sextant -...
TRANSCRIPT
1
Sextant
Oleh : Mhd. Fikri Maulana Nasution
Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Falak UIN Walisongo Semarang
Abstrak
Instrumen-instrumen yang di gunakan dalam ilmu falak,
berfungsi sebagai alat bantu untuk mendapatkan akurasi yang
tepat dalam penentuan awal bulan kamariah, awal waktu salat
dan lainnya. Walaupun saat ini Sextant lebih dikenal sebagai
alat navigasi kapal dan di pelajari di berbagai pendidikan
pelayaran. Sextant pertama kali di temukan oleh al-Khujandi
kemudan mengalami perubahan-perubahan sampai yang dapat
ditemukan sampai hari ini, John Hadley salah satu tokoh yang
memberikan sumbangan terhadap sextant. Hasilnya bahwa
Sextant menjadi salah satu alat atau instrumen yang dapat
digunakan untuk menentukan ketinggian benda-benda langit
seperti matahari, bulan, planet dan bintang-bintang.
Keywords : Ilmu Falak, Sextant, al-Khujandi.
A. Pendahuluan
Banyak alat yang digunakan untuk mengobservasi bulan
(hilal) guna pemenuhan terhadap syarat penetapan bulan
baru atau penentuan waktu seperti miswalah, istiwakain,
rubu’ mujayyab dan lain-lain.
Salah satu alat yang sebenarnya merupakan alat yang
digunakan untuk navigasi kapal yang dikenal dengan
sextant, Sextant adalah instrumen berbasis optik yang
2
ukurannya kecil dan digunakan untuk mengukur sudut
dalam bidang datar dan vertikal dimana sudut diukur
dengan cara mengapit dua buah benda yang ada diantara
sudut yang akan diukur
Tulisan ini akan membahas Sextant mulai devinisi,
sejarah, sampai penggunaan sextant untuk mengukur
ketinggian matahari, bulan, dan benda langit lainnya.
B. Sekilas tentang Sextant
Devinisi
Sextant adalah Alat untuk mengukur sudut dalam
bidang datar dan vertical dikapal1 atau sextant adalah
sebuah alat ukur sudut yang berorientasi pada bidang
vertikal dan horizontal (datar), dalam bidang vertikal
(tegak) sextant digunakan untuk mengetahui sudut
ketinggian, sedangkan dalam bidang horizontal
digunakan untuk mengetahui nilai azimuth benda
langit.2 Pendapat lain menyebutkan bahwa sextant
adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur
1 D. Bambang Setiono dan Adi Indra Kusna Djaja, Nautika Kapal
Penangkap Ikan, ( Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan, 2008), PDF e-book, Bab 3. 2 Akatina, “Uji Akurasi Sextant Dalam Penentuan Azimuth Dan
Tinggi Bulan” (Skripsi, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang,
2018),
3
sudut antara dua garis yang ditarik dari dua titik dari
seorang pengamat.3
Sejarah Sextant
Rancangan sextant pertama kali didesain oleh seorang
ilmuan Muslim yang bernama seorang astronom
Muslim bernama Abu Mahmud Hamid al-Khujandi Ia
terlahir pada 940 H/391 M – 1001 H. Gelar al-Khujandi,
dinisbatkan terhadap kota asalnya Khudzhand di Rey,
Persia. Kehidupannya tidak banyak diketahui. Namun
Nasir al-Din al-Tusi berkomentar bahwaa ia merupakan
seorang ahli matematika andal.4
JJ Connor dan EF Robertson dalam buku The Impact of
Muslim Science menuliskan bahwa, karier intelektual
al-Khujandi berlangsung pada masa kekuasaan Dinasti
Buwaihi. Saat itu, dipimpin oleh Ahmad ad-Dawlah,
yang naik tahta pada 945 H. Al-Khujandi pun
3 Balai Besar Pendidikan, Penyelenggaraan, dan Peningkatan Ilmu
Pelayaran, “Sistem Navigasi Elektronik Bab 1 A”, diakses pada 13 Oktober
2018. http://bp3ipjakarta.ac.id/index.php/pengumumanbp3ip/124-bahan-
ajar/bahan-ajar-nautika/606-sistem-navigasi-elektronik 4 Yusuf Assodiq, al-Khujandi dan Instrumen Sextant, Akses pada
