amarta august newsletter_indonesia

Upload: mazta-celvin

Post on 17-Jul-2015

107 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

20Aug 2009Meningkatkan produktifitas, memperbaiki mutu, mengakses pasar yang lebih baik untuk pemangku kepentingan agribisnis Indonesia

Mempromosikan Kopi Spesial Indonesia di Ajang Coffee Mania Festival JakartaPada tanggal 8-9 Agustus, AKSI bersama dengan Lightcomm and Asco Automotive menggelar kegiatan promosi kopi spesial Indonesia di ajang Coffee Mania Festival Jakarta.baca artikel lengkap di hal 2

Hari Lapangan AMARTA-BALITSAPada 7 Agustus 2009, dilaksanakan sebuah Hari Lapangan di lahan uji coba BALITSA Lembang yang bertujuan menyebarkan hasil-hasil penelitian BALITSA dan mengembangkan jaringan petani.baca artikel lengkap di hal 3

Kunjungi website AMARTA di www.amarta.netPesan dari Pimpinan AMARTAPembaca Buletin AMARTA yang terhormat, Edisi AgroCulture bulan ini kami jadwalkan sebagai yang terakhir, karena program USAID Agribisnis Market and Support Activity (AMARTA) akan berakhir pada tanggal 28 September. Namun demikian, saya senang memberitahukan Anda bahwa saat ini DAI masih dalam perundingan dengan USAID untuk perpanjangan program AMARTA dan PADA hingga 28 Desember 2010. Program AMARTA - PADA yang kemungkinan besar diperpanjang merupakan kabar baik bagi pemangku kepentingan kami di rantai nilai komodiatas hortikultura bernilai tinggi, kakao dan juga program kami di Papua dalam membantu desa-desa untuk meningkatkan kehidupan mereka dalam usaha kopi, perikanan, beras, peternakan dan pemasaran. Kami berharap untuk dapat menerbitkan edisi berikutnya dengan berita dan informasi tentang kegiatan-perpanjangan mendatang tersebut. Terima kasih telah terus memberikan dukungan dan kolaborasi dalam Membantu Indonesia untuk Tumbuh. Hormat kami,Petani mendiskusikan produksi dan penjualan kakao

Laporan dari BALI

Diskusi Petani pada Kegiatan Hari Lapangan

David J. Anderson Pimpinan AMARTA / PADA

EDISI INI berfokus pada:

Untuk mengakhiri pelatihan kakao Sustaindonesia Kakao Alliance (SKA) di Kabupaten Jembrana, diadakan sebuah kegiatan Hari Lapangan Petani (FFD) yang melibatkan perwakilan dari 40 subak-abian (kelompok tani) yang berpartisipasi dalam pelatihanpelatihan kakao SKA. Kegiatan Hari Lapangan ini bertempat di Kelompok

Tani Langun Udiana Sari, dimana setiap kelompok tani mengirimkan dua orang anggotanya sebagai wakil. Tujuan utama dari Hari Lapangan adalah menciptakan peluang bagi para petani untuk berbagi pengalaman mereka mengenai pengelolaan kebun kakao setelah berpartisipasi dalam pelatihan kakao AMARTA.Bersambung ke halaman sebelah >>

1 2 3 4

AMARKATA Melakukan Pertemuan Evaluasi Kegiatan Dialog untuk Menciptakan Akses Pasar bagi Petani Hortikultura Sumatera Utara Tim ASKA Melakukan Pelatihan Pelatih bagi PPL dan Okulator Pendamping GERNAS Kakao Lima Cerita Sukses AMARTA

Silahkan menghubungi AMARTA untuk hal publikasi, memperbanyak atau menggunakan artikel yang terdapat di buletin ini.

Gedung BRI II Lt. 28, Suite 2806 Jl. Jend. Sudirman No. 44-46 Jakarta Telp: 021 - 5713548 Fax: 021 - 5711388 www.amarta.net

AgroCulture Aug 2009

|

1

AgroCultureBersambung dari halaman sebelumnya >>

AMARTA menegaskan kembali pentingnya para petani untuk menerapkan teknologi dan teknik yang direkomendasikan oleh AMARTA selama pelatihan, seperti evaluasi kebun, pemangkasan pohon, pengendalian hama dan penyakit, sambung samping, dan teknologiteknologi lainnya untuk menciptakan kualitas buah dan biji kakao yang lebih baik agar dapat meningkatkan pendapatan mereka. Selain itu, ia juga menyampaikan harapannya agar ALKANA atau Aliansi Masyarakat Kakao Jembrana dapat terus meningkatkan perannya dalam mempengaruhi kebijakan pemerintah yang terkait dalam pengembangan kakao di tingkat kabupaten dan propinsi. Selama pelaksanaan Hari Lapangan, diadakan serangkaian diskusi diantara petani mengenai perubahan-perubahan yang telah terjadi dan

hambatan-hambatan dalam pengelolaan kebun kakao. Selain itu, para petani juga melakukan pengamatan langsung ke kebunkebun yang dikelola oleh petani anggota Subak-abian Langun Udiana Sari, yang kemudian memicu lebih banyak lagi diskusi mengenai kakao. Salah satu peserta FFD Bapak Nyoman Suranata (Subak-abian Kerta Laksana) mengatakan bahwa Pelatihan kakao yang dilakukan oleh USAID-AMARTA telah menghasilkan banyak perubahan dalam pengelolaan kebun kakao, termasuk peningkatan produktifitas dan kualitas buah dan biji kakao setelah diterapkannya teknik pemangkasan pohon, sambung samping, serta kendali hama dan penyakit. Atas nama petani-petani lainnya, saya ingin

mengucapkan terima kasih pada USAIDAMARTA atas bantuan teknis dan motivasi yang diberikan sehingga kami dapat meningkatkan teknologi kakao kebun kami. Kami akan terus menerapkan teknologi yang direkomendasikan walaupun pelatihan telah berakhir. Ketua ALKANA, Negah Renden, juga menyampaikan kegembiraannya setelah menerima berbagai teknologi yang telah ditransfer selama pelatihan, termasuk diantaranya mengenai penulisan proposal dan latihan ketrampilan manajemen. Kami akan terus bekerja sama dengan seluruh subak-abian untuk mempengaruhi kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan pengembangan kakao.

