hubungan motivasi beribadah dan kekebalan stress dengan pencegahan

134
SEBERAPA BESAR IBADAH DAPAT MENCEGAH KITA DARI PENYAKIT PSIKIS ……? MENGAPA STRESS DAPAT MENYEBABKAN PENYAKIT FISIK DAN PSIKIS by Dr liza 140 366 660

Upload: dr-liza-mpdi-chtstr-3121100106040975

Post on 10-Jun-2015

6.223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

SEBERAPA BESAR IBADAH DAPAT MENCEGAH KITA DARI PENYAKIT PSIKIS ……?MENGAPA STRESS DAPAT MENYEBABKAN PENYAKIT FISIK DAN PSIKIS

by Dr liza 140 366 660

Page 2: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

HUBUNGAN MOTIVASI BERIBADAH DAN KEKEBALAN STRESS DENGAN PENCEGAHAN GANGGUAN PSIKOSOMATIK(Studi Kasus pada Puskesmas Astapada Kabupaten Cirebon tahun 2008)

dr liza Mpd.i140 366 660

DINAS KESEHATAN KABUPATEN CIREBON

INDONESIA

Page 3: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

HUBUNGAN MOTIVASI BERIBADAH DAN KEKEBALAN STRESS DENGAN PENCEGAHAN GANGGUAN PSIKOSOMATIK(Studi Kasus pada Puskesmas Astapada Kabupaten Cirebon tahun 2008)

dr liza Mpd.i140 366 660

DINAS KESEHATAN KABUPATEN CIREBON INDONESIA

Page 4: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Variabel Penelitian X1 : Motivasi Ibadah , X2: KEKEBALAN STRESS, Y : PENCEGAHAN GANGGUAN PSIKOSOMATIK MOTIVASI IBADAH :adalah dorongan seseorang untuk berbakti kepada

Allah untuk mencapai tujuan hidupnya, yang ditunjukan dengan hati dan prilaku yang baik yaitu untuk mendapat ridho Allah:’Sesungguhnya Shalat, ibadah, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam ” (al-An’amm:162).

Kekebalan Stress adalah tingkat kekebalan stress seseorang yang diukur dengan sebuah skala yaitu skala Smith dan Miller pada penelitian ini penulis memodifikasi skala ini dalam bentuk yang lebih sederhana , bila kekebalan terhadap stress baik ,berarti seseorang telah mempunyai pola hidup yang baik, maka kekebalannya terhadap stressnya pun menjadi meningkat, sehingga seseorangpun tercegah dari gangguan fisik dan mental akibat stresor psikososial.

Gangguan psikosomatik adalah gangguan atau penyakit dengan gejala-gejala yang menyerupai penyakit fisis dan diyakini adanya hubungan yang erat antara suatu peristiwa psikososial tertentu dengan timbulnya gejala-gejala tersebut

Page 5: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

TUJUAN PENELITIAN

Hasil penelitian ini bertujuan menjadi hubungan sejauh mana motivasi ibadah, dan kekebalan stress dapat mencegah seseorang dari gangguan psikosomatik.Dengan pendekatan kuantitatif empirik dengan metode survey, purposive sampling, terhadap 200 responden yang datang ke Puskesmas Astapada. Menggunakan kuesioner berskala likert melalui wawancara, kuesioner. Kemudian Dicari hubungan korelasi antara variabel-variabel yang ada. Variabel independen satu (X1 ) adalah motivasi ibadah, variabel independen dua (X2), kekebalan stress, dan variabel dependen (Y) adalah pencegahan Psikosomatik.

Page 6: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Hasil Penelitian

Hasil penelitian menunjukan terdapatnya hubungan yang positif kuat dan signifikan antara motivasi ibadah dengan pencegahan gangguan psikosomarik sebesar 0,763 atau 76,3 % .Terdapatnya hubungan positif sedang antara kekebalan stress dengan pencegahan gangguan psikosomatik sebesar 0,347 atau 34,7 %. Terdapat hubungan positif yang kuat 0,778 atau 77,8 % secara bersama-sama antara motivasi ibadah, kekebalan stress terhadap pencegahan gangguan psikosomatik. Sehingga motivasi ibadah yang tinggi dan peningkatan kekebalan stress yang dilakukan secara simultan akan meningkatkan pencegahan gangguan psikosomatik secara kuat.

Page 7: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

ABSTRACT THE CORRELATION BETWEEN RELIGIOUS

MOTIVATION AND IMUNITY OF STRESS TO PREVENT PSYCOSOMATIC PROBLEMS

(STUDY CASE AT PUSKESMAS ASTAPADA CIREBON INDONESIA)

Page 8: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Motivation religious are the motif for devote Allah to reach the goal of life. Which is prove by good mind and good attitude to get Allah ridho “ Say Verily , my salat (prayer), my sacrifice, my living, and my dying are for Allah, the lord of the alamin (mankind, jinn and all that exists) Al-An’am 162.

Imunity of stress is the scale to measure the quality of life , this scale adapted from The scale of Smith and Miller. The better imunity of stress will increase the prevention from all kind diseases.

Psycosomatic problem is Mentally induced: describes a physical illness that is caused by mental factors such as stress, or the effects related to such illnesses.

Page 9: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

This research is empiric quantitative approach in survey method , with sampling purposive include 200 respondence as a patients at Puskesmas Astapada during December 2007. Using interview and questioners with likert scale.

The result of the research show that there are high positive significant correlation between motivation religious to prevention psychosomatic problems equal 76,3 % , middle positive significant correlation between immunity of stress with prevention of psychosomatic problem equal 34.7% and strong positive correlation 77,8 % simultaneous between motivation religious and immunity of stress to prevention the cause of psychosomatic problems.

Page 10: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Kerangka Berfikir

Motivasi ibadah

Kekebalan stress

Pencegahan gangguan psikosomatik

a

Page 11: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

a : faktor lain yang tidak ditelitiAspek /Gangguan Kepribadian Tingkat kognitif seseorang dalam menghadapi stress

Kebiasaan budaya setempat dan Kehidupan masa kecil

Penyesuaian diri dalam tahun terakhir

Page 12: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Hipotesis Penelitian

Hipotesis Mayor

Ada pengaruh positif antara motivasi beribadah, dan kekebalan stress terhadap Pencegahan gangguan psikosomatis

Hipotesis Minor

1. Adanya pengaruh positif motivasi beribadah terhadap pencegahan gangguan Psikosomatik

2. Adanya pengaruh positif kekebalan stress terhadap pencegahan gangguan Psikosomatik.

Page 13: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

TEORITIS

Page 14: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Kesehatan Jiwa

Menurut UU No.23 tahun 1992, Ps 24, 25, 26 dan 27, Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi mental sejahtera yang memungkinkan hidup harmonis dan produktif sebagai bagian yang utuh dari kualitas hidup seseorang, dengan memperhatikan semua segi kehidupan manusia dengan ciri menyadari sepenuhnya kemampuan dirinya, mampu menghadapi stress kehidupan yang wajar, mampu kerja produktif dan memenuhi kebutuhan hidupnya, dapat berperan serta dalam lingkungan hidup, menerima baik dengan apa yang ada pada dirinya, merasa nyaman bersama dengan orang lain.

Page 15: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Motivasi ibadah

Motivasi adalah kecenderungan yang timbul pada seseorang sesuatu aksi atau tindakan dengan tujuan tertentu yang dikehendakinya, motivasi terdiri dari motivasi intrinsik dan ekstrinsik.

Ibadah Menurut Kamus Indonesia adalah amalan yang diniatkan untuk berbakti kepada Allah SWT, dengan menjauhi larangan-Nya dan melaksanakan perintah-Nya, yang pelaksanaanya diatur, secara syariah.

Page 16: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Menurut Einstein, ”ilmu pengetahuan hanya dapat diciptakan oleh mereka yang dipenuhi dengan gairah untuk mencapai kebenaran dan pemahaman, tetapi sumber perasaan itu berasal dari tataran agama, termasuk didalamnya keimanan pada kemungkinan bahwa semua peraturan yang berlaku pada dunia wujud itu bersifat rasional, artinya dapat dipahami akal. Saya tidak dapat membayangkan ada ilmuwan sejati yang tidak mempunyai keimanan yang mendalam seperti itu, ilmu pengetahuan tanpa agama lumpuh, agama tanpa ilmu pengetahuan buta.

Page 17: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Motivasi ibadah

Motivasi Ibadah adalah dorongan seseorang untuk berbakti kepada Allah untuk mencapai tujuan hidupnya, yang ditunjukan dengan sikap dan perilaku yang baik yaitu untuk mendapat ridho Allah:’Sesungguhnya Shalat, ibadah, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam ” (al-An’amm:162)

Page 18: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

PENGELOLAAN STRESS

Menurut Dadang Hawari Ada beberapa pengelolaan terhadap stress, yaitu :

1. Olah raga.2. Rekreasi 3. Kasih sayang4. Sosial ekonomi5. Menghindari Rokok6. Pergaulan/Silaturahmi7. Tidur yang cukup8. Makanan yang seimbang dan teratur9. Pengelolaan waktu yang baik10. 10. Agama yang dijalankan dengan ketaatan

Page 19: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

GANGGUAN PSIKOSOMATIK

Gangguan psikosomatik adalah gangguan atau penyakit dengan gejala-gejala yang menyerupai penyakit fisis dan diyakini adanya hubungan yang erat antara suatu peristiwa psikososial tertentu dengan timbulnya gejala-gejala tersebut (IPD Mudjaddid, Shatri: 684).

Page 20: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

SEHAT

seorang yang disebut sehat, tidak hanya sehat fisik, dan mental saja tapi dia harus mampu menjalin hubungan vertikal secara spiritual kepada Tuhan dan hubungan horizontal terhadap sesamanya. Mempunyai kecerdasan inteligensia (IQ), kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ).

Page 21: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

KECERDASAN EMOSIONAL kecerdasan emosional menurut Daniel goleman

(1997), meliputi : Mengenali emosi diri Mengelola emosi Memotivasi diri sendiri Mengenali emosi orang lain Membina hubungan Danah Zohar menyebutkan tanda-tanda

seseorang yang memiliki kapasitas SQ yang

Page 22: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

KECERDASAN SPIRITUAL

Danah Zohar menyebutkan tanda-tanda seseorang yang memiliki kapasitas SQ yang berkembang sebagai berikut : Kemampuan bersikap adaptif secara spontan dan aktif Mempunyai tingkat kesadaran diri yang tinggi. Mempunyai kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit. Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan. Mempunyai kualitas hidup yang dilhami oleh visi dan nilai-nilai. Mempunyai kecenderungan untuk melihat sesuatu secara holistik. Keengganan untuk menyebabkan kerugian yang tidak perlu. Kecenderungan nyata untuk bertanya "Mengapa?" dan "Bagaimana?" untuk mencari jawaban yang mendasar. Menjadi apa yang disebut oleh para psikolog sebagai "bidang mandiri" / field independent.

Page 23: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

STRESS

Hans Selye, seorang ahli fisiologi dari Universitas Montreal merumuskan bahwa stress adalah tanggapan tubuh yang sifatnya nonspesifik terhadap aksi tuntutan atasnya. Sehingga tubuh bereaksi secara emosi dan fisis untuk mempertahankan kondisi fisis yang optimal reaksi ini disebut General adaptation syndrome (GAS) 1936.

Page 24: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Respon tubuh terhadap STRESS tersebut yang disebut GAS terdiri dari 3 fase yaitu:

a. Waspada, (alarm reaction/reaksi peringatan

Respons Fight or flight (respons tahap awal) Tubuh kita bila bereaksi terhadap stress, stress akan mengaktifkan sistem syaraf simpatis dan sistem hormon tubuh kita seperti kotekolamin, epinefrin, norepinefrine, glukokortikoid, kortisol dan kortison.

b.The Stage of resistance (Reaksi pertahanan) Reaksi terhadap stressor sudah melampaui batas kemampuan tubuh, timbul gejala psikis dan somatik.

Page 25: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

c. Tahap kelelahan Pada fase ini gejala akan terlihat jelas. Karena

terjadi perpanjangan tahap awal stress yang telah terbiasa, energi penyesuaian sudah terkuras, individu tidak dapat lagi mengambil dari berbagai sumber untuk penyesuaian, timbullah gejala penyesuaian seperti sakit kepala, gangguan mental, penyakit arteri koroner, hipertensi, dispepsia (keluhan pada gastrointestinal), depresi, ansietas, frigiditas, impotensia.

