i · web viewuntuk itu korupsi tidak lagi dapat digolongkan sebagai kejahatan biasa melainkan...

26
Laporan Kegiatan Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PK dan FGD Penyusunan RAD-PK Provinsi Jawa Tengah Hotel Grand Candi, Semarang, 11-12 Oktober 2006 Bappenas I. PENDAHULUAN I. 1. LATAR BELAKANG Dalam perkembangannya, praktik korupsi telah lebih sistematis dan meluas sehingga telah dianggap sebagai pelanggaran terhadap hak-hak sosial dan hak-hak ekonomi masyarakat luas. Korupsi telah menghambat pembangunan berkelanjutan, meningkatkan angka kemiskinan absolut, mendelegitimasi kepatuhan pada hukum dan pemerintahan, bahkan telah menghancurkan social dan human capital yang ada. Untuk itu korupsi tidak lagi dapat digolongkan sebagai kejahatan biasa melainkan sebagai kejahatan luar biasa atau extra-ordinary crime, sehingga upaya pemberantasannya tidak lagi dapat dilakukan secara biasa, melainkan dengan cara-cara yang luar biasa. Untuk menanggulangi dampak-dampak negatif tersebut dan mempercepat pemberantasan korupsi, Presiden RI telah mengeluarkan Inpres Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi. Inpres tersebut berisi instruksi umum kepada seluruh jajaran pemerintahan dan instruksi khusus kepada instansi tertentu untuk melaksanakan tugas-tugas tambahan tertentu. Inpres tersebut kemudian diejawantahkan dalam Rencana Aksi Nasional Pemberantasan Korupsi 2004-2009 sebagai Living Document yang disusun oleh 92 instansi Pemerintah, LSM dan Perguruan Tinggi. Apa yang tertuang di dalam Inpres tersebut memberikan implikasi bahwa kita semua mempunyai tanggung jawab bersama untuk melaksanakan RAN PK secara konsisten dan konsekuen terutama komitmen yang tinggi dari pimpinan Pemerintahan. Demi tercapainya Rencana Aksi Nasional Pemberantasan Korupsi 2004-2009 dibutuhkan suatu lingkungan kondusif dengan visi dan komitmen Pemerintah, pengadaan sumber daya yang memadai dengan penerapan strategi, perencanaan dan pendekatan 1

Upload: tranhanh

Post on 28-Jul-2019

212 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: I · Web viewUntuk itu korupsi tidak lagi dapat digolongkan sebagai kejahatan biasa melainkan sebagai kejahatan luar biasa atau extra-ordinary crime, sehingga upaya pemberantasannya

Laporan Kegiatan Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PKdan FGD Penyusunan RAD-PK Provinsi Jawa Tengah

Hotel Grand Candi, Semarang, 11-12 Oktober 2006Bappenas

I. PENDAHULUAN

I. 1. LATAR BELAKANG

Dalam perkembangannya, praktik korupsi telah lebih sistematis dan meluas sehingga telah dianggap sebagai pelanggaran terhadap hak-hak sosial dan hak-hak ekonomi masyarakat luas. Korupsi telah menghambat pembangunan berkelanjutan, meningkatkan angka kemiskinan absolut, mendelegitimasi kepatuhan pada hukum dan pemerintahan, bahkan telah menghancurkan social dan human capital yang ada. Untuk itu korupsi tidak lagi dapat digolongkan sebagai kejahatan biasa melainkan sebagai kejahatan luar biasa atau extra-ordinary crime, sehingga upaya pemberantasannya tidak lagi dapat dilakukan secara biasa, melainkan dengan cara-cara yang luar biasa.

Untuk menanggulangi dampak-dampak negatif tersebut dan mempercepat pemberantasan korupsi, Presiden RI telah mengeluarkan Inpres Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi. Inpres tersebut berisi instruksi umum kepada seluruh jajaran pemerintahan dan instruksi khusus kepada instansi tertentu untuk melaksanakan tugas-tugas tambahan tertentu. Inpres tersebut kemudian diejawantahkan dalam Rencana Aksi Nasional Pemberantasan Korupsi 2004-2009 sebagai Living Document yang disusun oleh 92 instansi Pemerintah, LSM dan Perguruan Tinggi.

Apa yang tertuang di dalam Inpres tersebut memberikan implikasi bahwa kita semua mempunyai tanggung jawab bersama untuk melaksanakan RAN PK secara konsisten dan konsekuen terutama komitmen yang tinggi dari pimpinan Pemerintahan.

Demi tercapainya Rencana Aksi Nasional Pemberantasan Korupsi 2004-2009 dibutuhkan suatu lingkungan kondusif dengan visi dan komitmen Pemerintah, pengadaan sumber daya yang memadai dengan penerapan strategi, perencanaan dan pendekatan yang terdiri dari tindakan Pencegahan dan tindakan Penindakan, serta peran aktif dari masyarakat, Monitoring dan Evaluasi dari Pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Pemberantasan Korupsi 2004-2009.

Dengan menggarisbawahi pentingnya pelaksanaan RAN-PK 2004-2009, selain mekanisme internal yang dikonsep secara matang, diperlukan pula sebuah konsultasi publik dalam bentuk forum terbuka, dimana para pelaksana RAN-PK dapat berdialog langsung dengan penerima manfaat yaitu masyarakat.

Selama tahun 2005, Bappenas telah melaksanakan kegiatan Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PK 2004-2009 di enam provinsi, yakni Sumatera Barat, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Kalimantan Selatan dan Jawa

1

Page 2: I · Web viewUntuk itu korupsi tidak lagi dapat digolongkan sebagai kejahatan biasa melainkan sebagai kejahatan luar biasa atau extra-ordinary crime, sehingga upaya pemberantasannya

Laporan Kegiatan Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PKdan FGD Penyusunan RAD-PK Provinsi Jawa Tengah

Hotel Grand Candi, Semarang, 11-12 Oktober 2006Bappenas

Timur. Kegiatan Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PK dimaksudkan untuk mendapatkan masukan-masukan lokal mengenai penyempurnaan pelayanan publik dan pemberantasan korupsi di bidang pelayanan publik yang tertuang dalam dokumen RAN-PK 2004-2009. Sedangkan secara khusus, pelaksanaan kegiatan ini ditujukan untuk mengetahui kesiapan instansi pelaksana RAN-PK menyusun rencana tindak yang lebih rinci dan konkrit dari isu atau kegiatan yang telah disepakati dalam Matriks RAN-PK 2004-2009.

