hubungan keterdedahan media komunikasi dengan … · gabungan kelompok tani adalah benar karya...

99
HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN PERILAKU KOMUNIKASI ANGGOTA GABUNGAN KELOMPOK TANI NITA DWI PRATIWI DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

Upload: dinhduong

Post on 10-Mar-2019

252 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

i

HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI

DENGAN PERILAKU KOMUNIKASI ANGGOTA

GABUNGAN KELOMPOK TANI

NITA DWI PRATIWI

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013

Page 2: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

ii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Hubungan

Keterdedahan Media Komunikasi dengan Perilaku Komunikasi Anggota

Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi

pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana

pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun

tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Januari 2013

Nita Dwi Pratiwi

NIM I34090046

Page 3: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

iii

ABSTRAK

NITA DWI PRATIWI. Hubungan Keterdedahan Media Komunikasi dengan Perilaku Komunikasi Anggota Gabungan Kelompok Tani. Dibimbing oleh SARWITITI S. AGUNG.

Media komunikasi memiliki peran penting dalam menyalurkan informasi mengenai

pertanian terutama di wilayah pedesaan. Media komunikasi tersebut dapat mempengaruhi perilaku petani dalam berkomunikasi baik secara interpersonal maupun kelompok. Masalah

yang diangkat pada penelitian ini adalah 1) Bagaimana karakteristik individu petani,

keterdedahan petani terhadap media komunikasi dan perilaku komunikasi petani di gapoktan Mandiri Jaya?, 2) Sejauhmana hubungan karakteristik individu mempengaruhi keterdedahan

petani terhadap media komunikasi?, 3) Sejauhmana hubungan keterdedahan petani terhadap

media komunikasi mempengaruhi perilaku komunikasi petani?. Penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan metode penelitian survei. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu karakteristik petani anggota gapoktan seperti jenis kelamin, umur, lama bertani, luas lahan, tingkat

pendidikan dan akses terhadap media komunikasi mempengaruhi keterdedahan petani terhadap

media komunikasi. Sementara itu, keterdedahan terhadap media komunikasi yaitu internet berhubungan dengan perilaku komunikasi interpersonal petani dan keterdedahan terhadap

radio,keterdedahan terhadap rapat gapoktan dan keterdedahan media komunikasi total

berhubungan dengan perilaku komunikasi petani dalam rapat gapoktan.

Kata kunci: karakteristik individu, keterdedahan terhadap media komunikasi dan perilaku

komunikasi petani.

ABSTRACT

NITA DWI PRATIWI. Correlation Between Media Communications Exposure with

Communication Behavior of Members of Farmers Group Assosiation. Supervised by SARWITITI S. AGUNG.

Media communication has an important role in distributing information about agriculture,

especially in rural areas. Communication media can influence the communication behavior of farmers. The issues raised in this research are: 1) How do the characteristics of individual

farmers, farmers exposure the communication media and communication behavior of farmers in

gapoktan Jaya Mandiri?, 2) the extent of individual characteristics affecting the relationship exposure farmers on communication media?, 3) the extent of the relationship farmers

communication media exposure influence the communication behavior of farmers?. The

research was conducted using survey research methods. The results obtained are characteristic gapoktan member farmers such as gender, age, duration of farming, land, education and access

to communication media influence farmers expoure to communication media. Meanwhile, the

internet exposure related to interpersonal communication behavior of farmers and radio

exposure, meeting gapoktan exposure and total communication media-related communication behavior of farmers in meeting gapoktan.

Key words: individual characteristics, the exposure of the communication media and

communication behavior of farmers.

Page 4: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

iv

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI

DENGAN PERILAKU KOMUNIKASI ANGGOTA

GABUNGAN KELOMPOK TANI

Nita Dwi Pratiwi

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013

Page 5: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

vi

Judul Skripsi : Hubungan Keterdedahan Media Komunikasi dengan Perilaku

Komunikasi Anggota Gabungan Kelompok Tani

Nama : Nita Dwi Pratiwi

NIM : I34090046

Disetujui oleh

Dr Ir Sarwititi S. Agung, MS

Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Soeryo Adiwibowo, MS

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 6: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

vii

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya

sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian

yang dilaksanakan sejak bulan September 2012 ini ialah media komunikasi, dengan

judul Hubungan Keterdedahan Media Komunikasi dengan Perilaku Komunikasi

Anggota Gabungan Kelompok Tani.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr Ir Sarwititi S. Agung, MS selaku dosen

pembimbing, Dr. Ir. Djuara P. Lubis, MS sealku dosen penguji utama dan Heru

Purwandari, SP, Msi selaku dosen penguji akademik, serta teman-teman akselerasi

KPM 46, teman-teman KPM 46 dan teman sepermainan yang dikenal penulis di IPB

yang telah memberikan dukunganya kepada penulis. Di samping itu, penghargaan

penulis sampaikan kepada Bapak AB selaku ketua Gapoktan Mandiri Jaya dan petani

di Desa Cikarawang. Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada ibu, ayah

serta seluruh keluarga yang telah mendukung serta mendoakan penulis sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor,

Nita Dwi Pratiwi

Page 7: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

viii

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR LAMPIRAN x

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 3

Tujuan Penelitian 3

Kegunaan Penelitian 4

TINJAUAN PUSTAKA 5

Definisi Petani, Kelompok Tani, dan Gabungan Kelompok Tani 5

Definisi dan Jenis Media Komunikasi 6

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Media Komunikasi 9

Definisi dan Indikator Perilaku Komunikasi 9

Hubungan Media Komunikasi dengan Perilaku Petani 10

Hubungan Perilaku Komunikasi Petani terhadap Keefektifan Kelompok Tani 11

KERANGKA PEMIKIRAN DAN OPERASIONALISASI 13

Kerangka Pemikiran 13

Hipotesis Penelitian 14

Definisi Operasional 14

METODE 17

Metode Penelitian 17

Lokasi dan Waktu Penelitian 17

Kerangka Sampling Penelitian 17

Teknik Pengumpulan Data 18

Teknik Analisis Data 18

GAMBARAN UMUM DESA CIKARAWANG 21

Kondisi Geografis Desa Cikarawang 21

Kondisi Sosial dan Ekonomi di Desa Cikarawang 22

Gambaran Umum Gabungan Kelompok Tani Mandiri Jaya 24

Page 8: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

ix

Letak Wilayah Gabungan Kelompok Tani Mandiri Jaya 25

Visi, Misi, dan Tujuan Gabungan Kelompok Tani Mandiri Jaya 25

Struktur Organisasi dan Keanggotan Gabungan Kelompok Tani Mandiri Jaya 26

DESKRIPSI KARAKTERISTIK PETANI, KETERDEDAHAN TERHADAP MEDIA

KOMUNIKASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI PETANI 29

Deskripsi Karakteristik Individu Petani 29

Deskripsi Keterdedahan Petani Terhadap Media Komunikasi 32

Keterdedahan Petani terhadap Media Komunikasi Berdasarkan Frekuensi dan Lama

Petani dalam Mengakses Media Komunikasi 32

Keterdedahan terhadap Media Komunikasi Berdasarkan Penggunaan Media

Komunikasi oleh Petani 35

Deskripsi Perilaku Komunikasi Petani 39

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN KETERDEDAHAN

TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI 43

HUBUNGAN ANTARA KETERDEDAHAN TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI

DENGAN PERILAKU KOMUNIKASI PETANI 47

Hubungan antara Keterdedahan terhadap Media Komunikasi dengan Perilaku

Komunikasi Petani 47

Hubungan antara Keterdedahan terhadap Media Komunikasi dengan Perilaku

Komunikasi Petani dalam Rapat Gapoktan 48

SIMPULAN DAN SARAN 51

Simpulan 51

Saran 52

DAFTAR PUSTAKA 53

RIWAYAT HIDUP 57

LAMPIRAN 59

Page 9: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

x

DAFTAR TABEL

1 Jumlah penduduk di Desa Cikarawang, berdasarkan umur pada tahun 2009 22

2 Daftar mata pencaharian penduduk di Desa Cikarawang 23

3 Sebaran luas lahan pertanian dan komoditas peternakan yang digarap gapoktan

Mandiri Jaya tahun 2012

25

4 Kelompok tani yang tergabung dalam gapoktan Mandiri Jaya 26

5 Deskripsi karakteristik individu petani menurut umur, lama bertani,

pengguasaan lahan dan akses terhadap media komunikasi

29

6 Jenis-jenis media komunikasi yang digunakan oleh anggota gapoktan Mandiri

Jaya

31

7 Distribusi karakteristik individu petani menurut jenis kelamin, tingkat

pendidikan dan status lahan

32

8 Deskripsi keterdedahan media komunikasi oleh petani 33

9 Fungsi media komunikasi, jenis-jenis informasi dan pemilihan media

komunikasi lain anggota gapoktan Mandiri Jaya

37

10 Deskripsi perilaku komunikasi petani secara interpersonal dan kelompok 39

11 Nilai korelasi antara karakteristik individu petani dengan keterdedahan petani

terhadap media komunikasi oleh petani

43

12 Nilai korelasi antara keterdedahan terhadap media komunikasi dengan

perilaku komunikasi interpersonal petani

47

13 Nilai korelasi hubungan antara keterdedahan terhadap media komunikasi

dengan perilaku komunikasi petani dalam rapat gapoktan

48

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka pemikiran pengaruh media komunikasi terhadap perilaku komunikasi

petani

14

2 Struktur organisasi gapoktan Mandiri Jaya 27

DAFTAR LAMPIRAN

1 Daftar populasi anggota gapoktan Mandiri Jaya 60

2 Daftar responden dalam penelitian 61

3 Kuesioner penelitian 62

4 Panduan pertanyaan mendalam 69

5 Jadwal kegiatan penelitian 71

6 Daftar uji statistic 72

7 Dokumentasi penelitian 93

8 Penguasaan lahan oleh gabungan kelompok tani Mandiri Jaya 94

9 Denah Desa Cikarawang 96

Page 10: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting di Indonesia. Menurut data

BPS (2012)1, sektor pertanian memberikan kontribusi besar pada PDB di Indonesia

sebanyak 20.9 persen, sehingga dapat membantu dalam peningkatan perekonomian di

Indonesia. Pentingnya sektor pertanian juga didukung oleh Apriyanto (2012) yang

menyebutkan bahwa kontribusi pertanian dalam pembangunan ekonomi adalah

penyerap tenaga kerja, memberikan kontribusi terhadap pendapatan negara , kontribusi

dalam peyediaan pangan, pertanian sebagai penyedia bahan baku, kontribusi dalam

bentuk kapital, dan pertanian sebagai sumber devisa. Pentingnya sektor pertanian bagi

Indonesia, membuat pemerintah Indonesia memiliki perhatian yang besar terhadap

sektor tersebut. Perhatian tersebut di antaranya ditunjukkan oleh fasilitas-fasilitas

pendukung yang diberikan oleh pemerintah seperti pinjaman modal usaha tani,

kemitraan, penguatan lembaga-lembaga lokal petani serta penyampaian informasi

mengenai pertanian lewat media komunikasi seperti penyuluh lapang, kelompok tani

maupun gabungan kelompok tani dan media massa.

Media komunikasi di Indonesia semakin berkembang dan informasi mengenai

pertanian semakin banyak dan dapat diperoleh secara mudah dan cepat. Banyaknya

media komunikasi yang telah berkembang dapat digunakan sebagai media pendidikan

bagi petani. Media komunikasi dapat dikategorikan sebagai media antar pribadi, media

kelompok, media publik dan media massa. Indonesia memiliki media komunikasi yang

dapat diakses oleh petani seperti, penyuluh pertanian, media massa seperti koran,

televisi radio bahkan internet dan seminar maupun rapat akbar yang membahas

permasalahan mengenai pertanian. Departemen Dalam Negeri (1992) dikutip dalam

Kifli (2007) menyebutkan bahwa menurut Undang-Undang Nomor 12/ 1992 Tentang

Sistem Budidaya Pertanian Bab VI Pasal 57 ayat (2), berisi pemerintah berkewajiban

memberikan pelayanan informasi yang mendukung pengembangan budidaya tanaman

serta mendorong dan membina peran serta masyarakat dalam pemberian pelayanan.

Oleh karena itu, pembanguan jaringan komunikasi serta perbaikan akses media

komunikasi di pedesaan harus dibenahi dengan baik agar aliran pesan informasi dapat

disalurkan secara merata ke seluruh wilayah di Indonesia. Hal tersebut berarti,

pemerintah Indonesia mendukung penyebaran informasi pertanian di Indonesia yang

dapat diumumkan melalui seluruh media komunikasi yang ada, agar petani dapat

memperoleh informasi mengenai pertanian yang lebih layak, sehingga dapat memajukan

pertanian di Indonesia.

Menyebarkan informasi pertanian melalui media komunikasi massa, tidak akan

cukup untuk memajukan sektor pertanian di Indonesia. Ada beberapa faktor yang

menghambat kemajuan pertanian di Indonesia dan salah satu penyebabnya adalah

sumber daya manusia (SDM) dibidang pertanian semakin sedikit dan kualitasnya

rendah. Hal tersebut, didukung dengan pernyataan bahwa di Indonesia sumber daya

manusia (SDM) di sektor pertanian semakin berkurang dan kualitasnya rendah,

sehingga petani kurang mampu dalam mengadopi inovasi maupun menghasilkan produk

atau hasil pertanian yang berkualitas dikutip dari Mulyandari et al. (2010). Penyebab

1 BPS. 2012. Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi. [Internet]. [diacu 9 Mei 2012]

http://dds.bps.go.id/download_file/IP_Februari_2012.pdf.

Page 11: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

2

dari rendahnya kualitas SDM petani disebabkan oleh beberapa hal di antaranya yakni,

rendahnya tingkat pengetahuan dan keterampilan petani, berakibat pada rendahnya

kemampuan petani dalam mengelola usahanya sehingga membuat sebagian besar petani

memiliki pendapatan yang rendah seperti yang diungkapkan oleh Awang (2008) dalam

Mulyandari et al. (2010). Rendahnya tingkat pegetahuan petani disebabkan oleh

beberapa faktor diantaranya yaitu faktor pendidikan, petani yang rata-rata tamatan SD

atau bahkan tidak sekolah, meyebabkan petani kurang dapat memahami program-

program dari pemerintah, maupun mencari informasi dari berbagai sumber informasi.

Banyaknya petani miskin menyebabkan mereka fokus pada pekerjaannya dan terkadang

mereka juga memiliki pekerjaan sampingan, sehingga mereka sibuk dengan

pekerjaannya dan enggan dalam mencari informasi. Hal tersebut, menyebabkan petani

kurang terdedah terhadap media komunikasi, sehingga mereka kurang mampu dalam

memahami informasi, karena waktu mereka habis oleh kesibukan pekerjaannya. Oleh

sebab itu, terdapat penyuluh pertanian yang dapat menyalurkan informasi dari

pemerintah kepada petani mengenai informasi pertanian. Penyuluh merupakan media

komunikasi antar pribadi yang dapat menyalurkan informasi dari pemerintah ke petani

maupun dari petani ke pemerintah. Syahyuti et al. (1999) menyebutkan bahwa penyuluh

pertanian merupakan suatu bagian delivery system dalam penyampaian jasa informasi

pertanian. Dalam sistem ini, penyuluh pertanian berperan sebagai penyampai jasa

informasi kepada petani (customers), yang harus melakukan interaksi baik ke penghasil

teknologi maupun petani sebagai customers. Jadi, penyuluh termasuk media komunikasi

antar pribadi.

Selain media massa dan media antar pribadi yaitu penyuluh pertanian, yang

dapat menyalurkan informasi secara lebih luas dan cepat dalam masyarakat di Indonesia

saat ini. Pemerintah memiliki kebijakan untuk memajukan sistem pertanian di Indonesia

yaitu dengan cara penguatan kelembagaan lokal yang ada di desa. Petani di pedesaan

banyak yang tergabung dalam kelompok tani. Kelompok tani berfungsi sebagai wadah

petani untuk bertukar pikiran, memecahkan masalah maupun menemukan solusi

permasalahan yang dihadapi oleh petani sebagai anggota kelompok tani. Kelompok tani

merupakan lembaga di pedesaan dengan kompleksitas yang rendah yang

mengumpulkan petani-petani di desa untuk saling bekerja sama di bidang pertanian,

sehingga sistem pertanian beberapa orang petani yang tergabung dalam kelompok

tersebut, dapat terorganisir dengan baik dan memiliki sistem pertanian yang lebih

terarah. Lebih jauh lagi, pemerintah membentuk lembaga lokal yang disebut gabungan

kelompok tani atau gapoktan. Gapoktan merupakan lembaga yang tingkatanya lebih

kompleks, jika dibandingkan dengan kelompok tani. Gapoktan berfungsi sebagai

lembaga sentral dalam korodinasi kelompok-kelompok tani yang tergabung di dalamnya

dan memberikan fasilitas-fasilitas dalam hal untuk mengkoordinasi bantuan dari

pemerintah, sehingga pertanian di suatu desa dapat berjalan lancar.

Gapoktan sebagai lembaga sentral bagi petani di suatu desa, yang memiliki

peran dalam mengorganisasikan pertemuan atau penjadwalan kegiatan dengan penyuluh

lapang, sehingga petani yang tergabung dalam kelompok tani dapat memperoleh

informasi yang terdapat dalam setiap agenda rapat rutin gapoktan. Gabungan kelompok

tani mempunyai banyak fungsi dalam membantu peningkatan SDM para petani yang

tergabung dalam kelompok tersebut, oleh karena itu diperlukan peningkatan

kemampuan dalam mengelola gabungan kelompok tani. Peningkatan kemampuan

gabungan kelompok tani dimaksudkan agar kelompok dapat berfungsi sebagai kelas

belajar, wahana kerja sama dan unit produksi, unit penyedia sarana dan prasarana

Page 12: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

3

produksi, unit pengolahan dan pemasaran dan unit jasa penunjang sehingga menjadi

organisasi petani yang kuat dan mandiri2. Penggabungan kelompok tani ke dalam

gapoktan dilakukan agar kelompok tani dapat lebih berdaya guna dan berhasil guna,

dalam penyediaan sarana produksi pertanian, permodalan, peningkatan atau perluasan

usaha tani ke sektor hulu dan hilir, pemasaran serta kerja sama dalam peningkatan posisi

tawar. Jadi, gapoktan merupakan lembaga sentral di sebuah desa, yang mengatur

mengenai segala kegiatan pertanian yang dilakukan di desa tersebut dan gapoktan

sekaligus sebagai lembaga penerima dan penyalur bantuan, aspirasi baik dari

pemerintah ke petani maupun petani ke pemerintah. Gapoktan dapat dijadikan wahana

belajar, karena gapoktan juga memberikan penyuluhan seperti pengenalan program

baru, pupuk baru dan lainnya kepada petani anggota gapoktan.

Perumusan Masalah

Saat ini, teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia sudah semakin

berkembang. Hal tersebut ditandai dengan semakin beragam dan bertambahnya

kemajuan media komunikasi di Indonesia yang sekarang ini sudah tersebar ke berbagai

penjuru daerah. Perluasan media komunikasi tersebut juga dirasakan oleh petani yang

tinggal di desa. Bertambahnya media komunikasi yang tersebar di desa seperti koran

masuk desa (KMD), radio komunitas, penyuluhan serta media komunikasi lainnya

membuat semakin mudahnya warga desa untuk mengakses sebuah informasi yang

diperlukannya. Karakteristik individu petani dapat mempengaruhi keterdedahan petani

terhadap media komunikasi. Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan Nasution

(2009)3, setelah mendapatkan informasi dari media komunikasi, kelompok akan

mendiskusikan informasi yang didapatkanya dengan pemimpin kelompok, sehingga

menghasilkan keputusan bersama yang nantinya akan dilaksanakan pula secara

bersama-sama. Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat digambarkan bahwa informasi

dari media komunikasi dapat mempengaruhi perubahan perilaku komunikasi petani

anggota gapoktan. Berdasarkan pemikiran tersebut, maka rumusan masalah yang dikaji

dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah karakteristik petani, keterdedahan petani terhadap media komunikasi

dan perilaku komunikasi petani?

2. Sejauhmana hubungan karakteristik individu mempengaruhi keterdedahan petani

terhadap media komunikasi?

3. Sejauhmana hubungan keterdedahan petani terhadap media komunikasi

mempengaruhi perilaku komunikasi petani?

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

2 Peraturan Menteri Pertanian. 2007. Peraturan menteri pertanian nomor: 273/Kpts/OT.160/4/2007.

Diunduh tanggal 31 Mei 2012 di alamat: http://perundangan.deptan.go.id/admin/k_mentan/SK-273-07.pdf 3 Nasution Z. 2009. Komunikasi pembangunan, pengenalan teori dan penerapannya. Jakarta: Rajawali

Pers.

Page 13: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

4

1. Mendeskripsikan karakteristik petani, keterdedahan terhadap media komunikasi dan

perilaku komunikasi petani.

2. Menguji hubungan antara karakteristik petani dengan keterdedahan petani terhadap

media komunikasi.

3. Menguji hubungan antara keterdedahan petani terhadap media komunikasi terhadap

perubahan perilaku petani.

Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi seluruh kalangan baik bagi

sivitas akademika, masyarakat (khususnya petani di Indonesia), maupun bagi

pemerintah yang berkecimpung dalam bidang pertanian dan teknologi. Adapun

manfaat yang diharapkan diperoleh masing–masing pihak adalah sebagai berikut:

1. Sivitas akademika

Bagi sivitas akademika, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah

pengetahuan mengenai studi permasalahan media komunikasi yang ada di desa. Lebih

jauh penelitian ini mencoba memaparkan mengenai hubungan keterdedahan media

komunikasi dengan perilaku komunikasi petani anggota gapoktan. Selain itu, penelitian

ini diharapkan dapat menjadi tambahan literatur dan menjadi landasan bagi penelitian

lebih lanjut mengenai pengaruh media komunikasi bagi petani sebagai salah satu

sumber informasi bagi petani.

2. Petani

Bagi petani penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan petani

mengenai media komunikasi yang ada di desa dan menjadikan penelitian ini sebagai

acuan atau percontohan dalam memahami bagaimana keterdedahan media komunikasi

mempengaruhi perilaku komunikasi petani. Lebih jauh lagi, petani menjadi paham

mengenai apa saja fungsi media komunikasi, pengaruhnya terhadap petani lain dan

bagaimana perilaku komunikasi petani setelah pengunaan media komunikasi.

3. Pemerintah (Deptan, penyuluh, komisi penyiaran RI dan lainnya)

Bagi pemerintah terutama yang bergerak dibidang pertanian dan penyiaran

publik, penelitian ini dapat menjadi salah satu bahan pertimbangan dalam penentuan

kebijakan yang berhubungan dengan media komunikasi. Melalui penelitian ini,

pemerintag dalam hal ini penyuluh agar dapat lebih peka lagi dalam membimbing petani

agar mau terdedah terhadap media komunikasi. Selain itu, komisi penyiaran RI dapat

mempertahankan program–program siaran yang membahas mengenai pertanian dan

pedesaan agar dapat digunakan sebagai salah satu sumber informasi bagi pemenuhan

kebutuhan informasi petani dan masyarakat pedesaan.

Page 14: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

5

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi Petani, Kelompok Tani, dan Gabungan Kelompok Tani

Pengertian petani menurut Peraturan Menteri Pertanian (2007) adalah

perorangan warga negara Indonesia beserta keluarganya atau korporasi yang mengelola

usaha di bidang pertanian, wanatani, minatani, agropasture, penangkaran satwa dan

tumbuhan, di dalam dan di sekitar hutan, yang meliputi usaha hulu, usaha tani,

agroindustri, pemasaran, dan jasa penunjang. Lionberger dan Gwin (1982) menjelaskan

bahwa keadaan petani dan apa yang mampu dilakukannya merupakan kombinasi dari

karakteristik yang melekat pada dirinya dan pengalaman yang didapatnya melalui

proses belajar. Oleh sebab itu, petani perlu diberdayakan SDMnya melalui proses

belajar.

Mulyana (2006) menyebutkan bahwa kelompok merupakan sekumpulan orang

yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai

tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian

dari kelompok tersebut. Menurut Kurniawati (2009) kelompok dapat digunakan sebagai

media untuk mengungkapkan persoalan-persoalan pribadi (keluarga sebagai kelompok

primer), sarana meningkatkan pengetahuan para anggotanya (kelompok belajar) dan

dapat digunakan sebagai alat untuk memecahkan persoalan bersama yang dihadapi

seluruh anggota (kelompok pemecah masalah). Kelompok tani menurut Uchrowi (2006)

adalah kumpulan petani yang terdiri atas petani dewasa baik pria maupun wanita

maupun petani taruna yang terikat secara informal dalam suatu wilayah kelompok atas

dasar keserasian dan kebutuhan bersama. Sementara itu, menurut Kurniawati (2009),

kelompok tani merupakan wahana belajar mengajar, wadah bagi setiap anggota untuk

berinteraksi guna meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam berusaha

tani yang lebih baik dan mengguntungkan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.

Oleh karena itu, petani perlu dilibatkan dalam proses belajar dan mengajar sehingga

dapat meningkatkan SDM petani dan pengetahuan, sikap dan keterampilan petani dapat

bertambah baik.

Komunikasi kelompok tani menurut derajat keterhubunganya dapat dimasukan

ke dalam derajat mutual pairs karena dalam hal ini, masing-masing petani saling

berinteraksi satu sama lain, sehingga informasi yang diperoleh dapat terwujud dari 2

arah. Kelompok tani berfungsi sebagai wadah untuk petani dalam bertukarr pikiran,

pendapat maupun solusi. Biasanya kegiatan-kegiatan pertanian di fokuskan dalam

kelompok tani. Kelompok tani merupakan kumpulan dari beberapa petani yang

mempunyai tujuan yang sama. Menurut hasil penelitian Kurniawati (2009), kelompok

tani merupakan wadah bagi petani yang berfungsi untuk menggadakan rapat rutin

anggota kelompok tani dan biasanya digunakan untuk sosialisasi oleh penyuluh

pertanian lapang (PPL) tentang program baru pemerintah. Selain itu, kelompok tani

sering mengadakan agenda rapat rutin guna membahas masalah pertanian petani di desa.

Gabungan kelompok tani (gapoktan) adalah gabungan dari beberapa kelompok

tani yang melakukan usaha agribisnis di atas prinsip kebersamaan dan kemitraan,

sehingga mencapai peningkatan produksi dan usaha tani bagi anggotanya dan petani

lainnya. Gapoktan merupakan suatu proses lanjut dari lembaga petani yang sudah baik,

seperti kelompok tani. Gapoktan berfungsi dalam menguatkan kelembagaan yang sudah

Page 15: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

6

ada sebelumnya sehingga dapat lebih memajukan sistem pertanian yang ada. Terdapat

tiga peran pokok gapoktan menurut Syahyuti (2007), yaitu:

1. Gapoktan difungsikan sebagai lembaga sentral dalam sistem terbangun, misalnya

terlibat dalam penyaluran banish bersubsidi, pencairan dana subsidi benih yang

berbentuk voucher dari departemen pertanian setempat dan kegiatan lainnya.

