i b - kelompok 5 - kelainan metabolisme

28
M A K A L A H FISIKA & BIOLOGI KELAINAN METABOLIK DISUSUN OLEH : -KELOMPOK 5- AYU SURYANI BASKARA KHAIRUN NISA MONICA SRIAYU LESTARI RINA ASTRIANI RISKA ANANDA ZAIRA ADRIANI TINGKAT I B ANGKATAN XXI AKADEMI KEPERAWATAN

Upload: riska-ananda

Post on 29-Jun-2015

640 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

MAKALAHFISIKA & BIOLOGI KELAINAN METABOLIK

DISUSUN OLEH : -KELOMPOK 5AYU SURYANI BASKARA KHAIRUN NISA MONICA SRIAYU LESTARI RINA ASTRIANI RISKA ANANDA ZAIRA ADRIANI

TINGKAT I B

ANGKATAN XXI AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR SAMARINDA 2010

KATA PENGANTAR

Puji syukur Kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat, rahmat dan hidayat-Nya sehingga Kami bisa menyelesaikan makalah FISIKA & BIOLOGI tentang KELAINAN METABOLIK tepat pada waktunya. Makalah ini disusun sebagai tugas kelompok dari mata kuliah Fisika & Biologi. Tidak lupa pula Kami mengggucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu menyelesaikan makalah ini dan dukungan dari dosen pembimbing & dosen mata kuliah Kami. Dengan ditulisnya makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pembaca. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya wawasan yang Kami miliki. Dengan demikian saran dan kritik yang membangun sangat Kami harapkan. Atas perhatiannya Kami ucapkan terima kasih.

Samar inda, 10 Okt ober 2010

P enyus un

Kelainan Metabolik : Diabetes Mellitus

1

DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................ ................................ ................................ ................ 0 Kata Pengantar................................ ................................ ................................ ................ 1 Daftar Isi................................ ................................ ................................ ......................... 2 Bab I Pendahuluan ................................ ................................ ................................ .......... 3 a. Latar Belakang ................................ ................................ ................................ ......... 3 b. Ruang Lingkup ................................ ................................ ................................ ........ 3 c. Tujuan Penulisan................................ ................................ ................................ ...... 3 Bab II Pembahasan ................................ ................................ ................................ ......... 4 a. Diabetes Mellitus ................................ ................................ ................................ ..... 4 b. Tipe Diabetes Mellitus ................................ ................................ ............................. 5 c. Penyebab Diabetes Mellitus ................................ ................................ ..................... 6 d. Gejala Diabetes Mellitus ................................ ................................ .......................... 6 e. Komplikasi ................................ ................................ ................................ ............. 7 f. Penanganan................................ ................................ ................................ .............. 11 Bab III Penutup ................................ ................................ ................................ ............... 16 a. Kesimpulan ................................ ................................ ................................ .............. 16 b. Saran................................ ................................ ................................ ........................ 16 Daftar Pustaka ................................ ................................ ................................ ................ 17

Kelainan Metabolik : Diabetes Mellitus

2

BAB I PENDAHULUAN

a. Latar Belakang Metabolisme adalah proses pemecahan zat-zat gizi di dalam tubuh untuk menghasilkan energi atau pembentuk struktur tubuh. Kelainan metabolisme seringkali disebabkan oleh kelainan genetik yang mengakibatkan hilangnya enzim tertentu yang diperlukan untuk merangsang suatu proses metabolisme. Kelebihan atau kekurangan suatu enzim dalam tubuh dapat menyebabkan penyakit, salah satunya adalah penyakit Diabetes Melitus. Untuk itu makalah ini disusun sedemikian rupa agar dapat

memudahkan pembaca dalam mempelajari dan mengetahui tetang penyakit Diabetes Melitus.

b. Ruang Lingkup Adapun yang dibahas dalam makalah ini meliputi : Penyakit diabetes mellitus, tipe-tipe diabetes mellitus, gejala umum, komplikasi & penanganan diabetes mellitus.

c. Tujuan Penulisan Agar pembaca mengerti tentang apa itu diabetes mellitus, bagaimana tipe -tipenya, gejala yang timbul, penyebab munculnya penyakit tersebut, berbagai komplikasi yang di akibatkan, dan bagaimana cara menangani penyakit tersebut.

