hubungan pemberian asi eksklusif dengan ...repository.utu.ac.id/490/1/bab i_v.pdfinformasi tentang...

38
HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN ANGKA KEJADIAN DIARE PADA BAYI 0 - 6 BULAN DI PUSKESMAS KAMPUNG AIE KECAMATAN SIMEULUE TENGAH KABUPATEN SIMEULUE SKRIPSI OLEH : ZUHUR KURNIAWAN NIM. 08C10104023 PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH-ACEH BARAT 2013

Upload: others

Post on 23-Jan-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN ...repository.utu.ac.id/490/1/BAB I_V.pdfinformasi tentang pentingnya memberikan ASI eksklusif selama 0-6 bulan 2. Bagi Dinas Kesehatan dan

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN ANGKAKEJADIAN DIARE PADA BAYI 0 - 6 BULAN DI PUSKESMAS

KAMPUNG AIE KECAMATAN SIMEULUE TENGAHKABUPATEN SIMEULUE

SKRIPSI

OLEH :

ZUHUR KURNIAWANNIM. 08C10104023

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS TEUKU UMARMEULABOH-ACEH BARAT

2013

Page 2: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN ...repository.utu.ac.id/490/1/BAB I_V.pdfinformasi tentang pentingnya memberikan ASI eksklusif selama 0-6 bulan 2. Bagi Dinas Kesehatan dan

1

BABI

PENDAHULUAN

1.1.LatarBelakang

Penyakit diare masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat

yang penting karena merupakan penyumbang utama ketiga angka kesakitan dan

kematian anak di berbagai negara berkembang termasuk Indonesia. Penyebab

utama kematian akibat diare adalah dehidrasi akibat kehilangan cairan dan

elektrolit melalui tinja. Penyebab kematian lainnya adalah disentri, kurang gizi,

dan infeksi. Golongan umur yang paling rentan menderita akibat diare adalah

anak-anak karena daya tahan tubuhnya yang masih rendah.(Nilton, dkk, 2008).

Kejadiandiarepada bayidapat disebabkankarenakesalahandalampemberian

makan,dimanabayisudah

diberimakanselainASI(AirSusuIbu)sebelumberusia4bulan(Susanti,2004 ).Perilaku

tersebutsangatberesiko bagibayiuntuk terkenadiarekarena

alasansebagaiberikut;(1)pencernaanbayibelummampumencerna makanan

selainASI,(2) bayikehilangankesempatanuntukmendapatkan zatkekebalan

yanghanyadapatdiperolehdariASI ,(3)adanyakemungkinanmakananyang

diberikanbayisudahterkontaminasiolehbakterikarenaalatyang digunakan

untukmemberikanmakananatauminumankepada bayitidaksteril.Berbeda

denganmakananpadatataupunsusuformula,ASI bagibayimerupakan makanan

yangpalingsempurna.PemberianASIsecaradinidaneksklusif sekurang-kurangnya 4-

6bulanakanmembantumencegahpenyakitpada bayi.

Halinidisebabkankarenaadanyaantibodipentingyang adadalamkolostrum

Page 3: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN ...repository.utu.ac.id/490/1/BAB I_V.pdfinformasi tentang pentingnya memberikan ASI eksklusif selama 0-6 bulan 2. Bagi Dinas Kesehatan dan

2

danASI.SelainituASIjugaselaluamandanbersihsehinggasangatkecilkemungkinanba

gikumanpenyakituntukdapat masuk kedalam tubuh bayi.(Depkes, 2001).

Dinegarayang sedang berkembangsepertiIndonesia, pajanan

mikroorganisme patogenmaupun zatalergenlainnya masihmerupakan

masalah.Infeksigastrointestinal maupun nongastrointestinallebih sering

ditemukanpadabayiyang mendapat penggantiairsusuibu(PASI)dibanding

denganyang mendapatairsusuibu(ASI).HalinimenandakanbahwaASI

merupakankomponenpenting padasistemimunmukosagastrointestinal

maupunmukosa lain,karena sebagianbesar mikroorganisme masukke dalam tubuh

melalui mukosa (Matondang, dkk, 2008).

Penelitian-penelitianyang sudahdilakukanparaahlidiIndiadengan

menggunakanASI donordarimanusia,didapatkankejadianinfeksi lebih

sedikitsecara bermaknadantidakterdapatinfeksiberatpadakelompokyang diberiASI

manusia,sedangkanbayipadakelompokyangtidakmendapatASI

banyakmengalamidiare,pneumonia,sepsis,danmeningitis (Tumbelaka, dkk, 2008).

Menurut Depkes RI (2010), Kejadian Luara Biasa (KLB) Diare terjadi di

11 propinsi dengan jumlah penderita sebanyak 4.204 orang, jumlah kematian

sebanyak 73 orang dengan CFR (Case Fatalitity Rate) sebesar 1,74 %. Nilai CFR

tersebut sama dengan nilai CFR tahun 2009. Sedangkan pada tahun 2011 terdapat

194.466 kasus diare dan 99.304 kasus yang ditangani (51,1%).

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Simeulue, penderita diare

Kabupaten Simeulue pada tahun 2012 mencapai angka 2143penderita secara

keseluruhan, sedangkan jumlah penderita diare pada bayi 0-6 bulan berjumlah 201

bayi. Dan jumlah penderita diare pada Puskesmas Kampung Aie Kecamatan

Page 4: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN ...repository.utu.ac.id/490/1/BAB I_V.pdfinformasi tentang pentingnya memberikan ASI eksklusif selama 0-6 bulan 2. Bagi Dinas Kesehatan dan

3

Simeulue Tengah pada tahun 2012 mencapai angka 268 penderita, sedangkan

pada bayi yang menderita diare mencapai 57 kasus.( Dinkes Kab. Simeulue,

2012).

Persentase bayi yang diberi ASI eksklusif tahun 2011 baru mencapai

11,845 atau 11.9% dari 99,863 bayi. Sedangkan jumlah bayi yang mendapat ASI

Eksklusif di Simeulue pada tahun 2011 hanya 236 bayi dari 1,775 bayi yang ada

di Kabupaten Simeulue atau hanya 13,3%. Rendahnya cakupan ini banyak

dipengaruhi oleh budaya memberikan makanan dan minuman terlalu dini kepada

bayi baru lahir, akibat dari pengetahuan keluarga tentang ASI yang masih sangat

minim. Disamping itu gencarnya propaganda susu formula terutama di perkotaan

dan prilaku ibu terhadap pemberian ASI. (Dinkes Aceh, 2011).

Berdasarkan data dari Puskesmas Kampung Aie Kecamatan Simeulue

Tengah pada tahun 2012 bayi yang mendapatkan ASI eksklusif secara penuh

hanya mencapai 10 bayi atau 4,12% dari 423 bayi yang ada di wilayah kerja

Puskesmas Kampung Aie.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul“HubunganantarapemberianASI eksklusif dengan

angka kejadian diare pada bayi umur 0-6 bulan di Puskesmas kampung Aie

Kecamatan Simeulue Tengah Kabupaten Simeulue”.

1.2.PerumusanMasalah

Adakahhubunganantara pemberianASI eksklusif denganangka

kejadiandiarepadabayiumur 0-6bulandiPuskesmasKampung AieKecamatan

Simeulue Tengah Kabupaten Simeulue ?