Pada tahun 2006 ini Bappenas hendak membawa implementasi RAN-PK 2004-2009 ke tahap lebih lanjut yaitu, penerapan program-program pemberantasan korupsi yang telah disepakati dalam RAN-PK melalui suatu Rencana Aksi Daerah Pemberantasan Korupsi (RAD-PK) di masing-masing daerah pilot.

Berdasarkan pemikiran tersebut maka pelaksanaan kegiatan konsultasi dan kampanye publik RAN-PK tahun 2006 akan dilaksanakan dengan menggunakan 2 (dua) metode yaitu, Seminar Publik dan Focus Group Discussion (FGD) yang masing-masing diharapkan dapat menjaring masukan publik yang komprehensif bagi penyempurnaan dokumen RAN-PK 2004-2009 dan mempercepat penyusunan RAD-PK serta Rencana Aksi (Action Plan) di masing-masing departemen atau instansi daerah pilot.

I.2. TUJUANPenyelenggaraan Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PK 2004-2009 di

Provinsi Jawa Tengah terdiri dari dua kegiatan pokok yaitu Seminar Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PK 2004-2009 dan Focus Group Discussion di mana masing masing kegiatan bertujuan:

1. Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PK yang bertujuan untuk:

Memberikan media kepada departemen/instansi pelaksana RAN-PK untuk menjelaskan dan memberikan klarifikasi tentang program-program departemen/instansi mereka dalam rangka pelaksanaan RAN-PK;

Mendapatkan masukan dan tanggapan dari berbagai pihak dalam rangka implementasi RAN-PK di departemen/instansi terkait;

Merumuskan prioritas-prioritas kegiatan yang perlu segera dilaksanakan;

Merumuskan pelibatan masyarakat dan sektor swasta dalam implementasi RAN-PK.

2. Sedangkan tujuan diselenggarakannya FGD adalah memberikan asistensi pusat kepada departemen atau instansi pelaksana RAD-PK di daerah dalam rangka penyusunan dan pelaksanaan RAD-PK di daerah.

2

Page 3: I · Web viewUntuk itu korupsi tidak lagi dapat digolongkan sebagai kejahatan biasa melainkan sebagai kejahatan luar biasa atau extra-ordinary crime, sehingga upaya pemberantasannya

Laporan Kegiatan Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PKdan FGD Penyusunan RAD-PK Provinsi Jawa Tengah

Hotel Grand Candi, Semarang, 11-12 Oktober 2006Bappenas

I.3. RUANG LINGKUPKegiatan Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PK 2004-2009 di Provinsi

Jawa Tengah mencakup kegiatan seminar dan FGD.

I.4. INDIKATOR KEBERHASILANIndikator keberhasilan dari konsultasi publik ini, yaitu:

1. Adanya pemahaman peserta terhadap RAN-PK dan adanya input bagi perbaikan substansi RAN-PK.

2. Adanya input dari publik tentang isu-isu prioritas untuk perumusan rancangan RAD-PK Provinsi Jawa Tengah.

3. Tersusunnya rancangan RAD-PK yang kemudian akan diakomodasikan ke dalam kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2007.

I.5. PESERTA I.5.1. Seminar RAN-PK

Peserta kegiatan seminar Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PK terdiri dari unsur Pemerintah, Sektor Swasta serta Tokoh Masyarakat, antara lain: Bappenas, Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK), BKPM, Pusat Pengembangan Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Publik, Ditlantas POLRI, DPRD Kota Semarang, POLDA Jawa Tengah, Bappeda dan Bawasda Provinsi Jawa Tengah, Kanwil Departemen Hukum dan HAM, Kejaksaan Tinggi, Pengadilan Tinggi, Pengadilan Negeri, Pengadilan Agama, Bupati/Walikota, Pengadilan Tinggi Agama, Fakultas Hukum Universitas Diponegoro, Bappeda Kabupaten/Kota, Kadinda, LSM, Media Lokal dan instansi/Lembaga/Dinas terkait lainnya.

Peserta Seminar Publik RAN-PK Provinsi Jawa Tengah

Hari Pertama, Rabu, 11 Oktober 2006

NO NAMA LEMBAGA

1. H. Sriyono DPRD Kota Semarang

2. S. Wahyono Kodya Semarang

3. Bambang Bappeda Kabupaten Kendal

4. Sunaryo Setda Salatiga

3

Page 4: I · Web viewUntuk itu korupsi tidak lagi dapat digolongkan sebagai kejahatan biasa melainkan sebagai kejahatan luar biasa atau extra-ordinary crime, sehingga upaya pemberantasannya

Laporan Kegiatan Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PKdan FGD Penyusunan RAD-PK Provinsi Jawa Tengah

Hotel Grand Candi, Semarang, 11-12 Oktober 2006Bappenas

NO NAMA LEMBAGA

5. Dadang DJ Polda Jawa Tengah

6. Slamet Wahyudi Kejaksaan Tinggi Provinsi Jawa Tengah

7. H. Suwardi Pengadilan Tinggi Provinsi Jawa Tengah

8. M.D. Pasaribu Pengadilan Negeri Semarang

9. Kholilurrahman Pengadilan Tinggi Agama Provinsi Jawa Tengah

10. Ibrahim Salim Pengadilan Agama Semarang

11. Elly Hadidjah Pengadilan Tata Usaha Negara Provinsi Jawa Tengah

12. Anwar Cholil Bappeda Provinsi Jawa Tengah

13. Joko Santoso Bappeda Kota Magelang

14. Sulistyawati Bappeda Kota Surakarta

15. Cholil As’ad Bappeda Kota Salatiga

16. Harry R Bappeda Kota Semarang

17. Chairuddien Bappeda Kota Pekalongan

18. Abdan Harimurti Bappeda Kota Tegal

19. Umar Sadjad Bappeda Kabupaten Banjarnegara

20. Hudi Utami Bappeda Kabupaten Banyumas

21. Susilo Bappeda Kabupaten Batang

22. Slamet Bappeda Kabupaten Blora

23. Rahmat Bappeda Kabupaten Boyolali

24. Djoko Gunawan Bappeda Kabupaten Brebes

4

Page 5: I · Web viewUntuk itu korupsi tidak lagi dapat digolongkan sebagai kejahatan biasa melainkan sebagai kejahatan luar biasa atau extra-ordinary crime, sehingga upaya pemberantasannya

