sextant -...

20
1 Sextant Oleh : Mhd. Fikri Maulana Nasution Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Falak UIN Walisongo Semarang Abstrak Instrumen-instrumen yang di gunakan dalam ilmu falak, berfungsi sebagai alat bantu untuk mendapatkan akurasi yang tepat dalam penentuan awal bulan kamariah, awal waktu salat dan lainnya. Walaupun saat ini Sextant lebih dikenal sebagai alat navigasi kapal dan di pelajari di berbagai pendidikan pelayaran. Sextant pertama kali di temukan oleh al-Khujandi kemudan mengalami perubahan-perubahan sampai yang dapat ditemukan sampai hari ini, John Hadley salah satu tokoh yang memberikan sumbangan terhadap sextant. Hasilnya bahwa Sextant menjadi salah satu alat atau instrumen yang dapat digunakan untuk menentukan ketinggian benda-benda langit seperti matahari, bulan, planet dan bintang-bintang. Keywords : Ilmu Falak, Sextant, al-Khujandi. A. Pendahuluan Banyak alat yang digunakan untuk mengobservasi bulan (hilal) guna pemenuhan terhadap syarat penetapan bulan baru atau penentuan waktu seperti miswalah, istiwakain, rubu’ mujayyab dan lain-lain. Salah satu alat yang sebenarnya merupakan alat yang digunakan untuk navigasi kapal yang dikenal dengan sextant, Sextant adalah instrumen berbasis optik yang

Upload: dangphuc

Post on 22-Jun-2019

227 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sextant - if-pasca.walisongo.ac.idif-pasca.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2018/12/Sextant-1.pdf · dalam cermin kecil (yang memantulkan) akan terlihat lebih banyak pada teropong

1

Sextant

Oleh : Mhd. Fikri Maulana Nasution

Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Falak UIN Walisongo Semarang

Abstrak

Instrumen-instrumen yang di gunakan dalam ilmu falak,

berfungsi sebagai alat bantu untuk mendapatkan akurasi yang

tepat dalam penentuan awal bulan kamariah, awal waktu salat

dan lainnya. Walaupun saat ini Sextant lebih dikenal sebagai

alat navigasi kapal dan di pelajari di berbagai pendidikan

pelayaran. Sextant pertama kali di temukan oleh al-Khujandi

kemudan mengalami perubahan-perubahan sampai yang dapat

ditemukan sampai hari ini, John Hadley salah satu tokoh yang

memberikan sumbangan terhadap sextant. Hasilnya bahwa

Sextant menjadi salah satu alat atau instrumen yang dapat

digunakan untuk menentukan ketinggian benda-benda langit

seperti matahari, bulan, planet dan bintang-bintang.

Keywords : Ilmu Falak, Sextant, al-Khujandi.

A. Pendahuluan

Banyak alat yang digunakan untuk mengobservasi bulan

(hilal) guna pemenuhan terhadap syarat penetapan bulan

baru atau penentuan waktu seperti miswalah, istiwakain,

rubu’ mujayyab dan lain-lain.

Salah satu alat yang sebenarnya merupakan alat yang

digunakan untuk navigasi kapal yang dikenal dengan

sextant, Sextant adalah instrumen berbasis optik yang

Page 2: Sextant - if-pasca.walisongo.ac.idif-pasca.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2018/12/Sextant-1.pdf · dalam cermin kecil (yang memantulkan) akan terlihat lebih banyak pada teropong

2

ukurannya kecil dan digunakan untuk mengukur sudut

dalam bidang datar dan vertikal dimana sudut diukur

dengan cara mengapit dua buah benda yang ada diantara

sudut yang akan diukur

Tulisan ini akan membahas Sextant mulai devinisi,

sejarah, sampai penggunaan sextant untuk mengukur

ketinggian matahari, bulan, dan benda langit lainnya.

