iht

7
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jagung (Zea mays. L.) sudah lama diusahakan petani Indonesia dan merupakan tanaman pokok kedua setelah padi. Penduduk kawasan timur Indonesia seperti Nusa Tenggara Timur, Madura, sebagian Maluku, dan Irian Jaya sudah biasa menggunakan jagung sebagai makanan pokok sehari-hari. Produksi jagung Indonesia sebagian besar berasal dari pulau Jawa (± 66%) dan sisanya barasal dari di propinsi luar Jawa terutama Lampung, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sumatra Utara, dan Nusa Tenggara Timur. Jagung mempunyai kandungan gizi dan serat kasar yang cukup memadai sebagai bahan makanan pokok pengganti beras. Selain sebagai makanan pokok, jagung juga merupakan bahan baku makanan ternak. Kebutuhan akan konsumsi jagung di Indonesia terus meningkat. Hal ini didasarkan pada makin meningkatnya tingkat konsumsi perkapita per tahun dan semakin meningkatnya jumlah penduduk Indonesia. Jagung merupakan bahan dasar / bahan olahan untuk minyak goreng, tepung maizena, ethanol, asam organic, makanan kecil dan industri pakan ternak.Pakan ternak untuk unggas membutuhkan jagung sebagai komponen utama sebanyak 51, 4 % Kendala dalam budidaya jagung yang menyebabkan rendahnya produktivitas jagung antara lain adalah serangan hama dan penyakit. Salah satu hama yang seringg menyerang adalah hama penggerek tonggkol jagung. Hama ini merusak tongkol (Helicoverpa armigera Hbn. Noctuidae: Lepidotera) jagung yang mengakibatkan produktivitas jagung menurun. 1

Upload: dwi-fitri-yanti-marbun

Post on 24-Oct-2015

4 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

pengerek tongkol jagung

TRANSCRIPT

Page 1: Iht

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jagung (Zea mays. L.) sudah lama diusahakan petani Indonesia dan merupakan tanaman pokok kedua setelah padi. Penduduk kawasan timur Indonesia seperti Nusa Tenggara Timur, Madura, sebagian Maluku, dan Irian Jaya sudah biasa menggunakan jagung sebagai makanan pokok sehari-hari. Produksi jagung Indonesia sebagian besar berasal dari pulau Jawa (± 66%) dan sisanya barasal dari di propinsi luar Jawa terutama Lampung, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sumatra Utara, dan Nusa Tenggara Timur.

Jagung mempunyai kandungan gizi dan serat kasar yang cukup memadai sebagai bahan makanan pokok pengganti beras. Selain sebagai makanan pokok, jagung juga merupakan bahan baku makanan ternak. Kebutuhan akan konsumsi jagung di Indonesia terus meningkat. Hal ini didasarkan pada makin meningkatnya tingkat konsumsi perkapita per tahun dan semakin meningkatnya jumlah penduduk Indonesia. Jagung merupakan bahan dasar / bahan olahan untuk minyak goreng, tepung maizena, ethanol, asam organic, makanan kecil dan industri pakan ternak.Pakan ternak untuk unggas membutuhkan jagung sebagai komponen utama sebanyak 51, 4 %

Kendala dalam budidaya jagung yang menyebabkan rendahnya produktivitas jagung antara lain adalah serangan hama dan penyakit. Salah satu hama yang seringg menyerang adalah hama penggerek tonggkol jagung. Hama ini merusak tongkol (Helicoverpa armigera Hbn. Noctuidae: Lepidotera) jagung yang mengakibatkan produktivitas jagung menurun.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis menjelaskan mengenai hama penggerek tongkol jagung (Helicoverpa armigera).

1.2 Rumusan Masalaha. Mengenal hama penggerek tongkol jagung.b. Mengetahui bioekologi hama penggerek tongkol jagung.c. Gejala serangan dari hama penggerek tongkol jagung.d. Pengendalian hama penggerek tongkol jagung.

1.3 Tujuan Pemulisan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui bioekologi, gejala dan pengendalian dari hama penggerek tongkol jagung (Helicoverpa armigera Hbn).

