hubungan tingkat pengetahuan dan motivasi...

11

Click here to load reader

Upload: hoangdang

Post on 06-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN MOTIVASI …stikesmuhla.ac.id/wp-content/uploads/jurnalsurya/noXVII/1-11... · ibu dalam pemberian ASI eksklusif yaitu ... dukungan suami. ... tentang

SURYA 1 Vol.01, No.XVII, Maret 2014

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN MOTIVASI IBU DENGAN PEMBERIAN ASI

EKSKLUSIF PADA BAYI (6-24 BULAN) DI DUSUN

MELIK DESA CANDITUNGGAL KECAMATAN

KALITENGAH KABUPATEN LAMONGAN

Nasihatur Rosyadah* Arifal Aris**

ABSTRAK

ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja pada usia 0-6 bulan, tanpa tambahan cairan atau

makanan lain. Akibat tidak diberikan ASI eksklusif, bayi tidak mendapat makanan yang bergizi

dan berkualitas sehingga akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan bayi. Tujuan

penelitian adalah mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan motivasi ibu dengan pemberian

ASI eksklusif pada bayi (6-24 bulan) di Dusun Melik Desa Canditunggal Kecamatan Kalitengah

Kabupaten Lamongan.

Desain penelitian menggunakan metode analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi

seluruh ibu yang mempunyai bayi (6-24 bulan) sebanyak 36 orang, jumlah sampel 33 orang dengan

teknik simple random sampling. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner tertutup dan analisis

menggunakan uji koefisien kontingensi dengan p < 0,05.

Hasil penelitian didapatkan ibu dengan pengetahuan kurang, sebagian besar tidak diberikan ASI

eksklusif dan pengetahuan baik sebagian besar diberikan ASI eksklusif pada bayi dengan uji

koefisien kontingensi didapatkan p= 0,000 dimana p < 0,05 artinya terdapat hubungan pengetahuan

ibu tentang pemberian ASI eksklusif pada bayi (6-24 bulan) dengan c = 0,606. Ibu dengan

motivasi cukup sebagian besar tidak diberikan ASI eksklusif pada bayi dan motivasi baik

sebagian besar diberikan ASI eksklusif pada bayi dengan uji koefisien kontingensi didapatkan p=

0,000 dimana p < 0,05 artinya terdapat hubungan motivasi ibu dengan pemberian ASI eksklusif

pada bayi (6-24 bulan) dengan c = 0,595.

Melihat hasil penelitian diatas maka untuk meningkatkan pemberian ASI eksklusif dengan

meningkatkan pengetahuan dan motivasi ibu, sehingga dapat diberikan penyuluhan terhadap ibu

sehingga pengetahuan ibu bertambah dan lebih termotivasi agar memberikan ASI eksklusif.

Kata Kunci: Pengetahuan, Motivasi, Pemberian ASI Eksklusif

PENDAHULUAN

Air Susu Ibu (ASI) eksklusif atau pemberian

ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI

saja pada usia 0-6 bulan, tanpa tambahan

cairan atau makanan lain. Dengan hanya

memberikan ASI saja pada bayi sampai

berusia 6 bulan akan memberikan banyak

manfaat diantaranya: ASI eksklusif

merupakan makanan yang paling cocok bagi

bayi karena dapat memberikan gizi yang

paling sesuai dengan kebutuhan bayi,

melindungi bayi dari berbagai infeksi dan

memberikan hubungan kasih sayang yang

mendukung semua aspek perkembangan

bayi, termasuk kesehatan dan kecerdasan

bayi. Dengan hanya memberikan ASI saja

maka bayi akan mendapatkan perlindungan

baik secara aktif maupun pasif yang

didapatkan dari ASI, guna merangsang

system kekebalan bagi bayi itu sendiri.

Dengan adanya zat kekebalan ini, maka bayi

yang diberikan ASI eksklusif akan terhindar

dari berbagai macam infeksi atau penyakit

(Roesli, 2000). Ini merupakan salah satu

alasan mengapa World Health Organisation

(WHO), United Nations Emergency

Children’s (UNICEF), dan Departemen

Kesehatan Republik Indonesia melalui Surat

(SK) Menteri Kesehatan (Men. Kes) No.

Page 2: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN MOTIVASI …stikesmuhla.ac.id/wp-content/uploads/jurnalsurya/noXVII/1-11... · ibu dalam pemberian ASI eksklusif yaitu ... dukungan suami. ... tentang

Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Motivasi Ibu Dengan Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi (6-24

Bulan) Di Dusun Melik Desa Canditunggal Kecamatan Kalitengah Kabupaten Lamongan

SURYA 2 Vol.01, No.XVII, Maret 2014

450/Men.Kes/SK/IV/2004 tanggal 04 April

2004 telah menetapkan rekomendasi

pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan.

Air Susu Ibu (ASI) adalah nutrisi

terbaik bagi bayi. Kebutuhan gizi yang

terdapat dalam ASI terbukti dapat

melawan infeksi, membantu mematangkan

sistem imunitas, mengurangi gangguan

pencernaan dan mendukung pertumbuhan

otak bayi yaitu sesuatu yang tidak dapat

diperoleh dari susu buatan pabrik.

(Suryoprajogo, 2009).

Menurut Departemen Kesehatan

Republik Indonesia tahun 2004 dalam

majalah bidan, di Indonesia hasil survey

WHO tahun 1996 tercatat pemberian ASI

saja sampai 4 bulan hanya 36 %, sedangkan

hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia

(SDKI) tahun 1997 meningkat 52%.

Harapannya pada tahun 2000 sampai dengan

tahun 2010 menjadi 80%. Menurut Survey

SDKI tahun 1997-2007 dunia menunjukkan

cakupan ASI eksklusif 6 bulan hanya 32,3%

(SADKI 2007), lebih rendah dari rata-rata

dunia sebesar 38%.

