ii pembahasan studi kelayakan
DESCRIPTION
huhuyhuyyhjijijui76uiTRANSCRIPT
II. ASPEK-ASPEK DALAM STUDI KELAYAKAN PROYEK
2.1. Aspek Internal Proyek
2.1.1 Aspek Pemasaran
Aspek pemasaran adalah aspek internal perusahaan dalam menggapai
peluang, keunggulan dan kekuatan, kelemahan, tantangan dan ancaman serta
kemampuan suatu perusahaan menjual produknya dipasaran (Risnayadi dkk,
2008). Perusahaan kami akan bergerak dibidang pengolahan pangan yaitu indutri
keripik singkong. Ada 3 hal yang harus dikaji dalam aspek pemasaran, yaitu:
1. Penentuan segmen target, posisi produk dan pasarnya.
Segmentasi dari produk kami ini adalah untuk kalangan menengah
keatas. Tempat penjualnnya pun akan dilakukan di supermarket, toko
makanan dan toko oleh oleh. Target pasarnya ialah anak anak hingga dewasa,
karena produk ini adalah produk camilan, sehingga kapan saja dapat
dikonsumsi.
2. Kajian untuk mengetahui hal hal utama dari konsumen potensial seperti
perihal sikap, prilaku serta kepuasan mereka atas produk produk sejenis.
Produk sejenis produk kami sudah banyak dipasaran dan peminatnya
pun tidak sedikit, mereka menyukai keripik singkong dikarenakan memiliki
rasa yang enak dan produk yang berbahan baku local, oleh karena itu kami
merasa produk kami nantinya akan mampu bersaing dengan produk sejenis
lainnya
3. Menentukan startegi, kebijakan dan program pemasaran.
Strategi yang akan kami kembangkan ialah dengan menggunakan rasa
khas nusantara seperti rasa ayam balado, rasa khas rendang, dan lain lain,
pemasarannya pun akan ditempatkan di tempat tempat startegis seperti pusat
oleh oleh, supermarket dan lain lain. Dari segi harga pun kita sudah sangat
bersaing dengan produk sejenis, oleh karena itu dengan adanya strategi ini
akan membantu dalam pemasaran dan penjualan sehingga dapat bersaing
dipasaran.
2
3
2.1.2. Aspek Teknik dan Teknologi
Evaluasi aspek teknis ini mempelajari kebutuhan-kebutuhan teknis pabrik,
seperti penentuan kapasistas produksi, jenis teknologi yang dipakai, pemakaian
peralatan dan mesin, lokasi pabrik dan letak pabrik yang paling menguntungkan.
Lalu dari kesimpulannnya dapat dibuat rencana jumlah biaya pengadaan harta
tetapnya.
Analisis aspek teknis dan teknologi dalam analisis kelayakan pabrik meliputi :
1. Perancangan Produk
Informasi didapatkan pada analisis marketing adalah tentang preferensi
konsumen dan perkiraan besarnya demand. Pada perancangan produk preferensi
ini akan diterjemahkan industrialisasi dan komersialisasi. Perancangan produk
bertujuan untuk menghasilkan suatu prototype produk yang memiliki kemampuan
industrialisasi dan komersialisasi. Kebutuhan konsumen yang digambarkan dalam
profil kebutuhan akan diterjemahkan dalam bentuk yang memiliki spesifikasi
tertentu.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan produk,
yaitu :
a) Faktor Fungsional
Bagi konsumen, suatu produk harus dapat memberikan kegunaan sesuai
dengan fungsinya.
b) Faktor Keandalan
Produk harus mampu berfungsi untuk jangka waktu yang telah ditetapkan
tanpa mengalami gangguan atau kerusakan.
c) Faktor Pemeliharaan (Maintainability)
Pembuatan produk harus memperhatikan kemudahaan dalam melakukan
pemeliharaan.
d) Faktor Mampu Diproduksi (Produceability)
Hasil akhir dari suatu proses perancangan bukanlah prototype tetapi produk
akir yang dapat melewati tahapan komersialisasi.
e) Faktor Manusia
Perancangan produk perlu mempertimbangkan faktor manusia.
f) Faktor Keamanan
4
g) Faktor Disposeability
Langkah selanjutnya adalah melakukan pengembangan desain, sehingga
menghasilkan prototype produk yang mampu melalui tahap industrialisasi dan
komersialisasi (Sinegar, 1991). Proses produksi produk Keripik Singkong
“Nusatela” dilakukan dengan teknologi produksi menggunakan mesin pada proses
pencampuran hingga proses pengemasan dengan mesin pengemas dan jalur alir
produk.
2. Perancangan Kapasitas
Kapasitas merupakan kemampuan produksi dari fasilitas, yang biasanya
dinyatakan dalam volume output persatuan waktu. Menurut Freddy Rangkuti
(2004), perencanaan kapasitas adalah usaha perusahaan usaha mengatasi fluktuasi
permintaan (demand). Perencanaan kapasitas yang baik diharapkan perusahaan
akan menghasilkan produknya sesuai dengan jumlah kebutuhan konsumen.
Perencanaan kapasitas berhubungan dengan jumlah tenaga kerja, mesin,
dan peralatan fisik yang diperlukan. Terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi kapasitas produksi, yaitu :
Faktor yang dapat dikendalikan meliputi : shift kerja per hari, hari kerja per
minggu, jam lembur, subkontrak dan jadwal pemeliharaan.
Faktor yang tidak dapat dikendalikan, meliputi : absensi tenaga kerja,
performasi tenaga kerja, kerusakan mesin dan peralatan, scrap dan rework.
3. Perancangan Proses dan Fasilitas Produksi
Berdasarkan rancangan produk dari rencana kapasitas produk yang telah
dibuat pada langkah sebelumnya, selanjutnya perlu dikaji proses-proses beserta
fasilitas produksi yang dibutuhkan untuk memproses bahan baku menjadi produk
yang kita inginkan sebanyak kapasitas yang telah direncanakan. Karena biasanya
untuk menyelesaikan satu elemen pekerjaan dapat ditempuh beberapa alternatif
proses, maka harus memilih proses yang paling sesuai.
Kapasitas mesin yang digunakan cukup besar namun dalam
penggunaannya dilakukan sesuai dengan kebutuhan produksi per hari. Jumlah
produksi per hari adalah 2500 kemasan yang dapat berubah sesuai dengan
permintaan, kapasitas produksi, dan ketersediaan bahan baku.
5
4. Perancangan Lokasi
Menurut James M Apple (1997), peranan lokasi bagi kegiatan industri atau
manufaktur sangat penting. Pada tahap awal pembuatan industri, pengusaha
dihadapkan pada tiga persoalan pokok, yaitu :
Penentuan skala operasi atau produksi yang berkenaan dengan jumlah produk
dan tingkat harga bagi pembeli.
Penentuan teknik operasi yang digunakan (pemilihan mesin dan bahan baku).
Penentuan lokasi kegiatan indsutri yang akan didirikan.
Secara makro, pengaturan lokasi juga penting untuk mencapai
keseimbangan aktivitas tanpa melupakan prinsip ekonomi. Analisis industri
didefinisikan sebagai studi mengenai pengaturan tata ruang dari kegiatan industri
atau kegiatan manufaktur. Faktor-faktor yang berperan penting dan perlu
dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi indsutri dapat ditinjau dari tiga aspek
yaitu aspek sumber, aspek produk, dan aspek lingkungan.
