if-pasca.walisongo.ac.idif-pasca.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2018/04/asih... · web...

14
JANTAR MANTAR SEBAGAI BUKTI PERKEMBANGAN ILMU FALAK DI INDIA Asih Pertiwi Pacsasarjana UIN Walisongo Semarang [email protected] Abstrak Perkembangan Ilmu Falak di India dapat dibuktikan dengan adanya teks-teks kuno yang masih ada wujudnya hingga sekarang ini. Adapula bangunan berupa observatorium jantar mantar sebagai observatorium terbesar yang dibangun untuk melakukan observasi pada masa itu. Observatorium jantar memang bukan sebuah observatorium teleskopik namun ketelitiannya telah memfasilitasi beberapa observasi terhadap pergerakan matahari, bulan, dan bintang. Kata Kunci: Kitab Weda, Era Shiddanta, Observatorium Jantar Mantar Pendahuluan Sejarah suatu peradaban bangsa dapat dibuktikan oleh adanya peninggalan berupa benda. Di India terdapat peninggalan sejarah dari masa lalu berupa benda peninggalan sejarah dalam bidang astronomi antara lain observatorium jantar mantar dan observatorim luar angkasa yang menjadi situs dunia. Salah satu kontribusi India yang dihasilkan oleh peradabannya dalam bidang astronomi adalah banyak sekali kitab-kitab Hindu yang bersikan tentang astronomi telah diterjemahkan ke dalam banyak bahasa. Astronomi India tidak lepas dari agama dan spiritual yang memberikan pengaruh besar untuk dunia barat sehingga adanya astronomi berjalan seiringan dengan astrologi. Astrotrologi tidak dapat dikatakan sebagai ilmu palsu karena keduanya merupakan bagian integral dari masyarakat India. Penentuan setiap momen di India dilakukan dengan mengamati pergerakan benda-benda langit untuk mendapatkan 1

Upload: others

Post on 09-Mar-2021

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: if-pasca.walisongo.ac.idif-pasca.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2018/04/Asih... · Web viewAstrotrologi tidak dapat dikatakan sebagai ilmu palsu karena keduanya merupakan bagian

JANTAR MANTAR SEBAGAI BUKTI PERKEMBANGAN ILMU FALAK

DI INDIA

Asih Pertiwi

Pacsasarjana UIN Walisongo Semarang

[email protected]

Abstrak

Perkembangan Ilmu Falak di India dapat dibuktikan dengan adanya teks-teks kuno

yang masih ada wujudnya hingga sekarang ini. Adapula bangunan berupa

observatorium jantar mantar sebagai observatorium terbesar yang dibangun untuk

melakukan observasi pada masa itu. Observatorium jantar memang bukan sebuah

observatorium teleskopik namun ketelitiannya telah memfasilitasi beberapa observasi

terhadap pergerakan matahari, bulan, dan bintang.

Kata Kunci: Kitab Weda, Era Shiddanta, Observatorium Jantar Mantar

Pendahuluan

Sejarah suatu peradaban bangsa dapat dibuktikan oleh adanya peninggalan berupa

benda. Di India terdapat peninggalan sejarah dari masa lalu berupa benda peninggalan

sejarah dalam bidang astronomi antara lain observatorium jantar mantar dan observatorim

luar angkasa yang menjadi situs dunia. Salah satu kontribusi India yang dihasilkan oleh

peradabannya dalam bidang astronomi adalah banyak sekali kitab-kitab Hindu yang bersikan

tentang astronomi telah diterjemahkan ke dalam banyak bahasa. Astronomi India tidak lepas

dari agama dan spiritual yang memberikan pengaruh besar untuk dunia barat sehingga

adanya astronomi berjalan seiringan dengan astrologi. Astrotrologi tidak dapat dikatakan

sebagai ilmu palsu karena keduanya merupakan bagian integral dari masyarakat India.

Penentuan setiap momen di India dilakukan dengan mengamati pergerakan benda-

benda langit untuk mendapatkan waktu yang tepat sehingga sultan membangun banyak

sekali observatorium untuk memfasilitasi kebutuhan masyarakat India pada masa itu. Hingga

kini observatorium tersebut masih dijaga dan dijadikan sebagai bukti adanya perkembangan

ilmu falak di India.