Page 26: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Respon flight and fight

Page 27: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Hipotalamus merangsang hipofisis, kemudian hipofisis akan merangsang saraf simpatis yang mempersarafi:

Medula adrenal -norepinefrin dan epinefrin; Mata - dilatasi pupil; Kelenjar air mata - peningkatan sekresi; Sistem pernafasan - dilatasi bronkiolus, - pernafasan meningkat Sistem Kardiovaskular (jantung), peningkatan kekuatan

kontraksi jantung, peningkatan frekwensi denyut jantung, tekanan darah yang meningkat;

Sistem Gastrointestinal (lambung dan usus), motilitas lambung dan usus yang berkurang, kotraksi sfingter yang menurun;

Hati, peningkatan pemecahan cadangan karbohidrat dalam bentuk glikogen (glikogenolisis) dan peningkatan kerja glukoneogenesis, penurunan sintesa glikogen. Sehingga gula darah akan meningkat di dalam darah;

Sistem Kemih terjadi peningkatan motilitas ureter, kontraksi otot kandung kemih, relaksasi sfingter;

Kelenjar keringat, peningkatan sekresi; Sel lemak, terjadi pemecahan cadangan lemak (lipolisis);

Page 28: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

AMBANG FRUSTASI

Menurut Maramis bila kita tidak dapat mengatasinya stress dengan baik, maka akan muncul gangguan badan atau gangguan jiwa. Sumber stress psikologik adalah masalah penyesuaian atau keadaan stress yang dapat bersumber pada frustasi, konflik, tekanan atau krisis. Dalam stress ada yang disebut daya tahan stress atau disebut juga nilai ambang frustasi (stress/frustation tolerance, ”frustratic drempel), yang pada setiap orang berbeda-beda tergantung somato-psiko-sosial orang tersebut. (Maramis, 1980:65)

Page 29: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Reaksi-reaksi Frustasi yang Sifatnya Positif Mobilitas dan peningkatan aktifitas, STRESS : memperbesar

keuletannya, kerja kerasnya, keberaniannya, tekatnya untuk menyelesaikan masalahnya.

Berfikir mendalam dengan kejernihaN : membuka wawasan realitas, dengan berfikir lebih obyektif, mencari alternatif jalan keluar yang lebih baik.

Regignation ( kapasrahan kepada Allah) : Menerima situasi yang ada dengan nalar dan rasional. Dengan tawakal kepada Allah, dan iktiar, tapi tetap berpegang pada kekuasaan Allah dalam menyikapi rintangan

Dapat fleksibel sesuai kebutuhan : dapat mengikuti perkembangan yang ada yang lebih sesuai dengan tata kehidupan yang baru dan lebih dinamis.

Kompensasi dari tujuan : Kompensasi adalah usaha untuk mengimbangi kegagalan dan kekalahan dalam satu bidang tapi sukses dalam bidang yang lain, sebagai jalan menghidupkan stimulus dalam diri dan pantang menyerah

Sublimasi : Yaitu usaha untuk mengganti kecenderungan egoistic, nafsu seks tidak sehat dalam bentuk tingkah laku terpuji yang bisa diterima masyarakat, misalnya disalurkan hasrat sexual ke bidang olah raga, seni dan lain-lain.

Page 30: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Reaksi-reaksi Frustasi yang sifatnya Negatif

Agresi: yaitu kemarahan yang luar biasa, sehingga sampai penyerangan terhadap orang lain, baik dgn senjata tajam, pembunuhan.

Regresi: yaitu kembalinya seseorang pada pola tingkah laku kekanak-kanakan, seperti mengompol, mengisap tangan, membanting barang, menangis sambil meraung-raung, histeris. Tingkah laku diatas ekspresi dari putus asa, mental yang lemah, ekspersi rasa menyerah kalah.

Fixatie: adalah reaksi frustasi dengan melakukan suatu tingkah laku stereotipi memakai pola yang sama, misalnya menyelesaikan kesulitan dengan membentur-bentukan kepala, berlari-lari histeris, menggedor-gedor pintu. Dilakukan sebagai alat pencapaian tujuan, menyalurkan balas dendam.

Page 31: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Pendesakan dan komplek terdesak Usaha menekan kebutuhan, pikiran yang jahat, nafsu,

perasaan negatif, karena ditekan sehingga secara tidak sadar muncul mimpi-mimpi yang menakutkan, halusinasi, delusi, ilusi, salah baca, dan lain-lain

Rasionalisme yaitu usaha pembenaran diri secara tidak wajar. Proyeksi adalah usaha memproyeksikan sikap dirinya yang

negatif pada orang lain. Identifikasi adalah usaha menyamakan diri dengan orang lain,

tujuannya untuk memberikan keputusan yang semu pada dirinya sendiri.

Narsisme adalah perasaan cinta diri sendiri yang patologis dan berlebihan, cenderung egoistis dan tidak perduli dengan dunia luar, merasa paling superior, paling penting.

Page 32: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Autisme adalah gejala menutup diri secara total dari dunia diluar dirinya yang nyata, tidak mau berkomunikasi dengan dunia lain, merasa dunia luar itu kotor, penuh kepalsuan, sehingga lama-lama konflik batin yang menumpul mengdesintegrasi kepribadian individu tersebut.

Tehnik jeruk manis yaitu memberi alasan yang baik terhadap kegagalan, kelemahan dirinya. Misalnya seorang panglima perang mengatakan mundur dari medan perang bukan sebagai kekalahan tapi sebagai taktik international.

Tehnik Anggur Asam, Usaha memberikan alasan yang negatif pada kegagalannya, seperti gagal ujian karena tidak sesuai dengan bahan yang diberikan.

Page 33: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Gangguan psikosomatik

Gangguan psikosomatik adalah gangguan atau penyakit dengan gejala-gejala yang menyerupai penyakit fisis dan diyakini adanya hubungan yang erat antara suatu peristiwa psikososial tertentu dengan timbulnya gejala-gejala tersebut (IPD Mudjaddid, Shatri, 684).

Gangguan psikosomatik tidak terlepas dari berbagai stresor psikososial dimana setiap keadaan atau peristiwa yang menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang, sehingga ia harus menyesuaikan diri menanggulangi segala perubahan yang timbul, dan jenis-jenis stresor yang timbul misalnya: (1) stresor sosial seperti masalah pekerjaan, masalah ekonomi, masalah pendidikan, masalah keluarga, hubungan interpersonal, perkembangan, penyakit fisik, masalah kekerasan rumah tangga; (2) stresor psikis seperti perasaan rendah diri, frustasi., malu, merasa berdosa; (3) stresor fisis (panas, dingin, bising, bau yang menyengat, banjir) dan lain-lain.

Page 34: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Keluhan Psikosomatik yaitu keluhan fisik atau jasmani yang diduga berkaitan erat dengan masalah kejiwaan (mental emosional). Contoh: berdebar-debar, tekuk pegal, tekanan darah tinggi (gejala kardiovaskular); ulu hati perih, kembung, gangguan pencernaan (gejala gastrointertinal); sesak nafas, mengik (gejala respiratorius), gatal, eksim (gejala dematologi); encok, pegal, kejang, sakit kepala (gejala muskuloskeletal); gangguan haid, keringat dingin disertai berdebar-debar (gejala hormonal-endokrin).(Yulizar dkk, 2004:21)

Page 35: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Gangguan-gangguan Psikosomatik 1. Dispepsia Fungsional

menurut lagarde dan spiro (1984) adalah keluhan tidak enak diperut bagian atas yang bersifat intermitten, sedang pada pemeriksaan tidak ada kelainan organik. Patofisiologi rangsangan psikis terhadap asam lambung dipengaruhi oleh syaraf otonom cara dengan jalur syaraf, konflik emosi mempengaruhi kerja hipotalamus anterior nukleus vagusnervus vagus lambung. Jalur kedua, dari hipotalamus anterior, kemudian keluar kortikotropin merangsang korteks adrenalasam lambung.

Page 36: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

2. Hipertensi esensial, diagnosa ini ditegakkan karena hingga kini belum ditemukan penyebab, morfologis, kimiawi atau diagnosa klinis yang membuktikannya, sehingga untuk menetapkan diagnosa nya harus disisihkan penyebab adanya gangguan ginjal, hormonal, jantung, dan syaraf.

Hipotesa Groen bahwa pasien hipertensi sebagian besar memiliki kepribadian obsesi kompulsif dengan predisposisi emosi yang tinggi. Kebutuhan cinta yang besar, kebutuhan kekuasaan . membuat mereka tidak mudah melupakan dan memecahkan konflik dan penyesuaian diri terhadap tekanan dan perubahan keadaan

Page 37: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

3. Depresi merupakan gangguan afektif yang ditandai dengan adanya mood

depresi (sedih). Hilang minat dan mudah lelah. Pada umumnya pasien datang ke klinik penyakit dalam dengan keluhan somatik, (PABDI,2006: 269)

Gejala A : - Perasaan sedih , tidak bisa menikmati hidup - Kurang atau tidak ada perhatian pada lingkungan - Mudah lelah Gejala B :- Konsentrasi dan perhatian yang kurang - Harga diri dan kepercayaan diri yang kurang - Perasaan bersalah tidak berguna - Pandangan masa depan suram/pesimis - Tidur terganggu - Nafsu makan kurang/bertambah

Diagnosa ditegakkan apabila ada gejala-gejala tersebut dengan atau tanpa gejala somatik,Derajat :1. Ringan : 2 gejala A dan 2 gejala B2. Sedang : 2 gejala A dan 3 gejala B3. Berat : 3 gejala A dan 4 gejala B

Page 38: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

4. Ansietas merupakan kecemasan yang berlebihan dan lebih bersifat subyektif. Pada umumnya pasien datang ke poliklinik dengan keluhan somatik, dengan gejala cemas berlebihan(PABDI , 2006: 275) diagnosa:

a. Perasaan cemas berlebihan, subyektif , tidak realistis b. Terdapat Keluhan dan gejala sebagai berikut: Ketegangan motorik : kedutan otot, kaku, pegal, sakit dada, sakit ,

persendian. Hiperaktif otonom : sesak nafas, jantung berdebar, telapak tangan basah,

mulut kering, rasa mual, mules , diare Bila ditemukan adanya kelainan organis pada umumnya keluhan tidak

sebanding dengan kelainan organ yang ditemukan Kewaspadaan berlebihan dan daya tangkap berkurang : mudah terkejut,

cepat tersinggung, sulit konsentrasi, sukar hidup, dan lain-lain c. Aktifitas sehari-hari terganggu: kemampuan kerja menurun ,hubungan

sosial yang terganggu, dan kurang merawat diri.

Page 39: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

5.Nyeri Psikogenik adalah keluhan nyeri yang penyebabnya bukan penyebab penyakit organik ditemukan gejala nyeri tampa kelainan organ yang jelas misalnya nyeri kepala, migren, mialgia, atralgia, kolik abdomen, ada stresor psikososial. Disertai dengan gejala depresi dan ansietas.

6. Chronic Fatique Syndrome Sindrom lelah kronik adalah rasa lelah yang berlangsung

lama dan tidak hilang dengan istirahat tanpa penyebab organik yang jelas.

