ii pembahasan studi kelayakan

46
II. ASPEK-ASPEK DALAM STUDI KELAYAKAN PROYEK 2.1. Aspek Internal Proyek 2.1.1 Aspek Pemasaran Aspek pemasaran adalah aspek internal perusahaan dalam menggapai peluang, keunggulan dan kekuatan, kelemahan, tantangan dan ancaman serta kemampuan suatu perusahaan menjual produknya dipasaran (Risnayadi dkk, 2008). Perusahaan kami akan bergerak dibidang pengolahan pangan yaitu indutri keripik singkong. Ada 3 hal yang harus dikaji dalam aspek pemasaran, yaitu: 1. Penentuan segmen target, posisi produk dan pasarnya. Segmentasi dari produk kami ini adalah untuk kalangan menengah keatas. Tempat penjualnnya pun akan dilakukan di supermarket, toko makanan dan toko oleh oleh. Target pasarnya ialah anak anak hingga dewasa, karena produk ini adalah produk camilan, sehingga kapan saja dapat dikonsumsi. 2. Kajian untuk mengetahui hal hal utama dari konsumen potensial seperti perihal sikap, prilaku serta kepuasan mereka atas produk produk sejenis. Produk sejenis produk kami sudah banyak dipasaran dan peminatnya pun tidak sedikit, mereka menyukai keripik singkong dikarenakan memiliki rasa yang enak dan produk yang berbahan baku local, oleh karena itu kami merasa produk kami nantinya akan mampu bersaing dengan produk sejenis lainnya 2

Upload: ismi

Post on 15-Apr-2016

224 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

huhuyhuyyhjijijui76ui

TRANSCRIPT

Page 1: II Pembahasan Studi Kelayakan

II. ASPEK-ASPEK DALAM STUDI KELAYAKAN PROYEK

2.1. Aspek Internal Proyek

2.1.1 Aspek Pemasaran

Aspek pemasaran adalah aspek internal perusahaan dalam menggapai

peluang, keunggulan dan kekuatan, kelemahan, tantangan dan ancaman serta

kemampuan suatu perusahaan menjual produknya dipasaran (Risnayadi dkk,

2008). Perusahaan kami akan bergerak dibidang pengolahan pangan yaitu indutri

keripik singkong. Ada 3 hal yang harus dikaji dalam aspek pemasaran, yaitu:

1. Penentuan segmen target, posisi produk dan pasarnya.

Segmentasi dari produk kami ini adalah untuk kalangan menengah

keatas. Tempat penjualnnya pun akan dilakukan di supermarket, toko

makanan dan toko oleh oleh. Target pasarnya ialah anak anak hingga dewasa,

karena produk ini adalah produk camilan, sehingga kapan saja dapat

dikonsumsi.

2. Kajian untuk mengetahui hal hal utama dari konsumen potensial seperti

perihal sikap, prilaku serta kepuasan mereka atas produk produk sejenis.

Produk sejenis produk kami sudah banyak dipasaran dan peminatnya

pun tidak sedikit, mereka menyukai keripik singkong dikarenakan memiliki

rasa yang enak dan produk yang berbahan baku local, oleh karena itu kami

merasa produk kami nantinya akan mampu bersaing dengan produk sejenis

lainnya

3. Menentukan startegi, kebijakan dan program pemasaran.

Strategi yang akan kami kembangkan ialah dengan menggunakan rasa

khas nusantara seperti rasa ayam balado, rasa khas rendang, dan lain lain,

pemasarannya pun akan ditempatkan di tempat tempat startegis seperti pusat

oleh oleh, supermarket dan lain lain. Dari segi harga pun kita sudah sangat

bersaing dengan produk sejenis, oleh karena itu dengan adanya strategi ini

akan membantu dalam pemasaran dan penjualan sehingga dapat bersaing

dipasaran.

2

Page 2: II Pembahasan Studi Kelayakan

3

2.1.2. Aspek Teknik dan Teknologi

Evaluasi aspek teknis ini mempelajari kebutuhan-kebutuhan teknis pabrik,

seperti penentuan kapasistas produksi, jenis teknologi yang dipakai, pemakaian

peralatan dan mesin, lokasi pabrik dan letak pabrik yang paling menguntungkan.

Lalu dari kesimpulannnya dapat dibuat rencana jumlah biaya pengadaan harta

tetapnya.

Analisis aspek teknis dan teknologi dalam analisis kelayakan pabrik meliputi :

1. Perancangan Produk

Informasi didapatkan pada analisis marketing adalah tentang preferensi

konsumen dan perkiraan besarnya demand. Pada perancangan produk preferensi

ini akan diterjemahkan industrialisasi dan komersialisasi. Perancangan produk

bertujuan untuk menghasilkan suatu prototype produk yang memiliki kemampuan

industrialisasi dan komersialisasi. Kebutuhan konsumen yang digambarkan dalam

profil kebutuhan akan diterjemahkan dalam bentuk yang memiliki spesifikasi

tertentu.

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan produk,

yaitu :

a) Faktor Fungsional

Bagi konsumen, suatu produk harus dapat memberikan kegunaan sesuai

dengan fungsinya.

b) Faktor Keandalan

Produk harus mampu berfungsi untuk jangka waktu yang telah ditetapkan

tanpa mengalami gangguan atau kerusakan.

c) Faktor Pemeliharaan (Maintainability)

Pembuatan produk harus memperhatikan kemudahaan dalam melakukan

pemeliharaan.

d) Faktor Mampu Diproduksi (Produceability)

Hasil akhir dari suatu proses perancangan bukanlah prototype tetapi produk

akir yang dapat melewati tahapan komersialisasi.

e) Faktor Manusia

Perancangan produk perlu mempertimbangkan faktor manusia.

f) Faktor Keamanan

Page 3: II Pembahasan Studi Kelayakan

4

g) Faktor Disposeability

Langkah selanjutnya adalah melakukan pengembangan desain, sehingga

menghasilkan prototype produk yang mampu melalui tahap industrialisasi dan

komersialisasi (Sinegar, 1991). Proses produksi produk Keripik Singkong

“Nusatela” dilakukan dengan teknologi produksi menggunakan mesin pada proses

pencampuran hingga proses pengemasan dengan mesin pengemas dan jalur alir

produk.

2. Perancangan Kapasitas

Kapasitas merupakan kemampuan produksi dari fasilitas, yang biasanya

dinyatakan dalam volume output persatuan waktu. Menurut Freddy Rangkuti

(2004), perencanaan kapasitas adalah usaha perusahaan usaha mengatasi fluktuasi

permintaan (demand). Perencanaan kapasitas yang baik diharapkan perusahaan

akan menghasilkan produknya sesuai dengan jumlah kebutuhan konsumen.

Perencanaan kapasitas berhubungan dengan jumlah tenaga kerja, mesin,

dan peralatan fisik yang diperlukan. Terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi kapasitas produksi, yaitu :

Faktor yang dapat dikendalikan meliputi : shift kerja per hari, hari kerja per

minggu, jam lembur, subkontrak dan jadwal pemeliharaan.

Faktor yang tidak dapat dikendalikan, meliputi : absensi tenaga kerja,

performasi tenaga kerja, kerusakan mesin dan peralatan, scrap dan rework.

3. Perancangan Proses dan Fasilitas Produksi

Berdasarkan rancangan produk dari rencana kapasitas produk yang telah

dibuat pada langkah sebelumnya, selanjutnya perlu dikaji proses-proses beserta

fasilitas produksi yang dibutuhkan untuk memproses bahan baku menjadi produk

yang kita inginkan sebanyak kapasitas yang telah direncanakan. Karena biasanya

untuk menyelesaikan satu elemen pekerjaan dapat ditempuh beberapa alternatif

proses, maka harus memilih proses yang paling sesuai.

Kapasitas mesin yang digunakan cukup besar namun dalam

penggunaannya dilakukan sesuai dengan kebutuhan produksi per hari. Jumlah

produksi per hari adalah 2500 kemasan yang dapat berubah sesuai dengan

permintaan, kapasitas produksi, dan ketersediaan bahan baku.