Dari hasil survey awal yang dilakukan

oleh peneliti yang dilakukan di Dusun Melik

Desa Canditunggal Kecamatan Kalitengah

Kabupaten Lamongan pada tanggal 20 bulan

Oktober tahun 2012, dari 5 ibu yang

mempunyai bayi usia 6- 24 bulan ada 3

(60%) bayi yang tidak mendapat ASI

eksklusif. Tingginya prosentase bayi yang

tidak mendapat ASI eksklusif ini, tidak lepas

dari kurangnya pengetahuan dan motivasi

yang diberikan pada ibu menyusui.

Beberapa faktor yang mempengaruhi

ibu dalam pemberian ASI eksklusif yaitu

perubahan sosial budaya, pengetahuan,

pendidikan, motivasi, faktor psikologis,

meningkatnya promosi susu formula sebagai

pengganti ASI, sikap dan prilaku petugas

kesehatan, fakor fisik ibu, kondisi khusus

bayi , dukungan suami.

Pengaruh kebudayaan barat, urbanisasi

dan kemajuan teknologi menyebabkan

pergeseran nilai sosial budaya

masyarakat.Memberi ASI pada bayi

dianggap tidak modern dan menempatkan ibu

pada kedudukan lebih rendah dibandingkan

dengan ibu golongan atas. Perkembangan

industri formula yang pesat dengan berbagai

promosi di media massa dapat menyebabkan

salah pengertian. Pemberian susu formula

dianggap lebih baik daripada ASI.

Pengetahuan dan sikap petugas

kesehatan dalam memberikan penyuluhan

atau dorongan tentang manfaat ASI sangat

menentukan ibu menyusui.Disamping itu

kondisi kesehatan bayi dan ibu sangat

berpengaruh dalam pemberian ASI. Bayi

sehat, tidak mengidap penyakit tertentu dan

tidak mengalami kecacatan lebih mudah

untuk menyusu dan sebaliknya ASI yang

diproduksi jumlahnya cukup apabila kondisi

kesehatan ibu baik dan konsumsi

makanannya cukup dari segi kualitas dan

kuantitas.

Tekanan ekonomi memaksa ibu

bekerja untuk mencari penghasilan sehingga

tidak mempunyai kesempatan memberikan

ASI secara eksklusif. Tingkat pendidikan dan

pengetahuan ibu berpengaruh dalam praktek

menyusui. Semakin tinggi tingkat pendidikan

ibu, pengetahuan ibu semakin baik Hal ini

akan memberikan kecenderungan ibu dalam

bersikap dengan memberikan yang terbaik

bagi bayi yaitu dengan memberikan ASI

eksklusif.

Faktor psikologis yang diyatakan

Siregar (2004) adalah takut kehilangan daya

tarik sebagai wanita, adanya anggapan para

ibu bahwa menyusui akan merusak

penampilan dan tekanan batin, ada sebagian

kecil ibu mengalami tekanan batin.

Sedangkan faktor fisik ibu adalah alasan

yang cukup sering basi ibu untuk menyusui

adalah karena ibu sakit, baik sebentar

maupun lama.

Kurangnya motivasi ibu untuk

memberi ASI eksklusif pada bayinya sering

kali membuat ibu-ibu mengalah pada susu

botol. Alasan ibu untuk tidak menyusui

terutama secara eksklusif sangat bervariasi.

Namun salah satu faktor yang menyebabkan

ibu memberikan susu formula adalah

produksi ASI tidak cukup yang menyebabkan

ibu tersebut tidak memberikan ASI eksklusif.

Keberhasilan pemberian ASI eksklusif

6 bulan dapat diwujudkan dengan motivasi

yang kuat, pengetahuan dasar tentang

menyusui, usaha yang terus menerus dan

Page 3: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN MOTIVASI …stikesmuhla.ac.id/wp-content/uploads/jurnalsurya/noXVII/1-11... · ibu dalam pemberian ASI eksklusif yaitu ... dukungan suami. ... tentang

Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Motivasi Ibu Dengan Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi (6-24

Bulan) Di Dusun Melik Desa Canditunggal Kecamatan Kalitengah Kabupaten Lamongan

SURYA 3 Vol.01, No.XVII, Maret 2014

dukungan fasilitas persalinan “Sayang Bayi”

(Hegar, 2008).

Akibat tidak diberikan ASI eksklusif,

bayi tidak mendapat makanan yang bergizi

dan berkualitas sehingga akan menghambat

pertumbuhan dan perkembangan bayi, bayi

tidak memperoleh zat kekebalan tubuh

sehingga mudah sakit, hubungan kasih

sayang ibu dan bayi tidak terjalin secara dini.

Sedangkan akibat bagi ibu, beresiko terjadi

perdarahan setelah persalinan, cepat terjadi

kehamilan, beresiko terkena kanker payudara

dan kanker rahim, waktu ibu tersita karena

harus menyiapkan susu formula, dan

pengeluaran keluarga bertambah (Depkes RI,

2002).

Salah satu upaya yang dilakukan untuk

meningkatkan pengetahuan dan motivasi ibu

tentang pemberian ASI Eksklusif yang benar

adalah peran tenaga kesehatan sebagai

educator diharapkan dapat membantu

memberikan informasi tentang hal tersebut

tidak hanya dengan penyuluhan tetapi

petugas kesehatan harus memberikan

petunjuk serta dorongan bagaimana ibu

seharusnya memberikan ASI Eksklusif,

karena ASI merupakan makanan utama bayi

yang sangat baik dan tidak ada bandingannya

meskipun susu formula termahal dan terbaik.

Berdasarkan uraian di atas dan

fenomena yang terjadi di lapangan saya

tertarik untuk melakukan penelitian

“Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan

Motivasi Ibu Dengan Pemberian ASI

Eksklusif Pada Bayi (6-24 Bulan) Di Dusun

Melik Desa Canditunggal Kecamatan

Kalitengah Kabupaten Lamongan.

