ii tugas
DESCRIPTION
ssdTRANSCRIPT
II.8. Kegiatan penambangan di Tambang Banko Barat pit 3 Barat
Kegiatan penambangan pada Pit-3 Barat adalah menggunakan metode kombinasi
shovel and truck. Aktifitas panambangannya meliputi kegiatan land clearing, pengupasan
lapisan penutup (top soil), penggaruan (ripping), pemuatan (loading), pengangkutan
(hauling), penimbunan disposal (dumping), ripping Batubara, loading batubara, hauling
batubara, dumping batubara. Dalam pembahasan ini dijelaskan mengenai kegiatan
penambangan di Banko Barat yang menggunakan metode kombinasi shovel and truck.
Pada proses penambangan, penggalian batubara dilakukan dengan menggunakan alat
angkut dump truck Carterpillar 773E sedangkan untuk mengangkut batubara
menggunakan alat angkut dump truck SCANIA P 420. Adapun
Gambar 2.9
Foto Kegiatan Penambangan Shovel-Truck
Secara umum kegiatan penambangan Tambang Banko Barat Pit 3 Barat dibagi dalam
beberapa tahap, yaitu sebagai berikut:
1. Pembersihan Lahan (Land Clearing)
Pembersihan lahan (land clearing) dilakukan untuk membersihkan semak-
semak, pohon-pohon, dan menyingkirkan material yang akan menghalangi kegiatan
penambangan. Dalam proses land clearing ini, penambangan Banko Barat ini
menggunakan bulldozer D8R.
i. Lahan yang akan di Land Clearing terlebih dahulu telah di survey dan
bebas dari kemungkinan sengketa karena belum diselesaikan proses tanam
tumbuh.
ii. Apabila terdapat pohon dengan diamter > 30 cm dan kuantitas pohon
cukup banyak maka disarankan menggunakan fasilitas chain saw terlebih
dahulu.
iii. Apabila telah selsai proses penebangan pohon dengan chain saw
selanjutnya digunakan bulldozer untuk tahap final land clearing.
iv. Dalam proses land clearing, bulldozer tidak diperbolehkan memotong
tanah terlalu dalam yang akan mengakibatkan berkurangnya lapisan top
soil.
v. Material (pohon dan sejenisnya) yang di land clearing sedapat mungkin
harus dikumpulkan ke dalam satu tempat untuk memudahkan proses
pemindahan.
vi. Luas area yang di land clearing harus mematuhi batas yang telah di
keluarkan dalam boundary design yang dikeluarkan departemen
perencanaan.
2. Perintisan (Pioneering)
Kegiatan pioneering yang merupakan kegiatan lanjutan dari land clearing
berupa pembuatan jalan angkut dan meratakan front kerja alat-alat mekanis leluasa
beroperasi. Biasanya alat mekanis yang digunakan adalah bulldozer CAT D9R. Proses
pembukaan jalan di tambang, yaitu dengan melakukan penggalian lapisan tanah humus
yang berada pada lapisan paling atas. Tanah humus ini sengaja dipisahkan pada
disposal tersendiri guna disimpan dan akan ditabur kembali pada saat reklamasi.
(Gambar 2.10).
Gambar 2.10. Bulldozer D9R
3. Pembongkaran (loosening)
Pembongkaran (ripping) merupakan proses pemberaian lapisan tanah penutup,
batuan induk yang menutupi batubara dan juga lapisan batubara sehingga alat muat
atau excavator mudah untuk melakukan kegiatan loading. Untuk lebih jelas lihat
(Gambar 2.11.)
Gambar 2.11. Bulldozer Catterpillar D9R yang Beroperasi di Paket 09-218
Proses pembongkaran pada Tambang Banko Barat Pit-3 Barat-extension
dilakukan dengan menggunakan alat mekanis yaitu bulldozer CAT D9R. Berikut
adalah gambar bulldozer Caterpillar D9R
4. Penggalian (digging) dan Pemuatan (loading)
Alat gali muat yang digunakan pada Tambang Banko Barat Pit 3 Barat-extension ini
yaitu hydraulic excavator Caterpillar 385 C untuk kegiatan penggalian dan pemuatan
overburden dan hydarulic excavator Caterpilar 345 C untuk kegiatan penggalian dan
pemuatan batubara. (Gambar Backhoe Caterpilar 385)
Gambar 2.10. Excavator Backhoe Caterpillar 385
Kegiatan penggalianmerupakan kegiatan pemecahan atau pemberantaian material
(yang telah di bongkar oleh ripping ataupun yang belum) baik lapisan tanah penutup
(overburden) ataupun batubara agar mudah untuk dimuat dan diangkut ke dumping
area (baik ke inside dump, outside dump, temporary stockpile maupun dump hopper)
sesuai dengan kebutuhan. Sedangkan kegiatan pemuatan (loading) adalah suatu proses
pengisian batubara maupun tanah penutup yang sudah terberai dan terpisah dari batuan
induknya ke dalam alat angkut. Untuk kegiatan pemuatan material lihat ( Gambar)
5. Pengangkutan (Hauling)
Kegiatan ini adalah suatu proses pemindahan batubara maupun overburden dari
loading point menuju area penimbunan disposal (untuk overburden) dan stockpile
(untuk batubara) dengan menggunakan alat angkut dump truck. Dump truck yang
digunakan dalam proses pengangkutan overburden dan top soil pada Tambang
Banko Barat adalah Dump Truck HD Caterpillar 773F. Sedangkan untuk
pengangkutan batubara dilakukan dengan menggunakan Dump Truck Scania
P420 menuju temporary stockpile atau lansung menuuju dump hopper yang
lansung ditimbang dan dibawa ke stockpile dan selanjutnya langsung dimuat ke
kereta api. Lebih lengkapnya di tunjukan pada gambar
(a)
(b)
Gambar 2.11. : (a) Pengangkutan Batubara (b) Pengangkutan Overburden
6. Penimbunan (Dumping)
Kegiatan penimbunan (dumping) merupakan kegiatan untuk meletakan material
baik lapisan penutup (overburden) maupun batubara ke area penimbunan yang
telah di tetapkan. Area penimbunan disposal untuk overburden pada Tambang
Banko Barat Pit 3 barat-extension berjarak 2-2,5 kilometer dari front
penambangan, saat ini penimbunan berada di Pit 3 Barat karena lokasi Pit 3 Barat
sudah final dan akan di reklamasi.
