hubungan pengetahuan dan sikap ibu yang melakukan...
TRANSCRIPT
i
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU YANG MELAKUKAN PERSALINAN DENGAN DUKUN BAYI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANJARMANGU 1 TAHUN 2009
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan sebagai salah satu syarat mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan STIKES A Yani Yogyakarta
Disusun oleh: Dirbadiyah
NPM: 1307556
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL AHMAD YANI PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
YOGYAKARTA 2009
iii
HALAMAN PENGESAHAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU
YANG MELAKUKAN PERSALINAN DENGAN DUKUN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANJARMANGU 1
TAHUN 2009
KARYA TULIS ILMIAH
Disusun Oleh: Dirbadiyah
NPM: 1307556
Telah Dipertahankan Di Depan Dewan Penguji dan Diterima Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Ahli Madya Kebidanan Di Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta
Tanggal: 24 Januari 2010
Menyetujui:
Penguji I
Asrinah, SSiT M. Kes NPP: 140 231 772
Penguji II
Sujiyatini, SSiT M. Keb NPP. 19710129 200112 2
002
Penguji III
Sri Arini Winarti, M.Kep
Mengesahkan,
Ketua Program Studi DIII Kebidanan STIKES A. Yani Yogyakarta
Tri Sunarsih, SST NPP. 20071336
iv
INTISARI
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU YANG MELAKUKAN PERSALINAN DENGAN DUKUN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
BANJARMANGU 1 TAHUN 20091 Dirbadiyah2, Asrinah3, Sujiyatini4, Sri Arini Winarti5
Kematian ibu lebih 90% terjadi saat persalinan dan 95% penyebab kematian ibu adalah komplikasi obstetri yang sering tak dapat diperkirakan sebelumnya yang dapat mengancam nyawa, sehingga persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan profesional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu yang melakukan persalinan dengan dukun bayi di wilayah kerja Puskesmas Banjarmangu 1. Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan retrospective study, subyek penelitian adalah 45 ibu . Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Analisa data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan menggunakan uji korelasi Kendalls Tau. Hasil pengujian hipotesis dengan uji korelasi Kendal Tau, didapat hasil nilai r=0,473 dan p=0,001(<0,05), artinya ada hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu yang melakukan persalinan dengan dukun bayi di wilayah kerja Puskesmas Banjarmangu 1.
Dengan demikian, salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah meningkatkan pengetahuan ibu tentang persalinan, pentingnya persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan profesional, persiapan persalinan (P4K) melalui konseling, penyuluhan di posyandu, puskesmas atau di PKD, serta pemantapan dan pelaksanaan Peraturan Camat tentang kemitraan bidan dengan dukun bayi.
Kata kunci : Pengetahuan, Sikap Ibu yang Melakukan Persalinan dengan
Dukun Bayi Kepustakaan : 27 buku (1995-2008)
1. Judul Karya Tulis Ilmiah 2. Mahasiswa PRODI Kebidanan STIKES A Yani Yogyakarta 3. Dosen Pembimbing Politeknik Banjarnegara 4. Dosen Pembimbing Politeknik Kesehatan Depkes Yogyakarta 5. Dosen Penguji Politeknik Kesehatan Depkes Yogyakarta
v
ABSTRACT
THE CORRELATION BETWEEN THE KNOWLEDGE AND ATTITUDE OF MOTHER WHO DID CHILDBIRTH WITH BABY SHAMAN AT PUSKESMAS
BANJARMANGU IN 2009th1
Dirbadiyah2, Asrinah3, Sujiyatini4, Sri Arini Winarti5
More 90% martenal occured to the childbirth and 95% causes of maternal were komplikasi of obstetrics. Before it was happened, It was not predicted until die. Otherwise the childbirth must be helped by professional health provider. The purpose of this research is to know about the correlation between the knowledge and attitude of mother who did childbirth with baby shaman at Puskesmas Banjarmangu 1
This research uses the analytic method with approach of retrospective study, with 45 mothers as Sample. Data collecting of research uses the quesioner method. Data analysis is done with Univariat and bivariate with correlation test is Kendall tau.
The result of hipotesis test with correlation test of Kendal Tau, It was found that there are correlations between knowledge and attitude (p-value = 0.001) with r
value is 0,473. Its mean that there are correlation between the knowledge and attitude of mother with the baby shaman at Puskesmas Banjarmangu 1.
Thereby, one of intervensions that can be done is increase the mother’s knowledge about the childbirth, the important of childbirth that is helped by professional health provider, preparation the childbirth with counselling, sosialization in Posyandu, Puskesmas or village’s polyclinic (PKD), also the stabilization and implementation head regulation of subdistrict about midwife partnership with baby shamans.
Keywords : Knowledge, attitude of mother who carry out childbirth with
baby shamans Literatures : 27 books (1995 – 2008)
1. Tittle of research 2. Collegians of Midwifery Program Study STIKES A Yani Yogyakarta 3. Guide lectures of Banjarnegara Polythecnic 4. Guide lectures of Yogyakarta Health Polythecnic 5. Examiner lectures of Yogyakarta Health Polythecnic
vi
HALAMAN PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
perguruan tinggi, dan sependek pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara
tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Banjarnegara, Januari 2010
Dirbadiyah
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul ”Hubungan
Pengetahuan dan Sikap Ibu yang Melakukan Persalinan dengan Dukun Bayi Di
Wilayah Kerja Puskesmas Banjarmangu 1 Tahun 2009”. Kesempatan dan ridho-Nya
yang sangat berarti, kasih sayang dari-Nya, tak ada yang mampu menandingi.
Sholawat serta salam kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW dan semoga kita
mendapat syafa’at di hari kiamat. Amin
Atas terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini, Penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Sri Werdati, SKM, M.Kes, Ketua STIKES Ahmad Yani Yogyakarta
2. Asrinah, SSiT, M.Kes, selaku pembimbing I yang telah memberikan banyak
bimbingan dan arahan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
3. Sujiyatini, SSiT, M.Keb, selaku pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan arahan.
4. Sri Arini Winarti, M.kep, selaku penguji yang telah memberikan arahan dan ilmu
dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Kepala Puskesmas Banjarmangu 1 beserta karyawan yang telah memberikan
bantuannya dalam pelaksanaan penelitian.
6. Responden yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian.
ix
7. Bapak, Ibu, suamiku dan Faishal Allam Razin di Banjarnegara yang selalu
memberikan dorongan, semangat, dan do’a kepada penulis.
8. Eling, Neneng, Nunung, Bu Nasimbuh, serta seluruh teman seperjuangan di
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ahmad Yani Yogyakarta, yang takkan kulupa
dorongan, semangat dan candanya.
9. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
Akhirnya kepada Allah SWT penulis tak henti-hentinya memuji sehingga
Karya Tulis Ilmiah ini selesai pada waktunya dan harapan penulis semoga karya ini
dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan tenaga kesehatan pada
khususnya.
Yogyakarta, Januari 2010
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................... HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................ HALAMAN PENGESAHAN ............................................................. INTISARI ............................................................................................ ABSTRACT ........................................................................................ HALAMAN PERNYATAAN ............................................................ HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................. KATA PENGANTAR ......................................................................... DAFTAR ISI ....................................................................................... DAFTAR TABEL ............................................................................... DAFTAR GAMBAR ......................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN ............................................ BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................. B. Identifikasi Masalah .................................................... C. Tujuan Penelitian ......................................................... D. Manfaat Penelitian ....................................................... E. Keaslian Penelitian ......................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan ................................................................ B. Sikap ............................................................................ C. Perilaku ........................................................................ D. Persalinan .................................................................... E. Penolong Persalinan .................................................... F. Perencanaan Persalinan ............................................... G. Kerangka Teori ............................................................ H. Kerangka Konsep ........................................................ I. Hipotesa .......................................................................
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ......................................................... B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................... C. Variabel Penelitian ...................................................... D. Definisi Operasional .................................................... E. Populasi dan Sampel ................................................... F. Alat dan Metode Pengumpulan Data .......................... G. Metode Pengolahan dan Analisa Data ........................
HALAMAN i ii iii iv v vi vii viii x
xii xiii xiv xv 1 6 6 7 8
10 15 20 22 28 34 36 37 37
38 38 39 39 41 41 46
xi
BAB IV PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ........................................................... B. Pembahasan ................................................................. C. Keterbatasan Penelitian ...............................................
