implementasi nilai-nilai pancasila dalam pola …

113
IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA PEMBINAAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN PEMBANGUNAN MUHAMMADIYAH TANA TORAJA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh: SUMARNI 105430021715 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN 2020

Upload: others

Post on 05-Oct-2021

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

i

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA

PEMBINAAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN PEMBANGUNAN

MUHAMMADIYAH TANA TORAJA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh:

SUMARNI

105430021715

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

2020

Page 2: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

ii

Page 3: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

iii

Page 4: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

iv

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Sumarni

Nim : 105430021715

Jurusan : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Judul skripsi : Implementasi Nilai-nilai Pancasila dalam Pola Pembinaan Santri

di Pondok Pesantren Pembangunan Muhammadiyah Tana Toraja

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji

adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau dibuatkan

oleh siapapun.

Dengan demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi

apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, 2020

Yang Membuat Pernyataan

Sumarni

Page 5: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

v

SURAT PERJANJIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Sumarni

NIM : 105430021715

Jurusan : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya

akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).

2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan

pembimbing yang telah ditetapkan oleh pemimpin fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (Plagiat) dalam penyusunan skripsi.

4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3 saya bersedia

menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, 2020

Yang Membuat Perjanjian

Sumarni

Page 6: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

“Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalatmu Sebagai

penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (Al-Baqarah:

153).

Sesungguhnya Sholatku, Ibadahku, Hidup dan Matiku Hanya Untuk Allah SWT.

“ Barang siapa yang mempelajari ilmu pengetahuan yang seharusnya ditunjukan

untuk mencari ridho Allah bahkan hanya untuk mendapatkan

kedudukan/kekayaan duniawi maka ia tidak akan mendapatkan bauhnya surga

nanti pada hari kiamat” (HR. Abu Daud no. 3664, Ibnu Majah no. 252 dan

Ahmad 2: 338).

PERSEMBAHAN

Skripsi ini adalah bagian dari ibadahku kepada Allah SWT, karena kepadaNyalah

kami menyembah dan kepadaNyalah kami mohon pertolongan Sekaligus sebagai

ungkapan terima kasihku kepada :

Kedua orang tuaku, ketua prodi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,

pembimbing saya, keluarga, sahabat dan teman-teman atas saran dan keikhlasan

yang diberikan kepada saya serta do’a yang mendukukung penulis mewujudkan

harapan menjadi kenyataan

Page 7: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

vii

ABSTRAK

Sumarni. 2020 Implementasi Nilai-nilai Pancasila Dalam Pola Pembinaan Santri

di Pondok Pesantren Pembangunan Muhammadiyah Tana Toraja. Skripsi.

Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Di bimbing oleh Bapak

Nurdin sebagai pembimbing I dan Ibu Jumiati Nur sebagai pembimbing II.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi nilai-nilai pancasila

dalam pembinaan santri, dan kendala Pembina dalam mengimplementasikan nilai-

nilai pancasila dalam pembinaan santri di pondok pesantren pembangunan

Muhammadiyah Tana Toraja.

Jenis penelitian ini yaitu penelitian kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan

data melalui observasi langsung, wawancara dan dokumentasi. Dalam penelitian

ini menggunakan purposive, yaitu penentuan subjek penelitian dengan

pertimbangan tertentu. Pertimbangan yang digunakan antara lain subjek mengerti

masalah dan paham terhadap masalah yang diteliti. Subjek utama dalam penelitian

ini yakni kepala pondok pesantren dan Pembina putra dan putri.. Adapun teknik

analisis datanya dengan cara pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan

penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi nilai-nilai pancasila dalam

pembinaan santri dilakukan melalui pendidikan formal dan pendidikan nonformal.

Kendala Pembina dalam mengimplemantasikan nilai-nilai pancasila yakni karena

faktor lingkungan atau masyarakat yang kurang memadai serta faktor karakter

santri yang berbeda-beda. Pesantren dalam mengatasi kendala tersebut dengan

terus memberikan bimbingan, pembiasaan dan pembinaan kepada santri.

Kata kunci : Implementasi, Nilai-nilai Pancasila, Pembinaan, Pesantren

Page 8: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

viii

KATA PENGANTAR

Allah Maha Penyayang dan Pengasih, demikian kata untuk mewakili atas

segala karunia dan nikmat-Nya. Jiwa ini takkan henti bertahmid atas anugerah

pada detik waktu, denyut jantung, gerak langkah, serta rasa dan rasio pada-Mu,

Sang Khalik. Skripsi ini adalah setitik dari sederetan berkah-Mu.

Setiap orang dalam berkarya selalu mencari kesempurnaan, tetapi terkadang

kesempurnaan itu terasa jauh dari kehidupan seseorang.

Kesempurnaan bagaikan fatamorgana yang semakin dikejar semakin

menghilang dari pandangan, bagai pelangi yang terlihat indah dari kejauhan,

tetapi menghilang jika didekati. Demikian juga tulisan ini, kehendak hati ingin

mencapai kesempurnaan, tetapi kapasitas penulis dalam keterbatasan. Segala daya

dan upaya telah penulis kerahkan untuk membuat tulisan ini selesai dengan baik

dan bermanfaat dalam dunia pendidikan, khususnya selesaidalam ruang lingkup

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.

Motivasi dari berbagi pihak sangat membantu dalam perampungan tulisan ini.

Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua

Mustakin Upa’ dan Karia yang telah berjuang, berdoa, mengasuh, membesarkan,

mendidik, dan membiayai penulis dalam proses pencarian ilmu. Demikian pula,

penulis mengucapkan kepada keluarga yang tak hentinya memberikan motivasi

dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Page 9: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

ix

Kepada Bapak Drs. Nurdin, M.Pd., dan Ibu Dra. Jumiati Nur, M.Pd. selaku

Pembimbing I dan Pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan, arahan

serta motivasi sejak awal penyusunan proposal hingga selesainya skripsi ini.

Tidak lupa juga penulis mengucapkan terimakasih kepada Prof. Dr. Ambo

Asse, M.Ag. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Erwin Akib, S.Pd.,

M.Pd., PhD. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Makassar, dan Dr. Muhajir, M. Pd., ketua Program Studi

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan serta seluruh dosen dan para staf

pegawai dalam lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Muhammadiyah Makassar yang telah membekali penulis dengan serangkaian

ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada

Kepala Pondok, Pembina dan guru-guru Pesantren Pmbangunan Muhammadiyah

Tana Toraja yang telah memberikan izin dan bantuan untuk melakukan penelitian.

Penulis juga mengucakan terima kasih kepada teman seperjuangan, kepada teman-

teman FIMSZ (Fajri, Ira Sinar Sari) yang selalu memotivasi dan memberikan

saran-saran, kepada pengurus UKM cabang 43 Unismuh Makassar terkhusus

kepada Widiarti, SE, Hermiati Taufik, SE, dan Jira Baktik yang selalu membantu

dan memberikan motivasi dalam menyelesaikan tugas akhir ini, serta seluruh

rekan mahasiswa Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Angkatan

2015 atas segala kebersamaan, motivasi, saran, dan bantuannya kepada penulis

yang telah memberi warna dalam hidupku.

Page 10: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

x

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa mengharapkan

kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan tersebut sifatnya

membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak akan berarti sama

sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan dapat memberi manfaat bagi para

pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis. Aamiin.

Makassar, Agustus 2020

Penulis

SUMARNI

NIM. 105430021715

Page 11: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................... Error! Bookmark not defined.

LEMBAR PENGESAHAN ................................... Error! Bookmark not defined.

SURAT PERNYATAAN....................................................................................... iii

SURAT PERJANJIAN ........................................................................................... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................... vi

ABSTRAK ............................................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 6

D. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................................. 7

A. Kajian Pustaka ................................................................................................ 7

1. Implementasi .............................................................................................. 7

2. Nilai-nilai Pancasila ................................................................................... 8

3. Pola Pembinaan ........................................................................................ 15

4. Santri ........................................................................................................ 19

5. Pondok Pesantren ..................................................................................... 20

B. Kerangka Pikir .............................................................................................. 25

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 28

A. Jenis Penelitian ............................................................................................. 28

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ........................................................................ 28

C. Sumber Data Penelitian ................................................................................ 29

D. Instrument Penelitian .................................................................................... 30

E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 32

F. Teknik Analisis Data .................................................................................... 33

Page 12: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

xii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 36

A. Gambaran Umum Pesantren Pembangunan Muhammadiyah Tana Toraja .. 35

1. Sejarah dan Tujuan

2. Visi dan Misi ............................................................................................ 38

3. Profil dan Struktur Organisasi ................................................................ 40

4. Keadaan Santri .........................................................................................

5. Sarana dan Prasarana ...............................................................................

B. Hasil Penelitian ............................................................................................. 45

1. mplementasi Nilai-nilai Pancasila dalam Pembinaan Santri di Pondok

Pesantren Pembangunan Muhammadiyah Tana Toraja ........................... 45

2. Kendala Pembina dalam Mengimplementasikan Nilai-nilai Pancasila

dalam Pembinaan Santri di Pondok Pesantren Pembangunan

Muhammadiyah Tana Toraja ................................................................... 59

C. Pembahasan .................................................................................................. 62

1. Implementasi Nilai-nilai Pancasila dalam Pembinaan Santri di Pondok

Pesantren Pembangunan Muhammadiyah Tana Toraja ........................... 65

2. Kendala Pembina dalam Mengimplementasikan Nilai-nilai Pancasila

dalam Pembinaan Santri di Pondok Pesantren Pembangunan

Muhammadiyah Tana Toraja ................................................................... 72

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 75

A. Kesimpulan ................................................................................................... 74

B. Saran ............................................................................................................. 74

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 77

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 13: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

xiii

DAFTAR TABEL

1. Tabel 4.1 Jumlah Santri Tiga Tahun Terakhir ................................................ 43

2. Tabel 4.2 Sarana dan Prasarana ...................................................................... 44

Page 14: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

xiv

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 2.1 Kerangka Pikir....................................................................... 27

2. Gambar 4.2 Struktur Organisasi ................................................................ 42

Page 15: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pancasila merupakan ideologi bangsa Indonesia yang terlahir dari

kebudayaan dan sejarah masyarakat Indonesia yang telah ada jauh sebelum

bangsa Indonesia merdeka. Para pendiri bangsa berhasil menggali nilai-nilai luhur

dan kemudian merumuskan menjadi sebuah pedoman atau ideologi yakni

Pancasila.

Pancasila yang notabenya merupakan kebudayaan yang telah ada di

tengah-tengah masyarakat Indonesia tetap lestari hingga saat ini.

Eksistensi Pancasila seiring berjalanya waktu mengalami cobaan ketika terjadi

gejolak gerakan 30 September oleh Partai Komunis Indonesia. Pemberontakan

PKI masa itu dapat menjadi acuan bagaimana Pancasila tetap berdiri, hal ini

membuktikan Pancasila memang bukan hanya ideologi yang muncul secara tiba-

tiba, namun merupakan nilai-nilai yang telah melekat dalam diri bangsa

Indonesia.

Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia memiliki nilai luhur yang

tercermin dalam sila-sila Pancasila. Ketuhanan Yang Maha Esa yang terdapat

pada sila pertama Pancasila menunjukkan bahwa Bangsa Indonesia menempatkan

Tuhan pada kedudukan yang paling tinggi dan hal ini bukanlah suatu nilai yang

tiba-tiba muncul. Seperti yang kita ketahui Indonesia secara sejarah merupakan

masyarakat yang telah mengenal ajaran Tuhan, ini terlihat dimana berbagai agama

Page 16: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

2

telah menyebar luas sebelum kemerdekaan Indonesia dikumandangkan oleh

Soekarno.

Budaya gotong-royong serta sikap kekeluargaan masyarakat Indonesia

mencerminkan betapa nilai kemanusiaan telah ada jauh sebelum Pancasila

dirumuskan. Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia memiliki nilai-nilai

luhur.

Nilai- nilai pancasila menjadi sumber segala aturan baik aturan yang bersifat

fomal maupun informal. Pendidikan nasional merupakan aspek pokok harus

berlandaskan pancasila karena merupakan proses awal dalam pengaplikasian

nilai-nilai pancasila secara umum dalam hidup bermasyarakat.

Pancasila juga sebagai dasar negara merupakan kesepakatan politik ketika

negara Indonesia didirikan melalui sidang BPUPKI yang dihadiri dari berbagai

utusan, baik dari utusan Islam maupun non-Islam. Pancasila merupakan

pandangan hidup bangsa Indonesia. Pancasila artinya lima dasar atau lima asas

yaitu nama dari dasar negara kita, Negara Republik Indonesia. Istilah Pancasila

telah dikenal sejak zaman Majapahit pada abad 17 yang terdapat dalam buku

Nagara Kertagama karangan Prapanca dan buku Sutasoma karangan Tantular.

Dalam buku Sutasoma ini, Pancasila selain mempunyai arti “berbatu sendi

yang lima” (dari bahasa Sangsekerta) Pancasila juga mempunyai arti “pelaksanaan

kesusilaan yang lima” (Pancasila Krama), yaitu sebagai 1) tidak boleh melakukan

kekerasan; 2) tidak boleh mencuri; 3) tidak boleh berjiwa dengki; 4) tidak boleh

berbohong, dan; 5) tidak boleh mabuk minuman keras/obat-obatan terlarang

(Surip, Syarbaini, & Rahman, 2015, hal. 1820). Menurut Latif (2015) angka

Page 17: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

3

“lima” bukan hanya sebagai simbolis, angka lima merupakan integritas dari

keyakinan bangsa Indonesia.

Dilihat dari segi agama, misalnya, rukun Islam ada lima, salat wajib ada lima

(magrib, isya, subuh, zuhur, dan asar) yang dikerjakan sehari semalam. Tokoh

pandawa juga lima. Bukan hanya itu, angka lima memang memberikan hal yang

berbeda bagi bangsa Indonesia.

Pada tanggal 18 Agustus 1945 Pancasila ditetapkan sebagai dasar negara,

maka nilai-nilai kehidupan dalam berbangsa dan bernegara sejak saat itu haruslah

berdasarkan pada Pancasila. Pancasila sebagai konsensus nasional yang dapat

diterima oleh semua paham, golongan, dan kelompok masyarakat di Indonesia.

Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional diperlukan strategi dan usaha

serta dukungan dari segala aspek baik secara materi maupun fisikal.

Pendidikan Nasional memiliki peranan yang penting sebagai upaya

melestarikan nilai-nilai luhur Pancasila. Nilai-nilai pancasila dewasa ini semakin

terkikis oleh arus globalisasi yang secara langsung maupun tidak langsung

memberikan dampak positif maupun negaif.

Pelaksanaan nilai-nilai pancasila semakin mengalami kemerosotan.

Kemerosotan pelaksanaan nilai-nilai Pancasila semakin terasa ketika tidak

berlakunya lagi TAP MPR No. II/MPR/1978 dengan dikeluarkanya TAP MPR

No. XVIII/MPR/1998. TAP MPR No. II/MPR/1978 berisikan pedoman tentang

bagaimana mengamalkan nilai-nilai pancasila yang lebih umum dikenal sebagai

P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila).

Page 18: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

4

Oleh karenanya, suatu keniscayaan bahwa Pancasila difungsikan dalam

setiap elemen kelembagaan, pendidikan, kebudayaan, dan organisasi-organisasi di

Indonesia. Misalnya pesantren sebagai pendidikan tertua di Indonesia sangat

berkembang pesat dan besar. Perkembangannya pun tidak hanya pada tekstual,

namun lebih mengikuti perkembangan zaman, dengan tujuan mempersiapkan

siswa atau santri lebih maju, bukan hanya ahli di bidang agama, namun tentang

kepemerintahan juga digalakkan dengan diadakan Pendidikan-pendidikan di

pondok pesantren.

Secara umum pola pembinaan yang diterapkan oleh setiap instansi

pendidikan, khususnya pondok pesantren di indonesia pasti berdasarkan asas

pancasila, namun dalam penerapannya, sudah menjdi hal yang lumrah dengan

adanya kendala-kendala yang kemudian menjadi penghalang dari penerapan

pembinaan yang berasas pancasila di lingkungan pondok pesantren.

Pondok pesantren pembangunan muhammadiyah Tana Toraja merupakan

salah satu sarana pendidikan yang diharapkan dapat membentuk santri yang

mampu mengembangkan skill (keterampilan), bakat serta kemampuan yang

dimiliki oleh setiap santri tanpa meninggalkan ranah kognitif ( berfikir rasional ),

maupun ranah religius terutama dalam hal berperilaku yang sesuai dengan nilai-

nilai Pancasila

Namun harus juga dipahami bahwa faktor lingkungan juga sangat berpengaruh

terhadap penanaman nilai-nilai pancasila pada santri yang sedang dalam tahap

menuntut ilmu, karena secara umum pondok pesantren yang berada didaerah yang

Page 19: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

5

identik dengan penduduk muslim yang mayoritas, namun ada juga pondok

pesantren yang berada pada daerah yang penduduknya mayoritas non muslim.

Khususnya di Pondok Pesantren Pembangunan Muhammadiyah Tana Toraja

yang notabenenya adalah pondok pesantren yang berdiri pada daerah yang mana

penduduknya mayoritas non muslim, pasti akan memiliki kendala yang lebih

menantang lagi untuk penerapan nilai-nilai pancasila pada santrinya. Maka dari itu

peneliti berharap bahwa Pesantren yang berada di daerah mayoritas non muslim

juga dapat menerapkan semua nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-

harinya.

Oleh karena itu sangat diperlukan peran seorang pembina dalam memberikan

bimbingan dan pembelajaran dalam rangka menanamkan serta menerapkan nilai-

nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan uraian diatas, maka

penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Implementasi Nilai-Nilai

Pancasila Dalam Pola Pembinaan Santri Di Pondok Pesantren

Pembangunan Muhammadiyah Tana Toraja”

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam tulisan ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana implementasi nilai-nilai Pancasila dalam Pembinaan Santri di

Pondok Pesantren Pembangunan Muhammadiyah Tana Toraja ?

