ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/wakaf produktif untuk pendidikan... ·...

264

Upload: tranxuyen

Post on 03-Mar-2019

286 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,
Page 2: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

ii

Page 3: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,
Page 4: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

iv

Perpustakaan Nasional: Katalog dalam Terbitan (KDT)

ISBN: 978-602-0850-60-3

@ Hak cipta Dilindungi oleh undang-undang

Memfotocopy atau memperbanyak dengan cara apapun sebagian atau seluruhnya isi buku ini tanpa seiizin penerbit adalah tindakan tidak bermoral dan melawan hukum

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan: Model Pengelolaan Wakaf Produktif Al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

Anggota IKAPI DIY

Dicetak oleh:

CV. Idea Sejahtera Yogyakarta

Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon, Bantul Yogyakarta, Telp. 0274-6466541, 0817263952

Email: [email protected]

Layout: A. Mubarak

Cetakan I: Agustus 2016Penerbit: Idea Press Yogyakarta

Penulis: Dr. H. Abdurrohman Kasdi, Lc, M.SiEditor: Dr. Umma Farida

Desain sampul: Fathurroji

I. Fikih Wakaf 2. Studi Islam

I. Judul II. Dr. H. Abdurrohman Kasdi, Lc, M.Si

Dr. H. Abdurrohman Kasdi, Lc, M.Si

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan: Model Pengelolaan Wakaf Produktif Al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir, Dr. H. Abdurrohman Kasdi, Lc, M.Si ---- cet. 1. ----- Yogyakarta: Idea Press Yogyakarta, 2015x vi+ 248 hlm, 15.5 cm x 23.5 cm

Page 5: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

v

KATA PENGANTARPROF. DR. KH. MUHAMMAD THOLHAH HASAN

Menteri Agama Ketua Badan Wakaf Indonesia (2007-2014)

Wakaf merupakan pilar penyangga bagi tegaknya institusi-institusi sosial-keagamaan masyarakat

muslim selama berabad-abad. Hal itu dilakukan melalui penyediaan dana dan sarana pendukung bagi kegiatan-kegiatan ritual keagamaan, pendidikan, pengembangan ilmu pengetahuan, seni dan budaya. Bahkan apabila dikelola secara produktif, wakaf akan mampu menjalankan fungsi yeng lebih lagi, misalnya penyediaan sarana umum, seperti jalan, jembatan, air minum, taman-taman kota, tempat pemandian umum, dan sebagainya. Tujuan-tujuan dari wakaf ini sejalan dengan paradigma kemaslahatan yang menjadi orientasi dari syariat Islam.

Dengan disahkannya Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf dan Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2006 tentang pelaksanaan Undang-undang No. 41 Tahun 2004, ruang gerak pengembangan wakaf semakin luas. Juga telah dikeluarkan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang kebolehan wakaf uang pada bulan mei 2002 sebagai bukti bentuk dukungan pemerintah, DPR, Ulama dan masyarakat Indonesia terhadap pentingnya memberdayakan aset wakaf. Hal ini sebagai langkah strategis pembangunan umat, bangsa dan Negara Indonesia. Untuk itu, dalam konteks berikutnya Peran Badan Wakaf Indonesia (BWI) dan partisipasi masyarakat untuk berwakaf dan pengelolaan wakaf oleh nadzir (pengelola Wakaf)

Page 6: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

vi

secara produktif, amanah, professional dan transparan tentunya menjadi faktor utama yang diharapkan untuk terwujudnya pemberdayaan umat Islam.

Keutamaan dan manfaat wakaf sangat besar bagi kehidupan masyarakat dan peningkatan taraf hidup serta kesejahteraan dalam berbangsa dan bernegara. Jika wakaf didayagunakan dengan baik dan benar maka kesejahteraan umat bukanlah sesuatu yang muhal. Di Indonesia aset wakaf terbilang besar. Berdasarkan data yang dihimpun Direktorat Pemberdayaan Wakaf Departemen Agama Republik Indonesia, sampai dengan 2009 aset tanah wakaf yang terdata di seluruh wilayah Indonesia terletak pada 367,438 lokasi dengan luas 2.719.854.759,72 meter persegi. Dari total jumlah tersebut, 75 % di antaranya sudah bersertifikat wakaf dan 10 % memiliki potensi ekonomi tinggi (Direktorat Pemberdayaan Wakaf Depag RI, 2009).

Demikian juga, wakaf produktif sudah menjadi paradigma utama dalam mengelola aset di seluruh dunia. Sebut saja Mesir, Aljazair, Sudan, Kuwait, dan Turki, mereka jauh-jauh hari sudah mengelola wakaf ke arah produktif. Sebagai contoh, di Sudan, Badan Wakaf Sudan mengola aset wakaf yang tidak produktif dengan mendirikan Bank Wakaf. Lembaga keuangan ini digunakan untuk membantu proyek pengembangan wakaf, mendirikan perusahaan bisnis dan industri. Contoh lain, untuk mengembangkan produktifitas aset wakaf, pemerintah Turki mendirikan Waqf Bank and Finance Corporation. Lembaga ini secara khusus untuk memobilisasi sumber wakaf dan membiayai berbagai jenis proyek joint venture.

Di antara pemberdayaan wakaf yang sangat potensial adalah wakaf untuk pendidikan. Peran wakaf dalam pengembangan pendidikan, dalam sejarah Islam dapat dilacak dengan jelas mulai tanggal 29 Jumadil Ula 359 H (970 M), dengan berdirinya al-Azhar di Mesir. Lembaga ini besar dan berkembang karena terletak pada wakafnya yang teramat besar, dan hasilnya dimanfaatkan untuk pendidikan. Wakaf tanah, gedung dan lahan pertanian, dikelola secara produktif yang dikembangkan untuk membiayai sektor pendidikan, mulai

Page 7: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

vii

dari Lembaga Pendidikan Dasar dan Menengah (Al-Ma‘ahid al-Azhariyah) sampai Universitas (Jami‘ah al-Azhar), dan Universitasnya pun tersebar di hampir setiap propinsi yang ada di Mesir.

Dengan wakaf produktif al-Azhar berkembang lebih dari sekedar universitas, melainkan juga merupakan lembaga pendidikan terbesar di Mesir dan di dunia Islam, yang mencakup bidang keagamaan, pendidikan, dakwah dan sosial. Dengan sejarahnya yang begitu panjang dan institusi yang relatif lengkap seperti itu, al-Azhar memainkan peran penting di dunia Muslim. Ibarat sebuah tanaman, al-Azhar adalah pohon yang akarnya menancap kuat di bumi, sedangkan batangnya menjulang tinggi. Adapun daun-daun dan buahnya terlihat segar. Al-Azhar begitu subur melahirkan ulama yang namanya dikenang sepanjang masa, yang senantiasa menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk senantiasa berkarya, baik dalam konteks keumatan maupun kebangsaan.

Buku yang ditulis oleh saudara Abdurrohman Kasdi ini sangat menarik, dilihat dari beberapa sudut pandang; pertama, buku ini ditulis oleh orang yang betul-betul ahli dalam bidang wakaf. Saya telah membimbing Penulis (Sebagai Promotor) dalam menyelesaikan Pendidikan S3 (Doktor) Konsentrasi Wakaf di UIN Walisongo Semarang dan menyelesaikan dengan predikat Summa Cumlaude dan menjadi Doktor terbaik Tahun Akademik 2011/2012. Kedua, buku ini membidik keilmuan wakaf yang dikembangkan dalam wakaf produktif dan dikemas dengan memotret perannya dalam pendidikan, khususnya di Al-Azhar Mesir, yang notabene menjadi kiblat bagi Pendidikan Islam. Ketiga, penulis melakukan penelitian langsung ke Al-Azhar Mesir dan mencari data langsung di lapangan, sehingga menjadikan data dalam buku ini semakin lengkap. Keempat, penulis juga membahas tentang relevansi pengelolaan wakaf produktif al-Azhar untuk diterapkan di Indonesia.

Khusus untuk poin keempat ini penting, karena keberhasilan al-Azhar dalam mengelola wakaf produktif untuk pendidikan ini, telah memberikan inspirasi lahirnya Badan

Page 8: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

viii

Wakaf Perguruan Tinggi di Indonesia. Dewasa ini terdapat beberapa wakaf pendidikan yang cukup berhasil di tanah air, di antaranya adalah Badan Wakaf Universitas Islam Indonesia (BWUII), Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung (YBWSA), Badan Wakaf Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, Badan Wakaf Pondok Modern Gontor dan Badan Wakaf Pendidikan lainnya.

Akhirnya, saya mengapresiasi penerbitan buku ini. Semoga hadirnya buku ini menambah wawasan pembaca dan memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu, terutama pengembangan keilmuan wakaf.

Jakarta, Nopember 2015

Page 9: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

ix

KATA PENGANTAR PENULIS

Wakaf produktif sebagai mainstream pembentukan keadilan sosial dan kesejahteraan umat Islam perlu diberdayakan

dengan menggali sejumlah potensinya untuk menciptakan keadilan ekonomi, mengurangi kemiskinan, mengembangkan sistem jaminan sosial, menyediakan layanan kesehatan, dan mengembangkan pendidikan. Karena itu, wakaf merupakan pranata keagamaan yang memiliki keterkaitan langsung secara fungsional dengan upaya pemecahan masalah sosial dan pendidikan.

Di antara pemanfaatan hasil wakaf produktif yang paling banyak pengaruhnya adalah pemberdayaan wakaf produktif untuk pengembangan pendidikan. Sedangkan lembaga pendidikan yang telah menerapkan model pemberdayaan ini antara lain adalah al-Azhar. Al-Azhar merupakan lembaga pendidikan yang mampu membiayai operasional pendidikannya tanpa bergantung pada pemerintah maupun pembayaran siswa dan mahasiswanya. Al-Azhar bahkan mampu memberikan beasiswa kepada jutaan mahasiswa dari seluruh penjuru dunia. Muncul pertanyaan, bagaimana al-Azhar bisa besar, mampu bertahan berabad-abad lamanya, dan memberikan beasiswa kepada jutaan mahasiswa dari seluruh penjuru dunia selama berabad-abad? Pertanyaan ini mengemuka karena al-Azhar bukanlah lembaga yang full profit oriented. Ia merupakan lembaga pendidikan yang bercorak sosial.

Lembaga yang berdiri pada tanggal 29 Jumadil Ula 359 H (970 M) ini besar dan berkembang karena terletak pada

Page 10: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

x

wakafnya yang sangat besar. Dengan wakaf tersebut, al-Azhar yang telah berusia lebih dari seribu tahun itu mampu menjadi pioneer pendidikan di dunia Islam. Menurut Ibnu Jabir dalam kunjungannya ke negara-negara Timur Tengah, seperti yang pernah dia saksikan di al-Azhar dan dikutip oleh Munz \ir Qah }af, pembinaan mahasiswa dan pelajar mendapat perhatian yang sangat besar. Mereka merasakan peranan wakaf produktif dalam membangun asrama pelajar, pendidikan gratis dan pemberian beasiswa, di samping pembinaan secara khusus yang diberikan oleh ulama-ulama terkemuka. Bahkan para pelajar dari negara lain diundang dan didatangkan untuk belajar di al-Azhar.

Al-Azhar merupakan salah satu Badan Wakaf dan lembaga filantropi Islam yang berbasis di perguruan tinggi. Sejak berdirinya, al-Azhar memposisikan sebagai lembaga pendidikan yang memanfaatkan aset wakaf dan dikelola secara produktif. Bahkan dari waktu ke waktu eksistensinya semakin kuat dan menjadi lembaga pendidikan terdepan yang kemudian ditiru oleh lembaga-lembaga pendidikan besar di Amerika dan Inggris (Fanani, 2007: 176). Walaupun terjadi krisis dalam perekonomian dunia dan pemerintahan Mesir silih berganti, al-Azhar tetap memainkan peran yang signifikan sebagai lembaga pendidikan yang mandiri berkat wakaf produktifnya.

Aktivitas wakaf digalakkan untuk memberikan pelayanan yang maksimal terhadap setiap kelompok yang ada di dalam al-Azhar. Abdurrah}man Katakhda (1742 M), salah satu khalifah Daulah Us\maniyah memompa keteladanan bagi para penguasa dan dermawan untuk memberikan wakaf kepada al-Azhar. Mereka berlomba-lomba untuk memberikan donasi dan pelayanan yang terbaik untuk mengembangkan pendidikan di al-Azhar. Bagi mereka, membantu pengembangan al-Azhar merupakan sebuah kebanggaan tersendiri, karena siapa pun yang membantu al-Azhar berarti sedang membantu lahirnya generasi Muslim di dunia.

Tradisi pemberian wakaf pada al-Azhar menjadi kunci bagi kelestarian lembaga pendidikan Islam ini. Harta wakaf

Page 11: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

xi

tersebut diproduktifkan dan pernah mencapai sepertiga dari kekayaan Mesir pada awal abad ke-19. Dari harta wakaf inilah roda perjalanan al-Azhar bisa terus berputar, termasuk memberikan beasiswa, asrama, menggaji guru, dosen dan pegawai, serta pengiriman utusan al-Azhar ke berbagai penjuru dunia. Bahkan dengan harta wakaf yang diproduktifkan tersebut, al-Azhar bisa mendirikan cabang-cabang madrasah dan universitas di beberapa propinsi Mesir di luar Cairo.

Hasil wakaf diperoleh dari keuntungan pengelolaan harta wakaf secara produktif, baik harta yang tidak bergerak seperti tanah, apartemen, pemukiman penduduk, gedung rumah sakit, fasilitas universitas, dan bangunan lainnya maupun yang bergerak seperti kendaraan, buku dan fasilitas lainnya. Hasil wakaf lain adalah keuntungan finansial dari unit-unit usaha dan rumah sakit yang didirikan oleh al-Azhar. Sebagian dari hasil wakaf itu dipakai untuk membiayai kebutuhan-kebutuhan perkantoran yang terkait dengan wakaf, untuk membiayai operasional al-Azhar, serta untuk membiayai program-program pengembangan akademik dan peningkatan sistem pendidikan al-Azhar.

Wakaf yang dikelola secara produktif dapat berperan dan menjadi solusi alternatif dalam pengembangan pendidikan Islam di al-Azhar. Peran wakaf untuk pendidikan ini terdiri dari pemberian fasilitas sarjana dan mahasiswa melalui sarana dan prasarana yang memadai, beasiswa, biaya penelitian, gaji pegawai, guru dan dosen al-Azhar, asrama mahasiswa, dan Lembaga Riset Islam. Mereka bisa melakukan berbagai riset, penulisan buku, penerjemahan dan menyelesaikan studi secara gratis yang dibiayai dari wakaf produktif. Dengan wakaf produktif al-Azhar mampu memainkan peran penting di dunia Muslim. Fenomena inilah yang menjadikan tulisan-tulisan wakaf produktif, terutama jika dikaitkan dengan pengembangan pendidikan sangat urgen dilakukan.

Pembaca yang budiman, buku yang kini berada di hadapan pembaca tidak akan terselesaikan tanpa bimbingan dan perjuangan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada

Page 12: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

xii

kesempatan ini, penulis ingin menghaturkan penghargaan dan rasa terima kasih kepada semua guru dan pembimbing penulis, sekedar menyebut di antaranya Abah Drs. KH. Muhammad Asyiq, Prof. Dr. KH. Muhammad Tholhah Hasan, MA, Prof. Dr. H. Muhibbin, M.Ag, Prof. Dr. H. Ibnu Hajar, M.Ed, Prof. Dr. H. Ahmad Rofiq, MA, dan Drs. H. Ahmad Hakim, MA, Ph.D. Ketua STAIN Kudus, Dr. H. Fathul Mufid, M.S.I yang telah memotifasi penulis. Kolega dan teman-teman Dosen STAIN, Dr. M. Saekan Muchit, M.Pd, Ahmad Supriyadi, M.Hum, Shobirin, M.Ag, Kisbiyanto, M.Pd, Farida, M.Si, Dr. Adri Efferi, M.Ag dan lain sebagainya yang tidak bisa disebut satu persatu. Penulis juga sangat berterima kasih kepada istri tercinta, Dr. Hj. Umma Farida, Lc, MA yang sabar menemani ketika penulis melakukan proses penyelesaian buku ini, juga kepada anak-anak tersayang, Akmal Fawwaz Aulia Rahman dan Azka Fayyadh Atqia Rahman yang telah berkorban karena waktu kebersamaannya bersama orang tua harus tersita. Atas nama perjuangan mereka, buku ini penulis dedikasikan, semoga buku ini bermanfaat bagi pengembangan keilmuan.

Kudus, Nopember 2015

Page 13: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

xiii

PEDOMAN TRANSLITERASI

I. KONSONAN TUNGGAL

No HUrUf ArAb

NAMA HUrUf LATIN

KeTerANGAN

1 ا alif a2 ب ba>’ b be3 ت ta>’ t te4 ث s\a> s\ s (dengan titik di atas)5 ج jim j je

6 ح h}a> h{ ha (dengan titik di bawah)

7 خ kha>’ kh ka dan ha

8 د da>l d de9 ذ zal z\ zet (dengan titik di atas)10 ر ra>’ r er11 ز z z zet12 س si>n s es13 ش syi>n sy es dan ye14 ص s{a>d s} es (dengan titik di bawah)15 ض d} d} de (dengan titik di bawah)16 ط t}a> t} te (dengan titik di bawah)17 ظ z}a> z} zet (dengan titik di bawah)18 ع ‘ain ‘ koma terbalik

19 غ gain g ge

20 ف fa> f ef21 ق qa>f q qi22 ك ka>f k ka23 ل la>m l el24 م mi>m m em25 ن nu>n n en26 و wau w we27 ه ha> h ha28 ء hamzah ’ Apostrof29 ي ya y ye

Page 14: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

xiv

Page 15: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

xv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................... v

KATA PENGANTAR PENULIS ..................................... v

PEDOMAN TRANSLITERASI ....................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................... xi

BAB 1 PENDAHULUAN .............................................. 1

BAB 2 PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ................... 5A. Definisi Wakaf ................................................. 5B. Definisi Wakaf Produktif .................................. 14C. Pengembangan Wakaf Produktif ..................... 15D. Fundraising Wakaf Produktif .......................... 31E. Pemberdayaan Wakaf Produktif ...................... 44F. Model Pengelolaan Wakaf Produktif ................ 48G. Pemberdayaan Wakaf Produktif untuk

Pendidikan ....................................................... 61H. Pengembangan Pendidikan ............................. 67

BAB 3 AL-AZHAR ASY-SYARI<F DAN SUMBER PERWAKAFANNYA ........................................... 79A. Peta Sosial Keagamaan Mesir ......................... 79B. Sejarah Perkembangan al-Azhar asy-Syari>f ..... 91C. Sumber Perwakafan al-Azhar asy-Syari>f ......... 115

BAB 4 PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF

Page 16: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

xvi

AL-AZHAR ASY-SYARI<F .................................. 121A. Dinamika Pengelolaan Wakaf di Mesir ........... 121B. Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar ............. 130C. Al-Azhar Menuju Lembaga Wakaf Modern ..... 154D. Peluang dan Tantangan dalam Pengelolaan

Wakaf Produktif al-Azhar ............................... 163

BAB 5 PERAN WAKAF PRODUKTIF DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DIAL-AZHAR SY-SYARI<F ...................................... 165A. Urgensi Wakaf Produktif untuk Pendidikan di

al-Azhar .......................................................... 165B. Lembaga Pendidikan al-Azhar yang Dibiayai dari

Wakaf Produktif ............................................. 171C. Penggunaan Dana Hasil Wakaf Produktif

al-Azhar .......................................................... 206D. Relevansi Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar

untuk Diterapkan di Indonesia ....................... 212

BAB 6 PENUTUP ........................................................... 221

DAFTAR PUSTAKA ........................................................ 225

INDEKS ........................................................................... 235

BIODATA PENULIS ........................................................ 243

Page 17: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

1Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

BAB 1

PENDAHULUAN

Tidak diragukan lagi bahwa wakaf dalam sejarah peradaban Islam, telah menjadi pilar penyangga bagi tegaknya

institusi-institusi sosial keagamaan masyarakat muslim selama berabad-abad. Hal ini dilakukan melalui penyediaan dana dan sarana pendukung bagi kegiatan-kegiatan ritual keagamaan, pendidikan dan kesehatan. Bahkan, wakaf pada masa itu telah menjalankan fungsi sosial yang signifikan dengan menyediakan sarana umum, seperti jalan, jembatan, air minum, taman-taman kota, tempat pemandian umum, dan sebagainya.1

Tanah-tanah wakaf yang ada di negara Islam dulunya berupa kota kecil dan penduduknya sedikit, serta tanah pertaniannya sempit dan dekat dengan kota tersebut. Kenyataan seperti ini sekarang telah berubah, di mana telah terjadi perluasan kota dan pertumbuhan penduduk yang sangat pesat. Kondisi ini sangat membantu bagi pengembangan wakaf produktif, sehingga dapat meningkatkan hasil produksi dan meningkatnya pertukaran tanah wakaf di kota dengan hasil yang berlipat ganda. Hal ini telah menyebabkan perubahan pola pikir penduduk kota dalam membangun sebagian harta wakaf langsung seperti masjid dan perumahan, mereka menghancurkan bangunan lama, dan

1Tuti A. Najib, Ridwan al-Makassary (ed.), Wakaf, Tuhan, dan Agenda Kemanusiaan: Studi tentang Wakaf dalam Perspektif Keadilan Sosial di Indonesia, Jakarta: kerjasama The Ford Foundation dan CSRC, 2006, hlm. 9.

Page 18: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan2

membangunnya kembali beberapa tingkat. Bangunan bertingkat ini sebagiannya digunakan sebagai masjid dan orang-orang yang diberi wakaf, serta bagian lainnya dipergunakan sebagai tempat kegiatan produksi dan perdagangan yang hasilnya disalurkan untuk dana pemeliharaan wakaf tersebut. Realita seperti ini telah banyak dilakukan di sebagian besar kota di negara-negara Islam, seperti di Makkah, Cairo, Damaskus, Rabat}, Istambul dan di kota-kota lainnya.

Wakaf menjadi solusi bagi pengembangan harta produktif di tengah-tengah masyarakat dan solusi dari kerakusan pribadi serta kesewenang-wenangan pemerintah secara bersamaan. Wakaf secara khusus dapat membantu kegiatan masyarakat umum sebagai bentuk kepedulian terhadap umat dan generasi yang akan datang. Pandangan Islam terhadap praktik wakaf sosial seperti ini telah berlangsung lama sepanjang sejarah, bahkan bentuk dan tujuannya berkembang pesat. Dengan kondisi seperti ini, jumlah wakaf semakin banyak dan menyebar di seluruh negara-negara berpenduduk mayoritas muslim yang dapat memacu angka pertumbuhan ekonomi nasional.

Sebagai contoh di Mesir, wakaf tanah pertanian luasnya mencapai sepertiga dari seluruh jumlah tanah pertanian yang ada pada awal abad ke-19. Begitu juga wakaf di perkotaan yang dibuat bangunan dan pusat perdagangan jumlahnya sangat banyak, di samping yang berbentuk wakaf langsung seperti masjid, sekolah, rumah sakit, pendidikan dan rumah yatim piatu, sehingga kota Cairo kemudian dikenal dengan julukan kota ‘seribu menara’. Dikenal dengan sebutan kota ‘seribu menara’ atau ‘seribu masjid’, antara lain memang karena banyaknya menara dan masjid yang dibangun dari hasil wakaf masyarakat.

Di antara pemanfaatan hasil wakaf produktif yang paling banyak pengaruhnya adalah pemberdayaan wakaf produktif untuk pengembangan pendidikan. Sedangkan lembaga pendidikan yang telah menerapkan model pengelolaan ini antara lain adalah al-Azhar. Al-Azhar merupakan lembaga pendidikan yang mampu membiayai operasional pendidikannya tanpa bergantung pada pemerintah maupun pembayaran siswa

Page 19: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

3Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

dan mahasiswanya. Al-Azhar bahkan mampu memberikan beasiswa kepada jutaan mahasiswa dari seluruh penjuru dunia selama berabad-abad. Muncul pertanyaan, bagaimana al-Azhar bisa besar, mampu bertahan lama bahkan semakin survive, dan memberikan beasiswa kepada jutaan mahasiswa dari seluruh penjuru dunia? Pertanyaan ini mengemuka karena al-Azhar bukanlah lembaga yang full profit oriented. Ia merupakan lembaga pendidikan yang lebih bercorak sosial.

Lembaga yang berdiri pada tanggal 29 Jumadil Ula 359 H (970 M) ini besar dan berkembang karena terletak pada wakafnya yang teramat besar. Melalui pemberdayaan wakaf produktif yang dikembangkan untuk membiayai sektor pendidikan mulai dari Lembaga Pendidikan Dasar dan Menengah (al-Ma’a>hid al-Azhariyah) sampai Universitas (Ja>mi’ah al-Azhar), dan Universitasnya pun tersebar di hampir setiap propinsi yang ada di Mesir. Dengan wakaf yang amat besar itu, al-Azhar yang telah berusia lebih dari 1.000 tahun itu mampu survive dan menjadi pioneer pendidikan di dunia Islam. Lembaga besar yang mulanya sebuah masjid ini bagai tak pernah lelah membidani kelahiran para ulama’ dan cendekiawan muslim.

Pemberdayaan wakaf al-Azhar sangat produktif dan berkembang pesat. Wakaf-wakaf di al-Azhar terdiri dari kebun-kebun korma yang jumlahnya mencapai ribuan hektar, hotel-hotel berbintang yang dikelola secara profesional, gedung-gedung apartemen yang disewakan tiap tahun menghasilkan uang dan keuntungan yang banyak, sehingga wakaf tersebut merupakan sumber dana yang produktif dan tidak pernah kering. Selain itu, wakaf al-Azhar juga berupa gedung-gedung universitas dengan segala perlengkapannya yang serba modern, asrama-asrama mahasiswa dan lembaga-lembaga yang memadai. Semua itu dapat membiayai gaji karyawan, gaji dosen dan beasiswa, serta membiayai mubalig ke luar negeri. Bahkan pada masa pemerintahan Presiden Gamal Abdun Nasher, di saat negara memerlukan bantuan keuangan, pemerintah meminjam ke Badan Wakaf al-Azhar, bukan kepada bank dunia yang mematok bunga cukup tinggi. Menurut Ibn Jabir dalam kunjungannya ke negara-negara Timur Tengah pada tahun 1182 M, seperti

Page 20: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan4

yang pernah disaksikannya di al-Azhar Cairo dan dikutip oleh Munz\ir Qah}af, pembinaan mahasiswa dan pelajar mendapat perhatian yang sangat besar. Mereka merasakan peranan wakaf produktif dalam membangun asrama pelajar, pendidikan gratis dan pemberian beasiswa, di samping pembinaan secara khusus yang diberikan oleh ulama-ulama terkemuka. Bahkan para pelajar dari negara lain diundang dan didatangkan untuk belajar di al-Azhar.2

Kebesaran al-Azhar dan keberhasilannya dalam mengelola wakaf produktif untuk pendidikan ini, bahkan telah memberikan inspirasi lahirnya Badan Wakaf Perguruan Tinggi di Indonesia. Dewasa ini terdapat beberapa wakaf pendidikan yang cukup berhasil di tanah air, di antaranya adalah Badan Wakaf Universitas Islam Indonesia (BWUII), Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung (YBWSA), Badan Wakaf Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, Badan Wakaf Pondok Modern Gontor dan Badan Wakaf Pendidikan lainnya. Walaupun telah memberikan inspirasi lahirnya Badan Wakaf yang bergerak pada bidang Pendidikan di Indonesia, akan tetapi studi tentang pemberdayaan wakaf produktif al-Azhar asy-Syari>f belum banyak dilakukan oleh penulis Indonesia.

Fenomena inilah yang membuat penulis tertarik membahas tentang peran wakaf produktif dalam pengembangan pendidikan, dengan melakukan studi pencarian model pengelolaan wakaf produktif di al-Azhar asy-Syari>f dalam pengembangan pendidikan. Penelitian ini berusaha untuk menganalisis tentang peran harta wakaf produktif dalam mengembangkan pendidikan di al-Azhar yang mengelola Lembaga Pendidikan mulai dari Lembaga Pendidikan Dasar dan Menengah (al-Ma‘a>hid al-Azhariyah) sampai Universitas (Ja>mi‘ah al-Azhar).

2Munz\ir Qah}af, al-Waqf al-Isla >mi; Tat}awwuruhu, Ida >ratuhu, Tanmiyyatuhu, Syiria: Da>r al-Fikr Damaskus, cet. II., 2006, hlm. 10.

Page 21: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

5Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

BAB 2

PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN

A. Definisi Wakaf 1. Definisi Wakaf Secara Etimologi

Para ahli bahasa menggunakan tiga kata untuk mengungkapkan tentang wakaf, yaitu: al-waqf (wakaf), al-h}abs (menahan), dan at-tasbi>l (berderma untuk sabi>lillah). Kata al-waqf adalah bentuk masdar (gerund) dari ungkapan waqfu asy-syai’, yang berarti menahan sesuatu. Imam Antarah, sebagaimana dikutip oleh al-Kabisi, berkata, “Unta saya tertahan di suatu tempat, seolah-olah dia tahu saya bisa berteduh di tempat itu.”1

Ibn Manz\ur dalam kitab Lisa>n al-Arab mengatakan, kata h}abasa berarti amsakahu (menahannya). Ia menambahkan: al-h}ubusu ma wuqifa (menahan sesuatu yang diwakafkan), seperti pada kalimat: h}abbasa al-faras fi sabi>lillah (ia mewakafkan kuda di jalan Allah) atau ah}basahu, dan jamaknya adalah h}aba>is, yang berarti bahwa kuda itu diwakafkan kepada tentara untuk

1 Muhammad Abid Abdullah al-Kabisi, Ah}ka>m al-Waqf fi asy-Syari>‘ah al-Isla>miyah (Hukum Wakaf), Jakarta: IIMaN Press, 2004, hlm. 37.

Page 22: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan6

ditungganginya ketika sedang melakukan jihad fi sabi>lillah. Ia juga menambahkan tentang kata waqafa seperti pada kalimat: waqafa al-ard}a ‘ala> al-masa>ki>n (dia mewakafkan tanah kepada orang-orang miskin).2

Adapun al-Fairuzabadi dalam al-Qamu>s al-Muh}i>t} menyatakan bahwa al-h}absu berarti al-man‘u (mencegah atau melarang) dan al-imsa>k (menahan) seperti dalam kalimat h}absu asy-syai’ (menahan sesuatu). Waqfuhu la> yuba>’ wa la> yura>s\ (wakafnya tidak dijual dan tidak diwariskan). Dalam wakaf rumah dinyatakan, H}abasaha> fi sabi>lillah (mewakafkannya di jalan Allah). Jadi, kata al-h}absu artinya sesuatu yang ditahan untuk diwakafkan. Kata waqf dan h}abs berasal dari satu makna yang menunjukkan diamnya sesuatu.3

Az-Zubaidi dalam kamus Taj al-‘Aru>s menyatakan bahwa al-h}absu berarti al-man’u dan al-imsa>k, atau kebalikan takhliyah (membiarkan). Al-H{absu dari an-nakhi>l, yaitu yang diwakafkan di jalan Allah.4 Dinyatakan dalam Hadis\al-Hudaibiyah: H{abasaha h}abi>s al-fi>l (dia ditahan oleh penahan unta). Dari pernyataan yang ada dalam kamus Lisa>n al-Arab dan Mukhtar as}-S{ah}h}ah}, “Dia mewakafkan rumahnya kepada orang-orang miskin,” apabila rumah tersebut ditahannya atau ditahan dari kepentingan orang-orang yang tidak berhak atas wakaf itu.

Al-Azhari dalam buku Tahz\i>b al-Lugah, juga mengatakan bahwa al-h}ubus adalah jamak dari al-h}abi>s, yang berarti setiap benda yang diwakafkan oleh pemiliknya sebagai wakaf, haram dijual atau diwariskan, baik tanahnya, pepohonannya dan semua peralatannya.5 Dalam hadis\ tentang zakat dinyatakan bahwa Khalid telah menjadikan budak dan keturunan darinya

2Muhammad bin Bakar Ibn Manz\ur, Lisa>n al-Arab, Bulaq: Penerbit al-Muniriyyah, 1301 H, hlm. 276.

3Majduddin Muhammad bin Ya’qub al-Fairuzabadi, al-Qamu>s al-Muh}i>t}, Cairo: Da>r al-Mis}riyyah, 1933, hlm. 199.

4Muhammad Murtadha az-Zubaidi, Taj al-‘Aru>s, Beirut: Da>r Shadir, 1966, hlm. 369.

5Muhammad bin Ahmad al-Azhari, Tahz\i>b al-Lugah, Cairo: Da>r al-Mis}riyyah tt., hlm. 333.

Page 23: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

7Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

sebagai h}ubus (wakaf) di jalan Allah. Pemakaian kalimat yang benar untuk kata h}abas adalah seperti pada kalimat: h}abastu yang berarti waqaftu (saya telah mewakafkan). Sedangkan kata tah}abbasa sinonimnya adalah tawaqqafa.

Jadi, baik al-h}abs maupun al-waqf sama-sama mengandung makna al-imsa>k (menahan), al-man‘u (mencegah atau melarang), dan at-tamakkus\ (diam). Disebut menahan karena wakaf ditahan dari kerusakan, penjualan dan semua tindakan yang tidak sesuai dengan tujuan wakaf. Dikatakan menahan, juga karena manfaat dan hasilnya ditahan dan dilarang bagi siapa pun selain dari orang-orang yang berhak atas wakaf tersebut. Selain disamakan dengan al-h}abs, kata waqf juga disamakan dengan at-tasbi>l yang bermakna mengalirkan manfaatnya.6 Hal ini sebagaimana sabda Nabi, “Tahan pokoknya dan alirkan hasilnya” (HR. al-Bukhari).

Sedangkan kata mauqu>f (objek wakaf) adalah bentuk isim maf‘ul dari waqf, dan kata h}a>bis adalah isim fa>‘il (kata ganti subjek) dari h}abasa, setiap yang tertahan di muka bumi ini dinamakan h}abi>s, yang terletak di atas sesuatu. Waqafahu> s}a>hi-buhu> waqfan muh}arraman, pemiliknya mewakafkan sesuatu yang tidak bisa diwariskan, tidak bisa dihibahkan dan tidak bisa dijual, baik rumah atau pun kurma, di mana barang tersebut pokoknya didiamkan untuk jangka waktu yang lama, dan hasilnya disalurkan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan demikian, wakaf adalah menahan harta baik secara abadi maupun sementara, dari segala bentuk tindakan pribadi, seperti menjual dan memberikan wakaf atau yang lainnya, dengan tujuan memanfaatkan hasilnya secara berulang-ulang bagi kepentingan umum, sesuai dengan tujuan yang disyaratkan oleh wa>kif dan sesuai syariat Islam.7

6Wahbah az-Zuhaili, al-Fiqh al-Isla>mi wa Adillatuh, Beirut: Dar al-Fikr., 1985, hlm. 7599.

7Munz\ir Qah}af, al-Waqf al-Isla >mi; Tat}awwuruhu, Ida >ratuhu, Tanmiyyatuhu, Syiria: Da>r al-Fikr Damaskus, cet. II., 2006, hlm. 64.

Page 24: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan8

2. Definisi Wakaf Secara Terminologi

Definisi wakaf secara terminologi sangat berkaitan dengan istilah fikih, sehingga pendapat ulama fikih sangat penting untuk disebutkan di sini.

a. Wakaf Menurut Ulama H{anafiyah

Ketika berbicara tentang wakaf, ulama H{anafiyah memisahkan antara definisi yang diutarakan oleh Imam Abu> H{anifah sendiri dengan para pengikutnya. Al-Murgi>nani mengutip definisi dari Abu> H{anifah, yang menyatakan bahwa wakaf adalah:

حبس العين على ملك الواقف والتصدق بالمنفعة Menahan substansi harta pada kepemilikan wa>kif dan

menyedekahkan manfaatnya.8

Mayoritas ulama H{anafiyah yang meriwayatkan definisi ini dari Abu> H{anifah menyatakan bahwa definisi wakaf ini belum tuntas dalam menjabarkan makna wakaf. Kamal bin Himam mengatakan bahwa menurut definisi ini, seorang wa>kif masih bisa menjual harta itu jika dia menginginkan. Hak kepemilikan juga masih ada padanya, sebagaimana sebelum dia memberikan manfaat harta itu sebagai sedekah. Hal ini karena wa>kif hanya menyatakan keinginan untuk menyedekahkan manfaat harta, sehingga dia bisa memutuskan amalnya kapan saja, seperti halnya sebelum dia mewakafkannya.9

Ibn Abidin juga meriwayatkan dari Abu> H{anifah yang mendefinisikan wakaf dengan:

حبس العين على حكم ملك الواقف والتصدق بالمنفعة ولو بالجملةMenahan substansi harta dengan memberikan legalitas hukum pada kepemilikan wa>kif dan menyedekahkan

8Burhanuddi>n Ali bin Abu Bakar al-Murgi>nani, 1356 H, al-Hida>yah, Mesir: Penerbit Must}afa Muh}ammad, 1356 H, hlm. 40.

9Ibn Himam, 1356 H, Fath} al-Qadi>r, Mesir: Penerbit Must}afa Muh}ammad., 1356 H, hlm. 4.

Page 25: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

9Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

manfaat harta tersebut, meskipun secara global.10

Jika kita analisis, Ibn Abidin telah menambahkan kata h}ukm (legalitas hukum) setelah kata ‘ala (pada) dan menambahkan kata wa lau bi al-jumlah (meskipun secara global). Ia sengaja memberikan tambahan kata dalam definisi tersebut, agar definisi ini bisa beralih pada} pengertian wakaf yang lazim (semestinya). Kata h}ukm yang ada dalam definisi di atas maksudnya adalah jika wakaf sudah menjadi pasti maka secara otomatis wakaf sudah beralih kepemilikannya dari wa>kif.

Asy-Syarakhsi mendefinisikan wakaf dengan:

حبس المملوك عن التمليك من الغيرMenahan harta yang dimiliki dari jangkauan (kepemilikan) orang lain.11

Penyebutan kata h}abs dalam definisi di atas adalah batasan untuk mengecualikan harta-harta yang tidak masuk sebagai harta wakaf, dan penyebutan kata mamlu>k (harta milik) berarti membatasi harta yang tidak bisa dianggap sebagai harta milik. Misalnya apabila wa>kif bukan merupakan pemilik harta yang akan diwakafkan pada saat penyerahan, maka otomatis wakafnya tidak sah, sampai kepemilikan harta itu secara utuh ada padanya. Adapun pengertian dari ‘an at-tamli>k min al-gair: harta yang akan diwakafkan itu tidak boleh dimanfaatkan untuk kepentingan wa>kif sendiri, seperti untuk jual-beli, hibah dan sebagai jaminan.

Sedangkan menurut Abu> Yu>suf dan Muh}ammad, wakaf ditahan sebagai milik Allah SWT., dan manfaatnya diberikan kepada mereka yang dikehendaki. Tambahan kata “milik Allah”, untuk mempertegas bahwa harta itu sudah tidak lagi menjadi milik wa>kif dan tidak berpindah kepada orang lain, tetapi

10Muh}ammad bin Ali bin Muh}ammad al-H{afsaki, ad-Du>r al-Mukhta>r, Mesir: al-Utsmaniyah., 1326 H, hlm. 493.

11Abu> Bakar Muh }ammad bin Ah }mad asy-Syarkhasyi, tt., al-Mabsu>t}, Mesir: penerbit as-Sa‘a>dah., tt., hlm. 27.

Page 26: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan10

menjadi milik Allah.12 Dengan wakaf, unsur kepemilikan harta mutlak menjadi milik Allah dan manfaat harta itu untuk seluruh hamba-Nya dan untuk dikelola bagi kepentingan umat.

b. Wakaf Menurut Ulama Malikiyah

Al-H{at}ab menyebutkan definisi Ibn ‘Arafah al-Maliki yang mengatakan bahwa wakaf adalah:

معطيه ملك فى بقاؤه مدة وجوده الزما منفعة شيئ اعطاء ولو تقديرا

Memberikan manfaat sesuatu, pada batas waktu kebera-daannya, bersamaan tetapnya sesuatu yang diwakafkan pada pemiliknya, meskipun hanya perkiraan.13

Penyebutan kalimat ‘memberikan manfaat’ maksudnya mengecualikan pemberian barang, seperti hibah. Karena orang yang berhibah memberikan barang kepada orang yang dihibahi. Kalimat ‘sesuatu’ maksudnya selain manfaat uang atau yang diuangkan, karena sesuatu itu cakupannya lebih umum, hanya saja dikhususkan dengan definisi tetapnya kepemilikan. Kalimat ‘batas waktu keberadaannya’ adalah kalimat penjelas untuk sesuatu yang dipinjamkan dan sesuatu yang dikelola. Hal itu karena orang yang meminjamkan berhak untuk menarik barang yang dipinjamkan.

Kalimat ‘tetapnya wakaf dalam kepemilikan si pemberi wakaf’ adalah kalimat penjelas, maksudnya bahwa orang yang diberi wakaf ibarat seorang hamba yang melayani tuannya hingga meninggal. Artinya penerima wakaf tidak punya hak milik atas harta wakaf yang dijaganya itu. Kalimat ‘meskipun hanya perkiraan’ maksudnya adalah kepemilikan atau pemberian.

Lebih dari definisi wakaf yang telah dijelaskan di atas,

12Muh}ammad Amin bin Umar bin Abdul Aziz Ibn Abidin, Rad al-Mukhtar ala Du>r al-Mukhtar (Hasyiyah Ibnu Abidin), Istanah: Penerbit al-Us\maniyyah., 1326 H, hlm. 495.

13Abu Abdullah Muh}ammad bin Muh}ammad bin Abdurrahman

al-H{at}ab, Mawa>hib al-Jali >l, Dar as-Sa’adah, Mesir, jilid 6, cet. I., 1329 H, hlm. 18.

Page 27: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

11Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

barangkali definisi wakaf menurut as}-S}awi dalam kitab “Bala>gah as-Sa>lik” lebih mencakup semua jenis wakaf, dan pada saat yang bersamaan ia juga mengemukakan pendapat maz\hab Maliki dengan jelas. Definisi wakaf menurutnya adalah: “Menjadikan manfaat barang yang dimilikinya atau hasilnya kepada orang yang berhak sepanjang waktu yang ditentukan oleh wa>kif.” Di sini ia mempertegas makna pembatasan waktu sesuai dengan keinginan wa>kif, dan bukan karena adanya harta benda wakaf saja, sebagaimana yang dikatakan oleh Ibn ‘Arafah.

c. Wakaf Menurut Ulama Syafi‘iyah

Dalam kitab Tah}ri>r al-Fa>z} at-Tanbi>h, Imam Nawawi yang bermaz\hab Syafi‘i mendefinisikan wakaf sebagai:

نتفاع به مع بقاء عينه بقطع التصرف فى رقبته, وتصرف حبس مال يمكن االمنافعه الى البر تقربا الى اهلل تعالى

Penahanan harta yang bisa dimanfaatkan dengan tetap menjaga keutuhan barangnya, terlepas dari campur tangan wa>kif atau lainnya, dan hasilnya disalurkan untuk kebaikan semata-mata dan untuk taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah.14

Definisi ini mempertegas terlepasnya harta dari kepemilikan wa>kif, terlepas dari campur tangan wa>kif atau lainnya, dan hasilnya disalurkan demi kebaikan semata-mata untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.”

Menurut Ibn H{ajar al-Haitami, wakaf adalah: menahan harta yang bisa dimanfaatkan dengan menjaga keutuhan harta tersebut, dengan memutus kepemilikan barang dari pemiliknya untuk hal-hal yang dibolehkan. Al-Minawi juga mendefinisikan wakaf dengan: menahan harta benda yang dimiliki dan menyalurkan manfaatnya dengan tetap menjaga pokok barang dan keabadiannya yang berasal dari para dermawan atau pihak umum selain dari harta maksiat semata-mata karena ingin

14 Abu Zakaria Yahya bin Syaraf an-Nawawi, al-Minha>j, Cairo: Penerbit Must}afa Muh}ammad., tt., hlm. 464.

Page 28: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan12

mendekatkan diri kepada Allah SWT.15

Definisi yang mewakili ulama Syafi‘iyah dan lebih komprehensif adalah definisi al-Qalyubi yang mengatakan bahwa wakaf adalah:

نتفاع به مع بقاء عينه على مصرف مباح حبس مال يمكن االMenahan harta yang bisa diambil manfaatnya dengan menjaga bentuk aslinya untuk disalurkan kepada jalan yang dibolehkan.16

Penyebutan kata h}abs artinya menahan dan berarti juga al-man’u (mencegah), berkedudukan sebagai jenis yang mencakup semua bentuk h}abs, seperti rahn (gadai) dan hajr (sita jaminan). Kata ma>l sebagai penjelas kata h}abs, sehingga tidak termasuk di dalamnya segala sesuatu yang bukan harta, seperti arak dan babi, karena menurut kaum Muslimin keduanya bukanlah harta. Kalimat yumkinu al-intifa>’u bihi ma’a baqa>’i ainihi adalah kalimat penjelas yang mengecualikan barang riil yang tidak bisa diambil manfaatnya, seperti wangi-wangian dan makanan. Adapun kata ‘ala mas}rafin muba>h}in juga sebagai penjelas, yang berfungsi membatalkan wakaf jika diberikan kepada jalur yang tidak mubah, seperti memberikan wakaf kepada orang yang sering memerangi umat Islam atau orang yang senang berbuat maksiat.

Di antara ulama Syafi‘iyah ada yang menambahkan kata mauju>d (ada) dalam definisi di atas, setelah kata ‘ala mas}rafin muba>h}in. Tambahan ini dikemukakan untuk menegaskan persyaratan bahwa penerima wakaf harus ada ketika penyerahan harta wakaf. Sebagian yang lain menambahkan bi qath’i at-tas}arruf fi> raqa>batihi> (dengan memutuskan kepemilikan barang tersebut dari pemiliknya). Tambahan ini dikemukakan untuk mengecualikan harta-harta lain yang ditahan, yang bukan termasuk wakaf. Sebab gadai misalnya, merupakan barang yang

15Al-Minawi, at-Tauqi>f ‘ala> Muhimmat at-Ta‘a>rif, Cairo: Alamul Kutub, 1990, hlm. 340.

16Syihabuddi>n Ah }mad bin Sulamah al-Qalyubi, Hasyiyah al-Qalyubi, Mesir: Da >r Ihya al-Kutub al-Arabiyah., tt., hlm. 97.

Page 29: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

13Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

tidak terputus kepemilikannya, berbeda dengan wakaf, di mana pemiliknya tidak mempunyai hak kepemilikan lagi. Tapi menurut al-Qalyubi penambahan itu tidak perlu, karena kata h}abs artinya al-man’u min at-tas}arruf (mencegah dari pembelanjaan). Jadi tambahan kalimat ‘memutuskan kepemilikan barang tersebut dari pemiliknya’ hanyalah pengulangan kalimat yang tidak ada manfaatnya, karena ia hanya penjelas dari kata al-h}abs, bukan sebagai penjelas dari definisi wakaf.

d. Wakaf Menurut Ulama H{anabilah

Menurut Ibn Qudamah, salah seorang ulama H{anabilah, wakaf adalah:

تحبيس االصل وتسبيل الثمرةMenahan yang asal dan memberikan hasilnya.17

Sedangkan Syamsuddin al-Maqdisi al-H{anbali mende-finisikan wakaf dengan:

تحبيس االصل وتسبيل المنفعةMenahan yang asal dan memberikan manfaatnya.18

Definisi wakaf yang dikemukakan oleh ulama H{anabilah ini berasal dari hadis\ Nabi Saw. kepada Umar bin Khat}ab ra., “Tahanlah asalnya dan alirkanlah hasilnya.” Maksud dari kata “asal” adalah barang yang diwakafkan dan maksud dari kalimat “mengalirkan manfaat” adalah memberikan manfaat barang yang diwakafkan, berupa keuntungan dan hasilnya, untuk kemaslahatan umat.

Al-Kabisi memberikan analisis terhadap definisi ini: pertama, definisi ini tidak menyebutkan orang yang akan mengurusi kepemilikan harta wakaf setelah diwakafkan. Kedua, definisi ini tidak memuat tambahan definisi yang lain secara rinci,

17Abdullah bin Ah}mad bin Mah }mud Ibn Qudamah, al-Mughni, Mesir: Da>r al-Manar, 1348 H, hlm. 185.

18Ahmad ad-Dardiri, asy-Syarh al-Kabir ‘ala> Matan al-Mughni, op.cit, hlm. 185.

Page 30: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan14

seperti syarat mendekatkan diri kepada Allah, atau tetapnya kepemilikan wa>kif, atau keluarnya wa>kif dari kepemilikannya dan perincian lainnya.19

e. Wakaf Menurut Ulama Kontemporer

Setelah mempelajari definisi wakaf baik secara etimologi maupun terminologi yang disampaikan para ulama, Munz\ir Qah}af mengusulkan definisi wakaf Islam yang sesuai dengan hakekat hukum dan muatan ekonominya serta peranan sosialnya, yaitu:

نتفاع المتكرر به أو بثمرته في وجه من حبس مؤبد ومؤقت لمال للوجوه البر العامة أو الخاصة.

Wakaf adalah menahan harta baik secara abadi maupun sementara, untuk dimanfaatkan langsung atau tidak langsung, dan diambil manfaat hasilnya secara berulang-ulang di jalan kebaikan, umum maupun khusus.20

B. Definisi Wakaf Produktif

Menurut Munz\ir Qah}af, wakaf produktif adalah memindahkan harta dari upaya konsumtif menuju produktif dan investasi dalam bentuk modal produksi yang dapat memproduksi dan menghasilkan sesuatu yang dapat dimanfaatkan pada masa-masa mendatang, baik oleh pribadi, kelompok maupun oleh umum. Dengan demikian, wakaf produktif merupakan kegiatan menabung dan berinvestasi secara bersamaan.21

Sedangkan menurut Jaih Mubarok, wakaf produktif adalah transformasi dari pengelolaan wakaf yang profesional untuk meningkatkan atau menambah manfaat wakaf. Wakaf produktif juga dapat diartikan sebagai proses pengelolaan benda

19Muhammad Abid Abdullah al-Kabisi, Ah}ka>m al-Waqf , op.cit, 2004, hlm. 60.

20Munz\ir Qah}af, al-Waqf al-Isla>mi, op.cit., hlm. 52.21Munz\ir Qah}af, al-Waqf al-Isla>mi; Tat}awwuruhu, Ida>ratuhu,

Tanmiyyatuhu, op.cit, hlm. 58.

Page 31: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

15Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

wakaf untuk menghasilkan barang atau jasa yang maksimum dengan modal yang minimum.22

Said dan Lim melakukan penelitian tentang bagaimana strategi untuk memberdayakan aset wakaf menjadi produktif, menurutnya ada 5 (lima) langkah strategi untuk memberdayakan wakaf agar menjadi wakaf produktif,23 yaitu: pertama, mengenali potensi perputaran harta wakaf dengan melihat sejarah atau model wakaf yang sudah berjalan dan melakukan pembaruan pada sistem wakaf. Kedua, memfasilitasi pengembangan model wakaf modern dengan menerapkan teknik manajemen modern pada wakaf, sepanjang tujuannya tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syari‘ah. Ketiga, mempromosikan filantropi Islam melalui wakaf, sehingga wakaf dapat menjadi tulang punggung bagi masyarakat dan berpotensi memainkan peran penting dalam pelayanan masyarakat. Disamping itu, wakaf produktif dapat menjadi alternatif pada masa krisis ketika pemerintah sudah tidak sanggup lagi memenuhi kebutuhan masyarakat. Keempat, memodernisasi administrasi wakaf, sehingga struktur manajemen wakaf dapat menjadi lebih efisien, transparan dan responsif serta menjalin kerjasama teknis dan bertukar pengalaman dengan lembaga pendidikan, organisasi internasional dan negara lain untuk mengembangkan investasi wakaf. Kelima, memproduktifkan wakaf yang sebelumnya tidak produktif dengan membangkitkan komitmen dari wa>kif, naz}ir, investor dan masyarakat sekitarnya yang mengetahui benefit dari wakaf tersebut.

C. Pengembangan Wakaf Produktif

Di tengah problem sosial masyarakat dan tuntutan kesejahteraan ekonomi akhir-akhir ini, eksistensi lembaga wakaf menjadi sangat strategis. Selain sebagai salah satu aspek ajaran Islam yang berdimensi spiritual karena adanya unsur s }

22Jaih Mubarok, Wakaf Produktif, op.cit, hlm. 15-16.23M. Siraj Said and Hilary Lim, Waqf (Endowment) and Islamic

Philantrophy, United Kingdom: University of East London, 2005, hlm. 6-7.

Page 32: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan16

adaqah jariyah, wakaf juga merupakan ajaran yang menekankan pentingnya kesejahteraan ekonomi dan dimensi sosial. Karena itu, perlu “rekonseptualisasi wakaf”, agar memiliki makna dan jangkauan yang lebih relevan dengan kondisi riil yang dihadapi masyarakat.

Wakaf merupakan pilar penyangga bagi tegaknya institusi-institusi sosial-keagamaan masyarakat muslim selama berabad-abad. Hal itu dilakukan melalui penyediaan dana dan sarana pendukung bagi kegiatan-kegiatan ritual keagamaan, pendidikan, pengembangan ilmu pengetahuan, seni dan budaya. Bahkan apabila dikelola secara produktif, wakaf akan mampu menjalankan fungsi yeng lebih lagi, misalnya penyediaan sarana umum, seperti jalan, jembatan, air minum, taman-taman kota, tempat pemandian umum, dan sebagainya. Tujuan-tujuan dari wakaf ini sejalan dengan paradigma kemaslahatan yang menjadi orientasi dari syariat Islam.

Untuk mencapai tujuan-tujuan di atas, perlu adanya strategi dalam pengembangan wakaf produktif. Karena selama ini wakaf belum memainkan peran yang signifikan dalam mewujudkan kemaslahatan, kesejahteraan umat dan keadilan sosial. Sering terdengar slogan bahwa wakaf dapat diberdayakan untuk mengatasi masalah kemiskinan, keterbelakangan, nutrisi buruk, dan sebagainya. Namun belum ada kerangka konseptual yang jelas tentang bagaimana wakaf dapat dikembangkan untuk menjadi instrumen yang efektif bagi perubahan sosial ke arah yang lebih menjamin kesejahteraan dan keadilan. Abdullah Ahmad an-Na‘im mengusulkan transformasi dan kajian ulang tradisi wakaf, agar dapat mengembangkan sosial ekonomi masyarakat, mendorong terpenuhinya hak-hak asasi manusia, administrasi politik yang adil, dan menjamin otonomi masyarakat.

Selain usulan an-Na‘im di atas, ada beberapa strategi dalam pengembangan wakaf produktif, di antaranya adalah: reinterpretasi konsep wakaf, pengembangan wakaf produktif, regulasi Perundang-undangan wakaf, penerbitan sertifikat wakaf uang, dan strategi fund raising wakaf produktif. Ada tiga hal

Page 33: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

17Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

mendasar dalam implementasi pengembangan wakaf produktif ini: pertama, pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar (basic needs) masyarakat seperti makan, tempat tinggal, pendidikan, kesehatan dan sebagainya. Kedua, mengupayakan peningkatan kesempatan yang setara bagi semua orang, terutama mereka yang paling tidak beruntung dalam masyarakat. Ketiga, melakukan perubahan struktural mencakup perubahan sistem dan pranata sosial yang menjamin kesejahteraan umat.24

Sebagai salah satu pilar kesejahteraan umat, lembaga wakaf mempunyai peran dan fungsi yang signifikan sebagai instrumen pengembangan ekonomi Islam dan sangat berperan dalam upaya mewujudkan perekonomian nasional yang sehat. Dalam jangkauan yang lebih luas, kehadiran wakaf dapat pula dirasakan manfaatnya untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat di bidang ekonomi, terutama sekali jika wakaf dikelola dengan manajemen yang rapi, teratur dan profesional. Namun, fungsi wakaf sebagai pemberdaya ekonomi masyarakat masih belum optimal. Hal ini mengingat mayoritas harta wakaf selama ini hanya dimanfaatkan untuk pembangungan keagamaan, yaitu masjid dan mus}alla. Sedangkan pemanfaatan harta wakaf untuk sarana sosial dan kesejahteraan umat masih kurang mendapat perhatian.

Fenomena di atas memang memiliki akar sejarah yang panjang terkait penyebaran agama Islam, di mana masjid menjadi elemen terpenting untuk pengembangan dakwah. Dari masjid, berkembang ajaran agama Islam yang saat ini dipeluk oleh mayoritas masyarakat. Namun demikian, ketika Islam sudah menyebar dalam masyarakat, bahkan bagi sebagian orang menjadi identitas utama dibandingkan dengan identitas bangsa sekalipun, lembaga wakaf tidak beranjak dari fungsi dan orientasi keagamaannya. Kondisi inilah yang kemudian memandulkan fungsi wakaf sebagai daya dorong bagi

24 Tuti A. Najib, Ridwan al-Makassary (ed.), Wakaf, Tuhan, dan Agenda Kemanusiaan: Studi tentang Wakaf dalam Perspektif Keadilan Sosial di Indonesia, Jakarta: kerjasama The Ford Foundation dan CSRC, 2006, hlm. 22.

Page 34: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan18

kesejahteraan masyarakat karena kebanyakan orang cenderung berwakaf untuk masjid dan kegiatan keagamaan.

Ketika wakaf produktif tidak dapat dikembangkan (karena menurut penelitian PBB UIN Syarif Hidayatullah hanya 23 % dari lembaga wakaf yang produktif), akibatnya sangat jelas, tidak ada sumber dana untuk membiayai pelayanan sosial-keagamaan yang diemban lembaga wakaf. Bahkan masjid maupun lembaga pendidikan yang berbasis wakaf, saat ini mayoritas mengandalkan sumbangan masyarakat berupa zakat, infak, sedekah dan bentuk sumbangan lainnya. Hal ini tidak akan terjadi manakala harta wakaf dikelola secara produktif.

Orientasi lembaga wakaf yang lebih bertujuan keagamaan, di satu sisi, dan tidak produktif di sisi lain, dapat ditelusuri dari bagaimana kerangka hukum fikih yang dipahami masyarakat, bentuk pengelolaan lembaga wakaf dan peran negara dalam mendorong wakaf untuk tujuan produktif dan membangun inisiatif keadilan sosial. Kerangka fikih wakaf yang dianut masyarakat lebih dekat dengan bangunan fikih yang kurang longgar dalam memahami berbagai persoalan wakaf. Dalam hal wakaf uang, misalnya, sesungguhnya telah eksis sejak beberapa abad silam di beberapa negara Muslim seperti Turki. Sedangkan di Indonesia, wakaf uang dibolehkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) baru pada tahun 2002.

Selain aspek fikih di atas, manajemen lembaga wakaf menjadi bagian yang paling krusial dalam memahami persoalan wakaf. Manajemen wakaf berkaitan dengan naz}ir selaku pengelola wakaf, sistem pengelolaan wakaf, dan akuntabilitasnya. Hasil survei menunjukkan bahwa sebagian besar lembaga wakaf dikelola oleh perseorangan (66%) dan selebihnya dikelola oleh naz}ir organisasi dan badan hukum. Dibandingkan naz}ir wakaf perseorangan, dalam berbagai aspek, ditemukan bahwa pengelolaan wakaf berbasis organisasi dan badan hukum secara umum lebih memungkinkan untuk diupayakan ke arah pengembangan wakaf. Hal ini disebabkan adanya fakta di mana mayoritas pengelola wakaf yang notabene naz}ir perseorangan bekerja paruh waktu (84%) dan

Page 35: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

19Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

tidak mendapat imbalan. Di samping itu, pola penunjukan naz}ir yang dominan adalah berdasarkan unsur kekerabatan. Dengan realitas lembaga wakaf seperti ini, tentu amat sulit menuntut dikembangkannya lembaga wakaf yang profesional dan akuntabel. Pengelolaan berbasis kekeluargaan seperti yang terjadi di pesantren-pesantren, menyulitkan pemisahan antara aset pimpinan pesantren dan aset publik.

Terlepas dari kendala-kendala yang ada, wakaf menyimpan potensi yang besar untuk dikembangkan menjadi aset produktif, yang pada akhirnya tidak saja mampu meng-hidupi pelayanan sosial-keagamaan, tetapi juga diarahkan untuk mendukung berbagai inisiatif dan tujuan keadilan sosial. Selain itu, tentunya wakaf merupakan potensi ekonomi yang luar biasa besarnya. Fakta yang mendukung adalah saat ini Indonesia merupakan Negara terbesar ke 4 dan penduduk muslim terbesar di dunia, pemeluk agama Islam merupakan mayoritas yang kaya dengan sumber daya alam dan wakaf bagian ajaran Islam yang sangat potensial untuk pemberdayaan umat Islam, bangsa dan Negara.

Saat ini telah disahkan Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf, Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2006 tentang pelaksanaan Undang-undang No. 41 Tahun 2004. Juga telah dikeluarkan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang kebolehan wakaf uang pada bulan mei 2002 sebagai bukti bentuk dukungan pemerintah, DPR, Ulama dan masyarakat Indonesia terhadap pentingnya memberdayakan aset wakaf. Hal ini sebagai langkah strategis pembangunan umat, bangsa dan Negara Indonesia. Untuk itu, dalam konteks berikutnya Peran Badan Wakaf Indonesia (BWI), Komunitas Wakaf Indonesia (KAWAFI), serta partisipasi masyarakat untuk berwakaf dan pengelolaan wakaf oleh naz}ir (pengelola Wakaf) secara produktif, amanah, profesional dan transparan tentunya menjadi faktor utama yang diharapkan untuk terwujudnya pemberdayaan umat Islam, bangsa dan negara melalui pengelolaan wakaf.

Begitu besar keutamaan dan manfaat wakaf bagi kehidupan masyarakat dan peningkatan taraf hidup serta

Page 36: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan20

kesejahteraan dalam berbangsa dan bernegara. Jika wakaf didayagunakan dengan baik dan benar maka kesejahteraan umat bukanlah sesuatu yang muhal. Di Indonesia aset wakaf terbilang besar. Berdasarkan data yang dihimpun Direktorat Pemberdayaan Wakaf Departemen Agama Republik Indonesia, sampai dengan 2009 aset tanah wakaf yang terdata di seluruh wilayah Indonesia terletak pada 367,438 lokasi dengan luas 2.719.854.759,72 meter persegi. Dari total jumlah tersebut, 75 % di antaranya sudah bersertifikat wakaf dan 10 % memiliki potensi ekonomi tinggi (Direktorat Pemberdayaan Wakaf Depag RI, 2009). Sayangnya, potensi itu masih belum dimanfaatkan secara optimal dalam menyejahterakan rakyat dan memperkuat perekonomian bangsa Indonesia.

Berdasarkan penelitian Pusat Bahasa dan Budaya (PBB) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap 500 responden naz}ir di 11 Propinsi menunjukkan, harta wakaf lebih banyak bersifat diam (77%) daripada yang menghasilkan atau produktif (23%). Temuan umum lainnya juga menunjukkan pemanfaatan terbesar harta wakaf adalah masjid (79%) daripada peruntukan lainnya, dan lebih banyak berada di wilayah pedesaan (59%) daripada perkotaan (41%). Sedangkan para naz}ir pun tidak terfokus dalam mengelola, mereka mayoritas bekerja sambilan dan tidak diberi upah (84%), dan yang bekerja secara penuh dan terfokus ternyata amatlah minim (16 %). Selain itu, wakaf lebih banyak dikelola oleh perseorangan (66%) alias tradisional, daripada organisasi professional (16%) dan berbadan hukum (18%). Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa problem mendasar dalam stagnasi perkembangan wakaf adalah dua hal: aset wakaf yang tidak diproduktifkan (diam) dan kapasitas naz}ir yang tidak profesional. Jika perwakafan ingin bangkit, tentu kedua hal itu tak boleh dibiarkan dan harus segera diatasi.

Hasil penelitian di atas, kalau dicermati, ternyata berbanding lurus. Para naz}ir perseorangan yang tradisional (tidak profesional) dan tidak terfokus, yang jumlahnya besar itu, tentu saja tidak mampu mengelola wakaf dengan baik.

Page 37: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

21Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

Akhirnya, mereka belum mampu mengelola aset wakaf ke arah produktif. Mayoritas harta wakaf masih dimanfaatkan untuk kebutuhan konsumtif. Dengan begitu, perwakafan masih jauh dari kategori produktif. Inilah pekerjaan rumah yang harus dipecahkan bersama.

Di antara masalah-masalah perwakafan yang timbul di lapangan adalah sebagai berikut: pertama, pemahaman tentang pemanfaatan harta benda wakaf. Selama ini, umat Islam masih banyak yang beranggapan bahwa aset wakaf itu hanya digunakan untuk tujuan ibadah saja, misalnya pembangunan masjid dan mus}alla. Padahal, nilai ibadah itu tidak harus berwujud apa adanya seperti itu. Bisa saja, di atas lahan wakaf dibangun pusat perbelanjaan, yang keuntungannya nanti dialokasikan untuk beasiswa anak-anak yang tidak mampu, layanan kesehatan gratis, atau riset ilmu pengetahuan. Ini juga bagian dari ibadah. Selain itu, pemahaman ihwal benda wakaf juga masih sempit. Harta yang bisa diwakafkan masih dipahami sebatas benda tak bergerak, seperti tanah. Padahal wakaf juga bisa berupa benda bergerak, antara lain uang, logam mulia, surat berharga, kendaraan, hak kekayaan intelektual, dan hak sewa. Ini sebagaimana tercermin dalam Bab II, Pasal 16, Undang-undang No. 41 tahun 2004, dan juga sejalan dengan fatwa MUI tentang diperbolehkannya wakaf uang.

Kedua, jumlah tanah yang strategis. Jika ditilik jumlah tanah wakaf, memang sangatlah luas. Tapi tidak semuanya bisa dikategorikan tanah strategis. Hal ini bisa dicermati dari lokasi dan kondisi tanah. Kalau lokasinya di pedalaman desa dan tanahnya tak subur, secara otomatis, susah untuk diproduktifkan. Karena itu, jalan keluarnya adalah pengalihan tanah atau tukar guling (ruislag) untuk tujuan produktif. Mekanismenya sudah dijelaskan dalam pasal 40 dan 41 Undang-undang No. 41 tahun 2004 dan PP No. 42 tahun 2006 pasal 49-51.

Ketiga, tanah wakaf yang belum bersertifikat. Ini lebih dikarenakan tradisi kepercayaan yang berkembang di masyarakat. Menurut kaca mata agama, wakaf cukup dengan membaca s}igat wakaf seperti waqaftu (saya telah mewakafkan) atau kata-kata sepadan yang dibarengi dengan niat wakaf secara

Page 38: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan22

tegas. Dengan begitu, wakaf dinyatakan sah. Jadi tidak perlu ada sertifikat dan administrasi yang diangap ruwet oleh masyarakat. Akibatnya, tanah wakaf yang tidak bersertifikat itu tidak bisa dikelola secara produktif karena tidak ada legalitasnya, bahkan rawan konflik.

Keempat, naz}ir (pengelola) masih tradisional dan cenderung konsumtif. Meski tidak termasuk rukun wakaf, para ahli fikih mengharuskan wa>kif (orang yang wakaf) untuk menunjuk naz}ir wakaf. Naz}ir inilah yang bertugas untuk mengelola harta wakaf. Tapi, sayangnya para naz}ir wakaf di Indonesia kebanyakan masih jauh dari harapan. Pemahamannya masih terbilang tradisional dan cenderung bersifat konsumtif (non-produktif). Maka tak heran, jika pemanfaatan tanah wakaf kebanyakan digunakan untuk pembangunan masjid an sich. Padahal, masjid sebenarnya juga bisa diproduktifkan dan menghasilkan ekonomi dengan mendirikan lembaga-lembaga perekonomian Islam di dalamnya, seperti BMT, lembaga zakat, wakaf, mini market, dan sebagainya.

Fenomena di atas mendorong para pengelola wakaf, pemerintah dan para ulama untuk melakukan reinterpretasi makna wakaf. Wakaf tidak hanya dipahami dalam dimensi spiritual saja, melainkan juga mengandung dimensi sosial keagamaan dan berpotensi meningkatkan ekonomi serta kesejahteraan umat Islam. Salah satu di antara upaya pemberdayaan wakaf adalah dengan optimalisasi peran wakaf agar lebih produktif. Wakaf menyimpan potensi yang besar untuk dikembangkan menjadi aset produktif, yang pada akhirnya tidak saja mampu menghidupi pelayanan sosial-keagamaan, tetapi juga diarahkan untuk mendukung berbagai inisiatif tujuan keadilan sosial dan pendidikan.

Menurut Jaih Mubarok, wakaf produktif adalah transformasi dari pengelolaan wakaf yang profesional untuk meningkatkan atau menambah manfaat wakaf. Wakaf produktif juga dapat diartikan sebagai proses pengelolaan benda wakaf untuk menghasilkan barang atau jasa yang maksimum dengan modal yang minimum.25

25 Jaih Mubarok, Wakaf Produktif, Bandung: Simbiosa Rekatama

Page 39: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

23Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

Sedangkan menurut Munz\ir Qah}af, wakaf produktif adalah memindahkan harta dari upaya konsumtif menuju produktif dan investasi dalam bentuk modal produksi yang dapat memproduksi dan menghasilkan sesuatu yang dapat dimanfaatkan pada masa-masa mendatang, baik oleh pribadi, kelompok maupun oleh umum. Dengan demikian, wakaf produktif merupakan kegiatan menabung dan berinvestasi secara bersamaan.26

Said dan Lim melakukan penelitian tentang bagaimana strategi untuk memberdayakan aset wakaf menjadi produktif, menurutnya ada 5 (lima) langkah strategi untuk memberdayakan wakaf agar menjadi wakaf produktif,27 yaitu: pertama, mengenali potensi perputaran harta wakaf dengan melihat sejarah atau model wakaf yang sudah berjalan dan melakukan pembaruan pada sistem wakaf. Kedua, memfasilitasi pengembangan model wakaf modern dengan menerapkan teknik manajemen modern pada wakaf, sepanjang tujuannya tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syari‘ah. Ketiga, mempromosikan filantropi Islam melalui wakaf, sehingga wakaf dapat menjadi tulang punggung bagi masyarakat dan berpotensi memainkan peran penting dalam pelayanan masyarakat. Disamping itu, wakaf produktif dapat menjadi alternatif pada masa krisis ketika pemerintah sudah tidak sanggup lagi memenuhi kebutuhan masyarakat. Keempat, memodernisasi administrasi wakaf, sehingga struktur manajemen wakaf dapat menjadi lebih efisien, transparan dan responsif serta menjalin kerjasama teknis dan bertukar pengalaman dengan lembaga pendidikan, organisasi internasional dan negara lain untuk mengembangkan isvestasi wakaf. Kelima, memproduktifkan wakaf yang sebelumnya tidak produktif dengan membangkitkan komitmen dari wa>kif, naz}ir, investor dan masyarakat sekitarnya yang mengetahui benefit dari wakaf tersebut.

Media, 2008, hlm. 15-16.26 Munz\ir Qah}af, al-Waqf al-Isla>mi, op.cit, hlm. 58.27 M. Siraj Said and Hilary Lim, Waqf (Endowment) and Islamic

Philantrophy, op.cit, hlm. 6-7.

Page 40: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan24

Munculnya paradigma wakaf produktif merupakan pilihan utama ketika umat sedang dalam keterpurukan kemiskinan akut. Dengan wakaf produktif, berarti wakaf yang ada memperoleh prioritas utama ditujukan pada upaya yang lebih menghasilkan. Tentu dengan ukuran−ukuran paradigma yang berbeda dengan wakaf konsumtif, memberi harapan−harapan baru bagi sebagian besar komunitas umat Islam. Wakaf ini tidak berkehendak untuk mengarahkan wakaf pada ibadah mahd}ah an sich, melainkan diarahkan pada usaha-usaha yang produktif untuk menyelesaikan problematika umat.