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................. B. Saran ............................................................................
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
49 60 74
75 76
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10 Tabel 4.11 Tabel 4.12 Tabel 4.13
Kisi -kisi Kuisioner Pertanyaan Pengetahuan Ibu .... Kisi-kisi Kuisioner Sikap Ibu ........................................... Distribusi Frekuensi Responden Ibu yang Melakukan Persalinan dengan Dukun Bayi Berdasarkan Pendidikan di Wilayah Puskesmas Banjarmangu 1 Bulan Nopember 2009 .................................................................................. Distribusi Frekuensi Responden Ibu yang Melakukan Persalinan dengan Dukun Bayi Berdasarkan Umur di Wilayah Puskesmas Banjarmangu 1 Bulan Nopember 2009 .................................................................................. Distribusi Frekuensi Responden Ibu yang Melakukan Persalinan dengan Dukun Bayi Berdasarkan Paritas di Wilayah Puskesmas Banjarmangu 1 Bulan Nopember 2009................................................................................... Distribusi Frekuensi Responden Ibu yang Melakukan Persalinan dengan Dukun Bayi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan tentang Persalinan di Wilayah Puskesmas Banjarmangu 1 Bulan Nopember 2009 ........................................................................................... Distribusi Frekuensi Responden Ibu yang Melakukan Persalinan dengan Dukun Bayi Berdasarkan Sikap di Wilayah Puskesmas Banjarmangu 1 Bulan Nopember 2009................................................................................... Hasil Analisa Crosstabs antara Pendidikan dan Pengetahuan Responden .................................................. Hasil Analisa Crosstabs antara Pendidikan dan Sikap Responden ........................................................................ Hasil Analisa Crosstabs antara Umur dan Pengetahuan Responden ........................................................................ Hasil Analisa Crosstabs antara Umur dan Sikap Responden ........................................................................ Hasil Analisa Crosstabs antara Paritas dan Pengetahuan Responden ........................................................................ Hasil Analisa Crosstabs antara Paritas dan Sikap Responden ........................................................................ Hasil Analisa Crosstabs antara Pengetahuan dan Sikap Responden ........................................................................ Hasil Uji Korelasi Kendal Tau antara Pengetahuan dan Sikap Responden ..............................................................
HALAMAN 42 42
49
50
51
52
52
53
54
55
56
57
58
59
60
xiii
DAFTAR GAMBAR
1 2 3
Gambar 2.1 Bagan Penatalaksanaan Persalinan dengan Dukun Bayi ............................................................................................ Gambar 2.2 Kerangka Teori ....................................................... Gambar 2.3 Kerangka Konsep ...................................................
HALAMAN
33 36 37
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9
Lembar persetujuan menjadi responden Kuesioner penelitian Lembar konsultasi Proposal KTI Surat Ijin Penelitian dari Ketua STIKES Ahmad Yani Yogyakarta Surat Ijin Penelitian dari BAPEDA Banjarnegara Surat Ijin Penelitian dari Kepala Puskesmas Banjarmangu 1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Hasil Analisa Penelitian Jadwal penelitian
xv
ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN
AKI : Angka Kematian Ibu SDKI : Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia MDGs : Millenium Devolepment Goals AKB : Angka Kematian Bayi MPS : Making Pregnancy Safer PONED : Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar PONEK : Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif JNPK-KR : Jaringan Nasional Pelatihan Klinik- Kesehatan Reproduksi HSP-USAID : Health Services Program United States Agency for International
Development P4K : Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi TBA : Traditional Birth Attendantts
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia merupakan yang tertinggi
dibandingkan dengan AKI negara-negara ASEAN lainnya. Berdasarkan Survey
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, Angka Kematian Ibu (AKI) di
Indonesia sebesar 228 per 100.000 Kelahiran Hidup, angka ini turun
dibandingkan AKI tahun 2002 yang mencapai 307 per 100.000 kelahiran hidup.
Tetapi angka ini masih tinggi dari target Nasional tahun 2010 yaitu 125 per
100.000 kelahiran hidup. Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia
menurut SDKI tahun 2007, sebesar 34 per 1000 kelahiran hidup. Angka ini masih
tinggi dari target Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015 yaitu 17 per
1.000 kelahiran hidup (http://www.depkes.go.id).
Angka Kematian Ibu di Jawa Tengah menurut survey Kesehatan Daerah
tahun 2006 mencapai 101 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi
(AKB) 7,50 per 1000 kelahiran hidup (http://www.depkes.go.id).
Sedangkan Proporsi kematian ibu di kabupaten Banjarnegara tahun 2008
adalah 140,30 per kelahiran hidup, atau terdapat 22 kasus kematian dari 15.681
kelahiran hidup, serta AKB sebesar 18,56 per kelahiran hidup, atau ada 291 kasus
kematian bayi dari 15.681 kelahiran hidup, sedangkan cakupan persalinan oleh
tenaga kesehatan di kabupaten Banjarnegara adalah 88,69%, persalinan ditolong
2
2
dukun terlatih 10,13%, persalinan ditolong dukun Tidak Terlatih 1,18% (Data
Dinkes Kab. Banjanegara, 2008).
Kematian ibu lebih dari 90% terjadi saat persalinan dan 95% penyebab
kematian ibu adalah komplikasi obstetri yang sering tak dapat diperkirakan
sebelumnya (Saefudin, et al, 2006).
Kelahiran bayi merupakan peristiwa yang penting dalam kehidupan
seorang ibu dan keluarganya, karena itu diperlukan suatu dukungan dan dorongan
agar mereka dapat menjalaninya dengan kondisi yang prima serta dengan hasil
persalinan yang sehat dan memuaskan. Persalinan adalah proses yang normal
serta merupakan suatu kejadian yang sehat. Akan tetapi potensi komplikasi yang
mengancam nyawa juga akan selalu ada, sehingga persalinan harus ditolong oleh
tenaga kesehatan profesional, yang mampu mengenali secara dini gejala dan tanda
komplikasi persalinan serta mampu melakukan penatalaksanan dasar terhadap
gejala dan tanda tersebut( DepKes RI 1999).
Penyebab utama yang secara langsung menyebabkan kematian ibu
maternal adalah karena perdarahan, eklamsi, infeksi serta komplikasi puerperium
(SDKI, 2001). Berdasarkan Survey Kesehatan Daerah di Jawa Tengah tahun 2006
kejadian kematian ibu maternal paling banyak adalah waktu bersalin sebesar
50,09%, kemudian disusul waktu nifas sebesar 30,58% dan pada waktu hamil
sebesar 19,33%. Risiko ini akan semakin meningkat apabila dalam kehamilannya
menderita anemia dan masuk dalam kategori 4 Terlalu (terlalu tua, terlalu muda,
terlalu banyak anak, dan terlalu dekat jarak kehamilannya), serta akan menjadi
3
3
parah apabila dalam pencarian pelayanan kesehatan mengalami 3 terlambat
(terlambat ambil keputusan, terlambat membawa, dan terlambat mendapat
pelayanan kesehatan).
Sebagaian besar penyebab utama kesakitan dan kematian ibu tersebut
sebenarnya dapat dicegah. Melalui upaya pencegahan yang efektif, yaitu melalui
Program ”Making Pregnancy Safer” di Indonesia dengan 3 pesan kunci MPS: 1)
Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih, 2) Setiap komplikasi
obstetri dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat, 3) Setiap wanita usia
subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan
dan penanganan komplikasi keguguran (Depkes RI, 2008).
Menurut Green dalam Notoatmodjo (2003), mengemukakan bahwa
perilaku pemanfaatan pelayanan kesehatan seseorang selain dipengaruhi oleh
sikap dan perilaku petugas serta ketersediaan fasilitas juga dipengaruhi oleh
pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan,
sistem nilai dan sebagainya.
Ketidaktahuan wanita tentang pentingnya pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan terampil, persiapan kelahiran dan kegawatdaruratan merupakan
faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru
lahir, sehingga ibu cenderung memilih dukun bayi sebagai penolong
persalinannya (DepKes RI, 2008).
