hubungan pembinaan kepala sekolah … pembinaan kepala sekolah dan pengalaman kerja dengan etos...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN PEMBINAAN KEPALA SEKOLAH DAN
PENGALAMAN KERJA DENGAN ETOS KERJA GURU
(Studi Kasus pada Guru-Guru SMA Negeri 2 Wonosari, SMA Dominikus
Wonosari, SMA Muhammadiyah Wonosari Gunungkidul)
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Disusun Oleh :
WIJANARKO ANDREYANTO
NIM : 021 334 120
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO
Semua Yang Kasat Mata Bisa Kita Raih dan Lalui
Sesulit Apapun Itu Dengan Usaha Keras Di Iringi Doa
Skripsi ini kupersembahkan untuk :
Allah SWT dan junjunganku Nabi Muhammad SAW
Bapak, Ibu, Adikku and My Love Yentri
Penulis sendiri Wijanarko Andreyanto
Sahabat – sahabatku & Teman-teman PAK angkatan 2002
Dan Semua orang yang kucintai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
ABSTRAK
HUBUNGAN PEMBINAAN KEPALA SEKOLAH DAN PENGALAMAN KERJA DENGAN ETOS KERJA GURU
Studi Kasus pada Guru-Guru SMA Negeri 2 Wonosari, SMA Dominikus Wonosari dan SMA Muhammadiyah Wonosari Gunungkidul
Wijanarko Andreyanto Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2008
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah: (1) ada hubungan positif pembinaan kepala sekolah dengan etos kerja guru; (2) ada hubungan positif pengalaman kerja dengan etos kerja guru; (3) ada hubungan positif pembinaan kepala sekolah dan pengalaman kerja dengan etos kerja guru. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Wonosari, SMA Dominikus Wonosari dan SMA Muhammadiyah Wonosari Gunungkidul. Populasi dalam penelitian ini adalah guru-guru SMA di Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul sebanyak 183 guru. Sampel penelitian ini sebanyak 101 guru. Teknik penarikan sampel adalah purposive sampling. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data adalah analisis korelasi sederhana dan analisis korelasi ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada hubungan positif pembinaan kepala sekolah dengan etos kerja guru (r = 0,404 , p = 0,000 < α =0,05); (2) hubungan positif pengalaman kerja dengan etos kerja guru (r = 0,278, p = 0,005 <α =0,05); (3) ada hubungan positif pembinaan kepala sekolah dan pengalaman kerja dengan etos kerja guru (r = 0,499, p = 0,000 <α =0,05).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
ABSTRACT
THE CORRELATION BETWEEN PRINCIPAL SCHOOL LEADERSHIP AND WORKING EXPERIENCES AND WORKING ETHOS OF
TEACHER
A Case Study on Teachers of 2 State Senior High School Wonosari, Dominikus Senior High School Wonosari and Muhammadiyah Senior High
School Wonosari Gunungkidul
Wijanarko Andreyanto Sanata Dharma University
Yogyakarta 2008
This research is aimed to know whether: (1) there is a positive correlation between school principal leadership and working ethos of teacher; (2) there is a positive correlation between working experiences and work ethos of teacher; (3) there is a positive correlation between school principal leadership and working experiences and working ethos of teacher.
This research was conducted in 2 State Senior High School Wonosari, Dominikus Senior High School Wonosari, and Muhammadiyah Senior High School Wonosari Gunungkidul. The populations in this research were 183 teachers of Senior High Schools in Wonosari Gunungkidul. The samples are 101 teachers. Sample pulling technique is purposive sampling. Data collecting techniques which is used are documentation and questionnaire. Data analysis techniques is simple correlation analysis and double correlation analysis.
The result of the analysis showed that: (1) there is a positive correlation between school principal leadership and working ethos of teacher (r = 0,404 , p = 0,000 < α = 0,05); (2) there is a positive correlation between working experiences and work ethos of teacher (r = 0,278, p = 0,005 < α = 0,05); (3) there is a positive correlation between school principal leadership and working experiences and working ethos of teacher (r = 0,499, p = 0,000<α = 0,05)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : WIJANARKO ANDREYANTO NIM : 021 334 120
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : HUBUNGAN PEMBINAAN KEPALA SEKOLAH DAN PENGALAMAN KERJA DENGAN ETOS KERJA GURU (Studi Kasus pada Guru-Guru SMA Negeri 2 Wonosari, SMA Dominikus Wonosari, SMA Muhammadiyah Wonosari Gunungkidul)
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 17 November 2008
WIJANARKO ANDREYANTO
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ungkapkan kepada Tuhan Yang Maha
Kuasa Esa Allah SWT atas berkah rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Hubungan Pembinaan Kepala
Sekolah dan Pengalaman Kerja Dengan Etos Kerja Guru”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengantar Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terwujud tanpa tanpa
adanya suatu usaha yang maksimal, bimbingan serta bantuan berupa moril,
materiil, maupun pemberian kesempatan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis
menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.
4. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si., selaku dosen pembimbing yang
senantiasa dengan penuh kerelaan, kesabaran dan ketekunan membimbing
serta mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
5. Bapak Drs. Bambang Purnomo, SE., M.Si. selaku dosen tamu yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk menguji, membimbing, memberikan
masukan dan saran kepada penulis.
6. Ibu B.Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd. selaku dosen tamu yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk menguji, membimbing, memberikan
masukan dan saran kepada penulis.
7. Bapak dan Ibu kepala sekolah SMA Negeri 2 Wonosari, SMA Dominikus
Wonosari dan SMA Muhammadiyah Wonosari yang telah membantu dan
mengizinkan penulis untuk mengadakan penelitian di sekolah.
8. Bapak dan Ibu guru di sekolah SMA Negeri 2 Wonosari, SMA Dominikus
Wonosari dan SMA Muhammadiyah Wonosari, yang telah rela menjadi
subjek penelitian ini dengan mengisi kuesioner penelitian yang diedarkan.
9. Kedua orang tuaku Bapak Suwadiyono dan Ibu Sri Yulianti, S.Pd serta adikku
Bowo yang selalu dan senantiasa memberikan dorongan, semangat dan doa
kepada penulis dalam meraih cita,
10. My Love Yentri tercinta yang selalu memotivasi dan selalu membantu aku
dalam menyelesaikan skripsi ini, terima kasih atas kesabaran, perhatian, cinta
dan ketulusan hati dalam menemani saat suka maupun duka.” Bersama kita
raih cita n kebahagian bersama… we can do it My Dear.. “
11. Bapak Sunardjo dan Ibu Sri Yanti, terimakasih atas segala dorongan, bantuan,
serta bimbingan selama ini sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas kecil
ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
12. Kakak terbaikku Ms Agung, thanks atas dukungan, ceramah, caci maki juga
bantuan selama ini… Akhirnya bisa Lulus juga ak bro…!!
13. Semua kakak ku juga adik ku di Jakal ( Mbak Tari, Mawan, Sigit, Ms Rinto,
Ms Gandung, Ms Nanang ). Matur nuhun atas kebersamaanya selama ini.
14. Keluarga Berbah, Bapak dan Ibu Mursidi, Mbak Etik, Mbak Nining yang telah
membantu, memotivasi, dan menerima penulis masuk ke dalam bagian
keluarga.. Kebahagian terbesar bisa masuk in My Second Home In Jogja.
15. Adekku Ima yang cantik yang telah memberikan dorongan buat penulis
selama ini.. makasih ya ! Cepat lulus ya dik..
16. Thomas & Banu yang telah memberikan bantuan, arahan, dan dukungan
moril kepada penulis..makasih banget pokoknya. !!
17. Temen – temen PAK C angkatan 2002 makasih atas kebersamaan kita selama
ini di kampus seribu jendela. I Misss You All
18. Polvo Community ( Andit, Akris, Aan, Gusur, Pak Ichan, Fandi, Ucok Baba,
Toriq, Jefri, Rendi juga new member Kentung).. Tetap kompak selalu guys..!!
19. Supra AB 4690 ND yang telah setia sekian lama membawa dan menemaniku
kesana-kesini dalam meraih cita-cita.
20. Semua pihak yang tidak tercantum namanya disini, namun telah banyak
berjasa bagi penulis.
Semoga Allah SWT senantiasa membalas segala kebaikan saudara-saudari
dengan berkatnya yang melimpah.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya,
sehingga kritik dan saran demi penyempurnaan skripsi ini sangat kami harapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
Ahirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan
semua pihak yang memerlukan.
Yogyakarta, 23 Oktober 2008
Penulis
Wijanarko Andreyanto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 23 Oktober 2008
Penulis
Wijanarko Andreyanto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL . ........................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING . ............................ ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................... iii PERSEMBAHAN............................................................................... iv ABSTRAK. ....................................................................................... v ABSTRACT . ..................................................................................... vi KATA PENGANTAR. ....................................................................... Vii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA. ........................................... xi DAFTAR ISI. .................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... xv DAFTAR TABEL .............................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................ 1
B. Batasan Masalah. .................................................................. 5
C. Rumusan Masalah. ................................................................ 5
D. Tujuan Penelitian. ................................................................. 5
E. Manfaat Penelitian. ............................................................ .. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian dan Persepsi Tentang Etos Kerja. ....................... 7
1. Pengertian Etos Kerja...................................................... 7
2. Persepsi Etos Kerja . ....................................................... 9
B. Pengalaman Kerja. ................................................................ 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
C. Pembinaan ............................................................................ 11
1. Pengertian Pembinaan . ................................................... 11
2. Tujuan dan Macam Pembinaan . ..................................... 13
3. Faktor yang Mempengaruhi Pembinaan ........................ 15
4. Pembinaan yang Dilakukan Kepala Sekolah ................. 16
D. Kerangka Berfikir . ............................................................... 19
E. Hipotesis ............................................................................... 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ..................................................................... 23
B. Tempat dan Waktu Penelitian . ............................................. 23
C. Subyek dan Obyek Penelitian . ............................................. 23
D. Populasi dan Sampel . ........................................................... 24
E. Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Pengukurannya . 25
F. Teknik Pengumpulan Data . .................................................. 28
G. Teknik Pengujian Instrumen ................................................. 28
H. Teknik Analisis Data…......................................................... 33
BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH
A. Jumlah Sekolah dan Guru-Guru............................................ 38
B. Deskripsi Responden............................................................. 40
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Diskripsi Data ....................................................................... 42
B. Analisis Data ........................................................................ 44
1. Pengujian Prasyarat Analisis Data. ................................. 44
2. Pengujian Hipotesis ........................................................ 48
3. Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif .................. 52
C. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................ 53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................... 61
B. Keterbatasan penelitian ......................................................... 61
C. Saran...................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Instrumen Penelitian ................................................................... 65
Lampiran 2. Data Hasil Penelitian .................................................................. 72
Lampiran 3.Uji Validitas dan Uji Reliabilitas................................................. 84
Lampiran 4.Uji Normalitas dan Uji Linieritas ................................................ 87
Lampiran 5.Pengujian Hipotesis ..................................................................... 90
Lampiran 6.Perhitungan PAP II dan Tabel Statistik....................................... 97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kisi-kisi Variabel Pembinaan Kepala Sekolah ................................. 25
Tabel 2. Skor Item Variabel Pembinaan Kepala Sekolah ............................... 26
Tabel 3. Kisi-kisi Variabel Etos Kerja Guru................................................... 27
Tabel 4. Skor Item Variabel Etos Kerja Guru................................................. 27
Tabel 5. Hasil uji Validitas Variabel Pembinaan Kepala Sekolah.................. 30
Tabel 6. Hasil Uji Validitas Variabel Etos Kerja guru.................................... 31
Tabel 7. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penelitian ......................................... 32
Tabel 8. Daftar SMA Negeri/Swasta di Kecamatan Wonosari....................... 39
Tabel 9. Daftar Guru Menurut Status Kepegawaian....................................... 39
Tabel 10. Deskripsi Responden 3 SMA.......................................................... 40
Tabel 11. Deskripsi Responden Menurut Jenis Kelamin ................................ 40
Tabel 12. Deskripsi Responden Menurut Pendidikan..................................... 41
Tabel 13. PAP Tipe II Variabel Pembinaan Kepala Sekolah.......................... 42
Tabel 14. PAP Tipe II Variabel Pengalaman Kerja ........................................ 43
Tabel 15. PAP Tipe II Variabel Etos Kerja Guru ........................................... 43
Tabel 16. Hasil Uji Normalitas Variabel Pembinaan Kepala Sekolah............ 44
Tabel 17. Hasil Uji Normalitas Variabel Pengalaman Kerja .......................... 45
Tabel 18. Hasil Uji Normalitas Variabel Etos Kerja Guru ............................. 46
Tabel 19. Hasil Uji Linieritas Variabel Penelitian .......................................... 47
Tabel 20. Hasil Uji Hipotesis I........................................................................ 48
Tabel 21. Hasil Uji Hipotesis II ...................................................................... 50
Tabel 22. Hasil Uji Hipotesis III ..................................................................... 51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Memasuki era globalisasi atau era keterbukaan, sumber daya manusia
sangat berperan terhadap keberhasilan organisasi dalam berkompetisi dengan
organisasi lainnya. Sumber daya manusia karenanya harus memiliki kualitas
yang memadai. Kualitas sumber daya manusia yang dimaksud adalah ukuran
kualitatif seseorang dalam hal penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi,
ketrampilan dan nilai-nilai tertentu. Untuk menciptakan sumber daya manusia
yang berkualitas, pendidikan menduduki peranan yang penting.
Kemajuan ilmu dan teknologi sangat pesat mendorong arus informasi
semakin deras dan membuat dunia seakan-akan menjadi semakin sempit.
Kemajuan tersebut memberi dampak pada semua bidang kehidupan manusia,
termasuk bidang pendidikan. Bidang pendidikan harus berbenah diri agar
tidak ketinggalan jaman. Sejalan dengan hal ini, para ahli pendidikan sudah
mulai mengadakan penyempurnaan dalam berbagai aspek pendidikan. Sistem
kelembagaan, penyelenggaraan, kurikulum, model belajar dan mengajar, serta
kegiatan peserta didik terus dikembangkan agar menjadi lebih relevan dengan
kebutuhan pendidikan masa kini.
Sulamun (1995:3), menyatakan bahwa tujuan dan sasaran dalam
pendidikan dapat menumbuhkan sikap kemandirian dalam diri manusia,
melalui peningkatan peran serta, efisiensi dan produktifitas dari seluruh
anggota sekolah. Untuk menumbuhkan sikap mandiri diperlukan kualitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
sumber daya manusia yang dapat dipertanggungjawabkan dalam bidang
ketenagakerjaan. Dengan adanya sumber daya yang berkualitas ini diharapkan
dapat tercipta etos kerja pada setiap individu, baik langsung maupun tidak
langsung yang terlihat dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Melihat hal
ini, maka penting bagi guru untuk memiliki etos kerja yang mendalam,
sehingga mereka dapat memaknai pekerjaannya sebagai sesuatu yang penting.
