proposal desa budaya panggungharjo sewon bantul
DESCRIPTION
Desa Budaya Panggungharjo Sewon Bantul "BUMI PANGGUNG" kependekan dari "Budhaya Minangka Paugeran Kang Adiluhung". Kalimat ini mengandung makna, bahwa semua peraturan dan produk hukum (pranatan dan paugeran) yang berlaku di desa Panggungharjo bermuara pada Budaya Lokal yang berlaku dan dilestarikan di Desa PanggungharjoTRANSCRIPT
Sugeng RawuhWonten Ing
‘BUMI PANGGUNG’(Budhaya Minongko Paugeran Kang Adiluhung)
BUMI PANGGUNG
• Budhaya Minangka Paugeran Kang
Adiluhung
• Kalimat ini mengandung makna, bahwa
semua peraturan dan produk hukum
(pranatan dan paugeran) yang berlaku di
desa Panggungharjo bermuara pada
Budaya Lokal yang berlaku dan
dilestarikan di Desa Panggungharjo
Pengertian Desa Budaya
Menurut Dinas Kebudayaan DIY
DESA BUDAYA adalah wahana sekelompok manusia yang
melakukan aktivitas budaya yang mengekspresikan sistem
kepercayaan (religi), sistem kesenian, sistem mata
pencaharian, sistem teknologi, sistem komunikasi, sistem
sosial, dan sistem lingkungan, tata ruang, dan arsitektur
dengan MENGAKTUALISASIKAN KEKAYAAN POTENSINYA dan
MENKONSERVASINYA DENGAN SAKSAMA ATAS KEKAYAAN
BUDAYA YANG DIMILIKINYA, terutama yang tampak pada
adat dan tradisi, seni pertunjukan, kerajinan, dan tata ruang
dan arsitektural.
Apakah ini pakaian daerah...?
Atau begini...?
Atau yang ini...?
Atau ini.............?
VISI
Terwujudnya Desa Budaya "Bumi Panggung"
(Budhaya Minangka Paugeran Kang Adiluhung)
yang didasarkan pada prinsip filosofi nilai-nilai
adiluhung ( Hamemayu Hayuning Bawana,
Mangasah Mingising Budi, Memasuh Malaning
Bumi, Golong Gilig, Sawiji, Greget, Sengguh, Ora
Mingkuh ) sebagai dasar pembelajaran tata-nilai,
implementasi unsur-unsur ‘Catur Gatra Tunggal’
dalam pola Pemerintahan Desa, serta reposisi
fungsi Panggung Krapyak sebagai elemen dari
sumbu filosofi.
Prinsip filosofi nilai-nilai adiluhung :(raperdasis ttg Kebudayaan)
1. Hamemayu Hayuning BawanaMenjaga keselamatan dan kelestarian dunia
2. Mangasah Mingising BudiKecerdasan spiritual dan emosional
3. Memasuh Malaning BumiMenegakan keteraturan dengan menghapus kekacauan
4. Golong GiligPersatuan dan Kesatuan
5. SawijiTerpadu
6. GregetDinamis
7. SengguhPercaya diri
8. Ora MingkuhKonsekuen / bertanggungjawab
CATUR GATRA TUNGGAL :
Kraton
Alun-Alun
Masjid
Pasar
tata kelola pemerintahan
desa yang bersih, kuat
dan berwibawa
demokratis dan partisipatif
penguatan bidang spiritual/
keagamaan
penguatan bidang ekonomi
dan kesejahteraan
masyarakat
Reposisi fungsi
Panggung
Krapyak
sebagai elemen
dari sumbu
filosofi.