13 Oktober 2018, http://indonesiaindonesia.com/f/96588-al-khujandi-
instrumen-sextant/
4
mengabdikan diri pada salah satu keturunan dlinasti ini,
yakni Fakhr ad-Dawlah (976-997).5
Sextant yang ditemukan oleh al-Khujandi dinamai
dengan al-Suds al-Fakhry (Sextant Fakhri) yang terdiri
dari dinding tiang yang sejajar dengan ukuran 12 kaki,
dan panjang 30 kaki dari permukaan tanah. Pada dua
bagian tiangnya terdapat seperenam lingkaran setengah
hari atau sudut lengkung dengan ukuran 60 derajat,
dimana tiap-tiap derajat terdiri dari 60 bagian, setengah
jari-jarinya terdiri 60 kaki, dan bagian atas sudut
lengkungnya dalam keadaan terbuka.6
Yang berbeda dengan penemuan al-Khujandi dari
penemuan sebelumnya adalah instrument ini dapat
menghasilkan bilangan derajat, menit, dan detik dalam
sekaligus, yang mana instrument sebelumnya hanya bisa
menghasilkan bilangan derajat saja.7
Selain sextant karya dari al-Khujandi adalah sebuah
buku berjudul Risala fi A’mal al-Amma (Buku Petunjuk
Konstruksi Instrumen Bintang). Ia tak hanya membahas
5 Assodiq, “al-Khujandi dan Instrumen”. 6 Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar, Khazanah Astronomi Islam
Abad Pertengahan, (Perwokerto:UM Purwokerta, 2016), 405. 7 Butar-Butar, “Khazanah Astronomi Islam”.
5
sextant dinding ciptaannya, tapi juga alat observasi lain
yang dibuatnya, semisal astrolabe atau shamila.8
Ilmuwan besar Ulugh Beg pada 1420 mengembangkan
sextant itu sehingga menjamin keakuratannya. Ia
membangun sextant yang serupa dengan karya milik al-
Khujandi di Gunung Kuhak, Samarkand. Ulugh Beg
membuat instrumen yang lebih besar dari buatan al-
Khujandi. Dimensinya mencapai 84 meter.9
Sextant yang ditemukan oleh al-Khujandi Pada tahun
1731 mendapatkan sentuhan evolusi dari John Hadley,
John Hadley mengajukan catatan formal pertama
tentang kuadran pemantulnya yang pertama dari
instrumen Hadley sangat mirip dengan desain yang
diajukan sebelumnya oleh Issac Newton dan merupakan
perbaikan lebih lanjut atas instrumen Hooke karena
menggunakan dua cermin dan dioperasikan pada prinsip
optik geometris yang sangat mirip dengan sextant
8 Assodiq, “al-Khujandi dan Instrumen”. 9 Assodiq,” al-Khujandi dan Instrumen”.
6
modern, dari sinilah berawal perjalan sextant yang
dikenal saat ini.10
sudut antara kedua cermin (atau dua sumbu teleskop
dan lengan indeks) adalah setengah ketinggian objek
yang diamati. Situasi ini menyebabkan penamaan
instrumen menjadi ambigu karena dengan nama
kuadran seharusnya perangkat Hadley mampu
mengukur dan menunjukkan ketinggian 90 derajat,
namun tidak demikian, busur dikompres menjadi
setengah dari nilai itu menjadi 45 derajat, sehingga
dengan demikian instrumen dapat disebut sebagai
octant, karena dalam dimensi fisik, garis itu
menghasilkan sudut kira-kira sama dengan seperdelapan
dari sebuah lingkaran, Kuadran Hadley awal penting
menuju sextant modern, desain Hadley yang disebut
sebagai octant, dikenal sebagai awal dari sextant
modren. 11
Perubahan geometris utama yang diperkenalkan oleh
octant Hadley pada dasarnya memutar teleskop dan
konfigurasi cermin sebesar 90 derajat dari pengaturan
10 11 Akatina, “Uji Akurasi Sextant Dalam”.: 56
7
sebelumnya pada kuadran. Artinya, teleskop dipasang
tegak lurus terhadap jari-jari busur. Dalam prinsip
optiknya, kedua instrumen itu sebenarnya adalah
Identik.12
Macam-Macam Sextant
Ada dua macam yaitu:
1. Sextan nonius.
2. Sextan tromol (yang baru) dengan sekrup tombol
(micro meter sextan).
