ii - kaltimprov.go.id · bab iii akuntabilitas kinerja 3.1 tindak lanjut hasil evaluasi tahun...

178

Upload: lydung

Post on 10-May-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ii

IKHTISAR EKSEKUTIFPenyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah menjadi salah

satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk mendorong tata kelola

pemerintahan yang baik, dimana instansi pemerintah melaporkan

kinerjanya dalam memberikan pelayanan publik. Proses penilaian yang

terukur ini juga menjadi bagian dari skema pembelajaran bagi organisasi

pemerintah untuk terus meningkatkan kapasitas kelembagaan sehingga

kinerjanya bisa terus ditingkatkan. Akuntabilitas merupakan salah satu

aspek penting yang harus diimplementasikan dalam manajemen

pemerintahan. Akuntabilitas kinerja sekurang-kurangnya harus memuat

visi, misi, tujuan dan sasaran yang memiliki arah dan tolok ukur yang jelas

atas perumusan perencanaan strategis organisasi sehingga

menggambarkan hasil yang ingin dicapai dalam bentuk sasaran dapat

diukur, diuji dan diandalkan.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur tahun

2017 ini merupakan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006

tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan

Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah, Instruksi Presiden Nomer 5 Tahun 2004 tentang

Percepatan Pemberantasan Korupsi, dan Peraturan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53

Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja

dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah juga

merupakan bagian dari siklus Sistem AKIP, maka kategori capaian

indikator kinerja dibagi dalam kategori pencapaian sesuai target sebesar

100%, melampaui/melebih target >100% dan tidak mencapai target

<100%.

Berdasarkan Perjanjian Kinerja pemerintah Provinsi Kalimantan

Timur Tahun 2017 ditetapkan 19 (sembilan belas) sasaran dengan 25

(duapuluh lima) indikator sasaran dan mengacu pada 5 (lima) misi yang

ingin diwujudkan dalam tahun 2017 dengan rincian sebagai berikut :

iii

Misi pertama terdiri dari 5 sasaran dengan 5 indikator sasaranMisi kedua terdiri dari 8 sasaran dengan 11 indikator sasaranMisi ketiga terdiri dari 1 sasaran dengan 1 indikator sasaranMisi kedua terdiri dari 3 sasaran dengan 5 indikator sasaranMisi ketiga terdiri dari 2 sasaran dengan 2 indikator sasaran

Pencapaian target Sasaran Renstra Tahun 2017

No. SasaranJumlah

IndikatorSasaran

Tingkat Pencapaian

Melampaui target(>100%)

Sesuai Target(100%)

BelumMencapai

Target(<100%)

Jumlah % Jumlah % Jumlah %1 Sasaran 1 1 - - - - 1 99,352 Sasaran 2 1 - - - - 1 97,453 Sasaran 3 1 - - - - 1 80,354 Sasaran 4 1 - - - - 1 99,775 Sasaran 5 1 - - - - 1 98,556 Sasaran 6 1 1 103,91 - - - -7 Sasaran 7 1 - - - - 1 97,898 Sasaran 8 2 - - - - 2 87,299 Sasaran 9 1 - - - - 1 99,97

1011

Sasaran 10 3 3 219,17 - - - -11 Sasaran 11 2 - - 1 100 1 86,8912 Sasaran 12 1 - - - - 1 82,0313 Sasaran 13 1 1 106 - - - -14 Sasaran 14 1 1 102,94 - - - -15 Sasaran 15 2 - - 1 100 1 95,8616 Sasaran 16 1 - - - - 1 98,9817 Sasaran 17 2 - - 1 100 1 99,3618 Sasaran 18 1 - - - - 1 94,6219 Sasaran 19 1 1 118,81 - - - -

Jumlah 25 7 130,17 3 100 15 93,72Keterangan : Pengukuran dilakukan di Triwulan 4

- Sasaran 1 terdiri dari 1 indikator dengan nilai 99,35% atau Belum

mencapai target.

- Sasaran 2 terdiri dari 1 indikator dengan nilai 97,45% atau Belum mencapai

target.

- Sasaran 3 terdiri dari 1 indikator dengan nilai 80,35% atau Belum

mencapai target.

- Sasaran 4 terdiri dari 1 indikator dengan nilai 99,77% atau Belum

mencapai target.

- Sasaran 5 terdiri dari 1 indikator dengan dengan nilai 98,55% atau Belum

mencapai target.

iv

- Sasaran 6 terdiri dari 1 indikator dengan nilai 103,91% atau

melampaui/melebihi target.

- Sasaran 7 terdiri dari 1 indikator dengan nilai 97,89% atau Belum

mencapai target.

- Sasaran 8 terdiri dari 1 indikator dengan dengan nilai 87,29% atau Belum

mencapai target.

- Sasaran 9 terdiri dari 1 indikator dengan nilai 99,97% atau Belum

mencapai target.

- Sasaran 10 terdiri dari 3 indikator dengan rata-rata realisasi persentase

sebesar 219,17% atau melampaui/melebihi target.

- Sasaran 11 terdiri dari 1 indikator dengan nilai 93,45% atau Belum

mencapai target.

- Sasaran 12 terdiri dari 1 indikator dengan nilai 82,03% atau Belum

mencapai target.

- Sasaran 13 terdiri dari 1 indikator dengan nilai 106% atau

melampaui/melebihi target.

- Sasaran 14 terdiri dari 1 indikator dengan nilai 102,94% atau

melampaui/melebihi target.

- Sasaran 15 terdiri dari 2 indikator dengan rata-rata realisasi persentase

sebesar 97,93% atau Belum mencapai target.

- Sasaran 16 terdiri dari 1 indikator dengan nilai 98,98% atau Belum

mencapai target.

- Sasaran 17 terdiri dari 2 indikator dengan rata-rata realisasi persentase

sebesar 99,68% atau belum mencapai target.

- Sasaran 18 terdiri dari 1 indikator dengan nilai 94,62% atau belum

mencapai target.

- Sasaran 19 terdiri dari 1 indikator dengan nilai 118,81% atau

melampaui/melebihi target.

Rata rata capaian kinerja dari hasil pengukuran kinerja masih terlihat adanya

kekurang berhasilan yang ditunjukkan dengan capaian indikator sasaran di bawah

seratus persen. Hal tersebut akan menjadi catatan bagi seluruh jajaran

Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dalam upaya memperbaiki pelaksanaan

kerja di masa mendatang.

v

DAFTAR ISIHalaman

Kata Pengantar iRingkasan Eksekutif iiDaftar Isi vDaftar Tabel vi

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang 11.2 Maksud dan Tujuan 21.3 Sejarah Singkat Provinsi Kalimantan Timur 21.4 Gambaran umum kondisi daerah 5

1.4.1 Aspek Geografi dan Demografi 51.4.2 Aspek Kesejahtreraan Rakyat 81.4.3 Aspek Pelayanan Umum 111.4.4 Aspek daya Saing Daerah 12

1.5 Struktur Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur 121.6 Permasalahan Utama Pembangunan Provinsi Kaltim 161.7 Keragaman SDM Pemerintah Provinsi Kaltim 16

BAB II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja2.1 Reformasi Birokrasi dan manajemen Perubahan di

Prov.Kaltim18

2.2 Inovasi dalam Reformasi Birokrasi dan PengelolaanKinerja Pemerintah Prov.Kaltim

20

2.3 Rencana Strategis Pemerintah Prov.Kaltim 202.3.1 Visi dan Misi 202.3.2 Tujuan 232.3.3 Sasaran 242.3.4 Strategi, Arah Kebijakan daerah, Program dan

Indikator Kinerja dalam RPJMD 2013-201827

2.3.5 Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah 382.4. Indikator Kinerja Utama 402.5. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) 41

2.5.1 Program untuk Pencapaian Sasaran 432.6 Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2017 44

2.6.1 Rencana Anggaran Tahun 2017 45

BAB III Akuntabilitas Kinerja3.1 Tindak Lanjut Hasil Evaluasi Tahun Sebelumnya 483.2 Capaian Reformasi Birokrasi Pemerintah Provinsi

Kalimantan Timur.51

3.3 Pengukuran Realisasi Kinerja Tahun 2017 523.4 Evaluasi dan Analisis Realisasi Kinerja 573.5 Realisasi Anggaran 152

BAB IV Penutup4.1 Simpulan 1594.2 Strategi Peningkatan Kinerja 160

LAMPIRAN1. Pengukuran Kinerja Tahun Tahun 20172. Indikator Kinerja Utama Pemerintah Prov.Kaltim3. Matrik RPJMD 2013-20184. Pernyataan Telah Direviu Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi

Kalimantan Timur Tahun Anggaran Tahun 20185. Penghargaan-penghargaan

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Wilayah Administratif Provinsi KalimantanTimur Tahun 2017

5

Tabel 1.2 Jumlah, Kepadatan, dan Laju PertumbuhanPenduduk Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2017

8

Tabel 1.3 Nilai PDRB dari Sektor, Lapangan Usaha untukTiap Kabupaten/Kota di Kaltim, Tahun 2016

10

Tabel 1.4 Indeks Pembangunan Manusian (IPM) ProvinsiKalimantan Timur Tahun 2011 – 2016

11

Tabel 1.5 Komposisi PNS dilingkungan Pemerintan ProvinsiKalimantan Timur berdasarkan Jenjang Pendidikandan Jenis Kelamin

17

Tabel 2.1 Matrik Hubungan antara Misi dan Tujuan 24

Tabel 2.2 Matrik Hubungan antara Tujuan dan Sasaran 26

Tabel 2.3 Penentuan Strategi 28

Tabel 2.4 Perumusan Arah Kebijakan Pembangunan 32

Tabel 2.5 Prioritas dan Sasaran Pembangunan Pemerintah

Provinsi Kalimantan Timur

38

Tabel 2.6 Indikator Kinerja Utama 40

Tabel 2.7 Rencana Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan

Timur Tahun 2017

41

Tabel 2.8 Program Untuk Pencapaian Sasaran 43

Tabel 2.9 Perjanjian Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan

Timur Tahun 2017

44

Tabel 2.10 Realisasi Belanja Daerah Provinsi KalimantanTimur Tahun Anggaran 2017 (Sebelum DilakukanAudit BPK RI)

46

Tabel 2.11 Alokasi per Sasaran Pembangunan TahunAnggaran 2017

46

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

vii

Tabel 3.1 Indeks Reformasi Birokrasi Pemerintah Provinsi

Kalimantan Timur Tahun 2016 dan Tahun 2017

51

Tabel 3.2 Pengukuran Realisasi Kinerja Tahun 2017 53

Tabel 3.3 Realisasi dan Capaian Kinerja IKU Gubernur

Tahun 2017 Per Triwulan

55

Tabel 3.4 Opini Penegelolaan Keuangan Daerah Tahun 2016 120

Tabel 3.5 Acuan Nilai Persepsi Interval SKM dan Nilai Kinerja

Unit Pelayanan

128

Tabel 3.6 Instansi /Lembaga Yang Melaksanakan Survei

Kepuasan Masyarakat (SKM)

128

Tabel 3.7 Hasil Evaluasi akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur Tahun

2013-2017

136

Tabel 3.8 Hasil Penilaian Penyelenggaraan Kinerja

Pemerintah Daerah (LKPPD) di 9 Kabupaten/Kota

137

Tabel 3.9 Efisiensi Penggunaan Sumber Daya 151

Tabel 3.10 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah Per 31 Desember 2017 dan 2016

153

Tabel 3.11 Pencapaian Kinerja dan Anggaran Tahun 2017 154

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

1

Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar BelakangUntuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis,

transparan, akuntabel, efisien dan efektif, penilaian dan pelaporan kinerja

pemerintah daerah menjadi bagian kunci dalam proses penyelenggaraan

pemerintahan yang baik. Upaya ini juga selaras dengan tujuan perbaikan

pelayanan publik sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Untuk itu, pelaksanaan otonomi

daerah perlu mendapatkan dorongan yang lebih besar dari berbagai elemen

masyarakat, termasuk dalam pengembangan akuntabilitas melalui penyusunan

dan pelaporan kinerja pemerintah daerah. Penyusunan Laporan Kinerja

Instansi Pemerintah merupakan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun

2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan

Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah, dan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan

Pemberantasan Korupsi.

Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dilakukan dengan

mendasarkan pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014, dimana pelaporan

capaian kinerja organisasi secara transparan dan akuntabel merupakan bentuk

pertanggungjawaban atas kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.

Mengacu kepada Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014, tentang Petunjuk Teknis Perjanjian

Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah menjadi acuan disusunnya Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi

Kalimantan Timur Tahun 2017, sebagai pertanggungjawaban atas

pelaksanaan pencapaian kinerja sebagaimana disepakati dalam dokumen

Perjanjian Kinerja Tahun 2017 Perjanjian kinerja dimaksud telah

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

2

mempertimbangkan ketersediaan sumber daya dan dana baik dari APBD

maupun sumber dana lainnya serta mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah

Daerah tahun 2017 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Tahun 2013-2018.

1.2 Maksud dan TujuanLaporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur

merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan

fungsi pemerintah daerah selama kurun waktu 1 tahun dalam mencapai

tujuan/sasaran strategis instansi. Penyusunan Laporan Kinerja juga menjadi

alat kendali untuk mendorong peningkatan kinerja setiap unit organisasi.

Selain itu, Laporan Kinerja menjadi salah satu alat untuk mendapatkan

masukan stakeholders demi perbaikan kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan

Timur. Identifikasi keberhasilan, permasalahan dan solusi yang tertuang dalam

Laporan Kinerja, menjadi sumber untuk perbaikan perencanaan dan

pelaksanaan program dan kegiatan yang akan datang. Dengan pendekatan ini,

Laporan Kinerja sebagai proses evaluasi menjadi bagian yang tidak

terpisahkan dari perbaikan yang berkelanjutan di pemerintah untuk

meningkatkan kinerja pemerintahan melalui perbaikan pelayanan publik.

1.3 Sejarah Singkat Provinsi Kalimantan TimurProvinsi Kalimantan Timur selain sebagai suatu kesatuan administrasi,

juga sebagai kesatuan ekologis dan historis. Kalimantan Timur sebagai wilayah

administrasi dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1956

dengan Gubernur yang pertama adalah APT Pranoto.

Sebelumnya Kalimantan Timur merupakan salah satu Karesidenan dari

Propinsi Kalimantan. Sesuai dengan aspirasi rakyat pulau terbesar di

Nusantara ini, sejak tahun 1956 wilayahnya dimekarkan menjadi 3 (tiga)

provinsi, yaitu Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Barat.

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

3

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959, tentang Penetapan

Undang-Undang Darurat No. 3 Tahun 1953 tentang Perpanjangan

Pembentukan Daerah Tk. II di Kalimantan menjadi Undang-Undang, meliputi :

1. Daerah Tingkat II Kutai

2. Kotapraja Balikpapan

3. Kotapraja Samarinda

4. Daerah Tingkat II Berau

5. Daerah Tingkat II Bulongan

Dalam perkembangan lebih lanjut sesuai ketentuan Undang Undang

Nomor 5 Tahun 1974 dibentuk 2 Kota Administratif berdasarkan Peraturan

Pemerintah Nomor 47 Tahun 1981 dan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun

1989, yakni :

1. Kota Administratif Bontang (berada di Kabupaten Kutai)

2. Kota Administratif Tarakan (berada di Kabupaten Bulungan)

Selanjutnya sebagai perpanjangan tangan dari Gubernur Kepala Daerah

Tingkat I Kalimantan Timur dalam mengelola administrasi pemerintahan dan

pembangunan di daerah, dibentuk 2 (dua) Pembantu Gubernur yaitu :

Wilayah Utara berkedudukan di Kota Tarakan meliputi Kabupaten Berau,

Kabupaten Bulungan dan Kotif Tarakan)

Wilayah Selatan berkedudukan di Kota Balikpapan meliputi Kotamadya

Balikpapan, Kabupaten Kutai dan Kabupaten Pasir.

Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 dan dirubah

dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,

maka struktur Pemerintahan wilayah Pembantu Gubernur dihapuskan serta

Kota Administratif Bontang dan Tarakan ditingkatkan statusnya menjadi

Daerah Otonom.

Selanjutnya berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1997,

Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1999 dan Undang-Undang Nomor 7 Tahun

2002 serta Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2007 mengenai pemekaran

Kabupaten dan Kota di Wilayah Provinsi Kalimantan Timur, Provinsi

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

4

Kalimantan Timur dari 6 (enam) Kabupaten/Kota bertambah menjadi 14 (empat

belas) Kabupaten/Kota, yaitu :

1. Kabupaten Paser.

2. Kabupaten Berau.

3. Kabupaten Bulungan.

4. Kabupaten Kutai Kartanegara.

5. Kabupaten Kutai Barat.

6. Kabupaten Kutai Timur.

7. Kabupaten Malinau.

8. Kabupaten Nunukan.

9. Kabupaten Penajam Paser Utara.

10. Kabupaten Tana Tidung.

11. Kota Samarinda.

12. Kota Balikpapan.

13. Kota Tarakan.

14. Kota Bontang.

Pasca diterbitkannya Undang-Undang Nomor 20 tahun 2012 tentang

Pembentukan Provinsi Kalimantan Utara dan Undang-Undang Nomor 2 Tahun

2013 tentang Pembentukan Kabupaten Mahakam Ulu di Provinsi Kalimantan

Timur, maka wilayah Provinsi Kalimantan Timur saat ini terdiri dari 7

Kabupaten dan 3 Kota yaitu :

1. Kabupaten Paser, ibukotanya Tana Paser.

2. Kabupaten Berau ibukotanya Tanjung Redeb.

3. Kabupaten Kutai Kartanegara, ibukotanya Tenggarong.

4. Kabupaten Kutai Barat, ibukotanya Sendawar.

5. Kabupaten Kutai Timur, ibukotanya Sangatta.

6. Kabupaten Penajam Paser Utara, ibukotanya Penajam.

7. Kabupaten Mahakam Ulu, ibukotanya Ujoh Bilang.

8. Kota Samarinda, ibukotanya Samarinda.

9. Kota Balikpapan, ibukotanya Balikpapan.

10. Kota Bontang, ibukotanya Bontang.

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

5

1.4 Gambaran Umum Kondisi Daerah1.4.1 Aspek Geografi dan Demografi

Kondisi geografi dan demografi merupakan dua faktor penting, mendasar

dan saling menunjang satu sama lain yang menentukan keberhasilan

pembangunan. Kondisi geografi akan memberikan gambaran tentang

ketersediaan sumber daya alam, luas lahan, mineral dan bahan tambang yang

terkandung di dalamnya, hingga fisiografi lahan beserta flora dan fauna yang

berada di atasnya. Sedangkan, kondisi demografi merupakan gambaran

tentang ketersediaan sumber daya manusia, baik ditinjau dari aspek kualitas

maupun kuantitasnya dalam rangka mendukung pelaksanaan pembangunan.

1) Luas dan batas wilayah administrasi

Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), memiliki luas wilayah sekitar

12.734.692 ha atau sekitar 75,53% dari total luas wilayah Indonesia, terdiri dari

daratan seluas 12.638.931 Ha dan perairan darat seluas 193.071 Ha. Dari segi

administrasi pemerintahan, provinsi terluas ke tiga di Indonesia ini terdiri atas

10 daerah, yang terbagi menjadi 7 (tujuh) kabupaten (Berau, Kutai

Kartanegara, Kutai Timur, Kutai Barat, Paser,Penajam Paser Utara, dan

Mahakam Ulu) dan 3 (tiga) kota (Balikpapan, Bontang dan Samarinda).

Adapun pembagian wilayah administratif Kaltimmenurut Kabupaten/Kota

tersebut dapat dirinci sebagai berikut:

Tabel 1.1

Data Wilayah Administratif Provinsi Kalimantan TimurTahun 2017

No. Kabupaten/Kota LuasDaratan (Ha)

JumlahKecamatan

JumlahDesa/Kelurahan

(1) (2) (3) (4) (5)1. Kabupaten Berau 2.163.497 13 1102. Kabupaten Kutai Kartanegara 2.559.005 18 2373. Kabupaten Kutai Timur 3.096.435 18 1364. Kabupaten Kutai Barat 1.349.556 16 1945. Kabupaten Paser 1.103.079 10 1446. Kabupaten Penajam Paser Utara 291.895 4 547. Kabupaten Mahakam Ulu 1.938.738 5 508. Kota Balikpapan 51.124 6 349. Kota Bontang 16.299 3 15

10. Kota Samarinda 69.264 10 59Kalimantan Timur 12.638.893 103 1.032

Sumber: Badan Pusat Statistik dan Bappeda Provinsi Kalimantan Timur (2017)

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

6

Berdasarkan data pada tabel di atas (Tabel 1.1.), Kabupaten terluas di

Provinsi Kalimantan Timur adalah Kabupaten terluas di Kaltim adalah

Kabupaten Kutai Timur (Kutim) dengan luas sebesar 3.096.435 Ha atau

24,50% dari total luas wilayah provinsi, sedangkan Kabupaten dengan luas

terkecil adalah Kabupaten Penajam Paser Utara(PPU) yang hanya memiliki

luas sebesar 291.895 Ha atau 2,31% dari total luas wilayah Kaltim. Sedangkan

untuk luas wilayah perkotaan, total luas wilayah 3 kota di Kaltim (Balikpapan,

Bontang dan Samarinda) hanya memiliki proporsi wilayah sebesar 1,08% saja

Berdasarkan tinjauan aspek kartografis dan kewilayahan, batas wilayah

administratif Kaltim adalah sebagai berikut:

1. Sebelah Utara : Provinsi Kalimantan Utara;

2. Sebelah Barat : Negara Bagian Serawak Malaysia, Provinsi

Kalimantan Barat, dan Provinsi Kalimantan Tengah;

3. Sebelah Selatan : Provinsi Kalimantan Selatan; dan

4. Sebelah Timur : Selat Makasar dan Laut Sulawesi.

2) Kondisi Geografis

Secara geografis, posisi Kaltim terletak antara 40 24’ Lintang Utara

(LU) dan 20 25’ Lintang Selatan (LS), 1130 44’ Bujur Timur (BT) dan

1190 000 Bujur Timur (BT). Geo-strategis Kaltimpada dasarnya

menguntungkan dan sekaligus menantang bagi upaya pembangunan,

karena merupakan satu dari 13 provinsi di Indonesia yang mempunyai

wilayah perbatasan antar negara, yaitu dengan negara Malaysia.

Selain itu, posisi Kaltim berada pada Alur Laut Kepulauan Indonesia

(ALKI) II dari Laut Sulawesi ke Samudra Hindia melalui Selat Makasar

dan Selat Lombokyang memiliki potensi perekonomian sangat

strategis. ALKI berperan dalam memperlancar transportasi kapal-

kapal dagang yang melintasi wilayah kepulauan Indonesia. Manfaat

dari tersedianya jalur laut tersebut bagi Indonesia sangat besar, yaitu

dapat meningkatkan hubungan dagang baik dengan negara-negara

Afrika, Asia, dan Pasifik. Bagi Kaltim, posisi ALKI II sangat bernilai

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

7

strategis baik ditinjau aspek ekonomi maupun politis karena akan

membuka peluang berkembangnya pelabuhan besar dan berstandar

internasional yang dapat mendorong perkembangan ekonomi daerah

dan nasional daerah khususnya dan nasional pada umumnya.

3) Topografi

Berdasarkan kelerengan atau kemiringan lahan dan ketinggian tempat,

karakteristik topografi Provinsi Kalimantan Timur didominasi oleh lahan-lahan

dengan kelerengan di atas 40 persen dan ketinggian kurang dari 500 meter

dpl. Kondisi demikian akan mempunyai pengaruh sangat besar dalam rangka

pemanfaatan lahan sesuai dengan rencana tata ruang wilayah.

Lahan datar (0-2%) di Provinsi Kalimantan Timur pada umumnya hanya

terdapat di daerah pantai dan daerah aliran sungai-sungai besar yang luasnya

sekitar 10,70 persen dari total wilayah. Sedangkan lahan dengan tingkat

kelerengan landai (2-15%) luasnya mencapai 16,16 persen. Sisanya, lahan

berbukit dengan tingkat kelerengan > 15% dengan luasnya mencapai sekitar

73,14 persen dari luas wilayah Provinsi Kalimantan Timur.

Pengembangan tanaman pangan hanya mungkin dilakukan di daerah

yang datar hingga landai atau wilayah dengan kemiringan 0-15 persen.

Sedangkan lahan dengan tingkat kelerengan yang lebih tinggi (>15 persen)

hanya cocok untuk tanaman tahunan dan kawasan konservasi.

4) Demografi

Demografi merupakan ilmu yang dapat menggambarkan dan

mempelajari segala persoalan-persoalan kependudukan suatu wilayah dari

segi kuantitas, distribusi hingga komponen-komponen perubahannya. Kondisi

demografi di Provinsi Kalimantan Timur sangat kompleks mengingat wilayah

geografis yang begitu luas namun jumlah penduduk yang bisa dibilang belum

tinggi. Selain itu distribusi penduduk yang menyebar tidak merata menimbulkan

tantangan tersendiri dalam membuat kebijakan kependudukan agar

pembangunan dirasakan setiap lapisan masyarakat.

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

8

Penduduk Kalimantan Timur dari tahun ke tahun mengalami kenaikan

yang cukup berarti. Hal ini dapat dilihat dari jumlah Penduduk selama

kurun empat tahun terakhir 2012-2016. Jumlah penduduk Kalimantan Timur

dalam angka 2017 mencapai 3.501.232 jiwa telah bertambah hampir 110.446

ribu jiwa setiap tahunnya dengan pertumbuhan 2010-2016 sebesar 2,34% dan

2015=-2016 sebesar 2,18%. Pertumbuhan penduduk terbesar pda di

Kabupaten Kutai Timur (2010-2016: 4,40%; 2015-2016 : b4,21%)

Jumlah penduduk, Kepadatan penduduk dan laju pertumbuhan

menurut kabupaten/kota tahun 2017 pada tabel berikut :

Tabel 1.2

Jumlah, Kepadatan, dan Laju Pertumbuhan Penduduk MenurutKabupaten/Kota Tahun 2017

No. Kabupaten/ Kota JumlahPenduduk

KepadatanPenduduk

(%)

LajuPertumbuhan

Penduduk

1 Paser 248.037 22,35 0,802 Kutai Barat 158.085 11,53 0,723 Kutai Kartanegara 662.481 25,49 1,124 Kutai Timur 415.553 13,38 0,495 Berau 211.512 9,73 1,556 Penajam Paser Utara 166.055 56,80 4,127 Balikpapan 618.128 1.201,69 1,118 Samarinda 763.729 1.065,87 1, 089 Bontang 173.770 1.065,16 5,79

10 Mahakam Ulu 24.381 1,25 0,37Jumlah Total 3 441.731 27,03 1,38

Sumber : Badan Pusat Statistik Prov.Kaltim (Kalimantan Timur Dalam Angka 2017.)

1.4.2 Aspek Kesejahteraan MasyarakatAspek kesejahteraan masyarakat memberikan gambaran dan hasil

analisis terhadap kondisi kesejahteraan masyarakat, mencakup kesejahteraan

dan pemerataan ekonomi, kesejahteraan sosial dan seni budaya dan olahraga.

1) Kondisi Ekonomi Daerah

Kondisi ekonomi suatu daerah adalah salah satu faktor yang

mempengaruhi tingkat kesejahteraan suatu daerah. Adanya pertumbuhan

ekonomi menunjukkan adanya peningkatan produksi di suatu daerah pada

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

9

periode waktu tertentu. Adanya peningkatan produksi diharapkan mampu

meningkatkan pendapatan masyarakat sehingga juga terjadi peningkatan

kesejahteraan masyarakat.

Produk Domestik Regional Bruto Kalimantan Timur mengalami distorsi

akibat tingginya ketergantungan pada harga pasar global, khususnya untuk

komoditi batu bara. Berkembanganya sektor hulu tidak diimbangi denga sektor

hilir. Tumpuan ekokomi Kaltim pada sektor pertambangan dan penggalian

pada tabun 2016 sebesar 43,34%; industri pengolahan sebesar 20,51%;

konstruksi sebesar 8,35%; Pertanian, Kehutanan, dan perikanan sebesar

8,06% serta pedagangan besar dan eceran, mobil dan sepeda motor sebesar

5,55%. Laju pertumbuhan ekonomi tahun 2016 mengalami kontraksi sebesar -

0,38%. Namun pada tahun 2017 pertumbuhan ekonomi sampai dengan

triwulan III sebesar 3,68%. Hal ini sangat dipengaruhi harga komoditas

batubara yag membaik. Kondisi ketergantungan ekonomi terhadap harga

komoditas ini harus menjadi pendorong pelaksanaan upaya transformasi

ekonomi Kalimantan Timur dalam upaya mencapai pertumbuhan ekonomi yang

berkelanjutan.

Komposisi PDRB Kalimantan Timur Tahun 2016 di sektor tambang

sebesar 43,34%, disusul oleh sektor industry pengolahan sebesar 20,51%.

Untuk Kabupaten/Kota Kontribusi sektor tambang terbesar berada di

Kabupaten Kutai Timur sebesar 79,23% dan Paser sebesar 71,31%.

Sedangkan untuk industri pengolahan terbesar berada di wilayah Bontang

83,96%, dan Balikpapan sebesar 47,62%. Rendahnya nilai industrialisasi dan

pengohanan menjadi indikasi belum berprosesnya hilirisasi baik dari sektor

tambang maupun dari sektor pertanian, kehutanan dan perikanan.

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

10

Tabel 1.3

Nilai PDRB dari Sektor, Lapangan Usaha untuk Tiap Kabupaten/Kotadi Kaltim, Tahun 2016

No. Kabupaten/ Kota Nilai PDRB(Rp.Miliar)

A B C LPE

1 Paser 37.191,46 12,56% 71,31% 4,51% -4,792 Kutai Barat 21.989,39 15,20% 46,95% 5,93% -0,723 Kutai Kartanegara 127.831,32 12,70% 64,68% 3,90% -1,714 Kutai Timur 94.921,97 8,67% 79,23% 2,98% -1,075 Berau 30.788,95 11,38% 60,36% 3,90% -1,76 Penajam Paser Utara 7.557,11 21,42% 29,78% 16,57% -0,277 Mahakam Ulu 2.105,99 77,23% 7,68% 0,56% 3,388 Balikpapan 79.650,21 0,98% 0,05% 47,62% 4,769 Samarinda 52.266,34 1,83% 12,45% 8,33% 0,2310 Bontang 53.935,81 0,89% 0,87% 83,96% -1,49

Kalimantan Timur 507.073,76 8,06% 43,34% 20,51% -0,38Sumber Data : Kalimantan Timur Dalam Angka 2017, BPS Prov.KaltimKeterangan : A : Sektor pertanian, perikanan dan kehutanan

B : Sektor pertambangan dan penggalianC : Sektor industri pengolahan

Mahakam Ulu merupakan Kabupaten yang PDRB-nya paling rendah

dengan sektor pertanian paling dominan (produktivitas/nilai tambah sangat

rendah). Kutai Kartanegara dan Kutai Timur merupakan penyumbang PDRB

terbesar Kaltim dengan ekonomi didominasi oleh sektor pertambangan dan

penggalian (Sektor B), diikuti oleh Balikappan dan Bontang dengan ekonomi

sekor indutri pengolahan.

PDRB Kalimantan TimurHarga Berlaku Harga Konstan 2010

- Turun dari Rp.519,13Trilyun menjadi Rp.507,07trilyun untuk periode 2013-2016.

- Pertumbuhan negatif -15,1%selama periode 2013-2016

- Pertumbuhan negatif -2,3%selama empat tahunterakhirKontribusi PDRB tertinggi empat tahun terakhir :- Kabupaten Kutai Kartanegara di atas 25%- Kutai Timur dengan angka rata-rata 18,0%- Kabupaten Paser dikisaran 7%- Berau pada kisaran 6%

Kabupaten Paser mengalami laju pertumbuhan negatif tertinggiyaitu mencapai (-4,79%), demikian pula dengan Kutaikartenegara, Kutai Timur, Berau, dan Bontang yang diketahuisebagai daerah penghasil tambang dan kegiatan perkebunankelapa sawit tertinggi.

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

11

2) Indeks Pembangunan Manusia

Indeks pembangunan manusia atau Human Development Index (HDI)

yang diperkenalkan oleh United Nations Development Programes (UNDP)

sejak tahun 1990 adalah sebuah indeks komposit untuk mengukur

keberhasilan atau kinerja suatu negara/wilayah dalam bidang pembangunan

manusia. Dengan IPM, kita bisa melakukan analisis pembandingan pencapaian

pembangunan manusia antar wilayah. IPM sendiri dibangun melalui

pendekatan tiga dimensi dasar yang mencakup Angka Harapan Hidup

(kesehatan), Angka Melek Huruf dan Rata-rata Lama Sekolah (pendidikan) dan

Daya Beli Per Kapita (standar hidup layak/ekonomi).

Tabel 1.4

Indeks Pembangunan Manusian (IPM) Provinsi Kalimantan TimurTahun 2011 – 2016

Uraian Tahun Ket2013 2014 2015 2016

IPM 73,21 73,82 74,17 74,59

Pada periode 2013 hingga 2015, IPM di Provinsi Kalimantan Timur

mengalami tren peningkatan di setiap tahunnya. IPM tahun 2013 sudah

mencapai 73,21. Di tahun-tahun berikutnya, IPM terus mengalami kenaikan

hingga terakhir tahun 2015 angka IPM Provinsi Kalimantan Timur mencapai

74,17, dan tahun 2016 angka IPM Provinsi Kalimantan Timur mencapai 74,59.

1.4.3 Aspek Pelayanan UmumPada bagian aspek pelayanan umum berikut ini menjelaskan

perkembangan kinerja yang dilakukan oleh pemerintah Provinsi Kalimantan

Timur, baik pada urusan pelayanan wajib dan urusan pilihan.

Urusan pelayanan wajib merupakan urusan pemerintahan yang harus

diselenggarakan oleh pemerintah daerah karena berkaitan dengan pelayanan

dasar. Secara umum, penyelenggaraan pelayanan dasar Provinsi Kalimantan

Timur memang sudah mulai ada perbaikan, namun masih perlu adanya

peningkatan terutama sarana prasarana penunjang pendidikan.

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

12

1.4.4 Aspek Daya Saing DaerahDaya saing daerah merupakan salah satu aspek tujuan

penyelenggaraan otonomi daerah sesuai dengan potensi, kekhasan, dan

unggulan daerah. Suatu daya saing (competitivness) merupakan salah satu

faktor keberhasilan pembangunan ekonomi yang berhubungan dengan tujuan

pembangunan daerah dalam mencapai tingkat kesejahteraan yang tinggi dan

berkelanjutan. Pada aspek daya saing daerah memberikan gambaran

tentang kemampuan ekonomi daerah, fasilitas wilayah/infrastruktur, iklim

berinvestasi dan sumberdaya manusia. Indikator yang mengambarkan aspek

daya saing daerah.

1.5. Struktur Organisasi Pemerintah Provinsi Kalimantan TimurSebagai daerah otonom, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dalam

menjalankan otonominya, didukung dengan Organisasi Perangkat Daerah

yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 09 Tahun 2016 tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Timur,

Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Lembaga Lain Provinsi Kalimantan Timur, Peraturan Daerah Nomor 06 Tahun

2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur

Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Daerah

Povinsi Kalimantan Timur.

Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur menyelenggarakan urusan yang

menjadi kewenangan daerah yang terdiri urusan wajib dan urusan pilihan.

Urusan wajib adalah urusan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan

daerah yang terkait dengan pelayanan dasar (basic service) bagi masyarakat

sedangkan urusan pemerintahan yang bersifat pilihan adalah urusan yang

diprioritaskan oleh pemerintah daerah untuk diselenggarakan yang terkait

dengan upaya mengembangkan potensi unggulan (Core Competence) yang

menjadi kekhasan daerah.

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

13

Penyelenggaraan urusan pemerintahan dilaksanakan oleh Perangkat

Daerah sebagai berikut :

No. Perangkat DaerahA. Sekretariat Daerah, yang membahawahi :

1 Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat,mengkoordinasikana Biro Pemerintahan, Perbatasan dan Otonomi Daerahb Biro Hukumc Biro Kesejahteraaan Rakyat

2. Asisten Perekonomian dan Administrasi Pembangunan,mengkoordinasikana Biro Perekonomianb Biro Administrasi Pembangunanb Biro Infrastruktur

3. Asisten Administrasi Umum, mengkoordinasikana Biro Organisasib Biro Hubungan Masyarakat.c Biro Umum.

No. Perangkat DaerahB. Sekretariat DPRDC. Dinas Daerah terdiri atas :

1 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan;2 Dinas Kesehatan;3 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, dan

Perumahan Rakyat;4 Dinas Sosial;5 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi;6 Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan, dan

Perlindungan Anak;7 Dinas Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura;8 Dinas Lingkungan Hidup;9 Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan

Desa;10 Dinas Perhubungan;11 Dinas Komunikasi dan Informatika;12 Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu

Pintu;13 Dinas Pemuda dan olahraga;14 Dinas Perpustakaan dan Kearsipan;15 Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral;16 Dinas Kehutanan;17 Dinas Kelautan dan Perikanan;

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

14

18 Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecildan Menengah (UKM);

19 Dinas Pariwisata;20 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan;21 Dinas Perkebunan;22 Satuan Polisi Pamong Praja;

D. Lembaga Teknis Daerah terdiri atas :1 Inspektorat;2 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;3 Badan Pendapatan Daerah.4 Badan Pengelolaan Keuanga Dan Aset Daerah5 Badan Kepegawaian Daerah;6 Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia;7 Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah;8 Badan Penghubung9 Badan Kesatuan Bangsa dan Politik;10 Badan Penanggulangan Bencana Daerah;

E. Rumah Sakit Daerah1 Rumah Sakit Umum Daerah A. Wahab Syahrani;2 Rumah Sakit Umum Daerah dr. Kanujoso Djatiwibowo;3 Rumah Sakit Khusus Daerah Atma Husada Mahakam;

F. Lembaga Lainnya1 Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI.

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

15

Struktur Pemerintah Provinsi Kaltim

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

16

1.6 Permasalahan Utama Pembangunan Provinsi Kalimantan TimurPermasalahan pembangunan daerah menjadi salah satu rujukan penting

dalam merumuskan berbagai kebijakan pembangunan. Permasalahan yang

dirumuskan dalam RPJMD merupakan inti dari berbagai permasalahan

sektoral yang digabung menjadi satu rumusan masalah pembangunan. Suatu

kebijakan pembangunan harus memiliki dasar rumusan permasalahan yang

relevan sehingga kebijakan publik memiliki pertimbangan matang sebagai

dasar penentuan prioritas pembangunan.

Prioritas pembangunan yang baik akan menciptakan agenda utama

pembangunan dan memberikan harapan baru bagi pemerintah dalam 5 (lima)

tahun periode RPJMD. Berdasarkan hasil analisis permasalahan

pembangunan untuk masing-masing aspek dan urusan pemerintahan serta

kesepakatan dari para pemangku kepentingan, maka diketahui terdapat lima

permasalahan utama pembangunan Provinsi Kalimantan Timur yaitu:

(1) Rendahnya daya saing SDM Provinsi Kalimantan Timur;

(2) Tranformasi ekonomi yang belum sepenuhnya mampu diunggulkan;

(3) Peningkatan aksesibilitas dan konektivitas wilayah melalui pembangunan di

bidang infranstruktur;

(4) Penurunan kualitas lingkungan hidup; dan

(5) Pemerintah yang belum mencapai kinerja yang prima dan akuntabel.

Kelima permasalahan utama tersebut menjadi pemicu utama belum

maksimalnya pembangunan daerah di Provinsi Kalimantan Timur yang ditandai

dengan belum meratanya kesejahteraan masyarakat. Agar rumusan kebijakan

untuk menyelesaikan permasalahan pembangunan tidak menyimpang dari

substansinya maka perlu dipahami sumber/akar masalah dari setiap

permasalahan tersebut.

1.7. Keragaman SDM Pemerintah Provinsi KaltimPemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur, memiliki kapasitas

SDM dalam jumlah dan kualitas yang memadai. Tahun 2014, jumlah PNS di

Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur adalah sebanyak 7.234 orang, dengan

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

17

perimbangan laki-laki sebanyak 4.303 orang (59,48%) dan perempuan

sebanyak 2.931 orang (40,51%) yang menunjukkan perimbangan gender yang

baik.

Berdasarkan tingkat pendidikan PNS pada kantor pemerintah provinsi

(Pemprov) Kalimantan Timur, 14 orang (13 laki-laki dan 1 perempuan)

berpendidikan S-3, berpendidikan S2 sebanyak 759 orang, berpendidikan

S1/DIV sebanyak 2.189 orang, sedangkan berpendidikan SLTA2.450 orang.

Hal ini menunjukkan bahwa dari segi jenjang pendidikan, Pemerintah

Provinsi Kalimantan Timur memiliki keragaan sumber daya manusia yang baik.

Komposisi per jenjang pendidikan adalah sebagai berikut :

Tabel 1.5

Komposisi PNS dilingkungan Pemerintan Provinsi Kalimantan Timurberdasarkan Jenjang Pendidikan dan Jenis Kelamin

No. JenjangPendidikan

Pegawai Negeri Sipil Jumlah TotalLaki-Laki Perempuan1 S3 13 1 142 S2 509 250 7593 S1 1.255 934 2 1984 D III 484 815 1 2995 D II/ D I 30 33 636 SLTA 1.634 816 2 4507 SLTP 205 40 2458 SD 173 42 215

Jumlah Total 4 303 2 931 7 234Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Timur

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

18

Bab IIPerencanaan dan Perjanjian Kinerja

2.1. Reformasi Birokrasi dan Manajemen Perubahan di ProvinsiKalimantan TimurReformasi birokrasi merupakan strategi untuk menjawab menguatnya

desakan publik akan perbaikan kinerja instansi pemerintah dalam

penyediaan layanan publik. Sejalan dengan Peraturan Presiden Nomor 81

Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025,

reformasi birokrasi merupakan perubahan besar dalam paradigma dan tata

kelola pemerintahan.

Reformasi birokrasi pemerintahan sangat mendesak untuk

dilaksanakan pada saat birokrasi telah dianggap sebagai sistem yang

menyebabkan jalannya pemerintahan dan pelayanan publik berjalan

tersendat, bertele-tele, in-efisien, organisasi yang terlalu besar dan kaku,

KKN, serta permasalahan birokrasi lainnya.

Tujuan reformasi birokrasi adalah membangun kepercayaan

masyarakat (public trust building) dan menghilangkan citra negatif birokrasi

pemerintahan dengan membentuk aparatur negara yang profesional,

sedangkan sasaran reformasi birokrasi adalah terwujudnya pemerintahan

yang bersih dan bebas KKN, terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan

publik kepada masyarakat, dan meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas

kinerja birokrasi melalui pembaharuan pola pikir (mid-set) dan pola budaya

(culture-set) pegawai negeri dalam pengelolaan urusan pemerintahan serta

sistem manajemen pemerintahan.

Ada 3 (tiga) sasaran utama dilakukannya reformasi birokrasi di

Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, yakni:

1. Terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas KKN:

2. Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik kepada masyarakat;

3. Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi.

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

19

Terwujudnya pemerintahan yang bersih (good governance) sebagai

sasaran reformasi birokrasi antara lain ditandai dengan kondisi birokrasi

yang akuntabel, transparan, efektif dan efisien.

