hunian bakteri rongga mulut

11
HUNIAN CANDIDA DI DALAM RONGGA MULUT Disusun untuk Memenuhi Tugas Biologi Mulut Oleh: Nikmatul Amaliya N. C. 081610101026 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS JEMBER

Upload: lita-damafitra

Post on 27-Oct-2015

220 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hunian Bakteri Rongga Mulut

HUNIAN CANDIDA DI DALAM RONGGA MULUT

Disusun untuk Memenuhi Tugas Biologi Mulut

Oleh:

Nikmatul Amaliya N. C.

081610101026

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS JEMBER

2009

Page 2: Hunian Bakteri Rongga Mulut

HUNIAN BAKTERI RONGGA MULUT

I. TUJUAN PRAKTIKUM

Mempelajari cara inokulasi kuman pada media padat bentuk lempeng dengan teknik

goresan (streaking).

II. DASAR TEORI

Rongga mulut merupakan salah satu pintu masuk utama benda-benda asing ke dalam

tubuh. Berbagai zat maupun mikroorganisme masuk melalui rongga mulut, ada yang

bermanfaat dan yang tidak. Rongga mulut di lengkapi dengan alat-alat pertahanan untuk

meredam atau menetralisir benda-benda asing. Bila tidak dapat dinetralisir benda asing

atau mikroorganisme akan dapat menimbulkan penyakit dalam tubuh. ketika dilahirkan,

rongga mulut bayi steril. Namun beberapa jam kemudian organisme yang berasal dari

rongga mulut orang disekitarnya menempel pada rongga mulut bayi. Spesies pioneer ini

biasanya adalah streptococcus (streptococcus salivarius). Aktivitas metabolik dari

komunitas pioner ini selanjutnya mengubah lingkungan rongga mulut dan memfasilitasi

kolonisasi bakteri dari genus dan spesies yang lain. Apabila komposisi ekosistem yang

kompleks ini sudah mencapai keseimbangan, maka dapat dikatakan suatu komunitas

yang klimaks. Namun selama dan setelah gigi erupsi, terjadi perubahan komunitas. Hal

ini terjadi karena terdapat tempat paru pada rongga mulut yaitu jaringan keras email dan

krevikuler gingival.

Rongga mulut orang dewasa terdiri dari berbagai macam mikroflora (mencapai 500

spesies), kelompok mikroflora normal merujuk kepada sekumpulan mikroorganisme

yang hidup pada kulit dan selaput lendir (mukosa) pada manusia normal dan sehat. Mikro

flora normal pada kulit ini dapat di bagi menjadi :

1. Flora Tetap (Resident Flora)

2. Flora Sementara (Transient Flora)

Page 3: Hunian Bakteri Rongga Mulut

PERAN FLORA TETAP

Mikroorganisme ini bersifat komensal dimana pertumbuhan pada bagian-bagian

tubuh tertentu bergantung kepada factor fisiologis seperti suhu, kelembaban dan ada

tidaknya nutrisi tertentu serta beberapa zat penghambat. Beberapa anggota flora tetap di

saluran pencernaan mensintesis vitamin K dan penyerapan berbagai zat makanan. Flora

yang menetap di selaput lendir dan kulit dapat mencegah kolonisasi oleh bakteri pathogen

dan mencegah penyakit akibat gangguan bekteri. Flora normal ini tidak berbahayakan

jika tidak berada pada lokasi asing dalam jumlah banyak dan adanya faktor-faktor

predisposisi dan dapat pula bermanfaat bagi tubuh inang pada tempat yang seharusnya

atau tidak ada kelainan yang menyertainya.

III. METODE PENGAMATAN

3.1 Alat dan Bahan

Alat :

a. Spidol

b. Kawat ose

c. Api bunsen

d. Inkubator

Bahan

a. Media lempeng TSA steril

b. Sampel usapan dorsum lidah

c. Label

3.2 CARA KERJA

1. Media lempeng TSA dibagi menjadi 3 daerah (I. II, II) membentuk huruf T

dengan menggunakan spidol pada bagian luar dasar cawan.

2. Pijarkan ose dan dinginkan, kemudian secara aseptic ambil 1 mata ose

sampel usapan dorsum lidah dan gores daerah I permukaan media dengan

gerakan sinambung tanpa tekanan yang keras.

Page 4: Hunian Bakteri Rongga Mulut

3. Pijarkan ose dan dinginkan. Penggoresan kedua dimulai dengan melewati

daerah I lebih dahulu dan dilanjutkan ke daerha II dengan goresan yang

tidak serapat daerah I.

4. Pijarkan ose dan dinginkan. Penggoresan ketiga dimulai dengan melewati

daerah II lebih dahulu dan dilanjutkan ke daerah III dengan goresan yang

tidak serapat daerah I.

5. Masukkan media yang sudah diinokulasi dalam incubator dengan posisi

terbalik untuk diinkubasikan pada suhu 37 derajat celcius selama 24 jam.