2. Gapoktan dibebankan sebagai lembaga untuk peningkatan ketahanan pangan

diwilayah lokal. Gapoktan dalam hal ini digunakan sebagai wadah untuk

membimbing petani yang masuk dalam anggota kelompok tani, agar dapat

mengenali potensi sumber daya alam (SDA) yang dimilikinnya, mengenali

permasalahan pertanian dan membantu dalam membuat rencana kerja untuk

meningkatkan produksi tanaman melalui usaha agribisnis.

3. Gapoktan dianggap sebagai lembaga usaha ekonomi pedesaan (LUEP), sehingga

dapat menerima dana penguatan modal (DPM), sehingga dapat membeli gabah dari

petani saat terjadi panen raya dan menyebabkan harganya tidak terlalu jatuh.

Menurut Peraturan Menteri Pertanian (2007) fungsi gabungan kelompok tani

yaitu:

1. Kelas belajar: Kelompok tani merupakan wadah belajar mengajar bagi anggotanya

guna meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap (PKS) serta tumbuh dan

berkembangnya kemandirian dalam berusaha tani, sehingga produktivitasnya

meningkat, pendapatannya bertambah serta kehidupan yang lebih sejahtera.

2. Wahana kerjasama: Kelompok tani merupakan tempat untuk memperkuat kerjasama

diantara sesama petani dalam kelompok tani dan antar kelompok tani serta dengan

pihak lain. Melalui kerjasama ini diharapkan usaha taninya akan lebih efisien serta

lebih mampu menghadapi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan.

3. Unit Produksi: Usaha tani yang dilaksanakan oleh masing-masing anggota

kelompok tani, secara keseluruhan harus dipandang sebagai satu kesatuan usaha

yang dapat dikembangkan untuk mencapai skala ekonomi, baik dipandang dari segi

kuantitas, kualitas maupun kontinuitas.

Definisi dan Jenis Media Komunikasi

Menurut Danim (2008), ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan

teknologi komunikasi mengalami kemajuan yang pesat sehingga dapat berpengaruh

terhadap pola komunikasi di masyarakat. Dibuatnya instrumen teknologi seperti satelit,

televisi, radio, video tape dan komputer memberikan arti tersendiri dalam proses

komunikasi antar manusia4. Teknologi tersebut, dapat memudahkan manusia dalam

berkomunikasi satu sama lain dan mempermudah individu dalam memperoleh informasi

yang dibutuhkanya. Menurut Cangara (1998) media merupakan alat atau sarana yang

digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Jenis-jenis

media komunikasi yaitu media antar pribadi, media kelompok, media publik dan media

massa5.

Media antar pribadi merupakan media yang berhubungan dengan perorangan,

bersifat pribadi dan terdiri dari kurir (utusan), surat dan telepon. Littlejohn (2001)

4 Danim, S. 2008. Media komunikasi pendidikan. Bumi Aksara: Jakarta. 5 Cangara H. 1998. Pengantar ilmu komunikasi. PT. RajaGrafindo Persada: Jakarta.

Page 16: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

7

dalam Prawiranegara (2010)6 menyebutkan bahwa sebelum media cetak ditemukan,

manusia merupakan penghantar pesan yang berorientasi pada pendengaran,

mendengarkan berarti mempercayai. Menurut hasil penelitian Awaliah (2012),

pemilihan media komunikasi yang efektif digunakan adalah media komunikasi antar

pribadi yaitu kurir atau utusan dalam hal ini penyuluh lapang. PPL di desa mempunyai

peranan penting dalam menyampaikan informasi mengenai pertanian kepada petani,

karena akses petani terhadap media lainnya dianggap kurang dan petani umumnya

memiliki pendidikan rendah sehingga kurang dapat dalam memahami pesan yang di

sampaikan oleh media elektronik maupun cetak. Syahyuti et al. (1999) menyebutkan

bahwa penyuluh pertanian merupakan suatu bagian delivery system dalam penyampaian

jasa informasi pertanian. Dalam sistem ini, penyuluh pertanian berperan sebagai

penyampai jasa informasi kepada petani (customers), yang harus melakukan interaksi

baik ke penghasil teknologi maupun petani sebagai customers. Jadi, penyuluh termasuk

media komunikasi antar pribadi.

Media komunikasi kelompok terdiri dari seminar, konferensi. Seminar

merupakan media komunikasi kelompok yang biasanya dihadiri oleh khalayak tidak

lebih dari 150 orang. Fungsi seminar adalah membicarakan masalah dengan

menampilkan pembicara kemudian meminta pendapat atau tanggapan dari peseta

seminar yang biasanya dari kalangan pakar sebagai narasumber. Konferensi adalah

media komunikasi kelompok yang biasanya dihadiri oleh angota dan pengurus suatu

kelompok. Media publik merupakan media yang digunakan jika khalayak yang terlibat

lebih dari 200-an orang. Contoh media publik yaitu, rapat raksasa dan rapat akbar.

Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian dari sumber kepada

khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat

kabar, film, radio, dan televisi.

Menurut hasil penelitian Handayani (2006) menyatakan bahwa media massa

berpengaruh pada pemahaman petani mengenai program kredit ketahanan pangan

(KKP), pemilihan jenis media massa yang tepat akan membantu petani dalam

memahami KKP lebih dalam lagi karena media berfungsi sebagai pemberi informasi

yang luas dan cepat. Selain itu, media komunikasi yang efektif digunakan oleh petani

adalah televisi dan brosur. Petani banyak menonton televisi, karena informasi mengenai

KKP banyak yang disiarkan melalui media tersebut, sehingga petani dapat lebih

memahami tentang KKP melalui media tersebut. Jenis media lain yang efektif juga

digunakan adalah brosur atau majalah, karena jenis media ini dapat dibaca berulang kali

sehingga petani dapat memperoleh informasi kapanpun melalui media tersebut serta

petani dapat lebih paham mengenai KKP.

Penggunaan Gabungan Kelompok Tani Sebagai Media Komunikasi

Gabungan kelompok tani merupakan kelembagaan tertinggi di pedesaan setelah

kelompok tani yang memiliki fungsi sebagai lembaga sentral kegiatan pertanian yang

ada di pedesaan. Partisipasi petani dalam gabungan kelompok tani, memiliki suatu motif

yang mendorong petani terlibat dalam berbagai aktivitas-aktivitas kelembagaan.

6 Prawiranegara D. 2010. Pengaruh media komunikasi terhadap pemberdayaan petani pada program Prima Tani lahan sawah irigasi di Kabupaten Karawang. [internet]. [diacu 23 Januari 2013]. Tersedia di

repository.ipb.ac.id/ handle/123456789/40979

Page 17: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

8

Penelitian Anantanyu (2009) menyebutkan bahwa petani memiliki keragaman motif

dalam mengikuti kegiatan yang diadakan oleh gapoktan. Motif tersebut antara lain

adalah usaha untuk meningkatkan hasil, memudahkan pengelolaan usaha tani, untuk

mendapatkan informasi pertanian atau menambah wawasan dan pengalaman, menjalin

kebersamaan atau persaudaraan, serta untuk mendapatkan bantuan. Sebagian besar

petani menyatakan bahwa, gapoktan dapat digunakan sebagai wahana belajar dan sarana

untuk meningkatkan usaha pertanianya. Kondisi tersebut memperlihatkan bahwa petani

menaruh harapan yang besar pada gapoktan sebagai lembaga yang mampu memberikan

manfaat sebesar-besarnya bagi pengembangan usaha taninya. Selain itu, manfaat

gapoktan yang lainnya adalah sebagai tempat pertemuan antara petani dengan petani

lainnya dan petani dengan penyuluh pertanian. Menurut van den Ban dan Hawkins

(1999) penyuluh dapat memainkan peran yang berbeda-beda mengenai organisasi

petani, diantaranya adalah:

1. Mengajari petani bagaimana mencapai tujuan mereka secara lebih efektif dengan

mendirikan dan mengelola sebuah organisasi petani yang efektif.

2. Menggunakan organisasi tersebut sebagai perantara untuk berkomunikasi dengan

petani melalui cara:

a. Berpartisipasi di dalam pertemuan-pertemuan organisasional

b. Mengajar dikursus-kursus yang dikelola oleh organisasi ini bagi para

anggotanya

c. Menulis artikel di jurnal mereka

d. Melibatkan wakil-wakil organisasi dalam merencanakan program penyuluhan

dan mendorong tukar-menukar pengalaman dan informasi antar anggota .

Dalam hal ini, organisasi petani seperti gabungan kelompok tani dapat dijadikan

sebagai media komunikasi karena dapat menghubungkan antara penyuluh dengan

petani, petani dengan petani lainnya di suatu desa untuk saling berkomunikasi sehingga

nantinya diharapkan terjadi pertukaran informasi yang banyak membahas mengenai

permasalahan pertanian. Menurut penelitian Ayu (2011) gapoktan memiliki peran

sebagai unit produksi, kerja sama, wahana belajar, dan jaringan kerjasama. Gapoktan

dapat dijadikan sebagai jaringan kerjasama karena melalui lembaga ini, petani-petani

anggota gapoktan, dapat menjalin kerjasama dengan lembaga lain yang menjadi mitra

dari gapoktan tersebut, seperti lembaga saprodi, lembaga penyedia modal, lembaga

pengelolaan hasil, lembaga pemasaran dan lembaga penyuluhan. Anggota gapoktan

yang aktif dalam rapat-rapat gapoktan memiliki kektifan pula dalam bermitra dengan

lembaga-lembaga tersebut, sehingga dapat memaksimalkan usaha pertanian yang

dimilikinya. Selain itu, menurut Anantanyu (2009) menyatakan bahwa gapoktan juga

berfungsi sebagai penyedia media komunikasi bagi petani. Dalam hal ini, petani dapat

menggunakan fasilitas yang diberikan oleh gapoktan dan pemerintah untuk mengakses

media komunikasi, sehingga petani dapat belajar dari media komunikasi tersebut. Selain

itu, gapoktan merupakan tempat para petani saling bertemu dan berinteraksi dengan

petani lainnya. Menurut Anantanyu (2009) interaksi petani dengan petani lainnya dalam

suatu kelompok dapat mewujudkan sarana petani dalam mengekspresikan pengalaman

dalam meningkatkan kemampuan dalam bertani. Dalam rapat yang diadakan oleh

gapoktan, sebagian besar petani anggotanya berinteraksi secara tatap muka yang

berlangsung dua arah dengan pembicaraan yang dimulai dengan sapaan sopan santun,

sampai pada permasalahan pertanian, seperti budidaya, serangan hama, harga sarana

produksi dan sebagainya.

Page 18: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

9

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Media Komunikasi

Setiabudi (2004) menyebutkan bahwa penggunaan media atau pemanfaatan

informasi teknologi pertanian oleh petani dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni

karakteristik individu, kebutuhan terhadap media komunikasi dan motivasi terhadap

informasi. Jadi, salah satu faktor yang mempengaruhi penggunaan media komunikasi

oleh individu adalah faktor karakteristik individu. Hasil penelitian Azainil (2005)

menyebutkan bahwa karakteristik individu petani yaitu umur berhubungan nyata dengan

media komunikasi. Faktor lain yang mempengaruhi penggunaan media komunikasi

adalah jumlah penghasilan dan luas lahan serta kepemilikan lahan. Petani dengan

jumlah penghasilan tinggi, memiliki luas lahan yang luas serta memiliki status

kepemilikan yang sah atas lahan cenderung untuk mengunakan media komunikasi

terutama media komunikasi massa untuk mendapatkan informasi. Selain itu, mereka

juga sering berkonsultasi pada PPL agar dapat mengembangkan usaha taninya. Hal

tersebut berkebalikan dengan penggunaan media komunikasi yang terbatas oleh petani

yang jumlah penghasilanya kecil, lahan garapan yang sempit bahkan tidak mempunyai

status kepemilikan lahan. Selain itu, faktor lain yang mempengaruhi penggunaan jenis

media di desa adalah ketersediaan media tersebut di desa.

Menurut hasil penelitian Kifli (2002) yang menyatakan bahwa, partisipasi

komunikasi petani dalam mengakses informasi pertanian dan media massa masih

rendah, karena petani memiliki keterbatasan biaya dan ketersediaan media massa yang

masih terbatas. Hal tersebut menyebabkan, petani lebih banyak mencari informasi

melalui interaksi dan berkomunikasi mengenai usaha taninya dengan PPL dan petani

lainnya. Wilayah pedesaan seringkali memiliki teknologi yang minim dan penyesuaian

biaya dalam mengaksesnya membuat petani cenderung lebih selektif dalam memilih

media komunikasi. Petani cenderung memilih media komunikasi yang sesuai dengan

kemampuan finansialnya untuk mengakses media komunikasi untuk memperoleh

pengetahuan mengenai media komunikasi.

Definisi dan Indikator Perilaku Komunikasi

Perilaku komunikasi menurut Gould dan Kolb (1964) merupakan tindakan atau

respon dalam lingkungan dan situasi komunikasi yang ada, seperti cara-cara berfikir,

berpengetahuan dan berwawasan, berperasaan dan bertindak atau melakukan tindakan

yang dianut oleh seseorang, keluarga atau masyarakat dalam mencari dan menyebarkan

informasi. Perilaku komunikasi dapat berarti tindakan atau respon seseorang terhadap

sumber dan pesan jika dilihat dari model komunikasi linier. Perilaku komunikasi

seseorang akan menjadi kebiasaan perilaku seseorang dalam mencari informasi.

Menurut Rogers (1976), perilaku komunikasi dapat dilihat dengan beberapa variabel

yaitu partisipasi dalam kegiatan sosial, jaringan komunikasi interpersonal,

kosmopolitan, kontak dengan agen perubahan, keterdedahan pada media massa, dan

keterdedahan pada saluran interpersonal.

Menurut Kincaid (1979), tujuan dasar komunikasi antar manusia adalah

menentukan dan memahami realitas agar tujuan-tujuan lain dapat diseleksi dan dicapai.

Manjar (2002) mengungkapkan bahwa perilaku komunikasi masyarakat berhubungan

erat dengan partisipasinya dalam menerapkan suatu program. Perilaku komunikasi dapat

ditunjukkan seseorang melalui partisipasinya dalam menerapkan suatu program seperti

Page 19: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

10

berpendapat, bertanya, mendengarkan dan lainnya. Hasil penelitian Kurniawati (2009),

menyatakan bahwa perilaku petani dalam kelompok tani ditunjukkan saat petani

mengadakan rapat rutin dengan penyuluh pertanian lapang (PPL), sehingga dapat

memperoleh informasi mengenai pertanian dari PPL, akan tetapi, perilaku komunikasi

yang ditunjukkan oleh petani pasif dalam rapat rutin tersebut, mereka umumnya aktif

mendengar dan pasif dalam mengungkapkan pendapat.

Berlo (1973) mengemukakan bahwa perilaku komunikasi terbagi dalam empat

level (jenjang) kedalaman yaitu: (1) hanya sekedar berbicara (only talk), (2) saling

ketergantungan (interdependent), (3) tenggang rasa (emphaty) dan (4) saling

berinteraksi (interactive). Lebih jauh lagi, proses analisis interaksi Bales (1950) dalam

Goldberg dan Larson (2006)7 merupakan sistem keseimbangan. Semua unsur berada

dalam keadaan seimbang. Bales membagi interaksi komunikasi ke dalam beberapa

kategori-kategori. Kategori tersebut adalah kategori tugas, dan sosio-emosional yang

kedua kategori tersebut dibagi sama dalam unsur positif dan negatif.

Menurut hasil penelitian Kurniawati (2009) menyatakan bahwa perilaku

komunikasi dapat dilihat dari partisipasi komunikasi petani dalam kelompok tani,

misalnya saja partisipasinya dalam rapat kelompok tani. Partisipasi tersebut dapat

dilihat baik secara lisan maupun non lisan. Perilaku lainnya adalah perilaku dalam

pemanfaatan media massa dan pemahaman isi media dimana media massa yang tepat

dapat mempengaruhi keefektifan komunikasi baik dari individu petani maupun dalam

kelompok petani. Menurut hasil penelitian Handayani (2002), perilaku komunikasi

seperti penerimaan informasi berhubungan nyata dengan pemahaman prosedur

pengajuan kredit ketahanan pangan (KKP), hak, kewajiban dan sanksi aturan

pelanggaran KKP serta manfaat KKP. Kehadiran dalam RAK berhubungan dengan

pemahaman prosedur pengajuan KKP, dan hak, kewajiban serta sanksi aturan

pelanggaran dalam KKP.Keterdedahan terhadap media komunikasi berhubungan

dengan pemahaman prosedur pengajuan KKP, hak, kewajiban dan sanksi aturan

pelanggaran dalam KKP serta manfaat KKP. Sedangkan kontak dengan sumber

informasi berhubungan dengan pemahaman prosedur pengajuan KKP, hak, kewajiban,

dan sanksi aturan pelanggaran KKP.

Hubungan Media Komunikasi dengan Perilaku Petani

Menurut penelitian Handayani (2006) hubungan antara media komunikasi

dengan perilaku petani dapat dilihat dari sebagian besar petani peserta kredit ketahanan

pangan (KKP) sudah terdedah terhadap media, namun petani kurang intensif dalam

menggunakan media untuk memperoleh informasi. Selain menggunakan media, petani

juga dapat mendapatkan informasi dari temanya, penyuluh maupun pihak Bank untuk

mencari informasi tentang program KKP. Dalam hal kontak dengan sumber informasi,

sebagian besar petani kurang intensif dalam kontak dengan sumber informai. Hal

tersebut disebabkan petani tinggal di desa sehingga jauh untuk mengakses bank, sifat

pemalu petani menyebabkan mereka enggan untuk kontak dengan penyuluh maupun

sumber informan lainnya dan kesibukan petani juga menghambat keintensifan kontak

petani dengan sumber informasi.

Selain itu, penggunaan jenis media oleh petani dapat dilihat dalam aspek-aspek

penggunaan media komunikasi seperti mendengarkan radio, menonton televisi dan

7 Goldeberg A. dan Larson C. 2006. Komunikasi kelompok. UI Press: Jakarta.

Page 20: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

11

membaca majalah atau brosur. Dalam hal mendengarkan radio, petani kurang

intensitasnya dalam mendengarkan radio untuk mencari informasi tentang KKP. Hal

tersebut disebabkan karena petani sibuk dengan pekerjaannya sehingga petani kurang

mendapatkan informasi melalui media berupa radio. Dalam hal menonton televisi,

petani di Kabupaten Ponorogo hampir semuanya telah memiliki televisi sehingga petani

dapat menonton televisi. Kegiatan menonton televisi oleh petani dapat dikatakan belum

terlalu intensif karena petani sibuk dengan pekerjaannya dan waktu tayang program

KKP yang ditayangkan kurang sesuai dengan adwal longgar istirahat petani, sehingga

petani tidak banyak yang memperoleh informasi dari tayangan televisi mengenai

program KKP. Sebagian besar petani dapat membaca majalah atau brosur mengenai

program KKP. Informasi dari media tersebut dapat membuat petani memperoleh

informasi yang banyak mengenai program KKP. Menurut petani, membaca majalah

maupun brosur lebih hemat biaya, dan fleksible dengan waktu longgar para petani

sehingga informasi yan diperoleh mudah untuk dimengerti.

Hasil penelitian lain, yaitu penelitian Awaliah (2012) menyebutkan bahwa

hubungan keterdedahan petani dengan media komunikasi dapat dilihat dari frekuensi

petani dalam menggunakan media komunikasi. Frekuensi bertemu dengan PPL tidak

berpengaruh secara nyata dengan sikap petani, hal tersebut karena petani lebih percaya

pada pengalamanya selama ini dalam bertani. Frekuensi menonton tv berpengaruh

dalam pertambahan pengetahuan petani karena tv memberikan informasi pertanian yang

banyak. Frekuensi membaca koran tidak berpengaruh secara nyata baik dalam sikap,

pengetahuan maupun tindakan oleh petani karena petani tidak mengerti mengenai

materi yang ada di dalamnya dan pendidikan petani hanya sampai SD. Frekuensi

membaca leaflet tidak berpengaruh secara nyata terhadap pengetahuan, sikap dan

tindakan petani karena petani hanya membaca leafleat 10 menit saja dalam satu bulan.

Penilain petani terhadap media komunikasi menurut hasil penelitian adalah media

komunikasi berperan dalam meberikan informasi yang baru bagi petani, akan tetapi

informasi yang disampaikan oleh media komunikasi sering kali sama dengan informasi

yang sudah petani peroleh dari nenek moyangnya terdahulu.

Hasil penelitian Awaliah (2012) menyatakan bahwa keefektivan media

komunikasi bagi petani dapat dikatakan tinggi karena jika dilihat dari aspek

pengetahuan, sikap dan tindakan petani sudah berubah kearah yang semakin maju.

Dalam hal ini, media komunikasi membuat pengetahuan petani tentang pertanian

semakin bertambah dan pola berfikir petani juga lebih maju. Dalam aspek sikap, petani

menyetujui informasi yang disampaikan oleh media komunikasi mengenai usaha tanam

padi. Dalam aspek tindakan, petani tua cenderung tidak melakukan tindakan seperti

informasi yang diberikan oleh media komunikasi, sedangkan petani muda melakukan

tindakan sesuai dengan informasi yang disampaikan oleh media komunikasi. Petani tua

lebih memiliki pengalaman tentang pertanian, sehingga mereka enggan mengambil

resiko dengan melakukan tindakan seperti yang diinformasikan dari media komunikasi.

Hubungan Perilaku Komunikasi Petani terhadap Keefektifan Kelompok Tani

Hubungan perilaku petani terhadap keefektivan kelompok tani dapat dilihat dari

hasil penelitian Kurniawati (2009) yang menyebutkan bahwa komunikasi partisipatif

anggota kelompok tani tidak terjadi karena petani yang berpartisipasi aktif secara lisan

lebih sedikit dibandingkan dengan petani yang pasif dalam berpartisipasi. Jika dilihat

Page 21: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

12

dari dimensi waktu, partisipasi hanya dapat digambarkan melalui pertemuan kelompok

tani pada bulan Februari sampai Juni 2009 dan tidak tergambarkan melalui pertemuan

kelompok tani secara keseluruhan. Akses terhadap terjadinya komunikasi secara

partisipatif sudah terbuka lebar, tinggal bagaimana petani menyikapinya, karena

penyuluh pertanian lapang (PPL) pun telah memberikan kesempatan kepada petani

dalam mengekspresikan ide, perasaan dan pandangannya. Selain itu, dalam segi

kekohesivan serta dinamika kelompok, perilaku petani yang tergolong rendah membuat

keefektifan dalam komunikasi kelompok tani kurang maksimal.

Menurut hasil penelitian Handayani (2006), perilaku komunikasi petani dapat

dilihat dari pencarian informasi, kehadiran pada rapat anggota kelompok tani (RAK),

keterdedahan terhadap media dan kontak dengan sumber informasi (penyuluh, ketua

kelompok, Bank Bukopin dan PT Petrokimia). Dalam hal pencarian informasi, sebagian

besar petani melakukan pencarian informasi yang tidak terlalu intensif atau dapat

dikatakan petani hanya kadang-kadang (sedikit) mencari informasi mengenai program

kredit ketahan pangan (KKP). Hal tersebut disebabkan karena kesibukan petani dalam

mengelola sawahnya setiap harinya serta petani juga mempunyai pekerjaan sampingan

yang membuatnya tidak bisa mencari informasi mengenai program KKP secara intensif.

Kehadiran petani dalam rapat anggota kelompok menujukan bahwa sebagian besar

petani tidak secara intensif menghadiri RAK. Hal tersebut terjadi karena, faktor

kesibukan petani dalam pekerjaannya, petani kurang tertarik terhadap RAK dan mereka

juga merasa malas dalam mengadiri RAK karena faktor geografis serta mereka

menganggap RAK kurang mampu memberikan kuntungan bagi petani.

Hasil penelitian Rahmani (2006) menyebutkan bahwa karakteristik individu

berhubungan nyata dengan efektivitas komunikasi terutama pada aspek afeksi dan

konatif. Pelatihan atau kursus yang diikuti oleh responden menjadi faktor penentu dalam

membangun komunikasi yang efektif pada program participatory integrated

development in rainfed area (PIDRA) di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.

Sementara itu, menurut penelitian Manjar (2002) faktor karakteristik individu dalam

keefektivan kelompok ditentukan oleh tindakan, pendidikan formal dengan tindakan,

pendapatan keluarga dengan pengetahuan dan sikap serta pendapatan keluarga dengan

pengetahuan dan pengalaman serta mengikuti kursus atau penataran atau pelatihan

dengan pegetahuan dan sikap. Hasil penelitian Kurniawati (2009) menyebutkan bahwa

partisipasi petani dalam kelompok tani menghasilkan ketidakefektifan komunikasi

dalam kelompok tani. Hal tersebut menyebabkan petani kurang dapat menggali

informasi yang lebih dalam saat adanya rapat, karena mereka hanya banyak

mendengarkan dan hanya sedikit dalam berbicara mengeluarkan aspirasi maupun

pendapatnya.

Page 22: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

13

KERANGKA PEMIKIRAN DAN OPERASIONALISASI

Kerangka Pemikiran

Media komunikasi saat ini memiliki kontribusi besar dalam penyaluran

informasi kepada khalayak. Media komunikasi dapat berupa media antar individu,

media massa, publik maupun kelompok. Berdasarkan hasil review pustaka disimpulkan

bahwa media komunikasi mempunyai pengaruh terhadap perilaku komunikasi petani

dalam kelompok tani. Pengetahuan petani dapat berubah dan bertambah jika petani

dapat mengakses media komunikasi secara rutin. Melalui tulisan ini, penulis ingin

mengetahui pengaruh media komunikasi terhadap perilaku petani yang dapat dilihat dari

dua sisi yaitu perilaku komunikasi interpersonal petani dengan orang lain seperti

interaksi dengan teman sesama petani, keluarga dan penyuluh, serta perilaku

komunikasi petani pada saat rapat gapoktan.

