hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI
DASAR TERHADAP KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS PISANGAN KOTA
TANGERANG SELATAN TAHUN 2016
HALAMAN JUDUL Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Keperawatan (S.Kep)
OLEH :
NURHIDAYATI
NIM: 1112104000022
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1437 H/2016 M
ii
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 Keperawatan di Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan jiplakan dari hasil karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 2016
Nurhidayati
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR TERHADAP KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR DI WILAYAH KERJA
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR TERHADAP KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PISANGAN KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2016 PUSKESMAS PISANGAN KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2016
Telah disetujui dan diperiksa oleh pembimbing Telah disetujui dan diperiksa oleh pembimbing Program Studi Ilmu Keperawatan Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Disusun Oleh: Disusun Oleh:
Nurhidayati Nurhidayati
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1437 H/2016 M
iii
Pembimbing I
Ns. Uswatun Khasanah, S.Kep.,MNS NIP. 19770401 200912 2003
Pembimbing II
Jamaludin, S.Kp.,M.Kep NIP. 19680522 200801 1007
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan judul
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR TERHADAP KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PISANGAN KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2016
Telah disusun dan dipertahankan dihadapan penguji oleh:
Nurhidayati NIM: 1112104000022
iv
Pembimbing I
Ns. Uswatun Khasanah, S.Kep.,MNS NIP. 19770401 200912 2 003
Pembimbing II
Jamaludin, S.Kp.,M.Kep NIP. 19680522 200801 1 007
Penguji II
Ratna Pelawati, S.Kp.,M.Biomed NIP. 19780215 200901 2 005
Penguji I
Ita Yuanita, S.Kp.,M.Kep NIP. 19700122 200801 2 005
Penguji III
Jamaludin, S.Kp.,M.Kep
NIP. 19680522 200801 1007
Penguji IV
Ns. Uswatun Khasanah, S.Kep.,MNS
NIP. 19770401 200912 2003
LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR TERHADAP KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PISANGAN KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2016
Disusun oleh:
Nurhidayati
NIM: 1112104000022
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Negeri Islam Syarif Hidayatullah Jakarta
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES
v
Maulina Handayani, S.Kp.,M.Sc NIP. 19790210 200501 2 002
Dekan Fakultas Kedokteran dan Imu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Prof. DR. H. Arif Sumantri, S.KM.,M.Kes NIP. 19650808 198803 1 002
SCHOOL OF NURSING SYARIF HIDAYATULLAH ISLAMIC STATE UNIVERSITY OF JAKARTA Undergraduate Thesis, June 2016
Nurhidayati, NIM : 1112104000022
Correlation between Mother’s Knowledge of Basic Immunization towards Completeness of Basic Immunization in District Work of Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan
xvii + 67 pages + 10 table + 2 schemes + 6 appendix
ABSTRACT Background: Immunization is an effective primary prevention effort to prevent the outbreak of infectious diseases that can be prevented by immunization. Immunization coverage of children in the member countries of WHO (World Health Organization) had reached 90%, estimated 85% of infants worldwide had been immunized and there were 19.3% million infants and children had not been fully vaccinated and remain at risk of disease. Knowledge affected a person to do health behaviors. Mother has an important role in caring for children especially in child immunization completeness. However, the main challenge in the implementation of immunization completeness was the level of knowledge of mothers on immunization completeness. This was because the fundamental domain knowledge in practice changes. Purpose: The purpose of this study was to determine the correlation between mother’s knowledge of basic immunization towards completeness of basic immunization in district work of Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan. Method: This study was a descriptive cross sectional design correlation with α = 0.05. Data was collected in 73 respondents in Puskesmas Pisangan in March 2016 using questionnaires and analyzed using chi square. Results: The analysis showed that there was a correlation between the completeness of the knowledge of basic immunization (p = 0.042) with sufficient knowledge of mothers around 52.1% and completeness of immunization around 74%. Suggestions: The result of this study are expected to be consideration for the health institution in order to conduct training to improve knowledge and awareness as well as the responsibility of staff and cadres in dealing with the problem of knowledge.
Keywords: Knowledge, Basic Immunization Complete, Completed Basic Immunization
Reference: 49 (tahun 2000-2015)
vi
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Skripsi, Juni 2013 Nurhidayati, NIM: 1112104000022 Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Terhadap Kelengkapan Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan xvii + 67 halaman + 10 tabel +2 skema + 6 lampiran
ABSTRAK
Latar Belakang: Imunisasi adalah upaya pencegahan primer yang efektif untuk mencegah terjangkitnya penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan imunisasi. Cakupan imunisasi anak di negara-negara anggota WHO (World Health Organization) telah mencapai 90%, diperkirakan 85% dari bayi diseluruh dunia telah mendapat imunisasi dan masih terdapat 19,3% juta bayi dan anak-anak belum sepenuhnya mendapatkan vaksinasi dan tetap beresiko terkena penyakit. Pengetahuan mempengaruhi seseorang untuk melakukan perilaku kesehatan. Ibu memiliki peran penting dalam merawat anak terutama dalam kelengkapan imunisasi anak. Namun, tantangan utama dalam pelaksanaan kelengkapan imunisasi adalah tingkat pengetahuan ibu terhadap kelengkapan imunisasi. Hal ini karena pengetahuan domain mendasar dalam perubahan praktik. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar terhadap kelengkapan imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi desain cross sectional dengan α = 0,05. Pengambilan data dilakukan pada 73 responden di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan pada bulan Maret 2016 dengan menggunakan kuisioner dan analisis data menggunakan chi square. Hasil: Hasil analisis didapatkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan kelengkapan imnisasi dasar (p = 0,042) dengan pengetahuan ibu yang cukup sebesar 52,1% dan kelengkapan imunisasi sebesar 74%. Saran: Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi instansi kesehatan agar dapat melakukan pembinaan guna meningkatkan pengetahuan serta kesadaran dan tanggung jawab staf dan juga kader dalam menangani masalah pengetahuan. Keywords: Pengetahuan, Imunisasi Dasar Lengkap, Kelengkapan Imunisasi
Dasar
Referensi: 49 (tahun 2000-2015)
vii
viii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Nurhidayati
Tempat, tanggal lahir : Bandar Lampung, 23 Agustus 1994
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Belum menikah
Alamat : Jl. Sultan Agung Gg.Raden Saleh No.34A, RT 15/RW-
Bandar Lampung, Kedaton, Lampung
HP : 085789917878
Email : [email protected]
Fakultas/Jurusan : Fakultas Kedokteran dam Ilmu Kesehatan/
Program Studi Ilmu Keperawatan
Riwayat Pendidikan
1. TK Al- Azhar 2 Way Halim 1999-2000
2. SD Negeri 1 Labuhan Ratu 2000-2006
3. SMP Negeri 29 Bandar Lampung 2006-2009
4. SMA Negeri 9 Bandar Lampung 2009-2012
5. S1 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2012-sekarang
Pengalaman Organisasi
1. Anggota PMR SMP Negeri 29 Bandar Lampung 2006-2007
2. Anggota Karya Ilmiah Remaja SMAN 9 Bandar Lampung 2009-2011
3. Anggota Rohis SMAN 9 Bandar Lampung 2009-2012
4. Pengurus Himpunan Mahasiswa Program Studi 2014-1015
Ilmu Keperawatan (HMPSIK)
KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya serta shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Terhadap Kelengkapan Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan”. Skripsi ini disusun sebagaimana untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) UIN Jakarta serta menerapkan dan mengembangkan teori-teori yang penulis peroleh selama kuliah. Penulis telah berusaha untuk menyajikan suatu tulisan ilmiah yang rapi dan sistematik sehingga mudah dipahami oleh pembaca.Penulis menyadari bahwa penyajian skripsi ini jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan masih terbatasnya pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan penulis dalam melihat fakta, memecahkan masalah yang ada, serta mengeluarkan gagasan ataupun saran-saran. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang berguna untuk menyempurnakan skripsi ini akan penulis terima dengan hati terbuka dan rasa terima kasih. Sesungguhnya banyak pihak yang telah memberikan dorongan dan bantuan yang tak terhingga nilainya hingga skripsi ini dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr.Arif Sumantri, M.Kes , selaku dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Maulina Handayani, S.Kp, M.Sc, selaku Ketua Program Stidi Ilmu Keperawatan dan Ibu Ernawati, S.Kp, M.Kep, Sp.KMB, selaku sekretaris Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan.
3. Ibu Ns. Uswatun Khasanah, MNS dan Bapak Jamaludin, S.Kp, M.Kep, selaku dosen pembimbing, terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah meluangkan waktu serta memberi arahan dan bimbingan dengan sabar kepada penulis selama proses pembuatan skripsi ini.
4. Ibu Ns. Kustati Budi Lestari, M.Kep, Sp.Kep.An, selaku dosen pembimbing akademik, terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah membimbing, menjadi tempat curhat, dan memberi motivasi selama 4 tahun duduk di bangku kuliah.
5. Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan dan Kepala UPT Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan Bapak drg. Mulyadi, yang
ix
telah memberikan izin dan membimbing untuk melakukan penelitian di wilayah Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan.
6. Orang tuaku, Bapak Drs. Juhadi dan Ibu Zarmawati,S.Pd yang telah mendidik, mencurahkan semua kasih sayang, mendoakan keberhasilan penulis, serta memberikan bantuan baik moril maupun materiil kepada penulis selama proses menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa, Ayukku, Syelvi Susanti, AMD.Keb dan semua keluargaku yang selalu memberikan semangat tanpa pamrih.
7. Teman-teman PSIK 2012, teman-teman (Veby, Vina, Septi, Ria, Fatimah, Indah, Clara, Lulu, Anis, Tantri, Ukhty, Aninda yang berjuang bersama, memberi inspirasi, menghibur, memberi masukan, selama menyelesaikan skripsi ini, serta kakak tingkat (Kak Ratna, Kak Adel, Kak Rosi, Kak Hany, Kak Nina, Kak Ifan), yang telah memberikan motivasi dan masukan, serta semua pihak yang telah mendoakan selama proses pembuatan skripsi ini. Pada akhirnya penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, namun penulis harapkan semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya.
Ciputat, Januari 2016
Nurhidayati
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................. ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iv
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. v
ABSTRACT .......................................................................................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................... vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................... viii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR SINGKATAN .................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv
DAFTAR BAGAN .............................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 5
C. Pertanyaan Penelitian ................................................................................................. 6
D. Tujuan Penelitian ....................................................................................................... 6
E. Manfaat Penelitian ..................................................................................................... 7
F. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengetahuan ............................................................................................................. 8
1.Definisi Pengetahuan ............................................................................................... 8
2. Tingkatan Pengetahuan ........................................................................................... 9
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ................................................. 12
B. Imunisasi ................................................................................................................ 14
1. Definisi Imunisasi ................................................................................................. 14
xi
2. Tujuan Imunisasi .................................................................................................. 14
3. Prinsip Dasar Pemberian Imunisasi ..................................................................... 14
4. Macam-macam Imunisasi .................................................................................... 15
5. Imunisasi Dasar Pada Bayi .................................................................................. 16
6. Definisi Kelengkapan Imunisasi Dasar ................................................................ 23
7. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelengkapan Imunisasi .............................. 24
C. Penelitian Terkait .................................................................................................... 25
D. Kerangka Teori ....................................................................................................... 27
BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN HIPOTESIS
A. Kerangka Konsep .................................................................................................... 28
B. Definisi Operasional ................................................................................................ 29
C. Hipotesis .................................................................................................................. 31
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian ..................................................................................................... 32
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................................... 32
C. Populasi dan Sampel Penelitian .............................................................................. 33
D. Instrumen Penelitian ............................................................................................... 36
E. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ............................................................................. 37
F. Langkah-Langkah Pengumpulan Data ..................................................................... 40
G. Etika Penelitian ....................................................................................................... 41
H. Pengolahan Data ..................................................................................................... 42
I. Teknik Analisa Data ................................................................................................ 43
BAB V HASIL PENELITIAN ........................................................................... 45
A. Profil Puskesmas Pisangan Tangerang Selatan ........................................................ 45
B. Hasil Analisis Univariat ........................................................................................... 48
C. Hasil Analisis Bivariat ............................................................................................. 52
xii
BAB VI PEMBAHASAN ................................................................................... 53
A. Analisis Univariat .................................................................................................... 53
B. Analisis Bivariat ....................................................................................................... 61
C. Keterbatasan Penelitian ............................................................................................ 63
BAB VII PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 65
B. Saran ......................................................................................................................... 66
Daftar Pustaka
Lampiran
xiii
DAFTAR SINGKATAN
BCG : Bacille Calmette-Guerin
DPT : Difteri, Pertusis, Tetanus
DTaP : Pertussis acellular form
DTwP : Difteri Tetanus whole cell Pertusis
HBIg : Hepatitis B Imunne Globulin
HbsAg : Hepatitis B Surface Antigen
HepB : Hepatitis B
Hib : Haemophilus Influenza type B
HIV : Human Immunodeficiency Syndrom
IDAI ; Ikatan Dokter Anak Indonesia
IPV : Inactivated Polio Vaccine
OPV : Oral Polio Vaccine
SSPE : Subacute Sclerosing Panencephalitis
UCI : Universal Child Immunization
UIN : Universitas Islam Negeri
UPT : Unit Pelayanan Terpadu
WHO : World Health Organization
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
2.1 Tabel Jadwal Imunisasi Kombinasi DPT ------------------------------- 19
3.1 Definisi Operasional--------------------------------------------------------- 29
4.1 Tabel Pertanyaan Kuisioner ----------------------------------------------- 36
5.1 Tabel Frekuensi Distribusi kategori usia ibu ----------------------------- 48
5.2 Tabel Frekuensi Distribusi kategori jumlah anak------------------------ 49
5.3 Tabel Frekuensi Distribusi kategori pendidikan ibu -------------------- 49
5.4 Tabel Frekuensi Distribusi kategori pekerjaan ibu ---------------------- 50
5.5 Tabel Frekuensi Distribusi kategori pengetahuan ibu ------------------- 50
5.6 Tabel Frekuensi Distribusi kategori kelengkapan imunisasi ----------- 51
5.7 Tabel analisis bivariat ------------------------------------------------------- 53
xv
DAFTAR BAGAN
Halaman
2.1 Kerangka Teori -------------------------------------------------------------- 27
2.2 Kerangka Konsep ----------------------------------------------------------- 28
xvi
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Dokumen Perizinan
Lampiran 2 Informed Consent
Lampiran 3 Kuisioner
Lampiran 4 Hasil Olahan SPSS Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Lampiran 5 Hasil Olahan SPSS Univariat dan Bivariat
Lampiran 6 Hasil Rekapitulasi Jawaban Responden
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak
terhadap berbagai penyakit, sehingga bayi dan anak tumbuh dalam keadaan
sehat (Hidayat, 2008). Pemberian imunisasi merupakan tindakan pencegahan
agar tubuh tidak terjangkit penyakit infeksi tertentu seperti tetanus, batuk rejan
(pertusis), campak (measles), polio dan tuberkulosis atau seandainya
terkenapun, tidak memberikan akibat yang fatal bagi tubuh (Rukiyah &
Yulianti, 2010). Penyakit infeksi atau menular dapat dicegah dengan imunisasi
(Achmadi, 2006).
Cakupan imunisasi di wilayah Asia Tenggara baru mencapai 52%.
Cakupan imunisasi anak di negara-negara anggota WHO (World Health
Organization) telah mencapai 90%, diperkirakan 85% dari bayi diseluruh dunia
telah mendapat imunisasi dan masih terdapat 19,3% juta bayi dan anak-anak
belum sepenuhnya mendapatkan vaksinasi dan tetap beresiko terkena penyakit
(WHO Global Immunization Data, 2011). Cakupan imunisasi dasar pada tahun
2009 menunjukkan bahwa dari jumlah sasaran 4.461.341 bayi, cakupan
imunisasi BCG 93,8%, DPT 1 69,6%, Polio 1 76,6%, Polio 4 92,4%, campak
91%. Dengan angka Drop Out sebesar 43,5%, angka Drop Out ini
menggambarkan terdapat sekitar lebih satu juta bayi di Indonesia yang tidak
mendapatkan imunisasi lengkap setiap tahunnya, sehingga berdampak pada
cakupan Universal Child Immunization (UCI) KepMenkes RI (2010). Hal ini
dapat dilihat dari persentasi UCI di Indonesia tahun 2008 sebesar 68, 2%
1
2
mengalami penurunan menjadi 68% pada tahun 2009 (Profil Kesehatan
Indonesia, DepKes RI, 2010). Status kelengkapan imunisasi dasar lengkap
pada anak di provinsi Banten pada tahun 2013 sebanyak 45,8%, dengan jenis
imunisasi 76,9% HB-0, 83,6% BCG, 63,3% DPT-HB3, 64,0% Polio 4, dan
66,7% campak. Dengan nilai rata-rata kelengkapan imunisasi di Indonesia
adalah 59,2% (Riskesdas, 2013).