METODOLOGI .PENELITIAN

Desain yang digunakan dalam

penelitian ini adalah penelitian analitik, yaitu

penelitian yang mencoba mencari hubungan

antar varaibel. Penelitian dapat mencari,

menjelaskan suatu hubungan, memperkirakan,

menguji berdasarkan teori yang ada

(Nursalam, 2008).

Adapun pendekatan yang digunakan

adalah cross-sectional yaitu jenis penelitian

yang menekan pada waktu pengukuran atau

observasi data,variabel independen dan

dependen diukur atau diobservasi satu kali,

pada satu saat. Pada jenis ini variabel

independen dan dependen dinilai secara

simultan pada satu saat, tidak ada follow up.

(Nursalam, 2008). Dalam penelitian ini

peneliti ingin mengetahui hubungan tingkat

pengetahuan dan motivasi ibu dengan

pemberian ASI Eksklusif pada bayi (6-24

bulan) di Dusun Melik Desa Canditunggal

Kecamatan Kalitengah Kabupaten Lamongan.

HASIL PENELITIAN

Data Umum

1) Gambaran Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Desa

Canditunggal Kecamatan Kalitengah

Kabupaten Lamongan tepatnya di Dusun

Melik. Desa ini mempunyai batas wilayah

sebelah utara berbatasan dengan Desa

Tiremenggal Kecamatan Dukun Gresik,

sebelah selatan berbatasan dengan Desa

Bojoasri Kecamatan Kalitengah Lamongan,

sebelah barat berbatasan dengan Desa

Kuluran Kecamatan Kalitengah Lamongan,

sebelah timur berbatasan dengan Desa

Sugihwaras Kecamatan Kalitengah

Lamongan. Desa ini mempunyai luas wilayah

124.416 km2.

Sedangkan dari data demografi Desa

Canditunggal Kecamatan Kalitengah

Lamongan memiliki jumlah penduduk 2.250

jiwa terdiri dari 1109 laki-laki dan 1141

perempuan dengan jumlah kepala keluarga

atau KK sebanyak 515 KK. Mayoritas

penduduknya bekerja sebagai petani.

2) Karakteristik responden

Page 4: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN MOTIVASI …stikesmuhla.ac.id/wp-content/uploads/jurnalsurya/noXVII/1-11... · ibu dalam pemberian ASI eksklusif yaitu ... dukungan suami. ... tentang

Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Motivasi Ibu Dengan Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi (6-24

Bulan) Di Dusun Melik Desa Canditunggal Kecamatan Kalitengah Kabupaten Lamongan

SURYA 4 Vol.01, No.XVII, Maret 2014

1. Distribusi Umur Responden

Tabel 1. Distribusi usia responden untuk

ibu di Dusun Melik Desa

Canditunggal Kecamatan

Kalitengah Kabupaten

Lamongan Tahun 2013.

No Usia Frekuensi Prosentase

(%)

1.

2.

3.

4.

<20

Tahun

21-30

Tahun

31-40

Tahun

>40

Tahun

1

19

11

2

3,0

57,6

33,3

6,1

Total 33 100

Sumber: Data Primer 2013

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan

bahwa sebagian besar ibu sebanyak 19 ibu

(57,6%) berusia 21-30 tahun, sebagian kecil

ibu sebanyak 1 ibu (3,0%) berusia < 20

tahun.

2. Karakteristik Pendidikan

Tabel 2. Distribusi pendidikan responden

untuk ibu di Dusun Melik Desa

Canditunggal Kecamatan

Kalitengah Kabupaten

Lamongan Tahun 2013.

No Pendidikan Frekensi Prosentase

(%)

1.

2.

3.

4

SD

SMP

SMA

PT

4

5

22

2

12,1

15,2

66,7

6,1

Total 33 100

Sumber: Data Primer 2013

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan

bahwa sebagian besar ibu sebanyak 22 ibu

(66,6%) berpendidikan SMA, sebagian kecil

ibu sebanyak 2 responden (6,1%)

berpendidikan PT.

3.Karakteristik Pekerjaan

Karakteristik Pekerjaan responden

sebagaimana tabel di bawah ini:

Tabel 3. Distribusi pekerjaan responden

untuk ibu di Dusun Melik Desa

Canditunggal Kecamatan

Kalitengah Kabupaten

Lamongan Tahun 2013.

No Pekerjaan Frek. Prosentase

(%)

1.

2.

3.

Ibu Rumah Tangga

Wiraswasta

Pegawai Swasta

28

3

2

84,8

9,1

6,1

Total 33 100

Sumber: Data Primer 2013

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan

bahwa sebagian besar ibu sebanyak 28 ibu

(84,8%) berpekerjaan sebagai Ibu Rumah

tangga, sebagian kecil ibu sebanyak 2 ibu

(6,1%) berpekerjaan sebagai pegawai swasta.

Data Khusus

1. Pengetahuan Ibu

Tabel 4. Distribusi pengetahuan ibu di

Dusun Melik Desa Canditunggal

Kecamatan Kalitengah

Kabupaten Lamongan Tahun

2013.

No Pengetahuan Frekensi Prosentase

(%)

1.

2.

3.

Kurang

Cukup

Baik

12

14

7

36,4

42,4

21,2

Total 33 100

Sumber: Data Primer 2013

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan

bahwa sebagian besar ibu sebanyak 14 ibu

(42,4%) mempunyai pengetahuan cukup,

sebagian kecil ibu sebanyak 7 ibu (21,2%)

mempunyai pengetahuan baik.

2. Motivasi Ibu

Tabel 5. Distribusi motivasi ibu di Dusun

Melik Desa Canditunggal

Kecamatan Kalitengah

Kabupaten Lamongan Tahun

2013.

No Motivasi Frekensi Prosentase

Page 5: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN MOTIVASI …stikesmuhla.ac.id/wp-content/uploads/jurnalsurya/noXVII/1-11... · ibu dalam pemberian ASI eksklusif yaitu ... dukungan suami. ... tentang

Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Motivasi Ibu Dengan Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi (6-24

Bulan) Di Dusun Melik Desa Canditunggal Kecamatan Kalitengah Kabupaten Lamongan

SURYA 5 Vol.01, No.XVII, Maret 2014

(%)

1.

