hypnoteaching

58
HYPNOTEACHING Oleh Dra. Helena Asri Sinawang, MH Hypnoteaching adalah metode pembelajaran yang menyajikan materi pelajaran dengan menggunakan bahasa-bahasa bawah sadar karena alam bawah sadar lebih besar dominasinya terhadap cara kerja otak. Hypnoteaching merupakan gabungan dari lima metode belajar mengajar seperti quantum learning, accelerate learning, power teaching, Neuro- Linguistic Programming (NLP) dan hypnosis. Metode ini menekankan pada komunkasi alam bawah sadar siswa. Hal ini bias dilakukan dengan berbagai cara seperti sugesti dan imajinasi. (Ibnu Hajar, M.Pd) Menurut Pihasniwati, hypnoteaching merupakan aplikasi atau salah satu terapan dari hipnoterapi. Hypnoteaching berasal dari dua kata, hipnosis dan teaching. Hipnosis merupakan teknik atau praktek dalam memengaruhi orang lain untuk masuk ke dalam kondisi trance keadaan tidak sadar diri). Teaching merupakan proses pengajaran yang membawa perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mampu menjadi mampu. "Jadi, hypnoteaching merupakan cara mengajar yang unik, kreatif, dan imajinatif dengan menggunakan seni komunikasi untuk memengaruhi dan menyugesti siswa. Sehingga bisa mengaktifkan inner motivation dan mempersuasi siswa dalam belajar," katanya. Hypnoteaching merupakan perkembangan ilmu pendekatan pendidikan dengan proses penurunan gelombang otak. Setelah mengikuti pelatihan ini, guru-guru sekolah harus menerapkan hypnoteaching di sekolahnya. Sehingga anak-anak didiknya dapat 1

Upload: lena-sinawang

Post on 05-Aug-2015

620 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hypnoteaching

HYPNOTEACHING

Oleh Dra. Helena Asri Sinawang, MH

Hypnoteaching adalah metode pembelajaran yang menyajikan materi pelajaran dengan menggunakan

bahasa-bahasa bawah sadar karena alam bawah sadar lebih besar dominasinya terhadap cara kerja otak.

Hypnoteaching merupakan gabungan dari lima metode belajar mengajar seperti quantum learning, accelerate

learning, power teaching, Neuro-Linguistic Programming (NLP) dan hypnosis. Metode ini menekankan pada

komunkasi alam bawah sadar siswa. Hal ini bias dilakukan dengan berbagai cara seperti sugesti dan imajinasi.

(Ibnu Hajar, M.Pd)

Menurut Pihasniwati, hypnoteaching merupakan aplikasi atau salah satu terapan dari hipnoterapi.

Hypnoteaching berasal dari dua kata, hipnosis dan teaching. Hipnosis merupakan teknik atau praktek dalam

memengaruhi orang lain untuk masuk ke dalam kondisi trance keadaan tidak sadar diri). Teaching merupakan

proses pengajaran yang membawa perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mampu menjadi

mampu.

"Jadi, hypnoteaching merupakan cara mengajar yang unik, kreatif, dan imajinatif dengan menggunakan seni

komunikasi untuk memengaruhi dan menyugesti siswa. Sehingga bisa mengaktifkan inner motivation dan

mempersuasi siswa dalam belajar," katanya.

Hypnoteaching merupakan perkembangan ilmu pendekatan pendidikan dengan proses penurunan

gelombang otak. Setelah mengikuti pelatihan ini, guru-guru sekolah harus menerapkan hypnoteaching di

sekolahnya. Sehingga anak-anak didiknya dapat berkembang dalam menerima proses belajar. "Yang jelas

ilmu hypnoteaching ini wajib hukumnya dipakai oleh guru,”

Hypnoteaching adalah metode yang mengoptimalkan metode mengajar dengan menjadikan siswa

dalam keadaan "hypnosis state" sehingga dapat meningkatkan potensi daya ingat siswa dan dapat memotivasi

siswa melalui pikiran bawah sadar sehingga siswa merasa nyaman, relaks, menikmati, dan tidak merasa

tertekan, (Sardin Damis.S.NHM.CH.CHT)

1

Page 2: Hypnoteaching

Kondisi hypnosis state manusia cenderung lebih sugestif, sangat fokus, dan relaks. Pikiran bawah

sadar tetap aktif dan panca indera masih menerima masih menerima stimulus dari luar.Kondisi tersebut

mengindikasikan bahwa siswa masih dapat menerima masukan dari luar dengan memberdayaka alam bawah

sadarnya.Seorang pengajar dapat menggunakan kondisi tersebut untuk menciptakan komunikasi yang efektif.

Menurut Dr. Rahma Widyana, M.Si, psikolog dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,

hypnoteaching menekankan pada komunikasi alam bawah sadar siswa, baik yang dilakukan dalam kelas

maupun luar kelas. Hal ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya sugesti dan imajinasi. Sugesti

memiliki kekuatan yang luar biasa. Kekuatan sugesti yang terus mengiang di otak mampu mengantarkan

seseorang pada apa yang dipikirkan. Contohnya penyanyi Agnes Monica ketika akan konser di Hongkong

kakinya patah, namun karena selalu mensugesti pikirannya dengan keberhasilan konsernya, pada akhirnya

agnes sukses.

Ada banyak buku yang membahas tentang sugesti atau perasaan positif dapat memberikan dampak

positif dalam kehidupannya. Misalnya Law Of Attraction, The Scret, dan Authentic Happines (Menciptakan

kebahagian dengan psikologi positif). Bagaimana aplikasinya dalam dunia pendidikan? Aplikasi dalam dunia

pendidikan tidak berarti guru menidurkan semua siswa selama proses pembelajaran. Kalau semua tidur,

bagaimana mengajarnya ?

Dalam hal ini, seorang guru dengan kekuatan kepercayaan, iman, keyakinan, dan pengetahuan, dapat

diibaratkan sebagai sebuah magnet yang menarik perhatian siswa. Dengan demikian jika seorang guru

menginginkan ketenangan di dalam kelas, guru tersebut harus bersikap tenang. Jika menginginkan adanya

perhatian dari siswa, seorang guru harus perhatian dan memiliki kepedulian pada siswa. Demikian pula jika

menginginkan siswa gemar belajar dan membaca, guru juga harus gemar membaca dan belajar. Dalam

kondisi tersebut memunculkan satu gelombang yang sama, yakni hipnotis. “Inilah yang dikenal dengan

`hypnoteaching`.

Pelaksanaan hipnotis atau “hypnoteaching” harus diarahkan kepada tujuan-tujuan positif yang

membangun, yakni dengan memasukkan kesan-kesan positif di alam bawah sadar siswa. Akan tetapi dalam

2

Page 3: Hypnoteaching

melaksanakan “hypnoteaching”, seorang guru harus berpenampilan rapi dan penuh percaya diri sehingga

memiliki daya tarik bagi siswa. Seorang guru juga harus bertindak sebagai pendidik, bukan sekadar pengajar

sehingga dia harus mempunyai rasa empati dan simpati kepada para siswa. Jika seorang guru memiliki rasa

simpati kepada siswanya, niscaya siswa pun akan mempunyai rasa simpati kepada gurunya sesuai kaidah

timbal balik. Selain itu, seorang guru harus menggunakan tutur bahasa yang baik dengan memilih kosa kata

yang enak didengar telinga siswa.

Salah satu unsur hipnotis dalam proses pembelajaran adalah menggunakan alat peraga atau

mengeluarkan ekspresi diri. Seluruh anggota badan digerakan jika diperlukan. Salah satu keberhasilan

“hypnoteaching” adalah menggunakan teknik cerita dan kisah tentang orang-orang sukses sebagai upaya

memotivasi siswa. Bantu dan tarik perhatian siswa dengan sebuah cerita yang mendukung pelajaran sehingga

seorang guru dapat mengajari siswa tanpa terasa menggurui. Itulah hebatnya sebuah kisah atau cerita.

Bagaimana caranya ?

1. semua dipersilahkan duduk dengan rileks

2. kosongkan pikiran untuk sesaat

3. tarik nafas yang panjang lewat hidung, hembuskan lewat mulut

4. lakukan terus berulang pernafasan yang teratur ini

5. berikan sugesti setiap tarikan nafas akan membuat badan menjadi rileks… rileks…rileks,,,

6. lakukan terus menerus dan berulang kata-kata sugesti yang akan membuat “suyet” nyenyak dan

tertidur.

7. perhatikan posisi kepala dari semua “suyet” bagi yang sudah teridur akan nampak terlihat tertunduk

atau leher tidak mampu menahan beratnya kepala.

8. selanjutnya berikan sugesti positif seperti fokus pikiran, peka pendengaran, fresh otak dan pikiran,

kenyamanan pada seluruh badan.

9. jika dirasa sudah cukup, bangunkan “suyet” secara bertahap dengan melakukan hitungan 1 sampai 10,

dan pada hitungan ke 10 semua “suyet” akan tersadar dalam kondisi Segar Bugar.

3

Page 4: Hypnoteaching

Pada kejadian Hipnotis massal adakalanya beberapa orang masih merasa mengantuk, segera dekati

dalam lakukan hipnotis perorangan dan lakukan metode DHKH (dari hati ke hati), maka tanpa disadari dari

“suyet” akan meluncur kata2 kesedihan yg dialaminya saat itu, air mata nya pun meleleh membasahi pipi.

berikan keyakinan dan kekuatan hati agar “suyet” lebih tegar lagi dalam menjalani hidup.

Dari berbagai model pendekatan pembelajaran di atas tentunya terdapat kelebihan dan kekurangannya

masing – masing. Kelebihan dari pendekatan konvensional yaitu murah, tidak perlu banyak waktu, dan guru

dapat menyajikan materi dengan cara di ulang-ulang. Sedangkan kekurangan dari metode konvensional yaitu

terdapat individu kurang mendapat perhatian, siswa jadi pasif, pengembangan potensi anak tidak dapat

dilakuakan secara maksimal.