Imunisasi sangat dibutuhkan dalam upaya pencegahan penyakit.
Hal ini sesuai dengan peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia nomor
42 tahun 2013. Peraturan tersebut menyatakan tentang penyelenggaraan
imunisasi bahwa untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan
mempertahankan status kesehatan seluruh rakyat diperlukan tindakan imunisasi
sebagai tindakan preventif (Kemenkes/Depkes, 2013).
Cakupan imunisasi yang rendah di Asia Tenggara dapat
disebabkan oleh banyak faktor. Kemungkinan faktor yang berhubungan dengan
rendahnya cakupan imunisasi disebabkan oleh faktor usia, pendidikan,
penghasilan, ketersediaan waktu ibu (Reza, 2006) , sedangkan menurut Ranuh
(2008) faktor yang mempengaruhi rendahnya cakupan imunisasi adalah
pengetahuan dan kesadaran ibu. Menurut Ningrum (2008) rendahnya cakupan
imunisasi disebabkan oleh faktor pengambilan keputusan. Ibu yang berusia ≥
30 tahun cenderung untuk tidak melakukan imunisasi lengkap dibanding ibu
yang berusia < 30 tahun, pendidikan tinggi berkaitan erat dengan pemberian
imunisasi anak. Penghasilan orang tua sangat erat juga kaitannya dengan
kesejahteraan anak dan memungkinkan anak untuk hidup lebih sehat sehingga
3
mempengaruhi status imunisasi anak, semakin sejahtera ekonomi orang tua
maka semakin baik pula status kesehatan anak.
Faktor ketersediaan waktu ibu membawa anaknya ke pelayanan
kesehatan menjadi salah satu faktor. Semakin banyak jumlah anak terutama ibu
yang masih mempunyai bayi yang merupakan anak ketiga atau lebih akan
membutuhkan banyak waktu untuk mengurus anak-anaknya tersebut sehingga
semakin sedikit ketersediaan waktu bagi ibu untuk mendatangi tempat
pelayanan imunisasi (Reza, 2006). Pengetahuan ibu yang kurang tentang
imunisasi dan rendahnya kesadaran ibu membawa anaknya ke Posyandu atau
Puskesmas juga menyebabkan rendahnya cakupan imunisasi. Untuk
mendapatkan imunisasi yang lengkap karena takut anaknya sakit, dan ada pula
yang merasa bahwa imunisasi tidak diperlukan untuk bayinya, kurang
informasi atau penjelasan dari petugas kesehatan tentang manfaat imunisasi,
serta hambatan lainnya (Ranuh dkk, 2008).
Ibu adalah orang yang berperan besar dalam merawat anak dan
dalam pengambilan keputusan di rumah tangga untuk kelengkapan imunisasi
anak. Hal ini didapatkan dari hasil penelitian Ningrum (2008) bahwa survey
menunjukkan sebanyak 71,2% dari 1320 anak usia 12-23 bulan dengan ibu
yang terlibat aktif dalam pengambilan keputusan di rumah tangga telah
mendapat imunisasi lengkap (Hepatitis, BCG, Campak, DPT, dan Polio) lebih
banyak dibanding pada anak yang ibunya tidak terlibat dalam pengambilan
keputusan rumah tangga yaitu 64,8%. Hal ini menunjukkan bahwa pada wanita
yang mempunyai motivasi dan kepercayaan diri dapat berperan dalam
pengambilan keputusan berkaitan dengan pengelolaan sumber daya dirumah
4
tangga. Ibu yang punya motivasi agar anak hidup sehat, meningkatkan akses
dalam perawatan dan kesehatan anak-anaknya, khususnya pelayanan imunisasi.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan saya di wilayah kerja
Puskesmas Pisangan, bahwa terdapat pertentangan antara teori pengetahuan
dengan hasil penelitian. Berdasarkan teori pengetahuan bahwa suatu perilaku
yang didasarkan oleh pengetahuan akan lebih lama daripada perilaku yang
tidak didasarkan pada pengetahuan. terdapat 7 dari 15 ibu yang memiliki
pengetahuan rendah, 5 ibu yang memiliki pengetahuan cukup, dan 3 ibu
lainnya memiliki pengetahuan baik. Untuk kelengkapan imunisasinya, terdapat
8 ibu yang mengimunisasikan anaknya secara lengkap, 4 ibu yang
mengimunisasikan anaknya secara lengkap namun terlambat, dan ada 3 ibu
yang belum menimunisasikan anaknya dengan lengkap. Dari 8 ibu yang
mengimunisasikan anakanya secara lengkap, yang memilki pengetahuan baik
terdapat 2 ibu, 2 ibu berpengetahuan sedang, dan 4 ibu memiliki pengetahuan
rendah. Fenomena yang ditemukan saat studi pendahuluan bahwa kebanyakan
ibu mengimunisasikan anaknya secara lengkap namun tidak mengetahui
manfaat dari masing-masing imunisasi dasar tersebut, adapun yang
imunisasinya lengkap namun mengetahui pentingnya imunisasi. Terdapat pula
fenomena bahwa ibu yang tidak melengkapi kelengkapan imunisasi anaknya
tetapi mengetahui pentingnya imunisasi dan juga ibu yang tidak melengkapi
imunisasi anaknya karena tidak mengetahui pentingnya kelengkapan imunisasi
tersebut.
Pada penelitian Prayogo (2009), dkk menyimpulkan bahwa tidak
mempunyai hubungan bermakna antara pengetahuan terhadap kelengkapan
5
imunisasi sedangkan penelitian dengan hasil yang berbeda dari penelitian yang
dilakukan Hijani, dkk didapatkan hasil ada hubungan yang bermakna antara
pengetahuan ibu tentang imunisasi terhadap kelengkapan imunisasi. Dari data
tersebut, terdapat pertentangan dari kedua penelitian dan fenomenanya
sehingga peneliti perlu melakukan penelitian kembali untuk melihat apakah
ada hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar terhadap kelengkapan
imuniasi dasar di wilayah kerja Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang di atas bahwa suatu pengetahuan akan
mempengaruhi perilaku seseorang untuk berperilaku sehat. Menurut Green, ada 3
faktor yang mempengaruhi perilaku yaitu faktor predisposisi, faktor penguat, dan
faktor pemungkin. Pengetahuan termasuk kedalam faktor predisposisi. Hasil
penelitian dari Hijani menyimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara
pengetahuan ibu tentang imunisasi terhadap kelengkapan imunisasi. Sedangkan
berbeda hasil penelitian dari Febriana yang menyimpulkan bahwa tidak
mempunyai hubungan bermakna antara pengetahuan terhadap kelengkapan
imunisasi. Hasil studi pendahuluan saya juga ada beberapa ibu yang
mengimunisasikan anaknya secara lengkap namun pengetahuannya rendah. Oleh
karena itu, karena adanya pertentangan teori dan juga hasil penelitian sebelumnya
serta fenomena yang ada di wilayah kerja Puskesmas Pisangan Kota Tangerang
Selatan peneliti tertarik untuk meneliti kembali penelitian dengan judul hubungan
pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar terhadap kelengkapan imunisasi dasar.
6
C. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana karakteristik ibu (usia ibu, jumlah anak, pendidikan, pekerjaan)?
2. Bagaimana tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayi?
3. Bagaimana kelengkapan imunisasi dasar pada bayi ?
4. Bagaimana hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar terhadap
kelengkapam imunisasi dasar pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Pisangan
Tangerang Selatan?
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi
dasar terhadap kelengkapan imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas
Pisangan
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui data demografi ibu (usia ibu, jumlah anak, pendidikan,
pekerjaan).
b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada
bayi di wilayah kerja Puskesmas Pisangan.
c. Untuk mengetahui kelengkapan imunisasi dasar pada bayi usia ≥ 10 – 15
bulan di wilayah kerja Puskesmas Pisangan.
d. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar
terhadap kelengkapan imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas Pisangan
Tangerang Selatan.
7
E. Manfaat Penelitian
a. Bagi Peneliti
Untuk mengetahui dan mendapatkan pengalaman yang nyata dalam
melakukan penelitian dibidang keperawatan anak khususnya yang
berhubungan dengan imunisasi.
b. Bagi Instansi
Bagi instansi terkait disini adalah Puskesmas Pisangan Tangerang Selatan
untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu dalam pemberian
kelengkapan imunisasi dasar pada anak sehingga dapat termotivasi untuk
memberikan pelayanan yang optimal serta sebagai informasi dasar sebagai
program promosi kesehatan dan juga sebagai data dasar dalam pengembangan
program imunisasi Puskesmas Pisangan Tangerang Selatan.
F. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar
terhadap kelengkapan imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas Pisangan
Tangerang Selatan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan desain
studi cross-sectional. Metode pengambilan data dengan menyebarkan kuesioner
yang terdiri dari data demografi, kuisioner pengetahuan, dan kuisioner
kelengkapan imunisasi. Subjek yang diteliti adalah ibu yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Pisangan Tangerang Selatan yang memiliki anak usia ≥10 bulan.
Waktu penelitian berkisar dari bulan Maret- April 2016.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengetahuan
1. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan ini
terjadi melalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang
sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang (Notoatmodjo, 2003).
Pengetahuan adalah suatu bidang yang sangat penting akan terbentuknya
tindakan seseorang. Perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng
dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan hal itu berdasarkan
pengelaman dan penelitian (Notoadmodjo, 2003).
Pengetahuan bukanlah fakta dari suatu kenyataan yang sedang
dipelajari, melainkan sebagai kontruksi kognitif seorang terhadap objek,
pengalaman, maupun lingkungannya, hal ini menurut pendekatan
kontruktivitis. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah ada dan tersedia dan
sementara orang lain tinggal menerimanya. Pengetahuan adalah sebagai suatu
pembentukan yang terus menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami
reorganisasi kareana adanya pemahaman-pemahaman baru.
8
9
2. Tingkatan Pengetahuan
Menurut Notoadmodjo (2007), terdapat 6 tingkatan pengetahuan
yang dicakup dalam domain kognitif yaitu :
1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya.Yang termasuk dlam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spsifik dari seluruh
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh karena
itu, tahu merupakan tingkat pengatahuan yang paling rendah. Kata kerja
untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain
menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.
Contoh: dapat menyebutkan tanda-tanda kekurangan kalori dan protein
pada anak balita.
2. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui. Dan dapat menginterpretasikan materi
tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi
harus dapat menjelaskan, menyebutkan. Contoh: menyimpulkan,
meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. Misalnya
dapat menjelaskan mengapa harus makan makan bergizi.
3. Aplikasi (application)
Aplikasi dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.
Aplikasi ini dapat diartikan sebagai aplikasiatau penggunaan hokum-
10
hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi
yang lain. Misalnya dapat menggunakan rumus statistik dalam
perhitungan-perhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan prinsip-
prinsip siklus pemecahan masalah di dalam pemecahan masalah kesehatan
dari kasus yang diberikan.
4. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur
oragnisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan
analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat
menggambarkan(membuat bagan), membedakan, memisahkan,
mengelompokan, dan sebagainya.
5. Sintesis (synthesis)
Sintesis merujuk kepada suatu kemampuan unruk meletakkan atau
menggabungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang sudah ada.misalnay dapat
menyusun, dapat merencanakan, daapat meringakskan, dapat
menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan yang
telah ada.
6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau
menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Misalnya dapat
11
membandingkan antara anak yang cukup gizi dengan anak yang
kekurangan gizi, dapat menanggapi terjadinya diare di suatu tempat, dapat
menafsirkan sebab-sebab mengapa ibu-ibu tidak mau ikut KB.
Pengukuran-pengukuran dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian
atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita
ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut di atas
(Notoatmodjo, 2007).
Rogers (1974, dalam Notoatmodjo, 2007) mengungkapkan
bahwa sebelum seseorang mengadopsi perilaku baru, di dalam diri orang
tersebut sudah terjadi proses berurutan, yaitu:
a. Awareness (kesadaran), di mana orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek) .
b. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Pada
proses ini, sikap subjek sudah mulai timbul.
c. Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus
tersebut bagi dirinya.
d. Trial (mencoba), di mana subjek mulai mencoba untuk melakukan
sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.
e. Adoption, di mana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau
angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek
penelitian atau responden.Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui
12
atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas
(Notoatmodjo, 2007).
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007), ada tujuh faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu:
a. Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain
terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri
bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka
menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan
yang dimilikinya. Sebaliknya, jika seseorang tingkat pendidikannya
rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap
penerimaan informasi dan nilai-nilai baru diperkenalkan.
b. Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak
langsung.
c. Usia
Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek
psikis dan psikologis (mental). Pertumbuhan fisik secara garis besar ada
empat kategori perubahan, yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi,
hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru.Ini terjadi akibat
pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis dan mental taraf berfikir
seseorang semakin matang dan dewasa.
13
d. Pengalaman
Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam
berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang
baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman
terhadap objek tersebut menyenangkan maka secara psikologis akan
timbul kesan yang membekas dalam emosi sehingga menimbulkan sikap
positif.
e. Keyakinan
Biasanya keyakinan diperoleh secara turun temurun dan tanpa adanay
pembuktian terlebih dahulu. Keyakinan ini dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang, baik keyakinan itu bersifat positif maupun negatif.
f. Fasilitas
Fasilitas-fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang, misalnya radio, televisi, majalah, Koran, dan
buku.
g. Penghasilan
Penghasilan tidak berpengaruh langsung terhadap pengetahuan individu.
Apabila penghasilan individu cukup besar maka individu tersebut akan
mampu menyediakan atau memCbeli fasilitas-fasilitas sumber informasi.
h. Sosial Budaya
Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat mempengaruhi
pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu.
14
B. Imunisasi
1. Definisi Imunisasi
Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan
anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti
untuk mencegah terhadap penyakit tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan
vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti
yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan seperti vaksin BCG, DPT,
Campak, dan melalui mulut seperti vaksin Polio (Hidayat, 2005).
2. Tujuan Imunisasi
Pemberian imuniasi pada anak yang mempunyai tujuan agar tubuh
kebal terhadap penyakit tertentu, sehingga dapat menurunkan angka mordibitas
serta dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi, kekebalan tubuh juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya terdapat tingginya kadar antibodi pada saat di lakukan imunisasi,
potensi antigen yang disuntikkan, waktu antara pemberian imunisasi,
mengingat efektif dan tidaknya imunisasi tersebut akan tergantung pada faktor
yang mempengaruhinya sehingga kekebalan tubuh dapat diharapkan pada diri
anak (Hidayat, 2005).
3. Prinsip Dasar Pemberian Imunisasi
Prinsip dasar pemberian imunisasi adalah:
a. Bila ada antigen (kuman, bakteri, virus, parasit, racun kuman memasuki
tubuh maka tubuh akan berusaha menolaknya, tubuh membuat zat anti
berupa antibodi atau anti toxin.
15
b. Reaksi tubuh pertama kali terhadap antigen berlangsung secara lambat dan
lemah, sehingga tak cukup banyak antibodi yang terbentuk.
c. Pada reaksi atau respon yang kedua, ketiga, dan seterusnya tubuh sudah
mulai lebih mengenal jenis antigen tersebut.
d. Setelah beberapa waktu, jumlah zat anti dalam tubuh akan berkurang. Untuk
mempertahankan agar tetap kebal, perlu diberikan antigen /suntikan/
imunisasi ulang.
e. Kadar antibodi yang tinggi dalam tubuh menjamin anak akan sulit untuk
terserang penyakit. (Riyadi dkk, 2009)
4. Macam-macam Imunisasi
Berdasarkan proses atau mekanisme pertahanan tubuh, imunisasi dibagi
menjadi dua yaitu:
a. Imunisasi aktif
Imunisasi aktif merupakan pemberian zat sebagai antigen yang diharapkan
akan terjadi suatu proses infeksi buatan, sehingga tubuh mengalami reaksi
imunologik spesifik yang akan menghasilkan respons seluler dan humoral
serta dihasilkannya cell memory. Jika benar-benar terjadi infeksi maka tubuh
secara cepat dapat merespons. Dalam imunisasi aktif terdapat empat macam
kandungan dalam setiap vaksinnya, yang dijelaskan sebagai berikut:
1) Antigen merupakan bagian dari vaksin yang berfungsi sebagai zat atau
mikroba guna terjadinya semacam infeksi buatan (berupa polisakarida,
toksoid, virus yang dilemahkan, atau bakteri yang dimatikan).