Kelainan Metabolik : Diabetes Mellitus

3

BAB II PEMBAHASAN

a. Diabetes Mellitus Diabetes melitus yang kita kenal sebagai penyakit kencing manis merupakan penyakit keturunan dimana kadar glukosa (gula sederhana) di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara cukup. Insulin adalah hormon yang dilepaskan oleh pankreas, yang bertanggungjawab dalam mempertahankan kadar gula darah yang normal. Insulin memasukkan gula ke dalam sel sehingga bisa menghasilkan energi atau disimpan sebagai cadangan energi. Menurut kriteria diagnostik PERKENI (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia) 2006, seseorang dikatakan menderita diabetes jika memiliki kadar gula darah puasa >126 mg/dL dan pada tes sewaktu >200 mg/dL. Kadar gula darah sepanjang hari bervariasi, akan meningkat setelah makan dan kembali normal dalam waktu 2 jam. Kadar gula darah yang normal pada pagi hari setelah malam sebelumnya berpuasa adalah 70-110 mg/dL darah. Kadar gula darah biasanya kurang dari 120-140 mg/dL pada 2 jam setelah makan atau minum cairan yang mengandung gula maupun karbohidrat lainnya. Kadar gula darah yang normal cenderung meningkat secara ringan tetapi progresif (bertahap) setelah usia 50 tahun, terutama pada orang-orang yang tidak aktif bergerak. Peningkatan kadar gula darah setelah makan atau minum merangsang pankreas untuk menghasilkan insulin sehingga mencegah kenaikan kadar gula darah yang lebih lanjut dan menyebabkan kadar gula darah menurun secara perlahan.

Kelainan Metabolik : Diabetes Mellitus

4

Ada cara lain untuk menurunkan kadar gula darah yaitu dengan melakukan aktivitas fisik seperti berolahraga karena otot menggunakan glukosa dalam darah untuk dijadikan energi.

b. Tipe Diabetes Mellitus Ada 2 tipe Diabetes Mellitus, yaitu: 1. Diabetes Mellitus tipe 1 (diabetes yang tergantung kepada insulin) 2. Diabettes Mellitus tipe 2 (diabetes yang tidak tergantung kepada insulin, NIDDM) Di ab etes Mellitus tipe 1 Di ab etes Mellitus tipe 2 Penderita menghasilkan sedikit insulin atau sama sekali tidak menghasilkan insulin. Pankreas tetap menghasilkan insulin, kadang kadarnya lebih tinggi dari normal. Tetapi tubuh membentuk kekebalan terhadap efeknya, sehingga terjadi kekurangan insulin relatif. Bisa terjadi pada anak-anak dan dewasa, tetapi biasanya terjadi setelah usia 30 tahun

Umumnya terjadi sebelum usia 30 tahun, yaitu anak-anak dan remaja.

Para ilmuwan percaya bahwa faktor Faktor resiko untuk diabetes tipe 2 lingkungan (berupa infeksi virus adalah obesitas dimana sekitar 80atau faktor gizi pada masa kanak90% penderita mengalami obesitas. kanak atau dewasa awal) menyebabkan sistem kekebalan menghancurkan sel penghasil insulin di pankreas. Untuk terjadinya hal ini diperlukan kecenderungan genetik. 90% sel penghasil insulin (sel beta) Diabetes Mellitus tipe 2 juga mengalami kerusakan permanen. cenderung diturunkan secara genetik Terjadi kekurangan insulin yang dalam keluarga berat dan penderita harus mendapatkan suntikan insulin secara teratur.

c. Penyebab Diabetes Mellitus Diabetes terjadi jika tubuh tidak menghasilkan insulin yang cukup untuk mempertahankan kadar gula darah yang normal atau jika sel tidak memberikan responKelainan Metabolik : Diabetes Mellitus 5

yang tepat terhadap insulin. Beberapa penyebab lain diabetes adalah kadar kortikosteroid yang tinggi, kehamilan diabetes gestasional (akan hilang setelah melahirkan), obat-obatan yang dapat merusak pankreas dan racun yang

mempengaruhi pembentukan atau efek dari insulin.