Tenaga yang sejak dahulu kala sampai sekarang memegang peranan
penting dalam pelayanan kebidanan adalah dukun bayi. Dalam lingkungannya
4
4
dukun bayi merupakan tenaga terpercaya yang dapat dimintai pertimbangan pada
masa kehamilan, mendampingi wanita yang bersalin sampai persalinan selesai,
serta mengurus ibu serta bayi dalam masa nifas. Tetapi karena pengetahuannya
tentang fisiologi dan patologi kehamilan, persalinan, serta nifas sangat terbatas,
sehingga bila timbul komplikasi, ia tidak bisa mengatasinya, bahkan tidak
menyadari arti dan akibatnya, sehingga dalam penanganan rujukan ke rumah
sakitpun menjadi terlambat. Selain itu persalinan dengan dukun berarti persalinan
dirumah, dimana tingkat kebersihan baik dari tempat, penolong dan alat sangat
jauh dari standar yang ditentukan (Wiknjosastro, 1999).
Melihat kasus diatas, berdasarkan kebijakan Nasional, setiap desa
mempunyai tenaga bidan yang bertugas di Polindes, memberikan pelayanan
kesehatan ibu dan bayi baru lahir dasar selama kehamilan, persalinan, dan nifas,
maupun pertolongan pertama pada kasus kegawatdaruratan. Serta melalui
pelatihan-pelatihan Bidan, pelatihan intensif PONED di Puskesmas, dan PONEK
di Rumah Sakit, diharapkan akan tersedianya pelayanan kehamilan, persalinan
dan nifas oleh petugas kesehatan yang kompeten dan terampil sehingga semua
perempuan di Indonesia dapat menjalani kehamilan dan persalinan dengan aman
(DepKes RI, 2008).
Puskesmas Banjarmangu 1 merupakan salah satu Puskesmas di wilayah
Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara, yang mempunyai 9 desa binaan
dengan total jumlah penduduk 21.862 jiwa dan 29 orang dukun bayi. Dari 9 desa
yang ada di Puskesmas Banjarmangu 1, 8 desa sudah ada bidan hanya 1 desa
5
5
yang belum ada bidan. Sedangkan Proporsi kematian ibu adalah 549,45 per
kelahiran hidup, atau ada 2 kasus kematian ibu dari 364 kelahiran hidup,
sedangkan Proporsi kematian bayi adalah 16,48 per kelahiran hidup atau ada 6
kasus kematian bayi dari 364 kelahiran hidup. Persalinan dengan tenaga
kesehatan 286 (77,72%), angka ini masih jauh dari target nasional yaitu sebesar
90% persalinan ditolong tenaga kesehatan. Masih ada 35 ibu (9,51%) persalinan
ditolong Dukun Terlatih, 10 ibu (2,72%) persalinan ditolong oleh Dukun Tidak
terlatih, dan 37 ibu (10,1%) persalinan tanpa pertolongan (Data Puskesmas
Banjarmangu 1).
Dari data diatas menunjukan masih adanya pertolongan persalinan yang
tidak aman karena pertolongan persalinan masih ditolong oleh dukun bayi yaitu
12,23% atau sebanyak 45 ibu bersalin ditolong oleh dukun baik dukun terlatih
maupun dukun tidak terlatih.
Berdasarkan wawancara dengan 10 ibu yang bersalin ditolong oleh dukun
bayi yang dilakukan pada tanggal 2 Juni 2009, diketahui bahwa 66% mengatakan
belum mengetahui tentang persalinan dan bahaya persalinan di tolong bukan oleh
tenaga kesehatan. Sedangkan alasan utama mengapa ibu memilih bersalin dengan
dukun adalah 60 % karena ketidaktahuan dan kebiasaan, 20% karena dukun bisa
memijat dan merawat bayi sampai 10 hari, 10% karena murah dan 10% karena
saat itu mencari bidan susah karena bidan masih jarang.
Pada penelitian lainnya mengungkapkan adanya hubungan positif yang
sangat erat secara statistik antara penolong persalinan oleh tenaga kesehatan
6
6
dengan angka kematian ibu maternal. Dimana semakin tinggi cakupan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang kompeten maka angka
kematian ibu maternal akan mengalami penurunan dan sebaliknya bila
cakupannya rendah maka angka MMR akan meningkat (WHO) dalam
http://www.depkes.go.id.
Melihat fenomena yang ada, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang hubungan pengetahuan dan sikap ibu yang melakukan persalinan dengan
dukun bayi.
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah ”Bagaimana Hubungan
Pengetahuan dan Sikap Ibu yang Melakukan Persalinan dengan Dukun Bayi Di
Wilayah Kerja Puskesmas Banjarmangu 1 Tahun 2009?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu yang melakukan
persalinan dengan dukun bayi di wilayah kerja Puskesmas Banjarmangu 1
tahun 2009.
7
7
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran karakteristik ibu yang melakukan persalinan
dengan dukun bayi di wilayah kerja Puskesmas Banjarmangu 1 yaitu
pendidikan, umur dan paritas.
b. Mengetahui gambaran pengetahuan ibu yang melakukan persalinan
dengan dukun bayi di wilayah kerja Puskesmas Banjarmangu 1.
c. Mengetahui gambaran sikap ibu yang melakukan persalinan dengan dukun
bayi di wilayah kerja Puskesmas Banjarmangu 1.
d. Mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu yang melakukan
persalinan dengan dukun bayi di wilayah kerja Puskesmas Banjarmangu 1.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Praktisi Kebidanan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang penyebab
secara pasti, yaitu penyebab banyaknya ibu yang melakukan persalinan
dengan dukun bayi yang akan memberikan masukan untuk bidan agar dapat
lebih meningkatkan pelayanan kebidanan kepada masyarakat.
2. Bagi Pemerintahan Desa
Hasil penelitian ini sebagai bahan masukan bagi Pemerintahan Desa
dalam peran sertanya dan keterlibatannya dalam mendukung semua kegiatan
Promotif dan preventif di desanya.
8
8
3. Bagi Peneliti
Menambah pengalaman melakukan penelitian dan menerapkan ilmu
yang telah diperoleh saat perkuliahan, terutama hubungan pengetahuan dan
sikap ibu yang melakukan persalinan dengan dukun bayi.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian tentang Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu terhadap
Persalinan dengan Dukun Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarmangu 1
tahun 2009, belum pernah dilakukan. Penelitian lain yang berhubungan dengan
penelitian ini antara lain:
1. Penelitian Zulaeha W (2008) tentang ”Faktor-faktor yang berhubungan
dengan Pengambilan Keputusan dalam Pemilihan Penolong Persalinan di
Kota Bau-Bau Sulewesi Tenggara”. Rancangan penelitian yang dilakukan
adalah Cohort Prospective. Hasil penelitian menunjukan bahwa Faktor
karakteristik rumah tangga, ekonomi dan pengambil keputusan merupakan
faktor-faktor yang berhubungan dengan pengambilan keputusan dalam
pemilihan penolong persalinan. Ekonomi merupakan faktor utama
(determinan) dalam pemilihan dukun sebagai penolong persalinan.
Perbedaan dengan penelitian ini adalah Judul, tempat, waktu,
rancangan penelitian, variabel serta subyek yang diteliti.
9
9
2. Penelitian Handayani F (2007) tentang ”Hubungan Tingkat Pengetahuan
Suami tentang Kehamilan dan Persalinan dengan Penentuan Penolong
Persalinan di Desa Cendana Kecamatan Banjarnegara Kabupaten
Banjarnegara”. Rancangan penelitian yang dilakukan adalah dengan
menggunakan metoda analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Subyek
penelitian adalah suami dari pasangan usia subur di desa Cendana.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesa dengan korelasi Sperman Rank, maka
didapat hasil nilai r=_0,449 dan p=0,001.Nilai p yang lebih kecil dari p=0,05
dan nilai r tabel (<1) berarti Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat
hubungan yang lemah secara statistik antara tingkat pengetahuan suami
tentang kehamilan dan persalinan dengan penentuan penolong persalinan di
Desa Cendana Kecamatan Banjarnegara Kabupaten Banjarnegara 2007.
Perbedaan dengan penelitian ini adalah judul, tempat, waktu,
rancangan penelitian, variabel serta subyek yang diteliti.
49
49
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah Puskesmas Banjarmangu 1, merupakan
salah satu Puskesmas yang ada di wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten
Banjarnegara, mempunyai 9 desa binaan. Pengambilan data dilakukan oleh
peneliti dengan dibantu oleh bidan di Desa di wilayah Puskesmas Banjarmangu 1,
dengan sebelumnya diadakan pertemuan bidan untuk persamaan persepsi
kuesioner penelitian pada tanggal 31 Oktober 2009.