12 Akatina, “Uji Akurasi Sextant Dalam” :57
8
Perbedaan antara kedua macam sextan ini terletak pada
bentuknya sekerup jepit dan sekerup halus alhidade.
Bagian-Bagian Sextant
Penjelasan sebagai berikut :
1. Kaca Filter (Index Mirror Shades)
9
Beberapa kaca cermin berwarna yang dipasang di
bagian depan cermin indeks. Fungsinya untuk
meredupkan objek agar dapat kelihatan atau untuk
melindungi mata pengamat dari radiasi pancaran sinar
matahari yang dapat merusak mata. Kaca filter ini
biasanya digunakan saat pengamatan matahari karna
sinar matahari terlalu kuat dan mata manusia bisa rusak
jika tidak dihalangi dengan kaca filter ini.13
2. Cermin Indeks (Index Mirror)
Difungsikan untuk memantulkan objek yang akan
diukur, cermin indeks ini akan bergeser bersamaan
dengan indeks busur.14
3. Kaca Filter (Horizon Shades)
Perbedaan antara horizon shades dan index mirror
shades ditujukan pada benda langit yang dicari, untuk
kaca filter (horizon shades) ditujukan pada horizon
(cakrawala).15
4. Cermin Horizon (The horizon glass is half of mirror
and half glass)
Cermin Horizon terdiri dari setengah cermin dan
setengah gelas. Cermin memiliki dua sekrup yakni
13 Akatina, “Uji Akurasi Sextant Dalam”. : 45 14 Akatina, “Uji Akurasi Sextant Dalam”. 15 Akatina, “Uji Akurasi Sextant Dalam”.
10
ekrup pertama berada di depan kaca. Digunakan untuk
mengatur kesalahan tegak lurus. Sekrup kedua, di
bagian belakang sisi cermin digunakan untuk mengatur
kesalahan indeks. Cermin horizon ini tidak bergerak dan
menempel pada frame.16
5. Handle atau gagang Terbuat dari kayu atau plastik yang
fungsinya untuk menahan sextant saat digunakan.
Untuk mengambil sextant dari kotak, pada sexant
nonius pegangan dibuat berongga untuk penempatan
batery. 17
6. Nonius (Micormeter Drum) Pada sextant tromol
berbentuk silinder yang dapat di putar satu kali putaran
besarnya 600 = 10 di dekat nonius fernier yang
membantu pembacaan dalam detik. Pada sebagian
permukaan fernier terbagi menjadi 6 bagian tiap bagian
besarya 0° ada juga yang terbagi menjadi 0 bagian tiap
bagian besarnya 6°. Pada sextant nonius berbentuk
sebuah busur kecil yang terbagi dan nonius ini letaknya
konsentris dengan lembidang busur yang terbagi-bagi
16 Akatina, “Uji Akurasi Sextant Dalam”. : 46 17 Balai Besar Pendidikan, Penyelenggaraan, dan Peningkatan Ilmu
Pelayaran, “Sistem Navigasi Elektronik Bab VII A”, diakses pada 13
Oktober 2018. http://bp3ipjakarta.ac.id/index.php/pengumumanbp3ip/124-
bahan-ajar/bahan-ajar-nautika/606-sistem-navigasi-elektronik
11
itu. Pada jenis lain ada yang tanpa dilengkapi dengan
nonius sehingga pembacaan terakhir cenderung
dibulatkan pada menit.18
7. Busur Derajat (Graduated Arc)
Merupakan busur penunjuk skala derajat. 19
8. Bingkai (Frame)
Memiliki tiga kaki dan sextant disimpan dalam kotak
atau pada permukaan horizontal. 20
9. Teropong (Telescope) Ada dua macam teropong yakni
teropong panjang menghasilkan bayangan nyata terbalik
teropong pendek menghasilkan bayangan semu tegak
apabila sebuah sextant dilengkapi lebih dari satu
teropong yang digunakan adalah teropong tegak
(eruiting telescope). Apabila teropong kita putar ke
dalam cermin kecil (yang memantulkan) akan terlihat
lebih banyak pada teropong sehingga bintang-bintang
dan planet akan mudah diamati pada cuaca terang.
