hubungan tingkat pengetahuan dan motivasi...
TRANSCRIPT
SURYA 1 Vol.01, No.XVII, Maret 2014
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN MOTIVASI IBU DENGAN PEMBERIAN ASI
EKSKLUSIF PADA BAYI (6-24 BULAN) DI DUSUN
MELIK DESA CANDITUNGGAL KECAMATAN
KALITENGAH KABUPATEN LAMONGAN
Nasihatur Rosyadah* Arifal Aris**
ABSTRAK
ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja pada usia 0-6 bulan, tanpa tambahan cairan atau
makanan lain. Akibat tidak diberikan ASI eksklusif, bayi tidak mendapat makanan yang bergizi
dan berkualitas sehingga akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan bayi. Tujuan
penelitian adalah mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan motivasi ibu dengan pemberian
ASI eksklusif pada bayi (6-24 bulan) di Dusun Melik Desa Canditunggal Kecamatan Kalitengah
Kabupaten Lamongan.
Desain penelitian menggunakan metode analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi
seluruh ibu yang mempunyai bayi (6-24 bulan) sebanyak 36 orang, jumlah sampel 33 orang dengan
teknik simple random sampling. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner tertutup dan analisis
menggunakan uji koefisien kontingensi dengan p < 0,05.
Hasil penelitian didapatkan ibu dengan pengetahuan kurang, sebagian besar tidak diberikan ASI
eksklusif dan pengetahuan baik sebagian besar diberikan ASI eksklusif pada bayi dengan uji
koefisien kontingensi didapatkan p= 0,000 dimana p < 0,05 artinya terdapat hubungan pengetahuan
ibu tentang pemberian ASI eksklusif pada bayi (6-24 bulan) dengan c = 0,606. Ibu dengan
motivasi cukup sebagian besar tidak diberikan ASI eksklusif pada bayi dan motivasi baik
sebagian besar diberikan ASI eksklusif pada bayi dengan uji koefisien kontingensi didapatkan p=
0,000 dimana p < 0,05 artinya terdapat hubungan motivasi ibu dengan pemberian ASI eksklusif
pada bayi (6-24 bulan) dengan c = 0,595.
Melihat hasil penelitian diatas maka untuk meningkatkan pemberian ASI eksklusif dengan
meningkatkan pengetahuan dan motivasi ibu, sehingga dapat diberikan penyuluhan terhadap ibu
sehingga pengetahuan ibu bertambah dan lebih termotivasi agar memberikan ASI eksklusif.
Kata Kunci: Pengetahuan, Motivasi, Pemberian ASI Eksklusif
PENDAHULUAN
Air Susu Ibu (ASI) eksklusif atau pemberian
ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI
saja pada usia 0-6 bulan, tanpa tambahan
cairan atau makanan lain. Dengan hanya
memberikan ASI saja pada bayi sampai
berusia 6 bulan akan memberikan banyak
manfaat diantaranya: ASI eksklusif
merupakan makanan yang paling cocok bagi
bayi karena dapat memberikan gizi yang
paling sesuai dengan kebutuhan bayi,
melindungi bayi dari berbagai infeksi dan
memberikan hubungan kasih sayang yang
mendukung semua aspek perkembangan
bayi, termasuk kesehatan dan kecerdasan
bayi. Dengan hanya memberikan ASI saja
maka bayi akan mendapatkan perlindungan
baik secara aktif maupun pasif yang
didapatkan dari ASI, guna merangsang
system kekebalan bagi bayi itu sendiri.
Dengan adanya zat kekebalan ini, maka bayi
yang diberikan ASI eksklusif akan terhindar
dari berbagai macam infeksi atau penyakit
(Roesli, 2000). Ini merupakan salah satu
alasan mengapa World Health Organisation
(WHO), United Nations Emergency
Children’s (UNICEF), dan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia melalui Surat
(SK) Menteri Kesehatan (Men. Kes) No.
Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Motivasi Ibu Dengan Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi (6-24
Bulan) Di Dusun Melik Desa Canditunggal Kecamatan Kalitengah Kabupaten Lamongan
SURYA 2 Vol.01, No.XVII, Maret 2014
450/Men.Kes/SK/IV/2004 tanggal 04 April
2004 telah menetapkan rekomendasi
pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan.
Air Susu Ibu (ASI) adalah nutrisi
terbaik bagi bayi. Kebutuhan gizi yang
terdapat dalam ASI terbukti dapat
melawan infeksi, membantu mematangkan
sistem imunitas, mengurangi gangguan
pencernaan dan mendukung pertumbuhan
otak bayi yaitu sesuatu yang tidak dapat
diperoleh dari susu buatan pabrik.
(Suryoprajogo, 2009).
Menurut Departemen Kesehatan
Republik Indonesia tahun 2004 dalam
majalah bidan, di Indonesia hasil survey
WHO tahun 1996 tercatat pemberian ASI
saja sampai 4 bulan hanya 36 %, sedangkan
hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia
(SDKI) tahun 1997 meningkat 52%.
Harapannya pada tahun 2000 sampai dengan
tahun 2010 menjadi 80%. Menurut Survey
SDKI tahun 1997-2007 dunia menunjukkan
cakupan ASI eksklusif 6 bulan hanya 32,3%
(SADKI 2007), lebih rendah dari rata-rata
dunia sebesar 38%.
