identifikasi kasus pada pasien resiko perilaku kekerasan

Upload: vinda-astri-permatasari

Post on 11-Oct-2015

87 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

identifikasi kasus, membuat analisa data, membuat perencanaan keperawatan pada kasus resiko perilaku kekerasana keperawatan jiwa

TRANSCRIPT

Konsep Dasar KeperawatanA. PengkajianData Fokus PK dan defisit self-care :1. Faktor predisposisia. Riwayat kelahiran dan tumbuh kembang (biologis).b. Tindakan antisosisal.c. Penyakit yang pernah diderita.d. Gangguan jiwa dimasa lalue. Pengadaan sebelumnya.1) Aspek psikologis : Keluarga, pengasuh, lingkungan klien sangat mempengaruhi respon psiklogis klien. Sikap atau keadaan yang dapat memepengaruhi jiwa amuk adalah: penolakan dan kekerasan dalam kehidupan klien. Pola asuh pada usia anak-anak yang tidak adekuat misalnya tidak ada kasih sayang , diwarnai kekerasan dalam keluarga merupakan resiko gangguan jiwa amuk.2) Aspek sosial budaya : Kemiskinan, konflik sosial budaya, kehidupan terisolasi, disertai strees yang menumpuk, kekerasan dan penolakan.2. Faktor fisika. Identitas : Nama, umur, jenis kelamin, alamat, agama, diagnosa medis, pendidikan dan pekerjaan.b. Keturunan Adalah keluarga berpenyakit sama seperti klien atau gangguan jiwa lainya, jika ada sebutkan.c. Proses psikologisd. Riwayat kesehatan masa lalue. Pemeriksaan fisik1) Fungsi sistem, seperti pernapasan, kardiovaskular, gastrointestinal, genitourineri, integumen dan paru udara.2) Penampilan fisik, berpakaian rapi/tidak rapi, bersih, postur tubuh (kaku, lemah, rileks, lemas). 3. Faktor emosionalKlien merasa tidak aman, merasa terganggu, dendam, jengkel.

4. Faktor mentalCenderung mendominasi, cerewet, kasar, keremehan dan suka berdebat.5. Latihan Menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan, sindiran.

Data Fokus ketidakpatuhan manajemen terapi :1. Sejak kapan putus obat.2. Jenis dan dosis obat yang diminum3. Support sistem dari keluarga4. Lamanya terapi obat yang diberikan oleh dokter5. Motivasi untuk sembuh6. Kemampuan menelan obat7. Adanya riwayat alergi obat

Data fokus ketidakmampuan koping keluarga :1. Hubungan keluarga dengan pasien.2. Peran keluarga dalam pengobatan3. Penerimaan keluarga terhadap gangguan yang dialami pasien.4. Support sistem dari keluarga lain dan lingkungan.

B. Analisis DataDataMasalahPenyebab

Ds: -Do: Kien berbicara kasar Ekspresi wajah tegang Tatapan mata tajam Klien bersikap menyerang jika didekatiRisiko perilaku kekerasanRiwayat ancaman kekerasan

Ds:Keluarga mengatakan pada saat di rumah klien tidak bersedia minum obat.Do: -Ketidkefektifan manajemen kesehatan diriKetidakpatuhan minum obat

Ds: Keluarga mengatakan: klien mengalami perubaha perilaku sejak 2 tahun yang lalu klien memiliki riwayat gangguan yang samaDo: -Ketidakmampuan koping keluargaPenanganan resistensi keluarga terhadap pengobatan yang berubah-ubah

C. Pohon MasalahPerilaku kekerasan

Resiko Perilaku kekerasan

Ketidakpatuhan terhadap pengobatanD. Diagnosa keperawatan 1. Risiko perilaku kekerasan terhadap orang lain berhubungan dengan riwayat ancaman kekerasan.2. Ketidakefektifan manajemen kesehatan diri berhubungan dengan ketidakpatuhan minum obat.3. Ketidakmampuan koping keluarga berhubungan dengan penanganan resistensi keluarga terhadap pengobatan yang berubah-ubah.E. Intervensi KeperawatanDiagnosa 1 : Resiko perilaku kekerasan terhadap orang lain berhubungan dengan riwayat ancaman kekerasan.1. Tujuan umum: klien tidak menciderai orang lain dan diri sendiri2. Tujuan khusus:a. Klien dapat membina hubungan saling percayab. Klien dapat mengenal amarahnyac. Klien dapat mengendalikan emosinyad. Klien dapat dukungan dari keluarganya untuk mengontrol amarahnya.e. Klien dapat memanfaatkan obat sebaik mungkin.3. Kriteria hasila. Klien mampu mendemonstrasikan kemampuan mengendalikan diri seperti relaksasi tubuh.b. Klien mampu memahami situasi yang nyata.c. Klien dapat berpartisipasi dalam program pengobatan.4. Intervensi :a. Dirikansebuah kepercayaan dalam diri klien, seperti: jangan berusaha berdebat/ menentang amuknya, yakinkan klien bahwa dia dalam keadaan aman dan jangan tinggalkan klien sendirian.Rasional: menghindari kecurigaan dan menimbulkan keterbukaan.b. Kaji tingkat kecemasan klienRasional: memperkirakan kemungkinan terjadi kekerasan.c. Kaji persepsi sensori klien yang dapat menimbulkan keinginan melakukan kekerasan.Rasional: memahami isi pikir klien sehingga dapat mengetahui perubahan isi pikir klien.d. Jangan menerima/ mengkritik isi pikir klien yang salah.Rasional: hal tersebut dapat menimbulkan konflik yang dapat menghambat proses interaksi.e. Pertahankan sikap yang tenang terhadap klien.Rasional: ansietas perawat memancing klien lebih agitasi.f. Ajarkan klien latihan relaksasi.Rasional: membantu mengatasi meningkatnya stimulus.g. Kolaborasi dengan tim medis dalam pembrian obat-obatan tranquilizer dan pantau keevektifitasannya dan efek sampingnya.Rasional: sebagai pengontrol prilaku psikosis dan penenang hiperaktivitas.