2. Apa kendala pembina dalam mengimplementasi nilai–nilai Pancasila dalam

Pembinaan Santri di Pondok pesantren Pembangunan Muhammadiyah Tana

Toraja ?

Page 20: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

6

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan diatas, tujuan dari penelitian ini

yaitu :

1. Untuk mengetahui implementasi nilai-nilai Pancasila dalam Pembinaan Santri

di Pondok Pesantren Pembangunan Muhammadiyah Tana Toraja

2. Untuk mengetahui kendala pembina dalam mengimplementasi nilai – nilai

Pancasila dalam Pembinaan Santri di Pondok pesantren Pembangunan

Muhammadiyah Tana Toraja

D. Manfaat Penelitian

1. Secara umum, hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai

implementasi nilai-nilai pancasila dan pola pembinaan terhadap santri di pondok

pesantren

2. Secara teoritis, penelitian ini dapat dapat dimanfaatkan sebagai masukan dan

sumbangan pemikiran mengenai implementasi nilai-nilai pancasila dalam pola

pembinaan santri di pondok pesantren

3. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan menjadi sebagai bahan rujukan

bagi peneliti lain terhadap objek penelitian yang sama. Penelitian ini diharapkan

mampu memberikan masukan dan sumbangan pemikiran bagi lembaga dan

instansi yang terkait.

Page 21: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Implementasi

Implementasi berasal dari Bahasa inggris yang berarti “Pelaksanaan”.

Sedangkan dalam Kamus Ilmiah Popular yang berarti Penerapan, Pelaksanaan.

Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau

inovasi, dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa

perubahan pengetahuan, keterampilan, maupun nilai dan sikap. Dikemukakan

bahwa implementasi adalah :”put something into effect” (penerapan sesuatu yang

memberikan efek atas dampak).

Jadi implementasi secara sederahana adalah pelaksanaan atau penerapan.

Sedangkan pengertian secara luas, implementasi adalah bukan sekedar aktivitas

tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh

berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan.

Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Pancasila sebagai Dasar Negara dan

landasan ideologi Bangsa Indonesia.Namun sebaliknya sakralisasi dan

penggunaan berlebihan dari ideologi Negara dalam format politik orde baru

banyak menuai kritik dan protes terhadap pancasila.Sejarah implementasi

pancasila memang tidak menunjukkan garis lurus bukan dalam pengertian

keabsahan Seminar Nasional Hukum 432 substansialnya, tetapi dalam konteks

implementasinya.

Page 22: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

8

Tantangan terhadap pancasila sebagai kristalisasi pandangan politik

berbangsa dan bernegara bukan hanya bersal dari faktor domestik, tetapi juga

dunia internasional. Pada zaman reformasi saat ini pengimplementasian Pancasila

sangat dibutuhkan oleh masyarakat, karena didalam Pancasila terkandung nilai-

nilai luhur Bangsa Indonesia yang sesuai dengan kepribadian bangsa.

2. Nilai-nilai Pancasila

a. Pengertian Nilai

Nilai atau “Value” (bahasa. Inggris) termasuk bidang kajian filsafat.

Persoalan-persoalan tentang nilai dibahas dan dipelajari salah satu cabang filsafat

yaitu filsafat nilai (Axiology, Theory of Value). Filsafat sering juga diartikan

sebagai ilmu tentang nilai-nilai. Istilah nilai dalam bidang filsafat dipakai untuk

menunjuk kata benda abstrak yang artinya “keberhargaan”(Worth) atau

“kebaikan” (goodness), dan kata kerja yang artinya suatu tindakan kejiwaan

tertentu dalam menilai atau melakukan penilaian.

Muchson AR (2000 : 16) mendefinisikan nilai yang dalam bahasa Inggrisnya

adalah value sebagai harga, penghargaan, atau taksiran. Maksudnya adalah harga

yang melekat pada sesuatu atau penghargaan terhadap sesuatu. Sementara itu,

menurut Mulyana (2004: 24) nilai merupakan sesuatu yang diinginkan sehingga

melahirkan tindakan pada diri seseorang.

Nilai tersebut pada umumnya mencakup tiga wilayah, yaitu nilai intelektual

(benar-salah), nilai estetika (indah-tidak indah), dan nilai etika (baik-buruk).

Sementara itu, menurut Kaelan (2002 : 123), nilai itu pada hakekatnya adalah sifat

Page 23: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

9

atau kualitas yang melekat pada suatu objek, bukan objek itu sendiri. Sesuatu itu

mengandung nilai, artinya ada sifat atau kualitas yang melekat pada sesuatu itu.

b. Nilai-nilai Pancasila

Pancasila yang berisi seperangkat nilai-nilai dasar ideal, merupakan

komitmen kebangsaan, identitas bangsa dan menjadi dasar pembangunan karakter

keindonesiaan. Mendasarkan pada perspektif teori fungsionalisme struktural,

sebuah negara bangsa yang majemuk seperti Indonesia membutuhkan nilai

bersama yang dapat dijadikan nilai pengikat integrasi (integrative value), titik

temu (common denominator), jati diri bangsa ( national identity) dan sekaligus

nilai yang dianggap baik untuk diwujudkan (ideal value) (Winarno Narmoatmojo,

2010: 1)

Pancasila sebagai nilai mengandung serangkaian nilai, yaitu: Ketuhana,

Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, Keadilan. Kelima nilai ini merupakan satu

kesatuan yang utuh, tak terpisahkan mengacuh kepada tujuan yang satu. Pancasila

sebagai suatu sistem nilai termasuk kedalam nilai moral (nilai kebaikan) dan

merupakan nilai-nilai dasar yang bersifat abstrak

1) Nilai Ketuhanan

Didalam pancasila sila pertama yang berbunyi “ Ketuhanan Yang Maha Esa”

terkandung nilai ketuhanan. Nilai ketuhanan adalah nilai yang menggabarkan

bahwa rakyat Indonesia adalah rakyat yang memiliki agama dan meyakini akan

adanya Tuhan. Dengan keyakinan tersebut maka secara langsung harus bertakwa

kepada Tuhan dan menjalankan aturan-aturan yang ada didalam agama oleh setiap

Page 24: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

10

pemeluknya. Dengan kata lain menjalakan semua perintahNya dan menjauhi

segala laranganNya.

2) Nilai Kemanusiaan

Didalam sila kedua Pancasila yang berbunyi “Kemanusiaan yang adil dan

beradab” terkandung nilai kemanusiaan. Dan makna dari nilai kemanusiaan

tersebut adalah pengakuan dan menghormati martabat dan hak orang lain / sesama

manusia, saling tolong menolong, dan bersikap sebagai manusia yang beradab.

3) Nilai persatuan

Untuk sila ketiga Pancasila yang berbunyi “ Persatuan Indonesia” terdapat

nilai persatuan yang memiliki makna walaupun Indonesia merupakan negara

kepulauan dan dihuni oleh bebagai suku bangsa persatuan haruslah tetap

dijunjung dengan tidak saling membeda-bedakan apalagi sampai terjadi

perpecahan. Dalam nilai persatuan juga terkandung nilai patriotisme dan cinta

tanah air, dimana setiap rakyat Indonesia haruslah bersatu dan rela berkorban

demi tanah air tercinta.

4) Nilai Kerakyatan

Dalam sila keempat pancasila yang berbunyi “ Kerakyatan yang dipimpin

oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan” yang dimana

nilai yang terkandung dalam sila ini adalah nilai kerakyatan yang berarti

kedaulatan berada ditangan rakyat, setiap rakyat berhak memilih perwakilan

mereka, setiap rakyat memiliki kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama, dan

musyawarah seta gotong royongmerupakan nilai yang terkandung dalam sila

keempat

Page 25: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

11

5) Nilai Keadilan

Terakhir untuk sila kelima yang berbunyi “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat

Indonesia” yang dimana didalamnya terkandung nilai keadilan yang berarti

keadilan dalam kehidupan sosial haruslah meliputi seluruh rakyat Indonesia,

persamaan hak dalam berbagai hak yang dilandasi dengan hak dan kewajiban

setiap orang, dan sikap saling menghormati orang lain agar dapat tercapainya

keadilan.

Menurut Moerdiono (dalam Mulyono: 2-3) terdapat tiga tataran nilai dalam

ideologi Pancasila yaitu dasar, nilai instrumental, dan nilai praksis. Ketiga nilai

tersebut adalah sebagai berikut:

a) Nilai dasar

yaitu suatu nilai yang bersifat amat abstrak dan tetap, yang terlepas dari

pengaruh perubahan waktu. Nilai dasar merupakan prinsip, yang bersifat amat

abstrak bersifat amat umum, tidak terikat oleh waktu dan tempat, dengan

kandungan kebenaran yang bagaikan aksioma.

Dari segi kandungan nilainya, maka nilai dasar yang berkenaan dengan

eksistensi sesuatu, yang mencakup cita-cita, tujuan, tatanan dasar dan ciri

khasnya. Nilai dasar Pancasila ditetapkan oleh para pendiri negara. Nilai dasar

Pancasila tumbuh baik dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia melawan

penjajahan yang telah menyengsarakan rakyat, maupun dari cita-cita yang

ditanamkan dalam agama dan tradisi tentang suatu masyarakat yang adil dan

makmur berdasarkan kebersamaan, persatuan dan kesatuan seluruh warga

masyarakat.

Page 26: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

12

b) Nilai instrumental

yaitu suatu nilai yang bersifat konstektual. Nilai instrumental merupakan

penjabaran dari nilai Pancasila, yang merupakan arahan kinerjanya untuk kurun

waktu tertentu dan untuk kondisi tertentu. Nilai instrumental ini dapat dan bahkan

harus disesuaikan dengan tuntutan zaman. Namun nilai instrumental haruslah

mengacu pada nilai dasar yang dijabarkannya. Penjabaran itu bisa dilakukan

secara kreatif dan dinamik dalam bentuk-bentuk baru untuk mewujudkan

semangat yang sama, dalam batas-batas yang dimungkinkan oleh nilai dasar itu.

Dari kandungan nilainya, maka nilai instrumental merupakan kebijaksanaan,

strategi, organisasi, sistem, rencana, program, bahkan proyek-proyek yang

menindaklanjuti nilai dasar tersebut. Lembaga negara yang berwenang menyusun

nilai instrumental ini adalah MPR, Presiden, dan DPR.

c) Nilai praksis

yaitu nilai yang terdapat dalam kenyataan sehari-hari, berupa cara bagaimana

rakyat melaksanakan (mengaktualisasikan) nilai pancasila. Nilai praksis terdapat

pada demikian banyak wujud penerapan nilai–nilai Pancasila, baik secara

tertertulis maupun tidak tertulis, baik oleh cabang eksekutif, legislatif, maupun

yudikatif, oleh organisasi kemasyarakatan, oleh badan-badan ekonomi, oleh

pimpinan kemasyarakatan, bahkan oleh warganegara secara perseorangan.

Pancasila sebagai nilai yang termasuk nilai moral atau nilai kerohanian juga

mengakui adanya nilai material dan nilai vital. Hal ini bersumber dari dasar

Pancasila, yaitu manusia yang mempunyai susuna kodrat, sebagai makhluk yang

tersusun atas jiwa (rohani) dan raga (materi). Disamping itu Pancasila sebagai

Page 27: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

13

sistem nilai juga mengakui nilai-nilainya secara lengkap dan harmonis, yaitu nilai

kebenaran (epistimologis), estetis, etis, maupun nilai religius. Oleh karena itu

nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sangat lengkap, karena terdiri dari

nilai-nilai di atas.

c. Implementasi nilai-nilai Pancasila

Implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan atau adanya

mekanisme suatu sistem. Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu

kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan (Nurdin Usman,

2002: 70). Menurut Muhammad Joko Susilo (2008: 174) Implementasi

merupakan penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan

praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan,

keterampilan, maupun nilai dan sikap.

Berdasarkan definisi implementasi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa

implementasi nilai-nilai Pancasila adalah pelaksanaan atau pengamalan nilai-nilai

Pancasila yang dilaksanakan dalam suatu kegiatan atau aktivitas. Pancasila sangat

penting untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari untuk kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pancasila harus dilaksanakan secara

konsisten dalam kehidupan agar cita-cita dan harapan bangsa Indonesia dapat

tercapai.

Page 28: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

14

Secara umum, pengamalan sila Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :

a. Pengamalan secara objektif

Pengamalan objektif dilakukan dengan menataati peraturan perundang

undangan sebagai norma hukum negara yang berdasarkan Pancasila. Menurut

Kaelan (2010: 259) menyatakan bahwa pengamalan Pancasila yang obyektif yaitu

aktualisasi Pancasila dalam berbagai bidang kehidupan bernegara yang meliputi

kelembagaan negara dan bidang-bidang lainnya seperti ekonomi, politik, hokum

terutama penjabarannya dalam undang-undang. Pengamalan secara objektif

membutuhkan dukungan kekuasaan negara dalam menerapkannya.

Setiap warga negara atau penyelenggara negara tidak boleh menyimpang dari

peraturan perundang-undangan, jika menyimpang maka akan dikenakan sanksi.

Pengamalan secara objektif bersifat memaksa artinya jika ada yang melanggar

aturan hukum maka akan dikenakan sanksi. Pengamalan secara objektif ini

merupakan konsekuensi dari mewujudkan nilai pancasila sebagai norma hukum

negara.

b. Pengamalan secara subjektif

Pengamalan secara subjektif adalah dengan menjalankan nilai-nilai Pancasila

secara pribadi atau kelompok dalam berperilaku atau bersikap pada kehidupan

sehari-hari. Pengamalan secara subjektif dilakukan oleh siapa saja baik itu warga

negara biasa, aparatur negara, kalangan elit politik maupun yang lainnya.

Pancasila menjadi sumber etika dalam bersikap dan berperilaku dalam kehidupan

sehari-hari. Melanggar norma etik tidak mendapat sanksi hukum namun akan

Page 29: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

15

mendapat sanksi dari diri sendiri. Adanya pengamalan secara subjektif ini

merupakan konsekuensi dari mewujudkan nilai dasar Pancasila sebagai normaetik

bangsa dan negara.

3. Pola Pembinaan

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, pola berarti gambar, contoh dan

model. Adapun pembinaan adalah usaha tindakan dan kegiatan yang dilakukan

secara berdaya guna untuk memperoleh hasil yang baik. Menurut Arifin

pembinaan yaitu usaha manusia secara sadar untuk membimbing dan

mengarahkan kepribadian serta kemampuan anak, baik dalam pendidikan formal

maupun non formal.

Pembinaan memberikan arah penting dalam masa perkembangan anak,

khususnya dalam perkembangan sikap dan perilaku. Untuk itu, pembinaan bagi

anak-anak pasti sangat diperlukan sejak dini guna memberikan arah dan

penentuan pandangan hidupnya, pembentukan Akhlak dipengaruhi oleh Faktor

internal, yaitu pembawaan si anak, dan faktor dari luar yaitu pendidikan dan

pembinaan yang di buat secara khusus, atau melalui interaksi dalam lingkungan

sosial.

Pola pembinaan pada dasarnya diciptakan untuk menjalin hubungan sehari-

hari dengan anak-anak asuh. Pola pembinaan disertai tindakan dari lembaga atau

pengasuh untuk membentuk anak. Pola pembinaan merupakan cara atau teknik

yang dipakai oleh lembaga atau pengasuh di dalam mendidik dan membimbing

anak-anak asuhnya agar kelak menjadi orang yang berguna. Menurut Ibnu

Maskawaih di dalam bukunya sudarsono berpendapat bahwa pembinaan akhlak

Page 30: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

16

dititik beratkan kepada pembentukan mental anak atau remaja agar tidak

mengalami penyimpangan.

Pola pembinaan juga merupakan suatu untuk menjalankan peran orang tua,

cara orang tua menjalankan peranan yang penting bagi perkembangan anak

selanjutnya, dengan memberi bimbingan dan pengalaman serta memberikan

pengawasan agar anak dapat menghadapi kehidupan yang akan datang dengan

sukses, sebab di dalam keluarga yang merupakan kelompok sosial dalam

kehidupan individu, anak akan belajar dan menyatakan dirinya sebagai manusia

sosial dalam hubungan dan interaksi dengan kelompok

Secara singkat dapat disimpulkan bahwa pola pembinaan adalah cara dalam

mendidik dan memberi bimbingan dan pengalaman serta memberikan

pengawasan kepada anak-anak agar kelak menjadi orang yang berguna, serta

memenuhi kebutuhan fisik dan psikis yang akan menjadi faktor penentu dalam

menginterpretasikan, menilai dan mendeskripsikan kemudian memberikan

tanggapan dan menentukan sikap maupun berperilaku.

Terdapat beberapa jenis pola pembinaan, yaitu:

a) Pola Pembinaan yang Otoriter

Menurut Enung ada beberapa pendekatan yang diikuti orang tua dalam

berhubungan dan mendidik anak-anaknya salah satu di antaranya adalah sikap dan

pendidikan otoriter. Pola pembinaan otoriter ditandai dengan ciri-ciri sikap orang

tua yang kaku dan keras dalam menerapkan peraturan-peraturan maupun disiplin.

Orang tua bersikap memaksa dengan selalu menuntut kepatuhan anak agar

bertingkah laku seperti yang dikehendaki oleh orang tuanya.

Page 31: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

17

Karena orang tua tidak mempunyai pegangan mengenai cara bagaimana

mereka harus mendidik, maka timbullah berbagai sikap orang tua yang mendidik

menurut apa yang dinggap terbaik oleh mereka sendiri, diantaranya adalah dengan

hukuman dan sikap acuh tak acuh, sikap ini dapat menimbulkan ketegangan dan

ketidak nyamanan, sehingga memungkinkan kericuhan di dalam rumah.