2) Pelarut dapat berupa air steril atau berupa cairan kultur jaringan.
16
3) Preservatif, stabilizer, dan antibiotik yang berguna untuk mencegah
tumbuhnya mikroba sekaligus untuk stabilisasi antigen.
4) Adjuvans yang terdiri dari atas garam alumunium yang berfungsi untuk
meningkatkan imunogenitas antigen.
b. Imunisasi Pasif
Imunisasi pasif merupakan pemberian zat (imunoglobulin) yaitu suatu zat
yang dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat bersal dari plasma
manusia atau binatang yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang
diduga sudah masuk ke dalam tubuh yang sudah terinfeksi (Hidayat, 2005).
5. Imunisasi Dasar Pada Bayi
Antibodi untuk menangkal penyakit yang diwariskan ibu kepada
bayi tidak mampu bertahan lama. Imunisasi adalah cara yang efektif, mudah
dan relatif murah untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak. Anak sangat
rentan terkena infeksi. Program imunisasi yang telah dijalankan selama ini,
menurut Departemen Kesehatan (Depkes) telah berhasil menurunkan angka
kesakitan dan angka kematian penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
(Irianto, 2014). Vaksinasi rutin pada anak adalah salah satu kemajuan medis
yang paling penting. Masalah penting tentang vaksinasi mencakup usia anak
dan kondisi medis yang mendasari, beban penyakit, efektivitas vaksin, reaksi
merugikan, dan anjuran resmi. Berikut jenis-jenis imunisasi dasar lengkap:
a. BCG (Bacille Calmette-Guerin)
Imunisasi BCG (Bacille Calmette-Guerin) merupakan imunisasi
yang dugunakan untuk mencegah terjadinya penyakit TBC yang berat
sebab terjadinya penyakit TBC yang berat seperti TBC pada selaput otak
17
(Hidayat,2008). TBC milier (pada seluruh lapang paru) atau TBC tulang.
Pemberian diberikan satu kali, rentang waktu dari 0 bulan- 2 bulan (IDAI,
2014). Dosis 0,05 ml untuk bayi kurang dari 1 tahun dan 0,1 ml untuk
anak > 1 tahun. Vaksinasi BCG diberikan secara intrakutan di daerah
lengan kanan atas pada insersio M.deltoideus sesuai anjuran WHO, tidak
di tempat lain (bokong atau paha).
Imunisasi BCG ulangan tidak dianjurkan.Vaksin BCG tidak dapat
mencegah infeksi tuberkulosis, namun dapat mencegah komplikasinya.
Vaksin BCG merupakan vaksin hidup, maka tidak diberikan pada pasien
imunokompromais (leukemia, anak yang sedang mendapat pengobatan
streroid jangka panjang, atau menderita infeksi HIV). Apabila BCG
diberikan pada umur lebih dari 3 bulan, sebaiknya dilakukan uji tuberkulin
terlebih dahulu.Vaksin BCG diberikan apabila uju tuberculin negatif. Efek
samping terjadinya ulkus pada daerah suntikan, limfadenitis regionalis,
dan reaksi panas (Hidayat, 2009). Efek samping lainnya adalah setelah 3-6
minggu akan terdapat eritema, indurasi, dan kadang ulserasi. Kelenjar
getah bening aksilaris mungkin membesar dan terasa nyeri.Tanda-tanda
local menghilang dalam 2-6 bulan (Meadow & Siwon, 2005).
b. Hepatitis B
Imunisasi hepatitis B diberikan untuk melindungi bayi dari
penyakit hepatitis B, yaitu penyakit infeksi virus berpotensi fatal yang
dapat menyebabkan sirosis atau kanker hati (Betz, 2009). Pemberian
diberikan tiga kali, saat usia baru lahir, 1 bulan, dan 6 bulan. Jumlah dosis
vaksin yang diberikan, interval di antara dosis, genetika, prematuritas, dan
18
kondisi medis yang mendasari memengaruhi imunogenisitas. Setelah dosis
ketiga vaksin hepatitis B, lebih dari 95% anak serokonversi. Titer
membaik dengan interval lebih panjang di antara dosis kedua dan ketiga
sehingga rangkaian vaksin tidak perlu diulang tanpa memandang
keterlambatan dosis. Imunisasi hepatitis B yang ke-1 diberikan sedini
mungkin (dalam waktu 12 jam) setelah lahir, memngingat paling tidak 3,9
% ibu hamil mengidap hepatitis B aktif dengan resiko penularan kepada
bayinya sebesar 45%.
Imunisasi hepatitis B yang ke-2 diberikan setelah 1 bulan (4
minggu) dari imunisai hepatits B yang ke-1 yaitu saat bayi berumur 1
bulan.Untuk mendapatkan respon imun optimal, interval imunisasi
hepatitis B yang ke-2 dengan imunissi hepatitis B yang ke-3 minimal 2
bulan, terbaik 5 bulan. Maka imunisasi hepatitis B yang ke-3 diberikan
pada umur 3-6 bulan. Bayi lahir dari ibu dengan status HbsAg yang tidak
diketahui. Hepatitis B ke -1 harus diberikan dalam waktu 12 jam setelah
lahir, dan dilanjutkan pada umur 1 bulan dan 3-6 bulan dan 3-6 bulan.
Apabila semula status HbsAg ibu tidak diketahui dan ternyata dalam
perjalanan selanjutnya diketahui bahwa ibu HbsAg positif maka
ditambahkan hepatitis B immunoglobulin (HBIg) 0,5 ml sebelum bayi
berumur 7 hari. Bayi lahir dari ibu dengan status HBsAg-B positif:
diberikan vaksin hepatitis B ke-1 dan HBIg 0,5 ml secara bersamaan
dalam waktu 12 jam setelah lahir.
Apabila sampai dengan usia 5 tahun anak belum pernah
memperoleh imunisasi hepatitis B, maka secepatnya diberikan imunisasi
19
Hepatitis B dengan jadwal 3 kali pemberian (catch- up vaccination).
Ulangan imunisasi hepatitis B (HepB-4) dapat dipertimbangkan pada umur
10-12 tahun, apabila kadar pencegahan belum tercapai (anti HBs < 10
µg/ml). Cakupan imunisasi hepatitis B ketiga di Indonesia sangat rendah
apabila dibandingkan dengan DTP-3.Untuk mengatasi hal tersebut, sejak
tahun 2006 imunisasi hep-B pada jadwal Departemen Ksehatan
dikombinasikan dengan DTwP.
Bagan 2.1 Jadwal pemberian imunisasi Hepatitis B
Umur Imunisasi Kemasan
Saat lahir HepB-0 Uniject (hepB-monovalen)
2 bulan DTwP dan hepB-1 Kombinasi DTwP/HEPb-1
3 bulan DTwP dan hepB-2 Kombinasi DTwP/HEPb-2
4 bulan DTwP dan hepB-3 Kombinasi DTwP/HEPb-3
Penularan HBV terjadi terutama oleh pertukaran darah atau kontak
seksual dengan orang yang terinfeksi secara akut atau kronik. Meskipun
kadar antibodi anti HBV hilang setelah vaksinasi, sebagian besar orang
tetap terlindungi melalui memori imunologik dan masa inkubasi yang
panjang pada infeksi HBV memungkinkan sebagian besar orang yang
diimunisasi dengan titer rendah untuk meningkatkan respons imun
anamnestik protektif. Keefektifan untuk vaksin Hepatitis B harus ditunda
pada bayi preterm yang beratnya kurang dari 2 kg- usia 1 bulan atau
dipulangkan dari rumah sakit, yang mana terlebih dahulu, kecuali ibu
20
HBsAg positif atau tidak diketahui status HBsAg, dalam kasus ini vaksin
harus diberikan dalam 12 jam kelahiran.
Efek samping setelah pemberian vaksin Hepatitis B, 3%-9% anak
mengalami nyeri pada tempat suntikan; 18 % mengalami kejadian
merugikan sistemik sementara seperti kelelahan dan sakit kepala dan 1%-
6% mengalami suhu lebih dari 37,7˚C.
c. DTP ( Difteri, Tetanus, Pertusis).
Imunisasi DTP adalah vaksinasi yang diberikan untuk mencegah
terjadinya penyakit difteri, pertusis, dan tetanus. Upaya pencegahan
penyakit difteri, pertusis, dan tetanus perlu dilakukan sejak dini melalui
imunisasi karena penyakit tersebut sangat cepat serta dapat meningkatkan
kematian bayi dan balita. Efek samping yang diberikan pada imunisasi
DPT dapat berefek ringan maupun berat. Efek sampingnya berupa terjadi
pembengkakan, nyeri pada tempat penyuntikan, dan demam. Sedangkan
efek samping berat terjadi kesakitan kurang lebih emapt jam, menangis
hebat, kejang, kesadaran menurun, ensefalopati, dan syok (Hidayat, 2009).
Rekasi merugikan minor yang terkait dengan vaksinasi DPTa
adalah edema setempat di tempat suntikan, demem, dan rewel. Reaksi
merugikan yang jarang setelah vaksinasi DPTa adalah menangsi persisten
selama 3 jam atau lebih, menangis nada tinggi yang tidak biasanya, kejang
biasanya kejang demam tanpa sekuele permanen), dan episode hipotonik
hiporesponsif. Pada kejadian jarang, anak dapat menderita reaksi
anafilaktik terhadap DPTa, menjadi kontraindikasi dosis DPTa
21
selanjutnya. Pembengkakan sementara keseluruhan ekstremitas yang
jarang juga terjadi setelah dosis DPTa keempat atau kelima.
Pemberian diiberikan tiga kali saat usia 2,4,6 bulan (DTP tidak
boleh diberikan sebelum umur 6 minggu) dengan interval 4-8 minggu.
Interval terbaik diberikan 8 minggu, jadi DTP-1 diberikan pada umur 2
bulan, DTP-2 pada umur 4 bulan dan DTP-3 pada umur 6 bulan. Ulangan
booster DTP selanjutnya diberikan satu tahun setelah DTP-3 yaitu pada
umur 18-24 bulan dan DTP-5 pada saat masuk sekolah umur 5 tahun.
DTwP atau DTaP atau DT adalah 0,5 ml, intramuscular, baik untuk
imunisasi dasar maupun ulangan. Vaksin DTP dapat diberikan secara
kombinasi dengan vaksin lain yaitu DTwP/HepB, DTaP/Hib, DTwP/ Hib,
DTaP/ IPV, DTaP/Hib/ IPV sesuai jadwal.
Diulang satu kali, antara usia 1,5-2 tahun. Diulang sekali lagi,
antara usia 10-12 tahun, diulang sekali, tapi hanya DT.Pertusis:
berkurangnya imunitas setelah vaksinasi pertusis masa anak adalah alasan
nyata untuk terus berlangsungnya penyakit ini. Mayoritas perawatan
terkait pertusis dan komplikasi serius terjadi pada bayi. Seperlima kasus
yang dilaporkan terjadi pada bayi yang berusia CC kurang dari 6 bulan,
terlalu muda untuk divaksinasi penuh. Sebagian besar kasus pertusis yang
dilaporkan pada bayi yang kurang dari 12 bulan, yang menderita angka
kematian kasus 0,6% harus dirawat di rumah sakit.
Komplikasi pertusis adalah pneumonia, penyebab utama kematian
dan kejang. Ensefalopati, akibat hipoksia atau perdarahan serebral kecil
terjadi pada kira-kira 1% kasus, bersifat fatal pada sekitar sepertiga dari
22
yang terkena, dan menyebabkan kerusakan otak permanen pada sepertiga
lainnya. Pertusis sangat menular : 70%-100% kontak rumah tangga yang
rentan dan 50%-80% kontak sekolah yang rentan menjadi terinfeksi
setelah terpajan. Masa inkubasi biasanya 7-10 hari. Masa penularan
berlangsung sejak 1 minggu setelah pajanan sampai 3 minggu setelah
awitan gejala. Penularan oleh droplet pernapasan atau kadang-kadang
melalui kontak dengan benda yang baru tercemar. Dewasa dan remaja
adalah sumber utama infeksi pertusis untuk bayi muda.
d. Polio
Imunisasi polio merupakan imunisasi yang digunakan untuk
mencegah terjadinya penyakit poliomyelitis yang dapat menyebabkan
kelumpuhan pada anak (Hidayat, 2008). Efek samping dari vaksinasi ini
sebagian kecil resipien dapat mengalami gejala pusing, diare ringan, dan
nyeri otot (IDAI, 2008). Vaksin polio pemberian diberikan empat kali, saat
usia 0,2,4,6 bulan. Untuk imunisasi dasar (polio-2,3,4) diberikan pada
umur 2,4, dan 6 bulan, interval antara dua imunisasi tidak kurang dari 4
minggu. Diulang sekali, antara usia 1,5-2 tahun. Diulang sekali lagi saat
usia 5 tahun. OPV diberikan 2 tetes per-oral. IPV dalam kemasan 0,5 ml,
intramuscular. Vaksin IPV dapat diberikan tersendiri atau dalam kemasan
kombinasi (DTaP/IPV, DTaP/Hib/IPV).
e. Campak
Imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan aktif
terhadap penyakit campak karena penyakit ini sangat menular. Campak
dapat menyebabkan morbiditas berat, akut mematikan, atau menyebabakan
23
ensefalopati fatal lambat (panensefalitis sklerosing subakut) pada remaja.
Pemberian vaksin campak diberikan satu kali, saat usia 9 bulan. Di
samping imunisasi 9 bulan, diberikan juga imunisasi kesempatan kedua
(second opportunity pada crash program campak) pada umur 6-59 bulan
dan SD kelas 1-6. Crash program campak ini telah dilakukan secara
bertahap (5 tahap) di semua provinsi pada tahun 2006 dan 2007.
Efek samping dari vaksin ini berupa nyeri, iritasi, dan kemerahan
pada tempat suntikan sering terjadi tetapi ringan. Reaksi terhadap vaksin
campak adalah demam (biasanya < 38,8% ˚C ) di antara hari ke-7 dan 12,
ruam sementara di antara hari ke-5 dan 20, atau trombositopenia sementara
(1 dalam 25.000-2 juta dosis) (Jeannette, 2015). Efek samping yang lebih
berat, seperti ensefalitis, sangat jarang terjadi, kurang dari 1 setiap 1-3 juta
dosis yang diberikan. SSPE (Subacute sclerosing panencephalitis) tidak
pernah ditemukan lagi di negara-negara yang telah melaksanakan program
imunisasi campak dengan efektif sehingga kecil sekali kemungkinan
vaksin mengakibatkan SSPE (Gold,2000).
6. Definisi Kelengkapan Imunisasi Dasar
Pengertian Kelengkapan imunisasi dasar adalah kelengkapan
dalam arti kamus besar bahasa Indonesia merupakan segala yang sudah
dilengkapkan, sedangkan imunisasi dasar adalah usaha memberikan kekebalan
pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin BCG, Hepatitis, Polio, DPT,
dan campak ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah
terhadap penyakit tertentu(Hidayat, 2005). Imunisasi dasar lengkap adalah
24
pemberian imunisasi BCG 1x, Hepatits B 3x, DPT 3X, Polio 4x, campak 1x
sebelum bayi berusia 1 tahun (Ranuh, 2008).
7. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelengkapan Imunisasi
Beberapa teori yang mengungkap determinan perilaku dari analisis
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku, khususnya perilaku yang
berhubungan dengan perilaku kesehatan, antara lain:
a. Teori Lawrence Green (1980), yang menyatakan bahwa perilaku seseorang
ditentukan oleh tiga faktor, yaitu:
1) Faktor Predisposisi (Presdiposing Factors)
Faktor-faktor ini yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya
perilaku seseorang, antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan,
kepercayaan, nilai-nilai, tradisi, dan sebagainya .
2) Faktor Pemungkin (Enabling Factors)
Faktor pemungkin atau pendukung (enabling) adalah faktor-faktor yang
memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku atau tindakan. Faktor
pemungkin adalah sarana dan prasarana atas fasilitas untuk terjadinya
perilaku kesehatan, misalnya Puskesmas, Posyandu, rumah sakit,
kelengkapan alatimunisasi dan sebagainya (Notoatmodjo, 2005).