Laporan Kegiatan Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PKdan FGD Penyusunan RAD-PK Provinsi Jawa Tengah

Hotel Grand Candi, Semarang, 11-12 Oktober 2006Bappenas

NO NAMA LEMBAGA

25. Adjar Mugiono Bappeda Kabupaten Cilacap

26. Koes Hartiyah Bappeda Kabupaten Demak

27. M. Sumargono Bappeda Kabupaten Grobogan

28. Fatkurrahman Bappeda Kabupaten Jepara

29. Sulismiyali Bappeda Kabupaten Karanganyar

30. Mahar Bappeda Kabupaten Kebumen

31. Purwanto Bappeda Kabupaten Klaten

32. CH Wastrooy Bappeda Kabupaten Magelang

33. S. Pramono Bappeda Kabupaten Pati

34. Susiyanto Bappeda Kabupaten Pekalongan

35. Sudaryono Bappeda Kabupaten Pemalang

36. Basuki Rachmat Bappeda Kabupaten Purbalingga

37 Medi Priyono Bappeda Kabupaten Purworejo

38 Hari Susanto Bappeda Kabupaten Rembang

39 S. Wahjono Bappeda Kabupaten Semarang

40 Suharto M Bappeda Kabupaten Sragen

41 Tedjo Kisworo Bappeda Kabupaten Tegal

42 Bambang Bappeda Kabupaten Temanggung

43 Sutomo Bappeda Kabupaten Wonogiri

44 Hisam Mukti Bappeda Kabupaten Wonosobo

45 S Hardjanto Bawasda Provinsi Jawa Tengah

5

Page 6: I · Web viewUntuk itu korupsi tidak lagi dapat digolongkan sebagai kejahatan biasa melainkan sebagai kejahatan luar biasa atau extra-ordinary crime, sehingga upaya pemberantasannya

Laporan Kegiatan Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PKdan FGD Penyusunan RAD-PK Provinsi Jawa Tengah

Hotel Grand Candi, Semarang, 11-12 Oktober 2006Bappenas

NO NAMA LEMBAGA

46 Bani Priyono Bawasda Kota Semarang

47 Suko Tricahyo Bawasda Kota Magelang

48 Tedi Rosanto Bawasda Kota Sragen

49 Suharin Biro Hukum Provinsi Jawa Tengah

50 Danang A Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

51 Suyarto Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Tengah

52 Inu Kertopati Dinas Pemukiman dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah

53 Sudaryadi Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Jawa Tengah

54 P. Edison Dinas Perdagangan Provinsi Jawa Tengah

55 Abd. Sulhadi Dinas Perindustrian Provinsi Jawa Tengah

56 Djoko K Dinas Pelayanan Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Tengah

57 Agus S Badan Penanaman Modal Provinsi Jawa Tengah

58 Daradjat Kadinda Provinsi Jawa Tengah

59 Kabul Supriyadhie Majelis Ulama Indonesia Provinsi Jawa Tengah

60 Adi Sulistyono Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

61 Aan Rohaeni PKBH Purwokerto

62 Zahwan A SIMAK Jepara

63 Sugiharto YBL Pekalongan

64 Bintoro FORBES PM Magelang

65 Sri Widodo KOMPAK Pemalang

66 Joko P KP2KKN Semarang

6

Page 7: I · Web viewUntuk itu korupsi tidak lagi dapat digolongkan sebagai kejahatan biasa melainkan sebagai kejahatan luar biasa atau extra-ordinary crime, sehingga upaya pemberantasannya

Laporan Kegiatan Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PKdan FGD Penyusunan RAD-PK Provinsi Jawa Tengah

Hotel Grand Candi, Semarang, 11-12 Oktober 2006Bappenas

NO NAMA LEMBAGA

67 Muhnur LBH Semarang

68 Sumiyati LRC KJHAM Semarang

69 Ramelan FSBI/YASBI Semarang

70 Ngargono LP2K Semarang

71 Abdul Sakur KPAP Ungaran

72 Rima A YASANTI Ungaran

73 Nur Wahid Demak Center

74 Supriyadi ORI Demak

75 Muslikin ORI Grobogan

76 Ali Rozikin ORI Kendal

77 Ariyadi Dwi ORI Karanganyar

78 Afif Z FRAKSI Kendal

79 Arifin KONMAWAS Salatiga

80 Pujiyono Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

81 Slamet Layar Nusantara

82 Fajar Eib Utomo YASBI

83 Sania YASANTI

84 Dino TVRI

85 Tandiono Bawor LBH Semarang

86 Mulyadi Bappeda Provinsi Jawa Tengah

87 Surya Bappeda Kabupaten Magelang

7

Page 8: I · Web viewUntuk itu korupsi tidak lagi dapat digolongkan sebagai kejahatan biasa melainkan sebagai kejahatan luar biasa atau extra-ordinary crime, sehingga upaya pemberantasannya

Laporan Kegiatan Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PKdan FGD Penyusunan RAD-PK Provinsi Jawa Tengah