Laporan dari JAKARTA

Mempromosikan Kopi Spesial Indonesia di Ajang Coffee Mania Festival Jakarta

1Indonesia memiliki keanekaragaman kopi Arabika khususnya untuk kopi spesial. Sederetan nama seperti kopi Gayo, Mandheling, Lintong, Sidikalang, Preanger, Jampit, Toraja, Kintamani, Bajawa, Wamena, hingga kopi Luwak adalah kopi spesial Indonesia yang telah begitu terkenal di pasar kopi dunia. Sayangnya, kopi-kopi tersebut belum dikenal oleh masyarakat umum. Minimnya promosi dan informasi bagi konsumen lokal sendiri di Indonesia merupakan salah satu penyebabnya. Bekerja sama dengan pihak penyelenggara dan sponsor acara, Lightcomm dan Asco automotive, Asosiasi Kopi Spesial Indonesia (AKSI) menggelar kegiatan promosi kopi spesial Indonesia di ajang Coffee Mania Festival Jakarta pada tanggal 8 dan 9 Agustus yang lalu.

2Menempati stan Kampoeng Kopi, AKSI menampilkan berbagai sampel biji kopi dan peta-peta wilayah kopi Arabika di Indonesia. Masyarakat pengunjung memperoleh informasi tentang asosiasi dan pengetahuan mengenai kopi-kopi spesial Indonesia. Beberapa diantaranya bahkan mengatakan bahwa ini merupakan hal baru, melihat biji kopi hijau sebelum disangrai atau dibuat bubuk. Sementara anggota-anggota asosiasi yang berpartisipasi: eksportir, roaster, retailer dan coffee shop, menghadirkan kopi-kopi spesial terbaik mereka dari daerah-daerah asal kopi di Indonesia. Berbagai produk kopi spesial olahan dan jenis minuman kopi buatan barista (peata saji kopi), dari kopi hitam biasa sampai iced-cappucino tersedia. Kalangan yang berkunjung di stan AKSI dan anggota, mulai dari pebisnis kopi, pejabat,

3wisatawan asing, penikmat dan pencinta kopi sampai masyarakat umum. Lebih dari 8.000 orang berdatangan dari berbagai wilayah Jakarta dan sekitarnya serta kota-kota lain seperti Medan dan Surabaya ke festival kopi yang diadakan selama dua hari ini. Dari kegiatan promosi ini diharapkan pemahaman dan apresiasi masyarakat terhadap kopi-kopi spesial Indonesia akan lebih baik. Untuk itu sejalan dengan misinya, AKSI dan anggota-anggotanya akan terus mendukung kegiatan serupa ini untuk pengembangan potensi pasar lokal dan peningkatan konsumsi kopi di dalam negeri yang relatif masih rendah.

1. Booth di Coffee Mania Jakarta 2. Coffee Mania Festival di Jakarta 3. Booth yang ikut berpartisipasi

2

|

AgroCulture Aug 2009

Gedung BRI II Lt. 28, Suite 2806 Jl. Jend. Sudirman No. 44-46 Jakarta Telp: 021 - 5713548 Fax: 021 - 5711388 www.amarta.net

AgroCultureLaporan dari JAWA BARAT

Hari Lapangan AMARTA-BALITSAbernilai tinggi yang telah dimulai kurang lebih tiga bulan yang lalu. Sekitar 100 pengunjung datang menghadiri acara ini. Mereka terdiri dari petani-petani AMARTA, perusahaan swasta, peneliti, dan pejabat pemerintah. Acara ini tidak hanya menunjukkan pelatihanpelatihan secara teori dan praktek, tapi juga mengadakan sesi tanya jawab. Beberapa peserta termasuk petani, supplier supermarket, dan perusahaan eksportir sangat tertarik untuk mencoba memproduksi beberapa sayuran di lahannya. Setelah mengunjungi hari lapangan, Kelompok Tani Asgita memutuskan untuk menanam selada Romaine dan cellery tongkat, dan ketimun. Bapak Warsid, ketua Kelompok Tani Asgita membahas tentang hal tersebut dengan Bapak Danny Rusli dari Amazing Farm, yang merupakan supplier ke supermarket menengah ke atas, dan telah setuju untuk bergabung melakukan percobaan penanaman sayuran di lahan petani di Rancabali. Jika hasil uji coba memuaskan, petani Asgita akan terus memproduksi untuk pasokan Amazing Farm. Bapak Warsid memberitahu AMARTA bahwa dua anggota Kelompok Tani Asgita akan menerima dana program dari Departemen Pertanian untuk produksi sayuran tahun depan. Bapak Danny Rusli menyatakan: Acara hari lapangan ini sangat baik untuk dijadikan ajang berkumpul, pertemuan, diskusi masalah antar petani, perusahaan dagang seperti Amazing Farm, petani bibit, lembaga riset dan staf pemerintahan. Kami berterima kasih pada USAID-AMARTA yang telah membantu kami mendapatkan supplier dan meningkatkan volume dan penjualan. Kami juga sangat bangga dapat menolong petani lokal meningkatkan pendapatan mereka.