Dari hasil survey awal yang dilakukan
oleh peneliti yang dilakukan di Dusun Melik
Desa Canditunggal Kecamatan Kalitengah
Kabupaten Lamongan pada tanggal 20 bulan
Oktober tahun 2012, dari 5 ibu yang
mempunyai bayi usia 6- 24 bulan ada 3
(60%) bayi yang tidak mendapat ASI
eksklusif. Tingginya prosentase bayi yang
tidak mendapat ASI eksklusif ini, tidak lepas
dari kurangnya pengetahuan dan motivasi
yang diberikan pada ibu menyusui.
Beberapa faktor yang mempengaruhi
ibu dalam pemberian ASI eksklusif yaitu
perubahan sosial budaya, pengetahuan,
pendidikan, motivasi, faktor psikologis,
meningkatnya promosi susu formula sebagai
pengganti ASI, sikap dan prilaku petugas
kesehatan, fakor fisik ibu, kondisi khusus
bayi , dukungan suami.
Pengaruh kebudayaan barat, urbanisasi
dan kemajuan teknologi menyebabkan
pergeseran nilai sosial budaya
masyarakat.Memberi ASI pada bayi
dianggap tidak modern dan menempatkan ibu
pada kedudukan lebih rendah dibandingkan
dengan ibu golongan atas. Perkembangan
industri formula yang pesat dengan berbagai
promosi di media massa dapat menyebabkan
salah pengertian. Pemberian susu formula
dianggap lebih baik daripada ASI.
Pengetahuan dan sikap petugas
kesehatan dalam memberikan penyuluhan
atau dorongan tentang manfaat ASI sangat
menentukan ibu menyusui.Disamping itu
kondisi kesehatan bayi dan ibu sangat
berpengaruh dalam pemberian ASI. Bayi
sehat, tidak mengidap penyakit tertentu dan
tidak mengalami kecacatan lebih mudah
untuk menyusu dan sebaliknya ASI yang
diproduksi jumlahnya cukup apabila kondisi
kesehatan ibu baik dan konsumsi
makanannya cukup dari segi kualitas dan
kuantitas.
Tekanan ekonomi memaksa ibu
bekerja untuk mencari penghasilan sehingga
tidak mempunyai kesempatan memberikan
ASI secara eksklusif. Tingkat pendidikan dan
pengetahuan ibu berpengaruh dalam praktek
menyusui. Semakin tinggi tingkat pendidikan
ibu, pengetahuan ibu semakin baik Hal ini
akan memberikan kecenderungan ibu dalam
bersikap dengan memberikan yang terbaik
bagi bayi yaitu dengan memberikan ASI
eksklusif.
Faktor psikologis yang diyatakan
Siregar (2004) adalah takut kehilangan daya
tarik sebagai wanita, adanya anggapan para
ibu bahwa menyusui akan merusak
penampilan dan tekanan batin, ada sebagian
kecil ibu mengalami tekanan batin.
Sedangkan faktor fisik ibu adalah alasan
yang cukup sering basi ibu untuk menyusui
adalah karena ibu sakit, baik sebentar
maupun lama.
Kurangnya motivasi ibu untuk
memberi ASI eksklusif pada bayinya sering
kali membuat ibu-ibu mengalah pada susu
botol. Alasan ibu untuk tidak menyusui
terutama secara eksklusif sangat bervariasi.
Namun salah satu faktor yang menyebabkan
ibu memberikan susu formula adalah
produksi ASI tidak cukup yang menyebabkan
ibu tersebut tidak memberikan ASI eksklusif.
Keberhasilan pemberian ASI eksklusif
6 bulan dapat diwujudkan dengan motivasi
yang kuat, pengetahuan dasar tentang
menyusui, usaha yang terus menerus dan
Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Motivasi Ibu Dengan Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi (6-24
Bulan) Di Dusun Melik Desa Canditunggal Kecamatan Kalitengah Kabupaten Lamongan
SURYA 3 Vol.01, No.XVII, Maret 2014
dukungan fasilitas persalinan “Sayang Bayi”
(Hegar, 2008).
Akibat tidak diberikan ASI eksklusif,
bayi tidak mendapat makanan yang bergizi
dan berkualitas sehingga akan menghambat
pertumbuhan dan perkembangan bayi, bayi
tidak memperoleh zat kekebalan tubuh
sehingga mudah sakit, hubungan kasih
sayang ibu dan bayi tidak terjalin secara dini.
Sedangkan akibat bagi ibu, beresiko terjadi
perdarahan setelah persalinan, cepat terjadi
kehamilan, beresiko terkena kanker payudara
dan kanker rahim, waktu ibu tersita karena
harus menyiapkan susu formula, dan
pengeluaran keluarga bertambah (Depkes RI,
2002).
Salah satu upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan pengetahuan dan motivasi ibu
tentang pemberian ASI Eksklusif yang benar
adalah peran tenaga kesehatan sebagai
educator diharapkan dapat membantu
memberikan informasi tentang hal tersebut
tidak hanya dengan penyuluhan tetapi
petugas kesehatan harus memberikan
petunjuk serta dorongan bagaimana ibu
seharusnya memberikan ASI Eksklusif,
karena ASI merupakan makanan utama bayi
yang sangat baik dan tidak ada bandingannya
meskipun susu formula termahal dan terbaik.
Berdasarkan uraian di atas dan
fenomena yang terjadi di lapangan saya
tertarik untuk melakukan penelitian
“Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan
Motivasi Ibu Dengan Pemberian ASI
Eksklusif Pada Bayi (6-24 Bulan) Di Dusun
Melik Desa Canditunggal Kecamatan
Kalitengah Kabupaten Lamongan.
