hypnoteaching
TRANSCRIPT
HYPNOTEACHING
Oleh Dra. Helena Asri Sinawang, MH
Hypnoteaching adalah metode pembelajaran yang menyajikan materi pelajaran dengan menggunakan
bahasa-bahasa bawah sadar karena alam bawah sadar lebih besar dominasinya terhadap cara kerja otak.
Hypnoteaching merupakan gabungan dari lima metode belajar mengajar seperti quantum learning, accelerate
learning, power teaching, Neuro-Linguistic Programming (NLP) dan hypnosis. Metode ini menekankan pada
komunkasi alam bawah sadar siswa. Hal ini bias dilakukan dengan berbagai cara seperti sugesti dan imajinasi.
(Ibnu Hajar, M.Pd)
Menurut Pihasniwati, hypnoteaching merupakan aplikasi atau salah satu terapan dari hipnoterapi.
Hypnoteaching berasal dari dua kata, hipnosis dan teaching. Hipnosis merupakan teknik atau praktek dalam
memengaruhi orang lain untuk masuk ke dalam kondisi trance keadaan tidak sadar diri). Teaching merupakan
proses pengajaran yang membawa perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mampu menjadi
mampu.
"Jadi, hypnoteaching merupakan cara mengajar yang unik, kreatif, dan imajinatif dengan menggunakan seni
komunikasi untuk memengaruhi dan menyugesti siswa. Sehingga bisa mengaktifkan inner motivation dan
mempersuasi siswa dalam belajar," katanya.
Hypnoteaching merupakan perkembangan ilmu pendekatan pendidikan dengan proses penurunan
gelombang otak. Setelah mengikuti pelatihan ini, guru-guru sekolah harus menerapkan hypnoteaching di
sekolahnya. Sehingga anak-anak didiknya dapat berkembang dalam menerima proses belajar. "Yang jelas
ilmu hypnoteaching ini wajib hukumnya dipakai oleh guru,”
Hypnoteaching adalah metode yang mengoptimalkan metode mengajar dengan menjadikan siswa
dalam keadaan "hypnosis state" sehingga dapat meningkatkan potensi daya ingat siswa dan dapat memotivasi
siswa melalui pikiran bawah sadar sehingga siswa merasa nyaman, relaks, menikmati, dan tidak merasa
tertekan, (Sardin Damis.S.NHM.CH.CHT)
1
Kondisi hypnosis state manusia cenderung lebih sugestif, sangat fokus, dan relaks. Pikiran bawah
sadar tetap aktif dan panca indera masih menerima masih menerima stimulus dari luar.Kondisi tersebut
mengindikasikan bahwa siswa masih dapat menerima masukan dari luar dengan memberdayaka alam bawah
sadarnya.Seorang pengajar dapat menggunakan kondisi tersebut untuk menciptakan komunikasi yang efektif.
Menurut Dr. Rahma Widyana, M.Si, psikolog dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,
hypnoteaching menekankan pada komunikasi alam bawah sadar siswa, baik yang dilakukan dalam kelas
maupun luar kelas. Hal ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya sugesti dan imajinasi. Sugesti
memiliki kekuatan yang luar biasa. Kekuatan sugesti yang terus mengiang di otak mampu mengantarkan
seseorang pada apa yang dipikirkan. Contohnya penyanyi Agnes Monica ketika akan konser di Hongkong
kakinya patah, namun karena selalu mensugesti pikirannya dengan keberhasilan konsernya, pada akhirnya
agnes sukses.
Ada banyak buku yang membahas tentang sugesti atau perasaan positif dapat memberikan dampak
positif dalam kehidupannya. Misalnya Law Of Attraction, The Scret, dan Authentic Happines (Menciptakan
kebahagian dengan psikologi positif). Bagaimana aplikasinya dalam dunia pendidikan? Aplikasi dalam dunia
pendidikan tidak berarti guru menidurkan semua siswa selama proses pembelajaran. Kalau semua tidur,
bagaimana mengajarnya ?
Dalam hal ini, seorang guru dengan kekuatan kepercayaan, iman, keyakinan, dan pengetahuan, dapat
diibaratkan sebagai sebuah magnet yang menarik perhatian siswa. Dengan demikian jika seorang guru
menginginkan ketenangan di dalam kelas, guru tersebut harus bersikap tenang. Jika menginginkan adanya
perhatian dari siswa, seorang guru harus perhatian dan memiliki kepedulian pada siswa. Demikian pula jika
menginginkan siswa gemar belajar dan membaca, guru juga harus gemar membaca dan belajar. Dalam
kondisi tersebut memunculkan satu gelombang yang sama, yakni hipnotis. “Inilah yang dikenal dengan
`hypnoteaching`.
Pelaksanaan hipnotis atau “hypnoteaching” harus diarahkan kepada tujuan-tujuan positif yang
membangun, yakni dengan memasukkan kesan-kesan positif di alam bawah sadar siswa. Akan tetapi dalam
2
melaksanakan “hypnoteaching”, seorang guru harus berpenampilan rapi dan penuh percaya diri sehingga
memiliki daya tarik bagi siswa. Seorang guru juga harus bertindak sebagai pendidik, bukan sekadar pengajar
sehingga dia harus mempunyai rasa empati dan simpati kepada para siswa. Jika seorang guru memiliki rasa
simpati kepada siswanya, niscaya siswa pun akan mempunyai rasa simpati kepada gurunya sesuai kaidah
timbal balik. Selain itu, seorang guru harus menggunakan tutur bahasa yang baik dengan memilih kosa kata
yang enak didengar telinga siswa.
Salah satu unsur hipnotis dalam proses pembelajaran adalah menggunakan alat peraga atau
mengeluarkan ekspresi diri. Seluruh anggota badan digerakan jika diperlukan. Salah satu keberhasilan
“hypnoteaching” adalah menggunakan teknik cerita dan kisah tentang orang-orang sukses sebagai upaya
memotivasi siswa. Bantu dan tarik perhatian siswa dengan sebuah cerita yang mendukung pelajaran sehingga
seorang guru dapat mengajari siswa tanpa terasa menggurui. Itulah hebatnya sebuah kisah atau cerita.
Bagaimana caranya ?
1. semua dipersilahkan duduk dengan rileks
2. kosongkan pikiran untuk sesaat
3. tarik nafas yang panjang lewat hidung, hembuskan lewat mulut
4. lakukan terus berulang pernafasan yang teratur ini
5. berikan sugesti setiap tarikan nafas akan membuat badan menjadi rileks… rileks…rileks,,,
6. lakukan terus menerus dan berulang kata-kata sugesti yang akan membuat “suyet” nyenyak dan
tertidur.
7. perhatikan posisi kepala dari semua “suyet” bagi yang sudah teridur akan nampak terlihat tertunduk
atau leher tidak mampu menahan beratnya kepala.
8. selanjutnya berikan sugesti positif seperti fokus pikiran, peka pendengaran, fresh otak dan pikiran,
kenyamanan pada seluruh badan.
9. jika dirasa sudah cukup, bangunkan “suyet” secara bertahap dengan melakukan hitungan 1 sampai 10,
dan pada hitungan ke 10 semua “suyet” akan tersadar dalam kondisi Segar Bugar.
3
Pada kejadian Hipnotis massal adakalanya beberapa orang masih merasa mengantuk, segera dekati
dalam lakukan hipnotis perorangan dan lakukan metode DHKH (dari hati ke hati), maka tanpa disadari dari
“suyet” akan meluncur kata2 kesedihan yg dialaminya saat itu, air mata nya pun meleleh membasahi pipi.
berikan keyakinan dan kekuatan hati agar “suyet” lebih tegar lagi dalam menjalani hidup.
Dari berbagai model pendekatan pembelajaran di atas tentunya terdapat kelebihan dan kekurangannya
masing – masing. Kelebihan dari pendekatan konvensional yaitu murah, tidak perlu banyak waktu, dan guru
dapat menyajikan materi dengan cara di ulang-ulang. Sedangkan kekurangan dari metode konvensional yaitu
terdapat individu kurang mendapat perhatian, siswa jadi pasif, pengembangan potensi anak tidak dapat
dilakuakan secara maksimal.
Kelebihan dari metode Hypnoteaching adalah :
1. Proses belajar mengajar yang lebih dinamis dan ada interaksi yang baik antara pendidik dan peserta
didik
2. Peserta didik dapat berkembang sesuai dengan bakat dan minatnya
3. Proses pemberian ketrampilan banyak diberikan disini
4. Proses pembelajarannya lebih beragam
5. Peserta didik dapat dengan mudah menguasai materi, karna termotivasi lebih untuk belajar
6. Pembelajaran bersifat aktif
7. Pemantauan terhadap peserta didik lebih intensif
8. Peserta didik lebih dapat berimajinasi dan berfikir kreatif
9. Peserta didik akan melakukan pembelajaran dengan senang hati
10. Daya serapnya lebih cepat dan lebih bertahan lama, karena peserta didik tidak menghafal
11. Perhatian peserta didik akan tersedot penuh terhadap materi
Kekurangan dari pembelajaran hypnoteaching:
1. Metode ini belum banyak digunakan oleh para pendidik di Indonesia
4
2. Banyaknya peserta didik yang ada disebuah kelas, menyebabkan kurangnya waktu dari pendidik untuk
memberi perhatian satu per satu peserta didiknya
3. Perlu pembelajaran agar pendidik bisa melakukan Hypnoteaching
4. Tidak semua pendidik menguasai metode ini
5. Kurangnya sarana dan prasarana yang ada disekolah
I. APA DAN BAGAIMANA SEBENARNYA HIPNOTIS ?
A. Pengertian Hipnotis
Hipnotis adalah suatu kondisi menyerupai tidur yang dapat secara sengaja dilakukan pada seseorang ,
di mana orang yang dihipnotis tersebut bias menjawab pertanyaan yang diajukan dan lebih mudah menerima
sugesti. Hipnotis adalah praktik mempengaruhi orang lain agar mengikuti apa yang diperintahkan oleh ahli
hipnotis. Hipotis adalah seni berkomunikasi untuk mempengaruhi seseorang, sehingga mengubah tingkat
kesadarannya yang dicapai dengan cara menurunkan gelombang otak dari beta menjadi alpha/theta. Hipnotis
adalah seni eksplorasi alam bawah sadar
Hipnotis adalah suatu kondisi menyerupai tidur yang dapat secara sengaja dilakukan kepada
seseorang, di mana orang yang dihipnotis bias menjawab pertanyaan yang diajukan dan menerima sugesti
dengan tanpa perlawanan. Hipnotis juga merupakan teknik untuk mempengaruhi orang lain ahar masuk ke
dalam kondisi bawah sadar (rance).