1. Analisa Univariat
a. Pendidikan Responden
Tingkat pendidikan responden ibu yang melakukan persalinan dengan
dukun bayi di wilayah Puskesmas Banjarmangu 1 dikategorikan dalam
pendidikan Dasar, Menengah dan Tinggi, dapat dilihat pada tabel 4.1
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Ibu yang Melakukan Persalinan dengan Dukun Bayi Berdasarkan Pendidikan di Wilayah Puskesmas Banjarmangu 1 Bulan Nopember 2009
Tingkat Pendidikan Frekuensi Prosentase (%)
Dasar Menengah Tinggi
43 1 1
95,5 2,2 2,2
Jumlah 45 100,0
Sumber: Data Primer
50
50
Berdasarkan tabel 4.1 diatas sebagian besar tingkat pendidikan ibu
yang melakukan persalinan dengan dukun bayi adalah lulusan pendidikan
dasar (SD dan SMP atau sederajat) sebanyak 43 orang (95,5%), lulusan
pendidikan menengah sebanyak 1 orang (2,2%) dan lulusan pendidikan
tinggi hanya 1 orang (2,2%).
b. Umur Responden
Distribusi Umur Responden sebanyak 45 diperlihatkan pada tabel 4.2
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Ibu yang Melakukan Persalinan dengan Dukun Bayi Berdasarkan Umur di Wilayah Puskesmas Banjarmangu 1 Bulan Nopember 2009
Umur Responden Frekuensi Prosentase (%)
<20 th 20-30 th >30 th
5 27 13
11,1 60,0 28,9
Jumlah 45 100,0
Sumber: Data Primer
Berdasarkan Tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa umur
responden paling banyak adalah pada kelompok umur 20-30 tahun yaitu
27 orang dari total 45 responden (60,0%), kelompok umur <20 tahun yaitu
5 orang (11,1%) dan kelompok umur >30 tahun yaitu 13 orang dari total
responden 45 orang (28,9%).
51
51
c. Paritas (Pengalaman Melahirkan) Responden
Deskripsi data paritas ibu yang melakukan persalinan dengan dukun bayi
di wilayah kerja Puskesmas Banjarmangu 1 dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Ibu yang Melakukan Persalinan dengan Dukun Bayi Berdasarkan Paritas di wilayah kerja Puskesmas Banjarmangu 1 Bulan Nopember 2009
Paritas Responden Frekuensi Prosentase (%)
Paritas pertama (P1) Paritas kedua (P2) Paritas ketiga atau lebih
15 22 8
33,3 48,9 17,8
Jumlah 45 100,0
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 4.3 tersebut, dapat diketahui bahwa
responden dengan kategori paritas pertama yaitu 15 orang (33,3%),
responden dengan paritas kedua 22 orang (48,9%), sedangkan responden
dengan paritas ketiga atau lebih 8 orang (17,8%).
d. Tingkat pengetahuan responden
Deskripsi data tingkat pengetahuan ibu yang melakukan peresalinan
dengan dukun bayi di Wilayah Puskesmas Banjarmangu 1 dapat dilihat
pada tabel 4.4.
52
52
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Ibu yang Melakukan Persalinan dengan Dukun Bayi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan tentang Persalinan di Wilayah Puskesmas Banjarmangu 1 Bulan Nopember 2009
Tingkat Pengetahuan Frekuensi Prosentase (%)
Kurang: <8 Sedang: 9-15 Baik: >15
9 25 11
20,0 55,6 24,4
Jumlah 45 100,0
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 4.4 tersebut, dapat diketahui bahwa responden
dengan kategori tingkat pengetahuan kurang tentang persalinan yaitu 9
orang (20,0%), responden yang berpengetahuan sedang 25 orang (55,6%),
sedangkan responden dengan pengetahuan baik 11 orang (24,4%).
e. Sikap responden
Deskripsi data sikap ibu yang melakukan peresalinan dengan dukun bayi
di Wilayah Puskesmas Banjarmangu 1 dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Ibu yang Melakukan Persalinan dengan Dukun Bayi Berdasarkan sikap di Wilayah Puskesmas Banjarmangu 1 Bulan Nopember 2009
Sikap Responden Frekuensi Prosentase (%)
Kurang: <49 Sedang: 49-62 Baik: >62
10 26 9
22,2 57,8 20,0
Jumlah 45 100,0
Sumber: Data Primer
53
53
Berdasarkan tabel 4.5 tersebut, dapat diketahui bahwa responden
dengan kategori mempunyai sikap kurang yaitu 10 orang (22,2%),
responden yang mempunyai sikap sedang 26 orang (57,8%), sedangkan
responden dengan sikap baik 9 orang (20,0%).
2. Analisa Bivariat
a. Analisa crosstabs antara pendidikan responden dengan pengetahuan
responden ddilihat pada tabel 4.6
Tabel 4.6 Hasil Analisa Crosstabs antara pendidikan dan pengetahuan Responden
Pengetahuan Responden Total Baik
>15 Sedang: 9-15
Kurang<8
Pendidikan responden
SD Jml %
4 11,4
22 62,9
9 25,7
35 100,0
SMP Jml %
6 75,0
2 25,0
0 0,0
8 100,0
SMU Jml %
1 100,0
0 0,0
0 0,0
1 100,0
SARJA
NA
Jml %
0 0,0
1 100,0
0 0,0
1 100,0
Total Jml %
11 24,4
25 55,6
9 20,0
45 100,0
Berdasarkan tabel 4.6 terlihat bahwa dari 45 responden, yang
berpendidikan SD (35) mempunyai pengetahuan baik 11,4% (4), dari 8
responden berpendidikan SMP yang berpengetahuan baik ada 75,0% (6),
sedangkan 1 responden berpendidikan SMU yang berpengetahuan baik
54
54
100,0% (1) dan dari 1 responden berpendidikan sarjana tidak ada yang
memiliki pengetahuan baik.
b. Analisa crosstabs antara pendidikan responden dengan sikap responden
dapat dilihat pada tabel 4.7
Tabel 4.7 Hasil Analisa Crosstabs antara pendidikan dan sikap Responden
Sikap Responden Total Baik
>62 Sedang: 49-62
Kurang<49
Pendidikan responden
SD Jml %
7 20,0
18 51,4
10 28,6
35 100,0
SMP Jml %
1 12,5
7 87,5
0 0,0
8 100,0
SMU Jml %
1 100,0
0 0,0
0 0,0
1 100,0
SARJA
NA
Jml %
0 0,0
1 100,0
0 0,0
1 100,0
Total Jml %
9 20,0
26 57,8
10 22,2
45 100,0
Berdasarkan tabel 4.7 terlihat bahwa dari 45 responden, yang
berpendidikan SD (35) mempunyai sikap baik 20,0% (7), dari 8 responden
berpendidikan SMP yang bersikap baik ada 12,5% (1), sedangkan 1
responden berpendidikan SMU yang bersikap baik 100,0% (1) dan dari 1
responden berpendidikan sarjana tidak ada yang memiliki sikap baik.
55
55
c. Analisa crosstabs antara umur responden dengan pengetahuan responden
dapat dilihat pada tabel 4.8
Tabel 4.8 Hasil Analisa Crosstabs antara umur dan pengetahuan Responden
Pengetahuan Responden Total Baik
>15 Sedang: 9-15
Kurang<8
Umur Responden
<20 th Jml %
3 60,0
1 20,0
1 20,0
5 100,0
20-25 th Jml %
6 22,2
17 63,0
4 14,8
27 100,0
26-30 th Jml %
2 15,4
7 53,8
4 30,8
13 100,0
Total Jml %
11 24,4
25 55,6
9 20,0
45 100,0
Berdasarkan tabel 4.8 terlihat bahwa dari 45 responden, yang
berumur <20 tahun (5) mempunyai pengetahuan baik 60,0% (3), dari 27
responden berumur 20-30 tahun yang berpengetahuan baik ada 22,2% (6),
dan dari 13 responden berumur 26-30 tahun yang berpengetahuan baik
15,4% (2).