Kemudian menurut Baumrind juga mengemukakan bahwa pola asuh otoritatif

atau demokrasi, pada pola asuh ini orang tua yang mendorong anak-anaknya agar

mandiri namun masih memberikan batas-batas dan pengendalian atas tindakan-

tindakan mereka. Hal ini sejalan dengan pendapat Shapiro bahwa, “Orang tua

otoriter berusaha menjalankan rumah tangga yang didasarkan pada struktur dan

tradisi, walaupun dalam banyak hal tekanan mereka akan keteraturan dan

pengawasan membebani anak.”

Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa pola

asuh orang tua yang permisif, tidak dapat menanamkan perilaku moral yang

sesuai dengan standar sosial pada anak. Karena orang tua bersifat longgar dan

menuruti semua keinginan anak.

Berdasarkan beberapa kutipan di atas dapat diketahui bahwa masing-masing

dari pola asuh yang diterapkan akan menghasilkan macam-macam bentuk perilaku

moral pada anak. Oleh karena itu orang tua harus memahami dan mengetahui pola

asuh mana yang paling baik dia terapkan dalam mengasuh dan mendidik anak-

anaknya.

Page 32: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

18

b) Pola Pembinaan yang Permisif

Dalam pola pembinaan ini anak diberi kebebasan yang penuh dan diijinkan

membuat keputusan sendiri tanpa mempertimbangkan orang tua serta bebas apa

yang diinginkan. Pola asuh permisif dikatakan pola asuh tanpa disiplin sama

sekali. Orang tua enggan bersikap terbuka terhadap tuntutan dan pendapat yang

dikemukakan anak.

Menurut Kartono dalam pola asuh permisif, orang tua memberikan kebebasan

sepenuhnya dan anak diijinkan membuat keputusan sendiri tentang langkah apa

yang akan dilakukan, orang tua tidak pernah memberikan pengarahan dan

penjelasan kepada anak tentang apa yang sebaiknya dilakukan anak. Dalam pola

asuh permisif hampir tidak ada komunikasi antara anak dengan orang tua serta

tanpa ada disiplin sama sekali.

c) Pola Pembinaan yang Demokratis

Hurlock berpendapat bahwa pola pembinaan demokrasi adalah salah satu

teknik atau cara mendidik dan membimbing anak, di mana orang tua atau

pendidik bersikap terbuka terhadap tuntutan dan pendapat yang dikemukakan

anak, kemudian mendiskusikan hal tersebut bersama-sama. Pola ini lebih

memusatkan perhatian pada aspek pendidikan dari pada aspek hukuman, orang tua

atau pendidik memberikan peraturan yang luas serta memberikan penjelasan

tentang sebab diberikannya hukuman serta imbalan tersebut.

Pola asuh demokrasi ditandai dengan sikap menerima, responsif, berorientasi

pada kebutuhan anak yang disertai dengan tuntutan, kontrol dan pembatasan.

Sehingga penerapan pola asuh demokrasi dapat memberikan keleluasaan anak

Page 33: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

19

untuk menyampaikan segala persoalan yang dialaminya tanpa ada perasaan takut,

keleluasaan yang diberikan orang tua tidak bersifat mutlak akan tetapi adanya

kontrol dan pembatasan berdasarkan norma-norma yang ada.

4. Santri

Santri adalah orang yang mendalami pengetahuan tentang agama Islam

dengan pergi ke tempat yang jauh seperti pesantren. Santri juga bisa diartikan

anak didik yakni orang yang mempunyai hak untuk mendapatkan pendidikan dan

bimbingan dari pendidik serta mempunyai kewajiban untuk mematuhi aturan-

aturan yang berlaku selama daqlam proses belajar.

Menurut C.C. Berg dalam M. Ridwan Nasir menjelaskan bahwa istilah santri

berasal dari kata shastri yang dalam bahasa India berarti orang-orang yang tahu

buku-buku suci agama Hindu. Kata shastri berasal dari shastra yang berarti buku-

buku suci, buku-buku agama atau buku tentang ilmu pengetahuan.

Dari pengertian santri di atas maka peneliti menyimpulkan bahwa santri

adalah anak didik yang tinggal di suatu asrama yang bernama pondok pesantren

untuk mengkaji hazanah keilmuan Islam.

Pada umumnya santri terbagi dalam dua kategori yaitu:

a. Santri mukim yaitu murid-murid yang berasal dari tempat yang jauh dan

menetap di pesantren.

b. Santri kalong yaitu para siswa yang berasal dari desa-desa di sekitar pesantren.

Mereka pulang pergi dari rumahnya sendiri.

Kebanyakan seorang santri lebih memilih tinggal di pesantren, karena:

Page 34: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

20

1. Berkeinginan mempelajari kitab-kitab lain yang membahas Islam secara lebih

mendalam langsung di bawah bimbingan seorang Kyai yang memimpin pesantren

tersebut.

2. Berkeinginan untuk memperoleh pengalaman kehidupan pesantren baik dalam

bidang pengajaran, pengorganisasian, maupun hubungan dengan pesantren-

pesantren lain.

3. Berkeinginan memusatkan perhatian pada studi di pesantren tanpa harus

disibukkan dengan kewajiban sehari-hari di rumah.

5. Pondok Pesantren

Suatu hal yang tidak terlepas dalam wacana sosial intelektual di Indonesia

adalah Pondok Pesantren. Ia adalah model sistem sosial sekaligus sebagai sistem

intelektual yang pertama dan tertua di Indonesia. Keberadaannya mengilhami

model dan sistem-sistem pendidikan yang ditemukan saat ini. Ia bahkan tidak

lapuk dimakan zaman dengan segala perubahannya. Karenanya banyak pakar,

baik lokal maupun internasional melirik Pondok Pesantren sebagai bahan kajian,

maka tidak jarang beberapa tesis dan disertasi membahas tentang lembaga

pendidikan Islam tertua ini sebagai obyek maupun subyek penelitiannya.

Studi mengenai pesantren telah banyak dilakukan, sehingga istilah mengenai

pesantren telah banyak dikemukakan oleh para ahli baik secara etimologi (bahasa)

maupun terminologi. Soegarda Purbakawatja menjelaskan bahwa pesantren

berasal dari kata adalah santri, yaitu seseorang yang belajar agama Islam, dengan

demikian pesantren memiliki makna tempat orang berkumpul untuk belajar agama

Islam.

Page 35: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

21

Selain itu, Mastuhu memberikan gambaran yang gamblang bahwa dunia

pesantren ternyata tidak selalu tampak seragam. Menurutnya, masing-masing

pesantren memiliki keunikan-keunikan sendiri sehingga sulit dibuat satu

perumusan yang dapat menampung semua pesantren.

Walaupun rumusan tentang pesantren agak sulit dibuat secara komprehensif,

tetapi setidaknya akar-akar pengertian pesantren dapat digali dari asal-usul kata

pesantren itu sendiri. Secara umum, pesantren diartikan sebagai tempat tinggal

para santri. Oleh karena itu, perkataan pesantren disinyalir berasal dari kata santri

juga, dengan penambahan awalan “pe” dan akhiran “an”.

Pendapat lainnya, pesantren berasal dari kata santri yang dapat diartikan

tempat santri. Kata santri berasal dari kata Cantrik (bahasa Sansakerta, atau

mungkin Jawa) yang berarti orang yang selalu mengikuti guru, yang kemudian

dikembangkan oleh Perguruan Taman Siswa dalam sistem asrama yang disebut

Pawiyatan. Istilah santri juga dalam ada dalam bahasa Tamil, yang berarti guru

mengaji, sedang C. C Berg berpendapat bahwa istilah tersebut berasal dari istilah

shastri, yang dalam bahasa India berarti orang yang tahu buku-buku suci agama

Hindu atau seorang sarjana ahli kitab suci agama Hindu.

Terkadang juga dianggap sebagai gabungan kata saint (manusia baik) dengan

suku kata tra (suka menolong), sehingga kata pesantren dapat berarti tempat

pendidikan manusia baik-baik. Dalam peraturan pemerintah Republik Indonesia

Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan

dinyatakan bahwa:

Page 36: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

22

Pesantren atau pondok pesantren adalah lembaga pendidikan keagamaan

Islam berbasis masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan diniyah atau

secara terpadu dengan jenis pendidikan lainnya.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, pesantren diartikan sebagai asrama,

tempat santri, atau tempat murid-murid belajar mengaji. Sedangkan secara istilah

pesantren adalah lembaga pendidikan Islam, di mana para santri biasanya tinggal

di pondok (asrama) dengan materi pengajaran kitab-kitab klasik dan kitab-kitab

umum, bertujuan untuk menguasai ilmu agama Islam secara detail, serta

mengamalkannya sebagai pedoman hidup keseharian dengan menekankan

pentingnya moral dalam kehidupan bermasyarakat.

Marwan Saridjo dalam mengemukakan substansi pesantren sebagai suatu

lembaga pendidikan Islam yang memiliki ciri khas: yang mendidik adalah kiai,

para santrinya tinggal di asrama (mukim), memiliki masjid sebagai tempat ibadah

sekaligus tempat mengaji.

Muljono Damopolii mengungkapkan, bahwa pesantren yang merupakan

wadah pendidikan Islam memiliki peran strategis dalam memajukan kualitas

kehidupan berbangsa dan bernegara, terutama dalam memajukan kualitas

kehidupan keberagamaan (spritualitas) umat Islam. Peran strategis ini dilakukan

dalam berbagai bentuk dakwah yang bertujuan untuk mengembangkan kualitas

pengetahuan umat Islam. Hal ini dapat dicapai melalui lembaga pendidikan Islam

seperti pondok pesantren, baik tradisional mapun modern.

Tujuan umum pesantren adalah membina warga Negara agar berkepribadian

muslim sesuai dengan ajaran-ajaran agama Islam dan menanamkan rasa

Page 37: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

23

keagamaan tersebut pada semua segi kehidupannya serta menjadikannya sebagai

orang yang berguna bagi agama, masyarakat dan Negara. Adapun tujuan

khususnya yaitu sebagai berikut:

a. Mendidik siswa/santri anggota masyarakat untuk menjadi seorang muslim yang

bertakwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia, memiliki kecerdasan, keterampilan

dan sehat lahir batin sebagai warga Negara yang pancasila.

b. Mendidik siswa/santri untuk menjadikan manusia muslim selaku kader-kader

ulama dan mubaligh yang berjiwa ikhlas, tabah tangguh, wiraswasta dalam

mengamalkan sejarah Islam secara utuh dan dinamis.

c. Mendidik siswa/santri untuk memperoleh kepribadian dan memperoleh

semangat kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan

yang dapat membangun dirinya dan bertanggungjawab kepada pembangunan

bangsa dan Negara.

d. Mendidik tenaga-tenaga penyuluh pembangunan mikro (keluarga dan regional

(pedesaan/masyarakat lingkungan).

e. Mendidik siswa/santri agar menjadi tenaga-tenaga yang cakap dalam berbagai

sector pembangunan, khususnya pembangunan mental-spiritual.

f. Mendidik siswa/santri untuk membantu meningkatkan kesejahteraan sosial

masyarakat lingkungan dalam rangka usaha pembangunan masyarakat.

Ada tiga elemen yang mampu membentuk pondok pesantren sebagai sebuah

subkultur yaitu:

1. Pola kepemimpinan pondok pesantren yang mandiri tidak terkooptasi oleh

negara.

Page 38: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

24

2. Kitab-kitab rujukan umum yang selalu digunakan dari berbagai abad.

3. Sistem nilai (value system) yang digunakan adalah bagian dari masyarakat luas.

Suwendi mengatakan bahwa sistem pendidikan pondok pesantren yang

dibangun dalam rangkaian sejarah telah melahirkan sejumlah jiwa pesantren yang

meniscayakan standarisasi nilai. Jiwa yang dibangun itu secara keseluruhan akan

menjadi karakteristik-karakteristik yang belum pernah dibangun oleh sistem

pendidikan manapun. Jadi pesantren yang dimaksud tersimplikasi dalam panca-

jiwa pesantren berikut:

1. Jiwa keikhlasan.

2. Jiwa kesederhanaan tapi agung.

3. Jiwa ukhuwwah Islamiyyah yang demokratis.

4. Jiwa kemandirian.

5. Jiwa bebas dalam memilih alternatif jalan hidup dan menentukan masa depan

dengan jiwa besar dan sikap optimis menghadapi segala problematika hidup

berdasarkan nilai-nilai Islam.

Pondok Pesantren Pembangunan Muhammadiyah Tana Toraja terletak di

kecamatan Mengkendek kabupaten Tana Toraja didirikan pada tahun 1990 di area

seluas 1000 m2. Ide dasa pembangunan Islamic Centre ini adalah sebagai pusat

kegiatan umat islam Tana Toraja, yang meliputi bidang pendidikan, bidang

keagamaan, ekonomi dan kesehatan. Sebagai tahap awal, direncanakan awal

pembangunan lembaga pendidikan, dalam hal ini Pondok Pesantren Pembangunan

Muhammadiyah Tana Toraja.

Page 39: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

25

Seperti halnya lembaga-lembaga pendidikan lainnya, sejak berdirinya pondok

pesantren ini mengalami pasang surut. Walaupun demikian, berkat komitmen,

kerja keras dan kebersamaan ummat islam Tana Toraja, pondok pesantren ini

masih eksis dan terus berupaya berbenah diri meningkatkan kualitas pembinaan

dan pengeloaan pendidikan.

Saat ini Pondok Pesantren Pembangunan Muhammadiyah Tana Toraja

membina 4 (empat) unit tingkatan sekolah ; Madrasah Ibtidayyah (MI), Sekolah

Menengah Pertama (SMP), Madrasah Aliyah (MA), dan Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK).

B. Kerangka Pikir

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang beragama, maka nilai yang terkandung

dalam agamanya dijadikan sebagai dasar dalam membentuk karakter bangsa.

Pancasila dijadikan sebagai pedoman karena dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara Pancasila adalah dasarnya. Selain itu, mengingat bahwa bangsa

Indonesia adalah bangsa yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa dan

beraneka macam budaya, oleh karena itu, maka suatu keharusan dalam

menanamkan nilai karakter bangsa berdasarkan nilai budaya yang ada di mana

mereka berada.

Implementasi nilai-nilai pancasila pada hakikatnya dalam kehidupan

bermasyarakat secara menyeluruh merupakan sebuah realisasi praktis untuk

mencapai tujuan bangsa, bangsa Indonesia sebagai bangsa yang berkepribadian

luhur memiliki jiwa dan kepribadian yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila

yang telah dimiliki sejak jaman nenek moyang. Nilai-nilai yang telah tertanam

Page 40: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

26

dalam jiwa, hati dan sanubari bangsa Indonesia yang dicerminkan dalam

kehidupan sehari-hari yang hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa maupun

dengan sesamanya.

Pola pembinaan santri yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Pembangunan

Muhammadiyah Tana Toraja Kec. Mengkendek Kab. Tana Toraja menjadi suatu

hal yang penting bagi perkembangan pembinaan santri di Pondok Pesantren

Pembangunan Muhammadiyah Tana Toraja. Karena hal ini relevan dengan

kondisi para santri di Pondok Pesantren Pembangunan Muhammadiyah Tana

Toraja yang giat untuk menuntut ilmu.

Pola pembinaan merupakan suatu usaha untuk melakukan untuk merubah

sesuatu menjadi lebih baik. Pola pembinaan yang dilakukan dalam pondok

pesantren dapat berupa pembinaan yang berkaitan dengan nilai-nilai pancasila

terhadap santri dan tindakan yang dilakukan pembina pondok pesantren ialah

melakukan bimbingan, pemahaman dan pembelajaran terhadap santri

Proses pembinaan yang dilakukan di Pondok Pesantren Pembangunan

Muhammadiyah Tana Toraja Kec. Mengkendek Kab. Tana Toraja memiliki ciri

khas tersendiri dalam rangka membina para santri, yaitu dengan selalu mengontrol

dan terus membina dengan baik sehingga para santri tumbuh menjadi anak yang

berakhlak islami.

Pola pembinaan santri merupakan salah satu media yang potensial untuk

mengembangkan nilai-nilai Pancasila terhadap santri. Melalui pembinaan ini

diharapkan dapat menjadikan santri dapat bertanggung jawab sebagai generasi

penerus bangsa yang berkarakter islam.

Page 41: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

27

Oleh karena maka penulis kerangka pikir pada penelitian kali ini adalah

sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA

PEMBINAAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN

PEMBANGUNAN MUHAMMADIYAH TANA TORAJA

IMPLEMENTASI NILAI-

NILAI PANCASILA DALAM

POLA PEMBINAAN SANTRI

KENDALA PEMBINA DALAM

IMPLEMENTASI NILAI –

NILAI PANCASILA

TERBENTUKKNYA

NILAI-NILAI PANCASILA

DALAM POLA

PEMBINAAN SANTRI

Page 42: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2007:6).

Penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif yaitu pengamatan,

wawancara atau penelaahan dokumen. Metode kualitatif ini digunakan karena

beberapa pertimbangan. Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah

apabila berhadapan dengan kenyataan jamak. Kedua, metode ini menyajikan

secara langsung hakikat hubungan antara penliti dan responden. Ketiga, metode

ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman

pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi (Moleong, 2007 :10).

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Pondok Pesantren Pembangunan

Muhammadiyah Tana Toraja yang beralamat Jalan Poros Enrekang-Makale Km

12, Kelurahan Rante Kalua, Kecamatan Mengkendek, Kabupaten Tana Toraja,

pada penelitian ini berkaitan dengan permasalahan implementasi nilai-nilai

pancasila dalam pola pembinaan santri di pondok pesantren pembangunan

muhammadiyah Tana Toraja.