Penggunaan hipnotis untuk terapi disebut hipnoterapi, sedangkan hipnotis yang digunakan sebagai
bentuk hiburan di depan penonton disebut stage hipnotis. Pada saat hipnotis berlangsung, jika subjek
merespons terhadap sugesti hipnotis, umumnya hal ini sebagai pertanda bahwa hipnotis telah erhasil
dilakukan.. Banyak pihak lain meyakini bahwa respons hipnotis dan pengalaman merupakan karakteristik
keadaan hipnotis, Di sisi lain, diyakini bahwa penggunaan kata hypnotis tidak diperlukan sebagai bagian dari
induksi hypnotis, akan tetapi pihak lain meyakini bahwa hal tersebar penting untuk digunakan.
B. Induksi
5
Hipnotis biasanya dimunculkan dengan teknik hipnotis. Secara tradisional, keadaan ini
diinterprestasikan sebagai sebuah metode untuk membuat subjek berada dalam keadaan trance. . Para
pencetus teori nonstate memiliki pandangan yang berbeda, yaitu mempertinggi harapan klien menegaskan
peran mereka, memfokuskan perhatian, dan lain sebagainya. (Ibnu Hajar, M.Pd (2011; 37) .
1. Aturan Induksi Hipnotis,
Dalam buku The art of Subconscius Communication yang dikutip Anissa Laylatul Faizah, terdapat beberapa
aturan dalam induksi hipnotis, diantaranya adalah ;
a. Aturan pertama adalah semua tergantung dengan situasi dan kondisi saat hipnotis dilakukan.
b. Sukses pertama akan menhasilkan sukses berikutnya. Maksudnya adalah jka suyet (orang yang
dihipnotis) memberikan respons terhadap apa yang kita katakana, maka gunakan hal ini sebagai
acuan/patokan untuk tahap berikutnya.
c. Seorang hipnotis haus tetap percaya diri dan mampu beradaptasi dengan situasi. Misalnya, jika induksi
tidak berjalan semestinya, ia harus tetap dapat mengendalikan situasi dengan baik. Ia pun dituntut
untuk tetap santai dan tidak tegang serta mencoba teknik induksi lain kepada suyet tanpa
memberitahukan mengenai apa yang sedang terjadi.
d. Pastikan sugesti anda jelas dan tegas.
e. Nada, volume, intonasi, tekanan, dan jeda pada sugesti sangat penting diperhatikan
f. Berikan sugesti yang melibatkan banyak indra. Sebab, setiap orang mempunyai kemampuan
menerima informasi yang berbeda, ada yang unggul pada visual (penglihatan), auditori (pendengaran),
dan kinestetis (gerak). Untuk membedakannya tidaklah mudah, sehingga sugesti yang diberikan harus
mencakup banyak indra.
g. Manfaat segala respons positif yang tampak dari suyet. Misalnya, jika ia mengedipkan matanya
buatlah seolah-olah memang itu yang diharapkan terjadi, sehingga dapat menambahkan respon
tersebut ke dalam sugesti.
h. Untuk mengoptimalkan sugesti, ulangilah terus-menerus sugesti yang sama. Sebab, pengulangan
sugesti dapat memastikan pikiran suyet secara benar, sehingga efek sugesti tersebut semakin kuat.
6
i. Jangan pernah menggunakan kata-kata asing yang dapat membingungkan suyet , karena pemilihan
kata asing dapat disalahartikan.
j. Jangan pernah menjadikan induksi sebagai suatu kontes. Maksudnya, jangan pernah membuat suyet
merasa tertantang oleh kita. Contoh sugesti yang salah yaitu, “Saya akan membuat anda terhipnotis,
walaupun anda menolak.” Hal tersebut akan membuat pasien merasa tertantang sehingga sulit
dihipnotis.
2. Teknik Dasar Induksi Hipnotis
Pada umumnya, terdapat enam teknik dasar. Kita harus menggunakan uji sugestibilitas sebelum
melakukan induksi agar tahu bahwa suyet termasuk tipe sulit, moderat, atau gampang terhipnotis. Hal ini
karena teknik-teknik dasar tersebut mempunyai kaitan erat dengan tipe suyet. Ada enam teknik dasar induksi
yang popular digunakan adalah sebagai berikut :
a. Teknik Eye Fixation (Fiksasi Mata)
Teknik fiksasi mata menyarankan kepada suyet untuk terus berkonsentrasi pada sebuah objek benda.
Objek yang bisa digunakan adalah satu titik pandang, ujung jari telunjuk, cahaya, atau apa saja yang bisa
membuat suyet terfokus. Dengan focus pada objek tersebut, maka mata suyet akan lelah karena pada
dasarnya teknik ini memanfaatkan kebosanan pada pikiran sadar dan lengah.
b. Teknik Relaxation or Fatigue of Nervous System (Relaksasi atau Kelelahan Sistem Saraf)
Semua teknik induksi pada hakikatnya adalah membuat suyet merasa rileks yang dalam. Pada teknik
ini, suyet diminta untuk merilekskan seluruh tubuhnya, mulai dari kepala, bahu, badan, tangan, kaki, hingga
tubuh akan benar-benar rileks.
c. Teknik Mental Confusion (Membingungkan Pikira )
Teknik mental confusion memanfaatkan kebingungan pada pikiran sadar suyet, sehingga pikiran
sadarnya lengah dan ia masuk dalam kondisi trance. Saat ia sibuk mengartikan makna dari ucapan hipnotis,
7
maka pikiran sadar suyet menjadi lengah. Cara lain dari teknik ini adalah dfengan meng-input banyak
informasi secara berlebihan, sehingga pikiran sadar kebanjiran informasi.
d. Teknik Mental Misdirectoin (Menyesatkan Pikiran)
Teknik mental misdirection biasanya digabung dengan dengan uji sugestibilitas. Teknik ini
memanfaatkan respons fisik suyet terhadap sesuatu yang diimajinasikan, seperti pada band locking test. Pada
tes tersebut, lazimnya langsung dikonversikan ke dalam hipnotis, Suyet diminta untuk menggerakkan mata ke
atas. Ke arah ubun-ubun, dalam keadaan terpejam dan disugestikan bahwa mata suyet terkunci rapat.
e. Teknik Loss of Equilibrium (Kehilangan Keseimbangan)
Teknik loss of equilibrium merupakan teknik induksi cara menggoyang-goyangkan tubuh suyet agar
masuk dalan keadaan trance. Ilustrasinya adalah ibu yang menidurkan anaknya dengan mengayun-ayun si
anak. Teknik ini biasanya menggunakan kursi goyang atau yang bias membuat tubuh suyet bergoyang.
f. Teknik Shok to Nervous System ( Kejutan pada Sistem Saraf)
Teknik shock to nervous system umumnya digabungkan dengan teknik induksi lain. Ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam melakukan teknik ini. Pertama. Harus membuat pikiran sadar suyet bosan dan
lengah. Kedua, membuat pikiran sadar suyet kaget atau terkejut, yakni dengan membuat kejutan yang tak
disangka olehnya. Selain itu, juga bisa dengan jentikan jari atau tepukan tangan secara mendadak. Kejutan
diyakini dapat membuat gerbang pikiran bawah sadar ternuka sementara. Oleh karena itu, harus dapat
memanfaatkannya dengan baik.
Sebagai contoh, saat kita bertepuk tangan (mengagetkan suyet), kita katakana. “tidur nyenyak ! ”
Maka, dengan spontan iya akan akan melakukan apa yang kita ucapkan. Adapun yang termasuk kategori
teknik ini arm drop (menjatuhkan tangan) head clap (menundukan kepala), postural sway (menurunkan tiba-
tiba bagian tubuh). Dan forehead touch (menjentikan ujung jari ke dahi). Metode tersebut dikembangkan oleh
Dave Elman dan termasuk teknik induksi cepat atau rapid hypnotis .
8
C. Sugesti
Sugesti adalah kalimat-kalimat yang disampaikan dengan cara dan dalam situasi tertentu. Kalimat yang
disampaikan ini dapat mempengaruhi pikiran bawah sadar suyet sesuai dengan maksud dan tujuan sugesti
tersebut. Dengan begitu, sugesti berarti proses psikologis, di mana seseorang membimbing pikiran. Perasaan,
atau priaku orang lain melalui kata-kata.
Agar suatu kata atau kalimat dapat benar-benar menghasilkan efek sugesti, maka sebaiknya ikuti
beberapa pedoman berikut :
1. Client language preference
Pada client language preference, menuntut menggunakan kata dan kalimat yang dipahami oleh subjek.
Dalam hal ini, bahasa yang dapat dipahami oleh subjek adalah bahasa ibu dari subjek tersebut. Selain
itu, pergunakan pula kosakata dan istilah yang mudah dipahami olehnya
2. Pacing-leading
Secara sederhana, dala kaidah hipnotis, pacing berarti fakta, sedangkan leading adalah saran. Hal ini
berarti bahwa kalimat-kalimat hipnotis merupakan kalimat saran yang diselipkan di antara kalimat fakta.