B. Sekilas tentang Sextant

Devinisi

Sextant adalah Alat untuk mengukur sudut dalam

bidang datar dan vertical dikapal1 atau sextant adalah

sebuah alat ukur sudut yang berorientasi pada bidang

vertikal dan horizontal (datar), dalam bidang vertikal

(tegak) sextant digunakan untuk mengetahui sudut

ketinggian, sedangkan dalam bidang horizontal

digunakan untuk mengetahui nilai azimuth benda

langit.2 Pendapat lain menyebutkan bahwa sextant

adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur

1 D. Bambang Setiono dan Adi Indra Kusna Djaja, Nautika Kapal

Penangkap Ikan, ( Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah

Kejuruan, 2008), PDF e-book, Bab 3. 2 Akatina, “Uji Akurasi Sextant Dalam Penentuan Azimuth Dan

Tinggi Bulan” (Skripsi, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang,

2018),

Page 3: Sextant - if-pasca.walisongo.ac.idif-pasca.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2018/12/Sextant-1.pdf · dalam cermin kecil (yang memantulkan) akan terlihat lebih banyak pada teropong

3

sudut antara dua garis yang ditarik dari dua titik dari

seorang pengamat.3

Sejarah Sextant

Rancangan sextant pertama kali didesain oleh seorang

ilmuan Muslim yang bernama seorang astronom

Muslim bernama Abu Mahmud Hamid al-Khujandi Ia

terlahir pada 940 H/391 M – 1001 H. Gelar al-Khujandi,

dinisbatkan terhadap kota asalnya Khudzhand di Rey,

Persia. Kehidupannya tidak banyak diketahui. Namun

Nasir al-Din al-Tusi berkomentar bahwaa ia merupakan

seorang ahli matematika andal.4

JJ Connor dan EF Robertson dalam buku The Impact of

Muslim Science menuliskan bahwa, karier intelektual

al-Khujandi berlangsung pada masa kekuasaan Dinasti

Buwaihi. Saat itu, dipimpin oleh Ahmad ad-Dawlah,

yang naik tahta pada 945 H. Al-Khujandi pun

3 Balai Besar Pendidikan, Penyelenggaraan, dan Peningkatan Ilmu

Pelayaran, “Sistem Navigasi Elektronik Bab 1 A”, diakses pada 13 Oktober

2018. http://bp3ipjakarta.ac.id/index.php/pengumumanbp3ip/124-bahan-

ajar/bahan-ajar-nautika/606-sistem-navigasi-elektronik 4 Yusuf Assodiq, al-Khujandi dan Instrumen Sextant, Akses pada

13 Oktober 2018, http://indonesiaindonesia.com/f/96588-al-khujandi-

instrumen-sextant/

Page 4: Sextant - if-pasca.walisongo.ac.idif-pasca.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2018/12/Sextant-1.pdf · dalam cermin kecil (yang memantulkan) akan terlihat lebih banyak pada teropong

4

mengabdikan diri pada salah satu keturunan dlinasti ini,

yakni Fakhr ad-Dawlah (976-997).5

Sextant yang ditemukan oleh al-Khujandi dinamai

dengan al-Suds al-Fakhry (Sextant Fakhri) yang terdiri

dari dinding tiang yang sejajar dengan ukuran 12 kaki,

dan panjang 30 kaki dari permukaan tanah. Pada dua

bagian tiangnya terdapat seperenam lingkaran setengah

hari atau sudut lengkung dengan ukuran 60 derajat,

dimana tiap-tiap derajat terdiri dari 60 bagian, setengah

jari-jarinya terdiri 60 kaki, dan bagian atas sudut

lengkungnya dalam keadaan terbuka.6

Yang berbeda dengan penemuan al-Khujandi dari

penemuan sebelumnya adalah instrument ini dapat

menghasilkan bilangan derajat, menit, dan detik dalam

sekaligus, yang mana instrument sebelumnya hanya bisa

menghasilkan bilangan derajat saja.7

Selain sextant karya dari al-Khujandi adalah sebuah

buku berjudul Risala fi A’mal al-Amma (Buku Petunjuk

Konstruksi Instrumen Bintang). Ia tak hanya membahas

5 Assodiq, “al-Khujandi dan Instrumen”. 6 Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar, Khazanah Astronomi Islam

Abad Pertengahan, (Perwokerto:UM Purwokerta, 2016), 405. 7 Butar-Butar, “Khazanah Astronomi Islam”.

