hybrid_enginering.pdf

Upload: bagus-kurniawan

Post on 29-Feb-2016

25 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • LaporanKegiatan

    KeterlibatanMasyarakatDalamPengelolaanKawasanPesisirdanLaut

    StudiKasus:KawasanPerlindunganPesisirDesaTimbulsloko,KecamatanSayung,KabupatenDemak

    Oleh:

    ApriSusantoAstraEtwinKuslatiSabariniAriefMarsudiHarjo

    Moch.BagusMaulana

    MangroveCapitalProject

    Bogor,April2014

  • KeterlibatanMasyarakatdalamPengelolaanKawasanPesisirdanLautStudiKasus:KawasanPerlindunganPesisirDesaTimbulsloko,KecamatanSayung,KabupatenDemakWetlandsInternationalIndonesia,2014

    Penulis : ApriSusantoAstra,EtwinKuslatiSabarini,AriefMarsudiHarjo,danMoch.BagusMaulana

    Desain&Layout : Triana

    FotoCover : ApriSusantoAstra

    Laporaninitersediadi:

    WetlandsInternationalIndonesiaJl.A.YaniNo.53Bogor16161Tel.02518312189Fax.02518325755Email:[email protected]://www.wetlands.org/indonesia

    SaranKutipan:

    Astra, A.S, Etwin K.S., Arief M.H., dan M. Bagus Maulana. 2014. Keterlibatan masyarakat dalampengelolaan pesisir dan laut. Studi kasus: kawasan perlindungan pesisir Desa Timbulsloko,KecamatanSayung,KabupatenDemak.WetlandsInternationalIndonesia,Bogor.

  • iii

    DaftarIsi

    Halaman

    DaftarIsi.............................................................................................................................................iii

    DaftarTabel........................................................................................................................................iv

    DaftarGambar....................................................................................................................................iv

    DaftarLampiran.................................................................................................................................iv

    1. Latar Belakang ........................................................................................................................ 1

    1.1. Perlindungan Pesisir Berbasis Mangrove ..................................................................... 1

    1.2. Isu Erosi dan Abrasi ...................................................................................................... 1

    1.3. Hybrid Engineering sebagai Konsep Membangun Bersama Alam ............................... 3

    2. Peran Masyarakat dalam Perlindungan Pesisir ................................................................... 5

    3. Tahapan Kegiatan .................................................................................................................. 6

    3.1. Tahap Persiapan ........................................................................................................... 6

    3.1.1. Pengumpulan Data dan Informasi ................................................................... 6

    3.1.2. Penyusunan Rencana Pertemuan ................................................................... 8

    3.2. Tahap Pelaksanaan Pertemuan .................................................................................... 9

    3.2.1. Pertemuan Masyarakat I .................................................................................. 9

    3.2.2. Pertemuan Masyarakat II ............................................................................... 10

    3.2.3. Pertemuan Masyarakat III .............................................................................. 11

    3.2.4 Pengesahan Peraturan Desa ......................................................................... 14

    4. Pasca Pengesahan Peraturan Desa .................................................................................... 17

    4.1. Sosialisasi Peraturan Desa .......................................................................................... 17

    4.2. Monitoring Implementasi Peraturan Desa ................................................................... 17

    4.3. Kawasan Konservasi Perairan Daerah ........................................................................ 17

    4.4. Replikasi Proses Keterlibatan Masyarakat .................................................................. 17

  • iv

    DAFTARTABEL

    Tabel1. Data dan Informasi Seputar Desa Timbulsloko ................................................................ 6

    DAFTARGAMBAR

    Gambar1. Ilustrasi Proses Erosi di Pantai Berlumpur ................................................................. 2

    Gambar 2. Ilustrasi Pemulihan Pantai dengan Teknik Hybrid Engineering ................................. 3

    Gambar 3. Poster Hybrid Engineering ......................................................................................... 7

    Gambar 4. Peta Perubahan Garis Pantai ..................................................................................... 7

    Gambar 5. Peta Sketsa Perubahan Penggunaan Lahan ............................................................. 8

    Gambar 6. Pertemuan Masyarakat I Tanggal 10 Oktober 2013 ................................................. 10

    Gambar 7. Pertemuan Masyarakat II Tanggal 5 November 2013 .............................................. 11

    Gambar 8. Pertemuan Masyarakat III Tanggal 21-22 Februari 2014 ......................................... 12

    Gambar 9. Sketsa Batas Kawasan Perlindungan Pesisir Desa Timbulsloko ............................. 13

    Gambar 10. Pengesahan Peraturan Desa Timbulsloko ................................................................ 15

    Gambar 11. Peta Kawasan Perlindungan Pesisir Desa Timbulsloko ........................................... 15

    Gambar 12. Peta-Peta Tematik Desa Timbulsloko ....................................................................... 16

    DAFTARLAMPIRAN

    Lampiran 1. Berita Acara Pertemuan Masyarakat Desa Timbulsloko .......................................... 21

    Lampiran 2. Berita Acara Pengesahan Peraturan Desa Timbulsloko .......................................... 26

    Lampiran 3. Peraturan Desa Timbulsloko Nomor 145/236/IV/2014 ............................................. 28

  • 1

    1. LatarBelakang

    1.1. PerlindunganPesisirBerbasisMangrove

    Salah satupermasalahanutama yangdihadapioleh kawasanpesisirdi Indonesia adalah tingginyatingkat erosi pantai atau abrasi. Proses erosi pantai terjadi karena adanya ketidakseimbanganpergerakan sedimen dari dan ke pantai, dimana jumlah sedimen di pantai yang tergerus olehgelombangdanaruslebihtinggidaripadajumlahsedimenyangdibawaolehpasangsurutkepantai.Fenomena ini dipicu oleh kegiatankegiatan yang menyebabkan perubahan keseimbangan alamsepertipembukaanhutanmangrove.