Keterangan:
SUMBU FILOSOFI
Tugu Pal Putih – Kraton – Panggung Krapyak
SUMBU IMAJINER
Gunung Merapi – Kraton – Laut Selatan
Visi Desa Panggungharjo
Menyelenggarakan
pemerintahan yang
bersih, transparan dan
bertanggungjawab;
untuk mewujudkan
masyarakat desa
Panggungharjo yang
demokratis, mandiri,
dan sejahtera serta
berkesadaran
lingkungan
MISI :1. Melindungi, memelihara, mengembangkan dan memanfaatkan
Kebudayaan sehingga memperkuat karakter dan identitas sebagai jati
diri masyarakat Desa Panggungharjo
2. Menggali jati diri dan mengembangkan budaya yang berciri khas desa
Panggungharjo.
3. Menjadikan Kebudayaan sebagai salah satu tatanan kehidupan
berkeluarga, bermasyarakat, dan bernegara;
4. Membangun ‘Bale Budhaya’ sebagai forum pengkajian strategi dan
kebijakan dalam pengembangan Desa Budaya ‘Bumi Panggung’.
5. Melestarikan dan meningkatkan ekspresi dan apresiasi seni budaya
adiluhung masyarakat Panggungharjo dengan menyelenggarakan
event budaya.
6. Mendorong dan mengembangkan kegiatan industri pariwisata berbasis
budaya dan industri penunjangnya.
7. Menjalin kerjasama dengan pemerintah dan lembaga-lembaga
kebudayaan baik di tingkat lokal, nasional maupun internasional
8. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perluasan
kesempatan dan lapangan kerja, serta pendapatan asli desa.
Budaya yang tumbuh dari interaksi sosial (???)
Budaya Islam / Pesantren (1911)
Budaya Jawa / Kraton Yogyakarta (1760)
Akar Budaya Di Desa Panggungharjo :
Budaya Agraris (abad ke 9-10)
Budaya Modern Perkotaan (1980)
Gejok Lesung, Thek-thek, Upacara Merti Dusun, Upacara Wiwitan, dll
Panembromo, Karawitan, Mocopat, Wayang, Ketoprak, Kerajinan Tatah
Sungging, Kerajinan Blangkon, Kerajinan Tenun Lurik, Batik, Industri
Gamelan, Tari-tarian Klasik, dll
Sholawatan, Dzibaan, Qosidah, Hadroh, Rodad, Marawis, dan budaya
Syuran, Mauludan, Rejeban, Ruwahan, Padusan, Selikuran, dll
Dolanan dan mainan tradisional : Engrang, GobakSodor, Benthik, Neker-
an, Umbul, Othok-Othok, Kitiran, Angkrek, Keseran, Wayang Kertas, dll
Band, Drumband, Karnaval Takbiran, Tari-tarian Modern, Campur Sari,
Outbond,Playstation, dll
Awal perkembangan budaya di Desa
Panggungharjo
• Abad 9-10 : sebagai wilayah pertanian dan
pusat peribadatan kepada ‘Dewi Sri’(Situs Yoni Karang Gede).
• Abad 17 : sebagai daerah wisata /
perburuan (Pangeran Sedo Krapyak - 1610)
• Abad 18 : sebagai tempat olahraga
panahan dan wilayah pertahanan (Sultan HB I - 1760)
Potensi Budaya yang eksis saat ini :
• Warisan Cagar Budaya
• Seni Pertunjukan
• Kerajinan dan Industri Lokal
• Agro Industri
• Kuliner dan Jajanan
• Inovasi Pelestarian Lingkungan
Warisan Cagar Budaya
1.Panggung Krapyak
2.Situs Yoni Karang Gede
Agro Industri :
1.Budidaya Tanaman Pangan
2.Budidaya Ternak Sapi
3.Budidaya Ternak Kambing
4.Budidaya Ternak Itik/Bebek
5.Budidaya Ikan Lele
6.Kolam Pemancingan
7.Budidaya Cacing (sedang dirintis)
8.Budidaya Jamur
9.Budidaya TOGA
Kuliner dan Jajanan:
1.Jajanan dengan bahan lokal (Beras,
ketan, singkong) : serabi, kucur, gathot,
tiwul, putu bumbung, klepon, lupis, jadah,
wajik, srundeng, dll
2.Gudheg Geneng ‘Mbah Marto Gowok’
Inovasi Pelestarian Lingkungan :
1.Rumah Pengolahan Sampah
2.Bank Sampah
3.Komposting dan Pupuk Organik
(sedang dirintis)
Rencana Kebijakan Pengembangan
Desa Budaya di Panggungharjo• Zona Selatan : AGRO-RELIGI
Revitalisasi Yoni Karang Gede sebagai pusat peribadatan agraris,
dikembangkan menjadi kawasan agro-religi, seperti : Bersih Desa,
Tingkep Tandur, Wiwitan, dll
Didukung dengan pengembangan wisata kuliner model ‘Gudheg Pawon’
• Zona Tengah : AGRO-WISATADikembangkan sebagai kawasan pertanian terpadu (Agropolitan) “Satriya
Tani” (Sarana Memetri Budhaya Tani).
