identifikasi bakteri salmonella sp pada jajanan siomay · 2019. 7. 5. · infeksi yang tinggi yang...

72
IDENTIFIKASI BAKTERI SALMONELLA SP PADA JAJANAN SIOMAY YANG DIJUAL DI PASAR ANDUONOHU KECAMATAN POASIA KOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA KARYA TULIS ILMIAH Dianjukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan Oleh : ROSNANI P00320013131 KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN ANALIS KESEHATAN 2016 i

Upload: others

Post on 12-Feb-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • IDENTIFIKASI BAKTERI SALMONELLA SP PADA JAJANAN SIOMAY

    YANG DIJUAL DI PASAR ANDUONOHU KECAMATAN POASIA

    KOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA

    KARYA TULIS ILMIAH

    Dianjukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan PendidikanDiploma III Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari

    Jurusan Analis Kesehatan

    Oleh :

    ROSNANIP00320013131

    KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

    POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

    JURUSAN ANALIS KESEHATAN

    2016

    i

  • HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

    Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumberbaik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

    Nama : Rosnani

    NIM : P00320013131

    TTL : Barru, 27 September 1995

    Pendidikan : Mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari JurusanAnalis Kesehatan sejak tahun 2013 sampai sekarang.

    Kendari, 18 Juli 2016

    RosnaniP00320013131

    iii

  • HALAMAN PERSETUJUAN

    IDENTIFIKASI BAKTERI SALMONELLA SP PADA JAJANAN SIOMAY

    YANG DIJUAL DIPASAR ANDONUHU KECAMATAN POASIA

    KOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA

    Disusun dan Diajukan Oleh :

    ROSNANIP00320013131

    Telah Mendapat Persetujuan Tim Pembimbing

    Menyetujui :

    Pembimbing I Pembimbing II

    Ruth Mongan,B.Sc.,S.Pd.,M.Pd Reni Yunus, S.Si .,M .Sc NIP.195601041982122001 NIP.198205162014022001

    Mengetahui :

    Ketua Jurusan Analis kesehatan

    Ruth Mongan,B.Sc.,S.Pd.,M.Pd

    iii

  • NIP.195601041982122001

    HALAMAN PENGESAHAN

    IDENTIFIKASI BAKTERI SALMONELLA SP PADA JAJANAN SIOMAY

    YANG DIJUAL DI PASAR ANDUONUHU KECAMATAN POASIA

    KOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA

    Disusun dan Diajukan Oleh:

    ROSNANI

    P00320013131

    Telah Dipertahankan Dihadapan Dewan Penguji

    Pada Tanggal, 21 Juli 2016 Dan Dinyatakan

    Telah Memenuhi Syarat

    Menyetujui

    Masrif Bahrun., SKM., M.Kes1.

    (.............................................................)

    Ruth Mongan, B.Sc.,S.Pd.,M.P2.

    (............................................................)

    Anita Rosanty, S.ST., M.Kes3.

    (............................................................)

    Supiati, STP., MPH4.

    (...........................................................)

    Reni Yunus, S.Si .,M .Sc 5.

    (...........................................................)

    iii

  • Mengetahui

    Ketua Jurusan Analis kesehatan

    Ruth Mongan,B.Sc.,S.Pd.,M.PdNIP.195601041982122001

    RIWAYAT HIDUP

    Identitas DiriI.

    Nama : Rosnani1.

    Tempat /Tanggal Lahir : Barru, 27 September 19952.

    Jenis Kelamin : Perempuan3.

    Agama : Islam4.

    Suku / Bangsa : Bugis/ Indonesia5.

    Alamat : Tumbuh Subur, Desa Toburi Kec. Poleang6.

    Utara Kabupaten Bombana

    Jenjang PendidikanII.

    Sekolah Dasar Negeri 1 Toburi, Tamat Tahun 20071.

    iii

  • Sekolah Lanjut Tingkat Pertama Negeri 4 Poleang Timur Tamat Tahun2.

    2010

    Sekolah Menegah Atas Negeri 10 Bombana Tamat Tahun 20133.

    Terdaftar Sebagai Mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari4.

    Tahun 2013 S/D 2016.

    MOTTO

    Tidak ada kata menyerah sebelum bertanding

    Lebih baik mencoba dari pada tidak sama sekali

    Kesempatan hanya datang satu kali, begitu juga kepercayaan.

    Ikhtiar menuju tawakal, dan berakhir keterharuan atas kesabaran

    Keberhasilan tidak datang secara tiba – tiba, tapi karena usaha, kerja kerasdan dilandasi dengan doa dan restu dari orang tua.

    Kupersembahkan untuk Almamaterku

    Ayah dan ibunda tercinta

    Keluargaku tersayang

    Doa Dan Nasehat Untuk Menunjang Keberhasilanku

    iii

  • ABSTRAK

    ROSNANI (P00320013131) Identifikasi bakteri Salmonella sp padaJajanan Siomay yang di jual Di Pasar Anduonuhu Kecamatan PoasiaKota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. dibimbing oleh Ibu RuthMongan, dan Ibu Reni Yunus. (xii + 52 halaman + 3 gambar + 6 tabel +9 lampiran). Sumber infeksi makanan dan minuman yang terkontaminasi,Terdapat berbagai macam mikroorganisme yang dapat mencemari makanan,diantaranya adalah Salmonella sp. Salmonellosis merupakan salah satu penyakityang dapat dipindahkan melalui makanan, terutama makanan yang mengalamikesalahan dalam penanganan. Rumusan masalah dalam penelitian ini apakahterdapat Bakteri Salmonella sp pada Jajanan Siomay yang dijual di PasarAndonuhu. Tujuan penelitian yaitu mengindentifikasi bakteri Salmonella sppada jajanan siomay yang dijual di Pasar Anduonuhu. Variabel penelitian yaitujajanan siomay. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriftif, yang dilakukanpada tanggal 28 juni - 01 juli 2016. Populasi dari penelitian adalah seluruhjajanan siomay yang dijual oleh 10 penjual siomay di Pasar Anduonohu.Sampelpenelitian berjumlah 10 sampel, yang diambil secara total sampling. metodeyang digunakan adalah pour plate (cawan tuang). Hasil pemeriksaanmenunjukan bahwa terjadi kekeruhan pada 10 sampel yang diinokulasi padamedia BHIB, terdapat 7 koloni yang tumbuh yang diinokulasi pada media SSA,dan terdapat 7 bakteri gram negatif yang diamati dibawa mikroskop perbesaran100x. Jenis bakteri yang ditemukan adalah bakteri Salmonella sp pada 7 sampelsiomay. Dapat disimpulkan bahwa 7 (70%) dari 10 sampel tercemar bakteriSalmonella sp. Disarankan untuk masyarakat umum untuk lebih teliti sebelummengkomsumsi makanan, bagaimana keadaan lingkungan serta penyimpananpada wadah tertutup untuk mencegah adanya kontaminasi bakteri.

    Kata kunci : Salmonella sp dan jajanan siomay

    Daftar Pustaka : 30 literatur (1986- 2015)

    KATA PENGANTAR

    i

  • Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu’ alaikum Wr. Wb

    Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat

    rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

    ini dengan judul “Identifikasi Bakteri Salmonella sp Pada Jajanan Siomay Yang

    Dijual Di Pasar Anduonuhu Kecamatan Poasia Kota Kendari Provinsi Sulawesi

    Tenggara. Penelitian ini disusun dalam rangka melengkapi salah satu syarat untuk

    menyelesaikan pendidikan program Diploma III (D III) pada Politeknik Kesehatan

    Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan.

    Rasa hormat, terimakasih dan penghargaan yang sebesar – besarnya kepada

    ayah dan ibu tercinta atas semua bantuan moril maupun materil, motivasi,

    dukungan dan cinta kasih yang tulus serta doanya demi kesuksesan studi yang

    penulis jalani selama menuntut ilmu sampai selesainya karya tulis ini. Proses

    penulisan karya tulis ini telah melewati perjalanan panjang, dan penulis banyak

    mendapatkan petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada

    kesempatan ini penulis juga menghaturkan rasa terima kasih kepada ibu Ruth

    Mongan,B.Sc.,S.Pd.,M.Pd selaku pembimbing I dan ibu Reni Yunus, S.Si .,M .Sc

    selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, kesabaran dalam

    membimbing dan atas segala pengorbanan waktu dan pikiran selama menyusun

    karya tulis ini. Ucapan terima kasih penulis juga tunjukan kepada :

    Bapak Petrus, SKM., M.Kes. selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari1.

    Kepala Kantor Badan Riset Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara yang telah2.

    memberikan izin untuk penelitian.

    Ibu Ruth Mongan, B.Sc.,S.Pd.,M.Pd. Selaku Ketua Jurusan Analis3.

    Kesehatan

    Bapak Masrif Bahrun., SKM., M.Kes, ibu Anita Rosanty, S.ST., M.Kes4.

    dan ibu Supiati, STP., MPH. Terimakasih atas masukan, saran dan kritik

    selama menguji.

    Kepala kecamatan Poasia yang telah memberikan izin untuk melakukan5.

    penelitian ini.

    iii

  • Bapak dan Ibu dosen Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Analis6.

    Kesehatan serta seluruh staf dan karyawan atas segalah fasilitas dan

    pelayanan akademik yang diberikan selama penulis menuntut ilmu.

    Buat kedua orang tuaku, yang telah mengasuh, mendidik, merawat,7.

    membesarkan, memotivasi dan mendoakan penulis sehingga dapat

    menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, serta saudaraku Irma kususma yang

    telah membantu dan memberikan support.

    Buat seluruh teman – teman seangkatanku yang tidak dapat disebutkan8.

    namanya satu persatu.

    Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam terselesainya9.

    karya tulis ilmiah ini.

    Penulis menyadari sepenuhnya dengan segala kekurangan dan keterbatasan

    yang ada penulis, sehingga bentuk dan isi Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari

    kesempurnaan dan masih terdapat kekeliruhan, dan kekuranagan. Oleh karena itu

    dengan kerendahan hati penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang

    sifatnya membangun dari semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis ini.

    Akhir kata, semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi

    pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian selanjutnya.

    Wassalamu’alaikum Wr. Wb

    Kendari, juli 2016

    Peneliti

    iii

  • DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL i

    HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS.................................. ii

    HALAMAN PERSETUJUAN iii

    HALAMAN PENGESAHAN............................................................... iv

    RIWAYAT HIDUP............................................................................... . v

    MOTTO................................................................................................... vi

    ABSTRAK ..... vii

    KATA PENGANTAR viii

    DAFTAR ISI ix

    DAFTAR GAMBAR ..............................................................................x

    DAFTAR TABEL...................................................................................xi

    DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................xii

    BAB I PENDAHULUANLatar Belakang 1A.Rumusan Masalah 4B.Tujuan Penelitian 4C.Manfaat Penelitian 4D.

    BAB II TINJAUAN PUSTAKATinjauan Tentang Jajanan Siomay..................... 5A.Tinjauan Tentang Bakteri..................... 9B.Tinjauan Tentang Bakteri Salmonella sp......................... 12C.Tinjauan Tentang Media Pertumbuhan bakteri................ 21D.

    BAB III KERANGKA KONSEPDasar Pemikiran 25A.Kerangka Pikir 26B.Variable Penelitian 27C.Defenisi Operasional 27D.

    iii

  • BAB IV METODE PENELITIANJenis Penelitian 32A.Tempat dan Waktu Penelitian 32B.Populasi dan Sampel 32C.Prosedur Pengumpulan Data 33D.Instrumen Penelitian 33E.Jenis Data 42F.Pengolahan Data ............ 42G.Analisis Data ....................................................................42H.Penyajian Data..................................................................43I.Etika penelitian ...... 43J.

    BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANHasil Penelitian 44A.Pembasahan 48B.

    BAB VI PENEUTUPKesimpulan 52A.Saran 52B.