Kelebihan dari metode Hypnoteaching adalah :

1. Proses belajar mengajar yang lebih dinamis dan ada interaksi yang baik antara pendidik dan peserta

didik

2. Peserta didik dapat berkembang sesuai dengan bakat dan minatnya

3. Proses pemberian ketrampilan banyak diberikan disini

4. Proses pembelajarannya lebih beragam

5. Peserta didik dapat dengan mudah menguasai materi, karna termotivasi lebih untuk belajar

6. Pembelajaran bersifat aktif

7. Pemantauan terhadap peserta didik lebih intensif

8. Peserta didik lebih dapat berimajinasi dan berfikir kreatif

9. Peserta didik akan melakukan pembelajaran dengan senang hati

10. Daya serapnya lebih cepat dan lebih bertahan lama, karena peserta didik tidak menghafal

11. Perhatian peserta didik akan tersedot penuh terhadap materi

Kekurangan dari pembelajaran hypnoteaching:

1. Metode ini belum banyak digunakan oleh para pendidik di Indonesia

4

Page 5: Hypnoteaching

2. Banyaknya peserta didik yang ada disebuah kelas, menyebabkan kurangnya waktu dari pendidik untuk

memberi perhatian satu per satu peserta didiknya

3. Perlu pembelajaran agar pendidik bisa melakukan Hypnoteaching

4. Tidak semua pendidik menguasai metode ini

5. Kurangnya sarana dan prasarana yang ada disekolah

I. APA DAN BAGAIMANA SEBENARNYA HIPNOTIS ?

A. Pengertian Hipnotis

Hipnotis adalah suatu kondisi menyerupai tidur yang dapat secara sengaja dilakukan pada seseorang ,

di mana orang yang dihipnotis tersebut bias menjawab pertanyaan yang diajukan dan lebih mudah menerima

sugesti. Hipnotis adalah praktik mempengaruhi orang lain agar mengikuti apa yang diperintahkan oleh ahli

hipnotis. Hipotis adalah seni berkomunikasi untuk mempengaruhi seseorang, sehingga mengubah tingkat

kesadarannya yang dicapai dengan cara menurunkan gelombang otak dari beta menjadi alpha/theta. Hipnotis

adalah seni eksplorasi alam bawah sadar

Hipnotis adalah suatu kondisi menyerupai tidur yang dapat secara sengaja dilakukan kepada

seseorang, di mana orang yang dihipnotis bias menjawab pertanyaan yang diajukan dan menerima sugesti

dengan tanpa perlawanan. Hipnotis juga merupakan teknik untuk mempengaruhi orang lain ahar masuk ke

dalam kondisi bawah sadar (rance).

Penggunaan hipnotis untuk terapi disebut hipnoterapi, sedangkan hipnotis yang digunakan sebagai

bentuk hiburan di depan penonton disebut stage hipnotis. Pada saat hipnotis berlangsung, jika subjek

merespons terhadap sugesti hipnotis, umumnya hal ini sebagai pertanda bahwa hipnotis telah erhasil

dilakukan.. Banyak pihak lain meyakini bahwa respons hipnotis dan pengalaman merupakan karakteristik

keadaan hipnotis, Di sisi lain, diyakini bahwa penggunaan kata hypnotis tidak diperlukan sebagai bagian dari

induksi hypnotis, akan tetapi pihak lain meyakini bahwa hal tersebar penting untuk digunakan.

B. Induksi

5

Page 6: Hypnoteaching

Hipnotis biasanya dimunculkan dengan teknik hipnotis. Secara tradisional, keadaan ini

diinterprestasikan sebagai sebuah metode untuk membuat subjek berada dalam keadaan trance. . Para

pencetus teori nonstate memiliki pandangan yang berbeda, yaitu mempertinggi harapan klien menegaskan

peran mereka, memfokuskan perhatian, dan lain sebagainya. (Ibnu Hajar, M.Pd (2011; 37) .

1. Aturan Induksi Hipnotis,

Dalam buku The art of Subconscius Communication yang dikutip Anissa Laylatul Faizah, terdapat beberapa

aturan dalam induksi hipnotis, diantaranya adalah ;

a. Aturan pertama adalah semua tergantung dengan situasi dan kondisi saat hipnotis dilakukan.

b. Sukses pertama akan menhasilkan sukses berikutnya. Maksudnya adalah jka suyet (orang yang

dihipnotis) memberikan respons terhadap apa yang kita katakana, maka gunakan hal ini sebagai

acuan/patokan untuk tahap berikutnya.

c. Seorang hipnotis haus tetap percaya diri dan mampu beradaptasi dengan situasi. Misalnya, jika induksi

tidak berjalan semestinya, ia harus tetap dapat mengendalikan situasi dengan baik. Ia pun dituntut

untuk tetap santai dan tidak tegang serta mencoba teknik induksi lain kepada suyet tanpa

memberitahukan mengenai apa yang sedang terjadi.

d. Pastikan sugesti anda jelas dan tegas.

e. Nada, volume, intonasi, tekanan, dan jeda pada sugesti sangat penting diperhatikan

f. Berikan sugesti yang melibatkan banyak indra. Sebab, setiap orang mempunyai kemampuan

menerima informasi yang berbeda, ada yang unggul pada visual (penglihatan), auditori (pendengaran),

dan kinestetis (gerak). Untuk membedakannya tidaklah mudah, sehingga sugesti yang diberikan harus

mencakup banyak indra.

g. Manfaat segala respons positif yang tampak dari suyet. Misalnya, jika ia mengedipkan matanya

buatlah seolah-olah memang itu yang diharapkan terjadi, sehingga dapat menambahkan respon

tersebut ke dalam sugesti.

h. Untuk mengoptimalkan sugesti, ulangilah terus-menerus sugesti yang sama. Sebab, pengulangan

sugesti dapat memastikan pikiran suyet secara benar, sehingga efek sugesti tersebut semakin kuat.

6

Page 7: Hypnoteaching

i. Jangan pernah menggunakan kata-kata asing yang dapat membingungkan suyet , karena pemilihan

kata asing dapat disalahartikan.

j. Jangan pernah menjadikan induksi sebagai suatu kontes. Maksudnya, jangan pernah membuat suyet

merasa tertantang oleh kita. Contoh sugesti yang salah yaitu, “Saya akan membuat anda terhipnotis,

walaupun anda menolak.” Hal tersebut akan membuat pasien merasa tertantang sehingga sulit

dihipnotis.

2. Teknik Dasar Induksi Hipnotis

Pada umumnya, terdapat enam teknik dasar. Kita harus menggunakan uji sugestibilitas sebelum

melakukan induksi agar tahu bahwa suyet termasuk tipe sulit, moderat, atau gampang terhipnotis. Hal ini

karena teknik-teknik dasar tersebut mempunyai kaitan erat dengan tipe suyet. Ada enam teknik dasar induksi

yang popular digunakan adalah sebagai berikut :

a. Teknik Eye Fixation (Fiksasi Mata)

Teknik fiksasi mata menyarankan kepada suyet untuk terus berkonsentrasi pada sebuah objek benda.

Objek yang bisa digunakan adalah satu titik pandang, ujung jari telunjuk, cahaya, atau apa saja yang bisa

membuat suyet terfokus. Dengan focus pada objek tersebut, maka mata suyet akan lelah karena pada

dasarnya teknik ini memanfaatkan kebosanan pada pikiran sadar dan lengah.

b. Teknik Relaxation or Fatigue of Nervous System (Relaksasi atau Kelelahan Sistem Saraf)

Semua teknik induksi pada hakikatnya adalah membuat suyet merasa rileks yang dalam. Pada teknik

ini, suyet diminta untuk merilekskan seluruh tubuhnya, mulai dari kepala, bahu, badan, tangan, kaki, hingga

tubuh akan benar-benar rileks.

c. Teknik Mental Confusion (Membingungkan Pikira )

Teknik mental confusion memanfaatkan kebingungan pada pikiran sadar suyet, sehingga pikiran

sadarnya lengah dan ia masuk dalam kondisi trance. Saat ia sibuk mengartikan makna dari ucapan hipnotis,

7

Page 8: Hypnoteaching

maka pikiran sadar suyet menjadi lengah. Cara lain dari teknik ini adalah dfengan meng-input banyak

informasi secara berlebihan, sehingga pikiran sadar kebanjiran informasi.

d. Teknik Mental Misdirectoin (Menyesatkan Pikiran)

Teknik mental misdirection biasanya digabung dengan dengan uji sugestibilitas. Teknik ini

memanfaatkan respons fisik suyet terhadap sesuatu yang diimajinasikan, seperti pada band locking test. Pada

tes tersebut, lazimnya langsung dikonversikan ke dalam hipnotis, Suyet diminta untuk menggerakkan mata ke

atas. Ke arah ubun-ubun, dalam keadaan terpejam dan disugestikan bahwa mata suyet terkunci rapat.

e. Teknik Loss of Equilibrium (Kehilangan Keseimbangan)

Teknik loss of equilibrium merupakan teknik induksi cara menggoyang-goyangkan tubuh suyet agar

masuk dalan keadaan trance. Ilustrasinya adalah ibu yang menidurkan anaknya dengan mengayun-ayun si

anak. Teknik ini biasanya menggunakan kursi goyang atau yang bias membuat tubuh suyet bergoyang.

f. Teknik Shok to Nervous System ( Kejutan pada Sistem Saraf)

Teknik shock to nervous system umumnya digabungkan dengan teknik induksi lain. Ada beberapa hal

yang perlu diperhatikan dalam melakukan teknik ini. Pertama. Harus membuat pikiran sadar suyet bosan dan

lengah. Kedua, membuat pikiran sadar suyet kaget atau terkejut, yakni dengan membuat kejutan yang tak

disangka olehnya. Selain itu, juga bisa dengan jentikan jari atau tepukan tangan secara mendadak. Kejutan

diyakini dapat membuat gerbang pikiran bawah sadar ternuka sementara. Oleh karena itu, harus dapat

memanfaatkannya dengan baik.

Sebagai contoh, saat kita bertepuk tangan (mengagetkan suyet), kita katakana. “tidur nyenyak ! ”

Maka, dengan spontan iya akan akan melakukan apa yang kita ucapkan. Adapun yang termasuk kategori

teknik ini arm drop (menjatuhkan tangan) head clap (menundukan kepala), postural sway (menurunkan tiba-

tiba bagian tubuh). Dan forehead touch (menjentikan ujung jari ke dahi). Metode tersebut dikembangkan oleh

Dave Elman dan termasuk teknik induksi cepat atau rapid hypnotis .