Page 5: Sextant - if-pasca.walisongo.ac.idif-pasca.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2018/12/Sextant-1.pdf · dalam cermin kecil (yang memantulkan) akan terlihat lebih banyak pada teropong

5

sextant dinding ciptaannya, tapi juga alat observasi lain

yang dibuatnya, semisal astrolabe atau shamila.8

Ilmuwan besar Ulugh Beg pada 1420 mengembangkan

sextant itu sehingga menjamin keakuratannya. Ia

membangun sextant yang serupa dengan karya milik al-

Khujandi di Gunung Kuhak, Samarkand. Ulugh Beg

membuat instrumen yang lebih besar dari buatan al-

Khujandi. Dimensinya mencapai 84 meter.9

Sextant yang ditemukan oleh al-Khujandi Pada tahun

1731 mendapatkan sentuhan evolusi dari John Hadley,

John Hadley mengajukan catatan formal pertama

tentang kuadran pemantulnya yang pertama dari

instrumen Hadley sangat mirip dengan desain yang

diajukan sebelumnya oleh Issac Newton dan merupakan

perbaikan lebih lanjut atas instrumen Hooke karena

menggunakan dua cermin dan dioperasikan pada prinsip

optik geometris yang sangat mirip dengan sextant

8 Assodiq, “al-Khujandi dan Instrumen”. 9 Assodiq,” al-Khujandi dan Instrumen”.

Page 6: Sextant - if-pasca.walisongo.ac.idif-pasca.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2018/12/Sextant-1.pdf · dalam cermin kecil (yang memantulkan) akan terlihat lebih banyak pada teropong

6

modern, dari sinilah berawal perjalan sextant yang

dikenal saat ini.10

sudut antara kedua cermin (atau dua sumbu teleskop

dan lengan indeks) adalah setengah ketinggian objek

yang diamati. Situasi ini menyebabkan penamaan

instrumen menjadi ambigu karena dengan nama

kuadran seharusnya perangkat Hadley mampu

mengukur dan menunjukkan ketinggian 90 derajat,

namun tidak demikian, busur dikompres menjadi

setengah dari nilai itu menjadi 45 derajat, sehingga

dengan demikian instrumen dapat disebut sebagai

octant, karena dalam dimensi fisik, garis itu

menghasilkan sudut kira-kira sama dengan seperdelapan

dari sebuah lingkaran, Kuadran Hadley awal penting

menuju sextant modern, desain Hadley yang disebut

sebagai octant, dikenal sebagai awal dari sextant

modren. 11

Perubahan geometris utama yang diperkenalkan oleh

octant Hadley pada dasarnya memutar teleskop dan

konfigurasi cermin sebesar 90 derajat dari pengaturan

10 11 Akatina, “Uji Akurasi Sextant Dalam”.: 56

Page 7: Sextant - if-pasca.walisongo.ac.idif-pasca.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2018/12/Sextant-1.pdf · dalam cermin kecil (yang memantulkan) akan terlihat lebih banyak pada teropong

7

sebelumnya pada kuadran. Artinya, teleskop dipasang

tegak lurus terhadap jari-jari busur. Dalam prinsip

optiknya, kedua instrumen itu sebenarnya adalah

Identik.12

Macam-Macam Sextant

Ada dua macam yaitu:

1. Sextan nonius.

2. Sextan tromol (yang baru) dengan sekrup tombol

(micro meter sextan).

12 Akatina, “Uji Akurasi Sextant Dalam” :57

Page 8: Sextant - if-pasca.walisongo.ac.idif-pasca.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2018/12/Sextant-1.pdf · dalam cermin kecil (yang memantulkan) akan terlihat lebih banyak pada teropong

8

Perbedaan antara kedua macam sextan ini terletak pada

bentuknya sekerup jepit dan sekerup halus alhidade.