Lokasi pabrik yaitu di daerah Subang, Jawa Barat. Pemilihan lokasi pabrik
tersebut karena adanya aspek-aspek yang terpenuhi seperti sumber daya manusia,
aspek jalan, masyarakat, pemasaran dekat, dekat dengan pemasok bahan baku,
dan lain-lain.
5. Pengadaan Persediaan Bahan
Menurut Senator Nur Bahagia (2003), Sistem persediaan adalah
serangkaian kebijaksanaan dan pengendalian yang memonitor tingkat persediaan
yang bertujuan untuk menetapkan dan meminjam tersedianya sumber daya dalam
kuantitas san waktu yang tepat. Oleh karena itu, sasaran akhir dari sistem
persediaan adalah menghasilkan keputusan tingkat persediaan, yang
mengembangkan tujuan diadakannya persediaan dengan biaya yang dikeluarkan
dengan kata lain, sasaran akhir manajemen persediaan adalah untuk
meminimumkan total biaya melalui penentuan berapa banyak dan kapan
pemesanan dilakukan secara optimal.
Persediaan bahan jadi dilakukan dengan manajemen persediaan bahan
baku. Manajemen ketersediaan bahan baku dilakukan dengan metode studi
kelayakan model Operation Research (RO), dengan perencanaan material
(material sampling).
6
6. Pengawasan Kualitas Produk
Pengawasan kualitas produk dilakukan dengan cara metode QC dan QA
yaitu adanya ruang pengujian terhadap produk hasil produksi, pengawasan dan
pengujian ini dilakukan apabila kualitas produk menurun atau adanya kontaminasi
yang menyebabkan penurunan kualitas produk.
2.1.3. Aspek Manajemen
Analisis manajemen berfungsi menjalankan roda organisasi melalui
kegiatan-kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian.
Menurut Pearce dan Robinson, manajemen stategik merupakan sekumpulan
keputusan tindakan yang merupakan hasil dari formulasi dan implementasi serta
rencana yang didesain untuk mencapai tujuan suatu perusahaan. Unsur-unsur
dalam manajemen strategik bermacam-macam diantaranya adalah:
Memformulasikan misi, tujuan, falsafah, dan sasaran perusahaan.
Mengembangkan profil perusahaan
Menilai lingkungan internal dan eksternal perusahaan
Menentukan tujuan jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek
perusahaan
Ciri-ciri dari keputusan yang sifatnya strategik adalah bahwa keputusan-
keputusan itu diputuskan oleh manajemen puncak, memerlukan biaya yang relatif
besar, mempunyai konsekuensi yang multi fungsional, mempertimbangkan
lingkungan eksternal perusahaan dan hasil keputusannya berdampak pada
perusahaan dalam jangka panjang, dikarenakan hasl ini berorientasi pada masa
depan.
Organisasi dapat dipandang sebagai sarana untuk mencapai tujuan. Jika
dikaitkan dengan suatu perusahaan, maka pengertian organisasi mempunyai
makna yang statis, yang membuat perusahaan hidup dan dinamis adalah karena
adanya proses-proses manajemen. Agar proses-proses manajemen dapat bekerja
dengan baik, maka organisasi sebagai sarananya perlu dirancang. Hasil akhir dari
perancangan organisasi inilah yang disebut dengan struktur organisasi. Strukur
formal organisasi dapat membantu menjelaskan wewenang, tugas, dan tanggung
jawab manajemen.
7
Aspek manajemen merupakan perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan, pengendalikan manajemen, dan bagaimana cara mengakhiri proyek.
Perencanaan proyek dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Pembuatan Rencana proyek
Rencana proyek dalam pabrik ini dilakukan dengan membuat tim
perencanaan yang membuat suatu visi misi tujuan perusahaan dan pabrik
serta mengakomodasi sumber daya manusia, fasilitas, serta produk dan
sasaran konsumen.
2. Fungsi Perencanaan
Fungsi perencanaan adalah untuk menghasilkan pabrik yang mempunyai
produksi yang baik serta memenuhi kepuasan konsumen, mengikuti peraturan
dan kebijakan umum, serta melakukan kegiatan yang terorganisir.
3. Jangka Waktu Pelaksanaan
Proyek ini akan dilaksanakan dalam waktu 5 tahun kedepan dengan dapat
menghasilkan hasil produksi yang menjadi prioritas dan dapat menghasilkan
keuntungan serta memperdayakan sumber daya manusia dengan baik.
4. Tingkatan Manajer
Tingkatan manajer dalam perusahaan dilakukan secara operasional yang
berfungsi untuk memperjelas strategi dalam program kerja yang akan
dilakukan dan kegiatan kedepannya.
5. Program Kerja
Program kerja yang dilakukan dalam perusahaan yaitu dengan teknik PERT
(Program Evaluation and Review Technique). Tiga dasar yang penting yaitu
perencanaan dalam penjadwalan kerja, pengangaran dan penggunaan tenaga
kerja, pengorganisasian, dan pengendaliannya. PERT dibuat dengan dua
langkah penting yaitu pembuatan daftar kegiatan beserta urutan kerjanya.
6. Anggaran
Anggaran merupakan hasil perincian yang menulis atau mencatat biaya
produksi yaitu biaya pemasukan dan biaya pengeluaran yaitu menghitung
anggaran produksi, tenaga kerja, bahan baku, biaya pabrik, variable, modal,
kas, dan lain-lain.
8
2.1.4. Aspek Sumber Daya Manusia
Aspek sumber daya manusia pada perusahaan kami mengkualifikasi
praktisi pada bidang teknik pengolahan pangan, teknik industri, ekonomi dan
manjemen, teknik kimia dan teknik mesin. Selain itu pekerja di dalam bidang
produksi merupakan teknisi yang dapat cepat, tepat, dan tanggap dalam
melakukan proses serta mengetahui cara kerja mesin yang sebelumnya dilakukan
pelatihan.
Praktisi bidang teknologi pangan sebagai QC, QA, dan R&D dalam
produksi, praktisi teknik industri sebagai penggerak proses produksi dan utilitas
perencanaan dan pembangunan pabrik, praktisi manajemen dan ekonomi sebagai
kesekretariatan, pemasaran, keuangan, dan praktisi mesin sebagai penanganan
kerusakan dan perawatan mesin.
Karyawan produksi minimal merupakan lulusan SMA/SMK. Pegawai QC
diharapkan minimal lulusan SMK. Pegawai QA minimal lulusan D3, sedangkan
tenaga kerja perkantoran merupakan minimal lulusan S1.
Tahapan penerimaan karyawan di pabrik ini, melalui HRD dengan
serangkaian training/percobaan selama 3 bulan, kemudian diangkat menjadi
karyawan kontrak selama 2 tahun, jika kinerja pekerjaan baik dan memuaskan
pabrik maka akan diterima menjadi karyawan tetap.
2.1.5. Aspek Keuangan
Aspek keuangan bertujuan untuk mengetahui perkiraan pendanaan dan
aliran kas proyek pendirian pabrik Nusatela ini (PT. Casavfood), sehingga dapat
diketahui layak atau tidaknya rencana proyek tersebut.
Asumsi
Skala Usaha yang dijalankan pada pabrik keripik singkong “Nusatela”
kami adalah skala besar. Asumsi-asumsi yang menjadi dasar perhitungan dalam
analisis Biaya Produksi antara lain:
1. Analisis finansial ini dilakukan dengan biaya investasi untuk pendirian usaha
baru.
2. Umur ekonomi proyek ditetapkan selama 5 tahun, disesuaikan dengan umur
ekonomi rata-rata mesin dan peralatan.