Diskusi di lapangan

Pada 7 Agustus 2009, dilaksanakan sebuah Hari Lapangan di lahan uji coba BALITSA, Lembang. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk menyebarkan hasil-hasil penelitian BALITSA dan mengembangkan jaringan petani. Kegiatan pendukung program plot percontohan inhouse BALITSA untuk berbagai jenis sayuran

Laporan dari BALI

AMARKATA Melakukan Evaluasi Kegiatan Kakaopengembangan kapasitas (pengelolaan, o r g a n i s a s i , kepemimpinan, ketrampilan komunikasi dan motivasi), termasuk fasilitasi dalam pelaksanaan dialog dengan gubernur Bali dan Bupati Tabanan. Ia sangat bangga atas keberhasilan AMARKATA, dalam mempengaruhi pembuatan kebijakan pemerintas terutama dalam pembangunan Sejak dibentuknya AMARKATA (Aliansi tiga unit solar dryer dan rencana untuk Masyarakat Kakao Tabanan) pada 31 Mei 2008, penyediaan pheromone dari pemerintah ketua aliansi berinisiatif untuk mengadakan Tabanan, pembatalan sistim rayonisasi untuk pertemuan evaluasi kegiatan-kegiatan yang pemasaran biji kakao, serta persetujuan telah berhasil dilaksanakan. Pertemuan gubernur untuk kredit pengolahan kakao. tersebut dilaksanakan di kantor sekretariat AMARKATA in Penebel pada 6 Agustus 2009. Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh petugas Bapak Wayan Suarma membuka pertemuan penyuluh dari kedua kantor dinas perkebunan tersebut dengan menyampaikan terima kasih yang ditugaskan di Kabupaten Tabanan, pada USAID dan AMARTA atas dukungan yang Bapak Putu Muliasa. Ia memberikan beberapa telah diberikan dalam bentuk fasilitasi dan masukan kepada AMARKATA supaya dapat advokasi, serta dalam pembentukan forum, melaksanakan kegiatan-kegatan yang lebih pelatihan mengenai penulisan proposal, baik di masa depan. Ia mengusulkan supaya AMARKATA mempertimbangkan untuk bermitra dengan pemerintah, terutama dalam hal pemberian gagasan dan aspirasi bagi penyusunan kebijakan pengembangan kakao. Bapak Muliasa menyatakan,Hal terpenting adalah bagaimana menyusun kebijakan pemerintah yang dapat memberikan manfaat bagi petani-petani kakao dan pemangku kepentingan lainnya. Pada pertemuan tersebut, ketua AMARKATA menegaskan bahwa dewan pengurus harus mendiskusikan lagi rancangan anggaran dasar aliansi sebelum mendaftarkan diri ke kantor pemerintah. Hasil dari pertemuan tersebut adalah AMARKATA harus lebih intensif dalam mendiskusikan hal-hal mengenai pembangunan kakao, termasuk dalam hal penciptaan dialog dengan pemerintah baik di tingkat propinsi dan kabupaten. Selain itu, dewan pengurus AMARKATA harus secara jelas mensosialisasikan peran AMARKATA pada masing-masing subak abian sehingga petani dapat merasakan peran dan manfaat langsung dari AMARKATA.

Evaluasi kegiatan AMARKATA

Gedung BRI II Lt. 28, Suite 2806 Jl. Jend. Sudirman No. 44-46 Jakarta Telp: 021 - 5713548 Fax: 021 - 5711388 www.amarta.net

AgroCulture Aug 2009

|

3

AgroCultureLaporan dari SUMATERA UTARA

Menciptakan Akses Pasar bagi Petani Hortikultura Sumatera Utaradan Perdagangan (Disperindag) Propinsi Sumatera Utara, Muzani Lubis, dihadiri oleh perwakilan petani yang bergabung dalam Masyarakat Hortikultura Karo (MHK) dan Masyarakat Pisang Barangan Deli Serdang (MPBDS) binaan AMARTA. Hadir pula anggota DPD Bapak Parlindungan Purba, pimpinan dan staf Disperindag dan P3ED, perrwakilan pengusaha yang tergabung dalam Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI), Asosiasi Pengusaha Imdonesia (APINDO) dan perusahaan pedagangan besar hortikultura PT Sewu Segar. Dalam pertemuan tersebut terungkap beberapa masalah penghambat akses pasar bagi usahatani keluarga yakni volume penjualan yang kecil, mutu beragam, dan ketidak pastian waktu pasokan. Para pengusaha menjamin akses pasar hortikultura bernilai tinggi bagi petani, bila ada pasokan dengan volume yang cukup, mutu yang seragam baik dan waktu pengiriman yang teratur berkelanjutan. Untuk itu, MHK dan MPBDS diminta mampu menjadi wadah pengumpulan dan penyelarasan pasokan sehingga sesuai dengan permintaan pasar. Dalam hal ini, Disperindag, P3ED dan GPEI akan bersedia membantu MHK dan MPBDS. Sebagai Hasil di rapat ini P3ED menjanjikan untuk mengundang MHK dan MPBDS berpartisipasi dalam pameran dagang lokal, nasional atau bahkan internasional dengan menyediakan booth khusus untuk pisang Deli Serdang dan jeruk Karo. Anggota DPD Parlindungan Purba juga menjanjikan untuk menghubungkan petani dalam wadah MHK dan MPBDS dengan Asosiasi Pengusaha Hotel dan Restoran Indonesi (APHRI) guna menjajaki peluang pasar hortikultura untuk kerbutuhan hotel dan restoran.Pertemuan Pusat Pelatihan dan Promosi Ekspor Daerah (P3ED) Sumatera Utara