d. Gejala Diabetes Mellitus Gejala klasik diabetes mellitus mempunyai trias P (3P) yaitu : 1. Poliuria (sering buang air kecil) gejala yang paling utama dan hampir dirasakan oleh setiap penderita. Makin tinggi gula darah maka semakin banyak air kemih yang diproduksi. 2. Polidipsida (selalu merasa haus) gejala ini merupakan reaksi tubuh akan adanya poliuria. 3. Polipagia (selalu merasa lapar) gejala ini terkadang tidak terlalu menonjol. Dasar dari kejadian ini adalah habisnya cadangan gula di dalam tubuh meskipun kadar gula darah tinggi. Masih ada tanda lain sebagai akibat dari trias di atas. Berat badan yang turun, lemas, gatal-gatal pada kemaluan, kesemutan, penglihatan berkurang merupakan keluhan utama penderita diabetes mellitus.

e. Komplikasi Diabetes merupakan penyakit yang memiliki komplikasi (menyebabkan terjadinya penyakit lain) yang paling banyak. Hal ini berkaitan dengan kadar gula darah yang tinggi terus menerus, sehingga berakibat rusaknya pembuluh darah, saraf dan struktur internal lainnya.

Kelainan Metabolik : Diabetes Mellitus

6

Zat kompleks yang terdiri dari gula di dalam dinding pembuluh darah menyebabkan pembuluh darah menebal dan mengalami kebocoran. Akibat penebalan ini maka aliran darah akan berkurang, terutama yang menuju ke kulit dan saraf. Kadar gula darah yang tidak terkontrol juga cenderung menyebabkan kadar zat berlemak dalam darah meningkat, sehingga mempercepat terjadinya aterosklerosis (penimbunan plak lemak di dalam pembuluh darah). Aterosklerosis ini 2-6 kali lebih sering terjadi pada penderita diabetes. Sirkulasi darah yang buruk ini melalui pembuluh darah besar (makro) bisa melukai otak, jantung, dan pembuluh darah kaki (makroangiopati), sedangkan pembuluh darah kecil (mikro) bisa melukai mata, ginjal, saraf dan kulit serta memperlambat penyembuhan luka. Komplikasi yang lebih sering terjadi dan mematikan adalah serangan jantung dan stroke.

1. Kakiy

Gangguan peredaran darah pada kaki mengenai pembuluh darah besar (makro vaskuler) berupa pengendapan kolesterol, kalsium dan bahan -bahan jaringan sehingga terjadi pengerasan dan penyempitan dinding pembuluh darah. Aliran darah yang kurang lancar mengakibatkan pemberian makan an dan oksigen pun berkurang. Jaringan di ujung menjadi rawan dan rapuh, di samping itu pembekuan darah menjadi mudah. Sedangkan gangguan pembuluh darah kecil (mikro vaskuler) berupa kelainan selaput dinding pembuluh darah bagian dalam yang menyebabkan pembuluh darah menjadi tidak baik lagi. Kedua hal tersebut menyebabkan mudahnya penyumbatan aliran oleh bekuan-bekuan darah. Keadaan ini menyulitkan penyembuhan luka serta memudahkan kematian jaringan di daerah ujung jari

Kelainan Metabolik : Diabetes Mellitus

7

yang akan ditandai dengan perubahan warna dari merah menjadi biru bahkan sampai hitam. Tanda khas jaringan mati ini (gangren) adalah bau yang busuk.y

Gangguan persarafan kaki megakibatkan mudahnya terjadi luka, karena gangguan ini mengenai saraf penerima sensasi. Penderita kehilangan rasa sakit pada kaki. Segala gesekan dan trauma menjadi tidak terasa, dan tiba -tiba muncul luka yang sudah menganga tanpa disadari.

y

Trauma pada kaki dapat menyebabkan luka. Kesempatan luka pada penderita lebih besar karena terjadi kelainan pada peredaran darah dan persarafan. Trauma Mekanik : pemakaian sepatu yang sempit, tersandung batu, tertusuk paku, terpukul, luka akibat memotong kuku, gigitan serangga, dan sebagainya. Trauma Suhu : terkena api, air panas, es, dan sebagainya. Trauma Kimia : pemakaian obat luar yang terlalu keras, memakai plester, dan sebagainya.

y

Setiap luka atau gangren dapat menyebabkan infeksi. Tanpa penanganan yang tepat infeksi ini akan cepat meluas dan naik ke bagian atas tubuh. Keadaan ini terkadang sukar diobati karena daya tahan tubuh terhadap kuman berkurang.

