bab i pendahuluan dalam ilmu kedokteran, gula darah · pdf filegagalnya pengaturan gula darah...

30
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam ilmu kedokteran, gula darah adalah istilah yang mengacu pada tingkat glukosa dalam darah. Konsentrasi gula darah atau tingkat glukosa serum diatur dengan ketat dalam tubuh. Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah sumber utama energi untuk sel-sel tubuh. Kadar glukosa darah puasa tidak boleh lebih tinggi dari 110 mg/dl dan jangan lebih rendah dari 60 mg/dl. Untuk mengatur hal ini tubuh mempunyai mekanisme pengaturannya. Apabila mekanisme pengaturan kadar gula dalam darah tidak berjalan dengan baik atau terjadi kerusakan pada organ-organ tubuh maka akan mengakibatkan ganguan pada proses metabolisme glukosa, oleh karena itu perlu adanya pemeriksaan kdar glukosa dalam darah sehingga dapat diketahui kadar glukosa melebihi batas normal atau tidak. Tujuan pemeriksaan glukosa darah ini salah satunya adalah untuk menentukan ada tidaknya penyakit diabetes mellitus. Diabetes mellitus adalah penyakit yang paling menonjol yang disebabkan oleh gagalnya pengaturan gula darah atau kelainan metabolisme karbohidrat. Dalam kasus ini glukosa darah tidak dapat digunakan dengan baik, sehingga mengakibatkan keadaan hiperglikemia. Penundaan waktu pemeriksaan dapat menyebabkan penurunan kadar glukosa darah. Hal ini disebabkan oleh glikolisis sel-sel darah dimana sampel serum dan plasma harus segera dipisahkan dari sel-sel darah sebab eritrosit dan leukosit dalam darah biarpun sudah berada diluar tubuh tetap merombak glukosa untuk metabolismenya (Widmann, 1995). Hal tersebut mencerminkan aktivitas glukosa tetap terjadi meski berada di luar tubuh. Dari pengalaman dan survei yang didapat dari lapangan, pemeriksaan kimiawi khususnya pemeriksaan glukosa darah tidak pernah menggunakan sampel plasma EDTA terkadang sampel plasma dijadikan 1

Upload: lamhuong

Post on 05-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN Dalam ilmu kedokteran, gula darah · PDF filegagalnya pengaturan gula darah atau kelainan metabolisme karbohidrat. ... sebagai trigliserida atau menjadi asam amino

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam ilmu kedokteran, gula darah adalah istilah yang mengacu

pada tingkat glukosa dalam darah. Konsentrasi gula darah atau tingkat

glukosa serum diatur dengan ketat dalam tubuh. Glukosa yang dialirkan

melalui darah adalah sumber utama energi untuk sel-sel tubuh. Kadar

glukosa darah puasa tidak boleh lebih tinggi dari 110 mg/dl dan jangan

lebih rendah dari 60 mg/dl. Untuk mengatur hal ini tubuh mempunyai

mekanisme pengaturannya.

Apabila mekanisme pengaturan kadar gula dalam darah tidak

berjalan dengan baik atau terjadi kerusakan pada organ-organ tubuh maka

akan mengakibatkan ganguan pada proses metabolisme glukosa, oleh karena

itu perlu adanya pemeriksaan kdar glukosa dalam darah sehingga dapat

diketahui kadar glukosa melebihi batas normal atau tidak.

Tujuan pemeriksaan glukosa darah ini salah satunya adalah untuk

menentukan ada tidaknya penyakit diabetes mellitus. Diabetes

mellitus adalah penyakit yang paling menonjol yang disebabkan oleh

gagalnya pengaturan gula darah atau kelainan metabolisme karbohidrat.

Dalam kasus ini glukosa darah tidak dapat digunakan dengan baik,

sehingga mengakibatkan keadaan hiperglikemia.

Penundaan waktu pemeriksaan dapat menyebabkan penurunan kadar

glukosa darah. Hal ini disebabkan oleh glikolisis sel-sel darah dimana

sampel serum dan plasma harus segera dipisahkan dari sel-sel darah sebab

eritrosit dan leukosit dalam darah biarpun sudah berada diluar tubuh tetap

merombak glukosa untuk metabolismenya (Widmann, 1995). Hal tersebut

mencerminkan aktivitas glukosa tetap terjadi meski berada di luar tubuh.

Dari pengalaman dan survei yang didapat dari lapangan,

pemeriksaan kimiawi khususnya pemeriksaan glukosa darah tidak pernah

menggunakan sampel plasma EDTA terkadang sampel plasma dijadikan

1

Page 2: BAB I PENDAHULUAN Dalam ilmu kedokteran, gula darah · PDF filegagalnya pengaturan gula darah atau kelainan metabolisme karbohidrat. ... sebagai trigliserida atau menjadi asam amino

2

pilihan untuk pemeriksaan glukosa darah apabila adanya permintaan

glukosa yang cito (segera), karena dari segi efisiensi waktu sampel plasma

lebih cepat didapat dibandingkan dengan serum. Akan tetapi pemeriksaan

glukosa darah lebih akurat jika menggunakan sampel serum dibandingkan

dengan sampel plasma EDTA.

Pada pengalaman juga selama praktek di laboratorium klinik pada

tahap praanalitik yang dimulai dari pengambilan sampel darah, sampel

darah yang diambil atau dikumpulkan kemudian diperiksa secara bersama-

sama. Sampel yang pertama kali datang diperiksa bersamaan dengan sampel

yang terakhir kali datang sehingga pada sampel yang pertama kali datang

mengalami penundaan waktu pemeriksaan. Fenomena seperti ini biasanya

disebabkan karena jumlah sampel yang diperiksa dan untuk mengefektifkan

waktu dan mengefisienkan pemakaian reagen dan hal ini juga disebabkan

karena pemeriksaan dilakukan secara seri.

Selama melakukan penelitian di Rumah Sakit dr. Doris Sylvanus

Palangka Raya bahwa banyak pasiean yang melakukan pemeriksaan

glukosa darah pada bulan februari-juni 2014. Pada bulan februari

pemeriksaan GDS 145 orang sedangkan yang melakukan pemeriksaan GDP

dan G2JPP ada 85 orang, bulan maret GDS 637 orang, G2JPP 294, pada

bulan april GDS 732 orang, G2JPP 239, pada bulan mei GDS 659 orang,

G2JPP 220, pada bulan juni GDS 690 orang, G2JPP 354 orang.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Perbedaan Kadar Glukosa Darah Puasa

Menggunakan Sampel Plasma EDTA dan Serum yang Langsung

Diperiksa dan yang Ditunda Selama Dua Jam”. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil antara plasma EDTA dan

serum glukosa darah puasa yang diperiksa langsung dan yang ditunda

selama dua jam. Penelitian ini dilakukan terhadap sampel glukosa darah

puasa. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Patologi Klinik Rumah

Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN Dalam ilmu kedokteran, gula darah · PDF filegagalnya pengaturan gula darah atau kelainan metabolisme karbohidrat. ... sebagai trigliserida atau menjadi asam amino

3

B. Rumusan Masalah

Apakah ada perbedaan hasil pemeriksaan glukosa darah puasa

yang diperiksa langsung dan yang ditunda selama dua jam antara serum

dan plasma EDTA?

C. Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada sampel plasma EDTA dan serum hanya

melihat perbedaan dan berapa besar tingkat penurunanya.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan antara

kadar glukosa darah puasa dan tingkat penurunanya yang menggunakan

plasma EDTA dan serum yang diperiksa langsung dan ditunda selama dua

jam.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh beberapa pihak berikut.