Hotel Grand Candi, Semarang, 11-12 Oktober 2006Bappenas

NO NAMA LEMBAGA

88 Al Adib Edi Susilo Bawasda Provinsi Jawa Tengah

89 Ratna Kawuri Dinas Perindustrian Provinsi Jawa Tengah

90 Kuntarso Dinas Perhubungan

91 Hadi Purnomo Badan Penanaman Modal

92 Jumi Suhendra KPPT Kendal

93 Eko Jauhari BPN

94 Elly Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kendal

95 Naufal Yahya Ditlantas POLDA Jawa Tengah

96 Sudarmanto BPN

97 F.A. Mudjiono Dinas Bina Marga

98 Maya Bappeda Provinsi Jawa Tengah

99 Maksum Bappeda Provinsi Jawa Tengah

100 Hendro Biro Organisasi Setda Provinsi Jawa Tengah

8

Page 9: I · Web viewUntuk itu korupsi tidak lagi dapat digolongkan sebagai kejahatan biasa melainkan sebagai kejahatan luar biasa atau extra-ordinary crime, sehingga upaya pemberantasannya

Laporan Kegiatan Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PKdan FGD Penyusunan RAD-PK Provinsi Jawa Tengah

Hotel Grand Candi, Semarang, 11-12 Oktober 2006Bappenas

I.5.2. Focus Group Discussion (FGD)

Peserta kegiatan FGD terdiri dari unsur pemerintah pusat dan daerah, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Swasta serta Tokoh Masyarakat, antara lain: Bappenas, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), BPN, Kadinda, Bappeda, Bawasda, Akademisi, LSM, serta departemen/instansi terkait daerah.

Peserta FGD Penyusunan RAD-PK Provinsi Jawa Tengah

Hari Kedua, Kamis, 12 Oktober 2006

NO NAMA LEMBAGA

1. Anwar Cholil Bappeda Provinsi Jawa Tengah

2. Joko Santoso Bappeda Kota Magelang

3. Sulistyawati Bappeda Kota Surakarta

4. Cholil As’ad Bappeda Kota Salatiga

5. Harry R Bappeda Kota Semarang

6. Chairuddien Bappeda Kota Pekalongan

7. Umar Sadjad Bappeda Kabupaten Banjarnegara

8. Edi Priyono Bappeda Kabupaten Banyumas

9. Susilo Bappeda Kabupaten Batang

10. Slamet Bappeda Kabupaten Blora

11. Rahmat Bappeda Kabupaten Boyolali

12. A Syatori Bappeda Kabupaten Brebes

13. Mulyadi Bappeda Kabupaten Cilacap

9

Page 10: I · Web viewUntuk itu korupsi tidak lagi dapat digolongkan sebagai kejahatan biasa melainkan sebagai kejahatan luar biasa atau extra-ordinary crime, sehingga upaya pemberantasannya

Laporan Kegiatan Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PKdan FGD Penyusunan RAD-PK Provinsi Jawa Tengah

Hotel Grand Candi, Semarang, 11-12 Oktober 2006Bappenas

NO NAMA LEMBAGA

14. Koes Hartiyah Bappeda Kabupaten Demak

15. Fatkurrahman Bappeda Kabupaten Jepara

16. Mulyadi Bappeda Kabupaten Kebumen

17. Purwanto Bappeda Kabupaten Klaten

18. S. Pramono Bappeda Kabupaten Pati

19. Susiyanto Bappeda Kabupaten Pekalongan

20. Basuki Rachmat Bappeda Kabupaten Purbalingga

21. Medi Priyono Bappeda Kabupaten Purworejo

22. S. Wahjono Bappeda Kabupaten Semarang

23. Tedjo Kisworo Bappeda Kabupaten Tegal

24. Bambang Bappeda Kabupaten Temanggung

25. Hisam Mukti Bappeda Kabupaten Wonosobo

26. Suko Tricahyo Bawasda Kota Magelang

27. Tedi Rosanto Bawasda Kota Sragen

28. Suharin Biro Hukum Provinsi Jawa Tengah

29. Sudaryadi Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Jawa Tengah

30. Kabul Supriyadhie Majelis Ulama Indonesia Provinsi Jawa Tengah

31. Aan Rohaeni PKBH Purwokerto

32. Zahwan A SIMAK Jepara

33. Sugiharto YBL Pekalongan

34. Bintoro FORBES PM Magelang

10

Page 11: I · Web viewUntuk itu korupsi tidak lagi dapat digolongkan sebagai kejahatan biasa melainkan sebagai kejahatan luar biasa atau extra-ordinary crime, sehingga upaya pemberantasannya

Laporan Kegiatan Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PKdan FGD Penyusunan RAD-PK Provinsi Jawa Tengah

Hotel Grand Candi, Semarang, 11-12 Oktober 2006Bappenas

NO NAMA LEMBAGA

35. Joko P KP2KKN Semarang

36. Muhnur LBH Semarang

37 Sumiyati LRC KJHAM Semarang

38 Ramelan FSBI/YASBI Semarang

39 Ngargono LP2K Semarang

40 Abdul Sakur KPAP Ungaran

41 Rima A YASANTI Ungaran

42 Nur Wahid Demak Center

43 Supriyadi ORI Demak

44 Ali Rozikin ORI Kendal

45 Ariyadi Dwi ORI Karanganyar

46 Afif Z FRAKSI Kendal

47 Arifin KONMAWAS Salatiga

48 Pujiyono Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

49 Fajar Eib Utomo YASBI

50 Sania YASANTI

51 Tandiono Bawor LBH Semarang

52 Surya Bappeda Kabupaten Magelang

53 Al Adib Edi Susilo Bawasda Provinsi Jawa Tengah

54 Ratna Kawuri Dinas Perindustrian Provinsi Jawa Tengah

55 Hadi Purnomo Badan Penanaman Modal

11

Page 12: I · Web viewUntuk itu korupsi tidak lagi dapat digolongkan sebagai kejahatan biasa melainkan sebagai kejahatan luar biasa atau extra-ordinary crime, sehingga upaya pemberantasannya

Laporan Kegiatan Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PKdan FGD Penyusunan RAD-PK Provinsi Jawa Tengah