Page 43: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

29

Subjek penelitian dilakukan dengan menggunakan purposive atau

pengambilan subjek dari sumber data dengan pertimbangan tertentu.

Pertimbangan yang digunakan antara lain sampel mengerti masalah dan paham

masalah yang akan diteliti. Subjek penelitian ini adalah kepala pondok

pesantren/mudir, pembina yang ada di pondok pesantren pembangunan

Muhammadiyah Tana Toraja.

C. Sumber Data Penelitian

Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi

mengenai data. Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua, yaitu data

primer dan data sekunder.

1. Data primer merupakan data yang didapat secara langsung dari

sumber-sumber pertama baik dari individu maupun dari kelompok atau

sumber data yang lansung memberikan data pada pengumpul data.

a. Informan utama dari penelitian ini adalah kepala pondok Pesantren/Mudir.

b. Pembina santri di pondok pesantren pembangunan muhammadiyah Tana

Toraja.

2. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau

data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak

pengumpul data primer atau oleh pihak lain atau bisa dikatakan sumber

yang tidak lansung memberikan data pada pengumpul data. Data tersebut meliputi

buku-buku, arsip, dokumentasi dan literatur yang berkaitan dengan tujuan

penelitian.

Page 44: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

30

Dalam menentukan sumber data dalam penelitian ini menggunakan cara

snowball sampling (sampel bergulir) yang merupakan salah satu bentuk dari

purposipe sampling (penunjukan langsung) yaitu dengan menentukan satu atau

lebih informan kunci terlebih dahulu kemudian menentukan informan pendukung

lainnya, sebagaimana yang di katakan Hunaini Usmani:

Responden dalam metode penelitian kualitatif berkembang terus (snowball)

secara bertujuan (purposif) sampai data yang di kumpulkan dianggap memuaskan.

Alat pengumpulan data atau instrumen penelitian kualitatif ialah si peneliti sendiri

atau peneliti merupakan key instrumen (instrumen kunci).

Dalam penelitian ini sumber data yang di maksudkan adalah:

a. Informan yang menguasai atau memahami keadaan santri di pondok pesantren.

Dalam hal ini adalah bidang kesantrian pondok pesantren pembangunan

muhammadiyah Tana Toraja.

b. Informan yang masih berkecimpung atau terlibat dalam kegiatan pada objek

yang sedang diteliti. Dalam hal ini adalah pembina pondok Pesantren

pembangunan muhammadiyah Tana Toraja.

c. Informan yang memiliki waktu yang cukup untuk dimintai informasi sebagai

usaha pemenuhan kesempurnaan data. Dalam hal ini adalah para guru dan

beberapa santri

D. Instrumen Penelitian

Pengumpulan data sebuah penelitian yang dilakukan dengan berbagai

metode-metode penelitian seperti observasi, wawancara, dan dukumentasi,

Page 45: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

31

memerlukan alat bantu sebagai instrumen. Instrumen yang di maksud yaitu

kamera, telepon genggam untuk recorder, pensil. Ballpoint, dan buku.

Kamera digunakan ketika penulis melakukan observasi untuk merekam

kejadian yang penting pada suatu peristiwa baik dalam bentuk foto maupun video.

Recorder digunakan untuk merekam suara ketika melakukan pengumpulan data,

baik menggunakan metode wawancara, observasi dsn sebagainya. Sedangkan

pensil, ballpoint, dan buku digunakan untuk menuliskan atau menggambarkan

informasi data yang di dapat dari narasumber.

a. Pedoman wawancara

Labovits (1981:70-71) wawancara terdiri dari sehimpunan butir atau

pertanyaan (tersusun atau bebas) yang diajukan dan dikemukakan oleh seorang

pewawancara dalam situasi tatap muka dengan responden. Menurut

Setyobudiyanto (2005:133) teknik wawancara adalah pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara mengadakan percakapan langsung antara pewancara

dengan responden atau informan.

Sedangkan menurut Bagong (2006:69) wawancara (interview) dapat diartikan

sebagai cara yang dipergunakan untuk mendapatkan informasi (data) dari

responden dengan cara bertanya langsung secara bertatap muka (face to face).

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa wawancara

merupakan teknik/cara pengumpulan data dengan mengadakan percakapan

langsung secara betatap muka (face to face). Namun demikian teknik wawancara

ini dalam perkembangannya tidak harus dilakukan secara berhadapan langsung

Page 46: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

32

(face to face),melainkan dapat saja dengan memanfaatkan sarana komunikasi lain,

misalnya telepon dan internet.

b. Lembar observasi

Lembar Observasi bertujuan untuk mengamati kegiatan Pembinaan santri

selama berlangsung .Lembar observasi ini ditunjukkan kepada peneliti untuk

melihat sejauh mana kemampuan peneliti dalam melaksanakan tugasnya.

c. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan sebagai pedoman dalam memperoleh data-data

dokumentasi seperti profil pesantren, buku pedoman pembinaan santri struktur

kepengurusan pondok pesantren maupun data-data yang diperlukan oleh peneliti

(dokumentasi terlampir)

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu langkah yang paling utama dalam

penelitian, disebabkan tujuan utama dari penelitian ini adalah mendapatkan data

yang sesuai. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka penelitian tidak

akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan, Sugiyono,

(2016:308).

Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik

pengumpulan data sebagai berikut :

1. Observasi

Metode observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan

sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki. Teknik pengumpulan data yang

dilakukan melalui hasil pengamatan secara langsung pada objek penelitian

Page 47: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

33

mengenai implementasi nilai-nilai Pancasila dalam pola pembinaan santri di

Pondok pesantren Pembangunan Muhammadiyah Tana Toraja

2. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk

mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-cakap dan

berhadapan muka dengan orang yang dapat memberikan keterangan kepada si

peneliti, wawancara ini dapat di pakai untuk melengkapi data yang di peroleh

(Mardalis 2007:54).

Wawancara ini dilakukan dalam pengumpulan data. Penulis melaksanakan

wawancara dengan cara berdialog atau bertanya secara langsung dengan

melibatkan beberapa pembina dan guru yang kemudian dijadikan sebagai

informan dalam penelitian ini dan kemudian dijadikan sebagai rujukan dalam

menarik kesimpulan.

Dalam wawancara ini penulis melakukannya secara terencana. Wawancara

yang penulis lakukan bertujuan untuk mendapatkan beragam keterangan dengan

cara mengajukan beragam pertanyaan, sehingga dapat diketahui tanggapan dari

pembina dan beberapa informan lainnya.

3. Dokumentasi

Kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh data yang diperlukan dengan

menelusuri dan mempelajari dokumen-dokumen yang sudah ada. Hal ini

dimaksud untuk mendapatkan data dan informasi yang berhubungan dengan

materi penelitian. Dokumentasi dilakukan dengan mempelajari buku-buku dan

hasil laporan yang berkaitan dengan penelitian.

Page 48: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

34

F. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, data yang diperoleh dari berbagai sumber, dengan

menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam dan dilakukan

secara terus-menerus sampai datanya jenuh. Analisis data adalah proses mencari

dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil observasi,

wawancara, dan dokumentasi.

Data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi

dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam

unit-unit, melakukan sintesis, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang

penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah

dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2010: 334).

1. Pengumpulan data

Yaitu mengumpulkan data di lokasi penelitian dengan melakukan observasi,

wawancara, dan dokumentasi dengan menentukan strategi pengumpulan data yang

dipandang tepat dan untuk menentukan fokus serta pendalaman data pada proses

pengumpulan data berikutnya.

2. Reduksi data

Yaitu sebagai proses seleksi, pemfokusan, pengabstrakan, transformasi data

kasar yang ada di lapangan langsung, dan diteruskan pada waktu pengumpulan

data, dengan demikian reduksi data dimulai sejak peneliti memfokuskan wilayah

penelitian.

Page 49: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

35

3. Penyajian Data

Yaitu data yang telah direduksi disajikan dalam bentuk laporan sistematis

dengan dilengkapi bagan, data, tabel, gambar, atau foto yang sesuai. Bentuk

penyajian laporannya berupa deskriptif dan logis.Dalam tahap ini peneliti

menyajikan data yang telah dikategorisasikan kedalam laporan secara sistematis

sehingga mudah dipahami oleh pembaca.Data disajikan dalam bentuk narasi yang

berupa informasi mengenai fokus penelitian.

4. Penarikan kesimpulan

Yaitu dalam pengumpulan data, peneliti harus mengerti dan tanggap terhadap

sesuatu yang diteliti langsung di lapangan dengan menyusun pola-pola

pengarahan dan sebab akibat.

Page 50: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Pesantren Pembangunan Muhammadiyah Tana

Toraja

1. Sejarah dan Tujuan

Pendirian Pesantren Pembangunan Muhammadiyah pada awalnya merupakan

program bantuan Pemerintah Qatar kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang

hendak mendirikan adanya sebuah lembaga Islamic Centre sebagai pusat

pembinaan dan kajian masyarakat muslim mengenai keislaman. Selanjutnya

Pimpinan Pusat Muhammadiyah menunjuk Sulawesi Selatan sebagai lokasi

pendirian lembaga tersebut, oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah memilih

Kabupaten Tana Toraja sebagai lokasi pendirian program bantuan pembangunan

lembaga Islamic Centre tersebut.

Dipilihnya Tana Toraja sebagai lokasi pendirian Islamic Centre tersebut

didasarkan pada beberapa pertimbangan, bahwa Tana Toraja merupakan daerah

minoritas muslim yang membutuhkan adanya lembaga pembinaan umat yang

terkelola dengan baik dan sistematis agar mampu mempertahankan umat Islam

dari upaya pendangkalan akidah maupun pemurtadan.

Salah satu persyaratan utama pendirian Islamic Centre adalah Pimpinan

Daerah Muhammadiyah yang ditunjuk harus mampu menyiapkan lokasi tempat

pembangunan. Berdasarkan hal tersebut, Pimpinan Daerah Muhammadiyah Tana

Page 51: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

37

Toraja segera menindaklanjutinya dengan membentuk Panitia Pendirian Islamic

Centre Muhammadiyah yang terdiri atas beberapa tokoh yang selanjutnya dikenal

sebagai tokoh pendiri, antara lain Tjora Makkawaru (alm.), Muhallim (alm.),

Abdul Aziz Tera, H. Abd. Rahman Kadir, H. A.R. Marissangan, Syamsuddin

Paisal, M. N. Kamase, H. Muh. Lamadang (alm.), H. Tajuddin Nawi (alm.),

Muktar Andilolo, Ahmad Zainal Muttaqin, dan beberapa nama lainnya.

Pesantren Pembangunan Muhammadiyah Tana Toraja terletak di Jl. Poros

Makale-Makassar Km. 11 Ge’tengan 91871. Berdiri di area tanah seluas ± 20.000

. Pada awal didirikan, Pesantren Pembangunan Muhammadiyah Tana Toraja

hanya memiliki 26 ruang belajar dan perlahan-lahan bertambah jumlah bangunan

sesuai dengan jumlah kebutuhan. Jika pada awalnya area tanah yang begitu luas

hanya terdapat tiga bangunan, dan dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran

terhadap 36 peserta didik.

Akan tetapi dengan bergulirnya waktu yang begitu cepat dan animo

masyarakat yang besar terhadap lembaga pendidikan keagamaan tersebut, maka

saat ini Pesantren Pembangunan Muhammadiyah Tana Toraja telah memiliki

luas tanah lebih dari 20.000 serta diperuntukan pada kegiatan pembelajaran

peserta didik dan tenaga pendidik, dan tenaga kependidikan.

Setelah dibangun selama + 18 bulan dan rampung pada pertengahan tahun

1990, akhirnya Pesantren Pembangunan Muhammadiyah mulai beroperasi pada

14 Juli 1990 dan menerima santri-santriyah pada tahun pelajaran 1990/1991

dengan jumlah 29 orang yang merupakan utusan dari Pimpinan Cabang

Muhammadiyah se- Tana Toraja. Pada awal berdirinya, diangkat Drs. Muhallim

Page 52: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

38

dan Drs. Abdul Aziz Tera sebagai Direktur dan Wakil Direktur Pesantren dan Drs.

Nirwan Muallim selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah.

Setelah mulai beroperasi beberapa bulan, pada tanggal 28 Oktober 1990,

Pesantren Pembangunan Muhammadiyah diresmikan oleh Bupati Dati II Tana

Toraja, T.R. Andilolo, Ph.D. yang disaksikan oleh Pimpinan Pusat

Muhammadiyah, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan, Pimpinan

dan Tokoh Muhammadiyah, serta disambut antusias oleh seluruh warga

masyarakat muslim khususnya warga Muhammadiyah Tana Toraja.

Adapun tujuan didirikan Pesantren Pembangunan Muhammadiyah Tana

Toraja, adalah sebagai salah satu upaya untuk menciptakan generasi cerdas secara

intelektual dan spiritual, jujur dan amanah serta peka terhadap fenomena ummat

dan bangsa itulah kader.

Selain itu, Pesanten Pembangunan Muhammadiyah Tana Toraja sebagai

lembaga Pendidikan di Muhammadiyah, berinovasi meramu kurikulum dalam

proses pembelajaran sehingga Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum yang

diterbitkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan(BSNP) dengan memadukan

kurikulum Kementerian pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, dan

kepesantrenan yang senantiasa mengedepankan akhlaqul karimah dan

keterampilan (IMTAQ dan IPTEK).

Pesantren Pembangunan Muhammadiyah Tana Toraja terdaftar di

Departemen Agama dengan Nomer Statistik Pesantren (NSP) 510073180004.

Saat ini Pesantren ini menyelenggarakan beberapa tingkatan pendidikan yakni :

Page 53: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

39

Madrasah Ibtidaiyah (MI), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Madrasah Aliyah

(MA), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

2. Visi dan Misi

Pondok Pesantren Pembangunan Muhammadiyah Tana Toraja memiliki Visi dan

Misi sebagai berikut :

1) Visi

Pondok Pesantren Pembangunan Muhammadiyah yang berlandaskan Al-Quran

dan Al-Sunnah dengan watak tajdid menjadi Pondok Pesantren unggul

Berkemajuan

2) Misi

a) Menyiapkan Santri yang beriman dan bertakwa serta berakhlak mulia

mempunyai kemampuan yang memadai dan beramal menuju terwujudnya

masyarakat utama yang diridhoi Allah SWT.

b) Mengamalkan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan,

teknologi dan kebudayaan dalam rangka menegakkan dan menjunjung tinggi

agama Islam.

c) Menjadikan Pondok Pesantren Pembangunan Muhammadiyah Tana Toraja

sebagai lahan perkaderan ulama, pendidik, kader persyarikatan, Kader ummat dan

kader bangsa dalam rangka melangsungkan dan menyempurnakan amal usaha

Muhammadiyah.

3) Tujuan

a) Menjawab tuntutan dan perkembangan masyarakat yang menginginkan putra–

putrinya dapat belajar di sekolah yang bermutu, terbimbing agamanya bagi

Page 54: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

40

perannya pada masa datang, baik secara individual yaitu menjadi hamba Allah

yang taat sedangkan secaara kolegial mampu menciptakan kemakmuran di muka

bumi.

b) Menampung anak–anak cerdas dan berbakat untuk dikembangkan secara

optimal sehingga tersedai Sumber Daya Manusia yang berkualitas sebagai kader

ummat dan bangsa pada masa datang.

c) Menjadikan arena pembinaan dan pembentukan kader inti Muhammadiyah

yang siap berkompetisi di segala bidang dalam era globalisasi, dengan bekal

pengetahuan agama, Iptek, keterampilan dan bahasa yang memadai.

d) Menjadikan rujukan bagi Pesantren Muhammadiyah khususnya dan Pesantren

lain pada umumnya.

e) Mengembangkan bakat dan potensi individu secara demokratis sesuai dengan

undang-undang bahwa kemampuan individu dalam menyelesaikan program

kurikuler tidak terikat oleh waktu tetapi oleh kemampuan, sedangkan bakat

individu didorong dan disalurkan secara wajar (Program Akselerasi).

f) Menjadikan arena pendidikan sebagai indikasi bagi terwujudnya masyarakat

Islam yang sebenar- benarnya dengan prestasi amal usaha ( output ) pendidikan

yang unggul.

g) Menjadikan pusat penelitian dan pengembangan pendidikan Muhammadiyah

pada masa yang akan datang.

h) Menjadikan tempat beramal (berbakti) dan mengembangkan diri kader-kader

persyarikatan di bidang pendidikan dan tidak menutup kemungkinan dapat

Page 55: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

41

mengembangkannya di tempat-tempat lain pada pendidikan yang diyakinnya tepat

sesuai dengan keadaan.

i) Mendorong lahirnya ulama cendekiawan muslim yang paripurna

3. Profil dan Struktur Organisasi

a) Profil

1. Nama Persantren : Pesantren Pembangunan Muhammadiyah Tana

Toraja

2. Nomor Statistik : 510073180004

3. Alamat Pesantren :

Jalan : Jl. Poros Makale-Makassar Km. 11

Lingkungan : Ge’tengan

Kelurahan : Rantekalua’

Kecamatan : Mengkendek

Kabupaten : Tana Toraja

4. Tahun Berdiri : 1990

5. Satuan Pendidikan : 1. MA Pesantren Pembangunan Muhammadiyah

Diselenggarakan Tana Toraja.