3) Faktor Pendorong (Reinforcing Factors)
Faktor ini meliputi faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat
terjadinya perilaku. Kadang-kadang meskipun seseorang tahu dan
mampu untuk berperilaku sehat, tetapi tidak melakukannya. sikap dan
perilaku para petugas termasukpetugas kesehatan (Notoatmodjo, 2005).
Menurut Lawrence W. Green, ketersediaan dan keterjangkauan
25
sumberdaya kesehatan termasuk tenaga kesehatan yang ada dan mudah
dijangkau merupakan salah satu faktor yang memberi kontribusi terhadap
perilaku sehatdalam mendapatkan pelayanan kesehatan.
Secara sistematis, perilaku menurut Green ini dapat digambarkan
sebagai berikat:
B = Behavior
F = Fungsi
Pf = Predisposisi factor
Ef = Enabling factors
Rf:= Reinforcing
B = F (Pf , EG er, Rf)
C. Penelitian Terkait
1. Penelitian terkait yang dilakukan oleh Alberthina,dkk pada tahun 2008
dengan judul Kelengkapan Imunisasi Dasar Anak Balita dan Faktor-Faktor
yang Berhubungan di Poliklinik Anak Beberapa Rumah Sakit di Jakarta dan
Sekitarnya pada Bulan Maret 2008. Penelitian ini menggunakan potong
lintang. Sample dalam penelitian ini adalah orangtua dari anak usia 1-5 tahun
yang berkunjung ke poliklinik anak RS. Dr. Cipto Mangunkusumo, RS.
Fatmawati, RS. Tarakan, dan RS. Mary Cileungsi Hijau Bogor. Sample
dihitung berdasarkan rumus survey variabel tunggal. Teknik pengambilan
sample dengan cara consecutive sampling. Didapatkan kelengkapan
imunisasi dasar 61%. Ketidaklengkapan imunisasi umumnya disebabkan
orangtua tidak tahu jadwal imunisasi (34,8%) dan anak sakit (28,43%).
26
Terdapat hubungan antara pengetahuan orangtua dengan kelengkapan
imunisasi. Tidak terdapat hubungan antara pendidikan orangtua, pendapatan
keluarga, serta sikap orangtua dengan kelengkapan imunisasi.
2. Penelitian terkait yang dilakukan oleh Endah Prasetya Ningrum dan Sulastri
yang berjudul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelengkapan Imunisasi
Dasar pada Bayi di Puskesmas Banyudono Kabupaten Boyolali. penelitian ini
menggunakan. Penelitian ini termasuk jenis penelitian metode observasi
analitik dengan transversal potong pendekatan studi atau Cross Sectional.
Populasi dari penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak berusia 1 tahun
dan bertempat tinggal di wilayah Puskesmas Banyudono dari Kabupaten
Boyolali 2005 dihitung 491 bayi. Teknik sampel yang diambil adalah Teknik
pengambilan sampel dengan cluster random. Teknik analisis yang digunakan
dengan double linear regresi. Pada penelitian ini didapatkan bahwa
pengetahuan ibu mempunyai pengaruh positif terhadap kelengkapan
imunisasi dasar dengan nilai 0,002. Hasil penelitian tersebut menunjukkan
bahwa tingkat pendidikan ibu berpengaruh secara bermakna dengan
pengetahuan ibu mengenai imunisasi bayi, sehingga semakin tinggi tingkat
pendidikan ibu, semakin baik pengetahuannya tentang imunisasi. Tingkat
pendidikan ibu mempunyai pengaruh positif terhadap kelengkapan imunisasi
dasar.
27
D. Kerangka Teori
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan: 1. Pendidikan 2. Pekerjaan 3. Usia 4. Penghasilan 5. Sosial Budaya 6. Fasilitas 7. Pengalaman
Predisposing Factors :
- Sikap
- Keyakinan /nilai-nilai
Enabling Factors:
- Fasilitas Kesehatan
Reinforcing Factors:
- Petugas Kesehatan
- Pengetahuan
Perilaku Sehat
Kelengkapan Imunisasi Dasar
- Hepatits B
- BCG
- DPT
- Polio
- Campak
Sumber: Notoatmodjo, 2007 , Teori Lawrence Green, 2000, Ranuh,2008
BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN HIPOTESIS
A. Kerangka Konsep
Dalam penelitian ini, variabel bebas (independen) yang ingin diketahui
yakni pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar, sedangkan variabel terikat
(dependen) yang akan diteliti yaitu kelengkapan imunisasi dasar.
Variabel pengetahuan merupakan variabel yang sangat mempengaruhi
kelengkapan imunisasi yang dilakukan oleh ibu. Pengetahuan merupakan domain
dari perilaku (Notoadmodjo, 2007). Hal ini perlu diketahui dan diteliti dengan
baik sehingga ibu dapat melakukan imunisasi dasar secara lengkap. Faktor
fasilitas kesehatan dan faktor petugas kesehatan merupakan faktor yang dapat
disamakan karena responden berada di wilayah kerja Puskesmas yang sama yaitu
Puskesmas Pisangan. Adapun faktor-faktor yang sulit dikendalikan dalam
kelengkapan imunisasi dasar yaitu sikap dan keyakinan atau nilai- nilai. Di bawah
ini dijelaskan mengenai kerangka konsep yang akan dilakukan peneliti di Wilayah
Kerja Puskesmas Pisangan Tangerang Selatan.
Bagian 3.1. Kerangka konsep penelitian tentang hubungan pengetahuan
ibu tentang imunisasi dasar terhadap kelengkapan imunisasi dasar di wilayah kerja
Puskesmas Pisangan
Pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar: Pengertian imunisasi Manfaat imunisasi Jenis-Jenis Imunisasi Waktu Pemberian Cara pemberian Efek samping
Kelengkapan imunisaasi dasar - Hepatitis B - BCG - Polio - DTP - Campak
28
29
B. Definisi Operasional
Tabel 3. 1 Definisi Operasional
No. Variabel Definisi Operasional Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala ukur 1. Usia Ibu Umur individu yang
terhitung mulai saat dilahirkan
Ceklist Kuisioner a. Masa akhir remaja (17-25 tahun) b. Masa dewasa awal (26-35 tahun) c. Masa dewasa akhir (36-45 tahun)
(Depkes RI,2009)
Nominal
2. Jumlah Anak Banyaknya hitungan anak yang dimiliki
Kuisioner Kuisioner a. 0 = > 2 anak b. 1 = ≤ 2 anak
Nominal
3. Pendidikan Tahap dalam pendidikan yang dicantumkan di dalam kurikulum (KBBI)
Kuisioner Kuisioner a. Tamat SD b. Tamat SMP c. Tamat SMA d. Tamat Perguruan Tinggi
Ordinal
4. Pekerjaan Kebutuhan yang harus dilakukan untuk menunjang kehidupan (Wawan dan Dewi, 2010)
Kuisioner Kuisioner a. PNS (Pegawai Negeri Sipil) b. Pegawai Swasta c. Wiraswasta d. Ibu Rumah Tangga (IRT)
Ordinal
30
5. Pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar
Pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar adalah kemampuan ibu dalam memahami imunisasi dasar meliputi pengertian imunisasi, manfaat imunisasi, jenis-jenis imunisasi, waktu pemberian, cara pemberian, efek samping
Kuisioner Kuisioner ini terdiri dari 20 item pernyataan Pemberian skor menggunakan skala Guttman : Jawaban benar=1 Jawaban salah=0 (Siregar , 2013)
a. Baik= jika presentase jawaban benar 76%- 100% b. Cukup = jika prosentase jawaban benar 51%-75%
c. Kurang = Jika presentase jawaban benar ≤ 50% (Nursalam,2008)
Ordinal
6. Kelengkapan imunisasi dasar
Kelengkapan imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi BCG 1x, Hepatits B 3x, DPT 3X, Polio 4x, campak 1x sebelum bayi berusia 1 tahun.
(Ranuh dkk, 2008)
Kuesioner, wawancara (observasi)
Kuesioner dan buku KIA (Kartu Ibu dan Anak)
a. Lengkap : jika imunisasi bayi telah lengkap saat usia 10 bulan (imunisasi campak terakhir)
b. Tidak lengkap : jika salah satu imunisasi tidak diberikan setelah usia 10 bulan.
Ordinal
31
C. Hipotesis
Berdasarkan kerangka konsep yang telah dibuat, maka hipotesis penelitian yang
muncul adalah:
H1 : Ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar
terhadap kelengkapan imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas
Pisangan Kota Tangerang Selatan Tahun 2016.
H0 : Tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar
terhadap kelengkapan imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas
Pisangan Kota Tangerang Selatan Tahun 2016.
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif korelasi dengan
pendekatan cross sectional, jenis penelitian ini tujuannya untuk menemukan ada
atau tidak adanya hubungan. Penelitian cross-sectional adalah jenis penelitian
yang menekankan waktu pengukuran/observasi data variabel independen dan
dependen dinilai secara simultan pada suatu saat, jadi tidak ada tindak lanjut.
Tidak semua subjek penelitian harus diobservasi pada hari atau pada waktu yang
sama, akan tetapi baik variabel independen maupun variabel dependen dinilai
hanya satu kali saja. Dengan studi ini, akan diperoleh prevalensi atau efek suatu
fenomena (variabel dependen) dihubungkan dengan penyebab/variabel dependen
(Nursalam, 2008).
Rancangan penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan pengetahuan
ibu tentang kelengkapan imunisasi dasar pada bayi di wilayah kerja Puskesmas
Pisangan Tangerang Selatan. Penelitian ini dilakukan hanya pada satu periode
tertentu dan pengambilan sampel dilakukan dalam sekali waktu saja, tidak ada
pengulangan dalam pengambilan data, dimana responden hanya mendapat satu
kali kesempatan untuk menjadi responden.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret- April 2016 di wilayah kerja
Puskesmas Pisangan Tangerang Selatan, tepatnya di kelurahan pisangan. Alasan
peneliti memilih wilayah kerja Puskesmas Pisangan tersebut sebagai lokasi
32
33
penelitian, karena letaknya terjangkau, kemudahan dalam hal birokrasi, dan belum
pernah dilakukan penelitian mengenai hubungan pengetahuan ibu balita tentang
imunisasi dasar terhadap kelengkapan imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas
Pisangan Kota Tangerang Selatan.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah subjek yang memenuhi kriteria yang telah
ditetapkan. Populasi dibagi menjadi dua yaitu populasi target dan populasi
terjangkau. Populasi target adalah populasi yang memenuhi kriteria sampling
dan menjadi sasaran akhir penelitian. Sedangkan populasi terjangkau adalah
populasi yang memenuhi criteria penelitian dan biasanya dapat dijangkau
oleh peneliti dari kelompoknya (Nursalam, 2008). Populasi dalam penelitian
ini adalah ibu yang mempunyai anak atau bayi usia ≥ 10 bulan- 15 bulan.
2. Sampel
Sample atau contoh adalah subunit populsi survey atau populasi
survey itu sendiri, yang oleh peneliti dipandang mewakili populasi
target.Sample adalah elemen-elemen populasi yang dipilih atau dasar
kemampuan mewakilinya. (Danim, 2003) sample terdiri dari bagian populasi
terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui
sampling. Sedangkan sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi
yang dapat mewakili populasi yang ada. Pengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah dengan teknik purposive sampling yaitu pemilihan
sampel dengan pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri,
berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.
34
Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sesuai dengan
ketentuan rumus besar sampel yang sesuai dengan rancangan penelitian yaitu
rumus sampel uji beda dua proporsi.
Keterangan :
N = jumlah sampel
Z 1-α/2 = 1,96 (derajat kemaknaan 95% CI/ Condidence Interval dengan α
sebesar 5%)
Z 1-β = 1,64 ( kekuatan uji pada 1-β=95%)
P1 = 0,5 (Proporsi pengetahuan ibu yang tinggi, (Yusnindar, 2012))
P2 = 0,111 (proporsi kelengkapan imunisasi anak yang tinggi
(Yusnindar, 2012))
P = (P1+P2)/2 = (0,5+0,111)/2 = 0,3055
1-P = 1-0,3055 = 0,6945
Maka besar sampel yang dihasilkan adalah:
=
35
Karena menggunakan rumus uji beda dua proporsi, maka hasil
dikali dua: 33 x 2 = 66 orang . Untuk menghindari terjadinya sampel yang
drop out dan sebagai cadangan maka peneliti menambahkan 10% dari jumlah
sampel minimal: 10% x 66 = 6,6, dibulatkan menjadi 7 orang. Jadi, total
sampel dalam penelitian ini adalah: 66+7= 73 responden.
Pada penelitian ini, semua anggota populasi yang masuk ke dalam
kriteria inklusi diberi kode berupa angka (kecuali yang sudah menjadi
responden uji validitas dan reliabilitas), kemudian peneliti melakukan
pengundian terhadap calon responden yang akan diteliti. Adapun angka yang
muncul sebagai responden adalah. Selanjutnya, peneliti melanjutkan dengan
informed consent dan pengambilan data dengan kuisioner. Waktu pengisian
kuisioner selama kurang lebih 10 menit untuk masing-masing responden,
sedangkan proses pengambilan data dilakukan selama 1 bulan, disesuaikan
dengan kondisi puskesmas dan posyandu.
Jadi, jumlah sampel keseluruhan yang diambil untuk keperluan
penelitian ini yaitu 73 responden ibu yang memiliki anak ≥ 10 bulan- 15
bulan. Pengambilan sampel menggunakan kriteria inklusi dan ekslusi sebagai
berikut:
a. Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap
anggota populasi yang dapat diambil sampel. Kriteria inklusi dalam
penelitian ini yaitu:
1) Ibu yang mampu berkomunikasi dengan baik.
2) Ibu yang memiliki anak umur ≥ 10 bulan- 15 bulan.
3) Ibu yang memiliki KIA.
36
4) Ibu yang berkebangsaan Indonesia
5) Menerima fasilitas pelayanan kesehatan yang sama
6) Ibu yang memiliki pengalaman mengimunisasikan anaknya
b. Kriteria ekslusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil
sebagai sampel. Kriteria ekslusi dalam penelitian ini adalah ibu yang
mengalami gangguan jiwa.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
menggunakan kuisioner tentang data demografi dan kuisioner pengetahuan
menggunakan pernyataan positif dengan jawaban Benar dan pernyataan negatif
dengan jawaban Salah yang dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan literatur yang
ada dan dikonsultasikan kepada pembimbing.
Tabel 4.1 Pertanyaan Kuisioner
No. Pertanyaan Bagian 1 Karakteristik responden/data demografi,
meliputi 1. Nama ibu/inisial ibu, 2. Umur ibu 3. Jumlah anak, 4. Pendidikan, 5. Pekerjaan,
Bagian 2 Nomor 1 Nomor 2 Nomor 3 Nomor 4 Nomor 5 Nomor 6,7,8,9,10,11 Nomor 12,13,14,15,16,17 Nomor 18,19,20,21,22,23 Nomor 24,25,26,27,28,29 Nomor 30,31,32,33,34,35
Pertanyaan pengetahuan Pengertian imunisasi dasar Jenis imunisasi dasar lengkap Waktu pemberian imunisasi dasar Waktu pemberian imunisasi dasar Manfaat imunisasi dasar Imunisasi Hepatitis B Imunisasi BCG Imunisasi DTP Imunisasi polio Imunisasi campak
Bagian 3 Tabel Kelengkapan Imunisasi
37
Skala pengukuran pengetahuan tentang imunisasi dasar lengkap bayi usia
0-12 bulan menggunakan Skala Guttman, skala yang bersifat tegas dan konsisten
dengan memberikan jawaban yang tegas. Skala Guttman dapat dibuat dalam
bentuk pilihan ganda atau dalam bentuk check list. Pada pertanyaan kuisioner
disini dibuat dalam bentuk pilihan ganda. Skor penilaiannya jika jawaban
pertanyaan benar maka nilainya 1, sedangkan jika jawaban salah maka nilainya
0. Bagian ketiga adalah bukti kelengkapan imunisasi yaitu dengan menggunakan
Kartu Ibu dan Anak (KIA) yang dimiliki bayi.
Penilaian bagi pengetahuan dilakukan dengan cara membandingkan
jumlah skor jawaban dengan skor yang diharapkan (tertinggi) kemudian dikalikan
100% dan hasilnya berupa presentase. Selanjutnya presentase jawaban
diinterpretasikan dalam kalimat kualitatif dengan acuan sebagai berikut:
a. Baik, jika nilai responden 76-100% dari jawaban yang benar
b. Cukup, jika nilai responden 51-75% dari jawaban yang benar
c. Kurang, jikia nilai responden ≤ 50% dari jawaban yang benar
E. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu
benar-benar mengukur apa yang diukur. Suatu kuisioner dikatakan valid jika
pertanyaan pada kuisioner tersebut. Dalam hal ini digunakan beberapa item
pertanyaan yang dapat secara tepat mengungkapkan variabel yang diukur
tersebut. Uji ini dilakukan dengan menghitung korelasi antara masing-masing
skor item pertanyaan dari setiap variabel dengan total skor variabel tersebut.