Mempunyai gejala utama adanya rasa lelah berkepanjangan yang terus menerus berkepanjangan, dan bertambah bila melakukan aktivitas atau saat stress emosional dan tidak pulih sepenuhnya dengan istirahat. Mempunyai gejala tambahan yang dapat disertai seperti mialgia, sefalgia, nyeri sendi, nyeri tenggorokan, demam, limfadenopati terutama bagai leher atau aksila, juga terdapat gejala-gejala neuropsikologis seperti depresi, kecemasan, insomnia. Gejala terutama dalam 6 bulan atau disertai minimal empat gejala tambahan, dan tidak didapatkan penyakit kronis lainnya.(E.Mudjaddin, 196)

Page 40: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

7. Penyakit Jantung Fungsional (neurosis kardiak) Penyakit dengan keluhan seperti penyakit jantung, tanpa

disertai kelainan organik, Dengan keluhan adanya sakit dada yang tidak khas, sesak nafas, dapat menyerupai angina pektoris, berdebar, rasa jantung seakan berhenti, rasa ingin mati, mudah terkejut, adanya cemas yang berlebihan, biasanya timbul sudah serin sebelum pasien datang kerumah sakit. Stresor pencetusmya jelas kecuali ansietas panik, pada pemeriksaan tidak didapat kelainan yang spesifik, dapat dijumpai adanya takikardia, aritmia, kadang-kadang prolaps katup mitral, pada EKG didapat elevasi/depresi segmet ST.(Hamzah Shatri, IPD. 2000:194)

Page 41: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

8.Sindrom Hiperventilasi Dengan keluhan sesak nafas yang tidak khas,

merasa kekurangan udara sehingga harus menarik nafas panjang, sering disertai adanya takipnea, dan rasa sempit didada, kadang disertai adanya keluhan pada jantung , parestesi. Badan terasa enteng, gejala fisik yang lain tidak khas, adanya gangguan emosional terutama rasa takut, stresor psikososial.(Hamzah Shatri,IPD. 2000:195)

Page 42: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

9. Sindrom Kolon Iritabel Adalah sakit perut disertai gangguan buang air besar

tanpa dijumpai kelainan organik. Ditandai dengan rasa nyeri/tidak enak, diperut disertai diare atau konstipasi , perut kembung, yang tampak dengan jelas, rasa nyeri diperut hilang setelah buang air besar, keluhan psikis menonjol seperti gejala ansietas atau depresi, feses yang lembek pada saat timbulnya rasa sakit, feses campur lendir dan tidak berdara., penurunan berat badan tidak lebih dari 5 % dalam satu tahun terakhir, pemeriksaan feses tidak ditemui pararsis dan penemuan barium enema maupun kolonoskopi normal.(E. Mudjaddid, 2000:197)

Page 43: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

10.Asma bronkiale dikenal sebagai gangguan pernafasan dengan terhalangnya aliran ekspirasi , sehingga ketika itu akan terdengar wheezing atau mengi. Penyakit yang sebabnya multifaktorial ini selalu dihubungkan dengan konflik psikis

Page 44: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Pengobatan Gangguan Psikosomatik

1. Farmakoterapi sesuai dengan keluhan dan diagnosis sebagai contoh depresi

obat anti depresan memerlukan waktu antara 2 – 3 minggu, dan perubahan akan dirasakan bertahap. Dilatasi pupil menandai dosis yang cukup, dan pengobatan diteruskan selama 3 bulan dan berangsur dikurangi. Dan tidak perlu takut menjadi ketagihan (addicted) karena memerlukan waktu yang lama.

Page 45: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Obat yang digunakan antara lain: seperti :(a) Golongan tricyclic dan tetracyclic anti depresan (TCAs) contohnya imipramine (Tofranil), amitriptyline (laroxyl), Doxepin, Maprotiline (Ludiomil), clomipramine, mianserin (Tolvon). (b) Golongan monoamine oxidase inhibitor (MAOIs) seperti moclobemide (Aurorix). (c) golongan anti depresan atipikal seperti Opipramol di HCl (insidon), Amineptine (Survector), Trazodone, (d) Golongan SSRI seperti Setraline Hcl (Zoloft). Paroksetin, fluoksetin, fluvoksamin.

Secara farmakologi kerja obat anti depresi misalnya penghambat Mono Amin Oksidase yang digunakan sejak lama. MAO dalam tubuh berfungsi dalam proses deaminasi oksidatif katekolamin di mitokondria. Proses ini dihambat oleh Penghambat MAO akibatnya kadar epinefrin, norepinefrin, dan 5-HT naik dalam otak

Page 46: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

(2) Psikoterapi dengan bersikap empati kita terhadap pasien, diberi kesempatan pasien untuk mengutarakan isi hatinya (ventilasi) dengan demikian mereka dapat merasa tenang, puas dan lega, beban yang terasa bisa menjadi lebih ringan, ketegangan jiwanya bisa lebih rileks, memberikan edukasi, pendidikan dan meluruskan pendapat akan apa yang dideritanya.

Page 47: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

(3) Memberi Motivasi beribadah, bahwa ibadah adalah mendekatkan diri kita kepada yang Maha yaitu Allah , sebagai tempat kita bergantung dan mengadu, mengingatnya, akan memberi ketenangan jiwa, yang kemudian akan meningkatkan daya tahan mental dan imunitas tubuh pasien tersebut.

(4) Sosioterapi, dimana anggota keluarga dan lingkungan sekitarnya diajak ikut serta membantu pasien agar memberi dukungan penyembuhan terhadap hal-hal yang memberikan stresor pada pasien tersebut.

Page 48: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

5. Meningkatkan kekebalan stress, Menurut Dadang Hawari ada beberapa pengelolaan terhadap stress, yaitu:

a. Olah raga Dengan olah raga yang teratur minimal 2 kali seminggu ,

tubuh ini dapat lebih bugar, dan lebih sehat sehingga mental dan kekebalan tubuh dapat lebih meningkat.

b. Rekreasi Rekreasi dapat membebaskan diri dari kejenuhan

pekerjaan atau kehidupan yang monoton amat baik memulihkan ketahanan fisik dan mental, rekreasi dapat dilakukan bersama pasangan kita, agar hubungan bisa selalu mesra, dan juga rekreasi bersama anak sehingga sarana komunikasi diantara anggota keluarga bisa berjalan efekif, mempererat hubungan psikososial diantara anggota keluarga.

Page 49: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

c Kasih sayang Perhatian kita terhadap anak , istri atau suami, hubungan

harmonis yang terus terjaga akan memberi ketentraman batin dan kedamaian, menurut Hawari, penelitian menunjukan bahwa 80 % stress disebabkan oleh adanya masalah dalam hubungan antara suami-istri, dan merupakan faktor dominan bagi menurunnya daya tahan atau kekebalan seseorang terhadap stress.

d. Sosial ekonomi Pengelolaan keuangan yang baik tidak akan memberi

dampak stress, apalagi bila tidak dapat mengatur pengeluaran yang lebih besar pasak dari pada tiang, atau mengejar status tampa melihat kemampuan dan penghasilan.

e. Rokok Menurut Hawari , penelitian membuktikan bahwa jangan

merokok lebih dari 10 batang sehari, lebih dari itu tubuh tidak akan mampu menetralisir efek negatif rokok, tapi yang lebih baik tidak merokok. Tiap satu batang rokok usia diperpendek 12 menit.

Page 50: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

f. Pergaulan/Silaturahmi Manusia tidak dapat hidup tampa manusia lain karena

manusia adalah mahluk sosial yang memerlukan teman, sahabat, tempat bertukar pikiran, tetangga adalah saudara terdekat, hubungan yang terjalin baik dan harmonis dengan orang lain membuat hidup kita jadi lebih berarti.

g. Tidur Tidur yang teratur 7-8 jam sehari amat baik untuk

memulihkan segala keletihan fisik dan mental. Bila kita kurang tidur, maka daya tahan tubuh akan turun, badan tidak bugar, pekerjaan jadi tidak lancar. Maka kekebalan tubuh kita terhadap stress akan berkurang

Page 51: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

h. Makanan Makan yang seimbang dan teratur, tidak berlebihan maupun

kekurangan, memberi dampak bagi kesehatan fisik dan kekebalan tubuh .

i. Waktu Pengelolaan waktu yang baik, apakah lebih banyak

menghabiskan waktu menonton TV, kurang membaca buku untuk menambah ilmu pengetahuan, sehingga waktu terbuang percuma.

j. Agama Seperti yang telah dijelaskan diatas, penghayatan agama

yang baik akan memberikan dampak terhadap bagaimana kita memaknai hidup ini. Kemantapan beragama membawa kita kepada ketenangan hidup kita.

Page 52: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

MANUSIA DALAM AL’QURAN

MANUSIA khalifah dibumi (QS.2:30), dan di ciptakan Allah bukan untuk main-main (QS.23:115), melainkan untuk mengembangkan amanah (QS.33:72) dan untuk beribadah kepadaNya (QS.51:56) serta selalu menegakkan kebajikan sekaligus menghilangkan keburukan (QS.3:110) dengan segala tanggung jawab (QS.75:36),

Keistimewaan lain manusia adalah memiliki kebebasan luas untuk mengembangkan diri setinggi-tingginya atau serendah-rendahnya (QS.91:7-10), bahkan agama pun tidak dipaksakan kepadanya (QS.2:256). (Bastaman,1995:56).

Page 53: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

KELEMAHAN MANUSIA

Namun manusia pun dilengkapi dengan banyak kelemahan seperti ketergesah-gesahan (QS.17:11), pembantah (QS.18:54), melampaui batas (QS.10:12), Kikir (QS.70:19), mudah putus asa (QS.41:49), selalu berkeluh kesah (QS.70:20), ingkar (QS.80:17), tidak mau bersyukur (QS.100:6), mudah lalai setelah mendapat nikmat (QS.17:83) Walaupun demikian fitrah manusia adalah suci dan beriman (QS.7:72). (Bastaman,1995:56)

Page 54: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

KEIMANAN

Kecenderungan terhadap agama adalah sikap dasarnya (QS.30:30), Dalam keadaan sadar ataupun tak sadar manusia selalu merindukan Allah (QS.39:8; S.39:49), taat, khusuk, tawakal dan tidak ingkar (QS. 17:66-69), terutama bila sedang mengalami malapetaka dan kesulitan hebat (QS.31:32, S.17:66). (Bastaman,1995:56).

Page 55: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Menurut Harun Nasution, manusia tersusun dari unsur materi dan imateri, jasmani dan Rohani, Tubuh manusia yang berasal dari tanah dan ruh atau jiwa berasal dari substansi imateri di alam gaib. Tubuh pada akhirnya akan kembali menjadi tanah atau jiwa akan pulang ke alam Gaib. Dalam Ruh atau jiwa ada yang disebut al-Nafs mempunyai dua daya, daya pikir yang disebut akal yang berpusat di kepala dan daya rasa yang berpusat dikalbu yang berpusat di dada. Daya rasa yang berpusat didada dipertajam dengan ibadah (shalat, puasa, haji, zakat), karena intisari dari semua ibadah dalam islam adalah mendekatkan diri kepada Tuhan yang maha Suci. Yang maha Suci hanya dapat didekatkan oleh ruh yang suci..(Nasution, 1996:37-38)

Page 56: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Ibadah adalah latihan menyucikan ruh atau jiwa. Makin banyak seseorang beribadah secara iklash, makin suci pula jiwa dan ruhnya. Daya pikir atau akal berpusat dikepala dalam sejarah islam diperkuat oleh dorongan ayat-ayat kauniah. Nasution menambahkan jadi manusia menurut ajaran Islam, tersusun dari unsur materi, yaitu tubuh yang mempunyai hayat dan unsur imateri yaitu roh yang mempunyai dua daya, daya rasa di dada dan daya pikir dikepala. Daya rasa, jika diasah dengan baik, mempertajam hari nurani dan daya pikir, jika dilatih, mempertajam penalaran.(Nasution, 1996:37-38)

Page 57: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Dalam konteks keislaman ada empat istilah yang digunakan untuk menyebutkan jiwa , yaitu (1) Hati, (2) Ruh, (3) Nafs, dan (4) Akal, Al-Ghazali memberikan batasan mengenai empat tersebut diatas (Sholeh,2006:124):

a. Hati mempunyai dua pengertian, yaitu : (a)Segumpal daging sanubari yang terletak disebelah kiri dada bersifat material; (b)Bersifat im-material merupakan rasa rohaniah yang halus yang berkaitan dengan hati jasmani

b. Ruh juga mempunyai dua makna, yaitu : (a) Jism atau jasad halus yang bersumber dari rongga hati jasmani, ia beredar keseluruh bagian tubuh; (b) Sesuatu yang halus yang tahu dan mengerti

c. Nafsu mempunyai dua makna , yaitu : (a) Cakupan makna dari kekuatan amarah dan syahwat yang bersifat material; (b) Sesuatu yang halus, yang merupakan hakikat manusia yang bersifat im-material

d. Akal mempunyai dua makna juga, yaitu: (a) Ilmu tentang hakikat segala sesuatu, yang merupakan sifat dari ilmu yang bertempat dalam hati; (b) Sesuatu yang halus, yang merupakan hakikat manusia yang bersifat im-material.

Page 58: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Tinjauan Pengamalan Ibadah Dalam Kajian Islam dan Kedokteran

Shalat menurut bahasa 'Arab: doa. Menurut istilah syara' ialah ibadat yang dikerjakan untuk membuktikan pengabdian dan kerendahan diri kepada Allah

Mendirikan Shalat ialah menunaikannya dengan teratur, dengan melengkapi syarat-syarat, rukun-rukun dan adab-adabnya, baik yang lahir ataupun yang batin, seperti khusu' ,memperhatikan apa yang dibaca dan sebagainya.

Page 59: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Ali ra, diceritakan jika waktu shalat tiba, wajah Ali karramullahu wajhah ra, sahabat nabi dan menantu nabi ini akan berubah, tubuhnya gemetar, bila orang bertanya mengenai penyebabnya, Ali ra akan menjawab, ”Sekarang waktunya untuk menunaikan amanat yang tidak mampu di tunaikan oleh langit dan bumi, gunung-gunung pun tak sanggup menunaikan amanat ini. Saya tidak tahu apalah saya mampu menunaikan amanat ini.