Page 4: II Pembahasan Studi Kelayakan

5

4. Perancangan Lokasi

Menurut James M Apple (1997), peranan lokasi bagi kegiatan industri atau

manufaktur sangat penting. Pada tahap awal pembuatan industri, pengusaha

dihadapkan pada tiga persoalan pokok, yaitu :

Penentuan skala operasi atau produksi yang berkenaan dengan jumlah produk

dan tingkat harga bagi pembeli.

Penentuan teknik operasi yang digunakan (pemilihan mesin dan bahan baku).

Penentuan lokasi kegiatan indsutri yang akan didirikan.

Secara makro, pengaturan lokasi juga penting untuk mencapai

keseimbangan aktivitas tanpa melupakan prinsip ekonomi. Analisis industri

didefinisikan sebagai studi mengenai pengaturan tata ruang dari kegiatan industri

atau kegiatan manufaktur. Faktor-faktor yang berperan penting dan perlu

dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi indsutri dapat ditinjau dari tiga aspek

yaitu aspek sumber, aspek produk, dan aspek lingkungan.

Lokasi pabrik yaitu di daerah Subang, Jawa Barat. Pemilihan lokasi pabrik

tersebut karena adanya aspek-aspek yang terpenuhi seperti sumber daya manusia,

aspek jalan, masyarakat, pemasaran dekat, dekat dengan pemasok bahan baku,

dan lain-lain.

5. Pengadaan Persediaan Bahan

Menurut Senator Nur Bahagia (2003), Sistem persediaan adalah

serangkaian kebijaksanaan dan pengendalian yang memonitor tingkat persediaan

yang bertujuan untuk menetapkan dan meminjam tersedianya sumber daya dalam

kuantitas san waktu yang tepat. Oleh karena itu, sasaran akhir dari sistem

persediaan adalah menghasilkan keputusan tingkat persediaan, yang

mengembangkan tujuan diadakannya persediaan dengan biaya yang dikeluarkan

dengan kata lain, sasaran akhir manajemen persediaan adalah untuk

meminimumkan total biaya melalui penentuan berapa banyak dan kapan

pemesanan dilakukan secara optimal.

Persediaan bahan jadi dilakukan dengan manajemen persediaan bahan

baku. Manajemen ketersediaan bahan baku dilakukan dengan metode studi

kelayakan model Operation Research (RO), dengan perencanaan material

(material sampling).

Page 5: II Pembahasan Studi Kelayakan

6

6. Pengawasan Kualitas Produk

Pengawasan kualitas produk dilakukan dengan cara metode QC dan QA

yaitu adanya ruang pengujian terhadap produk hasil produksi, pengawasan dan

pengujian ini dilakukan apabila kualitas produk menurun atau adanya kontaminasi

yang menyebabkan penurunan kualitas produk.

2.1.3. Aspek Manajemen

Analisis manajemen berfungsi menjalankan roda organisasi melalui

kegiatan-kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian.

Menurut Pearce dan Robinson, manajemen stategik merupakan sekumpulan

keputusan tindakan yang merupakan hasil dari formulasi dan implementasi serta

rencana yang didesain untuk mencapai tujuan suatu perusahaan. Unsur-unsur

dalam manajemen strategik bermacam-macam diantaranya adalah:

Memformulasikan misi, tujuan, falsafah, dan sasaran perusahaan.

Mengembangkan profil perusahaan

Menilai lingkungan internal dan eksternal perusahaan

Menentukan tujuan jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek

perusahaan

Ciri-ciri dari keputusan yang sifatnya strategik adalah bahwa keputusan-

keputusan itu diputuskan oleh manajemen puncak, memerlukan biaya yang relatif

besar, mempunyai konsekuensi yang multi fungsional, mempertimbangkan

lingkungan eksternal perusahaan dan hasil keputusannya berdampak pada

perusahaan dalam jangka panjang, dikarenakan hasl ini berorientasi pada masa

depan.

Organisasi dapat dipandang sebagai sarana untuk mencapai tujuan. Jika

dikaitkan dengan suatu perusahaan, maka pengertian organisasi mempunyai

makna yang statis, yang membuat perusahaan hidup dan dinamis adalah karena

adanya proses-proses manajemen. Agar proses-proses manajemen dapat bekerja

dengan baik, maka organisasi sebagai sarananya perlu dirancang. Hasil akhir dari

perancangan organisasi inilah yang disebut dengan struktur organisasi. Strukur

formal organisasi dapat membantu menjelaskan wewenang, tugas, dan tanggung

jawab manajemen.

Page 6: II Pembahasan Studi Kelayakan

7

Aspek manajemen merupakan perencanaan, pengorganisasian,

penggerakan, pengendalikan manajemen, dan bagaimana cara mengakhiri proyek.

Perencanaan proyek dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Pembuatan Rencana proyek

Rencana proyek dalam pabrik ini dilakukan dengan membuat tim

perencanaan yang membuat suatu visi misi tujuan perusahaan dan pabrik

serta mengakomodasi sumber daya manusia, fasilitas, serta produk dan

sasaran konsumen.

2. Fungsi Perencanaan

Fungsi perencanaan adalah untuk menghasilkan pabrik yang mempunyai

produksi yang baik serta memenuhi kepuasan konsumen, mengikuti peraturan

dan kebijakan umum, serta melakukan kegiatan yang terorganisir.

3. Jangka Waktu Pelaksanaan

Proyek ini akan dilaksanakan dalam waktu 5 tahun kedepan dengan dapat

menghasilkan hasil produksi yang menjadi prioritas dan dapat menghasilkan

keuntungan serta memperdayakan sumber daya manusia dengan baik.

4. Tingkatan Manajer

Tingkatan manajer dalam perusahaan dilakukan secara operasional yang

berfungsi untuk memperjelas strategi dalam program kerja yang akan

dilakukan dan kegiatan kedepannya.

5. Program Kerja

Program kerja yang dilakukan dalam perusahaan yaitu dengan teknik PERT

(Program Evaluation and Review Technique). Tiga dasar yang penting yaitu

perencanaan dalam penjadwalan kerja, pengangaran dan penggunaan tenaga

kerja, pengorganisasian, dan pengendaliannya. PERT dibuat dengan dua

langkah penting yaitu pembuatan daftar kegiatan beserta urutan kerjanya.

6. Anggaran

Anggaran merupakan hasil perincian yang menulis atau mencatat biaya

produksi yaitu biaya pemasukan dan biaya pengeluaran yaitu menghitung

anggaran produksi, tenaga kerja, bahan baku, biaya pabrik, variable, modal,

kas, dan lain-lain.

Page 7: II Pembahasan Studi Kelayakan

8

2.1.4. Aspek Sumber Daya Manusia

Aspek sumber daya manusia pada perusahaan kami mengkualifikasi

praktisi pada bidang teknik pengolahan pangan, teknik industri, ekonomi dan

manjemen, teknik kimia dan teknik mesin. Selain itu pekerja di dalam bidang

produksi merupakan teknisi yang dapat cepat, tepat, dan tanggap dalam

melakukan proses serta mengetahui cara kerja mesin yang sebelumnya dilakukan

pelatihan.

Praktisi bidang teknologi pangan sebagai QC, QA, dan R&D dalam

produksi, praktisi teknik industri sebagai penggerak proses produksi dan utilitas

perencanaan dan pembangunan pabrik, praktisi manajemen dan ekonomi sebagai

kesekretariatan, pemasaran, keuangan, dan praktisi mesin sebagai penanganan

kerusakan dan perawatan mesin.

Karyawan produksi minimal merupakan lulusan SMA/SMK. Pegawai QC

diharapkan minimal lulusan SMK. Pegawai QA minimal lulusan D3, sedangkan

tenaga kerja perkantoran merupakan minimal lulusan S1.