Pemaknaan yang mendalam terhadap kerja akan membuat mereka sungguh-
sungguh dalam menjalankan pekerjaannya. Etos kerja guru sama dengan
semangat kerja yang ditunjukkan guru dalam menggeluti profesinya, baik
dalam kelas maupun kehidupan masyarakat. Banyak fakta menunjukkan
bahwa semangat kerja guru cukup tinggi, disiplin, teguh, dan jujur meskipun
mereka memperoleh gaji yang kecil. Pengabdian guru seperti itu
memperlihatkan bahwa mereka masih tetap memiliki etos kerja yang dapat
diandalkan.
Menurut Harsanto (1989:4), ada banyak guru sekedar menyandang
gelar guru tetapi lemah dalam hal disiplin, kejujuran, dan sikap hormat-
menghormati sesama guru atau siswa. Kondisi seperti ini sebenarnya sudah
lama terjadi. Menurut Surakhmad (1981:13), kondisi-kondisi buruk yang
mewarnai pendidikan kita tersebut perlu dipecahkan dengan segera. Kondisi
buruk yang dimaksud adalah disiplin tenaga kependidikan dalam
melaksanakan tugas sehari-hari, dan tidak terbukanya mental pendidik untuk
menerima hal-hal baru, dan merintis jalan yang tergolong revolusioner.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Untuk memperbaiki dan menciptakan etos kerja yang tinggi pada guru
dapat dilakukan dengan pembinaan. Pembinaan yang dilakukan terhadap guru-
guru menurut Sahertian (1982:32) adalah usaha untuk membantu guru-guru
melihat dengan jelas kaitan antara tujuan-tujuan pendidikan, agar lebih
mampu membimbing pengalaman murid-murid, menggunakan berbagai
sumber dan media belajar, menerapkan metode dan teknik mengajar yang
lebih berdaya guna dan berhasil guna, menganalisis kesulitan-kesulitan belajar
dan kebutuhan belajar murid-murid, serta menilai proses belajar dan hasil
belajar murid.
Kepala sekolah harus melakukan kegiatan supervisi secara kontinu dan
baik terhadap proses aktivitas belajar mengajar yang dilakukan oleh guru. Hal
ini disebabkan guru adalah orang yang berhadapan langsung dengan siswa dan
sekaligus menjadi penentu baik-buruknya hasil belajar. Supervisi yang
dilakukan oleh kepala sekolah bertujuan untuk melaksanakan pembinaan
kepada guru-guru. Dengan pembinaan yang direncanakan secara mantap dan
dilaksanakan secara tertib dan kontinyu maka pelaksanaan proses belajar akan
mencapai hasil optimal. Semakin sering kepala sekolah melaksanakan
supervisi terhadap guru, semakin baik pula kondisi dan hasil belajar
mengajar di sekolah itu. Dan jika guru-guru mendapatkan pembinaan yang
baik akan memiliki semangat kerja dan etos kerja guru akan semakin baik juga
kuat sehingga guru dapat mengembangkan potensi yang ada pada dirinya
untuk memberikan pengajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Dalam bekerja, guru akan memperoleh tambahan pengetahuan, dan
ketrampilan dalam bidang pekerjaannya. Intensitas pengalaman kerja hanya
ditentukan oleh berbagai faktor misalnya masa kerja, pengalaman kerja,
keterampilan serta relevansi pekerjaan yang pernah dilakukannya. Seseorang
yang memiliki masa kerja lama sebagai karyawan dan pernah mengikuti
program pada bidang tersebut secara normal akan memiliki intensitas
pengalaman kerja lebih banyak dari pada karyawan yang hanya memiliki masa
kerja sedikit. Waktu, jenis pekerjaan, masa kerja, ketrampilan dan pengalaman
kerja sangat berperanan karena ketrampilan yang dikerjakan berulang-ulang
akan menjadi gerakan otomatis/kebiasaan, tetapi kalau keterampilan tersebut
lama tidak dipergunakan maka keterampilan tersebut akan menurun sampai
tingkat yang paling minimal. Semakin lama seorang guru dalam menjalankan
tugas maka semakin baik pula etos kerja guru. Guru akan dapat mengetahui
kelebihan dan kelemahan dalam mengajar sehingga akan berusaha untuk
meningkatkan kualitas pengajaran didalam kelas. Kerja keras, disiplin, jujur
dan tanggung jawab akan terbentuk dalam diri seorang guru.
Bertitik tolak dari uraian di atas, maka pada penelitian ini peneliti
mencoba melihat sejauh mana hubungan pembinaan yang dilakukan kepala
sekolah dan pengalaman kerja dengan etos kerja guru-guru. Berdasarkan latar
belakang inilah maka peneliti mengambil judul “Hubungan Pembinaan
Kepala Sekolah dan Pengalaman Kerja Dengan Etos Kerja Guru ”.
Penelitian ini merupakan studi kasus pada guru-guru SMA Negeri 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Wonosari, SMA Dominikus Wonosari dan SMA Muhammadiyah Wonosari
di Kabupaten Gunungkidul.
B. Batasan Masalah
Untuk mencapai keberhasilan dalam pendidikan yang dapat dilihat
dari etos kerja guru-guru tersebut, ada banyak faktor yang berhubungan
dengan etos kerka guru. Penelitian ini menfokuskan pada pembinaan kepala
sekolah dan pengalaman kerja.
C. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini
adalah :
1. Apakah ada hubungan positif pembinaan kepala sekolah dengan etos kerja
guru ?
2. Apakah ada hubungan positif pengalaman kerja dengan etos kerja guru ?
3. Apakah ada hubungan positif pembinaan kepala sekolah dan pengalaman
kerja dengan etos kerja guru ?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah :
1 Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif pembinaan kepala sekolah
dengan etos kerja guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif pengalaman kerja dengan
etos kerja guru.
3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif pembinaan kepala sekolah
dan pengalaman kerja dengan etos kerja guru.
E. Manfaat Penelitian
1 Bagi ilmu pengetahuan
1) Untuk memperluas atau memperkaya pengembangan dan pengukuran
pembinaan kepala sekolah dan pengalaman kerja terhadap etos kerja
guru dalam konteks persekolahan.
2) Dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, khususnya yang
berhubungan dengan dunia pendidikan.
2. Bagi kepala sekolah dan guru
Untuk memberikan gambaran yang kongkrit mengenai hubungan
pembinaan kepala sekolah dan pengalaman kerja terhadap etos kerja guru
sehingga penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan
3. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan akan menambah referensi tentang
pendidikan mengenai pembinaan kepala sekolah, pengalaman kerja
terhadap etos kerja guru di perpustakaan Universitas khususnya bagi
mahasiswa FKIP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian dan Persepsi Tentang Etos Kerja
1. Pengertian Etos Kerja
Etos kerja berasal dari bahasa Yunani yang berarti sesuatu yang
diyakini, cara berbuat, sikap, serta persepsi terhadap nilai kerja (Tasmara,
1995:25). Menurut pendapat Hornby seperti yang dikutip dalam karya
Sugiarto (1999:7), etos sebagai “characteristic of community or of culture,
code of values by which a group or society life”. Jadi etos menunjukkan
ciri-ciri, pandangan, kepercayaan yang menandai suatu kelompok (Harifa,
1994: 4).
Menurut Anoraga (2001:29), etos kerja adalah pandangan dan
sikap suatu bangsa atau suatu umat terhadap kerja. Pandangan dan sikap
tersebut melihat kerja sebagai sesuatu yang luhur bagi eksistensi manusia,
maka etos kerjanya akan mendalam, sehingga orang akan sungguh-
sungguh dalam bekerja. Sebaliknya bila pandangan dan sikap tersebut
melihat kerja sebagai sesuatu yang tidak bernilai, apalagi kalau sama
sekali tidak memiliki pandangan dan sikap terhadap kerja, maka etos
kerjanya kurang mendalam. Orang akan seenaknya saja dalam bekerja.
Dorongan atau motivasi sangat perlu untuk menumbuhkan pandangan dan
sikap yang positif terhadap kerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Batubara (1989:35), mengatakan bahwa etos kerja adalah jiwa dan
semangat kerja, yang dipengaruhi oleh cara pandang terhadap pekerjaan.
Cara pandang erat kaitannya dengan nilai-nilai yang tumbuh dan
berkembang serta dianut oleh seseorang. Secara atributif etos kerja dapat
dibedakan menjadi 3 (tiga) (Batubara, 1989:36) :
a. Etos kerja ekonomis Etos kerja yang dilandasi oleh cara pandang bahwa bekerja adalah sarana untuk mencari nafkah semata-mata. Pada etos kerja ekonomi ini, besar kecilnya penghasilan sangat mempengaruhi motivasi kerja seseorang.
b. Etos kerja sosial Etos kerja yang dilandasi oleh cara pandang bahwa bekerja bukan sekedar untuk mencari nafkah, tetapi juga untuk mengembangkan diri, serta mangabdikan pada masyarakat dan bangsa.
c. Etos kerja filosofis Etos kerja yang dilandasi tidak hanya oleh nilai-nilai ekonomi dan
sosial dari pekerjaan, tetap juga oleh nilai-nilai filosofis. Bekerja tidak hanya sebagai sarana mencari nafkah atau mengembangkan diri dan mengabdi pada masyarakat, tetapi juga sebagai bentuk pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa. Etos kerja filosofis merupakan suatu atribut pemaknaan yang paling mendalam terhadap kerja.
Menurut Batubara (1989:28), etos kerja yang hanya dilandasi nilai
sosial dan filosofis, biasanya rawan dalam hal disiplin kerja. Sebaliknya
jika hanya dilandasi oleh alasan ekonomi, maka manusia akan menjadi
”homo economicus”. Akibatnya kontrol sosial dan spiritual dalam diri
seseorang akan menjadi lemah. Unsur-unsur kemanusiaan, dedikasi, dan
loyalitas kepada masyarakat, bangsa, dan negara menjadi nomor dua
dalam bekerja. Jadi motivasi kerja akan menentukan tinggi rendahnya etos
kerja seseorang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
2. Persepsi tentang Etos Kerja
Etos kerja merupakan suatu etik atau penuntun dalam bekerja,
maksudnya suatu penuntun untuk melakukan pekerjaan atau bekerja
dengan baik. Menurut Ancok seperti yang dikutip oleh Sulamun
(1995:60), rendahnya etos kerja erat kaitannya dengan etik kerja,
maksudnya orang yang etos kerjanya jelek biasanya orang itu tidak
mempunyai etos kerja. Ini menunjukan bahwa etik ini merupakan suatu
penuntun orang untuk memiliki etos kerja yang baik, orang yang memiliki
etos kerja yang baik berarti orang tersebut dapat melakukan pekerjaan atau
bekerja dengan baik.
Menurut Geerzt dalam Sulamun etos merupakan landasan atau
menjadi watak dasar dalam perilaku setiap individu dan lingkungan
sekitarnya, yang terpancang dalam kehidupan masyarakat (Sulamun, 1995:
60). Karena etos kerja ini menjadi landasan bagi kehidupan manusia, maka
etos ini juga berhubungan dengan aspek evaluatif yang bersifat menilai
dalam kehidupan masyarakat (Abdullah, 1979: 3). Dalam kaitannya
dengan pernyataan di atas, etos kerja yang baik adalah etos kerja yang
dilandasi oleh etik-etik yang bernilai baik. Orang yang sudah dilandasi
oleh etik-etik baik ini biasanya mereka dapat bekerja dengan baik. Bekerja
yang baik adalah bekerja yang dilakukan secara jujur, disiplin mau kerja
keras, rajin dan tekun.
Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa etos kerja yang
harus dimiliki seorang pekerja menyangkut beberapa unsur yaitu: bekerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
keras, disiplin, jujur dan bertanggung jawab, rajin, dan tekun, serta
menggunakan waktu secara tepat. Semua unsur tersebut sangat penting
karena guru harus dapat memberikan teladan untuk bekerja yang baik,
agar dapat ditiru oleh anak didiknya.
B. Pengalaman Kerja.
Pengalaman kerja merupakan rangkuman dari pemahaman seseorang
terhadap apa yang dialaminya dalam bekerja, sehingga apa yang dialaminya
tersebut telah dikuasainya. Dalam bekerja seseorang menemukan hal-hal baru
dan dapat dipahaminya, maka seseorang memperoleh pengalaman kerja baru.
Arti kata “pengalaman” menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia
(Poerwodarminto, 1976: 202) adalah “barang yang telah dirasa, diketahui, dan
dikerjakan “ yang berasal dari kata “alam” berarti lebih mengetahui atau tahu
benar. Sedangkan menurut Webster Dictionary maka pengalaman dapat berarti
pengetahuan atau ketrampilan atau partisipasi langsung dalam suatu peristiwa.
Dengan demikian pengalaman kerja dapat diartikan segala pengetahuan,
pemahaman, ketrampilan, maupun kemampuan yang diketahui dan didapatkan
melalui pengamatan atau partisipasi langsung selama bekerja.
Dalam bekerja, seorang guru akan memperoleh tambahan pengetahuan,
dan ketrampilan dalam bidang pekerjaanya. Intensitas pengalaman kerja hanya
ditentukan oleh berbagai faktor misalnya masa kerja, pengalaman kerja,
keterampilan serta relevansi pekerjaan yang pernah dilakukannya. Seseorang
yang memiliki masa kerja lama sebagai karyawan dan pernah mengikuti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
program pada bidang tersebut secara normal akan memiliki intensitas
pengalaman kerja lebih banyak dari pada karyawan yang hanya memiliki masa
kerja sedikit. Waktu, jenis pekerjaan, masa kerja, ketrampilan dan pengalaman
kerja sangat berperanan karena ketrampilan yang dikerjakan berulang-ulang
akan menjadi gerakan otomatis / kebiasaan, tetapi kalau ketrampilan tersebut
lama tidak dipergunakan maka keterampilan tersebut akan menurun sampai
tingkat yang paling minimal.
Martoyo (1992:99) mengungkapkan bahwa manfaat pengalaman kerja
adalah sebagai berikut:
1. Dengan pengalaman kerja seseorang akan mampu melaksanakan tugasnya dengan baik sehingga semangat kerja semakin baik pula.
2. Dengan pengalaman kerja seseorang akan mengetahui kekurangan dan kelebihan yang dimiliki.
3. Dengan pengalaman kerja seseorang memperoleh ketrampilan sehingga dalam bekerja orang tersebut akan mengetahui posisi yang sesuai dengan ketrampilan yang dimiliki.
Sedangkan menurut Siagian (1984:74), seseorang yang mempunyai
pengalaman kerja membawa dampak berbagai hal seperti :
1. Cakrawala pandangan makin luas yang memungkinkan seseorang untuk lebih mampu memahami dan mengantisipasi perubahan yang terjadi.
2. Meningkatkan produktivitas yang pada gilirannya dapat meningkatkan penghasilan seseorang sekaligus menambah kepuasan batin yang semakin besar.
