hubungan media puzzle dengan hasil belajar...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN MEDIA PUZZLE DENGAN HASIL BELAJARSISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA
NEGERI 1 CITEUREUP
SkripsiDiajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan IPS pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (S. Pd)
Oleh:
Yuliana AyuningtyasNIM. 106015000478
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBINGPENGGUNAAN MEDIA PUZZLE DALAM UPAYA
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN EKONOMI DI SMA NEGERI 1 CITEUREUP
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan IPS Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
(S. Pd)
Oleh:
Yuliana Ayuningtyas
NIM: 106015000478
Pembimbing
Dr. Iwan Purwanto, M. Pd
NIM: 197304242008011012
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul: “Hubungan Media Puzzle Dengan Hasil Belajar SiswaPada Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri 1 Citeureup”, disusun olehYuliana Ayuningtyas, NIM: 106015000478, diajukan kepada Fakultas IlmuTarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif HidayatullahJakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam ujian munaqasah pada hari Senin, 20Juni 2011 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperolehgelar Sarjana S1 (S. Pd) dalam bidang pendidikan IPS.
Jakarta, 20 Juni 2011Panitia Ujian Munaqasah
Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi) Tanggal Tanda Tangan
Drs. H. Nurochim, MM ……….. ........................NIP. 1959 0715 1984 03 1003
Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi)
Dr. Iwan Purwanto M. Pd ……….. ………………NIP. 19730424 200801 1 012
Penguji I
Drs. H. Nurochim, MM ……….. ………………NIP. 1959 0715 1984 03 1003
Penguji II
Drs.Banadjid ……….. ………………NIP. 1954 1224 1981031004
Mengetahui:Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Prof. Dr. Dede Rosyada, M ANIP. 19571005 198703 1 003
iv
LEMBAR PERNYATAAN
Bismillahirrahmanirrahim Warahmatullahi Wabarakatu.
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Yuliana Ayuningtyas
NIM : 106015000478
Program Studi : Pendidikan Ekonomi
Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Judul Skripsi : Hubungan Media Puzzle Dengan Hasil Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri 1 Citeureup.
Dengan ini menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S1) di
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain maka saya bersedia menerima sanksi
berdasarkan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 9 Mei 2011
Penulis,
Yuliana Ayuningtyas
v
ABSTRAK
Yuliana Ayuningtyas. Jurusan pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah danKeguruan. Hubungan Media Puzzle dengan hasil belajar siswa pada matapelajaran ekonomi Di SMA Negeri 1 Citeureup.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan media puzzle dengan hasilbelajar ekonomi. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Citeureup daribulan Juli sampai September 2010. yang dijadikan sampel dalam penelitian iniadalah siswa/I SMA Negeri 1 Citeureup kelas X1 IPS 3 dengan jumlah 30 orang.Ini merupakan sebagaian dari populasi yang jumlahnya 252 orang siswa/i SMANegeri 1 Citeureup. Data tentang penggunaan media puzzle di perolehberdasarkan angket yang diisi oleh siswa/I SMA Negeri 1 Citeureup. Sedangkanhasil belajar siswa di peroleh dari hasil tes soal. Metode analisis sata yangdigunakan adalah metode survey. Pengaruh media puzzle dengan hasil belajardihitung dengan menggunakan koefisien determinasi yaitu sebesar 1,54%. Dengandemikian hipotesis nol yang menyatakan tidak ada hubungan antara penggunaanmedia puzzle dengan hasil belajar ditolak dan sebaliknya hipotesis alternatif yangmenyatakan adanya hubungan antara penggunaan media puzzle dengan hasilbelajar siswa di terima.
Dari perhitungan korelasi diperoleh sebesar 0,124 dengan taraf signifikansi 0,05.Sedangkan 98,46% hasil belajar ekonomi dipengaruhi faktor-faktor lain sepertilingkungan sekolah, tingkat kematangan murid dan cara penyampaian pelajaran.
Kata kunci: Media Puzzle, Hasil Belajar, Ekonomi
vi
ABSTRACT
Yuliana Ayuningtyas. Department of Education and Social Science Faculty ofand Tarbiyah Teacher Training. The using of Puzzle Media in an effort toimprove student learning outcomes on economic subjects in SMA Negeri 1Citeureup.
This study aimed to determine the relationship between the using of puzzle mediathe outcome of economic learning as the subyek at school. The study wasconducted in SMA Negeri 1 Citeureup from July up to September 2010. used as asample in this study were students of SMA Negeri 1 Citeureup the school X1-3class with the total number 30 students. This is a Part of the population whosenumbers 252 students of SMA Negeri 1 Citeureup. Data on puzzle us media wasobtained based on a questionnaire filled out by students/I SMA Negeri 1Citeureup. While student learning outcomes was obtained from the test resultsmatter. Data analysis method used is survey method. Media influence learningpuzzle with the results calculated using the coefficient of determination is equal to1.54%. Thus the null hypothesis that states there is no relationship between mediause puzzles with learning outcomes and instead rejected the alternative hypothesisthat suggested a link between media use puzzles with learning outcomes ofstudents in receipt.
From the correlation calculation is obtained at 0.124 with significance level 0.05.98.46% while the economic study results influenced other factors such as schoolenvironment, maturity level of students and how the delivery of lessons.
Keywords: Puzzle Media, Learning Outcomes, Economics
vii
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang paling indah dan bermakna selain untaian kata syukur
kehadirat zat yang maha agung dan maha perkasa, yang memberikan nikmat
sehat, nikmat iman dan islam kepada hamba-Nya yang taat. Shalawat dan salam
semoga tetap dicurahkan atas keharibaan Nabi ahhirul zaman “ushwah hasanah”
yang menjadi rahmat bagi seluruh alam, Nabi Muhammad SAW, keluarga,
sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Penulis bersyukur karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, skripsi ini
dengan judul “Hubungan Media Puzzle Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri 1 Citeureup” dapat diselesaikan dengan baik
dan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan (S.Pd)
di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam pembuatan dan penulisan skripsi ini tak lepas dari dukungan dan
dorongan semua pihak. Penulis menyadari selama pembuatan dan penulisan
skripsi ini banyak terdapat hambatan dan kendalan yang dihadapi baik bersifat
materil maupun moril. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang tak terhingga:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mengizinkan serta
memberi restu kepada penulis guna menyusun skripssi ini sebagai syarat
untuk memperoleh gelar sarjana.
2. Dr. H. Nurochim, MM, Ketua jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, yang telah mengajar dan
memberikan bimbingan dengan sabar, dan senantiasa memberikan suport
dalam menyelasaikan skripsi ini.
3. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, Dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membimbing dengan
sabar dan mengarahkan sampai selesaian skripsi ini.
viii
4. Dra. L. Tri Wahyuni, M.Pd, Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Citeureup
yang telah berkenan mengizinkan penulis melakukan penelitian.
5. Evi Dewitri, S.Pd, Guru Ekonomi Kelas IX IPS 3 yang telah membantu di
dalam pelaksanaan penelitian.
6. Adikku tersayang, Laksmi Dewanti terima kasih telah canda tawa,
motivasi dan dukungannya.
7. Seseorang yang selalu memberikan semangat Fazar Mulyadin, terima
kasih telah memperhatikan, mendukung, membantu dan memotivasi
penulis sehingga apa yang diharapkan selama ini telah tercapai dan apa
yang kita cita-citakan selama ini segera Allah SWT, kabulkan.
8. Bapak Juradi dan Ibu Napiyah yang tercinta, yang selalu mendoakan dan
telah banyak berkorban dengan memberikan bantuan moril maupun
materil kepada penulis.
9. Sahabat sejatiku Woelan Saradifa dan Fatma Roudhoh yang selalu
memberikan do’a, bantuan, dukungan dan menghibur penulis ketika
sedang gundah gulana.
10. Kawan-kawan seperjuangan Pendidikan IPS angkatan 2006, yang telah
memberikan banyak inspirasi kepada penulis.
11. Semua pihak yang dapat penulis sebutkan satu persatu, baik secara
langsung maupun tidak langsung yang turut memberikan do’a dan
dukungan selama proses penyusunan skripsi.
Semoga kebaikan yang telah diberikan kepada penulis dibalas oleh Allah
SWT dengan pahala yang berlipat ganda. Akhirnya, tiada untaian kata yang
berharga selain kata syukur Alhamdulillahirobbil’alamin atas karunia dan ridho-
Nya. Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penulisan
skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya
bagi pembaca.
Jakarta, Mei 2011
Yuliana Ayuningtyas
ix
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK………………………………………………………………………i
ABSTRACT.........................................................................................................ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................v
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………...ix
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………..x
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.............................................................1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................4
C. Pembatasan Masalah ..................................................................5
D. Perumusan Masalah ...................................................................5
E. Tujuan Penelitian .......................................................................5
F. Manfaat Penelitian .....................................................................5
BAB II KAJIAN TEORI
A. Media Puzzle .............................................................................7
1. Hakikat Media Puzzle ............................................................7
2. Fungsi Media Pembelajaran ..................................................12
3. Manfaat Media Puzzle ...........................................................12
4. Klasifikasi Dan Karakteristik Media Pembelajaran ..............13
5. Macam-Macam Media ..........................................................15
6. Tujuan Media Puzzle .............................................................16
7.Secara Umum Media Pendidikan Mempunyai Faktor-Faktor
Yang Perlu Diperhatikan Dalam Memilih Media Pengajaran
Sebagai berikut: ......................................................................18
a. Objektivitas ……………………………………………….18
b. Program Pengajaran…….…………………………………18
c. Sasaran Program ……….…………………………………19
x
d. Situasi Dan Kondis …….……………………………..…….19
e. Kualitas Teknik.……………………………………………..20
f. Keefektifan Dan Efisiensi Penggunaan……………………...20
B. Hasil Belajar ...............................................................................23
C. Pengertian Pendidikan. ................................................................28
D. Pengertian Ekonomi ....................................................................28
E. Pengertian Pendidikan Ekonomi .................................................29
D. Materi Pelajaran Ekonomi Kelas IX IPS SMU..........................29
1. Pengertian, Fungsi, Tujuan APBN ......................................29
a. Pengertian APBN ............................................................29
b. Fungsi APBN ..................................................................30
c. Tujuan APBN ..................................................................30
2. Pengertian, Fungsi, Tujuan APBD ......................................31
a. Pengertian APBD ............................................................31
b. Fungsi APBD ..................................................................31
c. Tujuan APBD ..................................................................32
G. Kerangka Berfikir ......................................................................32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................34
B. Metode Penelitian. .....................................................................34
C. Populasi Dan Sampel ................................................................35
D. Variabel Penelitian . ..................................................................35
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................36
1. Metode Pegumpulan Data ...................................................36
2. Instrumen Penelitian ............................................................39
F. Teknik Analisa Data...................................................................41
1. Deskripsi Data .....................................................................41
2. Uji Validitas dan Reabilitas………………………………..42
3. Uji Persyaratan Analisis Data .............................................43
xi
G. Uji Hipotesis Penelitian ..............................................................44
1. UJi Korelasional ..................................................................44
2. Uji Signifikan ......................................................................45
3. Koefisien Determinasi .........................................................46
H. Perumusan Hipotesis ..................................................................46
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMA Negeri 1 Citeureup .............................47
1. Letak Geografis SMA Negeri 1 Citeureup ..........................47
2. Sejarah Singkat Berdirinya SMA Negeri 1 Citeureup ........47
3. Profil Sekolah SMA Negeri 1 Citeureup ............................48
4. Visi, Misi SMA Negeri 1 Citeureup ...................................49
5. Tujuan SMA Negeri 1Citeureup……………………………50
6. Kepegawaian SMA Negeri 1 Citeureup Serta Jumlah Siswa-
siswi SMA Negri 1 Citeureup .............................................50
a. Keadaan Guru ..................................................................50
b. Keadan Siswa dan Siswi .................................................52
c. Struktur Organisasi ..........................................................52
d. Sarana dan Prasarana .......................................................53
1) Tanah ..........................................................................53
2) Gedung Sekolah ..........................................................53
B. Deskripsi Data ...........................................................................54
1. Media Puzzle .........................................................................54
2. Hasil Belajar Siswa ...............................................................56
C. Uji Validitas Dan Reabilitas .......................................................58
1. Uji Validitas ..........................................................................58
2. Uji Reabilitas .........................................................................58
D. Uji Prasyarat Analisis Data ........................................................59
1. Uji Normalitasi Data .............................................................59
2. Metode Suksesi Interval ........................................................59
xii
E. Uji Hipotesis Penelitian ..............................................................59
1. Uji Korelasional ...................................................................59
2. Uji Signifikan .......................................................................59
3. Koefisien Determinasi ..........................................................59
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan. ...............................................................................60
B. Saran...........................................................................................61
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................62
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
Tabel 1. Kisi-Kisi Instrumen.................................................................................39
Tabel 2. Interprestasi Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment .....................45
Tabel 3. Kepala Sekolah Yang Pernah Menjabat………………………………..48
Tabel 4. Keadaan Guru…………………………………………………………..50
Tabel 5. Keadaan Siswa dan Siswi………………………………………………52
Tabel 4. Data Tanah Dan bangunan SMA Negeri 1 Citeureup.............................53
Tabel 5. Data Ruang Gedung SMA Negeri 1 Citeureup………………………...53
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Media Puzzle……………………………………..55
Tabel 7. Tingkat Media Puzzle…………………………………………………..56
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa……………………………...57
Tabel 9. Tingkat Hasil Belajar Siswa……………………………………………58
xiv
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
Gambar 1. Struktur Organisasai SMA Negeri 1 Citeureup……………………...52
Gambar 2. Grafik Histrogram Dan Poligon Variabel X .......................................55
Gambar 3. Grafik Histrogram Dan Poligon Variabel Y .......................................57
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran: 1. Silabus
Lampiran: 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Lampiran: 3. Rangkuman Materi APBN Dan APBD
Lampiran: 4. Power Point Materi APBN Dan APBD
Lampiran: 5. Pedoman Wawancara
Lampiran: 6. Pedoman Wawancara
Lampiran: 7. Dokumentasi Hubungan Media Puzzle Dengan Hasil Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri 1 Citeureup
Lampiran: 8. Denah Tempat Duduk Siswa-Siswi kelas 11 IPS 111
Lampiraan: 9. Daftar Siswa-Siswi Kelas X1 IPS 111
Lampiran: 10. Kuesioner Media Puzzle
Lampiran: 11. Soal-Soal Tes Ekonomi
Lampiran: 12. Jawaban Hasil Tes Ekonomi
Lampiran: 13. Data Uji Coba Untuk Validitas Variabel X (Media Puzzle)
Lampiran: 14. Data Hasil Perhitungan Uji Validitas Skor Butir Dengan Skor Total
Variabel X ( Media Puzzle)
Lampiran: 15. Langkah-Langkah Perhitungan Uji Validitas Skor Butir Dengan
Skor Total
Lampiran: 16. Perhitungan Kembali Hasil Uji Coba Variabel X Valid (Media
Puzzle)
Lampiran: 17. Perhitungan Kembali Uji Validitas Skor Butir Dengan Skor Total
Variabel X (Media Puzzle)
Lampiran: 18. Data Hasil Perhitungan Uji Reabilitas Variabel X (Media Puzzle)
Lampiran: 19. Langkah-Langkah Perhitungan Reliabilitas Variabel X (Media
Puzzle
Lampiran: 20. Data Uji Coba Untuk Validitas Variabel Y (Hasil Belajar Siswa)
Lampiran: 21. Data Hasil Perhitungan Uji Validitas Skor Butir Dengan Skor Total
Variabel Y ( Hasil Belajar Siswa)
xvi
Lampiran: 22. Langkah-Langkah Perhitungan Uji Validitas Skor Butir Dengan
Skor Total
Lampiran: 23. Perhitungan Kembali Hasil Uji Coba Variabel Y Valid (Hasil
Belajar)
Lampiran: 24. Perhitungan Kembali Uji Validitas Skor Butir Dengan Skor Total
Variabel Y (Hasil Belajar Siswa)
Lampiran: 25. Data Hasil Perhitungan Uji Reabilitas Variabel Y (Hasil Belajar
Siswa)
Lampiran: 26. Data Mentah Variabel X (Media Puzzle)
Lampiran: 27. Proses Perhitungan Menggambar Grafik Histrogram Variabel X
(Media Puzzle)
Lampiran: 28. Data Mentah Variabel Y (Hasil Belajar Siswa)
Lampiran: 29. Proses Perhitungan Menggambar Grafik Histrogram Variabel Y
(Hasil Belajar Siswa)
Lampiran: 30. Tabel Perhitungan Rata-Rata, Varians Dan Simpangan Baku
Variabel X Dan Variabel Y
Lampiran: 31. Perhitungan Rata-Rata, Varians Dan Simpangan Baku Variabel
X Dan Variabel Y
Lampiran: 32. Data Berpasangan Variabel X Dan Variabel Y
Lampiran: 33. Perhitungan Uji Validitas
Lampiran: 34. Perhitungan Uji Keberartian Linierlitas
Lampiran: 35. Tabel Perhitungan Rata-Rata, Simpangan Baku Dan Regresi
Ŷ = 7,19 + 0,12X
Lampiran: 36. Cara Perhitungan Lampiran
Lampiran: 37. Perhitungan Rata-Rata, Varians Regresi Dan Simpangan Baku
Lampiran: 38. Perhitungan Galat Taksiran (Y-Y) Regresi Y atas X Dengan Uji
Liliefors
Lampiran: 39. Langkah-Langkah Uji Normalitas Data Dengan Uji Lilliefors
Lampiran: 40. Perhitungan Uji Koefisien Korelasi Product Moment
Lampiran: 41. Uji Keberartian Koefisien Korelasi Dengan Uji-t
Lampiran: 42. Uji Koefisien Determinasi
xvii
Lampiran: 43. Nilai Hasil Tes Ekonomi
Lampiran: 44. Tabel Metode Suksesi Interval
Lampiran: 45. Tabel Harga Kritik Dari r Product Moment
Lampiran: 46. Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors
Lampiran: 47. Luas Distribusi Normal Standar
Lampiran: 48. Lembar Uji Referensi
Lampiran: 49. Pengajuan Proposal Skripsi
Lampiran: 50. Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran: 51. Surat Pemohonan Izin Penelitian
Lampiran: 52. Surat Permohonan Izin Observasi
Lampiran: 53. Surat Permohonan Izin Wawancara
Lampiran: 54. Surat Permohonan Izin Kuesioner
Lampiran: 55. Surat Keterangan
Lampiran: 56. Surat Perubahan Judul
Lampiran: 57. Profil Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa. Upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, dapat
dilakukan melalui dunia pendidikan. Dunia pendidikan harus menentuh setiap
rakyat Indonesia baik yang ada diperkotaan maupun dipelosok desa. Sesuai
dengan UUD 1945 bahwa pendidikan adalah hak setiap warga negara. Sehingga
pemerintah harus memperhatikan pendidikan baik dalam usaha dalam
peningkatannya maupun pengembangannya agar setiap rakyat Indonesia dapat
mengucap pendidikan.