1. Laboratorium Klinik

Telitian ini dapat digunakan sebagai acuan pemeriksaan kadar glukosa

darah.

2. Mahasiswa Analis Kesehatan

Telitian ini dapat mernjadi acuan untuk penelitian. Penelitian

berikutnya yang berkaitan dengan pemeriksaan kadar glukosa darah

3. Peneliti

Telitian ini merupakan pengalaman baru bagi peneliti sehingga dapat

menambah wawasan peneliti dalam bidang analis kesehatan.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN Dalam ilmu kedokteran, gula darah · PDF filegagalnya pengaturan gula darah atau kelainan metabolisme karbohidrat. ... sebagai trigliserida atau menjadi asam amino

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Glukosa

Glukosa merupakan salah satu karbohidrat penting yang digunakan

sebagai sumber tenaga. Glukosa dapat diperoleh dari makanan yang

mengandung karbohidrat. Glukosa berperan sebagai molekul utama bagi

pembentukan energi di dalam tubuh, sebagai sumber energi utama bagi

kerja otak, dan merupakan bahan bakar utama untuk jaringan tertentu seperti

otak dan sel darah merah (Marks, 1996).

Energi untuk sebagian besar fungsi sel dan jaringan berasal dari

glukosa. Pembentukan energi alternatif juga dapat berasal dari metabolisme

asam lemak. Tetapi jalur ini kurang efisien dibandingkan dengan

pembakaran langsung glukosa. Proses ini juga menghasilkan metabolit-

metabolit asam yang berbahaya apabila dibiarkan oleh beberapa mekanisme

homeostatik yang dalam keadaan sehat dapat mempertahankan kadar dalam

rentang 70 sampai 110 mg/dl dalam keaadan puasa (Sacher, 2004).

Metabolisme glukosa menghasilkan asam piruvat, asam laktat, dan

asetil-coenzim A. Jika glukosa dioksidasi total maka akan menghasilkan

karbondioksida, air, dan energi yang akan disimpan didalam hati atau otot

dalam bentuk glikogen. Hati dapat mengubah glukosa yang tidak terpakai

melalui jalur-jalur metabolik lain menjadi asam lemak yang disimpan

sebagai trigliserida atau menjadi asam amino untuk membentuk protein.

Hati berperan dalam menentuka apakah glukosa langsung dipakai untuk

menghasilkan energi, disimpan atau digunakan untuk tujuan struktural

(Sacher, 2004).

Banyak hormon ikut serta dalam mempertahankan kadar glukosa

darah yang adekuat, baik dalam keaadan normal maupun sebagai respon

terhadap stres. Hormon yang berperan dan mengatur metabolisme

karbohidrat adalah hormon insulin. Insulin adalah zat atau hormon yang

dikeluarkan oleh sel beta di pankreas.

4

Page 5: BAB I PENDAHULUAN Dalam ilmu kedokteran, gula darah · PDF filegagalnya pengaturan gula darah atau kelainan metabolisme karbohidrat. ... sebagai trigliserida atau menjadi asam amino

5

Insulin berasal dari kata insula yang berarti ‘pulau’. Insulin

merupakan suatu polipeptida yang disekresikan oleh sel-sel pulau

Langerhans. Kadar insulin yang rendah akan mengurangi penyerapan

glukosa dan tubuh akan menggunakan lemak sebagai sumber energi. Insulin

digunakan dalam pengobatan diabetes melitus. Kadar glukosa dalam tubuh

dapat meningkat apabila pankreas yang memproduksi insulin mengalami

gangguan dan tidak dapat bekerja dengan baik.

Glukosa darah dikatakan abnormal apabila kurang atau melebihi

nilai rujukan. Nilai rujukan glukosa adalah pada rentang 60–110 mg/dl

(Widmman, 1995). Kadar gula darah yang terlalu tinggi dinamakan

hiperglikemia. Kadar glukosa kurang dari normal dinamakan hipoglikemia.

Dalam tubuh manusia glukosa yang telah diserap oleh usus halus kemudian

akan terdistribusi ke dalam semua sel tubuh melalui aliran darah.

B. Jenis Pemeriksaan Glukosa Darah

Dahulu pengukuran glukosa darah dilakukan terhadap darah

lengkap, tetapi sekarang sebagian besar laboratorium melakukan

pengukuran kadar glukosa dalam serum. Karena eritrosit memiliki kadar

protein (yaitu hemoglobin) yang lebih tinggi daripada serum dimana serum

memiliki kadar melarutkan lebih banyak glukosa (Sacher, 2004).

Pengukuran glukosa darah sering dilakukan untuk memantau keberhasilan

mekanisme-mekanisme regulatorik ini. Penyimpangan yang berlebihan dari

normal, baik terlalu tinggi atau terlalu rendah mengisyaratkan gangguan

homeostasis dan dari hal tersebut mendorong kita melakukan pemeriksaan

untuk mencari etiologinya (Sacher, 2004).

Salah satu proses metabolisme glukosa yang terjadi adalah glikolisis,

Proses ini bertujuan agar sel-sel darah terutama eritrosit tetap memperoleh

energi.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN Dalam ilmu kedokteran, gula darah · PDF filegagalnya pengaturan gula darah atau kelainan metabolisme karbohidrat. ... sebagai trigliserida atau menjadi asam amino

6

Menurut Hardjoeno (2003) macam-macam pemeriksaan glukosa

darah adalah sebagai berikut.

1) Glukosa darah sewaktu (GDS)

Pemeriksaan glukosa darah sewaktu adalah pemeriksaan yang

dilakukan seketika waktu itu, dan lakukan kapan saja, tanpa ada puasa.

Nilai normal kadar glukosa darah sewaktu adalah 70 – 125 mg/dl.

2) Glukosa darah puasa (GDP)

Pemeriksaan ini digunakan untuk mengetahui kemampuan

seseorang dalam mengatur kadar glukosa darah supaya dapat terkontrol

secara baik. Sebelum dilakukan pemeriksaan pasien disarankan agar

puasa lebih dahulu puasa selama 8–10 jam. Nilai normal glukosa darah

puasa adalah 60–110 mg/dl.

3) Glukosa darah dua jam post prandial (G2JPP)

Pemeriksaan ini merupakan tes penyaring untuk mengetahui

kemampuan seseorang dalam menghilangkan beban glukosa yang ada

dalam tubuh. Setelah melakukan puasa selama 8–10 jam kemudian

pasien diminta untuk puasa kembal selama dua jam. Nilai normal kadar

glukosa G2JPP adalah 100–140 mg/dl.

4) Test toleransi glukosa oral ( TTGO)

Pemeriksaan ini dilakukan untuk tes jika kadar glukosa dua jam

post prandial tidak normal (abnormal). Test ini bertujuan memberikan

keterangan yang lebih lengkap mengenai adanya ganguan metabolisme

karbohidrat. Pada test toleransi glukosa oral, kadar glukosa darah puasa

diukur, nilai normal TTGO >140 mg/dl.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN Dalam ilmu kedokteran, gula darah · PDF filegagalnya pengaturan gula darah atau kelainan metabolisme karbohidrat. ... sebagai trigliserida atau menjadi asam amino

7

C. Fungsi Pemeriksaan Glukosa Darah

Menurut Hardjoeno (2003) kepentingan/fungsi pemeriksaan

glukosa darah adalah sebagai berikut.