    Ekosistemmangrovesebagaiekosistemdiwilayahpesisirmemilikisalahsatufungsiekologissebagaipelindung pantai dari erosi pantai dan abrasi. Struktur perakaran mangrove yang unik selainberfungsi untukmengambil unsur hara, juga berfungsi untukmemperkokoh pohon danmenahansedimen yang secara tidak langsung juga melindungi pantai dari pasang surut dan gelombangpenyebaberosi.

    Penyebabutama tingginya tingkaterosi/abrasipantaiadalah semakinmenipisnya sabukhijaudanmaraknya konversi lahan di kawasan sempadan pantai. Beberapa strategi yang telah disiapkanpemerintah untukmenanganimasalah ini antara lain denganmembangun pelindung pantai yangsesuai dengan karakter dan kondisi setempat, sertamengkombinasikanmangrove dan bangunanpelindungpantaisebagaialternatifdalammitigasibencanapesisirkhususnyauntukmenanggulangierosi,abrasidangelombangekstrim.

    Pengaturan sempadanpantaimerupakanbentukperlindunganbagi kawasanpesisir.Beberapa isuyang tertuang di dalam peraturan terkait bentuk perlindungan pesisir tersebut antara lain yaitupengembangan struktur alami dan struktur buatan untukmencegah erosi dan abrasi di kawasansempadan pantai, serta mangrove sebagai salah satu vegetasi pantai yang ditempatkan menjadistruktur/fisik untuk berbagai mitigasi bencana pesisir. Karena begitu pentingnya fungsi ini,pemerintah mewajibkan setiap daerah yang memiliki pantai untuk mempunyai sempadan pantaisebagaimana termaktub dalam UndangUndang No.27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan WilayahPesisirdanPulauPulauKecil.

    1.2. IsuErosidanAbrasi

    DesaTimbulslokoadalahsebuahdesayangterletakdipesisirKecamatanSayungKabupatenDemak.Saatini,DesaTimbulslokoadalahsalahsatudesayangcukupparahterkenadampakerosidanabrasidi pesisir utara Provinsi Jawa Tengah. Hampir setiap hari masyarakat harus terbiasa denganmasuknya air laut ke jalanjalan desa hingga ke dalam rumah. Keadaan semakin buruk danmengkhawatirkan apabila cuaca sedang dalam kondisi ekstrim seperti adanya hujan dan badaisehinggadapatmeningkatkanancamanbencanabagimasyarakatyangtinggaldidekatgarispantai.

  • 2

    Pada awalnya, kawasan pesisir Desa Timbulsloko merupakan kawasan dengan sebaran lahanpertanian dan tambak serta mangrove di sepanjang pantainya. Akan tetapi, pada tahun 1980anterjadikonversi lahanpertaniandanmangrovedalam jumlahyangcukuptinggikarenapembukaantambak.Pada tahun2000an,erosimulai terjadidipesisirDesaTimbulsloko,danpada tahun2013desa tersebut telah kehilangan sekitar 400 1300 meter daerah pesisirnya. Dugaan sementarapenyebab tingginya tingkat erosi adalah karena meningkatnya intensitas gelombang pasang,penggunaantanggulpenahanombakdanhilangnyamangrove.

    Untukmengurangidampak yangdirasakanolehmasyarakat akibat erosi tersebut,berbagaiusahatelahdilakukanolehbeberapapihak.Usahaperlindunganpantaitersebutberupapembangunanalatpemecahombak (APO)daristrukturkeras,pemasangantalud(seawall),sertapenanamankembalimangrove.PersepsiyangberkembangdimasyarakatDesaTimbulslokosaatiniadalahbahwasemuausaha perlindungan pantai tersebutmampumenyelesaikanmasalah banjir yang diakibatkan olehgelombangpasang(rob)yangbiasamelandawilayahmereka.

    Ketikapantaiberlumpurmulaiterkikisakibatpemanfaatanlahantidakberkelanjutan,keseimbanganantara proses erosi dan sedimentasi terganggu. Sedimen hilang tergerus ke laut dan garis pantaisecara progresif surut.Umumnya pengelola pesisirmencoba untukmelawan erosi pantai denganstrukturkeras.

    Dalam kondisi hutanmangrove yang sehat, gelombangmengambil sedimen dan air pasang surutmembawa sedimen kembali masuk ke sistem perakaran mangrove. Sistem perakaran mangrovemembantu menangkap danmenstabilkan sedimen. Area pasang surut kemudian akan berbentukcembungkeatasdengankemiringanyanglandaidanairdangkalditepidekathutanmangrove.

    Struktur keras, seperti pematang/tanggul tambak dan pemecah gelombang, mengganggu proseskeseimbangan sedimen yangmasukdan keluardipantai.Ombak terpantuloleh struktur tersebutdansemakin lamamenjadisemakinbesardanmengambillebihbanyaksedimenkelaut.Sedangkanairpasangsuruttidakbisamembawacukupsedimenkepantaikarenatertahanolehstrukturkerastersebut. Hal ini menyebabkan area pasang surut berbentuk cekung keatas, dengan lereng yangcuramdanairyangcukupdalamditepidekatstrukturkerastersebut.

    Gambar1.IlustrasiProsesErosidiPantaiBerlumpur

  • 3

    1.3. HybridEngineeringsebagaiKonsepMembangunBersamaAlam

    Untukmenghentikanproseserosidanmengembalikangarispantaiyangstabil,langkahpertamayangdiperlukanadalahmembalikkanproseshilangnyasedimen.Jumlahsedimenyangterdepositdipantaiharus lebih banyak daripada jumlah yang tersapu. Cara terbaik untuk melakukan ini adalahbekerjasama dengan alam, menggunakan ilmu teknik sipil pintar dan memberikan alam sedikitbantuan,tetapimembiarkannyamelakukankerjakerasuntukkita.