8

Page 9: Hypnoteaching

C. Sugesti

Sugesti adalah kalimat-kalimat yang disampaikan dengan cara dan dalam situasi tertentu. Kalimat yang

disampaikan ini dapat mempengaruhi pikiran bawah sadar suyet sesuai dengan maksud dan tujuan sugesti

tersebut. Dengan begitu, sugesti berarti proses psikologis, di mana seseorang membimbing pikiran. Perasaan,

atau priaku orang lain melalui kata-kata.

Agar suatu kata atau kalimat dapat benar-benar menghasilkan efek sugesti, maka sebaiknya ikuti

beberapa pedoman berikut :

1. Client language preference

Pada client language preference, menuntut menggunakan kata dan kalimat yang dipahami oleh subjek.

Dalam hal ini, bahasa yang dapat dipahami oleh subjek adalah bahasa ibu dari subjek tersebut. Selain

itu, pergunakan pula kosakata dan istilah yang mudah dipahami olehnya

2. Pacing-leading

Secara sederhana, dala kaidah hipnotis, pacing berarti fakta, sedangkan leading adalah saran. Hal ini

berarti bahwa kalimat-kalimat hipnotis merupakan kalimat saran yang diselipkan di antara kalimat fakta.

3. Repitition

Melakukan pengulangan-pengulangan pada kata dan kalimat merupakan hal penting, karena

pengulangan lebih efektif dalam menembus pikiran bawah sadar.

D. Pikiran Bawah Sadar

Sugesti sebagai suatu bentuk komunikasi primer langsung pada pikiran sadar subjek. Sugesti sebagai

sarana untuk berkomunikasi dengan pikiran bawah sadar atau pikiran sadar. Konsep-konsep ini diperkenalkan

dalam konsep hipnotisme pada akhir abad ke 19 ole Sigmund Freud dan Pierre Janet.

Perintis hipnotisme periode zaman Victoria, termasuk Braid dan Bernheim, tidak menggunakan

konsep-konsep ini, tetapi mengakui bahwa sugesti hipnotis diarahkan kepada pikiran sadar subjek.

Sebenarnya Braid mendefinisikan hipnotisme terpusat pada perhatian sadar terhadap suatu ide sugesti yang

9

Page 10: Hypnoteaching

dominan. Pandangan berbeda mengenai sifat dasar pikiran tersebut pada akhirnta telah meninmbulkan

berbagai konsep tentang sugesti.

Praktisi hipnotis yang mempercayai bahwa respons yang dimediasi terutama oleh pikiran bawah sadar,

seperti Milton H. Erickson, menciptakan berbagai macam kegunaan sugesti tidak langsung. Contohnya,

metafora atau cerita yang bertujuan menemukan arti dari pikiran sadar subjek.

Konsep sugesti subliminal juga bergantung pada pola piker, Sebaliknya, praktisi hipnotis yang percaya

bahw respons terhadap sugesti terutama dimediasi oleh pikiran sadar, seperti Theodore Barber dan Nicholas

Spsnos, cenderung menggunakan lebih banyak sugesti dan instruksi verbal secara langsung.

II. GELOMBANG OTAK DAN HIPNOTIS

Jaringan otak manusia menghasilkan gelombang listrik berfruktuasi yang disebut sebagai gelombang

otak (brainwave). Gelombang otak ini terdiri dari empat macam, yaitu gelombang beta, alpha, theta dan delta.

Dalam satu waktu, otak manusia terkadang menghasilkan berbgai gelombang otak secara bersamaan.

Di antara keempatnya, aka nada selalu ada jenis gelombang otak paling dominan yang menandakan aktivitas

otak saat itu. Dengan begitu, gelombang otak menandakan aktivitas pikiran seseorang.

A. Empat Jenis Gelombang Otak Manusia

Gelombang otak tidak bisa dilihat secara kasat mata, namun dapat diketahui melalui alat yang disebut

Electro Encephalograph (EEG). EEG pertama kali ditemukan pada tahun 1929 oleh psikiater Jerman, Hans

Berger. Sampai saat ini, EEG adalah alat yang sering diandalkan para peneliti yang ingin mengetahui aktivitas

pikiran seseorang. Berikut adalah penjelasan masing-masing gelombang otak.

1. Gelombang Beta.

Dalam gelombang beta, kita sedang berada pada kondisi aktif terjaga, sadar penuh, dan didominasi

oleh logika. Dengan begitu, gelombang beta adalah gelombang yang dominan saat kita dalam kondisi terjaga

dan menjalani aktivitas sehari-hari yang memurut logika atau analisis tinggi, misalnya mengerjakan soal

matematika, berdebat, olahraga dan memikirkan hal-hal yang rumit. Gelombang beta memungkinkan

10

Page 11: Hypnoteaching

seseorang memikirkan sampai Sembilan objek secara bersamaan. Dalam frekuensi ini kerja otak cenderung

memicu munculnya rasa cemas khawatir, stress, dan marah.

2. Gelombang Alpha

Ketika otak berada dalam gelombang alpha, kita akan berada pada posisi khusyuk, rileks, meditative,

nyaman, dan ikhlas. Dalam frekuensi ini, kerja otak mampu menyebabkan kita merasa nyaman, tenang dan

bahagia.

Gelombang alpha adalah kondisi di mana seluruh proses hipnotis dan sugesti dilakukan. Gelombang

alpha bisa menandakan bahwa seseorang dalam kondisi light trance (kondisi hipnotis yang ringan). Seseorang

yang pulang dari kantor dan duduk di sofa untuk beristirahat, biasanya langsung turun pada gelombang alpha.

Kondisi demikian juga terjadi ketika seseorang sedang berdoa, melakukan refleksi, mengarang sebuah cerita,

puisi, komposisi music, atau berjalan-jalan istirahat di taman untuk menghirup udara segar. Gelombang alpha

berfungsi sebagai penghubung antara pikiran sadar dan bawah sadar.

3. Gelombang Theta

Gelombang theta berada dalam fkrkuensi yang rendah. Seseorang akan berada pada kondisi ini ketika

iya sangat khusyuk dan merasakan keheningan yang mendalam (deep meditation), serta mampu mendengar

nurani bawah sadarnya. Inilah kondisi yang mungkin diraih oleh para ulama dan biksu ketika mereka

melantunkan doa di tengah keheningan malam pada Sang Ilahi.

Kondisi gelombang theta juga dominan saat kita dalam kondisi hipnotis, hamper tidur, atau tidur disertai

mimpi. Frekuensi ini menandakan aktivitas pikiran bawah sadar. Kondisi ini juga menunjukkan aktivitas otak

yang jauh lenih rendah daripada gelombang alpha. Misalnya. Ketika seseorang melamun di tengah rutinitas

kerja atau mengemudikan kendaraan, tetapi lupa apa saja yang terjadi di sepanjang jalan. Beberapa aliran

hipnoterapi mengajarkan bahwa kondisi demuikian merupakan pintu untuk menuju hypnoanaesthesia, yaitu

sebuah metode pembiusan dengan hipnotis, sehingga klien dapat menjalani operasi tanpa merasa sakit

apapun.

4. Gelombang Delta

11

Page 12: Hypnoteaching

Gelombang delta yang merupakan frekuensi terendah terdeteksi ketika orang tengah tertidur pulas

tanpa mimpi. Dalam kondisi demikian, otak memproduksi human growth bermone yang baik bagi kesehatan

kita bila kita tidur dalam keadaan delta stabil, maka kualitas tidur kita sangat tinggi. Meski tertidur hanya

sebentar, kita akan mampu bangun dengan tubuh tetap segar.

Seseorang yang sedang dihipnotis tidak akan memasuki kondisi delta, karena ia bukannya mengalami

tidur fisik, melainkan keadaan rileks disertai perhatian yang sangat terfokus, Jika ia jatuh tertidur, maka ia akan

kehilangan kemampuannya untuk menerima sugesti, karena alam bawah sadarnya tidak lagi menjadfi reseptif.

Urutan siklus harian manusia dimulai dari beta tinggi pada pagi hari hingga malam , kemudian turun ke

beta rendah ketika ia sedikit membaca buku menuju tidur. Setelah mematikan lampu dan menutup mata,

gelombang otaknya akan turun perlahan menuju alpha, theta, dan akhirnya tertidur lelap pada gelombang

delta.

Gambar 3: Gelombang Otak (rizhosumeditationcentre.com)

12

GELOMBANG OTAKFREKUENSI YANG DIREKAM PADA ELECTRO ENCEPHALOGRAPH (EEG)

BETA (12 –25 Hz) ALFA (8 – 12 Hz)

KONDISI TERJAGATEGANG, KONSENTRASI TINGGIAKTIVITAS :MENGERJAKAN PROYEK RUMITOLAH RAGABERDEBAT, DLL

KONDISI TERJAGAWASPADA TAPI SANTAIAKTIVITAS :MEMECAHKAN MASALAHMENULISBELAJAR IDEAL

THETA (0,5 – 4 Hz) DELTA (4 – 8 Hz)

KONDISI SETENGAH TERJAGASANGAT SANTAI, MENGANTUKAKTIVITAS :MENCARI IDE KREATIFMELAMUN

KONDISI TIDAK TERJAGASENSOR INDRAWI DENGAN LUAR TERPUTUSAKTIVITASTIDUR NYENYAK, TANPA MIMPIKOMA

Page 13: Hypnoteaching

B. Kondisi Gelombang Otak saat Dihipnotis

Penemuan alat untuk mengukur gelombang otak memang mempunyai pengaruh yang positif terhadap

perkembangan hopnotis. Hipnotis yang semula dianggap sebagai hal yang misterius, menakutkan, dan

sebagai fenomena supranatural, sekarang sudah diterima secara ilmiah sebagai kondisi alami manusia.

Menurut hasil peneliti terdahulu dikatakan bahwa subjek yang sedang dalam kondisi hipnotis, maka

gelombang otaknya berada di antara alpha dan theta. Dalam kondisi terjaga, gelombang otak subjek

umumnya delta. Begitu dilakukan induksi, maka gelombang otak subjek secara cepat turun ke gelombang

alpha. Setelah dilakukan teknik deepening, otak subjek menunjukkan gelombang theta. Para ilmuwan

meyakini bahwa apabila otak memproduksi gelombang otak theta yang dominan, maka sedang terjadi aktivitas

pikiran bawah sadar.