Page 5: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN ...repository.utu.ac.id/490/1/BAB I_V.pdfinformasi tentang pentingnya memberikan ASI eksklusif selama 0-6 bulan 2. Bagi Dinas Kesehatan dan

4

1.3.TujuanPenelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Hubungan Antara Pemberian Asi

Ekslusif dengan Angka Kejadian Diare pada umur 0-6 Bulan di Puskesmas

Kampung Aie Kecamatan Simeulue Tengah

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui hubungan usia pemberian ASI eksklusif dengan

kejadian diare pada bayi usia 0-6 bulan

b. Untuk mengetahui hubungan perilaku ibu dalam memberikan ASI

eksklusif dengan kejadian diare pad bayi usia 0-6 bulan.

1.1. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis :

1. Bagi Peneliti lain, Sebagai bahan referensi yang ingin meneliti tentang

hubungan Antara pemberian ASI eksklusif dengan angka kejadian diare

usia 0-6 bulan.

2. Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar (FKM-

UTU), dapat dijadikan sebagai masukan dan bahan bacaan serta

menambah koleksi bahan perpustakaan yang telah ada.

3. Bagi Penulis, memberi pengalaman dan kesempatan untuk melaksanakan

penelitian dengan metode yang benar dan penulis mampu berfikir lebih

baik dalam memahami masalah serta melakukan analisis secara ilmiah dan

sistematis.

Page 6: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN ...repository.utu.ac.id/490/1/BAB I_V.pdfinformasi tentang pentingnya memberikan ASI eksklusif selama 0-6 bulan 2. Bagi Dinas Kesehatan dan

5

1.4.2. Aplikatif :

1. Bagi masyarakat terutama ibu-ibu yang memiliki bayi, dapat member

informasi tentang pentingnya memberikan ASI eksklusif selama 0-6 bulan

2. Bagi Dinas Kesehatan dan Puskesmas Kampung Aie, sebagai bahan

pertimbangan dalam upaya memberikan penyuluhan bagi masyarakat

tentang pentingnya memberikan ASI eksklusif pada bayi.

Page 7: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN ...repository.utu.ac.id/490/1/BAB I_V.pdfinformasi tentang pentingnya memberikan ASI eksklusif selama 0-6 bulan 2. Bagi Dinas Kesehatan dan

6

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1.Asi Eksklusif

2.1.1. Pengertian Asi Eksklusif

ASI Eksklusif Adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman

pendamping (termasuk air jeruk, madu, air, gula), yang dimulai sejak bayi baru

lahir sampai dengan usia 6 bulan (Sulityawati:2009). Sedangkan menurut (Dwi

Sunar Prasetyono:2009) sesungguhnya yang dimaksud dengan pemberian ASI

eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI selama 6 bulan tanpa tambahan cairan lain,

seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan

makanan padat, seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim,

kecuali vitamin, mineral, dan obat.

Akhir-akhir ini, kebanyakan wanita di Indonesia, khususnya para ibu

muda, gencar menggalakkan ASI Eksklusif. Tentunya, hal ini merupakan

kecenderungan yang sangat positif, karena kebutuhan makanan bayi pada 6 bulan

pertama setelah kelahiran memang diperoleh dari ASI. Sayangnya, fakta

menunjukkan bahwa pemberian ASI Eksklusif masih belum maksimal. Bahkan,

sebagian ayah belum mengetahui pengertian ASI Eksklusif, padahal ia adalah

figur utama yang memberi dukungan kepada ibu dalam memberikan ASI

eksklusif bagi bayinya (Dwi Sunar Prasetyono:2009).

Secara alamiah, seorang ibu mampu menghasilkan Air Susu Ibu (ASI)

segera setelah melahirkan. ASI diproduksi oleh alveoli yang merupakan bagian

hulu dari pembuluh kecil air susu. ASI merupakan makanan yang paling cocok

Page 8: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN ...repository.utu.ac.id/490/1/BAB I_V.pdfinformasi tentang pentingnya memberikan ASI eksklusif selama 0-6 bulan 2. Bagi Dinas Kesehatan dan

7

bagi bayi karena mempunyai nilai gizi yang paling tinggi dibandingkan dengan

makanan bayi yang dibuat oleh manusia ataupun susu yang berasal dari hewan

seperti susu sapi, susu kerbau, atau susu kambing. Pemberian ASI secara penuh

sangat dianjurkan oleh ahli gizi diseluruh dunia. Susu buatan manusia (susu

formula) tidak dapat menggantikan perlindungan kekebalan tubuh seorang bayi,

seperti yang diperoleh dari susu kolostrum (Krisnatuti dan Yenrina, 2001).

Air susu ibu selain sebagai sumber nutrisi dapat memberi perlindungan

kepada bayi melalui berbagai zat kekebalan yang dikandungnya. Walaupun ibu

dalam kondisi kekurangan gizi sekalipun, ASI tetap mengandung nutrisi esensial

yang cukup untuk bayi dan mampu mengatasi infeksi melalui komponen sel

fagosit dan imunoglobulin (Munasir dan Kurniati, 2008). Sedangkan menurut

Roesli (2000) ASI akan merangsang pembentukan daya tahan tubuh bayi sehingga

ASI berfungsi pula sebagai imunisasi aktif.

2.1.2. Pengelompokkan ASI

Menurut (Purwanti 2004) pengelompokan ASI dikelompokan menjadi 3

yaitu :

a. ASI stadium I

ASI stadium I adalah kolostrum. Kolostrum merupakan cairan yang pertama

disekresi oleh kelenjar payudara dari hari ke 1 sampai hari ke 4. Kolostrum

berwarna kuning keemasan disebabkan oleh tingginya komposisi lemak dan

sel-sel hidup. Kolostrum merupakan pencahar (pembersih usus bayi) yang

membersihkan mekonium sehingga mukosa usus bayi yang baru lahir segera

bersih dan siap menerima ASI.

Page 9: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN ...repository.utu.ac.id/490/1/BAB I_V.pdfinformasi tentang pentingnya memberikan ASI eksklusif selama 0-6 bulan 2. Bagi Dinas Kesehatan dan

8

b. ASI stadium II

ASI stadium II adalah ASI peralihan. ASI ini diproduksi pada hari ke 4

sampai hari ke 10. Komposisi protein makin rendah, sedangkan lemak dan

hidrat arang makin tinggi dan jumlah volume ASI semakin meningkat.

c. ASI stadium III

ASI stadium III adalah ASI matur. ASI yang disekresi dari hari ke 10 sampai

seterusnya. ASI matur merupakan nutrisi bayi yang terus berubah disesuaikan

dengan perkembangan bayi sampai berumur 6 bulan.

2.1.3. Manfaat ASI

Menurut Roesli (2000) Pemberian ASI mempunyai manfaat yang besar,

baik bagi ibu, bagi bayi, dan bagi lingkungan.

1. Manfaat ASI Bagi Ibu

a. Mengurangi pendarahan setelah melahirkan, apabila bayi segera disusui

setelah dilahirkan maka kemungkinan terjadi perdarahan setelah

melahirkan akan berkurang, karna pada ibu menyusui terjadi peningkatan

oksitosin yang berguna untuk menutup pembuluh darah sehingga

pendarahan akan cepat berhenti.

b. Mengurangi terjadinya anemia karena kakurangan zat besi akibat

pendarahan

c. Menjarangkan kehamilan karena menyusui merupakn alat kontrasepsi

yang aman, mudah dan cukup berhasil.

d. Mengecilkan rahim karena kadar oksitosin ibu menyusui yang meningkat

akan sangat membatu rahim kembali ke ukuran sebelum hamil.