38
Uji validitas menggunakan korelasi dari Product Moment Pearson. Suatu
instrument dikatakan valid atau sahih apabila korelasi tiap butiran memiliki
nilai positif dan nilai t hitung > t tabel (Hidayat, 2008).
Keterangan :
r = koefisien korelasi
n = jumlah responden
X = skor tiap item pertanyaan
Y = skor total
Pengambilan keputusan dilakukan dengan melihat hasil
perhitungan r hitung. Apabila r > r tabel, maka pertanyaan tersebut valid,
sedangkan apabila r < r tabel, maka pertanyaan tidak valid. Uji validitas ini
juga bisa dilakukan dengan pengujian validitas konstruksi dengan analisis
faktor, yaitu dengan mengkorelasikan skor item instrumen dalam suatu faktor,
dan mengkorelasikan skor faktor dengan skor total. Bila korelasi tiap faktor
tersebut positif dan besarnya 0,3 ke atas maka faktor tersebut merupakan
konstruksi yang kuat (Sugiyono, 2010).
Pada penelitian ini, uji coba instrument dilakukan pada tanggal 17-
20 Februari 2016. Uji coba dilakukan terhadap 30 orang ibu yang berada di
wilayah kerja puskesmas pisangan. Lokasi tesebut sama dengan lokasi
penelitian, sehingga responden yang telah diteliti dalam uji coba instrument
tidak termasuk responden dalam penelitian. Saat pertama kali diuji, hasil
39
korelasi tiap-tiap item pertanyaan pada dimensi pengetahuan berkisar antara
0,109 sampai 0,778. Nilai ini kemudian dibandingkan dengan r tabel pada
signifikan 5% dengan uji 2 sisi dan n = 30, yaitu sebesar 0,361. Dari uji ini,
item 15, 17, dan 24 dinyatakan tidak valid karena nilai korelasi kurang dari
0,361 sehingga item-item ini tidak bisa digunakan. Jadi, kesimpulannya item
15,17, dan 24 pada dimensi pengetahuan dikeluarkan oleh kuisioner karena
dianggap tidak valid sehingga total keseluruhan item pernyataan yang
digunakan dalam penelitian ini ada 32 pada dimensi pengetahuan.
2. Uji Reliabilitas
Setelah mengukur validitas, maka perlu mengukur reliabilitas data,
apakah alat ukur dapat digunakan atau tidak. Reliabilitas merupakan indeks
yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau
dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran
itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap
gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama. Pengukuran
reliabilitas menggunakan bantuan software computer dengan rumus Alpha
Cronbach. Suatu variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Alpha
Cronbach > 0,60 (Hidayat, 2008).
Pada penelitian ini, reliabilitas pada dimensi pengetahuan saat
pertama kali diuji menghasilkan nilai α = 0,911 (jika sama score 0,734).
Selanjutnya, dilakukan uji reliabilitas yang kedua pada dimensi pengetahuan
tanpa menggunakan item 15, 17, dan 24 menghasilkan nilai α = 0,918 (jika
pakai score 0,726). Karena nilai Alpha Cronbach > 0,60, maka instrumen ini
dianggap reliabel, dapat dipercaya, dan dapat diandalkan.
40
F. Langkah-Langkah Pengumpulan Data
1. Setelah proposal penelitian disetujui oleh penguji, peneliti mengajukan surat
permohonan izin penelitian ke Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Peneliti menyerahkan surat permohonan izin penelitian kepada Kepala Dinas
Kesehatan Kota Tangerang Selatan dan kepala Kepala UPT Puskesmas
Pisangan.
3. Setelah surat permohonan izin penelitian disetujui oleh Kepala UPT Puskesmas
Pisangan Kota Tangerang Selatan, peneliti mengajukan permohonan izin
penelitian ke Posyandu atau lingkungan di wilayah kerja Puskesmas Pisangan
Kota Tangerang Selatan.
4. Setelah izin penelitian disetujui oleh Ibu kader atau Kepala Lingkungan,
peneliti terlebih dahulu melakukan uji validitas dan reliabilitas instrument pada
30 ibu yang berada di wilayah kerja Puskesmas Pisangan.
5. Setelah instrumen dinyatakan valid dan reliabel, peneliti menyeleksi
pertanyaan yang cocok untuk dijadikan kuisioner.
6. Dengan menggunakan teknik purposive sampling, peneliti menentukan calon
responden sesuai dengan kriteria yang diinginkan sebanyak 73 responden.
7. Setelah mendapatkan calon responden sesuai kriteria yang telah ditentukan,
peneliti melakukan informed consent terhadap calon responden. Jika calon
responden bersedia menjadi responden, mereka dapat membaca lembar
persetujuan kemudian menandatanginya.
41
8. Setelah responden menandatangani lembar persetujuan, responden selanjutnya
diberikan penjelasan mengenai cara pengisian kuisioner dan responden
dianjurkan bertanya apabila ada pertanyaan ataupun pernyataan yang kurang
jelas.
9. Waktu pengisian kuisioner selama kurang lebih 15 menit untuk masing-masing
responden, sedangkan proses pengambilan data dilakukan selama 3 minggu
disesuaikan dengana jadwal posyandu.
10. Responden diharapkan menjawab seluruh pertanyaan di dalam kuisioner,
setelah selesai lembar kuisioner dikembalikan kepada peneliti.
11. Kuisioner yang telah diisi selanjutnya diolah dan dianalisa oleh peneliti.
G. Etika Penelitian
Masalah etika dalam penelitian keperawatan merupakan masalah yang
sangat penting dalam penelitian mengingat peneliti keperawatan akan berhubungan
langsung dengan manusia, maka segi etika peneliti harus diperhatikan karena
manusia mempunyai hak asasi dalam kegiatan penelitian (Hidayat, 2008). Dalam
melakukan penelitian menekankan masalah etika penelitian yabng meliputi:
1. Lembar persetujuan (informed consent)
Lembar persetujuan ini diberikan dan dijelasakan kepada responden yang akan
diteliti yang memenuhi kriteria sampel dan disertai judul penelitian serta
manfaat penelitian dengan tujuan responden dapat mengerti maksdud dan
tujuan penelitian.
42
2. Tanpa nama (anonymity)
Untuk menjaga kerahasian identitas responden, peneliti tidak akan
mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi
responden, tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu.
3. Kerahasiaan (confidentially)
Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti, hanya kelompok data
tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.
H. Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan proses yang sangat penting dalam penelitian.
Oleh kareana itu, harus dilakukan dengan baik dan benar. Proses pengolah data
terisiri dari:
1. Editing
Editing adalah memerikasa data yang telah dikumpulkan baik berupa daftar
pertanyaan, kartu, atau buku register. Yang dilakukan pada kegiatan ini adalah
melakukan pemeriksaan data atau pengecekan kuisioner apakah sudah lengkap
atau belum
2. Coding
Coding adalah pemberian kode pada data dimaksudkan untuk menerjemahkan
data ke dalam kode-kode yang biasanya dalam bentuk angka. Pemberian kode
(sandi pada variabel dan data yang telah terkumpul melalui lembar instrument.
Setelah data lengkap, peneliti memberikan kode pada jawaban, untuk jawaban
pengetahuan jika benar diberikan kode 1 jika salah diberikan kode 0,
sedangkan untuk kelengkapan imunisasi kode 1 diberikan pada responden yang
43
imunisasi dasarnya lengkap, kode 0 untuk yang belum melengkapi
kelengkapan imunisasi dasar anaknya.
3. Entry
Entry adalah proses pengisian kolom-kolom atau kotak-kotak lembar kode atau
kartu sesuai dengan jawaban masing-masing pertanyaan. Salah satu paket
program yang paling sering digunakan untuk “entri data’ penelitian adalah
paket program SPSS for Windows. Peneliti memasukkan data yang telah
dikoding ke dalam software SPSS.
4. Cleaning data
Cleaning yaitu proses pengecekkan kembali data – data yang telah dimasukkan
untuk melihat ada tidaknya kesalahan, terutama kesesuaian pengkodean yang
dilakukan. Apabila terjadi kesalahan, maka data tersebut akan segera diperbaiki
sehingga sesuai dengan hasil pengumpulan data yang dilakukan
(Hidayat,2008). Cleaning merupakan proses terakhir dalam pengolahan data.
Pada proses ini peneliti melakukan pengecekan kembali data yang sudah entry
apakah terdapat kesalahan atau tidak.
I. Teknik Analisa Data
1. Analisis Univariat
Analisis ini digunakan untuk mendapatkan distribusi frekuensi dari
variabel dependen (kelengkapan imunisasi dasar) dan variabel independen
(tingkat pengetahuan ibu ) yang disajikan dalam bentuk tabel dan dilengkapi
tekstular. Analisis univariat pada penelitian ini dilakukan pada variabel
penelitian yang meliputi: 1) Karakteristik perawat yang terdiri dari usia ibu,
44
jumlah anak, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, jarak pelayanan kesehatan; 2)
Pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar; 3) Kelengkapan imunisasi dasar.
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat yaitu analisis yang dilakukan terhadap dua
variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2005).
Dengan tujuan untuk melihat hubungan antara variabel independen dengan
dependen, yaitu hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar terhadap
kelengkapan imunisasi dasar pada anak ≥ 10 bulan – 15 bulan di wilayah
kerja kerja Puskesmas Pisangan.
Untuk membuktikan adanya hubungan antara dua variabel tersebut
digunakan uji chi square. Hasil perhitungan di atas kemudian disignifikan
dengan nilai alpha 0,05. Jika nilai p ≤ α (0,05) maka disimpulkan ada
hubungan antara pengetahuan terhadap kelengkapan imunisasi dasar anak >
10 bulan. Jika p > α (0,05) maka tidak ada hubungan antara pengetahuan
terhadap kelengkapan imunisasi dasar pada anak ≥ 10 bulan- 15 bulan
(Hastono, 2008)
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Profil Puskesmas Pisangan Tangerang Selatan
1. Latar Belakang Puskesmas Pisangan Tangerang Selatan
Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan tingkat pertama dan
terdepan dalam sistem pelayanan, harus melakukan upaya kesehatan wajib
(basic six) dan beberapa upaya kesehatan pilihan yang disesuaikan dengan
kondisi, kebutuhan, tuntutan, kemampuan dan inovasi serta kebijakan
pemerintahan daerah setempat. Puskesmas dalam menyelenggarakan upaya
kesehatan yang bersifat menyeluruh dan terpadu dilaksanakan melalui upaya
peningkatan, pencegahan, penyembuhan, dan pemulihan disertai dengan
upaya penunjang yang diperlukan. Ketersediaan sumber daya baik dari segi
kualitas maupun kuantitas, sangat mempengaruhi pelayanan kesehatan
(Profil kesehatan Indonesia, 2009).
Pada saat ini di Kota Tangerang Selatan pada 2013 telah didirikan
25 Puskesmas dengan rincian jumlah Puskesmas Perawatan 21 Unit dan
Puskesmas Non Perawatan 4 Unit. Untuk menjangkau seluruh wilayah Kota
Tangerang Selatan pada tahun 2013 Ibu Walikota Hj. Airin Rachmi Diany,
SH. MH mencanangkan untuk menambahkan 2 Puskesmas baru yang
bertujuan agar seluruh warga Tangerang Selatan terlayani dalam kesehatan.
Berbagai upaya telah dilakukan dalam rangka meningkatkan
pembangunan kesehatan secara lebih berhasil dan berdaya guna dengan
pemban gunan pada seluruh program kesehatan yang dilaksanakan secara
45
46
intensif, berkesinambungan dan keterpaduan baik lintas program maupun
lintas sektoral, serta harus ditunjang oleh informasi kesehatan yang makin
mantap, oleh karena itu Walikota Tangerang Selatan membuat berbagai
kebijakan salah satunya dengan cara menggratiskan retribusi ke seluruh
puskesmas di wilayah kota Tangerang Selatan sejak tanggal 01 September
2012 dengan hanya menunjukan KTP Tangerang Selatan dan kebijakan
tersebut didukung penuh oleh kepala Dinas Kesehatan Tangerang Selatan,
H. Dadang, M. Epid.
Pada saat ini kebutuhan data dan informasi kesehatan dari hari ke
hari semakin meningkat. Masyarakat semakin peduli dengan situasi
kesehatan dan hasil pembangunan kesehatan yang telah dilakukan oleh
pemerintah terutama terhadap masalah-masalah kesehatan, sebab kesehatan
menyangkut hajat hidup masyarakat luas dan semua orang butuh untuk
sehat. Kepedulian masyarakat akan informasi kesehatan ini memberikan
nilai positif bagi pembangunan kesehatan ini sendiri. Untuk itu pihak
pengelola program harus bisa menyediakan dan memberikan data dan
informasi yang dibutuhkan masyarakat yang dikemas secara baik,
sederhana, dan informatif dan tepat waktu.
2. Gambaran Umum Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan
Puskesmas Pisangan adalah puskesmas yang ada di Kecamatan
Ciputat Timur, yang terletak di sebelah Tenggara Tangerang, dengan luas
wilayah: 1.685 Ha, dengan sebagian besar tanah darat dan sisanya rawa.
Adapun letak Puskesmas Pisangan berada dengan batas-batas sebagai
berikut sebelah barat terdapat wilayah kerja PKM Ciputat (kecamatan
47
Ciputat), sebelah timur terdapat DKI Jakarta, sebelah utara terdapat wilayah
kerja Puskesmas Jurangmangu Timur (Kec. Pondok Aren), sebelah selatan
terdapat wilayah kerja PKM Pamulang (kel. Pd Cabe Ilir). Puskesmas
Pisangan Tangerang Selatan terdiri dari Kelurahan Pisangan dan Kelurahan
Cireundeu.
3. Visi, Misi, dan Motto Puskesmas Pisangan Tangerang Selatan
a. Visi
Dengan iman dan taqwa mewujudkan masyarakat pisangan seetia,
amanah, siaga, mandiri, hidup sehat, melalui akselerasi, upaya kesehatan
guna mewujudkan Tangerang Selatan sehat 2016.
b. Misi
1) Menggerakkan serta membudayakan peran serta dan potensi di
masyarakat dalam bidang kesehatan.
2) Mengupayakan pelayanan kesehatan dasar yang bermutu, merata, dan
terjangkau.
3) Menjalin kemitraan dengan lintas program, lintas sektoral dan swasta
untuk mendukung pembangunan berwawasan kesehatan.
c. Motto
Puskesmas Pisangan Tangerang Selatan memiliki singkatan SETIA yang
berarti S adalah senyum, sapa, salam, sopan, dan santun yang menjadi
budaya, E merupakan empati kepada masyarakat. Selanjutnya, T adalah
tanggap terhadap setiap permasalahan. I adalah inovatif dalam berkarya.
A adalah aman dan nyaman dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat.
48
B. Hasil Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk menganalisis variabel-variabel
karakteristik individu yang ada secara deskriptif dengan menggunakan
distribusi frekuensi dan proporsi. Analisis univariat pada penelitian ini
dilakukan pada variabel penelitian yang meliputi: karakteristik ibu yang
terdiri dari usia ibu, jumlah anak, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, jarak
pelayanan kesehatan; pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar; dan
kelengkapan imunisasi dasar pada anak.