9
3. Tingkat produksi untuk tahun pertama yaitu 12500 kemasan per hari.
4. 1 kemasan beratnya adalah 200 gram dengan harga Rp.10.000,-/kemasan.
5. Jumlah hari produksi dalam 1 tahun adalah 300 hari atau 25 hari dalam 1
bulannya.
6. Kapasitas produksi sebesar 12500 kemasan = 2500kg per hari
Kebutuhan bahan baku per hari adalah ton singkong segar untuk
menghasilkan 2500 kg keripik singkong (asumsi rendemen 50%).
Minyak goreng per hari adalah 2500 kg
Bumbu tabur siap pakai per hari adalah 250 kg
Garam 125 kg
7. Asumsi mengenai produksi adalah sebagai berikut :
Kebutuhan bahan baku (per hari) : 5 ton singkong
Kapasitas produksi (per hari) : 12500 kemasan
Harga jual : Rp.10.000,-
Jumlah hari produksi (per bulan) : 25 hari
Jumlah jam kerja (per hari) : 8 jam x 3 shift
Umur ekonomi Usaha (tahun) : 5
Tingkat suku bunga : 5%
10
Tabel 1. Perhitungan Kebutuhan Investasi AwalNo Jenis Aktiva Harga Per Unit Total Harga Depresiasi
1 Mesin pengupas kulit singkong 1 Unit 5 Tahun 15,500,000.00Rp 15,500,000.00Rp 3,100,000.00Rp 2 Mesin perajang singkong 2 Unit 5 Tahun 750,000.00Rp 1,500,000.00Rp 300,000.00Rp 3 Frying pan 2 Buah 3 Tahun 1,500,000.00Rp 3,000,000.00Rp 1,000,000.00Rp 4 Spinner 2 Unit 5 Tahun 3,350,000.00Rp 6,700,000.00Rp 1,340,000.00Rp 5 Macaroni Hexagone Molen 2 Unit 5 Tahun 5,000,000.00Rp 10,000,000.00Rp 2,000,000.00Rp 6 Continous Sealer Horizontal 3 Unit 5 Tahun 4,000,000.00Rp 12,000,000.00Rp 2,400,000.00Rp
48,700,000.00Rp 10,140,000.00Rp Modal Kerja Awal
7 Generator 3 Buah 3 Tahun 7,500,000.00Rp 22,500,000.00Rp 7,500,000.00Rp 8 Motor Dinamo 2 buah 2 tahun 350,000.00Rp 700,000.00Rp 350,000.00Rp 9 Gas 50 kg 2 buah 1 tahun 800,000.00Rp 1,600,000.00Rp 1,600,000.00Rp
10 Spatula 4 buah 6 Bulan 50,000.00Rp 200,000.00Rp 33,333.33Rp 11 Timbangan 4 buah 2 tahun 100,000.00Rp 400,000.00Rp 200,000.00Rp 12 Keranjang Besar 10 Buah 3 Tahun 100,000.00Rp 1,000,000.00Rp 333,333.33Rp 13 Tabung APAR1 kg 4 Buah 2 tahun 650,000.00Rp 2,600,000.00Rp 1,300,000.00Rp 14 Selang 4 buah 2 tahun 50,000.00Rp 200,000.00Rp 100,000.00Rp 15 Sapu 10 Buah 6 bulan 20,000.00Rp 200,000.00Rp 33,333.33Rp 16 Lap 20 Buah 1 Tahun 10,000.00Rp 200,000.00Rp 200,000.00Rp 17 Ember 20 Buah 1 Tahun 15,000.00Rp 300,000.00Rp 300,000.00Rp 18 Meja 30 buah 5 tahun 400,000.00Rp 12,000,000.00Rp 2,400,000.00Rp 19 Kursi 60 buah 5 tahun 100,000.00Rp 6,000,000.00Rp 1,200,000.00Rp 20 Komputer 15 buah 5 tahun 4,000,000.00Rp 60,000,000.00Rp 12,000,000.00Rp 21 Lemari 30 buah 5 tahun 500,000.00Rp 15,000,000.00Rp 3,000,000.00Rp 22 Mobil Colt 3 unit 5 tahun 100,000,000.00Rp 300,000,000.00Rp 60,000,000.00Rp 23 Forklift 2 unit 5 tahun 3,000,000.00Rp 6,000,000.00Rp 1,200,000.00Rp 24 AC 10 unit 3 tahun 2,500,000.00Rp 25,000,000.00Rp 8,333,333.33Rp 25 Infokus 2 buah 3 tahun 4,000,000.00Rp 8,000,000.00Rp 2,666,666.67Rp 26 Sofa 1 set 5 tahun 1,000,000.00Rp 1,000,000.00Rp 200,000.00Rp 27 Alat Makan 4 set 2 tahun 120,000.00Rp 480,000.00Rp 240,000.00Rp 28 ATK 5 set 1 tahun 100,000.00Rp 500,000.00Rp 500,000.00Rp 29 Tempat Sampah 10 buah 2 tahun 30,000.00Rp 300,000.00Rp 150,000.00Rp 30 Keperluan Seragam 3 stel 1 tahun 50,000.00Rp 150,000.00Rp 150,000.00Rp 31 Biaya Pembanguan Pabrik 1 unit 2,000,000,000.00Rp 2,000,000,000.00Rp
Jumlah 2,464,330,000.00Rp 103,990,000.00Rp Investasi 2,513,030,000.00Rp 114,130,000.00Rp
Jumlah
Kuantitas Umur
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2013
Berdasarkan data diatas kebutuhan investasi untuk memulai usaha kami adalah
sebesar Rp. 2.513.030.000, dari segi permodalan kami membagi-bagi menjadi
20% modal dari dinas KUKM & Perindag, modal pinjaman bank 50%, Modal dari
Deptan 5%, dan 25% dari modal pribadi berikut ini adalah perhitungannya :
11
Tabel 2. Perhitungan PermodalanNo Sumber Investasi Nilai
1Modal Dinas KUKM & Perindag (20% dari investasi) Rp2,513,030,000 Rp 502,606,000
2 Modal Bank (50% dari Investasi Rp2,513,030,000 Rp1,256,515,0003 Modal Deptan (5% dari investasi) Rp2,513,030,000 Rp 125,651,5004 Modal Sendiri (25% dari Investasi) Rp2,513,030,000 Rp 628,257,500
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2013
Tabel 3. Biaya Tetap/TahunNo Bahan Satuan
Kuantitas
Harga per unit Total harga
1 Depresiasi Tahun 1 Rp114,130,000 Rp114,130,0002 Biaya Asuransi Tahun 1 Rp246,433,000 Rp246,433,000
3Biaya Perawatan dan Perbaikan Aset Tahun 1 Rp974,000 Rp974,000Total Rp361,537,000
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2013
Tabel 4. Perhitungan Kebutuhan Bahan Baku Langsung dan Tidak Langsung (per Tahun)