Bagian-Bagian Sextant

Penjelasan sebagai berikut :

1. Kaca Filter (Index Mirror Shades)

Page 9: Sextant - if-pasca.walisongo.ac.idif-pasca.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2018/12/Sextant-1.pdf · dalam cermin kecil (yang memantulkan) akan terlihat lebih banyak pada teropong

9

Beberapa kaca cermin berwarna yang dipasang di

bagian depan cermin indeks. Fungsinya untuk

meredupkan objek agar dapat kelihatan atau untuk

melindungi mata pengamat dari radiasi pancaran sinar

matahari yang dapat merusak mata. Kaca filter ini

biasanya digunakan saat pengamatan matahari karna

sinar matahari terlalu kuat dan mata manusia bisa rusak

jika tidak dihalangi dengan kaca filter ini.13

2. Cermin Indeks (Index Mirror)

Difungsikan untuk memantulkan objek yang akan

diukur, cermin indeks ini akan bergeser bersamaan

dengan indeks busur.14

3. Kaca Filter (Horizon Shades)

Perbedaan antara horizon shades dan index mirror

shades ditujukan pada benda langit yang dicari, untuk

kaca filter (horizon shades) ditujukan pada horizon

(cakrawala).15

4. Cermin Horizon (The horizon glass is half of mirror

and half glass)

Cermin Horizon terdiri dari setengah cermin dan

setengah gelas. Cermin memiliki dua sekrup yakni

13 Akatina, “Uji Akurasi Sextant Dalam”. : 45 14 Akatina, “Uji Akurasi Sextant Dalam”. 15 Akatina, “Uji Akurasi Sextant Dalam”.

Page 10: Sextant - if-pasca.walisongo.ac.idif-pasca.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2018/12/Sextant-1.pdf · dalam cermin kecil (yang memantulkan) akan terlihat lebih banyak pada teropong

10

ekrup pertama berada di depan kaca. Digunakan untuk

mengatur kesalahan tegak lurus. Sekrup kedua, di

bagian belakang sisi cermin digunakan untuk mengatur

kesalahan indeks. Cermin horizon ini tidak bergerak dan

menempel pada frame.16

5. Handle atau gagang Terbuat dari kayu atau plastik yang

fungsinya untuk menahan sextant saat digunakan.

Untuk mengambil sextant dari kotak, pada sexant

nonius pegangan dibuat berongga untuk penempatan

batery. 17

6. Nonius (Micormeter Drum) Pada sextant tromol

berbentuk silinder yang dapat di putar satu kali putaran

besarnya 600 = 10 di dekat nonius fernier yang

membantu pembacaan dalam detik. Pada sebagian

permukaan fernier terbagi menjadi 6 bagian tiap bagian

besarya 0° ada juga yang terbagi menjadi 0 bagian tiap

bagian besarnya 6°. Pada sextant nonius berbentuk

sebuah busur kecil yang terbagi dan nonius ini letaknya

konsentris dengan lembidang busur yang terbagi-bagi

16 Akatina, “Uji Akurasi Sextant Dalam”. : 46 17 Balai Besar Pendidikan, Penyelenggaraan, dan Peningkatan Ilmu

Pelayaran, “Sistem Navigasi Elektronik Bab VII A”, diakses pada 13

Oktober 2018. http://bp3ipjakarta.ac.id/index.php/pengumumanbp3ip/124-

bahan-ajar/bahan-ajar-nautika/606-sistem-navigasi-elektronik

Page 11: Sextant - if-pasca.walisongo.ac.idif-pasca.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2018/12/Sextant-1.pdf · dalam cermin kecil (yang memantulkan) akan terlihat lebih banyak pada teropong