1. Tes Saring

Tes saring digunakan untuk mendeteksi kasus diabetes melitus

sedini mungkin sehingga dapat dicegah kemungkinan terjadinya

komplikasi kronik akibat penyakit ini. Tes saring biasanya mengambil

glukosa darah sewaktu sebagai sampel pemeriksaan.

2. Tes Diagnostik

Tes ini bertujuan untuk memastikan diagnosis Diabetes melitus

pada individu dengan keluhan klinis khas diabetes melitus, atau mereka

yang terdiagnosis pada tes saring. Tes diagnostik ini biasanya mengambil

glukosa darah puasa dan glukosa darah dua jam post prandial sebagai

sampel pemeriksaan.

3. Tes Pengendalian

Tes ini bertujuan untuk memantau keberhasilan pengobatan untuk

mencegah terjadinya komplikasi kronik. Untuk mengetahui tingkat

keberhasilan proses terapi pengobatan dilakukan pemeriksaan glukosa

darah sewaktu, glukosa darah puasa dan glukosa darah dua jam post

prandial. Apabila pemeriksaan glukosa darah dua jam post prandial

abnormal maka dapat dilakukan pemeriksaan tes toleransi glukosa oral.

Menurut Hardjoeno (2003) hal penting mengenai tes glukosa darah

adalah.

1. Menggambarkan faktor risiko penyakit kardivaskular (penyakit

gangguan pada jantung dan pembuluh darah) dan

2. Glukosa post prandial merupakan pemeriksaan yang lebih akurat dan

baik dibandingkan dengan glukosa darah puasa.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN Dalam ilmu kedokteran, gula darah · PDF filegagalnya pengaturan gula darah atau kelainan metabolisme karbohidrat. ... sebagai trigliserida atau menjadi asam amino

8

D. Klasifikasi Tipe Diabetes Mellitus

Menurut WHO diabetes adalah penyakit kronik yang terjadi ketika

pankreas tidak dapat memproduksi insulin yang cukup, atau sebaliknya

ketika tubuh tidak mampu secara efektif menngunakan insulin yang

diproduksi. American Diabetes Association (ADA) memberikan

klasifikasi diabetes mellitus tipe 1,tipe 2, diabetes melitus gestational, dan

diabetes melitus tipe khusus lain. Klasifikasi ini telah disepakati oleh

WHO dan telah dipakai diselurruh dunia (ADA, 2010).

1. Diabetes melitus tipe 1 (IDDM: Insulin Dependent Diabetes

Melitus)

Diabetes melitus tipe 1 adalah diabetes yang tergantung dengan

insulin. Pada tipe ini terdapat kerusakan sel-sel dalam pankreas

sehingga tidak dapat memproduksi insulin lagi, akibatnya sel-sel tidak

bisa meyerap glukosa dari darah. Tipe 1 banyak diderita oleh orang-

orang dibawah usia 30 tahun dan paling sering dimulai pada usia

remaja 10-13 tahun. Tipe 1 biasanya diterapi dengan pemberian

insulin.

2. Diabetes melitus tipe 2 (NIDDM: Non Insulin Dependent Diabetes

Mellitus)

Diabetes melitus tipe 2 adalah diabetes yang tidak tergantung dengn

insulin akibat proses dari penuaan. Banyak penderita jenis ini

mengalami penurunan fungsi sel-sel dalam pankreas sehingga insulin

yang dihasilkan jumlahnya berkurang. Umumnya tipe ini dimulai pada

usia diatas 40 tahun dengan kejadian lebih banyak pada orang gemuk.

3. Diabetes gestational ini biasanya terjadi akibat kenaikan kadar

gula darah pada masa kehamilan

Wanita hamil yang belum pernah mengalami diabetes namum

memiliki kadar gula yang tinggi. Diabetes gestational biasanya

terdeteksi pertama kali pada usia kehamilan trisemester II atau III

(setelah usia kehamilan 3 atau 6 bulan) dan umumnya hilang dengan

sendirinya setelah melahirkan. Diabetes ini belum diketahui secara

Page 9: BAB I PENDAHULUAN Dalam ilmu kedokteran, gula darah · PDF filegagalnya pengaturan gula darah atau kelainan metabolisme karbohidrat. ... sebagai trigliserida atau menjadi asam amino

9

pasti, namun besar kemungkinan terjadi akibat hambatan sehingga

terjadi resistensi insulin yang membuat tubuh bekerja untuk

menghasilkan insulin sebanyak tiga kali normalnya. Diabetes ini

terjadi ketika tubuh tidak dapat membuat dan seluruh insulin yang

digunakan selama kehamilan. Tanpa insulin glukosa tidak dapat

dihantarkan ke jaringan untuk diubah menjadi energi dan

mengakibatkan glukosa meningkat didalam darah.

4. Pra-Diabetes merupakan diabetes yang terjadi sebelum

berkembang menjadi tipe dua.

Penyakit ini ditandai dengan naiknya kadar glukosa didalam darah

melebihi nilai normal, kadar glukosa darah puasa berada diantara 60-

110 mg/dl.

E. Metode Pemeriksaan Glukosa Darah

Pemeriksaan glukosa darah dapat dilakukan dengan beberapa

metode yaitu metode enzimatik, metode kimia, dan alat meter.

1. Metode Enzimatik

Metode ezimatik biasanya digunakan pada pemeriksaan

glukosa darah karena metode ini memberikan hasil speksifitas yang

tinggi. Metode ini hanya mengukur kadar glukosa dalam darah. Ada

dua macam metode enzimatik yang digunakan yaitu metode glukosa

oksidase dan metode heksokinase.

a. Metode Glukosa Oksidase (GOD-PAP)

Metode glukosa oksidase (GOD-PAP) adalah metode

spesifik untuk melakukan pengukuran kadar glukosa dalam

serum atau plasma melalui reaksi dengan glukosa oksidase.

Prinsip metode ini adalah glukosa oksidasi secara enzimatis

menggunakan enzim glukosa oksidase (GOD), membentuk asam

glukonik dan H2O2 kemudian bereaksi dengan fenol dan 4-

aminoantipirin dengan enzim peroksidase (POD) sebagai

katalisator membentuk quinonemine. Intensitas warna yang

Page 10: BAB I PENDAHULUAN Dalam ilmu kedokteran, gula darah · PDF filegagalnya pengaturan gula darah atau kelainan metabolisme karbohidrat. ... sebagai trigliserida atau menjadi asam amino

10

terbentuk sebanding dengan konsentrasi dalam serum spesimen

dan diukur secara fotometris (Depkes, 2005)

Reaksi pembentukan warna quinonemine dari glukosa

dapat dilihat (Depkes, 2005).

Reaksi glukosa oksidase (GOD)

b. Metode Heksokinase

Metode ini digunakan untuk pengukuran glukosa. Metode ini

dianjurkan oleh WHO dan IFCC.

Prinsip pemeriksaan pada metode ini adalah heksokinase akan

mengkatalisis reaksi fosforilasi glukosa dengan ATP, membentuk

glukosa-6-fosfat, dan ADP. Enzim kedua yaitu glukosa-6-posfat

dengan nicotinamide adenin dinocloetide phosphate (NADP) (Depkes,

2005).

Reaksi yang terjadi pada heksokinase

Metode heksokinase jarang digunakan karena menggunakan

alat-alat yang otomatis. Kelebihan metode ini yaitu lebih kecil

kemungkinan untuk terjadi human error (kesalahan oleh manusia).