Hotel Grand Candi, Semarang, 11-12 Oktober 2006Bappenas

NO NAMA LEMBAGA

56 Jumi Suhendra KPPT Kendal

57 Elly Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kendal

58 F.A. Mudjiono Dinas Bina Marga

59 Maya Bappeda Provinsi Jawa Tengah

60 Maksum Bappeda Provinsi Jawa Tengah

61 Hendro Biro Organisasi Setda Provinsi Jawa Tengah

62 Syamsul F Pengadilan Tinggi Agama Provinsi Jawa Tengah

63 Prajoto Biro Organisasi dan Kepegawaian Provinsi Jawa Tengah

64 Dwi Saputra KP2KKN Semarang

65 Bambang Bawasda

66 Gunaris Dwi P Bappeda Kabupaten Kendal

12

Page 13: I · Web viewUntuk itu korupsi tidak lagi dapat digolongkan sebagai kejahatan biasa melainkan sebagai kejahatan luar biasa atau extra-ordinary crime, sehingga upaya pemberantasannya

Laporan Kegiatan Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PKdan FGD Penyusunan RAD-PK Provinsi Jawa Tengah

Hotel Grand Candi, Semarang, 11-12 Oktober 2006Bappenas

II. PELAKSANAAN KEGIATAN KONSULTASI DAN KAMPANYE PUBLIK RAN-PK 2004-2009 DAN FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD)

PENYUSUNAN RAD-PK PROVINSI JAWA TENGAH DAN PEMETAAN PERMASALAHAN PELAYANAN PUBLIK

Pelaksanaan kegiatan Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PK dan FGD Penyusunan RAD-PK Provinsi Jawa Tengah yang diselenggarakan oleh Bappenas ini merupakan suatu kesinambungan dari Preliminary FGD yang dilaksanakan di Bogor pada tanggal 11-13 Agustus 2006 lalu. Pada saat penyelenggaraan Preliminary FGD RAN-PK di Bogor tersebut Bappenas bersama dengan Kepala Bappeda, Kepala Bawasda dan perwakilan LSM dari Provinsi Jawa Tengah, Riau, Kepulauan Bangka Belitung, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara telah berhasil memetakan permasalahan pelayanan publik rawan korupsi yang terjadi di masing-masing daerah. Di forum yang sama para perwakilan daerah, baik dari unsur Bappeda, Bawasda maupun LSM, telah memberikan komitmen untuk menindaklanjuti penanggulangan permasalahan-permasalahan tersebut dengan membentuk suatu Rencana Aksi Daerah Pemberantasan Korupsi di daerah mereka masing-masing sekaligus sebagai tindak lanjut pelaksanaan amanat yang terkandung dalam dokumen RAN-PK 2004-2009.

Kegiatan Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PK 2004-2009 yang diselenggarakan di Provinsi Jawa Tengah terbagi atas dua kegiatan utama, Seminar Publik dan FGD Penyusunan RAD-PK Provinsi Jawa Tengah. Seluruh rangkaian kegiatan dilaksanakan selama 2 (dua) hari berturut-turut (11-12 Oktober 2006).

Kegiatan Seminar Publik yang diselenggarakan pada tanggal 11 Oktober 2006 ditujukan untuk mengkonfirmasi sekaligus mengklarifikasi isu-isu pelayanan publik rawan korupsi di Provinsi Jawa Tengah, yaitu mengenai perizinan usaha, pengadaan barang dan jasa, serta samsat yang sebelumnya telah dipetakan dalam Preliminary FGD RAN-PK di Bogor dan pertemuan di Bappenas. Pada saat yang bersamaan kegiatan pada hari pertama juga merupakan media sosialisasi RAN-PK kepada pihak-pihak pemerintah daerah maupun masyarakat sipil yang belum begitu memahami konsep RAN-PK. Pelaksanaan FGD penyusunan RAD-PK Provinsi Jawa Tengah pada hari pertama dan kedua merupakan pencerminan tindak lanjut komitmen pemerintah daerah dan LSM di Jawa Tengah untuk melaksanakan RAN-PK di Provinsi Jawa Tengah dan mengakomodasi langkah-langkah perbaikan untuk menanggulangi berbagai permasalahan pelayanan publik rawan korupsi di Provinsi Jawa Tengah sesuai dengan permasalahan yang telah dipetakan sebelumnya dalam Preliminary FGD di Bogor, pertemuan di Bappenas dan klarifikasi yang diperoleh dalam Seminar Publik sebelumnya. Peserta kegiatan Seminar Publik RAN-PK dan FGD Penyusunan RAD-PK Jawa Tengah terdiri dari berbagai macam unsur, seperti yang telah diungkapkan di atas, yang mewakili unsur pelayanan publik pada tingkat pusat dan daerah, swasta, masyarakat sipil (LSM) serta akademisi.

Keseluruhan bagian kegiatan Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PK Provinsi Jawa Tengah berlangsung secara dinamis, peserta banyak memberi

13

Page 14: I · Web viewUntuk itu korupsi tidak lagi dapat digolongkan sebagai kejahatan biasa melainkan sebagai kejahatan luar biasa atau extra-ordinary crime, sehingga upaya pemberantasannya

Laporan Kegiatan Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PKdan FGD Penyusunan RAD-PK Provinsi Jawa Tengah

Hotel Grand Candi, Semarang, 11-12 Oktober 2006Bappenas

masukan bagi pelaksanaan RAN-PK maupun substansi yang akan disertakan dalam RAD-PK Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan diskusi yang berlangsung dalam setiap bagian kegiatan Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PK di Provinsi Jawa Tengah, dapat dilihat bahwa isu pelayanan publik yang tersinyalir rawan korupsi lebih terfokus pada isu pengadaan barang dan jasa, perizinan usaha dan pendidikan. Ketiga hal ini menjadi pusat diskusi yang akan dibahas dalam penjabaran kegiatan Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PK di Provinsi Jawa Tengah di bagian selanjutnya.

II.1. Hari Pertama: Rabu, 11 Oktober 2006 (Seminar Publik RAN-PK 2004-2009)Kegiatan hari pertama Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PK di Provinsi

Jawa Tengah adalah penyelenggaraan Seminar Publik RAN-PK. Peserta pada hari pertama ini sebagian besar berasal dari muspida Provinsi Jawa Tengah dan pegawai pemerintah daerah terkait yang datang dari seluruh kabupaten dan kota di Jawa Tengah. Peserta lainnya berasal dari kalangan LSM, sektor swasta dan akademisi.