11

itu. Pada jenis lain ada yang tanpa dilengkapi dengan

nonius sehingga pembacaan terakhir cenderung

dibulatkan pada menit.18

7. Busur Derajat (Graduated Arc)

Merupakan busur penunjuk skala derajat. 19

8. Bingkai (Frame)

Memiliki tiga kaki dan sextant disimpan dalam kotak

atau pada permukaan horizontal. 20

9. Teropong (Telescope) Ada dua macam teropong yakni

teropong panjang menghasilkan bayangan nyata terbalik

teropong pendek menghasilkan bayangan semu tegak

apabila sebuah sextant dilengkapi lebih dari satu

teropong yang digunakan adalah teropong tegak

(eruiting telescope). Apabila teropong kita putar ke

dalam cermin kecil (yang memantulkan) akan terlihat

lebih banyak pada teropong sehingga bintang-bintang

dan planet akan mudah diamati pada cuaca terang.

Menjelang senja teropong kita putar kembali keluar

maka kaca tembus biasa pada cermin kecil akan terlihat

18Balai Besar Pendidikan, Penyelenggaraan, dan Peningkatan Ilmu

Pelayaran, “Sistem Navigasi Elektronik” 19 Akatina, “Uji Akurasi Sextant Dalam”. : 47 20 Akatina, “Uji Akurasi Sextant Dalam”.

Page 12: Sextant - if-pasca.walisongo.ac.idif-pasca.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2018/12/Sextant-1.pdf · dalam cermin kecil (yang memantulkan) akan terlihat lebih banyak pada teropong

12

lebih banyak sehingga cakrawala yang sudah mendekati

kabur akan mudah diamati. 21

10. Pengunci (Looking Device)

Pengunci gerak indek lengan, sehingga tidak dapat

digerakkan. 22

11. Indeks Lengan (Index Arm)

Digunakan untuk mengukur skala busur derajat, indeks

lengan akan digeser hingga pantulan benda yang

diamati sebidang dengan cakrawala. diputar di bagian

tengah busur, dan berputar bebas sepanjang busur

dengan tanda indeks panah menunjuk ke sudut pada

busur. Di ujung lain lengan adalah penjepit, digunakan

untuk melepaskan lengan indeks dari busur sehingga

lengan bisa diputar. 23

C. Prinsip Kerja Sextant

Secara umum ada dua prinsip kerja pada sextant sebagai

berikut :

21 Balai Besar Pendidikan, Penyelenggaraan, dan Peningkatan Ilmu

Pelayaran, “Sistem Navigasi Elektronik” 22 Akatina, “Uji Akurasi Sextant Dalam”. 23 Akatina, “Uji Akurasi Sextant Dalam”.

Page 13: Sextant - if-pasca.walisongo.ac.idif-pasca.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2018/12/Sextant-1.pdf · dalam cermin kecil (yang memantulkan) akan terlihat lebih banyak pada teropong

13

1. Cahaya yang datang akan dipantulkan dengan sudut

yang sama pada cermin datar atau singkatnya Sudut

datang sama dengan sudut pantulan.24

2. Sudut antara cahaya datang dengan sudut pantulan

terakhir adalah sama dengan dua kali sudut yang ada

diantara kedua cermin, hal ini terjadi bila cahaya

dipantulkan dua kali pada bidang datar yang sama

oleh dua buah cermin. Sehingga sextant yang

ukurannya 60 busur derajat bisa mengukur sampai

120 busur derajat.25

Kemungkinan Kesalahan dalam penggunaan sextant

Kesalahan yang sering terjadi pada sextant yaitu :

1. Side Error, merupakan kesalahan yang disebabkan

oleh ”horizon glass” tidak benar-benar tegak lurus

dengan bidang datar sextant tersebut. Bila posisi

”horizon glass” tegak lurus , maka obyek dan

refleksinya akan berada pada satu garis lurus.