Sejarah Awal Astronomi di India

Astronomi India memiliki sejarah panjang yang membentang dari masa pra-sejarah

sampai zaman modern. Beberapa akar paling awal dari astronomi India dapat dikaitkan

dengan periode peradaban Lembah Indus di Mohenjo-Daro (salah satu kota dengan

peradaban tinggi pada masa itu) atau sebelumnya. Astronomi kemudian dikembangkan

sebagai disiplin Vedanga atau salah satu "disiplin pelengkap" yang terkait dengan studi

1

Page 2: if-pasca.walisongo.ac.idif-pasca.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2018/04/Asih... · Web viewAstrotrologi tidak dapat dikatakan sebagai ilmu palsu karena keduanya merupakan bagian

Veda/Weda1. Kitab Weda merupakan catatan pertama astronomi di India ditemukan pada

tahun 2000 SM yang telah ada sejak tahun 1700-1100 SM. Para astronom India Kuno

menggunakan bintang-bintang dan planet-planet untuk membuat grafik Astrologi serta

membaca pertanda, merancang model matematika yang canggih dan mengembangkan teori.

Di dalam kitab Weda telah ada catatatan mengenai 1 tahun adalah 360 hari,

membagi 1 tahun menjadi 12 bulan dan tiap bulan 30 hari.

Wedangga Jyotisa, merupakan teks Weda pertama yang menunjukkan adanya data data

astronomi, menunjukkan rekaman kejadian sampai dengan 4000 SM, meskipun banyak

archaeoastronomer percaya bahwa teks ini mungkin merupakan hasil pengamatan 11 000

SM. Mereka menunjukkan bahwa beberapa catatan mungkin merupakan salinan dari catatan-

catatan sebelumnya, namun hal ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut.2

Astronomi India dan Era Siddhanta

Era Siddhanta adalah sebuah era baru dari perkembangan astronomi yang

menyimpang dari Weda. Era ini disebut Era Siddhantic, era ini ditandai dengan adanya

serangkaian buku yang disebut Siddhanat. Merupakan sebuah buku yang memetakan tahun

matahari, periode bulan, gerhana matahari dan bulan, dan gerakan planet. Era Siddhanta

menghasilkan tiga astronom besar India, namun sayangnya mereka tidak banyak dikenal di

dunia barat, meskipun mereka telah membuat kemajuan besar dalam bidang astronomi.

Astronom India mengusulkan bahwa bintang-bintang bentuknya persis seperti

matahari, namun lebih jauh, pada waktu ketika orang Yunani masih menggunakan bola langit

kristal untuk menjelaskan kosmos. Mereka juga mengerti bahwa bumi itu bulat, dan

astronom India mencoba menghitung keliling planet.

Astronomi India dipengaruhi oleh astronomi Yunani yang dimulai pada abad ke-4

SM dan dan melalui abad-abad awal Era Umum, misalnya oleh Yavanajataka dan Romaka

Siddhanta, terjemahan bahasa Sanskerta dari sebuah Teks Yunani yang disebarluaskan dari

abad ke-. Yavanajataka percaya pada heliosentrik alam semesta, meskipun ayat-ayat pada

awal 3000 SM menyinggung masalah ini, namun rujukan-rujukan awal ini meragukan dan

kita harus berhati-hati untuk menerapkan definisi ini untuk menghindari bias konfirmasi.

Dalam teksnya, Shatapatha Brahmana, ia juga mengukur jarak matahari dari bumi, dan jarak

bulan dari bumi, 108 kali diameter bumi, sangat dekat dengan pengukuran modern 107.5

untuk matahari dan 110.6 dari bulan.

Astronomi India berbunga pada abad ke-6, dengan Aryabhata. Aryabhatiya mewakili

puncak pengetahuan astronomi saat itu. Kemudian astronomi India secara signifikan

1 Veda berarti mengetahui atau sebagai kitab yang berisis asas-asas yang digunakan oleh orang India Kuno. Weda merupakan Aksen dari rumpun bahsa Indo-Eropa.,contohnya Nirvana menjadi Nirwana.

2 Muh. Nashiruddin, Kalender Hijriah Universal, Semarang: Rafi Sarana Perkasa, 2013

2

Page 3: if-pasca.walisongo.ac.idif-pasca.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2018/04/Asih... · Web viewAstrotrologi tidak dapat dikatakan sebagai ilmu palsu karena keduanya merupakan bagian

mempengaruhi astronomi Muslim, astronomi Cina, astronomi Eropa, dan lain-lain. Astronom

lain era klasik yang lebih jauh menguraikan karya Aryabhata adalah Brahmagupta,

Varahamihira dan Lalla.