Menurut Azhar Arsyad dalam buku Media Pembelajaran “Belajar adalah
suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang
hidupnya”.1 Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang
dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja dan
dimana saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya
perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh
terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya.
Mata pelajaran ekonomi adalah salah satu mata pelajaran yang cukup
penting pada Ilmu Pengetahuan Sosial, karena termasuk mata pelajaran yang
diperhitungkan saat kelulusan, walaupun sebagai pelajaran yang diperhitungkan
saat kelulusan banyak siswa atau murid yang masih menganggap remeh pelajaran
1 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h. 1.
2
ekonomi. Banyak murid yang merasa bahwa mata pelajaran ekonomi merupakan
pelajaran yang membosankan. Para murid pun tidak bisa dipersalahkan
seluruhnya, karena masih banyaknya guru yang mengajarkan pelajaran ekonomi
hanya berpatok kepada buku saja sehingga membuat murid merasa jenuh atau
bosan karena tidak adanya inovasi yang bisa membangkitkan gairah belajar siswa
terhadap mata pelajaran ekonomi.
Apabila proses belajar itu diselenggarakan secara formal di sekolah-
sekolah, tidak lain ini dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri siswa
secara terencana, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan maupun sikap.
Interaksi yang terjadi selama proses belajar tersebut dipengaruhi oleh
lingkungannya, yang antara lain terdiri atas murid, guru, petugas perpustakaan,
kepala sekolah, bahan atau materi pelajaran (buku modul, selebaran, majalah,
rekaman video atau audio dan yang sejenisnya), dan berbagai sumber belajar dan
fasilitas (proyektor overhead, perekam pita audio dan video, radio, televisi,
komputer, perpustakaan, laboratorium, pusat sumber belajar, dan lain-lain).
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong
upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses
belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang disediakan
oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai
dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat
menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana dan
bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran
yang diharapkan. Di samping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru
juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media
pembelajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia.
Selain itu guru juga dituntut untuk terus berinovasi dan berkreasi menciptakan
suasana belajar yang bisa menggugah rasa belajar siswa agar tidak membosankan
dan menjenuhkan. Sehingga mata pelajaran ekonomi bisa menjadi suatu pelajaran
suatu pelajaran yang diminati oleh awal anak didik.
Mata pelajaran ekonomi sebagai salah satu bagian dari kurikulum
pendidikan nasional yang diajarkan di sekolah kepada siswa sekolah menengah
3
pertama hingga sekolah menengah atas, memiliki andil bagi pertumbuhan dan
perkembangan bangsa. Oleh karena itu, nilai-nilai yang terkandung dalam
pendidikan ekonomi harus dimanfaatkan sebaik-baiknya guna melakukan
filterisasi terhadap pengaruh negatif, sehingga dapat membentuk kepribadian
siswa, mentransfer ilmu pengetahuan dan pengembangan keterampilan siswa.
Kenyataan dari realitas pendidikan ekonomi berdasarkan penelitian pakar
di Indonesia, mengisyaratkan bahwa pelajaran ekonomi yang diajarkan di sekolah
masih memperlihatkan suatu kondisi yang memprihatinkan. Pembelajaran
ekonomi masih dianggap sebagai kontribusi pengetahuan belaka dengan
penekanan lebih pada ranah kognitif rendah berupa hafalan terhadap tokoh, ruang,
waktu dan peristiwa. Pembelajarannya pun hanya bersumber pada teks tanpa
berupaya untuk membelajarkan keterampilan berpikir pada siswa.
Akhirnya pelajaran ekonomi terkesan sebagai mata pelajaran yang
dianggap remeh dan bahkan terkesan membosankan. Selain itu, pelajaran ekonomi
dianggap tidak inovatif dalam memberikan suatu kecakapan hidup bagi siswa
dalam menghadapi dunia kerja dan masyarakat. Maka tidak mengherankan
apabila sebagian siswa menganggap pelajaran ekonomi kurang memiliki nilai
guna bagi kehidupannya di masa yang akan datang, karena ekonomi hanya
membicarakan masa lalu saja.
Permasalahan pembelajaran ekonomi di atas, juga terjadi di kelas XI IPS 3
SMA Negeri 1 Citeureup. Hal ini terungkap ketika penulis melakukan pra
penelitian pada pembelajaran ekonomi, ditemukan beberapa persoalan yang
mengakibatkan proses pembelajaran menjadi tidak efektif, yaitu sebagai berikut:
Pertama, selama proses belajar mengajar guru hanya memberikan bahan pelajaran
yang terbatas hanya pada buku paket yang terdapat di perpustakaan dan buku
yang dimiliki siswa, sehingga materi pelajaran yang disampaikan hanya terfokus
pada peristiwa-peristiwa ekonomi yang tertuang dalam buku pelajaran saja.
Kedua, minat membaca siswa masih kurang, siswa belum dilatih untuk berpikir
dan berperilaku ilmiah. Hal ini terbukti saat wawancara dengan siswa kelas XI
IPS 3, pada umumnya mereka belajar atau membaca buku pelajaran ketika akan
ulangan saja. Ketiga, penggunaan media pembelajaran sangat terbatas sehingga
4
kurang membantu siswa dalam memahami konsep-konsep pembelajaran ekonomi
yang disampaikan guru. Hal ini menyebabkan pelajaran ekonomi menjadi
membosankan dan kurang merangsang siswa untuk terlihat secara aktif dalam
Kegiatan Belajar Mengajar. Keempat, selama kegiatan belajar berlangsung, siswa
terlihat pasif dikelas, siswa kurang berpartisipasi, kurang terlibat dalam proses
belajar mengajar dan tidak mempunyai inisiatif serta kontributif baik secara
intelektual maupun emosional.
Hasil wawancara yang dilakukan penulis terhadap kelas XI IPS 111 yang
dipilih secara acak, mengenai pendapat mereka tentang pembelajaran ekonomi
dan bentuk pembelajaran yang mereka inginkan, sebagian besar diantara mereka
sudah jenuh dengan pembelajaran ekonomi yang selama ini digunakan oleh guru.
Mereka menginginkan agar pembelajaran ekonomi dibuat lebih menarik agar
siswa tidak bosan, misalnya dengan melakukan inovasi media pembelajaran
maupun metode pembelajaran yang bervariasi. Mereka berpendapat bahwa
pembelajaran ekonomi akan lebih diminati siswa apabila menggunakan gambar-
gambar yang menarik dan sebagainya. Dari paparan di atas penulis mencoba
meneliti Hubungan Media Puzzle Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri 1 Citeureup.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka dapat
diidentifikasikan masalah yang timbul dilihat dari berbagai aspek, diantaranya:
1. Mata pelajaran ekonomi umumnya belum menggunakan media yang
sesuai dengan pelajaran ekonomi.
2. Proses belajar mengajar yang membosankan.
3. Kurangnya keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
4. Rendahnya hasil belajar siswa.
5
C. Pembatasan Masalah
1. Kurangnya penggunaan media pembelajaran dalam belajar mengajar.
2. Rendahnya hasil belajar siswa di karenakan kurangnya penggunaan media
belajar yang sesuai dalam mata pelajaran ekonomi.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya,
maka penulis membuat suatu perumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran penerapan media puzzle dalam pembelajaran
ekonomi?
2. Bagaimana gambaran hasil belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi?
3. Bagaimana hubungan media puzzle dengan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran ekonomi?
E. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui gambaran penerapan media puzzle dalam pembelajaran
ekonomi.
2. Mengetahui gambaran hasil belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi.
3. Mengetahui bagaimana hubungan media puzzle dengan hasil belajar siswa
dalam pembelajaran ekonomi.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi siswa
Mengembangkan cara-cara hasil belajar siswa dalam menerapkan media
untuk menciptakan kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan.
2. Manfaat bagi guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu media
pembelajaran untuk membantu guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran di sekolah.
6
3. Manfaat bagi sekolah
Memberikan wacana baru tentang pembelajaran ekonomi yang diinginkan
siswanya, membuat sekolah memiliki prestasi terbaik dengan hasil belajar
siswa dan memberikan kajian dalam menerapkan media puzzle dan efisien
dan sistematis bagi semua instansi dalam sekolah baik kepala sekolah,
guru, staf karyawan, ataupun siswa.
4. Manfaat bagi peneliti lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi penelitian
berikutnya mengenai media pembelajaran yang dapat digunakan
pembelajaran ekonomi.
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Media Puzzle
1. Hakikat Media Puzzle
Revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan masyarakat,
pemahaman cara belajar anak, kemajuan media komunikasi dan informasi dan lain
sebagainya memberi arti tersendiri bagi kegiatan pendidikan. Tantangan tersebut
menjadi salah satu dasar pentingnya pendekatan teknologis dalam pengelolaan
pendidikan dan pembelajaran.
Pentingnya pendekatan teknologis dalam pengelolaan tersebut
dimaksudkan agar dapat membantu proses pendidikan dalam pencapaian tujuan
pendidikan, yakni al-insan al-kamil. Disamping itu, pendidikan sebagai bagian
dari kebudayaan merupakan sarana penerus nilai-nilai dan gagasan-gagasan
sehingga setiap orang mampu berperan serta dalam transformasi nilai demi
kemajuan bangsa dan negara.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam buku, Pusat Bahasa
Departemen Pendidikan Nasional “Kata media sebenarnya bukanlah kata asing
bagi kita, tetapi pemahaman banyak orang terhadap kata tersebut berbeda-beda.
Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia kata media diartikan sebagai alat
(sarana) komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster dan
spanduk”.2
2 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional,(Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 726.
8
Kata media berasal dari bahasa Latin, yakni medius yang secara
harfiahnya berarti tengah, pengantar atau perantara. Dalam bahasa Arab media
disebut wasail bentuk jama dari wasilah yakni sinonim al-wasih yang artinya juga
tengah. Kata tengah itu sendiri berarti berada di antara dua sisi, maka disebut juga
sebagai perantara atau yang mengantarai kedua sisi tersebut. Karena posisinya
berada ditengah ia bisa juga disebut sebagai pengantar atau penghubung, yakni
yang mengantarkan atau menghubungkan atau menyalurkan sesuatu hal dari satu
sisi ke sisi lainnya.
Menurut Yudhi Munadi dalam buku Media Pembelajaran, “Media
Pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan
pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang
kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan
efektif”.3
Media pembelajaran yang dimaksud oleh penulis dalam skripsi ini adalah
media pembelajaran, suatu alat yang bisa digunakan dalam menunjang
pembelajaran agar pesannya sampai ke siswa tepat pada sasaran.
Menurut Wina Sanjaya dalam buku Strategi Pembelajaran yangmengatakan bahwa media pembelajaran adalah media pembelajaran bukanhanya berupa alat atau bahan saja, akan tetapi hal-hal lain yangmemungkinkan siswa dapat memperoleh pengetahuan. Jadi dalampengertian ini media bukan hanya alat perantara seperti TV, radio, slidebahan cetakan, tetapi juga berupa kegiatan semacam diskusi, seminar,karya wisata, simulasi, dan lain sebagainya yang dikondisikan untukmenambah pengetahuan dan wawasan, mengubah sikap siswa, atau untukmenambah keterampilan.4
Berdasarkan definisi media yang diungkapkan Wina Sanjaya, dapatlah
memberi sebuah gambaran bahwa media pembelajaran adalah bahwa semua
bahan yang bisa dipergunakan guru untuk meningkatkan ilmu pengetahuan siswa
dikatakan sebagai media pembelajaran.
Menurut Azhar Arsyad dalam buku Media Pembelajaran adalah katamedia pendidikan digunakan secara bergantian dengan istilah bantu atau
3 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung PersadaPress, 2008), h. 7.
4 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,(Jakarta: Kencana, 2008), h. 161.
9
media komunikasi seperti televisi, film, foto, radio, rekaman audio,gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalahmedia komunikasi namun apabila media itu membawa pesan-pesan atauinformasi yang betujuan instruksional atau mengandung maksud-maksudpengajaran maka media itu disebut media pembelajaran.5
Berdasarkan uraian di atas yang dimaksud dengan media pendidikan
adalah tidak ada batasan tertentu untuk pengertian media, asalkan media tersebut
mengandung maksud-maksud pengajaran maka itu bisa disebut sebagai media
pengajaran.
Dalam kegiatan belajar mengajar, sering pula pemakaian kata media
pembelajaran digantikan dengan istilah-istilah seperti alat pandang dengar, bahan
pengajaran, komunikasi pandang dengar, pendidikan alat peraga pandang,
teknologi pendidikan, alat peraga dan media penjelas.
Berdasarkan uraian beberapa batasan tentang media pembelajaran, berikut
ciri-ciri umum yang terkandung menurut Azhar Arsyad dalam buku Media
Pembelajaran, antara lain:
a. Media pendidikan memiliki pengertian fisik dewasa ini dikenal sebagaihardware (perangkat keras), yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat,didengar atau diraba dengan pancaindera.
b. Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang dikenal sebagaisoftware (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapatdalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikankepada siswa.
c. Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio.d. Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar
baik di dalam maupun di luar kelas.e. Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi
guru dan siswa dalam proses pembelajaran.f. Media pendidikan dapat digunakan secara massal (misalnya: radio,
televisi), kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya: film, slide,video, OHP) atau perorangan (misalnya: modul, komputer, radiotape/kaset, video recorder).
g. Sikap, perbuatan, organisasi, strategis, dan manajemen yangberhubungan dengan penerapan suatu ilmu.6
5 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007 ), h. 4.6 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007 ), h. 7.
10
Kalau kita lihat perkembangannya, pada mulanya media hanya dianggap
sebagai alat bantu mengajar guru. Alat bantu yang dipakai adalah alat bantu
visual, misalnya gambar, model, objek dan alat-alat lain yang dapat memberikan
pengalaman konkret, motivasi belajar serta mempertinggi daya serap dan retensi
belajar siswa. Namun sayang, karena terlalu memusatkan perhatian pada alat
bantu visual yang dipakainya orang kurang memperhatikan aspek desain,
pengembangan pembelajaran produksi dan evaluasinya.
Menurut Arief S. Sardiman dalam buku Media Pendidikan Pengertian,
Pengembangan dan Pemanfaatannya mengungkapkan bahwa secara umum media
pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut:
a. Memperjelaskan penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis(dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.c. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat
mengatasi sikap pasif anak didikd. Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan
lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum danmateri pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka gurubanyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasisendiri.7
Berdasarkan kegunaan-kegunaan yang diungkapkan Arief Sardiman,
dapatlah memberi sebuah gambaran bahwa kegunaan adalah cara mempelajari
penyajian pesan di dalam kekurangan kemampuan untuk menggunakan media
dalam mengatasi sikap pasif siswa dalam lingkungan.
Menurut Arief Sardiman dalam buku Media Pendidikan Pengertian,
Pengembangan dan Pemanfaatannya mengungkapkan bahwa secara umum media
pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan “Media adalah segala sesuatu yang
dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi.”8
Berdasarkan definisi media yang diungkapkan Arief Sardiman, dapatlah
memberi sebuah gambaran bahwa media adalah semua bahan dan alat yang bisa
digunakan untuk menyalurkan informasi kepada siswa maka disebut media
7 Arief Sardiman, dkk, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan danPemanfaatannya, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h. 17.
8 Arief Sardiman, dkk, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan danPemanfaatannya, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h. 6.
11
pembelajaran. Pada hakikatnya proses belajar mengajar merupakan suatu bentuk
komunikasi dimana siswa tidak hanya terpaku pada penjelasan guru, tetapi siswa
dapat menggunakan media-media penunjang pembelajaran. Dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran berbasis multimedia adalah suatu metode pembelajaran
dengan menggunakan perangkat multimedia sebagai sarana utamanya.
Sejarah perkembangan media diawali dengan dikenalnya alam, namun
karena pengertian alat dianggap terlalu sempit, maka pengertian alat tersebut
berkembang menjadi media. Pengertian media yang dimaksud mengarah pada
suatu yang mengantar atau meneruskan informasi atau pesan antara sumber dan
penerima pesan.
“Media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang
dapat merangsang untuk belajar”.9
Pengertian media menurut economy journal, tidak terbatas hanya buku-
buku saja tetapi semua yang ada di lingkungan siswa yang bisa menggairahkan
belajar siswa disebut media.
Menurut Arief Sardiman dalam buku Media Pendidikan Pengertian,
Pengembangan dan Pemanfaatannya “Konsep media dalam proses belajar
mengajar dikenal dengan nama media pengertian. Bahwa kata media berasal dari
bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara
harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar”.10
“Pengertian atau batasan tentang media yang dipakai dalam kegiatan
belajar mengajar. Pendapat ini dikemukakan Brings (1970) yang dikutip oleh
Arief Sardiman dalam buku Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya dimana media adalah segala sesuatu alat fisik yang dapat
menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar”.11
9 Muzamil Misbach, “Media Puzzle”, dari http://www.economy.journal.Blogspot.com/2010/06/media-puzzle.html, 14 Juli 2010.
10 Arief Sardiman, dkk, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan danPemanfaatannya, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h. 6.
