hubungan orang tua depresi terhadap anaknya yang mengalami adhd

2
Apakah ada Hubungan orang tua depresi terhadap anaknya yang mengalami ADHD ? Gambaran depresi ( mekanisme ) adalah  : terjadinya peningkatan aktivitas HPA ( hypothalamic pituitary adrenal) yang ditandai dengan peningkatan corticotropin releasing hormone (CRH) dalam cairan cerebrospinal (CSS), hipersekresi adrenocorticotropin (ACTH), meningkatnya episode sekresi ACTH, dan berkurangnya respon ACTH terhadap CRH,  peningkatan penglepasan kortisol dari korteks adrenal, penambahan volume hipofisis dan korteks adrenal, dan hasil pemeriksaan dexamethasone suppression test (DST) Positif. Mekanisme yang mendasari perubahan ini belum diketahui secara pasti. Ada dugaan gangguan aksis HPA ini terjadi akibat disregulasi system umpan balik aksis HPA secara menyeluruh. Misalnya, fungsi inhibisi umpan balik glukokortikoid tidak efisien, baik terhadap kortikotrop hipofisis, maupun terhadap neuron CRH Paraventricular nucleus (PVN) hipotalamus, atau terhadap area otak diluar hipotalamus. Hal ini disebabkan oleh gangguan interaksi glukokortikoid dengan reseptor kortikosteroid otak atau daerah yang mengatur CRH. Rangsangan terhadap aksis HPA yang menyebabkan peningkatan sekresi glukokortikoid diperlukan untuk beradaptasi dengan stress. Glukokortikoid memobilisasi energy dan menghambat proses-proses yang tidak penting. Akibat buruk yang timbul karena peningkatan glukokortikoid yang kronik adalah terjadinya gangguan susunan saraf pusat (SSP), seperti  pelebaran ventrikel, atropi serebri, dan gangguan kognisi. Hal ini terjadi akibat efek neurotoksik glukokortikoid terhadap sel-sel hipokampus.aktivasi aksis HPA yang lama dapat menyebakan kerusakan otak permanen. Patofisiologi ADHD : Penyebab ADHD belum diketahui, namun dikatakan bahwa area kort eks frontal, seperti frontrosubcortical pathways dan bagian frontal korteks itu sendiri, merupakan area utama yang secara utama yang secara teory bertanggung jawab terhadap patofisiologi ADHD. Mekanime inhibitor dikorteks, system limbik, serta system aktivasi reticular juga dipengaruhi. ADHD dapat mempengaruhi satu, dua, tiga atau seluruh area ini sehingga muncul tipe dan profil berbeda dari ADHD. Sebagaimana yang diketahui bahwa lobus frontal berfungsi untuk mengatur agar pusat perhatian  pada perintah, kosentrasi yang terfokus, membuat keputusan yang baik, membuat suatu rencana,  belajar yang mengingat ap a yang telah kita pelajari, serta dapat menyesuaikan diri dengan situasi yang tepat. Mekanisme inhibisi dikorteks berfungsi untuk mencegah agar kita tidak hiperaktif,  berbicara sesuatu yang tidak terkontrol, serta marah pada keadaan yang tidak tepat. Pada saat mekanisme inhibitor dari otak tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya maka hasilnya adalah apa yang disebut dengan’dis -inhibitor disorder’ seperti perilaku inpulsif, quick temper, membuat keputusan yang buruk, hiperaktif dan lain-lain. Sedangkan system limbic mengatur emosi dan kewaspadaan seseorang. Bila system limbic teraktivasi secara berlebihan, maka seseorang memiliki mood yang labil, temperamen meledak-ledak, menjadi mudah terkejut,

Upload: qyura

Post on 17-Oct-2015

17 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Hubungan Orang Tua Depresi Terhadap Anaknya Yang Mengalami ADHD