NPSN :

1. SMK Pesantren Pembangunan Muhammadiyah

Tana Toraja

NPSN : 69788971

2. SMP Pesantren Pembangunan Muhammadiyan

Tana Toraja

NSPN :

3. MI Muhammadiyah Plus 1 Tana Toraja

Page 56: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

42

NSPN :

4. TK ABA Ge’tengan

NSPN :

5. TK/TPI Quba Pesantren

NSPN :

6. Nama Direktur : Sudirman, S.Pd., M.Pd.

7. Penyelenggara : PWM Sulawesi Selatan/ LP2M

8. Luas Tanah : 20.000 m2

9. Luas Bangunan : 1.696 m2

10. Jenis Pesantren : Khalafiyah

11. Status Kepemilikan : Milik sendiri (Persyarikatan)

12. Pendiri Pesantren : MPK Muhammadiyah

13. Akta Yayasan : 4498/II-01/Sw.S-90/1991.3 Shafar 1412 H/ 13

Agustus 1991 M

14. No. Menkum HAM : AHU-88.AH.01.07 Tahun 1010 tanggal 23 Juni

1010

15. Jarak Ke Pusat Kec. : 1 Km

16. Jarak Ke Pusat Kab. : 11 Km

17. Waktu Belajar : Pagi dan siang (Formal), 24 jam Kepesantrenan

18. Status Gedung : Permanen

19. Bangunan Sementara : Asrama

20. Luas Bangunan : 7 x 8 Setiap kelas sebanyak 26 ruang kelas

21. Input : Beragama Islam, Ingin berprestasi, semangat

belajar Tinggi, didukung oleh keluarga meraih

sukses.

22. Output : Menghasilkan lulusan yang unggul cerdas

intelektual, Cerdas emosional dan cerdas spiritual

yang berwawasan IPTEK berdasrkan IMTAQ

yang dibuktikan dengan ijazah nasional dan ijazah

persyarikatan.

Page 57: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

43

b) Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI

PESANTREN PEMBANGUNAN MUHAMMADIYAH TANA TORAJA

BERDASARKAN SK LP2M PWM SULSEL NO:097/II/21/A/2020

PWM SULAWESI SELATAN

DEWAN PEMBINA PESANTREN KEMENTRIAN AGAMA

DIKDAS/DIKMEN

PDM TANA TORAJA

DIREKTUR

SUDIRMAN, S.Pd.,M.Pd

BENDAHARA

HABIL, S.P.si

NBM : 980916

FATIMAH, S.Hut

NBM : 1156304

SEKRETARIS

ROY MAKKASAU

NBM :

BAKTIAR ANSHAR, S.S

NBM : 883434

WAKIL MUDIR BID.

PENGASUHAN SANTRI

SUDARMAN, S.Pd.,M.Pd

NBM : 1082296

Ka. MA PPM

M. PARINDING,

SE

NBM : 980917

Ka. SMK PPM

BAKTIAR

ANSHAR, S.S

NBM : 883434

Ka. SMP PPM

BINTORO

HADI, S.Pd

NBM : 935038

Ka. MI PLUS

ERNI, S.Pd., SD

NBM : 935038

MUH. DANIAL,

S.Pd.i

NBM : 1294726

PEMBINA

TAHFIDZ

SARPRAS

MUSLIMIN, S.Pd.i

NBM : 1021679

Ka. ASPURA

ARWIN

PARA’PAK, S,Pd.i

NBM :

Ka. ASPURI

SURNIWATI.

P, S. Hum

NBM : 980919

KOMPONTREN

M.H. TAMRIN,

S.Pd., M.Pd, Kons

(KETUA)

MATAHARI MART

FITRI LULLUNG

(PENGELOLA)

LITBANG

YULIANTI

PANDUNG,

S.Pd., M.Pd

Gambar Struktur Organisasi 4.2

Page 58: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

44

4. Keadaan Santri

Tabel 4.1 Jumlah Santri Tiga Tahun Terakhir

5. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan suatu alat atau media terpenting yang dapat

mempermudah dalam proses mencapai tujuan lembaga pendidikan. Demikian pula

pada lembaga pendidikan selain menjadi daya tarik bagi masyarakat juga menjadi

motivasi bagi siswa untuk mencapai tujuan pendidikan yang ditentukan. Dengan

adanya sarana dan prasarana pesantren mampu meningkatkan motovasi belajar

santri. Adapun sarana dan prasarana yang adadi pondok pesantren adalah sebagai

berikut:

Tahun Pelajaran

2017/2018

Tahun Pelajaran

2018/2019

Tahun Pelajaran

2019/2020

345 350 331

Page 59: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

45

NO JENIS SARANA/PRASARANA JUMLAH KETERANGAN

1 Masjid 1

2 Ruang Kelas 17

3 Asrama Putra 4

4 Asrama Putri 8

5 Rumah Pembina 5

6 Dapur Umum 1

7 Kantor 4

8 Aula 2

9 Kantin 2

10 Perpustakaan 2

11 Laboratorium IPA 2

12 Laboratorium Komputer 3

13 Laboratorium Otomotif 1

14 Komputer

15 Jaringan Wifi

16 Print

17 LCD/Projector

18 Ruang Osis/IPM/Pramuka 1

19 Sarana Olahraga

20 Sumur Umum

21 Kamar Mandi/WC 13

Tabel 4.2 Sarana dan Prasarana

Page 60: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

46

B. Hasil Penelitian

1. Implementasi Nilai – nilai Pancasila dalam Pembinaan Santri di Pondok

Pesantren Pembangunan Muhammadiyah Tana Toraja

Ditinjau dari misi Pesantren dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila pada

kehidupan santri di pondok pesantren terdapat dua aspek yakni aspek melalui

pendidikan formal dan pendidikan nonformal. Hal ini diungkapkan oleh salah satu

informan yang berinisial (AP) mengatakan bahwa :

“Dalam rana pembinaan santri di pesantern ada dua dimana ada pembinaan

melalui pendidikan formal dimana pembinaan ini dilakukan ketika santri-santri

berada di sekolah masing-masing tingkatan ya, dan pendidikan nonformal,

dimana pendidikan ini kami sebagai Pembina asrama berperan untuk mendidik

santri agar dapat menjadi santri yang berguna untuk diri sendiri, bangsa dan

Negara, ketika mereka keluar dari pesantren ini. Pada dasarnya bahwa nilai-nilai

pancasila ini diterapkan secara langsung terhadap pembinaan santri mereka

mendapat teori ketika di sekolah maka ketika mereka berada di asrama

diterapkan secara langsung” (Wawancara, 18 Maret 2020)

Berdasarkan hasil observasi langsung di asrama bahwa seorang Pembina

berperan memberikan bimbingan, pembelajaran dan mengarahkan santri agar

dapat menerapkan sikap yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila baik di sekolah,

asrama maupun di lingkungan masyarakat. Pembina berperan dalam pembinaan

santri yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila dari sila pertama hingga sila

kelima. Terutama dalam membentuk sikap yang religius sesuai dengan tujuan

pesantren tanpa harus melupakan nilai humanitas, nasionalis, demokrasi dan

keadilan. Sesuai dengan pernyataan salah satu informan yang berinisial (S)

sebagai berikut :

“Implementasi nilai-nilai pancasila di pesantren masing-masing memiliki nilai,

seperti kita ketahui bahwa semua sila pancasila itu memiliki nilai yang saling

Page 61: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

47

berkaitan satu dengan yang lainnya, karena sila pertama itu adalah ketuhanan

Yang Maha Esa maka itu menjiwai semua sila yang ada dibawahnya sila pertama

menjiwai sila kedua, sila ketiga dan seterusnya dijiwai dan saling menjiwai.

Itulah niai-nilai yang kami terapkan di pesantren sehingga tidak ada satu sila

yang terabaikan karena itu ada keterkaitan satu sila dengan sila yang laiinya. “

(Wawancara Pada 16 Maret 2020)

Pada dasarnya implementasi nilai- nilai pancasila di Pondok Pesantren

Pembangunan Muhammadiyah Tana Toraja sudah diterapkan dengan baik sesuai

dengan pernyataan informan berinisial (S) sebagai berikut :

“implementasi nilai-nilai pancasila dari sila pertama hingga sila kelima di

pesantren sudah diterapkan dengan baik.” (Wawancara, 17 Maret 2020 )

Peran pesantren dalam menanamkan nilai-nilai pancasila pada kehidupan

santri di pesantren terdapat beberapa aspek. Yakni, penanaman nilai-nilai

pancasila melalui aspek pendidikan di pesantren yang mengarah kepada bentuk

kesadaran santri untuk mengamalkan nilai-nilai pancasila. Pendidikan yang

dilaksanakan di pesantren ini terdiri atas dua bagian, yaitu melalui pendidikan

formal dimana pendidikan ini diajarkan ketika santri-santri berada di sekolah

masing-masing tingkatan misalnya tentang Pendidikan Kewarganegaraan, Ilmu

Pengetahuan Sosial, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan mata pelajaran lainnya

yang bisa menanamkan kesadaran santri dalam ber-Pancasila.

Kemudian melalui pendidikan nonformal, pendidikan yang menjadi prioritas

pembinaan santri ketika berada di pesantren untuk menciptakan manusia yang

mempunyai pemahaman yang baik tentang ilmu agama. Misalnya tentang ilmu

hadist, tauhid, fiqih, akhlak, dan tafsir Al-qur’an. Materi ini diajarkan agar santri

menjadi manusia berpengetahuan luas khususnya dalam bidang ilmu agama dan

mempunyai kepribadian, akhlak, serta jiwa sosial yang tinggi. Tak lupa pula santri

Page 62: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

48

dibina melalui ekstrakurikuler seperti Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM)

sebagai pengganti OSIS, Tapak Suci yang dilaksanakan setiap hari sabtu dan

minggu pukul 16.00 WITA dan Hizbul Wathan/Pramuka yang dilaksanakan

setiap hari senin dan selasa Pukul 14.00 WITA. Sesuai dengan pernyataan salah

satu informan yang berinisial (SP) sebagai berikut :

“implementasi nilai-nilai pancasila di pondok pesantren itu sangat penting

karena pancasila adalah ideologi dasar bangsa Indonesia. Sebagai nilai-nilai

yang mendasari segala aspek kehidupan bermasyarakat rakyat Indonesia yang

harus ditanamkan dalam diri generasi bangsa sejak dini. Pancasila terdiri dari

lima sendi utama yakni, ketuhan Yang Maha Esa, kemanusiaan adil dan beradab,

persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan perwakilan, dan yang terakhir keadilan sosial bagi seluruh

rakyat Indonesia. Dari ajaran agama islam, dan sebenarnya nilai-nilai pancasila

itu tidak bertolak belakang dengan dengan Al-Qur’an, dan jelas segala sesuatu

yang terdapat di dalam Al-Qur’an akan diajarkan di lingkungan Pesantren.

Semua proses pembinaan tersebut dilaksanakan melalui dua pembinaan yakni

pembinaan melalui pendidikan formal dan nonformal” (wawancara, 19 Maret

2020)

Pelaksanaan atau pengamalan Pancasila dibedakan menjadi dua yaitu

pengamalan secara obyektif dan secara subyektif. Pengamalan Pancasila dalam

kegiatan di Pesantren Pembangunan Muhammadiyah Tana Toraja dapat berupa

pengamalan secara obyektif dan subyektif.

a. Pengamalan Nilai-nilai Sila 1 ( Ketuhanan Yang Maha Esa) di Pesantren

Pembangunan Muhammadiyah Tana Toraja

Dalam hal ini para santri ketika mereka berada di asrama maka Pembina

melakukan pembinaan yang sesuai dengan sila pertama seperti melaksanakan

shalat secara berjamaah, mengikuti kegiatan kemasjidan dan berkegiatan

Page 63: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

49

keagamaan lainnya. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara salah satu informan

yang berinisial (S) mengatakan bahwa :

“sesuai dengan sila pertama pancasila Ketuhanan Yang Maha Esa yang

berkaitan langsung dengan penguatan akidah-akidah, hubungan langsung antara

manusia dan Allah sang pencipta. Jadi kami meyakinkan pada santri-santri

bahwa tidak ada yang patut disembah kecuali Allah. Karena itu sila pertama

yang tercantum di piagam Jakarta ada tujuh kata yang betul-betul islami yang

berbunyi Ketuhanan Dengan Kewajiban Menjalankan Syariat Islam Bagi

Pemeluk-pemeluknya itulah yang asli sebenarnya maka itulah yang ditanamkan

kepada santri-santri. Santri diajarkan membiasakan diri untuk melaksanakan

shalat berjamaah, shalat tepat waktu, mengaji, berceramah, yang berkaitan

dengan kegiatan-kegiatan islami.” (Wawancara 16 Maret 2020)

Hal ini sesuai juga yang dikatakan oleh salah satu informan yang berinisial (SP)

bahwa :

“Pada sila pertama yang pasti diajarkan di lingkungan pondok pesantren, yaitu

Ketuhanan Yang Maha Esa. Yang mana kita harus mengajarkan kepada santri

bahwa kita wajib mempercayai Tuhan itu satu, kita wajib menjalankan perintah

dan menjauhi larangannya sesuai dengan norma agama yang dianut, seperti ikut

serta shalat berjamaah, mengikuti kegiatan kemasjidan, membaca do’a sebelum

belajar, mengucapkan salam ketika bertemu sesama muslim, itulah yang kami

terapkan didalam kehidupan pondok pesantren sehari-hari.” (Wawancara 19

Maret 2020)

Dalam pembinaan pada pendidikam formal Pembina memberikan

pembelajaran dengan mengawali dan mengakhiri kegiatan dengan berdo’a

bersama. Seperti yang dikatakan oleh salah satu informan yang berinisial (BH)

yang mengatakan bahwa :

“Implementasinya tidak hanya di ranah sekolah saja tetapi bagaimana

bersosialisasi di masyarakat. Seperti halnya ketika mereka di sekolah berdo’a

sebelum belajar, memberi salam bila bertemu guru, saling menghargai sesame

teman, tidak membeda-bedakan, mengikuti upacara bendera setiap hari senin,

bergotong royong, mengikuti pelajaran dengan baik. Santri yang pulang balik

wajib melaksanakan shalat duhur berjamaah di masjid sebelum pulang dan

wasjib juga menginap di asrama ketika malam jum’at untuk mengikuti kegiata-

kegiatan pesantren seperti kajian-kajian, mengaji dan belajar berbicara didepan

umum.” (Wawancara, 20 Maret 2020)

Page 64: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

50

Kegiatan shalat dan kegiatan keagamaan lainnya juga di biasakan di

Pesantren Pembangunan Muhammadiyah Tana Toraja. Santri dan Pembina wajib

melaksanakan shalat secara berjamaah di masjid. Pada kegiatan ini para santri

berbaur dengan santri yang lainnya. Namun dalam kegiatan ini masih ada

beberapa santri yang kurang tertib sehingga harus selalu diingatkan oleh Pembina

hal ini dikatakan oleh salah satu informan yang berinisial (YP) bahwa :

“Implementasi nilai Ketuhan Yang Maha Esa diselaraskan berdasarkan agama

yang dilihat dari Al-qur’an dan Hadist saya kira pancasila dan agama itu tidak

bertentangan. Namun banyak orang yang beranggapan bahwa pancasila dan

agama itu tidak selaras.jadi saya kira pancasila dalam implentasinya di pondok

pesantren itu sudah baik karena semua sila pancasila itu di terapkan pada santri

mulai dari shalat fardu berjamaah, mengaji, belajar berceramah, mengikuti

kegiatan-kegiatan kemasjidan setiap selesai shalat magrib meskipun pada

dasarnya santri-santri ini harus slalu diingatkan terlebih terhadap kegiatan

ibadah mereka seperti shalat.”

(Wawancara, 19 Maret 2019)

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa penerapan nilai-nilai

pancasila sila pertama yaitu dengan membiasakan santri menanamkan budaya-

budaya islami seperti : melaksanakan shalat berjamaah, mengikuti kegiatan

kemasjidan, membaca do’a sebelum memulai pembelajaran dan sesudah

pembelajaran memberi salam kepada Pembina.

b. Pengamalan Nilai-nilai Sila ke II (Kemanusiaan Adil dan Beradab) di

Pesantren Pembangunan Muhammadiyah Tana Toraja

Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab mengandung arti kesadaran sikap

dan perilaku manusia sesuai nilai-nilai moral dengan memperlakukan sesuatu

dengan semestinya. Nilai yang ada dalam sila ini adalah menjunjung tinggi harkat

dan martabat manusia sebagai makhluk Tuhan, menjunjung tinggi hak asasi

Page 65: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

51

manusia, menghargai kesamaan hak dan derajad tanpa membedakan suku, agama,

ras, dan status sosial. Mengembangkan sikap saling menghargai dan mencintai

sesama manusia serta menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.

Hal ini didukung dengan pernyataan informan yang berinisial (S) yang

mengatakan bahwa :

“Sila yang kedua Kemanusiaan Adil dan Beradab, islam mengajarkan Hamblum

Minannas selain manusia itu sebagai makhluk individu memperbaiki hubungan

dengan Allah juga sebagai makhluk sosial, memperbaiki hubungan dengan

sesama manusia. Jadi di pesantren santri diajarkan bagaimana, tidak sewenang-

wenang terhadap teman, mengakui persmaan derajat, persamaan hak dan

kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan,

agama, kepercayaan kedudukan sosial, jenis kelamin, warna kulit dan lain

sebagainya.” (wawancara, 16 Maret 2020)

Nilai dari sila kedua yang lain yaitu dengan tidak membeda-bedakan santri

dan menjunjung tinggi hak tanpa melihat suku, agama, ras dan status sosial.

Dalam kegiatan pembinaan di Pesantren pembangunan Muhammadiyah Tana

Toraja, hal ini dilakukan pembina dengan memberikan kesempatan yang sama

kepada santri untuk menyampaikan pendapat di asrama maupun di kelas dan

siswa mempunyai hak yang sama.