Waktu inkubasi sedikit lebih cepat dan penggunaan reagen lebih irit

bila dibandingkan dengan metode GOD PAP. Pemeriksaan kadar

glukosa sekarang sudah diisyaratkan dengan cara enzimatik, tidak lagi

dengan prinsip reduksi untuk menghindari ikut terukurnya zat-zat lain

yang akan memberikan hasil tinggi/rendah palsu.

Glukosa + O2+ H2O Glukosa Oksidase Asam Glukonik + H2O 2 2

H2O2 + 4 – Aminophenazone + Phenol POD Quinonemine + 4 H

2O

Glukosa + ATP Heksokinase Glukosa-6-fosfat + ADP

Glukosa -6-fosfat + NADP (p)G-6-DP 6-fosfoglukonat + NAD(p)

H+H +

Page 11: BAB I PENDAHULUAN Dalam ilmu kedokteran, gula darah · PDF filegagalnya pengaturan gula darah atau kelainan metabolisme karbohidrat. ... sebagai trigliserida atau menjadi asam amino

11

2. Metode Kimiawi

Metode kimiawi metode yang memanfaatkan sifat mereduksi

dari glukosa dengan bahan indikator yang akan berubah warna

apabila terduksi. Akan tetapi, metode ini tidak spesifik karena

senyawa-senyawa lain yang ada di dalam darah juga dapat

mereduksi (misalnya:urea, yang dapat meningkat, cukup bermakna

pada uremia) (Sacher, 2004) contoh metode kimiawi yang masih

digunakan untuk pemeriksaan glukosa adalah metode toluidin.

Metode ini murah, dengan cara kerja yang sederhana dan bahan

mudah didapat ( Depkes, 2005).

3. Cara Strip POCT (Point Of Care Testing )

POCT merupakan alat pemeriksaan laboratorium sederhana

yang dirancang hanya untuk penggunaan sampel darah kapiler,

bukan untuk sampel serum atau plasma.

Prinsip pemeriksaan pada metode ini adalah strip test diletakan

pada alat. Ketika darah diteteskan pada zona reaksi tes strip,

katalisator glukosa akan mereduksi glukosa dalam darah. Intensitas

dari elektron yang terbentuk dalam strip setara dengan konsentrasi

glukosa dalam darah (Depkes, 2005).

Kelebihan dari cara strip ini adalah hasil pemeriksaan dapat

segera diketahui. Pemeriksaan jenis ini hanya membutuhkan sampel

yang sedikit, tidak membutuhkan reagen khusus, praktis, dan mudah

dibawa kemana-mana. Kekurangan dari cara strip adalah akurasinya

belum diketahui serta memiliki keterbatasan yang dipengaruhi oleh

suhu, volume sampel yang kurang. Cara strip ini tidak untuk

menegakkan diagnosis klinis.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN Dalam ilmu kedokteran, gula darah · PDF filegagalnya pengaturan gula darah atau kelainan metabolisme karbohidrat. ... sebagai trigliserida atau menjadi asam amino

12

F. HbA1c ( Hemoglobin A1c)

Hemoglobin pada manusia terdiri dari HbA1, HbA2, HbF( fetus)

Hemoglobin A (HbA) terdiri atas 91% sampai 95% dari jumlah

hemoglobin total.

Molekul glukosa berikatan dengan HbA1 yang merupakan bagian

dari hemoglobin. Proses pengikatan ini disebut glikosilasi atau

hemoglobin terglikosilasi atau hemoglobin A. Dalam proses ini terdapat

ikatan antara glukosa dan hemoglobin. Pada penyandang DM, glikolisasi

hemoglobin meningkat secara proporsional dengan kadar rata-rata glukosa

darah selama 120 hari terakhir, bila kadar glukosa darah berada dalam

kisaran normal selama 120 hari terakhir, maka hasil hemoglobin A1c akan

menunjukkan nilai normal. Hasil pemeriksaan hemoglobin A1c

merupakan pemeriksaan tunggal yang sangat akurat untuk menilai status

glikemik jangka panjang dan berguna pada semua tipe penyandang DM.

Pemeriksaan ini bermanfaat bagi pasien yang membutuhkan kendali

glikemik.

Pembentukan HbA1c terjadi dengan lambat yaitu selama 120 hari,

yang merupakan rentang hidup sel darah merah. HbA1 terdiri atas tiga

molekul, HbA1a, HbA1b dan HbA1c sebesar 70 %, HbA1c dalam bentuk

70% terglikosilasi (mengabsorbsi glukosa). Jumlah hemoglobin yang

terglikolisasi bergantung pada jumlah glukosa yang tersedia. Jika kadar

glukosa darah meningkat selama waktu yang lama, sel darah merah akan

tersaturasi dengan glukosa menghasilkan glikohemoglobin (Kee, 2003).

Kadar HbA1c merupakan kontrol glukosa jangka panjang,

menggambarkan kondisi 8-12 minggu sebelumnya, karena paruh waktu

eritrosit 120 hari karena mencerminkan keadaan glikemik selama 2-3

bulan maka pemeriksaan HbA1c dianjurkan dilakukan setiap 3 bulan.

Peningkatan kadar HbA1c >8% mengindikasikan DM yang tidak

terkendali dan beresiko tinggi untuk menjadikan komplikasi jangka

panjang seperti nefropati, retinopati, atau kardiopati, Penurunan 1% dari

HbA1c akan menurunkan komplikasi sebesar 35% (Kee, 2003).

Page 13: BAB I PENDAHULUAN Dalam ilmu kedokteran, gula darah · PDF filegagalnya pengaturan gula darah atau kelainan metabolisme karbohidrat. ... sebagai trigliserida atau menjadi asam amino

13

Pemeriksaan HbA1c dianjurkan untuk dilakukan secara rutin pada pasien

DM Pemeriksaan pertama untuk mengetahui keadaan glikemik pada tahap

awal penanganan, pemeriksaan selanjutnya merupakan pemantauan

terhadap keberhasilan pengendalian (Kee, 2003).

Ada beberapa kondisi dimana pemeriksaan kadar HbA1c akan

sangat terganggu dan tidak akurat, misalnya :

1. Spesimen Ikterik

Warna kekuningan pada serum akibat penimbunan bilirubin dalam tubuh

yang menandakan terjadinya gangguan fungsi dari hepar (Widmann,

2004).

2. Spesimen Hemolisis

Pada destruksi Eritrosit , membran sel pecah sehingga Hb keluar dari sel,

hemolisis menunjukkan destruksi eritrosit yang terlalu cepat, baik kelainan

intrinsik maupun proses ektrinsik terhadap eritrosit dan serum berwarna

merah atau kemerahan( Widmann, 2004)

3. Penurunan Sel Darah Merah (Anemia, talasemia, kehilangan darah

jangka panjang) mengakibatkan penurunanan kadar HbA1c palsu.

Anemia didefenisikan sebagai berkurangnya kadar Hb darah, penurunan

kadar Hb biasanya disertai penurunan Eritrosit dan Hematokrit.

G. Sampel untuk Pemeriksaan Glukosa Darah Puasa

Glukosa darah puasa dapat diperiksa dengan menggunakan sampel

serum dan sampel dengan antikoagulan (EDTA).

1. Plasma

Plasma adalah komponen darah dalam tabung yang telah berisi

antikoagulan yang kemudian disentrifuge dalam waktu tertentu dengan

kecepatan tertentu sehingga bagian plasma dan bagian lainnya terpisah.