11 Arief Sardiman, dkk, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan danPemanfaatannya, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h. 6.
12
Berdasarkan definisi-definisi media yang diungkapkan para ahli di atas,
dapatlah memberi sebuah gambaran bahwa media adalah bahwa cakupan media
lebih besar lagi dan tidak terpatok kepada satu atau dua jenis saja.
2. Fungsi Media Pembelajaran
Fungsi media pembelajaran dalam proses belajar mengajar tidak hanya
sebagai alat bantu yang digunakan guru, akan tetapi juga sebagai sarana yang
digunakan untuk mengkomunikasikan isi pesan atau materi pembelajaran kepada
siswa. Selain itu, media pembelajaran dapat menunjang proses pembelajaran yang
pada gilirannya diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa yang
dicapainya.
Media pembelajaran juga mempunyai kegunaan-kegunaan lainnya, sebagai
mana dikemukakan Arief Sardiman dalam buku Media Pendidikan Pengertian,
Pengembangan dan Pemanfaatannya, kegunaan media pembelajaran diantaranya
yaitu:
a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistik.b. Mengatasi kebatasan ruang, waktu dan daya inderac. Menimbulkan kegairahan belajar.d. Memungkinkan tingkat interaksi yang lebih langsung antara anak didik
dengan lingkungan dan kenyataan.e. Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan
dan minatnya.12
Dari kejelasan di atas dapat diartikan kegunaan media pembelajaran secara
garis besar sebagai penyampaian pesan secara verbalistik dalam mengatasi
keterbatasan kemampuan dan daya indera hingga dapat menimbulkan ambisi
kegairahan belajar agar bisa berinteraksi dalam belajar sendiri dan umum.
3. Manfaat Media Puzzle
Menurut Azhar Arsyad dalam buku Media Pembelajaran Secara umum
media pendidikan mempunyai manfaat-manfaat sebagai berikut:
a. Meningkatkan rasa saling pengertian dan simpati dalam kelas.
12 Arief Sardiman, dkk, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan danPemanfaatannya, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h. 17-18.
13
b. Membuahkan perubahan signifikan tingkah laku siswa.c. Menunjukkan hubungan antara mata pelajaran.d. Membawa kesegaran dan variasi bagi pengalaman belajar siswa.e. Membuat hasil belajar lebih bermakna bagi berbagai kemampuan
siswa.f. Mendorong pemanfaatan yang bermakna dari mata pelajaran dengan
jalan melibatkan imajinasi dan partisipasi aktif yang mengakibatkanmeningkatnya hasil belajar.
g. Memberikan umpan balik yang diperlukan yang dapat membantusiswa menemukan seberapa banyak telah mereka pelajari.
h. Melengkapi pengalaman yang kaya dengan pengalaman itu konsep-konsep yang bermakna dapat dikembangkan.
i. Memperluas wawasan dan pengalaman siswa yang mencerminkanpembelajaran nonverbalistik dan membuat generalisasi yang tepat.
j. Menyakinkan diri bahwa urutan dan kejelasan pikiran yang siswabutuhkan jika mereka membangun struktur konsep dan sistem gagasanyang bermakna. 13
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa manfaat-manfaat umum
media pendidikan dapat diartikan sebagai salah satu pengertian dalam perubahan
tingkah laku siswa dalam menerima pelajaran, hingga lebih berkesan bagi
pemikiran siswa.
4. Klasifikasi Dan Karakteristik Media Pembelajaran
Media pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar
banyak jenisnya, masing-masing memiliki karakteristik tersendiri. Penguasaan
guru tentang klasifikasi tersebut akan membantu mereka dalam mengenal,
memahami, merencanakan serta mengembangkan media pembelajaran yang
sesuai dengan materi dan tujuan yang ingin dicapai.
Berdasarkan jenis dan fungsinya, Arief Sardiman dalam buku Media
Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya membagi media
menjadi tiga kelompok besar, yaitu:
a. Media garis, yang termasuk dalam jenis media ini diantaranya:gambar, foto, sketsa, diagram, chat, grafik, kartun, peta, globe, posterdan lain-lain.
b. Media audio termasuk dalam jenis media ini diantaranya: radio, pitamagnetic dan laboratorium bahasa.
13 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h. 28-81.
14
c. Media proyeksi diam dan yang termasuk dalam jenis media inidiantaranya: film bingkai, film rangkai, mikrofis, proyektor, film,transparansi, televisi dan video. 14
Dari penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa jenis dan fungsi
media pendidikan adalah sebagai media garis besar yang mencakup media visual,
media audio dan media proyeksi, yang menjadi manfaat pengembangan media
pendidikan.
“Beberapa kelebihan gambar menurut Arief Sardiman dalam buku Media
Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya yaitu:
a. Bersifat konkret dan realistis.
b. Gambar dapat mengatasi batas ruang dan waktu.
c. Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan”.15
Kegunaan kelebihan gambar yang nyata hingga dapat mengatasi
kekurangan ruang dan waktu hingga kebatasan pengamatan.
Media gambar yang baik dalam kegiatan belajar mengajar tentu saja
gambar yang cocok dengan tujuan pembelajaran. Menurut Arief Sardiman dalam
buku Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya ada
enam syarat yang perlu dipenuhi oleh gambar yang baik sehingga dapat dijadikan
media pendidikan, yaitu:
a. AutentikGambar tersebut harus secara jujur melukiskan situasi seperti kalaumelihat benda sebenarnya.
b. SederhanaKomposisi gambar hendaknya cukup jelas menunjukkan poin-pinpokok dalam gambar.
c. Ukuran relatifDapat membesarkan atau memperkecilkan objek atau benda yangsebenarnya.
d. Gambar atau sebaliknya mengandung gerak atau perbuatan.e. Gambar yang bagus belum tentu baik untuk mencapai tujuan
pembelajaran.f. Tidak setiap gambar yang bagus merupakan media yang bagus.16
14 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h. 29-33.15 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h. 29-33.16 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h. 29-33.
15
Media pembelajaran yang baik dapat di pengaruhi oleh gambar yang baik
pula dalam karakter-karakter gambar yang sesuai sederhana dan memiliki
penyampaian yang pasti.
5. Macam-Macam Media
Media yang telah dikenal dewasa ini tidak hanya terdiri dari dua jenis,
tetapi sudah lebih dari itu. Klasifikasinya bisa dilihat dari jenisnya daya liputnya
dan dari bahasa serta cara pembuatannya. Semua ini akan dijelaskan pada
pembahasan berikut.
a. Dilihat dari jenisnya Menurut Azhar Arsyad dalam buku Media
Pembelajaran, Media Dibagi Dalam:
1. Media AuditifMedia auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuansuara saja seperti kaset cassette recorder, piringan hitam. Media initidak cocok untuk orang tuli atau orang yang mempunyai kelainandalam pendengaran.
2. Media visual adalah media yang mengandalkan indera penglihatan,media visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti filmstrip (film rangkai), slides (film bangkai) dan gambar. Ada pulamedia visual yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerakseperti film bisu dan film kartun
3. Media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara danunsur gambar.17
Dalam hal ini media pembelajaran dapat di artikan secara garisbesar sebagai satuan media yang memiliki karakter tersendiri dalamhal media auditif, visual dan audio visual yang memiliki kemampuansesuai kebutuhan.
b. Dilihat dari Daya Liputnya Menurut Azhar Arsyad dalam buku Media
Pembelajaran, Media Dibagi Dalam:
1. Media dengan Daya Liput Luas dan SerentakPenggunaan media ini tidak terbatasi oleh tempat dan ruang sertadapat menjangkau jumlah anak didik yang banyak dalam waktuyang sama. Contoh: radio.
2. Media dengan Daya Liput yang Terbatas oleh Ruang dan Tempat
17 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h. 29-33.
16
Media ini dalam penggunaannya membutuhkan ruang dan tempatyang khusus seperti film, sound slide, film rangkai yang harusmenggunakan tempat yang tertutup dan gelap
3. Media untuk Pengajaran IndividualMedia ini penggunaannya hanya untuk seseorang diri. Termasukmedia ini adalah modul berprogram dan pengajaran melaluikomputer.18
Dapat diartikan sebagai salah satu media yang tidak terbatasruang lingkupnya dalam menyampaikan pengajaran secara produktifdalam dalam mengajar menggunakan media tersebut.
c. Dilihat dari Bahan Pembuatannya Menurut Azhar Arsyad dalam buku
Media Pembelajaran, Media dibagi dalam:
1. Media SederhanaMedia ini bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah,cara pembuatannya mudah, dan penggunaannya tidak sulit.
2. Media KompleksMedia ini adalah media yang bahan dan alat pembuatannya sulitdiperoleh serta mahal harganya, sulit membuatnya danpenggunaannya memerlukan keterampilan yang memadai.19
Media pembelajaran yang produktif memiliki dua kriteriadalam penyampaian secara sederhana dan komplek sehingga memilikiketerampilan dan penggunaanya tidak sulit.
6. Tujuan Media Puzzle
Dalam pengertian teknologi pendidikan, media bahan sebagai sumber
belajar merupakan komponen dari sistem instruksional di samping pesan, orang,
teknik latar dan peralatan. Adapun beberapa tujuan penggunaan media puzzle
sebagai berikut:
a. Hal ihwal keilmuan dan pengetahuan, konsep atau fakta (kognitif).Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiridari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman,aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebutkognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasukkognitif tingkat tinggi. Hasil belajar siswa dapat dilihat dari tiga ranahyaitu afektif, kognitif dan psikomotorik.Adapun macam-macam tipe hasil belajar dalam kognitif:1. Tipe hasil belajar: Pengetahuan.
18 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h. 33.19 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h. 33.
17
2. Tipe hasil belajar: Pemahaman.3. Tipe hasil belajar: Aplikasi.4. Tipe hasil belajar: Analisis.5. Tipe hasil belajar: Sintesis.6. Tipe hasil belajar: Evaluasi.20
Dari pemaparan di atas bisa di artikan semua pemahaman yang
menyangkut hasil belajar intelektual dapat memberikan satu hasil
belajar yang sangat baik karna memiliki enem karakter penting di
dalam pembelajaran.
b. Hal ihwal personal, kepribadian atau sikap (afektif).Afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yaknipenerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi daninternalisasi.Ada beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai hasil belajar.Kategorinya dimulai dari tingkat yang dasar atau sederhana sampaitingkat yang kompleks.1. Attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan
dari luar yang datang.2. Jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap
stimulasi yang datang dari luar. Hal ini mencakup ketepatan reaksi,perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yangdatang keapada dirinya.
3. Penilaian berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejalaatau stimulus tadi. Dalam evaluasi ini termasuk di dalamnyakesediaan menerima nilai, latar belakang atau pengalaman.
4. Organisasi, yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu sistemorganisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain,pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. Yangtermasuk ke dalam organisasi ialah konsep tentang nilai, organisasisistem nilai, dll.
5. Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni mempengaruhipola kepribadian dan tingkah lakunya. Ke dalamnya termasukkeseluruhan nilai dan karakteristikny.21
Dalam artian di atas maka satu nilai kepribadian atau sikap
efektif yang memiliki tingkatan masing-masing poin secara tidak
langsung telah memberikan potensial dalam tingkatan belajar dari
20 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: GaungPersada Press, 2008), h. 188.
21 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: GaungPersada Press, 2008), h. 188.
18
yang sederhana hingga yang efektif dalam penilaian belajar atau hasil
belajar.
c. Hal ihwal kelakuan, keterampilan atau penampilan (psikomotorik).Psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dankemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni:1. Gerakan refleks (keterampialn pada gerakan yang tidak sadar).2. Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar.3. Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan
visual, membedakan auditif, motoris dan lain-lain.4. Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, kehormonisan dan
ketepatan.5. Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai
pada keterampilan yang kompleks.6. Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive
seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.22
Dari penjelasan di atas kita dapat melihat keterampilan dan penampilan
psikomotorik yang berdampak pada kemampuan individu yang memiliki
tingkatan keterampilan gerak refleks keterampilan maupun perseptual bagian dari
kemampuan di bidang fisik.
7. Secara umum media pendidikan mempunyai Faktor-faktor Yang Perlu
Diperhatikan Dalam Memilih Media Pengajaran sebagai berikut:
a. Objektivitas
“Unsur subjektivitas guru dalam memilih media pengajaran harus
dihindarkan”23. Artinya, guru tidak boleh memilih suatu media pengajaran
atas dasar kesenangan pribadi. Apabila secara objektif, berdasarkan hasil
penelitian atau percobaan, suatu media pengajaran menunjukkan
keefektifan dan efisiensi yang tinggi, maka guru jangan merasa bosan
menggunakannya. Untuk menghindari pengaruh unsur subjektivitas guru,
alangkah baiknya apabila dalam memilih media pengajaran itu guru
22 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: GaungPersada Press, 2008), h. 188.
23 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: RinekaCipta, 2006), h.13.
19
meminta pandangan atau saran dari teman sejawat dan atau melibatkan
siswa.
b. Program pengajaran
“Program pengajaran yang akan disampaikan kepada anak didiik
harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku, baik isinya, strukturnya,
maupun kedalamannya”.24 Meskipun secara teknis program itu sangat
baik, jika tidak sesuai dengan kurikulum ia tidak akan banyak membawa
manfaat, bahkan mungkin hanya menambah bebas, baik bagi anak didik
maupun bagi guru di samping akan membuang-buang waktu, tenaga dan
biaya. Terkecuali jika program itu hanya dimaksudkan untuk mengisi
waktu senggang saja, daripada anak didik bermain-main tidak karuan.
c. Sasaran Program
“Sasaran program yang dimaksud adalah anak didik yang akan
menerima informasi pengajaran melalui media pengajaran”.25 Pada tingkat
usia tertentu dan dalam kondisi tertentu anak didik mempunyai
kemampuan tertentu pula, baik cara berpikirnya, daya imajinasinya,
kebutuhannya, maupun daya tahan dalam belajarnya. Untuk itu maka
media yang akan digunakan harus dilihat kesesuaianya dengan tingkat
perkembangan anak didik, baik dari segi bahasa, simbol-simbol yang
digunakan, cara dan kecepatan penyajiannya, ataupun waktu
penggunaannya.
d. Situasi dan Kondisi
“Situasi dan kondisi yang ada juga perlu mendapat perhatian dalam
menentukan pilihan media pengajaran yang akan digunakan”.26 Situasi dan
kondisi yang dimaksud meliputi:
1. Situasi dan kondisi sekolah atau tempat dan ruangan yang akan
dipergunakan, seperti ukurannya, perlengkapannya, ventilasinya.
24 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: RinekaCipta, 2006), h.13.
25 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: RinekaCipta, 2006), h.13.
26 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: RinekaCipta, 2006), h.13.
20
2. Situasi serta kondisi anak didik yang akan mengikuti pelajaran
mengenai jumlahnya, motivasi dan kegairahannya. Anak didik yang
sudah melakukan praktik yang berat, seperti praktik olahraga, biasanya
kegairan belajarnya sangat menurun.
e. Kualitas TeknikDari segi teknik, media pengajaran yang akan digunakan perlu
diperhatikan, apakah sudah memenuhi syarat. Barangkali ada rekamanaudionya atau gambar-gambar atau alat-alat bantunya yang kurang jelasatau kurang lengkap, sehingga perlu penyempurnaan sebelumdigunakan. Suara atau gambar yang kurang jelas bukan saja menarik,tetapi juga dapat mengganggu jalannya proses belajar mengajar.27
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa salah satu faktor
yang penting dalam meningkatkan hasil belajar adalah teknik dari media
pengajaran yang akan digunakan. Faktor yang kurang maksimal membuat
murid kurang dalam menerima pelajaran.
f. Keefektifan dan Efesiensi Penggunaan
“Keefektifan berkenaan dengan hasil yang dicapai, sedangkan
efisiensi berkenaan dengan proses pencapaian hasil tersebut”.28
Keefektifan dalam penggunaan media tersebut informasi pengajaran dapat
diserap oleh anak didik dengan optimal, sehingga menimbulkan perubahan
tingkah lakunya. Sedangkan efisiensi meliputi apakah dengan
menggunakan media tersebut waktu, tenaga dan biaya yang dikeluarkan
untuk mencapai tujuan tersebut sedikit mungkin. Ada media yang
dipandang sangat efektif untuk mencapai suatu tujuan, namun proses
pencapaiannya tidak efisien, baik dalam pengadaannya maupun di
penggunaannya. Demikian pula sebaliknya, ada media yang efisien dalam
pengadaannya atau penggunaannya, namun tidak efektif dalam pencapaian
hasilnya. Memang sangat sulit untuk mempertahankan keduanya (efektif
27 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: RinekaCipta, 2006), h.13.
28 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: RinekaCipta, 2006), h.13.
21
dan efisien) secara bersamaan, tetapi di dalam memilih media pengajaran
guru sedapat mungkin menekan jarak di antara keduanya.