Pada 14 Agustus di ruang pertemuan Pusat Pelatihan dan Promosi Ekspor Daerah (P3ED) Sumatera Utara di Medan, AMARTA bekerjasama dengan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Sumatera Utara memfasilitasi dialog antara petani, pemerintah dan pengusaha untuk menciptakan akses pasar hortikultura bernilai tinggi bagi petani propinsi Sumatera Utara, Kabupaten Karo dan Deli Serdang khususnya. Pertemuan dipimpin oleh Kepala Dinas Perindustrian

Laporan dari SULAWESI

Pelatihan Pelatih bagi Petugas Penyuluh Pertanian (PPL) dan OkulatorMelalui acara ini, diharapkan semua pihak yang berhubungan dengan program GERNAS kakao di Luwu Utara dapat melaksanakan kegiatan serupa, seperti dihimbau oleh Kepala Dinas dan Kepala Badan P2KP Luwu Utara. Bupati Luwu Utara dalam sambutan tertulisnya menyatakan terima kasihnya atas nama pemerintah Luwu Utara kepada semua pihak yang telah bekerja untuk membantu pemerintah dalam menjaga kesinambungan kakao di tana Luwu khususnya Luwu Utara, khususnya kepada USAID-AMARTA. Pemeritah LUWU UTARA memahami bahwa yang telah dilaksanakan AMARTA sangatlah positif bagi perkembangan kakao di Luwu Utara. Di samping itu Bapak Kepala Dinas Perkebunan Luwu Utara menyampaikan permohonannya kepada manajemen AMARTA sehubungan dengan akan dipakainya film seri evaluasi kebun penanaman kembali dan rehabilitasi, untuk kegiatan ToT ini. Dalam berbagai acara yang berkaitan dengan kakao yang dilakukan pemerintah, film AMARTA selalu menjadi tontonan yang menarik perhatian. Bahkan film ini sengaja disimpan di dalam laptopnya sehingga dapat diperlihatkan pada petani jika Kepala Dinas berkunjung ke lapangan. Beliau memuji USAID-AMARTA yang membuat film yang sangat bermanfaat ini dan mengucapkan terima kasih pada AMARTA dan lembaga terkait dalam peningkatan dan perbaikan kakao, dan menyatakan senantiasa siap untuk bekerjasama. Beliau menambahkan,Mari bina dan bangun petani kakao untuk menjadi petani yang profesinal dan mandiri. Semoga USAID-AMARTA terus meraih sukses!

Dalam menyambut Gerakan Nasional Kakao (GERNAS) semua stakeholder yang terlibat secara langsung harus mengerti dengan baik teknik rehabilitasi tanaman dan penanaman kembali (replanting) sebelum melakukan kegiatan lapangan bersama petani. Tenaga pendamping harus diberi pembekalan untuk mencari solusi tentang masalah lapangan yang sangat kompleks ditingkat petani dewasa ini. Dalam rangka meningkatkan pengetahuan bagi petugas penyuluh, Pemerintah melaksanakan program peningkatan kapasitas bagi tenaga lapangannya (PPL) dan tenaga okulator (penangkar) dengan melakasanakan kegiatan Training-of-trainers. Acara ini berlangsung selama satu minggu dengan kombinasi kegiatan praktek dan teori. Pada tanggal 15 Juni 2009 AMARTA menjadi fasilitator bagi ToT penyuluh dan penangkar yang dihadiri 45 PPL dan 23 utusan penangkar. AMARTA memandu 2 sessi dalam salah satu pelatihan yang meliputi teori dan praktek serta kunjungan lapangan. Staf AMARTA menyediakan materi teknik rehabilitasi dan replanting dan teknik identifikasi klon.4 | AgroCulture Aug 2009

Praktek okulasi kakao oleh peserta pelatihan

Gedung BRI II Lt. 28, Suite 2806 Jl. Jend. Sudirman No. 44-46 Jakarta Telp: 021 - 5713548 Fax: 021 - 5711388 www.amarta.net

