i. pendahuluanrepository.ub.ac.id/149590/2/bab_i.pdfmengetahui efisiensi neraca energi produksi...

4
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman cincau hitam merupakan tanaman yang banyak terdapat di Indonesia. Tanaman ini mengandung suatu komponen gel berupa hidrokoloid yang bersama-sama dengan sejumlah pati dan abu “qi” mampu membentuk gel yang kokoh dan kuat. Gel yang terbentuk ini dikenal dengan nama cincau hitam. Cincau hitam disukai karena mempunyai tekstur dan cita rasa yang khas. Cincau hitam dikenal di seluruh masyarakat, terutama hidangan penyegar. Tanaman cincau hitam sebagai bahan baku cincau hitam banyak tumbuh secara liar dihutan hutan, akan tetapi dengan semakin meningkatnya permintaan akan potongan kering tanaman cincau hitam atau biasa disebut sebagai simplisia kering, maka petani banyak yang membudidayakannya. Tanaman cincau hitam yang telah dipanen selanjutnya dikeringkan dengan cara dihamparkan di atas permukaan tanah, sehingga warnanya berubah dari hijau menjadi berwarna cokelat tua. Simplisia yang dipotong-potong kemudian dimasukkan kedalam karung dan ditekan sehingga menjadi padat. Simplisia kering inipun siap dipasarkan (Widyaningsih, 2007). Cincau hitam yang dikenal dengan nama janggelan ini merupakan bahan minuman yang menyerupai agar-agar. Tanaman janggelan banyak dibudidayakan di wilayah Kecamatan Karangtengah, Tirtomoyo, Bulukerto, dan Kismantoro (daerah Kabupaten Wonogiri). Luas areal mencapai kurang lebih 1.417 ha dengan tingkat produksi mencapai 8.390,95 ton/ tahun. Hasil pemasaran tanaman ini ke kota Jakarta dan untuk keperluan ekspor. Banyak orang yang meyakini bahwa cincau hitam ini mempunyai khasiat sebagai obat tradisional. Beberapa penyakit seperti hipertensi, diabetes, dan liver dapat diobati dengan menggunakan cincau hitam ini. Banyaknya manfaat yang akan diperoleh dengan mengkonsumsi cincau hitam sehingga masyarakat menjadikannya bahan baku untuk berbagai produk seperti gel cincau tradisional tanpa kemasan, gel cincau kemasan plastik, serbuk instan cincau 1

Upload: others

Post on 28-Jan-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • I. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Tanaman cincau hitam merupakan tanaman yang banyak terdapat di Indonesia. Tanaman ini mengandung suatu komponen gel berupa hidrokoloid yang bersama-sama dengan sejumlah pati dan abu “qi” mampu membentuk gel yang kokoh dan kuat. Gel yang terbentuk ini dikenal dengan nama cincau hitam. Cincau hitam disukai karena mempunyai tekstur dan cita rasa yang khas. Cincau hitam dikenal di seluruh masyarakat, terutama hidangan penyegar. Tanaman cincau hitam sebagai bahan baku cincau hitam banyak tumbuh secara liar dihutan hutan, akan tetapi dengan semakin meningkatnya permintaan akan potongan kering tanaman cincau hitam atau biasa disebut sebagai simplisia kering, maka petani banyak yang membudidayakannya. Tanaman cincau hitam yang telah dipanen selanjutnya dikeringkan dengan cara dihamparkan di atas permukaan tanah, sehingga warnanya berubah dari hijau menjadi berwarna cokelat tua. Simplisia yang dipotong-potong kemudian dimasukkan kedalam karung dan ditekan sehingga menjadi padat. Simplisia kering inipun siap dipasarkan (Widyaningsih, 2007). Cincau hitam yang dikenal dengan nama janggelan ini merupakan bahan minuman yang menyerupai agar-agar. Tanaman janggelan banyak dibudidayakan di wilayah Kecamatan Karangtengah, Tirtomoyo, Bulukerto, dan Kismantoro (daerah Kabupaten Wonogiri). Luas areal mencapai kurang lebih 1.417 ha dengan tingkat produksi mencapai 8.390,95 ton/ tahun. Hasil pemasaran tanaman ini ke kota Jakarta dan untuk keperluan ekspor. Banyak orang yang meyakini bahwa cincau hitam ini mempunyai khasiat sebagai obat tradisional. Beberapa penyakit seperti hipertensi, diabetes, dan liver dapat diobati dengan menggunakan cincau hitam ini. Banyaknya manfaat yang akan diperoleh dengan mengkonsumsi cincau hitam sehingga masyarakat menjadikannya bahan baku untuk berbagai produk seperti gel cincau tradisional tanpa kemasan, gel cincau kemasan plastik, serbuk instan cincau