TRANSCRIPT

Apakah ada Hubungan orang tua depresi terhadap anaknya yang mengalami ADHD ? Gambaran depresi ( mekanisme ) adalah : terjadinya peningkatan aktivitas HPA ( hypothalamic pituitary adrenal) yang ditandai dengan peningkatan corticotropin releasing hormone (CRH) dalam cairan cerebrospinal (CSS), hipersekresi adrenocorticotropin (ACTH), meningkatnya episode sekresi ACTH, dan berkurangnya respon ACTH terhadap CRH, peningkatan penglepasan kortisol dari korteks adrenal, penambahan volume hipofisis dan korteks adrenal, dan hasil pemeriksaan dexamethasone suppression test (DST) Positif. Mekanisme yang mendasari perubahan ini belum diketahui secara pasti. Ada dugaan gangguan aksis HPA ini terjadi akibat disregulasi system umpan balik aksis HPA secara menyeluruh. Misalnya, fungsi inhibisi umpan balik glukokortikoid tidak efisien, baik terhadap kortikotrop hipofisis, maupun terhadap neuron CRH Paraventricular nucleus (PVN) hipotalamus, atau terhadap area otak diluar hipotalamus. Hal ini disebabkan oleh gangguan interaksi glukokortikoid dengan reseptor kortikosteroid otak atau daerah yang mengatur CRH.Rangsangan terhadap aksis HPA yang menyebabkan peningkatan sekresi glukokortikoid diperlukan untuk beradaptasi dengan stress. Glukokortikoid memobilisasi energy dan menghambat proses-proses yang tidak penting. Akibat buruk yang timbul karena peningkatan glukokortikoid yang kronik adalah terjadinya gangguan susunan saraf pusat (SSP), seperti pelebaran ventrikel, atropi serebri, dan gangguan kognisi. Hal ini terjadi akibat efek neurotoksik glukokortikoid terhadap sel-sel hipokampus.aktivasi aksis HPA yang lama dapat menyebakan kerusakan otak permanen.

Patofisiologi ADHD : Penyebab ADHD belum diketahui, namun dikatakan bahwa area korteks frontal, seperti frontrosubcortical pathways dan bagian frontal korteks itu sendiri, merupakan area utama yang secara utama yang secara teory bertanggung jawab terhadap patofisiologi ADHD. Mekanime inhibitor dikorteks, system limbik, serta system aktivasi reticular juga dipengaruhi. ADHD dapat mempengaruhi satu, dua, tiga atau seluruh area ini sehingga muncul tipe dan profil berbeda dari ADHD.Sebagaimana yang diketahui bahwa lobus frontal berfungsi untuk mengatur agar pusat perhatian pada perintah, kosentrasi yang terfokus, membuat keputusan yang baik, membuat suatu rencana, belajar yang mengingat apa yang telah kita pelajari, serta dapat menyesuaikan diri dengan situasi yang tepat. Mekanisme inhibisi dikorteks berfungsi untuk mencegah agar kita tidak hiperaktif, berbicara sesuatu yang tidak terkontrol, serta marah pada keadaan yang tidak tepat.Pada saat mekanisme inhibitor dari otak tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya maka hasilnya adalah apa yang disebut dengandis-inhibitor disorder seperti perilaku inpulsif, quick temper, membuat keputusan yang buruk, hiperaktif dan lain-lain. Sedangkan system limbic mengatur emosi dan kewaspadaan seseorang. Bila system limbic teraktivasi secara berlebihan, maka seseorang memiliki mood yang labil, temperamen meledak-ledak, menjadi mudah terkejut, selalu menyentuh apapun yang ada disekitarnya, memiliki kewaspadaan yang berlebihan. System limbic yang normal mengatur perubahan emotional yang normal, rutinitas tidur normal, dan level stress yang normal. Disfungsi dari system limbic mengakibatkan terjadinya masalah pada hal tersebut.Hubungannyaa kakak masih blum mengertiii ??