Plasma yang masih mengandung fibrinogen tidak mengandung faktor-

fakt or pembekuan II, V, VIII, tetapi mengandung serotinin tinggi.

Plasma masih mengandung fibrinogen karena penambahan antikoagulan

yang mencegah terjadinya pembekuan darah tersebut (Guder, 2009).

Page 14: BAB I PENDAHULUAN Dalam ilmu kedokteran, gula darah · PDF filegagalnya pengaturan gula darah atau kelainan metabolisme karbohidrat. ... sebagai trigliserida atau menjadi asam amino

14

Plasma hanya digunakan sebagai alternatif pengganti serum apabila

serum yang diperoleh sangat sedikit pada kondisi darurat.

2. Serum

Serum adalah plasma darah tanpa fibrinogen. Serum merupakan

fraksi cair dari seluruh darah yang dikumpulkan setelah darah

diperbolehkan untuk membeku. Bekuan dihilangkan dengan sentrifugasi

dan supernatan yang dihasilkan.

Serum merupakan bagian cairan darah tanpa faktor pembekuan

atau sel darah. Serum didapatkan dengan cara membiarkan darah di

dalam tabung reaksi tanpa antikoagulan membeku dan kemudian

disentrifuge dengan kecepatan tinggi untuk mengendapkan semua sel-

selnya. Cairan di atas yang berwarna kuning jernih disebut serum.

Serum mempunyai susunan yang sama seperti plasma, kecuali

fibrinogen dan faktor pembekuan faktor II, V, VIII, XIII yang sudah

tidak ada (Widmann, 1995).

Penggunaan serum dalam kimia klinik lebih luas dibandingkan

penggunaan plasma. Hal ini disebabkan serum tidak mengandung bahan-

bahan dari luar seperti adanya penambahan antikoagulan sehingga

komponen-komponen yang terkandung di dalam serum tidak terganggu

aktifitas atau reaksinya.

Kandungan yang ada pada serum adalah antigen, antibodi,

hormon, dan 6-8% protein yang membentuk darah. Serum ini terdiri dari

tiga jenis berdasarkan komponen yang terkandung di dalamnya yaitu

serum albumin, serum globulin, dan serum lipoprotein.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN Dalam ilmu kedokteran, gula darah · PDF filegagalnya pengaturan gula darah atau kelainan metabolisme karbohidrat. ... sebagai trigliserida atau menjadi asam amino

15

3. Perbedaan Serum dan Plasma

Tabel 1: Ciri – ciri plasma dan serum ( Sadikin, 2001).

Ciri –ciri Serum Plasma

Warna Agak kuning dan jernih Agak kuning dan

jernih

Kekeruhan Lebih kental dari air Lebih kental dari air

Antikoagulan Tidak pakai Pakai

Pemisahan sel Penggumpalan spontan Pemusingan

Selter kumpul

didalam

Gumpalan Endapan (sedimen)

Suspensi

kembali sel

Tidak ada Dapat

Fibrinogen Tidak ada lagi Masih ada

Dari tabel 1 diatas menunjukkan bahwa ada perbedaan antara

serum dan plasma. Perbedaan itu terjadi karena cara pemisahan cairan

dalam keadaan yang berbeda. Serum dipisahkan dengan cara membiarkan

darah beberapa lama dalam tabung agar darah tersebut akan membeku.

Selanjutnya serum akan mengalami penggumpalan akibat terperasnya

cairan dari dalam bekuan. Darah biasanya sudah membeku dalam jangka

waktu 10 menit. Pemisahan tersebut dapat dilakukan dengan alat pemusing

(sentrifuge) dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit. Sedangkan

plasma dipisahkan dengan cara menambahkan antikoagulan secukupnya

pada tabung yang kemudian diisi sejumlah volume darah lalu diputar

(sentrifuge) dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit (Depkes RI,

2010).

Menurut Sacher (2004) perbandingan plasma dan serum yaitu

plasma adalah bagian cair dari darah. Di luar sistem vaskuler, darah dapat

tetap cair dengan mengeluarkan fibrinogen atau menambahkan

antikoagulan, yang sebagian besar mencegah koagulasi dengan mengelasi

atau menyingkirkan ion-ion kalsium, sitrat, okasalat, EDTA. Serum adalah

cairan yang tersisa setelah darah menggumpal atau membeku serum

Page 16: BAB I PENDAHULUAN Dalam ilmu kedokteran, gula darah · PDF filegagalnya pengaturan gula darah atau kelainan metabolisme karbohidrat. ... sebagai trigliserida atau menjadi asam amino

16

normal tidak mengandung fibrinogen dan beberapa faktor koagulasi

lainnya, sedangkan plasma yang baru diambil mengandung semua protein

yang terdapat di dalam darah yang bersikulasi

H. Faktor-faktor yang Memengaruhi Hasil Pemeriksaan Glukosa

Darah

1. Pengaruh obat: obat kortison, tiazid dan “loop”- diuretik dapat

menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah

2. Trauma atau stress, dapat menyebabkan peningkatan kadar glukosa

darah

3. Merokok, dapat meningkatan kadar glukosa darah

4. Aktifitas yang berat sebelum uji laboratorium, dapat menurunkan

kadar glukosa darah.

5. Penundaan pemeriksaan

Penundaan pemeriksaan akan menurunkan kadar glukosa darah

dalam sampel. Hal ini dikarenakan adanya aktifitas yang dilakukan sel

darah. Penyimpanan sampel pada suhu kamar akan menyebabkan

penurunanan kadar glukosa darah kurang lebih 1-2 % per jam (Kee,

2003).

Berdasarkan berbagai faktor yang disebut diatas, hal tersebut dapat

mempengaruhi hasil pemeriksaan, sehingga pada penderitaan diabetes

disarankan melakukan pemeriksaan HbA1c karena glukosa darah rata-rata

sebenarnya selama 2-3 bulan sebelum dilakukan pemeriksaan dapat

diketahui, karena kadar HbA1c ini tidak dipengaruhi oleh fluktuasi

glukosa harian sehingga dapat diketahui kepatuhan penderita untuk

pengontrolan diabetes selama waktu itu membaik atau semakin

memburuk. Pemeriksaan HbA1c ini dapat memberi gambaran kadar gula

darah dalam kurun waktu 3 bulan ke belakang sehingga pemeriksaan

HbA1c ini banyak manfaatnya baik untuk penderita diabetes atau juga

orang yang memiliki resiko terkena penyakit diabetes. . Pemeriksaan ini

adalah pemeriksaan yang cukup penting untuk penderita diabetes apakah

Page 17: BAB I PENDAHULUAN Dalam ilmu kedokteran, gula darah · PDF filegagalnya pengaturan gula darah atau kelainan metabolisme karbohidrat. ... sebagai trigliserida atau menjadi asam amino

17

kadar gulanya terkontrol dengan baik atau tidak. Hal ini juga dapat

memberikan informasi apakah obat diabetes yang diminum cukup efektif

atau tidak dalam mengendalikan kadar gula darah.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN Dalam ilmu kedokteran, gula darah · PDF filegagalnya pengaturan gula darah atau kelainan metabolisme karbohidrat. ... sebagai trigliserida atau menjadi asam amino

18

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 19-31 Mei 2014 di

Instalansi Laboratorium Patologi Klinik, ruang kimia klinik RSUD dr.

Doris Sylvanus Palangkaraya.