Selain itu, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur juga telah

melaksanakan Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Daerah yang

menghasilkan regulasi, kebijakan, fasilitasi, dan evaluasi kebijakan di

bidang organisasi yang diharapkan dapat semakin mendorong proses

reformasi birokrasi secara signifikan. Melalui pelaksanaan program

tersebut, area perubahan yang dituju meliputi seluruh aspek manajemen

pemerintahan antara lain organisasi, tata laksana, SDM aparatur,

akuntabilitas, pelayanan publik, mind set dan culture set aparatur. Hal ini

juga menggambarkan upaya mendorong perubahan pola pikir dan budaya

kinerja di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur

Manajemen perubahan juga didorong melalui penataan regulasi di

tingkat Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, antara lain melalui

penyelelarasan produk hukum daerah. Hasilnya telah menunjukkan bahwa

tidak terdapat inkonsistensi antar berbagai produk perundangan daerah,

serta kinerja penyelesaian penyusunan peraturan gubernur sebagai amanat

Peraturan Daerah.

Aspek lain sebagai bagian dari komitmen untuk peningkatan

pelayanan publik, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur telah menetapkan

Standar Pelayanan Minimal (SPM). Selain itu, Pemerintah Provinsi

Kalimantan Timur juga mengembangkan penilaian pelayanan publik

melalui Citra Pelayanan Prima. Penilaian ini menjadi stimulus bagi unit-unit

pelayanan publik untuk meningkatkan kualitas pelayanan, utamanya adalah

hal visi/misi pelayanan, sistem dan prosedur pelayanan, sumber daya

manusia dan sarana-prasarana pelayanan. Selain itu, peningkatan kualitas

pelayanan juga telah dilakukan dengan pemanfaatan teknologi informasi.

Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur mengembangkan program sebagai

panduan strategis implementasi dan pengembangan e-government di

lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. Upaya-upaya ini telah

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

20

menghasilkan peningkatan pelayanan publik, sebagaimana yang

ditunjukkan oleh penilaian eksternal terhadap kinerja Pemerintah Provinsi

Kalimantan Timur .

2.2 Inovasi dalam Reformasi Birokrasi dan Pengelolaan KinerjaPemerintah Provinsi Kalimantan Timur .Sebagai bagian dari komitmen pemerintah untuk meningkatkan

kualitas pelayanan publik, berbagai inovasi telah dikembangkan oleh

Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. Salah satu inovasi yang

dikembangkan adalah pengembangan teknologi informasi untuk

peningkatan kualitas perencanaan hingga monitoring dan evaluasi

pembangunan. Hal ini meliputi pengembangan RPJMD SIPPD Kaltim untuk

perencanaan dan pengembangan sistem aplikasi untuk monitoring dan

evaluasi yang mengintegrasikan si Monev.

Selain itu, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur juga melakukan

rangkaian inovasi untuk peningkatan kapasitas kelembagaan pemerintah

daerah, SIPPD Kaltim merupakan program aplikasi untuk menjaga

konsistensi antara perencanaan pembangunan tahunan yang diwujudkan

dalam penentuan rencana program dan kegiatan dengan program dan

kegiatan indikatif yang mendukung pencapaian sasaran dalam RPJMD.

Sistem aplikasi ini juga dikembangkan untuk meningkatkan akuntabilitas

penyelenggaraan pembangunan.

2.3 Rencana Strategis Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur2.3.1 Visi dan Misi

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

merupakan kerangka pembangunan strategis Pemerintah Provinsi

Kalimantan Timur untuk periode 5 tahun. Sebagai dokumen perencanaan

yang memuat penjabaran visi, misi dan program gubernur, RPJMD

berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

(RPJPD) serta memperhatikan baik RPJP maupun RPJM Nasional. Untuk

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

21

periode 2013-2018 RPJMD Provinsi Kalimantan Timur disahkan melalui

Perda Nomor 7 tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD).

Sebagai penerjemahan kebijakan politik Gubernur sebagai Kepala

Daerah, RPJMD menjadi pijakan bagi perencanaan strategis baik SKPD

Provinsi maupun Kabupaten Kota, termasuk hingga ke level perencanaan

tahunan. Bagian berikut akan menguraikan visi dan misi Gubernur yang

tertuang dalam RPJMD tersebut.

Visi :Terwujudnya Kalimantan Timur Sejahtera Yang Merata DanBerkeadilan Berbasis Agroindustri Dan Energi RamahLingkungan.

Visi tersebut mengandung dua elemen utama pembangunan yaitu

mewujudkan Kaltim sejahtera yang merata dan berkeadilan yang

menekankan pada pertumbuhan ekonomi yang berkualitas pada

pengembangan agroindustri dan berbasis energi ramah lingkungan.Elemen Visi Kaltim Sejahtera yang Merata dan Berkeadilan memandang

lebih jauh dibanding aspek kesejahteraan masyarakat itu sendiri,

pemerintah ingin mencapai adanya keseimbangan antara kesejahteraan

sosial dan ekonomi serta keharmonisan antara pembangunan sosial-

ekonomi dengan aspek lingkungan hidup yang kesemuanya diketahui

saling memengaruhi. Hal ini penting dilakukan karena pembangunan yang

hanya berdasarkan pada pertumbuhan ekonomi akan menyebabkan

kesenjangan dalam masyarakat yang berakibat munculnya berbagai

ketimpangan sosial seperti kemiskinan dan kerusakan lingkungan hidup

yang merupakan dampak dari pembangunan ekonomi.

Agroindustri dan Energi Ramah Lingkungan merupakan komitmen untuk

melakukan transformasi ekonomi berbasis pemanfaatan sumberdaya alam

terbarukan dengan sistem pengelolaan yang berkelanjutan. Fokus ini

merupakan kebijakan yang diyakini dapat mewujudkan visi Provinsi

Kalimantan Timur Sejahtera yang Merata dan Berkeadilan pada intinya

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

22

adalah pelaksanaan pembangunan berkelanjutan dengan tujuan untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat saat ini maupun masa datang

melalui pemerataan pembangunan ekonomi yang bertumpu pada

peningkatan kualitas sumber daya manusia. Sebagai bagian dari

implementasi konsep pembangunan berkelanjutan.

Misi:1. Mewujudkan Kualitas Sumber Daya Manusia Kaltim yang Mandiri

dan Berdaya Saing Tinggi. Misi ini mengemban upaya untuk

meningkatkan. Sumber daya manusia Kalimantan Timur bersifat

komprehensif yang telah mempertimbangkan baik aspek jasmani

(sandang, pangan dan perumahan) maupun aspek rohani (pendidikan

mental dan spiritual) sesuai dengan potensi sumberdaya yang dimiliki,

lingkungan sosial maupun kultural daerah.

2. Mewujudkan Daya Saing Ekonomi yang Berkerakyatan BerbasisSumber Daya Alam dan Energi Terbarukan. Misi ini mengemban

upaya untuk mempersiapkan transformasi ekonomi menuju ekonomi

yang lebih seimbang antara ekonomi berbasis sumber daya alam tidak

terbarukan dengan sumber daya alam terbarukan secara sistematis

dibutuhkan untuk menjamin pembangunan keberlanjutan.

3. Mewujudkan Infrastruktur Dasar yang Berkualitas bagi Masyarakatsecara Merata. Misi ini mengemban upaya untuk pemenuhan

infrastruktur dasar yang berkualitas guna mendukung pertumbuhan dan

kelancaran perekonomian masyarakat secara merata dengan tetap

memperhatikan Rencana Tata Ruang Wilayah sesuai daya dukung dan

daya tampung lingkungan, serta antisipasi bencana yang mengancam

keberadaan sumber daya potensial dan strategis.

4. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Profesional,Transparan dan Berorientasi pada Pelayanan Publik. Misi ini

mengemban upaya untuk Penyelenggaraan pemerintahan yang

bertanggung jawab, bersih, transparan, profesional, efektif, dan efisien.

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

23

Misi ini mengemban tujuan peningkatan efektivitas layanan birokrasi

yang responsif, transparan, dan akuntabel, serta meningkatkan tata

kelola pemerintahan yang baik

5. Mewujudkan Kualitas Lingkungan yang Baik dan Sehat sertaBerperspektif Perubahan Iklim. Misi ini mengemban upaya untuk

transformasi pembangunan menuju ekonomi hijau atau ekonomi yang

rendah karbon akan mewujudkan kondisi masyarakat yang lebih baik

dan berkeadilan sosial serta mengurangi resiko lingkungan dan

kerusakan ekologi.

2.3.2 TujuanMengacu kepada misi yang telah ditetapkan, maka tujuan yang hendak

dicapai atau dihasilkan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun adalah, sebagai

berikut:

1. Misi Mewujudkan Kualitas Sumber Daya Manusia Kaltim yang Mandiri

dan Berdaya Saing Tinggi, dengan tujuan:

a. Meningkatkan kualitas SDM Kaltim

2. Misi Mewujudkan Daya Saing Ekonomi yang Berkerakyatan Berbasis

Sumber Daya Alam dan Energi Terbarukan, dengan tujuan:

a. Meningkatkan kesejahteraan dan pemerataan pendapatan

masyarakat

b. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi hijau

3. Misi Mewujudkan Infrastruktur Dasar yang Berkualitas bagi Masyarakat

secara Merata, dengan tujuan:

a. Menyediakan infrastruktur dasar yang berkualitas

4. Misi Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Profesional,

Transparan dan Berorientasi pada Pelayanan Publik, dengan tujuan:

a. Merwujudkan tata kelola pemerintahan yang baik

5. Misi Mewujudkan Kualitas Lingkungan yang Baik dan Sehat serta

Berperspektif Perubahan Iklim, dengan tujuan:

a. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup.

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

24

Tabel 2.1

Matrik Hubungan antara Misi dan TujuanMisi Tujuan Indikator

I MewujudkanKualitas SumberDaya ManusiaKaltim yang Mandiridan Berdaya SaingTinggi

1 Meningkatkankualitas SDM Kaltim

1 IPM

II Mewujudkan DayaSaing Ekonomiyang BerkerakyatanBerbasis SumberDaya Alam danEnergi Terbarukan

1 Meningkatkankesejahteraan danpemerataanpendapatanmasyarakat

1 TingkatKemiskinan

2 Meningkatkanpertumbuhanekonomi hijau

2 Pertumbuhanekonomidengan Migas

III MewujudkanInfrastruktur Dasaryang Berkualitasbagi Masyarakatsecara Merata

1 Menyediakaninfrastruktur dasaryang berkualitas

1 IndeksKepuasanlayananinfrastrukturdasar

IV Mewujudkan TataKelolaPemerintahan yangProfesional,Transparan danBerorientasi padaPelayanan Publik

1 Merwujudkan tatakelola pemerintahanyang baik

1 IndeksKepuasanMasyarakat

V MewujudkanKualitas Lingkunganyang Baik danSehat sertaBerperspektifPerubahan Iklim

Meningkatkankualitas lingkunganhidup

1 IndeksKualitasLingkungan

2.3.3 SasaranMengacu kepada misi yang telah ditetapkan, maka sasaran yang hendak

dicapai atau dihasilkan dalam kurun waktu 1 (satu) tahun, adalah sebagai

berikut :

1. Sasaran yang hendak dicapai Misi : Mewujudkan Kualitas Sumber

Daya Manusia Kaltim yang Mandiri dan Berdaya Saing Tinggi, dengan

sasaran:

a. Meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

b. Meningkatnya Angka Melek Huruf

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

25

c. Meningkatnya rata-rata lama sekolah

d. Meningkatnya angka harapan hidup

e. Meningkatnya pendapatan perkapita

2. Misi : Mewujudkan Daya Saing Ekonomi yang Berkerakyatan Berbasis

Sumber Daya Alam dan Energi Terbarukan, dengan sasaran:

a. Menurunnya tingkat kemiskinan

b. Menurunnya tingkat pengangguran

c. Meningkatnya daya beli masyarakat

d. Menurunnya Indeks Gini

e. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas

f. Meningkatnya kontribusi sektor pertanian dalam arti luas

g. Tercapainya Swasembada pangan

h. Meningkatnya pemanfaatan energi terbarukan

3. Misi : Mewujudkan Infrastruktur Dasar yang Berkualitas bagi Masyarakat

secara Merata, dengan sasaran:

a. Meningkatnya kepuasan masyarakat terhadap pelayanan

infrastruktur dasar

4. Misi : Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Profesional,

Transparan dan Berorientasi pada Pelayanan Publik, dengan sasaran:

a. Terwujudnya pemerintah yang bersih dan bebas KKN

b. Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik

c. Menigkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja

5. Misi : Mewujudkan Kualitas Lingkungan yang Baik dan Sehat serta

Berperspektif Perubahan Iklim, dengan sasaran:

a. Meningkatnya Indeks Kualitas Lingkungan

b. Menurunnya tingkat emisi gas rumah kaca

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

26

Tabel 2.2

Matrik Hubungan antara Tujuan dan SasaranTujuan Sasaran

Uraian Indikator Uraian Indikator1 Meningkatkan

kualitas SDMKaltim

IPM 1 Meningkatnya IndeksPembangunanManusia (IPM)

IPM

2 Meningkatnya harapanlama sekolah

Angka harapanlama sekolah(tahun)

3 Meningkatnya rata-ratalama sekolah

Angka rata-ratasekolah (tahun)

4 Meningkatnya angkaharapan hidup

Angka harapanhidup (tahun)

2 Meningkatkankesejahteraandan pemerataanpendapatanmasyarakat

TingkatKemiskinan

5 Menurunnya tingkatkemiskinan

Tingkat Kemiskinan(%)

6 Menurunnya tingkatpengangguran

TingkatPengangguran (%)

7 Meningkatnya standarhidup layak

Paritas dayabeli/Purchasingpower parity (PPP)(Perkapita/perhari)

8 Meningkatnya daya belimasyarakat

Tingkat Inflasi (%)Indeks tendensikonsumen

9 Menurunnya IndeksGini

Indeks Gini

3 Meningkatkanpertumbuhanekonomi hijau

PertumbuhanekonomidenganMigas

10Meningkatnyapertumbuhan ekonomiyang berkualitas

Pertumbuhanekonomi denganmigas (%)Pertumbuhanekonomi tanpamigas (%)Pertumbuhanekonomi non migasdan non batubara

11 Meningkatnyakontribusi sektorpertanian dalam artiluas

Share sektorpertanian dalam artiluas (%)Laju pertumbuhanEkonomi sektorpertanian dalam artiluas

12 Tercapaianyaswasembada pangan

Rasio pemenuhanberas (%)

13 Meningkatnyapemanfaatan energiterbarukan

Bauran energi baruterbarukan (%)

4 Menyediakaninfrastrukturdasar yangberkualitas

IndeksKepuasanlayananinfrastrukturdasar

14 Meningkatnyakepuasan masayrakatterhadap pelayananinfrastruktur dasar

Indeks Kepuasanlayanan infrastrukturdasar

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

27

5 Merwujudkantata kelolapemerintahanyang baik

IndeksKepuasanMasyarakat

15Terwujudnyapemerintah yang bersihdan bebas KKN

Indeks PersepsiKorupsiOpini BPK

16 Terwujudnyapeningkatan kualitaspelayanan publik

Indeks KepuasanMasyarakat

17MeningkatnyaKapasitas danakuntabilitas kinerja

PredikatAkuntabilitaskinerjaPredikat kinerjaPenyelenggaraanPemerintah Daerah

6 Meningkatkankualitaslingkungan hidup

IndeksKualitasLingkungan

18 Meningkatnya IndeksKualitas Lingkungan

Indeks KualitasLingkungan

19 Menurunnya tingkatemisi gas rumah kaca

Intensitas Emisi(ton CO2/PDRB US$ juta)

2.3.4 Strategi, Arah Kebijakan Daerah, Program dan Indikator KinerjaDalam RPJMD 2013 – 2018

Berdasarkan visi, misi serta tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan,

maka upaya pencapaiannya kemudian dijabarkan secara lebih sistematis

melalui perumusan strategi, arah kebijakan, dan program. Selain itu, untuk

mengukur capaian kinerja, maka dirumuskan pula indikator sebagai tolok

ukur kinerja.

2.3.4.1 Strategi

Strategi yang ditempuh untuk mencapai misi, adalah sebagai berikut:

1. Strategi untuk mencapai misi: Mewujudkan Kualitas Sumber Daya

Manusia Kaltim yang Mandiri dan Berdaya Saing Tinggi, yaitu:

a. Peningkatan kualitas penyelenggaraan pendidikan

b. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan

c. Pengembangan ekonomi kerakyatan

2. Strategi untuk mencapai misi: Mewujudkan Daya Saing Ekonomi yang

Berkerakyatan Berbasis Sumber Daya Alam dan Energi Terbarukan,

yaitu :

a. Percepatan Pengentasan Kemiskinan

b. Peningkatan dan Perluasan Kesempatan kerja

c. Pengembangan ekonomi kerakyatan

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

28

d. Percepatan transformasi ekonomi

e. Pengembangan agribisnis

f. Peningkatan Produksi Pangan

g. Pemenuhan Kebutuhan Energi ramah Lingkungan

3. Strategi untuk mencapai misi: Mewujudkan Infrastruktur Dasar yang

Berkualitas bagi Masyarakat secara Merata,yaitu:

a. Peningkatan kualitas infrastruktur dasar

4. Strategi untuk mencapai misi: : Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan

yang Profesional, Transparan dan Berorientasi pada Pelayanan Publik,

yaitu :

a. Reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan

5. Strategi untuk mencapai misi: Mewujudkan Kualitas Lingkungan yang

Baik dan Sehat serta Berperspektif Perubahan Iklim, yaitu :

a. Peningkatan kualitas lingkungan hidup.

Tabel 2.3

Penentuan StrategiSasaran Indikator Kineja Strategi

1 Meningkatnya IndeksPembangunanManusia (IPM)

1 IPM 1 Peningkatan kualitaspenyelenggaraan pendidikan

2 Meningkatnyaharapan lamasekolah

2 Angka harapanlama sekolah(tahun)

2 Peningkatan kualitaspelayanan kesehatan

3 Meningkatnya rata-rata lama sekolah

3 Angka rata-ratasekolah (tahun)

3 Pengembangan ekonomikerakyatan

4 Meningkatnya angkaharapan hidup

4 Angka harapanhidup (tahun)

5 Menurunnya tingkatkemiskinan

5 Tingkat Kemiskinan(%)

6 Menurunnya tingkatpengangguran

6 TingkatPengangguran (%)

4 Percepatan PengentasanKemiskinan

7 Meningkatnyastandar hidup layak

7 Paritas dayabeli/Purchasingpower parity (PPP)(Perkapita/perhari)

5 Peningkatan dan PerluasanKesempatan kerja

8 Meningkatnya dayabeli masyarakat

8 Tingkat Inflasi (%) 6 Pengembangan ekonomikerakyatan

9 Indeks tendensikonsumen

7 Percepatan transformasiekonomi

9 Menurunnya IndeksGini

10 Indeks Gini 8 Pengembangan agribisnis

10 Meningkatnyapertumbuhan ekonomi

11 Pertumbuhanekonomi dengan

9 Peningkatan ProduksiPangan

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

29

yang berkualitas migas (%)12 Pertumbuhan

ekonomi tanpamigas (%)

10 Pemenuhan KebutuhanEnergi ramah Lingkungan

13 Pertumbuhanekonomi non migasdan non batubara

11 Meningkatnyakontribusi sektorpertanian dalam artiluas

14 Share sektorpertanian dalam artiluas (%)

15 Laju pertumbuhanEkonomi sektorpertanian dalam artiluas

12 Tercapaianyaswasembada pangan

16 Rasio pemenuhanberas (%)

13 Meningkatnyapemanfaatan energiterbarukan

17 Bauran energi baruterbarukan (%)

11 Peningkatan kualitasinfrastruktur dasar

14 Meningkatnyakepuasan masayrakatterhadap pelayananinfrastruktur dasar

18 Indeks Kepuasanlayanan infrastrukturdasar

15 Terwujudnyapemerintah yangbersih dan bebas KKN

19 Indeks PersepsiKorupsi

12 Reformasi birokrasi dan tatakelola pemerintahan

20 Opini BPK16 Terwujudnya

peningkatan kualitaspelayanan publik

Indeks KepuasanMasyarakat

17 MeningkatnyaKapasitas danakuntabilitas kinerja

21 PredikatAkuntabilitaskinerja

22 Predikat kinerjaPenyelenggaraanPemerintah Daerah

18 Meningkatnya IndeksKualitas Lingkungan

24 Indeks KualitasLingkungan

13 Peningkatan kualitaslingkungan hidup.

19 Menurunnya tingkatemisi gas rumah kaca

25 Intensitas Emisi(ton CO2/PDRB US$ juta)

2.3.4.2 Arah Kebijakan Daerah

1. Arah kebijakan daerah untuk mencapai Misi Pertama : Mewujudkan

Kualitas Sumber Daya Manusia Kaltim yang Mandiri dan Berdaya Saing

Tinggi, adalah sebagai berikut:

a. Peningkatan kesadaran masyarakat

b. Perluasan Subsidi Pendidikan bagi seluruh peserta didik dalam usia

wajib belajar

c. Peningkatan Relevansi dan mutu pendidikan

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

30

d. Peningkatan kesempatan belajar anak

e. Peningkatan akses di bidang kesehatan

f. Peningkatan mutu di bidang kesehatan

g. Menjaga ekspektasi masyarakat melalui transparasi harga

h. Pengarusutamaan gender

2. Arah kebijakan daerah untuk mencapai Misi Kedua : Mewujudkan Daya

Saing Ekonomi yang Berkerakyatan Berbasis Sumber Daya Alam dan

Energi Terbarukan, adalah sebagai berikut:

a. Peningkatan Kualitas Bantuan dan Perlindungan sosial bagi

masyarakat miskin;

b. Pemberdayaan masyarakat dalam kemandirian bekerja

c. Pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat miskin

d. Penyediaan infrastruktur dasar bagi masyarakat miskin

e. Perluasan lapangan kerja

f. Peningkatan Kualitas tenaga kerja

g. Peningkatan daya saing tenaga kerja dan pengembangan

kesempatan kerja

h. Menjaga stabilitas harga dan efisiensi distribusi barang

i. Peningkatan investasi sektor UMKM

j. Menjaga ekspektasi masyarakat melalui transparasi harga

k. Peningkatan investasi daerah dengan menciptakan iklim investasi

yang berdaya saing global

l. Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru

m. Peningkatan nilai tambah produk pertanian dalam arti luas (Integrasi

Proses Hulu Hilir)

n. Peningkatan ekspor produk olahan

o. Pengembangan ekowisata

p. Meningkatnya ekspor produk unggulan daerah

q. Penguatan mata rantai kawasan2 agribisnis

r. Penerapan Inovasi Teknologi Agrobisnis

s. Pengembangan industri pengolahan produk unggulan daerah

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

31

t. Peningkatan areal pertanian melalui cetak sawah dan optimasi

lahan;

u. Penerapan mekanisasi dan teknologi pertanian

v. Penyediaan tenaga kerja petani melalui program transmigrasi

w. Peningkatan infrastrutur pertanian

x. Peningkatan produktivitas pertanian

y. Perbaikan tata niaga produk pangan

z. Peningkatan bauran energi baru dan terbarukan

aa.Peningkatan rasio elektrifikasi.

3. Arah kebijakan daerah untuk mencapai Misi Ketiga : Mewujudkan

Infrastruktur Dasar yang Berkualitas bagi Masyarakat secara Merata,

adalah sebagai berikut:

a. Peningkatan kualitas dan kapasitas infrastruktur transportasi

b. Peningkatan kualitas dan kapasitas infrastruktur dan transportasi di

kawasan Maloy, kawasan industri lainnya dan pusat pertumbuhan

c. Peningkatan konektivitas antar kawasan industri dan pusat

pertumbuhan

4. Arah kebijakan daerah untuk mencapai Misi Keempat : Mewujudkan

Tata Kelola Pemerintahan yang Profesional, Transparan dan

Berorientasi pada Pelayanan Publik, adalah sebagai berikut:

a. Standarisasi rencana dan prosedur tiga prioritas focus

b. Peningkatan kapasitas dan manajemen aparatur

c. Percepatan pencapaian target-target penyelenggaraan Reformasi

birokrasi (RB) dan tatakelola pemerintahan yang baik

5. Arah kebijakan daerah untuk mencapai Misi Kelima : Mewujudkan

Kualitas Lingkungan yang Baik dan Sehat serta Berperspektif

Perubahan Iklim, adalah sebagai berikut:

a. Perbaikan tata kelola dan perijinan pemanfaatan hutan dan lahan

b. Meningkatkan kualitas perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian

tata ruang dan luas tutupan lahan.

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

32

c. Penerapan konsep dan strategi pembangunan ekonomi (green

economy) yang ramah lingkungan dan berkelanjutan

d. Pemanfaatan lahan-lahan terdegradasi

e. Meningkatkan kualitas udara, Perairan, dan lingkungan hidup

perkotaan

f. Penegakan hukum lingkungan.

g. Pengarusutamaan perubahan iklim dalam dokumen perencanaan

pembangunan

h. Penurunan emisi gas rumah kaca

Tabel 2.4

Perumusan Arah Kebijakan PembangunanTujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

1 Meningkatkankualitas SDMKaltim

1 MeningkatnyaIndeksPembangunanManusia (IPM)

1 Peningkatankualitaspenyelenggaraanpendidikan

1 Peningkatankesadaranmasyarakat

2 Meningkatnyaharapan lamasekolah

2 Peningkatankualitas pelayanankesehatan

2 Perluasan SubsidiPendidikan bagiseluruh peserta didikdalam usia wajibbelajar

3 Meningkatnyarata-rata lamasekolah

3 Pengembanganekonomikerakyatan

3 PeningkatanRelevansi dan mutupendidikan

4 Meningkatnyaangka harapanhidup

4 Peningkatankesempatan belajaranak

5 Peningkatan akses dibidang kesehatan

6 Peningkatan mutu dibidang kesehatan

7 Menjaga ekspektasimasyarakat melaluitransparasi harga

8 Pengarusutamaangender

2 Meningkatkankesejahteraandan pemerataanpendapatanmasyarakat

5 Menurunnyatingkatkemiskinan

4 PercepatanPengentasanKemiskinan

1 Peningkatan KualitasBantuan danPerlindungan sosialbagi masyarakatmiskin

6 Menurunnyatingkatpengangguran

5 Peningkatan danPerluasanKesempatan kerja

2 Pemberdayaanmasyarakat dalamkemandirian bekerja

7 Meningkatnyastandar hiduplayak

8 Meningkatnyadaya belimasyarakat

6 Pengembanganekonomikerakyatan

3 Pemberdayaan usahaekonomi masyarakatmiskin

7 Percepatantransformasiekonomi

4 Penyediaaninfrastruktur dasarbagi masyarakatmiskin

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

33

9 MenurunnyaIndeks Gini

8 Pengembanganagribisnis

5 Perluasan lapangankerja

6 Peningkatan Kualitastenaga kerja

7 Peningkatan dayasaing tenaga kerjadan pengembangankesempatan kerja

8 Menjaga stabilitasharga dan efisiensidistribusi barang

9 Peningkatan investasisektor UMKM

10 Menjaga ekspektasimasyarakat melaluitransparasi harga

3 Meningkatkanpertumbuhanekonomi hijau

10 Meningkatnyapertumbuhanekonomi yangberkualitas

9 PeningkatanProduksi Pangan

1 Peningkatan investasidaerah denganmenciptakan ikliminvestasi yangberdaya saing global

10 PemenuhanKebutuhan Energiramah Lingkungan

2 Pengembanganpusat-pusatpertumbuhanekonomi baru

3 Peningkatan nilaitambah produkpertanian dalam artiluas (Integrasi ProsesHulu Hilir)

11 Meningkatnyakontribusi sektorpertanian dalamarti luas

4 Peningkatan eksporproduk olahan

12 Tercapaianyaswasembadapangan

5 Pengembanganekowisata

13 Meningkatnyapemanfaatanenergi terbarukan

6 Meningkatnya eksporproduk unggulandaerah

7 Penguatan matarantai kawasan2agribisnis

8 Penerapan InovasiTeknologi Agrobisnis

9 Pengembanganindustri pengolahanproduk unggulandaerah

10 Peningkatan arealpertanian melaluicetak sawah danoptimasi lahan

11 Penerapanmekanisasi danteknologi pertanian

12 Penyediaan tenagakerja petani melaluiprogram transmigrasi

13 Peningkataninfrastrutur pertanian

14 Peningkatanproduktivitaspertanian

15 Perbaikan tata niagaproduk pangan

16 Peningkatan bauranenergi baru danterbarukan

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

34

17 Peningkatan rasioelektrifikasi

4 Menyediakaninfrastruktur dasaryang berkualitas

14 Meningkatnyakepuasanmasayrakatterhadappelayananinfrastruktur dasar

11 Peningkatankualitasinfrastruktur dasar

1 Peningkatan kualitasdan kapasitasinfrastrukturtransportasi

2 Peningkatan kualitasdan kapasitasinfrastruktur dantransportasi dikawasan Maloy,kawasan industrilainnya dan pusatpertumbuhan

3 Peningkatankonektivitas antarkawasan industri danpusat pertumbuhan

5 Merwujudkan tatakelolapemerintahanyang baik

15 Terwujudnyapemerintah yangbersih dan bebasKKN

12 Reformasi birokrasidan tata kelolapemerintahan

1 Standarisasi rencanadan prosedur tigaprioritas focus

16 Terwujudnyapeningkatankualitaspelayanan publik

2 Peningkatankapasitas danmanajemen aparatur

17 MeningkatnyaKapasitas danakuntabilitaskinerja

3 Percepatanpencapaian target-targetpenyelenggaraanReformasi birokrasi(RB) dan tatakelolapemerintahan yangbaik

6 Meningkatkankualitaslingkungan hidup

18 MeningkatnyaIndeks KualitasLingkungan

13 Peningkatankualitas lingkunganhidup.

1 Perbaikan tata keloladan perijinanpemanfaatan hutandan lahan

19 Menurunnyatingkat emisi gasrumah kaca

2 Meningkatkan kualitasperencanaan,pemanfaatan danpengendalian tataruang dan luastutupan lahan.

3 Penerapan konsepdan strategipembangunanekonomi (greeneconomy) yangramah lingkungan danberkelanjutan

4 Pemanfaatan lahan-lahan terdegradasi

5 Meningkatkan kualitasudara, Perairan, danlingkungan hidupperkotaan

6 Penegakan hukumlingkungan.

7 Pengarusutamaanperubahan iklimdalam dokumenperencanaanpembangunan

8 Penurunan emisi gasrumah kaca

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

35

2.3.4.3 Program

Untuk mewujudkan capaian keberhasilan misi pembangunan, Pemerintah

Provinsi Kalimantan Timur telah menetapkan program pembangunan, yatu:

1. Program untuk mencapai Misi Pertama: Mewujudkan Kualitas Sumber

Daya Manusia Kaltim yang Mandiri dan Berdaya Saing Tinggi, adalah

sebagai berikut:Misi Sasaran Program Prioritas

I Mewujudkan KualitasSumber DayaManusia Kaltim yangMandiri dan BerdayaSaing Tinggi

1 Meningkatnya IndeksPembangunanManusia (IPM)

2 Meningkatnya harapanlama sekolah

1 Program Peningakatan MutuPendidik dan TenagaKependidikan

3 Meningkatnya rata-ratalama sekolah

2 Program wajib belajarpendidikan dasar sembilantahun

3 Program pendidikanmenengah

4 Program PeningkatanPendidikan danPengembangan Sumber DayaMasyarakat

4 Meningkatnya angkaharapan hidup

5 Program StandarisasiPelayanan Kesehatan

6 Program PelayananKesehatan Penduduk Miskin

2. Program untuk mencapai Misi Kedua: Mewujudkan Daya Saing Ekonomi

yang Berkerakyatan Berbasis Sumber Daya Alam dan Energi

Terbarukan, adalah sebagai berikut:Misi Sasaran Program Prioritas

II MewujudkanDaya SaingEkonomi yangBerkerakyatanBerbasis SumberDaya Alam danEnergiTerbarukan

5 Menurunnya tingkatkemiskinan

7 Program PenanggulanganKemiskinan bidangPenanggulangan Bencana

8 Program PenanggulanganKemiskinan bidang Perumahandan Pemukiman

6 Menurunnya tingkatpengangguran

9 Program PengembanganKewirausahaan dan keunggulanKompetitif Usaha Kecil Menengah

10 Program peningkatan upayapenumbuhan kewirausahaan dankecakapan hidup pemuda

11 Program PengembanganKewirausahaan Kompetitif

12 Program Peningkatan KesempatanKerja

13 Program Pemberdayaan RemajaPutus Sekolah

7. Meningkatnyastandar hidup rakyat

14 Program pengendalian danevaluasi hasil pelaksanaan

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

36

pembangunan daerah8 Meningkatnya daya

beli masyarakat15 Program Peningkatan Efisiensi

Perdagangan Dalam Negeri16 Program Peningkatan Sinergi

Kebijakan Ekomoni Daerah17 Program Pembangunan jalan Tol

9 Menurunnya IndeksGini

10 Meningkatnyapertumbuhan ekonomiyang berkualitas

18 Program PengendalianPelaksanaan Investasi

19 Program Perencanaan danPengendalian Iklim PenanamanModal

20 Program Kemudahan Pelayanandan Percepatan Proses Perijinan

21 Program Penataan Struktur Industri22 Program Peningkatan dan

Pengembangan Industri23 Program Peningkatan Pemasaran

Hasil Produksi Peternakan24 Program Peningkatan Kerjasama

perdagangan25 Program Peningkatan dan

Pengembangan Ekspor26 Program Peningkatan daya saing

investasi sektor jalan dan jembatan27 Program Peningkatan daya saing

investasi sektor transportasi darat,laut, udara dan ASDP

11 Meningkatnyakontribusi sektorpertanian dalam artiluas

28 Program Perluasan KomoditasPerkebunan Non Sawit

29 Program Perluasan Kebun Sawit30 Program Peningkatan Produktivitas

Perkebunan31 Program Pengembangan Kawasan

dan Usaha Peternakan32 Program Pengembangan Produksi

Budidaya dan Penguatan DayaSaing Produk Perikanan

12 Tercapaianyaswasembada pangan

33 Program Peningkatan Produksipertanian tanaman pangan

34 Program Penerapan TeknologiPertanian tanaman pangan

35 Program Pengembangan danPengelolaan Jaringan Irigasi, Rawadan Jaringan Pengairan Lainnya

36 Program Peningkatan KetahananPangan

37 Program Peningkatan ProduksiPeternakan

38 Program pengembangan perikanantangkap

13 Meningkatnyapemanfaatan energiterbarukan

39 Program Diversifikasi Energi40 Program Pengusahaan

Ketenagalistrikan41 Program pengembangan

Ketenagalistrikan

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

37

3. Program untuk mencapai Misi Ketiga: Mewujudkan Infrastruktur Dasar

yang Berkualitas bagi Masyarakat secara Merata, adalah sebagai

berikut:Misi Sasaran Program Prioritas

III MewujudkanInfrastrukturDasar yangBerkualitas bagiMasyarakatsecara Merata

14 Meningkatnyakepuasan masyarakatterhadap pelayananinfrastruktur dasar

42 Program Pembangunan Jalan danJembatan

43 Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan

44 Program pembukaan keterisolasianwilayah sektor jalan dan jembatan

45 Program pembukaan keterisolasianwilayah sektor transportasi darat,sungai, danau dan penyebrangan

46 Program pembukaan keterisolasianwilayah sector transportasi udara

47 Program sarana dan prasaranatelekomunikasi

48 Program Penyediaan danpengelolaan air baku

49 Program pengembangan kinerjapengelolaan air minum

50 Program peningkatan daya saingsektor sumberdaya air

51 Program pengendalian banjir

4. Program untuk mencapai Misi Keempat : Mewujudkan Tata Kelola

Pemerintahan yang Profesional, Transparan dan Berorientasi pada

Pelayanan Publik, adalah sebagai berikut:Misi Sasaran Program Prioritas

IV Mewujudkan TataKelolaPemerintahanyang Profesional,Transparan danBerorientasi padaPelayanan Publik

15 Terwujudnyapemerintah yangbersih dan bebasKKN

52 Program penguatan kelembagaan53 Program pengembangan zona

integritas54 Program pencegahan dan

pemberantasan KKN55 Program peningkatan dan

Pengembangan PengelolaanKeuangan Daerah

56 Program peningkatan Sarana danPrasarana Daerah

16 Terwujudnyapeningkatan kualitaspelayanan publik

57 Program peningkatan PelayananPublik

58 Program pembinaan danpengembangan aparatur

59 Program Integrasi aplikasi60 Program Pengembangan data statistik

dan spasial

17

MeningkatnyaKapasitas danakuntabilitas kinerja

61 Program peningkatan kualitasmanajemen berbasis kinerja

62 Peningkatan Kinerja PemerintahanDaerah

63 Program Pendidikan politikmasyarakat

64 Program Pengembangan danpengelolaan penggunaan assetdaerah dalam pembangunan daerah

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

38

5. Program untuk mencapai Misi Kelima : Mewujudkan Kualitas

Lingkungan yang Baik dan Sehat serta Berperspektif Perubahan Iklim,

adalah sebagai berikut:Misi Sasaran Program Prioritas

V MewujudkanKualitasLingkunganyang Baik danSehat sertaBerperspektifPerubahan Iklim

18 Meningkatnya IndeksKualitas Lingkungan

65 Program Pengelolaan DAS danRHL

66 Program Rehabilitasi Reklamasilahan Pasca tambang

67 Program mitigasi emisi gas rumahkaca

68 Program PengendalianPencemaran Lingkungan

69 Program PenyelenggaraanPenataan Ruang

70 Program Pengembangan KinerjaPengelolaan Persampahan

71 Program Penyehatan LingkunganPemukiman

72 Program Peningkatan Peran sertamasyarakat dalam pengelolaan LH

73 Program konservasi lahan dan air19 Menurunnya tingkat

emisi gas rumah kaca74 Program Pengarusutamaan

Perubahan Iklim dan greenekonomi dalam PerencanaanPembangunan Daerah

75 Program perlindungan atmosfir danperubahan iklim

2.3.5 Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah.Untuk mendukung pelaksanaan pembangunan tersebut di atas, ditetapkan

prioritas pembangunan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur bersama

dengan sasarannya sebagai berikut.

Tabel 2.5

Prioritas dan Sasaran Pembangunan Pemerintah ProvinsiKalimantan Timur

Sasaran Strategis Strategi/Prioritas Pembangunan1 Meningkatnya Indeks

Pembangunan Manusia (IPM)

S1 Peningkatan akses dan mutupelayanan pendidikan

2 Meningkatnya harapan lamasekolah

3 Meningkatnya rata-rata lamasekolah

4 Meningkatnya angka harapanhidup

S2 Peningkatan akses dan mutupelayanan Kesehatan

5 Menurunnya tingkat kemiskinan S3 Percepatan Pengentasan Kemiskinan6 Menurunnya tingkat

pengangguranS4 Peningkatan dan Perluasan

Kesempatan kerja

7 Meningkatnya standar hiduplayak S5 Pengendalian inflasi dan

pemberdayaan ekonomi masyarakat

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

39

8 Meningkatnya daya belimasyarakat

9 Menurunnya Indeks Gini

10 Meningkatnya pertumbuhanekonomi yang berkualitas

S6 Percepatan transformasi ekonomi

11 Meningkatnya kontribusi sektorpertanian dalam arti luas

S7 Pengembangan agribisnis(Peningkatan Skala ProduksiPertanian)

12 Tercapaianya swasembadapangan

S8 Peningkatan Produksi Pangan

13 Meningkatnya pemanfaatan energiterbarukan

S9 Pengembangan energi baru terbarukan

14 Meningkatnya kepuasanmasayrakat terhadap pelayananinfrastruktur dasar

S10 Peningkatan kualitas infrastruktur dasar

15 Terwujudnya pemerintah yangbersih dan bebas KKN

S11 Reformasi birokrasi dan tata kelolapemerintahan

16 Terwujudnya peningkatankualitas pelayanan publik

17 Meningkatnya Kapasitas danakuntabilitas kinerja

18 Meningkatnya Indeks KualitasLingkungan S12 Peningkatan kualitas lingkungan hidup19 Menurunnya tingkat emisi gasrumah kaca

Kerangka pembangunan dalam konteks negara kesatuan mengandung arti

terdapatnya kesesuaian antara kerangka pembangunan di tingkat pusat

dengan pembangunan di daerah, dalam satu wadah bernama

pembangunan nasional. Karenanya, prioritas pembangunan di daerah

tertuang dalam RPJMD 2013-2018, yang dimaksud adalah:

1. Peningkatan akses dan mutu pelayanan pendidikan;

2. Peningkatan akses dan mutu pelayanan Kesehatan;

3. Percepatan Pengentasan Kemiskinan;

4. Peningkatan dan Perluasan Kesempatan kerja;

5. Pengendalian inflasi dan pemberdayaan ekonomi masyarakat;

6. Percepatan transformasi ekonomi;

7. Pengembangan agribisnis (Peningkatan Skala Produksi Pertanian) ;

8. Peningkatan Produksi Pangan;

9. Pengembangan energi baru terbarukan;

10.Peningkatan kualitas infrastruktur dasar;

11.Reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan; dan

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

40

12.Peningkatan kualitas lingkungan hidup.

2.4 Indikator Kinerja Utama (IKU)Dalam rangka pengukuran dan peningkatan kinerja serta lebih

meningkatkan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, maka setiap

instansi pemerintah perlu menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU). IKU

(Key Performance Indicator) adalah ukuran keberhasilan dari suatu tujuan

dan sasaran strategis organisasi.

Indikator Kinerja Utama (IKU) Provinsi Kalimantan Timur ditetapkan

dengan Peraturan Provinsi Kalimantan Timur Nomor 57 Tahun 2015,

sebagai berikut:

Tabel 2.6

Indikator Kinerja UtamaSasaran Indikator Kineja

1 Meningkatnya IndeksPembangunan Manusia (IPM)

1 IPM

2 Meningkatnya harapan lamasekolah

2 Angka harapan lama sekolah(tahun)

3 Meningkatnya rata-rata lamasekolah

3 Angka rata-rata sekolah (tahun)

4 Meningkatnya angka harapanhidup

4 Angka harapan hidup (tahun)

5 Menurunnya tingkat kemiskinan 5 Tingkat Kemiskinan (%)6 Menurunnya tingkat pengangguran 6 Tingkat Pengangguran (%)

7 Meningkatnya standar hidup layak7 Paritas daya beli/Purchasing

power parity (PPP)(Perkapita/perhari)

8 Meningkatnya daya beli masyarakat 8 Tingkat Inflasi (%)9 Indeks tendensi konsumen

9 Menurunnya Indeks Gini 10 Indeks Gini

10 Meningkatnya pertumbuhanekonomi yang berkualitas

11 Pertumbuhan ekonomi denganmigas (%)

12 Pertumbuhan ekonomi tanpamigas (%)

13 Pertumbuhan ekonomi nonmigas dan non batubara

11 Meningkatnya kontribusi sektorpertanian dalam arti luas

14 Share sektor pertanian dalamarti luas (%)

15 Laju pertumbuhan Ekonomisektor pertanian dalam arti luas

12 Tercapaianya swasembada pangan 16 Rasio pemenuhan beras (%)13 Meningkatnya pemanfaatan energi

terbarukan17 Bauran energi baru terbarukan

(%)14 Meningkatnya kepuasan

masayrakat terhadap pelayananinfrastruktur dasar

18 Indeks Kepuasan layananinfrastruktur dasar

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

41

15 Terwujudnya pemerintah yangbersih dan bebas KKN

19 Indeks Persepsi Korupsi20 Opini BPK

16 Terwujudnya peningkatan kualitaspelayanan publik

21 Indeks Kepuasan Masyarakat

17 Meningkatnya Kapasitas danakuntabilitas kinerja

22 Predikat Akuntabilitas kinerja23 Predikat kinerja

Penyelenggaraan PemerintahDaerah

18 Meningkatnya Indeks KualitasLingkungan

24 Indeks Kualitas Lingkungan

19 Menurunnya tingkat emisi gasrumah kaca

25 Intensitas Emisi (tonCO2/PDRB US $ juta)

2.5 Rencana Kinerja Tahunan (RKT)Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) berisikan

perencanaan yang global dengan penjabaran hanya sampai kepada

Program hingga perlu dioperasionalisasikan dengan perencanaan yang

lebih mikro sampai penjabaran terakhir pada kegiatan-kegiatan namun

masih dalam satu rangkuman dari seluruh perencanaan pembangunan baik

untuk Kementrian /Lembaga di Pusat dan Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD) di Daerah, perencanaan yang lebih mikro tadi disebut dengan

Rencana Kerja Perangkat (RKP) di Pusat dan RKPD di Daerah.