3. Repitition
Melakukan pengulangan-pengulangan pada kata dan kalimat merupakan hal penting, karena
pengulangan lebih efektif dalam menembus pikiran bawah sadar.
D. Pikiran Bawah Sadar
Sugesti sebagai suatu bentuk komunikasi primer langsung pada pikiran sadar subjek. Sugesti sebagai
sarana untuk berkomunikasi dengan pikiran bawah sadar atau pikiran sadar. Konsep-konsep ini diperkenalkan
dalam konsep hipnotisme pada akhir abad ke 19 ole Sigmund Freud dan Pierre Janet.
Perintis hipnotisme periode zaman Victoria, termasuk Braid dan Bernheim, tidak menggunakan
konsep-konsep ini, tetapi mengakui bahwa sugesti hipnotis diarahkan kepada pikiran sadar subjek.
Sebenarnya Braid mendefinisikan hipnotisme terpusat pada perhatian sadar terhadap suatu ide sugesti yang
9
dominan. Pandangan berbeda mengenai sifat dasar pikiran tersebut pada akhirnta telah meninmbulkan
berbagai konsep tentang sugesti.
Praktisi hipnotis yang mempercayai bahwa respons yang dimediasi terutama oleh pikiran bawah sadar,
seperti Milton H. Erickson, menciptakan berbagai macam kegunaan sugesti tidak langsung. Contohnya,
metafora atau cerita yang bertujuan menemukan arti dari pikiran sadar subjek.
Konsep sugesti subliminal juga bergantung pada pola piker, Sebaliknya, praktisi hipnotis yang percaya
bahw respons terhadap sugesti terutama dimediasi oleh pikiran sadar, seperti Theodore Barber dan Nicholas
Spsnos, cenderung menggunakan lebih banyak sugesti dan instruksi verbal secara langsung.
II. GELOMBANG OTAK DAN HIPNOTIS
Jaringan otak manusia menghasilkan gelombang listrik berfruktuasi yang disebut sebagai gelombang
otak (brainwave). Gelombang otak ini terdiri dari empat macam, yaitu gelombang beta, alpha, theta dan delta.
Dalam satu waktu, otak manusia terkadang menghasilkan berbgai gelombang otak secara bersamaan.
Di antara keempatnya, aka nada selalu ada jenis gelombang otak paling dominan yang menandakan aktivitas
otak saat itu. Dengan begitu, gelombang otak menandakan aktivitas pikiran seseorang.
A. Empat Jenis Gelombang Otak Manusia
Gelombang otak tidak bisa dilihat secara kasat mata, namun dapat diketahui melalui alat yang disebut
Electro Encephalograph (EEG). EEG pertama kali ditemukan pada tahun 1929 oleh psikiater Jerman, Hans
Berger. Sampai saat ini, EEG adalah alat yang sering diandalkan para peneliti yang ingin mengetahui aktivitas
pikiran seseorang. Berikut adalah penjelasan masing-masing gelombang otak.
1. Gelombang Beta.
Dalam gelombang beta, kita sedang berada pada kondisi aktif terjaga, sadar penuh, dan didominasi
oleh logika. Dengan begitu, gelombang beta adalah gelombang yang dominan saat kita dalam kondisi terjaga
dan menjalani aktivitas sehari-hari yang memurut logika atau analisis tinggi, misalnya mengerjakan soal
matematika, berdebat, olahraga dan memikirkan hal-hal yang rumit. Gelombang beta memungkinkan
10
seseorang memikirkan sampai Sembilan objek secara bersamaan. Dalam frekuensi ini kerja otak cenderung
memicu munculnya rasa cemas khawatir, stress, dan marah.
2. Gelombang Alpha
Ketika otak berada dalam gelombang alpha, kita akan berada pada posisi khusyuk, rileks, meditative,
nyaman, dan ikhlas. Dalam frekuensi ini, kerja otak mampu menyebabkan kita merasa nyaman, tenang dan
bahagia.
Gelombang alpha adalah kondisi di mana seluruh proses hipnotis dan sugesti dilakukan. Gelombang
alpha bisa menandakan bahwa seseorang dalam kondisi light trance (kondisi hipnotis yang ringan). Seseorang
yang pulang dari kantor dan duduk di sofa untuk beristirahat, biasanya langsung turun pada gelombang alpha.
Kondisi demikian juga terjadi ketika seseorang sedang berdoa, melakukan refleksi, mengarang sebuah cerita,
puisi, komposisi music, atau berjalan-jalan istirahat di taman untuk menghirup udara segar. Gelombang alpha
berfungsi sebagai penghubung antara pikiran sadar dan bawah sadar.
3. Gelombang Theta
Gelombang theta berada dalam fkrkuensi yang rendah. Seseorang akan berada pada kondisi ini ketika
iya sangat khusyuk dan merasakan keheningan yang mendalam (deep meditation), serta mampu mendengar
nurani bawah sadarnya. Inilah kondisi yang mungkin diraih oleh para ulama dan biksu ketika mereka
melantunkan doa di tengah keheningan malam pada Sang Ilahi.
Kondisi gelombang theta juga dominan saat kita dalam kondisi hipnotis, hamper tidur, atau tidur disertai
mimpi. Frekuensi ini menandakan aktivitas pikiran bawah sadar. Kondisi ini juga menunjukkan aktivitas otak
yang jauh lenih rendah daripada gelombang alpha. Misalnya. Ketika seseorang melamun di tengah rutinitas
kerja atau mengemudikan kendaraan, tetapi lupa apa saja yang terjadi di sepanjang jalan. Beberapa aliran
hipnoterapi mengajarkan bahwa kondisi demuikian merupakan pintu untuk menuju hypnoanaesthesia, yaitu
sebuah metode pembiusan dengan hipnotis, sehingga klien dapat menjalani operasi tanpa merasa sakit
apapun.
4. Gelombang Delta
11
Gelombang delta yang merupakan frekuensi terendah terdeteksi ketika orang tengah tertidur pulas
tanpa mimpi. Dalam kondisi demikian, otak memproduksi human growth bermone yang baik bagi kesehatan
kita bila kita tidur dalam keadaan delta stabil, maka kualitas tidur kita sangat tinggi. Meski tertidur hanya
sebentar, kita akan mampu bangun dengan tubuh tetap segar.
Seseorang yang sedang dihipnotis tidak akan memasuki kondisi delta, karena ia bukannya mengalami
tidur fisik, melainkan keadaan rileks disertai perhatian yang sangat terfokus, Jika ia jatuh tertidur, maka ia akan
kehilangan kemampuannya untuk menerima sugesti, karena alam bawah sadarnya tidak lagi menjadfi reseptif.
Urutan siklus harian manusia dimulai dari beta tinggi pada pagi hari hingga malam , kemudian turun ke
beta rendah ketika ia sedikit membaca buku menuju tidur. Setelah mematikan lampu dan menutup mata,
gelombang otaknya akan turun perlahan menuju alpha, theta, dan akhirnya tertidur lelap pada gelombang
delta.
Gambar 3: Gelombang Otak (rizhosumeditationcentre.com)
12
GELOMBANG OTAKFREKUENSI YANG DIREKAM PADA ELECTRO ENCEPHALOGRAPH (EEG)
BETA (12 –25 Hz) ALFA (8 – 12 Hz)
KONDISI TERJAGATEGANG, KONSENTRASI TINGGIAKTIVITAS :MENGERJAKAN PROYEK RUMITOLAH RAGABERDEBAT, DLL
KONDISI TERJAGAWASPADA TAPI SANTAIAKTIVITAS :MEMECAHKAN MASALAHMENULISBELAJAR IDEAL
THETA (0,5 – 4 Hz) DELTA (4 – 8 Hz)
KONDISI SETENGAH TERJAGASANGAT SANTAI, MENGANTUKAKTIVITAS :MENCARI IDE KREATIFMELAMUN
KONDISI TIDAK TERJAGASENSOR INDRAWI DENGAN LUAR TERPUTUSAKTIVITASTIDUR NYENYAK, TANPA MIMPIKOMA
B. Kondisi Gelombang Otak saat Dihipnotis
Penemuan alat untuk mengukur gelombang otak memang mempunyai pengaruh yang positif terhadap
perkembangan hopnotis. Hipnotis yang semula dianggap sebagai hal yang misterius, menakutkan, dan
sebagai fenomena supranatural, sekarang sudah diterima secara ilmiah sebagai kondisi alami manusia.
Menurut hasil peneliti terdahulu dikatakan bahwa subjek yang sedang dalam kondisi hipnotis, maka
gelombang otaknya berada di antara alpha dan theta. Dalam kondisi terjaga, gelombang otak subjek
umumnya delta. Begitu dilakukan induksi, maka gelombang otak subjek secara cepat turun ke gelombang
alpha. Setelah dilakukan teknik deepening, otak subjek menunjukkan gelombang theta. Para ilmuwan
meyakini bahwa apabila otak memproduksi gelombang otak theta yang dominan, maka sedang terjadi aktivitas
pikiran bawah sadar.
Sekarang sudah diketahui bahwa seseorang berada dalam kondisi trance hipnotis, maka gelombang
otaknya adalah antara apha dan theta. Apakah gelombang otak alpha dan theta hanya terjadi pada kondisi
trance hipnotis? Ternyata tidak, Sebab secara alami, kita memasuki kondisi alpha dan theta setiap akan tidur
akan bangun tidur, Ketika kita sudah merasa sangat rileks, tenang dan hampir tertidur, tapi kita masih
menyadari keberadaan kita, maka seperti itulah kondisi hipnotis. Begitu pula saat kita terjaga dari tidur dan
masih malas untuk beranjak dari tempat tidur, karena masih ingin melanjutkan tidur lagi.
Dengan mengetahui bahwa kondisi hipnotis adalah kondisi yang alami bagi manusia. Maka tidak perlu
ada ketakutan lagi bahwa hipnotis itu berbahaya. Kecurigaan bahwa ada unsure magis/sihir/paranormal dalam
hipnotis sudah lenyap sejak diketahui bahwa hipnotis itu fenomena mental yang alami.