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

    DAFTAR GAMBAR

    iii

  • HalamanGambar 1. Struktur Bakteri 11

    Gambar 2. Bentuk-bentuk Bakteri 11

    Gambar 3. Bakteri Salmonella sp 14

    iii

  • DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 2.1. Penyakit yang disebabkan oleh salmonella sp 18

    Tabel 4.1 Instrumen Penelitian 34

    Tabel 4.2 Bahan Penelitian 36

    Tabel 5.1 Hasil pemeriksaan sampel siomay pada media BHIB 45

    Tabel 5.2 Hasil identifikasi bakteri pada media SSA 46

    Tabel 5.3 Pengamatan pada pewarnaan gram 47

    iii

  • DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 : Surat Permohonana Izin Penelitian Dari Jurusan AnalisKesehatan

    Lampiran 2 : Surat Permohonana Izin Penelitian Dari Poltekkes KemenkesKendari

    Lampiran 3 : Surat Permohonana Izin Penelitian Dari Badan Riset

    Lampiran 4 : Surat Izin dari PDA Pasar Kota Kendari

    Lampiran 5 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

    Lampiran 6 : Hasil Penelitian

    Lampiran 7 : Lembar Observasi

    Lampiran 8 : Tabulasi Data

    Lampiran 9 : Master Tabel

    Lampiran 10 : Surat Keterangan Bebas Pustaka

    Lampiran 11 : Dokumentasi

    iii

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    Latar BelakangA.

    Kesadaran masyarakat mengenai kebersihan makanan merupakan hal yang

    perlu diperhatikan, karena makanan atau minuman yang mengandung bahan

    tercemar bila dikonsumsi akan menyebabkan Penyakit bawaan makanan.

    Penyakit bawaan makanan (Foodborne disease) adalah penyakit yang di

    timbulkan oleh makanan yang terkontaminasi (Arlita Y, dkk, 2013: 2).

    Volk dan Wheller (1993) menyatakan bahwa foodborne disease yang

    disebabkan oleh bakteri dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu infeksi

    makanan dan keracunan makanan. Infeksi makanan terjadi karena konsumsi

    makanan mengandung bakteri hidup yang mampu bersporulasi di dalam usus

    dan menimbulkan penyakit. Sedangkan keracunan makanan diakibat kan

    masuknya toksin atau substansi beracun yang disekresi ke dalam makanan.

    Indonesia merupakan negara berkembang dengan angka kejadian penyakit

    infeksi yang tinggi yang di dominasi oleh infeksi saluran nafas dan infeksi

    saluran cerna, kemudian infeksi lainnya seperti infeksi saluran kemih,

    kulit, bahkan infeksi sistemik. Salah satu faktor yang meningkatkan

    kemungkinan terjadinya infeksi adalah kecenderungan untuk tidak menjaga

    kebersihan, terutama dalam masalah makanan dan minuman (Wijaya, 2011)

    Sumber infeksi makanan dan minuman yang terkontaminasi. Berikut

    merupakan sumber infeksi seperti air, susu, kerang, telur, daging dan produk

    daging, pewarna hewani dan hewan peliharaan. Terdapat berbagai macam

    mikroorganisme yang dapat mencemari makanan, diantaranya adalah

    Salmonella sp. Bakteri ini merupakan agen penyebab bermacam-macam infeksi,

    mulai dari gastroenteritis yang ringan sampai dengan bakteremia disertai demam

    tifoid. Salmonellosis merupakan salah satu penyakit yang dapat dipindahkan

    melalui makanan, terutama makanan yang mengalami kesalahan dalam

    iii

  • penanganan. Keadaan ini akan memberikan kesempatan pada mikroorganisme

    untuk tumbuh dan berpindah ke manusia pada waktu memakannya. Pada tahun

    terakhir ini, peranan Salmonella sp sebagai agen penyebab Food Borne Disease

    menjadi perhatian dunia, karena peningkatan kejadian salmonellosis baik pada

    hewan maupun manusia (Narumi E, 2009: 87).

    Resiko penularan mikroorganisme dapat terjadi, apabila pengolahan

    makanan yang tidak bersih, hal ini dapat menjadi awal mula terdapatnya

    mikroba pada makanan. Berdasarkan UU Makanan No. 7 tahun 1996,

    keamanan makanan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah

    makanan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat

    mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia. Bakteri dalam

    makanan/minuman diakibatkan oleh penjualan makanan yang tidak

    memperhatikan kebersihan dan keamanannya (Arlita Y, dkk, 2013: 2).

    Dari data Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan pangan oleh BPOM

    tahun 2011 menunjukkan bahwa telah terjadi 128 KLB keracunan pangan di

    Indonesia, 38 kasus (29,69%) KLB keracunan pangan tersebut diakibatkan oleh

    cemaran mikroba, 19 kasus (14,84%) akibat keracunan cemaran kimia, dan 71

    kasus (55,47%) tidak diketahui penyebabnya (Putriana,dkk.2012: 2)

    Pada sebuah penelitian di laporkan bahwa Di Indonesia pada tahun 2000,

    kasus infeksi Salmonella sp berjumlah 1.487 orang pada usia dewasa dan 3.310

    orang pada semua usia. Kasus penyakit tifus pada tahun 2013 dipuskesmas

    poasia yaitu 664 kasus (profil puskesmas poasia, 2013).

    Jajanan siomay merupakan salah satu makanan yang dijual dipinggir jalan,

    kemungkinan dapat tercemar oleh bakteri yang dapat membahayakan kesehatan.

    Siomay adalah salah satu makanan jajanan yang bebahaan dasar daging ikan,

    bawang putih, bawang merah, merica, tepung kanji, tepung terigu, garam, air

    dan berbentuk bulat seperti bakso. Siomay disajikan dengan bumbu kacang yang

    dibuat dari kacang tanah, yang digoreng dan dihaluskan kemudian diencerkan

    dengan air. Bumbu untuk saus kacang antara lain cabai merah, bawang putih,

    gula pasir, saus tomat, asam jawa, garam, dan cuka. Jajanan siomay merupakan

    salah satu makanan yang banyak diminati oleh masyarakt tanpa memperhatikan

    iii

  • kebersihan makanan tersebut. Makanan yang tidak bersih dapat terkontaminasi

    oleh berbagai mikroorganisme diantaranya adalah bakteri Salmonella sp.

    Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri yang sangat patogen pada manusia

    yang menyebabkan penyakit salmonellossis. Salmonellosis di akibatkan oleh

    makanan yang tercemar oleh Salmonella sp yang dikonsumsi oleh manusia.

    Salmonellosis ditandai dengan gejala demam yang timbul secara akut, nyeri

    abdominal, diare, dan terkadang muntah. Kurangnya higienis dan sanitasi jajanan

    siomay yang dijual di Pasar Andonuhu memungkinkan kontaminasi bakteri

    Salmonella sp ( Adin S, 2015).

    Media BHIB (Brain-Heart infusion Broth) adalah media penyubur yang

    berguna untuk pertumbuhan berbagai macam bakteri baik bentuk cair maupun

    agar. Media SSA (Salmonella Shigella Agar) Penggunaan media SSA lebih

    khusus untuk basil gram negatif patogen enterik, sehingga dipakai untuk isolasi

    dari spesimen tinja terutama Salmonella Shigella, Pewarnaan gram betujuan

    untuk membedakan bakteri gram negatif dan bakteri gram positif. Berdasarkan

    hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wahab A( 2011) didapatkan

    hasil positif mengandung bakteri pada jajanan siomay yang dijual dibeberapa

    pasar tradisional dikota kendari dengan presentase hasil positif (+) 75% dan

    negatif 25%. Analisis mikrobiologi penting dalam menentukan keamanan dan

    kualitas dari suatu makanan, oleh sebab itu pada penelitian ini dimaksudkan

    untuk menilai keberadaan bakteri Salmonella sp pada makanan Jajanan siomay

    yang dijual di Pasar Anduonuhu.

    iii

  • Rumusan MasalahB.

    Apakah terdapat Bakteri Salmonella sp Pada Jajanan Siomay Yang Dijual

    Di pasar Andonuhu Kecamatan Poasia Kota Kendari Provinsi Sulawesi

    Tenggara?

    Tujuan PenelitianC.

    Tujuan umum1.

    Untuk mengindentifikasi bakteri Salmonella sp pada jajanan siomay yang

    dijual di Pasar Anduonuhu Kecamatan Poasia Kota Kendari Provinsi Sulawesi

    Tenggara.

    Tujuan khusus2.

    Untuk mengamati kekeruhan yang terjadi pada media BHIB (Brain Heartha.

    Infusion Broth).

    Untuk mengamati ciri koloni yang tumbuh pada media SSAb.

    (Salmonella-Shigella Agar).

    Untuk mengamati bakteri gram negatif pada pewarnaan gram yang diamatic.

    dibawah mikroskop perbesaran 100 x dengan oilmersi.

    Manfaat PenelitianD.

    Manfaat bagi masyarakat adalah sebagai tambahan informasi bagi1.

    masyarakat / konsumen agar dapat memilih jajanan yang akan dikomsumsi.

    Manfaat bagi peneliti adalah untuk mengetahui cemaran bakteri Salmonella2.

    sp pada jajanan siomay dan menambah ilmu pengetahuan.

    Manfaat bagi Institusi adalah untuk Menambah referensi akademik3.

    Manfaat bagi peneliti selanjutnya adalah sebagai bahan informasi dan bahan4.

    acuan penelitian selanjutnya.

    iii

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Tinjauan Umum Tentang jajanan siomayA.

    Makanan jajanan merupakan makanan dan minuman yang diolah oleh

    pengrajin makanan di tempat penjualannya atau disajikan sebagai makanan siap

    santap untuk dijual (Depkes RI, 2003). Makanan jajanan yang dijual oleh

    pedagang kaki lima, menurut Food and Agriculture Organization (FAO)

    didefisinikan sebagai makanan dan minuman yang dipersiapkan atau dijual oleh

    pedagang kaki lima di jalanan dan di tempat-tempat keramaian. Umumnya

    jajanan yang dijual langsung dimakan atau dikonsumsi tanpa pengolahan atau

    persiapan lebih lanjut.

    Siomay adalah salah satu makanan jajanan yang bebahaan dasar daging ikan

    bawang putih, bawang merah, merica, tepung kanji, tepung terigu, garam, air

    dan berbentuk bulat seperti bakso.

    Cara pembuatan siomay

    Daging ikan dihaluskan terlebih dahulu1.

    Kemudian dicampurkan dengan tepung kanji, tepung terigu , air dan bahan2.

    lainnya yang sudah halus.

    Kemudian diaduk sampai adonan menjadi kalis dan tercampur merata ,3.

    kemudian bentuk adonan menjadi bulat seperti bakso menggunakan tangan.

    Setelah semuanya telah selesai kukus adonan tersebut sampai matang (Adin4.

    S, 2015).

    Sioamy adalah makanan dengan siraman bumbu kacang yang biasa

    dikomsumsi oleh masyarakat diindonesia. Siomay mengandung energi

    sebesar 162 kilokalori, protein 7,5 gram, karbohidrat 24,4 gram, lemak 3,8

    gram, kalsium 3,56 miligram dan zat besi 2,41 miligram yang didapat dari

    170 gr siomay .

    iii

  • Siomay diindonesia disajikana dengan bahan pelengkap seperti :

    kentang, pare, tahu,kol dan telur dan dihidangkan dengan siraman saus

    kacang yang dibuat dari kacang tanah, cabai merah, bawang putih, gula pasir,

    saus tomat, garam, yang dihaluskan dan diencerkan dengan air. Selain itu

    didalam bahan- bahan siomay seperti kentang, pare, tahu,kol dan telur juga

    mempunyai kandugan gizi yang diperlukan oleh tubuh.

    Kentang mengandung energi sebesar 83 kilokalori, protein 2 gram,a.

    karbohidrat 19,1gram, lemak 0,1gram, kalsium 11 miligram, fosfor 56

    miligram, dan zat besi 1 miligram. Selain itu kentang juga mengandung

    vitamin B1 0,11miligram dan vitamin C 17 miligram, yang diperoleh dari

    100 gram kentang.

    Pare mengandung energi sebesar 29 kilokalori, protein 1,1 gram,b.

    karbohidrat 6,6 gram, lemak 0,3 gram, kalsium 45 miligram, fosfor 64

    miligram, dan zat besi 1 miligram, vitamin A 180 IU, vitamin B1 0,08

    miligram, dan vitamin C 52 miligram yang diperoleh dari 100 gram pare.

    Tahu adalah bahan makanan dengan bahan dasar kacang kedelai, tahuc.

    mengandung energi sebesar 68 kilokalori, protein 7,8gram, karbohidrat

    1,6 gram, lemak 4,6 gram, kalsium 124 miligram, fosfor 63 miligram, dan

    zat bezi 1 miligram. Selain itu tahu juga mengandung vitamin B1 0,06

    miligram dengan 100 gram tahu.