2.

3.

Kurang

Cukup

Baik

3

18

12

9,1

54,5

36,4

Total 33 100

Sumber: Data Primer 2013

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan

bahwa sebagian besar ibu sebanyak 18 ibu

(54,5%) mempunyai motivasi cukup,

sebagian kecil ibu sebanyak 3 ibu (9,1%)

mempunyai motivasi baik.

3. Pemberian ASI eksklusif

Tabel 6. Distribusi pemberian ASI

Eksklusif di Dusun Melik Desa

Canditunggal Kecamatan

Kalitengah Kabupaten

Lamongan Tahun 2013.

No Pemberian

ASI

Eksklusif

Frekuensi Prosentase

(%)

1.

2.

Tidak

Eksklusif

Eksklusif

21

12

63,6

36,4

Total 33 100

Sumber: Data Primer 2013

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan

bahwa sebagian besar ibu sebanyak 21 ibu

(63,6%) tidak ASI eksklusif, sebagian kecil

ibu sebanyak 12 ibu (36,4%) ASI eksklusif.

4. Tabulasi silang berdasarkan hubungan

pengetahuan ibu tentang pemberian ASI

Ekslusif pada bayi (6-24 bulan) di Dusun

Melik Desa Canditunggal Kecamatan

Kalitengah Kabupaten Lamongan 2013.

Tabel 7. Distribusi Silang Hubungan

pengetahuan ibu tentang

pemberian ASI Ekslusif pada

bayi (6-24 bulan) di Dusun

Melik Desa Canditunggal

Kecamatan Kalitengah

Kabupaten Lamongan Tahun

2013.

Pengetahu

an

Pemberian ASI Eksklusif Tot

al

Prose

ntase

(%) Tidak

Ekskl

usif

Prose

ntase

(%)

Eksklu

sif

Prose

ntase

(%)

Kurang

Cukup

Baik

12

9

0

100

64,3

0

0

5

7

0

35,7

100

12

14

7

100

100

100

Total 21 63,6 12 36,4 33 100

c = 0,606 p = 0,000

Sumber: Data Primer 2013

Berdasarkan tabel 4.7 di atas terlihat

bahwa ibu yang mempunyai pengetahuan

kurang, sebagian besar tidak diberikan ASI

eksklusif pada bayi yaitu 12 ibu (100%). Ibu

yang mempunyai pengetahuan baik, sebagian

besar diberikan ASI eksklusif pada bayi yaitu

7 ibu (100%).

Berdasarkan hasil perhitungan

menggunakan uji koefisien kontingensi yang

dianalisa menggunakan program SPSS 16.0

antara pengetahuan ibu tentang pemberian

ASI eksklusif pada bayi (6-24 bulan)

diperoleh nilai p= 0,000 dimana p < 0,05

sehingga H1 diterima artinya terdapat

hubungan antara pengetahuan ibu tentang

pemberian ASI Ekslusif pada bayi (6-24

bulan) di Dusun Melik Desa Canditunggal

Kecamatan Kalitengah Kabupaten Lamongan

2013 dengan nilai c = 0,606 yang artinya ada

hubungan antara dua variabel.

5. Tabulasi silang berdasarkan hubungan

motivasi ibu dengan pemberian ASI

Ekslusif pada bayi (6-24 bulan) di Dusun

Melik Desa Canditunggal Kecamatan

Kalitengah Kabupaten Lamongan Tahun

2013.

Tabel 8. Distribusi Silang Hubungan

motivasi ibu dengan pemberian

ASI Ekslusif pada bayi (6-24

bulan) di Dusun Melik Desa

Canditunggal Kecamatan

Kalitengah Kabupaten

Lamongan Tahun 2013.

Page 6: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN MOTIVASI …stikesmuhla.ac.id/wp-content/uploads/jurnalsurya/noXVII/1-11... · ibu dalam pemberian ASI eksklusif yaitu ... dukungan suami. ... tentang

Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Motivasi Ibu Dengan Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi (6-24

Bulan) Di Dusun Melik Desa Canditunggal Kecamatan Kalitengah Kabupaten Lamongan

SURYA 6 Vol.01, No.XVII, Maret 2014

Motivasi Pemberian ASI eksklusif Total Prosent

ase (%) Tidak

Eksklusif

Prosentas

e (%)

Eksklu

sif

Prosent

ase (%)

Kurang

Cukup Baik

3

16 2

100

88,9 16,7

0

2 10

0

11,1 83,3

3

18 12

100

100 100

Total 21 63,6 12 36,4 33 100

c = 0,595 p = 0,000

Sumber: Data Primer 2013

Berdasarkan tabel 4.8 terlihat bahwa

ibu yang mempunyai motivasi cukup,

sebagian besar tidak diberikan ASI eksklusif

pada bayi yaitu 16 ibu (88,9%). Ibu yang

mempunyai motivasi baik, sebagian besar

diberikan ASI eksklusif pada bayi yaitu 10

ibu (83,3%).

Berdasarkan hasil perhitungan

menggunakan uji koefisien kontingensi yang

dianalisa menggunakan program SPSS 16.0

antara motivasi ibu tentang pemberian ASI

Ekslusif pada bayi (6-24 bulan) diperoleh

nilai p = 0,000 dimana p < 0,05 sehingga H1

diterima artinya terdapat hubungan antara

motivasi ibu dengan pemberian ASI Ekslusif

pada bayi (6-24 bulan) di Dusun Melik Desa

Canditunggal Kecamatan Kalitengah

Kabupaten Lamongan 2013 dengan nilai c =

0,595 yang artinya ada hubungan antara dua

variabel.