56
56
d. Analisa crosstabs antara umur responden dengan sikap responden dapat
dilihat pada tabel 4.9
Tabel 4.9 Hasil Analisa Crosstabs antara umur dan sikap Responden
Sikap Responden Total Baik
>62 Sedang: 49-62
Kurang<49
Umur Responden
<20 th Jml %
1 20,0
4 80,0
0 0,0
5 100,0
20-25 th Jml %
5 18,5
19 70,4
3 11,1
27 100,0
26-30 th Jml %
3 23,1
3 23,1
7 53,8
13 100,0
Total Jml %
9 20,0
26 57,8
10 22,2
45 100,0
Berdasarkan tabel 4.9 terlihat bahwa dari 45 responden, yang
berumur <20 tahun (5) mempunyai sikap baik 20,0% (1), dari 27
responden berumur 20-30 tahun yang bersikap baik ada 18,5% (5), dan
dari 13 responden berumur 26-30 tahun yang memiliki sikap baik 23,1%
(3).
57
57
e. Analisa crosstabs antara paritas responden dengan pengetahuan responden
dapat dilihat pada tabel 4.10
Tabel 4.10 Hasil Analisa Crosstabs antara paritas dan pengetahuan Responden
Pengetahuan Responden Total Baik
>15 Sedang: 9-15
Kurang<8
Paritas Responden
P1 Jml %
3 20,0
9 60,0
3 20,0
15 100,0
P2 Jml %
7 31,8
11 50,0
4 18,2
22 100,0
>=P3 Jml %
1 12,5
5 62,5
2 25,0
8 100,0
Total Jml %
11 24,4
25 55,6
9 20,0
45 100,0
Berdasarkan tabel 4.10 terlihat bahwa dari 45 responden, 15
responden dengan paritas pertama (P1) yang mempunyai pengetahuan
baik 20,0% (3), dari 22 responden dengan paritas kedua (P2) yang
berpengetahuan baik ada 31,8% (7), dan dari 8 responden dengan paritas
ketiga atau lebih yang berpengetahuan baik 12,5% (1).
58
58
f. Analisa crosstabs antara paritas responden dengan sikap responden dapat
dilihat pada tabel 4.11
Tabel 4.11 Hasil Analisa Crosstabs antara paritas dan sikap Responden
Sikap Responden Total Baik
>62 Sedang: 49-62
Kurang<49
Pariotas Responden
P1 Jml %
3 20,0
8 53,3
4 26,7
15 100,0
P2 Jml %
4 18,2
14 63,6
4 18,2
22 100,0
>=P3 Jml %
2 25,0
4 50,0
2 25,0
8 100,0
Total Jml %
9 20,0
26 57,8
10 22,2
45 100,0
Berdasarkan tabel 4.11 terlihat bahwa dari 45 responden, 15
responden dengan paritas pertama (P1) yang mempunyai sikap baik 20,0%
(3), dari 22 responden dengan paritas kedua (P2) yang bersikap baik ada
18,2% (4), dan dari 8 responden dengan paritas ketiga atau lebih yang
bersikap baik 25,0% (2).
g. Analisa hubungan pengetahuan dan sikap ibu yang melakukan persalinan
dengan dukun bayi di wilayah Puskesmas Banjarmangu 1 dilakukan
dengan Crosstabs untuk mengetahui distribusi data tabel silang antara
pengetahuan dan sikap responden, kemudian dilanjutkan dengan uji
korelasi Kendal Tau untuk mengetahui keeratan hubungan antara variabel
59
59
bebas yaitu pengetahuan ibu tentang persalinan dan variabel terikat, yaitu
sikap ibu yang melakukan persalinan dengan dukun bayi.
Tabel 4.12 Hasil Analisa Crosstabs antara pengetahuan dan sikap responden
Sikap Responden
Total Baik >62
Sedang: 49-62
Kurang <49
Pengetahuan responden
Baik: >15
Jml %
4 36,4
7 63,6
0 0,0
11 100,0
Sedang: 9-15
Jml %
5 20,0
16 64,0
4 16,0
25 100,0
Kurang: <8
Jml %
0 0,0
3 33,3
6 66,7
9 100,0
Total Jml %
9 20,0
26 57,8
10 22,2
45 100,0
Berdasarkan tabel 4.12 terlihat bahwa dari 45 responden, dengan
tingkat pengetahuan responden baik dengan sikap baik sebanyak 4 orang
(36,4%), responden dengan tingkat pengetahuan sedang dengan sikap baik 5
orang (20,0%), sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan kurang
yang menunjukan sikap baik 0 responden (0,0%).
60
60
Tabel 4.13 Hasil Uji korelasi Kendal Tau antara pengetahuan dan sikap Responden
pengetahuan
responden sikap responden
Kendall’s Tau pengetahuan responden
Correlation coefecient
1,000 0,473
Sig. (2-tailed)
. 0,001
N 45 45 sikap
responden Correlation coefecient
0,473 1,000
Sig. (2-tailed)
0,001 .
N 45 45
Berdasarkan tabel 4.13 diatas diperoleh nilai p=0,001 (<0,05) berarti
ada hubungan antara pengetahuan dan sikap responden, dengan koefisien
korelasi (r) sebesar 0,473.
B. Pembahasan
a. Pendidikan Responden
Dari hasil penelitian sebagaian besar tingkat pendidikan responden
adalah pendidikan dasar (SD dan SMP/ sederajat) yaitu 43 orang (95,5%),
responden dengan pendidikan menengah 1 orang (2,2%) dan pendidikan
tinggi 1 orang (2,2%).
Menurut Notoatmodjo (2003), sikap dan tindakan seseorang yang
didasari oleh pendidikan akan lebih langgeng. Tingkat pendidikan ibu akan
menentukan sikap dan tindakannya dalam menghadapi berbagai masalah
61
61
khususnya masalah kesehatan. Ibu yang berpendidikan tinggi semakin mudah
menyerap informasi sehingga memiliki persepsi yang lebih baik dibandingkan
dengan yang berpendidikan rendah. Orang yang berpendidikan tinggi akan
memberikan respon yang lebih rasional terhadap informasi yang datang dan
akan berperilaku yang lebih banyak memberikan keuntungan.
Pendidikan yang rendah menyebabkan pengetahuan mereka tentang hal-
hal ataupun risiko yang berhubungan dengan persalinan juga rendah. Hal ini
akan lebih nampak bila ibu tidak mempunyai akses terhadap informasi seperti
mendengarkan penyuluhan dan radio, menonton televisi, membaca koran
maupun mendapat informasi dari teman atau tetangga.
Mereka yang berpendidikan lebih tinggi cenderung lebih banyak
terpapar berbagai sumber informasi dan karenanya menjadi lebih kritis
dibandingkan mereka yang tidak atau kurang terpapar. Akibat kurangnya
keterpaparan terhadap berbagai sumber informasi, maka dalam memilih
penolong persalinan, responden yang berpendidikan rendah cenderung tidak
bersikap kritis dan biasanya mengikuti adat kebiasaan di desa yaitu bersalin
dengan pertolongan dukun bayi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden yang
terbanyak adalah pada kelompok pendidikan dasar, namun demikian
pengetahuan mereka tentang persalinan sebagaian besar adalah cukup yaitu
55,6% (25). Berdasarkan tabel 4.6 Hasil analisa crosstabs antara pendidikan
responden dengan pengetahuan responden didapatkan hasil bahwa dari 45
62
62
responden, yang berpendidikan SD (35) mempunyai pengetahuan baik 11,4%
(4), dari 8 responden berpendidikan SMP yang berpengetahuan baik ada
75,0% (6), sedangkan 1 responden berpendidikan SMA yang berpengetahuan
baik 100% dan dari 1 responden berpendidikan sarjana tidak ada yang
memiliki pengetahuan baik. Begitu pula dengan hasil analisa tabel silang
antara pendidikan dan sikap responden yang didapatkan hasil bahwa dari 45
responden, yang berpendidikan SD (35) mempunyai sikap baik 20,0% (7),
dari 8 responden berpendidikan SMP yang bersikap baik ada 12,5% (1),
sedangkan 1 responden berpendidikan SMU yang bersikap baik 100,0% (1)
dan dari 1 responden berpendidikan sarjana tidak ada yang memiliki sikap
baik. Berdasarkan hasil penelitian diatas menyatakan bahwa pendidikan
tinggi/ sarjana tidak selalu membuat pengetahuan dan sikap seseorang
menjadi lebih baik.