    Kol mengandung energi 25 kilokalori, lemak 0,1gram, karbohidrat 4,97d.

    gram, protein 1,92 gram, vitamin C 48,2 miligram, zat besi 0,42 miligram,

    vitamin B9 57mcg, vitamin E 0,08 miligram, vitamin K 15,5 mcg, thiamin

    0,05 miligram dari 100 gram kol.

    Telur mengandung energi 162 kilokalori, protein 12,8 gram, lemak 11,5e.

    gram, karbohidrat 0,7 gram, thiamin 0,10 miligram, vitamin A 900

    miligram dari 100gram telur (Azzamy, 2015).

    iii

  • Adapun unsur unsur gizi yang berperan di dalam siomay yang terbuat dari

    jenis ikan laut maupun ikan air tawar :

    Protein1.

    kandugan protein ikan lebih tinggi dari protein kacang-kacangan, setara

    dengan daging, sedikit dibawah telur.

    Lemak2.

    Asam lemak ikan merupakan asam lemak essensial yang sifatnya tidak

    jenuh. Asam lemak tidak jenuh sangat bermanfaat untuk

    mempertahankan kesehatan tubuh dan menjaga kestabilan kadar

    kolestrol.

    Vitamin3.

    Terdapat macam- macam vitamin dalam ikan yaitu : vitamin A, banyak

    terdapat pada minyak hati ikan bermanfaat mencegah kebutaan pada

    anak, vitamin D-selain terdapat dalam ikan, juga pada telur serta minyak

    hati ikan. Vitamin ini penting bagi pertumbuhan dan kekuatan tulang.

    Vitamin B6 membantu metabolisme asam amino dan lemak serta

    mencegah anemia dan kerusakan syaraf, vitamin B12 bermanfaat dalam

    pembentukan sel-sel darah merah, membantu metabolisme lemak, dan

    melindungi jantung juga kerusakan syaraf.

    Mineral4.

    Zat besi membantu mencegah terjadinya anemia, Yodium mencegah

    terjadihnya penyakit gondok dan membantu pertumbuhan anak serta

    meningkatkan kecerdasan (Wahab, A, 2011: 9-10).

    Bumbu kacang atau saus kacang berbahan kacang tanah yang

    digoreng, dihaluskan dan dicampur bahan lain seperti cabai merah,

    bawang putih, gula pasir, saus tomat, garam, yang dihaluskan dan

    diencerkan dengan air. Bumbu kacang adalah salah satu ciri khan

    masakan indonesia yang digunakan diberbagai jenis masakan seperti

    sate, gado-gado, siomay, pecel dan ketoprak. Bumbu kacang atau saus

    kacang disiramkan diatas bahan utama ( siomay) untuk menambah cita

    rasa. Kacang tanah (arachis hypogaea L) adalah tanaman

    iii

  • polong-polongan yang dibudidayakan, serta menjadi kacang-kacangan

    kedua terpenting setelah kedelai diindonesia. Tanaman yang berasal dari

    benua Amerika ini tumbuh secara perdu setinggi 30 hingga 50 cm.

    Kacang tanah adalah bahan makanan tumbuh-tumbuhan yang biasa

    dikomsumsi oleh masyarakat indonesia. Kacang tanah mengandung

    energi sebesar 525 kilokalori, protein 27,9 gram, karbohidrat 17,4 gram,

    lemak 42,7 gram, kalsium 315 miligram, fosfor 456 miligram, zat besi

    5,7 miligramdan B1 0,44 miligram yang diperoleh dari 100 gram kacang

    tanah (Azzamy, 2015).

    Terdapat berbagai macam mikroorganisme yang dapat mencemari

    makanan, diantaranya adalah Salmonella sp. Bakteri Salmonella sp

    masuk kedalam tubuh kita melalui makanan atau minuman yang

    tercemar. Pencemaran bisa terjadi melalui orang yang mempersiapkan

    makanan (karena tangannya kotor), air yang digunakan sudah

    terkontaminasi, akibat makanan masih kurang matang, kondisi tempat

    penjualan yang kurang bersih (udara terkontaminasi dengan bakteri) dan

    makanan yang dihinggapi lalat pembawah kuman. Bakteri Salmonella sp

    merupakan penyebab penyakit asal makanan, penyakit asal makanan

    yang disebarkan melalui makanan terjadi karena mikroorganisme yang

    terdapat dalam makanan masuk kedalam usus dan menginfeksi inang

    sehingga menyebabkan penyakit asal makanan. Jajanan siomay yang

    terkontaminasi oleh mikroorganisme dapat menyebabkan penyakit asal

    makanan.

    Salmonellosis merupakan salah satu penyakit yang dapat dipindahkan

    melalui makanan, terutama makanan yang mengalami kesalahan dalam

    penanganan. Keadaan ini akan memberikan kesempatan pada

    mikroorganisme untuk tumbuh dan berpindah ke manusia pada waktu

    memakannya. Salmonella sp yang tertelan akan mencapai usus halus,

    dari usus halus salmonella sp memasuki saluran limfatik kemudian

    masuk kealiran darah. Salmonella sp dibawah keberbagai organ oleh

    darah, salah satunya usus. Organisme tersebut memperbanyak diri

    iii

  • dijaringan limfoid usus dan diekskresikan dalam feses. Batas maksimun

    cemaran bakteri Salmonella sp pada makanan adalah negatif (Narumi E,

    2009: 87).

    Tinjauan Umum Tentang BakteriB.

    Definisi Bakteria.

    Istilah bakteri berasal dari kata ’’bakterion’’(bahasa yunani) yang berarti

    tongkat atau batang. Istilah bakteri ini sekarang banyak dipakai untuk tiap

    mikroba yang bersel satu (Adam S, 1992: 17).

    Bakteri pertama kali ditemukan oleh Anthony Van Leeuwenhoek pada tahun

    1674 dengan menggunakan mikroskop buatannya sendiri. Bakteri adalah

    organisme yang jumlahnya paling banyak dan tersebar luas dibandingkan

    dengan organisme yang lainnya. Bakteri adalah organisme prokariotik,

    uniseluler, nukleoid atau tidak memiliki membran inti, tidak berklorofil,

    saprofit atau parasit, dan melakukan pembelahan biner. Bakteri sebagai

    makhluk hidup tentu memiliki informasi genetik berupa DNA, tapi tidak

    terlokalisasi dalam tempat khusus dan tidak ada membran inti (Harti, 2012:

    9).

    Morfologi dan Struktur Bakterib.

    Morfologi1.

    Bakteri mempunyai ukuran hanya beberapa mikron sehingga

    tidak dapat dilihat dengan kasat mata. Satuan ukuran bakteri tubuh

    bakteri adalah micrometer atau micron.Bakteri yang biasa diteliti di

    laboratorium kebanyakan berukuran antara 0.5-2 µm lebarnya dan 1-5

    µm panjangnya, dan bakteri memiliki berat jenis 1,05 – 1,1 g cm 3 dan

    dapat berat sekitar 10 12 g sebagai partikel kering, ukuran actual

    tergantung dari laju pertumbuhan, media tumbuh dan sebagainya

    (Nurhidayat dkk, 2006: 16).

    iii

  • Struktur bakteri2.

    Dinding Sel : Terdiri dari lapisan peptidoglikan, berfungsi untuka.

    menjaga tekanan osmotik, pembelahan sel, biosintesis, determinan

    antigen permukaan bakteri. Pada bakteri Gram-negatif, salah satu

    lapisan dinding sel mempunyai aktivitas endotoksin yang tidak spesifik,

    yaitu lipopolisakarida yang bersifat toksik.

    Kapsul : Disintesis dari polimer ekstrasel yang berkondensasi danb.

    membentuk lapisan disekeliling sel, sehingga bakteri lebih tahan

    terhadap efek fagositosis.

    Sitoplasma : Tidak mempunyai mitokondria atau kloroplas, sehinggac.

    enzim-enzim untuk transport elektron bekerja di membran sel.

    Membran Sitoplasma : Terdiri dari fosfolipid dan protein. Berfungsid.

    sebagai transport bahan makanan, tempat transport elektron,

    biosintesis DNA, dan kemotaktik.

    Pili/fimbriae : Berperan dalam adhesi bakteri dengan sel tubuh hospese.

    dan konjugasi dua bakteri.

    Flagel : Berbentuk seperti benang, yang terdiri dari protein berukuranf.

    12-30 nanometer. Flagel adalah alat pergerakan. Protein flagel disebut

    flagelin.

    Ribosom: ribosom adalah organel-organel kecil yang tersebar dalamg.

    sitoplasma dan berfungsi dalam sintesis protein (Irnangningtyas, 2013:

    125-128).

    iii

  • Gambar 2.1 Struktur bakteri (Harti, 2012: 12)

    Bentuk Sel Bakteric.

    Ada tiga macam bentuk dasar sel bakteri, yaitu :

    Bulat (kokus)a.

    Kokus : Diplococcus (dua-dua), Tetracoccus = gafkya (empat-empat),

    sarcina (8 atau kubus), Streptococcus (seperti rantai), Staphylococcus

    (bergerombol seperti buah anggur).

    Gambar 2.2 Bentuk-bentuk bakteri (Pratiwi S, 2008: 23)

    iii

  • Batang (basil)b.

    Batang : Streptobasil (berderet), Diplobasil (dua-dua).

    Gambar 2.3 Bentuk-bentuk bakteri (Pratiwi S, 2008: 23)

    Lengkung atau koma (spiral)c.

    Bakteri umumnya monomorphic, karena faktor lingkungan

    Gambar 2.4 Bentuk-bentuk bakteri (Pratiwi S, 2008: 23)

    Patogenitas Sel Bakterid.

    Patogenitas infeksi pada suatu bakteri adalah mulai dari awal proses

    infeksi sampai mekanisme timbulnya tanda-tanda atau gejala suatu penyakit

    pada seseorang. Ciri-ciri bakteri yang bersifat patogen yaitu mempunyai

    kemampuan untuk melekat pada sel inang, dapat menginvasi sel inang dan

    jaringan, mempunyai kemampuan untuk meracuni sel inang dan mampu

    menghindar dari sistem kekebalan sel inang. Beberapa infeksi yang

    iii

  • disebabkan oleh bakteri secara umum dianggap patogen tidak

    menampakkan gejala atau asimptomatik. Penyakit terjadi jika bakteri atau

    reaksi imunologi yang ditimbulkannya menyebabkan suatu bahaya bagi

    seseorang (Sadaki A, 2012: 10).

    Tinjauan Umum Tentang Bakteri Salmonella spC.

    Definisi Identifikasi1.

    Identififkasi adalah penetuan atau penetapan suatu identitas

    sesorang, benda, dan sebagainya (pusat bahasa, 2008: 538).

    Definisi Bakteri Salmonella sp2.

    Bakteri Salmonella sp adalah kuman batang bergerak, gram negatif,

    fakultatif aerob karena habitat aslinya berada didalam usus manusia

    maupun hewan. Secara khas bakteri ini meragikan glukosa dan manosa

    tetapi tidak meragikan laktosa atau sukrosa. Kuman ini sering bersifat

    patogen untuk manusia atau binatang bila masuk melalui mulut terdapat

    lebih dari 2400 serotipe Salmonella sp. Bakteri dikelompokan dalam

    enterobacteriacea. Isolasi dari mikroorganisme salmonella sp pertama

    kali dilaporkan pada tahun 1884 oleh gaffky dengan spesies bacterium

    thyposa. Salmonella sp menjadi bakteri yang paling kompleks

    dibandingkan enterobacteriacea lain, karena bakteri ini memiliki lebih

    dari 2400 serotif dari antigen bakteri ini (Jawetz, dkk, 1986: 299-300).

    iii

  • Gambar 2.5 bakteri Salmonella sp pada pewarnaan gram

    (Yuswananda P, 2010: 20).

    Klasifikasi3.

    Kingdom : Bacteriae

    Fhylum : proteobacteria

    Class : Gamma Prateobacteria

    Ordo : Enterobacteriales

    Family : Enterobacteriaccea

    Genus : Salmonella

    Spesies : Salmonella sp

    (Isyana F, 2010: 15)

    Salmonella sp hanya ada satu spesies tunggal dalam genus salmonella

    enterica yang memiliki subtipe: enterica, salamae, arizonae, diarizonae,

    houtenae, salmonella bongori, dan salmonella typhi. Serotipe dari

    subspesies enterica terlibat pada sebagian besar infeksi pada manusia

    dan hewan (Irianto K, 2014: 75).

    iii

  • Morfologi4.