Pemberdayaan wakaf produktif ini tentu saja juga sangat berdimensi sosial. Ia semata−mata hanya mengabdikan diri pada kemaslahatan umat Islam. Sehingga, yang tampak dari hal ini, adalah wakaf yang pro−kemanusiaan, bukan wakaf yang hanya berdimensikan ketuhanan saja. Maka dari itu, yang tampak dalam wakaf jenis ini adalah wakaf lebih menyapa realitas umat Islam yang dilanda kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan.

Di seluruh dunia, wakaf produktif sudah menjadi paradigma utama dalam mengelola aset. Sebut saja Mesir, Aljazair, Sudan, Kuwait, dan Turki, mereka jauh-jauh hari sudah mengelola wakaf ke arah produktif. Sebagai contoh, di Sudan, Badan Wakaf Sudan mengola aset wakaf yang tidak produktif dengan mendirikan Bank Wakaf. Lembaga keuangan ini digunakan untuk membantu proyek pengembangan wakaf, mendirikan perusahaan bisnis dan industri. Contoh lain, untuk mengembangkan produktifitas aset wakaf, pemerintah Turki mendirikan Waqf Bank and Finance Corporation. Lembaga ini secara khusus untuk memobilisasi sumber wakaf dan membiayai berbagai jenis proyek joint venture.

Tidak hanya itu, di negara yang penduduk muslimnya minoritas, pengembangan wakaf juga tidak kalah produktif. Sebut saja Singapura, aset wakaf di Singapura berjumlah S$ 250 juta. Untuk mengelolanya, Majelis Ugama Islam Singapura (MUIS) membuat anak perusahaan bernama Wakaf Real Estate Singapura (Warees). Warees merupakan perusahaan kontraktor

Page 41: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

25Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

untuk memaksimalkan aset wakaf. Contoh pemberdayaan potensinya, Warees mendirikan gedung berlantai 8 di atas tanah wakaf. Pembiayaannya diperoleh dari pinjaman dana Sukuk sebesar S$ 3 juta, yang harus dikembalikan selama lima tahun. Gedung ini disewakan dan penghasilan bersih mencapai S$ 1.5 juta per tahun. Setelah tiga tahun berjalan, pinjaman pun lunas. Selanjutnya, penghasilan tersebut menjadi milik MUIS yang dialokasikan untuk kesejahteraan umat.

Di Indonesia, pengembangan wakaf produktif kini sudah menemukan titik cerahnya sejak disahkannya Undang-undang No. 41 tahun 2004 tentang wakaf dan PP No. 42 tahun 2006 tentang pedoman pelaksanaan Undang-undang No. 41 tahun 2004. Pemberdayaan wakaf produktif ditandai dengan tiga ciri utama: pertama, pola manajemen wakaf harus terintegrasi dan dana wakaf dapat dialokasikan untuk program-program pemberdayaan dengan segala macam biaya yang tercakup di dalamnya. Kedua, asas kesejahteraan naz}ir. Pekerjaan sebagai naz}ir tidak lagi diposisikan sebagai pekerja sosial, melainkan sebagai profesional yang bisa hidup layak dari profesi tersebut. Ketiga, asas transparansi dan tanggung jawab (accountability). Badan wakaf dan lembaga yang dibantunya harus melaporkan proses pengelolaan dana setiap tahunnya kepada umat.28

Persoalan lain yang perlu dikaji berkaitan dengan strategi pengembangan wakaf produktif adalah kepastian hukum dan Perundang-undangan wakaf. Sangat penting untuk melihat secara cermat relevansi dan kontribusi konteks sosial-politik untuk memenuhi tujuan-tujuan legislasi, dan kaitannya dengan berbagai kegiatan lembaga wakaf. Demikian juga, bagaimana kontribusi konfigurasi politik bagi pembentukan dan peningkatan konstruksi hukum yang dapat menopang pelaksanaan wakaf agar bisa meningkatkan kesejahteraan umat.

Kebijakan tentang regulasi wakaf di Mesir dimulai sejak pemberlakuan Undang-undang Wakaf Mesir (UUWM) No.

28 Muh }ammad Syafi’i Antonio, “Pengelolaan Wakaf Secara Produktif,” dalam Achmad Djunaidi dan T {abieb al-Asyhar, Menuju Era Wakaf Produktif, Jakarta: Mumtaz Publising, 2007, hlm. viii.

Page 42: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan26

29 Tahun 1960. Sebelum diberlakukannya UUWM, praktek wakaf lebih banyak mengacu pada Maz\hab H}anafi, yang lebih menekankan pada wakaf benda tidak bergerak. Meskipun mereka memperbolehkan benda bergerak, namun dengan syarat-syarat yang harus dipenuhi, yaitu: pertama, keadaan harta bergerak itu mengikuti benda tidak bergerak dan ini ada dua macam: 1) barang tersebut mempunyai hubungan dengan sifat diam di tempat dan tetap, misalnya bangunan dan pohon. Menurut ulama H}anafiah, bangunan dan pohon termasuk benda bergerak yang bergantung pada benda tidak bergerak, 2) benda bergerak yang digunakan untuk membantu benda tidak bergerak, seperti alat untuk membajak, kerbau yang digunakan untuk bekerja dan lain-lain.

Kedua, kebolehan wakaf benda bergerak itu berdasarkan as\ar yang membolehkan, seperti wakaf senjata dan binatang-binatang yang digunakan untuk perang. Dasar ketetapan ini adalah bahwa wakaf harus mu‘abbad (berlaku selama-lamanya), dan benda yang bisa dimanfaatkan selama-lamanya adalah benda tidak bergerak. Namun demikian, boleh juga mewakafkan benda bergerak sebagai pengecualian dari prinsip tersebut karena adanya dalil khusus berupa nash atau adat-istiadat yang membolehkannya.29

Setelah UUWM diberlakukan, wakaf benda tidak bergerak dan wakaf benda bergerak diperbolehkan, bukan sebagai pengecualian. Ketentuan ini disebutkan pada ayat 8 yang berbunyi: “Boleh mewakafkan benda tidak bergerak dan benda bergerak.” Ini berarti UUWM tidak mengikuti ketentuan Maz \hab H }anafi tentang larangan mewakafkan benda bergerak yang tidak termasuk dalam benda tidak bergerak, atau tidak ada as\ar yang membolehkan, atau tidak menjadi kebiasaan masyarakat. Hal ini karena tidak ada lagi faktor yang menyebabkan tidak sahnya wakaf benda bergerak, yaitu ta‘bid (selama-lamanya) yang ditetapkan sebagai salah

29 Departemen Agama, Fiqih Wakaf, Jakarta: Direktorat Wakaf, 2007, hlm. 33.

Page 43: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

27Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

satu syarat bagi benda yang diwakafkan, karena UUWM telah menganut asas boleh memberikan wakaf khairi, baik mu‘abbad maupun muaqqat.

Kebijakan dalam UUWM tersebut sesuai dengan Maz\hab Maliki yang membolehkan wakaf benda tidak bergerak dan benda bergerak, karena Maz\hab ini tidak menyaratkan adanya ta‘bid (selama-lamanya) pada wakaf, bahkan menurut Maz\hab Maliki wakaf itu sah meskipun sementara. Dengan ketentuan ini, maka UUWM melakukan dua hal, yaitu: pertama, memperluas sumber wakaf. Jika sebelumnya wakaf itu hanya boleh diberikan dalam bentuk benda tidak bergerak, maka dengan regulasi sumber wakaf menjadi semakin luas meliputi berbagai bentuk, baik berupa benda tidak bergerak maupun benda bergerak. Benda tidak bergerak seperti tanah, sedangkan benda bergerak seperti mobil, kapal, biji-bijian, mata uang, hewan dan lain-lain. Kedua, memperluas kesempatan berwakaf. Jika sebelumnya wakaf hanya dapat dilakukan oleh orang yang mempunyai harta tidak bergerak saja, maka dengan regulasi ini masyarakat yang ingin berwakaf dengan benda bergerak bisa melakukannya, tanpa harus menukar hartanya yang bergerak menjadi tidak bergerak terlebih dahulu.

Sedangkan kebijakan tentang regulasi wakaf di Indonesia dimulai sejak pemerintah kolonial Belanda, di mana antara tahun 1903 sampai 1935, Belanda mengeluarkan empat surat edaran Sekretaris (Circulaires van de Gouvernements Secretaris) kepada pemimpin Indonesia. Semua surat edaran tersebut meminta bupati untuk menangani pendaftaran bangunan keagamaan Muslim menyangkut asal-usulnya, statusnya sebagai tempat peribadatan, dan apakah ia berasal dari wakaf atau bukan.30 Pengaruh surat edaran ini setidaknya ada dua hal: pertama, pemerintah telah mengendalikan kegiatan wakaf melalui wajib daftar, maupun keharusan meminta izin para bupati untuk mendermakan kekayaan sebagai wakaf. Kedua,

30 Abdul Gafur Ans}ari, Hukum dan Praktik Perwakafan di Indonesia: Undang-undang Wakaf Nomor. 41 Tahun 2004, Pilar Media, Yogyakarta, 2005, hlm. 40-43.

Page 44: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan28

bupati diberi kewenangan untuk menangani kasus-kasus yang berkaitan dengan sengketa wakaf.31 Dalam kurun waktu tersebut, ketentuan-ketentuan hukum wakaf secara umum hanya mengatur wewenang, prosedur perizinan dan pendaftaran tanah wakaf serta hal-hal administratif lainnya.

Setelah Indonesia merdeka, regulasi wakaf semakin berkembang positif, dengan keluarnya Peraturan Departemen Agama pada 22 Desember 1953 tentang prosedur pemberian tanah wakaf, yang kemudian diatur kembali oleh Surat Edaran Departemen Agama No. 5/D/1956. Kemudian, diterbitkannya Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria. Dalam Undang-undang ini, aset wakaf mendapatkan dasar hukum yang tetap, di mana negara secara resmi menyatakan perlindungan terhadap harta wakaf. Dalam Pasal 49 ayat 3 disebutkan bahwa perwakafan tanah milik dilindungi dan diatur menurut peraturan pemerintah. Perlindungan atas aset wakaf juga dipertegas kembali dalam Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1961 tentang Pendaftaran Tanah. Peraturan ini meningkatkan penertiban sertifikasi tanah atas tanah wakaf yang telah diikrarkan.

Setelah mendapatkan jaminan perlindungan dari pemerintah, eksistensi wakaf semakin mendapatkan tempat dengan terbitnya Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1977 tentang Perwakafan Tanah Milik, yang memuat unsur-unsur substansi dan teknis perwakafan. Terbitnya Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1977 ini menciptakan pembaruan yang sangat penting dalam pengelolaan harta wakaf. Peraturan ini memberikan legalitas bagi bolehnya pertukaran harta wakaf setelah mendapatkan izin dari Menteri Agama. Secara subsansial peraturan tersebut juga membolehkan pertukaran harta wakaf agar dapat diberdayakan secara optimal. Pembaruan lain yang terjadi setelah terbitnya peraturan ini juga mencakup aspek teknis dalam perwakafan. Sejak peraturan ini, beberapa pengelola wakaf mulai bersikap selektif terhadap harta wakaf

31 Suparman Usman, Hukum Perwakafan di Indonesia, Jakarta: Da>r al-Ulu>m Press, 1999, hlm. 50-51.

Page 45: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

29Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

yang diserahkan kepada mereka dengan memperhatikan asas manfaat dari wakaf yang akan diserahkan.

Aturan lain yang membawa pembaruan dalam pengelolaan wakaf adalah Instruksi Presiden No. 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam (KHI). Pembaruan dalam KHI ini pada dasarnya merupakan elaborasi dari prinsip pembaruan yang terdapat pada PP No. 28 Tahun 1977. Baik Inpres No. 1 Tahun 1991 maupun PP No. 28 Tahun 1977 diarahkan untuk unifikasi Maz\hab dan hukum Islam di Indonesia. Beberapa perluasan aturan perwakafan dalam KHI antara lain berkaitan dengan objek wakaf, naz}ir dan sebagainya. Terkait dengan objek wakaf misalnya, dalam KHI disebutkan bahwa objek wakaf telah mencakup harta benda yang bergerak, sedangkan dalam PP No. 28 Tahun 1977 ketentuan seperti itu belum ada. Demikian halnya dengan naz}ir, dalam KHI jumlah naz}ir perseorangan tidak lagi dibatasi hanya sebanyak tiga orang, melainkan disesuaikan dengan kebutuhan manajemen wakaf.

Fenomena di atas menunjukkan bahwa sejak masa kolonial, aturan wakaf telah ada terkait dengan administrasi dan pencatatan wakaf. Aturan Perundang-undangan wakaf tersebut terus berkembang sejalan dengan dinamika perkembangan dan pengelolaan wakaf di masyarakat. Dari sisi jumlah dan aset, harta wakaf terus meningkat. Namun, peningkatan tersebut tidak disertai upaya peningkatan mutu pengelolaan wakaf, terutama peningkatan mutu SDM maupun manajemennya. Oleh karena itu tidak heran jika wakaf produktif pada masa itu perkembangannya sangat lambat.

Saat ini telah lahir Undang-undang No. 41 tahun 2004 tentang wakaf dengan tujuan pokok untuk mendorong kemajuan pengelolaan wakaf di Indonesia. Dengan Undang-undang ini, sektor wakaf diharapkan mampu berfungsi sedemikian rupa, sehingga mendukung kesejahteraan sosial-ekonomi umat Islam. Apalagi para ulama dan pemerhati masalah-masalah wakaf dari berbagai ormas Islam, baik Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, maupun ormas-ormas Islam lainnya mendukung proses legislasi wakaf ini dengan sunggung-

Page 46: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan30

sungguh. Konteks kelahiran dan motif terpenting regulasi wakaf tersebut adalah untuk peningkatan kesejahteraan ekonomi dan penguatan masyarakat sipil dengan memanfaatkan sumber-sumber alternatif yang potensial dalam wakaf.32

Terhadap kelahiran Undang-undang ini, sebagian besar naz}ir memandang positif bahwa Undang-undang ini dapat memberikan kepastian hukum dan memperkuat lembaga wakaf. Di samping itu, Undang-undang ini juga bisa mendorong masyarakat untuk berwakaf. Selain memiliki persepsi positif dengan hadirnya Undang-undang wakaf tersebut, sebagian besar juga mendukung keberadaan Badan Wakaf Indonesia (BWI) yang telah eksis di masyarakat. Badan ini diharapkan mampu menjamin terciptanya kemajuan pengelolaan wakaf untuk kegiatan produktif di satu sisi dan peningkatan fungsi pelayanan sosial keagamaan di sisi lain.

Pentingnya regulasi Perundang-undangan wakaf ini bisa kita analisis dari beberapa pasal dalam Undang-undang No. 41 tahun 2004. Dalam pasal 4 dan pasal 5 dinyatakan bahwa wakaf bertujuan memanfaatkan harta benda wakaf sesuai dengan fungsinya; wakaf berfungsi mewujudkan potensi dan manfaat ekonomis harta benda wakaf untuk kepentingan ibadah dan untuk memajukan kesejahteraan umum. Juga dalam pasal 12 mengenai peruntukan harta benda wakaf disebutkan bahwa dalam rangka mencapai tujuan dan fungsi wakaf, harta benda wakaf hanya dapat diperuntukkan bagi: 1) sarana dan kegiatan ibadah; 2) sarana dan kegiatan pendidikan serta kesehatan; 3) bantuan kepada fakir miskin, anak terlantar, yatim piatu, beasiswa; 4) kemajuan dan peningkatan ekonomi umat; dan 5) kemajuan kesejahteraan umum lainnya yang tidak bertentangan dengan syariat dan peraturan Undang-undang yang berlaku.

Orientasi dan arah kebijakan wakaf sebagaimana tercermin dalam pasal-pasal di atas menunjukkan realita bahwa pemerintah sudah mengakui aset organisasi wakaf sebagai modal yang bernilai sosial dan ekonomis sekaligus,

32 Tuti A. Najib dan Ridwan al-Makassary (ed.), 2006, Wakaf, Tuhan, dan Agenda Kemanusiaan, op.cit, hlm. 88-89.

Page 47: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

31Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

yang dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber alternatif bagi penguatan dan pemberdayaan sosial ekonomi umat Islam di masa yang akan datang. Berbagai perubahan yang didorong oleh kepentingan bersama pemerintah dan umat Islam ini pada gilirannya ikut mempengaruhi corak perkembangan perwakafan di tanah air. Tanda-tanda menuju pembaruan itu mulai tampak dengan munculnya berbagai kreativitas baru dalam pengelolaan wakaf, seperti meluasnya cakupan harta wakaf produktif dan inovasi kelembagaan wakaf.33

Fenomena ini menunjukkan bahwa pemerintah Indonesia menaruh perhatian serius terhadap lembaga wakaf dan mengindikasikan kesungguhan pemerintah untuk memperkokoh lembaga hukum Islam menjadi hukum nasional dalam bentuk transformasi hukum. Namun Undang-undang Wakaf tersebut belum bisa dilaksanakan secara optimal, karena secara organik masih memerlukan beberapa peraturan pelaksanaan yang diperintahkan oleh Undang-undang ini. Di samping itu juga perlu dipersiapkan SDM dalam rangka menjalankan tugas terkait dengan Undang-undang ini antara lain Badan Wakaf Indonesia dan para naz}ir yang profesional.

D. Fundraising Wakaf Produktif

Rencana program kerja hendaknya disusun secara rinci dari waktu ke waktu, perumusan yang spesifik, dan penetapan targetnya setiap waktu secara sistematis menuju pada tujuan yang hendak dicapai agar suatu program bisa mencapai target yang diinginkan. Kegiatan fundraising juga demikian, kesuksesannya tergantung pada perencanaan secara matang. Perencanaan penggalangan dana dikaitkan dengan program perencanaan dan penggalangan sumber daya secara terpadu. Ada sepuluh (10) langkah strategis yang perlu dilakukan sebagai persiapan untuk merencanakan penggalangan dana:34 pertama, rencana program

33 Ibid., hlm. 89.34 Darwina Widjajanti, Rencana Strategis Fundraising; Sepuluh

Langkah Praktis dalam Menyusun Dokumen Rencana Strategis Penggalangan Dana Bagi Organisasi Nirlaba, Depok: Piramedia, 2006,

Page 48: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan32

strategis jangka panjang. Rencana program ini mengacu pada visi dan misi lembaga wakaf, sehingga rencana strategis jangka panjang ini menjadi landasan kerja lembaga. Hal ini akan menjadi acuan selama 3-5 tahun yang memfokuskan seluruh daya di dalam lembaga wakaf untuk mencapai tujuan secara bertahap guna mencapai target yang ditetapkan.

Kedua, merancang budget jangka panjang. Setelah program strategis dari lembaga wakaf dirumuskan dengan jelas, maka langkah berikutnya adalah membangun strategi penggalangan sumber daya untuk mendukung terlaksananya kegiatan wakaf. Langkah harus dilakukan adalah menghitung budget operasional dan budget tiap program pemberdayaan wakaf dari tahun ke tahun. Budget operasional meliputi biaya staf kunci dan supporting di lembaga yang tidak secara langsung berhubungan dengan pelaksana wakaf dan biaya pendukung seperti sewa kantor, peralatan kantor, utilities, komunikasi, paket informasi lembaga dan sebagainya. Sedangkan budget program meliputi biaya spesifik yang terkait langsung dengan wakaf seperti honor staf lembaga wakaf dan biaya lain yang terkait dengan pelaksanaan wakaf.

Ketiga, menetapkan skala prioritas program. Program strategis yang telah ditetapkan oleh lembaga wakaf tentu diharapkan dapat berjalan seluruhnya. Namun keberhasilan menggalang dana dan sumber daya lain sering kali tidak dapat diduga. Bila seluruh sumber daya dapat dimobilisasi, maka lembaga wakaf tersebut beruntung dan dapat menjalankan programnya. Namun bila kurang beruntung, maka ada program yang tidak bisa dijalankan. Tetapi setidaknya harus ada program yang dapat dilaksanakan sehingga roda kegiatan berjalan terus sebagai bukti bahwa misi lembaga wakaf tetap berjalan. Dengan demikian, skala prioritas program merupakan cara untuk menentukan program mana yang dianggap menempati prioritas tinggi, prioritas menengah dan prioritas rendah.

Keempat, membangun skenario fundraising. Skenario penggalangan sumber dana adalah target tahunan yang ingin

hlm. 19-53.

Page 49: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

33Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

dicapai oleh lembaga wakaf dengan memperhatikan skala prioritas program. Skala prioritas program ini mengarahkan upaya lembaga wakaf untuk memusatkan perhatian pada penggalangan sumber daya secara lebih fokus, baik dengan skenario minimal, skenario moderat maupun skenario maksimum. Manfaat dari adanya skenario penggalangan sumber dana ini adalah mencegah lembaga wakaf mengarahkan pada kegiatan fundraising apa adanya, tanpa mempertimbangkan program mana yang perlu didahulukan.

Kelima, menetapkan tujuan fundraising. Adanya berbagai kendala dari lembaga wakaf dalam melakukan mobilisasi sumber dana, maka penting sekali menentukan tujuan dari kegiatan mobilisasi sumber dana ini. Tujuan mobilisasi sumber dana sangat beragam, misalnya lembaga wakaf yang selama ini tergantung pada beberapa lembaga donor perlu melakukan diversifikasi sumber dana, lembaga wakaf yang tidak didukung oleh konstituen perlu menetapkan strategi pengembangan konstituen, dan lembaga wakaf yang memikirkan pentingnya dukungan publik melihat kerjasama dengan media massa dan perusahaan sebagai strategi yang tepat.

Keenam, menyusun strategi fundraising. Strategi ini meliputi mobilisasi dana berbentuk finansial dan mobilisasi non-finansial guna mendukung terlaksananya program lembaga wakaf. Dukungan non-finansial dapat berupa barang, peralatan, properti (gedung, tanah dan sebagainya), keahlian tertentu atau jasa tertentu, tenaga, akses ke lembaga/ orang penting yang dapat mendukung program, dan sebagainya. Dukungan finansial dan non-finansial dapat berasal dari berbagai sumber, seperti: individu, pemerintah, perusahaan, lembaga dana, dan dana multilateral. Untuk memobilisasi sumber dana yang beragam dari berbagai pihak terdapat berbagai strategi penggalangan, antara lain: membangun jaringan keanggotaan, menjalin kemitraan dengan perusahaan, kerjasama dengan pemerintah, mengirim proposal ke lembaga donor, menjual barang/ jasa, memanfaatkan jasa relawan, menyimpan dana abadi, investasi khusus, dan lain-lain.

Page 50: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan34

Ketujuh, melakukan identifikasi sumber dana (wa>kif). Setelah tujuan, mobilisasi sumber dana dan strategi fundraising ditetapkan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan identifikasi potensial sumber dana yang dapat mendukung program lembaga wakaf. Identifikasi ini memungkinkan setelah ada data tentang siapa saja yang memiliki misi, minat, atau perhatian yang sama dengan program lembaga wakaf. Data mengenai calon potensial itu diperoleh melalui pengumpulan informasi dari berbagai sumber: website, brosur, hasil pertemuan langsung, dari lembaga yang pernah memperoleh dukungan, pengumuman di media massa, orang yang mengenal baik calon potensial dan sebagainya. Semakin lengkap data yang diperoleh semakin mudah memilih calon potensial yang paling tepat. Data tersebut perlu diupdate setiap tahun karena bisa terjadi perubahan kebijakan, penanggung jawab program dan sebagainya. Database dari berbagai jenis potensi sumber dana ini akan sangat membantu dalam identifikasi calon mitra pendukung lembaga wakaf.

Kedelapan, membuat tim kerja dan rencana kerja. Tim kerja ini terdiri dari mereka yang akan bekerja untuk mencapai target penggalangan sumber dana. Biasanya tim kerja terdiri dari: akses ke potensial pendukung, tim loby yang mendekati lembaga donor, staf yang menyediakan data informasi update untuk penulisan proposal (hasil penelitian, foto, dokumentasi dan lain-lain), bagian promosi yang menyediakan paket informasi mengenai lembaga, testimony hasil kerja dari kelompok yang didampingi, publikasi lembaga, update website dengan info terkini, dan sebagainya. Bila jumlah staf terbatas, maka tim kerja terdiri dari beberapa staf yang mengerjakan beberapa hal sekaligus. Hendaknya ada staf khusus yang dialokasikan untuk membantu kegiatan mobilisasi sumber dana ini, yang berperan sebagai fundraising manajemen. Ia dapat membantu pengelolaan data potensial donor, administrasi korensponden, mengatur pertemuan, dan filing semua hal yang berkaitan dengan penggalangan sumber dana.

Kesembilan, melakukan pemantauan hasil kerja. Dengan

Page 51: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

35Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

merujuk rencana kerja mobilisasi sumber dana, lembaga wakaf perlu melakukan monitoring perkembangan yang terjadi dengan rutin. Dalam monitoring ini, penanggung jawab tiap kegiatan perlu memberikan laporan tentang kemajuan, hambatan dan rencana kerja berikutnya. Metode ini memastikan bahwa semua kegiatan mobilisasi sumber dana tetap termonitor mengikuti jadwal, menangani masalah secepat mungkin, merubah strategi bila perlu, dan mencari masukan agar target dapat tercapai.

Kesepuluh, melakukan evaluasi dan rencana ke depan. Pada akhir kegiatan perlu dilakukan evaluasi terhadap kinerja fundraising lembaga wakaf. Apakah target skenario yang ditetapkan telah tercapai, apa saja kesulitan yang dihadapi, apakah bisa diidentifikasi kelemahan yang ada, faktor pendukung keberhasilan fundraising apa saja, apakah strategi komunikasi sudah efektif, bagaimana respon dari naz}ir, respon masyarakat, dan sebagainya. Dari jawaban terhadap pertanyaan tersebut, maka lembaga wakaf dapat belajar dari pengalaman untuk perbaikan perencanaan fundraising di masa mendatang. Belajar dari kelemahan dan kesalahan, meningkatkan kekuatan yang ada, pantang menyerah, tekun dan kreatif akan membuat fundraising lembaga wakaf menjadi kegiatan yang menyenangkan.

Sepuluh langkah strategis di atas merupakan persiapan dalam merencanakan penggalangan dana bagi lembaga wakaf. Karena permasalahan yang sangat urgen berkaitan dengan keberlangsungan peran wakaf adalah bagaimana memberdayakan harta wakaf dan investasinya, serta kemampuannya agar terus produktif dan menghasilkan manfaat yang maksimal, di samping juga memperluas jangkauan wakaf bagi mereka yang berhak dengan jumlah lebih banyak lagi di masa yang akan datang. Para ahli fikih telah membicarakan pelestarian wakaf dan cara-cara pendanaannya, serta pentingnya pendanaan bagi wakaf ketika tidak lagi produktif, rusak atau terbakar.35 Hal ini terutama

35 Para ahli fikih biasanya menyatakan hal itu dengan istilah pembangunan wakaf (ima >rah al-waqf) sebagaimana banyak ditulis dalam buku-buku fiqih. Penggunaan istilah pembangunan wakaf saat itu maknanya umum mencakup pengembangan wakaf dan penambahan

Page 52: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan36

dalam wakaf yang berupa benda bergerak, di mana wakaf bisa berakhir dengan kerusakannya, sehingga wakaf menjadi hilang selamanya tanpa ada penegasan untuk mempertahankannya dengan cara menambah benda bergerak lainnya, mengganti bagian wakaf yang rusak. Hal ini bisa dilakukan dengan cara menyisihkan sebagian dari hasil wakaf untuk memperbarui benda wakaf yang rusak, atau menukar harta wakaf yang sudah tidak produktif lagi.

Selain sepuluh langkah persiapan di atas, menurut ulama fikih ada lima (5) strategi dalam pendanaan wakaf secara tradisional,36 yaitu: pertama, dengan meminjamkan wakaf. Para ahli fikih memperbolehkan peminjaman harta wakaf untuk tujuan pembangunan apabila rusak atau terbakar, baik secara keseluruhan maupun sebagian, hal ini untuk tujuan mengembangkan, menambah pokok wakaf dan membangun aset wakaf. Prinsip meminjamkan harta wakaf untuk tujuan pembangunannya, boleh dilakukan asalkan manajemen keuangan akuntabel dan transparan. Kemudian setelah itu dilakukan cara-cara modern dalam mendanai pengembangan wakaf Islam dan investasinya, terutama karena syariat Islam tidak melarang hal tersebut dan juga tidak mencelanya apabila terjadi penambahan modal pada harta wakaf, sehingga dapat melindungi hak orang-orang yang berhak dari berbagai bentuk penyimpangan dalam pemanfaatan hasil wakaf.

Kedua, dengan menjual hak monopoli (h}aq al-h}ikr) wakaf. Yang dimaksud monopoli di sini adalah tindakan wali wakaf dalam menjual hak penyewaan tanah wakaf dengan bayaran tahunan atau bulanan, berdasarkan kesepakatan antara kedua belah pihak; apakah dibayar secara berkala atau cash. Orang yang telah membeli hak monopoli dapat memberikan hak penyewaan tanah wakaf dengan jumlah uang sewa yang besar untuk jangka waktu yang telah ditentukan dalam kesepakatan bersama. Cara seperti ini pada praktiknya dapat menjadikan wali wakaf memperoleh hasil wakaf yang hampir menyamai

modalnya. 36 Munz\ir Qah}af, 2006, al-Waqf al-Isla>mi, op.cit, hlm. 252-265.

Page 53: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

37Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

harga jual tanah, tanpa harus menjualnya. Namun hasil wakaf tersebut tetap harus disalurkan kepada orang-orang yang berhak atau dipergunakan sesuai dengan tujuan wakaf.

Ketiga, menyewakan wakaf. Harta wakaf bisa disewakan dalam kurun waktu tertentu, di mana sistem pembayarannya terdiri dari: pembayaran cash dalam jumlah yang besar, pembayaran berkala pada masa-masa yang akan datang, atau dengan cara keduanya (ija>ratain fi al-waqf). Harta wakaf yang disewakan ini haruslah aset yang masih baik dan bisa dimanfaatkan oleh penyewa. Jika dalam kondisi rusak, maka harus dibangun atau diperbaiki sehingga dapat dipergunakan untuk jangka waktu yang panjang sesuai yang ditentukan dalam transaksi antara kedua belah pihak. Biasanya pembayaran cash dalam jumlah yang besar digunakan untuk membangun kembali atau merehab bangunan tersebut.37

Keempat, menambah wakaf baru. Model wakaf seperti ini bisa dilakukan dengan penambahan wakaf baru ke wakaf lama yang sejenis, seperti yang dinyatakan dalam sebagian riwayat hadis\ bahwa sahabat Us\man ra. setelah mendengar Rasulullah Saw. menganjurkan untuk membeli sumur Raumah, beliau langsung membelinya dan manfaatnya diberikan kepada kaum muslimin. Awalnya beliau membelinya separuh, setelah itu membeli separuhnya lagi dan disatukan dengan wakaf separuh sumur yang lama. Demikian juga, Us\man termasuk yang pertama kali melakukan penambahan bangunan Masjid Nabawi pada zaman Rasulullah, dimana beliau membeli sebagian rumah tingkat di sekitarnya dan disatukan ke Masjid Nabawi.

Kelima, menukar harta wakaf. Penukaran harta wakaf bisa dilakukan dengan dua cara, pertama, dengan tukar guling, yaitu menukar aset yang sudah tidak produktif dan berkurang manfaatnya dengan aset lain yang lebih produktif dan lebih bermanfaat. Kedua, dengan cara menjual harta wakaf semua atau sebagiannya, kemudian dengan uang penjualan itu digunakan untuk membeli barang wakaf lain dan dipergunakan untuk tujuan yang sama, dengan tetap menjaga semua syarat

37 Ibid., hlm.195.

Page 54: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan38

yang ditetapkan oleh wa>kif. Hakekat penukaran ini tidak mengandung unsur perubahan pada harta wakaf, sebagaimana juga tidak ada penambahan di dalamnya. Karena dalam hal ini telah terjadi transaksi jual beli, tanpa riba dan tipuan, di mana pasar dengan sendirinya bisa menetapkan harga sesuai dengan kondisi barang.

Penukaran pada sebagian barang wakaf dengan cara menjualnya untuk membangun bagian yang lain bisa menambah jumlah dana yang bisa dibuat modal untuk membangun sarana yang masih tersisa. Dengan menukar harta wakaf, wakaf berubah dari kondisi menganggur dan tidak dapat dipergunakan sama sekali menjadi wakaf aktif dan produktif, sekalipun tidak terjadi perubahan nilai secara keseluruhan pada harta wakaf. Penukaran harta wakaf dapat meningkatkan manfaat wakaf bagi orang-orang yang berhak, sekalipun tidak menambah modal wakafnya atau hasilnya. Hal itu bisa jadi karena disebabkan oleh faktor eksternal, yaitu munculnya bentuk penggunaan baru yang memungkinkan terhadap harta wakaf dan sejenisnya. Contoh penukaran wakaf ini adalah apa yang bisa dilakukan pada sekolah-sekolah wakaf lama yang mempunyai nilai sejarah tinggi, tapi tempatnya kecil. Sekolah tersebut bisa dibuat tempat bersejarah, di mana orang yang berminat dapat membelinya dengan harga mahal, kemudian uang hasil penjualannya digunakan untuk membangun sekolah baru yang besar dan cukup untuk menampung jumlah siswa yang lebih besar dari sebelumnya.

Model penukaran yang sama juga bisa dilakukan pada tanah wakaf untuk pertanian (jika wa>kif memang meminta tanah wakaf dibuat tanah pertanian) ketika telah terjadi perluasan kota dan pembukaan daerah pemukiman baru, dimana harga tanah wakaf bisa dijual dengan harga tinggi pada kawasan yang terkena proyek perluasan. Kemudian setelah itu tanah wakaf lama yang dijual ditukar ke tanah wakaf baru di desa yang jumlahnya bisa jauh lebih luas dari wakaf yang lama, sehingga dapat menghasilkan pendapatan wakaf yang berlipat ganda. Selain itu juga penukaran harta wakaf bisa dilakukan pada tanah atau

Page 55: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

39Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

bangunan pemukiman, atau rumah yatim paitu, yang semuanya tidak mempunyai nilai sejarah, sehingga memungkinkan untuk dibangun kembali, misalnya dipergunakan untuk kepentingan bisnis, karena memang letaknya berada di tengah kota yang sangat strategis dan banyak penduduknya. Maka harta wakaf lama ini bisa dipergunakan untuk penggunaan sesuatu yang baru, apabila ada persetujuan wa>kif yang memperbolehkan hal itu, yaitu menjadi wakaf produktif yang dapat menghasilkan dan bukan wakaf langsung yang hanya diambil manfaatnya, sehingga harta wakaf dapat memperoleh keuntungan yang besar sesuai dengan harga pasar saat itu, dan mengambil sebagian hasil penjualan yang senilai dengan modal awal wakaf.

Adapun strategi pendanaan modern yang sesuai dengan pengembangan harta wakaf dari segi memperoleh dana yaitu: pertama, strategi pendanaan dengan mura>bah}ah (bagi hasil untuk mendapatkan keuntungan yang jelas). Naz}ir dapat melakukan sistem mura>bah}ah ketika sumber wakaf dapat mendanai sebagian dari kegiatan pengembangan wakaf, mencukupi dana operasional dan semua dana pembangunan. Bentuk mura>bah}ah ini dilakukan berdasarkan prinsip memberikan pokok tetap dari pihak wakaf dan memberikan harta produktif yang digunakan untuk pembangunan dan diberdayakan oleh pihak lain.38 Akan tetapi pembagian keuntungan bersih dalam cara mura>bah}ah menjadikan masalah penghitungan nilai barang yang disumbangkan oleh setiap pihak sebagai masalah inti, sebab bagian modal dari keuntungan dan kerugian harus dibagikan juga kepada pemilik modal. Contoh dari strategi pendanaan ini terutama dalam wakaf tanah pertanian. Pertanian mempunyai ciri penting tersendiri dalam membagikan total produksinya tanpa melihat secara mutlak kepada masalah-masalah penghitungan nilai pokok tetap yang diberikan kepada petani.

38 Sebagaimana diusulkan oleh Must}afa Ah}mad az-Zarqa (1947: 196) mengenai kemungkinan penggunaan cara musyarakah (kerjasama), akan tetapi ia menunjukkan pertentangan yang jelas, sebab tidak boleh tana>zul (mengambil balik) kepemilikan tanah wakaf. Ini karena perusahaan menyebabkan orang-orang yang ikut menanam saham di dalamnya memiliki semua pokok yaitu berupa modal dari mereka.

Page 56: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan40

Sebagaimana pekerja juga menanggung sebagian dana, seperti harga benih dan pupuk, obat serangga dan pekerja yang disewa, disamping memberikan sebagian pokok tetap seperti cangkul dan sapi untuk membajak. Dengan demikian tanah akan kembali kepada pemiliknya setelah musim bercocok tanam, sekalipun pertumbuhan tanamannya tergolong lambat. Sedangkan sapi dan cangkul kembali kepada pemiliknya setelah selesai akad, misalnya dalam setahun, sekalipun setelah setahun itu sapi telah membesar dan cangkulnya sudah semakin tua. Kemudian hasil keseluruhan dibagi berdasarkan kesepakatan dan tergantung pada besar kontribusi masing-masing.

Kedua, strategi pendanaan dengan kerjasama antara naz}ir dan investor. Bentuk pendanaan ini bisa dilakukan naz}ir melalui kerjasama dengan investor untuk membangun gedung pertokoan, rumah sakit, supermarket, hotel dan lainnya di atas tanah wakaf. Kerjasama ini tidak bernilai materi secara langsung, melainkan kerjasama yang saling menguntungkan, di mana naz}ir diberi hak untuk mengelola gedung yang dibangun di atas tanah wakaf dan hasilnya digunakan untuk kepentingan umum. Apabila izin bangunan bersifat sementara hingga batas waktu tertentu, dan pemiliknya meninggalkannya tanpa membongkarnya ketika waktu izin selesai, maka secara hukum bangunan berpindah kepada naz}ir.

Ketiga, strategi pendanaan dengan mendirikan perusahaan milik gabungan (syirkah milk). Menurut sebagian ulama wakaf tidak boleh dijual, sehingga untuk memenuhi pendanaannya, perusahaan milik gabungan (syirkah milk) memberikan cara pendanaan pengembangan wakaf yang sangat sesuai dengan karakteristik wakaf, karena wakaf tetap berdiri sendiri dan terpisah dari kepemilikan investor. Dalam perusahaan milik ada dua pihak yang terlibat di dalamnya, atas pilihan keduanya atau karena adanya kesepakatan keduanya dalam kepemilikan barang. Dalam hal ini setiap pihak tetap berdiri secara independen, sehingga masing-masing mempunyai wewenang penuh yang terpisah dari wewenang pihak lain. Dengan demikian, maka hak untuk mendapatkan hasilnya tergantung kepada bagian harta

Page 57: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

41Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

masing-masing yang diinvestasikan. Dalam perusahaan milik, setiap orang yang terlibat di dalamnya mengurus bagiannya sendiri terpisah dari yang lain.

Keempat, strategi pendanaan wakaf dengan cara menggalang bantuan dana dari publik. Naz}ir wakaf dapat memilih satu bentuk keberlangsungan dalam pengurusan wakaf dan proyek pengembangan yang berkenaan dengan wakaf. Naz }ir wakaf merealisasikan tujuan tersebut dengan menggunakan cara pendanaan yang direncanakan oleh pengurus wakaf, dengan menggalang dana dari publik dan membuat rekomendasi penggalangan dana secara bertahap. Dalam praktiknya, naz}ir dapat menunjuk pengurus wakaf untuk mewakilinya dalam menggalang dana tersebut.

Strategi pendanaan ini dilakukan dengan dua prinsip, yaitu: prinsip kerjasama dengan berbagai pihak dan prinsip penyewaan. Penyewaan, sekalipun berupa penjualan manfaat, akan tetapi ia menjadi modal pendanaan, yakni dengan penyewaan pokok dari seorang donatur. Hal ini menjadikan penyewaan mengikuti cara pendanaan pada bentuk kertas berharga (securities) yang dapat diputar, terutama jika tidak kita tambahkan sifat dasar dari penyewaan, yaitu mengetahui sebelumnya sebagian ciri-ciri obligasi pinjaman berbunga dengan modal yang sudah diketahui dan keuntungan yang sudah diketahui juga.

Ada lima macam kertas berharga yang bisa diusulkan kepada masyarakat dalam menggalang dana umum untuk mendanai pengembangan harta wakaf. Kertas berharga ini bagi pemiliknya (pembeli atau pendana) dapat menguntungkan selama dimilikinya. Menurut Munz\ir Qah}af,39 kelima macam kertas berharga ini adalah: pertama, quota produksi (khis}as} inta>j). Quota produksi adalah kertas berharga yang mempunyai kesamaan nilai dan dikeluarkan oleh naz}ir wakaf bagi para pemberi dana. Ini merupakan salah satu bentuk kepemilikan pada investasi yang dibangun oleh naz}ir di atas harta wakaf yang diperoleh melalui pemegang quota produksi atau yang

39 Munz\ir Qah}af, 2006, al-Waqf al-Isla>mi, op.cit, hlm. 267-275.

Page 58: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan42

mewakilinya. Quota produksi bisa diputar setelah proyek investasi mulai beroperasi, bisa dijual atau berubah menjadi bentuk barang, hak, dan manfaat. Pemegang quota produksi mempunyai hak dan bagian pada produksi keseluruhan proyek yang terdiri dari tanah dan bangunan secara bersamaan. Misalnya, proyek itu berupa rumah sakit yang dibangun di atas tanah wakaf dan disewakan kepada kementerian kesehatan, atau organisasi sosial kedokteran, atau perusahaan investasi.

Kedua, saham kerjasama (ashum al-musya>rakah). Saham kerjasama dapat dikeluarkan dengan model yang menyerupai saham pada perusahaan saham perseroan, dan dikeluarkan oleh wa>kif atau naz}irnya. Dalam penerbitan saham ini dimuat perwakilan wakaf dengan menggunakan nilai pengeluaran saham pada bangunan yang berada di atas tanah wakaf. Nilai tersebut dapat mewakili bangunan setelah selesai pembangunannya. Di sini pemilik saham ikut serta dalam kepemilikan bangunan sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya. Sedangkan naz }ir wakaf dalam kapasitasnya sebagai badan hukum menjadi manajer bangunan dengan gaji yang layak. Sebagaimana yang biasa berjalan di saham perusahaan perseroan, keuntungan bersih proyek dibagikan kepada para pemilik saham setelah dikurangi biaya operasional, semua beban kerusakan, dana cadangan lainnya dan gaji manajer. Naz}ir menjadi manajer sejak dikeluarkannya saham dan menjualnya serta memegang nilainya dari partner-partnernya yang memiliki saham.

Ketiga, obligasi penyewaan (sanada>t al-ija>rah). Bentuk obligasi ini adalah cek atau kertas berharga berupa bagian yang sama dari kepemilikan bangunan yang disewakan, di mana wali wakaf mengeluarkan obligasi ini dan menjualnya kepada publik dengan harga yang sama dengan prosentase bagian obligasi dari bangunan, dengan jumlah biaya bangunan yang direncanakan pembangunannya. Apabila biaya bangunan sepuluh juta dinar dan bangunan dibagi ke dalam satu juta unit, maka dikeluarkan sebanyak satu juta obligasi benda yang disewakan, dan harga jual satu obligasi ketika dikeluarkan oleh naz}ir wakaf adalah sebesar sepuluh dinar.

Page 59: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

43Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

Obligasi ini dikeluarkan oleh naz}ir untuk menanggung biaya bangunan di atas tanah wakaf. Sebagaimana obligasi juga memberi perwakilan pemiliknya kepada naz}ir wakaf untuk membangun proyek yang telah ditentukan dananya di atas tanah wakaf, dimana naz}ir melakukan pembangunan sebagai wakil dari pemegang obligasi. Obligasi yang dikeluarkan oleh naz}ir juga memuat suatu kesepakatan antara pemegang obligasi dengan naz}ir wakaf, agar pemegang obligasi dapat menyewakan bangunan tersebut setelah selesai pembangunannya dengan uang sewa yang telah ditentukan dan disepakati jumlahnya serta waktu pembayarannya secara berkala. Pemegang obligasi ini juga menjadi wakil naz}ir dalam menyerahkan bangunan kepada wakaf itu sendiri, dengan pembayaran yang telah disepakati sejak tanggal selesainya pembangunan gedung dan sudah bisa dipakai.

Keempat, saham monopoli (ashum at-tah}ki>r). Saham monopoli adalah saham berupa bagian yang sama dalam membangun bangunan di atas tanah wakaf yang disewakan dengan akad penyewaan dalam jangka waktu yang sangat lama, yaitu dengan akad monopoli, dan dengan uang sewa yang telah ditentukan hingga selesainya masa akad. Dalam hal ini, naz}ir wakaf menjadi manajer bangunan mewakili pemiliknya dan untuk kepentingannya. Keuntungan bersih dibagikan kepada para pemilik saham. Naz}ir wakaf yang bertindak sebagai wakil, mendirikan bangunan di atas tanah wakaf, kemudian mengurus investasi proyek secara keseluruhan yang terdiri dari tanah dan bangunan. Pendapatan dari investasi ini di antaranya digunakan untuk gaji pengurusan proyek yang diberikan kepada naz}ir, sedangkan keuntungan bersihnya dibagikan kepada pemegang saham.

Kelima, obligasi pinjaman (sanada>t al-muqa>rad}ah). Saham pinjaman dilakukan sama dengan akad mud}arabah, seperti halnya juga wadi‘ah investasi yang ada di bank-bank Islam. Dalam obligasi pinjaman, naz}ir wakaf menerima uang cash dalam kapasitasnya sebagai pelaku mud}arabah, sama seperti halnya bank Islam menerima wadi‘ah uang investasi.

Page 60: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan44

Bedanya, naz}ir wakaf menerima uang ini dan mengeluarkan dokumen yang nilainya sama dengan uang yang diterima. Jadi, saham pinjaman adalah saham dengan nilai berupa modal yang diberikan kepada naz}ir. Dari modal inilah pemiliknya mendapatkan keuntungan proyek wakaf sesuai yang telah disepakati dan menanggung semua kerugian sesuai bagian mereka yang ada pada modal proyek tersebut. Naz}ir mempergunakan harta ini untuk tujuan investasi terbatas yang disepakati dengan pemiliknya. Penggunaan ini adalah pengembangan harta wakaf seperti membangun rumah sakit kemudian dibisniskan. Pada setiap penutupan buku, naz}ir menghitung keuntungan dan kerugian serta membagikannya sesuai dengan perjanjian. Kemudian nilai barangnya dikembalikan dalam bentuk uang setelah berakhirnya mud}arabah kepada pemilik saham pinjaman.

Jika penghitungan keuntungan pada setiap penutupan buku dikerjakan dengan benar dan teliti, di mana semua keuntungan biasa dan keuntungan modal dapat dibedakan, maka nilai sebenarnya dari obligasi pinjaman harus sesuai dengan nilai barangnya pada tanggal penghitungan keuntungan dan kerugian, atau setelah pembagian keuntungan atau kerugian secara langsung. Hal ini sama seperti yang dilakukan pada wadi’ah investasi di bank-bank Islam yang dikembalikan nilai barangnya ketika masa keuangan yang telah ditentukan berakhir, serta setelah pembagian keuntungan dan kerugian dari obligasi pinjaman tersebut.

E. Pemberdayaan Wakaf Produktif

Kemajuan dalam hal penggalangan dana ini hendaknya diimbangi dengan terobosan baru di bidang distribusi dan pemanfaatan, sehingga peran lembaga wakaf bisa lebih signifikan. Ada dua pola pengembangan hasil harta wakaf produktif yang dapat dilakukan oleh para pengelola, yaitu: pertama, pengembangan wakaf untuk kegiatan sosial, seperti wakaf untuk keadilan sosial, kesejahteraan umat, pengembangan pendidikan, sarana kesehatan, advokasi kebijakan publik,

Page 61: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

45Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

bantuan hukum, HAM, perlindungan anak, pelestarian lingkungan, pemberdayaan perempuan, pengembangan seni dan budaya serta program-program lainnya. Kedua, pengembangan yang bernilai ekonomi, seperti mengembangkan perdagangan, industri, pembelian properti, dan sebagainya.

Wakaf merupakan pranata keagamaan dalam Islam yang memiliki keterkaitan langsung secara fungsional dengan upaya pemecahan masalah−masalah sosial dan kemanusiaan, seperti pengentasan kemiskinan, peningkatan sumber daya manusia dan pemberdayaan ekonomi umat. Demikian ini karena wakaf sesungguhnya memiliki elan besar dalam mewujudkan tata sosial yang berkeadilan. Sayyid Quthub (1964), seorang pemikir Islam dari Mesir dalam bukunya al-‘Ada>lah al-Ijtima>’iyyah fi al-Isla>m, dengan pendekatan yang komprehensif berhasil memformulasikan teori keadilan sosial dalam Islam dan instrumen pendukungnya, termasuk wakaf. Setelah mengupas pandangan Islam mengenai kasih sayang, kebajikan, keadilan dan jaminan sosial antara kelompok yang kaya dengan yang miskin, antara individu dengan masyarakat, dan antara pemerintah dengan rakyat, Quthub menjelaskan fakta historis bagaimana konsep tersebut membumi dalam perjalanan sejarah generasi terbaik Islam. Di antara implementasi keadilan sosial melalui prakarsa wakaf dalam pengalaman kesejarahan Islam telah dibuktikan oleh Abu Bakar, Umar, Thalhah, Us\man, Ali dan sahabat lainnya sebagai sahabat sederhana yang secara ikhlas atas petunjuk Rasulullah untuk mewakafkan aset berharga yang mereka miliki untuk kemaslahatan umat.

Al-Qur’an telah memberikan petunjuk untuk selalu memelihara kebersamaan sebagai makhluk sosial dan menempatkan nilai-nilainya ke dalam pola hubungan kemanusiaan dengan tetap saling menghormati, menjaga, melindungi, mengasihi dan menyantuni sebagaimana diatur dalam sistem ajarannya, seperti perwakafan. Fungsi sosial ini akan berjalan manakala kepemilikan seseorang memberikan manfaat kepada masyarakat, karena di dalam harta benda seseorang ada hak orang lain yang melekat pada harta benda

Page 62: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan46

tersebut, sebagaimana firman Allah:

“Dan di dalam harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian”. (QS. Az\-Z|ariyat: 19).

Ayat ini menjelaskan bahwa di dalam harta benda seseorang terdapat hak orang lain. Ini berarti bahwa sebagai satu kesatuan dalam kehidupan sosial, kehadiran yang satu terkait, tergantung dan berkepentingan dengan kehadiran yang lain. Pelaksanaan wakaf akan memberi pengaruh terhadap kehidupan sosial yang positif dan dinamis, penuh tanggung jawab sosial, terhindar dari pengaruh paham kapitalisme yang membawa pada sikap individualistis dan egoistis. Oleh karena itu, prinsip dasar wakaf yang bertujuan untuk menciptakan keadilan sosial merupakan implementasi dari sistem ekonomi yang mendorong dan mengakui hak milik individu dan masyarakat secara seimbang.

Dengan demikian, peran sosial dari pelaksanaan ibadah wakaf tampak dari dua sisi, yaitu: pertama, dari sisi orang yang mendermakan hartanya (wa>kif). Dengan menunaikan ibadah sosial berupa wakaf, maka otomatis akan membersihkan jiwa mereka dari sifat-sifat negatif, seperti bakhil, kikir, egoistis, rakus, serta mendorong mereka bersikap sosial, suka berkorban untuk kepentingan umum dan menolong orang-orang yang tidak mampu secara ekonomi. Kedua, dari pihak penerima wakaf. Dengan keberadaan harta wakaf yang bisa diambil manfaatnya untuk memenuhi kebutuhan kehidupannya, akan meghilangkan sifat buruk yang mungkin terpendam dalam hati seperti dengki, iri, benci, dan rencana jahat terhadap pihak-pihak yang dianggap mampu secara ekonomi, tapi tidak memperhatikan nasib mereka. Jika antara wa>kif dan pihak penerima wakaf tercipta saling mendukung dan memahami posisi masing-masing, maka stabilitas sosial dan keamanan yang sangat didambakan oleh semua pihak terealisir.

Wakaf sebagai kekuatan penopang produktifitas umat Islam dapat dilihat dari akumulasi potensi besar dari aset wakaf. Data yang dirilis oleh Depag menunjukkan bahwa

Page 63: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

47Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

jumlah tanah wakaf di Indonesia mencapai 2.719.854.759,72 meter persegi atau sekitar 271.985.47 hektar (ha) yang tersebar di seluruh Indonesia.40 Selain itu, aset nasional ekonomi wakaf sangat besar, mencapai 590 Triliun jika dilihat dari angka rata-rata aset lembaga wakaf dikalikan dengan jumlah lokasi wakaf. Dengan aset sebesar ini, idealnya, wakaf bisa diberdayakan untuk membiayai pembangunan masyarakat melalui berbagai kegiatan produktif yang dikembangkannya.

Mewujudkan keadilan sosial melalui pemberdayaan wakaf produktif amat mungkin dilakukan, baik dalam level yang paling sederhana seperti memenuhi kebutuhan dasar maupun upaya lain seperti membiayai pendidikan, perbaikan kehidupan masyarakat miskin, peningkatan partisipasi publik, dan pembuatan kebijakan yang memihak golongan lemah. Pada tingkat persepsi, masyarakat pengelola wakaf optimis inisiatif-inisiatif keadilan tersebut bisa dilakukan. Persepsi ini harus didukung dalam tingkatan praktiknya, sehingga harta wakaf bisa untuk membiayai persoalan peningkatan partisipasi publik dan pembuatan kebijakan, serta pemanfaatan untuk keadilan sosial lainnya.

UU Nomor 41 Tahun 2004 tentang wakaf dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 42 Tahun 2006 dibentuk untuk mengisi semangat UUD 1945 dan penjelasannya, yang menjadikan wakaf produktif sebagai media untuk memajukan kesejahteraan sosial. Kata “menyejahterakan” dapat diartikan sebagai upaya para pihak, terutama pengelola wakaf, untuk meningkatkan kualitas hidup umat Islam melalui pendayagunaan objek wakaf. Maka dari itu, pendekatan yang digunakan tidak semata-mata pendekatan ekonomi, melainkan juga pendekatan bisnis.41

Hal ini berarti menjadikan wakaf produktif sebagai media untuk menciptakan keadilan ekonomi, mengurangi kefakiran dan kemiskinan, mengembangkan sistem jaminan sosial, dan menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan serta

40 Direktorat Pemberdayaan Wakaf Depag RI, data direlease pada tahun 2009.

41 Ibid., hlm. 27.

Page 64: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan48

fasilitas pelayanan umum yang baik.

Dalam konteks ini, wakaf produktif memiliki dua visi sekaligus; menghancurkan struktur−struktur sosial yang timpang dan menyediakan lahan subur untuk menyejahterakan umat Islam. Visi ini secara langsung digapai ketika totalitas diabdikan untuk bentuk−bentuk wakaf produktif yang selanjutnya diteruskan dengan langkah−langkah taktis yang mengarah pada capaian tersebut. Langkah taktis, sebagai derivasi dari filosofi disyariatkannya wakaf produktif dimana lebih berupa teknis−teknis pelaksanaan wakaf yang produktif.

Dengan demikian, wakaf produktif sebagai mainstream pembentukan kesejahteraan masyarakat muslim perlu diberdayakan dengan menggali sejumlah potensi ekonomi serta fasilitas-fasilitas pendukungnya, dan dikembangkan dengan berbagai cara. Untuk mengembangkan wakaf produktif, setidaknya diperlukan pengurus Badan Wakaf yang memiliki potensi untuk mengembangkan sumber daya naz}ir, sehingga memiliki kemampuan di bidang bisnis dan manajemen serta memiliki jiwa wiraswasta, karena ujung tombak dalam meningkatkan kualitas manfaat wakaf produktif adalah para naz}ir.42

F. Model Pengelolaan Wakaf Produktif

Peran kunci manajemen wakaf terletak pada eksistensi pengelola wakaf, terutama naz}ir dan tim kerja yang solid untuk memaksimalkan peran wakaf.43 Apabila wakaf dikelola secara profesional, maka ia akan menjadi lembaga Islam potensial yang berfungsi mendanai dan mengembangkan perekonomian umat. Karena, maju mundurnya wakaf sangat ditentukan oleh baik buruknya manajemen pengelolaan wakaf. Dengan demikian, manajemen wakaf hendaknya didorong semaksimal mungkin

42 Ibid., hlm. 23.43 Sherafat Ali Hasymi, 1987, “Management of Waqf: Past and

Present,” dalam Hasmat Basyar (ed.), Management and Development of Auqaf Properties, Jeddah: Islamic Research and Training Institute and Islamic Development Bank, 1987, hlm. 21.

Page 65: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

49Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

untuk mencapai level kinerja dan performa yang terbaik, sehingga dapat lebih signifikan dalam memainkan peran sosial untuk pengembangan pendidikan.

Prinsip manajemen wakaf produktif lebih potensial diterapkan oleh naz}ir lembaga, baik organisasi maupun badan hukum, dibandingkan dengan naz}ir perseorangan yang berbasis manajemen tradisional. Selain itu, berdasarkan jumlah pengurus dan staf, naz}ir organisasi dan badan hukum jumlahnya lebih besar dari pada naz}ir perseorangan. Namun, besarnya jumlah pengurus harus dibarengi dengan keahlian dan tanggung jawab yang terukur dan sistematik, serta konsistensi pengurus untuk menerapkan prinsip manajemen modern. Dalam menetapkan kepengurusan juga lebih mengutamakan orang-orang yang paham manajemen dan memiliki kompetensi di bidangnya.

Manajemen wakaf seperti ini memberi peluang bagi pengembangan wakaf agar lebih produktif, juga memberi peluang penerapan prinsip-prinsip manajemen modern. Dalam kerangka ini, manajemen wakaf harus berusaha untuk menampilkan performa terbaik wakaf yang mungkin dicapai.

Dalam mengelola harta wakaf produktif, perlu ada manajemen yang mengelola aset wakaf secara transparan dan akuntabel, model manajemen ini bisa dijabarkan dalam beberapa hal berikut:44 pertama, kepengurusan wakaf terdiri dari naz}ir dan dewan pengurus yang pembentukannya sesuai kondisi. Kedua, wa>kif hendaknya menentukan naz}ir dan honor atas kerjanya. Ia juga bisa memilih dirinya sebagai naz}ir sepanjang hidupnya kalau mau. Ia juga bisa menetapkan cara-cara memilih naz }ir, sebagaimana ia berhak untuk menggantinya, sekalipun itu tidak tertulis dalam ikrar wakaf. Ketiga, kepengurusan wakaf memerlukan dewan pengurus dalam kondisi apabila wa>kif belum menentukan naz}ir dan cara pemilihannya atau apabila telah berlalu seratus tahun dari pembentukan wakaf, apapun bentuknya. Dalam menentukan dewan pengurus wakaf, harus dibentuk struktur yang terdiri dari ketua dan anggotanya dengan masa pengabdiannya.

44 Munz\ir Qah}af, 2006, al-Waqf al-Isla>mi, op.cit, hlm. 167-168.

Page 66: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan50

Selanjutnya, Munz\ir Qah}af juga menjelaskan tentang ketentuan dewan pengurus, di antaranya: pertama, dewan pengurus minimal terdiri dari lima orang yang semuanya dipilih oleh organisasi sosial dan dihadiri oleh perwakilan dari Kementerian Wakaf, dengan masa kerja selama lima tahun dan bisa diperbarui melalui sidang tahunan atau sidang istimewa. Kedua, dewan pengurus harus memilih salah satu di antara anggotanya untuk menjadi ketua selama lima tahun, yang berarti ia telah dipilih menjadi naz}ir wakaf. Apabila berhalangan, maka Kementerian Wakaf harus menentukan naz}ir sementara selama tidak lebih dari setahun, kemudian setelah itu organisasi sosial melaksanakan sidang tahunan untuk memilih dewan pengurus baru. Ketiga, dewan pengurus harus membantu naz}ir dalam mengelola wakaf dan dalam mengambil keputusan untuk suatu kepentingan, sesuai dengan hukum yang berlaku dalam Undang-undang wakaf, dan membantunya membuat perencanaan, strategi dan program kegiatan yang dapat menunjang suksesnya tujuan wakaf.

Keempat, dewan pengurus bekerjasama dengan naz}ir bertanggung jawab atas suksesnya wakaf sesuai dengan hukum dalam Undang-undang wakaf dan segala ketentuan khusus yang dibuatnya. Kelima, dewan pengurus berkumpul atas undangan dari ketua dewan pengurus paling sedikit sebanyak enam kali dalam setahun untuk mengambil keputusan yang didasarkan pada suara mayoritas. Pertemuan antar dewan pengurus ini dinyatakan sah apabila telah dihadiri tiga anggota dan ketua dewan pengurus. Pada saat itu juga, rapat dewan pengurus yang dihadiri tiga anggota dapat mengadakan sidang istimewa atas permintaannya. Keenam, dewan pengurus dapat mengusulkan kepada organisasi sosial yang menjadi partnernya dalam laporan penutupan pembukuan yayasan yang dikelolanya.45

Selain adanya naz}ir dan dewan pengurus, dalam manajemen wakaf harus ada Badan Wakaf yang terdiri dari: pertama, Badan Wakaf sosial (khairi) terdiri dari 30 anggota, yang berasal dari kalangan ulama, praktisi dan profesional: 20

45 bid., hlm. 169.

Page 67: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

51Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

anggota dipilih oleh penduduk setempat yang di situ terdapat wakaf, 5 anggota ditentukan oleh Kementerian Wakaf, 5 orang dipilih oleh mereka yang sudah punya pengalaman dalam wakaf. Apabila mereka tidak ada, maka dipilih dari penduduk setempat yang di situ terdapat wakaf. Kedua, Badan Wakaf keluarga (z \urri) terdiri dari semua orang-orang yang berhak atas wakaf atau manfaatnya, dan perhitungan suara mereka tergantung dari tingkatan bagiannya masing-masing. Sedangkan ketiga, Badan Wakaf gabungan (sosial dan keluarga) terdiri dari semua orang yang berhak atas manfaat wakaf berdasarkan tujuan khusus, dan perhitungan suara mereka tergantung kepada banyaknya bagian yang diperolehnya. Kemudian ditambah 20 orang yang mewakili mereka dan berhak atas wakaf berdasarkan tujuan umum yang dipilih oleh penduduk setempat.

Badan wakaf mengambil keputusan yang dianggap mendasar bagi wakaf dan mengarahkan strategi produksi dan penyaluran hasilnya sehingga dapat tercapai tujuan wakaf yang sebanyak-banyaknya. Badan wakaf juga berhak mengangkat dewan pengurus dan mengawasi kinerja mereka, termasuk kinerja naz}ir dan menetapkan honor yang layak bagi mereka. Di samping itu, badan wakaf juga berhak membantu pengawas keuangan dan menetapkan gajinya, serta menyetujui laporan penutupan pembukuan. Badan wakaf berkumpul setahun sekali atas undangan dari naz}ir. Badan wakaf juga dapat diundang dalam sidang istimewa atas permintaan naz}ir atau dewan pengurus, atau diwakilkan pada tiga orang yang dapat mewakili suara mereka atau dari pihak Kementerian Wakaf. Pada rapat pertamanya, badan wakaf dapat memilih ketuanya untuk masa pengabdian selama 5 tahun. Rapat badan wakaf dinyatakan sah, apabila dihadiri oleh mereka yang mewakili suara terbanyak, baik asli ataupun perwakilan, dan membuat keputusan berdasarkan suara mayoritas peserta rapat yang hadir.

1. Manajemen Naz}ir

Lembaga kenaz}iran memiliki peran sentral dalam pengelolaan harta wakaf secara umum. Oleh karena itu eksistensi

Page 68: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan52

dan kualitas SDM naz}ir harus betul-betul diperhatikan. Naz}ir (baik perorangan, organisasi maupun badan hukum) haruslah terdiri dari orang-orang yang berakhlak mulia, amanah, berkelakuan baik, berpengalaman, menguasai ilmu administrasi dan keuangan yang dianggap perlu untuk melaksanakan tugas-tugasnya sesuai dengan jenis wakaf dan tujuannya. Secara umum, pengelolaan wakaf dapat terarah dan terbina secara optimal, apabila naz}irnya amanah (dapat dipercaya) dan profesional. Karena dua hal ini akan menentukan apakah lembaga tersebut pada akhirnya bisa dipercaya atau tidak.

Naz}ir dapat dikatakan sebagai lembaga yang amanah jika memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: pertama, tanggung jawab. Tanpa adanya rasa tanggung jawab pada badan pengelola atau naz}ir, maka harta yang dipercayakan kepadanya akan terbengkalai dan tidak terurus. Oleh karena itu, setiap orang yang dipercaya menduduki lembaga kenaz}iran harus dipastikan bahwa orang tersebut memiliki tanggung jawab moral, sehingga di kemudian hari tidak akan terjadi kesewenangan, penyimpangan dan atau ketidakmampuan manajemen dalam pengelolaan wakaf. Aspek tanggung jawab oleh seorang naz}ir menjadi kunci yang paling pokok dari seluruh rangkaian dunia perwakafan. Jika rasa tanggung jawab ini tidak dimiliki oleh orang atau lembaga naz}ir, maka wakaf hanya akan menjadi institusi keagamaan yang tidak berfungsi apa-apa.

Kedua, efisien. Salah satu dari inti pengelolaan organisasi dan kelembagaan naz}ir adalah efisien. Tanpa adanya efisiensi, lembaga kenaz}iran tidak akan optimal dalam pengelolaan dan pemberdayaan wakaf. Efisiensi di sini meliputi penggunaan biaya administrasi dan kegiatan yang terkait dengan aspek pembiayaan dalam pengelolaan harta wakaf.

Ketiga, rasional. Syarat ini merupakan prinsip pokok dalam ketatalaksanaan organisasi, demikian juga dalam pengelolaan dan pemberdayaan harta wakaf. Oleh karena itu, rasionalitas kebijakan dan pengambilan keputusan dalam pengelolaan harta wakaf menjadi hal yang tidak bisa dihindarkan. Pola pengelolaan yang didasarkan pada aspek irrasional, seperti kepercayaan

Page 69: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

53Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

yang bersifat klinis dan emosional, maka akan menghambat laju perkembangan wakaf secara umum. Salah satu aspek rasional yang tidak kalah pentingnya adalah menempatkan seseorang sesuai dengan kapasitas bidang yang dimiliki, bukan karena hubungan emosional dan nepotisme.46

Naz}ir hendaknya juga menstimulasi dan mendorong secara lebih luas kepada masyarakat agar lebih peduli terhadap pentingnya harta wakaf di tengah kehidupan sosial masyarakat. Melalui upaya sosialisasi wakaf secara optimal diharapkan masyarakat semakin bergairah dalam mewakafkan sebagian harta untuk kepentingan masyarakat banyak. Sosialisasi ini memang harus dilakukan secara bersinambungan, kontinyu dan menarik, sehingga setiap orang yang memiliki kemampuan berwakaf lebih merasa memiliki tanggung jawab akan pentingnya pelaksanaan wakaf.

Naz}ir hendaknya mengamankan seluruh kekayaan wakaf, baik pada tingkat pusat maupun daerah. Upaya pengamanan ini agar harta yang berstatus wakaf tidak diganggu gugat oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu, jika harta wakaf berupa tanah, maka yang harus dilakukan adalah: pertama, segera membuatkan sertifikat tanah wakaf yang ada. Harus diakui, banyak tanah-tanah wakaf yang jatuh ke tangan atau pihak-pihak yang tidak berhak. Ini harus dihentikan dengan memberikan membuatkan sertifikat terhadap tanah-tanah yang memiliki status wakaf. Pola pelaksanaan wakaf sejak lama memang lebih banyak dilakukan dengan cara kepercayaan tanpa memberikan unsur bukti yang bisa menguatkan secara administrasi. Karena itu, agar tanah-tanah wakaf itu dapat diselamatkan dari berbagai problematika formilnya, harus segera dilindungi secara hukum melalui sertifikat wakaf.

Kedua, melakukan advokasi terhadap tanah-tanah wakaf yang masih sengketa. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa tanah-tanah wakaf yang diserahkan kepada naz}ir wakaf sebelum PP No. 28 Tahun 1977 banyak yang tidak mempunyai bukti wakaf, sehingga tanah wakaf yang seharusnya menjadi

46 Departemen Agama, Fiqih Wakaf, op.cit, hlm. 105-106.

Page 70: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan54

harta wakaf dan hak masyarakat banyak berpindah ke tangan-tangan orang yang tidak bertanggung jawab. Keberpindahan kepemilikan tanah wakaf bisa dilakukan oleh: oknum naz}ir yang tidak amanah, keluarga wakif yang merasa mempunyai hak atas tanah maupun orang lain yang mempunyai kepentingan dengan tanah-tanah wakaf tersebut. Tugas pembentukan tim advokasi ini bisa dilakukan oleh lembaga-lembaga naz}ir yang bersangkutan dan bekerjasama dengan Badan Wakaf Indonesia (BWI) sebagai lembaga yang memberikan pengayoman dan pembinaan bagi lembaga-lembaga wakaf.

Ketiga, pemberdayaan tanah wakaf secara produktif. Selain pengamanan di bidang hukum, pengamanan dalam bidang peruntukan dan pengembangannya juga harus dilakukan. Hal ini agar antara perlindungan hukum dengan aspek hakikat tanah wakaf yang memiliki tujuan sosial menemukan fungsinya. Pemanfaatan dan pemberdayaan tanah-tanah wakaf yang harus diprioritaskan adalah tanah-tanah wakaf yang memiliki potensi ekonomi yang besar, yaitu tanah-tanah yang berlokasi strategis secara ekonomis, seperti di pinggir jalan, pasar atau di pusat kota.47

2. Akuntabilitas Pengelolaan Wakaf

Kunci keberhasilan sebuah lembaga dalam menumbuhkan rasa kepercayaan masyarakat terletak pada sejauhmana tingkat transparansi dan akuntabilitas yang diterapkan. Transparansi dan akuntabilitas yang memadai dari suatu lembaga harus muncul dari visi masa depannya, bukan karena ketakutan terhadapnya. Tidak ada gunanya menyebarkan ketakutan, menuduh atau membuat orang melarikan diri. Yang diperlukan adalah pendekatan-pendekatan terhadap akuntabilitas lembaga yang masuk akal sesuai dengan peran dan tanggungjawabnya. Prinsip akuntabilitas dalam tata kelola suatu lembaga merupakan upaya untuk mengembangkan sebuah sistem yang bertujuan mencari keseimbangan secara efektif dan terstruktur dalam proses, pengelolaan, keterlibatan stake holder, pelaporan

47 Ibid., hlm. 107.

Page 71: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

55Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

yang berbasis kinerja, dan kegiatan lain yang berkaitan dengan pertangungjawaban.

Transparansi adalah suatu proses di mana semua informasi yang berkaitan dengan organisasi atau lembaga tersedia secara mudah dan bebas diakses oleh mereka yang terkena dampak oleh kebijakan yang dilakukan oleh lembaga wakaf. Dalam konteks pengelolaan program penggalangan dana pada lembaga wakaf, transparansi berarti berbagai data dan informasi yang berkaitan dengan pengelolaan dan pendayagunaan dana tersedia dengan baik dan mudah diakses oleh publik, khususnya wakif dan masyarakat. Prinsip-prinsip transparansi mutlak dilakukan oleh lembaga wakaf, karena harta wakaf mereka kelola hasilnya untuk masyarakat. Sedangkan konsep akuntabilitas menurut Rustam Ibrahim, sebagaimana dikutip oleh Hamid Abidin dan Kurniawati, adalah suatu proses dimana organisasi atau lembaga bertanggung jawab secara terbuka terhadap apa yang diyakininya, apa yang dilakukan, dan apa yang tidak dilakukan. Secara operasional, tanggung jawab itu diwujudkan dalam bentuk pelaporan (reporting), pelibatan (involving) dan cepat tanggap (responding).48

Ketiga konsep tersebut menjadi acuan dalam melihat praktek transparansi dan akuntabilitas yang dilakukan lembaga wakaf dalam mengelola program penggalangan dana sosial. Tolok ukur yang digunakan adalah: proses pelaporan, pelibatan masyarakat dalam pengelolaan program wakaf dan respon lembaga wakaf terhadap problem yang dihadapi masyarakat melalui mekanisme penyaluran bantuan yang dikelolanya.