Page 10: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN ...repository.utu.ac.id/490/1/BAB I_V.pdfinformasi tentang pentingnya memberikan ASI eksklusif selama 0-6 bulan 2. Bagi Dinas Kesehatan dan

9

e. Lebih cepat langsing kembali karena menyusui memerlukan energi, maka

tubuh akan mengmbil dari lemak yang tertimbun selama hamil, sehingga

berat badan ibu yang menyusui akan lebih cepat kembali ke berat badan

sebelum hamil.

f. Mengurangi kemungkinan menderita kanker pada ibu yang memberikan

ASI Eksklusif.

g. Lebih ekonomis dan mudah.

2. Manfaat Pemberian ASI pada Bayi

a. ASI sebagai nutrisi yaitu merupakan sumber gizi yang sangat ideal

komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan

pertumbuhan bayi.

b. ASI Eksklusif meningkatkan daya tahan tubuh bayi

c. ASI Eksklusif dapat meningkatkan kecerdasan

d. ASI Eksklusif dapat meningkatkan jalinan kasih sayang antara ibu dan

bayi.

3. Manfaat ASI bagi lingkungan

ASI akan mengurangi bertambahnya sampah. Dengan hanya memberi

ASI manusia tidak memerlukan kaleng susu, botol plastik dan karet.

2.1.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan ASI Eksklusif

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi ibu memberikan ASI kepada bayi

antara lain:

Page 11: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN ...repository.utu.ac.id/490/1/BAB I_V.pdfinformasi tentang pentingnya memberikan ASI eksklusif selama 0-6 bulan 2. Bagi Dinas Kesehatan dan

10

1. Perubahan Sosial Budaya.

a. Ibu-ibu bekerja atau kesibukan sosial lainya.

b. Meniru teman, tetangga atau orang terkemuka yang memberikan susu

botol.

c. Kepercayaan ibu pada mitos, padahal mitos adalah sesuatu yang tidak

dapat dibuktikan kebenarannya.

2. Faktor Psikologis

a. Takut kehilangan daya tarik sebagai seorang wanita

b. Tekanan batin

3. Faktor fisik Ibu

Masalah payudara ibu, Puting susu datar atau masuk ke dalam, nyeri puting,

puting lecet, payudara bengkak.

4. Dukungan Suami

Respon suami yang diberikan pada istri dalam bentuk perhatian material dan

finansial.

5. Faktor kurangnya petugas kesehatan, sehingga masyarakat kurang mendapat

penerangan atau dorongan tentang manfaat pemberian ASI (Roesli, 2004).

6. Meningkatnya promosi susu kaleng sebagai pengganti ASI

Penerangan justru datangnya dari petugas kesehatan sendiri yang

menganjurkan penggantian ASI dari susu kaleng.

2.1.5. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Pemberian ASI Ekslusif

Berdasarkan beberapa penelitian, terdadapat berbagai macam faktor yang

berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif antara lain :

Page 12: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN ...repository.utu.ac.id/490/1/BAB I_V.pdfinformasi tentang pentingnya memberikan ASI eksklusif selama 0-6 bulan 2. Bagi Dinas Kesehatan dan

11

1. Umur

Menurut Siswono tahun 2004 seseorang yang menjalani hidup dapat

diasumsikan bahwa semakin tua umurnya, maka pengalaman juga semakin

banyak, pengetahuannya semakin luas keahlian semakin mendalam, dan

kearifannya semakin mantap dalam pengambilan keputusan dan tindakan. Umur

ibu dapat menentukan kesehatan maternal yang berkaitan dengan kondisi

kehamilan , persalinan, nifas serta cara mengasuh dan menyusui bayinya. Ibu

yang berumur kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun disebut usia

reproduktif tidak sehat serta masih belum matang dan belum siap dalam hal

jasmani dan sosial dalam menghadapi kehamilan, persalinan, nifas serta cara

mengasuh dan menyusui bayinya (kaitannya dengan pemberian ASI Eksklusif).

Umur 20-35 tahun disebut usia reproduksi sehat. Usia reproduksi sehat

merupakan suatu kondisi dimana organ reproduksi telah siap atau matang untuk

menjalankan proses reproduksi kaitannya dalam pemberian ASI Ekslusif atau

laktasi serta didukung dengan kematangan psikis atau mental. Usia reproduksi

sehat juga dikatakan sebagai masa dewasa sehinnga mampu untuk menelaah

suatu masalah, dan sudah siap dalam hal jasmani dan sosial dalam mengahadapi

kehamilan, persalinan, nifas sreta cara mengasuh dan menyusui bayi kaitannya

dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan.

2. Pendidikan ibu

Pendidikan adalah suatu proses pertumbuhan dan perkembangan manusia,

usaha mengatur pengetahuan semula yang ada pada seorang individu itu.

Pendidikan menjadi tolak ukur yang penting dan dapat menentukan status

ekonomi, status sosial dan perubahan-perubahan lainnya. Pendidikan ibu

Page 13: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN ...repository.utu.ac.id/490/1/BAB I_V.pdfinformasi tentang pentingnya memberikan ASI eksklusif selama 0-6 bulan 2. Bagi Dinas Kesehatan dan

12

menpengaruhi pola pikir ibu untuk menentukan tindakannya baik yang

menguntungkan ataupun tidak. Diharapkan pola pikir dengan keadan yang ada,

misalnya saja pada seseorang berpendidikan tinggi dan berepengartahuan luas

akan lebih bisa menerima alasan untuk memebrrikan ASI Eksklusif karena pola

pikirnya yang lebih realistis dibandingkan yang berpendidikan rendah.

3. Pekerjaan

Pekerjaan adalah suatu kegiatan yang setiap hari dilakukan responden dan

mendapat upah dari pekerjaannya itu. Ibu yang memberikan ASI secara eksklusif

kepada bayinya sampai berumur 6 bulan saat ini masih rendah yaitu kurang dari

2%, jumlah total ibu melahirkan, itu antara lain terjadi karena banyaknya ibu yang

mempunyai pekerjaan di luar rumah. Jika ibu segera bekerja hal ini mungkin

menghambat pemberian ASI Ekslkusif (Suradi, 2004). Bekerja bukan alasan

untuk menghentikan pemberian ASI Eksklusif selama paling sedikit 4 bulan dan

bila mungkin sampai 6 bulan. Dengan adanya cuti hamil selama 3 bulan juga

dapat membantu ibu untuk dapat memberikan ASI Ekslusif, ditambah dengan

pengetahuan yang benar tentang menyusui, perlengkapan memerah ASI yang

baik, dan dukungan lingkungan kerja seorang ibu yang bekerja dapat tetap

memberikan ASI secara Eksklusif (Roesli, 2000).

4. Sosial Budaya dan Status Ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penelaran

apakah yang dilakukan baik atau buruk. Denga demikian seseorang akan

bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang

juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan

tertentu, sehinnga sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.

Page 14: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN ...repository.utu.ac.id/490/1/BAB I_V.pdfinformasi tentang pentingnya memberikan ASI eksklusif selama 0-6 bulan 2. Bagi Dinas Kesehatan dan

13

5. Pengetahuan

Pengetahuan adalah kebisaan, keahlian, keterampilan pemahaman atau

pengertian yang diperoleh dari pengalaman, latihan atau melalui proses belajar

(Notoadmodjo, 2003). Dari pengalaman penelitian telah terbukti bahwa perilaku

seseorang yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku

yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoadmojo, 2003). Dengan adanya

pengetahuan yang cukup diharapkan informasi tentang kesehatan dan perilakunya

akan lebih mudah berubah dan diterima. Jadi jika pengetahuan ibu menyusui

tentang ASI Eksklusif kurang, kemungkinan besar akan mengganggu atau

menghambat dalam proses menyusui ibu sendiri (Suradi, 2004).