    Hybrid engineering merupakan sebuah pendekatan dari beberapa tahapan perlindungan pesisirdengantujuanakhirmengembalikanpertahananalamipantai.Hybridengineeringdibangundenganmenggunakan bahanbahan yang tersedia secara lokal seperti kayu, bambu dan ranting pohon.Strukturpermeabel iniberfungsiuntukmengembalikankondisipantaimelaluiprosesalamisepertisedimentasi sehingga kondisi hidrodinamika dan ekologi akan kembali seperti sedia kala danmerangsangpertambahanlahanyangsebelumnyasudahterkikisoleherosi.

    Strukturpermeabeldapatditempatkandidepangarispantai,dimanastrukturdapatdilaluiolehairlaut tetapi tidak memantulkan gelombang melainkan memecahnya. Sehingga, gelombang akanberkurangketinggiandanenerginyasebelummencapaigarispantai.Strukturpermeabel jugadapatmemungkinkan lumpuruntukmelewatinya,danmeningkatkan jumlah sedimen terperangkappadaatau dekat pantai. Perangkat ini meniru proses alam, yaitu meniru fungsi dari struktur sistemperakaranmangrovealami.

    Teknikhybridengineeringditerapkandalambentukpetakpetak,ditujukansecaraperlahantapipastiuntukmengembalikan tanahyang terabrasioleh laut.Teknik ini telahberhasilditerapkandi rawarawa pantai di Belanda selama berabadabad. Teknik hybrid engineering saat ini semakin banyakditerapkandi seluruhduniapadawilayahpesisir yang rentan,untukmenggantikan struktur kerasdengan cara dan biaya yang lebih efektif.Namun, teknik ini hanya akan berhasil jika diterapkandenganbenar.Strukturpermeabelbaruperluditempatkandiujungarahlautsetelahsedimensudahcukupbanyakterperangkapdipantaidansudahmemenuhijumlahlahanyangterreklamasi.

    Gambar2.IlustrasiPemulihanPantaidenganTeknikHybridEngineering

  • 4

    Kegiatan hybrid engineering ini dilaksanakan diDesa Timbulsloko, Kecamatan Sayung, KabupatenDemak, Provinsi Jawa Tengah. Pemilihan lokasi inimengacu pada lokasi program PengembanganDesa Pesisir Tangguh (PDPT) yang dilaksanakan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).BekerjasamadenganKKP,strukturhybridengineeringtelahdibangundidukuhBogoramedandukuhWonorejo, Desa Timbulsloko pada bulan OktoberNovember tahun 2013. Setelah pembangunanstruktur, tahap selanjutnya adalah tahap perawatan struktur permeabel dan monitoring pascapembangunanstruktur.Kegiatanperawatandilakukanuntukmemastikanbahwastrukturtidakadayang rusak dan berfungsi sebagaimana mestinya, sementara itu monitoring dilakukan untukmemantaupoladan lajupertumbuhan sedimendidalam strukturpermeabel.KegiatanperawatandanmonitoringdilakukanolehWIIbekerjasamadenganUKMKeSEMaTdariUniversitasDiponegoroSemarang.

    Aplikasi hybrid engineering berupa struktur permeabel merupakan salah satu alternatif solusiperlindunganpantaiyangdiaplikasikandiDesaTimbulsloko.Strukturpermeabelyang terbuatdarikayudan ranting tersebutberfungsi sebagaiperedamombak/gelombangdanperangkap sedimen.Mangrove yang tumbuhalamiatauditanampada lahanhasilpenangkapan sedimenoleh strukturinilahyangakanmemberikan fungsiperlindungan terhadappesisirdanmasyarakat.Karena tujuanakhirdarikonsepiniadalahmengembalikanfungsiperlindunganmangrove,makaprosespenerapanaplikasihybridengineeringdarimulaipemasangan strukturpermeabelhingga reklamasi lahandantumbuhnyamangroveakanmemakanwaktuyangcukuplama.

  • 5

    2. PeranMasyarakatdalamPerlindunganPesisir

    Mengingat pendekatan hybrid engineering adalah sesuatu yang relatif baru di Indonesia, makadiperlukan sosialisasi bagi para pihak terkait khususnya di daerah sekitar lokasi kegiatan sepertipemerintah daerah kabupaten, pemerintah desa, lembaga pendidikan, lembaga swadayamasyarakat, dan yang paling penting adalahmasyarakat yang berada di sekitarwilayah kegiatan.Sosialisasiinitidakhanyabertujuanuntukmengenalkankonsephybridengineering,akantetapiyangjauhlebihpentingadalahmeningkatkankesadaranmasyarakatakanpentingnyafungsiperlindunganpesisirberbasismangrovedanpengelolaankawasanpesisiryangbaikdanberkelanjutan.

    Pekerjaanterkaithybridengineeringharusmelibatkanberbagaipihakmulaidaripemerintah,swastadan khususnya adalahmasyarakat. Pemerintahmemiliki peran dalammembuat kebijakan terkaitrencana pelaksanaan kegiatan serta rencana berkelanjutan pengelolaan lahan dari hasil kegiatanhybridengineering tersebut.Sementara itu,masyarakatmemilikiperanyangsangatpentingdalammenjagadanmemelihara strukturhybridengineeringyang telahdibangundiwilayahnya,sehinggamenjaminstrukturtersebutdapatberfungsisebagaimanamestinya.Selainitu,masyarakatpulayangakanmengambilperanutamadalampengelolaan lahan setelahkegiatanhybridengineering sudahmemberikanhasilberupalahanyangterpulihkan.