Ada beberapa dimensi dalam meningkatkan akuntabilitas ini: pertama, akuntabilitas finansial. Fokus utamanya adalah pelaporan yang akurat dan tepat waktu tentang penggunaan dana publik, yang biasanya dilakukan melalui laporan yang telah diaudit secara profesional. Tujuan utamanya adalah untuk memastikan bahwa dana publik telah digunakan untuk tujuan-

48 Hamid Abidin dan Kurniawati, Galang Dana Ala Media; Strategi Efektif Mengumpulkan Sumbangan Masyarakat, Depok: Piramedia, 2004, hlm. 106-107.

Page 72: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan56

tujuan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif. Masalah pokoknya adalah ketepatan waktu dalam menyiapkan laporan, proses audit, serta kualitas audit. Perhatian khusus diberikan pada kinerja dan nilai uang serta penegakan sanksi untuk mengantisipasi dan mengatasi penyalahgunaan, mismanajemen, atau korupsi. Jika terdapat bantuan finansial eksternal, misalnya dari pinjaman lembaga keuangan multilateral atau melalui bantuan pembangunan oleh lembaga donor, maka standar akuntansi dan audit dari berbagai lembaga yang berwenang harus diperhatikan. Hal inilah yang kiranya dapat menjelaskan besarnya perhatian pada standar akuntansi dan audit internasional dalam menegakkan akuntabilitas finansial. Hasil dari akuntabilitas finansial yang baik akan digunakan untuk membuat keputusan yang berkaitan dengan mobilisasi dan alokasi sumber daya serta mengevaluasi tingkat efisiensi penggunan dana.

Kedua, akuntabilitas administratif, merujuk pada kewajiban untuk menjalankan tugas yang telah diberikan dan diterima dalam kerangka kerja otoritas dan sumber daya yang tersedia. Dalam konsepsi yang demikian, akuntabilitas administratif umumnya berkaitan dengan pelayan publik, khususnya para direktur, kepala departemen, dinas, atau instansi, serta para manajer perusahaan milik negara. Mereka adalah pejabat publik yang tidak dipilih melalui pemilu tetapi ditunjuk berdasarkan kompetensi teknis. Kepada mereka dipercayakan sejumlah sumber daya yang diharapkan dapat digunakan untuk menghasilkan barang atau jasa tertentu. Secara umum, spektrum yang begitu luas telah menyebabkan digunakannya konsep akuntabilitas secara fleksibel. Yang paling mudah adalah mengidentikkan akuntabilitas pelayan publik dengan bentuk pertanggung jawaban mereka kepada atasannya, baik secara politik maupun administratif.

Dalam mengelola wakaf hendaknya memperhatikan aspek transparansi dan akuntabilitas, karena lembaga wakaf adalah lembaga publik. Apa pun status lembaga naz}ir, pengelolaan wakaf harus memenuhi unsur pertanggungjawaban

Page 73: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

57Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

dan profesionalitas yang maksimal. Aspek akuntabilitas ini menjadi sangat penting apalagi kita ketahui bahwa pengawasan wakaf yang berlaku selama ini belum dilakukan secara memadai, terutama dalam hal pengawasan keuangan. Oleh karena itu semua stakeholder harus secara sungguh-sungguh memikirkan cara untuk mendukung dan mengawasi secara kritis pengelolaan dan pemanfaatan aset publik oleh para naz}ir.

Fenomena yang terjadi, masih banyak lembaga wakaf yang tidak melakukan audit publik dan mayoritas pengelolanya naz}ir perseorangan. Oleh karena itu, tradisi pelaporan aktivitas wakaf dengan cara-cara lama perlu segera diperbarui. Media papan pengumuman di masjid yang biasa digunakan kebanyakan naz}ir untuk melaporkan pengelolaan wakafnya, tidak lagi memadai untuk memenuhi kebutuhan akuntabilitas dan profesionalitas, sebagaimana yang seharusnya dipenuhi oleh lembaga publik. Kebijakan yang ketat berkaitan dengan pertanggungjawaban pengelolaan wakaf mutlak diperlukan untuk mencegah merosotnya kepercayaan publik terhadap manajemen wakaf.

Untuk mengantisipasi hal ini perlu adanya regulasi yang tegas, yang menempatkan lembaga independen yang melakukan pembinaan dan pengawasan. Dalam hal pengawasan, lembaga ini dapat menggunakan akuntan publik dalam melakukan tugas-tugasnya. Perhatian lembaga ini hendaknya ditujukan pada aspek akuntabilitas, transparansi dan tata kelola wakaf yang profesional, untuk meningkatkan public trust pada institusi wakaf sehingga masyarakat tertarik untuk mendukung berbagai program wakaf.

Dengan demikian, prinsip akuntabilitas pengelolaan wakaf dapat direalisasikan dalam beberapa hal: pertama, melalui pengawasan. Masalah pengawasan menjadi hal urgen yang harus menjadi perhatian semua pihak. Maka setiap naz}ir (baik perseorangan, organisasi, maupun badan hukum) harus siap diaudit secara berkala oleh akuntan publik dan diawasi oleh lembaga pengawasan yang independen dan masyarakat. Pengawasan yang bersifat internal sudah menjadi keharusan, bersamaan dengan kepedulian masyarakat sekitar untuk

Page 74: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan58

mengawasi kinerja naz}ir. Aspek pengawasan pengelolaan internal ini meliputi: penaksir nilai, manajemen organisasi, manajemen keuangan, manajemen pendistribusian hasil-hasil pengelolaan dan manajemen pelaporankepada pihak yang lebih tinggi.

Sistem pengawasan ini dapat mengganti bagian yang hilang antara manfaat para manajer dengan kemaslahatan wakaf. Ada dua bentuk pengawasan yang sangat penting, yaitu pengawasan masyarakat setempat dan pengawasan pihak pemerintah yang berkompeten.49 Pengawasan masyarakat dilakukan oleh organisasi kemasyarakatan yang sesuai dengan standar kelayakan administrasi dan keuangan yang ketetapannya diambil dari standar yang berlaku di pasar, dengan tetap menjaga ciri-ciri obyektif dari harta wakaf dan tujuan-tujuannya. Pengawasan masyarakat ini bisa lebih efektif dari pengawasan yang dilakukan oleh pihak pemerintah.

Sedangkan pengawasan yang berasal dari pemerintah terdiri dari dua aspek; administrasi dan keuangan. Namun pengawasan ini merupakan jenis pengawasan eksternal secara berkala. Jadi pengawasan pemerintah secara administratif mengawasi administrasi keuangan wakaf dengan standar kelayakan dan produksi yang diambil dari pengawasan adimistrasi perusahaan perseroan yang memiliki aktivitas serupa. Pengawas keuangan dari pemerintah juga bekerja sesuai prinsip pengawasan eksternal yang dilakukan oleh pemeriksa keuangan dan pemeriksa konstitusi. Pemerintah, melalui Kementerian Wakaf atau Direktorat Wakaf melakukan dua bentuk pengawasan ini baik menyangkut masalah keuangan maupun administrasi kepada pengurus wakaf yang berasal dari pihak swasta melalui lembaga khusus yang berkompeten dan berdasarkan fakta ilmiah dari kegiatan pengelola wakaf.

Melalui sistem pengawasan masyarakat dan pemerintah, baik secara administrasi maupun keuangan, maka hal ini akan dapat mengontrol kinerja dan moral para naz}ir wakaf, bahkan mungkin akan tercipta persaingan sehat antara pengelola yang bekerja pada wakaf tersebut, apabila gaji dan tunjangan mereka

49 Munz\ir Qah}af, 2006, al-Waqf al-Isla>mi, op.cit, hlm. 318-319.

Page 75: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

59Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

terikat pada dua faktor berikut: 1) standar harga di pasar sesuai dengan pengalaman mereka, 2) produktivitas administrasi dan keuangan sesuai dengan standar yang ditentukan untuk mengukur produktivitas pengelolaan wakaf.

Kedua, melalui control media massa dan opini publik. Hampir di semua konteks, efektivitas berbagai metode dalam menegakkan akuntabilitas sebagaimana diuraikan di atas sangat tergantung tingkat dukungan media massa serta opini publik. Tantangannya, misalnya, adalah bagaimana dan sejauhmana masyarakat mampu mendayagunakan media massa untuk memberitakan penyalahgunaan kekuasaan dan menghukum para pelakunya. Terdapat 3 faktor yang menentukan dampak aktual dari media massa dan opini publik: Pertama, kebebasan berekspresi dan berserikat harus diterima dan dihormati. Di banyak negara, kebebasan tersebut dilindungi dalam konstitusi. Derajat penerimaan dan rasa hormat umumnya dapat diukur dari peran media massa (termasuk perhatian terhadap pola kepemilikan) dan pentingnya peran kelompok kepentingan, asosiasi dagang, organisasi wanita, lembaga konsumen, koperasi, dan asosiasi profesional. Kedua, pelaksanaan berbagai tugas pemerintah harus transparan. Kuncinya adalah adanya akses masyarakat terhadap informasi. Hal ini harus dijamin melalui konstitusi (misalnya, Undang-undang Kebebasan Informasi) dengan hanya mempertimbangkan pertimbangan keamanan nasional (dalam pengertian sempit) dan privasi setiap individu. Informasi yang dihasilkan pemerintah yang seharusnya dapat diakses secara luas antara lain meliputi anggaran, akuntansi publik, dan laporan audit. Tanpa akses terhadap berbagai informasi tersebut, masyarakat tidak akan sepenuhnya menyadari apa yang dilakukan dan tidak dilakukan pemerintah dan efektivitas media massa akan sedikit dibatasi. Ketiga, adanya pendidikan sipil yang diberikan kepada warga negara, pemahaman mereka akan hak dan kewajibannya, di samping kesiapan untuk menjalankannya.

Pengawasan terhadap perwakafan pada umumnya dan naz}ir pada khususnya dilakukan oleh pemerintah dibantu Badan

Page 76: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan60

Wakaf atau Lembaga Wakaf dari negara yang bersangkutan. Di Indonesia misalnya, dalam Peraturan Pemerintah Nomor 42 tahun 2006 Tentang Pelaksanaan Undang-undang No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf Pasal 56 ayat (1) disebutkan bahwa pengawasan terhadap perwakafan dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat, baik aktif maupun pasif. (2) Pengawasan aktif dilakukan dengan melakukan pemeriksaan langsung terhadap naz}ir atas pengelolaan wakaf, sekurang-kurangnya sekali dalam setahun. (3) Pengawasan pasif dilakukan dengan melakukan pengamatan atas berbagai laporan yang disampaikan naz}ir berkaitan dengan pengelolaan wakaf; (4) Dalam melaksanakan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pemerintah dan masyarakat dapat meminta bantuan jasa akuntan publik independen. Dengan ketentuan di atas diharapkan harta wakaf bisa terlindungi dan pengembangannya tetap terjaga sehingga dapat berfungsi sesuai dengan kehendak wa>kif.

Menurut Munz\ir Qah}af,50 ada beberapa prosedur dalam pengawasan wakaf: pertama, Kementerian Wakaf (Direktorat Wakaf) mengawasi semua naz}ir wakaf Islam. Karena itu dalam kementerian ini perlu dibentuk lembaga pengawasan wakaf Islam. Kedua, Lembaga pengawas wakaf berhak mengoreksi kinerja para naz}ir wakaf, memantau kepengurusannya, keuangannya dan meminta kepada mereka laporan secara berkala dan lain sebagainya. Lebih dari itu, lembaga pengawas wakaf juga berhak mengeluarkan panduan pelaksanaan khusus menyangkut hak itu semua. Lembaga pengawas wakaf juga berhak menolak tindakan naz}ir yang tidak sesuai dengan misi wakaf dalam bentuk tertulis dan disertai alasan yang jelas. Ketiga, naz}ir yang mengabaikan peringatan atau teguran dari lembaga pengawas wakaf bisa dituntut ke Mahkamah Syariat –kalau ada– atau kepada Majelis Islam Tertinggi untuk diproses secara layak. Jika terbukti bersalah, maka naz}ir diajukan ke pengadilan pidana atau perdata dengan keputusan yang disertai alasan-alasan yang jelas.

Keempat, Mahkamah Syariat atau Majelis Islam

50 Ibid., hlm. 171-172.

Page 77: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

61Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

Tertinggi berhak memberhentikan naz}ir yang dipermasalahkan secara hukum oleh lembaga pengawas wakaf dengan keputusan pemberhentian yang disertai alasan-alasan yang jelas. Kelima, apabila pendapatan wakaf produktif berkurang dari semestinya selama tiga bulan berturut-turut, maka lembaga pengawas wakaf berhak memanggil naz}ir, dan mengadakan pemantauan apakah berkurangnya pendapatan itu disebabkan oleh kesalahan manajemen, kelengahan atau tindakan yang ceroboh. Jika disebabkan oleh salah satu di antara tiga sebab di atas, maka naz }ir bisa diberhentikan dengan mengeluarkan surat pemberhentian disertai alasan-alasan yang jelas. Keenam, lembaga pengawas wakaf atas nama Kementerian Wakaf membuat peraturan bagi wakaf produktif meliputi peraturan pengelolaan internal wakaf, peraturan keuangan, peraturan penyaluran hasil wakaf. Peraturan ini sebelum diberlakukan hendaknya diajukan ke Mahkamah Syariat atau Majelis Islam Tertinggi untuk mendapat persetujuan secara tertulis.

G. Pemberdayaan Wakaf Produktif untuk PendidikanSurvei yang dilakukan oleh PBB UIN Jakarta menunjukkan

bahwa bentuk pemanfaatan hasil wakaf mayoritas digunakan untuk pengembangan pendidikan (65 %). Besarnya peranan wakaf untuk pendidikan ini tidak lepas dari sejarah peradaban umat Islam yang dibangun di atas pondasi wakaf.

Peranan wakaf dalam pengembangan pendidikan, dalam sejarah Islam dapat dilacak dengan jelas mulai tanggal 29 Jumadil Ula 359 H (970 M), dengan berdirinya al-Azhar di Mesir. Lembaga ini besar dan berkembang karena terletak pada wakafnya yang teramat besar, dan hasilnya dimanfaatkan untuk pendidikan. Wakaf tanah, gedung dan lahan pertanian, dikelola secara produktif yang dikembangkan untuk membiayai sektor pendidikan, mulai dari Lembaga Pendidikan Dasar dan Menengah (Al-Ma‘a>hid al-Azhariyah) sampai Universitas (Jami‘ah al-Azhar), dan Universitasnya pun tersebar di hampir setiap propinsi yang ada di Mesir.

Pada abad ke-5 H/ke-11 M, peranan wakaf semakin

Page 78: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan62

tampak ketika madrasah menjadi institusi tersendiri yang lepas dari masjid. Hal ini terjadi ketika seorang wazi>r (menteri) dari Bani Saljuk yang bernama Niz}am al-Mulk pada tahun 458 H (1065 M) membangun madrasah di kota Bagdad yang diberi nama madrasah Niz}amiyah dengan dana wakaf. Ia juga mendirikan madrasah di kota-kota penting di Irak dan Khurasan, seperti di Balakh, Nisapur, Harran, Asfahan, Bas}rah, Marwa, Amal Tibrisan dan di Mausil. Madrasah-madrasah ini kemudian membangun jaringan dan memberikan inspirasi berdirinya madrasah-madrasah lain di negara-negara Jazirah Arab, Turki, Irak, di Persia, dan Mesir. Bahkan menurut Mielli, madrasah Nizamiyah telah memberikan inspirasi bagi berdirinya sekolah-sekolah dan universitas-universitas modern di Eropa.51

Peranan wakaf semakin efektif setelah satu abad kemu-dian, ketika para ulama fiqih abad ke-6 H/ke-12 M mengkaji peranan wakaf dan menganjurkan para dermawan untuk mewakafkan hartanya. Setelah itu, terjadi perkembangan penting dalam wakaf, yaitu ketika Nuruddi>n az-Zanki dan S}alah}uddi>n al-Ayyubi mendapatkan fatwa dari seorang ulama fiqih terkenal, Ibn Abi ‘As}run (482-585 H/1088-1188 M) yang menfatwakan bahwa mewakafkan tanah-tanah bait al-ma>l bagi kemaslahatan sosial (khairi) seperti pembangunan madrasah hukumnya adalah boleh dengan alasan bahwa tanah tersebut merupakan irs}ad bait al-ma>l52 yang dimanfaatkan pada kebaikan.53 Fatwa ini mempunyai dampak positif bagi pengembangan pendidikan di negara Syam dan Mesir pada masa pemerintahan az-Zanki dan al-Ayyubi, karena dukungan pemerintah bagi terbentuknya jaringan pendidikan.

Nuruddi>n az-Zanki merintis berdirinya madrasah Da>r

51 A. Mielli, al-‘Ilm ‘inda al-‘Arab, Cairo: Da>r al-Qalam, 1962, hlm. 179.

52 Irs }a>d adalah pelaksanaan wakaf yang dilakukan oleh seorang hakim atau penguasa atas harta yang dimiliki negara untuk kemas }lahatan umum seperti madrasah atau rumah sakit. Perbuatan tersebut hukumnya boleh karena adanya wilayah ‘ammah.

53 Muh }ammad Abu >> Zahrah, Muhad}ara>t fi al-Waqf, op.cit, hlm. 113.

Page 79: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

63Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

al-Hadis\ an-Nu>riyyah di Damaskus yang didanai dari hasil wakaf pada tahun 491 H (1097 M), yang dikomentari oleh Ibn Habir (w. 614 H) ketika ia menziarahinya sebagai madrasah terbaik di dunia. Kemudian madrasah-madrasah lain mulai dibangun di kota-kota Syam yang lain: H{imsh, H{imah, Ba’labak dan H{alab.54 Dengan munculnya sistem madrasah, maka sistem pendidikan Islam memasuki babak baru dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Di sinilah madrasah (sekolah) sudah menjadi salah satu lembaga resmi negara, di mana guru dan pegawainya diangkat oleh negara dan digaji dari kas negara. Demikian juga, alumni dari madrasah ini diterima dan dipromosikan dalam posisi strategis dalam lembaga negara.55

Di Mesir juga didirikan madrasah-madrasah oleh S }alah }uddi >n al-Ayyubi, seperti madrasah Nas}iriyah dan madrasah Qumh}iyah. Pada masa Dinasti Mamluk, peranan wakaf ini berlangsung terus dalam pengembangan pendidikan. Ketika Ibn Bat}ut}ah (1304-1377 M) datang ke Mesir, ia mengatakan bahwa di Mesir banyak madrasah-madrasah yang berdiri. Begitu juga Ibn Khaldun (1332-1406 M), ia memuji perkembangan keilmuan yang tumbuh berkat peranan wakaf yang sudah dimulai sejak masa S{alah}uddi>n al-Ayyubi.

Menurut Gibb dan Kramers, S}alah}uddi>n merupakan pendiri terbesar bagi madrasah-madrasah sesudah Niz}am al-Mulk. Ini karena semangat yang diwariskan oleh S}alah}uddi>n, kegiatan-kegiatan yang diadakan dan posisi madrasah-madrasah tersebut yang sangat strategis dalam mengembangkan sistem pendidikan Islam. Selain keberadaannya di negara-negara penting saat itu (yaitu di Syria, Palestina dan Mesir), peran madrasah-madrasah ini dalam menyebarkan ajaran Islam juga sangat signifikan.

Para sultan yang menguasai Mesir meneruskan kebijakan

54 S|ana Abdul Az }im Abdul Azis Abdul Az }im, al-Waqf ‘ala > al-A’ma>l al-Khairiyyah fi Mis}r fi ‘As}r Salat}in al-Ayyubiyyi>n, Tesis di Universitas al-Azhar, 2006, hlm. 182-184.

55 Hasan Langgulung, Asas-asas Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka al-Husna Baru, 2003, hlm.110-111.

Page 80: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan64

S}alah}uddi>n ini dengan mendirikan lembaga pendidikan Islam, mengangkat guru-guru dari maz\hab H{anafi, Maliki, Syafi‘i, dan H}ambali yang mengajarkan al-Qur’an, hadis\, ilmu tafsir, ilmu hadis\, ilmu fiqih dan ilmu-ilmu keagamaan lainnya. Sultan memberikan gaji kepada guru dan beasiswa kepada para murid yang mau belajar bersama guru-guru tersebut. Selain gaji, mereka juga mendapatkan makanan setiap hari dalam bentuk roti, dan pakaian setiap bulan Ramad}an. Sultan juga mendirikan perpustakaan dan mengangkat pustakawan untuk menjaga perpustakaan, serta melayani para guru dan murid yang ingin membaca atau meminjam dari buku-buku perpustakaan.56

Pada masa Dinasti Us\mani, perkembangan pendidikan yang ditopang dari dana wakaf semakin besar lagi. Pemerintah Bani Us\maniyah mengambil peran ini hingga pertengahan abad kesembilan hijriyah, dengan mendirikan wiza}rah li al-ma‘a>rif (Kementerian Pendidikan) untuk pertama kalinya. Di samping pendirian madrasah dan kementeraian pendidikan, keseriusan penanganan wakaf di bidang kepustakaan juga berperan bagi pengembangan pendidikan. Hal ini dipandang perlu karena mahalnya naskah kitab. Sebagai contoh adalah pembangunan perpustakaan umum yang didirikan oleh Ibn al-Munjim, sebagaimana juga yang didirikan oleh Ibn Kallis salah seorang wazir (menteri) pada masa pemerintahan Daulah Bani Fat}imiyah di Mesir.

Sejak abad ke-9 H/ke-15 M di Balkan juga didirikan perpustakaan umum yang memuat ratusan manuskrip Arab semisal perpustakaan Isa Bik di Sekubiyah dan perpustakaan madrasah al-Gazikhasru di Sarajevo. Setelah beberapa abad kemudian perpustakaan ini menjadi perpustakaan yang besar di Eropa, yang memuat manuskrip-manuskrip bangsa Arab, Turki dan Persia.

Pada tanggal 27 Syawwal 818 H (1429 M) Abdul Lat}if al-Mansuri mendirikan pondok untuk anak-anak yatim dengan harta wakaf, sebagai tempat mengajarkan al-Qur’an

56 M.T. Al-Jundi, Dira>sat Jadi>dah fi> Tarikh at-Tarbiyyah al-Isla>miyyah, Cairo: Da>r al-Wafa> li at}-T{iba>’ah, 1964, hlm. 241-245.

Page 81: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

65Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

dan kitab-kitab lain bagi mereka. Ia juga memilih beberapa ulama yang hafal al-Qur’an dan mengerti tafsirnya serta ulama yang menguasai kitab-kitab hadis\ dan fiqih untuk mengajar di pondok tersebut. Mereka digaji setiap bulan, diberi makan dan pakaian secukupnya dari harta wakaf. Setiap hari ulama ini duduk bersama anak-anak yatim untuk mempelajari bacaan-bacaan al-Qur’an dan tafsirnya, mempelajari kitab-kitab hadis\dan fiqih. Dalam proses kegiatan belajar mengajar, al-Mans}uri menetapkan bahwa kegiatan aktif adalah hari Sabtu sampai Kamis, sedangkan hari Jum‘at dan hari-hari raya ditetapkan sebagai hari libur. Selain mendirikan pondok, al-Mans}uri juga mendirikan toko dan perpustakaan sebagai penunjang proses pembelajaran di pondok tersebut.

Beberapa ulama telah mewakafkan sebagian hartanya yang berupa tanah pertanian, buah-buahan, kurma, gandum, dan lain sebagainya untuk diberikan kepada para guru, murid, dan karyawan yang mengelola pendidikannya. Mereka juga membina kuttab dan madrasah, serta mendanainya dari harta wakaf mereka. Sebagian mereka yang tidak mampu mendanai lembaga pendidikan, memilih untuk mewakafkan kitab-kitabnya baik kepada madrasah, kepada guru, atau kepada murid-murid. Bahkan ada yang membagi-bagikan pakaian dan mengadakan h}alaqah ilmiah untuk meningkatkan pengetahuan para ulama, yang semua itu didanai dari harta wakaf.

Pada abad ke-19, para ulama Beirut mendirikan Jam‘iyyah al-Maqa>s}id al-Khairiyah al-Isla>miyah, sebuah lembaga pendidikan yang berdiri di atas tanah wakaf untuk membendung pengaruh sekolah-sekolah misionaris Kristen di Libanon. Selain peran di atas, tujuan didirikannya lembaga ini adalah untuk membuka wawasan dan mendorong kebangkitan kaum muslimin.

Perkembangan wakaf pernah mengalami stagnasi beberapa abad hingga awal abad ke 20 M, dan setelah itu Turki mulai melaksanakan kembali perbaikan pengelolaan wakaf (1925-1926 M). Dampak dari perbaikan ini adalah berdirinya Mudi>riyah al-Auqa>f (Bank Wakaf) yang berfungsi

Page 82: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan66

untuk menginvestasikan barang-barang wakaf. Demikian juga pada tahun 1975 M di Turki didirikan Waqaf ad-Diya>nah yang berkecimpung dalam pengembangan pendidikan agama.

Biaya operasional pendidikan agama ini diambil dari hasil wakaf. Kemudian hasilnya disalurkan untuk keperluan beasiswa bagi 15.000 pelajar, pembagian jutaan kitab untuk orang yang keluar dari tahanan, tentara-tentara Turki dan orang-orang muslim emigran Eropa, bahkan sebagian kitab hasil wakaf ini dikirimkan kepada pelajar-pelajar muslim di seluruh penjuru dunia. Hasil wakaf juga dialokasikan untuk proyek pembuatan ensiklopedia Islam, dimulai pada bulan November 1988 hingga tahun 2000 terangkum dalam 10 jilid besar.57

Pemanfaatan hasil wakaf untuk pengembangan pendidikan di Mesir juga tidak kalah ketinggalan. Kebijakan pemerintah Mesir dalam pemberdayaan wakaf pada tahun 1960 mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini dimulai ketika Departemen Perwakafan Mesir ikut andil dalam investasi dalam pendirian bank-bank Islam seperti Bank Faisal dan lainnya, dengan menanamkan berjuta-juta harta di bank-bank atau pabrik-pabrik seperti pabrik gula dan lainnya. Kemudian hasilnya diinfakkan untuk pengembangan pendidikan, seperti pemberian beasiswa bagi pelajar muslim, proyek penerjemahan al-Qur’an ke dalam berbagai bahasa, penerbitan buku-buku Islam, dan keperluan pendidikan lainnya.

Pengembangan dan pemberdayaan wakaf untuk pendidikan seperti ini juga berkembang di negara-negara Islam lainnya. Manfaatnya sangat besar bagi kemajuan pendidikan, ilmu pengetahuan dan juga bidang-bidang lainnya. Di Indonesia, keberhasilan lembaga wakaf dalam mengembangkan pendidikan, telah memberikan inspirasi lahirnya Badan Wakaf Pendidikan di Indonesia. Dewasa ini terdapat beberapa wakaf pendidikan tinggi yang cukup berhasil di tanah air, di antaranya adalah Badan Wakaf Universitas Islam Indonesia (BWUII), Yayasan Badan

57 Muh }ammad Muwaffiq al-Arna>’ut}, Daur al-Waqf fi al-Mujtama’a>t al-Isla >miyyah, cet. I, Damascus: Da >r al-Fikr, 2000, hlm. 90-91.

Page 83: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

67Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

Wakaf Sultan Agung (YBWSA), Badan Wakaf Pondok Modern Gontor, dan Badan Wakaf pendidikan lainnya. Badan Wakaf UII lahir antara tahun 1945-1949 M, di mana bangsa Indonesia baru saja memproklamasikan kemerdekaannya, Badan Wakaf Sultan Agung berdiri pada tahun 1962 M, sedangkan Badan Wakaf Pondok Modern Gontor berdiri pada tahun 1926 M.

H. Pengembangan Pendidikan

Pendidikan secara etimologi berasal dari bahasa Yunani paedagogic yang artinya pendidikan yang diberikan kepada seorang anak. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan diartikan sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan; proses, perbuatan, dan cara-cara pendidik.58 Secara terminologi, menurut Herbert Spencer, sebagaimana dikutip oleh Yunus, pendidikan adalah upaya menyiapkan manusia supaya hidup dengan kehidupan yang sempurna. Hasan Langgulung berpendapat pendidikan adalah upaya mengubah dan memindahkan nilai budaya kepada setiap individu dalam masyarakat, yang dilakukan melalui proses tertentu.59 Ki Hajar Dewantara, sebagaimana dikutip oleh Abu Ah}madi juga mengatakan bahwa pendidikan menuntut segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan.60

Menurut GBHN, pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah, serta berlangsung seumur hidup. Dalam Undang-undang SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 pada bab I pasal 1 dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

58 Anton Moeliono (et.al), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1990, hlm. 204.

59 Hasan Langgulung, Pendidikan dan peradaban Islam, Jakarta: Pustaka al-Husna, 1985, hlm. 3.

60 Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997, hlm. 69.

Page 84: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan68

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan untuk dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Sedangkan pendidikan Islam, menurut Samsul Nizar adalah rangkaian proses yang sistematis, terencana, dan komprehensif dalam upaya mentransfer nilai-nilai kepada anak didik, mengembangkan potensi yang ada pada diri anak didik, sehingga anak didik mampu melaksanakan tugasnya di muka bumi dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan nilai-nilai ilahiyah yang didasarkan pada ajaran agama (al-Qur’a>n dan sunnah) pada semua dimensi kehidupannya.61 Menurut Ah}mad Tafsir, pendidikan Islam adalah bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.62 Sementara itu, Abdul Munir Mulkhan memberikan definisi pendidikan Islam sebagai suatu kegiatan insaniah, memberi atau menciptakan peluang untuk teraktualkannya akal potensial menjadi akal aktual atau diperolehnya pengetahuan yang baru.63

Dengan demikian pendidikan Islam adalah pendidikan yang bertujuan untuk membentuk pribadi muslim seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi manusia baik yang berbentuk jasmaniah maupun rohaniah, menumbuhsuburkan hubungan yang harmonis setiap pribadi manusia dengan Allah, manusia dan alam semesta. Pendidikan Islam bertolak dari pandangan Islam tentang manusia. Al-Quran menjelaskan bahwa manusia itu makhluk yang mempunyai dua fungsi dan sekaligus mencakup dua tugas pokok: pertama, manusia sebagai khalifah Allah di bumi. Hal ini mengandung arti bahwa manusia diberi

61 Samsul Nizar, Pengantar Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Islam, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2001, hlm. 94.

62 Ah}mad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007, hlm. 32.

63 Abdul Munir Mulkhan, Paradigma Intelektual Muslim, Yogyakarta: Sipress, 1993, hlm. 136.

Page 85: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

69Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

amanah untuk memelihara, merawat, memanfaatkan, dan melestarikan alam raya. Kedua, manusia adalah makhluk yang ditugasi untuk menyembah Allah dan mengabdi kepada-Nya. Berdasarkan konsep Islam tentang manusia tersebut, pendidikan Islam menghendaki adanya pendidikan yang berkeseimbangan.64 Dengan demikian, pendidikan Islam dijadikan sebagai upaya agar nilai-nilai Islam menjadi way of life bagi seorang muslim. Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang dipahami dan dikembangkan dari ajaran dan nilai-nilai fundamental yang terkandung dalam al-Qur’a>n dan sunnah. Di atas kedua pilar inilah dibangun konsep dasar pendidikan Islam.

Adapun pengembangan pendidikan menurut Ibrahim adalah pengembangan dalam bidang pendidikan atau pembaruan untuk memecahkan masalah pendidikan. Jadi, pengembangan pendidikan adalah suatu metode yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok masyarakat, baik berupa hasil inversi (penemuan baru) atau discovery (baru ditemukan orang), yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau untuk memecahkan masalah pendidikan.65 Dengan demikian, pengembangan pendidikan adalah gagasan, perbuatan, atau sesuatu yang baru dalam konteks sosial tertentu untuk menjawab masalah yang dihadapi lembaga pendidikan.

1. Urgensi Pengembangan Pendidikan

Ada beberapa hal yang menuntut diadakannya pengem-bangan pendidikan, yaitu: pertama, perkembangan ilmu pengetahuan yang menghasilkan kemajuan teknologi yang mempengaruhi kehidupan sosial, ekonomi, politik, pendidikan dan kebudayaan suatu bangsa. Sistem pendidikan yang dimiliki dan dilaksanakan hendaknya mampu mengikuti dan

64 Haidar Putra Daulay, Pemberdayaan Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: Penerbit Rineka Cipta, 2009, hlm. 6.

65 Manan Ibrahim, Dasar-Dasar Sosial Budaya Pendidikan, Jakarta: Proyek Peningkatan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, Dirjen Dikti, Departemen Pendidikan Nasional, 1988, hlm. 15.

Page 86: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan70

mengendalikan kemajuan-kemajuan tersebut, sehingga dunia pendidikan dapat menghasilkan SDM yang trampil, kreatif, dan proaktif sesuai dengan tuntutan dan keinginan masyarakat.

Kedua, laju eksploitasi penduduk yang sangat pesat, menyebabkan daya tampung, ruang dan fasilitas pendidikan yang sangat tidak seimbang. Ketiga, melonjaknya aspirasi masyarakat untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik, sedangkan kesempatan sangat terbatas. Keempat, mutu pendidikan yang diharapkan mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kelima, belum berfungsinya alat organisasi yang efektif, dan belum tumbuhnya suasana yang subur dalam masyarakat untuk mengadakan perubahan-perubahan yang dituntut oleh keadaan sekarang dan yang akan datang.66

Menurut Mastuhu, ada beberapa syarat bagi pengem-bangan pendidikan ke arah pendidikan yang bermutu:67 1) paradigma akademik dengan dimilikinya visi, misi, orientasi, tujuan, dan strategi pendidikan; 2) tata kerja among dengan mengintensifkan interaksi di antara civitas akademika; 3) demokrasi pendidikan yang menjamin kebebasan berinovasi; 4) otonomi penyelenggaraan pendidikan; 5) akuntabilitas penyelenggaraan secara transparan dan bertanggung jawab; 6) evaluasi diri secara konsisten dalam periode-periode tertentu; 7) akreditasi dalam rangka memberikan pengakuan akan mutu pendidikan yang diselenggarakan; 8) kompetensi yang unggul; 9) kecerdasan komplit meliputi kecerdasan akal (IQ), kecerdasan emosi (EQ), kecerdasan spiritual (SQ), dan kecerdasan agama (RQ); 10) kurikulum yang memadai; 11) metodologi pembelajaran yang mampu mengembangkan semangat dan kemampuan belajar; 12) SDM yang memiliki keahlian dan keterampilan; 13) sumber dana yang cukup; 14)

66 Fuad Ih }san, Dasar-Dasar Kependidikan; Komponen MKDK, Jakarta: Penerbit Rineka Cipta, 2008, hlm. 193-194.

67 Mastuhu, Menata Ulang Pemikiran Sistem Pendidikan Nasional Dalam Abad 21, Yogyakarta: Safiria Insania Press dan MSI UII., 2003, hlm. 66-124.

Page 87: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

71Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

adanya perpustakaan, laboratorium dan alat pembelajaran; 15) lingkungan akademik yang kondusif dan saling mendukung; dan 16) mempunyai jaringan yang luas dan mampu bekerja dalam jaringan tersebut untuk mengembangkan pendidikan.

Pengembangan pendidikan ini sangat sejalan dengan semangat untuk melakukan paradigma baru dalam bidang pendidikan, sebagai upaya menyiapkan masa depan bangsa agar mampu berkompetisi di era global. Pengembangan ke arah paradigma baru pendidikan diarahkan pada upaya: 1) perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh masyarakat; 2) membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar; 3) Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral; 4) meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap dan nilai berdasarkan standar nasional dan global; dan 5) memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks sebuah bangsa.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan pendidikan saat ini tidak lagi bertumpu pada pemberian pengetahuan yang bersifat kognitif saja, melainkan juga harus disertai dengan mengamalkannya, menginternalisasikannya dalam diri, dan menggunakannya bagi kepentingan masyarakat. Selain itu, lembaga pendidikan juga harus mampu menggandeng investor, kalangan pengusaha dan lainnya untuk ikut serta mendukung kegiatan pendidikan melalui program zakat, infaq, s}adaqah, dan wakaf (ZISWAF). Untuk itu kemampuan menggali, mengembangkan, dan memanfaatkan dana pendidikan secara transparan, efisien, dan akuntabel, merupakan sebuah kebijakan yang harus dilaksanakan dalam rangka pengembangan pendidikan ini.

Page 88: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan72

2. Tujuan Pengembangan Pendidikan

Tujuan adalah maksud atau arah yang hendak dicapai melalui upaya atau aktivitas. Dengan tujuan, semua aktivitas dan kegiatan manusia menjadi terarah dan bermakna, dan tanpa tujuan semua aktivitas manusia akan kabur dan terombang ambing.68 Menurut Samsul Nizar, tujuan pendidikan Islam hendaknya berorientasi setidaknya pada empat aspek, yaitu: Pertama, berorientasi pada tujuan dan tugas pokok manusia, yaitu sebagai ‘abd dan khalifah Allah fi al-ard}. Kedua, berorientasi pada sifat dasar (nature) manusia, yaitu kecenderungan pada hani>f lewat tuntunan agama-Nya. Ketiga, berorientasi pada tuntutan masyarakat dan zaman. Keempat, berorientasi kepada kehidupan ideal Islam.69 Sementara Abdul Munir Mulkhan menyebutkan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah sebagai proses pengaktualan akal peserta didik yang secara teknis dengan kecerdasan terampil, dewasa, dan berkepribadian muslim yang paripurna. Memiliki kebebasan berkreasi dengan tetap menjaga nilai kemanusian yang ada pada diri manusia untuk dikembangkan secara proporsional Islami.70

Tujuan pengembangan pendidikan adalah untuk meningkatkan efisiensi, relevansi, kualitas dan efektivitas, sarana serta jumlah peserta didik sebanyak-banyaknya, dengan hasil pendidikan yang semaksimal mungkin, dengan menggunakan sumber, tenaga, uang, alat, dan waktu secukupnya. Dari sini dapat dianalisis bahwa tujuan pengembangan pendidikan ada dua yaitu: pertama, mengejar ketinggalan-ketinggalan yang dihasilkan oleh kemajuan-kemajuan ilmu dan teknologi, sehingga makin lama pendidikan makin berkembang dan sejajar

68 Muhyiddin Tohir Tamimi, Kontribusi Wakaf dalam Menghasilkan Pendidikan Islam yang Berkualitas (Studi Kasus Pada Pondok Modern Dârussalâm Gontor dan Pondok Pesantren Wali Songo Ngabar Ponorogo Jawa Timur), Jakarta: Disertasi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009, hlm. 99.

69 Samsul Nizar, Pengantar Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Islam, op.cit, hlm. 109.

70 Abdul Munir Mulkhan, Paradigma Intelektual Muslim, op.cit, hlm. 137.

Page 89: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

73Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

dengan kemajuan-kemajuan tersebut. Kedua, mengusahakan terselenggarakannya pendidikan baik sekolah maupun perguruan tinggi bagi setiap warga negara. Misalnya meningkatkan daya tampung usia sekolah SD, SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi.

Dengan pengembangan pendidikan, diupayakan adanya peningkatan mutu yang dirasakan makin lama makin meningkat. Dengan sistem penyampaian dan metode yang baru, diharapkan peserta didik menjadi manusia yang aktif, kreatif, dan terampil dalam memecahkan masalahnya sendiri. Juga dengan peningkatan sarana prasarana pendidikan, diharapkan fasilitas pendidikan semakin lengkap dan kualitas pendidikan bisa terjamin dengan baik.3. Beberapa Bentuk Pengembangan Pendidikan

Dalam Surat Keputusan Menteri Pendidikan No. 0141 Tahun 1974 disebutkan bahwa sistem pendidikan yang ideal adalah: a) efektif dan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan individu yang diwujudkan melalui program pendidikan yang sesuai; b) merupakan dasar bagi pendidikan seumur hidup; dan c) efisien dan realistis, sesuai dengan tingkat kemampuan pembiayaan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah. Untuk mewujudkan sistem pendidikan yang ideal tersebut perlu adanya beberapa upaya dalam pengembangan pendidikan, di antaranya:

Pertama, pengembangan kurikulum, yang mencakup beberapa hal: a) menganut pendekatan integratif, dalam arti setiap pelajaran dan bidang pelajaran memiliki arti dan peranan yang menunjang tercapainya hasil yang lebih akhir; b) kurikulum juga menganut pendekatan yang berorientasi pada tujuan, setiap guru atau dosen harus mengetahui dengan jelas tujuan yang harus dicapai oleh setiap murid atau mahasiswa di dalam menyusun rencana kegiatan belajar-mengajar dan membimbing mereka untuk melaksanakan rencana tersebut; c) kurikulum menekankan pada efisiensi dan efektivitas penggunaan dana, daya dan waktu yang tersedia. Jam-jam sekolah hendaknya dimanfaatkan bagi kegiatan-kegiatan belajar untuk mencapai tujuan-tujuan yang tidak mungkin dicapai di luar sekolah; d) organisasi pelajaran

Page 90: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan74

meliputi bidang-bidang studi yang tujuannya untuk mencapai sinkronisasi dan integrasi pelajaran-pelajaran yang serumpun; e) strategi pembelajaran memandang situasi belajar-mengajar sebagai suatu sistem yang meliputi komponen-komponen tujuan pembelajaran, bahan pembelajaran, alat pembelajaran, alat evaluasi, dan metode pembelajaran; f) adanya sistem evaluasi, dilakukan penilaian terhadap murid atau mahasiswa pada setiap akhir satuan pembelajaran terkecil dan memperhitungkan nilai-nilai yang dicapai murid dan mahasiswa pada setiap akhir satuan pembelajaran.

Yang dimaksud kurikulum bukan hanya yang tertulis di atas kertas, melainkan seluruh aktivitas yang mempengaruhi terjadinya pembelajaran. Saat ini tengah berjalan paradigma kurikulum yang lebih berbasis sekolah dan stakeholder, yakni kurikulum yang dirumuskan oleh sekolah berdasarkan masukan dan harapan dari peserta didik, yang dikenal dengan istilah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), sebagai penjabaran dan pengembangan lebih lanjut dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Kurikulum yang dimaksud meliputi rancangan seluruh mata pelajaran yang akan diberikan, lengkap dengan isi, dan implementasinya.

Kedua, pengembangan modul pembelajaran dan bahan ajar. Modul dan bahan ajar mempunyai potensi untuk meningkatkan mutu pendidikan. Sistem pengajaran dengan modul menekankan bahwa setiap siswa harus dapat mencapai tingkat penguasaan tertentu (mastery learning). Modul dan bahan ajar juga mempunyai potensi untuk memecahkan masalah pemerataan pendidikan, karena modul memungkinkan murid belajar sendiri tanpa tergantung pada tempat dan waktu, begitu juga dengan bahan ajar (buku daras) bagi mahasiswa. Modul dan bahan ajar memungkinkan orang dewasa mengambil program yang sesuai dengan minat dan kepentingannya, tanpa harus mengikuti pelajaran yang terikat. Modul mempunyai potensi untuk meningkatkan efisiensi penggunaan waktu dan fasilitas, sebab dengan modul memungkinkan guru membantu dan memperbaiki siswa selama dia belajar. Modul dan bahan ajar

Page 91: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

75Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

mempunyai potensi untuk meningkatkan relevansi pendidikan, karena modul dan bahan ajar berorientasi kepada tujuan yang direncanakan dengan seksama supaya memungkinkan terjaminnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan masyarakat.

Menurut Fuad Ihsan, tujuan pembelajaran dengan modul adalah:71 a) menjadikan siswa aktif dalam belajar; b) tujuan pendidikan dan pengajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien; c) siswa dapat bekerja sendiri, baik dibantu guru maupun tidak; d) siswa dapat mengikuti pelajaran (program pendidikan) sesuai dengan kemampuan masing-masing; e) siswa dapat mengetahui hasil pelajaran secara berkelanjutan. Dalam pembelajaran dengan modul, ada empat prinsip yang perlu mendapat perhatian, yaitu keaktifan siswa, perbedaan individual siswa, siswa harus memecahkan masalah (problem solving), dan continuous progress. Jika seorang siswa sudah siap dengan sebuah modul, dia dapat pindah ke modul berikutnya tanpa menunggu siswa yang belum siap. Siswa juga dapat menilai sendiri terhadap segala yang dikerjakannya selama belajar.

Ketiga, pengembangan mutu pendidikan dan fleksibilitas program pembelajaran. Mutu suatu hasil pendidikan dapat dianggap tinggi apabila kemampuan pengetahuan dan sikap yang dimiliki para lulusan berguna bagi perkembangan selanjutnya, baik di lembaga pendidikan yang lebih tinggi (bagi mereka yang melanjutkan) maupun yang menjadi tenaga kerja di masyarakat. Mutu pendidikan dapat dicapai apabila proses belajar yang diselenggarakan di kelas benar-benar efektif dan fungsional bagi pencapaian kemampuan, pengetahuan keterampilan, dan sikap yang diharapkan. Peningkatan mutu pendidikan juga harus mempertimbangkan prinsip efisiensi dalam penggunaan waktu, dana dan tenaga secara optimal. Waktu jam pelajaran yang tersedia hendaknya dimanfaatkan sebaik-baiknya. Dalam penetapan jam pelajaran harus pula dipertimbangkan bahwa murid-murid tersebut mempunyai batas-batas kesanggupan untuk memusatkan pikiran, sebab jika mereka terlalu lelah,

71 Fuad Ih}san, Dasar-Dasar Kependidikan, op.cit, hlm. 197-198.

Page 92: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan76

pikiran dan perhatian mereka kurang konsentrasi.

Keempat, pengembangan fasilitas pendidikan. Untuk mencapai kualitas pendidikan yang baik, hendaknya ditunjang fasilitas atau sarana dan prasarana yang mendukung kelancaran proses pendidikan. Fasilitas pendidikan meliputi fasilitas fisik dan fasilitas non fisik. Fasilitas fisik di antaranya gedung pendidikan yang baik sebagai tempat pelaksanaan pembelajaran, gedung perpustakaan dengan kelengkapan literatur yang diperlukan peserta didik, tersedianya laboratorium sebagai tempat eksperimen dan penelitian, rumah ibadah di lingkungan lembaga pendidikan, sarana olah raga, ruang perkantoran, serta alat pembelajaran lainnya. Sedangkan fasilitas non fisik merupakan fasilitas yang sifatnya non gedung. Fasilitas ini merupakan perangkat ruangan yang ikut mendukung secara aktif keberhasilan proses pendidikan. Sejalan dengan era modern, lembaga pendidikan juga harus melengkapi fasilitas pendidikannya dengan fasilitas modern, seperti komputer, slide projector, jaringan internet sebagai sumber informasi yang dapat diakses oleh peserta didik, dan fasilitas modern lainnya.

Kelima, pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). SDM di lembaga pendidikan terdiri dari pendidik dan peserta didik. Pendidik meliputi guru, dosen, atau pendidik lainnya yang merupakan sumber informasi. Untuk meningkatkan SDM pendidik, dapat dilakukan dengan mengadakan workshop dan pelatihan-pelatihan tenaga kependidikan yang mengarah pada kualitas dan keunggulan pendidik, serta memberikan beasiswa studi lanjut untuk meningkatkan wawasan pengetahuan mereka. Di antara syarat yang harus dimiliki oleh seorang pendidik agar mampu bekerja berkualitas adalah memiliki keahlian dan keterampilan dalam menangani tugasnya serta memiliki kecintaan dan keperdulian yang tinggi terhadap tugas dan tanggung jawabnya. Sedangkan peserta didik terdiri dari siswa dan mahasiswa. Upaya peningkatan peserta didik dapat dilakukan dengan pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum dan tujuan pembelajaran. Pengembangan SDM ini sangat membantu terwujudnya keberhasilan pendidikan sebagai

Page 93: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

77Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

media transformasi nilai-nilai di tengah kehidupan manusia, sekaligus menciptakan generasi yang tangguh serta memiliki sifat terpuji dan bertanggung jawab secara moral dan spiritual .

Keenam, pengembangan manajemen pengelolaannya. Untuk mencapai keberhasilan dalam proses pendidikan, sebuah lembaga pendidikan memerlukan adanya manajemen yang baik di bawah seorang manajer yang benar-benar memiliki kompetensi dalam mengarahkan dan membawa seluruh komponen yang dipimpinnya ke arah tujuan yang telah dirumuskan. Untuk mewujudkan kondisi tersebut, semua orang yang terlibat dalam manajemen pengelolaan lembaga pendidikan, di samping harus memiliki seperangkat ilmu pengetahuan di bidangnya secara profesional, juga dituntut memiliki persyaratan lainnya, yaitu memberlakukan orang yang dipimpinnya sebagai bagian dari keluarga, bersikap demokratis, adil, memiliki tanggung jawab, menghormati orang lain, peka terhadap lingkungan, dan menegakkan hukum sebagai peraturan yang disepakati bersama secara murni dan konsekuen.72

72 Muhyiddin Tohir Tamimi, Kontribusi Wakaf dalam Menghasilkan Pendidikan Islam yang Berkualitas , op.cit, hlm. 108-109.

Page 94: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,
Page 95: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

79Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

BAB 3

AL-AZHAR ASY-SYARI<FDAN SUMBER PERWAKAFANNYA

A. Peta Sosial Keagamaan Mesir

Dalam konteks sosial keagamaan, Mesir mempunyai posisi strategis dibandingkan dengan negara-

negara Timur Tengah lainnya, karena terletak di persimpangan antara dua benua, yaitu Benua Afrika dan Benua Asia, serta mempertemukan dua lautan, di utara dengan Laut Tengah dan di timur dengan Laut Merah. Hal ini membangkitkan minat negara-negara besar pada masa lampau untuk menguasai Mesir. Negara-negara yang berbatasan langsung dengan Mesir adalah; di selatan dengan Sudan, di barat dengan Libya, di timur dengan Laut Merah, sedangkan di utara berbatasan dengan laut Tengah dan wilayah konflik antara Palestina dengan Israel. Walaupun terkenal dengan piramida dan peradaban kuno, namun Mesir juga memainkan peran sentral dalam politik dan sosial keagamaan Timur Tengah di zaman modern. Bahkan Mesir telah memainkan peran kunci dalam upaya untuk menyelesaikan konflik di Timur Tengah.

Posisi strategis Mesir bertambah lagi dengan dibukanya Terusan Suez pada tahun 1869. Terusan ini mempunyai fungsi ganda, di satu sisi berfungsi sebagai penghubung dua lautan (Laut Tengah dan Laut Merah), di sisi lain berfungsi sebagai

Page 96: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan80

pemisah antara dua benua (Asia dan Afrika). Terusan Suez pernah dikuasai oleh Israel dalam perang Arab-Israel 1967, namun dikembalikan ke Mesir bersamaan dengan kekalahan yang diderita Israel pada 1979. Bahkan Mesir mampu merebut kembali dataran Sinai dari Israel. Bergabungnya dua wilayah ini mempunyai arti signifikan bagi Mesir, terutama menyangkut devisa negara dan kultur masyarakat karena menjadi tempat persinggahan negara-negara yang menuju ke Asia, Afrika maupun Eropa. Penduduk Mesir yang terbanyak ada di kota-kota, dan hampir semua aktivitas pertanian terkonsentrasi di sepanjang tepi sungai Nil dan di delta sungai, sedangkan gurun pasir menempati sebagian besar negara.

Orang-orang Mesir kuno menyebut negara mereka di zaman dulu dengan istilah Kemi dan Takemi yang berarti tanah yang hitam, sebagai simbol dari tanah yang subur. Sedangkan dalam teks-teks resmi masa Fir’aun (Pharaonic), istilah Mesir paling kuno adalah Tawai yang berarti dua tanah. Karena secara geografis Mesir terbagi menjadi dua, yaitu: Tasyma’o (dataran tinggi/ard} s}a>’id) dan S|ameho (permukaan laut/ard} wajh al-bah}r).Ketergantungan Mesir sejak dulu terhadap sungai nil juga telah memunculkan sebutan bagi Mesir dengan nama Edbawei yang berarti tanah dua tepi. Sementara sumber informasi luar yang terkenal mencatat nama Mesir adalah surat yang dikirim raja Kan’an kepada Fir’aun pada pertengahan abad ke-14 SM. Di situ dituliskan bahwa ancaman yang datang dari negeri Kan’an memaksa penduduknya mengungsi ke Mato Mis}riy yang berarti tanah Mesir. Demikian juga, seluruh bangsa Semit yang mengitari Mesir menyebut negeri ini dengan nama Mis}r, begitu pula bangsa Asyiria. Sedangkan bangsa Aram menyebutnya Mis }rayin, bangsa Ibrani menyebut negeri ini dengan nama Misayem, dan dalam teks bangsa Phoenix disebut Mis }rem. Mis }r, dalam bahasa Semit berarti batas dan orang-orangnya adalah Mis}riyyin (orang-orang Mesir).1

Beberapa teks klasik Asyiria menyebut berulang kali

1 Ahmad Faisal Yunus dkk, Panduan ke Mesir dan al-Azhar, Cairo: KMA Mesir, 2007, hlm. 8-9.

Page 97: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

81Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

nama Mesir, ditulis dengan kata Mus}uriy dan Mas}ur. Bangsa Persia kuno menyebutnya Mud}araya. Dalam teks Taurat ditulis dengan Mas }ur dan Mis }rayem, juga disebut Yaoriy Mas }ur yang berarti Nil Mesir dan Iris Mirayem yang berarti tanah Mesir. Sementara orang-orang Yunani menyebut Mesir dengan nama Egyptus, yang disebut berulang kali dalam syair-syair pujangga besar Yunani, Homerus. Sedangkan bangsa Romawi menyebutnya Aegyptus, yang kemudian dikenal dalam berbagai bahasa Eropa sebagai Egypt, Egypte, Egitto, dan Egypten. Allah SWT. menyebutkan negeri ini dalam al-Quran sebanyak empat kali dengan sebutan Mis}r. Sementara orang-orang Melayu menyebutnya dengan nama Mesir yang mengambil dalam bahasa al-Quran, yang menyebutnya dengan Mis}r.

Devisa utama Mesir banyak dihasilkan dari sektor wisata, Terusan Suez, hasil minyak dan beberapa industri menengah. Devisa yang diperoleh dari sektor pariwisata mencapai US $ 7,2 milyar dan Terusan Suez sebanyak US $ 2 miliar. Luas wilayahnya 1.001.450 km2 dan penduduknya mencapai 83 juta jiwa. Dengan luas wilayah dan penduduk tersebut, Mesir termasuk negara yang penyebaran penduduknya paling tidak merata, di mana hampir 99 % penduduknya tinggal berdesakan pada sekitar 5,5 % dari seluruh areal sepanjang sungai nil. Penyebabnya tentu karena 94,5 % wilayahnya terdiri dari padang pasir yang gersang. Walaupun begitu pemerintah terus berusaha agar penyebaran penduduk tidak hanya terpusat pada kota-kota lama, tapi juga menyebar ke kota satelit baru, seperti di 6th Oktober City, 10th of Ramad}an City, Sinai dan kawasan Upper Egypt.2

Mesir terletak di antara benua Asia dan Afrika, meskipun orang lebih condong menganggapnya sebagai bagian dari Afrika, karena sekitar 90 % wilayahnya berada di Afrika dan hanya 10 % yang ada di wilayah Asia, yakni dataran tinggi Sinai. Secara geografis, Mesir terdiri dari Dataran Tinggi (Wajhul Qibli) dan Permukaan Laut (Wajhul Bah}ri). Negara yang luasnya dua kali pulau Sumatera ini adalah salah satu produsen katun

2 Ibid., hlm. 11-12.

Page 98: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan82

terbesar dan merupakan eksportir kapas keenam dunia. Mesir juga mengandalkan pertanian, di mana dari sektor ini sanggup menampung 31 % dari jumlah tenaga kerja. Bendungan Aswan (Sa‘dul Ali) yang dibuka kembali pada awal 1971 mampu meningkatkan 30 % suplai untuk pertanian. Selain untuk meningkatkan pertanian, bendungan tinggi Aswan kini berfungsi mengontrol banjir tahunan yang pernah menyebabkan banjir dan berfungsi sebagai pembangkit listrik.3

Mesir juga sangat memperhatikan bidang pertahanan dan keamanan. Sebagai kekuatan ketiga dalam peta militer Timur Tengah setelah Israel dan Syiria, dan terkuat di kawasan Afrika, Mesir tak segan mengeluarkan anggaran yang tinggi bagi Departemen Pertahanan dan Angkatan Bersenjatanya. Kewaspadaan militer terus ditingkatkan dengan memberlakukan wajib militer. Undang-undang darurat militer yang diberlakukan dari tahun 1981 masih berlaku hingga sekarang. Karena alasan stabilitas, maka demonstrasi di tempat umum tidak diperbolehkan sama sekali, sehingga setiap ada aksi unjuk rasa mereka mengadakannya di masjid-masjid besar atau di kampus-kampus dengan penjagaan yang sangat ketat.

Sedangkan berkaitan dengan penerbitan pers, Mesir menganut sistem kelembagaan. Setiap lembaga atau partai politik berhak menerbitkan lebih dari satu media cetak. Ada beberapa lembaga pers nasional yang meluncurkan media cetak dalam jumlah besar, di antaranya adalah: al-Ahram yang merupakan koran tertua di dunia Arab dan harian milik negara yang menerbitkan surat kabar harian, majalah mingguan, al-Ahram Weekly (berbahasa Inggris) dan al-Ahram Hebdo (berbahasa Perancis). Selain al-Ahram, surat kabar harian yang pro-pemerintah adalah Akhbar al-Yaum dan al-Jumhuriyyah. Sedangkan surat kabar harian yang diterbitkan oleh oposisi adalah al-Wafd, al-Ahali, al-‘Arabi, ad-Dustur, al-Ah}rar, dan al-Mas}ri al-Yaum. Selain itu ada juga Middle East Times (Timur Tengah Times) majalah berbahasa Inggris yang terbit mingguan serta harian luar negeri yang beredar di Mesir, seperti: al-H}ayat,

3 Ibid, hlm. 14.

Page 99: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

83Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

Syarq al-Awsat}, al-Khali>j dan lainnya. Koran yang membahas tentang keagamaan, di antaranya adalah S{aut al-Azhar, Aqidati, dan al-Usrah al-Arabiyah.

Khazanah peradaban masa lalu telah mengangkat Mesir ke pentas sejarah dunia. Negara yang berada di sudut benua Afrika ini sekilas tampak biasa seperti umumnya negara berkembang, namun luar biasa dengan kekayaan budaya dan warisan sejarah yang dimilikinya. Sejarah peradaban Mesir dimulai sejak tahun 3200 SM yang dimulai dari Pharaonic, Hellenistic, Romawi, hingga peradaban Islam. Masa Pharaonic sendiri berlangsung antara 3200 SM hingga 332 SM atau kurang lebih 2868 tahun, telah diperintah oleh 330 Fir’aun yang terbagi menjadi 30 dinasti dan melewati 7 masa. Awalnya ada dua kerajaan besar yang ada di Mesir: Mesir Hulu di daerah selatan dengan ibu kota Thebes (kini Luxor) dan Mesir Hilir di bagian utara dengan ibu kota Memphis. Selanjutnya, raja Mesir Hilir yang bernama Menes bisa menyatukan dua kerajaan tersebut, dan ditetapkanlah Memphis sebagai ibu kota yang berada di dekat Sakkara (2615-1990 SM). Selain sebagai pusat ibu kota, di Memphis juga banyak terdapat kuburan para penguasa Dinasti I dan Dinasti II. Usaha Menes tidak hanya sampai di sini, pada zamannya pula berhasil diciptakan jenis huruf atau lambang Hieroglyph.4

Dengan berakhirnya kekuasaan Raja Menes sebagai pendiri dinasti 1, Mesir Kuno memasuki era Daulah Qadi>mah (Old Kingdom), yang dimulai dari dinasti III dan berakhir pada dinasti VI (2280 SM). Di antara simbol peradabannya yang paling terkenal dan masih tersisa hingga kini adalah piramida yang tersebar di Dahsyur, Sakkara dan Giza. Sebagian sejarawan menamakan fase ini dengan masa pendirian piramida. Sejak abad 21 SM, tepatnya pada masa pemerintahan dinasti XI, Mesir kuno memasuki era Daulah Wust}a (Middle Kingdom) yang menjadikan Thebes menjadi ibu kota Mesir dan dinasti ini berakhir pada dinasti XII (1778 SM). Kota Ist Tawey, dekat Faiyoum, dijadikan sebagai ibu kota kekuasaan. Saat itu

4 Ibid., hlm. 17.

Page 100: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan84

bahasa dan sastra mengalami zaman keemasan serta mencapai kematangan dalam keindahan bahasa dan gaya penuturannya, seperti cerita Sanohi yang terkenal ditulis di zaman dinasti XII. Fase desentralisasi kedua kembali merebak sejak pertengahan dinasti XIII hingga akhir Dinasti XVII (1570 SM), ditandai dengan invasi Heksos ke Mesir yang memperburuk keadaan, hingga bangsa Mesir berhasil memerdekakan negerinya di bawah komando Ahmas.

Pada paruh pertama abad 16 SM (dimulai dinasti XVIII) hingga awal abad 11 SM (dengan berakhirnya dinasti XX), Mesir memasuki era Daulah Hadi>s\ah (Modern Kingdom) yang ditandai dengan bersatunya seluruh wilayah kekuasaan Mesir, pesatnya perkembangan politik, kuatnya kerjasama dengan luar yang menguntungkan perdagangan, serta berkembangnya budaya dan peradaban Mesir. Para sejarawan mengatakan bahwa pada masa ini hidup Nabi Yusuf as., sebagaimana dikisahkan dalam al-Qur’an. Raja-raja yang sukses di era ini adalah: Ah}mas (tokoh pejuang kemerdekaan dari Heksos), Akhnaton (yang pertama kali menyerukan monotheisme bersama istrinya, Nefertiti), Tahotomes III (seorang yang jenius dalam kemiliteran dan peperangan), dan Tahotomes IV (diplomat pertama yang menaruh perhatian untuk mencatat segala perjanjian antar negara).

Setelah Tahotomes IV meninggal, kekuasaan dipegang oleh keturunannya yang tidak berdaya menghadapi serangan bangsa Persia. Sejak pertengahan abad ke-6 SM, muncul kekuatan Persia yang menguasai seluruh wilayah Timur Tengah, termasuk di dalamnya Asia Kecil, Syiria, Phoenix, Palestina dan Mesir yang jatuh ke tangan Qambez (525 SM). Praktis sebagian wilayah Mesir tunduk pada pemerintahan Persia hingga tampil Dinasti XXVIII yang berhasil mengalahkan Persia dan memerdekakan Mesir. Namun pemerintahan hanya berjalan pada dua Dinasti, karena invasi Iskandar Agung (Alexander The Great) mengakhiri kekuasaan Persia dan peradaban Pharaonic pada 332 SM. Sejak saat itu Mesir tunduk pada imperium Yunani yang dikenal dengan peradaban Hellenistic.

Page 101: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

85Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

Iskandar Agung berkuasa selama 9 tahun (332-323 SM) dengan menjadikan Iskandariah (nisbat kepada namanya) sebagai ibu kota negara. Kemudian dia menunjuk Ptolemi Soter (seorang jenderal Macedonia) sepeninggalnya untuk mendirikan Dinasti Ptolemi selama 3 abad (323-30 SM). Dinasti Ptolemi ini berjasa dalam meletakkan sistem administrasi di Mesir, tetapi mereka runtuh karena mendapat serangan dari negara Romawi.

Romawi mengawali kekuasaannya di Mesir pada tahun 30 SM ditandai dengan kekuasaan Kaisar Oktavianus Agustus yang memberikan mandat kekuasaan Mesir kepada Gubernur Cornelius Gallus. Kekuasaan Romawi bertahan di Mesir selama 300 tahun. Selama dua abad pertama di bawah Romawi, Mesir terbilang aman. Kekayaan bumi Mesir yang subur benar-benar memberikan suplai besar bagi kesejahteraan Romawi. Sistem administrasi Ptolemi yang diakui eksistensi dan efisiensinya tetap dipertahankan, sekalipun ada modifikasi oleh pemerintahan Romawi. Namun setelah itu, berbagai penindasan dan pemerasan hasil bumi penduduk untuk kepentingan para penguasa di Romawi telah menimbulkan kekacauan dan instabilitas keamanan. Iskandariah sebagai pusat pemerintahan yang mulanya sangat makmur, kemudian hancur oleh sekelompok oposisi dari golongan Yahudi yang berusaha merebut kekuasaan. Ditambah lagi pada abad ke-3 M, kemunduran ekonomi pemerintahan Romawi menyebabkan kesengsaraan yang lebih parah bagi Mesir, yang berpengaruh pada tingginya beaya pajak. Kekuatan Romawi di Mesir mendapat serangan dari berbagai penjuru; dari Barat mereka diserang oleh kaum Barbar Afrika Utara, dari Selatan diserang oleh kekuatan Nubi (Aswan) dan yang terbesar adalah serangan penguasa Persia Sasani pada abad ke 5-6 M. Dalam kondisi seperti ini, muncullah kekuatan Islam yang dipimpin oleh Amru bin ‘As} untuk membebaskan Mesir dari akidah sesat dan kekuasaan jahat yang selama ini menghancurkan peradaban Mesir.

Peradaban dan agama Islam masuk ke Mesir diprakarsai oleh Amru bin ‘As} yang berhasil memasuki Mesir pada musim dingin tahun 639 M atas perintah Khalifah Umar bin al-

Page 102: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan86

Khat }t }ab. Selama di Mesir, pasukan Islam dapat diterima secara damai oleh masyarakat Mesir yang mayoritas beragama Kristen Coptic, karena Islam sangat toleran dalam beragama, di mana umat Coptic diberi kebebasan untuk beragama dan menentukan pendetanya. Untuk memperkuat posisi Islam dan mengatur sistem administrasi pemerintahan, Amru bin ‘As} mendirikan ibu kota di Fust}at} sebagai pusat pemerintahan. Sejak saat itu penyebarannya meluas bukan saja di dalam negeri Mesir, melainkan ke sepanjang wilayah Afrika Utara. Secara administrasi, Mesir tunduk pada khalifah Umar bin al-Khat}t}ab dan khalifah Madinah lain, lalu berada di bawah kekuasaan Dinasti Umayyah yang berpusat di Damaskus dan Abbasiyah di Baghdad. Sejak Umar bin al-Khat }t }ab sampai Khalifah Abbasiyah, Mesir telah diperintah oleh sekitar 80 gubernur.

Mesir memasuki babak baru setelah berdirinya dinasti T}aulauniyah (868-905 M) yang didirikan oleh Ah}mad bin T {aulaun pada tahun 868 M/254 H. Selain menjadikan Fust }at } sebagai ibu kota negara, ia juga memperluas wilayah kekuasaan dan administrasi dengan membangun kota baru yang bernama al-Qat}a’i serta menyusun kekuatan besar. Selama kepemimpinannya, ia berhasil merestorasi dan memulihkan ekonomi Mesir, serta berhasil membangun sebuah masjid megah yang kemudian diberi nama masjid Ah}mad bin T{aulaun. Sepeninggal Ah}mad bin T{aulaun, pemerintahan digantikan oleh putranya, Khumarawaih yang berkuasa selama 12 tahun (884-896 M), kemudian diteruskan dua putranya, Jais} dan Harun (896-905 M). Namun instabilitas politik ketika itu sangat berpengaruh pada kemunduran ekonomi dan berakhirnya dinasti T{aulauniyah.

Kondisi ini dimanfaatkan oleh dinasti Abbasiyah untuk menguasai wilayah Mesir dan menunjuk Muh}ammad bin Tugj sebagai penguasa baru pada tahun 935 M yang kemudian mendirikan dinasti Ikhs}id (935-969 M). Kata Ikhs}id berasal dari bahasa Iran yang berarti pengatur atau pemimpin, wilayah kekuasaannya meluas hingga bagian utara dan tengah Syiria serta memiliki bala tentara terbesar di dunia Islam. Setelah

Page 103: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

87Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

Muh }ammad bin Tugj meninggal, tampuk kekuasaan dipegang oleh putranya, Unujur yang berkuasa pada tahun 946-961 M dan dilanjutkan oleh adiknya, Ali yang berkuasa pada tahun 961-966 M. Setelah kekuasaan Ali berakhir, kekuasaan dipegang oleh Kafur dan dilanjutkan Wazir bin Killis yang tidak berlangsung lama karena ia diserang oleh Dinasti Fat}imiyah.

Mesir merupakan salah satu proyek besar yang sudah didesain oleh Dinasti Fat}imiyah, karena Mesir merupakan salah satu kekuatan penting di Kawasan Timur Arab. Selain itu, Mesir mempunyai peninggalan masa lalu dan khazanah Islam yang cemerlang. Menguasai mesir berarti menguasai kawasan Timur Arab, apalagi Daulah Fat}imiyah sudah menguasai kawasan Barat Arab, Maroko dan Tunisia.

Pada tahun 969 M, panglima pasukan Fat}imiyah, Jauhar as}-S{iqilli berhasil memasuki Fust}at}. Setelah berhasil mengalahkan dinasti Ikhs}id (Wazir bin Killis), ia kemudian membangun sebuah kota baru yang disebut dengan al-Qa>hirah (yang berarti kemenangan) terdiri dari tembok berpagar, istana dan masjid agung al-Azhar. Jasa terbesar Fat}imiyah dalam pentas sejarah Islam adalah bangunan Ja>mi’ al-Azhar yang berkembang fungsinya dari sekedar masjid menjadi tempat pengajaran dan pendidikan. Perhatian para khalifah terhadap al-Azhar merupakan salah satu faktor majunya lembaga pendidikan Islam tertua di dunia ini. Daulah Fat}imiyah bertahan selama dua abad, berakhir dengan berkuasanya S{ala>h}uddi>n al-Ayyubi.

Di saat Daulah Fat}imiyah mulai redup sinarnya di Mesir, S}ala>h}uddi>n al-Ayyubi datang untuk menguasai Mesir dan mendirikan Daulah Ayyubiyah (1171-1250 M). S}ala>h}uddi>n al-Ayyubi dikenal sebagai pemimpin mujahid dalam mempertahankan Jerussalem pada tahun 1187 M, hingga mampu memenangi perang salib dan memukul mundur pasukan Frederick Barbarossa dan Richard I dari Inggris. Pada masa S }ala >h }uddi >n al-Ayyubi, orientasi pendidikan di al-Azhar diubah dari Syi’ah menjadi Sunni. Di antara peninggalan sejarah periode ini dapat kita saksikan berupa benteng pertahanan S}ala>h}uddi>n selama perang di Mesir yang masih kokoh sampai sekarang.

Page 104: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan88

Perkembangan Islam telah memberi corak khas pula pada kebudayaan yang berkembang di Mesir dan sekitarnya, khususnya corak budaya Arab. Inilah babak baru, yang merupakan era akulturasi budaya Mesir dan Arab. Pada perkembangannya, Mesir bahkan bukan hanya menjadi salah satu pusat perkembangan budaya Arab, melainkan juga menjadi pusat penyebaran agama Islam, dengan al-Azhar sebagai motor penggeraknya. Al-Azhar merupakan universitas tertua di dunia, yang didirikan pada waktu bersamaan dengan dua universitas lainnya, yaitu di Oxford di Inggris dan Paris pada abad ke-12.

Selain sebagai pusat penyebaran Islam, Mesir juga merupakan tempat perjalanan dan kisah para Nabi, seperti Nabi Musa as., Nabi Yusuf as., Nabi Harun as., Nabi S}aleh As. dan lainnya, sehingga oleh penduduknya, Mesir sering disebut sebagai negeri kinanah (negeri para Nabi). Di samping itu, ulama-ulama besar Islam memulai aktivitas dakwahnya dari sini. Dalam bidang tafsir, ada Jala>luddi>n as-Suyut}i, Jala>luddi>n al-Mah}alli, Muh}ammad Rasyid Rid}a, Mah}mud Syalt}ut, Imam Sya’rawi, dan Binti asy-Syati’. Dalam bidang kajian hadis\, tercatat Ibn H}ajar al-Asqalani dan Ibn Daqi>q al-’I>d. Dalam bidang fiqih, ada Imam Syafi‘i dan Sayyid Sabiq. Dalam ilmu sejarah tercatat tokoh-tokoh besar, seperti Ibn Khaldun, dalam bidang Astronomi dikenal Nasi>ruddi>n at}-T{usi dan bidang kedokteran ada Abu al-H}asan Ali an-Nafi>s—penemu susunan dan peredaran darah dalam paru-paru manusia.5 Sementara dalam pergerakan politik kita kenal Jama>luddi>n al-Afgani dan dalam pembaruan Islam kita kenal Muh}ammad Abduh.