Tahapan penerimaan karyawan di pabrik ini, melalui HRD dengan

serangkaian training/percobaan selama 3 bulan, kemudian diangkat menjadi

karyawan kontrak selama 2 tahun, jika kinerja pekerjaan baik dan memuaskan

pabrik maka akan diterima menjadi karyawan tetap.

2.1.5. Aspek Keuangan

Aspek keuangan bertujuan untuk mengetahui perkiraan pendanaan dan

aliran kas proyek pendirian pabrik Nusatela ini (PT. Casavfood), sehingga dapat

diketahui layak atau tidaknya rencana proyek tersebut.

Asumsi

Skala Usaha yang dijalankan pada pabrik keripik singkong “Nusatela”

kami adalah skala besar. Asumsi-asumsi yang menjadi dasar perhitungan dalam

analisis Biaya Produksi antara lain:

1. Analisis finansial ini dilakukan dengan biaya investasi untuk pendirian usaha

baru.

2. Umur ekonomi proyek ditetapkan selama 5 tahun, disesuaikan dengan umur

ekonomi rata-rata mesin dan peralatan.

Page 8: II Pembahasan Studi Kelayakan

9

3. Tingkat produksi untuk tahun pertama yaitu 12500 kemasan per hari.

4. 1 kemasan beratnya adalah 200 gram dengan harga Rp.10.000,-/kemasan.

5. Jumlah hari produksi dalam 1 tahun adalah 300 hari atau 25 hari dalam 1

bulannya.

6. Kapasitas produksi sebesar 12500 kemasan = 2500kg per hari

Kebutuhan bahan baku per hari adalah ton singkong segar untuk

menghasilkan 2500 kg keripik singkong (asumsi rendemen 50%).

Minyak goreng per hari adalah 2500 kg

Bumbu tabur siap pakai per hari adalah 250 kg

Garam 125 kg

7. Asumsi mengenai produksi adalah sebagai berikut :

Kebutuhan bahan baku (per hari) : 5 ton singkong

Kapasitas produksi (per hari) : 12500 kemasan

Harga jual : Rp.10.000,-

Jumlah hari produksi (per bulan) : 25 hari

Jumlah jam kerja (per hari) : 8 jam x 3 shift

Umur ekonomi Usaha (tahun) : 5

Tingkat suku bunga : 5%

Page 9: II Pembahasan Studi Kelayakan

10

Tabel 1. Perhitungan Kebutuhan Investasi AwalNo Jenis Aktiva Harga Per Unit Total Harga Depresiasi

1 Mesin pengupas kulit singkong 1 Unit 5 Tahun 15,500,000.00Rp 15,500,000.00Rp 3,100,000.00Rp 2 Mesin perajang singkong 2 Unit 5 Tahun 750,000.00Rp 1,500,000.00Rp 300,000.00Rp 3 Frying pan 2 Buah 3 Tahun 1,500,000.00Rp 3,000,000.00Rp 1,000,000.00Rp 4 Spinner 2 Unit 5 Tahun 3,350,000.00Rp 6,700,000.00Rp 1,340,000.00Rp 5 Macaroni Hexagone Molen 2 Unit 5 Tahun 5,000,000.00Rp 10,000,000.00Rp 2,000,000.00Rp 6 Continous Sealer Horizontal 3 Unit 5 Tahun 4,000,000.00Rp 12,000,000.00Rp 2,400,000.00Rp

48,700,000.00Rp 10,140,000.00Rp Modal Kerja Awal

7 Generator 3 Buah 3 Tahun 7,500,000.00Rp 22,500,000.00Rp 7,500,000.00Rp 8 Motor Dinamo 2 buah 2 tahun 350,000.00Rp 700,000.00Rp 350,000.00Rp 9 Gas 50 kg 2 buah 1 tahun 800,000.00Rp 1,600,000.00Rp 1,600,000.00Rp

10 Spatula 4 buah 6 Bulan 50,000.00Rp 200,000.00Rp 33,333.33Rp 11 Timbangan 4 buah 2 tahun 100,000.00Rp 400,000.00Rp 200,000.00Rp 12 Keranjang Besar 10 Buah 3 Tahun 100,000.00Rp 1,000,000.00Rp 333,333.33Rp 13 Tabung APAR1 kg 4 Buah 2 tahun 650,000.00Rp 2,600,000.00Rp 1,300,000.00Rp 14 Selang 4 buah 2 tahun 50,000.00Rp 200,000.00Rp 100,000.00Rp 15 Sapu 10 Buah 6 bulan 20,000.00Rp 200,000.00Rp 33,333.33Rp 16 Lap 20 Buah 1 Tahun 10,000.00Rp 200,000.00Rp 200,000.00Rp 17 Ember 20 Buah 1 Tahun 15,000.00Rp 300,000.00Rp 300,000.00Rp 18 Meja 30 buah 5 tahun 400,000.00Rp 12,000,000.00Rp 2,400,000.00Rp 19 Kursi 60 buah 5 tahun 100,000.00Rp 6,000,000.00Rp 1,200,000.00Rp 20 Komputer 15 buah 5 tahun 4,000,000.00Rp 60,000,000.00Rp 12,000,000.00Rp 21 Lemari 30 buah 5 tahun 500,000.00Rp 15,000,000.00Rp 3,000,000.00Rp 22 Mobil Colt 3 unit 5 tahun 100,000,000.00Rp 300,000,000.00Rp 60,000,000.00Rp 23 Forklift 2 unit 5 tahun 3,000,000.00Rp 6,000,000.00Rp 1,200,000.00Rp 24 AC 10 unit 3 tahun 2,500,000.00Rp 25,000,000.00Rp 8,333,333.33Rp 25 Infokus 2 buah 3 tahun 4,000,000.00Rp 8,000,000.00Rp 2,666,666.67Rp 26 Sofa 1 set 5 tahun 1,000,000.00Rp 1,000,000.00Rp 200,000.00Rp 27 Alat Makan 4 set 2 tahun 120,000.00Rp 480,000.00Rp 240,000.00Rp 28 ATK 5 set 1 tahun 100,000.00Rp 500,000.00Rp 500,000.00Rp 29 Tempat Sampah 10 buah 2 tahun 30,000.00Rp 300,000.00Rp 150,000.00Rp 30 Keperluan Seragam 3 stel 1 tahun 50,000.00Rp 150,000.00Rp 150,000.00Rp 31 Biaya Pembanguan Pabrik 1 unit 2,000,000,000.00Rp 2,000,000,000.00Rp

Jumlah 2,464,330,000.00Rp 103,990,000.00Rp Investasi 2,513,030,000.00Rp 114,130,000.00Rp

Jumlah

Kuantitas Umur

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2013

Berdasarkan data diatas kebutuhan investasi untuk memulai usaha kami adalah

sebesar Rp. 2.513.030.000, dari segi permodalan kami membagi-bagi menjadi

20% modal dari dinas KUKM & Perindag, modal pinjaman bank 50%, Modal dari

Deptan 5%, dan 25% dari modal pribadi berikut ini adalah perhitungannya :

Page 10: II Pembahasan Studi Kelayakan

11

Tabel 2. Perhitungan PermodalanNo Sumber Investasi Nilai

1Modal Dinas KUKM & Perindag (20% dari investasi) Rp2,513,030,000 Rp 502,606,000

 2 Modal Bank (50% dari Investasi Rp2,513,030,000 Rp1,256,515,0003 Modal Deptan (5% dari investasi) Rp2,513,030,000 Rp 125,651,5004 Modal Sendiri (25% dari Investasi) Rp2,513,030,000 Rp 628,257,500

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2013

Tabel 3. Biaya Tetap/TahunNo Bahan Satuan

Kuantitas

Harga per unit Total harga

1 Depresiasi Tahun 1 Rp114,130,000 Rp114,130,0002 Biaya Asuransi Tahun 1 Rp246,433,000 Rp246,433,000

3Biaya Perawatan dan Perbaikan Aset Tahun 1 Rp974,000 Rp974,000Total Rp361,537,000