    Salmonella sp memiliki ukuran 1-3,5µm x 0,5-0,8, berbentuk batang,

    tidak berspora dan sebagian besar isolat bersifat motil dengan flagel

    peritriks (peritrichous flagella). Salmonella sp mudah tumbuh pada

    medium sederhana, tetapi hampir tidak pernah memfermentasikan

    laktosa atau sukrosa. Bakteri ini membentuk asam dan terkadang

    membentuk gas dari glukosa dan manosa. Bakteri ini membentuk asam

    dan terkadang membentuk gas dari glukosa dan manosa. Salmonella sp

    umumnya menghasilkan H2S. Organisme ini dapat bertahan pada air

    yang beku dalam waktu yang lama. Bakteri ini resisten terhadap bahan

    kimia tertentu (brilliant green, sodium tetrathionat dan sodium

    deoxycholate) yang menghambat pertumbuhan bakteri enterik lain

    (Jawezt, dkk, 2013: 232).

    Patogenesis5.

    Pencemaran dan penyebaran infeksi dari bakteri Salmonella dapat

    datang dari feses hewan atau manusia yang berhubungan dengan

    makanan selama pemrosesannya atau panen. Dari hasil yang tersedia

    dari U.S. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) atau

    FDA, sumber-sumber langsung yang berpotensi dari Salmonella adalah

    hewan-hewan peliharaan seperti kura-kura, anjing, kucing, hewan

    ternak, dan manusia yang terinfeksi. Menurut penelitian-penelitian di

    seluruh dunia, para ahli menyarankan sumber-sumber makanan, air,

    atau sumber-sumber lain dari pencemaran mengandung jumlah yang

    besar dari bakteri. Meskipun asam lambung manusia dapat mengurangi,

    menguras sedikit dan membunuh infeksi Salmonella sp, masih ada

    beberapa bakteri-bakteri dapat lolos ke dalam usus besar maupun usus

    kecil, dan kemudian melekat dan menembus sel-sel dalam tubuh

    manusia. Sumber infeksi adalah makanan dan minuman yang

    terkontaminasi Salmonella sp. Berikut merupakan sumber infeksi

    seperti air, susu, kerang, telur yang dikeringkan atau dibekukan, daging

    dan produk daging, pewarna hewani.

    iii

  • Salmonella typhi, salmonella choleraesuis dan mungkin juga

    salmonella paratyphi A dan salmonella Paratyphi B terutama

    menginfeksi manusia, dan infeksi oleh organisme tersebut menunjukan

    sumber infeksi dari manusia. Namun, sebagian besar salmonella sp

    bersifat patogen terutama bagi hewan yang menjadi reservoar infeksi

    pada manusia : unggas, babi, hewan pengerat, hewan ternak, hewan

    peliharaan dan lain sebagainya.

    Organisme ini hampir selalu masuk melalui jalur oral, biasanya

    melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi. Dosis infektif rata

    –rata untuk menimbulkan infeksi klinis atau subklinis pada manusia

    adalah 105 -108 Salmonella sp. Faktor dalam pejamu yang berperang

    dalam perlawanan infeksi Salmonella antara lain: keasaman lambung,

    flora mikroba usus normal, dan imunitas lokal pada usus (Jawezt, dkk,

    2013: 233).

    Salmonella sp dapat menimbulkan penyakit pada tubuh manusia

    yang disebut dengan salmonellossis. Salmonellosis di akibatkan oleh

    makanan yang tercemar oleh Salmonella sp dikonsumsi oleh manusia.

    Salmonellosis ditandai dengan gejala demam yang timbul secara akut,

    nyeri abdominal, diare, dan terkadang muntah. Secara klinis Salmonella

    di bedakan menjadi dua macam yaitu Salmonella tifoid yang

    menyebabkan demam enterik atau demam tifoid dan Salmonella non

    tifoid yang menyebabkan gastro enteritis (Yuswananda P. 2015: 6).

    Salmonella menyebabkan tiga macam penyakit utama pada manusia,

    tetapi sering juga ditemukan bentuk campuran.

    Demam enterik ( Demam tipoid)a.

    Gejalah ini terutama ditimbulkan oleh S typhi, S paratyphi A dan S

    schottmulleri. Salmonella sp yang tertelan akan mencapai usus halus,

    dari usus halus salmonella sp memasuki saluran limfatik kemudian

    masuk kealiran darah. Salmonella sp dibawah keberbagai organ oleh

    darah, salah satunya usus. Organisme tersebut memperbanyak diri

    dijaringan limfoid usus dan diekskresikan dalam feses.

    iii

  • Setelah periode inkubasi selama 10-14 hari, timbul demam,

    malaise, sakit kepala, konstipasi, bradikardia, dan mialgia. Demam

    sangat tinggi, dan limfa serta hati menjadi besar. Pada beberapa kasus

    terlihat bintik- bintik merah yang berlangsung sebentar. Jumlah sel

    darah putih normal atau rendah. Pada masa sebelum ditemukan

    antibiotik, komplikasi utama demam enterik adalah perdarahan dan

    perporasi usus, dan angka kematian mencapai 10-15%. Pengobatan

    dengan antibiotik telah mengurangi angka kematian kurang dari 1%.

    Bakteremia dengan lesi fokalb.

    Kondisi umumnya disebabkan oleh S. Choleraesuis, tetapi dapat juga

    disebabkan oleh setiap serotipe Salmonellasp. Setelah infeksi oral,

    terjadi invasi dini kealiran darah ( dapat disertai lesi fokal di paru,

    tulang, selaput otak dan sebagainya), tetapi sering tanpa manifestasi

    disaluran cerna (usus).

    Enterokolitis ( Gastroenteritis )c.

    Enterokolitis merupakan gejala yang paling sering dari infeksi

    Salmonella sp. Di Amerika Serikat, Salmonella Typhimurium dan

    Salmonella Enteritidis merupakan penyebab utama, tetapi

    enterokolitis dapat disebabkan oleh setiap jenis, lebih dari 1.400,

    serotipe grup I Salmonella sp. 8 hingga 24 setelah tertelannya

    Salmonella sp, timbul mual, nyeri kepala, muntah, dan diare hebat,

    dengan sejumlah kecil leukosit dalam feses. Biasanya terdapat demam

    ringan, tetapi umumnya reda dalam 2-3 hari (Jawezt, dkk, 2013:

    234).

    Masa inkubasi

    Demam Enterik Septikemia Enterokolitis

    (gastroenteritis)

    7-20 hari Bervariasi 8-48 jam

    iii

  • Permulaan

    penyakit

    Lambat Mendadak Mendadak

    Demam Lambat, kemudian

    tetap tinggi, dengan

    stadium

    ‘’typhoidal’’

    Meningkat dengan

    cepat,kemudian

    meningkat tajam

    mencapai suhu’’ septik’’

    Biasanya rendah

    Masa sakit Beberapa minggu Variasi 2-5 hari

    Gejala-gejala

    gastrointestinal

    Permulaan sering

    obstipasi; kemudian

    diare berdarah

    Sering tidak ada Mual, muntah,

    diare sejak awal

    Biakan darah Positif pada

    minggu

    pertama-kedua

    penyakit

    Positif saat demam

    tinggi

    Negatif

    Biakan feses Positif dari minggu

    kedua negatif pada

    masa lebih dini dari

    penyakit

    Jarang positif Positif segera

    setelah penyakit

    timbul

    Tabel 2.1. penyakit yang disebabkan oleh Salmonella sp (Jawetz, dkk, 1986: 301).

    Pertumbuhan dan Perkembang biakkan Bakteri Salmonella sp6.

    iii

  • Sifat Salmonella sp antara lain : dapat bergerak, tumbuh pada

    suasana aerob dan anerob fakultatif, memberikan hasil positif pada

    reaksi fermentasi manitol dan sorbitol dan memberikan hasil negatif

    pada reaksi indol, fenilalanin deaminase, urease, voges proskauer, dan

    reaksi fermentasi sukrosa dan laktosa. Bakteri Salmonella sp tumbuh

    pada suhu 150C-410C ( suhu optimum 37,50C dengan pH 6-8 ).

    Perkembangan bakteri Salmonella sp terbilang sangat cepat dan

    menakjubkan, setiap selnya mampu membelah diri setiap 20 menit

    sekali pada suhu hangat dan pada media tumbuh yang mengandung

    protein tinggi. satu sel bakteri bisa berkembang menjadi 90.000 hanya

    dalam waktu 6 jam. (Brooks. dkk.2010)

    Uji Laboratorium Diagnostik7.

    Spesimena.

    Darah untuk kultur harus diambil berulang kali. Pada demam enterik

    dan septikemia, kultur darah sering positif dalam minggu pertama

    penyakit. Kultur sumsum tulang mungkin berguna. Kultur urine

    mungkin positif setelah minggu kedua. Spesimen feses juga harus

    diambil berulang kali. Pada demam enterik, feses memberikan hasil

    positif sejak minggu kedua atau ketiga; pada enterokolitis, kultur

    feses positif dalam minggu pertama. Kultur penyaliran duodenum

    yang positif memastikan terdapatnya Salmonella sp dalam saluran

    empedu pada karier.

    Metode bakteriologis untuk isolasi Salmonella spb.

    Kultur pada medium diferensial – Medium EMB, MacConkey1)

    atau deoksikolat memungkinkan deteksi cepat organisme yang

    tidak memfermentasi laktosa (bukan hanya, Salmonella dan

    Shigella, tetapi juga proteus, serratia, pseudomonas, dan

    sebagainya). Pertumbuhan organisme gram-positif sedikit

    terhambat. Medium bismuth sulfie memungkinkan deteksi cepat

    Salmonella sp yang membentuk koloni hitam karena produksi

    H2S.

    iii

  • Kultur pada medium selektif – Spesimen diinokulasi pada agar2)

    Salmonella-Shigella (SS), agar enterik Hektoen, XLD, atau agar

    deoxycholate- citrate yang menunjang pertumbuhan Salmonella

    dan Shigella dari pada Enterobacteriaceae lainnya.

    Kultur pada medium diperkaya- spesimen3)

    (biasanya feses) juga ditempatkan dalam kaldu tetrathionate atau

    selenit F, keduanya menghambat replikasi bakteri usus normal

    dan memungkinkan multiplikasi Salmonella. Setelah inkubasi

    selama 1-2 hari, hasil kultur dipindahkan ke medium diferensial

    dan selektif.

    Identifikasi akhir- Koloni yang diduga merupakan Salmonella4)

    dari medium padat/solid diidentifikasi dengan pola reaksi

    biokimia dan pemeriksaan aglutinasi slide dengan menggunakan

    serum spesifik (Jawezt, dkk, 2008: 262).

    Epidemiologi8.

    Sumber infeksi adalah makanan dan minuman yang telah

    terkontaminasi dengan salmonella sp. Sumber – sumber berikut:

    Aira.

    Kontaminasi dengan tinja sering mengakibatkan epidemi yang

    eksplosif.

    Susub.

    Kontaminasi feses dan pasteurisasi yang tidak adekuat atau

    pengolahannya yang tidak layak.

    Kerang-keranganc.

    Dari air yang terkontaminasi.

    Telurd.

    Dari unggas yang terinfeksi atau telur yang terkontaminasi saat

    pemrosesan.

    Daging ikan, ayam, sapi dan lainnyae.

    Dari hewan yang terinfeksi atau kontaminasi (Jawetz, dkk,

    1986: 303).

    iii

  • Tinjaun Tentang Bakteri Salmonella sp Pada Jajanan siomay9.

    Adanya mikroorganisme pada jajanan siomay dapat dimungkinkan

    terjadi kontaminasi setelah terjadinya pengolahan. Kontaminasi ini

    terjadi karena rendahnya sanitasi pada saat penyajian makanan, tempat

    penjualan yang kurang bersih. Selain itu juga disebabkan oleh adanya

    penyimpanan makanan yang kurang tepat. Berikut ini merupakan

    mikroorganisme yang dapat mengkontaminasi jajanan siomay, yaitu

    salah satunya bakteri Salmonella sp. Ada beberapa faktor yang

    berhubungan dengan daya hidup dan pertumbuhan dari mikroorganisme

    (Salmonella sp) pada sebuah bahan makanan (faktor intrinsik),

    diantaranya adalah: kandungan nutrisi, kandungan air dan struktur

    biologi. Sedangkan faktor ekstrinsik yang berpengaruh terutama yang

    berkaitan dengan lingkungan tempat bahan makanan tersebut disimpan,

    yaitu suhu, kelembaban relatif, dan kandungan gas yang ada di sekitar

    bahan makanan

    Bakteri Salmonella sp mungkin terdapat pada makanan dalam

    jumlah tinggi, tetapi tidak terlalu menimbulkan perubahan dalam hal

    warna, bau maupun rasa dari makanan yang tercemar salmonella sp.