Ulama-ulama besar itu mempunyai pengaruh yang kuat terhadap pasang-surut peradaban Mesir. Juga berkat kesadaran masyarakat di penghujung abad 18, tepatnya pada tahun 1798 M, ketika Napoleon Bonaparte dari Perancis mengadakan ekspansi ke Mesir untuk menyaingi Inggris di Timur Tengah. Napoleon datang ke Mesir bukan hanya membawa pasukan militer dengan persenjataan yang canggih, tetapi juga turut

5 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Rajawali Pers, 2000, hlm. 123-124.

Page 105: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

89Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

serta dalam ekspedisi itu 500 kaum sipil pria dan 500 kaum wanita. Di antara kaum sipil tersebut terdapat 167 ahli dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan. Napoleon juga membawa 2 set peralatan percetakan, dengan huruf latin, Arab dan Yunani.6 Kontak orang Mesir, terutama pejabat dan ulamanya dengan kebudayaan yang dibawa Napoleon, menimbulkan kesadaran mereka bahwa umat Islam sudah jauh ketinggalan dibandingkan orang Eropa. Kesadaran akan kemunduran dan keterbelakangan ini menimbulkan hasrat masyarakat Mesir, khususnya umat Islam untuk maju kembali sebagaimana halnya di masa silam. Gerakan pembaruan pun timbul di Mesir yang dipelopori Muh}ammad Ali Pas}a.7 Gerakan pembaruan ini mengirim orang-orang Mesir untuk belajar di Eropa, sementara di Cairo didirikan sekolah-sekolah, seperti sekolah militer (1815 M), sekolah teknik (1816 M), sekolah apoteker (1836 M), dan sekolah penerjemahan (1827 M).

Gerakan ini melahirkan beberapa pemimpin politik yang mempelopori gerakan massa. Tersebutlah nama-nama seperti at}-T{aht}awi, Lut}fi as-Sayyid dan Sa’ad Zaglul yang cenderung menekankan pentingnya arus liberalisme dalam gerakan politik di satu sisi, dan Abdul Aziz Jawisy, Must}afa Kamil dan al-Kawa>kibi yang konsisten dengan arus reformasi keagamaan di sisi lain. Mereka memiliki kekuatan berfikir, kesadaran, dan kemampuan untuk mengarahkan dan menggerakkan massa, serta memiliki kemampuan berorasi, berdiskusi, dan menulis, yang mampu mendorong bangkitnya kesadaran politik masyarakat Mesir.

Mereka turut menyemarakkan konfigurasi sosial keagamaan di Mesir, dengan memulai gerakannya melalui pers. Sehingga muncullah beberapa media, di antaranya al-Ahram, Raud}ah al-Akhbar, al-Wat}an, dan at-Tija>rah, yang diterbitkan atas arahan al-Afghani, dan selanjutnya diterbitkan pula al-Urwah al-Wus\qa. Sementara itu, an-Naz}im dalam

6 Rif’at Syauqi Nawawi, Rasionalitas Tafsir Muhammad Abduh, Jakarta: Paramadina, 2002, hlm. 19.

7 Philip K. Hitti, Sejarah Ringkas Dunia Arab (terj.), Yogyakarta: Pustaka Iqra’, 2001, hlm. 237.

Page 106: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan90

beberapa periode menerbitkan at-Tanki >t wa at-Tabki > >t, al-Lat }a >if, dan al-Usta>z\, sedangkan Must}afa Kamil menerbitkan al-Madrasah, al-Liwa>’, dan al-Qalam, demikian juga Jawisy yang menerbitkan al-Hida>yah. Koran-koran tersebut telah memainkan peran sosial keagamaan yang signifikan dalam iklim pertentangan berbagai orientasi dan misi partai saat itu, suatu hal yang mengkondisikan terjadinya dialog politik yang efektif dan membantu perkembangan opini publik Mesir. Al-Afghani menyampaikan kajian-kajian tentang ilmu mant}iq (logika), filsafat, dan tauhid dengan tujuan mencerahkan dan mengajarkan kebebasan berfikir, melepaskan diri dari kejumudan dan melahirkan kepribadian yang senantiasa mengkaji dan berfikir kritis.8 An-Naz}im menyampaikan tema-tema mengenai syura, kebebasan berpendapat, perundang-undangan, dan membangkitkan perasaan politik global masyarakat. Sedangkan Must}afa Kamil, dengan mengandalkan orasi dalam penyadaran politik publik, mendorong masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam aktivitas-aktivitas politik kebangsaan.9

Arus gerakan ini sangat efektif dan mampu menggugah kesadaran masyarakat, sehingga mereka meningkatkan peran sosial keagamaannya. Namun gerakan ini mendapat tantangan yang serius. Pertama, gerakan ini bukanlah gerakan yang berkesinambungan, ia hanya muncul sesaat, kemudian menghilang. Organisasi yang didirikan oleh arus gerakan ini lebih mencerminkan kerja individual, yang berakhir dengan hilangnya sang figur. Karenanya, arus ini tidak berhasil menjelma menjadi sebuah gerakan sosial keagamaan yang massif dan terorganisir, yang mampu menembus rakyat melalui kader-kader politik yang terlatih. Kedua, kedatangan penjajah Inggris yang melakukan pembredelan terhadap koran kaum revolusioner, pemberangusan kebebasan, serta melarang masuknya koran al-Urwah al-Wus\qa. Di saat yang bersamaan, penjajah mendorong berkembangnya

8 Ahmad Amin, Zu’amâ’ al-Ishlâh fi al-’Ashr al-hadits (Para Pemimpin Reformis di Zaman Modern), Cet. IV, Kairo: Maktabah an-Nahdhah al-Mishriyyah, 1979, hlm. 365.

9 Must}afa Kamil, Aura>q Must}afa Ka>mil (Beberapa Tulisan Must}afa Kamil), Cairo: Hai’ah Mis}riyyah Ammah li al-Kitab, 1984, hlm. 23.

Page 107: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

91Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

koran-koran yang loyal kepada Inggris, misalnya al-Maqt}am, yang digunakan Inggris sebagai sarana untuk merusak opini publik.

B. Sejarah Perkembangan al-Azhar asy-Syari<f

Al-Azhar dibangun pertama kali pada 29 Jumada al-Ula 359 H (970 M) oleh panglima Jauhar as}-S{iqilli, lalu dibuka secara resmi oleh Khalifah Mu‘iz li Di>nillah Abu> Tami>m Mu‘id bin al-Mans}u>r saat s}alat jum‘at bersama pada 7 Ramad}an 361 H (972 M). Nama al-Azhar sendiri dinisbatkan oleh Daulah Fat}imiyah kepada Fat}imah az-Zahra ra. Selama kurang lebih 1041 tahun, al-Azhar mengabdi untuk membangun pendidikan masyarakat. Lembaga besar yang mulanya sebuah masjid ini bagai tak pernah lelah membidani kelahiran para ulama dan cendekiawan muslim. Kehadiran al-Azhar tak bisa dipisahkan dari peran Daulah Fat}imiyah yang kala itu dipimpin oleh Khalifah Mu‘iz li Di>nillah (319-365 H/931-975 M), khalifah keempat dari Daulah Fat}imiyyah. Ide brilian Khalifah Mu‘iz itu kemudian dikenal dengan lembaga pendidikan al-Azhar, yang hingga saat ini terus menjadi tujuan pendidikan para pelajar dan mahasiswa dari seantero dunia Islam. Sejarah al-Azhar yang kini berusia 1041 tahun (pada tahun 2011) berdasarkan hitungan masehi atau 1073 tahun (pada tahun 1432 H) berdasarkan penanggalan hijriah, memang menarik untuk dibahas. Secara detil sejarah perkembangan al-Azhar ini dapat dibagi dalam beberapa fase, yaitu:

1. Daulah Fat}imiyyah

Setelah kurang lebih setengah abad menguasai Maroko, Daulah Fat}imiyah memperluas kekuasaannya di Mesir. Pada tahun 915 M, mereka berhasil menguasai wilayah Mahdiyyah, Tunisia dan menjadikannya sebagai pusat pemerintahan. Namun mereka belum puas jika belum menaklukkan Mesir, sehingga mereka mengirimkan ekspedisi untuk menguasai Mesir. Walaupun mengirimkan ekspedisi 4 kali, namun usaha mereka selalu gagal. Pada saat kekuasaan dipegang oleh al-Mu‘iz,

Page 108: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan92

usaha Daulah Fat}imiyah baru membuahkan hasil. Al-Mu‘iz merupakan pemimpin Daulah Fat}imiyah yang mempunyai ide dan obsesi yang besar. Ia juga seorang cendekiawan dan politisi ulung yang mampu membangun kepercayaan di mata publik di wilayah Afrika Utara.10

Al-Mu‘iz mengirim kurang lebih 100.000 tentara yang dipimpin oleh Panglima Jauhar as}-S}iqilli untuk menaklukkan Mesir dengan biaya sekitar 24 juta dinar. Hal ini menunjukkan betapa Mesir merupakan salah satu rencana besar yang sudah didesain oleh Daulah Fat}imiyah, karena Mesir merupakan salah satu kekuatan penting kalangan Sunni di kawasan Afrika Utara. Selain itu, Mesir mempunyai peninggalan masa lalu dan khazanah Islam yang sangat penting, menguasai Mesir berarti menguasai kawasan Arab dan Afrika Utara.

Di era Daulah Fat}imiyah (358 H/969 M) ibukota Mesir berpindah ke daerah baru atas perintah Khalifah al-Mu‘iz li Di>nillah yang menugasi panglimanya, Jauhar as}-S{iqilli, untuk membangun pusat pemerintahan. Dalam hal ini, al-Mu‘iz memang selalu menghimbau kepada Jauhar as}-S}iqilli agar membangun sesuatu yang sangat berharga bagi orang-orang Mesir dan umat Islam. Bangunan ini diharapkan dapat menjadi rintisan dan jejak sejarah yang dapat mengharumkan Daulah Fat}imiyah. Setelah melalui tahap pembangunan, daerah baru ini kemudian dinamai kota al-Qa>hirah (Cairo), yang berarti kemenangan. Sekitar setahun kemudian, beriringan dengan pembangunan kota Cairo didirikan pula sebuah masjid bernama Ja>mi’ al-Qa>hirah (meniru nama ibu kota).

Pembangunan masjid Ja>mi’ al-Qa>hirah merupakan salah satu komitmen untuk menghidupkan peradaban Islam dan menjadikannya sebagai salah satu pusat kekuasaan. Pembangunan masjid tidak hanya sebagai tempat ibadah, melainkan sebagai pusat pertemuan, pendidikan, bahkan sebagai pusat administrasi pemerintahan. Oleh karena ini posisi masjid

10 Muh }ammad as-Sa’di Farh }ud dkk., al-Azhar Tari >khuhu wa Tat }awwuruhu, Cairo: Haiah al- Mis}riyyah al-Ammah li al-Kitab, 1983b , hlm. 27-28.

Page 109: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

93Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

sangat penting bagi Daulah Fat}imiyah. Proyek pembangunan masjid tersebut dimulai pada bulan April, tahun 970 M dan selesai pada bulan Juni, tahun 972 M. Pelaksanaan s}alat Jum’at digelar pertama kali di masjid ini pada tahun 972 M. Menurut Bayard Dodge, luas masjid al-Azhar pada awalnya sekitar 280 kaki dan lebarnya 227 kaki. Bangunannya berbentuk persegi panjang, di tengahnya terbuka langsung menghadap ke langit. Bangunan masjid seperti ini lebih menyerupai bangunan Masjid al-H{aram di Mekkah. Bedanya, jika di Masjid al-H{aram terdapat Ka’bah, maka di Masjid Jami’ al-Qa>hirah dibiarkan kosong.

Apa yang sudah dilakukan oleh Jauhar as}-S}iqilli di Mesir dan al-Azhar merupakan pencapaian yang luar biasa bagi Daulah Fat}imiyah. Selain membangun kota Cairo dan Ja>mi’ al-Qa>hirah, Jauhar as}-S}iqilli juga membangun benteng di sekitar kota dan membangun pintu utama masuk ke Cairo yang terdiri dari empat pintu, yaitu: pintu di Nas}r, pintu di Futu>h}, dan dua pintu di Zuwayla. Jauhar as}-S}iqilli juga menjadikan Bulag sebagai pelabuhan Cairo. Tidak lama setelah itu, Bulag menjadi salah satu pusat perdagangan yang ramai, karena Cairo merupakan tempat transit sejumlah kapal yang singgah dari berbagai negara.11

Al-Mu‘iz tidak lama berkuasa di Cairo, karena pada tahun 975 M meninggal dunia. Tongkat pemerintahan Daulah Fat}imiyah lalu digantikan oleh putranya, al-Azi>z Billah. Ia dikenal sebagai seorang yang ulet dan mempunyai perhatian besar terhadap pendidikan. Pada masa al-Azi>z, pendidikan al-Azhar mengalami perkembangan yang sangat pesat. Langkah pertama yang diambil al-Aziz adalah membuka pengajian dalam bentuk h}alaqah di dalam masjid yang digelar pertama kali pada tahun 976 M. Masjid al-Azhar menjadi salah satu masjid yang ramai didatangi oleh para jamaah yang hendak melaksanakan s}alat dan menimba ilmu. Hal ini sejalan dengan tradisi keislaman sejak lama, di mana masjid tidak hanya digunakan sebagai pusat peribadatan, tetapi juga sebagai pusat pengembangan keilmuan dan pengembangan peradaban Islam.

11 Ibid., hlm. 32.

Page 110: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan94

Pada masa khalifah al-Aziz Billah, sekeliling Ja>mi’ al-Qa>hirah dibangun beberapa istana yang disebut al-Qus}u>r az-Zahi>rah. Istana-istana ini sebagian besar berada di sebelah timur al-Azhar (sebelah barat Masjid H{usein), sedangkan beberapa sisanya yang kecil di sebelah barat (dekat masjid al-Azhar sekarang), kedua istana dipisahkan oleh sebuah taman nan indah. Keseluruhan daerah ini dikenal dengan sebutan “Madi>nah al-Fat}imiyyin al-Mulu>kiyyah” (kota kerajaan Fat}imiyah). Kondisi sekitar yang begitu indah bercahaya ini mendorong orang menyebut Ja>mi’ al-Qa>hirah dengan sebutan baru, Ja>mi’ al-Azhar (berasal dari kata Zahra’ yang artinya bersinar, bercahaya, dan berkilauan).

Menurut Bayard Dodge, perubahan nama masjid dari nama Cairo ke al-Azhar adalah untuk menghindari duplikasi nama antara kota Cairo dan masjid, yang dapat menimbulkan kebingungan dalam penyebutan. Sedangkan Abdul Azi >z Muh }ammad asy-Syanawi, di dalam buku al-Azhar Ja>mi‘an wa Ja>mi‘atan menyatakan, bahwa nama al-Azhar menunjukkan masjid tersebut dikelilingi oleh benteng-benteng yang kokoh.12 Harapannya, masjid tersebut menjadi pusat peradaban yang kokoh, agung, dan megah, sehingga mampu menjadi spirit kebangkitan umat Islam. Jauhar as}-S}iqilli menjadikan masjid al-Azhar sebagai pusat pendidikan di Mesir, sehingga perlahan poros pendidikan berpindah dari masjid ‘Amru bin As } dan Ah }mad bin T{aulaun ke al-Azhar.

Sebagai lembaga pendidikan Islam, semula al-Azhar menjadi pusat penyebaran paham Syi’ah, khususnya di penghujung masa Khalifah al-Mu‘iz li Di>nillah, yakni ketika Qad}i al-Qud}ah Abu al-H{asan Ali bin Nukman al-Qairawani13 (seorang hakim agung di era Khalifah al-Mu‘iz li Di>nillah)

12 Abdul Aziz Muh }ammad As-Sanawi, al-Azhar, Ja>mi‘an wa Ja>mi‘atan, Cairo: Maktabah al-Anjlu al-Mis}riyyah, 1983, hlm. 29.

13 Menurut Muh }ammad Sa’di Farh }ud, ulama tersebut bernama Abu H {anifah bin Muh }ammad al-Qairawani, sebagaimana disebutkan dalam www.waag-azhar.com yang diakses pada tanggal 02 Januari 2011.

Page 111: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

95Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

mengajarkan fiqih maz\hab Syi’ah, yakni kitab Mukhtas}ar (al-Iqtis}a>r). Pelajaran kitab Mukhtas}ar dari Abu al-H{asan Ali bin Nukman pada Oktober 975 M itu merupakan pelajaran agama pertama di Masjid al-Azhar. Abu al-H{asan ditugaskan oleh al-Mu‘iz untuk menetap di masjid al-Azhar dan menjadi ulama yang mengampu pendidikan formal dan informal di al-Azhar.

Pada perkembangan selanjutnya, al-Aziz juga membuka pendidikan yang mengajarkan ilmu-ilmu agama, bahasa Arab, qira’ah, ilmu mantiq (logika), dan ilmu falak. Untuk memudahkan pelaksanaan idenya ini, al-Aziz menyiapkan 30 ulama untuk mengajar di al-Azhar. Mereka diberi gaji dan tempat tinggal, sedangkan peserta didiknya diberikan beasiswa yang diambil dari hasil wakaf.

Sebelum berdirinya al-Azhar, pendidikan Islam yang berkembang hanya dalam bentuk halaqah yang bersifat informal. Al-Aziz mempunyai inisiatif yang cemerlang, dengan membentuk pendidikan formal yang tujuannya melahirkan ulama yang ahli dalam bidang keislaman. Pendidikan formal ini juga dilengkapi berbagai sarana-prasarana dan penggunaan diktat sebagai buku pegangan.

Al-Aziz sangat serius dalam mengembangkan gerakan pemikiran dan keilmuan, sehingga dari masjid al-Azhar lahir para ahli dalam ilmu keagamaan, bahasa dan sastra. Ada beberapa ulama yang lahir pada periode awal pendidikan formal di al-Azhar, di antaranya: Abdul Ghani (ilmu al-Qur’an), Ibn Yunus (astronomi), Ibn Zulaq (sejarawan), dan Jaufi (ahli bahasa Arab). Sejak saat itu, Mesir dikenal sebagai salah satu pusat peradaban keilmuan yang populer di kawasan Arab dan Afrika Utara. Mereka berdatangan ke Mesir tidak hanya sekedar melakukan wisata untuk mengunjungi peninggalan-peninggalan sejarah saja, tetapi juga menimba ilmu di beberapa pusat peradaban Islam, di antaranya di al-Azhar.

Menurut Bayard Dodge, ada empat hal yang menjadi materi utama dalam pendidikan di Masjid al-Azhar pada masa Dinasti Fat}imiyah: pertama, doktrin tentang imamah. Keturunan Fat}imiyah mempunyai hak absolut untuk menjadi khalifah,

Page 112: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan96

dan publik harus menerima hal tersebut sebagai perintah suci yang harus ditaati. Kedua, sebagai keturunan Nabi Muh}ammad Saw., maka mereka berhak mendapatkan seperlima dari harta rampasan, sebagaimana disebutkan dalam surat al-Anfal:

“Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang, maka sesungguhnya seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnussabil, jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muh }ammad) di hari Furqan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. al-Anfal: 41)

Ketiga, doktrin yang menyatakan bahwa seorang imam tidak mungkin berbuat kesalahan dan kekeliruan. Hal tersebut didasari pada alasan, karena keturunan Fat}imiyah mendapatkan dua sumber kebenaran: yaitu al-Quran dan ajaran Imam Ali bin Abu T {alib. Oleh sebab itu, setiap pemimpin pada Daulah Fat }imiyah harus mengajarkan kedua hal itu agar terhindar dari kesalahan dan kekeliruan. Keempat, mereka juga mempunyai ketertarikan pada filsafat dan metafisika. Keempat hal ini merupakan basis doktrinal yang diajarkan Bani Fat}imiyah di Masjid al-Azhar pada masa itu.

Pada tahun 996 M al-Aziz meninggal dunia, ia digantikan oleh al-H{akim yang memimpin dari tahun 996-1021 M. Ia membangun masjid baru di dekat istana, yang diberi nama Masjid al-H{akimi, merujuk pada nama khalifah. Al-H{akim dikenal mempunyai perhatian yang besar terhadap pendidikan keagamaan. Ia menjamin opersional pendidikan di al-Azhar yang didukung sepenuhnya oleh pendapatan dari sektor wakaf.

Satu hal penting yang dicatat dalam sejarah berkaitan dengan warisan al-H{akim, yaitu Da>r al-H{ikmah, pusat keilmuan yang dibangun tidak jauh dari istana pemerintahan. Tempat tersebut merupakan ajang para ilmuwan mengembangkan ilmu pengetahuan dari berbagai bidang kajian, di antaranya bidang bahasa, agama, matematika, dan kedokteran. Untuk mensukseskan misinya ia juga membangun perpustakaan yang

Page 113: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

97Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

relatif lengkap, yang dibiayai dari harta wakaf dan didukung sepenuhnya oleh Bait al-Ma>l.

Pada tahun 1021 M, al-H{akim meninggal dunia. Meninggalnya al-H{akim ini merupakan awal kejatuhan Daulah Fat}imiyah di Mesir. Mereka tidak mampu lagi mempertahankan kekuasaannya, karena menghadapi tantangan internal dan eksternal. Tantangan internal berkaitan dengan krisis air, karena hujan yang tidak kunjung turun di Ethiopia dan Afrika Tengah, yang menyebabkan sungai Nil mengalami penyusutan air dan menyebabkan kekeringan yang panjang. Sedangkan tantangan eksternal, Daulah Fat}imiyah berkaitan dengan perkembangan Daulah Ayyubiyah yang semakin besar pengaruhnya di Mesir.

2. Daulah Ayyubiyah

Setelah kurang lebih satu Abad dikuasai Daulah Fat }imiyah yang menganut paham Syiah Ismailiyah, al-Azhar kemudian dikuasai oleh Daulah Ayyubiyah yang menganut paham Sunni. Mereka melakukan revolusi paham keagamaan yang lebih mencerminkan realitas keagamaan orang-orang Mesir. Apa yang dikembangkan oleh al-Azhar tersebut pada hakikatnya merupakan bagian dari komitmen al-Azhar sebagai benteng peradaban Sunni.

Kekuasaan Daulah Ayyubiyah di Mesir diawali dengan penaklukan yang dilakukan oleh S}ala>h}uddi>n al-Ayyubi14 terhadap Dinasti Fat}imiyah, yang berhasil menguasai Mesir pada tanggal 10 September 1171 M. Pergantian kekuasaan dari Daulah Fat}imiyah ke Daulah Ayyubiyah yang beraliran Sunni tidak menimbulkan konflik politik di kalangan umat Islam Mesir. Hal ini disebabkan aliran Sunni merupakan aliran yang sudah mengakar di dalam kultur masyarakat Mesir.15

Sejak S}ala>h}uddi>n berkuasa di Mesir, al-Azhar sempat

14 Nama lengkap S}alah}uddi>n adalah: Abu al-Muz}affar Yusuf bin Najmuddi>n Abu Syukri Ayyub bin Sya’di bin Marwan al-Kurdi yang berasal dari keturunan suku Kurdi.

15 Muh }ammad as-Sa’di Farh }ud dkk., al-Azhar Tari >khuhu wa Tat }awwuruhu, op.cit, hlm. 34.

Page 114: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan98

diistirahatkan sementara waktu sambil dibentuk lembaga pendidikan alternatif guna mengikis pengaruh Syi’ah. Dari sinilah dimasukkan perubahan orientasi besar-besaran, kurikulum lembaga pendidikan al-Azhar diubah total; dari maz\hab Syi’ah ke maz\hab Sunni yang terus berlangsung hingga sekarang. Masjid al-Azhar sebagai salah satu pusat peradaban Syiah Ismailiyah pun bermetamorfosa menjadi salah satu masjid yang digunakan untuk menyebarkan aliran Sunni.

Sebenarnya di akhir pemerintahan Fat}imiyah, tepatnya pada masa pemerintahan al-Hafiz} li Di>nillah, faham Sunni sudah mulai menyebar di Mesir. Hal ini terbukti dengan adanya ide Menteri Rid}wan bin Walakhsyi (552 H/1132 M) untuk mendirikan sekolah di Iskandariyah yang diberi nama Madrasah al-‘Auniyah dan madrasah-madrasah lain di Iskandariyah yang menyebarkan maz\hab Sunni, khususnya maz\hab Syafi‘i. Kebijakan ini juga diteruskan oleh Menteri Ibn Salar yang juga mendirikan madrasah as-Sala>fiyyah dan al-H{afiz}iyyah yang bermaz\hab Sunni. Dengan demikian sebenarnya maz\hab Sunni sudah berkembang sejak akhir pemerintahan Bani Fat}imiyyah, dan ini menjadi bukti bahwa pada akhir pemerintahan mereka, maz\hab Syi’ah sudah mulai rapuh.16

Perkembangan maz\hab Sunni di Mesir dimulai dari Iskandariyah dan berkembang semakin luas ketika pemerintahan S{ala>h}uddi>n. Sejak saat itu akidah, ibadah, pendidikan dan semua aktifitas kaum Muslimin Mesir menganut maz\hab Sunni. S{ala>h}uddi>n mempunyai perhatian yang sangat besar tehadap al-Azhar untuk menaikkan kembali pamor Daulah Ayyubiyah yang beraliran Sunni, terutama di kawasan Afrika Utara yang sebelumnya didominasi oleh Daulah Fat}imiyah yang beraliran Syiah Ismailiyah.

S{ala>h}uddi>n menunjuk Abdul Latif untuk menjadi penanggung jawab dan pengajar di al-Azhar. Dari pagi hingga sore, ia mengajarkan fiqih di al-Azhar, dan setelah itu mengajarkan ilmu kedokteran di rumahnya. Di malam hari

16 S|ana Abdul Az }im Abdul Azis Abdul Az }im, al-Waqf ‘ala> al-A’ma>l al-Khairiyyah fi Mis}r fi ‘As}r Salat}in al-Ayyubiyyi>n, op.cit, hlm.178.

Page 115: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

99Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

ia kembali ke al-Azhar untuk mengajarkan ilmu-ilmu agama. S{ala>h}uddi>n memberikan perhatian khusus kepada Abdul Latif, terutama dari segi finansial dengan memberikan gaji untuk senantiasa menjaga tradisi keilmuan di Masjid al-Azhar. Gaji tersebut diambilkan dari dana wakaf.

Sepeninggal S{ala>h}uddi>n, tampuk pimpinan Daulah Ayyubiyah dipegang oleh Kamil Muh}ammad yang kurang memperhatikan al-Azhar. Ia justru mendirikan lembaga pendidikan lain, di luar al-Azhar. Salah satu lembaga pendidikan yang mempunyai hubungan emosional dengan Kamil adalah Madrasah al-Kami>liyyah, yang dikenal juga dengan Da>r al-Hadi>s\ yang mengajarkan fiqih empat maz\hab. Selain untuk mengikis pengaruh Syiah Ismailiyah dan menegaskan posisinya sebagai daulah yang membawa bendera Sunni, para penguasa Daulah Ayyubiyah mendirikan sejumlah lembaga pendidikan di luar al-Azhar dengan tujuan untuk melumpuhkan pengaruh Daulah Fat}imiyah di Mesir.

Upaya yang dilakukan oleh Kamil Muh}ammad dalam melahirkan ulama Sunni melalui sejumlah madrasah sangat efektif. Hal ini juga secara tidak langsung menguatkan eksistensi al-Azhar, karena guru-guru yang mengajar di beberapa lembaga pendidikan tersebut adalah mereka yang sebelumnya mengajar di al-Azhar atau alumni al-Azhar. Ada beberapa ulama yang merupakan hasil dari lembaga pendidikan ini, di antaranya adalah Ibn Saraya (tafsir), Sakhawi (tafsir), Ibn Muni>r (tafsir), Izzuddi>n bin Abd as-Sala>m (ulama us}ul fiqih), Ah}mad Baid}awi (tasawuf), Ibn al-Fari>d (tasawuf), Ibn al-Ha>jib (bahasa), dan beberapa ulama lainnya.

3. Daulah Mamluk

Perhatian Daulah Mamluk terhadap al-Azhar sangat besar, bahkan melebihi perhatian Daulah Ayyubiyah, karena beberapa alasan: pertama, komitmen untuk mempertahankan bahasa Arab sebagai bahasa resmi kekuasaan dan bahasa warga Mesir dengan menjadikan al-Azhar sebagai pusat pengembangan bahasa Arab. Kedua, komitmen untuk menegakkan hukum Islam,

Page 116: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan100

dengan menjadikan al-Azhar sebagai pusat pendidikan dan aktualisasi hukum Islam. Ketiga, komitmen untuk menggalakkan pendidikan etika dan nilai-nilai yang berlandaskan pada al-Qur’an. Al-Azhar diharapkan dapat menjadi benteng moral yang dapat menegakkan keadilan dan nilai-nilai Islam di Mesir.

Pemimpin pertama Daulah Mamluk adalah Izzuddi>n Aybak, yang mengendalikan Mesir dari tahun 1250 M. Ia membangun pusat pemerintahan yang berada dekat dengan al-Azhar. Hal ini semakin menarik minatnya untuk merenovasi masjid al-Azhar dan menjadikannya sebagai pusat pendidikan keagamaan.

Pada tahun 1266 M, sultan Malik az}-Z}ahir Baybars yang menjadi pemimpin Daulah Mamluk saat itu berusaha memaksimalkan fungsi al-Azhar dengan menunjuk seorang penanggung jawab atas al-Azhar, yang dikenal dengan Aydamir. Ia mengabdikan dirinya untuk menjadikan al-Azhar sebagai pusat pendidikan keagamaan di Mesir. Az}-Z}ahir memulai aktivitas pendidikan di al-Azhar dengan membuka pengajaran al-Qur’an yang mengajarkan tentang qira>’ah sab’ah. Pengajaran al-Qur’an ini tetap berlangsung sampai sekarang, sebagai ilmu yang unik untuk memahami berbagai macam bacaan al-Qur’an. Selain sebagai pusat pengajaran al-Qur’an, al-Azhar juga dijadikan sebagai pusat pengajian kitab fiqih maz\hab Syafi‘i.

Di era pemerintahan Daulah Mamluk, tepatnya pada tahun 1303 M terjadi gempa hebat yang sempat merusak masjid al-Azhar. Beberapa masjid lainnya, antara lain masjid al-H{akim, masjid S}aleh dan masjid Amr bin ‘Ash mengalami kerusakan serius. Sultan an-Nas}ir yang memerintah saat itu segera merehab kembali bangunan yang rusak, karena Daulah Mamluk tidak hanya kehilangan tempat ibadah, melainkan juga tempat untuk pengembangan pendidikan keagamaan. Hal ini menunjukkan betapa Daulah Mamluk mempunyai perhatian yang besar terhadap pengembangan tradisi Sunni di Mesir. Bahkan peran yang dilakukan jauh lebih signifikan bagi pengembangan al-Azhar, karena mereka menggunakan al-Azhar sebagai media bagi kebangkitan paham Sunni.

Page 117: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

101Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

Selama merenovasi masjid al-Azhar, Daulah Mamluk juga membangun Madrasah Taybarsiah. Madrasah ini berada di samping masjid al-Azhar, yang sengaja digunakan sebagai alternatif pendidikan keagamaan pada saat al-Azhar direnovasi. Setelah renovasi besar-besaran tersebut, masjid al-Azhar terlihat sangat indah, atap dan dindingnya terlihat baru, dan lantainya putih mengkilap. Di lantai atas dibangun tempat khusus untuk anak-anak yatim, terutama mengajari mereka cara membaca al-Qur’an. Al-Azhar pada masa itu tidak hanya menjadi lembaga pendidikan keagamaan, tetapi juga menjadi tempat untuk membagi kedermawanan bagi orang-orang miskin. Oleh sebab itu, al-Azhar semakin menunjukkan perannya di tengah-tengah masyarakat.

Kontribusi Daulah Mamluk terhadap al-Azhar sangat besar, mereka melakukan perbaikan secara intensif pada masa-masa selanjutnya. Pada masa Sultan Malik H}asan, restorasi bangunan Ja>mi’ al-Azhar semakin ditingkatkan. Daulah Mamluk memberikan perhatian yang sangat besar terhadap penyempurnaan sejumlah fasilitas yang berada di masjid, di antaranya adalah tempat wud}u dan menara. Pada masa sebelumnya, menara berbentuk sangat sederhana, begitu halnya tempat wud}u. Kemudian Sultan Malik H>asan dan beberapa gubernur menyediakan anggaran yang sangat besar untuk melengkapi fasilitas wud}u dan menjadikan menara semakin tinggi. Ciri spesifik renovasi bangunan yang tampak pada masa ini adalah adanya satu menara al-Azhar nan indah dengan dua puncak (Mana>rah al-Azhar Z|atu ar-Ra’sain).

Selain menyempurnakan sejumlah fasilitas, pada tahun 1438 M Sultan Malik H{asan juga mengangkat Sudub Hajib al-Hijab sebagai penanggung jawab resmi al-Azhar. Kebijakan ini ternyata sangat efektif dalam mengembangkan pendidikan di al-Azhar, karena Sudub sangat perhatian terhadap studi-studi keagamaan seperti studi tentang al-Qur’an, hadis\, bahasa, dan pengajian yang dibuka untuk umum. Di samping itu, bantuan yang didapatkan al-Azhar semakin membludak, terutama dari mereka yang ingin membantu fakir miskin yang tinggal di

Page 118: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan102

masjid al-Azhar, sehingga bantuan memenuhi ruangan yang ada di samping masjid al-Azhar. Hal ini menunjukkan bahwa al-Azhar begitu dekat dengan kalangan fakir miskin dan orang-orang yang mempunyai gairah untuk mencari ilmu.

Pengganti Sultan Malik H{asan adalah Sultan Abu an-Nas}r Qaitbay. Ia juga melakukan langkah-langkah perbaikan di al-Azhar, salah satunya membangun tempat tinggal bagi para pelajar asing dengan dana wakaf, yang dikenal dengan ruwaq yang diperuntukkan bagi pelajar dan mahasiswa dari Syiria, Maroko, Sudan, Irak dan dari negara-negara lainnya. Selain memberikan donasi yang sangat besar kepada al-Azhar, ia juga menjadikan al-Azhar sebagai media untuk bertemu dengan warga Mesir.

Pada masa kekuasaan Sultan Abu an-Nas}r, al-Azhar menjelma menjadi lembaga pendidikan yang sangat besar. Gairah belajar-mengajar sangat berkembang, karena didukung oleh penguasa. Melihat kondisi seperti ini, Sultan kemudian mengangkat seorang amir yang bertanggung jawab sepenuhnya terhadap semua urusan yang berkaitan dengan segala aktifitas pendidikan di al-Azhar. Al-Azhar mulai menarik minat sejumlah ulama untuk terlibat dalam pendidikan keagamaan di al-Azhar, di antaranya adalah Ibn Khaldun yang dikenal sebagai pakar sejarah, sosiologi dan peradaban. Ia datang ke al-Azhar dan terlibat dalam pembelajaran di al-Azhar, serta mengajarkan bukunya, Muqaddimah.

Migrasi orang-orang dari luar Mesir untuk menuntut ilmu dan mengajar di al-Azhar ini terkait dengan kebijakan wakaf yang pernah dikeluarkan oleh Daulah Mamluk. Hal tersebut telah membuka jalan bagi datangnya para pelajar dan ulama dari berbagai penjuru dunia. Fenomena ini semakin menguatkan peran al-Azhar sebagai pusat pengembangan keilmuan Islam.

Daulah Mamluk menguasai Mesir dan al-Azhar selama kurang lebih dua abad. Ketidakmampuan mereka dalam mengelola keuangan pemerintahan telah menyebabkan mereka berada dalam masa kejatuhan. Di samping ada ancaman dari dinasti lain yaitu Daulah Us\maniyah, yang menjadikan mereka

Page 119: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

103Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

harus melepaskan kekuasaannya pada tahun 1517 M.

Peninggalan Daulah Mamluk yang sangat berharga adalah pembaruan administrasi di al-Azhar yang dimulai pada masa pemerintahan Sultan az}-Z}ahir Barquq (784 H/1382 M.). Ia mengangkat Amir Bahadir at}-T{awasyi sebagai direktur pertama al-Azhar pada tahun 784 H/1382 M, ini terjadi dalam masa kekuasaan Mamluk di Mesir. Kebijakan Sultan az}-Z}ahir Barquq itu merupakan upaya awal untuk menjadikan al-Azhar sebagai yayasan keagamaan yang mempunyai hubungan erat dengan pemerintah. Yayasan keagamaan yang ditopang dengan dana wakaf inilah yang menjadi kunci eksistensi al-Azhar, yang terus berkembang walaupun Daulah Mamluk telah tumbang.

4. Daulah Us\maniyah

Dominasi Daulah Mamluk berakhir setelah mereka takluk di tangan Daulah Us\maniyah, dengan Sultan Salim I sebagai khalifah pertama kali yang mengambil alih kekuasaan di Mesir pada tahun 1517 M. Ketika tentara Daulah Us\mani memasuki al-Azhar, mereka tidak melakukan tindakan kasar terhadap ulama al-Azhar, walaupun penaklukan terhadap Daulah Mamluk berjalan sangat menakutkan karena ribuan orang meninggal dan sejumlah bangunan dibakar.

Mereka sangat menghargai kedudukan al-Azhar sebagai lembaga pendidikan tertua di dunia Islam. Mereka juga tidak mengambil harta wakaf yang dimiliki oleh al-Azhar, bahkan mereka menambah asetnya dari harta yang diwakafkan oleh Sultan Salim dan penguasa lainnya. Mereka juga menambah fasilitas di beberapa fakultas dan perpustakaan yang berada di al-Azhar.17

Selain menambah harta wakaf untuk al-Azhar, Daulah Us\mani juga menjadikan al-Azhar sebagai salah satu pusat pengembangan bahasa Arab, karena bahasa Arab merupakan bahasa yang penting untuk memahami khazanah keagamaan klasik. Sedangkan dalam konteks keagamaan, Daulah Us\mani

17 Muh }ammad as-Sa’di Farh }ud dkk., al-Azhar Tari >khuhu wa Tat }awwuruhu, op.cit, hlm. 39.

Page 120: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan104

menjadikan paham Sunni sebagai paham resmi pemerintahan. Untuk mengoptimalkan pengamalan ajaran Sunni, mereka mengangkat mufti di setiap provinsi yang siap memberikan fatwa berkaitan dengan masalah keagamaan. Para ulama yang memberikan fatwa pada umumnya berasal dari al-Azhar.

Pada masa Daulah Us\mani, penyempurnaan masjid al-Azhar kembali dilanjutkan, dengan kegiatan restorasi yang tak jauh berbeda seperti sebelumnya. Syarif Muh }ammad Pas }a, pemimpin Daulah Us\mani saat itu melakukan renovasi terhadap bangunan masjid dan memastikan bahwa orang-orang miskin bisa tinggal di sekitar masjid al-Azhar dan mendapatkan makanan. Kegiatan restorasi ini mencapai klimaksnya pada masa Amir Abdurrah}man Katakhda (Wafat 1776 M) dengan menambahkan dua buah menara, mengganti mihrab dan mimbar baru, membuka lokal belajar bagi yatim piatu, membangun ruang bagi pemondokan pelajar dan mahasiswa asing, membuat pendopo ruang tamu, teras tak beratap dalam masjid (S}ah}n), dan tangki air tempat wud}u.

Abdurrah}man juga menambahkan pilar penyangga di dalam masjid, yang jumlahnya 50 pilar. Pada masa pemerintahannya, kebutuhan pelajar sangat terjamin dan ia juga membangun beberapa masjid di Mesir, sehingga ia dikenal dengan Bapak Pembangunan. Bahkan hampir seluruh bangunan tua yang masih tersisa di masjid al-Azhar kini adalah hasil karya Amir Abdurrah}man. Al-Azhar semakin diperluas, tempat s}alat dan tempat istirahat diperlebar, bahkan ditambah ruangan-ruangan khusus yang dimanfaatkan sebagai kelas, sehingga dapat menampung pelajar dan mahasiswa dalam jumlah yang besar. Saat itu, al-Azhar merupakan masjid dan sekaligus universitas yang terbesar di negara Muslim.

Selain merestorasi dan memperbaiki fisik al-Azhar, amir yang berkuasa saat itu juga menjamin kesejahteraan dosen dan pegawai al-Azhar serta memberi beasiswa kepada seluruh pelajar dan mahasiswa yang belajar di al-Azhar. Semua pembiayaan itu didanai dari harta wakaf, dan dengan wakaf pula proses belajar terus berlanjut dengan penekanan utama pada ilmu-ilmu agama

Page 121: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

105Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

dan bahasa, walaupun tanpa mengurangi perhatian terhadap ilmu mant}iq, filsafat kedokteran dan ilmu falak sebagai tambahan yang selalu diikutkan dalam kurikulumnya.

Daulah Us\maniyah menguasai al-Azhar selama tiga abad. Para khalifah Daulah Us\mani berhasil menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa resmi kenegaraan dan paham Sunni sebagai paham resmi di Mesir dan al-Azhar. Mereka juga sangat dermawan dan hartanya diwakafkan untuk memberikan pelayanan yang maksimal bagi mereka yang mendedikasikan hidupnya untuk pendidikan di al-Azhar.5. Fase Reformasi

Pada penghujung abad ke-11 H (17 M), pembaruan administrasi al-Azhar mencapai puncaknya, ditandai dengan pengangkatan “Syaikh al-‘Umu>my” yang digelari dengan Syaikh al-Azhar sebagai figur sentral yang mengatur berbagai keperluan pendidikan, pengajaran, keuangan, fatwa hukum, termasuk tempat mengadukan segala persoalan. Hal ini merupakan terobosan baru yang menandakan era reformasi, bahwa yang bertanggung jawab atas al-Azhar bukanlah seorang yang mempunyai latar belakang politis, melainkan seorang ulama. Syaikh al-Azhar merupakan pimpinan tertinggi di al-Azhar.

Pada fase ini, terpilih Syaikh Muh}ammad al-Khurasyi sebagai Syaikh al-Azhar pertama yang menjabat Syaikh al-Azhar pada tahun 1010-1101 H/1601-1690 M. Keberadaan Syaikh al-Azhar memberikan peranan yang sangat signifikan dalam pengembangan al-Azhar, karena urusan pendidikan lebih diperhatikan, khususnya dalam rangka meningkatkan pelayanan dan menyambungkan aspirasi yang berkembang di dalam lingkungan al-Azhar. Namun otoritas yang dimiliki oleh Syaikh al-Azhar menyebabkan karakter lembaga pendidikan ditentukan oleh pucuk pimpinan. Jika Syaikh al-Azhar dipimpin oleh seorang sufi, maka kecenderungan ulama pada tasawuf. Bahkan tidak jarang posisi Syaikh al-Azhar menjadi rebutan, terutama di kalangan ulama yang berafiliasi pada maz\hab tertentu. Para pengikut maz\hab Syafi‘i berharap besar jika posisi Syaikh al-Azhar dipegang oleh kalangan mereka, begitu pula

Page 122: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan106

dengan maz \hab-maz\hab fiqih yang lainnya. Secara keseluruhan, sampai sekarang ada 41 syaikh yang telah memimpin al-Azhar selama 44 periode. Saat ini, sebagai Syaikh al-Azhar adalah mantan rektor Universitas al-Azhar, Prof. Dr. Ah}mad Muh}ammad Ah}mad at}-T{ayyib menggantikan Syaikh al-Azhar sebelumnya, Prof. Dr. Muh}ammad Sayyid Tant}awi (daftar lengkap terlampir).

Ketika Napoleon Bonaparte menguasai Mesir, ia meminta kepada Syaikh al-Azhar saat itu (Syaikh Abdullah asy-Syarqawi yang menjabat Syaikh al-Azhar pada tahun 1208-1227 H/1793-1812 M) untuk membentuk dewan tinggi yang bertugas menyusun konstitusi yang ada di Mesir, yang anggotanya terdiri dari 10 ulama yaitu: Syaikh al-Azhar, Syaikh Khalil Bakri, Syaikh Must}afa S}awi, Syaikh Sulaiman Fayumi, Syaikh Muh}ammad Mahdi Kabir, Syaikh Musa Sarsi, Syaikh Must}afa Damanhuri, Syaikh Ah}mad Uraisyi, Syaikh Yusuf Syabrakhiti, dan Syaikh Muh}ammad Dawakhili. Syaikh al-Azhar ditunjuk sebagai ketua dewan tinggi dan penanggung jawab keberlangsungan lembaga ini.18

Kebijakan Napoleon ini merupakan langkah untuk mengambil hati ulama al-Azhar, karena mereka menganggap bahwa Napoleon adalah penjajah yang akan menguasai Mesir dan menyebarkan ideologi yang bertentangan dengan semangat Sunni yang diusung oleh al-Azhar. Rekonsiliasi antara Napoleon dengan ulama al-Azhar telah membentangkan jalan bagi para ulama yang akan menempuh pendidikan ke Perancis. Napoleon juga berusaha meyakinkan ulama al-Azhar bahwa ia datang dengan membawa segudang ilmu pengetahuan yang akan memperkuat keilmuan di al-Azhar.

Masa keemasan al-Azhar terjadi pada abad 9 H (15 M), ketika banyak ilmuan dan ulama Islam bermunculan dari lembaga pendidikan Islam tertua tersebut, seperti Ibn Khaldun, al-Farisi, as-Suyut}i, al-‘Aini, al-Khawi, Abdul Latif al-Baghdadi, Ibn Khaliqan, al-Muqrizi, dan lainnya yang telah mewariskan banyak ensiklopedi Arab dan Islam. Mereka adalah ulama yang

18 Ibid., hlm. 44.

Page 123: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

107Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

namanya ditulis dengan tinta emas, karena keahliannya dalam bidang yang ditekuni. Salah satu karakter keulamaan dari mereka yang lahir dari rahim al-Azhar adalah mempunyai karya yang monumental dalam bidang keagamaan.

Kepemimpinan Muh}ammad Ali Pas}a di Mesir pada tahap berikutnya memberikan inspirasi baru bagi pengembangan al-Azhar. Ia dikenal sebagai pemimpin yang melakukan modernisasi di seluruh bidang dan menggalakkan pembangunan. Ia mempunyai kedekatan hubungan dengan ulama al-Azhar, bahkan naiknya Muh}ammad Ali sebagai penguasa Mesir tidak lain karena permintaan dari ulama al-Azhar yang mulai tidak suka dengan kebijakan Khurs}id Pas}a, penguasa sebelumnya yang telah menaikkan pajak dan kurang memperhatikan al-Azhar. Muh}ammad Ali memberikan jaminan keberlangsungan pendidikan keagamaan di al-Azhar, bahkan ia juga turut serta mengikuti pengajian-pengajian di al-Azhar. Namun ada kebijakan Muh}ammad Ali yang kontroversial, yakni ia berusaha membatasi ruang gerak al-Azhar sebagai lembaga yang berpengaruh sepanjang sejarah, antara lain dengan menguasai Badan Wakaf al-Azhar yang merupakan urat nadi pengembangan al-Azhar.

Karakter yang menonjol pada masa Muh}ammad Ali adalah modernisasi sistem pendidikan al-Azhar. Dalam setiap tingkatan mulai mempunyai kurikulum dan sistem pendidikan yang tertata rapi. Setiap pelajar dan mahasiswa harus melakukan pendaftaran dan registrasi, bahkan mereka harus memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Selain itu, adanya sistem ujian untuk mengukur sejauhmana kualitas akademis, sebagaimana layaknya pendidikan modern. Pada era Muh}ammad Ali, materi pendidikan umum juga mulai diperkenalkan dalam sistem pendidikan al-Azhar.

Kebijakan Muh}ammad Ali untuk menguasai al-Azhar ini dilakukan dengan dua cara: pertama, bersifat jangka pendek, yaitu memegang kendali di al-Azhar. Walaupun al-Azhar dipimpin oleh seorang Syaikh al-Azhar, tetapi penunjukan Syaikh dan segala yang berkaitan dengan al-Azhar masih di bawah otoritas

Page 124: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan108

Muh }ammad Ali. Kedua, bersifat jangka panjang. Muh }ammad Ali menggalakkan pengiriman para ulama ke Perancis untuk mempelajari sistem pendidikan di Perancis.19

Selanjutnya pada masa pemerintahan Ismail Pas}a (1863-1879 M), ia memulai usaha reorganisasi sistem pendidikan di Mesir, dan dari sini pendidikan tradisional mulai bersaing dengan pendidikan modern. Seiring dengan itu, sistem pendidikan tradisional yang masih diterapkan di beberapa lembaga pendidikan di Mesir terus mendapatkan tekanan. Serangan terhadap pendidikan tradisional sering tampak dari usaha yang menginginkan perbaikan sistem pendidikan Islam di Mesir. Melihat fenomena seperti ini, Ismail mempunyai obsesi untuk menjadikan al-Azhar sebagai pendidikan modern dan mengembangkan unit lembaga yang melatih para guru dan hakim.

Modernisasi yang dilakukan oleh Ismail dalam rangka melatih para guru mampu meningkatkan kapasitas pelajar dan mahasiswa. Sejak penerapan kebijakan baru itu, dalam kurun waktu 6 tahun, jumlah pelajar dan mahasiswa bertambah dua kali lipat. Pada tahun 1867 M, jumlah pelajar dan mahasiswa di al-Azhar sekitar 4.712 pelajar. Kemudian pada tahun 1873 M, terdapat kurang lebih 314 guru dan 9.441 pelajar dan mahasiswa. Tiga tahun kemudian, tahun 1876, jumlah tersebut bertambah menjadi 10.780 pelajar dan mahasiswa. Modernisasi dalam hal pengembangan kualitas dan kapasitas pelajar dan mahasiswa telah mendorong akselerasi pembelajaran, yang ditandai dengan kemampuan al-Azhar menampung jumlah pelajar dan mahasiswa yang lebih besar.

Selain menambah kapasitas pelajar dan mahasiswa, modernisasi yang dilakukan oleh Ismail juga mencakup sistem administrasi al-Azhar. Di antara modernisasi sistem administrasi al-Azhar yang menonjol adalah dicantumkannya sistem ujian untuk mendapatkan ijazah al-‘Alamiyah (kesarjanaan) al-Azhar pada bulan Pebruari 1872 M. Al-Azhar juga mengeluarkan

19 Zuhairi Misrawi, al-Azhar; Menara Ilmu, Reformasi, dan Kiblat Keulamaan, Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2010, hlm. 191-192.

Page 125: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

109Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

sertifikat bagi para guru yang lulus pelatihan dan hendak mengajar di al-Azhar dan lembaga pendidikan lainnya. Mereka juga dibekali dengan teknik mengajar yang akan meningkatkan sumber daya mereka. Kebijakan yang diambil oleh Ismail merupakan langkah strategis yang menjadikan al-Azhar dari pendidikan yang bersifat informal, menjadi pendidikan dengan sistem perguruan tinggi, sebagaimana dikenal dalam sistem pendidikan modern.

Pada tahun 1896 M dibentuk Majlis Ida>rah al-Azhar (Dewan Administratif al-Azhar) yang terdiri dari Syaikh al-Azhar, empat ulama dan dua orang yang mewakili pemerintah. Dewan ini dipimpin langsung oleh Syaikh al-Azhar. Usaha pertama dari dewan ini adalah mengeluarkan peraturan yang membagi masa belajar di al-Azhar menjadi dua periode: Pendidikan Dasar (8 tahun) serta Menengah dan Tinggi (12 tahun). Kurikulum al-Azhar ikut diklasifikasikan dalam dua kelas, yaitu: al-‘Ulu>m al-Manqu>lah (Bidang Studi Agama) dan al-‘Ulu>m al-Ma‘qu>lah (Bidang Studi Umum). Dewan ini juga menetapkan standar kualitas pelajar yang akan masuk di al-Azhar. Setiap pelajar yang ingin mengenyam pendidikan tinggi di al-Azhar harus hafal minimal 15 juz. Kebijakan ini diambil dalam rangka meningkatkan kualitas mahasiswa dan menjaga identitas al-Azhar sebagai benteng pendidikan Islam.

Pada tahun 1908, Syaikh al-Azhar saat itu, Syaikh H }asan an-Nawawi memperkuat posisi dan peran Ida>rah al-Azhar, dengan memasukkan semua mufti (ahli fatwa) di seluruh Mesir dan ulama-ulama maz\hab H}anafi, maz\hab Maliki, maz\hab Syafi‘i, serta ulama maz\hab H}ambali untuk menjadi anggota Ida>rah al-Azhar dan berperan aktif dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pendidikan dan keagamaan. Dewan ini kemudian merampingkan masa studi di al-Azhar, di mana untuk menempuh jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi, masing-masing ditempuh selama 4 tahun. Setiap pelajar dan mahasiswa yang berhasil menyelesaikan masing-masing jenjang pendidikan akan mendapatkan ijazah resmi dari al-Azhar.

Page 126: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan110

Kebijakan ini kemudian diperkuat dengan terbitnya Undang-undang No. 10 Tahun 1911 yang menyebutkan tentang keistimewaan Syaikh al-Azhar dan pembentukan Majlis A’la al-Azhar. Undang-undang ini juga mengatur tentang sistem akademik al-Azhar, aturan umum tentang kepegawaian di lingkungan al-Azhar, syarat bagi calon mahasiswa baru yang akan diterima oleh Universitas al-Azhar, sistem ujian, sanksi bagi pegawai, guru dan dosen yang melanggar kode etik al-Azhar, dan sanksi bagi mahasiswa yang tidak bisa menyelesaikan studinya sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Menurut Khafaja dan Subhi, ada dua kategori kurikulum yang diajarkan di al-Azhar pada masa itu, yaitu: pertama, kurikulum al-Maqa>s}id. Materi yang masuk dalam kategori kurikulum ini adalah akidah, akhlak, tafsir, hadis\, dan fiqih. Materi-materi ini merupakan inti dari pendidikan keagamaan yang ada di al-Azhar. Setiap pelajar dan mahasiswa harus menguasai materi-materi tersebut. Kedua, kurikulum al-Wasa>il. Materi yang masuk dalam kategori kurikulum ini antara lain adalah bahasa Arab, ilmu tafsir, ilmu hadis\, dan us}ul fiqih. Materi-materi ini merupakan ilmu bantu untuk menguasai materi inti. Walaupun statusnya sebagai ilmu bantu, tetapi setiap pelajar dan mahasiswa juga harus menguasainya dengan baik.

6. Fase Modern

Reformasi yang bergulir di al-Azhar dan perbaikan sistem administrasi serta peningkatan kualitas pendidikannya mendorong al-Azhar memasuki fase modern. Ada empat tokoh penting dalam menjemput era modern di al-Azhar, terutama dalam rangka menjaga keseimbangan antara reformasi, modernisasi dan independensi lembaga. Pertama, Rifa’at Tahtawi. Ia adalah seorang ulama modern yang berjasa besar dalam pengembangan bahasa dan sastra di al-Azhar. Setelah belajar di Perancis, ia kembali ke al-Azhar dan menyebarkan ilmunya kepada para pelajar dan mahasiswa, sehingga darinya lahir sejumlah ulama yang banyak kontribusinya pada al-Azhar. Ia merupakan tokoh penting bagi modernisasi al-Azhar,

Page 127: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

111Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

menerjemahkan konstitusi Perancis ke dalam bahasa Arab dan membuka jalan bagi ulama al-Azhar untuk belajar ke Barat. Walaupun belajar di Prancis, namun ia tetap tidak kehilangan identitasnya sebagai seorang ulama yang menjaga tradisi. Ia gunakan pengalaman di Barat sebagai kesempatan untuk memperkaya wawasan dan pengalaman, sehingga semua itu bermanfaat bagi pengembangan al-Azhar.

Kedua, Abdullah an-Nadim. Ia menggalang kekuatan di kalangan budayawan untuk mengobarkan api revolusi dan reformasi. Untuk mencapai obsesinya, ia mendirikan sebuah lembaga yang sangat populer, yaitu: Jam‘iyyah al-Khairiyyah al-Isla>miyyah.

Ketiga, Ah}mad Urabi. Ia adalah seorang agitator yang dapat membakar spirit orang-orang Mesir untuk menyalakan api revolusi. Al-Azhar turut serta dalam revolusi yang dipimpin oleh Urabi, dan gerakan ini kemudian dikenal dengan Revolusi Urabi.

Keempat, Muh}ammad Abduh (1849-1905 M). Menyebut modernisasi di al-Azhar, kita perlu mengingat Muh }ammad Abduh yang mengusulkan perbaikan sistem pendidikan al-Azhar dengan memasukkan ilmu-ilmu modern ke dalam kurikulumnya. Niatnya untuk melakukan reformasi di dalam al-Azhar semakin kuat, terutama setelah diangkat menjadi Grand Mufti Mesir, sebuah jabatan yang sangat strategis dan mempunyai pengaruh yang cukup besar karena keputusan yang dikeluarkan berdampak langsung pada kaum muslimin. Ia adalah orang yang sangat berjasa dalam proses pembaruan lebih lanjut bagi sistem pendidikan di al-Azhar, dengan mengusulkan ilmu-ilmu modern ke dalam kurikulum al-Azhar seperti fisika, ilmu pasti, filsafat, sosiologi dan sejarah.

Menurut Bayard Dodge, Muh }ammad Abduh mengusulkan lima paket reformasi di al-Azhar. Pertama, mengadakan ujian rutin dalam rangka mengukur kemampuan akademis setiap pelajar dan mahasiswa. Kedua, mengubah metode pembelajaran dari sistem h}alaqah menuju kelas yang terjadwal. Ketiga, menggunakan buku-buku primer yang

Page 128: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan112

ditulis oleh ulama yang mempunyai otoritas dalam bidangnya. Keempat, sentralisasi perpustakaan. Muh}ammad Abduh memandang pentingnya perpustakaan yang tersentral dan menyediakan literatur sebanyak mungkin, sehingga pelajar dan mahasiswa mampu memanfaatkan buku sebanyak-banyaknya untuk penelitian. Sedangkan kelima, memperkaya kurikulum dengan materi-materi baru, dalam rangka memperkaya wawasan keilmuan para pelajar dan mahasiswa al-Azhar.

Gagasan tersebut mulanya kurang direspon oleh Syaikh Muh}ammad al-Anbabi, syaikh al-Azhar saat itu. Baru ketika Syaikh H{asan an-Nawawi memimpin al-Azhar, ide Muh}ammad Abduh bisa direalisasikan. Berangsur-angsur mulai diadakan pengaturan masa libur dan masa belajar. Uraian pelajaran yang bertele-tele yang dikenal dengan syarah dan al-h}awasyi disederhanakan. Sementara itu kurikulum seperti fisika, ilmu pasti, filsafat, sosiologi dan sejarah, telah menerobos al-Azhar. Berbarengan ini pula, ruang al-Azhar direnofasi sebagai tempat pembelajaran bagi para mahasiswa.

Pada perkembangan berikutnya, al-Azhar mulai memandang perlunya mempelajari sistem penelitian yang dilakukan oleh Universitas di Barat, dan mengirim alumni terbaiknya untuk belajar ke Eropa dan Amerika. Memasuki abad ke-20 itu, al-Azhar semakin membentangkan cakrawalanya yang ditandai dengan kesediaannya mempelajari penelitian yang diterapkan di Barat serta mengirim dosen-dosen muda untuk belajar ke Italia, Perancis, Rusia, Amerika Serikat, dan negara lain. Tujuan mengirim ini adalah untuk mengikuti perkembangan ilmiah di tingkat internasional sekaligus upaya perbandingan dan pengukuhan pemahaman Islam yang benar. Banyak duta al-Azhar yang berhasil meraih gelar Doktor dari universitas luar tersebut dan ketika pulang mereka melakukan pembaruan pemikiran di Mesir melalui penelitian, penerjemahan, pendidikan, dan pembaruan hukum. Di antara mereka adalah: Syaikh Dr. Abdul H}alim Mah}mud, Syaikh Dr. Muh}ammad al-Bahi, Dr. Mah }mud H}amdi Zaqzuq, Dr. Shafwat H }amid Mubarak dan ulama besar lainnya.

Page 129: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

113Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

Pada saat al-Azhar dipimpin oleh Syaikh Muh}ammad Must}afa al-Maraghi, ide-ide pembaruan terus bergulir, sebuah undang-undang dipersiapkan pada periode pertama kepemimpinannya untuk memperbaiki al-Azhar. Namun sampai akhir kepemimpinannya pada periode pertama ini, undang-undang yang telah dipersiapkan belum kunjung disahkan. Baru pada tahun 1930 M, di saat al-Azhar dipimpin oleh Syaikh Muh }ammad al-Ah}madi az}-Z}awahiri undang-undang ini disah-kan menjadi Undang-undang No. 49 Tahun 1930, yang mengatur al-Azhar mulai dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Dalam undang-undang ini dijelaskan bahwa jenjang pendidikan dasar ditempuh selama 4 tahun, pendidikan menengah ditempuh selama 5 tahun dan pendidikan tinggi ditempuh selama 4 tahun. Sedangkan alumni Fakultas Syari’ah yang ingin menjadi hakim dan mufti di Mesir, maka ia harus kuliah lagi untuk mengambil program spesialis dan memperdalam ilmu-ilmu Syari’ah selama 2 tahun.

Pada tahun 1922, Mesir meraih kemerdekaan dari Inggris dan Raja Fuad menjadi raja pertama. Raja Fuad mulai menunjukkan kekuatannya di al-Azhar. Ia memilih Grand Syaikh al-Azhar yang dapat memenuhi kepentingannya, yaitu Syaikh Muh}ammad Ah}mad az-Zawahiri yang menggantikan Syaikh Must}afa al-Maraghi. Pada tanggal 15 November 1930, Raja Fuad mengeluarkan sebuah keputusan penting, yaitu memperkuat posisi al-Azhar sebagai universitas. Sedangkan lembaga pendidikan dasar, menengah, dan pendidikan atas yang semula di gelar di Masjid al-Azhar dipindahkan ke luar. Lembaga pendidikan tersebut kemudian dikenal dengan al-Ma‘a>hid ad-Di>>>>>niyyah al-Azhariyyah.

Pada saat al-Azhar dipimpin oleh Syaikh Muh}ammad Ah}mad az}-Z}awahiri, ia menerapkan kebijakan mengirim sejumlah alumni al-Azhar ke berbagai penjuru dunia, antara lain: ke negara Teluk, Cina, Jepang, Etiopia, Afrika, Asia dan beberapa negara lainnya. Ia memandang bahwa sudah saatnya cahaya al-Azhar dapat disebarluaskan ke negara-negara lain, di samping dalam rangka memberikan pemahaman tentang Islam

Page 130: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan114

ala Sunni. Kebijakan ini didukung oleh Raja Fuad, karena al-Azhar merupakan bagian dari diplomasi untuk menunjukkan peran Mesir di dunia internasional. Ia sadar bahwa al-Azhar merupakan salah satu media diplomasi yang sangat penting, terutama dalam hal keagamaan. Untuk membantu upaya diplomasi dan penyebaran paham keagamaan Sunni ini, al-Azhar mulai mendanai penerbitan majalah. Awalnya majalah tersebut diberi nama Nu>r al-Isla>m, kemudian pada tahun 1930 diganti nama menjadi Majalah al-Azhar, dan nama ini bertahan hingga sekarang.

Angin pembaruan kembali berhembus di al-Azhar pada 5 mei 1961 M di masa kepemimpinan Syaikh Mah}mud Syalt}ut, dengan terbitnya Undang-undang nomor 103 tahun 1961 M yang disebut sebagai undang-undang Revolusi Mesir. Undang-undang ini memberikan kemungkinan besar bagi perubahan struktural pendidikan di al-Azhar, di antaranya membolehkan lulusan SD, SMP dan SMA al-Azhar untuk melanjutkan studinya ke SMP, SMA atau Perguruan Tinggi milik Departemen Pendidikan, atau sebaliknya. Dalam ruang lingkup pendidikan tinggi, di samping fakultas-fakultas keislaman, ditambahkan pula berbagai fakultas baru seperti: Fakultas Pendidikan, Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Ilmu Pengetahuan, Fakultas Perdagangan, Fakultas Ekonomi, Fakultas Sains, Fakultas Pertanian, Fakultas Teknik, Fakultas Farmasi, dan Fakultas Bahasa. Juga dibangun fakultas khusus putri (Kulliyah al-Bana>t) dengan berbagai jurusan, yaitu: Usuluddi>n, Bahasa dan Sastra Arab, serta Syari’ah Islamiyah.

Selain perubahan strutural dalam pendidikan dan penambahan fakultas baru, Undang-undang nomor 103 ini juga mengatur tentang eksistensi kelembagaan al-Azhar dan pembentukan Majma’ al-Buh}u>s\ al-Isla>miyyah (Lembaga Riset Islam). Lembaga ini bertugas melakukan penelitian untuk pengembangan keilmuan, melakukan kajian-kajian keagamaan dan menjawab permasalahan yang muncul di masyarakat, baik yang berkaitan dengan masalah keagamaan maupun hukum. Lembaga ini mempunyai wewenang melakukan kerjasama

Page 131: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

115Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

dengan lembaga-lembaga lain baik yang ada di Afrika, Asia, Eropa, dan Amerika untuk memperkuat eksistensi al-Azhar dan meningkatkan peradaban Mesir di mata dunia.

Secara subtsansi Undang-undang nomor 103 ini menimbulkan pro-kontra karena dua hal: pertama, adanya upaya pemerintah untuk mempersempit dan membatasi wewenang al-Azhar. Kedua, dominasi Syaikh al-Azhar dalam pengambilan kebijakan di lingkungan al-Azhar, termasuk di antaranya adalah dalam penentuan rektor, dekan, dosen dan civitas akademika di universitas dan struktur lembaga lainnya.

Demikianlah, al-Azhar telah melakukan perubahan-perubahan yang signifikan untuk meningkatkan perannya pada ranah nasional, regional, dan internasional. Pada ranah nasional, eksistensi al-Azhar sangat diperhatikan oleh pemerintah, bahkan kebijakan penguasa Mesir selalu merujuk pada ulama al-Azhar. Beberapa terobosan pun diambil al-Azhar untuk meningkatkan kualitas guru, pelajar, dan peningkatan sarana prasarana pendidikan. Pada ranah regional, al-Azhar menjadi salah satu lembaga pendidikan tinggi keagamaan yang diperhitungkan. Al-Azhar tidak hanya menampung pelajar dan mahasiswa dari Mesir, melainkan juga dari beberapa negara Arab dan Afrika Utara. Sedangkan pada ranah internasional, al-Azhar memainkan peran penting di dunia Muslim. Para pelajar dan mahasiswa berdatangan dari penjuru dunia untuk menimba ilmu di al-Azhar.

C. Sumber Perwakafan al-Azhar asy-Syari>f

1. Wakaf yang Bersumber dari Pemerintah

Penggagas pertama wakaf bagi al-Azhar dipelopori oleh khalifah al-H{akim bin Amrillah dari daulah Bani Fat}imiyyah, lalu diikuti oleh para khalifah berikutnya serta orang-orang kaya setempat dan seluruh dunia Islam sampai saat ini.20 Al-H{akim mewakafkan hartanya secara pribadi dan dari irs}a>d Bait

20 Ahmad Faisal Yunus dkk, Panduan ke Mesir dan al-Azhar, op.cit, hlm. 172.

Page 132: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan116

al-Ma>l untuk mendanai al-Azhar. Harta wakaf dari khalifah dan para pejabat yang lain ini dikelola oleh sebuah lembaga khusus yang bernama Di>wa>n al-Ah}ba>s\ dan hasilnya diberikan kepada para syaikh dari maz\hab tertentu, atau siswa yang ada di ruwaq tertentu, atau untuk membiayai pelaksanaan pembelajaran pada mata kuliah tertentu yang ada di al-Azhar.21

Dalam dokumen wakaf al-Azhar, tertanggal 7 Syawwal 884 H (24 Desember 1479), disebutkan bahwa Sultan Qaitbay mewakafkan 14 bangunan yang digunakan sebagai toko dan asrama mahasiswa al-Azhar, sebuah aula besar, sebuah masjid, pabrik kain, tempat tinggal bagi para guru dan dosen al-Azhar, saluran-saluran air, tanah pertanian, dan kolam air.

Sedangkan pada era sekarang wakaf untuk al-Azhar yang diprakarsai oleh Kementerian Wakaf Mesir meliputi: pertama, proyek pembangunan apartemen dan pemukiman penduduk yang kemudian disewakan kepada masyarakat. Untuk merealisasikan proyek ini, Kementerian Wakaf menyediakan lahan seluas 875 faddan22 yang berada di daerah Doqqi wilayah provinsi Giza. Hasil wakaf produktif dari penyewaan apartemen dan pemukiman penduduk ini digunakan untuk membantu operasional pendidikan di al-Azhar.

Kedua, saham di perusahaan yang jumlahnya merupakan sebagian dari modal utama perusahaan tersebut. Ketiga, saham di beberapa Bank Islam. Saham ini merupakan bagian dari investasi yang tidak pernah mati dan hasil investasi ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan al-Azhar.

Keempat, saham di beberapa perusahaan berdasarkan

21 Abdul Aziz Muh }ammad As-Sanawi, al-Azhar, Ja>mi‘an wa Ja>mi‘atan, op.cit, hlm. 81-82.

22 Faddan adalah jenis ukuran tanah menurut orang Arab, satu faddan setara dengan luas 4.200,83 M2. Lihat J. Milton Cowan (Ed.), A Dictionary of Modern Written Arabic, London: Mc.Donald & Evans LTD, 1974, hlm. 700. Lihat juga dalam Disertasi Uswatun H {asanah yang berjudul Peranan Wakaf dalam Mewujudkan Kesejahteraan Sosial; Studi Kasus Pengelolaan Wakaf di Jakarta Selatan, Jakarta: Disertasi di UIN Syarif Hidayatullah, 1997, hlm. 95.

Page 133: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

117Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

prosentasenya. Kelima, sertifikat investasi dan cek. Perincian sertifikat investasi dan cek itu dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel I:

Sertifikat Investasi dan Cek di Beberapa Bank Mesir

No BentukNilai

Mata Uang Lokal

Mata Uang Asing (Dolar)

1Sertifikat Infestasi Bank Nasional Mesir

£E. 10.657.000

2Sertifikat Infestasi Bank Nasional yang Profitnya diambil setiap bulan

£E. 45.000

3 Cek $ 1.282.075

Jumlah £E. 10.702.000 $ 1.282.075

Sumber: Dokumen Kementerian Wakaf Mesir.

Dari pemaparan di atas, tampak jelas bahwa pemerintah Mesir melalui Kementerian Wakaf berperan aktif dalam memberikan wakaf kepada al-Azhar. Kebijakan pemerintah Mesir dalam melanjutkan tradisi yang dibangun oleh khalifah al-H{akim bin Amrillah ini sangat penting, karena al-Azhar merupakan pioneer pengembangan pendidikan yang manfaatnya bukan hanya untuk masyarakat Mesir, melainkan juga untuk masyarakat dunia.

Pembangunan apartemen dan pemukiman penduduk kemudian disewakan kepada masyarakat, serta saham di beberapa perusahaan dan saham di beberapa Bank Islam dikembangkan dengan model investasi. Hasil dari pengelolaan wakaf tersebut digunakan untuk biaya perawatan, untuk menambah aset (saham) dan untuk membiayai operasional pendidikan al-Azhar.