Bahan LangsungNo Jenis Aktiva Kuantitas Harga Per Unit Total Harga1 Singkong 1500 ton Rp500,000 Rp750,000,0002 Minyak 750 ton Rp5,000,000 Rp3,750,000,0003 Bumbu tabur 75 ton Rp30,000,000 Rp2,250,000,0004 Garam 37.5 ton Rp5,000,000 Rp187,500,0005 Kemasan 1500 rim Rp500,000 Rp750,000,000
Total Rp7,687,500,000Bahan Tidak Langsung
No Jenis Aktiva Kuantitas Harga Per Unit Total Harga1 Dus 105000 Buah Rp2,000 Rp210,000,0002 Lakban 5000 buah Rp3,500 Rp17,500,000
Total Rp227,500,000Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2013
12
Tabel 5. Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Langsung dan Tidak Langsung
Jabatan Gaji/Bulan Gaji/Tahun Jumlah BiayaT.K. Langsung Perkantoran
Manager Produksi 4,500,000Rp 54,000,000Rp 1 54,000,000Rp Manager HQA 4,500,000Rp 54,000,000Rp 1 54,000,000Rp Manager engineering 4,500,000Rp 54,000,000Rp 1 54,000,000Rp Supervisor Produksi 3,000,000Rp 36,000,000Rp 1 36,000,000Rp Supervisor QA 3,000,000Rp 36,000,000Rp 1 36,000,000Rp Supervisor QC 3,000,000Rp 36,000,000Rp 1 36,000,000Rp Supervisor engineering 3,000,000Rp 36,000,000Rp 1 36,000,000Rp Karyawan RnD 3,500,000Rp 42,000,000Rp 4 168,000,000Rp Kepala gudang 2,000,000Rp 24,000,000Rp 1 24,000,000Rp
Buruh 1,500,000Rp 18,000,000Rp 160 2,880,000,000Rp Total : 3,378,000,000Rp
Tenaga Kerja Langsung
T.K. Langsung Non Perkantoran
Jabatan Gaji/Bulan Gaji/Tahun Jumlah Biaya
Direktur Utama Rp7,000,000 Rp84,000,000 1 Rp84,000,000Distributor Rp2,000,000 Rp24,000,000 10 Rp240,000,000Karyawan kantor Rp2,500,000 Rp30,000,000 30 Rp900,000,000
Kebersihan 1,200,000Rp 14,400,000Rp 10 Rp144,000,000Satpam 1,200,000Rp 14,400,000Rp 8 Rp115,200,000Petugas kantin 1,000,000Rp 12,000,000Rp 5 Rp60,000,000
Total : Rp1,543,200,000
T.K. Tak Langsung Non Perkantoran
Tenaga Kerja Tak Langsung
T.K. Tak Langsung Perkantoran
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2013
13
Tabel 6. Cost of Good Sold (Harga Pokok Penjualan)Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
1 . Bahan Langsung Rp7,687,500,000 Rp8,071,875,000 Rp8,475,468,750 Rp8,899,242,188 Rp9,344,204,2972 . Tenaga Kerja Langsung Rp3,378,000,000 Rp3,378,000,000 Rp3,378,000,000 Rp3,378,000,000 Rp3,378,000,0003 . Overhead Pabrik
Tenaga Kerja Tidak Langsung Rp1,543,200,000 Rp1,543,200,000 Rp1,543,200,000 Rp1,543,200,000 Rp1,543,200,000Telepon Rp2,400,000 Rp2,400,000 Rp2,400,000 Rp2,400,000 Rp2,400,000Transportasi Rp6,000,000 Rp6,000,000 Rp6,000,000 Rp6,000,000 Rp6,000,000Depresiasi Rp114,130,000 Rp114,130,000 Rp114,130,000 Rp114,130,000 Rp114,130,000Asuransi Rp246,433,000 Rp246,433,000 Rp246,433,000 Rp246,433,000 Rp246,433,000TOTAL BIAYA FABRIKASI Rp12,977,663,000 Rp13,362,038,000 Rp13,765,631,750 Rp14,189,405,188 Rp14,634,367,297
HARGA POKOK PENJUALAN Rp12,977,663,000 Rp13,362,038,000 Rp13,765,631,750 Rp14,189,405,188 Rp14,634,367,297Harga Jual = HPP + PPN + ProfitPPN 10% Rp1,297,766,300 Rp1,336,203,800 Rp1,376,563,175 Rp1,418,940,519 Rp1,463,436,730Profit 50% Rp6,488,831,500 Rp6,681,019,000 Rp6,882,815,875 Rp7,094,702,594 Rp7,317,183,648
Rp20,764,260,800 Rp21,379,260,800 Rp22,025,010,800 Rp22,703,048,300 Rp23,414,987,675
3750000 3937500 4134375 4341093.75 4558148.438Rp3,461 Rp3,394 Rp3,330 Rp3,269 Rp3,211
Rp5,537 Rp5,430 Rp5,327 Rp5,230 Rp5,137Harga Jual/unit = Harga Jual : Jumlah ProduksiHarga Jual/unit
Harga Jual (Penjualan)
HPP/unit = HPP : Jumlah ProduksiJumlah Produksi/tahunHarga Pokok Penjualan/unit
Cost of Good Sold
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2013
14
Tabel 7. Perhitungan Proyeksi Laba RugiIncome Statement Tahun ke-1 Tahun ke-2 Tahun ke-3 Tahun ke-4 Tahun ke-5
1 . Penjualan Rp20,764,260,800 Rp21,379,260,800 Rp22,025,010,800 Rp22,703,048,300 Rp23,414,987,6752 . Cost of Good Sold Rp12,977,663,000 Rp13,362,038,000 Rp13,765,631,750 Rp14,189,405,188 Rp14,634,367,297
LABA KOTOR Rp7,786,597,800 Rp8,017,222,800 Rp8,259,379,050 Rp8,513,643,113 Rp8,780,620,378
3 . Beban KomersialBeban Administrasi Rp4,000,000 Rp4,000,000 Rp4,000,000 Rp4,000,000 Rp4,000,000Beban Pemasaran Rp10,000,000 Rp10,000,000 Rp10,000,000 Rp10,000,000 Rp10,000,000Total Komersial Rp14,000,000 Rp14,000,000 Rp14,000,000 Rp14,000,000 Rp14,000,000LABA OPERASI Rp7,772,597,800 Rp8,003,222,800 Rp8,245,379,050 Rp8,499,643,113 Rp8,766,620,378
4 . Pajak Penghasilan 15% Rp1,165,889,670 Rp1,200,483,420 Rp1,236,806,858 Rp1,274,946,467 Rp1,314,993,057LABA BERSIH Rp6,606,708,130 Rp6,802,739,380 Rp7,008,572,193 Rp7,224,696,646 Rp7,451,627,321
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2013
Perhitungan rugi laba mengukur arus pendapatan (revenues) dan beban (expenses) selama jangka waktu tertentu. Biaya-biaya yang
tercantum dalam perhitungan rugi laba menggambarkan teknik produksi yang digunakan pada suatu perusahaan.