Ada enam langkah yang bisa ditempuh guru pada waktu ia
mengajar dengan mempergunakan media. Langkah-langkah itu adalah:
a. Merumuskan tujuan pengajaran dengan memanfaatkan media.b. Persiapan guru. Pada fase ini guru memilih dan menetapkan
menetapkan memadai mana yang akan dimanfaatkan gurumencapai tujuan. Dalam hal ini prinsip pemilihan dan dasarpertimbangannya patut diperhatikan.
c. Persiapan kelas. Pada fase ini siswa atau kelas harusmempunyai persiapan, sebelum mereka menerima pelajarandengan menggunakan media. Guru harus dapat memotivasimereka agar dapat menilai, mengantisipasi, menghayatipelajaran dengan menggunakan media pengajaran.
d. Langkah penyajian pelajaran dan pemanfaatkan media. Padafase ini penyajian bahan pelajaran dengan memanfaatkan mediapengajaran. Keahlian guru dituntut di sini. Mediadiperbantukan oleh guru untuk membantu tugasnyamenjelaskan bahan pelajaran. Media dikembangkanpenggunaannya untuk keefektifan dan efisiensi pencapaiantujuan.
e. Langkah kegiatan belajar siswa. Pada fase ini siswa belajardengan memanfaatkan media pengajaran. Pemanfaatan mediadi sini bisa siswa sendiri yang mempraktikkannya ataupun gurulangsung memanfaatkannya, baik di kelas atau di luar kelas.
f. Langkah evaluasi pengajaran. Pada langkah ini kegiatan belajardisampai sejauh mana tujuan pengajaran tercapai, yangsekaligus dapat dinilai sejauh mana pengaruh media sebagaialat bantu dapat menunjang keberhasilan proses belajar siswa.Hasil evaluasi dapat dijadikan dasar atau bahan bagi prosesbelajar berikutnya.29
Dari paparan di atas dapat dijelaskan bahwa langkah-langkah seorang guru
untuk melakukan pembelajaran telah menggunakan media puzzle diantaranya
adalah persiapan baik materi atau bahan puzzle, cara melakukan dan terakhir
adalah melakukan evaluasi.
Selama ini masih banyak orang yang awam dengan istilah puzzle. “Kata
puzzle berasal dari bahasa Inggris yang berarti teka-teki atau bongkar pasang,
29 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:Rineka Cipta, 2006), h.13.
22
media puzzle merupakan media sederhana yang dimainkan dengan bongkar
pasang”.30
Media puzzle yang dimaksud oleh penulis dalam skripsi adalah mainan
yang biasanya terbuat dari papan yang bisa untuk bongkar pasang.
Dengan demikian media puzzle bisa dikatakan sebagai salah satu media
bermain yang dapat dimainkan diatas nampan atau bingkai (tempat memainkan
potongan-potongan puzzle yang diletakkan diatas meja) sehingga si anak dapat
mengambil dan mengembalikan sendiri media puzzle tersebut ke tempat
penyimpangan media semula.
Puzzle yang sekarang beredar di toko-toko tersedia dalam berbagai macam
bentuk, ukuran, fungsi dan tingkat kesulitan yang disesuaikan dengan tingkat
perkembangan anak. Adapun macam media puzzle dari segi tingkat kualitas antara
lain:
a. Puzzle tomax. Puzzle tomax merupakan puzzle kualitas tinggi.b. Koakai puzzle. Puzzle kaokai mempunyai kualitas yang sama dengan
puzzle toma, hanya saja berbeda dari pemilihan gambarnya saja.c. Next puzzle. Puzzle next mempunyai kualitas yang sama dengan puzzle
tomax.d. Timmy puzzle. Puzzle timmy memiliki kualitas dibawah puzzle tomax
dan puzzle kaokai, tapi tidak usah khawatir, ketebalannya cukup baiksehingga tidak akan mengecewakan ketika menyusunnya.
e. Hologram puzzle. Puzzle hologram merupakan puzzle yang sangat unikkarena puzzle ini memiliki gambar yang bias mematulkan cahayaberwarna warni (hologram).
f. Future puzzle. Puzzle future merupakan puzzle termurah dari semuajenis puzzle yang ada.
g. Photo puzzle. Puzzle photo di buat menggunakan digital printingdengan ukuran A4 dan A5 dengan harga yang sangat murah.
h. Woodem puzzle. Woodem puzzle adalah puzzle 3D yang terbuat daribahan kayu.31
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa terdapat macam-macam
media puzzle yang berbeda tingkat kesulitannya sehingga guru bisa menyesuaikan
media puzzle yang sesuai dengan materi.
30 Muzamil Misbach, “Media Puzzle”, dari http://www.economicjurnal.Blogspot.com/2010/06/media-puzzle.html, 14 Juli 2010.
31 Muzamil Misbach, “Media Puzzle”, dari http://www.economicjurnal.Blogspot.com/2010/06/media-puzzle.html, 14 Juli 2010.
23
Berikut adalah langkah-langkah seorang guru pada saat melakukan
pembelajaran dengan menggunakan media puzzle:
a. Persiapan yaitu guru hendaknya melakukan persiapan hal-hal yangberkaitan dengan materi pembelajaran.
b. Menyiapkan bahan-bahan yang hendak di buat puzzle dari materipembelajaran.
c. Guru mengajak siswa untuk memperhatikan materi yang akan dipelajari
d. Memberikan penjelasan terhadap materi yang di ajarkane. Menjelaskan langkah-langkah dalam penggunaan media puzzle
terhadap materi pembelajaran.f. Evaluasi terhadap materi pembelajaran dengan materi penggunaan
materi puzzle.32
Suatu puzzle merupakan suatu masalah atau misteri yang dipecahkan
dengan kepandaian dan kreativitas. Dari puzzle anak akan belajar misalnya puzzle
tentang warna dan bentuk. Anak dapat belajar tentang warna-warna dan bentuk
yang ada. Anak juga dapat belajar konsep dasar, binatang, alam sekitar, jenis buah
alphabet dan lain-lain. Solusi untuk puzzle mungkin membutuhkan pola yang
sudah ada dan menciptakan aturan khusus. Puzzle berdasar pada proses
penyelidikan dan penemuan untuk menyelesaikannya, yang mungkin dapat
dipecahkan oleh mereka yang mempunyai kemampuan deduktif yang bagus.
Media puzzle sebenarnya cocok untuk materi-materi pembuktian dalam
matematika dan biologi. Namun tidak ada salahnya digunakan pada mata
pelajaran ekonomi.
Tahapan-tahapan pelaksanaan pembelajaran melalui media puzzle:
a. Mempersiapkan dirib. Membangkitkan kesiapan siswac. Mengerjakan media puzzled. Diskusi materi program media puzzlee. Menindaklanjuti program.33
32 Dian Fajarwati, “Media Puzzle”, dari http://www.alfarabydane.Blogspot.com/2009/01/media-puzzle-untuk-mapel-al-quran.html, 14 Juli 2010.
33 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007 ),h.150.
24
Media puzzle yang baik buat siswa adalah yang dapat membangkitkan
keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan
belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.
B. Hasil Belajar
Hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsiran
tentang belajar. Sering kali pula perumusan dan tafsiran itu berbeda satu sama
lain. Oleh karena itu adalah penting sekali bagi setiap guru memahami sebaik-
baiknya tentang proses belajar siswa, agar ia dapat memberikan bimbingan dan
menyediakan lingkungan belajar yang tepat dan serasi bagi siswa.
“Belajar menurut Oemar Hamalik dalam buku Kurikulum Dan
Pembelajaran adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui
pengalaman”.34
Berdasarkan definisi yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan belajar
adalah belajar tidak hanya terpadu pada situasi didalam kelas saja tetapi bisa juga
melalui pengalaman yang dialami oleh siswa.
Menurut pengertian ini belajar adalah suatu proses, suatu kegiatan dan
bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukanlah mengingat akan tetapi lebih luas
dari pada itu mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan
melainkan perubahan kelakuan.
“Menurut Slameto belajar dalam buku Belajar Dan Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baik secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.35
Slameto menitik beratkan pada proses usaha siswa dalam menempuh
pelajarannya sehingga terjadi perubahan tingkah laku pada siswa tersebut.
Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali bersifat
maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri
seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar.
34 Oemar Hamalik, Kurikulum Dan Pembelajaran , (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h.36.35 Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2010), h. 2.
25
“Pengertian belajar yang lain juga diungkapkan oleh Muhibbin Syah
dalam buku psikologi belajar, belajar adalah kegiatan yang berproses dan
merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis
dan jenjang pendidikan”.36
Belajar yang dimaksud oleh penulis dalam skripsi ini adalah lebih di titik
beratkan pada proses pada setiap jenjang pendidikan.
Maksudnya adalah berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan
amat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada di
sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.
Syaiful Bahri Djamarah Dan Aswan Zain dalam buku Strategi belajar
Mengajar mengungkapkan ciri-ciri belajar sebagai berikut:
a. Belajar mengajar memiliki tujuan, yakni untuk membentuk anak didikdalam suatu perkembangan tertentu.
b. Ada suatu prosedur (jalannya interaksi) yang direncanakan, didesainuntuk mencapai tujuan yang telah diterapkan.
c. Kegiatan belajar mengajar ditandai dengan satu penggarapan materiyang khusus.
d. Ditandai dengan aktivitas anak didik.e. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru berperan sebagai pembimbing.f. Dalam kegiatan belajar mengajar membutuhkan dispin.g. Ada batas waktuh. Evaluasi.37
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri belajar adalah
harus ada perubahan dari murid yang tidak bisa menjadi bisa, setelah
melakukakan kegiatan belajar.
“Menurut Zikri Neni Iska belajar dalam buku Psikologi Pengantar
Pemahaman Diri Dan Lingkungan adalah proses perubahan dari belum mampu
menjadi sudah mampu, terjadi dalam jangka waktu tertentu”.38
Dari penjelasan di atas, di ketahui bahwa belajar adalah proses perubahan
dari belum mampu menjadi mampu yang terjadi dalan jangka waktu tertentu.
36 Muhibbin Syah., Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), h. 63.37 Syaiful Bahri Djamah Dan Aswan Zain, Strategi belajar Mengajar, (Jakarta:Rineka
Cipta, 2006), h. 40.38 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri Dan Lingkungan, (Jakarta: Kizi
Brother’s, 2006), h. 76.
26
Perubahan yang terjadi harus secara relatif bersifat menetap dalam
(permanen) dan tidak hanya terjadi pada perilaku yang saat ini nampak, tetapi
perilaku yang mungkin terjadi dimasa yang akan datang. Oleh karena itu
perubahan-perubahan terjadi karena pengalaman.
Perubahan yang terjadi karena pengalaman ini membedakan dengan
perubahan-perubahan lain yang disebabkan oleh kerusakan fisik baik karena
pengaruh obat berbahaya maupun karena kecelakaan atau penyakit tertentu.
Mungkin saja sebab-sebab lain perubahan-perubahan non permanen.
“Menurut Wasty Soemanto dalam buku Psikologi Pendidikan Landasan
Kerja Pemimpin Pendidikan. Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan
hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan
kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang”.39
Berdasarkan definisi belajar yang diungkapkan oleh Wasty Soemanto
diatas dapatlah memberi sebuah gambaran bahwa belajar adalah proses
perubahan-perubahan kualitatif individu manusia selama hidupnya sehingga
tingkah lakunya berkembang.
Semua aktivitas dan prestasi hidup manusia tidak lain dari hasil belajar.
Kita pun hidup menurut hidup dan bekerja menurut apa yang kita pelajari. Belajar
itu bukan sekedar pengalaman. Belajar adalah suatu proses dan bukan hanya
sekedar suatu hasil. Karena itu belajar berlangsung secara aktif dan intergatif
dengan menggunakan berbagi bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan.
“Menurut Muhibbin Syah dalam buku Psikologi Pendidikan Dengan
Pendekatan Baru Belajar adalah istilah kunci yang paling Vital dalam setiap usaha
pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan”.40
Belajar yang dimaksud oleh penulis dalam skripsi ini adalah tanpa belajar
manusia tidak melakukan pendidikan.
Sebagai suatu proses, belajar hampir selalu mendapat tempat yang luas
dalam berbagai displin ilmu yang berkaitan dengan upaya kependidikan.
39 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan,(Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2006), h. 104.
40 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT RajaRemaja Rosdakarya, 2008), h. 94.
27
“Sedangkan pengertian belajar menurut Syaiful Bahri Djamarah dalam
buku Psikologi Belajar adalah serangkain kegiatan jiwa raga untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam
interaksi dengan lingkungan yang menyangkut kognitif, afektif dan
psikomotor”.41
Menurut Syarif Bahri Djamarah dalam buku Psikologi Belajar lebih
menitik beratkan belajar pada tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik.
Menurut Syarif Bahri Djamarah dalam buku Psikologi Belajar jika hakikat
belajar adalah perubahan tingkah laku, maka ada beberapa perubahan tertentu
yang dimaksudkan ke dalam ciri-ciri belajar :
a. Perubahan yang terjadi secara sadarb. Perubahan dalam belajar bersifat fungsionalc. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktifd. Perubahan dalam belajar bukan belajar sementarae. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarahf. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkat laku.42
Dari penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa perubahan dalam belajar
ada enam dan kesemuanya berbeda-beda pada setiap murid.
Menurut Muhibbin Syah dalam buku Psikologi Pendidikan Dengan
Pendekatan Baru cara mengukur hasil belajar secara garis besar terdiri atas dua
macam bentuk yaitu:
1. Objektif yaitu adalah bentuk hasil belajar yang diwujudkan dalambentuk-bentuk jawaban, pengisian titik-titik dan pencocokan satupernyataan dengan pernyataan lainnya. Contoh dari bentuk objektif iniadalah tes benar salah, tes pilihan bergambar, tes menjodohkan(pencocokan), tes isian dan tes penglengkapan (melengkapi).
2. Subjektif yaitu adalah alat pengukuran prestasi belajar yang jawabantidak ternilai dengan skor atau angka pasti yang seperti digunakanuntuk evaluasi objektif. Hal ini disebabkan banyak ragam jawabanyang diberikan para siswa.43
41 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h.13.42 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 15.43 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung:
Rosdakarya, 2008), h. 146.
28
Banyak ahli menganggap evaluasi subjektif suka sekali di percaya
reliabilitas dan validitas, karena subjektifitas guru lebih dominan. Namun
demikian menghindari pemakaian tes subjektif hanya karena alasan subjektifitas
guru adalah suatu tindakan yang menentang perkembangan moderminasi
pendidikan. Mengenai sikap subjektif guru tidak perlu menjadi halangan
penggunanan tes ini sebab seperti objektivitas, subjektivitas juga ada batasnya.
C. Pengertian Pendidikan
“SA. Branata dikutip oleh M. Alisuf Sabri (1999) dalam bukunya Ilmu
Pendidikan bahwa,”Pendidikan adalah usaha yang sengaja diadakan, baik
langsung maupun dengan cara yang tidak langsung, untuk membantu anak dalam
perkembangannya mencapai kedewasaan”.44
Berdasarkan kejelasan yang ada dapat simpulkan bahwa pendidikan adalah
salah satu kesadaran dalam berusaha dan berencana agar mewujudkan sistem
pembelajaran yang efektif agar menjadi pribadi yang utuh bagi agama nusa dan
bangsa hingga menciptakan peserta didik yang siap bersaing.
D. Pengertian Ekonomi
Ilmu pengetahuan sosial yaitu bidang studi yang merupakan panduan dari
sejumlah mata pelajaran sosial. Mata pelajaran sosial yaitu : geografi, sejarah,
ekonomi, sosiologi dan koperasi.
Pengertian dari ilmu ekonomi adalah menganalisis setiap gerakan danperubahan yang terjadi dalam keseluruhan ekonomi, sepertikecenderungan dalam harga, hasil produksi, pengangguran danperdagangan di dalam dan di luar negeri. Begitu gejala-gejala tersebut dipahami, maka ilmu ekonomi dapat di manfaatkan oleh pemerintah untukmengembangkan kebijakan-kebijakan ekonomi dalam upayaketerbukaan perekonomian suatu bangsa.45
Maksud dari pernyataan di atas adalah bahwa setiap kegiatan manusia
yang dapat menghasilkan uang bisa di sedbut sebagai ekonomi. Ekonomi juga
44 M. Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1999). Cet. Ke-1.hal. 5.
45 Nanang Fatah, Ekonomi Dan Pembiayaan Pendidikan, (Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2000), Cet 1, h. 11
29
mempengaruhi hajat hidup orang banyak bahkan sampai bisa melemahkan suatu
negara.
E. Pengertian Pendidikan Ekonomi
“Pendidikan Ekonomi adalah pendidikan untuk membina kemampuan
memenuhi kebutuhan hidup sendiri”.46
Dalam hal ini ekonomi dapat sebagai ilmu, aturan-aturan dalam mengolah
rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan hidup agar dapat teratur dengan baik
untuk kelangsungan hidup yang relatif, teratur, memenuhi kebutuhan tersebut.
Karena manusia selalu merasa kurang dalam hal apapun.
Secara konseptual tentang ilmu ekonomi pendidikan yang dikemukakan oleh Elchanan Cohn bahwasannya ekonomi pendidikanadalah suatu studi tentang bagaimana manusia, baik secara peroranganmaupun di dalam kelompok masyarakatnya membuat keputusan dalamrangka mendayagunakan sumber-sumber daya terbatas agar dapatmenghasilkan berbagai bentuk pendidikan dan latihan, pengembanganilmu pengetahuan dan keterampilan, pendapat, sikap dan nilai-nilaikhususnya melalui pendidikan formal, serta bagaimanamendiskusikannya secara merata dan adil di antara berbagaimasyarakat.47
Menurut pendapat di atas bahwa pendidikan ekonomi sangat penting bagi
kehidupan manusia sehingga harus dipelajari oleh setiap orang.
F. Materi Pembelajaran Ekonomi Kelas IX IPS SMU
Berdasarkan penelitian tersebut, maka penulis lampirkan materi pelajaran
ekonomi Kelas X SMU sebagai berikut :
1. Pengertin, fungsi, tujuan APBN
a. Pengertian APBN
Menurut UU No. 17 tahun 2003, Apbn adalah rencana keuangan
tahunan pemerintah Negara yang disetujui oleh DPR. Landasan hukum apbn
46 M. Nashir Ali, Dasar-Dasar Ilmu Mendidik; 100 Soal Pokok Pendidikan, (Jakarta:Mutiara, 1982).Cet ke-2.hal. 184.
47 Nanang Fatah, Ekonomi Dan Pembiayaan Pendidikan, (Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2000), Cet 1, h. 18
30
adalah pasal 23 ayat 1 UUD 1945, yang berisi tentang tiap-tiap tahun apbn
ditetapkan dengan Undang-undang. Apabila DPR tidak menyetujui anggaran
yang diusulkan pemerintah maka pemerintah memakai anggaran tahun lalu.
b. Fungsi APBN
1. Fungsi otorisasi, mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi dasar
untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang
bersangkutan, Dengan demikian, pembelanjaan atau pendapatan dapat
dipertanggungjawabkan kepada rakyat.