Aryabhata mulai mengadopsi pendekatan yang lebih teliti, menjauhkan dari

mistisisme dan menekankan pada penghitungan kalender. Aryabhata ditambahkan ke dalam

teori heliosentrik, karena dia mengusulkan teori bahwa bulan mencerminkan cahaya

matahari, teori ini juga diusulkan oleh beberapa orang Yunani namun tidak digunakan. Dia

mengusulkan bahwa bumi diputar oleh langit, walaupun teori ini belum ditemukan sampai

Renaisans Eropa dan Copernicus.

Idenya tentang model matematik tentang bagaimana perhitungan gerhana, akhirnya

menemukan solusi dan berkembang hingga ke Eropa dan hal ini dipengaruhi oleh cara

berpikir Renaissance. Bukunya, Aryabhatia, diterjemahkan ke dalam bahasa latin pada abad

ke-13. Karya ini memberikan negara-negara Eropa beberapa metode untuk mengukur

volume bola dan segitiga serta metode untuk menghitung akar kuadrat dan akar kubus. Di

dalam kitabnya, ia menjelaskan sistem perhitungan yang menyatakan bumi berputar pada

sumbunya dan menghitung pergerakan planet-planet yang mengelilingi matahari. Ia juga

membuat perkiraan yang sangat akurat mengenai keliling dan diameter bumi. Ia juga penemu

pertama bahwa orbit planet mengelilingi matahari berupa ellips.Ia menyatakan hitungan hari

dimulai dari tengah malam ke tengah malam berikutnya.

Varahamihira mengusulkan bahwa harus ada semacam kekuatan yang menjaga objek

dalam keadaan stasioner (diam). Ini adalah awal mula ide kesetimbangan Anaximander dan

pengakuan dari teori proto-gravitasi, yang muncul lama sebelum Newton.

Brahmagupta, astronom Siddhanti meyatakan 36.000 kilometer untuk keliling bumi,

sangat dekat dengan angka yang sebenarnya. juga memahami bahwa bumi itu bulat dan

mencoba untuk menghitung keliling planet.

Era Shiddanta berakhir ketika kebangkitan Islam di India dan mengimpor teks-teks

Yunani, yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, ke daerah. Karena itulah era ini sering

dikenal sebagai Zij Era, atas dasar tablet Zij yang berisi data astronomi. Tablet Zij pertama

diterjemahkan dari bahasa Sansekerta, oleh Al-Khwarizmi (780-850 M) dan termasuk

adanya nomor nol dalam sistem sederhana India, yang merupakan kontribusi terbesar

matematikawan Weda dalam penomoran dunia Barat. Pengaruh para astronom India tidak

berakhir di sini, pekerjaan mereka akan terus digunakan oleh para ulama Islam dan akan

membentuk salah satu pilar astronomi Islam. Selama Era Mughal besar India (1526-1725),

teknik matematika Hindu bersama dengan teknik pengamatan Islam bersama-sama

membawa kemajuan besar dalam astronomi. Tradisi astronomi asli Indian yang dapat

3

Page 4: if-pasca.walisongo.ac.idif-pasca.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2018/04/Asih... · Web viewAstrotrologi tidak dapat dikatakan sebagai ilmu palsu karena keduanya merupakan bagian

diidentifikasi tetap aktif sepanjang periode abad pertengahan dan memasuki abad ke-16 atau

ke-17, terutama di dalam sekolah astronomi dan matematika Kerala.3

Ilmu Falak Pada Masa Islam India

Sejak diterjemahkannya karya-karya penulis dari India, baik karya Mahashidddanta

maupun Bharmagupta dan Aryhabata ke dalam bahasa arab oleh Muhammad bin Ibrahim

Al-Fazari (771 M), pahlawi yang diberi nama Ziej dari Persia; juga buku Megale Syntaxix

oleh Tsabit bin Gharrah dengan judul AL-Majisthy, yang dalam bahasa latim dinamakan