Variabel karakteristik individu yang digunakan dalam penelitian ini adalah

umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, luas penguasaan lahan pertanian, status lahan

pertanian dan akses terhadap media komunikasi. Karakteristik individu mempengaruhi

keterdedahan terhadap media komunikasi oleh petani. Hal tersebut diperkuat dengan

hasil penelitian Setiabudi (2004) menyebutkan bahwa penggunaan media atau

pemanfaatan informasi teknologi pertanian oleh petani dipengaruhi oleh beberapa

faktor, yakni karakteristik individu, kebutuhan terhadap media komunikasi dan motivasi

terhadap informasi. Jadi, salah satu faktor yang mempengaruhi penggunaan media

komunikasi oleh individu adalah faktor karakteristik individu. Selain itu, hasil penelitian

Azainil (2005) menyebutkan bahwa karakteristik individu petani yaitu umur, jumlah

penghasilan dan luas lahan lahan pertanian berhubungan nyata dengan keterdedahan

petani terhadap media komunikasi. Dalam hal ini, karakteristik individu mempengaruhi

keterdedahan petani terhadap media komunikasi yang ditunjukkan oleh lama serta

frekuensi petani dalam mengakses informasi melalui media komunikasi.

Keterdedahan media komunikasi adalah bagaimana responden menggunakan

media komunikasi untuk mencari informasi mengenai pertanian melalui media

komunikasi tersebut. Keterdedahan media komunikasi dalam penelitian ini adalah

keterdedahan media komunikasi seperti televisi, radio, koran, seminar pertanian, rapat

gapoktan, bertemu penyuluh dan internet. Penyuluh pertanian dalam hal ini dapat

dikatakan sebagai media komunikasi karena penyuluh merupakan media antar pribadi

yang menyampaikan pesan dari pemerintah kepada petani dan sebaliknya dari petani

kepada pemerintah. Menurut Syahyuti et al. (1999) penyuluh pertanian merupakan

suatu bagian delivery system dalam penyampaian jasa informasi pertanian. Dalam

sistem ini, penyuluh pertanian berperan sebagai penyampai jasa informasi kepada petani

(customers), yang harus melakukan interaksi baik ke penghasil teknologi maupun petani

sebagai customers. Jadi, penyuluh termasuk media komunikasi antar pribadi. Menurut

Morissan (2005) terpaan media, keterdedahan khalayak terhadap media komunikasi

dapat dilihat dari frekuensi dan lama dalam mengakses media komunikasi.

Perilaku komunikasi petani terdiri dari dua variabel yaitu komunikasi

interpersonal petani dan komunikasi petani dalam kelompok tani. Perilaku komunikasi

petani dalam kelompok dan individu dapat dipengaruhi oleh keterdedahan petani

terhadap media komunikasi. Menurut penelitian Handayani (2006) hubungan antara

media komunikasi dengan perilaku petani dapat dilihat dari sebagian besar petani

Page 23: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

14

peserta kredit ketahanan pangan (KKP) sudah terdedah terhadap media, namun petani

kurang intensif dalam menggunakan media untuk memperoleh informasi. Adapun

keterkaitan antar variabel-variabel tersebut dapat dilihat dalam kerangka pemikiran

berikut ini:

Keterangan Gambar:

: Mempengaruhi.

Gambar 1 Kerangka pemikiran pengaruh media komunikasi terhadap perilaku

komunikasi petani

Hipotesis Penelitian

1. Karakteristik individu berhubungan nyata dengan keterdedahan petani dalam

menggunakan media komunikasi.

2. Keterdedahan terhadap media komunikasi berhubungan nyata dengan perubahan

perilaku komunikasi petani.

Definisi Operasional

1. Umur adalah selisih antara tahun responden dilahirkan hingga tahun pada saat

dilaksanakan penelitian.

2. Jenis kelamin adalah identitas responden berdasarkan faktor biologis yang tercatat

dalam tanda pengenal. Pernyataan responden tentang jenis kelamin dikategorikan

dengan skala nominal, menjadi dua kategori yaitu:

Laki–Laki

Perempuan

3. Tingkat pendidikan adalah jenjang responden menempuh pendidikan formal saat

pengisian kuisoner. Pernyataan responden berkaitan dengan jenjang pendidikan

X. Karakteristik Individu:

Umur

Tingkat pendidikan

Lama bertani

Jenis kelamin

Luas penguasaan

lahan pertanian

Status kepemilikan

lahan

Akses terhadap media

komunikasi

Y2. Perilaku

komunikasi

interpersonal petani

Y1. Keterdedahan terhadap

Media Komunikasi

Y2. Perilaku

komunikasi petani

dalam kelompok tani.

Page 24: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

15

formal yang pernah ditempuh oleh responden, dikategorikan dengan skala ordinal

dalam lima kategori yaitu :

Tidak tamat SD

SD/Sederajat

SMP/Sederajat

SMA/Sederajat

Perguruan Tinggi

4. Lama bertani adalah selang waktu dalam satuan tahun antara saat pertama kali

responden menjalani pekerjaan sebagai petani hingga saat penelitian dilaksanakan.

5. Luas penguasaan lahan pertanian adalah satuan luas lahan dalam satuan m2 yang

digunakan oleh petani untuk bercocok tanam saat penelitian dilaksanakan.

6. Status kepemilikan lahan adalah status dari kepemilikan lahan yang digarap oleh

petani saat penelitian dilangsungkan. Dalam hal ini, status kepemilikan lahan diukur

dengan skala ordinal dengan kategori sebagai berikut:

Milik

Bukan milik

7. Akses terhadap media komunikasi adalah jumlah media komunikasi yang dapat

digunakan oleh responden pada saat penelitian berlangsung. Media komunikasi yang

dimaksud adalah televisi, penyuluh, radio, koran, dan seminar serta internet dan

rapat gapoktan.

8. Keterdedahan terhadap media komunikasi adalah frekuensi, lama dan cara

responden dalam memanfaatkan media komunikasi, seperti televisi, radio, koran,

seminar, penyuluh, rapat gapoktan dan internet. Keterdedahan terhadap media

komunikasi diperoleh dari frekuensi responden dalam mengakses media komunikasi

dan lama responden dalam mengakses media komunikasi.

Rumus keterdedahan terhadap media komunikasi berdasarkan frekuensi dan

lama mengakses media komunikasi:

Frekuensi mengakses media komunikasi X Lama mengakses media

komunikasi

9. Perilaku komunikasi interpersonal petani adalah jumlah skor kegiatan komunikasi

yang dilakukan petani mengenai respon, tindakan, dan tingkah laku anggota

gabungan kelompok tani dalam merespon dan menanggapi komunikasi dengan

sesama petani, keluarga dan penyuluh. Kegiatan keaktifan dalam berkomunikasi

ditunjukkan dengan interaksi komunikasi dengan teman sesama keluarga (skor 1),

interaksi dengan teman sesama petani (skor 2) dan interaksi dengan penyuluh

pertanian (skor 3). ((Nilai: Ya=2 dan Tidak=1((Skor untuk jawaban pertanyaan

adalah: skor tertinggi 24 dan skor terendah 12)).

Rumus perilaku komunikasi interpersonal petani:

a. Interaksi dengan keluarga : Skor jawaban pertanyaan X skor 1(Skor tertinggi

adalah 24 dan skor terendah adalah 12).

b. Interaksi dengan teman sesama petani : Skor jawaban pertanyaan X skor 2 (Skor

tertinggi adalah 48 dan skor terendah adalah 24)

c. Interaksi dengan penyuluh pertanian : Skor jawaban pertanyaan X skor 3 (Skor

tertinggi adalah 72 dan skor terendah adalah 36).

10. Perilaku komunikasi petani dalam kelompok tani adalah adalah jumlah skor

kegiatan komunikasi yang dilakukan petani mengenai respon, tindakan, dan tingkah

laku anggota gabungan kelompok tani dalam merespon dan menanggapi komunikasi

Page 25: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

16

yang diperlihatkan saat rapat rutin anggota kelompok tani. (Nilai: Ya=2 dan

Tidak=1 (Skor tertinggi adalah 24 dan skor terendah adalah 12).

Page 26: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

17

METODE

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei. Penulis menggunakan

kuesioner untuk mendapatkan data kuantitatif dari responden dan wawancara secara

mendalam dengan informan untuk memperoleh data kualitatif. Data kuantitatif

digunakan untuk memperoleh data mengenai karakteristik individu petani, frekuensi dan

lama mengakses media komunikasi serta perilaku komunikasi petani secara

interpersonal maupun dalam kelompok. Data kualitatif digunakan untuk memperoleh

informasi yang lebih mendalam lagi dari informan seperti ketua gapoktan untuk

mengetahui perilaku komunikasi petani dalam rapat anggota gapoktan dan sejarah

berdirinya gapoktan serta penyuluh lapang untuk mengetahui informasi mengenai petani

di Desa Cikarawang secara lebih lanjut tentang perkembangan pertaniannya. Pemilihan

responden, menggunakan salah satu teknik dalam penarikan sampel probabilitas, yaitu

simple random sampling, di mana peneliti mengambil sampel petani yang tergabung

dalam gabungan kelompok tani (gapoktan) Mandiri Jaya, di Desa Cikarawang.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Objek pada penelitian ini adalah gabungan kelompok tani (gapoktan). Gapoktan

yang dipilih dalam penelitian ini adalah gapoktan Mandiri Jaya yang terletak di Desa

Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Penentuan

objek penelitian dilakukan dengan observasi melalui studi langsung pada objek

penelitian dan melalui pencarian informasi dengan internet. Alasan peneliti memilih

objek gapoktan Mandiri Jaya sebagai objek penelitian adalah gapoktan Mandiri Jaya

terletak di Desa Cikarawang yang memiliki pengelolaan pertanian yang cukup maju

karena gapoktan terletak di desa yang dekat dengan kota dan terletak di kawasan

penelitian kampus IPB Darmaga, sehingga informasi yang diterima oleh petani semakin

banyak dan kompleks. Beberapa hal yang mempengaruhi pertimbangan penulis dalam

pemilihan objek penelitian tersebut adalah: 1) Gapoktan Mandiri Jaya merupakan

gapoktan berprestasi dengan memperoleh penghargaan dari pemerintah provinsi Jawa

Barat dalam kategori gapoktan teladan dan mendapatkan peringkat kedua, 2) Gapoktan

Mandiri Jaya terletak di desa yang dekat dengan IPB dan di desa tersebut sering

dijadikan desa implementasi program pertanian baik dari pemerintah maupun IPB, dan

3) Wilayahnya dekat kota sehingga akses terhadap media komunikasinya lebih luas.

Penelitian ini berlangsung pada bulan September 2012 hingga Desember 2012.

Kerangka Sampling Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani di Desa Cikarawang,

sedangkan populasi sasaran yaitu petani yang termasuk dalam kelompok tani dan

tergabung dalam gabungan kelompok tani Mandiri Jaya sebanyak 138 orang. Unit

analisis pada penelitian ini adalah petani. Pemilihan lokasi sampel dilakukan secara

sengaja (purposive) dengan alasan bahwa gapoktan Mandiri Jaya merupakan gapoktan

berprestasi, berada di lingkungan IPB dan memiliki akses terhadap media komunikasi

Page 27: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

18

yang luas karena dekat dengan kota. Sampel yang diteliti berjumlah 35 orang,

sedangkan populasi sasaran yang tergabung dalam gapoktan Mandiri Jaya adalah 138

orang. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara acak menggunakan simple random

sampling. Simple random sampling dilakukan dengan cara memasukan data populasi ke

dalam lembar kerja Microsoft excel lalu mengacak daftar responden untuk menentukan

responden penelitian yang berjumlah 35 orang. Dari 138 orang tersebut diambil secara

acak 35 orang sebagai sampel atau responden penelitian (lihat lampiran 1).

Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh dari responden dan informan melalui penelitian

langsung di lapangan menggunakan kuesioner (lihat di Lampiran 3) dan wawancara

terstruktur (lihat Lampiran 4). Data sekunder diperoleh dari profil Desa Cikarawang

mengenai kependudukan, letak geografis, demografis, dan gambaran umum lokasi

penelitian secara keseluruhan dan profil gapoktan Mandiri Jaya. Metode pengumpulan

data yang dilakukan pada saat penelitian di lapangan adalah dengan wawancara

mendalam kepada ketua gapoktan dan penyuluh lapang, kuesioner penelitian dengan

cara bertanya langsung kepada petani dan dokumentasi penelitian. Kemudian hasil

wawancara tersebut dicatat seperti apa adanya dan diolah dengan melakukan analisis

dan interpretasi.

Data primer yang didapatkan setelah penelitian adalah data dari kueisoner yang

mencangkup data mengenai karakteristik individu, data keterdedahan petani terhadap

media komunikasi dan data mengenai perilaku komunikasi petani baik secara

interpersonal maupun kelompok. Selain itu, penulis juga mendapatkan data primer dari

lapang yang berasal dari wawancara penulis dengan informan. Informan adalah pihak

yang memberikan keterangan mengenai segala informasi yang diperlukan untuk

mendukung penelitian yang dilaksanakan. Pemilihan informan dilakukan secara

purposive, informan yang ditemui adalah ketua gapoktan Mandiri Jaya yaitu Bapak AB

dan penyuluh lapang dari BP3K Dramaga yang ditugaskan di Desa Cikarawang yaitu

Bapak DT. Pemilihan Bapak AB sebagai informan bertujuan untuk mengetahui

informasi mengenai sejarah berdirinya gapoktan dan bagaimana perilaku komunikasi

saat rapat rutin anggota gapoktan. Informan penyuluh pertanian digunakan untuk

mengetahui bagaimana cara penyuluh menyampaikan materi penyuluhan serta

antusiasme petani dalam memperoleh informasi dan bagaimana keadaan pertanian di

Desa Cikarawang.

Teknik Analisis Data

Jawaban kuesioner selanjutnya diolah dengan menggunakan Microsoft Excel

2007 dan software SPSS for Windows versi 17.0. Variabel karakteristik individu seperti

umur, luas lahan, pengguasaan lahan dan akses terhadap media komunikasi

dideskripsikan dengan menggunakan statistik deskriptif untuk mendapatkan rata-rata,

nilai maksimum dan minimum serta standar deviasi yang disajikan dalam bentuk Tabel.

Penulis juga menggunakan Tabel frekuensi untuk menyajikan dta dari variabel

Page 28: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

19

karakteristik individu yaitu jenis kelamin, status lahan dan tingkat pendidikan. Variabel

perilaku komunikasi petani baik secara interpersonal maupun kelompok dideskripsikan

dengan statistik deskriptif untuk mendapatkan rata-rata, nilai maksimum dan minimum

serta standar deviasi yang disajikan dalam bentuk Tabel .

Pengujian hubungan antara variabel keterdedahan terhadap media komunikasi

dengan perilaku komunikasi petani dianalisis dengan menggunakan rank spearman.

Sementara itu, untuk variabel karakteristik individu seperti umur, luas lahan, akses

terhadap media komunikasi, lama bertani dihubungkan dengan keterdedahan terhadap

media komunikasi dengan menggunakan analisis rank spearman. Hubungan antara

variabel karakteristik individu yaitu jenis kelamin, tingkat pendidikan dan status lahan

dengan keterdedahan terhadap media komunikasi dianalisis dengan menggunakan chi

square.

Selain analisis data kuantitatif, dilakukan pula analisis data secara kualitatif

sebagai pendukung dengan mengutip hasil pembicaraan dengan responden atau

informan dan disampaikan secara deskriptif untuk memperkuat data seperti keaktifan

anggota gabungan kelompok tani saat rapat dan antusiasme petani anggota gabungan

kelompok tani dalam berinteraksi dengan penyuluh pertanian.

Page 29: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

21

GAMBARAN UMUM DESA CIKARAWANG

Desa Cikarawang merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan

Dramaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Wilayah Desa Cikarawang

berbatasan dengan Sungai Cisadane pada bagian utara, Sungai Ciapus pada bagian

selatan, Sungai Cianduan pada bagian barat, dan kelurahan Situ Gede pada bagian

timur. Sebagian besar penduduk di Desa Cikarawang bekerja sebagai petani. Di Desa

Cikarawang sendiri terdapat beberapa kelompok tani, diantara adalah kelompok tani

Hurip, Subur Jaya, Mekar, Kelompok Wanita Tani (KWT) Melati, Setia dan Andalan.

Keenam kelompok tani tersebut masuk ke dalam gabungan kelompok tani Mandiri Jaya

yang diketuai oleh Bapak AB. Gabungan kelompok tani Mandiri Jaya (Gapoktan

Mandiri Jaya) resmi berdiri pada tahun 2007 berawal dari adanya persamaan

kepentingan diantara petani-petani yang ada di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga,

Kabupaten Bogor dalam hal komoditi tanaman pangan seperti umbi-umbian dan dalam

hal pemasaran hasil panen. Berikuti ini adalah penjelasan mengenai gambaran umum

desa dan gambaran umum gapoktan Mandiri Jaya.

Kondisi Geografis Desa Cikarawang

Desa Cikarawang terletak dalam wilayah administratif Kecamatan Dramaga,

Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Menurut keadaan topografinya, Desa

Cikarawang merupakan dataran dan persawahan dengan ketinggian mencapai 193 m

dari permukaan laut dan memiliki suhu udara rata-rata 25°C–30°C. Batas-batas wilayah

Desa Cikarawang adalah sebelah utara berbatasan dengan Sungai Cisadane, sebelah

selatan berbatasan dengan Sungai Ciapus, sebelah barat berbatasan dengan Sungai

Ciaduan (pertemuan Sungai Ciapus dan Cisadane), dan sebelah timur berbatasan dengan

Kelurahan Setu Gede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor.

Secara administratif, wilayah Desa Cikarawang terbagi atas tiga dusun dan tujuh

rukun warga (RW). Wilayah ini terbagi lagi ke dalam wilayah kelompok masyarakat,

yaitu 32 rukun tetangga (RT) yang menyebar di 11 kampung. Luas wilayah desa adalah

226,56 ha yang terdiri dari lahan sawah dan ladang seluas 194,572 ha, lahan pemukiman

atau perumahan seluas 37,854 ha, lahan empang seluas 2,15 ha, lahan perkuburan seluas

0,6 ha, dan sisanya digunakan untuk jalan. Desa Cikarawang juga memiliki danau (situ),

yang diberi nama Situ Burung. Danau (situ) seluas kurang lebih 2,5 ha tersebut

berfungsi sebagai sumber air untuk irigasi persawahan, sebagai reservoir air yang

mampu mencegah banjir di musim hujan dan mencegah kekurangan air di musim

kemarau. Warga setempat juga menjadikan danau tersebut sebagai tempat rekreasi dan

tempat pemancingan ikan terutama pada hari-hari libur. Pengelolaan danau tersebut di

bawah PSDA propinsi Jawa Barat. Pemerintah dan warga setempat diperkenankan

memanfaatkan danau ini sejauh tidak mengganggu fungsi danau sebagai reservoir air.

Sejauh ini, belum ada aktivitas pemanfaatan danau sebagai aktivitas ekonomi yang

menguntungkan dan mendatangkan pendapatan untuk desa. Belum tergarapnya potensi

danau secara optimal terutama dikarenakan keterbatasan dana yang dimiliki desa dan

belum adanya investor yang berminat untuk menanamkan investasinya untuk

mengembangkan salah satu potensi yang ada di Desa Cikarawang.

Page 30: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

22

Kondisi Sosial dan Ekonomi di Desa Cikarawang

Jumlah penduduk Desa Cikarawang pada tahun 2012 adalah 8.227 jiwa, yang

terdiri dari 4.199 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 4.028 jiwa berjenis kelamin

perempuan, yang terbagi dalam 2114 kepala keluarga (KK). Sebanyak 777 KK di Desa

Cikarawang termasuk ke dalam keluarga miskin (Gakin) dengan presentase 35.6% dari

jumlah keluarga yang ada di Desa Cikarawang.

Tabel 1 Jumlah penduduk di Desa Cikarawang berdasarkan umur pada tahun

2009

No. Umur (tahun) Laki-laki (orang) Perempuan (orang) Jumlah

1 0-5 495 560 1055

2 6-10 409 367 776

3 11-15 391 389 780

4 16-20 378 368 746

5 21-25 389 374 763

6 26-30 390 378 768

7 31-35 303 285 588

8 36-40 309 284 593

9 41-45 258 251 509

10 46-50 215 193 408

11 51-55 181 160 341

12 56-60 156 137 293

13 61-65 186 147 333

14 66-67 139 136 275

Jumlah 4199 4029 8228 Sumber: Profil Desa Cikarawang, Kabupaten Bogor

Mayoritas penduduk Desa Cikarawang menganut agama Islam dan merupakan

penduduk asli daerah. Mutu sumber daya manusia di Desa Cikarawang sangat rendah

karena dari 8.227 penduduk, hanya 4.394 (61%) yang pernah mengenyam bangku

pendidikan dan 2.285 (52%) dari jumlah tersebut adalah lulusan sekolah dasar (SD).

Secara umum kegiatan ekonomi masyarakat banyak bertumpu di sektor pertanian

dengan profesi utama sebagai petani. Berdasarkan Tabel 2, masyarakat Desa

Cikarawang juga ada yang berprofesi sebagai tukang bangunan, karyawan pegawai

negeri dan swasta, pedagang, tukang ojeg, dan sopir angkot. Profesi lain dari

masyarakat Desa Cikarawang adalah sebagai peternak ayam kampung, ayam ras,

kambing, domba, sapi dan kerbau. Di sektor industri, Desa Cikarawang memiliki tiga

industri skala rumah tangga, empat industri skala kecil, dan satu industri skala sedang.

Page 31: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

23

Tabel 2 Daftar mata pencaharian penduduk di Desa Cikarawang

No. Mata pencaharian Jumlah (orang)

1 Petani 310

2 Buruh tani 225

3 Pedagang 435

4 PNS 175

5 TNI/POLRI 2

6 Karyawan 477

7 Wirausaha dan lainnya 600

Jumlah 2224 Sumber: Profil Desa Cikarawang, Kabupaten Bogor

Fasilitas umum yang ada di Desa Cikarawang diantaranya adalah di bidang

pendidikan terdapat empat buah PAUD, TK,TPA, MI berjumlah dua buah, Sekolah

Dasar (SD) berjumlah empat dan SMP yang berjumlah satu buah. Selain itu, di Desa

Cikarawang sudah memiliki sebuah perpustakaan umum guna meningkatkan minat baca

masyarakat, sehingga kualitas sumber daya manusia (SDM) masyarakat dapat

meningkat dan kesejahteraan masyarakat dapat meningkat pula. Perpustakaan desa

tersebut terletak di samping kantor Desa Cikarawang dan buka pada saat hari dan jam

kerja. Selain itu, dalam bidang kesehatan, terdapat berbagai fasilitas umum diantaranya

adalah puskesmas pembantu yang ada di sebelah kantor desa, posyandu yang berjumlah

tujuh buah yang tersebar di setiap RW, bidan desa yang berjumlah satu orang dan

poliklinik serta balai pengobatan.

Pertanian Desa Cikarawang memiliki lima kelompok tani yang tersebar di empat

kampung yang berbeda yaitu Kelompok Tani Hurip di Kampung Carangpulang

Bubulak, Kelompok Tani Mekar di Kampung Carangpulang Kidul, Kelompok Tani

Setia di Kampung Cangkrang, dan Kelompok Tani Subur Jaya di Kampung Petapaan

dan Kelompok Wanita Tani Melati di Kampung Carangpulang Bubulak. Di Desa

Cikarawang terdapat Gabungan Kelompok Tani yaitu Gapoktan Mandiri Jaya yang

menjadi gabungan enam kelompok tani lima dari Desa Cikarawang dan satu dari

Dramaga yaitu Kelompok Tani Andalan. Masing-masing kelompok tersebut menangani

komoditas ubi jalar dan padi. Desa Cikarawang kaya akan potensi pertaniannya.

Adapun hasil pertanian desa ini terdiri dari padi, singkong, ubi jalar, jagung, kacang

tanah, pisang, dan pepaya. Komoditi unggulan petani Desa Cikarawang adalah tanaman

ubi jalar dan kacang tanah. Padi yang ditanam, setelah panen tidak pernah dijual ke

pasar atau ke tengkulak. Padi-padi yang sudah dipanen akan dijemur, kemudian

sebagian akan digiling sesuai dengan kebutuhan untuk dikonsumsi dan sisanya akan

disimpan dalam bentuk gabah oleh petani sebagai persediaan pangan keluarga mereka.

Sebaliknya, untuk komoditi lainnya selain untuk dikonsumsi juga dijual ke pasar-pasar

terdekat atau ke tengkulak.

Pola usaha tani yang diterapkan oleh gapoktan Mandiri Jaya yaitu usaha pokok

poktan Hurip adalah padi, palawija seperti ubi jalar dan kacang tanah, usaha pokok

poktan Setia adalah padi, singkong dan bawang, usaha pokok poktan Mekar adalah padi

dan palawija dan usaha pokok poktan Subur Jaya yaitu padi dan palawija (lihat

lampiran 8). Pola tanam yang digunakan oleh petani di Desa Cikarawang adalah pola

tanam padi dengan sistem tanam gilir, tumpang sari bergiliran, tumpang sari bersisipan

Page 32: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

24

dan tumpang sari. Sementara itu, untuk lahan kering, petani menggunakan pola tanam

yaitu tanaman sejenis dan tumpang gilir.

Terdapat suatu permasalahan desa yang secara tidak langsung menimbulkan

suatu hubungan sebab-akibat sekaligus berpengaruh terhadap perkembangan sektor

pertanian di Desa Cikarawang. Para petani di desa ini menghadapi kendala sumber air.

Selama ini sumber air untuk irigasi berasal dari Bendungan Cibenda yang terletak di

wilayah administratif Kota Bogor. Air yang berasal dari bendungan ini akan ditampung

di Situ Gede, Kelurahan Situ Gede baru kemudian dialirkan ke sawah-sawah para petani

di Desa Cikarawang. Permasalahan yang dihadapi adalah, Situ Gede merupakan tempat

rekreasi yang persediaan airnya harus terus mencukupi. Apabila persediaan air di Situ

berkurang, maka air dari Bendungan Cibenda tidak akan dialirkan ke sawah-sawah di

Desa Cikarawang, akibatnya para petani sering menghadapi kesulitan untuk pengairan

sawahnya. Selain itu, saluran yang menghubungkan Situ Gede dengan sawah-sawah di

Desa Cikarawang juga sering mengalami kebocoran. Oleh karena itu, para petani di

Desa Cikarawang melakukan pengaturan pola tanam pertanian berdasarkan persediaan

air dan kebijakan kelompok tani yang ada.

Gambaran Umum Gabungan Kelompok Tani Mandiri Jaya

Gabungan kelompok tani Mandiri Jaya terbentuk pada tahun 2007 berawal dari

adanya persamaan kepentingan diantara petani-petani yang ada di Desa Cikarawang,

Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor dalam hal komoditi tanaman pangan seperti

umbi-umbian dan dalam hal pemasaran hasil panen. Anggota gabungan kelompok tani

Mandiri Jaya adalah petani yang tergabung dalam aggota kelompok tani yang menjadi

anggota gabungan kelompok tani Mandiri Jaya yang berdomisili di Desa Cikarawang,

Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor dan sekitarnya. Ketentuan dan persyaratan

menjadi anggota gabungan kelompok tani (gapoktan) Mandiri Jaya diatur dalam

anggaran daar (AD) dan anggaran rumah tangga (ART) gapoktan Mandiri

Jaya.Administrasi yang dimiliki gapoktan Mandiri Jaya yaitu buku tamu, buku daftar

anggota, buku daftar hadir dan notulen pertemuan, buku hasil penjualan serta buku

angsuran dan simpan pinjam anggota.