2. Fungsi perencanaan, mengandung arti bahwa anggaran negara dapat
menjadi pedoman bagi negara untuk merencanakan kegiatan pada tahun
tersebut. Bila suatu pembelanjaan telah direncanakan sebelumnya, maka
negara dapat membuat rencana-rencana untuk medukung pembelanjaan
tersebut. Misalnya, telah direncanakan dan dianggarkan akan membangun
proyek pembangunan jalan dengan nilai sekian miliar. Maka, pemerintah
dapat mengambil tindakan untuk mempersiapkan proyek tersebut agar bisa
berjalan dengan lancar.
3. Fungsi pengawasan, berarti anggaran negara harus menjadi pedoman
untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintah negara sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian akan mudah
bagi rakyat untuk menilai apakah tindakan pemerintah menggunakan uang
negara untuk keperluan tertentu itu dibenarkan atau tidak.
4. Fungsi alokasi, berarti bahwa anggaran negara harus diarahkan untuk
mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya serta
meningkatkan efesiensi dan efektivitas perekonomian.
5. Fungsi distribusi, berarti bahwa kebijakan anggaran negara harus
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
6. Fungsi stabilisasi, memiliki makna bahwa anggaran pemerintah menjadi
alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental
perekonomian.
31
c. Tujuan APBN
1. Untuk memberikan arah bagi pemerintah dalam melaksanakan fungsi yang
diembannya.
2. Untuk melihat dan mengevaluasi kinerja pemerintah dalam upaya
menyejahterakan masyarakat karena anggaran disusun berdasarkan
kinerja.
3. Sebagai sumber daya yang akurat bagi rakyat untuk mengevaluasi kinerja
pemerintah.
4. Sebagai bentuk pertanggungjawaban pemerintah dalam menggunakan
pendapatan masyarakat yang dipungut melalui pajak.
2. Pengertian, fungsi, tujuan APBD
a. Pengertian APBD
Apbd merupakan rencana keuangan tahuanan pemerintah daerah di
Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD
ditetapkan dengan peraturan daerah. Tahun anggaran APBD meliputi masa
satu tahun, dari 1 Januari sampai dengan 31 Desember.
b. Fungsi APBD
1. Fungsi otorisasi, mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi dasar
untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang
bersangkutan, Dengan demikian, pembelanjaan atau pendapatan dapat
dipertanggungjawabkan kepada rakyat.
2. Fungsi perencanaan, mengandung arti bahwa anggaran negara dapat
menjadi pedoman bagi negara untuk merencanakan kegiatan pada tahun
tersebut. Bila suatu pembelanjaan telah direncanakan sebelumnya, maka
negara dapat membuat rencana-rencana untuk medukung pembelanjaan
tersebut. Misalnya, telah direncanakan dan dianggarkan akan membangun
proyek pembangunan jalan dengan nilai sekian miliar. Maka, pemerintah
dapat mengambil tindakan untuk mempersiapkan proyek tersebut agar bisa
berjalan dengan lancar.
32
3. Fungsi pengawasan, berarti anggaran negara harus menjadi pedoman
untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintah negara sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian akan mudah
bagi rakyat untuk menilai apakah tindakan pemerintah menggunakan uang
negara untuk keperluan tertentu itu dibenarkan atau tidak.
4. Fungsi alokasi, berarti bahwa anggaran negara harus diarahkan untuk
mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya serta
meningkatkan efesiensi dan efektivitas perekonomian.
5. Fungsi distribusi, berarti bahwa kebijakan anggaran negara harus
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
6. Fungsi stabilisasi, memiliki makna bahwa anggaran pemerintah menjadi
alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental
perekonomian.
c. Tujuan APBD
1. Mengatur alokasi pendapatan guna membiayai program pembangunan di
daerah masing-masing.
2. Memberikan dukungan dalam pelaksanaan desentralisasi untuk
memberdayakan dan meningkatkan perekonomian daerah.
G. Kerangka Berpikir
Revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan masyarakat,
pemahaman cara belajar anak, kemajuan media komunikasi dan informasi dan lain
sebagainya memiliki arti tersendiri bagi kegiatan pendidikan. Pendidikan sebagai
bagian dari kebudayaan merupakan sarana penerus nilai-nilai dan gagasan-
gagasan sehingga setiap orang mampu berperan serta dalam transformasi nilai
demi kemajuan bangsa dan Negara. Oleh karena itu, untuk mewujudkan
pendidikan yang berkualitas, salah satu yang harus ada adalah guru yang
berkualitas, guru dituntut memiliki kemampuan secara metodologi dalam hal
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran termasuk didalamnya penguasaan
dalam penggunaan media pembelajaran.
33
Penggunaan alat bantu atau media pembelajaran disadari sangat membantu
aktivitas proses pembelajaran baik didalam maupun diluar kelas, terutama
membantu peningkatan hasil belajar siswa. Namun dalam implementasinya tidak
banyak guru yang memanfaatkannya. Keterbatasan media pembelajaran disatu
pihak dan lemahnya kemampuan guru menciptkan media pembelajaran dipihak
lain membuat penerapan metode ceramah makin menjamur.
Media pembelajaran dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat
menyampaikan dan menyampaikan pesan dari sumber secara terencana sehingga
tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan
proses belajar secara efisien dan efektif. Tujuan pemanfaatan media dalam proses
pembelajaran adalah untuk mengefektifkan dan mengefisiensikan proses
pembelajaran itu sendiri. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa media
adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi
tercapainya tujuan pendidkan pada umumnya dan tujuan pembelajaran disekolah
pada khususnya.
Kata belajar berarti suatu proses perubahan tingkah laku pada siswa akibat
adanya interaksi antara individu dan lingkungannya melalui proses pengalaman
dan latihan. Proses belajar yang baik harus mampu mengubah ketiga ranah
perilaku yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan
masyarakat. Bagi para pelajar atau mahasiswa kata belajar merupakan kata yang
tidak asing. Hasil dari belajar adalah nilai evaluasi yang diterima oleh para pelajar
atau mahasiswa. Banyak yang masih menganggap bahwa fungsi penilaian
pencapaian belajar siswa semata-mata sebagai mekanisme untuk menyeleksi
siswa atau mahasiswa dalam kenaikan kelas atau kelulusan.
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan Di SMA Negeri 1 Citeureup, tepatnya yang
beralamat di Jalan Raya Tajur, Bogor 16810.
Waktu penelitian dimulai sejak bulan Juli sampai dengan bulan September
2010. Waktu itu diambil karena merupakan waktu yang paling efektif bagi
penelitian untuk melaksanakan penelitian.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan
pendekatan korelasional. Metode survey bertujuan untuk memperoleh gambaran
umum tentang objek yang diteliti menjelaskan hubungan-hubungan dari beberapa
variabel yang kedudukannya masing-masing sudah diuraikan dalam kerangka
berfikir teoritis.
Adapun alasan peneliti menggunakan metode survey dengan pendekatan
korelasional antara lain:
1. Sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu dimaksudkan
untuk mengetahui ada tidaknya hubungan atau korelasional antara dua
variabel yakni variabel bebas (media puzzle) yang mempengaruhi dan
diberi simbol X dengan variabel terikat (hasil belajar siswa) yang
dipengaruhi dan diberi simbol Y.
35
2. Penelitian ini tidak menuntut subyek penelitian yang terlalu banyak.
3. Perhatian peneliti ditinjau pada variabel yang dikorelasional.
C. Populasi Dan Sampel
“Populasi adalah semua nilai hasil perhitungan maupun pengukuran, baik
kuantitatif maupun kualitatif, daripada karakteristik tertentu mengenai
sekelompok objek yang lengkap dan jelas”.48 Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa-siswi di SMA Negeri 1 Citeureup. Populasi penelitian adalah siswa-siswi
kelas X1 IPS 3 SMA Negeri 1 Citeureup sebanyak 120 siswa. Dari jumlah
populasi terjangkau tersebut yang dijadikan sampel adalah 1 kelas sebanyak 30
siswa. Dengan teknik cluster sampling. Dengan cara seperti ini, maka diharapkan
setiap anggota dari populasi memiliki kemumgkinan yang sama untuk dipilih
sebagai penelitian.
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian. Penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu: Variabel X (Media
Puzzle) dan Variabel Y (Hasil Belajar).
1. Variabel media puzzle
a. Definisi Konseptual
“Media puzzle sebagai salah satu media bermain yang dapat
dimainkan di atas nampan atau bingkai (tempat memainkan potongan-
potongan puzzle) yang di letakkan di atas meja”.49
Dari pernyataan diatas bahwa media puzzle adalah media bermain
yang terdiri dari potongan-potongan atau bagian-bagian yang bisa
diletakkan di atas meja.
48Husein Usman Dan R. Purnomo Setiady Akbar, Pengantar Statistika, (Jakarta: PTBumi Aksara, 2009), h. 181.
49Muzamil Misbach, “Media Puzzle”, dari http://www. economic Jurnal.Blogspot.com/2010/06/media.puzzle.html, 14 Juli 2010.
36
b. Definisi Operasional
Media puzzle yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
pembelajaran media bongkar pasang yang dipadukan dalam mata pelajaran
ekonomi pada kelas X1 IPS 3.
2. Variabel Hasil Belajar
a. Definisi Konseptual
“Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajardan tindak mengajar”.50
Dari pernyataan di atas dikatakan bahwa interaksi belajar dan
mengajar akan mendapatkan hasil belajar.
b. Definisi Operasional
Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah evaluasi
hasil belajar merupakan proses untuk menentukan nilai belajar siswa
melalui kegiatan penilaian dan atau pengukuran hasil belajar. Berdasarkan
pengertian evaluasi hasil belajar kita dapat menengarai tujuan utamanya
adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa
setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran, dimana tingkat
keberhasilan tersebut kemudian ditandai dengan skala nilai berupa huruf
atau kata atau simbol. Apabila tujuan utama kegiatan evaluasi hasil belajar
ini sudah terealisasi, maka hasilnya dapat difungsikan dan ditujukan untuk
berbagai keperluan.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini maka
penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:
a. Angket (Kuesioner)
Angket adalah pengumpulan data dengan menggunakan persamaan
atau pernyataan secara tertulis yang digunakan untuk memperoleh data dan
50 Dimiyati Dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h.3.
37
informasi dari respoden. Dalam penelitian ini, metode angket digunakan untuk
memperoleh data tentang keterkaitan media puzzle dengan hasil belajar siswa.
b. Tes
“Tes adalah tes yang dipergunakan untuk menilai hasil-hasil pelajaran
yang telah diberikan oleh guru kepada murid-muridnya, dalam jangka waktu
tertentu”.51
c. Observasi
“Observasi adalah metode atau cara-cara menganalisis dan
mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan
melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung”.52
d. Dokumentasi
Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang
tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki
benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-
peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.
e. Wawancara
“Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara
untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Wawancara ini ditujukan
kepada guru mata pelajaran ekonomi, untuk mengetahui tentang penggunaan
media puzzle dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran ekonomi di SMA Negeri 1 Citeureup”.53
f. Pedoman wawancara
Pedoman wawancara adalah susunan pertanyaan-pertanyaan kepada
respoden yang diajukan secara lisan dan jawaban respoden dikemukakan
secara lisan pula untuk terarahnya wawancara sesuai dengan data yang
diperlukan.
51 Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: RosdaKarya, 2008), h. 33
52 M. ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung:Rosda Karya, 2008), h.147.
53 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2006), h. 155-158.
38
2. Instrumen Penelitian
Pada tahap awal adalah mendefinisikan variabel yang akan dijadikan
penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan variabel X (media puzzle) dan
variabel Y (Hasil Belajar).
Tabel 1
Kisi-kisi instrumen sebagai berikut
No. Variabel Sub Variabel Indikator Item Jumlah
1. MediaPuzzle
- Tujuanpenggunaanmediapuzzle.
- Fungsimediapuzzle bagisiswa.
a. Mendapatkanpengetahuan.
b. Penanamankonsep danketerampilan.
c. Pembentukansikap.
a. Memperjelaspenyajian pesanagar tidak terlalubersifatverbalistik.
b. Mengatasiketerbatasanruang, waktu dangaya indera.
c. Menimbulkankegairahanbelajar.
d. Memungkinkantingkat interaksiyang lebihlangsung antaraanak didik.
e. Memungkinkananak didik belajarsendiri-sendirimenurut
1
2
3
4
5
6
7
8
1
1
1
1
1
1
1
1
39
2. HasilBelajar
- Manfaatmediapuzzle bagisiswa
kemampuan.
a. Meningkatkanrasa salingpengertian dansimpati.
b. Membuahkanperubahansignifikantingkah laku.
c. Membawakesegaran danvariasi bagipengalamanbelajar siswa.
d. Membuat hasilbelajar lebihbermakna.
e. Memperluaswawasan danpengalaman
f. Menunjukkanhubungan antaramata pelajarandengan motivasibelajar.
g. Membuat siswalebih banyakmelakukankegiatan belajar.
9
10
11
12
13
14
15
NilaiHasilTesSoal
1
1
1
1
1
1
1
20
40
F. Teknik Analisis data
1. Deskripsi data
Untuk menjelaskan gambaran dalam penelitian ini, berikut akan dijabarkan
deskrispsi data berupa mean, median dan standar deviasi. Selain itu, data akan
disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan grafik histrogram untuk
memperjelas deskrispsi masing-masing variabel yang teliti.
a. Mean
Mean adalah jumlah dari keseluruhan angka yang ada, dibagi dengan
banyaknya angka tersebut.
n
xx ∑=
Keterangan:
x = Rata-rata.
∑ x = Jumlah seluruh data.
n = Banyaknya data.54
b. Median
Median adalah salah satu teknik penjelasan kelompok yang didasarkan
atas nilai tengah dari kelompok data yang telah disusun urutannya dari yang
terkecil sampai yang terbesar atau sebaliknya dari yang terbesar sampai yang
terkecil.
−+=
f
FnpbMe 2
1
Keterangan:Me = Median.b = Batas bawah, dimana median akan terletakn = Banyak data/jumlah sampel.p = Panjang kelas intervalF = Jumlah semua frekuensi sebelum kelas medianf = Frekuensi kelas median.55
54 Nana Danapriantna Dan Rony Setiawan, Pengantar Statistika, (Yogyakarta: GrahaIlmu, 2005), h. 22.
55 Sudjana, Metode Statistika , (Bandung: Tarsita, 2002), h. 79.
41
c. Standar Deviasi
Standar deviasi adalah tingkat variasi kelompok data atau ukuran
standar penyimpangan dari rata-ratanya.
s = √ s²
Keterangan:s = Simpangan Baku.56
d. Varians
Varians atau ragam merupakan ukuran keragaman dengan
memperhatikan posisi relatif setiap pengamatan terhadap rata-ratanya.
( )2
22
2
n
x
n
xs tt
t∑∑ −=
Keterangan:st² = varians total.57
2. Uji Validitas Dan Reliabilitas
Setelah data terkumpul maka dilakukan tahap analis data yaitu:
Peneliti berusaha untuk memberikan uraian mengenai hasil penelitian.
Adapun uji validitas ditunjukkan untuk menentukan kevalidan atau keabsahan
suatu data.
a. Uji Validitas
( )( )( ){ } ( ){ }2222 ∑∑∑∑
∑∑∑−−
−=
YYNXXN
YXXYNrXY
Keterangan:rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel
yang dikorelasikan.∑XY : Jumlah perkalian X dan Y.∑X : Jumlah skor dalam distribusi X∑Y : Jumlah skor dalam distribusi Y(∑X)2 : Jumlah kuadrat dari X
56 Nana DanaPriatna dan Rany Setiawan, Pengantar Statistika, (Yogyakarta: Graha Ilmu,2005), h. 32.
57 Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (bandung: Alfabeta, 2010), h. 365.
42
(∑Y)2 : Jumlah kuadrat dari YN : Number of cases.58
b. UJi Reliabilitas
Reliabilitas adalah mengukur instrumen terhadap ketepatan. Secara
rinci pengertian reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana
suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan.
( )
−−
= ∑t
ti s
x
k
kr
2
11
Keterangan:k : Mean kuadrat antara subyek.Σsi² : Mean kuadrat kesalahan.st² : Varians total.59
3. Uji Prasyarat Analisis Data
Dalam penelitian ini pengujian prasarat analisi yang digunakan penulis
adalah uji normalitas. Uji normalitas untuk analisis data peneliti menggunakan
asumsi korelasi pearson product moment, asumsi ataupun persyaratan yang harus
dipenuhi dalam menggunakan korelasi pearson product moment adalah:
1. Variabel yang dihubungkan mempunyai data yang berdistribusi normal2. Variabel yang dihubungkan mempunyai data linier3. Variabel yang dihubungkan mempunyai data yang dipilih secara acak
(random)4. Variabel yang dihubungkan mempunyai pasangan sama dari subjek
yang sama pula (variasi skor variabel yang dihubungkan harus sama)5. Variabel yang dihubungkan mempunyai data interval dan rasio.60
a. Uji normalitas data
s
xXz i −
=
58 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),h. 72.
59 Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 365.60 Husain Usman Dan R. Purnomo Setiady Akbar, Pengantar Statistika, (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2009), h. 200.
43
Keterangan:z i = Uji normalitas data.
xi = Nilai variabel X.
x = Nilai variabel rata-rata.s = Simpangan baku.61
b. Metode suksesi interval
Metode ini ditunjukan untuk menaikan data ordinal menjadi interval.