Kegiatan dimulai pada pukul 09.00 WIB dan diawali dengan sambutan dari Deputi Bidang Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan Bappenas. Dalam sambutannya, Bapak Deputi mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu terlaksanya kegiatan Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PK serta FGD Penyusunan RAD-PK Provinsi Jawa Tengah. Beliau juga menjelaskan mengenai RAN-PK, mulai dari tahap penyusunan dokumen hingga perkembangan dalam pelaksanaannya. Sebagai tambahan beliau juga menjelaskan mengenai peratifikasian United Nation Convention Against Corruption (UNCAC) oleh Indonesia dan implikasinya bagi hukum nasional serta hal-hal penting yang terkait, antara lain pencegahan, penindakan, asset recovery dan kerjasama internasional. Sambutan selanjutnya disampaikan oleh Bapak Wakil Gubernur Provinsi Jawa Tengah sekaligus meresmikan pembukaan kegiatan Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PK serta FGD Penyusunan RAD-PK Provinsi Jawa Tengah. Dalam sambutannya, beliau menjelaskan bahwa Provinsi Jawa Tengah bertekad untuk mendukung sepenuhnya upaya pemberantasan korupsi dan akan melakukan segala upaya agar Provinsi Jawa Tengah dapat mengimplementasikan prinsip-prinsip good governance melalui perbaikan pelayanan publik dan perbaikan manajemen keuangan daerah. Mengenai pemberantasan perilaku koruptif dan pelanggaran HAM, Pemerintah Daerah Jawa Tengah telah pula mengusahakan berbagai upaya melalui Renstra dan RKPD. Beliau juga mengharapkan melalui kegiatan ini dapat menghasikan Konsensus perangkat daerah; tersusunnya RAD-PK yang dapat diimplementasikan secara efektif dan sustainable; dan terciptanya koordinasi yang baik antara instansi daerah.

Setelah penyampaian serangkaian sambutan dan pembukaan Seminar Publik RAN-PK, acara kemudian dilanjutkan dengan presentasi mengenai penjelasan RAN-PK dan RAD-PK yang disampaikan oleh Direktur Hukum dan HAM Bappenas, KPK dan Kepala Bappeda Provinsi Jawa Tengah. Setelah pemaparan dari ketiga narasumber tersebut, kegiatan selanjutnya adalah diskusi panel dengan narasumber

14

Page 15: I · Web viewUntuk itu korupsi tidak lagi dapat digolongkan sebagai kejahatan biasa melainkan sebagai kejahatan luar biasa atau extra-ordinary crime, sehingga upaya pemberantasannya

Laporan Kegiatan Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PKdan FGD Penyusunan RAD-PK Provinsi Jawa Tengah

Hotel Grand Candi, Semarang, 11-12 Oktober 2006Bappenas

dari BKPM, Direktorat Lalu Lintas POLRI, Pusat Pengembangan Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Publik, serta Bupati Sragen yang memaparkan mengenai penerapan prinsip-prinsip good governance di Kabupaten Sragen sebagai best practice bagi daerah lainnya. Rangkaian presentasi dari keempat narasumber tersebut secara garis besar menerangkan mengenai pelaksanaan RAN-PK dan perbaikan yang telah dicapai di lingkungan instansi pelayanan publik tersebut, baik di pusat maupun di daerah. Setelah tiap-tiap presentasi dari masing-masing instansi pelayanan publik tersebut dilakukan diskusi bersama peserta seminar.

Moderator memberi kesempatan kepada para peserta untuk mengajukan berbagai pertanyaan, masukan, dan tanggapan kepada para paenelis. Para peserta mengungkapkan keluhan-keluhan mengenai permasalahan yang saat ini berkembang di Provinsi Jawa Tengah. Berikut merupakan permasalahan-permasalahan yang diungkapkan oleh para peserta seminar berkenaan dengan presentasi dari Direktur Pelayanan Aplikasi, BKPM yaitu :

a. Bagaimana menarik investasi ke Jawa Tengah namun juga tetap memperhatikan nasib buruh;

b. Kepastian perizinan dalam penanaman modal serta klasifikasi dalam aturan dan kebijakan yang menyangkut perdagangan dan penanaman modal; dan

c. Kurangnya koordinasi dengan instansi lainnya.

Permasalahan yang diangkat dalam diskusi dengan Inspektur Bidang Pertanahan Kewilayahan III BPN Pusat yaitu:

a. Pemberlakuan Perpres Nomor 10 Tahun 2006 Tentang BPN yang menyebabkan kesimpangsiuran kewenangan di bidang pertanahan antara pusat dan daerah; dan

b. Jaminan perlindungan hukum bagi pemilik-pemilik tanah yang tidak memiliki sertifikat atas tanahnya.

Dalam diskusi, pelayanan publik yang paling mendapat pertanyaan dan tanggapan adalah bidang pengadaan barang dan jasa dengan narasumber dari Kepala Pusat Pengembangan Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Publik Bappenas. Permasalahan-permasalahan yang timbul adalah sebagai berikut:

a. Penentuan harga barang yang tidak efektif dalam pengadaan barang dan jasa;

b. Peraturan dalam pengadaan barang dan jasa yang tidak sinkron dan kurang jelas;

c. Kurangnya sosialisasi mengenai Keppres Nomor 80 Tahun 2003;

d. Carry over dalam pengadaan barang dan jasa yang mengindikasikan adanya praktek tender fiktif;

e. Ketakutan penyelenggara pemerintahan di daerah untuk menjadi pimpinan proyek; dan

15

Page 16: I · Web viewUntuk itu korupsi tidak lagi dapat digolongkan sebagai kejahatan biasa melainkan sebagai kejahatan luar biasa atau extra-ordinary crime, sehingga upaya pemberantasannya

Laporan Kegiatan Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PKdan FGD Penyusunan RAD-PK Provinsi Jawa Tengah

Hotel Grand Candi, Semarang, 11-12 Oktober 2006Bappenas

f. pelaksanaan tender dengan penunjukkan langsung yang dikhawatirkan menjadi sumber KKN.