2. Mata Beberapa bentuk kelainan mata diabetes :y

Kelopak Mata : Terdapat xanthelasma, yaitu timbunan lemak yang membentuk benjolan kecil. Kelainan ini tidak berbahaya namun merupakan petunjuk adanya gangguan metabolisme lemak yang justru berbahaya untuk jantung.

y

Lensa Mata : Katarak8

Kelainan Metabolik : Diabetes Mellitus

Kekeruhan lensa mata ini disebabkan oleh serbuan sorbitol yaitu gugus gula lemak kompleks yang tak dapat diserap dan tetap tertinggal di lensa mata. Katarak ini bisa terjadi cepat atau lambat tergantung pada kadar gula darah serta ketahanan lensa mata tersebut. Katarak bukanlah penyebab kebutaan, lensa mata hanya suatu alat pembias dan alat memfokuskan bayangan tepat pada retina. Dengan mengangkat lensa dan mengganti kacamata maka masalah segera selesai.y

Pembuluh Darah Retina : Retinopati, yaitu kelainan pembuluh darah pada tempat penerimaan bayangan. Kelainan ini sangat berhubungan erat dengan fungsi penglihatan.

3. Jantung Serangan jantung pada diabetes mellitus disebut sebagai silent infaction terjadi tanpa diketahui, tidak nyeri, hanya tiba-tiba sesak nafas, lemas, rasa tidak enak di ulu hati, biasanya penderita datang terlambat dan telah masuk dalam keadaan gawat darurat seperti gagal jantung, gangguan irama yang sangat berat dan syok. Pada penderita diabetes mellitus terjadi kekakuan pada dinding jantung oleh endapan jaringan yang menyebabkan curah jantung menjadi buruk. Di samping kelainan itu ada kelainan lapis di pembuluh yang menyebabkan terjadinya hambatan aliran dan pembekuan. Kondisi ini hampir meliputi seluruh jantung. Jika terjadi sumbatan maka akan merambat ke daerah lain sehingga menjadi luas, akibat yang ditimbulkan pun banyak. Meskipun demikian, serangan hebat ini tidak dirasakan sebagai nyeri dada yang diakibatkan oleh perubahan patologi pada saraf otonom jantung sehingga hantaran nyeri tidak bisa dilaksanakan secara sempurna.

Kelainan Metabolik : Diabetes Mellitus

9

4. Ginjal Daerah ginjal yang terkena gangguan metabolisme gula adalah selaput dasar pembuluh kecil ginjal yang menyebabkan gangguan fungsi ginjal. Ginjal merupakan alat pencuci darah yang setiap menit sekian ratus cc darah mengalir, zat sisa pembakaran ataupun racun ajan disaring dan dikeluarkan melalui urine. Jika alat ini gagal maka zat-zat yang seharusnya dikeluarkan akan meracuni tubuh dan berakibat fatal.

5. Saraf Kelainan saraf pada diabetes mellitus dapat mengenai seluruh jaringan susunan saraf pusat ataupun saraf visceral. Manifestasi saraf visceral sering muncul sebagai sulit buang air besar, sulit buang air kecil, tidak terkendalinya buang air kecil & impotensi.

f. Penanganan Tujuan utama dari pengobatan diabetes adalah untuk mempertahankan kadar gula darah dalam kisaran yang normal. Namun, kadar gula darah yang benar benar normal sulit untuk dipertahankan. Meskipun demikian, semakin mendekati kisaran yang normal, maka kemungkinan terjadinya komplikasi sementara maupun jangka panjang menjadi semakin berkurang. Untuk itu diperlukan pemantauan kadar gula darah secara teratur baik dilakukan secara mandiri dengan alat tes kadar gula darah sendiri di rumah atau dilakukan di laboratorium terdekat.