B. Metode penelitian

Karya tulis ilmiah ini menggunakan metode deskriptif

kuantitatif. Metode deskriftif kuantitatif suatu metode penelitian yang

dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi

tentang suatu keadaan secara objektif dan membahas data-data yang ada

dengan menggunakan parameter serta hipotesis sebagai tolak ukur

(Notoatmodjo, 1993)

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti. Sebagai

tujuan utama atau sebagai populasi dalam penelitian ini adalah

pasien yang melakukan pemeriksaan glukosa darah puasa di Rumah

Sakit dr. Doris Sylvanus Palangkaraya pada tanggal 19-31 Mei 2014

sebanyak 198 pasien yang melakukan pemeriksaan glukosa darah.

2. Sampel

Sampel diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi

objek penelitian (Imron, 2010). Teknik pengambilan sampel dengan

cara purposive sampling, Pengambilan secara purposive sampling

didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti

sendiri berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui

sebelumnya (Notoatmodjo, 1993). Sampel yang diambil adalah pasien

yang melakukan pemeriksaan glukosa darah puasa dimana sampel yg

18

Page 19: BAB I PENDAHULUAN Dalam ilmu kedokteran, gula darah · PDF filegagalnya pengaturan gula darah atau kelainan metabolisme karbohidrat. ... sebagai trigliserida atau menjadi asam amino

19

diambil tidak semua dari populasi melainkan hanya 35 orang saja yang

diambil sebagai sampel 35 sampel yang diambil sesuai dengan

pemeriksaan yang dilakukan sehingga volume sampelnya dapat

diambil sebagian sebagai sampel penelitian peneliti.

D. Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1. Variabel

a. Variabel bebas

Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau

berubah variabel terikat, jadi variabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi. Pada penelitian ini, yang dimaksud dengan

variabel bebas adalah penggunaan sampel plasma EDTA dan

serum yang langsung diperiksa dan yang ditunda selama dua jam.

b. Variabel terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel bebas, pada penelitian ini,

yang dimaksud variabel terikat adalah kadar glukosa darah puasa.

2. Definisi Operasional Variabel

Bahwa variabel adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal

yang didefinisikan yang dapat diamati (diobservasi), dan sesuatu

yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau

didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep pengertian

tertentu (Notoatmodjo, 1993).

a. Penggunaan sampel plasma EDTA dan serum yang langsung

diperiksa dan yang ditunda selama dua jam adalah jeda waktu dan

penggunaan sampel yang sengaja dilakukan untuk melakukan

pemeriksaan glukosa darah puasa.

Serum adalah cairan yang berwarna kuning jernih yang

diperoleh dari darah yang dibekukan dan dipusingkan

menggunakan sentrifuge.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN Dalam ilmu kedokteran, gula darah · PDF filegagalnya pengaturan gula darah atau kelainan metabolisme karbohidrat. ... sebagai trigliserida atau menjadi asam amino

20

Plasma adalah cairan kuning jernih yang diperoleh dengan cara

darah diberikan antikoagulan didalam tabung reaksi lalu di

pisahkan dengan sentrifuge.

b. Glukosa darah adalah gula yang terdapat dalam darah merupakan

pusat dari metabolisme yang sangat penting bagi tubuh, sebagai

sumber energi dan bahan bakar utama untuk jaringan tertentu

seperti otak dan sel darah merah

E. Teknik Pengambilan Data

Penelitian ini dilakukan dengan cara obsevarsi eksperimental yaitu

pengamatan laboratorium klinik dengan mengukur kadar glukosa darah

puasa secara fotometris yang diperiksa dan ditunda waktu

pemeriksaaannya selama dua jam. Dalam penelitian ini plasma didapat

dengan cara menggunakan antikoagulan EDTA dan serum tanpa

antikoagulan.

F. Instrumentasi Penelitian

1. Alat

a. Fotometer

b. Sentrifuge

c. Spuit 5 cc

d. Mikro pipet 1000 µl

e. Mikro pipet 10 µl

f. Tabung reaksi 12 x 75 mm

g. Tabung reaksi 15 x 100 mm

h. Tip putih dan tip biru

i. Rak tabung reaksi

j. Stopwatch / timer

2. Bahan

a. Kit reagen glukosa

b. Antikoagulan ( EDTA)

Page 21: BAB I PENDAHULUAN Dalam ilmu kedokteran, gula darah · PDF filegagalnya pengaturan gula darah atau kelainan metabolisme karbohidrat. ... sebagai trigliserida atau menjadi asam amino

21

c. Aquades

d. Sampel : serum dan plasma EDTA

3. Langkah – langkah penelitian

a. Metode

Metode pemeriksaan yang digunakan pada pemeriksaan

yaitu menggunakan metode GOD – PAP

b. Prinsip

Glukosa oksidasi secara enzimatis menggunakan enzim

glukosa oksidase (GOD), membentuk asam glukonik dan H2O2

kemudian bereaksi dengan fenol dan 4 – aminoantipirin dengan

enzim peroksidase (POD) sebagai katalisator memebentuk

quinonemine. Intensitas warna yang terbentuk sebanding dengan

konsentrasi dalam serum spesimen da diukur secara fotometris

(Depkes, 2005). Reaksi pembentukan warna quinonemine adalah

c. Pengambilan sampel

Sampel serum dan plasma diperoleh dari darah vena yang

diambil sebanyak lima cc lalu darah dibagi dua masing – masing

2,5 cc untuk plasma dan serum yang dimasukkan ke dalam tabung

reaksi ukuran 15 x 100 mm kemudian diperiksa langsung dan

didiamkan selama dua jam

1) Cara pembuatan serum

Darah yag berada di dalam tabung reaksi dibiarkan

dalam suhu ruang 20–250C selama 10 menit, kemudian

disentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit.

2) Cara pembuatan plasma

Darah yang berada di dalam tabung reaksi yang sudah

berisi antikoagulan EDTA segera dikocok perlahan–lahan,

Glukosa + O2 + H2O Glukosa Oksidase Asam Glukonik + H2O

2 2 H2O2 + 4 – Aminophenazone + Phenol POD

Quinonemine + 4 H 2O

Page 22: BAB I PENDAHULUAN Dalam ilmu kedokteran, gula darah · PDF filegagalnya pengaturan gula darah atau kelainan metabolisme karbohidrat. ... sebagai trigliserida atau menjadi asam amino

22

kemudian disentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 10

menit.

d. Langkah –langkah pemeriksaan

Pemeriksaan ini dilakukan secara photometris, maka

diperlukan preparasi, dari pembuatan blanko, blanko reagen,

standar dan sampel.

a. Siapkan semua alat dan bahan

b. Lakukan preparasi blanko, blanko reagen, standar dan sampel

dengan melakukan pipetasi

Blanko

Reagen

Standar

Glukosa Sampel

Sampel - - 10 µl

Standar Glukosa - 10 µl -

Reagen 1000 µl 1000 µl 1000 µl

c. Homogenkan, lalu inkubasi selama 10 menit pada suhu 20-

250C atau 5 menit pada suhu 370C.

d. Lakukan pengukuran menggunaka fotometer Hitachi 4020

dengan panjang gelombang 546 nm

Sumber (Leaflet Reagen Glukosa)