    Semakin tinggi jumlah salmonella di dalam suatu makanan, semakin

    besar timbulnya gejalah infeksi pada orang yang menelan makanan

    tersebut (Jay, 2005: 70).

    Gejalah keracunan Salmonella sp10.

    Gejalah keracunan dimulai sekitar 12- 72 jam setelah makan makanan

    yang terkontaminasi oleh bakteri Salmonella sp. Gejalah keracunan

    berupa demam, yang berlangsung sekitar dua sampai lima hari.

    Pencegahan salmonellosis11.

    Pada umum kasus salmonellosis disebabkan karena mengkomsumsi

    makanan yang tercemar, maka cara pencegahan dapat dilakukan

    sebagai berikut :

    Memasak dengan baik makanan yang dibuat dari daging hewana.

    ( ayam, sapi, ikan)

    iii

  • Penyimpanan makanan pada suhu lemari es yang sesuaib.

    Melndungi makanan terhadap pencemaran oleh hewan pengerat,c.

    lalat dan lainnya.

    Pemeriksaan berkala terhadap orang –orang yang menangani pangand.

    Penggunaan metode produksi dan pengolahan makanan yange.

    semestinya

    Kebersihan pribadi yang baik serta hidup dengan cara –cara yangf.

    memenuhi syarat kesehatan.

    Teknik pemeriksaan bakteri Salmonella sp12.

    Teknik pemeriksaan untuk bakteri salmonella sp dapat dilakukan

    dengan cara isolasi dan identifikasi.

    Tinjauan Umum Media Pertumbuhan bakteriD.

    Pengertian Mediaa.

    Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat

    makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk

    pertumbuhan. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa

    molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel.

    Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroorganisme

    dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang

    disebut medium, medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan

    mengembangbiakan mikroorganisme tersebut harus sesuai susunanya

    dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme. Beberapa

    mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat sederhana

    yang hanya mengandung garam anorganik di tambah sumber karbon

    organik seperti gula, sedangkan mikroorganisme lainnya memerlukan

    suatu medium yang sangat kompleks yaitu berupa medium

    ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya (Alam C,

    2012: 11).

    Tujuan menggunakan media yaitu dengan media pertumbuhan

    dapat dilakukan isolasi mikroorganisme menjadi kultur murni, dapat

    iii

  • menginokulasi mikroorganisme dari sampel pemeriksaan dan

    digunakan sebagai tempat untuk penyimpanan stok mikroorganisme.

    Mikroorganisme untuk kehidupannya membutuhkan bahan-bahan

    organik dan anorganik dari lingkungannya. Bahan-bahan tersebut

    disebut nutrient (zat gizi) sedang proses penyerapannya disebut

    proses nutria. Peran utama nutrient adalah:

    Sumber energi1.

    Bahan pembangun sel2.

    Sebagai aseptor elektron dalam reaksi bioenergenetik (Yuniarty,3.

    2013: 2).

    Medium harus mengandung nutrient yang merupakan substansi

    dengan berat molekul rendah dan mudah larut dalam air, nutrient dalam

    medium harus memenuhi kebutuhan dasar makhluk hidup yang

    meliputi air, karbon, energy, mineral dan factor tumbuh. Faktor tumbuh

    yang mendukung pertumbuhan mikroorganisme selain nutrient adalah

    tekanan osmosis, derajat keasaman (pH), temperature serta sterilitas

    (Sadaki A, 2012: 14).

    Bahan-Bahan Media Pertumbuhanb.

    Untuk keperluan hidupnya, semua mahluk hidup memerlukan bahan

    makanan. Bahan makanan ini diperlukan untuk sintesis bahan sel dan

    untuk mendapatkan energi. Demikian juga dengan mikroorganisme,

    untuk kehidupannya membutuhkan bahan – bahan tersebut disebut

    dengan nutrian (zat gizi), sedang proses penyerapannya disebut proses

    nutrisi. Peran utama nutrient adalah sebagai sumber energi, bahan

    pembangun sel dan sebagai aseptor electron dalam reaksi bioenergetik

    (reaksi yang menghasilkan energi). Bahan makanan yang diperlukan

    terdiri dari air, sumber karbon, sumber nitrogen, sumber sulfur, sumber

    mineral, sumber fosfor dan faktor pertumbuhan ( Alam C, 2012).

    iii

  • Bahan dasar media pertumbuhan adalah air (H2O), air merupakan

    komponen utama sel mikroba dan medium. Fungsi air adalah sebagai

    sumber oksigen untuk bahan organik sel pada respirasi. Selain itu air

    berfungsi sebagai pelarut dan alat pengangkut dalam metabolisme.

    Pertumbuhan mikroorganisme tergantung dari tersediannya air dan

    bahan – bahan yang terlarut dalam air, yang digunakan oleh

    mikroorganisme untuk membentuk bahan sel dan memperoleh energi.

    Selain air dalam media perbenihan harus mengandung seluru elemen

    yang penting untuk sintesis biologik organisme baru, media harus

    mengandung unsur – unsur yang diperlukan untuk metabolisme sel

    yaitu berupa unsur makro dan unsur mikro. Organisme heterotrof

    membutuhkan karbon organik untuk pertumbuhannya dan karbon

    organik tersebut harus dalam bentuk yang dapat diasimilasi, senyawa

    organik meliputi karbohidrat, lemak, protein, asam amino, asam

    organik, garam asam organik dan poli alkohol. Organisme heterotrop

    dibedakan lagi menjadi jasad saprofit menggunakan bahan organik

    yang berasal dari sisa jasad hidup atau sisa jasad yang telah mati dan

    jasad parasit ialah jasad yangn hidup di dalam jasad hidup lain dan

    menggunakan bahan dari jasad inang (Hospes) – nya (Alam C, 2012).

    Nitrogen merupakan komponen utama protein dan asam nukleot,

    nitrogen dapat disuplai dalam berbagai bentuk, dan kemampuan

    mikroorganisme untuk mengasimilasi nitrogen, juga berbeda – beda

    banyak mikroorganisme memiliki kemampuan untuk mengasimilasi

    mitrat (NO3) dan Nitrit (NO2) secara reduksi dengan mengubahnya

    menjadi amoniak (NH3). Nitrogen juga dapat diperoleh dari zat gizi

    organik yang mengandung unsur organik dalam kombinasi yang

    tereduksi (asam amino atau hasil penguraian protein yang lebik

    kompleks, seperti pepton). Selain nitrogen mikroorganisme

    membutuhkan posfat (PO 34 ) sebagai komponen ATP, asam nukleat

    dan sejumlah koenzim seperti NAD, NADP dan flavin. Selain itu,

    iii

  • banyak metabolit, lipid, (fosfolipid, lipid A), komponen dinding sel

    (teichoic acit), beberapa poli sakarida kapsul dan beberapa protein

    adalah bergugus fosfat. Fosfat selalu diasimilasi sebagai fosfat

    anorganik bebas (Alam C, 2012).

    Pada medium pertumbuhan bakteri selain memiliki nutrisi juga

    menggunakan bahan – bahan tambahann yaitu bahan yang ditambahkan

    dengan tujuan tertentu, misalnya penambahan agar –agar yang

    berfungsi sebagai pemadat, agar – agar dapat diperoleh dalam bentuk

    batangan atau bubuk, terbuat dari beberapa jenis rumput laut, untuk

    melarutkannya harus dipanasi, pencairan dan pemadatan (Alam C,

    2012: 14).

    Jenis Dan Fungsi Mediac.

    Jenis – jenis media terdiri dari

    Media pemupuk1.

    Sampel ditanam pada BHIB, dimana media ini berfungsi sebagai

    media diperkaya artinya akan membudidayakan bakteri sesudah

    diinkubasi selam 24 jam, kemudian bakteri ditanam pada media

    defferensial dan media selektif (Alam C, 2012).

    Media deffensial2.

    Media deffernsial adalah media yang dipakai untuk identifikasi

    bakteri menurut sifat – sifat biokimia bakteri yang bersangkutan.

    Media yang dipakai dalam pembenihan bakteri adalah Mac conkey

    dimana media Mac conkey mengandung laktosa dan merah netral

    sebagai indikator, sehingga bakteri yang meragikan laktosa

    tumbuh dengan koloni berwarna merah dan dapat dibedakan

    dengan bakteri yang tidak meragikan laktosa karena tumbuh

    sebagai koloni yang tidak berwarna, dan blood Agar Plate

    berfungsi sebagai media untuk isolasi dan budidaya streptococcus

    dan mikroorganisme yang dapat melisiskan sel darah.

    Media selektif3.

    iii

  • Media selektif adalah media yang ditumbuhi bakteri tertentu

    karena mengandung penghambat pertumbuhan bakteri lain.

    Contoh media selektif yaitu EMBA, MCA, TCBS, Selektif

    terhadap Vibrio,E.coli, Salmonella (Alam C, 2012).

    Jenis – jenis media yang digunakan dalam identifikasi bakteri

    Salmonella sp yaitu :

    Media Brain Hearth Infusion Broth (BHI-B)1.

    BHIB (Brain-Heart infusion Broth) adalah media penyubur

    yang berguna untuk pertumbuhan berbagai macam bakteri baik

    bentuk cair maupun agar. Bahan utama terdiri dari beberapa

    jaringan hewan ditambah pepton, buffer posfat, dan sedikit

    dekstrosa. Penambahan karbohidrat memungkinkan bakteri dapat

    menggunakan langsung sebagai sumber energi. Komposisi media

    Brain Hearth Infusion Broth (BHI-B) yaitu: Nutrien substrate

    (extracts of brain, heart and poptones) : 2,75 gr, D(+) glucose :

    2,0 gr, Sodium chloride : 5,0 gr, Di-Sodium Hydrogen Phospate :

    2,5 gr (Yuniarty, 2013: 35).

    Media Salmonella Shigella Agar (SSA)2.

    Penggunaan media SSA lebih khusus untuk basil gram

    negatif patogen enterik, sehingga dipakai untuk isolasi dari

    spesimen tinja terutama Salmonella Shigella. Media ini tersusun

    dari beberapa macam bahan yaitu: Laktosa merupakan sumber

    karbohidrat, Campuran garam empedu, Natrium sitrat, dan

    brilliant green menghambat bakteri gram positif, dan sebagian

    besar bakteri coliform sehingga kuman Salmonella sp dan Shigella

    sp dapat tumbuh dengan baik. Campuran ekstrak daging dan

    pepton menyediakan kebutuhan nitrogen, Vitamin, mineral dan

    asam amino diperlukan untuk pertumbuhan. Komposisi media

    Salmonella Shigella Agar (SSA) yaitu: Lab-Lemco Powder : 5,0

    gr, Laktose : 10,0 gr, Sodium Citrate : 10,0 gr, Ferric citrate : 1,0

    gr, Neutral red : 0,025 gr, Peptone : 5,0 gr, Bile Salt : 8,5 gr,

    iii

  • Sodium thiosulphate : 8,5 gr, Briliant green : 0,0033 gr, Bacto

    Agar : 13,5 gr ( Yuniarty, 2013: 20).

    BAB III

    KERANGKA KONSEP

    iii

  • Dasar PemikrianA.

    Siomay merupakan salah satu jajanan yang dijual dipasar yang berbahan

    dasar ikan yang dihancurkan dan dicampur dengan bahan lainnya seperti

    bawang putih, bawang merah, merica, tepung kanji, tepung terigu, garam, air.

    Kemudian dibentuk menjadi bulat seperti bakso dan disajikan dengan saus

    kacang.

    Jajanan siomay yang disajikan dengan saus kacang kemungkinan tercemar

    oleh bakteri Salmonella sp, Salmonella sp kemudian tertelan oleh manusia

    akan mencapai usus halus, dari usus halus salmonella sp memasuki saluran

    limfatik kemudian masuk kealiran darah. Salmonella sp dibawah keberbagai

    organ oleh darah, salah satunya usus. Organisme tersebut memperbanyak diri

    dijaringan limfoid usus dan diekskresikan dalam feses. Faktor yang mendukung

    Pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada jajanan siomay dan bumbu kacang

    adalah kandungan nutrisi, kandungan air, protein dan struktur biologi.