    Keterlibatanmasyarakatdalamperlindunganpesisirdan lautdiwilayahnyasangattergantungpadatingkatkesadaranmasyarakatakanartipentingdarifungsiperlindunganitusendiri.Olehkarenaitu,perlu dilakukan kegiatan peningkatan kesadaranmasyarakat secara bertahap dan terusmenerus.TantanganataupunkendalayangakandihadapidalamkegiatanpeningkatankesadaranmasyarakatDesa Timbulsloko tentang hybrid engineering antara lain pemahaman bahwa hybrid engineeringtidak secara otomatis akanmenyelesaikanmasalah banjir gelombang pasang (rob) yang dihadapioleh desa tersebut. Perlu ditekankan kepada masyarakat bahwa mekanisme hybrid engineeringadalahsebuahprosesyangbertahapdanmemakanwaktuyangcukup lama.Selain itu,penjelasanbahwa peran mangrove sebagai bagian akhir dari tahapan proses inilah yang akan memberikanfungsiperlindunganterakhirbagimasyarakatdanpesisir.

    Pemberian pemahaman yang tepat bagimasyarakat tentang arti penting dari hybrid engineeringmenjadi sangat vital.Dengan pemahaman yang benar, diharapkanmasyarakat akan tumbuh rasamemiliki sehingga mau menjaga dan merawat konstruksi hybrid engineering yang berada diwilayahnya. Selain itu, denganmelibatkan langsungmasyarakat desa dalam setiap kegiatan yangberhubungandenganhybridengineering,sepertikegiatanpembangunankonstruksi,sosialisasidanpelatihan, akanmemberikan dampak yang cukup signifikan bagi kesadaranmasyarakat akan nilaipentingdarifungsiperlindunganpesisirberbasismangrove.Kebutuhanakanrasaamandannyamanuntuk tinggaldidesayangberadadipesisirdariancamanerosidanabrasi yang selalumengintai,menjadi pemicu bagi setiap warga masyarakat yang tinggal di kawasan pesisir Desa Timbulslokountuk terlibat secaraaktifdalam setiap kegiatanperlindunganpesisirdidesanya. Semangat inilahyangperludijagadandituangkanmelaluikesepakatanbersamamasyarakatdesadalampengelolaankawasanpesisirdanlautdesasecarabaikdanberkelanjutan.

  • 6

    3. TahapanKegiatan

    KegiatanpertemuanmasyarakatdalamrangkapengelolaankawasanperlindunganpesisirdanlautdiDesa Timbulsloko dilaksanakan dalam beberapa tahapan, yaitu pengumpulan data/informasi danpenyusunan rencana pertemuan sebagai bagian dari tahap persiapan, serta tahap pelaksanaanpertemuanmasyarakat.

    3.1. TahapPersiapan

    3.1.1. PengumpulanDatadanInformasi

    Untuk memastikan kegiatan pertemuan dengan masyarakat dapat berjalan dengan baik danmencapaitujuan,makasalahsatu langkahawalyangsangatpentingadalahpengumpulandatadaninformasiyangberkaitan.DaftardatadaninformasiseputarDesaTimbulslokodariberbagaisumberyangberhasildikumpulkanselamatahappersiapankegiatandapatdilihatpadaTabel1.

    Tabel1.DatadanInformasiSeputarDesaTimbulsloko

    No JenisDatadanInformasi SumberData1 Citrasatelit GoogleEarth,BingMap2 Garispantai CitrasatelitGoogleEarth/BingMap3 Tutupanlahan CitrasatelitGoogleEarth/BingMap4 Dokumenrencanatataruang BAPPEDAJawaTengah,BAPPEDADemak5 Dokumenrencanazonasiwilayahpesisir DKPJawaTengah,DKPDemak6 Statustanah BPNJawaTengah,TataPemerintahanDemak7 Hasilpenelitian UniversitasDiponegoro8 ProfilDesaTimbulsloko PemerintahDesaTimbulsloko9 PeraturanDesa PemerintahDesaTimbulsloko10 Sejarahdesa Wawancara/Datasekunder11 Opinimasyarakat Wawancara/Datasekunder12 Kegiatanperlindunganpesisir PemerintahDesaTimbulsloko13 Kegiatanperekonomianalternatif Wawancara/Datasekunder

    Data dan informasi tersebut kemudian diolahmenjadi bahan yang akan digunakan sebagai alat ataumediakomunikasidanpenyampaianinformasikepadamasyarakat.Hasilpengolahandatadaninformasitersebut berupa poster, ilustrasi, peta dan bahan presentasi yang digunakan dalam pertemuanmasyarakat dengan harapan masyarakat dapat lebih mudah menerima informasi dan pesan yangdisampaikan.Beberapapesanyang ingindisampaikandarimediakomunikasitersebutantara lainyaitukondisidesaduludansekarang,faktorpenyebabkondisidesatersebut,usahaperlindunganpesisiryangdapat dilakukan, penggunaan struktur lunak sebagai bangunan pelindung pesisir, fungsi mangrovesebagaipelindungpesisirdanpolapengelolaankawasanpesisirdanlautyangbaikdanberkelanjutan.

    ContohhasilpengolahandatadaninformasiditampilkanpadaGambar3Gambar5.