15
Tabel 8. Perhitungan Proyeksi Aliran KasUraian Tahun ke-0 Tahun ke-1 Tahun ke-2 Tahun ke-3 Tahun ke-4 Tahun ke-5
Pemasukan (In Flow)Pinjaman Kredit Rp1,884,772,500Modal Sendiri Rp628,257,500Laba Bersih Rp6,606,708,130 Rp6,802,739,380 Rp7,008,572,193 Rp7,224,696,646 Rp7,451,627,321Depresiasi Rp114,130,000 Rp114,130,000 Rp114,130,000 Rp114,130,000 Rp114,130,000TOTAL PEMASUKAN Rp2,513,030,000 Rp6,720,838,130 Rp6,916,869,380 Rp7,122,702,193 Rp7,338,826,646 Rp7,565,757,321Pengeluaran (Out Flow)Investasi Rp2,513,030,000Angsuran Pokok Kredit Rp1,321,341,626 Rp1,387,408,707 Rp1,456,779,143 Rp1,529,618,100 Rp1,606,099,005TOTAL PENGELUARAN Rp2,513,030,000 Rp1,321,341,626 Rp1,387,408,707 Rp1,456,779,143 Rp1,529,618,100 Rp1,606,099,005Pemasukan - Pengeluaran Rp0 Rp5,399,496,504 Rp5,529,460,673 Rp5,665,923,050 Rp5,809,208,546 Rp5,959,658,317Kas Awal TahunKAS AKHIR TAHUN Rp0 Rp5,399,496,504 Rp5,529,460,673 Rp5,665,923,050 Rp5,809,208,546 Rp5,959,658,317Cumulative Net Cash Flow Rp0 Rp5,399,496,504 Rp10,928,957,177 Rp16,594,880,227 Rp22,404,088,772 Rp28,363,747,089
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2013
16
Tabel 9. Perhitungan Pembayaran PinjamanTahun Pinjaman Bunga Kredit Angsuran Pokok Pembayaran
0 Rp 1,884,772,5001 Rp 1,884,772,500 Rp 94,238,625 Rp 3,209,115,440 Rp 3,303,354,0652 Rp (1,324,342,940) Rp (66,217,147) Rp 3,369,571,212 Rp 3,303,354,0653 Rp (4,693,914,152) Rp (234,695,708) Rp 3,538,049,773 Rp 3,303,354,0654 Rp (8,231,963,925) Rp (411,598,196) Rp 3,714,952,261 Rp 3,303,354,0655 Rp(11,946,916,186) Rp (597,345,809) Rp 3,900,699,874 Rp 3,303,354,065
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2013
17
Analisis Kelayakan Usaha
Tabel 10. Perhitungan BEP Produksi Dalam 5 TahunBreak Even Point Tahun ke-1 Tahun ke-2 Tahun ke-3 Tahun ke-4 Tahun ke-5
Penjualan Rp20,764,260,800 Rp21,802,473,840 Rp22,892,597,532 Rp24,037,227,409 Rp25,239,088,779Fixed Cost
Tenaga Kerja Tidak Langsung Rp1,543,200,000 Rp1,543,200,000 Rp1,543,200,000 Rp1,543,200,000 Rp1,543,200,000Telepon Rp2,400,000 Rp2,400,000 Rp2,400,000 Rp2,400,000 Rp2,400,000Transportasi Rp6,000,000 Rp6,000,000 Rp6,000,000 Rp6,000,000 Rp6,000,000Depresiasi Rp114,130,000 Rp114,130,000 Rp114,130,000 Rp114,130,000 Rp114,130,000Beban Administrasi Rp4,000,000 Rp4,000,000 Rp4,000,000 Rp4,000,000 Rp4,000,000Beban Pemasaran Rp10,000,000 Rp10,000,000 Rp10,000,000 Rp10,000,000 Rp10,000,000
Total Fixed Cost Rp1,679,730,000 Rp1,679,730,000 Rp1,679,730,000 Rp1,679,730,000 Rp1,679,730,000Variable Cost
Bahan Langsung Rp7,687,500,000 Rp7,687,500,000 Rp7,687,500,000 Rp7,687,500,000 Rp7,687,500,000Bahan Tidak Langsung Rp227,500,000 Rp227,500,000 Rp227,500,000 Rp227,500,000 Rp227,500,000Tenaga Kerja Langsung Rp3,378,000,000 Rp3,378,000,000 Rp3,378,000,000 Rp3,378,000,000 Rp3,378,000,000Pajak Panghasilan Rp1,165,889,670 Rp1,224,184,154 Rp1,285,39ws3,361 Rp1,349,663,029 Rp1,417,146,181
Total Variable Cost Rp12,458,889,670 Rp12,517,184,154 Rp12,578,393,361 Rp12,642,663,029 Rp12,710,146,181Break Even Point (Unit Kemasan) 758423.36 746319.08 735145.01 724809.76 715233.26Break Even Point (Rupiah) Rp4,199,493,466 Rp4,052,254,023 Rp3,916,330,012 Rp3,790,609,434 Rp3,674,118,600Break Even Point (Hari) 73.82 69.18 64.90 60.94 57.27
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2013
18
BEP (Break Even Point)/Titik impas
Break Even Point (BEP) dapat diketahui dengan memasukkan data anggaran
sebagai berikut :
a. Atas dasar keseluruhan :
(BEP) = Total¿Cost ¿
1−( Total variabelcostJumlah produksi / thn
/ Harga jual /unit )
= Rp1,679,730,000
1−( Rp 12,458,889,6703750000
/5537)
= Rp4,199,493,466
b. Atas dasar per unit produk
BE = Total¿Cost ¿
Harga jual /unit−( Total variabel costJumlah produksi /thn
)
= Rp 1,679,730,000
5537−(Rp 12,458,889,6703750000
)
= 758423.36 kemasan yang harus terjual dalam 1 tahun
Rumus BE keseluruhan akan menghasilkan perhitungan BE dalam rupiah, sedang
analisa per unit akan menghasilkan BE dalam jumlah hasil produk.
c. Bagian dari rumus BEP secara keseluruhan yang berupa :
= Total Fixed Cost (TVC)/ total biaya tetap x 100% Total penghasilan
= Rp1,679,730,000/Rp361,537,000 x 100 % = 0.00000007% Rp6,606,708,130
0.00000007% merupakan variable cost ratio. Variable cost ratio sebesar 0.00000007% berarti bahwa 0.00000007% dari keseluruhan penghasilan atau 0.00000007% dari setiap Rp. 1 penghasilan yang diperoleh dari penjualan akan terpakai untuk menutup biaya variable, sehingga sisanya yang 99.99999993% disebut profit volume ratio. Yaitu bagian penghasilan yang tersisa dan tersedia untuk menutup biaya tetap dan seterusnya akan tersedia sebagai keuntungan perusahaan.
19
Tabel 11. Pay Back Period
Tahun Pengeluaran Pemasukan Net Cash Flow Kumulatif Net Cash FlowNet Profit Depresiasi
0 Rp1,884,772,500 Rp0 Rp0 Rp1,884,772,500 Rp01 Rp1,884,772,500 Rp6,606,708,130 Rp114,130,000 Rp8,605,610,630 Rp6,720,838,1302 -Rp1,324,342,940 Rp6,802,739,380 Rp114,130,000 Rp5,592,526,440 Rp13,637,707,5103 -Rp4,693,914,152 Rp7,008,572,193 Rp114,130,000 Rp2,428,788,041 Rp20,760,409,7034 -Rp8,231,963,925 Rp7,224,696,646 Rp114,130,000 -Rp893,137,279 Rp28,099,236,3485 -Rp11,946,916,186 Rp7,451,627,321 Rp114,130,000 -Rp4,381,158,864 Rp35,664,993,670
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2013
Tanda negatif menunjukkan bahwa beban perusahaan dalam jangka waktu 5 tahun sudah tidak ada, sehingga bisa menjadi kas buat
perusahaan
NVP, IRR, BCR
1. NVP (ir = 5%)
Uraian Tahun ke-1 Tahun ke-2 Tahun ke-3 Tahun ke-4 Tahun ke-5Pemasukan (Income) Rp6,720,838,130 Rp6,916,869,380 Rp7,122,702,193 Rp7,338,826,646 Rp7,565,757,321Pengeluaran (Cost) Rp1,321,341,626 Rp1,387,408,707 Rp1,456,779,143 Rp1,529,618,100 Rp1,606,099,005(P/F,i,n)(income) 0.952380952 0.907029478 0.863837599 0.822702475 0.783526166(P/F,i,n)(cost) 0.952380952 0.907029478 0.863837599 0.822702475 0.783526166P(income) Rp6,400,798,219.05 Rp6,273,804,426.30 Rp6,152,857,957.02 Rp6,037,670,843.42 Rp5,927,968,830.47P(cost) Rp1,258,420,596.19 Rp1,258,420,596.19 Rp1,258,420,596.19 Rp1,258,420,596.19 Rp1,258,420,596.19Total P ( income) Rp30,793,100,276.27Total P (cost) Rp6,292,102,980.95NVP1 Rp24,500,997,295.32
20
P untuk PengeluaranInvestasi Awal Rp2,513,030,000Biaya Rutin per Tahun Rp1,679,730,000Suku Bunga 5%Periode 5Pendapatan Pertahun Rp7,772,597,800Ppengeluaran Rp6,292,102,981Ppendapatan Rp30,793,100,276Benefit Cash Ratio (BCR) 4.89392821Net Present Value (NVP) Rp24,500,997,295
Dari tabel perhitungan dengan suku bunga 5% didapat nilai NPV dan BC Ratio sebagai berikut:
NPV1 = Pincome- PCost
= Rp24.500.997.295
NPV >1 maka alternatif tersebut layak dilakukan
Pada perhitungan NPV dengan tingkat suku bunga 5% menunjukkan nilai yang positif (lebih besar dari nol) yaitu Rp24.500.997.295. Hal
tersebut menandakan bahwa penggantian peralatan dengan umur ekonomis lebih lama layak untuk dilaksanakan.