Dinamika kelompok pada gabungan kelompok tani dapat ditunjukkan oleh

pertemuan gapoktan dilaksanakan dengan interval satu bulan sekali, anggota gapoktan

bersama-sama dalam mengelola usaha kelompok, anggota gapoktan beserta petugas

lapang meninjau langsung kelapangan tempat usaha yang dijalankan anggota gapoktan

dan anggota gapoktan saling bergotong-royong dalam membantu kelompok tani

maupun dalam lingkungan masyarakat sehingga tercipta saling berkesinambungan.

Dalam kegiatan yang dilakukan oleh gapoktan Mandiri Jaya, terdapat beberapa pihak-

pihak lain yang mendukung kegiatan tersebut. Dukungan tersebut diantaranya adalah

pembinaan baik teknis maupun managerial dari petugas teknis setempat dalam hal ini

petugas penyuluh pertanian dari balai penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan

(BP3K) wilayah Dramaga, UPT dan Dinas atau Instansi di tingkat kabupaten.

Page 33: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

25

Letak Wilayah Gabungan Kelompok Tani Mandiri Jaya

Gapoktan Mandiri Jaya terletak di wilayah Desa Cikarawang Kabupaten Bogor,

Provinsi Jawa Barat. Jarak ke kantor kecamatan Dramaga yaitu 5 km, jarak ke ibu kota

kabupatan Bogor yaitu 30 km, jarak ke ibu kota provinsi yaitu 137 km, dan jarak ke ibu

kota negara yaitu 78 km. Desa Cikarawang memiliki luas wilayah dengan tiga tipe lahan

yaitu lahan basah yang memiliki sistem pengairan setengah teknis seluas 100 Ha, lahan

kering dengan rincian 10 Ha berupa tegalan, 121 Ha berupa pekarangan, dan 1 Ha

berupa perkebunan rakyat. Selain itu terdapat lahan perairan yang terdiri dari 4.5 Ha

berupa lahan kolam untuk ikan dan 2.5 Ha berupa lahan setu. Berikut ini adalah sebaran

luas lahan sawah dan darat yang diusahakan oleh anggota gapoktan Mandiri Jaya pada

tahun 2012:

Tabel 3 Sebaran luas lahan pertanian dan komoditas peternakan yang digarap oleh

gapoktan Mandiri Jaya tahun 2012

No. Nama

kelompok Luas lahan (Ha) Ternak (ekor)

Sawah Darat Jumlah Ayam

buras Kelinci Domba Kambing Kerbau Jumlah

1 Kelompok tani

Hurip 35 10 45 - - 305 20 - 325

2 Kelompok tani

Subur Jaya 25 7 32 - - 212 - 83 295

3 Kelompok tani Mekar

10 6 16 250 - 247 - - 297

4 Kelompok tani

Setia 35 10 45 354 35 384 - - 773

5 Kelompok tani

Andalan 5 1 6 - - - - - -

6 Kelompok tani

wanita Melati - 0.5 6 - - - - - -

Jumlah 110 34.5 144.5 604 35 1112 20 83 1690 Sumber: Profil Desa Cikarawang, Kabupaten Bogor

Visi, Misi, dan Tujuan Gabungan Kelompok Tani Mandiri Jaya

Sejak awal, para petani sudah menyadari bahwa tujuan mereka bergabung dalam

kelompok tani ini adalah untuk bekerjasama memajukan pertanian Desa Cikarawang.

Visi Kelompok Tani Hurip adalah untuk meningkatkan kesejahteraan anggota

kelompok pada khususnya dan masyarakat Desa Cikarawang pada umumnya. Misi

Kelompok Tani Hurip adalah sebagai berikut:

1. Melaksanakan Sapta Usaha Tani (pengolahan lahan dan tanam, penggunaan

bibit unggul, pemupukan berimbang, pengairan atau tanaman pelindung,

pemeliharaan atau perlindungan tanaman, serta panen dan pasca panen).

2. Mengaktifkan dan meningkatkan kegiatan kelompok tani (meningkatkan jumlah

anggota, mengadakan pertemuan rutin, administrasi kelompok, dan

mengaktifkan tugas pengurus).

3. Pemupukan modal (simpanan wajib, pokok, sukarela, dan pinjaman).

Tujuan dibentuknya gabungan kelompok tani Mandiri Jaya yaitu:

Page 34: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

26

1. Mengembangkan kapasitas pelaku utama dalam berorganisasi yang lebih

formal

2. Mengembangkan kapasitas pelaku utama dalam mengelola usaha secara

lebih efisien dan mengguntungkan.

3. Membantu meningkatkan akses kelompok tani untuk memanfaatkan fasilitas

yang ada disekitarnya seperti subsidi benih, subsidi pupuk dan lain-lain.

4. Memberikan pendampingan kepada kelompok tani dalam penumbuhan

gabungan kelompok tani kearah kelembagaaan yang berbadan hukum

melalui proses yang partisipatif dan berharap serta sesuai dengan kondisi

lokal dalam meningkatkan posisi tawar.

5. Menumbuh kembangkan jiwa kepemimpinan, kewirausahaan, dan

kemampuan menjadi pelaku utama dan pelaku usaha.

6. Memberikan arahan dan petunjuk kepada gabungan kelompok tani tentang

pola penyaluran dan pemanfaatan dana BLM

7. Menetapkan arah pengembangan sistem dan usaha agribisnis desa sesuai

dengan potensi ekonomi dalam PUAP

8. Memberikan petunjuk pemanfaatan dana PUAP dalam rangka penumbuhan

usaha anggota serta membangun jaringan pasar.

Struktur Organisasi dan Keanggotan Gabungan Kelompok Tani Mandiri Jaya

Kelompok tani yang tegabung dalam gapoktan Mandiri Jaya ada enam yaitu,

kelompok tani Hurip, kelompok tani Subur Jaya, kelompok tani Mekar, kelompok tani

Setia, kelompok tani Andalan dan kelompok tani wanita Melati. Berikut ini adalah

rincian dari masing-masing kelompok tani yang tergabung dalam gapoktan Mandiri

Jaya.

Tabel 4 Kelompok tani yang tergabung dalam gapoktan Mandiri Jaya

Kelompok Tani Ketua Anggota (Orang)

Kelompok tani Hurip Ahmad Bastari 30

Kelompok tani Subur Jaya Senan 28

Kelompok tani Mekar Wahyudin 20 Kelompok tani Setia Ujang 20

Kelompok tani Andalan Dimyati 20

Kelompok tani wanita Melati Normayanti 20

Jumlah total 138 Sumber: Profil Desa Cikarawang, Kabupaten Bogor.

Page 35: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

27

Susunan kepengurusan gabungan kelompok tani Mandiri Jaya adalah:

Gambar 2 Struktur organisasi gapoktan Mandiri Jaya

Persyaratan untuk menjadi anggota gapoktan Mandiri Jaya yaitu anggota

kelompok tani, telah membayar simpanan pokok sebesar 50000 rupiah, telah membayar

simpanan wajib sebesar 5000 rupiah per bulan, aktif dalam kegiatan yang

diselenggarakan oleh kelompok tani dan gabungan kelompok tani, mematuhi ketentuan

anggaran dasar dan anggaran rumah tangga gapoktan, mematuhi persetujuan manajer

dan memberikan fotocopy KTP 1 lembar dan kartu keluarga 1 lembar. Anggota

gapoktan Mandiri Jaya berjulah 138 orang yang termasuk ke dalam anggota keenam

kelompok tani anggota gapoktan seperti tertera pada Tabel 4. Akan tetapi, saat ini

persyaratan tersebut tidak berlaku secara mutlak, karena menurut penuturan Bapak AB

selaku ketua gapoktan, menyebutkan bahwa siapa saja boleh mendaftar menjadi anggota

gapoktan meskipun mereka tidak tergabung dalam kelompok tani, asalkan memenuhi

persyaratan selain menjadi anggota kelompok tani seperti yang telah disebutkan di atas.

Setelah adanya program PUAP, anggota gapoktan Mandiri Jaya jumlahnya semakin

banyak karena, banyak penduduk di Desa Cikarawang memanfaatkan hal tersebut untuk

meminjam dana dari program PUAP yang digunakan untuk memajukan usahanya baik

dibidang pertanian maupun non pertanian.

Ketua:

Ahmad B.

Sekretaris:

Andung

Kasir:

Normayanti Unit usaha

Saprotan:

Hendrik

Pengolahan:

Wahyudin

Pemasaran:

Tjahyadi Harjo

Permodalan:

Mery

Produksi:

Jaja

Bendahara:

Ujang

Manager LKMA:

Napi

Pembukuan:

Dedi I.

Page 36: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

29

DESKRIPSI KARAKTERISTIK PETANI, KETERDEDAHAN

TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI DAN PERILAKU

KOMUNIKASI PETANI

Deskripsi Karakteristik Individu Petani

Berdasarkan Tabel 5, dapat dilihat bahwa umur petani anggota gapoktan

Mandiri Jaya di Desa Cikarawang memiliki rata-rata umur sebesar 48 tahun, dengan

umur termuda berusia 25 tahun dan umur tertua berusia 90 tahun. Dengan rata-rata

umur tersebut, maka dapat dideskripsikan bahwa sebagian besar petani yang tergabung

dalam anggota gapoktan Mandiri Jaya tergolong dalam usia produktif. Desa

Cikarawang memiliki jumlah petani terbanyak pada usia paruh baya (30 tahun-50

tahun) dan memiliki jumlah petani yang kecil untuk usia muda (30 tahun ke bawah).

Petani muda yang tergabung dalam gapoktan semakin sedikit dan keterdedahan

terhadap media komunikasinya pun kurang karena mereka enggan untuk mendalami

pertanian sebagai pekerjaan utama. Petani muda yang tergabung dalam gapoktan

biasanya terpaksa menggarap sawah karena tidak ada pekerjaan lain dan desakan

pemenuhan kebutuhan ekonomi yang semakin meningkat. Sedikitnya generasi penerus

untuk pertanian di Desa Cikarawang, menyebabkan berkurangnya pengurus yang dapat

melanjutkan kepengurusan organisasi maupun sistem pertanian yang ada di Desa

Cikarawang. Hal tersebut terjadi karena, sebagian pemuda maupun pemudi desa lebih

memilih untuk bekerja di luar sektor pertanian. Sementara itu, petani yang masih tersisa

di Desa Cikarawang sudah semakin menua dan daya fisik serta kemampuan dalam

mengelola pertanian semakin berkurang sehingga menyebabkan kurangnya produksi

pertanian yang dihasilkan oleh petani dan tidak adanya regenerasi dalam kepengurusan

gapoktan.

Tabel 5 Deskripsi karakteristik individu petani menurut umur, lama bertani,

penguasaan lahan pertanian dan akses terhadap media komunikasi

Karakteristik individu Rata-rata Nilai

minimum

Nilai

maksimum

Standar

deviasi

Umur (tahun) 48 25 90 14

Lama bertani (tahun) 23 2 67 16

Penguasaan lahan pertanian (m2) 334

2 120 10000 3561

Akses terhadap media komunikasi

(media) 5 2 7

1.58

6

Berdasarkan Tabel 5, dapat dilihat bahwa petani anggota gapoktan mempunyai

rata-rata dalam lama bekerja menjadi petani sebesar 23 tahun. Hal tersebut berarti

sebagian besar dari petani anggota gapoktan Mandiri Jaya memiliki pengalaman dalam

mengelola pertanian yang cukup lama, sehingga informasi pertanian yang dimilikinya

sudah sangat banyak. Lama bertani responden yang paling rendah adalah dua tahun dan

lama bekerja sebagai petani paling tinggi adalah 67 tahun. Berdasarkan data tersebut,

dapat dideskripsikan bahwa sebagian besar petani anggota gapoktan sudah

berpengalaman dalam bertani.

Page 37: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

30

Berdasarkan Tabel 5, dapat dilihat bahwa petani anggota gapoktan rata-rata

memiliki luas lahan sebesar 3342 m2. Berdasarkan data tersebut, dapat dideskripsikan

bahwa petani yang tergabung dalam gapoktan Mandiri Jaya, sebagian besar mengarap

lahan dengan luas lahan yang cukup luas. Dengan luas lahan yang cukup luas, pada

umumnya petani menanam lebih dari satu jenis tanaman untuk memaksimalkan lahan

pertanian agar menjadi efisien dan keuntungan yang didapatkan juga semakin besar.

Sedangkan untuk lahan sempit, petani biasanya hanya menanam satu jenis tanaman saja

misalnya tanaman ubi atau singkong. Lahan pertanian di Desa Cikarawang sebagian

besar ditanami oleh sayuran, jambu kristal, padi, umbi-umbian dan biji-bijian. Sistem

pertanian yang digunakan di Desa Cikarawang saat ini adalah sistem tanam dengan cara

tumpang sari dan jajar legowo. Lahan pertanian tersempit yang digarap oleh responden

adalah seluas 120 m2 dan lahan terluas adalah lahan dengan luas 10000 m

2. Tanah

dengan luas lahan yang sempit biasanya merupakan tanah milik pribadi dan diolah

secara pribadi oleh pemilik tanah yaitu petani. Sementara itu, tanah dengan luas lahan

yang cukup luas, ada yang milik pribadi petani dan biasanya peninggalan dari keluarga

yang sudah digarap secara turun temurun, serta ada juga tanah dengan lahan luas yang

merupakan lahan garapan dan memiliki hak bukan milik petani penggarap.

Media komunikasi yang terdapat di Desa Cikarawang adalah televisi, radio,

koran atau majalah pertanian, seminar pertanian, rapat gapoktan, bertemu dengan

penyuluh dan internet. Responden di Desa Cikarawang, rata-rata dapat mengakses lima

media komunikasi. Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa petani yang

tergabung dalam gapoktan Mandiri Jaya memiliki akses yang cukup banyak terhadap

media komunikasi. Akses media komunikasi tersedikit adalah sebanyak dua media

komunikasi dan akses media komunikasi terbanyak yaitu tujuh media komunikasi.

Menurut sebagian besar responden menyatakan bahwa jaringan media komunikasi di

Desa Cikarawang sudah layak. Hal tersebut disebabkan oleh banyaknya sumber

informasi yang dapat ditemui oleh petani dengan mudah dan jaringan serta fasilitas

telekomunikasi yang cukup memadai, membuat petani di Desa Cikarawang dapat

mudah dalam memperoleh informasi mengenai pertanian dan mereka dapat memilih

media komunikasi yang dianggap dapat sesuai dengan kebutuhanya.

Berdasarkan Tabel 6, dapat dilihat bahwa sebagian besar petani anggota

gapoktan lebih sering mengakses media komunikasi yaitu televisi. Hal tersebut

disebabkan, televisi merupakan media audio visual sehingga membuat petani lebih

memahami informasi yang disampaikan melalui media tersebut, terutama informasi

mengenai pertanian. Selain itu, petani anggota gapoktan sebagian besar telah memiliki

televisi, sehingga akses terhadap televisi lebih mudah dibandingkan dengan akses

terhadap media komunikasi lainnya. Media komunikasi yang paling sedikit diakses oleh

petani anggota gapoktan adalah internet. Dalam hal ini, petani anggota gapoktan kurang

dapat menggunakan internet, sehingga mereka hanya sebagian kecil yang mengaksesnya

untuk mendapatkan informasi mengenai pertanian. Kurangnya akses petani anggota

gapoktan disebabkan oleh petani anggota gapoktan tidak memiliki sarana untuk

mengakses informasi melalui internet, petani tidak bisa menggunakan internet dan

petani menganggap bahwa media lain cukup menambah informasi mengenai pertanian

kepada mereka, sehingga internet dianggap kurang terlalu diperlukan oleh petani.

Page 38: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

31

Tabel 6 Jenis-jenis media komunikasi yang digunakan oleh anggota gapoktan Mandiri

Jaya

Media komunikasi Jumlah (orang yang

mengakses) Jumlah (%)

TV 34 18.9

Radio 24 13.3

Koran 22 12.2

Seminar 25 13.9

Rapat 33 18.3

Penyuluh 32 17.8

Internet 10 5.6

Berdasarkan Tabel 7, dapat dilihat bahwa terdapat sebanyak 57.1 persen anggota

gapoktan berjenis kelamin laki-laki yang jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan

anggota gapoktan perempuan yang memiliki jumlah 42.9 persen. Persentase petani laki-

laki lebih tinggi dari pada petani perempuan dalam gapoktan, disebabkan oleh sebagian

petani anggota gapoktan di Desa Cikarawang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan

di Desa Cikarawang sebagian besar tidak bekerja sebagai petani atau menjadi ibu rumah

tangga yang memiliki tugas memasak, mengasuh anak, dan menyiapkan bekal makan

siang suaminya di sawah. Selain itu, petani laki-laki di Desa Cikarawang lebih aktif

dalam mencari informasi mengenai pertanian, sehingga mereka bergabung dalam

gapoktan, sedangkan petani wanita tidak banyak tergabung di gapoktan seperti petani

laki-laki karena mereka biasanya hanya membantu suaminya di sawah dan kurang aktif

dalam mencari informasi mengenai pertanian. Petani laki-laki lebih banyak yang

tergabung dalam gapoktan karena merekalah yang memiliki pekerjaan utama sebagai

petani, sedangkan petani perempuan hanya bertugas untuk membantu suaminya di

sawah. Sementara itu, petani perempuan pasif dalam mencari informasi karena mereka

dapat memperoleh informasi dari suaminya.

Status lahan adalah status dari kepemilikan lahan yang digarap oleh petani saat

penelitian dilangsungkan. Berdasarkan Tabel 7, dapat dilihat bahwa sebanyak 80 persen

tanah yang digarap oleh petani yang tergabung dalam gapoktan Mandiri Jaya

merupakan tanah dengan status hak milik dan hanya 20 persen petani yang menggarap

tanah milik orang lain atau tanah yang berstatus bukan milik pribadi. Tanah dengan

status hak milik biasanya merupakan tanah peninggalan dari keluarga yang telah

digarap secara turun temurun. Petani dengan status lahan hak milik, biasanya mengolah

tanahnya sendiri dan hasil atau keuntungan yang didapatkanya dari mengolah sawah

dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pada umumnya, petani

anggota gapoktan di Desa Cikarawang bersifat subsisten, jadi jika hasil pertaniannya

melimpah dan cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar rumah tangganya, petani akan

menjual hasil pertaniannya ke pasar. Sementara itu, petani dengan status lahan tidak hak

milik, biasanya hanya menggarap lahan pertanian menggunakan sistem bagi hasil

dengan pemilik lahan untuk membagi keuntungan dari hasil pertanian yang diolahnya.

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa petani dengan status kepemilikan

lahan pertanian milik pribadi banyak yang tergabung dalam Gapoktan Mandiri Jaya.

Page 39: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

32

Tabel 7 Distribusi karakteristik individu petani menurut jenis kelamin, tingkat

pendidikan dan status kepemilikan lahan

Karakteristik Individu Jumlah (orang) Jumlah

(%)

Jenis kelamin

Laki-laki 20 57.1

Perempuan 15 42.9

Tingkat pendidikan

Tidak tamat SD 2 5.7

SD/Sederajat 14 40

SMP/Sederajat 4 11.4

SMA/Sederajat 12 34.3

Perguruan tinggi 3 8.6

Status kepemilikan lahan

Milik 28 80

Bukan milik 7 20

Tingkat pendidikan merupakan jenjang responden dalam menempuh pendidikan

formal saat pengisian kuesioner. Pada Tabel 7, dapat dilihat bahwa petani yang

tergabung dalam gapoktan Mandiri Jaya sebanyak 40 persen berpendidikan hingga SD

dan sebanyak 34.4 persen petani yang berpendidikan sampai SMA. Selain itu, terdapat

data bahwa terdapat 11.4 persen petani dengan pendidikan SMP, terdapat 5.7 persen

petani yang berpendidikan sampai Perguruan Tinggi dan sebanyak 8.6 persen petani

yang pendidikannya Tidak Tamat SD. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan

bahwa petani yang tergabung dalam gapoktan Mandiri Jaya masih memiliki pendidikan

yang rendah dan hanya sedikit petani dengan pendidikan tinggi. Hal tersebut dibuktikan

dengan data bahwa sebagian besar petani hanya tamatan SD dan hanya sedikit sekali

petani yang mengenyam pendidikan hingga ke Perguruan Tinggi.

Deskripsi Keterdedahan Petani Terhadap Media Komunikasi

Keterdedahan Petani terhadap Media Komunikasi Berdasarkan Frekuensi dan

Lama Petani dalam Mengakses Media Komunikasi

Keterdedahan petani terhadap media komunikasi dapat dilihat dari frekuensi

petani dalam mengakses media komunikasi dalam satu bulan saat penelitian, serta lama

petani dalam mengakses media komunikasi dalam sekali akses. Dalam hal ini,

keterdedahan media komunikasi yang akan dibahas adalah keterdedahan terhadap

televisi, radio, koran atau majalah, seminar pertanian, rapat gapoktan, bertemu penyuluh

dan mengakses internet. Semua informasi yang diakses melalui media tersebut,

difokuskan kepada informasi mengenai pertanian. Jadi keterdedahan media yang

dimaksud adalah mengakses media komunikasi untuk memperoleh informasi mengenai

pertanian. Berdasarkan Tabel 8, dapat dilihat bahwa keterdedahan petani anggota

gapoktan terhadap keseluruhan media komunikasi adalah 25.45 jam. Akses terhadap

Page 40: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

33

media komunikasi secara total memiliki akses terendah yaitu 0 jam dan akses tertinggi

yaitu 136.5 jam pada akses selama satu bulan saat penelitian. Hal tersebut menandakan

bahwa akses sebagian besar petani anggota gapoktan di Desa Cikarawang untuk

keseluruhan media komunikasi memiliki banyak variasi. Keterdedahan terhadap media

komunikasi dapat dipengaruhi oleh lama bertani petani. Pada umumnya, semakin lama

pengalaman bertani, maka informasi yang petani punya semakin banyak dan komplek,

oleh karena itu, mereka jarang mencari informasi karena sebagian informasi yang

disampaikan oleh media komunikasi sudah mereka ketahui lewat pengalaman

bertaninya. Hal tersebut diperkuat dengan hasil wawancara dengan Bapak AND, salah

satu anggota gapoktan yang mempunyai jabatan sebagai sekretaris dalam gapoktan

Mandiri Jaya, mengatakan bahwa:

“Saat ini, petani yang sudah lama bertani tidak mudah begitu saja percaya dengan

informasi yang disampaikan oleh media mana pun. Hal tersebut karena, apa yang

disampaikan oleh media belum tentu benar dan dapat diterapkan dalam pertanian saya. Oleh karena itu, saya lebih percaya pada pengalaman saya selama ini menjadi

petani. Saya bertani dengan cara yang diajarkan oleh keluarga saya dan selama ini

hal tersebut masih berjalan dengan baik”.

Tabel 8 Deskripsi keterdedahan media komunikasi oleh petani

Keterdedahan media

komunikasi Rata-rata

Nilai

minimum

Nilai

maksimum

Standar

deviasi

Keterdedahan terhadap televisi

(jam) 9.54 0 120

20.9

Keterdedahan terhadap radio

(jam) 1.27 0 10

2.5

Keterdedahan terhadap koran

(jam) 6.28 0 36

6.2

Keterdedahan terhadap seminar

pertanian (jam) 5.71 0 63

11.9

Keterdedahan terhadap rapat

gapoktan (jam) 3.49 0 10

2.66

Keterdedahan dalam bertemu

penyuluh (jam) 2.79 0 24

4.6

Keterdedahan terhadap internet

(jam) 0.26 0 5

0.91

Keterdedahan total (jam) 25.45 0 136.5 27.9

Pada Tabel 8, dapat dilihat bahwa petani anggota gapoktan memiliki rata-rata

keterdedahan terhadap televisi sebesar 9.54 jam. Selain itu, responden juga memiliki

keterdedahan terhadap televisi dengan nilai terendah sebesar 0 jam dan nilai tertinggi

sebesar 120 jam. Hal tersebut berarti sebagian besar petani anggota gapoktan di Desa

Cikarawang memiliki keterdedahan terhadap media komunikasi yaitu televisi untuk

mengakses informasi pertanian masih dalam taraf rendah. Rendahnya petani dalam

mengakses media komunikasi disebabkan karena beberapa hal yaitu sebagian besar

petani sibuk dengan pekerjaannya sebagai petani mau pun pekerjaan sampingan lainnya,

waktu tayangan televisi yang membahas mengenai pertanian juga terkadang bentrok

dengan waktu kerja petani. Selain itu, setelah bekerja umumnya petani kelelahan

Page 41: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

34

sehingga tidak sempat menonton televisi dan semakin sedikitnya televisi yang

menyiarkan program pertanian menyebaabkan petani kesulitan dalam memperoleh

informasi pertanian, sehingga petani menggunakan televisi sebagai sarana hiburan.

Berdasarkan Tabel 8, dapat dilihat bahwa rata-rata petani anggota gapoktan

memiliki keterdedahan terhadap radio sebesar 1.27 jam. Nilai akses radio terendah

adalah 0 jam dan nilai akses radio tertinggi adalah 10 jam. Hal tersebut berarti,

keterdedahan petani anggota gapoktan di Desa Cikarawang terhadap media komunikasi

radio masih dalam taraf rendah. Rendahnya akses petani dalam mendengarkan radio

disebabkan oleh beberapa hal yaitu, petani tidak mempunyai waktu untuk

mendengarkan radio karena sibuk dengan pekerjaannya, petani sudah kelelahan dalam

bekerja sehingga tidak bisa mendengarkan radio, sebagian besar petani tidak punya

radio atau radionya sudah rusak sehingga tidak bisa dipakai, dan saat ini program radio

yang menyiarkan informasi mengenai pertanian semakin sedikit jumlahnya sehingga

petani kurang tertarik dalam mengakses media ini. Selain itu, radio hanya bisa di

dengarkan dan petani tidak dapat melihat hasil dari penjelasan lewat radio sehingga

sebagian besar petani menggunakan radio untuk hiburan seperti mendengarkan musik

dan lainnya.