Sekarang sudah diketahui bahwa seseorang berada dalam kondisi trance hipnotis, maka gelombang

otaknya adalah antara apha dan theta. Apakah gelombang otak alpha dan theta hanya terjadi pada kondisi

trance hipnotis? Ternyata tidak, Sebab secara alami, kita memasuki kondisi alpha dan theta setiap akan tidur

akan bangun tidur, Ketika kita sudah merasa sangat rileks, tenang dan hampir tertidur, tapi kita masih

menyadari keberadaan kita, maka seperti itulah kondisi hipnotis. Begitu pula saat kita terjaga dari tidur dan

masih malas untuk beranjak dari tempat tidur, karena masih ingin melanjutkan tidur lagi.

Dengan mengetahui bahwa kondisi hipnotis adalah kondisi yang alami bagi manusia. Maka tidak perlu

ada ketakutan lagi bahwa hipnotis itu berbahaya. Kecurigaan bahwa ada unsure magis/sihir/paranormal dalam

hipnotis sudah lenyap sejak diketahui bahwa hipnotis itu fenomena mental yang alami.

III. PENTINGNYA HYPNOTEACHING

Saat mendengar kata HIPNOSIS, secara otomatis terlintas dipikiran bahwa kata tersebut

mengacu pada sebuah teknik menidurkan orang dan mempengaruhi orang tersebut dalam waktu

yang relatif singkat. Hal ini karena alam bawah sadar telah memperoleh informasi sebelumnya dari

berbagai media, baik buku, TV, majalah dsb.

13

Page 14: Hypnoteaching

Apa sebetulnya Hipnoteaching itu? Apakah sama dengan HIPNOTIS ?

Sebagaimana dikemukakan Heriyanto Nurcahyo, secara harafiah, hypnoteaching berasal dari kata

hypnotis dan teaching. Dari sini , kemudian bisa diartikan bahwa hypnoteaching adalah seni

bertkomunikasi dengan jalan memberikan sugesti agar para siswa menjadi lebih cerdas. Dengan

sugesti yang diberikan, diharapkan mereka tersadar dan tercerahkan bahwa ada potensi luar biasa

yang selama ini belum pernah mereka optimalkan dalam pembelajaran.

Dalam hypnoteaching, sebagaimana yang terjadi pada hipnotis umumnya, penyajian materi

pelajarannya menggunakan bahasa-bahasa bawah sadar yang menimbulkan sugesti siswa uutuk

berkonsentrasi secara penuh pada ilmu yang disampaikan oleh guru. Mengapa harus alam bawah

sadar ? Sebab, alam bawah sadar lebih besar dominasinya terhadap cara kerja otak. Hypnoteaching

merupakan gabungan dari lima metode belajar-mengajar, yaitu quantum, accelerate learning, power

teaching, Neuro Linguistik Programing (NLP), dan hypnosis.

Hypnoteaching menekankan pada komunikasi alam bawah sadar siswa, baik yang dilakukan

dalam kelas maupun luar kelas. Hal ini nisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti sugesti dan

imajinasi. Sugesti memiliki kekuatan luar biasa. Kemampuan sugesti yang terus terngiang dalam

otak, mampu mengantarkan seseorang pada apa yang dipikirkan. Sedangkan imajinasi merupakan

proses membayangkan sesuatu terlebih dahulu, baru melakukannya. Dalam hal ini, seorang guru

harus mampu membiarkan siswa berekspresi dan beimajinasi.

Pelaksanaan hypnoteaching harus diarahkan pada tujuan-tujuan positif yang membangun,

yakni dengan memasukkan keasan-kesan positif di alam bawah sadar siswa. Akan tetapi, dalam

melaksanakan Hypnoteaching, seorang guru harus berpenampilan rapi dengan penuh percaya diri,

sehingga memiliki daya tarik sendiri.

Selain sebagai pengajar dan pendidik, seorang guru juga harus mempunyai rasa empati dan

simpati kepada para siswa. Jika ia memiliki rasa simpati kepada mereka, niscaya merekapun akan

14

Page 15: Hypnoteaching

mempunyai rasa simpati kepadanya sesuai kaidah timbal balik. Selain itu, ia perlu menggunakan

tutur bahasa yang baik dengan memilih kosakata yang enak didengar oleh mereka.

A. Alasan Pentingnya Hypnoteaching

Peran guru sangatlah penting dalam membina watak anak bangsa melalui pendidikan. Guru

harus menyadari betapa semua tindakan yang dilakukannya di kelas akan berimbas pada perilaku

siswa di lapangan. Oleh karena itu, harus melakukan sebuah tindakan yang cerdas dalam

mengontrol dan mempengaruhi perilaku mereka.

Guru yang mengajar dengan semangat dan antusias akan memberikan pengaruh positif

kepada para siswanya. Guru juga perlu memperhatikan emosi dan psikoplogi siswa, sehingga

suasana belajar menjadi menyenangkan. Pada dasarnya, guru yang berkualitas akan berusaha

meningkatkan prestasi siswa-siswanya. Sebaliknya, guru yang tidak peduli akan menciptakan rasa

ketakutan terhadap kegiatan belajar, sehingga membuat para siswa tidak menyukai mata pelajaran

tertentu.

Kebanyakan guru kurang berinteraksi dengan para siswanya. Hal itu mengakibatkan

konsentrasi mereka terhadap materi pelajaran tidak masimal. Untuk itu, perlu dilakukan pendekatan

alternative dengan kegiatan belajar- mengajar. Salah satunya adalah melalui konsep hypnoteaching.

Adapun beberapa peraturan yang diterapkan dalam hypnoteaching antara lain harus terlibat aktif

dikelas, melakukan semua perintah dengan cepat, dan membuat mereka dalam suasana yang

menyenangkan.

Suasana kelas yang menyenangkan dan siswa mampu memahami pelajaran dengan

maksimal merupakan tolok ukur efektivitas dalam kegiatan belajar-mengajar di sekolah. Di sisi lain,

kompetensi dan komunikasi guru merupakan salah satu penentu terciptanya pengajaran yang efektif

di kelas. Oleh karena itu, guru yang berkualitas harus menguasai materi dan memahami metode

komunikasi dengan siswanya.

15

Page 16: Hypnoteaching

Itulah hal pertama yang menjadi alas an mengapa seorang guru perlu melakukan

hypnoteaching. Selain itu, dengan menyinergikan antara metode pengajaran yang telah diaplikasikan

guru di sekolah dengan teknik hypnoteaching, maka akan memberikan totalitas dan wawasan materi

pengajaran guru, sekaligus pengaplikasian komunikasi yang efektif kepada siswa.

Hypnoteaching dapat mendorong motivasi guru untuk menjadi sosok teladan bagi para siswa

di sekolah, sehingga setiap hari selalu memberikan positive statement kepada siswanya. Ia juga

harus dibekali ilmu komunikasi efektif yang dapat diaplikasi kepada siswa dengan cara

memberdayakan pikiran alam bawah sadar mereka selama proses belajar-mengajar.

B. Penekanan dalam Hypnoteaching

Mengajar yang baik merupakan kebutuhan bagi orang tua dan guru. Sepintar apa pun guru,

jika ia tidak dapat menguasai siswanya, maka ia dianggap gagal dalam mengajar. Mengajar bukan

hanya berbicara mengenai satu topik, tetapi juga memerlukan strategi, metode, dan keahlian tertentu.

Metode hypnoteaching terbukti mampu menciptakan kelas yang menyenangkan bagi para siswa.

Hypnoteacing bisa ditetapkan pada pendidikan formal maupun nonformal yang dimulai dengan

mengubah persepsi mereka terhadap guru.

Pada prinsipnya, hypnoteaching akan mengubah persepsi para siswa terhadap guru yang

mengajar, yakni bahwa guru menjadi pelindung mereka. Suasana belajar yang akrab dan

menyenangkan akan memudahkan mereka dalam menyerap dan memahami pelajaran. Guru juga

dapat memperlihatkan perilaku mereka. Memuji atau meminta pertolongan kepada setiap siswa

dapat dianggap sebagai bentuk perhatian.

Selain menekankan pada perubahan persepsi, hypnoteaching juga focus pada kekuatan

vibrasi, metafora, dan edifikasi. Persepsi memiliki kekuatan yang sangat besar dalam mempengaruhi

penilaian guru terhadap siswa. Kekuatan vibrasi merupakan sesuatu yang terpancar berdasarkan

atas kekuatan pikiran yg dibangun, misalnya memperhatikan kebaikan siswa. Sedangkan kekuatan

16

Page 17: Hypnoteaching

metafora adalah keinginan yang luar biasa untuk mencapai tujuan dan diungkapkan kepada orang

lain. Sementara itu, kekuatan edifikasi ialah kekuatan yang bersumber pada cerita-cerita yang

bersifat positif.

Cara dalam pelaksanaan hypnoteacing , yaitu sebelum belajar , para siswa dihipnotis terlebih

dahulu oleh guru. Dalam kondisi terhipnotis, mereka disugestiskan supaya mau mengikuti pelajaran

dengan serius dan konsentrasi penuh. Ketika dibangunkan dari tidur hipnotis, maka mereka benar

benar serius dan konsentrasi dalam mengikuti pelajaran sebagaimana yang disugestikan. Di samping

itu, dengan sekali hipnotis, siswa yang nakal dan tidak bias dinasihati juga bisa berubah menjadi

penurut. Hal ini karena saat guru menasihatinya saat ia sedang berada dalam alam bawah sadar.

C. Kelebihan Hypnoteaching

Dalam hynoteaching, seorang guru dianggap sebagai motivator, fasilitaltor, dan konselor oleh

siswa-siswanya. Hal tersebut dapat melahirkan suasana belajar-mengajar yang lebih baik dan

kondusif, yang selama ini tidak didapatkan dari metode pembelajaran lain, seperti pada metode

konvensional.

Pembelajaran demgan metode konvensional cenderung menganggap seorang guru adalah

orang yang paling benar, sehingga setiap siswa harus menerima semua pencerahan atau ilmu

darinya. Dalam hypnoteaching, seorang guru juga dituntut demikian, akan tetapi lebih menekankan

seorang guru untuk memotivasi siswanya supaya berperan aktif atau siap menyampaikan hal-hal

yang menurutnya salah atau kurang sependapat.