AgroCultureCERITA SUKSES

USAID-AMARTA Mendukung GERNAS dan Sektor Kakao Indonesia

2

3

1. Buku saku paduan teknis budidaya kakao 2. Serial CD bahan pelatihan budidaya kakao 3. Petunjuk pelatihan kakao

1

Sejak Juni 2007, AMARTA Sulawesi Kakao Alliance (ASKA) telah melatih 20.500 orang petani kakao yang merupakan anggota dari 820 kelompok tani kakao di Sulawesi. AMARTA melalui program pelatihan kakao ASKA telah memusatkan kegiatan mereka pada beberapa tujuan utama: 1) peningkatan produktifitas, 2) pengendalian hama dan penyakit, 3) peningkatan kualitas kakao, dan 4) akses pasar yang transparan. Untuk meningkatkan kapasitas, pengetahuan dan ketrampilan petani-petani kakao, AMARTA telah menciptakan dan menghasilkan serangkaian bahan-bahan pelatihan kakao termasuk dalam bentuk poster, video, bahan-bahan latihan, booklet kakao, dan serangkaian lembar-lembar fakta. Salah satu mandat utama program AMARTA adalah untuk memberikan bantuan teknis dan dukungan bagi sektor kakao Indonesia, tidak hanya pada para petani tapi juga pemerintah Indonesia, sektor swasta dan para pemangku kepentingan lainnya. Sejalan dengan mandat tersebut, maka pada tanggal 23 Juli 2009, tim AMARTA and USAID menghadiri sebuah pertemuan dengan pejabat Direktorat Jendral Perkebunan dan program GERNAS di Jakarta. Pertemuan tersebut merupakan hasil dari undangan Program GERNAS kepada AMARTA untuk membantu dalam finalisasi bahan-bahan pelatihan kakao. Hasil dari pertemuan tersebut adalah sebuah kesepakatan bahwa staf teknis AMARTA dan staf lainnya akan membantu finalisasi bahan-bahan pelatihan dengan cara memberikan foto-foto, informasi teknis tambahan dan rancangan alternatif bahan-bahan pelatihan. Satu minggu setelah pertemuan tersebut berlangsung, tim AMARTA berkerja sama dengan petugas-petugas Dirjen dan ICCRI menyusun bahanbahan pelatihan penting tersebut. Sebagai hasil dari kerja sama tersebut, bahan-bahan pelatihan telah berhasil diselesaikan, untuk disebarkan ke seluruh Indonesia. Bahan-bahan pelatihan tersebut -baik dalam bentuk poster dan booklet petani- akan didistribusikan oleh GERNAS kepada petani-petani dan pemangku kepentingan lainnya; diharapkan 300.000 petani di 9 propinsi dan 40 kabupaten dan membantu mereka untuk merehabilitasi, menanam kembali dan memperbaiki kinerja kebun-kebun kakao yang luasnya berjumlah 450.00 hektar selama 3 tahun periode kerja program GERNAS (2009-2011).

Bahan-bahan pelatihan tersebut -baik dalam bentuk poster dan booklet petaniakan didistribusikan oleh GERNAS kepada petani-petani dan pemangku kepentingan lainnya; diharapkan 300.000 petani di 9 propinsi dan 40 kabupaten dan membantu mereka untuk merehabilitasi, menanam kembali dan memperbaiki kinerja kebunkebun kakao yang luasnya berjumlah 450.00 hektar selama 3 tahun periode kerja program GERNAS.

Gedung BRI II Lt. 28, Suite 2806 Jl. Jend. Sudirman No. 44-46 Jakarta Telp: 021 - 5713548 Fax: 021 - 5711388 www.amarta.net

AgroCulture Aug 2009

|

5

AgroCultureCERITA SUKSES

Double Row, Double Pendapatan

1

2

Rahmat Brahmana dan istrinya Jilianta Br Surbaki, adalah keluarga petani dari desa Perpanden, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Sejak tahun 1980 Rahmat Brahmana sudah mengenal budidaya pisang barangan dari orang tuanya. Luas tanaman pisang pada waktu itu dikelola rata-rata 0,5 hektar untuk setiap kali penanaman, karena keberhasilan penanaman, kebun pisang bertambah sampai 2 hektar untuk sekali penanaman. Tetapi dalam rentang periode 5 tahun ini, produktivitas kebun semakin menurun, banyak pohon pisang yang terkena fusarium sehingga Rahmat Brahmana hampir meninggalkan bertani pisang. Pada bulan Juli 2007, Rahmat Brahmana dan petani pisang lain diundang untuk menghadiri seminar Budidaya Pisang Barangan di Desa Talun Kenas, yang diselenggarakan oleh AMARTA. Setelah mengikuti seminar, Pak Brahmana termotivasi membudidayakan pisang Barangan kembali. Dan langsung mempraktekan pelatihan tersebut pada kebun pisangnya, dengan hasil yang cukup memuaskan. Dengan luas 0,5 hektar dapat menghasilkan 700 tandan pisang dengan total pendapatan Rp14 juta. Dia menyampaikan hasil positif dari panen pertama kebun pisang tersebut yang dikelola dengan teknik pelatihan AMARTA pada waktu kunjungan Mission Director USAID, Walter North, bulan Mei yang lalu. Pada bulan Januari 2009, Rahmat Brahmana mulai mengadopsi penanaman dengan metode jalur ganda, dengan luas tanam 0,5 ha. Mulai akhir bulan Agustus 2009, kebun pisang yang dirawat baik mendapatkan hasil panen 3.450 sisir dengan total penjualan hampir mencapai Rp20 juta dengan harga jual rata-rata Rp5.724 setiap sisir. Dilihat dari beberapa pohon pisang yang baru dipanen 50% maka pada akhir panen nanti diperkirakan akan dapat mencapai penjualan Rp35 juta. Dari kesaksian Rahmat Brahmana, lahan seluas 0,5 ha, bila ditanam dengan cara lama, maka hasil produksi hanya 500 tandan pisang, tetapi dengan metode budidaya yang baik, pemupukan dan double populasi tanam, maka produksi dapat meningkat 80%. Hasil yang luar biasa kata Rahmat Brahmana. Terimakasih USAIDAMARTA!! Kebun pisang Barangan saya kembali menguntungkan bahkan memberikan pendapatan ganda!