METODOLOGI .PENELITIAN
Desain yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian analitik, yaitu
penelitian yang mencoba mencari hubungan
antar varaibel. Penelitian dapat mencari,
menjelaskan suatu hubungan, memperkirakan,
menguji berdasarkan teori yang ada
(Nursalam, 2008).
Adapun pendekatan yang digunakan
adalah cross-sectional yaitu jenis penelitian
yang menekan pada waktu pengukuran atau
observasi data,variabel independen dan
dependen diukur atau diobservasi satu kali,
pada satu saat. Pada jenis ini variabel
independen dan dependen dinilai secara
simultan pada satu saat, tidak ada follow up.
(Nursalam, 2008). Dalam penelitian ini
peneliti ingin mengetahui hubungan tingkat
pengetahuan dan motivasi ibu dengan
pemberian ASI Eksklusif pada bayi (6-24
bulan) di Dusun Melik Desa Canditunggal
Kecamatan Kalitengah Kabupaten Lamongan.
HASIL PENELITIAN
Data Umum
1) Gambaran Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi di Desa
Canditunggal Kecamatan Kalitengah
Kabupaten Lamongan tepatnya di Dusun
Melik. Desa ini mempunyai batas wilayah
sebelah utara berbatasan dengan Desa
Tiremenggal Kecamatan Dukun Gresik,
sebelah selatan berbatasan dengan Desa
Bojoasri Kecamatan Kalitengah Lamongan,
sebelah barat berbatasan dengan Desa
Kuluran Kecamatan Kalitengah Lamongan,
sebelah timur berbatasan dengan Desa
Sugihwaras Kecamatan Kalitengah
Lamongan. Desa ini mempunyai luas wilayah
124.416 km2.
Sedangkan dari data demografi Desa
Canditunggal Kecamatan Kalitengah
Lamongan memiliki jumlah penduduk 2.250
jiwa terdiri dari 1109 laki-laki dan 1141
perempuan dengan jumlah kepala keluarga
atau KK sebanyak 515 KK. Mayoritas
penduduknya bekerja sebagai petani.
2) Karakteristik responden
Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Motivasi Ibu Dengan Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi (6-24
Bulan) Di Dusun Melik Desa Canditunggal Kecamatan Kalitengah Kabupaten Lamongan
SURYA 4 Vol.01, No.XVII, Maret 2014
1. Distribusi Umur Responden
Tabel 1. Distribusi usia responden untuk
ibu di Dusun Melik Desa
Canditunggal Kecamatan
Kalitengah Kabupaten
Lamongan Tahun 2013.
No Usia Frekuensi Prosentase
(%)
1.
2.
3.
4.
<20
Tahun
21-30
Tahun
31-40
Tahun
>40
Tahun
1
19
11
2
3,0
57,6
33,3
6,1
Total 33 100
Sumber: Data Primer 2013
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan
bahwa sebagian besar ibu sebanyak 19 ibu
(57,6%) berusia 21-30 tahun, sebagian kecil
ibu sebanyak 1 ibu (3,0%) berusia < 20
tahun.
2. Karakteristik Pendidikan
Tabel 2. Distribusi pendidikan responden
untuk ibu di Dusun Melik Desa
Canditunggal Kecamatan
Kalitengah Kabupaten
Lamongan Tahun 2013.
No Pendidikan Frekensi Prosentase
(%)
1.
2.
3.
4
SD
SMP
SMA
PT
4
5
22
2
12,1
15,2
66,7
6,1
Total 33 100
Sumber: Data Primer 2013
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan
bahwa sebagian besar ibu sebanyak 22 ibu
(66,6%) berpendidikan SMA, sebagian kecil
ibu sebanyak 2 responden (6,1%)
berpendidikan PT.
3.Karakteristik Pekerjaan
Karakteristik Pekerjaan responden
sebagaimana tabel di bawah ini:
Tabel 3. Distribusi pekerjaan responden
untuk ibu di Dusun Melik Desa
Canditunggal Kecamatan
Kalitengah Kabupaten
Lamongan Tahun 2013.
No Pekerjaan Frek. Prosentase
(%)
1.
2.
3.
Ibu Rumah Tangga
Wiraswasta
Pegawai Swasta
28
3
2
84,8
9,1
6,1
Total 33 100
Sumber: Data Primer 2013
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan
bahwa sebagian besar ibu sebanyak 28 ibu
(84,8%) berpekerjaan sebagai Ibu Rumah
tangga, sebagian kecil ibu sebanyak 2 ibu
(6,1%) berpekerjaan sebagai pegawai swasta.
Data Khusus
1. Pengetahuan Ibu
Tabel 4. Distribusi pengetahuan ibu di
Dusun Melik Desa Canditunggal
Kecamatan Kalitengah
Kabupaten Lamongan Tahun
2013.
No Pengetahuan Frekensi Prosentase
(%)
1.
2.
3.
Kurang
Cukup
Baik
12
14
7
36,4
42,4
21,2
Total 33 100
Sumber: Data Primer 2013
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan
bahwa sebagian besar ibu sebanyak 14 ibu
(42,4%) mempunyai pengetahuan cukup,
sebagian kecil ibu sebanyak 7 ibu (21,2%)
mempunyai pengetahuan baik.
2. Motivasi Ibu
Tabel 5. Distribusi motivasi ibu di Dusun
Melik Desa Canditunggal
Kecamatan Kalitengah
Kabupaten Lamongan Tahun
2013.
No Motivasi Frekensi Prosentase
Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Motivasi Ibu Dengan Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi (6-24
Bulan) Di Dusun Melik Desa Canditunggal Kecamatan Kalitengah Kabupaten Lamongan
SURYA 5 Vol.01, No.XVII, Maret 2014
(%)
1.