Ada beberapa kelebihan hypnoteaching dalam kegiatan belajar-mengajar adalah:

1. Proses belajar –mengajar lebih dinamis dan ada interaksi yang baik antata guru dan

siswanya,

2. Siswa dapat berkembang sesuai dengan bakat dan minat masing-masing,

3. Proses pemberian ketrampilan banyak diberikan dalam hypnoteaching,

17

Page 18: Hypnoteaching

4. Proses pembelajaran dalam hynoteaching lebih beragam,

5. Siswa dapat dengan mudah menguasai materi karena lebih termotivasi untuk belajar,

6. Pembelajaran bersifat aktif,

7. Pemantauan terhadap siswa lebih intensif,

8. Sisa lebih dapat berimajinasi dan berpikir kreatif,

9. Siswa akan melakukan pembelajaran dengan senang hati,

10.Daya serap lebih cepat dan bertahan lama karena siswa tidak menghafal pelajaran,

11.Siswa akan berkonsentrasi penuh terhadap materi pelajaran yang diberikan.

D. Hambatan dalam Pelaksanaan Metode Hypnoteaching

Terdapat beberapa hambatan untuk menerapkan metode hypnoteaching dalam kegiatan

belajar-mengajar, di antaranya sebagai berikut :

1. Metode hypnoteaching belum banyak digunakan oleh para pendidik di Indonesia, sehingga

penggunaan metode ini justru dipandang aneh oleh sebagian kalanyan, terutama orang-

orang yang belum sepenuhnya menyadari akan pentingnya peran hypnoteaching dalam

mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar. Hal tersebut lebih diperparah lagi oleh adanya

anggapan bahwa hipnotis adalah suatu hal yang negative merugikan.

2. Banyaknya siswa yang ada dalam sebuah kelas menyebabkan kurangnya waktu dari

pendidik untuk member perhatian satu per satu kepada mereka.

3. Hypnoteaching tidak memandang kuantitas, namun kualitas, sehingga menyebabkan

terjadinya kekacauan, terutama dalam masalah pembagian dan efektivitas ruangan.

Namun, tentu saja hal ini bias ditasi oleh pihak sekolah dengan mempersiapkan dan

memikirkan segala hal yang dibutuhkan sebelum pelaksanaan dimulai.

18

Page 19: Hypnoteaching

4. Meskipun hypnoteaching mempunyai manfaat besar, namun tidak bias dipungkiri bahwa

hal ini sesuatu yang instan. Sehingga, pelatihan yang dilakukan secara berulang-berulang

sangat mungkin dilakukan untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal.

5. Perlu pembelajaran agar pendidik bias melakukan hypnoteaching, Sebab, pada dasarnya,

tidak semua pendidik, baik guru, dosen maupun praktisi pendidikan lainnya menguasai

metode ini. Jika tidak, informasi mengenai hypnoteaching hanya akan menjadi wacana

bagi mereka.

6. Walaupun saat ini sudah banyak edaran di internet tentang adanya pelatihan

hypnoteaching, namun baiayanya sangat tinggi, sehingga menambah kesulitan bagi

pendidik.

7. Meskipun di antara para pendidik ada yang berani bahkan sudah melakukan dan mengikuti

pelatihan hypnoteaching, tetapi masih dalam jumlah sangat sedikit.

8. Kurangnya sarana dan prasarana yang ada di sekolah untuk menunjang pelaksanaan

metode hypnoteaching.

9. Jarang sekali siswa menggunakan penalaran logis yang lebih tinggi, seperti kemampuan

membuktikan atau memperlihatkan suatu konsep. Di samping itu, kebanyakan siswa juga

masih pasif saaat kegiatan belajar-mengajar.

IV. KUALITAS, PERAN dan LANGKAH-LANGKAH DASAR MENJADI GURU yang MENGUASAI

HYPNOTEACHING

A. Kualitas Guru

Menjadi seorang guru bukanlah pekerjaan yang mudah, sebagaimana yang dibayangkan oleh

sebagian orang, Sebab, pada dasarnya, menjadi guru professional tidak hanya bermodal

penguasaan materi dan mampu menyampaikannya kepada siswa. Akan tetapi, menjadi guru yang

19

Page 20: Hypnoteaching

professional juga harus memiliki berbagai ketrampilan, kemampuan khusus, mencintai profesinya,

serta mampu menjaga kode etik guru, dan lain sebagainya..

Dalam undang-undang tentang guru dan dosen disebutkan bahwa guru adalah pendidik

professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,

dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan

dasar, dan pendidikan menengah. Sebagaimana dikutip dalam bud.kar.blogspot ,com, Ace Suryadi

menyatakan bagwa guru yang bermutu ditentukan oleh empat factor utama, yaitu kemampuan

professional, upaya professional, waktu yang tercurah, dan akluntabilitas.

1. Kemampuan Profesional

Piet. A. Sahartian dan Ida Aleida mengemukakan bahwa kompetensi professional guru adalah

kemampuan penguasaan akademik (mata pelajaran yang diajarkan) yang sesuai dengan

kemampuan mengajarnya, sehingga ia memiliki wibawa akademis. Kompetensi professional yang

dimaksud adalah kemampuannya untuk menguasai masalah akademik yang sangat berkaitan

dengan pelaksanaan proses belajar-mengajar. Dengan demukian, kompetensi ini mutlak dimiliki

ubtuk menjalankan tugasnya sebagai pendidik dan pengajar. Di sisi lain, para pakar dan ahli

pendidikan pun mengemukakan bahwa kompetensi professional merupakan salah satu syarat pokok

dalam pelaksanaan tugasnya dalam jenjang apapun.

Dari pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa kemampuan professional guru mencakup

inteligensi, sikap, dan prestasi pada bidang pekerjaannya. Secara sederhana, hal ini ditunjukkan

dengan kemampuan menguasai materi pengajaran dan metodologinya. Agar mencapai kemampuan

professional, maka tidak hanya mempunyai ijazah, tetapi juga memerlukan kemampuan belajar

seumur hidup untuk memperkaya dan memutakhirkan kemampuannya.

20

Page 21: Hypnoteaching

Ada beberapa pendapat yang mengungkapkan tentang cirri-ciri seorang guru yang

professional.

a. Menurut Moh. Uzer Usman

Dalam bukunya Guru Profesional, menjelaskan bahwa kemampuan professional guru dapat

dirumuskan dengan cirri-ciri sebagai berikut :

1) Menuntut adanya ketrampilan yang berdasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan yang

mendalam.

2) Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya.

3) Menuntut adanya tingkat pendidikan keguruan yang memadai.

4) Adanya kepekaan terhadap yang dilaksanakannya.

5) Menungkinkan perkembangan yang sejalan dengan dinamika kehidupan.

6) Memiliki kode etik sebagai acuan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.

7) Memiliki klien/objek layanan yang tetap seperti dokter dengan pasiennya , guru dengan

siswanya.

8) Diakui masyarakat karena memang diperlukan jasanyanya di masyarakat.

b. Menurut Pusat Pengjajian Institut Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Bandung

Nana Syaodih Sukmadinata dari PPIKIP Bandung merumuskan ada 9 ciri suatu profesi

keguruan sebagai berikut :

1) Memiliki fungsi dan signifikasi social,

2) Memiliki keahlian/ketrampilan tertentu,

3) Keahlian/ketrampilan yang dimaksud akan diperoleh dengan menggunakan teori dan

metode ilmiah,

4) Didasarkan atas disiplin ilmu yang jelas,

5) Disiplin ilmu pendidikan diperoleh dalam waktu yang cukup lama,

6) Aplikasi dan sosialisasi nilai-nilai professional,

21

Page 22: Hypnoteaching

7) Memiliki kode etik,

8) Kebebasan memberikan judgment untuk memecahkan masalah dalam lingkup kerjanya,

9) Memiliki tanggung jawab professional dan otonomi, serta adanya pengakuan dari

masyarakat dan imbalan atas layanan profesinya.

c. Menurut Depdikbud atau Depdiknas

Departemen pendidikan dan Kebudayaan atau Departemen Pendidikan Nasional tahun 1980

telah merumuskan dan mengelompokan dalam dua dimensi umum kemampuan.

1) Kemampuan professional yang mencakup beberapa hal, yaitu :

a) Penggunaan materi pelajaran, misalnya pada bahan yang akan diajarkan dan dasar

keilmuan dari bahan pelajaran tersebut.

b) Penguasaan landasan dan wawasan kependidikan maupun kerguruan.

c) Penguasaan proses kependidikan, keguruan, dan pembelajaran siswa.

2) Kemampuan personal yang meliputi :

a) Penampilan dan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru dan

terhadap keseluruhan situasi pendidikan,

b) Pemahaman dan penghayatan, serta penampilan terhadap nilai-nilai yang sepantasnya

dilajkukan dan dimiliki guru,

c) Penampilan diri sebagai panutan dan teladan bagi para siswa.

3) Kompetensi Pendukung

Guru professional seharusnya memiliki empat kompetensi, yaitu kompetensi paedagogis,

kognitif, personal, dan social. Dengan demikian, selain terampil mengajar, ia juga memiliki

pengetahuan yang luas, bijak, dan dapat bersosialisasu dengan baik. Disamping itu, juga

harus memiliki beberapa hal berikut :

a) Bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealism,

22

Page 23: Hypnoteaching

b) Kualifikasi pendidikan dan latar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidang

tugasnya,

c) Kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugasnya.

2. Upaya Profesional.

Upaya professional adalah upaya seorang guru untuk mentransformasikan kemampuan

profesionalnya ke dalam tindakan mendidik dan mengajar supaya mencapai hasil yang memuaskan.

Upaya professional ini antara lain diwujudkan dengan penguasaan keahlian dalam menyusun

program pengajaran sesuai tahap perkembangan siswa, menyiapkan pengajaran, menggunakan

bahan-bahan ajar, mengelola kegiatan belajar, dan mendiagnosis keberhasilan.

Guru juga dapat memperkaya dan meremajakan kemampuan melalui inovasi dalam mengajar,

termasuk dalam mengatasi atau membantu memecahkan kesulitan belajar para siswa. Sebagai

seorang profesional, ia dituntut untuk mengkaji,meneliti dan mengevaluasi cara mengajarnya agar

tidak mengulangi kegagalan dan tetap berhasil meningkatkan kemampuan belajar mereka setiap

saat.