PEMBAHASAN

Pembahasan dalam penelitian ini disusun

sesuai dengan tujuan penelitian, hasil statistik

dengan pendekatan hubungan tingkat

pengetahuan dan motivasi ibu dengan

pemberian ASI Ekslusif pada bayi (6-24

bulan) di Dusun Melik Desa Canditunggal

Kecamatan Kalitengah Kabupaten Lamongan

tahun 2013 adalah sebagai berikut:

1. Pengetahuan Ibu

Berdasarkan tabel 4. diketahui bahwa

sebagian besar ibu sebanyak 14 ibu (42,4%)

mempunyai pengetahuan cukup, sebagian

kecil ibu sebanyak 7 ibu (21,2%)

mempunyai pengetahuan baik.

Menurut A. Azis Alimul (2005),

pengetahuan merupakan proses belajar

dengan menggunakan panca indera yang

dilakukan seseorang terhadap obyek tertentu

untuk menghasilkan pengetahuan dan

keterampilan.

Ditinjau dari pendidikan, menurut

Soekidjo Notoatmodjo (2003), pendidikan

ialah suatu proses menumbuh kembangkan

seluruh kemampuan dan prilaku manusia

melalui pengajaran sehingga dalam

pendidikan ini perlu dipertimbangkan umur

(proses berkembang) dalam hubungan

dengan proses belajar.

Berdasarkan tabel 4. dapat dilihat

bahwa dari total 33 ibu, sebagian besar ibu

sebanyak 22 ibu (66,6%) berpendidikan

SMA, sebagian kecil ibu sebanyak 2 ibu

(6,1% ) berpendidikan PT.

Pada tabel 2. didapatkan sebagian

besar ibu berpendidikan SMA. SMA adalah

sekolah umum selepas sekolah menengah

pertama sebelum perguruan tinggi. Hal ini

menunjukkan bahwa pengetahuan

dipengaruhi oleh tingkat pendidikan

seseorang, karena semakin tinggi pendidikan

seseorang semakin mudah pula mereka

menerima informasi yang diterimanya dan

akhirnya banyak pula pengetahuan yang

dimilikinya. Pendidikan adalah suatu usaha

untuk mengembangkan kepribadian dan

kemampuan didalam dan diluar sekolah dan

berlangsung seumur hidup. Pendidikan

mempengaruhi proses belajar, makin tinggi

pendidikan seseorang makin mudah orang

tersebut untuk menerima informasi. Dengan

pendidikan tinggi maka seseorang akan

cenderung untuk mendapatkan informasi,

baik dari orang lain maupun dari media

massa. Semakin banyak informasi yang

masuk semakin banyak pula pengetahuan

yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan

sangat erat kaitannya dengan pendidikan

tinggi, maka orang tersebut akan semakin

luas pula pengetahuannya (Iqbal, 2007).

Selain pendidikan faktor yang

mempengaruhi pengetahuan adalah umur.

Menurut Notoatmodjo (2003), umur adalah

tingkat kekuatan dan kematangan seserang

daam berfikir dan bekerja, makin tua

seseorang tingkat kematangan dan kekuatan

akan lebih matag dibanding umur muda. Dari

segi kepercayaan masyarakat, seseorang yang

lebih dewasa akan dipercaya dari segi yang

cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini adalah

sebagai akibat dari pengalaman dan

kematangan.

Page 7: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN MOTIVASI …stikesmuhla.ac.id/wp-content/uploads/jurnalsurya/noXVII/1-11... · ibu dalam pemberian ASI eksklusif yaitu ... dukungan suami. ... tentang

Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Motivasi Ibu Dengan Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi (6-24

Bulan) Di Dusun Melik Desa Canditunggal Kecamatan Kalitengah Kabupaten Lamongan

SURYA 7 Vol.01, No.XVII, Maret 2014

Berdasarkan tabel 1. di atas terlihat

bahwa dari total 33 ibu, sebagian besar ibu

sebanyak 19 ibu (57,6%) berusia 21-30

tahun.

Pada usia 21-30 tahun merupakan

tahap masa penyesuaian terhadap pola-pola

hidup baru dan harapan mengembangkan

sifat-sifat, nilai-nilai yang serba baru. Ia

diharapkan menikah, mempunyai anak,

mengurus keluarga, membuka karier, dan

mencapai satu prestasi. Menurut Iqbal (2007)

yang menyebutkan bahwa semakin cukup

umur seseorang tingkat kedewasaan dan

kematangan seseorang akan lebih matang

dalam berfikir sehingga lebih mudah

menerima suatu ide yang baru seperti adanya

penyuluhan pemberian ASI eksklusif,

semakin banyak informasi yang dijumpai

semakin banyak hal yang dikerjakan dan

semakin banyak menambah pengetahuan.

Pada rentang ini kemungkinan pengalaman

terhadap sehari-hari masih kurang, karena

semakin cukup usia maka tingkat

kematangan akan berkembang secara optimal

termasuk didalamnya pengalaman, serta

kekuatan seseorang dalam berfikir. Ibu yang

masih muda cenderung langsung menerima

informasi baru begitu saja tanpa didasari

pengetahuan yang cukup. Apalagi jika

informasi tersebut mengenai keunggulan dan

kepraktisan susu formula dibandingkan ASI,

ibu akan langsung dan terdorong untuk

memberikan susu formula.

Faktor yang lain mempengaruhi adalah

pekerjaan. Menurut Notoatmodjo (2003)

Pekerjaan adalah suatu kegiatan yang

dilakukan terutama untuk menunjang

kehidupan keluarga sehingga pekerjaan orang

tua yang menghasilkan pendapatan dapat

digunakan sebagai sasaran dalam pemberian

nutrisi.

Berdasarkan tabel 3. diatas

menunjukkan bahwa sebagian besar ibu

sebanyak 28 ibu (84,8%) berpekerjaan

sebagai Ibu Rumah tangga, sebagian kecil

ibu sebanyak 2 ibu (6,1%) berpekerjaan

sebagai pegawai swasta. Walaupun memiliki

banyak waktu untuk menyusui dan menerima

informasi, namun pengetahuan ibu belum

cukup untuk menyaring informasi yang ada.