    1

  • hitam, minuman gel cincau dalam kaleng, gel cincau hitam manis kemasan plastik dan gelas serta berbagai produk lainnya. Prospek luar biasa dari produk cincau hitam ini menjadi tantangan menarik dan perlu segera dikembangkankan. Menurut Widyaningsih (2007), di Indonesia produk baru cincau belum banyak diproduksi, padahal permintaan terus meningkat. Bubuk cincau hitam instan, baru diproduksi oleh tiga industri yang ada di Malang dan Surabaya. Berbagai produk olahan cincau yang dapat kita jumpai di supermarket sebagai produk impor dari Taiwan, Singapura, dan Malaysia dengan harga mahal. Sangat ironis, padahal bahan baku simplisia kering cincau hitam mereka impor dari Indonesia dan produk olahannya mereka jual kembali ke Indonesia dengan harga yang sangat mahal. Industri pangan di Indonesia mulai berkembang namun masih memiliki kelemahan di sektor industri terpadu. Industri dimulai dari perencanaan yang sangat matang dan presisi dalam pendiriannya. Mulai dari tahap skala laboratorium untuk menentukan teknologi yang digunakan hingga produk terbaik yang dihasilkan untuk dikomersialkan. Sebelum produk diproduksi dalam skala industri, produk dilakukan penggandaan skala untuk memperhitungkan seberapa besar kebutuhan energi dan bahan baku dalam skala industri. Skala ganda merupakan prototipe yang akan digunakan sebagai basic awal dalam penentuan kebutuhan skala industri. Perhitungan keseimbangan massa (mass balance) mutlak diperlukan dalam perencanaan sebuah pabrik. Dengan adanya data keseimbangan massa, maka kita dapat menyimpulkan dan menentukan jalannya sebuah proses produksi dengan akurat. Pentingnya penyusunan neraca massa atau panas suatu sistem proses dalam industri merupakan perhitungan kuantitatif dari semua bahan yang masuk, yang keluar, yang terakumulasi (tersimpan) dan yang terbuang dalam sistem itu. Perhitungan neraca digunakan untuk mencari variabel proses yang belum diketahui, berdasarkan data variabel proses yang telah ditentukan atau diketahui. Data yang diperoleh dari neraca massa dan panas akan digunakan untuk menentukan kebutuhan bahan baku, spesifikasi mesin serta biaya proses produksi yang akan dikeluarkan.

    2

  • 1.2 Perumusan Masalah Dari latar belakang tersebut dihasilkan beberapa rumusan masalah, yaitu: 1. Bagaimana keseimbangan neraca massa produksi skala ganda

    bubuk cincau hitam instan? 2. Bagaimana efisiensi neraca energi produksi skala ganda bubuk

    cincau hitam instan? 3. Bagaimana kualitas produk bubuk cincau hitam yang dihasilkan? 4. Bagaimana biaya proses yang dikeluarkan untuk membuat

    produk tersebut?

    1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan penelitian ini, yaitu: 1. Mengetahui keseimbangan neraca massa produksi skala ganda

    bubuk cincau hitam instan. 2. Mengetahui efisiensi neraca energi produksi skala ganda bubuk

    cincau hitam instan. 3. Mengetahui kualitas produk bubuk cincau hitam yang

    dihasilkan. 4. Mengetahui biaya proses yang dibutuhkan untuk memproduksi

    bubuk cincau hitam.

    1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian, yaitu : 1. Memperoleh informasi tentang neraca massa dan energi proses

    produksi skala ganda bubuk cincau hitam instan 2. Memperoleh informasi mengenai perpindahan massa dan

    energi yang digunakan sebagai acuan untuk membuat perancangan pabrik bubuk cincau hitam instan

    3. Dapat dijadikan pedoman dasar dalam mendirikan perancangan pabrik bubuk cincau hitam instan

    3

  • 4