2. Wakaf yang Bersumber dari Masyarakat

Ada beberapa aset wakaf yang bersumber dari masyarakat kepada al-Azhar, di antaranya adalah: Maulana al-Khu>ri yang mewakafkan tanahnya sebanyak 10,35 acre (satu

Page 134: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan118

acre kira-kira setengah hektar) untuk sekolah al-Ma’mu>riyah, demikian halnya Syamsuddi>n Muh}ammad bin Wahab yang mengeluarkan hartanya untuk pembangunan sekolah dan kampus di Fisya, serta menggaji penjaga, pegawai, guru dan dosennya. Selain itu, tanah-tanah dekat Fisya Salim, Nafya, dan Mah}allah al-Mah}rum dekat T{ant}a yang jumlahnya sekitar 572 acre juga diwakafkan Syamsuddi>n Muh}ammad bin Wahab untuk al-Azhar.23

Beberapa wakaf al-Azhar yang berasal dari masyarakat dan berlangsung sampai sekarang adalah: pertama, Rumah Sakit as-Sayyid Jalal al-Jami’i. Rumah Sakit ini berada di daerah Bab as-Sa’riyyah Cairo, sehingga terkenal dengan Rumah Sakit Bab as-Sa’riyyah. Rumah Sakit ini dibangun pada tahun 1945 di atas tanah wakaf milik Sayyid Jalal dan dia juga yang membiayai pembangunan Rumah Sakit ini. Setelah jadi, rumah sakit ini diserahkan kepada al-Azhar.

Kedua, Rumah Sakit Thala’at yang merupakan wakaf dari Prof. Dr. Muh}ammad Thala’at al-Faqi kepada al-Azhar untuk melayani para pasien yang terkena penyakit dalam. Gedung ini terdiri dari 6 lantai yang berdiri di atas tanah seluas 1000 m2. Rumah sakit ini diresmikan pada bulan Maret 2000 M. Selain digunakan untuk melayani pasien penyakit dalam, gedung ini juga dipakai untuk praktek mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas al-Azhar Cairo, bahkan sekali praktek bisa menampung 300 mahasiswa sekaligus. Selain untuk penyakit dalam, gedung ini juga dipakai untuk melayani operasi, penyakit anak-anak, penyakit jiwa, penyakit kulit, bank darah, dan tempat transit para dokter. Pada tahun 2005 gedung ini direnovasi dan diperluas, dengan menambahkan resepsionis dan instalasi gawat darurat.

Ketiga, Rumah sakit khusus ibu dan anak, yang menempati gedung seluas 800 m2 dan merupakan wakaf dari Prof. Dr. Muh}ammad Thala’at al-Faqi kepada al-Azhar untuk

23 M.T. Al-Jundi, Dira>sat Jadi>dah fi> Tarikh at-Tarbiyyah al-

Isla>miyyah, op.cit, hlm. 241-245.

Page 135: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

119Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

melayani ibu dan anak. Gedung wakaf ini awalnya hanya 4 lantai, kemudian Badan Wakaf al-Azhar menambah 1 lantai lagi, yakni lantai 5 yang digunakan untuk perkuliahan, praktikum dan transit dokter/ dosen Fakultas Kedokteran Universitas al-Azhar. Gedung ini diresmikan pada tanggal 22 Oktober 1994 yang terdiri dari: pelayanan untuk penyakit wanita dan orang yang melahirkan.

Keempat, Lembaga S}alah Kamil. Lembaga ini berawal dari prakarsa Syaikh S}alah Abdullah Kamil yang mewakafkan uang LE. 20.000,- (duapuluh ribu pound) setiap tahun kepada Fakultas Perdagangan Universitas al-Azhar. Ketika Fakultas Perdagangan masih berada di Distrik Darrasah, lembaga ini bernama Lembaga Riset dan Studi Perdagangan Islam. Kemudian Fakultas Perdagangan pindah ke Madinat Nas }r (Nas}r City) dan pada saat yang bersamaan terbit Peraturan Menteri Wakaf No. 138 Tahun 1982, lembaga ini berubah nama menjadi Lembaga S{alah Kamil untuk Riset dan Kajian Perdagangan Islam, kemudian pada tahun 1992 diubah lagi menjadi Lembaga S}alah Kamil untuk Kajian Ekonomi Islam.

Kelima, asrama bagi pelajar dan mahasiswa al-Azhar yang merupakan wakaf para dermawan dan ulama. Mereka menyediakan ruwaq (asrama) untuk mahasiswa yang datang dari Maghribi (Maroko), Turki, Baghdad, Indonesia dan negara-negara Muslim lainnya. Di antara asrama-asrama itu adalah: asrama yang dibangun dari wakaf Syaikh Syarafuddi>n Abu> ar-Ru>h Isa bin Zainuddi>n az-Zawawi beserta perpustakaan lengkap yang terdiri dari kitab-kitab al-Qur’an, tafsir, hadis\, fiqih, us}ul fiqih, tasawuf, nah}wu, s}araf, balaghah, kedokteran dan kitab-kitab lainnya. Syaikh Ali Sulaiman al-Absyadi juga mewakafkan untuk ruwaq riya>fah di dalam lokasi Universitas al-Azhar, yakni asrama dan perpustakaan yang mengandung 600 judul kitab dalam berbagai cabang pengetahuan yang diajarkan pada abad ke-9 H (al-Jundi, 1964: 259). Demikian juga asrama Madinat Bu‘us \ al-Isla >miyah yang merupakan wakaf dari Syaikh Muh }ammad Ibrahim Kalilah.

Keenam, wakaf dari masyarakat yang merupakan saham

Page 136: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan120

investasi di beberapa perusahaan dan diproduktifkan, sedangkan hasilnya digunakan untuk membiayai al-Azhar. Perincian saham perusahaan itu dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel II:Wakaf dari Para Dermawan Mesir

No Nama Perusahaan Wa>kifJumlah Saham

1Perusahaan Konveksi dan Tekstil

Sayyid S}aqr 1968

2 Perusahaan Semen di Suez Sayyid S}aqr 1203 Perusahaan Semen Nasional Syaikh as-Sinbat}i 7004 Perusahaan Keramik Syaikh as-Sinbat}i 600

Sumber: Dokumen Perwakafan al-Azhar.

Keterlibatan para dermawan dan ulama telah menjadikan al-Azhar bukan hanya milik pemerintah, melainkan al-Azhar adalah milik seluruh umat Islam di penjuru dunia. Tradisi pemberian wakaf pada al-Azhar menjadi kunci bagi kelestarian lembaga pendidikan Islam ini. Harta wakaf tersebut diproduktifkan dan pernah mencapai sepertiga dari kekayaan Mesir pada awal abad ke-19. Dari harta wakaf inilah roda perjalanan al-Azhar bisa terus berputar, termasuk memberikan beasiswa, membangun asrama, menggaji guru, dosen dan pegawai, serta pengiriman utusan dan da’i al-Azhar ke berbagai penjuru dunia.

Page 137: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

121Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

BAB 4

PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIFAL-AZHAR ASY-SYARI<F

A. Dinamika Pengelolaan Wakaf di Mesir

Wakaf telah memainkan peranan yang penting dalam menggerakkan roda perekonomian dan memenuhi

kebutuhan masyarakat Mesir. Hal ini karena wakaf dikelola secara profesional dan dikembangkan secara produktif. Perintis wakaf pertama kali di Mesir adalah seorang hakim di era Hisyam bin Abdul Malik, bernama Taubah bin Namir al-Had}rami yang menjadi hakim pada tahun 115 H. Ia mewakafkan tanahnya untuk dibangun bendungan dan manfaatnya dikembangkan secara produktif untuk kepentingan umat.1 Wakaf yang dirintis oleh Taubah ini perkembangannya sangat pesat, terutama pada masa kekuasaan Daulah Mamluk (1250-1517). Pada era kejayaan Mamluk, wakaf telah berkembang pesat dan dibarengi dengan pemanfaatannya yang sangat luas untuk menghidupi berbagai layanan kesehatan, pendidikan, perumahan, penyediaan makanan dan air, serta digunakan untuk kuburan. Contoh utama wakaf di era Mamluk ini adalah Rumah Sakit yang dibangun

1 Abdul Aziz Muh }ammad As-Sanawi, al-Azhar, Ja >mi‘an wa Ja>mi‘atan, op.cit, hlm. 83.

Page 138: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan122

oleh al-Mans}ur Qalawun yang mampu memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat Mesir selama beberapa abad.2

Kesuksesan ini dilanjutkan oleh Muh}ammad Ali Pasya, yang berusaha menertibkan harta wakaf dengan menjaga, mengawasi dan mengarahkan harta wakaf untuk kebaikan sesuai dengan tujuan wakaf. Kemudian ia menerapkan sentralisasi sistem wakaf dengan membentuk “Diwa>n al-Auqa>f” pada tahun 1891 M yang berwenang mengatur dan mengurusi harta wakaf, serta membuat perencanaan untuk mengelola wakaf secara produktif. Perkembangan berikutnya, pada tanggal 20 Nopember 1913, Diwa>n al-Auqa>f berubah menjadi Departemen Wakaf, sehingga masalah wakaf di Mesir ditangani langsung oleh Kementerian Wakaf (Wiza>rah al-Auqa>f).3 Konsekuensinya, beberapa aset wakaf yang selama ini dikelola oleh naz}ir beralih dan dikuasai oleh negara. Namun tidak lama kemudian terjadi konflik antara Inggris yang saat itu menduduki Mesir dengan Khedive Ismail Pas}a yang berpangkal pada Kementerian Wakaf, karena Inggris mencoba memanfaatkan Kementerian Wakaf sebagai media bagi formulasi kebijakan-kebijakannya. Akhirnya Taufik Pas}a, pengganti Ismail Pas}a membubarkan Kementerian Wakaf, dan menggantinya dengan Kementerian Administrasi Umum yang bertanggung jawab secara langsung kepadanya.

Setelah Kementerian Wakaf dibubarkan, terjadi kontroversi mengenai siapa yang memiliki kekuasaan untuk mengontrol sistem wakaf di Mesir. Hal inilah yang mendorong upaya menghidupkan kembali Kementerian Wakaf. Pada masa pemerintahan Monarki Konstitusional (1923-1952), Raja Fuad menghidupkan kembali Kementerian Wakaf dalam pengaturan wakaf. Hal ini sesuai dengan pasal 153 Undang-undang Tahun 1923, yang memberikan otoritas kepada raja atas institusi keagamaan dan memberikan otoritas kepada Kementerian Wakaf untuk mengawasi para naz}ir. Kondisi ini juga diperkuat

2 Akramah Sa’id S}abri, al-Waqf al-Isla>mi, bain an-Naz}riyyah wa at-Tatbi>q, Amman: Da>r an-Nafa>is, 2008, hlm. 69.

3 Muh }ammad Abu > Zahrah, Muhad}ara>t fi al-Waqf, op.cit, hlm. 28-29.

Page 139: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

123Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

dengan perintah yang dikeluarkan oleh Kabinet Kerajaan kepada Menteri Wakaf pada bulan Agustus 1948, yang menegaskan agar administrasi wakaf ditangani oleh Kementerian Wakaf dan kerajaan. Berdasarkan hal ini, wakaf beralih tangan dan selanjutnya pengaturan wakaf berada di bawah kendali kerajaan sejak saat itu sampai tahun 1949.

Di era ini terjadi polemik mengenai wakaf ahli antara kaum modernis dengan para penentangnya di Mesir. Kaum modernis berargumen bahwa wakaf ahli tidak mempunyai basis religius apa pun, dan selanjutnya dapat direformasi menurut tuntutan situasi modern. Garda depan dari sayap modernis adalah Muh}ammad Ali ‘Alluba Pas}a dari Partai Konstitusional Liberal, yang pernah satu periode menjabat dalam Kementerian Wakaf. Dalam suatu draf Undang-undang yang diajukan ke parlemen pada 1927, ‘Alluba Pas}a mengusulkan bahwa di masa depan wakaf ahli harus bersifat temporer dan maksimal 30 tahun.

Memang pada awalnya di Mesir banyak terdapat wakaf ahli dan wakaf khairi. Praktiknya, dalam wakaf ahli, wa>kif boleh mewakafkan kepada keluarganya, ia boleh menarik kembali harta yang ia wakafkan maupun mengubah peruntukannya, tetapi tidak boleh menarik wakaf bagi dirinya sendiri. Sedangkan dalam wakaf khairi, wa>kif mewakafkan hartanya untuk kepentingan kebaikan umum, ia tidak boleh menarik kembali dan tidak boleh mengubah peruntukannya.

Dalam polemik ini, kaum modernis menghadapi tantangan yang datang dari dua kelompok, yaitu ulama salaf dan bangsawan kerajaan. Salah satu di antara ulama yang tidak sependapat dengan kaum modernis adalah Syaikh Muh }ammad Bakhit, seorang ulama berpengaruh yang tinggal di Iskandariyah. Syaikh Bakhit menolak klaim bahwa wakaf ahli tidak mempunyai basis religius apa pun, sehingga berbahaya secara ekonomi. Dia menjelaskan betapa besarnya peran wakaf ahli dalam mengurangi kemiskinan, memajukan pendidikan dan layanan kesehatan. Bahkan apabila aset keluarga tidak diwakafkan maka akan banyak properti yang jatuh ke tangan

Page 140: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan124

kreditur dari luar negeri atau menjadi rebutan oleh ahli warisnya. Kelompok yang pro wakaf ahli kemudian membentuk panitia Ad Hoc untuk perwakafan dan majelis agama guna mengajukan rancangan Undang-undang kepada Kementerian Wakaf agar mengakomodir wakaf ahli, namun usaha ini tidak berhasil.4

Upaya memodernisasi wakaf berhasil dengan terbitnya Undang-undang No. 48 Tahun 1946 tentang hukum wakaf yang meliputi terjadinya wakaf dan syarat-syarat wakaf. Ada dua hal penting dalam Undang-undang tersebut: pertama, batasan wakaf ahli untuk jangka waktu 60 tahun, sedangkan wakaf khairi dapat dipatenkan secara permanen. Kedua, Undang-undang No. 48 ini juga mengatur tentang sistem administrasi pengelolaan wakaf. Sebelum terbitnya Undang-undang No. 48 ini, banyak aset wakaf yang tidak terdata dan tidak diketahui peruntukannya, sehingga kondisi ini menyulitkan Kementerian Wakaf dalam memberdayakan harta wakaf. Oleh karena itu terbitnya Undang-undang ini menjadi solusi yang tepat dalam pendataan aset wakaf, ditunjang dengan terbitnya Peraturan Menteri Wakaf No. 19 Tahun 1946 yang merupakan petunjuk teknis pelaksanaan Undang-undang No. 48 Tahun 1946.

Dalam melakukan sosialisasi awal pelaksanaan Undang-undang No. 48 ini, Kementerian Wakaf melalui penyuluh wakaf menganjurkan kepada umat Islam di Mesir untuk mewakafkan hartanya untuk masjid, rumah sakit, sekolah, atau wakaf untuk kebaikan lainnya. Sedangkan untuk mengalihkan wakaf ahli menjadi wakaf khairi, Kementerian Wakaf menerapkan beberapa strategi: pertama, pemberlakuan jangka waktu 60 tahun untuk wakaf ahli. Kedua, Kementerian Wakaf memberikan wewenang kepada wa>kif untuk menentukan naz}ir yang memenuhi syarat mengelola harta wakafnya. Ketiga, jika naz}ir tidak ditemukan dalam kriteria kedua di atas, Kementerian Wakaf memperbolehkan kepada keturunan atau kerabat dari wa>kif untuk menjadi naz}ir. Keempat, jika masih belum ditemukan naz}ir yang memenuhi syarat, maka Menteri Wakaf boleh menunjuk siapa saja yang memenuhi syarat untuk menjadi naz}ir.

4 Achmad Djunaidi dan Thobieb al-Asyhar, Menuju Era Wakaf Produktif, op.cit, hlm. 33.

Page 141: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

125Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

Posisi wakaf khairi semakin kuat dengan terbitnya Undang-undang No. 180 tahun 1952 tentang penghapusan wakaf ahli dengan disertai peraturan pelaksanaannya. Itu artinya bahwa wakaf yang tidak digunakan untuk tujuan berderma (wakaf khairy) tidak diakui oleh pemerintah. Pengaruh Undang-undang ini sangat besar bagi perkembangan wakaf khairi, karena pengertian wakaf yang diakui oleh Undang-undang adalah wakaf dalam perspektif wakaf khairi dan mayoritas ulama Mesir ketika membicarakan wakaf selalu merujuk kepada wakaf khairi. Tidak ada lagi pembicaraan tentang wakaf ahli, kecuali ketika membahas aspek kesejarahan wakaf.

Kondisi ini dipertegas dengan terbitnya Undang-undang No. 247 tahun 1952 yang mengatur tentang pengawasan terhadap wakaf khairi dan penertiban pembelanjaan harta wakaf. Pengelolaan wakaf yang dilakukan oleh naz}ir harus bertujuan untuk kebaikan dan mengutamakan kepentingan sosial. Artinya bahwa manfaat wakaf harus untuk kepentingan umum, bukan untuk kepentingan perorangan atau kelompok tertentu. Selain itu, Undang-undang No. 247 ini juga mengatur tentang bolehnya Kementerian Wakaf untuk menyalurkan hasil wakaf dengan persetujuan Majlis Tinggi Wakaf, baik sebagian atau semuanya apabila wa>kif tidak menentukan mauqu>f ‘alaihnya.5

Masa depan wakaf ahli semakin suram dengan lahirnya Reformasi Hukum Agraria, yang menetapkan bahwa semua wakaf yang tidak bertujuan untuk kepentingan umum dianggap tidak sah. Oleh karena itu, penghapusan wakaf ahli diklaim berdasarkan prinsip syari’ah, sebagaimana bisa dijumpai dalam aksi-aksi nyata di era Gamal Abdul Nasser. Ketika wakaf ahli dihapuskan, semuanya beralih dan berada dalam kekuasaan Kementerian Wakaf. Bahkan Menteri Wakaf memiliki keleluasaan dalam memanfaatkan hasil wakaf, tanpa harus mengikuti apa

5 Mali >h }ah Muh }ammad Razaq, At-Tat }awwur al-Mu’assasi li Qit }a >’ al-Awqa >f fi > al-Mujtama‘a >t al-Isla >miyyah; Dira >sah H }a>lah Jumhu>riyyah Mis}r al-‘Arabiyyah, Kuwait: Kementerian Wakaf Kuwait, 2006, hlm, 127-131.

Page 142: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan126

yang telah diamanatkan oleh sang wa>kif. Ironisnya lagi, UU. No. 247 Tahun 1953 juga melucuti hak wa>kif untuk menunjuk secara khusus siapa yang pantas menjadi naz}ir bagi wakafnya. Selain tantangan yang dihadapi oleh wakaf ahli, wakaf pertanian pun mengalami hal yang serupa dengan ditetapkannya Undang-undang Agraria pada 18 Juli 1957. Menurut Undang-undang ini, seluruh wakaf ladang pertanian dialihkan kepada Komite Reformasi Agraria (Land Reform) yang akan didistribusikan menurut ketetapan reformasi agraria.

Setelah terbitnya beberapa Undang-undang yang menitikberatkan pada polemik wakaf khairi dan wakaf ahli, pemerintah Mesir menerbitkan Undang-undang yang lebih fokus pada penataan dan pemberdayaan wakaf di Mesir, di antaranya: pertama, Undang-undang No. 577 Tahun 1954 yang mengatur tentang pencabutan kepemilikan harta tidak bergerak (tanah, apartemen dan lain sebagainya), untuk manfaat dan kepentingan umum.

Kedua, Undang-undang No. 20 Tahun 1957 yang berisi tentang peraturan mengenai lembaga perekonomian wakaf. Di dalamnya juga dibahas tentang pelaksanaan yang berkenaan dengan penggantian tanah wakaf yang digunakan untuk pertanian.

Ketiga, Undang-undang No. 30 Tahun 1957 yang beberapa isinya merevisi dan meluruskan ketentuan hukum yang terdapat dalam UU. No. 247 Tahun 1953. Selain itu, Undang-undang No. 30 ini juga menyebutkan tentang ketentuan yang berkenaan dengan pendirian rumah sakit umum di kota Cairo yang dibiayai dari hasil wakaf.

Keempat, Undang-undang No. 152 Tahun 1957 yang mengatur tentang istibda>l (tukar guling) wakaf tanah pertanian yang digunakan untuk kemaslahatan umum. Undang-undang ini disyahkan guna memberi legitimasi nasionalisasi tanah-tanah wakaf pertanian berdasarkan reformasi tanah. Dalam Undang-undang ini juga disebutkan bahwa lembaga perekonomian yang diatur dalam Undang-undang No. 20 Tahun 1957 mempunyai wewenang untuk mengembangkan hasil wakaf tanah pertanian dan meningkatkan perekonomian umat.

Page 143: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

127Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

Kelima, Undang-undang No. 122 Tahun 1958 yang mengatur tentang perhatian Kementerian Wakaf terhadap pengelolaan tanah wakaf yang habis waktunya, sedangkan mauqu>f ‘alaihnya tinggal di luar negeri. Undang-undang ini kemudian disempurnakan lagi dengan terbitnya Undang-undang No. 02 Tahun 1960.

Keenam, Undang-undang No. 272 Tahun 1959 yang mengatur tentang pembatasan administrasi wakaf. Kemudian disusul dengan terbitnya Undang-undang No. 308 Tahun 1959 yang menyempurnakan Undang-undang No. 272, serta mengatur tentang struktur dan tata kerja Kementerian Wakaf.

Ketujuh, Undang-undang No. 55 Tahun 1960 yang mengatur tentang wakaf harta benda yang bersifat sementara. Kemudian disusul dengan terbitnya Undang-undang No. 264 Tahun 1960 yang mengatur tentang istibda>l wakaf pertanian yang digunakan untuk kepentingan umum.

Kedelapan, Undang-undang No. 44 Tahun 1962 yang mengatur tentang penyerahan dalam pengelolaan harta wakaf oleh Kementerian Wakaf kepada lembaga sosial, agar manfaatnya digunakan untuk kemaslah}atan umum. Undang-undang No. 44 ini diperkuat dengan terbitnya Undang-undang No. 61 Tahun 1963 yang menerangkan tentang kriteria lembaga sosial yang berhak untuk mengelola harta wakaf.

Kesembilan, Undang-undang No. 80 Tahun 1971 yang mengatur tentang pembentukan Badan Wakaf Mesir yang khusus menangani masalah wakaf dan pengembangannya, beserta struktur, tugas, tanggung jawab dan wewenangnya.

Dengan terbitnya beberapa perundang-undangan di atas, Kementerian Wakaf semakin kuat dan pemerintah juga berusaha menertibkan tanah wakaf dan harta wakaf lainnya dengan menjaga, mengawasi dan mengarahkan harta wakaf untuk kepentingan publik. Pemerintah kemudian menetapkan Perundang-undangan yang relevan dengan situasi dan kondisi, dengan tetap berlandaskan syari’ah. Pada tahun 1971 terbit Undang-undang No. 80 yang menjadi inspirasi dibentuknya suatu Badan Wakaf yang khusus menangani permasalahan

Page 144: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan128

wakaf dan pengembangannya. Badan Wakaf yang dimaksud dalam UU. ini kemudian dibentuk secara resmi melalui SK Presiden Mesir pada tanggal 12 Sya’ban 1392 H (20 September 1972), yang bertanggung jawab dalam melakukan kerja sama dan memberdayakan wakaf, sesuai dengan amanat undang-undang dan program Kementerian Wakaf.

Tugas Badan Wakaf ini adalah mengkoordinir dan melaksanakan semua pendistribusian wakaf, serta semua kegiatan perwakafan agar sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan oleh syari’at Islam. Selain itu, Badan Wakaf ini juga berhak menguasai pengelolaan wakaf dan memiliki wewenang untuk membelanjakan wakaf dengan sebaik-baiknya, di mana pengembangannya sesuai dengan Undang-undang No. 80 Tahun 1971. Selanjutnya, badan ini mempunyai wewenang untuk membuat perencanaan, mendistribusikan hasil wakaf setiap bulan dengan diikuti kegiatan yang bermanfaat di daerah, membangun dan mengembangkan lembaga wakaf, serta membuat laporan dan menginformasikan hasil kerjanya kepada publik.

Dalam buku Qawa>ni>n al-Waqf wa al-H{ikr wa al-Qara>ra>t at-Tanfi>z\iyyah, yang disusun oleh Tim Kementerian Wakaf Mesir, disebutkan bahwa kepengurusan Badan Wakaf Mesir terdiri dari:6 Ketua Badan; Direktur Umum; Direktur Umum Bidang Harta Benda dan Pengembangan; Direktur Umum Bidang Teknik; Direktur Umum Bidang Pertanian; Wakil Kementerian Bidang Pertanian; Wakil Kementerian Bidang Kependudukan; Wakil Kementerian Bidang Ekonomi; Wakil Kementerian Bidang Perwakafan; Penasehat dari Majelis Pengadilan Tinggi yang dipilih oleh Majelis; dan seorang ahli hukum Islam yang dipilih oleh Menteri Perwakafan.

Menurut Uswatun H}asanah (1997: 92-93), Badan Wakaf tersebut bisa membentuk beberapa komisi untuk memenuhi sebagian wewenangnya. Selain itu, untuk memperlancar

6 Tim Kementerian Wakaf Mesir Qawa >ni>n al-Waqf wa al-H }ikr wa al-Qara>ra>t at-Tanfi>z\iyyah, Mesir: Badan Wakaf Mesir, 2004, hlm. 163-164

Page 145: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

129Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

kegiatannya Badan Wakaf ini boleh mengundang orang-orang yang bersedia membantu, baik pegawai yang bekerja dalam Badan Wakaf ini sendiri, maupun para ahli atau profesional selain orang-orang yang terdaftar dalam kepengurusan Badan Wakaf ini. Ketua Badan Wakaf dan Direktur Umum dapat mengeluarkan ketentuan, walaupun ketentuan-ketentuan yang dikeluarkan dibatasi oleh ketetapan Kementerian Wakaf. Ketua Badan Wakaf dalam hal ini sebagai penguasa yang mengawasi dan menjalankan urusan-urusan Badan Wakaf tersebut. Ketua Badan juga dapat mengusulkan aturan umum yang sedang berjalan dan mengambil tindakan yang lazim dan sejalan dengan ketentuan-ketentuan yang ada untuk mencaai tujuan yang telah ditentukan.

Wakaf yang dikelola oleh Badan Wakaf mesir terdiri dari: a) harta benda yang dikhususkan oleh pemerintah untuk anggaran umum; b) barang yang menjadi jaminan hutang; c) hibah, wasiat dan sedekah; d) dokumen, uang atau harta yang harus dibelanjakan dan segala sesuatu yang sudah menjadi haknya untuk dikelola sesuai dengan Undang-undang No. 80 Tahun 1971; dan e) hasil yang berguna untuk meningkatkan dan mengembangkan harta wakaf.

Badan Wakaf Mesir ini mempunyai wewenang untuk mengganti atau menukar serta menjual setelah melakukan perundingan dengan pihak-pihak yang terkait: a) terhadap pemilik harta benda tidak bergerak yang di dalamnya ada bagian untuk kepentingan umum; b) terhadap penyewa tanah kosong atau tanah berpenghuni tempat mereka mendirikan bangunan di atas tanah itu lebih dari lima belas tahun; c) terhadap penyewa tanah pertanian yang areanya tidak menyatu, setiap area tidak lebih dari tiga faddan (12.602,49 M2); d) melakukan perundingan dengan pemerintah daerah, lembaga masyarakat, perusahaan-perusahaan, dan bank-bank di mana Badan Wakaf tersebut memiliki saham; e) dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut, Badan Wakaf harus mengelola harta wakaf dan mengembangkannya dengan baik untuk kepentingan masyarakat. Untuk itu Badan Wakaf harus berpegang pada ketetapan-ketetapan Menteri Perwakafan.

Page 146: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan130

Sejak saat itu pemanfaatan wakaf telah memberikan kontribusi bagi pengembangan perekonomian di Mesir. Beberapa contoh mengenai hubungan yang sinergis antara wakaf dengan perekonomian di Mesir adalah bahwa pengelola wakaf menitipkan hasil harta wakaf khairi di Bank Islam, sehingga pemanfaatannya semakin berkembang. Selain itu, Kementerian Wakaf membentuk bank-bank Islam, bekerja sama dengan pabrik gula, perseroan rumah sakit Islam, perseroan yang bergerak dalam pelestarian hewan, bank perumahan, perseroan bangunan dan lainnya. Kementerian Wakaf juga memanfaatkan tanah-tanah kosong dan selanjutnya dikelola secara produktif yakni mendirikan lembaga-lembaga perekonomian yang bekerjasama dengan perusahaan besi dan baja. Kementerian Wakaf membeli saham perusahaan serta obligasi perusahaan-perusahaan penting tersebut.

Menurut Hasan Abdullah Ami>n, sebagaimana dikutip oleh Uswatun H}asanah, hasil dari pengelolaan secara produktif ini dimanfaatkan untuk: a) kepentingan karitas dengan membantu kehidupan masyarakat, seperti fakir miskin, anak yatim, dan para pedagang kecil; b) untuk menjaga kesehatan yakni dengan mendirikan rumah sakit, maupun penyediaan obat-obatan bagi masyarakat; c) untuk mendirikan tempat-tempat ibadah seperti masjid dan lembaga-lembaga pendidikan; dan untuk mengembangkan kegiatan kebudayaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dalam berbagai bidang.

B. Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar

Al-Azhar merupakan salah satu Badan Wakaf dan lembaga filantropi Islam yang berbasis di perguruan tinggi.7 Sejak berdirinya, al-Azhar memposisikan sebagai lembaga pendidikan yang memanfaatkan aset wakaf dan dikelola secara produktif. Bahkan dari waktu ke waktu eksistensinya semakin kuat dan menjadi lembaga pendidikan terdepan yang kemudian ditiru oleh lembaga-lembaga pendidikan besar di Amerika dan

7 Azra, Azyumardi, “Filantropi Islam, Civil Soviety, dan Keadilan Sosial, hlm. xiv

Page 147: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

131Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

Inggris.8 Walaupun terjadi krisis dalam perekonomian dunia dan pemerintahan Mesir silih berganti, al-Azhar tetap memainkan peran yang signifikan sebagai lembaga pendidikan yang mandiri berkat wakaf produktifnya.

Faktor yang mendorong berdirinya al-Azhar adalah kegelisahan ulama dan Khalifah Mu’iz li Dinillah dari Daulah Fat}imiyyah akan ketidakberdayaan lembaga-lembaga pendidikan Islam dalam mendorong transformasi masyarakat Islam. Selain itu, realitas sosial politik yang melingkupi Mesir sangat menentukan dinamika kaum muslimin. Agenda restrukturisasi politik Daulah Fat}imiyah ikut memperkuat motif para pendiri untuk melakukan konsolidasi dan meningkatkan kapasitas ulama melalui pendidikan agar di kemudian hari mereka dapat memainkan peran penting dalam percaturan dunia.

Berdirinya lembaga pendidikan al-Azhar yang didanai dari harta wakaf memberikan harapan sekaligus tantangan baru bagi perwujudan masyarakat muslim yang berperadaban. Hal ini juga merupakan momentum yang secara tepat meredefinisi peran dan fungsi pendidikan Islam, sehingga lebih terasa manfaatnya bagi umat Islam. Berawal dari kesadaran internal kaum muslim tersebut, faktor eksternal juga memotifasi dan menggairahkan semangat umat Islam untuk mengoreksi dan merekonstruksi institusi pendidikan mereka, dengan ditopang dari dana wakaf.

Para khalifah jauh-jauh hari menyadari bahwa kelanjutan al-Azhar tidak bisa lepas dari segi pendanaan. Oleh karena itu, setiap khalifah memberikan harta wakaf baik dari kantong pribadi maupun kas negara. Penggagas pertama wakaf bagi al-Azhar dipelopori oleh khalifah al-H{akim bin Amrillah dari daulah Bani Fat}imiyyah, lalu diikuti oleh para khalifah berikutnya serta orang-orang kaya setempat dan seluruh dunia Islam sampai saat ini.9

Aktivitas wakaf digalakkan untuk memberikan pela-

8 Muhyar Fanani, “Membangun Pendidikan Berbasis Wakaf,” Wahana Akademika, Volume 9, Nomor 2, Agustus 2007, hlm. 176.

9 Ahmad Faisal Yunus dkk, Panduan ke Mesir dan al-Azhar, op.cit, hlm. 172.

Page 148: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan132

yanan yang maksimal terhadap setiap kelompok yang ada di dalam al-Azhar. Abdurrah}man Katakhda (1742 M), salah satu khalifah Daulah Us\maniyah memompa keteladanan bagi para penguasa dan dermawan untuk memberikan wakaf kepada al-Azhar. Mereka berlomba-lomba untuk memberikan donasi dan pelayanan yang terbaik untuk mengembangkan pendidikan di al-Azhar. Bagi mereka, membantu pengembangan al-Azhar merupakan sebuah kebanggaan tersendiri, karena siapa pun yang membantu al-Azhar berarti sedang membantu lahirnya generasi Muslim di dunia.10

Tradisi pemberian wakaf pada al-Azhar menjadi kunci bagi kelestarian lembaga pendidikan Islam ini. Harta wakaf tersebut diproduktifkan dan pernah mencapai sepertiga dari kekayaan Mesir pada awal abad ke-19. Dari harta wakaf inilah roda perjalanan al-Azhar bisa terus berputar, termasuk memberikan beasiswa, asrama, menggaji guru, dosen dan pegawai, serta pengiriman utusan al-Azhar ke berbagai penjuru dunia. Bahkan dengan harta wakaf yang diproduktifkan tersebut, al-Azhar bisa mendirikan cabang-cabang madrasah dan universitas di beberapa propinsi Mesir di luar Cairo.

Hasil wakaf diperoleh dari keutungan pengelolaan harta wakaf secara produktif, baik harta yang tidak bergerak seperti tanah, apartemen, pemukiman penduduk, gedung rumah sakit, fasilitas universitas, dan bangunan lainnya maupun yang bergerak seperti kendaraan, buku dan fasilitas lainnya. Hasil wakaf lain adalah keuntungan finansial dari unit-unit usaha dan rumah sakit yang didirikan oleh al-Azhar. Sebagian dari hasil wakaf itu dipakai untuk membiayai kebutuhan-kebutuhan perkantoran yang terkait dengan wakaf, untuk membiayai operasional al-Azhar, serta untuk membiayai program-program pengembangan akademik dan peningkatan sistem pendidikan al-Azhar.

Menurut Dr. Abdul Aziz Kamil, mantan Menteri Wakaf dan Urusan Al-Azhar Mesir, perjalanan al-Azhar dari sebuah

10 Zuhairi Misrawi, al-Azhar; Menara Ilmu, Reformasi, hlm. 172.

Page 149: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

133Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

masjid dan ruwaq (asrama sederhana buat mahasiswa) hingga menjadi besar tidak terlepas dari peran umat Islam. Umatlah yang menyumbangkan dananya melalui amal jariah, termasuk wakaf, baik wakaf uang, harta benda, tanah, maupun gedung. Tentu saja al-Azhar berhasil bukan sekadar karena kemurahan hati donaturnya, melainkan juga lantaran kepiawaiannya mengelola dana wakaf. Menurut Abdul Aziz, ada dua unsur penentu dalam keberhasilan al-Azhar, yakni faktor manusia dan undang-undang. Disamping Sumber Daya Manusianya banyak yang amanah dan berkualitas, juga perangkat undang-undangnya sudah sangat lengkap menaungi dan mendorong kemajuan perwakafan. Memang, Mesir sangat serius mengurus wakaf. Negeri ini punya Kementerian Wakaf (Wiza>rah al-Auqa>f). Lembaga inilah yang mengatur dan memantau roda perjalanan wakaf di Mesir. Perputaran dana wakaf dilakukan oleh Kementerian Wakaf Mesir bekerja sama dengan al-Azhar. Menurut Abdul Aziz, dana wakaf yang dikelola al-Azhar mencapai sepertiga kekayaan Mesir. Dengan dana wakaf tersebut, al-Azhar bisa mempunyai banyak rumah sakit, memberi modal usaha, mengirimkan dai dan dosen ke seluruh dunia, dan menerbitkan koran mingguan S}aut al-Azhar.11

1. Pengelolaan Rumah Sakit al-Azhar

Keberadaan wakaf terbukti telah membantu pengem-bangan pelayanan kesehatan melalui penyediaan fasilitas-fasilitas publik di bidang kesehatan, seperti pembangunan rumah sakit, pembangunan sekolah kesehatan dan pengembangan ilmu-ilmu medis, serta pembangunan industri di bidang obat-obatan dan kimia. Bahkan penghasilan wakaf bukan hanya digunakan untuk pengembangan obat-obatan dan menjaga kesehatan manusia, melainkan juga obat-obatan untuk hewan. Menurut Didin H{afiduddin,12 manusia dapat mempelajari obat-obatan dan penggunaannya dengan mengunjungi rumah sakit-rumah sakit yang dibangun dari dana hasil wakaf. Pendidikan kesehatan kini

11 www.bwi.or.id, diakses pada tanggal 25 Maret 2010.12 Didin H }afiduddin, Islam Aplikatif, Jakarta: Gema Insani Press,

2003, hlm. 124.

Page 150: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan134

tidak hanya diberikan di sekolah-sekolah medis dan fakultas-fakultas kedokteran saja, melainkan juga dikenalkan melalui rumah sakit-rumah sakit baik melalui praktikum maupun informasi pada pasien secara langsung.

Pengelolaan wakaf produktif al-Azhar juga dilakukan dalam bentuk pengembangan fasilitas kesehatan, yaitu rumah sakit. Khalifah yang pertama kali berinisiatif mewakafkan hartanya untuk rumah sakit adalah Hilmi Abbas, salah satu khalifah pada masa Daulah Us\maniyah yang membangun rumah sakit dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan kepada kaum Muslimin terutama bagi para pelajar dan mahasiswa, karena pada masa itu mereka sangat rentan terhadap penyakit. Langkah ini telah menumbuhkan rasa simpati di kalangan ulama al-Azhar, karena masalah kesehatan merupakan masalah penting yang harus dipecahkan.

Rumah sakit yang dirinstis oleh Hilmi Abbas ini kemudian berkembang sangat pesat bahkan bisa memberikan subsidi silang bagi al-Azhar. Hasil dari pengelolaan rumah sakit al-Azhar sebagian bisa disisihkan untuk membiayai kebutuhan al-Azhar pada sektor lainnya, khususnya sektor pendidikan. Sampai sekarang al-Azhar mempunyai 4 rumah sakit, yaitu: Rumah Sakit as-Sayyid Jalal al-Ja>mi‘i, Rumah Sakit Zahra’ al-Ja>mi‘i di Abbasiyah, Rumah Sakit H}usein al-Ja>mi‘i, dan Rumah Sakit Dimyat} al-Jadi>dah.

1.1. Rumah Sakit as-Sayyid Jalal al-Ja>mi‘i

Rumah Sakit ini berada di daerah Bab as-Sa’riyyah Cairo, sehingga terkenal dengan Rumah Sakit Bab as-Sa’riyyah. Rumah Sakit ini dibangun pada tahun 1945 M di atas tanah wakaf milik Sayyid Jalal dan dia juga yang membiayai pembangunan Rumah Sakit ini. Setelah selesai pembangunannya dan gedung rumah sakit sudah siap dipakai, Sayyid Jalal berinisiatif untuk menyerahkan sebagai aset wakaf kepada al-Azhar. Tapi tidak berlangsung lama, kemudian terbit peraturan dari pemerintah yang mengharuskan harta wakaf diserahkan kepada Kementerian Wakaf, sehingga rumah sakit ini pun akhirnya menjadi milik

Page 151: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

135Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

Kementerain Wakaf dan dikelola oleh Departemen Kesehatan sampai tahun 1974 M. Baru setelah tahun 1974 M, rumah sakit ini kembali ke pangkuan al-Azhar dan dikelola oleh Fakultas Kedokteran Universitas al-Azhar Cairo sebagai rumah sakit yang melayani kesehatan masyarakat sekaligus untuk pendidikan dan praktikum calon dokter.

Selain posisinya yang berada di pusat pendidikan al-Azhar, rumah sakit ini juga berada di pusat keramaian penduduk yang menjadikan rumah sakit ini banyak pengunjungnya. Ditambah dengan pelayanan yang bagus dan ditopang dengan dokter-dokter yang profesional, Rumah Sakit ini selalu penuh dan menjadi tujuan utama masyarakat yang ingin berobat.

Pada tahun 2002-2005 rumah sakit Sayyid Jalal al-Ja>mi‘i ini direnovasi bangunannya dan diperlengkap alat-alat kesehatannya, terutama yang berkaitan dengan alat-alat operasi, radiologi, alat-alat pengobatan penyakit dalam dan beberapa peralatan besar yang sangat dibutuhkan dalam pelayanan terhadap pasien di rumah sakit.

Penanggung jawab rumah sakit ini adalah Rektor Universitas al-Azhar. Sedangkan struktur kepengurusan rumah sakit terdiri dari:

Direktur Utama dijabat oleh Prof. Dr. Ah1. }mad Rif‘at al-Mazni

Wakil Direktur Utama Urusan Rumah Sakit Umum 2. dijabat oleh Prof. Dr. Aiman Samir Taufiq

Wakil Direktur Utama Urusan Rumah Sakit Wanita 3. dijabat oleh Prof. Dr. Ismail Khalaf

Wakil Direktur Utama Urusan Instalasi Gawat Darurat 4. dijabat oleh Prof. Dr. Ah}mad Jama>luddi>n

Wakil Direktur Utama Urusan Penyakit Dalam dijabat 5. oleh Prof. Dr. Sayyid Asyrah

Direktur Pelaksana Pelayanan Kesehatan dijabat oleh 6. Prof. Dr. Nadir Hasyim

Direktur Pelaksana Administrasi dijabat oleh Prof. Dr. 7. Ah}mad Mas‘ad Zaki

Page 152: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan136

Direktur Pelaksana Keuangan dijabat oleh Prof. Dr. 8. Ah }mad Tharif Labib.

Konsultan masalah kesehatan ditangani oleh Prof. Dr. 9. Thala‘at Abdul H}alim dan Prof. Dr. Nabil Makhluf

Rumah sakit Sayyid Jalal al-Ja>mi‘i ini mengelola beberapa gedung dan unit pelayanan kesehatan yang terdiri dari:

Rumah sakit lama yang menempati gedung lama 1. (bangunan yang pertama digunakan sebagai rumah sakit). Gedung ini terdiri dari 4 lantai yang digunakan untuk kantor pegawai dan melayani sakit mata, anestesi, penyakit THT, operasi, penyakit dalam, penyakit tulang dan radiologi.

Instalasi Gawat Darurat yang menempati gedung seluas 2. 600 m2, yang terdiri dari 6 lantai dan diresmikan pada tahun 1996 M. Terdiri dari kantor pelayanan pasien, beberapa ruang gawat darurat, dan ruang transit para dokter.

Rumah Sakit Cabang “Thala’at” untuk pengobatan 3. penyakit dalam yang berdiri di atas tanah seluas 1.000 m2. Gedung ini terdiri dari 6 lantai yang merupakan wakaf dari Prof. Dr. Muh}ammad Thala’at al-Faqi kepada al-Azhar untuk melayani para pasien yang terkena penyakit dalam. Gedung ini diresmikan pada bulan Maret 2000 M. Selain digunakan untuk melayani pasien penyakit dalam, gedung ini juga dipakai untuk praktek mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas al-Azhar Cairo, bahkan sekali praktek bisa menampung 300 mahasiswa sekaligus. Selain untuk penyakit dalam, gedung ini juga dipakai untuk melayani operasi, penyakit anak, penyakit jiwa, penyakit kulit, bank darah, dan tempat transit para dokter. Pada tahun 2005 gedung ini direnovasi dan diperluas, dengan menambahkan resepsionis dan instalasi gawat darurat. Sekarang rumah sakit ini digabung dengan rumah sakit Sayyid Jalal al-Ja>mi‘i.

Rumah sakit khusus ibu dan anak, yang menempati 4.

Page 153: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

137Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

gedung seluas 800 m2 dan merupakan wakaf dari Prof. Dr. Muh}ammad Thala’at al-Faqi kepada al-Azhar untuk melayani ibu dan anak. Gedung wakaf ini awalnya hanya 4 lantai, kemudian Badan Wakaf al-Azhar menambah 1 lantai lagi, yakni lantai 5 yang digunakan untuk perkuliahan, praktikum dan transit dokter/dosen Fakultas Kedokteran Universitas al-Azhar. Gedung ini diresmikan pada tanggal 22 Oktober 1994 M yang terdiri dari: pelayanan untuk penyakit wanita dan orang yang melahirkan.

Gedung khusus untuk operasi yang berdiri di atas tanah 5. 2.000 m2, terdiri dari 10 lantai dan 250 kamar. Gedung ini dimanfaatkan sebagai tempat segala bentuk operasi dan pengobatan penyakit anak.

1.2. Rumah Sakit Zahra’ al-Ja>mi‘i di Abbasiyah

Konsep pendirian rumah sakit ini awalnya diper-untukkan bagi mahasiswa asing yang tinggal di Madinat Bu‘us\al-Isla>miyah. Tapi dalam perkembangan berikutnya, karena masyarakat di sekitar distrik Abbasiyah juga sangat membutuhkan pelayanan kesehatan, maka sistem pelayanan di Rumah Sakit Zahra’ al-Ja>mi‘i ini kemudian dibagi dua, untuk orang Mesir dan untuk mahasiswa asing. Rumah sakit ini terdiri dari beberapa gedung, di antaranya:

Gedung lama yang terdiri dari 7 lantai: lantai satu untuk 1. kantor administrasi dan pelayanan umum, lantai dua untuk penyakit kencing dan ginjal, lantai tiga untuk operasi, lantai empat untuk penyakit anak, lantai lima untuk wanita dan orang yang melahirkan, lantai enam untuk penyakit mata dan penyakit dalam, serta lantai tujuh untuk tempat tinggal dokter.

Gedung yang ditempati untuk pengobatan penyakit jiwa 2. yang terdiri dari 3 lantai.

Gedung untuk pengobatan penyakit gigi yang terdiri dari 3. tiga lantai: lantai satu untuk radiologi dan laboratorium, lantai dua untuk pengobatan gigi, dan lantai tiga untuk

Page 154: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan138

pengobatan THT.

Gedung baru yang terdiri dari 13 lantai: lantai dasar untuk 4. kantor administrasi dan pelayanan umum, lantai satu untuk radiologi, lantai dua untuk luka berat, lantai tiga untuk laboratorium, lantai empat untuk penyakit tulang, lantai lima untuk THT, lantai enam untuk operasi, lantai tujuh dan lantai delapan untuk penyakit jiwa khusus, lantai sembilan untuk penyakit hepatitis, lantai sepuluh dan sebelas untuk penyakit jiwa umum, lantai dua belas untuk ruang transit dan penginapan dokter, dan lantai tiga belas untuk ruang pertemuan.

1.3. Rumah Sakit H}usein al-Ja>mi‘i

Rumah Sakit ini berada di daerah H}usein, tepatnya di Jalan Jauhar al-Qa>’id distrik Darrasah, di samping Universitas al-Azhar Bani>n untuk fakultas-fakultas keagamaan. Rumah sakit ini terdiri dari beberapa gedung, yaitu:

Gedung A untuk UGD dan diagnosa medis yang terdiri 1. dari 28 ruang.

Gedung B untuk radiologi, foto rontgen dan pengobatan 2. yang terdiri dari 9 ruang.

Gedung C untuk Bedah dan persalinan yang terdiri dari 3. 4 ruang.

Gedung D untuk Operasi berbagai macam penyakit yang 4. terdiri dari 9 ruang.

Gedung E untuk Apotek yang terdiri dari 11 ruang.5.

Gedung F untuk administrasi dan ruang transit para 6. dokter yang terdiri dari 20 kamar.

Gedung G untuk laundry yang terdiri dari 13 kamar.7.

Rumah sakit H}usein ini mempunyai 83 Dokter yang menetap di rumah sakit, 372 dokter spesialis, 313 dokter umum, 20 apoteker, dan 115 perawat. Selain itu ada beberapa tenaga administrasi dan beberapa staff yang selalu siap memberikan pelayanan kepada pasien dan pengunjung.

Page 155: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

139Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

1.4. Rumah Sakit Dimyat} al-Jadi>dah

Rumah sakit ini merupakan salah satu rumah sakit yang meginduk pada Universitas al-Azhar dan satu-satunya rumah sakit yang ada di kota Dimyat}. Rumah sakit Dimyat} ini selesai dibangun dan diserahkan kepada al-Azhar pada tanggal 7 Juli 1999 M, dipakai pertama kali pada tanggal 10 Agustus 1999 M dan dibuka secara resmi pada tanggal 10 Agustus 2000 M oleh Syaikh al-Azhar, Prof. Dr. Muh}ammad Sayyid T{ant}awi. Hadir juga dalam peresmian rumah sakit ini, Rektor Universitas al-Azhar saat itu, Prof. Dr. Ah}mad Umar Hasyim, Direktur Pusat Kajian Arsitektur dan Tata Ruang, Prof. Dr. Muh}ammad al-Gharib, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas al-Azhar, Prof. Dr. Ismail Khalaf, dan Arsitek bangunan Rumah Sakit, Ir. Muh }ammad Us \man.

Rumah sakit ini melayani pasien 24 jam, bahkan juga melayani pasien dari propinsi di sekitarnya, di antaranya dari Propinsi Kafr Syaikh, dari Propinsi Daqliyah dan dari Propinsi Port Said. Luas wilayah rumah sakit ini adalah 1.360.850,4 m2 dengan panjang 1.666 m2, sedangkan luas bangunannya adalah 5.704 m2 yang terdiri dari beberapa gedung, di antaranya:

Gedung utama untuk tempat pertemuan dan ptaktek 1. mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas al-Azhar cabang Dimyat}.

Gedung A terdiri dari dua lantai, yang digunakan untuk 2. pengobatan penyakit luar, resepsionis, instalasi gawat darurat (IGD), dan kantor administrasi pegawai rumah sakit.

Gedung B terdiri dari empat lantai, yang digunakan 3. untuk dapur umum, ruang pendingin, tempat cucian, pusat sterilisasi, dan ruang operasi yang terdiri dari 4 ruang.

Gedung C terdiri dari dua lantai, yang digunakan untuk 4. kamar pasien. Ada 150 kamar yang disediakan di lantai ini yang disediakan untuk para pasien.

Direktur Rumah Sakit ini adalah Prof. Dr. Fahmi Imam

Page 156: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan140

Fahmi yang merangkap sebagai dekan Fakultas Kedokteran Universitas al-Azhar cabang Dimyat}. Posisinya di dua lembaga ini mempunyai nilai lebih, terutama untuk mahasiswa, karena memudahkan mereka untuk praktek, khususnya mata kuliah yang membutuhkan praktikum di Rumah Sakit Dimyat} al-Jadi>dah.

Secara teknis, pengelolaan rumah sakit yang ada di lingkungan al-Azhar dipegang oleh seorang direktur yang diangkat oleh Syaikh al-Azhar; baik Rumah Sakit as-Sayyid Jalal al-Ja>mi‘i, Rumah Sakit Zahra’ al-Ja>mi‘i di Abbasiyah, Rumah Sakit H }usein al-Ja>mi‘i, maupun Rumah Sakit Dimyat } al-Jadi>dah. Setiap direktur mempunyai wakil direktur dan staff yang menjalankan administrasi rumah sakit. Mereka setiap tahun melaporkan pelaksanaan dan hasil pengelolaan kepada Syaikh al-Azhar.2. Pengelolaan Wakaf S}alah Ka>mil

Nama lengkapnya adalah Lembaga S}alah Ka>mil untuk Kajian Ekonomi Islam. Ide pendirian lembaga ini datang dari Syaikh S}alah Abdulla>h Ka>mil yang mewakafkan uang LE. 20.000,- (duapuluh ribu pound) setiap tahun kepada Fakultas Perdagangan Universitas al-Azhar. Ketika Fakultas Perdagangan masih berada di Distrik Darrasah, lembaga ini bernama Lembaga Riset dan Studi Perdagangan Islam. Kemudian setelah Fakultas Perdagangan pindah ke Madinat Nas}r (Nas}r City) dan pada saat yang bersamaan terbit Peraturan Menteri Wakaf No. 138 Tahun 1982, lembaga ini berubah nama menjadi Lembaga S{alah Ka>mil untuk Riset dan Kajian Perdagangan Islam, kemudian pada tahun 1992 M diubah lagi menjadi Lembaga S{alah Ka>mil untuk Kajian Ekonomi Islam. Sejak tahun 1990 M, tepatnya setelah terbitnya Peraturan Lembaga No. 6, tanggal 15 Mei 1990 M, Lembaga ini mempunyai otoritas dalam hal kebijakan yang berkaitan dengan ekonomi Universitas al-Azhar.13

Selain mempunyai otoritas yang tinggi dalam hal-hal

13 Muh}ammad Abdul Halim Umar, S|abata bi al-Ansyit}ah wa al-Khadama>t al-Ilmiyyah, Cairo: Markaz S}alah Ka>mil, Jami’ah al-Azhar, tth, hlm. d-h.

Page 157: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

141Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

yang berkaitan dengan masalah ekonomi, Lembaga S}alah Ka>mil ini mempunyai auditorium yang besar, luas dan megah yang biasa digunakan untuk pertemuan-pertemuan nasional, seminar, konferensi dan keperluan lainnya. Auditorium ini sering disewa untuk berbagai kegiatan dan hasilnya diproduktifkan untuk memenuhi kebutuhan operasional al-Azhar.

2.1. Manajemen Kelembagaan

Lembaga S}alah Ka>mil merupakan lembaga al-Azhar yang mempunyai struktur kelembagaan dan manajemen khusus. Lembaga ini merupakan aset yang sangat berharga bagi al-Azhar, karena selain menghasilkan produk kebijakan ekonomi, lembaga ini juga menghasilkan pemasukan bagi al-Azhar. Struktur kelembagaan Lembaga S}alah Ka>mil adalah sebagai berikut:

Dewan Pembina : Grand Syaikh al-Azhar

Anggota : Syaikh S}alah Abdullah Ka>mil

Ketua Yayasan : Prof. Dr. Ah}mad Muh}ammad at}-T}ayyib

Wakil Ketua Yayasan : Prof. Dr. Abduddayim Nas}ir

Anggota : Prof. Dr. Abdul ‘Azi>z Hijazi

Anggota : Prof. Dr. H}amid Abu> T{alib

Anggota : Prof. Dr. Misbah } Mutawalli H }ammad

Anggota : Prof. Dr. H}amid Abdul Jalil al-Qaransyawi

Direktur : Prof. Dr. Yusuf Ibrahim Yusuf

Wakil Direktur : Prof. Dr. Muh}ammad Abdul H}alim ‘Umar

Selain pengurus utama kelembagaan, masih ada lagi devisi-devisi yang bertugas melaksanakan visi misi dan program kerja Lembaga S}alah Ka>mil, di antaranya:

Divisi Riset, Kajian, Perpustakaan dan Publikasi 1. Ilmiyah

Page 158: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan142

Divisi Seminar dan Sosialisasi2.

Divisi Syariah 3.

Divisi Ekonomi Islam4.

2.2. Peran Kelembagaan

Tujuan utama didirikannya lembaga ini adalah untuk mengkaji prinsip-prinsip ekonomi dari perspektif Islam dan mengaplikasikan ekonomi Islam, meletakkan kaidah-kaidah ekonomi Islam, dan memberikan kontribusi alternatif dalam pengembangan ekonomi dunia dengan konsep ekonomi Islam. Beberapa peran yang telah dilakukan oleh Lembaga S}alah Ka>mil adalah:

Pertama, mengadakan pertemuan-pertemuan ilmiah baik tingkat nasional maupun internasional. Beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan selama ini dalam konteks peran kelembagaan ini adalah: 1) mengadakan kuliah umum untuk para ulama dan pejabat di pemerintahan Mesir. Kuliah umum yang diadakan oleh Lembaga S}alah Ka>mil ini berbeda dengan kuliah umum yang diadakan oleh Fakultas di lingkungan Universitas al-Azhar setiap mengawali perkuliahan, karena kuliah umum yang diadakan oleh Fakultas segmennya untuk mahasiswa, sedangkan kuliah umum Lembaga S}alah Ka>mil ini untuk para ulama dan pejabat di pemerintahan Mesir; 2) mengadakan muktamar internasional yang diadakan minimal setahun sekali; 3) mengadakan seminar nasional yang diadakan minimal setahun tiga kali; 4) mengadakan workshop yang berkaitan dengan ekonomi Islam diadakan setiap tahun empat kali; dan 5) mengadakan diskusi ilmiah setiap dua minggu sekali yang berkaitan dengan isu-isu kontemporer dan diskursus keilmuan yang sedang aktual.

Kedua, mengadakan pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan peningkatan SDM; baik civitas akademika Universitas al-Azhar maupun dari kalangan luar, di antaranya: 1) mengadakan pelatihan komputer; 2) mengadakan kursus bahasa Inggris dan bahasa Perancis dengan target agar peserta mampu menerjemahkan teks yang berbahasa Inggris dan Perancis, bisa

Page 159: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

143Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

berbicara dengan bahasa-bahasa tersebut dan bisa mencapai standar TOEFL secara maksimal; 3) mengadakan pelatihan tentang administrasi keuangan, akuntansi, perbankan, asuransi, administrasi zakat, bursa, pengelolaan wakaf, dan sistem perbankan Islam; 4) mengadakan kursus bahasa Arab dan khat Arab bagi warga asing; 5) mengadakan h}alaqah (pertemuan) para pemikir Muslim, baik dari Mesir maupun dari dunia Islam yang membahas tentang ekonomi kontemporer dari perspektif Islam; 6) mengadakan pertemuan para ulama yang membahas tentang berbagai macam disiplin keilmuan; dan 7) mengadakan pelatihan dakwah dengan menggunakan bahasa Inggris.

Ketiga, mendirikan pusat informasi yang terdiri dari: 1) pusat informasi as-sunnah an-nabawiyyah yang telah dimasukkan dalam program digital; 2) perpustakaan mikrofilm yang terdiri dari semua tesis dan disertasi mahasiswa al-Azhar sejak berdiri hingga sekarang, sehingga bagi yang mengunjungi perpustakaan al-Azhar akan mudah mengakses karya ilmiah tersebut; 3) terdapat 5 perpustakaan khusus yang terdiri dari: perpustakaan hadis\ yang berisi 2.697 judul kitab, perpustakaan ilmu-ilmu Islam yang berisi 3.604 kitab-kitab ulum al-Qur’an, tafsir, fiqih, akidah, bimbingan konseling, peradaban Islam, perpustakaan ekonomi Islam yang berisi 2.210 judul kitab, perpustakaan bahasa Arab dan sejarah yang berisi 1.659 judul kitab, dan perpustakaan berbahasa asing yang berisi 811 judul kitab. Dengan jumlah yang sangat banyak ini wajar jika perpustakaan yang ada di S}alah Ka>mil ini menjadi rujukan para peneliti baik yang datang dari Mesir, Arab, maupun para peneliti dari dunia Muslim lainnya; dan 4) menerbitkan hasil-hasil seminar dan muktamar yang selama ini diadakan oleh lembaga S}alah Ka>mil, serta menerbitkan buku-buku tentang ekonomi Islam dan istilah-istilah yang berkaitan dengan ekonomi Islam.

Keempat, menerbitkan jurnal ilmiah yang terakreditasi internasional dan terbit berkala empat bulan sekali. Sejak terbit pertama kali sampai sekarang sudah ada 41 edisi dan tersebar di beberapa negara Muslim. Kelima, memberikan penghargaan terhadap karya ilmiah yang berkualitas setiap tahun, dengan

Page 160: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan144

alokasi anggaran LE 20.000,- (duapuluh ribu pound) setiap tahun dan sejak tahun 2003 meningkat menjadi LE 30.000,- (tigapuluh ribu pound). Keenam, lembaga ini menjadi inisiator bagi terbitnya Undang-undang Zakat, Undang-undang Wakaf, Undang-undang Kepemilikan Apartemen, Undang-undang tentang Upah Minimum, Undang-undang tentang Larangan Penimbunan, Aturan-aturan administrasi kepegawaian dan akademik di Universitas al-Azhar, serta konsultan di beberapa lembaga negara dan lembaga swasta baik di Mesir maupun di negara Muslim lain.3. Pengelolaan al-Azhar Conference Center (ACC)

Al-Azhar dibesarkan dari sumber dana umat yang dikelola secara syar’i, sehingga pemanfaatannya tepat guna dan sesuai dengan kebutuhan zaman. Al-Azhar mempunyai banyak investasi dana untuk membangun fasilitasnya.

Selain auditorium s}alah kamil dan aula-aula fakultas, al-Azhar juga mempunyai sebuah gedung pertemuan yang biasa dijadikan sebagai pusat konferensi, yang diberi nama: al-Azhar Conference Center (Markaz al-Azhar li al-Mu’tamara>t) yang kemudian terkenal dengan sebutan ACC. Lokasi gedung ini berada di jalan at-Tayaran St, Nasr City, Cairo, Mesir.

ACC dibangun atas instruksi Grand Syaikh al-Azhar saat itu, Prof. Dr. Muhammad Sayyid Thanthawi dengan pelaksana Kontraktor “al-Muqa>wilu>n al-Arab”. Gedung yang megah ini dibangun di atas tanah seluas sekitar 4.000 Meter persegi. Menelan biaya puluhan juta Pound Egypt dan selesai pembangunan pada tahun 2003.

ACC sering digunakan dalam event-event yang berskala nasional maupun internasional. ACC memiliki standar manajemen yang rapi dan modern, dengan mudir (direktur) ACC adalah ustaz} T{ariq. Standar pelayanan dan eksistensi kelembagaan ACC sudah diakui oleh internasional dengan terbitnya sertifikat ISO 20000.14

14 www.ITSMF-Mesir.com, diakses pada tanggal 13 Februari 2010.

Page 161: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

145Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

Lokasi ACC sangat strategis, berada di pusat kota dan sekitar 30 km dari Bandara Internasional Cairo, perjalanan sekitar 30 menit dari Bandara Internasional Cairo menuju ACC. Hotel yang paling dekat adalah “Le Meridien Heliopolis” hotel yang berada pada pertengahan jalan antara bandara dan tempat konferensi.

Fasilitas yang ada di ACC ini sangat lengkap dan bagi lembaga atau organisasi yang akan memanfaatkan fasilitas ACC bisa disesuaikan dengan kemampuan dan kapasitas ruangan yang ada. Secara detil harga penyewaan dan kapasitas ruangan yang ada di ACC , penulis cantumkan dalam tabel berikut:

Tabel:Spesifikasi dan Harga Penyewaan

di al-Azhar Conference Center

NoKategori

Fees (Biaya) Notes (Catatan)

1Individu 250 £E 10% diskon untuk anggota

terdaftar.

2

Ruang A (110 kursi)

2.000 £E Gratis untuk sponsor20% diskon untuk perusahaan anggotaDiskon 10% untuk mitra

3

Ruang B (110 Kursi)

2.000 £E Gratis untuk sponsor20% diskon untuk perusahaan anggotaDiskon 10% untuk mitra

4

Ruang C (ruang jumpa pers ) 90 kursi

1.500 £E Gratis untuk sponsor20% diskon untuk perusahaan anggotaDiskon 10% untuk mitra

5

Ruang D 90 kursi 1.500 £E Gratis untuk sponsor20% diskon untuk perusahaan anggotaDiskon 10% untuk mitra

6

Ruang E 51 kursi 1.000 £E Gratis untuk sponsor20% diskon untuk perusahaan anggotaDiskon 10% untuk mitra

Page 162: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan146

7

Ruang F 51 kursi 1.000 £E Gratis untuk sponsor20% diskon untuk perusahaan anggotaDiskon 10% untuk mitra

8

Ruang VIP Utama (59 kursi)

3.000 £E Gratis untuk sponsor20% diskon untuk perusahaan anggotaDiskon 10% untuk mitra

9

Kafetaria (235 kursi)

2.000 £E Gratis untuk sponsor20% diskon untuk perusahaan anggotaDiskon 10% untuk mitra

10

Kafe break 1.000 £E Gratis untuk sponsor20% diskon untuk perusahaan anggotaDiskon 10% untuk mitra

11

Unit terjemah langsung (2150 biji)

500 £E per kamar + 50 head seat

Gratis untuk sponsor20% diskon untuk perusahaan anggotaDiskon 10% untuk mitra

12

Studio kamera dan produksi (3 biji)

1.000 £E Gratis untuk sponsor20% diskon untuk perusahaan anggotaDiskon 10% untuk mitra

13

Ruang Andalus (1268 kursi)

10.000 £E Gratis untuk sponsor20% diskon untuk perusahaan anggotaDiskon 10% untuk mitra

14

Ruang VIP Andalus (19 Kursi)

2.000 £E Gratis untuk sponsor20% diskon untuk perusahaan anggotaDiskon 10% untuk mitra

15

Ruang Al-Fusthoth (607 Kursi)

7.000 £E Gratis untuk sponsor20% diskon untuk perusahaan anggotaDiskon 10% untuk mitra

16

Ruang VIP Al-Fusthoth (12 kursi)

1.000 £E Gratis untuk sponsor20% diskon untuk perusahaan anggotaDiskon 10% untuk mitra

Page 163: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

147Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

17

Bagian paruh depan Al-Fusthoth (350 kursi)

4.000 £E Gratis untuk sponsor20% diskon untuk perusahaan anggotaDiskon 10% untuk mitra

18

Bagian paruh belakang Al-Fusthoth ( 257 kursi)

3.000 £E Gratis untuk sponsor20% diskon untuk perusahaan anggotaDiskon 10% untuk mitra

19

Ruang Al-Fusthtot dengan tanpa kursi

5.000 £E Gratis untuk sponsor20% diskon untuk perusahaan anggotaDiskon 10% untuk mitra

20

Ruang Al-Fusthoth dengan menggunakan meja bundar (50 kursi)

7.000 £E Gratis untuk sponsor20% diskon untuk perusahaan anggotaDiskon 10% untuk mitra

21

Menggunakan semua Ruang (dengan 2380 kursi)

30.000 £E Gratis untuk sponsor20% diskon untuk perusahaan anggotaDiskon 10% untuk mitra

22

Menggunakan ACC secara komplit

50.000 £E Gratis untuk sponsor20% diskon untuk perusahaan anggotaDiskon 10% untuk mitra

Sumber: brosur dan buku pedoman pengelolaan ACC.

ACC sering digunakan untuk kegiatan rutin maupun yang bersifat insidental, baik event-event yang berskala nasional maupun internasional. Beberapa kegiatan yang bersifat rutin di antaranya: pertama, MTQ Internasional yang diselenggarakan tiap tahun. Untuk tahun 2011 berlangsung dari tanggal 18 Agustus hingga 25 Agustus 2011. Indonesia lewat prestasi Salim Ghazali berhasil menyabet juara satu untuk cabang menghapal 20 Juz dengan total hadiah 35.000 Pound Mesir. Sedangkan untuk cabang menghapal dan memaknai, Asep Ismail dari Bandung berhasil menyabet juara harapan tiga dengan hadiah 15.000 Pound Mesir.

Ada pun pembagian hadiahnya diserahkan langsung oleh Dr. Muhammad Abdul Fadhil al-Qushi, Menteri Wakaf dan

Page 164: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan148

Urusan Agama Mesir pada hari Jumat bertempat di auditorium utama al-Azhar Conference Center (ACC). Turut hadir pada malam penutupan tersebut, Grand Syaikh al Azhar, Prof. Dr. Ahmad Thoyib dan Mufti Mesir, Prof. Dr. Ali Jum’ah.

Kedua, Lembaga Sosial Baitul Zakat Kuwait di Cairo yang mengadakan acara “Pesta tahunan terhadap Mahasiswa yang telah lulus dan Penghargaan kepada Mahasiswa yang berprestasi” bertempat di gedung ACC (Alazhar Conference Centre). Acara tersebut dihadiri oleh KEDUBES Kuwait Rasyid Hamd al-Hamd, Direktur Baituz Zakat Kuwait Cairo Ismail al-Kandari, Syaikhul Azhar Prof. Dr. Muhammad Sayyid Thonthowi, Rektor Alazhar Dr.Ahmad Toyyib. Peserta yang hadir adalah penerima beasiswa baitul zakat kuwait dan peserta lainnya.

Selain itu, masih banyak kegiatan-kegiatan lain yang menggunakan fasilitas ACC. Hasil penyewaan ACC ini kemudian dikelola oleh al-Azhar dan hasilnya ditasarrufkan untuk mengembangkan fasilitas-fasilitas al-Azhar, termasuk juga pendidikannya.

4. Pengelolaan Gedung al-Azhar

Di antara wakaf yang dikelola al-Azhar adalah wakaf gedung dan fasilitas lain yang disewakan dan tiap tahun menghasilkan uang dan keuntungan yang banyak, sehingga wakaf tersebut merupakan sumber dana yang produktif dan tidak pernah kering.

Wakaf gedung yang dikelola al-Azhar terdiri dari: pertama, saqqah (apartemen atau pemukiman penduduk) yang disewakan kepada penduduk Mesir setiap tahun, dan mereka bisa memperpanjang pada tahun berikutnya. Al-Azhar bekerjasama dengan Kementerian Wakaf menyediakan lahan seluas 875 faddan15 yang berada di daerah Doqqi wilayah provinsi Giza untuk pembangunan apartemen penduduk.

Kedua, al-Azhar mempunyai beberapa hotel berbintang

15 Setara dengan 3.591.709,65 M2.

Page 165: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

149Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

yang disediakan untuk tamu yang berkunjung ke Mesir. Bahkan di sekitar Masjidil Haram ada hotel al-Azhar yang disewakan kepada jamaah haji dan jamaah umrah, baik yang berlatar belakang al-Azhar, yang datang dari Mesir dan jamaah lain yang datang dari penjuru dunia.

Ketiga, al-Azhar juga mengelola gudang dan perusahaan di Terusan Suez. Al-Azhar selaku naz}ir atau pengelola wakaf hanya mengambil hasil dari pengelolaan gudang dan perusahaan untuk keperluan operasional dan kebutuhan pendidikan lainnya.

Keempat, wakaf yang berupa gedung-gedung universitas dengan segala perlengkapannya yang serba modern dan asrama-asrama mahasiswa. Pada saat mendirikan al-Azhar, Jauhar as}-S{iqilli menyediakan lahan seluas 340 faddan16 untuk membangun fasilitas perkuliahan al-Azhar, seperti gedung-gedung madrasah, gedung-gedung universitas dan keperluan lainnya. Dari waktu ke waktu fasilitas gedung ini semakin bertambah, mengalami beberapa kali renovasi, dan dilengkapi dengan berbagai ornamen yang megah.

Kelima, wakaf yang berupa gedung aula dan auditorium sebagai tempat pertemuan, seperti auditorium S}alah Ka>mil dan al-Azhar Conference Center (ACC) yang biasa digunakan untuk pertemuan-pertemuan nasional, seminar, konferensi dan keperluan lainnya. Auditorium ini juga sering disewa oleh KBRI, Persatuan Mahasiswa Asia Tenggara, Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) dalam acara-acara yang berskala besar dan seminar yang mendatangkan pembicara dari Indonesia, serta acara-acara lainnya. Selain itu, ada juga Qa’ah Muh}ammad Abduh yang sering dipakai untuk seminar dan konferensi, serta aula setiap fakultas yang sering disewakan untuk kegiatan, seperti aula Fakultas Kedokteran yang sangat luas dan representatif serta aula fakultas lainnya.

Hasil dari semua itu ditambah aset wakaf lainnya dikelola oleh al-Azhar dan hasilnya digunakan untuk membiayai gaji

16 Setara dengan 1.428.282,20 M2.

Page 166: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan150

karyawan, dosen dan beasiswa, serta membiayai mubaligh ke luar negeri, bahkan pada masa pemerintahan Presiden Gamal Abdun Nas}er, di saat negara memerlukan bantuan keuangan, pemerintah meminjam ke Badan Wakaf al-Azhar untuk operasional dan anggaran negara, bukan kepada bank dunia yang mematok bunga yang cukup tinggi (Jatnika, 1993).

Di al-Azhar, sebagian wakaf sudah berbentuk bangunan perkantoran yang kemudian diproduktifkan. Areal tersebut disewakan dan hasilnya digunakan untuk kegiatan umat Islam. Hal ini menunjukkan bahwa lembaga pendidikan al-Azhar begitu besar dan mampu bertahan hingga kini meski mereka tidak berorientasi pada keuntungan. Mereka tak hanya mengandalkan dana pengembangan dari pemerintah, melainkan juga pada pengelolaan gedung secara produktif sebagai sumber pembiayaan segala aktivitas baik administratif maupun akademik di al-Azhar.