Hal ini sesuai dengan teori menurut Sukmadinata (2003), bahwa
pendidikan bukan merupakan satu-satunya faktor eksternal yang
mempengaruhi pengetahuan seseorang, faktor eksternal yang mempengaruhi
pengetahuan seseorang, selain pendidikan adalah paparan media masa dimana
seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak melalui
berbagai media baik cetak maupun elektronik, akan mempunyai pengetahuan
yang lebih luas dibandingkan dengan orang yang tidak terpapar informasi
media; selain itu faktor ekonomi juga mempengaruhi tingkat pengetahuan
seseorang, dimana keluarga dengan status ekonomi baik lebih mudah
63
63
mencukupi kebutuhannya dibandingkan dengan status ekonomi rendah; faktor
hubungan sosial dan pengalaman juga mempengaruhi pengetahuan seseorang,
dimana seseorang yang dapat besinteraksi secara kontinyu akan lebih banyak
mendapat informasi, serta pengalaman seseorang tentang suatu hal dapat
menambah pengetahuan mengenai sesuatu yang bersifat non formal.
b. Umur Responden
Berdasarkan hasil penelitian bahwa umur responden paling banyak
adalah pada kelompok umur 20-25 tahun yaitu 27 orang dari total 45
responden (60,0%), dan kelompok terendah pada kelompok umur <20 tahun
yaitu 5 orang (11,1%).
Hal ini menunjukan bahwa responden di wilayah Puskesmas
Banjarmangu 1 Kabupaten Banjarnegara sebagaian besar berada pada umur
20-30 tahun. Pada umur 20-25 tahun merupakan kelompok umur yang sangat
produktif baik untuk bekerja mencari nafkah, bereproduksi dan secara
intelektual masih bias menerima materi tentang pengetahuan kesehatan.
Berdasarkan tabel 4.8 tabel silang antara umur dengan pengetahuan
responden terlihat bahwa dari 45 responden, yang berumur <20 tahun (5)
mempunyai pengetahuan baik 60,0% (3), dari 27 responden berumur 20-30
tahun yang berpengetahuan baik ada 22,2% (6), dan dari 13 responden
berumur 26-30 tahun yang berpengetahuan baik 15,4% (2).
Penelitian ini tidak sesuai dengan teori Notoatmodjo (2003) yang
mengemukakan bahwa umur merupakan lama hidup yang dihitung sejak
64
64
dilahirkan. Semakin bertambah umur seseorang, semakin bertambah pula
daya tangkapnya, karena dari hasil penelitian responden dengan pengetahuan
baik adalah pada kelompok umur <20 tahun.
Berdasarkan tabel 4.9 tabel silang antara umur dengan sikap responden
terlihat bahwa dari 45 responden, yang berumur <20 tahun (5) mempunyai
sikap baik 20,0% (1), dari 27 responden berumur 20-30 tahun yang bersikap
baik ada 18,5% (5), dan dari 13 responden berumur 26-30 tahun yang
memiliki sikap baik 23,1% (3). Hal ini sesuai dengan teori Notoatmodjo
(2003) yang mengemukakan bahwa umur merupakan lama hidup yang
dihitung sejak dilahirkan. Semakin bertambah umur seseorang, akan semakin
baik dalam menentukan pilihan karena sudah banyak menerima informasi dari
lingkungan sekitar, teman, tetangga dan orang tua. Sedangkan menurut Green,
bahwa umur termasuk faktor pemudah (predisposing factor),faktor ini dapat
berpengaruh langsung terhadap terjadinya perilaku seseorang.
c. Paritas (Pengalaman Melahirkan) Responden
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa responden dengan
pengalaman melahirkan pertama sebanyak 33,3% (15), responden dengan
pengalaman melahirkan kedua 48,9% (22), dan responden dengan
pengalaman melahirkan 3 kali atau lebih 17,8% (8), hal tersebut menunjukan
hampir sebagaian responden pernah melahirkan atau pada kelompok paritas
kedua.
65
65
Berdasarkan tabel 4.10 terlihat bahwa dari 45 responden, 15 responden
dengan paritas pertama (P1) yang mempunyai pengetahuan baik 20,0% (3),
dari 22 responden dengan paritas kedua (P2) yang berpengetahuan baik ada
31,8% (7), dan dari 8 responden dengan paritas ketiga atau lebih yang
berpengetahuan baik 12,5% (1), hal tersebut menunjukan bahwa ibu yang
pernah melahirkan mempunyai pengetahuan yang lebih baik daripada ibu
yang belum pernah melahirkan.
Penelitian ini sesuai dengan teori Sukmadinata (2003), bahwa
pengalaman adalah sesuatu yang pernah dialami seseorang tentang sesuatu hal
dalam hal ini pengalaman melahirkan/ persalinan, dan dapat menambah
pengetahuan mengenai sesuatu yang bersifat non formal.
Berdasarkan tabel 4.11 terlihat bahwa dari 45 responden, 15 responden
dengan paritas pertama (P1) yang mempunyai sikap baik 20,0% (3), dari 22
responden dengan paritas kedua (P2) yang bersikap baik ada 18,2% (4), dan
dari 8 responden dengan paritas ketiga atau lebih yang bersikap baik 25,0%
(2), dari tabel tersebut menunjukan bahwa semakin banyak pengalaman
melahirkan seseorang maka sikapnya cenderung semakin baik.
Penelitian ini sesuai dengan teori Azwar (2005), bahwa faktor yang
mempengaruhi pembentukan sikap seseorang dipengaruhi oleh pengalaman
pribadi, apa yang telah dan sedang dialami akan ikut membentuk dan
mempengaruhi penghayatan terhadap stimulus sosial.
66
66
d. Pengetahuan Responden tentang Persalinan
Berdasarkan hasil penelitian yang terlihat pada tabel 4.4 menunjukkan
bahwa sebagian besar responden mempunyai tingkat pengetahuan sedang
(55,6%), 20,0% mempunyai tingkat pengetahuan kurang dan hanya 24,4%
responden yang mempunyai tingkat pengetahuan baik.
Pengetahuan dalam penelitian ini adalah pemahaman responden tentang
tanda-tanda persalinan, tanda bahaya persalinan, dan tindakan yang dilakukan
saat ditemukan tanda-tanda persalinan atau tanda-tanda bahaya persalinan.
Menurut Notoatmodjo, pengetahuan merupakan hasil dari ”tahu” dan
terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap sesuatu obyek
tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga. Pengetahuan yang dicakup mempunyai enam tingkatan yaitu 1) tahu;
2) memahami; 3) aplikasi; 4) analisis; 5) sintesa dan 6) evaluasi.
Hasil penelitian secara umum menggambarkan bahwa tingkat
pengetahuan responden tentang persalinan adalah kategori sedang 55,6% dan
baik 24,4%.
Walaupun dari segi pengetahuan 55,6% masuk dalam kategori sedang,
dan 24,4% dalam kategori baik, namun masih banyak hal yang belum
diketahui responden antara lain: Tanda-tanda persalinan, sebaiknya
melahirkan di tempat pelayanan kesehatan dan di tolong oleh tenaga
kesehatan, manfaat melahirkan ditolong oleh tenaga kesehatan profesional,
tanda bahaya ibu melahirkan, tindakan berbahaya yang dilakukan oleh dukun
67
67
bayi saat menolong persalinan sebagaian besar dari mereka tidak tahu, serta
tentang P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi)
sebagaian responden juga belum mengetahui. Hal tersebut menggambarkan
bahwa meskipun responden bisa memperoleh pengetahuan dari berbagai
sumber tapi untuk informasi yang lebih spesifik tentang persalinan tetap harus
diperoleh dari petugas kesehatan, sehingga bisa memperoleh pengetahuan
tentang persalinan lebih jelas dan terperinci.
Dari kuesioner pengetahuan didapatkan hasil dari 45 responden, ada 34
responden (75,6%) ibu memilih melahirkan tetap dirumah dan keluarga
memanggil bidan, dimana persalinan dirumah adalah persalinan yang tidak
aman, agar persalinan ibu tersebut berjalan dengan aman dan selamat,
sebaiknya semua persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan yang kompeten
dan terampil, serta menggeser secara bertahap persalinan dirumah menjadi
persalinan di institusi pelayanan kesehatan, yaitu: 1) di Polindes yang ditolong
oleh Bidan di Desa yang memberikan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru
lahir dasar selama kehamilan, persalinan dan nifas, maupun pertolongan
pertama pada kasus kegawatdaruratan; 2) Puskesmas Pembantu sebagai satelit
dari puskesmas memiliki beberapa tenaga paramedis, termasuk Bidan; 3)
Puskesmas yang mempunyai tenaga dokter umum dan bidan, khususnya
puskesmas dengan tempat tidur, mampu memberikan Pelayanan Obstetri dan
Neonatal Emergensi Dasar, sedangkan puskesmas tanpa tempat tidur hanya
memberikan beberapa elemen Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi
68
68
Dasar (PONED); 4) Semua Rumah Sakit Kabupaten/ kota dan Provinsi yang
mempunyai dokter spesialis kebidanan dan kandungan mampu memberikan
Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif/ PONEK (DepKes
RI, 2008).