Page 15: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN ...repository.utu.ac.id/490/1/BAB I_V.pdfinformasi tentang pentingnya memberikan ASI eksklusif selama 0-6 bulan 2. Bagi Dinas Kesehatan dan

14

2.2.Diare

2.2.1. Definisi Penyakit Diare

Diare dalam penelitian ini adalah suatu gejala dengan tanda-tanda adanya

perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang cair dan frekuensi buang air besar

lebih dari biasanya (3 kali dalam sehari) buang air hingga lima kali sehari dan

fesesnya lunak. Neonatus dinyatakan diare bila frekuensi buang air besar sudah

lebih dari 4 kali, sedangkan untuk bayi berumur lebih dari 1 bulan dan anak bila

frekuensi lebih dari 3kali (Masri, 2004). Sedangkan Menurut Depkes (2010), diare

adalah suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak biasanya,

ditandai dengan peningkatan volume keenceran, serta frekwensi lebih dari 3 kali

sehari pada anak dan pada bayi lebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lendir

darah.

Diare merupakan simptom, jadi bukan penyakit, sama halnya dengan

demam panas, bukan suatu penyakit tetapi merupakan gejala dari suatu penyakit

tertentu, contoh: malaria, radang, paru, influinza, dan lain-lain. Ada dua jenis diare

menurut lama hari terjadinya yaitu diare akut dan diare kronik. Diare akut adalah

diare yang terjadi secara mendadak pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat

serta berlangsung antara 3-5 hari. Sedangkan diare kronik adalah diare yang

berlanjut lebih dari 2 minggu, disertai kehilangan berat badan atau tidak

bertambahnya berat badan. (Widjaja,2002).

Menurut widjaja (2002), diare disebabkan oleh :

1. Faktor Infeksi

Infeksi pada saluran pencernaan merupakan penyebab utama diare pada anak.

Jenis-jenis infeksi yang umumnya menyerang antara lain :

Page 16: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN ...repository.utu.ac.id/490/1/BAB I_V.pdfinformasi tentang pentingnya memberikan ASI eksklusif selama 0-6 bulan 2. Bagi Dinas Kesehatan dan

15

a) Infeksi oleh bakteri : Escherichia colin, Salmonella thyposa, Vibrio

cholerea (kolera), dan serangan bakteri lain yang jumlahnya berlebihan

dan patogenik seperti pseudomunas. Infeksi hasil (disenteri)

b) Infeksi virus rotavirus

c) Infeksi parasit oleh cacing (Ascaris lumbricoides)

d) Infeksi jamur

e) Infeksi akibat organ lain, seperti radang tonsil, bronchitis dan radang

tenggorokan

f) Keracunan makanan.

2. Faktor malbsorbsi

Faktor malbsorbsi dibagi menjadi dua yaitu malabsorpsi karbohidrat dan

lemak. Malabsorbsi karbohidrat, pada bayi kepekaan terhadap lactoglobulis

dalam susu formula dapat menyebabkan diare. Gejalanya berupa diare berat,

tinja berbau sangat asam, dan sakit di daerah perut. Sedangkan malabsorpsi

lemak, terjadi bila dalam makanan terdapat lemak yang disebut triglyserida.

Triglyserida, dengan bantuan kelenjar lipase, mengubah lemak menadi

miclles yang siap diabsorbsi usus. Jika tidak ada lipase dan terjadi kerusakan

mukosa usus, diare dapat muncul karena lemak tidak diserap dengan baik.

3. Faktor makanan

Makanan yang mengakibatkan diare adalah makanan yang tercemar, basi,

beracun, terlalu banyak lemak, mentah (sayuran) dan kurang matang.

Makanan yang terkontaminasi jauh lebih mudah mengakibatkan diare pada

anak dan balita.

Page 17: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN ...repository.utu.ac.id/490/1/BAB I_V.pdfinformasi tentang pentingnya memberikan ASI eksklusif selama 0-6 bulan 2. Bagi Dinas Kesehatan dan

16

4. Faktor Psikologis

Keadaan psikologis seseorang dapat mempengaruhi kecepatan gerakan

peristaltik usus yang akhirnya mempengaruhi proses penyerapan makanan

yang dapat menyebabkan diare.

2.2.2. Jenis Diare

Penyakit diare menurut Depkes RI (2010), berdasarkan jenisnya dibagi

menjadi empat yaitu :

1. Diare Akut

Diare akut adalah, diare yang berlangsung kurang dari 14 hari. Akibatnya

adalah dehidrasi, sedangkan dehidrasi merupakan penyebab utama kematian

bagi penderita diare.

2. Disentri

Disenteri yaitu, diare yang disertai darah dalam tinjanya. Akibatnya disentri

adalah anoreksia, penurunan berat badan dengan cepat, dan kemungkinan

terjadinya komplikasi pada mukosa.

3. Diare Persiten

Diare persisten adalah yang berlangsung lebih dari 14 hari secara terus

menerus. Akibat diare persisten adalah penurunan berat badan dan gangguan

metabolisme.

4. Diare dengan masalah lain

Anak yang menderita diare (diare akut dan diare persiten) mungkin juga

disertai dengan penyakit lain, seperti gangguan gizi, demam, atau penyakit

lainya.

Page 18: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN ...repository.utu.ac.id/490/1/BAB I_V.pdfinformasi tentang pentingnya memberikan ASI eksklusif selama 0-6 bulan 2. Bagi Dinas Kesehatan dan

17

2.2.3. Tanda-tanda diare

Mula-mula bayi dan anak menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya

meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja

cair dan mungkin disertai lendir atau darah.Warna tinja makin lama berubah

menjadi kehijau-hijauan karena tercampur dengan empedu. Anus dan daerah

sekitarnya lecet karena seringnya defekasi dan tinja makin lama makin asam

sebagai akibat makin banyaknya asamlaktat, yang berasal dari laktosa yang tidak

dapat diabsorbsi usus selama diare. Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau

sesudah diare dan dapat disebabkan oleh lambung yang turut meradang atau

akibat gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit. Bila penderita telah

kehilangan banyak cairan dan elektrolit, maka gejala dehidrasi mulai tampak.

Berat badan turun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun besar menjadi

cekung, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering. Depkes RI

(2010).

2.2.4. Gejala diare

Menurut widjaja (2002), gejala-gejala diare adalah sebagai berikut :

1. Bayi atau anak menjadi cengeng dan gelisah

2. Suhu badan meningkat

3. Tinja bayi encer, berlendir atau berdarah

4. Warna tinja kehijauan akibat bercampur dengan cairan empedu

5. Lecet pada anus

6. Gangguan gizi akibat intake (asupan) makanan yang kurang,

7. Muntah sebelum dan sesudah diare

Page 19: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN ...repository.utu.ac.id/490/1/BAB I_V.pdfinformasi tentang pentingnya memberikan ASI eksklusif selama 0-6 bulan 2. Bagi Dinas Kesehatan dan

18

8. Penurunan kadar gula darah (Hipoglekemia)

9. Dehidrasi (kekerangan cairan), dehidrasi ringan, dehidrsi sedang, dehidrasi

berat

2.2.5. Epidemiologi penyakit diare

Menurut Depkes RI (2009), epidemiologi diare adalah sebagai berikut :

Penyebaran kuman yang menyebabkan diare. Kuman penyebab diare biasanya

menyebar melalui fecal oral antara lain melalui makanan atau minuman yang

tercemar tinja dan atau kontak langsung dengan tinja penderita. Beberapa perilaku

dapat menyebabkan penyebaran kuman enterik dan meningkatkan resiko

terjadinya diare, antara lain tidak memberikan ASI secara penuh 4-6 bulan pada

pertama kehidupan, menyimpan makanan masak pada suhu kamar, menggunakan

air minum yang tercemar, tidak mencuci tangan sesudah buang air besar atau

sesudah membuang tinja anak atau sebelum makan atau menyuapi anak.