B/C ratio = Pincome /Pcost
= 4.89392821
Pada perhitungan BC Ratio dengan tingkat suku bunga 5% menunjukkan nilai lebih besar dari satu yaitu 4.89. Hal tersebut menandakan
bahwa setiap Rp 1 yang dikorbankan maka mendapat keuntungan Rp 3,89 .
21
2. NVP (ir = 15%)
Uraian Tahun ke-1 Tahun ke-2 Tahun ke-3 Tahun ke-4 Tahun ke-5Pemasukan (Income) Rp6,720,838,130 Rp6,916,869,380 Rp7,122,702,193 Rp7,338,826,646 Rp7,565,757,321Pengeluaran (Cost) Rp1,321,341,626 Rp1,387,408,707 Rp1,456,779,143 Rp1,529,618,100 Rp1,606,099,005(P/F,i,n)(income) 0.869565217 0.756143667 0.657516232 0.571753246 0.497176735(P/F,i,n)(cost) 0.869565217 0.756143667 0.657516232 0.571753246 0.497176735P(income) Rp5,844,207,069.57 Rp5,230,146,979.21 Rp4,683,292,310.35 Rp4,195,997,953.48 Rp3,761,518,525.12P(cost) Rp1,148,992,718.26 Rp1,049,080,307.98 Rp957,855,933.37 Rp874,564,113.08 Rp798,515,059.77Total P ( income) Rp23,715,162,837.72Total P (cost) Rp4,829,008,132.45NVP2 Rp18,886,154,705.26
P untuk Pengeluaran (Untuk Suku Bunga Yang Lain)Investasi Awal Rp2,513,030,000Biaya Rutin per Tahun Rp1,679,730,000Suku Bunga 15%Periode 5Pendapatan Pertahun Rp7,772,597,800Ppengeluaran Rp4,829,008,132Ppendapatan Rp23,715,162,838Net Present Value (NVP) Rp18,886,154,705Internal Rate of Return 48.6361%
22
Dari tabel perhitungan dengan suku bunga 15% didapat nilai NPV dan BC Ratio
sebagai berikut:
NPV2 = Pincome- PCost
= Rp18,886,154,705
IRR = i1−¿) x 100 = 5−¿
= 48.6361%
Dari data diatas didapatkan nilai IRR lebih besar dari bunga bank (15%) sehingga
usaha ini termasuk baik.
Kesimpulan : Usaha layak dikembangkan bila dilihat dari NVP yang positif
(Rp24.500.997.295), BCR yang lebih dari 1 (4.89392821), dan IRR pada suku
bunga ekstrim 15% (48.6361%)
2.2. Aspek Eksternal Proyek
2.2.1. Aspek Politik, Ekonomi dan Sosial
Aspek politik menurut Sipahutar (2010), dalam menganalisis kelayakan
bisnis, hendaknya aspek politik perlu dikaji untuk memperkirakan bahwa situasi
politik saat bisnis dibangun dan diimplementasikan tidak akan sangat
mengganggu sehingga kajiannya menjadi layak. Situasi politik dapat diketahui
melalui berita. Ada dua jenis situasi politik yang dapatmempengaruhi studi
kelayakan bisnis, yakni:
1) Good news
Adalah berita-berita yang dapat diterima pelaku pasar tentang berbagai factor
atau kondisi suatu negara atau wilayah yang berhubungan dengan dunia
investasi, yang dinilai mendukung dan memiliki potensi mendatangkan
keuntungan bagi dunia investasi. Contohnya adalah pemerintahan yang bersih
(clean government), kepastian hukum dan tegaknya keadilan (law
enforcement).
2) Bad news
Adalah berita tentang berbagai faktor atau kondisi suatu negara atau wilayah
yang berhubungan dengan dunia investasi yang dinilai tidak mendukung dan
23
memiliki potensi mendatangkan kerugian bagi dunia investasi. Contohnya
adalah krisis multidimensi yang melanda negara Indonesia.
Pada aspek politik ini kami mengkaji bahwa di Kabupaten Subang, dalam
tahun 2006 hanya terdapat 27 perusahan besar dan sedang yang sudah beroperasi
secara komersial. Namun, dalam tahun 2007 terjadi lonjakan jumlah industri yang
cukup pesat yaitu mencapai 51 unit (Disperindagsar Subang, 2008).
Perkembangan jumlah industri baik besar maupun sedang tersebut, selain
karena letak geografis Kabupaten Subang yang strategis, juga dikarenakan adanya
berbagai kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Subang yang
berkenaan dengan jaminan kemudahan investasi, seperti dalam pengurusan
perizinan, pajak dan retribusi daerah serta jaminan keamanan. Selain dari itu,
Pemerintah Kabupaten Subang juga berusaha untuk meningkatkan infrastruktur
dasar, seperti jalan, air , listrik dan telekomunikasi (Disperindagsar Subang,
2008). Oleh karenanya Subang dianggap memenuhi aspek politik sehingga dapat
mendukung adanya Industri keripik singkong kami.
Aspek ekonomi menurut Sipahutar (2010), data makroekonomi banyak
yang dapat dijadikan sebagai indikator ekonomi yang dapat diolah menjadi
informasi penting dalam rangaka studi kelayakan bisnis antara lain PDB (Produk
Domestik Bruto), investasi, inflasi, kurs valuta asing, kredit perbankan,
anggaran pemerintah, pengeluaran pembangunan, perdagangan luar negeri dan
neraca pembayaran.
Pengaruh data makroekonomi suatu daerah atau negara secara langsung
atau tidak langsung adalah nyata pada rencana bisnis, apalagi bisnis dengan skala
yang relatif besar. Fakta makroekonomi digunakan sebagai input dalam studi
kelayakan bisnis, dan kajian imbal baliknya, yaitu bahwa bisnis yang
direncanakan hendaknya bermanfaat bagi pihak lain. Aspek-aspek manfaat bisnis
bagi pihak lain dapat dilihat dari beberapa sisi, antara lain:
1) Sisi rencana pembangunan nasional
Memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat. Kegiatan usaha yang
dilakukan sebaiknya mempekerjakan tenaga kerja lokal dan
mempertimbangkan penggunaan mesin
Menggunakan sumber daya local
24
Menghasilkan dan menghemat devisa
Menumbuhkan industri lain. Dengan adanya proyek bisnis yang baru,
diharapkan tumbuh industri lain baik yang sejenis atau industri
pendukung lainnya yang mendukung usaha tersebut.