Intervensi yang mungkin dilakukan adalah dengan memantapkan
kegiatan P4K oleh bidan baik di posyandu, PKD, Puskesmas maupun melalui
kunjungan rumah, dengan tujuan adanya kesepakatan antara ibu hamil,
keluarga dan bidan. Bidan dengan bekerjasama dengan Pemerintahan Desa
meningkatkan lagi penyuluhan yang selama ini telah dilaksanakan dengan
tujuan pengetahuan masyarakat meningkat, dengan harapan persalinan dengan
tenaga kesehatan yang professionalpun meningkat sehingga berdampak positif
yaitu penurunan AKI dan AKB. Pada penelitian lainnya mengungkapkan
adanya hubungan positif yang sangat erat secara statistik antara penolong
persalinan oleh tenaga kesehatan dengan angka kematian ibu maternal.
Dimana semakin tinggi cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
yang kompeten maka angka kematian ibu maternal akan mengalami
penurunan dan sebaliknya bila cakupannya rendah maka angka MMR akan
meningkat (WHO).
e. Sikap Responden yang Melakukan Persalinan dengan Dukun Bayi
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa responden dengan
kategori mempunyai sikap kurang yaitu 10 orang (22,2%), responden yang
mempunyai sikap sedang 26 orang (57,8%), sedangkan responden dengan
69
69
sikap baik 9 orang (20,0%). Menunjukan bahwa sebagian besar responden
mempunyai sikap sedang yaitu 26 orang (57,8%).
Walaupun dari segi sikap responden 57,8% masuk dalam kategori
sedang, dan 20,0% dalam kategori baik, namun masih banyak hal yang belum
diketahui responden antara lain: sebagian besar responden menyatakan setuju
bersalin dengan dukun bayi dengan alasan; melahirkan dengan dukun bayi
lebih tenang karena seperti orang tua sendiri, percaya dukun bayi sebagai
penolong persalinan, dukun bayi mempunyai pengetahuan,doa-doa, dan
ramuan sehingga bisa menangani persalinan yang sulit, dukun bayi sabar dan
terampil, mempunyai peralatan yang bersih dan lengkap, dukun bayi
mengurut rahim agar rahim cepat pulih, dukun bayi sangat terdidik dalam
menjaga kesehatan, melahirkan dengan dukun bayi merupakan tradisi dari
orang tua yang harus diteruskan, melahirkan dengan tenaga kesehatan
biayanya mahal, serta tindakan-tindakan yang membahayakan yang dilakukan
oleh dukun bayi saat menolong persalinan masih dianggap sebagai hal yang
normal dan tidak berbahaya seperti; jika sakit bertambah disuruh dukun untuk
terus mengejan agar bayi cepat keluar, dukun bayi mendorong perut ibu agar
bayi cepat keluar, ibu disuruh terlentang saat mengejan.
Penelitian ini sesuai dengan teori Berkowitz dalam Azwar (2005), bahwa
sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau
memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak
(unfavorable) pada objek tersebut.
70
70
Sikap ibu yang setuju persalinan ditolong dukun bayi dan setuju dengan
tindakan-tindakan berbahaya yang dilakukan oleh dukun bayi,
menggambarkan bahwa penyuluhan dan konseling yang telah dilaksanakan
belum intensif dan efektif, sehingga perlu metode penyuluhan dan konseling
yang lebih baik dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan
dimengerti oleh ibu dan masyarakat sehingga informasi yang disampaikan
dapat direspon dengan baik pula. Teknik penyampaian informasi yang mudah
dimengerti oleh masyarakat dapat dilakukan dengan cara memberikan leaflet
tentang persalinan yang sehat dan aman, tentang P4K, dan manfaat dan
pentingnya persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan yang kompeten yang
bias berupa catatan atau gambar yang mudah dipahami oleh ibu dan
masyarakat. Selain itu penyuluhan juga bisa dilakukan dengan memberikan
contoh langsung keuntungan yang didapat oleh mayarakat bila bersalin
dengan tenaga kesehatan serta menyampaikan tindakan-tindakan yang
berbahaya yang dilakukan oleh dukun bayi saat menolong persalinan, jika
perlu diskusi perbandingan biaya persalinan dengan tenaga kesehatan dan
persalinan dengan ditolong oleh dukun bayi, sehingga masyarakat mengetahui
bahwa berslin dengan dukun setelah dihitung secara matematis hasilnya lebih
mahal disbanding dengan biaya bersalin dengan tenaga kesehatan.
Diharapkan dengan penyuluhan dan konseling yang intensif, kontinyu
dan teratur akan meningkatkan pengetahuan ibu dan masyarakat tentang
persalinan, tanda bahaya persalinan, P4K yang akan mempunyai dampak
71
71
peningkatan pertolongan persalinan dengan tenaga kesehatan yang
profesional.
e. Analisa Bivariat Pengetahuan dan Sikap Ibu yang Melakukan Persalinan
dengan Dukun Bayi di Wilayah kerja Puskesmas Banjarmangu 1.
Berdasarkan hasil analisa dengan Crosstabs terlihat bahwa dari 45
responden, dengan tingkat pengetahuan responden baik dengan sikap baik
sebanyak 4 orang (36,4%), responden dengan tingkat pengetahuan sedang
dengan sikap baik 5 orang (20,0%), sedangkan responden dengan tingkat
pengetahuan kurang yang menunjukan sikap baik 0 responden (0,0%).
Dengan demikian semakin tinggi/ baik tingkat pengetahuan responden
tentang persalinan maka semakin baik juga sikap ibu yang positif yang tidak
mendukung persalinan dengan dukun bayi. Hasil analisis statistik berdasarkan
uji korelasi Kendal Tau diperoleh nilai p=0,001 (<0,05) berarti ada hubungan
antara pengetahuan dan sikap responden, dengan koefisien korelasi (r) sebesar
0,473.
Menurut Azwar (2005), faktor-faktor yang mempengaruhi
pembentukan sikap meliputi; pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang
dianggap penting (orang tua, orang dengan status sosial lebih tinggi, teman
dekat, guru, teman kerja, suami), pengaruh kebudayaan, media massa,
lembaga pendidikan dan agama, pengaruh emosional.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian bahwa salah satu alasan
mengapa responden memilih bersalin dengan dukun bayi adalah karena faktor
72
72
kebiasaan/ tradisi dari orang tua secara turun temurun yaitu sebanyak 25
responden dari 45 responden (55,6%). Jadi walaupun mereka memiliki
pengetahuan yang sedang dan baik tentang persalinan dan mayoritas
berpendapat bahwa penolong pesalinan yang aman adalah bidan, karena
terbiasa bersalin ditolong oleh dukun bayi, sehingga mereka bersalin dengan
dukun bayi.
Kenyataan diwilayah kerja Puskesmas Banjarmangu 1, pengetahuan
bukan merupakan satu-satunya faktor yang mempengaruhi sikap ibu
melakukan persalinan dengan dukun bayi, profesionalisme bidan (dari 11
bidan di wilayah kerja Puskesmas Banjarmangu 1, baru 5 bidan yang telah
mengikuti pelatihan standarisasi APN), tarif persalinan dengan tenaga
kesehatan yang menurut masyarakat mahal, dan tingkat sosial ekonomi
masyarakat yang rendah juga sangat berpengaruh terhadap sikap ibu yang
melakukan persalinan dengan dukun bayi.