2.
3.
Kurang
Cukup
Baik
3
18
12
9,1
54,5
36,4
Total 33 100
Sumber: Data Primer 2013
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan
bahwa sebagian besar ibu sebanyak 18 ibu
(54,5%) mempunyai motivasi cukup,
sebagian kecil ibu sebanyak 3 ibu (9,1%)
mempunyai motivasi baik.
3. Pemberian ASI eksklusif
Tabel 6. Distribusi pemberian ASI
Eksklusif di Dusun Melik Desa
Canditunggal Kecamatan
Kalitengah Kabupaten
Lamongan Tahun 2013.
No Pemberian
ASI
Eksklusif
Frekuensi Prosentase
(%)
1.
2.
Tidak
Eksklusif
Eksklusif
21
12
63,6
36,4
Total 33 100
Sumber: Data Primer 2013
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan
bahwa sebagian besar ibu sebanyak 21 ibu
(63,6%) tidak ASI eksklusif, sebagian kecil
ibu sebanyak 12 ibu (36,4%) ASI eksklusif.
4. Tabulasi silang berdasarkan hubungan
pengetahuan ibu tentang pemberian ASI
Ekslusif pada bayi (6-24 bulan) di Dusun
Melik Desa Canditunggal Kecamatan
Kalitengah Kabupaten Lamongan 2013.
Tabel 7. Distribusi Silang Hubungan
pengetahuan ibu tentang
pemberian ASI Ekslusif pada
bayi (6-24 bulan) di Dusun
Melik Desa Canditunggal
Kecamatan Kalitengah
Kabupaten Lamongan Tahun
2013.
Pengetahu
an
Pemberian ASI Eksklusif Tot
al
Prose
ntase
(%) Tidak
Ekskl
usif
Prose
ntase
(%)
Eksklu
sif
Prose
ntase
(%)
Kurang
Cukup
Baik
12
9
0
100
64,3
0
0
5
7
0
35,7
100
12
14
7
100
100
100
Total 21 63,6 12 36,4 33 100
c = 0,606 p = 0,000
Sumber: Data Primer 2013
Berdasarkan tabel 4.7 di atas terlihat
bahwa ibu yang mempunyai pengetahuan
kurang, sebagian besar tidak diberikan ASI
eksklusif pada bayi yaitu 12 ibu (100%). Ibu
yang mempunyai pengetahuan baik, sebagian
besar diberikan ASI eksklusif pada bayi yaitu
7 ibu (100%).
Berdasarkan hasil perhitungan
menggunakan uji koefisien kontingensi yang
dianalisa menggunakan program SPSS 16.0
antara pengetahuan ibu tentang pemberian
ASI eksklusif pada bayi (6-24 bulan)
diperoleh nilai p= 0,000 dimana p < 0,05
sehingga H1 diterima artinya terdapat
hubungan antara pengetahuan ibu tentang
pemberian ASI Ekslusif pada bayi (6-24
bulan) di Dusun Melik Desa Canditunggal
Kecamatan Kalitengah Kabupaten Lamongan
2013 dengan nilai c = 0,606 yang artinya ada
hubungan antara dua variabel.
5. Tabulasi silang berdasarkan hubungan
motivasi ibu dengan pemberian ASI
Ekslusif pada bayi (6-24 bulan) di Dusun
Melik Desa Canditunggal Kecamatan
Kalitengah Kabupaten Lamongan Tahun
2013.
Tabel 8. Distribusi Silang Hubungan
motivasi ibu dengan pemberian
ASI Ekslusif pada bayi (6-24
bulan) di Dusun Melik Desa
Canditunggal Kecamatan
Kalitengah Kabupaten
Lamongan Tahun 2013.
Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Motivasi Ibu Dengan Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi (6-24
Bulan) Di Dusun Melik Desa Canditunggal Kecamatan Kalitengah Kabupaten Lamongan
SURYA 6 Vol.01, No.XVII, Maret 2014
Motivasi Pemberian ASI eksklusif Total Prosent
ase (%) Tidak
Eksklusif
Prosentas
e (%)
Eksklu
sif
Prosent
ase (%)
Kurang
Cukup Baik
3
16 2
100
88,9 16,7
0
2 10
0
11,1 83,3
3
18 12
100
100 100
Total 21 63,6 12 36,4 33 100
c = 0,595 p = 0,000
Sumber: Data Primer 2013
Berdasarkan tabel 4.8 terlihat bahwa
ibu yang mempunyai motivasi cukup,
sebagian besar tidak diberikan ASI eksklusif
pada bayi yaitu 16 ibu (88,9%). Ibu yang
mempunyai motivasi baik, sebagian besar
diberikan ASI eksklusif pada bayi yaitu 10
ibu (83,3%).
Berdasarkan hasil perhitungan
menggunakan uji koefisien kontingensi yang
dianalisa menggunakan program SPSS 16.0
antara motivasi ibu tentang pemberian ASI
Ekslusif pada bayi (6-24 bulan) diperoleh
nilai p = 0,000 dimana p < 0,05 sehingga H1
diterima artinya terdapat hubungan antara
motivasi ibu dengan pemberian ASI Ekslusif
pada bayi (6-24 bulan) di Dusun Melik Desa
Canditunggal Kecamatan Kalitengah
Kabupaten Lamongan 2013 dengan nilai c =
0,595 yang artinya ada hubungan antara dua
variabel.