Sehingga mereka lebih tertarik dan memilih

kepraktisan dengan memberikan susu

formula.

2. Motivasi Ibu

Berdasarkan tabel 5. diketahui bahwa

bahwa sebagian besar ibu sebanyak 18 ibu

(54,5%) mempunyai motivasi cukup,

sebagian kecil ibu sebanyak 3 ibu (9,1%)

mempunyai motivasi baik.

Menurut Notoatmodjo Soekidjo,

(2003): Motivasi merupakan suatu dorongan

dalam diri seseorang yang menyebabkan

orang tersebut melakukan kegiatan-kegiatan

tertentu guna mencapai tujuan tertentu.

Menurut Iqbal (2007) faktor yang

berpengaruh terhadap motivasi adalah: 1).

Faktor Intrinsik seseorang: (a). Faktor fisik

dan proses mental, (b) faktor hereditas dan

kematangan atau usia, (c). Situasi dan

kondisi. 2). Faktor Ekstrinsik seseorang: (a).

Lingkungan, (b). Fasilitas dan sarana dan

prasarana, (c) Program dan aktivitas dan

Audio Visual Aid.

Hal tersebut di atas dapat terjadi karena

seseorang yang memiliki motivasi baik

maupun cukup maka akan cenderung untuk

memberikan ASI eksklusif pada bayi. Tapi

sebaliknya seseorang yang mempunyai

motivasi yang kurang maka akan sulit

mencapai sesuatu yang diharapkan akan

sebaliknya orang dengan motivasi yang baik

dia akan mudah mencapai hal yang

diinginkan hal ini yang mendorong seseorang

yang memiliki motivasi baik dan cukup

untuk memberikan ASI eksklusif pada bayi.

3. Pemberian ASI Eksklusif

Berdasarkan tabel 6. diatas

menunjukkan bahwa sebagian besar ibu

sebanyak 21 ibu (63,6%) tidak eksklusif,

sebagian kecil ibu sebanyak 12 ibu (36,4%)

eksklusif, karena seseorang memiliki

pengetahuan dan motivasi yang tinggi maka

akan mempengaruhi sikap seseorang

sehingga ibu akan memberikan ASI eksklusif

pada bayi.

ASI eksklusif adalah pemberian ASI

saja sejak bayi dilahirkan sampai sekitar 6

bulan. Selama itu bayi tidak diharapkan

mendapatkan makanan tambahan cairan lain

seperti susu formula, air jaruk, air teh, madu,

Page 8: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN MOTIVASI …stikesmuhla.ac.id/wp-content/uploads/jurnalsurya/noXVII/1-11... · ibu dalam pemberian ASI eksklusif yaitu ... dukungan suami. ... tentang

Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Motivasi Ibu Dengan Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi (6-24

Bulan) Di Dusun Melik Desa Canditunggal Kecamatan Kalitengah Kabupaten Lamongan

SURYA 8 Vol.01, No.XVII, Maret 2014

air putih, juga pisang, biskuit, bubur susu,

bubur nasi, dan sebagainya. ASI

mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh

tubuh bayi selama awal kehidupannya dan

sangat sesuai untuk sistem pencernaan bayi

yang belum sempurna. Oleh karena itu ASI

merupakan makanan yang terbaik untuk bayi.

Rendahnya pemberian ASI eksklusif

ini disebabkan kurangnya pengetahuan dan

informasi yang didapatkan sehingga ibu tidak

menyadari mana yang terbaik untuk bayinya.

Perilaku yang didasari oleh pengetahuan,

kesadaran, dan sikap yang positif, maka

perilaku tersebut akan bersifat langgeng

(long lasting) (Notoatmodjo, 2007).

Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari

oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak

akan berlangsung lama, dan cenderung

perilaku ibu hanya ikut-ikutan saja.

Kemungkinan mereka tertarik dengan iklan-

iklan susu yang ada, tentang berbagai macam

keunggulan susu formula yang

kandungannya dapat meningkatkan

kecerdasan anak dan perkembangan yang

optimal. Informasi ini tanpa dipertimbangkan

langsung diterima yang dimanifestasikan

sikap melalui pemberian susu formula.

Faktor yang mempengaruhi salah

satunya adalah tingkat sosial ekonomi,

didalam penelitian ini peniliti mengukur

tingkat sosial ekonomi dengan riwayat

pekerjaannya. Menurut Notoatmodjo (2003),

pekerjaan adalah suatu kegiatan yang

dilakukan terutama untuk menunjang

kehidupan keluarga sehingga pekerjaan orang

tua yang menghasilkan pendapatan.

Berdasarkan tabel 3. diatas

menunjukkan bahwa sebagian besar ibu

sebanyak 28 ibu (84,8%) berpekerjaan

sebagai Ibu Rumah tangga, sebagian kecil

ibu sebanyak 2 ibu (6,1%) berpekerjaan

sebagai pegawai swasta. Walaupun memiliki

banyak waktu untuk menyusui dan menerima

informasi, namun pengetahuan ibu belum

cukup untuk menyaring informasi yang ada.

Sehingga mereka lebih tertarik dan memilih

kepraktisan dengan memberikan susu

formula.

Faktor usia juga dapat berpengaruh

pada perilakunya, dari hasil penelitian

didapatkan sebagian besar ibu sebanyak 19

ibu (57,6%) berusia 21-30 tahun. Pada

rentang usia ini terjadi masa peralihan dari

masa remaja dewasa, sehingga

perkembangan pikiran mereka masih labil

dan belum dapat menentukan keputusan

sendiri. Mereka membutuhkan orang-orang

disekitar mereka untuk mrndukung

keputusannya, dalam hal ini memberikan ASI

eksklusif.

4. Hubungan Pengetahuan ibu tentang

pemberian ASI Ekslusif pada bayi (6-

24 bulan) di Dusun Melik Desa

Canditunggal Kecamatan Kalitengah

Kabupaten Lamongan.