1. Karakteristik Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Kota
Tangerang Selatan
Pada penelitian ini, karakteristik ibu yang dianalisis adalah sebagai
berikut:
a. Usia Ibu
Pengelompokkan responden berdasarkan kategori usia ibu digambarkan
pada tabel 5.1 berikut:
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Usia Ibu di Wilayah Kerja
Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan Maret 2016 (n=73)
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa umur responden
terbanyak pada usia dewasa awal yaitu sebanyak 47 responden
Usia Ibu Frekuensi Persentase Remaja Akhir (17-25 tahun) 9 12,3% Dewasa Awal (26-35 tahun) 47 64,4% Dewasa Akhir (36-45 tahun) 17 23,3%
Total 73 100,0%
49
(64,4%) dan yang terkecil yaitu pada ibu usia remaja akhir
sebanyak 9 responden (12,3%).
b. Jumlah Anak
Tebel 5.2
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jumlah Anak Di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan Maret 2016
(n=73)
Jumlah anak Frekuensi Persentase ≤ 2 54 73,9% > 2 19 26,1%
TOTAL 73 100,0%
Berdasarkan hasil dari tabel di atas, menunjukan bahwa
responden terbanyak adalah ibu yang memiliki anak ≤ 2 anak
sebanyak 54 responden (73,9%) dan yang terkecil ibu yang
memiliki anak > 2 anak sebanyak 19 responden (26,1%).
c. Pendidikan
Tebel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pendidikan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan Maret 2016
(n=73)
Pendidikan Frekuensi Persentase SD 10 13,7% SMP 8 11,0% SMA 42 57,5% Perguruan Tinggi 13 17,8% Total 73 100,0%
Berdasarkan hasil penelitian ini, menunjukan bahwa
pendidikan responden yang terbanyak pada responden lulusan
50
SMA sebanyak 42 responden (57,5%) dan yang terkecil lulusan
SMP sebanyak 8 responden (11,0%).
d. Pekerjaan
Tebel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pekerjaan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan Maret 2016
(n=73)
Pekerjaan Frekuensi Persentase PNS 1 1,4% Karyawan Swasta 8 11,0% Wiraswasta 1 1,4% Ibu Rumah Tangga 63 86,3% Total 73 100,0%
Berdasarkan dari hasil penelitian ini, menunjukan bahwa
pekerjaan responden terbanyak adalah ibu rumah tangga sebanyak
63 responden (86,3%) dan yang terkecil dengan pekerjaan
responden PNS dan wiraswasta sebanyak 1 (1,4%).
2. Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja
Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan
Pengelompokan responden berdasarkan kategori pengetahuan bisa
dilihat pada tabel 5.5 berikut ini:
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengetahuan di Wilayah
Kerja Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan Maret 2016 (n=73)
eluruh ibu yang me di responden dalam penelitian ini, 14 di antaranya berpeDari s nja
Pengetahuan Frekuensi Persentase Baik 21 28,8% Cukup 38 52,1% Kurang 14 19,2% Total 73 100,0%
n
51
Dari seluruh ibu yang menjadi responden dalam penelitian
ini, 14 di antaranya berpengetahuan baik (28,8%), 38
berpengetahuan cukup (52,1%), dan 14 dinyatakan berpengetahuan
buruk (19,2%). Tabel di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar responden memiliki pengetahuan cukup tentang imunisasi
dasar lengkap, yaitu 52,1%.
3. Kelengkapan Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan
Kota Tangerang Selatan Tahun 2016.
Kelengkapan imunisasi dasar dikategorikan menjadi 2, yaitu
lengkap dan tidak lengkap. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
sebagian besar responden masuk dalam kategori lengkap dalam melakukan
kelengkapan imunisasi dasar, yakni sebesar 52 responden (71,2%),
sedangkan yang masuk dalam kategori tidak lengkap sebesar 21 responden
(28,8%). Hal ini bisa dilihat pada tabel 5.6 berikut ini:
Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kelengkapan Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Kota Tangerang
Selatan Maret 2016 (n=73)
Kelengkapan Imunisasi Frekuensi Persentase Lengkap 54 74% Tidak Lengkap 19 26% Total 73 100,0%
52
C. Hasil Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk menganalisis data dari dua
variabel yang berbeda. Analisis bivariat pada penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar di
wilayah Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan. Teknik analisis
dilakukan dengan uji korelasi chi square.
1. Hubungan antara Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Dasar dan
Kelengkapan Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan
Kota Tangerang Selatan
Tabel 5.7 Korelasi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Terhadap Kelengkapan
Imunusasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan Maret 2016
(n=73)
Pengetahuan
Kelengkapan Imunisasi Dasar Total Pvalue Lengkap Tidak lengkap N % N % N %
Baik Cukup Kurang
15 32 7
71,4 84,2 50
6 6 7
28,6 15,8 50
21 38 14
100,0 100,0 100,0
0,042
Total 54 19 73 100,0%
Dari tabel 5.7 di atsa, hasil uji statistik didapatkan nilai p value
= 0,042. Hal tersebut menunjukan ada hubungan antara variabel
pengetahuan dengan variabel kelengkapan imunisasi dasar (p < 0,05).
BAB VI
PEMBAHASAN
Pembahasan pada penelitian ini difokuskan pada pembahasan tentang
karakteristik ibu, pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar, kelengkapan imunisasi
dasar, serta hubungan antara pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar terhadap
kelengkapan imunissasi dasar di wilayah kerja Puskesmas Pisangan Kota
Tangerang Selatan. Pada akhir pembahasan ini, peneliti juga menyertakan
keterbatasan dari penelitian ini.
A. Analisis Univariat
1. Gambaran Karakteristik Ibu di wilayah kerja Puskesmas Pisangan
Kota Tangerang Selatan
a. Usia ibu
Usia merupakan salah satu faktor yang cukup dominan
terhadap pengetahuan. Begitu juga halnya dengan yang dikatakan
Siagian (2002) bahwa semakin meningkatnya usia seseorang maka
kedewasaan teknis dan psikologisnya semakin meningkat. Ia akan
semakin mampu mengambil keputusan, semakin bijaksana, semakin
mampu berpikir secara rasional, mengendalikan emosi, dan toleran
terhadap pendapat orang lain.
Hasil statistik pada penelitian ini menunjukan bahwa usia
responden terbanyak adalah pada usia dewasa awal (26-35 tahun)
yaitu sebanyak 47 responden (64,4%). Usia dewasa merupakan masa
53
54
dimana seseorang dianggap telah matur, baik secara fisiologis,
psikologis, dan kognitif (Perry & Potter, 2005).
Secara kognitif, kebiasaan berpikir rasional meningkat pada
usia dewasa awal dan tengah (Potter & Perry, 2005). Notoadmodjo
(2005) menyatakan bahwa usia akan mempengaruhi terhadap daya
tangkap dan pola pikir seseorang, semakin bertambah usia akan
semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga
pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Hurlock (2007)
juga menyatakan bahwa umur seseorang dapat mempengaruhi
pengetahuan, semakin lanjut umur seseorang maka kemungkinan
semakin meningkat pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya.
b. Jumlah anak
Jumlah anak sebagai salah satu aspek demografi yang akan
berpengaruh pada partisipasi masyarakat. Hal ini dapat terjadi karena
seorang ibu mempunyai anak lebih dari satu biasanya ibu semakin
berpengalaman dan sering memperoleh informasi tentang imunisasi,
sehingga anaknya akan diimunisasi (Handayani, 2008).
Berdasarkan hasil penelitian ini, menunjukan bahwa
responden terbanyak adalah ibu yang memiliki anak ≤ 2 anak
sebanyak 54 responden (73,9%) dan yang terkecil ibu yang memiliki
anak > 2 anak sebanyak 19 responden (26,1%). Rata- rata ibu yang
memiliki anak lebih dari satu (multipara) sudah memiliki pengalaman
yang lebih dari pada ibu yang baru memiliki anak satu (primipara).
Hal ini dikarenakan pengalaman yang diperoleh dari imunisasi anak
55
ysng sebelumnya sehingga ibu lebih mengetahui pentingnya
kelengkapan imunisasi.
c. Pendidikan
Pendidikan adalah proses seseorang mengembangkan
kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk tingkah laku manusia di dalam
masyarakat tempat ia hidup, proses sosial, yakni orang dihadapkan
pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya
yang datang dari sekolah), sehingga dia dapat memperoleh atau
mengalami perkembangan kemampuan sosial, dan kemampuan
individu yang optimal (Munib dkk, 2006).
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat 42
responden yang berlatar belakang SMA sebanyak 57,2%. Namun,
ilmu pengetahuan tidak hanya diperoleh dari pendidikan formal.
Adanya kemudahan dalam mendapatkan informasi dari berbagai
sumber melalui media promosi kesehatan baik dari media massa
cetak, media elektronik, dan juga petugas kesehatan. Majunya
teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat
mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai
sarana komunikasi berbagai bentuk media massa seperti radio,
televisi, surat kabar, majalah yang mempunyai pengaruh besar
terhadap pembentukan opini dan kepercayaan semua orang. Dalam
penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa
membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat
mengarahkan opini seseorang. (Erfandi, 2009)
56
d. Pekerjaan
Pekerjaan merupakan suatu kegiatan atau aktivitas
seseorang untuk memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan
hidupnya sehari-hari. Pekerjaan merupakan faktor yang
mempengaruhi pengetahuan. Ditinjau dari jenis pekerjaan yang sering
berinteraksi dengan orang lain lebih banyak pengetahuannya bila
dibandingkan dengan orang tanpa ada interaksi dengan orang lain.
Hasil pada penelitian ini menunjukan bahwa terdapat 63
responden yang pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga yaitu
sebanyak 86,3%. Suatu pekerjaan tidak mempengaruhi pengetahuan
dari ibu. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian ini yang
menunjukkan justru sebagian ibu yang berprofesi sebagai ibu rumah
tangga memiliki pengetahuan yang baik dibandingkan ibu yang
bekerja. Hal ini dikarenakan banyak ibu yang di rumah dilakukan
pemantauan oleh petugas kesehatan saat adanya imunisasi.
2. Gambaran pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar di wilayah kerja
Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Perilaku yang
didasari pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak
didasari oleh pengetahuan hal itu berdasarkan pengalaman dan penelitian
(Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan responden yang baik ditunjukkan
dengan kemampuan responden menjawab dengan benar pertanyaan yang
57
berkaitan dengan pengetahuan imunisasi dasar. Pengetahuan ibu dijadikan
dasar untuk berperilaku yaitu dalam memberikan imunisasi kepada
bayinya.
Pengetahuan ibu diperoleh dari pendidikan, pengamatan ataupun
informasi yang didapat seseorang, dengan adanya pengetahuan seseorang
dapat melakukan perubahan-perubahan sehingga tingkah laku dari
seseorang dapat berkembang (Rini, 2009 dalam Adzaniyah 2014). Dari
hasil penelitian ini didapatkan bahwa sebagian besar ibu memiliki
pengetahuan cukup yaitu sebanyak 38 responden (52,1%), ibu yang
memiliki pengetahuan baik sebanyak 21 (28,8%), dan ibu yang memiliki
pengetahuan kurang baik/buruk sebanyak 14 responden (19,2%).
Ibu yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Pisangan Kota
Tangerang Selatan masih ada yang yang memiliki tingkat pengetahuan
kurang baik/buruk mengenai imunisasi karena peneliti menganalisis bahwa
tingkat pengetahuan ibu yang memiliki bayi usia 10-15 bulan di
Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan dipengaruhi oleh kurangnya
sumber informasi di lingkungan masyarakat dan partisipasi dari petugas
kesehatan atau kader posyandu harus lebih banyak melakukan pemantauan
sehingga warga ingin melakukan imunisasi terhadap anaknya. Dari segi
pendidikan terakhir ibu, sebagian yang merupakan lulusan SMA yaitu
lulusan sekolah menengah atas. Pengalaman juga merupakan suatu
kejadian yang pernah dialami oleh individu baik dari dalam dirinya
maupun dari lingkungannya. Pengalaman yang nantinya akan melekat
menjadi pengetahuan pada individu secara subjektif sehingga semakin
58
banyak pengalaman tentunya pengetahuan yang didapat juga semakin
banyak. Dari segi informasi, kemudahan dalam mendapatkan informasi
dari berbagai sumber melalui media promosi kesehatan atau internet juga
dapat meningkatkan pengetahuan.
3. Gambaran kelengkapan imunisasi pada bayi usia 10-15 bulan di
wilayah kerja Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan
Tahun 2016
Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan
anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat
anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu (Hidayat,2009). Tujuan
dari imunisasi ini adalah untuk zat kekebalan tubuh balita terbentuk
sehingga resiko untuk mengalami penyakit yang bersangkutan lebih kecil
dan diharapkan anak menjadi kebal terhadap penyakit sehingga dapat
menurunkan angka mordibitas dan mortalitas serta dapat mengurangi
kecacatan akibat penyakit tertentu (Hidayat,2008). Di Indonesia, Imunisasi
Dasar Lengkap (IDL) mencapai 86,8%,dan perlu ditingkatkan hingga
mencapai target 93% di tahun 2019. Universal Child Immunization (UCI)
desa yang kini mencapai 82,9% perlu ditingkatkan hingga mencapai 92%
di tahun 2019 (Depkes,2015).
Macam-macam imunisasi itu ada dua macam, diantaranya adalah
imunisasi aktif dan pasif. Menurut Yusrianto (2010), imunisasi aktif
adalah pemberian kuman atau racun kuman yang sudah dilemahkan atau
dimatikan dengan tujuan untuk merangsang tubuh memproduksi antibodi
59
sendiri. Contohnya adalah imunisasi polio dan campak. Sedangkan
imunisasi pasif adlah penyuntikan sejumlah antibodi sehingga kadar
antibodi dalam tubuh meningkat. Contohnya pada penyuntikan ATS (Anti
Tetanus Serum) pada orang yang mengalami luka kecelakaan. Contoh lain
adalah yang terdapat pada bayi yang baru lahir di mana bayi tersebut
menerima berbagai jenis antibody dari ibunya melalui darah plasenta
selama masa kehamilan, misalnya antibodi terhadap campak.
Dalam arti kamus besar bahasa Indonesia (2015), kelengkapan
merupakan sesuatu yang sudah lengkap, sedangkan imunisasi dasar adalah
usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan
vaksin BCG, Hepatitis, Polio, DPT, dan campak ke dalam tubuh agar
tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu
(Hidayat, 2005). Imunisasi dasar lengkap adalah pemberian imunisasi
BCG 1x, Hepatits B 3x, DPT 3X, Polio 4x, campak 1x sebelum bayi
berusia 1 tahun (Ranuh, 2008).
Perilaku yang diteliti dalam penelitian ini adalah, perilaku ibu
yang mengimunisasikan anaknya ke pelayanan kesehatan yang berada di
wilayah kerja Puskesmas Pisangan. Peneliti hanya mengobservasi
kelengkapan imunisasi dasar anak melalui buku KIA (Kartu Ibu dan Anak)
yang dimiliki responden.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar
responden mengimunisasikan anaknya secara lengkap, yaitu sebesar 54
responden (74%) untuk imunisasi dasar yang lengkap dan 19 responden
(26%) yang imunisasi anaknya tidak lengkap.
60
Sebagian besar responden dalam penelitian ini melakukan
imunisasi anaknya secara lengkap dengan cukup baik. Hal ini dapat
disebabkan adanya pengetahuan yang cukup tentang imunisasi dasar serta
keaktifan kader dalam mempromosikan kesehatan kepada lingkungannya,
sehingga ada kemampuan untuk mengimunisasi dasar anaknya secara
lengkap. Kelengkapan imunisasi juga dipengaruhi oleh pencatatan di buku
KIA oleh petugas kesehatan untuk menandakan bahwa anak tersebut sudah
melakukan imunisasi secara lengkap (Prayogo, 2009). Kelengkapan
imunisasi dalam pembentukannya merupakan suatu perilaku yang
mempunyai nilai sangat penting karena pengetahuan yang tinggi tidak
akan berarti jika tidak diimbangi dengan pelaksanaan yang baik.
Penelitian yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Pisangan
Tangerang Selatan menunjukan bahwa masih ada 26% responden yang
masuk dalam ketegori tidak lengkap imunisasinya. Sebagian responden
tidak mengimunisasikan anaknya pada imunisasi campak, adapun faktor-
faktor yang menyebabkan ibu tidak melengkapi kelengkapan imunisasi
anaknya, di antaranya: kurangnya pengetahuan ibu tentang imunisasi
dasar, keyakinan yang dimiliki ibu untuk melaksanakan imunisasi dasar
lengkap pada anak, sosial budaya dari masyarakatnya, dan lingkungan
yang tidak mendukung agar terciptanya lingkungan yang sadar akan
kesehatan.
Selain itu berdasarkan target dari kelengkapan imunisasi dasar di
Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan pada tahun 2015 sebesar,
HB0-7 hari (90,1%) dengan pencapaian 90%, BCG (95,3%) dengan
61
pencapaian 95%, DPT-HB 1 (96,8%) dengan pencapaian 95%, DPT-HB 2
(95,1%) dengan pencapaian 95%, DPT-HB 3 (93,0%) dengan pencapaian
93%, POLIO 1 (95,3%) dengan pencapaian 95%, POLIO 2 (96,8%)
dengan pencapaian 95%, POLIO 3 (95,1%) dengan pencapaian 93%,
POLIO 4 (93,0%) dengan pencapaian 93%, campak (93,4%) dengan
pencapaian 93%.