Hal ini didukung wawancara dengan salah satu informan yang berinisial (SP)

yang mengatakan bahwa :

“Pada sila kedua kemanusiaan yang adil dan beradab. Apabila sudah masuk

dalam lingkungan pondok pesantren pasti akan diajarkan bagaimana untuk

menjadi orang yang adil. Adil dalam memilih sesuatu, serta adil dalam

memutuskan suatu perkara. Di dalam lingkungan pondok pesantren santri

dituntut untuk bisa menjadi pribadi yang adil serta beradab. Karena pada

dasarnya akhlak dalam setiap hal itu sangatlah penting, orang pintar tidak akan

ada apa-apanya apabila dia tidak berakhlak, maka dari itu santri diajarkan sejak

dini agar bias menjadi orang berakhlak ketika keluar dari lingkungan pondok

pesantren.” (Wawancara, 19 Maret 2020)

Page 66: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

52

Sikap saling peduli terhadap sesama juga dilaksanakan di pesantren dengan

berbagai kegiatan seperti santri yang sudah paham terhadap suatu materi mau

mengajari santri lain yang belum paham, hal lain juga ditunjukkan oleh pembina

dengan membiasakan agar santri mau berbagi, seperti saat kegiatan

ekstrakurikuler.

Serta kesadaran dalam diri santri akan peduli sesama juga terlihat saat peneliti

akan mengembalikan dan membereskan alat-alat untuk kegiatan ekstrakurikuler

ada anak yang tanpa diminta mau membantu dalam tugas ini. Sikap saling peduli

terhadap sesama manusia sudah tercermin dalam beberapa kegiatan santri, selain

itu pesantren juga membiasakan santri untuk mau membantu santri yang sedang

dalam kesusahan.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Implementasi nilai-nilai

Pancasila Implementasi Nilai-nilai sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

dengan membiasakan santri untuk mengembangkan budaya senyum, salam, sapa,

dan menghormati kepada orang yang lebih tua serta hak-hak orang lain. Pembina

juga membiasakan santri untuk bersikap sopan dan menegur santri yang tidak

sopan.

Pembinaaan juga memberikan kesempatan yang sama kepada santri tanpa

memandang latar belakang santri, jenis kelamin, dan lain sebagainya dalam

kegiatan pembinaan maupun pembelajaran atau melaksankan suatu tugas. Santri

juga terlihat sudah ada kepedulain dengan sesama dengan mau mengajari teman

yang tidak bisa, membagi makanan, maupun membantu dalam orang yang sedang

butuh bantuan. Sekolah juga membiasakan santri untuk saling tolong menolong

Page 67: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

53

c. Pengamalan Nilai-nilai sila ke 3 (Persatuan Indonesia) di Pesantren

Pembangunan Muhammadiyah Tana Toraja

Sila Persatuan Indonesia mengandung nilai-nilai yang dapat menjadikan

Indonesia bersatu, tidak terpecah belah dan menumbuhkan rasa nasionalisme serta

kebersamaan sebagai suatu bangsa. Persatuan Indonesia menghendaki warga

masyarakat bersatu padu demi mencapai tujuan bersama sebagai suatu bangsa dan

negara berdaulat, sesuai dengan semboyan “Bhineka Tunggal Ika”.

Pengamalan sila ketiga dalam kegiatan pembinaan di Pesantren Pembangunan

Muhammadiyah Tana Toraja yaitu dengan wujud cinta tanah air dan bangsa

Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan berbagai kegiatan Pesantren seperti

menyanyikan lagu Indonesia Raya setiap setiap upacara bendera. Hal ini sesuai

dengan wawancara terhadap (S) yang mengatahan bahwa:

“Implementasi sila ketiga ini diwujudkan melalui kegiatan-kegiatan seperti

upacara bendera setiap hari senin juga ketika memperingati hari-hari nasional”

(Wawancara, 16 Maret 2020).

Hal yang sama diungkapkan oleh salah satu informan yang berinisial (S)

mengatakan bahwa :

“ implementasi nilai-nilai pancasila persatuan Indonesia kalau disini

persatuannya itu lancar karena setiap hari senin pihak pesantren mengadakan

upacara bendera yang wajib diikuti oleh setiap santri-santri baik itu santri dari

MI, SMP, MA dan SMK. Disini juga selalu memperingati hari-hari nasional

seperti hari pancasila, hari guru, kesaktian pancasila dan lain sebagainya tetapi

belum maksimal karena masih ada beberapa santri yang tidak ikut serta dalam

kegiatan ini.” (Wawancara, 17 Maret 2020)

Berdasarkan hasil observasi, santri memang terlihat melaksankan piket

kelasnya masing-masing. Mereka ada yang menyapu lantai, membuang sampah,

atau membagikan buku kepada teman-temannya.

Page 68: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

54

Pada setiap kelas di Pesantren Pembangunan Muhammadiyah Tana Toraja

juga dipasang gambar foto Presiden, Wakil Presiden, dan Burung Garuda

Pancasila sebagai wujud rasa cinta terhadap tanah air. Pada dinding setiap ruang

kelas juga di pajang beberapa karya santri seperti hasil menggambar siswa, dan

hasil kreasi santri. Hal ini akan menumbuhkan rasa bangga terhadap diri santri.

Kegiatan lain yang dilakukan untuk menanamkan cinta tanah air dan

persatuan yaitu dengan mengembangkan sikap gotong royong dalam menjaga

kebersihan lingkungan pesantren. Santri setiap hari diberi giliran untuk

menjalankan piket kelas.

Hal ini diungkapkan oleh salah satu informan yang berinisial (YP) yang

mengatakan bahwa :

“Para santri disni diberikan pembelajaran mengenai bagaimana

mengembangkan sikap gotong royong dalam menjaga kebersihan lingkungan.

Santri juga diberikan piket harian baik piket untuk di sekolah maupun piket di

asrama” (Wawancara, 19 Maret 2020)

Berdasarkan hasil observasi para santri terlihat melaksanakan piket yang telah

di bagikan oleh masing-masing Pembina baik itu piket untuk membersihkan di

lingkungan sekolah maupun piket untuk membersihkan diarea asrama dan masjid.

Pembina juga memasukkan pengamalan nilai-nilai Pancasila sila ke tiga ini dalam

kegiatan pembelajaran seperti terlihat di kelas pada materi bahasa Indonesia

mengajarkan siswa untuk tertib saat upacara, berpakaian rapi, cara hormat yang

benar dan mengenai lagu Indonesia Raya serta mengheningkan cipta dalam

pembelajaran.

Page 69: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

55

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Implementasi nilai-nilai

Pancasila sila Persatuan Indonesia dilaksankan dengan berbagai cara diantaranya

membudayakan kegiatan gotong royong dalam piket, mengajarkan cinta tanah air

dan lingkungan dengan berbagai cara seperti menyanyikan lagu Indonesia Raya,

kegiatan Upacara Bendera dan menjaga kebersihan lingkungan.

Selain itu pesantren juga mengadakan kegiatan sholat bersama yang dapat

menjadikan antar siswa lebih akrab dan dapat membaur antar tingkatan. Pesantren

juga membiasakan untuk tertib dalam upacara maupun dalam kegiatan lainnya.

Dalam setiap kelas juga dipasang foto Presiden, Wakil Presiden, serta Burung

Garuda sebagai wujud bangga terhadap bangsa Indonesia, selain itu di dalam

kelas juga dipajang berbagai karya santri seperti hasil daur ulang, menggabar dan

lain sebagainya yang dapat menumbuhkan rasa bangga terhadap karyanya.

Pembina juga menerapkan penanaman nilai-nilai ini melalui pendidikan formal.

d. Pengamalan Nilai-nilai Sila 4 (Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat

Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan) di Pesantren

Pembangunan Muhammadiyah Tana Toraja

Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanann Dalam

Permusyawaratan Perwakilan terkandung nilai demokrasi. Demokrasi harus

dijamin secara bebas tetapi juga harus disertai dengan rasa tanggung jawab,

menjamin hak warga negara untuk menyampaikan pendapat, dan pengambilan

keputusan dilaksanakan secara bulat dan bijaksana disertai dengan rasa kejujuran

dan tanggung jawab.

Page 70: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

56

Kegiatan pembinaan di Pesantren Pembangunan Muhammadiyah Tana

Toraja berdasarkan observasi langsung ke lapangan, pembina selalu memberikan

kesempatan kepada santri untuk bertanya ataupun menyampaikan pendapatnya di

dalam kelas maupun di asrama. Hal itu terlihat dengan banyaknya santri yang

bertanya dan menyampaikan pendapatnya di dalam proses pembelajaran. Pembina

juga menanggapi pertanyaan ataupun masukan dari para santri. Hal ini di

ungkapkan oleh salah satu informan yang berinisial (S) mengatakan bahwa :

”Penerapan nilai sila keempat ini lebih kepada pembinaan ekstrakurikuler

Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) tentang belajar bermusyawarah dan

mufakat” (Wawancara, 17 Maret 2020)

Hal ini juga diungkapkan oleh salah satu informan yang berinisial (S) mengatakan

bahwa :

“Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat kebijaksanaan dalam

Permusyawaratan Perwakilan setiap apapun atau sekecil apapun masalah-

masalah maka dilakukan dengan musyawarah mufakat. Implementasi tentang

demokrasi dalam pembinaan, santri itu dilatih bermusyawarah, rapat-rapat,

memimpin sidang supaya terbiasa dan bisa mengetahui bagaimana

bermusyawarah dengan baik, mengambil keputuasan yang baik sehingga

keputusan yang diambil itu benar kemudian semua keputusan yang diambil itu

wajib hukumnya dilaksanakan itulah yang di tanamkan dalam pembinaan santri

di pondok pesantren pembangunan muhammadiyah Tana Toraja. Kegiatan sila

keempat ini biasa dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler Ikatan Pelajar

Muhammadiyah (IPM)” (Wawancara, 16 Maret 2020)

Susunan kepengurusan kelas yang terdiri dari Ketua, Sekretaris, dan

Bendahara ada dalam setiap kelas. Dalam hal ini santri dilatih untuk dapat

memimpin dan menjalankan tugasnya di kelas. Dalam pemilihan pengurus kelas

dilakukan dengan musyawarah kelas, seperti yang dikemukakan oleh informan

(YP) sebagai berikut:

Page 71: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

57

“Sila keempat kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan perwakilan, santri diajarkan bagaimana memutuskan suatu

masalah dengan cara musyawarah dan mufakat agar dapat menghasilkan

keputusan yang baik. Baik itu masalah ketika di asrama maupun di sekolah.

Seperti Pemilihan ketua-ketua kelas dan jajarannya. Hal ini dilakukan untuk

melatih para santri untuk bertanggung jawab dalam menjalankan tugasnya”

(Wawancara, 19 Maret 2020)

Hal lain yang sudah dilakukan pesantren yaitu dengan melatih siswa untuk

berani memimpin teman-temannya. Hal itu dilakukan dengan kegiatan memimpin

baris masuk ke kelas dan memimpin do’a sebelum memulai pembelajaran,

memimpin kegiatan-kegiatan kemasjidan. santri mendapatkan giliran secara

bergantian setiap hari untuk melaksankan tugas tersebut. Berdasarkan observasi,

siswa sudah melaksankan hal tersebut dengan baik. Dalam hal ini Pembina

berperan penting dalam mengawasi para santri dalam menyelesaikan

permasalahan sekecil apapun. Hal ini diungkapkan oleh salah satu informan yang

berinisial (SP) sebagai berikut :

“Pada sila keempat ini kami sebagai Pembina mengutamakan musywarah untuk

mufakat dalam menyelesaikan suatu permasalahan, walau sekecil apapun itu. Hal

ini juga diterapkan dalam lingkungan pondok pesantren baik itu untuk santri

maupun Pembina, tidak ada yang bisa berjalan dengan sendirinya apabila hanya

sepihak, semua tetap berlandaskan pada ketentuan bersama-sama”. (Wawancara,

19 Maret 2020)

Berdasarkan uraian keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa implementasi

nilai-nilai Pancasila sila Kerakyatan Yang dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan

Dalam Permusyawaratan Perwakilan dalam kegitan pembinaan di Pesantren

Pembangunan Muhammadiyah Tana Toraja yaitu pembina memberikan

kesempatan yang sama kepada santri untuk dapat menyampaikan pendapatnya, di

dalam kelas juga terdapat susunan kepengurusan kelas yang ditentukan dengan

cara musyawarah, dan penyelesaian masalah dengan musyawarah untuk mendapat

Page 72: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

58

keputusan yang adil dan bijaksana. Pembina juga memberikan tanggung jawab

kepada santri untuk berani memimpin temannya secara bergantian dalam beberapa

kegiatan seperti memimpin baris, melaksanakan kegiatan kemasjidan dan

melaksanakan kegiatan-kegiatan lainnya.

e. Pengamalan Nilai-nilai Sila 5 (Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat

Indonesia) di Pesantren Pembangunan Muhammadiyah Tana Toraja

Keadilan artinya memberikan sesuatu hal kepada seseorang sesuai dengan

haknya. Keadilan harus dijiwai oleh hakikat keadilan yaitu adil terhadap diri

sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Keadilan harus diberikan sesuai dan kewajibannya. Kegiatan Pembinaan di

pesantren Pembangunan Muhammadiyah Tana Toraja, Pembina memberikan

kesempatan yang sama kepada setiap santri dalam berpendapat dan Pembina juga

menanggapi pertanyaan atau pendapat santri tersebut tanpa membeda-bedakan

santri. Pembina membina santri sesuai dengan apa yang santri-santri butuhkan Hal

ini juga sejalan dengan yang disampaikan oleh salah satu informan yang berinisial

(S) sebagai berikut :

“Sila kelima Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, dalam pembinaan

ini santri diajarkan berperilaku adil tanpa mebeda-bedakan, adil itu bukan

berarti disama ratakan semua tetapi bagaimana diperlakukan seseorang sesuai

dengan proporsinya sesuai dengan kebutuhan misalnya yang kecil tidak

disamakan dengan yang besar, bagaimana menghadapi santri lain secara adil

kalau sesama sebaya bagaimana memperlakukan santri yang muda dan yang tua

tidak di beda-bedakan antara satu dengan yang lain . dalam pembinaan itu perlu

memang pembinaan secara menyeluruh jadi implementasinya itu melihat kondisi

dari setiap santri.” (Wawancara, 16 Maret 2020)

Hal yang sama juga di ungkapkan oleh salah satu informan yang berinisial (YP)

mengatakan bahwa :

Page 73: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

59

“keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, santri diajarkan agar dapat

berbuat adil seperti halnya Pembina memperlakujan mereka dengan adil tanpa

membeda-bedakannya, menjaga keseimbangan hak dan kewajibannya sebagai

santri, gotong royong, kerja bakti yang dilakukan setiap hari Jum’at pagi. Saya

rasa bahwa penerapan nilai-nilai pancasila di pondok pesantren pembangunan

muhammadiyah Tana Toraja sudah di terapkan dengan baik karena di pesantren

secara langsung diterapkan dalam diri santri ketika ada santri tidak

melaksanakannya maka ada sanksi yang akan diberikan.” (Wawancara, 19 Maret

2020)

Dalam kegiatan sehari-hari santri juga tidak memilih-milih dalam berteman.

Santri mau berteman dengan siapa saja di dalam lingkungan pesantren. Pada

dasarnya pembinaan di pondok pesantren pembangunan muhammadiyah tana

Toraja ini mengutamakan keadilan dalam membentuk karakter santri yang sesuai

dengan nilai-nilai pancasila seperti yang diungkapkan oleh sala satu informan

yang berinisial (SP) mengatakan bahwa :

“Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sebuah keadilan yang sangat

diutamakan pula untuk membentuk karakter yang sesuai dengan nilai pancasila

yaitu keadilan sosial. Di lingkungan pondok pesantren tidak perbedaan yang

mencakup keluarga, entah dari keluarga yang terhormat, sedang, sampai

kuluarga yang biasa-biasa saja, semua perlakuan tetap disamaratakan. Seperti

halnya fasilitas, makanan, pembinaan dan pembelajaran” (Wawancara, 19 Maret

2020)

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa implementasi nilai-nilai

sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia dalam kegiatan pembinaan

diwujudkan pembina dengan memberikan kesempatan yang sama kepada para

santri untuk berpendapat dan berlaku adil terhadap santri. pembina juga

memberikan kesempatan sama kepada santri untuk dapat memimpin temannya

dalam berbagai kegiatan seperti kegiatan pada rana pendidikan formal maupun

melalui rana pendidikan nonformal. Para santri juga terlihat tidak pilih-pilih dalam

berteman.

Page 74: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

60

2. Kendala Pembina dalam Mengimplementasikan Nilai-nilai Pancasila

dalam Pembinaan Santri

Pada pembinaan santri untuk mengimplementasikan nilai-nilai pancasila

ditemukan berbagai kendala. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu

informan S yang mengatakan bahwa :

“Kendala Pembina dalam menerapkan nilai-nilai pancasila di pondok pesantren

itu banyak namun ada beberapa kendala yang memang lebih mendominan

kaitannya dengan pembinaan santri karena sumber atau asal daripada santri-

santri ini inputnya itu beraneka ragam, bermacam-macam ada keanekaragaman

tetapi yang menonjol itu karena santri itu membawa karakter dari kampung

masing-masing. Karena berbedanya karakter-karakter itu maka kita harus lihat

bagaimana karakter-karakter itu bias saling memahami satu sama lain.”