2.2.6. Pencegahan diare

Menurut Depkes RI (2010) ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk

mencegah agar anak-anak tidak terjangkit penyakit diare, hal-hal tersebut adalah

sebagai berikut :

1. Memberikan ASI eksklusif

ASI turut memberikan perlindungan terhadap terjadinya diare pada balita

karena antibodi dan zat-zat lain yang terkandung di dalamnya memberikan

perlindungan secara imunologi.

2. Menggunakan air bersih yang cukup

Page 20: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN ...repository.utu.ac.id/490/1/BAB I_V.pdfinformasi tentang pentingnya memberikan ASI eksklusif selama 0-6 bulan 2. Bagi Dinas Kesehatan dan

19

Untuk mengurangi resiko menderita diare dapat dikurangi dengan

mengunakan air yang bersih dan melindungi air tersebut dari kontaminasi

mulai dari sumbernya sampai penyimpanannya.

3. Mencuci tangan

Kebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan perorongan yang penting

dalam penularan kuman diare adalah mencuci tangan.

4. Menggunakan jamban

Upaya penggunaan jamban mempunyai dampak yang besar dalam penurunan

resiko penularan diare karena penularan kuman penyebab diare melalui tinja

dapat dihindari.

5. Memberikan imunisasi campak

Anak yang sakit campak sering disertai diare sehingga imunisasi campak

dapat mencegah terjadinya diare yang lebih parah lagi.

6. Membuang tinja bayi dengan benar

Membuang tinja bayi ke dalam jamban sesegera mungkin sehingga penularan

kuman penyebab diare melalui tinja bayi dapat dicegah.

2.3.Hubungan antara Pemberian ASI Eksklusif dengan Kejadian Diare

Pada waktu bayi baru lahir secara alamiah mendapat zat kekebalan tubuh

dari ibunya melalui plasenta, tetapi kadar zat tersebut akan cepat turun setelah

kelahiran bayi, padahal dari waktu bayi lahir sampai bayi berusia beberapa bulan,

bayi belum dapat membentuk kekebalan sendiri secara sempurna. Sehingga

kemampuan bayi membantu daya tahan tubuhnya sendiri menjadi lambat

selanjutnya akan terjadi kesenjangan daya tahan tubuh. Kesenjangan daya tahan

Page 21: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN ...repository.utu.ac.id/490/1/BAB I_V.pdfinformasi tentang pentingnya memberikan ASI eksklusif selama 0-6 bulan 2. Bagi Dinas Kesehatan dan

20

tersebut dapat diatasi apabila bayi diberi ASI (Roesli, 2005).

Pemberian makanan berupa ASI sampai bayi mencapai usia 4-6 bulan,

akan memberikan kekebalan kepada bayi terhadap berbagai macam penyakit

karena ASI adalah cairan yang mengandung zat kekebalan tubuh yang dapat

melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, jamur dan parasit.

Oleh karena itu,dengan adanya zat anti infeksi dari ASI, maka bayi ASI eksklusif

akan terlindungi dari berbagai macam infeksi baik yang disebabkan oleh bakteri,

virus, jamur dan parasit. Ada perbedaan yang signifikan antara bayi yang

mendapat ASI eksklusif minimal 4 bulan dengan bayi yang hanya diberi susu

formula. Bayi yang diberikan susu formula biasanya mudah sakit dan sering

mengalami problema kesehatan seperti sakit diare dan lain-lain yang memerlukan

pengobatan sedangkan bayi yang diberikan ASI biasanya jarang mendapat sakit

dan kalaupun sakit biasanya ringan dan jarang memerlukan perawatan (Wahyu,

2000).

Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian di Filipina yang menegaskan

tentang manfaat pemberian ASI ekskusif serta dampak negatif pemberian cairan

tambahan tanpa nilai gizi terhadap timbulnya penyakit diare. Seorang bayi yang

diberi air putih atau minuman herbal, lainnya beresiko terkena diare 2-3 kali lebih

banyak dibandingkan bayi yang diberi ASI Eksklusif (BKKBN, 2004).

Page 22: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN ...repository.utu.ac.id/490/1/BAB I_V.pdfinformasi tentang pentingnya memberikan ASI eksklusif selama 0-6 bulan 2. Bagi Dinas Kesehatan dan

21

2.4.Kerangka teori

Tinjauan kepustakaan diatas merupakan penjelasan dari kerangka teori

sebagai berikut:

Sumber : Modifikasi dari Green dalam Notoatmodjo (2005), Roesli (2000)

Gambar 2.1 : Skema Kerangka Teori

1. Faktor

Predisposisi

- Umur ibu

- Pendidikan ibu

- Pekerjaan ibu

- Pengetahuan ibu

2. Faktor

Pemungkin

- Psikologis ibu

- Lingkungan ibu

- Sosial budaya ibu

- Status Ekonomi

3. Faktor Penguat

- Dukungan suami

- Dukungan tenaga

kesehatan

- Fisik ibu

Status Gizi Diare

Laktosa Intoleran

Frekwensi pemberianasi eksklusif

Page 23: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN ...repository.utu.ac.id/490/1/BAB I_V.pdfinformasi tentang pentingnya memberikan ASI eksklusif selama 0-6 bulan 2. Bagi Dinas Kesehatan dan

22

2.5.Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2.2 : Kerangka Konsep

2.6.Hipotesis Penelitian

1. Ada Hubungan usia pemberian Asi Eksklusif dengan Angka kejadian diare

di Puskesmas Kampung Aie Kecamatan Simeulue Tengah Kabupaten

Simeulue.

2. Ada hubungan perilaku ibu dalam pemberian Asi Eksklusif dengan angka

kejadian Diare di Puskesmas Kampung Aie Kecamatan Simeulue Tengah

Kabupaten Simeulue.

b. Perilaku ibu dalampemberian asi eksklusif

a. Usia pemberian asieksklusif

KeJadian Diare Usia

0-6 Bulan

Page 24: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN ...repository.utu.ac.id/490/1/BAB I_V.pdfinformasi tentang pentingnya memberikan ASI eksklusif selama 0-6 bulan 2. Bagi Dinas Kesehatan dan

23

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah analitik dengan rancangan studi korelasi

(Correlation study) yaitu untuk melihat hubungan antara Pemberian ASI

Eksklusif dengan angka kejadian diare di Puskesmas Kampung Aie Kecamatan

Simeulue Tengah Kabupaten Simeulue.