5. Pengelolaan Hadi>qah al-Azhar (Taman al-Azhar)

Taman al-Azhar mempunyai posisi yang sangat penting bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke Mesir, karena taman ini dikelilingi perbukitan yang indah, menghadirkan nuansa sejarah yang paling signifikan, dan sebagai tempat istirahat yang paling indah di wilayah Mesir. Taman ini juga merupakan salah satu tujuan utama bagi masyarakat Mesir yang berkunjung ke kota dengan pemandangan indah dari daerah sekitarnya. Selain tempatnya yang strategis dan indah, taman ini juga memberikan banyak keuntungan bagi al-Azhar.

Lokasi Taman al-Azhar berada di Jalan Bukit Darassah, Cairo, Mesir. Arsitek perencana adalah Sasaki Associates, sedangkan pendanaannya dari wakaf Aga Khan, seorang keturunan salah satu dinasti yang dulu berkuasa di Mesir, Dinasti Fat}imiah. Wakaf Aga Khan tersebut memang sangat besar, sebuah taman yang amat luas dan sangat indah, dengan biaya USD $ 30 Juta (sekitar Rp. 270 Milyar). Ia mempunyai keyakinan bahwa menurut Islam, manusia semua adalah ciptaan Allah sebagai khalifah di dunia dan karenanya harus

Page 167: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

151Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

berusaha untuk menjadikan dunia sebagai tempat yang lebih baik daripada sebelumnya.

Keterlibatan Aga Khan dalam melestarikan khasanah di Mesir dimulai dengan keputusan Aga Khan untuk mewakafkan sebuah taman bagi warga Cairo. Keputusan ini dibuat selama konferensi tahun 1984 yang mengambil tema: “Memperluas Metropolis, Mengatasi Pertumbuhan Perkotaan Cairo.” Setelah diambilnya keputusan ini, Aga Khan bersama tim yang telah ditunjuk memilih 30 hektar situs yang berada di ad-Darassah, Cairo untuk dibangun taman, karena lokasi ini mempunyai potensi besar sebagai “paru-paru” kota tua bersejarah, Cairo.

Fungsi taman sebagai “paru-paru” kota karena potensi yang sangat besar, yang terletak di pusat lokasi bersejarah. Hal ini karena Cairo membutuhkan ruang yang lebih hijau. Suatu studi menemukan bahwa jumlah ruang hijau per penduduk adalah kira-kira setara dengan ukuran jejak kaki, itupun masih salah satu proporsi terendah di dunia.

Pembangunan proyek taman ini juga menyertakan pengembangan Arkeologi (meneruskan yang pernah dilakukan oleh Daulah Ayyubiyah pada abad ke-12), rehabilitasi bangunan bersejarah (meneruskan yang pernah dilakukan oleh Sultan Ummu Shaban abad ke-14), menyempurnakan Darb Shoughlan dan beberapa inisiatif perbaikan lainnya. Dengan anggaran USD $ 30 juta (USD), proyek dirancang sebagai agen untuk pembangunan ekonomi dan rehabilitasi ekologi. Lebih dari 2.000.000 (dua juta) tanaman dan pohon yang ditanam di taman ini.

Letak Taman al-Azhar sangat strategis, karena berada di jantung kota yang bersejarah dan menampilkan panorama yang menakjubkan dari kota dunia yang paling menarik, yaitu Cairo. Taman al-Azhar menawarkan setiap pengunjung sekilas ke masa lalu yang menawan. Taman-taman hijau yang subur merupakan persinggahan yang menyenangkan, mencerminkan atraksi utama kota wisata. Taman al-Azhar dirancang sebagai area, taman alami organik dengan fasilitas yang lengkap, serta tempat peristirahatan di pusat perkotaan yang padat penduduk dan monumen abad pertengahan.

Page 168: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan152

Di dalam taman terdapat musium yang mempunyai luas bangunan 4.000 meter persegi terdiri dari beberapa ruang pameran yang tersebar di dua lantai. Museum ini memiliki 1.000 buah benda bersejarah dari periode sejarah yang berbeda. Ini akan memberikan wawasan kepada pengunjung tentang sejarah Mesir, budaya dan arsitektur dari jantung kota Cairo. Museum yang ada di dalam taman menjelaskan evolusi ibukota Cairo, sedangkan rumah seni dan artefak merupakan warisan Islam yang dipajang di ruang pameran.

Untuk melestarikan dan mengembalikan semua artefak dan karya seni yang akan ditampilkan di museum, Aga Khan mendirikan sebuah laboratorium konservasi utama, sebagai pusat pelatihan teknisi muda di bidang ini. Pembangunan taman dan pemulihan monumen budaya dimaksudkan untuk menjadi katalis pembangunan sosial dan ekonomi, serta peningkatan keseluruhan kualitas hidup masyarakat di sekitar lokasi tersebut. Pada saat yang sama, taman ini menawarkan sudut pandang yang baru dengan pemandangan spektakuler dan arsitektur bangunan yang megah. Dengan demikian, tidak diragukan lagi taman al-Azhar akan menarik wisatawan asing dan penduduk sekitar.

Taman ini dikelilingi oleh tempat bersejarah yang paling signifikan di Cairo. Di sebelah barat adalah kota Fat}imiyah Lama dan ekstensi Darb al-Ahmar, dengan kekayaan mereka berupa masjid, madrasah dan mus}alla, ditandai oleh garis panjang menara. Di sebelah selatan adalah Masjid Sultan Hassan dan Benteng Ayyubiyah. Di sebelah timur adalah Mamluk Kota Mati. Topografi taman yang berbukit, yang dibentuk oleh akumulasi puing-puing selama berabad-abad, sekarang menampilkan sudut pandang tinggi yang mendominasi kota dan menawarkan panorama yang spektakuler.

Taman al-Azhar dibuat dengan idea sebuah Islamic Garden. Hal ini terlihat dari mozaik yang dikenal dalam seni Islam, tanaman, bunga, dan ranting yang dilukis berbentuk geometrik. Mozaik itu tertata di dinding, kubah, lantai jalan masuk atau trotoarnya. Kemudian dengan kolam-kolam beserta

Page 169: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

153Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

air mancur nan indah. Lanskapnya merupakan campuran citarasa tradisional dan modern. Begitu indah, begitu tertata dan ada nuansa yang transenden di taman tersebut.

Kehijauan rumput dan keindahan pohon serta bunga warna warni bisa kita saksikan di taman ini. Taman ini memang berada di areal dengan kondisi berbukit-bukit, hingga bukit tertinggi di kota Cairo. Dari taman ini kita bisa menyaksikan kota Cairo, dengan menara-menara masjidnya yang sangat banyak, termasuk masjid di tengah benteng Salahudin dan keindahan eksotik gurun tandus.

Desain taman al-Azhar ini dikembangkan oleh konsultan, Situs Internasional Cairo, yang berusaha untuk memaksimalkan potensi yang ada menjadi pemandangan yang unik dan tempat bersejarah. Taman al-Azhar mempunyai suasana yang teduh dilengkapi dengan jalan setapak, area bermain anak-anak, museum bersejarah dan restoran puncak bukit yang menakjubkan dan kafe tepi danau. Di dalam taman ini juga tersedia kolam renang, bukit, ruang piknik informal, taman formal dan fasilitas lainnya. Hilltop Restaurant, yang dirancang oleh Rami ad-Dahan dan Suhair Farid, terinspirasi oleh arsitektur Cairene tradisional. Hal ini dirancang di sekitar sebuah halaman dengan air mancur tradisional kecil di pusatnya. Sebuah daerah yang diarsir anggun mengarah ke teras, yang memiliki panorama indah dari Benteng. Ada juga Cafe Lakeside yang mempesona.

Dengan fasilitas yang lengkap dan penataan yang bagus, taman al-Azhar mendapatkan banyak penghargaan dari lembaga-lembaga dunia. Di antara beberapa penghargaan itu, taman ini terpilih sebagai salah satu taman di dunia publik yang besar oleh Proyek Ruang Publik (PPS).

Untuk memasuki taman ini seorang pengunjung dikenakan biaya. Seorang turis harus membayar 5 Pound (Rp 10.000,-) dan 15 Pound (Rp 30.000,-) jika membawa mobil. Memang tiket masuk taman al-Azhar relatif murah, karena pengelola menerapkan hal itu sebagai bagian dari strategi yang mempunyai dua keuntungan: pertama, pengunjung semakin banyak dari berbagai lapisan masyarakat baik dari kota maupun

Page 170: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan154

desa, serta dari kalangan kaya maupun miskin. Kedua, meskipun tiket masuk relatif murah tapi pemasukan bagi pengelola ternyata tetap besar karena di masing-masing tempat terdapat pusat bisnis dan makanan yang disediakan untuk pengunjung, serta beberapa tempat yang tetap menggunakan tiket tambahan masuk apabila pengunjung ingin menikmati.

Pada tahun 2009 lebih dari 2 juta pengunjung datang ke taman al-Azhar, sekitar 3 juta pengunjung pada tahun 2010, dan sekitar 3,5 juta pengunjung pada tahun 2011. Hal ini menunjukkan bahwa taman al-Azhar terbukti mampu mandiri dan memberikan pemasukan yang besar bagi al-Azhar. Hasil dari pengelolaan taman al-Azhar juga sebagian dimanfaatkan untuk mensubsidi pengembangan pendidikan di al-Azhar.

C. Al-Azhar Menuju Lembaga Wakaf Modern

Sebuah lembaga wakaf dikatakan sebagai lembaga wakaf modern jika telah menerapkan prinsip-prinsip manajemen yang kreatif, profesional dan terjamin pengawasan serta akuntabilitasnya. Sedangkan peran kunci manajemen wakaf terletak pada eksistensi pengelola wakaf, terutama naz}ir dan tim kerja yang solid untuk memaksimalkan peran wakaf.17 Apabila wakaf dikelola secara profesional, maka ia akan menjadi lembaga Islam potensial yang berfungsi mendanai dan mengembangkan pendidikan. Manajemen wakaf hendaknya didorong semaksimal mungkin untuk mencapai level kinerja dan performa yang terbaik, sehingga dapat lebih signifikan dalam memainkan peran sosial untuk pengembangan pendidikan.

Struktur manajemen pengelolaan al-Azhar terdiri dari: Grand Syaikh al-Azhar, Rektor Universitas al-Azhar, Kepala-kepala Sekolah al-Azhar, dan Ketua-ketua lembaga yang ada dalam naungan al-Azhar. Grand Syaikh al-Azhar adalah lembaga tertinggi yang berwenang menetapkan Kaidah Dasar, Peraturan

17 Sherafat Ali Hasymi, “Management of Waqf: Past and Present,” dalam Hasmat Basyar (ed.), Management and Development of Auqaf Properties, Jeddah: Islamic Research and Training Institute and Islamic Development Bank, 1987, hlm. 21.

Page 171: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

155Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

Rumah Tangga, dan Statuta al-Azhar. Grand Syaikh al-Azhar juga mempunyai wewenang mengangkat dan memberhentikan rektor, dekan, kepala sekolah dan ketua lembaga, serta menentukan kebijakan dasar lainnya. Oleh karena itu, tugas dan wewenang yang dimiliki Grand Syaikh al-Azhar ini sangat besar.

Manajemen wakaf produktif sangat potensial diterapkan di al-Azhar, karena lembaga ini merupakan organisasi badan hukum. Berdasarkan jumlah pengurus dan staf, al-Azhar sebagai naz}ir organisasi dan badan hukum jumlahnya lebih besar dari pada naz}ir perseorangan. Agar lebih efektif, banyaknya jumlah pengurus dibarengi dengan keahlian dan tanggung jawab yang terukur dan sistematik, serta konsistensi pengurus untuk menerapkan prinsip manajemen modern. Dalam menetapkan kepengurusan juga lebih mengutamakan orang-orang yang paham manajemen dan memiliki kompetensi di bidangnya.18

1. Kreatifitas al-Azhar dalam Pengelolaan Wakaf

Menurut S{adiq Abdul Fattah} S}adiq, ada beberapa langkah untuk memproduktifkan wakaf, yaitu: pertama, dengan membangun gedung dan menyewakannya untuk ruko, hotel dan apartemen apabila dalam bentuk tanah yang berada di pusat kota; kedua, dengan istibda>l (tukar guling) apabila wakaf lama tidak bisa diproduktifkan dan diganti dengan wakaf baru yang lebih memungkinkan untuk diproduktifkan; ketiga dengan menanami buah-buahan atau padi apabila aset wakaf tersebut berbentuk perkebunan atau persawahan; dan keempat dengan mengembangkan aset wakaf melalui kerjasama-kerjasama, seperti syirkah mud}arabah dan kerjasama lainnya.

Ada beberapa langkah kreatif yang sudah ditempuh oleh al-Azhar dalam rangka memproduktifkan wakaf, yakni: Pertama, optimalisasi edukasi dan sosialisasi wakaf produktif. Seluruh komponen yang ada dalam tubuh al-Azhar terus mendakwahkan

18 Wawancara dengan Pembantu Rektor bidang Akademik (PR 1) Universitas Al-Azhar, Prof. Dr. Abdul Fadhil pada 05 Desember 2009 di kantornya.

Page 172: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan156

konsep, hikmah dan manfaat wakaf pada seluruh lapisan umat Islam. Pendekatan komparatif juga dilakukan baik pada level pemikiran hukum maupun pada level praktik. Fikih wakaf yang progresif diperkenalkan kepada umat Islam melalui pendekatan lintas maz\hab. Pemikiran hukum wakaf Maz\hab H}anafi dan Maliki, dijadikan acuan komparatif bagi umat Islam Mesir yang mayoritas bermaz\hab Syafi‘i. Selain itu, cerita sukses wakaf masa lampau dalam sejarah Islam serta studi komparatif dengan pengalaman di negara-negara lain masa kini menjadi informasi penting dalam sosialisasi wakaf produktif. Fakta sejarah telah menunjukkan bahwa banyak lembaga yang bisa bertahan dengan memanfaatkan dana wakaf, dan bahkan memberikan kontribusi yang signifikan.

Kedua, menginvestasikan dana wakaf. Investasi yang dilakukan oleh al-Azhar ini bekerjasama dengan beberapa perusahaan penting, di antaranya: Perusahaan Catering Mesir, Perusahaan Industri Pertanian, Perusahaan Industri Kimia, Perusahaan Ekspor Impor, Perusahaan Perdagangan, Perusahaan Delta, Perusahaan Peternakan, Perusahaan Pertanian dan Perikanan Ismailiyah, Perusahaan Pembangunan dan Properti, Perusahaan Konveksi dan Tekstil, Perusahaan Semen di Suez, Perusahaan Semen Nasional, dan Perusahaan Keramik. Al-Azhar juga menginvestasikan dana wakaf di beberapa Bank besar, di antaranya: Bank Islam Fais}al dan Bank Pembangunan dan Properti. Selain itu al-Azhar bekerjasama dengan beberapa lembaga untuk menerbitkan sertifikat investasi dan cek, di antaranya adalah: Sertifikat Infestasi Bank Nasional Mesir, Sertifikat Infestasi Bank Nasional yang Profitnya diambil setiap bulan, dan cek yang nilainya sangat besar.

Ketiga, memproduktifkan aset wakaf dengan cara menyewakan. Al-Azhar menyewakan beberapa gedung, aula dan fasilitas lainnya yang hasilnya bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan al-Azhar, seperti penyewaan auditorium S}alah Ka>mil yang biasa digunakan untuk pertemuan-pertemuan nasional, seminar, konferensi dan keperluan lainnya. Demikian juga Qa’ah Muh}ammad Abduh yang sering dipakai untuk seminar dan konferensi, serta aula setiap fakultas yang sering disewakan

Page 173: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

157Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

untuk kegiatan, seperti aula Fakultas Kedokteran yang sangat luas dan representatif serta aula fakultas lainnya. Selain itu, al-Azhar juga menyewakan apartemen dan pemukiman penduduk yang kemudian disewakan kepada masyarakat.

Keempat, al-Azhar melakukan istibda>l atas aset wakaf yang tidak produktif dengan aset lain yang bisa dibproduktifkan. Hal ini dilakukan dengan dua cara yaitu: 1) menjual harta wakaf dan hasil penjualan itu digunakan untuk membeli harta wakaf yang harganya sebanding; dan 2) dengan secara langsung mengganti aset wakaf yang sudah tidak produktif dengan aset wakaf lain yang produktif.

Kelima, mengelola wakaf produktif melalui proyek percontohan (pilot project). Prinsip yang dipegang oleh al-Azhar adalah, bila ada contoh sukses di depan mata, biasanya umat Islam akan mengikuti dan berkreasi. Pendidikan dan pelatihan bagi umat Islam akan dengan sendirinya menjadi kebutuhan pengembangan setelah keberhasilan wakaf tersebut menjadi fakta di lapangan. Oleh karena itu, dana wakaf yang dikumpulkan oleh al-Azhar selanjutnya digulirkan dan diinvestasikan oleh naz}ir ke dalam berbagai sektor usaha yang halal dan produktif. Misalnya membangun sebuah kawasan perdagangan yang sarana dan prasarananya dibangun di atas lahan wakaf dan dari dana wakaf. Proyek ini ditujukan bagi kaum miskin yang memiliki bakat bisnis untuk terlibat dalam perdagangan pada kawasan yang strategis dengan biaya sewa tempat yang relatif terjangkau. Sehingga akan mendorong penguatan pengusaha muslim dan sekaligus menggerakkan sektor riil secara lebih massif, dan keuntungannya dapat dimanfaatkan untuk pembangunan umat Islam.

Sejak saat itu pemanfaatan wakaf telah memberikan kontribusi bagi pengembangan perekonomian di Mesir. Beberapa contoh mengenai hubungan yang sinergis antara wakaf dengan perekonomian di Mesir adalah bahwa pengelola wakaf menitipkan hasil harta wakaf khairi di Bank Islam, sehingga pemanfaatannya semakin berkembang. Selain itu, Kementerian Wakaf membentuk bank-bank Islam, bekerja sama dengan pabrik gula, perseroan rumah sakit Islam, bank perumahan dan

Page 174: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan158

lainnya. Kementerian wakaf juga memanfaatkan tanah-tanah kosong dan selanjutnya dikelola secara produktif, membeli saham perusahaan serta obligasi perusahaan. Hasil dari pengelolaan secara produktif ini dimanfaatkan untuk kepentingan karitas, kesehatan, keagamaan, dan pendidikan.

Selain melakukan usaha-usaha yang mandiri dan produktif, al-Azhar juga menerima bantuan-bantuan dari luar yang tidak mengikat terutama dari negara-negara teluk, menggalang fundraising dalam bentuk wakaf uang, baik dari masyarakat maupun pemerintah (di Mesir, negara Teluk, dan umat Islam internasional). Hanya saja dibandingkan dengan sumber-sumber dana wakaf produktif, dana yang berasal dari sumbangan tersebut hanya bersifat komplementer, sehingga tanpa sumbangan pun, al-Azhar akan tetap mampu menjalankan roda pendidikannya.

Adapun kreativitas dalam bentuk pemberdayaan hasil pengelolaan wakaf yang dilakukan oleh al-Azhar adalah: mensubsidi lembaga pendidikan dasar dan menengah (madrasah) dan perguruan tinggi dalam rangka penyelenggaraan pendidikan gratis, mengadakan pelatihan-pelatihan kepada guru dan dosen yang mengarah pada aspek peningkatan kualitas, melengkapi fasilitas pendidikan seperti perpustakaan dan jaringan internet, penyediaan alat-alat tulis dan sarana lainnya secara gratis bagi siswa madrasah dan mahasiswa universitas al-Azhar, mendukung proyek-proyek pembangunan fisik dan pelayanan sosial, meningkatkan program pendidikan spesialisasi di al-Azhar, dan menetapkan pengawasan pengajaran.

2. Professionalitas al-Azhar dalam Pemberdayaan Wakaf

Profesionalisme merupakan suatu paham yang mencip-takan kegiatan-kegiatan kerja tertentu dalam masyarakat yang memiliki keahlian, rasa keterpanggilan, tanggung jawab, dan pengikraran diri untuk menerima panggilan suatu profesi tertentu. Dengan demikian seorang professional jelas harus melalui proses pendidikan maupun pelatihan yang khusus, di samping itu ada unsur semangat pengabdian dalam melaksanakan suatu

Page 175: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

159Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

kegiatan kerja sesuai dengan profesinya.19

Suatu pekerjaan dikatakan profesional apabila memenuhi beberapa unsur, di antaranya: pertama, bahwa kerja seorang professional itu beriktikad untuk merealisasikan kebijakan demi tegaknya kehormatan profesi yang digeluti. Kedua, bahwa kerja seorang professional itu harus dilandasi oleh kemahiran teknis yang berkualitas tinggi yang dicapai melalui proses pelatihan yang panjang dan eksklusif. Ketiga, bahwa kerja seorang yang professional diukur dengan kualitas teknis dan kualitas moral yang harus menundukkan diri pada sebuah mekanisme kontrol berupa kode etik yang dikembangkan dan disepakati bersama di dalam sebuah organisasi. Keempat, watak kerja tersebut menempatkan kaum professional (kelompok sosial berkeahlian) untuk tetap mempertahankan idealisme yang menyatakan bahwa keahlian profesi yang dikuasai bukanlah komoditas yang hendak diperjualbelikan sekadar untuk memperoleh nafkah, melainkan suatu kebajikan yang hendak diabadikan demi kesejahteraan umat manusia.

Menurut Muhammad Syafi‘i Antonio,20 ada dua aspek dasar untuk mengetahui tingkat profesionalitas pengelolaan wakaf, yaitu: pertama, pola manajemen wakaf harus terintegrasi dan dana wakaf dapat dialokasikan untuk program-program pemberdayaan dengan segala macam biaya yang tercakup di dalamnya. Alokasi dana wakaf bukan merupakan bagian-bagian dari biaya yang terpisah-pisah. Dengan pola manajemen yang terintegrasi, sesungguhnya dana wakaf akan dialokasikan untuk program-program sosial dengan segala macam biaya yang terangkum di dalamnya. Aktivitas, perbaikan, dan pengembangan wakaf tidak hanya dijalankan secara reaktif, sambil lalu dan sekenanya saja, melainkan dilakukan dengan cara pro-aktif, strategis dan sistematis.

Kedua, asas kesejahteraan naz}ir. Sudah terlalu lama

19Muhyiddin Tohir Tamimi, Kontribusi Wakaf dalam Menghasilkan Pendidikan Islam yang Berkualitas, op.cit, hlm. 210.

20Muh}ammad Syafi’i Antonio, Pengelolaan Wakaf Secara Produktif, op.cit, hlm. viii.

Page 176: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan160

naz}ir diposisikan sebagai profesi sambilan (dalam pengertian sisa-sisa waktu dan bukan perhatian utama) dan wajib berpuasa. Akibatnya, seringkali kinerja naz}ir asal-asalan juga. Sekarang sudah saatnya menjadikan naz}ir sebagai profesi yang memberikan harapan kepada umat dan profesi yang memberikan kesejahteraan di dunia dan akhirat. Pekerjaan sebagai naz}ir tidak lagi diposisikan sebagai pekerja sosial, melainkan sebagai bagian dari pekerjaan professional yang bisa hidup layak dari profesi tersebut.

Ada beberapa prinsip dasar dalam pengelolaan wakaf produktif di al-Azhar, yang harus dipahami dan dipatuhi oleh seluruh elemen yang memegang posisi strategis di al-Azhar, yaitu: prinsip tertib administrasi, prinsip kejujuran, prinsip etika dan etos kerja yang didasari oleh falsafah hidup, prinsip kemandirian dan prinsip kebersamaan dalam mengelola aset wakaf.21

Dengan mengacu pada prinsip-prinsip tersebut, para pengelola al-Azhar melakukan langkah-langkah profesional dalam mengelola aset wakaf al-Azhar, di antaranya: pertama, dengan menerapkan manajemen yang terpadu, dimana lembaga yang satu mempunyai keterkaitan dengan lembaga yang lain. Tidak ada satu pun lembaga yang ada di bawah naungan al-Azhar yang berdiri sendiri, bahkan jika mereka berinteraksi dan bekerjasama dengan lembaga luar selalu mengatasnamakan al-Azhar dan menyuarakan aspirasi seluruh komponen yang ada di al-Azhar.

Kedua, kesejahteraan para pengelola, baik pengelola wakaf, pengelola lembaga-lembaga profit, lembaga-lembaga pendidikan maupun lembaga lainnya. Memang lembaga-lembaga yang ada di al-Azhar ada dua kategori yaitu: leembaga yang menghasilkan uang dan lembaga yang tidak menghasilkan uang (bahkan beberapa lembaga justru menghabiskan uang). Untuk itu, al-Azhar menerapkan subsidi silang, lembaga yang menghasilkan uang menyisihkan hasil pengelolaannya untuk

21Wawancara dengan kepala Pembantu Rektor bidang Administrasi Umum Universitas Al-Azhar pada 05 Desember 2009 di kantornya.

Page 177: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

161Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

disubsidikan kepada lembaga lain yang tidak menghasilkan dan membutuhkan uang.

Ketiga, seluruh jajaran pengelola al-Azhar selalu mematuhi segala kebijakan yang ditetapkan oleh Grand Syaikh al-Azhar dan Majlis al-Azhar. Mereka tidak menjadikan keuntungan pribadi sebagai tujuan utama, melainkan untuk menegakkan al-Azhar sebagai lembaga pendidikan yang bermanfaat bagi dunia internasional. Mereka tunduk pada mekanisme yang ada, mempunyai hak dan kewajiban yang berimplikasi pada eksistensi mereka di al-Azhar.

Keempat, para pengelola wakaf al-Azhar memanfaatkan hasil wakaf sesuai dengan peruntukannya. Karena tujuan utama memproduktifkan wakaf adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan, maka hasil dari pengelolaan wakaf dimanfaatkan untuk penopang biaya operasional pendidikan di al-Azhar, memberikan kesejahteraan kepada guru, dosen dan tenaga kependidikan lainnya, untuk membiayai pembangunan dan pemeliharaan sarana prasarana pendidikan al-Azhar, pembangunan sarana penunjang meliputi Gedung Olah Raga dan sarana lainnya, serta peningkatan kualitas SDM dengan mengadakan pelatihan-pelatihan guru, dosen dan tenaga kependidikan lainnya yang mengarah pada aspek peningkatan kualitas dan keunggulan SDM al-Azhar.3. Pengawasan dan Akuntabilitas al-Azhar

Pengawasan adalah upaya pengamatan yang dilakukan secara sistematik untuk menjamin pelaksanaan kegiatan/tugas organisasi agar berjalan sesuai dengan rencana, peraturan perundang-undangan, serta memenuhi asas efisiensi dan efektivitas. Jadi, pengawasan memiliki tujuan akhir pencapaian pelaksanaan tugas sesuai dengan prosedur yang ada demi mencapai hasil yang maksimal.22

Dalam konteks akuntabilitas wakaf, al-Azhar memiliki mekanisme pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan yang baik. Untuk melakukan pengawasan ini, Grand Syaikh

22 Departemen Agama, Model Pengembangan Wakaf Produktif, Jakarta: Direktorat Wakaf, 2008, hlm. 115.

Page 178: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan162

al-Azhar membentuk Lembaga Pengawasan dan Pengendalian yang bertugas untuk mengawasi administrasi dan keuangan di lingkungan al-Azhar. Ketua Lembaga Pengawas ditetapkan dan diangkat oleh Grand Syaikh al-Azhar, beserta organisasi, tata kerja dan personalia lembaga pengawasan. Karena diangkat oleh Grand Syaikh al-Azhar, maka secara otomatis lembaga ini bertanggung jawab langsung kepada Grand Syaikh al-Azhar. Al-Azhar juga membentuk lembaga yang menangani administrasi dan keuangan pendidikannya.

Mekanisme pengawasan dan akuntabilitas ini diperkuat dengan prakarsa pengelola al-Azhar dalam melakukan audit internal dan eksternal. Sebagai bentuk pertanggungjawaban publik, pihak al-Azhar menyadari betul pentingnya membangun tradisi trasparansi dengan memberi kesempatan kepada masyarakat luas agar dapat mengakses informasi tentang penggunaan dana yang dikelola oleh al-Azhar. Hal ini dimaksudkan untuk membangun trust dan sebagai bentuk akuntabilitas al-Azhar kepada masyarakat, karena lembaga ini didirikan dari, oleh dan untuk masyarakat.

Pengawasan al-Azhar ini telah berjalan dengan baik karena beberapa hal:23 pertama, Kementerian Wakaf Mesir ikut mengawasi semua pengelolaan dan pemberdayaan wakaf al-Azhar, sehingga dalam kementerian ini ada direktorat urusan al-Azhar. Kementerian Wakaf Mesir mengoreksi kinerja para pengelola wakaf al-Azhar, memantau kepengurusan dan keuangannya. Lebih dari itu, Kementerian Wakaf Mesir juga mengeluarkan panduan pelaksanaan khusus menyangkut hal itu semua.

Kedua, melalui control media massa dan opini publik, seperti yang sering ditulis di S}aut al-Azhar dan beberapa media lainnya. Efektivitas berbagai metode dalam menegakkan akuntabilitas di al-Azhar sangat membutuhkan tingkat dukungan media massa serta opini publik. Tantangannya adalah bagaimana

23 Wawancara dengan Pembantu Rektor bidang Akademik (PR 1) Universitas Al-Azhar, Prof. Dr. Abdul Fadhil pada 05 Desember 2009 di kantornya.

Page 179: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

163Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

dan sejauhmana masyarakat mampu mendayagunakan media massa untuk mengkotrol pengelolaan wakaf di al-Azhar.

Ketiga, pengawasan dari masyarakat sekitar. Pengawasan yang berasal dari masyarakat ini sudah menjadi keharusan, bersamaan dengan kepedulian masyarakat sekitar untuk mengawasi kinerja pengelola wakaf al-Azhar. Pengawasan masyarakat dilakukan oleh organisasi kemasyarakatan di Mesir yang sesuai dengan standar kelayakan administrasi dan keuangan yang ketetapannya diambil dari standar yang berlaku di lembaga lain, dengan tetap menjaga ciri-ciri obyektif dari harta wakaf dan tujuan-tujuannya. Pengawasan masyarakat ini ternyata lebih efektif dibandingkan pengawasan yang dilakukan oleh pihak pemerintah.

D. Peluang dan Tantangan dalam Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar

Sebagai lembaga tua yang sudah berdiri ribuan tahun yang lalu, tentu al-Azhar mempunyai potensi yang sangat besar untuk dikembangkan menjadi lembaga pendidikan yang berkualitas. Al-Azhar mempunyai kekuatan dalam menjalankan misinya, namun juga beberapa kelemahan, peluang dan tidak sedikit tantangan yang telah menghadangnya. Untuk mengetahui potensi yang dimiliki oleh al-Azhar sebagai lembaga pendidikan tertua di dunia perlu dipaparkan beberapa hal sebagai berikut:

Pertama, potensi sejarah. Al-Azhar telah berdiri pada 29 Jumada al-Ula 359 H (970 M), itu artinya bahwa lembaga pendidikan ini telah eksis sejak 1040 yang lalu. Dengan sejarah panjang dan gemilang ini, jelas al-Azhar telah banyak dikenal masyarakat dunia berkat kontribusi yang telah diberikannya untuk membangun peradaban dunia. Demikian juga, al-Azhar telah memiliki banyak alumni yang tersebar di beberapa negara. Mereka menjadi tokoh masyarakat, pejabat negara (Kepala Negara/ Departemen Agama/ Kementerian Wakaf), pimpinan lembaga pendidikan dan organisasi kemasyarakatan, serta posisi strategis lainnya.

Kedua, potensi kelembagaan. Terbitnya Undang-undang

Page 180: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan164

nomor 103 Tahun 1961 telah banyak mempengaruhi perubahan di al-Azhar, termasuk dengan dibukanya fakultas umum dan berdirinya Majma’ Buh}u>s al-Isla>miyah (Lembaga Riset Islam). Hal ini memberikan peluang bagi al-Azhar untuk bersaing dengan lembaga pendidikan umum lainnya, baik yang ada di Mesir maupun lembaga pendidikan di dunia.

Selain potensi yang ada di al-Azhar, ada beberapa kelemahan yang merupakan tantangan dalam pengelolaan wakaf al-Azhar: pertama, intervensi pemerintah Mesir. Melihat perkembangan al-Azhar yang sangat pesat ini, pada tahun 1961 pemerintah mulai mencanangkan tentang nasionalisasi al-Azhar. Dengan terbitnya kebijakan ini pemerintah mulai membatasi wewenang al-Azhar, pemilihan Syaikh al-Azhar harus mendapatkan restu dari pemerintah.

Kedua, model kepemimpinan di al-Azhar terlalu sentralistik. Syaikh al-Azhar sangat mendominasi dalam pengambilan kebijakan di lingkungan al-Azhar, mulai dari pemilihan rektor, penentuan dekan, dosen dan civitas akademika di universitas dan struktur lembaga lainnya.

Page 181: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

165Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

BAB 5

PERAN WAKAF PRODUKTIF DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKANDI AL-AZHAR ASY-SYARI<F

A. Urgensi Wakaf Produktif untuk Pendidikan di al-Azhar

Semakin cepatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya di bidang informasi mempunyai

dampak yang sangat dahsyat dalam kehidupan. Terbukanya pintu pasar bebas yang memberikan peluang kesempatan persaingan yang sangat ketat, derasnya arus demokratisasi, HAM, isu-isu lingkungan dan lain sebagainya merupakan tantangan yang harus segera dijawab oleh umat Islam agar tetap survive, bahkan bisa memenangkan kompetisi dalam percaturan kehidupan internasional. Untuk menjawab beberapa tantangan di atas, di antaranya dengan meningkatkan dan memperbaiki kualitas pendidikan umat Islam. Karena pendidikan adalah media yang paling utama dalam menciptakan SDM yang berkualitas.

Salah satu upaya strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan umat Islam adalah melalui gerakan wakaf produktif untuk pendidikan. Disebut produktif, karena dana wakaf digunakan dan diinvestasikan untuk membiayai usaha-usaha produktif sedangkan hasilnya diperuntukkan bagi kepentingan

Page 182: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan166

sosial umat, seperti beasiswa pendidikan. Wakaf memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan kesejahteraan guru dan dosen, memperbaiki sarana dan prasarana, meningkatkan kualitas tenaga kependidikan, perbaikan kurikulum dan perbaikan manajemen pendidikan, serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan.

Dalam sejarah, lembaga wakaf mengalami kemajuan dan terkadang juga mengalami kemunduran selaras dengan maju dan mundurnya pendidikan Islam, yang satu membantu dan bergantung pada yang lain. Menurut Hasan Langgulung,1 pendidikan Islam telah melalui enam periode perkembangan, yaitu: periode kebangkitan sejak munculnya Islam, diikuti periode transmisi dari peradaban-peradaban lain seperti peradaban Yunani, Romawi, India, Persi, Mesir dan lain-lain, kemudian zaman daya cipta (creativity) dan pembaruan, diikuti dengan periode mempengaruhi peradaban-peradaban di Barat dan Timur, diikuti dengan zaman kebekuan dan kemunduran, dan terakhir sampai sekarang adalah kebangkitan kembali dan upaya ke arah pembaruan.

Wakaf dan pendidikan berputar dalam satu lingkaran, masing-masing dipengaruhi oleh yang sebelumnya dan mempengaruhi yang sesudahnya. Ketika banyak orang yang berwakaf untuk pendidikan, maka makmurlah lembaga-lembaga pendidikan dan lembaga riset yang selanjutnya menghasilkan banyak orang-orang pandai yang nantinya juga akan mengeluarkan wakaf. Sebaliknya, di zaman kemunduran tidak banyak orang yang mengeluarkan wakaf untuk pendidikan, yang menyebabkan kemunduran lembaga-lembaga pendidikan dan lembaga riset, selanjutnya membawa kurangnya orang-orang pandai di kalangan Islam sendiri yang mampu mengeluarkan wakaf. Maka dari itu, jalinan antara wakaf dan pendidikan sangat diperlukan untuk mendukung mata rantai kebangkitan dunia Islam.

Dengan semangat itulah al-Azhar mengembangkan

1 Hasan Langgulung, Asas-asas Pendidikan Islam, op.cit, hlm. 170-171

Page 183: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

167Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

pendidikannya dengan memanfaatkan dana wakaf, untuk mencetak ulama yang berkualitas. Bagi pengelola al-Azhar, wakaf merupakan sumber filantropi Islam potensial yang dapat dimobilisasi demi kepentingan pengembangan dan pembangunan masyarakat Islam. Wakaf pendidikan dipilih karena instrumen ini potensial untuk dikembangkan menjadi sumberdaya (resources) umat yang sangat strategis. Pengelolaan pendidikan publik dengan menggunakan lembaga wakaf juga dimaksudkan untuk mencegah terjadinya klaim kepemilikan dari pihak-pihak tertentu, karena lembaga wakaf pada hakikatnya merupakan public trust.

Pemanfaatan hasil wakaf al-Azhar yakni dengan memfasilitasi sarjana dan mahasiswa melalui sarana dan prasarana yang memadai, mereka bisa melakukan berbagai kegiatan riset (penelitian) dan menyelesaikan studi mereka secara gratis. Sangat banyak program yang didanai dari hasil wakaf seperti penulisan buku, penerjemahan dan kegiatan-kegiatan ilmiah dalam berbagai bidang. Wakaf tidak hanya mendukung pengembangan ilmu pengetahuan, tetapi juga menyediakan berbagai fasilitas yang diperlukan mahasiswa maupun masyarakat.

Hasan Langgulung menyatakan bahwa sudah menjadi kebiasaan para Sultan yang menguasai Mesir, mereka mendirikan sekolah yang berada dalam naungan al-Azhar, kemudian memberikan wakaf yang banyak. Dengan cara itu, mereka bisa mengembangkan pendidikan dan mendorongnya agar berkualitas, juga supaya guru-guru dapat bekerja sepenuh waktu mengerjakan misinya dengan tenteram dan senang hati. Guru-guru menerima gaji setiap bulan yang terdiri dari uang tunai, roti, daging, pakaian seragam dua kali setahun dan lain-lain. Begitu juga murid-murid, bukan hanya pendidikan gratis, melainkan mereka juga dijamin makannya, pakaian, tempat tinggal, kitab dan uang bulanan yang diberikan sesuai dengan syarat pemberi wakaf (wa>kif).2

Peran wakaf produktif dalam mengembangkan pendi-

2 Ibid., hlm. 157.

Page 184: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan168

dikan di al-Azhar tidak hanya terbatas pada pemenuhan sumber keuangan lembaga pendidikan, tetapi juga kebutuhan lainnya. Dengan memanfaatkan harta wakaf, al-Azhar juga membentuk lembaga-lembaga yang bertugas membuat konsep peraturan dasar bagi pengajaran, syarat-syarat yang harus terpenuhi bagi seorang guru atau dosen, jadwal waktu belajar, serta syarat yang harus terpenuhi bagi seorang guru yang magang atau asisten dosen, mu’addib akhlak dan guru fiqih. Lembaga ini juga mengatur metode pembelajaran, buku-buku sekolah, liburan tahunan, pembinaan sekolah, pemberdayaan SDM, penyediaan sarana perpustakaan, dan lain sebagainya. Al-Azhar juga membentuk lembaga yang menangani administrasi dan keuangan pendidikannya.

Dalam catatan al-Jundi, ada beberapa wakaf produktif yang diserahkan masyarakat kepada lembaga pendidikan al-Azhar, di antaranya adalah: tanah-tanah dekat Fisya Salim, Nafya, dan Mah}allah al-Mah}ru>m dekat T{ant}a yang jumlahnya sekitar 572 acre (satu acre kira-kira setengah hektar). Selain itu, Maulana al-Khuri juga mewakafkan tanahnya sebanyak 10,35 acre untuk sekolah al-Ma’mu>riyah, demikian halnya Syamsuddi>n Muh}ammad bin Wahab yang mengeluarkan hartanya untuk pembangunan sekolah dan kampus di Fisya, serta menggaji penjaga, pegawai, guru dan dosennya.3

Demikian halnya dalam dokumen wakaf al-Azhar, tertanggal 7 Syawwal 884 H (24 Desember 1479), disebutkan bahwa Sultan Qaitbay mewakafkan 14 bangunan yang digunakan toko dan asrama mahasiswa al-Azhar, sebuah aula besar, sebuah masjid, pabrik kain, tempat tinggal bagi para guru dan dosen al-Azhar, saluran-saluran air, tanah pertanian, dan kolam air. Sultan mengangkat muaddib (guru/dosen) yang didampingi oleh beberapa ‘irrif (asisten) yang membantunya dalam pengajaran di asrama-asrama al-Azhar. Mereka mendapatkan gaji tiap bulan, roti tiap hari, baju tiap tahun, dan kebutuhan lainnya. Untuk mendukung programnya ini, Sultan Qaitbay mengeluarkan

3 Al-Jundi, Dira>sat Jadi >dah fi > Tarikh at-Tarbiyyah al-Isla >miyyah, op.cit, hlm. 241-245.

Page 185: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

169Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

kebijakan sebagai berikut: pertama, Sultan mengangkat muaddib (guru/dosen) yang menguasai ilmu-ilmu agama, takwa, jujur, iffah, mampu menjaga diri, dan hafal al-Qur’an. Tiap bulan mereka mendapatkan gaji 400 dirham dan mendapatkan 4 kati roti setiap hari.

Kedua, selain mengangkat muaddib, sultan juga mengangkat beberapa ‘irrif (asisten) yang bertugas mendampingi atau menggantikan muaddib jika berhalangan. Tiap bulan mereka mendapatkan gaji 100 dirham dan mendapatkan 2 kati roti setiap hari. Ketiga, Sultan mengundang anak-anak yatim untuk mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh muaddib, duduk bersama mempelajari al-Qur’an dan ilmu-ilmu keagamaan lainnya. Setiap anak yatim mendapatkan 100 dirham tiap bulan dan mendapatkan 2 kati roti setiap hari. Keempat, Sultan juga memberikan pakaian untuk hari raya yang dibagikan setiap bulan Ramadhan kepada para guru, dosen, pegawai, pelajar dan mahasiswa. Sultan menganggarkan 15.000 dirham untuk keperluan pakaian tersebut.

Sedangkan kelima, Sultan mendirikan perpustakaan dan mengangkat pustakawan dari orang-orang yang takwa, ahli agama dan jujur sebagai penyimpan dan pemelihara buku. Mereka menyimpan buku-buku wakaf yang ditulis atas nama pemberi wakaf, baik yang berkaitan dengan buku-buku materi sekolah, buku-buku umum dan buku-buku keagamaan yang ada di perpustakaan. Mereka bertugas membersihkan perpustakaan, menata buku-buku di rak buku yang telah disediakan, mendata buku-buku, dan meletakkan buku sesuai dengan rumpun keilmuan masing-masing. Setiap bulan mereka mendapatkan gaji 200 dirham dan mendapatkan 2 kati roti setiap hari.4

Berkaitan dengan wakaf terhadap al-Azhar untuk para guru, Hasan Langgulung juga menyebutkan tentang wakaf az-Zaini Abdul Latif pada tanggal 2 Jumadil Ula 903 H. Az-Zaini memberikan kepada para guru yang mengajarkan kitab hadis\ Bukhari dan kitab lainnya sebesar 6 dirham setiap hari. Az-Zaini juga memberikan kepada murid-murid dan santri yang

4 Ibid., hlm. 252-253.

Page 186: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan170

mengikuti pengajian sebesar 2,5 dirham setiap hari dengan syarat mereka mau duduk belajar bersama ulama tiap hari di dekat masjid al-Azhar dari pagi sampai As}ar di tempat tersebut. Selain memberikan gaji dalam bentuk uang dirham, az-Zaini juga memberikan roti dan gandum serta memberikan pakaian, spray, kasur tebal, tutup kepala, sapu tangan, dan sandal. Semua itu diberikan sebagai wakaf bagi pengelola dan semua yang terlibat dalam lembaga pendidikan.5

Sampai sekarang potensi pengembangan lembaga pendidikan yang didanai oleh wakaf produktif di al-Azhar sangat besar. Lembaga Pendidikan Dasar dan Menengah (al-Ma‘a>hid al-Azhariyyah) yang dikelola oleh al-Azhar ada di setiap mantiqah (kabupaten). Sedangkan untuk universitas, al-Azhar mengelola 1 universitas yang ada di pusat (Cairo) dan 11 universitas cabang yang tersebar di 11 propinsi (Zaqa>ziq, Dimyat}, Qana>, Asyut}, Mans}urah, T}ant}a, Manu>fiyah, Aswan, Damanhur, Su>hag, dan Iskandariyah). Universitas al-Azhar mengelola sekitar 400.000 mahasiswa/i program S-1, sekitar 10.000 mahasiswa/i program S-2 dan sekitar 1.000 mahasiswa/i program S-3 yang diampu oleh 11.000 dosen dengan kualifikasi rata-rata Profesor dan Doktor, dan dilayani oleh 13.000 pegawai yang tersebar di 62 Fakutas yang ada di lingkungan Universitas al-Azhar.6

Al-Azhar juga mengelola Lembaga Riset Islam (Majma’ al-Buhu>s\ al-Isla>miyah), Perpustakaan induk al-Azhar dan Asrama Mahasiswa al-Azhar. Itulah potret al-Azhar yang tetap tegar dalam kurun usia senja. Banyaknya program studi dan fakultas yang ditawarkan oleh al-Azhar kepada masyarakat menunjukkan adanya dinamika dalam al-Azhar yang sangat positif. Hal ini tentu juga menunjukkan bahwa fungsi-fungsi kelembagaan wakaf al-Azhar telah bekerja dengan baik. Potret al-Azhar juga dapat dilihat dari perkembangan struktur kelembagaan yang ada di lingkungannya.

5 Hasan Langgulung, Asas-asas Pendidikan Islam, op.cit, hlm. 158.

6 Wawancara dengan Pembantu Rektor bidang Akademik (PR 1) Universitas Al-Azhar, Prof. Dr. Abdul Fadhil pada 05 Desember 2009 di kantornya.

Page 187: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

171Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

B. Lembaga Pendidikan al-Azhar yang Dibiayai dari Wakaf Produktif

Pendidikan merupakan kunci kemajuan umat Islam. Masyarakat yang kualitas pendidikannya rendah, akan terpuruk dan tertinggal dari bangsa-bangsa lain. Sebaliknya, bangsa yang pendidikannya maju, akan unggul dari bangsa manapun. Kondisi kemiskinan yang menggurita yang mengakibatkan terpuruknya pendidikan umat Islam harus dientaskan dengan segera, dan salah satunya adalah dengan meningkatkan kualitas pendidikan melalui pemanfaatan dana hasil wakaf produktif.

Fenomena inilah yang mendorong al-Azhar untuk mengembangkan pendidikan dengan memanfaatkan dana hasil wakaf produktif. Lembaga pendidikan al-Azhar yang dibiayai dari wakaf produktif adalah: Lembaga Pendidikan Dasar dan Menengah (al-Ma‘a>hid al-Azhariyyah), Universitas (Ja>mi‘ah) Al-Azhar, Perpustakaan Induk al-Azhar, Asrama Mahasiswa al-Azhar, dan Lembaga Riset Islam (Majma’ al-Buh}us\ al-Isla>miyah).1. Lembaga Pendidikan Dasar dan Menengah (al-Ma‘a>hid al-

Azhariyyah)

Dalam khazanah pendidikan Islam, pendidikan dasar dan menengah disebut dengan istilah ma‘had atau madrasah. Madrasah merupakan fenomena kultur pendidikan Islam yang telah berusia lebih dari satu abad. Madrasah juga telah menjadi salah satu entritis budaya pendidikan Islam yang sangat intensif. Indikasinya adalah kenyataan bahwa kultur pendidikan madrasah telah diakui dan diterima kehadirannya, bahkan secara berangsur namun pasti ia telah memasuki arus utama pembangunan dunia Islam menjelang akhir abad ke-20 sampai sekarang. Kata madrasah, yang secara harfiah identik dengan sekolah agama, setelah mengarungi perjalanan peradaban bangsa diakui telah mengalami perubahan dan penyesuaian dengan dinamika sosial, walaupun tidak melepaskan diri dari makna asal sesuai dengan ikatan ideologi dan kulturnya, yaitu Islam.7

7 Muhyiddin Tohir Tamimi, Kontribusi Wakaf dalam Menghasilkan

Page 188: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan172

Madrasah dalam perjalanannya telah membuktikan mampu melahirkan tokoh-tokoh yang berpengaruh di dunia Islam. Ini semua menegaskan keberhasilan madrasah dalam mencetak kader-kader unggulan. Hal ini juga menunjukkan bahwa madrasah telah memberikan kontribusi yang besar dalam mengisi dinamika peradaban umat manusia. Untuk itu, dalam rangka meningkatkan peran madrasah diperlukan sarana dan prasarana yang memadai seperti gedung dan fasilitas pendidikan lainnya. Sumber dana yang sangat memungkinkan adalah diambil dari pemberdayaan lembaga-lembaga filantropi seperti lembaga wakaf.

Keberadaan madrasah tidak bisa dilepaskan dari wakaf, karena operasional pendanaan madrasah dibiayai dari hasil wakaf. Bahkan menurut S|ana Abdul Az}im, madrasah yang pertama kali didirikan di dunia Islam didanai dari hasil wakaf.8 Fenomena ini menunjukkan adanya pergeseran dalam pelaksanaan pendidikan, dari pembelajaran di masjid menuju lembaga formal di kelas. Adam Matz mencatat beberapa alasan terjadinya pergeseran ini, di antaranya karena perkembangan model pembelajaran yang menggunakan metode diskusi dan debat yang terkadang keluar dari etika, hal ini tidak cocok jika tetap dilaksanakan di masjid. Selain itu, peradaban Islam semakin maju yang menuntut adanya perkembangan sarana dan prasarana pembelajaran, serta profesionalitas seorang guru yang menuntut adanya lokasi khusus untuk sebuah proses pembelajaran.

Khalifah yang pertama kali memprakarsai pendirian madrasah adalah: al-Mu‘tad}id Billah Abu> al-Abbas Ahmad al-Muwaffiq Billah, salah seorang khalifah Bani> Abbasiyyah.9 Hal ini sebagaimana dikatakan oleh al-Muqrizi, bahwa madrasah (sekolah dasar dan menengah) secara formal belum dikenal pada era sahabat dan tabiin. Melihat kondisi ini, al-Mu‘tadid

Pendidikan Islam yang Berkualitas, op.cit, hlm. 85-86.8 S|ana Abdul Az}im Abdul Azis Abdul Az}im, al-Waqf ‘ala> al-A’ma>l

al-Khairiyyah fi Mis}r fi ‘As}r Salat}in al-Ayyubiyyi>n, op.cit, hlm. 180.9 Ibid., hlm. 173.

Page 189: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

173Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

Billah berinisiatif untuk mendirikan gedung di asy-Syama>siyyah, Baghdad untuk digunakan sebagai madrasah.10

Sedangkan di Mesir, orang yang pertama kali mendirikan madrasah adalah Khalifah Azi>z Billah yang memerintahkan menterinya, Ya‘qub bin Kalas untuk memperbaiki sistem pembelajaran yang ada di al-Azhar. Ya‘qub kemudian mengundang semua ulama untuk menyampaikan muha>d}arah di masjid al-Azhar secara bergantian. Kemudian khalifah al-H}akim bin Amrillah Abu> Ali Mans}u>r bin al-Azi>>z mendirikan pusat pendidikan dan pengkajian keislaman yang diberi nama Da>r al-H}ikmah di Cairo. Sedangkan Bani Fat}imiyyah menjadikan masjid al-Azhar sebagai pusat penyebaran dan pusat pendidikan Islam.

Pada tahun 566 H/1170 M S}ala>h}uddi>n al-Ayyubi kemudian mendirikan beberapa madrasah yang didanai dari hasil wakaf, di antaranya adalah: pertama, madrasah an-Nas}i>riyyah yang bermaz\hab Syafi‘iyyah. Menurut al-Muqrizi, berdirinya madrasah tidak lepas dari peran S}ala>h}uddi>n yang mewakafkan beberapa lahan tanah yang digunakan untuk pengembangan madrasah. Madrasah ini berganti nama beberapa kali, pada era Fat}imiyah madrasah ini bernama Madrasah Ibn Zain at-Tujja>r, karena saat itu pengelolaan madrasah ini dikuasai oleh Abu> al-Abbas Ah}mad bin al-Muz}affar bin Husain ad-Dimasqi yang terkenal dengan sebutan Ibn Zain at-Tujja>r. Pada era Dinasti Mamluk madrasah ini berganti nama menjadi Madrasah asy-Syari>fah, karena saat itu ada ulama terkenal yang bernama asy-Syari>f al-Qad}i Syamsuddi>n Abu> Abdillah Muh}ammad bin al-H}usain ibn Ah}mad al-H}anafi.11 Sejak saat itu sampai sekarang madrasah ini bernama Madrasah asy-Syari>fah. Pembelajaran di kelas diampu oleh beberapa syaikh, di antaranya adalah Syaikh Ibn Zain at-Tujja>r, Syaikh Qat}i>t}ah bin al-Wazn, Syaikh Kamaluddi>n Ah}mad, dan Syaikh asy-Syari>f al-Qad}i Syamsuddi>n.

10 Taqiyuddi>n Ah}mad bin Ali bin Abdul Qadir Al-Muqrizi, Itti’az} al-H}unafa> bi Akhbar al-A‘immah al-Fat}imiyyin al-Khulafa>’, Cairo, 1973, hlm. 191-192.

11 Ibid, hlm. 191-193.

Page 190: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan174

Kedua, madrasah al-Qumh}iyyah. Madrasah ini berdiri bersamaan dengan berdirinya madrasah an-Nas}i>riyah (566 H/1170 M) untuk menampung aspirasi ulama Malikiyyah dalam mengembangkan maz\habnya. S{ala>h{uddi>n mewakafkan tanahnya di daerah al-H}anbusyiyyah, propinsi al-Fayum yang kemudian dijadikan tempat pendirian madrasah ini. Daerah ini disebut al-Qumh}iyyah karena merupakan daerah penghasil qamh} (gandum). Pembelajaran diampu oleh beberapa syaikh, di antaranya Syaikh as }-S }ali >h Jama >luddi >n bin Sayyid Syaikh S }afiyuddi >n Abi Mans}ur, al-Qad}i Abu> al-Barkah, Qad}i Qud}ah Syamsuddi>n, dan Qad}i Qud}ah Waliyuddi>n Abu> Yazid Abdullah ibn Khaldun.

Ketiga, madrasah as}-S}ali>hiyyah. Madrasah ini didirikan oleh S{ala>h{uddi>n pada tahun 572 H/1172 M) dan berada di samping makam Imam Syafi‘i. S}ala>h}uddi>n mewakafkan sebuah tanah di daerah al-Fi>l, sebuah daerah di sekitar sungai Nil yang pernah dijadikan sebagai kota Mesir (Mis}r Qadi>m). Untuk mengelola madrasah yang nota bene aset wakaf ini, S}ala>h}uddi>n menggaji naz}ir sebesar 10 dinar dan memberinya roti 60 kg setiap hari.12 Hal ini menunjukkan bahwa S{ala>h{uddi>n sangat memperhatikan kesejahteraan naz}ir dan pemanfaatan aset wakaf. Kebijakan ini dilanjutkan oleh Raja al-Mans}ur Qalawun, yang memerintahkan untuk mendirikan bangunan di sekitar madrasah as}-S}ala>hiyyah dan makam Imam Syafi‘i. Tak pelak kebijakan ini membuat daerah tersebut menjadi semakin ramai dan terjadi perubahan dari daerah pertanian menjadi daerah perkotaan. Pembelajaran diasuh oleh Qad}i Qud}ah Taqiyuddi>n Muh}ammad bin Razin al-Hamwi, Syaikh Taqiyuddi>n bin Daqi>q al-‘Ied, dan Syaikh Syaifuddi>n al-Amidi.

Keempat, madrasah as-Suyu>fiyyah. Madrasah ini didirikan atas aspirasi pengikut maz\hab H}anafi dan merupakan madrasah pertama kali di Mesir yang mengajarkan maz \hab H }anafi. Madrasah yang berada di pusat kota Cairo ini didirikan oleh

12 S||ana Abdul Az}im Abdul Azis Abdul Az}im, al-Waqf ‘ala> al-A’ma>l al-Khairiyyah fi Mis}r fi ‘As}r Salat}in al-Ayyubiyyi>n, op.cit, hlm. 186.

Page 191: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

175Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

S }ala >h }uddi >n pada tahun 572 H/1172 M yang merupakan wakaf dari menteri Makmun al-Bat}aihi. Namun menurut al-Muqrizi, madrasah ini merupakan wakaf dari Izuddi>n Farakhsyah yang merupakan kerabat S}ala>h}uddi>n al-Ayyubi. Pengasuh madrasah ini adalah Syaikh Maji>duddi>n Muh}ammad bin Muh}ammad.13

Selain empat madrasah yang terkenal di atas masih ada beberapa madrasah yang didirikan dengan dana wakaf, yaitu: Madrasah al-Masyhad al-H}usaini, Madrasah al-Mana>zil al-‘Izz, Madrasah al-Qit}biyyah, Madrasah asy-Syari>fah, Madrasah ibn al-Arsufy, Madrasah al-Faiziyyah (mengajarkan maz\hab Syafi‘i); Madrasah al-Azkasyiyyah, Madrasah asy-Syu>riyyah, Madrasah al-Ghaznawiyyah (mengajarkan maz\hab H}anafi); Madrasah al-Adi>liyyah, Madrasah ibn Rasyiq (mengajarkan maz\hab Maliki); Madrasah al-Fad}liliyyah (mengajarkan maz\hab Maliki dan Syafi‘i); Madrasah as-Saifiyyah, Madrasah al-Fakhriyah, Madrasah al-Masru>riyah yang tidak mengajarkan maz\hab tertentu; dan Madrasah as }-S }ali >hiyyah yang mengajarkan maz \hab empat.

Penataan sistem pendidikan madrasah di al-Azhar dilanjutkan pada masa Daulah Us\mani, tepatnya pada masa kekhalifahan Abdurrah}man Katakhda (1742 M). Ia menerapkan aturan bahwa anak-anak yang hendak melanjutkan pendidikan al-Azhar harus bisa membaca al-Qur’an, menulis, dan menghapal beberapa ayatnya. Ketika beranjak remaja, mereka memulai memantapkan hapalan dan memahami isinya. Sedangkan setelah dewasa, mereka mulai memasuki pendidikan tinggi sesuai dengan bidang kajian masing-masing. Pada saat itu kurikulum dan jadwal pendidikan tersusun dengan sangat baik, sehingga setiap pelajar mulai dikondisikan dalam suasana belajar yang sangat mendukung.

Eksistensi ma’had al-Azhar disebutkan dan diperkuat eksistensinya dalam Undang-undang nomor 103 tahun 1961 M. Tujuan dari pendirian ma’had ini, sebagaimana disebutkan dalam

13 Taqiyuddi>n Ah}mad bin Ali bin Abdul Qadir Al-Muqrizi, Itti’az} al-H}unafa> bi Akhbar al-A‘immah al-Fat}imiyyin al-Khulafa>’, op.cit, hlm. 196.

Page 192: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan176

pasal 85 adalah: 1) untuk menambah kuantitas dan kualitas pelajar yang memahami nilai-nilai keislaman sesuai dengan visi-misi al-Azhar, dan; 2) agar terjadi kesinambungan antara pelajar dan mahasiswa, di mana pelajar-pelajar ini nantinya bisa dikader dan dipersiapkan untuk memasuki jenjang Universitas al-Azhar. Dalam Undang-undang ini disebutkan juga bahwa struktur kelembagaan ma’had al-Azhar terdiri dari: pertama, al-Ma‘a>hid al-Ibtida>iyyah (MI) yang ditempuh oleh para siswa selama enam tahun. Jenjang pendidikan ini merupakan jenjang pendidikan dasar, sehingga materi yang diajarkan merupakan materi-materi keislaman yang sangat mendasar.

Kedua, al-Ma‘a>hid al-I‘da>diyah (MTs) yang ditempuh oleh para siswa selama tiga tahun, tetapi bisa ditempuh dalam waktu dua tahun karena bagi siswa kelas 2 I‘da>>diyah diperbolehkan untuk mengikuti ujian syahadah kelas tiga, atau yang sering disebut dengan Niz}a>m Musa>baqah. Siswa yang mampu menyelesaikan jenjang ini berhak untuk meneruskan ke jenjang Madrasah S|anawiyyah. Ma‘had ini dipisah menjadi dua, Ma‘had I’da>diyyah li al-Bani>n (khusus untuk siswa laki-laki) dan Ma‘had I‘da>diyah li al-Bana>t (khusus siswa perempuan).

Ketiga, al-Ma‘a>hid as\-S|anawiyyah (MA) yang diselesaikan selama empat tahun (sekarang dipersingkat menjadi tiga tahun) dan siswa yang mampu menyelesaikan jenjang ini berhak untuk meneruskan ke salah satu fakultas di Universitas al-Azhar atau universitas lain di seluruh Mesir. Hal ini karena Undang-undang nomor 103 tahun 1961 M memperbolehkan alumni ma’had as\-S|anawiyyah di lingkungan al-Azhar untuk melanjutkan ke universitas di bawah Kementerian Pendidikan Mesir, demikian sebaliknya. Ma’had as\-S|anawiyyah yang didirikan oleh al-Azhar ini menyediakan dua kompetensi keilmuan, di mana seorang siswa dipersilakan memilih salah satu dari dua kompetensi tersebut, yaitu: Adabiyah (jurusan bahasa/sastra/agama) atau ‘Ilmiyah (jurusan sains).

Keempat, al-Ma‘a>hid al-Qira>’ah. Hafalan seseorang akan lebih sempurna jika disertai dengan kemampuan dan pengetahuan tajwid, serta pengetahuan tentang qira>’ah agar

Page 193: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

177Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

bisa membedakan mana qira>’ah yang mutawatir dan mana qira>’ah yang syaz\ (rancu). Selain itu juga mengetahui seluk beluk bacaan al-Qur’an, aspek periwayatan al-Qur’an dan ilmu-ilmu yang berkaitan dengan masalah al-Qur’an. Al-Azhar mendirikan Ma’had Qira>’ah pertama kali pada tahun 1944 M yang saat itu berada di bawah naungan Fakultas Lughah (Adab) sampai tahun 1963 M. Setelah itu, Ma’had Qira>’ah berada di bawah naungan al-Ma’a>had al-Azhariyyah (lembaga yang khusus menangani sekolah dasar dan menengah) dan pada saat yang bersamaan al-Azhar menambah Ma’had Qira>’ah dengan mendirikannya di Provinsi Damanhur. Sampai sekarang jumlah Ma’had Qira>’ah semakin banyak, sudah mencapai 19 Ma’had Qira>’ah yang menyebar di seluruh wilayah Mesir. Para siswa yang belajar di Ma’had Qira>’ah ini ditanggung biaya kehidupannya selama belajar, diberi makan, dan diberi uang saku setiap bulan, agar mereka bisa konsentrasi belajar.14

Kelima, al-Ma‘a>hid al-Mu‘allimi>n al-Azhariyah (Sekolah Calon Guru). Ma’had ini dikhususkan bagi para siswa yang memang sejak awal ingin menjadi guru yang professional, berbeda dengan Ma’had Ibtidaiyyah, I’dadiyah, dan S|anawiyyah yang masih bersifat umum, mengajarkan semua keilmuan baik agama maupun keilmuan umum. Ma‘had ini didirikan pertama kali oleh al-Azhar di Provinsi T{ant}a dan Provinsi Su>hag, serta memulai tahun akademiknya pada 1973/1974 M, dengan diperkuat melalui Peraturan Menteri Pendidikan Mesir No. 215 Tahun 1973. Setelah itu, pada tahun berikutnya didirikan al-Ma‘a>hid al-Mu‘allimi>n di daerah Mis}r Jadi>dah, Provinsi Zaqa>ziq, Sabbain al-Kum, al-Fayu>m, Asyu>t}, Qana>, dan beberapa daerah lain yang jumlahnya mencapai delapan belas (18) ma‘had. Materi yang diajarkan adalah materi-materi yang disampaikan di ma‘had yang lain, ditambah: materi Psikologi, Ilmu Pendidikan, Media Pembelajaran, Metode Pengajaran, dan Pendidikan Terapan. Sedangkan siswa yang lulus dari ma‘had ini berhak masuk ke Fakultas Tarbiyah dan Pendidikan

14 Muh }ammad as-Sa’di Farh }ud dkk., al-Azhar Tari >khuhu wa Tat }awwuruhu, op.cit, hlm. 324.

Page 194: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan178

Universitas al-Azhar, mereka mempunyai kesempatan yang lebih dibandingkan alumni ma‘had yang lain.15

Selain lima ma‘had yang resmi di atas, al-Azhar juga mendirikan al-Ma‘a>hid Tah}fiz} al-Qur’an yang menampung siswa-siswi yang berminat menghafal al-Qur’an. Al-Qur’an merupakan sumber utama bagi ajaran Islam, dan para ulama al-Azhar memandang penting agar para alumninya mampu menghafal al-Qur’an dan memahaminya. Al-Azhar mendirikan madrasah yang khusus menghafal al-Qur’an minimal ada satu madrasah di setiap provinsi dan menyediakan £E. 250.000,- (setara dengan sekitar Rp. 500.000.000,-) untuk biaya pengelolaan setiap madrasah dalam setiap tahunnya.

Tabel VI:

Jumlah Ma’had al-Azhar Berdasarkan SebaranMasing-masing Provinsi

No ProvinsiIbtida-iyyah

I’dadiyah S|anawiyyah Mu’al-limi>n

Qira>-’ah

JmlhBanin Banat Banin Banat

1 Cairo 24 13 10 11 7 1 1 772 Banha> 20 14 3 8 3 1 1 503 Syarqiyyah 93 52 11 21 7 3 2 1894 Qana>t 17 9 3 4 3 2 - 385 Manu>fiyah 42 25 5 16 5 1 1 956 Gharbiyah 48 15 5 12 4 1 1 867 Mans}u>rah 27 17 4 11 4 1 1 658 Dimya>t} 13 7 5 5 4 - - 34

9Kafr Syaikh

37 12 4 7 4 1 1 66

10 Bah}i>rah 46 20 3 10 2 1 1 83

11Iskandariyah

17 7 3 6 2 1 2 38

12 Giza 27 15 3 10 2 - - 57

13Bani Suwaif

12 7 1 6 1 - 1 28

14 Fayu>m 15 8 1 3 1 1 1 3015 Minya 15 10 4 7 2 - 1 3916 Asyut} 25 14 7 11 6 1 2 6617 Su>hag 53 30 7 12 5 1 1 109

15 Ibid., hlm. 327.

Page 195: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

179Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

18 Qana> 48 26 8 15 7 1 1 10619 Aswa>n 11 6 2 4 2 1 1 27

JUMLAH 600 307 89 179 71 18 19 1.283

Sumber: Dokumen Ma’had al-Azhar dan survey lapangan.

2. Universitas (Ja>mi‘ah) Al-Azhar

Universitas al-Azhar merupakan salah satu universitas tertua di dunia, yang berawal dari sebuah lembaga pendidikan yang berpusat di masjid. Sejak berdiri sampai sekarang, telah banyak sarjana yang diluluskan oleh Universitas al-Azhar dan banyak kontribusi yang diberikan dalam membangun pendidikan dan peradaban dunia. Secara kelembagaan, al-Azhar mendapat pengakuan dan legalitas dari masyarakat dunia sebagai lembaga pendidikan tinggi pada Pebruari 1872 M, ketika dicantumkannya sistem ujian untuk mendapatkan ijazah kesarjanaan al-Azhar. Saat itu jenjang pendidikan di al-Azhar dibagi menjadi dua: pertama, jenjang pendidikan menengah dan mereka yang menyelesaikan jenjang pendidikan ini akan mendapatkan ijazah yang dikenal dengan Syaha>dah al-Ahliyyah. Kedua, jenjang pendidikan tinggi dan mereka yang menyelesaikan jenjang pendidikan ini akan mendapatkan Syaha>dah al-‘A>lamiyyah (ijazah sarjana).

Sedangkan status resmi al-Azhar menjadi universitas terjadi pada tanggal 15 November 1930, melalui surat keputusan yang dikeluarkan oleh Raja Fuad.16 Bagi mahasiswa yang belajar di Universitas al-Azhar saat itu, selain mendapatkan kesempatan memperoleh Syaha>dah al-‘A>lamiyyah, mereka juga bisa mendapatkan Syaha>dah at-Takhas}s}us}, dengan syarat setelah mendapatkan gelar sarjana ia mempelajari ilmu-ilmu spesialisasi.

Pada tahun yang sama, di saat al-Azhar dipimpin oleh Syaikh az}-Z}awa>hiri, terbitlah Undang-undang No. 49 Tahun 1930, yang mengatur al-Azhar mulai dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Undang-undang ini juga menyebutkan

16 Zuhairi Misrawi, al-Azhar; Menara Ilmu, Reformasi, dan Kiblat Keulamaan, op.cit, hlm. 213.

Page 196: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan180

bahwa Universitas al-Azhar dibagi menjadi tiga fakultas yaitu: Fakultas Syari>‘ah, Fakultas Usuluddi>n, dan Fakultas Bahasa Arab. Fakultas induk Syari>‘ah di Cairo merupakan bangunan pertama yang berdiri pada tahun 1930 M, lalu pada tahun 1961 M diubah namanya menjadi Fakultas Syari>‘ah wa al-Qa>nu>n. Fakultas induk Usuluddi>n dan bahasa Arab di Cairo juga didirikan pada tahun 1930 M.

Pada tahun 1936 M terbit Undang-undang No. 26 Tahun 1936 yang menyempurnakan Undang-undang No. 49 Tahun 1930. Selain ketentuan yang sudah ada, dalam Undang-undang No. 26 ini juga dijelaskan tentang Program Pascasarjana yang terdiri dari dua jenjang: pertama, Program Magister untuk jurusan Pendidikan, Qad}a’ dan Dakwah. Kedua, Program Doktor.

Kemudian pada 5 mei 1961 M, pada masa kepemimpinan Syaikh Mah}mud Syalt}ut, pembaruan al-Azhar semakin tampak dengan terbitnya Undang-undang nomor 103 tahun 1961 M. Undang-undang ini sangat berperan dalam pengembangan Universitas al-Azhar, karena di samping fakultas-fakultas keislaman, ditambahkan pula berbagai fakultas baru seperti: Fakultas Pendidikan, Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Ilmu Pengetahuan, Fakultas Perdagangan, Fakultas Ekonomi, Fakultas Sains, Fakultas Pertanian, Fakultas Teknik, Fakultas Farmasi, dan Fakultas Bahasa. Juga dibangun fakultas khusus putri (Kulliyah al-Bana>t) dengan berbagai jurusan, yaitu: Usuluddi>n, Bahasa dan Sastra Arab, serta Syari>‘ah Islamiyyah. Undang-undang ini memberi kesempatan kepada al-Azhar untuk melebarkan sayapnya dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Undang-undang nomor 103 juga mengatur tentang kepemimpinan Universitas al-Azhar yang dijabat oleh seorang Rektor. Nama-nama rektor Universitas al-Azhar sejak diberlakukannya Undang-undang tersebut sampai sekarang adalah sebagai berikut:

Prof. Dr. Muh1. }ammad Muh}ammad Amir al-Bahi Qarqar (menjabat rektor Universitas al-Azhar pada tahun 1961-1964 M)

Page 197: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

181Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

Prof. Dr. Ah2. }mad H}asan al-Baqury (menjabat rektor Universitas al-Azhar pada tahun 1964-1969 M)

Prof. Dr. Badawi Abdul Lathif Awad3. } (menjabat rektor Universitas al-Azhar pada tahun 1969-1974 M)

Prof. Dr. Muh4. }ammad H}asan Fayd (menjabat rektor Universitas al-Azhar pada tahun 1974-1979 M)

Prof. Dr. ‘Awadullah Jad Ah}mad H5. }ijazi (menjabat rektor Universitas al-Azhar pada tahun 1979-1980 M)

Prof. Dr. Muh6. }ammad T}ayyib an-Najja>r (menjabat rektor Universitas al-Azhar pada tahun 1980-1983 M)

Prof. Dr. Muh7. }ammad as-Sa’di ‘Awad} Farh}ud (menjabat rektor Universitas al-Azhar pada tahun 1983-1987 M)

Prof. Dr. Abdul Fattah H{usaini asy-Syaikh (menjabat 8. rektor Universitas al-Azhar pada tahun 1987-1995 M)

Prof. Dr. Ah9. }mad Umar Hasyim (menjabat rektor Universitas al-Azhar pada tahun 1995-2003 M)

Prof. Dr. Ah10. }mad Muh}ammad Ah}mad at-T{ayyib (menjabat rektor Universitas al-Azhar pada tahun 2003 M-2010 M)

Prof. Dr. Abdullah al-H11. }usaini (menjabat rektor Univer-sitas al-Azhar pada tahun 2010 M-Sekarang).