(Wawancara, 16 Maret 2020)

Kepala Pondok menyatakan bahwa lingkungan santri di kampung yang

kurang baik dan kebiasaan di kampung santri yang kurang baik akan terbawa ke

Pesantren, hal itu akan menyulitkan pembina dalam upaya implementasi nilai-

nilai Pancasila di pesantren. Seperti hal yang diungkapkan oleh informan RM

mengatakan bahwa :

“Kendala dalam menerapkan nilai-nilai pancasila karena masih ada beberapa

santri yang memang pada dasarnya susah untuk dibentuk karena faktor

lingkungan santri ketika mereka pulang kampung juga untuk santri yang pulang

pergi kita tidak tahu bagaimana keadaannya diluar sana” (Wawancara 18 Maret

2020)

Hal yang sama juga diungkapkan oleh informan SP yang mengatakan bahwa :

“Ada beberapa kendala kami dalam mengimplementasikan nilai-nilai pancasila

salah satunya itu faktor lingkungan asal santri karena tempat asal santri juga

sangat mempengaruhi penanaman nilai-nilai pancasila” (Wawancara, 19 Maret

2020)

Page 75: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

61

Hal lain yang menjadi kendala Pembina dalam mengimplementasikan nilai-

nilai pancasila yaitu Karen faktor karakter santri. Setiap santri tentunya

mempunyai karakter yang berbeda-beda. Seperti sulitnya santri untuk dinasihati

itu akan membuat Pembina merasa sulit untuk menerapkan nilai-nilai pancasila

dalam diri santri. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu informan YP

mengatakan bahwa :

“Kendala kami dalam menerapkan nilai-nilai pancasila saya kira banyak ya

rintangan dan tantangannya seperti perbedaan karakter santri yang berbeda-

beda ya namanya anak-anak pasti ada yang di nasehati satu kali langsung

mendengar ada jga santri yang memang harus diingatkan setiap saat. Seperti

masih ada santri yang harus selalu diingatkan shalatnya, seperti halnya juga

kerja bakti masih perlu untuk di dampingi, masih banyak juga santri-santri yang

tidak sadar akan kewajibannya ketika mereka di asrama” (Wawancara, 19 Maret

2020)

Kemudian kendala yang lainnya yakni kurangnya pemahaman santri terhadap

nilai-nilai pancasila yang sebenarnya, santri yang cenderung terhadap alat

komunikasi seperti gadget, kemudian ada kurangnya pemahaman orang tua

mengenai pembinaan santri seperti pada pembinaan pembelajaran pada santri MI.

seperti yang diunkapkan oleh informan HM mengatakan bahwa :

“Kendala dalam mengimplementasikan nilai-nilai pancasila di MI Pesantren

yakni masih banyak santri-santri yang belum faham tentang pancasiladan

kurangnya dukungan dari orang tua mungkin karena orang tua mereka berfikir

bahwa mereka masih kecil. Tetapi masih ada beberapa orang tua santri yang

sudah memahami tentang pembelajaran yang ada di pesantren” (Wawancara, 22

Maret 2020)

Hal yang sama diungkapkan oleh salah satu informan HP mengatakan bahwa :

“Saya rasa kendala untuk mengimplementasikan nilai-nilai pancasila di

pesantren ini karena kurangnya pemahaman santri mengenai nilai-nilai pancasila

itu sendiri mereka hanya tahu sila-silanya tetapi mereka tidak memahami makna-

makna yang terkandung didalamnya. Jadi saya rasa bahwa perlunya sosialisasi

mengenai pancasila itu sendiri”. (Wawancara, 21 Maret 2020)

Page 76: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

62

Dalam mengatasi kendala tersebut pesantren tentunya mempunyai strategi

untuk meminimalisirrnya, upaya yang dilakukan pesantren dengan terus

membiasakan santri dan melaksanakan beberapa program pesantren yang

mendukung implementasi nilai-nilai Pancasila. Upaya yang juga dilakukan

Pembina dalam mengatasi kendala tersebut yakni dengan pembiasaan santri ketika

diasrama, selalu diingatkan, dibimbing, dan selalu diawasi dalam berbagai

kegiatan-kegiatan baik itu pada saat santri berada di sekolah maupun pada saat

santri di asrama.Hal ini diungkapkan oleh salah satu informan YP mengatakan

bahwa :

“Untuk mengatasi beberapa kendala yang ada pada pembinaan ini maka kami

sebagai pembina membiasakan santri untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang

ada di pesantren dengan terus mengawasi dan mengingatkan” (Wawancara, 19

maret 2020)

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kendala yang dialami

pembina dalam implementasi nilai-nilai Pancasila yaitu jika lingkungan santri di

lingkungan masyarakat saat pulang kampung kurang mendukung maka akan sulit

untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila di pesantren, selain itu karakter santri dan

kebiasaan santri di luar pesantren yang kurang baik yang kadang ada yang sulit

untuk dinasehati juga menjadi kendala bagi pembina dalam mengimplementasikan

nilai-nilai Pancasila di pesantren. Upaya yang dilakukan pesantren untuk

mengatasi kendala tersebut yaitu dengan pembiasaan di pesantren, diingatkan di

asrama, dan dilakukan kegiatan-kegiatan positif di pesantren.

Page 77: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

63

C. Pembahasan

Pancasila merupakan dasar negara republik Indonesia, yang didalamnya

mengandung nilai-nilai luhur yang harus diamalkan oleh seluruh rakyat Indonesia.

Pancasila mengandung nilai-nilai luhur bangsa yaitu ketuhanan, kemanusiaan,

persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Nilai-nilai Pancasila merupakan gambaran

bagaimana kehidupan bernegara harus dijalankan. Nilai-nilai Pancasila tersebut

akan tidak berarti apabila kita sebagai warga negara tidak mengamalkannya dalam

kehidupan sehari-hari.

Pada masa sekarang, nilai-nilai luhur Pancasila tampaknya sudah mulai

hilang dari kepribadian masyarakat Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan

banyaknya penyimpangan-penyimpangan dan pelanggaran-pelanggaran terhadap

nilai-nilai Pancasila. Keutuhan negara serta kedamaian negara akan terganggu jika

hal ini terus terjadi dalam masyarakat Indonesia, dan bukan tidak mungkin kelak

akan sangat mengancam kelangsungan hidup bangsa Indonesia. Nilai-nilai

Pancasila haruslah menjadi pedoman dalam bertindak, untuk itu dilakukan

beberapa cara untuk dapat menanamkan dan mengimplementasikan nilai-nilai

Pancasila pada generasi sekarang.

Cara yang dilakukan yaitu dengan mengimplementasikannya melalui

pendidikan formal dan nonformal, salah satunya Pendidikan yang ada di Pondok

Pesantren. Berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

SISDIKNAS pasal 2 yaitu Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan

Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia. Hal ini menunjukkan betapa

besar peran lembaga pendidikan dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila.

Page 78: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

64

Generasi muda sejak dini membutuhkan pembinaan untuk mencapai investasi

jangka panjang bagi keluarga maupun Negara yang sangat bermakna bagi

kelangsungan dan kemajuan bangsa. Kemajuan suatu Negara akan banyak

ditentukan oleh kemajuan pembinaan generasi mudanya. Oleh karena itu,

pembinaan generasi muda merupakan tanggung jawab bersama antara orang tua/

keluarga, masyarakat dan Negara. Pembinaan anak akan dianggap bermakna bagi

masyarakat bila dalam proses pembinaan mampu memberikan bekal kepada anak

berbagai kompetensi yang mampu dijadikan dasar untuk menghadapi dan

memecahkan problema kehidupan.

Pembinaan yang bermakna merupakan upaya untuk membantu generasi muda

untuk memberdayakan potensi yang dimilikinya, sebagai bekal hidup di masa

depan. Pembinaan generasi muda atau remaja yang baik dan bermakna pada

hakikatnya adalah pembinaan yang mampu mengantarkan dan memberdayakan

potensinya sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan yang dimilikinya dan pada

akhirnya akan menjadi bekal di masa depan.

Pembinaan harus mampu membekali generasi muda dalam menghadapi

problema kehidupan dan tantangan di masa depan, maka generasi muda

membutuhkan fasilitas dan tempat untuk mendapatkan pembinaan yang baik.

Pesantren adalah salah satu tempat pembinaan remaja yang mampu

mengantarkannya mencapai harapan negara masyarakat dan orang tua dalam

mencapai pembinaan yang baik, karena pesantren merupakan tempat pembinaan

yang berlandaskan kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah Nabi Muhammad SAW.

Page 79: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

65

Pesantren dapat dipahami sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran agama,

umumnya dengan cara nonklasikal, di mana seorang kiai mengajarkan ilmu agama

Islam kepada santri-santri berdasarkan kitab-kitab yang ditulis dalam bahasa Arab

oleh Ulama Abad pertengahan, dan para santrinya biasanya tinggal di pondok

(asrama) dalam pesantren tersebut. Di Indonesia terdapat puluhan ribu pesantren,

diantaranya adalah Pondok Pesantren Pembangunan Muhammadiyah Tana Toraja.

Pesantren adalah tempat yang menfasilitasi remaja dalam pembinaan

keagamaan, moralitas dan akhlak yang mulia, baik bagi yang orang tuanya

berkecukupan, maupun yang orang tuanya tidak berkecukupan, atau yang orang

tuanya sibuk dengan pekerjaannya.

Pondok Pesantren Pembangunan Muhammadiyah Tana Toraja merupakan

lembaga yang memiliki program dalam pembinaan keislaman, moralitas dan

akhlak, yaitu aspek Pembinaan ruhiyyah, pembinaan fikriyah, dan pembinaan

jasadiyyah yang dilakukan selama 24 jam dari mulai anak bangun tidur sampai

anak tidur kembali, maka anak yang terdaftar di Pondok Pesantren di panggil

dengan sebutan “santri”.

Santri adalah anak yang mendapatkan pendidikan dan pembinaan keagamaan

yang mendalam sehingga santri menjadi harapan di masa depan sebagai seorang

yang mengemban amanah yang mulia yaitu sebagai pembawa risalah agama Islam

sebagaimana yang telah diajarkan Nabi Muhammad SAW, bahwa agama Islam

adalah agama yang rahmatal lil „alamin.

Page 80: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

66

Berdasarkan hasil penelitian terhadap informan kepala pondok/mudir,

pembina, dan guru pesantren pembangunan muhammadiyah Tana Toraja serta

dilakukannya observasi dan pengumpulan beberapa dokumen maka diperoleh

informasi dan pembahasan sebagai berikut:

1. Implementasi Nilai-nilai Pancasila dalam Pembinaan Santri di Pondok

Pesantren Pembangunan Muhammadiyah Tana Toraja

Berdasarkan hasil penelitian, Pembina Pesantren Pembangunan

Muhammadiyah Tana Toraja sudah berupaya mengimplementasikan nilai-nilai

Pancasila dari sila I sampai sila ke V. Pesantren mengimplementasikan nilai-nilai

Pancasila dalam berbagai pembinaan santri. Implementasi nilai-nilai pancasila

dicerminkan dalam keseharian antar anggota pesantren, baik antara Pembina

dengan Pembina, Pembina dengan guru, Pembina dengan santri, maupun santri

dengan santri lainnya.

Perilaku yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila di pesantren merupakan

miniatur budaya yang ada di Indonesia ras, suku, serta budaya. Namun, di

pesantren hanya terdapat ajaran yang berbasis Islam, sesuai dengan later belakang

pesantren adalah pendidikan Islam pertama kali di Indonesia. Pola dalam

mengamalkan nilai Pancasila santri dapat diimbangi dengan pengetahuan yang

luas untuk memahami arti sila pertama.

Menghargai agama orang lain dalam pendidikan pesantren sudah diterapkan

mulai dulu oleh para ulama. Bukti yang nyata adalah terciptalah sebuah persatuan

yang dikemas dengan kesepakatan Pancasila sebagai dasar negara. Pancasila

merupakan sublimasi nilai-nilai budaya yang menyatukan masyarakat Indonesia

Page 81: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

67

beragam suku, ras, bahasa, agama, pulau, menjadi bangsa yang satu, damai dan

tenteram tidak ada permusuhan antara satu dan yang lain (Rachmah, 2013). Nilai-

nilai yang terkandung dalam Pancasila tersebut sebagai berikut :

a. Pengamalan Nilai-nilai Sila I (Ketuhanan Yang Maha Esa)

Berdasarkan hasil penelitian, kegiatan pembinaan santri di pondok pesantren

pembangunan Muhammadiyah Tana Toraja yang mengimplementasikan nilai-

nilai pancasila sila I baik dalam pembinaan pendidikan formal maupun nonformal

yakni dengan melaksanakan shalat berjamaah, mengaji, belajar ilmu-ilmu agama,

mengikuti kegiatan-kegiatan kemasjidan, membudidayakan berdo’a sebelum dan

sesudah belajar, memberi salam ketika bertemu pembina maupun guru. Kegiatan

ini dilakukan santri setiap hari.

Selain itu, pada saat santri berada di sekolah masing-masing tingkatan wajib

melaksanakan shalat duhur berjamaah di masjid baik itu untuk santri yang

mondok maupun santri yang pulang pergi. Setiap jam shalat maka para santri akan

segera bergegas ke masjid, Setiap selesai shalat santri melakukan kegiatan dzikir,

dan membaca surah-surah pendek. Selain kegiatan tersebut di pesantren juga

diadakan kegiatan TPA untuk melatih santri yang belum tahu mengaji maupun

belum lancer membaca Al-qur’an. Kegiatan implementasi nilai-nilai pancasila sila

yang pertama di pondok pesantren pembangunan muhammadiyah Tana Toraja

sudah mencerminkan nilai-nilai pancasila sila pertama.

Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, yang mengandung arti pengakuan adanya

kuasa prima (sebab pertama) yaitu Tuhan Yang Maha Esa, menjamin penduduk

Page 82: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

68

untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agamanya, tidak

memaksa warga Negara untuk beragama, menjamin berkembang dan tumbuh

suburnya kehidupan beragama, bertoleransi dalam beragama, dalam hal ini

toleransi ditekankan dalam beribadah menurut agamanya masing-masing (Tukiran

& Udhie, 2014).

implementasi nilai-nilai Pancasila sila pertama menurut Ketut Rindjin yaitu

sembahyang, berdoa, membaca buku suci, berguru pada tokoh agama, serta

mempunyai toleransi agama/ kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa (Ketut

Ridjin, 2012: 192).

b. Pengamalan Nilai-nilai Sila II (Kemanusiaan yang Adil dan Beradab)

Pembinaan di pondok pesantren pembangunan muhammadiya Tana Toraj

menunjukkan adanya ilmplementasi nilai-nilai pancasila sila kedua. Berdasarkan

hasil penelitian dapat dilihat bahwa implementasi nilai-nilai kemanusian Yang

Adi dan Beradab dengan membiasakan santri untuk mengembangkan budaya

sapa, salam dan saling menghormati baik itu kepada Pembina, guru, ataupun

sesama teman. Kegiatan ini dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari santri baik

ketika mereka di sekolah, asrama maupun ketika diluar lingkungan pesantren.

Pembina dalam mendidik santri memberikan contoh yang sesuai terlebih dahulu

seperti ketika menegur santri dengan kata-kata yang baik dan sopan.

Pembina juga memberikan kesempatan yang sama kepada santri-santri tanpa

harus melihat latar belakang santri dalam proses pembinaan. Hal ini dilihaty

ketika Pembina memberikan kesempatan santri dalam berpendapat, memimpin

santri lain secara bergiliran, dan juga pembagian piket harian secara adil. Santri

Page 83: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

69

juga telihat mempunyai kepedulian terhadap santri lain seperti saling berbagi,

saling membantu bekerja sama dalam kegiatan piket dan saling menhormati satu

sama lain.

Darmdiharjo (1996) dalam Kaelan (2010: 81) bahwa konsekuensi nilai yang

terkandung dalam Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab adalah menjunjung tinggi

harkat dan martabat manusia sebagai makhluk Tuhan, menjunjung tinggi hak asasi

manusia, menghargai kesamaan hak dan derajat tanpa membedakan suku, agama,

ras keturunan, dan status sosial. Mengembangkan sikap saling mencintai sesame

manusia, saling meghormati, serta menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

c. Pengamalan Nilai-nilai Sila III (Persatuan Indonesia)

Implementasi nilai-nilai Pancasila sila Persatuan Indonesia di Pesantren

Pembangunan Muhammadiyah Tana Toraja dilaksanakan berbagai cara. Baik itu

melalui pendidikan formal maupun pendidikan nonformal. Menanamkan rasa

cinta bangsa dan tanah air, Pembina mau pun guru memulainya dengan hal-hal

yang ada di lingkungan sekitar yaitu dengan mengadakan piket, menjaga

kebersihan lingkungan, menyanyikan lagu Indonesia raya.

Kegiatan piket di sekolah di semua tingkatan masing-masing, begitupun

ketika santri berada di asrama dengan pembagian setiap santri mendapat bagian

yang sama setiap minggunya dan untuk pembagian kelompok piket setiap

Pembina mempunyai pertimbangan tersendiri sesuai dengan keadaan santri. Setiap

hari senin para santri wajib melaksanakan upacara bendera dan menyanyikan lagu

Indonesia Raya. Nilai yang terkandung dalam sila ketiga yang lain yaitu nilai

Page 84: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

70

persatuan, Pembina melaksanakan pembagian kamar santri dengan membaurkan

santri-santri tanpa membeda-bedakan tingkatan sekolah, suku maupun ras.

Maka dengan itu santri memiliki rasa satu kesatuan satu dengan lainnya tanpa

harus membeda-bedakan antar tingkatan. Sila ketiga ini lebih di terapkan di

pendidikan formal seperti dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan para

santri diajarkan tentang sejarah bangsa dan Negara, perjuangan para pejuang

untuk memerdekakan Negara dan lain sebagainya yang berkaitan dengan

menumbuhkan santri untuk cinta tanah air.