Penyusunan RKT berdasarkan Peraturan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PERMENPAN

& RB) Nomor 29 Tahun 2010 Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja

dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Adapun Rencana Kinerja Tahunan 2017 Pemerintah Provinsi

Kalimantan Timur berdasarkan Sasaran Strategis pembangunan adalah

sebagai berikut :

Tabel 2.7

Rencana Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2017No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target1 Meningkatnya Indeks

Pembangunan Manusia(IPM)

IPM Indeks 75,08

2 Meningkatnya harapanlama sekolah

Angka harapan lamasekolah (tahun)

Tahun 13,70

3 Meningkatnya rata-ratalama sekolah

Angka rata-rata sekolah(tahun)

Tahun 11,50

4 Meningkatnya angka Angka harapan hidup Tahun 73,85

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

42

harapan hidup (tahun)5 Menurunnya tingkat

kemiskinanTingkat Kemiskinan (%) Persen 6,10

6 Menurunnya tingkatpengangguran

Tingkat Pengangguran(%)

Persen 7,18

7 Meningkatnya standarhidup layak

Paritas dayabeli/Purchasing powerparity (PPP)(Perkapita/perhari)

Perkapita/perhari 11600

8 Meningkatnya daya belimasyarakat

Tingkat Inflasi (%) Persen 4+1

Indeks tendensikonsumen

Indeks 106.5

9 Menurunnya Indeks Gini Indeks Gini Indeks 0,32

10Meningkatnyapertumbuhan ekonomiyang berkualitas

Pertumbuhan ekonomidengan migas (%)

Persen 0,5+1

Pertumbuhan ekonomitanpa migas (%)

Persen 1+1

Pertumbuhan ekonominon migas dan nonbatubara

- 4+1

11 Meningkatnya kontribusisektor pertanian dalamarti luas

Share sektor pertaniandalam arti luas (%)

Persen 9

Laju pertumbuhanEkonomi sektor pertaniandalam arti luas

- 4,87+1

12 Tercapaianyaswasembada pangan

Rasio pemenuhan beras(%)

Persen 75

13 Meningkatnyapemanfaatan energiterbarukan

Bauran energi baruterbarukan (%)

Persen 2,12

14 Meningkatnya kepuasanmasayrakat terhadappelayanan infrastrukturdasar

Indeks Kepuasanlayanan infrastrukturdasar

Indeks 6,8

15Terwujudnya pemerintahyang bersih dan bebasKKN

Indeks Persepsi Korupsi Indeks 5,80

Opini BPK Opini WTP

16 Terwujudnyapeningkatan kualitaspelayanan publik

Indeks KepuasanMasyarakat

Indeks 83

17 Meningkatnya Kapasitasdan akuntabilitas kinerja

Predikat Akuntabilitaskinerja

Nilai/Predikat 78,00(BB)

Predikat kinerjaPenyelenggaraanPemerintah Daerah

Predikat Sangattinggi

18 Meningkatnya IndeksKualitas Lingkungan

Indeks KualitasLingkungan

Indeks 81,99

19 Menurunnya tingkat emisigas rumah kaca

Intensitas Emisi (tonCO2/PDRB US $ juta)

(ton CO2/PDRBUS $ juta)-

1.800

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

43

2.5.1 Program untuk Pencapaian SasaranBerdasarkan visi, misi tujuan, sasaran strategi dan arah kebijakan

yang yang telah ditetapkan dalam RPJMD, maka upaya pencapaiannya

kemudian dijabarkan secara lebih sistematis melalui perumusan program

prioritas daerah. Adapun program-program prioritas untuk mendukung

masing-masing sasaran sebagai berikut :

Tabel 2.8

Program Untuk Pencapaian SasaranNo. Sasaran Didukung jumlah

Program1 Meningkatnya Indeks Pembangunan

Manusia (IPM)-

2 Meningkatnya harapan lama sekolah 13 Meningkatnya rata-rata lama sekolah 34 Meningkatnya angka harapan hidup 25 Menurunnya tingkat kemiskinan 26 Menurunnya tingkat pengangguran 57 Meningkatnya standar hidup layak 38 Meningkatnya daya beli masyarakat 19 Menurunnya Indeks Gini -

10 Meningkatnya pertumbuhan ekonomiyang berkualitas

10

11 Meningkatnya kontribusi sektor pertaniandalam arti luas

5

12 Tercapaianya swasembada pangan 613 Meningkatnya pemanfaatan energi

terbarukan3

14 Meningkatnya kepuasan masayrakatterhadap pelayanan infrastruktur dasar

10

15 Terwujudnya pemerintah yang bersih danbebas KKN

5

16 Terwujudnya peningkatan kualitaspelayanan publik

4

17 Meningkatnya Kapasitas dan akuntabilitaskinerja

4

18 Meningkatnya Indeks KualitasLingkungan

9

19 Menurunnya tingkat emisi gas rumahkaca

2

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

44

2.6 Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2017Rencana Kinerja Tahunan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur

Tahun 2017 yang telah dibuat untuk melaksanakan kegiatan, program dan

sasaran di Tahun 2017 menjadi tumpuan bagi Pemerintah Provinsi

Kalimantan Timur untuk mewujudkan kinerja output ataupun outcome yang

ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur

Tahun 2017 berdasarkan pada Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun

2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi.

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negera dan Reformasi

Birokrasi dengan menerbitkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Teknis Perjanjian Kinerja,Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Perjanjian Kinerja Pemerintah

Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2017 dijadikan acuan untuk mengukur

Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2017 dan

melaporkannnya dalam Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP).

Tabel 2.9

Perjanjian Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2017No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Penanggung Jawab1 Meningkatnya

IndeksPembangunanManusia (IPM)

IPM Indeks 75,08 Disdik, Diskes, Ekonomi,Dinsos, Disnaker

2 Meningkatnyaharapan lamasekolah

Angka harapan lamasekolah (tahun)

Tahun 13,70 Dinas Pendidikan

3 Meningkatnya rata-rata lama sekolah

Angka rata-ratasekolah (tahun)

Tahun 11,50 Dinas Pendidikan

4 Meningkatnyaangka harapanhidup

Angka harapan hidup(tahun)

Tahun 73,85 Dinas Kesehatan

5 Menurunnyatingkat kemiskinan

Tingkat Kemiskinan(%)

Persen 6,10 Ekonomi, BPPMD

6 Menurunnyatingkatpengangguran

TingkatPengangguran (%)

Persen 7,18 Dinas Sosial

7Meningkatnyastandar hiduplayak

Paritas dayabeli/Purchasingpower parity (PPP)(Perkapita/perhari)

Perkapita/perhari 11600 Dinas Tenaga Kerja danTransmigrasi

8 Meningkatnya dayabeli masyarakat

Tingkat Inflasi (%) Persen 4+1 Tim PengendaliInflasiDaerah

Indeks tendensikonsumen

Indeks 106.5 Dinsos, Disnaker,Disperindagkop

9 Menurunnya IndeksGini

Indeks Gini Indeks 0,32 Ekonomi, Dinsos

10 Meningkatnya Pertumbuhan Persen 0,5+1 Distamben, Pertamina

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

45

pertumbuhanekonomi yangberkualitas

ekonomi denganmigas (%)Pertumbuhanekonomi tanpa migas(%)

Persen 1+1 Dishut, Distan, Disbun,Disperindagkop

Pertumbuhanekonomi non migasdan non batubara

- 4+1 Dishut, Distan, Disbun,Disperindagkop

11 Meningkatnyakontribusi sektorpertanian dalam artiluas

Share sektorpertanian dalam artiluas (%)

Persen 9 Dishut, Distan, Disbun,Disperindagkop

Laju pertumbuhanEkonomi sektorpertanian dalam artiluas

- 4,87+1

12 Tercapaianyaswasembadapangan

Rasio pemenuhanberas (%)

Persen 75 DinasPertanian

13 Meningkatnyapemanfaatan energiterbarukan

Bauran energi baruterbarukan (%)

Persen 2,12 Distamben, PLNdanSwasta

14 Meningkatnyakepuasanmasayrakatterhadap pelayananinfrastruktur dasar

Indeks Kepuasanlayanan infrastrukturdasar

Indeks 6,8 Dinas PU, DinasPerhubungan

15 Terwujudnyapemerintah yangbersih dan bebasKKN

Indeks PersepsiKorupsi

Indeks 5,80 Biro Keuangan,Inspektorat

16 Terwujudnyapeningkatankualitas pelayananpublik

Opini BPK Opini WTPIndeks KepuasanMasyarakat

Indeks 83 Biro Organisasi

17 MeningkatnyaKapasitas danakuntabilitas kinerja

PredikatAkuntabilitas kinerja

Nilai/Predikat 78,00(BB)

Biro Organisasi

Predikat kinerjaPenyelenggaraanPemerintah Daerah

Predikat Sangattinggi

BiroPemerintahan,Perbatasandan Otonomi Daerah

18 MeningkatnyaIndeks KualitasLingkungan

Indeks KualitasLingkungan

Indeks 81,99 BLH

19 Menurunnya tingkatemisi gas rumahkaca

Intensitas Emisi (tonCO2/PDRB US $juta)

(ton CO2/PDRBUS $ juta)-

1.800 BLH, Kehutanan,Perkebunan, Distamben

2.6.1 Rencana Anggaran Tahun 2017Dari kemampuan keuangan daerah, yaitu kemampuan Pendapatan

dan Pembiayaan (Pembiayaan netto) maka jumlah pendanaan yang

dimungkinkan untuk dibelanjakan pada Tahun Anggaran 2017 adalah

sebesar Rp 611.166.600.279,55 yang digunakan untuk membiayai Belanja

Tidak Langsung dan Belanja Langsung. Secara rinci realisasi anggaran

Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

46

Tabel 2.10

Realisasi Belanja Daerah Provinsi Kalimantan TimurTahun Anggaran 2017 (Sebelum Dilakukan Audit BPK RI)

No. Uraian Rencana (Rp.) Realisasi (Rp.) %

1 Belanja Langsung 4.310.929.042.291 4.004.368.028.593,98 92,89

2 Belanja Tidak Langsung 1.698.837.530.019 1.453.137.226.055,16 85,54

Jumlah 6.009.766.572,310 5.457.505.254.649,14 90,18Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset DaerahAlokasi anggaran belanja langsung tahun 2017 yang dialokasikan untuk

membiayai program-program prioritas yang langsung mendukung

pencapaian sasaran pembangunan adalah sebagai berikut :

Tabel 2.11

Alokasi per Sasaran Pembangunan Tahun Anggaran 2017

No. Sasaran Anggaran %Anggaran

1 Meningkatnya Indeks PembangunanManusia (IPM)

- -

2 Meningkatnya harapan lama sekolah 11.751.250.000 98,86%3 Meningkatnya rata-rata lama sekolah 28.540.855.875 98,34%4 Meningkatnya angka harapan hidup 150.000.000 64,20%5 Menurunnya tingkat kemiskinan 185.040.000 98,84%6 Menurunnya tingkat pengangguran 911.300.000 93,34%7 Meningkatnya standar hidup layak 1.766.050.000 98,37%8 Meningkatnya daya beli masyarakat 88.377.368.800 99,99%9 Menurunnya Indeks Gini - -

10 Meningkatnya pertumbuhan ekonomi yangberkualitas

456.662.626.237 96,88%

11 Meningkatnya kontribusi sektor pertaniandalam arti luas

1.308.650.000 97,55%

12 Tercapaianya swasembada pangan 21.007.280.000 79,43%13 Meningkatnya pengembangan dan

pemanfaatan energi terbarukan32.987.327.500 95,11%

14 Meningkatnya kepuasan masayrakatterhadap pelayanan infrastruktur dasar

304.348.728.971 95,52%

15 Terwujudnya pemerintah yang bersih danbebas KKN

3.930.450.000 84,12%

16 Terwujudnya peningkatan kualitaspelayanan publik

10.930.028.000 98,17%

17 Meningkatnya Kapasitas dan akuntabilitaskinerja

1.824.860.550 90,03%

18 Meningkatnya Indeks Kualitas Lingkungan 62.067.461.143 2,52%19 Menurunnya tingkat emisi gas rumah kaca 707.900.000 92,35%

Jumlah Rp.1.537.457.177.076 90,79%Total Belanja Langsung Rp.4.310.929.042.291 85,54%

Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

47

Pada tabel di atas, pada pos belanja langsung dibagi menjadi anggaran

yang digunakan untuk penyelenggaraan program/kegiatan yang utama dan

anggaran untuk belanja langsung program/kegiatan pendukung. Jumlah

anggaran untuk program/kegiatan utama sebesar Rp.1.537.457.177.076,-

atau sebesar 85,54% dari total belanja langsung.

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

48

Bab IIIAkuntabilitas Kinerja

Akuntabilitas Kinerja dalam format Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur tidak terlepas dari rangkaian

mekanisme fungsi perencanaan yang sudah berjalan mulai dari

Perencanaan Strategis (Renstra) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah

(RKPD) dan Perjanjian Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, tidak

terlepas dari pelaksanaan itu sendiri sebagai fungsi actuating dari

berbagai piranti perencanaan pembangunan yang sudah dibuat tersebut,

hingga kemudian sampailah pada saat pertanggung jawaban pelaksanaan

pembangunan yang mengerahkan seluruh sumber daya manajemen

pendukungnya.

Pertanggungjawaban kinerja pelaksanaan pembangunan sifatnya

terukur, terdapat standar pengukuran antara yang diukur dengan piranti

pengukurannya. Pertanggung jawaban pengukuran yang diukur adalah

kegiatan, program, dan sasaran, yang prosesnya adalah sejauh mana

kegiatan, program, dan sasaran dilaksanakan tidak salah arah dengan

berbagai piranti perencanaan yang telah dibuat.

3.1 Tindak Lanjut Hasil Evaluasi Tahun Sebelumnya.Hasil Evaluasi Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi terhadap Laporan Hasil Evaluasi atas

Implementasi Sistem AKIP Laporan Hasil Evaluasi atas Implementasi

Sistem AKIP Tahun Sebelumnya, dengan rincian penilaian tersebut

adalah sebagai berikut :

1. Nilai hasil evaluasi Akuntabilitas kinerja

No. Komponen Yang Nilai BobotNilai

2016 20171 2 3 4 5a. Perencanaan Kinerja 30% 25,33 25,35b. Pengukuran Kinerja 25% 18,84 18,90c. Pelaporan Kinerja 15% 12,46 12,47d. Evaluasi Kinerja 10% 7,27 7,31e. Capaian Kinerja 20% 13,46 13,47

Nilai Hasil Evaluasi 100% 77,36 77,50Tingkat Akuntabiltas Kinerja BB BB

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

49

2. Berdasarkan uraian di atas dalam rangka lebih mengefektifkan

penerapan budaya kinerja, kami merekomendasikan kepada

Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur untuk memperhatikan dan

menindaklanjuti beberapa hal sebagai berikut :Rekomendasi Tindak Lanjut

1 Mendorong penerapan budayakinerja dengan menyelaraskanukuran-ukuran kinerja organisasi,proses bisnis yang mendasaripencapaian kinerja, kualitas dankapasitas SDM aparatur yangsesuai dengan kinerja yangdiharapkan.

1 Penyusunan PK sampai denganEs IV.

2 Melakukan Penyusunan CascadingKinerja sampai ke tingkat EselonIV

3 Penyusunan Rencana Aksi atasKinerja (sesuai dengan PK)

4 Penyusunan Indikator KinerjaIndividu sampai tingkat eselon IV

2 Optimalisasi pelaksanaanmonitoring dan evaluasi capaiankinerja secara periodik olehKepala Daerah/OPD danmemanfaatkan hasil pengukurancapaian kinerja sebagai dasarpemberian rerward andpunishment.

1. Pembangunan Aplikasi SiAKIP.2 Menyempurnakan sistem

monitoring dan evaluasi kinerjapertriwulan (E-SAKIP) denganselalu melakukan update datasecara actual.

3 Melakukan monitoring dan evaluasipencapaian kinerja berdasarkanperjanjian kinerja secara berkaladan menindaklanjuti atas hasilmonitoring evaluasi tersebut.

4 SAKIP (Sistem AkuntabilitasKinerja Instansi Pemerintah)merupakan alat kontrol pimpinanyang tepat terhadap kinerjabawahan di lingkungan birokrasi.Manfaat SAKIP dapat mengukurkinerja pemerintah provinsi danSKPD, juga sebagai fungsimanajemen, promosi, mutasi, danrotasi. Selain itu menjadi outcomekeberhasilan pembangunanpemprov. dan SKPD bisa terukurtingkat efektifitas dan afisiensikinerja pegawai dan akuntabilitasmenjadi lebih baik untuk menjadidasar pemberian reward danpunishment.

5 Dalam rangka monitoring danevaluasi capaian Kinerjaberdasarkan Perjanjian Kinerjatelah dilakukan Asistensi terhadapCapaian Kinerja SKPD Pertriwulan.

3 Melakukan reviu terhadapprogram, kegiatan dan komponenanggaran dengan mengacu padapenyempurnaan tujuan dansasaran. Hasil Reviu harus dapat

1. Asistensi Keselarasan /Kesesuaian Indikator KinerjaRPJMD dengan Renstra SKPD.

2 melakukan evaluasi terhadapprogram dan kegiatan yang lebih

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

50

memastikan bahwa anggaranmemang dialokasikan hanyauntuk pencapaian sasaranstrategis pembangunan danpemilihan program/kegiatan yangmendukung tujuan dan sasaran.

fokus sasaran RPJMD.3 Pemerintah Provinsi Kalimantan

Timur telah membuat cascadingdari sasaran RPJMD sampai kesasaran Rencana Strategis SKPDsesuai dengan penjabaran visi danmisi RPJMD.

4 Melakukan Analisis Kajian danEvaluasi Program Kegiatan yangmendukung Sasaran RPJMDdengan memperhatikan keterkaitanProgram kegiatan pada RPJMD(Apakah berdampak atau tidakberdampak terhadap pencapaianprioritas pada RPJMD), Efisiensiterhadap biaya overhead, Programkegiatan Perangkat Daerah harusselaras dengan Program KegiatanRPJMD agar lebih fokus dalampencapaian kinerja.

4 Meningkatkan kualitas evaluasiAKIP Organisasi PerangkatDaerah oleh InspektoratProv.Kaltim sehingga dapatmendorong perbaikanimplementasi SAKIP olehPerangkat Daerah secarasignifikan.

1 Bimbigangan teknis evaluasiakuntabilitas kinerja instansipemerintah untuk auditor denganfasilitator dari Kementerian PANdan RB .

2 Melakukan Study banding(Benchmarking) untuk memperolehgambaran dalam (insight)mengenai kondisi kinerjaorganisasi sehingga dapatmengadopsi best practice untukmeraih sasaran yang diinginkan

5 Meningkatkan sinergitas dankerjasama dengan seluruhKabupaten dan Kota di Kaltimagar terwujud peningkatankualitas implementasi SAKIPyang merata di seluruh Kaltim.

1. Melakukan Coaching Clinic SAKIPpada Pemerintah Kabupaten danKota

2 Mendorong PemerintahKabupaten/Kota agarmeningkatkan implementasiSistem AKIP karena nilaiakuntabilitas kinerja Pemkab/kotajuga akan mendukung /mempengaruhi nilai akuntabilitaskinerja Pemprov. Untukmendorong meningkatkan SistemAKIP di Kabupaten/Kota telahdilakukan Pembinaan danPengawasan Sistem AKIP padaKabupaten/Kota.

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

51

3.2 Capaian Reformasi Birokrasi Pemerintah Provinsi KalimantanTimur.

Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi merupakan

instrumen penilaian kemajuan pelaksanaan reformasi birokrasi yang

dilakukan secara mandiri (self assessement) oleh

Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah. Berdasarkan

penilaian mandiri pelaksanaan reformasi birokrasi (PMPRB) yang

dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, untuk

pemenuhan target indikator internal mencerminkan pencapaian indeks

reformasi birokrasi Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dari 8

(delapan) area perubahan. Simpulan hasil Evaluasi adalah sebagai

berikut

Tabel 3.1

Indeks Reformasi Birokrasi Pemerintah Provinsi KalimantanTimur Tahun 2016 dan Tahun 2017

Komponen Penilaian Bobot Nilai2016 2017

A Komponen Pengungkit1 Manajemen Perubahan 5,00 3,06 3,182 Penataan Peraturan Perundang-

undangan 5,00 2,29 2,29

3 Penataan dan PenguatanOrganisasi 6,00 2,16 2,32

4 Penataan Tatalaksana 5,00 2,58 2,755 Penataan Sistem Manajemen

SDM Aparatur 15,00 11,26 11,37

6 Penguatan Akuntabilitas 6,00 4,12 4,357 Penguatan Pengawasan 12,00 7,02 7,228 Peningkatan Kualitas Pelayanan

Publik 6,00 3,94 3,94

Total Kompenen Pengungkit(A)

60,00 36,43 37,42

B Komponen Hasil1 Nilai Akuntabilitas Kinerja 14,00 10,56 10,522 Survei Internal Integritas 6,00 4,00 3,783 Survei Eksternal Persepsi Korupsi 7,00 5,53 5,534 Opini BPK 3,00 3,00 3,005 Survei Ekternal Pelayanan Publik 10,00 7,68 7,68

Toal Komponen Hasil (B) 40,00 30,78 30,51Indeks Reformasi Birokrasi(A+B)

100,00 67,21 67,93

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

52

Sedangkan hasil evaluasi pelaksanaan reformasi birokrasi di

Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dari Kementerian

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

B/38/RB.04/2017 hal Pelaksanaan Evaluasi Reformasi Birokrasi

Tahun 2017, Pemerintah Prov. Kaltim mendapat nilai 67,93 atau

dengan predikat “B”.

Target kinerja ini dimunculkan pada tahun 2017 untuk

mengukur sejauh mana perkembangan pelaksanaan Reformasi

Birokrasi Pmerintah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013-2018

dalam menciptakan birokrasi pemerintah yang profesional dengan

karakteristik adaptif, berintegrasi, berkinerja tinggi, bersih dan bebas

KKN, mampu melayani publik, netral, sejahtera, berdedikasi dan

memegang teguh nilai-nilai dasar dan kode etik aparatur negara.

Harapannya tahun berikutnya hasil Indeks reformasi birokrasi ini

mengalami perkembangan dan peningkatan yang lebih baik mengenai

pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan Pemerintah Provinsi

Kalimantan Timur.

3.3 Pengukuran Realisasi Kinerja Tahun 2017Pengukuran target kinerja dari sasaran strategis yang telah

ditetapkan akan dilakukan dengan membandingkan antara target kinerja

dengan realisasi kinerja. Adapun dalam memberikan penilaian tingkat

Realisasi kinerja setiap sasaran.

Penilaian atas capaian kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan

Timur tahun 2017 menggunakan kategori capaian kinerja dengan skala

ordinal, yaitu sebagai berikut :

No. Rentang Capaian Kinerja Kategori Capaian Kinerja

1. >100 Memuaskan

2. 85 % - 100 % Sangat Baik

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

53

3. 70% - < 85% Baik

4. 55% - <70% Cukup

<55 % Kurang Baik

Keberhasilan pencapaian kinerja dilakukan dengan membandingkan

antara target (rencana) dengan realisasi indikator kinerja utama (IKU) yang

menggambarkan keberhasilan pencapaian sasaran strategis.

Indikator Kinerja harus dapat mengukur ketercapaian tujuan yang

telah dirumuskan dari suatu program/kegiatan yang dilakukan. Bila semua

indikator yang telah ditetapkan berhasil mencapai tingkat yang diinginkan,

maka memberi gambaran kualitas ketercapaian tujuan.

Analisis capaian IKU mengungkapkan keterkaitan capaian IKU

dengan capaian sasaran secara efektif dan efisien yang merupakan

pembanding antara realisasi dengan rencana tahun bersangkutan. Lebih

lanjut, penjelasan mengenai posisi kinerja terhadap pencapaian rencana

strategis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam analisis tersebut.

Adapun rincian pengukuran Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016

dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.2

Pengukuran Realisasi Kinerja Tahun 2017

Sasaran Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %Capaian

1 Meningkatnya IndeksPembangunanManusia (IPM)

1IPM Indeks 75,08 74,59 99,35

2 Meningkatnyaharapan lamasekolah

2 Angka harapanlama sekolah(tahun)

Tahun 13,70 13,35 97,45

3 Meningkatnya rata-rata lama sekolah

3 Angka rata-ratasekolah (tahun) Tahun 11,50 9,24 80,35

4 Meningkatnya angkaharapan hidup

4 Angka harapanhidup (tahun) Tahun 73,85 73,68 99,77

5 Menurunnya tingkatkemiskinan

5 Tingkat Kemiskinan(%) Persen 6,10 6,19 98,55

6 Menurunnya tingkatpengangguran

6 TingkatPengangguran (%) Persen 7,18 6,91 103,91

7 Meningkatnyastandar hidup layak

7 Paritas dayabeli/Purchasingpower parity (PPP)(Perkapita/perhari)

Perkapita/perhari 11600 11.355 97,89

8 Meningkatnya dayabeli masyarakat

8 Tingkat Inflasi (%) Persen 4+1 3,15 75,339 Indeks tendensi

konsumen Indeks 106.5 97,91 99,24

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

54

9 Menurunnya IndeksGini

10 Indeks Gini Indeks 0,32 0,33 96,97

10Meningkatnyapertumbuhan ekonomiyang berkualitas

11 Pertumbuhanekonomi denganmigas (%)

Persen 0,5+1 3,13 234,00

12 Pertumbuhanekonomi tanpamigas (%)

Persen 1+1 4,04 303,50

13 Pertumbuhanekonomi non migasdan non batubara(%)

- 4+1 5,24 120,00

11

Meningkatnyakontribusi sektorpertanian dalam artiluas

14 Share sektorpertanian dalam artiluas (%)

Persen 9 7,96 86,89

15 Laju pertumbuhanEkonomi sektorpertanian dalam artiluas

- 4,87+1 5,7 100

12 Tercapaianyaswasembada pangan

16 Rasio pemenuhanberas (%) Persen 75 61,52 82,03

13 Meningkatnyapemanfaatan energiterbarukan

17 Bauran energi baruterbarukan (%) Persen 2 2,12 106

14 Meningkatnyakepuasan masyarakatterhadap pelayananinfrastruktur dasar

Indeks Kepuasanlayananinfrastruktur dasar

Indeks 6,8 7,00 102,94

15 Terwujudnyapemerintah yangbersih dan bebas KKN

18 Indeks PersepsiKorupsi Indeks 5,80 5,56 95,86

19Opini BPK Opini WTP WTP WTP

16 Terwujudnyapeningkatan kualitaspelayanan publik

21 Indeks KepuasanMasyarakat Indeks 83 80,56 98,98

17MeningkatnyaKapasitas danakuntabilitas kinerja

22 PredikatAkuntabilitaskinerja

Nilai/Predikat

BB(78,00)

BB(77,50) 99,36

23 Predikat kinerjaPenyelenggaraanPemerintah Daerah

Predikat Sangattinggi Tinggi Tinggi

18 Meningkatnya IndeksKualitas Lingkungan

24Indeks KualitasLingkungan Indeks 81,99 82,64 94,62

19 Menurunnya tingkatemisi gas rumah kaca

25 Intensitas Emisi(ton CO2/PDRBUS $ juta)

(tonCO2/PDRB US $

juta)-

1.800 1,515 118,81

Berdasarkan deskripsi pada tabel di atas, dapat disampaikan bahwa

persentase capaian masing-masing IKU secara umum telah tercapai

dengan optimal berdasarkan kategori pencapaian kinerja yang telah

ditetapkan.

Pelaporan akuntabilitas kinerja harus menyajikan data dan informasi

yang relevan bagi pembuat keputusan agar dapat

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

55

menginterpretasikan tingkat keberhasilan/kegagalan secara lebih luas dan

mendalam. Analisis pencapaian kinerja meliputi uraian keterkaitan

pencapaian kinerja kegiatan dan program dengan kebijakan dalam

rangka mewujudkan sasaran, tujuan, misi, serta visi.

Sementara bila dilihat dalam kerangka triwulan, perbandingan antara

rencana dan realisasi kinerja untuk seluruh sasaran adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3

Realisasi dan Capaian Kinerja IKU Gubernur Tahun 2017 Per TriwulanSasaran Indikator Kineja Satuan Target

TahunanTriwulan Target Realisasi %

CapaianKet.

1 MeningkatnyaIndeksPembangunanManusia (IPM)

1 IPM Indeks 75,08 Triwulan 1 74,17 74,17 100 AngkaKompositTriwulan 2 74,17 74,17 100

Triwulan 3 75,08 74,59 99,35Triwulan 4 75,08 74,59 99,35

2 Meningkatnyaharapan lamasekolah

2 Angka harapanlama sekolah(tahun)

Tahun 13,70 Triwulan 1 13,70 13,35 97.45Triwulan 2 13,70 13,35 97.45Triwulan 3 13,70 13,35 97.45Triwulan 4 13,70 13,35 97.45

3 Meningkatnyarata-rata lamasekolah

3 Angka rata-ratasekolah (tahun)

Tahun 11,50 Triwulan 1 9,15 9,15 100Triwulan 2 9,15 9,15 100Triwulan 3 11,50 9,24 80,35Triwulan 4 11,50 9,24 80,35

4 Meningkatnyaangka harapanhidup

4 Angka harapanhidup (tahun)

Tahun 73,85 Triwulan 1 73,65 73,65 100Triwulan 2 73,65 73,65 100Triwulan 3 73,85 73,68 99,77Triwulan 4 73,85 73,68 99,77

5 Menurunnyatingkat kemiskinan

5 TingkatKemiskinan (%)

Persen 6,10 Triwulan 1 6,10 6,19 98,55Triwulan 2 6,10 6,19 98,55Triwulan 3 6,10 6,19 98,55Triwulan 4 6,10 6,19 98,55

6 Menurunnyatingkatpengangguran

6 TingkatPengangguran(%)

Persen 7,18 Triwulan 1 7,50 7,50 100Triwulan 2 7,50 7,50 100Triwulan 3 7,18 6,91 103,91Triwulan 4 7,18 6,91 103,91

7 Meningkatnyastandar hiduplayak

7 Paritas dayabeli/PPP

Perkapita/perhari

11600 Triwulan 1 11,23 11,23 100Triwulan 2 11600 11.355 97,89Triwulan 3 11600 11.355 97,89Triwulan 4 11600 11.355 97,89

8 Meningkatnyadaya belimasyarakat

8 Tingkat Inflasi(%)

Persen 4+1 Triwulan 1 4+1 3,15 75,33Triwulan 2 4+1 3,15 75,33Triwulan 3 4+1 3,15 75,33Triwulan 4 4+1 3,15 75,33

9 Indeks tendensiKonsumen (%)

106.5 Triwulan 1 106.5 97,91 99,24Triwulan 2 106.5 97,91 99,24Triwulan 3 106.5 97,91 99,24Triwulan 4 106.5 97,91 99,24

9 Menurunnya IndeksGini

10 Indeks Gini Indeks 0,32 Triwulan 1 0,32 0,32 100Triwulan 2 0,32 0,33 96,97Triwulan 3 0,32 0,33 96,97Triwulan 4 0,32 0,33 96,97

10 Meningkatnyapertumbuhanekonomi yangberkualitas

11 Pertumbuhanekonomi denganmigas (%)

Persen 0,5+1 Triwulan 1 0,5+1 3,13 234,00Triwulan 2 0,5+1 3,13 234,00Triwulan 3 0,5+1 3,13 234,00Triwulan 4 0,5+1 3,13 234,00

12 Pertumbuhanekonomi tanpamigas (%)

Persen 1+1 Triwulan 1 1+1 4,04 303,50Triwulan 2 1+1 4,04 303,50Triwulan 3 1+1 4,04 303,50Triwulan 4 1+1 4,04 303,50

13 Pertumbuhanekonomi nonmigas dan nonbatubara

- 4+1 Triwulan 1 4+1 5,24 120,00Triwulan 2 4+1 5,24 120,00Triwulan 3 4+1 5,24 120,00Triwulan 4 4+1 5,24 120,00

11 Meningkatnyakontribusi sektorpertanian dalamarti luas

14 Share sektorpertanian dalamarti luas (%)

Persen 9 Triwulan 1 9 7,96 86,89Triwulan 2 9 7,96 86,89Triwulan 3 9 7,96 86,89Triwulan 4 9 7,96 86,89

15 Lajupertumbuhanekonomi sektorpertanian dalamarti luas

- 4,87+1 Triwulan 1 4,87+1 5,7 100Triwulan 2 4,87+1 5,7 100Triwulan 3 4,87+1 5,7 100Triwulan 4 4,87+1 5,7 100

12 Tercapaianya 16 Rasio Persen 75 Triwulan 1 70,17 70,17 100

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

56

swasembadapangan

pemenuhanberas (%)

Triwulan 2 75 61,52 82,03Triwulan 3 75 61,52 82,03Triwulan 4 75 61,52 82,03

13 Meningkatnyapemanfaatanenergi terbarukan

17 Bauran energibaru terbarukan(%)

Persen 2 Triwulan 1 1,27 1,27 100Triwulan 2 2 2,12 106Triwulan 3 2 2,12 106Triwulan 4 2 2,12 106

14 Meningkatnyakepuasanmasayrakatterhadappelayananinfrastruktur dasar

18 IndeksKepuasanlayananinfrastrukturdasar

Indeks 6,8 Triwulan 1 6,21 6,21 100Triwulan 2 6,8 7,00 102,94Triwulan 3 6,8 7,00 102,94Triwulan 4 6,8 7,00 102,94

15 Terwujudnyapemerintah yangbersih dan bebasKKN

19 Indeks PersepsiKorupsi

Indeks 5,80 Triwulan 1 5,58 5,58 100Triwulan 2 5,80 5,56 95,86Triwulan 3 5,80 5,56 95,86Triwulan 4 5,80 5,56 95,86

20 Opini BPK Opini WTP Triwulan 1 WTP WTP WTPTriwulan 2 WTP WTP WTPTriwulan 3 WTP WTP WTPTriwulan 4 WTP WTP WTP

16 Terwujudnyapeningkatankualitas pelayananpublik

21 IndeksKepuasanMasyarakat

Indeks 83 Triwulan 1 75 75 100Triwulan 2 75 75 100Triwulan 3 75 75 100Triwulan 4 83 80,56 98,98

17 MeningkatnyaKapasitas danakuntabilitas kinerja

22 PredikatAkuntabilitaskinerja

Nilai/Kategori

(78,00)BB

Triwulan 1 77,36 77,36 100Triwulan 2 77,36 77,36 100Triwulan 3 77,49 77,49 100Triwulan 4 77,50 77,50 100

23 Predikat kinerjaPenyelenggaraan PemerintahDaerah

Predikat Sangattinggi

Triwulan 1 Tinggi Tinggi TinggiTriwulan 2 Tinggi Tinggi TinggiTriwulan 3 Tinggi Tinggi TinggiTriwulan 4 Tinggi Tinggi Tinggi

18 MeningkatnyaIndeks KualitasLingkungan

24 Indeks KualitasLingkungan

Indeks 81,99 Triwulan 1 81,97 81,97 100Triwulan 2 81,97 81,97 100Triwulan 3 81,99 82,64 94,62Triwulan 4 81,99 82,64 94,62

19 Menurunnya tingkatemisi gas rumahkaca

25 Intensitas Emisi(ton CO2/PDRBUS $ juta)

(tonCO2/PDRB US $

juta

1.800 Triwulan 1 1.738 1.738 100Triwulan 2 1.738 1.738 100Triwulan 3 1.800 1,515 118,81Triwulan 4 1.800 1,515 118,81

Beberapa IKU yang diuraikan di atas, penetapan target dan pengukuran

realisasi triwulan dilakukan dengan menggunakan proxy indicator karena

karakter indikator yang spesifik, termasuk tentang metode pengukuran

indikator. Indikator yang dimaksud dan penjelasan mengapa dipergunakan

proxy indicator adalah sebagai berikut:

1. Sebagian indikator merupakan indikator pada level outcome, dimana

pelaksanaan kegiatan pada tahun berjalan, belum tentu akan

berkontribusi pada pencapaian target kinerja IKU secara langsung,

seperti IKU yang pertama.

2. Sebagian indikator mempergunakan data yang dihasilkan oleh

pengukuran secara periodik oleh lembaga di luar Perangkat Daerah di

lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, yang biasanya

dilakukan sekali dalam setahun. Indikator yang masuk dalam kategori ini

adalah Indeks Pembangunan Manusia, Angka Harapan Lama Sekolah,

Rata-rata Lama Sekolah, Angka Harapan Hidup, Indeks Gini, Indeks

Kepuasan layanan infrastruktur dasar, Indeks Persepsi Korupsi, Opini

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

57

Pemeriksaan BPK, Indeks Kepuasan Masyarakat, Nilai Akuntabilitas

Kinerja Pemerintah, dan Indeks Kualitas Lingkungan.

Proxy indicator yang dipakai adalah pencapaian sub-indikator yang

menjadi penyumbang IKU.

3.4. Evaluasi dan Analisis Realisasi KinerjaHasil pengukuran kinerja diatas dilakukan evaluasi dan analisis

pencapaian kinerja guna memberikan informasi yang lebih transparan

mengenai sebab-sebab tercapai atau tidak tercapainya kinerja yang telah

ditargetkan. Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur secara bertahap dan

konsisten telah berupaya untuk mewujudkan misi dan tujuannya melalui 19

(sembilan belas) sasaran strategis dan 25 (dua puluh lima) indikator kinerja

sasaran yang telah ditetapkan dalam IKU maupun Perjanjian Kinerja Tahun

2017 Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, penyajian untuk bab ini akan

disajikan per sasaran strategis adalah sebagai berikut :

I. Tujuan Meningkatnya kualitas SDM Kaltim

Tujuan Meningkatnya kualitas SDM Kaltim dijabarkan dalam 5 (lima)

sasaran Prioritas Pembangunan dengan 5 (lima) indikator.

Tujuan I SasaranMeningkatnya kualitasSDM Kaltim

1 Meningkatnya IndeksPembangunan Manusia (IPM)

2 Meningkatnya harapan lamasekolah

3 Meningkatnya rata-rata lamasekolah

4 Meningkatnya angka harapanhidup

1. Sasaran Meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM).Sasaran Meningkatnya Indeks pembangunan manusia (IPM)

merupakan komposit Indeks atau Indikator komposit (Composite

Indices) = istilah yang digunakan untuk indikator yang lebih rumit

(complex), memiliki ukuran-ukuran yang multidimensional merupakan

gabungan dari sejumlah indikator, dari angka merupakan indikator

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

58

untuk mengukur pembangunan manusia yang terdiri atas angka

harapan hidup, rata-rata lama sekolah, dan pendapatan per kapita

atau indeks standar hidup layak, menggambarkan keberhasilan

pelaksanaan program-program di Bidang Pendidikan, Bidang

Kesehatan, dan bidang Ketenagakerjaan.

Indeks ini menjadi patokan sejauh mana pemerintah berhasil

membangun manusia dari aspek fisik (kesehatan), intelektualitas

(pendidikan), serta kesejahteraan ekonomi (pendapatan dan daya

beli). Aspek kesehatan diukur dengan rata-rata panjang umur

penduduk.

Realisasi Kinerja Tahun 2017

No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %Capaian

1. IPM Indeks 75,08 74,59 99,35Perbandingan Realisasi Kinerja

No. IndikatorKinerja Satuan Realisasi

2015Realisasi

2016Realisasi

2017

%Peningkatan/Penurunan

1. IPM Indeks 74,17 74,59 74,59 -Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD

No. Indikator Kinerja SatuanTargetAkhir

RPJMD

Realisasi2017

TingkatPencapaian

1. IPM Indeks 75,70 74,59 98,35Perbandingan Realisasi Kinerja dengan RealisasiNasional

No. IndikatorKinerja Satuan Realisasi

2017RealisasiNasional

Ket.(+/-)

1. IPM Indeks 74,59 70,18 +Sumber : BPS, Data Nasional 2016 (metode baru)

Capaian pembangunan sumber daya manusia mengalami kenaikan

yang ditandai dengan peningkatan Indeks Pembangunan Manusia

(IPM) yaitu pada tahun 2015 adalah 74,17 pada tahun 2016 adalah

74,59 secara nasional pada tahun 2018 ditargetkan IPM Kaltim

mencapai 75,70. Dari empat komposit sebagai pembentuk Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) / Human Development Index (HDI)

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

59

adalah pengukuran perbandingan dari angka harapan lama sekolah,

angka rata-rata lama sekolah, angka harapan hidup, pendidikan dan

standar hidup untuk semua negara seluruh dunia. IPM digunakan

untuk mengklasifikasikan apakah sebuah negara adalah negara maju,

negara berkembang atau negara terbelakang dan juga untuk

mengukur pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas

hidup. Dukungan Pemerintah serta kerjsama dengan masyarakat

untuk menyadari pentingya peningkatan kualitas hidup masih perlu

diitingkat agar Indeks Pembagunan Manusia masih dapat ditingkatkan.

IPM mengukur pencapaian rata-rata sebuah negara dalam 3 dimensi

dasar pembangunan manusia:

hidup yang sehat dan panjang umur yang diukur dengan harapan

hidup saat kelahiran

Pengetahuan yang diukur dengan angka tingkat baca tulis pada

orang dewasa (bobotnya dua per tiga) dan kombinasi pendidikan

dasar , menengah , atas gross enrollment ratio (bobot satu per

tiga).

standard kehidupan yang layak diukur dengan logaritma natural

dari produk domestik bruto per kapita dalam paritasi daya beli.

Setiap tahun Daftar negara menurut IPM diumumkan berdasarkan

penilaian di atas. Pengukuran alternatif lain adalah Indeks Kemiskinan

Manusia yang lebih berfokus kepada kemiskinan.

Akan tetapi masih dijumpai banyak kekurangan dalam arti kemerataan

pelayanan pendidikan, kesehatan dan sasaran pelayanan, terlebih

bila ruang jangkauannya hingga ke daerah pedalaman dan/atau

perbatasan.

Permasalahan :1. Pengembangan layanan pendidikan, kesehatan dapat berpengaruh

terhadap capaian target sehingga berpengarauh pula terhadap

kinerja kelembagaan.