Setelah diskusi dan tanya jawab, acara dilanjutkan dengan identifikasi isu rawan korupsi di Provinsi Jawa Tengah. Identifikasi dilakukan oleh fasilitator dengan cara menggali masukan dan tanggapan dari peserta mengenai isu rawan korupsi yang menjadi prioritas untuk dimasukan ke dalam RAD-PK Provinsi Jawa Tengah. Dari hasil identifikasi, isu prioritas yang lahir adalah mengenai pelayanan publik bidang pengadaan barang dan jasa, perizinan usaha, dan pendidikan.

Selanjutnya peserta dikelompokan sesuai dengan isu prioritas rawan korupsi yang sudah disepakati peserta, yaitu menjadi 3 (tiga) kelompok. Masing-masing kelompok dipandu oleh 1 (satu) orang fasilitator yang akan membantu peserta untuk menyusun RAD-PK Provinsi Jawa Tengah. Masing-masing Working Group mendiskusikan mengenai permasalahan yang telah ditetapkan untuk kemudian merekomendasikan masukan bagi program-program dalam penyusunan dokumen RAD-PK Provinsi Jawa Tengah. Kegiatan ini dimulai dengan penjelasan dari fasilitator mengenai teknis penyusunan RAD-PK Provinsi Jawa Tengah, penyusunan rencana kerja untuk pelaksanaan RAD-PK Provinsi Jawa Tengah dan membangun kesepakatan antar para aktor pendukung pelaksanaan RAD-PK di Provinsi Jawa Tengah. Kegiatan hari pertama berakhir pada pukul 16.30 WIB.

II.2. Hari Kedua: Kamis, 12 Oktober 2006 (FGD Penyusunan RAD-PK Provinsi Jawa Tengah)

Acara pada hari kedua dimulai pukul 09.00 WIB. Agenda pertama pada hari itu adalah melanjutkan diskusi hari pertama, dengan metode FGD berdasarkan pemetaan permasalahan-permasalahan lokal dalam bidang pengadaan barang dan jasa, izin usaha, dan pendidikan. Peserta telah terbagi menjadi 3 (tiga) Working Group dan diskusi dilakukan dengan ruangan yang terpisah, sehingga peserta dapat lebih fokus melakukan diskusi. Peserta diskusi terdiri dari unsur pemerintah, swasta dan masyarakat.

Dalam kegiatan FGD pada hari kedua ini, pemetaan permasalahan yang telah dihasilkan dalam Seminar Publik mengalami beberapa penajaman, terutama permasalahan yang menyangkut pengadaan barang dan jasa, perizinan usaha dan pendidikan. Berikut akan disampaikan penajaman pemetaan permasalahan berkaitan dengan isu pertanahan serta pengadaan barang dan jasa:

Working Group Bidang Pengadaan Barang dan Jasa Dalam diskusi kelompok yang berlangsung cukup dinamis, hal-hal yang

terungkap antara lain:

1. Kurangnya komitmen para pelaku yang terlibat dalam pengadaan barang dan jasa

16

Page 17: I · Web viewUntuk itu korupsi tidak lagi dapat digolongkan sebagai kejahatan biasa melainkan sebagai kejahatan luar biasa atau extra-ordinary crime, sehingga upaya pemberantasannya

Laporan Kegiatan Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PKdan FGD Penyusunan RAD-PK Provinsi Jawa Tengah

Hotel Grand Candi, Semarang, 11-12 Oktober 2006Bappenas

2. Asosiasi pengusaha sering melakukan penyimpangan

3. Proses penawaran yang tidak transparan

a. Pada saat penawaran, kontraktor mengatur rekannya untuk ikut dalam penawaran sementra pihak eksekutif tidak dapat berbuat apa apa

b. Adanya “pertemuan tidak resmi” antara pengusaha dengan panitia pengadaan

4. Kurang jelasnya aturan yang ada

a. Multi tafsir peraturan perundang-undangan

b. Aparat takut untuk menjadi panitia

5. Intervensi decision maker

Working Group Bidang Perizinan Usaha Dari berbagai permasalahan yang timbul dan menjadi diskusi dalam

kelompok, dapat dikelompokan menjadi:

1. Belum Adanya Kepastian Hukuma. Masih parsial (SKPD)

b. Biaya tinggi

c. Waktu lama

d. Tumpang tindih kewenangan

e. Pemberlakuan kegiatan izin utama yang belum sesuai peraturan

f. Belum adanya standarisasi

g. Belum adanya publikasi investasi agar dapat diketahui oleh masyarakat

h. Simplifikasi perizinan

i. Pembagian peran fungsi dan kelembagaan belum jelas

2. Belum Adanya Pemetaan Potensi Daeraha. Pemberlakuan kegiatan izin utama yang belum sesuai peraturan

b. Pemetaan investasi yang belum lengkap dan perlu disinergiskan dengan tata ruang daerah, perda, dan agar dapat berkelanjutan

c. Ego sektoral instansi yang menghambat investasi

Working Group Bidang Pendidikan

17

Page 18: I · Web viewUntuk itu korupsi tidak lagi dapat digolongkan sebagai kejahatan biasa melainkan sebagai kejahatan luar biasa atau extra-ordinary crime, sehingga upaya pemberantasannya

Laporan Kegiatan Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PKdan FGD Penyusunan RAD-PK Provinsi Jawa Tengah

Hotel Grand Candi, Semarang, 11-12 Oktober 2006Bappenas

1. Pengelolaan RAPBS (Rencana Anggaran Penerimaan Dan Belanja Sekolah) Yang Tidak Transparan Dan Tumpang Tindiha. Sumbangan dari murid baru yang merupakan pendapatan sekolah, banyak

yang tidak masuk kedalam APBS, sehingga sulit untuk diketahui oleh publik.

b. Dalam belanja sekolah banyak terjadi mark up dalam pengadaan barang

c. Tidak adanya transparansi RAPBS

2. Pengadaan Buku Untuk Siswa Yang Mahal Dan Tidak Sesuai Dengan Kebutuhana. Buku belum disusun oleh guru sendiri/ komunitas guru

b. Belum bisa dijadikan public rights sehingga tidak bisa dicopy dengan murah

c. Setiap tahun ganti

d. Harga buku mahal (misal, jenis kertas, gambar, dan spesifikasi lainnya yang terkesan berlebihan)