( )s
xxT i
i
−+= 1050
Dari perhitungan prasyarat analisis terbukti bahwa data itu adalah
normal dan sudah ditingkatkan menjadi interval maka penulis menggunakan
korelasi pearson product moment.62
G. Uji Hipotesis Penelitian
1. Uji Korelasional
Uji korelasional adalah untuk mengukur korelasi variabel X dan variabel
Y, menghitung rxy menggunakan rumus “r” (Product Moment dari Karl Pearson)
dengan rumus sebagai berikut:
( )( )∑∑∑=
22 yx
XYrXY
Keterangan:rXY = Tingkat keterkaitan hubungan.X = Jumlah skor dalam sebaran X.Y = Jumlah skor dalam sebaran Y. 63
Terhadap angka indeks korelasi yang telah diperoleh dari perhitungan
(proses komputasi) dapat diberikan interpretasi atau penafsiran tertentu.
61 Husain Usman Dan R. Purnomo Setiady Akbar, Pengantar Statistika, (Jakarta: PTBumi Aksara, 2009), h. 202.
62 Riduwan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan Dan Peneliti Pemula,(Jakarta: Alfabeta), h. 131.
63 Husain Usman Dan R. Purnomo Setiady Akbar, Pengantar Statistika, (Jakarta: PTBumi Aksara, 2009), h. 202.
44
Interpretasi secara sederhana terhadap angka indeks korelasi “r” Product Moment
(rxy), pada umumnya dipergunakan pedoman sebagai berikut:64
Tabel 2
Interpretasi Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment
Besarnya “r” Product Moment Interpretasi0,00 - 0,20
0,20 – 0,40
0,40 – 0,70
0,70 – 0,90
0,90 - 1,00
Antara variabel X dan variabel Y memangterdapat korelasi, akan tetapi korelasi itusangat lemah atau rendah sehinggakorelasi itu diabaikan (dianggap tidak adakorelasi).
Antara variabel X dan variabel Y memangterdapat korelasi, lemah atau rendah.
Antara Antara variabel X dan variabel Yterdapat korelasi yang sedang atau cukup.
Antara variabel X dan variabel Y terdapatkorelasi yang kuat atau tinggi.
Antara variabel X dan variabel Y terdapatkorelasi yang sangat kuat atau sangattinggi
2. Uji Signifikan
Untuk mengukur signifikan koefisien korelasi digunakan uji-t dengan
rumus:
21
2
r
nrthitung −
−=
Keterangan:
thitung = Skor signifikan koefisien korelasi.
r = Koefisien korelasi Product Moment.
n = Banyaknya sampel atau data.65
64 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2006), h. 206.
65 Husain Usman Dan R. Purnomo Setiady Akbar, Pengantar Statistika, (Jakarta: PTBumi Aksara, 2009), h. 204.
45
Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
Jika nilai thitung<ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya terdapat
hubungan yang positif antara variabel X dan variabel Y. Jika nilai thitung>ttabel,
maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya tidak terdapat hubungan yang positif
antara variabel X dan variabel Y.
3. Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui seberapa besar persentanse variansi variabel terikat (Y)
ditentukan oleh variansi variabel bebas (X), digunakan uji determinan sebagai
berikut :
KD = (rxy)² x 100 %
Keterangan:KD : Koefisien Determinasi.rxy : Koefisien korelasi product moment.66
H. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka dapat diajukan hipotesis
penelitian yaitu:
Ho : Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Media Puzzle
(X) dengan Hasil Belajar Siswa (Y).
Ha : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Media Puzzle (X)
dengan Hasil Belajar Siswa (Y).
66 Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: CV Alfabeta, 2010), h. 275.
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Citeureup
1. Letak Geografis SMAN 1 Citeureup
SMA Negeri 1 Citeureup terletak di Jalan Raya Tajur-Citeureup
Kabupaten Bogor
Disebelah Utara : Yang dulunya sawah kini menjadi Pabrik Belcat
Disebelah Selatan : SMPN 2 Citeureup yg baru
Disebelah Barat : Masih lahan kosong
Disebelah Timur : Sawah yg terbentang luas67
Secara geografis letak SMA Negeri 1 Citeureup ini sangat strategis karena
jauh dari keramaian / kebisingan dan terletak di jalan yang dilalui transportasi
umum walaupun agak kedalam sedikit namun jalan mudah di capai.
2. Sejarah singkat berdirinya SMA Negeri 1 Citeureup
SMA Negeri 1 Citeureup didirikan sejak tahun 1996 berdasarkan
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 13a /
O /1998 tentang Pembukaan dan Pengajaran sekolah pada tanggal 29 Januari 1998
mulai di tempati pada tahun 1996 pembangunan masih berjalan saat itu siswa
SMA Negeri 1 masih menumpang di SMA Negeri 1 Cibinong hingga akhirnya
tahun 1998 SMA Negeri 1 pindah sebut saja tengsaw julukan sekolah ini karena
67 Diringkas dari observasi, Pamulang, Citeureup, 23 November 2010
47
sebelum berada di tengah – tengah sawah yang rimbun dengan pepohonan dan
sawah-sawah yang terbentang hijau bahkan jalan pun waktu itu masih setapak
hingga akhirnya seperti sekarang ini yang sudah terlengkapi semuanya sehingga
sekolah ini menjadi perhitungan besar untuk sekelasnya di daerah Bogor.68
Tabel 3
Kepala Sekolah yang pernah menjabat antara lain:
NAMA PERIODE TUGAS
1. Dra. Hj. Maryati Tahun 1998 s/d 1999
2. Dra. Sri Ratna Fadjarwati, MBA, MM. Tahun 1999 s/d 2004
3. Dra. Popon Sumartini Tahun 2004 s/d 2005
4. Drs. Dede Wahidin Saleh, MBA,MM Tahun 2005 s/d 2007
5. Dra. Hj. Titiek Sugiyanti, MBA, MM. Tahun 2007 s/d 2009
6. Dra. Lulus Tri Wahyuni, M.Pd. Tahun 2009 s/d sekarang
Sumber Data: SMA Negeri 1 Citeureup
3. Profil Sekolah SMA Negri 1 Citeureup
Profil sekolah merupakan satu gambaran tentang peta lokasi, kedudukan
sekolah, sarana dan prasarana sekolah, program guru, pegawai dan staf tata
laksana sekolah serta berbagai keadaan yang merupakan kekuatan sekolah.
Identitas Sekolah
Nama Sekolah :
Alamat : Jalan Raya Tajur-Citeureup Kabupaten Bogor
Email : [email protected]
No telp : (021) 87940141
68 Profil SMA Negeri 1 Citeureup.
48
4. Visi, Misi dan Tujuan SMA Negeri 1 Citeureup
a. Visi :
SMA Negeri 1 Citeureup semoga agar bisa bertaraf internasional yang
religius, berahlak mulia, inovatif, dan menguasai IPTEK.
Indikator visi:
1. Sekolah dalam kesehariannya menerapkan di siplin waktu dan sikap
sopan santun taat akan tata tertib sekolah, dan taat terhadap norma dan
hukum yang berlaku di masyarakat dan bangsa Indonesia.
2. Sekolah membina peserta didik untuk taat beribadat kepada Tuhan
Yang Maha Esa
3. Sekolah menghasilkan peserta didik yang mampu bersaing pada
perlombaan-perlombaan akademik maupun non akademik
4. Sekolah dalam kegiatan sehari-hari berbasis teknologi informasi dan
komunikasi
5. Sekolah mencoba untuk memenuhi standar nasional pendidikan agar
bisa menjadi lebih maju dalam mengembangkan belajar.
b. Misi:
1. Melaksanakan pembelajaran yang efektif bagi guru dan peserta didik.
2. Menumbuhkan semangat seluruh siswa didik sekolah untuk berkarya
dan berprestasi
3. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa
4. Menjunjung tinggi hak, jujur, demokrasi, bersikap efektif dan efisien.
5. Mendorong peserta didik mengenali potensi dirinya untuk
meningkatkan kepercayaan diri (self confidence) mereka.
6. Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran agama
yang dianutnya.
7. Menciptakan gagasan yang cemerlang adaptif terhadap perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi.
49
c. Tujuan
1. Menghasilkan peserta didik yang mampu bersaing di era globalisasi
dengan di landasi,patriotisme dan nasionalisme.
2. Menghasilkan peserta yang berkeyakinan kuat terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, taat beribadah dan beramal soleh.
3. Menghasilkan peserta didik yang menghargai orang lain jujur,
terbuka, cermat dan tepat dalam bertindak
4. Menghasikan peserta didik yang yang kreatif cerdas, mandiri,
partisipatif, inovatif berprestasi tinggi dalam bidang akademis dan non
akademik di tingkat nasional dan internasional.
5. Menghasilkan peserta didik yang mampu menerapkan pemberdaya
gunaan IPTEK dengan optimal.
5. Kepegawaian SMA Negeri 1 Citeureup serta jumlah siswa-siswi SMA
Negeri 1 Citeureup
a. Keadaan Guru
Latar belakang pendidikan guru merupakan salah satu faktor dalam
menentukan apakah guru tersebut berkompeten atau tidak dalam mengajar.
Guru yang memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi dan sesuai
dengan bidang ajarnya serta menguasai displin ilmu kependidikan, mampu
memberikan kualitas pengajaran yang akan terlihat pada output yang
dihasilkan dari lembaga pendidikan tersebut.
Pada tahun ajaran 2009/2010, jumlah guru yang bertugas di SMA
Negeri 1 Citeureup sebanyak 27 orang yang terdiri dari 16 orang
perempuan dan 11 laki-laki. Untuk lebih jelas mengenai data guru atau
tenga pengajar dan latar belakang pendidikannya, dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
50
Tabel 4Keadaan Guru
No. Nama Guru Jabatan Pendidikan Bid. Studi1 Dra. L. Tri Wahyuni, M.Pd. Kepala Sekolah S-2 Bahasa Inggris Bahasa Inggris2 Hidayati Setyaningrum, S.Pd. Guru S – 1 Sejarah Sejarah3 Drs. Sukarno Guru S – 1 Geografi Geografi
4 Endang Misbach K, S.Pd. Bid. KurikulumS – 1 Kimia
Kimia
5 Sri Dewi BR Ginting Guru S – 1 Fisika Fisika6 Achmad Maturidi, M.Pd. Guru S – 1 Sosiologi Sosiologi7 H. Daenuri, S.Ag. Bid. Humas S – 1 PAI PAI
8 Asep Anwar, S.Pd. Bid. KurikulumS – 1 Bahasa
IndonesiaBahasa
Indonesia9 Drs. Agus Budi Santoso Guru S – 1 Biologi Biologi
10 Ida Farida, S.Pd. GuruS – 1 Bahasa
InggrisBahasa Inggris
11 Ilyas, S.Pd. Guru S – 1 Geografi Geografi
12 Dessiana Winayati, S.Pd. GuruS – 1 Bahasa
IndonesiaBahasa
Indonesia13 Dra. Rusmani Z Guru S – 1 BK BK14 Asep Kurniawan Guru S – 1 Kimia Kimia15 Dahliani, S.Pd. Guru S-1 PPKN PPKN16 Euis Tuti Indrawati, S.Pd. Guru S-1 Biologi Biologi17 Muhammad, S.Pd. Bid. Sarpra S-1 Bahasa Inggris Bahasa Inggris18 Rika Yosepha, S.Pd. Guru S – 1 Fisika Fisika19 Sopyantara, S.Pd. Bid. Kesiswaan S – 1 Kimia Matematika20 Nurzanah Sri Hastuti, S.Pd. Guru S-1 Matematika Matematika21 Wiwik Uminarsih, S.Pd Guru S-1 Biologi Biologi
22 Sri Eri P, S.Pd. GuruS-1 BahasaIndonesia
BahasaIndonesia
23 Eny Haryanti, S.Pd. Guru S-1 Matematika Matematika
24 Lilis Lidianti, S.Si GuruS-1 Pendidikan
SeniPendidikan
Seni
25 M. Galih Subehan, S.Pd.I Guru S-1 PAI PAI
26 Nining Mulyaningsih, S.Ps.I Guru S-1 Psikologi BK27 Evi Dewitri, S.Pd. Guru S-1 Ekonomi Ekonomi
Sumber Data: SMA Negeri 1 Citeureup
b. Keadaan siswa dan siswi
Data terakhir siswa dan siswi SMA Negeri 1 Citeureup tahun
ajaran 2010/2011 terdiri dari 739 orang, terdiri dari 395 orang laki-laki dan
342 orang perempuan. Sebagaimana yang terlihat pada tabel berikut ini:
51
Tabel 5
Keadaan Siswa Dan Siswi
No. Kelas L P Jumlah
1 X 150 110 260
2 X1 120 132 252
3 X11 127 100 227
Jumlah 397 342 739Sumber Data: SMA Negeri 1 Citeureup
c. Struktur Organisasi
Sekolah sebagai satu lembaga pendidikan memerlukan adanya
organisasi yang baik agar kegiatan sekolah berjalan lancar sesuai dengan
tujuannya. Dari struktur organisasi tersebut akan terlihat tugas dan
wewenang serta jabatan dari masing-masing personil. Struktur organisasi
SMA Negeri 1 Citeureup di lihat sebagai berikut :
Gambar 1
Struktur Organisasi SMA Negeri 1 Citeureup 69
69 Struktur Organisasi SMA Negeri 1 Citeureup
Kepala sekolah
Dra. LULUS TRI WAHYUNI, MPd
KA. TATA USAHAM. ICHSAN, S. Pd
WK.UR.KESISWAANSOPYANTARA,S. pd
WK.UR.KURIKULUMASEP ANWAR, S. PdE.MISBACH.K , S. Pd
WK.UR.HUMASH.DAENURI, S.Ag
WK.UR.SARPRAMUHAMMAD
S.Pd
Guru
Siswa
52
d. Sarana dan Prasarana Terdiri dari Tanah dan Gedung
1) Tanah
Tanah sekolah sepenuhnya milik negara. Luas areal seluruhnya
sesuai dengan yang tertera dalam sertifikat tanah SMA Negeri 1
Citeureup adalah 11.100 m2.
Tabel 6
Data Tanah dan Bangunan SMA Negeri 1 Citeureup
Status Milik Negara
Luas Tanah 11.100 m2
Luas Bangunan 700 m2
Sumber Data: SMA Negeri 1 Citeureup
2) Gedung Sekolah
SMA Negeri 1 Citeureup saat ini memiliki 11 kelas, sehingga
pembelajaran masih berlangsung dua shift, pagi dan siang. Selain itu,
keberadaan sarana penunjang lain belum ideal baik dilihat dari segi
kualitas maupun kuantitas. Berikut ini adalah gambaran tentang
gedung dan sarana prasarana yang dimiliki SMA Negeri 1 Citeureup.
Tabel 7
Data Ruang Gedung SMA Negeri 1 Citeureup
No Nama Ruang Jml Keterangan Keadaan1. Ruang Kepala Sekolah 1 Baik2. Ruang Wakil Kepala Sekolah 1 Menggunakan R. Tata Usaha3. Ruang Guru 1 Cukup Baik4. Rung Tata Usaha 1 Cukup Baik5. Ruang Kelas 11 Cukup Baik6. Ruang Laboratorium IPA 1 Cukup Baik7. Ruang Praktik Komputer 1 Cukup Baik8. Ruang Perpustakaan 1 Baik9. Laboratorium Bahasa 1 Baik10. Ruang Bimbingan Konseling 1 Cukup Baik11. Ruang OSIS 1 Cukup Baik12. Ruang Koperasi Siswa 1 Cukup Baik13. Ruang UKS/PMR 1 Cukup Baik14. Mesjid/Mushola 1 Baik
53
15. Kantin 4 Cukup Baik16. WC/Kamar Mandi Siswa 4 Cukup Baik17. WC/Kamar Mandi Guru 1 Cukup Baik18. WC/Kamar Mandi Kepala Sekolah 1 Cukup Baik19. WC/Kamar Mandi Tamu - -20. WC/Kamar Mushola 1 Cukup Baik21. Gudang - -
Sumber Data: SMA Negeri 1 Citeureup
B. Deskripsi Data
Variabel yang ada dalam penelitian ada dua, yaitu variabel bebas dan
variabel terikat. Variabel bebas yaitu yang mempengaruhi dilambangkan dengan
X, dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah media puzzle, sedangkan
variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi dilambangkan dengan Y, dalam
penelitian ini variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa.
Data yang diambil adalah data primer yang diperoleh dengan cara
mengambil angket dari 30 siswa SMA Negeri 1 Citeureup.
1. Media Puzzle
Data mengenai media puzzle diambil dari angket yang disebarkan kepada
30 siswa kelas IX IPS 3 SMA Negeri 1 Citeureup.
Dari data media puzzle, menghasilkan skor terendah adalah 33 dan skor
tertinggi adalah 50. Dari skor jumlah tersebut diperoleh mean sebesar 28,3,
median 43,6, standar deviasi sebesar 3,49 dan varians sebesar 12,5.
Manfaat mean adalah untuk mencari rerata dari jumlah keseluruhan angka
yang ada dibagi dengan banyaknya angka tersebut. Manfaat median adalah untuk
mencari nilai tengah dari kelompok data yang telah disusun urutannya dari yang
terkecil sampai yang terbesar atau sebaliknya. Manfaat dari standar deviasi adalah
untuk mengukur tingkat variasi kelompok data atau ukuran standar penyimpangan
dari rerata. Manfaat varians adalah untuk mengukur keragaman dengan
memperhatikan posisi setiap pengamatan terhadap reratanya.
Distribusi media puzzle dapat dilihat dibawah ini, dimana interval kelas
adalah 3 dan jumlah kelas adalah 6.