Pada Undang-undang nomor 103 tahun 1961 pasal 35 juga disebutkan bahwa setiap fakultas diperbolehkan mendirikan sekolah atau lembaga riset tingkat fakultas dengan tujuan untuk mendalami spesialisasi keilmuan dan mempraktekkan teori-teori yang dipelajari di setiap fakultas. Kebijakan ini kemudian direspon oleh Fakultas Tarbiyah (Pendidikan) dengan mendirikan sekolah menengah sebagai ajang praktikum bagi mahasiswa dan para alumni Fakultas Tarbiyah, Fakultas Syari>‘ah dan hukum juga mendirikan sekolah menengah hukum sebagai ajang praktikum bagi mahasiswa dan para alumni Fakultas Syari>‘ah dan Hukum, demikian juga Fakultas Us}uluddi>n yang mendirikan madrasah tajwid dan qira’ah.

Prosedur pendaftaran bagi mahasiswa juga diatur dalam Undang-undang ini, pada pasal 38 disebutkan bahwa

Page 198: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan182

pendaftaran mahasiswa dilakukan secara gratis (tidak dipungut biaya) dan calon mahasiswa disyaratkan hapal beberapa ayat dan menguasai bahasa Arab, sebagai bahasa pengantar resmi dalam perkuliahan di al-Azhar. Bagi calon mahasiswa yang belum menguasai bahasa Arab terutama dari negara-negara non-Arab, al-Azhar menyediakan ma’had yang khusus mengajarkan bahasa Arab yang terkenal dengan nama Dira>sah Khas}s}ah.

Pembagian jurusan diatur kembali pada tahun 1961 M, sedangkan Fakultas Dakwah Isla>miyyah didirikan dengan Keputusan Presiden (Keppres.) No. 380 tahun 1978 yang dikeluarkan pada 16 Ramad}an 1398 H (20 Agustus 1978). Lembaga Dira>sah Isla>miyah wa al-Arabiyah (Studi Islam dan Arab) memulai kuliahnya pada tahun 1965 M sebagai salah satu jurusan dari Fakultas Syari>‘ah. Pada tahun 1972 keluar Keppres. No. 7 Tahun 1972 yang menjadikan Dira>sah Isla>miyyah wa al-Arabiyyah sebagai lembaga tersendiri dengan nama Ma’had Dira>sat al-Isla>miyah wa al-Arabiyah (Institut of Islamic and Arabic Studies). Namun pada tahun 1976 M keluar Keppres. No. 299 Tahun 1976 yang kembali menjadikan institut ini sebagai fakultas tersendiri, dengan jurusan yang lebih lengkap. Selain jurusan Usuluddin, Bahasa dan Sastra Arab, serta Syari’ah Islamiyah, fakultas khusus putri ini juga membuka jurusan umum: jurusan kedokteran, perdagangan, ilmu pengetahuan, dan psikologi.

Pada pasal 47 disebutkan bahwa struktur organisasi di tingkat universitas terdiri dari Rektor, pembantu Rektor dan beberapa ketua lembaga di lingkungan rektorat. Sedangkan organisasi di tingkat fakultas terdiri dari dekan, pembantu dekan dan beberapa ketua lembaga di lingkungan dekanat. Selain struktur pelaksana di tingkat rektorat dan dekanat, masih ada lagi majlis al-ja>mi’ah (senat universitas) dan majlis al-kulliyah (senat fakultas) yang menetapkan kebijakan-kebijakan rektorat dan dekanat. Wewenang senat universitas adalah: memberikan persetujuan pengangkatan rektor dan pembantu rektor yang diusulkan oleh Syaikh al-Azhar, menetapkan aturan umum perkuliahan di universitas al-Azhar, menetapkan statuta universitas, menentukan lama perkuliahan, waktu ujian

Page 199: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

183Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

semester dan liburannya, menetapkan syarat-syarat bagi calon mahasiswa dan syarat-syarat calon dosen yang diterima di universitas al-Azhar, menetapkan jumlah dan besaran beasiswa setiap tahun serta jumlah gaji yang diterima oleh dosen dan karyawan universitas al-Azhar, dan kebijakan-kebijakan lainnya yang berkaitan dengan pengembangan pendidikan di tingkat universitas al-Azhar.

Sedangkan kewenangan senat fakultas, sebagaimana dijelaskan pada pasal 55 Undang-undang nomor 103 tahun 1961 adalah: meletakkan kaidah-kaidah perkuliahan di masing-masing fakultas, menetapkan metode pembelajaran dan menentukan orang-orang yang bertanggung jawab atas perkuliahan, menetapkan aturan ujian baik ujian semesteran maupun ujian lainnya, berkoordinasi dengan senat universitas dalam menetapkan guru besar, memberikan penghormatan kepada para dosen yang berprestasi dan penghargaan lainnya, serta aturan-aturan lainnya yang berkaitan dengan fakultas-fakultas di al-Azhar.17

Tabel VII:Jumlah Fakultas yang Dikelola Universitas al-Azhar Bani>n

Baik yang Ada di Pusat (Cairo) Maupun di Cabang

NoNama

FakultasCai-ro

As-yut}

Mans}-urah

T}an-t}a

Dim-yat}

Manu>-fiyah

Zaqa>-Ziq

Qa-Na>

As-wan

Daman-hur

Jmlh

1 Us}uluddi>n 1 1 1 1 1 1 1 1 8

2Syari>’ah wa al-Qa>nu>n

1 1 1 1 1 1 6

3Lughah ‘Arabiyyah

1 1 1 1 1 1 1 1 1 9

4Dira>sah Isla>miyyah

1 1 1 1 4

5 Dakwah 1 1 1 1 1 1 6

6Perdaga-ngan

1 1

7Ilmu Penge-tahuan

1 1 2

8 Kedokteran 1 1 1 3

17 Muh }ammad as-Sa’di Farh }ud dkk., al-Azhar Tari >khuhu wa Tat }awwuruhu, op.cit, hlm. 283-285.

Page 200: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan184

9Kedokteran Gigi

1 1

10 Farmasi 1 111 Teknik 1 1 212 Pertanian 1 113 Pendidikan 1 1

14Lugha>t wa Tarjamah

1 1

JUMLAH 14 6 3 3 4 4 3 4 2 3 46

Sumber: Dokumen Universitas al-Azhar dan survey lapangan.

Tabel VIII:

Jumlah Fakultas yang Dikelola Universitas al-Azhar Bana>t Baik yang Ada di Pusat (Cairo) Maupun di Cabang

NoNama

FakultasCairo Asyut} Iskandariyah T}ant}a Mans}urah Su>hag Jumlah

1Dira>sah Isla>miyyah

1 1 1 1 1 1 6

2 Farmasi 1 13 Kedokteran 1 14 Perdagangan 1 1

5Kedokteran Gigi

1 1

6 Ekonomi 1 1 2

7Ilmu Pengetahuan

1 1

8 Psikologi 1 19 Pendidikan 1

10Lugha>t wa Tarjamah

1

JUMLAH 10 1 1 2 1 1 16

Sumber: Dokumen Universitas al-Azhar dan survey lapangan.

Pada saat rektor Universitas al-Azhar dipegang oleh Prof. Dr. Ah}mad Muh}ammad Ah}mad at}-T}ayyib, banyak terjadi pembaruan terutama yang berkaitan dengan peningkatan kualitas akademik mahasiswa. Pada bulan September 2005, Rektor Universitas al-Azhar mendirikan pusat informasi dan jaringan internet terpadu untuk memenuhi kebutuhan para dosen dan mahasiswa yang haus akan informasi aktual. Lembaga ini dirancang sekaligus diketuai oleh Dr. Muh}ammad Abdul Aziz Abdurraziq, dosen ilmu komputer pada fakultas Ilmu

Page 201: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

185Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

Pengetahuan Universitas al-Azhar. Pusat informasi dan jaringan internet yang dimiliki oleh Universitas al-Azhar sekarang ini menjadi yang terbesar di antara beberapa universitas yang ada di Mesir. Bahkan jaringan ini bisa on line di 62 fakultas yang ada di Universitas al-Azhar dan menjalin kerjasama dengan pusat informasi yang ada di dunia.

Dengan fasilitas tersebut, Universitas al-Azhar bisa menampilkan programnya melalui website (www.azhar.edu.eg) dan alumni menampilkan programnya melalui website (www.waag-azhar.com), mahasiswa bisa mengakses informasi dan mengetahui nilainya, serta masyarakat umum bisa mengakses informasi tentang Universitas al-Azhar. Pihak universitas bisa menjelaskan tentang prosedur dan persyaratan apa saja untuk masuk ke Universitas al-Azhar melalui websitenya. Kegiatan apa saja yang dilaksanakan dan info aktual selalu bisa diupdate.

Pada tahun 2007, melalui Peraturan Rektor No. 71 Tahun 2007, rektor membentuk Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Akademik yang dalam pelaksanaannya berada dalam pengawasan Pembantu Rektor bidang akademik. Lembaga ini bertugas untuk mengotrol standar akademik dan berwenang memberikan rekomendasi berkaitan dengan peningkatan kualitas akademik Universitas al-Azhar.

Al-Azhar kini menerapkan model kuliah yang diklasifikasikan dalam dua kelompok, yaitu Fakultas Ilmi (sains) dan Adaby (agama, bahasa, dan sastra). Untuk fakultas-fakultas Adaby, jenjang studi yang dibuka meliputi program under graduate (kulliyah atau S-1) dan post graduate (dirasah ulya atau S-2 dan S-3). Masa pendidikan resmi program under graduate (S-1) selama empat tahun (kecuali Fakultas Syariah Jurusan Qanun/hukum positif yang menempuh masa studi lima tahun), sedangkan program magister (S-2) menjalani masa studi dua tahun, dilanjutkan masa penulisan tesis secara terpisah.

Sebagaimana yang disampaikan oleh Pembantu Rektor bidang Akademik (PR. 1) Universitas al-Azhar, Prof. Dr. Abdul Fad}il, pada tahun akademik 2009/2010 Universitas al-Azhar menerima sekitar 100.000 mahasiswa baru, baik yang ada di

Page 202: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan186

bani>n (Universitas al-Azhar khusus putra) maupun di bana>t (Universitas al-Azhar khusus putri). Sekarang ini Universitas al-Azhar mengelola 1 universitas yang ada di pusat (Cairo) dan 11 universitas cabang yang tersebar di 11 propinsi (Zaqa>ziq, Dimyat}, Qana>, Asyut}, Mans}urah, T{ant}a, Manu>fiyah, Aswan, Damanhur, Su>hag, dan Iskandariyah). Universitas al-Azhar mengelola sekitar 400.000 mahasiswa/i program S-1, sekitar 10.000 mahasiswa/i program S-2 dan sekitar 1.000 mahasiswa/i program S-3 yang diampu oleh 11.000 dosen dengan kualifikasi rata-rata Profesor dan Doktor, dan dilayani oleh 13.000 pegawai yang tersebar di 62 Fakutas yang ada di lingkungan Universitas al-Azhar.18

Pada jenjang program under graduate (S-1), sistem pendidikan yang diterapkan memang sangat ketat, karena al-Azhar tidak menerapkan sistem SKS. Untuk bisa melanjutkan ke tingkat studi berikutnya, mahasiswa harus menyelesaikan seluruh mata kuliah pada setiap tingkat, dan hanya diperbolehkan memiliki maksimal dua sisa mata kuliah pada tingkat sebelumnya. Jika seorang mahasiswa masih meninggalkan satu atau dua mata kuliah, maka ia disebut manqu>l (bimaddah atau maddatain). Bagi yang memiliki sisa mata kuliah lebih dari dua, terpaksa mengulang setahun lagi pada tingkat yang sama, khusus untuk menyelesaikan mata kuliah yang tertinggal itu. Ketentuan tersebut hanya berlaku untuk tingkat I hingga III. Kesempatan mengulang itu hanya diberikan dua kali (dua tahun), untuk tingkat I hingga III tersebut. Jika sampai tiga tahun masih belum bisa menyelesaikan tingkat yang sama, maka mahasiswa tersebut dinyatakan keluar (DO).

Khusus tingkat IV atau terakhir, mahasiswa yang tertinggal dua atau satu mata kuliah masih diberi kesempatan mengikuti ujian gelombang kedua. Bila pada ujian gelombang kedua itu belum juga lulus, maka diharuskan mengulang setahun lagi atas dua atau satu mata kuliah yang tersisa tersebut.

18 Wawancara dengan Pembantu Rektor bidang Akademik (PR 1) Universitas Al-Azhar, Prof. Dr. Abdul Fadhil pada 05 Desember 2009 di kantornya.

Page 203: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

187Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

Mahasiswa tingkat IV diberikan kesempatan mengulang studi (bagi mahasiswa yang masih punya materi yang tertinggal) hingga empat kali atau empat tahun.

Proses penerimaan mahasiswa program S-2 di al-Azhar dilakukan melalui tes hafalan al-Quran sebanyak 30 juz (hafal semua) bagi mahasiswa Mesir dan negara Arab lainnya. Sedangkan untuk mahasiswa wafidin non-Arab diwajibkan hafal delapan juz dan menyerahkan ijazah S-1. Untuk program S-3 (doktor), syaratnya adalah menyerahkan ijazah S-2 dan mengajukan khut}ah bah}s (proposal penelitian) untuk disertasi, juga melalui tes hafalan al-Quran sebanyak 12 juz. Mereka dinyatakan lulus apabila mampu melewati ujian tulis (tah}riri) dan lisan (syafawi).

Model perkuliahan di al-Azhar dan pelaksanaan ujiannya (saat ini) dibagi dalam dua term. Pada setiap term diujikan setengah dari total mata kuliah. Jika dalam setahun ada 14 materi kuliah, maka pada term pertama diujikan tujuh materi, sisanya diujikan pada term kedua. Sistem tersebut mulai diterapkan pada tahun akademik 1996/1997, dan hanya berlaku untuk mahasiswa program S-1.

Cara belajar di Universitas al-Azhar, khususnya fakultas keislaman, tidak banyak berubah dari dulu hingga sekarang. Perkuliahan telah diformat dalam bentuk presentasi (muh}a>d}arah) sedemikian rupa agar mahasiswa lebih banyak memanfaatkan waktu untuk mengumpulkan informasi. Di samping muh}a>d}arah, para dosen telah menyusun buku pegangan mahasiswa (buku daras/diktat kuliah) untuk setiap mata kuliah yang akan menjadi sumber bahan ujian. Buku pegangan itu biasanya disusun sendiri oleh dosen atau panitia yang ditunjuk fakultas, dengan mengambil rujukan berbagai kitab klasik dan buku-buku modern.

Belajar di al-Azhar sangat menekankan aspek hafalan. Jika jawaban ujian melenceng jauh dari buku pegangan, maka nilainya akan berkurang. Namun, ada mata kuliah tertentu yang menuntut ketajaman analisa dan kepiawaian mengekspresikan bahasa Arab. Universitas al-Azhar memberi dispensasi bebas

Page 204: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan188

biaya pendidikan alias gratis untuk mahasiswa fakultas keislaman. Mahasiswa tersebut hanya perlu beli buku/diktat kuliah yang diterbitkan al-Azhar dan sedikit biaya administrasi pembuatan kartu mahasiswa.

3. Perpustakaan Induk al-Azhar

Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah tersedianya berbagai sarana dan prasarana pendidikan yang memadai seperti perpustakaan yang dilengkapi sarana teknologi informasi; internet, komputer, televisi, radio dan lain sebagainya, yang dapat diakses oleh murid, guru, mahasiswa, dan dosen dalam rangka menunjang penyelenggaraan proses pendidikan di sekolah dan perguruan tinggi. Tentu saja ketersediaan perpustakaan dan sarana teknologi informasi global tersebut harus dikelola secara baik agar tidak menjadi benda mati yang tidak berfungsi banyak. Sudah saatnya peran perpustakaan untuk meningkatkan mutu pendidikan segera diatasi dengan memberikan support pembiayaan, baik pembangunan fisik maupun sarana lainnya. Sumber dana yang bisa dijadikan penopangnya adalah dengan memberdayakan potensi-potensi ekonomi yang dimiliki umat Islam, yakni melalui lembaga wakaf.

Keberadaan perpustakaan dalam sebuah lembaga pendidikan memang merupakan keharusan yang tidak bisa ditawar lagi, dan hal yang paling menonjol di al-Azhar adalah perpustakaannya. Sejak masa Alexander Agung, Mesir dikenal sebagai gudang ilmu yang diekspresikan melalui perpustakaan di Alexandria (Iskandariyah). Perpustakaan tersebut menjadi salah satu kemajuan peradaban. Maka, cara untuk mengangkat kedudukan al-Azhar sebagai lembaga pendidikan adalah dengan membangun perpustakaan yang menyediakan sejumlah literatur yang menjadi bagian dari pengembangan pendidikan di lingkungan al-Azhar.

Daulah Fat}imiyah dikenal sebagai penguasa yang sangat memperhatikan pengembangan keilmuan melalui rintisan perpustakaan di al-Azhar. Para penguasa Daulah Fat }imiyah, terutama seorang menteri yang bernama Ibn

Page 205: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

189Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

Malais mewakafkan sebuah gedung yang terdiri dari beberapa tempat untuk penyimpanan buku, beberapa ruang untuk para pembaca, beberapa ruang untuk diskusi, dan satu aula utama untuk pertemuan. Sejak saat itu perpustakaan al-Azhar menjadi semakin besar dengan dilengkapi berbagai fasilitas dan buku referensi.

Di era Daulah Us\maniyah, mereka juga mempunyai perhatian yang tinggi terhadap pengembangan perpustakaan al-Azhar. Pada masa kekuasaan Hilmi Abbas, terutama pada tahun 1853 M, penataan terhadap perpustakaan al-Azhar dilakukan dengan menggalakkan beberapa proyek, di antaranya adalah proyek perawatan, penambahan aset dan renovasi gedung perpustakaan. Saat itu, perpustakaan al-Azhar mempunyai 18.564 judul buku dan manuskrip. Karya-karya monumental tersebut kurang mendapatkan perawatan dan penataan yang baik, sehingga berserakan ke mana-mana. Ulama meminta penguasa untuk memperhatikan masalah penataan perpustakaan. Helmi Abbas merespon permintaan ulama tersebut dengan melakukan penataan yang bersifat menyeluruh terhadap perpustakaan al-Azhar. Untuk menata sistem administrasi, Hilmi Abbas mengangkat penjaga perpustakaan yang digaji dan dibekali skill untuk membuat daftar referensi dan merawat buku-buku yang sangat berharga. Hilmi Abbas juga menambah beberapa buku baru untuk melengkapi referensi perpustakaan al-Azhar dan merenovasi gedung perpustakaan.

Pada masa pemerintahan al-H}akim, terutama setelah berdirinya Da>r al-H}ikmah, pembangunan fasilitas perpustakaan juga digalakkan dengan penambahan fasilitas referensi yang lengkap. Hal itu menimbulkan gairah keilmuan di kalangan pelajar dan mahasiswa al-Azhar, karena mereka dimanja dengan buku-buku referensi yang memungkinkan mereka menggali khazanah keislaman. Menurut al-Muqrizi, sebagaimana dikutip oleh Muh}ammad as-Sa’di Farh}ud, setelah Da>r al-H}ikmah besar dan sudah mapan al-H}akim memerintahkan kepada stafnya untuk memindahkan setengah dari buku-buku yang ada dalam referensi Da>r al-H}ikmah ke perpustakaan al-Azhar. Pada saat itu jumlah buku referensi dan manuskrip yang ada di Da>r al-H}ikmah

Page 206: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan190

sebanyak 100.000 judul buku dan manuskrip, sehingga sekitar 50.000 judul buku dan manuskrip diberikan kepada al-Azhar untuk menambah dan melengkapi referensi di perpustakaan al-Azhar.19

Ketika Syaikh Muh}ammad Abduh mencanangkan pemikiran dan gerakan reformasi sistem pendidikan di al-Azhar, beliau juga memperluas gedung perpustakaan al-Azhar, menyumbangkan perpustakaan pribadinya kepada al-Azhar, mengumpulkan kitab-kitab yang selama ini terpencar di beberapa asrama dan masjid yang ada dalam wilayah al-Azhar untuk diberikan kepada perpustakaan al-Azhar, menjaga kitab turas\ klasik dan memohon kepada para ulama al-Azhar untuk mewakafkan kitab-kitabnya yang selama ini dikoleksi dalam perpustakaan pribadi mereka kepada perpustakaan al-Azhar.

Ide cemerlang Syaikh Muh}ammad Abduh ini kemudian dilanjutkan oleh Syaikh H{asan an-Nawawi yang menjabat Syaikh al-Azhar 2 kali: pertama, dari tahun 1313-1317 H (1896-1900 M) dan Kedua, pada tahun 1327 H (1909 H). Beliau mengajukan proposal ke Dewan Pembangunan al-Azhar untuk menambah gedung perpustakaan al-Azhar, dan hal itu disetujui oleh dewan. Pada tahun 1314 H (1897) gedung baru perpustakaan al-Azhar terealisir dan untuk mengisi gedung perpustakaan baru ini, beliau mewakafkan semua bukunya dan juga wakaf dari Syaikh Abdul Karim Salman. Selain menambah gedung baru bagi perpustakaan al-Azhar, Syaikh H}asan an-Nawawi juga mengangkat beberapa staf yang bertugas untuk mengelola perpustakaan dan melayani setiap siswa, mahasiswa, guru, dan dosen yang berkunjung ke perpustakaan.

Penataan perpustakaan juga dilakukan oleh Syaikh Must}afa al-Maraghi, yang menerapkan susunan kitab berdasarkan pada bidang keilmuan dan tema-tema tertentu dari urutan pertama yang paling atas sampai urutan bawah: Mush}af al-Qur’an, Qira’a>t, Ulu>m al-Qur’a>n, Tafsi>r, Ulu>m al-Hadi>s\, Hadi>s,

19 Muh }ammad as-Sa’di Farh}ud dkk., al-Azhar asy-Syari >f fi ‘Idihi al-Alf, Cairo: Haiah al-Mis}riyyah al-Ammah li al-Kitab, 1983a, hlm. 177.

Page 207: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

191Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

Must}alah Hadi>s\, Us}u>l Fiqih, Fiqih A>m, Fiqih H}anafiyyah, Fiqih Malikiyyah, Fiqih Sya>fi‘iyyah, Fiqih Hana>bilah, H}ikmah at-Tasyri’, Ilmu Kalam, Mantiq, Ada>b al-Bah}s\, Filsafat, Tasawuf, Adab wa Fad}a>il, Lughah, S}arf, Nah}wu, Bala>ghah, al-‘Aru>dh wa al-Qawa>fi, Adab, Tarikh, Tarikh Bulda>n wa Ja’ra>fiyah, Akhlaq, Tarbiyah, Ijtima’, Qawa>nin, at}-T}ib, Hisab, Falak, Handasah, al-Jabar wa al-Muqa>balah, al-Hai’ah, al-Ad’iyyah wa al-Awra>d, Ta’bi>r Ru’ya, al-H}urf wa ar-Raml, al-Fara>sah wa al-Kaff, al-Khat} wa ar-Rasm wa al-Imla>’, al-Iqtis}ad, as-Siya>sah, at-Tija>rah wa as}-S}ina’ah, az-Zira>’ah, al-Kimiya>’ wa at}-T}abi>ah, al-Furu>siyyah, al-Mu>si>qi>, as-Suwar wa ar-Rusu>m, an-Nah}l al-Isla}miyyah, asy-Syara>’i’ Ghaira al-Isla>m, ad-Dauriya>t, an-Nasyara>t wa at-Taqa>ri>r, al-Ma’a>rif al-A>mmah, al-Lugha>t asy-Syarqiyyah, dan al-Lugha>t al-Ajnabiyyah.

Pada tahun 1943 M, pengelola perpustakaan al-Azhar menerapkan sistem katalogisasi terhadap semua buku dan manuskrip yang ada di perpustakaan al-Azhar. Katalog tersebut berpijak pada urutan abjad setiap judul buku dengan menyebutkan penerbit, tahun kelahiran dan kematian penulisnya. Sedangkan untuk manuskrip, pengelola perpustakaan al-Azhar menerapkan sistem yang agak beda karena sering tidak mencantumkan nama penulis apalagi penerbitnya, sehingga untuk melacaknya pengelola menggunakan metode periwayatan seperti dengan sima’ah dan ija>zah. Sistem katalogisasi ini semakin tertata, setelah al-Azhar menerbitkan buku katalog resmi versi al-Azhar yang terdiri dari 3 jilid pada tahun 1943 M, kemudian pada tahun 1962 M katalog tersebut dilengkapi lagi menjadi 6 jilid, dan pada tahun 1978 M katalog semakin lengkap dengan penambahan 2 jilid, sehingga menjadi 8 jilid yang terdiri dari 4.650 halaman. Katalog ini kemudian menjadi pedoman dalam penyusunan sistem katalog dan penelitian ilmiah di beberapa perguruan tinggi di Eropa, Amerika dan Asia.20

Terbitnya Undang-undang No. 103 Tahun 1961 juga memberikan pijakan hukum bagi al-Azhar dalam mengembangkan perpustakaan, karena dalam Undang-undang

20 Ibid., hlm. 186.

Page 208: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan192

ini juga menyebutkan tentang urgensi perpustakaan untuk pengembangan pendidikan, terutama untuk pengembangan akademik di Universitas al-Azhar.

Kemudian pada tahun 1988, ketika Universitas al-Azhar dipimpin oleh Prof. Dr. Abdul Fattah} H}usain Syaikh (Rektor periode 1987-1995 M), terjadi perubahan yang sangat signifikan. Rektor merealisasikan proyek besar-besaran dalam membangun sarana-prasarana perpustakaan; baik fisik gedung maupun pengadaan buku referensi bagi mahasiswa. Rektor membangun perpustakaan induk yang terletak di jalan al-Mukhayyim ad-Daim, Madinat Nas}r dan mengangkat kepala perpustakaan dibantu beberapa staf yang bertugas untuk menginfentarisir dan melacak buku-buku yang dibutuhkan. Bahkan menurut catatan dokumen perpustakaan al-Azhar, mereka mencari buku-buku tersebut ke negara-negara di luar Mesir, karena beberapa buku tidak didapatkan di Mesir. Hal ini didasari oleh semangat untuk mengembangkan keilmuan dan menjadikan al-Azhar sebagai pioneer pendidikan dunia.

Dengan semangat itu pulalah, pada tahun 1992 al-Azhar melakukan perluasan dan penambahan sarana-prasarana perpustakaan dengan menganggarkan 5 juta pounds (sekitar Rp. 15 Milyar) dari dana wakaf dan dibantu oleh UNESCO satu unit gedung perpustakaan seluas 1.200 m2 yang diresmikan pada tahun 1992 juga.21 Al-Azhar yakin bahwa perpustakaan merupakan jantung pengembangan keilmuan dan peradaban umat. Melalui perpustakaan pula, al-Azhar mampu memenuhi kebutuhan para mahasiswa dan dosen yang haus akan ilmu dan pemikiran. Terbukti, selama ini perpustakaan sangat berperan dalam pengembangan tradisi akademik di al-Azhar. Sampai sekarang jumlah buku referensi dan manuskrip yang ada di perpustakaan adalah sekitar 110.000 judul buku referensi dan 24.000 manuskrip.

21 Dokumen perpustakaan al-Azhar yang diterbitkan pada tahun 1993 dan diakses oleh peneliti pada 07 Desember 2009 di perpustakaan Induk al-Azhar.

Page 209: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

193Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

4. Asrama Mahasiswa al-Azhar

Bagi mahasiswa asing yang mendapatkan beasiswa dari al-Azhar ataupun mahasiswa al-Azhar yang berasal dari Mesir namun datang dari luar kota Cairo, mereka tidak perlu susah-susah lagi untuk mencari tempat tinggal, karena al-Azhar telah menyediakan ruwaq (asrama) untuk mereka. Keberadaan asrama untuk mahasiswa al-Azhar ini telah eksis sejak al-Azhar berdiri. Ketika pemerintah Bani Fat}imiyah dan Ayyubiyah menguasai al-Azhar, mereka menyediakan asrama bagi mahasiswa al-Azhar dengan memanfaatkan harta wakaf.

Keberadaan dan nama masing-masing ruwaq pada awalnya menyesuaikan nama pemberi wakaf, asal-usul negara dari para pelajar dan mahasiswa yang menghuninya, serta menyesuaikan nama maz\hab empat (H}anafi, Maliki, Syafi’i dan H}anbali) menurut kehendak wa>kif. Tujuan utama dari pendirian asrama tersebut adalah: pertama, untuk mempermudah para mahasiswa baru yang masih asing dengan kota Cairo dan kota-kota lain yang menjadi basis pelajar dan mahasiswa al-Azhar, agar mereka tenang, tidak panik dan mudah beradaptasi. Kedua, agar mahasiswa fokus dalam belajar dan tidak terkontaminasi oleh budaya yang kurang mendukung proses belajar mengajar. Sedangkan tujuan ketiga, agar mahasiswa al-Azhar terutama mahasiswa wa>fidi>n (non Arab) cepat menguasai bahasa Arab fus}h}ah} yang digunakan sebagai bahasa pengantar dalam perkuliahan di al-Azhar.22

Pada masa Daulah Us\mani, khususnya pada masa kekuasaan Abdurrah}man Katakhda, kegiatan wakaf untuk asrama mahasiswa semakin digalakkan, ia memelopori wakaf asrama bagi pelajar dan mahasiswa Mesir yang dikenal dengan nama Ruwaq as-Sa‘a>dah. Asrama ini dilengkapi dengan fasilitas perpustakaan, tempat cuci pakaian, dan dapur. Di area asrama ini juga dibangun masjid, yang dimanfaatkan sebagai tempat s}alat berjamaah, belajar agama dan mengkaji permasalahan keislaman. Demikian juga Abbas Hilmi, salah satu khalifah Daulah Us\mani yang membangun asrama untuk mahasiswa

22 Ibid., hlm. 165.

Page 210: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan194

al-Azhar. Pada tahun 1892, ia menambahkan bangunan di bagian pojok barat, yang dinamakan Ruwaq al-‘Abbasi untuk pelajar dan mahasiswa yang belajar di al-Azhar dan dibuka penggunaannya pertama kali pada tahun 1315 H/ 1897 M.23 Di lantai dasar dari asrama itu, ia membangun ruangan khusus yang digunakan untuk ujian dan kelas khusus yang diampu oleh Grand Syaikh al-Azhar serta Syaikh Muh}ammad Abduh.

Sedangkan bagi mahasiswa asing, Daulah Us\mani juga mewakafkan asrama yang dikenal dengan Ruwaq al-Atrak. Kemudian mereka membangun Zawiyat al-‘Umya>n yang diperuntukkan bagi orang-orang tuna netra. Hal ini menjadi rintisan penting dalam perjalanan pendidikan al-Azhar, terutama yang berkaitan dengan penyediaan asrama bagi mahasiswa. Pembangunan asrama ini dilakukan dengan memanfaatkan harta wakaf di kalangan pejabat pemerintah.

Selain pemerintah membangunkan asrama untuk mereka, beberapa ulama al-Azhar juga menyediakan ruwaq (asrama) untuk mahasiswa yang datang dari Maghribi (Maroko), Turki, Baghdad dan negara-negara Muslim lainnya. Di antara asrama-asrama itu adalah: asrama yang dibangun dari wakaf Syaikh Syarafuddi>n Abu ar-Ru>h Isa bin Zainuddi>n az-Zawawi beserta perpustakaan lengkap yang terdiri dari kitab-kitab al-Qur’an, tafsir, hadis\, fiqih, us}ul fiqih, tasawuf, nah}wu, saraf, balaghah, kedokteran dan kitab-kitab lainnya. Syaikh Ali Sulaiman al-Absyadi juga mewakafkan untuk Ruwaq Riya>fah di dalam lokasi Universitas al-Azhar, yakni asrama dan perpustakaan yang mengandung 600 judul kitab dalam berbagai cabang pengetahuan yang diajarkan pada abad ke-9 H.24

Eksistensi setiap ruwaq saat itu ditentukan oleh seberapa besar wakaf yang diberikan oleh para syaikh, jika wakafnya banyak maka kesejahteraan para siswa dan mahasiswa penghuni ruwaq sejahtera dan jika wakafnya sedikit maka diutamakan untuk kebutuhan-kebutuhan pokok terlebih dahulu. Setiap

23 Ibid., hlm. 169.24 Al-Jundi, Dira>sat Jadi>dah fi> Tarikh at-Tarbiyyah al-Isla>miyyah,

op.cit, hlm. 259.

Page 211: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

195Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

ruwaq dipimpin oleh syaikh ruwaq yang diangkat oleh wa>kif atau pemerintah dan bertugas untuk mengurusi kebutuhan para pelajar dan mahasiswa penghuni ruwaq, serta memberikan motivasi studi dan menghubungkan mereka dalam hal-hal yang berkaitan dengan syaikh al-Azhar, guru, dosen dan lain sebagainya. Setiap syaikh ruwaq dibantu oleh seorang wakil yang bertugas mewakili syaikh ruwaq jika berhalangan hadir dalam kegiatan tertentu dan seorang sekretaris yang bertugas menata administrasi pelajar dan mahasiswa, mulai dari nama mereka, dari negara mana, kapan masuk ruwaq dan kapan batas waktu keluarnya, serta tinggal di gedung dan kamar mana.

Sistem ruwaq mulai populer untuk mengetahui latar belakang setiap pelajar yang sedang belajar di al-Azhar. Al-Jundi menyebutkan bahwa sejak abad ke-9 H, mahasiswa asing yang belajar di al-Azhar jumlahnya sudah mencapai kurang lebih 750 orang. Mereka datang dari berbagai pelosok negeri, baik dari negara-negara Arab, Afrika maupun dari Asia.25 Semua itu merupakan konsekuensi dari dinamika di al-Azhar yang mengalami perkembangan pesat. Mereka menjadikan al-Azhar sebagai titik tolak untuk pembelajaran dan pendidikan, serta membangun kapasitas diri di berbagai sektor kehidupan.

Menurut sejarawan terkemuka Mesir, Ali Mubarak, pada pertengahan abad ke-19 al-Azhar mendirikan asrama untuk mahasiswa Indonesia, yang bernama Ruwaq Jawi, yang dihuni oleh mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang belajar di al-Azhar.26 Asrama ini berada di antara Ruwaq Salmaniyah dan Ruwaq Syawwam, yang dipimpin oleh Syaikh Muh}ammad al-Jawi yang mempunyai jaringan luas dengan ulama-ulama di Mekah dan ulama kota lainnya. Kemudian pada akhir abad ke-19, minat orang-orang Indonesia untuk belajar di al-Azhar semakin banyak, bersamaan dengan bertambahnya jumlah jamaah haji asal Indonesia. Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi

25 Ibid., hlm. 261.26 Ali Mubarak, al-Khut}a>t} at-Taufi >qiyyah al-Jadi >dah li Mis }r al-

Qa>hirah, Cairo: al-Mat}ba‘ah al-Kubra al-‘Amiriyah, vol. 4, 1306 H, hlm. 22.

Page 212: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan196

bertambahnya jumlah tersebut, di antaranya adalah makin canggihnya transportasi laut, dibukanya kanal Suez dan konsolidasi ulama dalam rangka mewujudkan kemerdekaan Indonesia.

Syaikh Muh}ammad al-Jawi yang disebutkan oleh Ali Mubarak ini menurut Laffan adalah Syaikh Isma‘il Muh}ammad al-Jawi al-Minangkabawi, yang riwayat hidupnya juga dipaparkan oleh Abu Bakar dalam sebuah makht}ut}ah yang berjudul Tara>jim Ulama Jawi. Tapi menurut Azyumardi Azra, ada juga Syaikh Isma‘il Abdul Mut}alib al-Minangkabawi yang lahir di Padang, Sumatera Barat, pada tahun 1869 dan sampai di Cairo sekitar tahun 1894 setelah belajar beberapa tahun di Mekah. Syaikh Isma‘il yang terakhir ini adalah murid Syaikh Ah}mad Khatib al-Minangkabawi di Mekah. Syaikh Ismail ini sangat aktif menyebarkan Tarekat Naqsyabandiyah di Singapura dan Kepulauan Riau pada akhir abad 19.

Pada awalnya Ruwaq Jawi ini dihuni oleh 11 pelajar dan mahasiswa, karena terdapat data bahwa jumlah roti yang dibagikan pada setiap kali waktu makan adalah sebanyak 11 potong, yang dibagikan sesuai jumlah mereka yang tinggal di ruwaq tersebut.

Pendapat Mubarak ini diperkuat oleh Mona Abaza, bahkan menurut Abaza mahasiswa Indonesia yang berdatangan menuntut ilmu di al-Azhar semakin meningkat jumlahnya.27 Ruwaq Jawi pun semakin lama semakin padat dan sesak, sehingga pada tahun 1912 M Syaikh Muh}ammad al-Jawi mengajukan permohonan kepada al-Azhar dan Kementerian Wakaf Mesir untuk menambah kamar. Selain mempunyai beberapa kamar, Ruwaq Jawi juga memiliki perpustakaan yang cukup representatif, untuk memenuhi kebutuhan pengembangan keilmuan mahasiswa yang ada di asrama dan dari luar asrama.

Mahasiswa Indonesia yang tinggal di Ruwaq Jawi membuat organisasi yang kemudian diberi nama Djami‘ah Setia Peladjar untuk mempererat solidaritas di antara mereka

27 Mona Abaza, Indonesian Students in Cairo: Islamic Education, Perseptions and Exchanges, Paris: Cahier d’Archipel 23, 1994, hlm. 38.

Page 213: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

197Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

sekaligus menghimpun kekuatan mereka. Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah menerbitkan jurnal al-Ittih}ad. Media tersebut digunakan sebagai sarana untuk memperkenalkan Cairo dan al-Azhar sebagai salah satu pusat keilmuan Islam. Selain itu mereka juga menabuh genderang perlawanan terhadap penjajah, seiring dengan perhatian para aktivis perjuangan kemerdekaan di Tanah Air. Kemudian pada tahun 1923, mahasiswa Indonesia secara keseluruhan, baik yang tinggal di asrama maupun yang tinggal di luar asrama mendirikan organisasi yang dikenal dengan al-Jam’iyyah al-Khairiyyah al-Jawiyyah yang diketuai oleh Djanan Thaib.28

Selain Ruwaq Jawi, terdapat juga beberapa ruwaq yang menampung pelajar dan mahasiswa dari negara-negara tertentu, seperti: Ruwaq Samaniyyah yang menampung mahasiswa dari Afghanistan dan Khurasan, Ruwaq asy-Syawwam yang menjadi asrama mahasiswa Syiria, Ruwaq as-Sana>riyah untuk mahasiswa Sudan, Ruwaq al-Magha>ribah untuk mahasiswa Maroko, Ruwaq Baghda>diyyah untuk mahasiswa Irak, Ruwaq al-Yamaniyyah untuk mahasiswa Yaman, Ruwaq al-Hanu>d untuk mahasiswa India, Ruwaq as}-S}i>n untuk mahasiswa Cina, Ruwaq Janu>b Afriqiy untuk mahasiswa Afrika Selatan, Ruwaq as}-S}a’a>yadah, Ruwaq ad-Daka>tirah, Ruwaq as-Sulaima>niyyah, Ruwaq al-Jabrah, Ruwaq al-Akra>d, Ruwaq al-Hanu>d, Ruwaq al-Bah}a>rah, Ruwaq as-Sinwa>niyyah, Ruwaq al-Fasyniyyah, Ruwaq al-Bara>birah, Ruwaq asy-Syarqa>wiyyah, Ruwaq al-H}ana>bilah, Ruwaq al-Ja>ddah, Ruwaq al-Arwa>m, Ruwaq Bartaw, Ruwaq ad-Dana>iyyah, Ruwaq al-Qi>mah, Ruwaq ar-Raba>nah, Ruwaq Ma’mar, Ruwaq T}ali>’, dan Ruwaq al-Madrasah al-Jauhar.29

Pada bulan September 1959, pemerintah Mesir mengeluarkan peraturan yang melarang penggunaan nama suatu negara atau kota selain nama Mesir dan nama kota-kota yang ada di wilayah Mesir, sehingga nama-nama ruwaq tersebut

28 Zuhairi Misrawi, al-Azhar; Menara Ilmu, Reformasi, dan Kiblat Keulamaan, op.cit, hlm. 297-298.

29 Abdul Aziz Muh }ammad As-Sanawi, al-Azhar, Ja>mi‘an wa Ja>mi‘atan, op.cit, hlm. 260-285.

Page 214: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan198

diubah atau dilebur dengan ruwaq yang ada kaitannya dengan Mesir, kota-kota yang ada di Mesir dan al-Azhar. Seiring dengan peraturan pemerintah Mesir tersebut, al-Azhar kemudian membuat kebijakan dengan membangun asrama khusus untuk menampung mahasiswa Mesir dan mahasiswa yang datang dari luar Mesir, dengan konsep Madi>nat al-Bu’u>s\ al-Isla>miyyah yang diresmikan dan dipakai pertama kali pada tahun akademik 1972/1973.

Bagi pelajar dan mahasiswa Universitas al-Azhar Cairo yang berasal dari Mesir, al-Azhar membangun asrama Madinat Bu’us\ al-Islamiyah bi Madinat Nasser li al-Bani>n (Nasser Islamic Mission City) yang terdiri dari 7 imarah (gedung) gedung; gedung Abu Bakar as}-S{iddiq yang terdiri dari 6 lantai (195 kamar), gedung Umar bin Khat}t}ab yang terdiri dari 5 lantai (226 kamar), gedung Us\man bin Affan yang terdiri dari 6 lantai (257 kamar), gedung Ali bin Abi T}alib yang terdiri dari 6 lantai (246 kamar), gedung Khalid bin Walid yang terdiri dari 5 lantai (227 kamar) gedung Umar bin Abdul Aziz yang terdiri dari 6 lantai (203 kamar), dan gedung T}ariq bin Ziyad yang terdiri dari 5 lantai (173 kamar). Tujuh gedung tersebut mampu menampung 3.917 pelajar dan mahasiswa.

Al-Azhar juga membangun asrama untuk mahasiswi Mesir yang bernama Madinat Bu’us\ al-Islamiyah bi Madinat Nasser li al-Bana>t. Asrama ini terdiri dari empat gedung; gedung A terdiri dari 4 lantai (63 kamar kecil dan 134 kamar besar), gedung B terdiri dari 5 lantai (66 kamar kecil dan 144 kamar besar), gedung C terdiri dari 5 lantai (176 kamar besar), dan gedung D terdiri dari 6 lantai (195 kamar besar). Empat gedung tersebut mampu menampung 2.441 mahasiswi.

Sedangkan untuk pelajar dan mahasiswa asing yang belajar di ma’had dan Universitas al-Azhar Cairo, al-Azhar menyediakan asrama Madinat Bu‘us\ al-Isla>miyah li al-Bani>n (mahasiswa) yang beralamat di Abbasiyyah yang diketuai oleh musyrif Abdul Mun’im Faudah. Asrama ini dibangun pertama kali pada tahun 1954, selesai pembangunan dan dibuka pertama kali untuk asrama mahasiswa sejak tanggal 15 September 1959

Page 215: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

199Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

M. Awalnya asrama ini terdiri dari 20 gedung yang dibangun di atas tanah seluas 30 faddan (Farh}ud et.al, 1983b: 334). Sekarang sudah berdiri 32 gedung dan setiap imarah (gedung) kecil mampu menampung sekitar 60 mahasiswa dan imarah besar sekitar 350 orang. Jadi semua bisa menampung sekitar 5.000 mahasiswa. Di dalam asrama tersebut juga dibangun masjid yang sangat megah dan bisa menampung jamaah maksimal 5.000 jamaah, serta perpustakaan yang lengkap dengan referensi mulai dari referensi klasik sampai kontemporer.30

Adapun untuk mahasiswi asing, al-Azhar juga menyediakan asrama Madinat Bu‘us\ al-Isla>miyah li al-Banat (mahasiswi) yang berada di depan asrama Bu‘us\ putra yang terdiri dari 10 imarah (gedung) dan menampung sekitar 1.000 mahasiswi. Setiap asrama terdiri tiga lantai untuk gedung lama dan empat lantai untuk gedung baru. Di setiap kamar dilengkapi fasilitas ranjang, kasur, bantal dan peralatan lain serta setiap gedung di bagian paling atas dilengkapi dengan fasilitas jemuran pakaian. Selain asrama Madinat Bu‘us\ yang berada di Abbasiyah, al-Azhar juga membangun asrama pelajar dan mahasiswi di daerah Ra>bi’ah al-‘Adawiyyah yang terdiri dari 4 lantai (13 kamar besar) dan menampung 371 pelajar dan mahasiswi. Ada 80 negara yang mengirimkan mahasiswa-mahasiswi dan tinggal di asrama Madinat Bu‘us\ al-Isla>miyah dan Ra>bi’ah al-‘Adawiyyah, yang datang dari penjuru dunia baik dari Arab non Mesir, Asia, Eropa, Afrika dan negara-negara lainnya.

Asrama Madinat Bu‘us\ di atas dibangun al-Azhar di Cairo, sedangkan pelajar dan mahasiswa al-Azhar yang belajar di provinsi lain juga disediakan oleh al-Azhar berdasarkan tempat lembaga pendidikan al-Azhar yang bersangkutan: di Provinsi Asyut }, al-Azhar membangun asrama Madinat Bu’us \ al-Isla >miyah bi Asyut } li al-Bani >n yang terdiri dari 4 gedung; gedung at-Tah }ri >r yang terdiri dari 3 lantai (14 kamar besar), gedung Wi >s }a yang terdiri dari 10 lantai (80 kamar besar), gedung Muba>rak yang terdiri dari 12 lantai (108 kamar besar), gedung

30 Muh }ammad as-Sa’di Farh}ud dkk., al-Azhar asy-Syari >f fi ‘Idihi al-Alf, op.cit, hlm. 169.

Page 216: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan200

al-Iska>n al-Kha>riji untuk mahasiswa asing yang terdiri dari 8 lantai (142 kamar). Empat gedung tersebut mampu menampung 955 pelajar dan mahasiswa. Sedangkan untuk pelajar dan mahasiswi, al-Azhar juga membangun asrama Madinat Bu‘us\ al-Isla>miyah bi Asyut} li al-Bana>t yang terdiri dari 2 gedung; gedung A terdiri dari 5 lantai (140 kamar) dan gedung B terdiri dari 4 lantai (132 kamar). Dua gedung tersebut mampu menampung 507 pelajar dan mahasiswi.

Adapun pelajar dan mahasiswa al-Azhar yang berada di Iskandariyah, al-Azhar juga menyediakan Madinat Bu‘us\al-Isla>miyah bi al-Iskandariyah yang terdiri dari 1 gedung memanjang yang terdiri dari 5 lantai (67 kamar besar) yang mampu menampung 673 pelajar dan mahasiswa. Pelajar dan mahasiswa al-Azhar yang berada provinsi Su>hag, al-Azhar menyediakan asrama Madinat Bu‘us\ al-Isla>miyah bi Su>hag yang terdiri dari 3 gedung; gedung A terdiri dari 3 lantai (26 kamar), gedung B terdiri dari 1 lantai (27 kamar), dan gedung C terdiri dari 5 lantai (40 kamar). Tiga gedung tersebut mampu menampung 470 pelajar dan mahasiswa. Sedangkan Pelajar dan mahasiswa al-Azhar yang berada provinsi T}ant}a, al-Azhar menyediakan asrama Madinat Bu‘us\ al-Isla>miyah bi T}ant}a yang terdiri dari 2 gedung; gedung A terdiri dari 5 lantai (35 kamar) dan gedung B terdiri dari 5 lantai (45 kamar). Dua gedung tersebut mampu menampung 204 pelajar dan mahasiswa.

Tujuan utama pembangunan asrama untuk mahasiswa ini adalah: pertama, agar mahasiswa asing yang belajar di al-Azhar memperoleh pemondokan yang baik selama masa studinya. Kedua, agar terjadi interaksi pembelajaran bahasa Arab yang lebih baik, karena mereka bergaul dengan mahasiswa yang berbeda-beda dari berbagai negara di penjuru dunia dan menggunakan bahasa pengantar bahasa Arab. Kondisi ini jelas menunjang keberhasilan mahasiswa dalam proses pembelajaran di al-Azhar.31

31 Wawancara dengan Duta Besar Indonesia di Mesir, AM. Fachir di kantornya, KBRI Cairo pada 04 Desember 2009.

Page 217: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

201Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

5. Lembaga Riset Islam (Majma’ al-Buh}u>s\ al-Isla>miyah)

Keberadaan lembaga riset untuk kepentingan pengembangan pendidikan dan ilmu pengetahuan merupakan sebuah keniscayaan di tengah kebutuhan merespon secara cepat dalam dunia yang serba modern. Lemahnya kemampuan umat Islam dalam menyikapi seluruh problematika yang muncul dan berdampak negatif bagi mereka karena belum tersedianya lembaga riset. Umat Islam memerlukan lembaga riset di bidang ekonomi dalam rangka menegakkan sistem ekonomi Islam, bidang astronomi dalam rangka mengembangkan ilmu falak dan menegakkan format penentuan hari-hari besar Islam, bidang hukum dalam rangka menyerap aspek-aspek nilai hukum Islam yang memungkinkan diterapkan dalam sistem perundangan negara, bidang medis agar Islam dapat merespon secara lebih tepat dan menyeluruh atas masalah-masalah medis yang muncul, bidang telekomonikasi dan bidang-bidang lainnya.

Upaya pendirian lembaga riset yang memadai tersebut memerlukan pembiayaan yang tidak sedikit. Untuk itu dana wakaf yang sudah dikelola secara produktif bisa dijadikan sebagai salah satu sumber dana yang sangat potensial dalam rangka membiayai proyek-proyek pembangunan fisik lembaga-lembaga tersebut. Selain fisik, dana wakaf juga dimanfaatkan untuk penyediaan sarana dan prasarana, peningkatan kualitas SDM, peningkatan kualitas hasil riset dan pembiayaan operasional lembaga riset tersebut. Pemberdayaan hasil pengelolaan wakaf juga diarahkan pada pemberdayaan kerja-kerja dan kreativitas pelaksanaan riset. Jadi, tersedianya dana wakaf dapat dijadikan sebagai sumber yang potensial bagi tumbuhnya budaya dan iklim riset bagi pengembangan pendidikan.

Dengan semangat untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan untuk merespon secara cepat perkembangan dunia yang serba modern, al-Azhar mendirikan Lembaga Riset Islam. Awalnya lembaga ini bernama “Organisasi Ulama al-Azhar” yang didirikan sesuai amanat Undang-undang No. 10 Tahun 1911 dan diketuai oleh Syaikh al-Azhar. Organisasi ini merupakan lembaga tertinggi al-Azhar yang menangani masalah-

Page 218: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan202

masalah riset Islam, melakukan kajian-kajian tentang keislaman dan peradaban. Lembaga ini juga bertujuan untuk mengikis fanatisme maz\hab, menanggulangi penyimpangan akidah, dan bertujuan mengedepankan dakwah dengan cara-cara h}ikmah dan mauiz}ah h}asanah.32

Pada tahun 1961, sesuai amanat Undang-undang No. 103 Tahun 1961 Organisasi Ulama al-Azhar diubah namanya menjadi Majma’ al-Buhu>s\ al-Isla>miyah (Lembaga Riset Islam). Selain melakukan riset-riset keislaman, lembaga ini juga melakukan kerjasama-kerjasama dengan lembaga-lembaga yang ada di lingkungan al-Azhar dan di luar al-Azhar baik di Mesir maupun di luar Mesir, dalam rangka mengembangkan kajian-kajian keislaman. Misi yang diemban oleh lembaga ini juga merupakan misi al-Azhar, karena berada di bawah naungan al-Azhar.

Pada pasal 16, Undang-undang No. 103 Tahun 1961 disebutkan bahwa Majma’ al-Buhu>s\ beranggotakan 50 orang ulama terpandang dari berbagai Maz\hab, 20 di antaranya diambil dari luar Mesir. Sedangkan pada pasal 17, dalam Undang-undang itu disebutkan bahwa persyaratan untuk menjadi pengurus organisasi ini adalah: 1) berumur minimal 45 tahun; 2) terkenal sebagai seorang yang wira’i, seorang yang bertaqwa dan mempunyai latar belakang (trade record) yang bagus; 3) mendapatkan gelar profesor, atau gelar intelektual dari salah satu fakultas di al-Azhar, atau seorang ulama yang menggeluti kajian Islam minimal selama lima tahun yang telah berlalu; 4) hendaknya seorang dosen di salah satu universitas, atau seorang mufti, atau kepala pengadilan agama; 5) pernah menulis minimal satu buku yang berkaitan dengan hukum Islam atau keilmuan Islam lainnya; dan 6) mendapat rekomendasi dari Dewan Pimpinan Organisasi.33

Struktrur organisasi Majma’ al-Buhu>s\ al-Isla>miyah

32 Muh}ammad as-Sa’di Farh}ud dkk., al-Azhar Tari>khuhu wa Tat}awwuruhu, op.cit, hlm. 275.

33 Muh }ammad as-Sa’di Farh}ud dkk., al-Azhar asy-Syari >f fi ‘Idihi al-Alf, op.cit, hlm. 279.

Page 219: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

203Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

terdiri dari Syaikh al-Azhar selaku ketua, Majlis Majma’ yang terdiri dari pengurus harian, Mu’tamar Majma’ yang terdiri dari seluruh anggota, dan Sekretariat Jenderal yang bertugas sebagai pelaksana harian. Sekretariat Jenderal dipimpin oleh Sekretaris Jenderal (sekjen), dibantu oleh beberapa direktur dan beberapa staf yang bekerja setiap hari dalam menjalankan roda dan administrasi lembaga ini. Tentang pelaksanaan operasional kegiatan di lembaga ini, disebutkan pada pasal 22 Undang-undang No. 103 Tahun 1961, bahwa Majlis Majma’ mengadakan rapat dan pertemuan rutin minimal sebulan sekali untuk membahas isu-isu aktual yang sedang berkembang, sedangkan Mu’tamar Majma’ mengadakan pertemuan-pertemuan, di antaranya seperti acara seminar dan muktamar minimal setahun sekali. Lembaga juga mengadakan daurah (latihan-latihan) yang diadakan minimal enam bulan sekali sebagai ajang kaderisasi dan mengenalkan riset di dunia Islam.

Dalam menjalankan tugasnya, lembaga ini membentuk komisi-komisi khusus dalam berbagai bidang penelitian, yaitu: pertama, Komisi Penelitian al-Qur’an yang bertugas mengkaji tajwid al-Qur’an, mengkaji bacaan-bacaan dalam al-Qur’an (qira>’at) baik bacaan mutawatir maupun bacaan yang syaz\(janggal), mengkaji ensiklopedi al-Qur’an baik yang berkaitan dengan ensiklopedi kata maupun ensiklopedi tema-tema al-Qur’an, dan mengkaji tafsir-tafsir al-Qur’an mulai dari tafsir klasik, tafsir modern sampai tafsir kontemporer.

Kedua, Komisi Penelitian Sunnah yang bertugas untuk mengkaji sunah-sunah atau hadis\-hadis\ nabi, baik yang terdapat dalam kutub at-tis’ah maupun dalam kitab-kitab lainnya. Komisi ini juga bertugas mensyarh} (menjabarkan), menjelaskan asba>b al-wuru>dnya, dan mengurai makna setiap sunah atau hadis\ terutama yang sulit dipahami. Di antara program yang sudah terlaksana dari komisi ini adalah mentah}qi>q, mentakhri>j, menjelaskan periwayatnya dan memberikan penjelasan atas kitab al-Ja>mi’ al-Kabi>r karya Imam as-Suyut}i, serta program lainnya.

Ketiga, Komisi Penelitian Fiqih yang terdiri dari beberapa bagian sesuai maz\hab empat yang berkembang di al-Azhar, yaitu

Page 220: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan204

bagian Fiqih H}ana>fiyyah, Fiqih Ma>likiyyah, Fiqih Sya>fi’iyyah, dan Fiqih H}ana>bilah. Masing-masing bagian mempunyai tugas untuk menyusun kompilasi hukum Islam yang kemudian dikomparasikan antar maz\hab yang ada tersebut.

Keempat, Komisi Penelitian Akidah Filsafat yang bertugas mengkaji permasalahan akidah, perkembangan tasawuf, pembaruan ilmu kalam, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan kajian akidah dan filsafat.

Kelima, Komisi Pengenalan Islam yang bertugas untuk berdakwah dan mengenalkan Islam yang rah}matan lil ‘alamin tanpa adanya sikap fanatik terhadap aliran tertentu.

Keenam, Komisi Permasalahan al-Quds dan Minoritas Muslimin yang bertugas memberikan solusi atas problematika yang terjadi di al-Quds dan Palestina sesuai pandangan Islam dan melindungi hak-hak kaum minoritas Muslimin yang ada di negara-negara Eropa, Amerika, Afrika dan negara-negara lain.

Selain itu, ada badan penting lainnya yang bernaung di bawah lembaga ini namun tidak masuk dalam komisi, yaitu: Badan Penelitian, Penulisan dan Penerjemahan (al-Ida>rah al-‘A>mmah li al-Buhu>s wa Ta’li>f wa Tarjamah) yang bertugas meneliti setiap penerbitan dan percetakan al-Qur’an, serta mengeluarkan surat izin percetakannya. Tidak hanya terbatas al-Qur’an saja, melainkan otoritasnya juga berlaku pada setiap buku dan terjemahan yang diterbitkan di Mesir.

Contoh sikap moderat yang dilakukan oleh al-Azhar melalui keputusan lembaga ini adalah diperbolehkannya pemindahan sebagian anggota badan dari jasad seseorang yang sudah meninggal (mayit) kepada orang lain yang membutuhkannya, dengan tujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Hal ini disampaikan pada akhir pelaksanaan Muktamar Majma’ Buhu>s al-Isla>miyah XIII, yang berlangsung pada Kamis 12 Maret 2009. Adapun isi dari keputusan tersebut adalah, “Pemindahan sebagian anggota badan dari orang yang telah meninggal, kepada orang lain untuk menyelamatkannya dari sesuatu penyakit yang dideritanya, maka hukumnya secara syariat boleh, selama pemindahan

Page 221: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

205Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

anggota tubuh ini dilakukan oleh dokter ahli yang terpercaya, serta berlandaskan atas kesepakatan dari pihak wali ataupun keluarga yang ditinggalkan. Bila orang yang meninggal tersebut tidak memiliki wali lagi, maka keputusan diserahkan pada wali syar’i.”

Majma’ Buh}u>s al-Isla>miyah juga menjelaskan, “Seseorang dianggap telah meninggal dunia jika menurut syariat ia telah benar-benar meninggal. Ada dua tanda yang menunjukkan bahwa seseorang telah benar-benar meninggal: pertama, jika ia tidak bernafas dan denyut jantungnya telah berhenti (tidak bergerak lagi). Kedua, jika sistem kerja syaraf otaknya tidak memiliki aktifitas lagi selama-selamanya. Dengan demikian maka dokter menyatakan bahwa ia telah meninggal, kemudian dokter akan mengambil sebagian anggota tubuh yang akan didonorkan untuk diperiksa terlebih dahulu.” Penetapan fatwa ini dipimpin langsung oleh Syaikh al-Azhar, Prof. Dr. Muh}ammad Sayyid T}ant}awi dan beberapa anggota Majma’ Buh}u>s yang hadir, di antaranya, Prof. Dr. Yusuf al-Qard}awi, Prof. Dr. Abdul Fatah}, Prof. Dr. Ali Jum‘ah, Prof. Dr. Ali Abdul Baqi selaku Sekjen Majma’ Buh}u>s al-Isla>miyah, dan ulama besar lainnya (Republika, 16 Maret 2009).

Selain itu, juga dibolehkannya praktek bayi tabung. Majma’ Buh}u>s al-Isla>miyah melakukan sidang khusus berkenaan dengan hukum syari’at terhadap masalah bayi tabung serta pengokohan akad pernikahan dari bayi tabung. Acara tersebut dipimpin langsung oleh Grand Syaikh al-Azhar, Prof. Dr. Sayyid Muh}ammad T{ant}awi pada 2 Mei 2009. Sebelumnya, lembaga ini telah membentuk tim untuk melakukan kajian-kajian pendahuluan untuk diteliti oleh ulama secara konprehensip. Pada sidang tersebut, Majma’ Buh}u>s al-Isla>miyyah membolehkan pelaksanaan bayi tabung dengan syarat: harus benar-benar jelas dan terbukti, bahwa sang istri tidak akan mempunyai anak kecuali dengan cara ini, pelaksanaannya hanya diperbolehkan secara terbatas kepada pasangan suami istri yang masih terikat akad pernikahan, tidak boleh dilangsungkan dari suami yang

Page 222: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan206

sudah meninggal, penanaman sel telur dan sperma (pembuatan bayi tabung) tidak dilakukan di rahim wanita lain selain istri.34

C. Penggunaan Dana Hasil Wakaf Produktif al-Azhar

Institusi wakaf telah menjalankan sebagian tugas-tugas institusi pemerintah, atau kementerian-kementerian khusus seperti kementerian pendidikan, kementerian kesehatan, kementerian sosial, dan kementerian lainnya yang berkaitan dengan kebutuhan masyarakat. Sumber-sumber wakaf digunakan untuk membangun asrama, perpustakaan, menggaji guru, menggaji dosen, memberikan beasiswa kepada pelajar dan mahasiswa, memberikan pelayanan kesehatan, penyediaan air bersih, membantu kelaparan, dan membantu musibah yang terjadi di masyarakat. Selain itu, juga memotivasi riset dan program penerjemahan yang ditunjang dari hasil-hasil wakaf. Banyak buku-buku yang ditulis atau diterjemahkan oleh sarjana dan ilmuwan Muslim yang didanai dari hasil wakaf. Riset-riset yang dikembangkan baik dengan menggunakan metode empiris maupun scientific terus dikembangkan dan didukung pendanaannya oleh wakaf.1. Perincian Penggunaan Dana Wakaf Produktif al-Azhar

Secara terperinci, penggunaan dana hasil wakaf produktif al-Azhar terdiri dari: pertama, sebagai penopang biaya operasional pendidikan di al-Azhar. Di antara syarat penting bagi sebuah lembaga pendidikan untuk dapat bertahan hidup dan berkembang adalah memiliki sumber dana sendiri. Sejak berdirinya hingga sekarang, al-Azhar sangat memperhatikan masalah ini dengan sungguh-sungguh. Berbagai macam upaya telah dilakukan untuk mengembangkan wakaf produktif dan mengembangkan pendidikan dengan memberikan fasilitas lengkap, semua serba gratis, serta memberikan beasiswa kepada para siswa dan mahasiswa al-Azhar. Ada dua kategori bagi mereka yang mendapatkan beasiswa dari al-Azhar, yaitu pelajar dan mahasiswa yang ada di dalam asrama (Madinat Bu’u>s\) dan mereka yang tinggal di luar asrama. Bagi yang tinggal di

34 www.dikbudcairo.org, diakses pada tanggal 24 Januari 2009.

Page 223: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

207Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

asrama, mereka dibebaskan dari beaya kuliah dan mendapatkan beasiswa £E. 95,- (pound Mesir) ditambah fasilitas asrama dan makan tiga kali sehari, sedangkan mereka yang tinggal di luar asrama dibebaskan dari beaya kuliah dan mendapatkan beasiswa £E. 175,- (pound Mesir). Semua itu diambilkan dari hasil pengelolaan wakaf secara produktif.

Kedua, memberikan kesejahteraan kepada guru, dosen dan tenaga kependidikan lainnya. Salah satu persoalan klasik dalam dunia pendidikan di kalangan umat Islam yang masih mengusik adalah masih rendahnya gaji guru, dosen dan tenaga kependidikan lainnya. Keluhan ini sudah berulang kali dikemukakan dalam setiap pembicaraan tentang pendidikan, tetapi belum memperoleh tanggapan serius. Jika pun sudah dilakukan tetapi hasilnya belum signifikan. Untuk menjamin kesejahteraan para guru, dosen dan tenaga kependidikan lainnya, al-Azhar memanfaatkan hasil wakaf produktif dengan memberikan gaji sesuai standar hidup layak di Mesir. Al-Azhar menerapkan standar yang tinggi dalam rekruitmen guru dan dosen, keduanya haruslah dari alumni al-Azhar dan untuk guru minimal berpendidikan S-2 (al-Azhar) serta untuk dosen minimal harus berpendidikan S-3 (al-Azhar).

Ketiga, untuk membiayai pembangunan dan pemeliharaan sarana prasarana pendidikan al-Azhar. Setiap tahun al-Azhar menyediakan anggaran khusus untuk pembangunan gedung-gedung fasilitas pendidikan dan pemeliharaannya yang diambilkan dari hasil wakaf produktif. Perhatian semacam ini sangat penting, karena kegiatan penyediaan dan pemeliharaan sarana ini telah digariskan oleh Syaikh al-Azhar. Namun penyediaan dan pemeliharaan sarana belajar mengajar tersebut tentu dipertimbangkan sesuai dengan kebutuhan al-Azhar. Seiring perkembangannya, proyek pembangunan dan pemeliharaanya yang menjadi fokus perhatian al-Azhar meliputi, gedung-gedung sekolah dan gedung-gedung perkuliahan, perpustakaan, dan laboratorium yang digunakan untuk kepentingan riset.

Keempat, pembangunan sarana penunjang. Sarana ini sebenarnya tidak berkaitan secara langsung dengan pendidikan,

Page 224: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan208

tetapi sangat membantu dalam proses pembinaan kualitas fisik dan mental pelajar dan mahasiswa al-Azhar, sehingga secara tidak langsung menunjang program pendidikan di al-Azhar. Sarana prasarana ini meliputi Gedung Olah Raga yang berada di Madinat Nas}r, lapangan sepak bola yang tersebar di beberapa tempat yang terdapat basis pelajar dan mahasiswa al-Azhar, dan sarana olah raga lainnya. Selain itu, al-Azhar juga membangun asrama bagi pelajar dan mahasiswa baik di Cairo, Iskandariah dan di beberapa propinsi lainnya, juga membangun perumahan untuk guru dan dosen, agar mereka bisa konsentrasi penuh dalam menjalankan tugasnya melaksanakan proses pembelajaran di al-Azhar.

Kelima, peningkatan kualitas SDM. Salah satu bentuk penggunaan hasil wakaf al-Azhar yaitu dengan mengadakan pelatihan-pelatihan guru, dosen dan tenaga kependidikan lainnya yang mengarah pada aspek peningkatan kualitas dan keunggulan SDM al-Azhar. Selain itu, tersedianya dana dari hasil pengelolaan wakaf dapat dijadikan sebagai sumber yang cukup potensial bagi berkembangnya budaya dan iklim riset dan mendukung proyek-proyek penelitian teknologi tepat guna. Dana hasil wakaf juga dapat digunakan untuk membiayai pelaksanaan seminar dan workshop yang diadakan oleh mahasiswa, guru, dosen dan tenaga kependidikan di lingkungan al-Azhar, hal ini menjadi faktor pendorong bagi civitas akademika al-Azhar untuk semakin meningkatkan kualitas intelektual dan SDM mereka.

Keenam, pembangunan masjid. Masjid al-Azhar merupakan masjid yang mempunyai posisi sangat penting, karena masjid tersebut telah menjadi langkah awal yang baik bagi Mesir dan dunia Islam pada umumnya. Sejarah al-Azhar yang begitu panjang menunjukkan betapa pentingnya masjid sebagai pusat peradaban umat Islam. Masjid tidak bisa dipisahkan dari moral dan nalar umat, ia mampu membangun dua hal tersebut secara bersamaan. Moral dikembangkan melalui penghayatan nilai-nilai ketuhanan dan keagamaan, sedangkan nalar dikembangkan melalui pendidikan, yang tidak pernah berhenti.

Page 225: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

209Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

2. Alokasi Dana Wakaf Produktif untuk Pendidikan al-Azhar

Sebagaimana yang telah penulis paparkan di atas bahwa potensi pengembangan lembaga pendidikan yang didanai oleh wakaf produktif di al-Azhar sangat besar. Al-Azhar menangani lembaga pendidikan dari ma’had sampai universitas. Lembaga Pendidikan Dasar dan Menengah (al-Ma‘a>hid al-Azhariyyah) yang dikelola oleh al-Azhar ada di setiap mantiqah (kabupaten) dengan mengelola total keseluruhan sekitar 500.000 siswa-siswi yang tersebar di beberapa ma’had al-Azhar. Adapun struktur kelembagaan ma’had al-Azhar terdiri dari:

Al-Ma‘a1. >hid al-Ibtida>iyyah (MI) yang ditempuh oleh para siswa selama enam tahun.

A-Ma‘a2. >hid al-I‘da>diyah (MTs) yang ditempuh oleh para siswa selama tiga tahun, tetapi bisa ditempuh dalam waktu dua tahun karena bagi siswa kelas 2 I‘da>diyah diperbolehkan untuk mengikuti ujian syahadah kelas tiga, atau yang sering disebut dengan Niz}a>m Musa>baqah.

Al-Ma‘a3. >hid as\-S|anawiyyah (MA) yang diselesaikan selama empat tahun (sekarang dipersingkat menjadi tiga tahun) dan siswa yang mampu menyelesaikan jenjang ini berhak untuk meneruskan ke salah satu fakultas di Universitas al-Azhar atau universitas lain di seluruh Mesir.

Al-Ma‘a4. >hid al-Qira>’ah lembaga pendidikan untuk mengasah kemampuan dan pengetahuan tajwid, serta pengetahuan tentang qira>’ah agar bisa membedakan mana qira>’ah yang mutawatir dan mana qira>’ah yang syaz\ (rancu), selain itu juga mengetahui seluk beluk bacaan al-Qur’an, aspek periwayatan al-Qur’an dan ilmu-ilmu yang berkaitan dengan masalah al-Qur’an.

Al-Ma‘a5. >hid al-Mu‘allimi>n al-Azhariyah (Sekolah Calon Guru). Ma’had ini dikhususkan bagi para siswa yang memang sejak awal ingin menjadi guru yang professional.

Sedangkan untuk universitas, al-Azhar mengelola 1

Page 226: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan210

universitas yang ada di pusat (Cairo) dan 11 universitas cabang yang tersebar di 11 propinsi (Zaqa>ziq, Dimyat}, Qana>, Asyut}, Mans}urah, T}ant}a, Manu>fiyah, Aswan, Damanhur, Su>hag, dan Iskandariyah). Universitas al-Azhar mengelola sekitar 400.000 mahasiswa/i program S-1, sekitar 10.000 mahasiswa/i program S-2 dan sekitar 1.000 mahasiswa/i program S-3 yang diampu oleh 11.000 dosen dengan kualifikasi rata-rata Profesor dan Doktor, dan dilayani oleh 13.000 pegawai yang tersebar di 62 Fakutas yang ada di lingkungan Universitas al-Azhar.35

Jumlah gaji dan beasiswa di al-Azhar sebenarnya tidak terlalu tinggi untuk ukuran penggajian secara internasional dan melihat kebesaran al-Azhar. Tetapi gaji yang diterima oleh dosen, guru dan pegawai, serta beasiswa yang diterima siswa dan mahasiswa cukup untuk memenuhi kebutuhan sesuai standar kehidupan di Mesir. Selain itu, mainstream yang dibangun oleh mereka di al-Azhar bukan hanya mengejar materi dan finansial belaka, melainkan juga ada unsur keihlasan dan pengabdian, sehingga berapapun yang mereka terima mereka akan mensyukuri dengan senang hati.