3. Waktu yang Tercurahkan untuk Kegiatan Profesional

Waktu yang tercurahkan untuk kegiatan professional adalah intensitas waktu dari seorang

guru yang dikonsentrasikan untuk tugas mengajar. Konsep waktu belajar (time on task) diukur dari

intensitas belajar siswa secara perorangan. Guru merupakan salah satu predictor terbaik dari hasil

belajar siswa. Tidak mungkin guru menjadi professional jika hanya sebagian kecil waktu yang

dicurahkan untuk pekerjaannya, sedangkan sebagian besar waktunya digunakan untukmelakukan

kegiatan lain, misalnya bekerka di tempat lain, ikut kampanye pemilu, menjadi tukang ojek,, ataupun

mengajar rangkap, sehingga kehabisan waktu untuk menekuni pekerjaan dan kewajibannya.

23

Page 24: Hypnoteaching

4. Akuntabilitas

dapat dikatakan profesional jika pekerjaannya dapat menjamin kehidupannya. Pendapatan

seorang profesional ditentukan oleh kemampuan dan prestasi kerjanya. Ia terikat oleh kepentingan

klien, yaitu siswanya sebagai pembayar pendidikan. Jika klien puas atas hasil kerjanya, maka guru

akan memperoleh imbalan setimpal. Sebaliknya, bila ia tidak mampu menjalankan tugasnya dengan

baik, maka tidak sepantasnya ia memperoleh imbalan memadai.

Oleh karena itu, guru seyogyanya bukan kepanjangan tangan birokrasi, melainkan harus

bersikap otonom dalam menentukan pendekatan apa pun sebagai upaya untuk mencapai

keberhasilan mengajar.

Dari berbagai teori yang telah dipaparkan, maka yang dimaksud kualitas guru adalah

kemampuan-kemampuan yang bersifat profesional dengan berbagai macam kapasitas sebagai

seorang pendidik. Kualitas guru dapat diukur melalui persiapan dalam proses belajar-mengajar,

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, dan pelaksanaan bimbingan, penyuluhan, serta kompetensi

kepribadian.

B. Peranan Guru dalam Proses Belajar Mengajar

Seorang guru dalam proses belajar-mengajar memiliki beberapa peranan, yaitu sebagai

demonstrator, pengelola kelas, manajer, mediator, fasilitator, dan evaluator.

1. Guru sebagai Demonstrator

Melalui peranannya sebagai administrator, lecturer, atau pengajar, guru hendaknya

senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkannya. Disamping itu juga perlu

meningkatkan kemampuannya di bidang ilmu yang dimilikinya, karena hal ini akan sangat

menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.

24

Page 25: Hypnoteaching

Salah satu hal yang harus diperhatikan oleh guru adalah bahwa ia sendiri adalah pelajar, Ini

berarti, ia harus belajar terus menerus. Dengan cara demikian, ia akan memperkaya dirinya dengan

ilmu pengetahuan untuk bekal dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar dan demonstrator,

sehingga ia mampu memperagakan apa yang diajarkannya kepada para siswa secara dikdaktik,

yakni segala sesuatu yang disampaikannya itu betul-betul dipahami oleh mereka.

Selain itu , seorang guru hendaknya juga mampu dan terampil dalam merumuskan Tujuan

Pembelajaran Khusus (TPK),memahami kurikulum, dan menjadi sumber belajar yang terampil dalam

memberikan informasi kepada para siswa. Ia pun dituntut untuk membantu mengembangkan siswa

supaya dapat menerima, memahami, serta menguasai ilmu pengetahuan.

2. Guru Pengelola Kelas

Dalam menjalankan peranannya, guru hendaknya mampu mengelola kelas sebagai

lingkungan belajar dan merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisirkan.

Lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah pada tujuan pendidikan. Hal

ini karena pengawasan terhadap lingkungan belajar turut menentukan sampai sejauh mana

lingkungan tersebut menjadi lingkungan belajar yang baik. Lingkungan yang baik adalah lingkungan

yang bersifat menantang dan merangsang siswa untuk belajar, memberikan rasa aman, dan

kepuasan dalam mencapai tujuan

3. Guru sebagai Manager

Sebaga manajer, guru wajib membimbing penglaman-pengalan siswa sehari-hari ke arah self

directed behavior. Salah satu manajemen kelas yang baik ialah menyediakan kesempatan bagi

siswa untuk sedikit demi sedikit mengurangi ketergantungannya pada guru, sehingga mereka mampu

membimbing kegiatannya sendiri.

25

Page 26: Hypnoteaching

Di samping itu, guru hendaknya mampu memimpin kegiatan belajar yang efektif dan efisien

dengan hasil optimal. Sebagai manajer lingkungan belajar, ia perlu menggunakan pengetahuan

tentang teori belajar-mengajar dan teori perkembangan, sehingga proses pembelajaran mudah

dilaksanakan dan pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dalam kurikulum pun bisa

tercapai.

4. Guru sebagai Mediator

Dalam perannya sebagai mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman

yang cukup tentang media pendidikan. Sebab, media pendidikan merupakan alat komunikasi untuk

lebih mengefektifkan proses belajar-mengajar. Dengan demikian, media pendidikan merupakan

dasar yang diperlukan untuk mencapai keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.

Media pendidikan ini bersifat melengkapi dan merupakan bagian integral.

Guru tidak hanya cukup memiliki pengetahuan tentang media pendidikan, melainkan juga

harus memiliki ketrampilan dalam memilih dan menggunakan, serta mengusahakan media itu dengan

baik. Maka dari itu, guru perlu mengalami latihan-latihan praktik secara kontinu dan sistematis, baik

melalui preservice maupun melalui inservice training. Sebab, semestinya dalam memilih dan

menggunakan media pendidikan, harus sesuai dengan tujuan, materi, metode, ecaluasi, dan

kemampuan guru, serta minat ataupun kemampuan siswa.

5. Guru sebagai Fasilitator

Sebagai fasilitator, guru harus mampu mengusahakan sumber belajar yang berguna dan

dapat menunjang pencapaian tujuan dalam proses belajar – mengajar, baik yang berupa

narasumber, buku teks, majalah, ataupun surat kabar.

6. Guru sebagai Evaluator

26

Page 27: Hypnoteaching

Evaluasi yaitu penilaian terhadap hasil yang telah dicapai, baik oleh siswa maupun guru.

Kegiatan evaluasi bertujuan untuk mengetahui apakah tujuan pendidikan dan kurikulum yang telah

diterapkan dan dirumuskan sudah tercapai atau belum. Selain itu, kegiatan ini juga akan mengukur

ketepatan materi yan diajarkan. Semua pertanyaan tersebut akan dapat dijawab melalui kegiatan

evaluasi atau penilaian.

Dengan menelaan pencapaian tujuan guru dapat mengetahui apakah proses belajar-mengajar

yang dilakukan cukup efektif dalam memberikan hasil yang baik dan memuaskan, atau sebaliknya.

Jadi, jelaslah bahwa guru hendaknya mampu dan terampil melaksanakan penilaian. Sebab, dengan

penilaian, ia dapat mengetahui prestasi yang dicapai oleh siswa setelah melaksanakan proses

belajar.

Guru semestinya mengikuti hasil belajar yang dicapai oleh para siswanya secara kontinu. Hal

ini akan menimbulkan umpan balik (feedback) terhadap proses belajar – mengajar, sehingga bias

dijadikan sebagai titik tolak untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belaja-mengajar

selanjutnya. Dengan demikian, proses belajar mengajar akan terus ditingkatkan untuk memperoleh

hasil yang optimal.

C. Langkah-langkah Dasar menjadi Guru yang Menguasai Hypnoteaching

Menyajikan materi pelajaran dalam metode hypnoteaching haruslah menggunakan bahasa-

bahasa bawah sadar. Hal ini dilakukan agar perhatian siswa tersedot secara penuh yerhadap materi

yang disampaikan. Dengan begitu, ia akan senantiasa memperhatikan, bahkan tidak akan berpaling

pada hal-hal di luar materi pelajaran.

Dalam melakukan hypnoteaching, hanya diperlukan langkah-langkah sederhana. Berikut ini

langkah-langkah dasar yang wajib dilakukan agar dapat menguasai jurus menjadi guru yang

menguasai hypnoteaching.

27

Page 28: Hypnoteaching

1. Niat dan Motivasi dalam Diri Sendiri

Kesuksesan seseorang tergantung pada niat dalam dirinya untuk bersusah payah dan

bekerja keras dalam mencapai kesuksesan tersebut. Sebab, niat yang besar akan

memunculkan motivasi yang tinggi dan komitmen untuk concern dan survive pada bidang

yang ditekuni.

2. Pacing

Pacing berarti menyamakan posisi, gerak tubuh, bahasa, serta gelombang otak dengan

orang lain atau siswa. Sebab, pada prinsipnua manusia cenderung atau lebih suka

berinteraksi dengan teman yang memilik banyak kesamaan, sehingga ia akan merasa

nyaman. Dengan kenyamanan yang bersumber dari kesamaan gelombang otak inilah, maka

setiap pesan yang disampaikan dari satu orang ke orang lain bias diterima dan dipahami

dengan baik.

Hal tersebut juga berlaku dalam penerapan pengajaran metode hypnoteaching.

Maksudnya, jika para siswa membenci pelajaran yang diberikan oleh guru, berarti gelombang

otak guru belum setara dengan mereka. Meskipun usianya jauh lebih tua daripada mereka,

namun gelombang otak sebenarnya dalam disetarakan dengan seakan-akan melakukan atau

berpikir seperti mereka.

Beberapa cara dalam melakukan pacing terhadap siswa dalam kegiatan belajar-

mengajar adalah sebagai berikut :

a. Bayangkan usia kita secara dengan siswa-siswa, sehingga kita dapat melakukan aktivitas

dan merasakan hal-hal yang dialami oleh mereka saat ini, bukan saat kita masih sekolah

dulu.

b. Gunakan bahasa sesuai dengan bahasa yangsering digunakan oleh siswa. Jika perlu,

gunakan bahasa gaul yang sedang tren di kalangan mereka.

c. Lakukan gerakan-gerakan dan mimik wajah yang sesuai dengan tema bahasan.