Hasil penelitian sesuai dengan nilai-nilai sila ketiga menurut Rukiyati dkk

(2013: 61) menyatakan bahwa pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam sila

Persatuan Indonesia adalah nasionalisme, cinta bangsa dan tanah air, menggalang

persatuan dan kesatuan bangsa, menghilangkan penonjolan atau kekuasaan

keturunan dan perbedaan warna kulit serta menumbuhkan rasa senasib dan

seperjuangan.

d. Pengamalan Nilai-nilai Sila IV (Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat

Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan)

Implementasi nilai-nilai Pancasila sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat

kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan dalam kegiatan pendidikan

formal di pesantren yaitu guru memberikan kesempatan yang sama kepada santri

untuk menyampaikan pendapatnya, seperti pada saat pembelajaran santri

dibolehkan bertanya, menyampaikan jawaban dan idenya. Pada pembinaan

pendidikan formal di ruang kelas terdapat susunan kepengurusan kelas yaitu

Page 85: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

71

ketua, sekretaris dang bendahara. Penentuan kepengurusan kelas dilaksanakan

secara musyawarah.

Begitupun dalam pendidikan nonformal seperti dalam kegiatan rapat Ikatan

Pelajar Muhammadiyah santri diberikan untuk berpendapat maupun memberikan

gagasannya, maupun pemilihan kepengurusan dilakukan secara musyawarah

mufakat. Pada saat santri-santri berada di asrama tentunya pernah ada suatu

masalah. Masalah dapat terjadii antara santri dengan santri, santri dengan Pembina

maupun Pembina dengan Pembina.

Namun yang paling sering terjadi adalah masalah santri dengan santri yang

berbeda pendapat, saling mengejek, melanggar peraturan dan lain sebagainya

yang menimbulkan konfik dan permusuhan antar santri. Dalam menghadapi

konflik antar santri tersebut Pembina menyelesaikan masalah tersebut dengan

musyawarah untuk mendapatkan keputusan yang adil dan bijaksana. Pembina

akan mencarikan solusi dengan bermusyawarah terhadap Pembina-pembina lain

untuk menyelesaikan masalah, memberikan sanksi kepada santri seadil adilnya

sehingga para santri tidak menimbulkan masalah lagi.

Hasil penelitian sesuai dengan pendapat Kelan (2010: 82), menyatakan bahwa

dalam sila kerakyatan terkandung nilai demokrasi yang secara mutlak harus

dilaksanakan dalam hidup bernegara. Rukiyati (2013: 62) juga menyatakan bahwa

hakikat utama sila keempat ini adalah demokrasi dan permusyawaratan.

Demokrasi dalam arti umum yaitu, pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan

untuk rakyat. Permusyawaratan artinya mengusahakan putusan bersama secara

bulat, baru setelah itu diadakan tindakan bersama.

Page 86: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

72

e. Pengamalan nilai-nilai sila V (Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat

Indonesia)

Implementasi nilai-nilai sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

dalam pembinaan diwujudkan Pembina dengan memberikan kesempatan yang

sama kepada santri untuk berpendapat dan berlaku adil terhadap santri. Pembina

menanggapi pendapat santri tanpa membeda-bedakan tingkatan santri. Santri juga

tidak pilih-pilih dalam berteman. Santri mau berteman dengan siapa sja baik itu

bukan teman sekamarnya atau teman sekelasnya.

Santri juga saling berbagi dengan santri lainnya. Hal ini ditunjukkan ketika

santri pulang kampung dan membawa beberapa makanan. Makanan itu dibagikan

ke teman-teman lainnya. Dalam keseharian santri di asrama saling berbagi satu

sama lain baik itu berbagi makanan maupun yang lainnya. Dengan berbagi

kebiasaan dan kegiatan tersebut diharapkan santri dapat menerapkan nilai-nilai

keadilan sosial dalam kehidupan sehari-harinya.

Rukiyati dkk (2013: 63) menyatakan pokok pikiran yang perlu dipahami

dalam sila kelima ini adalah kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat dalam

arti dinamis dan meningkat, seluruh kekayaan alam dan sebagainya dipergunakan

bagi kebahagiaan bersama menurut potensi masing-masing, serta melindungi yang

lemah agar kelompok warga masyarakat dapat bekerja sesuai bidangnya. Nilai

keadilan harus tercermin dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.

Page 87: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

73

2. Kendala Pembina dalam Mengimplentasikan Nilai-nilai Pancasila dalam

Pembinaan Santri di Pondok Pesantren Pembangunan Muhammadiyah

Tana Toraja

Kendala Pembina dalam mengimplementasikan nilai-nilai pancasila ada

beberapa yaitu karena faktor lingkungan atau masyarakat kurang mendukung

ketika santri belum memasuki lingkungan pesantren dan juga ketika santri pulang

kampung membuat Pembina sulit menerapkan nilai-nilai pancasila dalam diri

santri. Pembina sudah menanamkan nilai-nilai pancasila di pesantren namun

apabila di lingkungan rumah santri mendapatkan contoh yang kurang baik dari

lingkungan keluarga maupun masyarakat tepat asal santri, maka hal ini akan

mempengaruhi keberhasilan penanaman nilai-nilai pancasila pada santri. Hal ini

sependapat dengan pendapat Rita Eka dkk (2013: 16) yang menyatakan bahwa

salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan anak yaitu pola asuh

dan kasih sayang dari orang tua. Bagaimana individu terbentuk dapat dipengaruhi

oleh pembiasaan-pembiasaan yang terjadi pada situasi rumah.

Hal lain yang menjadi kendala Pembina dalam mengimplementasikan nilai-

nilai pancasila di pondok pesantren pembangunan muhammadiyah Tana Toraja

yaitu karakter santri. Setiap santri tentunya memiliki karakter yang berbeda-beda.

Berdasarkan hasil observasi, ada beberapa santri yang sulit untuk di nasihati

terutama santri yang pulan pergi. Santri yang sulit dinasihati ini akan menyulitkan

Pembina dalam mengarahkan santri untuk dapat mengimplementasikan nilai-nilai

pancasila. Kendala yang lainnya juga yakni kurangnya pemahaman santri tentang

nilai-nilai pancasila.

Page 88: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

74

Upaya yang dilakukan Pembina dalam mangatasi kendala ini yakni dengan

bekerja sama dengan pimpinan pondok pesantren untuk mencarikan solusi

bersama, dengan membiasakan santri hidup di lingkungan pesantren, terus

diingatkan ketika melanggar, dan membiasakan santri mengamalkan nilai-nilai

pancasila baik dalam pendidikan formal maupun melalui pendidikan nonformal

yang ada di pondok pesantren pembangunan Muhammadiyah Tana Toraja dan

lebih memahamankan nilai-nilai pancasila kepada para santri.

Page 89: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

75

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Implementasi nilai-nilai pancasila dalam pembinaan santri di pondok pesantren

pembangunan Muhammadiyah Tana Toraja di implementasikan secara baik dan

menyeluruh baik itu melalui pembinaan pendidikan formal maupun pembinaan

pendidikan nonformal.

2. Kendala Pembina dalam mengimplementasikan nilai-nilai pancasila di pondok

pesantren pembangunan Muhammadiyah Tana Toraja yakni karena faktor

lingkungan atau masyarakat yang kurang memadai, faktor karakter santri yang

berbeda-beda membuat Pembina sulit membentuk sikap santri yang sesuai dengan

nilai-nilai pancasila, dan kurangnya pemahaman santri terhadap nilai-nilai

pancasila itu sendiri.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, peneliti dapat memberika saran

sebagai berikut :

1. Kepada Pondok Pesantren sebagai salah satu pihak yang bertanggung jawab

terhadap implementasi nilai-nilai pancasila baik di asrama maupu di sekolah pihak

pesantren memberikan dukungan berupa program-program yang berkaitan dengan

implentasi nilai-nilai pancasila terhadap santri-santri

2. Kepada Pembina maupun guru harus memberika teladan terhadap santri

tentang implemntasi nilai-nilai pancasila baik di lingkungan asrama, sekolah

maupun lingkungan masyarakat.

Page 90: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

76

3. Bagi orang tua semestinya ikut mendukung implementasi nilai-nilai pancasila

baik ketika santri di pesantren maupun di rumah terlebih terhadap lingkungan

masyarakat yang ada di Toraja.

4. Bagi santri agar senantiasa membiasakan diri untuk mengimplementasikan

nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Page 91: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

77

DAFTAR PUSTAKA

Bagong S, Sutinah. 2006. Metode Penelitian Sosial :Berbagai Alternatif

Pendekatan. Jakarta: Kencana

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta :

Pusat Bahasa, 2008), hlm.1197.

Enung Fatimah, Psikologi Perkembangan : Perkembangan Peserta Didik,

(Bandung: Pustaka Setia 2008), hal 85

Hurlock, Psikologi Perkembangan : Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya,

(Yogyakarta : UGM Press, 2006), hlm. 99

Kaelan (2002) Filsafat Pancasila Pandangan Hidup Bangsa Indonesia.

Paradigma.Yogyakarta.

Kaelan. (2010). Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma.

Labovitz S & Hegedorn R. 1981. Metode Riset Sosial. Jakarta Pusat: Erlangga

Moleong, J (2004) Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya.

Bandung.

Mangunhardjana, Pembinaan : Arti Dan Metodenya, ( Yogyakarta : Kanisius,

1986), h. 8.

M. Ridwan Nasir, Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal Pondok Pesantren

di Tengah Arus Perubahan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), h. 82

Maftuh, Bunyamin. 2008. Internalisasi nilai-nilai Pancasila dan Nasionalisme

Melalui Pendidikan Kewarganegaraan: Jurnal Penelitian Vol II No. 2

Juli ( http://id.portalgaruda.org.com, diakses pada 25 agustus 2019

Mulyana Rohmat, (2004), Mengartikulasikan Pendidikan Nilai, Bandung,

Alfabeta.

Mulyasa, 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep Karakter, dan

Implementasi, Cet. I, Bandung : PT Remaja Rosda Karya.

M Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama (Jakarta: Bulan Bintang,

2008), hlm. 30

Page 92: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

78

Moleong, Lexy J.. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Sujarwo, Metodologi Penelitian Sosial (Bandar Lampung : CV Mandar Maju,

2001), h. 45

Setyo B. 2005. Dasar-dasar Metodologi Penelitian dalam ilmu keolaragaan

Malang: Departemen Pendidikan Nasional Universitas Negeri Malang

Lembaga Penelitian

Sudjana, N. (1996) Metode Penelitian. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sutrisno Hadi, Metodologi Rasearch, Jilid II, Andi Offset, Yogyakarta, 2001, hal.

136

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatifdan R & D. Bandung:

Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung :

Rosdakarya.

2003, Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa dan

bernegara, Sinar Grafika, Jakarta

Rukiyati, Purwastuti, L.A., Dwikurniani,D., et al. (2013). Pendidikan Pancasila.

Yogyakarta: UNY Press.

Hendri, Cecep Darmawan, Muhammad Halimi, 2018, Penanaman nilai-nilai

Pancasila pada Kehidupan Santri di Pondok Pesantren, Media Kajian

Kewarganegaraan, Vol. 15 No. 2 Tahun 2018,

(https://journal.uny.ac.id/index.php/civics/index)

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Page 93: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

LAMPIRAN

Page 94: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

Lampiran 1

Data Informan Wawancara

Daftar informan Penelitian

Informan I

Nama Lengkap : Sudirman, S.Pd., M.Pd (S)

Jenis kelamin/ Usia : Laki-laki/55 Tahun

Agama : Islam

Jabatan : Mudir/Direktur Pesantren Pembangunan Muhammadiyah

Tana Toraja

Informan II

Nama Lengkap : Sudarman, S.Pd., M.Pd (S)

Jenis Kelamin/Usia : Laki-laki/

Agama : Islam

Jabatan : Wakil Mudir

Informan III

Nama Lengkap : Arwin Para’pak, S.Pd.i (AP)

Jenis Kelamin/Usia : Laki-laki/

Agama : Islam

Jabatan : Pembina Asrama Putra

Page 95: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

Informan IV

Nama Lengkap : Roy Makkasau (RM)

Jenis Kelamin/Usia : Laki-laki/31 Tahun

Agama : Islam

Jabatan : Pembina Asrama Putra/Staff SMK

Informan V

Nama Lengkap : Surniwati Patiku, S.Hum (SP)

Jenis Kelamin/Usia : Perempuan/42 Tahun

Agama : Islam

Jabatan : Pembina Asrama Putri

Informan VI

Nama Lengkap : Yusnadia Palimbung, S.Pd (YP)

Jenis Kelamin/Usia : Perempuan/ 41 Tahun

Agama : Islam

Jabatan : Pembina Asrama Putri

Informan VII

Nama Lengkap : Bintoro Hadi, S.Pd (BH)

Jenis Kelamin/Usia : Laki-laki/49 Tahun

Agama : Islam

Jabatan : Kepala Sekolah SMP Pesantren Pembangunan

Muhammadiyah Tana Toraja

Page 96: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

Informan VIII

Nama Lengkap : Hasdar Pakiding, S.Pd (HP)

Jenis Kelamin/Usia : Laki-laki/28 Tahun

Agama : Islam

Jabatan : Pelatih Ekstrakurikuler Tapak Suci

Informan IX

Nama Lengkap : Hajar Mardatillah, S.Pd (HM)

Jenis Kelamin/Usia : Perempuan/ 26 Tahun

Agama : Islam

Jabatan : Guru Madrasah Ibtidaiyah

Lampiran II

Pedoman Lembar Observasi Santri

Nilai-nilai Pancasila Kegiatan santri

Nilai Ketuhanan

Shalat berjamaah, mengikuti kegiatan kemasjidan,

shalat tepat waktu, mengaji, memberi salam,

berdo’a sebelum dan sesudah belajar.

Nilai Kemanusiaan

Saling menhargai, tidak membeda-bedakan teman,

bersikap adil, melaksanakan hak dan kewajiban

sebagai santri.

Nilai Persatuan Mengikuti upacara bendera, bergotong royong,

melaksanakan piket harian.

Nilai Kerakyatan

Mengeluarkan pendapat, ikut berpartisipasi dalam

kegiatan masyarakat, bermusyawarah dalam

kegiatan bersama

Page 97: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

Nilai Keadilan Saling tolong menolong, tidak membeda-bedakan

suku, ras, bersikap adil.

Lembar Observasi Pembina

No.

Aspek yang diamati

Penilaian

Ya Tidak

1 Pembina memberikan arahan kepada santri

2 Pembina memberi sanksi kepada santri yang

melanggar

3 Pembina memberikan pembelajaran kepada santri

4 Pembina membimbing santri dalam setiap kegiatan

5

Intrumen Penelitian Wawancara

Pedoman Wawancara Mudir/Kepala Pondok

NO Pertanyaan

1. bagaimana strategi pondok dalam mengimplementasikan pengamalan sila

pancasila dalam pembinaan santri ?

2. Bagaimana peran kepala pondok dan Pembina dalam

mengimplementasikan pengamalan sila pancasila dalam pembinaan santri ?

3. Bagaimana penerapan nilai-nilai pancasila yang diterapkan Pembina

kepada santri ?

4. Apa saja kegiatan santri yang berkaitan dengan nilai-nilai pancasila di

pondok pesantren ?

5. Apa kendala pembina dalam menerapkan nilai-nilai pancasila di pondok

pesantren

6. Apa yang bapak lakukan dalam mengatasi kendala Pembina

mengimplementasikan nilai-nilai pancasila ?

Page 98: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

Pedoman Wawancara Pembina

NO Pertanyaan

1. Bagaimana Penerapan nilai-nilai Pancasila dalam pembinaan santri di

pondok pesantren ?

2. Apa saja kegiatan santri yang berkaitan dengan nilai-nilai pancasila di

pondok pesantren ?

3. Apakah nilai-nilai pancasila sudah diterapkan dengan baik pada santri ?

4. Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang santri yang pulang pergi ?

5. Apa kendala Bapak/Ibu dalam menerapkan nilai-nilai pancasila pada

pembinaan santri ?

6. Upaya apa yang Bapak/Ibu lakukan dalam mengatasi kendala penerapan

sila pancasila dalam pembinaan ?

Page 99: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

Lampiran III

Dokumentasi

Page 100: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

Lingkungan Pondok Pesantren Pembangunan Muhammadiyah Tana toraja

Asrama Putra

Page 101: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

Asrama Putri

Ruang Belajar SMP Pesantren Pembangunan Muhammadiyah Tana Toraja

Page 102: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

Ruangan Belajar SMK Pesantren Pembangunan Muhammadiyah Tana Toraja

Struktur Organisasi Pondok Pesantren Pembangunan Muhammadiyah Tana

Toraja

Page 103: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

Kegiatan santri di Pondok Pesantren Pembangunan Muhammadiyah Tana Toraja

Page 104: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …
Page 105: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …
Page 106: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

Wawancara Peneliti dengan Informan

Page 107: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …
Page 108: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …
Page 109: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …
Page 110: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …
Page 111: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …
Page 112: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …
Page 113: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM POLA …

RIWAYAT HIDUP

Sumarni, Lahir pada tanggal 10 Januari 1997 di

Gandang batu, Kecamatan Gandang Batu Sillanan,

Kabupaten Tana Toraja. Anak ke enam dari delapan

bersaudara dari pasangan, Ayahanda Mustakin Upa’ dan

Ibunda Karia. Penulis masuk sekolah dasar pada tahun

2003 di SDN Lolu dan tamat tahun 2009, kemudian

melanjutkan sekolah di MTsN Palu Selatan pada tahun yang sama dan tamat pada

tahun 2012, kemudian melanjutkan jenjang pendidikan di SMK Pesantren

Pembangunan Muhammadiyah Tana Toraja lulus pada tahun 2015. Pada tahun

2015 penulis melanjutkan pendidikan pada program strata satu (S1) di Universitas

Muhammadiyah Makassar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP),

jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Semasa kuliah penulis aktif

di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Hima Prodi PPKn dan Tapak Suci Putra

Muhammadiyah, dan sekarang sedang dalam proses menyelesaikan program

studi S1.