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 11 juni sampai dengan 20 juni

2013. Tempat penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Kampung Aie

Kecamatan Simeulue Tengah Kabupaten Simeulue.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi usia 0-6

bulan yang berada di wilayah kerja Puskesmas Kampung Aie Kecamatan

Simeulue Tengah Kabupaten Simeulue berjumlah 198 ibu yang mempunyai bayi

3.3.2. Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan mengacu pada

rumusan (Arikunto, 2002) yang menjelaskan bahwa apabila pengambilan sampel

pada subjek penelitian kurang dari 100, maka dapat diambil semua sehingga

Page 25: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN ...repository.utu.ac.id/490/1/BAB I_V.pdfinformasi tentang pentingnya memberikan ASI eksklusif selama 0-6 bulan 2. Bagi Dinas Kesehatan dan

24

penelitiannya merupakan penelitian populasi, tetapi bila jumlah subjek lebih dari

100 dapat diambil 10-20% dari populasi.

Penentuan jumlah sampel penelitian menggunakan teknik pengambilan

sample simple random sampling. 198 x 20%= 39,6=40 ibu yang mempunyai bayi

usia 0-6 bulan.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam melakukan penelitian ini mencakup data

primer dan data sekunder.

3.4.1. Data primer

Data Primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada

pengumpul data. (Sugiyono 2010). Pengumpulan data primer dalam penelitian ini

melalui cara menyebarkan kuesioner yang berisi sejumlah pertanyaan dengan

alternatif jawaban yang disesuaikan dengan tujuan penelitian serta dibagikan

kepada responden yaitu para ibu yang mempunyai anak usia 0-6 bulan.

3.4.2. Data Sekunder

Data yang diperoleh dari PuskesmasKampung Aie, Dinas Kesehatan dan

Studi Kepustakaan (literatur) serta majalah/jurnal kesehatan yang berhubungan

dengan penelitian ini.

3.5. Defenisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu definisi yang memberikan penjelasan

atas suatu variabel dalam bentuk yang dapat diukur. Definisi operasional ini

memberikan informasi yang diperlukan untuk mengukur variabel yang akan

Page 26: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN ...repository.utu.ac.id/490/1/BAB I_V.pdfinformasi tentang pentingnya memberikan ASI eksklusif selama 0-6 bulan 2. Bagi Dinas Kesehatan dan

25

diteliti. Dengan kata lain, definisi operasional adalah definisi operasional adalah

definisi yang dibuat oleh peneliti itu sendiri (Kountur, 2007).

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Independen

1 Variabel : Usia Pemberian ASI Eksklusif

Definisi

Cara UkurAlat UkurHasil Ukur

Skala Pengukuran

: Bayi mendapatkan ASI eksklusif secarapenuh selama 6 bulan.

: wawancara: Kuesioner:1. ≤6 bulan2. > 6 bulan

: Nominal

2 Variabel : Perilaku ibu

Definisi

Cara UkurAlat UkurHasil Ukur

Skala Pengukuran

: Kebersihan ibu sebelum memberikan ASIkepada bayi

: wawancara: Kuesioner:1. Baik2. Kurang Baik: Ordinal

Variabel dependen

3 Variabel : Kejadian Diare

Definisi

Cara UkurAlat UkurHasil Ukur

Skala Pengukuran

: Suatu kejadian dimana terjadi buang airbesar dengan intensitas lebih dari 3 s/d 4kali dan bentuknya cair.

: wawancara: Kuesioner:1. menderita diare2. tidak menderita diare: Ordinal

3.6. Aspek Pengukuran

3.6.1. Variabel Independen

Aspek pengukuran variabel independen adala[h usia pemberian ASI

Eksklusif, frekwensi pemberianASI dan perilaku ibu.

Page 27: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN ...repository.utu.ac.id/490/1/BAB I_V.pdfinformasi tentang pentingnya memberikan ASI eksklusif selama 0-6 bulan 2. Bagi Dinas Kesehatan dan

26

a. Variabel Usia Pemberian ASI Eksklusif

Pengukuran variabel didasarkan pada Skala Guttman dari 3 pertanyaan

dengan total skor 3, untuk jawaban “a” diberi skor 1 (satu) dan untuk jawaban “b”

diberi skor 0 (nol), kemudian dikategorikan berdasarkan jumlah skor yang

diperoleh dengan kategori sebagai berikut :

a. ≤ 6 bulan, jika skor yang diperoleh responden ≤ 2

b. > 6, jika skor yang diperoleh responden > 2

b. Variabel Perilaku Ibu dalam pemberian ASI

Pengukuran variabel didasarkan pada Skala Guttman dari 3 pertanyaan

dengan total skor 3, untuk jawaban “a” diberi skor 1 (satu) dan untuk jawaban “b”

diberi skor 0 (nol), kemudian dikategorikan berdasarkan jumlah skor yang

diperoleh dengan kategori sebagai berikut :

a. Baik, jika skor yang diperoleh responden > 2

b. Kurang Baik, jika skor yang diperoleh responden ≤ 2

3.6.2. Variabel Dependen

Untuk mengetahui adanya kejadian diare yang diderita responden selama

satu bulan terakhir dengan kriteria sebagai berikut:

a. Mengalami penyakit diare, jika responden BAB dengan frekuensi lebih

dari 3 kali dalam sehari dengan konsistensi cair dalam satu bulan

terakhir.

Page 28: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN ...repository.utu.ac.id/490/1/BAB I_V.pdfinformasi tentang pentingnya memberikan ASI eksklusif selama 0-6 bulan 2. Bagi Dinas Kesehatan dan

27

b. Tidak mengalami penyakit diare, jika responden tidak BAB dengan

frekuensi lebih dari 3 kali dalam sehari dengan konsistensi cair dalam

satu bulan terakhir.

3.7. TeknikPengolahan dan Analisis Data

3.7.1. Pengolahan data

Pengolahan data pada penelitian ini meliputi tahapan sebagai berikut :

1. Editing, yaitu mengkaji dan meneliti hdata yang telah terkumpul pada

kuesioner.

2. Coding, yaitu memberikan kode pada data untuk memudahkan dalam

memasukan data ke program komputer.

3. Entry, yaitu memasukan data dalam program komputer untuk dilakukan

analisis lanjut.

4. Tabulating, yaitu setelah data tersebut masuk, kemudian direkap dan

disusun dalam bentuk tebel agar dibaca dengan mudah.

3.7.2. Analisis data

Penelitain ini bersifat analitik, maka analisis data yang digunakan adalah :

1. Analisis univariat

Analisa data dengan mendistribusikan variabel penelitian yaitu

variabel menggunakan Usia pemberian ASI, Frekwensi pemberian ASI

Eksklusif, dan perilaku ibu dalam pemberian ASI serta variabel kejadian diare

pada usia 0-6 bulan yang disajikan dalam table distribusi frekuensi.

Page 29: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN ...repository.utu.ac.id/490/1/BAB I_V.pdfinformasi tentang pentingnya memberikan ASI eksklusif selama 0-6 bulan 2. Bagi Dinas Kesehatan dan

28

2. Analisa Bivariat

Analisis ini digunakan untuk mengetahui hipotesis dengan menentukan

hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen dengan

menggunakan uji Chi-Square.

Kemudian untuk mengamati derajat hubungan antara variabel tersebut

akan dihitung nilai ood ratio (OR).

Aturan yang berlaku pada Chi-Square adalah :

a. Bila pada tabel 2 x 2 dijumpai nilai expected (harapan) kurang dari 5,

maka yang digunakan adalah Fisher’s Exact Test.

b. Bila pada tabel 2 x 2 dan tidak ada niplai E < 5, maka yang digunakan

adalah Continutity Correction.