Terimakasih USAID-AMARTA!! Kebun pisang Barangan saya kembali menguntungkan bahkan memberikan pendapatan ganda!Brahmana, petani pisang

1-2. Rahmat Brahmana di kebun pisangnya

6

|

AgroCulture Aug 2009

Gedung BRI II Lt. 28, Suite 2806 Jl. Jend. Sudirman No. 44-46 Jakarta Telp: 021 - 5713548 Fax: 021 - 5711388 www.amarta.net

AgroCultureCERITA SUKSES

Koperasi PIJER PODI Bunuraya, Hasil Komitmen Petani Jeruk

1

2

Bapak Matius Tarigan merupakan petani yang patut menjadi teladan bagi desanya, desa Bunuraya kecamatan Tiga Panah, Sumatra Utara. Setelah mengikuti pelatihan jeruk yang disponsori oleh AMARTA pada awal tahun 2007, Bpk. Matius Tarigan dengan telaten menerapkan ilmu yang didapatkannya. Berbekal pengalamannya selama lebih dari dua tahun dan dengan bermitra dengan KSU MJI (Masyarakat Jeruk Indonesia), Bapak Matius Tarigan memiliki kepercayaan diri untuk membuka koperasi sendiri di desanya bersama dengan 20 anggota. Koperasi PIJER PODI Desa Bunuraya resmi berdiri pada tanggal 8 April 2009. Pada awalnya, usaha ini tidak berjalan mulus, selain mengandalkan iuran anggota koperasi, Bpk. Matius Tarigan harus mengorbankan dana pribadinya untuk menjalankan koperasi supaya dapat beroperasi secara penuh. Untuk meningkatkan jumlah anggota dan volume transaksi, beliau mengunjungi ladang jeruk sesama petani di desa Bunuraya dan memberikan petunjuk mengenai pentingnya pengukuran pH, pengendalian hama dan penyakit dan cara pemupukan jeruk dengan mengandalkan buku panduan jeruk dari AMARTA. Hasilnya cukup menggembirakan. Kini koperasi tersebut mengayomi 85 anggota koperasi dan 75 anggota kelompok tani. Dengan volume transaksi rata-rata Rp2 jutaper hari dan total perputaran simpan pinjam dalam koperasi mencapai Rp36 juta, diharapkan koperasi Pijer Podi akan makin berkembang dan membawa lebih banyak manfaat bagi desa Bunuraya dan sekitarnya. Atas nama koperasi dan anggota, kami berterima kasih kepada AMARTA yang telah melatih kami dalam hal budidaya jeruk dan mendukung kami dalam pendirian koperasi ini. Semoga AMARTA masih bersedia memberikan pelatihan tambahan dan manajemen koperasi untuk desa kami di masa datang. Terima kasih AMARTA! demikian diungkapkan Bapak Matius Tarigan.

Atas nama koperasi dan anggota, kami berterima kasih kepada AMARTA yang telah melatih kami dalam hal budidaya jeruk dan mendukung kami dalam pendirian koperasi ini. Semoga AMARTA masih bersedia memberikan pelatihan tambahan dan manajemen koperasi untuk desa kami di masa datang. Terima kasih AMARTA! Matius Tarigan, petani jeruk

1. Anggota Koperasi Pijer Podi 2. Impian Bapak Tarigan menjadi kenyataan

Gedung BRI II Lt. 28, Suite 2806 Jl. Jend. Sudirman No. 44-46 Jakarta Telp: 021 - 5713548 Fax: 021 - 5711388 www.amarta.net

AgroCulture Aug 2009

|

7

AgroCultureCERITA SUKSES

AGIMUGA: Traktor dan Perahu untuk Transportasi yang DibutuhkanProgram Papua Agribusiness Development Alliance (PADA) di desa Aramsolki ditujukan untuk membangun sebuah sistem pertanian yang berkelanjutan diseluruh wilayah Kecamatan Agimuga yang berlokasi di Kabupaten Mimika, Papua. Hingga belum lama ini, warga Aramsolki sangat bergantung pada pasar di kota Timika untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Untuk mencapai Timika, warga Aramsolki harus berjalan kaki sepanjang 12 km ke desa Kiliarma terlebih dahulu dan dilanjutkan dengan perjalanan menggunakan perahu kayu selama 8 hingga 12 jam hingga ke Timika dengan biaya Rp300.000 - Rp500.000 per orang, sekali jalan. Tim PADA menyadari bahwa permasalahan transportasi ini harus ditangani terlebih dahulu sebelum dapat membangun sebuah sistem pertanian dan perdagangan yang produktif dan efisien. Pada 10 Mei 2009, Pimpinan AMARTA, Bapak David Anderson dan Koordinator Program PADA, Bapak Kornel Gartner, secara langsung mengantarkan sebuah perahu berkapasitas 12 ton dan sebuah traktor John Deere ke Agimuga. Perjalanan ini memakan waktu tiga hari dikarenakan cuaca yang tidak mendukung dan pasang rendah. Mereka berangkat disertai tim yang terdiri dari kontraktor lokal dan 3 iringiringan perahu. Pimpinan AMARTA secara resmi menyerahkan traktor dan perahu satu hari setelah mereka tiba di Aramsolki. Peralatan-peralatan tersebut diharapkan dapat membantu meningkatkan pertanian dan akses transportasi di seluruh Kecamatan Agimuga. Perahu tersebut sekarang digunakan untuk mengangkut penumpang dan barang-barang dari dan ke Agimuga dan Timika. Saat ini perahu tersebut hanya dapat digunakan sekali setiap bulannya dan menghabiskan biaya Rp150.000 per orang. Biaya pengangkutan barang-barang dan hasil pertanian per kilonya akan ditentukan kemudian setelah perdangangan meningkat. Traktor John Deere juga digunakan untuk mengangkut orang-orang dari dan ke desa Agimuga dan pelabuhan. Saat ini traktor John Deere tersebut disewa oleh seorang kontraktor untuk memasok bahan-bahan bangunan untuk pembangunan sebuah landasan terbang di Aramsolki. Kontraktor tersebut membayar sejumlah Rp500.000 per hari dan telah melakukan pembayaran hingga Rp20 juta. Semua pendapatan tersebut baik yang berasal dari perahu dan traktor, langsung masuk ke dana simpanan Koperasi Desa. Dana tersebut kemudian digunakan untuk membeli kebutuhan desa di Timika. Dana tersebut juga digunakan untuk membeli buah-buahan dan sayur-sayuran dari petani-petani sehingga menciptakan sebuah kegiatan perdagangan lokal.