Menjelang senja teropong kita putar kembali keluar
maka kaca tembus biasa pada cermin kecil akan terlihat
18Balai Besar Pendidikan, Penyelenggaraan, dan Peningkatan Ilmu
Pelayaran, “Sistem Navigasi Elektronik” 19 Akatina, “Uji Akurasi Sextant Dalam”. : 47 20 Akatina, “Uji Akurasi Sextant Dalam”.
12
lebih banyak sehingga cakrawala yang sudah mendekati
kabur akan mudah diamati. 21
10. Pengunci (Looking Device)
Pengunci gerak indek lengan, sehingga tidak dapat
digerakkan. 22
11. Indeks Lengan (Index Arm)
Digunakan untuk mengukur skala busur derajat, indeks
lengan akan digeser hingga pantulan benda yang
diamati sebidang dengan cakrawala. diputar di bagian
tengah busur, dan berputar bebas sepanjang busur
dengan tanda indeks panah menunjuk ke sudut pada
busur. Di ujung lain lengan adalah penjepit, digunakan
untuk melepaskan lengan indeks dari busur sehingga
lengan bisa diputar. 23
C. Prinsip Kerja Sextant
Secara umum ada dua prinsip kerja pada sextant sebagai
berikut :
21 Balai Besar Pendidikan, Penyelenggaraan, dan Peningkatan Ilmu
Pelayaran, “Sistem Navigasi Elektronik” 22 Akatina, “Uji Akurasi Sextant Dalam”. 23 Akatina, “Uji Akurasi Sextant Dalam”.
13
1. Cahaya yang datang akan dipantulkan dengan sudut
yang sama pada cermin datar atau singkatnya Sudut
datang sama dengan sudut pantulan.24
2. Sudut antara cahaya datang dengan sudut pantulan
terakhir adalah sama dengan dua kali sudut yang ada
diantara kedua cermin, hal ini terjadi bila cahaya
dipantulkan dua kali pada bidang datar yang sama
oleh dua buah cermin. Sehingga sextant yang
ukurannya 60 busur derajat bisa mengukur sampai
120 busur derajat.25
Kemungkinan Kesalahan dalam penggunaan sextant
Kesalahan yang sering terjadi pada sextant yaitu :
1. Side Error, merupakan kesalahan yang disebabkan
oleh ”horizon glass” tidak benar-benar tegak lurus
dengan bidang datar sextant tersebut. Bila posisi
”horizon glass” tegak lurus , maka obyek dan
refleksinya akan berada pada satu garis lurus.
Menanggulangi masalah ini maka posisikan lengan
ayun pada titik 0 dan pegang sextant secara miring,
selain juga cara lain mendeteksi kesalahan tersebut
adalah dengan memutar tuas micrometer secara maju
mundur disekitar angka 0 derajat sambil melihat
pada benda angkasa.26
2. Perpendicularity, kesalahan ini terjadi pada bagian
”index glass/mirror” tidak benar-benar tegak lurus
24 Kapitan Madina, Mengenal Sextant Sebagai Alat Navigasi
di Kapal, Akses pada 15 Oktober 2018
https://kapitanmadina.wordpress.com/2011/11/26/mengenal-sextant-
sebagai-alat-navigasi-di-kapal/ 25 Madina, Mengenal Sextant Sebagai . 26 Madina, Mengenal Sextant Sebagai . lihat juga Rodge E. Farley,
The Armchair Celestial Navigator, 2002, hlm 39-40
14
dengan bidang datar sextant tersebut. Kesalahan ini
dapat dikoreksi dengan memutar ”sekrup pengatur”
yang berada di belakang ”index glass” sampai busur
tersebut nampak segaris dengan refleksinya sendiri.
Cara mendeteksi kesalahan ini maka lakukan tes
dengan cara memegang sextant seecara horizontal
sejauh lengan kita dengan busur pada sisi jauh,
kemudian geser letak lengan ayunannya sejauh
kurang lebih 35 derajat, apabila pada index glass
sudut yang dibentuknya kecil maka keselahan
tersebut adalah perpendicularity.27
3. Error of parallelism, adalah posisi index glass dan
horizon glass tidak parallel satu dengan lainnya pada
saat posisi lengan ayun berada di angka 0 derajat.