    Jajanan siomay beserta bumbu kacang yang dijual di Pasar Anduonohu

    diambil kemudian dilakukan identifikasi dengan inokulasi pada media Brain

    Heart Infusion Broth (BHIB), apabila terjadi kekeruhan dilanjutkan pada media

    Salmonella-Shigella Agar (SSA). Pada media SSA diamati koloni yang tumbuh

    dan dilakukan pewarnaan gram dengan mengambil koloni pada media SSA.

    Pada pewarnaan gram yang diamati dibawa mikroskop dengan perbesaran 100x,

    bakteri Salmonella sp berbentuk batang, gram negatif.

    Bagan Kerangka PikirB.

    iii

    Siomay dengan bumbu kacang

    Media BHIB (Brain-Heartinfusion Broth)

    Isolasi

    Terjadi kekeruhan

    Tidak ada bakteriAda bakteri

    Tidak terjadikekeruhan

    Tumbuh koloni

    Media SSA(Salmonella-Shigella Agar)

    Tidak tumbuh koloni Tidak dilanjutkan

    Bakteri Salmonella sp

    Pewarnaan gram

    Gram negatif (Berwarnamerah)

    Gram positif (Berwarnaviolet)

    Bukan BakteriSalmonella sp

  • Variabel PenelitianC.

    iii

  • Variabel penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat dan ukuran

    yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan peneliti tentang konsep pengertian

    tertentu (Notoatmojo, 2005: 70).

    Variabel dalam penelitian ini adalah bakteri Salmonella sp objek sampel dalam

    penelitian ini adalah sampel siomay yang djual di Pasar Andonuhu.

    Bakteri Salmonella sp = Variabel penelitian

    Jajanan Siomay dengan bumbu kacang = Objek sampel

    Definisi Operasional dan Kreteria ObjektifD.

    Definisi Operasional1.

    Siomay adalah siomay yang terbuat dari ikan yang dihancurkana.

    kemudian dicampur bahan lainnya: bawang putih, bawang merah,

    merica, tepung kanji, tepung terigu, garam, air dan dibentuk menjadi

    bulat seperti bakso kemudian dikukus dan disajikan dengan bumbu

    kacang/saus kacang. Saus kacang siomay dibuat dari kacang tanah, yang

    digoreng dan dihaluskan kemudian diencerkan dengan air. Bumbu untuk

    saus kacang antara lain cabai merah, bawang putih, gula pasir, saus

    tomat, asam jawa, garam, dan cuka.

    Media Brain-Heart infusion Broth (BHIB) adalah media penyubur yangb.

    berguna untuk pertumbuhan berbagai macam bakteri baik bentuk cair

    maupun agar.

    Media Salmonella Shigella Agar (SSA) Penggunaan media SSA lebihc.

    khusus untuk basil gram negatif patogen enterik, sehingga dipakai untuk

    isolasi dari spesimen tinja terutama Salmonella Shigella.

    Pewarnaan gram betujuan untuk membedakan bakteri gram negatif dand.

    bakteri gram positif.

    Bakteri Salmonella sp adalah bakteri patogen yang dapate.

    mengontaminasi makanan dan minuman. Salmonella adalah penyebab

    utama dari penyakit yang disebarkan melalui makanan (foodborne

    disease). Pada umumnya serotip Salmonella sp menyebabkan penyakit

    pada organ pencernaa. Penyakit yang disebabkan oleh salmonella disebut

    iii

  • salmonellosis, ciri ciri orang yang mengalami salmonellosis adalah diare,

    keram perut, dan demam dalam waktu 8-72 jam setelah memakan

    makanan yang terkontaminasi oleh salmonella sp.

    Kreteria Objekif2.

    Media BHI-B :a.

    Positif (ada bakteri) apabila terjadi kekeruhan pada media Brain1)

    Hearth Infusion broth (BHIB).

    Negatif (tidak ada bakteri) apabila tidak terjadi kekeruhan pada2)

    media Brain Hearth Infusion broth (BHIB).

    Media SSA :b.

    Positif ada bakteri Salmonella sp dtandai dengan koloni sedang,1)

    tak berwarna / bening dengan inti hitam, cembung, smooth media

    Salmonella-Shigella Agar (SSA).

    Negatif bila tidak terdapat koloni pada media Salmonella-Shigella2)

    Agar (SSA).

    Pewarnaan gram :c.

    positif bakteri Salmonella sp ditandai dengan bakteri berbentuk1)

    batang, berwarna merah.

    Negatif bukan bakteri Salmonella sp ditandai dengan tampak2)

    berwarna violet

    BAB IV

    iii

  • METODE PENELITIAN

    Jenis PenelitianA.

    Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu untuk mengidentifikasi bakteri

    Salmonella sp pada jajanan siomay yang dijual di Pasar Anduonuhu

    Kecamatan Poasia Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara dengan

    melakukan pengujian di Laboratorium.

    Tempat dan Waktu PenelitianB.

    Tempat Penelitian1.

    Tempat pengambilan sampel di Pasar Andounuhu Kecamatan Poasia

    Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara dan tempat pemeriksaan

    sampel dilakukan di Laboratorium Analis Kesehatan Poltekkes

    Kendari.

    Waktu penelitian2.

    Penelitiani ini dilakukan pada tanggal 28 juni – 01 juli 2016.

    Populasi dan SampelC.

    Populasi1.

    Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian (Machfoeds, 2007:

    48). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh jajanan siomay yang

    dijual oleh 10 penjual siomay di Pasar Anduonuhu Kecamatan Poasia

    Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.

    Sampel2.

    Sampel adalah bagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti

    dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2002: 70).

    Sampel dalam penelitian ini adalah jajanan siomay yang dijual di pasar

    Anduonuhu sebanyak 50 gram siomay yang diambil dari tiap penjual

    siomay . Teknik pengambilan sampel dalam penelitian yaitu dengan

    menggunakan total sampling . Yaitu jika semua populasi dijadikan

    sampel.

    iii

  • Kriteria sampel:

    Inklusi:

    Makanan jajanan siomay yang dijual di Pasar Anduonohu1.

    Makanan jajanan siomay yang masih layak dikomsumsi2.

    Eksklusi:

    Makanan jajanan siomay yang tidak dijual di Pasar Anduonohu1.

    Makanan jajanan siomay yang telah memiliki aroma tidak sedap2.

    Prosedur Pengumpulan DataD.

    Sampel siomay yang dijual di pasar Andonuhu terlebih dahulu diambil,

    pengambilan sampel dalam peneltian ini dilakukan dengan menggunakan

    total sampling yaitu jika semua populasi dijadikan sampel.

    Data Primera.

    Pengumpulan data primer diambil langsung dari penjual siomay dengan

    menggunakan instrumen lembar ceklis.

    Datar Sekunderb.

    Data sekunder yang digunakan adalah data yang diperoleh dari

    jurnal-jurnal penelitian.

    Instrumen PenelitianE.

    Instrumen penelitian yang dibawa ke lokasi pengambilan sampel1.

    Instrumen penelitian yang digunakan pada saat pengambilan sampel

    di pasar Anduonohu Kecamatan Poasia Kota Kendari Provinsi

    Sulawesi Tenggara, yaitu berupa tempat sampel, kertas label dan

    pulpen untuk menandai identitas sampel yang terdiri tempat penjual

    yang menggunakan kode.

    Instrumen penelitian di Laboratorium2.

    Instrumen penelitian yang digunakan di Laboratorium terdiri atas

    alat dan bahan, yang dapat dilihat pada tabel berikut :

    iii

  • Tabel 4.1. Instrumen Penelitian di Laboratorium

    No Nama Alat Kegunaannya

    1 Autoclave Sebagai alat untuk sterilisasi alat dan

    media

    2 Erlenmeyer Sebagai tempat untuk melarutkan media

    BHIB dan SSA

    3 Gelas kimia Sebagai wadah aquadest dan sampel

    yang telah dilarutkan

    4 Gelas ukur Untuk mengukur aquadest yang

    digunakan untuk melarutkan media

    BHIB, SSA dan sampel

    5 Rak tabung Sebagai tempat tabung reaksi

    6 Tabung reksi Sebagai wadah untuk media BHIB

    7 Cawan porselin Untuk wadah sampel dan media pada

    saat penimbangan

    8 Sendok tanduk Untuk mengambil serbuk media dan

    sampel siomay.

    9 Batang

    pengaduk

    Digunakan untuk melarutkan media

    10 Cawan petri Sebagai wadah media untuk

    pertumbuhan bakteri

    11 Pipet ukur dan

    karet pengisap

    Untuk memipet media BHIB sebanyak 9

    mL kedalam tabung reaksi untuk

    disterilkan

    12 Mikroskop Sebagai alat untuk mengamati jenis

    bakteri pada pewarnaan gram.

    13 Ose Digunakan untuk inokulasi bakteri pada

    media SSA dan untuk mengambil koloni

    bakteri yang akan diamat dibawa

    mikroskop

    iii

  • 14 Timbangan

    Analitik

    Untuk menimbang media dan sampel

    siomay

    15 Lampu Spiritus Untuk pemenasan media BHIB, SSA

    yang telah dilarutkan, mensterilkan ose

    dan menjaga kontaminasi bakteri pada

    saat inokulasi

    16 Pipet tetes Untuk memipet NaCL 0,9%, Gentian

    violet, lugol, alkohol 96% dan air fuchsin

    17 Objek glassa Sebagai wadah koloni bakteri yang akan

    diamati dibawa mikroskop

    18 Kaki tiga Untuk penyangga asbes pada saat

    pembuatan media

    19 Asbes Untuk penyangga erlenmeyer pada saat

    pembuatan media

    20 Inkubator Digunakan untuk inkubasi bakteri

    21 Jembatan

    pewarnaan

    Sebagai tempat meletakan preparat untuk

    dilakukan pewarnaan

    22 Botol semprot Sebagai wadah untuk menyimpan air

    yang digunakan untuk membilas preparat

    pada pewarnaan gram.

    23 Spoit 3 mL Untuk pemipetan sampel yang telah

    dilarutkan pada proses inokulasi.

    24 Pulpen Sebagai alat untuk menulis kode sampel

    sebagai hasil pemeriksaan.

    25 Lembar

    Observasi

    Digunakan sebagai lembar pengisisan

    hasil pemeriksaan yang merupakan alat

    ukur hasil penelitian.

    iii

  • Bahan penelitian3.

    Tabel 4.2. bahan yang digunakan dalam pemeriksaan sampel adalah:

    No Nama Bahan Kegunaannya

    1 Sampel siomay dengan bumbu

    kacang

    Sebagai sampel penelitian

    2 Media Brain Heart Infusion

    Broth (BHIB)

    Media untuk pertumbuhan bakteri

    3 Media Salmonella Shigella

    Agar (SSA)

    Media untuk pertumbuhan bakteri

    Salmonella sp

    4 Indikator pH Untuk memeriksa pH aquadest

    pada saat pembuatan media

    5 Aquadest Digunakan dalam pembuatan

    media , serta bahan melarutkan

    sampel siomay

    6 Kapas Untuk menutup erlenmeyer pada

    saat pembuatan media BHIB,

    SSA dan tabung reaksi pada saat

    menstrilkan media BHIB.

    7 NaCL 0,96% Berfungsi untuk merekatkan

    bakteri pada preparat

    8 Kertas Label Untuk memberi identitas sampel

    9 Gentian Violet Merupakan pewarna pertama

    yang akan memberi warna pada

    mikroorganisme (bakteri)

    10 Lugol 3% Berfungsi sebagai penguat ikatan

    warna pada pewarnaan pertama

    oleh bakteri

    11 Alkohol 96% Berfungsi untuk melunturkan

    kelebihan zat warna pada bakteri (

    iii

  • mikroorganisme)

    12 Air Fuchsin Berfungsi untuk mewarnai

    kembali sel – sel yang telah

    kehilangan pewarna utama

    13 Oilmersi Digunakan untuk memperjelas

    objek dan melindungi lensa

    mikroskop.

    Prosedur Pemeriksaan Laboratorium4.

    Pra Analitik1.

    Persiapan Sampel : sampel jajanan siomay yang diambil daria.

    Pasar Anduonohu Kecamatan Poasia adalah 10 sampel jajanan

    siomay yang dijual di Pasar tersebut.

    Persiapkan Alat dan Bahanb.