3. Kurangnya Pengawasan Terhadap Mutasi Jabatan Kepala Sekolah/Penilik Sekolah/Gurua. Sistem rekruitmen guru yang belum ditangani dengan baik. Peningkatan

kemampuan untuk guru lebih banyak dilakukan terhadap guru negeri, swasta kurang. Oleh karena itu harusnya pemerintah juga bertanggungjawab dalam peningkatan kemampuan guru swasta agar peningkatan kemampuan menjadi merata antara guru negeri dan swasta.

b. Sering terjadi mutasi yang tidak sesuai dengan kompetensi

Setelah presentasi dari masing-masing Working Group dan pembicaraan mengenai tindak lanjut penyusunan RAD-PK Jawa Tengah maka FGD penyusunan RAD-PK Provinsi Jawa Tengah pada hari kedua kegiatan Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PK secara resmi ditutup. FGD berakhir pada pukul 16.00 WIB yang langsung dilanjutkan dengan penutupan.

18

Page 19: I · Web viewUntuk itu korupsi tidak lagi dapat digolongkan sebagai kejahatan biasa melainkan sebagai kejahatan luar biasa atau extra-ordinary crime, sehingga upaya pemberantasannya

Laporan Kegiatan Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PKdan FGD Penyusunan RAD-PK Provinsi Jawa Tengah

Hotel Grand Candi, Semarang, 11-12 Oktober 2006Bappenas

III. HASIL DAN TINDAK LANJUT PENYUSUNAN RAD-PK PROVINSI JAWA TENGAH UNTUK TAHUN IMPLEMENTASI 2007-2009

III.1. Hasil Rencana Aksi Daerah Pemberantasan Korupsi Korupsi Provinsi Jawa Tengah (RAD PK Provinsi Jawa Tengah) Isu Pengadaan Barang dan Jasa Tahun 2007-2009 (Lampiran I)

III.2. Hasil Rencana Aksi Daerah Pemberantasan Korupsi Provinsi Jawa Tengah (RAD PK Provinsi Jawa Tengah) Isu Perijinan Usaha Tahun 2007-2009 (Lampiran II)

III.3. Hasil Rencana Aksi Daerah Pemberantasan Korupsi Provinsi Jawa Tengah (RAD PK Provinsi Jawa Tengah) Isu Pendidikan Tahun 2007-2009 (Lampiran III)

III.4. Integrasi RAD PK kedalam Rencana Pembangunan Provinsi Jawa TengahPosisi RAD PK di dalam perencanaan pembangunan Provinsi sebenarnya

sudah jelas. Dalam mekanisme perencanaan pembangunan, maka RAD PK sebaiknya masuk menjadi salah satu isu yang harus diangkat dan didiskusikan dalam Musrenbang (Musyawarah Perencanaan Pembangunan) mulai dari tingkat pedesaan hingga provinsi. Integrasi berbagai persoalan untuk RAD PK dalam hasil Musrenbang akan memastikan pengalokasian dana anggaran untuk penyelesaian persoalan di tingkat nasional dan daerah.

Salah satu landasan yang dapat dijadikan dasar hukum dalam penganggaran pelaksanaan RAD-PK terdapat dalam Permendagri nomor 26 tahun 2006 tentang pedoman penyusunan APBD tahun 2007, yaitu: prioritas ke 5: penegakan hukum dan ham, pemberantasan korupsi dan reformasi birokrasi. Diharapkan pula penganggaran RAD-PK terintegrasi dalam RKSKPD masing-masing daerah.

III.5. Mekanisme Monitoring dan EvaluasiMonitoring dan evaluasi akan dikoordinasikan oleh Bawasda Provinsi Jawa

Tengah beserta tim Kormonev Daerah yang melibatkan berbagai pihak, terutama masyarakat. Keterlibatan masyarakat dalam memantau dan evaluasi sangat penting untuk memastikan dan mengukur peningkatan kinerja pelayanan publik.

19

Page 20: I · Web viewUntuk itu korupsi tidak lagi dapat digolongkan sebagai kejahatan biasa melainkan sebagai kejahatan luar biasa atau extra-ordinary crime, sehingga upaya pemberantasannya

Laporan Kegiatan Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PKdan FGD Penyusunan RAD-PK Provinsi Jawa Tengah

Hotel Grand Candi, Semarang, 11-12 Oktober 2006Bappenas

III.6. Komitmen Tindak Lanjut Penyusunan RAD-PK Provinsi Jawa Tengah1. Para peserta menyetujui bahwa untuk sementara penyusunan

program ditargetkan dapat mencakup satu tahun masa pelaksanaan dan akan mulai dilaksanakan pada tahun 2007;

2. Para peserta sepakat bahwa rancangan dokumen RAD-PK yang telah berhasil disusun selama kegiatan ini akan lebih dikembangkan lagi sesuai dengan kebutuhan dan akan disesuaikan dengan format matriks kegiatan yang ada dalam dokumen RAN-PK;

3. Setelah penyusunan RAD-PK Provinsi Jawa Tengah maka tim penyusun sepakat akan mendiseminasikan informasi mengenai RAD-PK kepada instansi daerah terkait sebelum pelaksanaannya di tahun 2007 melalui mekanisme konsultasi dan kampanye publik ke seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Tengah dengan menghadirkan lebih banyak dinas/instansi terkait;

4. Hasil kegiatan Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PK dan penyusunan RAD-PK Provinsi Jawa Tengah akan diinformasikan kepada Gubernur dan instansi pusat terkait serta kepada Presiden sebagai laporan baik oleh Bappenas maupun unsur Pemda Provinsi Jawa Tengah, dalam hal ini oleh Bappeda Provinsi Jawa Tengah. Bappenas, KPK dan seluruh peserta dari berbagai unsur di daerah berharap bahwa penyusunan RAD-PK Provinsi Jawa Tengah akan mendapat dukungan penuh dari Gubernur dan Presiden untuk pengesahan dan pelaksanaannya.

20