1

Page 2: Iht

PEMBAHASAAN

2.1. Hama Pengerek Tongkol Jagung (Helicoverpa armigera)

KlasifikasiKingdom : AnimaliaDivisi : ArthropodaKelas : InsectaOrdo : LepidopteraFamili : NoctuideGenus : HelicoverpaSpesies : Helicoverpa armigera

Ciri: panjang ulat ± 4 cm dan akan makin panjang pada temperatur rendah. Warna ulat bervariasi dari hijau, hijau kekuning-kuningan, hijau kecoklat-coklatan, kecoklat-coklatan sampai hitam. Pada badan ulat bagian samping ada garis bergelombang memanjang, berwarna lebih muda.

Pada tubuhnya kelihatan banyak kutil dan berbulu. Larva terdiri dari lima instar, lama stadium larva berkisar antara 12-25 hari. Telur berbentuk bulat berwarna kekuning-kuningan mengkilap dan sesudah 2-4 hari berubah warna menjadi coklat. Panjang sayap ngengat bila dibentangkan ± 4 cm dan panjang badan antara 1,5-2,0 cm. Sayap bagian muka berwarna coklat dan sayap belakang berwarna putih dengan tepi coklat.

Pupa dibentuk dalam tanah. Pupa yang baru terbentuk berwarna kuning, kemudian berubah kehijauan dan akhirnya berwarna kuning kecoklatan. Lama stadium pupa adalah 15-21 hari.

2

Page 3: Iht

2.2. Bioekologi Hama Penggerek Tongol Jagung (Helicoverpa Armigera)

Adapun biekologi dari hama penggerek tongol jagung (helicoverpa armigera) adalah:

Imago

Detina H. armigera meletakkan telur pada rambut jagung. Rata-rata produksi telur imago betina adalah 730 butir, telur menetas dalam tiga hari setelah diletakkan .

Larva

Spesies ini terdiri dari lima sampai tujuh instar .Khususnya pada jagung, masa perkembangan larva pada suhu 24 sampai 27,2oC adalah 12,8 sampai 21,3 hari. Larva serangga ini memiliki sifat kanibalisme . Spesies ini mengalami masa pra pupa selama satu sampai empat hari. Masa pra pupa dan pupa biasanya terjadi dalam tanah dan kedalamannya bergantung pada kekerasan tanah.

Pupa,

Pada umumnya pupa terbentuk pada kedalaman 2,5 sampai 17,5 cm. Terkadang pula serangga ini berpupa pada permukaan tumpukan limbah tanaman atau pada kotoran serangga ini yang terdapat pada tanaman.

Pada kondisi lingkungan mendukung, fase pupa bervariasi dari enam hari pada suhu 35oC sampai 30 hari pada suhu 15oC.

2.3. Gejala Serangan

Imago betina meletakkan telur pada silk jagung dan sesaat setelah menetas larva akan menginvasi masuk kedalam tongkol dan akan memakan biji yang sedang mengalami perkembangan. Infestasi serangga ini akan menurunkan kualitas dan kuantitas tongkol jagung.

2.4. PengendalianUntuk mengendalikan hama penggerek tongol jagung (Helicoverpa

armigera) dapat dilakukan dengan :

Hayati

Musuh alami yang digunakan sebagai pengendali hayati dan cukup efektif untuk mengendalikan penggerek tongkol adalah Parasit, Trichogramma spp yang merupakan parasit telur dan Eriborus argentiopilosa (Ichneumonidae)

3

Page 4: Iht

parasit pada larva muda. Cendwan, Metarhizium anisopliae.menginfeksi larva. Bakteri, Bacillus thuringensis dan Virus Helicoverpa armigera Nuclear Polyhedrosis Virus (HaNPV). Menginfeksi larva.

Kultur Teknis

Pengelolaan tanah yang baik akan merusak pupa yang terbentuk dalam tanah dan dapat mengurangi populasi H. armigera berikutnya.

Kimiawi

Untuk mengendalikan larva H. armigera pada jagung, penyemprotan insektisida Decis dilakukan setelah terbentuknya rambut jagung pada tongkol dan diteruskan (1-2) hari hingga rambut jagung berwarna coklat.

4

Page 5: Iht

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pertanian. 1983. Pedoman Pengenalan, Pengamatan dan Penbendalian Hama ulat grayak . Direktorat Perlindundan Tanaman. Jakarta..

Dharmadi, A. 1977.hlama Ulat pada Tanaman The. Lokarakarya Proteksi Tanaman. BPTK Gambung.

 Wahyu, Widayat. 1989. Hama-hama Penting tanaman dan cara pengendaliannya. Gambung.

5