Kelainan Metabolik : Diabetes Mellitus

10

Pengobatan diabetes meliputi pengendalian berat badan, olah raga dan diet. Seseorang yang obesitas dan menderita diabetes tipe 2 tidak akan memerlukan pengobatan jika mereka menurunkan berat badannya dan berolah raga secara teratur. Namun, sebagian besar penderita merasa kesulitan menurunkan berat badan dan melakukan olah raga yang teratur. Karena itu biasanya diberikan terapi sulih insulin atau obat hipoglikemik (penurun kadar gula darah) per-oral. Diabetes tipe 1 hanya bisa diobati dengan insulin tetapi tipe 2 dapat diobati dengan obat oral. Jika pengendalian berat badan dan berolahraga tidak berhasil maka dokter kemudian memberikan obat yang dapat diminum (oral = mulut) atau menggunakan insulin. Berikut ini pembagian terapi farmakologi untuk diabetes, yaitu: 1. Obat Hipoglikemik Oral (OHO) Golongan sulfonilurea seringkali dapat menurunkan kadar gula darah secara adekuat pada penderita diabetes tipe II, tetapi tidak efektif pada diabetes tipe I. Contohnya adalah glipizid, gliburid, tolbutamid dan klorpropamid. Obat ini menurunkan kadar gula darah dengan cara merangsang pelepasan insulin oleh pankreas dan meningkatkan efektivitasnya. Obat lainnya, yaitu metformin, tidak mempengaruhi pelepasan insulin tetapi meningkatkan respon tubuh terhadap insulinnya sendiri. Akarbos bekerja dengan cara menunda penyerapan glukosa di dalam usus. Obat hipoglikemik per-oral biasanya diberikan pada penderita diabetes tipe II jika diet dan oleh raga gagal menurunkan kadar gula darah dengan cukup. Obat ini kadang bisa diberikan hanya satu kali (pagi hari), meskipun beberapa penderita memerlukan 2-3 kali pemberian. Jika obat hipoglikemik per-

Kelainan Metabolik : Diabetes Mellitus

11

oral tidak dapat mengontrol kadar gula darah dengan baik, mungkin perlu diberikan suntikan insulin. 2. Terapi Sulih Insulin Pada diabetes tipe 1, pankreas tidak dapat menghasilkan insulin sehingga harus diberikan insulin pengganti. Pemberian insulin hanya dapat dilakukan melalui suntikan, insulin dihancurkan di dalam lambung sehingga tidak dapat diberikan per-oral (ditelan). Bentuk insulin yang baru (semprot hidung) sedang dalam penelitian. Pada saat ini, bentuk insulin yang baru ini belum dapat bekerja dengan baik karena laju penyerapannya yang berbeda menimbulkan masalah dalam penentuan dosisnya. Insulin disuntikkan dibawah kulit ke dalam lapisan lemak, biasanya di lengan, paha atau dinding perut. Digunakan jarum yang sangat kecil agar tidak terasa terlalu nyeri. Insulin terdapat dalam 3 bentuk dasar, masing-masing memiliki kecepatan dan lama kerja yang berbeda: 1. Insulin kerja cepat. Contohnya adalah insulin reguler, yang bekerja paling cepat dan paling sebentar. Insulin ini seringkali mulai menurunkan kadar gula dalam waktu 20 menit, mencapai puncaknya dalam waktu 2-4 jam dan bekerja selama 6-8 jam. Insulin kerja cepat seringkali digunakan oleh penderita yang menjalani beberapa kali suntikan setiap harinya dan disutikkan 15-20 menit sebelum makan.

Kelainan Metabolik : Diabetes Mellitus

12

2. Insulin kerja sedang. Contohnya adalah insulin suspensi seng atau suspensi insulin isofan. Mulai bekerja dalam waktu 1-3 jam, mencapai puncak maksimun dalam waktu 6-10 jam dan bekerja selama 18-26 jam. Insulin ini bisa disuntikkan pada pagi hari untuk memenuhi kebutuhan selama sehari dan dapat disuntikkan pada malam hari untuk memenuhi kebutuhan sepanjang malam. 3. Insulin kerja lambat. Contohnya adalah insulin suspensi seng yang telah dikembangkan. Efeknya baru timbul setelah 6 jam dan bekerja selama 28-36 jam. Sediaan insulin stabil dalam suhu ruangan selama berbulan -bulan sehingga bisa dibawa kemana-mana Pemilihan insulin yang akan digunakan tergantung kepada:o o

Keinginan penderita untuk mengontrol diabetesnya Keinginan penderita untuk memantau kadar gula darah dan menyesuaikan dosisnya

o o o

Aktivitas harian penderita Kecekatan penderita dalam mempelajari dan memahami penyakitnya Kestabilan kadar gula darah sepanjang hari dan dari hari ke hari Sediaan yang paling mudah digunakan adalah suntikan sehari sekali dari

insulin kerja sedang. Tetapi sediaan ini memberikan kontrol gula darah yang paling minimal. Kontrol yang lebih ketat bisa diperoleh dengan menggabungkan 2 jenis insulin, yaitu insulin kerja cepat dan insulin kerja sedang. Suntikan kedua diberikan pada saat makan malam atau ketika hendak tidur malam.