Cara mendeteksinya yaitu dengan cara meletakan
lengan ayunan pada sudut 0 derajat, memegang
sextant dengan posisi vertikal dan mengamati
cakrawala. Untuk melakukan koreksi pada
parallelism gunakan sekrup yang terletak paling
dekat dengan bidang kerangka sextant. Apabila
horizon nyata dan refleksinya tidak berada ada dalam
satu garis maka untuk melakukan pengaturan
selanjutnya adalah dengan cara menggunakan sekrup
kemudian lakukan pengaturan yang berada dibalik
horizon glass28
D. Cara Mengukur Benda-Benda Langit
Cara Pemakaian Sextant untuk Mengukur Tinggi
Matahari
27 Madina, Mengenal Sextant Sebagai . lihat juga Rodge E. Farley,
The Armchair Celestial Navigator 28 Balai Besar Pendidikan, Penyelenggaraan, dan Peningkatan Ilmu
Pelayaran, “Sistem Navigasi Elektronik Bab VII A”.
15
Sextant dipegang tegak lurus dengan tangan kanan,
garis pandang ditujukan pada suatu titik yang terletak
di bawah matahari.
Kaca berwarna baik yang terletak di depan cermin
besar maupun yang terletak di depan cermin kecil
dipasang sesuai dengan keadaan apabila dianggap
perlu.
Alhidade digeserkan dari kedudukan 0o sampai
bayangan matahari yang dipantulkan 2 kali terlibat di
cermin kecil.
Sextant digoyangkan ke kanan dan ke kiri teropong
untuk mendapatkan kedudukan yang benar yaitu tegak
terhadap horizon. Sewaktu digoyangkan bayangan
matahari bergerak sepanjang busur.
Nonius digerak-gerakkan sehingga bayangan matahari
tepi atau / tepi bawah (sesuai dengan keinginan)
menyinggung di horizon untuk lipatannya harus
diperhatikan perkembangan azimuth matahari apabila
matahari berada pada azimuth antara 090° – 000° /
180° yaitu saat antara matahari tcrbit dan merpas.
Bayangan matahari ditempatkan sedikit di bawah
horizon kemudian digoyanggoyangkan ke kanan dan
16
ke kiri dari teropong sampai suatu saat tepi atas / tepi
bawah matahari menyinggung horizon.
Saat itulah pembacaan sudut dilakukan. Begitu juga
sebaliknya apabila azimuth matahari antara 000° /
100° – 270o yaitu saat matahari berkembang sampai
matahari terbenam bayangan matahari yang terlihat
pada cermin kecil digoyang – goyang tanpa memutar-
mutar nonius. Matahari akan turun sendiri sampai
suatu saat menyinggung horizon dan pembacaan
dilakukan.
Mengukur Tinggi bulan29
Langkah-langkah dalam menentukan ketinggian
tempat menggunakan sextant antara lain:
Ambil sextant dari kotak penyimpanan, pegang
pada
bagian handle / pegangannya dengan
menggunakantangan kanan. Hindari memegang
sextant pada busur lembidangnya.
Atur kedua skala yang ada di indeks lengan
dandrum pada skala 0 (nol), sisihkan kaca filter
yang tidak diperlukan. Penggunaan kaca filter
29 Akatina, “Uji Akurasi Sextant Dalam”: 65
17
inidisesuaikan dengan pandangan pengguna
terhadapterik cahaya bulan.
Bidik bulan menggunakan sextant.
Lakukan kalibrasi sehingga objek dan
refleksinnya terlihat menjadi satu gambar utuh
pada bidangcermin horizon.
Geser indeks lengan sehingga gambar refleksi
objek hampir menyentuh ufuk horizon.
Miringkan sextant ke kiri dan ke kanan, maka
gambar obyek akan melengkung ke atas kiri-
kanan. Hal ini mempermudah untuk membantu
objek menyentuh tepat pada ufuk horizon.
Mengukur Ketinggian Bintang dan Planet30
Mengukur Tinggi Bintang Untuk mengukur tinggi
bintang ada tiga cara yang dapat dilaksanakan.
Dalam hal ini, yang dimaksud adalah pengambilan
awal. Alhidade dan tromol disetel pada kedudukan nol.