54
Tabel 8
Distribusi Frekuensi Media Puzzle
Frekuensi FrekuensiNo Interval Kelas Batas-batas
Absolut Relatif
1 33 – 35 32,5 - 35,5 1 3,33%
2 36 – 38 35,5 - 38,5 2 6,67 %
3 39 – 41 38,5 - 41,5 7 23,33%
4 42 – 44 41,5 - 44,5 7 23,33%
5 45 – 47 44,5 - 47,5 7 23,33%
6 48 – 50 47,5 - 50,5 6 20%
Jumlah 30 100%
Gambar 2Grafik Histogram dan Poligon Variabel X
Dari grafik dan tabel terlihat sebagian besar siswa memperoleh nilai pada
mata pelajaran ekonomi antara 44,5-47,5 sebanyak 7 siswa atau sebesar 23,33%.
Nilai tertinggi antara 47,5-50,5 sebanyak 6 siswa atau sebesar 20%. Nilai terendah
antara 32,5-35,5 sebanyak 1 siswa atau sebesar 3,34%.
Media Puzzel (X)
55
Tabel 9Tingkat Media Puzzle
NoRentang perolehan
skor media puzzle
Tingkat media
puzzle
Jumlah
siswa%
1 48-50 Sangat tinggi 6 6/30 X 100% = 20%
2 45-47 Tinggi 7 7/30 X 100% = 23,33%
3 42-44 Sedang 7 7/30 X 100% = 23,33%
4 39-41 Rendah 7 7/30 X 100% = 23,33%
5 36-38 Sangat rendah 2 2/30 X 100% = 6,67%
6 33-35 Kurang 1 1/30 X 100 % = 3,33%
Jumlah 30 100%
2. Hasil Belajar Siswa
Data mengenai variabel Y diambil dari hasil belajar siswa sebanyak 30
siswa kelas IX IPS 3 SMA Negeri 1 Citeureup.
Dari data hasil belajar siswa, menghasilkan skor terendah adalah 6 dan
skor tertinggi adalah 19, mean sebesar 14,1, median 15,7, standar deviasi sebesar
3,25 dan varians sebesar 10,53.
Manfaat mean adalah untuk mencari rerata dari jumlah keseluruhan angka
yang ada dibagi dengan banyaknya angka tersebut. Manfaat median adalah untuk
mencari nilai tengah dari kelompok data yang telah disusun urutannya dari yang
terkecil sampai yang terbesar atau sebaliknya. Manfaat dari standar deviasi adalah
untuk mengukur tingkat variasi kelompok data atau ukuran standar penyimpangan
dari rerata. Manfaat varians adalah untuk mengukur keragaman dengan
memperhatikan posisi setiap pengamatan terhadap reratanya.
Distribusi frekuensi data hasil belajar siswa dapat dilihat di bawah ini,
dimana interval kelas adalah 2 dan jumlah kelas adalah 6.
56
Tabel 10Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa
Frekuensi FrekuensiNo. Interval Kelas Batas - batas
Absolut Relatif
1 6 – 8 5,5 – 8,5 3 10%
2 9 – 11 8,5 – 11,5 5 16,67%
3 12 – 14 11,5 – 14,5 8 26,67%
4 15 – 17 14,5 – 17-5 7 23,33%
5 18 – 20 17,5 - 20,5 6 20%
6 21 – 23 20,5 - 23,5 1 3,33%
Jumlah 30 100%
Gambar 3
Grafik Histogram dan Poligon Variabel Y
Hasil Belajar Siswa (Y)
Dari grafik dan tabel terlihat sebagian besar siswa memperoleh nilai pada
mata pelajaran ekonomi antara 11,5-14,5 sebanyak 8 siswa atau sebesar 26,67%.
Nilai tertinggi antara 20,5-23,5 sebanyak 1 siswa atau sebesar 3.34%. Nilai
terendah antara 5,5-8,5 sebanyak 3 siswa atau sebesar 10%.
57
Tabel 11Tingkat Hasil Belajar Siswa
NoRentang perolehan skor
hasil belajar siswa
Tingkat hasil
belajar siswa
Jumlah
siswa%
1 21-23 Sangat tinggi 1 1/30 X 100% = 3,33%
2 18-20 Tinggi 7 7/30 X 100% = 23,33%
3 15-17 Sedang 7 7/30 X 100% = 23,33%
4 12-14 Rendah 8 8/30 X 100% = 26,66%
5 9-11 Sangat rendah 5 5/30 X 100% = 16,66%
6 6-8 Kurang 3 3/30 X 100% = 10%
Jumlah 30 100%
C. Uji Validitas Dan Reabilitas
1. Uji Validitas
Uji Validitas di peruntukkan guna menentukan kevalidan atau
keabsahan suatu data. Dari hasil perhitungan uji antara media puzzle (X) dan
hasil belajar siswa (Y) diperoleh koefisien rxy = 0,124.
2. Uji Realibilitas
Uji realibilitas diperuntukkan guna mengukur sampai sejauh mana
variabel dapat dipercaya atau diandalkan. Dari hasil perhitungan uji realibitas
antara media puzzle dan hasil belajar siswa (Y) diperoleh hasil sebesar 0,492.
D. Uji Prasyarat analisis data
1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data diperuntukkan guna mengetahui ke normalitas data
antara data variabel X ( media puzzle) dan variabel Y (hasil belajar siswa).
Dari hasil perhitungan uji normalitas diperoleh Lhitung = 0,1089 dan Ltabel =
0,1601. Berdasarkan perhitungan tersebut, maka diketahui Lhitung < Ltabel
(0,1089 < 0,1601). Artinya diketahui hasil perhitunggan uji normalitas lebih
58
kecil dalam Ltable yang sudah ada, sehingga bisa ditarik kesimpulan data
pariabel X dan Y adalah normal.
2. Metode Suksesi Interval
Uji metode suksesi Interval ini diperuntukkan untuk menaikkan data
ordinal menjadi interval. Sebagaimana dapat dilihat pada tabel yang sudah
terlampir pada lampiran 44.
E. Uji Hipotesis Penelitian
1. Uji Korelasional
Uji korelasional diperuntukkan guna mengukur korelasi variabel X dan
variabel Y. Dari hasil perhitungan uji korelasional diperoleh hasil = 0,124.
Artinya uji korelasional antara variabel X terhadap variabel Y hanya sebesar
0,124.
2. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi diperuntukkan mengetahui seberapa besar
persentase variansi variabel X dan variabel Y ditentukan oleh variansi variabel
X. Dari hasil perhitungan diperoleh hasil = 1,54%. Artinya koefisien
determinasi antara variabel X terhadap variabel Y hanya sekitar 1,54%,
98,46% dipengaruhi oleh faktor lain.
59
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui hubungan
antara media puzzle dengan hasil belajar siswa pada SMA Negeri 1 Citeureup.
Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu media puzzle sebagai variabel bebas
(X) yang mempengaruhi, hasil belajar siswa sebagai variabel terikat (Y) yang
dipengaruhi.
1. Gambaran penerapan media puzzle
Gambaran siswa terkait penerapan media puzzle dalam pembelajaran
ekonomi di SMA Negeri 1 Citeureup. Dari hasil angket di ketahui mean
variabel X= 28,3. Median variabel X=43,6. Standar deviasi variabel X =3,49.
Varians variabel X=12.5.
Hasil angket tersebut di atas dapat di simpulkan bahwa persepsi siswa
terkait penerapan media puzzle cukup baik, di tunjukkan lebih dengan rata-rata
sebesar 70 %.
2. Gambaran hasil belajar siswa
Gambaran siswa terkait hasil belajar siswa dalam pembelajaran
ekonomi di SMA Negeri 1 Citeureup. Dari hasil tes di ketahui mean variabel
Y= 14,1. Median variabel Y=15,7. Standar deviasi variabel Y =3,25. Varians
variabel Y=10,53.
60
Hasil tes tersebut di atas dapat di simpulkan bahwa persepsi siswa
terkait hasil belajar siswa cukup baik, di tunjukkan lebih dengan rata-rata
sebesar 70 %.
3. Hubungan media puzzle dengan hasil belajar
Adapun hubungan antara media puzzle (variabel X) dan hasil belajar
siswa (variabel Y) mempunyai konstribusi yang sangat kecil yaitu sekitar
1,54% sedangkan sisanya 98,46% di pengaruhi oleh faktor lain. Faktor lain di
antaranya lingkungan sekolah, tingkat kematangan murid dan cara
penyampaian pelajaran.
B. Saran
Sehubungan dengan pentingnya faktor penggunaan media puzzle dalam
pencapaian hasil belajar siswa pada SMA Negeri 1 Citeureup, maka peneliti
menyarankan kepada:
1. Pihak sekolah harus mampu mengoptimalkan penerapan media puzzle agar
para siswa tidak mengalami kebosanaan dalam belajar.
2. Murid hendaknya mau mengembangkan potensinya untuk meningkatkan hasil
belajar siswa makin tinggi.
3. Pihak guru agar bisa menerapkan pembelajaran media puzzle agar melatih
daya ingat siswa tentang pembelajaran bagi siswa dan dapat meningkatkan
mutu siswa.
4. Pihak orangtua bisa membantu dengan biaya untuk anaknya membuat kreasi-
kreasi baru dalam membuat puzzle.
61
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. Nashir, Dasar-Dasar Ilmu Mendidik; 100 Soal Pokok Pendidikan, Jakarta:Mutiara, 1982.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2006.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:
Bumi Aksara, 2009.
Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2007.
Dana Priatna, Nana Dan Rony Setiawan, Pengantar Statistika, Yogyakarta: GrahaIlmu, 2005.
Dimiyati Dan Mudjiono, Belajar Dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2009.
Djamarah, Syaiful Bahari dan Aswan Zain, Strategi Belajar mengajar, Jakarta:Reneka Cipta, 2006.
Fajarwati, Dian, “Media Puzzle”, dari http:// www. Alfarabydane. Blogsport.com /2009 / a / media. Puzzle. untuk maple-al-quran html, 14 juli 2010.
Fatah, Nanang, Ekonomi Dan Pembiayaan Pendidikan, Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 2000.
Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: PT Bumi Aksara,2009.
Iska, Zikri, Neni, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri Dan Lingkungan,Jakarta: Kizi Brother’s, 2006.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa Departemen PendidikanNasional, Jakarta: Balai Pustaka, 2002.
Misbach, Muzamil, “Media Puzzle”, dari http:// www .economy .jurnal .Blogsport . com /2010/06/media.puzzle.html,14 juli 2010.
Munadi, Yudhi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta: GaungPersada Press, 2008.
Purwanto, M. Ngalim, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran,Bandung: Rosdakarya, 2008.
62
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan Dan Peneliti Pemula,Jakarta: Alfabeta.
Sabri, M. Alisuf, Psikologi Pendidikan, Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1999.
Sardiman Arief, dkk, Media Pembelajaran, Jakarta: Rajawali Pers, 2009.
Sanjaya Wina, Strategi Pembelajaran, Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2008.
Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi, Jakarta:Rineka Cipta,2010.
Syah Muhibbin, Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada , 2010.
Syah Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT.
Raja Remaja Rosdakarya, 2008.
Soemanto, Wasty, Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan,Jakarta: PT. Asdi Mahasatya, 2006.
Sudijono, Anas, Pengantar Statistika Pendidikan, Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada, 2006.
Sudjana, Metode Stastika, Bandung:Tarsito,1996.
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2010.
Uharsputra, “Cluster Sampling” dari http://www. Uharsputra. Files.Wordpress.com/…/bab-iii-sampling-buku-penelitian-kuantitatif. doc, 14April 2011.
Usman, Husain dan R Purnomo Stiadi Akbar, Pengantar Statistika, Jakarta : PTBumi Aksara, 2009.
63
Lampiran: 1
PEDOMAN WAWANCARA
Nama Guru : Evi Dewitri, S. Pd.
Jabatan : Guru Bidang Studi Ekonomi
Tempat : SMA Negeri 1 Citeureup
Pertanyaan :
1. Bagaimana Pandangan ibu mengenai media puzzle?
2. Apakah menurut ibu media puzzle mampu tidak mengenai
pemahaman siswa?
3. Apakah menurut ibu media puzzle mampu meningkatkan
motivasi belajar siswa?
4. Apakah menurut ibu media puzzle mudah dilaksanakan?
64
Lampiran: 2
PEDOMAN WAWANCARA
Nama Guru : Evi Dewitri, S. Pd.
Jabatan : Guru Bidang Studi Ekonomi
Tempat : SMA Negeri 1 Citeureup
Jawaban :
1. Media puzzle merupakan salah satu media pembelajaran yang
menarik dan efektif untuk diberikan kepada siswa dalam
menyampaikan materi.
2. Media puzzle dapat dijadikan alat atau media pembelajaran
khusunya bidang studi ekonomi agar siswa dapat memahami
materi yang diberikan, karena media puzzle juga menuntut
kreatifitas siswa dalam menyusun potongan-potongan gambar
sehingga membentuk gambar utuh sebagai contoh materi APBD
dan APBN.
3. Media puzzle dapat atau mampu meningkatkan motivasi belajar
siswa karena media puzzle dapat berbentuk gambar-gambar
menarik dan siswa dapat dengan mudah mengingat materi yang
disampaikan.
4. Media puzzle mudah dilaksanakan dalam kegiatan belajar siswa
karena menarik dan menuntut kreatifitas siswa.
Pewawancara Yang Di Wawancarai
Yuliana Ayuningtyas Evi Dewitri, S.Pd.
65
Lampiran: 3
DOKUMENTASI HUBUNGAN MEDIA PUZZLE DENGAN HASIL
BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA
NEGERI 1 CITEUREUP
Gambar 1:Keadaan sekolah SMA Negeri 1 Citeureup.
Gambar 2:Keadaan depan kelas IX IPS 3, sebelum masuk kelas IX IPS 3.
Gambar 3Pelaksanaan guru yang sedang mengabsen siswa-siswi kelas IX IPS 3
66
Gambar 4Pelaksanaan guru yang sedang menjelaskan pengertian APBN.
Gambar 5Pelaksanaan guru yang sedang menjelaskan fungsi APBN.
Gambar 6Pelaksanaan guru yang sedang menjelaskan pengertian APBD.
67
Gambar 7Pelaksanaan guru yang sedang menjelaskan tujuan APBD.
Gambar 8Melihat siswa dan siswi mengerjakan soal pilihan ganda sebayak 20 soal.
Gambar 9Siswa dan siswa serius mengerjakan soal 20 pilihan ganda, yg sudah dberikan
oleh guru.
68
Gambar 10Kelompok 1, yang sedang menyusun puzzle, bersama kelompoknya.
Gambar 11Kelompok 2, yang sedang menyusun puzzle, bersama kelompoknya.
Gambar 12Kelompok 3, yang sedang menyusun puzzle, bersama kelompoknya.
69
Gambar 13Kelompok 4, yang sedang menyusun puzzle, bersama kelompoknya.
Gambar 14Kelompok 5, yang sedang menyusun puzzle, bersama kelompoknya.
Gambar 15Kelompok 6, yang sedang menyusun puzzle, bersama kelompoknya.
70
Gambar 16Kelompok 7, yang sedang menyusun puzzle, bersama kelompoknya.
Gambar 17Kelompok 8, yang sedang menyusun puzzle, bersama kelompoknya.
Gambar 18Kelompok 9, yang sedang menyusun puzzle, bersama kelompoknya.
71
Gambar 19Kelompok 10, yang sedang menyusun puzzle, bersama kelompoknya.
Gambar 20Kelompok 1, yang memperlihatkan hasil puzzle, yang mereka buat, depan teman-
temannya.
Gambar 21Kelompok 2, yang memperlihatkan hasil puzzle, yang mereka buat, depan teman-
temannya.
72
Gambar 22Kelompok 3, yang memperlihatkan hasil puzzle, yang mereka buat, depan teman-
temannya.
Gambar 23Kelompok 4, yang memperlihatkan hasil puzzle, yang mereka buat, depan teman-
temannya.
Gambar 24Kelompok 5, yang memperlihatkan hasil puzzle, yang mereka buat, depan teman-
temannya.
73
Gambar 25Kelompok 6, yang memperlihatkan hasil puzzle, yang mereka buat, depan teman-
temannya.
Gambar 26Kelompok 7, yang memperlihatkan hasil puzzle, yang mereka buat, depan teman-
temannya.
Gambar 27Kelompok 8, yang memperlihatkan hasil puzzle, yang mereka buat, depan teman-
temannya.
74
Gambar 28Kelompok 9, yang memperlihatkan hasil puzzle, yang mereka buat, depan teman-
temannya.
Gambar 29Kelompok 10, yang memperlihatkan hasil puzzle, yang mereka buat, depan teman-
temannya.
75
Lampiran 4Soal-Soal Tes Ekonomi
Nama : Kelas:
Pilihan a,b,c,d atau e sebagai jawaban yang paling tepat!