3. Meningkatkan promosi yang besar.
C. Pembinaan
1. Pengertian Pembinaan
Pembinaan dimengerti sebagai terjemahan dari bahasa Inggris
training, yang berarti latihan atau pendidikan. Menurut Kamus Besar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Bahasa Indonesia, pembinaan diartikan sebagai usaha, tindakan dan
kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna untuk
memperoleh hasil yang lebih baik (Moeliono, 1990:117). Menurut Kamus
Umum Bahasa Indonesia yang disusun Poerwodarminto (1976:139),
pembinaan berasal dari kata bina yang berarti bangun. Apabila kata bina
diberi awalan me- misalnya menjadi membina, mengandung arti
membangun atau mendirikan, misalnya negara: kita bersama-sama negara
baru yang adil dan makmur. Apabila mendapat awalan dan akhiran
misalnya, menjadi pembinaan, maka kata tersebut mengandung arti
pembangunan atau perubahan. Jadi pengertian pembinaan mengandung
arti menghasilkan sesuatu yang baru atau memperbaiki sesuatu yang ada
untuk mengusahakan menjadi semakin lebih baik. Artinya, pembinaan
mengarah kepada sesuatu hasil yang lebih baik, lebih bermutu dan lebih
berbobot.
Sementara itu menurut Mangunhardjana (1986:12), pembinaan
adalah suatu proses belajar dengan melepaskan hal-hal yang sudah
dimiliki dan mempelajari hal-hal baru yang belum dimiliki, dengan tujuan
membantu orang yang menjalaninya, untuk membetulkan dan
mengembangkan pengetahuan yang sudah ada serta mendapatkan
pengetahuan dan kecakapan baru untuk mencapai tujuan hidup dan kerja
yang sedang dijalani secara lebih efektif. Pengertian ini lebih menekankan
pengembangan manusia pada segi praktis yaitu pembangunan sikap,
kemampuan dan kecakapan. Dalam pembinaan ini, orang tidak hanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
dibantu untuk mendapatkan dan mendalami pengetahuan tetapi
pengetahuan yang sudah dikuasai harus dipraktikkan. Orang lebih banyak
dilatih, diajak mengenal secara mendalam kemampuan dan kecakapannya
untuk dikembangkan sehingga dapat berguna dalam hidup dan kerja.
Lebih lanjut, Mangunhardjana (1986:14) menyatakan bahwa hal pokok
dalam pembinaan adalah mendapatkan sikap (attitude) dan kecakapan
(skill) sehingga pembinaan tidak hanya mencakup teori saja tetapi juga
praktik pelaksanaannya.
Berdasarkan pandangan di atas maka dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa pada dasarnya pembinaan mengarah pada suatu hasil
yang lebih baik, yaitu meningkatkan pengetahuan dan
mengembangkannya, agar dapat memanfaatkannya secara maksimal dalam
kehidupan sehari-hari atau dalam bidang pekerjaan yang ditekuninya
secara lebih efektif dan efisien daripada sebelumnya.
2. Tujuan dan Macam Pembinaan
Berdasarkan uraian terdahulu dapat dikatakan bahwa pembinaan
bertujuan membantu orang untuk mengenal hambatan-hambatan, baik
yang ada di dalam maupun di luar situasi hidup dan kerja, melihat segi
positif dan negatif dalam diri serta belajar menemukan cara-cara
pemecahan berbagai problem yang dihadapi dalam hidup setiap hari.
Pembinaan membantu orang menemukan kecakapan dan
mengembangkannya sehingga berguna bagi diri sendiri dan orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Menurut Simandjuntak (1980:84), pelaksanaan pembinaan
terhadap lembaga pendidikan terarah pada peningkatan mutu dan
perbaikan sistem pendidikan. Peningkatan mutu dapat berjalan dengan
baik apabila guru-guru bersikap terbuka (open mindedness), kreatif dan
memiliki semangat kerja yang tinggi. Hal ini dapat terjadi apabila mereka
berada dalam suatu suasana kerja yang menyenangkan, aman, dan
menantang (Soewadji, 1984:21). Guru-guru akan melaksanakan tugas
dengan efektif apabila mereka memiliki semangat kerja yang dapat
menjadi pendorong atau motivasi bagi guru, bahkan dapat menjadi zat
perekat atau tenaga penggerak bagi seseorang dalam melaksanakan
pekerjaan (Suseno, 1978:28).
Pembinaan banyak macam atau jenisnya, pembinaan yang biasa
digunakan untuk membantu guru-guru dalam mengatasi kesulitan-
kesulitan yang dihadapi oleh guru serta untuk meningkatkan kualitas dan
kemampuan guru dalam proses belajar mengajar. Menurut
Mangunhardjana (1986:21), macam-macam pembinaan meliputi: a)
pembinaan orientasi: ditujukan bagi sekelompok orang yang baru masuk
dalam suatu bidang hidup dan kerja untuk membantu yang bersangkutan
mendapatkan hal-hal pokok; b) pembinaan kecakapan: diadakan untuk
membantu seseorang untuk mengembangkan kecakapan yang sudah
dimiliki dan mendapatkan kecakapan baru guna menunjang pelaksanaan
tugasnya; c) pembinaan pengembangan kepribadian: digunakan untuk
mengembangkan diri seseorang menurut gambaran atau cita-cita hidup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
yang sehat dan benar; d) pembinaan kerja: diadakan bagi para anggota
staf agar seseorang dapat menganalisis kerja mereka sehingga
mendapatkan penambahan pandangan dan kecakapan mengenai
pengetahuan pada bidang kerja yang baru; e) pembinaan penyegaran: pada
pembinaan ini tidak jauh berbeda dengan pembinaan kerja, hanya berbeda
dalam penyajian yang sekedar menambahkan cakrawala pada pengetahuan
dan kecakapan yang sudah ada; f) pembinaan lapangan: ditujukan agar
seseorang berada pada situasi yang benar-benar nyata dan mendapatkan
pengalaman langsung dalam bidang kerjanya sehubungan dengan
permasalahan yang ditemukan di lapangan.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Program Pembinaan
Program pembinaan di sekolah terdiri atas pelayanan-pelayanan
yang dikoordinasikan dan yang dilakukan oleh dewan sekolah, termasuk
kepala sekolah, guru-guru, dan pegawai-pegawai sekolah yang lainnya
dalam kerja samanya dengan lembaga-lembaga dalam masyarakat yang
ada hubungannya dengan pendidikan dan pembinaan. Semua pelayanan
ditujukan untuk membangun kesejahteraan individu dan kelompok dalam
arti yang luas.
Dari pernyatan di atas ternyata bahwa program pembinaan
menyangkut berbagai faktor. Di samping faktor pelaksana (orang-orang
yang bertugas melaksanakan pembinaan), juga faktor alat dan
perlengkapan, metode dan bentuk pelayanan, guru-guru atau karyawan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
yang menerima pembinaan itu, dan lembaga-lembaga masyarakat yang
erat hubungannya dengan pelaksanaan pembinaan itu.
Mengingat hal-hal tersebut, Purwanto (1987:196), menyatakan
bahwa berhasil atau tidaknya suatu program pembinaan di sekolah
sebagian besar bergantung pada : 1) bagaimana pengertian dan penerimaan
kepala sekolah tentang fungsi dan tujuan pembinaan itu; 2) latihan,
pengalaman, minat dan pengetahuan tentang pembinaan yang dimiliki oleh
para pelaksana; 3) bagaimana pandangan kepala sekolah terhadap
kebutuhan-kebutuhan pembinaan itu bagi guru-guru; 4) kerja sama antara
kepala sekolah,guru-guru, dan lembaga masyarakat yang bergerak dalam
bidang pembinaan; 5) biaya dan perlengkapan yang tersedia. Dengan
demikian, tidaklah mengherankan jika program pembinaan akan berbeda
antara sekolah yang satu dengan sekolah yang lainnya. Itu merupakan hal
yang wajar, dan dalam program pembinaan hendaklah disesuaikan dengan
keadaan dan tujuan sekolah masing-masing.
4. Pembinaan yang dilakukan Kepala Sekolah
Setiap jabatan menggambarkan status yang diemban pemegangnya.
Status itu pada gilirannya menunjukkan peran yang harus dilakukan
pejabatnya. Peran utama yang harus diemban kepala sekolah, yang
membedakannya dari jabatan-jabatan kepala lainnya adalah perannya
sebagai pemimpin pendidikan. Setiap sekolah mempunyai kekhususan dan
hal ini merupakan akibat dari kepemimpinan sekolah yang sifatnya unik
(Arikunto, 1990:196). Staf anggota sekolah merupakan personal-personal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
yang mempunyai ciri-ciri yang lain bila dibandingkan dengan lembaga
atau organisasi sosial yang lain.
Menurut Soewadji (1984:60), kepala sekolah adalah pemimpin
pendidikan yang mempunyai peranan sangat besar dalam mengembangkan
mutu pendidikan. Berkembangnya semangat kerja, kerjasama yang
harmonis, minat terhadap perkembangan pendidikan, sussana kerja yang
menyenangkan, dan perkembangan mutu profesional diantara para guru
banyak ditentukan oleh kualitas kepemimpinan kepala sekolah.
Sehubungan dengan itu maka dapat dikatakan bahwa kepala sekolah
selaku administrator berfungsi merencanakan, mengorganisasi,
mengarahkan, mengkoordinasi dan mengawasi seluruh kegiatan
pendidikan yang diselenggarakan di suatu sekolah (Nawawi, 1982: 90)
Kepemimpinan di sekolah untuk mencapai tujuannya tidak sekedar
dipengaruhi oleh kemampuan mengarahkan dan mendayagunakan manusia
sebagai pelaksana kerja, tetapi juga dipengaruhi oleh manusia yang
dikenai pekerjaan dan pelaksana kerja. Oleh karena itu maka setiap kepala
sekolah perlu memiliki sifat dan kemampuan memimpin, baik dikalangan
guru, pegawai non guru maupun lingkungan siswa. Menurut Dharma
(2003:2) kepemimpinan pendidikan mengacu pada kualitas-kualitas
tertentu yang harus dimiliki kepala sekolah untuk dapat mengemban
tanggung jawab secara berhasil. Kualitas yang harus dimiliki kepala
sekolah diantaranya : a) kepala sekolah harus tahu persis apa yang ingin
dicapainya (visi) dan bagaimana mencapainya (misi); b) kepala sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
harus memiliki sejumlah kompetensi unutk melaksanakan misi guna
mewujudkan visi tersebut; c) kepala sekolah harus memiliki karakter
tertentu yang menunjukkan integritasnya. Dengan kualitas yang dimiliki
oleh seorang kepala sekolah dapat diharapkan tujuan dan program yang
telah ditetapkan oleh sekolah dapat tercapai dengan maksimal.
Dalam tugas dan kedudukannya itu, kepala sekolah mengemban
tugas pokoknya yaitu membina atau mengembangkan sekolah secara
terus-menerus. Untuk melaksanakan tugasnya ini ada 3 jalan yang harus
ditempuh (Soewadji, 1984:20) :
1. Pembinaan sarana dan prasarana administratif
Didalam usaha meningkatkan mutu sekolah, kepala sekolah dapat
memperbaiki dan mengembangkan fasilitas sekolah misalnya : gedung,
perlengkapan/peralatan, keuangan, sistem pencatatan/pendataan,
kesejahteraan, dan lain-lain yang semua tercakup dalam bidang
administratif pendidikan. Maka kepala sekolah sebagai administrator
pendidikan
2. Pembinaan staff dalam kemampuan profesinya
Usaha meningkatkan mutu dapat pula dilakukan dengan cara
meningkatkan mutu guru-guru dan seluruh staf sekolah misalnya:
melalui rapat-rapat, diskusi, seminar, observasi kelas, penataran,
perpustakaan. Dalam hal ini kepala sekolah sebagai supervisor
pendidikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
3. Pembinaan diri sendiri dalam kemampuannya.
Kepala sekolah sebagai pemimpin harus dapat menciptakan suasana
kerja yang menyenangkan, aman dan menantang bagi guru dan staf
sekolah. Suasana yang demikian itu ditentukan oleh bentuk dan sifat
kepemimpinan yang dilakukan kepala sekolah. Untuk itu kepala
sekolah harus mengembangkan diri agar kepemimpinannya
berkembang pula. Hal ini merupakan kewajiban yang penting karena
fungsinya sebagai pemimpin pendidikan.
D. Kerangka Berpikir
1. Hubungan antara Pembinaan Kepala Sekolah dengan Etos Kerja
Guru.
Hubungan antara pembinaan yang dilakukan oleh kepala sekolah
dan etos kerja guru ada hubungannya, karena semakin seringnya kepala
sekolah melakukan pembinaan maka seorang guru akan termotivasi untuk
meningkatkan kinerjanya. Pembinaan kepala sekolah mempengaruhi
perilaku serta sikap mental guru dalam mendidik murid-murid di sekolah
dan sikap mental itu dapat mempengaruhi dalam proses belajar mengajar,
karena seorang guru yang sering mendapatkan pembinaan akan
memberikan pengajaran dengan pengetahuan dan keterampilan yang selalu
baru. Di samping itu guru-guru akan melaksanakan tugas dengan efektif
apabila dalam diri guru-guru terdapat etos kerja yang dapat menjadi
pendorong atau motivasi dalam bekerja sehingga tercipta sikap disiplin,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
jujur, bertanggung jawab, rajin dan dapat menggunakan waktu secara
tepat.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembinaan dapat
meningkatkan etos kerja guru-guru dalam meningkatkan mutu pendidikan.
Semakin sering kepala sekolah memberikan bimbingan kepada guru, maka
akan semakin baik pula kinerja para guru dalam proses belajar mengajar di
sekolah karena dengan makin seringnya pembinaan yang diberikan akan
menambah wawasan dan tanggung jawab seorang guru sebagai pendidik.
2. Hubungan antara Pengalaman Kerja dengan Etos Kerja Guru.
Semakin sering atau lamanya masa kerja guru maka seorang guru
akan semakin tinggi pula kinerja dalam melakukan pengajaran.
Pengalaman kerja yang dimiliki seorang guru berhubungan dengan
pengetahuan, dan ketrampilan dalam bidang pekerjaanya. Dengan
demikian semakin lama pengalaman kerja seorang guru maka etos kerja
akan semakin baik pula. Dengan pengalaman kerja, seorang guru akan
dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan, sehingga dengan kelemahan
yang ada akan berusaha meningkatkan kinerja sehingga kelemahan tadi
dapat diperbaiki. Serta kelebihan yang ada dalam diri seorang guru akan
selalu ditingkatkan dengan kerja yang lebih baik lagi. Selain itu
penyelesaian tugas yang dibebankan guru dalam hal pengajaran apabila
dapat diselesaikan dengan baik tentu saja akan menambah semangat kerja.