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2013

Tabel 4. Perhitungan Kebutuhan Bahan Baku Langsung dan Tidak Langsung (per Tahun)

Bahan LangsungNo Jenis Aktiva Kuantitas Harga Per Unit Total Harga1 Singkong 1500 ton Rp500,000 Rp750,000,0002 Minyak 750 ton Rp5,000,000 Rp3,750,000,0003 Bumbu tabur 75 ton Rp30,000,000 Rp2,250,000,0004 Garam 37.5 ton Rp5,000,000 Rp187,500,0005 Kemasan 1500 rim Rp500,000 Rp750,000,000

Total Rp7,687,500,000Bahan Tidak Langsung

No Jenis Aktiva Kuantitas Harga Per Unit Total Harga1 Dus 105000 Buah Rp2,000 Rp210,000,0002 Lakban 5000 buah Rp3,500 Rp17,500,000

Total Rp227,500,000Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2013

Page 11: II Pembahasan Studi Kelayakan

12

Tabel 5. Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Langsung dan Tidak Langsung

Jabatan Gaji/Bulan Gaji/Tahun Jumlah BiayaT.K. Langsung Perkantoran

Manager Produksi 4,500,000Rp 54,000,000Rp 1 54,000,000Rp Manager HQA 4,500,000Rp 54,000,000Rp 1 54,000,000Rp Manager engineering 4,500,000Rp 54,000,000Rp 1 54,000,000Rp Supervisor Produksi 3,000,000Rp 36,000,000Rp 1 36,000,000Rp Supervisor QA 3,000,000Rp 36,000,000Rp 1 36,000,000Rp Supervisor QC 3,000,000Rp 36,000,000Rp 1 36,000,000Rp Supervisor engineering 3,000,000Rp 36,000,000Rp 1 36,000,000Rp Karyawan RnD 3,500,000Rp 42,000,000Rp 4 168,000,000Rp Kepala gudang 2,000,000Rp 24,000,000Rp 1 24,000,000Rp

Buruh 1,500,000Rp 18,000,000Rp 160 2,880,000,000Rp Total : 3,378,000,000Rp

Tenaga Kerja Langsung

T.K. Langsung Non Perkantoran

Jabatan Gaji/Bulan Gaji/Tahun Jumlah Biaya

Direktur Utama Rp7,000,000 Rp84,000,000 1 Rp84,000,000Distributor Rp2,000,000 Rp24,000,000 10 Rp240,000,000Karyawan kantor Rp2,500,000 Rp30,000,000 30 Rp900,000,000

Kebersihan 1,200,000Rp 14,400,000Rp 10 Rp144,000,000Satpam 1,200,000Rp 14,400,000Rp 8 Rp115,200,000Petugas kantin 1,000,000Rp 12,000,000Rp 5 Rp60,000,000

Total : Rp1,543,200,000

T.K. Tak Langsung Non Perkantoran

Tenaga Kerja Tak Langsung

T.K. Tak Langsung Perkantoran

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2013

Page 12: II Pembahasan Studi Kelayakan

13

Tabel 6. Cost of Good Sold (Harga Pokok Penjualan)Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5

1 . Bahan Langsung Rp7,687,500,000 Rp8,071,875,000 Rp8,475,468,750 Rp8,899,242,188 Rp9,344,204,2972 . Tenaga Kerja Langsung Rp3,378,000,000 Rp3,378,000,000 Rp3,378,000,000 Rp3,378,000,000 Rp3,378,000,0003 . Overhead Pabrik

Tenaga Kerja Tidak Langsung Rp1,543,200,000 Rp1,543,200,000 Rp1,543,200,000 Rp1,543,200,000 Rp1,543,200,000Telepon Rp2,400,000 Rp2,400,000 Rp2,400,000 Rp2,400,000 Rp2,400,000Transportasi Rp6,000,000 Rp6,000,000 Rp6,000,000 Rp6,000,000 Rp6,000,000Depresiasi Rp114,130,000 Rp114,130,000 Rp114,130,000 Rp114,130,000 Rp114,130,000Asuransi Rp246,433,000 Rp246,433,000 Rp246,433,000 Rp246,433,000 Rp246,433,000TOTAL BIAYA FABRIKASI Rp12,977,663,000 Rp13,362,038,000 Rp13,765,631,750 Rp14,189,405,188 Rp14,634,367,297

HARGA POKOK PENJUALAN Rp12,977,663,000 Rp13,362,038,000 Rp13,765,631,750 Rp14,189,405,188 Rp14,634,367,297Harga Jual = HPP + PPN + ProfitPPN 10% Rp1,297,766,300 Rp1,336,203,800 Rp1,376,563,175 Rp1,418,940,519 Rp1,463,436,730Profit 50% Rp6,488,831,500 Rp6,681,019,000 Rp6,882,815,875 Rp7,094,702,594 Rp7,317,183,648

Rp20,764,260,800 Rp21,379,260,800 Rp22,025,010,800 Rp22,703,048,300 Rp23,414,987,675

3750000 3937500 4134375 4341093.75 4558148.438Rp3,461 Rp3,394 Rp3,330 Rp3,269 Rp3,211

Rp5,537 Rp5,430 Rp5,327 Rp5,230 Rp5,137Harga Jual/unit = Harga Jual : Jumlah ProduksiHarga Jual/unit

Harga Jual (Penjualan)

HPP/unit = HPP : Jumlah ProduksiJumlah Produksi/tahunHarga Pokok Penjualan/unit

Cost of Good Sold

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2013

Page 13: II Pembahasan Studi Kelayakan

14

Tabel 7. Perhitungan Proyeksi Laba RugiIncome Statement Tahun ke-1 Tahun ke-2 Tahun ke-3 Tahun ke-4 Tahun ke-5

1 . Penjualan Rp20,764,260,800 Rp21,379,260,800 Rp22,025,010,800 Rp22,703,048,300 Rp23,414,987,6752 . Cost of Good Sold Rp12,977,663,000 Rp13,362,038,000 Rp13,765,631,750 Rp14,189,405,188 Rp14,634,367,297

LABA KOTOR Rp7,786,597,800 Rp8,017,222,800 Rp8,259,379,050 Rp8,513,643,113 Rp8,780,620,378

3 . Beban KomersialBeban Administrasi Rp4,000,000 Rp4,000,000 Rp4,000,000 Rp4,000,000 Rp4,000,000Beban Pemasaran Rp10,000,000 Rp10,000,000 Rp10,000,000 Rp10,000,000 Rp10,000,000Total Komersial Rp14,000,000 Rp14,000,000 Rp14,000,000 Rp14,000,000 Rp14,000,000LABA OPERASI Rp7,772,597,800 Rp8,003,222,800 Rp8,245,379,050 Rp8,499,643,113 Rp8,766,620,378

4 . Pajak Penghasilan 15% Rp1,165,889,670 Rp1,200,483,420 Rp1,236,806,858 Rp1,274,946,467 Rp1,314,993,057LABA BERSIH Rp6,606,708,130 Rp6,802,739,380 Rp7,008,572,193 Rp7,224,696,646 Rp7,451,627,321

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2013

Perhitungan rugi laba mengukur arus pendapatan (revenues) dan beban (expenses) selama jangka waktu tertentu. Biaya-biaya yang

tercantum dalam perhitungan rugi laba menggambarkan teknik produksi yang digunakan pada suatu perusahaan.