    Alat1)

    Autoclavea)

    Timbagan analitikb)

    Erlenmeyerc)

    Cawan petrid)

    Pipet tetese)

    Sendok tandukf)

    Inkubatorg)

    Batang pengadukh)

    Spiritusi)

    Tabung reaksij)

    Rak tabungk)

    Pipet ukurl)

    Karet pengisapm)

    Cawan porselinn)

    Oseo)

    Objek glassp)

    Jembatan pewarnaanq)

    iii

  • Mikroskopr)

    Botol semprots)

    Kaki tigat)

    Asbesu)

    Lembar observasiv)

    Pulpenw)

    Tempat sampelx)

    Spoit 3 mLy)

    Bahan2)

    Media Brain Heart Infusion Broth (BHIB)a)

    Media Salmonella Shigella Agar (SSA)b)

    Sampel Siomay ddengan bumbu kacangc)

    Indikator pHd)

    Kapase)

    NaCL0,96%f)

    Kertas labelg)

    Gentian violeth)

    Lugol 3%i)

    Alkohol 96%j)

    Air fucsink)

    Aquadestl)

    Oil mersim)

    Persiapan Alat Penelitianc.

    Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini dicuci bersih dan

    dikeringkan kemudian dibungkus dengan kertas kemudian

    disterilkan.

    Sterilisasi alat dan bahand.

    Alat –alat yang digunakan terlebih dahulu disterilkan dalam

    autoclave untuk membebaskan tiap benda atau substansi dari semua

    kehidupan dalam bentuk apapun. Sebelum sterilisasi terlebih dahulu

    diperiksa air pada Autoclave kemudian dimasukan alat dan bahan

    iii

  • yang sudah dibungkus rapi dengan kertas kemudian tutup autoclave

    skrup pengaman. Sterilisasi dilakukan selama 15 menit pada suhu

    121°C .

    Pembuatan Media Brain Heart Infusion Broth (BHIB)e.

    Ditimbang media BHIB sebanyak 4,44 gram1.

    Dimasukkan kedalam erlenmeyer 250 mL dan dilarutkan dengan2.

    aquadest sebanyak 120 mL, buat sesuai kebutuhan dan ukur pH

    dengan indicator pH 7,4 ±0,2.

    Kemudian dipanaskan sampai larut dengan baik, setelah itu,3.

    disterilisasi dengan autoclave pada suhu 1210C selama 15 menit.

    Pembuatan Media Salmonella Shigella Agar (SSA)f.

    Ditimbang media Salmonella Shigella Agar Salmonella Shigella1.

    Agar (SSA) 10,2 gram.

    Dimasukkan kedalam erlenmeyer 250 mL dan dilarutkan2.

    dengan aquadest sebanyak 170 mL, buat sesuai kebutuhan dan

    ukur pH dengan indicator pH 7,4 ±0,2.

    Kemudian dipanaskan sampai larut dengan baik, setelah itu,3.

    dibiarkan hingga dingin kemudian dipanaskan kembali lalu

    dituang kedalam petridisk, biarkan hingga padat.

    Analitik2.

    Inokulasi sampel siomay Pada Media Brain Heart Infusion Brotha.

    (BHIB)

    cara kerja yang dilakukan adalah sebagai berikut :

    peralatan yang dipakai disiapkan dalam keadaan steril dan semua1.

    pekerjaan dilakukan secara aseptis.

    Sampel siomay dengan bumbu kacang ditimbang sebanyak 52.

    gram kemudian dihaluskan dan ditambahkan dengan aquadest

    sebanyak 45 mL aquadest, lalu di homogenkan dan di isolasi

    pada media Brain Heart Infusion Broth (BHIB) dengan

    perbandingan 9 : 1 dimana 9 ml untuk media Brain Heart

    Infusion Broth (BHIB) dan 1 ml untuk sampel

    iii

  • Diinkubasi media Brain Heart Infusion Broth (BHIB) tersebut3.

    selama 1 x 24 jam pada suhu 370C di inkubator.

    Jika terjadi kekeruhan pada Media Brain Heart Infusion Broth4.

    (BHIB), dilanjutkan pada media selektif yaitu media SSA.

    Jika tidak terjadi kekeruhan pada media Brain Heart Infusion5.

    Broth (BHIB), tidak di lanjutkan Pada Media Salmonella Shigella

    Agar (SSA).

    Inokulasi Bakteri Pada Media Salmonella Shigella Agar (SSA)b.

    Bakteri yang tersangka pada media Brain Heart Infusion Broth1.

    (BHIB), Diambil dengan menggunakan ose yang sudah di

    fiksasi.

    Diinukolasikan pada media Salmonella Shigella Agar (SSA )2.

    dengan cara digoreskan.

    Diinkubasi Media Salmonella Shigella Agar (SSA) tersebut3.

    selama 1 x 24 jam pada suhu 370C di incubator.

    Amati ciri koloni yang tumbuh pada Media Salmonella Shigella4.

    Agar (SSA) kemudian lakukan pewarnaan gram.

    Jika tidak ada pertumbuhan koloni pada Media Salmonella5.

    Shigella Agar (SSA) maka tidak dilakukan pada pewarnaan

    gram.

    Pewarnaan Gramc.

    Disiapkan alat dan bahan.1.

    Diteteskan 1 tetes Nacl 0,96% di atas objek glass kemudian2.

    diratakan dengan ose.

    Kemudian biarkan hingga kering lalu fiksasi di atas nyala api3.

    kecil.

    Kemudian letakan preparat pada jembatan pewarnaan, lalu4.

    lakukan pewarnaan gram

    Tetesi preparat dengan larutan gentian violet selama 1 -2 menit5.

    kemudia bilas dengan air mengalir.

    iii

  • Selanjutnya, tetesi dengan larutan lugol selama 1 menit.6.

    Kemudian bilas dengan air mengalir.

    Kemudian tetesi dengan larutan alkohol 96% selama 30 detik7.

    dan bilas dengan air mengalir.

    Kemudian tetesi dengan larutan air fuchsion selama 20 detik8.

    dan bilas dengan air.

    Kemudian biarkan kering, lalu amati di bawa mikroskop dengan9.

    perbesaran 100x dengan menggunakan oil emersi.

    Pasca Analitik3.

    Interprestasi Hasil pada Media Brain Heart Infusion Broth (BHIB)a.

    Positif (+) : terjadi kekeruhan pada Media Brain Heart Infusion1.

    Broth (BHIB)

    Negatif (-) : tidak terjadi kekeruhan pada Media Brain Heart2.

    Infusion Broth (BHIB)

    Interprestasi hasil pada media SSAb.

    Positif (+) Ada pertumbuhan Koloni dengan ciri koloni sedang,1.

    tak berwarna dengan inti hitam, cembung smooth

    Negatif (-) Tidak ada pertumbuhan Koloni sedang, tak berwarna2.

    dengan inti hitam, cembung smooth

    Interprestasi hasil pada pewarnaan Gramc.

    Positif (+) ditemukan bakteri gram negatif berbentuk batang1.

    berwarna merah

    Negatif (-) tidak ditemukan bakteri gram negatif berbentuk2.

    batang berwarna merah.

    Dokumentasi.d.

    Pencatatan dan pelaporan hasil.e.

    Jenis DataF.

    iii

  • Jenis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu :

    Data Primer1.

    Jenis data primer digunakan adalah data yang diperoleh langsung dari

    tempat penelitian.

    Datar Sekunder2.

    Jenis data sekunder yang digunakan adalah data yang diperoleh dari

    buku, jurnal penelitian atau media lain yang terkait dengan penelitian.

    Pengolahan DataG.

    Pengolahan data dilakukan melalui beberapa tahap sebagai berikut:

    Coding, yaitu memberikan kode pada setiap sampel jajanan siomay yanga.

    diteliti untuk memudahkan dalam memasukan keprogram komputer

    Editing, yaitu mengkaji dan meneliti data yang telah diperolehb.

    memasukan data pada tabel yang telah disiapkan serta memperbaiki atau

    mengedit data yang salah atau yang lupa untuk dimasukan.

    Skoring adalah perhitungan secara manual dengan menggunakanc.

    kalkulator untuk presentase setiap variabel yang diteliti.

    Tabulating (tabulasi data), yaitu setelah data tersebut masuk kemudiand.

    direkap dan disusun dalam bentuk tabel agar dapat dibaca dengan

    mudah.

    Analisis DataH.

    Data yang diperoleh selanjutnya dianalisa secara deskriptif. Analisis

    data deskriptif merupakan analisis yang dipakai untuk menganalisis data

    dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data-data yang sudah

    dikumpulkan seadanya tanpa ada maksud membuat generalisasi dari hasil

    penelitian. Analisis data dilakukan dengan menghitung jumlah jajanan

    siomay yang terdapat bakteri Salmonella sp kemudian ditabulasi dalam

    bentuk tabel.

    iii

  • Untuk hasil presentase hasil penelitian digunakan rumus berikut :

    X =

    Keterangan :

    X = Presentase yang dicari

    = variabel yang di teliti

    = Jumlah sampel yang diteliti

    = Konstanta (100 %) (Nasir Abdul,dkk,2011:275).

    Penyajian DataI.

    Data yang telah dikumpulkan dan diolah disajikan dengan baik agar data

    dapat mudah dimengerti dalam bentuk tabulasi yaitu penyajian data dalam

    bentuk tabel dan juga disajikan dalam bentuk textular yaitu disajikan dalam

    bentuk tulisan atau narasi.

    Etika PenelitianJ.

    Etika penelitian bertujuan untuk melindungi hak-hak subyek. Dalam

    penelitian ini menekankan masalah etika yang meliputi antara lain :

    Anoniminity (tanpa nama)1.

    Dilakukan dengan cara tidak memberikan nama responden pada

    lembar alat ukur, hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan

    data.

    Confidentiality (kerahasiaan)2.

    Dilakukan dengan menjamin kerahasiaan hasil penelitian baik

    informasi maupun masalah–masalah lainnya. Informasi yang

    dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti.

    iii

  • BAB V

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Hasil PenelitianA.

    Lokasi Penelitian1.

    Pasar Andonuhu adalah pasar tradisonal yang dibangun pada

    tahun 1997 yang terletak di Jalan poros Anduonuhu, Kelurahan

    Anduonohu, Kecamatan Poasia, Kabupaten Kota Kendari, Provinsi

    Sulawesi Tenggara. Pasar Anduonohu merupakan Pasar tradisional

    seperti pasar tradisional pada umumnya, Pasar anduonohu memiliki

    luas lahan 5000 M2 dan luas bagunan pasar 4500 M2 dimana pasar ini

    terdiri dari kios yang berjumlah 253 petak, lods 128 petak, jumlah

    lapak 72 unit. Pemberian identitas pada sampel yang akan diteliti

    dilakukan dengan pemberian kode, adapapun kode yang diberikan yaitu

    sebagai berikut :

    S.1: penjual 1, S.2 : penjual 2, S.3 : penjual 3, S.4 : penjual 4, S.5

    penjual 5, S.6: penjual 6, S.7 : penjual 7, S.8 : penjual 8, S.9 : penjual

    9, S.10: penjual 10. Lingkungan tempat penjualan sampel berkode

    S1,S3,S4,S5,S7,S9,S10 yang kurang bersih dan wadah bumbuh kacang

    yang tidak tertutup menjadi salah satu sumber kontaminasi bakteri pada

    makanan.

    Variabel Penelitian2.

    Berdasarkan pemeriksaan sampel jajanan siomay yang diambil

    dari Pasar Andonohu yang dilakukan di Laboratorium Jurusan Analis

    Kesehatan Poltekes Kemenkes Kendari tentang identifikasi Bakteri

    Salmonella sp pada jajanan siomay yang dijual di Pasar Anduonohu

    Kecamatan Poasia Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara

    menggunakan metode (pour plate) cawan tuang.

    iii

  • Berdasarkan pemeriksaan sampel yang dilakukan di Laboratorium

    Analis kesehatan yaitu mengamati kekeruhan yang terjadi pada media

    BHIB didapatkan hasil sebagai berikut.