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
yang positif antara pengalaman kerja dengan etos kerja. Semakin banyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
dan lama seorang guru dalam menjalankan tugas pekerjaan, maka akan
semakin baik pula kinerja seorang guru karena menambah ketrampilan,
samangat juga wawasan guru.
3. Hubungan antara Pembinaan Kepala Sekolah, Pengalaman Kerja
dengan Etos Kerja Guru.
Hubungan antara pembinaan yang dilakukan oleh kepala sekolah
dan etos kerja guru ada hubungannya, karena semakin seringnya kepala
sekolah melakukan pembinaan maka seorang guru akan termotivasi untuk
meningkatkan kinerjanya. Pembinaan kepala sekolah mempengaruhi
perilaku serta sikap mental guru dalam mendidik murid-murid di sekolah
dan sikap mental itu dapat mempengaruhi dalam proses belajar mengajar,
karena seorang guru yang sering mendapatkan pembinaan akan
memberikan pengajaran dengan pengetahuan dan keterampilan yang selalu
baru. Selain itu, semakin sering atau lamanya masa kerja guru maka
seorang guru akan semakin tinggi pula kinerja dalam melakukan
pengajaran. Pengalaman kerja yang dimiliki seorang guru berhubungan
dengan pengetahuan, dan ketrampilan dalam bidang pekerjaanya. Dengan
demikian semakin lama pengalaman kerja seorang guru maka etos kerja
akan semakin baik pula. Dengan pengalaman kerja seorang guru akan
dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan, sehingga dengan kelemahan
yang ada akan berusaha meningkatkan kinerja sehingga kelemahan tadi
dapat diperbaiki. Serta kelebihan yang ada dalam diri seorang guru akan
selalu ditingkatkan dengan kerja yang lebih baik lagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan positif pembinaan kepala sekolah dan pengalaman kerja dengan
etos kerja guru.
E. Hipotesis
Berdasarkan uraian dalam landasan teori, penulis mengajukan hipotesis
yang merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang
kebenarannya masih diuju secara empiris. Hipotesis dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut :
1. Ada hubungan positif pembinaan kepala sekolah dengan etos kerja guru.
2. Ada hubungan positif pengalaman kerja dengan etos kerja guru.
3. Ada hubungan positif pembinaan kepala sekolah dan pengalaman kerja
dengan etos kerja guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian studi kasus di SMA Negeri 2
Wonosari, SMA Dominikus Wonosari dan SMA Muhammadiyah Wonosari.
Gunungkidul. Studi kasus yaitu penelitian dengan karakteristik masalah yang
berkaitan dengan latar belakang dan kondisi saat ini dari subjek yang diteliti,
serta interaksinya dengan lingkungan. Hasil atau kesimpulan yang ditarik dari
penelitian tidak bisa digeneralisasikan di tempat lain.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 2 Wonosari, SMA Dominikus
Wonosari dan SMA Muhammadiyah Wonosari Gunungkidul.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Mei - Juli 2008.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah individu yang dilibatkan dalam penelitian,
dari mana data diperoleh. Dalam penelitian ini subjek penelitian adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
guru-guru SMA Negeri 2 Wonosari, SMA Dominikus Wonosari dan SMA
Muhammadiyah Wonosari di Kabupaten Gunungkidul.
2. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah pembinaan kepala sekolah, pengalaman
kerja, dan etos kerja guru.
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi penelitian adalah kumpulan yang lengkap dari seluruh elemen
yang sejenis akan tetapi dapat dibedakan satu sama lain (Arikunto, 1992:
107). Sesuai dengan masalah yang akan diteliti maka yang akan menjadi
populasi dalam penelitian ini adalah guru-guru SMA di Kecamatan
Wonosari Kabupaten Gunungkidul dengan jumlah populasi sebesar 183
orang.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2005: 56). Sample penelitian ini adalah guru-guru
SMA Negeri 2 Wonosari sebanyak 60 guru, SMA Dominikus Wonosari
sebanyak 20 guru dan SMA Muhammadiyah Wonosari sebanyak 21 guru
Dengan demikian jumlah sample penelitian ini adalah 101 orang.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Sampling adalah suatu cara pengumpulan data yang sifatnya tidak
menyeluruh. Artinya, tidak mencakup keseluruhan objek penelitian tetapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
hanya sebagian dari populasi saja. Teknik penarikan sampel penelitian ini
adalah purposive sampling dimana dalam teknik ini anggota populasi yang
diambil sebagai sampel sudah ditentukan sesuai dengan keperluan
penelitian dan mengabaikan peluang anggota lain dari populasi yang tidak
dipilih
E. Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Pengukurannya
1. Variabel Pembinaan Kepala Sekolah
Pembinaan merupakan suatu proses belajar dengan melepaskan hal-hal
yang sudah dimiliki dan mempelajari hal-hal baru yang belum dimiliki,
dengan tujuan membantu orang yang menjalaninya, untuk membetulkan
dan mengembangkan pengetahuan yang sudah ada serta mendapatkan
pengetahuan dan kecakapan baru untuk mencapai tujuan hidup dan kerja
yang sedang dijalani secara lebih efektif. Operasionalisasi variabel
penelitian pembinaan kepala sekolah adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1 Variabel Pembinaan Kepala Sekolah
Pernyataan Variabel Dimensi Indikator Positif Negatif
Pembinaan orientasi
1. Struktur Organisasional 2. Tugas-tugas Jabatan 3. Perkenalan
1,2 4 5
3 6
Pembinaan kepala
sekokah Pembinaan kecakapan
1. Pengusaan teori belajar dan prinsip pembelajaran
2. Penguasaan materi kurikulum
3. Komunikasi secara efektif
4. Penguasaan karakteristik peserta didik
8
9,10
11,12
13,14
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Pembinaan pengembangan kepribadian
1. Bertindak sesuai norma 2. Menampilkan diri
sebagai pribadi yang jujur
3. Menjunjung tinggi kode etik guru
15 16,17
18
Pembinaan kerja
1. Pengembangan keprofesionalan dengan tindakan reflektif
2. Pelatihan kerja
19,20
21
Pembinaan penyegaran
1. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi
22
Pembinaan lapangan
1. Pengenalan teknik latihan dan pengembangan untuk mempelajari prosedur baru
23,24
Setiap item pernyataan diukur dalam skala likert. Pemberian skor pada
setiap jawaban pernyataan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2 Skor Item Pernyataan Variabel Pembinaan Kepala Sekolah
Skor Jawaban
Positif Negatif Sangat Setuju 4 1 Setuju 3 2 Tidak Setuju 2 3 Sangat Tidak Setuju 1 4
2. Variabel Pengalaman Kerja
Pengalaman kerja merupakan segala pengetahuan, pemahaman,
ketrampilan, maupun kemampuan yang diketahui dan didapatkan melalui
pengamatan atau partisipasi langsung selama bekerja. Pengalaman kerja
dalam penelitian ini ini diukur berdasarkan lama bekerja seorang guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
yang dinyatakan dalam ukuran satuan tahun. Pengukuran pengalaman
kerja adalah sebagai berikut :
a. < 5 th Sedikit
b. 5-9 th Cukup
c. 9 th < Banyak
3. Variabel Etos Kerja
Etos kerja merupakan jiwa dan semangat kerja, yang dipengaruhi oleh cara
pandang terhadap pekerjaan. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi
variabel etos kerja
Tabel 3.3 Variabel Etos Kerja Guru
Pernyataan Variabel Dimensi Indikator Positif Negatif
Etos Kerja Ekonomis
1. Mencari nafkah 2. Motivasi kerja
1 2
Etos Kerja Sosial
1. Mengembangkan diri 2. Pengabdian masyarakat
dan bangsa
3,4 5,6
Etos kerja guru
Etos Kerja Filosofis
1. Pengabdian kepada Tuhan
7
Setiap item pernyataan diukur dalam skala likert. Pemberian skor pada
setiap jawaban pernyataan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4 Skor Item Pernyataan Variabel Etos Kerja Guru
Skor Jawaban
Positif Negatif Sangat Setuju 4 1 Setuju 3 2 Tidak Setuju 2 3 Sangat Tidak Setuju 1 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada para
responden untuk dijawabnya. Dalam hal ini kuesioner disebarkan pada
responden yang telah ditentukan. Daftar pertanyaan bersifat tertutup
karena alternatif-alternatif jawaban sudah disediakan. Instrumen berupa
lembar daftar pertanyaan yang berupa angket . Teknik ini digunakan untuk
mengumpulkan data tentang pembinaan kepala sekolah, pengalaman kerja,
dan etos kerja guru
2. Dokumentasi
Teknik ini digunakan untuk mendapatkan sumber-sumber catatan dan
arsip-arsip yang dimiliki yang berkaitan dengan data sekolah. Data yang
diharapkan dengan dokumentasi adalah data sekunder berupa gambaran
umum tentang sekolah yang meliputi sejarah dan kondisi sekolah.
G. Teknik Pengujian Instrumen
1. Uji Validitas
Validitas adalah ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen. Instrumen dikatakan valid apabila mampu
mengukur dan mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat.
(Arikunto, 1992: 160). Taraf validitas suatu tes dinyatakan dalam bentuk
suatu koefisien yang disebut koefisien validitas. Untuk menguji validitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
setiap butir kuesioner dalam penelitian ini, digunakan teknik korelasi
Product moment dari Pearson dengan formula sebagai berikut (Arikunto,
1984:58)
xyr = { }{ }∑ ∑∑ ∑
∑ ∑ ∑−−
−2222 )()(
))((
YYNXXN
YXXYN
Keterangan:
rxy : Koefisien korelasi X : Skor masing-masing item tes ke-i Y : Skor total setiap item tes ke-i n : jumlah item pertanyaan Butir dikatakan valid apabila koefisien korelasi (rhit) bernilai positif dan
lebih besar atau sama dengan rtabel dengan taraf signifikansi 5%. Demikian
sebaliknya dikatakan tidak valid apabila koefisien korelasi (rhit) lebih kecil
dari rtabel dengan taraf signifikansi 5%.
Pengujian validitas butir kuesioner penelitian dilakukan dengan responden
guru-guru SMA Negeri 1 Wonosari sebanyak 30 responden Pengujian
validitas dilakukan sebelum penelitian. Pengujian ini dilakukan dengan
bantuan SPSS 13.00. Hasil-hasil pengujian validitas variabel penelitian
sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Tabel 3.5 Hasil Pengujian Validitas Variabel Pembinaan Kepala Sekolah
No Item pertanyaan Nilai r hitung Nilai r tabel Status 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24.
Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Item 9 Item 10 Item 11 Item 12 Item 13 Item 14 Item 15 Item 16 Item 17 Item 18 Item 19 Item 20 Item 21 Item 22 Item 23 Item 24
0.388 0.452 0.652 0.589 0.637 0.604 0.386 0.573 0.609 0.681 0.757 0.670 0.753 0.683 0.749 0.739 0.585 0.467 0.431 0.568 0.694 0.752 0.747 0.527
0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Harga koefisien pada tabel untuk N = 30 (DF = n-k : 30-2 = 28) pada taraf
signifikansi 5% sebesar = 0,361. Butir dikatakan valid apabila koefisien
korelasi (rhit) bernilai positif dan sama dengan atau lebih besar dari 0, 361.
Dari hasil pengujian validitas terhadap keseluruhan butir pertanyaan
variabel pembinaan kepala sekolah menyatakan nilai rhitung > rtabel. Hal
tersebut berarti keseluruhan butir adalah valid.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Tabel 3.6 Hasil Pengujian Validitas Variabel Etos Kerja Guru
No Item pertanyaan Nilai r hitung Nilai r tabel Status 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7
0.479 0.499 0.391 0.610 0.494 0.424 0.420
0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Harga koefisien pada tabel untuk N = 30 (DF = n-k : 30-2 = 28) pada taraf
signifikansi 5% sebesar = 0,361. Butir dikatakan valid apabila koefisien
korelasi (rhit) bernilai positif dan sama dengan atau lebih besar dari 0, 361.
Dari hasil pengujian validitas terhadap keseluruhan butir pertanyaan
variabel pembinaan kepala sekolah menyatakan nilai rhitung > rtabel. Hal
tersebut berarti keseluruhan butir adalah valid.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu intrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan
bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-
jawaban tertentu. (Arikunto, 1992: 170). Untuk menguji reliabilitas dalam
penelitian ini digunakan rumus Alpha Cronbach, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
−
−= ∑
2
2
11 t
bk
krtt σσ
Keterangan:
ri : Reabilitas instrumen k : Jumlah butir pertanyaan
2bσΣ : Jumlah varians butir
2tσ : Total varians
Jika nilai koefisien Alpha Cronbach lebih besar dari pada 0,60 maka
kuesioner dapat dikatakan reliabel. Sebaliknya, jika nilai Alpha Cronbach
lebih kecil dari 0,60 maka kuesioner adalah tidak reliabel (Nunnaly, 1967
dalam Imam Ghozali, 2001:42).
Hasil pengujian reliabilitas variabel pembinaan kepala sekolah dan etos
kerja guru adalah sebagai berikut :
Tabel 3.7 Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Penelitian
Variabel rhitung (Alpha) Rtabel Keterangan
Pembinaan kepala sekolah 0,938 0,60 Reliabel
Etos kerja guru 0,757 0,60 Reliabel
Hasil pengujian reliabilitas untuk instrumen variabel pembinaan kepala
sekolah menunjukkan bahwa nilai Alpha Cronbach sebesar 0,938 > dari
0,60. Sedangkan untuk intrumen variabel etos kerja guru menunjukkan
bahwa nilai Alpha Cronbach sebesar 0,757 > dari 0,60. Hal ini berarti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
instrumen variabel pembinaan kepala sekolah dan etos kerja guru adalah
reliabel.
Berdasarkan perhitungan validitas dan reliabilitas dapat disimpulkan
bahwa butir-butir pertanyaan tersebut sudah dianggap memenuhi syarat
dan instrumen reliabel untuk digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan
data.
H. Teknik Analisis Data
1. Deskripsi Data
Analisis ini dilakukan untuk mendiskripsikan data hasil observasi yang
sudah didapat dan penelitian di lapangan yang meliputi responden,
pembinaan kepala sekolah, pengalaman kerja dan etos kerja guru. Untuk
keperluan deskripsi data digunakan tabel distribusi frekuensi untuk setiap
variabel.
2. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang
digunakan di dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak. Uji
normalitas dalam penelitian ini digunakan rumus One-Sample
Kolmogorov-Smirnov (Sugiyono, 2005:255) yaitu:
( ) ( )[ ]11 XSXFMaxD no −=
Keterangan : D = Deviasi maksimum ( )1XFo = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan ( )1XSo = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Jika nilai Fhitung > dari nilai Ftabel pada taraf signifikansi 5 %, maka
distribusi data dikatakan tidak normal. Sebaliknya, jika nilai
Fhitung < dari nilai Ftabel, maka distribusi data dikatakan normal.
b. Uji Linearitas
Uji linearitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah variabel
bebas dan variabel terikat mempunyai hubungan linear atau tidak.