PEMBAHASAN
Pembahasan dalam penelitian ini disusun
sesuai dengan tujuan penelitian, hasil statistik
dengan pendekatan hubungan tingkat
pengetahuan dan motivasi ibu dengan
pemberian ASI Ekslusif pada bayi (6-24
bulan) di Dusun Melik Desa Canditunggal
Kecamatan Kalitengah Kabupaten Lamongan
tahun 2013 adalah sebagai berikut:
1. Pengetahuan Ibu
Berdasarkan tabel 4. diketahui bahwa
sebagian besar ibu sebanyak 14 ibu (42,4%)
mempunyai pengetahuan cukup, sebagian
kecil ibu sebanyak 7 ibu (21,2%)
mempunyai pengetahuan baik.
Menurut A. Azis Alimul (2005),
pengetahuan merupakan proses belajar
dengan menggunakan panca indera yang
dilakukan seseorang terhadap obyek tertentu
untuk menghasilkan pengetahuan dan
keterampilan.
Ditinjau dari pendidikan, menurut
Soekidjo Notoatmodjo (2003), pendidikan
ialah suatu proses menumbuh kembangkan
seluruh kemampuan dan prilaku manusia
melalui pengajaran sehingga dalam
pendidikan ini perlu dipertimbangkan umur
(proses berkembang) dalam hubungan
dengan proses belajar.
Berdasarkan tabel 4. dapat dilihat
bahwa dari total 33 ibu, sebagian besar ibu
sebanyak 22 ibu (66,6%) berpendidikan
SMA, sebagian kecil ibu sebanyak 2 ibu
(6,1% ) berpendidikan PT.
Pada tabel 2. didapatkan sebagian
besar ibu berpendidikan SMA. SMA adalah
sekolah umum selepas sekolah menengah
pertama sebelum perguruan tinggi. Hal ini
menunjukkan bahwa pengetahuan
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan
seseorang, karena semakin tinggi pendidikan
seseorang semakin mudah pula mereka
menerima informasi yang diterimanya dan
akhirnya banyak pula pengetahuan yang
dimilikinya. Pendidikan adalah suatu usaha
untuk mengembangkan kepribadian dan
kemampuan didalam dan diluar sekolah dan
berlangsung seumur hidup. Pendidikan
mempengaruhi proses belajar, makin tinggi
pendidikan seseorang makin mudah orang
tersebut untuk menerima informasi. Dengan
pendidikan tinggi maka seseorang akan
cenderung untuk mendapatkan informasi,
baik dari orang lain maupun dari media
massa. Semakin banyak informasi yang
masuk semakin banyak pula pengetahuan
yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan
sangat erat kaitannya dengan pendidikan
tinggi, maka orang tersebut akan semakin
luas pula pengetahuannya (Iqbal, 2007).
Selain pendidikan faktor yang
mempengaruhi pengetahuan adalah umur.
Menurut Notoatmodjo (2003), umur adalah
tingkat kekuatan dan kematangan seserang
daam berfikir dan bekerja, makin tua
seseorang tingkat kematangan dan kekuatan
akan lebih matag dibanding umur muda. Dari
segi kepercayaan masyarakat, seseorang yang
lebih dewasa akan dipercaya dari segi yang
cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini adalah
sebagai akibat dari pengalaman dan
kematangan.
Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Motivasi Ibu Dengan Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi (6-24
Bulan) Di Dusun Melik Desa Canditunggal Kecamatan Kalitengah Kabupaten Lamongan
SURYA 7 Vol.01, No.XVII, Maret 2014
Berdasarkan tabel 1. di atas terlihat
bahwa dari total 33 ibu, sebagian besar ibu
sebanyak 19 ibu (57,6%) berusia 21-30
tahun.
Pada usia 21-30 tahun merupakan
tahap masa penyesuaian terhadap pola-pola
hidup baru dan harapan mengembangkan
sifat-sifat, nilai-nilai yang serba baru. Ia
diharapkan menikah, mempunyai anak,
mengurus keluarga, membuka karier, dan
mencapai satu prestasi. Menurut Iqbal (2007)
yang menyebutkan bahwa semakin cukup
umur seseorang tingkat kedewasaan dan
kematangan seseorang akan lebih matang
dalam berfikir sehingga lebih mudah
menerima suatu ide yang baru seperti adanya
penyuluhan pemberian ASI eksklusif,
semakin banyak informasi yang dijumpai
semakin banyak hal yang dikerjakan dan
semakin banyak menambah pengetahuan.
Pada rentang ini kemungkinan pengalaman
terhadap sehari-hari masih kurang, karena
semakin cukup usia maka tingkat
kematangan akan berkembang secara optimal
termasuk didalamnya pengalaman, serta
kekuatan seseorang dalam berfikir. Ibu yang
masih muda cenderung langsung menerima
informasi baru begitu saja tanpa didasari
pengetahuan yang cukup. Apalagi jika
informasi tersebut mengenai keunggulan dan
kepraktisan susu formula dibandingkan ASI,
ibu akan langsung dan terdorong untuk
memberikan susu formula.
Faktor yang lain mempengaruhi adalah
pekerjaan. Menurut Notoatmodjo (2003)
Pekerjaan adalah suatu kegiatan yang
dilakukan terutama untuk menunjang
kehidupan keluarga sehingga pekerjaan orang
tua yang menghasilkan pendapatan dapat
digunakan sebagai sasaran dalam pemberian
nutrisi.
Berdasarkan tabel 3. diatas
menunjukkan bahwa sebagian besar ibu
sebanyak 28 ibu (84,8%) berpekerjaan
sebagai Ibu Rumah tangga, sebagian kecil
ibu sebanyak 2 ibu (6,1%) berpekerjaan
sebagai pegawai swasta. Walaupun memiliki
banyak waktu untuk menyusui dan menerima
informasi, namun pengetahuan ibu belum
cukup untuk menyaring informasi yang ada.