Page 14: II Pembahasan Studi Kelayakan

15

Tabel 8. Perhitungan Proyeksi Aliran KasUraian Tahun ke-0 Tahun ke-1 Tahun ke-2 Tahun ke-3 Tahun ke-4 Tahun ke-5

Pemasukan (In Flow)Pinjaman Kredit Rp1,884,772,500Modal Sendiri Rp628,257,500Laba Bersih Rp6,606,708,130 Rp6,802,739,380 Rp7,008,572,193 Rp7,224,696,646 Rp7,451,627,321Depresiasi Rp114,130,000 Rp114,130,000 Rp114,130,000 Rp114,130,000 Rp114,130,000TOTAL PEMASUKAN Rp2,513,030,000 Rp6,720,838,130 Rp6,916,869,380 Rp7,122,702,193 Rp7,338,826,646 Rp7,565,757,321Pengeluaran (Out Flow)Investasi Rp2,513,030,000Angsuran Pokok Kredit Rp1,321,341,626 Rp1,387,408,707 Rp1,456,779,143 Rp1,529,618,100 Rp1,606,099,005TOTAL PENGELUARAN Rp2,513,030,000 Rp1,321,341,626 Rp1,387,408,707 Rp1,456,779,143 Rp1,529,618,100 Rp1,606,099,005Pemasukan - Pengeluaran Rp0 Rp5,399,496,504 Rp5,529,460,673 Rp5,665,923,050 Rp5,809,208,546 Rp5,959,658,317Kas Awal TahunKAS AKHIR TAHUN Rp0 Rp5,399,496,504 Rp5,529,460,673 Rp5,665,923,050 Rp5,809,208,546 Rp5,959,658,317Cumulative Net Cash Flow Rp0 Rp5,399,496,504 Rp10,928,957,177 Rp16,594,880,227 Rp22,404,088,772 Rp28,363,747,089

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2013

Page 15: II Pembahasan Studi Kelayakan

16

Tabel 9. Perhitungan Pembayaran PinjamanTahun Pinjaman Bunga Kredit Angsuran Pokok Pembayaran

0 Rp 1,884,772,5001 Rp 1,884,772,500 Rp 94,238,625 Rp 3,209,115,440 Rp 3,303,354,0652 Rp (1,324,342,940) Rp (66,217,147) Rp 3,369,571,212 Rp 3,303,354,0653 Rp (4,693,914,152) Rp (234,695,708) Rp 3,538,049,773 Rp 3,303,354,0654 Rp (8,231,963,925) Rp (411,598,196) Rp 3,714,952,261 Rp 3,303,354,0655 Rp(11,946,916,186) Rp (597,345,809) Rp 3,900,699,874 Rp 3,303,354,065

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2013

Page 16: II Pembahasan Studi Kelayakan

17

Analisis Kelayakan Usaha

Tabel 10. Perhitungan BEP Produksi Dalam 5 TahunBreak Even Point Tahun ke-1 Tahun ke-2 Tahun ke-3 Tahun ke-4 Tahun ke-5

Penjualan Rp20,764,260,800 Rp21,802,473,840 Rp22,892,597,532 Rp24,037,227,409 Rp25,239,088,779Fixed Cost

Tenaga Kerja Tidak Langsung Rp1,543,200,000 Rp1,543,200,000 Rp1,543,200,000 Rp1,543,200,000 Rp1,543,200,000Telepon Rp2,400,000 Rp2,400,000 Rp2,400,000 Rp2,400,000 Rp2,400,000Transportasi Rp6,000,000 Rp6,000,000 Rp6,000,000 Rp6,000,000 Rp6,000,000Depresiasi Rp114,130,000 Rp114,130,000 Rp114,130,000 Rp114,130,000 Rp114,130,000Beban Administrasi Rp4,000,000 Rp4,000,000 Rp4,000,000 Rp4,000,000 Rp4,000,000Beban Pemasaran Rp10,000,000 Rp10,000,000 Rp10,000,000 Rp10,000,000 Rp10,000,000

Total Fixed Cost Rp1,679,730,000 Rp1,679,730,000 Rp1,679,730,000 Rp1,679,730,000 Rp1,679,730,000Variable Cost

Bahan Langsung Rp7,687,500,000 Rp7,687,500,000 Rp7,687,500,000 Rp7,687,500,000 Rp7,687,500,000Bahan Tidak Langsung Rp227,500,000 Rp227,500,000 Rp227,500,000 Rp227,500,000 Rp227,500,000Tenaga Kerja Langsung Rp3,378,000,000 Rp3,378,000,000 Rp3,378,000,000 Rp3,378,000,000 Rp3,378,000,000Pajak Panghasilan Rp1,165,889,670 Rp1,224,184,154 Rp1,285,39ws3,361 Rp1,349,663,029 Rp1,417,146,181

Total Variable Cost Rp12,458,889,670 Rp12,517,184,154 Rp12,578,393,361 Rp12,642,663,029 Rp12,710,146,181Break Even Point (Unit Kemasan) 758423.36 746319.08 735145.01 724809.76 715233.26Break Even Point (Rupiah) Rp4,199,493,466 Rp4,052,254,023 Rp3,916,330,012 Rp3,790,609,434 Rp3,674,118,600Break Even Point (Hari) 73.82 69.18 64.90 60.94 57.27

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2013

Page 17: II Pembahasan Studi Kelayakan

18

BEP (Break Even Point)/Titik impas

Break Even Point (BEP) dapat diketahui dengan memasukkan data anggaran

sebagai berikut :

a. Atas dasar keseluruhan :

(BEP) = Total¿Cost ¿

1−( Total variabelcostJumlah produksi / thn

/ Harga jual /unit )

= Rp1,679,730,000

1−( Rp 12,458,889,6703750000

/5537)

= Rp4,199,493,466

b. Atas dasar per unit produk

BE = Total¿Cost ¿

Harga jual /unit−( Total variabel costJumlah produksi /thn

)

= Rp 1,679,730,000

5537−(Rp 12,458,889,6703750000

)

= 758423.36 kemasan yang harus terjual dalam 1 tahun

Rumus BE keseluruhan akan menghasilkan perhitungan BE dalam rupiah, sedang

analisa per unit akan menghasilkan BE dalam jumlah hasil produk.

c. Bagian dari rumus BEP secara keseluruhan yang berupa :

= Total Fixed Cost (TVC)/ total biaya tetap x 100% Total penghasilan

= Rp1,679,730,000/Rp361,537,000 x 100 % = 0.00000007% Rp6,606,708,130

0.00000007% merupakan variable cost ratio. Variable cost ratio sebesar 0.00000007% berarti bahwa 0.00000007% dari keseluruhan penghasilan atau 0.00000007% dari setiap Rp. 1 penghasilan yang diperoleh dari penjualan akan terpakai untuk menutup biaya variable, sehingga sisanya yang 99.99999993% disebut profit volume ratio. Yaitu bagian penghasilan yang tersisa dan tersedia untuk menutup biaya tetap dan seterusnya akan tersedia sebagai keuntungan perusahaan.

Page 18: II Pembahasan Studi Kelayakan

19

Tabel 11. Pay Back Period

Tahun Pengeluaran Pemasukan Net Cash Flow Kumulatif Net Cash FlowNet Profit Depresiasi

0 Rp1,884,772,500 Rp0 Rp0 Rp1,884,772,500 Rp01 Rp1,884,772,500 Rp6,606,708,130 Rp114,130,000 Rp8,605,610,630 Rp6,720,838,1302 -Rp1,324,342,940 Rp6,802,739,380 Rp114,130,000 Rp5,592,526,440 Rp13,637,707,5103 -Rp4,693,914,152 Rp7,008,572,193 Rp114,130,000 Rp2,428,788,041 Rp20,760,409,7034 -Rp8,231,963,925 Rp7,224,696,646 Rp114,130,000 -Rp893,137,279 Rp28,099,236,3485 -Rp11,946,916,186 Rp7,451,627,321 Rp114,130,000 -Rp4,381,158,864 Rp35,664,993,670