Turut menyediakan kebutuhan konsumen dalam negeri sesuai dengan
kemampuan
Menambah pendapatan nasional
2) Sisi distribusi nilai tambah
Maksudnya adalah agar nilai proyek memiliki nilai tambah. Dengan adanya
nilai tambah, berarti bisnis yang dijalankan perusahaan meningkatkan
kesejahteraan berbagai pihak.
3) Sisi nilai investasi per tenaga kerja. Proyek bisnis tersebut mampu
meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan nilai investasi.
4) Hambatan di bidang ekonomi. Beberapa hambatan dan tantangan yang
dihadapi Indonesia dalam melakukan kegiatan ekonominya, antara lain:
Iklim tropis
Produktivitas rendah
Kapital sedikit
Nilai perdagangan luar negeri yang rendah
Besarnya pengangguran
Besarnya ketimpangan distribusi pendapatan
Tekanan penduduk yang berat
Penggunaan tanah yang produktivitasnya rendah
5) Dukungan pemerintah
Pemerintah mempunyai kepentingan agar perdagangan yang dilakukan
oleh perusahaan-perusahaan di dalam negeri akan menghasilkan devisa
negara. Untuk mencapai hal ini, pemerintah melakukan proteksi perdagangan
yang berarti memberikan insentif perdagangan baik berupa proteksi
maupun bantuan. Instrumen kebijakan proteksi perdagangan dapatt
digolongkan sebagai berikut:
Kebijakan perdagangan luar negeri
Kebijakan perdagangan dalam negeri
25
Kebijakan produksi
Dari aspek ini, selain pemerintah Kabupaten Subang mendukung adanya
industri di daerahnya, kami mengkaji bahwa dengan adanya pabrik Keripik
Singkong “Nusatela” ini dapat menunjang perekonomian masyarakat Subang
yang masih timpang. Masyarakat yang belum memiliki mata pencaharian
diberdayakan dengan cara diberi pekerjaan menjadi tenaga kerja seperti buruh
pabrik serta tenaga kerja lainnya di industri ini. Selain itu, limbah kulit singkong
yang dihasilkan dari pabrik Keripik Singkong “Nusatela” ini diberikan kepada
petani maupun peternak yang ada di lingkungan pabrik untuk dijadikan pupuk
maupun pakan ternak sehingga dapat turut membantu kegiatan perekonomiannya.
Aspek sosial dalam melaksanakan bisnisnya, perusahaan harus memiliki
tanggung jawab sosial dan perusahaan semestinya menjadi lembaga sosial yang
peduli terhadap lingkungan eksternal dan internal perusahaan.Adapun tanggung
jawab sosial perusahaan,antara lain:
1) Perubahan sebagai lembaga sosial
2) Perubahan kondisi sosial yang kompleks
3) Perusahaan dalam masyarakat yang pluralistik
Manfaat-manfaat sosial yang hendaknya diterima oleh masyarakat
menurut Sipahutar (2010), seperti:
membuka lapangan kerja
melaksanakan teknologi
meningkatkan mutu hidup
pengaruh positif
Menurut Sipahutar (2010), informasi yang dapat diperoleh dari hasil studi
aspek ekonomi, sosial dan politik terhadap studi kelayakan bisnis, antara lain:
Bagaimana kondisi ekonomi serta peran pemerintah dapat menunjang
rencana bisnis, selain bagaimana peran bisnis setelah diimplementasikan
dapat sedikit- banyak mendukung pemerintah untuk memajukan ekonomi
masyarakat.
Bagaimana kondisi sosial akan saling mempengaruhi rencana bisnis
Bagaimana aspek politik akan berpengaruh pada rencana bisnis
26
Kajian kami pada aspek ini adalah kondisi sosial setiap masyarakat yang
umumnya berada pada lingkungan di sekitar pabrik dapat mempengaruhi rencana
bisnis dan kegiatan produksi pabrik Keripik Singkong “Nusatela”. Namun,
dengan adanya pemberdayaan masyarakat Subang menjadi tenaga kerja di pabrik
Keripik Singkong “Nusatela” maka diharapkan dapat turut membangun hubungan
sosial yang baik antara perusahaan dan masyarakat sekitar pabrik.
2.2.2. Aspek Lingkungan Industri
Aspek lingkungan industri lebih mengarah pada aspek persaingan di mana
bisnis perusahaan berada. Menurut Risnayadi dkk. (2008), aspek lingkungan
industri sangat penting untuk diteliti dalam kelayakan suatu proyek pembangunan
pabrik/industri karena merupakan aspek lingkungan luar perusahaan yang paling
dekat dimana bisnis perusahaan berada. Penelitian aspek lingkungan industri
adalah untuk menggambarkan kelayakan proyek dalam persaingan yang semakin
ketat. Analisis persaingan tersebut biasanya berdasarkan 6 faktor utama yang
disebut Competitive Strategy:
1. Persaingan sesama perusahaan di dalam industrinya
Persaingan dalam industri sangat mempengaruhi kebijakan dan kenerja
perusahaan.
2. Kekuatan tawar menawar pembeli (buyers)
Pembeli mampu mempengaruhi perusahaan untuk melakukan perubahan,
inovasi, peningkatan mutu dan pelayanan untuk menjamin kompetitor produk
tersebut.
3. Kekuatan tawar menawar pemasok (suppliers)
Pemasok dapat mempengaruhi industri lewat kemampuan mereka menaikan
hargaatau mengurangi kualitas produk atau servis.
4. Pengaruh kekuatan stakeholder
Kekuatan yang dimaksud di sini adalah kekuatan di luar perusahaan
yangmempunyai pengaruh dan kepentingan secara langsung kepada
perusahaan,misalnya pemerintah, lingkungan masyarakat, serikat pekerja,
kreditor, pemasok, asosiasi dagang, kelompok yang mempunyai kepetingan
lain, dan pemegang saham.
27
5. Ancaman masuk pendatang baru
Masuknya perusahaan sebagai pendatang baru akan menimbulkan sejumlah
implikasi bagi perusahaan yang sudah ada, misalnya kapasitas menjadi
bertambah, perenutan pangsa pasar dan sumber daya produksi yang terbatas.
6. Ancaman dari produk pengganti
Ancaman dari produk pengganti dapat mengurangi pendapatan karena adanya
produk substitusi yang lebih murah atau kualitasnya sama ataupun lebih
tinggi.
Menurut Risnayadi dkk. (2008), informasi yang dapat diperoleh dari hasil
studi aspek lingkungan industri terhadap studi kelayakan bisnis antara lain:
1) Bagaimana situasi dan kondisi ancaman masuk bagi pendatang baru. Jika
rencana bisnis yang sedang dikaji kelayakannya merupakan pendatang baru,
perlu diketahui kekuatan dan kelemahan untuk masuk ke industrinya
2) Bagaimana situasi persaingan sesama perusahaan di dalam industrinya. Hal
ini perlu diketahui dalam rangka menyusun kekuatan untuk dapat masuk ke
industrinya.
3) Ancaman dari produk pengganti. Jika rencana bisnis yakan menghasilkan
produk pengganti bagi produk-produk yang sudah beredar, perkirakan
bagaimana ia dapat mengancam produk-produk tersebut. Jika rencana bisnis
akan menghasilkan produk-produk sejenis yang sudah beredar, perlu
diperkirakan bagaimana ia masih dapat mengisi pangsa pasarnya.