Sehingga mereka lebih tertarik dan memilih
kepraktisan dengan memberikan susu
formula.
2. Motivasi Ibu
Berdasarkan tabel 5. diketahui bahwa
bahwa sebagian besar ibu sebanyak 18 ibu
(54,5%) mempunyai motivasi cukup,
sebagian kecil ibu sebanyak 3 ibu (9,1%)
mempunyai motivasi baik.
Menurut Notoatmodjo Soekidjo,
(2003): Motivasi merupakan suatu dorongan
dalam diri seseorang yang menyebabkan
orang tersebut melakukan kegiatan-kegiatan
tertentu guna mencapai tujuan tertentu.
Menurut Iqbal (2007) faktor yang
berpengaruh terhadap motivasi adalah: 1).
Faktor Intrinsik seseorang: (a). Faktor fisik
dan proses mental, (b) faktor hereditas dan
kematangan atau usia, (c). Situasi dan
kondisi. 2). Faktor Ekstrinsik seseorang: (a).
Lingkungan, (b). Fasilitas dan sarana dan
prasarana, (c) Program dan aktivitas dan
Audio Visual Aid.
Hal tersebut di atas dapat terjadi karena
seseorang yang memiliki motivasi baik
maupun cukup maka akan cenderung untuk
memberikan ASI eksklusif pada bayi. Tapi
sebaliknya seseorang yang mempunyai
motivasi yang kurang maka akan sulit
mencapai sesuatu yang diharapkan akan
sebaliknya orang dengan motivasi yang baik
dia akan mudah mencapai hal yang
diinginkan hal ini yang mendorong seseorang
yang memiliki motivasi baik dan cukup
untuk memberikan ASI eksklusif pada bayi.
3. Pemberian ASI Eksklusif
Berdasarkan tabel 6. diatas
menunjukkan bahwa sebagian besar ibu
sebanyak 21 ibu (63,6%) tidak eksklusif,
sebagian kecil ibu sebanyak 12 ibu (36,4%)
eksklusif, karena seseorang memiliki
pengetahuan dan motivasi yang tinggi maka
akan mempengaruhi sikap seseorang
sehingga ibu akan memberikan ASI eksklusif
pada bayi.
ASI eksklusif adalah pemberian ASI
saja sejak bayi dilahirkan sampai sekitar 6
bulan. Selama itu bayi tidak diharapkan
mendapatkan makanan tambahan cairan lain
seperti susu formula, air jaruk, air teh, madu,
Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Motivasi Ibu Dengan Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi (6-24
Bulan) Di Dusun Melik Desa Canditunggal Kecamatan Kalitengah Kabupaten Lamongan
SURYA 8 Vol.01, No.XVII, Maret 2014
air putih, juga pisang, biskuit, bubur susu,
bubur nasi, dan sebagainya. ASI
mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh
tubuh bayi selama awal kehidupannya dan
sangat sesuai untuk sistem pencernaan bayi
yang belum sempurna. Oleh karena itu ASI
merupakan makanan yang terbaik untuk bayi.
Rendahnya pemberian ASI eksklusif
ini disebabkan kurangnya pengetahuan dan
informasi yang didapatkan sehingga ibu tidak
menyadari mana yang terbaik untuk bayinya.
Perilaku yang didasari oleh pengetahuan,
kesadaran, dan sikap yang positif, maka
perilaku tersebut akan bersifat langgeng
(long lasting) (Notoatmodjo, 2007).
Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari
oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak
akan berlangsung lama, dan cenderung
perilaku ibu hanya ikut-ikutan saja.
Kemungkinan mereka tertarik dengan iklan-
iklan susu yang ada, tentang berbagai macam
keunggulan susu formula yang
kandungannya dapat meningkatkan
kecerdasan anak dan perkembangan yang
optimal. Informasi ini tanpa dipertimbangkan
langsung diterima yang dimanifestasikan
sikap melalui pemberian susu formula.
Faktor yang mempengaruhi salah
satunya adalah tingkat sosial ekonomi,
didalam penelitian ini peniliti mengukur
tingkat sosial ekonomi dengan riwayat
pekerjaannya. Menurut Notoatmodjo (2003),
pekerjaan adalah suatu kegiatan yang
dilakukan terutama untuk menunjang
kehidupan keluarga sehingga pekerjaan orang
tua yang menghasilkan pendapatan.
Berdasarkan tabel 3. diatas
menunjukkan bahwa sebagian besar ibu
sebanyak 28 ibu (84,8%) berpekerjaan
sebagai Ibu Rumah tangga, sebagian kecil
ibu sebanyak 2 ibu (6,1%) berpekerjaan
sebagai pegawai swasta. Walaupun memiliki
banyak waktu untuk menyusui dan menerima
informasi, namun pengetahuan ibu belum
cukup untuk menyaring informasi yang ada.
Sehingga mereka lebih tertarik dan memilih
kepraktisan dengan memberikan susu
formula.
Faktor usia juga dapat berpengaruh
pada perilakunya, dari hasil penelitian
didapatkan sebagian besar ibu sebanyak 19
ibu (57,6%) berusia 21-30 tahun. Pada
rentang usia ini terjadi masa peralihan dari
masa remaja dewasa, sehingga
perkembangan pikiran mereka masih labil
dan belum dapat menentukan keputusan
sendiri. Mereka membutuhkan orang-orang
disekitar mereka untuk mrndukung
keputusannya, dalam hal ini memberikan ASI
eksklusif.