III. PENTINGNYA HYPNOTEACHING
Saat mendengar kata HIPNOSIS, secara otomatis terlintas dipikiran bahwa kata tersebut
mengacu pada sebuah teknik menidurkan orang dan mempengaruhi orang tersebut dalam waktu
yang relatif singkat. Hal ini karena alam bawah sadar telah memperoleh informasi sebelumnya dari
berbagai media, baik buku, TV, majalah dsb.
13
Apa sebetulnya Hipnoteaching itu? Apakah sama dengan HIPNOTIS ?
Sebagaimana dikemukakan Heriyanto Nurcahyo, secara harafiah, hypnoteaching berasal dari kata
hypnotis dan teaching. Dari sini , kemudian bisa diartikan bahwa hypnoteaching adalah seni
bertkomunikasi dengan jalan memberikan sugesti agar para siswa menjadi lebih cerdas. Dengan
sugesti yang diberikan, diharapkan mereka tersadar dan tercerahkan bahwa ada potensi luar biasa
yang selama ini belum pernah mereka optimalkan dalam pembelajaran.
Dalam hypnoteaching, sebagaimana yang terjadi pada hipnotis umumnya, penyajian materi
pelajarannya menggunakan bahasa-bahasa bawah sadar yang menimbulkan sugesti siswa uutuk
berkonsentrasi secara penuh pada ilmu yang disampaikan oleh guru. Mengapa harus alam bawah
sadar ? Sebab, alam bawah sadar lebih besar dominasinya terhadap cara kerja otak. Hypnoteaching
merupakan gabungan dari lima metode belajar-mengajar, yaitu quantum, accelerate learning, power
teaching, Neuro Linguistik Programing (NLP), dan hypnosis.
Hypnoteaching menekankan pada komunikasi alam bawah sadar siswa, baik yang dilakukan
dalam kelas maupun luar kelas. Hal ini nisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti sugesti dan
imajinasi. Sugesti memiliki kekuatan luar biasa. Kemampuan sugesti yang terus terngiang dalam
otak, mampu mengantarkan seseorang pada apa yang dipikirkan. Sedangkan imajinasi merupakan
proses membayangkan sesuatu terlebih dahulu, baru melakukannya. Dalam hal ini, seorang guru
harus mampu membiarkan siswa berekspresi dan beimajinasi.
Pelaksanaan hypnoteaching harus diarahkan pada tujuan-tujuan positif yang membangun,
yakni dengan memasukkan keasan-kesan positif di alam bawah sadar siswa. Akan tetapi, dalam
melaksanakan Hypnoteaching, seorang guru harus berpenampilan rapi dengan penuh percaya diri,
sehingga memiliki daya tarik sendiri.
Selain sebagai pengajar dan pendidik, seorang guru juga harus mempunyai rasa empati dan
simpati kepada para siswa. Jika ia memiliki rasa simpati kepada mereka, niscaya merekapun akan
14
mempunyai rasa simpati kepadanya sesuai kaidah timbal balik. Selain itu, ia perlu menggunakan
tutur bahasa yang baik dengan memilih kosakata yang enak didengar oleh mereka.
A. Alasan Pentingnya Hypnoteaching
Peran guru sangatlah penting dalam membina watak anak bangsa melalui pendidikan. Guru
harus menyadari betapa semua tindakan yang dilakukannya di kelas akan berimbas pada perilaku
siswa di lapangan. Oleh karena itu, harus melakukan sebuah tindakan yang cerdas dalam
mengontrol dan mempengaruhi perilaku mereka.
Guru yang mengajar dengan semangat dan antusias akan memberikan pengaruh positif
kepada para siswanya. Guru juga perlu memperhatikan emosi dan psikoplogi siswa, sehingga
suasana belajar menjadi menyenangkan. Pada dasarnya, guru yang berkualitas akan berusaha
meningkatkan prestasi siswa-siswanya. Sebaliknya, guru yang tidak peduli akan menciptakan rasa
ketakutan terhadap kegiatan belajar, sehingga membuat para siswa tidak menyukai mata pelajaran
tertentu.
Kebanyakan guru kurang berinteraksi dengan para siswanya. Hal itu mengakibatkan
konsentrasi mereka terhadap materi pelajaran tidak masimal. Untuk itu, perlu dilakukan pendekatan
alternative dengan kegiatan belajar- mengajar. Salah satunya adalah melalui konsep hypnoteaching.
Adapun beberapa peraturan yang diterapkan dalam hypnoteaching antara lain harus terlibat aktif
dikelas, melakukan semua perintah dengan cepat, dan membuat mereka dalam suasana yang
menyenangkan.
Suasana kelas yang menyenangkan dan siswa mampu memahami pelajaran dengan
maksimal merupakan tolok ukur efektivitas dalam kegiatan belajar-mengajar di sekolah. Di sisi lain,
kompetensi dan komunikasi guru merupakan salah satu penentu terciptanya pengajaran yang efektif
di kelas. Oleh karena itu, guru yang berkualitas harus menguasai materi dan memahami metode
komunikasi dengan siswanya.
15
Itulah hal pertama yang menjadi alas an mengapa seorang guru perlu melakukan
hypnoteaching. Selain itu, dengan menyinergikan antara metode pengajaran yang telah diaplikasikan
guru di sekolah dengan teknik hypnoteaching, maka akan memberikan totalitas dan wawasan materi
pengajaran guru, sekaligus pengaplikasian komunikasi yang efektif kepada siswa.
Hypnoteaching dapat mendorong motivasi guru untuk menjadi sosok teladan bagi para siswa
di sekolah, sehingga setiap hari selalu memberikan positive statement kepada siswanya. Ia juga
harus dibekali ilmu komunikasi efektif yang dapat diaplikasi kepada siswa dengan cara
memberdayakan pikiran alam bawah sadar mereka selama proses belajar-mengajar.
B. Penekanan dalam Hypnoteaching
Mengajar yang baik merupakan kebutuhan bagi orang tua dan guru. Sepintar apa pun guru,
jika ia tidak dapat menguasai siswanya, maka ia dianggap gagal dalam mengajar. Mengajar bukan
hanya berbicara mengenai satu topik, tetapi juga memerlukan strategi, metode, dan keahlian tertentu.
Metode hypnoteaching terbukti mampu menciptakan kelas yang menyenangkan bagi para siswa.
Hypnoteacing bisa ditetapkan pada pendidikan formal maupun nonformal yang dimulai dengan
mengubah persepsi mereka terhadap guru.
Pada prinsipnya, hypnoteaching akan mengubah persepsi para siswa terhadap guru yang
mengajar, yakni bahwa guru menjadi pelindung mereka. Suasana belajar yang akrab dan
menyenangkan akan memudahkan mereka dalam menyerap dan memahami pelajaran. Guru juga
dapat memperlihatkan perilaku mereka. Memuji atau meminta pertolongan kepada setiap siswa
dapat dianggap sebagai bentuk perhatian.
Selain menekankan pada perubahan persepsi, hypnoteaching juga focus pada kekuatan
vibrasi, metafora, dan edifikasi. Persepsi memiliki kekuatan yang sangat besar dalam mempengaruhi
penilaian guru terhadap siswa. Kekuatan vibrasi merupakan sesuatu yang terpancar berdasarkan
atas kekuatan pikiran yg dibangun, misalnya memperhatikan kebaikan siswa. Sedangkan kekuatan
16
metafora adalah keinginan yang luar biasa untuk mencapai tujuan dan diungkapkan kepada orang
lain. Sementara itu, kekuatan edifikasi ialah kekuatan yang bersumber pada cerita-cerita yang
bersifat positif.
Cara dalam pelaksanaan hypnoteacing , yaitu sebelum belajar , para siswa dihipnotis terlebih
dahulu oleh guru. Dalam kondisi terhipnotis, mereka disugestiskan supaya mau mengikuti pelajaran
dengan serius dan konsentrasi penuh. Ketika dibangunkan dari tidur hipnotis, maka mereka benar
benar serius dan konsentrasi dalam mengikuti pelajaran sebagaimana yang disugestikan. Di samping
itu, dengan sekali hipnotis, siswa yang nakal dan tidak bias dinasihati juga bisa berubah menjadi
penurut. Hal ini karena saat guru menasihatinya saat ia sedang berada dalam alam bawah sadar.
C. Kelebihan Hypnoteaching
Dalam hynoteaching, seorang guru dianggap sebagai motivator, fasilitaltor, dan konselor oleh
siswa-siswanya. Hal tersebut dapat melahirkan suasana belajar-mengajar yang lebih baik dan
kondusif, yang selama ini tidak didapatkan dari metode pembelajaran lain, seperti pada metode
konvensional.
Pembelajaran demgan metode konvensional cenderung menganggap seorang guru adalah
orang yang paling benar, sehingga setiap siswa harus menerima semua pencerahan atau ilmu
darinya. Dalam hypnoteaching, seorang guru juga dituntut demikian, akan tetapi lebih menekankan
seorang guru untuk memotivasi siswanya supaya berperan aktif atau siap menyampaikan hal-hal
yang menurutnya salah atau kurang sependapat.
Ada beberapa kelebihan hypnoteaching dalam kegiatan belajar-mengajar adalah:
1. Proses belajar –mengajar lebih dinamis dan ada interaksi yang baik antata guru dan
siswanya,
2. Siswa dapat berkembang sesuai dengan bakat dan minat masing-masing,
3. Proses pemberian ketrampilan banyak diberikan dalam hypnoteaching,
17
4. Proses pembelajaran dalam hynoteaching lebih beragam,
5. Siswa dapat dengan mudah menguasai materi karena lebih termotivasi untuk belajar,
6. Pembelajaran bersifat aktif,
7. Pemantauan terhadap siswa lebih intensif,
8. Sisa lebih dapat berimajinasi dan berpikir kreatif,
9. Siswa akan melakukan pembelajaran dengan senang hati,
10.Daya serap lebih cepat dan bertahan lama karena siswa tidak menghafal pelajaran,
11.Siswa akan berkonsentrasi penuh terhadap materi pelajaran yang diberikan.