  • 7

    Gambar3.PosterHybridEngineering Gambar4.PetaPerubahanGarisPantai

    PenggunaanLahanTahun1950 PenggunaanLahanTahun1960

  • 8

    3.1.2. PenyusunanRencanaPertemuan

    Tahap persiapan berikutnya adalah menyusun rencana pertemuan masyarakat yang meliputifrekuensi,tujuan/outputdanmekanismetiappertemuan.RencanakegiatanpertemuanmasyarakatinididasarkanpadakegiatanyangdilaksanakandiDesaTimbulsloko, tetapibisadisesuaikanuntukdiaplikasikan pada lokasi/desa lain. Pada umumnya pertemuan masyarakat di Desa Timbulslokodibagiberdasarkan3tujuanutama,yaitu:

    a) Pengenalandansosialisasikegiatanhybridengineering

    Pertemuanmasyarakatdengantujuanpengenalandansosialisasikegiatanhybridengineeringdirencanakan akan dilakukan sebanyak 2 kali dengan tema pengenalan/sosialisasi danperawatan/monitoring. Target peserta pertemuan ini adalah warga masyarakat (khususnyayang berada dekat dengan lokasi kegiatan) dan perangkat pemerintah desa. Mekanismepertemuandiaturdengancarapresentasidandiskusi/tanyajawab.

    PenggunaanLahanTahun1980 PenggunaanLahanTahun1990

    Gambar5.PetaSketsaPerubahanPenggunaanLahan

  • 9

    b) Penggalianinformasidanopinimasyarakat

    Pertemuanmasyarakatdengan tujuanutamayaituuntukmenggali informasidanopiniyangberkembang di masyarakat terhadap kegiatan hybrid engineering ini direncanakan akandilakukan sebanyak 2 kali. Target peserta pertemuan adalahwargamasyarakat (khususnyayang berada dekat dengan garis pantai) dan perangkat pemerintah desa. Mekanismepertemuandiaturdengancaradiskusigrup,tanyajawabdanpemetaanpartisipatif.

    Hasil pertemuan yang berupa informasi dari masyarakat ini kemudian dituangkan dalambentukmatriks untukmengetahui perbedaan pendapat dan opini yang ada dimasyarakat.Informasi ini diperlukan untuk merumuskan strategi dalam memfasilitasi perbedaan yangberkembang di masyarakat sehingga menjadi kesepakatan bersama yang dapat mewakilisemuakeinginandankebutuhanwargamasyarakatsecaraadil.

    c) Kesepakatanpengelolaanpascakegiatanhybridengineering

    Pertemuan masyarakat dengan tujuan tercapainya kesepakatan masyarakat dalampengelolaan kawasan perlindungan pesisir pasca kegiatan hybrid engineering, direncanakanakan dilaksanakan sebanyak 3 kali. Target peserta pertemuan adalah perwakilan wargamasyarakat, perwakilan kelompok masyarakat, tokoh masyarakat, badan permusyawaratandesa dan perangkat pemerintah desa. Mekanisme pertemuan ini diatur dengan carapresentasi,diskusi/tanyajawabdanpemetaanpartisipatif.

    3.2. TahapPelaksanaanPertemuan

    3.2.1. PertemuanMasyarakatI

    Pertemuanmasyarakatyangpertama inidilakukandengan tujuanuntuksosialisasikegiatanhybridengineeringyangdilakukandiDesaTimbulsloko.Outputyangingindicapaidaripertemuaniniadalahtersosialisasikannya konsep kegiatan hybrid engineering kepada masyarakat sehingga warga desapahamdenganmaksuddantujuandaridilaksanakannyakegiatantersebutdidesamereka.Selainitu,pertemuan ini juga dilakukan untuk mengetahui pendapat yang berkembang di masyarakatmengenaikegiatanhybridengineeringdiDesaTimbulsloko.

    Kegiatanpertemuanmasyarakatyangpertamadiadakanpadatanggal10Oktober2013bertempatdirumah KepalaDesa Timbulsloko. Pertemuan dihadiri olehwarga dan perangkat PemerintahDesaTimbulsloko, sertaperwakilandariUKMKeSEMaT,pendampingprogramPDPTKabupatenDemak,DKP Kabupaten Demak dan Wetlands International Indonesia. Pertemuan dimulai denganpembukaan yang disampaikan oleh Kepala Desa Timbulsloko, kemudian dilanjutkan denganpresentasidariWetlandsInternationalIndonesia.

    Materipresentasiyangdisampaikanadalahsemuahalmengenaihybridengineering,yangmeliputikonsepdasarhybridengineering,progres kegiatan yang sudahberlangsung,dan rencana kegiatanyangakandilakukan.Acarapertemuankemudiandilanjutkandengandiskusidantanyajawabantarawargadengannarasumber.Beberapapertanyaanyangmunculdalamdiskusitersebutberkisarpadausulanmodifikasistrukturpermeabelperangkapsedimensertahalhalyangbolehdan tidakbolehdilakukanpadaareadidalamstruktur.

  • 10

    Secara umum, kesimpulan yang dicapai dalam pertemuan pertama ini adalah masyarakatmendukungkegiatanhybridengineeringkarenakegiatantersebutmerupakansalahsatubagiandariusahaperlindunganbagidesadaribencanaerosidanabrasiyangterjadididesamereka.Akantetapi,masyarakatjugamasihmeragukankekuatanstrukturdalammenahangempuranombak/gelombangdanefektivitasstrukturdalammemerangkapsedimen.

    3.2.2. PertemuanMasyarakatII

    PertemuanmasyarakatyangkeduainidilaksanakandengantujuanuntukmenggalilebihbanyakdatadaninformasimengenaiDesaTimbulslokopadamasaduluhinggasaatini.ProsesiniperludilakukanuntukmemahamiapayangsebenarnyaterjadidiDesaTimbulslokosecaralengkap.Selainitu,diskusijuga dilakukan untuk mendengar opini dan harapan yang berkembang di masyarakat mengenaikegiatan hybrid engineering di Desa Timbulsloko. Hal tersebut perlu diketahui untukmemetakanpersepsi yang berbeda di antarawargamasyarakat diDesa Timbulsloko. Informasiinformasi daripertemuankeduainiselanjutnyaakandigunakansebagaibahanpadapertemuanberikutnya.