4. Hubungan Pengetahuan ibu tentang
pemberian ASI Ekslusif pada bayi (6-
24 bulan) di Dusun Melik Desa
Canditunggal Kecamatan Kalitengah
Kabupaten Lamongan.
Berdasarkan tabel 7. diatas terlihat
bahwa ibu yang mempunyai pengetahuan
kurang, sebagian besar tidak ASI eksklusif
pada bayi yaitu 12 ibu (100%). Ibu yang
mempunyai pengetahuan baik, sebagian
besar ASI eksklusif pada bayi yaitu 7 ibu
(100%).
Berdasarkan hasil perhitungan
menggunakan uji koefisien kontingensi yang
dianalisa menggunakan program SPSS 16.0
antara pengetahuan ibu tentang pemberian
ASI eksklusif pada bayi (6-24 bulan)
diperoleh nilai p= 0,000 dimana p < 0,05
sehingga H1 diterima artinya terdapat
hubungan antara pengetahuan ibu tentang
pemberian ASI Ekslusif pada bayi (6-24
bulan) di Dusun Melik Desa Canditunggal
Kecamatan Kalitengah Kabupaten Lamongan
2013 dengan nilai c = 0,606 yang artinya ada
hubungan antara dua variabel.
Menurut Notoatmojo, (2007)
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari
tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu obyek.
Pengindraan terjadi melalui pancaindra
manusia, yakni indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Pengetahuan atau kognitif merupakan
domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang.
Pemberian ASI eksklusif dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu perubahan sosial
budaya, pengetahuan, pendidikan, motivasi,
kepercayaan dan tradisi masyarakat terhadap
hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan.
Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Motivasi Ibu Dengan Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi (6-24
Bulan) Di Dusun Melik Desa Canditunggal Kecamatan Kalitengah Kabupaten Lamongan
SURYA 9 Vol.01, No.XVII, Maret 2014
Pengetahuan ibu memang memberikan
konstribusi yang cukup besar terhadap
pemberian ASI eksklusif dimana
pengetahuan tersebut memiliki 6 tingakatan
dari mulai tahu, memahami, aplikasi,
analisis, sintesis, dan evaluasi.
Menurut Notoatmojo, (2007)
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari
tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu obyek.
Pengindraan terjadi melalui pancaindra
manusia, yakni indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Pengetahuan atau kognitif merupakan
domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang. Namun
dalam hal ini masih didapatkan sebagian
besar ibu yang mempunyai pengetahuan
cukup tetapi tidak memberikan ASI eksklusif
dan hampir setengah ibu yang mmpunyai
pengetahuan cukup tetapi memberikan ASI
eksklusif. Hal tersebut mungkin juga
dipengaruhi peran keluarga yang kurang.
5. Hubungan Motivasi ibu dengan
pemberian ASI Ekslusif pada bayi (6-
24 bulan) di Dusun Melik Desa
Canditunggal Kecamatan Kalitengah
Kabupaten Lamongan.
Berdasarkan tabel 8. terlihat bahwa ibu
yang mempunyai motivasi cukup, sebagian
besar tidak ASI eksklusif pada bayi yaitu 16
ibu (88,9%). Responden yang mempunyai
motivasi baik, sebagian besar ASI eksklusif
pada bayi yaitu 10 ibu (83,3%).
Berdasarkan hasil perhitungan
menggunakan uji koefisien kontingensi yang
dianalisa menggunakan program SPSS 16.0
antara motivasi ibu tentang pemberian ASI
Ekslusif pada bayi (6-24 bulan) diperoleh
nilai p = 0,000 dimana p < 0,05 sehingga H1
diterima artinya terdapat hubungan antara
motivasi ibu dengan pemberian ASI Ekslusif
pada bayi (6-24 bulan) di Dusun Melik Desa
Canditunggal Kecamatan Kalitengah
Kabupaten Lamongan 2013 dengan nilai c =
0,595 yang artinya hubungan antara dua
variabel.
Pemberian ASI selain dipengaruhi oleh
usia, pendidikan dan pekerjaan, juga
dipengaruhi oleh faktor lain, diantaranya
motivasi. Secara garis besar perilaku manusia
dapat dilihat dari 3 aspek, yakni aspek fisik,
psikis, dan sosial. Menurut Lawrence Green
yang dikutip oleh Notoatmodjo (2007) yang
menganalisis perilaku manusia dari tingkat
kesehatan, menyatakan bahwa perilaku
terbentuk dari 3 faktor, yaitu; 1) Faktor-
faktor predisposisi, yang terwujud dalam
pengetahuan, pendidikan, kepercayaan, nilai-
nilai dalam sosial budaya dan sebagainya; 2)
Faktor-faktor pendukung, yang terwujud
dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak
tersedianya fasilitas atau sarana kesehatan,
misalnya puskesmas, obat-obatan, dan
sebagainya; 3) Faktor-faktor pendorong,
yang terwujud dalam motivasi yang
diberikan, baik, dari teman, keluarga,
masyarakat atau petugas kesehatan.
Faktor predisposisi merupakan faktor
yang ada dalam diri manusia, sedangkan
faktor pendukung adalah sarana kesehatan
yang tersedia, seperti klinik laktasi. Semakin
lengkap sarana yang ada akan mendorong
semangat ibu untuk menyusui bayinya secara
eksklusif. Motivasi sebagai faktor pendorong,
dapat berasal dari dalam diri sendiri yang
berupa kesadaran dan kemauan maupun dari
luar yaitu keluarga, masyarakat dan tenaga
kesehatan yang berupa pemberian informasi.