D. Hambatan dalam Pelaksanaan Metode Hypnoteaching
Terdapat beberapa hambatan untuk menerapkan metode hypnoteaching dalam kegiatan
belajar-mengajar, di antaranya sebagai berikut :
1. Metode hypnoteaching belum banyak digunakan oleh para pendidik di Indonesia, sehingga
penggunaan metode ini justru dipandang aneh oleh sebagian kalanyan, terutama orang-
orang yang belum sepenuhnya menyadari akan pentingnya peran hypnoteaching dalam
mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar. Hal tersebut lebih diperparah lagi oleh adanya
anggapan bahwa hipnotis adalah suatu hal yang negative merugikan.
2. Banyaknya siswa yang ada dalam sebuah kelas menyebabkan kurangnya waktu dari
pendidik untuk member perhatian satu per satu kepada mereka.
3. Hypnoteaching tidak memandang kuantitas, namun kualitas, sehingga menyebabkan
terjadinya kekacauan, terutama dalam masalah pembagian dan efektivitas ruangan.
Namun, tentu saja hal ini bias ditasi oleh pihak sekolah dengan mempersiapkan dan
memikirkan segala hal yang dibutuhkan sebelum pelaksanaan dimulai.
18
4. Meskipun hypnoteaching mempunyai manfaat besar, namun tidak bias dipungkiri bahwa
hal ini sesuatu yang instan. Sehingga, pelatihan yang dilakukan secara berulang-berulang
sangat mungkin dilakukan untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal.
5. Perlu pembelajaran agar pendidik bias melakukan hypnoteaching, Sebab, pada dasarnya,
tidak semua pendidik, baik guru, dosen maupun praktisi pendidikan lainnya menguasai
metode ini. Jika tidak, informasi mengenai hypnoteaching hanya akan menjadi wacana
bagi mereka.
6. Walaupun saat ini sudah banyak edaran di internet tentang adanya pelatihan
hypnoteaching, namun baiayanya sangat tinggi, sehingga menambah kesulitan bagi
pendidik.
7. Meskipun di antara para pendidik ada yang berani bahkan sudah melakukan dan mengikuti
pelatihan hypnoteaching, tetapi masih dalam jumlah sangat sedikit.
8. Kurangnya sarana dan prasarana yang ada di sekolah untuk menunjang pelaksanaan
metode hypnoteaching.
9. Jarang sekali siswa menggunakan penalaran logis yang lebih tinggi, seperti kemampuan
membuktikan atau memperlihatkan suatu konsep. Di samping itu, kebanyakan siswa juga
masih pasif saaat kegiatan belajar-mengajar.
IV. KUALITAS, PERAN dan LANGKAH-LANGKAH DASAR MENJADI GURU yang MENGUASAI
HYPNOTEACHING
A. Kualitas Guru
Menjadi seorang guru bukanlah pekerjaan yang mudah, sebagaimana yang dibayangkan oleh
sebagian orang, Sebab, pada dasarnya, menjadi guru professional tidak hanya bermodal
penguasaan materi dan mampu menyampaikannya kepada siswa. Akan tetapi, menjadi guru yang
19
professional juga harus memiliki berbagai ketrampilan, kemampuan khusus, mencintai profesinya,
serta mampu menjaga kode etik guru, dan lain sebagainya..
Dalam undang-undang tentang guru dan dosen disebutkan bahwa guru adalah pendidik
professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,
dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah. Sebagaimana dikutip dalam bud.kar.blogspot ,com, Ace Suryadi
menyatakan bagwa guru yang bermutu ditentukan oleh empat factor utama, yaitu kemampuan
professional, upaya professional, waktu yang tercurah, dan akluntabilitas.
1. Kemampuan Profesional
Piet. A. Sahartian dan Ida Aleida mengemukakan bahwa kompetensi professional guru adalah
kemampuan penguasaan akademik (mata pelajaran yang diajarkan) yang sesuai dengan
kemampuan mengajarnya, sehingga ia memiliki wibawa akademis. Kompetensi professional yang
dimaksud adalah kemampuannya untuk menguasai masalah akademik yang sangat berkaitan
dengan pelaksanaan proses belajar-mengajar. Dengan demukian, kompetensi ini mutlak dimiliki
ubtuk menjalankan tugasnya sebagai pendidik dan pengajar. Di sisi lain, para pakar dan ahli
pendidikan pun mengemukakan bahwa kompetensi professional merupakan salah satu syarat pokok
dalam pelaksanaan tugasnya dalam jenjang apapun.
Dari pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa kemampuan professional guru mencakup
inteligensi, sikap, dan prestasi pada bidang pekerjaannya. Secara sederhana, hal ini ditunjukkan
dengan kemampuan menguasai materi pengajaran dan metodologinya. Agar mencapai kemampuan
professional, maka tidak hanya mempunyai ijazah, tetapi juga memerlukan kemampuan belajar
seumur hidup untuk memperkaya dan memutakhirkan kemampuannya.
20
Ada beberapa pendapat yang mengungkapkan tentang cirri-ciri seorang guru yang
professional.
a. Menurut Moh. Uzer Usman
Dalam bukunya Guru Profesional, menjelaskan bahwa kemampuan professional guru dapat
dirumuskan dengan cirri-ciri sebagai berikut :
1) Menuntut adanya ketrampilan yang berdasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan yang
mendalam.
2) Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya.
3) Menuntut adanya tingkat pendidikan keguruan yang memadai.
4) Adanya kepekaan terhadap yang dilaksanakannya.
5) Menungkinkan perkembangan yang sejalan dengan dinamika kehidupan.
6) Memiliki kode etik sebagai acuan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.
7) Memiliki klien/objek layanan yang tetap seperti dokter dengan pasiennya , guru dengan
siswanya.
8) Diakui masyarakat karena memang diperlukan jasanyanya di masyarakat.
b. Menurut Pusat Pengjajian Institut Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Bandung
Nana Syaodih Sukmadinata dari PPIKIP Bandung merumuskan ada 9 ciri suatu profesi
keguruan sebagai berikut :
1) Memiliki fungsi dan signifikasi social,
2) Memiliki keahlian/ketrampilan tertentu,
3) Keahlian/ketrampilan yang dimaksud akan diperoleh dengan menggunakan teori dan
metode ilmiah,
4) Didasarkan atas disiplin ilmu yang jelas,
5) Disiplin ilmu pendidikan diperoleh dalam waktu yang cukup lama,
6) Aplikasi dan sosialisasi nilai-nilai professional,
21
7) Memiliki kode etik,
8) Kebebasan memberikan judgment untuk memecahkan masalah dalam lingkup kerjanya,
9) Memiliki tanggung jawab professional dan otonomi, serta adanya pengakuan dari
masyarakat dan imbalan atas layanan profesinya.
c. Menurut Depdikbud atau Depdiknas
Departemen pendidikan dan Kebudayaan atau Departemen Pendidikan Nasional tahun 1980
telah merumuskan dan mengelompokan dalam dua dimensi umum kemampuan.
1) Kemampuan professional yang mencakup beberapa hal, yaitu :
a) Penggunaan materi pelajaran, misalnya pada bahan yang akan diajarkan dan dasar
keilmuan dari bahan pelajaran tersebut.
b) Penguasaan landasan dan wawasan kependidikan maupun kerguruan.
c) Penguasaan proses kependidikan, keguruan, dan pembelajaran siswa.
2) Kemampuan personal yang meliputi :
a) Penampilan dan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru dan
terhadap keseluruhan situasi pendidikan,
b) Pemahaman dan penghayatan, serta penampilan terhadap nilai-nilai yang sepantasnya
dilajkukan dan dimiliki guru,
c) Penampilan diri sebagai panutan dan teladan bagi para siswa.
3) Kompetensi Pendukung
Guru professional seharusnya memiliki empat kompetensi, yaitu kompetensi paedagogis,
kognitif, personal, dan social. Dengan demikian, selain terampil mengajar, ia juga memiliki
pengetahuan yang luas, bijak, dan dapat bersosialisasu dengan baik. Disamping itu, juga
harus memiliki beberapa hal berikut :
a) Bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealism,
22
b) Kualifikasi pendidikan dan latar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidang
tugasnya,
c) Kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugasnya.
2. Upaya Profesional.
Upaya professional adalah upaya seorang guru untuk mentransformasikan kemampuan
profesionalnya ke dalam tindakan mendidik dan mengajar supaya mencapai hasil yang memuaskan.
Upaya professional ini antara lain diwujudkan dengan penguasaan keahlian dalam menyusun
program pengajaran sesuai tahap perkembangan siswa, menyiapkan pengajaran, menggunakan
bahan-bahan ajar, mengelola kegiatan belajar, dan mendiagnosis keberhasilan.
Guru juga dapat memperkaya dan meremajakan kemampuan melalui inovasi dalam mengajar,
termasuk dalam mengatasi atau membantu memecahkan kesulitan belajar para siswa. Sebagai
seorang profesional, ia dituntut untuk mengkaji,meneliti dan mengevaluasi cara mengajarnya agar
tidak mengulangi kegagalan dan tetap berhasil meningkatkan kemampuan belajar mereka setiap
saat.
3. Waktu yang Tercurahkan untuk Kegiatan Profesional
Waktu yang tercurahkan untuk kegiatan professional adalah intensitas waktu dari seorang
guru yang dikonsentrasikan untuk tugas mengajar. Konsep waktu belajar (time on task) diukur dari
intensitas belajar siswa secara perorangan. Guru merupakan salah satu predictor terbaik dari hasil
belajar siswa. Tidak mungkin guru menjadi professional jika hanya sebagian kecil waktu yang
dicurahkan untuk pekerjaannya, sedangkan sebagian besar waktunya digunakan untukmelakukan
kegiatan lain, misalnya bekerka di tempat lain, ikut kampanye pemilu, menjadi tukang ojek,, ataupun
mengajar rangkap, sehingga kehabisan waktu untuk menekuni pekerjaan dan kewajibannya.