    Kegiatanpertemuanmasyarakatyangkeduadiadakanpadatanggal5November2013,dankembalidilaksanakan di rumah Kepala Desa Timbulsloko. Pertemuan dihadiri oleh warga dan perangkatPemerintah Desa Timbulsloko, serta perwakilan dari UKM KeSEMaT, pendamping program PDPTKabupatenDemak,DKPKabupatenDemakdanWetlandsInternationalIndonesia.Pertemuandimulaidenganpembukaan yangdisampaikanoleh stafDinasKelautandanPerikananKabupatenDemak,kemudianlangsungdilanjutkandenganforumdiskusidanpemetaanpartisipatifyangdibawakanolehfasilitatordariWetlandsInternationalIndonesia.

    Gambar6.PertemuanMasyarakatITanggal10Oktober2013

  • 11

    Hasil yang dicapai pada pertemuan ini adalah terkumpulnya data dan informasi serta harapanmasyarakatdalamusahaperlindunganpesisirdidesanya.Selain itu,pertemuan jugamenunjukkanbahwamasyarakat sebagian besarmendukung semua kegiatan yang bertujuan untukmelindungiwilayahpesisirdesa.Namun,masyarakatterbagimenjadiduakelompokdalammelihatmanfaatdarikegiatanhybridengineeringdiDesaTimbulsloko.Kelompokpertamacukupoptimisbahwakegiatantersebutdapatberhasil,sementarakelompokkeduamenyatakanbahwakegiatantersebutakansiasia,samahalnyadenganusahaperlindunganlainnyayangtelahdilakukandidesatersebut.

    Melihatperbedaanyangmunculdalampertemuan ini,makadiputuskanuntukmenggali informasidan opini masyarakat secara lebih mendalam. Proses ini dilakukan oleh staff lapangan melaluiwawancara langsung ke warga masyarakat dari rumah ke rumah. Hal ini perlu dilakukan untukmengetahuipandanganmasyarakatsecaralebihluasdarijumlahrespondenyanglebihbanyak.

    3.2.3. PertemuanMasyarakatIII

    Pertemuan masyarakat yang ketiga diadakan dengan tujuan untuk merumuskan kesepakatanmasyarakatdalampengelolaankawasanpesisirdanlautDesaTimbulsloko.Outputyangingindicapaiadalahadanyaregulasi/peraturandesadalampengelolaankawasanpesisirdan lautdesa.Informasiyang sudahdikumpulkan sebelumnya seperti sejarahdesa,pentingnya fungsiperlindunganpesisirdan opini masyarakat tentang kegiatan perlindungan pesisir, adalah data dan informasi yangdigunakansebagaibahanutamadalamberkomunikasidanmengajakmasyarakatuntukmenyepakatipolapengelolaankawasanpesisirdanlautyangbaikdanberkelanjutan.

    Kegiatanpertemuanmasyarakatyangketigaberlangsungselama2hariyaitutanggal2122Februari2014, dan dilaksanakan di Balai Desa Timbulsloko. Pertemuan dihadiri oleh perwakilan wargamasyarakat,perwakilankelompokmasyarakat,tokohmasyarakat,BadanPermusyawaratanDesadanperangkat PemerintahDesa Timbulsloko. Selain itu, pertemuan juga dihadiri oleh perwakilan dariUKM KeSEMaT, DKP Kabupaten Demak, DKP Provinsi Jawa Tengah, Kementerian Kelautan danPerikanan,danWetlandsInternational.

    Gambar7.PertemuanMasyarakatIITanggal5November2013

  • 12

    Pertemuan hari pertama dimulai dengan presentasi mengenai kawasan perlindungan pesisir dariWetlands International Indonesia.KemudiandilanjutkandenganpresentasidariDKPProvinsi JawaTengahmengenaiPokmaswas(KelompokMasyarakatPengawas).TerakhirdilanjutkandenganforumdiskusidengantemakawasanperlindunganpesisirDesaTimbulslokodanpemetaanpartisipatifyangdibawakan oleh fasilitator dari Wetlands International Indonesia. Pada hari kedua pertemuandilanjutkandenganmemverifikasipetahasilpemetaanparsipatifdanperumusankesepakatanrevisiperaturandesamengenaipengelolaankawasanpesisirdanlautDesaTimbulsloko.

    Informasi yang telah dikumpulkan baik pada tahap persiapan di awal kegiatan maupun padapertemuanpertemuan sebelumnya, memiliki peran besar dalam menentukan hasil yang dicapaipadapertemuanketiga ini.Denganmengetahuidatadan informasi secaramenyeluruh sertaopinidan harapanmasyarakat terhadap kegiatan perlindungan pesisir,maka strategi pertemuan untukmencapaitargetdapatdirancangdenganbaik.Pemahamanmasyarakatmengenaifungsimangrovesebagaipelindungpesisirdankebutuhanmasyarakatakanrasaamanuntuktinggaldikawasanpesisiryangrawanerosidangelombangpasang,menjadikunciutamadari tercapainyakesepakatanpolapengelolaankawasanpesisirdanlautDesaTimbulsloko.

    Pesertapertemuanmasyarakat Prosespemetaanpartisipatif

    Prosesdiskusi Presentasidarimasyarakat

    Gambar8.PertemuanMasyarakatIIITanggal2122Februari2014

  • 13

    Pertemuanmasyarakatketigainiberhasilmenyepakatibeberapapoin,diantaranyayaitu:

    a) BataskawasanperlindunganpesisirDesaTimbulsloko.