Page 60: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Shalat Menurut Kedokteran Gerakan shalat menurut para ilmuwan dan dokter salah satu terbaik

untuk menyembuhkan rematik (terutama untuk tulang punggung), yang disebabkan oleh ketidak seimbangan otot. Berdasarkan saran dokter tidak ada solusi yang berbaik untuk menghindari rematik sejak dini dengan melaksanakan sholat 5 waktu secara konsisten dan juga banyak melakukan gerak untuk meminimalisir kemungkinan penyakit tulang punggung, memanfaatkan kesempatan sebaik mungkin mengembalikan keseimbangan pada persendian dan otot tubuh, dan otot tubuh, dan hendaknya hal ini tetap dilaksanakan walaupun ada kerusakan tulang atau setelah penggunaan gips.

Dapat disimpulkan bahwa gerakan sholat adalah jenis gerakan terbaik yang selaras dengan saran dokter dan mampu mengembalikan fungsi otot dengan baik, gerakan yang dimaksud diantaranya gerakan rukuk, berdiri tegak, sujud dalam waktu yang lama dan dilakukan berulang (Abdullah, 2006: 37-38)

Page 61: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Gerakan shalat pun merupakan gerakan olah raga ringan yang baik untuk melancarkan peredaran darah tubuh, lancarnya peredaran darah, akan melancarkan suply oksigen dan nutrisi keseluruh organ tubuh dan otak.

Selain baik untuk jantung dan peredaran darah, gerakan shalat ini juga dapat memperkuat tulang karena tulang yang banyak digerakan secara terus menerus akan menjadi lebh baik ,lebih tebal tidak gampang kropos atau dapat terhindar dari osteoporosis, karena mengandung lebih banyak kalsium dibanding tulang yang tidak sering digerakkan.

Page 62: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Berwudhu yang kita lakukan sebelum shalat dapat menetralisir jumlah kuman yang patogen atau berbahaya akibat kulit yang terpapar dengan debu. Sehingga kebersihan kulit lebih terjaga dari infeksi kulit, membilas kulit dengan air yang berulang-ulang dapat meningkatkan kekebalan tubuh terhadap bakteri, sehingga meningkatkan imunitas.

Berwudhu juga dapat menghindari kanker kulit, kulit yang terpapar dengan berbagai zat kimia , dengan membilas kulit sebanyak 5 kali sehari dapat mengurangi efek kimiawi yang terpapar ke kulit kita, sehingga dampat zat kimia dapat diminimalisir.

Page 63: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Hembing memaparkan membasuh wajah waktu wudhu dengan air bersih akan merangsang titik-titik akupuntur dibagian wajah yang efeknya sangat bermanfaat untuk kesehatan. Rangsangan yang ditimbulkan fungsinya sesuai dengan therapi akupuntur. Pada wajah terdapat pusat akupuntur organ seperti titik, dada, usus kecil, usus besar, ginjal, kaki, tangan, tempurung lutut, faring, hati/ limfa, jantung, kandung kemih, lambung, paru-paru, kandung empedu. Ketika membasuh kedua tangan sampai siku pun terdapat titik akupuntur yang terangsang antara lain. Meridien yien untuk menyembuhkan penyakit pada dada, paru-paru, tenggorokan, lambung, jantung, dan organ gerakan bagian atas. Rangsangan pada meridien yang ditangan dapat menyembuhkan penyakit pada kepala, wajahm mata, kuping, hidung, mulut, gigi, tenggorokan dan organ gerak bagian atas leher (Hembing,1994:47-49)

Page 64: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

PEREDARAN YANG LEBIH BANYAK PADA ORANG YANG SHOLAT

Page 65: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Dr  Noha abo-krysha dalam tulisannya tentang The Effect of Prayer on the Human Body menjelaskan tentang hasil Single photon CT scan yang menunjukan adanya peningkatan aliran darah pada otak besar (cerebrum) ketika seseorang melakukan berdoa/meditasi, gambar yang sebelah kiri menunjukan sebelum berdoa dan kanan menunjukan peningkatan aktivitas otak yang bertambah setelah meditasi Atau berdoa Warna merah menunjukkan aktivitas yang tinggi, sedang kuning dan hijau menunjukan aktifitas yang rendah, Selama meditasi atau berdoa asupan darah ke otak terutama bagian lobus frontal akan bertambah, seperti yang kita ketahui bagian frontal cerebrum bertanggung jawab dalam mengontrol emosi dan agitasi pada manusia.

Page 66: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Puasa Menurut Kedokteran

Puasa dapat meningkatkan kekebalan tubuh atau imun system terhadap berbagai penyakit. Ditunjukkan dengan peningkatan fungsi sel limfa yang memproduksi sel limfosit T yang secara significan bertambah, setelah puasa. (Riyad Albiby and Ahmed Elkadi :84 )

Untuk penyakit seperti diabetes sekalipun puasa ramadhan tidak akan berbahaya , malah memberikan banyak manfaat (Sulimami, dll, 1988: 549-552)

Menurut Jalal Saour bahwa berkurangnya cairan pada puasa akan menurunkan heart rate atau kerja jantung, pencegahan terhadap penggumpalan darah yang termasuk penyebab serius panyakit jantung.(Jalal, Riyad,1990)

Malah puasa juga aman untuk pasien yang mempunyai gangguan ulcer pada lambung. Penelitian dilakukan oleh Muzam MG, Ali M.N dan Husain dalam observasi terhadap efek puasa ramadhan terhadap asam lambung (Muzam :1963:228)

Page 67: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Menurut Elson M. Haas M.D. Direktur Medical Centre of Marin (sejak 1984) . Dalam puasa (cleasing dan detoksifikasi) merupakan bagian dari trilogy nutrisi, balancing, building( toning). Elson percaya bahwa puasa adalah bagian yang hilang “missing link” dalam diet di dunia barat. Kebanyakan orang di barat over eating atau terlalu banyak makan, makan dengan protein yang berlebihan, lemak yang berlebihan pula.

Sehingga ia menyarankan agar orang lain mulai mengatur makanannya agar lebih seimbang dan mulai berpuasa, karena puasa bermanfaat sebagai: purifikasi, peremajaan, istirahat pada organ pencernaan, anti aging, mengurangi alergi, mengurangi berat badan, detoksikasi, relaxasi mental dan emosi, perubahan kebiasaan dari kebiasaan makan yang buruk menjadi lebih seimbang dan lebih terkontrol, meningkatkan imunitas tubuh. dan lebih baik lagi bila dalam pengawasan dokter.

Puasa dapat mengobati penyakit seperti Influeza, bronkitis, diare, konstipasi, alergi makanan, astma, aterosklerosis, penyakit jantung koroner, hipertensi, diabetes, obesitas, kanker, epilepsi, sakit pada punggung, sakit mental, angina pectoris (nyeri dada karena jantung), panas dan insomnia. (www.healthynet.com)

Page 68: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

PUASA DI NEGARA BARAT

Puasa sudah diakui menjadi penyembuh terhebat dalam menanggulagi penyakit, bahkan di amerika ada pusat puasa yang diberi nama ”Fasting Center International, Inc” ,Director Dennis Paulson yang berdiri sudah sejak 35 tahun yang lalu, dengan pasien dari 220 negara. Yang merekomendasikan: (1) program penurunan berat badan, (2) mengeluarkan toxin tubuh, (3) puasa dapat memperbaiki energy, kesehatan mental, kesehatan fisik dan yang paling terpenting meningkatkan kualitas hidup.

Page 69: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Beberapa Ilmuwan telah melakukan beberapa penelitian tentang puasa diantaranya secara ringkas dibawah ini: (Seperti yang dikutip oleh Ash-Shawi)

1. Puasa dapat mengurangi jumlah hormon pemicu stress, Dr Sabah al-Baqir dan kawan-kawan dari Falkutas kedokteran Universitas King Saud.yang melakukan studi terhadap hormon prolaktin, insulin dan kortisol, pada tujuh orang laki-laki yang berpuasa sebagai sampel. Hasilnya bahwa tidak ada perubahan signifikan pada level kortisol. Prolaktin, dan insulin. Ini menunjukkan bahwa puasa bulan ramadhan bukanlah pekerjaan yang memberatkan, dan tidak mengakibatkan tekanan mental maupun saraf. Percobaan ini menunjukan peningkatannya terjadi pada perbedaan waktu saja, bila pada hari tidak puasa prolaktin mengalami kenaikan tertinggi pada jam 16.00. sementara pada bulan Ramadhan mengalami puncaknya pada pukul 21.00 dan menurun lagi sampai batas terendahnya pukul 04.00. Sementara insulin meningkat pada pukul 16.00, sedang pada bulan ramadhan pukul 21.00, menurun sampai batas terendah pukul 16.00. Sedang Kortisol pada hari biasa mencapai puncaknya pukul 09.00, menurun pada pukul 21.00, sementara pada bulan Ramadhan tidak ada perubahan berarti

2. Dr Ahmad al-Qadhi, Dr. Riyadh al-Bibabi, bersama rekannya di Amerika melakukan uji laboratorium terhadap sejumlah sukarelawan yang berpuasa selama bulan Ramadhan. Hasil penelitian ini menunjukan pengaruh positif puasa yang cukup signifikan terhadap sistem kekebalan tubuh. Indikator fungsional sel-sel getah (lymfocytes) membaik hingga sepuluh kali lipat, walaupun jumlah keseluruhan sel-sel getah bening tidak berubah, namun prosentase jenis getah bening yang bertanggung jawab melindungi tubuh dan melawan berbagai penyakit yaitu sel T mengalami kenaikan yang pesat.

Page 70: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

3. Dr Riyadh Sulaiman dan kawan-kawan tahun 1990 dari RS Universitas King Khalid, Riyadh Saudi melakukan penelitian terhadap pengaruh puasa Ramadhan terhadap 47 penderita diabetes jenis kedua (pasien yang tidak tergantung insulin). Dan sejumlah orang sehat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa puasa bulan ramadhan tidak menimbulkan penurunan berat badan yang signifikan. Tidak ada pengaruh apapun yang berarti pada kontrol penyakit diabetes diabetes dikalangan penderita ini. Sejauh ini puasa Ramadhan aman saja bagi penderita diabetes sejauh dilakukan dengan kesadaran dan kontrol makanan serta obat-obatan.

4. Dr. Muhammad Munib dan kawan-kawan dari Turki juga melakukan sebuah penelitian terhadap seratus responden muslim, Sampel darah mereka diambil sebelum dan diakhir bulan ramadhan, untuk dilakukan analisis dan pengukuran terhadap kandungan protein , total lemak (total lipid), lemak fosfat, asam lemak bebas, kolesterol, albumin, globulin, gula darah, tryglycerol, dan unsur-unsur pembentuk darah lainnya, dan didapat, antara lain bahwa terjadi penurunan umum pada kadar gula (glukosa) dan tryacyglicerol orang yang berpuasa, terjadinya penurunan parsial dan ringan pada berat badan, tidak terlihat adanya aseton dalam urin, baik dalam awal maupun akhir puasa, sebab sebelum puasa ramadhan, kenyataan ini menegaskan tidak adanya pembentukan zat-zat keton yang berbahaya bagi tubuh selama bulan puasa islam, Dengan keutamaan puasa, glikogen dalam tubuh mengalami peremajaan, memompa gerakan lemak yang tersimpan, sehingga menghasilkan energi yang lebih meningkat (Ash-Shawi 2006:85-86)

Page 71: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Zikir dan membaca Al-Quran

Zikir dan membaca Al-Quran adalah bagian dalam mengingat Allah, bersyukur kepada-Nya disetiap waktu, dengan sebanyak-banyaknya. Dengan mengingat Allah, kita akan merasakan penjagaan dan pengawasan Allah terhadap kita, hingga makin besarlah tertanam dalam hatinya keridhaan, keiklasan kelapangan hati dan ketenangan. Ketenangan menjaga kita dari penyakit hati dan fisik.

Dalam Al-Quran Surat Al-Ahzab 41, Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan

menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.”