23
4. Akuntabilitas
dapat dikatakan profesional jika pekerjaannya dapat menjamin kehidupannya. Pendapatan
seorang profesional ditentukan oleh kemampuan dan prestasi kerjanya. Ia terikat oleh kepentingan
klien, yaitu siswanya sebagai pembayar pendidikan. Jika klien puas atas hasil kerjanya, maka guru
akan memperoleh imbalan setimpal. Sebaliknya, bila ia tidak mampu menjalankan tugasnya dengan
baik, maka tidak sepantasnya ia memperoleh imbalan memadai.
Oleh karena itu, guru seyogyanya bukan kepanjangan tangan birokrasi, melainkan harus
bersikap otonom dalam menentukan pendekatan apa pun sebagai upaya untuk mencapai
keberhasilan mengajar.
Dari berbagai teori yang telah dipaparkan, maka yang dimaksud kualitas guru adalah
kemampuan-kemampuan yang bersifat profesional dengan berbagai macam kapasitas sebagai
seorang pendidik. Kualitas guru dapat diukur melalui persiapan dalam proses belajar-mengajar,
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, dan pelaksanaan bimbingan, penyuluhan, serta kompetensi
kepribadian.
B. Peranan Guru dalam Proses Belajar Mengajar
Seorang guru dalam proses belajar-mengajar memiliki beberapa peranan, yaitu sebagai
demonstrator, pengelola kelas, manajer, mediator, fasilitator, dan evaluator.
1. Guru sebagai Demonstrator
Melalui peranannya sebagai administrator, lecturer, atau pengajar, guru hendaknya
senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkannya. Disamping itu juga perlu
meningkatkan kemampuannya di bidang ilmu yang dimilikinya, karena hal ini akan sangat
menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
24
Salah satu hal yang harus diperhatikan oleh guru adalah bahwa ia sendiri adalah pelajar, Ini
berarti, ia harus belajar terus menerus. Dengan cara demikian, ia akan memperkaya dirinya dengan
ilmu pengetahuan untuk bekal dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar dan demonstrator,
sehingga ia mampu memperagakan apa yang diajarkannya kepada para siswa secara dikdaktik,
yakni segala sesuatu yang disampaikannya itu betul-betul dipahami oleh mereka.
Selain itu , seorang guru hendaknya juga mampu dan terampil dalam merumuskan Tujuan
Pembelajaran Khusus (TPK),memahami kurikulum, dan menjadi sumber belajar yang terampil dalam
memberikan informasi kepada para siswa. Ia pun dituntut untuk membantu mengembangkan siswa
supaya dapat menerima, memahami, serta menguasai ilmu pengetahuan.
2. Guru Pengelola Kelas
Dalam menjalankan peranannya, guru hendaknya mampu mengelola kelas sebagai
lingkungan belajar dan merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisirkan.
Lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah pada tujuan pendidikan. Hal
ini karena pengawasan terhadap lingkungan belajar turut menentukan sampai sejauh mana
lingkungan tersebut menjadi lingkungan belajar yang baik. Lingkungan yang baik adalah lingkungan
yang bersifat menantang dan merangsang siswa untuk belajar, memberikan rasa aman, dan
kepuasan dalam mencapai tujuan
3. Guru sebagai Manager
Sebaga manajer, guru wajib membimbing penglaman-pengalan siswa sehari-hari ke arah self
directed behavior. Salah satu manajemen kelas yang baik ialah menyediakan kesempatan bagi
siswa untuk sedikit demi sedikit mengurangi ketergantungannya pada guru, sehingga mereka mampu
membimbing kegiatannya sendiri.
25
Di samping itu, guru hendaknya mampu memimpin kegiatan belajar yang efektif dan efisien
dengan hasil optimal. Sebagai manajer lingkungan belajar, ia perlu menggunakan pengetahuan
tentang teori belajar-mengajar dan teori perkembangan, sehingga proses pembelajaran mudah
dilaksanakan dan pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dalam kurikulum pun bisa
tercapai.
4. Guru sebagai Mediator
Dalam perannya sebagai mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman
yang cukup tentang media pendidikan. Sebab, media pendidikan merupakan alat komunikasi untuk
lebih mengefektifkan proses belajar-mengajar. Dengan demikian, media pendidikan merupakan
dasar yang diperlukan untuk mencapai keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.
Media pendidikan ini bersifat melengkapi dan merupakan bagian integral.
Guru tidak hanya cukup memiliki pengetahuan tentang media pendidikan, melainkan juga
harus memiliki ketrampilan dalam memilih dan menggunakan, serta mengusahakan media itu dengan
baik. Maka dari itu, guru perlu mengalami latihan-latihan praktik secara kontinu dan sistematis, baik
melalui preservice maupun melalui inservice training. Sebab, semestinya dalam memilih dan
menggunakan media pendidikan, harus sesuai dengan tujuan, materi, metode, ecaluasi, dan
kemampuan guru, serta minat ataupun kemampuan siswa.
5. Guru sebagai Fasilitator
Sebagai fasilitator, guru harus mampu mengusahakan sumber belajar yang berguna dan
dapat menunjang pencapaian tujuan dalam proses belajar – mengajar, baik yang berupa
narasumber, buku teks, majalah, ataupun surat kabar.
6. Guru sebagai Evaluator
26
Evaluasi yaitu penilaian terhadap hasil yang telah dicapai, baik oleh siswa maupun guru.
Kegiatan evaluasi bertujuan untuk mengetahui apakah tujuan pendidikan dan kurikulum yang telah
diterapkan dan dirumuskan sudah tercapai atau belum. Selain itu, kegiatan ini juga akan mengukur
ketepatan materi yan diajarkan. Semua pertanyaan tersebut akan dapat dijawab melalui kegiatan
evaluasi atau penilaian.
Dengan menelaan pencapaian tujuan guru dapat mengetahui apakah proses belajar-mengajar
yang dilakukan cukup efektif dalam memberikan hasil yang baik dan memuaskan, atau sebaliknya.
Jadi, jelaslah bahwa guru hendaknya mampu dan terampil melaksanakan penilaian. Sebab, dengan
penilaian, ia dapat mengetahui prestasi yang dicapai oleh siswa setelah melaksanakan proses
belajar.
Guru semestinya mengikuti hasil belajar yang dicapai oleh para siswanya secara kontinu. Hal
ini akan menimbulkan umpan balik (feedback) terhadap proses belajar – mengajar, sehingga bias
dijadikan sebagai titik tolak untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belaja-mengajar
selanjutnya. Dengan demikian, proses belajar mengajar akan terus ditingkatkan untuk memperoleh
hasil yang optimal.
C. Langkah-langkah Dasar menjadi Guru yang Menguasai Hypnoteaching
Menyajikan materi pelajaran dalam metode hypnoteaching haruslah menggunakan bahasa-
bahasa bawah sadar. Hal ini dilakukan agar perhatian siswa tersedot secara penuh yerhadap materi
yang disampaikan. Dengan begitu, ia akan senantiasa memperhatikan, bahkan tidak akan berpaling
pada hal-hal di luar materi pelajaran.
Dalam melakukan hypnoteaching, hanya diperlukan langkah-langkah sederhana. Berikut ini
langkah-langkah dasar yang wajib dilakukan agar dapat menguasai jurus menjadi guru yang
menguasai hypnoteaching.
27
1. Niat dan Motivasi dalam Diri Sendiri
Kesuksesan seseorang tergantung pada niat dalam dirinya untuk bersusah payah dan
bekerja keras dalam mencapai kesuksesan tersebut. Sebab, niat yang besar akan
memunculkan motivasi yang tinggi dan komitmen untuk concern dan survive pada bidang
yang ditekuni.
2. Pacing
Pacing berarti menyamakan posisi, gerak tubuh, bahasa, serta gelombang otak dengan
orang lain atau siswa. Sebab, pada prinsipnua manusia cenderung atau lebih suka
berinteraksi dengan teman yang memilik banyak kesamaan, sehingga ia akan merasa
nyaman. Dengan kenyamanan yang bersumber dari kesamaan gelombang otak inilah, maka
setiap pesan yang disampaikan dari satu orang ke orang lain bias diterima dan dipahami
dengan baik.
Hal tersebut juga berlaku dalam penerapan pengajaran metode hypnoteaching.
Maksudnya, jika para siswa membenci pelajaran yang diberikan oleh guru, berarti gelombang
otak guru belum setara dengan mereka. Meskipun usianya jauh lebih tua daripada mereka,
namun gelombang otak sebenarnya dalam disetarakan dengan seakan-akan melakukan atau
berpikir seperti mereka.
Beberapa cara dalam melakukan pacing terhadap siswa dalam kegiatan belajar-
mengajar adalah sebagai berikut :
a. Bayangkan usia kita secara dengan siswa-siswa, sehingga kita dapat melakukan aktivitas
dan merasakan hal-hal yang dialami oleh mereka saat ini, bukan saat kita masih sekolah
dulu.
b. Gunakan bahasa sesuai dengan bahasa yangsering digunakan oleh siswa. Jika perlu,
gunakan bahasa gaul yang sedang tren di kalangan mereka.
c. Lakukan gerakan-gerakan dan mimik wajah yang sesuai dengan tema bahasan.
28
d. Sangkutkan tema pelajaran kita dengan tema-tema yang sedang tren di kalangan siswa.
e. Selalu update pengetahuan tentang tema, bahasa, hingga gossip terbaru yang sedang
tren dikalangan siswa.