Berdasarkan tabel 7. diatas terlihat

bahwa ibu yang mempunyai pengetahuan

kurang, sebagian besar tidak ASI eksklusif

pada bayi yaitu 12 ibu (100%). Ibu yang

mempunyai pengetahuan baik, sebagian

besar ASI eksklusif pada bayi yaitu 7 ibu

(100%).

Berdasarkan hasil perhitungan

menggunakan uji koefisien kontingensi yang

dianalisa menggunakan program SPSS 16.0

antara pengetahuan ibu tentang pemberian

ASI eksklusif pada bayi (6-24 bulan)

diperoleh nilai p= 0,000 dimana p < 0,05

sehingga H1 diterima artinya terdapat

hubungan antara pengetahuan ibu tentang

pemberian ASI Ekslusif pada bayi (6-24

bulan) di Dusun Melik Desa Canditunggal

Kecamatan Kalitengah Kabupaten Lamongan

2013 dengan nilai c = 0,606 yang artinya ada

hubungan antara dua variabel.

Menurut Notoatmojo, (2007)

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari

tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan

pengindraan terhadap suatu obyek.

Pengindraan terjadi melalui pancaindra

manusia, yakni indera penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

Pengetahuan atau kognitif merupakan

domain yang sangat penting dalam

membentuk tindakan seseorang.

Pemberian ASI eksklusif dipengaruhi

oleh beberapa faktor yaitu perubahan sosial

budaya, pengetahuan, pendidikan, motivasi,

kepercayaan dan tradisi masyarakat terhadap

hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan.

Page 9: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN MOTIVASI …stikesmuhla.ac.id/wp-content/uploads/jurnalsurya/noXVII/1-11... · ibu dalam pemberian ASI eksklusif yaitu ... dukungan suami. ... tentang

Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Motivasi Ibu Dengan Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi (6-24

Bulan) Di Dusun Melik Desa Canditunggal Kecamatan Kalitengah Kabupaten Lamongan

SURYA 9 Vol.01, No.XVII, Maret 2014

Pengetahuan ibu memang memberikan

konstribusi yang cukup besar terhadap

pemberian ASI eksklusif dimana

pengetahuan tersebut memiliki 6 tingakatan

dari mulai tahu, memahami, aplikasi,

analisis, sintesis, dan evaluasi.

Menurut Notoatmojo, (2007)

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari

tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan

pengindraan terhadap suatu obyek.

Pengindraan terjadi melalui pancaindra

manusia, yakni indera penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

Pengetahuan atau kognitif merupakan

domain yang sangat penting dalam

membentuk tindakan seseorang. Namun

dalam hal ini masih didapatkan sebagian

besar ibu yang mempunyai pengetahuan

cukup tetapi tidak memberikan ASI eksklusif

dan hampir setengah ibu yang mmpunyai

pengetahuan cukup tetapi memberikan ASI

eksklusif. Hal tersebut mungkin juga

dipengaruhi peran keluarga yang kurang.

5. Hubungan Motivasi ibu dengan

pemberian ASI Ekslusif pada bayi (6-

24 bulan) di Dusun Melik Desa

Canditunggal Kecamatan Kalitengah

Kabupaten Lamongan.

Berdasarkan tabel 8. terlihat bahwa ibu

yang mempunyai motivasi cukup, sebagian

besar tidak ASI eksklusif pada bayi yaitu 16

ibu (88,9%). Responden yang mempunyai

motivasi baik, sebagian besar ASI eksklusif

pada bayi yaitu 10 ibu (83,3%).

Berdasarkan hasil perhitungan

menggunakan uji koefisien kontingensi yang

dianalisa menggunakan program SPSS 16.0

antara motivasi ibu tentang pemberian ASI

Ekslusif pada bayi (6-24 bulan) diperoleh

nilai p = 0,000 dimana p < 0,05 sehingga H1

diterima artinya terdapat hubungan antara

motivasi ibu dengan pemberian ASI Ekslusif

pada bayi (6-24 bulan) di Dusun Melik Desa

Canditunggal Kecamatan Kalitengah

Kabupaten Lamongan 2013 dengan nilai c =

0,595 yang artinya hubungan antara dua

variabel.

Pemberian ASI selain dipengaruhi oleh

usia, pendidikan dan pekerjaan, juga

dipengaruhi oleh faktor lain, diantaranya

motivasi. Secara garis besar perilaku manusia

dapat dilihat dari 3 aspek, yakni aspek fisik,

psikis, dan sosial. Menurut Lawrence Green

yang dikutip oleh Notoatmodjo (2007) yang

menganalisis perilaku manusia dari tingkat

kesehatan, menyatakan bahwa perilaku

terbentuk dari 3 faktor, yaitu; 1) Faktor-

faktor predisposisi, yang terwujud dalam

pengetahuan, pendidikan, kepercayaan, nilai-

nilai dalam sosial budaya dan sebagainya; 2)

Faktor-faktor pendukung, yang terwujud

dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak

tersedianya fasilitas atau sarana kesehatan,

misalnya puskesmas, obat-obatan, dan

sebagainya; 3) Faktor-faktor pendorong,

yang terwujud dalam motivasi yang

diberikan, baik, dari teman, keluarga,

masyarakat atau petugas kesehatan.

Faktor predisposisi merupakan faktor

yang ada dalam diri manusia, sedangkan

faktor pendukung adalah sarana kesehatan

yang tersedia, seperti klinik laktasi. Semakin

lengkap sarana yang ada akan mendorong

semangat ibu untuk menyusui bayinya secara

eksklusif. Motivasi sebagai faktor pendorong,

dapat berasal dari dalam diri sendiri yang

berupa kesadaran dan kemauan maupun dari

luar yaitu keluarga, masyarakat dan tenaga

kesehatan yang berupa pemberian informasi.