Ptolomy’s Almagest maka pengetahuan ilmu falak merambah dunia Islam.4

Kesultanan Mughal India didirian oleh salah seorang keturunan bangsa Mongol yang

pernah menghancurkan Baghdad: Hulago. Kekuasaannya meliputi daerah India, Pakistan

Bangladesh dan Kashmir sekarang. Agama penduduknya adalah Hindu, yang selain sebagai

agama sekaligu sbudaya dan kebangsaan. Keluar dari agama hindu berarti keluar dari

kebudayaan dan kebangsaan India. Oleh karena itu penyiaran Islam sampai ke India sampai

mendirikan suatu daulah merupakan usaha dan toleransi yang besar yang pernah dilakukan

oleh umaat Islam di anak benua itu.5

Silsilah keturunannya bersambung kepada Hulagu. Dia adalah putra Syeikh Umar

yang menjadi amir di begeri Farghanah, keturunan langusng dari Miransyah, putra ketiga

Timur Lenk dan ibunya keturunan Jengis Khan. Dibelakangnya muncul sultan Jongahir dan

Syekh Jehan. Syekh Jehan membangun Taj Mahal untuk makam permaisuri yang sangat

dicintainya. Bangunan itu menjadi kekaguman dunia sampai sekrang, termasduk salah satu

dari tujuh keajaiban dunia.

Bahasa yang dipakai oleh bangsa India adalah bahasa Urdu6 pernah pula dijadikan

bahasa ilmu pengetahuan di antaranya karangan Ikhwanus Shofa disaling ke dalam bahasa

Urdu oleh Ikrom Ali. Dan akhirnya kita masih menemukan kompilasi oleh Zijj Muhammad

Shohi di istana Mughal India pada tahun 1720 yang mengoreksi tabel-tabel Eropa sebesar

enam menit busur.7

Selain itu terdapa beberepa observatorium yang dijadikan sebagai situs astronomi

internasional di antaranya Observatorium Jantar Mantar di Jaipur, Rajastan. Observatorium

3 Henry S. Lucas, Sejarah Peradaban Barat Abad Pertengahan, Penj. Sugihardjo Sumobroto dan Budiawan, (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1993)

4 A.Kadir, Formula Baru Ilmu Falak, (Jakarta: Hamzah, 2012), 15 5 Ahmad Fuad Basya, Sumbanag Keilmuan Islam Pada Dunia, Penj. Masturi Irham dan Muhammad

Aniq, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 20156 Dipatenkan oleh raja sebagai bahasa resmi7 Ibid

4

Page 5: if-pasca.walisongo.ac.idif-pasca.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2018/04/Asih... · Web viewAstrotrologi tidak dapat dikatakan sebagai ilmu palsu karena keduanya merupakan bagian

ini dibangun pada masa pemerintahan Raja Muhammad Syah pada kekaisaran Mughal yang

di Desain oleh Raja Jai Singh II tahun 1727-1734.

Observatorium ini adalah pertama dan salah satu dari enam observatorium besar

yang dibangun oleh Maharaja. Salah satu alat yang terdapat di observatorium ini tidak hanya

mengikuti pergerakan matahari dan bulan untuk membantu menentukan ramalan yang baik

di setiap momen, jugs membantu memetakan posisi bintang di langit. Waaupun bukan

instrumen teleskopik namun dapat digunakan disetiap waktu, ketelitian observasi terhadap

bintang telah terfasilitasi dengan adanya observatorium Jantar Mantar ini.8 Di antaranya:

1. Misra Yanta

Berada di dekat pintu masuk, bentuknya seperti dua lambang cinta yang terbalik. Di

dekatnya berdiri 2 tiang berbentuk silinder dengan ketinggian yang berbeda. dua pilar ini

berfungsi untuk mengetahui hari terlama dan terpendek dalam setahun. Ketika bulan

desember bayangan tiang yang satu meneutupi keseluruhan tiang lainnya. Sedangkan

bulan Juno tidak terdapat bayangan sama sekali.

8 Reza Akbar, “Sejarah Perkembangan Ilmu Falak dan Keterkaitannya dengan Islam”. Islam Futura. Vol. 17, No 1, Agustus 2017, 50-72.