4) Kekuatan tawar menawar pembeli (buyers). Pembeli tertentu perlu dicari tahu
kekuatannya dalam rangka mempengaruhi harga produk. Para buyers dapat
mempengaruhi seluruh perusahaan dalam industrinya, termasuk perusahaan
yang dilakukan uji kelayakan bisnisnya ini.
5) Kekuatan tawar menawar pemasok (suppliers). Pemasok untuk bahan baku
misalnya memiliki kekuatan tawar-menawar dalam ranka mempegaruhi
ketersediaan bahan baku. Oleh sebab itu, harga bahan baku dapat pula
dipengaruhinya. Informasi tentang kekuatan tawar-menawar pemasok
pernting diketahui, baik bagi perusahaan yang ada maupun bagi perusahaan
yang sedang diuji kelayakan bisnisnya ini.
28
6) Pengaruh kekuatan stakeholder. Bagaimana pengaruh stakeholder dalam
menentukan bisnis paling tidak pada perusahaan yang sedang dilakukan uji
kelayakan bisnisnya ini hendaknya perlu pula diketahui.
Subang memiliki daerah yang dibagi ke dalam 3 zona topografi, yaitu zona
daerah pegunungan (Subang bagian selatan), daerah berbukit dan dataran (Subang
bagian tengah), serta daerah dataran rendah (Subang bagian utara). Rata-rata mata
pencaharian masyarakat Subang adalah petani, nelayan, serta buruh industri.
Industri besar yang terdapat di Subang diantaranya industri tepung-tepungan,
industri penghasil benih, industri tekstil, industri gula tebu, hingga industri kecil
dan industri rumah tangga. Namun belum ada industri besar yang mengolah
singkong menjadi keripik seperti Keripik Singkong “Nusatela”. Dalam hal ini
pabrik Keripik Singkong “Nusatela” merupakan industri pengolah keripik
singkong yang mudah bersaing serta kemungkinan ancaman adanya produk
pengganti masih kecil, karena umumnya industri yang terdapat di Subang
bergerak di bidang seni, pariwisata, pertanian, serta industri pengolahan bahan
baku menjadi bahan setengah jadi bukan seperti industri Keripik Singkong
“Nusatela”.
2.2.3. Aspek Yuridis
Sebelum dilakukan impelementasi, suatu rencana proyek pembangunan
pabrik/industri pangan harus dinyatakan layak secara yuridis. Hal ini
dimaksudkan agar dalam implementasinya nanti, resiko dihentikan oleh pihak
berwajib atau di protes masyarakat dapat dihindari. Cakupan studi kelayakan pada
aspek yuridis yaitu:
1. Pelaksanaan bisnis/perusahaan
a. Bentuk badan usaha
Bentuk – bentuk badan usaha di Indonesia adalah perusahaan
perseorangan firma, perseroan komanditer (CV), Perseroan terbatas (PT),
perusahaan Negara dan koperasi. Produk Keripik Nusatela ini berbentuk badan
Peseroan Terbatas (PT). Keripik Singkong Nusatela yang diproduksi oleh PT.
Cassavfood ini terletak di Kawasan Industri di Subang.
b. Identitas pelaksana bisnis
29
Dalam Studi Kelayakan Proyek (SKP) perlu diketahui kewarganegaraan,
informasi bank misalnya perusahaan ini bekerjasama dalam hal simpan pinjam
dengan Bank BJB dalam hal ini perlunya keterbukaan mengenai analisis biaya
antara kedua belah pihak sehingga diperlukan informasi bank dan keterlibatan
pidana/perdata dan hubungan keluarga pemilik proyek/ pengambil keputusan
perusahaan, dan terdaftarnya dalam Dinas KUKM dan Perindag dimana Dinas
tersebut melakukan kerjasama dalam pendirian pabrik ini, dan juga Dinas
Pertanian yang mendukung dan krjasamanya dalam pendirian usaha ini.
2. Jenis proyek atau usaha apa yang akan dilaksanakan
Jenis proyek atau bidang usaha dalam SKP harus dijelaskan apakah sesuai
dengan anggaran dasar perusahaan, tidak dilarang secara hukum dan norma, dan
tidak mengganggu lingkungan.
PT. Cassavfood ini memproduksi produk olahan singkong yaitu keripik
singkong dimana sebelum berdirinya perusahaan tersebut telah memohon izin ke
daerah sekitar dan pihak berwajib mengenai berdirinya perusahaan ini dan
mendapatkan respon yang cukup baik dan untuk menghindari efek polusi
lingkungan kami bekerja sama dalam hal TPS ( Tempat Pembuangan Sampah)
dengan daerah sekitar, dan untuk kulit singkong tidak kami langsung buang
namun ditampung sebagai pakan ternak untuk orang – orang yang membutuhkan
bias langsung dating ke perusahaan ini.
3. Pelaksanaan proyek
Sebelum usaha ini berdiri, pemilik perusahaan ini telah mengurus
beberapa surat – surat perijinan usaha, pendaftaran pajak, dan dokumentasi
lainnya yang seharusnya dilakukan dalam hal perijinan pada waktu yang masih
berlaku . Tempat pelaksanaan proyek pada PT. Cassavfood disesuaikan dengan
perencanaan wilayah dan status tanah yang akan dibangun dengan jelas.
Pengupahan karyawan diusahakan sesuai dengan standar pengupahan
pemerintahan setempat.
4. Peraturan dan perundang – undangan yang berlaku
Setiap proyek pembangunan pabrik/ industry pangan perlu membuat suatu
review peraturan dan perundang-undangan yang berlaku agar rencana proyek
benar – benar dapat dinyatakan layak secara yuridis.
30
2.2.4. Aspek Lingkungan Hidup
Aspek lingkungan hidup merupakan aspek yang sangat penting dewasa ini
karena hamper semua proyek pembangunan harus disertai dengan suatu studi
kelayakan lingkungan hidup. Suatu proyek dapat dihentikan seketika jika hasil
studi ternyata tidak layak dari aspek lingkungannya. Undang – undang dan
Peraturan Pemerintah RI mengenai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL), dimaksudkan agar setiap proyek pembangunan terutama industry
untuk selalu memperhatikan kualitas lingkungan, tidak hanya memikirkan
keuntungan proyek sebesar mungkin tanpa menghiraukan dampak samping yang
akan timbul.
Langkah awal tim AMDAL dalam melakukan studi adalah memahami
peraturan dan perundangan yang berlaku mengenai lingkungan hidup di lokasi
tempat studi AMDAL dilakukan baik yang berlaku secara internasional, seperti
misalnya proyek yang limbahnya akan dibuang ke laut atau limbah yang dapat
ditiup angin sampai jatuh ke Negara lain, sepertinya hujan asam.
Pendirian pabrik PT. Cassavfood ini ditinjau dari segi aspek lingkungan
hidup sebelumnya telah melakukan survey mengenai permohonan izin ke daerah
sekitar dengan tujuan membangun usaha keripik singkong skala pabrik,
permohonan tersebut dilakukan dengan mengadaka sosialisasi dengan warga
sekitar untuk mengenai pendirian usaha dengan dampak – dampak lingkungannya.
PT. Cassavfood memiliki ikatan kerjasama dalam sistem tempat pembuangan
sampah akhir dengan daerah setempat, dan sisa – sisa kulit singkong hasil
pengupasan tidak langsung dibuang yang menjadi efek negatif terhadap
lingkungan namun kulit singkong tersebut.