Page 72: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Beberapa hadist Tentang Zikir adalah sebagai Berikut:

1. Barang siapa yang ditimpa kedukaan (kesusahan) dan keresahan, maka perbanyak mengucapkan ”La Haula Wala Quwwata Illa Billah ( tiada daya dan upaya kecuali Allah)” (HR Bukhari dari Ibnu Abbas)

2. Barang siapa yang terbiasa beristigfar, maka Allah akan memberikannya jalan keluar dari setiap kesulitan yang dihadapinya dan jalan keluar dari segala keresahannya serta memberikannya rezeki dari jalan yang tiada terduga (HR Abu Dawud)

3. Allah berfirman dalam hadist Qutsi, aku ada dalam prasangka hamba-Ku kepada-Ku dan aku akan selalu bersamanya selama ia mengingat-Ku. Apabila ia mengingat-Ku dalam dirinya, maka aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Apabila ia mengingat-Ku dalam kelompok, maka akupun akan mengingatnya pada satu kelompok yang lebih baik darinya. Apabila ia mendekati-Ku satu jengkal, maka aku akan mendekatinya sehasta, jika ia mendekatiku dengan berjalan, maka aku akan mendekatinya dengan berlari (HR Bukhari dan Muslim).

Page 73: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

4. Barang siapa yang mengucapkan ,”Laa Ilaha Illallah Laa Syariikalah, lahul Mulku Wa lahul hamdu wa huwa ’ala kulli syai’in qadiir (Tiada Tuhan selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya, Kepunyaan-Nya segala kerajaan dan semua syukur dan Dia Maha Berkuasa)” sebanyak seratus kali dalam seharinya, maka baginya pahala membebaskan sepuluh budak dan akan dituliskan baginya seratus kebaikan serta dihapuskan darinya seratus kesalahan. Ia pun akam memiliki perisai dari segala godaan setan pada hari itu hingga sore menjelang, Tiada seorangpun yang lebih baik darinya kecuali apabila ada seseorang mengerjakan hal tersebut lebih banyak darinya, Barang siapa yang mengucapkan ”Subhanallah wa bi hamdihi (Mahasuci Allah dan dengan pujian untuk-Nya) seratus kali dalam seharinya, maka semua dosa dan kesalahannya akan diampuni walaupun dosa dan kesalahannya tersebut bagai buih di lautan. (HR Bukhari, Muslim, dan Tirmi ZI)

Page 74: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Penelitian tentang doa dan zikir telah banyak dilakukan antara lain menurut Hawari

Penelitian yang dilakukan oleh Comstock, GW dan kawan-kawan (1972) seperti yang termuat dalam Journa of Chronic Diseases, menyatakan bahwa bagi mereka yang melakukan kegiatan keagamaan secara teratur disertai doa dan zikir, ternyata risiko kematiannya akibat jantung koroner lebih rendah 50 %, sementara kematian akibat emphisema (paru-paru ) lebih rendah 56 %, kematian akibat penyakit hati (cirrhosis hepatis) lebih rendah 74 % dan kematian akibat bunuh diri lebih rendah 53 %.

Penelitian yang dilakukan ilmuwan Larson dan kawan-kawan (1989) terhadap pasien dengan tekanan darah tinggi atau hipertensi dibandingkan dengan kelompok (bukan pasien hipertensi), diperoleh kenyataan bahwa komitmen agama kelompok kotrol lebih baik dan dikemukakan bahwa kegiatan agama seperti doa, zikir mencegah seseorang dari hipertensi.

Penelitian Levin dan Vanderpool (1989) demikian pula terhadap penyakit jantung dan pembuluh darah , bahwa kegiatan agama akan memperkecil risiko menderita penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler)

Alfred Tomatis seorang dokter dari Perancis yang lima puluh tahun mengadakan eksperimen tentang hubungan antara rangsang pendengaran terhadap tubuh, dimana pendengaran dapat mengotrol regulasi kerja tubuh dalam mengontrol dan mengendalikan sistem syaraf.

Page 75: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Perubahan sel Kanker yang hancur Karena Suara Al-Quran

Page 76: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Gambar diatas menunjukan suara lantunan Al-Quran mempunyai efek terbaik menghancurkan sel kanker yang tidak terobati. Suara Al-Quran yang dilantunkan memberikan frekuensi yang merangsang sel secara keseluruhan. Suara dari telinga menuju sel otak dan mempengaruhi kerja otak, dan sel tubuh. Yang hanya dapat dirasakan dengan pengalaman dan pengulangan. . (www.kaheel7.com)

Page 77: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

AIR ZAMZAM

Air zamzam kaya akan mineral dan berkhasiat untuk berbagai macam penyakit, tidak mengandung bakteri, tidak berbau, tidak berwarna, dengan kadar keasaman 7,5, mengandung 30 jenis mineral, yang terbanyak adalah natrium, magnesium, fluor. Menurut penelitian dari lebih 50 penelitian di 9 negara terdapat hubungan antara air yang kekurangan zat magnesium dan kalsium. Penambahan kalsium dan magnesium pada air minum akan mengurangi angka kematian akibat penyakit jantung, hal ini berhubungan dengan fungsi magnesiup dalam berbagai biokimia dan fisiologi tubuh (Bahar Azwar,2007:37)

Page 78: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN A. Metode Dan Desain Penelitian Metoda penelitian yang peneliti gunakan adalah

metoda survei yaitu penelitian dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan, dalam hal ini peneliti melakukan penelitian di puskesmas dan kunjungan kerumah pasien, mengambil data yang terjadi pada saat penelitian dilakukan, dan mengadakan pengolahan data secara kuantitatif dengan bantuan SPSS 13.

Page 79: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

B. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini variabel yang diungkap

adalah Variabel X1 : Motivasi ibadah Variabel X2 : Kekebalan stress Variabel Y : Pencegahan Gangguan

Psikosomatik

Page 80: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

C. Definisi Operasional a. Motivasi Ibadah Motivasi adalah kecenderungan yang timbul pada seseorang untuk

melakukan sesuatu aksi atau tindakan dengan tujuan tertentu yang dikehendakinya. Motivasi mempunyai beberapa 4 indikator yang meliputi ,attenton, relevance. Confidence, satisfaction. Skala motivasi Ibadah yang diukur meliputi Ibadah Shalat, puasa, shadaqah, zikir, membaca Al-Quran, ibadah Haji. Indikator motivasinya meliputi mencakup hal-hal sebagai berikut:

1. Attention, perhatian terhadap ibadah, bagaimana frekwensinya, persistensinya, apa kandungan maknaannya, bagaimana adakahperhatiaannya terhadap ibadah .

2. Relevansinya, motivasi ibadahnya dengan kebutuhannya, apakah ibadah dapat memenuhi kebutuhan rohani, jasmani, spiritual, bagaimana manfaatnya secara pribadi atau terhadap orang lain.

Page 81: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Kriteria penilaian Motivasi Ibadah 3. Confidence. Kepercayaan bahwa ibadah yang

dilakukannya dapat meningkatkan percaya diri, bahwa ia mampu menjalani kehidupan ini, mengatasi masalah dan tekanan.

4. Satisfaction (kepuasan), Motivasi ibadah dapat memberikan kepuasan kepada seseorang karena ia dapat memjadi sehat, jasmani, rohani dan akal.

Indikator-indikator variabel dapat dirumuskan sebagai berikut:

Kriteria ibadah Nilai Baik 19 – 38 Sedang 39 – 57 Buruk58 - 95

Page 82: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Kekebalan Stress adalah tingkat stress seseorang yang diukur dengan sebuah skala yaitu skala Smith dan Miller , bila kekebalan terhadap stress baik , maka seseorang menjalankan pengelolaan stress yang baik, maka kekebalan stressnya pun menjadi baik. Kuesioner di buat hasil adaptasi dari skala ini.

Kriteria kekebalan stress Nilai Baik 17 – 34 Sedang 35 - 51 Buruk52 - 85

Page 83: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Skala Holmes Dengan skala ini kita dapat mengetahui

sejumlah faktor yang mempengaruhi penyebab stress. Masing-masing faktor diberi nilai, kalau seseorang dalam setahunnya mendapatkan jumlah score melampaui 300, hal ini menunjukan bahwa ia sudah dalam keadaan bahaya. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:

Page 84: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

HOLMES 1 Kematian Suami/istri 100 2 Kematian keluarga dekat 63 3 Perkawinan 50 4 Kehilangan jabatan 47 5 Pensiunan/Pengasingan diri 45 6 Kehamilan istri 40 7 Kesulitan sex 39 8 Tambah anggota keluarga baru 39 9 Kematian kawan dekat 37 10 Konflik suami/istri 35

11 Menggadaikan rumah 31 12 Perubahan dalam tanggung

jawab pekerjaan 29 13 Konflik dengan ipar , mertua,

menantu 29 14 Perasaan tersinggung atau

penyakit 53 15 Rujuk dalam perkawinan 45 16 Perubahan kesehatan

seseorang anggota keluarga 44 17 Perubahan dalam status

keuangan 38 18 perceraian 65 19 Peralihan jenis pekerjaan 36

Page 85: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

19 Peralihan jenis pekerjaan 36 20 Mencegah terjadinya

penggadaian/pinjaman 30 21 Anak laki-laki/perempuan

meninggalkan rumah 29 22 Prestasi pribadi yang luar biasa

28 23 Istri mulai atau berhenti bekerja2

9 24 Kesulitan dengan atasan 23 25 Tukar tempat tinggal 20 26 Perubahan dalam hiburan19 27 Pinjaman dengan rumah sebagai

jaminannya 17

28 Perubahan dalam jumlah pertemuan keluarga 15

29 Pelanggaran ringan 11 30 Menukar kebiasaan pribadi 24 31 Perubahan jam kerja/syarat kerja

20 32Tukar sekolah 20 33 Tukar kegiatan sosial 18 34 Tukar kebiasaan tidur 16 35 Perubahan dalam kebiasaan

makan 15 36 Berlibur 13 total

Page 86: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Skala Holmes

0 - <150 Tidak ada kemungkinan untuk stress akibat penyakit

150 –199 Tingkat krisis hidup ringan ----> kemungkinan terkena penyakit 35 %

200 – 299 Tingkat krisis hidup sedang ----> Kemungkinan terkena Penyakit 50 %

300 atau Lebih Tingkat krisis hidup berat ----> Kemungkinan terkena penyakit 80 %

Page 87: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Gejala Psikosomatik terdiri dari a. Gejala depresi b. Gejala Ansietas c. Dispepsia fungsional d. Nyeri psikogenik e. Penyakit Jantung fungsional f. Chronic Fatique Syndrome g. Penyakit Kolon iritabelKriteria Pencegahan Gangguan Psikosomatik Nilai Psikosomatik 57 - 95 Bukan Psikosomatik (baik)19 - 56

Page 88: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Populasi Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.

Apabila seseorang meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.(Arikunto, 2002: 108)

Populasi penelitian yang dipakai penulis meliputi beberapa pasien dewasa yang datang dalam kurun waktu 1 bulan ke Puskesmas Astapada. Pada bulan desember 2007.

Page 89: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Sampel Adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian

sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Disini yang dimaksud adalah untuk mengangkat kesimpulan penelitian sabagai sesuatu yang berlaku bagi populasi (Arikunto, 2002: 109)

Diharapkan sampel yang diambil dari sampel pasien yang disurvei selama 1 bulan bisa dipakai sebagai kesimpulan penelitian penulis. Tentang pengaruh antara motivasi beribadah dan kekebalan stress terhadap pencegahan gangguan psikosomatik.

Karakteristik pasien yang digunakan pada penelitian ini adalah pasien dewasa yang berkunjungan ke Puskesmas Astapada. Diambil sampel dengan kriteria umur antara 20 – 50 tahun, dengan berbagai keluhan, antara lain, Hipertensi, mialgia, asma, depresi, anxietas. Gangguan pencernaan.

Tehnik Sampling yang digunakan adalah porposive dan, dilakukannya purposive sample dengan tujuan tertentu, sesuai dengan pertimbangan penulis, karena penulis sehari-hari bekerja di tempat penelitian dilaksanakan sehingga sumber data sesuai dengan variabel yang diteliti.

Page 90: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini penulis mengambil sumber data secara primer yaitu data yang diambil peneliti langsung dari kunjungan pasien di puskesmas, dan kunjungan langsung kerumah pasien atau responden dengan menggunakan daftar pertanyaan , wawancara , ataupun observasi.

Page 91: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Untuk mengukur validitas instrumen .Tehnik korelasi yang dipakai adalah tehnik Korelasi” Product Momen” yang dirumuskan sebagai berikut :

Keterangan : rxy = Koefisien validitas N = Jumlah responden X = Skor item Y = Skor total

2222 YYNXXN

YXXYNr

Page 92: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Hasil yang signifikans didapat dengan menilai hasil korelasi (rxy) dibandingkan dengan nilai kritik r. Validitas yang cukup tinggi didapat bila r hitung (rxy) lebih besar dari nilai r tabel .

Keputusan Uji, Bila r hitung lebih besar dari pada r tabel maka Ho ditolak artinya variabel valid, sedangkan bila r hitung lebih kecil dari pada r tabel maka Ho gagal ditolak, artinya variable tidak valid.