Dengan melakukan hal-hal, tersebut, maka tanpa sadar delombang pikiran kita telah sama
dengan para siswa, sehingga mereka merasa nyaman untuk bertemu dengan kita. Jika hal ini
telah terjadi, maka bersiaplah untuk melakukan langkah berikutnya.
3. Leading
Leading memliki pengertian pemimpin atau mengarahkan sesuatu. Hal ini dilakukan
setelah proseses pacing dilakukan. Jika kita melakukan leading tanpa didahului pengan
pacing, maka hal itu sama saja dengan memberikan perintah kepada para siswa yang cukup
beresiko, karena mereka melakukannya dengan terpaksa dan tertekan. Hal ini akan berakibat
pada penolakan mereka kepada guru.
Setelah melakukan pacing, para siswa akan merasa nyaman dengan guru. Pada saat
itulah hampir setiap apa pun yang guru ucapkan atau tugaskan kepada mereka, akan
dilakukan dengan duka rela dan bahagia. Sehingga, sesulit apapun materinya, pikiran bawah
sadar mereka akan menangkap materi pelajaran dengan mudah. Mereka juga tidak akan
merasa kesulitan dalam mengerjakan soal ujian, meskipun soal ujian itu sulit.
4. Gunakan Kata Positif
Penggunaan kata positif ini sesuai dengan cara kerja pikiran bawah sadar yang tidak
mau menerima kata negatif.
Contoh:
“ Bapak ibu guru sekalian, saya minta Anda untuk jangan sekali-kali membayangkan kelinci
memakai topi. Saya ulangi lagi bahwa Anda tidak diperkenankan sama sekali membayangkan
kelinci memakai topi. Sebab, saat ini Anda benar-benar dilarang keras untuk membayangkan
29
kelinci memakai topi. Sekali lagi, saya ingatkan jangan pernah mencoba untuk
membayangkan kelinci memakai topi.”
Apa yang terjadi setelah kita mendengarkan perkataan tersebut ? Apakah kita sempat
membayangkan kelinci yang memakai topi, padahal kita telah dilarang untuk jangan pernah,
tidak diperkenankan, dan jangan pernah mencoba untuk melakukannya ? Pada
kenyataannya, kita justru semakin membayangkannya. Jika kita lebih membuktikan hal ini,
bacakan kalimat tersebut pada sisa. Bisa dibayangkan akan banyak sekali yang tertawa
karena terbayang betapa lucunya kelinci memakai topi.
Pada dasarnya, kata-kata yang diberikan oleh guru, baik langsung maupun tidak,
sangat mempengaruhi kondisi psikis para siswa, sehingga mereka merasa lebih percaya diri
dalam menerima materi yang diberikan. Kata-kata tersebut dapat berupa ajakan dan imbauan.
Jadi, apabila ada hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh mereka, hendaknya menggunakan
kata ganti yang positif untuk mengganti kata-kata negatif.
Contoh :
Apabila akan menenangkan kelas yang ramai, biasanya kata perintah yang keluar adalah,
“jangan ramai!” Dalam mengaplikasikan hypnoteaching, hendaknya kata-kata jangan ramai ini
diganti dengan, “Mohon tenang”.
5. Berikan Pujian
Salah satu hal yang paling penting dalam pembelajaran adalah adanya reward and
punishment. Puian merupakan reward atas peningkatan harga diri seseorang, Pujian
merupakan salah satu cara untuk membentuk konsep diri seseorang, Maka dari itu berikan
pujian pada siswa dengan tulus, sehingga mereka akan terdorong untuk melakukan yang lebih
dari sebelumnya.
30
Pemberian pujian bias dilakukan ketika siswa berhasil melakukan atau mencapai
prestasi. Berikan pujian sekecil apa pun bentuk prestasinya, termasuk ketika ia berhasil
melakukan perubahan positif pada dirinya sendiri. Meskipun mungkin masih berada dibawah
teman-temannya, tetaplah berikan pujian.
Dalam memberikan pujian, hindari pula kata penghubung negative, misalnya “tapi”,
“namun”, “cuma saja”, dan lain sebahainya. Penggunaan kata-kata tersebut akan membuat
pujian kita sia-sia dan terkesan mengolok-olok, Misalnya : “Adi kamu itu anak yang pandai,
ibu/bapak senang sekali murid seperti kamu. Tapi, sayangnya kamu kurang memperhatikan
kerapian pakaiaanmu”.
Jika pujian digabungkan dengan kritik atau saran, maka yang lebih tertangkap adalah
bentuk penyerangan pada harga diri orang yang dipuji. Bukannya meningkatkan harga diri,
justru akan menjatuhkan. Meskipun tampaknya merupakan sepele dan sering terjadi, namun
efeknya sangat besar dalam system psikologinya.
Cara untuk menghindari kata penghubung negative adalah dengan menghilangkan kata
penghubung tersebut. Misalnya, “Kamu sebetulnya adalah siswa yang pandai dan sangat
membanggakan. Akan lebih membanggakan lagi kalau kamu lebih memperhatikan kerapian
penampilanmu.” Dalam perkataan tersebut, perisai pelindung harga diri belum sempat keluar,
namun sudah ada pesan perbaikan (kritik) masuk dalam program bawah sadarnya.
6. Modeling
Modeling adalah proses memberikan teladan atau contoh melalui ucapan dan prilaku
yang konsisten dan merupakan salah satu kunci keberhasuilan dalam hypnoteaching. Setelah
para siswa merasa nyaman dengan guru, maka ia perlu mamantapkan perilakunya agar
konsisten dengan ucapan dan ajarannya, sehingga ia selalu menjadi figur yang dipercaya.
D. Tips Memaksimalkan Pembelajaran Hynoteaching
31
Beberapa tips dalam memaksimalkan pembelajaran hypnoteaching adalah sebagai berikut :
1. Kuasai Materi secara Komprehensif
Penguasaan materi sangat esensial untuk dapat melaksanakan tugas mengajar dengan baik
dan menarik. Jika guru mampu menguasai materi pelajaran secara komprehensif, tentu akan
mampu memberikan contoh, analogi, ataupun ilustrasi yang beragam dan sesuai dengan
konteks, serta dapat menyesuaikan dengan latar belakang siswa.
2. Libatkan Siswa secara Aktif
Menyiapkan pembelajaran agar siswa terlibat aktif bukanlah perkara mudah,tetapi mutlak
harus dilakukan oleh guru secara kreatif, Contoh, ia bias melibatkan para siswa untuk
melakukan diskusi yang terbagi dalam beberapa kelompok agar mereka dapat memahami
pelajaran dengan baik
3. Upayakan untuk Melakukan Interaksi Informal dengan Siswa
Terkadang, bergurau dan berbincang di sela-sela istirahat atau sebelum memulai materi,
sangat penting untuk mencairkan suasana. Tidak hanya itu, hal tersebut juga bisa
membangkitkan motivasi dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran.
4. Beri Siswa Kewenangan dan Tanggung Jawab atas Belajarnya
Siswa akan termotivasi jika ia diberi kewenangan untuk menentukan cara belajarnya. Dengan
begitu, prestasi belajar yang diraihnya juga bias semakin meningkat
5. Yakinkan bahwa Setiap Siswa Memiliki Cara Belajar yang Berbeda-Beda
Pada dasarnya, setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda satu sama lainnya. Sebab,
setiap siswa diyakini memiliki potensi yang berbeda-beda. Ada siswa yang pintar dalam
bidang tertentu, tetapi lemah dalam bidang lainnya, begitu pun sebaliknya. Dengan demikian,
jangan perlakukan semua siswa dengan cara yang sama, sehingga seorang guru dapat lebih
mudah dalam meningkatkan kualitas belajar mereka.
6. Yakinkan Siswa bahwa Mereka Mampu Berhasil dalam Pembelajaran
32
Sebagai guru,kita harus bias meyakinkan para siswa bahwa materi pelajaran ataupun tugas
yang kita berikan dapat mereka lakukan dengan baik, sehingga hasilnya pun dapat maksimal.
7. Beri Kesempatan kepada Siswa untuk Melakukan Sesuatu secara Kolaboratif atau
Kooperatif
Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk melakukan sesuatu secara kolaboratif atau
kooperatif. Hal ini terbukti dapat meningkatkan motivasi dan ketertarikan mereka pada
pembelajaran, karena kompetisinya sedikit. Apalagi, jika mereka diberi kesempatan untuk
saling berbagi ide, pengalaman, dan argument secara bebas, tanpa harus saling menjatuhkan
satu sama lain.
8. Upayakan Materi yang Disampaikan Kontekstual
Serong guru harus pandai dalammengaitkan materi yamg diajarkan dengan pengetahuan awal
para siswa. Hal ini penting dilakukan agar mereka dapat memahami bahan pelajaran yang
diberikan dengan lebih baik.
9. Berikan Umpan Balik dengan Cepat dan Bersifat Deskriptif
Memberikan umpan balik dengan cepat dan be5sifat deskriptif mampu membantu para siswa
menyadari sudah sejauh mana perkembangan pemahaman atau penguasaan mereka
terhadap pengetahuan, ketrampilan, atau sikap tertentu.
10.Tingkatkan Jam Terbang
Tidak ada yang bias mengalahkan pengalaman, karena pengalaman yang baik ataupun yang
buruk merupakan guru yang terbaik dalam kehidupan, termasuk bagi para siswa. Maka, agar
pengalaman belajar mereka semakin meningkat, maka tambahkan jam pelajaran bagi mereka,
misalnya dengan menjalankan tugas praktik, sehingga kemampuan mereka pun semakin
bertambah.
33
V. CARA PELAKSANAAN METODE PEMBELAJARAN HYPNOTEACHING
Hipnotis adalah suatu hal yang memiliki kekuatan tersendiri. Dan, tidak bias dipungkiri bahwa
hynotis dapat digunakan sebagai sarana untuk mempengaruhi orang lain, baik dalam hal positif
maupun negative. Segi positifnya adalah hipnotis sangat ampuh untuk mengoptimalkan kegiatan
belajar-mengajar, yang kemudian berujung pada keuntungan, karena dalam menumbuhkan siswa-
siswa yang pintar.