Menanggulangi masalah ini maka posisikan lengan

ayun pada titik 0 dan pegang sextant secara miring,

selain juga cara lain mendeteksi kesalahan tersebut

adalah dengan memutar tuas micrometer secara maju

mundur disekitar angka 0 derajat sambil melihat

pada benda angkasa.26

2. Perpendicularity, kesalahan ini terjadi pada bagian

”index glass/mirror” tidak benar-benar tegak lurus

24 Kapitan Madina, Mengenal Sextant Sebagai Alat Navigasi

di Kapal, Akses pada 15 Oktober 2018

https://kapitanmadina.wordpress.com/2011/11/26/mengenal-sextant-

sebagai-alat-navigasi-di-kapal/ 25 Madina, Mengenal Sextant Sebagai . 26 Madina, Mengenal Sextant Sebagai . lihat juga Rodge E. Farley,

The Armchair Celestial Navigator, 2002, hlm 39-40

Page 14: Sextant - if-pasca.walisongo.ac.idif-pasca.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2018/12/Sextant-1.pdf · dalam cermin kecil (yang memantulkan) akan terlihat lebih banyak pada teropong

14

dengan bidang datar sextant tersebut. Kesalahan ini

dapat dikoreksi dengan memutar ”sekrup pengatur”

yang berada di belakang ”index glass” sampai busur

tersebut nampak segaris dengan refleksinya sendiri.

Cara mendeteksi kesalahan ini maka lakukan tes

dengan cara memegang sextant seecara horizontal

sejauh lengan kita dengan busur pada sisi jauh,

kemudian geser letak lengan ayunannya sejauh

kurang lebih 35 derajat, apabila pada index glass

sudut yang dibentuknya kecil maka keselahan

tersebut adalah perpendicularity.27

3. Error of parallelism, adalah posisi index glass dan

horizon glass tidak parallel satu dengan lainnya pada

saat posisi lengan ayun berada di angka 0 derajat.

Cara mendeteksinya yaitu dengan cara meletakan

lengan ayunan pada sudut 0 derajat, memegang

sextant dengan posisi vertikal dan mengamati

cakrawala. Untuk melakukan koreksi pada

parallelism gunakan sekrup yang terletak paling

dekat dengan bidang kerangka sextant. Apabila

horizon nyata dan refleksinya tidak berada ada dalam

satu garis maka untuk melakukan pengaturan

selanjutnya adalah dengan cara menggunakan sekrup

kemudian lakukan pengaturan yang berada dibalik

horizon glass28

D. Cara Mengukur Benda-Benda Langit

Cara Pemakaian Sextant untuk Mengukur Tinggi

Matahari

27 Madina, Mengenal Sextant Sebagai . lihat juga Rodge E. Farley,

The Armchair Celestial Navigator 28 Balai Besar Pendidikan, Penyelenggaraan, dan Peningkatan Ilmu

Pelayaran, “Sistem Navigasi Elektronik Bab VII A”.

Page 15: Sextant - if-pasca.walisongo.ac.idif-pasca.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2018/12/Sextant-1.pdf · dalam cermin kecil (yang memantulkan) akan terlihat lebih banyak pada teropong

15

Sextant dipegang tegak lurus dengan tangan kanan,

garis pandang ditujukan pada suatu titik yang terletak

di bawah matahari.

Kaca berwarna baik yang terletak di depan cermin

besar maupun yang terletak di depan cermin kecil

dipasang sesuai dengan keadaan apabila dianggap

perlu.

Alhidade digeserkan dari kedudukan 0o sampai

bayangan matahari yang dipantulkan 2 kali terlibat di

cermin kecil.

Sextant digoyangkan ke kanan dan ke kiri teropong

untuk mendapatkan kedudukan yang benar yaitu tegak

terhadap horizon. Sewaktu digoyangkan bayangan

matahari bergerak sepanjang busur.

Nonius digerak-gerakkan sehingga bayangan matahari

tepi atau / tepi bawah (sesuai dengan keinginan)

menyinggung di horizon untuk lipatannya harus

diperhatikan perkembangan azimuth matahari apabila

matahari berada pada azimuth antara 090° – 000° /

180° yaitu saat antara matahari tcrbit dan merpas.