Ibu yang memiliki motivasi kurang
cenderung tidak memberikan ASI karena
kurangnya motivasi dari dalam diri maupun
dari luar. Sedangkan ibu yang mempunyai
motivasi yang tinggi, sebagian besar
memberikan ASI secara eksklusif karena ibu
sadar akan manfaat dan keuntungan ASI bagi
ibu maupun bayinya.
Didalam program-program kesehatan,
agar diperoleh perubahan perilaku yang
sesuai dengan norma-norma kesehatan,
sangat diperlukan usaha-usaha konkret dan
positif dari tenaga kesehatan. Beberapa
strategi untuk memperolah perubahan
perilaku tersebut oleh WHO yang dikutip
oleh Notoatmodjo (2007) dikelompokkan
menjadi 3, yaitu; 1) Menggunakan kekuasaan
atau dorongan; 2) pemberian informasi; 3)
diskusi partisipasi. Dan akan lebih efektif
lagi jika masyarakat sekitar juga ikut
Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Motivasi Ibu Dengan Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi (6-24
Bulan) Di Dusun Melik Desa Canditunggal Kecamatan Kalitengah Kabupaten Lamongan
SURYA 10 Vol.01, No.XVII, Maret 2014
mendukung program pemberian ASI
eksklusif ini.
Berdasarkan uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa seseorang yang memiliki
motivasi tinggi selalu berperilaku yang sesuai
harapan. Karena dalam perilaku dipengaruhi
oleh pengetahuan, pendidikan, kepercayaan,
fasilitas kesehatan dan sebagainya. Begitu jua
sebaliknya, seseorang yang memiliki
motivasi kurang atau cukup sebagian besar
tidak berperilaku sesuai harapan.
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan penelitian pada
bab 4, dapat disimpulkan bahwa:
1) Sebagian besar Ibu Di Dusun Melik
Desa Canditunggal Kecamatan
Kalitengah Kabupaten Lamongan
memiliki pengetahuan yang cukup
tentang pengetahuan pemberian ASI
eksklusif.
2) Sebagian besar Ibu Di Dusun Melik
Desa Canditunggal Kecamatan
Kalitengah Kabupaten Lamongan
memiliki motivasi yang cukup tentang
pemberian ASI eksklusif.
3) Sebagian besar Ibu Di Dusun Melik
Desa Canditunggal Kecamatan
Kalitengah Kabupaten Lamongan tidak
memberikan ASI eksklusif.
4) Terdapat hubungan yang signifikan
antara pengetahuan ibu tentang
pemberian ASI Ekslusif pada bayi (6-24
bulan) di Dusun Melik Desa
Canditunggal Kecamatan Kalitengah
Kabupaten Lamongan dengan nilai c =
0,606 dan p = 0,000.
5) Terdapat hubungan yang signifikan
antara motivasi ibu dengan pemberian
ASI Ekslusif pada bayi (6-24 bulan) di
Dusun Melik Desa Canditunggal
Kecamatan Kalitengah Kabupaten
Lamongan dengan nilai c = 0,595 dan p
= 0,000.
2. Saran
1) Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai dasar untuk pengelolahan
program pembelajaran serta dapat
dipergunakan sebagai dasar untuk
melakukan penelitian selanjutnya dengan
variabel lain yang belum diteliti dan
metode penelitian yang lebih akurat.
2) Bagi Petugas
Penelitian ini dapat memberikan
masukan bagi petugas kesehatan dalam
upaya meningkatkan program pemerintah
tentang pemberian ASI eksklusif.
3) Bagi Peneliti
Perlunya penelitian lebih lanjut
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
pemberian ASI eksklusif.
4) Bagi Masyarakat
Diharapkan masyarakat dapat
meningkatkan pengatahuan yang lebih
luas dan motivasi dalam pemberian ASI
eksklusif.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, A. Aziz Hidayat. (2005). Metode
Penelitian Kebidanan dan Teknik
Analisa Data. Jakarta: Salemba
Medika.
Depkes RI. (2002). Manajemen Laktasi.
Jakarta: Erlangga
Hegar, B., & Dkk. (2008). Bedah ASI (Kajian
Dari Berbagai Sudut Pandang Ilmiah).
Jakarta: FKUI.
Iqbal Mubarok, Wahid (2007). Promosi
Kesehatan: Sebagai Pengantar Proses
Belajar Mengajar Dalam Pendidikan.
Jogjakarta: Graha Ilmu
Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). Ilmu
Kesehatan Masyarakat. Jakarta:
Rineka Cipta
Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Pendidikan
dan Prilaku Kesehatan. Jakarta:
Rineka cipta
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba.
Roesli, U. (2000). Mengenal ASI Eksklusif.
Jakarta: Trubus Agriwijaya.
Siregar, A. (2004). Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Pemberian ASI
Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Motivasi Ibu Dengan Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi (6-24
Bulan) Di Dusun Melik Desa Canditunggal Kecamatan Kalitengah Kabupaten Lamongan
SURYA 11 Vol.01, No.XVII, Maret 2014
Ekslusif Oleh Ibu Melahirkan. Dipetik
11 09, 2012, dari Usu Digital Library:
http://library.usu.ac.id/download/fkm/f
km-arifin.pdf
Suryoprajogo, N. (2009). Keajaiban
Menyusui. Yogyakarta: Keyword.
Zukhrufarisma. (2010). Pengertian Motivasi.
(Online)
(http://zukhrufarisma.wordpress.com,
diakses 20 Oktober 2012)