B. Analisis Bivariat
1. Hubungan antara Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Dasar
Terhadap Kelengkapan Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas
Pisangan Kota Tangerang Selatan
Hasil analisis hubungan antara tingkat pengetahuan dengan
kelengkapan imunisasi dasar pada bayi usia 10 bulan -15 bulan dapat
dijelaskan bahwa dari 14 ibu yang memiliki pengetahaun kurang
baik/buruk yang tidak memberikan imunisasi dasar secara lengkap
sebanyak 7 orang ibu (50%) dan sebanyak 7 orang ibu (50%) juga yang
mengimunisasikan anaknya secara lengkap. Hasil uji statistik diperoleh (p
value = 0,042) dengan tingkat keperacayaan 95% maka dapat
disimpulkan ada hubungan antara tingkat pengetahuan terhadap
kelengkapan imunisasi dasar.
Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian dari Albertina (2009)
dengan judul kelengkapan imunisasi dasar anak balita dan faktor-faktor
yang berhubungan di Poliklinik anak beberapa rumah sakit di Jakarta dan
sekitarnya yang menunjukkan bahwa pengetahuan orang tua 86% dan
62
kelengkapan 61%, selanjutnya hasil penelitian yang sesuai dengan hasil
peneliti adalah penelitian dari Paridawati (2012) dengan judul faktor yang
berhubungan dengan tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar pada
bayi di wilayah kerja puskesmas bajeng kecamatan bajeng kabupaten
gowa yang menunjukkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan
cukup dan melakukan tindakan pemberian imunisasi dasar (83,6%),
sedangkan yang pengetahuannya kurang (60.0%) yang melakukan
tindakan pemberian imunisasi dasar. Penelitian lain juga dari Hijani
(2014), Afrikayanti (2012), Prasetya (2008) yang menunjukan bahwa ada
hubungan pengetahuan ibu terhadap kelengkapan imunisasi dasar. Hasil
penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Prayogo (2009), Astrianzah
(2011) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan
terhadap kelengkapan imunisasi dasar.
Kelengkapan imunisasi dasar akan timbul dengan adanya
kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yaitu pengetahuan tentang
imunisasi dasar. Menurut Rogers dalam Notoadmodjo (2003), suatu
perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan akan lebih lama daripada
perilaku yang tidak didasarkan pada pengetahuan. Menurut Bloom, bahwa
terbentuknya suatu perilaku baru, dimulai pada domain kognitif, dalam arti
subjek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus yang berupa materi atau
objek, sehingga menimbulkan pengetahuan baru pada subjek tersebut dan
selanjutnya menimbulkan respons batin dalam bentuk sikap subjek
terhadap objek yang diketahui dan disadari sepenuhnya tersebut akan
63
menimbulkan respon lebih jauh lagi yaitu berupa tindakan (action)
sehubungan dengan stimulus yang telah diketahui.
Peneliti menganalisis bahwa pengetahuan tidak selalu didapat dari
tingginya tingkat pendidikan, karena pengetahuan juga dapat diperoleh
dari media massa, pengalaman pribadi maupun pengalaman orang lain,
dan juga partipsipasi dari petugas kesehatan (pelayanan kesehatan dan
kader posyandu).
Untuk itu peneliti menyarankan Puskesmas Pisangan lebih
meningkatkan lagi upaya peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai
imunisasi dengan cara meningkatan penyuluhan-penyuluhan berupa
pendidikan kesehatan tentang pentingnya kelengkapan imunisasi dalam
kegiatan puskesmas dan posyandu yang berada di wilayah kerja
Puskesmas Pisangan.
C. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari adanya keterbatasan dalam pelaksanaan
penelitian ini. Keterbatasan penelitian tersebut antara lain adalah sebagai
berikut:
1. Penelitian ini menggunakan cross-sectional sehingga tidak bisa bisa
memberikan penjelasan hubungan sebab akibat, tetapi hubungan yang
didapatkan dari penelitian ini hanya menunjukan adanya keterkaitan saja,
dan hanya mengkaji variabel independen dan variabel dependen secara
bersama pada saat berlangsungnya penelitian.
64
2. Instrument yang digunakan kuisioner dengan bentuk tertutup, yaitu
kuisioner yang sudah disediakan alternatif jawabannya sehingga
responden dapat memilih jawaban dengan bebas. Sedangkan kualitas
jawaban kuisioner tergantung dari kejujuran responden dalam menjawab
setiap pertanyaan dan pernyataan sehingga bisa saja terdapat bias karena
responden menjawab sesuia dengan keinginan responden tersebut.
3. Waktu dalam pengisian kuisioner juga tidak efisiensi dikarenakan
responden terkadang sibuk dengan aktivitasnya sehingga menjawab
pertanyaannya menjadi lebih cepat sehingga kemungkinan terdapat bias
dalam pengisian kuisioner.
4. Adanya kemungkinan bias pada hasil penelitian ini bahwa kelengkapan
imunisasi bisa jadi bukan hanya dipengaruhi oleh pengetahuan ibu
tentang imunisasi dasar, melainkan bisa juga dipengaruhi oleh faktor-
faktor lain, contohnya keyakinan dan nilai-nilai.
BAB VII
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan
pada bab-bab sebelumnya, kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Gambaran karakteristik ibu di wilayah kerja Puskesmas Pisangan Kota
Tangerang Selatan yang menjadi responden dalam penelitian ini, yaitu:
persentase pendidikan antara SD sampai perguruan tinggi masing-masing
sebesar 13,7%, 11,0%, 57,5%, 17,8%, persentase pekerjaan ibu seperti IRT,
karyawan swasta, PNS, dan wiraswasta sebesar 86,3%, 11,0%, 1,4%, dan
1,4% dengan usia ibu berkisar 20-45 tahun yaitu remaja akhir, dewasa awal,
dan dewasa akhir dengan presentase 12,3%, 64,4%, 23,3%. Ibu yang
memiliki jumlah anak < 2 dengan presentase sebesar 73,9% dan > 2 dengan
presentase 26,1%.
2. Sebagian besar responden (28,8%) memiliki pengetahuan baik yaitu
sebanyak 21 responden, 38 responden memiliki pengetahuan cukup sebesar
52,1%, 14 responden memiliki pengetahuan kurang sebesar 19,2%. Tingkat
pengetahuan responden tersebut dapat dijadikan dasar dalam pelaksanaan
perilaku sehat untuk kelengkapan imunisasi itu sendiri. Hal ini terjadi
karena pengetahuan merupakan bekal yang paling esensial dalam
pembentukan perilaku seseorang.
65
66
3. Sebagian besar responden sebesar (74%), melakukan imunisasi anaknya
secara lengkap. Hal ini dapat disebabkan adanya pengetahuan yang cukup
tentang imunisasi dasar di kalangan responden yang diteliti sehingga ada
kemampuan untuk melengkapi imunisasi dasar anaknya. Perilaku ini
mempunyai nilai yang sangat penting, karena pengetahuan yang tinggi tidak
akan berarti jika tidak diimbangi dengan pelakssanaan yang baik.
4. Hasil uji statistik merupakan ada hubungan antara variabel pengetahuan ibu
tentang imunisasi dasar dan variabel kelengkapan imunisasi (p = 0,042).
Koefisien yang bernilai positif berarti hubungan antara kedua variabel
merupakan hubungan yang sebanding, di mana pengetahuan yang baik
disertai dengan perilaku yang baik, pengetahuan yang cukup disertai dengan
perilaku cukup yaitu melengkapi. Pada perilaku imunisasi dasar anak akan
timbul dengan adanya kesempatan reaksi terhadap stimulasi era tunggu
penangkatan ibu. Dengan perilaku melengkapi kelengkapan imunisasinya
akan timbul dengan adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu
stimulus tertentu yaitu pengetahuan tentang imunisasi dasar.
B. Saran
1. Bagi Perawat
Pengetahuan tentang imunisasi dasar merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi. Oleh karena itu, para perawat
diharapkan untuk teteap terus meningkat motivasi, kemampuan, serta
pengetahuan terkait imunisasi dasar lengkap. Selain itu, perawat juga
mampu meningkatkan edukasi tentang imunisasi dasar lengkpa serta
67
pentingnya kelengkapan imunisasi dasar kepada ibu kader posyandu,
pasien, dan keluarga.
2. Bagi Puskesmas
Pihak puskesmas perlu melakukan kegiatan-kegiatan
pembinaan/pelatihan guna meningkatkan pengetahuan tentang imunisasi
dasar lengkap ke rumah-rumah yang jauh dari Puskesmas.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian lebih
lanjut dan mendalam mengenai faktor-faktor-faktor lain yang berhubungan
dengan kelengkapan imunisasi dasar seperti peran kader posyandu,
kepercayaan sehingga hasil penelitian yang didapatkan menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi UF. (2006). Imunisasi: mengapa perlu?. Jakarta: Penerbit buku Kompas Albertina,dkk . (2008). Kelengkapan Imunisasi Dasar Anak Balita dan
Faktor-Faktor yang Berhubungan di Poliklinik Anak Beberapa Rumah Sakit di Jakarta dan Sekitarnya pada Bulan Maret 2008. Sari Pediatri, Vol 11, No.1 Juni 2009. http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/11-1-1.pdf accessed 1 November 2015 pukul 20:00]
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktek (edisi revisi).Jakarta: PT Rineka Cipta. Astrianzah, Delan. (2011). Hubungan Antara TingkatPengetahuan Ibu
Tingkat Sosial Ekonomi Dengan Status Imunisasi Dasar Lengkap Pada Balita (http://eprints.undip.ac.id/32936/1/Delan.pdf)(Sitasi 19 Mei 2016).
Betz, Cecily Lynn & Sowden, Linda A. (2009). Buku Saku Keperawatan Pediatri Edisi 5. Jakarta: EGC. Bloom, Benjamin Samuel, et al. (2001). A Taxonomy For Learning ,
Teaching, and Assessing: a revision of Bloom’s Taxonomy of Education Objectives.Pennsylvania State University: Longman
Dahlan, Sopiyudin M. (2011). Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan.
Jakarta Salemba Medika. Dharma, Kusuma K. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta:
Trans Info Media.
Danim, Sudarwan. (2003). Riset Keperawatan: Sejarah dan Metodologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Efendi, Fery dan Makhfudli (2009). Keperawatan kesehatan komunitas Teori
dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Erfandi. (2009). Pengetahuan dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Diakses
pada http:www.forbetterhealth.wordpress.com Green, Lawrence. (2000). Health Promotion Planning. London: Mayfield
Publishing Company. Fitriani, Sinta. (2011). Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hartono, Gunardi. (2014). Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI RSCM
Http://idai.or.id/wp-content/uploads/2014/04/Jadwal-Imunisasi-2014-lanscape- Final.pdf [Accessed 5 Januari 2016 pukul 14:00 WIB].
Hidayat A. A. A. (2008). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak, Jakarta: Salemba Medika. Hidayat. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika. Http://www.pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/info datin-imunisasi.pdf.[ Accessed 24 Januari 2016 pukul 15:00 WIB] K ementerian Kesehatan RI Imron, Moch dkk. (2010). Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan. Jakarta:
Sagung Seto. Irianto, Koes. (2014). Ilmu Kesehatan Anak. Bandung: Penerbit Alfabeta. Isfan, Reza. (2006). Faktor-faktor yang berhubungan dengan status imunisasi dasar pada anak di Puskesmas Pauh Kota Padang Tahun 2006 [Tesis]. Program Pascasarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok Isyani, Adzaniyah, dkk (2014). Faktor yang Mempengaruhi Kelengkapan Imunisasi Dasar di Kelurahan Krembangan Utara. Jurnal Berkala Epidemiologi, Volume 2 Nomor 1, Januari 2014, hlm. 59-70 Jeannette, et al. (2015). Kedokteran Keluarga: Diagnosis dan Terapi Terkini, Ed 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 482/Menkes/Sk/IV (2010). Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional, Universal Child Immunization 2010-2014 (GAIN UCI 2010-2014), Jakarta: tidak di publikasikan.
Meadow, Sir Roy dan Simon J. (2005). Newell.Lecture Notes Pediatrika.
Edisi ke tujuh. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Ningrum, E.P. (2008). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Bayi Di Puskesmas Banyudono Kabupaten Boyolali. Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697, Vol . 1 No.1, 8 Maret 2008 : 7-12. Publikasiilmiah.ums.ac.id;8080/xmlui/handle/…/46…Diakses tanggal: 10 desember 2015, pukul : 20.24. Notoatmodjo, Soekidjo.. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:Rineka Cipta.
. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan Jakarta: Rineka Cipta.
.(2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
. (2005). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta:Rineka Cipta
Nursalam.. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Proyoga, A. (2009). Kelengkapan Imunisasi Dasar pada Anak Usia 1-5 tahun. Sari Pediatri Vol.11, No.1 Juni 2009. http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/11 1-3.pdf. diakses pada tanggal 17 Mei 2016, pukul 10:00 WIB Ranuh dkk. (2008). Pedoman Imunisasi di Indonesia, Jakarta: Satgas Imunisasi-IDAI .
Riskesdas 2013
Riyadi, Sujono & Sukarmin. (2009). Asuhan Keperawatan pada Anak.
Yogyakarta: Graha Ilmu. Riyanto, Agus. (2011). Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan.
Yogyakarta. Nuha Medika.
Rukiyah dan Yulianti Lia. (2010). Asuhan Kebidanan 4 Patologi Kebidanan. Jakarta: Trans Info Media. Sandjaja & Heriyanto, Albertus. (2006). Panduan Penelitian. Jakarta. Prestasi pustaka. Sherwood, Lauralee. (2012.). Fisiologi Manusia. Jakarta: EGC
Siregar, Syofian. (2013). Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Bumi Aksara.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung Alfabeta. Sulkind, Neil. J. (2010). Encyclopedia Of Research Design. California.
SAGE Publication. Supartini. Buku (2004). Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta:
EGC.
Potter, Patricia A & Perry, Anne G. (2005)Buku Ajar Fundamental Keperawatan (4th ed). Jakarta: EGC
Prasetya, Endah dkk. (2008). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Bayi di Puskesmas Banyudono Kabupaten Boyolali. Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697, Vol . 1 No.1, 8 Maret 2008 : 7-12
Prayogo, Ari, dkk. (2009). Kelengkapan Imunisasi Dasar Anak Usia 1-5 Tahun. Sari Pediatri Vol 11, No.1 Juni 2009. Depatemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM. Pppl.depkes.go.id. PMK No. 42 tentang Penyelenggaraan Imunisasi- Ditjen PP & PL [ accessed 2 januari 2016 pukul 08:00]
Wadud, Mursyida A. (2013). Hubungan antara pengetahuan dan pekerjaaan
ibu dengan status imunisasi dasar pada bayi di Desa Muara Medak wilayah kerja Puskesmas Bayung Lencir. Diperoleh tanggal 28 Januari 2014dari.http://poltekkespalembang.ac.id/userfiles/files/hubungan_antara_pengetahuan_dan_pekerjaan_ibu_dengan_status_imunisasi_dasar_pada_bayi_di_desa_muara_medak_wilayah_kerja_puskesmas_bayung_lencir_2013.pdf
Wahab, Samik ,& Julia, Madarina. (2002). Sistem imun, imunisasi, dan
Penyakit imun. Perpustakaan nasional: Katalog dalam terbitan (KDT). Wawan& Dewi.(2011). Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta. Nuha Medika. WHO, UNICEF, World Bank. (2009). State of the world’s vaccines and immunization. 3rd edition. Geneva: World Health Organization.
Yusnidar. (2013). Hubungan pengetahuan Ibu tentang imunisasi da dengan
kelengkapan imunisasi dasar pada bayi Usia 0-12 bulan di lingkungan IX kelurahan Sidorome Barat II Medan Perjuangan Tahun 2012.Diakses20Desember2015.http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/37200
Yusrianto. (2010). Tanya Jawab Kesehatan Harian Untuk Balita. Yogyakarta
Power Books
PEDOMAN SKORING
A. PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR
Berilah tanda silang (√) pada jawaban yang menurut anda benar.
No. Pernyataan Benar Salah
1. Suatu upaya untuk memberikan
kekebalan terhadap suatu penyakit
merupakan pengertian dari
imunisasi.