Bayangan matahari ditempatkan sedikit di bawah

horizon kemudian digoyanggoyangkan ke kanan dan

Page 16: Sextant - if-pasca.walisongo.ac.idif-pasca.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2018/12/Sextant-1.pdf · dalam cermin kecil (yang memantulkan) akan terlihat lebih banyak pada teropong

16

ke kiri dari teropong sampai suatu saat tepi atas / tepi

bawah matahari menyinggung horizon.

Saat itulah pembacaan sudut dilakukan. Begitu juga

sebaliknya apabila azimuth matahari antara 000° /

100° – 270o yaitu saat matahari berkembang sampai

matahari terbenam bayangan matahari yang terlihat

pada cermin kecil digoyang – goyang tanpa memutar-

mutar nonius. Matahari akan turun sendiri sampai

suatu saat menyinggung horizon dan pembacaan

dilakukan.

Mengukur Tinggi bulan29

Langkah-langkah dalam menentukan ketinggian

tempat menggunakan sextant antara lain:

Ambil sextant dari kotak penyimpanan, pegang

pada

bagian handle / pegangannya dengan

menggunakantangan kanan. Hindari memegang

sextant pada busur lembidangnya.

Atur kedua skala yang ada di indeks lengan

dandrum pada skala 0 (nol), sisihkan kaca filter

yang tidak diperlukan. Penggunaan kaca filter

29 Akatina, “Uji Akurasi Sextant Dalam”: 65

Page 17: Sextant - if-pasca.walisongo.ac.idif-pasca.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2018/12/Sextant-1.pdf · dalam cermin kecil (yang memantulkan) akan terlihat lebih banyak pada teropong

17

inidisesuaikan dengan pandangan pengguna

terhadapterik cahaya bulan.

Bidik bulan menggunakan sextant.

Lakukan kalibrasi sehingga objek dan

refleksinnya terlihat menjadi satu gambar utuh

pada bidangcermin horizon.

Geser indeks lengan sehingga gambar refleksi

objek hampir menyentuh ufuk horizon.

Miringkan sextant ke kiri dan ke kanan, maka

gambar obyek akan melengkung ke atas kiri-

kanan. Hal ini mempermudah untuk membantu

objek menyentuh tepat pada ufuk horizon.

Mengukur Ketinggian Bintang dan Planet30

Mengukur Tinggi Bintang Untuk mengukur tinggi

bintang ada tiga cara yang dapat dilaksanakan.

Dalam hal ini, yang dimaksud adalah pengambilan

awal. Alhidade dan tromol disetel pada kedudukan nol.

Garis pandangan diarahkan ke benda sasaran,

kemudian alhidade pelan-pelan diturunkan sementara

itu bayangan benda yang terlihat dipertahankan pada

30 Balai Besar Pendidikan, Penyelenggaraan, dan Peningkatan Ilmu

Pelayaran, “Sistem Navigasi Elektronik Bab VII B”, diakses pada 13

Oktober 2018. http://bp3ipjakarta.ac.id/index.php/pengumumanbp3ip/124-

bahan-ajar/bahan-ajar-nautika/606-sistem-navigasi-elektronik

Page 18: Sextant - if-pasca.walisongo.ac.idif-pasca.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2018/12/Sextant-1.pdf · dalam cermin kecil (yang memantulkan) akan terlihat lebih banyak pada teropong

18

cermin kecil yang disepuh sampai suatu saat cakrawala

terlihat pada cermin tembus.

Perlu diingat saat menurunkan jangan sampai bayangan

benda itu terlihat pada cermin yang disepuh akibatnya

bayangan benda akan hilang dari pandangan. Pada

umumnya cara yang terakhir ini wring digunakan selain

dapat dan praktis hasil pengukurannya paling baik.

Mengukur Azimut31

a. Sesudah membidik ketinggian benda langit

menggunakan sextant, selanjutnya turunkan indeks

lengan hingga menyentuh permukaan tanah. Lalu

tancapkan tongkat sebagai tanda secara tegak lurus

sesuai titik yang terlihat pada sextant, tancapkan juga

tongkat sebagai acuan arah utara sejati.

b. Kemudian Sextant di atur dengan posisi miring atau

telentang.

c. Tarik indeks lengan kesamping hingga hampir

menyentuh atau sejajar pada tiang yang digunakan

sebagai acuan Utara Sejati.

d. Kemudian perhalus menggunakan micrometer drum

hingga kedua tiang benar-benar saling menyentuh.

31 Akatina, “Uji Akurasi Sextant Dalam”: 69-70

Page 19: Sextant - if-pasca.walisongo.ac.idif-pasca.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2018/12/Sextant-1.pdf · dalam cermin kecil (yang memantulkan) akan terlihat lebih banyak pada teropong

19

e. Baca skala yang ada pada indeks lengan dan drum.

Bilangan derajat ditunjukkan pada skala indeks

lengan sedangkan bilangan menit ditunjukkan pada

drum.

f. Hasil baca pada busur sextant ini adalah nilai

azimuth bulan yang diukur menggunakan sextant.

E. Penutup

Sextant merupakan alat navigasi kapal yang juga dapat

digunakan untuk melakukan observasi benda-benda

langit untuk mengetahui tinggi benda langit yang di

teliti. Ada dua model sextant yakni sextant nomius dan

sextant tromol, yang bagiannya terdiri dari 14 bagian.

Daftar Pustaka

Akatina, “Uji Akurasi Sextant Dalam Penentuan Azimuth Dan Tinggi

Bulan” Skripsi, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, 2018.

Yusuf Assodiq, al-Khujandi dan Instrumen Sextant, Akses pada 13 Oktober

2018, http://indonesiaindonesia.com/f/96588-al-khujandi-instrumen-sextant/

Butar-Butar, Arwin Juli Rakhmadi, Khazanah Astronomi Islam Abad

Pertengahan, Purwokerto:UM Purwokerta, 2016.

Balai Besar Pendidikan, Penyelenggaraan, dan Peningkatan Ilmu Pelayaran, “Sistem Navigasi Elektronik Bab 1 A”, diakses pada 13 Oktober 2018.

http://bp3ipjakarta.ac.id/index.php/pengumumanbp3ip/124-bahan-

ajar/bahan-ajar-nautika/606-sistem-navigasi-elektronik

Balai Besar Pendidikan, Penyelenggaraan, dan Peningkatan Ilmu Pelayaran,

“Sistem Navigasi Elektronik Bab VII A”, diakses pada 13 Oktober 2018.

http://bp3ipjakarta.ac.id/index.php/pengumumanbp3ip/124-bahan-

ajar/bahan-ajar-nautika/606-sistem-navigasi-elektronik

Page 20: Sextant - if-pasca.walisongo.ac.idif-pasca.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2018/12/Sextant-1.pdf · dalam cermin kecil (yang memantulkan) akan terlihat lebih banyak pada teropong

20

Balai Besar Pendidikan, Penyelenggaraan, dan Peningkatan Ilmu Pelayaran,

“Sistem Navigasi Elektronik Bab VII B”, diakses pada 13 Oktober 2018.

http://bp3ipjakarta.ac.id/index.php/pengumumanbp3ip/124-bahan-

ajar/bahan-ajar-nautika/606-sistem-navigasi-elektronik

Djaja D. Bambang Setiono dan Adi Indra Kusna, Nautika Kapal Penangkap

Ikan, ( Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, 2008), PDF e-book, Bab 3.

F arley,Rodge E,. The Armchair Celestial Navigator, 2002.

Madina, Kapitan, Mengenal Sextant Sebagai Alat Navigasi di Kapal, Akses

pada 15 Oktober 2018

https://kapitanmadina.wordpress.com/2011/11/26/mengenal-sextant-

sebagai-alat-navigasi-di-kapal/