Standar gaji yang diterapkan di al-Azhar adalah sebagai berikut: gaji guru besar yang mengajar di Universitas al-Azhar perbulan sebesar £E. 2.000-2.500 (sesuai dengan golongan/ kepangkatan dan pengabdian), gaji dosen biasa (belum mencapai guru besar) sebesar £E. 1.500-2.000 (sesuai dengan golongan/ kepangkatan dan pengabdian), gaji guru yang mengajar di Ma’had al-Azhar sebesar £E. 1.000-1.500 (sesuai dengan golongan/ kepangkatan dan pengabdian), dan gaji pegawai sebesar £E. 500-1.000 (sesuai dengan golongan/ kepangkatan dan pengabdian).

Sedangkan beasiswa ada dua kategori: pertama, siswa dan mahasiswa yang tinggal di bu’uts (asrama) mendapatkan beasiswa sebesar £E. 85 untuk siswa ma’had dan mendapatkan beasiswa sebesar £E. 95 untuk mahasiswa. Kedua, siswa dan

35 Wawancara dengan Pembantu Rektor bidang Akademik (PR 1) Universitas Al-Azhar, Prof. Dr. Abdul Fadhil pada 05 Desember 2009 di kantornya.

Page 227: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

211Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

mahasiswa yang tinggal di luar bu’uts mendapatkan beasiswa sebesar £E. 165 untuk siswa ma’had dan mendapatkan beasiswa sebesar £E. 175 untuk mahasiswa. Walaupun jumlah beasiswa yang diterima oleh siswa dan mahasiswa yang tinggal di bu’uts dengan yang tinggal di luar bu’uts jumlahnya berbeda, tetapi pada hakikatnya sama. Hal ini karena siswa dan mahasiswa yang tinggal di bu’uts mendapatkan subsidi makan dan fasilitas asrama yang diperkirakan jumlahnya sekitar 80 £E. untuk siswa dan mahasiswa perbulan, sehingga siswa yang tinggal di bu’uts pada hakikatnya juga mendapatkan beasiswa sebanyak £E. 165 dan mahasiswa sebanyak £E.175.

Adapun untuk mahasiswa S-2 dan mahasiswa S-3 semuanya tinggal di luar asrama, dengan alokasi beasiswa untuk mahasiswa S-2 sebesar £E. 200 dan untuk mahasiswa S-3 sebesar £E. 250. Memang tidak semua siswa dan mahasiswa mendapatkan beasiswa, melainkan sekitar 50 % (separo) dari mereka yang mendapatkan beasiswa tersebut. Hanya saja separo yang lainnya tidak dipungut biaya (gratis), hal ini karena memang operasional pendidikan al-Azhar didanai dari wakaf dan sumber fundraising lain yang halal.

Dari sini dapat diketahui bahwa uang yang ditas}arufkan al-Azhar untuk beasiswa dan gaji adalah: untuk gaji dosen baik yang baru Doktor maupun yang sudah Profesor semuanya sebesar £E. 22.000.000, untuk gaji guru sebesar £E. 18.750.000, dan untuk gaji pegawai sebesar £E. 9.750.000. Sedangkan untuk beasiswa sebagai berikut: beasiswa untuk siswa/i ma’had al-Azhar sebesar £E. 41.250.000, beasiswa untuk mahasiswa/i S-1 Universitas al-Azhar sebesar £E. 35.000.000, beasiswa untuk mahasiswa/i S-2 Universitas al-Azhar sebesar £E. 1.000.000, dan beasiswa untuk mahasiswa/i S-3 Universitas al-Azhar sebesar £E. 125.000. Jadi total dana yang dialokasikan oleh al-Azhar untuk gaji dosen, guru, pegawai, dan beasiswa setiap tahunnya adalah sebesar £E. 127.875.000. Jika kurs setiap £E. 1: Rp. 2.000, maka alokasi untuk gaji dan beasiswa adalah Rp. 255.750.000.000,-.

Alokasi untuk gaji dan beasiswa ini merupakan sepertiga dari anggaran pendidikan al-Azhar, karena al-Azhar juga

Page 228: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan212

mengalokasikan anggaran untuk peningkatan SDM dan kualitas pembelajaran dengan membiayai pelatihan-pelatihan, mendanai para dosen dan guru untuk melakukan berbagai riset, penulisan buku dan diktat kuliah, penerjemahan dan melanjutkan studi secara gratis baik di Universitas al-Azhar, di Universitas lain di wilayah Mesir, maupun melanjutkan studi ke luar negeri.

Sedangkan sepertiga lainnya untuk pengembangan kapasitas kelembagaan, sarana-prasarana, pembangunan masjid, dan pemeliharaan fasilitas pendidikan di al-Azhar. Jadi, total alokasi anggaran al-Azhar untuk pendidikan adalah sekitar £E. 383.625.000 (atau setara dengan Rp. 767.250.000.000,-) setiap tahun.36

D. Relevansi Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar untuk Diterapkan di Indonesia

Dengan wakaf produktif al-Azhar berkembang lebih dari sekedar universitas, melainkan juga merupakan lembaga pendidikan terbesar di Mesir dan di dunia Islam, yang mencakup bidang keagamaan, pendidikan, dakwah dan sosial. Dengan sejarahnya yang begitu panjang dan institusi yang relatif lengkap seperti itu, al-Azhar memainkan peran penting di dunia Muslim. Ibarat sebuah tanaman, al-Azhar adalah pohon yang akarnya menancap kuat di bumi, sedangkan batangnya menjulang tinggi. Adapun daun-daun dan buahnya terlihat segar. Al-Azhar begitu subur melahirkan ulama yang namanya dikenang sepanjang masa, yang senantiasa menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk senantiasa berkarya, baik dalam konteks keumatan maupun kebangsaan.

Keberhasilan al-Azhar dalam mengelola wakaf produktif untuk pendidikan ini, bahkan telah memberikan inspirasi lahirnya Badan Wakaf Perguruan Tinggi di Indonesia. Dewasa ini terdapat beberapa wakaf pendidikan yang cukup berhasil di tanah air, di antaranya adalah Badan Wakaf Universitas

36 Data ini diolah dari wawancara dengan siswa/i penerima beasiswa ma’had, mahasiswa/i S-1, S-2, dan mahasiswa S-3 penerima beasiswa. Selain itu juga kepada Pembantu Rektor II Bidang Administrasi dan Keuangan Universitas al-Azhar.

Page 229: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

213Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

Islam Indonesia (BWUII), Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung (YBWSA), Badan Wakaf Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, Badan Wakaf Pondok Modern Gontor dan Badan Wakaf Pendidikan lainnya. Ada beberapa model pengelolaan wakaf produktif al-Azhar yang bisa diterapkan di Indonesia, di antaranya:

Pertama, dengan mendirikan rumah sakit. Al-Azhar mempunyai 4 rumah sakit, yaitu: Rumah Sakit as-Sayyid Jalal al-Ja>mi‘i, Rumah Sakit Zahra’ al-Ja>mi‘i di Abbasiyah, Rumah Sakit H}usein al-Ja>mi‘i, dan Rumah Sakit Dimyat} al-Jadi>dah. Al-Azhar mengelola rumah sakit ini secara produktif, menetapkan pengelola (direktur dan staf lainnya), dokter spesialis dan standar tarif, sedankan hasilnya digunakan untuk subsidi silang. Model pengelolaan ini bisa diterapkan di Indonesia, aset wakaf bisa dimanfaatkan untuk membantu pengembangan pelayanan kesehatan melalui penyediaan fasilitas-fasilitas publik di bidang kesehatan, seperti pembangunan rumah sakit, pembangunan sekolah kesehatan dan pengembangan ilmu-ilmu medis, serta pembangunan industri di bidang obat-obatan dan kimia.

Di Indonesia sebenarnya sudah ada beberapa rumah sakit yang didanai dari wakaf produktif dan perlu ditingkatkan pengelolaannya dengan mengacu pada pengelolaan rumah sakit yang ada di al-Azhar, di antaranya: pembangunan ruang rawat inap kelas VIP di Rumah Sakit Islam Malang, Jawa Timur. RSI ini sendiri berada di bawah naungan Yayasan Universitas Islam Malang (UNISMA) yang menempati lahan tanah milik al-Ma’arif dan bekas sekolah Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN)/ Madrasah Aliyah Negeri (MAN) I Malang seluas 2 Ha, terletak di Jl. MT. Haryono 139, Malang atau 5 km dari pusat kota Malang.

RSI Malang ini memperoleh bantuan pemberdayaan wakaf produktif sebanyak 2.000.000.000,- (Dua Milyar Rupiah). Penetapan dana bantuan tersebut disahkan melalui Surat Keputusan Dirjen Bimas Islam No. Dj.II/243/2006 (Depag, 2008: 50). Luas tanah yang digunakan untuk membangun gedung rawat inap kelas VIP tersebut adalah 600 M2. Sedangkan struktur

Page 230: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan214

nazhir yang diberi mandat untuk mengelola pemberdayaan dana wakaf produktif tersebut adalah H>A. Zawawi Mochtar (Ketua), H. Chozin Ismail (Sekretaris), dan Achmad Sodiki (Bendahara).

Selain Rumah Sakit Islam Malang, ada juga Rumah Sakit Islam Sultan Agung (RSI SA). Rumah Sakit ini didirikan pada 17 Agustus 1971. Rumah Sakit yang terletak di Jl. Raya Kaligawe KM.4 dan berdekatan dengan pusat pertumbuhan industri ( LIK & Terboyo Industri Park), memulai pengabdiannya dengan pelayanan poliklinik umum, Kesehatan Ibu dan Anak untuk warga sekitar. Dua tahun berikutnya diresmikan sebagai Rumah Sakit Umum pada tanggal 23 Oktober 1973 dengan SK dari Menteri kesehatan nomor I 024/Yan Kes/I.O.75 tertanggal 23 Oktober 1975 diresmikan sebagai RS Tipe C (RS Tipe Madya).

Dengan berbekal motto “mencintai Allah SWT dan menyayangi umat” RSI SA menorehkan banyak pengabdian untuk masyarakat. Visi tersebut juga melandasi RSI SA untuk jauh lebih berkembang menuju sesuatu yang lebih bagus. Baik perubahan secara fisik, (perkembangan rumah sakit) dan perubahan yang lebih diarahkan kepada pembangunan spiritual.

Pelayanan optimal untuk umat kini lebih dibuktikan lagi dengan kesanggupan pihak RSI SA untuk tidak membeda-bedakan segala jenis golongan masyarakat. Hal tersebut dibuktikan dengan diterimanya semua jenis asuransi yang dimiliki oleh pasien, mulai dari Asuransi Kesehatan (ASKES) PNS, Sukarela sampai Asuransi untuk masyarakat kurang mampu atau lebih dikenal dengan JAMKESMAS (Jaminanan Kesehatan Masyarakat). Dengan demikian, semua lapisan masyarakat yang menggunakan layanan kesehatan di RSI SA berhak menerima jenis tindakan kesehatan yang sama tanpa membeda-bedakan.

Kurang lebih 40 tahun berlalu, RSI SA perlu untuk mewujudkan sebuah layanan unggulan yang perlu diwujudkan demi kemaslahatan umat. Salah satu hal yang barangkali dirasa masih kurang di masyarakat adalah layanan mengenai kesehatan mata. Hal ini tampaknya disadari betul oleh pihak RSI SA. Hal

Page 231: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

215Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

ini memang beralasan, pada saat itu belum ada pusat layanan mata terlengkap khususnya di Jawa Tengah. Oleh karena itulah, pihak RSI SA berikhtiar untuk mendirikan layanan SEC (Semarang Eye Centre).

Selain Rumah Sakit Islam Malang dan Rumah Sakit Islam Sultan Agung (RSI SA) sebenarnya masih banyak rumah sakit yang lain yang didanai dari wakaf produktif. Dengan mendapatkan dana pemberdayaan wakaf produktif, bisa mendapatkan hasil yang memadai, sehingga akan mencapai BEP dalam kurun waktu tertentu. Setelah mampu mencapai BEP dan mendapatkan keuntungan secara signifikan, diharapkan pula mampu memberikan tunjangan kesehatan secara lintas ruang dan tunjangan lainnya. Artinya, hasil dari pengembangan tersebut sebisa mungkin juga diberikan untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat, khususnya masyarakat miskin, baik dalam hal pemberian keringanan biaya rawat inap, maupun keringanan biaya perawatan dan obat-obatan. Demikian juga, hasilnya bisa digunakan untuk memberikan subsidi sektor lain, seperti membantu pengembangan pendidikan dan lain sebagainya.

Kedua, mendirikan gedung, apartemen dan perumahan. Di antara wakaf yang dikelola al-Azhar adalah wakaf gedung dan fasilitas lain yang disewakan dan tiap tahun menghasilkan uang dan keuntungan yang banyak, sehingga wakaf tersebut merupakan sumber dana yang produktif dan tidak pernah kering. Wakaf gedung ini terdiri dari: saqqah (apartemen atau pemukiman penduduk) yang disewakan kepada penduduk Mesir setiap tahun, beberapa hotel berbintang yang disediakan untuk tamu yang berkunjung ke Mesir, wakaf yang berupa gedung-gedung universitas dengan segala perlengkapannya yang serba modern dan asrama-asrama mahasiswa, serta wakaf yang berupa gedung aula dan auditorium sebagai tempat pertemuan.

Di Indonesia, beberapa aset wakaf berupa lahan kosong di perkotaan yang tandus dan tidak bisa ditanami bisa diproduktifkan dengan mendirikan gedung yang disewa untuk pertokoan, apartemen, dan fasilitas lainnya. Sejak tahun 2005, melalui Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

Page 232: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan216

telah mengalokasikan dana Rp. 24.400.000.000,- (dua puluh empat milyar empatratus juta rupiah) sebagai dana awal yang dianggarkan untuk beberapa proyek percontohan.37

Dari anggaran tersebut, pengalokasiannya terbagi dalam beberapa tahapan. Sedangkan pengembangan wakaf secara produktif tersebut dilakukan dengan melalui pembangunan beberapa proyek percontohan, di antaranya adalah: Ruko (Rumah Toko) yang terdiri dari: pertama, pertokoan BKM Kota Semarang dengan alokasi dana 2.000.000.000,- (Dua Milyar Rupiah) yang berada di Jl. Soekarno Hatta, Kelurahan Sawah Besar, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang, Jawa Tengah. Kedua, Pertokoan PCNU Barito Utara Kalimantan Tengah dengan alokasi 500.000.000,- (Limaratus Juta Rupiah) yang terletak di Jl. Yetro Sinseng No. 17 Muara Teweh, Kabupaten Barito, Kalimantan Tengah.

Selain untuk pertokoan, lahan yang merupakan aset wakaf bisa diproduktifkan dengan membangun gedung wakaf dan bisnis center (pusat bisnis), sebagaimana yang dilakukan di Bali dengan mendirikan Rumah Wakaf dan Kost Muslim dengan alokasi dana 400.000.000,- (Empatratus Juta Rupiah), Bisnis Center Darul Hikam Cirebon dengan alokasi dana 2.000.000.000,- (Dua Milyar Rupiah) dan model pengembangan lainnya.

Pembangunan gedung wakaf dimaksudkan untuk memfasilitasi berbagai pengelolaan harta wakaf secara professional dan bertanggung jawab. Gedung ini bisa berfungsi sebagai kantor resmi yang khusus menangani manajemen wakaf di berbagai tempat. Sedangkan pembangunan pusat bisnis bisa dilakukan dengan berbagai cara, di antaranya dengan membangun kompleks pasar perdagangan yang di dalamnya terdapat berbagai kegiatan usaha yang mendukung pengembangan wakaf.

Sebelum pembangunan beberapa fasilitas publik tersebut, perlu memilih naz}ir dan mengembangkan fungsinya ke arah

37 Departemen Agama, Model Pengembangan Wakaf Produktif, op.cit, hlm. 34.

Page 233: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

217Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

penguasaan kemampuan manajerial yang baik, mempunyai moralitas yang baik, jujur, dan memiliki kemampuan bisnis yang memadai. Untuk membuat suatu bisnis center yang menguntungkan dan akuntabel, perlu beberapa syarat:

Bangunan bisnis center dengan sarana dan prasarana 1. bisnis yang memadai serta terletak di tempat yang strategis.

Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki jiwa 2. enterpreneurship dan professionalisme yang tinggi serta memiliki sertifikasi untuk naz}ir.

Variasi akad transaksi (3. Islamic Financial Engineering) yang sesuai dengan syariat Islam. Hal ini untuk memfasilitasi berbagai bentuk transaksi yang beragam sesuai dengan kecenderungan bentuk transaksi ekonominya.

Sistem pencatatan (akuntansi) yang sesuai dengan syariat 4. Islam. Sistem pencatatan ini harus dilakukan secara transparan dan bertanggung jawab.

Badan pengawas dan penjamin (dana abadi).5. 38

Karena kebutuhan investasi untuk pembangunan pusat bisnis dan gedung wakaf membutuhkan modal yang besar, maka para naz}ir harus mampu mencari sumber modal dari berbagai pihak dengan tetap mendasarkan pada prinsip-prinsip permodalan dan keuangan syari’ah seperti dari investor yang jujur dan amanah, dengan menggalang dana dari wakaf uang, atau pinjaman dari perbankan syari’ah. Sistem kerjasamanya bisa dilakukan melalui akad musyarakah, di mana bagi hasil keuntungan dilakukan selama minimal lima (5) tahun, dengan ketentuan kendali usaha dipegang oleh pemegang saham terbesar dengan prinsip jujur dan amanah.

Melalui pembangunan gedung wakaf dan gedung bisnis center, berbagai bidang usaha strategis bisa dilakukan, seperti pembukaan showroom, warnet, photocopy, kantor notaris, foodcourt (restoran) halal, kantor pelayanan haji dan umrah, travel dan perjalanan wisata, dan lain sebagainya.

38 Ibid., hlm. 45-46.

Page 234: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan218

Bisnis center juga bisa dilakukan dengan cara merenovasi beberapa sarana ibadah yang berada di tempat-tempat strategis secara ekonomi, menjadi gedung usaha dan tidak membuang sarana ibadahnya. Beberapa masjid yang berada di tengah-tengah kota dan pusat perdagangan, direnovasi dan diganti menjadi bangunan gedung beberapa lantai, dan di antara salah satu lantainya berfungsi sebagai masjid. Jika dibangun suatu bangunan besar di mana di dalamnya terletak beberapa fungsi, seperti untuk kantor badan wakaf, swalayan, dan masjid sekaligus, maka tempat tersebut bukan hanya menguntungkan dari segi ekonomi, melainkan juga akan bermanfaat dari sisi ibadahnya.

Ketiga, menginvestasikan aset wakaf. Al-Azhar mempunyai saham yang ada di beberapa perusahaan, saham di beberapa Bank besar, di antaranya: Bank Islam Fais}al dan Bank Pembangunan dan Properti, serta sertifikat investasi dan cek. Dalam konteks Indonesia, investasi bisa dilakukan untuk memproduktifkan wakaf, terutama wakaf uang yang sekarang sedang digalakkan. Jika banyak dermawan yang mewakafkan uangnya dan uang tersebut diinvetasikan oleh BWI bekerjasama dengan LKS-PWU, maka hasil dari investasi itu bisa dimanfaatkan untuk kepentingan umum.

Wakaf uang sangat potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Karena dengan model wakaf ini, daya jangkau mobilisasinya akan jauh lebih merata kepada anggota masyarakat dibandingkan dengan model wakaf tradisional-konvensional, yaitu dalam bentuk harta fisik yang biasanya dilakukan oleh keluarga yang relatif mampu. Salah satu model yang dapat dikembangkan dalam mobilisasi wakaf uang adalah model Dana Abadi, yaitu dana yang terhimpun dari berbagai sumber dengan berbagai cara yang sah dan halal. Kemudian dana yang terhimpun dengan volume besar diinvestasikan dengan tingkat keamanan yang tinggi melalui Lembaga Penjamin Syari’ah.39

Keamanan investasi ini paling tidak mencakup dua

39 Departemen Agama, Pedoman Pengelolaan Wakaf Tunai, Jakarta: Direktorat Wakaf, 2008, hlm. 9.

Page 235: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

219Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

aspek: pertama, keamanan nilai pokok dana abadi, sehingga tidak terjadi penyusutan (adanya jaminan keutuhan). Sedangkan kedua, investasi dana tersebut bisa diproduktifkan dan mampu mendatangkan hasil atau pendapatan (incoming generating allocation). Dari pendapatan inilah pembiayaan kegiatan lembaga akan dilakukan dan sekaligus menjadi sumber untuk pengembangan ekonomi umat.

Dengan melalui investasi, wakaf uang bisa diarahkan pada sektor strategis, seperti Sektor Kredit Mikro, Sektor Portofolio Keuangan Syari’ah, dan Sektor Investasi Langsung. Ketiga sektor tersebut sangat berdayaguna mendongkrak kegiatan ekonomi dan mendorong peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat, dengan catatan bahwa seluruh kegiatan di sektor tersebut dikelola melalui manajemen yang profesional dan dukungan kebijakan politik dari pemerintah.

Keempat, pemanfaatan hasil wakaf untuk pendidikan. Potensi pengembangan lembaga pendidikan yang didanai oleh wakaf produktif di al-Azhar sangat besar. Lembaga Pendidikan Dasar dan Menengah (al-Ma‘a>hid al-Azhariyyah) yang dikelola oleh al-Azhar ada di setiap mantiqah (kabupaten), sedangkan untuk universitas, al-Azhar mengelola 1 universitas yang ada di pusat (Cairo) dan 9 universitas cabang yang tersebar di 7 propinsi (Dimyat}, Qana>, Asyut}, Mans}urah, T}ant}a, Manu>fiyah, dan Iskandariyah). Al-Azhar juga mengelola Lembaga Riset Islam (Majma’ al-Buhu>s\ al-Isla>miyah), Perpustakaan induk al-Azhar dan Asrama Mahasiswa al-Azhar.

Pemanfaatan hasil wakaf ini juga bisa diterapkan di Indonesia yakni dengan memfasilitasi sarjana dan mahasiswa melalui sarana dan prasarana yang memadai, mereka bisa melakukan berbagai kegiatan riset (penelitian) dan menyelesaikan studi mereka secara gratis. Sangat banyak program yang didanai dari hasil wakaf seperti penulisan buku, penerjemahan dan kegiatan-kegiatan ilmiah dalam berbagai bidang. Wakaf tidak hanya mendukung pengembangan ilmu pengetahuan, tetapi juga menyediakan berbagai fasilitas yang diperlukan mahasiswa maupun masyarakat.

Page 236: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,
Page 237: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

221Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

BAB 6

PENUTUP

Sebagai lembaga pendidikan yang berbasis wakaf, Al-Azhar mempunyai potensi sejarah yang gemilang.

Lembaga yang telah berdiri pada 29 Jumada al-Ula 359 H (970 M), itu telah eksis sejak 1040 yang lalu dan telah banyak dikenal masyarakat dunia berkat kontribusi yang diberikannya untuk membangun peradaban dunia. Demikian juga, al-Azhar telah memiliki banyak alumni yang tersebar di beberapa negara. Al-Azhar mampu membiayai operasional pendidikannya karena mempunyai aset wakaf yang banyak, baik dalam bentuk benda bergerak maupun benda tidak bergerak, di antaranya: pertama, saham yang ada di beberapa perusahaan. Kedua, saham di Bank Islam Fais}al, Bank Pembangunan dan Properti. Ketiga, sertifikat infestasi dan cek. Keempat, proyek pembangunan apartemen dan pemukiman penduduk yang kemudian disewakan kepada masyarakat. Kelima, Rumah Sakit as-Sayyid Jalal al-Jami’i yang merupakan wakaf dari Sayyid Jalal, serta Rumah Sakit Thala’at dan rumah sakit khusus wanita dan orang yang melahirkan, yang merupakan wakaf dari Prof. Dr. Muh}ammad Thala’at al-Faqi.

Pengelolaan wakaf di al-Azhar sangat produktif. Ada beberapa bentuk Pengelolaan wakaf produktif di al-Azhar, di antaranya: pertama, Pengelolaan Rumah Sakit al-Azhar. Kedua,

Page 238: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan222

Pengelolaan Wakaf S{alah Ka>mil. Ketiga, Pengelolaan Gedung al-Azhar. Wakaf produktif yang berupa gedung aula dan auditorium sebagai tempat pertemuan, seperti auditorium S{alah Ka>mil yang biasa digunakan untuk pertemuan-pertemuan nasional, seminar, konferensi dan keperluan lainnya. Ada beberapa strategi yang dilakukan oleh al-Azhar dalam mengelola aset wakaf: pertama, memproduktifkan harta wakaf dengan membangun gedung dan menyewakannya untuk ruko, hotel dan apartemen apabila dalam bentuk tanah yang berada di pusat kota. Kedua, menginvestasikan dana wakaf.

Wakaf produktif sangat besar peranannya dalam pengembangan pendidikan al-Azhar. Pemanfaatan wakaf produktif al-Azhar yakni dengan memfasilitasi sarjana dan mahasiswa melalui sarana dan prasarana yang memadai, beasiswa, serta gaji pegawai dan dosen al-Azhar. Mereka bisa melakukan berbagai riset, penulisan buku, penerjemahan dan menyelesaikan studi secara gratis yang dibiayai dari wakaf produktif. Lembaga-lembaga di al-Azhar yang dibiayai dari dana wakaf produktif adalah: Lembaga Pendidikan Dasar dan Menengah (al-Ma‘a>hid al-Azhariyyah), Universitas (Ja>mi‘ah) Al-Azhar, Perpustakaan Induk al-Azhar, Asrama Mahasiswa al-Azhar, dan Lembaga Riset Islam (Majma’ al-Buh}u>s\al-Isla>miyah). Peran wakaf produktif bagi al-Azhar dapat dipetakan dalam enam hal: pertama, sebagai penopang biaya operasional pendidikan di al-Azhar; kedua, memberikan kesejahteraan kepada guru, dosen dan tenaga kependidikan lainnya; ketiga, untuk membiayai pembangunan dan pemeliharaan sarana prasarana pendidikan al-Azhar; keempat, pembangunan sarana penunjang meliputi Gedung Olah Raga, lapangan sepak bola yang tersebar di beberapa tempat yang terdapat basis pelajar dan mahasiswa al-Azhar, dan sarana lainnya; kelima, peningkatan kualitas SDM dengan mengadakan pelatihan-pelatihan guru, dosen dan tenaga kependidikan lainnya; dan keenam, pembangunan masjid.

Agar al-Azhar semakin berkembang, pemerintah Mesir hendaknya tidak melakukan intervensi dan membatasi ruang gerak al-Azhar. Hal ini, agar menjamin independensi al-Azhar dan mendukung pengembangan kelembagaan, karena al-Azhar

Page 239: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

223Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

bukan hanya milik pemerintah Mesir, melainkan milik dunia Islam. Keterlibatan pemerintah hanya akan mengkerdilkan peran al-Azhar dan menyebabkan banyaknya aset wakaf yang hilang serta tidak bisa diberdayakan secara optimal.

Selain itu, perlunya mengembangkan kualitas pendidikan dengan memanfaatkan dana wakaf. Ketika suatu bangsa mampu menghargai dan menjunjung tinggi pendidikan, maka hal tersebut akan menjadi penjaga keseimbangan yang secara langsung akan berfungsi sebagai kontrol sosial. Buktinya al-Azhar mampu memainkan peran tersebut, bahkan tidak hanya itu, al-Azhar berfungsi untuk melawan imperialisme di satu sisi dan menyerap nilai-nilai baik yang terdapat dalam masyarakat.

Pentingnya menerapkan manajemen profesional dalam mengelola wakaf produktif dan pendidikan al-Azhar, sehingga tidak terjadi manajemen tunggal. Selama ini Syaikh al-Azhar sangat mendominasi semua kebijakan yang berkaitan dengan al-Azhar, baik dalam menentukan rektor, dekan, dosen dan produk kebijakan lainnya. Hal ini ternyata tidak efektif, karena wewenang rektor dan civitas akademika lainnya dibatasi oleh power Syaikh al-Azhar.

Al-Azhar perlu mengakomodir sistem pendidikan modern yang dipadukan dengan sistem pendidikan tradisional, agar semakin memperkuat posisi al-Azhar sebagai lembaga pendidikan yang bertaraf internasional.

Dalam konteks Indonesia, lembaga wakaf yang bergerak dalam bidang pendidikan hendaknya bisa mencontoh model pengelolaan wakaf al-Azhar, agar wakaf bisa dikelola secara produktif. Karena jika wakaf dikelola secara produktif maka akan dapat mengurangi beban pembiayaan dan meringankan beban peserta didik. Dengan demikian pendidikan di Indonesia dapat berkembang pesat, dapat membantu anak-anak miskin yang ingin melanjutkan studinya, membantu penelitian, mengembangkan sarana dan prasarana pendidikan, serta dapat meningkatkan kesejahteraan guru dan dosen yang mengelola pendidikan di sekolah dan perguruan tinggi.

Page 240: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,
Page 241: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

225Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

DAFTAR PUSTAKA

Abaza, Mona, 1994, Indonesian Students in Cairo: Islamic Education, Perseptions and Exchanges, Paris: Cahier d’Archipel 23.

Abidin, Hamid dan Kurniawati, 2004, Galang Dana Ala Media; Strategi Efektif Mengumpulkan Sumbangan Masyarakat, Depok: Piramedia.

Abu Ishak, Ibrahim bin Ali bin Yusuf, tt., al-Muhaz\z\ab, Cairo: Penerbit Isa al-Babi al-H}alabi.

Abu Farj, Abdurrahman bin Umar Muhammad bin Ahmad bin Qudamah al-Muqaddisi, 1348 H, as-Syarh} al-Kabi>r ‘ala Matan al-Mughni, Mesir: Da>r al-Manar.

Abu> Zahrah, Muh}ammad, 2005, Muhad}ara>t fi al-Waqf, Cairo: Da>r al-Fikr al-‘Arabi.

Ad-Dardiri, Ahmad, 1934, asy-Syarh al-Kabir ‘ala> Matan al-Mughni, Dar Muh}ammad Ali Shabih, jilid 6.

Ad-Dasuqi, Muh}ammad Arafah, 1934, Hasyiyah ad-Dasuqi ala Syarh} al-Kabi>r, Cairo: Penerbit Muh}ammad Ali S}abih.

Ahmadi, Abu, 1997, Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Alimudin, Tuwu, 1993, Pengantar Metode Penelitian, Jakarta: UI Press.

Al-Adawi, Abu Hasan Ali bin Ammad, 1317 H, Hasyiyyah al-Adawi, Cairo: Penerbit al-Amiriyah.

Al-Arna>’ut}, Muh}ammad Muwaffiq, 2000, Daur al-Waqf fi al-Mujtama’a>t al-Isla>miyyah, cet. I, Damascus: Da>r al-Fikr.

Al-Asqalani, Ah }mad bin H }ajar, 1319 H, Fath } al-Ba >ri Syarh } S }ah }i >h } al-Bukhari, Cairo: Penerbit al-Khairiyyah.

Al-Azhari, Muhammad bin Ahmad, tt., Tahz\i>b al-Lugah, Cairo: Da>r al-Mis}riyyah.

Page 242: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan226

Al-Fairuzabadi, Majduddin Muhammad bin Ya’qub, 1933, al-Qamu>s al-Muh}i>t}, Cairo: Da>r al-Mihriyyah.

Al-H}afsaki, Muh}ammad bin Ali bin Muh}ammad, 1326 H, ad-Du>r al-Mukhta>r, Mesir: al-Utsmaniyah.

Al-H}at}ab, Abu Abdullah Muh}ammad bin Muh}ammad bin Abdurrahman, 1329 H, Mawa>hib al-Jali>l, Mesir: Dar as-Sa’adah, jilid 6, cet. I.

Al-Jundi, M.T., 1964, Dira>sat Jadi>dah fi> Tarikh at-Tarbiyyah al-Isla>miyyah, Cairo: Da>r al-Wafa> li at}-T}iba>’ah.

Al-Kabisi, Muhammad Abid Abdullah, 2004, Ah}ka>m al-Waqf fi asy-Syari>‘ah al-Isla>miyah (Hukum Wakaf), Jakarta: IIMaN Press.

Al-Khurasyi, Muh}ammad, 1317 H, Syarh} al-Khura>syi ala Mukhtas}ar Khali>l, Cairo: Penerbit al-Amiriyyah.

Al-Mawardi, Ali bin Muhammad bin Habib, tt., al-H}awi al-Kabi>r, Mesir: Da>r al-Kutub.

Al-Mis}ri, Muh}ammad bin Bakar bin Manz}ur, 1301 H, Lisa>n al-‘Arab, Mesir: al-Muniriyah, jilid 11.

Al-Minawi, at-Tauqi>f ‘ala> Muhimmat at-Ta‘a>rif, Cairo: Alamul Kutub, 1990.

Al-Muqrizi, Taqiyuddi>n Ah}mad bin Ali bin Abdul Qadir, 1973, Itti’az} al-H}unafa> bi Akhbar al-A‘immah al-Fat}imiyyin al-Khulafa>’, Cairo.

Al-Murgi>nani, Burhanuddi>n Ali bin Abu Bakar, 1356 H, al-Hida>yah, Mesir: Penerbit Must}afa Muh}ammad.

Al-Qalyubi, Syihabuddi>n Ah}mad bin Sulamah, tt, Hasyiyah al-Qalyubi, Mesir: Da>r Ihya al-Kutub al-Arabiyah.

Al-Qurt}ubi, Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad al-Ans}ari, 1949, al-Ja>mi’ li Ah}ka>m al-Qur’a>n, Meir: Da>r al-Kutub.

Amin, Ahmad, 1979, Zu’amâ’ al-Ishlâh fi al-’Ashr al-hadits (Para Pemimpin Reformis di Zaman Modern), Cet. IV, Kairo: Maktabah an-Nahdhah al-Mishriyyah.

An-Nawawi, Abu Zakaria Yahya bin Syaraf, tt., al-Minha>j,

Page 243: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

227Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

Cairo: Penerbit Must}afa Muh}ammad.

Ans}ari, Abdul Gafur, 2005, Hukum dan Praktik Perwakafan di Indonesia: Undang-undang Wakaf Nomor. 41 Tahun 2004, Pilar Media, Yogyakarta.

Antonio, Muh}ammad Syafi’i, 2007, “Pengelolaan Wakaf Secara Produktif,” dalam Achmad Djunaidi dan T}abieb al-Asyhar, Menuju Era Wakaf Produktif, Jakarta: Mumtaz Publising.

Ar-Raihani, Must}afa as-Suyuti, 1961, Mat}a>lib Ula> an-Nahyu fi> Syarh} Gha>yah al-Muntaha>, Damaskus: al-Maktabah al-Isla>mi.

Ar-Ramli, Syamsuddin Muhammad bin Ahmad, 1292 H, Niha>yah al-Muh}taj ila Syarh} al-Minha>j, Mesir: al-Amirah al-Kubra.

Arikunto, Suharsimi, 2002, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta.

As-Sanawi, Abdul Aziz Muh}ammad, 1983, al-Azhar, Ja>mi‘an wa Ja>mi‘atan, Cairo: Maktabah al-Anjlu al-Mis}riyyah.

As-Siwasi, Kama>luddi>n Muh}ammad bin Abdul Wah}id, 1356 H, Fath} al-Qadi>r, Cairo: Penerbit Must}afa Muh}ammad.

Asy-Syarbini, al-Khatib, 1952, Mugni al-Muh}ta>j Ila> Syarh al-Faz} al-Minha>j, Beirut: Da>r al-Fikr.

Asy-Syarkhasyi, Abu> Bakar Muh}ammad bin Ah}mad, tt., al-Mabsu>t}, Mesir: penerbit as-Sa‘a>dah.

Asy-Syaukani, Muh}ammad bin Ali, 1347 H, Nail al-Aut}ar, Cairo: Penerbit Must}afa al-Babi al-H}alabi.

Asy-Syu‘aib, Khali>d Abdullah, 2006, an-Naz}arah ‘ala> al-Waqf, Kuwait: Kementerian Wakaf Kuwait.

At}-T}arablisi, Burhanuddin Ibrahim bin Musa bin Abu Bakar bin Syaikh Ali, 1292 H, al-Is’a>f fi Ah}ka>m al-Auqa>f, Mesir: Penerbit al-Kubra.

At}-T}arsusi, Najmuddin Ibrahim bin Ali bin Ahmad bin Abdul Wahid, 1926, Anfa’ al-Wasa>il fi Tajad al-Masa>il, Mesir:

Page 244: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan228

Penerbit asy-Syarq.

Az}im, S|ana Abdul Az}im Abdul Azis Abdul, 2006, al-Waqf ‘ala> al-A’ma>l al-Khairiyyah fi Mis}r fi ‘As}r Salat}in al-Ayyubiyyi>n, Tesis di Universitas al-Azhar.

Azra, Azyumardi, 2006, “Filantropi Islam, Civil Soviety, dan Keadilan Sosial,” dalam Irfan Abu Bakar dan Chaider S. Bamualim (ed.), Filantropi Islam dan Keadilan Sosial: Studi tentang Potensi, Tradisi, dan Pemanfaatan Filantropi Islam di Indonesia, Jakarta: The Ford Foundation dan CSRC.

-------- 2004, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII Akar pembaruan Islam Indonesia (Edisi Revisi), Jakarta: Kencana.

Az-Zubaidi Muhammad Murtadha, 1966: Taj al-‘Aru>s, Beirut: Da>r Shadir.

Az-Zuhaili, Wahbah, 1985, al-Fiqh al-Isla>mi wa Adillatuh, Beirut: Dar al-Fikr.

Bakri, Adil Abd. at-Tawwab dan H}ilmi Abd. al-Az}im H{asan, 2004, Qawa>ni>n al-Waqf wa al-H}ikr wa al-Qara>ra>t at-Tanfi>z\iyyah, Cairo: kerjasama antara Penerbit al-Amiriyah dan Kementerian Wakaf Mesir.

Basyir, Ahmad Azhar, 1987, Hukum Islam tentang Wakaf, Ijarah, Syirkah, Bandung: al-Ma’arif.

Combs, Philip H. dan Manzoor Ahmed, 1985, Memerangi Kemiskinan di Pedesaan Melalui Pendidikan Non-Formal, Jakarta: CV. Rajawali.

Daulay, Haidar Putra, 2009, Pemberdayaan Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Departemen Agama, 2007, Fiqih Wakaf, Jakarta: Direktorat Wakaf.

Departemen Agama, 2008, Model Pengembangan Wakaf Produktif, Jakarta: Direktorat Wakaf.

Departemen Agama, 2008, Pedoman Pengelolaan Wakaf Tunai, Jakarta: Direktorat Wakaf.

Page 245: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

229Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

Departemen Agama, 2008, Strategi Pengembangan Wakaf Tunai di Indonesia, Jakarta: Direktorat Wakaf.

Djunaidi, Achmad (Ketua), 2005, Paradigma Baru Wakaf di Indonesia, Jakarta: Direktorat Wakaf.

Djunaidi, Achmad dan Thobieb al-Asyhar, 2008, Menuju Era Wakaf Produktif, Jakarta: Mumtaz Publishing.

Gofman, Erving, 1959, The Presentation of Self in Everyday Life, Garden City: Double Day Anchor.

Fanani, Muhyar, “Membangun Pendidikan Berbasis Wakaf,” Wahana Akademika, Volume 9, Nomor 2, Agustus 2007.

Farh}ud, Muh}ammad as-Sa’di, dkk., 1983a, al-Azhar asy-Syari>f fi ‘Idihi al-Alf, Cairo: Haiah al-Mis}riyyah al-Ammah li al-Kitab.

-------- 1983b, al-Azhar Tari>khuhu wa Tat}awwuruhu, Cairo: Haiah al- Mis}riyyah al-Ammah li al-Kitab.

H}afiduddin, Didin, 2003, Islam Aplikatif, Jakarta: Gema Insani Press.

Handoko, T. Hani, 1994, Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi, Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Hasymi, Sherafat Ali, 1987, “Management of Waqf: Past and Present,” dalam Hasmat Basyar (ed.), Management and Development of Auqaf Properties, Jeddah: Islamic Research and Training Institute and Islamic Development Bank.

Hitti, Philip K., 2001, Sejarah Ringkas Dunia Arab (terj.), Yogyakarta: Pustaka Iqra’.

Ibn Abidin, Muh}ammad Amin bin Umar bin Abdul Aziz, 1326 H, Rad al-Mukhtar ala Du>r al-Mukhtar (Hasyiyah Ibnu Abidin), Istanah: Penerbit al-Us\maniyyah.

Ibn Hammam, 1356 H, Fath} al-Qadi>r, Mesir: Penerbit Must}afa Muh}ammad.

Ibn Hazm, Abu Muhammad Ali bin Ahmad bin Sa’id, 1351 H, Al-Muh}alla, Mesir: al-Muniriyyah.

Page 246: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan230

Ibn Manz\ur, Muhammad bin Bakar, 1301 H, Lisa>n al-Arab, Bulaq: Penerbit al-Muniriyyah.

Ibn Najm, 1311 H, al-Bah}r ar-Ra>”iq Syarh} Kanz ad-Daqa>iq, Mesir: Da>r al-Ilmiyyah.

Ibn Qudamah, Abdullah bin Ah}mad bin Mah}mud, 1348 H, al-Mughni, Mesir: Da>r al-Manar.

Ibrahim, Manan, 1988, Dasar-Dasar Sosial Budaya Pendidikan, Jakarta: Proyek Peningkatan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, Dirjen Dikti, Departemen Pendidikan Nasional.

Ih}san, Fuad, 2008, Dasar-Dasar Kependidikan; Komponen MKDK, Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Imam Nawawi, 1990, Tah}ri>r al-Faz} at-Tanbi>h, Damaskus: Da>r al-Qalam.

Kamil, Must}afa, 1984, Aura>q Must}afa Ka>mil (Beberapa Tulisan Must}afa Kamil), Cairo: Hai’ah Mis}riyyah Ammah li al-Kitab.

Khalaf, Abdul Wahab, 1970, Ilmu Us}hul Fiqih, Mesir: Da>r al-Qalam.

Langgulung, Hasan, 2003, Asas-asas Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka al-Husna Baru.

-------- 1985, Pendidikan dan peradaban Islam, Jakarta: Pustaka al-Husna.

Liliweri, Alo, 2001, Gatra-gatra Komunikasi Antar Budaya, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Linton, R, 1945, The Cultural Background of Personality, Appleton Century-Crofts, New York.

Mastuhu, 2003, Menata Ulang Pemikiran Sistem Pendidikan Nasional Dalam Abad 21, Yogyakarta: Safiria Insania Press dan MSI UII.

Mielli, A., 1962, al-‘Ilm ‘inda al-‘Arab, Cairo: Da>r al-Qalam.

Miles dan Huberman, 2000, Qualitative Data Analysis: A Sourcebook of New Methods, Beverly Hills CA: Sage

Page 247: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

231Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

Publication.

Misrawi, Zuhairi, 2010, al-Azhar; Menara Ilmu, Reformasi, dan Kiblat Keulamaan, Jakarta: Kompas Media Nusantara.

Moeliono, Anton (et.al), 1990, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.

Moleong, Lexy, 1995, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mubarak, ‘Ali, 1306 H, al-Khut}a>t} at-Taufi>qiyyah al-Jadi>dah li Mis}r al-Qa>hirah, Cairo: al-Mat}ba‘ah al-Kubra al-‘Amiriyah, vol. 4.

Mubarok, Jaih, 2008, Wakaf Produktif, Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Muhajir, Noeng, 1994, Metodologi Penelitian Kualitattif, Yogyakarta: Rieke Sarasin.

Mulkhan, Abdul Munir, 1993, Paradigma Intelektual Muslim, Yogyakarta: Sipress.

Najib, Tuti A., Ridwan al-Makassary (ed.), 2006, Wakaf, Tuhan, dan Agenda Kemanusiaan: Studi tentang Wakaf dalam Perspektif Keadilan Sosial di Indonesia, Jakarta: kerjasama The Ford Foundation dan CSRC.

Nasution, Metode Naturalistik Kualitatif, Bandung: Tarsito, 1988.

Nawawi, Rif’at Syauqi, 2002, Rasionalitas Tafsir Muhammad Abduh, Jakarta: Paramadina.

Neuman, W. Lawrence, Social Methods, Qualitative and Quantitative Approachs, Buston, Ally and Bacon, 1997.

Nizar, Samsul, 2001, Pengantar Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Islam, Jakarta: Gaya Media Pratama.

Qah}af, Munz\ir, 2006, al-Waqf al-Isla>mi; Tat}awwuruhu, Ida>ratuhu, Tanmiyyatuhu, Syiria: Da>r al-Fikr Damaskus, cet. II.

Razaq, Mali>h}ah Muh}ammad, 2006, At-Tat}awwur al-Mu’assasi li Qit}a>’ al-Awqa>f fi> al-Mujtama‘a>t al-Isla>miyyah;

Page 248: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan232

Dira>sah H}a>lah Jumhu>riyyah Mis}r al-‘Arabiyyah, Kuwait: Kementerian Wakaf Kuwait.

Said, M. Siraj and Lim, Hilary, 2005, Waqf (Endowment) and Islamic Philantrophy, United Kingdom: University of East London.

Sabiq, Sayyid, 1971, Fiqhu as-Sunnah, Libanon: Da>r al-Arabi.

Saleh, Slamet dkk., 2008, Informasi Pendidikan di Mesir, Cairo: Atase Pendidikan KBRI Mesir.

S}abri, Akramah Sa’id, 2008, al-Waqf al-Isla>mi, bain an-Naz}riyyah wa at-Tatbi>q, Amman: Da>r an-Nafa>is.

S}adiq, S}adiq Abdul Fattah, 2004, Al-Ittijaha>t al-Mua>s}irah fi Tat}wi>r al-Istis\ma>r al-Waqf wa Dauruha> fi Tah}qi>q at-Tanmiyyah al-Iqtis}a>diyah, Cairo: Disertasi di Universitas al-Azhar.

Sugiono, 2008, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, Bandung: Alafabeta.

Suhartini, Rr. dkk, 2005, Model-Model Pemberdayaan Masyarakat, Yogyakarta: Pustaka Pesantren (Kelompok Penerbit LkiS).

Tafsir, Ah}mad, 2007, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Tamimi, Muhyiddin Tohir, 2009, Kontribusi Wakaf dalam Menghasilkan Pendidikan Islam yang Berkualitas (Studi Kasus Pada Pondok Modern Dârussalâm Gontor dan Pondok Pesantren Wali Songo Ngabar Ponorogo Jawa Timur), Jakarta: Disertasi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

T{aha, Idris (ed.), 2003, Berderma untuk Semua: Wacana dan Praktik Filantropi Islam, Jakarta: PBB UIN Jakarta, The Ford Foundation dan Teraju.

Turner, Jonathan H, 1974, The Structure of Sociological Theory, Illionis: The Dorsey Press.

Ubaid, Abu, 1991, al-Amwal, Cairo: Buku Daras di Fakultas

Page 249: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

233Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

Syari’ah Universitas al-Azhar.

Umar, Muh}ammad Abdul Halim, tth, S|abata bi al-Ansyit}ah wa al-Khadama>t al-Ilmiyyah, Cairo: Markaz S{alah Ka>mil, Jami’ah al-Azhar.

Usman, Suparman, 1999, Hukum Perwakafan di Indonesia, Jakarta: Da>r al-Ulu>m Press.

Yatim, Badri, 2000, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Rajawali Pers.

Yunus, Ahmad Faisal dkk, 2007, Panduan ke Mesir dan al-Azhar, Cairo: KMA Mesir.

Wawancara dengan Direktur Lembaga S}alah} Ka>mil, Prof. Dr. Yusuf Ibrahim Yusuf pada 9 Desember 2009 di kantornya, Madi>nat Nas}r.

Wawancara dengan Kabid Wakaf pada 08 Desember 2009 di Kementerian Wakaf Mesir.

Wawancara dengan Rektor Universitas Al-Azhar, Prof. Dr. Ah }mad Muh}ammad Ah}mad at-T}ayyib pada 06 Desember 2009 di kantornya.

Wawancara dengan Pembantu Rektor bidang Akademik (PR 1) Universitas Al-Azhar, Prof. Dr. Abdul Fadhil pada 05 Desember 2009 di kantornya.

Widjajanti, Darwina, 2006, Rencana Strategis Fundraising; Sepuluh Langkah Praktis dalam Menyusun Dokumen Rencana Strategis Penggalangan Dana Bagi Organisasi Nirlaba, Depok: Piramedia.

Zaki, Abdurrahman, 1969, Al-Qa>hirah; Tarikhuha wa As\aruha min Jauhar al-Qa>id ila Jibrati al-Muarrikh, Cairo: Turats al-Qahirah al-‘Ilmi.

Undang Undang, Website dan Penerbitan

UU. Mesir No. 10 Tahun 1911.

UU. Mesir No. 49 Tahun 1930.

UU. Mesir No. 26 Tahun 1936.

Page 250: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan234

UU. Mesir No. 20 Tahun 1957

UU. Mesir No. 122 Tahun 1958

UU. Mesir No. 272 Tahun 1959

UU. Mesir No. 55 Tahun 1960

UU. Mesir No. 103 tahun 1961.

UU. Mesir No. 44 Tahun 1962

UU. Mesir No. 61 Tahun 1963

UU. Mesir No. 80 Tahun 1971

UU No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf.

www.al-azhar.edu.com

www.dikbudcairo.org.

www.waag-azhar.com.

Republika, 16 Maret 2009.

Page 251: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

235Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

INDEKS

A

Abdul Aziz Muh}ammad as-Sanawi, 19, 21

Abdullah Ahmad an-Na‘im, 107

Abu Bakar, 68, 71, 75, 147, 343, 345

Abu T}alh}ah, 61, 73

Abu> Yu>suf, 51

Ah}mad Muh}ammad Ah}mad at-T}ayyib, 22, 324

akuntabilitas, 16, 44, 45, 164, 165, 166, 167, 168, 170, 185, 186, 300, 301

al-Azhar asy-Syari>f, 8, 9, 10, 11, 12, 22, 33, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 42, 45, 208, 240, 375

al-Azhar Conference Center, 45, 278, 279, 282, 284

al-Ma‘a>hid al-I‘da>diyah, 317

al-Ma‘a>hid al-Ibtida>iyyah, 317

al-Ma‘a>hid al-Qira>’ah, 318

Al-Ma‘a>hid as\-S|anawiyyah, 360

al-Ma’a>hid al-Azhariyah, 7

al-Mu‘iz, 209, 210, 213

Arab Saudi, 16, 174

Aswan, 197, 201, 310, 330, 361

Asyut}, 310, 320, 327, 330, 347, 361, 373

B

Badan Wakaf Indonesia, 111, 124, 125, 164

Badan Wakaf Mesir, 256, 258, 259

bahasa Arab fus}h}ah}, 339

Bait al-Ma>l, 28

beasiswa, 6, 7, 8, 29, 32, 33, 76, 113, 124, 153, 154, 173, 178,

Page 252: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan236

192, 214, 226, 247, 262, 282, 284, 304, 326, 339, 356, 361, 362, 363, 364, 376

buku referensi, 334, 335, 338

C

Cairo, 5, 6, 8, 10, 11, 12, 19, 21, 22, 33, 35, 36, 38, 39, 40, 42, 206, 210, 211, 212, 244, 245, 255, 263, 265, 268, 278, 279, 282, 285, 286, 287, 288, 289, 310, 313, 315, 320, 322, 326, 327, 330, 339, 343, 344, 345, 346, 347, 349, 358, 360, 373

D

Da>r al-H}ikmah, 215, 313, 334

Damanhur, 310, 318, 330, 361

Daulah Ayubiyyah, 19

Daulah Fat}imiyyah, 19, 45, 209, 261

Daulah Mamluk, 45, 219, 220, 221, 223, 224, 249

Daulah Us\maniyah, 19, 45, 80, 82, 177, 223, 224, 226, 262, 265, 334

Di>wa>n al-Ah}ba>s\, 240

Dimyat, 265, 271, 272, 273, 310, 330, 360, 365, 373

Dira>sah Isla>miyah, 325

Dira>sah Khas}s}ah, 325

Direktorat Pemberdayaan Wakaf, 112, 148

Diwa>n al-Auqa>f, 249

E

ekonomi masyarakat, 107, 109, 155

F

faddan, 241, 259, 283, 284, 346

fundraising, 44, 126, 127, 128, 129, 130, 295, 362

Page 253: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

237Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

G

Grand Syaikh, 237, 274, 278, 282, 291, 299, 300, 340, 355

grand tour observation, 9

grand tour question, 9

H

H}anabilah, 54, 84, 85, 91, 92, 94, 97, 98, 100, 103, 104, 106

H}anafiyah, 49, 50, 85, 87, 90, 93, 96, 99, 101, 104

h}alaqah, 31, 212, 235, 276

I

ibadah mahd}ah, 3, 117

Imam Nawawi, 52, 65, 101

irs}a>d, 240

Iskandariyah, 217, 218, 251, 310, 330, 333, 348, 361, 373

istibda>l, 13, 15, 255, 256, 292, 294

J

Ja>mi’ al-Qa>hirah, 210, 211, 212

Ja>mi’ah al-Azhar, 7

Jaih Mubarok, 25, 58, 115, 150

Jam‘iyyah al-Khairiyyah al-Isla>miyyah, 234

Jauhar as}-S}iqilli, 204, 208, 210, 211, 213, 284

K

keadilan sosial, 1, 3, 4, 23, 107, 110, 111, 115, 142, 143, 144, 145, 146, 148, 149, 150, 174

Kementerian Wakaf, 16, 19, 36, 38, 81, 82, 158, 160, 161, 170, 172, 173, 178, 179, 180, 241, 242, 243, 249, 250, 252, 254, 255, 256, 257, 258, 260, 264, 266, 283, 295, 301, 302, 343

Khaibar, 4, 66, 72

Page 254: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan238

Khali>d Abdullah asy-Syu‘aib, 16

Khulafaurrasyidin, 70

Kompilasi Hukum Islam, 58, 122

Kreatifitas, 292

Kutub at-Tis’ah, 352

Kuwait, 16, 19, 57, 117, 154, 174, 178, 179, 282

L

Lembaga Riset Islam, 46, 239, 303, 310, 311, 349, 350, 373, 376

M

Madinat Bu‘us\ al-Isla>miyah, 246, 269, 346, 347

Madrasah, 18, 27, 36, 38, 207, 217, 218, 221, 311, 312, 314, 315, 316, 317, 345, 365

Madrasah Nas}iriyah, 29

Madrasah Qumh}iyah, 29

mahasiswa wa>fidi>n, 339

Majelis Ulama Indonesia, 110

Majlis al-Ja>mi’ah, 325

Majlis al-Kulliyah, 325

Majlis Ida>rah al-Azhar, 232

Majma’ al-Buhu>s\, 310, 350, 351, 373

Mali>h}ah Muh}ammad Razaq, 18

Malikiyah, 52, 84, 85, 90, 91, 93, 97, 100, 102, 104, 105

Mans}urah, 310, 327, 330, 361, 373

mantiqah, 310, 359, 373

Manu>fiyah, 310, 320, 330, 361, 373

manuskrip, 30, 334, 335, 337, 338

mauqu>f ‘alaih, 82, 83, 84, 89

Menteri Wakaf, 246, 250, 252, 253, 254, 263, 273, 282

Page 255: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

239Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

Mesir, 6, 7, 10, 16, 18, 19, 20, 21, 26, 27, 28, 29, 30, 32, 35, 36, 38, 57, 75, 76, 77, 78, 79, 81, 117, 119, 146, 174, 193, 194, 195, 196, 197, 198, 199, 200, 201, 202, 203, 204, 205, 207, 209, 210, 211, 213, 214, 216, 217, 218, 219, 220, 221, 222, 223, 224, 225, 226, 228, 229, 230, 232, 235, 236, 237, 238, 239, 240, 241, 242, 243, 247, 248, 249, 250, 251, 252, 253, 254, 257, 258, 259, 261, 262, 263, 269, 275, 276, 277, 278, 279, 282, 283, 285, 286, 287, 292, 293, 295, 301, 302, 303, 305, 306, 313, 315, 317, 318, 319, 328, 331, 333, 338, 339, 340, 342, 343, 345, 346, 347, 349, 350, 351, 353, 356, 357, 359, 360, 361, 363, 364, 368, 377

Mu‘iz li Di>nillah, 208, 210, 213

mu’abbad, 59, 92

mu’aqqat, 59, 91

mud}arabah, 15, 141, 292

Muh}ammad Abd al-Mun‘im Khafa>ja>, 20, 21

Muh}ammad Abu> Zahrah, 13

Muh}ammad Ali Pas}a, 206, 229

Muh}ammad as-Sa’dy Farhaud, 20, 21

Mukhairik, 71

Munz\ir Qah}af, 8, 14, 25, 55, 115, 138, 158, 172

N

naz}ir, 4, 13, 16, 23, 24, 26, 44, 66, 73, 110, 111, 112, 113, 114, 116, 118, 123, 124, 125, 130, 137, 138, 139, 140, 141, 152, 157, 158, 159, 160, 161, 162, 163, 167, 168, 170, 171, 172, 175, 249, 250, 253, 254, 283, 291, 294, 298, 315, 370

Nuruddi>n az-Zanki, 27, 28, 177

Page 256: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan240

O

obligasi penyewaan, 140

obligasi pinjaman, 138, 141, 142

P

Pemberdayaan Wakaf, 112, 296

pendidikan Islam, 16, 17, 28, 29, 182, 186, 204, 213, 214, 229, 230, 232, 247, 261, 262, 305, 311, 313

pengelolaan wakaf, 1, 2, 9, 10, 11, 12, 16, 17, 22, 25, 32, 33, 36, 42, 44, 45, 76, 80, 110, 111, 115, 122, 123, 124, 125, 157, 161, 162, 167, 168, 170, 171, 177, 178, 180, 244, 252, 257, 276, 296, 297, 298, 299, 301, 303, 350, 357, 358, 365, 378

pengembangan pendidikan, 6, 9, 10, 11, 12, 21, 22, 26, 28, 29, 30, 32, 33, 35, 42, 44, 142, 157, 183, 184, 186, 187, 188, 221, 243, 290, 291, 326, 333, 337, 349, 350, 368, 376

Perpustakaan induk, 310, 373

Perundang-undangan wakaf, 44, 79, 108, 118, 123, 124

professionalitas, 45

Q

Qana>, 310, 319, 320, 330, 360, 373

Qawa>ni>n al-Waqf, 258

R

rah}matan lil ‘alamin, 353

Rasulullah, 44, 61, 64, 65, 66, 67, 70, 71, 72, 73, 74, 75, 80, 86, 133, 147

reinterpretasi, 44, 108, 115

Rumah Sakit al-Azhar, 45, 264, 375

ruwaq, 222, 240, 246, 263, 339, 340, 341, 342, 343, 344, 345

Page 257: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

241Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

S

S}adiq Abdul Fattah, 15, 292

S}alah Kamil, 245

S}alah}uddi>n al-Ayyubi, 27, 29

s}adaqah jariyah, 65, 67, 106

sabi>lilla>h, 91

saham kerjasama, 139

sentralistik, 303

Su>hag, 310, 319, 320, 327, 330, 348, 361

Sudan, 16, 57, 117, 175, 176, 194, 222, 344

Sumber Daya Manusia, 23, 146

sumur Raumah, 74, 133

Syafi‘iyah, 52, 53, 84, 85, 87, 90, 91, 92, 94, 97, 98, 100, 104, 105, 106

Syaha>dah al-‘A>lamiyyah, 321

Syaha>dah al-Ahliyyah, 321

Syaha>dah at-Takhas}s}us}, 321

Syaikh al-Azhar, 22, 36, 38, 227, 228, 230, 232, 233, 237, 239, 271, 273, 274, 278, 291, 299, 300, 303, 326, 335, 340, 350, 351, 354, 355, 357, 378

Syiria, 83, 176, 197, 200, 203, 222, 344

T

T}ant}a, 244, 307, 310, 319, 327, 330, 348, 361, 373

tabarru’, 86, 87

Taman al-Azhar, 285, 287, 288, 289

Timur Tengah, 8, 193, 197, 198, 200, 206

tukar guling, 13, 15, 114, 133, 255, 292

Turki, 27, 30, 32, 78, 80, 110, 117, 154, 173, 174, 177, 246, 341

Page 258: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan242

U

Umar bin al-Khat}ab, 4, 71, 72

Universitas al-Azhar, 15, 16, 18, 36,

38, 228, 233, 245, 246, 266, 268, 269, 270, 271, 272, 273, 275, 276, 278, 291, 310, 317, 319, 320, 321, 322, 323, 324, 326, 327, 328, 329, 330, 332, 337, 341, 345, 346, 360, 361, 363, 364

Us\man bin Affan, 74, 345

W

wa>kif, 4, 23, 26, 49, 50, 51, 53, 55, 56, 58, 59, 67, 81, 83, 84, 85, 87, 89, 90, 92, 93, 95, 96, 99, 100, 103, 114, 116, 129, 134, 135, 139, 148, 158, 172, 175, 178, 251, 253, 254, 307, 339, 341

Wahbah az-Zuhaili, 88

wakaf ahli, 13, 19, 81, 250, 251, 252, 253, 254

wakaf khairi, 13, 19, 81, 120, 251, 252, 253, 254, 259, 295

wakaf produktif, 106, 248, 304

wakaf uang, 108, 110, 111, 114, 179, 263, 295, 370, 371, 372

Y

Yordania, 174, 179, 180

Z

Zaqa>ziq, 310, 319, 330, 360

Page 259: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

243Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

BIODATA PENULIS

Dr.H.Abdurrahman Kasdi, Lc., M.Si, lahir di Pati, 25 Pebruari 1976. Pernah kuliah di Fakultas Syari’ah UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta (1994-1996), kemudian menyelesaikan S1 di Fakultas Syari’ah wa al-Qanun Universitas al-Azhar Mesir (2000). Menyelesaikan S2 pada Program Pascasarjana UI, Studi Timur Tengah dan Islam, Konsentrasi

Politik dan Hubungan Internasional Timur Tengah (2004). Melakukan penelitian Disertasi tentang Model Pengelolaan Wakaf Produktif untuk Pengembangan Pendidikan di Universitas al-Azhar tahun 2009 dan Meraih gelar Doktor (S3) pada Program Pascasarjana IAIN Walisongo Semarang (2011) dengan predikat Summa Cumlaude dan menjadi Doktor terbaik Tahun Akademik 2011/2012.

Pengalaman organisasi dimulai dari Ketua OSIS MAN 01 Pati (1992-1993), Ketua KMPP Cabang Yogyakarta (1995-1996), Ketua II Senat Mahasiswa Fakultas Syari’ah Universitas al-Azhar Mesir (1998-2000), Ketua Majelis Perwakilan Anggota, Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (MPA-PPMI) (2000-2001), Ketua PC. LAKPESDAM NU Mesir (1999-2001), Pengurus PP. LAKPESDAM NU (2001-2004), Pembina IPNU Cabang Pati (2002-2004), Ketua PC. IKA-PMII (Ikatan Alumni PMII) Cabang Demak (2007-2011), Wakil Ketua LAKPESDAM-NU Cabang Demak (2007-2012), Ketua FKDM (Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat) Cabang Demak (2008-Sekarang), Sekretaris KNPI Kabupaten Demak (2010-2013), Ketua PC. GP. ANSOR Kabupaten Demak (2013-2017), Wakil Sekretaris Umum PW IKA PMII Jawa Tengah (2011-2015), Ketua

Page 260: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan244

Bidang Penelitian dan Kajian Keagamaan PW. GP. ANSOR Jawa Tengah (2014-2018) dan Sekretaris MUI Kabupaten Demak (2011-2016).

Sedangkan pengalaman kerja; Penulis adalah dosen tetap STAIN Kudus (2003-Sekarang) dan pernah menjadi Sekretaris Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) STAIN Kudus (2006-2008), Ketua Panwas Pilgub Jawa Tengah Tingkat Kabupaten Demak (2008), Editor buku-buku tentang Otonomi Daerah dan Implikasi Politik di Daerah, di Penerbit Nuansa Madani Jakarta (2001-2002), Penerjemah dan Editor Buku-buku Keislaman di Penerbit Mizan, Bandung (2002-2005), Penerjemah dan Editor Buku-buku Keislaman di Penerbit Pustaka al-Kautsar, Jakarta (2002-2007), Penerjemah dan Editor Buku-buku Keislaman di Penerbit Qisthi Press (2002-2004), Penerjemah ANTV untuk Berita Politik Timur Tengah (2003-Sekarang), Direktur Pascasarjana STAIN Kudus (2013-2015), dan Wakil Ketua III STAIN Kudus Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama (2015-Sekarang).

Pengalaman dalam pelatihan dan penelitian; Peserta Terbaik Latihan Kader KMNU (PCINU)-Mesir (1996), Peserta Terbaik Latihan Kader PPMI-Mesir (1997), Peneliti Utama pada Cairo Forum for Human Rights Studies (CFHRS)/ Forum Studi HAM Mesir (1998-2001), Peserta Pelatihan Riset Internasional yang diadakan oleh International Institut of Islamic Thought (IIIT) Cairo (1999), Pelatihan Manajemen Kepemimpinan kerjasama KBRI Mesir-Unibraw (2000), Peserta pelatihan fungsional Peneliti bagi tenaga Dosen di Balai DIKLAT-DEPAG Pusat (2-11 April 2006), TOT Pembelajaran aktif bagi Dosen PTAIN kerjasama STAIN Kudus dengan CTSD UIN Jogjakarta (2007). Sedangkan pengalaman dalam forum internasional; Peserta Seminar Internasional tentang Politik Timur Tengah dan Hukum Internasional yang diadakan oleh Center for Politik and Strategi “AHRAM” Mesir (1998), Peserta Seminar Internasional “Islam and Humanism” yang diadakan oleh IAIN Walisongo Semarang (2000), Peserta Konferensi Internasional “IIFTIHAR”

Page 261: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

245Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

(2001), Peserta Workshop Pengelolaan Jurnal Internasional, UIN Jogjakarta (2005).

Tulisan artikel yang sudah terbit; Transformasi Pemikiran Islam (Prestasi, 1997), Maqâshid Syari’ah dan Hak Asasi Manusia (Nuansa PCINU-Mesir, 1999), Sosiologi Pembaruan: Interaksi Pemikiran dengan Dinamika Peradaban (Oase-Mesir, 2000), Membangun Masyarakat ideal di abad ke-21: Dengan Masyarakat Madani ataukah Civil Society (Prestasi, 2000), Nashr Hamid Abu Zaid: Dimensi Baru dalam Menafsirkan al-Qur’ân (Attin, 2002), Israel, Terorisme, dan Perdamaian Timur Tengah (Media Indonesia, 08/04/2002), Syari’at Islam, Substantif bukan Formalistik (Media Indonesia, 19/04/2002), Pesantren dan Pendidikan Multikulturalisme (Majalah Pesantren, 2002), Pesantren dan Pendidikan Politik (Majalah Pesantren, 2002), Fundamentalisme Islam di Timur Tengah; Akar Teologi, Kritik Wacana dan Politisasi Agama (Jurnal Afkar, 2003), Imamah dan Khilafah dalam Perspektif Islam (Jurnal ADDIN STAIN Kudus, 2004), Munawir Syadzali dan Internasional Studies; Menggagas kelas Internasional di Perguruan Tinggi Indonesia (Jurnal PERTA, DEPAG RI, 2004), Integrasi Ilmu Agama dan Politik; Ikhtiar Mencari Relevansi antara Doktrin dan Realitas Empirik (Jurnal ADDIN STAIN Kudus, 2005), Puasa dan Visi Perdamaian Global (Jawa Pos, 2007), Pendidikan Islam Multikultural (Addin, 2007), Turats, Tajdid, dan Oksidentalisme; Membaca Pemikiran Hasan Hanafi (Jurnal STAIN Pekalongan, 2008), Menghidupkan Fiqih dengan Ilmu Maqashid: Perspektif Pemikiran Imam Syatibi (Jurnal ADDIN STAIN Kudus, 2009), Optimalisasi Pengembangan Wakaf Produktif; Studi tentang Pemberdayaan Wakaf Produktif Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung Semarang (Jurnal Penelitian Keislaman IAIN Mataram, 2009), Pemberdayaan Wakaf Produktif untuk Keadilan Sosial dan Kesejahteraan Umat; Studi tentang Optimalisasi Potensi Wakaf Produktif di Indonesia (Jurnal asy-Syir’ah UIN Sunan Kalijaga, 2010), Konsep Filantropi dalam al-Qur’ân dan Implementasinya untuk Keadilan Sosial; dan Optimalisasi Peran

Page 262: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan246

dan Potensi Filantropi Islam di Indonesia (Jurnal Teologia IAIN Walisongo, 2010).

Editing buku dan terjemah yang sudah terbit; Menalar Firman Tuhan; Wacana Majaz dalam al-Qur’ân Menurut Mu’tazilah (Mizan, Bandung, 2003), Membangun Metodologi Ushul Fiqih (Ciputat Press, 2004), Sejarah Fiqih Islam (Pustaka al-Kautsar, 2003), Retorika Islam (Pustaka al-Kautsar, Jakarta 2004), Percaya Diri (Khalifa, 2004), Strategi Memperbesar Investasi di Daerah (Nuansa Madani, 2004), Etika Negara, Peradilan dan Tradisi dalam Islam (Pustaka al-Kautsar, 2004), Tafsir Ayat-ayat Yâ Ayyuhalladzîna Amanû dalam al-Qur’ân Jilid I-II (Pustaka al-Kautsar, 2004), Seni Bergaul (Khalifa, 2005), Anda dan Harta (Pustaka al-Kautsar, 2004), Untukmu Yang Lalai, Bangkitlah (Pustaka al-Kautsar, 2004), Empat Puluh Empat Kesalahan Orang dalam Shalat (Pustaka al-Kautsar, 2004), Wanita: Antara Surga dan Neraka (Pustaka al-Kautsar, 2004), Seni Mendidik Anak (Pustaka al-Kautsar, 2004), Menjadi Wanita yang Sukses dan Dicintai (Pustaka al-Kautsar, 2004), Injil Didache; Injil Perspektif Baru Yang Terungkap di Yerussalem Memuat 20 Butir Kabar Gembira Tentang Nabi Muhammad (Pustaka al-Kautsar, 2005), Mencetak Anak Cerdas (Pustaka al-Kautsar, 2005), Islam dan Kesehatan Jiwa (Pustaka al-Kautsar, 2005), Berbantahan di Hadapan Allah (Pustaka al-Kautsar, 2005), 20 Kesalahan dalam Mendidik Anak (Pustaka al-Kautsar, 2005), Ensiklopedi Peperangan Rasulullah Saw. (Pustaka al-Kautsar, 2005), Ensiklopedia Fiqih Wanita (Qisthi Press, 2006), Pengalaman Para Misionaris Masuk Islam (Pustaka al-Kautsar, 2007).

Buku tulisan sendiri yang sudah terbit; Islam, Kemanusiaan dan KeIndonesiaan (Aufklarung-Mesir, 1998), Reinterpretasi Epistemologi Islam Dalam wacana Kekinian (Aufklarung-Mesir, 1999), Membangun Peradaban Umat; Perspektif Sosial, Politik dan Humanisme dalam Islam (PC Lakpesdam NU-Mesir, 2001), Integrasi Ilmu Agama dan Ilmu Umum; Mencari Format Islamisasi Ilmu Pengetahuan (UIN Jakarta Press, 2003), Sosiologi

Page 263: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

247Model Pengelolaan Wakaf Produktif al-Azhar Asy-Syarif Cairo Mesir

Hukum Islam (STAIN Press, 2005), Dinamika Politik Islam; Studi tentang Pemikiran dan Gerakan Ikhwanul Muslimin (Idea Press Yogyakarta, 2009), Masail Fiqhiyyah dan Kontekstualisasi Hukum Islam; Studi Pemikiran Imam Syafi’i dalam Qaul Qadim dan Qaul Jadid (Idea Press Yogyakarta, 2011), dan Fiqih Wakaf (Idea Press Yogyakarta, 2013).

Page 264: ii - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/967/1/WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENDIDIKAN... · CV. Idea Sejahtera Yogyakarta Alamat: Jln. Amarta, Diro RT. 58 Pendowoharjo, Sewon,

Wakaf Produktif Untuk Pendidikan248