Garis pandangan diarahkan ke benda sasaran,
kemudian alhidade pelan-pelan diturunkan sementara
itu bayangan benda yang terlihat dipertahankan pada
30 Balai Besar Pendidikan, Penyelenggaraan, dan Peningkatan Ilmu
Pelayaran, “Sistem Navigasi Elektronik Bab VII B”, diakses pada 13
Oktober 2018. http://bp3ipjakarta.ac.id/index.php/pengumumanbp3ip/124-
bahan-ajar/bahan-ajar-nautika/606-sistem-navigasi-elektronik
18
cermin kecil yang disepuh sampai suatu saat cakrawala
terlihat pada cermin tembus.
Perlu diingat saat menurunkan jangan sampai bayangan
benda itu terlihat pada cermin yang disepuh akibatnya
bayangan benda akan hilang dari pandangan. Pada
umumnya cara yang terakhir ini wring digunakan selain
dapat dan praktis hasil pengukurannya paling baik.
Mengukur Azimut31
a. Sesudah membidik ketinggian benda langit
menggunakan sextant, selanjutnya turunkan indeks
lengan hingga menyentuh permukaan tanah. Lalu
tancapkan tongkat sebagai tanda secara tegak lurus
sesuai titik yang terlihat pada sextant, tancapkan juga
tongkat sebagai acuan arah utara sejati.
b. Kemudian Sextant di atur dengan posisi miring atau
telentang.
c. Tarik indeks lengan kesamping hingga hampir
menyentuh atau sejajar pada tiang yang digunakan
sebagai acuan Utara Sejati.
d. Kemudian perhalus menggunakan micrometer drum
hingga kedua tiang benar-benar saling menyentuh.
31 Akatina, “Uji Akurasi Sextant Dalam”: 69-70
19
e. Baca skala yang ada pada indeks lengan dan drum.
Bilangan derajat ditunjukkan pada skala indeks
lengan sedangkan bilangan menit ditunjukkan pada
drum.
f. Hasil baca pada busur sextant ini adalah nilai
azimuth bulan yang diukur menggunakan sextant.
E. Penutup
Sextant merupakan alat navigasi kapal yang juga dapat
digunakan untuk melakukan observasi benda-benda
langit untuk mengetahui tinggi benda langit yang di
teliti. Ada dua model sextant yakni sextant nomius dan
sextant tromol, yang bagiannya terdiri dari 14 bagian.
Daftar Pustaka
Akatina, “Uji Akurasi Sextant Dalam Penentuan Azimuth Dan Tinggi
Bulan” Skripsi, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, 2018.
Yusuf Assodiq, al-Khujandi dan Instrumen Sextant, Akses pada 13 Oktober
2018, http://indonesiaindonesia.com/f/96588-al-khujandi-instrumen-sextant/
Butar-Butar, Arwin Juli Rakhmadi, Khazanah Astronomi Islam Abad
Pertengahan, Purwokerto:UM Purwokerta, 2016.
Balai Besar Pendidikan, Penyelenggaraan, dan Peningkatan Ilmu Pelayaran, “Sistem Navigasi Elektronik Bab 1 A”, diakses pada 13 Oktober 2018.
http://bp3ipjakarta.ac.id/index.php/pengumumanbp3ip/124-bahan-
ajar/bahan-ajar-nautika/606-sistem-navigasi-elektronik
Balai Besar Pendidikan, Penyelenggaraan, dan Peningkatan Ilmu Pelayaran,
“Sistem Navigasi Elektronik Bab VII A”, diakses pada 13 Oktober 2018.
http://bp3ipjakarta.ac.id/index.php/pengumumanbp3ip/124-bahan-
ajar/bahan-ajar-nautika/606-sistem-navigasi-elektronik
20
Balai Besar Pendidikan, Penyelenggaraan, dan Peningkatan Ilmu Pelayaran,
“Sistem Navigasi Elektronik Bab VII B”, diakses pada 13 Oktober 2018.
http://bp3ipjakarta.ac.id/index.php/pengumumanbp3ip/124-bahan-
ajar/bahan-ajar-nautika/606-sistem-navigasi-elektronik
Djaja D. Bambang Setiono dan Adi Indra Kusna, Nautika Kapal Penangkap
Ikan, ( Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, 2008), PDF e-book, Bab 3.
F arley,Rodge E,. The Armchair Celestial Navigator, 2002.
Madina, Kapitan, Mengenal Sextant Sebagai Alat Navigasi di Kapal, Akses
pada 15 Oktober 2018
https://kapitanmadina.wordpress.com/2011/11/26/mengenal-sextant-
sebagai-alat-navigasi-di-kapal/