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2013

Tanda negatif menunjukkan bahwa beban perusahaan dalam jangka waktu 5 tahun sudah tidak ada, sehingga bisa menjadi kas buat

perusahaan

NVP, IRR, BCR

1. NVP (ir = 5%)

Uraian Tahun ke-1 Tahun ke-2 Tahun ke-3 Tahun ke-4 Tahun ke-5Pemasukan (Income) Rp6,720,838,130 Rp6,916,869,380 Rp7,122,702,193 Rp7,338,826,646 Rp7,565,757,321Pengeluaran (Cost) Rp1,321,341,626 Rp1,387,408,707 Rp1,456,779,143 Rp1,529,618,100 Rp1,606,099,005(P/F,i,n)(income) 0.952380952 0.907029478 0.863837599 0.822702475 0.783526166(P/F,i,n)(cost) 0.952380952 0.907029478 0.863837599 0.822702475 0.783526166P(income) Rp6,400,798,219.05 Rp6,273,804,426.30 Rp6,152,857,957.02 Rp6,037,670,843.42 Rp5,927,968,830.47P(cost) Rp1,258,420,596.19 Rp1,258,420,596.19 Rp1,258,420,596.19 Rp1,258,420,596.19 Rp1,258,420,596.19Total P ( income) Rp30,793,100,276.27Total P (cost) Rp6,292,102,980.95NVP1 Rp24,500,997,295.32

Page 19: II Pembahasan Studi Kelayakan

20

P untuk PengeluaranInvestasi Awal Rp2,513,030,000Biaya Rutin per Tahun Rp1,679,730,000Suku Bunga 5%Periode 5Pendapatan Pertahun Rp7,772,597,800Ppengeluaran Rp6,292,102,981Ppendapatan Rp30,793,100,276Benefit Cash Ratio (BCR) 4.89392821Net Present Value (NVP) Rp24,500,997,295

Dari tabel perhitungan dengan suku bunga 5% didapat nilai NPV dan BC Ratio sebagai berikut:

NPV1 = Pincome- PCost

= Rp24.500.997.295

NPV >1 maka alternatif tersebut layak dilakukan

Pada perhitungan NPV dengan tingkat suku bunga 5% menunjukkan nilai yang positif (lebih besar dari nol) yaitu Rp24.500.997.295. Hal

tersebut menandakan bahwa penggantian peralatan dengan umur ekonomis lebih lama layak untuk dilaksanakan.

B/C ratio = Pincome /Pcost

= 4.89392821

Pada perhitungan BC Ratio dengan tingkat suku bunga 5% menunjukkan nilai lebih besar dari satu yaitu 4.89. Hal tersebut menandakan

bahwa setiap Rp 1 yang dikorbankan maka mendapat keuntungan Rp 3,89 .

Page 20: II Pembahasan Studi Kelayakan

21

2. NVP (ir = 15%)

Uraian Tahun ke-1 Tahun ke-2 Tahun ke-3 Tahun ke-4 Tahun ke-5Pemasukan (Income) Rp6,720,838,130 Rp6,916,869,380 Rp7,122,702,193 Rp7,338,826,646 Rp7,565,757,321Pengeluaran (Cost) Rp1,321,341,626 Rp1,387,408,707 Rp1,456,779,143 Rp1,529,618,100 Rp1,606,099,005(P/F,i,n)(income) 0.869565217 0.756143667 0.657516232 0.571753246 0.497176735(P/F,i,n)(cost) 0.869565217 0.756143667 0.657516232 0.571753246 0.497176735P(income) Rp5,844,207,069.57 Rp5,230,146,979.21 Rp4,683,292,310.35 Rp4,195,997,953.48 Rp3,761,518,525.12P(cost) Rp1,148,992,718.26 Rp1,049,080,307.98 Rp957,855,933.37 Rp874,564,113.08 Rp798,515,059.77Total P ( income) Rp23,715,162,837.72Total P (cost) Rp4,829,008,132.45NVP2 Rp18,886,154,705.26

P untuk Pengeluaran (Untuk Suku Bunga Yang Lain)Investasi Awal Rp2,513,030,000Biaya Rutin per Tahun Rp1,679,730,000Suku Bunga 15%Periode 5Pendapatan Pertahun Rp7,772,597,800Ppengeluaran Rp4,829,008,132Ppendapatan Rp23,715,162,838Net Present Value (NVP) Rp18,886,154,705Internal Rate of Return 48.6361%

Page 21: II Pembahasan Studi Kelayakan

22

Dari tabel perhitungan dengan suku bunga 15% didapat nilai NPV dan BC Ratio

sebagai berikut:

NPV2 = Pincome- PCost

= Rp18,886,154,705

IRR = i1−¿) x 100 = 5−¿

= 48.6361%

Dari data diatas didapatkan nilai IRR lebih besar dari bunga bank (15%) sehingga

usaha ini termasuk baik.

Kesimpulan : Usaha layak dikembangkan bila dilihat dari NVP yang positif

(Rp24.500.997.295), BCR yang lebih dari 1 (4.89392821), dan IRR pada suku

bunga ekstrim 15% (48.6361%)

2.2. Aspek Eksternal Proyek

2.2.1. Aspek Politik, Ekonomi dan Sosial

Aspek politik menurut Sipahutar (2010), dalam menganalisis kelayakan

bisnis, hendaknya aspek politik perlu dikaji untuk memperkirakan bahwa situasi

politik saat bisnis dibangun dan diimplementasikan tidak akan sangat

mengganggu sehingga kajiannya menjadi layak. Situasi politik dapat diketahui

melalui berita. Ada dua jenis situasi politik yang dapatmempengaruhi studi

kelayakan bisnis, yakni:

1) Good news

Adalah berita-berita yang dapat diterima pelaku pasar tentang berbagai factor

atau kondisi suatu negara atau wilayah yang berhubungan dengan dunia

investasi, yang dinilai mendukung dan memiliki potensi mendatangkan

keuntungan bagi dunia investasi. Contohnya adalah pemerintahan yang bersih

(clean government), kepastian hukum dan tegaknya keadilan (law

enforcement).

2) Bad news

Adalah berita tentang berbagai faktor atau kondisi suatu negara atau wilayah

yang berhubungan dengan dunia investasi yang dinilai tidak mendukung dan

Page 22: II Pembahasan Studi Kelayakan

23

memiliki potensi mendatangkan kerugian bagi dunia investasi. Contohnya

adalah krisis multidimensi yang melanda negara Indonesia.

Pada aspek politik ini kami mengkaji bahwa di Kabupaten Subang, dalam

tahun 2006 hanya terdapat 27 perusahan besar dan sedang yang sudah beroperasi

secara komersial. Namun, dalam tahun 2007 terjadi lonjakan jumlah industri yang

cukup pesat yaitu mencapai 51 unit (Disperindagsar Subang, 2008).

Perkembangan jumlah industri baik besar maupun sedang tersebut, selain

karena letak geografis Kabupaten Subang yang strategis, juga dikarenakan adanya

berbagai kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Subang yang

berkenaan dengan jaminan kemudahan investasi, seperti dalam pengurusan

perizinan, pajak dan retribusi daerah serta jaminan keamanan. Selain dari itu,

Pemerintah Kabupaten Subang juga berusaha untuk meningkatkan infrastruktur

dasar, seperti jalan, air , listrik dan telekomunikasi (Disperindagsar Subang,

2008). Oleh karenanya Subang dianggap memenuhi aspek politik sehingga dapat

mendukung adanya Industri keripik singkong kami.

Aspek ekonomi menurut Sipahutar (2010), data makroekonomi banyak

yang dapat dijadikan sebagai indikator ekonomi yang dapat diolah menjadi

informasi penting dalam rangaka studi kelayakan bisnis antara lain PDB (Produk

Domestik Bruto), investasi, inflasi, kurs valuta asing, kredit perbankan,

anggaran pemerintah, pengeluaran pembangunan, perdagangan luar negeri dan

neraca pembayaran.