Page 93: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukan

sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih gejala yang sama dan dengan alat pengukur yang sama (Hastono, 2001:48)

Pada penelitian ini digunakan tehnik belah dua (split halve method). Yang telah disusun dibelah atau dibagi dua, pertanyaan yang valid dihitung sedang yang tidak valid dibuang, kemudian melakukan uji korelasi dengan rumus korelasi produc moment.

Page 94: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Tehnik Analisa Data Data kuantitatif yang dapat setelah dikumpulkan kemudian dikelola

secara statistik.Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan korelasi Product Moment dari Karl person. Analisis korelasi digunakan untuk mengukur derajat hubungan antar variable X1 (motivasi ibadah) dan X2 (kekebalan stress) dengan variabel Y (gangguan psikosomatik), dengan rumus sebagai berikut :

Menentukan nilai korelasi

n ∑x1y – (∑x1) (∑y) rx1y = √ {n∑x12– (∑x1)2 } { n∑y2 – (∑y)2 }

Page 95: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Menentukan Interprestasi Nilai korelasi Menurut Colton kekuatan hubungan dua variable

secara kualitatif dapat di bagi dalam 4 area, yaitu > 0,76 - <1,00 = Sangat kuat/sempurna > 0,51 - < 0,75 = Kuat > 0,26 - < 0,50 = Sedang > 0,00 - < 0,25 = Lemah/tidak ada hubungan

Page 96: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Hasil uji Validitas Uji coba dari 55 butir soal yang dibagikan kepada 200 orang responden

dimaksudkan untuk mendapatkan keabsahan (valid) yang akan digunakan untuk penelitian selanjutnya. Dengan menggunakan korelasi skor butir dengan skor pengujian instrumen, Dari 55 soal dikelompokan dalam tiga variabel pengujian yang dibuat berdasarkan indikator dari masing-masing bidang tersebut, Yaitu Variabel-variabel motivasi ibadah (X1), kekebalan stress (X2) dan pencegahan gangguan Psikosomatik (Y). Kemudian analisa dilakukan terhadap instrumen melalui program SPSS 13 dimana batas angka tabel (r kritis) adalah 0,05. Kriteria pengujian adalah dengan membandingkan antara r hitung dengan r tabel. Jika r hitung lebih besar atau same dengan r tabel maka instrumen penelitian dianggap valid sebaliknya bila r hitung lebih kecil dari pada r tabel maka dianggap tidak valid sehingga instrumen tersebut bila tidak valid tidak dapat lagi digunakan dalam penelitian.

Instrumen penelitian diberikan kepada 200 orang ini dapat dijadikan syarat minimal dalam memberikan tanggapan dan penilaian secara obyektif, jujur dan transparan sesuai dengan keadaan yang di teliti.

Setelah dilakukan pengujian terhadap instrumen penelitian kepada 200 dengan taraf significan 0,05 (5%) dipakai uji satu arah dari r tabel didapat hasil adalah r = 0,194. Hasil uji validitas selanjutnya untuk masing-masing variabel dapat di lihat dengan tabel sebagai berikut:

Page 97: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Variabel Kekebalan Stress (X2) Berdasarkan kajian teori yang dianalisa dari hasil

modifikasi skala Miller dan Smith maka dikembangkan 17 butir soal yag diberikan kepada 200 orang responden

Setelah dilakukan pengujian terhadap instrumen penelitian kepada 200 orang responden dengan taraf signifikansi 0,05 (5%) dipakai uji satu arah dan didapat r tabel sebesar 0,194 maka hasil uji validitas dala dilihat pada tabel berikut ini:

Page 98: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

.Hasil Uji Reabilitas Pengujian terhadap koefisien reliabilitas instrumen dimaksud untuk melihat

konsistensi jawaban butir-butir soal yang diberikan kepada responden. Untuk menguji reliabilitas ini digunakan alat dengan metode belah dua (split half) yaitu metoda yang mengkirelasikan stor totalk ganjil lawan genap selanjutnya dihitung reabilitasnya dengan menggunakan rumus ”Alpha Cronbach”’ Perhitungan dengan menggunakan Program SPSS 13 di komputer.

’ Dengan jumlah responden sebanyak 200 orang didapat r tabel (r kritis)

adalah 0,194 dengan jumlah responden sebanyak dan hasil perhitungan dengan SPSS 13 didapat cronbach’s Alpha sebesar 0,850 dari 19 soal motivasi ibadah, sedangkan cronbach’s Alpha sebesar 0,494 dari 17 soal kekebalan stress, cronbach’s Alpha sebesar 0,864 dari 19 soal pencegahan gangguan Psikosomatik karena hasil Cronbach’s Alpha ( α ) yang didapat lebih besar dari pada r tabel sehingga menunjukan bahwa instrumen penelitian ini adalah bersifat reliabel. Dan dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.

Hasil pengolahan data uji coba instrumen penelitian baik validitas maupun realibitas dengan menggunakan program SPSS selengkapnya dapat dilihat pada lampiran (realibity).

Page 99: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Deskripsi Data

Jumlah responden yang diberi kuesioner sebanyak 200 orang, responden didapat antara lain yang berobat ke Puskesmas sejak tanggal 6 februari sampai dengan 30 desember 2007 , beberapa kuesioner ada yang dibawa pulang ada yang di isi dan di wawancara di Puskesmas,

1. Berdasarkan jenis kelamin. Jumlah wanita sebanyak 87 orang (43.5 %) orang dan laki-laki sebanyak 113 orang (56,5 %) .

2. Berdasarkan Pendidikan adalah sebagai berikut: a. SD : 97 orang (48,5 %) b. SMP : 34 orang (17,0 %) c. SMA : 56 orang (28,0 %) d. Perguruan Tinggi : 13 orang ( 6,5 %) Terbanyak yang menjadi responden adalah yang mempunyai pendidikan

rendah yang sebanyak 48 % yang SD dan 34 orang yang SMP

Page 100: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

ekonomiBerdasarkan Ekonomi didapat, sebagian besar mempunyai taraf ekonomi

yang Rendah sebanyak kurang lebih 81 persen , dan hanya 19 % yang penghasilannya diatas 1 juta

a. Penghasilan < 500 ribu sebanyak 44 orang (22 %) b. Penghasilan 500 ribu – 1 juta sebanyak 118 orang (59 %) c.Penghasilan diatas 1 juta sebanyak 38 orang (19 %)

Dari hari 200 orang yang diperiksa didapatkan data hampir 63 % dengan kriteria motivasi Ibadah baik, 37 % dengan motivasi ibadah yang sedang . menunjukan bahwa dengan menurunnya motivasi ibadah makin meningkat

angka kejadian gangguan psikosomtik, dari 200 orang responden, 51 orang mengalami psikosomatik ringan, dan semuanya mempunyai motivasi ibadah sedang

Page 101: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Kekebalan stress

Dari 200 responden yang diperiksa, responden yang mempunyai

kekebalan stress yang baik adalah sebanyak 52 orang atau 26 %,

yang mempunyai kekebalan stress yang sedang sebanyak 148 orang 74 %

Page 102: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Variabel gangguan psikosomatik

Pada variabel gangguan psikosomatik, responden yang menderita tidak menderita gangguan psikosomatik adalah sebanyak 149 orang 74,5 % dan yang mengalami gangguan psikosomatik 51 orang atau 25,5 %, dari 200 responden yang diteliti.

Page 103: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

menunjukan bahwa dengan menurunnya motivasi ibadah makin meningkat angka kejadian gangguan psikosomatik, dari 200 orang responden, 51 orang mengalami psikosomatik ringan, dan semuanya mempunyai motivasi ibadah sedang

Makin rendahnya kekebalan stress, makin tingginya angka kejadian gangguan psikosomatik. Dari 148 responden yang mempunyai kekebalan stress sedang , yang mengalami gangguan psikosomatik sebanyak 51 orang. Atau 34,5 %, sedangkan yang mempunyai kekebalan stress yang baik tidak ada yang mengalami gangguan psikosomatik.

Page 104: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Frekwensi motivasi ibadah tabel frekwensi Motivasi ibadah, dari 19 item pertanyaan, 16

item pertanyaan mempunyai jawaban yang baik. Hampir diatas 80 % setuju dengan jawaban yang pernyataannya positif, seperti setuju bahwa shalat dapat menghilangkan kecemasan, puasa dapat menyembuhkan sakit, dan memberikan kesabaran, hanya 3 pertanyaan yang jawabannya agak timpang yaitu terutama dalam hal pengamalan, yaitu pertanyaan tentang Shalat tahajud yang di kerjakan dengan teratur , membaca Al-Quran setiap hari beserta artinya, dan melakukan zikir setiap waktu dari 200 responden yang ada, rata-rata yang melaksanakannya 52 % yang melaksanakan shalat tahajud teratur, 48 % yang membaca Al-Quran beserta artinya, dan yang melakukan zikir setiap waktu adalah 65,5 %.

Page 105: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Frekweksi jawaban kekebalan stress

Dari 17 item soal, jawaban responden rata-rata di atas 70 % yang menjawab positif, hanya 5 item soal yang dijawab kurang memuaskan sehingga hal ini menyebabkan kekebalan stressnya menjadi berkurang yaitu, Bahwa rata-rata yang menjawab berolah raga secara teratur hanya 60 % selebihnya 40 % tidak mempunyai waktu untuk olah raga teratur.

Untuk penghasilan yang cukup untuk pengeluaran, 116 orang (58 %), menjawab setuju dan 13 orang (6,5 %) menjawab sangat setuju , dari 200 responden, yang penghasilannya kurang dibanding pengeluaran ada 27 % menjawab kurang setuju, 7,5 % tidak setuju dan hanya 2 orang saja yang sangat tidak setuju. Berarti secara rata-rata 66 % responden dapat mengelola keuangan nya dengan baik.

Page 106: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Pada item soal bagaimana ibadah dapat memberikan kekuatan batin dijawab oleh responden 78 orang setuju (39 %) dan 11 orang sangat setuju (5,5 %) selebihnya kurang setuju sebanyak 66 orang (33%) dan 39 orang (19,5 %) menjawab tidak setuju, dan sangat tidak setuju bahwa ibadah dapat memberikan kekuatan batin adalah 6 orang (3 %). Jadi dari 200 responden yang menberikan jawaban positif bahwa ibadah memberikan kekuatan batin adalah 45,5 %.

Untuk item soal rekreasi bersama keluarga dan teman seminggu sekali dijawab setuju oleh 84 orang (42%) sedangkan yang sangat setuju sebanyak 17 orang (8,5%). Selebihnya tidak teratur dan malah sangat jarang, jadi hanya 50,5 % yang berekreasi bersama keluarga.

Kesibukan membuat responden yang punya waktu untuk menenangkan diri , hanya 97 orang yang menjawab setuju (48,5 %) sedangkan 9 orang menjawab sangat setuju ( 4,5 %). dan selebihnya 47 % tidak mempunyai waktu yang cukup untuk dapat menenangkan diri.

Page 107: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Variabel pencegahan psikosomatik

Pada Item kuesioner variabel Pencegahan Psikosomatik. Pada soal dengan pertanyaan perasaan sedih sehingga membuat responden tidak dapat menikmati hidup ada sebanyak 25 orang yang menjawab setuju dan 3 orang yang menjawab sangat setuju, perasaan sedih seperti ini merupakan salah satu gejala tambahan depresi.

Pada Item pertanyaan saya kurang memperhatikan lingkungan ada sebanyak 23 orang yang menjawab setuju dan 1 orang yang sangat setuju, orang yang sedang depresi biasanya sudah tidak punya keinginan untuk memperhatikan lingkungannya .

Jawaban item bahwa responden sering merasa mudah lelah sekarang ada sebanyak 90 orang dengan jawaban setuju dan 10 orang dengan jawaban sangat setuju, perasaan mudah lelah bisa disebabkan oleh kelelahan fisik dan psikis. Gangguan psikosomatik seperti depresi, Chronic Fatique Syndrome atau Sindrom lelah kronik dengan gejala rasa lelah yang berlangsung lama dan tidak hilang dengan istirahat tanpa penyebab organik yang jelas.