Untuk uji linieritas ini digunakan rumus persamaan regresi dengan
menguji signifikansi nilai F. Adapun rumus yang digunakan untuk
mencari nilai F adalah sebagai berikut (Sudjana,2005:332):
eSTCSF 2
2
=
Keterangan:
2)(2
−=
kTCJKTCS
2)(2
−=
kEJKeS
Dimana : F = harga bilangan F untuk garis regresi S2TC = varian tuna cocok S2e = varian kekeliruan JK(TC) = jumlah kuadrat tuna cocok JK(E) = jumlah kuadrat kekeliruan Kriteria yang digunakan yaitu jika nilai F hitung< nilai F tabel maka
hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat bersifat linier.
Sebaliknya jika nilai F hitung >nilai F tabel maka hubungan antar
variabel bebas dengan variabel terikat tidak linier.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
3. Pengujian Hipotesis
a. Untuk menguji hipotesis 1 dan 2 digunakan rumus Product Moment
dari Karl Pearson (Sudjana, 2005:369) sebagai berikut:
{ }{ }∑ ∑∑ ∑∑ ∑ ∑
−−
−=
2222 )(.)(.
))((..
YYNXXN
YXYXNrxy
Keterangan:
xyr = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y X = Variabel bebas Y = Variabel terikat N = Jumlah subjek yang diteliti Untuk menguji signifikasi nilai koefisien korelasi digunakan rumus uji
t sebagai berikut (Sudjana,1996:380):
t = 2r1
2nr
−
−
Dimana: r = koefisien korelasi sederhana n = jumlah sampel Hipotesis altrnatif akan diterima apabila t hitung > t tabel. Hipotesis
alternatif ditolak apabila t hitung < t tabel. Untuk menguji harga t hitung
digunakan taraf signifikansi (α ) 5% dengan derajat kebebasan (db) =
n - 2
b. Untuk menguji hipotesis ke-3 yaitu terdapat hubungan pembinaan
kepala sekolah dan pengalaman kerja dengan etos kerja guru, maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
digunakan korelasi ganda dengan langkah-langkah sebagai berikut
(Arikunto, 1984:58)
∑∑ ∑ ∑++
=2
3322113,2,1 y
yxbyxbyxbRy
Keterangan:
Ry (1,2,3) = Koefisien korelasi antara variabel x1 , x 2 , dengan variabel y
b1 = Koefisien prediktor x 1 b 2 = Koefisien prediktor x 2 yx∑ 1 = Jumlah produk antara x1 dan y
yx∑ 2 = Jumlah produk antara x 2 dan y
Pengujian signifikansi koefisien korelasi ganda dilakukan berdasarkan
uji F dengan rumus sebagai berikut (Sudjana,1996:385):
)1/()1(/
2
2
−−−=
knRkRF
Keterangan:
F : Harga F garis regresi yang dicari R : Koefisien korelasi ganda k : Jumlah variabel bebas n : Jumlah sampel
Jika nilai Fhitung < Ftabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti
variabel-variabel dalam regresi tidak bisa dipakai sebagai informasi
terhadap etos kerja guru. Sedangkan jika nilai Fhitung > Ftabel maka Ho
ditolak dan Ha diterima, berarti variabel-variabel dalam regresi bisa
dipakai sebagai informasi terhadap etos kerja guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
4. Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif
a. Sumbangan Relatif
Untuk mengetahui sumbangan relatif yaitu seberapa besar sumbangan
masing-masing variabel bebas dalam perbandingan terhadap nilai
variabel terikat yang diwujudkan dalam bentuk persentase dengan
rumus :
( )%001(%)
Re
XJK
YXnSR
g
∑=
Keterangan :
(%)SR : sumbangan relatif dari suatu variabel bebas n : koefisiensi variable bebas yaitu a untuk 1X , b untuk 2X , dan c untuk 3X
∑ YX : jumlah produk antara variabel bebas (x) dengan variabel terikat (y)
( )gJK Re : jumlah kuadrat regresi
b. Sumbangan Efektif
Untuk mengetahui sumbangan efektif yaitu seberapa besar sumbangan
masing-masing variabel bebas atau prediktor dalam menunjang
efektifitas garis regresi untuk keperluan pengadaan prediksi yang
diwujudkan dalam bentuk persentase dengan rumus sebagai berikut :
( ) 2% xRSRSE =
Keterangan :
SE : sumbangan efektifitas variable bebas ( )%SR : sumbangan relatif variabel bebas
2R : koefisien determinasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Jumlah Sekolah dan Guru-guru
1. Sekolah Menengah Atas di Kecamatan Wonosari
Di Kecamatan Wonosari terdapat 5 Sekolah Menengah Atas
(SMA) yang terdiri dari Sekolah Menengah Atas negeri dan swasta.
Sekolah Menengah Atas terdiri dari 2 sekolah, sedangkan untuk Sekolah
Menengah Atas swasta berjumlah 3 sekolah. Semua sekolah tersebut
berada dibawah lindungan Dinas Pendidikan Kabupaten Gunungkidul.
Jika dilihat, sekolah swasta hampir sama jumlahnya dengan sekolah
negeri. Walaupun demikian, sekolah negeri tetap menarik perhatian para
guru karena memiliki peluang yang besar untuk diangkat menjadi pegawai
negeri sipil.
Daftar nama-nama Sekolah Menengah Atas negeri dan swasta di
Kecamatan Wonosari adalah sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Tabel 4.1 Daftar Sekolah Menengah Atas Negeri/Swasta
Lingkungan Dinas Pendidikan Kecamatan Wonosari
No Nama Sekolah Alamat Sekolah
1. SMA Negeri 1 Wonosari Jln. Brigjen Katamso 04 Kepek
Wonosari Gunungkidul Yogyakarta
2. SMA Negeri 2 Wonosari Jln. Ki Ageng Giring No 3 Kepek
Wonosari Gunungkidul Yogyakarta
3. SMA Muhammadiyah
Wonosari
Jln. KH Agus Salim Kepek Wonosari
Gunungkidul Yogyakarta
4. SMA Pembangunan 1
Wonosari
Jln Tentara Pelajar no 44 Kepek
Wonosari Gunungkidul
5. SMA Dominikus
Wonosari
Jln. Mgr Sugiyo Pranoto Baleharjo
Wonosari Gunungkidul Yogyakarta
2. Guru-guru Sekolah Menengah Atas di Kecamatan Wonosari
Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari kantor Dinas
Pendidikan Kabupaten Wonosari, jumlah guru Sekolah Menegah Atas di
Kecamatan Wonosari sebanyak 183 guru. Pengelompokan guru berdasar
status dan tingkat perndidikan dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 4.2 Kelompok Guru Menurut Status Kepegawaian
No Status Jumlah
1 Pegawai Negeri Sipil 122
2 Guru Bantu Pusat 5
3 Guru Bantu Daerah 2
4 Guru Tidak Tetap 54
Jumlah 183
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
B. Deskripsi Responden
Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 101 guru. Gambaran
responden dalam penelitian ini disajikan dalam tabel–tabel berikut ini :
Tabel 4.3 Deskripsi Responden
Jenis Kelamin No Nama Sekolah
L P Jumlah
1. SMA Negeri 2 Wonosari 31 29 60 2. SMA Muhammadiyah Wonosari 17 4 21 3. SMA Dominikus Wonosari 12 8 20 Jumlah 60 41 101
a. Jenis Kelamin
Tabel 4.4 Deskripsi Responden Menurut jenis Kelamin
Jenis Kelamin Banyaknya Persentase
(%) 1. Laki – laki 2. Perempuan
60 41
60 40
Jumlah 101 100% Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa sebagian besar responden
berjenis kelamin laki–laki, yaitu sebanyak 60 orang atau 60% dan
yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 40 orang atau 40%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
b. Pendidikan Guru
Tabel 4.5 Deskripsi Responden Menurut Pendidikan
Pendidikan Guru (PNS)
Nama Sekolah SLTA D1/D2 D3 S1 S2
Juml1. SMA Negeri 2 Wonosari 1 - 4 54
1 60
2. SMA Muhammadiyah Wonosari 2 1 4 13
1 21
3. SMA Dominikus Wonosari - 1 4 15
- 20
Jumlah 3 2 12 82
2 101
Berdasarkan dari data yang diperoleh dapat diketahuai bahwa guru-
guru sekarang ini sebagian besar telah menempuh pendidikan yang
tinggi, sehingga dengan makin tingginya pendidikan yang telah
ditempuh maka diharapkan para guru dapat mengembangkan ilmu,
teknologi, dan seni (IPTEKS), selain itu juga sangat berguna bagi
kemutakhiran bahan ajar yang akan diberikan agar tidak tertinggal dari
negara-negara maju.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2008. Dalam
penelitian ini subjek penelitian adalah guru-guru SMA Negeri 2 Wonosari,
SMA Dominikus Wonosari dan SMA Muhammadiyah Wonosari di
Kabupaten Gunungkidul dengan jumlah keseluruhan sebanyak 104 guru.
Masing-masing guru mengisi kuesioner yang mencakup variabel pembinaan
kepala sekolah, pengalaman kerja, dan etos kerja. Dari 104 kuesioner yang
disampaikan kepada guru, jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 101
kuesioner. Semua kuesioner yang kembali di isi secara lengkap sehingga
menjadi dapat menjadi sumber data penelitian. Berikut ini disajikan deskripsi
data masing-masing variabel penelitian
1. Pembinaan Kepala Sekolah
Tabel 5.1 Variabel Pembinaan Kepala Sekolah
Interval Frekuensi Persentase Kriteria 82 – 96 53 52% Sangat Baik 72 – 81 42 41% Baik 64 – 71 6 7% Cukup Baik 57 – 63 - - Buruk
< 57 - - Sangat Buruk Jumlah 101 100%
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa jumlah guru yang berpendapat
bahwa pembinaan yang dilakukan oleh kepala sekolah sangat baik 53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
orang (52%), baik adalah 42 orang (14%), cukup baik adalah 6 orang (7%)
buruk dan sangat buruk tidak ada. Dengan demikian disimpulkan bahwa
pembinaan kepala sekolah adalah sangat baik. Hal ini didukung hasil
perhitungan mean = 82,54, median = 83,00 dan modus = 85, (lampiran VI
hal 100)
2. Pengalaman Kerja
Tabel 5.2 Variabel Pembinaan Pengalaman Kerja
Interval Frekuensi Persentase Kriteria
9 th < 75 74% Banyak 5 – 9 th 9 9% Cukup < 5 th 17 17% Sedikit
Jumlah 101 100%
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa jumlah guru yang memiliki
pengalaman kerja sedikit sebanyak 17 orang (17%), cukup sebanyak 9
orang (9%), banyak adalah 75 orang (74%). Dengan demikian
disimpulkan bahwa pengalaman kerja guru adalah banyak. Hal ini
didukung hasil perhitungan mean = 15,62 median = 17,00 dan modus =
17,94 (lampiran VI hal 101)
3. Etos Kerja Guru
Tabel 5.3 Variabel Pembinaan Etos Kerja Guru
Interval Frekuensi Persentase Kriteria 24 – 28 5 5% Sangat Baik 21 – 23 4 40% Baik 19 – 20 41 41% Cukup Baik 17 – 18 12 13% Buruk
< 17 2 1% Sangat Buruk Jumlah 101 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa jumlah guru yang berpendapat
bahwa etos kerja guru sangat baik 5 orang (5%), baik adalah 40 orang
(40%), cukup baik adalah 41 orang (41%), buruk adalah 13 (13%) dan
sangat buruk adalah 2 (1%). Dengan demikian disimpulkan etos kerja
guru adalah cukup baik. Hal ini didukung hasil perhitungan mean = 20,31,
median = 20,00 dan modus = 20 (lampiran VI hal 102)
B. Analisis Data
1. Pengujian Prasyarat Analisis Data
a. Pengujian Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data
berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dalam penelitian
ini dilakukan dengan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov. Berikut
ini disajikan hasil pengujian normalitas data
1) Pembinaan Kepala Sekolah (PKS)
Tabel 5.4 Hasil Pengujian Normalitas Variabel
Pembinaan Kepala Sekolah
PKS N 101 Normal Parameters(a,b) Mean 82,54 Std. Deviation 7,224 Most Extreme Differences
Absolute ,087
Positive ,083 Negative -,087 Kolmogorov-Smirnov Z ,870 Asymp. Sig. (2-tailed) ,435
a Test distribution is Normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
b Calculated from data. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai asymptotic
significance sebesar 0,435 (lampiran IV hal 88). Nilai tersebut
lebih besar dari nilai taraf signifikansi 5%. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa distribusi data variabel pembinaan kepala
sekolah adalah normal
2) Pengalaman Kerja (PK)
Tabel 5.5 Hasil Pengujian Normalitas Variabel
Pengalaman Kerja
PK N 101 Normal Parameters(a,b) Mean 15.62 Std. Deviation 8,483 Most Extreme Differences
Absolute ,089
Positive ,083 Negative -,089 Kolmogorov-Smirnov Z ,896 Asymp. Sig. (2-tailed) ,398
a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai asymptotic
significance sebesar 0,398 (lampiran VI hal 88). Nilai tersebut
lebih besar dari nilai taraf signifikansi 5%. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa distribusi data variabel pembinaan kepala
sekolah adalah normal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
3) Etos Kerja Guru (EKG)
Tabel 5.6 Hasil Pengujian Normalitas Variabel
Etos Kerja Guru
EKG N 101 Normal Parameters(a,b) Mean 20,31 Std. Deviation 1,864 Most Extreme Differences
Absolute ,157
Positive ,157 Negative -,128 Kolmogorov-Smirnov Z 1,578 Asymp. Sig. (2-tailed) ,014
a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai asymptotic
significance sebesar 0,014 (lampiran VI hal 88). Nilai tersebut
lebih besar dari nilai taraf signifikansi 5%. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa distribusi data variabel pembinaan kepala
sekolah adalah normal
b. Pengujian Linearitas
Pengujian linearitas penelitian ini dilakukan dengan meregresi variabel
dependen dengan variabel independen dengan mencari nilai F. Berikut
ini disajikan hasil pengujian linearitas data penelitian :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47 Tabel 5.7 Hasil Pengujian Linearitas Variabel Pembinan Kepala sekolah Dengan Variabel Etos Kerja Guru
Sum of
Squares df Mean
Square F Sig.Between Groups
(Combined) 121.740 19 6.407 2.299 .005
LinearTerm Weighted 50.620 1 50.620 18.163 .000 Deviation
71.120 18 3.951 1.418 .146
Within Groups 225.745 81 2.787 Total 347.485 100
Tabel 5.8
Hasil Pengujian Linearitas Variabel Pengalaman Kerja Dengan Variabel Etos Kerja Guru
Sum of
Squares df Mean
Square F Sig. Between Groups
(Combined) 116.656 28 4.166 1.300 .187
Linear Term Weighted 2.545 1 2.545 .794 .376 Deviation
114.111 27 4.226 1.318 .177
Within Groups 230.829 72 3.206 Total 347.485 100
Hasil pengujian linearitas variabel pembinaan kepala sekolah dengan
variabel etos kerja pada tabel 5.7 menunjukkan bahwa nilai F hitung
sebesar 1,418 (lampiran VI hal 89). Nilai F hitung tersebut lebih kecil
dari nilai F tabel sebesar 1,71. Kesimpulannya adalah bahwa hubungan
variabel pembinaan kepala sekolah dengan etos kerja guru adalah
linear
Hasil pengujian linearitas variabel pengalaman kerja dengan variabel
etos kerja pada tabel 5.8 menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar
1,318 (lampiran VI hal 89). Nilai F hitung tersebut lebih kecil dari nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
F tabel sebesar 1,60. Kesimpulannya adalah bahwa hubungan variabel
pengalaman kerja dengan etos kerja guru adalah linear
2. Pengujian Hipotesis
a. Hubungan Pembinan Kepala Sekolah dengan Etos Kerja Guru
1. Rumusan Hipotesis
Ho : Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara pembinaan
kepala sekolah dengan etos kerja guru
Ha : Ada hubungan positif dan signifikan antara pembinan kepala
sekolah dengan etos kerja guru.