1. Apabila Dewan Perwakilan Rakyat menyetujui rancangan AnggaranPendapatan dan Belanja Negara yang diusulkan oleh Presiden….a. Pemerintah harus mengajukan RAPBN barub. Pemerintah dapat mengajukan banding ke MPRc. DPR harus melakukan revisi RAPBNd. Presiden memerintahkan Menko Ekuin untuk menyusun APBN darurate. Pemerintah menggunakan APBN tahun sebelumnya
2. Secara garis besar, APBN terdiri atas pokok-pokok berikut:a. Pemerintah pajak, penerimaan bukan pajak, dan hibahb. Penerimaan pajak, anggaran pendapatan dan anggaran belanjac. Penerimaan bukan pajak, hibah dan anggaran belanjad. Anggaran belanja, pembiayaan dan penerimaan bukan pajake. Anggaran pendapatan, anggaran belanja dan pembiayaan
3. Berikut ini merupakan sub-sub komponen dalam APBN1. Penerimaan SDA2. Bagian Laba BUMN3. PNBP lainnya4. Pajak dalam negeri5. Pajak perdagangan Internasional6. Dana Pertimbangan7. Dana otonomi khusus dan penyesuaian8. Pembiayaan nonperbankan dalam negeri9. Penarikan pinjaman LN (bruto)10. Pembayaran cicilan pokok utang LN
Sub-sub komponen apa saja yang termasuk dalam komponen pembiayaan…….a. 1,2 dan 3b. 4,5 dan 6c. 7,8 dan 9d. 8, 9 dan 10e. 1,9 dan 10
4. Kebijakan fiskal ekspansioner dapat dilakukan dengan cara…a. Menaikkan pajakb. Menurunkan pengeluaran pemerintahc. Menurukan tingkat suku bungad. Menurunkan pajak
76
e. Mengurangi jumlah uang yang beredar5. Guna mengatasi pertumbuhan ekonomi yang relatif rendah dapat dilakukan
dengan menerapakan kebijakan fiskal adalah….a. Menurunkan pajak, menaikkan pengeluaran pemerintah atau kombinasi
menurunkan pajak dan menaikkan pengeluaran pemerintahb. Menurunkan pajak, menurunkan pengeluaran pemerintah atau kombinasi
menurunkan pajak dan menurunkan pengeluaran pemerintahc. Menaikkan pajak, menaikkan pengeluaran pemerintah atau kombinasi
menaikkan pajakd. Menaikkan pajak, menurunkan pengeluaran pemerintah atau kombinasi
menurunkan pajak dan menurunkan pengeluaran pemerintahe. Menaikkan pajak, menurunkan pengeluaran pemerintah atau kombinasi
menaikkan pajak dan menurunkan pengeluaran pemerintah6. Sebagai dasar untuk menerima pendapatan dan melakukan belanja,
merupakan salah satu fungsi APBN, yaitu fungsi….a. Perencanaanb. Alokasic. Pemerataand. Finansiale. Pengawasan
7. Fungsi anggaran pendapatan, baik yang berasal dari pajak yang dialokasikanuntuk melayani kepentinan umum disebut fungsi…a. Distribusib. Stabilisasic. Pemerataand. Finansiale. alokasi
8. APBN ditetapkan tiap-tiap tahun berdasarkan undang-undnag, adalah bunyiUUD 1945…a. Pasal 23 ayat 1b. Pasal 23 ayat 2c. Pasal 33 ayat 1d. Pasal 24 ayat 2e. Pasal 24 ayat 1
9. Fungsi APBD sebagai dasar bagi pemerintah daerah untuk melaksanakanpendapatan pada tahun yang bersangkutan disebut fungsi…a. Otorisasib. Pengawasanc. Distribusid. Perencanaane. Alokasi
10. APBD menjadi pedoman untuk menilai dan mengawasi kegiatanpenyelenggaraan pemerintah daerah. Pernyataan tersebut merupakan salahsatu fungsi APBD, yaitu fungsi…
a. Perencanaanb. Pengawasan
77
c. Distribusid. Otorisasie. Alokasi
11. Realisasi biaya pembangunan Negara dari tahun ke tahun dituangkandalam…
a. Nota keuanganb. Kebijakan Bank Indonesiac. Kebijakan Fiskald. APBDe. APBN
12. Penyusunan APBN bertujuan…a. Mengatur keseimbangan semua pengeluaran dan semua penerimaan
Negarab. Menghindarkan kemungkinan timbulnya inflasic. Mengusahakan agar pendapatan lebih besar daripada pengeluarand. Meningkatkan penerimaan Negarae. Menyeimbangkan seluruh penerimaan dan pengeluaran yang digunakan
untuk pembangunan13. Berikut ini bukan merupakan unsur penerimaan Negara…
a. Subsidi bahan bakarb. Pajak eksporc. Laba perusahaan Negarad. Bea masuke. Bantuan program
14. Berikut merupakan sumber penerimaan dalam negeri, kecuali…a. Pajak penghasilanb. Pajak bumi dan bangunanc. Hibahd. Cukaie. Bumn
15. Selain dari pajak, sumber penerimaan pemerintah dapat berasal dari,kecuali…
a. Keutungan perusahaan Negarab. Hibahc. Denda-dendad. Pendapatan perseorangane. Pinjaman
16. Sumber pendapatan Negara yang terbesar adalah…a. Minyak bumib. BUMNc. Bantuan luar negerid. Gas dan aire. Pajak
17. Yang termasuk sumber pendapatan Negara dalam APBN antara lain…a. Retribusi dan cukaib. Dana alokasi khusus dan pajak daerah
78
c. Dana alokasi khusus dan migasd. Dana alokasi umum dan BUMNe. Pajak pertambahan nilai dan bea masuk
18. Dana pertimbangan dalam APBN di antaranya adalah:a. Pajak daerahb. Dana bagi hasilc. Retribusi daerah dan pengelolaan kekayaan daerahd. Hibahe. Retribusi daerah
19. Berikut ini hal-hal yang berhubungan dengan APBN:1. Minyak bumi dan gas alam2. Pajak ekspor3. Subsidi daerah otonom4. Pajak penghasilan5. Gaji pegawai6. Bunga dan cicilan utangYang merupakan sumber penerimaan Negara adalah…a. 1,2, dan 5b. 1,2,dan 4c. 2,5, dan 6d. 1,3,dan 4e. 2,4,dan6
20. Kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah di bidang…a. Pengendalian hargab. Keuanganc. Pendapatan dan pengeluaran Negarad. Jumlah uang yang beredare. Kesempatan kerja
79
Lampiran: 5
Jawaban Hasil Tes Ekonomi
1. E
2. E
3. D
4. D
5. A
6. B
7. A
8. A
9. E
10. A
11. E
12. A
13. E
14. C
15. E
16. A
17. E
18. B
19. E
20. B
80
Lampiran: 6
LEMBAR UJI REFERENSI
Nama : Yuliana Ayuningtyas
NIM : 106015000478
Jurusan : Pendidikan IPS
Judul : Penggunaan Media Puzzle Dalam Upaya Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri 1
Citeureup
No. Referensi Paraf
1. Ali, M. Nashir, Dasar-Dasar Ilmu Mendidik; 100 Soal Pokok
Pendidikan, Jakarta: Mutiara, 1982.
2. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan
Praktik, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006.
3. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan
Praktik, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
4 Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2007.
5. Dana Priatna, Nana Dan Rony Setiawan, Pengantar Statistika,
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005.
6. Dimiyati Dan Mudjiono, Belajar Dan Pembelajaran, Jakarta:
Rineka Cipta, 2009.
7. Djamarah, Syaiful Bahari dan Aswan Zain, Strategi Belajar
mengajar, Jakarta: Reneka Cipta, 2006.
8. Fajarwati, Dian, “Media Puzzle”, dari http:// www.
Alfarabydane. Blogsport.com / 2009 / a / media. Puzzle. untuk
maple-al-quran html, 14 juli 2010.
9. Fatah, Nanang, Ekonomi Dan Pembiayaan Pendidikan,
81
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000.
10. Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: PT
Bumi Aksara,2009.
11. Iska, Zikri, Neni, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri Dan
Lingkungan, Jakarta: Kizi Brother’s, 2006.
12. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa Departemen
Pendidikan Nasional, Jakarta: Balai Pustaka, 2002.
13. Misbach, Muzamil, “Media Puzzle”, dari http:// www
.economy .jurnal . Blogsport . com / 2010 / 06 / media .puzzle
.html,14 juli 2010.
14. Munadi, Yudhi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan
Baru, Jakarta: Gaung Persada Press, 2008.
15. Purwanto, M. Ngalim, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi
Pengajaran, Bandung: Rosdakarya, 2008.
16. Riduwan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan
Dan Peneliti Pemula, Jakarta: Alfabeta.
17. Sabri, M. Alisuf, Psikologi Pendidikan, Jakarta: CV. Pedoman
Ilmu Jaya, 1999.
18. Sardiman Arief, dkk, Media Pembelajaran, Jakarta:
Rajawali Pers, 2009.
19. Sanjaya Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar
Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2008.
20. Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi,
Jakarta:Rineka Cipta, 2010.
21. Syah Muhibbin, Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada , 2010.
22. Syah Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan
Baru, Bandung: PT. Raja Remaja Rosdakarya, 2008.
23. Soemanto, Wasty, Psikologi Pendidikan Landasan Kerja
82
Jakarta, 9 Mei 2011
Pembimbing,
Dr. Iwan Purwanto, M.PdNIP: 197304242008011012
Pemimpin Pendidikan, Jakarta: PT. Asdi Mahasatya, 2006.
24. Sudijono, Anas, Pengantar Statistika Pendidikan, Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2006.
25. Sudjana, Metode Stastika, Bandung:Tarsito,1996.
26. Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta,
2010.
27. Uharsputra, “Cluster Sampling” dari http://www. Uharsputra.
Files. Wordpress.com/…/bab-iii-sampling-buku-penelitian-
kuantitatif. doc, 14 April 2011.
28. Usman, Husain dan R Purnomo Stiadi Akbar, Pengantar
Statistika, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2009.
83
Lampiran: 7
LANGKAH-LANGKAH PERHITUNGAN UJI VALIDITASSKOR BUTIR DENGAN SKOR TOTAL
1. Kolom ΣXi : Jumlah skor tiap butir2. Kolom ΣXt
2 : Jumlah kuadrat skor tiap butir total
3. Kolom ΣXi2 : ΣX12–
Contoh pada butir no 1.ΣXi : 97ΣX1
2 : 319n : 30
maka ΣX12 = 319 -
= 5,364. ∑x. ∑t = Jumlah hasil kali skor tiap butir dengan skor total5. ∑x. xt = ∑x. xt -
Contoh pada butir no. 1:Sebelum validitas∑x1. ∑t = 4200∑x1 = 97∑t = 1298n = 30maka ∑x1. ∑t = 4200 -
= 3,136. Kolom rbutir =
sebelum perhitungan rbutir terlebih dahulu harus diketahui
= -di mana:∑xt
2 : jumlah kuadrat skor total∑xt : jumlah skor totalpada butir soal 1:∑xt
2 : 56652∑xt : 1298n : 30∑xt
2 = 56652-= 491,87
Selanjutnya mencari rbutir pada butir soal 1:
rbutir == 0,061
84
7. Kolom StatusSuatu butir soal dinyatakan valid apabila memiliki nilai rbutir =
0,361 atau lebih dan nilainya kurang dari 0,361 maka butir soal soaltersebut dinyatakan drop. Pada butir soal no. 1 dimana rbutir = 0,061,maka butir soal tersebut dinyatakan drop.
85
Lampiran: 8
LANGKAH-LANGKAH PERHITUNGAN UJI VALIDITASSKOR BUTIR DENGAN SKOR TOTAL
1. Kolom ΣXi : Jumlah skor tiap butir2. Kolom ΣXt
2 : Jumlah kuadrat skor tiap butir total
3. Kolom ΣXi2 : ΣX12–
Contoh pada butir no 1.ΣXi : 24ΣX1
2 : 319n : 30maka ΣX1
2 = 319 -= 5,36
4. ∑x. ∑t = Jumlah hasil kali skor tiap butir dengan skor total5. ∑x. xt = ∑x. xt -
Contoh pada butir no. 1:Sebelum validitas∑x1. ∑t = 360∑x1 = 24∑t = 418n = 30
maka ∑x1. ∑t = 360 –
= 25,6
6. Kolom rbutir =
sebelum perhitungan rbutir terlebih dahulu harus diketahui
= -di mana:∑xt
2 : jumlah kuadrat skor total∑xt : jumlah skor totalpada butir soal 1:∑xt
2 : 6220∑xt : 418n : 30∑xt
2 = 6220 -
= 395,86
86
Selanjutnya mencari rbutir pada butir soal 1:
rbutir =
= 0,587
7. Kolom StatusSuatu butir soal dinyatakan valid apabila memiliki nilai rbutir
=0,361 atau lebih dan nilainya kurang dari 0,361 maka butir soal soaltersebut dinyatakan drop. Pada butir soal no. 1 dimana rbutir = 0,587,maka butir soal tersebut dinyatakan valid.
87
Lampiran 9
PENGHITUNGAN RATA-RATA, VARIANS DAN SIMPANGAN BAKU
VARIABEL X DAN VARIABEL Y
Variabel X (Media puzzle)
a. Rata-rata
X =
=
= 28,3= 28 (pembulatan)
a. Median
41,5 + 3
= 43,6
b. Varians
S2 =
=
= 12,5
c. Simpangan baku
S = =
= 3,49
88
Variabel Y (Hasil Belajar Siswa)
a. Rata-rata
Y =
=
= 10,5 = 11 (pembulatan)
a. Median
11,5 + 3= 15,7
b. Varians
S2 =
=
= 10,53
c. Simpangan Baku
S = =
= 3,25
89
Lampiran 10
PERHITUNGAN UJI KEBERARTIAN LINIERLITAS
1. = –
Σx2 = 24379 -
= 352,3
2. Σy2 = Σy2 -
Σy2 = 3592 -
= 305,47
3. Σxy = Σxy -
Σxy = 8927 -
= 40,8
4. =
=
= 28,3
5. =
=
= 10,476. b =
=
= 0,12
7. ɑ = – b = 10,47 – (0,12)(28,3) = 7,19
8. Ŷ = ɑ + bX = 7,19 + 0,12X
90
Lampiran 11
Cara Perhitungan Lampiran
1. Kolom Ŷ
Ŷ = 7,19 + 0,12X
= 9,59
2. Kolom Y - Ŷ
Contoh : 6 – 9,59 = - 3,59
3. Kolom
Contoh : -3,47
4. Kolom{(Y – Ŷ) – ( - Y²)}²
Contoh : (-3,47)²
= 12,04
91
Lampiran 12
Perhitungan Rata-Rata, Varians Regresi dan Simpangan Baku
1. Rata-Rata
- Y² =
=
= - 0,12
2. Varians
S2 =
=
= 10,37
3. Simpangan Baku
S = √S2
= √(10,37 )
= 3,22
92
Lampiran 13
Langkah-Langkah Uji Normalitas Data Dengan Uji Liliefors
1. Kolom (Y - Y²)
Data diurutkan dari yang terkecil hingga yang terbesar
2. Kolom Zi
Zi =
Contoh : -7,79
3,22
= -2,419
3. Kolom Zt
Nilai Zt dikonsultasikan pada daftar F
Contoh : Cari 2,42 pada daftara F, maka Ztabel adalah 0, 4922
4. Kolom F(Zi)
Jika (Zi) negatif, maka F (Zi) = 0,5 – Zt
Jika (Zi) positif, maka F (Zi) = 0,5 + Zt
Contoh : 0,5 – 0,4922 = 0,0078
5. Kolom S(Zi)
S(Zi) =
Contoh :
= 0,03
6. Kolom
Merupakan harga mutlak dari selisih F (Zi) dengan S (Zi)
Contoh : 0,0078 - 0,03 = -0,03
93
Lampiran 14
Perhitungan Uji Koefisien Korelasi Product Moment
rxy =
=
=
= 0,124
94
Lampiran 15
Uji Keberartian Koefisien Kolerasi dengan uji –t uji
Untuk pengujian keberartian koefisien kolerasi maka digunakan uji –t
dengan rumus :
t =
=
=
= 0,661
Hipotesis
Ho : ρ = 0
Hi : ρ 0
Kriteria Pengujian :
Tolak Ho thitung > ttabel
Terima Hi, jika thitung < ttabel
Kesimpulan :
Tabel pada ɑ = 0.05 dengan de = (n-2) = 38 adalah 1,684 dari hasil perhitunggan
di peroleh thitung > ttabel (6,748 > 1.684) maka tolak Ho dan Hi di terima, berarti
koefisien korelasi Signifikan
Maka dapat di simpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara
variabel X dan Y
95
Lampiran 16
Uji Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui seberapa besar variasi Y di tentukan oleh X maka digunakan
Uji Koefisien Determinasi sebagai berikut :
KD = r2xy x 100%
= (0,124)2 x 100%
= 0.015
= 1,54%
Dari perhitungan tersebut maka dapat di simpulkan bahwa variasi hasil
belajar (Variabel Y) siswa di tenyukan sebesar 1.54% oleh Variasi media Puzzel
(Variabel X).
96
Lampiran : 17
No : IstimewaLampiran : 1 BundelPerihal : Perubahan Judul Skripsi
Kepada Yth.Ketua Jurusan Pendidikan IPSFakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanUIN Syarif Hidayatullah JakartaDiTempat
Assalamu’alaikum Wr.Wb.Salam Sejahtera saya ucapkan semoga Bapak selalu berada dalam
lindungan Allah SWT dan sukses dalam menjalankan semua aktivitas. AminYang Betandatangan dibawah ini:Nama : Yuliana AyuningtyasNim : 106015000478Jurusan/Semester : Pendidikan IPS/XFakultas : Ilmu Tarbiyah dan KeguruanJudul : “Penggunaan Media Puzzle Dalam Upaya Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di SMANegeri 1 Citeureup”.
Dengan ini mengajukan perubahan judul skripsi yang baru dengan judul“Hubungan Media Puzzle Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Mata PelajaranEkonomi Di SMA Negeri 1 Citeureup.
Demikian Surat ini saya buat, atas Perhatiannya saya ucapkan terimakasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Jakarta, 18 Mei 2011Pemohon
Yuliana Ayuningtyas
97
Lampiran: 18
PROFIL PENULIS
Yuliana Ayuningtyas. Lahir di Bogor, 11 Juli 1988
biasa disapa akrab oleh teman-teman dengan penggilan
Ayu. Alamat Rumah Jln. Pakarena 3 No. 213. Depok
16411. Pendidikannya dimulai dari TK, Lulus tahun
1994.
Setelah menyelesaikan TK kemudian melanjutkan ke
SD Mekarjaya 03, Lulus tahun pada tahun 2000.
Setelah selesai melanjutkan ke SMP Negeri 6 Depok, Lulus tahun pada
tahun 2003. Penulis melanjutkan jenjang pendidikan SMA Negeri 1Citeurep,
Lulus pada tahun 2006. Setelah tamat SMA kemudian melanjutkan pendidikannya
di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan Jurusan Pendidikan IPS dengan memilih konsentrasi Ekonomi.