Page 108: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Chronic fatique syndrome juga dialami oleh 44 orang responden atau 22 % dengan jawaban yang setuju dan 7 orang (3,5 %) menjawab sangat setuju. Saya merasa lelah berkepanjangan yang tidak hilang dengan istirahat, sering disertai pegal, nyeri sendi, kurang tidur, cemas

Item soal seperti merasa konsentrasi dan perhatian berkurang dijawab sangat setuju oleh 4 orang dan 45 orang menjawab setuju. Sedang pertanyaan merasa harga diri dan percaya diri yang berkurang dijawab setuju oleh 18 orang responden dan 7 orang yang sangat setuju, merasa hidup pesimis dijawab oleh 36 orang dengan jawaban setuju dan 3 orang dengan jawaban sangat setuju,

Nafsu makan yang berkurang dijawab oleh 34 orang responden dengan jawaban setuju dan 5 orang menjawab sangat setuju, jawaban seperti harga diri yang sudah mulai berkurang, pesimis, konsentrasi yang sudah mulai berkurang, nafsu makan yang berkurang biasanya dialami oleh orang yang depresi, jadi dari 200 responden yang diperiksa ini kurang lebih ada 23 % mengalami depresi.

Page 109: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Dari item soal pertanyaan Saya merasa sakit di ulu hati, kembung, cepat kenyang, sering disertai cemas, atau rasa sedih. Atau yang menurut penulis mengalami gangguan psikosomatik dispepsia fungsional adalah sebanyak 32 orang responden (16 %) dengan jawaban setuju dan 2 orang menjawab sangat setuju (1%).

Responden yang menjawab Saya sering merasa pegal, kaku otot, sakit persendianAda sebanyak 56,5 % dengan jawaban setuju dan 5 % dengan jawaban sangat setuju, Gejala seperti ini bisa karena kelelahan fisik, atau gangguan psikosomatik yang disebut Nyeri Psikogenik

Responden dengan yang menjawab Saya sering merasa sakit kepala, atau migren, atau nyeri sendi, nyeri otot, yang disertai perasaan cemas dan banyak pikiran, kurang tidur. Ada sebanyak 14 orang (7 %) yang sangat setuju dan 81 orang (40,5 %) menjawab setuju. Keluhan nyeri psikogenik sendiri adalah adalah keluhan nyeri yang penyebabnya bukan penyebab penyakit organik ditemukan gejala nyeri tampa kelainan organ yang jelas misalnya nyeri kepala, migren, mialgia, atralgia, kolik abdomen, ada stresor psikososial. Disertai dengan gejala depresi dan ansietas.

Page 110: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Sedangkan responden yang menjawab Saya mengeluh sesak nafas, jantung berdebar, telapak tangan basah, mual, diare, mulut terasa kering. Dijawab oleh 6 orang responden dengan jawaban sangat setuju dan 17 orang setuju, jadi ada 11,5 % yang mengalami gangguan psikosomatik kemungkinan Penyakit Jantung Fungsional (neurosis kardiak). Penyakit dengan keluhan seperti penyakit jantung, tanpa disertai kelainan organik, Dengan keluhan adanya sakit dada yang tidak khas, sesak nafas, dapat menyerupai angina pektoris, berdebar, rasa jantung seakan berhenti, rasa ingin mati, mudah terkejut, adanya cemas yang berlebihan.

Page 111: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Dari 200 responden yang di wawancara ada 21 orang (10,5 %) dengan jawaban setuju dan 4 orang (2%) dengan jawaban sangat setuju menpunyai gangguan Sindrom Kolon Iritabel adalah sakit perut disertai gangguan buang air besar tanpa dijumpai kelainan organik. Ditandai dengan rasa nyeri/tidak enak, diperut disertai diare atau konstipasi, perut kembung, yang tampak dengan jelas, rasa nyeri diperut hilang setelah buang air besar, keluhan psikis menonjol.

Page 112: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian antara motivasi ibadah, dan kekebalan stress terhadap pencegahan gangguan Psikosomatik di Puskesmas Astapada dapat disimpulkan sebagai berikut

1. Terdapatnya hubungan yang positif kuat dan signifikan antara motivasi ibadah dengan pencegahan gangguan psikosomarik sebesar 0,763 atau 76,3 % atas dasar itu berpengaruh signifikan terhadap pencegahan gangguan psikosomatik, makin tingginya motivasi ibadah makin meningkatlah pencegahan kita dari gangguan psikosomatik,

2. Terdapatnya hubungan positif sedang antara kekebalan stress dengan pencegahan gangguan psikosomatik sebesar 0,347 atau 34,7 %. atas dasar itu maka dengan meningkatnya kekebalan stress, makin tinggilah angka pencegahan tubuh kita tercegah dari gangguan psikosomatik.

Page 113: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

3. Terdapat hubungan positif yang kuat 0,778 atau 77,8 %, dan namun tidak signifikan secara bersama-sama antara motivasi ibadah, kekebalan stress dan pencegahan gangguan psikosomatik.

Menurut pendapat penulis ada variabel diluar penelitian yang harus diteliti lebih lanjut, keterbatasan waktu, biaya dan tenaga, disini sehingga penulis hanya menggunakan 2 variabel penelitian. Begitu banyak determinan variabel yang mempengaruhi penyakit psikosomatik. Karena gangguan ini bersifat lebih banyak karena stresor psikososial yang masing-masing individu berbeda, antara lain perbedaan tiap individu itu :

faktor lain yang tidak diteliti Gangguan Kepribadian Tingkat kognitif seseorang dalam menghadapi stress Kebiasaan budaya setempat dan Kehidupan masa kecil Penyesuaian diri

Page 114: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

SARAN 1. Untuk meningkatkan Pencegahan kita terhadap gangguan Psikosomatik

maka kita harus meningkatkan motivasi ibadah kita, motivasi ibadah yang tinggi akan meningkatkan pencegahan gangguan psikosomatik secara signifikan, Ibadah yang dilakukan dengan motivasi yang baik akan menyeimbangkan hormonal tubuh, yang biasanya keluar pada saat tubuh mengalami stress. Pengamalan ibadah yang dibarengi dengan motivasi ibadah yang tinggi, dapat dijadikan salah satu alternatif sebagai psikoterapi suportif yang dapat mestabilkan hormon stress yang biasanya terpicu dalam jumlah banyak ketika stresor yang datang bertubi-tubi dan menyebabkan gejala-gejala psikosomatik. Sebelum gejala tersebut berkepanjangan, pasien di motivasi untuk mempertinggi ibadahnya sehingga selain diberikan pengobatan somatoterapi, juga kita memberi beberapa tuntunan Ibadah seperti menjalankan solat 5 waktu tepat waktu, solat tahajud pada sepertiga malam terakhir, puasa sunah , zikir dan sodaqah. Nasehat secara verbal dapat memberi support kepada pasien agar dapat menjalankan hidup ini lebih rileks dan memperbanyak Ibadah secara Iklash.

Page 115: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

2. Tidak hanya ibadah saja yang kita tingkatkan tapi juga kekebalan stress kita, antara lain dengan melaksanakan olah raga yang teratur, tidur 7-8 jam sehari yang teratur, kita pupuk kasih sayang dalam keluarga, cukup memperoleh makanan yang berimbang, mengurangi kebiasaan rokok. Mengatur pengeluaran yang pemasukan kita, menjalankan ibadah sebaik mungkin. Mempunyai teman atau sahabat yang baik , meluangkan waktu untuk berekreasi bersama keluarga, meluangkan waktu untuk menenangkan diri. Menjaga silaturahmi dengan keluarga dan tetangga. Mengatur waktu dengan efektif dan efisien. Dengan demikian kekebalan stress kita akan baik, dengan meningkatnya kekebalan kita terhadap stress, maka akan meningkatkan pencegahan kita terhadap gangguan psikosomatik.

3. Seseorang juga harus mampu mengelola stressnya dengan baik. Strategi pengelolaan stress memang tergantung pada kebiasaan standar budaya dimana ia dibesarkan, kepribadian yang terbentuk sejak kecil, tingkat kognitif seseorang untuk mengatasi stressnya.

Page 116: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

TEST DIRIBAGAIMANA MOTIVASI IBADAH SAYA?SEBERAPA BESAR KEKEBALAN STRESS SAYA?APAKAH SAYA MENDERITA PSIKOSOMATIK?

Dr HJ. LIZA MPd.i

Page 117: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Motivasi ibadah 1.Dengan shalat hatiku yang cemas jadi hilang a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS] 2.Kalau kesedihan melanda aku jadi banyak shalat a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS] 3.Shalat tahajud bagiku dapat menyembuhan kegelisahanku a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS] 4.Shalat tahajud aku kerjakan dengan teratur a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS] 5.Bagiku puasa menyehat badanku dan menyembuhkan sakitku a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS] 6.Dengan puasa aku jadi lebih sabar a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS] 7.Puasa menjadi kebiasaanku untuk mendekatkan diri pada Allah SWT a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS} 8.Bagiku sodakhah tidak harus dengan uang a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS]

Page 118: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

9.Dengan sodakhah hatiku jadi makin bahagia a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS] 10.Dengan sodakhah pasti Allah akan membalasnya berlipat ganda a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS] 11.Al-Quran adalah obat jiwaku yang sedang gelisah a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS] 12.Aku membaca Al-Quran setiap hari beserta artinya a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS] 13.Aku merasa Al-Quran adalah penyejuk hati nasehat yang menyejukan jiwa a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS] 14.Aku berniat haji , mudah-mudahan Allah memberi rizki a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS] 15.Mulai saat ini aku menabung sedikit demi sedikit untuk naik haji a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS] 16.Aku merasa zikir dapat menyenangkan jiwa dan mengurangi kegelisahanku a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS] 17.aku melakukan zikir setiap waktu a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS] 18. Aku merasa hidupku penuh rasa syukur dan barokah a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS] 19. Aku percaya apa yang aku usahakan (harta, uang, mobil, rumah) didunia ini adalah titipan

Allah. a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS]

Page 119: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

JAWABAN

A: [SS] : 1 b. [S] :2 c. [KS] :3 d.[TS] :4 e. [STS] : 5

Kriteria ibadah Nilai Baik 19 – 38 Sedang 39 – 57 Buruk 58 - 95

Page 120: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Penanggulangan stress

1.Saya cukup makan sayur , lauk pauk, nasi, berimbang setiap hari a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS] 2.Pasangan saya atau orang tua saya cukup memberikan kasih saying dan perhatian

kepada saya. a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS] 3.Sayang mempunyai saudara yang tinggalnya tidak begitu jauh (< 75 Km) yang bisa

saya andalkan a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS] 4.Minimal 2 kali seminggu saya gerak badan sampai berkeringat a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS] 5.Saya merokok kurang dari setengah pak sehari. a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS] 6.Tinggi badan dan berat badan saya cukup baik, tidak kurus , tidak gemuk a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS] 7.Keluarga berpenghasilan yang cukup untuk pengeluaran a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS] 8.Saya merasa bahwa ibadah memberikan kekuatan lahir dan batin saya a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS]

Page 121: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

9.Saya teratur mengikuti kegiatan yang dilakukan desa a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS] 10.Tetangga dan teman saya baik kepada saya a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS] 11.Saya mempunyai keluarga atau teman tempat berbagi cerita (curhat) a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS] 12.Saya akan bicara terus terang mengutarakan perasaan hati ketika marah atau

gelisah. a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS] 13.Saya secara teratur bercakap-cakap dengan orang rumah masalah urusan ruman

, sehidupan sehari-hari a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS] 14.Setidaknya seminggu sekali saya jalan-jalan dengan keluarga atau teman

mencari hiburan a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS] 15.Saya dapat mengatur waktu dengan baik a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS] 16.Dalam sehari saya minum kopi, teh, kurang dari 3 cangkir sehari a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS] 17.Saya setiap mencari waktu untuk menenangkan diri a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS]

Page 122: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

JAWABAN

. A: [SS] : 1 b. [S] :2 c. [KS] :3 d.[TS] :4 e. [STS] : 5

Kriteria kekebalan stress Nilai Baik 17 – 34 Sedang 35 - 51 Buruk 52 - 85

Page 123: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Kuesioner III 1Pencegahan Gejala Psikosomatik 1.Saya merasa sedih, sehingga tidak dapat menikmati hidup a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS] 2. Saya kurang memperhatikan lingkungan a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS] 3. Saya sering merasa mudah lelah sekarang a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS] 4. Saya merasa konsentrasi dan perhatian saya berkurang a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS] 5. Saya merasa harga diri dan percaya diri saya berkurang a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS] 6. Saya sering merasa tidak berguna a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS] 7. Tidur saya sering terganggu sekarang-sekarang ini a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS] 8. Nafsu makan saya sekarang berkurang a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS] 9. Saya merasa pesimis sekarang a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS]