    Tabel. 5.1 Hasil pemeriksaan sampel siomay yang diperoleh dari PasarAnduonohu pada media Brain Heart Infusion Broth (BHIB)

    iii

  • No Kodesampel

    Hasil pertumbuhan pada media BHIB

    Positif (+) Keruh Negatif (-)

    1 S.1 √

    2

    iii

    S.2 √

    3 S.3 √

    4 S.4 √

    5 S.5 √

    6 S.6 √

    7 S.7 √

    8 S.8 √

    9 S.9 √

    10 S.10 √

    Jumlah 10 0

    Presentase 100% 0%

  • Tabel 5.1 menunjukan terdapat 10 sampel yang positif yang ditandai

    dengan terjadinya kekeruhan pada media Brain Heart Infusion Broth

    (BHIB), dari hasil kultur pada media Brain Heart Infusion Broth semua

    menunjukan terjadi kekeruhan yang berarti ada bakteri yang hidup

    dimedia tersebut. Berdasarkan hasil diatas dapat dikatakan bahwa semua

    sampel telah tercemar mikroorganisme, kemudian dilanjutkan pada

    media selektif Salmonella Shigella Agar (SSA) dengan cara digores .

    Tabel 5.2 Pengamatan hasil inokulasi pada media Salmonella Shigella

    Agar (SSA) dengan melihat pertumbuhan koloni.

    No Kodesampel

    Hasil pertumbuhan pada media SSA

    Positif (+)

    tumbuh koloni

    Negatif (-)

    1 S.1 √

    2 S.2 √

    3 S.3 √

    4 S.4 √

    5 S.5 √

    6 S.6 √

    7 S.7 √

    8 S.8 √

    9 S.9 √

    10 S.10 √

    Jumlah 7 3

    Presentase 70%

    iii

    30%

  • Pada media selektif Salmonella Shigella Agar (SSA), terdapat 7

    sampel yang tumbuh koloni dengan ciri koloni sedang tidak berwarna

    dengan inti hitam ,cembung , smooth yang mencirikan morfologi bakteri

    Salmonella sp dan 3 sampel tidak ditumbuhi koloni. Pada media

    Salmonella Shigella Agar (SSA) positif ada pertumbuhan koloni

    selanjutnya dilakukan pewarnaan gram. koloni yang tumbuh diambil

    kemudian dibuat preparat untuk pewarnaan gram.

    Tabel.5.3 Hasil pengamatan pada pewarnaan gram yang diamati dibawamikroskop perbesaran 100x.

    iii

  • T

    No Kodesampel

    Hasil pengamatan mikroskop padapewarnaan gram

    Hasil identifikasi

    Batang gram negatif Negatif (-)

    1 S.1 √ - Salmonella sp

    2 S.3 √ - Salmonella sp

    3 S.4 √ - Salmonella sp

    4 S.5 √ - Salmonella sp

    5

    iii

    S.7 √ - Salmonella sp

    6 S.9 √ - Salmonella sp

    7 S.10 √ - Salmonella sp

    Jumlah 7 3%

    Presentase 70% 30%

  • Tabel diatas menunjukan bahwa sampel S.1,S.3,S.4,S.5,S.7,S.9,S.10

    telah tercemar bakteri Salmonella sp, Pengamatan dilakukan pada

    pewarnaan gram didapatkan bakteri bentuk batang gram negatif (berwarna

    merah), dimana koloni yang diambil pada 7 media SSA dari 7 media yang

    ditumbuhi koloni. Dari hasil identifikasi diperoleh frekuensi cemaran bakteri

    Salmonella sp terhadap sampel sebanyak 70 % diperoleh hasil positif dan

    30 % negatif .

    PembahasanB.

    Hasil identifikasi bakteri Salmonella sp pada jajanan siomay yang

    dijual di Pasar Anduonohu Kecamatan Poasia Provinsi Sulawesi Tenggara

    yang diambil secara aseptis dengan menyiapkan wadah yang steril dan

    selanjutnya sampel penelitian dibawa ke Laboratorium untuk di identifikasi

    diperoleh hasil sebagai berikut :

    Pertumbuhan Bakteri Pada Media Brain Heart Infusion Broth (BHIB)1.

    Pada sampel penelitian yang berjumlah 10 sampel menunjukan semua

    sampel positif (+) keruh yang berarti sampel tersebut ditumbuhi bakteri.

    Pengujian ini diawali dengan inokulasi sampel pada media Brain Heart

    Infusion Broth (BHIB) kemudian media diinkubasi selama 24 jam pada

    suhu 370C, hasil pada media Brain Heart Infusion Broth (BHIB ) terjadi

    perubahan warna dari kuning jernih menjadi keruh, hal ini menandakan

    bahwa terjadi pertumbuhan bakteri pada media Brain Heart Infusion

    iii

  • Broth (BHIB), dimana media BHIB berfungsi sebagai media penyubur

    yang mempunyai pH 7,4 dan mengandung sumber nutrisi.

    Pertumbuhan Bakteri Salmonella Pada Media Salmonella Shigella2.

    Agar (SSA)

    Dari 10 sampel penelitian, diperoleh 7 sampel positif (+) terjadi

    pertumbuhan koloni bakteri Salmonella sp. Hal ini disebabkan oleh

    kontaminasi karena rendahnya higienes dan sanitasi pada saat

    pengolahan dan penjualan jajanan siomay. Inokulasi sampel dengan

    cara digores pada media Salmonella Shigella Agar (SSA) untuk

    mengisolasi bakteri Salmonella sp yang diinkubasi selama 24 jam pada

    suhu 370C, hasil pada media Salmonella Shigella Agar (SSA) terjadi

    pertumbuhan koloni dengan ciri koloni tak berwarna dengan inti hitam.

    .

    Pengamatan Mikroskop Pada Pewarnaan Gram3.

    Berdasarkan pertumbuhan koloni pada media Salmonella

    Shigella Agar (SSA) dengan ciri koloni tak berwarna dengan inti

    hitam, selanjutnya dilakukan pengamatan mikroskop pada pewarnaan

    gram untuk mengetahui bentuk atau morfologi dari bakteri Salmonella

    sp. Pengamatan yang dilakukan pada penelitian diperoleh hasil positif

    (+) bentuk morfologi batang berwarna merah pada 7 sampel dari

    jumlah sampel adalah 10 sampel penelitian. Berdasarkan dari hasil

    penelitian secara bakteriologis pada 10 sampel jajanan siomay

    diperoleh hasil positif (+) bakteri Salmonella berjumlah 7 sampel dan

    negatif (-) dengan jumlah 3 sampel.

    Dengan ditemukan bakteri Salmonella sp pada siomay tersebut,

    disebabkan oleh lingkungan disekitar tempat penjualan yang kurang

    baik. Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa lingkungan tempat

    berjualan dekat lods ikan, ayam dan tempat sampah, makanan dijajakan

    tidak berpenutup dan pedagang tidak mencuci tangan terlebih dahulu

    iii

  • sebelum menyiapkan makanan sehingga dapat menyebabkan

    kontaminasi salmonella sp pada makanan. Penyebab terjadinya

    kontaminasi bakteri adalah kurangnya pengertian pada penjual siomay

    akan lingkungan sekitar tempat penjualan dan kurangnya kesadaran

    dalam menjaga kebersihan dalam proses penjualan siomay, jadi tidak

    menutup kemungkinan bahwa siomay telah terkontaminasi oleh bakteri

    akibat lingkungan sekitar serta proses penjualan dengan membiarkan

    wadah penyimpanan bumbu kacang siomay dalam keadaan terbuka.

    Menurut Wahab (2011) Peranan lingkungan serta proses

    pengolahan sampai penjualan sangat erat kaitanya dengan jumlah dan

    jenis bakteri yang ditemukan pada siomay. Makanan dan minuman yang

    terkontaminasi bakteri Salmonella sp dalam jumlah kecil, tidak terlalu

    menimbulkan perubahan dalam hal warna, bau maupun rasa dari

    makanan yang tercemar Salmonella sp kecuali jika bahan makanan

    mengandung Salmonella sp dalam jumlah besar maka akan terjadi

    perubahan warna dan bau. Semakin tinggi jumlah bakteri salmonella sp

    di dalam suatu makanan, maka semakin besar timbulnya gejalah infeksi

    pada orang yang menelan makanan tersebut. Infeksi, yaitu suatu

    penyakit yang disebabkan oleh mikroba yang hidup dan berkembang

    biak pada tempat terjadinya peradangan. Mikroba masuk ke dalam

    saluran pencernaan manusia melalui makanan dan minuman, yang

    kemudian dicerna dan diserap oleh tubuh. Dalam kondisi yang sesuai,

    mikroba patogen akan berkembang biak di dalam saluran pencernaan

    sehingga menyebabkan gejala penyakit (Yuswananda, 2010).

    Bakteri yang terdapat dalam makanan, salah satunya adalah bakteri

    Salmonella sp. Bakteri Salmonella sp adalah kuman batang bergerak,

    gram negatif, fakultatif aerob karena habitat aslinya berada didalam

    usus manusia maupun hewan. Salmonella sp memiliki ukuran 1-3,5µm

    x 0,5-0,8, berbentuk batang, tidak berspora dan sebagian besar isolat

    bersifat motil dengan flagel peritriks (peritrichous flagella). Salmonella

    sp umumnya menghasilkan H2S. Organisme ini dapat bertahan pada air

    iii

  • yang beku dalam waktu yang lama. Bakteri ini resisten terhadap bahan

    kimia tertentu (brilliant green, sodium tetrathionat dan sodium

    deoxycholate) yang menghambat pertumbuhan bakteri enterik lain.

    Bakteri Salmonella tumbuh pada suhu 150C-410C ( suhu optimum

    37,50C dengan pH 6-8 ). Perkembangan bakteri Salmonella sp terbilang

    sangat cepat dan menakjubkan, setiap selnya mampu membelah diri

    setiap 20 menit sekali pada suhu hangat dan pada media tumbuh yang

    mengandung protein tinggi. satu sel bakteri bisa berkembang menjadi

    90.000 hanya dalam waktu 6 jam (Brooks, dkk. 2010).

    Salmonella sp dapat menimbulkan penyakit pada tubuh manusia

    yang disebut dengan salmonellossis. Salmonellosis di akibatkan oleh

    makanan yang tercemar oleh Salmonella sp dikonsumsi oleh manusia.

    Salmonellosis ditandai dengan gejala demam yang timbul secara akut,

    nyeri abdominal, diare, dan terkadang muntah. Secara klinis Salmonella

    sp di bedakan menjadi dua macam yaitu Salmonella tifoid yang

    menyebabkan demam enterik atau demam tifoid dan Salmonella non

    tifoid yang menyebabkan gastro enteritis (Yuswananda, 2010: 27).

    Penelitian ini sejalan dengan penelitian Arlita, dkk (2013) yang

    dilakukan di Manado yang menunjukan adanya bakteri Salmonella sp

    pada jajanan bakso tusuk yang dijual di Manado. Begitu pula penelitian

    yang dilakukan oleh Yuswananda (2015) di Jakarta pada makanan

    jajanan di Masjid fathulla ciputat yang menunjukan adanya bakteri

    Salmonella sp pada makanan jajanan.

    iii

  • BAB VI

    PENUTUP

    KesimpulanA.

    Berdasarkan hasil penelitian identififkasi bakteri Salmonella sp pada jajanan

    siomay yang dijual di Pasar Anduonohu yang telah dilakukan pada tanggal

    28 juni - 01 juli 2016 di Laboratorium Analis Kesehatan didapatkan hasil 7

    positif sudah tercemar bakteri Salmonella sp dari 10 sampel yang diperiksa,

    yang disimpulkan sebagai berikut :

    Pengamatan pada media Brain Heart Infusion Broth ( BHIB ) terhadap1.

    10 sampel memperlihatkan semua terjadi kekeruhan.

    Pengamatan pada Media Salmonella Shigella Agar ( SSA ) terhadap 102.

    sampel didapatkan 7 yang positif dan 3 negatif.

    Pengamatan terhadap 7 sampel setelah pewarnaan gram yang diamati3.

    dibawa mikroskop perbesaran 100x semuanya menunjukan bakteri

    gram negatif (berwarna merah) yang berarti bakteri Salmonella sp.

    SaranB.

    iii

  • Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka disarankan kepada

    :

    Masyarakat umum untuk lebih teliti sebelum mengkomsumsi makanan,1.

    bagaimana keadaan lingkungan serta penyimpanan pada wadah

    tertutup untuk mencegah adanya kontaminasi bakteri.

    Bagi peneliti berharap agar hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai2.

    bahan acuan dan referensi dalam membuat suatu karya tulis ilmiah yang

    lebih relevan,bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan dibidang

    metodologi penelitian.

    Institusi agar terus membina mahasiswa dalam melaksanakan penelitian3.

    guna pengembangan institusi khususnya jurursan Analis kesehatan.

    Peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian tentang identifikasi4.

    bakteri patogen lainnya, pada variabel yang belum diteliti.

    DAFTAR PUSTAK