1

KOKONAO: Pabrik Es Meningkatkan Penghasilan NelayanBaru - baru ini, PADA melakukan pemasangan dua generator baru, yang masing-masing berkekuatan 60 KVA. Kedua generator tersebut akan memasok listrik untuk pabrik es dan fasilitas penyimpanan dingin. Ini adalah sebuah tambahan penting bagi program perikanan di Kokonao karena kedua generator tersebut menyediakan cukup tenaga listrik, tidak memerlukan banyak perawatan, dan lebih hemat bahan bakar. Bahan bakar solar untuk pabrik es masih mendapatkan subsidi dari PT Freeport Indonesia sebagai bagian dari kontribusi berbentuk barang mereka untuk proyek PADA. Subsidi bahan bakar ini akan terus diberikan hingga proyek ini berakhir pada September 2009. Koperasi terus bekerja sama dengan AMARTA-PADA untuk menemukan titik break even yaitu kondisi dimana laba yang dihasilkan cukup untuk membuat mereka mulai memasok bahan bakar mereka sendiri. Pabrik es dan fasilitas penyimpanan dingin terus menjalankan fungsinya dan memberikan keunggulan bagi Koperasi dibandingkan dengan pedagang-pedagang lain. Sebelum pabrik es dan penyimpanan dingin dibangun, para pedagang membeli ikan dari nelayan-nelayan lokal dengan harga yang sangat rendah dan tidak adil. Dahulu, ikan Barramundi yang tidak didinginkan dan tidak dibersihkan dibeli hanya dengan harga Rp5.000 - Rp6.000 per kg oleh pedagang-pedagang Bugis. Namun Koperasi Maria Bintang Laut dapat membeli ikan Barramundi dengan harga Rp8.000 per kg dan Rp5.000 per8 | AgroCulture Aug 2009Gedung BRI II Lt. 28, Suite 2806 Jl. Jend. Sudirman No. 44-46 Jakarta Telp: 021 - 5713548 Fax: 021 - 5711388 www.amarta.net

2

AgroCulture

kg untuk ikan campuran dengan jenis-jenis tertentu. Para pedagang tersebut tidak punya pilihan lain kecuali membeli ikan dengan harga Koperasi supaya dapat terus mendapatkan pasokan ikan dan tetap berdagang bahan makanan laut. Pada akhirnya, pabrik es dan fasilitas penyimpanan dingin membuat Koperasi menentukan harga; nelayan Kokonao sekarang memperoleh peningkatan sebanyak Rp2.500 (50%) Karena adanya harga-harga baru yang ditetapkan oleh koperasi, para pedagang makanan laut saat ini berlayar ke sepanjang pesisir dan mendatangi berbagai desa dan membeli ikan secara langsung dari nelayan-nelayan lokal. Para pedagang-pedagang tersebut cukup berhasil karena walaupun mereka membeli dengan harga yang lebih rendah, banyak nelayan yang tetap menjual kepada mereka karena mereka membayar dengan tunai di desa. Selain itu, para pedagang juga membuat nelayan-nelayan dapat menghemat waktu, tenaga, dan bahan bakar yang biasanya mereka habiskan untuk membawa hasil tangkapan mereka ke pabrik es. Sebagai akibatnya, jumlah ikan yang dipasok ke Koperasi Maria Bintang Laut berkurang. Untuk menanggapi kecendurungan ini, saat ini sedang dibangun sebuah tangki es untuk ditempatkan di atas perahu berbobot 5 ton yang dulu pernah diberikan oleh AMARTA-PADA pada Koperasi Maria Bintang Laut. Setelah selesai, tangki es tersebut akan ditempatkan di atas perahu dan sebuah pelayaran uji coba akan dilakukan agar perahu dapat digunakan secara rutin untuk berlayar ke berbagai desa disepanjang pesisir untuk membeli ikan langsung dari para nelayan. Ini akan membantu meningkatkan pasokan ikan ke Koperasi dan membantu mempertahankan harga yang ditetapkan oleh Koperasi.