Page 124: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

10. Saya merasakan kecemasan yang berlebihan a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS] 11. Saya sering merasa pegal, kaku otot, sakit presendian a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS] 12. Saya mengeluh sesak nafas, jantung berdebar, telapak tangan basah, mual, diare, mulut terasa kering. a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS] 13. Kewaspadaan saya bertambah , mudah terkejut, cepat tersinggung, sulit konsentrasi. a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS] 14. Kemampuan kerja saya menurun. a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS] 15. Saya kurang merawat diri a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS] 16. Saya merasa sakit di ulu hati, kembung, cepat kenyang, sering disertai cemas, atau rasa sedih. a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS] 17. Saya merasa lelah berkepanjangan yang tidak hilang dengan istirahat, sering disertai pegal, nyeri sendi, kurang tidur, cemas a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS] 18. Saya sering merasa sakit kepala, atau migren, atau nyeri sendi, nyeri otot, yang disertai perasaan cemas dan banyak pikiran, kurang tidur. a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS] 19. Saya sering merasa gangguan buang air besar seperti sembelit, disertai perasaan yang sering cemas atau stress a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS}

Page 125: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

JAWABAN

A: [SS] : 5 b. [S] :4 c. [KS] :3 d.[TS] :2 e. [STS] : 1

Nilai Psikosomatik : 56 - 95

Bukan Psikosomatik (baik): 19 - 57

Page 126: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

SKALA HOLMES

UNTUK MENGETAHUI BERAPA BESAR STRESOR PADA 1TAHUN KEBELAKANG HIDUP KITA

JUMLAHKAN NILAI YANG ANDA DAPAT DAN LIHATLAH PADA TABEL BERAPA BESAR

KEMUNGKINAN ANDA TERKENA PENYAKIT MISALNYA DALAM 1 TAHUN TERAKHIR ANDA

MENDAPAT MUSIBAH: 1. KEMATIAN ISTRI 100 + KEHILANGAN PEKERJAAN 47 + MENGGADAIKAN RUMAH 31 =174 ANDA BERADA PADA POSISI:

150 –199 Tingkat krisis hidup ringan ----> kemungkinan terkena penyakit 35 %

Page 127: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

HOLMES : NILAI 1. Kematian Suami/istri 100 2 Kematian keluarga dekat 63 3 Perkawinan 50 4 Kehilangan jabatan 47 5 Pensiunan/Pengasingan diri 45 6 Kehamilan istri 40 7 Kesulitan sex 39 8 Tambah anggota keluarga baru 39 9 Kematian kawan dekat 37 10 Konflik suami/istri 35

11 Menggadaikan rumah 31 12 Perubahan dalam tanggung

jawab pekerjaan 29 13 Konflik dengan ipar , mertua,

menantu 29 14 Perasaan tersinggung atau

penyakit 53 15 Rujuk dalam perkawinan 45 16 Perubahan kesehatan

seseorang anggota keluarga 44 17 Perubahan dalam status

keuangan 38 18 perceraian 65 19 Peralihan jenis pekerjaan 36

Page 128: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

19 Peralihan jenis pekerjaan 36 20 Mencegah terjadinya

penggadaian/pinjaman 30 21 Anak laki-laki/perempuan

meninggalkan rumah 29 22 Prestasi pribadi yang luar biasa

28 23 Istri mulai atau berhenti bekerja2

9 24 Kesulitan dengan atasan 23 25 Tukar tempat tinggal 20 26 Perubahan dalam hiburan19 27 Pinjaman dengan rumah sebagai

jaminannya 17

28 Perubahan dalam jumlah pertemuan keluarga 15

29 Pelanggaran ringan 11 30 Menukar kebiasaan pribadi 24 31 Perubahan jam kerja/syarat kerja

20 32Tukar sekolah 20 33 Tukar kegiatan sosial 18 34 Tukar kebiasaan tidur 16 35 Perubahan dalam kebiasaan

makan 15 36 Berlibur 13 total

Page 129: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Skala Holmes

0 - <150 Tidak ada kemungkinan untuk stress akibat penyakit

150 –199 Tingkat krisis hidup ringan ----> kemungkinan terkena penyakit 35 %

200 – 299 Tingkat krisis hidup sedang ----> Kemungkinan terkena Penyakit 50 %

300 atau Lebih Tingkat krisis hidup berat ----> Kemungkinan terkena penyakit 80 %

Page 130: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Gejala Psikosomatik terdiri dari a. Gejala depresi b. Gejala Ansietas c. Dispepsia fungsional d. Nyeri psikogenik e. Penyakit Jantung fungsional f. Chronic Fatique Syndrome g. Penyakit Kolon iritabelKriteria Pencegahan Gangguan Psikosomatik Nilai Psikosomatik 57 - 95 Bukan Psikosomatik (baik)19 - 56

Page 131: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Al-Quran dan terjemahan, Penerbit Sari Agung, Jakarta 2005 Al-Faqih Abu Laits As-Samarqandi, Tanbihul Ghafilin, Nasehat Bagi yang lalai, Penerjeman Abu Juhaidah, Pustaka Amani , Jakarta, 1999 Az-Zahrani, Musfir, Konseling Terapi, Penerbit Gema Insani, Jakarta 2005 Al-Magraghi, Tafsir Al-Quran jilid 16 Ar-Rifai M. N ,Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1, Penerbit Gema Insani Press, Jakarta 1999 Arikunto, S, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek , Rineka Cipta 2002 Ash-Shawi, A.J, Terapi Puasa, Manfaat Puasa Ditinjau dari Perspektif Sains Modern, Penerjemah Aan Wahyudin, Penerbit

Republika, Jakarta 2006 Ahmad, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Reality Publisher, Jakarta , 2006 Ardani, Rahayu, Sholichatun, Psikologi Klinis, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2007 Azis Rani. E Mudjaddid, Hamzah Shatri dkk,. Pedoman Diagnosa dan Terapi di Bidang Ilmu Penyakit Dalam, Pusat Informasi

dan Penerbit Bagian Ilmu Penyakit Dalam Falkutas Kedokteran Universitas Indonesia.2000. Bastaman, H.D.Integrasi Psikologi dengan Islam, Menuju psikologi islam Yogyakarta, Pustaka Pelajar. 1995 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II , (Mudjaddid, Shatri) Edisi III, Balai Penerbit FK UI , Jakarta, 2001 Bahar Azwar, Manfaat Haji dan Umrah bagi Kesehatan, Qultum Media, Jakarta 2007. Endang Saifuddun Anshari M. A. Ilmu, Filsafat dan Agama, Penerbit Bina Ilmu 1979 Frager R (Syekh Ragib al-Jerahi Hati Diri dan Jiwa , Psikologi Sufi untuk Transformasi, (Heart, sefl, & Soul) Penerjemah

Hasmiyah Rauf, Penerbit Serambi, Jakarta, 2003 Ginanjar Ary, ESQ, Penerbit Arga, Jakarta, 2003

Daftar Pustaka

Page 132: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Guyton, Hall, Text Book of Medical Physiology ed 9, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Alih Bahasa dr. Irawati Setiawan dkk, Penerbit EGC,Jakarta,1997 Goleman, Daniel, Emotional Intelligence, Alih Bahasa T. Hermaya, Penerbit Gramedia Jakarta, 1997 Hawari, Dadang, Doa dan Dzikir Sebagai Pelengkap Terapi Medis, Dana Bhakti Primayasa , Jakarta , 1997 ------------Al-Quran, Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, Dana Bhakti Primayasa, 1998 Harun Nasution , Islam Rasional, Gagasan dan Pemikiran Prof. DR. Harun Nasution Penerbit Mizan, Bandung, 1995 Jalal Saour: Does Ramadan Fasting Complicate Antcoagulant Therapy? Fasting: Its Efects on health and Diseases Basic Priniciples

and Clinical Practive (Abstracts). College of Medicine King Saud University , Riyadh, December 1990 . Jalaluddin Rakhmat , Psikologi Agama sebuah pengatar, Mizan, Bandung, 2004 Khadem Yamani, Ja’far, Kedokteran Islam, Sejarah Dan Perkembangannya, Alih Bahasa Tim Dokter IDAVI editor A.D El

Marzdedeq, DIM, Av. Dzikra .2005 Lazarus RS (1993). "From psychological stress to the emotions: a history of changing outlooks". Annual Review of Psychology 44:

1-22.   Langgunung , H, Teori-Teori Kesehatan Mental, Penerbit Balai Pustaka Al Husna , Jakarta, 1992 Martin,David W,(et al) Biokimia , Harper’s Reviem of Biochemistry, alih bahasa Iyan Darmawan, EGC, Jakarta 1987 Microsoft ® Encarta ® 2006 Maramis, W. F. Ilmu Kedokteran Jiwa , Penerbit Air langga Press ,1980 Muhammad Nasir Ar-rifai, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir (Kemudahan Dari Allah), Jilid 1 , Gema Insani , Jakarta 2000 Muzam MG,. Ali M. N. and Husain A. (1963): Observations on the Effects Of Ramadan Fasting On Gastric Acidity , the Medicus 25:

228 . Maumana Amjad, et al, editor Zafar Afaq Ansari, Qur’anic Consepts of Human Psyche, Adam Publisher New delhi-110002, edition

2006 Muhammad Jawad Mughniyah, Figh Lima Mazhab, (Ja’fari, Hanafi, Maliki, Syafi’i, Hambali). Penerjemah Drs.Syihabuddin, Penerbit

Lentera, Jakarta 2005 Muhammad Izzuddun Taufiq , Dalil Anfus Al-Quran dan Embriologi (Ayat-Ayat Tentang Penciptaan manusia) , Darussalam Kairo,

Penerjemah Muhammad Arifin Dkk, editor,Ch Al-Qois, Fiedha L Hasim, Penerbit Tiga Serangkai, Solo, 2006 M.Mahmud Abdullah, Mukjizat Gerak dan Bacaan Shalat, serta Aplikasi Khusu, penerjemah, Sari Narulita, Penerbit Pustaka Iman,

Jakarta, 2006 Maulana Muhammad Al-Kandahlawi Rah.a., Fadhilah Amal, Penerjemah Ust A.Abdurrahman Ahmad, Penerbit Ash-Shaff,

Yogyakarta ,2003

Page 133: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

Notoatmojo, Soekidjo, Metodologi Penelitian Kesehatan, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta ,2005. Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia, Panduan Pelayanan Medik, Penerbit Departemen IPD FK UI, 2006 Price, Wilson ,Patofisiologi Edisi 6 vol.2, Alih Bahasa dr. Brahm dkk, Penerbit EGC, Jakarta 2002 Quraish Shihab, Membumikan AL-Quran, Penerbit Mizan, Bandung, 1992 Sulimami R. A. Famuyiwa F. O. Laaga M. A. (1988): Diabetes Mellitus and Ramadan Fasting: the Need for Critical

Appraisal. Diabetes Medicine 8: 549-552 . Suliswati, Tjie Anita, Jeremia, Yenny, Sumijatun, Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa, EGC, Jakarta, 2005 Riyad Albiby and Ahmed Elkadi: A preliminary Report on Effects of Islamic Fasting on Lipoprotens and Immunity. JMA,

vol , 17 188 page 84 . Rippetoe-Kilgore, Mark and Lon.. Practical Programming for Strength Training. 2006 Ron de Kloet, E; Joels M. & Holsboer F. (2005). "Stress and the brain: from adaptation to disease". Nature Reviews

Neuroscience 6 (6): 463-475. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa,Rujukan Ringkas Dari PPDGJ III, editor Rusdi maslim, 2000 Shahih Muslim, penerjemah Ma’mur Daud, Penerbit Widjaya, Jakarta, 1983.  Sholeh , M, Terapi Salat Tahajud, Menyembuhkan berbagai Penyakit, Penerbit Hikmah Populer Mizan, Bandung , 2006 Sayyid Qutbh, Tafsir Fi Zhilalil Qur’an jilid 1, Penerbit Gema Insani Press , Jakarta 2000 Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Penerbit Rosda, 2005 Sutanto Priyo Hastono, Modul Analisis Data, Falkutas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia .Jakarta 2001 Sulistia Gan dkk, Farmakologi dan Terapi, Bagian Farmakologi Falkutas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta,

1997 Yulizar Darwis, Dkk. Pedoman Pelayanan Kesehatan Jiwa Dasar Di purkesmas, Departemen Kesehatan RI, Ditjen Bina

Kesehatan Masyarakat Direktorat Kesehatan Jiwa Masyarakat Jakarta 2004

Page 134: Hubungan Motivasi Beribadah Dan Kekebalan Stress Dengan Pencegahan

TERIMA KASIH

TIDAK ADA GADING YANG TAK RETAK SAYA MEMOHON MAAF BILA MASIH ADA

KEKURANGAN DI SINI KRITIK DAN SARAN SAYA TUNGGU

Dr. Hj. Liza Mpd.i