Page 30: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN ...repository.utu.ac.id/490/1/BAB I_V.pdfinformasi tentang pentingnya memberikan ASI eksklusif selama 0-6 bulan 2. Bagi Dinas Kesehatan dan

29

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran umum lokasi penelitian

Puskesmas Kecamatan Simeulue Tengah merupakan sarana kesehatan

yang terletak di desa Kampung Aie terdiri dari 19 unit pustu dan 2 poskesdes.

Dengan batas-batas sebagai berikut :

- Sebelah barat berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Simeulue Cut

- Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Teupah Barat

- Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Teluk Dalam

- Sebelah utara berbatasan dengan Samudra Hindia.

Luas wilayah kerja puskesmas 26528 Km2, dengan jumlah penduduk

Kecamatan Simeulue Tengah 9.583 jiwa.

4.2. Hasil Penelitian4.2.1. Analisis Univariat

1. Usia Pemberian Asi Eksklusif

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Usia Pemberian Asi Eksklusif diPuskesmas Kampung Aie Kecamatan Simeulue TengahKabupaten Simeulue Tahun 2013

No Usia Pemberian Asi Frekuensi Persentase (%)

1 ≤ 6 Bulan 7 17,52 > 6 Bulan 33 82,5

Total 40 100Sumber : dari data primer (diolah tahun 2013)

Page 31: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN ...repository.utu.ac.id/490/1/BAB I_V.pdfinformasi tentang pentingnya memberikan ASI eksklusif selama 0-6 bulan 2. Bagi Dinas Kesehatan dan

30

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

memberikan Asi Eksklusif pada usia > 6 bulan yaitu sebanyak 33 orang ( 82,5%)

dan yang memberikan pada usia ≤ 6 bulan yaitu sebanyak 7 orang (17,5%).

2. Perilaku Ibu

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Perilaku Ibu di Puskesmas Kampung AieKecamatan Simeulue Tengah Kabupaten Simeulue Tahun2013

No Perilaku Ibu Frekuensi Persentase (%)

1 Baik 17 42,52 Kurang 23 57,5

Total 40 100Sumber : dari data primer (diolah tahun 2013)

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

memiliki perilaku kurang baik yaitu sebanyak 23 orang (57,5%) dan yang

memiliki perilaku baik yaitu sebanyak 17 orang (42,5%).

3. Kejadian Diare

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kejadian Diare di Puskesmas KampungAie Kecamatan Simeulue Tengah Kabupaten Simeulue Tahun2013

No Kejadian Diare Frekuensi Persentase (%)

1 Tidak Menderita 23 57,52 Menderita 17 42,5

Total 40 100Sumber : dari data primer (diolah tahun 2013)

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

menyatakan pernah menderita diare yaitu sebanyak 17 orang (42,5%) dan yang

tidak menderita yaitu sebanyak 23 orang (35%).

Page 32: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN ...repository.utu.ac.id/490/1/BAB I_V.pdfinformasi tentang pentingnya memberikan ASI eksklusif selama 0-6 bulan 2. Bagi Dinas Kesehatan dan

31

4.2.2. Analisa Bivariat1. Hubungan Usia Pemberian Asi Eksklusif dengan Kejadian Diare

Tabel 4.5 Hubungan Usia Pemberian Asi Eksklusif dengan KejadianDiare di Puskesmas Kampung Aie Kecamatan SimeulueTengah Kabupaten Simeulue Tahun 2013

NoUsia

PemberianAsi Eksklusif

Kejadian DiareJumlah

PValue

ORMenderita Tidak

N % n % f %

0,6772,083

(0,352-12,320

1 ≤ 6 Bulan 2 28,6 5 71,4 7 1002 > 6 Bulan 15 45,5 18 54,5 33 100

Total 17 42,5 23 57,5 40 100Sumber : dari data primer (diolah tahun 2013)

Hasil analisis hubungan usia pemberian asi eksklusif dengan kejadian

diare diperoleh bahwa semua responden 7 orang dengan usia pemberian asi

eksklusif ≤ 6 bulan yang menderita diare (28,6%). Sedangkan di antara responden

yang usia pemberian asi eksklusifnya > 6 bulan terdapat 18 dari 33 (54,5%) tidak

mengalami diare.

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Chi-square pada derajat

kemaknaan 95% (α = 0,05) didapatkan nilai p value : 0,677 atau p : < 0,05,

artinya Ha diterima, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang

bermakna antara usia pemberian asi eksklusif dengan kejadian diare di

Puskesmas Kampung Aie Kecamatan Simeulue Tengah Kabupaten Simeulue

tahun 2013.

Dari hasil penelitian ini juga menunjukkan Odds Ratio (OR) sebesar 2,083

yang artinya responden yang usia pemberian asi eksklusifnya ≤ 6 bulan

mempunyai peluang 2 kali untuk tidak mengalami diare.

Page 33: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN ...repository.utu.ac.id/490/1/BAB I_V.pdfinformasi tentang pentingnya memberikan ASI eksklusif selama 0-6 bulan 2. Bagi Dinas Kesehatan dan

32

2. Hubungan Perilaku Ibu dengan Kejadian Diare

Tabel 4.6 Hubungan Perilaku Ibu dengan Kejadian Diare di PuskesmasKampung Aie Kecamatan Simeulue Tengah KabupatenSimeulue Tahun 2013

No Perilaku Ibu

Kejadian DiareJumlah

PValue

ORMenderita Tidak

N % n % f %

0,000136,571(4,024-332,344

1 Baik 1 5,9 16 94,1 17 1002 Kurang 16 69,6 7 30,4 23 100

Total 17 42,5 23 57,5 40 100Sumber : dari data primer (diolah tahun 2013)

Hasil analisis hubungan perilaku ibu dengan kejadian diare diperoleh

bahwa ada sebanyak 16 dari 17 (94,1%) ibu yang perilakunya baik yang tidak

mengalami diare. Sedangkan di antara ibu yang perilakunya kurang ada 16 dari 23

(69,6%) yang menderita diare.

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Chi-square pada derajat

kemaknaan 95% (α = 0,05) didapatkan nilai p value : 0,0001 atau p : < 0,05,

artinya Ha diterima, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang

bermakna antara perilaku ibu dengan kejadian diare di Puskesmas Kampung Aie

Kecamatan Simeulue Tengah Kabupaten Simeulue tahun 2013.

Dari hasil penelitian ini juga menunjukkan Odds Ratio (OR) sebesar

36,571 yang artinya responden yang perilakunya baik mempunyai peluang 36 kali

untuk tidak mengalami diare dibandingkan dengan yang perilakunya kurang baik.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Hubungan Usia Pemberian Asi dengan Kejadian Diare

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden

memberikan Asi Eksklusif pada usia > 6 bulan yaitu sebanyak 33 orang ( 82,5%)

dan yang memberikan pada usia ≤ 6 bulan yaitu sebanyak 7 orang (17,5%).

Page 34: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN ...repository.utu.ac.id/490/1/BAB I_V.pdfinformasi tentang pentingnya memberikan ASI eksklusif selama 0-6 bulan 2. Bagi Dinas Kesehatan dan

33

Berdasarkan uji statistik yang dilakukan terdapat hubungan yang bermakna antara

usia pemberian asi eksklusif dengan kejadian diare (p value : 0,677).