2. Pengujian Hipotesis
Tabel 5.9 Hasil Pengujian Hipotesis I
Correlations
etos kerja
guru pembinaan
kepala sekolah Pearson Correlation etos kerja guru 1.000 .404 pembinaan kepala
sekolah .404 1.000
Sig. (1-tailed) etos kerja guru . .000 pembinaan kepala
sekolah .000 .
N etos kerja guru 101 101 pembinaan kepala
sekolah 101 101
Coefficientsa
11.701 1.966 5.953 .000
.104 .024 .404 4.395 .000
(Constant)pembinaankepalasekolah
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: etos kerja gurua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Hasil perhitungan sebagaimana tersaji dalam tabel diatas menunjukkan
bahwa nilai koefisisien r = 0,404, ini berarti hubungan pembinaan
kepala sekolah dengan etos kerja guru adalah positif dan dikategorikan
sedang. Hasil pengujian signifikansi menunjukkan bahwa nilai t hitung =
4,395 > t tabel. = 1,660 atau nilai probalitas = 0,000 < α = 0,05
(lampiran V hal 92)
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa nilai Ha
diterima artinya, ada hubungan antara pembinaan kepala sekolah
dengan etos kerja guru.
b. Hubungan Pengalaman Kerja dengan Etos Kerja Guru
1. Rumusan Hipotesis
Ho : Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara pengalaman
kerja dengan etos kerja guru
Ha : Ada hubungan positif dan signifikan antara pengalaman kerja
dengan etos kerja guru.
2. Pengujian Hipotesis
Tabel 5.10 Hasil Pengujian Hipotesis II
Correlations
1.000 .278.278 1.000
. .002.002 .101 101101 101
etos kerja gurupengalaman kerjaetos kerja gurupengalaman kerjaetos kerja gurupengalaman kerja
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
etos kerjaguru
pengalamankerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Coefficientsa
19.352 .377 51.368 .000
.061 .021 .278 2.880 .005
(Constant)pengalamankerja
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: etos kerja gurua.
Hasil perhitungan sebagaimana tersaji dalam tabel diatas menunjukkan
bahwa nilai koefisisien r = 0,278 ini berarti hubungan pembinaan
kepala sekolah dengan etos kerja guru adalah positif dan dikategorikan
rendah. Hasil pengujian signifikansi koefisien korelasi menunjukkan
bahwa nilai t hitung = 2,880 > t tabel. = 1,660 atau nilai probalitas =
0,005 < α = 0,05 (lampiran V hal 94)
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa nilai Ha
diterima artinya, ada hubungan antara pengalaman kerja dengan etos
kerja guru.
c. Hubungan Pembinaan Kepala Sekolah dan Pengalaman Kerja
dengan Etos Kerja Guru
1. Rumusan Hipotesis
Ho : Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara pembinaan
kepala sekolah dan pengalaman kerja dengan etos kerja guru
Ha : Ada hubungan positif dan signifikan antara pembinaan kepala
sekolah dan pengalaman kerja dengan etos kerja guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
3. Pengujian Hipotesis
Tabel 5. 11 Hasil Pengujian Hipotesis III
Correlations
1.000 .404 .278
.404 1.000 -.035
.278 -.035 1.000
. .000 .002
.000 . .365
.002 .365 .
101 101 101
101 101 101
101 101 101
etos kerja gurupembinaankepala sekolahpengalamankerjaetos kerja gurupembinaankepala sekolahpengalamankerjaetos kerja gurupembinaankepala sekolahpengalamankerja
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
etos kerjaguru
pembinaankepalasekolah
pengalamankerja
Model Summaryb
.499a .249 .233 1.632 1.770Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Durbin-Watson
Predictors: (Constant), pengalaman kerja,pembinaan kepala sekolaha.
Dependent Variable: etos kerja gurub.
ANOVAb
86.414 2 43.207 16.219 .000a
261.071 98 2.664347.485 100
RegressionResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), pengalamankerja, pembinaan kepala sekolaha.
Dependent Variable: etos kerja gurub.
Hasil perhitungan sebagaimana tersaji dalam tabel di atas
menunjukkan bahwa nilai r determinan = 0,499. Ini berarti hubungan
pembinaan kepala sekolah dan pengalaman kerja dengan etos kerja
guru adalah positif dan dikategorikan sedang. Sedangkan nilai R
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Square (R2) menunjukkan nilai 0,249. Nilai R2 tersebut menunjukkan
bahwa tinggi atau rendahnya etos kerja ditentukan oleh variabel
pembinaan kepala sekolah dan pengalaman kerja sebesar 0,249
(24,9%). Hasil pengujian signifikansi koefisien korelasi ganda
menunjukkan bahwa nilai F hitung = 2,880 > Ftabel. = 1,660 dan nilai
probabilitas = 0,000 < α = 0,05 (lampiran V hal 96)
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut disimpulkan bahwa nilai Ha
diterima. Artinya, ada hubungan positif dan signifikan antara
pembinaan kepala sekolah dan pengalaman kerja dengan etos kerja
guru.
3. Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif
a. Sumbangan Relatif
Variabel pembinaan kepala sekolah memberikan sumbangan relatif
pada variabel etos kerja guru sebesar 67,30%. Variabel pengalaman
kerja memberikan sumbangan relatif pada variabel etos kerja guru
sebesar 32,70% (lampiran V hal 94)
b. Sumbangan Efektif
Variabel pembinaan kepala sekolah memberikan sumbangan efektif
sebesar 16,74% . Variabel pengalaman kerja memberikan sumbangan
efektif sebesar 8,13%. Ini menunjukkan bahwa peningkatan etos kerja
ditentukan oleh variabel lain di luar penelitian ini sebesar 75,13 %
(lampiran V hal 94)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53 C. Pembahasan Hasil Penelitian.
1. Hubungan antara Pembinaan Kepala Sekolah dengan Etos Kerja
Guru
Dari hasil analisis diketahui bahwa nilai koefisien korelasi r hitung =
0,404. Hasil dari perhitungan uji t diketahui bahwa t hitung = 4,395 > t tabel.
= 1,660. Hal ini berarti bahwa pembinaan kepala sekolah mempunyai
hubungan positif dan signifikan dengan etos kerja guru. Atau dengan kata
lain semakin sering pembinaan kepada guru dilakukan oleh kepala
sekolah maka akan semakin meningkat pula etos kerja guru.
Deskripsi pembinaan kepala sekolah menunjukkan bahwa tingkat
pembinaan kepada guru yang dilakukan oleh kepala sekolah adalah
sebagai berikut sebanyak 53 orang (52%) dikategorikan sangat baik, 42
orang (14%) dikategorikan baik, 6 orang (7%) dikategorikan cukup baik.
Deskripsi tersebut menunjukkan bahwa secara umum pembinaan yang
dilakukan oleh kepala sekolah terhadap guru dengan dikategori sangat
baik. Pembinaan pleh kepala sekolah yang berjalan sudah baik mencakup
pembinaan orientasi yang meliputi perkenalan, tugas-tugas jabatan,
struktur organisasi. Pembinaan kecakapan yang meliputi penguasaan teori
belajar dan pembelajaran, penguasaan materi kurikulum, komunikasi
secara efektif, dan penguasaan karakteristik peserta didik. Pembinaan
pengembangan kepribadian yang meliputi bertindak sesuai dengan norma,
menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur dan menjunjung tinggi kode
etik guru. Pembinaan kerja meliputi pengembangan keprofesionalan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
dengan tindakan reflektif, dan pelatihan kerja. Pembinaan penyegaran
meliputi pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Pembinaan
lapangan meliputi pengenalan teknik latihan dan pengembangan untuk
mempelajari prosedur baru. Sementara yang belum berjalan baik adalah
tidak ada.
Deskripsi etos kerja guru menunjukkan bahwa tingkat etos kerja guru
sebesar 5 orang (5%) dikategorikan sangat baik, 40 orang (40%)
dikategorikan baik, 41 orang (41%) dikategorikan cukup baik, 13 orang
(13%) dikategorikan buruk, dan 2 orang (1%) dikategorikan sangat buruk.
Deskripsi tersebut menunjukkan bahwa secara umum etos kerja guru
dikategorikan cukup baik. Etos kerja guru yang dikategorikan sudah baik
adalah dalam hal pengembangan diri, pengabdian kepada masyarakat dan
bangsa, dan pengabdian kepada tuhan, sedangkan etos kerja guru yang
dikategorikan belum baik adalah dalam hal bekerja untuk mencari nafkah
semata dan besarnya penghasilan merupakan motivasi dalam bekerja.
Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Simandjuntak
(1980:84), yang menyatakan bahwa pelaksanaan pembinaan terhadap
lembaga pendidikan terarah pada peningkatan mutu dan perbaikan sistem
pendidikan. Peningkatan mutu dapat berjalan dengan baik apabila guru-
guru bersikap terbuka (open mindedness), kreatif dan memiliki semangat
kerja yang tinggi. Hal ini dapat terjadi apabila mereka berada dalam suatu
suasana kerja yang menyenangkan, aman, dan menantang (Soewadji,
1984:21). Guru-guru akan melaksanakan tugas dengan efektif apabila
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
mereka memiliki semangat kerja yang dapat menjadi pendorong atau
motivasi bagi guru, bahkan dapat menjadi zat perekat atau tenaga
penggerak bagi seseorang dalam melaksanakan pekerjaan (Suseno,
1978:28).
Menurut Soewadji (1984:60), kepala sekolah adalah pemimpin
pendidikan yang mempunyai peranan sangat besar dalam mengembangkan
mutu pendidikan. Berkembangnya semangat kerja, kerjasama yang
harmonis, minat terhadap perkembangan pendidikan, suasana kerja yang
menyenangkan, dan perkembangan mutu profesional diantara para guru
banyak ditentukan oleh kualitas kepemimpinan kepala sekolah.
Sehubungan dengan itu maka dapat dikatakan bahwa kepala sekolah
selaku administrator berfungsi merencanakan, mengorganisasi,
mengarahkan, mengkoordinasi dan mengawasi seluruh kegiatan
pendidikan yang diselenggarakan di suatu sekolah (Nawawi, 1982: 90).
Dengan demikian etos kerja guru akan semakin baik apabila dilakukan
pembinaan yang baik oleh kepala sekolah terhadap guru-guru.
2. Hubungan antara Pengalaman Kerja dengan Etos Kerja Guru
Dari hasil analisis diketahui bahwa nilai koefisien korelasi
pengalaman kerja dengan etos kerja guru menunjukkan nilai r hitung =
0,278. Hasil dari perhitungan uji t diketahui bahwa t hitung = 2,880 > t tabel.
= 1,660. Hal ini berarti bahwa pengalaman kerja mempunyai hubungan
positif dan signifikan dengan etos kerja guru. Atau dengan kata lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
semakin banyak pengalaman kerja guru, maka akan semakin meningkat
pula etos kerja guru.
Deskripsi pengalaman kerja menunjukkan bahwa sebanyak 17 orang
(17%) dikategorikan sedikit , sebanyak 9 orang (9%) dikategorikan cukup
dan sebanyak 75 orang (74%) dikategorikan banyak. Deskripsi tersebut
menunjukkan bahwa sebagian besar pengalaman kerja guru dikategorikan
banyak Pengalaman kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
masa kerja guru.
Deskripsi etos kerja guru menunjukkan bahwa sebanyak 5 orang
(5%) dikategorikan sangat baik, 40 orang (40%) dikategorikan baik, 41
orang (41%) dikategorikan cukup baik, 13 orang (13%) dikategorikan
buruk, dan 2 orang (1%) dikategorikan sangat buruk. Deskripsi tersebut
menunjukkan bahwa etos kerja guru sebagian besar dikategorikan cukup
baik.
Hasil penelitian di atas , menunjukkan bahwa etos kerja yang baik
adalah guru yang memiliki pengalaman kerja yang semakin lama. Dengan
semakin lama bekerja maka seorang guru akan memperoleh tambahan
pengetahuan dan keterampilan dalam bidang pekerjaannya dan semangat
kerja pun bertambah. Martoyo (1992:99) mengungkapkan bahwa dengan
pengalaman kerja yang cukup seorang akan mampu melaksanakan
tugasnya dengan baik sehingga semangat kerja semakin baik pula, dengan
pengalaman kerja yang baik. seseorang akan mengetahui kekurangan dan
kelebihan yang dimiliki. Seseorang juga memiliki keterampilan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
cukup sehingga dalam bekerja orang tersebut akan mengetahui posisi
tepat yang sesuai dengan ketrampilan yang dimiliki. Hal demikian
menunjukkan bahwa semakin banyak pengalaman kerja, maka akan
semakin tinggi etos kerjanya.
3. Hubungan antara Pembinaan Kepala Sekolah dan Pengalaman Kerja
dengan Etos Kerja Guru
Dari hasil analisis diketahui bahwa nilai koefisien korelasi
pembinaan kepala sekolah dan pengalaman kerja dengan etos kerja guru
menunjukkan nilai r = 0,499 dan nilai R Square = 0,249. Hasil dari
perhitungan uji F diketahui bahwa F hitung = 16,219 > F tabel. = 3,089. Hal
ini berarti bahwa pembinaan kepala sekolah dan pengalaman kerja
mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan etos kerja guru. Atau
dengan kata lain semakin sering pembinaan yang dilakukan oleh kepala
sekolah dan semakin banyak pengalaman kerja guru maka akan semakin
baik pula etos kerja guru.