    Gambar 9 menampilkan sketsa batas kawasan perlindungan pesisir Desa Timbulsloko yangdisepakatipadasaatpertemuan.Kawasantersebutmerupakankawasanpesisirdimanapadasaat surut terendah masih tergenang air. Selanjutnya, sketsa batas kawasan ini akandiverifikasi di lapangan sehingga tingkat akurasi dari batasbatas kawasan tersebut sesuaidengankondisisebenarnyadilapangan.

    b) Pembagianruang/zonasikawasanperlindunganpesisir.

    Berdasarkan kesepakatan, kawasan perlindungan pesisirDesa Timbulsloko dibagimenjadi 3zonautamayaituareamangrove,area rehabilitasidanarea larang tangkap.Areamangroveadalah area dimana terdapat vegetasi mangrove. Area rehabilitasi adalah area yangdiprioritaskansebagailahanrehabilitasibaikituberupapemulihanlahanmaupunpenanamanmangrove. Sementara itu, area larang tangkap adalah area khusus yangmendapatprioritassebagaikawasanpemulihan,olehkarena ituterbatasuntukbeberapa jenisaktivitasdidalamkawasantersebut.

    c) Aturanyangberlakudidalamkawasanperlindunganpesisir.

    Aturandi kawasanperlindunganpesisir sebagianbesar sudahdiaturdalamperaturandesa.Dalampertemuandisepakati aturanbaru khususuntuk area larang tangkap yangberadadidalam kawasan perlindungan pesisir Desa Timbulsloko antara lain yaitu dilarang melintasdengan perahu, dilarang menjaring, dilarang ngakar, dilarang njebak, dilarang oyor, dandilarangmenjala.

    Gambar9.SketsaBatasKawasanPerlindunganPesisirDesaTimbulsloko

  • 14

    d) Usulanprioritaskegiatanperlindunganpesisir.

    Masyarakat dalam pertemuan tersebut mengajukan beberapa usulan prioritas kegiatanperlindunganpesisirdiwilayahDesaTimbulslokosepertitambahanpembuatanAPOdiDukuhWonorejo,pembuatanAPOdariKaliKadas keKaliTelu, tambahanpembuatanAPO kayudiDukuhBogorame,danpembuatanAPO/taluddibelakangpermukimanDukuhBogorame.

    e) RevisiPeraturanDesaNomor145/78/XII/2012tentangPengelolaanKawasanPesisirdanLautDesaTimbulsloko.

    Mengacu pada kesepakatan baru mengenai batas kawasan perlindungan pesisir DesaTimbulslokobesertaaturannya,makaforumjugamenyepakatiuntukmerevisiPeraturanDesasebelumnyamengenai pengelolaan kawasan pesisir dan laut. Revisi akan dilakukan denganmenambahkanduahaltersebutdiatasyaitubataskawasanperlindunganpesisirdanaturandidalamkawasantersebut.

    3.2.4 PengesahanPeraturanDesa

    Prosespenyelesaianperaturandesaselanjutnyadilakukandalamduatahapyaiturevisiisiperaturandesadanpengesahanperaturandesa.Peraturandesayangsudahadasecarasubstansisudahsesuaidengan tujuan yang ingin dicapai dalam pertemuan masyarakat, yaitu mengenai pengelolaankawasan pesisir dan laut Desa Timbulsloko. Oleh karena itu, proses revisi peraturan desa akandilakukandenganmenambahkanbeberapakesepakatanbaruhasilpertemuan.Penambahanklausulbaru tersebutakandisesuaikandenganperaturandesayangsudahada,sehinggabisaberupabab,pasalatauayatyangbaru.KlausulyangakanditambahkanyaitubataskawasanperlindunganpesisirDesaTimbulsloko,sertaaturandansanksiyangberlakudidalamkawasanperlindunganpesisir.

    Proses pengesahan peraturan desa baru hasil perubahan dilaksanakan pada tanggal 8 April 2014bertempat di Balai Desa Timbulsloko. Pertemuan yang difasilitasi oleh Wetlands InternationalIndonesia ini dihadiri oleh Kepala Desa Timbulsloko, perangkat pemerintah desa, BadanPermusyawaratanDesa(BPD),LembagaKetahananMasyarakatDesa(LKMD)dantimdariWII.Padapertemuan ini telahditandatanganibeberapadokumen sebagai tandapengesahandaridokumendokumen tersebut, yaitu berita acara pengesahan peraturan desa, Peraturan Desa TimbulslokoNomor145/236/IV/2014danpetaKawasanPerlindunganPesisir,sertabeberapapetatematikDesaTimbulsloko sepertipetabatasadministrasi,petaperubahangarispantai,peta tutupan lahandanpetausulanprioritas.

  • 15

    Gambar10.PengesahanPeraturanDesaTimbulsloko

    Gambar11.PetaKawasanPerlindunganPesisirDesaTimbulsloko

  • 16

    PetaBatasAdministrasi PetaPerubahanGarisPantai

    PetaTutupanLahan PetaUsulanPrioritas

    Gambar12.PetaPetaTematikDesaTimbulsloko

  • 17

    4. PascaPengesahanPeraturanDesa

    4.1. SosialisasiPeraturanDesa

    Salah satu hal penting dalam penerapan sebuah peraturan adalah tersebarnya informasimengenaiperaturan itu sendiri.Oleh karena itu, setelah peraturan desa baru tersebut disahkan, maka perludilakukanprosessosialisasibagimasyarakatDesaTimbulslokodanjugabagimasyarakatdisekitardesa.Sosialisasibisadilakukanmelaluiberbagaicarasepertipertemuanmasyarakat,pemasanganspanduk,poster, atau papan informasi mengenai peraturan desa tersebut. Untuk proses ini, WetlandsInternational IndonesiatelahmelakukankoordinasidenganpemerintahdesadanpemerintahdaerahKabupatenDemak,dimanapemerintahDesaTimbulslokodanDinasKelautandanPerikananKabupatenDemakakanmengalokasikandanauntukprosessosialisasiperaturandesabarutersebut.