28

Page 29: Hypnoteaching

d. Sangkutkan tema pelajaran kita dengan tema-tema yang sedang tren di kalangan siswa.

e. Selalu update pengetahuan tentang tema, bahasa, hingga gossip terbaru yang sedang

tren dikalangan siswa.

Dengan melakukan hal-hal, tersebut, maka tanpa sadar delombang pikiran kita telah sama

dengan para siswa, sehingga mereka merasa nyaman untuk bertemu dengan kita. Jika hal ini

telah terjadi, maka bersiaplah untuk melakukan langkah berikutnya.

3. Leading

Leading memliki pengertian pemimpin atau mengarahkan sesuatu. Hal ini dilakukan

setelah proseses pacing dilakukan. Jika kita melakukan leading tanpa didahului pengan

pacing, maka hal itu sama saja dengan memberikan perintah kepada para siswa yang cukup

beresiko, karena mereka melakukannya dengan terpaksa dan tertekan. Hal ini akan berakibat

pada penolakan mereka kepada guru.

Setelah melakukan pacing, para siswa akan merasa nyaman dengan guru. Pada saat

itulah hampir setiap apa pun yang guru ucapkan atau tugaskan kepada mereka, akan

dilakukan dengan duka rela dan bahagia. Sehingga, sesulit apapun materinya, pikiran bawah

sadar mereka akan menangkap materi pelajaran dengan mudah. Mereka juga tidak akan

merasa kesulitan dalam mengerjakan soal ujian, meskipun soal ujian itu sulit.

4. Gunakan Kata Positif

Penggunaan kata positif ini sesuai dengan cara kerja pikiran bawah sadar yang tidak

mau menerima kata negatif.

Contoh:

“ Bapak ibu guru sekalian, saya minta Anda untuk jangan sekali-kali membayangkan kelinci

memakai topi. Saya ulangi lagi bahwa Anda tidak diperkenankan sama sekali membayangkan

kelinci memakai topi. Sebab, saat ini Anda benar-benar dilarang keras untuk membayangkan

29

Page 30: Hypnoteaching

kelinci memakai topi. Sekali lagi, saya ingatkan jangan pernah mencoba untuk

membayangkan kelinci memakai topi.”

Apa yang terjadi setelah kita mendengarkan perkataan tersebut ? Apakah kita sempat

membayangkan kelinci yang memakai topi, padahal kita telah dilarang untuk jangan pernah,

tidak diperkenankan, dan jangan pernah mencoba untuk melakukannya ? Pada

kenyataannya, kita justru semakin membayangkannya. Jika kita lebih membuktikan hal ini,

bacakan kalimat tersebut pada sisa. Bisa dibayangkan akan banyak sekali yang tertawa

karena terbayang betapa lucunya kelinci memakai topi.

Pada dasarnya, kata-kata yang diberikan oleh guru, baik langsung maupun tidak,

sangat mempengaruhi kondisi psikis para siswa, sehingga mereka merasa lebih percaya diri

dalam menerima materi yang diberikan. Kata-kata tersebut dapat berupa ajakan dan imbauan.

Jadi, apabila ada hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh mereka, hendaknya menggunakan

kata ganti yang positif untuk mengganti kata-kata negatif.

Contoh :

Apabila akan menenangkan kelas yang ramai, biasanya kata perintah yang keluar adalah,

“jangan ramai!” Dalam mengaplikasikan hypnoteaching, hendaknya kata-kata jangan ramai ini

diganti dengan, “Mohon tenang”.

5. Berikan Pujian

Salah satu hal yang paling penting dalam pembelajaran adalah adanya reward and

punishment. Puian merupakan reward atas peningkatan harga diri seseorang, Pujian

merupakan salah satu cara untuk membentuk konsep diri seseorang, Maka dari itu berikan

pujian pada siswa dengan tulus, sehingga mereka akan terdorong untuk melakukan yang lebih

dari sebelumnya.

30

Page 31: Hypnoteaching

Pemberian pujian bias dilakukan ketika siswa berhasil melakukan atau mencapai

prestasi. Berikan pujian sekecil apa pun bentuk prestasinya, termasuk ketika ia berhasil

melakukan perubahan positif pada dirinya sendiri. Meskipun mungkin masih berada dibawah

teman-temannya, tetaplah berikan pujian.

Dalam memberikan pujian, hindari pula kata penghubung negative, misalnya “tapi”,

“namun”, “cuma saja”, dan lain sebahainya. Penggunaan kata-kata tersebut akan membuat

pujian kita sia-sia dan terkesan mengolok-olok, Misalnya : “Adi kamu itu anak yang pandai,

ibu/bapak senang sekali murid seperti kamu. Tapi, sayangnya kamu kurang memperhatikan

kerapian pakaiaanmu”.

Jika pujian digabungkan dengan kritik atau saran, maka yang lebih tertangkap adalah

bentuk penyerangan pada harga diri orang yang dipuji. Bukannya meningkatkan harga diri,

justru akan menjatuhkan. Meskipun tampaknya merupakan sepele dan sering terjadi, namun

efeknya sangat besar dalam system psikologinya.

Cara untuk menghindari kata penghubung negative adalah dengan menghilangkan kata

penghubung tersebut. Misalnya, “Kamu sebetulnya adalah siswa yang pandai dan sangat

membanggakan. Akan lebih membanggakan lagi kalau kamu lebih memperhatikan kerapian

penampilanmu.” Dalam perkataan tersebut, perisai pelindung harga diri belum sempat keluar,

namun sudah ada pesan perbaikan (kritik) masuk dalam program bawah sadarnya.

6. Modeling

Modeling adalah proses memberikan teladan atau contoh melalui ucapan dan prilaku

yang konsisten dan merupakan salah satu kunci keberhasuilan dalam hypnoteaching. Setelah

para siswa merasa nyaman dengan guru, maka ia perlu mamantapkan perilakunya agar

konsisten dengan ucapan dan ajarannya, sehingga ia selalu menjadi figur yang dipercaya.

D. Tips Memaksimalkan Pembelajaran Hynoteaching

31

Page 32: Hypnoteaching

Beberapa tips dalam memaksimalkan pembelajaran hypnoteaching adalah sebagai berikut :

1. Kuasai Materi secara Komprehensif

Penguasaan materi sangat esensial untuk dapat melaksanakan tugas mengajar dengan baik

dan menarik. Jika guru mampu menguasai materi pelajaran secara komprehensif, tentu akan

mampu memberikan contoh, analogi, ataupun ilustrasi yang beragam dan sesuai dengan

konteks, serta dapat menyesuaikan dengan latar belakang siswa.

2. Libatkan Siswa secara Aktif

Menyiapkan pembelajaran agar siswa terlibat aktif bukanlah perkara mudah,tetapi mutlak

harus dilakukan oleh guru secara kreatif, Contoh, ia bias melibatkan para siswa untuk

melakukan diskusi yang terbagi dalam beberapa kelompok agar mereka dapat memahami

pelajaran dengan baik

3. Upayakan untuk Melakukan Interaksi Informal dengan Siswa

Terkadang, bergurau dan berbincang di sela-sela istirahat atau sebelum memulai materi,

sangat penting untuk mencairkan suasana. Tidak hanya itu, hal tersebut juga bisa

membangkitkan motivasi dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran.

4. Beri Siswa Kewenangan dan Tanggung Jawab atas Belajarnya

Siswa akan termotivasi jika ia diberi kewenangan untuk menentukan cara belajarnya. Dengan

begitu, prestasi belajar yang diraihnya juga bias semakin meningkat

5. Yakinkan bahwa Setiap Siswa Memiliki Cara Belajar yang Berbeda-Beda

Pada dasarnya, setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda satu sama lainnya. Sebab,

setiap siswa diyakini memiliki potensi yang berbeda-beda. Ada siswa yang pintar dalam

bidang tertentu, tetapi lemah dalam bidang lainnya, begitu pun sebaliknya. Dengan demikian,

jangan perlakukan semua siswa dengan cara yang sama, sehingga seorang guru dapat lebih

mudah dalam meningkatkan kualitas belajar mereka.

6. Yakinkan Siswa bahwa Mereka Mampu Berhasil dalam Pembelajaran

32

Page 33: Hypnoteaching

Sebagai guru,kita harus bias meyakinkan para siswa bahwa materi pelajaran ataupun tugas

yang kita berikan dapat mereka lakukan dengan baik, sehingga hasilnya pun dapat maksimal.

7. Beri Kesempatan kepada Siswa untuk Melakukan Sesuatu secara Kolaboratif atau

Kooperatif

Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk melakukan sesuatu secara kolaboratif atau

kooperatif. Hal ini terbukti dapat meningkatkan motivasi dan ketertarikan mereka pada

pembelajaran, karena kompetisinya sedikit. Apalagi, jika mereka diberi kesempatan untuk

saling berbagi ide, pengalaman, dan argument secara bebas, tanpa harus saling menjatuhkan

satu sama lain.

8. Upayakan Materi yang Disampaikan Kontekstual

Serong guru harus pandai dalammengaitkan materi yamg diajarkan dengan pengetahuan awal

para siswa. Hal ini penting dilakukan agar mereka dapat memahami bahan pelajaran yang

diberikan dengan lebih baik.

9. Berikan Umpan Balik dengan Cepat dan Bersifat Deskriptif

Memberikan umpan balik dengan cepat dan be5sifat deskriptif mampu membantu para siswa

menyadari sudah sejauh mana perkembangan pemahaman atau penguasaan mereka

terhadap pengetahuan, ketrampilan, atau sikap tertentu.

10.Tingkatkan Jam Terbang

Tidak ada yang bias mengalahkan pengalaman, karena pengalaman yang baik ataupun yang

buruk merupakan guru yang terbaik dalam kehidupan, termasuk bagi para siswa. Maka, agar

pengalaman belajar mereka semakin meningkat, maka tambahkan jam pelajaran bagi mereka,

misalnya dengan menjalankan tugas praktik, sehingga kemampuan mereka pun semakin

bertambah.