Hasil penelitian tersebut di atas bahwa pengalaman kerja yang
semakin banyak dan pembinaan oleh kepala sekolah yang dilakukan
terhadap guru semakin baik, maka etos kerja guru dalam melaksanakan
pekerjaanya akan semakin baik pula. Martoyo (1992:99) mengungkapkan
bahwa dengan pengalaman kerja yang cukup seorang akan mampu
melaksanakan tugasnya dengan baik sehingga semangat kerja semakin
baik pula, dengan pengalaman kerja yang baik. seseorang akan mengetahui
kekurangan dan kelebihan yang dimiliki. Seseorang juga memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
keterampilan yang cukup sehingga dalam bekerja orang tersebut akan
mengetahui posisi tepat yang sesuai dengan ketrampilan yang dimiliki.
Simandjuntak (1980:84), pelaksanaan pembinaan terhadap lembaga
pendidikan terarah pada peningkatan mutu dan perbaikan sistem
pendidikan. Peningkatan mutu dapat berjalan dengan baik apabila guru-
guru bersikap terbuka (open mindedness), kreatif dan memiliki semangat
kerja yang tinggi. Hal ini dapat terjadi apabila mereka berada dalam suatu
suasana kerja yang menyenangkan, aman, dan menantang (Soewadji,
1984:21). Guru-guru akan melaksanakan tugas dengan efektif apabila
mereka memiliki semangat kerja yang dapat menjadi pendorong atau
motivasi bagi guru, bahkan dapat menjadi zat perekat atau tenaga
penggerak bagi seseorang dalam melaksanakan pekerjaan (Suseno,
1978:28).
Sumbangan relatif variabel pembinaan kepala sekolah pada variabel
etos kerja guru adalah sebesar 67,30 %. Sedangkan variabel pengalaman
kerja pada variabel etos kerja guru adalah sebesar 32,70%. Sumbangan
efektif variabel pembinaan kepala sekolah memberikan sumbangan efektif
sebesar 16,74% . Variabel pengalaman kerja memberikan sumbangan
efektif sebesar 8,13%. Ini menunjukkan bahwa peningkatan etos kerja
ditentukan oleh variabel lain di luar penelitian ini sebesar 75,13 %
Variabel pembinaan kepala sekolah memberikan sumbangan relatif
lebih besar dibandingkan variabel pengalaman kerja terhadap etos kerja
guru karena pembinaan berhubungan dengan kinerja kepala sekolah dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
memotivasi para guru agar bekerja dengan semangat yang baik.
Sedangkan pengalaman kerja berhubungan dengan pribadi guru. Seorang
guru mungkin memiliki pengalaman kerja yang baik tetapi belum tentu
memiliki semangat kerja yang baik pula. Banyak faktor yang bisa
mempengaruhi etos guru didalam bekerja antara lain lingkungan sekolah
tempat kerja, rekan kerja di sekolah dan lain sebagainya. Apabila faktor
tersebut tidak baik bagi guru maka kemungkinan etos kerja menurun.
Apabila hal itu terjadi maka peranan kepala sekolah sangat penting.
Bagaimana kepala sekolah membina, mengarahkan, dan memberikan
semangat kepada guru agar guru kembali memiliki etos kerja yang tinggi.
Apabila kepala sekolah berhasil melakukan pembinaan maka guru
akan memiliki tambahan pengalaman, wawasan, keahlian, dan ketrampilan
baru sehingga secara langsung memotivasi guru dalam bekerja. Guru akan
terpacu dalam bekerja setelah mendapat pembinaan khususnya bila
memperoleh pengalaman baru dalam hal praktek mengajar.
Selain pembinaan kepala sekolah dan pengalaman kerja banyak
faktor lain yang dapat meningkatkan etos kerja antara lain lingkungan
kerja dan fasilitas kerja. Lingkungan kerja sangat mempengaruhi etos
kerja. Guru apabila dihadapkan pada situasi kerja yang tidak mendukung
seperti kondisi lingkungan sekolah sekitar yang buruk, rekan kerja yang
jelek bisa membuat guru menjadi tidak bersemangat dalam bekerja
sehingga etos menjadi buruk. Fasilitas kerja juga bisa menjadi pendorong
etos kerja guru. Dijaman sekarang ini banyak para guru mencari sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
yang memberikan fasilitas lebih. Orang akan termotivasi lebih apabila
mendapatkan fasilitas kerja yang lebih baik, contohnya fasilitas tempat
tinggal, fasilitas makan dan lain sebagainya. Apabila guru mendapatkan
fasilitas kerja yang sesuai dengan apa yang diharapkan maka guru
cenderung akan bekerja dengan semangat tanpa memikirkan hal-hal
tersebut diatas karena sudah terpenuhi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
BAB VI
KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah menganalisis data penelitian mengenai hubungan pembinaan kepala
sekolah dan pengalaman kerja dengan etos kerja guru , maka disimpulkan
hasil sebagai berikut :
1. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara pembinaan kepala
sekolah dengan etos kerja guru. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien
korelasi (r) = 0,404 dan nilai t hitung = 4,395 > t tabel. = 1,660.
2. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara pengalaman kerja dengan
etos kerja guru. Hal ini ditunjukan dengan nilai koefisien korelasi (r) =
0,278 dan nilai t hitung = 2,880 > t tabel. = 1,660.
3. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara pembinaan kepala
sekolah dan pengalaman kerja dengan etos kerja guru. Hal ini ditunjukkan
dengan nilai koefisien korelasi (r) = 0,499 dan nilai F hitung =16,219 >
Ftabel = 3,089.
B. Keterbatasan Penelitian
1. Semua data penelitian diperoleh berasal dari kuesioner yang telah diisi
oleh guru pada waktu penelitian. Dengan demikian kebenaran hasil
penelitian ini sangat tergantung pada keseriusan para guru dalam mengisi
kuesioner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
2. Pengisian kuesioner ini tidak dilakukan secara serempak pada waktu yang
sama mengingat keterbatasan penelitian dan waktu yang digunakan,
sehingga ada responden yang mengisi dengan sungguh-sungguh serta ada
juga yang mengisi dengan tidak sungguh-sungguh.
C. Saran
1. Sejalan dengan hasil penelitian yang pertama yang menunjukkan bahwa
ada hubungan antara pembinaan kepala sekolah dengan etos kerja guru.
Penulis menyarankan kepada kepala sekolah untuk secara
berkesinambungan melaksanakan pembinaan kepada guru guna
meningkatkan etos kerja guru.
2. Sejalan dengan hasil penelitian yang kedua yang menunjukkan bahwa ada
hubungan antara pengalaman kerja dengan etos kerja guru, penulis
menyarankan kepada sekolah untuk mendorong para guru lebih kreatif dan
inovatif dalam menggunakan media pembelajaran, menambah wawasan
melalui media internet, sering mengikuti seminar, bedah buku.
3. Penelitian ini dapat dikembangkan lagi untuk memperkaya hasil yang telah
diperoleh. Dalam penelitian ini belum dibahas atau diteliti lebih dalam
mengenai faktor lain yang mungkin dapat mempengaruhi etos kerja guru-
guru selain dari segi pembinaan kepala sekolah dan pengalaman kerja.
Faktor- factor tersebut misalnya pengaruh locus of control, lingkungan
kerja, tingkat penghasilan, fasilitas kerja dan lain sebagainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Daftar Pustaka
Abdulah, T. (1979. Tesis Weber dan Islam di Indonesia dalam Agama. Etos Kerja dan Perkembangan Ekonomi. LP3ES: Jakarta
Anoraga, P. (2001). Psikologi Kerja (edisi 3). Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, S. (1992). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta ____________,1989. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Batubara, C. (1989). “Etos dan Masalah Ketenagakerjaan Di Indonesia-Suatu
Tantangan dan Harapan Menuju Era Tinggal Landas”. (seminar, 9 Desember 1989).
Harifa, Y. ( 1994). “Membangkitkan Etos Kerja”. Http: // www. Makalah. Hf. Ifa.
HTML. [maret 1994] Harsanto, R. (1989). “Etos Kerja Profesi Guru”. Malang. Jurnal Ilmu Pendidikan
FIP IKIP Malang. Jansen, (2004). Etos Kerja Perusahaan. Http: // www. Makalah seminar. Jans.
HTML.[Juli 2004] Magnis, F. (1978). “Menuju Etos Pekerjaan yang Bagaimana?”. Prisma, Tahun
VII, Nomor 2. Mangunhardjana. (1986). Pembinaan: Arti dan Metodenya. Yogyakarta: Kanisius Moeliono. (1990). Pembinaan Tenaga Kerja dan Supervisi Perusahaan. Jakarta:
Media Pustaka. Nawawi, H. (1982). Administrasi Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung. Hamalik, Oemar. 1982. Media Pendidikan. Bandung: Penerbit Alumni Purwanta, N. (1987). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remadja
Karya. Roestiyah, N. K, 1982. Masalah-masalah Ilmu Keguruan. Jakarta: Bina Aksara Sahertian, P. dkk. (1982). Prinsip dan Tehnik Supervisi Pendidikan. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Simandjuntak, B. (1980). Membina dan Mengembangkan Generasi Muda. Bandung: Tarsito
Sudjana. (1996). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito Bandung Soewadji L. (1984). Kepala Sekolah dan Tanggung Jawabnya. Yogyakarta:
Kanisius Sugiono, S. (2005). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alvabeta Sulamun, dkk. (1995). Persepsi Tentang Etos Kerja Kaitannya Nilai Budaya
Masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Surahmad, W. (1981). “Problematik Pembaharuan Pendidikan Negara-negara
Sedang Berkembang Dewasa Ini”. Yogyakarta Jurnal Ilmu Ekonomi. Tahun VII. Nomor 11: IKIP Yogyakarta.
Tasmara, T. (1985). Etos Kerja Pribadi Muslim. (Edisi 2). Jakarta: Dana Bhakti
Wakat. Tim Penyusun Kamus Pusat. (1988). Kepemimpinan Dalam Pendidikan.
Surabaya: Usaha Nasional
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
LAMPIRAN I
INSTRUMEN PENELITIAN
(KUESIONER)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
KUESIONER PENELITIAN
Hubungan Pembinaan Kepala Sekolah dan
Pengalaman Kerja dengan Etos Kerja Guru (Studi Kasus Pada Guru-Guru SMA Negeri 2 Wonosari, SMA Dominikus Wonosari,
SMA Muhammadiyah Wonosari Gunungkidul)
Oleh :
Wijanarko Andreyanto
Pendidikan Akuntansi
FKIP-USD
Pendidikan Akuntansi – FKIP
Universitas Sanata Dharma
2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Hal : Pengisian Kuesioner
Kepada Yth.
Guru-guru Sekolah Menengah Atas
Di tempat Saya adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial, FKIP, Universitas Sanata Dharma. Saya bermaksud
mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan Pembinaan Kepala Sekolah
dan Pengalaman Kerja dengan Etos Kerja Guru (Studi Kasus Pada Guru-guru
SMA Negeri 2 Wonosari, SMA Dominikus Wonosari, SMA Muhammadiyah
Wonosari Gunungkidul)”. Kegiatan ini merupakan kegiatan wajib bagi
mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi, JPIPS, FKIP.
Sehubungan dengan hal tersebut, saya mohon kesediaan Saudara menjadi
responden penelitian ini. Saya berharap Saudara berkenan untuk menjawab
keseluruhan pertanyaan sesuai dengan keadaan sebenarnya. Sejalan dengan etika
penelitian, saya akan menjamin kerahasiaan jawaban Saudara dan memastikan
bahwa jawaban Saudara hanyalah semata-mata untuk mencapai tujuan penelitian
ini.
Saya menyadari bahwa pengisian kuesioner ini sedikit banyak mengganggu
aktivitas Saudara. Oleh sebab itu, saya mohon maaf sebelumnya.
Demikian permohonan saya. Atas perhatian dan kerja sama Saudara, saya
mengucapkan terima kasih
Yogyakarta, Mei 2008
Wijanarko Andreyanto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
BAGIAN I
Identitas Responden
1. Nama : ______________________________
2. Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan (coret salah satu)
3. Jabatan : ______________________________
5. Masa Kerja : ______________________________
PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER
Berilah tanda silang (X) untuk jawaban yang paling Saudara anggap sesuai
dengan keadaan pada kotak yang disediakan disebalah kanan setiap pertanyaan
SS jika Saudara sangat setuju dengan pernyataan
S jika Saudara setuju dengan pernyataan
TS jika Saudara tidak setuju dengan pernyataan
STS jika Saudara sangat tidak setuju dengan pernyataan
BAGIAN II
Pembinaan Kepala Sekolah
No Pertanyaan Pendapat
1 Selama masa orientasi kepala sekolah
menjelaskan tentang kebijaksanaan dan aturan-
aturan sekolah
SS
S
TS
STS
2 Kepala sekolah selalu menekankan pentingnya
pemahaman struktur organisasi sekolah
SS
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
3 Kepala sekolah tidak pernah memberikan
arahan tentang tugas-tugas dan pekerjaan
SS
S
TS
STS
4 Kepala sekolah memberikan arahan dan meng
haruskan setiap komponen sekolah untuk
mempelajari prosedur-prosedur penyelesaian
pekerjaan
SS
S
TS
STS
5 Kepala sekolah menjelaskan kepada saya
peranan dan kedudukan rekan seprofesi
SS
S
TS
STS
6 Kepala sekolah tidak pernah memperkenalkan
kepada guru atau karyawan tentang lingkungan
fisik sekolah
SS
S
TS
STS
7 Kepala sekolah tidak mengharuskan saya untuk
memahami berbagai teori belajar dan prinsip
pembelajaran yang mendidik
SS
S
TS
STS
8 Kepala sekolah selalu menekankan penerapan
berbagai pendekatan strategik, metode, dan
teknik pembelajaran yang mendidik kepada
para guru
SS
S
TS
STS
9 Kepala sekolah mengharapkan saya memilih
materi pelajaran yang diampu yang terkait
dengan pengalaman belajar dan tujuan
pembelajaran
SS
S
TS
STS
10 Saya diharapkan memahami prinsip
pengembangan kurikulum sekolah
SS
S
TS
STS
11 Dalam mmenyampaikan materi pembelajaran
kepala sekolah memberi kebebasan kepada
saya untuk menggunakan media pembelajaran
SS
S
TS
STS
12 Anda diharapkan memahami strategi
berkomunikasi yang efektif, baik lisan maupun
tertulis atau bentuk lain
SS
S
S
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
13 Kepala sekolah mengharapkan saya mampu
untuk mengidentifikasi potensi peserta didik
dalam materi pelajaran yang diampu
SS
S
TS
STS
14 Kepala sekolah mengharapkan saya untuk
menata materi pembelajaran secara benar
sesuai dengan pendekatan yang dipilih dan
karekteristik peserta didik
SS
S
TS
STS
15 Saya diharapkan untuk menghargai peserta
didik tanpa membedakan keyakinan, suku,
adat, dan gender
SS
S
TS
STS
16 Saya diharapkan berperilaku yang
mencerminkan ketaqwaan, dan akhlak mulia
dalam mendidik
SS
S
TS
STS
17 Saya diharapkan berperilaku yang dapat
diteladan oleh peserta didik dan anggota
masyarakat sekitar
SS
S
TS
STS
18 Saya menerapkan prinsip-prinsip kode etik
guru sebagai profesi yang saya tekuni
SS
S
TS
STS
19 Saya diharapkan melakukan penelitian
tindakan kelas untuk meningkatkan
keprofesionalan dalam mendidik
SS
S
TS
STS
20 Saya diharapkan mengikuti kemajuan zaman
dengan belajar dari berbagai sumber media
SS
S
TS
STS
21 Kepala sekolah mengharapkan saya untuk
mengembangkan kemampuan dengan
mengikutsertakan dalam seminar dan penataran
SS
S
TS
STS
22 Kepala sekolah menganjurkan saya mencari
informasi tambahan tentang materi
pembelajaran melalui media elektronik maupun
media cetak
SS
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
23 Kepala sekolah mengikutsertakan saya dalam
berbagai program lingkungan kerja untuk
mengembangkan kualitas pendidikan disekolah
SS
S
TS
STS
24 Kepala sekolah memberikan kesempatan luas
kepada para guru untuk mengikuti seminar dan
pelatihan diluar daerah
SS
S
TS
STS
BAGIAN III
Etos Kerja
No Pertanyaan Pendapat
1 Saya dalam bekerja hanya untuk mencari
nafkah semata
SS
S
TS
STS
2 Besarnya penghasilan merupakan motivasi
saya dalam bekerja SS S TS STS
3 Dalam bekerja saya akan meningkatkan
keahlian dalam mendidik peserta didik
SS
S
TS
STS
4 Dalam pengembangan karier saya, ada
peningkatan-peningkatan pribadi yang
dilakukan guna pencapaian karier
SS S TS STS
5 Keahlian saya dalam mendidik merupakan
bentuk pelayanan pada masyarakat
SS
S
TS
STS
6 Dalam bekerja saya bertujuan ikut
melaksanakan program belajar wajib 9 tahun
SS
S
TS
STS
7 Jika saya tidak mengajar, saya merasa bersalah
pada diri sendiri dan Tuhan YME
SS
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
LAMPIRAN II
DATA HASIL PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Pembinaan Kepala Sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Etos Kerja Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Jumlah Skor Total Variabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
LAMPIRAN III
1. UJI VALIDITAS
2. UJI RELIABILITAS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Pembinaan Kepala Sekolah
Case Processing Summary
30 100,00 ,0
30 100,0
ValidExcludeda
Total
CasesN %
Listwise deletion based on allvariables in the procedure.