WAMENA: Pengembangan Kopi PapuaBaru-baru ini, penerima hibah AMARTA-PADA yaitu Koperasi Baliem Arabika telah melalui pengawasan oleh organisasi CERES dan menerima Organic Certificate. Ini artinya petani-petani kopi anggota Koperasi telah berhasil menunjukkan pemahaman dan kepatuhan mereka dalam melakukan pertanian kopi secara organik. Pada kuartal berikutnya anggota-anggota Koperasi akan diperiksa sekali lagi oleh sebuah organisasi independent, the Rainforest Alliance, yang akan memastikan bahwa para petani kopi telah mematuhi peraturan yang ada. Sertifikasi internasional ini adalah bentuk persetujuan komunitas internasional yang menjamin harga premium bagi kopi Koperasi. Koperasi Baliem Arabika baru-baru ini mendapatkan dua pelanggan baru yang tertarik untuk membeli kopi Arabika Lembah Baliem. Pembeli pertama adalah kopi Amungme Gold yang memiliki fasilitas sangrai dan pengemasan sendiri di Timika baru-baru ini membuat kesepakatan untuk melakukan transaksi sebesar satu ton biji kopi mentah dengan kemungkinan peningkatan jumlah pesanan di masa depan. Pembeli yang kedua adalah PT Pangansari Utama, yang adalah perusahaan jasa boga untuk PT Freeport Indonesia. PT Pangansari Utama setuju untuk membeli 12 ton kopi sangrai untuk Koperasi, dengan perhitungan satu ton per bulannya, dengan harga sebesar Rp54.000 per kg. Keuntungan dari kedua transaksi tersebut akan langsung masuk ke kas Koperasi petani dan digunakan untuk melanjutkan pembelian kopi di harga yang pantas dan memberikan bantuan teknis dan bahan-bahan sesuai kebutuhan petanipetani kopi di seluruh wilayah Lembah Baliem. Tim AMARTA-PADA dan Koperasi Baliem Arabika sekarang hampir menyelesaikan penyusunan sistim kendali internal, yang mengikutsertakan sebuah proses pendaftaran petani yang memungkinkan Koperasi untuk secara rutin memeriksa para petani anggota mereka untuk memastikan kepatuhan mereka pada standard-standard organik dan Rainforest Standard. Sejalan dengan tibanya musim berbunganya tanaman kopi pada bulan April, Koperasi sekarang kembali aktif membeli kopi di seluruh wilayah Lembah Baliem dan melakukan pengolahan di fasilitas Jagara. Fokus perhatian mereka sekarang adalah untuk menyiapkan pengiriman kontainer kedua pesanan Starbucks Corporation.1. Bapak David Anderson menyerahkan traktor ke komunitas Aramsolki yang diwakili oleh Bapak Pius Ilimagai 2. Seorang anak yang menjual hasil tangkapannya ke Koperasi Maria Bintang Laut 3. Manajer Pangansari, Bernard Liem, menandatangani kontrak pembelian kopi dari Wamena, dihadiri oleh koordinator Papua, Kornel Gartner

3

Gedung BRI II Lt. 28, Suite 2806 Jl. Jend. Sudirman No. 44-46 Jakarta Telp: 021 - 5713548 Fax: 021 - 5711388 www.amarta.net

AgroCulture Aug 2009

|

9

AgroCultureCERITA SUKSES

AgroCulture

Petani sukses dari Kabupaten Karo, Yang dapat menyekolahkan Anak sampai Sarjana

1

2

Pada tahun 2007, Kitab Barus, seorang petani dari Desa Sikap dusun Ketekunan Kitab Barus memampukan dia untuk meluluskan dua Siberteng, Kecamatan Barus Jahe, Kabupaten Karo hampir menebang seluruh kebun jeruknya sebab biaya operasional sudah terlalu tinggi sekali, dikarnakan ranting dan cabang-cabang pohon yang mengering. Sekarang, dia bisa berbangga menunjukkan kebun jeruknya yang hijau, yang menjadikan kebun jeruknya merupakan salah satu kebun percontohan jeruk. Perubahan yang sangat besar di kebunnya dikarenakan dia telah mengikuti pelatihan jeruk AMARTA pada bulan Mei 2007 dan sekolah lapang jeruk AMARTA selama tahun 2007. Kitab Barus beserta istrinya menerapkan seluruh materi pelatihan dan sekolah lapang jeruk, sehingga hanya dalam waktu 6 bulan, kebun jeruknya sudah menunjukkan perubahan yang sangat besar. Kebun yang sebelumnya terus merugi menjadi kebun yang memberikan keuntungan yang luar biasa, 600 batang pohon jeruk dapat memberikan pendapatan selama tahun 2008 sampai 2009 yang mencapai hampir Rp90 juta dengan rata-rata harga jual Rp3.000 per kg dan jumlah produksi per tahun mencapai 30.000 kg. Itu dibuktikan dengan catatan kegiatan kebun yang sangat rapi dan detil. Kitab Barus juga sangat menjaga kebun jeruknya; pagar kebun dipangkas sangat rapi, rumput disekitar pohon dijaga bersih dan sehingga kebun jeruk dengan jarak tanam 5x5 dapat bertumbuh baik dan berbuah secara maksimal. Karena penggunaan pupuk yang sudah tepat dan penanggulangan hama penyakit, sehingga biaya operasional kebun jeruknya turun hampir 71% atau hanya 7,2 juta pertahun.1. Bpk. Kitab Barus didepan batang jeruk dengan teknologi sambung samping pengendalian busuk batang 2. Ladang Bpk. Kitab Barus terpilih untuk dijadikan ladang percontohan bagi desa Sikap kec. Siberteng.

orang anaknya menjadi sarjana dan membiayai kuliah anaknya yang sedang kuliah semester tujuh di Fakultas Pertanian Sumatera Utara. melalui hasil panen jeruknya. Saya berharap AMARTA dapat terus membimbing dan mengajarkan kami, petani jeruk di Karo agar teknik yang maksimal. Terima kasih AMARTA! Ujar Bpk. Kitab Barus.

yang mencapai 25 juta setiap tahun, tanpa memberikan hasil sama Bukan itu saja, beliau pun mampu menambah jumlah luas ladangnya

sangat rapi, sanitasi yang baik, ranting dan daun kembali sehat dan budidaya jeruk kami semakin baik sehingga dapat memberikan hasil

Saya berharap AMARTA dapat terus membimbing dan mengajarkan kami, petani jeruk di Karo agar teknik budidaya jeruk kami semakin baik sehingga dapat memberikan hasil yang maksimal. Terima kasih AMARTA!Kitab Barus, petani jeruk

10

|

AgroCulture Aug 2009

Gedung BRI II Lt. 28, Suite 2806 Jl. Jend. Sudirman No. 44-46 Jakarta Telp: 021 - 5713548 Fax: 021 - 5711388 www.amarta.net