1
68(93,15%)
0
5(6,85%)
2. Campak, DPT, MMR, hepatitis B,
dan polio merupakan imunisasi dasar
lengkap
0
58(79,45%)
1
15(20,55%)
3. Imunisasi polio,campak, influenza,
hepatits B diberikan sebelum usia
bayi 9 bulan
0
64(87,67%)
1
9(12,33%)
4. Imunisasi diberikan sejak lahir 1
71(97,26%)
0
2(2,74%)
5. Manfaat imunisasi untuk menambah
nafsu makan anak
0
17(23,29%)
1
56(76,71%)
6. Vaksin BCG tidak dapat mencegah
infeksi TBC (Tuberculosis), namun
dapat mencegah komplikasinya.
1
56(76,71%)
0
17(23,29%)
7. Imunisasi BCG diberikan 1 kali 1
66(90,41%)
0
7(9,59%)
8. Tempat pemberian vaksin BCG di
lengan kanan atas
1
68(93,15%)
0
5(6,85%)
9. Apabila imunisasi BCG diberikan
pada usia lebih dari 3 bulan,
sebaiknya dilakukan uji tuberculin
1
46(63,01%)
0
27(36.99%)
(uji untuk tes TBC).
10. Imunisasi BCG diberikan pada umur
sebelum 3 bulan
1
64(87,67%)
0
9(12,33%)
11. Kejang merupakan efek samping
dari pemberian imunisasi BCG
0
17(23,29%)
1
56(76,71%)
12. Hepatitis B merupakan imunisasi
yang diberikan sejak lahir
1
64(87,67%)
0
9(12,33%)
13. Bayi baru lahir dengan HBsAg
(Hepatitis) ibu tidak diketahui:
Hepatitis B-1 harus diberikan dalam
waktu 1 jam setelah lahir
0
50(68,49%)
1
23(35,51%)
14. Pemberian imunisasi Hepatitis B
dengan cara ditetes
0
36(49,32%)
1
37(50,68%)
16. Selama usia bayi kurang dari 9
bulan, imunisasi hepatitis B
diberikan sebanyak 3x
0
43(58,90%)
1
30(41,10%)
18. Imunisasi DPT diberikan sebanyak
1 kali sebelum 9 bulan
0
36(49,32%)
1
37(50,68%)
19. Imunisasi DPTw (combo) adalah
imunisasi yang diberikan bersamaan
dengan vaksin hepatitis B
1
59(80,82%)
0
14(19,18%)
20. Imunisasi DPT primer diberikan
sejak usia 2 bulan
1
61(83,56%)
0
12(16,44%)
21. Imunisasi DPT diberikan untuk
mencegah penyakit difteri, pertusis,
dan TBC.
0
53(72,60%)
1
20(27,40%)
22. Vaksin DPT dapat diberikan secara
kombinasi dengan vaskin lain yaitu
DTwP/campak (combo campak).
0
44(60,27%)
1
29(39,73%)
23. Salah satu efek samping berat yang
ditimbulkan pada saat pasca
imunisasi DPT adalah kejang
1
32(43,84%)
0
41(56,16%)
25. Imunisasi polio diberikan 2 tetes
untuk via oral(lewat mulut)
1
63(86,30%)
0
10(13,70%)
26. Imunisasi polio diberikan sebanyak
4 kali sebelum usia 9 bulan
1
51(69,86%)
0
22(30,14%)
27. Imunisasi polio diberikan pertama
kali pada usia 2 bulan
0
65(89,04%)
1
8(10,96%)
28. Imunisasi polio untuk mencegah
penyakit yang menyebabkan
kelumpuhan
1
65(89,04%)
0
8(10,96%)
29. Hampir tidak ada efek samping
setelah pemberian imunisasi polio.
1
54(73,97%)
0
19(26,03%)
30. Di samping imunisasi umur 9 bulan,
diberikan juga imunisasi campak
kesempatan kedua pada umur 6-59
bulan dan SD kelas 1-6.
1
61(83,56%)
0
12(16,44%)
31. Imunisasi dasar yang diberikan
terakhir kali adalah imunisasi
campak
1
58(79,45%)
0
15(20,55%)
32. Imunisasi campak diberikan dengan
cara disuntik
1
63(86,30%)
0
10(13,70%)
33 Pada saat bayi usia 7 bulan, bayi
diberikan imunisasi campak
0
24(32,88%)
1
49(67,12%)
34 Imunisasi campak diberikan 1x pada
bayi yang berusia kurang dari 1
tahun
1
64(87,67%)
0
9(12,33%)
35. Pasca imunisasi campak, efek
samping yang ditimbulkan adalah
diare
0
17(23,29%)
1
56(76,71%)
B. PEDOMAN SKORING KELENGKAPAN IMUNISASI
Jenis Imunisasi Lengkap Tidak lengkap
HB 0 98,63% 1,37%
BCG 98,63% 1,37%
Polio 1 98,63% 1,37%
DPT/HB 1 98,63% 1,37%
Polio 2 98,63% 1,37%
DPT/HB 2 98,63% 1,37%
Polio 3 98,63% 1,37%
DPT/ HB 3 98,63% 1,37%
Polio 4 98,63% 1,37%
Campak 73,97% 26,03%
Rekapitulasi Jawaban Responden
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 SKOR
1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 23
2 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25
3 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 22
4 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 22
5 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 24
6 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 12
7 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 16
8 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 21
9 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 14
10 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 14
11 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 15
12 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 25
13 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 27
14 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 25
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 29
16 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 24
17 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 22
18 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 15
19 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 26
20 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 22
21 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 15
22 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 14
23 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 25
24 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 14
25 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 24
26 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 22
27 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 14
28 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 21
29 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 20
30 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24
31 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 27
32 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 28
33 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 22
34 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27
35 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 25
36 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 22
37 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 26
38 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 23
39 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 22
40 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 14
41 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 22
42 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26
43 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 23
44 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 21
45 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 23
46 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 22
47 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 20
48 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 25
49 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17
50 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 16
51 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 24
52 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 23
53 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 21
54 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 26
55 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25
56 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 25
57 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 20
58 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 19
59 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 20
60 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 21
61 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 26
62 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 17
63 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 18
64 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 14
65 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 19
66 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 25
67 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 25
68 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 19
69 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 23
70 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27
71 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 13
72 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 20
73 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 22
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
Q1X 50.37 160.930 .482 . .731Q2X 51.00 157.241 .476 . .725Q3X 50.47 157.982 .586 . .726Q4X 50.37 160.930 .482 . .731Q5X 50.50 157.776 .554 . .726Q6X 50.37 160.930 .482 . .731Q7X 51.20 158.993 .468 . .728Q8X 50.83 153.316 .764 . .718Q9X 50.67 154.920 .674 . .721Q10X 50.40 160.386 .427 . .730Q11X 50.43 159.220 .504 . .728Q12X 50.37 160.930 .482 . .731Q13X 50.80 158.510 .347 . .728Q14X 50.37 160.930 .482 . .731Q15X 50.40 162.524 .094 . .734Q16X 51.00 157.241 .476 . .725Q17X 50.77 159.702 .254 . .730Q18X 50.83 153.316 .764 . .718Q19X 50.37 160.930 .482 . .731Q20X 50.40 160.386 .427 . .730Q21X 50.67 154.920 .674 . .721Q22X 50.37 160.930 .482 . .731Q23X 50.43 159.220 .504 . .728Q24X 50.73 160.064 .229 . .731Q25X 51.00 157.241 .476 . .725Q26X 50.83 153.316 .764 . .718Q27X 51.20 158.993 .468 . .728Q28X 50.37 160.930 .482 . .731Q29X 50.37 160.930 .482 . .731Q30X 50.37 160.930 .482 . .731Q31X 50.67 154.920 .674 . .721Q32X 50.50 157.776 .554 . .726Q33X 50.43 159.220 .504 . .728Q34X 51.20 158.993 .468 . .728Q35X 50.40 160.386 .427 . .730SCORE 25.23 39.495 .999 . .911
Hasil Olahan SPSS Univariat dan Bivariat Statistics umurIbu
N Valid 73 Missing 0
umurIbu
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid 17-25 9 12.3 12.3 12.3
26-35 47 64.4 64.4 76.7 36-45 17 23.3 23.3 100.0 Total 73 100.0 100.0
jumlahanak
Frequenc
y Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid 1 25 34.2 34.2 34.2
2 29 39.7 39.7 74.0 3 14 19.2 19.2 93.2 4 4 5.5 5.5 98.6 5 1 1.4 1.4 100.0 Total 73 100.0 100.0
Pendidikan
Frequenc
y Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid
SD 10 13.7 13.7 13.7 SMP 8 11.0 11.0 24.7 SMA 42 57.5 57.5 82.2 PERGURUAN TINGGI 13 17.8 17.8 100.0
Total 73 100.0 100.0
pekerjaan
Frequenc
y Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid IRT 63 86.3 86.3 86.3
KARYAWAN SWASTA 8 11.0 11.0 97.3
PNS 1 1.4 1.4 98.6 WIRASWASTA 1 1.4 1.4 100.0 Total 73 100.0 100.0
Statistics PENGETAHUAN_BARU N Valid 73
Missing 0
PENGETAHUAN_BARU
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid KURANG 14 19.2 19.2 19.2
CUKUP 38 52.1 52.1 71.2BAIK 21 28.8 28.8 100.0Total 73 100.0 100.0
Statistics KELENGKAPAN_IMUNISASI N Valid 73
Missing 0
KELENGKAPAN_IMUNISASI
Frequenc
y Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid TIDAK
LENGKAP 19 26.0 26.0 26.0
LENGKAP 54 74.0 74.0 100.0 Total 73 100.0 100.0
Case Processing Summary
Cases Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent PENGETAHUAN_BARU * KELENGKAPAN_IMUNISASI
73 100.0% 0 .0% 73 100.0%
PENGETAHUAN_BARU * KELENGKAPAN_IMUNISASI Crosstabulation
KELENGKAPAN_IMUNISASI Total
TIDAK LENGKA
P
LENGKAP
TIDAK LENGKA
P PENGETAHUAN_BARU
KURANG
Count 7 7 14% within PENGETAHUAN_BARU
50.0% 50.0% 100.0%
CUKUP Count 6 32 38% within PENGETAHUAN_BARU
15.8% 84.2% 100.0%
BAIK Count 6 15 21% within PENGETAHUAN_BARU
28.6% 71.4% 100.0%
Total Count 19 54 73% within PENGETAHUAN_BARU
26.0% 74.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 6.318(a) 2 .042
Likelihood Ratio 6.024 2 .049Linear-by-Linear Association 1.188 1 .276
N of Valid Cases 73 a 1 cells (16.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.64.
Risk Estimate Value Odds Ratio for PENGETAHUAN_BARU (BURUK / CUKUP)
(a)
a Risk Estimate statistics cannot be computed. They are only computed for a 2*2 table without empty cells.
INFORMED CONSENT
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR
TERHADAP KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PISANGAN KOTA TANGERANG SELATAN
Assalamu’alaikum wr.wb.
Salam sejahtera,
Nama: Nurhidayati
NIM : 111204000022
Saya mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Ilmu Keperawatan sedang
melaksanakan penelitian untuk penulisan skripsi sebagai tugas akhir untuk
menyelesaikan pendidikan sebagai Sarjana Keperawatan (S.Kep).
Dalam lampiran ini terdapat beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan
penelitian. Untuk itu saya harap dengan segala kerendahan harti agar kiranya Ibu
bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi kuisioner yang telah disediakan.
Kerahasiaan jawaban Ibu akan dijaga dan hanya diketahui oleh peneliti.
Kuisioner ini mohon diisi dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan apa yang
dipertanyakan sehingga hasilnya dapat memberikan gambaran yang baik untuk
penelitian ini.
Saya ucapkan terima kasih atas bantuan dan partisipasi Ibu dalam pengisian
kuisioner ini.
Apakah Ibu bersedia menjadi responden?
YA/TIDAK
Tertanda
Responden
KUISIONER PENELITIAN
Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Terhadap Kelengkapan
Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan
Petunjuk Pengisian :
1. Bacalah dengan cermat dan teliti pada setiap pertanyaan
2. Pertanyaan di bawah ini mohon diisi semuanya
3. Pilihlah salah satu jawaban yang menurut Ibu paling sesuai dengan
kondisi yang dialami dengan memberikan tanda list (√)
4. Isilah titik yang tersedia dengan jawaban yang benar
A. Karakteristik Responden
1. Inisial Ibu : ………….
Umur Ibu :…………..
2. Jumlah anak : …………..
Umur Anak :…………..
3. Tingkat pendidikan terakhir ibu :
1. Tamat SD
2. Tamat SMP
3. Tamat SMA
4. Perguruan Tinggi
4. Status pekerjaan ibu :
1. Ibu Rumah Tangga
2. Karyawan Swasta
3. PNS
4. Lain-lain :……..
5. Dimana Ibu mengimunisasikan anaknya …..
6. Berapa jarak rumah ibu ke tempat imunisasi:…….
7. Berapa penghasilan keluarga dalam satu bulan : …..
B. PENGETAHUAN
Berilah tanda silang (√) pada jawaban yang menurut anda benar.
No. Pernyataan Benar Salah
1. Suatu upaya untuk memberikan kekebalan terhadap suatu
penyakit merupakan pengertian dari imunisasi.
2. Campak, DPT, MMR, hepatitis B, dan polio merupakan
imunisasi dasar lengkap
3. Imunisasi polio,campak, influenza, hepatits B diberikan
sebelum usia bayi 9 bulan
4. Imunisasi diberikan sejak lahir
5. Manfaat imunisasi untuk menambah nafsu makan anak
6. Vaksin BCG tidak dapat mencegah infeksi TBC
(Tuberculosis), namun dapat mencegah komplikasinya.
7. Imunisasi BCG diberikan 1 kali
8. Tempat pemberian vaksin BCG di lengan kanan atas
9. Apabila imunisasi BCG diberikan pada usia lebih dari 3
bulan, sebaiknya dilakukan uji tuberculin (uji untuk tes
TBC).
10. Imunisasi BCG diberikan pada umur sebelum 3 bulan
11. Kejang merupakan efek samping dari pemberian
imunisasi BCG
12. Hepatitis B merupakan imunisasi yang diberikan sejak
lahir
13. Bayi baru lahir dengan HBsAg (Hepatitis) ibu tidak
diketahui: Hepatitis B-1 harus diberikan dalam waktu 1
jam setelah lahir
14. Pemberian imunisasi Hepatitis B dengan cara ditetes
15. Selama usia bayi kurang dari 9 bulan, imunisasi hepatitis
B diberikan sebanyak 3x
16. Imunisasi DPT diberikan sebanyak 1 kali sebelum 9 bulan
17. Imunisasi DTwP (combo) adalah imunisasi yang
diberikan bersamaan dengan vaksin hepatitis B
18. Imunisasi DPT primer diberikan sejak usia 2 bulan
19. Imunisasi DPT diberikan untuk mencegah penyakit
difteri, pertusis, dan TBC.
20. Vaksin DPT dapat diberikan secara kombinasi dengan
vaskin lain yaitu DTwP/campak (combo campak).
21. Salah satu efek samping berat yang ditimbulkan pada saat
pasca imunisasi DTP adalah kejang
22. Imunisasi polio diberikan 2 tetes untuk via oral(lewat
mulut)
23. Imunisasi polio diberikan sebanyak 4 kali sebelum usia 9
bulan
24. Imunisasi polio diberikan pertama kali pada usia 2 bulan
25. Imunisasi polio untuk mencegah penyakit yang
menyebabkan kelumpuhan
26. Hampir tidak ada efek samping setelah pemberian
imunisasi polio.
27. Di samping imunisasi umur 9 bulan, diberikan juga
imunisasi campak kesempatan kedua pada umur 6-59
bulan dan SD kelas 1-6.
28. Imunisasi dasar yang diberikan terakhir kali adalah
imunisasi campak
29. Imunisasi campak diberikan dengan cara disuntik
30 Pada saat bayi usia 7 bulan, bayi diberikan imunisasi
campak
31 Imunisasi campak diberikan 1x pada bayi yang berusia
kurang dari 1 tahun
32. Pasca imunisasi campak, efek samping yang ditimbulkan
adalah diare
‘
Umur (bulan) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 **12+
Vaksin Tanggal Pemberian Imunisasi
HB 0 (0-7 hari)
BCG
*Polio 1
*DPT/HB 1
*Polio 2
*DPT/HB 2
*Polio 3
*DPT/HB 3
*Polio 4
Campak
C. KELENGKAPAN IMUNISASI
Berilah tanda chek list (√) dan beri keterangan berupa tanggal imunisasi di kolom yang sudah disediakan, bila ibu sudah
melakukan imunisasi terhadap anaknya.
Diisi oleh peneliti:
LENGKAP TIDAK LENGKAP