: TUGAS AKHIR PENERAPAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) …

46

disebakan karena besarnya daya listrik yang dibutuhkan untuk mencuci dengan

air. Pada proses penggorengan terjadi impact yang paling besar pada impact

Human Toxicity Air, hal ini disebakan sewaktu terjadi proses penggorengan

menghasilkan emisi dan berdampak pada udara di sekitar.

4.6.3 Upaya Perbaikan

Upaya perbaikan yang disarankan untuk mengurangi dampak Global

Warming yang terjadi pada proses pencucian yaitu dengan memperkecil

pemakaian air dan menurunkan daya pompa air. Pada dampak human toxicity Air

upaya perbaikan dilakukan pada penurunan pemakaian minyak dan gas. Upaya ini

dilakukan dengan skenario sebagai berikut:

Tabel 4.16 Skenario Upaya Perbaikan

Proses Pencucian Proses Penggorengan

Data di

Lapangan Skenario

Data di

Lapangan Skenario

Listrik 0,375 kwh 0,275 kwh

Minyak 18 kg 18 kg 17.5 kg

Dari data tabel 4.16 diolah pada Software Simapro dan didapatkan penurunan

pada kategori dampak seperti gambar 4.17 berikut :

Gambar 4.17 Diagram keseluruhan dengan skenario data

Pada gambar 4.17 terjadi penurunan impact global warming dan human

toxicity air pada gambar 4.16 impact Global Warming pada proses pencucian

sebanyak 68 % dan terjad penurunan dengan memakai skenario sebanyak 7 %.

Dan pada impact human toxicity air terjadi penurunan sebanyak 2 %.

Page 59: TUGAS AKHIR PENERAPAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) …

47

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Daur hidup proses produksi keripik sanjai yaitu perolehan bahan baku, pengkuliti

singkong, pencucian, penggorengan dan pengemasan keripik sanjai.

2. Dampak yang ditimbulkan dalam proses produksi keripik sanjai dilihat dari limbah

pencucian singkong dan energi atau daya listrik yang digunakan karena komponen

yang digunakan dalam proses pencucian dan pemotongan.

3. Senyawa yang paling banyak dihasilkan pada proses pencucian dan pemotongan

keripik sanjai yaitu CO2 senyawa ini berperan dalam pemanasan global.

5.2 Saran

1. Kepada industri kecil dan menengah yang sedang dan akan berkembang

diharapkan lebih peduli dan mau mengkaji terkait dengan daur hidup produk

yang dihasilkan oleh industrinya. Sehingga bisa menjadikan industrinya

menjasi industri yang sadar dan ramah lingkungan.

2. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan menganalisa seluruh rangkaian dari

proses pembuatan keripik sanjai.

3. Pemerintah dan dinas terkait diharapakan dapat melakukan pengkajian lebih

lanjut tentang penilain daur hidup sehingga dapat menerpakan kajian ini

pada semua industri, sehingga industri yang ada bisa menjadi industri yang

sadar dan ramah lingkungan.

Page 60: TUGAS AKHIR PENERAPAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) …

48

DAFTAR PUSTAKA

Andesna Yosi, dkk.2019. Pengaruh Penambahan Ekstrak Daun Pandan Dan

Daun Suji Terhadap Kualitas Keripik Sanjai Lado Hijau. FPP

Universitas Negeri Padang.

Bagaswara MEA, dkk.2017 Analisis dan Rekayasa Proses Produksi untuk

Mengendalikan Environmental Impact Menggunakan Metode LCA.

Universitas Ma Chung.

International Oraganization for Standardization. 1997. ISO 14040

Environmental Management-Life Cycle Assessment. Switzerland.

ISO 14040. (2006) Environmental Management – Life Cycle Assessment –

Principles and Framework. Geneva: ISO .

Nisa, F., A. Tunggul Sutan Haji, Bambang Suharto, dan Sukrisno Widyotomo,

2015, Penentuan Tingkat Eko-efisiensi Proses Produksi Biji Kakao

Menggunakan Life Cycle Assessment Pada Unit Produksi di Pusat

Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. Jurnal Sumberdaya Alam dan

Lingkungan, pp 32-39, Teknik Lingkungan.

Windrianto Y,dkk.2016. Pengukuran Tingkat Eko-Efisiensi Menggunakan

Metode Life Cycle Assessment (Lca) Untuk Menciptakan Produksi Batik

Yang Efisien Dan Ramah Lingkungan (Studi Kasus di UKM Sri

Kuncoro Bantul). Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran”

Yogyakarta.

Putri, H.P., 2017 Life Cycle Asessment (LCA) Emisi pada Proses Produksi

Bahan Bakar

Minyak (BBM) Jenis Bensin dengan Pendekatan Metode Analytical

Hierarchy

Process.Tugas Akhir.Institute Teknologi Sepuluh November.

Desy Itawati, dkk. Pengukuran Faktor Emisi Partikel Ultrafine dari Asap

Hasil Pemanasan Minyak Goreng. Jurusan Fisika. Universitas Brawijaya

Fandeli Chafid, 2012. Studi Optimalisasi Sequestrasi Karbon Diokssa (CO2)

Berbasis Rumah Tangga. Jurnal Fakultas Geografi Universitas Gajah

Mada

Keputusan Kementerian Lingkungan Hidup No. Kep5-1/Menlh/10/1995