2. Karakteristik wilayah dan infrastruktur kurang mendukung

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

60

percepatan pelayanan menjadi penyebab disparitas terhadap

layanan.

Solusi :1. Peningkatan pendidikan secara baik terutama dalam rangka

memberikan beasiswa dan bosda kepada masyarakat untuk

memperoleh pendidikan yang layak.

2. Meningkatkan pendidikan secara bersama-sama agar masyarakat

Provinsi Kalimantan Timur mampu mencetak sumber daya

manusia yang berkualitas dan mampu bersaing secara nasional

bahkan internasional.

Upaya :1. Peningkatan pelayanan pendidikan/kesehatan secara baik

terutama dalam rangka memberikan beasiswa, bosda dan

pelayanan kesehatan masyarakat secara gratis kepada masyarakat

untuk memperoleh pendidikan yang layak.

2. Meningkatkan kondisi pemungkin (enabling condition) yang mampu

mendorong kesempurnaan capaian IPM;

3. Percepatan dan perluasan pembangunana ekonomi

4. Percepatan pengentasan kemiskinan

5. Percepatan pembanguan SDM, pendidikan, kesehatan dan daya

beli.

2. Sasaran Meningkatnya harapan lama sekolah

Meningkatnya Angka harapan lama sekolah merupakan sasaran misi

1 (satu) mewujudkan kualitas SDM Kaltim yang mandiri dan

berdaya saing tinggi yang harus diwujudkan pada bidang

pendidikan. Angka harapan lama sekolah pada tahun 2016 telah

mencapai angka 13,35 yang berarti bahwa anak-anak usia 7 tahun

memiliki peluang untuk menamatkan pendidikan mereka hingga lulus

SMA atau D1. harapan Lama Sekolah merupakan salah satu indikator

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

61

baru dalam penghitungan Indeks Pembangunan Manusia untuk

mewujudkan kualitas sumber daya manusia dan sebagai bekal

memasuki dunia usaha.

Realisasi Kinerja Tahun 2017

No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi2017

%Capaian

2 Angka harapanlama sekolah

Tahun 13,70 13,35 97,45

Perbandingan Realisasi KinerjaNo. Indikator

KinerjaSatuan Realisasi

2015Realisasi

2016Realisasi

2017%

Peningkatan/Penurunan

2 Angkaharapanlamasekolah

Tahun 13,18 13,50 13,35 -0,01

Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir PeriodeRPJMD

No. Indikator Kinerja SatuanTargetAkhir

RPJMD

Realisasi2017

TingkatPencapaian

2 Angka harapanlama sekolah

Tahun 14,00 13,35 95,36

Perbandingan Realisasi Kinerja dengan RealisasiNasional

No. IndikatorKinerja Satuan Realisasi

2017RealisasiNasional

Ket.(+/-)

2 Angka harapanlama sekolah

Tahun 13,35 12,72 +

Sumber : BPS, Data Nasional 2016 (metode baru)

Selain rata-rata lama sekolah, komponen IPM dari unsur pendidikan

adalah Harapan Lama Sekolah (HLS). HLS didefinisikan sebagai

lamanya sekolah (dalam tahun) yang diharapkan akan dirasakan oleh

anak pada umur tertentu di masa mendatang. HLS dapat digunakan

untuk mengetahui kondisi pembangunan sistem pendidikan di

berbagai jenjang dan dihitung pada usia 7 tahun ke atas karena

mengikuti kebijakan pemerintah yaitu program wajib belajar.

Angka harapan lama sekolah didefinisikan lamanya sekolah yang

diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

62

mendatang. Diasumsikan bahwa peluang anak tersebut akan tetap

bersekolah pada umur-umur berikutnya sama dengan peluang

penduduk yang bersekolah per jumlah penduduk untuk umur yang

sama saat ini. Angka harapan lama sekolah dihitung untuk penduduk

berusia 7 tahun ke atas. Harapan lama sekolah digunakan untuk

mengetahui kondisi pembangunan system pendidikan di berbagai

jenjang yang ditunjukkan bentuk lamanya pendidikan yang diharapkan

dapat dicapai oleh setiap anak. Tahun 2017 Angka harapan lama

sekolah Provinsi Kalimantan Timur dengan target 13,70 realisasinya

sebesar 13,35 Tahun sehingga capaian 97,45%.

Permasalahan :1. Mengurangi kesenjangan di masyarakat.

2. Merevitalisasi fungsi sekolah, baik secara infrastruktur fisik maupun

nonfisik

3. Mengurangi eksklusivitas, rivalitas, serta diskriminasi di sekolah-

sekolah negeri yang merupakan barang publik

4. Sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) zonasi masih

minim sosialisasi dan harus dibenahi

Solusi :1. Peningkatan akses masyarakat pada layanan pendidikan

2. Pemerataan akses pendidikan,

3. Sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) untuk pertama

kalinya menggunakan zonasi.

4. Sistem zonasi, menghilangkan dikotomi sekolah unggulan dan

nonunggulan

5. Pemerintah dalam memberikan bantuan/afirmasi yang lebih tepat

sasaran. Baik yang berupa sarana dan prasarana sekolah, maupun

peningkatan kapasitas tenaga pendidik dan kependidikan.

6. Meningkatkan kualitas pendidikan, zonasi saja tidak cukup. Harus

ada intervensi lain dari pemerintah, perbaikan infrastruktur dan

peningkatan kualitas gurunya,

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

63

Program/kegiatan unggulan yang sudah dilakukan oleh Pemerintah

Provinsi Kalimantan Timur untuk Meningkatnya Angka Harapan Lama

Sekolah adalah:

- Program Peningkatan mutu Pendidikan dan tenaga kependidikan

berdasarkan pada indikator kinerjanya capaiannya pada posisi on

track. Kedaan itu dapat terima, berdasarkan data statistik Pendidik

Kalimantan Timur 2014 hingga 2016, menunjukkan bahwa pendidik

yang telah berpendidikan sarjana meningkat jumlahnya dari tahun ke

tahunnya. Begitu juga dengan pendidik yang telah tersertifikasi

meningkat jumlahnya. Data tersebut juga menggambarkan pelibatan

dari pihak swasta dalam peningkatan mutu tenaga pendidiknya.

Pada tahun 2017, program peningkatan mutu pendidikan dan tenaga

kependidikan merupakan kelanjutan dari pelaksanaan program

tahun 2016, sehingga kinerja OPD Pendidikan Kalimantan Timur

yang terwujud dalam menjaga konsistensi, keberlanjutan,

keseriusan, kegigihan dan melibatkan pihak Swasta dalam

melaksanakan beragam kegiatan untuk melaksanakan program

tahun ini.

3. Meningkatnya rata-rata lama sekolah.Meningkatnya rata-rata lama sekolah juga merupakan sasaran yang

hendak diwujudkan untuk mencapai misi 1 mewujudkan kualitas SDM

Kaltim yang mandiri dan berdaya saing tinggi. Rata-rata lama sekolah

pada tahun terakhir 2016 mencapai 11.00 tahun atau telah

mengenyam pendidikan hingga kelas X (SMA Kelas 1) Mereka masuk

dalam kategori lulus SMP. Hal ini memberikan tugas khusus bagi

pemerintah untuk dapat meningkatkan pencapaian target pendidikan

12 tahun sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas SDM Kalimantan

Timur.

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

64

Realisasi Kinerja Tahun 2017

No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %Capaian

3 Angka rata-ratalama sekolah

Tahun 11,50 9,24 80,35

Perbandingan Realisasi KinerjaNo. Indikator

KinerjaSatuan Realisasi

2015Realisasi

2016Realisasi

2017%

Peningkatan/Penurunan

3 Angkarata-ratalamasekolah

Tahun 9,15 11.00 9,24 -0,16

Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir PeriodeRPJMD

No. Indikator Kinerja SatuanTargetAkhir

RPJMD

Realisasi2017

TingkatPencapaian

3 Angka rata-ratalama sekolah

Tahun 12 9,24 77

Perbandingan Realisasi Kinerja dengan RealisasiNasional

No. IndikatorKinerja Satuan Realisasi

2017RealisasiNasional

Ket.(+/-)

3 Angka rata-ratasekolah

Tahun 9,24 7.95 +

Angka rata-rata lama sekolah didefinisikan sebagai jumlah

tahun yang digunakan oleh penduduk dalam menjalani pendidikan

formal. Cakupan penduduk yang dihitung RLS adalah penduduk

berusia 25 tahun ke atas. diharapkan pada Tahun 2018 sudah tidak

ada lagi penduduk di Kalimantan Timur usia 25 tahun ke atas dengan

ijazah lulusan minimal SMP melainkan minimal lulusan SMA.

Pemerintah Kalimantan Timur terus berusaha untuk menaikkan

capaian pada tingkat SMA yang merupakan program Gubernur yakni

penuntasan Wajar Sembilan Tahun menjadi Wajar 12 Tahun. Untuk

itu Pemerintah Provinsi menyalurkan dana BOSDA bagi siswa SMA

dan SMK di Kalimantan Timur dengan anggaran dana sebesar 170

Miliar setiap tahun. Serta dengan adanya program peningkatan SDM

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

65

melalui beasiswa atau “Beasiswa Kaltim Cemerlang” yang disusun

berdasarkan 5 (lima) pilar pembangunan pendidikan nasional yakni:

1. Ketersediaan sarana pendidikan.

2. Kemampuan murid/orang tua mendapatkan akses terhadap sarana

pendidikan nasional.

3. Mutu pelayanan sarana pendidikan.

4. Kesetaraan dalam pendidikan.

5. Keterjaminan 4 pilar sebelumnya dapat berjalan dengan baik.

Dengan adanya 5 (lima) pilar di atas, maka Dinas Pendidikan

dan Kebudayaan Prov.Kaltim melalui Tim Beasiswa Kaltim Cemerlang

memberikan beasiswa kepada siswa-siswi berprestasi dari jenjang

SD/Mi, SMP/MTs, SMA/SMK/MA dan mahasiswa jenjang D3, sarjana,

magister, dokter spesialis sejumlah 2.994 orang se Kaltim termasuk

beasiswa bagi siswa-siswi dan mahasiswa yang tidak mampu, dengan

total anggaran sebesar Rp.51.106.800.000,-.

Permasalahan :1. Fluktuasi rasio guru dan murid yang belum mendukung bagi

kelancaran dan proses belajar mengajar yang berkualitas;

2. Disparitas infrastruktur pendidikan, terutama gedung dan peralatan

pendidikan antar kabupaten/kota;

3. Persoalan putus sekolah dan/atau masih adanya kurangnya minat

4. menempuh pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, bukan hanya

dikarenakan faktor finansial, tetapi juga pola pikir.

5. Menjangkau siswa dari wilayah perbatasan.

Solusi :1. Penambahan dan pendistribusian guru bantu serta aplikasi

terhadap Program Sarjana Mendidik di wilayah 3 T (Terluar,

Terdepan, dan Tertinggal);

2. Koordinasi program dan capaian kinerja kabupaten/kota, termasuk

meminimalkan ketimpangan pendidikan antar wilayah;

3. Pemberian beasiswa dan jaminan pendidikan untuk siswa miskin

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

66

dan mahasiswa yangberasal dari keluarga tidak mampu;

4. Pelaksanaan kajian dan pengembangan strategi efektif untuk

menjawab akar masalah dari putus sekolah.

5. Penuntasan program Wajib Belajar 12 Tahun dengan mengalokasi

dana Bosda untuk siswa SMA dan SMK.

6. Pemberian beasiswa, bantuan siswa miskin, biaya pendidikan

mahasiswa, dan jaminan bagi siswa miskin untuk

pelajar/mahasiswa yang berasal dari keluarga tidak mampu.

Program yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur

untuk meningkatnya rata-rata lama sekolah adalah:

1. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

berdasarkan pada indikator kinerjanya capaiannya. Keadaan itu

dapat diterima, berdasarkan data statistik Pendidikan Kalimantan

Timur 2014 hingga 2016, pertumbuhan penduduk dan kesadaran

berpendidikan dari masyarakat meningkat memberi sumbangan

terhadap penyelenggaraan pendidikan. Selain itu, Satuan

Pendidikan Dasar Negeri cenderung meningkat dan jumlahnya

lebih besar jika dibandingkan dengan Satuan Pendidikan Swasta,

begitu juga dengan jumlah siswanya satuan Pendidikan Negeri

lebih besar dibanding dengan siswa Satuan Pendidikan Swasta.

Selanjutnya, dapat pula tergambar pihak OPD Pendidikan serius,

gigih dan melibatkan pihak Swasta dalam melaksanakan berbagai

kegitan untuk mencapai program yang telah ditetapkan. Pada

tahun 2017, program wajib belajar pendidikan dasar sembilan

tahun di kalimantan Timur merupakan kelanjutan dari program

tahun 2016, sehingga sinergi OPD Pendidikan Provinsi dengan

OPD Pendidikan Kabupatan/Kota dan pelibatan pihak Swasta

untuk menjaga konsistensi, keseriusan dan kegigihan dalam

melaksanakan beragam kegiatan untuk melaksanakan program

wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun.

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

67

2. Program Pendidikan Menengah

Program Pendidikan Menengah pada umumnya berdasarkan pada

indikator kinerjanya capaiannya meskipun ditemukan untuk

pendidikan kejuruan ditemukan capaianya in progres. Keadaan itu

dapat diterima, berdasarkan data statistik Pendidikan Kalimantan

Timur 2014 hingga 2016, pertumbuhan penduduk dan kesadaran

berpendidikan dari masyarakat meningkat memberi sumbangan

terhadap penyelenggaraan pendidikan. Selain itu tergambar pula

bahwa Satuan Pendidikan Menengah Negeri cenderung meningkat

dan jumlahnya lebih besar jika dibandingkan dengan Satuan

Pendidikan Swasta, begitu juga dengan jumlah siswa satuan

Pendidikan Negeri lebih besar dibanding dengan siswa Satuan

Pendidikan Swasta. Selanjutnya, tergambar keseriusan pihak OPD

Pendidikan serius dan gigih dalam melaksanakan berbagai kegitan

untuk melaksnakan program yang telah ditetapkan. Pada tahun

2017, program pendidikan menengah di kalimantan Timur

merupakan kelanjutan dari program tahun 2016, sehingga kinerja

OPD Pendidikan Kalimantan Timur yang terwujud dalam menjaga

konsistensi, keberlanjutan, keseriusan dan kegigihan dalam

melaksanakan beragam kegiatan untuk meaksanakan program

pendidikan menengah tahun ini.

3. Program Peningkatan Pendidikan dan pengembangan Sumber

Daya Masyarakat

Program Peningkatan Pendidikan dan pengembangan sumber

daya masyarakat berdasarkan pada indikator kinerjanya

capaiannya. Kedaan itu dapat terima, terdapat kesadaran dari

masyarakat untuk berpendidikan tinggi karena pendidikan tinggi

merupakan kelanjutan dari pendidikan menengah. Data statistik

Pendidikan Tinggi Kalimantan Timur 2014 hingga 2016,

Menunjukkan bahwa Perguruan Tinggi Negeri cenderung

meningkat dan jumlahnya masih lebih kecil jika dibandingkan

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

68

dengan Perguruan Tinggi Swasta, meskipun demikian jumlah

mahasiswanya Perguruan Tinggi Negeri lebih besar dibanding

dengan Perguruan Tinggi Swasta, data tersebut bermakna

keseriusan pihak pemerintah dan swasta menangani pendidikan

tinggi. Selanjutnya OPD Pendidikan dan pihak swasta serius, dan

gigih dalam mendorong warga masyarakat untuk melanjutkan ke

perguruan tinggi, dorongan itu dirupakan melalui pemberian

biasiswa bagi siswa terbaik di Kalimantan Timur untuk melanjutkan

ke Perguruan Tinggi untuk mencapai program yang telah

ditetapkan. Pada tahun 2017, program itu merupakan kelanjutan

dari program tahun 2016, sehingga kinerja OPD Pendidikan

Kalimantan Timur.

4. Meningkatnya angka harapan hidupAngka harapan Hidup tahun 2017 mencapai 73,68 angka ini dibawah

target yang ditetapkan dalam RPJMD yaitu 73.85 Capaian angka

harapan hidup ini telah melebihi target RPJMD. Banyak Faktor yang

mempengaruhi diantaranya adalah seperti Lingkungan, Pelayanan

Kesehatan , Keturunan dan Perilaku Masyarakat.

Realisasi Kinerja Tahun 2017

No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %Capaian

4 Angka harapanhidup

Tahun 73,85 73,68 99,77

Perbandingan Realisasi KinerjaNo. Indikator

KinerjaSatuan Realisasi

2015Realisasi

2016Realisasi

2017%

Peningkatan/Penurunan

4 Angkaharapanhidup

Tahun 73,65 73,75 73,68 -0,1

Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir PeriodeRPJMD

No. Indikator Kinerja SatuanTargetAkhir

RPJMD

Realisasi2017

TingkatPencapaian

4 Angka harapanhidup

Tahun 74,00 73,68 99,57

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

69

Perbandingan Realisasi Kinerja dengan RealisasiNasional

No. IndikatorKinerja Satuan Realisasi

2017RealisasiNasional

Ket.(+/-)

4 Angka harapanhidup

Tahun 73,68 70,9 +

Usia harapan hidup penduduk adalah rata-rata kesempatan atau

waktu hidup yang tersisa. Usia harapan hidup dapat diartikan pula

dengan banyaknya tahun yang ditempuh penduduk yang masih hidup

sampai umur tertentu.

Angka (Usia) Harapan Hidup adalah rata-rata perkiraan atau

ekspektasi dari usia bayi yang baru lahir mencapai kematiannya.

Idealnya Angka Harapan Hidu (AHH) dihitung berdasarkan data Age

Specific Death Rate yang tersusun dalam sebuah tabel kematian.

Angka Harapan Hidup merupakan sarana evaluasi kinerja pemerintah

dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya di suatu

negar. Dengan evaluasi tersebut pemerintah dapat meningkatkan

derajat kesehatan bagi para penduduknya. Apabila ditemukan Angka

Harapan Hidup yang rendah di suatu daerah maka pemerintah harus

mengadakan lebih banyak program pembangunan, kesehatan, dan

program sosial lainnya seperti kesehatan lingkungan, kecukupan gizi

dan kalori, termasuk program pemberantasan kemiskinan. Sementara

peningkatan Angka Harapan Hidup menunjukkan bahwa bayi-bayi

telah terjamin kesehatan dan kemiskinan sudah diatasi lebih baik.

Sasaran meningkatnya angka harapan hidup memang meningkat,

tahun 2015 angka harapan hidup 73,62 dan kemudian pada tahun

2016 harapannya angka harapan hidup 73,75 meningkat. Peningkatan

angka harapan hidup merupakan hasil dari kinerja tinggi untuk

beberapa program di bidang kesehatan seperti pengadaan dan

peningkatan sarana Puskesmas/Puskesmas pembantu dan

jaringannya, pengadaan dan peningkatan sarana RS/RSJ/RSP/RSM,

Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dan

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

70

program standarisasi pelayanan kesehatan. Sementara untuk

beberapa program lainnya bidang kesehatan seperti program

kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan, program pencegahan

dan penanggulangan penyakit menular, dan program pelayanan

kesehatan penduduk miskin bila ditingkatkan kinerjanya, angka

harapan hidup dapat diwujudkan peningkatannya.

Mengingat ada pemekaran wilayah provinsi Kaltim di tahun 2016

target 73,75. Meskipun demikian ternyata masih teridentifikasi faktor-

faktor penghambat yang dimungkinkan akan tetap dihadapi, seperti

keterbatasan sapras, tenaga medis dan obat-obatan. Disamping

yang bersifat konvensional, yaitu intensifikasi dan ekstensifikasi

pelayanan kesehatan dan peningkatan jumlah pusat pelayanan

maupun tenaga medis, maka juga dipertimbangkan penting untuk

terus mencari terobosan dan pendayagunaan potensi obat-obatan

lokal yang memang sangat besar.

Meningkatkan Umur Harapan Hidup masyarakat Kalimantan Timur

merupakan indikator yang ingin di capai oleh Pemerintah Provinsi

Kalimantan Timur, dari data diatas terlihat terjadi peningkatan umur

harapan hidup pada tahun 2016 usia harapan hidup mencapai 73,75,

sedangkan umur harapan hidup Indonesia menurut sumber BPS pada

tahun 2015 mencapai 73,65 tahun. Jika dilihat dari data diatas

kalimantan timur telah melampaui capaian Nasional untuk peningkatan

usia harapan Hidup.

Selain faktor-faktor yang dapat meningkatkan angka harapan hidup,

ada juga faktor yang dapat menghambat laju angka harapan hidup

suatu negara seperti kematian bayi, wabah penyakit, bencana alam

dan lainnya. Disini pemerintah berperan penting dalam melayani

masyarakat khususnya dalam hal kesehatan, pelayanan masyarakat

seperti puskesmas harus ditingkatkan agar negara tersebut

memperoleh angka harapan hidup yang baik. Angka harapan hidup

yang baik akan memiliki masyarakat yang sehat, dan masyarakat

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

71

yang sehat akan memiliki masyarakat yang berkualitas

Permasalahan :1. Angkatan usia produktif saat ini sudah harus melakukan gaya hidup

sehat agar tidak terserang penyakit tidak menular ketika tua.

2. Terjadinya kesenjangan angka harapan hidup yang dimiliki

kelompok kaya dan miskin

3. Dipengaruhi oleh kondisi negara dan iklimnya.

Solusi :1. Melakukan gaya hidup sehat agar tidak terserang penyakit tidak

menular ketika tua.

2. Semakin tinggi pendapatan yang dimiliki seseorang maka semakin

tinggi pula angka harapan hidupnya

3. Peningkatan kondisi kesehatan, berkurangnya kesuburan, serta

perubahan pola dalam usia hidup di dunia menjadi penyebab

timbulnya pertambahan usia harapan hidup di seluruh dunia.

Upaya :1. Meningkatnya kualitas dan standar pelayanan kesehatan di

masyarakat.

2. Kompleksitas kehidupan modern yang terus dihadapi mayoritas

penduduk Indonesia ternyata tak berpengaruh terhadap usia

penduduk

3. Menambah pekerjaan bagi tenaga kesehatan karena angka

kelahiran bayi di Indonesia semakin tinggi

4. Peningkatan Kapasitas tenaga kesehatan melalui pelatihan/

Bimtek.

5. Peningkatan sarana & Prasarana di Puskesmas/fasilitas kesehatan

dasar.

6. Perlu dilakukan Advokasi dari Dinas Kesehatan Provinsi ke

Pemegang kebijakan di Kabupaten/Kota.

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

72

7. Perlu ada regulasi terkait penempatan tenaga kesehatan baik

dokter, perawat, analis kesehatan, apoteker, tenaga Laboratorium,

tenaga kesling, promkes dan gizi.

8. Melakukan Promosi Kesehatan/Penyuluhan Kesehatan melalui

Media Massa, pameran-pameran, expo dan langsung pada

kelompok masyarakat

9. Monitoring dan pendampingan ke kabupaten/Kota

Program yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan

Timur untuk meningkatnya angka harapan hidup adalah :

1. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan

Program standarisasi pelayanan kesehatan capaiannya dinyatakan

on progres, keadaan itu dapat diterima, dari 3 indikator ditemukan 1

indikator yaitu indikator angka kematian bayi per 1000 kelahiran

hidup capainnya on track, sedang 2 indikator lainnya seperti

kematian balita per 1000 kelahiran hidup dan angka kematian ibu

per 100.000 kelahiran hidup. Masalah yang ditemukan di lapangan,

bahwa budaya sehat dari masyarakat belum terbangun dengan

maksimal, balita yang kondisinya kritis baru dibawa ke rumasakit,

sehingga layanan pihak rumah sakit yang kurang maksimal dapat

menyebabkan kematian balita. Begitu juga dengan kondisi ibu yang

mempunyai penyakit bawaan seperti hipertensi dan diabetes yang

tidak selalu melapor dan melakukan pemeriksaan kesehatannya

dapat menjadi penyebab utama kematian ibu dan anak pada saat

persalinan. Pihak Rumah sakit telah melakukan berbagai upaya

standar seperti sosialisasi pelayanan kesehatan ibu hamil dan

perawatan terhadap balita melalui puskesmas yang merujuk

ataupun melalui posyandu di lingkungan tempat tinggalnya.

2. Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin

Program pelayanan kesehatan penduduk miskin berdasarkan pada

indikator kinerjanya capaiannya pada program itu merupakan

kelanjutan dari program tahun 2016, selanjutnya, penyempurnaan

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

73

sistem layanan mempermudah pengguna kartu jamkesprov dan

jamkesda mendapatkan pelayanan kesehatan pada unit pelayanan

kesehatan rujukan. Kinerja yang konsisten, keberlanjutan,

keseriusan, dan kegigihan dalam melaksanakan jamkseprov dan

jamkesda.

II. Tujuan Meningkatnya Kesejahteraan dan pemerataan pendapatan

masyarakat.

Tujuan Meningkatnya Kesejahteraan dan pemerataan pendapatan

masyarakat dijabarkan dalam 4 (empat) sasaran Prioritas

Pembangunan dengan 5 (lima) indikator.

Tujuan II SasaranMeningkatnyaKesejahteraan danpemerataanpendapatanmasyarakat

5 Menurunnya tingkat kemiskinan6 Menurunnya tingkat pengangguran7 Meningkatnya standar hidup layak8 Meningkatnya daya beli masyarakat9 Menurunnya Indeks Gini

6. Menurunnya tingkat kemiskinanSasaran untuk mengentaskan kemiskinan sebenarnya telah lama

menjadi perhatian bersama, pemerintah, swasta dan seluruh elemen

masyarakat juga menghendaki bahwa kemiskinan absolut harus

dihapus dari Indonesia termasuk Kalimantan Timur. Kesejahteraan

masyarakat akan menjadi tujuan akhir pembangunan dalam hal ini

merupakan amanat dalam Undang-Undang Dasar 1945.

kemiskinan tidak pernah beranjak, dan selalu saja menjadi

permasalahan yang tidak pernah tuntas untuk dibicarakan.Banyaknya

penduduk miskin yang terindikasi menjadi kontra dengan tujuan

pembangunan secara holistik. Oleh karenanya upaya yang dapat

dilakukan, selain mencoba mencarikan sumber perekonomian

alternatif, juga upaya meningkatkan nilai tambah produk primer

melalui hilirisasi. Untuk itu sinergi dan pemaduan program-program

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

74

pengentasan kemiskinan lintas sektor dan atau antar pemangku

kepentingan juga harus ditingkatkan.

Realisasi Kinerja Tahun 2017No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %

Capaian5 Tingkat

Kemiskinan% 6,10 6,19 98,55

Perbandingan Realisasi Kinerja

No. IndikatorKinerja Satuan

Realisasi2015

Realisasi2016

Realisasi2017

%Peningkatan/Penurunan

5 TingkatKemiskinan

% 6,23 6,11 6,19 1,3

Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir PeriodeRPJMD

No. Indikator Kinerja SatuanTargetAkhir

RPJMD

Realisasi2017

TingkatPencapaian

5 TingkatKemiskinan % 6,00 6,19 96,93

Perbandingan Realisasi Kinerja dengan RealisasiNasional

No. IndikatorKinerja Satuan Realisasi

2017RealisasiNasional

Ket.(+/-)

5 TingkatKemiskinan % 6,19 10,12 -

Sumber : Badan Pusat Statistik Maret 2016

Kemiskinan adalah keadaan di mana terjadi ketidakmampuan untuk

memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat

berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan

oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya

akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan

masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif

dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral

dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah

yang telah mapan, dll.

Kemiskinan bisa dikelompokan dalam dua kategori , yaitu Kemiskinan

absolut dan Kemiskinan relatif. Kemiskinan absolut mengacu pada

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

75

satu set standard yang konsisten , tidak terpengaruh oleh waktu dan

tempat / negara. Sebuah contoh dari pengukuran absolut adalah

persentase dari populasi yang makan dibawah jumlah yg cukup

menopang kebutuhan tubuh manusia (kira kira 2000-2500 kalori per

hari untuk laki laki dewasa).

Menurunkan tingkat kemiskinan merupakan salah satu dari

tujuan pembangunan secara umum, pengentasan kemiskinan dan

keterbelakangan absolut dapat dilakukan secara bertahap, dengan

mengintervensi berbagai program yang berkaitan langsung dengan

masyarakat yang menjadi obyek pengentasan kemiskinan untuk

mencapai kesejahteraan masyarakat. Secara teoritis kemiskinan

absolut merupakan suatu kondisi dimana masyarakat yang tidak

mampu mencukupi kebutuhan-kebutuhan minimum untuk bertahan

hidup, dengan kondisi tersebut masyarakat betul-betul dalam

keterbatasan untuk bisa survive. Sementara itu kemiskinan relatif

adalah kondisi yang disebabkan oleh kesenjangan pendapatan antar

golongan masyarakat.

Dengan adanya dua definisi tersebut maka kemiskinan

merupakan suatu yang kontra dengan pembangunan, karena tujuan

pembangunan ekonomi adalah untuk meningkatkan pendapatan

perkapita masyarakat dalam jangka panjang, mengurangi

kesenjangan pendapatan antar golongan dengan melakukan

pemerataan dalam distribusi pendapatan. Keberhasilan untuk

menurunkan tingkat kemiskinan dan mengurangi gap pendapatan

antar golongan itulah yang dijadikan indikator keberhasilan

pembangunan dibidang ekonomi.

Anggaran yang besar yang tercermin dari APBD dan

pertumbuhan ekonomi yang tinggi bukan merupakan jaminan dalam

menurunkan tingkat kemiskinan, akan tetapi ketepatan program-

program dalam perencanaan dan implementasi serta intensitas

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

76

pengawasan secara kontinue akan dapat membantu secara gradual

untuk menuntaskan permasalahan kemiskinan tersebut.

Sasaran menurunnya tingkat kemiskinan mempunyai tujuan

untuk meningkatkan kesejahteraan, dalam evaluasi kali ini terdapat

beberapa indicator yang tidak dilaksanakan karena adanya

penyesuaian kewenangan menurut Undang-undang Nomor 23 tahun

2014 tentang Pemerintah Daerah. Selain itu beberapa program juga

terkendala dengan kebijakan efisiensi yang dilakukan oleh pemerintah

Kaltim, karena menyesuaikan dengan kondisi anggaran yang ada dan

pemerintah lebih fokus memberikan perhatian pada program prioritas.

Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan maka diperoleh

informasi capaian dari program pengentasan kemiskinan yang telah

dilakukan terkait penduduk miskin yang memiliki akses pelayanan

kesehatan 100 persen sudah terlayani, karena jumlah penduduk

miskin tahun 2017 menurut data BPS sejumlah 220.170 jiwa.

Sementara itu jumlah peserta JKN/KIS untuk penerima bantun iuran

(PBI) sebesar 807.188 jiwa, artinya penduduk miskin yang

mendapatkan layanan kesehatan sudah termasuk didalamnya. Pada

Tahun 2014 system jaminan kesehatan telah terintegrasi dengan

BPJS, maka seluruh masyarakat miskin yang datang berobat di

fasilitas layanan kesehatan wajib mendapatkan pelayanan.

Sementara itu bila dilihat dari program penanggulangan

kemiskinan bidang pemberdayaan masyarakat telah mencapai 80%.

Indikator yang digunakan adalah masyarakat miskin pedesaan yang

berdaya melakukan usaha ekonomi melalui agrobisnis dan Teknologi

Tepat Guna (TTG) dengan melihat banyaknya pos pelayanan

teknologi yang digunakan/dibangun. Meskipun pada tahun 2017 ini

program penanggulangan kemiskinan bidang pemberdayaan

masyarakat bukan merupakan program prioritas, sehingga tidak ada

alokasi dana khusus seperti tahun sebelumnya. Akan tetapi program

dan kegiatan tetap dilaksanakan berupa kegiatan monitoring dan

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

77

evaluasi pelaksanaan program tahun sebelumnya yaitu pembinaan 15

Posyantek, yang telah berhasil mencapai penanggulangan bidang

kemiskinan bidang pemberdayaan tahun 2016. Pada tahun 2016

targetnya adalah jumlah penduduk miskin yang berdaya dan

melakukan usaha ekonomi melalui agrobisnis TTG, usaha ekonomi

masyarakat dan program PNPM namun pada tahun 2017 berubah

indikatornya menjadi posyantek.

Permasalahan :1. Masalah social, suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur

kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan

kelompok sosial.

2. Terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam

masyarakat dengan realita yang ada

3. Terjadinya ketidakseimbangan lingkungan.

Solusi :1. Pemberian bantuan kesetiap kab/kota berupa kucuran dana guna

mendukung perencanaan masyarakat dalam pengembangan

daerahnya dan juga program pemerintah berupa pemberdayaan

dan pengentasan kemiskinan di perkotaan.

2. Pembangunan infrastruktur untuk mendorong akses terhadap

layanan publik yang lebih baik;

3. Sinergi program pengentasan kemiskinan dengan pengembangan

sektor ekonomi unggulan;

4. Hilirisasi sektor primer dan pencarian sumber ekonomi alternatif;

Program yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan

Timur untuk Menurunnya tingkat kemiskinan adalah:

1. Program unggulan untuk menurunkan kemiskinan yakni program

penanggulangan kemiskinan bidang penanggulangan bencana,

dengan indicator jumlah desa/kelurahan tangguh bencana.

Sementara itu

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

78

2. Pprogram prioritas penanggulangan kemiskinan bidang sarana dan

prasarana dasar pemukiman dengan dua indikator, yang pertama

adalah jumlah rumah tangga miskin yang memilki rumah layak huni

dan jumlah perumahan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR)

yang dibantu jalan lingkungannya.

7. Menurunnya tingkat pengangguranPengangguran merupakan permasalahan ekonomi yang cukup pelik

untuk dituntaskan, karena menyangkut dari dua sisi permintaan dan

penawaran tenaga kerja. Perekonomian sebenarnya menginginkan

terjadinya full employment pada semua faktor produksi. Bekerjanya

faktor produksi termasuk didalamnya tenaga kerja dalam kondisi full

employment sangat sulit untuk dilaksanakan. Sehingga terjadi

kecenderungan ada faktor produksi yang tidak dimanfaatkan sehingga

menimbulkan terjadinya pengangguran.

Hal-hal yang dipertimbangkan sebagai faktor-faktor penghambat,

adalah: keterbatasan lapangan kerja, rendahnya kemampuan/

keterampilan SDM dan jiwa kewirausahaan. Bertitik tolak dari

faktor-faktor tersebut di atas, maka upaya-upaya yang dapat

dilakukan guna mencapai target yang telah ditetapkan, antara lain

adalah memperluas lapangan kerja dan lapangan berusaha, serta

meningkatkan kapasitas SDM melalui berbagai bentuk pelatihan

kerampilan. atu hal penting terkait dengan pengangguran adalah

pentingnya pengaturan demografis, baik di tingkat provinsi maupun

khususnya kabupaten/kota.

Realisasi Kinerja Tahun 2017

No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %Capaian

6 TingkatPengangguran

% 7,18 6,91 103,91

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

79

Perbandingan Realisasi Kinerja

No. IndikatorKinerja Satuan

Realisasi2015

Realisasi2016

Realisasi2017

%Peningkatan/Penurunan

6 TingkatPengangguran

% 7,50 7,95 6,91 -13,1

Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir PeriodeRPJMD

No. Indikator Kinerja SatuanTargetAkhir

RPJMD

Realisasi2017

TingkatPencapaian

6 TingkatPengangguran

% 7,00 6,91 101,30

Perbandingan Realisasi Kinerja dengan RealisasiNasional

No. IndikatorKinerja Satuan Realisasi

2017RealisasiNasional

Ket.(+/-)

6 TingkatPengangguran

% 7,50 5,50 +

Sumber : Badan Pusat Stastik Agustus 2016

Pengangguran dan kemiskinan merupakan suatu fenomena

yang saling berkorelasi satu sama lain. Artinya apabila pengangguran

meningkat maka kemiskinan meningka pula. Untuk memenuhi

kebutuhan maka seseorang harus mempunyai sumber penghasilan

yang diperoleh dari bekerja. Penyebab pengangguran biasanya

disebabkan oleh berkurangnya kesempatan kerja, pesaingan dalam

meraih peluang kerja atau berkurangnya permintaan karena terjadinya

penurunan produksi.

Hasil capaian tahun 2017 sasaran menurunnya tingkat

pengangguran berdasarkan target lama menunjukkan bahwa tingkat

pengangguran masih berada sedikit di atas target, akan tetapi bila

disandingkan dengan target baru maka capaiannya melampui, karena

target baru tingkat pengangguran ditentukan sebesar 7,18 dan

realisasi jauh lebih baik yakni sebesar 6,91. Dengan demikian terdapat

perbedaan hasil capaian bila dibandingkan dengan kedua target

tersebut.

Meskipun Kaltim sudah mampu untuk beranjak dari

keterpurukan dengan pengalaman pertumbuhan ekonomi yang minus

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

80

selama dua tahun terakhir, namun pada tahun ini ekonomi Kaltim

tumbuh sebesar 3,68. Perbaikan kinerja ekonomi tersebut diharapkan

membawa dampak yang besar bagi peningkatan kesejahteraan

melalui penciptaan lapangan kerja yang luas. Hal ini pulalah yang

dapat dijadinya alasan mengapa pengangguran cenderung naik

dibanding tahun lalu (2016) yang mencapai 7,50.

Perbaikan layanan di bidang pendidikan baik itu berupa

beasiswa maupun keterjangkauan ke aksesnya masih sangat

dibutuhkan. Keberhasilan dalam menurunkan angka putus sekolah ini

salah satunya disebabkan oleh banyaknya beasiswa yang diberikan

dari program nasional, provinsi maupun daerah kabupaten/kota dan

tersebar merata kepada masyarakat yang membutuhkannya.

Perbaikan kualitas sumberdaya manusia melalui pendidikan dapat

menjadi pendorong untuk meningkatkan produktivitas. Oleh karena itu

didalam dokumen perencanaan terdapat pula Dalam pembangunan

ekonomi sebenarnya diperlukan banyak sekali wirausaha-wirausaha

untuk menjadi pelaku ekonomi dan diharapkan dapat menumbuhkan

kesempatan kerja secara mandiri sekaligus menumbuhkan

perekonomian. Guna mendorong masyarakat Kaltim agar dapat

menjadi pelaku bisnis dalam perekonomian masih perlu didorong dan

dimotivasi. Jiwa untuk menjadi wirausaha/produsen nampaknya masih

sangat terbatas sehingga berdampak pada ketersediaan barang dan

jasa yang tersedia di Kaltim. Secara umum banyak barang yang

dikonsumsi oleh masyarakat ke Kaltim berasal dari luar daerah bukan

dari hasil produksi Kaltim sendiri.

Permasalahan :1. Besarnya Angkatan Kerja Tidak Seimbang dengan Kesempatan

Kerja

2. Struktur Lapangan Kerja Tidak Seimbang

3. Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga

terdidik tidak seimbang

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

81

4. Meningkatnya peranan dan aspirasi Angkatan Kerja Wanita dalam

seluruh struktur Angkatan Kerja Indonesia

5. Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Kerja antar daerah tidak

seimbang

Solusi :1. Peningkatan Pelatihan sesuai kompetensi lowongan yang

dibutuhkan.

2. Membuka dan memperluas lapangan usaha secara efektif dan

efisien.

3. Peningkatan daya saing manusia menjadi modal dasar dalam

upaya penciptaan kesempatan kerja berbasis SDM yang

berkualitas.

Upaya :1. Menambah jumlah Paket Pelatihan sesuai dengan kebutuhan

Pasar Kerja.

2. Menambah jumlah paket dalam program Pemangangan.

3. Pemerintah mengadakan atau menyediakan lapangan kerja yang

tidak terlalu menuntut tingkat pendidikan khusus, melainkan

keterampilan. Dalam hal ini, pemerintah dapat menjalin kerjasama

dengan pihak-pihak swasta dan dengan investor asing.

4. Pemerintah mengubah sistem pendidikan Indonesia dan kurikulum

pendidikan, yaitu menerapkan pendidikan berbasiskan

entrepreneurship dan bisnis sejak pendidikan tingkat dasar dan

pendidikan menengah. Apalagi di era modern ini dan

diterapkannya pasar bebas di beberapa kawasan dan bahkan

dapat dikatakan sudah mengglobal ini.

5. Pemerintah menyediakan lembaga-lembaga pembinaan dan

pelatihan khusus dan gratis. Ini diperlukan terkhusus untuk mereka

yang tidak sempat atau tidak mampu menimba ilmu di sekolah-

sekolah formal, sehingga merekapun dapat memiliki keterampilan

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

82

khusus yang diperlukan. Dengan demikian, mereka memiliki modal

(Human Capital) untuk bekerja.

Program yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan

Timur untuk Menurunnya tingkat pengangguran adalah:

1. Program pengembangan kewirausahaan dan keunggulan

kompetitif usaha kecil dan menengah dengan indikator kinerja

jumlah wirausaha baru (WUB) telah melampaui target yang telah

ditentukan.

2. Program peningkatan upaya penumbuhan kewirausahaan dan

kecakapan hidup pemuda.

3. Program Pengembangan Kewirausahaan Kompetitif, berkaitan

dengan upaya meningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja

melalui pelatihan kerja. dan keunggulan kompetitif serta

peningkatan kesempatan kerja, Program prioritas pengembangan

usaha kompetitif jumlah pencari kerja yang memiliki keterampilan

berwirausaha telah mencapai 100 persen

4. Program Peningkatan Kesempatan Kerja, ketenagakerjaan yang

lakukan berkaitan dengan upaya meningkatan kualitas dan

produktivitas tenaga kerja melalui pelatihan kerja berkaitan dengan

upaya meningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja melalui

pelatihan kerja. dan keunggulan kompetitif serta peningkatan

kesempatan kerja, Program peningkatan kesempatan kerja dengan

indikator persentase pencari kerja yang ditempatkan mencapai 80

persen

5. Program Pemberdayaan Remaja Putus Sekolah, putus sekolah

disebabkan karena keterbatasan anggaran yang dimiliki oleh orang

tua, kurangnya motivasi atau aksesibilitas menuju fasilitas

pendidikan yang tidak terjangkau, dengan indikator proporsi anak

putus sekolah yang berusaha sendiri. Bila dihubungkan dengan

program pendidikan, angka putus sekolah tahun ini lebih jauh lebih

baik karena capaian menunjukkan bahwa terjadi penurunan

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

83

disemua kriteria pendidikan dari SD sampai SLTA yang angka

capaiannya hanya 50 pesen yakni program pemberdayaan remaja

putus sekolah.

8. Meningkatnya Standar Hidup LayakMeningkatnya Standar Hidup Layak menunjuk ke kualitas dan

kuantitas barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia bagi orang.

Biasanya diukur oleh pendapatan nyata per orang, meskipun beberapa

pengukuran lain dapat digunakan.

Ide standar ini dapat berlawanan dengan kualitas hidup, yang

memperhitungkan tidak hanya standar hidup material, tetapi juga

faktor subyektif lainnya yang menyumbang bagi kehidupan seseorang,

seperti hiburan, keamanan, sumber budaya, kehidupan sosial,

kesehatan mental, dll. Cara yang lebih rumit untuk menghitung

kesejahteraan harus digunakan untuk membuat keputusan semacam

itu, dan seringkali hal ini bersangkutan dengan politik, dan oleh sebab

itu kontroversial.