Kelainan Metabolik : Diabetes Mellitus

13

Kontrol yang paling ketat diperoleh dengan menyuntikkan insulin kerja cepat dan insulin kerja sedang pada pagi dan malam hari disertai suntikan insulin kerja cepat tambahan pada siang hari. Beberapa penderita usia lanjut memerlukan sejumlah insulin yang sama setiap harinya; penderita lainnya perlu menyesuaikan dosis insulinnya tergantung kepada makanan, olah raga dan pola kadar gula darahnya. Kebutuhan akan insulin bervariasi sesuai dengan perubahan dalam makanan dan olah raga. Beberapa penderita mengalami resistensi terhadap insulin. Insulin tidak sepenuhnya sama dengan insulin yang dihasilkan oleh tubuh, karena itu tubuh bisa membentuk antibodi terhadap insulin pengganti. Antibodi ini mempengaruhi aktivitas insulin sehingga penderita dengan resistansi terhadap insulin harus meningkatkan dosisnya. Penyuntikan insulin dapat mempengaruhi kulit dan jaringan dibawahnya pada tempat suntikan. Kadang terjadi reaksi alergi yang menyebabkan nyeri dan rasa terbakar, diikuti kemerahan, gatal dan pembengkakan di sekitar tempat penyuntikan selama beberapa jam. Suntikan sering menyebabkan terbentuknya endapan lemak (sehingga kulit tampak berbenjol-benjol) atau merusak lemak (sehingga kulit berlekuk-lekuk). Komplikasi tersebut bisa dicegah dengan cara mengganti tempat penyuntikan dan mengganti jenis insulin. Pada pemakaian insulin manusia sintetis jarang terjadi resistensi dan alergi. Pengaturan diet sangat penting. Biasanya penderita tidak boleh terlalu banyak makan makanan manis dan harus makan dalam jadwal yang teratur. Penderita diabetes cenderung memiliki kadar kolesterol yang tinggi, karena itu dianjurkan untuk membatasi jumlah lemak jenuh dalam makanannya. Tetapi cara terbaik

Kelainan Metabolik : Diabetes Mellitus

14

untuk menurunkan kadar kolesterol adalah mengontrol kadar gula darah dan berat badan. Semua penderita hendaknya memahami bagaimana menjalani diet dan olah raga untuk mengontrol penyakitnya. Mereka harus memahami bagaimana cara menghindari terjadinya komplikasi. Penderita juga harus memberikan perhatian khusus terhadap infeksi kaki sehingga kukunya harus dipotong secara teratur. Penting untuk memeriksakan matanya supaya bisa diketahui perubahan yang terjadi pada pembuluh darah di mata.

Kelainan Metabolik : Diabetes Mellitus

15

BAB III PENUTUP

a. Kesimpulan 1. Diabetes mellitus merupakan penyakit keturunan yang berhubungan dengan kadar gula dalam darah cukup tinggi. 2. Gejala yang timbul adalah poliuria, polidipsida dan polipagia. 3. Diabetes dapat menyebabkan komplikasi pada kaki, mata, jantung, saraf dan ginjal. 4. Cara menangani penyakit ini adalah dengan mengontrol gula darah secara rutin, melakukan diet, olahraga secara teratur dan melakukan suntik insulin.

b. Saran Disarankan agar para pembaca mulai melakukan gaya hidup sehat dengan makan makanan yang bergizi seimbang, tinggi serat dan rendah lemak serta melakukan aktivitas fisik 30 menit setiap hari sehingga tercapai berat badan ideal dan dapat terhindar dari penyakit diabetes mellitus.

Kelainan Metabolik : Diabetes Mellitus

16

DAFTAR PUSTAKA

Buku Sumber : Ranakusuma, A. Boedisantoso. (1987), Diabetes Melitus : Tenang Menghayutkan. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. Maria C, Linder. (1985), Biokimia Nutrisi & Metabolisme Dengan Pemakaian Secara Klinis. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

Internet : Diambil tanggal 10 Oktober 2010, dari http://medicastore.com Diambil tanggal 25 Juli 2010, dari http:// wikipedia.com Diambil tanggal 2 Februari 2010, dari http://community.um.ac.id

Kelainan Metabolik : Diabetes Mellitus

17