5

Page 6: if-pasca.walisongo.ac.idif-pasca.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2018/04/Asih... · Web viewAstrotrologi tidak dapat dikatakan sebagai ilmu palsu karena keduanya merupakan bagian

2. Samrat Yantra

Letaknya lebih rendah dari permukaan tanah memiliki ukuran lebih besar dari

instrume lainnya dikenal sebagai jam bayangan matahari berukuran jumbo. Memiliki

ketinggian 20,73 Meter dan lebar dari tumur kebarat 38,10 Meter dan utara ke selatan

34,6 Meter. Pada dasarnya fungsi dari Samrat Yantra adalah mrngukur waktu dalam

6

Page 7: if-pasca.walisongo.ac.idif-pasca.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2018/04/Asih... · Web viewAstrotrologi tidak dapat dikatakan sebagai ilmu palsu karena keduanya merupakan bagian

sehari dengan akurat bahkan dalam hitungan setengah detik. Dilengkapi puluhan anak

tangga dengan kemiringan 45 derajat.

3. Jai Prakas Yantra

Memiliki lengkung setengah lingkaran yang erada di bawah permukaan tanah.

Fungsinya untuk menunjukkan posisi matahari pada saat melintas di garis khatulistiwa.

Ditambah sebuah lubang di bawah struktur bangunan ini yang hanya mmendapat sinar

mathari pada tanggal 21 Maret saja yakni menunjukkan musim semi kota Delhi.

7

Page 8: if-pasca.walisongo.ac.idif-pasca.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2018/04/Asih... · Web viewAstrotrologi tidak dapat dikatakan sebagai ilmu palsu karena keduanya merupakan bagian

4. Ram Yantras

dari luar bentuknya mirip colosseum yang berada di Italia. Bangunan tipe terbuka

menghadap ke langit berbentuk melingkar dilengkapi dengan sederet lengkung jendela

mengelilingi bentuk bangunan. Ada dua tipe Ram Yatras. Perbedannya, jika

keseluruhannya dikelilingi lengkung lubang dan yang satu tidak (hanya polos tertutup

oleh tembok dinding tanpa lengkung jendela. Keduanya memiliki komponen yang sama

di dalamnya. Dengan bentuk yang sangat unik dan artistik. Tepat di tengahnya berdiri

sebuah tiang yang berbentuk bulat.

Tembok dan tiang yang dihhubungkan dengan jajaran lantai yang memiliki skala

ukuran yang sama. Jika diperhatikan mirip dengan jeruji roda sepeda. Instrumen ini

digunakan untuk mengukur ketinggian bintang yang setara dengan garis lintang dan

bujur di bumi.

8

Page 9: if-pasca.walisongo.ac.idif-pasca.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2018/04/Asih... · Web viewAstrotrologi tidak dapat dikatakan sebagai ilmu palsu karena keduanya merupakan bagian

Kesimpulan

Negara India menyimpan peradaban sejarah yang panjang dan warisan ilmu

pengetahuan yang diketahui dan didokumentasi dengan baik. Meskipun Jantar Mantar tidak

lagi digunakan secara langsung oleh ilmu astronomi namun kita patut memberikan

penghargaan yang besar atas ketajaman ilmiah khususnya dibidang astronomi dengan

mengetahui sejarah peradaban di masa lalu.

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Reza “Sejarah Perkembangan Ilmu Falak dan Keterkaitannya dengan Islam”. Islam Futura.

Vol. 17, No 1, Agustus 2017, 50-72.

Basya, Ahmad Fuad,Sumbanag Keilmuan Islam Pada Dunia, Penj. Masturi Irham dan Muhammad

Aniq, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2015)

Hambali, Slamet, Almanak Sepanjang Masa, (Semarang: Program Pascasarjana IAIN Walisongo,

2011)

Kadir, A.,Formula Baru Ilmu Falak, (Jakarta: Hamzah, 2012)

Lucas, Henry S.,Sejarah Peradaban Barat Abad Pertengahan, Penj. Sugihardjo Sumobroto dan

Budiawan, (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1993)

9

Page 10: if-pasca.walisongo.ac.idif-pasca.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2018/04/Asih... · Web viewAstrotrologi tidak dapat dikatakan sebagai ilmu palsu karena keduanya merupakan bagian

Nashiruddin, Muh., Kalender Hijriah Universal, Semarang: Rafi Sarana Perkasa, 2013

Pannekoek, A, A History of Astronomi, New York, Dover Publications, 1961

Sunanto, Musyrifah, Sejarah Islam Klasik, Jakarta: Prenada Media, 2003

10