Seorang guru tentu saja perlu belajar untuk menggunakan hipnotis dalam pengajarannya.
Hipnotis dapat diaplikasikan untuk meningkatkan daya ingat, kreatifitas, focus, menembus batasan
mental (self limiting mental block), dan lain sebagainya dalam diri siswa.
Mengajar dengan metode hipnotis (hynoteaching) adalah sebuah metode mutakhir yang
diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar, baik secara formal maupun nonformal. Akan tetapi,
metode ini masih dalam eksperimen dan banyak kemungkinan untuk dikembangkan sesuai dengan
situasi, kondisi, dan karakteristik material pembelajaran di dunia keguruan.
A. Latihan Hipnotis untuk Guru
Setiap guru memiliki potensi untuk dapat melakukan hypnoteaching, karena metode ini
merupakan keterampilan yang dapat dipelajari. Untuk dapat menumbuhkan kemampuan
hynoteaching, terdapat beberapa langkah yang dapat dilakukan , yaitu:
1. Biasakan Mengucapkan Lafal-Lafal dengan Fasih
Fasih berarti mengucapkan kata-kata dengan jelas. Untuk mendapatkan kondisi fasih,
seperti halnya belajar makharijul huruf. Kita harus melatih huruf demi huruf dalam abjad dan
mencoba menggunakannya menjadi kata ataupun kalimat, yang diawali dengan ucapan
lambat, agak cepat, dan cepat. Dengan demikian, hal ini akan menentukan apakah kejelasan
dan ketegasan lafal yang kita ucapkan memilik kefasihan yang sama atau tidak.
34
2. Belajar Menggunakan Intonasi yang Bervariasi
Anggap kelas adalah tempat kita memerankan suatu tokoh dalam sebuah drama.
Variasi-variasi dari intonasi kata yang keluar dari mulut kita kita dapat diatur sedemikian rupa.
Dalam kondisi tertentu, kita menggunakan intonasi yang lebih tinggi dari biasanya. Bisa juga
kita menggunakan intonasi yang berada di bawah standar, misalnya berbisik, sehingga siswa
seperti diajak “berayun-ayun” di antara kata-kata yang kita keluarkan. Keterampilan ini
membutuhkan penjiwaan dari kita terhadap pesan itu sendiri. Untuk melatih keterampilan
tersebut, dapat dilakukan dengan cara mengucapkan naskah-naskah yang bervariasi,
contohnya puisi, dongeng, dialog, narasi, syair lagu, dan lain sebagainya.
3. Hilangkan Penggunaan Kata Jeda
Seorang ahli hipnotis mampu menguraikan kata secara spontanitas, tanpa ada jeda
kata yang terlalu lama, apalagi mengeluarkan kata-kata jeda tersebut “eh…”, “eh….”, dan
sejenisnya. Kata-kata tersebut keluar karena tidak adanya suatu konsep dalam pikiran kita
tidakmenguasai suatu persoalan yang sedang dibicarakan.
Untuk dapat menghilangkan kebiasaan tersebut, dapat dilakukan dengan cara berlatih
secara kontinu. Cobalah menyampaikan konsep yang sederhana dan telah dikuasai, lalu
beranjak ke konsep yang agak rumit, hingga konsep yang paling rumit. Kebiasaan
mengucapkan kata jeda bias dilatih dengan cara diam/menahan napas esaat, kemudian
melanjutkan pembicaraan. Berlatihlah secara terus-menerus, sehingga kebiasaan kurang baik
tersebut lambat laun akan hilang dan kita dapat berbicara dengan lancer tanpa hambatan.
4. Biasaka Mengatakan Ide yang Terlintas dalam Pikiran Kita, Meskipun Tidak Nyambung
Kebiasaan ini adalah membantu kita untuk mampu mengucapkan ide yang dating secara tiba-
tiba. Hal tersebut merupakan latihan bagaimana kita dapat menyambungkan antara pikiran
dengan mulut kita, seperti halnya seorang penulis yang mampu menyambungkan ide-ide yang
terlintas di pikirannya dengan jari-jari tangannya. Pada awalnya, ketidak-nyambungan ide-ide
35
yang keluar sering terjadi, namun lama kelamaan pikiran kita semakin terbiasa dengan hal-hal
yang lebih konsisten.
5. Biasakan Menatap Tajam Objek yang Diajak Bicara
Tatapan mata adalah tanda bahwa seseorang ingin menyampaikan sesuatu kepada
orang yang ditujunya. Bagi sebagian orang, terkadang menatap orang lain terasa sangat
berat, apalagi jika yang ditatap memiliki karisma yang lebih besar daripada yang menatap .
Tatapan mata merupakan bukti keseriusan dan perhatian kita terhadap orang yang diajak
berbicara dan dapat mengidentifikasi sejauh mana keseriusan orang yang kita ajak dialog,
sehingga kita tidak akan kegolongan. Untuk melatih keterampilan ini, dapat dilakukan dengan
melatih diri berbicara di depan cermin dengan langsung menatap mata kita.
6. Gerakan Anggota Badan Kita secara Dinamis
Gerakan badan dalam sebuah dialog menunjukkan bahwa sesuatu sangat penting dan
dahsyat. Di samping itu, gerakan badan pembicara akan membantu menarik perhatian
beberapa objek yang diajak dialog, sehingga memungkinkan mereka menaruh perhatian
penuh terhadap si pembicara. Untuk itu, gerakan badan si pembicara haruslah dinamis, tetapi
jangan berlebihan karena dapat mengakibatkan hilangnya perhatian. Sebagai contoh, orang
lebih banyak tertawa ketika ia menyaksikan komedi karena gerakan yang dilakukan oleh si
comedian dan hanya sebagian kecil orang yang tertawa karena materi guyonannya.
7. Gunakan Media yang Efektif
Memanfaatkan media sangat membantu agar yang diajak bicara mampu menangkap
pesan secara lengkap ketimbang pembicaraan saja. Ketika ia memerankan drama sebagai
pangeran, maka akan lebih dimengerti jika ia mengenakan pakaian sang pangeran dan
pedang dan perisainya. Untuk itu, maka pemilihan media harus direncanakan secara matang
ketika akan dimanfaatkan sebagai alat menyampaikan pesan.
8. Biasakan Menggunakan Kata-Kata yang Memotivasi
36
Kata-kata yang biasa memotivasi sangat membantu seseorang untuk mengikutu apa yang kita
inginkan. Dengan demikian,pemilihan kata yang tepat pun sangat diperlukan.
9. Biasakan Menyampaikan Pesan dengan Sepenuh Hati
Membiasakan diri untuk menyampaikan pesan sepenuh hati adalah kunci yang
menentukan keberhasilan ketika kita hendak mengajak orang lain mengikuti keinginan kita.
Sebab, seseorang yang menutupi ketulusan hatinya dengan kata-kata, akan kurang
mendapatkan respons positif dari oramng yang diajaknya.
B. Prinsip dalam Pelaksanaan Hypnoteaching agar Tujuan Pembelajaran dapat Tercapai
Beberapa langkah yang perlu dilakukan oleh guru agar bias mencapai tujuan pembelajaran
dengan Baik adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi terlebih dahulu kebutuhan siswa
2. Merencanakan pembelajaran dengan mengaitkan media hipnotis, seperti suara, gambar,
tulisan, gerak, dan simbol-simbol.
3. Memulai mengajar sesuai dengan rencana yang telah dibuat, seperti melakukan induksi (cara
untuk masuk kedalam keadaan focus)
4. Melakukan afirmasi ( menyatakan sesuatu yang positif tentang diri sendiri) sebagai bahan
untuk memunculkan gagasan dari siswa.
5. Melakukan visualisasi sebagai sarana agar siswa dapat memproduksi gagasan sebayak-
banyaknya berkaitan dengan topic pembelajaran hari itu
6. Melakukan evaluasi.
7. Sebelum pembelajaran berakhir , lakukan refleksi tentang sesuatu yang dialami oleh siswa.
C. Metode Pembelajaran Hypnoteaching
37
Salah satu keberhasilan metode hypnoteaching adalah menggunakan teknik cerita dan
tentang orang-orang sukses sebagai upaya untuk memotivasi siswa. Adapun beberapa metode
dalam pembelajaran hypnoteaching tersebut adalah :
1. Semua siswa dipersilajkan duduk dengan rileks.
2. Kosongkan pikiran untuk sesaat.
3. Tarik napas panjang melalui hidung , hembuskan lewat mulut.
4. Lakukan terus secara berulang dengan pernapasan yang teratur.
5. Betikan sugesti pada setiap tarikan napas supaya badan terasa rileks.
6. Lakukan terus-menerus dan berulang, kata-kata sugesti yang akan membuat suyet nyenyak
dan tertidur.
7. Perhatikan posisi kepakla dari semua suyet. Bagi yang sudah tertidur, akan tampak tertunduk
atau leher tidak mampu menahan beratnya kepala.
8. Berikan sugesti positif, seperti focus pada pikiran, peka terhadap pendengaran, fresh otak dan
pikiran, serta kenyamanan pada seluruh badan.
9. Jika dirasa sudah cukup, bangunkan suyet secara bertahap dengan melakukan hitungan 1-10.
Maka. Pada hitungan ke 10, semua suyet akan tersadar dalam kondisi segar bugar.
Pada kejadian hipnotis missal, ada kalanya beberap orang masih merasa mengantuk. Jika hal
ini terjadi, segera dekati dan lakukan hipnotis perorangan menggunakan metode DHKH (dari hati ke
hati). Dengan begitu, tanpa disadari, suyet, akan mengeluarkan kata-kata kesedihan yang dialaminya
saat itu.
38
39
40
41