Dengan mempertimbangkan faktor kebiasaan masyarakat bersalin
dengan dukun bayi tersebut maka salah satu intervensi yang dapat dilakukan
adalah dengan melakukan pendekatan p4k yang lebih intensif kapada ibu
hamil dan keluarganya, terutama tentang tanda-tanda persalinan, tanda bahaya
kehamilan dan persalinan, penolong persalinan yang profesional, serta
tindakan-tindakan berbahaya yang seharusnya dihindari saat proses
persalinan, agar kedepannya diharapkan ibu akan bersalin dengan pertolongan
tenaga kesehatan yang profesional. Peran serta Pemerintah Desa dalam hal 4
73
73
komponen pokok dalam P4K yaitu; pencatatan semua ibu hamil di
wilayahnya, penggalangan tabungan ibu bersalin (tabulin dan dasolin),
penggalangan donor darah, dan transportasi/ ambulan desa untuk kasus
kegawatdaruratan obstetric neonatal di desanya.
Selain itu bidan harus tetap menjalin kemitraan dengan dukun bayi.
Dimana setiap persalinan harus ditolong oleh bidan dengan dibantu oleh
dukun bayi. Kenyataannya kemitraan bidan dengan dukun bayi di Kecamatan
Banjarmangu telah dituangkan dalam Peraturan Camat yang telah berlaku
sejak tanggal 1 Juni 2009. Tetapi dalam pelaksanaannya banyak kendala dan
hambatan terutama dalam pengawasan dan pemantauan isi peraturan camat
tentang kemitraan bidan dengan dukun bayi terutama dalam hal panisme
terhadap dukun bayi yang masih menolong persalinan sendiri tanpa tenaga
kesehatan. Sehingga hal ini tidak bisa dilakukan sendiri oleh lini kesehatan
tetapi perlu dukungan dan kerjasama dari lintas sektor terkait serta pengambil
kebijakan dalam wilayah baik di desa oleh kepala desa dan jajarannya,
kecamatan oleh camat dan team worknya dan kabupaten oleh bupati dan dinas
terkait.
74
74
C. Keterbatasan Penelitian
Pada penelitian ini keterbatasan yang dihadapi peneliti adalah:
1. Instrumen penelitian (kuesioner) disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan
konsep teoritis tanpa diikuti dengan observasi, sehingga kemungkinan
responden memberikan jawaban yang tidak jujur.
2. Jumlah sampel yang digunakan untuk penelitian ini dibatasi pada ibu yang
melahirkan dengan dukun bayi pada tahun 2008, sehingga memungkinkan
sampel tidak dapat mewakili populasi.
3. Penelitian ini hanya dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Banjarmangu 1,
sehingga hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan.
75
75
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Pendidikan responden sebagian besar adalah tingkat pendidikan dasar (SD,
SMP atau sederajat) yaitu 95,5%, sedangkan pendidikan menengah 2,2% dan
pendidikan tinggi 2,2%.
2. Umur responden paling banyak adalah pada kelompok umur 20-30 tahun yang
termasuk umur produktif (60,0%), kelompok umur < 20 tahun (11,1%) dan
kelompok umur > 30 tahun (28,9%).
3. Paritas responden terbanyak adalah paritas kedua yaitu 48,9%, dan pariitas
terendah adalah paritas ketiga atau lebih 17,8%.
4. Pengetahuan responden tentang persalinan, sebagaian besar adalah
mempunyai tingkat pengetahuan dengan kategori sedang (55,6%), dan
pengetahuan dengan kategori kurang (20,0%).
5. Sikap ibu yang melakukan persalinan dengan dukun bayi dapat disimpulkan
sebagaian besar mempunyai sikap sedang (57,8%), dan prosentase terendah
adalah ibu yang mempunyai sikap baik (20,0%).
6. Hasil analisis hubungan pengetahuan dan sikap ibu yang melakukan
persalinan dengan dukun bayi di wilayah Puskesmas Banjarmangu 1,
76
76
diperoleh nilai p=0,001 (<0,05) berarti ada hubungan antara pengetahuan dan
sikap ibu yang melakukan persalinan dengan dukun bayi di wilayah
Puskesmas Banjarmangu 1 dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0,473.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian dapat diberikan saran-saran sebagai
berikut:
1. Bagi Praktisi Kebidanan
Perlu pemantapan kegiatan P4K di posyandu, PKD/ Polindes,
Puskesmas maupun melalui kunjungan rumah oleh bidan, serta pelaksanaan
peraturan camat tentang kemitraan bidan dengan dukun bayi.
2. Bagi Pemerintahan Desa
Pemerintahan Desa hendaknya berperan aktif dalam kegiatan P4K,dan
sosialisasinya ke masyarakat, terutama dalam pemasangan stiker serta
kegiatan pencegahan dan penanganan komplikasi seperti ambulan desa,
Dasolin/ Tabulin, dan kesiapan donor darah, serta pemantauan terhadap
panisme bagi pelanggar Peraturan Camat tentang kemitraan bidan dengan
dukun bayi.
3. Bagi Peneliti.
Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini hanya meneliti hubungan
pengetahuan dan sikap ibu yang melakukan persalinan dengan dukun bayi di
wilayah Puskesmas Banjarmangu 1, untuk itu perlu dilakukan penelitian
77
77
hubungan pengetahuan, sikap dan perilaku ibu yang melakukan persalinan
dengan dukun bayi serta faktor-faktor lain yang mempengaruhi perilaku ibu
yang melakukan persalinan dengan dukun bayi.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Azwar, S. 2009. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. Azwar, S. 2005. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar Offset. Chapman, V. 2006. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Kelahiran. Jakarta: EGC. Chandra, B. 1995. Pengantar Statistik Kesehatan. Jakarta: EGC. Cunningham et al. 2005. Obstetri Williams. Jakarta: EGC. Chandrawati, I. 2007. Studi Deskritif Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil
Trimester III tentang Tanda-tanda Bahaya Kehamilan Di Puskesmas Sigaluh 1 Banjarnegara. Akademi kebidanan Abdi Husada Semarang. KTI Tidak dipublikasikan.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia-Health Services Program United States
Agency for International Development. 2006. Desa Siap Antar Jaga (SiAGa). Jakarta.
Dinas Kesehatan Banjarnegara, 2008. Data-data. Banjarnegara. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Pelatihan Klinik Asuhan
Persalinan Normal. Jakarta. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Rencana Strategis Nasional
Making Pregnancy Safer (MPS) di Indonesia 2001-2010. Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia –Japan International Cooperation
Agency. 2008. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta. Hurlock. (1996). Developmental Psycology.Jakarta. Erlangga. Hidayat, A. 2009. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta:
Salemba Medika.
Haryani, F. 2007. Hubungan Tingkat Pengetahuan Suami tentang Kehamilan dan Persalinan dengan Penentuan Penolong Persalinan di Desa Cendana Kecamatan Banjarnegara Kabupaten Banjarnegara. Politeknik Kesehatan Semarang. KTI Tidak dipublikasikan.
Manuaba, I. 2001. Konsep Obstetri dan Ginekologi Sosial Indonesia. Jakarta: EGC. Manuaba, I. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana
untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC. Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri Obstetri Fisiologi Obstetri Patologi. Jakarta:
EGC. Manuaba, I. 1999. Memahami Kesehatan reproduksi Wanita. Jakarta: Arcan. Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Puskesmas 1 Banjarmangu. 2008. Data-data. Banjarnegara. Permata, S. 2002. Hubungan Pendidikan, Pengetahuan Kesehatan Maternal, dan
Pendapatan dengan Efektifitas GSI dalam Meningkatkan Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan. Tesis Dipublikasikan
Soekanto, S. 2007. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Gravindo Putra Utama
Offset. Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sukmadinata, N. 2007. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya Offset. Saifuddin, A et al. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Yakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Survey Demografi Kesehatan Indonesia. 2007. Angka Kematian Ibu dan Angka
Kematian Bayi Nasional. http://www.depkes.go.id/publikasi/Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2007. Diperoleh 13 April 2009.
Survey Demografi Kesehatan Indonesia. 2006. Angka Kematian Ibu dan Angka
Kematian bayi Jawa Tengah. http://www.depkes.jawatengah.go.id Diperoleh 13 April 2009.
Wiknjosastro, H et al. 1999. Ilmu Kebidanan. Jakrta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Wahyuningsih, H. Asuhan Kebidanan II (Asuhan Persalinan). Yogyakarta. Yulianti, D. 2005. Buku Saku Manajemen Komplikasi Kehamilan dan Persalinan.
Jakarta: EGC Zulaeha, W. 2008. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pengambilan
Keputusan dalam Pemilihan Penolong Persalinan di Kota Bau-bau Sulewesi Tenggara. Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Tesis Dipublikasikan.