Pada waktu bayi baru lahir secara alamiah mendapat zat kekebalan tubuh

dari ibunya melalui plasenta, tetapi kadar zat tersebut akan cepat turun setelah

kelahiran bayi, padahal dari waktu bayi lahir sampai bayi berusia beberapa bulan,

bayi belum dapat membentuk kekebalan sendiri secara sempurna. Sehingga

kemampuan bayi membantu daya tahan tubuhnya sendiri menjadi lambat

selanjutnya akan terjadi kesenjangan daya tahan tubuh. Kesenjangan daya tahan

tersebut dapat diatasi apabila bayi diberi ASI (Roesli, 2005).

Pemberian makanan berupa ASI sampai bayi mencapai usia 4-6 bulan,

akan memberikan kekebalan kepada bayi terhadap berbagai macam penyakit

karena ASI adalah cairan yang mengandung zat kekebalan tubuh yang dapat

melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, jamur dan parasit.

Oleh karena itu, dengan adanya zat anti infeksi dari ASI, maka bayi ASI eksklusif

akan terlindungi dari berbagai macam infeksi baik yang disebabkan oleh bakteri,

virus, jamur dan parasit. Ada perbedaan yang signifikan antara bayi yang

mendapat ASI eksklusif minimal 4 bulan dengan bayi yang hanya diberi susu

formula. Bayi yang diberikan susu formula biasanya mudah sakit dan sering

mengalami problema kesehatan seperti sakit diare dan lain-lain yang memerlukan

pengobatan sedangkan bayi yang diberikan ASI biasanya jarang mendapat sakit

dan kalaupun sakit biasanya ringan dan jarang memerlukan perawatan (Wahyu,

2000).

Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian di Filipina yang menegaskan

tentang manfaat pemberian ASI ekskusif serta dampak negatif pemberian cairan

Page 35: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN ...repository.utu.ac.id/490/1/BAB I_V.pdfinformasi tentang pentingnya memberikan ASI eksklusif selama 0-6 bulan 2. Bagi Dinas Kesehatan dan

34

tambahan tanpa nilai gizi terhadap timbulnya penyakit diare. Seorang bayi yang

diberi air putih atau minuman herbal, lainnya beresiko terkena diare 2-3 kali lebih

banyak dibandingkan bayi yang diberi ASI Eksklusif (BKKBN, 2004).

Angka kejadian diare pada bayi umur 0-6 bulan yang mendapatkan ASI

Eksklusif lebih sedikit bila dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapatkan

ASI Eksklusif. Hal itu dikarenakan ASI adalah asupan yang aman dan bersih bagi

bayi dan mengandung antibodi penting yang ada dalam kolustrum, sehingga

menurut Depkes (2001) sangat kecil kemungkinan bagi kuman penyakit untuk

dapat masuk ke dalam tubuh bayi.

Menurut Masri (2004), diare merupakan mekanisme perlindungan tubuh

untuk mengeluarkan sesuatu yang merugikan atau racun dari dalam tubuh, namun

banyaknya cairan tubuh yang dikeluarkan bersama tinja akan mengakibatkan

dehidrasi yang dapat berakibat kematian.

4.3.3. Hubungan Perilaku Ibu dengan Kejadian Diare

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki

perilaku kurang baik yaitu sebanyak 23 responden (57,5%) dan yang memiliki

perilaku baik yaitu sebanyak 17 responden (42,5%). Berdasarkan uji statistik

yang dilakukan terdapat hubungan yang bermakna antara perilaku ibu dengan

kejadian diare (p value = 0,0001).

Idealnya bayi yang diberi ASI eksklusif tidak terkena diare karena ASI

merupakan makanan alami yang ideal bagi bayi dan sesuai dengan kondisi sistem

pencernaan bayi yang belum matur (pada bayi 0-6 bulan) sehingga tidak

menyebabkan alergi pada bayi. Namun ada juga bayi yang diberi ASI eksklusif

Page 36: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN ...repository.utu.ac.id/490/1/BAB I_V.pdfinformasi tentang pentingnya memberikan ASI eksklusif selama 0-6 bulan 2. Bagi Dinas Kesehatan dan

35

terkena diare baik jarang maupun sering. Hal ini bisa terjadi karena beberapa

faktor baik dari bayi maupun perilaku ibu. Penyebab diare dari faktor bayi adalah

adanya infeksi baik di dalam ataupun di luar saluran pencernaan baik itu infeksi

bakteri, virus, maupun infeksi parasit.

Perilaku ibu juga dapat menyebabkan meningkatnya risiko terjadinya diare

seperti tidak mencuci tangan setelah buang air besar dan sesudah membuang tinja

anak atau sebelum makan dan menyuapi anak (Purwanti, 2004).

Berbagai perilaku kebersihan ibu seperti kebiasaan tidak mencuci tangan

dengan sabun sesudah buang air besar atau sebelum menjamah makanan,

memudahkan penularan penyakit GE yang ditularkan melalui fecal-oral, tidak

membiasakan balita buang air besar di toilet, dimana pada tinja terdapat rotavirus

yang dapat hidup berminggu-minggu di luar tubuh manusia serta penggunaan

botol susu yang tidak disterilkan kembali setelah dipakai kemungkinan

meningkatkan resiko terjadinya diare pada bayi dan balita (Nursalam, dkk, 2005).

Balita dapat mengalami lebih dari satu kali kejadian diare setiap tahunnya

(Sudarmo. M.s, dkk, 2004).

Hal ini sesuai dengan Sulika dalam Nursalam (2005) bahwa perilaku sehat

dipengaruhi adanya faktor internal keluarga seperti halnya ibu atau masyarakat

yang mempermudah untuk berperilaku hidup sehat. Seorang ibu memegang

peranan penting bagi kesehatan balitanya, dimana balita sangat tergantung pada

ibu dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Perilaku hidup ibu yang tidak sehat

seperti penggunaan botol susu dan cara penyeterilan botol susu yang salah, tidak

membiasakan balita untuk BAB di toilet, membuang tinja selain di toilet, tidak

mencuci tangan sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja atau sebelum

Page 37: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN ...repository.utu.ac.id/490/1/BAB I_V.pdfinformasi tentang pentingnya memberikan ASI eksklusif selama 0-6 bulan 2. Bagi Dinas Kesehatan dan

36

memegang makanan merupakan faktor resiko yang dapat meningkatkan terjadinya

kejadian diare. (Nursalam, dkk, 2005)

Page 38: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN ...repository.utu.ac.id/490/1/BAB I_V.pdfinformasi tentang pentingnya memberikan ASI eksklusif selama 0-6 bulan 2. Bagi Dinas Kesehatan dan

37

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa

1. Adanya hubungan yang bermakna antara usia pemberian asi eksklusif dengan

kejadian diare di Puskesmas Kampung Aie Kecamatan Simeulue Tengah

Kabupaten Simeulue tahun 2013 (p value : 0,677)

2. Adanya hubungan yang bermakna antara perilaku ibu dengan kejadian diare

di Puskesmas Kampung Aie Kecamatan Simeulue Tengah Kabupaten

Simeulue tahun 2013 (p value = 0,0001)

5.2 Saran

1. Bagi ibu-ibu bayi di wilayah kerja Puskesmas Kampung Aie Kecamatan

Simeulue Tengah Kabupaten Simeulue harus berusaha memberikan ASI

eksklusif sampai bayi berumur 6 bulan.

2. Bagi pengelola program gizi Puskesmas Kampung Aie Kecamatan Simeulue

Tengah Kabupaten Simeulue, diharapkan dapat memberikan penyuluhan

tentang ASI eksklusif kepada masyarakat, khususnya kepada ibu-ibu bayi