Namun, masih tetap ada masalah meskipun hanya dengan

menggunakan jumlah rata-rata untuk membandingkan standar hidup

material, berlawanan dengan, misal, indeks Pareto. Standar hidup

mungkin juga hal yang subyektif. Sebagai contoh, negara dengan

kelas atas yang sangat kecil yang sangat kaya dan kelas rendah yang

sangat besar dan sangat miskin dapat memiliki rata-rata pendapatan

yang tinggi, meskipun kebanyakan penduduk memiliki "standar hidup

yang rendah". Ini mencerminkan masalah pengukuran kemiskinan,

yang juga cenderung relatif.

Realisasi Kinerja Tahun 2017

No. IndikatorKinerja

Satuan Target Realisasi %Capaian

7 Paritas dayabeli/PPP

Perkapita/perhari

11.600 11.355 97,89

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

84

Perbandingan Realisasi KinerjaNo. Indikator

KinerjaSatuan Realisasi

2015Realisasi

2016Realisasi

2017%

Peningkatan/Penurunan

7 Paritasdayabeli/PPP

Perkapita/perhari

11.229 11.355 11.355 -

Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir PeriodeRPJMD

No.IndikatorKinerja Satuan

TargetAkhir

RPJMD

Realisasi2017

TingkatPencapaian

7 Paritas dayabeli/PPP

Perkapita/perhari

11.800 11.355 96,23

Perbandingan Realisasi Kinerja dengan RealisasiNasional

No. IndikatorKinerja Satuan Realisasi

2017RealisasiNasional

Ket.(+/-)

7 Paritas dayabeli/PPP

Perkapita/perhari

11.355 13.120 -

Permasalahan :1. Dengan mengacu pada angka-angka tersebut serta besaran

pendapatan per kapita dan indikator pemerataan pendapatan yang

kita miliki, tampak jelas kesejahteraan buruh di negara kita masih

jauh lebih rendah dibandingkan dengan kesejahteraan buruh di

negara sekawasan yang perekonomiannya setara.

2. Pemerintah tidak secara eksplisit mengungkapkan konsep upah

hidup layak. Pemerintah hanya mengenal upah minimum yang

dihitung berdasarkan kebutuhan hidup layak sebagaimana

tertuang dalam UU 13/2003 tentang Ketenagakerjaan.

Solusi :

Pemanfaatan teknologi akan membuat kinerja perusahaan menjadi

lebih efisien dan lebih menguntungkan.

Upaya :Begitu luas ladang usaha kecil dan menengah (UKM) yang bisa

digarap oleh mereka yang tersingkir dari pekerjaannya. Selain

pengangguran akan terkurangi, perekonomian nasional akan ikut

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

85

menggeliat dengan bertambahnya pengusaha berstatus small is

beautiful (kecil tapi indah) ini.

Program yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan

Timur untuk Meningkatnya Standar Hidup Layak adalah:

1. Program Pengendalian dan Evaluasi hasil Pelaksanaan

Pembangunan Daerah

2. Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri

3. Program Peninantaan Sinergi Kebijakan Ekonomi Daerah.

9. Meningkatnya daya beli masyarakatPeningkatan daya beli masyarakat dimaksudkan untuk peningkatan

kesejahteraan masyarakat agar seluruh kebutuhan dapat dipenuhi

minimal kebutuhan dasar masyarakat.

Capaian kinerja yang digambarkan oleh Program prioritas penguatan

koordinasi tim pengendali inflasi daerah dengan jumlah kelompok

komoditi yang dapat dijaga kestabilan.

Naik turunnya daya beli masyarakat tergantung dari

pendapatan masyarakat dan harga barang itu sendiri. Pemerintah

Kaltim sangat menyadari pentingnya menjaga daya beli masyarakat,

karena bila daya beli masyarakat melemah, maka aktivitas

perekonomian juga akan melambat. Dampaknya akan tercipta

stagnasi ekonomi yang dapat membuat peredaran uang tidak berjalan

dengan baik dan aktivitas perdagangan menjadi tidak menarik. Untuk

mengatasi hal tersebut maka diperlukan kebijakan untuk memperbaiki

tingkat upah dan pendapatan masyarakat untuk mempertahankan sisi

permintaan dan selain itu juga dibutuhkan kestabilan dalam harga

barang, dari sisi penawaran dapat diidentifikasi dari ketersediaan dan

distribusi kebutuhan pokok yang baik dapat mencegah terjadinya

inflasi agar masyarakat tidak mengalami penekanan daya belinya.

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

86

Realisasi Kinerja Tahun 2017

No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %Capaian

8 Tingkat Inflasi % 4+1 3,15 75,339 Indeks tendensi

konsumenIndeks 106.5 97,91 99,24

Perbandingan Realisasi KinerjaNo. Indikator

KinerjaSatuan Realisasi

2015Realisasi

2016Realisasi

2017%

Peningkatan/Penurunan

8 Tingkat Inflasi % 4,89 3,39 3,15 -7,089 Indeks

tendensikonsumen

Indeks 105.90 106.20 97,91 -8,47

Sumber : BPS Angka release 2015Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir PeriodeRPJMD

No. Indikator Kinerja SatuanTargetAkhir

RPJMD

Realisasi2017

TingkatPencapaian

8 Tingkat Inflasi % 4+1 3,15 75,339 Indeks tendensi

konsumenIndeks 106,8 97,91 91,68

Perbandingan Realisasi Kinerja dengan RealisasiNasional

No. IndikatorKinerja Satuan Realisasi

2017RealisasiNasional

Ket.(+/-)

8 Tingkat Inflasi % 3,15 3,61 -9 Indeks tendensi

konsumenIndeks 97,91 105,49 -

Sumber : Badan Pusat Statistik

Dalam mengevaluasi capaian meningkatnya daya beli

masyarakat terdapat dua indikator impact yang digunakan untuk

mengatasi permasalahan ini, yang pertama adalah tingkat inflasi dan

indeks tendensi konsumen. Pada tahun 2017 ini perhitungan

pendapatan perkapita berdasarkan paritas daya beli tidak digunakan

lagi diganti dengan indeks tendensi konsumen. Hasil evaluasi

menunjukkan bahwa inflasi Kaltim sangat terkendali karena jauh lebih

rendah dari yang ditargetkan, artinya pemerintah berhasil

mengendalikan inflasi.

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

87

inflasi secara umum diartikan sebagai kondisi terjadinya

peningkatan harga kebutuhan pokok secara umum, yang dapat

disebabkan oleh menurunkan jumlah produksi sehingga terbatas

dipasaran, juga bisa disebkan lambatnya pasokan barang karena

keterlambatan proses pengiriman (distribusi) sementara permintaan

tetap atau cenderung meningkat, dan hal-hal lain yang dapat memicu

kenaikan harga. Sebenarnya Kaltim sangat rawan terhadap inflasi

karena Provinsi ini bukan daerah produksi melainkan daerah

konsumen artinya Kaltim masih banyak tergantung dari daerah lain

untuk memenuhi barang kebutuhan pokoknya.

Selanjutnya bila evaluasi berdasarkan capaian indeks

tendensi konsumen Kaltim masih optimis karena angkanya masih

diatas 100 yang mengindikasi bahwa daya beli masyarakat tetap stabil

bahkan cenderung terjadinya kenaikan permintaan akibat peningkatan

pendapatan.

Permasalahan :1. Keterbatasan lapangan kerja

2. Penurunan daya beli masyarakat ini terlihat dari anjloknya

pertumbuhan sektor bisnis.

3. Penurunan daya beli masyarakat ini juga menyebabkan harga-

harga relatif tidak banyak bergejolak.

4. Penurunan daya beli ini menciptakan kurva demand yang

menurun, itu menyebabkan harga-harga relatif tidak mengalami

gejolak. Sehingga dalam tiga tahun terakhir, inflasi kita relatif

rendah.

Solusi :

1. Lapangan pekerjaan baru yang mulai didominasi oleh pekerjaan

setengah menganggur, hingga inflasi pangan yang masih relatif

tinggi, bakal menggerus daya beli masyarakat.

2. Pemerintah perlu memerhatikan kebijakan dalam rangka

meningkatkan daya beli masyarakat karena hal tersebut dinilai

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

88

sangat penting sebagai upaya untuk melesatkan kinerja ritel yang

saat ini dinilai sedang melesu.

3. Peningkatan tingkat penghasilan yang setara untuk memenuhi

biaya kebutuhan hidup.

Strategi :1. Menahan laju penurunan penjualan,

2. Meminimilisasi penurunan perolehan laba usaha, dan

3. Mengamankan keuangan usaha.

Upaya :

1. Optimalisasi Penjualan

mengoptimalkan penjualan, yaitu dengan melakukan promosi yang

efektif dan mengoptimalkan sumber daya yang tersedia untuk

meminimilasi penurunan penjualan akibat dari menurunya daya beli

masyarakat

Optimalisasi Sumber Daya yang Tersedia

mengoptimalkan penjualan, bahkan bisa saja tanpa disadari

kemampuan menjual dari pegawai penjualan sudah tertinggal jauh

dari ekpetasi konsumen, oleh karena itu sangat diperlukan untuk

mengevaluasi seluruh sumber daya yang tersedia

2. Pengurangan Biaya (Cost Reduction)

Proses produksi terlebih dulu, maka dengan adanya penurunan

omzet berakibat terjadinya kapasitas menganggur. Kapasitas

menganggur akan berakibat beban biaya tetap per satuan produk

menjadi lebih besar. Adakalanya biaya tenaga kerja langsung yang

ada di produksi bukan berdasarkan output produksi, sehingga

beban tenaga kerja per satuan produk menjadi lebih besar.

3. Terobosan (Breakthrough)

Berpikir out the box, bisa menelorkan inovasi terobosan yang bisa

jadi membawa perusahaan keluar dari situasi sulit, dan bahkan

bisa juga berdampak posotif pada bisnis jangka panjang. Inovasi

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

89

terobosan bisa saja sangat simpel dan tidak membutuhkan

pembiayaan yang beresiko tinggi.

Program yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan

Timur untuk Meningkatnya daya beli masyarakat adalah:

Program Pembangunan Jalan Tol.

Pada Program Prioritas pembangunan jalan tol dengan indikator

outcome Ketersediaan jalan tol (%), diperoleh hasil bahwa dari target

40% pada tahun 2017 telah dilampaui dengan capaian 73.78%. Target

tersebut adalah target capaian untuk bagian yang merupakan

tanggungjawab Pemerintah Provinsi sepanjang 22 km dari sekitar 90

km panjang jalan tol yang direncanakan. Permasalahan klasik yang

dihadapi pada program ini adalah keterbatasan anggaran dan masalah

pembebasan lahan. Capaian program dapat terukur pada triwulan ke

IV.

10. Menurunnya Indeks GiniKetimpangan pendapatan penduduk dalam suatu wilayah yang

semakin tinggi akan berdampak buruk bagi kesejahteraan. Gini

Ratio adalah angka yang dapat menggambarkan tentang ketimpangan

pendapatan tersebut. Gini Rasio Kaltim tahun 2017 mencapai 0,32

angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang

mencapai 0,315 dan juga masih berada dibawah angka nasional

yang mencapai 0,391 Kesenjangan pendapatan hendaknya menjadi

perhatian khusus, karena berdampak pada pemerataan hasil

pembangunan yang dapat dinikmati masyarakat.

Realisasi Kinerja Tahun 2017

No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %Capaian

10 Indeks Gini Indeks 0,32 0,33 96,97Perbandingan Realisasi Kinerja

No. IndikatorKinerja

Satuan Realisasi2015

Realisasi2016

Realisasi2017

%Peningkatan/Penurunan

10 IndeksGini

Indeks 0,32 0,315 0,33 4,8

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

90

Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir PeriodeRPJMD

No. Indikator Kinerja SatuanTargetAkhir

RPJMD

Realisasi2017

TingkatPencapaian

10 Indeks Gini Indeks 0,32 0,33 96,97Perbandingan Realisasi Kinerja dengan RealisasiNasional

No. IndikatorKinerja Satuan Realisasi

2017RealisasiNasional

Ket.(+/-)

10 Indeks Gini Indeks 0,33 0,391 -Sumber : Badan Pusat Statistik

Indeks Gini atau koefisien Gini adalah salah satu ukuran umum untuk

distribusi pendapatan atau kekayaan yang menunjukkan seberapa

merata pendapatan dan kekayaan didistribusikan di antara populasi.

Indeks Gini memiliki kisaran 0 sampai 1. Nilai 0 menunjukkan distribusi

yang sangat merata yaitu setiap orang memiliki jumlah penghasilan

atau kekayaan yang sama persis. Nilai 1 menunjukkan distribusi yang

timpang sempurna yaitu satu orang memiliki segalanya dan semua

orang lain tidak memiliki apa-apa.

Indeks Gini atau Koefisien Gini merupakan indikator yang

menunjukkan tingkat ketimpangan pendapatan secara menyeluruh.

Nilai Koefisien Gini berkisar antara 0 hingga 1. Koefisien Gini bernilai 0

menunjukkan adanya pemerataan pendapatan yang sempurna, atau

setiap orang memiliki pendapatan yang sama.

Permasalahan :1. Belum optimalnya pengembangan usaha pada sektor produktif.

2. Rendahnya kualitas sumber daya manusia pada masyarakat

ekonomi lemah

3. Ketimpangan dalam distribusi asset

4. Masih besarnya pekerja di sektor formal dengan tingkat

pendapatan yang rendah dan tiadanya jaminan kepastiaan usaha

di masa depan.

Solusi :1. Pengembangan ekonomi kerakyatan

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

91

2. Pengembangan ekonomi strategis berbasis potensi lokal dan

kearifan lokal.

3. Harus ada kebijakan untuk meridistribusi asset agar golongan tidak

mampu bisa memperoleh asset sebagai modalnya untuk berusaha.

4. Meminimalkan bertambahnya pekerja di sektor formal, dalam

mendorong pertumbuhan sektor produksi (pertanian dan industri)

sehingga bisa menyerap lebih banyak tenaga kerja.

Upaya :Distribusi pendapatan dikatakan makin merata bila nilai Koefisien Gini

mendekati nol (0), sedangkan makin tidak merata suatu distribusi

pendapatan maka nilai Koefisien Gini-nya makin mendekati satu.

III. Tujuan Meningkatkan pertumbuhan ekonomi hijau

Tujuan Meningkatkan pertumbuhan ekonomi hijau dijabarkan dalam

4 (empat) sasaran Prioritas Pembangunan dengan 6 (enam) indikator.

Tujuan III SasaranMeningkatkanpertumbuhanekonomi hijau

10 Meningkatnya pertumbuhan ekonomiyang berkualitas

11 Meningkatnya kontribusi sektorpertanian dalam arti luas

12 Tercapaianya swasembada pangan

13 Meningkatnya pemanfaatan energiterbarukan

10. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitasIndikator yang umum dipakai untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi

suatu daerah adalah dengan melihat Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) daerah yang bersangkutan, baik dengan minyak dan gas

(migas) maupun tanpa migas. Provinsi Kalimantan Timur merupakan

daerah yang memiliki ketergantungan sumber daya alam tak terbarui

cukup tinggi sehingga analisis pada PDRB baik secara total (dengan

migas+batubara) maupun partial tanpa adanya migas maupun batubara

(non migas dan non migas+batubara) akan memberikan gambaran

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

92

lebih proporsional jika dihubungkan dengan analisis mikro

kesejahteraan masyarakat.

Realisasi Kinerja Tahun 2017

No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %Capaian

11 Pertumbuhanekonomi denganMigas

% 0,5+1 3,13 234,00

12 Pertumbuhanekonomi nonmigas

% 1+1 4,04 303,50

13 Pertumbuhanekonomi nonmigas dan nonbatubara

- 4+1 5,24 120,00

Perbandingan Realisasi KinerjaNo. Indikator

KinerjaSatuan Realisasi

2015Realisasi

2016Realisasi

2017%

Peningkatan/Penurunan

11 Pertumbuhanekonomidengan Migas

% -1,28 -0,38 3,13 924

12 Pertumbuhanekonomi nonmigas

% -1,48 -1,52 4,04 366

13 Pertumbuhanekonomi nonmigas dan nonbatubara

- 3,45 1,52 5,24 245

Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir PeriodeRPJMD

No. Indikator Kinerja SatuanTargetAkhir

RPJMD

Realisasi2017

TingkatPencapaian

11 Pertumbuhanekonomi denganMigas

% 0,5+1 3,13 234,00

12 Pertumbuhanekonomi nonmigas

% 1+1 4,04 303,50

13 Pertumbuhanekonomi nonmigas dan nonbatubara

- 4+1 5,24 120,00

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

93

Perbandingan Realisasi Kinerja dengan RealisasiNasional

No. IndikatorKinerja Satuan Realisasi

2017RealisasiNasional

Ket.(+/-)

11 Pertumbuhanekonomi denganMigas

% 3,13 5,19 -

12 Pertumbuhanekonomi nonmigas

% 4,04 5,06 -

13 Pertumbuhanekonomi nonmigas dan nonbatubara

- 5,24 4,7 +

Sumber : Badan Pusat Statistik

Berdasarkan fakta-fakta seperti diuraikan di atas, upaya untuk

meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas selama tahun

2017 belum dapat terwujud dengan baik. Dukungan ketersediaan

infrastruktur jalan mempunyai hubungan dengan capaian kinerja nilai

realisasi investasi.

Meskipun tingkat capaian kinerja telah mencapai status yang baik dan

tinggi, sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Dampak belum

tercapainya target investasi, kondisi aktual pertumbuhan ekonomi

yang berkualitas belum dapat dicapai secara mantap, dan cenderung

beresiko menurun. Oleh karena, indikator penentu yang mendukung

pertumbuhan ekonomi yang berkualitas (pengembangan berbagai

industri) justru program-programnya dihentikan. Jika kebijakan

pembangunan tahun 2017 ini terus berlanjut, maka pertumbuhan

ekonomi yang berkualitas dan transformasi ekonomi sulit diwujudkan.

Kegiatan industrialisasi merupakan faktor kunci yang menentukan

untuk melakukan transformasi ekonomi, dengan modal yang dimiliki

oleh Kalimantan Timur berupa kebun kelapa sawit yang cukup luas.

Program hilirisasi produk kelapa sawit (CPO) menjadi produk-produk

turunannya sangat memerlukan proses dan kegiatan industri yang

beragam.

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

94

Permasalahan :1. Belum optimalnya hubungan pemerintah daerah terhadap iklim

investasi yang kondusif.

2. Struktur ekonomi masih didominasi sektor pertambangan & industri

pengolahan migas.

3. Pusat pertumbuhan ekonomi yang terpusat pada kabupaten/kota

yang memiliki keunggulan SDA dan infrastruktur dasar yang relatif

baik.

4. Belum adanya produk yang mampu berperan sebagai pengganti

migas dan batubara sebagai komoditi utama yang menopang

perekonomian Kaltim dan mampu bersaing dengan daerah lain

akibat tingginya cost produksi sebagai akibat belum didukung oleh

infrastruktur yang ada.

5. belum maksimalnya hasil produk hilirisasi komoditi unggulan yang

mampu berperan sebagai pengganti migas dan batubara sebagai

komoditi utama yang menopang perekonomian Kaltim, dan

mampu bersaing dengan daerah lain akibat tingginya cost produksi

sebagai akibat belum didukung oleh infrastruktur yang ada.

6. Anjloknya pasar komuditas batubara yang selama ini menjadi

andalan Kalimantan Timur berpengaruh pada pertumbuhan

ekonomi daerah ini meskipun sektor lain masih berjalan.

7. belum maksimalnya hasil produk hilirisasi komoditi unggulan yang

mampu berperan sebagai pengganti migas dan batubara sebagai

komoditi utama yang menopang perekonomian Kaltim, dan

mampu bersaing dengan daerah lain akibat tingginya cost produksi

sebagai akibat belum didukung oleh infrastruktur yang ada.

Solusi :1. Percepatan transformasi ekonomi

2. Lebih mengarahkan Struktur ekonomi berbasis SDA terbarukan.

3. Pembangunan ekonomi Kalimantan Timur yang saling terkait

antara hulu dan hilir dengan komoditas unggulan.

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

95

4. Pengembangan perekonimian rakyat dan/atau sektor yang

didukung oleh pelaku ekonomi yang lebih luas (pertanian).

5. Memfasilitasi infrastruktur melalui koordinasi dengan instansi terkait

dan mendorong tumbuhnya komoditi pengganti migas dan

batubara.

6. Koordinasi pembangunan infrastruktur melalui investasi terkait

dengan pembiayaan berkelanjutan untuk mendorong tumbuhnya

komoditi pengganti migas dan batu bara.

7. Menggali secara optimal komoditas lain sebagai tulang punggung

bagi pertumbuhan ekonomi daerah.

8. Koordinasi pembangunan infrastruktur melalui investasi terkait

dengan pembiayaan berkelanjutan untuk mendorong tumbuhnya

komoditi pengganti migas dan batu bara.

Upaya :1. Melakukan diversifikasi produk dari hasil kehutanan, perkebunan,

pertanian dan perikanan sebagai produk unggulan darah.

2. Melakukan penumbuhan dan diversifikasi produk/komoditi

unggulan daerah serta peningkatan dan penguatan SDM.

3. Peran swasta dan BUMD sangat diperlukan untuk membantu

memulihkan perekonomian. Masih diperlukan usaha yang

maksimal untuk mencapai tingat realisasi investasi yang diinginkan

karena tambahan investasi akan dapat menumbuhkan

perekonomian dan menciptakan lapangan kerja. Tambahan

investasi harus ditanamakan pada sector yang dapat mendorong

perekonomian bebasis non migas dan non batubara dan

menyerap tenaga kerja yang banyak.

4. Melakukan koordinasi dengan distributor dan instansi teknis terkait.

5. Melakukan penumbuhan dan diversifikasi produk /komoditi

unggulan daerah serta peningkatan dan penguatan SDM.

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

96

6. Pengembangan sektor industri untuk komoditi non migas, terutama

hilirisasi CPO dan komoditi pertanian lainnya untuk mewujudkan

pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.

Program yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan

Timur untuk Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi yang berkualitas

adalah :

1. Program Pengendalian Pelaksanaan Investasi

2. Program Perencanaan dan Pengembangan Iklim Penanaman

Modal

3. Program Kemudahan Pelayanan dan Percepatan Prodes Perijinan

4. Program Penataan Struktur Industri

5. Program Peningkatan dan Pengembangan Industri

6. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan

7. Program Peningkatan Kerjsama perdagangan

8. Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor

9. Program Peningkatan daya saing investasi sektor jalan dan

jembatan

10.Program Peningkatan daya Saing investasi sektor transportasi

darat, laut, udara dan ASDP

11. Meningkatnya kontribusi sektor pertanian dalam arti luasDalam hal ini adalah pertanian pangan, perkebunan,

perikanan dan kelautan, peternakan serta kehutanann, yang sejatinya

memang menyangkut kehidupan masyarakat lokal yang luas.

Berdasarkan data capaian terlihat bahwa secara umumpertanian

berbasis pertanian dala marti luas telah menunjukkan capaian

target. Hanya saja dikarenakan kontribusinya tidak cukup besar,

maka belum mampu untuk menggantikan peran dari sektor ekonomi

utama, yaitu pertambangan dan pengolahannya. Bilamana

transformasi ekonomi ke arah SDA terbaharui yang dicanangkan

Kaltim akan dapat penuh terjadi pada tahun 2030, maka berbagai

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

97

upaya harus dimulai sejak sekarang. Beberapa upaya yang dapat

direkomendasikan adalah antara lain terpenting adalah

pengembangan agribisnis dan agroindustri.

Realisasi Kinerja Tahun 2017No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %

Capaian14 Share sektor

pertanian dalam artiluas

% 9 7,96 86,89

15 Laju pertumbuhanekonomi sektorpertanian dalam artiluas

- 4,87+1 5,7 100

Perbandingan Realisasi KinerjaNo. Indikator

KinerjaSatuan Realisasi

2015Realisasi

2016Realisasi

2017%

Peningkatan/Penurunan

14 Share sektorpertaniandalam artiluas

% 7,62 8,06 7,96 -1,24

15 Lajupertumbuhanekonomisektorpertaniandalam artiluas

- 4,59+1 4,73+1 5,7 100.00

Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir PeriodeRPJMD

No. Indikator Kinerja SatuanTargetAkhir

RPJMD

Realisasi2017

TingkatPencapaian

14 Share sektorpertanian dalamarti luas

% 10,00 7,96 78.20

15 Laju pertumbuhanekonomi sektorpertanian dalamarti luas

- 5,00+1 5,7 100.00

Perbandingan Realisasi Kinerja dengan RealisasiNasional

No. IndikatorKinerja Satuan Realisasi

2017RealisasiNasional

Ket.(+/-)

14 Share sektorpertanian dalamarti luas

% 7,96 13,92 -

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

98

15 Lajupertumbuhanekonomi sektorpertanian dalamarti luas

- 5,7 13,6 -

Sumber : BPS Triw.III,2017Pertanian dalam pengertian yang luas mencakup semua kegiatan

yang melibatkan pemanfaatan makhluk hidup (termasuk tanaman,

hewan, dan mikrobia) untuk kepentingan manusia. Dalam arti sempit,

pertanian juga diartikan sebagai kegiatan pemanfaatan sebidang lahan

untuk membudidayakan jenis tanaman tertentu, terutama yang bersifat

semusim.

Sektor petanian ini menjadi penyelamatan perekonomian nasional

karena justru pertumbuhannya meningkat sebagai potensi

sumberdayanya yang besar dan beragam, pangsa terhadap

pendapatan nasional cukup besar, besarnya penduduk yang

menggantungkan hidupnya pada sektor ini dan menjadi basis

pertumbuhan di pedesaan.

Sasaran pembangunan untuk meningkatkan kontribusi sektor

pertanian dalam arti luas didukung oleh empat (4) program dengan 15

indikator kinerja. Secara umum sasaran ini dapat dicapai dengan baik

sesuai target yang telah ditetapkan, tetapi ada tiga indikator capaian

pembangunan dari tiga program prioritas yang tidak lagi dilaksanakan

pada tahun 2017 ini, yaitu: (1) Program Pengembangan Kawasan dan

Usaha Peternakan (Jumlah Kawasan Peternakan), (2) Program

Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan, dan (3)

Program Peningkatan dan Pengembangan Industri Olahan non migas.

Dihilangkannya tiga program prioritas tersebut di atas akan

berdampak terhadap menurunnya kontribusi sektor pertanian dalam arti

luas untuk menyumbang PAD, karena Program Optimalisasi

Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan merupakan

penyumbang devisa yang cukup besar. Sedangkan Program

Pengembangan Kawasan dan Usaha Peternakan (Jumlah Kawasan

Peternakan) merupakan pendukung sistem pertanian terpadu yang

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

99

sangat cocok bagi agroekosistem Kalimantan Timur. Demikian pula

dengan Program Peningkatan dan Pengembangan Industri Olahan

non migas merupakan program yang sangat dibutuhkan untuk

meningkatkan nilai tambah produk-produk pertanian yang dihasilkan di

Kalimantan Timur, agar kita tidak hanya menjual produk bahan mentah

hasil pertanian.

Berdasarkan evaluasi kinerja seperti diuraikan di atas, meskipun

capaian kinerjanya sasaran ini telah on track, tetapi target yang

ditetapkan masih rendah potensinya untuk dapat mendongkrak

peningkatan PAD dan memutar roda pembangunan daerah. Sehingga

konstribusi sektor pertanian dalam arti luas terhadap

pertumbuhan/kemampuan ekonomi daerah belum bermakna

(signifikan), harus terus ditingkatkan dan diperlukan upaya-upaya

terobosan yang kreatif dari OPD yang bertanggung jawab.

Permasalahan :1. Masih rendahnya produk sektor pertanian

2. Kurang maksimalnya kontribusi sektor pertanian terhadap

perekonomian.

Solusi :1. Pengembangan agribisnis

2. Pertanian dengan sentra bisnis.

3. Pengembangan agroindustri.

Program yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan

Timur untuk Meningkatnya kontribusi sektor pertanian dalam arti luas

adalah:

1. Program Perluasan Komoditas Perkebunan Non Sawit

2. Program Perluasan Kebun Sawit

3. Program Peningkatan Produktivitas Perkebunan

4. Program Pengembnagan Kawasan san Usaha Peternakan

5. Program Pengembangan produksi Budidaya dan Penguatan Daya

Saing Produk Perikanan

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

100

12. Tercapainya Swasembada panganSwasembada beras merupakan status yang diupayakan

terwujud di Provinsi Kalimantan Timur sejak lama, tetapi hingga saat

ini belum dapat dicapai. Produksi padi di Provinsi Kalimantan Timur

dilakukan baik pada lahan kering (ladang) maupun lahan basah

(sawah). Berdasarkan dukungan teknologi hingga saat ini, agro-

ekosistem sawah mendapat dukungan teknologi lebih maju

dibandingkan dengan ladang. Sehingga produksi padi sawah lebih

banyak berperan dalam memenuhi kebutuhan pangan meskipun

produksi padi masih belum mencapai swasembada untuk tingkat

Provinsi, dan masih di bawah target produksi yang ditetapkan.

Realisasi Kinerja Tahun 2017No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %

Capaian16 Rasio pemenuhan

beras % 75 61,52 82,03

Perbandingan Realisasi Kinerja.No. Indikator

KinerjaSatuan Realisasi

2015Realisasi

2016Realisasi

2017%

Peningkatan/Penurunan

16 Rasiopemenuhanberas

% 70,15 50 61,52 23,04

Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir PeriodeRPJMD

No. Indikator Kinerja SatuanTargetAkhir

RPJMD

Realisasi2017

TingkatPencapaian

16 Rasiopemenuhanberas

% 85,00 61,52 72,38

Perbandingan Realisasi Kinerja dengan RealisasiNasional

No. Indikator Kinerja Satuan Realisasi2017

RealisasiNasional

Ket.(+/-)

16 Rasiopemenuhan beras % 61,52 171,32 -

Pangan adalah hak asasi manusia. Orientasi dalam mengkonsumsi

pangan telah bergeser dari perhatian pada komoditas menjadi

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

101

perhatian pada nutrisi dan gizi. Kebutuhan nutrisi oleh tubuh hanya

dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi beraneka ragam pangan.

Untuk meningkatkan ketahanan pangan perlu memperhatikan sumber

daya, kelembagaan dan budaya lokal, yang salah satunya dilakukan

dengan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi

beranekaragam pangan atau memperbaiki pola konsumsinya dengan

prinsip gizi seimbang guna membentuk sumber daya manusia yang

sehat, aktif, dan produktif.

Ketersediaan pangan yang cukup untuk seluruh penduduk di suatu

wilayah belum menjamin terhindarnya penduduk dari masalah pangan

dan gizi. Kebutuhan pangan untuk konsumsi rumah tangga merupakan

hal pokok dalam kelangsungan hidup. Untuk itu, selain

ketersediaannya juga perlu diperhatikan pola konsumsi rumah tangga

atau keseimbangan kontribusi diantara jenis pangan yang dikonsumsi,

sehingga dapat memenuhi standar gizi yang dianjurkan. Pola

konsumsi pangan rumah tangga dipengaruhi oleh pola makan

sebagian besar penduduk, Ketersediaan bahan pangan, dan tingkat

pendapatan.

Secara umum terdeteksi bahwa, faktor pembatas yang dominan

adalah pengaruh iklim dan motivasi petani serta kualitas lahan dan

sumber daya manusia berkualitas (teknologi modern). Pengaruh dari

Iklim karena pengairan kita adalah tadah hujan maka pertanian

terutama hanya mungkin menanam padi dengan baik bilamana curah

hujan tersedia cukup. Motivasi petani naik dan turun dipengaruhi oleh

banyak faktor, terutama harga komuditi beras dan ketersediaan

lapangan kerja alternatif. Peranan pemerintah dalam pengelolaan

hanya terbatasi sebagai fasilitator dan dinamisator dari stakeholder

yang ada.

Berdasarkan indikator kinerja yang digunakan, sasaran

swasembada beras pada tahun 2017 mempunyai dua makna,

berdasarkan indikator target yang ditetapkan maka capaian kinerja

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

102

telah melampaui target, namun berdasarkan fakta aktual capaian

swasembada pangan berdasarkan jumlah penduduk dan konsumsi

beras per kapita maka capaian kinerja masih status on progress

(57,82%) – dan kecenderungan produksi padi Kalimantan Timur terus

menurun sejak tahun 2010 (BPS Kaltim, 2016). Upaya peningkatan

produksi padi secara konvensional hanya mungkin dilakukan dengan

melakukan perluasan lahan sawah dengan dukungan mekanisasi

pertanian, menyediakan dukungan irigasi yang cukup, dan

memperkuat kegiatan penyuluhan pertanian. Atau melalui upaya

terobosan dengan memberikan subsidi output kepada petani padi,

agar mereka semangat berproduksi dan berlomba-lomba untuk

menerapkan teknologi untuk meningkatkan produktivitas lahan

sawahnya.

Permasalahan :Belum tercapainya swasembada secara aktual di Kalimantan Timur,

disebabkan oleh belum terpenuhinya prasyarat yang diperlukan,

antara lain luas lahan sawah, infrastruktur irigasi, dan penyuluhan.

Solusi :Perlu adanya koordinasi yang lebih intens dengan instansi yang

berwenang tentang irigasi pertanian

Upaya Peningkatan Produksi antara lain :1. Perkembangan kawasan

2. Meningkatkan penggunaan pupuk oleh petani

3. Peningkatan penggunaan bibit unggul

4. Perlindungan lahan pertanian

5. Perbaikan prasarana irigasi

6. Mekanisasi Pertanian

Program yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan

untuk Tercapainya swasembada beras adalah:

1. Program Peningkatan Produksi pertanian tanaman pangan

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

103

2. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian tanaman

pangan

3. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa

dan Jaringan Pengairan Lainnya

4. Program Peningkatan Ketahanan Pangan

5. Program Peningkatan produksi Peternakan

6. Program pengembangan perikanan tangkap

13. Meningkatnya pemanfaatan energi terbarukan.Sasaran ini pada dasarnya pada saat program MP3EI (Master-

Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi) digulirkan digagas guna

mengatasi kebutuhan enerji yang terus meningkat, sementara

deposit energi berasal dari bahan bakar fosil semakin menipis. Oleh

karenanya ke depan Sasaran ini tetap saja relevan untuk

dipertahankan, karena menyangkut salah satu kebutuhan pokok

masyarakat

Sumber energi alternatif salah satunya dari alam yang dapat

berupa tenaga air, uap air, angin, matahari, panas bumi, pasang surut

air laut, gelombang laut, nuklir, sampai pemanfaatan sampah organik

menjadi biomassa.

Kawasan Provinsi Kalimantan Timur mempunyai sumber daya

alam melimpah dan beraneka ragam. Dengan pemanfaatan SDA

sebagai energi yang ramah lingkungan sudah sebijaknya menjadi

prioritas utama dalam pengembangan sumber energi alternatif.

Ketersediaan sinar matahari dan angin sebagai alternatif penghasil

energi merupakan potensi yang sangat besar untuk dikembangkan.

Dengan berbagai pengembangan dan pemenuhan kebutuhan energi

terbarukan inilah yang akan menopang aktivitas manusia di masa

depan dengan energi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

104

Realisasi Kinerja Tahun 2017No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %

Capaian17 Bauran energi baru

terbarukan % 2 2,12 106

Perbandingan Realisasi Kinerja .No. Indikator

KinerjaSatuan Realisasi

2015Realisasi

2016Realisasi

2017%

Peningkatan/Penurunan

17 Bauranenergi baruterbarukan

% 1,01 1,27 2,12 70,9

Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir PeriodeRPJMD

No. Indikator Kinerja SatuanTargetAkhir

RPJMD

Realisasi2017

TingkatPencapaian

17 Bauran energi baruterbarukan % 3,00 2,12 70,67

Perbandingan Realisasi Kinerja dengan RealisasiNasional

No. IndikatorKinerja Satuan Realisasi

2017RealisasiNasional

Ket.(+/-)

17 Bauran energibaru terbarukan % 2,12 7,7 _

Sumber : BPS, semester I/2017

Pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) hingga kini masih belum

maksimal. Berdasarkan catatan Kementerian Energi dan Sumber Daya

Mineral (ESDM), bauran pemanfaatan sumber energi masih dikuasai

oleh energi fosil.

Situasi yang ada ini jelas terkait dengan belum membaiknya situasi

pasar global produk SDA khususnya industri tambang batubara Kaltim

yang merupakan kontributor utama PDB Kaltim.

Indikator utama capaian kinerja sasaran ini adalah ratio elektrifikasi

dan presentase desa berlistrik. Pemerataan desa berlistrik kualitasnya

harus tetap ditingkatkan agar dapat mendukung kualitas kehidupan

masyarakat di pedesaan.

Permasalahan :1. Pemenuhan energi masih bergantung pada energi berbasis fosil.

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

105

2. Belum berkembangnya energi yang berbasis sumber non fosil.

3. Kurang optimalnya pengembangan energy alternative pengganti

BBM.

Solusi :1. Pemenuhan dan pemberdayaan energi yang ramah lingkungan

2. Mendorong pengembangan sumber energi alternatif, sampai

pemanfaatan sampah organik menjadi biomassa.

Upaya :Pengembangan dan pemanfaatan energi baru dan terbarukan harus

tetap dilakukan,agar antisipasi terhadap masalah energi di masa

mendatang dapat diantisipasi secara bertahap.

Program yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan

Timur untuk Meningkatnya pemanfaatan energi terbarukan adalah:

1. Program Diversifikasi Energi

2. Program pengusahaan Ketenagalistrikan

3. Program pengembangan Ketenagalistrikan

IV. Tujuan Menyediakan Infrastruktur Dasar yang Berkualitas

Tujuan Menyediakan Infrastruktur Dasar yang Berkualitas dijabarkan

dalam 1 (satu) sasaran Prioritas Pembangunan dengan 1 (satu) indikator.

Tujuan II SasaranMenyediakanInfrastruktur Dasaryang Berkualitas

14Meningkatnya kepuasan masayrakatterhadap pelayanan infrastrukturdasar

14. Meningkatnya kepuasan masyarakat terhadap pelayananinfrastruktur dasarMengingat pentingnya ketersediaan infrastruktur dasar dalam

mendukung program pembangunan lainnya di tengah kendala

geografis wilayah dan warga masyarakat yang tersebar hingga ke

pedalaman, maka telah direkomendasikan untuk lebih selektif dan

realistik dalam penetapan program, disamping kepentingan untuk

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

106

membangun koordinasi yang lebih baik antar tingkat pemerintahan dari

pusat hingga ke kabupaten/kota.

Sasaran ini dimaksudkan untuk menyediakan infrastruktur dasar

yang berkualitas bagi masyarakat. Dalam kaitan ini upaya-upaya

yang dapat diusulkan adalah peningkatan kuantitas/dan kualitas

infrastruktur, serta pemerataan sarana-prasarana fisik, tidak terkecuali

di wilayah-wilayah terpencil.

Realisasi Kinerja Tahun 2017.No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %

Capaian18 Indeks kepuasan

layananinfrastruktur dasar

Indeks 6,8 7,00 102,94

Perbandingan Realisasi KinerjaNo. Indikator

KinerjaSatuan Realisasi

2015Realisasi

2016Realisasi

2017%

Peningkatan/Penurunan

18 Indekskepuasanlayananinfrastrukturdasar

Indeks 6,21 7,00 7,00 -

Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir PeriodeRPJMD

No. Indikator Kinerja SatuanTargetAkhir

RPJMD

Realisasi2017

TingkatPencapaian

18 Indeks kepuasanlayananinfrastrukturdasar

Indeks 7,00 7,00 100

Perbandingan Realisasi Kinerja dengan RealisasiNasional

No. IndikatorKinerja Satuan Realisasi

2017RealisasiNasional

Ket.(+/-)

18 Indekskepuasanlayananinfrastrukturdasar

Indeks 7 7,0 +

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

107

Berdasarkan sasaran yang akan dicapai yaitu meningkatnya

kepuasan masyarakat terhadap pelayanan infrastruktur dasar,

terdihat ada peningkatan kinerja yang dilihat dari indeks tingkat

kepuasan layanan infrastruktur dasar yang meningkat dari 5,90 pada

tahun 2014 menjadi 6,21 pada tahun 2015, bahkan telah melewati

target yang ditetapkan yaitu 6,00.

Meskipun demikian tetap saja masih dijumpai beberapa faktor

penghambat, antara lain: masalah konflik lahan bagi pengembangan

jaringan jalan/jembatan baru atau prasarana transportasi lainnya,

agar terbangun koneksivitas antar wilayah, Kesulitan juga masih

dijumpai dalam peningkatan kualitas pelayanannya, meski secara

umum dirasakan telah ada perbaikan yang cukup signifikan.

Indeks kepuasan layanan infrastruktur ini merupakan ukuran

umpan balik untuk mengetahui tingkat kepuasan masyarakat atas

pembangunan infrastruktur oleh Pemerintah Provinsi serta

memberikan gambaran perspektif masyarakat secara obyektif,

komprehensif dan kredibel baik pembangunan fisik maupun aspek

manfaatnya.

Pemerintah Provinsi pada tahun 2017 melakukan survey Indeks

Kepuasan Layanan Infrastruktur (IKLI) terhadap masyarakat di 10

Kab/Kota.

Secara umum dengan adanya penilaian indeks kepuasan layanan

infrastrukur ini, telah menggambarkan bahwa masyarakat merasa

terbantu dengan produk/output pembangunan infrastruktur saat

ini karena sudah lebih baik dari sebelumnya walaupun ketersediaan

serta kualitasnya masih perlu ditingkatkan. Untuk itu Pemerintah

Provinsi terus berupaya melakukan percepatan pembangunan

infrastruktur agar hasilnya dapat segera dirasakan oleh masyarakat.

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

108

Permasalahan :1. Permasalahan klasik yang dihadapi adalah masalah keterbatasan

anggaran (APBD) yang sangat terkait dengan kondisi ekonomi

Kalimantan Timur.

2. Kendala pembebasan lahan, menjadi salah satu faktor yang

berpengaruh dalam percepatan pembangunan infrastruktur jalan di

Kalimantan Timur

3. Penetapan skala prioritas pembangunan infrastruktur, hendaknya

menjadi perhatian dalam penetapan program prioritas, yang

disesuaikan dengan kemampuan keuangan yang tersedia.

4. Masih diperlukan teknik pengumpulan data yang akurat, khususnya

untuk program yang terkait dengan non fisik (misalnya jumlah

penumpang, barang dll).

Solusi :1. Kebutuhan pembangunan infrastruktur di Kalimantan Timur masih

sangat tinggi, dan upaya-upaya yang telah dilakukan dari sisi

kualitas sudah cukup baik, tetapi dari aspek kuantitas masih cukup

jauh dari kebutuhan masyarakat.

2. Keberhasilan pembangunan infrastruktur sangat tergantung kepada

ketersediaan anggaran, pembebasan lahan, dan batasan

kewenangan pemerintahan. Oleh karena itu, pembanguan

infrastruktur tidak boleh terlepas dari upaya bersama antara

pemerintah daerah (Kabupaten/Kota/Provinsi), pemerintah pusat,

dan swasta.

3. Secara umum kinerja pembangunan infrastrukur berbasiskan Misi 3

sesuai dengan evaluasi pada tahun ke-4 RPJMD Kaltim terlihat

masih “belum memuaskan”, karena potensi keberhasilan maksimal

hanya 59%. Hal ini didasarkan pada akumulasi 17 indikator dari 13

program yang termasuk berhasil (hijau) baru terdapat 10 indikator.

4. Mengingat bahwa infrastruktur adalah salah satu faktor yang

menentukanpertumbuhan dan pemerataan ekonomi, maka skala

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

109

prioritas pembangunan infrastruktur, hendaknya diberikan kepada

pembangunan yang mendukung mengembangan sentra-sentra

ekonomi yang merata (jalan, tarnsportasi dan telekomunikasi)

Upaya :1. Untuk mengatasi permasalahan anggaran dan pembebasan lahan,

diperlukan koordinasi dan kerjasama yang baik antara pemerintah

daerah (provinsi, kota dan kabupaten) dengan pemerintah pusat

termasuk dengan swasta, khsusunya dalam memberikan prioritas

pembangunan pada wilayah-wilayah tertentu dan membuka isolasi

wilayah-wilayah terpencil.

2. Kondisi geografis dan luas wilayah yang sangat besar di

Kalimantan Timur, memerlukan perlakuan khusus dibidang

pembangunan infrastruktur, sehingga pemberian prioritas

pembangunan tidak dapat didasarkan hanya pada populasi jumlah

penduduk akan tetapi terlebih kepada pemerataan pembangunan

dan kesejahteraan seluruh masyarakat.

3. Pendataan hasil-hasil pembangunan infrastruktur (jalan, jembatan,

transportasi dan telekomunikasi) termasuk pendataan kebutuhan

pembangunan infrastruktur yang akurat sangat diperlukan, agar

supaya penetapan skala prioritas yang dilakukan lebih akurat.

Program yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan

Timur untuk Meningkatnya kepuasan masyarakat terhadap pelayanan

infrastruktur dasar adalah:

1. Program pembangunan jalan dan jembatan

indikator outcome Penyediaan Jalan dengan Kapasitas Daya

Mampu diatas 10 Ton (%). Capaian sementara baru 10.73% dari

target 30.60% yang dicanangkan. Meskipun demikian, dibanding

tahun sebelumnya mengalami kenaikan 4%. Secara fisik,

pembangunan tahun ini baru terealisasi sepanjang 4 km dan

secara keseluruhan baru terealiasai 113 km dari kebutuhan

keseluruhan sepanjang 1.050 km. Kebutuhan infrastruktur jalan

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

110

dengan kapasitas daya tampung di atas 10 ton di Kalimantan Timur

sangat tinggi dan hal ini memerlukan penanganan semua pihak

termasuk Pemerintah Pusat dan juga Pemerintah Kabupaten/Kota.

Kemampuan Pemerintah Provinsi sangat terbatas dari sisi

pendanaan, sehingga jika tidak dibantu melalui pendanaan lainnya

akan sulit untuk diwujudkan. Selanjutnya capaian program secara

keseluruhan dapat terukur pada akhir triwulan ke IV.

2. Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan

indikator outcome Tingkat Kemantapan jalan (%), diperoleh hasil

bahwa dari target kemantapan jalan 86.01%, baru tercapai 51.66%.

Capaian ini justru lebih rendah dari capaian tahun sebelumnya

yaitu 64.54%. Menurunnya tingkat kemantapan jalan ini disebabkan

adanya kerusakan jalan akibat pemanfaatan jalan pada tahun

berjalan (dan tahun-tahun sebelumnya), sehingga mengurangi

persentase kemantapan jalannya. Dalam hal ini persentase jalan

yang mengalami kerusakan lebih besar dari jalan yang

direhabilitasi pada tahun 2017 ini. Akibatnya, secara keseluruhan

persentase kemantapan kelihatan menurun dibanding tahun 2016.

Capaian program tahun 2017 dapat terukur pada triwulan ke IV.

3. Program pembukaan keterisolasian wilayah sektor jalan dan

jembatan

indikator outcome Jumlah kecamatan yang belum terakses sarana

dan prasarana transportasi jalan dan jembatan, diperoleh capaian

bahwa terdapat 8 kecamatan yang belum dapat terakses dari target

7 kecamatan. Capaian ini mengalami peningkatan dibanding

kondisi pada tahun 2016 (terdapat 10 kecamatan) yang berarti

pada tahun 2017 terdapat 2 (dua) kecamatan yang dapat dibuka

aksesnya

4. Program pembukaan keterisolasian wilayah sektor transportasi

darat, sungai danau dan penyebrangan

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

111

indikator outcome Jumlah kecamatan yang belum terakses sarana

dan prasarana transportasi darat, sungai, danau dan peyebrangan,

dapat dijelaskan bahwa dari target 7 kecamatan yang belum dapat

terakses, dicapai tersisa 6 kecamatan. Dari 15 kecamatan pada

tahun 2013, tersisa 6 kecamatan yang belum terakses transportasi

sungai/penyeberangan yaitu Kecamatan Tabang, Kecamatan

Kembang Janggut, Kecamatan Kenohan, Kecamatan Busang,

Kecamatan Tanjung Harapan dan Kecamatan Mook Manor Bulant.

Untuk 9 kecamatan yang sudah terakses jalur sungai dengan

perahu yang bersandar di dermaga rakyat adalah Kecamatan

Muara Muntai, Kecamatan Muara Wis, Kecamatan Sandaran,

Kecamatan Long Pahangai, Kecamatan Long Apari, Kecamatan

Long Bagun, Kecamatan Tering, Kecamatan Long Hubung dan

Kecamatan Laham. Untuk Kecamatan Muara Muntai, Kecamatan

Muara Wis, Kecamatan Kenohan, Kecamatan Sandaran untuk

jalan darat ada subsidi ongkos angkut dengan Bus DAMRI dari

APBN. Untuk itu perlu mengusulkan kegiatan ini ke APBN.

5. Program pembukaan keterisolasian wilayah sektor transportasi

udara.

indikator outcome jumlah kecamatan yang belum terakses sarana

dan prasarana transportasi udara, diperoleh capaian bahwa

terdapat 1 (satu) kecamatan yang belum terakses transportasi

udara. Kecamatan tersebut adalah Kecamatan Long Apari.

Program prioritas ini saat ini kewenangannya berada dibawah

Pemerintah Pusat (Kementerian Perhubungan), sehingga akan sulit

untuk dituntaskan dengan APBD. Langkah terbaik yang harus

dilakukan adalah mengusulkan dan mendorong Pemerintah Pusat

untuk segera menganggarkan melalui APBN.

6. Program Sarana dan prasarana telekomunikasi

indikator outcome Ibukota kecamatan yang terlayani jaringan

telekomunikasi, diperoleh capaian bahwa sejak tahun 2016 seluruh

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

112

ibukota kecamatan di Kalimantan Timur telah terjangkau jaringan

telekomunikasi. Dan sejak tahun 2016 juga, pengerjaan

pembangunan menara telekomunikasi telah diambil oleh

Pemerintah Pusat. Peran Kominfo Provinsi dapat memberikan

masukan daerah / wilayah mana saja yang belum ter cover jaringan

telekomunikasi / blankspot. Untuk selanjutnya target dapat

dipersempit menjadi desa/kelurahan yang dapat terjangkau

telekomunikasi.

7. Program penyediaan dan pengelolaan air baku

Program Penyediaan dan pengelolaan air baku dengan indikator

Kapasitas air baku (liter/detik), diperoleh capaian bahwa dari target

260 L/detik, baru tercapai 80 L/detik. Hal ini sangat terkait dengan

pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy dan

Sekerat, dimana target 260 L/detik tersebut, termasuk di dalamnya

untuk keperluan layanan KEK Maloy dan Sekerat. Mengingat KEK

tersebut masih dalam tahap pengerjaan, maka adalah sangat wajar

jika capaian tahun 2017 belum dapat memenuhi target tersebut.

Capaian program tahun 2017 dapat terukur pada triwulan ke IV.

8. Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum

indikator prosentase cakupan layanan air minum, diperoleh capaian

cakupan layanan air minum 68% dari target 47% yang

dicanangkan, dengan jumlah debit air baku yang dapat disalurkan

adalah 80 liter/detik. Capaian ini 21% melebihi target dan juga lebih

tinggi dari capaian tahun 2016. Capaian program dapat terukur

secara lengkap pada triwulan ke IV

9. Program peningkatan daya saing sektor sumberdaya air

indikator outcome persentase penyediaan air baku kawasan

industri, diperoleh capaian hanya 2% dari 30% yang ditargetkan.

Rendahnya capaian ini juga terkait dengan pembangunan kawasan

industry (KEK) Maloy yang masih on-progress. Target 30%

tersebut termasuk target penyediaan air baku untuk Maloy dan

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

113

Sekerat. Pada program ini juga telah dicapai target presentase

peningkatan jumlah bendungan untuk pengembangan irigasi dan

air baku sebesar 2%. Capaian program dapat terukur pada triwulan

ke IV

10.Program pengendalian banjir

indikator outcome luas genangan banjir, hingga saat ini luas

genangan banjir adalah tersisa 418 Ha dari target 440 Ha yang

dicanangkan. Capaian ini sudah melampaui target sebagaimana

yang diprogramkan. Capaian lebih lanjut terkait program ini dapat

terukur pada triwulan ke IV

V. Tujuan Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik

Tujuan Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dijabarkan

dalam 3 (satu) sasaran Prioritas Pembangunan dengan 5 (lima) indikator.

Tujuan V Sasaran

Mewujudkan tatakelolapemerintahanyang baik

15 Terwujudnya pemerintah yang bersih dan bebasKKN

16 Terwujudnya peningkatan kualitas pelayananpublik

17 Meningkatnya Kapasitas dan akuntabilitaskinerja

15. Terwujudnya pemerintah yang bersih dan bebas KKNPenyelenggaraan pemerintahan khususnya di Indonesia

telah mengacu pada paradigma good governance yaitu tata kelola

pemerintahan yang baik yang kemudian juga merupakan acuan

bagi setiap daerah untuk mewujudkannya.Untuk mewujudkan tata

kelola pemerintahan yang baik, maka pemerintah berprinsip pada

keterbukaan, akuntabilitas, efektifitas dan efisiensi, menjunjung tinggi

supremasi hukum dan membuka partisipasi masyarakat yang dapat

menjamin kelancaran, serta keserasian dan keterpaduan tugas dan

fungsi penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Di

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

114

samping itu, untuk mewujudkan good governance harus melibatkan

peran masyarakat yang mempunyai hak untuk mencari, memperoleh,

dan memberikan informasi mengenai penyelenggaraan pemerintahan

daerah.

Komitmen tentang Pemerintahan yang bersih merupakan

impian yang ingin diwujudkan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur

sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggaraan pemerintah kepada

semua pihak atau kepada semua stakeholder, wujud tersebut misalnya

paling tidak bagaimana mengurangi terhadap praktek korupsi di dalam

penyelenggarakan pemerintahan. Komitmen tersebut telah dimuat

dalam RPJMD tahun 2013-2018 yang merupakan sasaran yang ingin

dicapai.

Berdasarkan Skor skala terbaru yang dikeluarkanolehTranparency International Indonesia(TII) adalah 0-100 dan dari

hasil survei IPK tahun 2014 Provinsi Kalimantan Timur berada pada

skala 4,90.

Kondisi Awal RPJMD pada tahun 2013, untuk Indeks Persepsi

Korupsi telah ditetapkan targetnya sebesar 5,20, namun realisasi

capaianya setelah setahun kemudian (2016) diperoleh sebesar 5,58.Indeks Persepsi Korupsi / Corruption Perception Indeks (CPI)

Indeks persepsi korupsi merupakan hasil pengukuran yang pertama

kali dikeluarkan pada tahun 1995, yang dikenal baik sebagai alatTransparency International (TI).

Sejalan dengan misi mewujudkan Tata kelola Pemerintahan yang

Profesional, Transparan, dan Berorientasi pada Pelayanan Publik

menjadi misi ke-4 dalam RPJMD 2013-2018, penilaian atas laporan

keuangan pemerintah daerah dilakukan oleh pihak eksternal yang

dalam hal ini dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Penilaian oleh lembaga eksternal ini menjadi komponen penting untuk

menilai sejauh manakah penilaian yang obyektif bisa dilakukan

terhadap akuntabilitas dan kinerja pemerintah daerah terutama dari

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

115

segi keuangan. Hal ini menjadi bagian yang menguatkan akuntabilitas

pada aspek pencapaian kinerja yang sudah diuraikan dalam sasaran

ke-15 sebelumnya. Pemeriksaan oleh BPK dilakukan dengan

mendasarkan pada UU No. 15 tahun 2004 tentang Badan Pemeriksa

Keuangan. Pemeriksaan yang dilakukan secara periodik setiap

tahunnya ini mencakup pemeriksaan terhadap Neraca, Laporan

Realisasi Angaran, Laporan Arus Kas, dan catatan atas Laporan

Keuangan. Opini yang dihasilkan atas pemeriksaan ini secara

bertingkat terdiri dari Tidak Wajar (TW), Tidak Memberikan Pendapat

(TMP), Wajar dengan Pengecualian (WDP) dan yang terbaik adalah

Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

Untuk sasaran ke-15 ini, realisasi atas target kinerja yang ditetapkan

menunjukkan realisasi kinerja yang sangat berhasil. Pada tahun 2015,

target kinerjanya adalah Indeks Persepsi Korupsi dan pemeriksaan

dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

Kemudian pada tahun 2015 yang merupakan tahun kedua

pelaksanaan RPJMD telah dicapai IPK sebesar 5,58 dari target yang

ditetapkan sebesar 5,70. Selanjutnya pada tahun 2016 merupakan

tahun ketiga dari pelaksanaan RPJMD dan data menunjukkan bahwa

diperoleh capaian IPK sebesar 5,58 dari target sebesar 6,30. Dari data

tersebut merupakan hasil yang dikeluarkan oleh lembaga TII untuk

Provinsi Kalimantan Timur.

Usaha-usaha yang dilakukan lebih menitik beratkan pada

tatakelola penyelenggaraan pemerintahan yang baik yang bebas

korupsi dan KKN. Sistem online merupakan sebuah alternatif yang

dapat diekspolorasi untuk memberikan pelayanan yang terbaik.

Pelayanan yang berbasis online selain memberikan kemudahan-

kemudahan pada pelayanan publik, paling tidak dapat memutus mata

rantai praktek-praktek korupsi, dan pungli sehingga praktek korupsi

dapat diminimalisir

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

116

Keinginan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur untuk

mewujudkan Good Governance dan Clean Government, yang bebas

KKN bukan saja hanya sebatas retorika semata, akan tetapi niat baik

tersebut ingin diwujudkan dalam penyelenggaraan pemerintahan di

Kalimantan Timur. Adapun usaha-usaha yang dilakukan Pemerintah

Provinsi Kalimantan Timur dapat terlihat pada Program

Pengembangan Zona Integritas untuk Menuju Wilayah Bebas Korupsi

(WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) di

Lingkungan Instansi Pemerintah dengan menetapkan beberapa OPD

yang menjadi pilot project (Proyek Percontohan). Kemudian Upaya

pencegahan dan pemberantasan korupsi lainnya terus dilakukan oleh

Pemerintah Prov. Katlim, salah satunya adalah koordinasi tindak lanjut

pengaduan masyarakat yang disampaikan ke Aparat Penegak Hukum

(APH) baik Kepolisian Daerah maupun ke Kejaksanaan Tinggi, hal

tersebut dilakukan karena adanya Instruksi Presiden untuk Tim

Pengawal, Pengamanan Pemerintah Daerah (TP4D) sehingga oleh

Menko Polhukam membuat surat Nomor B.158/Menko/Polhukam/

HK.04.04.1/10/2015 Tgl 21 Oktober 2015 Yang ditujukan kepada

Gubernur di seluruh Indonesia, yang intinya agar Gubernur mengambil

inisiatif awal untuk membentuk sentra TP4D diwilayah masing-masing,

dan selanjutnya Gubernur meneruskannya kepada Bupati dan

Walikota agar segera membentuk Sentra TP4D di daerah masing-

masing.Usaha lainnya diakhir-akhir ini berdasarkan Peraturan Presiden

No. 87 Thn. 2016 tentang Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar

(Satgas Saberpungli) dan Instruksi Mendagri No. 180/3935/SJ Tgl. 24

Oktober 2016 tentang Pengawasan Pungutan Liar Dalam

Penyelenggaraan Pemda serta Surat Edaran Mendagri No.

700/4277/SJ Tgl. 11 November 2016 tentang Pembentukan Unit

Satgas Pemberantasan Pungli Tingkat Provinsi dan Kab/Kota,

Pemerintah Prov. Kaltim telah membentuk Satgas Saberpungli melalui

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

117

Keputusan Gubernur Kalimantan Timur No. 356/K.585/2016 Tgl. 2

November 2016 tentang Pembentukan Satuan Tugas Sapu Bersih

Pungutan Liar (Satgas Saberpungli) di Provinsi Kalimantan Timur yang

melibatkana instansi terkait diantaranya adalah : Kepolisian Daerah,

Kejaksaan Tinggi, Pemerintah Daerah, Polisi Militer TNI, Kanwil

Kemenkunham, Badan Intelijen Negara Daerah, Ombudsman

Perwakilan

Realisasi Kinerja Tahun 2017.No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %

Capaian19 Indeks Persepsi

KorupsiIndeks 5,80 5,56 95,86

20 Opini BPK Opini WTP WTP WTPPerbandingan Realisasi Kinerja

No. IndikatorKinerja

Satuan Realisasi2015

Realisasi2016

Realisasi2017

%Peningkatan/Penurunan

19 IndeksPersepsiKorupsi

Indeks 5,58 5,58 5,56 0,4

20 Opini BPK Opini WTP WTP WTP -Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir PeriodeRPJMD

No. Indikator Kinerja SatuanTargetAkhir

RPJMD

Realisasi2017

TingkatPencapaian

19 Indeks PersepsiKorupsi

Indeks 6,00 5,56 92,67

20 Opini BPK Opini WTP WTP 100Perbandingan Realisasi Kinerja dengan RealisasiNasional

No. IndikatorKinerja Satuan Realisasi

2017RealisasiNasional

Ket.(+/-)

19 Indeks PersepsiKorupsi

Indeks 5,56 3,71 -

20 Opini BPK Opini WTP WTP +Sumber : Komisi Pemberantasan Korupsi

Opini Badan Pemeriksa Keuangan (disingkat Opini BPK)

merupakan pernyataan profesional pemeriksa mengenai kewajaran

informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan yang

didasarkan pada empat kriteria yakni kesesuaian dengan standar

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

118

akuntansi pemerintahan, kecukupan pengungkapan (adequate

disclosures), kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, dan

efektivitas sistem pengendalian intern.

Wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion)Opini Wajar tanpa pengecualian (biasa disingkat WTP) adalah opini

audit yang akan diterbitkan jika laporan keuangan dianggap

memberikan informasi yang bebas dari salah saji material. Jika laporan

keuangan diberikan opini jenis ini, artinya auditor meyakini

berdasarkan bukti-bukti audit yang dikumpulkan,

perusahaan/pemerintah dianggap telah menyelenggarakan prinsip

akuntansi yang berlaku umum dengan baik, dan kalaupun ada

kesalahan, kesalahannya dianggap tidak material dan tidak

berpengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 terdapat 4

(empat) jenis Opini yang diberikan oleh BPK RI atas Pemeriksaan atas

Laporan Keuangan Pemerintah:

(1) Opini wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion)WTP menyatakan bahwa laporan keuangan entitas yang diperiksa,menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisikeuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai denganprinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

(2) Opini wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion)WDP menyatakan bahwa laporan keuangan entitas yang diperiksamenyajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisikeuangan, hasil usaha dan arus kas entitas tersebut sesuai denganprinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, kecuali untukdampak hal-hal yang berhubungan dengan yang dikecualikan.

(3) Opini tidak wajar (Adversed Opinion)Menyatakan bahwa laporan keuangan entitas yangdiperiksa tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasilusaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsipakuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

(4) Pernyataan menolak memberikan opini (Disclaimer of Opinion)Menyatakan bahwa Auditor tidak menyatakan pendapat ataslaporan keuangan, jika bukti audit tidak untuk membuatkesimpulan. (Sumber : bpk.go.id)

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

119

Pada tahun 2016 penilaian Opini Pengelolaan Keuangan Daerah

baru diaudit oleh BPK pada tahun 2017. Laporan Keuangan

Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur akan menerapkan akuntansi

berbasis Akrual sebagai pelaksanaan atas Peraturan Pemerintah

Nomor 71 Tahun 2010. Adapun Upaya yang dilakukan untuk

Pencapaian Opini WTP atas LKPD Pemprov Kaltim tahun 2015

merupakan upaya yang telah dicapai oleh Pemerintah Provinsi

Kalimantan Timur dalam penyajian Laporan Keuangan Pemerintah

Daerah, BPK yaki bahwa bukti pemeriksaan yang telah diperoleh

adalah cukup dan tepat sebagai dasar untuk menyatakan opini BPK.

Namun ada beberapa penekanan yang diberikan oleh BPK

terutama pada Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Kalimantan

Timur bahwa pada tahun 2015, Pemerintah Provinsi Kalimantan

Timur menerapkan akuntansi berbasis Akrualpertama kali sebagai

pelaksanaan PP No. 71 Tahun 2010 tentang SAP. Pemerintah

Provinsi Kaltim tidak menyajikan kembali Laporan Keuangan Tahun

2015 berbasis Kas menuju akrual menjadi Laporan Keuangan Tahun

2015 berbasis aktual. Dampak kumulatif yang disebabkan oleh

perubahan penerapan akuntansi berbasis akrual disajikan pada

Laporan Perubahan Ekuitas dan diungkapkan dalam Catatan Atas

Laporan Keuangan.

Untuk memperoleh keyakinan yang memadai atas kewajaran

laporan keuangan tersebut, BPK juga melakukan pemeriksaan

terhadap sistem pengendalian intern dan kepatuhan terhadap

ketentuan peraturan perundang-undangan. Adapun solusi :dengan

Melakukan kerjasama dengan BPKP Perwakilan Provinsi Kalimantan

Timur terkait pelaksanaan Sosialisasi dan Bimbingan Teknis

Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual dan melakukan perubahan

system aplikasi pada SIMDA Keuangan dan SIMDA Barang yang

berbasis Akrual serta selalu melakukan pembinaan terhadap OPD di

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

120

lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur terkait penerapan

Akuntansi Berbasis Akrual.

Pada tahun 2017 yang merupakan evaluasi tahun keempat

RPJMD 2013-2018 hasil audit BPK tahun 2016 dari 10 Kabupaten/

Kota dilingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur ditambah

Provinsi Kalimantan Timur sendiri masih tetap sama pada penilaian

tahun sebelumnya yaitu terdapat 9 kabupaten/kota yang mendapat

penilaian WTP termasuk Provinsi Kalimanatan Timur sendiri dan 1

Kabupaten yakni Kabupaten Berau yang mengalami perubahan

menjadi WDP dan tidak bias mempertahankan, padahal tahun

sebelumnya WTP. Kemudian Kabupaten Penajam Paser Utara yang

sebelumnya mendapat penilaian WDP maka tahun 2016 meningkat

menjadi WTP sementara KabupatenMakaham Ulumasih belum ada

peningkatan sejak tahun 2014 yang lalu hingga sekarang ini masih

(Disclaimer of Opinion)Tanpa Memberikan Opini. Untuk jelas

jelasnya gambaran penilaian dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.4Opini Penegelolaan Keuangan Daerah Tahun 2016

No Provinsi/Kabupaten/kota Opini1. Kalimantan Timur WTP (Unqualified Opinion)2. Kabupaten Berau WDP(Qualified Opinion)3. Kabupaten Kutai Kartanegara WTP (Unqualified Opinion)4. Kabupaten Paser WTP (Unqualified Opinion)5. Kota Balikpapan WTP (Unqualified Opinion)6. Kota Samarinda WTP (Unqualified Opinion)7. Kota Bontang WTP (Unqualified Opinion)8. Kabupaten Kutai Timur WTP (Unqualified Opinion)9. Kabupaten Kutai Barat WTP (Unqualified Opinion)10 Kabupaten Penajam Paser Utara WTP (Unqualified Opinion)

11 Kabupaten Mahakam Ulu Tanpa MemberikanOpini(Disclaimer of Opinion)

Sumber : Inspektorat Prov. Kaltim

Adapun usaha yang dilakukan untuk mempertahankan opini WTP

tersebut terus dilakukan dengan meningkatkan pengetahuan Aparat

Pengawasan dan OPD dalam hal penerapan Akuntansi Berbasis

Akrual melalui sosialisasi, bimtek dan diklat terkait Akuntansi

Berbasis Akrual dengan BPKP Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

121

ataupun lembaga-lembaga lainnya dan mengadaan perubahan

Aplikasi Pengelolaan Keuangan dan Barang yang berbasis akrual,

baik Simda Keuangan dan Simda Barang yang telah dimiliki oleh

Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, serta mendorong dan

mengingatkan kepada semua OPD dilingkungan Pemerintah Provinsi

Kalimantan Timur agar dalam membuat laporan yang sesuai dengan

Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual, dan membuka jalur

kaonsultasi dan pemberian saran/advis oleh Inspektorat Provinsi

Kalimantan Timur dalam rangka pembinaan terhadap OPD, dengan

melakukan perbaikan penatausahaan persediaan, melakukan proses

perbaikan / inventarisasi asset yang dimiliki terutama pendataan atas

tanah, koordinasi dengan instansi terkait dan melakukan

pengamanan secara persuasive atas tanah yang dikuasi oleh Pihak

Ketiga dan melakukan proses inventarisasi dan perbaikan data atas

peralatan dan mesin yang dimiliki serta penerapan kiat-kiat menuju

WTP yang telah dicanangkan oleh Bapak Gubernur.

Opini WTP,WDP dan Disclaimer merupakan opini bergensi artinya

prestasi yang harus diraih setiap tahunnya. Usaha-usaha untuk

mewujudkan WTP merupakan suatu keharusan yang dilakukan

Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur melalui pembenahaan

Laporan Keuangan Daerah, Pengawasan Internal melalui sistem

administrasi yang terintegrasi, penguatan perangkat hukum serta

kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan (tepat waktu,

kelengkapan, dll) hingga tahun 2016 selalu menunjukkan

peningkatan terhadap prestasi yang bergensi ini. Pada tahun 2014

dari 10 Kabupaten/Kota terdapat 6 dan ditambah 1 Provinsi sehingga

jumlahnya 7 yang mendapat opini WTP sementara terdapat 3 yang

WDP dan 1 Disclaimer. Pada tahun 2016 Evaluasi tahun III terdapat

peningkatan jumlah kabupaten/kota yang mendapatkan predikat opini

WTP yakni ada 9 dan WDP 1 kabupaten dan 1 kabupaten yang

masih Disclaimer. Disclaimer ini dikarenakan sebuah kabupaten yang

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

122

memang baru berkembang, sebagai dari pemekaran wilayah

Kalimantan Timur, namun pembinaan untuk menuju WTP tetap

dilakukan.

Permasalahan :1. penatausahaan aset disebabkan masalah bukti kepemilikan,

pencatatan pada saat pengadaan sehingga menyulitkan perbaikan

dalam penatausahaan aset saat ini.

2. di Kabupaten/Kota relatif mirip dengan yang terdapat di provinsi

yaitu terkait penatausahaan aset.

Solusi :1. Pensertifikatan dan pengamanan aset : Telah dialokasikan

anggaran untuk proses pensertifikatan, pengaman aset secara fisik

berupa pemasangan plank/papan nama Pemprov. Kaltim dan

Patok Tanda Batas.

2. Inventarisasi Barang Aset Daerah : Meningkatkan intensitas

koordinasi dengan Perangkat Daerah.

3. Rehab Penyempurnaan Prasarana Fisik Pemerintah : melakukan

opname fisik terhadap bangunan, asrama mahasiswa kalimantan

timur (AMKT), rumah dinas/guest house di komplek pemrumahan

pemprov Jl.MT. Haryono (Rawa Indah) yang tidak memiliki

induk/tercatat pada pengguna barang

4. Penghapusan, Penilaian, Penjualan dan Penyusunan

Regulasi2017 Pengelolaan Aset Daerah : 1) Melakukan koordinasi

dengan Perangkat Daerah; 2) Melakukan koordinasi denga DJKN

dan KPKNL selaku mitra kerja; 3) Membuat SK Tim Penghapusan;

4) Persiapan dokumen pengajuan penilaian terhadap aset yang

akan dihapuskan.

Upaya :1. Meningkatkan pengetahuan Aparat Pengawasan dan OPD dalam

hal penerapan Akuntansi Berbasis Akrual melalui sosialisasi,

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

123

bimtek dan diklat terkait Akuntansi Berbasis Akrual dengan BPKP

Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur ataupun lembaga-lembaga

lainnya.

2. Mengadaan perubahan Aplikasi Pengelolaan Keuangan dan

Barang yang berbasis akrual, baik Simda Keuangan dan Simda

Barang yang telah dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan

Timur.

3. Mendorong dan mengingatkan kepada semua OPD dilingkungan

Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur agar dalam membuat

laporan yang sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah

Berbasis Akrual.

4. Melakukan perbaikan penatausahaan persediaan, melakukan

proses perbaikan / inventarisasi asset yang dimiliki terutama

pendataan atas tanah, koordinasi dengan instansi terkait dan

melakukan pengamanan secara persuasive atas tanah yang

dikuasi oleh Pihak Ketiga dan melakukan proses inventarisasi dan

perbaikan data atas peralatan dan mesin yang dimiliki serta

penerapan kiat-kiat menuju WTP yang telah dicanangkan oleh

Bapak Gubernur.

Program yang dilakukan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur untuk

sasaran Terwujudnya pemerintah yang bersih dan bebas KKN adalah:

1. Program penguatan kelembagaan

bertujuan untuk memberikan kemudahan-kemudahan kepada

masyarakat sebagai pengguna jasa layanan dari pemerintah.

Dengan adanya Program penguatan kelembagaan PTSP tersebut,

diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat

bahwa apa yang dilakukan pemerintah saat ini benar-benar sesuai

dengan tugas fungsinya untuk melayani masyarakat.

2. Program pengembangan zona integritas

Program ini bertujuan untuk menuju Wilayah Bebas dari Korupsi

(WBK)/Wilayah Birokrasi Bebas Melayani (WBBM) dengan

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

124

mekanisme penilaian dan penetapan WBK/WBBM, bobot indikator

proses sebagai syarat penilaian unit kerja berpredikat WBK,

penilaian kegiatan pencegahan dan evaluasi dan pelaporan. OPD

utama yang bertanggungjawab untuk Program pengembangan

zona integritas ini adalah Inspektorat Provinsi Kalimantan Timur.

3. Program pencegahan dan pemberantasan KKN

dimaksudkan untuk menurunkan kasus KKN dalam

penyelenggaraan pemerintahan di daerah.

Pada tahun 2016 jumlah pengaduan masyarakat yang ditangani

sebanyak 9. pengaduan, dari pengaduan tersebut telah

ditindaklanjuti dengan dilakukan pemeriksaan atas kebenarannya

dan terdapat 9 pengaduan yang terbukti dan 3 pengaduan yang

tidak terbukti. Dari 9 pengaduan yang terbukti tersebut adalah

masalah kepegawaian berdasarkan PP 53 Tahun 2010 tentang

Disiplin PNS.

4. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan

Daerah

untuk mewujudkan tranparansi pengelolaan keuangan untuk

menuju Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yang merupakan

predikat yang harus dicapai oleh setiap daerah yang

mengharuskan kepada setiap daerah untuk memberikan kinerja

yang baik dalam Sistem Pengendalian Internal Pengelolaan

Keuangan, Tertib Administrasi dalam pengelolaan aset daerah

yang harus di tunjukkan dalam kinerjanya setiap tahunnya.

5. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Daerah.

16. Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik

IKM merupakan suatu ukuran untuk mengetahui tingkat kinerja unit

pelayanan secara berkala sebagai bahan untuk menetapkan kebijakan

dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik selanjutnya.

Berdasarkan komponen standar pelayanan pendidikan yang mengacu

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

125

pada UU No. 25 Tahun 2009, ada 14 komponen dasar untuk

pelayanan publik seperti dasar hukum, persyaratan, sistem

mekanisme dan prosedur, jangka waktu penyelesaian, biaya atau tarif

produk pelayanan, sarana dan prasarana, penanganan pengaduan,

saran, dan masukan, jumlah pelaksana, kompetensi pelaksana,

jaminan pelayanan sesuai dengan standar pelayanan (Maklumat

Pelayanan), komitmen untuk memberikan rasa aman, resiko keragu-

raguan serta evaluasi kinerja pelaksana. Semua elemen masyarakat

harus bersinergi untuk mengawasi dan mensosialisasikan mengenai

pentingnya layanan publik. Beberapa hal harus dilakukan untuk

meningkatkan kualitas layanan publik seperti perbaikan regulasi,

administrasi serta perbaikan birokrasi agar terwujudnya kualitas

layanan publik yang baik.

Salah satu fungsi yang dilakukan pemerintah adalah memberikan

pelayanan kepada masyarakat. Program peningkatan pelayanan

publik yang merupakan program prioritas yang di muat dalam RPJMD

tahun 2013-2018.

Dalam pelayanan publik ada 3 faktor yang harus diperhatikan untuk

mendapat kepuasan yaitu pertama Sistem dan prosedurnya yang jelas

(SOP), kedua meningkatkan kapasitas sumber daya manusianya yang

memberikan pelayanan publik (etika pelayanan) ketiga meningkatan

dan memperbaiki sarana dan prasarana (fasilitasi-fasilitas yang

nyaman), dengan memperbaiki hal tersebut dapat memberikan

kenyamanan serta kepuasan masyarakat, untuk itu mendapatkan

informasi yang akurat dapat dilakukan melalui penelitian atau survei

berkenaan Indek Kepuasan Masyarakat (IKM).

Sasaran ini ditetapkan sesuai dengan tugas utama aparatur sipil

negara sebagai abdi negera dan abdi masyarakat. Kepuasan

masyarakat atas pelayanan aparatur adalah bagian dari refleksi

keberhasilan. Oleh karenanya pada evaluasi Sasaran ini memiliki

Indikator Kinerja Utama (IKU) yang ditetapkan adalah Indeks

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

126

Kepuasan Masyarakat yang untuk tahun 2015 realisasi sebesar

76,65 dan pada tahun 2016 yaitu pada angka 75 dengan target 80.

Realisasi Kinerja Tahun 2017No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %

Capaian21 Indeks Kepuasan

MasyarakatIndeks 83 80,56 97,06

Perbandingan Realisasi KinerjaNo. Indikator

KinerjaSatuan Realisasi

2015Realisasi

2016Realisasi

2017%

Peningkatan/Penurunan

21 IndeksKepuasanMasyarakat

Indeks 76,65 75 80,56 7,41

Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir PeriodeRPJMD

No. Indikator Kinerja SatuanTargetAkhir

RPJMD

Realisasi2017

TingkatPencapaian

21 Indeks KepuasanMasyarakat Indeks

85(sangat

baik)

80,56 94,78

Perbandingan Realisasi Kinerja dengan RealisasiNasional

No. IndikatorKinerja Satuan Realisasi

2017RealisasiNasional

Ket.(+/-)

21 Indeks KepuasanMasyarakat

Indeks 80,56 85 -

Kegunaan untuk mengetahui tingkat kinerja masing masing unit

pelayanan instansi pemerintah, juga diharapkan dapat memberikan

kesempatan kepada masyarakat untuk menilai secara obyektif dan

periodik terhadap perkembangan kinerja unit pelayanan publik.

Berdasarkan Target yang telah ditetapkan dalam RPJMD 2013-2018,

pada tahun 2017 telah ditetapkan target yang ingin dicapai Indeks

Kepuasan Masyarakat (IKM) dalam RPJMD Provinsi Kalimantan Timur

sebesar rata-rata 80,56 yang merupakan angka akumulasi dari

beberapa SKPD yang melakukan riset tentang Indeks Kepuasan

Masyarakat (IKM).

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

127

Usaha-usaha yang dilakukan untuk meningkatkan pelayanan publik,

Biro Organisasi telah melakukan :

1. Mensosialisasikan UU No.25 Tahun 2009 tentang Pelayanan

Publik

2. Adanya memberikan motivasi dengan pemberian penghargaan dari

Ombudsman RI tentang kepatuhan menjalankan UU No.25 tahun

2009 tentang Pelayanan Publik.

Adapun Indikator penilaian IKM terdiri dari

1. Prosedur Pelayanan,

2. Persyaratan Pelayanan,

3. Kejelasan petugas pelayananan,

4. Kedisiplinan petugas pelayanan,

5. Tanggung jawab petugas pelayanan,

6. Kemampuan petugas pelayanan,

7. Kecepatan pelayanan,

8. Keadilan mendapatkan pelayanan,

9. Kesopanan dan keramahan petugas,

10.Kewajaran biaya pelayanan,

11.Kesesuaian biaya pelayanan,

12.Kepastian jadwal pelayanan,

13.Kenyamanan lingkungan,

14.Keamanan pelayanan.

Pada tahun 2017 merupakan evaluasi tahun keempat RPJMD 2013-

2018 Provinsi Kalimantan Timur, dalam meningkatan kualitas

pelayanan publik Biro Organisasi sebagai lembaga yang diberikan

amanah untuk mengkoordinasikan berbagai kegiatan untuk

meningkatkan kualitas pelayanan publik dengan melakukan SurveiKepuasan Masyarakat (SKM) untuk mengetahui sejauhmana sudah

dilakukan oleh lembaga yang langsung berhadapan dengan

masyarakat dalam memberikan pelayanan.

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

128

Dari hasil pelaksanaan survei SKM yang dilaksanakan pada 17

(tujuhbelas) unit pelayanan dimaksud, berdasarkan kriteria yang telah

ditentukan, rata-rata unit pelayanan masuk dalam kategori “BAIK” dan

Peningkatan Mutu Pelayanan menjadi sangat baik. Namun usaha

perbaikan tetap harus dilakukan dalam rangka peningkatan kualitas

pelayanan, adapun target yang ditetapkan pada tahun 2017 sebesar

83 target ini ditentukan dari rata-rata dari perangkat daerah yang

melakukan Survei Kepuasan Masyarakat. Berdasarkan Hasil evaluasi

kinerja pelayanan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur melalui

Survey Kepuasan Masyarakat adalah 80.56 dengan range interval

antara 2,51 – 3,25 sehingga dikategorikan “BAIK”.

Adapun nilai persepsi Interval SKM Nilai Persepsi, Interval SKM, Mutu

Pelayanan sebagai mana terlihat pada tabel berikut :

Tabel 3.5Acuan Nilai Persepsi Interval SKM dan

Nilai Kinerja Unit Pelayanan

NILAIPESEPSI

NILAI INTERVALIKM

MUTUPELAYANAN

KINERJAUNIT

PELAYANAN1 1,00 – 1,75 D Tidak baik2 1,76 – 2,50 C Kurang baik3 2,51 – 3,25 B Baik4 3,26 – 4,00 A Sangat baik

Sumber Biro Organisasi Setda Prov.KaltimHasil perhitungan menunjukkan bahwa nilaisementara rata-rata SKM

Provinsi Kaltim tahun 2017 adalah sebesar 80,56 Berikut OPD yang

melaksanakan Survei Kepuasan Masyarakat

Tabel 3.6

Instansi /Lembaga Yang MelaksanakanSurvei Kepuasan Masyarakat (SKM)

No. Instansi IKM Ket1 RSUD A. WahabSjahranie 92,45 SANGAT BAIK2 RSJD AtmaHusada Mahakam 87,57 SANGAT BAIK3 RSUD dr. KanujosoDjatiwibowo 77,34 BAIK4 DinasPerpustakaan&Kearsipan Daerah 70,93 BAIK5 DinasLingkunganHidup 83,81 BAIK6 DinasKesehatan 78,79 BAIK7 UPTD LaboratoriumKesehatan 79,52 BAIK8 UPTD BKMOM 80,18 BAIK

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

129

9 UPTD JAMKESPROV 74,33 BAIK10 DinasTenagaKerjadanTransmigrasi 79,33 BAIK11 UPTD PengembanganProduktifitas Daerah 80,42 BAIK12 UPTD PemeliharaanInfrastruktur Wilayah I & II 83,04 SANGAT BAIK13 UPTD Labkeswan&Kesmavet 85,53 SANGAT BAIK14 UPTD Pembibitan&InseminasiBuatan 73,87 BAIK15 UPTD BalaiPengujiandanSertifikasiMutuBarang

(BPSMB)79,37 BAIK

16 UPT BadanPendapatan Daerah di PPU 80,63 BAIK17 UPT BadanPendapatan Daerah di

KutaiKertanegara82,55 BAIK

Nilai Survey Kepuasan Masyarakat Provinsi Kaltim 80,56Sumber Biro Organisasi Setda Prov.KaltimAspek lainnya ketersedian data juga tidak kalah pentingnya dengan

aspek pembangunan lainnya, karena ketersediaan data sangat

menunjang dasar baik dalam perencanaan, pelaksanaan maupun

evaluasi. Adapun keberhasilan dari Pengembangan data statistik dan

spasialPemerintah Provinsi Kalimantan Timur patut berbangga,

pasalnya pada peringatan Hari Informasi Geospasial yang jatuh pada

tanggal 17 Oktober 2016, Kalimantan Timur mendapatkan anugerah

Bhumandala Award sebagai daerah yang berhasil menerapkan

Simpul Jaringan terbaik 1 tahun 2016 untuk kategori pemerintah

provinsi. Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Bapak

Bambang Brodjonegoro Menteri Perencanaan Pembangunan

Nasional/Kepala Bappenas didampingi Bapak Priyadi Kardono selaku

Kepala Badan Informasi Geospasial kepada Gubernur Kalimantan

Timur, Dr. H. Awang Faroek Ishak di Kantor Badan Informasi

Geospasial, Cibinong, Bogor. “Bhumandala Award” ini diberikan ke

beberapa daerah sebagai apresiasi kami atas komitmen tinggi

pemerintah daerah dalam pengembangan simpul jaringan informasi

geospasial-nya. Hasil penilaiannya meliputi beberapa aspek, baik

teknis, kelembagaan, maupun sumber daya manusia, dan

dilaksanakan oleh Tim Independen yang terdiri dari BIG dan

Universitas” ujar Priyadi Kardono, Kepala Badan Informasi

Geospasial. Pada tahun ini 2017 Bappeda telah banyak menghimpun

berbagai data serta IGT(Information Geospacial Thematic sebagai

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

130

penmenuhan terhadap keperluan Tingkat ketersediaan data dan

informasi perencanaan pembangunan.

Peningkatan professional Aparatur Sipil Negara dalam

penyelenggaraan pemerintahan terutama pada aspek pelayanan

kepada masyarakat juga menjadi perhatian pemerintah Provinsi

Kalimantan Timur. Usaha-usaha ini ditunjukkan adanya beberapa

program dan kegiatan yang mengarah kepada peningkatan kapasitas

Aparatur Sipil Negara baik dalam peningkatan jejang pendidikan

dengan memberikan bantuan beasiswa, Penyusunan Rencana

Pembinaan Karier PNS, Penyusunan Formasi dan Pengadaan

Pegawa,i Penempatan PNS, Pemberian Penghargaan bagi PNS yang

berprestasi serta Proses Penanganan Kasus-kasus Pelanggaran

Displin PNS. Dari beberapa kegiatan tersebut, menunjukkan bahwa

komitmen untuk Peningkatan professional Aparatur Sipil Negara

dalam penyelenggaraan pemerintahan terutama pada aspek

pelayanan publik memang sangat dibutuhkan saat ini, karena aparatur

yang tidak professional selalu menjadi sorotan masyarakat dalam

memberikan pelayanan.

Pengintegasi berbagai aplikasi dalam mempermudah dan

memperlancar proses administrasi serta pelayanan kepada

masyarakat merupakan suatu fakta bahwa pemerintah Provinsi

Kalimantan Timur telah mengikut perkembangan teknologi diera digital

ini, (technology minded), karena jika pemerintah tidak mengikuti

perkembangan teknologi serta berinovasi dalam menciptakan berbagai

aplikasi bahkan bisa diintegrasikan dengan aplikasikan, tentu saja

akan mempermudah dan memperlancar proses administrasi serta

pelayanan kepada masyarakat.

Permasalahan :1. Masih ada sebagian perangkat daerah yang belum/tidak

mengalokasikan biaya untuk melaksanakan Survey Kepuasan

Masyarakat/IKM.

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

131

2. Masih ada sebagian perangkat daerah yang belum melaporkan

secara tertib/berkala hasil survey Kepuasan Masyarakat/IKM

kepada Gubernur Kalimantan Timur

Solusi :

1. Peningkatan atas pelayanan publik terus didorong oleh pemerintah

daerah untuk membangun kepercayaan masyarakat

2. Wilayah birokrasi juga menjadi problematika dimana pelayanan

publik harus melakukan interaksi yang baik antara pemberi layanan

dengan penerima layanan.

Program yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan

Timur untuk Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik

adalah:

1. Program peningkatan pelayanan publik

Dalam pelayanan publik ada 3 faktor yang harus diperhatikan untuk

mendapat kepuasan yaitu pertama Sistem dan prosedurnya yang

jelas (SOP), kedua meningkatkan kapasitas sumber daya

manusianya yang memberikan pelayanan publik (etika pelayanan)

ketiga meningkatan dan memperbaiki sarana dan prasarana

(fasilitasi-fasilitas yang nyaman), dengan memperbaiki hal tersebut

dapat memberikan kenyamanan serta kepuasan masyarakat, untuk

itu mendapatkan informasi yang akurat dapat dilakukan melalui

penelitian atau survei berkenaan Indek Kepuasan Masyarakat

(IKM).

2. Program pembinaan dan pengembangan aparatur

Aparatur dalam penyelenggaraan pemerintahan merupakan faktor

yang sangat penting, karena aparatur yang berkualitas akan sangat

mendukung proses penyelenggaraan pemerintahan, peningkatan

kapasitas Aparatur Sipil Negara baik dalam peningkatan jejang

pendidikan dengan memberikan bantuan beasiswa, Penyusunan

Rencana Pembinaan Karier PNS, Penyusunan Formasi dan

Pengadaan Pegawai Penempatan PNS, Pemberian Penghargaan

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

132

bagi PNS yang berprestasi serta Proses Penanganan Kasus-kasus

Pelanggaran Displin PNS.

3. Program integrasi aplikasi

untuk mengintegrasikan aplikasi pada seluruh OPD dan

Kabupaten/Kota Sampai dengan Tahun 2015 Program Integrasi

Aplikasi belum dapat dilaksanakan dikarenakan tidak

teranggarkannya mengingat terlalu besarnya pembiayaan yang

diperlukan, namun hasil FGD dengan OPD terkait yakni Dinas

Komunikasi dan Informasi menjelaskan bahwa untuk membangun

Prorgam Integrasi Aplikasi terlebih dahulu membangun jaringannya

yaitu jaringan Fiber Optic terlebih dahulu, yang kemudian baru di

dapat diterapkannya Integrasi Aplikasi di berbagai OPD dan

Kabupaten/Kota. Sedangkan untuk pembangunan Fiber Optic baru

direncanakan pada tahun 2016. Oleh karena capaian kinerja belum

dapat terlihat.

4. Pengembangan data statistik dan spasial.

data statistik dan spasial, program ini telah menetapkan capaian

kinerja tahun 2016 sebesar 88 % yang merupakan peningkatan

dari tahun sebelumnya (86%).

17. Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerjaAkuntabilitas merupakan kewajiban Instansi Pemerintah untuk

mempertanggungjawabkan, menerangkan keberhasilan atau

kegagalan suatu instansi dalam melaksanakan tugas pokok dan

fungsinya kepada atasannya atau pemberi amanah dan stakeholder

lainnya yang diwujudkan dalam sebuah dokumen Laporan Kinerja

Instansi Pemerintah (LKjIP), yang yang menggambarkan tentang

manajemen kinerja sebuah Perangkat Daerah.

Realisasi Kinerja Tahun 2017No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %

Capaian22 Predikat

Akuntabilitas KinerjaNilai/

Kategori78

(BB)77,50(BB)

99,36

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

133

23 Predikat KinejaPenyelenggaraanPemerintah Daerah

Predikat SangatTinggi

Tinggi -

Perbandingan Realisasi KinerjaNo. Indikator

KinerjaSatuan Realisasi

2015Realisasi

2016Realisasi

2017%

Peningkatan/Penurunan

22 PredikatAkuntabilitasKinerja

Nilai/Kateg

ori

75,14(BB)

77,36(BB)

77,50(BB)

0,2

23 PredikatKinejaPenyelenggaraanPemerintahDaerah

Predikat

Tinggi Tinggi Tinggi -

Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir PeriodeRPJMD

No. IndikatorKinerja Satuan

TargetAkhir

RPJMD

Realisasi2017

TingkatPencapaian

22 PredikatAkuntabilitasKinerja

Nilai/Kategori

80(BB)

77,50(BB)

96,88

23 Predikat KinejaPenyelenggaraan PemerintahDaerah

Predikat SangatTinggi

Tinggi Tinggi

Perbandingan Realisasi Kinerja dengan RealisasiNasional

No. IndikatorKinerja Satuan Realisasi

2017RealisasiNasional

Ket.(+/-)

22 PredikatAkuntabilitasKinerja

Nilai/Kategori

77,50(BB)

80,01 -

23 Predikat KinejaPenyelenggaraanPemerintahDaerah

Predikat Tinggi SangatTinggi

-

Keterkaitan antara sasaran, program prioritas serta indikator kinerja

(Outcome) sebuah capaian yang tidak terpisahkan satu sama lain atau

berdiri sendiri tetapi harus ada kesinambungan antara sasaran,

program prioritas serta indikator kinerja (Outcome) sehingga dalam

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

134

mengevaluasi akan lebih mudah. Berdasarkan target yang telah

ditetapkan dalam RPJMD 2013-2018. IKU yang telah ditetapkan

adalah Akuntabilitas Kinerja Pemerintahan Daerah serta Kinerja

Pemerintah Daerah sendiri. Berdasarkan angka capaian yang

diperoleh, telah berada pada tahun 2017 (77,50), atau lebih tinggi dari

capaian tahun 2016 (77,36) atau bahkan target yang ditetapkan untuk

2016 (76,00).

Adapun usaha-usaha yang dilakukan untuk meningkatkan atau

mempertahankan predikat tersebut melalui berbagai bimbingan teknis

kepada setiap OPD baik melalui penyusunan Renstra, perencanaan,

pengukuran, evaluasi maupun pelaporan. Namun satu hal yang sangat

penting, karena kita berada di era kemajuan teknologi yang semakin

canggih maka dalam menanganan data dan informasi pengelolaan

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) sebaiknya

terintegrasi dalam sebuah sistem yang berbasis teknologi (e-SAKIP)

Pada tahun 2017 yang merupakan evaluasi capaian kinerja RPJMD

2013-2018 Provinsi Kalimantan Timur pada tahun IV dengan sasaran

Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja dengan indikator

Program peningkatan kualitas manajemen berbasis kinerja serta

indikator outcome Predikat akuntabilitas kinerja pemerintah provinsi

yang merupakan hasil penilaian tahun sebelumnya dengan target 82

dan berhasil dicapai sebesar 82,15 atau dengan nilai hurup A ini

menunjukkan suatu usaha maksimal dalam meningkatkan

akuntabilitas kinerja, karena yang menjadi dasar penilaian terdapat

beberapa komponen seperti Perencanaan Kinerja,Pengukuran Kinerja,

Pelaporan Kinerja, Evaluasi Internal, Capaian Kinerja. Untuk predikat

yang akan diperoleh pada tahun 2017 belum dapat diketahui

dikarenakan penilaian tersebut dilakukan oleh Tim penilai dari pusat

hingga akhir tahun ini.

Berdasarkan target yang telah ditetapkan dalam RPJMD 2013-2018

untuk tahun pertama 2014 melalui Biro Organisasi ditetapkan 72 (B+)

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

135

sedangkan capaiannya masih tetap sama (70,97(B+),ini artinya bahwa

kinerja akuntabilitas sudah memenuhi keinginan dari misi dari RPJMD

gubernur, namun predikat tersebut hendaknya dapat lebih ditingkatkan

kepada yang lebih tinggi lagi. Pada tahun 2015 hasil evaluasi AKIP

oleh Kementerian PAN dan RB nilai akuntabilias kinerja 75,14, dan

Pada tahun 2016 yang merupakan evaluasi capaian kinerja

RPJMD 2013-2018 denga nilai akuntabiatkis kinerja 77,36 dengan

sasaran Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja dengan

indikator Program peningkatan kualitas manajemen berbasis kinerja

serta indikator outcome Predikat akuntabilitas kinerja pemerintah

provinsi yang ada peningkatan tahun 2017 dengan nilai akuntabilitas

kinerja 77,50 dengan target 78 (BB).

Secara keseluruhan Target dan Realisasi Nilai/Predikat

Akuntabilitas Kinerja Instansi dalam RPJMD telah ditetapkan : Tahun

Tahun 2015 dengan target B+ (74,00) dengan Realisasi BB (75,14)

Tahun 2016 dengan target BB (76,00) dengan realisasi BB (77,36)

Tahun 2017 dengan target BB (78,00) dengan realisasi BB (77,50).

Dengan adanya perubahan regulasi dalam pemberikan penilaian

berdasarkan : Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pedoman

Evaluasi Atas Implementasi Sistem AKIP telah dilakukan beberapa

perubahan antara lain :

Perubahan Bobot Penilaian :

ASPEK SEMULA MENJADI PERUBAHAN1. Perencanaan Kinerja 35 % 30 % Turun 5 %2. Pengukuran Kinerja 20% 25% Naik 5%3. Pelaporan Kinerja 15% 15% Tetap4. Evaluasi Kinerja 10% 10% Tetap5. Capaian Kinerja 20% 20% Tetap

Total 100% 100%Perubahan Pengkategorian Nilai :

NO. KATEGORI SEMULA MENJADI INTERPRETASI1 AA 85 - 100 90 – 100 Sangat2 A 75 – 85 80 – 90 Memuaskan3 BB 65 – 75 70 – 80 Sangat baik4 B 60 - 65 60 - 70 Baik

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

136

Hasil Evaluasi terhadap Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Tahun 2016 oleh Kementerian Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Tahun 2017, pada Program

Peningkatan kualitas manajemen berbasis Kinerja dengan indikator

predikat akuntabilitas kinerja pemerintah provinsi menunjukan adanya

peningkatan dari target yang ditetapkan 78 menjadi 77,50 dengan

predikat BB dengan dasar penilaian sebagai berikut :

Tabel 3.7

Hasil Evaluasi akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahPemerintah Provinsi Kalimantan Timur

Tahun 2013 - 2017

Komponen Yang dinilai Bobot Nilai Bobot Nilai Ket2013 2014 2015 2016 2017

a. Perencanaan Kinerja 35 25,04 25,25 30 24,86 25,33 25,35

b. Pengukuran Kinerja 20 13,41 14,01 25 18,40 18,84 18,90

c. Pelaporan Kinerja 15 12,10 11,70 15 12,16 12,46 12,47

d. Evaluasi Kinerja 10 7,31 7,31 10 6,26 7,27 7,31

e. Capaian Kinerja 20 12,89 12,70 20 13,46 13,46 13,47

Nilai Hasil Evaluasi 100 70,75 70,97 100 75,14 77,36 77,50Tingkat Akuntabilitas Kinerja B B BB BB BB

Sumber : Biro Organisasi Setda Prov. Kaltim 2017

Pada Tahun 2016 Pemerintah Provinsi telah menetapkan Predikat

Peningkatan Kinerja Pemerintahan Daerah dengan target “Sangat

Tinggi yang akan dicapai dalam tahun 2017 yang dibagi dalam 4

triwulan. Adapun pada triwulan I telah dilakukan penyusunan Laporan

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) yang kemudian pada

Triwulan II telah dilakukan verifikasi dan validasi data pendukung

Tahun 2016 selanjutnya pada triwulan III dilakukan Proses evaluasi

Tim Pusat terhadap LPPD Provinsi Kaltim tahun 2016, Proses evaluasi

Timda terhadap LPPD Kab/Kota Tahun 2016.

Berdasarkan data yang diperoleh sampai dengan Triwulan III tahun

2017 Peningkatan Kinerja Pemerintahan Daerah, dari target yang

ditetapkan sebesar 70 % dengan capaian 55,56 %, ini artinya masih

belum tercapai sepenuhnya. Dari 9 Kab/Kota yang dilakukan evaluasi

pada tahun 2017 atas LPPD Tahun 2016, ada 5 Kab/Kota yang

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

137

memperoleh katagori Sangat Tinggi (ST), yaitu Kota Balikpapan, Kota

Bontang, Kota Samarinda, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten

Berau, sedangkan 4 Kab/Kota yang memperoleh katagori Tinggi (T),

yaitu Kabupaten Paser, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Panajam

Paser Utara, dan Kabupaten Kutai Barat. Terkait dengan Kabupaten

Mahakam Ulu tidak dilakukan evaluasi karena masih dalam status

daerah otonomi baru. Untuk lebih rinci mengenai hasil penilaian

Penyelenggaraan Kinerja Pemerintah Daerah (LKPPD) di 9

Kabupaten/Kota terlihat pada table berikut ini :

Tabel. 3.8

Hasil Penilaian Penyelenggaraan Kinerja Pemerintah Daerah(LKPPD) di 9 Kabupaten/Kota

No Kabupaten /Kota Predikat1. Kota Balikpapan Sangat tinggi2. Kota Bontang Sangat tinggi3. Kota Samarinda Sangat tinggi4. Kabupaten Kutai Kartanegara Sangat tinggi5. Kabupaten Berau Sangat tinggi6. Kabupaten Paser Tinggi7. Kabupaten Kutai Timur Tinggi8. Kabupaten Panajam Paser Utara Tinggi9. Kabupaten Kutai Barat Tinggi

Sumber : Inspektorat Prov. Kaltim 2017Memperhatikan dari tabel di atas tidak terdapat perubahan dari data

sebelumnya, 5 Kabupaten/Kota yang berpredikat Sangat Tinggi dan 4

Kabupaten yang berpredikat Tinggi sementara ada 1 kabupaten yang

belum dilakukan penilaian. Adapun Upaya yang telah dilakukan

adalah melakukan koordinasi dan pembinaan dengan Pemda

Kab/Kota agar terus meningkatkan LKPD-nya. Kemudian diharapkan

pada tahun 2018 kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Mahakam

Ulu sudah dapat dilakukan evaluasi.

Permasalahan :A. Penerapan manajemen kinerja: (Bappeda, Biro Organisasi,

Inspektorat)

1. Perencanaan kinerja

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

138

a. Perlu penyempurnaan pada orientasi hasil dan cascade IKU

b. Terdapat beberapa kegiatan yang tidak terkait dengan

Sasaran Strategis

2. Performance based organization (Organisasi Berbasis Kinerja)

a. Kualitas evaluasi program fokus pada output dan

penyerapan anggaran

b. E-performance belum dimanfaatkan dengan optimal

3. Evaluasi kinerja berkelanjutan

Tindak lanjut atas rekomendasi tahun lalu dan penyempurnaan

yang dilakukan belum cukup mempunyai daya ungkit

mewujudkan budaya kinerja

B. LPPD

1. Masih terdapat data pendukung yang belum sinkron antara

data dari Perangkat Daerah Provinsi dengan Perangkat

Daerah Kabupaten/ Kota yang dibutuhkan dalam pengisian

Indikator Kinerja Kunci (IKK)

2. Masih terdapat data – data ekstrem pada LPPD Kabupaten/

Kota yang dipakai sebagai data agregasi pada lampiran III IKK

Provinsi.

3. Pergantian personil / pejabat yang menangani LPPD di

masing-masing PD dan Kabupaten/ Kota.

Solusi :A. SAKIP

1. Asistensi Penyusunan Laporan Kinerja dan Perjanjian Kinerja.

2. Pembangunan Aplikasi SiAKIP.

3. Asistensi Keselarasan / Kesesuaian Indikator Kinerja RPJMD

dengan Renstra SKPD.

4. Asistensi Indikator Kinerja Utama

5. Penyusunan Indikator Kinerja Individu sampai tingkat eselon IV

6. Penyusunan Rencana Aksi atas Kinerja (sesuai dengan PK)

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

139

7. Melakukan Coaching Clinic SAKIP pada Pemerintah

Kabupaten dan Kota

8. Melakukan Penyusunan Cascading Kinerja sampai ke tingkat

Eselon IV

9. Penyusunan PK sampai dengan Es IV.

10.Melakukan monitoring dan evaluasi pencapaian kinerja

berdasarkan Perjanjian Kinerja secara berkala

11.Peningkatan upaya fasilitasi/pendampingan penerapan Sistem

AKIP di Pemprov. Kaltim bekerjasama dengan Kementerian

PAN dan RB

B. LPPD

1. Menekankan kembali kepada OPD Provinsi untuk menjaga

kualitas data pendukung yang dibutuhkan dalam pengisian

IKK dengan melakukan sinkronisasi data dengan pihak

Kabupaten/ Kota melalui Instansi terkait sekaligus

melakukan pembinaan kepada Pejabat dan staf yang

berkompeten menyusun data LPPD.

2. Melakukan Bimbingan Teknis kepada pejabat/ staf yang

menangani LPPD baik di tingkat Provinsi, Kabupaten dan Kota.

3. Melaksanakan Monitoring dan Evaluasi terkait dengan data

agregasi yang diperlukan dalam pengisian Indikator Kinerja

Kunci LPPD Provinsi

Program yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan

Timur untuk peningkatan akuntabilitas kinerja pemerintahan adalah:

1. Program peningkatan kualitas manajemen berbasis kinerja

Tuntutan untuk mewujudkan good governance sudah menjadi

salah satu isu penting di Indonesia sejak beberapa tahun lalu,

didahului oleh krisis finansial yang terjadi pada tahun 1997-1998,

kemudian meluas menjadi krisis mutidimensi. Krisis tersebut telah

mendorong arus balik yang menuntut perbaikan atau reformasi

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

140

dalam penyelenggaraan negara termasuk birokrasi

pemerintahannya.

2. Peningkatan Kinerja Pemerintahan Daerah

menargetkan predikat kinerja penyelenggaraan pemerintah dengan

prestasi Tinggi, dari hasil evaluasi Kemendargri target tersebut

memperoleh prestasi Tinggi

3. Program Pendidikan politik masyarakat

perkembangan demokrasi di daerah selain dari itu IDI dimaksudkan

terutama sebagai instrumen perencanaan pembangunan politik di

Indonesia pada umumnya dan di Daerah pada khususnya. Indeks

Demokrasi Indonesia (IDI) menyoroti tiga aspek penting dalam

dinamika demokrasi nasional, aspek demokrasi yaitu 1.kebebasan

sipil (civil liberty), yang terdiri atas empat variable yaitu

1).Kebebasan berkumpul dan berserikat, 2). Kebebasan

berpendapat 3) Kebebasan berkeyakinan dan 4). kebebasan dari

Dikriminasi. Kemudian II. hak-hak politik (political rights) yang

terdiri atas empat variable yaitu 1). Hak Memilih dan Dipilih 2).

Partisipasi Politik dalam Pengambilan Keputusan dan Pengawasan

Pemerintah. Dan III. Lembaga-lembaga Demokrasi (institution

democracy) yang terdiri 1). Pemilu yang Bebas dan Adil 2).

Peranan DPRD. 3).Peranan DPRD 4). Peranan Partai Politik

Peranan Birokrasi Pemerintah Daerah 5).Peralihan yang

Independen.

4. Program Pengembangan dan pengelolaan penggunaan asset

daerah dalam pembangunan daerah.

VI. Tujuan Meningkatkan kualitas lingkungan hidup

Tujuan Meningkatkan kualitas lingkungan hidup dijabarkan dalam 2

(dua) sasaran Prioritas Pembangunan dengan 2 (dua) indikator.

Tujuan VI SasaranMeningkatkan 18 Meningkatnya Indeks Kualitas

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

141

kualitas lingkunganhidup

Lingkungan19 Menurunnya tingkat emisi gas rumah

kaca

18. Meningkatnya Indeks Kualitas LingkunganKualitas lingkungan hidup merupakan salah satu isu yang penting di

tengah meningkatnya tekanan yang berpotensi mengubah kondisi

lingkungan, baik sebagai dampak pertumbuhan ekonomi maupun

peningkatan jumlah penduduk. Selama ini data-data kualitas

lingkungan hidup yang ada cukup sulit untuk dipahami oleh

masyarakat awam. Sementara pemahaman akan kualitas lingkungan

hidup sangat penting untuk mendorong semua pemangku kepentingan

(stakeholder) melakukan aksi nyata dalam perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup. Oleh karenanya Kementerian

Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengembangkan suatu indeks

lingkungan yang meberikan kesimpulan cepat dari suatu kondisi

lingkungan pada periode tertentu. Melalui indeks ini akan mendorong

proses pengambilan kebijakan yang lebih cepat dan tepat.

Upaya pencegahan, penanggulangan dan pengendalian kerusakan

sumberdaya alam dan lingkungan, perubahan terhadap keseimbangan

lingkungan menuju keseimbangan baru yang mampu meningkatkan

arus manfaat dan sekaligus menurunkan risiko ke sistem sosial atau

masyarakat. Pembangunan bertujuan untuk mewujudkan suatu

keadaan yang lebih baik, berkualitas, seimbang, harmonis, dan

masyarakat yang sejahtera. Kegiatan pembangunan dan aktivitas

manusia pasti akan menimbulkan dampak terhadap kualitas

lingkungan hidup, karena semua kegiatan akan membutuhkan ruang

dan/atau merubah fisik lanskap dan/atau menghasilkan limbah.

Bagaimana pembangunan mampu mempertahankan dan bahkan

meningkatkan kualitas lingkungan dan sekaligus kualitas hidup

manusia secara berkelanjutan adalah tantangan yang harus dihadapi.

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

142

Dampak pembangunan terhadap kondisi lingkungan hidup dapat

diukur atau dinilai utamanya berdasarkan Indeks Kualitas Lingkungan

Hidup (IKL). Pemahaman IKL (atau Environmental Quality Index/EQI)

adalah metoda pengkuantitatifan dan penetapan secara numerik

kinerja lingkungan. Secara garis besar IKLH dapat dinilai dengan tiga

indikator utama, yaitu: kualitas dara, kualitas air, dan tutupan

lahan/hutan.

Realisasi Kinerja Tahun 2017.

No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %Capaian

24 Indeks kualitaslingkungan Indeks 81,99 77,58 94,62

Perbandingan Realisasi Kinerja.No. Indikator

KinerjaSatuan Realisasi

2015Realisasi

2016Realisasi

2017%

Peningkatan/Penurunan

24 Indekskualitaslingkungan

Indeks 81,97 83,19 77,58 -6,7

Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir PeriodeRPJMD

No. Indikator Kinerja SatuanTargetAkhir

RPJMD

Realisasi2017

TingkatPencapaian

24 Indeks kualitaslingkungan Indeks 82,00 77,58 94,61

Perbandingan Realisasi Kinerja dengan RealisasiNasional

No. IndikatorKinerja Satuan Realisasi

2017RealisasiNasional

Ket.(+/-)

24 Indeks kualitaslingkungan Indeks 77,58 68,50 -

Sumber : Kementerian Lingkungan Hidup

Dalam peraturan daerah Nomor 07 Tahun 2014 Tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah daerah tahun

2013 – 2018 antara lain dinyatakan bahwa sasaran pengarusutamaan

pembangunan berkelanjutan adalah terpeliharanya kualitas lingkungan

hidup yang ditujukan dengan membaiknya Indek Kualitas Lingkungan

Hidup dalam 5 tahun ke depan, dengan nilai Indeks kualiatas Lingkung

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

143

hidup tahun 2013 dengan nilai 74,04 sedangkan target tahun 2018

mencapai 82 dengan sasaran serta target kegiatan per tahun, dimana

berdasarkan hasil pengukuran Indek Kualitas Lingkungan (IKLH) pada

tahun 2014 mencapai 75,24 dari target yang ditetapkan 78,29, pada

tahun 2015 mencapai 81,97 dari target 79,24 sedangkan pada tahun

2016 mencapai 83,19 dari target 81,98. pada tahun 2017 mencapai

77,58 dari target 81,99.

Untuk mengukur kualitas lingkungan umumnya dilakukan secara

parsial berdasarkan media, yaitu air, udara, dan tutupan hutan

sehingga sulit untuk menilai apakah kondisi lingkungan hidup di suatu

wilayah bertambah baik atau sebaliknya. Salah satu cara untuk

mereduksi banyak data dan informasi adalah dengan menggunakan

indeks.

Dengan adanya indeks kualitas lingkungan, terutama yang

berbasis daerah, diharapkan dapat menjadi masukan bagi para

pengambil keputusan baik di tingkat pusat maupun daerah untuk

menentukan arah kebijakan pengelolaan lingkungan di masa depan.

Untuk Penghitungan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Provinsi

Kalimantan Timur Tahun 2017 berpedoman pada perhitungan :

1. Kualitas Udara SO2 30 %NO2

2. Kualitas Air Sungai TSS 30 %DOBODCODTotal FosfatFecal ColiTotal Coliform

3. Tutupan Hutan Luas Hutan 40%NO INDIKATOR PARAMETER BOBOT

Kerusakan lingkungan hidup yang terjadi saat ini masih

mengakibatkan kerugian bagi perikehidupan masyarakat, tidak hanya

dari sisi ekonomi namun juga hingga merenggut jiwa manusia. Upaya

mengurangi laju kerusakan lingkungan dan pemulihan kualitas

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

144

lingkungan terus dilakukan tidak saja oleh pemerintah namun

dilakukan pula oleh semua elemen masyarakat dan mengembangkan

alat ukur sederhana yang disebut dengan Indeks Kualitas Lingkungan

Hidup (IKLH).

Perhitungan IKLH untuk setiap provinsi dilakukan dengan

m e n g gunakan formula sebagai berikut:

IKLH provinsi = (IPAx 30 %) + (IPU*30%)+ (ITH*40%)

Dimana :

IKLH provinsi = Indeks Kualitas Lingkungan Hidup tingkat provinsi

IPA = Indeks Pencemaran Air Sungai

IPU = Indeks Pencemaran Udara

ITH = Indeks Tutupan Hutan

Dari data yang ada di BLH Prov. Kaltim maka didapatkan :

a. Indeks Pencemaran Air (IPA), dihitung menggunakan KEPMEN LH

NO. 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu

Air, engan penghitungan metoda indeks pencemaran. IPA = (hasil

pemantauan pada Sungai Mahakam).

b. Indeks pencemaran Udara IPU) , dihitung dengan formula :

(IP NO2 + IP SO2)IPU = ----------------------

2c. Indeks Tutupan Lahan (ITH) dihitung dengan formula :

Luas Tutupan Hutan (LTH)Persentase TH =

Luas Wilayah Administrasi (LWH)

Keterangan :ITH = Indeks Tutupan HutanLTH = Luas Tutupan HutanLWH = Luas Wilayah ProvinsiKategori Indeks Kualitas Lingkungan Hidup :Unggul X > 90Sangat Baik 82 < X ≤ 90Baik 74 < X ≤ 82Cukup 66 ≤ X ≤ 74Kurang 58 ≤ X < 66

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

145

Sangat Kurang 50 ≤ X < 58Waspada X < 50

Dari hasil perhitungan IKLH tahun 2017, realisasi 77,58 yaitu dalam

katagori sangat baik , namun masih ada kendala dalam perhitungan

dari indeks tutupan hutan (ITH) data menghitung ITH adalah

membandingkan luas tutupan hutan dengan luas wilayah administrasi.

Yang menjadi kendala data untuk luas tutupan hutan provinsi

Kalimantan Timur belum ada publikasinya :

1. Semakin meningkatnya pembangunan yang memanfaatkan

sumberdaya alam sebagai modal pembangunan seperti

meningkatnya pemanfaatan lahan akibat dari exsplaitasi hutan,

batu bara, perkebunan dan kegiatan oleh masyarakat.

2. Laju exsploitasi sumberdaya alam lebih tinggi jika di bandingkan

dengan upaya rehabilitasinya .

3. Tidak tersedianya data di masing-masing sektor yang akurat

terkait dengan perhitungan indeks Kualitas Lingkungan itu sendiri

4. Data-data yang digunakan dalam perhitungan Indek Kualitas

Lingkungan itu hanya data pemantauan dan monitoring kulaitas

lingkungan (Air, Udara dan Lahan) belum memasukkan data-data

dari sektor lain.

Disamping itu tanggung jawab pengelolaan lingkungan hidup itu tidak

hanya menjadi tanggung jawab BLH saja tetapi juga tanggung jawab

semua sektor yang terlibat. sehingga kedepan perlu ditingkatkan

koordinasi dan sinkronisasi program dalam pengelolaan lingkungan

hidup di Kalimantan Timur.

Permasalahan :Perhitungan Indeks Kualitas Lingkungan (IKLH) dapat dihitung diakhir

tahun (selesai kegiatan yang dilaksanakan) karena merupakan

perhitungan indeks yang dihitung dari indeks pencemaran udara, air

dan tutupan lahan

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

146

Solusi :Melakukan kegiatan yang dilakukan untuk perhitungan indeks kualitas

lingkungan hidup (IKLH)

Program yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan

Timur untuk Meningkatnya Indeks Kualitas Lingkungan adalah:

1. Program Pengelolaan DAS dan RHL

2. Program Rehabilitasi dan Reklamsi lahan pasca tambang

3. Program mitigasi emisi gas rumah kaca

4. Program Pengendalian Pencemaran Lingkungan

5. Program Penyelenggaraan Penantaan ruang

6. Program Pengembangan kinejra pengeloaan persampahan.

7. Program Penyehatan Lingkungan Pemukiman

8. Program Peningkatan Peran serta masyarkat dalam pengelolaan

LH

9. Program Konservasi lahan dan air.

19. Menurunnya tingkat emisi gas rumah kacaKualitas lingkungan hidup sebagai keadaan lingkungan yang

dapat memberikan daya dukung yang optimal bagi kelangsungan

hidup manusia. Dengan melestarikan lingkungan hidup maka

pembangunan daerah akan tetap berlanjut dan serasi dengan daya

dukungan lingkungannya. Tersedianya berbagai potensi sumber daya

alam seperti sumber daya hutan, lahan, dan mineral di Provinsi

Kalimantan Timur menyebabkan usaha kehutanan, perkebunan,

pertanian, dan pertambangan menjadi salah satu sektor unggulan

dalam menunjang perekonomian daerah, namun demikian

pendayagunaan potensi sumber daya alam harus memperhatikan

batas kemampuan daya dukung dan daya tampung lingkungan agar

tidak terjadi penurunan kualitas lingkungan hidup.

Kegiatan pembangunan senantiasa diiringi dengan upaya

pencegahan, penanggulangan dan pengendalian kerusakan

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

147

sumberdaya alam dan lingkungan, termasuk pengurangan emisi

sebagai salah satu indikator penting yang harus dicapai.

Pengurangan emisi sebagai salah satu indikator penting yang harus

dicapai. Penurunan emisi merupakan bagian dari upaya mendukung

program global dan sekaligus kontribusi Kaltim sebagai provinsi

pelopor program-program mengatasi dampak perubahan iklim

mendukung komitmen Nasional dalam penurunan emisi global.

Realisasi Kinerja Tahun 2017.No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %

Capaian

25 Intensitas emisi (tonCO2/PDRB US

$ juta)

1.800 1.515 118,81

Perbandingan Realisasi Kinerja.No. Indikator

KinerjaSatuan Realisasi

2015Realisasi

2016Realisasi

2017%

Peningkatan/Penurunan

24 Intensitasemisi

(tonCO2/PDRBUS $ juta)

1.738 1.384 1.515 9,5

Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD

No. IndikatorKinerja Satuan

TargetAkhir

RPJMD

Realisasi2017

TingkatPencapaian

24 Intensitasemisi

(tonCO2/PDRB US

$ juta)

1.650 1.515 108,91

Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional

No. Indikator Kinerja Satuan Realisasi2017

RealisasiNasional

Ket.(+/-)

24 Intensitas emisi (tonCO2/PDRBUS $ juta)

1.515 512,08 +

Sumber : Bappenas Tahun 2016

Komitmen ditingkat nasional maupun ditingkat provinsi untuk

menurunkan tingkat emisi GRK harus dipantau dan dievaluasi, apakah

arah dan capaian sejauh ini menuju penurunan emisi 26% secara

nasional dan penurunan emisi 19% di tingkat provinsi pada tahun

2020. Terlebih lagi, Kaltim juga telah berkomitmen untuk mengurangi

emisi karbon dari kegiatan ekonominya melalui strategi pertumbuhan

rendah karbon (low carbon growth strategy). Untuk mengetahui

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

148

besarnya capaian maupun terimplementasinya strategi pertumbuhan

rendah karbon, tingkat emisi harus diprediksi, diestimasi, dihitung atau

bahkan diukur.

Beberapa metoda telah dikembangkan untuk mengetahui tingkat

emisi dari satu kegiatan, dari satu daerah maupun dari satu negara

dalam kurun waktu tertentu (satu tahun misalnya). IPCC telah merilis

perangkat lunak untuk menginventarisasi emisi GRK sejak 2006.

Indonesia telah menerbitkan Peraturan Presiden No. 61 dan 71 tahun

2011 untuk menurunkan emisi GRK dan menginventarisasi GRK.

Aturan-aturan tersebut juga didukung oleh beberapa metoda

perhitungan yang lebih rinci sesuai sektor/kegiatan yang ternyata

memilki karateristik emisi GRK sendiri-sendiri.

Karakteristik emisi suatu kegiatan merupakan faktor emisi untuk

mendapatkan nilai emisi GRK suatu kegiatan. Secara langsung nilai

emisi GRK didapat dari perkalian antara volume kegiatan dengan

faktor emisi satu kegiatan. Faktor emisi dari kegiatan produksi amonia

misalnya akan berbeda dengan faktor emisi untuk pembakaran

sampah atau faktor emisi dari kegiatan penanaman pohon. Secara

tidak langsung nilai emisi dapat dihitung dari perubahan cadangan

karbon yang dimiliki satu obyek (makhluk hidup atau yang sudah mati)

dalam kurun waktu tertentu. Misalnya ketika setelah satu tahun satu

area tegakan hutan primer berubah menjadi lahan terbuka oleh

kegiatan pertambangan atau berubah menjadi ladang tradisional

masyarakat adat.

Pelaksanaan kegiatan penurunan emisi GRK di Kalimantan

Timur berdasarkan Peraturan Gubernur Kaimantan Timur No. 54 tahun

2012 dan No.39 tahun 2014 tentang RAD Penurunan Emisi GRK.

Kedua Peraturan Gubernur ini dibedakan oleh karena dibentuknya

Provinsi Kalimantan Utara yang kemudian merubah BAU Baseline,

Target penurunan dan Aksi Mitigasi yang disepakati di Kalimantan

Timur.

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

149

Emisi GRK tahun 2015 dihitung berdasarkan perhitungan BAU

emisi semua sektor dalam dokumen Rencana Aksi Daerah (RAD

GRK) Kaltim kemudian di kurangi besarnya penurunan emisi yang

terpantau termasuk pantauan melalui kegiatan PEP (Pemantauan

Evaluasi dan Pelaporan) emisi GRK pada tahun 2016 target adalah

2.000 Juta ton/CO2eq, maka intensitas GRK tahun 2015 adalah 1.738

Ton CO2/PDRB USD Serta realisasi tahun 2017 adalah 1,515 Ton

CO2/PDRB USD denbgan target 1.800 Ton CO2/PDRB USD.

Pelaksanaan kegiatan Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan

(PEP) RAD GRK memerlukan dokumentasi dan informasi yang benar

dari berbagai pihak khususnya lingkup Pemerintah Provinsi dan

didukung oleh Pemerintah Kabupaten/Kota. Bappeda/BLH dan Tim

PEP telah berupaya mengumpulkan dengan mengirimkan surat

kepada masing-masing instansi baik di SKPD Provinsi maupun

Kabupaten/Kota.

Kesesuaian Format Laporan PEP dengan data dari Laporan

kinerja dan dokumen pendukung. Meskipun fomat dalam Pedoman

umum dan teknis sudah disederhanakan, tetapi tetap saja untuk

mengisinya diperlukan pengetahuan dan usaha yang maksimal.

Perubahan format juga menyebabkan apa yang sudah kita kerjakan

selama ini perlu disesuaikan atau dihitung ulang agar kesinambungan

dan kebenaran data dapat diverifikasi dan diakui. Pada sosialisasi

PEP, data masukan utama untuk PEP adalah LAKIP dan LKPJ.

Namun informasi yang tercantum pada dokumen LAKIP maupun LKPJ

sifatnya sangat umum, yaitu pada tingkat program dan tidak sampai

pada detail program dan kegiatannya (termasuk anggaran dan rincian

aktifitas kegiatan) yang dapat dikategorikan sebagai kegiatan inti

maupun pendukung sebagaimana tertuang pada RAD GRK. Hal ini

menyebabkan kesulitan dalam menurunkan data ke tingkat detail

seperti pada format laporan PEP. Sebagai contoh, untuk kegiatan

rehabilitasi lahan tidak ada informasi mengenai jenis tanaman dan

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

150

banyaknya tanaman yang ditanam dalam 1 hektar lahan, sementara

dua informasi ini dibutuhkan dalam pengisian formulir laporan PEP.

Hal lain yang sangat krusial adalah belum adanya mekanisme

pendokumentasian data terkait penurunan emisi yang berhasil dicapai

melalui pelaksanaan program kegiatan pada kurun waktu tertentu di

tiap SKPD. Kondisi ini dialami oleh semua tingkatan mulai dari SKPD

pada lingkup Pemprov Kaltim hingga ke Pemerintah Kabupaten/Kota.

Hal ini menyebabkan inventarisasi data yang dilakukan tidak dapat

maksimal sebagaimana yang diharapkan.

Permasalahan :Intensitas emisi dapat dihitung akhir tahun dikarenakan perhitungan

intensitas emisi, datanya diperoleh dari beberapa sektor lahan,energi

dan limbah

Solusi :secara berkala menghitung intensitas emisi dari beberapa sektor, yaitu

sektor lahan,limbah dan energi

Program yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan

Timur untuk Menurunnya tingkat emisi gas rumah kaca adalah:

1. Program Pengarusutamaan Perubahan Iklim dan green ekonomi

dalam Perencanaan Pembangunan Daerah

2. Program perlindungan atmosfir dan perubahan iklim.

Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya.

Bagian yang disajikan dalam tabel ini terkait dengan efisiensi

anggaran untuk sasaran yang pencapaian kinerjanya mencapai atau lebih

dari 100%. Terlihat bahwa mayoritas dari 19 sasaran, menunjukkan

pencapaian yang sama atau lebih dari 100%, yaitu sebanyak 4 sasaran,

sebagaimana ditunjukkan dalam tabel di bawah ini. Sebagai contoh, untuk

sasaran Menurunnya tingkat pengangguran, telah mencapai kinerja

sebanyak 103,91%, namun dengan realisasi anggaran hanya sebanyak

93,34% dari total anggaran yang dialokasikan. Capaian serupa juga bisa

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

151

dilihat dari pencapaian sasaran Meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang

berkualitas, meningkat, dengan pencapaian kinerja sebanyak 219,17%,

namun dengan realisasi anggaran hanya sebanyak 96,88%. Banyaknya

sasaran yang berhasil dicapai dengan sumber daya yang efisien

menunjukkan bahwa efisiensi anggaran telah mencapai tingkat yang tinggi

ataupun sangat tinggi. Kondisi ini sejalan dengan prinsip effektif dan

efisiensi sejalan dengan prinsip pemerintahan yang baik, yang salah

satunya adalah pengelolaan sumber daya anggaran yang efisien dalam

mencapai tujuan dan sasaran pembangunan.

Tabel 3.9

Efisiensi Penggunaan Sumber Daya

No. Sasaran% Capaian

Kinerja(≥100%)

%PenyerapanAnggaran

TingkatEfesiensi

1 2 3 4 5

1 Meningkatnya Indeks PembangunanManusia (IPM) 99,35 - -

2 Meningkatnya Angka Harapan LamaSekolah 97,45 98,86% (1,41)

3 Meningkatnya rata-rata lamasekolah 80,35 98,34% (17,99)

4 Meningkatnya angka harapan hidup 99,77 64,20% 35,575 Menurunnya tingkat kemiskinan 98,55 98,84% (0,29)6 Menurunnya tingkat pengangguran 103,91 93,34% 10,577 Meningkatnya Standar Hidup Layak 97,89 98,37% (0,48)8 Meningkatnya daya beli masyarakat 87,29 99,99% 12,709 Menurunnya Indeks Gini 99,24 - -

10 Meningkatnya pertumbuhanekonomi yang berkualitas 219,17 96,88% 122,29

11 Meningkatnya kontribusi sektorpertanian dalam arti luas 93,45 97,55% (4,10)

12 Tercapaianya swasembada pangan 82,03 79,43% 2,60

13 Meningkatnya pengembangan danpemanfaatan energi terbarukan 106 95,11% 10,89

14Meningkatnya kepuasan masyarakatterhadap pelayanan infrastrukturdasar

102,94 95,52% 7,42

15 Terwujudnya pemerintah yangbersih dan bebas KKN 97,93 84,12% 13,81

16 Terwujudnya peningkatan kualitaspelayanan public 98,98 98,17% 0,81

17 Meningkatnya Kapasitas dan 99,68 90,03% 9,65

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

152

akuntabilitas kinerja

18 Meningkatnya Indeks KualitasLingkungan 94,62 2,52% 92,10

19 Menurunnya tingkat emisi gas rumahkaca 118,81 92,35% 26,46

3.5 Realisasi Anggaran3.5.1 Anggaran dan Realisasi APBD 2017

Perhitungan APBD tahun 2017 sebelum Audit BPK menunjukan

bahwa pendapatan asli daerah Rp. 4.167.589.517.079,35 sedangkan

belanja terealisasikan sebesar 110,11% dan terdapat Surplus (defisit)

anggaran sebesar Rp. 611.166.600.279,55 serta SILPA senilai Rp.

526.815.543.160,88

Pencapaian target pendapatan daerah telah memenuhi target yaitu

99,16% menunjukan Kinerja yang bagus dari seluruh SKPD yang

memiliki sumber- sumber bagi penerimaan daerah. Di lain pihak

realisasi belanja sebesar 90,81%. Selengkapnya anggaran dan realisasi

APBD 2017 disajikan pada tabel berikut :

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

153

8.223.730.774.720,45 8.154.749.005.919,47 99,16 7.985.727.918.251,11

4.167.589.517.079,35 4.588.752.896.231,47 110,11 4.029.364.843.886,11

3.275.137.315.000,00 3.505.578.072.170,90 107,04 3.127.250.928.432,7919.564.525.000,00 16.659.010.036,91 85,15 19.435.790.560,00

212.334.202.383,35 208.807.497.552,48 98,34 167.385.377.650,74660.553.474.696,00 857.708.316.471,18 129,85 715.292.747.242,58

4.047.511.428.349,00 3.555.558.173.688,00 87,85 3.946.626.961.365,00

4.024.646.840.474,00 3.533.009.585.813,00 87,78 3.941.626.961.365,00

824.929.219.037,00 609.621.646.540,00 73,90 690.750.462.589,001.341.252.323.437,00 1.101.073.440.281,00 82,09 2.154.070.924.824,00

714.906.576.000,00 714.906.576.000,00 100,00 80.402.179.000,001.143.558.722.000,00 1.107.407.922.992,00 96,84 1.016.403.394.952,00

7.500.000.000,00 7.500.000.000,00 100,00 5.000.000.000,00

7.500.000.000,00 7.500.000.000,00 100,00 5.000.000.000,00

15.364.587.875,00 15.048.587.875,00 97,94 0,00

12.132.987.875,00 11.816.987.875,00 97,40 0,003.231.600.000,00 3.231.600.000,00 100,00 0,00

8.629.829.292,10 10.437.936.000,00 120,95 9.736.113.000,00

2.882.000.000,00 3.026.436.000,00 105,01 3.004.418.000,005.747.829.292,10 7.411.500.000,00 128,94 6.731.695.000,00

6.009.766.572.310,00 5.457.505.254.649,14 90,81 5.293.741.507.697,40

4.984.215.317.185,00 4.519.152.944.490,54 90,67 3.720.676.880.409,42

1.698.837.530.019,00 1.453.137.226.055,16 85,54 875.033.041.094,072.244.936.273.166,00 2.114.335.484.435,38 94,18 1.997.496.406.815,351.035.431.514.000,00 947.492.734.000,00 91,51 844.687.442.500,00

5.010.000.000,00 4.187.500.000,00 83,58 3.459.990.000,00

1.019.251.255.125,00 938.335.384.758,60 92,06 1.571.814.627.287,98

730.300.000,00 575.185.000,00 78,76 37.280.106.944,00220.471.157.025,00 186.434.736.886,08 84,56 127.373.774.389,98133.550.034.200,00 107.332.292.504,52 80,37 139.562.806.456,00658.767.296.000,00 639.850.921.049,00 97,13 1.251.513.058.461,00

5.732.467.900,00 4.142.249.319,00 72,26 16.084.881.037,00

6.300.000.000,00 16.925.400,00 0,27 1.250.000.000,00

6.300.000.000,00 16.925.400,00 0,27 1.250.000.000,00

2.825.130.802.690,00 2.781.546.332.856,00 98,46 2.307.500.831.162,00

2.104.010.195.500,00 2.072.374.423.000,00 98,50 1.446.352.403.000,00

2.104.010.195.500,00 2.072.374.423.000,00 98,50 1.446.352.403.000,00

721.120.607.190,00 709.171.909.856,00 98,34 861.148.428.162,00

718.688.328.230,00 707.828.791.230,00 98,49 859.596.236.500,002.432.278.960,00 1.343.118.626,00 55,22 1.552.191.662,00

(611.166.600.279,55) (84.302.581.585,67) 13,79 384.485.579.391,71

611.166.600.279,55 611.118.124.746,55 99,99 226.681.020.887,84

611.166.600.279,55 611.118.124.746,55 99,99 226.681.020.887,84

611.166.600.279,55 611.118.124.746,55 99,99 226.681.020.887,84

0,00 526.815.543.160,88 0,00 611.166.600.279,55

PEMBIAYAAN NETTO

SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN (SILPA)

7 . 1 PENERIMAAN PEMBIAYAAN

7 . 1 . 1 Penggunaan SiLPA

SURPLUS / (DEFISIT)

7 PEMBIAYAAN

6 . 2 . 1 Transfer Bantuan Keuangan ke Pemerintah Daerah Lainnya6 . 2 . 3 Transfer Bantuan Keuangan Lainnya

6 . 1 . 1 Transfer Bagi Hasil Pajak Daerah

6 . 2 TRANSFER BANTUAN KEUANGAN

6 TRANSFER

6 . 1 TRANSFER BAGI HASIL PENDAPATAN

5 . 3 BELANJA TAK TERDUGA

5 . 3 . 1 Belanja Tak Terduga

5 . 2 . 4 Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan5 . 2 . 5 Belanja Modal Aset Tetap Lainnya

5 . 2 . 2 Belanja Modal Peralatan dan Mesin5 . 2 . 3 Belanja Modal Gedung dan Bangunan

5 . 2 BELANJA MODAL

5 . 2 . 1 Belanja Modal Tanah

5 . 1 . 5 Belanja Hibah5 . 1 . 6 Belanja Bantuan Sosial

5 . 1 . 1 Belanja Pegawai5 . 1 . 2 Belanja Barang dan Jasa

5 BELANJA

5 . 1 BELANJA OPERASI

4 . 3 . 1 Pendapatan Hibah - LRA4 . 3 . 3 Pendapatan Lainnya - LRA

4 . 2 . 4 . 3 Bantuan Keuangan dari Pemerintah Daerah Kota - LRA

4 . 3 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH - LRA

4 . 2 . 4 Bantuan Keuangan - LRA

4 . 2 . 4 . 2 Bantuan Keuangan dari Pemerintah Daerah Kabupaten - LRA

4 . 2 . 2 Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya - LRA

4 . 2 . 2 . 3 Dana Penyesuaian - LRA

4 . 2 . 1 . 3 Dana Alokasi Umum (DAU) - LRA4 . 2 . 1 . 4 Dana Alokasi Khusus (DAK) - LRA

4 . 2 . 1 . 1 Bagi Hasil Pajak - LRA4 . 2 . 1 . 2 Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam - LRA

4 . 2 PENDAPATAN TRANSFER - LRA

4 . 2 . 1 Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat - LRA

4 . 1 . 3 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan - LRA4 . 1 . 4 Lain-lain PAD Yang Sah - LRA

4 . 1 . 1 Pendapatan Pajak Daerah - LRA4 . 1 . 2 Pendapatan Retribusi Daerah - LRA

4 PENDAPATAN - LRA

4 . 1 PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) - LRA

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMURLAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DECEMBER 2017 DAN 2016

ANGGARAN2017

REALISASI2017

REALISASI2016

NO. URUT URAIAN (%)

Tabel. 3.10

Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

154

Anggaran dan Realisasi menurut Sasaran dan Program

Anggaran dan realisasi belanja langsung tahun 2017 yang

dialokasikan untuk membiayai program/kegiatan dalam pencapaian

sasaran pembangunan disajikan pada tabel berikut :

Tabel 3.11

Pencapaian Kinerja dan Anggaran Tahun 2017

No. Sasaran Program Prioritas Anggaran

Pagu Realisasi %

1 MeningkatnyaIndeksPembangunanManusia (IPM)

0,00%

Rata - rata Capaian 0,00%

2 MeningkatnyaAngka Harapanlama Sekolah

1 Program PeningkatanMutu Pendidik danTenaga Kependidikan

11.751.250.00011.617.681.541 98,86%

Rata - rata Capaian 11.751.250.000 1.617.681.541 98,86%

3 Meningkatnya rata-rata lama sekolah

2 Program wajib belajarpendidikan dasarsembilan tahun

3 Program pendidikanmenengah

181.434.055.875177.804.240.593

98,00%

4 Program PeningkatanPendidikan danPengembanganSumber DayaMasyarkat

47.106.800.00046.946.843.660

99,66%

Rata - rata Capaian 28.540.855.875 24.751.084.253 98,34%

4 Meningkatnya angkaharapan hidup

5 Program standarisasipelayanan kesehatan

150.000.000 96.303.609 64,20%

6 Program PelayananKesehatan PendudukMiskin

Rata - rata Capaian 150.000.000 96.303.609 64,20%

5 Menurunnya tingkatkemiskinan

7 ProgramPenanggulanganKemiskinan bidangPenanggulanganBencana

185.040.000 182.893.700 98,84%

8 ProgramPenanggulanganKemiskinan bidangPerumahan danPermukiman

Rata - rata Capaian 185.040.000 182.893.700 98,84%

6 Menurunnya tingkatpengangguran

9 ProgramPengembanganKewirausahaan danKeunggulan Kompetitif,Usaha kecil menengah

205.650.000 180.155.000 87,60%

10 Program peningkatanupaya penumbuhankewirausahaan dankecakapan hiduppemuda

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

155

11 ProgramPengembanganKewirausahaanKompetitif

205.650.000 180.155.000 87,60%

12 Program PeningkatanKesempatan Kerja

500.000.000 490.262.950 98,05%

13 ProgramPemberdayaanRemaja Putus Sekolah

Rata - rata Capaian 911.300.000 850.572.950 93,34%

7 MeningkatnyaStandar HidupLayak

14 Program Pengendaliandan Evaluasi hasilPelaksanaanPembangunan Daerah

1.232.000.0001.217.187.670

98,80%

15 Program PeningkatanEfisiensi PerdaganganDalam Negeri

150.000.000 149.290.360 99,53%

16 Program PeningkatanSinergi KebijakanEkonomi Daerah

384.050.000 370.789.568 96,55%

Rata - rata Capaian 1.766.050.000 1.737.267.598 98,37%

8 Meningkatnya dayabeli masyarakat

17 ProgramPembangunan jalanTol

288.377.368.800288.340.795.665

99,99%

Rata - rata Capaian 88.377.368.800 88.340.795.665 99,99%

9 Menurunnya IndeksGini

Rata - rata Capaian 0 0 0

10 Meningkatnyapertumbuhanekonomi yangberkualitas

18 Program PengendalianPelaksanaan Investasi

288.400.000 284.220.040 98,55%

19 Program Perencanaandan PengembanganIklim PenanamanModal

359.300.000 358.187.144 99,69%

20 Program KemudahanPelayanan danPercepatan ProsesPerijinan

304.700.000 293.727.800 96,40%

21 Program PenataanStruktur Industri

201.200.000 195.967.050 97,40%

22 Program Peningkatandan PengembanganIndustri

748.800.000 741.750.220 99,06%

23 Program PeningkatanPemasaran HasilProduksi Peternakan

137.000.000 136.833.000 99,88%

24 Program PeningkatanKerjasamaPerdagangan

136.750.000 136.746.580 100,00%

25 Program Peningkatandan PengembanganEkspor

43.250.000 43.250.000 100,00%

26 Program peningkatandaya saing investasisektor jalan danjembatan

132.487.542.000129.448.683.319

97,71%

27 Progam peningkatandaya saing investasisektor transportasidarat, laut, udara danASDP

321.955.684.237310.773.222.274

96,53%

Rata - rata Capaian 456.662.626.237 42.412.587.427 96,88%

11 Meningkatnyakontribusi sektorpertanian dalam arti

28 Program PerluasanKomoditasPerkebunan Non Sawit

458.400.000 434.205.059 94,72%

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

156

luas 29 Program Perluasankebun Sawit

- - 0,00%

30 Program PeningkatanProduktivitasPerkebunan

59.950.000 55.390.000 92,39%

31 ProgramPengembanganKawasan dan UsahaPeternakan

137.000.000 135.075.745 98,60%

32 ProgramPengembanganproduksi Budidaya danPenguatan Daya saingProduk Perikanan

653.300.000 651.932.500 99,79%

Rata - rata Capaian 1.308.650.000 1.276.603.304 97,55%

12 Tercapaianyaswasembadapangan

33 Program PeningkatanProduksi pertaniantanaman pangan

44.950.000 39.898.999 88,76%

34 Program PeningkatanPenerapan TeknologiPertanian tanamanpangan

155.000.000 144.389.000 93,15%

35 ProgramPengembangan danPengelolaan JaringanIrigasi, Rawa danJaringan PengairanLainnya

19.914.330.00015.626.568.343

78,47%

36 Program PeningkatanKetahanan Pangan

893.000.000 874.467.320 97,92%

37 Program Peningkatanproduksi Peternakan

- - 0,00%

38 Programpengembanganperikanan tangkap

- - 0,00%

Rata - rata Capaian 21.007.280.000 6.685.323.662 79,43%

13 Meningkatnyapemanfaatan energiterbarukan

39 Program DiversifikasiEnergi

32.710.327.50031.099.923.160

95,08%

40 Program pengusahaanKetenagalistrikan

- - 0,00%

41 ProgrampengembanganKetenagalistrikan

277.000.000 273.956.388 98,90%

Rata - rata Capaian 32.987.327.500 1.373.879.548 95,11%

14 Meningkatnyakepuasanmasayrakatterhadap pelayananinfrastruktur dasar

42 ProgramPembangunan Jalandan Jembatan

67.245.343.20065.506.160.711

97,41%

43 Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalandan Jembatan

42.801.728.77142.713.327.292

99,79%

44 Program pembukaanketerisolasian wilayahsektor jalan danjembatan

13.490.000.00012.877.383.809

95,46%

45 Program pembukaanketerisolasian wilayahsektor transportasi,darat, sungai, danaudan penyebrangan

- - 0,00%

46 Program pembukaanketerisolasian wilayahsektor transportasiudara

- - 0,00%

47 Program sarana danprasaranatelekomunikasi

- - 0,00%

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

157

48 Program Penyediaandan pengelolaan airbaku

48.335.000.00048.297.197.375

99,92%

49 Programpengembangan kinerjapengelolaan air minum

86.280.000.00082.668.835.327

95,81%

50 Program peningkatandaya saing sektorsumberdaya air

6.523.600.0006.179.929.380

94,73%

51 Program pengendalianbanjir

39.673.057.00032.464.800.555

81,83%

Rata - rata Capaian 304.348.728.971 90.707.634.449 95,52%

15 Terwujudnyapemerintah yangbersih dan bebasKKN

52 Program penguatankelembagaan

- - 0,00%

53 Programpengembangan zonaintegritas

103.300.000 102.707.046 99,43%

54 Program pencegahandan pemberantasanKKN

1.515.000.0001.479.085.750

97,63%

55 Program Peningkatandan pengembanganPengelolaanKeuangan Daerah

12.312.150.00010.136.757.531

82,33%

56 Program PeningkatanSarana da PrasaranaDaerah

- - 0,00%

Rata - rata Capaian 3.930.450.000 11.718.550.327 84,12%

16 Terwujudnyapeningkatankualitas pelayananpublik

57 Program peningkatanpelayanan publik

507.500.000 340.225.060 67,04%

58 Program pembinaandan pengembanganaparatur

8.902.328.0008.873.508.736

99,68%

59 Program integrasiaplikasi

- - 0,00%

60 Pengembangan datastatistik dan spasial

1.520.200.0001.515.761.490

99,71%

Rata - rata Capaian 10.930.028.000 10.729.495.286 98,17%

17 MeningkatnyaKapasitas danakuntabilitas kinerja

61 Program peningkatankualitas manajemenberbasis kinerja

124.750.000 118.860.350 95,28%

62 Peningkatan KinerjaPemerintahan Daerah

- - 0,00%

63 Program Pendidikanpolitik masyarakat

1.700.110.5501.524.119.970

89,65%

64 ProgramPengembangan danPengelolaanpenggunaan assetdaerah dalampembangunan daerah

- - 0,00%

Rata - rata Capaian 1.824.860.550 1.642.980.320 90,03%

18 MeningkatnyaIndeks KualitasLingkungan

65 Program PengelolaanDAS dn RHL

157.087.399.000 - 0,00%

66 Program RehabiltiasiReklamsi Lahan PascaTambang

509.500.000 439.304.950 86,22%

67 Program mitigasi emisigas rumah kaca

49.000.000 48.538.000 99,06%

68 Program PengendalianPencemaranLingkungan Hidup

30.000.000 28.200.000 94,00%

69 ProgramPenyelenggaraanPenataan Ruang

3.317.700.0003.259.446.306

98,24%

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

158

70 ProgramPengembanganKinerja PengelolaanPersampahan

867.612.143 110.538.431 12,74%

71 Program PenyehatanLingkunganPemukiman

- - 0,00%

72 Program PeningkatanPeran sertamasyarakat dalampengelolaan LH

133.250.000 126.470.800 94,91%

73 Program Konservasilahan dan air

73.000.000 72.083.400 98,74%

Rata - rata Capaian 62.067.461.143 .084.581.887 2,52%

19 Menurunnya tingkatemisi gas rumahkaca

74 ProgramPengarusutamaanPerubahan Iklim dangreen ekonomi dalamPerencanaanPembangunan Daerah

200.000.000 192.603.126 96,30%

75 Program perlindunganatmosfir danperubahan iklim

507.900.000 461.140.960 90,79%

Rata - rata Capaian 707.900.000 653.744.086 92,35%

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

159

Bab IV

Penutup

4.1 Simpulan

Gambaran tentang kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur

selama tahun 2017 telah tergambar pada Bab III Akuntabilitas Kinerja.

Laporan Kinerja Tahun 2017 ini adalah tahun kedua pelaksanaan

Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2014 tanggal 17 Juni 2014 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Kalimantan

Timur 2013-2018. Penyusunan Laporan Kinerja ini dimaksudkan untuk

mengetahui sejauh mana pencapaian tujuan dan sasaran strategis melalui

pelaksanaan program dan kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2016

dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat.

Terlepas dari pencapaian kinerja yang terus membaik, apabila

dilakukan pembandingan dengan Angka Nasional maupun Angka Provinsi

lain yang ada di Indonesia, Pembangunan Manusia di Kalimantan Timur

masih akan terus ditingkatkan dan menjadi fokus pembangunan pada

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018, isu

strategis yang pertama disusul dengan Rencana daya saing SDM Kaltim,

Pertumbuhan ekonomi yang masih rendah dan fluktuatif, belum meratanya

pelayanan infrastruktur yang berkualitas, belum terrwujudnya tata kelola

pemerintahan yang baik dan belum terciptanya kualitas lingkungan hidup

yang baik dan sehat.

Terkait dengan implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja,

kekurangan yang terjadi dalam periode 2013-2018 telah dicatat dan

akan dievaluasi sebagai bahan untuk menyusun kebijakan operasional

guna memperbaiki kinerja tahun-tahun mendatang. Sasaran organisasi

yang belum tercapai seratus persen akan dievaluasi agar kendala yang

dihadapi dapat dicari solusinya sedini mungkin, sehingga seluruh sasaran

organisasi pada masa selanjutnya dapat dicapai dengan lebih baik.

Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017

160

Hambatan-hambatan yang mempengaruhi kelancaran implementasi

Sistem Akuntabilitas Kinerja sampai saat ini sebagai berikut :

1. Mekanisme pengumpulan data kinerja belum sepenuhnya dapat

diandalkan sehingga dukungan data faktual kurang lengkap guna

memenuhi target indikator sasaran organisasi yang pada gilirannya

berakibat pengukuran kinerja kurang maksimal.

2. Keterbatasan SDM evaluator kinerja yang memahami dengan baik

tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja.

4.2 Strategi Peningkatan Kinerja

Strategi yang perlu ditempuh untuk meningkatkan kinerja

Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2016 adalah sebagai

berikut :

1. Memperbaiki sistem pengumpulan data kinerja dalam rangka

meningkatkan kualitas data kinerja dalam sistem pelaporan secara

berkala dengan mengolah, menganalisis, dan mengukur data kinerja

yang telah disampaikan selanjutnya melakukan perekapan,

pemantauan dan reviu terhadap pertanggungjawaban kinerja PD, serta

meningkatkan kualitas reviu atas laporan kinerja Pemda maupun PD.

2. Menyelenggarakan pelatihan dan asistensi bagi SDM aparatur

tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja, untuk mempercepat

terwujudnya pemerintahan yang berkinerja tinggi dan akuntabel, serta

meningkatkan kapasitas evaluator dalam melaksanakan evaluasi kinerja

atas program pembangunan.

3. Menyempurnakan kualitas rumusan sasaran strategis dan indikator

kinerja terkait dalam sasaran strategis organisai dengan membangun

dari bawah indikator kinerja yang akan di evaluasi.

Pengukuran Capaian Kinerja Sasran PembangunanPemerintah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2017

Tujuan Sasaran Indikator Kinerja Target2017

Kondisi Tahun laluRealisasiKinerja2017

Ket

2013 2014 2015 20161 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 131 Meningkatkan

kualtias SDMKaltim

1 Meningkatnya Indeks PembangunanManusia (IPM)

1 IPM 75,08 73,21 73,82 74,17 74,59 74,59

2 Meningkatnya harapan lama sekolah 2 Angka harapan lama sekolah 13,70 12,85 13,17 13,18 13,50 13,353 Meningkatnya rata-rata lama

sekolah3 Angka rata-rata sekolah 11,50 8,87 9,04 9,15 11,00 9,24

4 Meningkatnya angka harapan hidup 4 Angka harapan hidup 73,85 73,52 73,62 73,65 73,75 73,682 Meningatanya

Kesejahteraan danpemerataanpendapatanmasyarakat

5 Menurunnya tingkat kemiskinan 5 Tingkat Kemiskinan 6,10 6,06 6,42 6,23 6,11 6,196 Menurunnya tingkat pengangguran 6 Tingkat Pengangguran 7,18 7,94 7,54 7,50 7,95 6,917 Meningkatnya Standar hidup layak 7 Paritas daya beli/purchasing power

parity (PPP) (perkapita/perhari) 11600 10981 11019 11229 11355 11.355

8 Meningkatnya daya beli masyarakat 8 Tingkat Inflasi 4+1 9,65 7,66 4,89 3,39 3,159 Indeks tendensi konsumen 106.5 112,29 111,73 105,90 106,20 97,91

9 Menurunnya Indeks Gini 10 Indeks Gini 0,32 0,37 0,33 0,32 0,315 0,333 Meningkatkan

pertumbuhanekonomi hijau

10

Meningkatnya pertumbuhan ekonomiyang berkualitas

11 Pertumbuhan ekonomi denganmigas 0,5+1 2,25 1,57 -1,28 -0,38 3,13

12 Pertumbuhan ekonomi tanpa migas 1+1 5,45 3,74 -1,48 -1,52 4,0413 Pertumbuhan ekonomi non migas

dan non batubara 4+1 5,99 5,73 3,45 1,52 5,24

11Meningkatnya kontribusi sektorpertanian dalam arti luas

14 Share sektor pertanian dalam artiluas 9 5,65 7,11 7,62 8,06 7,96

15 Laju pertumbuhan ekonomi sektorpertanian dalam arti luas 4,87+1 6,44+1 6,72+1 4,59+1 4,73+1 5,7

12 Tercapaianya swasembada pangan 16 Rasio pemenuhan beras 75 72,00 71,22 70,17 50,00 61,5213 Meningkatnya pengembangan dan

pemanfaatan energi terbarukan17 Bauran energi baru terbarukan 2 0,02 0,50 1,01 1,27 2,12

4 MenyediakanInfrastruktur Dasaryang Berkualitas

14 Meningkatnya kepuasan masyarakatterhadap pelayanan infrastrukturdasar

18 Indeks Kepuasan layananinfrastruktur dasar 6,8 5,00 5,90 6,21 7,00 7,00

5 Mewujudkan tatakelolapemerintahan yangbaik

15 Terwujudnya pemerintah yang bersihdan bebas KKN

19 Indeks Persepsi Korupsi 5,80 5,20 4,90 5,58 5,58 5,5620 Opini BPK WTP WDP WTP WTP WTP WTP

16 Terwujudnya peningkatan kualitaspelayanan publik

21 Indeks Kepuasan Masyarakat 83 68 72,16 76,65 75 80,56

17Meningkatnya Kapasitas danakuntabilitas kinerja

22 Predikat Akuntabilitas kinerja BB(78,00) 70,75 70,97 75,14 77,37 BB

(77,50)23 Predikat kinerja Penyelenggaraan

Pemerintah DaerahSangattinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi

6 Meningkatkankualitas lingkunganhidup

18 Meningkatnya Indeks KualitasLingkungan

24 Indeks Kualitas Lingkungan 81,99 74,07 78,29 81,97 83,19 82,64

19 Menurunnya tingkat emisi gas rumahkaca

25 Intensitas Emisi 1.800 1,500 1,611 1,738 1.384 1,515

:

:

TargetTahun

TargetTahun

TargetTahun

TargetTahun

TargetTahun

Target Tahun

2.018 2014 2014 2014 2014 20141. Indeks Pembangunan

Manusia73,21 76 8,5 8,5 8,5 8,5 8,5

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMURRENCANA STRATEGISTAHUN 2013 S/D 2018

No.

Meningkatkan Kualitas SDM KaltimTujuan 1

Mewujudkan Kualitas Sumber Daya Manusia Kaltim yang Mandiri dan Berdaya Saing TinggiMISI

KondisiAwal 2013Indikator

1. Indeks PembangunanManusia

73,21 76 8,5 8,5 8,5 8,5 8,5

2013 2014 2015 2016 2017 2018

4 5 6 7 8 9 10 11 12 131. Meningkatnya Indeks

Pembangunan Manusia (IPM)1. Indeks Pembangunan

Manusia (IPM)73,21 73,82 74,17 74,46 75,08 75,70

2. Meningkatnya Harapan LamaSekolah

2. Harapan Lama Sekolah(tahun)

12,85 13,71 13,18 13,50 13,70 14,00PeningkatanKompetensi guru

1 Program Peningkatan MutuPendidik dan TenagaKependidikan

2 Program wajib belajarpendidikan dasar sembilan

3 Program pendidikan menengahPeningkatanKesempatan belajarmasyarakat

4 Progam Pennan Pendian danPengembnaan SumberDayaMansrakat

5 Program StandarisasiPelayanan Kesehatan

6 Program Pelayanan KesehatanPenduduk Miskin

Ket

Strategi

Sasaran

KebijakanUraian

12,00

73,62 73,65 73,75 73,85 74,00 Peningkatan mutudi bidangkesehatan

11,00 11,50

Cara Mencapai Tujuan dan sasaran

Program

Perluasan SubsidiPendidikan bagiseluruh persertadidik dalam usiawajib belajar

9,04 9,15

Realisasi Target

Peningkatan aksesdan mutuPelayananKesehatan

Peningkatan aksesdan mutupelayananpendidikan

21

8,87

73,52

3. Angka rata - rata LamaSekolah tahun)

4. Meningkatnya angka harapanhidup

4. Angka Harapan Hidup (AHH)

Indikator

3. Meningkatnya rata-rata lamasekolah

:

:

TargetTahun2.018 2014 2011

1. Tingkat Kemiskinan6,06 6,00 5,20-5,40 5,80-

6,00

2014 2015 2016 2017 2018

4 5 6 7 8 9 10 11 12 13Pemberdayaanusaha ekonomimasyarakat miskin

7 Program PenanggulanganKemiskinan bidangPenanggulangan Bencana

PenyediaanInfrastruktur dasarbagi masyarakatmiskin

8 Program PenangulanganKemiskinan bidang Perumahandan Pemukiman

9 Program PengembanganKewirausahaan danKeunggulan Kompetitif,

KetSasaran

ProgramUraian

1

Arah Kebijakan

5. Tingkat Kemiskinan

Tujuan 2

IndikatorTarget Tahun

2

Cara Mencapai Tujuan dan sasaran

Strategi

Mewujudkan Daya Saing Ekonomi yang Berkerakyatan Berbasis Sumber Daya Alam dan Energi Terbarukan

KondisiAwal 2013

IndikatorNo.

Meningkatkan Kesejahteraan dan Pemerataan pendapatan masyarakat

5. Menurunnya tingkatkemiskinan

Menurunnya tingkatpengangguran

5,75 5,35 5,15 5,00Percepatan

PengentasanKemiskinan

Target TahunKondisiAwal 2013

MISI

6,06 6,00

6. 6.

Peningkatan danPerluasan

Kesempatan kerja a

PeningkatanKualitas tenagakerja

6,00 5,11Tingkat Pengangguran 8,90 8,00 7,00 6,50 9 Program PengembanganKewirausahaan danKeunggulan Kompetitif,

10 Program Peningkatan UpayaPenumbuhan Kewirasuahaandan kecakapan hidup pemuda

11 Program PengembanganKewirausahaan Kompetitif

12 Program PeningaktanKesempatan Kerja

13 Program PemberdayaanRemaja Putus Sekolah

PeningkatanKestabilan hargadan efisiensidistribusi barang

14 Program pengendalian danevaluasi hasil pelaksanaanpembangunan daerah

PenguatanKerjasamaperdagangandengan daerahpemasokkomoditas panganstrategis

15 Program PeningkatanEfisiensiPerdagangan Dalam Negeri

Penguatan peranPemda dalamfungsi stabilisasiharga

16 Program Peningkatan SinergiKebijakan Ekonomi Daerah

8. Tingkat Inflasi

9,65 7,66 4,89 5+1 4+1 4+1

9. Indeks Tendensi Konsumen 112,29 111,73 105,9 106,2 106,5 106,8

Meningkatnya daya belimasyarakat

Menurunnya tingkatpengangguran

11.229 11.450

6. 6.

Peningkatan danPerluasan

Kesempatan kerja a

PeningkatanKualitas tenagakerja

Peningkatan dayasaing tenaga kerjadan pengembangankesempatan kerja

6,00 5,11

Meningkatnya Standar HidupLayak

PengendalianInflasi danPemberdayaanEkonomimasyarakat

Tingkat Pengangguran 8,90 8,00

Program Pembangunan jalan tol17

Paritas daya beli/PPP 10.981 11.019

8. PengendalianInflasi danPemberdayaanEkonomimasyarakat

PeningkatanEfisiensi distribusibarang dan jasaantara pusatkegiatan nasional(PKN)

7,00 6,50

11.600 11.8007. 7

:

:

TargetTahun

TargetTahun

TargetTahun

TargetTahun

Target Tahun

2014 2014 2014 2014 20141. Pertumbuhan ekonomi

dengan Migas 2,25 0,5+1 5,50-6,00 5,50-6,00 5,50-6,00 5,50-6,00

2013 2014 2015 2016 2017 20184 5 6 7 8 9 10 11 12 13

18 Program PengendalianPelaksanaan Investasi

19 Program Perencanaan danPengembangan IklimPenanaman Modal

20 Program KemusahanPelayanan dan PerceptanProses Perijinan

Meningkatnya pertumbuhanekonomi yang berkualitas

Pertumbuhan ekonomidengan migas (%)

Mewujudkan Daya Saing Ekonomi yang Berkerakyatan Berbasis Sumber Daya Alam dan Energi Terbarukan

TargetTahun2018

2

No. IndikatorKondisi

Awal20013

Indikator

0,5 +1

Cara Mencapai Tujuan dan sasaran

Meningkatkan pertumbuhan ekopnomi hijau

KetSasaran

Tujuan 3

-1,28 0,2+1

Realisasi

12 Pertumbuhan ekonomi tanpamigas (%)

5,45 3,74

2,25 1,5711

Arah KebijakanTarget StrategiUraian

110.

MISI

Peningkataninvestasi daerah

Program

-1,48 1+1 1+1 1+1

Percepatantransformasiekonomi

0,5 +1

Peningkatan nilaitambahan produkpertanian dalam artiluas (IntegrasiProses Hulu Hilir)

20 Program KemusahanPelayanan dan PerceptanProses Perijinan

21 Program Penataan StrukturIndustri

22 Program Peningkatan danPengembangan Industri

23 Program PeningkatanPemasaran hasil ProduksiPeternakan

24 Program PeningkatanKerjasama Perdagangan

25 Program Peningkatan danPengembangan ekspor

26 Program Peningkatan dayasaing investasi sektor jalan danjembatan

27 Program peningkatan dayasaing investasi sektortransportasi darat, laut, udaradan ASDP

Meningkatnya kontribusisektor pertanian dalam artiluas

14 28 Program Perluasan KomoditasPerkebunan Non Sawit.

29 Program Perluasan KebunSawit

30 Program PeningkatanProduktivitas Perkebunan

31 Program PengembanganKawasan dan UsahaPeternakan

32 Program PengembanganProduksi Budidaya danPenguatan daya Saing produksiPerikanan

Meningkatnya pertumbuhanekonomi yang berkualitas

13 Pertumbuhan ekonomi nonmigas dan non batubara (%)

15 Laju Pertumbuhan EkonomiSektor Pertanian dalm artiluas

Pertumbuhan ekonomidengan migas (%)

Peningkatanekspor produkunggulan daerah

0,5 +1

6,44+1

Pengembanganagribisnis(Peningkatan SkalaPoduksi Pertanian)

9,00 10,0011

-1,28 0,2+1

5,99 3,73

12 Pertumbuhan ekonomi tanpamigas (%)

5,45 3,74

2,25 1,571110. Peningkataninvestasi daerah

-1,48 1+1 1+1 1+1

Percepatantransformasiekonomi

Pembangunanprasarana jalan danprasaranatransportasi untukmendukungkawasan srategisProvinsi (KSP)Maloy dan KSP lain

0,5 +1

Peningkatan nilaitambahan produkpertanian dalam artiluas (IntegrasiProses Hulu Hilir)

Peningkatan eksporproduk olahan

3,45 4+1 4+1 4+1

Penguatan matarantai kawasan2agribisnis

Share Sektor Pertaniandalam arti luas (%)

5,65 7,11 7,62 8,00

6,72+1 4,59+1 4,73+1 4,87+1 5,00+1

PeningkatanProduksi Padi,palawija danhortikultura

33 Program Peningkatan Produksipertanian tanaman pangan

Penerapanmekanisasi danteknologi pertanian

34 Program PeningkatanPenerapan Teknologi Pertaniantanaman pangan

Peningkataninfrastruturpertanian

35 Program Pengembangan danPengelolaan Jaringan Irigasi,Rawa dan Jaringan PengairanLainnya

12 Tercapaianya swasembadapangan

16 Rasio pemenuhan beras (%) 72,00 71,00 70,15 72,50 75,00 85,00 PeningkatanProduksi Pangan

Peningkataninfrastruturpertanian

35 Program Pengembangan danPengelolaan Jaringan Irigasi,Rawa dan Jaringan PengairanLainnya

Peningkatanproduktivitas

36 Program PeningkatanKetahanan Pangan

Intensifikasi danekstensifikasi

37 Program Peningkatan produksiPeternakan

ntensifikasi danekstensifikasipoduksi ikan

38 Program pengembanganperikanan tangkap.

Penyiapan regulasiuntuk mendorngpengembanganEBT

39 Program Diversifikasi Energi.

40 Program pengusahaan listrikketenagalistrikan

41 Program pengembanganketenagalistrikan

PemenuhanKebutuhan Energiramah Lingkungan

Peningkatan rasioelektrifikasi

13 MeningkatnyaPengembangaan danpemanfaatan energiterbarukan

17 Bauran energi baruterbarukan (%)

2,120,02 0,5 1,01 1,62 3,00

12 Tercapaianya swasembadapangan

16 Rasio pemenuhan beras (%) 72,00 71,00 70,15 72,50 75,00 85,00 PeningkatanProduksi Pangan

::

TargetTahun

TargetTahun

TargetTahun

Target Tahun

2014 2014 2014 2014 20141. Indeks Kepuasan Layanan

Infrastruktur dasar5,00 7,00 21 21 21 21 21

2013 2014 2015 2016 2017 2018

4 5 6 7 8 9 10 11 12 1314 Meningkatnya kepuasan

masyarakat terhadappelayanan infrastruktur dasar

18 Indeks Kepuasan LayananInfrastruktur dasar

Peningkatankualitasinfrastruktur dasar

Peningkatankualitas dankapasitas prsaranajalan dan jembatan

Indikator

No. IndikatorKondisi

Awal20013

Cara Mencapai Tujuan dan sasaran

Program

21

Menyediakan Infrastrukut Dasar yang BerkualtiasMewujudkan Infrastruktur Dasar yang Berkualitas bagi Masyarakat secara Merata

Tujuan 4

Uraian Arah Kebijakan

Ket

Sasaran

TargetTahun2018

Strategi

5,90

MISI

6,80 7,006,21 6,50

Realisasi Target

5,004 5 6 7 8 9 10 11 12 13

42 Program Pembangunan Jalandan Jembatan.

43 Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan danJembatan.

44 Program pembukaanketerisolasian wilayah sektorjalan dan jembatan.

45 Program pembukaanketerisolasian wilayah sektortransportasi darat, sungai,danau dan penyebrangan

46 Program pembukaanketerisolasian wilayah sektortransportasi udara

47 Program sarana dan prasaranatelekomunikasi.

48 Program Penyediaan danpengelolaan air baku.

49 Program Pengembangan kinerjapengelolaan air minum

50 Program peningkatan dayasaing sektor sumberdaya air.

Pengendalian banjirdan daya rusak air

51 Program pengendalian banjir

14 Meningkatnya kepuasanmasyarakat terhadappelayanan infrastruktur dasar

18 Indeks Kepuasan LayananInfrastruktur dasar

Peningkatankualitasinfrastruktur dasar

Peningkatankualitas dankapasitas prsaranajalan dan jembatan

Peningkatankonektivitaskawasanpedalaman danperbatasan

Peningkatankapasitas air bakudan air minum

215,90 6,80 7,006,21 6,505,00

:

:

1. Indeks KepuasanMasyarakat (IKM)

68 85

2013 2014 2015 2016 2017 2018

4 5 6 7 8 9 10 11 12 13Terwujudnya pemerintahyang bersih dan bebas KKN.

19 52 Program penguatankelembagaan

53 Program pengembangan zonaintegritas.

Program

2

Realisasi Target

Indeks Persepsi Korupsi

Indikator

Ket

Strategi

Sasaran Cara Mencapai Tujuan dan sasaran

No. IndikatorKondisi

Awal20013

Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik

Uraian Arah Kebijakan

MISI Mewujudkan Tata Kelola Pemeritahahn yang Profesional, Transparan dan Berorientasi pada Pelayanan Publik

TargetTahun2018

151

Tujuan 5

5,20 4,90 5,58 5,70 5,80 6,00

Reformasi birokrasidan tata kelolapemerintahan

Restrukturisasiorganisasi dan

peningkatan kinerjaAparatur

53 Program pengembangan zonaintegritas.

54 Program pencegahan danpemberantasan KKN

20 Opini BPK WTP WDP WTP WTP WTP WTP 55 ProgramPeningkatan danPengembangan PengelolaanKeuangan daerah

56 ProgramPeningkatan Sarana danPrasarana Daerah

57 Program peningkatanpelayanan publik.

58 Program pembinaan danpengembangan aparatur.

59 Program integrasi apliksi60 Pengembangan data statistik

dan spasial22 Predikat Akuntabilitas kinerja 70,75 (B+) 70,97 (B+) 75,14

(BB)76,00(BB)

78,00(BB)

80,00 (A) 61 Program peningkatan kualitasmanajemen berbasis kinerja.

62 Peningkatan KinerjaPemerintahan Daerah.

63 Program Pendidikan politikmasyarakat

Perbaikanpengelolaanpendapatan danbelanja daerah

64 Program Pengembangan danpengelolaan penggunaan asetdaerah dalam pembangunandaerah

Indeks Persepsi Korupsi15 5,20 4,90 5,58 5,70 5,80 6,00

Reformasi birokrasidan tata kelolapemerintahan

Restrukturisasiorganisasi dan

peningkatan kinerjaAparatur

16 Terwujudnya peningkatankualitas pelayanan publik

Indeks KepuasanMasyarakat (IKM)

68 (baik)21 72,16 (baik) 76,65(baik)

80(sangat

baik)

83(sangat

baik)

85(sangat

baik)

17 Meningkatnya Kapasitas danakuntabilitas kinerja

23 Predikat KinerjaPenyelenggaraan PemerintahDaerah

Tinggi (2-3) Tinggi (2-3) Tinggi (2-3) SangatTinggi (3-

4)

SangatTinggi (3-

4)

SangatTinggi (3-

4)

:

:

TargetTahun

TargetTahun

TargetTahun

TargetTahun2014 2014 2014 2014

1 Indeks Kualitas lingkungan 74,07 82,00 5,28 5,28 5,28 5,28

2013 2014 2015 2016 2017 2018

4 5 6 7 8 9 10 11 12 1365 Program

Pengelolaan DASdan RHL

66 ProgramRehabilitasi Reklamasi lahanPasca Tambang

Ket

2

Strategi ProgramRealisasi Target

Indikator Arah Kebijakan

Mewujudakan Kualtias Lingkungan yang Baik dan Sehat serta Berspektif Perubahan Iklim

Sasaran

KondisiAwal20013

TargetTahun2018

Tujuan 6

No. Indikator

Meningkatkan Kualitas Lingkungan hidup

MISI

Peningkatankualitas danpemanfaatanpengendalian lahan

1

Uraian

Cara Mencapai Tujuan dan sasaran

Peningkatankualitas lingkungan

hidup

81,99 82,0018 Meningkatnya Indeks KualitasLingkungan

Indeks Kualitas Lingkungan24 74,07 78,29 81,97 81,98

66 ProgramRehabilitasi Reklamasi lahanPasca Tambang

67 Program mitigasiemisi gas rumah kaca

68 Program PengendalianPencemaran Lingkungan

Pengendalianpembangunanwilayah sesuaiperencanaan tataruang wilayah

69 ProgramPenyelenggaraanPenataan Ruang

70 ProgramPengembanganKinerja PengelolaanPersampahan

71 ProgramPenyehatan LingkunganPemukiman

72 Program Peningkatan Peranserta

Pencegahandegradasi kualitas

73 Programkonservasi lahan dan air

74 Program PengarusutamaanPerubahan Iklim dan greenekonomi dalam PerencanaanPembangunan Daerah

75 Program perlindungan atmosfirdan perubahan iklim

Peningkatankualitas danpemanfaatanpengendalian lahan

Peningkatankualitas lingkungan

hidup

81,99 82,00

1.800 1.6501.783

Peningkatankualitas udara,Perairan, danlingkungan hidupperkotaan

Penurunanemisi gas rumahkaca

18 Meningkatnya Indeks KualitasLingkungan

Indeks Kualitas Lingkungan24 74,07 78,29 81,97 81,98

2.00019 Menurunnya tingkat emisi gasrumah kaca

Intensitas Emisi (tonCO2/PDRB US $ juta)

25 1.500 1.611

Lampiran

Sejalan dengan pelaksanaan pembangunan mewujudkan Visi dan MisiKaltim Maju 2018, maka pada tahun 2016 dan 2017 Pemerintah ProvinsiKalimantan Timur, juga mendapat berbagai penghargaan dari Pemerintah,lembaga independen sebagai bentuk pengakuan pihak lain serta cerminankeberhasilan pembangunan Kalimantan Timur. Berikut beberapa prestasi danpenghargaan yang diperoleh baik penghargaan selaku Gubernur, WakilGubernur maupun yang diterima oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).1. Penghargaan pendidikan dwidja praja nugraha dari Presiden RI, 2016

2. Penghargaan akuntabilitas kinerja pemerintahan terbaik pertama dari

kantor menteri negara pendayagunaan aparatur negara & reformasi

birokrasi 8 tahun berturut-turut tahun 2009, 2010, 2011, 2012, 2013, 2014

2015, dan 2016 (dengan nilai bb – sangat baik)

3. Penghargaan juara pertama “bhumandala award” dari badan informasi

geospasial tahun 2016

4. Penghargaan inovasi administrasi negara award dari LAN RI dan menteri

PAN & RB RI tahun 2016

5. Penghargaan top it and top telco 2016, dari kementerian riset dan dikti ri

dan kementerian kominfo RI bekerjasama dengan majalah itech