Pengaruh data makroekonomi suatu daerah atau negara secara langsung

atau tidak langsung adalah nyata pada rencana bisnis, apalagi bisnis dengan skala

yang relatif besar. Fakta makroekonomi digunakan sebagai input dalam studi

kelayakan bisnis, dan kajian imbal baliknya, yaitu bahwa bisnis yang

direncanakan hendaknya bermanfaat bagi pihak lain. Aspek-aspek manfaat bisnis

bagi pihak lain dapat dilihat dari beberapa sisi, antara lain:

1) Sisi rencana pembangunan nasional

Memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat. Kegiatan usaha yang

dilakukan sebaiknya mempekerjakan tenaga kerja lokal dan

mempertimbangkan penggunaan mesin

Menggunakan sumber daya local

Page 23: II Pembahasan Studi Kelayakan

24

Menghasilkan dan menghemat devisa

Menumbuhkan industri lain. Dengan adanya proyek bisnis yang baru,

diharapkan tumbuh industri lain baik yang sejenis atau industri

pendukung lainnya yang mendukung usaha tersebut.

Turut menyediakan kebutuhan konsumen dalam negeri sesuai dengan

kemampuan

Menambah pendapatan nasional

2) Sisi distribusi nilai tambah

Maksudnya adalah agar nilai proyek memiliki nilai tambah. Dengan adanya

nilai tambah, berarti bisnis yang dijalankan perusahaan meningkatkan

kesejahteraan berbagai pihak.

3) Sisi nilai investasi per tenaga kerja. Proyek bisnis tersebut mampu

meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan nilai investasi.

4) Hambatan di bidang ekonomi. Beberapa hambatan dan tantangan yang

dihadapi Indonesia dalam melakukan kegiatan ekonominya, antara lain:

Iklim tropis

Produktivitas rendah

Kapital sedikit

Nilai perdagangan luar negeri yang rendah

Besarnya pengangguran

Besarnya ketimpangan distribusi pendapatan

Tekanan penduduk yang berat

Penggunaan tanah yang produktivitasnya rendah

5) Dukungan pemerintah

Pemerintah mempunyai kepentingan agar perdagangan yang dilakukan

oleh perusahaan-perusahaan di dalam negeri akan menghasilkan devisa

negara. Untuk mencapai hal ini, pemerintah melakukan proteksi perdagangan

yang berarti memberikan insentif perdagangan baik berupa proteksi

maupun bantuan. Instrumen kebijakan proteksi perdagangan dapatt

digolongkan sebagai berikut:

Kebijakan perdagangan luar negeri

 Kebijakan perdagangan dalam negeri

Page 24: II Pembahasan Studi Kelayakan

25

Kebijakan produksi

Dari aspek ini, selain pemerintah Kabupaten Subang mendukung adanya

industri di daerahnya, kami mengkaji bahwa dengan adanya pabrik Keripik

Singkong “Nusatela” ini dapat menunjang perekonomian masyarakat Subang

yang masih timpang. Masyarakat yang belum memiliki mata pencaharian

diberdayakan dengan cara diberi pekerjaan menjadi tenaga kerja seperti buruh

pabrik serta tenaga kerja lainnya di industri ini. Selain itu, limbah kulit singkong

yang dihasilkan dari pabrik Keripik Singkong “Nusatela” ini diberikan kepada

petani maupun peternak yang ada di lingkungan pabrik untuk dijadikan pupuk

maupun pakan ternak sehingga dapat turut membantu kegiatan perekonomiannya.

Aspek sosial dalam melaksanakan bisnisnya, perusahaan harus memiliki

tanggung jawab sosial dan perusahaan semestinya menjadi lembaga sosial yang

peduli terhadap lingkungan eksternal dan internal perusahaan.Adapun tanggung

jawab sosial perusahaan,antara lain:

1) Perubahan sebagai lembaga sosial

2) Perubahan kondisi sosial yang kompleks

3) Perusahaan dalam masyarakat yang pluralistik

Manfaat-manfaat sosial yang hendaknya diterima oleh masyarakat

menurut Sipahutar (2010), seperti:

membuka lapangan kerja

melaksanakan teknologi

meningkatkan mutu hidup

pengaruh positif

Menurut Sipahutar (2010), informasi yang dapat diperoleh dari hasil studi

aspek ekonomi, sosial dan politik terhadap studi kelayakan bisnis, antara lain:

Bagaimana kondisi ekonomi serta peran pemerintah dapat menunjang

rencana bisnis, selain bagaimana peran bisnis setelah diimplementasikan

dapat sedikit- banyak mendukung pemerintah untuk memajukan ekonomi

masyarakat.

Bagaimana kondisi sosial akan saling mempengaruhi rencana bisnis

Bagaimana aspek politik akan berpengaruh pada rencana bisnis

Page 25: II Pembahasan Studi Kelayakan

26

Kajian kami pada aspek ini adalah kondisi sosial setiap masyarakat yang

umumnya berada pada lingkungan di sekitar pabrik dapat mempengaruhi rencana

bisnis dan kegiatan produksi pabrik Keripik Singkong “Nusatela”. Namun,

dengan adanya pemberdayaan masyarakat Subang menjadi tenaga kerja di pabrik

Keripik Singkong “Nusatela” maka diharapkan dapat turut membangun hubungan

sosial yang baik antara perusahaan dan masyarakat sekitar pabrik.

2.2.2. Aspek Lingkungan Industri

Aspek lingkungan industri lebih mengarah pada aspek persaingan di mana

bisnis perusahaan berada. Menurut Risnayadi dkk. (2008), aspek lingkungan

industri sangat penting untuk diteliti dalam kelayakan suatu proyek pembangunan

pabrik/industri karena merupakan aspek lingkungan luar perusahaan yang paling

dekat dimana bisnis perusahaan berada. Penelitian aspek lingkungan industri

adalah untuk menggambarkan kelayakan proyek dalam persaingan yang semakin

ketat. Analisis persaingan tersebut biasanya berdasarkan 6 faktor utama yang

disebut Competitive Strategy:

1. Persaingan sesama perusahaan di dalam industrinya

Persaingan dalam industri sangat mempengaruhi kebijakan dan kenerja

perusahaan.

2. Kekuatan tawar menawar pembeli (buyers)

Pembeli mampu mempengaruhi perusahaan untuk melakukan perubahan,

inovasi, peningkatan mutu dan pelayanan untuk menjamin kompetitor produk

tersebut.

3. Kekuatan tawar menawar pemasok (suppliers)

Pemasok dapat mempengaruhi industri lewat kemampuan mereka menaikan

hargaatau mengurangi kualitas produk atau servis.

4. Pengaruh kekuatan stakeholder

Kekuatan yang dimaksud di sini adalah kekuatan di luar perusahaan

yangmempunyai pengaruh dan kepentingan secara langsung kepada

perusahaan,misalnya pemerintah, lingkungan masyarakat, serikat pekerja,

kreditor, pemasok, asosiasi dagang, kelompok yang mempunyai kepetingan

lain, dan pemegang saham.

Page 26: II Pembahasan Studi Kelayakan

27

5. Ancaman masuk pendatang baru

Masuknya perusahaan sebagai pendatang baru akan menimbulkan sejumlah

implikasi bagi perusahaan yang sudah ada, misalnya kapasitas menjadi

bertambah, perenutan pangsa pasar dan sumber daya produksi yang terbatas.

6. Ancaman dari produk pengganti

Ancaman dari produk pengganti dapat mengurangi pendapatan karena adanya

produk substitusi yang lebih murah atau kualitasnya sama ataupun lebih

tinggi.

Menurut Risnayadi dkk. (2008), informasi yang dapat diperoleh dari hasil

studi aspek lingkungan industri terhadap studi kelayakan bisnis antara lain:

1) Bagaimana situasi dan kondisi ancaman masuk bagi pendatang baru. Jika

rencana bisnis yang sedang dikaji kelayakannya merupakan pendatang baru,

perlu diketahui kekuatan dan kelemahan untuk masuk ke industrinya

2) Bagaimana situasi persaingan sesama perusahaan di dalam industrinya. Hal

ini perlu diketahui dalam rangka menyusun kekuatan untuk dapat masuk ke

industrinya.