3. Perhitungan Bakteri dengan Alat Colony Counter

Penghitungan dengan alat colony counter ini dipakai bila jumlah bakteri

lebih dari 300 atau sampel sudah tidak mungkin lagi untuk dilakukan

pengenceran. Alat yang dipakai adalah Quebec Colony Counter dengan

diameter kotak 1 cm dan diameter petridish 9 cm.

Cara Perhitungan

Sampel dalam petridish yang akan dihitung diletakkan pada alat

colony counter dalam posisi terbalik tepat di tengah-tengah bagian yang

terdapat garis kotak-kotak. Dari bagian garis yang berkotak-kotak tersebut

dipilih secara acak sebanyak 30 kotak. Kemudian hitung jumlah koloninya

dalam 30 kotak tersebut. Untuk menghitung jumlah koloni tiap cm persegi

dapat dihitung dengan menggunakan rumus m = M/30 ; M adalah jumlah

total koloni di dalam petridist, dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

N = m r2 ; r adalah jari-jari petridist (cm).

Page 5: Hunian Bakteri Rongga Mulut

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Berikut merupakan perhitungan koloni pada petridist:

1). 6 2). 22 3). 19 4). 12 5). 18

6). 17 7). 20 8). 16 9). 5 10). 5

11). 19 12). 12 13). 13 14). 6 15). 5

16). 6 17). 11 18). 17 19). 4 20). 9

21). 9 22). 1

Keterangan:

- Daerah I : kolom 1 – 21

- Daerah II : kolom 22

Jumlah koloni tiap cm persegi

m = jumlah total koloni / jumlah kolom yang terisi koloni

m = 252/22

= 11,45

Jumlah total koloni di dalam petridist

N = m . r (jari-jari petridist)

N = 11,45 x 9

= 103

4.2 Pembahasan

Berdasarkan pada percobaan yang telah dilakukan, media biakan sudah

tersedia sebelumnya dan kami tinggal meneruskan tahap-tahap selanjutnya untuk

inokulasi kuman. Sampel kuman yang sudah di encerkan diambil dengan mata ose

yang di sterilkan terlebih dahulu dan dikeringkan. Kemudian goreskan pada

Page 6: Hunian Bakteri Rongga Mulut

daerah I permukaan media dengan gerakan sinambung tanpa tekanan yang keras.

Lanjutkan tahap tersebut dengan cara yang sama pada daerah II dan III. , lalu

diletakkan dalam inkubator selama 24 jam pada suhu 37oC. Petridist dalam

incubator diletakkan terbalik agar air kondensasi yang terbentuk jatuh pada

tutupnya sehingga tidak mengganggu pertumbuhan kuman. Setelah dieramkan

didalam inkubator selama 24 jam, jumlah koloni yang tumbuh pada media yang

ditanam di dalam pertrish di hitung dengan menggunakan alat Quebec Colony

Counter. Hasil yang diperoleh dari perhitungan menurut data yang sudah ada,

jumlah koloni pada kotak tiap meter persegi adalah 11,45. Dan jumlah total koloni

di dalam petridish dari 22 kotak adalah 103.

Pada rongga mulut manusia terdapat kurang lebih 150 miliar mikroflora

per millimeter. Mikroflora tersebut bisa saja berasal dari udara, air, makanan, dan

lingkungan yang bervariasi. Mikroflora yang berasal dari udara, air, dan makanan

terus-menerus berinteraksi melalui mulut. Pada umumnya, mikroorganisme yang

berhasil berkoloni di dalam rongga mulut tidak hidup secara bebas di lingkungan

luar melainkan diperoleh secara langsung dari individu yang lain.

Sedangkan mikroflora yang berasal dari lingkungan yang bervariasi

disebabkan karena susunan anatomi rongga mulut yang unik. Hal ini memberikan

beberapa kondisi lingkungan yang memungkinkan untuk membentuk perbedaan

spesies mikroba baik itu yang bersifat pathogen maupun mikroflora yang normal.

Secara anatomis, susunan pada permukaan pada dorsum lidah bentuknya

lebih keras. Hal ini memberikan situasi yang konduktif dan tidak menutup

kemungkinan terdapat sisa-sisa makanan. Dan apabila hal seperti ini berlangsung

terus-menerus tanpa adanya usaha untuk membersihakannya, maka akan menjadi

media yang baik untuk pertumbuhan bakteri.

Page 7: Hunian Bakteri Rongga Mulut

V. KESIMPULAN

- Untuk mengetahui jumlah koloni pada sampel yang ditanam pada petridish dapat

menggunakan alat yang disebut dengan Colony Counter.

- Bakteri dapat tumbuh dengan cepat dan berkembang dengan baik pada media

yang menyediakan makanan yang diperlukan untuk pertumbuhan bakteri itu

sendiri.

- Terdapat ± 150 miliar organisme per millimeter pada rongga mulut orang dewasa.

- Miklofora normal pada rongga mulut dapat berubah menjadi pathogen apabila

terjadi ketidakseimabangan pada rongga mulut.

Page 8: Hunian Bakteri Rongga Mulut

DAFTAR PUSTAKA

Haskell R and Gayford J.J. Penyakit Mulut. Jakarta:1991

Barid, Izzata, dkk. 2007. Biologi Mulut I. Jember: Jember University Press