Area penimbunan batubara sementara (temporary stockpile) Tambang Banko
Barat Pit 3 Barat untuk batubara berjarak kurang lebih 2 kilometer dari front
penambangan batubara. Untuk jelasnya dapat dilihat pada Gambar
Gambar 2.12
Kegiatan Penimbunan Overburden
Area penimbunan dump hopper berjarak kurang lebih 1,4 km dari area
penambangan batubara Tambang Banko Barat Pit 3 Barat. Area penimbunan
batubara ini disebut dengan TLS 3 (Train Loading Station 3 ) dari keseluruhan
tambang yang ada di UPTE. Untuk sistem dumping batubara. Scania P420
mencurahkan batubaranya ke jalur berongga yang akan lansung masuk ke feeder
breaker.
Pada area penimbunan ini, batubara langsung dimasukan ke alat peremuk dan di
timbang dengan precision weight scale lalu melewati metal detector dan magnetic
separator lalu di curahkan kembali ke dalam kereta api yang akan lansung dibawa
ke Tarahan ataupun Tanjung Siapi-Api.
Sering kali dump hopper ini mengalami kerusakan karena bongkah-bongkah
batubara yang relatif besar dan sering juga adanya batu sisipan yang berupa
batubara yang relatif besar dan sering juga adanya batu sisipan yang berupa
batubara yang biasanya silikaan (batu pack) yang masuk. Sehingga bila sedang
mengalami keruskan maka dapat menghambat. Batu Pack berwarna seperti
batubara namun memiliki densitas yang relatif besar.
1. Pemasaran Batubara
Batubara yang berasal dari front penambangan, kemudian di dumping ke dump
hopper yang kemudian akan jatuh ke coal conveyor (CC) I dan II, kemudian diteruskan
ke CC III dan akhirnya menuju stockpile. Dari stockpile batubara dimasukkan ke dalam
vibrating hopper feeder (VHF), lalu dibawa menggunakan CC IV, CC V, dan CC VI
menuju ke Train Loading Station (TLS). Di TLS ini, batubara lalu diangkut
menggunakan babaranjang untuk kemudian dibawa menuju dermaga di Kertapati dan
Tarahan. Pemasaran batubara ini lebih banyak untuk konsumsi dalam negeri antara lain
PLTU Suralaya, PLTU Tanjung Enim, PT Timah, dan PT Semen Baturaja. Selain itu,
sebagian kecil batubara dari PT BA ini diekspor ke Cina dan Jepang.
8. Perawatan Jalan
Pada Proses perawatan jalan alat yang digunakan adalah grader jenis GD 825
(Gambar 2.13) untuk scraping jalan agar kegiatan penambangan dapat berjalan optimal
dan dilakukan penyiraman oleh Scania dengan kapasitas 18.000 liter untuk kegiatan
penyiraman jalan.
Gambar 2.13
Kegiatan Scrapping
9. Reklamasi
Tahap akhir dalam operasi pertambangan adalah reklamasi. Proses
penutupan tambang dan recontouring, revegetasi, dan mengembalikan air dan pemulihan
permukaan tanah. Pemulihan permukaan tanah dapat dilakukan dengan menutup kembali
lahan yang telah ditambang dengan tanah penutup (overburden), lalu bagian atasnya
ditutup kembali dengan top soil. Setelah itu tanah bisa ditanami kembali dan dilakukan
penghijauan.
Reklamasi yang ada di PT. Batubara Bukit Asam telah dilakukan dengan baik
sehingga dapat memperbaiki tanah yang telah ditambang serta fungsi tanah dapat kembali
lagi. Tumbuh – tumbuhan yang telah ditanam yaitu pohon akasia dan pohon kayu putih
(Gambar 2.14).
Gambar 2.14
Reklamasi di PT. Bukit Asam