    4.2. MonitoringImplementasiPeraturanDesa

    Setelah Peraturan Desa Timbulsloko ditetapkan dan disosialisasikan, maka sudah seharusnyaperaturantersebutuntukdilaksanakandilapangan.Untukmengetahuiefektivitasdariimplementasiperaturandesa tersebut,harusdiadakankegiatanmonitoringsecaraberkala.Monitoringdilakukandengan tujuanuntukmengetahuidanmengevaluasibagaimanaperaturan tersebutdiaplikasikandilapangan,sertafaktorfaktoryangmempengaruhikeberhasilanpelaksanaanperaturandi lapangan.Terkait hal ini, Wetlands International Indonesia akan bekerjasama dengan UKM KeSEMaT danpendamping lapangan program PDPT Desa Timbulsloko untuk melakukan kegiatan monitoringpelaksanaanperaturandesadiDesaTimbulsloko.

    4.3. KawasanKonservasiPerairanDaerah

    Kawasan konservasi perairan adalah kawasan perairan yang dilindungi, dikelola dengan sistemzonasi,untukmewujudkanpengelolaansumberdaya ikandan lingkungannyasecaraberkelanjutan.Kawasan perlindungan pesisir Desa Timbulsloko merupakan salah satu contoh kecil dari sebuahkawasankonservasiperairan.DengankriteriayangdimilikiolehkawasanperlindunganpesisirDesaTimbulsloko, ada wacana untuk mengusulkan kawasan tersebut menjadi Kawasan KonservasiPerairanDaerahKabupatenDemak.

    4.4. ReplikasiProsesKeterlibatanMasyarakat

    Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Demak berkeinginan untuk mengadopsi proses yangberlangsung di Desa Timbulsloko dan mengaplikasikannya di dua desa lainnya yang masihberdekatandenganDesaTimbulslokoyaituDesaBedonodanDesaSriwulan.Keduadesayangmasihterletak di Kecamatan Sayung KabupatenDemak itumemiliki kondisi yang tidak berjauh berbedadenganyangsedangdihadapiolehDesaTimbulsloko.HalinimendorongDKPDemakuntukmengajakmasyarakatdikeduadesa tersebutuntukdapatmengelolakawasanpesisirdan lautnya lebihbaik.Harapan yang ingin dicapai adalahmunculnya kesadaranmasyarakat dalam pengelolaan kawasanpesisir dan laut secara baik dan berkelanjutan serta tersedianya dokumen pengelolaan kawasanpesisir dan laut berupa peraturan desa dan peta kawasan perlindungan pesisir.DKPDemak akanmemfasilitasi kegiatan di Desa Bedono dan Desa Sriwulan, dan berharap Wetlands InternationalIndonesiadapatmembantudantetapterlibatdalamprosesyangberlangsungdiduadesatersebut.

  • 18

  • 19

    LampiranLampiran

  • 21

    Lampiran1. BeritaAcaraPertemuanMasyarakatDesaTimbulsloko

  • 22

  • 23

  • 24

  • 25

  • 26

    Lampiran2. BeritaAcaraPengesahanPeraturanDesaTimbulsloko

  • 27

  • 28

    Lampiran3. PeraturanDesaTimbulslokoNomor145/236/IV/2014

  • 29

  • 30

  • 31

  • 32

  • 33

  • 34

  • 35

    /ColorImageDict > /JPEG2000ColorACSImageDict > /JPEG2000ColorImageDict > /AntiAliasGrayImages false /CropGrayImages true /GrayImageMinResolution 300 /GrayImageMinResolutionPolicy /OK /DownsampleGrayImages true /GrayImageDownsampleType /Bicubic /GrayImageResolution 300 /GrayImageDepth -1 /GrayImageMinDownsampleDepth 2 /GrayImageDownsampleThreshold 1.50000 /EncodeGrayImages true /GrayImageFilter /DCTEncode /AutoFilterGrayImages true /GrayImageAutoFilterStrategy /JPEG /GrayACSImageDict > /GrayImageDict > /JPEG2000GrayACSImageDict > /JPEG2000GrayImageDict > /AntiAliasMonoImages false /CropMonoImages true /MonoImageMinResolution 1200 /MonoImageMinResolutionPolicy /OK /DownsampleMonoImages true /MonoImageDownsampleType /Bicubic /MonoImageResolution 1200 /MonoImageDepth -1 /MonoImageDownsampleThreshold 1.50000 /EncodeMonoImages true /MonoImageFilter /CCITTFaxEncode /MonoImageDict > /AllowPSXObjects false /CheckCompliance [ /None ] /PDFX1aCheck false /PDFX3Check false /PDFXCompliantPDFOnly false /PDFXNoTrimBoxError true /PDFXTrimBoxToMediaBoxOffset [ 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 ] /PDFXSetBleedBoxToMediaBox true /PDFXBleedBoxToTrimBoxOffset [ 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 ] /PDFXOutputIntentProfile () /PDFXOutputConditionIdentifier () /PDFXOutputCondition () /PDFXRegistryName () /PDFXTrapped /False

    /Description > /Namespace [ (Adobe) (Common) (1.0) ] /OtherNamespaces [ > /FormElements false /GenerateStructure true /IncludeBookmarks false /IncludeHyperlinks false /IncludeInteractive false /IncludeLayers false /IncludeProfiles true /MultimediaHandling /UseObjectSettings /Namespace [ (Adobe) (CreativeSuite) (2.0) ] /PDFXOutputIntentProfileSelector /NA /PreserveEditing true /UntaggedCMYKHandling /LeaveUntagged /UntaggedRGBHandling /LeaveUntagged /UseDocumentBleed false >> ]>> setdistillerparams> setpagedevice