Berdasarkan Tabel 8, dapat dilihat bahwa rata-rata keterdedahan terhadap koran

atau majalah yang membahas informasi pertanian oleh petani anggota gapoktan sebesar

6.28 jam. Selain itu, nilai terendah dalam mengakses koran atau majalah mengenai

informasi pertanian adalah 0 jam dan nilai tertinggi dalam akses terhadap koran adalah

36 jam. Berdasarkan data tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa keterdedahan petani di

Desa Cikarawang terhadap koran masih pada taraf rendah. Rendahnya akses petani

dalam membaca koran mengenai pertanian disebabkan oleh beberapa hal di antaranya

adalah tidak adanya penjual koran di desa dan jika ingin membeli koran, petani harus ke

kota terlebih dahulu sehingga, jarang petani yang membaca koran dan mendapatkan

informasi pertanian dari koran. Selain itu, petani juga masih banyak yang buta huruf

dan faktor usia yang menyebabkan petani kurang mampu dalam membaca koran dengan

baik.

Berdasarkan Tabel 8, petani anggota gapoktan memiliki rata-rata keterdedahan

terhadap seminar pertanian sebesar 5.71 jam. Nilai terendah keterdedahan terhadap

seminar pertanian yaitu 0 jam dan nilai tertinggi dalam keterdedahan terhadap seminar

pertanian adalah 63 jam. Hal tersebut, menunjukkan bahwa sebagian besar petani

anggota gapoktan di Desa Cikarawang kurang terdedah terhadap seminar pertanian.

Rendahnya keikutsertaan petani dalam seminar pertanian di sebabkan oleh sibuknya

petani dalam pekerjaannya, waktu seminar yang sering kali bentrok dengan pekerjaan

petani dan petani kurang dalam mendapatkan informasi mengenai penyelenggaraan

acara seminar pertanian.

Berdasarkan Tabel 8, keterdedahan terhadap rapat gapoktan oleh petani anggota

gapoktan memiliki rata-rata sebesar 3.49 jam. Nilai terendah keterdedahan terhadap

rapat gapoktan adalah 0 jam dan nilai tertinggi dalam keterdedahan terhadap rapat

gapoktan adalah 10 jam. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebagian

besar petani anggota gapoktan di Desa Cikarawang memiliki keterdedahan terhadap

media komunikasi rapat gapoktan dengan taraf rendah. Hal tersebut disebabkan karena,

rapat gapoktan lebih banyak dihadiri oleh penggurus saja, dan sedikit melibatkan

anggota gapoktan. Anggota gapoktan dilibatkan dalam rapat gapoktan saat acara

penting saja seperti persiapan lomba maupun acara besar lainnya. Selain itu, anggota

Page 42: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

35

gapoktan juga tidak memperoleh informasi mengenai pelaksanaan rapat sehingga petani

tidak tahu dan tidak menghadiri rapat gapoktan.

Berdasarkan Tabel 8, rata-rata petani anggota gapoktan memiliki keterdedahan

terhadap media komunikasi bertemu dengan penyuluh sebesar 2.79 jam. Nilai

keterdedahan terhadap bertemu penyuluh terendah adalah 0 jam dan nilai keterdedahan

terhadap penyuluh tertinggi adalah 24 jam. Berdasarkan data tersebut, dapat

disimpulkan bahwa keterdedahan petani anggota gapoktan di Desa Cikarawang

terhadap pertemuan dengan penyuluh masih dalam taraf rendah. Rendahnya akses

petani dalam bertemu dengan penyuluh disebabkan oleh penyuluh lapang untuk Desa

Cikarawang yaitu Bapak Sulaiman meninggal dunia, sehingga tidak ada penyuluh

lapang di desa dan belum ada pengganti penyuluh lapang dari pemerintah daerah.

Kepergian penyuluh lapang meninggalkan kesedihan mendalam bagi petani karena

selama ini, penyuluh tersebut sangat membantu petani dalam hal pertanian. Penyuluh

pertanian melaksankan penyuluhan minimal dua kali dalam sebulan. Hal tersebut bisa

jadi bertambah jika petani memerlukan bantuan dari penyuluh lapang. Waktu

penyuluhan biasanya disesuaikan dengan petani melalui koordinasi antara gapoktan

dengan penyuluh lapang. Saat ini belum ada penyuluh pengganti di Desa Cikarawang,

oleh karena itu, petani memilih untuk bekerja secara mandiri menggarap sawahnya

sambil menunggu adanya penyuuluh lapang yang baru.

Berdasarkan Tabel 8, petani anggota gapoktan rata-rata memiliki keterdedahan

terhadap internet sebesar 0.25 jam. Nilai keterdedahan terendah terhadap internet adalah

0 jam dan nilai keterdedahan tertinggi terhadap internet adalah 5 jam. Dari data tersebut,

dapat disimpulkan bahwa, sebagian besar petani di Desa Cikarawang jarang yang

menggunakan media komunikasi internet untuk memperoleh informasi mengenai

pertanian. Rendahnya akses petani dengan internet disebabkan oleh sebagian besar

petani tidak merasa perlu mengakses internet dan belum mengetahui apa itu intenet,

serta petani belum mempunyai pemahaman mengenai penggunaan internet. Petani lebih

cenderung memilih media komunikasi lainnya karena mudah diakses oleh petani.

Beberapa responden yang mengakses internet memiliki peralatan pendukung misalnya

komputer, laptop dan modem. Situs yang pernah dikunjungi oleh responden yaitu situs

mengenai buah naga dan okra, BP3K, dan situs mengenai gapoktan dari daerah lain.

Informasi yang didapatkan dari internet adalah jenis-jenis buah naga dan manfaatnya

dan manfaat okra sebagai obat darah tinggi.

Keterdedahan terhadap Media Komunikasi Berdasarkan Penggunaan Media

Komunikasi oleh Petani

Keterdedahan petani terhadap media komunikasi selain dapat dilihat dari

frekuensi petani dalam mengakses media komunikasi dalam satu bulan saat penelitian,

serta lama petani dalam mengakses media komunikasi dalam sekali akses, juga dapat

dilihat dari segi cara yang dilakukan petani dalam memperoleh informasi mengenai

pertanian melalui media komunikasi. Dalam hal ini, keterdedahan media komunikasi

yang akan dibahas adalah keterdedahan terhadap televisi, radio, koran atau majalah,

seminar pertanian, rapat gapoktan, bertemu penyuluh dan mengakses internet. Semua

informasi yang diakses melalui media tersebut, difokuskan kepada informasi mengenai

pertanian. Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat bahwa sebagian besar petani anggota

gapoktan mengakses media komunikasi yaitu televisi untuk sarana hiburan dan

Page 43: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

36

menambah informasi. Sementara itu, anggota gapoktan yang mengakses televisi dapat

mendapatkan informasi mengenai sektor pertanian, peternakan dan perikanan. Selain itu

dapat dilihat pula bahwa saat petani mengalami hambatan dalam mengakses televisi,

hal-hal yang dilakukan oleh petani agar tidak tertinggal informasi adalah dengan cara

bertanya kepada petani lainnya, mengakses media komunikasi lainnya serta ada juga

yang tidak melakukan tindakan apapun yang mengindikasikan bahwa petani tersebut

termasuk memiliki keterdedahan terhadap media komunikasi yang rendah karena tidak

berusaha untuk mendapatkan informasi mengenai pertanian.

Stasiun televisi yang banyak diakses oleh petani terbagi menjadi dua yaitu

televisi lokal seperti Megaswara, Elshinta, mau pun televisi nasional seperti TVRI,

Trans TV, TV ONE dan SCTV. Program siaran televisi yang biasa diakses oleh petani

yaitu profil desa, lumbung padi, berita mengenai pertanian, penyuluhan dan

pengendalian hama serta pengolahan produk pertanian. Petani menggunakan televisi

untuk hiburan dan menambah pengetahuan petani seperti menambah pengetahuan

mengenai pertanian. Petani lebih banyak menggunakan televisi sebagai media untuk

hiburan karena saat ini, stasiun televisi di Indonesia sebagian besar menayangkan acara

hiburan dan semakin sedikit stasiun televisi yang menayangkan acara untuk pertanian.

Informasi yang disampaikan melalui media televisi sangat berguna bagi petani yaitu

untuk menambah pengetahuan petani dalam hal pertanian seperti pengenalan varietas

tanaman baru, pengolahan hasil pertanian dan pembibitan ikan. Beberapa kendala yang

dihadapi petani untuk mengakses media komunikasi televisi yaitu mati listrik, cuaca

buruk sehingga siaran terganggu, dan acara yang sebentar sehingga membuat petani

sering kali ketinggalan untuk mengikuti acara yang disajikan dalam televisi. Hal yang

dilakukan oleh sebagian besar petani jika tidak bisa memperoleh atau ketinggalan dalam

menonton acara televisi mengenai program pertanian yaitu, dengan cara bertanya

kepada teman sesama petani, ketua gapoktan dan mengakses media komunikasi lainnya

untuk mendapatkan informasi.

Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat bahwa sebagian besar petani anggota

gapoktan mengakses media komunikasi yaitu radio untuk sarana hiburan dan menambah

pengetahuan melalui informasi pertanian yang diperolehnya dari radio. Sementara itu,

melalui radio, petani anggota gapoktan dapat mendapatkan informasi yang berkaitan

dengan sektor pertanian, peternakan dan perikanan. Selain itu dapat dilihat pula bahwa

saat petani mengalami hambatan dalam mengakses radio, hal-hal yang dilakukan oleh

petani agar tidak tertinggal informasi adalah dengan cara bertanya kepada petani

lainnya, mengakses media komunikasi lainnya serta ada juga petani yang tidak

melakukan tindakan apapun. Stasiun radio yang banyak didengarkan oleh petani di Desa

Cikarawang yaitu Radio Ciawi, Radio Agri FM, Radio Elshinta dan Radio Megaswara

FM. Program atau informasi yang banyak didengarkan oleh petani antara lain yaitu

mengenai budidaya tanaman, pengenalan varietas tanaman baru, cara beternak hewan

seperti ikan lele, sapi dan kambing, serta cara pemberantasan hama. Kendala yang

dihadapi oleh petani dalam mengakses radio adalah cuaca buruk sehingga siaran

terganggu dan siaran pertanian di radio waktunya bentrok dengan kegiatan petani,

sehingga petani tidak sempat mendengarkan radio. Hal yang dilakukan petani agar tidak

ketinggalan informasi pertanian dari radio adalah dengan cara bertanya kepada orang

lain seperti teman sesama petani, ketua gapoktan maupun penyuluh pertanian serta

menggunakan media komunikasi lain untuk memperoleh informasi pertanian yang

dibutuhkan

Page 44: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

37

Tabel 9 Fungsi media komunikasi, jenis-jenis informasi dan pemilihan media

komunikasi lain anggota gapoktan Mandiri Jaya

Media komunikasi (%)

TV Radio Koran Seminar Gapoktan Penyuluh Internet

Fungsi media komunikasi

Hiburan 53.85 54.55 0.00 0.00 0.00 0.00 50.00

Menambah pengetahuan 46.15 45.45 100.00 93.75 91.67 94.12 50.00

Interaksi sosial

(Silahturahmi) 0.00 0.00 0.00 6.25 8.33 5.88 0.00

Jenis-jenis informasi berdasarkan sektor

mengenai pertanian

Pertanian (varietas baru

dan budidaya tanaman) 64.8 65.2 76.9 100.0 100.0 100.0 40.0

Peternakan 27.8 30.4 15.4 0.0 0.0 0.0 20.0

Perikanan 7.4 4.3 7.7 0.0 0.0 0.0 40.0

Pemilihan media

komunikasi lain saat

terjadi hambatan media

komunikasi

Bertanya kepada petani 66.04 67.57 76.92 92.59 92.59 86.21 100.00

Mengakses media lain 28.30 27.03 15.38 0.00 0.00 6.90 0.00

Tidak melakukan apapun 5.66 5.41 7.69 7.41 7.41 6.90 0.00

Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat bahwa sebagian besar petani anggota

gapoktan mengakses media komunikasi yaitu koran atau majalah pertanian untuk

menambah pengetahuan melalui informasi pertanian. Sementara itu, melalui koran,

petani anggota gapoktan dapat mendapatkan informasi yang berkaitan dengan sektor

pertanian, peternakan dan perikanan. Selain itu dapat dilihat pula bahwa saat petani

mengalami hambatan dalam mengakses koran, hal-hal yang dilakukan oleh petani agar

tidak tertinggal informasi adalah dengan cara bertanya kepada petani lainnya,

mengakses media komunikasi lainnya serta ada juga petani yang tidak melakukan

tindakan apapun. Koran atau majalah pertanian yang biasa dibaca oleh petani yaitu

Sinar Tani, Lingkar Kampus, Radar Bogor, Trubus, Republika dan lainnya. Informasi

yang biasa diperoleh petani melalui koran yaitu informasi keberhasilan petani di daerah

lain, cara bercocok tanam, penemuan varietas baru, harga produk pertanian dan

informasi lainnya. Kendala yang dihadapi untuk mengakses koran atau majalah

mengenai pertanian yaitu keterbatasan waktu petani dan jauhnya lokasi pembelian

koran. Hal yang dilakukan agar petani tidak ketinggalan informasi melaui koran yaitu

bertanya dengan orang lain dan mengakses media komunikasi lainnya.

Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat bahwa sebagian besar petani anggota

gapoktan mengakses media komunikasi yaitu seminar pertanian untuk menambah

pengetahuan melalui informasi pertanian yang diperolehnya dari seminar dan sarana

untuk silaturahmi dengan petani dari daerah lain. Sementara itu, melalui seminar

Page 45: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

38

pertanian, petani anggota gapoktan dapat mendapatkan informasi yang berkaitan dengan

sektor pertanian saja. Selain itu dapat dilihat pula bahwa saat petani mengalami

hambatan dalam mengakses seminar pertanian, hal-hal yang dilakukan oleh petani agar

tidak tertinggal informasi adalah dengan cara bertanya kepada petani lainnya dan ada

juga petani yang tidak melakukan tindakan apapun. Seminar pertanian yang diikuti oleh

petani sebagian besar berasal dari IPB, ada juga seminar pertanian dari P2KP, Forum

Petani Muda Indonesia dan sebagainya. Informasi yang diperoleh antara lain yaitu

pengenalan tanaman pangan, varietas bibit tanaman baru, pengolahan tanaman dengan

cara jajar legowo, informasi mengenai modal awal bisnis jambu kristal dan cara dalam

memasarkan jambu kristal, dan lainnya sebagainya. Kendala dalam mengikuti seminar

pertanian adalah waktu seminar yang terkadang bentrok dengan kegiatan petani dan

kurangnya informasi mengenai penyelenggaraan seminar. Hal yang dilakukan petani

agar tidak ketinggalan informasi mengenai pertanian yaitu bertanya dengan penyuluh

dan bertanya kepada teman sesama petani.

Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat bahwa sebagian besar petani anggota

gapoktan mengakses media komunikasi yaitu rapat gapoktan untuk menambah

pengetahuan melalui informasi pertanian yang diperolehnya dari rapat gapoktan dan

sarana untuk silaturahmi dengan sesama petani anggota gapoktan. Sementara itu,

melalui rapat gapoktan, petani anggota gapoktan dapat mendapatkan informasi yang

berkaitan dengan sektor pertanian saja. Selain itu dapat dilihat pula bahwa saat petani

mengalami hambatan dalam mengakses rapat gapoktan, hal-hal yang dilakukan oleh

petani agar tidak tertinggal informasi adalah dengan cara bertanya kepada petani lainnya

dan ada juga petani yang tidak melakukan tindakan apapun. Rapat anggota gapoktan

dilaksanakan minimal empat kali dalam sebulan. Dalam rapat gapoktan pada bulan saat

penelitian, hal yang dibicarakan adalah mengenai PUAP, tanaman obat di pekarangan

dan sistem tanam jajar legowo.

Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat bahwa sebagian besar petani anggota

gapoktan mengakses media komunikasi yaitu bertemu penyuluh pertanian untuk

menambah pengetahuan melalui informasi pertanian yang diperolehnya dari pertemuan

dengan penyuluh dan sarana untuk silaturahmi dengan penyuluh pertanian. Sementara

itu, melalui pertemuan dengan penyuluh pertanian, petani anggota gapoktan dapat

mendapatkan informasi yang berkaitan dengan sektor pertanian saja. Selain itu dapat

dilihat pula bahwa saat petani mengalami hambatan dalam mengakses penyuluh

pertanian, hal-hal yang dilakukan oleh petani agar tidak tertinggal informasi adalah

dengan cara bertanya kepada petani lainnya, mengakses media komunikasi dan ada juga

petani yang tidak melakukan tindakan apapun.

Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat bahwa sebagian besar petani anggota

gapoktan mengakses media komunikasi yaitu internet untuk sarana hiburan dan

menambah pengetahuan melalui informasi pertanian yang diperolehnya dari internet.

Sementara itu, melalui internet, petani anggota gapoktan dapat mendapatkan informasi

yang berkaitan dengan sektor pertanian, peternakan dan perikanan. Selain itu dapat

dilihat pula bahwa saat petani mengalami hambatan dalam mengakses internet, hal-hal

yang dilakukan oleh petani agar tidak tertinggal informasi adalah dengan cara bertanya

kepada petani lainnya, mengakses media komunikasi lainnya serta ada juga petani yang

tidak melakukan tindakan apapun.

Page 46: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

39

Deskripsi Perilaku Komunikasi Petani

Perilaku interpersonal petani dapat dilihat dari bagaimana cara petani dalam

berinteraksi dengan orang lain seperti interaksi petani dengan keluarganya, interaksi

petani dengan petani lainnya dan interaksi petani dengan penyuluh pertanian. Keaktifan

dalam berkomunikasi tersebut dapat ditunjukkan dengan cara petani dalam memberikan

penjelasan mengenai informasi pertanian; kepuasan dengan pendapat orang lain;

penerimaan pendapat serta saran dari orang lain; memberikan informasi, saran dan

pendapat kepada orang lain; meminta informasi, saran dan memberi pendapat kepada

orang lain; pernyataan enggan untuk membantu menjelaskan mengenai informasi

pertanian; meminta penjelasan kepada orang lain mengenai informasi pertanian; dan

pembelaan terhadap pendapat sendiri. Berdasarkan Tabel 10, dapat dilihat bahwa

perilaku komunikasi interpersonal petani anggota gapoktan memiliki skor rata-rata 61.2.

Skor terendah perilaku komunikasi interpersonal petani anggota gapoktan adalah 10 dan

skor tertinggi perilaku komunikasi interpersonal petani adalah 132. Berdasarkan data

tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar petani anggota gapotan di Desa

Cikarawang memiliki interaksi komunikasi interpersonal dengan orang lain dalam taraf

sedang. Petani anggota gapoktan di Desa Cikarawang termasuk dalam petani yang

terbuka dalam berkomunikasi dengan orang lain. Sebagian besar dari mereka, mau

untuk mendengarkan, menjelaskan, memberi saran mau pun meminta saran atau

pendapat kepada orang lain. Secara umum, petani di Desa Cikarawang termasuk aktif

dalam berinteraksi dengan orang lain untuk membahs informasi mengenai pertanian

yang didapatkan dari berbagai sumber informasi.

Tabel 10 Deskripsi perilaku komunikasi petani secara interpersonal dan kelompok

Klasifikasi Rata-rata Nilai minimum Nilai maksimum Standar

deviasi

Perilaku komunikasi interpersonal petani

Interaksi komunikasi dengan keluarga 9.43 0 24 9.4

Interaksi komunikasi dengan petani lain 31.49 6 44 8.31

Interaksi komunikasi dengan penyuluh 18 0 66 21.3

Total 61.2 10 132 30.56

Perilaku komunikasi kelompok petani 20.77 12 24 3.6

Berdasarkan Tabel 10, dapat dilihat bahwa, petani anggota gapoktan memiliki

rata-rata skor interaksi komunikasi interpersonal dengan keluarga sebesar 9.43. Skor

minimum interaksi komunikasi dengan keluarga adalah 0 dan skor maksimum interaksi

komunikasi dengan keluarga adalah 24. Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa

petani di Desa Cikarawang memiliki interaksi komunikasi dengan keluarga untuk

membahas mengenai informasi pertanian masuk pada taraf rendah. Rendahnya interaksi

petani dengan keluarga untuk membahas mengenai pertanian disebabkan karena dalam

satu keluarga, biasanya hanya kepala rumah tangga yang bekerja sebagai petani dan

dialah yang paling mengerti mengenai permasalahan pertanian, sedangkan keluarga

yang lain seperti istri maupun anak kurang memahami mengenai pertanian. Sebagian

Page 47: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

40

besar anak petani, jarang ada yang mau untuk meneruskan pekerjaan ayahnya sebagai

petani. Sedangkan istri, bertugas untuk membereskan urusan rumah tangga. Petani di

Desa Cikarawang sering berada di luar rumah untuk bekerja, sehingga mereka lebih

banyak berkomunikasi dengan teman sesama petani untuk membahas masalah

pertanian.

Berdasarkan Tabel 10, dapat dilihat bahwa skor rata-rata interaksi komunikasi

interpersonal petani anggota gapoktan dengan petani lain adalah 31.49. Skor terendah

untuk interaksi komunikasi dengan petani lain adalah 31.49 dan skor tertinggi untuk

interaksi komunikasi dengan petani lain adalah 44. Berdasarkan rata-rata tersebut, dapat

disimpulkan bahwa sebagian besar petani di Desa Cikarawang memiliki interaksi

komunikasi dengan petani lain dalam taraf rendah. Rata-rata skor interaksi interpersonal

petani dengan teman petani di Desa Cikarawang menempati skor tertinggi dari

keseluruhan jenis interaksi. Hal tersebut menggambarkan bahwa, sebagian besar

interaksi komunikasi interpersonal petani terjadi antar sesama petani untuk membahas

masalah pertanian. Penyebab seringnya interaksi interpersonal antar sesama petani

disebabkan oleh tingginya intensitas pertemuan antar petani misalnya di sawah dan di

rapat gapoktan untuk membahas masalah pertanian. Seringnya petani bertemu, mereka

banyak yang saling bercerita mengenai permasalahan yang dihadapinya saat bertani dan

mereka saling bertukar informasi untuk menyelesaikan masalah tersebut. Komunikasi

interpersonal petani dengan petani lainnya dapat dikatakan paling sering diantara jenis

interaksi komunikasi lainnya.

Berdasarkan Tabel 10, petani anggota gapoktan memiliki skor rata-rata dalam

interaksi komunikasi dengan penyuluh sebanyak 18. Skor tertinggi interaksi komunikasi

interpersonal petani dengan penyuluh adalah 0 dan skor tertinggi untuk interaksi

interpersonal petani dengan penyuluh adalah 66. Rendahnya interaksi komunikasi petani

dengan penyuluh disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya adalah saat penelitian

penyuluh pertanian untuk Desa Cikarawang telah meninggal dunia. Oleh sebab itu,

perilaku komunikasi petani dengan penyuluh saat sebulan saat penelitian dapat

dikatakan rendah. Interaksi komunikasi yang terjadi antara petani dengan penyuluh pada

saat penelitian adalah mengenai sekolah lapang tanaman pangan terpadu (SNPTT).

Setelah meninggalnya penyuluh, dan belum tersedianya penyuluh pengganti, maka

petani di Desa Cikaarawang mengerjakan pertaniannya secara mandiri. Jika, petani

menemui hambatan atau kesulitan dalam bertani, biasanya mereka berkonsultasi dengan

teman sesama petani maupun ketua gapoktan Mandiri Jaya guna mendapatkan solusi

mengenai permasalahan pertanian yang dihadapinya.

Berdasarkan Tabel 10, dapat dilihat bahwa petani anggota gapoktan memiliki

skor rata-rata perilaku komunikasi dalam gapoktan sebesar 20.77. Skor terendah untuk

perilaku komunikasi dalam rapat gapoktan adalah 12 dan skor tertinggi perilaku

komunikasi petani dalam rapat gapoktan adalah 24. Berdasarkan data tersebut, dapat

disimpulkan bahwa sebagian besar petani di Desa Cikarawang memiliki interaksi

komunikasi dengan orang lain saat berjalannya rapat gapoktan, berada pada taraf

sedang. Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar petani di Desa

Cikarawang mempunyai keaktifan yang sedang dalam berkomunikasi dengan anggota

gapoktan lain saat rapat gapoktan. Keaktifan komunikasi tersebut dapat ditunjukkan

dengan cara petani dalam melengkapii informasi anggota lainnya saat menjelaskan

mengenai informasi pertanian; membuat lelucon saat rapat, penerimaan pendapat dari

anggota gapoktan; penolakan terhadap pendapat anggota gapoktan lainnya; memberikan

informasi, saran dan pendapat kepada anggota gapoktan lainnya; meminta informasi,

Page 48: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

41

saran dan memberi pendapat kepada anggota gapoktan lainnya; pernyataan mau

membantu menjelaskan mengenai informasi pertanian kepada anggota gapoktan; dan

pembelaan terhadap pendapat sendiri saat rapat gapoktan. Bapak AB selaku ketua

gapoktan Mandiri Jaya mengatakan bahwa:

“Petani anggota gapoktan bersemangat mengikuti rapat anggota untuk mendapatkan

informasi mengenai pertanian dan program-program pertanian yang diterapkan.

Sebagian besar petani saat rapat aktif bertanya mengenai masalah PUAP. Ada

sekitar 70 persen petani baik wanita maupun laki-laki yang aktif bertanya mengenai

masalah PUAP. Saat rapat gapoktan, banyak petani yang saling bertukarr dan memberikan informasi mengenai informasi pertanian yang didapatkanya melalui

berbagai sumber informasi dan saat berjalannya rapat, petani anggota gapoktan

saling mendengarkan pendapat orang lain sehingga rapat dapat berjalan kondusif

karena adanya rasa saling menghargai antar anggota gapoktan”.

Page 49: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

43

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN

KETERDEDAHAN TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI

Rank Spearman digunakan untuk menganalisis hubungan antara karakteristik

individu dengan keterdedahan petani terhadap media komunikasi. Berdasarkan Tabel

11, dapat dilihat bahwa terdapat tujuh variabel yang berhubungan. Karakteristik

individu yang mempengaruhi keterdedahan terhadap media komunikasi yaitu jenis

kelamin mempengaruhi keterdedahan terhadap akses internet, umur mempengaruhi

keterdedahan terhadap koran, lama bertani berpengaruh terhadap keterdedahan dalam

membaca koran, luas lahan mempengaruhi keterdedahan media komunikasi total,

keterdedahan terhadap seminar pertanian, dan keterdedahan terhadap pertemuan

penyuluh. Selain itu, terdapat juga hubungan antara status lahan dengan keterdedahan

terhadap internet serta hubungan antara akses terhadap media komunikasi dengan

keterdedahan terhadap koran.