3) Ancaman dari produk pengganti. Jika rencana bisnis yakan menghasilkan

produk pengganti bagi produk-produk yang sudah beredar, perkirakan

bagaimana ia dapat mengancam produk-produk tersebut. Jika rencana bisnis

akan menghasilkan produk-produk sejenis yang sudah beredar, perlu

diperkirakan bagaimana ia masih dapat mengisi pangsa pasarnya.

4) Kekuatan tawar menawar pembeli (buyers). Pembeli tertentu perlu dicari tahu

kekuatannya dalam rangka mempengaruhi harga produk. Para buyers dapat

mempengaruhi seluruh perusahaan dalam industrinya, termasuk perusahaan

yang dilakukan uji kelayakan bisnisnya ini.

5) Kekuatan tawar menawar pemasok (suppliers). Pemasok untuk bahan baku

misalnya memiliki kekuatan tawar-menawar dalam ranka mempegaruhi

ketersediaan bahan baku. Oleh sebab itu, harga bahan baku dapat pula

dipengaruhinya. Informasi tentang kekuatan tawar-menawar pemasok

pernting diketahui, baik bagi perusahaan yang ada maupun bagi perusahaan

yang sedang diuji kelayakan bisnisnya ini.

Page 27: II Pembahasan Studi Kelayakan

28

6) Pengaruh kekuatan stakeholder. Bagaimana pengaruh stakeholder dalam

menentukan bisnis paling tidak pada perusahaan yang sedang dilakukan uji

kelayakan bisnisnya ini hendaknya perlu pula diketahui.

Subang memiliki daerah yang dibagi ke dalam 3 zona topografi, yaitu zona

daerah pegunungan (Subang bagian selatan), daerah berbukit dan dataran (Subang

bagian tengah), serta daerah dataran rendah (Subang bagian utara). Rata-rata mata

pencaharian masyarakat Subang adalah petani, nelayan, serta buruh industri.

Industri besar yang terdapat di Subang diantaranya industri tepung-tepungan,

industri penghasil benih, industri tekstil, industri gula tebu, hingga industri kecil

dan industri rumah tangga. Namun belum ada industri besar yang mengolah

singkong menjadi keripik seperti Keripik Singkong “Nusatela”. Dalam hal ini

pabrik Keripik Singkong “Nusatela” merupakan industri pengolah keripik

singkong yang mudah bersaing serta kemungkinan ancaman adanya produk

pengganti masih kecil, karena umumnya industri yang terdapat di Subang

bergerak di bidang seni, pariwisata, pertanian, serta industri pengolahan bahan

baku menjadi bahan setengah jadi bukan seperti industri Keripik Singkong

“Nusatela”.

2.2.3. Aspek Yuridis

Sebelum dilakukan impelementasi, suatu rencana proyek pembangunan

pabrik/industri pangan harus dinyatakan layak secara yuridis. Hal ini

dimaksudkan agar dalam implementasinya nanti, resiko dihentikan oleh pihak

berwajib atau di protes masyarakat dapat dihindari. Cakupan studi kelayakan pada

aspek yuridis yaitu:

1. Pelaksanaan bisnis/perusahaan

a. Bentuk badan usaha

Bentuk – bentuk badan usaha di Indonesia adalah perusahaan

perseorangan firma, perseroan komanditer (CV), Perseroan terbatas (PT),

perusahaan Negara dan koperasi. Produk Keripik Nusatela ini berbentuk badan

Peseroan Terbatas (PT). Keripik Singkong Nusatela yang diproduksi oleh PT.

Cassavfood ini terletak di Kawasan Industri di Subang.

b. Identitas pelaksana bisnis

Page 28: II Pembahasan Studi Kelayakan

29

Dalam Studi Kelayakan Proyek (SKP) perlu diketahui kewarganegaraan,

informasi bank misalnya perusahaan ini bekerjasama dalam hal simpan pinjam

dengan Bank BJB dalam hal ini perlunya keterbukaan mengenai analisis biaya

antara kedua belah pihak sehingga diperlukan informasi bank dan keterlibatan

pidana/perdata dan hubungan keluarga pemilik proyek/ pengambil keputusan

perusahaan, dan terdaftarnya dalam Dinas KUKM dan Perindag dimana Dinas

tersebut melakukan kerjasama dalam pendirian pabrik ini, dan juga Dinas

Pertanian yang mendukung dan krjasamanya dalam pendirian usaha ini.

2. Jenis proyek atau usaha apa yang akan dilaksanakan

Jenis proyek atau bidang usaha dalam SKP harus dijelaskan apakah sesuai

dengan anggaran dasar perusahaan, tidak dilarang secara hukum dan norma, dan

tidak mengganggu lingkungan.

PT. Cassavfood ini memproduksi produk olahan singkong yaitu keripik

singkong dimana sebelum berdirinya perusahaan tersebut telah memohon izin ke

daerah sekitar dan pihak berwajib mengenai berdirinya perusahaan ini dan

mendapatkan respon yang cukup baik dan untuk menghindari efek polusi

lingkungan kami bekerja sama dalam hal TPS ( Tempat Pembuangan Sampah)

dengan daerah sekitar, dan untuk kulit singkong tidak kami langsung buang

namun ditampung sebagai pakan ternak untuk orang – orang yang membutuhkan

bias langsung dating ke perusahaan ini.

3. Pelaksanaan proyek

Sebelum usaha ini berdiri, pemilik perusahaan ini telah mengurus

beberapa surat – surat perijinan usaha, pendaftaran pajak, dan dokumentasi

lainnya yang seharusnya dilakukan dalam hal perijinan pada waktu yang masih

berlaku . Tempat pelaksanaan proyek pada PT. Cassavfood disesuaikan dengan

perencanaan wilayah dan status tanah yang akan dibangun dengan jelas.

Pengupahan karyawan diusahakan sesuai dengan standar pengupahan

pemerintahan setempat.

4. Peraturan dan perundang – undangan yang berlaku

Setiap proyek pembangunan pabrik/ industry pangan perlu membuat suatu

review peraturan dan perundang-undangan yang berlaku agar rencana proyek

benar – benar dapat dinyatakan layak secara yuridis.

Page 29: II Pembahasan Studi Kelayakan

30

2.2.4. Aspek Lingkungan Hidup

Aspek lingkungan hidup merupakan aspek yang sangat penting dewasa ini

karena hamper semua proyek pembangunan harus disertai dengan suatu studi

kelayakan lingkungan hidup. Suatu proyek dapat dihentikan seketika jika hasil

studi ternyata tidak layak dari aspek lingkungannya. Undang – undang dan

Peraturan Pemerintah RI mengenai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

(AMDAL), dimaksudkan agar setiap proyek pembangunan terutama industry

untuk selalu memperhatikan kualitas lingkungan, tidak hanya memikirkan

keuntungan proyek sebesar mungkin tanpa menghiraukan dampak samping yang

akan timbul.

Langkah awal tim AMDAL dalam melakukan studi adalah memahami

peraturan dan perundangan yang berlaku mengenai lingkungan hidup di lokasi

tempat studi AMDAL dilakukan baik yang berlaku secara internasional, seperti

misalnya proyek yang limbahnya akan dibuang ke laut atau limbah yang dapat

ditiup angin sampai jatuh ke Negara lain, sepertinya hujan asam.

Pendirian pabrik PT. Cassavfood ini ditinjau dari segi aspek lingkungan

hidup sebelumnya telah melakukan survey mengenai permohonan izin ke daerah

sekitar dengan tujuan membangun usaha keripik singkong skala pabrik,

permohonan tersebut dilakukan dengan mengadaka sosialisasi dengan warga

sekitar untuk mengenai pendirian usaha dengan dampak – dampak lingkungannya.

PT. Cassavfood memiliki ikatan kerjasama dalam sistem tempat pembuangan

sampah akhir dengan daerah setempat, dan sisa – sisa kulit singkong hasil

pengupasan tidak langsung dibuang yang menjadi efek negatif terhadap

lingkungan namun kulit singkong tersebut.