G. Teknik Analisa Data

1. Pengujian Hipotesis

Data hasil penelitian kadar glukosa darah puasa antara sampel

serum dan plasma EDTA dianalisis menggunkan uji-t untuk 2 sampel

bebas. Uji t-test untuk 2 sampel bebas adalah uji statistik parametrik yang

digunakan untuk menguji perbedaan dari data indenpenden (sampel

bebas). Dengan dua jenis sampel diukur dengan metode yang sama dan

hasil pengukuran sampel pertama dan kedua dibandingkan dengan taraf

signifikansi α = 0,01 α α

� = 0.005, t-tabel = t 2/2, n1 + n2 – 2 = t 0.005,

35+35-2= t 0.005, 68= 2.6501

Page 23: BAB I PENDAHULUAN Dalam ilmu kedokteran, gula darah · PDF filegagalnya pengaturan gula darah atau kelainan metabolisme karbohidrat. ... sebagai trigliserida atau menjadi asam amino

23

Uji Hipotesis adalah :

Ho : µ1 = µ2

Ha : µ1≠µ2

Keterangan :

Ho = tidak ada perbedaan pemeriksaan glukosa antara plasma dan serum

Ha = ada perbedaan hasil pemeriksaan glukosa antara plasma dan serum

µ1 = kadar glukosa pada serum

µ2 = kadar glukosa pada plasma

Kriteria :

Jika, thitung < ttabel maka Ho diterima

Jika, thitung>ttabel maka Ha ditolak

Rumus t-test untuk dua sampel bebas

Keterangan :

th=

)/1/1( 212

21

nnS

xx

P

Sp2=

2

).1().1(

21

222

211

nn

snSn

Page 24: BAB I PENDAHULUAN Dalam ilmu kedokteran, gula darah · PDF filegagalnya pengaturan gula darah atau kelainan metabolisme karbohidrat. ... sebagai trigliserida atau menjadi asam amino

24

S2p = Standar devisiasi gabungan

n1= Jumlah sampel serum

n1= Jumlah sampel plasma

n2= Jumlah sample serum

n2= Jumlah sample plasma

1x = Nilai rata–rata serum

1x = Nilai rata–rata plasma

2x = Nilai rata–rata serum

2x = Nilai rata–rata plasma

S1 = Standar devisiasi serum

S1 = Standar devisiasi plasma

S2= Standar devisiasi serum

S2= Standar devisiasi plasma

th= Nilai t-hitung

2. Persentase Penurunan

Data hasil penelitian kadar glukosa darah pada pasien yang

melakukan pemeriksaan glukosa darah puasa dihitung penurunan

kadar glukosa darah puasa dengan menggunakan rumus presentase,

yaitu

% =���

� x 100%

Keterangan :

A= Rata-rata kadar glukosa darah yang langsung di periksa

B= Rata-rata kadar glukosa darah setelah di tunda dua jam

Page 25: BAB I PENDAHULUAN Dalam ilmu kedokteran, gula darah · PDF filegagalnya pengaturan gula darah atau kelainan metabolisme karbohidrat. ... sebagai trigliserida atau menjadi asam amino

25

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Doris

Sylvanus Palangkaraya. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien yang

melakukan pemeriksaan glukosa darah puasa di laboratorium patologi

klinik Rumah Sakit Umum Daerah dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.

Penelitian ini dilakukan tanggal 19-31 Mei 2014.

Hasil penelitian perbedaan kadar glukosa darah puasa

menggunakan sampel plasma EDTA dan serum yang langsung diperiksa

dan yang ditunda selama dua jam dengan jumlah sampel 35 orang

diperoleh nilai rata-rata (mean) kadar glukosa darah puasa seperti pada

tabel berikut ini.

Tabel 4.1. Hasil pemeriksaan kadar glukosa darah puasa antara serum dan

plasm yang langsung diperiksa dan yang ditunda selama dua jam.

No Rata-rata pemeriksaan kadar glukosa darah puasa (mg/dl)

Sampel Langsung Ditunda

1 Serum 162,1 mg/dl

156,4 mg/dl

2 Plasma

158,4 mg/dl 147,9 mg/dl

Tabel 4.1 menunjukkan terjadinya bahwa terjadi penurunan kadar

glukosa darah setelah dilakukan penundaan pemeriksaan selama dua jam.

Nilai rata-rata kadar glukosa darah menggunakan sampel serum yang

langsung diperiksa adalah 162,1 mg/dl dan sampel plasma yang langsung

diperiksa adalah 158,4 mg/dl sedangkan yang ditunda selama dua jam di

peroleh nilai rata-rata sampel serum yang ditunda 2 jam adalah sebesar

156,4 mg/dl, sampel plasma 147,9 mg/dl, perbedaan penurunan sampel

serum adalah 3,5%, sedangkan pada sampel plasma adalah 6,6%.

25

Page 26: BAB I PENDAHULUAN Dalam ilmu kedokteran, gula darah · PDF filegagalnya pengaturan gula darah atau kelainan metabolisme karbohidrat. ... sebagai trigliserida atau menjadi asam amino

26

Gambar 4.2 Grafik rata-rata pemeriksaan kadar glukosa darah puasa

dengan sampel plasma dan serum

B. Persentase penurunan kadar glukosa darah pada sampel serum dan

plasma yang langsung diperiksa dan ditunda selama dua jam.

Persentase penurunan kadar glukosa darah yang langsung diperiksa

dan ditunda selama dua jam dapat dilihat pada lampiran 4. Dari hasil

perhitungan persentase penurunan glukosa darah yang langsung diperiksa

dan ditunda selama dua jam adalah untuk serum sebesar 3,5% untuk

plasma 6,6%.

C. Pengujian Hipotesis

Dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis nol (Ho) yang

berbunyi tidak ada perbedaan kadar serum dan kadar plasma sedangkan

hipotesis alternatif (Ha) berbunyi ada perbedaan antara kadar serum dan

kadar plasma.

Setelah menganalisa data dengan rumus yang sudah ditentukan

langkah berikutnya yaitu memberikan interpretasi terhadap th, dengan

terlebih dahulu memperhitungkan dua jenis sampel diukur dengan metode

yang sama dan hasil pengukuran sampel pertama dan kedua dibandingkan

162.1

156.5158.4

147.7

140.0

145.0

150.0

155.0

160.0

165.0

Langsung Diperiksa Ditunda Dua Jam

RERATA HASIL PEMERIKSAAN KADAR GDP (mg/lt)

Serum

Plasma

Page 27: BAB I PENDAHULUAN Dalam ilmu kedokteran, gula darah · PDF filegagalnya pengaturan gula darah atau kelainan metabolisme karbohidrat. ... sebagai trigliserida atau menjadi asam amino

27

dengan taraf signifikansi α = 0,01 α α

� = 0.005, t-tabel = t 2/2, n1 + n2 – 2 =

t 0.005, 35+35-2=t 0.005, 68= 2.6501. Dengan membandingkan besarnya

“t” yang sudah diperoleh dari perhitungan untuk serum (th=0,2073) dan

besarnya “t” yang tercantum pada tabel nilai t (ttabel =2,6501) maka dapat

diketahui untuk sampel serum bahwa th lebih kecil dari ttabel yaitu

th=0,2073 < ttabel =2,6501. Untuk plasma (th=0,2431) dan besarnya “t” yang

tercantum pada tabel nilai t (tt=2,6501) maka dapat diketahui bahwa th

lebih kecil dari ttabel yaitu th=0,2431 < ttabel =2,6501.