Tabel 11 Nilai korelasi antara karakteristik individu dengan keterdedahan terhadap

media komunikasi oleh petani

Karakteristik individu

Keterdedahan terhadap media komunikasi

Televisi Radio Koran

Seminar pertanian

Rapat gapoktan

Bertemu penyuluh

Internet Total

Jenis kelamin .645 .318 .207 .314 .022** .422 .243 .600

Umur -.102 -.087 -.095 .077 .265 .040 -.346* .001

Lama bertani -.068 .069 -.377* -.014 .254 .013 -.328 -.102

Luas lahan -.326 -.094 -.385* -.205 .126 -.058 .162 -.310

Status lahan .856 .607 .168 .545 .719 .770 .426 .426

Pendidikan .841 .036** .059 .853 .687 .699 .631 .253

Akses terhadap media komunikasi

.325 .333 .316 .402* -.107 .385* .079 .390*

Keterangan: * berhubungan nyata pada p<0.05 (Analisis rank spearman)

** berhubungan nyata pada α<0.05 (Analisis Chi Square)

Berdasarkan Tabel 11, luas lahan pertanian berhubungan nyata dengan

keterdedahan terhadap media komunikasi yaitu koran. Luas lahan pertanian

berhubungan nyata negatif dengan keterdedahan petani terhadap media komunikasi

yaitu koran. Hal tersebut menjelaskan bahwa semakin tinggi luas lahan petani, maka

keterdedahan petani terhadap media komunikasi yaitu koran semakin rendah.

Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat digambarkan bahwa petani anggota gapoktan di

Desa Cikarawang yang memiliki lahan luas jarang mengakses media komunikasi yaitu

koran. Sementara itu, petani dengan luas lahan yang sempit malah justru memiliki

keterdedahan terhadap media komunikasi yaitu koran dalam taraf tinggi. Petani dengan

luas lahan yang luas, pada umumnya enggan mencari informasi pertanian melalui media

yang belum tentu memuat informasi pertanian yang sesuai dengan pertaniannya saat ini,

sehingga petani dengan luas lahan luas memilih untuk mencari informasi mengenai

pertanian melalui media komunikasi yang dianggap sesuai dengan pertanian yang

digarapnya saat ini, misalnya penyuluh pertanian dan ketua gapoktan. Dengan luas

Page 50: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

44

lahan pertanian yang luas, petani tidak mau untuk menggambil resiko tinggi dengan

mengadopsi inovasi melalui media komunikasi yang sembarangan karena, informasi

tersebut dapat dianggap merugikan petani. Sementara itu, petani dengan luas lahan

sempit pada umumnya memiliki akses terhadap koran yang tinggi karena, koran dapat

dibaca setiap saat sehingga mudah untuk dipahami dan banyak informasi pertanian yang

baru seperti bibit baru, varietas tanaman baru dan lainnya yang dapat diperoleh melalui

koran, sehingga pengetahuan petani terhadap pertanian dapat meningkat.

Berdasarkan Tabel 11, dapat dilihat bahwa, jenis kelamin memiliki hubungan

dengan keterdedahan petani terhadap media komunikasi yaitu rapat gapoktan.

Hubungan antara jenis kelamin dengan keterdedahan terhadap rapat gapoktan

berhubungan secara nyata positif. Jadi, petani berjenis kelamin laki-laki memiliki

keterdedahan terhadap media komunikasi yaitu rapat gapoktan dengan taraf tinggi.

Berdasarkan data yang diperoleh, menunjukkan fakta bahwa petani laki-laki lebih

banyak yang mengakses rapat gapoktan dibandingkan dengan petani perempuan.

Keterdedahan petani laki-laki terhadap rapat gapoktan yang tinggi disebabkan oleh

sebagian besar petani yang tergabung dalam gapoktan Mandiri Jaya adalah petani laki-

laki dengan pekerjaan utama sebagai petani dan sebagai sumber nafkah utama bagi

keluarganya. Petani laki-laki mengolah sawahnya dengan bantuan petani perempuan.

Hal tersebut berarti, petani laki-laki sebagai pengelola utama, akan selalu mencari

informasi mengenai pertanian melalui berbagai media komunikasi karena mereka

membutuhkan informasi tersebut untuk pertaniannya. Petani laki-laki lebih aktif

mencari informasi melalui media komunikasi, sedangkan petani perempuan cenderung

pasif dalam mencari informasi mengenai pertanian dan bergantung kepada petani laki-

laki. Selain itu, petani perempuan juga sibuk dengan pekerjaan rumah tangganya yang

menyebabkan mereka kurang dapat mengikti rapat gapoktan secara penuh.

Berdasarkan Tabel 11, dapat dilihat bahwa umur petani berhubungan nyata

dengan keterdedahan terhadap media komunikasi yaitu internet. Hubungan umur

dengan keterdedahan terhadap media komunikasi yaitu internet adalah berhubungan

nyata secara negatif. Jadi, semakin tinggi umur petani, maka keterdedahan terhadap

media komunikasi internet semakin rendah. Sebagian besar petani anggota gapoktan di

Desa Cikarawang memiliki umur yang tidak tergolong muda lagi. Umur yang sudah

menua menandakan bahwa pengalaman petani dalam bertani pun cukup lama, sehingga

pengetahuanya mengenai pertanian pun juga cukup lama. Penelitian ini mendapatkan

fakta bahwa sebagian besar petani yang termasuk ke dalam usia muda maupun sedang

lebih sering mengakses internet dibandingkan dengan petani tua. Hal tersebut

disebabkan oleh, petani tua umumnya tidak mengerti dan kurang memahami bagaimana

cara dalam menggunakan internet dan mereka merasa belum memerlukan informasi

melalui media komunikasi yaitu internet. Sementara itu, petani muda dan sedang

dengan pengalaman bertani yang belum cukup lama, membuatnya untuk lebih aktif lagi

dalam mencari informasi pertanian. Petani muda dan sedang sebagian besar telah

memiliki teknologi yang lebih maju seperti komputer, laptop dan handphone yang

membuat mereka dapat memperoleh informasi dari sumber tersebut, sehingga informasi

pertanian yang didapatkanya dapat semakin bertambah.

Analisis chi square digunakan untuk mengetahui hubungan antara tingkat

pendidikan dengan keterdedahan terhadap media komunikasi. Dalam hal ini, terdapat

hubungan antara tingkat pendidikan dengan keterdedahan terhadap radio. Hal tersebut

menggambarkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka akan

semakin tinggi pula keterdedahanya terhadap media komunikasi yaitu radio. Petani

Page 51: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

45

dengan pendidikan yang tinggi akan mencari informasi sebanyak-banyaknya melalui

berbagai media agar dapat memperoleh informasi pertanian yang bermanfaat untuk

pertaniannya. Petani dengan tingkat pendidikan yang tinggi memiliki akses terhadap

radio yang tinggi pul. Hal tersebut disebabkan oleh sebagian besar petani dengan

pendidikan tinggi merupakan petani yang aktif dalam gapoktan dan memiliki

pengetahuan mengenai pertanian yang tinggi pula. Hal tersebut membuat mereka

mencari informasi dari berbagai sumber terutama radio untuk nanti didiskusikan dengan

petani lain atau saat rapat gapoktan berlangsung.

Analisis chi square digunakan untuk mengetahui hubungan antara status

kepemilikan lahan dengan keterdedahan terhadap media komunikasi. Berdasarkan Tabel

11, dapat dilihat bahwa tidak terdapat hubungan antara status kepemilikan lahan

pertanian dengan keterdedahan petani terhadap keseluruhan media komunikasi.

Berdasarkan pernyataan tersebut, berarti dapat digambarkan bahwa status kepemilikan

lahan petani di Desa Cikarawang tidak mempengaruhi keterdedahan petani terhadap

media komunikasi untuk mencari informasi mengenai pertanian. Petani dengan status

kepemilikan lahan baik milik maupun bukan milik, memiliki kesempatan yang sama

dalam mengakses informasi pertanian melalui media komunikasi seperti televisi, radio,

koran, seminar pertanian, rapat gapoktan, bertemu penyuluh dan internet.

Berdasarkan Tabel 11, dapat dilihat bahwa akses terhadap media komunikasi

berhubungan nyata dengan keterdedahan petani terhadap media komunikasi yaitu

seminar pertanian dan keterdedahan dalam bertemu penyuluh pertanian, serta

berhubungan dengan keterdedahan terhadap media komunikasi total. Hubungan akses

terhadap media komunikasi dengan keikutsertaan petani dalam seminar dan bertemu

penyuluh adalah hubungan nyata positif. Hal tersebut berarti, semakin petani memiliki

akses terhadap media komunikasi yang tinggi, maka semakin sering petani mengikuti

seminar pertanian dan semakin tinggi akses petani terhadap media komunikasi, maka

semakin sering juga petani dalam bertemu penyuluh pertanian. Petani dengan akses

terhadap media komunikasi yang banyak pada umumnya lebih aktif dalam mengikuti

seminar pertanian. Petani senang menggikuti seminar pertanian karena, pada umumnya

dalam seminar pertanian terdapat pelatihan-pelatihan dan contoh yang diberikan oleh

penyelenggara seminar secara langsung, sehingga petani lebih mudah dalam memahami

isi materi pertanian yang disampaikan saat seminar. Selain itu, petani juga dapat

bertukarr informasi dengan petani lainnya, sehingga pengetahuan yang didapatkan oleh

petani semakin bertambah.

Petani dengan akses terhadap media komunikasi yang tinggi juga memiliki

keterdedahan terhadap media komunikasi yaitu penyuluh dengan tingkat keterdedahan

yang tinggi pula. Petani yang aktif dalam mencari informasi dengan akses terhadap

media komunikasi tinggi, biasanya menggali informasi pertanian yang lebih banyak

kepada penyuluh pertanian. Hal tersebut terjadi karena, petani ingin lebih

memaksimalkan pengelolaan sawahnya dengan mencari informasi dari penyuluh dan

petani aktif dalam berdiskusi dengan penyuluh pertanian mengenai informasi yang telah

didapatkanya melalui media komunikasi lainnya, untuk dicaritahu mengenai kebenaran

dari informasi tersebut. Selain itu, akses terhadap media informasi juga berhubungan

nyata positif dengan keterdedahan terhadap media komunikasi total. Berdasarkan

pernyataan tersebut, dapat diinterpretasikan bahwa semakin tinggi akses petani terhadap

media komunikasi, maka semakin tinggi pula keterdedahannya terhadap total media

komunikasi. Hal tersebut berarti, petani di Desa Cikarawang sudah dapat mengakses

Page 52: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

46

banyak media komunikasi, sehingga mereka memiliki keterdedahan terhadap media

komunikasi yang tinggi.

Variabel-variabel yang tidak berhubungan antara karakteristik individu petani

dengan keterdedahan petani terhadap media komunikasi disebabkan oleh, semua

anggota gapoktan yang memiliki karakteristik individu yang berbeda memiliki

kesempatan yang sama dalam mengakses media komunikasi, sehingga petani dapat

terdedah terhadap media komunikasi tersebut.

Page 53: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

47

HUBUNGAN ANTARA KETERDEDAHAN TERHADAP MEDIA

KOMUNIKASI DENGAN PERILAKU KOMUNIKASI PETANI

Hubungan antara Keterdedahan terhadap Media Komunikasi dengan Perilaku

Komunikasi Petani

Rank Spearman digunakan untuk menganalisis hubungan antara keterdedahan

petani terhadap media komunikasi dengan perilaku komunikasi interpersonal oleh

petani. Berdasarkan Tabel 12, dapat dilihat bahwa terdapat satu variabel yang saling

berhubungan yaitu keterdedahan terhadap media komunikasi internet dengan perilaku

komunikasi interpersonal petani secara total dan perilaku interaksi petani dengan

keluarga.

Berdasarkan Tabel 12, dapat dilihat bahwa keterdedahan terhadap media

komunikasi yaitu internet, berhubungan nyata positif dengan interaksi komunikasi

petani dengan keluarga dan perilaku interaksi petani secara total. Hal tersebut

menggambarkan bahwa, semakin tinggi akses atau keterdedahan petani terhadap media

komunikasi yaitu internet, maka semakin tinggi pula interaksi komunikasi petani

dengan keluarga untuk membahas informasi mengenai pertanian. Selain itu, semakin

tinggi keterdedahan petani terhadap internet, maka semakin tinggi pula keaktifan petani

dalam melakukan interaksi komunikasi dengan orang lain. Petani yang sudah terdedah

terhadap internet dapat disebut sebagai petani yang sudah maju. Hal tersebut berarti

petani telah memiliki akses terhadap berbagai macam media komunikasi yang

membuatnya memperoleh informasi pertanian yang cukup banyak. Petani dengan

keterdedahan internet yang tinggi memiliki tingkat komunikasi interpersonal yang

tinggi pula dengan orang lain. Mereka mempunyai banyak pengetahuan dan saling

bertukarr pengetahuan dengan orang lain serta saling bantu membantu dalam

menyelesaikan permasalahan pertanian.

Tabel 12 Nilai korelasi antara keterdedahan terhadap media komunikasi dengan

perilaku komunikasi interpersonal petani Keterdedahan

media komunikasi Perilaku komunikasi interpersonal petani

Interaksi komunikasi

dengan keluarga

Interaksi komunikasi

dengan petani lain

Interaksi komunikasi

dengan penyuluh Total

Televisi -.001 .247 -.041 .103

Radio .279 .275 .026 .251

Koran .010 .133 -.126 -.011

Seminar pertanian -.085 .081 .155 .174

Rapat gapoktan .052 -.040 -.119 -.012

Bertemu penyuluh -.274 .086 .142 -.016

Internet .413* .068 .267 .367*

Total -.097 .234 .066 .175 Keterangan: *berhubungan nyata pada p<0.05

Page 54: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

48

Semakin tinggi keterdedahan terhadap media komunikasi yaitu internet, maka

semakin tinggi pula intensitas petani dalam berkomunikasi dengan anggota keluarganya

untuk membahas informasi mengenai pertanian. Petani yang memiliki akses terhadap

internet, pada umumnya merupakan petani yang menjadi pengurus dalam gapoktan

Mandiri Jaya dan petani tersebut termasuk aktif baik dalam mencari informasi maupun

berkomunikasi secara interpersonal dengan orang lain. Dalam hal ini, ditemukan bahwa

petani mengakses informasi pertanian melalui internet lalu menjadi aktif berkomunikasi

dengan keluarganya. Internet dianggap belum sebagai media utama bagi petani untuk

memperoleh informasi mengenai pertanian. Sementara itu, informasi pertanian kurang

dianggap teruji kebenaranya oleh petani. Hal tersebut menyebabkan petani aktif

berinteraksi membahas informasi pertanian melalui internet dengan keluarga

dibandingkan berinteraksi dengan orang lain, karena sebagian besar petani takut untuk

menyebarkanya karena mereka menganggap bahwa informasi yang didapatkanya

kurang benar.

Hubungan antara Keterdedahan terhadap Media Komunikasi dengan Perilaku

Komunikasi Petani dalam Rapat Gapoktan

Rank Spearman digunakan untuk menganalisis hubungan antara keterdedahan

petani terhadap media komunikasi dengan perilaku komunikasi petani dalam kelompok

tani. Berdasarkan Tabel 13, dapat dilihat bahwa terdapat tiga variabel yang saling

berhubungan yaitu keterdedahan terhadap media komunikasi radio dengan perilaku

komunikasi petani dalam rapat gapoktan, hubungan antara keterdedahan media

komunikasi yaitu rapat gapoktan dengan perilaku komunikasi petani dalam rapat

gapoktan, dan hubungan keterdedahan terhadap media komunikasi total dengan perilaku

komunikasi petani dalam rapat gapoktan.

Tabel 13 Nilai korelasi hubungan antara keterdedahan terhadap media komunikasi

dengan perilaku komunikasi petani dalam rapat gapoktan

Keterdedahan media komunikasi Perilaku komunikasi petani dalam rapat gapoktan

Televisi .296

Radio .402*

Koran .241

Seminar pertanian .180

Rapat gapoktan .619**

Bertemu penyuluh .001

Internet .051

Total .375*

Keterangan: *Berhubungan nyata pada p<0.05

**Berhubungan sangat nyata pada p<0.01

Berdasarkan Tabel 13, dapat dilihat bahwa terdapat hubungan nyata yang positif

antara keterdedahan terhadap media komunikasi radio oleh petani dengan perilaku

komunikasi dalam rapat gapoktan. Semakin tinggi keterdedahan petani terhadap media

Page 55: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

49

komunikasi yaitu radio, maka semakin tinggi pula interaksi atau keaktifan komunikasi

petani pada saat rapat gapoktan. Petani yang aktif mencari informasi melalui radio

biasanya merupakan petani yang tergabung dalam kepengurusan gapoktan. Selain itu,

petani dengan keterdedahan terhadap media komunikasi yang tinggi biasanya juga

mendengarkan radio untuk melengkapi informasi pertanian yang mereka butuhkan.

Dalam hal ini, keterdedahan terhadap media komunikasi yaitu radio berhubungan nyata

positif dengan perilaku komunikasi petani dalam rapat gapoktan. Petani yang

mempunyai keterdedahan terhadap media komunikasi radio yang tinggi biasanya aktif

dalam berinteraksi dengan anggota gapoktan lainnya untuk membahas informasi

pertanian. Selain itu, petani yang mempunyai keterdedahan yang tinggi terhadap radio

umumnya memiliki informasi pertanian yang lengkap sehingga mereka berani

mengungkapkan pendapatnya saat berlangsungnya rapat gapoktan.

Selain itu, terdapat hubungan sangat nyata positif antara keterdedahan terhadap

media komunikasi yaitu rapat gapoktan dengan perilaku komunikasi petani dalam rapat

gapoktan. Hal tersebut digambarkan dengan, semakin tinggi keikutsertaan petani dalam

rapat gapoktan, maka semakin tinggi pula interaksi komunikasi petani dalam rapat

gapoktan. Hal tersebut berarti petani yang sering ikutserta dalam rapat gapoktan, sudah

mengetahui suasana saat rapat sehingga petani dalam mengetahui jalannya arah

komunikasi saat rapat gapoktan dilaksanakan dan petani dapat berbaur dalam rapat

gapoktan tersebut. Selain itu, petani yang sering ikut dalam rapat gapoktan biasanya

adalah petani pengurus gapoktan dan mereka mempunyai informasi mengenai pertanian

yang cukup banyak dibandingkan dengan anggota gapoktan, sehingga mereka aktif

dalam berkomunikasi dengan anggota gapoktan lainnya saat mengikuti rapat gapoktan.

Berdasarkan Tabel 13, dapat dilihat bahwa, terdapat hubungan nyata positif

antara keterdedahan terhadap media komunikasi total dengan perilaku komunikasi

petani dalam rapat gapoktan. Hal tersebut berarti bahwa, semakin tinggi keterdedahan

petani terhadap semua media komunikasi, semakin tinggi pula interaksi komunikasi

petani dalam rapat gapoktan. Petani yang mengakses media komunikasi secara

keseluruhan dapat dikatakan memiliki informasi mengenai pertanian yang lengkap,

sehingga mereka dapat berinteraksi dengan anggota gapoktan lainnya saat rapat untuk

berbagi ilmu pengetahuan yang dimilikinnya serta memberikan penjelasan kepada

anggota gapoktan lainnya. Pada umumnya ketua gapoktan merupakan petani yang

memiliki tingkatan tinggi dalam keterdedahan total terhadap media komunikasi,

sehingga banyak anggota gapoktan yang sering bertanya kepadanya untuk memperoleh

solusi maupun informasi mengenai pertanian.

Page 56: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

51

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Karakteristik individu petani di Desa Cikarawang yang tergabung dalam

gapoktan Mandiri Jaya yaitu sebagian besar petani berumur paruh baya dengan

pengalaman bertani yang cukup lama. Luas lahan pertanian yang dimiliki oleh petani di

Desa cukup luas dengan rata-rata luas lahan seluas 3342 m2. Sebagian besar petani di

Desa Cikarawang menggarap lahan dengan status lahan milik sendiri. Selain itu, petani

yang tergabung dalam gapoktan Mandiri Jaya sebagian besar berjenis kelamin laki-laki

dan sebagian besar petani juga memiliki tingkat pendidikan rendah yaitu sampai tamat

SD. Petani di Desa Cikarawang sudah aktif dalam mengakses media komunikasi.

Mereka memiliki tingkat frekuensi dan lama dalam mengakses media komunikasi yang

tinggi selama satu bulan saat penelitian. Media yang paling sering diakses oleh petani

adalah televisi, sedangkan media yang paling jarang diakses oleh petani adalah internet.

Perilaku komunikasi petani di Desa Cikarawang dapat dibagi ke dalam dua perilaku

komunikasi, yaitu perilaku komunikasi petani secara interpersonal dengan sesama

petani dan perilaku komunikasi petani dalam kelompok tani. Sebagian besar petani di

Desa Cikarawang dapat dikatakan telah aktif dalam berkomunikasi dengan orang lain

dan aktif berkomunikasi saat rapat gapoktan. Petani di Desa Cikarawang memiliki

informasi mengenai pertanian yang cukup banyak, sehingga membuat petani aktif

dalam berkomunikasi untuk membicarakan mengenai permasalahan pertanian.

Karakteristik individu petani sebagian besar tidak berhubungan dengan

keterdedahan petani terhadap media komunikasi. Ada beberapa variabel yang

berhubungan dan dapat ditunjukkan oleh umur berhubungan nyata negatif dengan

keterdedahan petani terhadap internet, lama bertani berhubungan nyata negatif dengan

keterdedahan petani terhadap koran atau majalah pertanian, luas lahan berhubungan

nyata negatif dengan keterdedahan petani terhadap koran. Selain itu, terdapat variabel

akses terhadap media komunikasi yang berhubungan nyata positif dengan keterdedahan

terhadap seminar pertanian. Akses terhadap media komunikasi juga mempunyai

hubungan nyata positif dengan keterdedahan terhadap penyuluh dan akses terhadap

media komunikasi juga berhubungan nyata positif dengan keterdedahan terhadap

keseluruhan media komunikasi. Selain itu, terdapat hubungan nyata antara jenis kelamin

dengan keterdedahan terhadap rapat gapoktan dan terdapat hubungan antara tingkat

pendidikan dengan keterdedahan terhadap radio.

Keterdedahan terhadap media komunikasi sebagian besar tidak berhubungan

dengan perilaku komunikasi interpersonal petani di Desa Cikarawang. Ada variabel

yang berhubungan dan dapat ditunjukkan oleh variabel keterdedahan terhadap media

komunikasi internet yang berhubungan nyata positif dengan interaksi komunikasi petani

dengan keluarga serta hubungan antara variabel keterdedahan terhadap internet yang

berhubungan nyata positif dengan perilaku komunikasi interpersonal petani secara

interpersonal dengan orang lain. Sebagian besar variabel keterdedahan terhadap media

Page 57: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

52

komunikasi tidak berhubungan. Ada beberapa variabel yang berhubungan nyata seperti,

keterdedahan terhadap radio yang berhubungan nyata positif dengan perilaku

komunikasi petani dalam rapat gapoktan. Selain itu, terdapat hubungan pula antara

variabel keterdedahan terhadap media komunikasi yaitu rapat gapoktan yang

berhubungan sangat nyata dengan keaktifan perilaku komunikasi petani saat rapat

gapoktan dan terdapat hubungan antara variabel keterdedahan total terhadap media

komunikasi yang berhubungan nyata positif dengan keaktifan perilaku komunikasi

petani dalam berinteraksi dengan anggota gapoktan lainnya saat rapat gapoktan.

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang diberikan adalah:

1. Penyuluh pertanian dan ketua gapoktan seharusnya mampu mendorong petani usia

tua untuk lebih terdedah terhadap internet, sehingga informasi mengenai pertanian

yang diperoleh lebih banyak dan dapat dijadikan percontohan bagi anggota petani

gapoktan. Untuk mendorong keterdedahan etani terhadap internet, maka penyuluh

seharusnya mengadakan pelatihan dan pembelajaran khusus kepada petani terutama

usia tua agar petani dapat memanfaatkan internet sebagai media komunikasi untuk

memperoleh informasi mengenai pertanian.

2. Ketua gapoktan seharusnya lebih mensosialisasikan kepemilikan inventaris

gapoktan yaitu koran mengenai pertanian kepada anggota gapoktan, sehingga

anggota gapoktan tidak kesulitan dalam memperoleh koran dan mereka juga dapat

selalu memperbaharui informasi yang mereka dapatkan melalui koran tersebut. Hal

tersebut dimaksudkan agar petani dengan pengaalaman bertani yang tinggi dapat

mengakses media komunikasi tersebut dengan mudah, sehingga petani dapat

memperoleh informasi mengenai pertanian.

3. Penyuluh seharusnya dapat lebih dalam lagi mempelajari karakteristik anggota

gapoktan, agar dapat mengetahui informasi apa saja yang dimiliki oleh mereka,

sehingga informasi pertanian yang mereka dapatkan tidak sia-sia atau bahkan jika

dikoordinasikan dengan baik, informasi tersebut akan membuahkan hasil program

yang bermanfaat bagi petani.

4. Stasiun penyiaran dan media cetak, seharusnya dapat lebih menambah program

siaranya mengenai informasi pertanian dengan cara, menambah jam tayang program

maupun memperbaharui jadwal penayangan siaran pada media massa, sehingga

petani dapat mengakses media komunikasi tersebut.

5. Ketua gapoktan seharusnya dapat memberikan rangsangan saat rapat agar anggota

gapoktan dapat aktif menyuarakan pendapatnya, sehingga informasi yang mereka

dapatkan dari media komunikasi, dapat didiskusikan bersama, sehingga nantinya

dapat menemukan informasi pertanian yang bermanfaat dan bisa diaplikasikan.

Page 58: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

53

DAFTAR PUSTAKA

Anantanyu S. 2009. Partisipasi Petani dalam Meningkatkan Kapasitas Kelembagaan

Kelompok Petani (Kasus di Provinsi Jawa Tengah). [Disertasi]. Bogor: Sekolah

Pascasarjana IPB.

Apriyanto A. 2012. Pembangunan pertanian di Indonesia. [internet]. [diacu 31 Mei

2012]. Tersedia di

http://www.deptan.go.id/renbangtan/konsep_pembangunan_pertanian.pdf.

Awaliah R. 2012. Efektivitas media komunikasi bagi petani padi di Kecamatan Gandus

Kota Palembang (Kasus program ketahanan pangan). [Thesis]. Bogor [ID]:

Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.

Ayu N P S. 2011. Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan dan

Hubunganya dengan Kapasitas Kelompok Tani di Desa Citapen, Kecamatan

Ciawi, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. [Skripsi]. Bogor: Institut

Pertanian Bogor.

Azainil. 2005. Faktor-faktor yang mempengaruhi keefektivan komunikasi kelompok

tani (Kasus penerapan proyek pembinaan peningkatan pendapatan petani-

nelayan kecil). Jurnal EPP. Vol. 2, No. 2, Hal. 1-7. [internet]. [diacu 7 April

2012]. Tersedia dari http://isjd.pdii.lipi.go.id/adminjurnal/220517.pdf.