Didukung dengan pengembangan budidaya pertanian, peternakan, dan
perikanan.
• Zona Utara : Pusat Latihan Olahraga Panahan
Tradisional MataramanReposisi Panggung Krapyak sebagai elemen sumbu filosofi, dan jejak
sejarah sebagai tempat wisata olahraga berburu kijang/menjangan.
Didukung dengan pengembangan : Wana desa, tempat latihan panahan
‘gaya mataraman’, kuliner pujasera, pusat souvenir batik dan lurik.
Bagan Kawasan Agropolitan “SATRIYA TANI”
PengolahanSampah
Anorganik
Pemilahan
Pemanfaatan
Cacing
BibitSampahOrganik
SupportBudidaya
Pakan Ikan
Baglog Jamur
Pasar IndustriOlahan
Media Tanam
Kolam Ikan
Gerai Agro
PupukOrganik
BudidayaPertanian
AtraksiPetik Sayur
Sayur / Palawija
Ternak Cacing
Kohe Daging/Telur/SusuAnak-an
Jamur
Peternakan Supporting Facilities :1. Anjungan Pedukuhan/Trade Center2. Kuliner & Souvenir3. Wisata Embung & Water Castel4. Konservasi Kebun Bambu5. Lingkungan Persawahan6. LEMBAGA DIKLAT
Organik
Zona Selatan : Zona Tengah : Zona Utara :
KELEMBAGAAN
Penghageng
BALE BUDHAYA
RENCANA AKSI :
1. TAHAP PERENCANAANa. Inventarisasi Potensi Budayab. Workshop Komunitas
2. PENYUSUNAN KELEMBAGAANa. Penghageng Bale Budhayab. Pamangku Esthi Budhayac. Pamangku Krida Budhayad. Bergada ‘Wira Tamtama’
3. IMPLEMENTASI & PENYELENGGARAAN EVENT BUDAYAa. Penyelenggaraan Event Budayab. Pembuatan Dokumentasi dan Kajian Nilai Sejarah dan Budaya di Desa Panggungharjoc. Penyebaran Informasi Desa Budaya “Bumi Panggung”d. Penyusunan Bisnis Berbasis Pengembangan Budaya
4. PEMBANGUNAN SARANA FISIK PENUNJANG AKTIFITAS BUDAYAa. Rekonstruksi, Revitalisasi, dan Reposisi Warisan Cagar Budayab. Pembangunan Kawasan Agropolitan “Satriya Tani “ (Sarana Memetri Budaya Tani)c. Pemberian Nama Jalan Desa Dan Gang-gang Dengan Identitas/Perspektif Budaya Jawad. Pemasyarakatan Aksara Jawae. Menampilkan Tata Ruang, Ornamen, dan Arsitektur Bernuansa Jawa Di Tempat Strategis.f. Mengembangkan Pakaian Khas Desa Panggungharjo
5. MONEV & RKTL