Ibu yang memiliki motivasi kurang

cenderung tidak memberikan ASI karena

kurangnya motivasi dari dalam diri maupun

dari luar. Sedangkan ibu yang mempunyai

motivasi yang tinggi, sebagian besar

memberikan ASI secara eksklusif karena ibu

sadar akan manfaat dan keuntungan ASI bagi

ibu maupun bayinya.

Didalam program-program kesehatan,

agar diperoleh perubahan perilaku yang

sesuai dengan norma-norma kesehatan,

sangat diperlukan usaha-usaha konkret dan

positif dari tenaga kesehatan. Beberapa

strategi untuk memperolah perubahan

perilaku tersebut oleh WHO yang dikutip

oleh Notoatmodjo (2007) dikelompokkan

menjadi 3, yaitu; 1) Menggunakan kekuasaan

atau dorongan; 2) pemberian informasi; 3)

diskusi partisipasi. Dan akan lebih efektif

lagi jika masyarakat sekitar juga ikut

Page 10: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN MOTIVASI …stikesmuhla.ac.id/wp-content/uploads/jurnalsurya/noXVII/1-11... · ibu dalam pemberian ASI eksklusif yaitu ... dukungan suami. ... tentang

Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Motivasi Ibu Dengan Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi (6-24

Bulan) Di Dusun Melik Desa Canditunggal Kecamatan Kalitengah Kabupaten Lamongan

SURYA 10 Vol.01, No.XVII, Maret 2014

mendukung program pemberian ASI

eksklusif ini.

Berdasarkan uraian diatas dapat

disimpulkan bahwa seseorang yang memiliki

motivasi tinggi selalu berperilaku yang sesuai

harapan. Karena dalam perilaku dipengaruhi

oleh pengetahuan, pendidikan, kepercayaan,

fasilitas kesehatan dan sebagainya. Begitu jua

sebaliknya, seseorang yang memiliki

motivasi kurang atau cukup sebagian besar

tidak berperilaku sesuai harapan.

PENUTUP

1. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan penelitian pada

bab 4, dapat disimpulkan bahwa:

1) Sebagian besar Ibu Di Dusun Melik

Desa Canditunggal Kecamatan

Kalitengah Kabupaten Lamongan

memiliki pengetahuan yang cukup

tentang pengetahuan pemberian ASI

eksklusif.

2) Sebagian besar Ibu Di Dusun Melik

Desa Canditunggal Kecamatan

Kalitengah Kabupaten Lamongan

memiliki motivasi yang cukup tentang

pemberian ASI eksklusif.

3) Sebagian besar Ibu Di Dusun Melik

Desa Canditunggal Kecamatan

Kalitengah Kabupaten Lamongan tidak

memberikan ASI eksklusif.

4) Terdapat hubungan yang signifikan

antara pengetahuan ibu tentang

pemberian ASI Ekslusif pada bayi (6-24

bulan) di Dusun Melik Desa

Canditunggal Kecamatan Kalitengah

Kabupaten Lamongan dengan nilai c =

0,606 dan p = 0,000.

5) Terdapat hubungan yang signifikan

antara motivasi ibu dengan pemberian

ASI Ekslusif pada bayi (6-24 bulan) di

Dusun Melik Desa Canditunggal

Kecamatan Kalitengah Kabupaten

Lamongan dengan nilai c = 0,595 dan p

= 0,000.

2. Saran

1) Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai dasar untuk pengelolahan

program pembelajaran serta dapat

dipergunakan sebagai dasar untuk

melakukan penelitian selanjutnya dengan

variabel lain yang belum diteliti dan

metode penelitian yang lebih akurat.

2) Bagi Petugas

Penelitian ini dapat memberikan

masukan bagi petugas kesehatan dalam

upaya meningkatkan program pemerintah

tentang pemberian ASI eksklusif.

3) Bagi Peneliti

Perlunya penelitian lebih lanjut

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

pemberian ASI eksklusif.

4) Bagi Masyarakat

Diharapkan masyarakat dapat

meningkatkan pengatahuan yang lebih

luas dan motivasi dalam pemberian ASI

eksklusif.

DAFTAR PUSTAKA

Alimul, A. Aziz Hidayat. (2005). Metode

Penelitian Kebidanan dan Teknik

Analisa Data. Jakarta: Salemba

Medika.

Depkes RI. (2002). Manajemen Laktasi.

Jakarta: Erlangga

Hegar, B., & Dkk. (2008). Bedah ASI (Kajian

Dari Berbagai Sudut Pandang Ilmiah).

Jakarta: FKUI.

Iqbal Mubarok, Wahid (2007). Promosi

Kesehatan: Sebagai Pengantar Proses

Belajar Mengajar Dalam Pendidikan.

Jogjakarta: Graha Ilmu

Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). Ilmu

Kesehatan Masyarakat. Jakarta:

Rineka Cipta

Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Pendidikan

dan Prilaku Kesehatan. Jakarta:

Rineka cipta

Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan

Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta: Salemba.

Roesli, U. (2000). Mengenal ASI Eksklusif.

Jakarta: Trubus Agriwijaya.

Siregar, A. (2004). Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Pemberian ASI

Page 11: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN MOTIVASI …stikesmuhla.ac.id/wp-content/uploads/jurnalsurya/noXVII/1-11... · ibu dalam pemberian ASI eksklusif yaitu ... dukungan suami. ... tentang

Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Motivasi Ibu Dengan Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi (6-24

Bulan) Di Dusun Melik Desa Canditunggal Kecamatan Kalitengah Kabupaten Lamongan

SURYA 11 Vol.01, No.XVII, Maret 2014

Ekslusif Oleh Ibu Melahirkan. Dipetik

11 09, 2012, dari Usu Digital Library:

http://library.usu.ac.id/download/fkm/f

km-arifin.pdf

Suryoprajogo, N. (2009). Keajaiban

Menyusui. Yogyakarta: Keyword.

Zukhrufarisma. (2010). Pengertian Motivasi.

(Online)

(http://zukhrufarisma.wordpress.com,

diakses 20 Oktober 2012)