Karena th lebih kecil dari ttabel maka hipotesis Ho diterima ini

berarti tidak ada perbedaan hasil pemeriksaan antara glukosa darah puasa

mengunakan serum dan plasma. Berdasarkan hasil uji “t” didapat (Ho)

yang berbunyi tidak ada perbedaan pemeriksaan antara serum yang

langsung diperiksa dan yang ditunda dua jam dan tidak ada perbedaan

pemeriksaan antara plasma yang langsung diperiksa dan yang tunda dua

jam. Sedangkan hipotesis alternatif (Ha) berbunyi ada perbedaan

pemeriksaan antara serum yang langsung diperiksa dan yang ditunda dua

jam dan tidak ada perbedaan pemeriksaan antara plasma yang langsung

diperiksa dan yang tunda dua jam. Ini menunjukkan bahwa tidak ada

perbedaan yang berarti pada hasil pemeriksaan glukosa darah puasa

menggunakan sampel serum yang langsung diperiksa dan yang ditunda

dua jam.

D. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kadar glukosa

darah puasa dengan menggunakan sampel plasma dan serum dan untuk

mengetahui persentase penurunan kadar glukosa darah puasa.

Data ini diperoleh dengan membandingkan hasil pemeriksaan

kadar glukosa darah puasa dengan sampel serum dan plasma dan

presentase hasil penurunan kadar glukosa kadar puasa yang ditunda selama

dua jam. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskritif yang bertujuan

untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif, kemudian

Page 28: BAB I PENDAHULUAN Dalam ilmu kedokteran, gula darah · PDF filegagalnya pengaturan gula darah atau kelainan metabolisme karbohidrat. ... sebagai trigliserida atau menjadi asam amino

28

dilakukan analisis statistik untuk perbandingan dua varian, dan melakukan

persentase.

Berdasarkan penelitian, perbedaan pemeriksaan glukosa darah

puasa dengan menggunakan sampel plasma EDTA dan serum yang

langsung diperiksa dan yang ditunda selama dua jam dimana kadar serum

yang langsung diperiksa sebesar 162,1 mg/dl yang ditunda 156,4 mg/dl

dan plasma yang langsung diperiksa 158,4mg/dl dan yang ditunda 147,9

mg/dl.

Perbedaan itu terjadi karena pemakaian plasma yang rentan

tercampur dengan eritrosit akan mempengaruhi hasil- hasil pemeriksaan

dan cara pemisahan yang berbeda. Sampel serum dipisahkan dengan cara

membiarkan darah beberapa lama didalam tabung kemudian darah

tersebut akan membeku dan selanjutnya akan mengalami penggumpalan

dengan akibat terperasnya cairan dari dalam bekuan, darah biasanya

membeku dalam waktu 10 menit (Depkes, 2010). Dalam pembuatan serum

sel-sel darah menggumpal secara baur dan terjebak dalam suatu anyaman

yang luas dan kontraktif dari jaring serat-serat fibrin. Dalam pembuatan

plasma sel-sel darah terendapka secara jelas didasar tabung, seperti

pengendapan suspensi partikel lain (Sadikin, 2001). Perbedaam yang

terjadi antara serum da plasma juga disebabkan karena pada plasma yang

didalamnya masih terdapat fibrinogen dan juga ada partikel antikoagulan

EDTA yang ada didalam plasma sehingga dapat mempengaruhi hasil

pemeriksaan sedangkan pada sampel serum sudah tidak terdapat

fibrinogen dan tidak adanya partikel antikoagulant EDTA.

Namun setelah dilakukan uji statistik menggunakan uji-t untuk dua

sampel bebas dengan mencari terlebih dahulu th-nya yang kemudian

membandingkan dengan ttabel pada tingkat signifikansi 0,01% sehingga

hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kadar glukosa

darah puasa dengan menggunakan serum yang langsung diperiksa dan

yang ditunda dua jam dan tidak ada perbedaan pemeriksaan antara plasma

yang langsung diperiksa dan yang tunda dua jam. Karena th lebih kecil dari

Page 29: BAB I PENDAHULUAN Dalam ilmu kedokteran, gula darah · PDF filegagalnya pengaturan gula darah atau kelainan metabolisme karbohidrat. ... sebagai trigliserida atau menjadi asam amino

29

ttabel, untuk sampel serum dimana th=0,2073 < ttabel =2,6501, untuk plasma

th=0,2431< ttabel =2,6501, karena th lebih kecil dari ttabel maka hipotesis Ho

diterima artinya tidak ada perbedaan antara pemeriksaan glukosa darah

puasa dengan menggunakan sampel serum ataupun sampel plasma.

Berdasarkan presentase penurunan kadar glukosa darah puasa hasil

penelitian ini membuktikan bahwa penundaan waktu selama dua jam

untuk pemeriksaan glukosa darah puasa mengalami penurunan kadar

glukosa dalam darah setelah dibiarkan atau ditunda pemeriksaannya pada

suhu ruang selama dua jam. Penurunan kadar glukosa darah puasa yang

ditunda selama dua jam antara serum dan plasma adalah pada serum

sebesar 3,5% dan plasma 6,6%.

Penelitian sebelumnya tentang penundaan waktu pemeriksaan

glukosa pada pasien diabetes melitus terjadi penurunan kadar sebesar 10,7

mg/dl (Dedi, 2010). Hal ini menunjukkan bahwa penurunan kadar glukosa

pada pasien normal relatif sedikit dan tidak lebih besar dibandingkan pada

pasien dengan diabetes melitus. Di karenakan pada pasien diabetes

melitus sel-sel darah sudah mengalami kerusakan dan rentan kontaminasi

bakteri sehingga proses glikolisis terjadi cukup cepat dan banyak

sedangkan pada pasien normal proses glikolisis terjadi tidak cukup cepat

dan banyak.

Page 30: BAB I PENDAHULUAN Dalam ilmu kedokteran, gula darah · PDF filegagalnya pengaturan gula darah atau kelainan metabolisme karbohidrat. ... sebagai trigliserida atau menjadi asam amino

30

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Pada penelitian tentang perbedaan pemeriksaan kadar glukosa

darah puasa dengan menggunakan sampel plasma EDTA dan serum yang

langsung diperiksa dan yang ditunda selama dua jam di Rumah Sakit

Umum Daerah Doris Sylvanus Palangka Raya dapat disimpulkan sebagai

berikut. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara pemeriksaan kadar

glukosa darah dengan menggunakan sampel serum dan plasma, sehingga

pemeriksaan kadar glukosa darah dapat menggunakan sampel serum

ataupun plasma.

Nilai rata-rata kadar glukosa darah yang langsung diperiksa pada

serum adalah sebesar 162,1 mg/dl dan yang ditunda dua jam 156,4 mg/dl,

pada sampel plasma yang diperiksa langsung diperoleh nilai rata-rata

158,4 mg/dl, dan yang ditunda dua jam 147,9 mg/dl

Penurunan kadar glukosa darah puasa serum sebesar 3,5%, plasma

6,6%.

B. Saran

1. Untuk petugas laboratorium

Pemeriksaan kadar glukosa sebaiknya dilakukan secara langsung

setelah sampel diperoleh agar hasil yang didapat sesuai dengan

keadaan tubuh pasien. Hal ini perlu dilakukan agar tidak terjadi

kesalahan hasil yang bisa memungkinkan hasil tinggi palsu dan

rendah palsu.

2. Untuk mahasiswa analis kesehatan

Supaya mengetahui bagaimana yang seharusnya cara pemeriksaan

glukosa dengan baik dan benar dan dapat mengetahui kapan waktu

yang tepat untuk melakukan pemeriksaan glukosa darah

30