33

Page 34: Hypnoteaching

V. CARA PELAKSANAAN METODE PEMBELAJARAN HYPNOTEACHING

Hipnotis adalah suatu hal yang memiliki kekuatan tersendiri. Dan, tidak bias dipungkiri bahwa

hynotis dapat digunakan sebagai sarana untuk mempengaruhi orang lain, baik dalam hal positif

maupun negative. Segi positifnya adalah hipnotis sangat ampuh untuk mengoptimalkan kegiatan

belajar-mengajar, yang kemudian berujung pada keuntungan, karena dalam menumbuhkan siswa-

siswa yang pintar.

Seorang guru tentu saja perlu belajar untuk menggunakan hipnotis dalam pengajarannya.

Hipnotis dapat diaplikasikan untuk meningkatkan daya ingat, kreatifitas, focus, menembus batasan

mental (self limiting mental block), dan lain sebagainya dalam diri siswa.

Mengajar dengan metode hipnotis (hynoteaching) adalah sebuah metode mutakhir yang

diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar, baik secara formal maupun nonformal. Akan tetapi,

metode ini masih dalam eksperimen dan banyak kemungkinan untuk dikembangkan sesuai dengan

situasi, kondisi, dan karakteristik material pembelajaran di dunia keguruan.

A. Latihan Hipnotis untuk Guru

Setiap guru memiliki potensi untuk dapat melakukan hypnoteaching, karena metode ini

merupakan keterampilan yang dapat dipelajari. Untuk dapat menumbuhkan kemampuan

hynoteaching, terdapat beberapa langkah yang dapat dilakukan , yaitu:

1. Biasakan Mengucapkan Lafal-Lafal dengan Fasih

Fasih berarti mengucapkan kata-kata dengan jelas. Untuk mendapatkan kondisi fasih,

seperti halnya belajar makharijul huruf. Kita harus melatih huruf demi huruf dalam abjad dan

mencoba menggunakannya menjadi kata ataupun kalimat, yang diawali dengan ucapan

lambat, agak cepat, dan cepat. Dengan demikian, hal ini akan menentukan apakah kejelasan

dan ketegasan lafal yang kita ucapkan memilik kefasihan yang sama atau tidak.

34

Page 35: Hypnoteaching

2. Belajar Menggunakan Intonasi yang Bervariasi

Anggap kelas adalah tempat kita memerankan suatu tokoh dalam sebuah drama.

Variasi-variasi dari intonasi kata yang keluar dari mulut kita kita dapat diatur sedemikian rupa.

Dalam kondisi tertentu, kita menggunakan intonasi yang lebih tinggi dari biasanya. Bisa juga

kita menggunakan intonasi yang berada di bawah standar, misalnya berbisik, sehingga siswa

seperti diajak “berayun-ayun” di antara kata-kata yang kita keluarkan. Keterampilan ini

membutuhkan penjiwaan dari kita terhadap pesan itu sendiri. Untuk melatih keterampilan

tersebut, dapat dilakukan dengan cara mengucapkan naskah-naskah yang bervariasi,

contohnya puisi, dongeng, dialog, narasi, syair lagu, dan lain sebagainya.

3. Hilangkan Penggunaan Kata Jeda

Seorang ahli hipnotis mampu menguraikan kata secara spontanitas, tanpa ada jeda

kata yang terlalu lama, apalagi mengeluarkan kata-kata jeda tersebut “eh…”, “eh….”, dan

sejenisnya. Kata-kata tersebut keluar karena tidak adanya suatu konsep dalam pikiran kita

tidakmenguasai suatu persoalan yang sedang dibicarakan.

Untuk dapat menghilangkan kebiasaan tersebut, dapat dilakukan dengan cara berlatih

secara kontinu. Cobalah menyampaikan konsep yang sederhana dan telah dikuasai, lalu

beranjak ke konsep yang agak rumit, hingga konsep yang paling rumit. Kebiasaan

mengucapkan kata jeda bias dilatih dengan cara diam/menahan napas esaat, kemudian

melanjutkan pembicaraan. Berlatihlah secara terus-menerus, sehingga kebiasaan kurang baik

tersebut lambat laun akan hilang dan kita dapat berbicara dengan lancer tanpa hambatan.

4. Biasaka Mengatakan Ide yang Terlintas dalam Pikiran Kita, Meskipun Tidak Nyambung

Kebiasaan ini adalah membantu kita untuk mampu mengucapkan ide yang dating secara tiba-

tiba. Hal tersebut merupakan latihan bagaimana kita dapat menyambungkan antara pikiran

dengan mulut kita, seperti halnya seorang penulis yang mampu menyambungkan ide-ide yang

terlintas di pikirannya dengan jari-jari tangannya. Pada awalnya, ketidak-nyambungan ide-ide

35

Page 36: Hypnoteaching

yang keluar sering terjadi, namun lama kelamaan pikiran kita semakin terbiasa dengan hal-hal

yang lebih konsisten.

5. Biasakan Menatap Tajam Objek yang Diajak Bicara

Tatapan mata adalah tanda bahwa seseorang ingin menyampaikan sesuatu kepada

orang yang ditujunya. Bagi sebagian orang, terkadang menatap orang lain terasa sangat

berat, apalagi jika yang ditatap memiliki karisma yang lebih besar daripada yang menatap .

Tatapan mata merupakan bukti keseriusan dan perhatian kita terhadap orang yang diajak

berbicara dan dapat mengidentifikasi sejauh mana keseriusan orang yang kita ajak dialog,

sehingga kita tidak akan kegolongan. Untuk melatih keterampilan ini, dapat dilakukan dengan

melatih diri berbicara di depan cermin dengan langsung menatap mata kita.

6. Gerakan Anggota Badan Kita secara Dinamis

Gerakan badan dalam sebuah dialog menunjukkan bahwa sesuatu sangat penting dan

dahsyat. Di samping itu, gerakan badan pembicara akan membantu menarik perhatian

beberapa objek yang diajak dialog, sehingga memungkinkan mereka menaruh perhatian

penuh terhadap si pembicara. Untuk itu, gerakan badan si pembicara haruslah dinamis, tetapi

jangan berlebihan karena dapat mengakibatkan hilangnya perhatian. Sebagai contoh, orang

lebih banyak tertawa ketika ia menyaksikan komedi karena gerakan yang dilakukan oleh si

comedian dan hanya sebagian kecil orang yang tertawa karena materi guyonannya.

7. Gunakan Media yang Efektif

Memanfaatkan media sangat membantu agar yang diajak bicara mampu menangkap

pesan secara lengkap ketimbang pembicaraan saja. Ketika ia memerankan drama sebagai

pangeran, maka akan lebih dimengerti jika ia mengenakan pakaian sang pangeran dan

pedang dan perisainya. Untuk itu, maka pemilihan media harus direncanakan secara matang

ketika akan dimanfaatkan sebagai alat menyampaikan pesan.

8. Biasakan Menggunakan Kata-Kata yang Memotivasi

36

Page 37: Hypnoteaching

Kata-kata yang biasa memotivasi sangat membantu seseorang untuk mengikutu apa yang kita

inginkan. Dengan demikian,pemilihan kata yang tepat pun sangat diperlukan.

9. Biasakan Menyampaikan Pesan dengan Sepenuh Hati

Membiasakan diri untuk menyampaikan pesan sepenuh hati adalah kunci yang

menentukan keberhasilan ketika kita hendak mengajak orang lain mengikuti keinginan kita.

Sebab, seseorang yang menutupi ketulusan hatinya dengan kata-kata, akan kurang

mendapatkan respons positif dari oramng yang diajaknya.

B. Prinsip dalam Pelaksanaan Hypnoteaching agar Tujuan Pembelajaran dapat Tercapai

Beberapa langkah yang perlu dilakukan oleh guru agar bias mencapai tujuan pembelajaran

dengan Baik adalah sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi terlebih dahulu kebutuhan siswa

2. Merencanakan pembelajaran dengan mengaitkan media hipnotis, seperti suara, gambar,

tulisan, gerak, dan simbol-simbol.

3. Memulai mengajar sesuai dengan rencana yang telah dibuat, seperti melakukan induksi (cara

untuk masuk kedalam keadaan focus)

4. Melakukan afirmasi ( menyatakan sesuatu yang positif tentang diri sendiri) sebagai bahan

untuk memunculkan gagasan dari siswa.

5. Melakukan visualisasi sebagai sarana agar siswa dapat memproduksi gagasan sebayak-

banyaknya berkaitan dengan topic pembelajaran hari itu

6. Melakukan evaluasi.

7. Sebelum pembelajaran berakhir , lakukan refleksi tentang sesuatu yang dialami oleh siswa.

C. Metode Pembelajaran Hypnoteaching

37

Page 38: Hypnoteaching

Salah satu keberhasilan metode hypnoteaching adalah menggunakan teknik cerita dan

tentang orang-orang sukses sebagai upaya untuk memotivasi siswa. Adapun beberapa metode

dalam pembelajaran hypnoteaching tersebut adalah :

1. Semua siswa dipersilajkan duduk dengan rileks.

2. Kosongkan pikiran untuk sesaat.

3. Tarik napas panjang melalui hidung , hembuskan lewat mulut.

4. Lakukan terus secara berulang dengan pernapasan yang teratur.

5. Betikan sugesti pada setiap tarikan napas supaya badan terasa rileks.

6. Lakukan terus-menerus dan berulang, kata-kata sugesti yang akan membuat suyet nyenyak

dan tertidur.

7. Perhatikan posisi kepakla dari semua suyet. Bagi yang sudah tertidur, akan tampak tertunduk

atau leher tidak mampu menahan beratnya kepala.

8. Berikan sugesti positif, seperti focus pada pikiran, peka terhadap pendengaran, fresh otak dan

pikiran, serta kenyamanan pada seluruh badan.

9. Jika dirasa sudah cukup, bangunkan suyet secara bertahap dengan melakukan hitungan 1-10.

Maka. Pada hitungan ke 10, semua suyet akan tersadar dalam kondisi segar bugar.

Pada kejadian hipnotis missal, ada kalanya beberap orang masih merasa mengantuk. Jika hal

ini terjadi, segera dekati dan lakukan hipnotis perorangan menggunakan metode DHKH (dari hati ke

hati). Dengan begitu, tanpa disadari, suyet, akan mengeluarkan kata-kata kesedihan yang dialaminya

saat itu.

38

Page 39: Hypnoteaching

39

Page 40: Hypnoteaching

40

Page 41: Hypnoteaching

41