Badan Litbang Pertanian. 2005. BPS Telah Hasilkan Sensus Pertanian 2003. [internet].

[diacu 26 Maret 2012]. Tersedia dari

http://www.litbang.deptan.go.id/berita/one/226/.

Berlo D K. 1973. The process of communication: An introduction to theory and

practice. New York: Holt Rinerhart and Winston, Inc.

BPS. 2012. Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi. [Internet]. [diacu 9 Mei 2012].

Tersedia dari http://dds.bps.go.id/download_file/IP_Februari_2012.pdf.

Cangara H. 1998. Pengantar ilmu komunikasi. PT Raja grafindo Persada: Jakarta.

Danim S. 2008. Media Komunikasi Pendidikan. Bumi Aksara: Jakarta.

Fakhrina. 2004. Perilaku komunikasi dan partisipasi kelompok petani pemakai air dalam

pengelolaan irigasi (Kasus P3A di Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan

Selatan). [Thesis]. Bogor [ID]: Sekolah Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor.

Goldeberg A dan Larson C. 2006. Komunikasi kelompok. UI Press: Jakarta.

Gould J dan Kolb W L (Eds). 1964. A Dictionary of Social Science. New York: The

Free Press.

Page 59: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

54

Handayani M A. 2002. Hubungan karakteristik individu, prilaku komunikasi, dan

penggunaan jenis media dengan pemahaman petani tentang kredit ketahanan

pangan (Kasus: Kelompok tani di Kabupaten Ponorogo Propinsi Jawa Timur).

[Thesis]. Bogor [ID]: Sekolah Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor

Kincaid D L. 1979. The convergence model of communication. Honolulu: The East-

West Communication Institut.

Kifli G C. 2002. Perilaku komunikasi petani padi dalam usahatani tanman pangan

(Kasus Desa Kalibuaya, Kecamatan Telagasari, Kabupaten Karawang). [Thesis].

Bogor [ID]: Sekolah Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor

Kifli G C. 2007. Strategi komunikasi pembangunan pertanian pada komunitas dayak di

Kalimantan Barat. Jurnal Forum Penelitian Agro Ekonomi. Vol 25 No 2 Hal. 1-

125. [internet]. [diacu 26 Maret 2012]. Tersedia dari:

http://pse.litbang.deptan.go.id/ind/pdffiles/FAE25-2d.pdf

Kurniawati N Y. 2009. Pola komunikasi kelompok tani dan komunikasi partisipatif

anggotanya (Kasus: Pertemuan kelompok tani “Krida Tani Lestari” Dusun

Mroto, Karanganyar, Surakarta). [Skripsi]. Bogor [ID]: Departemen Sains

Komunikasi Dan Pengembangan Masyarakat. Fakultas Ekologi Manusia. Institut

Pertanian Bogor.

Lionberger H F dan Paul H G. 1982. Communication strategic: A guide for agricultural

change agent. Illions: The Interstate Printers and Public Inc.

Manjar A. 2002. Efektivitas komunikasi perencanaan partisipatif pembangunan

masyarakat desa (P3MD) pada lembaga ketahanan masyarakat desa (LKMD) di

Kabupaten Bogor. [Thesis]. Bogor [ID]: Sekolah Pasca Sarjana. Institut

Pertanian Bogor.

Morissan M A. 2005. Media penyiaran, strategi mengelola radio dan televisi. Tangerang

: Ramdina Prakarsa.

Mulyana D. 2006. Ilmu komunikasi sebagai suatu pengantar. Bandung : Remaja Rosida

Mulyandari R S H, Sumarjo, Pandjaitan N K, dan Lubis D P. 2010. Pola Komunikasi

Dalam Pengembangan Modal Manusia dan Sosial Pertanian. Jurnal : Forum

Penelitian Agro Ekonomi. Vol. 28, No. 2, Desember 2010 hal. 135-158.

[internet]. [diacu 31 Mei 2012]. Tersedia di pse.litbang.deptan.go.id/pdffiles.

Nasution Z. 2009. Komunikasi pembangunan, pengenalan teori dan penerapannya.

Jakarta: Rajawali Pers.

Prawiranegara D. 2010. Pengaruh media komunikasi terhadap pemberdayaan petani

pada program Prima Tani lahan sawah irigasi di Kabupaten Karawang.

[internet]. [diacu 23 Januari 2013]. Tersedia di repository.ipb.ac.id/

handle/123456789/40979

Page 60: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

55

Peraturan Menteri Pertanian. 2007. Peraturan menteri pertanian nomor:

273/Kpts/OT.160/4/2007. [internet]. [diacu 31 Mei 2012]. Tersedia dari:

http://perundangan.deptan.go.id/admin/k_mentan/SK-273-07.pdf.

Rahmani A W. 2006. Efektivitas komunikasi dalam pemberdayaan kelompok mandiri

lahan kering (Kasus: Program PIDRA di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara

Barat). [Thesis]. Bogor [ID]: Sekolah Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor.

Rogers E M. 1976. Komunikasi dan pembangunan perspektif kritis. Terjemahan.

Jakarta: LP3ES.

Setiabudi D. 2004. Pemanfaatan media informasi teknologi pertanian oleh penyuluh

pertanian di Jakarta. [Thesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana IPB.

Syahyuti. 2007. Kebijakan pengembangan gabungan kelompok tani (gapoktan) sebagai

kelembagaan ekonomi di pedesaan. Jurnal: Analisis kebijakan pertanian.

Volume 5 no 1, Maret 2007: 15-35. [internet]. [diacu 21 Januari 2013]. Tersedia

di pse.litbang.deptan.go.id/ind.pdffiles/ISUS-1b.pdf.

Syahyuti F S dan Beni R. 1999. Kegiatan kelembagaan penyelenggara penyuluhan

pertanin nasional, dinamika sosial ekonomi dan kelembagaan pertanian. Jakarta:

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Uchrowi Z. 2006. Model ketahanan kelompok tani di Jawa. [Disertasi]. Bogor [ID]:

Sekolah Pasca Sarjana: Institut Pertanian Bogor.

Van den Ban, A W dan Hawkins H S. 1999. Penyuluhan pertanian. Terjemahan oleh

AD Herdiasti. Kanisius. Yogjakarta.

Page 61: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

57

RIWAYAT HIDUP

Nita Dwi Pratiwi dilahirkan di Kota Rembang, Jawa Tengah pada tanggal 7

April 1991. Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara pasangan Suprihatin dan

Niken Andamari. Penulis memulai pendidikan di TK Negri Rembang pada tahun 1995

sampai dengan 1997. Kemudian, penulis melanjutkan pendidikan di SDN Leteh 1

Rembang pada tahun 1997 sampai dengan 2003. Pada tahun 2003 sampai dengan 2006,

penulis melanjutkan pendidikannya di sekolah menengah pertama (SMP) di SMP

favorit di Kota Rembang yaitu SMPN 2 Rembang. Selanjutnya penulis melanjutkan

studi ke SMA N 2 Rembang pada tahun 2006 sampai dengan 2009. Pada tahun 2009,

penulis diterima menjadi mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB), di departemen

Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, melalui

Jalur undangan (USMI).

Selama studinya di SD, SMP maupun SMA, penulis dapat menorehkan

beberapa prestasi. Prestasi tersebut diantaranya juara harapan I lomba mata pelajaran

agama se- Kabupten Rembang. Pada saat SMP, penulis selalu masuk dalam kelas

unggulan dan menjadi peserta didik untuk mengikuti lomba biologi. Selain itu, penulis

juga terpilih menjadi peserta debat Bahasa Inggris sewaktu SMP dan berhasil

mendapatkan pelatihan penggunaan Bahasa Inggris melalui media elektronik.Pada saat

SMA penulis masuk ke dalam peringkat ke-3 pararel kelas IPA dan penulis beserta

kelompok pramukanya mendapatkan juara I dalan peserta upacara terbaik se-Kabupaten

Rembang.

Selama menjadi mahasiswa di IPB, penulis telah menggikuti beberapa

organisasi dan kepanitiaan yaitu penulis aktif dalam organisasi Himpunan Keluarga

Rembang Bogor (HKRB) pada tahun 2009 sampai dengan sekarang. Selanjutnya,

penulis pernah menjadi anggota dari UKM Koperasi Mahasiswa (KOPMA IPB) pada

tahun 2009 sampai dengan 2010 dan penulis juga tergabung dalam divisi kreatif

Sanggar Juara pada tahun 2010 sampai dengan 2011. Penulis juga aktif dalam berbagai

kegiatan kepanitian yaitu penulis menjadi panitia konsumsi, acara dan dana usaha pada

kegiatan yang diadakan HKRB, penulis juga pernah mengikuti kepanitiaan sebagai

ketua divisi dana usaha untuk kegiatan communication day pada tahun 2011.

Pretasi penulis saat menjadi mahasiswa cukup banyak diantaranya adalah

penulis masuk ke dalam semi finalis Bayer Young Enviromental Envoy (BYEE) pada

tahun 2011 tingkat nasional. Selain itu, penulis juga masuk dalam finalis lomba

Wismilack Diplomat Challenge (WDC) season 2 dalam sekala umum nasional pada

tahun 2011. Penulis juga lolos dalam 10 besar lomba bisnis plan nasional

“Extravaganza” yang diadakan di IPB pada tahun 2011 dan penulis juga masuk menjadi

finalis pada lomba bisnis plan Youth Green Tea sekala nasional pada tahun 2011.

Page 62: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

59

LAMPIRAN

Page 63: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

60

Lampiran 1 Daftar populasi anggota gapoktan Mandiri Jaya

No. Nama Responden No. Nama Responden No. Nama Responden

1 Ahmad Bastari 51 Pepeh Efendi 101 Mansyur

2 Norma 52 Nanah 102 Setiadi

3 Samsudin 53 M. Nurdin 103 Misnan

4 Rowi 54 Abdul salam 104 Novestu Ratio

5 Mariami 55 Yadi 105 Tutty

6 Uhid 56 Rohayati 106 Ade Rosidah

7 Ardi 57 Adeh 107 Melan

8 Deni Suwandi 58 Agus Supriyanto 108 Eem Suhaeni

9 A. Hamdani 59 Ani Suryani 109 Nara

10 Anas 60 Obi prihatin 110 Nurhayati

11 Andung 61 Asnawi 111 Wanda Riyanto

12 Andriyani 62 Badai Maulana 112 Elih Suminah

13 Saharudin 63 Cahyadi Harjo 113 Main

14 Hamdani 64 Syarif 114 Enceng

15 Murnan 65 Jaya 115 Siti Maemunah

16 Sanuki 66 Sadi 116 Anis Safitri

17 H. Uning 67 Titin Maryani 117 Syarif

18 Wanda Riyanto 68 Jamsari 118 Umar

19 Iti Hasanah 69 Enceng 119 Thomas Yanto

20 Nara 70 Mija 120 Aman Gobet

21 Owil bini 71 Mina 121 Rahi

22 Hendri 72 Jamaludin 122 Mulyanah

23 Asda 73 Siti Sofiyah 123 M. Taufik

24 Nanan 74 Siti Khodijah 124 Deddy Amran

25 Anas 75 Majid 125 Santung

26 Enin 76 Yuyun Yuningsih 126 Adon

27 A. Wahyudin 77 Arsih 127 Misni

28 Entin 78 Casmawati 128 Irma

29 Rahadi 79 Usnadi 129 Embay

30 M. Subur 80 Jani 130 Armi

31 Nazar 81 Iding 131 Uus

32 Noviyanti 82 Mista 132 Hariadi

33 Badri 83 Arsik Kajo 133 Sainam Supendi

34 Erni Utami 84 Murnan 134 Titin Suryaningsih

35 Madiusa 85 Roni 135 Nyi Hatimah

36 Sukardi 86 Yuli Apriyanto 136 Wahyudin

No. Nama Responden No. Nama Responden No. Nama Responden

Page 64: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

61

37 Ujang 87 A. Napi 137 M. Syaifullah

38 Miati 88 Epy 138 Supriyatna

39 Parman 89 Dedi Amran

40 Harun 90 Yusa

41 Elih Suminah 91 Sunerti

42 Ety Parwati 92 Asin

43 Imay 93 Adi Supardi

44 Umayah 94 Suhanda

45 Iti 95 Uning Lesmana

46 Inah 96 Wawan Hermawan

47 Mihara 97 R. Karowati

48 Pepen Efendi 98 Wiyatno

49 Armi 99 Achmad

50 Karta 100 Kohari

Lampiran 2 Daftar responden penelitian

No. Nama responden No. Nama responden

1 Ahmad Bastari 73 Siti Sofiyah

2 Norma 75 Majid

11 Andung 77 Arsih

21 Owil bini 78 Casmawati

22 Hendri 81 Iding

23 Asda 82 Mista

32 Noviyanti 87 A. Napi

35 Madiusa 92 Asin

37 Ujang 93 Adi Supardi

38 Miati 94 Suhanda

47 Mihara 95 Uning Lesmana

48 Pepen Efendi 99 Sunerti

49 Armi 105 Tutty

51 Pepeh Efendi 106 Ade Rosidah

52 Nanah 120 Aman Gobet

53 M. Nurdin 134 Titin Suryaningsing

67 Titin Maryani

68 Jamsari

71 Mina

Page 65: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

62

Lampiran 3 Kuesioner penelitian

KUISONER

PENGARUH MEDIA KOMUNIKASI TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU

KOMUNIKASI PETANI

(Kasus : Gabungan Kelompok Tani Mandiri Jaya, Desa Cikarawang, Kecamatan

Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

No kuesioner : (diisi oleh peneliti) ……………………

Tanggal :

Nama :

I. Identitas Responden

1. Jenis kelamin : [a] Laki-Laki

[b] Perempuan

2. Umur : …………………(Tahun)

3. Lama bekerja menjadi petani : …………………(Tahun)

4. Pendidikan terakhir yang

ditempuh

: [a]Tidak tamat SD

[b] SD

[c] SMP/sederajat

[d] SMA/sederajat

[e] Perguruan Tinggi

5. Luas lahan pertanian : …………………( )

6. Status kepemilikan lahan

pertanian

: [a] Milik

[b] Bukan milik

8. Akses terhadap media

komunikasi

: [a] Televisi

[b] Radio

[c] Koran/Majalah

[d] Pertemuan seminar pertanian

[e] Pertemuan dengan gapoktan

[f] Pertemuan dengan penyuluh

[g] Internet

14. Apakah menurut anda fasilitas

jaringan komunikasi di desa ini sudah layak?

:

II. Keterdedahan petani oleh media komunikasi:

A. Frekuensi dan lama melihat televisi

1. Berapa kali dalam sebulan saat penelitian anda melihat

siaran televisi mengenai pertanian?

: ………(kali/sebulan

saat penelitian )

Page 66: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

63

2. Berapa jamkah waktu yang anda pergunakan untuk

melihat televisi mengenai pertanian?

: ..…….( jam/sekali

tontonan)

3. Untuk hal apa saja anda menggunakan media komunikasi tersebut?

4. Apa manfaat yang anda dapatkan dengan mengakses media komunikasi tersebut?

5. Apakah ada hambatan atau kesulitan anda untuk dapat mengakses informasi melalui

media komunikasi tersebut?

6. Apa saja cara yang anda lakukan untuk memperoleh informasi pertanian, jika anda

tidak bisa mengakses media komunikasi tersebut?

7. Program televisi apakah yang anda tonton mengenai pertanian selama sebulan ini, sebutkan!

No. Nama program siaran Frekuensi (kali) Informasi pertanian yang di dapatkan.

1

2

3

4

B. Frekuensi dan lama mendengarkan radio

1. Berapa kali dalam sebulan saat penelitian anda melihat

siaran radio mengenai pertanian?

: .……(kali/ sebulan

saat penelitian )

2. Berapa jamkah waktu yang anda pergunakan untuk

melihat radio mengenai pertanian?

: …….( jam/ sekali

mendengarkan

radio)

3. Untuk hal apa saja anda menggunakan media komunikasi tersebut?

4. Apa manfaat yang anda dapatkan dengan mengakses media komunikasi tersebut?

5. Apakah ada hambatan atau kesulitan anda untuk dapat mengakses informasi melalui

media komunikasi tersebut?

6. Apa saja cara yang anda lakukan untuk memperoleh informasi pertanian, jika anda tidak bisa mengakses media komunikasi tersebut?

7. Program radio apakah yang anda dengarkan mengenai pertanian selama sebulan ini,

sebutkan!

No. Nama program siaran Frekuensi (kali) Informasi pertanian yang di dapatkan.

1

2

3

4

C. Frekuensi dan lama membaca koran

1. Berapa kali dalam sebulan saat penelitian anda : ………(kali/ sebulan

Page 67: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

64

membaca koran mengenai pertanian? saat penelitian )

2. Berapa jamkah waktu yang anda pergunakan untuk

membaca koran mengenai pertanian?

: …….( jam/ sekali

membaca koran)

3. Untuk hal apa saja anda menggunakan media komunikasi tersebut?

4. Apa manfaat yang anda dapatkan dengan mengakses media komunikasi tersebut?

5. Apakah ada hambatan atau kesulitan anda untuk dapat mengakses informasi melalui

media komunikasi tersebut?

6. Apa saja cara yang anda lakukan untuk memperoleh informasi pertanian, jika anda

tidak bisa mengakses media komunikasi tersebut?

7. Rublik koran/majalah apakah yang anda baca mengenai pertanian selama sebulan ini, sebutkan!

No. Nama Rublik Koran Frekuensi (Kali) Informasi pertanian yang di dapatkan.

1

2

3

4

5

D. Frekuensi dan lama mengakses pertemuan seminar pertanian

1. Berapa kali dalam sebulan saat penelitian anda

menghadiri seminar/pelatihan mengenai pertanian?

: ……(kali/bulan)

2. Berapa jamkah waktu yang anda pergunakan untuk

mengikuti seminar mengenai pertanian?

: ……( jam/

mendatangi

seminar)

3. Untuk hal apa saja anda menggunakan media komunikasi tersebut?

4. Apa manfaat yang anda dapatkan dengan mengakses media komunikasi tersebut?

5. Apakah ada hambatan atau kesulitan anda untuk dapat mengakses informasi melalui

media komunikasi tersebut?

6. Apa saja cara yang anda lakukan untuk memperoleh informasi pertanian, jika anda tidak bisa mengakses media komunikasi tersebut?

7. Informasi apakah yang anda dapatkan dari seminar pertanian yang anda ikuti,

sebutkan!

No. Nama seminar Frekuensi (Kali) Informasi pertanian yang di dapatkan.

1

2

3

Page 68: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

65

E. Frekuensi dan Lama dalam Mengikuti Rapat Gapoktan

1. Informasi apakah yang anda dapatkan dari pertemuan dengan gapoktan yang anda ikuti, sebutkan!

No. Bulan Pertemuan Frekuensi (kali ) Informasi pertanian yang di dapatkan.

1

2

3

4

5

2. Untuk hal apa saja anda menggunakan media komunikasi tersebut?

3. Apa manfaat yang anda dapatkan dengan mengakses media komunikasi tersebut?

4. Apakah ada hambatan atau kesulitan anda untuk dapat mengakses informasi melalui

media komunikasi tersebut?

5. Apa saja cara yang anda lakukan untuk memperoleh informasi pertanian, jika anda

tidak bisa mengakses media komunikasi tersebut?

F. Frekuensi dan lama bertemu dengan penyuluh untuk memperoleh informasi pertanian

1. Berapa kali dalam sebulan saat penelitian anda bertemu

dengan penyuluh untuk mendapatkan informasi

mengenai pertanian?

: ……(kali/sebulan)

2. Berapa jamkah waktu yang anda pergunakan untuk

bertemu dengan penyuluh?

: ..…….( jam/sekali

bertemu)

3. Untuk hal apa saja anda menggunakan media komunikasi tersebut?

4. Apa manfaat yang anda dapatkan dengan mengakses media komunikasi tersebut?

5. Apakah ada hambatan atau kesulitan anda untuk dapat mengakses informasi melalui

media komunikasi tersebut?

6. Apa saja cara yang anda lakukan untuk memperoleh informasi pertanian, jika anda

tidak bisa mengakses media komunikasi tersebut?

7. Informasi apakah yang anda dapatkan dari pertemuan dengan penyuluh pertanian, sebutkan!

No. Nama penyuluh Frekuensi (Kali) Informasi pertanian yang di dapatkan.

1

2

3

4

5

Page 69: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

66

G. Frekuensi dan lama mengakses internet untuk mencari informasi mengenai

pertanian

1. Berapa kali dalam sebulan saat penelitian anda

membuka internet untuk mencari informasi

mengenai pertanian?

: ……(kali/sebulan)

2. Berapa jamkah waktu yang anda pergunakan untuk

membuka internet mengenai pertanian?

: .….( jam/sekali

mengakses internet)

3. Untuk hal apa saja anda menggunakan media komunikasi tersebut?

4. Apa manfaat yang anda dapatkan dengan mengakses media komunikasi tersebut?

5. Apakah ada hambatan atau kesulitan anda untuk dapat mengakses informasi melalui

media komunikasi tersebut?

6. Apa saja cara yang anda lakukan untuk memperoleh informasi pertanian, jika anda tidak bisa mengakses media komunikasi tersebut?

7. Situs internet apakah yang anda buka mengenai pertanian selama sebulan, sebutkan!

No. Situs internet Frekuensi (kali) Informasi pertanian yang di dapatkan.

1

2

3

4

5

III. Perilaku Komunikasi Petani

1. Komunikasi interpersonal petani (sebulan saat penelitian)

*Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan cara memberikan tanda ceklist (√) pada

jawaban yang anda anggap paling menggambarkan maksud anda!

No. Pertanyaan Ya Tidak Keterangan

1. Apakah anda membantu menjelaskan

informasi tentang pertanian kepada orang lain

dalam hal bertani?

a. Keluarga

b. Teman sesama

petani

c. Penyuluh

pertanian.

2. Apakah anda puas dengan pendapat orang lain

mengenai pertanian?

a. Keluarga

b. Teman sesama

petani

c. Penyuluh

pertanian.

3. Apakah anda menerima pendapat orang lain

dalam hal bertani?

a. Keluarga

b. Teman sesama

petani

c. Penyuluh

pertanian.

Page 70: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

67

4. Apakah anda memberi saran anda kepada

orang lain dalam bertani?

a. Keluarga

b. Teman sesama

petani

c. Penyuluh

pertanian.

5. Apakah anda memberi pendapat anda kepada

orang lain dalam hal bertani?

a. Keluarga

b. Teman sesama

petani

c. Penyuluh

pertanian.

6. Apakah anda memberi informasi kepada

orang lain mengenai pertanian?

a. Keluarga

b. Teman sesama

petani

c. Penyuluh

pertanian.

7. Apakah anda meminta informasi dari orang

lain dalam bertani?

a. Keluarga

b. Teman sesama

petani

c. Penyuluh

pertanian.

8. Apakah anda meminta pendapat orang lain

dalam hal bertani?

a. Keluarga

b. Teman sesama

petani

c. Penyuluh

pertanian.

9. Apakah anda meminta saran kepada orang

lain untuk bertani?

a. Keluarga

b. Teman sesama

petani

c. Penyuluh

pertanian.

10. Apakah anda enggan menjelaskan informasi

tentang pertanian kepada orang lain?

a. Keluarga

b. Teman sesama

petani

c. Penyuluh

pertanian.

11. Apakah anda meminta penjelasan tentang

informasi pertanian kepada orang lain?

a. Keluarga

b. Teman sesama

petani

c. Penyuluh

pertanian.

12. Apakah anda selalu membela pendapat anda

mengenai pertanian dibandingkan pendapat

orang lain?

a. Keluarga

b. Teman sesama

petani

c. Penyuluh

pertanian.

Page 71: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

68

2. Komunikasi dalam gabungan kelompok tani Mandiri Jaya (Saat rapat terakhir gapoktan)

*Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan cara memberikan tanda ceklist (√) pada

jawaban yang anda anggap paling menggambarkan maksud anda!

No. Pertanyaan Ya Tidak

1. Apakah melengkapii pendapat anggota gapoktan saat rapat anggota

gapoktan mandiri jaya?

2. Apakah anda membuat lelucon saat rapat anggota gapoktan mandiri

jaya?

3. Apakah anda menerima pendapat anggota gapoktan lain saat rapat

rutin gapoktan?

4. Apakah anda memberikan saran kepada anggota gapoktan lainnya

saat rapat anggota gapoktan mandiri jaya?

5. Apakah anda memberi pendapat anda di dalam rapat anggota

gapoktan mandiri jaya?

6. Apakah anda memberi informasi yang anda peroleh dari media

komunikasi di dalam rapat anggota gapoktan mandiri jaya?

7. Apakah anda meminta informasi kepada anggota gapoktan dalam hal

pertanian?

8. Apakah anda meminta pendapat anggota gapoktan dalam hal

pertanian?

9. Apakah anda meminta saran anggota gapoktan dalam hal pertanian?

10. Apakah menolak pendapat anggota gapoktan lainnya saat rapat rutin

anggota gapoktan?

11. Apakah anda membantu menjelaskan informasi pertanian kepada

anggota gapoktan saat rapat anggota gapoktan mandiri jaya?

12. Apakah anda membela pendapat anda saat rapat rutin anggota

gapoktan mandiri jaya?

Page 72: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

69

Lampiran 4 Panduan pertanyaan mendalam

Panduan Pertanyaan untuk Penyuluh Pertanian

PENGARUH MEDIA KOMUNIKASI TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU

KOMUNIKASI PETANI

(Kasus : Gabungan Kelompok Tani Mandiri Jaya, Desa Cikarawang, Kecamatan

Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

No kuesioner : (diisi oleh peneliti) ……………………

Tanggal :

Nama :

1. Berapa kali dalam sebulan anda melakukan penyuluhan di Desa Cikarawang?

2. Apa saja kegiatan yang anda lakukan saat mengadakan penyuluhan?

3. Saat penyuluhan, apa saja informasi yang anda berikan kepada petani?

4. Metode apakah yang anda gunakan dalam penyuluhan pertanian?

5. Apakah anda membawa media pendukung saat mengadakan penyuluhan? (Misal: Flip chart, papan tulis, LCD, dan lainnya)?

6. Apakah petani di Desa Cikarawang mematuhi seluruh anjuran anda setelah

melakukan penyuluhan?

7. Menurut anda, bagaimanakah antusiasme petani dalam mengikuti penyuluhan yang anda adakan?

8. Apakah petani di Desa Cikarawang aktif bertanya pada anda mengenai materi

penyuluhan yang anda suluhkan?

9. Apakah petani di Desa Cikarawang sering meminta pendapat maupun saran kepada anda untuk pertaniannya?

10. Apakah petani di Desa Cikarawang menerapkan semua hal yang anda suluhkan

dalam pertaniannya?

11. Jika, petani mengalami permasalahan pertanian, apakah petani tersebut langsung

menghubungi anda? Apa saja permasalahan mengenai pertanian yang mereka

keluhkan?