a.
Reliability Statistics
,938 ,941 24
Cronbach'sAlpha
Cronbach'sAlpha Based
onStandardized
Items N of Items
Item-Total Statistics
80,83 63,109 ,388 . ,93881,20 60,924 ,452 . ,93781,10 59,679 ,652 . ,93581,20 59,890 ,589 . ,93681,23 59,495 ,637 . ,93581,13 59,913 ,604 . ,93581,43 59,978 ,386 . ,94081,23 59,978 ,573 . ,93681,40 59,214 ,609 . ,93581,20 59,200 ,681 . ,93481,13 58,809 ,757 . ,93381,27 59,237 ,670 . ,93481,27 58,616 ,753 . ,93381,17 59,247 ,683 . ,93481,10 58,990 ,749 . ,93381,03 59,413 ,739 . ,93480,97 60,861 ,585 . ,93681,30 59,803 ,467 . ,93881,57 60,737 ,431 . ,93881,30 60,010 ,568 . ,93681,43 57,357 ,694 . ,93481,27 58,823 ,725 . ,93481,43 57,495 ,747 . ,93381,43 59,978 ,527 . ,937
butir1butir2butir3butir4butir5butir6butir7butir8butir9butir10butir11butir12butir13butir14butir15butir16butir17butir18butir19butir20butir21butir22butir23butir24
Scale Mean ifItem Deleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
SquaredMultiple
Correlation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Etos Kerja Guru
Case Processing Summary
30 96,81 3,2
31 100,0
ValidExcludeda
Total
CasesN %
Listwise deletion based on allvariables in the procedure.
a.
Reliability Statistics
,757 ,756 7
Cronbach'sAlpha
Cronbach'sAlpha Based
onStandardized
Items N of Items
Item-Total Statistics
20,93 4,685 ,479 ,591 ,72620,67 4,506 ,499 ,325 ,72220,53 5,154 ,391 ,425 ,74320,83 4,489 ,610 ,705 ,69720,73 4,685 ,494 ,559 ,72221,00 4,897 ,424 ,428 ,73720,50 4,948 ,420 ,389 ,738
butir1butir2butir3butir4butir5butir6butir7
Scale Mean ifItem Deleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
SquaredMultiple
Correlation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
LAMPIRAN IV
1. UJI NORMALITAS
2. UJI LINIERITAS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Oneway (Linearitas PKS - EKG)
ANOVA
etoskerja
121.740 19 6.407 2,299 ,005
50.620 1 50.620 18,2 ,000
71.120 18 3.951 1,418 ,146
225.745 81 2.787
347.485 **
(Combined)
WeightedDeviation
LinearTerm
BetweenGroups
Within Groups
Total
Sum ofSquares df
MeanSquare F Sig.
Oneway (Linearitas PK - EKG)
ANOVA
etosekerja
116.656 28 4.166 1,300 .187
2.545 1 2.545 .794 .376
114.111 27 4.226 1,318 .177
230.829 72 3.206
347.485 **
(Combined)
WeightedDeviation
Linear Term
BetweenGroups
Within Groups
Total
Sum ofSquares df
MeanSquare F
Sig.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
LAMPIRAN V
1. UJI REGRESI SEDERHANA
2. UJI REGRESI GANDA
3. SUMBANGAN RELATIF DAN
EFEKTIF
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Regression Sederhana Pembinaan Kepala Sekolah
Descriptive Statistics
20.31 1.864 101
82.54 7.224 101
etos kerja gurupembinaan kepasekolah
Mean Std. Deviation N
Correlations
1.000 .404
.404 1.000
. .000
.000 .
101 101
101 101
etos kerja gurupembinaan kepalasekolahetos kerja gurupembinaan kepalasekolahetos kerja gurupembinaan kepalasekolah
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
etos kerjaguru
pembinaankepala sekolah
Variables Entered/Removedb
pembinaan kepalasekolah
a . Enter
Model1
Variables EnteredVariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: etos kerja gurub.
Model Summaryb
.404a .163 .155 1.714 1.874Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Durbin-Watson
Predictors: (Constant), pembinaan kepala sekolaha.
Dependent Variable: etos kerja gurub.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
ANOVAb
56.728 1 56.728 19.315 .000a
290.757 99 2.937347.485 100
RegressionResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df
MeanSquare F Sig.
Predictors: (Constant), pembinaan kepala sekolaha.
Dependent Variable: etos kerja gurub.
Coefficientsa
11.701 1.966 5.953 .000
.104 .024 .404 4.395 .000
(Constant)pembinaankepalasekolah
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: etos kerja gurua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Regression Sederhana Pengalaman Kerja
Descriptive Statistics
20.31 1.864 101
15.62 8.483 101
etos kerja gurupengalamankerja
Mean Std. Deviation N
Correlations
1.000 .278.278 1.000
. .002.002 .101 101101 101
etos kerja gurupengalaman kerjaetos kerja gurupengalaman kerjaetos kerja gurupengalaman kerja
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
etos kerjaguru
pengalamankerja
Variables Entered/Removedb
pengalaman kerja
a . Enter
Model1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: etos kerja gurub.
Model Summaryb
.278a .077 .068 1.800 1.827Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Durbin-Watson
Predictors: (Constant), pengalaman kerjaa.
Dependent Variable: etos kerja gurub.
ANOVAb
26.864 1 26.864 8.295 .005a
320.621 99 3.239347.485 100
RegressionResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df
MeanSquare F Sig.
Predictors: (Constant), pengalaman kerjaa.
Dependent Variable: etos kerja gurub.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Coefficientsa
19.352 .377 51,37 .000
.061 .021 .278 2.880 .005
(Constant)pengalamankerja
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: etos kerja gurua.
Contribution Summary
67.30% 16.74%
32.70% 8.13%
100.00% 24.87%
X1 Pembinaan Kepala Sekolah
X2 Pengalaman Kerja (Thn)
Total
Relativity Effective
Contribution
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Regression Berganda
Descriptive Statistics
20.31 1.864 101
82.54 7.224 101
15.62 8.483 101
etos kerja gurupembinaankepala sekolahpengalamankerja
Mean Std. Deviation N
Correlations
1.000 .404 .278
.404 1.000 -.035
.278 -.035 1.000
. .000 .002
.000 . .365
.002 .365 .
101 101 101
101 101 101
101 101 101
etos kerja gurupembinaankepala sekolahpengalamankerjaetos kerja gurupembinaankepala sekolahpengalamankerjaetos kerja gurupembinaankepala sekolahpengalamankerja
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
etos kerjaguru
pembinaankepala sekolah
pengalamankerja
Variables Entered/Removedb
pengalaman kerja, pembinaankepala sekolah
a . Enter
Model1
Variables EnteredVariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: etos kerja gurub.
Model Summaryb
.499a .249 .233 1.632 1.770Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Durbin-Watson
Predictors: (Constant), pengalaman kerja,pembinaan kepala sekolaha.
Dependent Variable: etos kerja gurub.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
ANOVAb
86.414 2 43.207 16.219 .000a
261.071 98 2.664347.485 100
RegressionResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df
MeanSquare F Sig.
Predictors: (Constant), pengalamankerja, pembinaan kepala sekolaha.
Dependent Variable: etos kerja gurub.
Coefficientsa
10.480 1.907 5.495 .000
.107 .023 .414 4.728 .000
.064 .019 .292 3.338 .001
(Constant)pembinaankepala sekolahpengalamankerja
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: etos kerja gurua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
LAMPIRAN VI
1. PERHITUNGAN PAP TIPE II
2. TABEL STATISTIK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
PERHITUNGAN PAP TIPE II
1. Variabel Pembinaan Kepala Sekolah
Dalam data pembinaan kepala sekolah, skor tertinggi dan skor terendah yang
mungkin dicapai adalah:
Skor tertinggi yang diharapkan 24 X 4 = 96
Skor terendah yang mungkin dicapai 24 X 1 = 24
Penentuan kategori pembinaan kepala sekolah berdasarkan pedoman Penilaian
Acuan Patokan (PAP) tipe II, dapat ditentukan sebagai berikut:
24 + 81% X (96 – 24) = 82,32 dibulatkan menjadi 82
24 + 66% X (96 – 24) = 71,52 dibulatkan menjadi 72
24 + 56% X (96 – 24) = 64,32 dibulatkan menjadi 64
24 + 46% X (96 – 24) = 57,12 dibulatkan menjadi 57
Variabel Pembinaan Kepala Sekolah
Interval Frekuensi Persentase Kriteria 82 – 96 53 52% Sangat Baik 72 – 81 42 41% Baik 64 – 71 6 7% Cukup Baik 57 – 63 - - Buruk > 57 - - Sangat Buruk
Jumlah 101 100%
2. Variabel Etos Kerja Guru
Dalam data etos kerja guru, skor tertinggi dan skor terendah yang mungkin
dicapai adalah:
Skor tertinggi yang diharapkan 7 X 4 = 28
Skor terendah yang mungkin dicapai 7 X 1 = 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Penentuan kategori etos kerjo guru berdasarkan pedoman Penilaian Acuan
Patokan (PAP) tipe II, dapat ditentukan sebagai berikut:
7 + 81% X (28 – 7) = 24,01 dibulatkan menjadi 24
7 + 66% X (28 – 7) = 20,86 dibulatkan menjadi 21
7 + 56% X (28 – 7) = 18,76 dibulatkan menjadi 19
7 + 46% X (28 – 7) = 16,66 dibulatkan menjadi 17
Variabel Etos Kerja Guru
Interval Frekuensi Persentase Kriteria 24 – 28 5 5% Sangat Baik 21 – 23 40 40% Baik 19 – 20 41 41% Cukup Baik 17 – 18 13 13% Buruk > 17 2 1% Sangat Buruk
Jumlah 101 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Frequencies
Statistics
101 101 1010 0 0
82,54 15,62 20,3183,00 17,00 20,00
85 18 20a
7,224 8,483 1,8648337 1578 2051
ValidMissing
N
MeanMedianModeStd. DeviationSum
pembinaankepalasekolah
pengalamankerja etoskerjaguru
Multiple modes exist. The smallest value is showna.
Frequency Table
pembinaan kepala sekolah
2 2,0 2,0 2,04 4,0 4,0 5,93 3,0 3,0 8,91 1,0 1,0 9,95 5,0 5,0 14,96 5,9 5,9 20,84 4,0 4,0 24,84 4,0 4,0 28,71 1,0 1,0 29,78 7,9 7,9 37,67 6,9 6,9 44,63 3,0 3,0 47,57 6,9 6,9 54,52 2,0 2,0 56,4
11 10,9 10,9 67,34 4,0 4,0 71,33 3,0 3,0 74,32 2,0 2,0 76,28 7,9 7,9 84,23 3,0 3,0 87,17 6,9 6,9 94,16 5,9 5,9 100,0
101 100,0 100,0
68717273747576777879808183848586888990919296Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
pengalaman kerja
1 1,0 1,0 1,01 1,0 1,0 2,0
11 10,9 10,9 12,94 4,0 4,0 16,82 2,0 2,0 18,85 5,0 5,0 23,82 2,0 2,0 25,76 5,9 5,9 31,75 5,0 5,0 36,61 1,0 1,0 37,63 3,0 3,0 40,66 5,9 5,9 46,51 1,0 1,0 47,56 5,9 5,9 53,59 8,9 8,9 62,48 7,9 7,9 70,31 1,0 1,0 71,35 5,0 5,0 76,24 4,0 4,0 80,21 1,0 1,0 81,26 5,9 5,9 87,11 1,0 1,0 88,12 2,0 2,0 90,11 1,0 1,0 91,11 1,0 1,0 92,11 1,0 1,0 93,12 2,0 2,0 95,04 4,0 4,0 99,01 1,0 1,0 100,0
101 100,0 100,0
123468910111314151617181920212223242526272829303139Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
etos kerja guru
2 2,0 2,0 2,05 5,0 5,0 6,98 7,9 7,9 14,9
16 15,8 15,8 30,725 24,8 24,8 55,425 24,8 24,8 80,2
7 6,9 6,9 87,18 7,9 7,9 95,02 2,0 2,0 97,03 3,0 3,0 100,0
101 100,0 100,0
16171819202122232425Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Tabel F
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Tabel t
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Tabel F
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI