identitas nasional dan implementasi pancasila
DESCRIPTION
MKU kewarganegaraanTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dewasa ini, pengetahuan kita mengenai identitas nasional sangatlah kurang,
anak muda zaman sekarang lebih megetahui tentang moderanisasi ketimbang
identitas negaranya sendiri. Pengaruh kebudayaan luar menyebabkan kurangnya
pengetahuan kita mengenai proses pembentukan negarannya. Kurangnya
pengetahuan akan hak dan kewajiban kita sebagai warga Negara menimbulkan
hilangnya rasa persatuan kita baik terhadap sesama maupun Negara. Masing-masing
Individu lebih mementingkan kepentingannya sendiri, tanpa ada rasa ingin tahu
terhadap negarannya.
Sebagai warga Negara Indonesia yang baik, haruslah memiliki rasa Integrasi
nasional. Yaitu suatu sikaf kepedulian terhadap sejarah, kebudayaan, suku bangsa,
agama, dan bahasa, yang kemudian unsur-unsur ini menjadi salah satu identitas
nasional.
Dalam makalah ini, kami ingin menjelaskan tantang identitas nasional, serta
penyebab terjadinya identitas nasional dan upaya yang harus dilestarikan dalam
melestarikan identitas nasional.
1.2. Perumusan Masalah
1. Apa pengertian dan karakteristik identitas nasinal dan masyarakat madani ?
2. Apa parameter dari identitas nasinal dan masyarakat madani ?
3. Apa unsur – unsur dari identitas nasional dan masyarakat madani ?
4. Bagaimana pancasila sebagai hakikat identitas nasional ?
5. Apa ciri – ciri dan karakteristik masyarakat madani ?
6. Bagaimana keterkaitan globalisasi dan identitas nasional ?
7. Bagaimana keterkaitan integritas nasional dan identitas nasioanal ?
1
1.3. Tujuan
1. Untuk menegetahui pengertian dan karakteristik identitas nasinal dan
masyarakat madani.
2. Untuk mengetahui parameter dari identitas nasional dan masyarakat madani.
3. Untuk mengetahui unsur – unsur dari identitas nasional dan masyarakat
madani.
4. Untuk mengetahui alasan pancasila sebagai hakikat identitas nasional.
5. Untuk mengetahui ciri – ciri dan karakteristik masyarakat madani.
6. Untuk mengetahui keterkaitan globalisasi dan identitas nasional.
7. Untuk mengetahui keterkaitan integritas nasional dan identitas nasioanal.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Identitas Nasional dan Masyarakat Madani
Secara etimologi, kata identitas berasal dari kata Identity (Bhs. Inggris), yang
berarti ciri-ciri, tanda-tanda atau jati diri yang melekat pada diri seseorang sebagai
pembeda dengan orang lain. Dalam termantropologi, identitas adalah sifat yang khas
yang menerangkan dan sesuai dengan kesadaran diri pribadi, golongan sendiri,
kelompok sendiri, komunitas sendiri, atau Negara sendiri. Mengacu pada pengertian
tersebut, maka pada dasarnya identitas tidak terbatas pada individu semata tetapi
berlaku pula pada suatu kelompok.
Adapun kata nasional, berasal dari kata nation (Bhs. Inggris), merupakan
identitas yang melekat pada kelompok-kelompok yang lebih besar yang diikat oleh
kesamaan-kesamaan, baik fisik maupun budaya, agama, dan bahasa maupun non fisik
seperti budaya, agama, dan bahasa maupun non fisik seperti keinginan, cita-cita, dan
tujuan. Himpunana kelompok-kelompok inilah yang kemudian disebut dengan istilah
identitas bangsa atau identitas nasional yan pada akhirnya melahirkan tindakan
kelompok (collective action)yang diwujudkan dalam bentuk organisasi atau
pergerakan-pergerakan yang diberi atribut-atribut nasional. Kata nasional sendiri
tidak bisa dipisahkan dari kemunculan konsep nasionalisme yaitu suatu paham
mengenai kebangsaan.
Banyak kalangan berpendapat bahwa gelombang demokratisasi dapat menjadi
ancaman serius bagi identitas suatu bangsa termasuk Indonesia. Dewasa ini, hampir
tidak satu bangsapun di dunia bisa terhindar dari gelombang besar demokratisasi.
Gelombang demokrasi yang ditopang oleh kepesatan teknologi informasi telah
menjadikan dunia seperti perkampuangan global (global village) tanpa sekat pemisah.
Lalu dimanakah identitas lokal berada dan bagaimana sebaliknya suatu bangsa
3
menjadi bagian dari proses demokrasi global tanpa harus kehilangan identitas
nasionalnya.
Istilah masyarakat madani pertama kali dikemukan oleh Cicero dalam filsafat
politiknya dengan istilah societies civilis yang identik dengan negara. Dalam
perkembangannya istilah masyarakat madani dipahami sebagai organisasi-organisasi
masyarakat yang terutama bercirikan kesukarelaan dan kemandirian yang tinggi
berhadapan dengan negara serta keterikatan dengan nilai-nilai atau norma hukum
yang dipatuhi masyarakat.
Kemungkinan akan adanya kekuatan civil sebagai bagian dari komunitas
bangsa ini akan mengantarkan pada sebuah wacana yang saat ini sedang
berkembang,yakni masyarakat madani. Ia muncul bersamaan dengan proses
modernisasi,terutama pada saat terjadi transformasi dari masyarakat feudal menuju
masyarakat barat modern yang saat itu lebih dikenal dengan istilah masyarakat
madani. Dalam tradisi eropa(sekitar pertengahan abad XVIII),pengertian masyarakat
madani mengalami pergeseran makna . state dan masyarakat madani dipahami
sebagai dua buah identitas yang berbeda, sejalan dengan proses pembentukan social
(social formating) dan perubahan-perubahan struktur politik di eropa sebagai
pencerahan (enlighment) dan modernisasi dalam menghadapi persoalan duniawi.
Bangsa Indonesia berusaha untuk mencari bentuk masyarakat madani yang
pada dasarnya adalah masyarakat sipil yang demokrasi dan agamis/religius. Dalam
kaitannya pembentukan masyarakat madani di Indonesia, maka warga negara
Indonesia perlu dikembangkan untuk menjadi warga negara yang cerdas, demokratis,
dan religius dengan bercirikan imtak, kritis argumentatif, dan kreatif, berfikir dan
berperasaan secara jernih sesuai dengan aturan, menerima semangat Bhineka Tunggal
Ika, berorganisasi secara sadar dan bertanggung jawab, memilih calon pemimpin
secara jujur-adil, menyikapi mass media secara kritis dan objektif, berani tampil dan
kemasyarakatan secara profesionalis,berani dan mampu menjadi saksi, memiliki
pengertian kesejagatan, mampu dan mau silih asah-asih-asuh antara sejawat,
4
memahami daerah Indonesia saat ini, mengenal cita-cita Indonesia di masa
mendatang dan sebagainya.
Secara luas masyarakat madani di definisikan terlalu luas ,ia di
samakan dengan masyarakat yang mandiri yang identik dengan sebuah demokrasi.
Masyarakat madani kiranya sesuatu di antara masyarakat tradisional-yang tidak
berwawasan civil/kwarganegaraan modern melainkan hanyut dalam masalah-masalah
di lingkungan lokal dan primordial sendiri.di satu pihak dan masyarakat dalam sistem
totaliter yang seluruhnya di tata dan mendapat seluruh identitas sosialnya dari
penataan Negara.
Masyarakat madani ada yang ,menekankan kepada ruang (space),dimana
individu dan kelompok dalam masyarakat dapat saling berinteraksi dengan semangat
toleransi. Di dalam ruang tersebut, masyarakat dapat melakukan partisipasi dalam
pembentukan kebijaksanaan public dalam suatu Negara.
Makna masyarakat madani pada keadaan masyarakat yang telah mengalami
pemerintahan yang terbatas,kebebasan, ekonomi pasar, dan timbulnya asosiasi-
asosiasi masyarakat yang ,mandiri, dimana satu sama lainya saling menopang.
Disamping itu,ada pula pandangan yang member makna pada masyarakat
madani sebagai sebuah masyarakat yang memiliki peradaban(civility) yang
dibedakan dari masyarakat yang tidak beradab atau barbarian,seperti dikemukakan
oleh Cristoper Briant, setelah mengacu pada sejumlah pendapat orang lain membahas
masyarakat Skotlandia.
Masyarakat madani juga dapat di devinisikan sebagai wliayah-wilayah
kehidupan social yang terorganisasi dan bercirikan,antara lain : kesukarelaan
(valuntary),kswasembadaan(self-generating), dan keswadayaan (self-
supporting),kemandirian tinggi berhadapan dengan Negara,dan keterkaitan dengan
norma-norma atau nilai-nilai hkum yang di ikuti oleh warganya. Sebagai sebuah
ruang politik, masyarakat madani adalah suatu wilayah yang menjamin
berlangsungnya perilaku, tindakan dan refleksi mandiri, tidak terkungkung oleh
5
kondisi kehidupan material, dan tidak terserap di dalam jaringan-jaringan
kelembagaan politik resmi. Di dalamnya tersirat pentingnya suatu ruang publik yang
bebas, tempat dimana transaksi komunikasi yang bebas bisa dilakukan oleh warga
masyarakat.
Sebagai titik tolak disini akan dikemukakan beberapa definisi masyarakat
madani dari berbagai Negara yang menganalisa dan mengkaji fenomene masyarakat
madani. pertama dikemukan oleh zbigniew Rau dengan latar belakan eropa timur dan
uni sofiet.
Ia mangatakan bahwa yang di makhsud dngan masyarakat madani merupakan
suatu masyarakat yang berkembang dari sejarah yang mengandalkan ruang dimana
individu dan perkumpulan tempat mereka bergabung,bersaing satu sama lain guna
mencapai nilai-nilai yang mereka yakini. Di gambarkan dengan ciri-cirinya,yakni
individualisme,pasar dan pluralism.kedua digambarkan oleh Han Sung-joo dengan
latar belakang kasus korea selatan.ia mengatakan bahwa masyarakat madani
merupakan sebuah kerangka hokum yang melindungi dan menjamin hak-hak dasar
individu,perkumpulan sukarela yang terbebas dari Negara,suatu ruang public yang
mampu mengendalikan diri dan indipenden,yang secara bersama-sama mengakui
norma-norma dan budaya yang menjadi identitas dan solidaritas yang tebentuk serta
pada akhirnya akan terdapat kelompok inti dalam masyarakat madani.ketiga oleh Kim
Sunhyuk,ia meengatakan bahwa yang di makhsud dengan masyarakat madani adalah
suatu kesatuan yang terdiri dari kelompok-kelompok yang secara mandiri
menghimpun dirinya dan gerakan dalam masyarakat secara relative otonom dari
Negara,yang merupakan satuan-satuan dasar dari produksi dan masyarakat politik
yang mampu melakukan kegiatan politik dalam suatu ruang public,guna menyatakan
kepedulian mereka dan memajukan kepentingan-kepentingan mereka menurut
prinsip-prinsip pluralism dan pengelolaan yang mandiri.
6
Dari pengertian masyarakat madani di atas , maka ia terwujud dalam berbagai
organisasi/asosiasi yang di buat oleh masyarakat di luar pengaruh Negara. Lembaga
swadaya masyarakat,organisasi social dan keagamaan, paguyuban,dan juga
kelompok-kelompok kepentingan (interest groups) adalah kelembagaan masyarakat
madani. Tentu saja tidak semua pengelompokan tersebut lantas memiliki kemandirian
yang tinggi ketika berhadapan dengan Negara atau mampu mengambil jarak dari
kepentingan ekonomi. Oleh karena itu kondisi masyarakat madani harus di mengerti
sebagai suatu proses yang bisa mengalami pasang surut, kemajuan dan
kemunduran,kekuatan dan kelemahan dalam perjalanan sejarahnya.
2.2. Karakteristik Identitas Nasional
Pada hakikatnya Identitas Nasional, meupakan manifestasi nilai-nilai budaya
yang tumbuh dan berkembang dalam berbagai aspek kehidupan suatu nation
( bangsa ) dengan ciri-ciri khas tertentu yang membuat bangsa bersangkutan berbeda
dengan bangsa lain. Dengan perkataan lain dapat dikatakan bahwa Identitas Nasional
Indonesia adalah Pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam berbagai penataan
kehidupan berbangsa dan bernegara dalam arti luas.
Perlu dikemukakan bahwa nilai-nilai budaya yang tercermin sebagai identitas
nasional tadi bukanlah barang jadi yang sudah selesai “mandheg” dalam kebekuan
normatif dan dogmatis, melainkan sesuatu yang “ terbuka”-cenderung terus-menerus
bersemi sejalan dengan hasrat menuju kemajuan yang dicita-citakan bangsa
Indonesia.
Perkembangan Iptek dan arus globalisasi yang membuat masyarakat
Indonesia harus berhadapan dengan kebudayaan berbagai bangsa di dunia, sudah
sepantasnya menyadarkan kita semua, bahwa pelestarian berbagai bangsa di dunia,
sudah sepantasnya menyadarkan kita semua, bahwa pelestarian budaya sebagai upaya
untuk mengembangkan identitas kita semua. Dalam upaya pengembangan identitas
7
nasional, pelestarian budaya tidak berarti menutup diri terhadap segala bentuk
pengaruh kebudayaan bangsa Indonesia.
Sebagai komitmen konstitusional yang dirumuskan oleh para pendiri negara
kita dalam pembukaan, khususnya dalam pasal 32 UUD 1945 beserta penjelasannya,
yaitu : “ kebudayaan bangsa ialah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha
budaya rakyat Indonesia.
Kesadaran pentingnya mengembangkan dan memperkaya kebudayaan bangsa
dengan keterbukaan menerima kebudayaan asing yang bernilai positif semakin tegas
diamanatkan dalam pasal 32 UUD 1945 yang diamandemen :
1. Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia ditengah peradaban dunia
menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai
budaya
2. Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya
nasional
2.3. Parameter Identitas Nasional
Parameter identitas nasional adalah suatu ukuran atau patokan yang dapat
digunakan untuk menyatukan sesuatu adalah menjadi ciri khas suatu bangsa. Sesuatu
yang diukur adalah unsur idenatitas seperti kebudayaan yang menyangkut norma,
adat istiadat, bahasa dan teknologi. Sesuatu yang alami atau ciri yang sudah terbentuk
seperti geografis.
Sesuatu yang terjadi dalam masyarakat dan mencari-cari atau identitas
nasional biasanya mempunyai indikator sbb :
1. Identitas nasional menggabarkan ssuatu yang terwujud melalui aktivitas
masyarakat sehari-hari. Identitas ini menyangkut adat istiadat, tatakelakuan,dan
8
kebiasaan. Ramah tamah, hormat kepada orang tua, dan gotong royong merupakan
suatu identitas yang bersumber dari adat istiadat dan tata kelakuan.
2. Lambang-lambang yang merupakan ciri dari bangsa dan secara simbolis
menggambarkan fungsi dan tujuan dari bangsa. Lambang-lambang ini biasanya
dinyatakan dalam undang-undang, seperti Garuda Pancasila, bahasa, bendera dan
lagu kebangsaan.
3. Alat-alat perlengkapan yang digunakan untuk mencapai tujuan seperti
bangunan, teknologi, dan perlengkapan manusia. Indentitas yang berasal dari alat
perlengkapan ini merupakan ibadah( masjid,gereja,dsb), peralatan manusia (pakaian
adat), dan teknologi (seperti pesawat).
4. Tujuan yang ingin dicapai suatu bangsa. Identitas ini bersumber dari tujuan
yang bersifat dinamis dan tidak tetap seperti budaya unggul, prestasi dalam bidang
tertentu, seperti inidonesia dikenal dengan bulutangkis.
2.4. Unsur – unsur Identitas Nasional
Salah satu identitas bangsa Indonesia adalah dikenal sebagai sebuah bangsa
yang majemuk. Kemajemukan Indonesia dapat dilihat dari sisi sejarah, kebudayaan,
suku bangsa, agama dan bahasa.
1. Sejarah
Menurut catatan sejarah, sebelum menjadi negara, bangsa Indonesia pernah
mengalami masa kejayaan yang gemilang. Dua kerajaan Nusantara, Majapahit dan
Sriwijaya misalnya, dikenal sebagai pusat kerajaan Nusantara yang pengaruhnya
menembus batas-batas teritorial di mana dua kerajaan itu berdiri.
Kebesaran dua kerajaan Nusantara tersebut telah membekas pada semangat
perjuangan bangsa Indonesia pada abad-abad berikutnya ketika penjajah asing
menancapkan kuku imperialismenya. Semangat juang bangsa Indonesia dalam
menbgusir penjajah, menurut banyak ahli, talah menjadiciri khas tersendiri bagi
bangsa Indonesia yang kemudian menjadi salah satu unsur pembentukan identitas
nasional Indonesia.
9
2. Kebudayaan
Aspek kebudayaan yang menjadi unsur pembentukan identitas nasional
meliputi tiga unsur, yaitu akal budi, peradaban, dan pengetahuan. Akal budi bangsa
Indonesia dapat dilihat pada sikap ramah dan santun kepada sesama. Sedangkan,
unsur identitas beradabannya tercemin dari keberadaan dasar negara Pancasila
sebagai nilai-nilai bersama bangsa Indonesia yang majemuk. Sebagai bangsa maritim,
kendala bangsa Indonesia dalam pembuatan kapal Pinisi dimasa lalu merupakan
identitas pengetahuan bangsa Indonesia lainnya yang tidak dimiliki oleh bangsa lain
di dunia.
3. Suku Bangsa
Kemajemukan merupakan identitas lain bangsa Indonesia. Namun demikian,
lebih dari sekadar kemajemukan yang bersifat alamiah tersebut, tradisi bangsa
Indonesia untuk hidup bersama dalam kemajemukan merupkan unsur lain yang harus
terus dikembangkan dan dibudayakan. Kemajemukan alamiah bangsa Indonesia dapat
dilihat pada keberadaan lebih dari ribuan kelompok suku, beragam bahasa, budaya,
dan ribuan kepulauan.
4. Agama
Keanekaragaman agama merupakan identitas lain dari kemajemukan alamiah
indonesia. Dengan kata lain, keragaman agama dan keyakinan di Indonesia tidak
hanya dijamin oleh konstitusi negara, tetapi juga merupakan suatu rahman Tuhan
Yang Maha Esa yang harus tetap dipelihara dan dsyukuri bangsa Indonesia.
Mensyukuri nikmat kemajemukan dapat dilakukan dengan sikap dan tindakan untuk
tidak memaksakan keyakinan dan tradisi, baik mayoritas maupun minoritas, atas
kelompok lainnya.
5. Bahasa
Bahasa indonesia adala salah satu identitas nasional Indonesia yang penting.
Sekalipun Indonesia memiliki ribuan bahasa daerah, kedudukan bangsa Indonesia
(bahasa yang digunakan bangsa Melayu) sebagai bahasa penghubung (linguafranca)
10
sebagai kelompok etnis yang mendiami kepulauan Nusantara memberikan identitas
tersendiri bagi bangsa Indonesia.
Peristiwa Sumpah Pemuda tahun 1929 yang menyatakan bahasa Indonesia
sebagai bahasa persatuan bangsa Indonesia, telah memeberikan nilai tersendiri bagi
pembentukan identitas nasional bangsa Indonesia. Lebih dari sekedar bahasa
niasional, bahasa Indonesia memiliki nilai tersendiri bagi bangsa Indonesia; ia telah
mmberikan sumbangan besar pada pembentukan persatuan dan nasionalisme
Indonesia.
6. Kasta dan Kelas
Kasta adalah pembagian social atas dasar agama. Dalam agama hindu para
penganutnya dikelompokkan kedalam beberapa kasta.kasta yang tertinggi adalah
kasta Brahmana (kelompok rohaniaan) dan kasta yang terendah adalah kasta Sudra
(orang biasa atau masyarakat biasa). Kasta yang rendah tidak bisa kawin dengan
kasta yang lebih tingi dan begitu juga sebaliknya. Kelas menurut Weber ialah suatu
kelompok orang-orang dalam situasi kelas yang sama, yaitu kesempatan untuk
memperoleh barang-barang dan untuk dapat menentukan sendiri keadaan kehidupan
ekstern dan nasib pribadi. Kekuasaan dan milik merupakan komponen-komponen
terpenting: berkat kekuasaan, mka milik mengakibatkan monopolisasi dan
kesempatan-kesempatan.
2.5. Pancasila Sebagai Identitas Nasional
Berbicara mengenai identitas nasional berarti kita akan membicarakan tentang
ciri – ciri, karakter, dan gambaran umum suatu bangsa. Bagaimana suatu bangsa
dapat menciptakan identitas bagi dirinya dapat kita ketahui melalui sejarah atau latar
belakang bangsa tersebut berdiri. Identitas nasional (national identity) adalah
kepribadian nasional atau jati diri nasional yang dimiliki suatu bangsa yang
membedakan bangsa satu dengan bangsa yang lain (Tim Nasional Dosen Pendidikan
Kewarganegaraan, 2011: 66). Banyak sekali faktor yang mempengaruhi suatu bangsa
dalam proses pembentukan identitasnya seperti letak geografis, kondisi kebudayaan,
ekologi, demografi, dan watak masyarakatnya.
11
Indonesia yang merupakan negara kepulauan dengan memiliki beragam jenis
suku, bahasa dan kebudayaan merupakan suatu bangsa yang sangat besar. Jika
melihat identitas bangsa indonesia melalui kaca mata bangsa lain indonesia
merupakan bangasa yang religius, humanis, pluralis, memiliki rasa kekeluargaan
yang baik dan senang bermusyawarah. Bangsa indonesia juga memiliki karakter yang
sangat baik dalam berbagai aspek kehidupan baik dalam keseharian meupun
kenegaraannya seperti orang indonesia yang memiliki sikap ramah, sopan dan santun
terhadap tamu, sehingga bangsa lain tidak segan untuk bertamu ke Indonesia dan hal
itu baik dalam memajukan bangsa indonesia di dunia.
Latar belakang terbentuknya identitas bangsa indonesia dapat dikatakan
dimulai semenjak jaman kerajaan (sebelum abad ke-20), terciptanya rasa
nasionalisme yang masih dalam lingkup kedaerahan merupakan. Pertolongan Tuhan
datang ketika belanda menerakan politik etis-nya pada 1908, yang beisi kebijakan
pemberian pendidikan barat kepada para pemuda indonesia dan mereka dikirim ke
belanda untuk mempelajari pendidikan barat di sana. Dari sisnila jendela cakrawala
bangsa indonesia mulai terbuka, alih – alih memberi balas budi ke pihak Belanda
pemuda Indonesia justru menyebar luaskan rasa nasionalisme ke antero Indonesia,
sehingga membangkitkan rasa nasionalisme seluruh rakyat Indonesia menjadi satu
kesatuan atas nama bangsa dan bukan atas nama kedaerahan semata.
Diawali pada 1908 perjuangan bangsa indonesia untuk meraih kemerdekaan
berkembang hingga tibulnya berbagai kesatuan aksi dari rakyat indonersia seperti
lahirnya organisasi Budi Utomo dan dilanjutkan dengan adanya Sumpah Pemuda
pada 1928. Dirumuskannya pancasila sebagai idiologi bangsa Indonesia oleh
BPUPKI pada 1 juni 1945 semakin memperjelas keberadaan jati diri/ identitas bangsa
indonesia yang sudah semakin tertata. Kemerdekaan bangsa Indonesia pada 17
agustus 1945 justru menjadi awal perjuangan bangsa Indonesia dalam
mempertahankan identitas dan jati diri mereka sebagai sebuah bangsa. Pada masa –
masa ini banyak sekali paham –paham instan masuk ke Indonesia seperti liberalisme,
komunisme maupun marxisme yang semuanya menganjam keberadaan Pancasila
12
sebagai idiologi bangsa kita. Selain paham – paham tadi pengaruh dunia yang tidak
bisa dihindari oleh bangsa indonesia adalah adanya proses globalisasi, salah satu efek
dari adanya globalisasi bagi bangsa Indonesia salah satunya Indonesia tercebak di
tengah – tengah organisasi internasional seperti IMF, WTO dan Bank Dunia yang
semuanya menyumbang pengkikisan identitas bangsa indonesia sebagai bangsa yang
berdaulat.
Namun semua tantangan dan pengaruh yang diberikan dunia luar terhadap
Indonesia satu per-satu mental oleh kehebatan Pancasila, karena pancasila sebagai
filsafat dan idiologi bangsa Indonesia di ciptakan tidak secara sembarangan, ke lima
sila yang berada di dalamnya telah mewakili berbagai sisi kehidupan manusia
indonesia dalam menjalankan kehidupan kesehariannya maupun kenegaraannya.
Lahirnya pancasila sebagai sebuah idiologi yang sangat kuat memang dilatar
belakangi dengan mendalamnya makna yang terkandung didalam kata Pancasila itu
sendiri. Secara filosofis Pancasila lahir karena adanya rasa skeptis dari para pendiri
bangsa apakah paham – paham yang telah ada pada saat itu cocok dengan sifat dan
watak bangsa Indonesia sehingga, sehingga dicetuskanlah kata Pancasila yang
memiliki makna yang dapat merepresentasikan sifat dan watak manusia Indonesia
yang religius, humanis, kekeluargaan, ramah, sopan, sikap gotong royongnya yang
tidak tercermin di dalam isme-isme yang telah ada sebelumnya. Bisakah kita
membanyangkan jika indonesia memliki idiologi selain pancasila? Bisakah kita
membayangkan jika idiologi kita adalah komunis? Atau liberal? Pasti bangsa
Indonesia tidak akan menjadi bangsa yang sangat religius dan humanis seperti
sekarang ini.
Banyak sekali tijuan – tujuan yang disisipkan oleh para pendiri bangsa
Indonesia melalui Pancasila. Tujuan – tujuan ini berupa menjadikan filsafat Pancasila
sebagai sebuah sisitem sosial di Indosnesia. Dengan menjadikan Pancasila sebagai
landasan sisitem sosial Indosnesia secara langsung memsukan unsur – unsur
Pancasila di dalam sistem ekonomi, politik dan sistem kebudayaan Indonesia. Hal ini
sungguh pemikiran yang sangat luar biasa, bagaimana tidak? Para pendiri bangsa
13
indonesia telah memikirkan nasib bangsa indonesia kedepan. Dengan berbekal
Pancasila bangsa indonesia telah bisa mengembangkan berbagai sistem strategis di
dalam perekonomian, politik dan kebudayaannya.
Beriringan dengan pemberian mata kuliah pendidikan pancasila dan
kewarganegaraan diharapkan nilai – nilai luhur yang ada di dalam ke-5 sila dalam
Pancasila tetap tertanam abadi dilalam setiap insan manusia Indonesia. Perhatian
khusus memang selayaknya harus ditujukan kepada kita, mahasiswa – mahaisiwa
Indonesia yang harus diakui dewasa ini telah sedikit melunturkan kepancasilaan kita
demi yang namanya moderenisasi atau lebih tepatnya banyak dari kita telah
menggadaikan sila – sila Pancasila dengan glamornya moderenisasi di era globalisasi
ini. Harapan lebih jauh tidak hanya sekedar memulihkan kembali kesadaran
mahasisiwa dalam hidup berpancasila tetapi pemberian amanah yang sangat besar
bagi setiap mahasiswa Indonesia untuk membawa bangsa indonesia menjadi bangsa
yang besar, besar bukan hanya kuantitasnya melainkan juga besar pada kualitas
individu setiap manusia Indonesia.
2.6. Ciri – Ciri dan Karakteristik Masyarakat Madani
Masyarakat madani memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Free public sphere (ruang publik yang bebas)
Ruang publik yang diartikan sebagai wilayah dimana masyarakat sebagai warga
negara memiliki akses penuh terhadap setiap kegiatan publik, warga negara berhak
melakukan kegiatan secara merdeka dalam menyampaikan pendapat, berserikat,
berkumpul serta memublikasikan pendapat, berserikat, berkumpul serta
memublikasikan informasi kepada publik.
2. Demokratisasi
Menurut Neera Candoke, masyarakat sosial berkaitan dengan wacana kritik
rasional masyarakat yang secara ekspisit mensyaratkan tumbuhnya demokrasi., dalam
kerangka ini hanya negara demokratis yang mampu menjamin masyarakat madani.
14
3. Toleransi
Toleransi adalah kesediaan individu untuk menerima pandangan-pandangan
politik dan sikap sosial yang berbeda. Toleransi merupakan sikap yang dikembangkan
dalam masyarakat madani untuk menunjukan sikap saling menghargai dan
menghormati pendapat serta aktivitas yang dilakukan oleh orang atau kelompok
masyarakat yang lain yang berbeda.
4. Pluralisme
Pluralisme adalah sikap mengakui dan menerima kenyataan disertai sikap tulus
bahwa masyarakat itu majemuk. Kemajemukan itu bernilai positif dan merupakan
rahmat tuhan.
5. Keadilan Sosial (Social justice)
Keadilan yang dimaksud adalah keseimbangan dan pembagian yang proporsional
antara hak dan kewajiban setiap warga dan negara yang mencakup seluruh aspek
kehidupan.
6. Partisipasi sosial
Partisipasi sosial yang benar-benar bersih dari rekayasa merupakan awal yang
baik bagi terciptanya masyarakat madani. Partisipasi sosial yang bersih dapat terjadi
apabila tersedia iklim yang memunkinkan otonomi individu terjaga.
7. Supermasi hukum
Penghargaan terhadap supermasi hukum merupakan jaminan terciptanya keadilan,
keadilan harus diposisikan secara netral, artinya tidak ada pengecualian untuk
memperoleh kebenaran di atas hukum.
2.7. Keterkaitan Globalisasi Dengan Identitas Nasional
Secara umum globalisasi adalah sebuah gambaran tentan semakin
keterganatungannya sesame masyarakat dunia baik budaya maupun ekonomi.
Globalisasi juga sering dihubungkan dengan pertukaran atau transfer budaya, bahasa
15
dan gagasan melintasi batas negara. Hal ini juga sering kali disederhanakan oleh para
ahli sebagai gejala kecenderungandunia menuju perkampungan global dimana
interaksi manusia tidak di batasi oleh batas geografis suatu negara.
(A.Ubaedillah.2012.Pancasila, Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani.cet.ke-8.
h.55). Hal ini juga di sebabkan karena kemajuan teknologi yang pesat sehingga
komunikasi lintas negara akan sangat mudah d lakukan. Pada saat yang sama isu – isu
dunia di bidang politik, demokrasi dan HAM dapat begitu cepat memengaruhi
masyarakat di suatu negara.
Beberapa pengertian globalisasi :
1. Globalisasi sebagai transformasi kondisi spasial-temporal
kehidupan. Dengan kemajuan teknologi tempat dan waktu tidak lagi menjadi masalah
seseorang untuk melaksanakan aktivitas kehidupannya dan mendapatkan informasi
dri belahan dunia lain dalam sekejap. Karena ruang dan waktu tidak lagi
memengaruhi manusia seperti zaman dahulu dimana teknologi belum secanggih hari
ini.
2. Globalisasi sebagai transformasi lingkup cara pandang. Hal ini berarti
globalisasi ikut andil dalam transformasi cara pandang, cara merasa seseorang
terhadap peristiwa yang terjadi di belahan dunia lain. Dalam hal ini masyarakat tidak
lagi hanya memikirkan apa yang terjadi di daerah sekitar lingkungannya tetapi juga
memikirkan dan memberi pandangan akan masalah dan peristiwa yan terjadi di dunia
global.
3. Globalisasi sebagai transformasi modus tindakan dan praktik. Pada bagian ini
globalisasi meunjuk pada proses kaitan yang makin erat semua aspek kehidupan pada
skala yang luas. Gejala yang muncul dari interaksi yang semakin intensif dapat dilihat
dalam dunia perdagangan, media, budaya, transportasi, teknologi, informasi dan
sebagainya. (A.Ubaedillah.2012.Pancasila, Demokrasi, HAM, dan Masyarakat
Madani.cet.ke-8. h.55-56).
Dengan demikian sangat jelaslah bahwa globalisasi sangat meningkatkan
kebutuhan masyarakat akan masyarakat global. Dan globalisasi membuat masyarakat
16
di suatu negara ikut merasakan dampak di sebuah negara yang sedang krisis
dansebagainya.
Munculnya arus globalisme yang dalam hal ini bagi sebuah Negara yang
sedang berkembang akan mengancam eksistensinya sebagai sebuah bangsa.
Sebagai bangsa yang masih dalam tahap berkembang kita memang tidak
suka dengan globalisasi tetapi kita tidak bisa menghindarinya. Globalisasi
harus kita jalani ibarat kita menaklukan seekor kuda liar kita yang berhasil
menunggangi kuda tersebut atau kuda tersebut yang malah menunggangi
kita. Mampu tidaknya kita menjawab tantangan globalisasi adalah
bagaimana kita bisa memahami dan malaksanakan Pancasila dalam setiap
kita berpikir dan bertindak.
Persolan utama Indonesia dalam mengarungi lautan Global ini adalah
masih banyaknya kemiskinan, kebodohan dan kesenjangan sosial yang
masih lebar. Dari beberapa persoalan diatas apabila kita mampu memaknai
kembali Pancasila dan kemudian dimulai dari diri kita masing-masing untuk
bisa menjalankan dalam kehidupan sehari-hari, maka globalisasi akan dapat
kita arungi dan keutuhan NKRI masih bisa terjaga.
2.8. Keterkaitan Integritas Nasional Dan Identitas Nasional
Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan
perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan
keselarasan secara nasional. Sedangkan Identitas nasional secara terminologis adalah
suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa
tersebut dengan bangsa yang lain. Antara Integrasi nasional dan identitas nasional
negara Indonesia sangatlah tekait. Mengapa? Karena Indonesia terdiri dari berbagai
macam suku yang disatukan melalui persatuan dibawah bendera merah putih dan
‘Bhineka Tunggal Ika’ melalui proses ini terjadi proses integrasi nasional dimana
perbedaan yang ada dipersatukan sehingga tercipta keselarasan. Persatuan dari
kemajemukan suku inilah yang menjadi salah satu ciri khas bangsa Indonesia yang
membedakannya dengan bangsa lain. Sehingga adanya kompleksitas perbedaan suku
17
yang bersatu di Indonesia dijadikan sebagai identitas bangsa sebagai bangsa yang
majemuk yang kaya akan suku, tradisi dan bahasa dalam wujud semboyang ‘Bhineka
Tunggal Ika’, berbeda-beda tapi tetap satu jua. Jadi, antara integrasi nasional dan
identitas nasional memiliki keterkaitan, karena dalam hal ini, di Indonesia Integrasi
nasional di jadikan sebagai salah satu identitas nasional dimana konsep ‘Bhineka
Tunggal Ika’ yang merupakan hasil dari integrasi nasional dijadikan sebagai identitas
nasional, semboyang ini tidak akan pernah ada di negara lain, semboyang ini hanya
ada di Indonesia dan menjadi identitas bangsa yang membedakan bangsa Indonesia
dengan bangsa yang lainnya.
Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar baik
dari kebudayaan ataupun wilayahnya. Di satu sisi hal ini membawa dampak positif
bagi bangsa karena kita bisa memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak
atau mengelola budaya budaya yang melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun
selain menimbulkan sebuah keuntungan, hal ini juga akhirnya menimbulkan masalah
yang baru. Kita ketahui dengan wilayah dan budaya yang melimpah itu akan
menghasilkan karakter atau manusia manusia yang berbeda pula sehingga dapat
mengancam keutuhan bangsa Indonesia.
Masalah integrasi nasional di Indonesia sangat kompleks dan multi
dimensional. Untuk mewujudkannya diperlukan keadilan, kebijakan yang diterapkan
oleh pemerintah dengan tidak membedakan ras, suku, agama, bahasa dan sebagainya.
Sebenarnya upaya membangun keadilan, kesatuan dan persatuan bangsa merupakan
bagian dari upaya membangun dan membina stabilitas politik disamping upaya lain
seperti banyaknya keterlibatan pemerintah dalam menentukan komposisi dan
mekanisme parlemen.
Dengan demikian upaya integrasi nasional dengan strategi yang mantap perlu
terus dilakukan agar terwujud integrasi bangsa Indonesia yang diinginkan. Upaya
pembangunan dan pembinaan integrasi nasional ini perlu karena pada hakekatnya
integrasi nasional tidak lain menunjukkan tingkat kuatnya persatuan dan kesatuan
bangsa yang diinginkan. Pada akhirnya persatuan dan kesatuan bangsa inilah yang
18
dapat lebih menjamin terwujudnya negara yang makmur, aman dan tentram. Jika
melihat konflik yang terjadi di Aceh, Ambon, Kalimantan Barat dan Papua
merupakan cermin dan belum terwujudnya Integrasi Nasional yang diharapkan.
Sedangkan kaitannya dengan Identitas Nasional adalah bahwa adanya integrasi
nasional dapat menguatkan akar dari Identitas Nasional yang sedang dibangun.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan Identitas Nasional Indonesia adalah sifat-sifat khas bangsa
Indonesia yang membedakannya dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Indonesia
terdiri dari berbagai macam suku bangsa, agama dan pulau-pulau yang dipisahkan
oleh lautan. Oleh karena itu, nilai-nilai yang dianut masyarakatnya pun berbeda-beda.
Nilai-nilai tersebut kemudian disatupadukan dan diselaraskan dalam Pancasila. Nilai-
nilai ini penting karena merekalah yang mempengaruhi identitas bangsa. Oleh sebab
itu, nasionalisme dan integrasi nasional sangat penting untuk ditekankan pada diri
setiap warga Indonesia agar bangsa Indonesia tidak kehilangan identitas.
Dalam kesempatan kali ini penyusun ingin menegaskan bahwa diera
Globalisasi seperti sekarang ini Identitas Nasional merupakan hal yang harus
diperhatikan, karena Identitas Nasional merupaka hal yang membuat bertahan atau
tidaknya ciri khas dan karakteristik suatu bangsa yang seharusnya menjadi kebanggan
bangsa itu sendiri karena, Identita Nasional merupakan salah satu senjata untuk
bersaing kearah yang lebih positif diera Globalisasi ini.
3.2 Saran
Sebagai generasi penerus bangsa, sudah seharusnyalah kita menjaga nilai-nilai
budaya bangsa Indonesia sebagai identitas dari negara kita. Janganlah budaya kita di
ambil oleh orang lain, karena dari kita sering menyampingkan budaya negara kita
sendiri.
20
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi T.D. Arti Tanggal 2 Mei bagi Bahasa Indonesia. Laman Lembaga Pers Dr. Sutomo. Edisi 08 Februari 2010. diakses 5 Maret 2010.
Demokrasi dan masyarakat madani.muhammad as hikam,1999. Pustaka LP3S Indonesia.xv
John A.Wall ,in search of masyarakat madani,dalam john A.Hal(ed.),masyarakat madani: theory,comparison,cambridge(massachussets,polity press,1995)
Kridalaksana H. 1991. Pendekatan tentang Pendekatan Historis dalam Kajian Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia. Dalam Kridalaksana H. (penyunting). Masa Lampau bahasa Indonesia: Sebuah Bunga Rampai. Penerbit Kanisius, Yogyakarta
Muhammad AS Hikam,demokrasi dan civic society:pustaka LP3ES Indonesia,1999,hal 3
Rosyada Dede dkk.Demokrasi,Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani,2003.ICCE UIN syarif hidayatullah Jakarta. hal 238-242
Tim ICCE UIN Syarifhidayatullah Jakarta, 2003, Demokrasi, Hak Asasi Manusia, Dan Madani, Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayatullah, h. 23
Tim Nasional Dosen Pendidikan Kewarganegaraan. 2011. Modul kuliah kewarganegaraan
Triharso, Ajar. 2013.Pancasila Dan Jatidiri Bangsa Indonesia Departemen Hubungan Internasional UA, Surabaya
UUD 1945. Bab XV. Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan. Pasal 35,36
UUD 1945. Bab XIII Pendidikan dan Kebudayaan. Pasal 31, ayat 1 dan 2
UUD 1945. Bab XI. Agama. Pasal 29, ayat 2.
21