12. Menurut anda, apakah menggunakan media komunikasi lain seperti televisi, radio,

majalah dan media komunikasi lainnya, dapat membantu pemahaman petani

mengenai materi-materi yang anda suluhkan?

13. Apakah petani di Desa Cikarawang sering memberikan informasi maupun saran

kepada anda setelah mereka mendapatkan informasi dari media lain seperti

televisi, radio, koran, seminar dan lainnya?

Page 73: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

70

Panduan Pertanyaan untuk Ketua Gapoktan

PENGARUH MEDIA KOMUNIKASI TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU

KOMUNIKASI PETANI

(Kasus : Gabungan Kelompok Tani Mandiri Jaya, Desa Cikarawang, Kecamatan

Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

No kuesioner : (diisi oleh peneliti) ……………………

Tanggal :

Nama :

1. Berapa kali dalam sebulan gapoktan melakukan pertemuan anggota?

2. Apa saja hal yang dibahas dalam rapat rutin gapoktan tersebut?

3. Apakah dalam rapat rutin tersebut, ada pembicara dari luar gapoktan untuk

memberikan informasi?

4. Bagaimana antusiasme petani dalam rapat rutin anggota gapoktan?

5. Apakah dalam rapat banyak petani yang aktif bertanya dalam rapat rutin?

6. Kira-kira berapa banyak peserta yang aktif bertanya saat rapat dilaksanakan?

7. Apakah dalam rapat rutin yang diadakan banyak petani yang memberikan informasi

dan saran kepada peserta rapat?

8. Apakah petani dalam rapat rutin yang diadakan oleh gapoktan, petani mau

mendengarkan pendapat petani lainnya?

9. Menurut anda, setelah petani mengakses media komunikasi seperti televisi, radio,

majalan dan lainnya, petani semakin aktif bertanya dan menyuarakan pendapatnya

dalam rapat gapoktan?

10. Menurut anda, apakah ada perbedaan petani dalam berkomunikasi saat rapat saat sebelum adanya media komunikasi dan sesudah adanya media komunikasi?

Page 74: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

71

Lampiran 5 Jadwal kegiatan penelitian

No Kegiatan

Mei Juni September Oktober November Desember Januari

3 4 1 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

I Proposal &

kolokium

1 Penyusunan

draft

2 Konsultasi

3 Kolokium

4 Revisi

II Studi Lapang

1 Pengumpulan

data

2 Analisis data

3 Konsultasi

data

III Penulisan

laporan

1 Analisis

lanjutan

2 Penyusunan

draft revisi

3 Konsultasi

laporan

IV Ujian Skripsi

1 Ujian

2 Perbaikan

dan

penggandaan

skripsi

Page 75: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

72

Lampiran 6 Daftar uji statistic

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation

Umur 35 25 90 48.11 14.185

LamaBertani 35 2 67 23.31 16.597

LuasLahan 35 120 10000 3342.00 3561.573

AksesMediaKomunikasi 35 2 7 4.89 1.586

KeterdedahanTerhadapTelevisi 35 0 120 9.54 20.921

KeterdedahanTerhadapRadio 35 0 10 1.27 2.548

KeterdedahanTerhadapKoran 35 0 36 2.40 6.280

KeterdedahanTerhadapSeminarPertanian 35 0 63 5.71 11.915

KeterdedahanTerhadapRapatGapoktan 35 0 10 3.49 2.661

KeterdedahanTerhadapBertemuPenyuluh 35 0 24 2.79 4.658

KeterdedahanTerhadapInternet 35 0 5 .26 .919

KeterdedahanTotal 35 0 137 25.45 27.926

PerilakuKomunikasiInterpersonalPetani 35 10 132 61.20 30.560

PerilakuKomunikasiDalamRapatGapoktan 35 12 24 20.77 3.647

Valid N (listwise) 35

Pengolahan Data Hubungan Korelasi Antara Keterdedahan Terhadap Media

Komunikasi Dengan Perilaku Petani Dalam Rapat Gapoktan

KTL KTR KTK KTDP KRG KP KI KTotal

Spearman's

rho Perilaku

Kelompok

Correlation

Coefficient

.296 .402* .241 .180 .619

** .001 .051 .375

*

Sig. (2-tailed) .084 .017 .163 .302 .000 .995 .773 .026

N 35 35 35 35 35 35 35 35

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 76: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

73

Pengolahan Data Hubungan Korelasi Antara Keterdedahan Terhadap Media

Komunikasi Dengan Perilaku Komunikasi Interpersonal Petani

KTL KTR KTK KTDP KRG KP KI KTotal

Spearman's

rho Interaksi keluarga

Correlation Coefficient

-.001 .279 .010 -.085 .052 -.274 .413* -.097

Sig. (2-tailed)

.995 .105 .953 .628 .766 .111 .014 .577

Interaksi teman

N 35 35 35 35 35 35 35 35

Correlation Coefficient

.247 .275 .133 .081 -.040 .086 .068 .234

Sig. (2-tailed)

.153 .109 .447 .645 .819 .623 .697 .175

Interaksi

penyuluh

N 35 35 35 35 35 35 35 35

Correlation Coefficient

-.041 .026 -.126 .155 -.119 .142 .267 .066

Sig. (2-tailed)

.817 .881 .470 .374 .497 .416 .121 .707

Total perilaku interpersonal

N 35 35 35 35 35 35 35 35

Correlation Coefficient

.103 .251 -.011 .174 -.012 -.016 .367* .175

Sig. (2-tailed)

.557 .146 .948 .319 .945 .927 .030 .316

N 35 35 35 35 35 35 35 35

Pengolahan Data Karakteristik Individu Dengan Keterdedahan Terhadap Media

Komunikasi

KTL KTR KTK KTDP KRG KP KI KTotal

Spearman's

rho

Umur Correlation Coefficient

-.102

-.087

-.095

.077 .265 .040 -.346

*

.001

Sig. (2-tailed) .560 .619 .587 .660 .124 .819 .042 .996

N 35 35 35 35 35 35 35 35

LamaBertani Correlation Coefficient

-.068

.069 -.377

*

-.014 .254 .013 -.328

-.102

Sig. (2-tailed) .699 .694 .026 .938 .141 .941 .055 .560

N 35 35 35 35 35 35 35 35

LuasLahan Correlation Coefficient

-.326

-.094

-.385

*

-.205 .126 -.058

.162 -.310

Sig. (2-tailed) .056 .591 .022 .238 .471 .743 .351 .070

N 35 35 35 35 35 35 35 35

AksesMediaKomunikasi Correlation Coefficient

.325 .333 .316 .402* -.017

.385* .079 .390

*

Sig. (2-tailed) .057 .050 .065 .017 .924 .022 .652 .020

N 35 35 35 35 35 35 35 35

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 77: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

74

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 11.521a 14 .645

Likelihood Ratio 15.212 14 .364

N of Valid Cases 35

a. 30 cells (100.0%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is .43.

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 8.167a 7 .318

Likelihood Ratio 10.560 7 .159

N of Valid Cases 35

a. 14 cells (87.5%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is .43.

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 12.112a 9 .207

Likelihood Ratio 15.107 9 .088

N of Valid Cases 35

a. 18 cells (90.0%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is .43.

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 9.343a 8 .314

Likelihood Ratio 12.265 8 .140

N of Valid Cases 35

a. 16 cells (88.9%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is .43.

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 13.098a 5 .022

Likelihood Ratio 16.476 5 .006

N of Valid Cases 35

a. 10 cells (83.3%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is .86.

Page 78: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

75

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 8.114a 8 .422

Likelihood Ratio 10.349 8 .241

N of Valid Cases 35

a. 15 cells (83.3%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is .43.

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 4.177a 3 .243

Likelihood Ratio 5.638 3 .131

N of Valid Cases 35

a. 6 cells (75.0%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is .43.

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 12.083a 14 .600

Likelihood Ratio 13.894 14 .458

N of Valid Cases 35

a. 30 cells (100.0%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is .20.

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 11.641a 8 .168

Likelihood Ratio 11.809 8 .160

N of Valid Cases 35

a. 17 cells (94.4%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is .20.

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 3.987a 5 .551

Likelihood Ratio 4.032 5 .545

N of Valid Cases 35

a. 10 cells (83.3%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is .40.

Page 79: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

76

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 5.353a 8 .719

Likelihood Ratio 5.550 8 .697

N of Valid Cases 35

a. 16 cells (88.9%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is .20.

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 45.486a 56 .841

Likelihood Ratio 46.341 56 .818

N of Valid Cases 35

a. 75 cells (100.0%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is .06.

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 42.827a 28 .036

Likelihood Ratio 31.073 28 .314

N of Valid Cases 35

a. 38 cells (95.0%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is .06.

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 50.154a 36 .059

Likelihood Ratio 40.619 36 .274

N of Valid Cases 35

a. 48 cells (96.0%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is .06.

Page 80: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

77

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 23.766a 32 .853

Likelihood Ratio 22.998 32 .878

N of Valid Cases 35

a. 43 cells (95.6%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is .06.

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 16.465a 20 .687

Likelihood Ratio 17.612 20 .613

N of Valid Cases 35

a. 30 cells (100.0%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is .11.

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 27.390a 32 .699

Likelihood Ratio 25.750 32 .775

N of Valid Cases 35

a. 44 cells (97.8%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is .06.

Page 81: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

79

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 9.832a 12 .631

Likelihood Ratio 9.288 12 .678

N of Valid Cases 35

a. 18 cells (90.0%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is .06.

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 117.361a 108 .253

Likelihood Ratio 81.705 108 .972

N of Valid Cases 35

a. 140 cells (100.0%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is .06.

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 12.083a 14 .600

Likelihood Ratio 13.894 14 .458

N of Valid Cases 35

a. 30 cells (100.0%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is .20.

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 3.304a 7 .856

Likelihood Ratio 4.167 7 .760

N of Valid Cases 35

a. 15 cells (93.8%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is .20.

Page 82: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

80

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 7.286a 9 .607

Likelihood Ratio 8.629 9 .472

N of Valid Cases 35

a. 19 cells (95.0%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is .20.

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 11.641a 8 .168

Likelihood Ratio 11.809 8 .160

N of Valid Cases 35

a. 17 cells (94.4%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is .20.

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 3.987a 5 .551

Likelihood Ratio 4.032 5 .545

N of Valid Cases 35

a. 10 cells (83.3%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is .40.

Page 83: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

81

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 5.353a 8 .719

Likelihood Ratio 5.550 8 .697

N of Valid Cases 35

a. 16 cells (88.9%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is .20.

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 1.129a 3 .770

Likelihood Ratio 1.910 3 .591

N of Valid Cases 35

a. 6 cells (75.0%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is .20.

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 27.708a 27 .426

Likelihood Ratio 28.436 27 .389

N of Valid Cases 35

a. 56 cells (100.0%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is .20.

Page 84: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

82

Keterdedahan_tv * JenisKelamin Crosstabulation

JenisKelamin

Total Laki-laki Perempuan

Keterdedahan_tv <10 Count 16 11 27

% of Total 45.7% 31.4% 77.1%

10-19 Count 3 1 4

% of Total 8.6% 2.9% 11.4%

>19 Count 1 3 4

% of Total 2.9% 8.6% 11.4%

Total Count 20 15 35

% of Total 57.1% 42.9% 100.0%

Keterdedahan_tv * Pendidikan Crosstabulation

Pendidikan

Total

Perguruan

Tinggi SD SMA SMP

Tidak Tamat

SD

Keterdedahan_tv <10 Count 3 12 8 3 1 27

% of Total 8.6% 34.3% 22.9% 8.6% 2.9% 77.1%

10-19 Count 0 0 3 1 0 4

% of Total .0% .0% 8.6% 2.9% .0% 11.4%

>19 Count 0 2 1 0 1 4

% of Total .0% 5.7% 2.9% .0% 2.9% 11.4%

Total Count 3 14 12 4 2 35

% of Total 8.6% 40.0% 34.3% 11.4% 5.7% 100.0%

Page 85: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

83

Keterdedahan_tv * StatusLahan Crosstabulation

StatusLahan

Total Milik Bukan milik

Keterdedahan_tv <10 Count 20 7 27

% of Total 57.1% 20.0% 77.1%

10-19 Count 4 0 4

% of Total 11.4% .0% 11.4%

>19 Count 4 0 4

% of Total 11.4% .0% 11.4%

Total Count 28 7 35

% of Total 80.0% 20.0% 100.0%

keterdedhan_radio * JenisKelamin Crosstabulation

JenisKelamin

Total Laki-laki Perempuan

keterdedhan_radio <3 Count 16 14 30

% of Total 45.7% 40.0% 85.7%

3-5 Count 2 0 2

% of Total 5.7% .0% 5.7%

>5 Count 2 1 3

% of Total 5.7% 2.9% 8.6%

Total Count 20 15 35

% of Total 57.1% 42.9% 100.0%

Page 86: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

84

keterdedhan_radio * Pendidikan Crosstabulation

Pendidikan

Total

Perguruan

Tinggi SD SMA SMP

Tidak Tamat

SD

keterdedhan_radio <3 Count 2 14 9 3 2 30

% of Total 5.7% 40.0% 25.7% 8.6% 5.7% 85.7%

3-5 Count 0 0 1 1 0 2

% of Total .0% .0% 2.9% 2.9% .0% 5.7%

>5 Count 1 0 2 0 0 3

% of Total 2.9% .0% 5.7% .0% .0% 8.6%

Total Count 3 14 12 4 2 35

% of Total 8.6% 40.0% 34.3% 11.4% 5.7% 100.0%

keterdedhan_radio * StatusLahan Crosstabulation

StatusLahan

Total Milik Bukan milik

keterdedhan_radio <3 Count 24 6 30

% of Total 68.6% 17.1% 85.7%

3-5 Count 2 0 2

% of Total 5.7% .0% 5.7%

>5 Count 2 1 3

% of Total 5.7% 2.9% 8.6%

Total Count 28 7 35

% of Total 80.0% 20.0% 100.0%

Page 87: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

85

keterdedahan_koran * JenisKelamin Crosstabulation

JenisKelamin

Total Laki-laki Perempuan

keterdedahan_koran <3 Count 16 11 27

% of Total 45.7% 31.4% 77.1%

3-5 Count 1 3 4

% of Total 2.9% 8.6% 11.4%

>5 Count 3 1 4

% of Total 8.6% 2.9% 11.4%

Count

% of Total

20 15 35

57.1% 42.9% 100.0%

keterdedahan_koran * Pendidikan Crosstabulation

Pendidikan

Total Perguruan Tinggi SD SMA SMP Tidak Tamat SD

keterdedahan_koran <3 Count 3 12 7 2 2 27

% of Total 8.6% 33.3% 20.0% 8.6% 5.7% 77.1%

3-5 Count 0 1 3 0 0 4

% of Total .0% 2.9% 8.6% .0% .0% 11.4%

>5 Count 0 1 2 1 0 4

% of Total .0% 2.9% 5.7% 2.9% .0% 11.4%

Count

% of Total

3 14 12 4 2 35

8.6% 40.0% 34.3% 11.4% 5.7% 100.0%

Page 88: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

86

keterdedahan_koran * StatusLahan Crosstabulation

StatusLahan

Total Milik Bukan milik

keterdedahan_koran <3 Count 22 5 27

% of Total 62.8% 14.3% 78.1%

3-5 Count 3 1 4

% of Total 8.6% 2.9% 11.4%

>5 Count 3 1 4

% of Total 8.6% 2.9% 11.4%

Count

% of Total

28 7 35

80.0% 20.0% 100.0%

keterdedahan_seminar * JenisKelamin Crosstabulation

JenisKelamin

Total Laki-laki Perempuan

keterdedahan_seminar <5 Count 14 13 27

% of Total 40.0% 37.1% 77.1%

5-12 Count 3 2 5

% of Total 8.6% 5.7% 14.3%

>12 Count 3 0 3

% of Total 8.6% .0% 8.6%

Total Count 20 15 35

% of Total 57.1% 42.9% 100.0%

Page 89: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

87

keterdedahan_seminar * Pendidikan Crosstabulation

Pendidikan

Total

Perguruan

Tinggi SD SMA SMP

Tidak Tamat

SD

keterdedahan_seminar <5 Count 3 11 9 3 1 27

% of

Total

8.6% 31.4% 25.7% 8.6% 2.9% 77.1%

5-12 Count 0 2 2 0 1 5

% of

Total

.0% 5.7% 5.7% .0% 2.9% 14.3%

>12 Count 0 1 1 1 0 3

% of

Total

.0% 2.9% 2.9% 2.9% .0% 8.6%

Total Count 3 14 12 4 2 35

% of

Total

8.6% 40.0% 34.3% 11.4% 5.7% 100.0%

keterdedahan_seminar * StatusLahan Crosstabulation

StatusLahan

Total Milik Bukan milik

keterdedahan_seminar <5 Count 23 4 27

% of Total 65.7% 11.4% 77.1%

5-12 Count 4 1 5

% of Total 11.4% 2.9% 14.3%

>12 Count 1 2 3

% of Total 2.9% 5.7% 8.6%

Total Count 28 7 35

% of Total 80.0% 20.0% 100.0%

Page 90: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

88

keterdedahan_rapat * JenisKelamin Crosstabulation

JenisKelamin

Total Laki-laki Perempuan

keterdedahan_rapat <3 Count 5 13 18

% of Total 14.3% 37.1% 51.4%

3-5 Count 8 2 10

% of Total 22.9% 5.7% 28.6%

>5 Count 7 0 7

% of Total 20.0% .0% 20.0%

Total Count 20 15 35

% of Total 57.1% 42.9% 100.0%

keterdedahan_rapat * Pendidikan Crosstabulation

Pendidikan

Total

Perguruan

Tinggi SD SMA SMP

Tidak Tamat

SD

keterdedahan_rapat <3 Count 2 7 6 2 1 18

% of

Total

5.7% 20.0% 17.1% 5.7% 2.9% 51.4%

3-5 Count 1 3 5 1 0 10

% of

Total

2.9% 8.6% 14.3% 2.9% .0% 28.6%

>5 Count 0 4 1 1 1 7

% of

Total

.0% 11.4% 2.9% 2.9% 2.9% 20.0%

Total Count 3 14 12 4 2 35

% of

Total

8.6% 40.0% 34.3% 11.4% 5.7% 100.0%

Page 91: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

89

keterdedahan_rapat * StatusLahan Crosstabulation

StatusLahan

Total Milik Bukan milik

keterdedahan_rapat <3 Count 15 3 18

% of Total 42.9% 8.6% 51.4%

3-5 Count 8 2 10

% of Total 22.9% 5.7% 28.6%

>5 Count 5 2 7

% of Total 14.3% 5.7% 20.0%

Total Count 28 7 35

% of Total 80.0% 20.0% 100.0%

keterdedahan_penyuluh * JenisKelamin Crosstabulation

JenisKelamin

Total Laki-laki Perempuan

keterdedahan_penyuluh <3 Count 15 11 26

% of Total 42.9% 31.4% 74.3%

3-5 Count 2 2 4

% of Total 5.7% 5.7% 11.4%

>5 Count 3 2 5

% of Total 8.6% 5.7% 14.3%

Total Count 20 15 35

% of Total 57.1% 42.9% 100.0%

Page 92: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

90

keterdedahan_penyuluh * Pendidikan Crosstabulation

Pendidikan

Total

Perguruan

Tinggi SD SMA SMP

Tidak Tamat

SD

keterdedahan_penyuluh <3 Count 3 9 9 3 2 26

% of

Total

8.6% 25.7% 25.7% 8.6% 5.7% 74.3%

3-5 Count 0 3 1 0 0 4

% of

Total

.0% 8.6% 2.9% .0% .0% 11.4%

>5 Count 0 2 2 1 0 5

% of

Total

.0% 5.7% 5.7% 2.9% .0% 14.3%

Total Count 3 14 12 4 2 35

% of

Total

8.6% 40.0% 34.3% 11.4% 5.7% 100.0%

keterdedahan_penyuluh * StatusLahan Crosstabulation

StatusLahan

Total Milik Bukan milik

keterdedahan_penyuluh <3 Count 21 5 26

% of Total 60.0% 14.3% 74.3%

3-5 Count 3 1 4

% of Total 8.6% 2.9% 11.4%

>5 Count 4 1 5

% of Total 11.4% 2.9% 14.3%

Total Count 28 7 35

% of Total 80.0% 20.0% 100.0%

Page 93: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

91

keterdedahan_internet * JenisKelamin Crosstabulation

JenisKelamin

Total Laki-laki Perempuan

keterdedahan_internet <0.3 Count 18 13 31

% of Total 51.4% 37.2% 88.6%

0.3-1 Count 0 2 2

% of Total .0% 5.7% 5.7%

>1 Count 2 0 2

% of Total 5.7% .0% 5.7%

Count

% of Total

20 15 35

57.1% 42.9% 100.0%

keterdedahan_internet * Pendidikan Crosstabulation

Pendidikan

Total

Perguruan

Tinggi SD SMA SMP

Tidak Tamat

SD

keterdedahan_internet <0.3 Count 2 14 9 4 2 32

% of

Total

5.7% 40.0% 25.7% 11.4% 5.7% 88.6%

0.3-1 Count 1 0 1 0 0 2

% of

Total

2.9% .0% 2.9% .0% .0% 5.7%

>1 Count 0 0 2 0 0 2

% of

Total

.0% .0% 5.7% .0% .0% 5.7%

Count

% of

Total

3 14 12 4 2 35

8.6% 40.0% 34.3% 11.4% 5.7% 100.0%

Page 94: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

92

keterdedahan_internet * StatusLahan Crosstabulation

StatusLahan

Total Milik Bukan milik

keterdedahan_internet <0.3 Count 24 7 31

% of Total 68.6% 20.0% 88.6%

0.3-1 Count 2 0 2

% of Total 5.7% .0% 5.7%

>1 Count 2 0 2

% of Total 5.7% .0% 5.7%

Count

% of Total

28 7 35

80.0% 20.0% 100.0%

keterdedahan_total * JenisKelamin Crosstabulation

JenisKelamin

Total Laki-laki Perempuan

keterdedahan_total <25 Count 19 11 30

% of Total 55.9% 32.4% 88.2%

25-39 Count 1 3 4

% of Total 2.9% 8.8% 11.8%

Total Count 20 14 34

% of Total 58.8% 41.2% 100.0%

Page 95: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

93

keterdedahan_total * Pendidikan Crosstabulation

Pendidikan

Total

Perguruan

Tinggi SD SMA SMP

Tidak Tamat

SD

keterdedahan_total <25 Count 2 13 10 3 2 30

% of Total 5.9% 38.2% 29.4% 8.8% 5.9% 88.2%

25-39 Count 1 1 1 1 0 4

% of Total 2.9% 2.9% 2.9% 2.9% .0% 11.8%

Total Count 3 14 11 4 2 34

% of Total 8.8% 41.2% 32.4% 11.8% 5.9% 100.0%

keterdedahan_total * StatusLahan Crosstabulation

StatusLahan

Total Milik Bukan milik

keterdedahan_total <25 Count 24 6 30

% of Total 70.6% 17.6% 88.2%

25-39 Count 3 1 4

% of Total 8.8% 2.9% 11.8%

Total Count 27 7 34

% of Total 79.4% 20.6% 100.0%

Page 96: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

94

Lampiran 7 Dokumentasi penelitian

Media komunikasi Wawancara dengan ketua gapoktan

Penghargaan-penghargaan

Page 97: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

95

Lampiran 8 Penguasaan lahan oleh gapoktan Mandiri Jaya

No Komoditas

Luas tanam

(Ha)/Populasi (ekor)

Produktivitas Pemasaran Lama

berusaha (sejak) Kw/Ha

Bentuk

hasil Lokasi Peluang

I Tanaman

pangan

1 Padi sawah 110 88.64 GKP Dijual di tempat Bogor 1975

2 Jagung 10 34.02 Tongkol

Pusat TU

Kemang, Pasar

Merdeka

Bogor 1975

3 Kacang

tanah 35 29 Biji segar

Pusat TU

Kemang, Pasar

Merdeka, Pasar

Depok Baru

Bogor,

Depok 1975

4 Ubi kayu 65 300 Umbi

basah

Pusat TU

Kemang, Pasar

Merdeka, Pasar

Depok Baru, PT

Pita Marta

Jabodetabek 1975

5 Ubi jalar 115 200 Umbi

basah

Pasar Keramat

Jati, Minggu,

Jonggol, Ciapus,

Pabrik Saus

Jabodetabek 1975

II Holtikultura

1 Kacang

panjang 5 69.5

Sayur

segar

Pusat TU

Kemang, Pasar

Merdeka

Bogor 1975

2 Terung 2 Sayur

segar

Pusat TU

Kemang, Pasar

Merdeka

Bogor 1975

3 Timun 3 37.6 Sayur segar

Pusat TU Kemang, Pasar

Merdeka

Bogor 1975

4 Kangkung 1 73.69 Sayur

segar

Pusat TU

Kemang, Pasar

Merdeka

Bogor 1975

III Tanaman

buah

1 Pisang 5 1146 Tandan

Pusat TU

Kemang, Pasar

Merdeka

Bogor 1975

2 Pepaya 2 785 Buah

segar

Pusat TU

Kemang, Pasar

Merdeka

Bogor 1975

3 Rambutan 5 1455 Buah

segar

Pusat TU

Kemang, Pasar

Merdeka

Bogor 1975

Page 98: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

96

4 Jambu biji 3 33 Buah

segar

Pasar Keramat

Jati, Minggu,

Jonggol, Ciapus,

Pabrik Saus

Jabodetabek 1975

IV Tanaman

perkebunan

1 Pala 1 455 Buah

segar

Pusat TU

Kemang, Pasar

Merdeka

Bogor 1975

2 Cengkeh 0.5 445 Bunga

Pusat TU

Kemang, Pasar

Merdeka

Bogor 1975

3 Kelapa 3 1545 Butiran

tua

Pusat TU Kemang, Pasar

Merdeka

Bogor 1975

V Pengolahan

hasil

1 Tepung ubi 24 Tepung

ubi

Pasar Keramat

Jati, Minggu,

Jonggol, Ciapus,

Pabrik Saus

Jabodetabek 2009

VI Peternakan

1 Domba 1.112 Daging

segar Dijual di tempat Bogor 1983

2 Ayam buras 604 Daging

segar Dijual di tempat Bogor 1983

3 Kelinci 35 Daging

segar Dijual di tempat Bogor 2009

4 Kambing PE 20 Daging

segar Dijual di tempat Bogor 2009

5 Kerbau 83 Daging

segar Dijual di tempat Bogor 1975

Page 99: HUBUNGAN KETERDEDAHAN MEDIA KOMUNIKASI DENGAN … · Gabungan Kelompok Tani adalah benar karya saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

97

Lampiran 9 Denah Desa Cikarawang